Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH BERBASIS PESANTREN


DI SMP BERBASIS PESANTREN AL- MUTHOHHAR PLERED PURWAKARTA
Dosen Pengampu:
Heny Narendrany Hidayati S.Ag., M.Pd.

(Tugas ini untuk memenuhi mara kuliah Evaluasi Program Pendidikan)

Disusun Oleh :

Adnan Zulkarnaen 11170182000040


Rifah Ayu Lestari 11170182000044
Adela Meisyah Patricia 11170182000050
Salsabila Nur Syifa 11170182000060
Farhan Novalda Yaser 11170182000069

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................6
C. Pembatasan Masalah.................................................6
D. Rumusan Masalah....................................................6
E. Tujuan Penelitian..................................................7
F. Manfaat............................................................7
BAB II KAJIAN TEORI......................................................8
A. Evaluasi Program...................................................8
B. Pengertian...........................................................
..........................................................12
C. Penelitian
Relevan…............................................................
........................................13
D. Kerangka
Berpikir.............................................................
...........................................14
E. Kriteria
Evaluasi.............................................................
..............................................14
BAB III METODOLGI
PENELITIAN.................................................................
...............17
A. Tempat dan Waktu
Penelitian...........................................................
...........................17
B. Paradigma dan Pendekatan
Evaluasi.............................................................
...............17
C. Metode
Evaluasi…...........................................................
............................................18
D. Model
Evaluasi.............................................................
................................................18
E. Instrumen Pengumpulan
Data.................................................................
.....................18
F. Teknik Pengumpulan
Data.................................................................
..........................21
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah sejak lama pendidikan merupakan unsur bagian yang begitu fundamental
dan sudah menjadi kebutuhan dikalangan masyarakat. Pendidikan menjadikan
masyarakat terbebas dari kebodohan dan ketidak tahuannya, karena esensi dari
pedidikan yaitu mendapatkan informasi, pemahaman serta untuk menggali potensi dari
insan yang mendalaminya. Sehingga setiap insan yang mendapatkan pendidikan akan
terbebas dari jajahan akan ketidak tahuan, serta dapat mengoptimalkan produktivitas
kehidupannya.
Peran pendidikan yang begitu fundamental menjadikan pengaruhnya begitu
sangat penting posisinya. Sehingga di Indonesia masyarakat mendapatkan hak untuk
mengenyam pendidikan, sebagaimana tertuang di dalam Undang- Undng Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “Setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu”. 1Pada poin tersebut sudah sangat jelas bagaimana hak dari warga negara
Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Adapun selain masyarakat mendapatkan haknya sebagai warga negara yaitu
pendidikan yang bermutu, juga pendidikan di Indonesia yang termaktub dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 yaitu bertujuan menjadikan
individu menjadi aktif dalam mengembangkan potensi, memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Guna mewujudkan amanah undang- undang, di Indonesia terdapat tiga
pendidikan yang saat ini diakui pemerintah yaitu pendidikan formal, informal dan
nonformal. Ketiga jalur tersebut merupakan sarana pendidikan yang disetujui oleh
pemerintah, sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 13
Ayat 1 bahwa jalur pendidikan di Indonesia terdiri dari “Pendidikan Formal, informal
dan nonformal yang seyogyanya dapat saling melengkapi”. Terlepas dari bentuk jalur
yang berbeda-beda, namun semua ini merupakan satu kesatuan untuk memberikan
pelayanan penddiikan kepada masyarakat.
Adanya tiga jenis pendidikan yang terdapat di Indonesia terdapat perbedaan,
Berdasarkan pendapat dari Marzuki dalam bukunya “Penidikan Formal adalah proses
belajar yang terjadi secara hirarkis, terstruktur dan juga berjenjang, termasuk juga
akademiknya”2. Selain itu menurut Marzuki, pada program pendidikan formal memilki
beragam program lembaga pendidikan dengan waktu penuh, pelatihan teknis dan
profesional3. Sedangkan Penddikan Non Formal adalah pendidikan yang disengaja dan
teratur namun tidak terlalu terikat kepada peraturan. Pendidikan ini diperuntukan
masyarakat yang memerlukan pelayanan pendidikan pengganti dan penambah
1
Undang- Undng Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan
Andragogi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 137
3
Ibid.,
pendidikan formal guna melengkapi kebutuhan akan pendidikan.4 kedua hal tersebut
dilengkapi dengan pendidikan informal yang pada umumnya terdapat pada lingkungan
keluarga.
Pelayanan pendidikan yang ada baik itu pendidikan formal, informal maupun non
formal seyogyanya diadakan guna dapat memenuhi dari kebutuhan masyarakat agar
lebih variatif. Semua jenis pendidikan yang disediakan memilik tujuan yang baik, serta
diharapkan dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat terlebih lagi agar
masyarakat benar- benar dapat merasakan pendidikan yang berkulitas.
Terlepas dari variatifnya pendidikan yang ada di indonesia, namun semua hal
tersebut tidak boleh melenceng dari landasan filosofis pendidikan Nasional, yaitu
Pancasila dan UUD 1945. Landasan filosofis pendidikan nasional sudah diatur di dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa,
“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945”. Panasila brisi gagasan- gagasan dasar bernegara atau
falsafah kenegaraan, karena itu pancasila juga adalah falsafah pendidikn nasional atau
landasan idiil pendidikan nasinal5.
Pendidikan nasional di dalam UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 3 memiliki tujuan
khusus yaitu, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”. Isi pada undang- undang
tersebut merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia sejak merdeka untuk
menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan
dari pembangunan nasional6. Pada saat ini istilah tersebu santer sering disebut dengan
pendidikan karakter yang sedang coba digalakan kembali oleh pemerinah.
Perjalanan pendidikan nasional dalam implementasinya yaitu pada pendidikan
formal dan nonformal mengalami mengalami transformasi serta gerakan baru dalam
berinovasi, mulai dari kurikulum pendidikan, teknik pengajaran hingga bentuk
lembaga. Hal trsebut dilakukan dalam upaya tetap menjaga kualtas pendidikan yang
lebihrelevan dengan tuntutan zaman, namun tidak melupakan kepada landasan filosofis
pendidikan nasional7.

4
Ibid.,
5
Drs. Tatang Syarifudin, M.Pd., Landasan Pendidikan (Jakarta: DIRJEN Pendidikan Islam Departemen
Agama RI, 2009), hlm. 71
6
Prof. Dr. Muchlas Samani & Drs. Hariyanto, M.S., Konsep dan Model: Pendidikan Karakter (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 26.
7
Tim Dosen AP UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.57
Inovasi pada dunia pendidikan, kususnya pendidikan nasional pada pendidikan
formal dan nonformal terjadi karena adanya kebutuhan akan hal baru dalam
pelaksanaan penddikan, umumnya terjadi mengikuti kebutuhan dari pemakai
pendidikan. Sebut saja inovasi pendidikan yang telah terjadi dalam perkembangan
pendidikan di Indonesia dari pendidikan pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua
di Indonesia, hingga sekarang dikenal muncul pendidikan formal yang kita kenal (SD
sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat, hingga Perguruan Tinggi).
Saat ini eksistensi pendidikan pesantren masih tetap terjaga serta mempunyai
andil besar sebagai salah satu jenis pendidikan nonformal khususnya untu pendidikan
moral dan agama. Disamping itu, pendidikan formal saat ini sudah berkembang pesat
yang dulu sebatas pendidikan formal yang hanya terpaku kepada konsentrasi keilmuan
saja, kini berbagai inovasi muncul pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah
kejuruan yang berknsentrasi kepada vokasi, serta sekolah alam yang berkonsentrasi
terhadap lingkungan dan pengelolaan eco wisata. Ha itu terjadi dikarenakan adanya
penyesuaian kebutuhan serta dalam rangka peningkatan kualitas dari pendidikan
tersebut.
Kembali kepada amanah UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 bahwa hakikatnya tujuan pendidikan nasional adalah untuk
membentuk karakter, dalam upaya pemerintah mewujudkan hal tersebut dengan cara
membuat kurikulum pendidikan nasional pada pendidikan formal dengan sebutan
kurikulum pendidikan karakter. Namun sepertinya masyarakat Indonesia sudah
terlanjur lebih percaya kepada lembaga pendidikan non formal seperti pesantren untuk
urusan pembentukan karakter. Sekolah dianggap untuk mendapatkan informasi dan
juga mempelajari keilmuan yang bersifat sains da teknologi , sedangkan pesantren
untuk mempelajari moralitas dan pembentukan karakter, sehingga disini pesantren dan
sekolah mempunyai perannya masing-masing.
Namun dalam pelaksanaannya seringkali ditemui permasalahan tidak
singkronnya antara lembaga pendidikan formal (sekolah) dengan lembaga nonformal
(pesantren). Masalah biasanya muncul pada bertabrakannya waktu dan juga kurikulum
yang tidak bisa berjalan dengan beriringan sedangkan keduanya memili peran penting
dalam mewujudkan amanah UU RI Pasal 3 No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Sekolah sebagai pedidikan formal yang mencetak individu
dengan kecerdasan akademik, dan Pesantren sebagai lembaga penddikan nonformal
pencetak individu yang bermoral, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan jika ingin
benar- benar tujuan tersebut tercapai.
Pada tahun 2008 muncul sebuah inovasi pendidikan yaitu Sekolah Berbasis
Pesantren (SBP) yang dianggap dapat menjadi solusi untuk mewujudkan pendidikan
karakter yang dicita- citakan oleh undang- undang. Pada awal kemunculannya, SBP
tercatat berjumlah 25 sekolah dan pada akhir tahun 2015 berkembang menjadi 302
sekolah8. Berdasarkan perolehan akreditasi sekolah berbasis pesantren sebanyak 30%
sekolah mendapatkan akreditasi A, 60% memperoleh akreditasi B, dan yang sisanya
10% sekolah dengan akreditasi C.9
Sekolah berbasis pesantren merupakan sekolah yang mengitegrasikan ilmu Al-
Qur’an dan Hadits dengan sains dan teknologi guna menciptakan pendidikan yang
unggul. Pendidikan ini memilliki landasan moralitas keagamaan yang kuat, penguasaan
ilmu pengetahun umum dan teknolgi, serta menguasai keterampilan-keterampilan
dalam bidang lainnya untuk menunjang individu ketika sudah menyelesaikan
penddikannya.10 Integrasi ini menjadi perangkat berharga dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia (SDM), karena melalui SBP individu mendapatkan kecerdasan
wawasan umum juga memiiki kekuatan rohani yang tangguh. Proes integrasi ini
diharapkan agar individu yang mengenyam pendidikan di SBP mampu menjadi pribadi
yang handal, dengan memiliki kecerdasan intelektual sekaligus mempunyai karakter
dengan kekuatan spritual dan rohani.
Integrasi kultur pesantren dalam manajemen sekolah, merupakan sebuah upaya
dalam proses memadukan manajemen sekolah dengan niai- nilai ajaran agama, kultur
pesantren dan kebijakan pendidikan nasional yang diterapkan dalam setiap tidakan
pengelolaan pendidikan di pesanten. Sepertihalnya di Sekolah Menengah Pertama
Berbasis Pesantren (SMP BP) Al- Muthohhar Plered, sekolah yang mulai berdiri pada
tahun 2016 ini menyelenggarakan pendidikan tingkat SMP dengan model SMP
Berbasis Pesantren. Dalam pelaksanaannya manajemen sekolah dengan kultur
pesantren diintegrasikan dengan kebijakan pendidikan nasional. Namun tidak
dimaksudkan sebagai tindakan pengelolaan sekolah yang bersifat tersendiri, tetapi

8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan SMP, Laporan Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah Berbasis Pesantren (Jakarta:
KEMENDIKDASMEN,2016), hlm.4
9
Ibid., hlm.9
10
Ibid., hlm.14
terinternalisasikan kedalam setiap layanan jasa pendidikan, baik dalam tahap
perencanaan, monitoring dan juga evauasi pendidikan di lingkungan sekolah.
Saat ini program SMP BP di Yayasan Al-Muthohhar telah berjalan selama 3
tahun dan sudah meluluskan satu angkatan pada tahun 2019 ini. Sudah tentu
pelaksanaan pendidikan yang masih tergolong baru dan mesti adanya pemaksilanan
efektifitas program serta peningkatan kualitas pelayanan dalam sarana dan prasarana
di SMP BP Al- Muthohhar ini. Agar kedapannya pelaksanaan pendidikan di SMP BP
Al- Muthohhar dapat maksimal dan mencetak lulusan yang memiliki kecerdasan
intelektual dan juga berkarakter islami maka harus dilaksanakan evaluasi secara
menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti yang didasari atas kepentingan ilmiah ingin
melakukan kajian lebh mendalam dan luas melalui sebuah penelitian dengan judul
“Evaluasi Program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al- Muthohhar”
sebagai bentuk mewujudkan peningkatan program pendidikan, khususnya sekolah
berbasis pesantren yang berkualitas.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diketahui berbagai masalah yang muncul terkait
pelaksanaan program sekolah berbasis pesantren yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Program sekolah berbasis pesantren pada pelaksanaanya belum dapat sesuai dengan
peraturan pelaksanaan dikarenakan kurangnya pengawasan dari pihak terkait.
2. Pelaksanaan program sekolah berbasis pesantren di Al-Muthohhar berjalan dengan
apa adanya tanpa memperhatikan output dan outcomes peserta didiknya.
3. Kurikulum pada sekolah ini mengadopsi kurikulum pendidikan formal dan nor
formal yang menitik beratkan kepada bidang keilmuan agama, sehingga cenderung
mengasimpangkan wawasan pada bidang keilmuan umum.
4. Sebagian pengajar tidak berasal dari disiplin ilmu yang linier.
5. Belum adanya rekapitulasi lanjutan peserta didik yang telah lulus.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, evaluasi program sekolah berbasis
pesantren sangatlah luas. Maka dari itu, peneliti melakukan pembatasan masalah
berdasarkan komponen evaluasi yang telah dipilih yaitu menggunakan evaluasi CIPP (
Context, Input, Process, Product ). Model ini dipilih sebagai instrumen dalam
melakukan evaluasi program dengan tujuan agar mendapatkan gambaran secara
menyeluruh mengenai sekolah berbasis pesantren.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana aspek Context pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al-
Muthohhar.
2. Bagaimana aspek Input pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al-
Muthohhar.
3. Bagaimana aspek Process pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al-
Muthohhar.
4. Bagaimana aspek Product pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al-
Muthohhar.

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aspek Context pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP
Al- Muthohhar.
2. Mengetahui aspek Input pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al-
Muthohhar.
3. Mengetahui aspek Process pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP
Al- Muthohhar.
4. Mengetahui aspek Product pada program Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP
Al- Muthohhar.

F. Manfaat
Evaluasi program mempunyai banyak manfaat, baik kepentingan lembaga
ataupun pemerintahan untuk dijadikan acuan dalam mengetahui efisiensi dan efektivitas
kegiatan evaluasi program.
Adapun manfaat evaluasi program ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bermanfaat bagi lembaga penyelenggara program sekolah berbasis
pesantren untuk menjadi masukan dalam pemaksimalan dan peningkatan kualitas
program tersebut.
2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain untuk dijadikan salah satu sumber
referensi.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan serta
pertimbangan dalam ketika akan mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan
Sekolah Berbasis Pesantren.
4. Bagi pengguna sekolah berbasis pesantren, penelitian ini dapat menjadi salah satu
rujukan ketika akan memilih lembaga pendidikan.
5. Bagi Pembaca dan Stakeholder lainnya, penenlitian ini dapat dijadikan sebagai
literasi tambahan, serta dapat menjadi salah satu acuan ketika sewatu dibutuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Evaluasi Program
Berikut ini merupakan uraian teoritis mengenai evaluasi program:
1. Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggis yaitu “Evaluation” yang berarti penilaian.
11
Menurut Suharsimi, “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakauntuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.12
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauhmana tujuan atau program telah
tercapai. Makna lain evaluasi juga adalah sebagai proses menilai sesuatu
berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan dan selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.
Berdasarkan teori- teori tersebut, konsep yang dapat diambil bahwa evaluasi
merupakan kegiatan mengumpulkan informasi dan menilai suatu program yang telah
ditentukan dan disusun, hal tersebut dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan
yang telah ditentukan. Informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi dapat dijadikan
alternative secara sistematis dan berguna bagi decision maker dalam mengambil
suatu keputusan.
2. Program
Kata program berasal dari bahasa inggris yaitu programme berarti acara atau
rencana. Program dalam konteks ini berbeda dengan program dalam komputer yang
lebih kearah intruksi- intruksi untuk menjalankan software pada komputer. Program
pada bahasan ini mengarah kepada operasionalisasi kebijakan suatu organisasi.
Hakikatnya organisasi lahir berasal dari adanya sebuah program yang telah
dirancangkan dengan matang dan telah dikonsepkan dengan seksama.
Dijelaskan Suharsimi dalam buku Djuju Sudjana, “Program adalah kegiatan
yang direncanakan dengan saksama”13. Program dapat didefinisikan sebagai unit
kegiatan yang merupakan implementasi dari suatu perancanaan yang sudah menjadi

11
John M. Echols, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), hlm. 275.
12
Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan – Pedoman Teoritis
Praktis bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 2
13
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 7.
sebuah kebijakan, serta berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan
terjadi dalam suatu oragnisasi.
Pengertian praktis tentang program adalah suatu yang dilaksanakan dengan
harapan mendapatkan hasil serta pengaruh, Sebuah program dibuat dengan
direncanakan dan dianggarkan serta akan diikuti. Karena program merupakan
serangkaian kegiatan yang direncanakan dan dioperasionalkan secara terarah dalam
jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah
evaluasi terhadap suatu program guna mengukur sejauh mana keterberhasilan yang
dicapai sehingga dapat terukur dan dapat terwujudnya program yang baik dan dapat
termanfaatkan banyak pihak.
3. Evaluasi Program
Institusi atau lembaga pada umumnya memiliki program baik jangka pendek,
menegah maupun jangka panjang. Lembaga tersebut berdasarkan peranannya
masing-masing berusaha memberikan yang terbaik bagi objek dari program yang
telah dibuat. Perlunya evaluasi program guna mengukur keberhasilan dari kegiatan
yang telah terlaksana.
“Evaluasi program proses yang berkaitan dengan penyiapan
berbagai wilayah keputusan melaui berbagai macam informasi yang
tepat, pengumpulan dan analisis data serta pelaporan yang berguna
bagi para pengambil keputusan dalam menentukan berbaga alternatif
pilihan untuk menetapkan keputusan”.14
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa evaluasi program seyogyanya
merupakan suatu proses yang mengacu pada pencapaian tujuan atau
membandingkan apa yang telah dicapai oleh program dengan apa yang
seharusnya dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan. Sehingga evaluasi
program dapat disimpulkan sebagai suatu proses pencarian informasi,
penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara
sistematis tentang perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas, dan
kesesuaian sesuatu dengan dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Model Evaluasi Program
Model Evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli
evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap

14
Ibid.,hlm. 20.
evaluasinya. Selain itu, ada ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi
yang akan dibawakan dan kepentingan yang ingin diraih serta ada yang
menyesuaikan dengan paham yang dianutnya yang disebut dengan pendekatan.15
Model CIPP digunakan untuk mengambil seuatu kebijakan. Evaluasi model
CIPP pada garis besarnya melayani empat macam keputusan:16
a. Perencanaan keputusan yang memengaruhi pemilihan tujuan umum dan tujuan
khusus,
b. Keputusan pembentukkan atau structuring, yang kegiatannya mencakup
pemastian strategi optimal dan desain proses untuk mencapai tujuan yang telah
diturunkan dari dari keputusan perencanaan,
c. Keputusan implemetasi, dimana pada keputusan ini evaluator mengusahakan
sarana prasarana untuk menghasilkan dan meningkatkan pengambilan keputusan
atau eksekusi, rencana, metode, dna strategi yang hendak dipilih,
d. Keputusan pemutaran (recycling) yang menentukan, jika suatu program
diteruskan, diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan secara total atas
dasar kriteria yang ada.
Adapun penjabaran mengenai evaluasi CIPP sebagai berikut:
a. Evaluasi Konteks (Context)
Evaluasi Konteks merupakan penggambaran dan spesifikasi tentang
lingkungan program, kebutuhan yang belum dipenuhi, karakteristik populasi dan
sampel dari individu yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi konteks
membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai
oleh program dan merumuskan tujuan program. Serta evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan ini, evaluator dapat memberikan arah
perbaikan yang diperlukan. Dalam melakukan evaluasi, evaluator harus dapat
menemukan kebutuhan yang diperlukan objek evaluasi.
b. Evaluasi Masukan (Input)
Evaluasi Masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen
evaluasi masukan meliputi “Sumber Daya Manusia, Sarana dan peralatan

15
Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2009), hlm. 172.
16
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 63.
pendukung, Dana/anggaran dan d)Berbagai prosedur dan aturan yang
diperlukan”.17
Dapat dikatakan evaluasi masukan merupakan evaluasi sarana/ modal/
bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut. Penilaian masukan boleh mempertimbangkan sumber tertentu apabila
sumber tersebut tidak tersedia dan terdapat alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan.
c. Evalasi Proses (Process)
Evaluasi proses merupakan pelaksanaan strategi yang digunakan untuk
mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi
selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program
dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadkegiatan nyata
lapangan.
Evaluasi process (process evaluation), suatu program yang baik tentu sudah
dirancang mengenai kegiatan dan kapan kegiatan tersebut sudah terlaksana.
Tujuannya adalah membantu agar lebih mudah mengetahui kelemahan program
dari berbagai aspek untuk kemudian dapat dengan mudah melakukan perbaikan
didalam proses pelaksanaan program.
d. Evaluasi Produk atau hasil (Product)
Evaluasi produk merupakan sebuah evaluasi yang dipakai untuk membantu
membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun
apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.18 Evaluasi hasil (product
evaluation), evaluasi hasil ini merupakan tahap terakhir yaitu evaluasi terhadap
berhasil tidaknya peserta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsinya adalah membantu penanggungjawab program dalam mengambil
keputusan, memodifikasi atau menghentikan program. Evalusi ini dilakukan oleh
penilai di dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut
dikembangkan dan diadministrasikan.

B. Pengertian
1. Sekolah
17
Op.Cit.,hlm. 182.
18
Ibid.,
Sekolah adalah suatu lembaga yang digunakan untuk kegiatan belajar bagi
para pendidik serta menjadi tempat memberi dan juga menerima pelajaran yang
sesuai dengan bidangnya. Sekolah menjadi salah satu tempat untuk mendidik anak-
anak dengan maksud untuk memberikan ilmu yang diberikan supaya mereka mampu
menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan juga negara. 
Secara umum sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat
formal, non formal maupun informal yang didirikan oleh negara ataupun swasta
yang dirancang mengajari, mendidik melalui didikan yang telah diberikan oleh
tenaga pendidik. Untuk membuat sebuah sekolah harus memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, seperti ruang belajar, perpustakaan, ruang kantor, masjid,
ruang komputer ataupun yang lainnya.
2. Pengertian Pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan slam untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran islam dengan menekankan moral agama dalam kehidupan
sehari- hari.19 Lembaga pendidikan non formal ini merupaan pendidikan tertua yang
ada di Indonesia sebelum dikenalnya penddikan formal yang ada pada saat ini.
Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan yang bersifat tradisional untuk
mendalami ilmu agama islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup
kesaharian.
“Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal
dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.
Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk
beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks
ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya
para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku”.20
Berdasarkan jabaran dari Zamakhsyari dalam bukunya, bahwa pesantren
merupakan bentuk pendidikan yang bersifat tradisional dalam metodenya dimana
ilmu diajarkan langsung oleh guru kepada murid dengan metode yang khas, dan
peserta didiknya dinamakan santri, serta tinggal didalam sebuah asrama yang
dinamakan dengan pondok dan bertepat didalam komplek atau lingkungan dengan
19
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm.6.
20
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, ( Jakarta: LP3S, 1983),
hlm.18.
sarana peribdahan lengkap, serta biasanya rumah pendidik dalam hal ini kiai terdapat
di dalam komplek tersebut.
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran
agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu
agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa
Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok
(asrama) dalam pesantren tersebut.21
3. Capaian dan Mekanisme
Capaian yang diharapkan pada pendidikan Sekolah Berbasis Pesantren antara
lain:
a. Menjadikan Pendidikan untuk membentuk karakter
b. Memperoleh lulusan yang dapat mengintegrasikan ilmu agama dan umum
c. Pendidikan yang dapat mengintegrasikan ilmu agama untuk pendidikan moral
dengan saintek sebagai pegetahuan umum
Selain itu, mekanisme yang mesti dilakukan oleh SMP BP sebagai lembaga
pendidikan formal haruslah mengikuti acuan sebagai berikut:
a. SMP BP sebagai lembaga pendidikan mesti mempunyai legalitas tertib
administratif.
b. Memiliki Peserta didik
c. Memiliki tenaga penddik dan kependidikan yang kridibel dan berkompetensi
d. Dintunjang oleh sarana dan prasaan yang memadai
e. Kurikulum yang relevan
f. Kelulusan

C. Penelitian Relevan
1. Model Integrasi Kurikulum Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) di Indonsesia oleh
Jejen Musfah, Rusydi Zakaria, Ahmad Sofyan, Wahdi Sayuti, Kholis Ridho,
Fauzan, Muawam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Karakteristik Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren oleh M. Aknan dari STAI As-
Shidiqiyah
3. Peran Smp Berbasis Pesantren Sebagai Upaya Penanaman Pendidikan Karakter
Kepada Generasi Bangsa oleh Didik Suhardi

21
Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6.
4. Sekolah Berbasis Pesantren Sebagai Salah Satu Model Pendidikan Islam Dalam
Konsepsi Perubahan Sosial oleh Nurochim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Pembentukan Karakter Peserta Didik Pada Sekolah Berbasis Pesantren Melalui
Implementasi Kurikulum Terpadu oleh Liza Ainurrosidah, Nurul Ulfatin, Bambang
Budi Wiyono dari Universitas Negeri Malang
D. Kerangka Berpikir
Sekolah berbasis pesantren ini bertujuan untuk membantu menuntaskan cita- cita
UU SISDIKNAS dalam membentuk karakter dengan menekankan pada
pengintegrasian ilmu pengetahuan umum, teknologi, dan ilmu agama untuk
pengembangan sikap kepribadian dan akhlak mulia, dan kemampuan kecakapan hidup.
Jika dilaksanakan dengan baik maka tujuan peserta didik memiliki kemampuan
tersebut akan tercapai. Sebaliknya jika sekolah berbasis pesantren ini gagal
dilaksanakan atau kurang maksimal, maka rentetan kegagalan pembentukan kaakter
pada jenjang pendidikan akan bertambah.

Evaluasi Program Sekolah Berbasis Pesantren

Context Input Process Product


Relevansi Pengelola, Pengelolaan, Prestasi
Program PTK, KBM Lulsan
Stake Siswa,
Holder Program,
Sarpras

E. Kriteria Evaluasi
Program evaluasi harus didasarkan atas kriteria sebagai arahan untuk
menentukan daya yang harus dikumpulkan dan sebagai dasar untuk
menginterpretasi data. Dalam mengembangkan kriteria ini perhatian harus
difokuskan pada faktor-faktor primer (yang harus dipenuhi) dan ultimat, jadi bukan
faktor-faktor sekunder. Hal ini dimaksudkan agar hasil evaluasi dapat mencapai
keobyektifan yang tinggi. Kriteria bisa didasarkan atas kesuksesan pengalaman
lembaga lain sebagai penentu. Hal ini dapat dilakukan dengan studi program
supervisi, penemuan-penemuan penelitian, opini para guru, staf, murid-murid dan
pelengkapan fisik yang ada di masing-masing sekolah.
Kriteria keberhasilan penyelanggaraan program
Sekolah Berbasis Pesantren di SMP BP Al- Muthohhar
Dimensi Aspek yang dievaluasi Kriteia keberhasilan
1. Perizinan Berdirinya
sekolah
Legalitas Penyelenggara
2. Kurikulum yang relevan
Sekolah Berbasis Pesantren
3. Adanya Forum komunikasi
Context dengan Stake Holder
1. Tersedianya Profil Sekolah
2. Terakreditasi
Legalitas SMP-BP
3. Terdapat mekanisme
program
Input 1. Terdapatnya tufoksi yang
jelas
Pengelola
2. Adanya panduan
pengelolaan SMP BP
1. Adanya penerimaan siswa
baru
Peserta didik/ Siswa
2. Adanya peningkatan
jumlah siswa baru
1. Kualifikasi PTK minimal
D3 dan S1
2. Pendidik mengajar sesuai
disiplin ilmu
PTK
3. Memiliki sertifikat
kontribusi dalam pelatihan
minimal satu kali.

Program penunjang 1. Adanya orgnisasi


intrakulikuler
2. Adanya Organisasi
Ekstrakulikuler
1. Ruang belajar tersedia
2. Peralatan penunjang KBM
Sarana dan prasarana
(Spidol, papan tulis, meja,
kursi dan lemar buku)
1. Ketersediaan siswa pada 3
tahun terakhir
2. Pembagian kelas yang
jelas
3. Satu rombongan belajar
Pengelolaan
20-30 siswa
4. Daftar hadir PTK minimal
90% tingkat kehadiran/bulan
Process
5. Daftar hadir siswa minimal
75% tingkat kehadiran/bulan
1. Kurikulum sesuai dengan
teknis pelaksanaan
2. Guru menggunakan teknik
KBM
penilaian untuk mengukur
hasil
3. Guru memiliki RPP
1. Rata- rata ujian Nasional
60
Product Prestasi Siswa 2. Persentasi lulusan
mencapai 95%
3. Memiiki Ijazah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Al- Muthohhar, SMP BP Al- Muthohhar,
Kp.Legok, Desa Palinggihan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta , Jawa Barat.
Adapun perkiraan waktu penelitian , rencana akan dilaksanakan mulai bulan Mei-
Oktober 2020 dengan rincian sebagai berikut:
Bulan
No Kegiatan
I II III IV V VI
1 Observasi Pendahuluan
2 Penyerahan Izin
3 Studi Dokumentasi
4 Wawancara
5 Observasi KBM
Daftar Ceklis Sarana dan
6
Prasarana
7 Penyusunan Hasil

B. Paradigma dan Pendekatan Evaluasi


Paradigma evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma
Kualitatif. Paradigma ini tidak menguji statistic dengan rumus- rumus statistik, karena
pada dasarnya dalam penelitian dengan kualitatif, evaluator merupakan instrumen
utama dalam menjaring data lapangan.22 Penelitian dengan paradigma kualitatif
cenderung memiliki data yang sulit dianalisis, namun dalam paradigm ini memiliki
kekhasan seperti pemberian pemahaman informasi verbal secara komprehensif.
Adapun pendekatan yang dipakai adalah pendekatan berbasis kepada keputusan
(The Decision Focused Approach), serta digunakan untuk menganalisis data yang
bersifat kualitatif deskriftif baik dari hasil wawancara, studi dokumen maupun
observasi langsung

C. Metode Evaluasi
Metode dalam penelitian evaluasi program ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif yang didalamnya jabaran atas pemecahan masalah dengan cara
mengumpulkan data, mengklasifikasikan, serta menganalisis dan
22
Rusman Nurhakim, Modul Riset Evaluasi Dalam Pendidikan, ( Jakarta: 2019), hlm. 36
menginterpretasikannya dalam narasi deskriptif. Dalam penelitian dengan metode ini
tidak menguji hipotesis melainkan mencari dan menghimpun informasi dan data yang
dapat digunakan dalam menarik kesimpulan.
Tujuan dari penelitian menggunakan metode ini untuk menggambarkan focus
serta kondisi apa adanya objek yang diteliti dalam situasi apapun. Karena evaluasi
program metode deskriptif melukiskan kondisi apa adanya, serta merepresentasikan
objek secara objektif dan berlandaskan informasi yang dikumpulkan, disusun,
dianalisis, dan dijelaskan secara keseluruhan.
D. Model Evaluasi
Mengacu kepada kajian teori, maka model evaluasi yang digunakan dalam
evaluasi program ini adalah model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP).
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan menyeluruh agar
dapat digunakan dalam membantu pimpinan untuk mengambil keputusan lebih lanjut
guna memperbaiki, dan meningkatkan penyelenggaraan program Sekolah Berbasis
Pesantren di SMP BP Al- Muthohhar.
E. Instrumen Pengumpulan data
Kisi- kisi Intrumen Pengumpulan Data
Evaluasi Progam SMP BP Al- Muthohhar
Aspek Sub Aspek Indikator
1. Sejarah berdirinya SMP BP
2. Visi Misi SMP BP
3. Tokoh pendiri SMP BP
Profil SMP BP Al-
Context 4. Tujuan didirikan SMP BP
Muthohhar
5. Program yang dimiliki SMP BP
6. Alasan Pendirian
7. Terdapat suat Izin pendirian
Input Pengelola 1. Pembina Yayasan
a. Kebijakan SMP BP, Mengadopsi atau
modifikasi
dari panduan beserta alasanya
b. Tugas pokok fungsi struktur organisasi
c. Mekanisme Kewenangan, jenis pengambilan
keputusan apa saja oleh pembina yayasan
d. Mekanisme kewenangan, jenis pengambilan
keputusan oleh admin SMP BP
2. Admin SMP BP
a. Mekanisme kewenangan, jenis pengambilan
keputusan oleh admin SMP BP
1. Latar belakang sosial ekonomi, geografis dan
jenjang pendidikan sebelumnya siswa
Peserta didik/ Siswa
2. Skill yang sudah dimiliki sebelumnya
3. Minat siswa dalam KBM
1. Kriteria pendidik (Persyaratan administrasi dan
akademik)
2. Jenis/ macam-macam pelatihan untuk pendidik
PTK
3. Metode pelatihan
4. Jangka waktu pelatihan
5. Kompetensi dan kualifikasi pendidik
1. Adanya orgnisasi intrakulikuler
Program penunjang
2. Adanya Organisasi Ekstrakulikuler
1. Ruang belajar tersedia
Sarana dan prasarana 2. Peralatan penunjang KBM (Spidol, papan tulis,
meja, kursi dan lemar buku)
1. Ketersediaan siswa pada 3 tahun terakhir
2. Pembagian kelas yang jelas
3. Satu rombongan belajar 20-30 siswa
Pengelolaan 4. Daftar hadir PTK minimal 90% tingkat
kehadiran/bulan
Process 5. Daftar hadir siswa minimal 75% tingkat
kehadiran/bulan
1. Kurikulum sesuai dengan teknis pelaksanaan
2. Guru menggunakan teknik penilaian untuk
KBM
mengukur hasil
3. Guru memiliki RPP
1. Rata- rata ujian Nasional 60
Product Prestasi Siswa 2. Persentasi lulusan mencapai 95%
3. Memiiki Ijazah

Data Dokumen Program


SMP BP Al- Muthohhar
No Dokumen
Dokumen SMP BP dan SMP BP
a. Profil SMP BP
b. Bukti Akreditasi
1
c. Surat Rekomendasi dari dinas Pend. Kab/Kota setempat
d. Strukrur Organisasi SMP BP dan SMP BP
e. Data PTK
Kelengkapan Administrasi
a. Buku induk peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan;
b. Buku daftar hadir peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan;
c. Buku keuangan/ kas umum;
d. Buku daftar inventaris;
e. Buku agenda pembelajaran;
2
f. Buku laporan bulanan pendidik;
g. Buku agenda surat masuk dan keluar;
h. Buku daftar nilai peserta didik;
i. Buku tanda terima ijazah;
j. Kalender pendidikan;
k. Buku lainnya yang dianggap perlu (contoh format buku terlampir)
Data siswa.
a.Tahun 2016
3
b. Tahun 2017
c. Tahun 2018
4 Tata tertib dan peraturan
Data Sarana dan Prasana
a. Ruang Pembelajaran
5
b. Alat dan Bahan Pembelajaran
c. Media Pembelajaran
Pembelajaran
a. Kurikulum
6 b. Silabi
c. RPP
d. Jadwal kelas Mata Pelajaran
7 Dokumen keterampilan
a. Kurikulum
b. Silabi
c. RPP
d. Jadwal kelas keterampilan
Dokumen Alumni
a. Prestasi
8
b. Dokumen kelulusan
c. Profil alumni

F. Teknik Pengumpulan Data


Untuk teknik pengumpuan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi
dokumen.
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data/informasi terkait relevansi
program dan dukungan Stakeholder pada SMP BP. Wawancara dilakukan dengan
Pembina Yayasan, bagian administrasi, PTK, siswa, alumni dan masyarakat.
2. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal berupa
catatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh tentang profil, visi dan
misi, tujuan sekolah, data guru, data warga belajar, data sarana prasarana, jadwal
berbagai kegiatan, relevansi program dan dukungan masyarakat serta prestasi
akademik dan manfaat program. digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto , Suharsimi dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar. 2009. Evaluasi
Program Pendidikan – Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai, Jakarta: LP3S.
Echols, John M. 2016. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMP. 2016.
Laporan Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah Berbasis
Pesantren. Jakarta: KEMENDIKDASMEN.
M. Echols, John. 2016. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian
Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta:
INIS.
Nurhakim, Rusman. 2019. Modul Riset Evaluasi Dalam Pendidikan,
Jakarta.
Prasodjo, Sudjono. 1982. Profil Pesantren. Jakarta: LP3S.
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model: Pendidikan
Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syarifudin, Tatang. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: DIRJEN
Pendidikan Islam Departemen Agama RI.
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim Dosen AP UPI. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Undang- Undng Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Widoyoko, Eko Putra. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai