Anda di halaman 1dari 13

TRANSFORMASI DALAM MEWUJUDKAN MADRASAH UNGGUL

Adela Meisyah Patricia


NIM : 11170182000050
Mahasiswa Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta
Meisyahadela@gmail.com

ABSTRACK
Transformation in Achieving Superior Madrasa. As an Islamic educational institution, the
madrasa experienced a transformation in its journey. Madrasa is a second-class educational
institution as a sub-system of national education, but that changed after the government
passed Law No. 2 of 1989 on the National Education System mandating madrasas to be
transformed from religious education institutions into schools that are characterized by
Islam. In the new status madrasa must work hard to meet the demands of stakeholders. In
this case the madrasa already has the same position as other public schools. Madrasa is a
public school that is characterized by the Islamic religion as an effort to develop, encourage
and encourage students to live more dynamically based on high values and noble life.
Madrasas have a plus value from other public schools, this makes madrasas superior. In
achieving excellence can be seen from several aspects, namely the educational process,
teachers and education personnel, education management, education services and
supporting facilities and infrastructure in the education process.

Keywords: Transformation, Madrasas excel, Education

ABSTRAK
Transformasi Dalam Mewujudkan Madrasah Unggul. Sebagai lembaga pendidikan islam,
madrasah mengalami sebuah tranformasi dalam perjalanannya. Madrasah merupakan
lembaga pendidikan kelas dua sebagai sub sistem pendidikan nasioan, namun hal itu
berubah setelah pemerintah mengeluarkan Undang-undang N0.2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan madrasah ditransformasi dari lembaga
pendidikan agama menjadi sekolah yang berciri agama Islam. Pada status yang baru
madrasah harus bekerja keras memenuhi tuntutan stakeholders. Dalam hal ini madrasah
sudah memiliki kedudukan yang sama dengan sekolah umum lainnya. Madrasah
merupakan sekolah umum yang berciri khas agama islam sebagai upaya pengembangan,
mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai
yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Madrasah memiliki nilai plus dari sekolah umum
lainnya, hal ini menjadikan madrasah unggul. Dalam mencapai keunggulan dapat dilihat
dari beberapa aspek, yaittu proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen
pendidikan, layanan pendidikan serta sarana dan prasarana penunjang dalam proses
pendidikan.

Kata Kunci : Transformasi, Madrasah unggul, Pendidikan

PENDAHULUAN
Dewasa ini, pemahaman masyarakat tentang madrasah sudah mengalami pergeseran
sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi yang dilakukan pemerintah dengan
kebijakan barunya. Subtatntif madrasah merupakan kelanjutan atau modernisasi kegiatan
pendidikan islam. Sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang, lahirnya
madrasah di Indonesia dianggap untuk memenuhi kebutuhan modernisasi pendidikan islam
dengan menggunakan sistem klasikal.
Pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia dalam bentuk madrasah tersebut
dilatarbelakangi oleh dua faktor penting, yaitu; Pertama faktor intern, kondisi masyarakat
muslim Indonesia yang terjajah dan terbelakang dalam dunia pendidikan mendorong
semangat beberapa orang pemuka-pemuka masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan
pendidikan Islam tersebut. Kedua, faktor ekstern, yakni sekembalinya pelajar dan
mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu agama ke timur tengah, dan setelah mereka
kembali ke Indonesia mereka memulai gerakan-gerakan pembaharuan dalam bidang
pendidikan.1

1
Novan Ardy Wiyani, Jurnal Transformasi Menuju Madrasah Bermutu Terpadu, Dosen Jurusan PGSD
STKIP Islam Bumiayu
Sesuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan madrasah ditransformasi dari lembaga pendidikan agama
menjadi sekolah yang berciri agama Islam.2
Pada status yang baru madrasah harus bekerja keras memenuhi
tuntutan stakeholders. Maka dalam hal ini eksistensi madrasah diharapkan mampu
menjawab tantangan dan tuntutan moderrnisasi, kemajuan globalisasi dan informasi yang
semakin cepat. Hadirnya lembaga pendidikan islam di Indonesia menjadi perhatian banyak
kalangan di berbagai usia, hal itu wajar karena system pendidikan nasional masih dianggap
belum mampu menunjukkan mutu pendidikan yang lebih baik.
Madrasah lahir dengan membawa sebuah orientasi yang baru, yaitu pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dari tempat belajar yang berdiri khusus
sebagai tempat menuntut ilmu. Madrasah yang berkembang hendaknya dibangun atas dasar
paradigma yang kokoh secara spiritual, unggul secara intelektual, dan anggun secara moral
dengan Al-qur’an sebagai acuan yang pertama dan utama.
Pada awalnya lembaga pendidikan islam (madrasah) dipahami sebagai sekolah yang
hanya mengajarkan agama saja, tetapi sekarang ini masyarakat merubah prespsinya bahwa
madrasah memiliki nilai plus yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan juga agama dengan
kurikulum yang sama dengan sekolah umum lainnya.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan kepada
aktivitas penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana pelatihan untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah
tidak hanya mengarah kepada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru
menegaskan orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan prinsip
akhlakul karimah.3
Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan, maka upaya
peningkatan mutu pendidikan mutlak diperlukan. Sebagai lembaga islam, madrasah harus
mempunyai inovasi-inovasi baru yang menunjang terbentuknya kualitas madrasah yang
unggul yang dapat bersaing di dunia pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan ini, perbaikan
2
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
3
Agustin Buchari dan Erni Moh. Saleh, Merancang Pengembangan Madrasah Unggul, Jurnal of Islamic
Education Policy, 2016, Vol. 1, No.2,95-112 hlm 96
dan pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan di madrasah secara
berkesinambungan perlu dilakukan sejalan dengan dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan masyarakat itu sendiri. Penguatan
keunggulan madrasah tersebut dilakukan dengan cara membangun cita-cita dan kultur
akademik yang kokoh hingga memunculkan outputyang unggul dan baik sesuai harapan
masyarakat.
Membangun sekolah yang berkualitas unggul harus dibarengi dengan pemberian
layanan pendidikan yang bermutu. Dalam mengetahui tingkat kualitas itu maka sekolah
harus merujuk kepada PP No. 19 Tahun 2006 tentang standar pendidikan di indeonesia
mepiputi : 1) Standar isi, 2) standar kompetensi lulusan, 3) Standar proses, 4) Standar
sarana dan prasarana, 5) Standar pengelolaan, 6) Standar pendidik dan tenaga
kependidikan, 7) Standar pembiayaan, dan 8) Standar penilaian.4
Secara sosiologis, kemunculan madrasah unggul adalah sebuah keniscayaan di saat
kebutuhan masyarakat saat ini adalah mencari segala hal yang serba berkualitas unggul.
Dengan lembaga madrasah yang unggul sebagai proses penilikan lembaga pendidikan
yakni tempat menempa diri anak dalam menyongsong masa depan yang memiliki sikap
profesuional dalam kehidupan, sehingga masyarakat yang sudah sadar dan professional
dalam kehidupan, akan memilih madrasah yang baik (unggul) dan berani secara optimal.5
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka perlu dikembangkan madrasah-madrasah
unggul dengan manajemen yang profesional dalam rangka meningkatkan mutu atau
kualitas pendidikan, khususnya pendidikan yang berciri khas agama islam.

METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menjelaskan madrasah
secara holistic setelah mengalami transformasi, maka pada penelitian ini menggunakan
metode jenis/pendekatan penelitian yang berupa Studi Kepustakaan (Library Research).

4
Departermen Pendidikan Naional, Tahun 2006
5
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan: Lembaga Pendidikan Alternatif di Era
Kompetitif, hlm 27-28
Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam mengeumpulkan
informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan
seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb (Mardalis:1999).
Studi kepustakaan juga dapat mempelajari beberbagai buku referensi serta hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono:2006). Sedangkan menurut ahli lain studi
kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti
(Sugiyono:2012).6
Maka Studi kepustakaan merupakan bentuk teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang dalam
mengempulkan informasi data dengan bantuan berbagai macam material yang ada seperti
dokumen, buku dsb. yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Transformasi Madrasah
Sebagai produk kebijakan, transformasi madrasah bertujuan untuk mencapai
perubahan ke arah yang lebih baik atau kualitas.Dalam hal ini sistem pendidikan
madrasah sesungguhnya tidak jauh berbeda atau bahkan sama dengan sistem
persekolahan yang dikenal dewasa ini di Indonesia, muki dari SD, SMP dan SMA.
Sebagai salah satu bentuk dan model pendidikan lslam, kelahiran lembaga
pendidikan ini tujuannya adalah untuk merespon dan sekaligus mengimbangi
perkembangan sistem persekolahan yang diperkenalkan oleh pemerintah pada
zaman Kolonial Belanda. Lahirnya lembaga pendidikan ini adalah sebagai upaya
nyata pembaharuan, modernisasi, fotmalisasi dan sistematisasi sistem pendidikan
Islam yang ada. Label "sekolah Islam" ini lebih dilihat dan sudut pemrakarsa dan
penyelenggara kegiatan pendidikan tersebut, yaitu organisasi-oraganisasi sosial
keagamaan islam. Lahirnya sekolah-sekolah islam ini, seiring dengan tumbuhnya

6
Abdi Mirzaqon T. dan Budi Purwoko, Studi Kepustakaan Mengenai Terosi Praktik, hlm 6
organisasi sosial keagamaan yang diprakarsai oleh pata tokoh muslim yang merasa
prihatin dengan nasib pribumi.7
Pertumbuhan madrasah tidak hanya atas dasar semangat pembaharuan
dikalangan umat Islam, tetapi bertumpu pada dua faktor: Pertama, pendidikan Islam
(masjid dan pesantren) dianggap kurang sistematis dan kurang memberikan
kemampuan pragmatis yang memadai. Kedua, perkembangan sekolah-sekolah
Belanda di kalangan masyarakat cenderung meluas dan membawa watak
sekularisme, sehingga harus diimbangi dengan sistem pendidikan Islam yaitu
madrasah yang memiliki model dan organisasi yang lebih teratur dan terencana.
Jadi, pertumbuhan madrasah sekaligus menunjukan adanya dua pola respons umat
Islam yang lebih progresif, tidak semata-mata pasif terhadap politik pendidikan
Belanda.8
Meskipun pada awalnya organisasi tersebut tidak secara spesifik bergerak
dalam bidang pendidikan, namun karena tuntutan kebutuhan pada akhirnya bidang
pendidikan menjadi fokus utamanya. Dalam hal ini pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan madrasah ditransformasi dari lembaga pendidikan agama
menjadi sekolah yang berciri agama Islam. Pada status yang baru madrasah harus
bekerja keras memenuhi tuntutan stakeholders sehingga dapat mememenuhi
keinginan dari masyarakat.

2. Madrasah Unggul
Kata madrasah secara etimologi berarti tempat belajar, dari kata darasa yang
berarti balajar. Sedangkan secara terminology istilah madrasah adalah nama atau
sebutan bagi sekolah agamma islam, tempat proses belajar mengajar secara formal
yang mempunyai kelas dan memiliki kurikulum.9

7
Supa’at, Transformasi Madrasah Sebagai Sekolah Umum Berciri Khas Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. IV, No.1, 2007, hlm 81-82
8
Arif, Mahmud, Sketsa Sejarah, Geliat, dan Dinamika Peran Madrasah dalam Merespon Tantangan
Pendidikan Islam : Dilema Madrasah dalam Kancah Pendidikan dan Peran Kontributif Madrasah Berbasis
pesantren (MBP), (Jurnal Antologi Pendidikan Islam: Yogyakarta, 2010), Hlm 145
9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ensiklopedi Islam 3, 2002), hlm 105
Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam yang sudah ada pada masa
penyiaran islam di nusantara. Dalam konteks ini madrasa 10h diharapkan mampu
secara terus menerus memberikan pendidikan agama islam.
Menurut Kamus Besar Bahsasa Indonesia, dijelaskan bahawa pengertian
“unggul” adalah lebih tinggi, pandai, kuat. Sedangkan keunggulan mempunyai arti
keadaan yang unggul. Secara terminologis sekolah unggul adalah sekolah yang
dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya.
Untuk mencapai keunggulan tersebut maka masukan (input), proses pendidikan,
guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana
penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Istilah sekolah unggul pertama kali diperkenalkan oleh mantan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Wardiman Djojonegoro, tepatnya
setahun setelah pengangkatannya, tahun 1994. Istilah sekolah unggul lahir dari satu
visi yang jauh menjangkau ke depan, wawasan keunggulan. Menurut Wardiman,
selain mengharapkan terjadinya distribusi ilmu pengetahuan, dengan membuat
sekolah unggul ditiap-tiap propinsi, peningkatan SDM menjadi sasaran berikutnya.
Lebih lanjut, Wardiman menambahkan bahwa kehadiran sekolah unggul bukan
untuk diskriminasi, tetapi untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki
wawasan keunggulan.11
Gagasan tentang sekolah unggul tersebut telah mendorong
dikembangkannya konsep madrasah unggul. Madrasah unggulan adalah madrasah
program unggulan yang lahir dari keinginan untuk memiliki madrasah yang mampu
berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi ditunjang oleh akhlakul karimah.12
Dengan demikian sekolah/madrasah unggulan dapat didefinisikan madrasah
yang dikembangkan dan dikelola sebaik-baiknya dengan mengarahkan semua

10
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus BAhasa Indonesia Konteporer, (Jakarta: Modern English Press. 1991)
hlm 1685
11
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta, Logos,
1999) hal. 69-75.
12
Depag RI, Desain Pengembangan Madrasah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
2004, p 41
komponennya untuk mencapai hasil lulusan yang lebih baik dan cakap daripada
lulusan sekolah lainnya. Dalam hal ini madrasah unggul harus dikembangkan untuk
mencapai keunggulan, dari proses masukan (input), proses pendidikan, guru dan
tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya
harus diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

3. Karakteristik Madrasah Unggul


Secara teoretis, karakteristik madrasah unggul bisa diklasifikasi ke dalam
beberapa kriteria, antara lain: keunggulan proses pembelajaran, keunggulan sarana-
prasarana atau fasilitas belajar, keunggulan lingkungan pendidikan, keunggulan
kognitif, keunggulan ekstrakuriler, keunggulan mulok, keunggulan life skill,
keunggulan administrasi, dan lain-lain. Tentu yang dikehendaki adalah keunggulan
multifacet.
Kemendikbud umpamanya, menetapkan kriteria sekolah unggul sebagai
berikut: (1) input siswa melalui seleksi yang ketat berdasarkan kriteria dan standar;
(2) sarana prasarana belajar yang memadai, baik intra maupun ekstra; (3)
lingkungan sekolah yang kondusif; (4) guru dan tenaga kependidikan yang memiliki
kualifikasi sesuai dengan persyaratan dan ketetapan Undang-undang Guru dan
Dosen tahun 2005; (5) kurikulum yang diperkaya, yang mampu mengembangkan
dan memfasilitasi potensi, bakat, kreasi siswa; (6) Rentang waktu belajar di sekolah
lebih panjang; (7) proses belajar mengajar yang berkualitas; (8) perlakuan tambahan
di luar kurikulum nasional; dan (9) menjadi pusat keunggulan bagi sekolah-sekolah
di sekitarnya.13
Dengan memerhatikan fakta-fakta yang ada, maka ciri-ciri/karakteristik
madrasah unggul dapat diidentifikasi sebagi berikut: (1) prestasi akademik dan
nonakademik di atas rata-rata sekolah yang ada di daerahnya; (2) sarana dan
prasarana dan layanan yang lebih lengkap; (3) sistem pembelajaran lebih baik dan
waktu belajar lebih panjang; (4) melakukan seleksi yang cukup ketat terhadap
pendaftar; (5) mendapat animo yang besar dari masyarakat, yang dibuktikan

13
Subhan, F, Membangun Sekolah Unggulan dalam Sistem Pesantren, (Surabaya: Alpha, 2006) hlm 1
banyaknya jumlah pendaftar dibanding dengan kepasitas kelas; (6) biaya sekolah
lebih tinggi dari sekolah di sekitarnya. 14
Dari semua kriteria tentang madrasah atau sekolah unggul atau madrasah
model pasti dirujuk pada Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi kriteria minimal sistem pendidikan di
seluruh Indonesia dan menjadi acuan minimal kualitas pendidikan, yaitu standar isi,
standar proses, standar sarana prasarana, standar kompetensi lulusan, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar pendidik dan tenaga pendidik, dan standar
penilaian.
Standarisasi pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu.
Karakteristik madrasah unggul merupakan bentuk satu aktivitas yang
kompleks karena berkaitan dengan pengembangan sebuah organisasi sebagai wadah
terhimpunnya komunitas yang memiliki latar belakang yang beragam. Membangun
budaya unggul dalam sebuah organisasi, termasuk budaya unggul dalam lingkungan
madrasah memerlukan proses dan waktu yang panjang.15
Maka karakteristik madrasah unggul bisa menunjukkan ciri-ciri atau
memenuhi kriteria keunggulan komparatif dan kompetitif, berprestasi akademik
maupun non akademik, unggul dari segi input, proses dan output siswa. Dengan
demikian madrasah unggulan dapat didefinisikan sekolah yang dikembangkan dan
dikelola sebaik-baiknya dengan mengarahkan semua komponennya untuk mencapai
hasil lulusan yang lebih baik dan cakap daripada lulusan sekolah lainnya.

4. Upaya dan Strategi Madrasah Unggul

14
Agustin Buchari dan Erni Moh. Saleh, Merancang Pengembangan Madrasah Unggul, Jurnal of Islamic
Education Policy, 2016, Vol. 1, No.2,95-112, hlm 106
15
Erlina Farida, Peningkatan Mutu Madrasah Unggulan Pada MTsN Barabai Kalimantan Selatan, Jurnal
Penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, hlm 212
Dalam upaya pelaksanaannya, madrasah dan sekolah Islam unggulan perlu
mendapat dukungan beberapa unsur pokok yang harus terpenuhi. Idealnya kata
unggulan itu memiliki performansi yang sebanding lurus dengan amanah yang
diembannya guna memenuhi harapan dan kepercayaan dari stakeholders, orangtua
siswa, masyarakat dan pemerintah.
Untuk menjadikan madrasah dan sekolah Islam itu benar-benar unggul,
perlu sebuah formulasi konsep, visi-misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh
lembaga itu. Sekolah Islam/madrasah unggulan bukan sekadar slogan dan nama,
melainkan mengemban amanah yang mulia untuk melahirkan lulusan yang mutunya
baik. Visi-misi dan tujuan itu kemudian dijadikan sebagai acuan dan nilai-nilai bagi
para pimpinan, guru dan karyawan serta para siswa untuk mendasari setiap aktivitas
dan kegiatan pembelajarannya. 16
Upaya yang harus dilakukan, Pertama melalui visi-misi dan tujuan tersebut,
maka madrasah dan sekolah Islam unggulan akan dapat memetakan rencana
strategis dan serangkaian program yang relevan dan signifikan. Misalnya apakah
sistem madrasah dan sekolah Islam itu diformat dengan sistem perpaduan antara
pesantren dengan pendidikan madrasah/sekolah, atau menentukan program full day
school sebagai langkah dan upaya untuk mencapai kualitas pembelajaran yang
diinginkannya.
Kedua, Keunggulan lembaga madrasah dan sekolah Islam sesungguhnya
terletak pada inovasinya. Inovasi merupakan usaha dan kerja nyata untuk mencari
dan membuat hal baru demi meraih kemajuan dan keunggulan bagi lembaga
pendidikan itu sendiri. Inovasi harus didasarkan pada kebutuhan idealita dan realita
agar lembaga madrasah dan sekolah Islam itu terus maju dan berkembang.
Inovasi yang tiada henti harus terus menerus digerakkan untuk memacu
kualitas dan daya saing yang tinggi. Inovasi tidak saja diperlukan untuk selalu
menyempurnakan kondisi madrasah, tetapi juga penting untuk membangun
keutuhan (holistika) tujuan pendidikan madrasah dan sekolah Islam. Usaha dan

16
Mujtahid, Pengembangan Madrasah dan Sekolah Islam Unggulan, hlm 287
kerja nyata itu ditempuh secara serentak, menyeluruh dan padu di antara beberapa
elemen yang ada di madrasah dan sekolah Islam.17
Dalam upaya yang terakhir untuk memajukan madrasah dan sekolah Islam
yang merata dan berkualitas membutuhkan energi pikiran, tenaga dan usaha yang
tiada henti. Madrasah dan sekolah Islam unggulan dengan mengembangkan
pembelajaran berbasis digital, sains dan teknologi selain yang sudah ada, guna
mengefektifkan program dan kegiatan pendidikan yang lebih maksimal.
Maka keunggulan sebuah madrasah akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan peserta didik (output dan outcome) yang memiliki prestasi yang
membanggakan. Dalam konteks keberhasilan madrasah, maka keberhasilan tersebut
tidak saja diukur dari nilai akademik yang tinggi, tetapi juga harus dilihat dari
perilaku yang Islami akhlaqul karimah.
Maka dalam hal ini mstrategi pengembangan madrasah perlu dirancang agar
mampu menjangkau jangka panjang, dan mampu menghasilkan perubahan yang
signifikan, ke arah pencapaian visi dan misi lembaga, sehingga akan memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif baik di tingkat lokal, regional, nasional
bahkan internasional. Dengan demikian pengembangan madrasah tidak boleh
apriori terhadap trend pendidikan yang dibawa oleh proses globalisasi,
internasionalisasi dan universalisasi, misalnya komputerisasi, vokasionalisasi dan
ekonomisasi. Namun di pihak lain pengembangan madrasah harus tetap tegar
dengan karakteristik khas yang dimilikinya sebagai perisai dan benteng pertahanan
masyarakat dari persoalan-persoalan dekadensi moral dan melemahnya nilai-nilai
spiritual.

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa transformasi madrasah
diharapkan mampu menjawab tantangan dan tuntutan moderrnisasi, kemajuan
globalisasi dan informasi yang semakin cepat di era sekarang. Hadirnya lembaga
pendidikan islam di Indonesia menjadi perhatian banyak kalangan di berbagai usia,

17
Ibid, hlm 289
hal itu wajar karena system pendidikan nasional masih dianggap belum mampu
menunjukkan mutu pendidikan yang lebih baik. Maka transformasi madrasah
bertujuan bertujuan untuk mencapai perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik
unggul dan berkualitas.
Membangun madrasah unggul memerlukan daya dukung yang efektif dan
fungsional. Madrasah unggulan harus dirancang sesuai dengn visi misi dan tujuan
dari suatu lembaga pendidikan, inovasi-inovasi secara terus menerus harus selalu
dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdi Mirzaqon T. dan Budi Purwoko. Studi Kepustakaan Mengenai Terosi
Praktik.
Agustin Buchari dan Erni Moh Saleh. 2016. Merancang Pengembangan Madrasah
Unggul. Jurnal of Islamic Education Policy.Vol. 1, No.2,95-112
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri. Madrasah Unggulan: Lembaga Pendidikan
Alternatif di Era Kompetitif
Arif, Mahmud. 2010. Sketsa Sejarah, Geliat, dan Dinamika Peran Madrasah dalam
Merespon Tantangan Pendidikan Islam: Dilema Madrasah dalam Kancah
Pendidikan dan Peran Kontributif Madrasah Berbasis pesantren (MBP).
Jurnal Antologi Pendidikan Islam: Yogyakarta.
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Jakarta: Logos.
Depag RI. 2004. Desain Pengembangan Madrasah. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam
Departermen Pendidikan Naional, Tahun 2006
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 2002. Jakarta: Ensiklopedi Islam 3
Erlina Farida. Peningkatan Mutu Madrasah Unggulan Pada MTsN Barabai
Kalimantan Selatan, Jurnal Penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan.
Novan Ardy Wiyani, Jurnal Transformasi Menuju Madrasah Bermutu Terpadu,
Dosen Jurusan PGSD STKIP Islam Bumiayu
Mujtahid. Pengembangan Madrasah dan Sekolah Islam Unggulan.
Subhan, F. 2006. Membangun Sekolah Unggulan dalam Sistem Pesantren.
Surabaya:
Alpha.
Supa’at. 2007. Transformasi Madrasah Sebagai Sekolah Umum Berciri Khas Islam.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. IV, No.1.
Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus BAhasa Indonesia Konteporer,.
Jakarta: Modern English Press.
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989

Anda mungkin juga menyukai