Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu
disinggung, yaitu prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model
pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi
terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya
terkacaukan. Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya
kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif
disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode
dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan
istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskusi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan
baik, seharusnya kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik.
Dalam makalah ini kami hanya menguraikan tiga istilah yang sering dikacaukan
istilahnya, yaitu pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa
Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari pendekatan, metode, dan teknik dalam
pembelajaran bahasa Arab?

2. Apa perbedaan pengertian dari pendekatan, metode, dan teknik


dalam pembelajaran bahasa Arab?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan, metode, dan teknik
dalam pembelajaran bahasa Arab.

2. Untuk dapat membedakan pengertian pendekatan, metode, dan


teknik dalam pembelajaran bahasa Arab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik dalam


Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya
secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Edward M Anthony dalam artikelnya Approach,
Method and Technique ketiga istilah tersebut sebagai berikut:1
1. Pendekatan, yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan
hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis
yang berorientasi pada pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti
dapat dibuktikan.
2. Metode, yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan
penyajian materi bahasa secara teratur atau sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika
pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Sehingga dalam satu pendekatan
bisa saja terdapat beberapa metode.
3. Sedangkan Teknik, yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang populer dalam bahasa kita
dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan
pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah
tergantung pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan
memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa ketiga istilah tersebut memiliki hubungan yang
hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan satu atau beberapa metode, dan dari satu metode
bisa mengimplementasikan satu atau beberapa teknik. Sebaliknya teknik harus konsisten dengan
metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan.

Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang
berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut adanya guru yang memiliki kualifikasi

1 Abd Wahab Rosyidi & Mamluatul Nimah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 33-34.

2
dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi. Melihat karakter tersebut, guru
hendaknya menggunakan pendekatan yang lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam
menentukan langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik.
Sesulit apapun, sebenarnya materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang oleh pendekatan dan
strategi yang tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di antaranya
pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media (media based approach),
pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach), pendekatan analisis dan nonanalisis
(analitycal and unanalitycal approach), dan pendekatan komunikatif (communicative approach).2

Pendekatan Kemanusiaan (Humanistic Approach)


Pendekatan ini memberi tempat yang utama pada peserta didik karena mereka adalah subjek
utama dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini berasumsi bahwa peserta didik memiliki potensi,
kekuatan, dan kemampuan untuk berkembang. Peserta didik juga memiliki kebutuhan emosional,
spiritual, dan intelektual yang harus diperhatikan. Peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh
sehingga pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan emosi, perasaan, sikap, nilai, dan lain-lain.
Pembelajaran diupayakan untuk berjalan secara rileks dan akrab, tanpa mengurangi makna
transformasi dan pesan yang hendak disampaikan. Pendekatan ini memberikan derajat kebebasan,
otonomi, tanggungjawab dan kreativitas yang menjadi bagian dari peserta didik. 3

Penyampaian materi tidak dijadikan sebagai suatu yang menekan, membebani, melainkan
bagaimana penguasaan bahasa menjadi kebutuhan peserta didik sebagaimana kebutuhan lainnya.
Perspektif ini menurut sebagian ahli pengajaran bahasa Asing merupakan orientasi baru, yang
biasanya menganggap peserta didik sebagai objek yang dapat dibentuk semaunya tanpa melihat minat
dan bakat mereka. Dengan pola pandang ini, setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar
dan peserta didik dalam hubungan dengan proses transformasi. Dengan demikian, ketika kebutuhan
psikologis terpenuhi, maka pada selanjutnya minat dan motivasi akan lebih mudah dikembangkan. 4

Dengan pendekatan ini, maka langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bercakap tentang diri dan perasaannya, kemudian melakukan tukar pikiran

2 Ibid., hal. 166

3 Ibid., hal. 86-89.

4 Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hal. 34

3
secara seimbang.

Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach)


Media atau wasail al-idlah memiliki peranan yang besar dalam upaya membentuk keahlian
peserta didik dan mengubahnya dari keahlian yang bersifat abstrak ke yang bersifat konkret.
Pendekatan ini bertujuan untuk melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata, struktur, dan
istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang hidup, kartu, dan segala
sesuatu yang dapat membantu menjelaskan makna kata yang asing pada peserta didik. Di jaman
teknologi saat ini, jenis dan bentuk media sangat bervariasi, misalnya kaset, video, laboratorium,
slide, LCD, dan komputer. Tujuan dari penggunaan media ini sangat jelas, yakni agar penyajian
materi lebih hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat menyampaikan contoh dan informasi
kebahasaan yang benar dan melatihnya berjalan secara efektif. Penelitian menunjukkan bahwa
gambar memberikan dampak tiga kali lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan kata-kata.
Sementara itu, jika gambar digabungkan dengan kata-kata, maka dampaknya enam kali lebih kuat
daripada kata-kata saja. Hanya masalahnya pada keterbatasan dana yang menjadi hambatan serius
dalam penyediaan media ini.

Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural


OralApproach)
Pendekatan ini mengandaikan bahwa bahasa adalah apa yang didengar dan diucapkan, bukan
simbol, sedangkan tulisan hanyalah representasi dari ujaran. Dari asumsi ini dapat dikatakan bahwa
bahasa adalah ujaran. Pembelajaran bahasa harus dimulai dengan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa
yang berbentuk kata dan kalimat. Dalam bentuk klasikalnya kemudian meminta peserta didik
menirukannya untuk dihafal, sebelum membaca dan menulis diajarkan. 5 Asumsi lain dari pendekatan
ini bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu prilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang berkali-
kali. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan aural oral approach ini menuntut
adanya kegiatan pembelajaran bahasa yang dilakukan dengan teknik pengulangan atau repetisi. 6

Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach)


Sesuai dengan fungsi kompetensinya, penyajian bahasa hendaknya lebih menekankan kepada
kegiatan komunikasi aktif dan praktis. Dengan pendekatan komunikasi ini berarti telah melakukan
terobosan baru dan strategis di bidang pengajaran bahasa kedua, dan dianggap sebagai pendekatan

5 Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hal 35.

6 Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 47.

4
integral yang memiliki ciri-ciri yang pasti. Seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi
komunikatif apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat menurut situasi dalam
hubungannya antara pembicara dan pendengar. Menurut Hymes, terdapat empat faktor yang menjadi
pembangun dan menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu kegramatikalan (penguasaan
tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling dapat dipahami dan memahami), ketepatan (konteks
dengan situasi yang berkembang), dan keterlaksanaan (praktik yang dilakukan secara terus-menerus).
Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat yang terlepas dari konteks belum
bisa disebut sebagai orang yang mampu berbahasa. Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah
mencakup penguasaan kaidah-kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang
terkait dengan penggunaan bahasa.7

Metode dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Arab


Sumardi menyebutkan jika pendekatan bersifat aksiomatis maka metode bersifat
prosedural Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi
pelajaran secara teratur dan tidak bertentangan dan didasarkan atas suatu approach (pendekatan)8.
Metode merupakan satu prosedur untuk mengajarkan bahasa yang didasarkan pada pendekatan
tertentu, metode disusun dan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan prosedur tertentu. 9 Hal ini
bermakna metode merupakan sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan, dan penyajian materi
kebahasaan.
Faktor yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi sebuah metode, bukan metode apa
yang dipilih dan digunakan, akan tetapi harus juga dilihat latar belakang bahasa dan sosiokultur, usia,
pengalaman dengan bahasa yang dipelajari, pengalaman guru dan tujuan pembelajaran, serta
kedudukan bahasa yang dipelajari, serta kurikulum dan waktu yang disediakan untuk pelajaran bahasa
tersebut.10
Fachrurrozi dalam menyebutkan padanan Bahasa Arab untuk penamaan
metode-metode yang disusunnya dari metode tradisional ke metode
kontemporer, antara lain : Metode tata bahasa terjemah (Thariqatu l-Qawaid wa
t-Tarjamah); Metode Langsung (ath-Thariqatu l-Mubasyirah); Metode Membaca
(Thariqatu l-Qiraah); Metode Dengar-Ucap (ath-Thariqatu s-Samiyyatu sy-

7 Ibid., hal. 56.

8 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 13.

9 Jos Daniel Parera, Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 94.

10 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan
Bintang,1975), hal. 12.

5
Syafawiyyah); Metode Komunikatif (ath-Thariqatu l-Ittishaliyyah); Respon Fisik
Total (ath-Thariqatu sh-Shamitah); Pembelajaran Bahasa Berkelompok (Thariqatu
Taallumi i-Lughah min Khilali l-Mujtama); Metode Alamiah (ath-Thariqatu l-
Insaniyatu t-Tabaiyah); Metode Suggestopedia (ath-Thariqatu l-Ilhaiyyah); dan
Metode Eklektik (ath-Thariqatu l-Intiqaiyyah).11

Teknik dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Arab


Definisi dari teknik adalah tingkat yang menguraikan prosedur-prosedur tersendiri dan
terperinci tentang pengajaran bahasa dalam kelas. 12 Teknik bersifat implementasional, artinya
apa yang sesungguhnya terjadi dalam kelas atau merupakan strategi untuk mencapai sasaran. Sama
halnya dengan metode, teknik juga tidak boleh bertentangan dengan pendekatan. Teknik pengajaran
itu tergantung guru, bagaimana guru itu menggunakan imajinasi dan kreativitasnya untuk mengajar,
serta komposisi kelas juga mempengaruhi teknik pengajaran, maka dari itu para guru bahasa dapat
mengembangkan sendiri teknik-teknik untuk mengatasi suatu persoalan 13. Penggunaan media audio
dan visual seperti tape-recorder, radio, atau wall charts, flash cards merupakan contoh teknik
pengajaran bahasa bahasa dengan media14. Akan tetapi, seperti yang telah dikatakan Sumardi, bahwa
teknik harus konsisten dengan metode dan tetap sesuai dengan teori-teori landasan atau pendekatan
yang menjadi landasan metode pembelajaran yang digunakan15.

Perbedaan Pendekatan, Metode dan Teknik dalam


Pembelajaran Bahasa Arab
Berbicara mengenai istilah-istilah dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa, ada satu nama
linguis yang seringkali dijadikan rujukan, yaitu Edward M. Anthony. Sekitar tahun 1963, Anthony
mengemukakan konsep mengenai approach, method dan technique yang masih tetap dapat
dipertahankan sampai saat ini. Konsep tersebut tertuang dalam salah satu artikelnya yang terkenal di

11 Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010),

12 Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa.( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal.
10.

13 Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 17.

14 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 14.

15 Ibid., hal.13.

6
dunia pengajaran bahasa Approach, Method, and Technique yang terdapat dalam buku Teaching
English as a Second Language karya Harold B. Allen,16 ia membedakan istilah approach, method, dan
technique, yang selanjutnya disebut pendekatan, metode, dan teknik. Menurut Anthony,
pendekatan, metode, dan teknik adalah tiga elemen yang bersifat hierarkis. Pendekatan berada pada
tingkat teratas, satu tingkat di bawahnya adalah metode yang merupakan penjabaran dari pendekatan,
dan teknik yang merupakan penjabaran dari metode, berarti berada satu tingkat dibawah metode 17.
Secara sederhana hubungan tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut.

Pendekatan

Metode
\

Teknik


Gambar hubungan Pendekatan, Metode dan Teknik menurut Anthony (1963)
(Telah diolah kembali)

Dari skema di atas, terlihat jelas hubungan pendekatan, metode dan


teknik yang hirarkis. Pendekatan berada pada tingkat teratas yaitu tingkatan
teori. Turunan dari pendekatan itu adalah metode yang merupakan rencana
pengajaran yang konsisten dengan pendekatan atau teori-teori tenteng bahasa
dan pembelajaran yang diyakininya. Serta teknik, adalah praktik-praktik yang terjadi dan
benar-benar berlangsung di dalam kelas pembelajaran bahasa, ketiga hal tersebut memiliki hubungan
dalam hal aksioma18.

Pandangan mengenai perbedaan pendekatan, metode dan teknik lainnya disampaikan oleh
16 Ibid., hal.11.

17 Ibid., hal.11.

18 Fachrurrozi Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 2.

7
Sumardi yang menyebutkan jika pendekatan bersifat aksiomatis maka metode bersifat prosedural
yang mana penyajian materi pelajarannya tetap teratur dan tidak bertentangan dan didasarkan atas
suatu approach (pendekatan)19. Adapun teknik bersifat implementasional yang tergantung guru,
bagaimana guru itu menggunakan imajinasi dan kreativitasnya untuk mengajar, serta komposisi kelas
juga mempengaruhi teknik pengajaran, maka dari itu para guru bahasa dapat mengembangkan sendiri
teknik-teknik untuk mengatasi suatu persoalan 20. Sehingga tujuan daripada pembelajaran bisa tercapai
secara efektif.

BAB III
PENUTUP

Simpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan, yang dalam
bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan
hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada
pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan.
Sedangkan metode, yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah rencana menyeluruh yang

19 Sumardi Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hal 13.

20Fachrurrozi Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. (Jakarta : Bania Publishing, 2010), hal. 17.

8
berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur atau sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Sehingga dalam
satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode. Adapun teknik, yang dalam bahasa Arab
disebut uslub yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan
pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah
tergantung pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan
memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Pendekatan, metode, dan teknik dapat dibedakan dari segi hirarki,
aksiomatis, prosedural dan implementasinya. Namun pada hakikatnya
Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran pada hakekatnya tidak dapat
dipisahkan. Ketiga istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2005.

Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing : Metode Tradisional dan
Kontemporer. Jakarta : Bania Publishing, 2010.

Muljanto Sumardi. Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dan Segi Metodologi. Jakarta: Bulan
Bintang, 1975.

9
Nababan, Sri Utari Subyakto. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993.

Parera, Jos Daniel. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993.

Rosyidi, Abd Wahab & Mamluatul Nimah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Ara.Malang: UIN-Maliki Press, 2011.

Zaeniddin, Radliyah, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab. Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005.

10

Anda mungkin juga menyukai