Mengetahui :
Dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Penularan Covid-19 masih terus berlangsung, entah sampai kapan,
harapan dan do’a selalu semoga wabah virus ini segera menghilang dari bumi
tercinta Indonesia. Proses penularannya yang sangat cepat mendorong semua
orang termasuk pegiat pendidikan untuk berikhtiar agar tidak terjadi penularan
pada orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Atas sebab ini
sekolah dan kegiatan pembelajaran mau tidak mau terpaksa harus dialihkan
melalui pembelajaran daring dari rumah, sebagai bentuk langkah pencegahan
penyebaran Covid-19 ini.
Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, proses pembelajaran tidak
seharusnya berhenti karena virus tersebut, hanya saja berusaha agar
pembelajaran dapat terus berlangsung dan kesehatan tetap terjaga dari
penularan virus tersebut. Upaya tersebut dapat dijalankan dengan penbelajaran
jarak jauh, atau belajar di rumah ( BDR).
Pembelajaran yang dilaksanakan di rumah juga memerlukan persiapan
dan program yang terencana, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh
karena itu pengawas sekolah perlu mempersiapkan diri untuk mensupervisi
guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu, pengawas juga perlu
melakukan supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam kondisi
pandemi ini.
Langkah-langkah supervisi akademik oleh Pengawas sekolah dan juga
kepala sekolah dalam membimbing atau membina guru dalam pembelajaran
pada masa pandemi covid-19 ini amat penting untuk tetap mempertahankan
atau bahkan meningkatkan mutu pendidikan.
Program Supervisi Akademik pada Masa Pandemi merupakan salah satu
fungsi pengawas dalam pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian,
pembimbingan, dan pelatihan meningkatkan kompetensi profesional guru.
Selain itu, tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru
mengelola pembelajaran, memastikan siswa belajar, dan mengakomodir
semua Modal Belajar.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penting sekali kirannya untuk
membahas tentang kegiatan supervisi di sekolah selama pandemi ini, terlebih
melalui kegiatan pembelajaran daring dari rumah, apakah tetap efektif atau
justru sebaliknya.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
sejumlah permasalahan sebagai berikut ini :
a. Bagaimana Kegiatan Supervisi Pendidikan di Sekolah Selama
Pembelajaran Daring Dari Rumah.
b. Pentingnya Mengetahui Peranan Penting Supervisi Pendidikan di
Sekolah.
3. Perumusan Masalah
Selanjutnya, dari latar belakang permasalahan yang di munculkan di atas
pemakalah dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
b. Bagaimana penerapan Supervisi Pendidikan di MA Qudsiyyah Kudus
secara keseluruhan?
c. Bagaimana Penerapan Supervisi Pendidikan Dalam Metode
Pembelajaran Daring Selama Pandemi di MA Qudsiyyah Kudus?
4. Pembatasan Masalah
Didalam perumusan masalah di atas dalam makalah ini, penyusun
membatasi pembahasan makalah hanya pada materi mengenai Supervisi
Pendidikan Melalui Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi yang
diterapkan di MA Qudsiyyah Kudus.
7. Metode Penulisan
Pemakalah menyusun makalah ini dengan menggunakan bahan dari
berbagai macam buku dan jurnal, sesuai dengan yang telah direferensikan dan
direkomendasikan oleh dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan serta hasil
pengamatan observasi lapangan di sekolah Bagaimana Supervisi Pendidikan
diterapkan di sekolah MA Qudsiyyah Kudus.
8. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemakalah dalam menyusun makalah ini,
pemakalah menyusun makalah ini menjadi tiga bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah,
identifikasi makalah, perumusan masalah, pembatasan makalah, tujuan
penulisan makalah, manfaat penulisan makalah, metode penulisan makalah
dan sistematika penulisan makalah.
BAB II : Pembahasan terdiri dari beberapa materi yaitu teori-teori
pembentukan kelompok, bentuk-bentuk kelompok, daya tarik antar orang
dalam kelompok, dan panitia dalam organisasi.
BAB III : Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelaksana Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor dan atau
semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan
sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas, fungsi
dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal. 1
Sedangkan menurut Moh. Rifai, Supervisi pendidikan dalam rangka
pendidikan di sekolah, merupakan bimbingan, pelayanan dan bantuan dari
supervisor kepada yang disupervisi (pada umumnya guru), supaya para guru
itu meningkat keahlian keprofesionalnya, dapat menjadi guru yang lebih baik
dan menghasilkan murid yang lebih baik.2
Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar sehingga akan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan dari
tujuan pendidikan. Namun terkadang guru juga memiliki kendala yang tidak
bisa diselesaikan oleh dirinya sendiri, seperti masalah dalam mencoba
mengerti tujuan pendidikan, tujuan kurikulum, bagaimana cara memberikan
metode belajar yang baik, dan guru juga terkadang memiliki masalah dalam
memiliki masalah dalam menilai atau mengevaluasi hasil belajar peserta
didiknya. Dari kendala-kendala tersebut guru memerlukan bantuan dari orang
yang memiliki ilmu lebih daripada dirinya, yang bisa menjawab atas masalah-
masalah tersebut, dan orang yang berfungsi dalam membantu guru dalam
memecahkan masalahnya tersebut adalah supervisor, dan pekerjaan memberi
bantuan itu sendiri disebut dengan supervisi.
2. Kepala Sekolah
5 Sri Mamoah, Administrasi dan supervisi pendidikan teori dan praktek, ( DIY, Cv Budi
Utama, 2016) Cet-1, hlm 217
Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu kelancaran tugas kepala
sekolah, meskipun banyaknya wakil tiap kepala sekolah berbeda-beda, namun
pasti ada wakil kepala sekolah yang diserahi tugas mengurus hal-al yang
berkaitan dengan pembelajaran. Lazimnya adalah wakil kepala sekolah bidang
kurikulum.
a. Pada waktu ada acara memperingati hari besar atau tutup tahun ajaran.
c. Pada waktu upacara bendera senin pagi, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan dapat menitipkan pesan kepada kepala sekolah yang biasa
memberikan pidato sambutan.
5. Wali Kelas
Data yang diperoleh oleh guru BK dapat berasal dari wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, dari
walik kelas, dari guru matapelajaran, dan mungkin juga diperoleh sendiri dari
siswa. Dalam upaya yang melibatkan pertugas BK ini perlu ada persiapan yang
matang, antara lain memberikan penataran dan lokakarya bagi petugas BK
menyangkut hal-hal yang bersifat teknis operasional, khususnya yang
berhubungan dengan pengolahan prestasi belaja siswa, yang dilanjutkan dengan
memberi penafsiran secara tepat terhadap hasil analisis tersebut. Sebagai langkah
terakhir dari pengolahan data nilai adalah menentukan tindak lanjut, yaitu
menyerahkan hasil kerjanya kepada pihak-pihak yang memerlukan, yaitu
pengawas, kepala sekolah, dan guru bidang studi.
7. Petugas Perpustakaan
6
Khattlen M. Bailley, Language Teacher Supervision: A Case Based Approach
(Cambridge:
Cambridge University Press, 2006), hlm. 17.
keterampilan hubungan kemanusiaan (30%), dan kemampuan manajerial
(20%), sedangkan seorang administrator dalam melaksanakan tugas-tugasnya
memerlukan keterampilan teknis (25%), keterampilan hubungan kemanusiaan
(15%), dan keterampilan manajerial (60%). Berawal dari perkiraan ini,
seorang administrator membutuhkan keterampilan manajerial lebih banyak
daripada seorang supervisor, sedangkan seorang supervisor membutuhkan
keterampilan teknis yang lebih banyak daripada seorang administrator.
Artinya, seorang supervisor harus memiliki keterampilan teknis yang cukup
memadai, misalnya keterampilan mengobservasi kelas,
keterampilan menetapkan tujuan akademik, keterampilan mendemonstrasikan
akademik, dan keterampilan mengembangkan prosedur penilaian.
2. Keterampilan interpersonal
3. Keterampilan teknis.7
Keilmuan dibutuhkan untuk mengetahui tipe-tipe guru dan sekolah yang
menjadi daerah pengawasannya, perilaku yang seharusnya ada, ilmu
mengembangkan pendidikan bagi guru dan orang dewasa maupun ilmu untuk
menentukan alternatif kepengawasan. Kemampuan interpersonal dibutuhkan
untuk mengadakan komunikasi efektif dengan guru saat kepengawasan
berlangsung. Hubungan yang humanis dapat menunjang keberhasilan tugas
seorang pengawas. Keterampilan teknik diperlukan dalam mengobservasi,
merencanakan, melaksanakan, atau mengevaluasi program secara jelas.
7
Carl D. Glickman, Stephen P. Gordon, Jovita M. Ross Gordon, Supervision and
Instructional Leadership: A Developmental Approach (New York: Pearson, 2010), hlm. 27
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas, antara lain sebagai
berikut:
1. Kepribadian
c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang menunjang profesinya.
2. Supervisi manajerial
3. Supervisi akademik
4. Evaluasi pendidikan
k. Memberikan saran kepada kepala sekolah, guru. dan seluruh staf sekolah
dalam meningkatkan kinerjanya berdasarkan hasil penilaian.
6. Sosial
c. Aktif dalam kegiatan organisasi profesi, seperti APSI, PGRI, ISPI, dan
Organisasi kemasyarakatan lainnya.
1. Kompetensi Umum
2. Kompetensi Khusus
8
Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengembangan: Administrasi
dan
Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2000), hlm. 74-76
SMA/MA atau kepala sekolah SMA/ MA dengan pengalaman kerja minimum
4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/ MA sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya
d. Guru SMK/ MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/ MAK
dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di SMK/ MAK atau kepala sekolah SMK/ MAK
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMK/
MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya
e. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c
f. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan
g. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan/atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah
h. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.9
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut penyusun untuk menjadi
seorang pengawas maka harus memenuhi kualifikasi pendidikan, sertifikasi
pendidik, memiliki pangkat, memenuhi usia, berkompetensi, dan lulus sebagai
pengawas pendidikan, setiap jenjang pendidikan maka memiliki kualifikasi
yang berbeda, kualifikasi pengawas disekolah menengah harus melebihi
setingkat dibandingkan dengan sekolah dasar.
Supervisi pendidikan merupakan suatu usaha mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara
individu maupun kelompok. Hakekatnya segenap bantuan yang ditujukan
pada perbaikan perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran.Pada masa
lampau, Supervisi pendidikan atau supervise sekolah di asumsikan sebagai
kegiatan mendeteksi kesalahan dari bawahan dalam melaksanakan perintah
serta peraturan-peraturan dari atasan. Kesalahan dalam melaksanakannya
dipandang sebagai suatu hal yang harus mendapat hukuman atau ganjaran
yang dikenal dengan nama hukuman administrative. Tetapi sebenarnya
kegiatan supervise itu dilakukan oleh orang tertentu yang disebut dengan
supervisor yang pada hakekatnya juga pemimpin pendidikan untuk menilai
kemampuan guru maupun tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing, serta melakukan teguran-teguran atau perbaikan
9 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2014) hlm. 240-241.
terhadap kekurangan-kekurangan atau memberikan solusi terhadap kesulitan-
kesulitan yang dialami bawahannya.
Dari masa ke masa tugas dan fungsi supervise mengalami perubahan
mengikuti kebutuhan dan adanya perbaikan-perbaikan dari pengalaman yang
sudah dilakukan sebelumnya. Dari masa ke masa tugas dan fungsi supervise
mengalami perubahan mengikuti kebutuhan dan adanya perbaikan-perbaikan
dari pengalaman yang sudah dilakukan sebelumnya. Pada awalnya supervisi
dijadaikan sebagai alat pengawasan pengajaran dalam pendidikan dan
mengawasi para guru apakah mengerjakan tugasnya atau tidak namun tidak
membimbing guru jika melakukan kesalahan.
Kemudian supervisi dan pengawasan pendidikan mengalami
perkembangan dalam pembuatan aturan dan prinsip yang harus dijalankan
sehingga mengontrol segalah aktivitas yang di lakukan oleh para guru.
Supervisi ditekankan pada adanya kepemimpinan bersama diatara elemen-
elemen sekolah untuk mewujudkan kemajuan pengajaran di sekolah, agar
memiliki efek yang positif dalam pembelajaran siswa. Dan mewujudkan
hubungan yang baik antar individu di sekolah.
Supervisi dan pengawasan pendidikan pada masa sekarang dapat disebut
dengan supervise modern, supervisi ini menekankan pada supervisi yang
memperhatikan antara hubungan personalia sekolah, menghargai dan
menghayati kepribadian, bakat dan kemampuan mereka masing-masing.
Kecenderungan supervisi dan pengawasan pendidikan di masa depan
akan terus dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat.
Berdasarkan Uraian pemaparan diatas dapat disimpulan bahwa,
pelaksana supervisi adalah orang atau pelaku yang mampu membimbing,
membina, memperbaiki pengajaran, mampu memperbaiki manajemen
pengelolaan sekolah, mampu meningkatkan kinerja guru dan pegawai/staf,
serta mampu mengevaluasi pengajaran sehingga bisa meningkatkan kualitas
pendidikan dan mencapai tujuan yang optimal. Dalam prosesnya pelaksana/
pelaku supervisi menurut Suharsimi Arikunto terbagi menjadi 7 yaitu:
pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, wali kelas, petugas konseling dan petugas
perpustakaan.
Dalam pelaksana supervisi terdapat juga kompetensi supervisi,
kualifikasi supervisi, sertifikasi supervisi dan penialain kinerja pengawas.
Yang menjadikannya pelaksana supervisi pendidikan lebih menyeluruh dan
komperhensif. Kompetensi supervisi merupakan keterampilan yang dimiliki
oleh supervisor untuk menilai kinerja guru, kualifikasi dan serifikasi
pendidikan diperlukan agar seorang supervisi pendidikan bisa lebih
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas, dan yang terakhir
penilalain kinerja pengawas sekolah merupakan penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama pengawas sekolah yang dikembangkan menjadi
indikator penilaian kinerja dalam rangka pembinaan pengawas sekolah dalam
meningkatkan kinerjanya.
HASIL WAWANCARA
B. Profil Sekolah
Sekolah MA Qudsiyyah Kudus merupakan sekolah dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah (YAPIQ) yang terletak di Jalan K.H.R.
Asnawi Gang Kerjasan Pejaten, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
59315. Sekolah ini memadukan pembelajaran dengan kurikulum umum dan
pembelajaran kurikulum pesantren salaf dengan pengajaran kitab kuning
dengan pembelajaran ala pesantren dipadukan dengan pembelajaran modern
yang berbasis teknologi.
Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah merupakan lembaga yang
bergerak di bidang, Pendidikan, Sosial, dan Dakwah. Yayasan ini berorientasi
pada al-Quran dan As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas untuk mencetak Generasi
Shalih yang Tafaqquh add-diin, Memahami Islam dengan Benar, dan
Terampil dalam Kompetensi Akademik dan Teknologi.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/03/2/portofolio-
sertifkasi-pengawas-sekolah diakses tanggal 14 Oktober 2019,
12:08 WIB.