PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu
disinggung, yaitu prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model
pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi
terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya
terkacaukan. Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya
kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif
disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode
dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan
istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskusi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan
baik, seharusnya kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik.
Dalam makalah ini kami hanya menguraikan tiga istilah yang sering dikacaukan
istilahnya, yaitu pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa
Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari pendekatan, metode, dan teknik dalam
pembelajaran bahasa Arab?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan, metode, dan teknik
dalam pembelajaran bahasa Arab.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Abd Wahab Rosyidi & Mamluatul Nimah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 33-34.
2
dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi. Melihat karakter tersebut, guru
hendaknya menggunakan pendekatan yang lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam
menentukan langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik.
Sesulit apapun, sebenarnya materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang oleh pendekatan dan
strategi yang tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di antaranya
pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media (media based approach),
pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach), pendekatan analisis dan nonanalisis
(analitycal and unanalitycal approach), dan pendekatan komunikatif (communicative approach).2
Penyampaian materi tidak dijadikan sebagai suatu yang menekan, membebani, melainkan
bagaimana penguasaan bahasa menjadi kebutuhan peserta didik sebagaimana kebutuhan lainnya.
Perspektif ini menurut sebagian ahli pengajaran bahasa Asing merupakan orientasi baru, yang
biasanya menganggap peserta didik sebagai objek yang dapat dibentuk semaunya tanpa melihat minat
dan bakat mereka. Dengan pola pandang ini, setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar
dan peserta didik dalam hubungan dengan proses transformasi. Dengan demikian, ketika kebutuhan
psikologis terpenuhi, maka pada selanjutnya minat dan motivasi akan lebih mudah dikembangkan. 4
Dengan pendekatan ini, maka langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bercakap tentang diri dan perasaannya, kemudian melakukan tukar pikiran
4 Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hal. 34
3
secara seimbang.
5 Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hal 35.
6 Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 47.
4
integral yang memiliki ciri-ciri yang pasti. Seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi
komunikatif apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat menurut situasi dalam
hubungannya antara pembicara dan pendengar. Menurut Hymes, terdapat empat faktor yang menjadi
pembangun dan menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu kegramatikalan (penguasaan
tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling dapat dipahami dan memahami), ketepatan (konteks
dengan situasi yang berkembang), dan keterlaksanaan (praktik yang dilakukan secara terus-menerus).
Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat yang terlepas dari konteks belum
bisa disebut sebagai orang yang mampu berbahasa. Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah
mencakup penguasaan kaidah-kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang
terkait dengan penggunaan bahasa.7
8 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 13.
9 Jos Daniel Parera, Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 94.
10 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan
Bintang,1975), hal. 12.
5
Syafawiyyah); Metode Komunikatif (ath-Thariqatu l-Ittishaliyyah); Respon Fisik
Total (ath-Thariqatu sh-Shamitah); Pembelajaran Bahasa Berkelompok (Thariqatu
Taallumi i-Lughah min Khilali l-Mujtama); Metode Alamiah (ath-Thariqatu l-
Insaniyatu t-Tabaiyah); Metode Suggestopedia (ath-Thariqatu l-Ilhaiyyah); dan
Metode Eklektik (ath-Thariqatu l-Intiqaiyyah).11
11 Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010),
12 Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa.( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal.
10.
13 Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 17.
14 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 14.
15 Ibid., hal.13.
6
dunia pengajaran bahasa Approach, Method, and Technique yang terdapat dalam buku Teaching
English as a Second Language karya Harold B. Allen,16 ia membedakan istilah approach, method, dan
technique, yang selanjutnya disebut pendekatan, metode, dan teknik. Menurut Anthony,
pendekatan, metode, dan teknik adalah tiga elemen yang bersifat hierarkis. Pendekatan berada pada
tingkat teratas, satu tingkat di bawahnya adalah metode yang merupakan penjabaran dari pendekatan,
dan teknik yang merupakan penjabaran dari metode, berarti berada satu tingkat dibawah metode 17.
Secara sederhana hubungan tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut.
Pendekatan
Metode
\
Teknik
Gambar hubungan Pendekatan, Metode dan Teknik menurut Anthony (1963)
(Telah diolah kembali)
Pandangan mengenai perbedaan pendekatan, metode dan teknik lainnya disampaikan oleh
16 Ibid., hal.11.
17 Ibid., hal.11.
18 Fachrurrozi Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 2.
7
Sumardi yang menyebutkan jika pendekatan bersifat aksiomatis maka metode bersifat prosedural
yang mana penyajian materi pelajarannya tetap teratur dan tidak bertentangan dan didasarkan atas
suatu approach (pendekatan)19. Adapun teknik bersifat implementasional yang tergantung guru,
bagaimana guru itu menggunakan imajinasi dan kreativitasnya untuk mengajar, serta komposisi kelas
juga mempengaruhi teknik pengajaran, maka dari itu para guru bahasa dapat mengembangkan sendiri
teknik-teknik untuk mengatasi suatu persoalan 20. Sehingga tujuan daripada pembelajaran bisa tercapai
secara efektif.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan, yang dalam
bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan
hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada
pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan.
Sedangkan metode, yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah rencana menyeluruh yang
19 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 13.
20Fachrurrozi Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 17.
8
berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur atau sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Sehingga dalam
satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode. Adapun teknik, yang dalam bahasa Arab
disebut uslub yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan
pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah
tergantung pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan
memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Pendekatan, metode, dan teknik dapat dibedakan dari segi hirarki,
aksiomatis, prosedural dan implementasinya. Namun pada hakikatnya
Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran pada hakekatnya tidak dapat
dipisahkan. Ketiga istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2005.
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. Jakarta : Bania Publishing, 2010.
Muljanto Sumardi. Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. Jakarta: Bulan
Bintang, 1975.
9
Nababan, Sri Utari Subyakto. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Parera, Jos Daniel. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Rosyidi, Abd Wahab & Mamluatul Nimah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Ara.Malang: UIN-Maliki Press, 2011.
Zaeniddin, Radliyah, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab. Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005.
10