Anda di halaman 1dari 102

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK TRIKARYA


JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
Muhammad Renaldi Irmawan
11140182000038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK TRIKARYA
JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan

Oleh
Muhammad Renaldi Irmawan
11140182000038

Dibawah bimbingan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, M.M Siti Zahra Permatasari, M.Pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIP.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta disusun oleh
Muhammad Renaldi Irmawan, NIM 11140182000038, Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak diujikan pada sidang munaqosah sesuai yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 04 November 2019

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, M.M Siti Zahra Permatasari, M.Pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIP.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta disusun oleh
Muhammad Renaldi Irmawan, NIM 11140182000038, Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta dan telah dinyatakan lulus pada sidang munaqosah pada tanggal 21
November 2019 dihadapan depan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar S1 (S.Pd) di bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 21 November 2019

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan MP) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Mu’arif, M.Pd ........................ ........................


NIP. 19650717 199403 1 005

Sekertaris Jurusan MP
Dr. Zahruddin, Lc,. M.Pd ........................ ........................
NIP. 19730602 20051 1 002

Penguji I
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd ........................ ........................
NIP. 19671020 200112 2 001

Penguji II
Drs, Ali Nurdin, M.Pd ........................ ........................
NIP. 19550601 198103 1 005

Mengetahui,
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin, M.Ag


NIP. 19710319 199803 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Renaldi Irmawan
NIM : 11140182000038
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Manajemen Pendidikan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta
adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan:
Pembimbing I
Nama : Dr. H. Nurochim, M.M
NIP : 19590715 198403 1 003

Pembimbing II
Nama : Siti Zahra Permatasari, M.Pd
NIP :

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnyabdan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 04 November 2019


Yang Menyatakan

Muhammad Renaldi Irmawan


UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta, disusun oleh Muhammad
Renaldi Irmawan NIM 11140182000038, Jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta telah
diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 30 Oktober
2019

Jakarta, 04 November 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nurochim, M.M Siti Zahra Permatasari, M.Pd


NIP. 19590715 198403 1 003 NIP.
ABSTRAK
Muhammad Renaldi Irmawan (NIM: 11140182000038), Pengelolaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
SMK Trikarya Jakarta. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini membahas tentang Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Tujuan dari penelitian
ini untuk mendeskripsikan pengelolaan sarana prasarana yang dimulai dari
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. Penelitian
ini dilaksanakan di SMK Trikarya Jakarta. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif deskriptif. Yang menjadi sumber data penelitian ini
adalah kepala sekolah, kepala TU, guru, dan siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sudah berjalan cukup baik.
Namun, dalam penghapusan dan pengawasan masih belum berjalan dengan
optimal. Saran dalam hal ini kepala sekolah harus mengambil kebijakan yang
tegas bagi pengelolaan sarana dan prasaran, selain itu guru dan siswa juga harus
memiliki kesadaran untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada sehingga
dapat terus memiliki nilai guna dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.

Kata kunci: pengelolaan sarana dan prasarana

i
ABSTRACT
Muhammad Renaldi Irmawan (NIM: 11140182000038), Management of
educational facilities and infrastructure in improving the quality of learning
in SMK Trikarya Jakarta. Thesis undergraduate program (S-1) Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif
Hidayatullah of Jakarta.
This study discusses the management of educational facilities and
infrastructure in improving learning quality. The purpose of this study is to
describe the management of infrastructure starting from planning, procurement,
maintenance, deletion and supervision. This research has been done at SMK
Trikarya Jakarta. The method in this research is descriptive qualitative. The
sources of data for this study were the principal, head of administration, teachers,
and students.
The results showed that the management of educational facilities and
infrastructure in improving the quality of learning was going well enough.
However, the elimination and supervision is still not running optimally.
Suggestions in this case school principal should take firm policies for the
management of facilities and infrastructure, besides teachers and students must
also have awareness to maintain existing facilities and infrastructure so that they
can continue to have use values and be able to improve the quality of learning in
schools.

Keywords: management of facilities and infrastructure

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, terucap ungkapan ikhlas Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin tiada henti
karena dapat terselesaikanya penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurah limpahkan atas insan pilihan tuhan khatamul anbiya’i walmursalin
sayidina Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Namun demikian skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya maksimal dari
penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui. Banyak hal
yang belum dapat dihadirkan oleh penulis didalamnya karena keterbatasan
pengetahuan dan kesempatan. Namun semuanya patut disyukuri karena banyak
pengalaman yang didapat dalam penulisan skripsi ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Dr. Hj. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu’arif SAM. M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Nurochim, M.M Pembimbing I dan Siti Zahra Permatasari, M.Pd
Pembimbing II yang senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis.
4. Para dosen dan seluruh staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis
selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Imam Wahyudin S.Pt selaku kepala sekolah SMK Trikarya Jakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
lapangan serta ibu bapak guru SMK Trikarya Jakarta yang telah banyak
membantu dalam memberikan data kepada penulis.

iii
6. Kedua orang tua tercinta Ayahku Alm. Ibrahim Alamin dan Ibuku Irma
Purwanti yang telah memberikan motivasi, doa dan bantuan yang tulus ikhlas
baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Adinda Rizki Rahmadina dan Baihaqi Ali yang selalu mendukung penulis,
selalu menjadi pengingat dan penyemangat penulis.
8. Pada Ana Dewi Shofwani yang banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini serta tak henti memberikan motivasi dan semangat kepada penulis
dengan sabar.
9. Kawan-kawan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah memberikan warna
selama perkuliahan ini, terkhusus Amelia Kurnia dan Nur Anisya yang selalu
memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Kawan-kawan JakDeBTang yang selalu mengisi hari-hari dengan semangat
yang luar biasa dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
11. Keluarga besar the Jakmania Koordinator Wilayah Pondok Cabe yang selalu
mengajarkan tentang manajemen organisasi dan manajemen waktu agar
kegiatan hobby penulis tidak mengganggu penyelesaian skripsi.
12. Keluarga besar Jakampus UIN Jakarta yang telah mendidik serta mengajarkan
banyak ilmu kepada penulis dengan slogan Intelektual Muslim Berjiwa Oren.
13. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah cabang
Ciputat, terkhusus kepada Rayon MP dan kawan-kawan GATARI 2014 yang
mengajarkan bahwa sejatinya hidup itu beriman, berilmu dan beramal.
14. Kawan-kawan Kuliah Kerja Nyata (KKN) HORE 2017 (kelompok 089) yang
selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan hingga tahap
penyelesaian skripsi ini. Akhirnya, atas jasa dan bantuan semua pihak baik
berupa moral maupun materil, sampai detik ini penulis panjatkan do’a semoga
Allah memberikan balasan yang berlipat dan menjadikan amal jariyah yang
tidak pernah berhenti mengalir hingga hari akhir. Penulis berharap, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan para
pembaca umumnya.
Jakarta, 01 November 2019

iv
Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................7
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................7
D. Perumusan Masalah......................................................................................7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian....................................................................7
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN TEORI......................................................................................................9
A. Pengelolaan Sarana dan Prasarana....................................................................9
1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana..................................................9
2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan...............................12
3. Klasifikasi sarana prasarana pendidikan.....................................................14
4. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan...................15
5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan...........................................20
6. Peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan
prasarana.............................................................................................................26
B. Kualitas Pembelajaran....................................................................................27
1. Definisi Kualitas Pembelajaran...................................................................27
2. Indikator Kualitas Pembelajaran.................................................................30

v
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran............................................................32
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran......................................34
C. Kerangka Berpikir..........................................................................................39
D. Penelitian yang Relevan.................................................................................40
BAB III..................................................................................................................42
METODE PENELITIAN.......................................................................................42
A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................42
B. Metode Penelitian...........................................................................................42
C. Sumber Dan Jenis Data...................................................................................44
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................44
E. Teknik Analisis Data......................................................................................46
F. Kisi-Kisi Instrumen........................................................................................47
BAB IV..................................................................................................................52
HASIL PENELITIAN...........................................................................................52
A. Deskripsi.........................................................................................................52
1. Biodata Singkat SMK Trikarya Jakarta......................................................52
2. Visi dan Misi Sekolah.................................................................................52
3. Guru dan Tenaga Kependidikan.................................................................53
4. Keadaan Siswa............................................................................................54
5. Kondisi Sarana dan Prasarana.....................................................................55
B. Pembahasan....................................................................................................58
BAB V...................................................................................................................70
PENUTUP..............................................................................................................70
A. Kesimpulan.....................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................73

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...............................................................42


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen................................................................................47
Tabel 3.3 Pedoman wawancara Kepala Sekolah...................................................49
Tabel 3.4 Pedoman wawancara guru.....................................................................49
Tabel 3.5 Pedoman wawancara Peserta Didik.......................................................50
Tabel 3.6 Studi Dokumentasi.................................................................................50
Tabel 3.7 Pedoman Observasi................................................................................51
Y

Tabel 4. 1 Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang


Pendidikan, Jabatan, dan Bidang Studi..................................................................53
Tabel 4. 2 Keadaan Siswa dan Siswi SMK Trikarya Jakarta.................................54
Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana............................................................................55
Tabel 4. 4 Kondisi Ruang SMK Trikarya Jakarta..................................................56
Tabel 4. 5 Kondisi Laboraturium SMK Trikarya Jakarta......................................56
Tabel 4. 6 Kondisi Perpustakaan SMK Trikarya Jakarta.......................................57
Tabel 4. 7 Kondisi Sanitasi SMK Trikarya Jakarta...............................................57

vii
DAFTAR LAMPIRAN
YLampiran 1 Hasil wawancara kepala sekolah..........................................................
Lampiran 2 Hasil wawancara Guru.......................................................................79
Lampiran 3 Hasil wawancara kepala TU...............................................................81
Lampiran 4 Hasil wawancara peserta didik...........................................................83
Lampiran 5 Tabel Uji Referensi............................................................................85

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dapat digunakan sebagai alat penggali dan
pengembang potensi serta bakat, sehingga dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang banyak. Lebih dari itu, pendidikan juga merupakan
parameter kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Karena sumber daya
manusia yang berkualitas lahir dari sistem pendidikan yang berkualitas.
Saat sumber daya manusia itu dibina sesuai dengan perkembangan potensi
yang dimiliki dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan
proses pembelajaran yang baik, maka dapat melahirkan generasi penerus
bangsa yang mapan intelektual dan kepribadian.
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa Peraturan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan komitmen
nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa melalui
pengaturan kembali standar kompetensi, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian serta pengaturan kembali kurikulum1.
Standar nasional pendidikan harus dipenuhi oleh setiap sekolah,
meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan. Secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan.
Setiap sekolah harus melakukan berbagai upaya agar kedelapan standar
tersebut dapat terpenuhi.

1
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, h. 1.
2

Melalui pendidikan kemampuan manusia terus diasah agar


memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai hidup dan kehidupan,
karena pendidikan sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO menekankan
pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua proses
pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
untuk berbuat (learning to do), belajar untuk mandiri (learning to be), dan
belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan kata lain,
manusia yang diharapkan mampu menghadapi masa depan adalah manusia
yang memiliki cakrawala berpikir luas dan dalam, memiliki keterampilan
tepat guna, memiliki kepribadian mandiri dan bertanggung jawab, serta
memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap orang lain.2
Hal ini berarti, secara global tujuan utama pendidikan yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana belajar merupakan proses
perubahan secara komprehensif aspek tingkah laku seseorang secara terus-
menerus dan progresif sepanjang masa. Dimana pendidikan ditempuh
dalam proses pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan fungsi manajemen, guru, dan sarana
prasarana memiliki peranan yang sangat penting bagi kualitas peserta
didik. Ketiga unsur tersebut mempunyai tugas, pokok, dan fungsinya
masing-masing namun harus saling berkaitan agar tercapainya kualitas
pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan
sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
material pendidikan yang sangat penting. Sekolah yang memiliki sarana
dan prasarana pendidikan yang lengkap akan sangat membantu dalam
menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik guru
maupun siswa merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. Sekalipun
sebagai salah satu faktor pendukung, namun esensinya sangat berpengaruh
untuk tercapainya mutu pendidikan yang efektif dan efisien.

2
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) cet ke-3 h. 5-6.
3

Sarana dan Prasarana memegang peranan penting dalam


menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan,
serta keterampilan dalam manajemen tersebut, juga dalam menentukan
salah satu indikator keberhasilan kualitas pembelajaran di lembaga
pendidikan. Hal ini diatur jelas dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB
XII pasal 45 ayat 1 “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik.”3
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah
Aliyah Kejuruan memutuskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.4 Akan terdapat perbedaan kualitas siswa
secara umum dari sekolah yang memiliki laboraturium dengan yang tidak.
Adanya perpustakaan di sekolah atau sumber bahan ajar yang lengkap
akan membuat siswa semakin mudah untuk belajar ilmu pengetahuan
dibandingkan dengan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran.
Di Indonesia terjadi fenomena perbedaan sarana dan prasarana
pendidikan. Perbedaan sarana dan prasarana antara sekolah swasta dan
negeri, sekolah di desa dan di kota. Perbedaan waktu dan jumlah jam
belajar. Bukan persoalan mudah untuk menciptakan kualitas siswa yang
baik, namun setidaknya dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan
dapat menunjang tercapai tujuan tersebut. Meskipun tidak semua sekolah

3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 30.
4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana
dan Prasarana, h. 2.
4

memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, sarana dan prasarana


diharapkan mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan anak didik dalam
proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya sarana prasarana pendidikan yang ada di
lembaga pendidikan masih jauh dari kata layak, sementara sekolah dituntut
untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) bagi para peserta
didik dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya
mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses
mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah yang akhirnya
gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana
pembelajaran tersebut.
Menurut data tahun ajaran 2015/2016 dan 2016/2017 mengenai
sarana dan prasarana yang bersumber dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memperihatkan perkembangan jumlah sekolah dalam dua
tahun terakhir.5 Semua jenjang pendidikan mengalami kenaikan jumlah
bangunan sekolah kecuali SD, kenaikan tertinggi pada jenjang pendidikan
menengah, yaitu SMK (4,56%) dan SMA (3,59%). Pada jenjang SD
terjadi pengurangan bangunan sekolah yakni (0,02%). Kemudian dilihat
dari kondisi ruang kelas sebagian besar ruang kelas dalam kondisi rusak,
baik rusak ringan maupun rusak berat. Pada jenjang pendidikan dasar
persentase yang rruang kelas yang rusak lebih besar dibandingkan jenjang
pendidikan menengah. Persentase ruang kelas dengan kondisi baik di SD
dan SMP masing masing naik sekitar (2%). Sebaliknya pada jenjang SMA
persentase ruang kelas dengan kondisi baik mengalami penurunan.
Sedangkan pada jenjang SMK relatif tidak berubah dalam dua tahun
terakhir.
Jika melihat keberadaan perpustakaan sekolah jumlah perpustakaan
sekolah disemua jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Pemerintah

5
Yeni Rachmawati, dkk, Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Badan Pusat Statistik, 2017) h. 9-16.
5

menargetkan membangun 1220 ruang perpustakaan SD dan 700 ruang


perpustakaan SMP. Namun, jika melihat ketersediaan perpustakaan belum
mencapai 100% bahkan kurang dari 80%. Jika diasumsikan 1 sekolah 1
perpustakaan, maka berdasarkan data Kemendikbud sedikitnya 4 dari 10
SD tidak memiliki perpustakaan. 3 dari 10 pada jenjang SMP dan SMA
tidak memiliki perpustakaan. Pada jenjang SMK hanya 6 dari 10 sekolah
tersedia perpustakaan.
Salah satu sekolah yang terdapat di daerah DKI Jakarta ialah SMK
Trikarya Jakarta merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan yang
didirikan pada tahun 2007 terletak di Jl. Harun No.20A, RT 013/001
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan – DKI Jakarta. Dalam menjalankan
proses pembelajaran SMK Trikarya Jakarta sudah cukup berjalan dengan
baik, namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
di SMK Trikarya Jakarta terdapat beberapa masalah mengenai sarana
prasarana, yaitu sarana prasarana pendidikan masih kurang memadai,
contohnya ruang kelas yang tidak merata dan tidak lengkap fasilitasnya
sehingga sering dilakukan moving class, kemudian tidak ada bagian
khusus yang mengelola sarana prasarana di SMK Trikarya Jakarta yang
bertanggung jawab terhadap sarana prasarana, selanjutnya masalah jumlah
ruang kelas yang kurang sehingga proses KBM dibagi dua waktu pagi dan
siang, masalah lainnya sangat jarangnya pemeliharaan sarana prasarana
pendidikan sehingga banyak sarana prasarana dalam kondisi rusak atau
tidak layak pakai, serta masalah anggaran dana untuk sarana prasarana
yang minim.
Pemerintah dalam hal ini telah berusaha mewujudkan melalui 8
standar pendidikan yaitu standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, dan
standar penilaian pendidikan. Meskipun, pemerintah telah berusaha
memaksimalkan kinerja untuk selalu memperbaiki sistem pendidikan yang
berkualitas. Namun masih banyak kekurangan yang terjadi di lapangan
6

dalam merealisasikan terselenggaranya pendidikan di setiap lembaga


pendidikan di seluruh Indonesia. Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin
dapat terselenggara dengan baik jika guru dan siswa tidak di dukung oleh
sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran.
Berhasil atau tidaknya suatu proses pencapaian tujuan pendidikan
tersebut, antara lain dipengaruhi oleh manajemen yang baik, sarana
prasarana pendidikan yang memadai, sumber daya manusia yang bermutu,
efektivitas pembelajaran dan sebagainya.
Agar hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
maka proses pembelajaran harus benar – benar diupayakan semaksimal
mungkin. Peningkatan mutu pada proses belajar yang efektif akan
mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diharapkan. Kegiatan belajar mengajar akan dikatakan sukses bila sarana
prasarana memadai, sehingga pemerintah pun selalu berupaya untuk
secara terus menerus melengkapi sarana prasarana pendidikan bagi seluruh
jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara berupa
sarana prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.
Suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
sekolah tersebut. Serta perlu didayagunakan dan dikelola untuk
kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan
agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan
efektif dan efisien.
Mengingat pentingnya peranan sarana dan prasarana pendidikan
bagi kelancaran proses belajar mengajar, maka perlu dilakukan usaha-
usaha tertentu kearah pengelolaan, pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sarana pendidikan secara efektif dan efisien serta
penyusunan yang obyektif dan rasional. Melihat hal tersebut dunia
pendidikan diharuskan agar dapat menerapkan fungsi manajemen dengan
baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan.
7

Dari kondisi dan keadaan yang demikian, penulis merasa perlu


untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan
judul “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya SDM atau bagian khusus dalam mengelola sarana
prasarana.
2. Kurang maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana
3. Keterbatasan dana dalam mengadakan sarana dan prasarana
4. Tidak merata dan lengkap sarana prasarana di setiap kelas sehingga
diberlakukannya moving class.

5. Sangat jarang dilakukan pemeliharaan sehingga banyak sarana


prasarana yang belum diperbaharui maupun diperbaiki.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penelitian ini
dibatasi pada masalah “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan dalam
meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta.”

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimana pengelolaan
sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK
Trikarya Jakarta?”

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian ini adalah:
Pelaksanaan penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui
sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan SMK Trikarya
8

Jakarta dalam mendukung proses belajar mengajar dan untuk


menganalisis sejauh mana pengelolaan sarana prasarana pendidikan
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta.
2. Manfaat Penelitian ini adalah :
a. Manfaat secara Teoritis, adalah:
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan sarana
prasarana untuk mencapai suatu kualitas dalam pembelajaran.
b. Manfaat secara Praktis, adalah:
1) Bagi Siswa
Bagi siswa, dapat meningkatkan displin dalam belajar,
merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.
2) Bagi Guru
Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan
bahan acuan dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.
3) Bagi Peneliti
Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat
mengetahui bagaimana sesungguhnya pengelolaan sarana
prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian
selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian
ini.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Sarana dan Prasarana


1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Salah satu unsur penting dalam sebuah organisasi adalah
manajemen. Dengan adanya manajemen, segala program dan kegiatan
sebuah organisasi dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga berlaku pada
organisasi pendidikan. Setiap bagian dalam organisasi pendidikan
hendaklah diatur dengan sebuah manajemen yang baik. Dengan sebuah
manajemen yang baik, semua perangkat pendidikan akan dapat
bersinergi dengan baik. Lembaga pendidikan, sekolah memerlukan
dukungan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting oleh
karena itu, dibutuhkan upaya pengelolaan sarana dan prasarana secara
baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dapat
dipertahankan.
Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat
ini berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,
mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,
menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.
Manajemen menurut Terry dan Franklin adalah satu proses
yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakan, dan
pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi
sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan
sumber daya manusia lainnya.6 Hal ini berarti manajemen tidak hanya
dilakukan dalam satu tahap melainkan beberapa komponen yang harus
saling berkaitan guna tercapainya sasaran serta tujuan.

6
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) cet ke- 1,
h. 2.
10

Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin secara etimologi,


kata manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno management, yang
7
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Diartikan sebagai
seni karena seni mengandung unsur keindahan dan mampu
membangkitkan perasaan, hal ini berarti saat melakukan pengaturan
tanpa adanya seni maka tidak akan efektif karena setiap individu yang
bekerjasama memerlukan dorongan untuk bergerak dengan tujuan
yang sama.
Dapat disimpulkan dari dua pandangan definisi manajemen di
atas, istilah manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola
berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain
melalui proses dan motivasi tertentu untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Kemudian sarana dan prasarana menurut Agus, S. Suryobroto
adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, mudah dipindah bahkan dibawa oleh
pelakunya/siswa. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan
motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup
melakukan aktivitas dengan sesungguhnya dan akhirnya tujuan
aktivitas dapat tercapai. Prasarana adalah segala sesuatu yang
diperlukan dalam pembelajaran penjas, bersifat permanen atau tidak
dapat dipindahpindahkan.8 Hal ini berarti sarana dan prasarana ada
sebagai penunjang aktivitas siswa dalam pendidikan, tanpa adanya
sarana dan prasarana sulit untuk terciptanya pembelajaran yang efektif.
Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang
digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.
Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam
peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata
7
Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 13.
8
. Saryono dan Bangun., “Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12,
2016, h. 24
11

pelajaran. Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan,


kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid)
untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.9 Hal ini berarti tidak
hanya siswa yang membutuhkan sarana dan prasarana melainkan
seluruh stekholder pendidikan.
Selain itu, sarana pendidikan juga merupakan semua perangkat
peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10
Hal ini berarti penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya,
sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam
menunjang proses pendidikan.

“Sarana Pendidikan, yaitu perlengkapan secara langung


dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan
media pengajaran. Prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti
halaman, kebun, dan taman.”11

Berdasarkan pengertian oleh para ahli diatas, penulis


menyimpulkan bahwa sarana adalah fasilitas secara langsung yang
diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan
Prasarana merupakan alat atau fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Jadi, dari definisi mengenai pengelolaan dan sarana dan
prasarana dapat disimpulkan bawah manajemen sarana dan prasarana
memegang peranan penting dalam menunjang tujuan pendidikan yang

9
. Prastyawan, “Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 6, 2016, h. 35
10
. Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 47-48.
11
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011) cet ke-1, h.
251.
12

sekaligus menunjang pembangunan, serta keterampilan dalam


manajemen tersebut. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
menjadikan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan pemanfaatan
berbagai jenis sarana dan prasarana untuk kepentingan pendidikan di
suatu sekolah tertentu. Keberadaanya sangat penting dalam suatu
sistem organisasi sekolah. Di sebabkan memang jika sarana dan
prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan
prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya
pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau
bahkan karena pencurian.

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai


suatu usaha yang dilakukan dalam proses untuk menyelenggarakan dan
pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan dan juga dalam
pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga-lembaga
pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan
prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan
berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan
memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa
sarana dan prasarana, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan.12 Pengelolaan sarana prasarana bertujuan
sebagai pengadaan alat atau media dalam proses belajar mengajar agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal,
efektif dan efisien. Dalam hal ini efektif berarti pengelolaan terbaik
dengan efisien yanng berarti tepat sasaran guna terciptanya
produktivitas seluruh stekholder pendidikan.

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya
12

Mulia, 2007) cet.1, h.8


13

Secara umum, tujuan administrasi perlengkapan sekolah adalah


memberikan layanan secara professional di bidang sarana prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara
efektif dan efisien. Profesional dalam hal ini berarti administrasi
perlengkapan sekolah diharapkan dapat memberikan layanan yang
berkomitmen, tanggung jawab, sistematik, dan tepat guna untuk
masyarakat sekolah. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut.13
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati serta
seksama, melalui pengelolaan perlengkapan sarana prasarana
pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapat oleh
sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas
tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang
efisien.
Dengan kehati-hatian dalam pengadaan dapat mengefektif dan
efesienkan dari segi kebermanfaatan sarana dan prasarana juga
budget yang dikeluarkan.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien.
Pengupayaan pemakaian yang tepat dapat berpengaruh terhadap
terpenuhinya hal-hal yang dibutuhkan tidak hanya diinginkan.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam
setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.
Dalam kondisi siap pakai berarti saat diperlukan tidak mengalami
kerusakan atau dalam keadaan tidak hilang.

Sehingga dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana


pendidikan, maka di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi
13

Aksara, 2003) h.5


14

oleh sekolah adalah sarana prasarana yang berkualitas tinggi sesuai


dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.

3. Klasifikasi sarana prasarana pendidikan


Klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan berarti meemtakan
sarana dan prasarana berdasarkan beberapa jenisnya agar dpat dikelola
dengan baik. Manajemen ini terbagi dalam tiga aspek. Pertama,
ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti
pagar, tanaman dan lain-lain) dan barang berfungsi langsung (seperti
media pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada
fasilitas fisik (missal kendaraan, komputer dan lain-lain) dan fasilitas
material (seperti manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau dari sifat
barangnya, ada barang bergerak dan barang tidak bergerak (seperti
gedung, sumur dan lain-lain).14
Sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan
berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Apabila dilihat
dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan
yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Apabila dilihat
dari bergerak atau tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua, yaitu
bergerak dan tidak bergerak. Sementara jika dilihat dari hubungan
sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu
alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.15
Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.
Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan
dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium,
ruang praktik dan ruang komputer. Prasarana tidak langsung adalah
prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi

14
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008) h. 184.
15
Barnawi & M.Arifin, op.cit, h. 49.
15

sangat menunjang dalam proses pembelajaran, misalnya tanah, ruang


UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan sebagainya.16
Selain itu Gunawan juga mengemukakan bahwa barang data
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu17
a. Barang bergerak
1) Habis pakai, barang yang sudut volumenya pada waktu
dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut
dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi seperti
kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus dan sapu.
2) Tidak habis pakai, barang-barang yang dapat dipakai berulang
kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam
jangka waktu yang relatif lama tetapi tetap memerlukan
perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas
seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot
dan media pendidikan.
b. Barang tidak bergerak, barang yang tidak berpindah-pindah
letaknya atau tidak bisa dipindahkan seperti, tanah, bangunan,
sumur dan menara air.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu


kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus
dihindarkan timbulnya kesinambungan dan tumpang tindih dalam
wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya
pemborosan biaya, tenaga, dam waktu. Pengklasifikasian ini dilakukan
guna mempermudah stekholder dalam perencanaan pengadaannya
yang ruti/tidak, serta perawatannya untuk memperpanjang masa pakai.

4. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan


Sarana dan prasarana di sekolah harus mencerminkan
kurikulum sekolah. Hal ini karena sarana dan prasarana sekolah

16
. Ibid., h. 51.
17
Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta), cet I, h. 318.
16

sengaja diadakan untuk menunjang terlaksananya kurikulum. Dengan


demikian, kualitas sarana dan prasarana merupakan simbol kualitas
pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu, perlu
dipahami prinsip-prinsip apa saja yang harus dipegang dalam
melaksanakan manajemen sarana dan prasarana.
Prinsip pengelolaan sarana prasarana menurut Wahyu Sri
Ambar Arum dalam buku Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan dijelaskan bahwa “dalam pelaksanaan manajemen perlu
diperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip:”18
a. Efisiensi
Efisiensi menggambarkan ukuran biaya sumber daya yang
diperlukan berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut. Berkaitan
dengan peran manajer, maka efisiensi menggambarkan
kemampuan seorang manajer melakukan pekerjaan dengan hasil
yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang sedikit. Di
samping itu manajer yang bertindak secara efisien adalah manajer
yang mampu memperkecil biaya penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini efesiensi berarti membuat biaya
sarana dan prasarana sekolah menjadi “harga terbaik” untuk
mendapatkan kualitas belajar yang baik. Dikeluarkan sesuai
dengan keperluan dan kemampuan sekolah.
b. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran tentang pencapaian
suatu efektivitas menggambarkan kemampuan manajer untuk
menjalankan pekerjaan dengan sasaran yang tepat dan benar.
Dengan kata lain manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan
yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini berarti sarana dan prasarana yang
telah diadakan oleh sekolah hasuslah tepat guna.

18
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 8-9.
17

c. Administratif
Dengan prinsip administratif berarti semua kegiatan
manajemen perlengkapan harus memperhatikan undang-undang,
peraturan, instruksi, pedoman yang diberlakukan pemerintah, hal
ini terjadi karena di Indonesia terdapat sejumlah peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara memanage
sarana dan prasarana milik pemerintah (negara). Dalam
penerapannya setiap penanggung jawab pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan harus memahami semua peraturan
perundang-undangan tersebut dan menginformasikannya kepada
semua pegawai yang terlibat dalam manajemen. Hal ini berarti
sarana dan prasarana harus dilakukan pencatatan dan pengecekan
secara berkala, mana yang masih dapat berfungsi sesuai atau tidak,
semua harus teradministrasi dengan baik guna pengontrolan
pemakaian secara sesuai.

Melengkapi dari jenis prinsip yang telah disebutkan diatas,


menurut Hunt Pierce dalam buku Barnawi dan M.Arifin, prinsip dasar
dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut.19

a. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus


menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti halnya yang
dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan. Prinsip ini
nilainya lebih kompleks karena sarana dan prasarana pendidikan
yang diadakan harus disesuaikan dengan culture yang ada namun
tetap modern agar dapat merangkum harapan masyarakat.
b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan
perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan
bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup
cakap yang ada di masyarakat. Keinginan bersamapun

19
Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 82-83.
18

memerlukan pertimbangan ahli hal ini berarti nilai needs dalam


perencanaan sarana dan prasarana pendidikan tetap dikedepankan.
c. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah
hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak
didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani
secara menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan bermain
sesuai dengan bakat mereka masing-masing. Disesuaikan dengan
karakter berarti tidak hanya ditinjau dari keberadaan sarana dan
prasarananya melainkan juga kesesuaian dan kememadaiannya
bagi siswa yang bersangkutan contoh seperti disesuaikan dengan
umur, postur tubuh dll.
d. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah
serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan
pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau
manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru. Tidak hanya
murid gurupun perlu disesuaikan antara sarana dan prasarana
mengajarnya dengan cara mengajarnya guna terciptanya
pembelajaran yang efektif, misal penggunaan proyektor dalam
persentasi guru atau penggunaan alat-alat olahraga yang memadai
bagi guru olahraga.
e. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah
secara efektif, melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara
menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta
melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.
Begitupula penanggung jawab, ialah yang harusnya menampung
aspirasi stekholder saat ingin melakukan pengadaan agar apa yang
ia rencanakan dapat dipertanggung jawabkan.
f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan
untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta
menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan
19

perlengkapannya. Mengenal disini berarti harus memastikan apa


yang diadakan bernar-benar berkualitas.
g. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara dan
menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat
membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan
keindahan serta kemajuan dari sekolah dan msayarakat.
Penanggung jawab sarana dan prasarana hendaklah dapat
mengajak dan merangkul para stekholder agar dapat bertanggung
jawab terhadap sarana prasarana sekolah.
h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui
kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus
memerhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang
dibutuhkan oleh anak didiknya. Inilah pentingnya diskusi
sebelum memutusakan untuk mengadakan sebuah sarana dan
prasarana sekolah.
Menurut Bafadal dalam buku Imam Gunawan dan Djum Djum
Noor. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diantaranya:20
a. Prinsip pencapaian tujuan, artinya sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan
didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian
tujuan proses belajar mengajar.
b. Prinsip efisiensi, artinya sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama,
sehingga dapat diadakan sarana prasarana pendidikan yang baik
dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan
hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
c. Prinsip administratif, artinya sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,

20
Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2017) cet I, h. 319-320.
20

intuksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang


berwenang.
d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, artinya sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah
yang mampu bertanggung jawab.
e. Prinsip kekohesifan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang
sangat kompak.

Pada dasarnya semua pendapat yang dikemukakan para ahli


beracuan bahwa prinsip pengelolaan sarana dan prasarana harus
dilakukan dengan efektif dan efesien, Maka dengan penjelasan prinsip
tersebut tindakan-tindakan yang secara khas dari manajemen dimulai
dari perencanaan, pengorgansasian, pengarahan, dan pengendalian
yang dilakukan menentukan tercapainya sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
lainnya. Proses pegaturan diatur berdasarkan urutan, fungsi serta
prinsip manajemen.

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses
untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana
pendidikan serta pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di
lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan
tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses
belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan pendukung dalam
proses belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik dan lancer. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan sangatlah penting dalam pengelolaan, pengadaan serta
pengawasan sarana pendidikan yang pengadaannya selama ini kurang
diperhatikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Pada dasarnya
21

pengelolaan sarana dan prasarana meliputi beberapa hal diantaranya


yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan
dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain,
Planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan
datang. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang
rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan pendidikan.21
Perencanaan kebutuhan merupakan rincian fungsi
perencanaan yang mempertimbangkan suatu faktor kebutuhan yang
harus dipenuhi. Dengan tujuan demi menghindari terjadinya
kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas
kegiatan untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya
dana dan tingkat kepentingan.
Manfaat perencanaan yaitu dapat membantu dalam
menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan
langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan
sebagai suatu pedoman untuk melakukan pengawasan,
pengendalian dan bahkan juga penilaian. Perencanaan yang efektif
di dalam penyusunannya harus dilakukan melalui suatu rangkaian
pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan.
Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya

21
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 20.
22

memperhatikan kondisi sekolah terutama di daerah yang


kondisinya rusak dan perlu diperbaiki dengan perencanaan yang
matang. Sekolah merupakan suatu organisasi. Dalam hal ini Kepala
Sekolah hendaknya serba bisa, karena bukan saja harus memiliki
pengetahuan yang memadai mengenai bangunan sekolah,
melainkan juga banyak pengetahuannya tentang perabot dan
perlengkapan. Seperti telah disinggung bahwa tanggung jawab
kepala sekolah dan kaitannya dengan perencanaan sarana dan
prasarana di sekolah adalah bersama-sama dengan staf menyusun
daftar kebutuhan sekolah, kemudian mempersiapkan perkiraan
tahunan untuk diusahakan penyediaannya sesuai dengan
kebutuhan. Menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan
kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi
alat/sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.
Hasil suatu perencanaan akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan oleh pengendalian, bahkan penilaian untuk perbaikan
selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana
harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan persyaratan
dari perencanaan yang baik.
b) Pengadaan
Pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa
berdasarkan hasil dari perencanaan untuk menunjang kegiatan agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.22 Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal
yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan
fasilitas pendidikan semakin meningkat.
Berdasarkan jenisnya pengadaan sarana dan prasarana pada
dasarnya meliputi 4 macam, yaitu: pengadaan bangunan,

22
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 70.
23

pengadaan tanah, pengadaan perabot, dan pengadaan alat kantor.


Adapun cara pengadaan dapat dilakukan dengan membeli,
membuat sendiri, menerima bantuan/hibah/hadiah, daur ulang.

Ada beberapa prosedur pengadaan barang, yaitu:


menganalisis kebutuhan dan fungsi barang, mengklasifikasikan,
membuat proposal pengadaan barang yang ditujukan kepada
pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah
swasta.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah usaha atau


kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
daya guna dan hasil guna suatu barang sehingga barang tersebut
selalu dalam keadaan siap pakai. Pemeliharaan sangat erat
kaitannya dengan pemakaian, apabila dalam pemakaian dipelihara
dengan baik, maka kondisi barang tersebut akan bertahan lama
sampai batas umumnya. Dalam kegiatan pemeliharaan barang
diperlukan ketekunan dan kerajinan, karena jika barang-barang
yang digunakan tidak dirawat maka akan mudah rusak, kotor dan
usang.23 Pemeliharaan yang dilakukan akan dapat terealisasikan
dengan baik apabila seluruh stekholder sekolah memiliki rasa
tanggung jawab dalam kepemilikan, sehingga barang yang akan
digunakan selalu dalam kondisi siap pakai.

Macam-macam pemeliharaan, yaitu: pemeliharaan darurat


korektif, pencegahan. Ditinjau dari waktu pemeliharaan dapat
dibagi dalam 2 bagian (pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan
berkala). Pemeliharaan dapat dilakukan dengan perawatan
preventif sebagai upaya untuk dapat menjamin kesiapan
operasional dan kebersihan lingkungan serta menekan biaya
23
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 121.
24

pengeluaran. Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan


barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak
habis pakai. Adapun fungsi dari pemeliharaan adalah agar barang
terpelihara dengan baik, sehingga jarang terjadi kerusakan, awet,
enak dilihat atau dipandang, mudah dipergunakan dan tidak cepat
rusak. Dengan meningkatnya mutu pelayanan belajar, maka akan
dapat membangkitkan semangat dan kenyamanan belajar bagi
seluruh peserta didik.
d) Penghapusan
Penghapusan barang inventaris adalah pelepasan suatu
barang dari pemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh
pemerintah maupun swasta.24 Secara lebih operasional,
penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan
prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana sudah
dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah.25
Hakikatnya penghapusan harus dilakukan agar tidak terjadi
penumpukan sarana dan prasarana yang sudah tidak bernilai guna,
sehingga mengurangi space ruang untuk meletakan sarana
prasarana yang ada dan dapat diganti dengan yang baru.
Dalam melaksanakan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu:
menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang
negara. Kedua dengan cara pemusnahan. Adapun cara
penghapusan yang dilakukan yaitu dengan pembentukan panitia
lelang, dilaksanakan sesuai prosedur lelang, mengikuti cara
pelelangan yang berlaku. Penghapusan barang dengan cara
pemusnahan apabila barang inventaris yang diusulkan untuk

24
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 166.
25
Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: AR-
RUZZ MEDIA, 2012) cet ke- 1, h. 79.
25

dihapus dan memperoleh surat keputusan untuk dimusnahkan


maka pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan
dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenang serta mengikuti
tata cara prosedur.
Adapun syarat-syarat penghapusan diantaranya adalah:
apabila barang dalam keadaan rusak berat, perbaikan terhadap
barang akan menelan biaya yang besar, secara teknis dan ekonomis
kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan. Barang
tersebut sudah tidak mutakhir lagi, kesulitan di luar kekuasaan
pengurus barang (missal: bahan kimia) musnah akibat bencana
alam merupakan barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan
menjadi rusak, barangnya dicuri, diselewengkan atau musnah oleh
bencana alam atau hewan, ternak dan tanaman banyak yang mati.
e) Pengawasan / Pengendalian
Pengawasan harus dilakukan secara obyektif, artinya
pengawasan itu harus didasarkan atas bukti-bukti yang ada.
Apabila dari hasil pengawasan ternyata terdapat kekurangan-
kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindakan-
tindakan perbaikan dan penyelenggaraannya. Untuk
pendokumentasian hasil pengawasan, perlu adanya buku
pengawasan untuk diisi oleh pemeriksa. Pengawasan umum
terhadap ketertiban penyelenggaraan pengelolaan barang yang
dikuasai sekolah dilaksanakan oleh aparat lainnya yang dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan pengawasan umum yang mencakup segi
administrasi dan teknis pelaksanaan meliputi seluruh kegiatan
pengurusan barang mulai dari perencanaan, pengadaan,
penyimpanan/pengamanan, pemeliharaan inventaris, perubahan
status barang, tuntutan perubahan status barang, tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi. Untuk keperluan
pengawasan, maka setiap sekolah atau pejabat yang diperiksa
26

wajib memberikan keterangan dan bukti yang diminta oleh


pemeriksa, serta menyediakan buku pengawasan untuk diisi oleh
pemeriksa.

Pengendalian adalah mengatur, melaksanakan,


mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan sehingga
tercapai tujuan pendidikan.26 Dengan pengendalian yang baik masa
guna sarana dan prasarana yang telah dimiliki dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama.

6. Peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pengelolaan


sarana dan prasarana
Salah satu tugas utama kepala kepala sekolah dalam adminis-
trasian sarana pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun
daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan
mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediannya.
Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada
guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat/sarana
tersebut pada akhir tahun pelajaran.27 Kepala sekolah menjadi kunci
dalam pengadaan hingga penghapusan karena sumber dana yang
dikelola melalui kewenangannya, keputusan untuk pengadaan sangat
memerlukan sikap yang tegas dari kepala sekolah.
Peranan pimpinan dalam proses pengawasan merupakan bagian
yang fundamental. Hal tersebut bukan berarti mendominasi
bawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha dari bawahannya untuk mencapai
hasil yang telah ditetapkan dalam rencana maupun pelaksanaan
pengawasan.28 Selain peranan pemegang wewenang kepala sekolah

26
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 187.
27
H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, ) cet VI, h. 52.
28
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 177.
27

juga mengarahkan, membimbing dan mendengar aspirasi seluruh


stekholder untuk ketercapaian tujuan sekolah.
Barnawi dan M.Arifin menjelaskan bahwa tanggung jawab dan
wewenang kepala sekolah dalam pengorganisasian sarana dan
prasarana adalah:29
a. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil yang dicapai
dalam kegiatan pemeliharaan.
b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gedung sekolah beserta
sarana penunjangnya.
c. Mengadakan pengawasan, monitoring, dan evaluasi secara periodic
terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh
kelompok kerja.

Dalam hal ini, kepala sekolah hendaknya serba bisa. Karena


bukan saja harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai
bangunan sekolah, melainkan juga banyak pengetahuannya tentang
perabot dan perlengkapan. Seperti telah disinggung bahwa tanggung
jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan perencanaan sarana dan
prasarana di sekolah adalah bersama - sama dengan staf menyusun
daftar kebutuhan sekolah, kemudian mempersiapkan perkiraan tahunan
untuk diusahakan penyediaannya sesuai dengan kebutuhan.
Menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru
yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat/sarana tersebut pada
akhir tahun pengajaran.

B. Kualitas Pembelajaran
1. Definisi Kualitas Pembelajaran
Kualitas dan mutu pendidikan dasar selalu dituntut untuk
menjadi lebih baik karena perubahan zaman yang terjadi baik secara
nasional maupun global. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

29
Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 238.
28

kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau


taraf (kepandaian, kecakapan, dsb), dan mutu.30
Istilah kualitas tertuju pada suatu benda atau keadaan yang
baik. Kualitas lebih mengarah kepada sesuatu yang baik.31
Menurut Elliot dalam buku pengendalian statistic dinyatakan
bahwa, kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda
dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan
tujuan.32 Dengan begitu, kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu
atau juga keefektifan.
Dari ketiga pendapat diatas dapat diartikan bahwa kualitas
bukanlah suatu yang mutlak, penilaian kualitas dapat dikatakan baik
untuk satu orang namun belum tentu orang lain, akan tetapi kualitas
selalu berunsur mengarah kepada kebaikan atau tingkat tertinggi dari
suatu bentuk.
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna
sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.”33
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran.34
Dalam buku karangan Endang Komara, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

30
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002) cet.3 h. 603.
31
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014) cet 10, h. 153.
32
Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, (Jogjakarta: Andi, 2004) h. 3.
33
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) cet 1,
h. 4.
34
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) cet 9,
h. 57.
29

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan


sikap dan kepercayaan pada peserta didik.35
Dari definisi mengenai kualitas dan pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa pengertian kualitas pembelajaran adalah tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran yang
didalamnya dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dimana pencapaian
tujuan pembelajaran berupa peningkatan aktivitas siswa, pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat dilihat dari peningkatan hasil
belajar dalam proses pembelajaran.
Beberapa definisi yang dikemukakan selalu mengarah pada
kualitas pendidikan ujung tombaknya adalah guru akan tetapi tidak
menurut virginian journals bahwa kualitas pendidikan tidak hanya
dapat diukur dengan kualitas guru melainkan “i think we have been for
quite awhile, starting back in NDEA days 1958, we’ve been helping
teachers to change themselves and providing teachers opportunities to
grow”36 yang bermaksud bahwa gurupun harus tumbuh dan
berkembang agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
perkembangan gurupun juga terletak pada murid yang membuat
gurunya untuk terus aktif mengembangkan diri, guru dan murid secara
berkesinambungan dapat menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas.

Jadi, membicarakan kualitas pembelajaran artinya


mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara timbal balik antara guru dan murid selama ini berjalan dengan
baik serta menghasilkan keluaran yang baik pula.

35
Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif, (Bandung: PT Refika Aditama),
cet 1, h. 29.
36
Rozanne Weissman, Nea National Correspondent, An Interview with sidney P marland
JR, Virginia Journal of education Vol 64-65.
30

2. Indikator Kualitas Pembelajaran


Berkaitan dengan pembelajaran yang berkualitas, konsep
kualitas pembelajaran menurut Depdiknas ada beberapa indikator,
yaitu:
a. Perilaku pembelajaran guru.
Perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari kinerjanya antara
lain:
1) Membangun sikap positif siswa terhadap belajar dan profesi
2) Menguasai disiplin ilmu
3) Guru perlu memahami keunikan siswa
4) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik
5) Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan

Prilaku pembelajaran guru yang baik yaitu guru yang dapat


menstimulus atau memberikan motivasi agar dapat secara mandiri
menyadari bahwa belajar adalah needs dengan begitu ilmu yang
diajarkan guru dapat terus dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari.

b. Perilaku dan dampak belajar siswa


Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat kompetensi
sebagai berikut, antara lain:
1) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar
2) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan
pengetahuan serta membangun sikapnya
3) Mampu dan mau memperluas serta memperdalam pengetahuan
keterampilan serta memantapkan sikapnya
4) Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikapnya secara bermakna

Prilaku dampak belajar yang telah dilalui siswa sudah seharusnya


bergerak kearah yang lebih positiv, siswa tak hanya cakap dalam
31

belajar namun juga dapat memaknai hiduip dan memiliki sikap


yang berbudi pekerti luhur.

c. Iklim pembelajaran
Iklim pembelajaran mencakup:
1) Suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kegiatan pembelajaran yang menarik
2) Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan
3) Suasana sekolah yang kondusif

Iklim ini berarti seluruh komponen lingkungan sekolah yang harus


dibuat nyaman dan dapat menunjang pembelajaran, karena dengan
iklim yang kondusif dapat mempermudah siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar.

d. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari:
1) Kesesuain dengan tujuan pembelajaran
2) Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi
dengan waktu yang tersedia
3) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual
4) Dapat mengakomodasi partisipasi aktif siswa
5) Dapat menarik manfaat yang optimal
6) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, professional,
psiko-pedagogis dan praktis.

Materi yang sudah ditentukan dalam kurikulum agar lebih efektif


tersampaikan kesiswa hendaknya dibuat semudah mungkin
dipahami siswa.

e. Media Pembelajaran
Kualitas media pembelajaran tampak dari:
32

1) Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna


2) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dengan
guru
3) Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar
siswa
4) Mampu mengubah suasana belajar dari siswa pasif menjadi
aktif dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar
yan ada

Pembuatan media pembelajaran sangatlah memacu kreatifitas guru,


tak hanya bekerja dengan alat yang ada namun perlu improvisasi
pembuatan media contoh saat pelajaran matematika bangun ruang,
ajaklah siswa untuk kreatif membuat bangun ruang yang
diinginkannya dengan karton dll.

f. Sistem pembelajaran
Sistem pembelajaran di sekolah mampu menunjukan mampu
menunjukan kualitasnya jika:
1) Sekolah dapat menonjolkan ciri khas keunggulannya
2) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana
strategis dan rencana operasional sekolah
3) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan
misi sekolah

4) Pengendalian dan penjaminan mutu

Sistem pembelajaran berarti keseluruhan dari pembelajaran yang


dilakukan apakah sudah baik dan trus bergerak lebih modern sesuai
dengan kebutuhan zaman agar tidak tertinggal dengan negara lain.

3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran


Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang
meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah
33

tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta


evaluasi.37 Kelima komponen tersebut haruslas berjalan beriringan agar
terciptanya pendidikan yang efektif dan efesien.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar.
Guru kreatif, profesioal, dan menyenangkan harus memiliki
konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. 38
Pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan mengembangkan
kecerdasan emosi, membangkitkan nafsu belajar, dan
mendayagunakan sumber belajar.39 Guru kreatif tidak hanya dapat
membagikan ilmunya kepada siswa melainkan juga dapat
mengembangkan dirinya agar terus sejalan dengan kebutuhan siswa.
Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang
membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain
adalah daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau
secara keseluruhan.40 Saat ini sumber belajar bisa didapatkan
dimanapun, kapanpun, dari siapapun, karena dapat diakses dari
berbagai media. Guru haruslah pintar dalam memilih sumber belajar
yang tepat bagi siswa.
Secara tradisional, sumber belajar selama ini dimaknai adalah
guru dan buku, padahal sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di
rumah, dan di masyarakat sangat banyak. Sangat disayangkan jika
sumber belajar yang berlimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan

37
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarta: Referensi, 2012),
cet. 1 h. 214.
38
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 7 h. 161.
39
Ibid
40
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 3 h. 130.
34

secara maksimal untuk kepentingan pembelajaran.41 Internet sangat


membantu dalam pencarian sumber belajar yang baik, semua dapat
diakses dan diatur penggunaannya secara bijak.
Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai
tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, maka
sebaiknya guru memanfaatkan sumber-sumber selain buku.42 Hal ini
penting, sebab penggunaan salah satu sumber tertentu saja akan
membuat pengetahuan siswa terbatas dari sumber yang ditetapkan itu.
Sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar
dapat dibedakan menjadi 6 jenis yaitu: pesan, manusia, bahan,
peralatan, teknik/metode, dan lingkungan.43 Kelima sumber belajar
tersebut sangatlah mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
tergantung bagaimana guru dapat mengemas sumber belajar menjadi
seuatu yang diminati oleh siswanya.

Manfaat dari setiap sumber belajar bergantung kepada


kemauan dan kemampuan guru serta peserta didik untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan pesan-pesan yang terkandung
dalam sumber belajar yang didayagunakan.44 Sumber belajar akan
menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber
belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak,
maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau
buku hanya sekedar yang tidak berarti apa-apa. 45 Selain itu peserta
didikpun harus terus menerus disadarkan bahwa sumber belajar yang

41
Muktar, op. cit., h. 221.
42
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8 h. 175.
43
Rusman, op.cit., h. 138.
44
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet.7 h. 177.
45
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) cet.8 h. 171.
35

ia miliki dapat ia pelajari kapanpun, hingga tidak ada lagi alasan


ketiadaan sumber belajar.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran


Pembelajaran sebagai suatu sistem yang merupakan satu
kesatuan komponen yang saling berinteraksi secara fungsional untuk
mencapai satu tujuan. Tujuan inilah yang merupakan hasil yang
diharapkan setelah pembelajaran itu berakhir. Adapun tercapai
tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh jalannya proses
pembelajaran itu sendiri, efektif atau tidaknya bagaimana proses itu
berjalan. Apabila pembelajaran berlangsung efektif maka berarti
kualitas dari pembelajaran dapat dikatakan baik.
Kualitas pembelajaran tidak terlepas dari pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut dan beberapa faktor penentu lainnya, karena
pada dasarnya kualitas pembelajaran merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kualitas
pembelajaran, diantaranya yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana, dan
lingkungan.46
a. Guru
Dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang
sangat penting. Guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran.47
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses
pendidikan yang berkualitas. Untuk menjadi guru yang profesional,
mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan
diri sesuai dengan kemampuan kaidah-kaidah guru yang
professional. Dalam era teknologi informasi dan komunikasi
sekarang ini, guru bukan hanya sekedar mengajar melainkan harus
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 52.
47
Ibid
36

jadi manajer belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru


diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang
kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan
multimedia, multimetode, dan multisumber agar mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.48
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua
macam kegiatan yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengelola
sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu
sendiri.49
Gary Flewelling dan William Higginson menggambarkan
peran guru dalam gambaran kelas masa depan sebagai berikut:
1) Memberikan stimulasi kepada siswa dengan menyediakan
tugas-tugas pembelajaran yang kaya dan terancang, baik untuk
meningkatkan perkembangan intelektual, emosional, spiritual
dan sosial.
2) Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian,
berdiskusi, berbagi, menjelaskan, merefleksi, menilai dan
merayakan perkembangan pertumbuhan dan keberhasilan.
3) Menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu
pokok bahasan.
4) Berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang
mengerahkan dan memberi penegasan, mendorong siswa
dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias dari
seseorang pembelajar, dengan demikian guru berperan sebagai
pemberi informasi dan fasilitator.50
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya

48
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), cet 2, h. 19-20.
49
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2005) cet 3, h. 150.
50
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011) cet 3, h. 188-189.
37

kegiatan belajar peserta didik. Kondisi-kondisi yang dimaksud


antara lain memberi tugas, mengadakan diskusi, tanya jawab,
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk
melakukan evaluasi atau penilaian.51
Di dalam melaksanakan penilaian, guru diwajibkan
memahami muridnya seutuhnya, seharusnya bahkan seluruh
potensi kecerdasannya, karena dipahami saat ini setiap anak
memiliki potensi kecerdasan ganda, tinggal potensi mana yang
dominan dan sesuai dengan bakat dan minat anak.52
Berbagai pendapat diatas telah baik dalam mendeskripsikan
peranan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru
harus memiliki jiwa pembelajar dan mampu memotivasi siwa
dalam belajar. Dalam hal ini, efektifitas proses pembelajaran
menjadi tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik dan
keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas
atau kemampuan guru tersebut.
b. Siswa
Siswa di dalam interaksi belajar mengajar adalah subjek
yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil
belajar. Setiap siswa memiliki karakteristik umum dan karakteristik
khusus.53 Dimana karakteristik umum dilihat dari segi usia
sedangkan karakteristik khusus dilihat dari sudut gaya belajar
seorang siswa.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa
meliputi aspek latar belakang siswa serta faktor yang dimiliki
siswa.54 Latar belakang ini bermacam bentuknya mulai dari
51
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) cet
2, h. 11.
52
Suyono dan Haryanto, op.cit., h. 205.
53
Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet 2,
h. 17.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
54

(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 54.


38

perekonomian, keluarga hingga memang kemampuan siswa dalam


menerima pembelajaran. Oleh karena itu selain guru, orang tua
sangat memiliki peranan penting dalam membangun karakter siswa
untuk terus berkembang.

c. Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya
media pembelajaran, alat pelajaran, dan sebagainya. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat
mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana
dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan
komponen penting yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran.55 Sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam
proses pembelajaran, namun tanpa adanya sarana dan prasarana
yang memadai pembelajaran belum tentu berjalan dengan baik
secara efektif dan efisien, oleh karena itu pengadaan hingga
pemusnahan sarana prasarana sekolah harus dilakukan dengan
baik.
d. Lingkungan
Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya
pengalaman belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan
fisik dan lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi
belajar mengajar optimal.56 Lingkungan pendidikan meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Situasi lingkungan
mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini
meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan

55
Wina Sanjaya, op.cit., h. 55.
56
Etin Solihatin, op.cit., h. 12.
39

sosio-kultural.57 Lingkungan adalah hal yang paling berpengaruh


untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan yang baik
membawa siswa kedalam kondisi yang baik serta siap menerima
pelajaran.
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas
dan faktor iklim social-psikologis.
Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah
siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa
mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu
besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan


antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya
iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru,
antara guru dengan guru, bahkan antara guru dengan pimpinan
sekolah. Iklim sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan
hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah
dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.58
Hubungan yang dijalin oleh sekolah, orang tua dan masyarakat
haruslah baik dan berkesinambungan, karena dapat berefek pada
kepercayaan masyarakat pada lembaga pendidikan serta
masyarakat juga dapat membantu untuk kemajuan sekolah.

C. Kerangka Berpikir
Sarana dan prasarana menjadi salah satu komponen yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Kelengkapan sarana dan
prasarana di suatu sekolah akan membantu guru dalam melangsungkan

57
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) cet
1, h. 75.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
58

(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 56.


40

proses pembelajaran sehingga guru memiliki banyak pilihan dalam


menentukan metode pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa
sebagai subjek yang mencapai tujuan pembelajaran melalui hasil belajar.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan karena erat kaitannya dengan kualitas
pembelajaran. Jika sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dapat
dikelola dengan baik, maka sekolah berpeluang besar dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pengaruh Proses Belajar Mengajar Kendala

Kualitas Pembelajaran

D. Penelitian yang Relevan


Berikut ini hasil dari penelitian yang berkaitan dengan efektivitas
sarana prasarana pendidikan dalam menciptakan kualitas pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:
Nia Fauziah, 105018200730, Penerapan Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan di SMPN 227 Jakarta Selatan. Skripsi, Jurusan
Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Nur Indah Fadhilah, NIM: 109018200056. Peranan Sarana dan
Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam
41

Al Syukro Universal. Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Surotul Hidayat. 108018200011. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa. Skripsi, Program Studi
Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2015
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMK Trikarya yang terletak di Jl. Harun
No.20A RT 13/01, Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240. Adapun waktu
penelitian sejak mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2019 dengan
rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Bulan
No Kegiatan Apri Agus
Mar Mei Juni Juli Sept Okt
l t
1. Pengesahan
Proposal Skripsi
2. Bimbingan Skripsi
3. Penelitian
4. Pengumpulan dan
Pengolahan data
5. Penulisan Laporan
Penelitian

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan
metode deskriptif, yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia /
suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.
Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian
ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata
(lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia.59 Sedangkan

59
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) h. 13.
43

pendekatan deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan


dan menginterpretasikan objek sesuai data dan fakta.
Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen maka
peneliti harus memiliki bakal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih luas dan bermakna.60
Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian
kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga
mampu menjadi “human instrumen” yang baik.61
Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif
dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun
wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai,
budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada
konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka
peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami
apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap
data yang diperoleh.
Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori
yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih
untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami
permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat
sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru
dituntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori
berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.62

60
Ibid
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), cet.14 h. 213.
62
Sugiyono, op.cit., h. 214.
44

C. Sumber Dan Jenis Data


Sumber data merujuk pada saat asal data diperoleh. Sumber data dalam
penelitian menggunakan 3P yakni; Person, Paper and Place.63
1. Person
Yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa
jawaban lisan atau melalui penyebaran angket berupa jawaban tertulis.
2. Paper
Yaitu sumber data yang diperoleh dari segala bentuk simbol yang
berupa grafis, tulisan, gambar, table, denah, dokumen dan lain-lain.
3. Place
Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan dalam dan bergerak.
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
menggunakan sumber data seperti; Person, Paper, dan Place. Data dalam
penelitian ini yakni;
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama
dan ketiga yakni Person dan Place dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber data kedua
yaitu Paper dengan menggunakan teknik pengumpulan dat Studi
Dokumentasi

D. Teknik Pengumpulan Data


Setiap kegiatan sudah pasti salah satu kegiatan yang dilakukan ialah
kegiatan atau proses pengumpulan data. Karena pengelolaan data merupakan
salah satu kunci keberhasilan suatu penelitian. Dan teknik/metode penelitian
yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :
1. Teknik Observasi
Teknik pertama dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, dimana
teknik observasi merupakan “kemampuan seseorang untuk menggunakan
63
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Dasar-Dasar Evaluasi Program,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 88.
45

pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan
panca indera lainya.”64 Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa
observasi terkait :
a. Lingkungan Sekolah SMK Trikarya Jakarta
b. Proses pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMK Trikarya
Jakarta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.65 Untuk
memperoleh data dan informasi yang akurat dan tepat penulis melakukan
beberapa Tanya jawab dengan pihak terkait guna menggali pengelolaan
sarana prasarana yang dilakukan di SMK Trikarya Jakarta. Responden
yang diwawancarai adalah:
a. Kepala Sekolah SMK Trikarya Jakarta
b. Kepala Tata Usaha
c. Guru Bahasa Indonesia
d. Siswa
3. Teknik Dokumentasi

Teknik terakhir yaitu teknik dokumentasi, yaitu “cara


mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk
juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.”66 Teknik ini digunakan untuk
menggali data profil lembaga, struktur organisasi, sarana prasarana,
keadaan lingkungan SMK Trikarya Jakarta.

64
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. II, h. 118.
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010) h. 186.
66
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), Cet. III, h. 191.
46

E. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut patton dalam buku karangan Lexy adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar.67
Data yang didapatkan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian tidak dapat langsung digunakan, melainkan perlu dilakukan analisis
sehingga data dapat mudah dipahami dan hasil penelitian dapat
diinformasikan kepada orang lain. penulis dalam menganalisis data
menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari empat kegiatan
analisis data, yaitu :
1. Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di
lapangan. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya
sampai jika mungkin, teori yang grounded namun data bisa lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan
data.68
2. Reduksi Data
Kegiatan mereduksi data ialah kegiatan merangkum data, memilah-
milah data kemudian memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada
hal yang penting. Lalu mencari tema dan pola dengan membuang hal yang
tidak diperlukan. Sehingga setelah data direduksi, data sudah terfilterisasi
menjadi data-data yang akan dianalisis lebih lanjut sesuai dengan sasaran
penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah data direduksi, kemudian langkah selanjutnya yaitu
menampilkan data yang sudah tersaring. Sehingga data sudah siap untuk
dipublikasikan dan diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian
metode kualitatif deskriptif penampilan data yang biasa dilakukan yaitu

67
Lexy J Moleong, op. cit, h. 103.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), cet.14 h. 245.
47

dengan menampilkan data dalam bentuk tabel data dan penampilan data
secara naratif.
4. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap akhir langkah yang dilakukan ialah pengambilan


kesimpulan, dimana dari data-data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis
sebelumnya ditemukan suatu hasil penelitian dalam bentuk simpulan data.
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian kualitatif sebenarnya sudah
dimulai dari awal yang masih bersifat sementara kemudian seiring
berjalannya proses penelitian, kesimpulan yang didapatkan akan semakin
akurat dan lebih objektif.

F. Kisi-Kisi Instrumen
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penulis, maka
diperlukan kisi-kisi instrumen yang berkaitan dengan “Pengelolaan Sarana
dan Prasarana dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran.” Adapun kisi-kisi
instrument sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Sumber TPD


Dimensi Indikator
Penelitian Data
Pengelolaan Pengelolaan Frekuensi Kepala Wawancara
Sarana dan Sarana dan pengelolaan sekolah
Prasarana dalam Prasarana sarana dan
meningkatkan prasarana
Pengelolaan Kepala Wawancara
Kualitas
sarana dan sekolah,
Pembelajaran
prasarana guru,
secara efektif siswa.
dan efisien
Kegiatan Kepala Wawancara,
perencanaan sekolah observasi
sarana dan dan
48

prasarana dokumentasi
Kegiatan Kepala Wawancara
pengadaan sekolah
sarana dan
prasarana
Kegiatan Kepala Wawancara,
pemeliharaan sekolah, dan
sarana dan guru, observasi
prasarana dan
siswa.
Kegiatan Kepala Wawancara,
penghapusan sekolah observasi
sarana dan dan dan
prasarana guru. dokumentasi
Kegiatan Kepala Wawancara
pengawasan sekolah dan
sarana dan observasi
prasarana
Meningkatka Kepala Observasi
Kualitas n minat sekolah, dan
Pembelajaran belajar siswa guru dan wawancara
siswa
Mencapai Kepala Wawancara
kompetensi sekolah, dan
dasar guru dan dokumentasi
siswa.

Tabel 3.3 Pedoman wawancara Kepala Sekolah

No Indikator No.
Item
49

1 Frekuensi pengelolaan sarana dan prasarana

2 Pengelolaan sarana dan prasarana secara


efektif dan efisien
3 Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana

4 Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana

5 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

6 Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana

7 Kegiatan pengawasan sarana dan prasarana

8 Meningkatkan minat belajar siswa

9 Mencapai kompetensi dasar

Tabel 3.4 Pedoman wawancara guru

No Indikator No.
Item

1 Pengelolaan sarana dan prasarana secara


efektif dan efisien.

2 Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana

3 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

4 Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana

5 Meningkatkan minat belajar siswa

6 Mencapai kompetensi dasar

Tabel 3.5 Pedoman wawancara Peserta Didik


50

No Indikator No.Item

1 Pengelolaan sarana dan prasarana secara


efektif dan efisien

2 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

3 Meningkatkan minat belajar siswa

4 Mencapai kompetensi dasar

Total

Tabel 3.6 Studi Dokumentasi

No Dokumen ada tidak Keterangan


.
1 Profil SMK
Trikarya
2 Visi, misi, dan
tujuan
3 Data guru
4 Data peserta didik
5 Sarana dan
prasarana sekolah
6 Hasil rapot
7 Form pengajuan
sarana dan prasarana
8 Daftar inventaris
barang
51

Tabel 3.7 Pedoman Observasi

No. Indikator Deskripsi


1 Kegiatan pengelolaan
sarana dan prasarana
2 Meningkatkan minat
belajar siswa
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi
1. Biodata Singkat SMK Trikarya Jakarta
a) Nama Sekolah : SMK Trikarya Jakarta
b) Alamat : Jalan Ciputat Raya Gang Harun, Tanah
Kusir Kebayoran Lama Jakarta Selatan
c) No. Telepon : 021 7293979
d) Nama Yayasan : Yayasan Trikarya
e) Status Sekolah : Swasta
f) Jenjang Akreditasi : Akreditasi “B”
g) Waktu Belajar : Pagi, Pukul 06.30 s.d. 14.30 WIB
h) Jenis kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler:
Futsal, Pramuka, Paskibra, Pencak Silat, Paduan Suara, Tari
Saman.
2. Visi dan Misi Sekolah
a) Visi
Menghasilkan lulusan Kompetensi Keahlian Multimedia, Teknik
Jaringan Komputer (TKJ) dan Akuntansi yang profesional, untuk
memenuhi tuntunan dunia kerja berwawasan keunggulan untuk
memenangkan peluang tingkat nasional dan global.
b) Misi
1) Meningkatkan kualitas organisasi dan manejemen sekolah
dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif.
2) Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma
budaya bangsa.
3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK.
4) Meningkatkan kualitas pembinaan kesiswaan dalam
mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian.
53

5) Meningkatkan kemitraan dengan DU/DI sesuai prinsip demand


driven.
6) Meningkatkan kualitas pengelolaan unit produksi dalam
menunjang kualitas SDM.
7) Memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan
wawasan wiyata mandala.
8) Menghasilkan tamatan yang mampu berkarier dalam
bidangnya, beriwirausaha atau melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekolah Menengah Kejuruan Trikarya Jakarta memiliki guru dan
tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan
maupun pendidikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. 1 Keadaan Guru dan Tenaga


Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan,
Jabatan, dan Bidang Studi

No Nama Guru Jenjang Jabatan


1. Imam Wahyudin, S. Pt S1 Kepala Sekolah
2. Agus Dian, S. Pdi S1 Wakil Kepala
Bidang Kesiswaan
3. Menawati, S.Pd S1 Wakil Kepala
Bidang Kesiswaan
4. Sumarno, Amd. Kom D3 Guru
5. Dwi Abadi, S. Kom S1 Guru
6. Sari Pulas Nurselo, S. Kom S1 Guru
7. Ridwan, S. Pd S1 Guru
8. Herither Edison, S. Pdk S1 Guru
9. Rizky Adhitya S1 Guru
10. Annur Fuad S1 Guru
11. Resti Utami, S.Pd S1 Guru
12. Alfian Syahrudin, S. Pd S1 Guru
13. Ristifa Agustin, S. Pd S1 Guru
14. Royyan Sobie, Amd. Kom S1 Guru
15. Slamet Chumaedi S1 Guru
16. Anastasya Kulsum S1 Guru
17. Suradi SMA Kepala TU
54

18. Sarah Rosdiana SMK Staff TU


19. Deswita Wardani Harby SMK Staff TU
20. Amshar SD Karyawan
21. Karlin Aditama SMK Karyawan

4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa-siswi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan
Trikarya Jakarta sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki
beberapa kelas yang cukup dari kelas X MM, X TKJ, X AK dan XI
MM, XI TKJ, XI AK dan XII MM, XII TKJ, seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 2 Keadaan Siswa dan Siswi SMK Trikarya
Jakarta

Kelas L P Jumlah Kelas L P Jumlah


X MM 20 7 27 XI MM 20 3 23
X TKJ 15 0 15 XI TKJ 14 1 15
X AK 13 14 27 XI AK 2 11 13
Jumlah 48 21 69 Jumlah 36 15 51
5.
Kondisi Sarana dan Prasarana
SMK Trikarya Jakarata memiliki sarana dan prasarana pendidikan
Kelas L P Jumlah yang cukup memadai, baik
XII MM 16 7 23
XII TKJ 11 2 13 berupa fisik bangunan seperti
XII AK 1 5 6 gedung maupun non fisik
Jumlah 37 14 42
seperti kurikulum belajar,
metode pegajaran, suasana dalam lingkunngan sekolah, dan
sebagainya. Sarana fisik di SMK Trikarya seperi gedung sekolah,
ruang belajar, perpustakaan, kantor guru, lab. Komputer, ruang
keterampilan, ruang OSIS, mushola, lapangan dan sebagainya
merupakan sarana belajar yang terus REKAPITULASI L P JML.
121 41 162
menerus mengalami cukup kemajuan,
meskipun masih terdapat masalah dalam hal kemanfaatan dan
perawatan namun sudah cukup baik dan dikelola. Untuk lebih jelasnya
dapat di lihat pada keterangan berikut:
55

a) Tanah dan halaman


Tanah sekolah SMK Trikarya Jakarta sepenuhnya milik
Yayasan. Luas areal seluruhnya 1.135m2. sekitar sekolah di
kelilingi pagar sepanjang 173m. keadaan tanah SMK Trikarya
berstatus milik yayasan wakaf dengan luas gedung 783m2.
b) Gedung sekolah
Bangunan sekolah pada umumya kondisi baik. Jumlah ruang
kelas untuk menunjang cukup memadai. Keadaan gedung sekolah
SMK Trikarya ialah sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana

No Sarana Ket.
1. Ruang kelas ber-AC Ada
2. Laboratorium Multimedia Ada
3. Laboratorium TKJ Ada
4. Laboratorium Praktik Komputer Ada
5. Koperasi Sekolah Ada
6. Lapangan Olahraga Ada
7. Perpustakaan Ada
8. Mushola Ada
10. Kantin Ada
11. UKS Ada
12. Kamar Mandi Ada
13. Ruang Guru Ada
14. Ruang Kepala Sekolah Ada
15. Ruang Serba Guna Ada
16. Ruang Tata Usaha Ada

Tabel 4. 4 Kondisi Ruang SMK Trikarya Jakarta

Kondis Ruang Jumlah


i Milik Bukan
Milik
Total 4 10 14
Baik 0 0 0
Rusak 4 10 14
Ringan
Rusak 0 0 0
Sedang
56

Rusak 0 0 0
Berat

Tabel 4. 5 Kondisi Laboraturium SMK Trikarya Jakarta

Laboratoriu Kondisi Jumlah


m Baik Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedan Berat
g
Total 0 0 0 0 0
IPA 0 0 0 0 0
Biologi 0 0 0 0 0
Kimia 0 0 0 0 0
Fisika 0 0 0 0 0
Bahasa 0 0 0 0 0
IPS 0 0 0 0 0
Komputer 2 0 0 0 2

Tabel 4. 6 Kondisi Perpustakaan SMK Trikarya Jakarta

Kondis Jumlah
i
Total 1
Baik 1
Rusak 0
Ringan
Rusak 0
Sedang
Rusak 0
Berat

Tabel 4. 7 Kondisi Sanitasi SMK Trikarya Jakarta

Sanitas Kondisi Jumlah


i Baik Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
Total 3 2 4 2 11
Guru 2 1 1 1 5
Siswa 1 1 3 1 6
57

Dari data yang diperoleh menurut hasil studi dokumen yang


dilakukan, untuk prasarana di SMK Trikarya sebetulnya sudah cukup
memadai, masing-masing prasarana dalam kondisi baik seperti ruang
kelas, ruang perpustakaan, laboratorium. Akan tetapi masih perlu
untuk diperhatikan sanitasi di SMK Trikarya yang masih belum
dikatakan memadai, sebab masih banyak terdapat kondisi kamar mandi
yang masuk dalam kategori rusak besar sebanyak 2, rusak sedang ada
4 ruang, rusak ringan 2 ruangan, dan 3 ruangan dalam keadaan yang
baik dan layak untuk digunakan.

B. Pembahasan
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan studi dokumen yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada disekolah.
1. Frekuensi pengelolaan sarana dan prasarana
Suksesnya pembelajaran yang ada di sekolah didukung oleh
pendayagunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan
yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana
pendidikan perlu untuk dikelola demi lancarnya proses pembelajaran
di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang amat penting dilakukan karena keberadaan sarana
dan prasarana pendidikan sangat mendukung suksesnya pembelajaran
di sekolah.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu
kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam kegiatan
belajar mengajar diperlukan usaha pengelolaan dalam sarana dan
prasarana pendidikan. Sebagai indikator berhasil atau tidaknya proses
pencapaian suatu tujuan pendidikan. Antara lain dipengaruhi oleh
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah oleh pihak sekolah. Sarana
58

pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang


secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan sekolah menurut Frekuensi merupakan jumlah tingkat
pemakaian suatu unsur jika dalam pengelolaan sarana dan prasarana
frekuensi berarti ukuran seberapa sering sarana prasarana dikelola.
Berdasarkan wawancara dengan Imam Wahyudin selaku kepala
sekolah SMK Trikarya pada tanggal 2 september 2019, frekuensi
pengelolaan di SMK Trikarya sudah cukup baik terlihat dari lapangan
yang memadai dan ruang kelas yang cukup luas namun belum
maksimal dalam pemanfaatan ruang sesuai fungsinya seperti ruang
kelas di lantai 2 yang tidak digunakan, kelas yang digunakan untuk
musholla baik memang untuk efesiensi namun ada hal yang disisihkan
yaitu kelas yang selalu berpindah-pindah.69
Jika berdasarkan observasi yang peneliti lakukan SMK Trikarya
memiliki ruang kelas yang banyak 25 kelas namun belum baik dalam
pengelolaan karena terdapat 5 ruang kelas dalam kondisi rusak berat,
10 ruang layak pakai dan 10 lagi cukup memadai. Contoh dari sarana
pendidikan adalah spidol, kertas, kursi, meja, komputer dan lain-lain.
Sedangkan contoh dari prasarana pendidikan seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang labor, WC, kantin sekolah, ruang UKS, lapangan
sekolah dan lain sebagainya.
Proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga
pendidikan seperti sekolah sama semua tahapannya. Begitu juga di
SMK Trikarya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikannya
dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan,
pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan.

69
Hasil wawancara dengan Imam Wahyudin Selaku Kepala Sekolah SMK Trikarya Pada
tanggal 2 September 2019.
59

2. Perencanaan sarana dan prasarana


Perencanaan ialah proses yang dilakukan sebelum memutuskan
bentuk kegiatan apa yang paling baik untuk dilakukan. Salah satu
usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran adalah
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Langkah
pertama dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan adalah
mengadakan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trikarya Jakarta adalah proses memikirkan dan menetapkan program
pengadaan fasilitas sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu
mampu dan terampil dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
didasari keimanan dan ketakwaan. Didalam perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan pihak sekolah sangat memperhatikan
permendiknas nomor 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan
prasarana sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai acuan dalam
mendefinisikan alat-alat sekolah yang diperlukan.
Tabel 4.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMK
Trikarya

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Jangka Waktu


1 Ruang kelas 4 ruang Menengah
2 Mushola 1 ruang Menengah
3 Meja 120 buah Pendek
4 Infocus 10 buah Menengah
5 ATK tentatif Pendek
6 Perpustakaan 1 ruang Panjang
7 Kamar mandi 4 ruang Menengah
8 Gedung lantai 2 1 lantai Menengah

Proses perencanaan di SMK Trikarya. Menurut Imam Wahyudin


juga disampaikan, untuk perencanaannya kami tuangkan pada rencana
kegiatan jangka pendek terus juga terbagi dalam RPTJ jangka
60

menengah yang sudah disusun 4 tahun lalu dan kami hanya


meneruskan saja dan insidensial sarana dan prasarana yang belum
lengkap kami usahakan dapat terealisir dengan pendanaan dari yayasan
atau dana bos kami terima dan juga ada upaya dengan kami melibatkan
stakeholder sekolah, guru-guru, komite, dan yayasan.70 Tentu kami
berusaha untuk menginput dan menginventarisir sarana prasarana yang
mungkin harus disiapkan untuk jangka pendek.
Kemudian hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Adit selaku
Guru di SMK Trikarya yang menyatakan Biasanya antara pimpinan
dan TU ada rapat internal dan akan dibahas bersama guru-guru itu
setiap awal tahun ajaran baru, untuk perencanaan secara keseluruhan
memang dibuat, tapi untuk perencanaan tersebut sifatnya tertutup ya
menurut saya, hanya pimpinan, kepala TU dan kepala laboraturium
yang mengetahui detail perencanaan tersebut. Jadi guru-guru tidak
dilibatkan secara langsung, tapi biasanya guru-guru hanya memberikan
usulan saat santai pada waktu istirahat, sifatnya tidak formal. Misalnya
saya sebagai guru olahraga membutuhkan infokus untuk menunjang
pembelajaran dikelas. Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat
internal dan akan dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun
ajaran baru.71
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas peneliti simpulkan
bahwa dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya
dilakukan dengan cara mengadakan rapat bersama untuk menampung
semua usulan dari guru-guru serta seluruh stake holder tentang sarana
dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses
pembelajaran, dan rapat tersebut bertujuan untuk mengetahui skala
prioritas terhadap sarana dan prasarana yang dianggap lebih penting
dalam pengadaannya. Perencanaan menjadi kunci utama untuk
menentukan program sekolah ke masa yang akan datang. Keberhasilan
70
Ibid, Wawancara dengan Imam Selaku kepala sekolah.
71
Wawancara dengan Adit selaku Guru Bahasa Indonesia SMK Trikarya pada tanggal 2
september 2019
61

pengelolaan sarana dan prasarana akan sangat ditentukan oleh sejauh


mana perencanaan itu dibuat. Tidak mungkin sebuah organisasi
tersebut bisa langsung berkompetensi jika perencanaan yang dilakukan
tanpa perhitungan yang matang.
Perencanaan sekaligus menjadi tolak ukur yang harus senantiasa
diukur kelebihan dan kekurangannya, yaitu bagaimana menyiapkan
segala sesuatu secara cermat dan penuh pertimbangan. Pertimbangan
dan aspek-aspek peluang serta resiko senantiasa dilakukan untuk
membuat yang baik bagi sekolah. Jangan sampai perencanaan dan
segala sesuatunya yang menjadi miniatur kemudian tidak terkonsep
sedemikian rupa sehingga menjadi hal yang tidak matang.
Dari segi perencanaan di sekolah ini telah berjalan lancar. Karena
apa-apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh
siswa dan guru untuk menunjang proses belajar mengajar telah
direncanakan jauh-jauh hari dan telah disepakati secara bersama-sama
oleh kepala sekolah, karyawan tata usaha yang mengatur mengenai
sarana dan prasarana serta guru-guru yang disampaikan dalam rapat
bersama. Semua kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar telah dibicarakan secara bersama-sama oleh pihak sekolah.
Dalam institusi pendidikan sekolah masing-masing perencanaan dan
analisis kebutuhan tersebut disiapkan oleh bagian Perencanaan. Semua
yang dibutuhkan disusun menjadi Daftar Usulan yang dimasukkan
dalam Daftar Usulan kegiatan yang kemudian diteruskan ke yayasan
dan pemerintah melalui dana bos.

3. Pengadaan sarana dan prasarana


Pengadaan merupakan proses kegiatan untuk pemenuhan atau
penyediaan kebutuhan barang yang dapat mempengaruhi keseluruhan
proses arus barang hal yang krusial. Pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran di sekolah hakekatnya merupakan kelanjutan dari
program perencanaan yang telah disusun oleh pihak sekolah
62

sebelumnya. Pengadaan yang ada di SMK Trikarya ialah mengenai


pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh pihak
sekolah. Misalnya mengenai pengadaan perabotan sekolah seperti meja
dan kursi pengadaannya dilakukan dengan membeli kepada
perusahaan yang membuat kursi dan meja. Kalau pengadaan alat
peraga, media dan alat-alat pratikum serta alat-alat kantor dengan
jumlah yang besar diadakan melalui tender dengan pihak lain.
Sedangkan kekurangan alat tulis kantor dengan jumlah yang sedikit
dapat dibeli melalui dana taktis. Sedangkan pengadaan buku-buku
paket sekolah dapat diadakan dengan membeli sendiri dan menerima
bantuan dari Pemerintah. Kadang kala ada peralatan sekolah yang
dibutuhkan oleh guru maka guru mengajukannya kepada TU
dikarenakan tidak ada bagian wakil kepala bagian sarana dan
prasarana. Kalau sekolah tidak menanggapi keperluan barang tersebut
kadang kala guru meminta siswa-siswa untuk secara bersama-sama
membeli kebutuhan tersebut. Seperti kebutuhan taplak meja, serbet
tangan dan hiasan-hiasan yang ada di dalam ruang belajar.
Sistem pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMK
Trikarya yaitu membuat surat dan meminta kepada pihak yayasan,
seperti ac, komputer, yang notabene harus disiapkan dari sumber
pendanaan yayasan, namun apabila dana yayasan tidak mencukupi
maka kita padukan dengan dana BOS yang biasa juga disebut dengan
RAB (rencana anggaran belanja) yang di usulkan oleh guru-guru.
Senada dengan bapak Imam Wahyudin selaku Kepsek, Adit yang
menjadi salah satu guru juga menyatakan pengadaannya yaitu dengan
mengajukan RAB ke kepala sekolah setelah kepala sekolah menyetujui
lalu pengadaan ini kami ajukan ke bendahara.72
Namun karena yang memegang penuh kendali uang adalah
bendahara. Tapi dalam realisasi pengadaan barang atau komponen
yang ada di SMK Trikarya sangatlah menyimpang dari perencanaan

72
Loc.cit. Wawancara dengan Imam Selaku kepala sekolah.
63

yang sudah dibuat, yaitu seringkali barang yang diajukan ke TU


realitanya tidak sesuai dengan barang yang diajukan.

4. Pemeliharaan sarana dan prasarana


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga, menjaga, merawat,
memperbaharui suatu barang atau memperbaikinya sampai kondisi
layak guna atau umur masa guna. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang
yang dimaksud. Sarana dan prasarana sekolah, seperti perabot,
peralatan kantor, dan sarana belajar selalu dalam kondisi siap pakai
pada setiap saat diperlukan. Dengan sarana dan prasarana sekolah yang
selalu dalam kondisi siap pakai itu semua personel sekolah dapat
dengan lancar menjalankan tugasnya masing-masing. Dalam rangka
itu, tentunya semua perlengkapan di sekolah itu bukan saja ditata
sedemikian rupa melainkan juga dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Dengan pemeliharaan secara teratur semua sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah selalu enak dipandang, mudah digunakan dan
tidak cepat rusak. Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan memiliki peranan yang sangat penting
karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyelenggaraan
pendidikan akan berjalan baik pula.
Begitu juga di sekolah SMK Trikarya, pihak sekolah juga
menghimbau agar semua pihak-pihak yang terkait agar bisa melakukan
pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang telah ada. Untuk
pemiliharaannya kita melakukan pemeliharaan secara bersama dengan
murid, biasanya kita buatkan jadwal piket untuk membersihkan dan
64

merawat sarana dan prasarana yang ada di sekolah. selain itu guru-
guru disini selain ditugaskan untuk mengajar juga diberi tugas lainnya,
contoh saya selain sabagai guru Bahasa Indonesia saya juga diberikan
tugas untuk menjadi kepala bidang perpustakaan, maka saya juga
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan merawat perpustakaan
tapi terkadang waktu menjadi kendala untuk melakukan tugas tugas
tersebut secara bersamaan, mungkin secara schedule sudah saya buat
sebaik mungkin, tapi karena tugas utama saya adalah mengajar maka
sering sekali apa yang telah saya jadwalkan jadi tidak berjalan dengan
sesuai.73
Terutama siswa-siswa diharapkan agar bisa memelihara sarana dan
prasarana yang ada seperti memelihara meja dan kursi belajar agar
tidak dicoret-coret. Serta memelihara ruang belajar agar dipelihara dan
dirawat. Memelihara sarana olah raga agar tidak dirusak dan
dikembalikan setelah dipakai. Hal ini dipertegas oleh penyataan
peserta didik yang menyatakan terlibat dalam pemiliharaan, kami ikut
serta menjaga sarana dan prasarana yang ada disekolah ini contohya
tidak mencoret-coret dinding kelas, membuang sampah pada
tempatnya, menggunakan sarana prasarana dengan baik dan tidak
merusaknya.74
Kepala sekolah juga menambahkan hal yang perlu diperhatikan
pula dalam proses pemeliharaan yang pertama kami juga dengan
adanya inventaris mencoba untuk seefisien mungkin apabila ada
kendala keterlambatan atau kekurangan dana, kami mencoba merehab
atau perbaikan yang maksimal agar KBM tetap dapat berjalan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pengawasan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan untuk semua warga
sekolah, seperti pemeliharaan ruang kelas dilakukan oleh murid,
pemeliharaan alat praktek yang di kembalikan kedalam bengkel setelah
73
Loc.cit., Wawancara dengan Adit selaku Guru Bahasa Indonesia.
74
Hasil Wawancara dengan Gilang selaku peserta SMK Trikarya didik pada 3 September
2019.
65

digunakan untuk sarana praktek. Pemeliharaan ruang kelas dalam hal


ini yang membersihkan setiap hari adalah para siswa yang terjadwal
sesuai dengan jadwal piket dan dibantu oleh tukang kebun. Begitu juga
dengan pemeliharaan alat-alat maupun komponen-komponen yang ada
di dalam Lab. merupakan tanggung jawab bagi yang meminjamnya,
karena jika rusak atau hilang yang dikenakan sangsi untuk mengganti
barang tesebut adalah orang yang meminjam barang tersebut. Tetapi
jika barang tersebut sekiranya masih bisa diperbaiki maka dibebankan
kepada pemakai barang tersebut. Karena sistem peminjaman barang-
barang yang ada di dalam Lab. menggunakan sistem bon alat, jadi dari
situlah upaya pihak sekolah dalam memelihara dan mengawasi alat-
alat sekolah yang ada di dalam Lab.
Namun dibalik itu semua ada juga siswa yang tidak menghiraukan
apa yang dihimbau oleh pihak sekolah mereka justru menjadi perusak
dari sarana dan prasarana yang ada seperti mereka mencoret-coret
tembok sekolah, mencoret meja dan menghilangkan bola saat bermain
bola pada jam pelajaran olah raga. Begitu juga dengan guru-gurunya.
Ada juga satu atau beberapa orang guru setelah mengunakan media
dalam pembelajaran tidak menempatkan kembali media yang
dipakainya pada tempat semula. Sehingga kalau membutuhkannya
kembali susah untuk mencari media tersebut. Hal inilah yang perlu
untuk ditingkatkan di sekolah SMK Trikarya mengenai pemeliharaan
sarana dan prasarana yang telah ada agar dapat digunakan pada waktu
yang panjang dan lama.

5. Penghapusan sarana dan prasarana


Penghapusan kegiatan menghilangkan atau memusnahkan suatu
barang yang dikira sudah tidak layak guna atau tak dapat digunakan
dengan semestinya. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran
adalah meniadakan barang-barang milik sekolah dari daftar inventaris
dengan berdasarkan pada perundang-undangan yang berlaku. seperti
66

yang dikatakan oleh kepala TU SMK Trikarya Jakarta untuk


penghapusan kalau barang tersebut masih belum rusak parah maka
akan diperbaiki terlebih dahulu, tetapi jika memang sudah tidak layak
atau benar-benar rusak parah maka kita akan hancurkan atau dibuang.75
Menurut Adit, Jika ada barang yang rusak dan sekiranya sudah tidak
dipakai lagi dari pihak sekolah akan akan disimpan di dalam gudang
dahulu sampai ada waktu untuk melakukan penghapusan.
Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Imam, bahwa
penghapusan di sekolah jarang di lakukan, selama ini barang-barang
yang memang sudah tidak digunakan dalam proses pembelajaran
76
langsung di masukkan kedalam gudang. Seperti tabung TV, CPU,
terminal instalasi listrik, kabel-kabel sisa praktek, kertas dan dokumen
yang termakan zaman, dll. Barang-barang dipindahkan saja, untuk
penghapusan tadi kami tidak memungkinkan kecuali yang kanibal
untuk kelengkapan, perawatan, atau perusakan apabila terjadi
kerusakan bangku, meja, atau kerusakan alat lainnya. Nah ini kami
tidak mengadakan pengadaan baru jadi hanya sebagai cadangan saja,
untuk barang-barang yang berlebih kami simpan di gudang. Jadi
barang-barang yang memang sudah termakan waktu seperti dokumen-
dokumen yang sekiranya sudah tidak dibutuhkan lagi, alat-alat kantor
yang sudah termakan waktu, sarana praktek siswa yang sekiranya
sudah tidak dipakai contohnya kemarin yaitu bodi CPU yang sudah
menumpuk digudang, kabel-kabel sisa praktik siswa yang sudah
terkumpul banyak, itu nanti kami jual dan hasil dari penjualan tersebut,
uangnya kami serahkan kepada bendahara. Ada juga sistem hibah, jadi
barang-barang yang sekiranya sudah tidak diperlukan lagi tetapi masih
dalam keadaan layak, kami hibahkan kepada sekolah yang memang
membutuhkan dan sekolah tersebut biasanya masih dalam lingkup
yayasan.

75
Wawancara dengan Suradi selaku kepala TU
76
Loc.cit., Wawancara dengan Imam selaku Kepala Sekolah.
67

Berdasarkan pengamatan peneliti, penghapusan memang jarang


dilakukan oleh sekolah terbukti masih banyak barang yang sudah tidak
layak dipakai menumpuk digudang. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut diatas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam penghapusan
sarana dan prasarana di SMK Trikarya jarang di lakukan karena jika
ada barang yang mengalami kerusakan sekiranya tidak bisa diperbaiki
maka barang tersebut langsung dimasukkan didalam gudang tetapi
tidak menuntut kemungkinan untuk melakukan penghapusan guna
mengurangi kapasitas di dalam gudang sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk operasional sekolah.

6. Pengawasan sarana dan prasarana


Pengawasan adalah segenap proses penilaian terhadap sarana dan
prasarana. Proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa
tahapan yakni salah satunya menetapkan standar penilaian. Sarana
prasarana yang ada di SMK Trikarya dilakukan setiap semester oleh
Untuk pengawasan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala TU dan
stakeholder dan tim pengembang sekolah melaporkan kepada kepala
yayasan, laporan tersebut untuk pertimbangan untuk pergantian,
pengadaan atau penghapusan sarana prasarana di SMK Trikarya
Jakarta.
Menurut hasil pengamatan peneliti, pengawasan yang dilakukan di
SMK Trikarya yakni dilakukan oleh semua stake holder yang ada
disekolah, semua berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan hingga
pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan
masing-masing mereka gunakan. Namun memang tidak ada badan atau
bagian khusus seperti wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana yang menjadi badan yang menjadi penanggung jawab dalam
melakukan penilaian yakni pengawasan terhadap penggunaan sarana
dan prasarana sekolah. Akan tetapi, meskipun tidak ada nya Wakil
68

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana di SMK Trikarya peran


tersebut dibebankan oleh kepala sekolah agar ditindaklanjuti oleh TU.
Menurut kepala TU SMK Trikarya Jakarta pengawasan dilakukan
oleh seluruh stakeholder sekolah, yang utama tentu pengawasan
dilakukan oleh kepala sekolah, selain itu juga kepala TU yang
sekaligus bertugas sebagai penanggung jawab saran dan prasarana juga
aktif melakukan pengawasan, serta guru-guru dan siswa yang tentunya
terlibat langsung dalam penggunaan sarana prasarana yang ada di
sekolah.77
Pengawasan tersebut dilakukan untuk mengetahui hal apa saja
yang sudah direalisasikan dalam satu semester, dan hal tersebut akan
dilaporkan setiap rapat tahunan. Senada dengan Imam, proses evaluasi
dilakukan setiap satu semester sekali yaitu dilakukan oleh Kepala Tata
Usaha. Sebab hal tersebut nantinya akan disampaikan kepada guru-
guru sebagai laporan barang apa saja yang sudah terealisasi dari
usulan-usulan dari guru.

77
Loc.cit. wawancara dengan Suradi selaku kepala TU
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data mengenai pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta, dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Kondisi Sarana dan Prasarana


a) Perencanaan
Dalam perencanaan guna pengadaan sarana dan prasarana sekolah
ini cukup baik karena melibatkan seluruh stekholder yang ada,
akan tetapi masih ada beberapa perencanaan yang kurang
maksimal sehingga pada saat pengadaan tidak terpenuhi secara
menyeluruh.
b) Pengadaan
Untuk pengadaannya cukup baik pula karena sarana fisik seperti
tanah, gedung, ruang guru, uks, perpustakaan, ruang belajar,
lapangan dan lab telah tersedia. Namun belum maksimal karena
pemegang kewenangan penuh dalam mengatur pengeluaran
anggaran untuk pengadaan ada pada bendahara dan seringkali
dalam realitanya pengadaan tidak dilakukan dengan baik serta
seadanya saja.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang adapun telah dilakukan
dengan baik, karena seluruh stekholder telah memiliki perannya
dalam merawat dan menjaga sarana prasarana yang ada namun
kurangnya tanggung jawab siswa dalam pemeliharaan seperti
mencoret, merusak dan tidak meletakan sarana prasarana pada
tempatnya kembali setelah digunakan mengakibatkan saat ingin
digunakan kembali tidak tersedia barang yag dibutuhkan.
70

d) Penghapusan
Dalam hal penghapusan sarana prasarana masih kurang baik karena
belum dilakukannya penghapusan. Semua barang yang sudah tidak
terpakai atau rusak tidak ditindak lanjuti dengan penghibahan,
pemusnahan atau pendaur ulangan melainkan hanya disimpan di
dalam gudang.
e) Pengawasan
Seluruh stekholder telah berusaha dengan baik melalukan
pengawasan sarana prasarana yang ada namun belum dilakukan
secara continue dan kurangnya tindak lanjut setelah adanya
pengawasan sehingga value dalam pengawasan tidak dapat
dilaksanakan sesuai tujuan.

Seluruh tindakan yang dilakukan guna mengefektifkan kegiatan


belajar mengajar siswa telah diupayakan namun kualitas pembelajaran
belum membaik karena KBM dilakukan tidak dengan 100% kelengkapan
dan kememadaian sarana prasarana yang ada.

B. Saran
1. Yayasan
Guna memperbaiki kualitas pembelajaran dari segi sarana prasarana
alangkah baiknya Yayasan berkolaborasi dengan sekolah, menerima
masukan dari sekolah dan tidak hanya menutut keharusan pada sekolah
melainkan turut membantu dalam mengupayakan pengadaan sarana
prasarana.
2. Kepala sekolah
Agar lebih efisien sarana prasarana yang dimiliki sebaiknya kepala
sekolah mengambil kebijakan yang tegas bagi penggunaan sarana
71

dengan bertanggung jawab, selain itu kepala sekolahpun harus kreatif


dalam mencari sumber dana.

3. Guru
Guru bertugas dalam mengefektifkan kualitas pembelajaran, sehingga
guru kreatifpun dituntut untuk tetap mengggunakan sarana prasarana
yang ada dengan sekreatif mungkin.
4. Siswa
Siswa hendaklah mematuhi aturan yang dibuat oleh sekolah untuk
bersama-sama memelihara sarana prasarana yang ada sehingga dapat
terus memiliki nilai guna dan dapat digunakan saat diperlukan.
5. Orang Tua
Dukungan orang tua sangatlah penting, alangkah baiknya apabila
komite dapat menggerakan seluruh orang tua siswa untuk
berkontribusi dalam pengadaan sarana prasarana.
72

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2016. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
Rajawali Pers
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin, Cepi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Program.
Jakarta: Bumi Aksar
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara
Barnawi dan Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik. Jakarta: Kencana
Daryanto, M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Engkoswara. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Gunawan, Imam dan Noor Benty , Djum Djum. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Komara, Endang. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika
Aditama
Majid, Abdul. 2011 Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mukhtar dan Iskandar. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta:
Referensi
73

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang


Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyono, 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008
Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Prastyawan. 2016. Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal
Studi Keislaman, Vol. 6
Rachmawati, Yeni. 2017. Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan.
Jakarta: Badan Pusat Statistik
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Saryono dan Bangun. 2016. Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal
Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12
Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sri, Wahyu dan Arum, Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar dan Pembelajara. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Uno, Hamzah. 2014. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
74

Wahyu, Dorothea Ariani. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Jogjakarta: Andi


Weissman, Rozanne dan Nea National Correspondent. An Interview with sidney P
marland JR, Virginia Journal of education Vol 64-65
Z, Zurinal dan Sayuti, Wahdi. 2006. Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara
75

Lampiran 1 Hasil wawancara kepala sekolah


Nama : Imam Wahyudin, S. Pt

Jabatan : Kepala sekolah SMK Trikarya

Waktu : 02 September 2019

1. Bagaimana kondisi saran dan prasaran di SMK Trikarya Jakarta?


Jawaban: Untuk sarana dan prasana di SMK Trikarya ini hampir 70%
sudah memadai, dalam arti bisa dijadikan tempat pembelajaran dengan
fasilitas seperti laboratorium dan sarana pendukung lainnya bisa
mengadakan pembelajaran yang optimal. Tapi dengan catatan harus ada
yang di rehabilitas atau diperbaiki untuk beberapa sarana pendukung
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagaimana perencanaan sarana dan prasara pendidikan di SMK Trikarya
Jakarta dilaksanakan?
Jawaban: Untuk perencanaannya kami tuangkan pada rencana kegiatan
jangka pendek trus juga terbagi dalam RPTJ jangka menengah yang sudah
disusun 4tahun lalu dan kami hanya meneruskan saja dan isidensial sarana
dan prasarana yang belum lengkap kami usahakan dapat terlearisir dengan
pendanaan dari yayasan atau dana bos kami terima
3. Apakah hal tersebut sudah berjalan dengan efektif?
Jawaban: Terkadang sudah efisien kemudian terjadi kendala, jika itu harus
disediakan harus dari yayasan atau dana bos jadi tumpeng tindih seperti
itu. Maka untuk mengindari itu dengan adanya RKHS sekolah bahwa
disitu sudah ada pembagiandari mana posisi pengadaan barang dan sarana
dan prasarana untuk melengkapi kekurangan atau hal-hal untuk rehab dari
sarana dan prasana.
4. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan tersebut?
Jawaban: Untuk perencanaan kami melibatkan stakeholder sekolah, guru-
guru, komite, dan yayasan. Tentu kami berusaha untuk menginput dan
menginventarisir sarana prasarana yang mungkin harus disiapkan untuk
jangka pendek
5. Bagaimana pengadaan sarana prasarana pendidikan yang dilakukan di
SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Untuk pengadaan kami membuat surat dan meminta kepada
pihak yayasan, seperti ac, komputer, yang notabene harus disiapkan dari
sumber pendanaan yayasan, namun apa bila dana yayasan tidak
mencukupi maka kita padukan dengan dana BOS
6. Bagaimana proses pembiayaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Trikarya?
76

Jawaban: Yang pertama kami juga dengan adanya inventaris mencoba


untuk seefisien mungkin apabila ada kendala keterlambatan atau
kekurangan dana, kami mencoba merehab atau perbaikan yang maksimal
agar KMB tetap harus berjalan, walupun saran prasarana sedikit
banyaknya harus diadakan namun demikian inventaris yang lama masih
dapat digunakan, dan dengan harapan kami menunggu dana yang lebih
optimal dan maksimal yaitu menggumpulkan atau menunggu jawaban dari
yayasan ataupun maksimalnya kita akan menggunakan pendanaan dari
bos, tapi apabila semua itu belum tercover kami coba mengirimkan
proposal kepada LSM maupun kepada donator dan juga kepada
kementrian dalam hal ini kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan.
7. Siapa saja yang bertanggung jawab untuk menjaga atau memelihara sarana
dan prasarana pendidikan di SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Untuk yang bertanggung jawab atas sarana dan prasarana yaitu
ada kepala TU (Tata Usaha) merangkap sebagai kepala inventarisir sarana
prasarana ditambah kepada laboratorium masing-masing dan juga
tentunya kepala sekolah dalam hal ini, lalu staf TU secara keseluruhan
menjaga inventaris sarana prasarana. Untuk kekurangannya memang
karena ini kekurangan pada perawatan, ini satu orang tidak memungkinkan
untuk tiga macam saran dan prasarana secara keseluruhan , maka dari itu
kami dibantu oleh kepala lab yang notabenenya kami usahakan bahwa
mereka lebih konsen ke sarana parasara baik itu perbaikan, perawatan, dan
pengadaan nantinya.
8. Ada berapa sarana yang ada di SMK Trikarya?
Jawaban: Untuk kami maksimalkan disini kami terdiri daari 25 ruang
kelas, kemudian tiga buah laboratorium, satu ruang kepala sekolah,
ditambah lagi kamar mandi 4, kantin, lahan parkir, serta pos satpam. Dan
kekurangan kami yaitu ruang ibadah, saat ini kami masih menggunkan
satu ruang kelas untuk dijadikan musolah. Musolah inilah salah satu
perencanaan yang mendesak yang harus kita adakan untuk beberapa tahun
yang akan datang.
9. Bagaimana cara perawatan atau penghapusan barang-barang di SMK
Trikarya?
Jawaban: Barang-barang dipindahkan saja, untuk penghapusan tadi kami
tidak memungkinkan kecuali yang kanibal untuk kelengkapan, perawatan,
atau perusakan apabila terjadi kerusakan bangku, meja, atau kerusakan alat
lainnya. Nah ini kami tidak mengadakan pengadaan baru jadi hanya
sebagai cadangan saja, untuk barang-barang yang berlebih kami simpan di
gudang.
10. Seberapa besar pengaruh sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trikarya?
77

Jawaban: Kelengkapan sarana dan prasarana memang harusnya didukung


dan disiapkan sebelum guru memberikan pembelajaran dan siswa
mendapatkan pembelajaran yang maksimal, tentunya sarana prasarana
yang berupa kegiatan-kegiatan laboratorium dengan fasilitas yang ada
tentunya sangat mendukung tentunya untuk mempraktekkan apa yang bisa
dibuat, karena ini sistemnya keterampilan siswa yang atas dasar
pengetahuan yang harus dipraktekkan oleh karena itu demi adanya
keterampilan siswa yang maksimal maka sarana prasarana yang
mendukung akan jauh mendukung minat dan bakat siswa dalam
memahami mata pelajaran dalam kompetensi.
11. Siapa saja yang melakukan pengawasan terhadap sarana prasarana
pendidikan di SMK Trikarya?
Jawaban: Untuk pengawasan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala
TU dan stakeholder dan tim pengembang sekolah melaporkan kepada
kepala yayasan, laporan tersebut untuk pertimbangan untuk pergantian,
pengadaan atau penghapusan sarana prasarana di SMK Trikarya Jakarta.

Interview Interviewer

Imam Wahyudin, S. Pt Muhammad Renaldi I


78

Lampiran 2 Hasil wawancara Guru


Nama : Rizky Adhitya, S.Pd

Jabatan : Guru Bahasa Indonesia

Waktu : 02 September 2019

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan si SMK


Trikarya Jakarta?
Jawaban: Untuk sarana dan prasarana secara SDM mungkin di sekolah
Trikarya Jakarta masih ada kekurangan ya, seharusnya dalam hal ini
ada orang khusus untuk menangani hal tersebut untuk mengelola
semua itu. Seperti di sekolah lain misalnya yang memiliki wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana tentu dengan demikian pekerjaan
akan bisa lebih terfokus, kalau disekola kita kan belum ada jadi semua
masih dipegang oleh kepala TU dan dibantu oleh kepala laboraturium
juga. Jadi saat ini secara keseluruhan menurut saya belum maksimal
dalam pengelolaan.
2. Bagaimana cara membantu menjaga saran dan prasarana pendidikan di
SMK Trikarya?
Jawaban: Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat internal dan
akan dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun ajaran baru,
untuk perencanaan secara keseluruhan memang dibuat, tapi untuk
perencanaan tersebut sifatnya tertutup ya menurut saya, hanya
pimpinan, kepala TU dan kepala laboraturium yang mengetahui detail
perencanaan tersebut. Jadi guru-guru tidak dilibatkan secara langsung,
tapi biasanya guru-guru hanya memberikan usulun saat santai pada
saat istirahat, sifatnya tidak formal. Misalnya saya sebagai guru
olahraga membutuhkan infokus untuk menunjang pembelajaran
dikelas. Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat internal dan akan
dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun ajaran baru.
3. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trkarya Jakarta?
Jawaban: Untuk pemiliharaannya kita melakukan pemeliharaan secara
bersama dengan murid, biasanya kita buatkan jadwal piket untuk
membersihkan dan merawat sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
selain itu guru-guru disini selain ditugaskan untuk mengajar juga
diberi tugas lainnya, contoh saya selain sabagai guru Bahasa Indonesia
saya juga diberikan tugas untuk menjadi kepala bidang perpustakaan,
maka saya juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan
merawat perpustakaan tapi terkadang waktu menjadi kendala untuk
79

melakukan tugas tugas tersebut secara bersamaan, mungkin secara


schedule sudah saya buat sebaik mungkin, tapi karena tugas utama
saya adalah mengajar maka sering sekali apa yang telah saya
jadwalkan jadi tidak berjalan dengan sesuai.
4. Apa tugas pengawas disekolah?
Jawaban: Untuk pengawasan mungkin saya hanya ikut mengawasi
sarana prasarana yang kita gunakan pada saat pembelajaran saja
selebihnya si tidak.
5. Apakah sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta sudah lengkap?
Jawaban: Jadi kalau dilihat dari sarana prasarana yang ada di sekolah
ini menurut saya kan memang kurang memadai, tapi saya sebagai
seorang guru selalu berusaha bagaimana caranya mengkombinasikan
sarana prasarana yang ada dengan kemampuan mengajar yang saya
miliki, saya biasanya mengunakkan metode yang bisa membuat
peserta didik menjadi ikut belajar aktif dikelas walaupun terkadang
dipadukan dengan metode ceramah, tetapi saya selalu berusaha untuk
membuat seluruh peserta didik aktif jadi suasana belajar di kelas tidak
monoton. Karena guru sekarang juga memang dituntut kreatif dan
inovatif dalam melakukan proses pembelajaran.
6. Seberapa dana yang ada sudah saat dan sudahtelah dikelola oleh
sekolah?
Jawaban: Berbicara tentang kompetensi dasar pendidikan mungkin
sudah masuk beberapa persen ya, karena minimal standar sarana
prasana yang ada di sekolah Trikarya sudah tercukupi, mungkin
selebihnya yang kurang hanyalah untuk memperbaiki lagi kualitas di
sekolah Trikarya Jakarta.

Interview Interviewer

Rizky Adhitya, S.Pd Muhammad Renaldi I


80

Lampiran 3 Hasil wawancara kepala TU


Nama : Suradi

Jabatan : Kepala Tata Usaha

Waktu : 03 September 2019

1. Bagaimana perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di


SMK Trikarya?
Jawaban: untuk perencanaan kita biasanya adakan di awal, kita
mengadakan rapat untuk membahas apa apa saja yang kita butuhkan yang
harus kita siapkan untuk sarana pendidikan, mulai dari perencanaan sarana
jangaka pendek, menengah, serta jangka panjang di SMK Trikarya
2. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trikarya Jakarta?
Jawaban: untuk penyimpanan yang dilakukan di SMK Trikarya kita selalu
menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan sarana semisal gudang
untuk penyimpanan, selain ada gudang untuk menaruh sarana yg sudah
tidak layak pakai tetapi kita juga menyiapkan ruang khusus untuk sarana
yang masih layak digunakan, contohnya seperti ruang lab komputer untuk
menyimpan komputer,infocus, dan sebagainya.
3. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trikarya Jakarta?
Jawaban: pemeliharaan yang kita lakukan itu biasanya sesuai dengan
kebutuhannya, dan dalam pemeliharaan juga kita membagi tugas, jadi
bukan hanya saya yang bertugas memelihara sarana tetapi semua
stakeholder yg ada di SMK Trikarya juga wajib memelihara sarana dan
prasarana yg ada. Misalnya wali kelas berarti mereka bertanggung jawab
untuk memelihara sarana yang ada dan dibantu oleh peserta didik di kelas
seperti memelihara lemari, meja, kuris, papan tulis, dll. Dan kepala lab
komputer bertanggung jawab untuk memelihara komputer-komputer yang
ada di ruangan tersebut.
4. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan
di SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: pengawasan tentu yang utama diawasi oleh kepala sekolah SMK
Trikarya, dan tentu saya sebagai seseorang yang ditunjuk sebagai bagian
sarana dan prasarana juga aktif melakukan pengawasan terhadap sarana
dan prasarana yang ada di sekolah, serta saya juga dibantu oleh guru-guru
yang terlibat langsung dalam penggunaan sarana prasarana tersebut.
5. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?
81

Jawaban: untuk pengahapusan kalau barang atau sarana tersebut masih


bisa kita perbaiki maka tentu akan kita perbaiki terlebih dahulu, tetapi jika
memang barang tersebut sudah benar-benar rusak parah maka kita akan
hancurkan atau kita buang.
6. Apa saja hambatan-hambatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Anggaran, mungkin anggaran ini menjadi hambatan utama
dalam memenuhi atau melengkapi sarana dan prasarana di SMK Trikarya,
kemudian rasa memiliki saat sarana dan prasarana sudah ada tetapi rasa
memilikinya tidak ada maka sarana prasarana tersebut menjadi terabaikan,
dan tidak dijaga
7. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di SMK
Trikarya Jakarta?
Jawaban: salah satu upaya yang dapat dilakukan mungkin dengan cara
membuat peraturan penggunaan sarana prasarana, menunjuk serta
membebankan kepada seluruh warga sekolah untuk lebih sadar lagi dalam
memelihara dan menjaga sarana dan prasarana yang ada, serta memberi
efek jera kepada setiap yang merusak sarana yang ada di sekolah, dengan
demikian kami berharap pengelolaan sarana dan prasarana di SMK
Trikarya dapat berjalan dengan baik.

Interview Interviewer

Suradi Muhammad Renaldi I


82

Lampiran 4 Hasil wawancara peserta didik


Nama : Gilang Saputra

Jabatan : Peserta didik

Waktu : 03 September 2019

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?


Jawaban: Pengelolaan bisa dibilang belum efektif,masih labil, masih
terdapat banyak kekurangan, contohnya nih kita kan jurusan (Multimedia)
kalo dibandingin sekolah lain kita tertinggal,
2. Apakah kalian ikut terlibat dalam pemeliharaan saran prasaran di SMK
Trikarya Jakarta?
Jawaban: Terlibat tentunya, ada jadwal piket bersih bersih kelas, lab
komputer juga
3. Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh kepada kulitas
belajar peserta didik di sekolah?
Jawaban: cukup berpengaruh menurut saya, sebab memang apa yang
menjadi kelengkapan di sekolah ini tentu untuk mendukung belajar siswa,
maka dengan demikian pembelajaran pun akan menjadi berkualitas
4. Apakah sarana dan prasarana d SMK Trikarya sudah memenuhi standar?
Jawaban: Kurang, karena dalam pengolahan dan pemilaharan mungkin
masih sangat kurang karena belum terpenuhi sarana dan prasarananya
5. Apa harapan kalian kedepan untuk SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Harapannya semoga sekolah trikarya bisa lebih baik lagi, dan
saran prasarana yang ada saat ini lebih dilengkapi dan ditingkatkan lagi

Interview Interviewer

Gilang Saputra Muhammad Renaldi I


83

Nama : Muhammad Aji


Jabatan : Peserta didik
Waktu : 03 September 2019
1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Kalo menurutnya sudah cukup baik, nyamanlah untuk saat ini
2. Apakah kalian ikut terlibat dalam pemeliharaan saran prasaran di SMK
Trikarya Jakarta?
Jawaban: Terlibat, dalam pemiliharaan kami ikut serta menjaga sarana dan
prasana yang ada disekolah ini contohya tidak mencoret-coret dinding
kelas, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan sarana prasarana
dengan baik dan tidak merusaknya.
3. Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh kepada kulitas
belajar peserta didik di sekolah?
Jawaban: Tidak terlalu berpengaruh. Karena tergantung niat masing-
masing ke sekolah itu maunya apa
4. Apakah sarana dan prasarana d SMK Trikarya sudah memenuhi standar?
Jawaban: Masih jauh, masih dibawah standar kalo menurut saya
5. Apa harapan kalian kedepan untuk SMK Trikarya Jakarta?
Jawaban: Harapan kedepan diperbaiki lagi agar adek adek kelas yang lain
bisa belajar lebih nyaman dan baik lagi.

Interview Interviewer

Muhammad Aji Muhammad Renaldi I


84

Lampiran 5
TABEL UJI REFERENSI

Nama : Muhammad Renaldi Irmawan


NIM : 11140182000038
Judul Penelitian : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya
Jakarta
Penguji : 1. Dr. H. Nurochim, M. M
2. Siti Zahra Permatasari, M.Pd

No. No. Referensi Hal. Hal. Paraf


footnote Referensi Skripsi Pembimbing
1 2
BAB I
1 1 Peraturan Pemerintah No.32 1 1
tahun 2013 tentang perubahan
atas Peraturan Pemerintah
No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
2 2 Engkoswara, Administrasi 5-6 2
Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2012) cet ke-3
3 3 Undang-Undang Republik 30 3
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, 2003
4 4 Peraturan Menteri Pendidikan 2 3
Nasional Nomor 40 Tahun 2008
tentang Standar Sarana dan
Prasarana
5 5 Yeni Rachmawati, dkk, Potret 9-16 4
Pendidikan Indonesia Statistik
Pendidikan, (Jakarta: Badan
Pusat Statistik, 2017)
BAB II
6 6 Jejen Musfah, Manajemen 2 9
Pendidikan, (Jakarta:
85

Prenadamedia Group, 2015) cet


ke- 1
7 7,10,15 Barnawi dan M.Arifin, 13,47-48, 10,11,14,
,16, Manajemen Sarana dan 49,51,82- 15,17,24,
19,25,2 Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: 83 ,79,238 27
Ar-Ruzz Media, 2012) cet ke- 1
9
8 8 Saryono dan Bangun., 24 10
“Manajemen Pengelolaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Di SMA Negeri Se-Kota
Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan
Jasmania Indonesia, Vol. 12,
2016
9 9 Prastyawan, “Manajemen Sarana 35 11
Prasarana Pendidikan”, AL
Hikmah Jurnal Studi Keislaman,
Vol. 6, 2016
10 11 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, 251 11
(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2011) cet ke-1
11 12, Wahyu Sri Ambar Arum, 8,8-9, 12,
18,21,2 Manajemen Sarana dan 20,70,121, 16,21,22,
2,23,24 Prasarana Pendidikan, (Jakarta: 166,187,1 23,24,26
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1
,26,28 77
12 13 Ibrahim Bafadal, Manajemen 5 13
Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003
13 14 Mulyono, Manajemen 184 14
Administrasi dan Organisasi
Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008)
14 17,20 Imam Gunawan dan Djum Djum 318,319- 15,19
Noor Benty, Manajemen 320
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta)
15 27 H.M. Daryanto, Administrasi 52 26
86

Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka


Cipta,) cet VI
16 30 Departemen Pendidikan Nasional, 603 28
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
cet.3
17 31 Hamzah B. Uno, Model 153 28
Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014) cet 10
18 32 Dorothea Wahyu Ariani, 3 28
Pengendalian Kualitas Statistik,
(Jogjakarta: Andi, 2004)
19 33 Abdul Majid, Strategi 4 28
Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013
20 34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan 57 28
Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009
21 35 Endang Komara, Belajar dan 29 29
Pembelajaran Interaktif,
(Bandung: PT Refika Aditama),
cet
22 36 Rozanne Weissman, Nea National 64-65 29
Correspondent, An Interview with
sidney P marland JR, Virginia
Journal of education Vol 64-65
23 37,41 Mukhtar dan Iskandar, Desain 214,221 32,33
Pembelajaran Berbasis TIK,
(Jakarta: Referensi, 2012), cet. 1
24 38,39,4 E. Mulyasa, Menjadi Guru 161,177 33,34
4 Profesional, Menciptakan
Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan,(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 7
25 40,43 Rusman, Manajemen Kurikulum, 130,138 33,34
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), cet. 3
87

26 42,46,5 Wina Sanjaya, Strategi 175,52,54, 34,35,37,


4,55,58 Pembelajaran Berorientasi 55,56 38,39
Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8
27 45 Abdul Majid, Perencanaan 171 34
Pembelajaran, Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011) cet.8
28 48 Rusman, Model-Model 19-20 35
Pembelajaran, Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012), cet 2
29 50,52 Suyono dan Hariyanto, Belajar 188- 35,37
dan Pembelajaran, (Bandung: PT 189,205
Remaja Rosdakarya, 2011) cet 3
30 51 Zaenal Arifin, Evaluasi 11 35
Pembelajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010) cet 2
31 53,56 Etin Solihatin, Strategi 17,12 37,38
Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), cet 2
32 57 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, 75 38
Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006) cet 1
BAB III
33 59,60 Afrizal, Metode Penelitian 13 42
Kualitatif: Sebuah Upaya
Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam
Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016)
34 61,62,6 Sugiyono, Metode Penelitian 213,214,2 42,45
8 Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 45
(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.14
35 63 Suharsimi Arikunto, Cepi 88 43
Safruddin Abdul Jabar, Dasar-
88

Dasar Evaluasi Program,


(Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
36 64 Burhan Bungin, Penelitian 118 44
Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, (Jakarta:
Kencana, 2007), Cet. II
37 65,67 Lexy J. Moleong, Metodologi 186,103 44,45
Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010)
38 66 Nurul Zuriah, Metodologi 191 44
Penelitian Sosial dan Pendidikan,
(Jakarta)
BAB IV
39 69,70,7 Hasil wawancara dengan Imam 58,59,62,
2,76 Wahyudin Selaku Kepala 66
Sekolah SMK Trikarya Pada
tanggal 2 September 2019
40 71,73 Wawancara dengan Adit selaku 60,64
Guru Bahasa Indonesia SMK
Trikarya pada tanggal 2
september 2019
41 74 Hasil Wawancara dengan Gilang 64
selaku peserta SMK Trikarya
didik pada 3 September 2019
42 75,77 Wawancara dengan Suradi selaku 65,68
kepala TU

Anda mungkin juga menyukai