Anda di halaman 1dari 32

SUPERVISI PENDIDIKAN DAN METODE PEMBELAJARAN DARING

SELAMA PANDEMI DI MA QUDSIYYAH KUDUS, JAWA TENGAH

Laporan Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan


Jurusan Manajemen Pendidikan Semester 5 kelas A Nama Dosen
Pengampu:
Dr. Salman Tumanggor, M.Pd.
Disusun oleh:
Ahmad Nidhomul Haq 11180182000021

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................4
KATA PENGANTAR...............................................................................5
BAB I........................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................6
1. Latar Belakang Masalah.................................................................6
2. Identifikasi Masalah..........................................................................6
3. Perumusan Masalah...........................................................................7
4. Pembatasan Masalah..........................................................................7
5. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................7
6. Manfaat Penulisan Makalah...............................................................7
7. Metode Penulisan..............................................................................7
8. Sistematika Penulisan........................................................................8
BAB II.......................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................9
A. Pengertian Pelaksana Supervisi Pendidikan...................................9
B. Pelaku Supervisi Pendidikan........................................................10
C. Kompetensi Supervisi Pendidikan...............................................14
D. Kualifikasi Supervisi Pendidikan...................................................22
HASIL WAWANCARA...............................................................................26
A. Waktu dan Tempat.......................................................................26
B. Profil Sekolah..............................................................................26
C. Visi dan Misi Sekolah :................................................................26
D. Susunan Kepengurusan Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah
(YAPIQ)..............................................................................................26
E. Pertanyaan Supervisi Pendidikan Kepada Kepala Sekolah MA
Qudsiyyah Kudus:...............................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................31
DOKUMENTASI....................................................................................32
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian yang berjudul “Supervisi Pendidikan dan Metode


Pembelajaran Daring Selama Pandemi di MA Qudsiyyah Kudus” yang
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Supervisi Pendidikan” oleh :
Nama : Ahmad Nidhomul Haq
Nim : 11180182000021
Program studi : Manajemen Pendidikan
Laporan ini telah disahkan oleh dosen mata kuliah bimbingan dan
konseling pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui :
Dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Bapak Salman Tumanggor


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya bisa menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Supervisi Pendidikan.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat mempermudah kami dalam
pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Tak lepas juga rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada dosen tercinta
kami Bapak Dr. Salman Tumanggor M.Pd. yang sangat membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua ini saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena
itu saya dengan tangan terbuka, menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata saya berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi terhadap
pembacanya.

Jakarta, 20 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Penularan Covid-19 masih terus berlangsung, entah sampai kapan,
harapan dan do’a selalu semoga wabah virus ini segera menghilang dari bumi
tercinta Indonesia. Proses penularannya yang sangat cepat mendorong semua
orang termasuk pegiat pendidikan untuk berikhtiar agar tidak terjadi penularan
pada orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Atas sebab ini
sekolah dan kegiatan pembelajaran mau tidak mau terpaksa harus dialihkan
melalui pembelajaran daring dari rumah, sebagai bentuk langkah pencegahan
penyebaran Covid-19 ini.
Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, proses pembelajaran tidak
seharusnya berhenti karena virus tersebut, hanya saja berusaha agar
pembelajaran dapat terus berlangsung dan kesehatan tetap terjaga dari
penularan virus tersebut. Upaya tersebut dapat dijalankan dengan penbelajaran
jarak jauh, atau belajar di rumah ( BDR).
Pembelajaran yang dilaksanakan di rumah juga memerlukan persiapan
dan program yang terencana, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh
karena itu pengawas sekolah perlu mempersiapkan diri untuk mensupervisi
guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu, pengawas juga perlu
melakukan supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam kondisi
pandemi ini.
Langkah-langkah supervisi akademik oleh Pengawas sekolah dan juga
kepala sekolah dalam membimbing atau membina guru dalam pembelajaran
pada masa pandemi covid-19 ini amat penting untuk tetap mempertahankan
atau bahkan meningkatkan mutu pendidikan.
Program Supervisi Akademik pada Masa Pandemi merupakan salah satu
fungsi pengawas dalam pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian,
pembimbingan, dan pelatihan meningkatkan kompetensi profesional guru.
Selain itu, tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru
mengelola pembelajaran, memastikan siswa belajar, dan mengakomodir
semua Modal Belajar.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penting sekali kirannya untuk
membahas tentang kegiatan supervisi di sekolah selama pandemi ini, terlebih
melalui kegiatan pembelajaran daring dari rumah, apakah tetap efektif atau
justru sebaliknya.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
sejumlah permasalahan sebagai berikut ini :
a. Bagaimana Kegiatan Supervisi Pendidikan di Sekolah Selama
Pembelajaran Daring Dari Rumah.
b. Pentingnya Mengetahui Peranan Penting Supervisi Pendidikan di
Sekolah.

3. Perumusan Masalah
Selanjutnya, dari latar belakang permasalahan yang di munculkan di atas
pemakalah dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
b. Bagaimana penerapan Supervisi Pendidikan di MA Qudsiyyah Kudus
secara keseluruhan?
c. Bagaimana Penerapan Supervisi Pendidikan Dalam Metode
Pembelajaran Daring Selama Pandemi di MA Qudsiyyah Kudus?

4. Pembatasan Masalah
Didalam perumusan masalah di atas dalam makalah ini, penyusun
membatasi pembahasan makalah hanya pada materi mengenai Supervisi
Pendidikan Melalui Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi yang
diterapkan di MA Qudsiyyah Kudus.

5. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari makalah yang membahas tentang Supervisi Pendidikan
Melalui Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi ini adalah mengetahui
peranan penting Supervisi Pendidikan yang diterapkan di MA Qudsiyyah
setelah diadakannya observasi lapangan mengenai supervisi pendidikan
disana.

6. Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian Supervisi Pendidikan.
b. Mengetahui bagaimana supervisi pendidikan yang diterapkan di sekolah
MA Qudsiyyah Kudus.

7. Metode Penulisan
Pemakalah menyusun makalah ini dengan menggunakan bahan dari
berbagai macam buku dan jurnal, sesuai dengan yang telah direferensikan dan
direkomendasikan oleh dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan serta hasil
pengamatan observasi lapangan di sekolah Bagaimana Supervisi Pendidikan
diterapkan di sekolah MA Qudsiyyah Kudus.

8. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemakalah dalam menyusun makalah ini,
pemakalah menyusun makalah ini menjadi tiga bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah,
identifikasi makalah, perumusan masalah, pembatasan makalah, tujuan
penulisan makalah, manfaat penulisan makalah, metode penulisan makalah
dan sistematika penulisan makalah.
BAB II : Pembahasan terdiri dari beberapa materi yaitu teori-teori
pembentukan kelompok, bentuk-bentuk kelompok, daya tarik antar orang
dalam kelompok, dan panitia dalam organisasi.
BAB III : Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelaksana Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor dan atau
semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan
sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas, fungsi
dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal. 1
Sedangkan menurut Moh. Rifai, Supervisi pendidikan dalam rangka
pendidikan di sekolah, merupakan bimbingan, pelayanan dan bantuan dari
supervisor kepada yang disupervisi (pada umumnya guru), supaya para guru
itu meningkat keahlian keprofesionalnya, dapat menjadi guru yang lebih baik
dan menghasilkan murid yang lebih baik.2
Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar sehingga akan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan dari
tujuan pendidikan. Namun terkadang guru juga memiliki kendala yang tidak
bisa diselesaikan oleh dirinya sendiri, seperti masalah dalam mencoba
mengerti tujuan pendidikan, tujuan kurikulum, bagaimana cara memberikan
metode belajar yang baik, dan guru juga terkadang memiliki masalah dalam
memiliki masalah dalam menilai atau mengevaluasi hasil belajar peserta
didiknya. Dari kendala-kendala tersebut guru memerlukan bantuan dari orang
yang memiliki ilmu lebih daripada dirinya, yang bisa menjawab atas masalah-
masalah tersebut, dan orang yang berfungsi dalam membantu guru dalam
memecahkan masalahnya tersebut adalah supervisor, dan pekerjaan memberi
bantuan itu sendiri disebut dengan supervisi.

Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting dilaksanakan


karena berpengaruh terhadap kinerja guru sekaligus pada hasil pembelajaran,
selain itu guru-guru harus mengembangkan kreatifitasnya agar dapat
mengikuti perkembangan kurikulum sehingga lulusan yang dihasilkan juga
mampu bersaing di dunia pekerjaan. Untuk meningkatkan kreativitas guru dan
pegawai lainnya maka perlu diadakannya supervisi pendidikan. Dimana
supervisi ini adalah memberikan bantuan atau binaan kepada guru dan

1 Jasmani Asf & syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan, ( Maguwoharjo: Ar-ruzz


media, 2013) Cet-1, hml 27
2
Hidayat, Kepemipinan dan supervisi pendidikan, (Banten: Yayasan Pendidikan dan
Sosial, 2019) Cet-1, hml 96
pegawai/staf lainnya agar dapat memperbaiki kinerjanya dan bekerja lebih
baik lagi.3
Dari penjelasan diatas, menurut kami pengertian pelaksana supervisi
adalah orang atau pelaku yang mampu membimbing, membina, memperbaiki
pengajaran, mampu memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah, mampu
meningkatkan kinerja guru dan pegawai/staf, serta mampu mengevaluasi
pengajaran sehingga bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai
tujuan yang optimal.

B. Pelaku Supervisi Pendidikan


Pelaksanaan supervisi pendidikan tidak lengkap jika tidak adanya
pelaksana/pelaku supervisi, karena pada dasarnya pelaksana supervisi
merupakan peranan penting dalam supervisi pendidikan. Suharsimi Arikunto
menyebutkan bahwa terdapat enam pelaku dalam supervisi yaitu;Pengawas,
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau akademik, wali
kelas, petugas bimbingan dan konseling, serta petugas perpustakaan.4
1. Pengawas

Dalam kedudukan dan fungsinya, pengwas adalah penanggungjawab


utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan lembaga
pendidikannya. Dalam melaksanakan supervisi pengawasan harus
berhubungan dengan meramu data yang dikumpulkan oleh pelaku supervisi
yang lain. Semua data tersebut disimpulkan kemudian ditarik kesimpulannya
untuk menentukan alternatif tindakan yang sekiranya tepat, meskipun sesuai
dengan supervisi klinis guru yang bersangkutan harus mencoba memilih
sendiri alternative pemecahan masalahnya.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas dapat


menyelenggarakan suatu pertemuan dengan pihak-pihak atau pelaku lain,
untuk mendiskusikan temuan-temuan yang dipandang penting. Dalam
pertemuan tersebut dapat didiskusikan hal yang terbaik kemudian
mengadakan kesepakatan bersama bagi suatu kebijakan yang sifatnya prinsip.

3Bradley Setiayadi, Supervisi dalam pendidikan, ( Purwodadi-Grobogan: CV Saru


Untung, 2020) Cet-1, hml 59.

4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi Buku Pegangan Kuliah, (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2004), hlm. 74.
Pembinaan supervisi dapat dilakukan secara tepat apabila didukung
dengan 3 unsur pokok, yaitu; kemauan, kemampuan dan komitmen. Kemauan
sebagai unsur yang disebutkan pertama secara potensial dimiliki oleh semua
orang. Namun, kemauan dalam diri seseorang tergantung moral orang yang
bersangkutan. Kemampuan dimaksud berupa teori-teori yang berkaitan
dengan supervisi menyangkut pengertin, prinsip, dan prosedur, serta
kemampuan praktik yang juga dilandasi dengan ilmu manejemen dan prinsip
hubungan antar pribadi. Komitmen merupakan unsur penting yang tidak
dimiliki oleh setiap orang. Komitmen yang dimaksud adalah kesanggupan
seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang sudah disanggupi secara serius,
mantap dan bertanggungjawab.

2. Kepala Sekolah

Menurut mulyasa dalam buku Administrasi dan supervisi pendidikan


teori dan praktek menyebutkan kepala sekolah sebagai seorang supervisor,
kepala sekolah harus melakukan pembinaan continue , pengembangan
kemampuan personil perbaikan situsi pembelajaran dengan sasaran akhir
pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.5
Kegiatan dan tugas supervisi kepala sekolah antara lain mengadakan
pengamatan kelas. Jika pengawas kesulitan dalam mengadakan pengamatan
kelas karena keterbatasan latar belakang bidang studi, dalam hal ini kepala
sekolah juga bisa dibantu oleh guru atau personel lain. Namun demikian
karena kepala sekolah diibaratkan sebagai pemilik sekolah, yang sangat faham
tentang seluk beluk kehidupan sekolah sehari-hari.

Kepala sekolah dapat melaksakan tugasnya setiap hari, ia dapat dengan


langsung melihat dan menyaksikan kejadian, bahkan dengan langsung pula dapat
memberikan pembinaan unutk peningkatan. Dengan kedudukannya ini maka
kepala sekolah merupakan supervisor, sekaligus dapat berfungsi sebagai informan
tentang hal-hal yang dibuthkan sendiri maupun orang lain, misalnya oleh
pengawas. Dan hal yag dituntut kepada kepala sekolah adalah sikap jujur.

3. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

5 Sri Mamoah, Administrasi dan supervisi pendidikan teori dan praktek, ( DIY, Cv Budi
Utama, 2016) Cet-1, hlm 217
Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu kelancaran tugas kepala
sekolah, meskipun banyaknya wakil tiap kepala sekolah berbeda-beda, namun
pasti ada wakil kepala sekolah yang diserahi tugas mengurus hal-al yang
berkaitan dengan pembelajaran. Lazimnya adalah wakil kepala sekolah bidang
kurikulum.

Tugasnya adalah mengurusi semua urusan yang berkaitan dengan


kurikulum pembelajaran. Setiap guru biasanya mengumpulkan daftar nilai
yang digunakan sebagai pengisi rapot kepada wakil kepala sekolah bidang
kurikulum. Ada beberapa sekolah yang mengolah nilai-nilai tersebut dengan
menghitung rata-rata kelas permata pelajaran, dan ada juga yang sudah
menindaklanjuti prosesnya yakni menghitung lagi dan menggambarkan
hasilnya dalam wujud visual, sehingga menghasilkan diagram batang yang
tidak dikenal oleh siswa yang memiliki nila tersebut. Jika diolah, akan
menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan unutk siswa yang bersangkutan,
sekaligus juga guru yang mengajar matapelajarannya. Selain menganalisis
nilai, wakil kepla sekolah bidang kurikulum juga dapat membantu guru dalam
memanfaatkan bahan koleksi perpustakaan.

4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bisa disebut dengan pejabat


yang paling akrab dengan seluruh kehidupan siswa. Dengan kedudukannya itu
wakil kepala seklah bidang kesiswaan dapat melakukan upaya pembinaan
secara intensif, baik berdasarkan data yang diperolehya sendiri maupun
daripihak lain, misalnya guru-guru dan kepala sekolah.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang


kesiswaan yang berkenaan dengan supervisi dapat bervariasi:

a. Pada waktu ada acara memperingati hari besar atau tutup tahun ajaran.

b. Sewaktu-waktu melakukan tugas rutin.

c. Pada waktu upacara bendera senin pagi, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan dapat menitipkan pesan kepada kepala sekolah yang biasa
memberikan pidato sambutan.

5. Wali Kelas

Wali kelas adalah personil yang bertanggungjawab atas kemajuan siswa


dikelas tertentu. Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data
yanng lengkap tentang keadaan siswa yang terdaftar dikelas yang
bersangkutan. Data tersebut dapat digunakan sendiri oleh walikelas dalam
rangka pembinaan pribadi maupun prestasi belajarnya. Selain itu data yang
relevan dapat diberikan kepada pengawas dan kepala sekolah sebagai bahan
untuk kepentingan pembinaan guru maupun siswa.

Wali kelas juga berkesempatan bergaul dan mengenal lebih akrab


dengan orang tua siswa. Tindakan pengenalan itu bisa dilakukan melalui cara
wawancara langsung ketika bertemu dengan orang tua siswa yang mengambil
raport anaknya, wali kelas juga dapat meminta kepada orang tua tersebut
untuk mengisi angket yang berhubungan dengan siswa.

6. Petugas Bimbingan Konseling

Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh petugas bimbingan konseling


di sekolah sebetulnya ada 3 hal yaitu; bimbingan pribadi, bimbingan studi,
dan bimbigan karir. Dalam kegiatan supervisi di sekolah petugas bimbingan
konseling diberdayakan dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana
bimbingan studi, yaitu mengolah data tentang hal-hal yang sangat berkaitan
dengan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Jika prestasi belajar siswa
dapat meningkat, maka dampak dari kelanjutannya adalah meniingkatkan
mutu sekolah.

Data yang diperoleh oleh guru BK dapat berasal dari wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, dari
walik kelas, dari guru matapelajaran, dan mungkin juga diperoleh sendiri dari
siswa. Dalam upaya yang melibatkan pertugas BK ini perlu ada persiapan yang
matang, antara lain memberikan penataran dan lokakarya bagi petugas BK
menyangkut hal-hal yang bersifat teknis operasional, khususnya yang
berhubungan dengan pengolahan prestasi belaja siswa, yang dilanjutkan dengan
memberi penafsiran secara tepat terhadap hasil analisis tersebut. Sebagai langkah
terakhir dari pengolahan data nilai adalah menentukan tindak lanjut, yaitu
menyerahkan hasil kerjanya kepada pihak-pihak yang memerlukan, yaitu
pengawas, kepala sekolah, dan guru bidang studi.

7. Petugas Perpustakaan

Pembelajaran dapat berhasil apabila didukung dengan sumber bahan ajar


yang lengkap, dan bervariasi. Bahan ajar tesebut dapat dijadikan bahan ajar
bagi siswa maupun sumber mengajar guru, sehingga prestasi siswa dapat
meningkat. Petugas perpustakaan yang telah ditunjuk dan diberikan
tugas/amanat sebagai pengelola perpustakaan dapat membantu meningkatkan
prestasi siswa melalui pemanfaatan bahan koleksi di perpustakaan. Ada dua
pendekatan untuk mengembangkan pemberdayaan perpustakaan, yaitu;
mengembangkan bahan koleksi perpustakaan menjadi lebih menarik dan guru
memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya pemahaman kobsep dari ilmu
yang mereka pelajari dengan berbagai sumber yang ada di perpustakaan.

C. Kompetensi Supervisi Pendidikan


Keterampilan merupakan the requisite knowledge and ability.
Keterampilan bisa dipelajari, dideskripsikan, dan keberadaannya bervariasi.
Keterampilan ini diperlukan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas-
tugas atau peran-peran. Sebagai satu contoh ialah untuk menjalankan peran
evaluator, seorang supervisor harus menilai performa guru. 6 Dalam rangka
memerankan peran atau melaksanakan tugas, seorang supervisor dituntut
memiliki berbagai keterampilan pada bidang penilaian performa guru, antara
lain dalam hal penggunaan teknik pengukuran, pengumpulan dan
penginterpretasian data, keterampilan berkomunikasi, dan penetapan standar
keberhasilan.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville berangkat dari konsep keterampilan


administrator yang efektif sebagaimana dikemukakan oleh Katz dan Mann,
ada tiga keterampilan yang harus dimiliki oleh supervisor akademik. Pertama,
apa yang disebut dengan istilah keterampilan teknis (technical skill).
Keterampilan ini berkenaan dengan pengetahuan khusus yang diperlukan
untuk memerformakan fungsi-fungsi pokok atau tugas-tugas yang berkenaan
dengan posisi supervisor. Kedua, apa yang disebut dengan istilah
keterampilan hubungan kemanusiaan (human relation skill). Keterampilan ini
berkenaan dengan kemampuan supervisor bekerja sama dengan orang lain dan
memotivasi mereka agar bersungguh-sungguh dalam bekerja. Ketiga, apa
yang disebut dengan istilah keterampilan manajerial (managerial skill).
Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan
melihat hubungan-hubungan penting dalam mencapai tujuan.

Keterampilan-keterampilan ini digunakan selama mendemonstrasikan


supervisi akademik. Menurut ketiga teoretikus ini seorang supervisor dalam
mengerjakan tugas-tugasnya memerlukan keterampilan teknis (50%),

6
Khattlen M. Bailley, Language Teacher Supervision: A Case Based Approach
(Cambridge:
Cambridge University Press, 2006), hlm. 17.
keterampilan hubungan kemanusiaan (30%), dan kemampuan manajerial
(20%), sedangkan seorang administrator dalam melaksanakan tugas-tugasnya
memerlukan keterampilan teknis (25%), keterampilan hubungan kemanusiaan
(15%), dan keterampilan manajerial (60%). Berawal dari perkiraan ini,
seorang administrator membutuhkan keterampilan manajerial lebih banyak
daripada seorang supervisor, sedangkan seorang supervisor membutuhkan
keterampilan teknis yang lebih banyak daripada seorang administrator.
Artinya, seorang supervisor harus memiliki keterampilan teknis yang cukup
memadai, misalnya keterampilan mengobservasi kelas,
keterampilan menetapkan tujuan akademik, keterampilan mendemonstrasikan
akademik, dan keterampilan mengembangkan prosedur penilaian.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan


Pengawas pada Pasal15 Ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial.
Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan
kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya.
Untuk menunjang tugas kepengawasannya, seorang pengawas dituntut untuk
memiliki kemampuan dasar:

1. Keilmuan yang mendukung

2. Keterampilan interpersonal

3. Keterampilan teknis.7
Keilmuan dibutuhkan untuk mengetahui tipe-tipe guru dan sekolah yang
menjadi daerah pengawasannya, perilaku yang seharusnya ada, ilmu
mengembangkan pendidikan bagi guru dan orang dewasa maupun ilmu untuk
menentukan alternatif kepengawasan. Kemampuan interpersonal dibutuhkan
untuk mengadakan komunikasi efektif dengan guru saat kepengawasan
berlangsung. Hubungan yang humanis dapat menunjang keberhasilan tugas
seorang pengawas. Keterampilan teknik diperlukan dalam mengobservasi,
merencanakan, melaksanakan, atau mengevaluasi program secara jelas.

7
Carl D. Glickman, Stephen P. Gordon, Jovita M. Ross Gordon, Supervision and
Instructional Leadership: A Developmental Approach (New York: Pearson, 2010), hlm. 27
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas, antara lain sebagai
berikut:

1. Kepribadian

a. Menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas satuan


pendidikan yang profesional.

b. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan


dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya.

c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang menunjang profesinya.

2. Supervisi manajerial

a. Menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka


meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi tujuan dan


program sekolah-sekolah binaannya.

c. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk


melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.

d. Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan


berdasarkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).

e. Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan


pendidikan meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,
keuangan, lingkungan sekolah, dan peran serta masyarakat.

f. Membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu


pendidikan di sekolah.

g. Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung


jawabnya.

h. Memotivasi pengembangan karier kepala sekolah, guru, dan tenaga


kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan di sekolah-sekolah binaannya
dan menindaklanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan program
pengawasan berikutnya.

j. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan


kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.

k. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru


dan kepala sekolah.

l. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan di sekolah-


sekolah binaannya.

3. Supervisi akademik

a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan


kecenderungan perkembangan bidang ilmu yang menjadi isi tiap bidang
pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk dalam rumpunnya.

b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan


kecenderungan perkembangan proses pembelajaran tiap bidang
pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk dalam rumpunnya.

c. Membimbing guru dalam menentukan tujuan pendidikan yang sesuai


berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap bidang
pengembangan/mata pelajaran SD/ mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk dalam rumpunnya.

d. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang


pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk rumpunnya berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

e. Menggunakan berbagai pendekatan/metode/teknik dalam memecahkan


masalah pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata
pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam
rumpunnya.

f. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/


teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserts
didik melalui bidang pengembangan/ mata pelajaran SD/ mata pelajaran
sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

g. Membimbing guru dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk


tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah
menengah yang termasuk dalam rumpunnya

h. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan media pendidikan


yang sesuai untuk menyajikan isi tiap bidang pengembangan/mata pelajaran
SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

i. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk


pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/ mata pelajaran
sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

j. Membimbing guru dalam melaksanakan strategi/metode/ teknik


pembelajaran yang telah direncanakan untuk tiap bidang pengembangan/mata
pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam
rumpunnya.

k. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di


kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi
peserta didik pada tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata
pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

l. Membimbing guru dalam merefleksi hasil-hasil yang dicapai kekuatan,


kelemahan, dan hambatan yang dialami dalam pembelajaran yang telah
dilaksanakan.

m. Membantu guru dalam mengelola, merawat, dan mengembangkan dan


memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran
SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

4. Evaluasi pendidikan

a. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai


untuk tiap bidang pengembangan/ mata pelajaran yang termasuk dalam
rumpunnya.

b. Membimbing guru dalam menentukan kriteria dan indikator


keberhasilan pembelajaran tiap bidang pengembangan/ mata pelajaran yang
termasuk dalam rumpunnya.
c. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan pada satuan
pendidikan yanc menjadi binaannya

d. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaranpada tiap


bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk dalam rumpunnya.

e. Menilai kemampuan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan.

f. Menilai kinerja staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya.

g. Menilai kinerja sekolah dan menindaklanjuti hasilnya untukkeperluan


akreditasi sekolah.

h. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kerja sekolahkinerja


kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja staf sekolah

i. Memantau pelaksanaan kurikulum, pembelajaran, bimbingan,dan hasil


belajar siswa dan menganalisisnya untuk perbaikan mutu pendidikan pada
sekolah binaannya.

j. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan


pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran yang
termasuk dalam rumpunnya.

k. Memberikan saran kepada kepala sekolah, guru. dan seluruh staf sekolah
dalam meningkatkan kinerjanya berdasarkan hasil penilaian.

5. Penelitian dan pengembangan

a. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam


pendidikan.

b. Menentukan masalah kepengawasan yang penting untuk diteliti baik


untuk keperluan tugas pengawasan, pemecahan masalah pendidikan, maupun
pengembangan profesi.

c. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian


kualitatif maupun proposal penelitian kuantitatif

d. Melaksanakan penelitian pendidikan baik untuk keperluan pemecahan


masalah pendidikan, perumusan kebijakan pendidikan, maupun
pengembangan profesi.
e. Mengolah dan menganalisis data penelitian pendidikan baik data
kualitatif maupun data kuantitatif.

f. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas,


baik perencanaan maupun pelaksanaannya.

g. Menyusun karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan/


kepengawasan.

h. Mendiseminasikan hasil-hasil penelitian pada forum kegiatan ilmiah


baik lisan maupun tulisan.

i. Membina guru dalam menyusun karya tulis ilmiah dalam bidang


pendidikan dan pembelajaran dan pembelajaran.

j. Membuat artikel ilmiah untuk dimuat di jurnal.

k. Menulis buku/ modul untuk bahan pengawasan.

l. Menyusun pedoman/ panduan yang diperlukan untuk melaksanakan


tugas pengawasan.

6. Sosial

a. Menyadari akan pentingnya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam


rangka meningkatkan kualitas diri dan profesinya.

b. Menangani berbagai kasus yang terjadi disekolah atau di masyarakat

c. Aktif dalam kegiatan organisasi profesi, seperti APSI, PGRI, ISPI, dan
Organisasi kemasyarakatan lainnya.

Ada kompetensi lain yang dijelaskan dalam buku Departemen Agama


Republik Indonesia terkait dengan kompetensi dasar seorang pengawas atau
supervisor. Kompentesi itu sangat esensial dan harus dimiliki yaitun
kompetensi umum dan kompetensi khusus.

1. Kompetensi Umum

a. Memiliki pengetahuan fungsional tentang agamanya, meghayati dan taat


melaksanakan ajaran agamanya
b. Bertindak demokratis, bersikap terbuka/transpara, menghormati
pendapat orang lain, mampu berkomunikasi dengan baik dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak terkait.
c. Memiliki kepribadian yang menarik dan simpatik serta mudah bergaul
d. Bersikapilmiah dalam segala hal serta memiliki prinsip ma uterus belajar
e. Selalu mengikuti perkembangan dunia penddikan serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku
f. Memiliki dedeikasi tinggi serta layak pada tugas dan jabatannya.
g. Menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela.
h. Memandang kepala sekolahmadrasah, guru dan seluruh sataf
sekolah/madrasah sebagai mitra kerja, bukan sebagai bawahan

2. Kompetensi Khusus

a. Memiliki pengetahuan tentang administrasi pendidikan secara umum dan


administrasi sekolah secara khusus, yang meliputi administrasi personil,
administrasi materil dan administrasi operasional
b. Memiliki pengetahuan tentang supervisi pendidikan, yang meliputi
tujuan dan sasaran, teknik-teknik, langkah-langkah dan prinsip-prinsip dasar
supervisi pendidikan.
c. Menguasai substansi materi supervisi teknik edukatif (pendidikan), yang
meliputi kurikulum, proses belajar-mengajar, evaluasi, dan lain-lain.
d. Menguasai substansi materi supervisi teknik administrasi sekolah,
administrasi kepegawaian, administrasi kurikulum, pengelolaan perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya.
e. Menguasai berbagai pendekatan, metode dan teknik belajar-mengajar
yag baik.
f. Memiliki kemampuan berkomunikasi, membina dan memberi contoh
konkrit tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang baik
g. Memiliki kemampuan sebagai mediator antara guru dengan kepala
sekolah, antara seluruh staf sekolah dengan instansi terkait, dan lain-lain.
h. Memiliki kemampuan membimbing guru dalam hal perolehan angka
kredit dan membuat karya tulis/karya ilmiah yang baik
i. Harus berkerja berdasarkan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
j. Harus memiliki kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan harus menjunjung tinggi kode etik profesi.

Berdasarkan penjelasan diatas, menurut penyusun, banyak kompetensi yang


harus dimiliki pengawas agar dapat menjadikan pengawas yang baik dalam
mengawasi suatu sekolah. Kompensi itu meliputi: kepribadian, akademik,
manajerial, evaluasi, penelitian dan pengembangan, dan sosial. Untuk menjadi
seorang pengawas yang ideal haruslah menguasai seluruh kompetensi yang ada
8
sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan yang ada di suatu sekolah.
D. Kualifikasi Supervisi Pendidikan

Kualifikasi dalam pelaksanaan Supervisi dan Pengawasan terbagi atas dua


bagian sesuai dengan kategori tingkatan. Berikt macam dan penjelasannya :

1. Kualifikasi Pengawas TK/RA dan SD/MI

a. Berpendidikan minimum sarjana (S l) atau diploma empat (D-IV)


kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi
b. Guru TK/ RA bersertifikat pendidik sebagai guru RA dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/ RA atau kepala sekolah T
K/ RA dengan peneamalan kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi TKL
c. Guru SD/ MI bersertifikat pendidik sebagai guru SD (MI dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/ MI atau kepala sekolah SD/
MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SD
d. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c
e. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan
f. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan/atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah
g. Lulus sebagai pengawas satuan pendidikan.

2. Kualifikasi Pengawas SMP/MTs dan SMA/MA/SMK

a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan


berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada
perguruan linggi terakreditasi
b. Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan
pengalaman kerja minimum delapantahun dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di SMP/ M Ts atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman
kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMP/ MTs sesuai dengan
rumpun mata pelajarannya
c. Guru SMA/ MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan pengalaman
kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di

8
Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengembangan: Administrasi
dan
Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2000), hlm. 74-76
SMA/MA atau kepala sekolah SMA/ MA dengan pengalaman kerja minimum
4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/ MA sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya
d. Guru SMK/ MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/ MAK
dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di SMK/ MAK atau kepala sekolah SMK/ MAK
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMK/
MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya
e. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c
f. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan
g. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan/atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah
h. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.9
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut penyusun untuk menjadi
seorang pengawas maka harus memenuhi kualifikasi pendidikan, sertifikasi
pendidik, memiliki pangkat, memenuhi usia, berkompetensi, dan lulus sebagai
pengawas pendidikan, setiap jenjang pendidikan maka memiliki kualifikasi
yang berbeda, kualifikasi pengawas disekolah menengah harus melebihi
setingkat dibandingkan dengan sekolah dasar.
Supervisi pendidikan merupakan suatu usaha mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara
individu maupun kelompok. Hakekatnya segenap bantuan yang ditujukan
pada perbaikan perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran.Pada masa
lampau, Supervisi pendidikan atau supervise sekolah di asumsikan sebagai
kegiatan mendeteksi kesalahan dari bawahan dalam melaksanakan perintah
serta peraturan-peraturan dari atasan. Kesalahan dalam melaksanakannya
dipandang sebagai suatu hal yang harus mendapat hukuman atau ganjaran
yang dikenal dengan nama hukuman administrative. Tetapi sebenarnya
kegiatan supervise itu dilakukan oleh orang tertentu yang disebut dengan
supervisor yang pada hakekatnya juga pemimpin pendidikan untuk menilai
kemampuan guru maupun tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing, serta melakukan teguran-teguran atau perbaikan

9 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2014) hlm. 240-241.
terhadap kekurangan-kekurangan atau memberikan solusi terhadap kesulitan-
kesulitan yang dialami bawahannya.
Dari masa ke masa tugas dan fungsi supervise mengalami perubahan
mengikuti kebutuhan dan adanya perbaikan-perbaikan dari pengalaman yang
sudah dilakukan sebelumnya. Dari masa ke masa tugas dan fungsi supervise
mengalami perubahan mengikuti kebutuhan dan adanya perbaikan-perbaikan
dari pengalaman yang sudah dilakukan sebelumnya. Pada awalnya supervisi
dijadaikan sebagai alat pengawasan pengajaran dalam pendidikan dan
mengawasi para guru apakah mengerjakan tugasnya atau tidak namun tidak
membimbing guru jika melakukan kesalahan.
Kemudian supervisi dan pengawasan pendidikan mengalami
perkembangan dalam pembuatan aturan dan prinsip yang harus dijalankan
sehingga mengontrol segalah aktivitas yang di lakukan oleh para guru.
Supervisi ditekankan pada adanya kepemimpinan bersama diatara elemen-
elemen sekolah untuk mewujudkan kemajuan pengajaran di sekolah, agar
memiliki efek yang positif dalam pembelajaran siswa. Dan mewujudkan
hubungan yang baik antar individu di sekolah.
Supervisi dan pengawasan pendidikan pada masa sekarang dapat disebut
dengan supervise modern, supervisi ini menekankan pada supervisi yang
memperhatikan antara hubungan personalia sekolah, menghargai dan
menghayati kepribadian, bakat dan kemampuan mereka masing-masing.
Kecenderungan supervisi dan pengawasan pendidikan di masa depan
akan terus dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat.
Berdasarkan Uraian pemaparan diatas dapat disimpulan bahwa,
pelaksana supervisi adalah orang atau pelaku yang mampu membimbing,
membina, memperbaiki pengajaran, mampu memperbaiki manajemen
pengelolaan sekolah, mampu meningkatkan kinerja guru dan pegawai/staf,
serta mampu mengevaluasi pengajaran sehingga bisa meningkatkan kualitas
pendidikan dan mencapai tujuan yang optimal. Dalam prosesnya pelaksana/
pelaku supervisi menurut Suharsimi Arikunto terbagi menjadi 7 yaitu:
pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, wali kelas, petugas konseling dan petugas
perpustakaan.
Dalam pelaksana supervisi terdapat juga kompetensi supervisi,
kualifikasi supervisi, sertifikasi supervisi dan penialain kinerja pengawas.
Yang menjadikannya pelaksana supervisi pendidikan lebih menyeluruh dan
komperhensif. Kompetensi supervisi merupakan keterampilan yang dimiliki
oleh supervisor untuk menilai kinerja guru, kualifikasi dan serifikasi
pendidikan diperlukan agar seorang supervisi pendidikan bisa lebih
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas, dan yang terakhir
penilalain kinerja pengawas sekolah merupakan penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama pengawas sekolah yang dikembangkan menjadi
indikator penilaian kinerja dalam rangka pembinaan pengawas sekolah dalam
meningkatkan kinerjanya.
HASIL WAWANCARA

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020
Pukul : 08.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Qudsiyyah Kudus.
Narasumber : Bapak Fachruddin, M.Pd.I

B. Profil Sekolah
Sekolah MA Qudsiyyah Kudus merupakan sekolah dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah (YAPIQ) yang terletak di Jalan K.H.R.
Asnawi Gang Kerjasan Pejaten, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
59315. Sekolah ini memadukan pembelajaran dengan kurikulum umum dan
pembelajaran kurikulum pesantren salaf dengan pengajaran kitab kuning
dengan pembelajaran ala pesantren dipadukan dengan pembelajaran modern
yang berbasis teknologi.
Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah merupakan lembaga yang
bergerak di bidang, Pendidikan, Sosial, dan Dakwah. Yayasan ini berorientasi
pada al-Quran dan As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas untuk mencetak Generasi
Shalih yang Tafaqquh add-diin, Memahami Islam dengan Benar, dan
Terampil dalam Kompetensi Akademik dan Teknologi.

C. Visi dan Misi Sekolah :


1. Visi Sekolah
“Mencerdaskan generasi muslim dengan ilmu syar’i yang shahih serta
membekalinya dengan kompetensi akademik IPTEK, keterampilan hidup, dan
kemuliaan akhlak dalam keluarga dan masyarakat.”
2. Misi Sekolah :
a. Membentuk insan yang tafaqquh fii ad-diin.
b. Menanamkan Aqidah islamiyah ’ala ahli as-sunnah Wal Jama’ah
Bimadzahibi al-arba’ah.
c. Membekali ilmu agama dan umum yang berwawasan luas untuk
melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Membiasakan ketaatan beribadah, beramal shalih, dan berakhlaq luhur.
e. Membentuk manusia yang sehat jasmani, rohani dan ekonomi, cinta
tanah air, bangsa, negara, orang tua, serta almamater/madrasah tercinta.

D. Susunan Kepengurusan Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah (YAPIQ)


1.Nadhir Madrasah : KH. M. Sya’roni Ahmadi
2. Pengawas Yayasan : Dr. KH. EM. Najib Hasan
3. Ketua : Dr. M. Ikhsan, M.Pd.
4. Sekretaris : Dr. Abdul Jalil, M.Ag.
5. Bendahara : Tubagus Manshur, M.Pd.
7. Kabag. Kurikullum & IT : Abdul Kharis, S.Kom.
8. Administrasi : M. Khasin.
9. Mudirul ‘Am & Wakil Pada Setiap Unit : KH. Nur Khalim Ma’ruf & KH.
Fathur Rahman BA.
11. Kepala Sekolahh MI : Ustadz M. Afthoni, M.Pd.
12.Kepala Sekolah MTS: Ustadz Himmatul Fuad, M.Pd.
13. Kepala Sekolah MA: Ustadz Fahcruddin, M.Pd.I.

E. Pertanyaan Supervisi Pendidikan Kepada Kepala Sekolah MA


Qudsiyyah Kudus:
1. Apakah di MA Qudsiyyah sudah ada kegiatan dan penerapan Supervisi
Pendidikan?
Jawaban :
Di MA Qudsiyyah sudah ada kegiatan dan penerapan supervisi
pendidikan, hal ini sudah dilaksanakan semenjak sekolah ini berdiri, dengan
alasan agar sistem manajemen di sekolah ini menjadi terarah, tertib, dan
teratur.
2. Siapa yang bertanggungjawab dalam kegiatan Supervisi Pendidikan di
MA Qudsiyyah, ataukah ada pengurus atau badan yang mengurusinya baik
ketika melalui tatap muka langsung maupun melalui daring?
Jawaban :
Dalam pelaksanaannya, yang bertanggung jawab mengenai supervisi
pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah MA Qudsiyyah Kudus, yaitu
saya sendiri Bapak M. Fachruddin, yang sekaligus bertanggung jawab kepada
Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah beserta jajarannya yang selalu
mengawasi, membimbing dan mengarahkan kepala sekolah, kemudian
yayasan ini adalah badan yang bertanggung jawab penuh kepada nadhir
madrasah, yaitu KH. M. Sya’roni Ahmadi yang menjabat sebagai pengawas
sekaligus supervisor penuh MA Qudsiyyah.
3. Apakah seorang supervisor dan pengawas supervisi MA Qudsiyyah
sudah sesuai kualifikasi dan kompetensi yang disayaratkan?
Jawaban :
Sudah, sebab memang penunjukkan seorang supervisi dan pengawas
supervisi di sekolah ini sudah melalui tahap pemilihan dan penyeleksian yang
ketat, sehingga memang sudah sesuai syarat kualifikasi yang ditentukan.
4. Apakah dari pihak sekolah ataupun yayasan telah memberikan program
pengembangan dan peningkatan bagi para guru untuk meningkatkan
kompetensinya?
Jawaban :
Sudah, pihak sekolah maupun yayasan selalu melakukan evaluasi, baik
dari segi program dan manajerial, untuk selalu meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.
5. Bagaimana penerapan metode pembelajaran daring yang digunakan oleh
guru saat mengajar dalam rangka melaksanakan bagian dari supervisi
pendidikan?
Jawaban :
Penerapan metode pembelajaran daring yang diterapkan guru kepada
peserta didik adalah dengan menggunakan berbagai macam metode,
diantaranya dengan memanfaatkan aplikasi beserta fitur-fiturnya yang
canggih, seperti dengan menggunkan apliakasi zoom, google meet, WA
Group, dsb, hal ini dilakukan karena untuk tetap dapat menggantikan
pembelajaran tatap muka secara langsung dikelas, agar pembelajaran daring
juga masih dapat tersampaikan sebagaimana ketika dikelas secara langsung,
selain itu guru juga tidak melulu memberikan pembelajaran yang berat-berat,
terkadang guru juga memberikan pembelajaran yang sifatnya santai melalui
game, hiburan dan lain sebagainya, agar peserta didik tidak merasa bosan dan
tetap semangat. Dan yang lebih penting terkait supervisi pendidikan dalam
metode pembelajaran daring di MA Qudsiyyah adalah, guru tetap selalu
memantau dan mengawasi serta membimbing setiap peserta didik, meskipun
pembelajaran berlangsung secara jarak jauh, sebab setiap peserta didik,
diwajibkan melaporkan hasil kegiatan belajarnya, sehingga guru dapat
mengamati dan mengetahui perkembangan anak didiknya.
6. Apakah siswa lebih banyak diberikan tugas saat belajar daring?
Jawaban :
Kalo tugas ada, namun disesuaikan dengan porsi dan kapasitas dari
peserta didik dan sifatnya ideal.
7. Apa saja keluhan guru pada kondisi pembelajaran daring?
Jawaban :
Keluhan dari guru tentunya sangat banyak, namun yang sering dikeluhkan
adalah kesulitan mengawasi dan membimbing peserta didik secara
langsung dan melalui pembelajaran daring yang tentunya sangat amat berbeda, hal
ini justru yang malah menambah waktu ekstra bagi seorang guru.
8. Apa saja keluhan para murid dan orang tua murid ketika pembelajaran
melalui daring?
Jawaban :
Murid dan orang tua murid masih sering mengeluhkan kegiatan formal
yang biasanya dilakukan melalui pembelajaran langsung di kelas yang
tentunya sangat berbeda ketika dibandingkan dengan ketika belajar daring dari
rumah, yang lebih santai dan terlihat kurang formal dan serius. Selain itu,
banyak murid dan orang tua murid yang masih beranggapan bahwa sekolah
melalui pembelajaran daring adalah berarti libur, hal ini lah yang sering
disalah artikan, sehingga banyak peserta didik yang kegiatan belajarnya tidak
terkendali dan teratur.
9. Hal-hal apa saja yang menyulitkan dan menjadi masalah bagi guru disaat
pelaksanaan pembelajaran daring?
Jawaban :
Kesibukan dirumah, baik bagi guru maupun peserta didik, kuota internet,
sinyal, dan fasilitas yang belum merata antara setiap peserta didik, ada yang
mampu dan ada yang tidak mampu, sebab pembelajaran daring sangat
membutuhkan sekali alat-alat elektronik dan biaya yang lebih.
Selain itu juga, banyak guru yang masih kurang disiplin, perhatian dan peduli
terhadap peserta didiknya, sehingga banyak murid yang tidak terpantau dan
diawasi, akibatnya banyak murid yang belajarnya seakan berhenti semenjak
pembelajaran dialihkan melalui pembelajaran daring dari rumah.
10. Apa solusi yang diberikan oleh sekolah terhadap permasalahan guru?
Jawaban :
Dari pihak yayasan dan kepala sekolah memberikan bantuan biaya dan
penambahan fasilitas alat dan kuota untuk meminimalisir permaslahan yang
ada, selain itu kepala sekolah selalu menyuport dan memotivasi para guru,
agar semangat dalam mengajar dan mengabdi, sehingga dapat disiplin dalam
mendidik, dan mengahsilkan pembelajaran yang berkualitas.
11. Bagaimana supervisi yang biasa dilakukan oleh kepala sekolah saat
meninjau pembelajaran daring, apakah hadir dalam sebuah zoom atau dengan
metode yang lain?
Jawaban :
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, kepala sekolah membuat peraturan
bahwa ketika guru mengajar, harus dilaksanakan di kantor sekolah, karena dari
pihak sekolah sudah menyediakan ruangan untuk pembelajaran daring bagi para
guru, dan diadakan pengabsenan juga bagi tiap guru, sesuai
jadwalnya masing-masing, sehingga kepala sekolah dapat setiap saat dan
setiap mata pelajaran tiap kelas dapat mengawasi pembelajaran yang ada.
12. Berapa kali dalam sebulan biasanya kepala sekolah mensupervisi guru-
guru?
Jawaban :
Dalam pelaksanaannya, setiap hari secara umum kepala sekolah
melakukan supervisi, namun pada khususnya, dalam kegiatan supervisi yang
secara formal dan melibatkan banyak pihak adalah sebulan sekali.
13. Apakah pengawas sekolah sudah melakukan supervisi selama pandemi?
Jawaban :
Sudah, bahkan sudah berkali-kali.
14. Apakah ada solusi dan saran dari pengawas sekolah untuk kemajaun
supervisi pendidikan di MA Qudsiyyah dalam rangka meningkatkan mutu dan
kualitas supervisi dan pendidikan?
Jawaban :
Saran dari pengawas adalah sering disiplin, dan bersungguh-sungguh
dalam mengajar, selain itu, selalu mengasah dan meningkatkan kompetensi
diri yang di miliki bagi para guru, agar peserta didik dapat mendapatkan
pengetahuan yang baru dan banyak, sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar dan mutu pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur, 2014, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan


Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Supervisi Buku


Pegangan Kuliah, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Agama Republik Indonesia, 2000, Pedoman


Pengembangan: Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta:
Departemen Agama RI.

Fathurrahman, 2015 Sukses Menjadi Pengawas Sekolah


Ideal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayat, 2019, Kepemipinan dan supervisi pendidikan,


Banten: Yayasan Pendidikan dan Sosial.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/03/2/portofolio-
sertifkasi-pengawas-sekolah diakses tanggal 14 Oktober 2019,
12:08 WIB.

Jasmani Asf & syaiful Mustofa, 2013, Supervisi Pendidikan,


Maguwoharjo: Ar-ruzz media.

Khattlen M. Bailley, 2006, Language Teacher Supervision: A


Case Based Approach Cambridge: Cambridge University Press.

Mamoah, Sri, 2016, Administrasi dan supervisi pendidikan


teori dan praktek, DIY, Cv Budi Utama.

Setiayadi, Bradley, 2020, Supervisi dalam pendidikan,


Purwodadi-Grobogan: CV Saru Untung.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai