Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN MODEL STAKE Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Evaluasi

Program Pendidikan Dosen pengampu Drs. Wardi

Disusun oleh : 1. Erlinawati 2. Masrukan 3. Adi Priatna 4. Aprilia Tri Wulandari (1102411054) (1102411078) (1102411087) (1102411102)

ROMBEL 3

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Stake sangat jarang ditemukan laporan penelitian yang relevan atau untuk data perilaku berkaitan dengan keputusan akhir kurikuler dan juga jarang ditemukan kegiatan evaluasi formal yang menguraikan kondisi awal dan transaksi dalam kelas. Oleh karena itu, Stake mengembangkan model evaluasi, bukan tentang apa yang harus diukur dan bagaimana cara mengukurnya melainkan sebagai latarbelakang mengembangkan rencana evaluasi. Jadi, model Countenance Stake berorientasi sekitar program pendidikan bukan pada produk pendidikan, karena nilai produk tergantung pada penggunaan program. Dalam tulisannya Stake memperkenalkan konsep evaluasi yang berorientasi pada sifat dinamis dan kompleks pendidikan, salah satu yang memberikan perhatian yang tepat untuk tujuan beragam dan penilaian dari praktisi. Menurut Stake, tujuan dan prosedur evaluasi pendidikan akan bervariasi misalnya Apa yang cukup tepat untuk satu sekolah mungkin kurang tepat bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep model model countenance stake? 2. Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi model countenance stake? 3. Apakah kelebihan dan kelemahan model countenance stake?

C. Tujuan Memahami secara menyeluruh model evaluasi countenance stake.

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Model Countenence Stake Model countenence adalah model pertama evaluasi kurikulum yang dikembangkan Stake. Nama countenance digunakan disini disesuaikan

dengan judul artikel yang ditulis Stake. Dalam suatu pengertian yang diterjemahkan Stake, countenance adalah keseluruhan, sedangkan dalam pengertian lain kata itu bermakna sesuatu yang disegani (favourable). Pada setiap kategori terdapat tiga fokus yaitu: o o o Antecedents/context, keadaan sebelum kegiatan berlangsung Transactions/process, kegiatan yang terjadi dan saling mempengaruhi Outcomes/output, hasil yang diperoleh

Model Countenance Stake terdiri atas dua matrik, yaitu : 1) Matrik Deskripsi (Description) Kategori pertama dari matriks deskripsi adalah sesuatu yang direncanakan (intent/goals) pengembangan kurikulum atau program. Seorang guru sebagai pengembang RPP, merencanakan keadaan persyaratan yang diinginkan untuk suatu kegiatan kelas tertentu. Apakah persyaratan tersebut berhubungan dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuannya, pengalamannya, dan lain sebagainya yang biasa diistilahkan dengan entry behaviors. Kategori kedua, dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang sesungguhnya sebagai implementasi dari apa yang diinginkan, pada kategori ini evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai antecedents, transaksi, dan hasil yang ada di satuan pendidikan. 2) Matrik Pertimbangan (Judgements) Matrik pertimbangan terdiri atas kategori standart dan kategori pertimbangan, dan fokus antecedents, transaksi, dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu

kurikulum atau program yang dijadikan evaluan. Standart tersebut dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum (fidelity) tetapi dapat juga dikembangkan dari yang lain (pre-ordinate, mutually adaptive, proses). Kategori kedua adalah kategori pertimbangan. Katagori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori pertama dan kedua matrik deskripsi sampai ke kategori pertama matrik pertimbangan. Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program pendidikan, mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan, yaitu : Membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain, dengan objek sasaran yang sama. Membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Secara keseluruhan model Countenance dapat digambarkan dalam matriks berikut ini : Intens Observations Standards Judgements

Rationale Antecedents

Transactions

Outcomes Description Matrix Judgments Matrix

Tiga hal yang dituliskan diantara dua diagram, menunjukkan objek atau sasaran evaluasi. Dalam setiap program yang dievaluasi, evaluator harus mampu mengidentifikasi tiga hal yaitu (1) anteseden yang diartikan sebagai

konteks- (2) transaksi yang diartikan sebagai proses- dan (3) outcomes yang diartikan sebagai hasil. Selanjutnya, kedua matriks yang digambarkan sebagai description dan judgments menunjukkan langkah-langkah yang terjadi selama proses evaluasi. Matriks pertama, yaitu description/deskripsi berkaitan atau menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi), yaitu apa maksud atau tujuan yang diharapkan oleh program, dan pengamatan/akibat, atau apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang betulbetul terjadi. Selanjutnya evaluator mengikuti matriks kedua, yang menunjukkan langkah pertimbangan yang dalam langkah tersebut mengacu pada standar. B. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Cara kerja model evaluasi Stake, evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal, transaksi, dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi, dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah data empirik. Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan (inten) dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan-penyimpangan.

Apabila analisis contingency dan congruence tersebut telah selesai, maka evaluator menyerahkannya kepada tim yang terdiri dari para ahli dan orang yang terllibat dalam program. Tim ini yang akan meneliti kesahihan hasil analilsis evaluator dan memberikan persepsinya mengenai faktor penting baik dalam contingency maupun congruence. Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji. Untuk itu, evaluator memerlukan standar. Menurut Woods (1988) dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka para evaluator harus bertemu terlebih dahulu untuk membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan antecedents, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model Countenance Stakes konsisten terhadap transactions yang dimaksud dengan antecendent dan outcome. C. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan dan kelemahan evaluasi model Countenance Stakes menurut para ahli adalah: Kelebihannya adalah : 1) Memiliki kehatian-hatian dalam memberikan judgment mengenai nilai aspek yang bervariasi. 2) Upaya untuk mendeskripsikan kompleksitas program sebagai realita yang mungkin terjadi. 3) Memiliki potensi besar untuk memperoleh wawasan baru dan teoriteori tentang lapangan dan program yang akan di evaluasi. 4) Evaluator memegang kendali dalam evaluasi dan juga memutuskan cara yang paling tepat untuk hadir dan menggambarkan hasil. Kelemahannya adalah : 1) Pendekatan yang dilakukan terlalu subjektif. 2) Terjadinya kemungkinan dalam meminimalkan pentingnya

instrument pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif. 3) Kemungkinan biaya yang terlalu besar dan padat karya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Model countenence adalah model pertama evaluasi kurikulum yang dikembangkan Stake. Model Stake menekankan pada pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi (description) dan (2) pertimbangan (judegements); serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu, (1) anteseden/context, (2) transaks/process, dan (3) keluaran/output. B. Saran Logika model evaluasi stake cocok dipakai pada evauasi dan monitoring program pemberdayaan, pelatihan, dan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cep Safrudin. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Marintan Nirmalasari. 2011. Evaluasi Kurikulum Model Countenance Stake. Diunduh dari http://hakekatpendidikan.blogspot.com/2011/10/evaluasi-

kurikulum-model-countenance.html pada tanggal 5 Oktober 2013. Prima, Bakti. 2012. Model Evaluasi countenance Stake. Diunduh dari http://bhaktiprima.blogspot.com/2012/10/model-evaluasi-countenancestake.html pada tanggal 5 Oktober 2013. Wakhinuddin. 2009. Evaluasi program Model Stake. Diunduh dari http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/22/evaluasi-program-modelstake/ tanggal 5 Oktober 2013. file.upi.edu/...EVALUASI.../Model_Evaluasi rogram akalah pdf

Anda mungkin juga menyukai