Anda di halaman 1dari 174

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK


MULIA PADA PESERTA DIDIK KELAS V MI NURUL HUDA
PALMERAH JAKARTA BARAT

Skripsi

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Murni Rachmania

NIM 11180183000003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443/2022
LEMBAR PENGESAHAAN DOSEN PEMBIMBING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK MULIA PADA
PESERTA DIDIK KELAS V MI NURUL HUDA PALMERAH JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Murni Rachmania
11180183000003

Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dr. Takiddin, M. Pd
NIP. 198312062011011005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022 M/1443 H

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

iii
ABSTRAK

MURNI RACHMANIA (11180183000003), Penerapan Model Project Based Learning


Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Akhlak Mulia Pada Peserta Didik
Kelas V Mi Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat. Skripsi program studi Pendidikan Guru
MI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2022.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat pasca pandemi Covid-19 yang
menyebabkan terjadinya fenomena kemerosotan akhlak pada peserta didik, khususnya dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta penerapan model pembelajaran yan
monoton. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran project based learning pada materi Hak dan Kewajiban untuk meningkatkan
akhlak mulia peserta didik kelas V MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat. Penelitian
dilaksanakan di V MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat tahun ajaran 2021/2022. Metode
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V dengan
jumlah 23 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa isian
serta lembar observasi. Uji coba yang dilakukan kepada peserta didik, yaitu dengan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik kemudian dilakukan post test yang bertujuan
untuk mengetahui peningkatan akhlak mulia dalam penggunaan model project based learning
pada materi Hak dan Kewajiban. Hasil tes yang diperoleh dalam penggunaan model
pembelajaran ini menunjukkan bahwa para peserta didik berhasil meningkatkan akhlak mulia
dengan nilai di atas KKM yang ditetapkan. Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa model
project based learning pada materi Hak dan Kewajiban dapat meningkatkan akhlak mulia
peserta didik kelas V MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
Kata kunci: model pembelajaran project based learning, akhlak mulia, hak dan kewajiban.

iv
ABSTRACT

MURNI RACHMANIA (11180183000003), Application of the Civic Education Project


Based Learning Model to Improve Noble Morals in Class V Students MIS Nurul Huda
Palmerah, West Jakarta. Thesis for the MI Teacher Education study program, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2022.
This research is motivated by the condition of society after the Covid-19 pandemic which
causes the phenomenon of moral decline in students, especially in learning Citizenship
Education and the application of monotonous learning models. This research was conducted
with the aim of knowing the application of the project-based learning model to the Rights and
Responsibilities material to improve the noble character of the fifth grade students of MIS
Nurul Huda Palmerah, West Jakarta. The research was carried out at V MIS Nurul Huda
Palmerah, West Jakarta, for the 2021/2022 academic year. The method used in this research
is Classroom Action Research (CAR) in class V with a total of 23 students. The instrument used
in this study was a test in the form of filling and observation sheets. Trials were carried out on
students, namely with a pretest to determine the initial abilities of students and then a post test
was carried out which aims to determine the improvement of noble character in the use of
project-based learning models on Rights and Responsibilities material. The test results
obtained in the use of this learning model indicate that the students succeeded in improving
noble character with a value above the specified KKM. Thus, it can be concluded that the
project based learning model on Rights and Responsibilities material can improve the noble
character of the fifth grade students of MIS Nurul Huda Palmerah, West Jakarta.
Keywords: Project Based Learning Model, Noble Character, Rights And aResponsibilities.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Penerapan Model Project Based Learning Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Meningkatkan Perkembangan Akhlak Mulia Peserta didik Kelas V MI Nurul Huda
Palmerah Jakarta Barat. Shalawat serta salam tidak lupa peneliti dipanjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zamanjahiliyah sampai zaman modern
seperti sekarang ini.kata

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini
peneliti menyadari bahwa begitu banyak hambatan dan kesulitan yang peneliti alami, namun
syukur Alhamdulillah berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak peneliti dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, arahan, bimbingan serta dukungan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapatkan bantuan dari banyak pihak.
Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan doa. Ucapan terima kasih khususnya
peneliti sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Sururin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Dr. Asep Ediana Latip, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan, motivasi dan memudahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Rohmat Widiyanto, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah juga sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberi nasihat,
arahan dan bimbingan selama masa aktif perkuliahan;
5. Dr. Takiddin, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran untuk membimbing, memberi masukan, arahan, motivasi, dan doa kepada
penulis dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini;

vi
vi

6. Kepala Madrasah MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat, Bapak Nurhamdi, S. Pd. I.
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian;
7. Seluruh Guru MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat yang telah bersedia membantu
penulis dalam meyelesaikan penelitian;
8. Ibunda tercinta, orang tua paling hebat di alam semesta Ibu Nurfitriah yang telah
banyak memberikan dukungan moril dan materi dan juga tak henti-hentinya
memanjatkan doa untuk putri sulungnya, agar selalu mendapatkan ridho-Nya di setiap
langkah dalam perjuangan meraih kesuksesan dunia dan akhirat dan Muhammad Fakih
Anwar, satu-satunya saudara bungsu saya yang selalu setia membantu saya dalam
keadaan apapun;
9. Abang-Mpok Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi yang selalu membantu dalam
berbagai kegiatan, khususnya semua senior saya di FKMB yang selalu membantu dan
mendukung saya;
10. Teman seperjuangan kampus, Sinta, Indira, Aisyah, Tala dan seperbimbingan Hana,
dan Munifa, tak lupa Garris, Hikmah dan Dilla kawan seperjuangan sedari SMA juga
Siti Robiatul Hasanah sebagai kawan saya yang paling setia yang telah menemani,
membantu, menghibur dan menjadi pelipur lara penulis sehingga skripsi ini bisa selesai
dengan rungsing tapi menyenangkan;
11. Teman-teman PGMI UIN Jakarta Angkatan 2018 yang telah memberikan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
12. Seluruh Kader Himpunan Mahasiswa Islam Distrik Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah;
13. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang turut memberikan dukungan dan doa dalam proses
penulisan skripsi ini;
14. Last but not least, i wanna thank me, i wanna thank me for believing in me, i wanna
thank me for doinng all this hard work, i wanna thank me for having no days off, i
wanna thank me for never quitting, i wanna thank me for always being a giver and
tryna give more than i receive, i wanna thank me for tryna do more right than wrong, i
wanna thank me for just being me at all times.
Jakarta, 16 Juli 2022

Penulis
viii

DAFTAR ISI HAL

LEMBAR PENGESAHAAN DOSEN PEMBIMBING ...................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................................. iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... iv
ABSTRACT .......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Identifikasi masalah .................................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 7
BAB II.................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 9
A. Akhlak Mulia ............................................................................................................. 9
B. Model Project Based Learning .................................................................................. 26
C. Pendidikan Kewarganegaraan ................................................................................... 37
D. Hak dan Kewajiban .................................................................................................. 39
E. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 41
F. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................. 42
G. Hipotesis Tindakan ................................................................................................... 44
BAB III .............................................................................................................................. 46
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................... 46
ix

B. Subjek/Partisipan Penelitian ..................................................................................... 46


C. Metode dan Desain Penelitian................................................................................... 47
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................................ 48
E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................................... 49
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.............................................................. 51
G. Sumber Data............................................................................................................. 51
H. Instrumen-instrumen Penelitian ................................................................................ 51
I. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 52
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ........................................................................ 53
K. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 53
L. Kriteria Keberhasilan ................................................................................................ 54
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................................................................... 54
BAB IV .............................................................................................................................. 56
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................. 56
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................................... 56
B. Deskripsi Data .......................................................................................................... 63
B. Pembahasan ............................................................................................................. 95
BAB V ................................................................................................................................ 98
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 98
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 98
B. SARAN ................................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 100
UJI REFERENSI ............................................................................................................ 104
LAMPIRAN .................................................................................................................... 110
DAFTAR BAGAN HAL
Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ...................................................................................................... 42

Bagan 3. 1 Bagan Model PTK Mcel Kemmis dan Mc Taggart .................................................... 48

ix
DAFTAR TABEL HAL

Tabel 2. 1 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek [16]. ............................. 33


Tabel 2. 2 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan PjBL [16]. ................................................ 34

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian .......................................................................................................... 46

Tabel 4. 1 Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................................... 58


Tabel 4. 2 Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat Kompetensi/Sertifikasi ............................. 58
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa ................................................................................................................ 58
Tabel 4. 4 Koleksi Perpustakaan ................................................................................................... 59
Tabel 4. 5 Peralatan Pendidikan ................................................................................................... 59
Tabel 4. 6 Ruangan Pokok ............................................................................................................ 60
Tabel 4. 7 Ruangan Penunjang ..................................................................................................... 60
Tabel 4. 8 Hasil Belajar PPKn Pra Siklus .................................................................................... 65
Tabel 4. 9 Instrumen Penilaian RPP ............................................................................................. 70
Tabel 4. 10 Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru ....... 71
Tabel 4. 11 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I ............................................................ 73
Tabel 4. 12 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I Siklus I ............................................. 74
Tabel 4. 13 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan
Kewajiban Siklus I...................................................................................................... 75
Tabel 4. 14 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta Didik Materi Hak Dan Kewajiban
Siklus I ........................................................................................................................ 76
Tabel 4. 15 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I..................................................... 78
Tabel 4. 16 Refleksi Siklus I .......................................................................................................... 80
Tabel 4. 17 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus II .......................................................... 84
Tabel 4. 18 Tabel Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I Siklus I .................................... 85
Tabel 4. 19 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan
Kewajiban Siklus II ...................................................................................................... 87
Tabel 4. 20 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban
Siklus II ....................................................................................................................... 88
Tabel 4. 21 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus II ................................................... 90
Tabel 4. 22 Presentase Aktivitas Peserta Didik pra siklus ........................................................... 93
Tabel 4. 23 Hasil Analisis Peningkatan Sikap Akhlak Mulia Dengan Mempelajari Materi Hak
Dan Kewajiban ........................................................................................................... 94
Tabel 4. 24 Instrumen Penilaian RPP .............................................. Error! Bookmark not defined.

x
ix

Tabel 4. 25 Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 26 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I ............... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 27 Pengaamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I .................................................... 143
Tabel 4. 28 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan
Kewajiban Siklus I.................................................................................................... 144
Tabel 4. 29 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta Didik Materi Hak Dan Kewajiban
Siklus I ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 30 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I........ Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 31 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus II ............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 32 Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I ............................................ 148
Tabel 4. 33 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan
Kewajiban Siklus II .................................................................................................. 149
Tabel 4. 34 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban
Siklus II ..................................................................................................................... 150
DAFTAR GRAFIK HAL
Grafik 4. 1 Observasi Pra Penelitian 1.1....................................................................................... 66
Grafik 4. 2 Grafik Hasil Pra Siklus .............................................................................................. 93

xi
DAFTAR LAMPIRAN HAL
Lampiran 1 Instrumen Test ........................................................................................................ 111
Lampiran 2 Tabel Penilaian Peneliti Dan Peserta Didik ............................................................ 140
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan ............................................................................................ 151

xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Di era millennial, kecenderungan dunia pendidikan antara lain: berkembangnya model


belajar jarak jauh (Distance Learning), mudahnya menyelenggarakan pendidikan terbuka,
sharing resource bersama antar lembaga pendidikan, perpustakaan dan instrument pendidikan
lainnya (guru, dosen, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar
rak buku. Lembaga pendidikan akan menghadapi sebuah perubahan yang signifikan akibat
proses digital ini. Ini menjadi sebuah peluang dan cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Pada era millenial, manusia mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam menjalani
kehidupan, digantikan dengan trend dan gaya hidup yang lebih fresh and youth, atau yang biasa
dikenal dengan istilah “kekinian”. Seorang aktivisi HMI, Muhammad Ridal, dalam bukunya
yang berjudul “HMI Millenial” mengungkapkan bahwa 33% masyarakat Indonesia saat ini
merupakan generasi millenial. Menurut Ridal, era millenial umumnya didominasi oleh orang-
orang kelahiran tahun 1980 sampai tahun 2000an, dan berusia 15-34 tahun. Usia ini, tentu saja,
merupakan usia dimana individu masih berstatus sebagai pelajar di sekolah.10 Dalam artikel
ini akan dipaparkan bagaimana pendidik melakukan upaya mendidik generasi sekarang dengan
baik dengan judul ”Tantangan Pendidik di Era Millennial” 1.
Generasi millenial juga berpengaruh sekali pada dunia pendidikan. Kecenderungan minat
belajar yang serius mulai menurun drastis, karena millenial khususnya di Indonesia sudah
kecanduan internet yang disalah gunakan, bukan semata untuk mencari informasi berkaitan
dengan ilmu pengetahuan. Generasi millenial cenderung beperilaku pragmatis dan instan.
Karena itu, perlu disadari bersama bahwa dalam menyikapi masalah ini perlu dilakukan
langkah-langkah konkrit, supaya tujuan dari Pendidikan Nasional dan akhlak mulia tetap
konsistsen dengan mengikuti era millenial ini2.
Adapun beberapa kejadian yang terjadi di lingkungan tempat penelitian , pada saat pademi
ini seperti sikap anak yang tidak ada sopan santun terhadap orang yang lebih tua baik itu
gurunya didepan sedang mengajar ataupun terhadap orang yang lebih muda, adanya
perkelahian fisik sesama teman tidak memandang baik itu perempuan ataupun laki-laki, akibat

1
Mahyuddin Barni, ‘Tantangan Pendidik Di Era Millennial’, Transformatif, 3.1 (2019), 99–116
<https://doi.org/10.23971/tf.v3i1.1251>.
2
Barni.

1
kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan akhlak anak-anak mereka. Setiap orang
tua hendaklah lebih berhati-hati terhadap ancaman di era globalisasi atau di zaman modern
yang akan menghambat kepribadian, akhlak dan moral anak, karena pada masa globalisasi
banyaknya arus budaya barat yang masuk ke negeri ini, apalagi di masa pandemi ini anak- anak
lebih banyak menggunakan sosial media, tidak hanya ada sisi positif nya saja adapun sisi
negatif apabila salah dalam menggunakannya. Salah satu penyebab timbulnya krisis akhlak
saat ini adalah pergaulan anak yang kurang baik sehingga anak berkata kasar kepada teman
sebaya, hal ini disebabkan karena pengaruh dari penyalahgunaan sosial media dan kurangnya
pengawasan orang tua ketika anak bergaul dengan teman di luar rumah 3. Bahkan anak pada
masa modern dan masa pandemi covid-19 ini mengetahui bahasa bahasa yang tidak pantas
diucapkan seperti bahasa kasar menyebut teman-temannya binatang, memanggil teman nya
dengan panggilan nama orang tua dan menjadikan hal seperti itu menjadi suatu kebiasaan
dalam bergaul dan menjadikan bahan candaan. Hal ini memang sudah lama terjadi, namun
karena saat ini masa pandemi sehingga anak mempunyai waktu luang yang sangat banyak
mengakibatkan hal seperti ini terjadi lebih parah dibandingkan dengan sebelumnya.
Keprihatinan peneliti akan fenomena kemerosotan akhlak yang terjadi pada beberapa peserta
didik ini membuat peneliti ingin membahas lebih mendalam, khususnya dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang di dalamnya terdapat materi khusus yang membahas akan
hal tersebut, yaitu materi hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.
Fenoma Pandemi Covid -19, menjadi perenungan bagi semua ummat yang beragama.
Bagaimana seharusnya manusia bersikap dan bertindak di tengah situasi yang sungguh
mencekam ini, dimana peran nilai agama yang menjadi jargon moral paling prima untuk
seluruh ummat yang beragama Akhlak yang baik dan menjadi budaya pada diri seseorang,
demikian lingkungan sosial masyarakat yang sudah menjadikan moral sebagai budaya
kehhidupannya, maka dengan bencana yang mecekam akan membuatnya lari kepada Tuhannya
dan lebih menyandarkan takdirnya ada Tuhan, pengaruh perilaku baik melanggengkan
kedekatan dirinya pada Allah SWT., maka akan muncul berbagaia bentuk sikap dan respon
masayarakat, tentun saja akan ditentukan dari tingakat ketakwaan meeka. Maka akhlak kepda
Allah yang sudah terbentuk dari ajaran dasar Islam, akan menjadi pemulihan atas kondisi
psikologis masyarakat, persorangan atau keluarga dan seluruh lapisan masyarakat 4. Sebab hal

3
Imam Tabroni and Annisa Juliani, ‘Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Pada Masa Pandemi Di Rt 64
Gang Mawar Iv Purwakarta’, Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 1.1 SE-Articles (2022).
4
Hadarah, ‘Pandemi Covid-19 Agen Perubahan Pendidikan Akhlak Covid-19 Pandemic Is an Agent of Moral
Education Change’, Sustainable, 3.2 (2020), 116–23.

2
ini bisa terjadi adalah faktor dari para peserta didik yang belum begitu mengerti dan meneladani
hak dan kewajibannya sebagai peserta didik terlebih mereka bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah
yang basic-nya memang agamis. Keprihatinan penulis akan fenomena kemerosotan akhlak
yang terjadi pada beberapa peserta didik ini membuat peneliti ingin membahas lebih
mendalam, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang di dalamnya
terdapat materi khusus yang membahas akan hal tersebut, yaitu materi hak dan kewajiban
dalam kehidupan.
Suatu hal yang sangat ditekankan dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah akhlak
mulia. Di masa sekarang ini Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kebutuhan yang
mendasar bagi bangsa Indonesia. Tantangan pelaksanaan Pendidikan Kewarga-negaraan di
tengah arus globalisasi yang melanda dunia, yang membawa dampak positif, dan tidak sedikit
dampak negatifnya. Untuk itu peran pendidikan Kewargaanegraan sebagai perisai generasi
muda untuk tetap melaksanakan kehidupannya sesuaai dengan norma-norma yang telah
disepakati bersama sebagai bangsa Indonesia, yaitu norma-normaa yang sesuai dengan
Pancasila dan budaya bangsa yang adhi luhur. Dengan demikiaan dituntut meletakkan dimensi
manusia sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religi dalam
kedudukan kita sebagai warga Negara Indonesia 5.
Akhlak mulia wajib dikembangkan sejak usia MI/SD karena pada usia ini adalah masa yang
paling kondusif untuk menanamkan kebiasaan yang baik. Pembelajaran akhlak sebagai salah
satu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipraktikan dan dibiasakan sejak dini oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak
negative era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara
Indonesia. digiring untuk dioperasionalisasikan dengan cara atau sistem virtual dengan aplikasi
atau platform pembelajaran online. Dalam konteks kekinian, pembelajaran virtual merupakan
bagian dari tuntutan era disrupsi 4.0 yang sedang melanda dunia. Pembelajaran secara virtual
juga sangat memungkinkan student centered learning dapat terlaksana dengan baik, mengingat
konsep ini menjadi konsep pembelajaran pada abad ini 6. Transformasi berubahnya metode
pendidikan akibat pandemi dari yang semula tatap muka berubah menjadi tatap muka dengan
menggunakan belajar online. Kebijakan ini dilakukan agar proses pembelajaran tetap berjalan.

5
Shofiyatul Azmi, ‘Pendidikan Kewarganegaraan Merupakan Salah Satu Pengejawantahan Dimensi Manusia
Sebagai Makhluk Individu, Sosial, Susila, Dan Makhluk Religi’, LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, 18.1 (2016), 77–86
<http://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/view/30>.
6
Nurvina Giva Darise, ‘Virtualisasi Pembelajaran Akidah Akhlak Di MISD Pada Era New Normal Antara Harapan
Dan Kenyataan’, Indonesian Journal of Islamic Elementary Education, 1 (2021), 19–34.

3
Selama pembelajaran online yang dilakukan dari rumah diperlukan peran orangtua dalam
membantu keberlangsungan belajar anak. Seiring mulai meredanya pandemi Covid-19 ini,
beberapa sekolah pelan-pelan sudah mulai melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka
terbatas, itu berarti para peserta didik sudah mulai menjalankan aktivitas seperti sebelumnya.
Akibat kurang lebih dua tahun lamanya mereka belajar di rumah tanpa didampingi oleh
guru langsung. Pandemi Covid-19 telah memaksa semuanya, termasuk kalangan pendidik dan
lembaga pendidikan Islam untuk berubah. Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 yang
melanda ke seluruh penjuru dunia telah mengubah tatanan kehidupan. Umat manusia termasuk
rakyat Indonesia harus menghadapi tantangan-tantangan baru termasuk dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Era new normal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan dimana
setiap insan mampu diberdayakan dan bergerak produktif dengan keterampilan dan tetap aman
Covid-19. Era new normal dituntut dikembangkan keterampilan teknis dan berfokus pada
aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan. Setiap insan mesti siap
mengikuti digitalisasi dalam situasi baru yang penuh tantangan, dan pelajaran 7. Proses
pembelajaran yang biasanya dengan cara tatap muka, kini harus dilakukan secara online. Akan
tetapi, prinsipnya pendidikan harus menyampaikan tiga aspek yaitu kognitif, psikomotik dan
afektif tak semua bisa berjalan optimal. "Aspek kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik
(ketrampilan) bisa dilakukan secara online. Guru atau dosen memberikan materi atau bahan
ajar secara online. Tapi, di bidang afektif (dan sikap atau akhlak) kepada peserta didik tak
semua selesai dengan pembelajaran secara online 8. Hal itu mengakibatkan terjadinya
fenomena merosotnya akhlak peserta didik yang ditandai dengan pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh beberapa peserta didik seperti pembullyan dan kurangnya etika terhadap
guru. Sebab hal ini bisa terjadi adalah faktor dari para peserta didik yang belum begitu mengerti
dan meneladani hak dan kewajibannya sebagai peserta didik terlebih mereka bersekolah di
Madrasah Ibtidaiyah yang basic-nya memang agamis.
Materi pelajaran hak dan kewajiban merupakan bagian dari materi Pendidikan
Kewarganegaraan yang berkaitan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Ini
menunjukkan bahwa materi tersebut dapat diimplementasikan dengan model Project Based
Learning (PjBL). Model Pembelajaran PjBL memiliki kesesuaian dengan karakteristik
tersebut, namun model pembelajaran PjBL (project based learning) ini berdasarkan hasil
wawancara dengan para guru, staf dan juga bahkan kepala sekolah MI Nurul Huda Palmerah

7
Darise.
8
Juanda Sikumbang, ‘Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Membina Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi
Terhadap Siswa MIN Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas)’ (IAIN Padangsidimpuan, 2021).

4
Jakarta Barat menunjukkan bahwa model pembelajaran PjBL (project based learning) jarang
digunakan pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada materi pelajaran juga
hak dan kewajiban dalam kehidupan dan lebih sering menggunakan metode ceramah,
permisalan dan penugasan.

Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan
dalam kurikulum 2013 selain problem based learning dan discovery learning 9. Pembelajaran
ini adalah belajar sambil melakukan konsep yang membantu peserta didik untuk mendapatkan
tujuan belajar dengan mengintegrasikan mengetahui dan melakukan. Dengan demikian, peserta
didik aktif dalam mendapatkan pengetahuan dan menerapkannya dalam masalah otentik
dengan menghasilkan produk sebagai hasil atau solusi 10.
Perbedaan antara model problem based learning dan project based learning yaitu,
berpegangan dengan pendapat Sani (2014:76) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dianggap mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut Hosnan (2014:319).
Project Based Learning atau model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Guru menugaskan
siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Pada model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan menginterpresentasikan pegetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Dalam pembelajaran ini siswa
mengembangkan dan mencari sendiri yang dilakukan secara kelompok maupun individu
sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Pada
model pembelajaran ini startegi yang digunakan adalah penerapan melalui proyek sebagai
sarana untuk pembelajaran agar mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Kegiatan siswa menjadi penekanan dalam kegiatan pembelajaran ini. strategi pembelajaran ini
memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok dalam mengkontruksi
produk autentik yang bersumber dari masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari 11.

9
Asmin Banawi, ‘Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Sintaks Discovery/Inquiry Learning, Based Learning,
Project Based Learning’, Biosel: Biology Science and Education, 8.1 (2019), 90
<https://doi.org/10.33477/bs.v8i1.850>.
10
Yutantin, Project Based Learning for Narrative Writing at Senior High School, first edit (Paser: Deepublish
Publisher, 2018).
11
Okta Aji Saputro and Theresia Sri Rayahub, ‘Perbedaan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) Dan Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Monopoli Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa’, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4.1 (2020), 185–93
<https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/view/24719>.

5
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan perkembangan akhlak mulia pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan penerapan model pembelajaran project based learning di kelas kelas
V MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

a. Kurangnya variasi dalam model atau metode pembelajaran dalam memahami suatu
materi sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teachered-centered).
b. Project based learning masih jarang diterapkan pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan oleh guru di MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
c. Terjadinya pelanggaran etika di dalam kelas seperti pembullyan beberapa peserta didik
kepada teman sekelasnya.
d. Kurangnya etika peserta didik terhadap guru pada saat pembelajaran PPKn di kelas V MIS
Nurul Huda Palmerah sedang berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan fenomena kemerosotan akhlak dalam skripsi


ini, maka masalah ini dibatasi pada:
1. Peningkatan akhlak mulia peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran project
based learning dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi hak dan
kewajiban.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran
project based learning dapat meningkatkan perkembangan akhlak mulia pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik kelas V MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan akhlak
mulia pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan penerapan model
pembelajaran project based learning di kelas kelas V MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.

6
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, diantaranya untuk:

1. Guru Kelas/Wali Kelas

 Memberikan inspirasi bagi guru untuk meningkatkan kreatifitas


dalam pengelolan kelas juga untuk macam-macam model, strategi dan metode
pembelajaran.
 Memberikan tambahan referensi kepada guru kelas untuk menyajikan
pembelajaran yang menarik dengan menggunakan model project based learning.
 Memberikan motivasi tambahan kepada guru kelas agar mengkaji dan menguasai
bagaimana sistem model pembelajaran project based learning terlebih dahulu
sebelum mengajar untuk mengukur layak atau tidaknya meteri tersebut
menggunakan model atau strategi maupun metode pembelajaran tersebut.
2. Peserta didik
 Siswa dapat meningkat akhlak mulia.
 Meningkatkan keaktifan dan keberanian para peserta didik dalam
menyampaikan pendapat
3. Pihak Sekolah
Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah secara
umum dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan akhlak mulia.
4. Peneliti Selanjutnya

 Memaksimalkan dan membuat se-kreatif mungkin perencanaan pembelajaran


 Menjadi salah satu rujukan untuk penelitian selanjutnya.

7
8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akhlak Mulia
a. Pengertian Akhlak Mulia

Menurut al-Ghazali akhlak adalah ungkapan tentang sesuatu keadaan yang tetap didalam
jiwa, yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa
membutuhkan pemikiran dan penelitian. Apabila dari keadaan ini muncul perbuatan-perbuatan
baik dan terpuji menurut akal dan syariat seperti halnya jujur, bertanggung jawab, adil dan lain
sebagainya, maka keadaan itu dinamakan akhlak yang baik, dan apabila yang muncul
perbuatan-perbuatan buruk seperti berbohong, egois, tidak amanah dan lain sebagainya, maka
keadaan itu dinamakan akhlak yang buruk. Pendidikan akhlak menurut al-Ghazali adalah
proses pembentukan akhlak manusia yang ideal dan pembinaan yang sungguh-sungguh
sehingga terwujud suatu keseimbangan dan iffah (menahan). Akan tetapi tidak ada manusia
yang dapat mencapai keseimbangan yang sempurna dalam keempat unsur akhlak tersebut
(tetap harus berupaya kearah itu) kecuali Rasululah Saw, karena beliau sendiri ditugaskan oleh
Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia dan oleh karenanya beliau haru sempurna
terlebih dahulu. 12
Menurut Ibn Miskawih, sebagaimana dikutip oleh badrudin mengatakan bahwa akhlak
adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan – perbuatan
tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu). Akhlak menurut Anis Matta adalah nilai
dan pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalama jiwa, kemudian tampak
dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural atau alamiah tanpa dibuat-buat,
serta refleks. Jadi pada hakekatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran. Ketinggian budi pekerti atau dalam bahasa Arab disebut akhlakul
karimah yang terdapat pada seseorang yang menjadi seseorang itu dapat melaksanakan
kewajiban dan pekerjaan dengan baik dan sempurna, sehingga menjadikan seseorang itu dapat
hidup bahagia. Walaupun unsur unsur hidup yang lain seperti harta dan pangkat tak terdapat
padanya. Sebaliknya apabila manusia buruk akhlaknya, kasar tabiatnya, buruk prasangkanya

12
Yoke Suryadarma and Ahmad Hifdzil Haq, ‘Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali’, At-Ta’dib, 10.2
(2015), 362–81 <https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/460>.

9
10

terhadap orang lain, maka itu sebagai pertanda bahwa orang itu akan hidup resah sepanjang
hayatnya dan budi pekerti atau akhlak yang dimaksud di sini ialah bukan semata-mata teori
yang muluk-muluk tetapi akhlak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari hati. 7 Akhlak
ialah tingkah laku yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakini oleh seseorang dan sikap
yang menjadi sebahagian daripada keperibadiannya. Nilai-nilai dan sikap itu pula terpancar
daripada konsepsi dan gambarannya terhadap hidup. Dengan perkataan lain, nilai-nilai dan
sikap itu terpancar daripada aqidahnya yaitu gambaran tentang kehidupan yang dipegang dan
diyakininya 13.
Yang dimaksud akhlak mulia adalah sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya
terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu.
Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat
maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Akhlak yang baik atau mulia tentunya akhlak
yang tidak bertentangan dengan kaidah agama, adat dan hukum yang diterima oleh masyarakat.
Akhlak mulia tersebut dapat berupa rasa tanggung jawab atas semua yang diucapkan atau
dikerjakan. Kemauan untuk menuntut ilmu, menghormati akal mendorong untuk meneliti dan
merenung, memilih kebenaran dan kebaikan, saling memberi nasehat, bersabar, dan beramal.
Masih banyak akhlak mulia yang bisa diterapkan namun pada dasarnya adalah semua
perbuatan dan perilaku yang dapat mengangkat harkat dan martabat sebagai manusia yang
dimuliakan. Akhlak mulia tersebut dapat tertanam dalam setiap pribadi apabila sejak dini sudah
mendapatkan pembelajaran dari keluarga dan lingkungan masyarakat yang mendukung
terciptanya akhlak mulia. Dengan demikian, peran keluarga dan lingkungan sangat strategis
dalam membentuk akhlak anak yang akan berkembang kepribadian secara alami dalam
pergaulan dengan teman maupun dengan masyarakat lainnya 14.
Untuk menentukan bahwa seseorang itu berakhlak mulia, al-Ghazali menentukan arti
akhlak mulia, yaitu; Pertama, hati yang bersih dan suci selain dari Allah swt, berdasarkan
firman-Nya, yaitu: ”kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang suci”. (QS 42 Al-
Syua’ara:89) Kedua, hati yang terpenuhi dengan makrifah Allah, yang menjadi tujuan
diciptakannya alam dan diutusnya para rasul. Ketiga, tawadlu adalah sikap mengendalikan
perilaku ikhtiyari (berdasarkan kehendak) sehingga tidak tafrith, disamping agar tidak takabut
dan pongah atau arogan. Al-Ghazali menjelaskan bahwa keindahan batin seseorang meliputi

13
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, 3rd edn (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
14
Sabar Budi Raharjo, ‘Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia’, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 16 (2010), 229–38 <https://media.neliti.com/media/publications/123218-ID-pendidikan-karakter-
sebagai-upaya-mencip.pdf>.
11

empat unsur yang harus baik seluruhnya.Keempat unsur itu adalah kekuatan ilmu, kekuatan
godhob, kekuatah syahwat dan kekuatan adil (Zaenuddin, 1991: 103-105)15.
Akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, merupakan dua jenis tingkah laku yang
berlawanan dan terpancar daripada dua sistem nilai yang berbeda. Kedua-duanya memberi
kesan secara langsung kepada kualitas individu dan masyarakat. Individu dan masyarakat yang
dikuasai dan dianggotai oleh nilai-nilai dan akhlak yang baik akan melahirkan individu dan
masyarakat yang sejahtera. Begitulah sebaliknya jika individu dan masyarakat yang dikuasai
oleh nilai-nilai dan tingkah laku yang buruk, akan porak poranda dan kacau balau. Masyarakat
kacau balau, tidak mungkin dapat membantu tamadun yang murni dan luhur 16.
Akhlak kemudian dibedakan menjadi dua, yaitu akhlak yang sesuai dengan Al- Qur’an dan
hadis (akhlak baik) dan akhlak yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis (akhlak buruk).
Akhlak baik disebut dengan akhlak mahmudah yang mampu mendatangkan manfaat baik bagi
dirinya maupun orang lain. Sebaliknya akhlak buruk disebut akhlak mazmumah yang hanya
mendatangkan kemudorotan bagi dirinya maupun orang lain 17 Macam-macam Akhlak
mahmudah adalah sebagai berikut:
a) Ikhlas, secara bahasa ikhlas memiliki arti membersihkan atau memurnikan. Sedangkan
menurut istilah, ikhlas diartikan sebagai suatu kegiatan beramal yang hanya mengharap
rida Allah.
b) Tawakal, adalah berserah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar sebaik mungkin.
c) Sabar, yang dimaksud adalah tahan menderita pada sesuatu yang tidak disenangi
dengan disertai sikap rida, ikhlas, lapang dada, dan berserah diri kepada Allah.
d) Syukur, adalah perasaan senang dan berterima kasih atas karunia yang telah diberikan
oleh Allah. Bersyukur tidak hanya atas nikmat Allah namun juga bersyukur kepada
sesama manusia.
e) Amanah, orang yang amanah ialah orang yang mampu memelihara dan menjaga hak
Allah dan hak manusia yang ada pada dirinya. Sehingga orang yang amanah selalu
diidentikkan dengan orang yang jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
Sedangkan macam-macam akhlak mazmumah yaitu:
a) Dusta, ialah memberikan pernyataan atau berbuat sesuatu hal yang tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

15
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2003).
16
Firdaus, ‘Firdaus, Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah’, Al - Dzikra, XI.1 (2017), 55–88.
17
Dedi Wahyudi, Pengantar Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, ed. by Nuryah (Palembang: Lintang Rasi
Aksara Books, 2017) <http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6480>.
12

b) Zalim, merupakan perbuatan aniaya, tidak adil dan berat sebelah dalam memutuskan
perkara.
c) Takabur, adalah merasa lebih daripada orang lain. Takabur merupakan sinonim dari
sombong.
d) Pengecut, membuat orang raguragu sebelum memulai sesuatu, sehingga
mengakibatkan menyerah sebelum berjuang.
e) Putus asa, merupakan kebalikan dari sabar, adalah merasa tidak mampu untuk
menanggung derita atas musibah yang dihadapi18.

Akhlak merupakan nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik
karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan orang yang berakhlak adalah orang yang dapat merespon segala situasi secara
bermoral dan dimanifestasikan dalam bentuk tindakan nyata melalui tingkah laku yang
baik. Menurut Lickona, akhlak berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).

b. Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, Budi Pekerti, Susila

Akhlak, Akhlak berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata yang secara etimologi
artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Akhlak merupakan manifestasi dari
setiap perbuatan yang dilakukan manusia, yang mencakup di dalamnya tingkah laku, tabiat,
budi pekerti, dan perangai. Adapun akhlak secara terminologi, di antaranya menurut Imam Al-
Ghazali, akhlak adalah gambaran bentuk sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong
munculnya perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan Abuddin Nata mengemukakakan beberapa pengertian tentang akhlak dan ia
memberi kesimpulan ada 5 kriteria yang terdapat dalam akhlak :
1) Pertama, akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat didalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribadian.
2) Kedua, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
Maksudnya, perbuatan tersebut telah menjadi sebuah kebiasaan.
3) Ketiga, akhlak adalah segenap perbuatan yang telah timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan dan tekanan.

18
Kesih Nurjanah, ‘Analisis Akhlak Mahmudah Dan Mazmumah Pada Novel The Romance Karya
Habiburrahman El Shirazy Sebagai Alternatif Bahan Ajar Di Sekolah Menengah Atas.Bab II Kajian Teori’, BAB 2
Kajian Teori, 1, 2017, 16–72.
13

4) Keempat, merupakan adalah perbuatan yang dilakukan dengan kesungguhan, bukan


main-main atau sandiwara.
5) Kelima, akhlak yang baik adalah peruatan yang dilakukan ikhlas karena Allah semata
bukan karena ingin dipuji oleh orang lain.
Ahmad Muhammad Al Hufiy mengatakan bahwa sesungguhnya akhlak adalah kemauan
(azimah) yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang
membudaya yang mengarah kepada kebaikan dan keburukan. Imam Al – Ghazali menyatakan
bahwa akhlak ialah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan
– perbuatan spontan tampa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi akhlak merupakan sikap
yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan
perbuatan.
Maksud perbuatan yang dilahiran dengan mudah tanpa berpikir ialah bukan berarti bahwa
perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak disengaja atau tidak dikehendaki. Jadi perbuatan
yang dilakukan itu benar – benar sudah merupakan “azimah “ yakni kemauan yang kuat tentang
sesuatu perbuatan, oleh karenanya jelas perbuatan memang sengaja dikehendaki adanya.
Menurut Ibn Miskawih, sebagaimana dikutip oleh badrudin mengatakan bahwa akhlak adalah
keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan – perbuatan tanpa
melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu ).
Etika, Menurut bahasa (etimologi) istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang berarti adat-istiadat (kebiasaan), perasaaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan
perbuatan. Etika juga mengajarkan tentang keluhuran budi baik-buruk. Banyak istilah yang
menyangkut etika, dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang
biasa, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, serta cara pikir. Ètika lebih mengarah
pada bagaimana aturan tingkah laku baik tertulis maupun tidak tertulis. Etika telah disampaikan
oleh orang tua kita sejak kita kecil dulu hingga saat kita dewasa pun masing sering orang tua
kita menyampaikannya. Etika ada yang baik dan ada yang buruk, dan kita sebagai makhluk
yang memiliki akal tentunya harus cerdas untuk memilih mana yang harus dilakukan dan mana
yang pantas untuk ditinggalkan. Adapun arti etika dari segi istilah menurut para ahli
diantaranya Ahmad Amin misalnya, mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan tentang
arti baik dan buruk
Etika juga dapat diartikan dengan penjelasan sebagai berikut:
14

 Etika membahas ilmu yang mempersoalkan tentang perbuatan-perbuatan manusia


mulai dari yang terbaik sampai kepada yang yang terburuk dan pelanggaran-
pelanggaran hak dan kewajiban;
 Etika membahas masalah-masalah tingkah laku manusia mulai dari tidur, kegiatan
siang hari, istirahat, sampai tidur kembali dimulai dari bayi lahir hingga dewasa, tua
renta dan sampai wafat;
 Etika membahas adat-istiadat suatu tempat mengenai benar salah kebiasaan yang dianut
suatu golongan atau masyarakat baik masyarakat primitif, pedesaan, perkotaan, hingga
masyarakat modern.
Etika Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Alhasil, etika filsafat (barat) menuntun
dan mengajarkan manusia kearah tindakan yang rasional, tidak mempertimbangkan
aspek-aspek budaya yang berlaku dimasyarakat.
 Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya
perbuatan didasarkan kepada ajaran Allah SWT. Sedangkan etika filsafat (barat)
berusmber dari akal.
 Etika dalam Islam bersifat universal dan komperhensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia disegala waktu dan tempat.
 Sedangkan etika filsafat (barat) terbatas ruang dan waktu sebab etika barat akan tidak
relevan diterapkan didunia timur.
 Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur
dan meluruskan perbuatan manusia untuk meraih keuntungan material.
 Etika dalam Islam lebih condong sama dengan akhlak, sedangkan dalam filsafat lebih
condong kepada akal
Moral, diksi moral berasal dari Bahasa latin “mores” kata jamak dari “mos” beararti adat
kebiasaan. Dalam Bahasa Indonesia, moral ditermahkan dengan arti kata susila. Moral adalah
perbuatan baik dan buruk yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat. Moral merupakan
istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individumaupun
sebagai sosial. Apabila diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan ukuran adat, konsep
moral berhubungan pula dengan konsep adat yang dapat dibagi dalam dua macam adat, yaitu
sebagai berikut:
- Adat shahihah, yaitu adat yang merupakan moral suatu masyarakat yang sudah lama
dilaksanakan secara turun-temurun dari berbagai generasi, nilai-nilainya telah
15

disepakati secara normative dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran yang berasal
dari agama islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
- Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat, tetapi
bertentangan dengan ajaran islam, misalnya kebiasaan melakukan kemusyrikan, yaitu
memberi sesajen di atas kuburan yang dilaksanakan setiap malam Selasa atau malam
Jumat.
Moralitas sosial yang berasal dari adat, sedangkan objek dan subjeknya adalah individu dan
masyarakat yang sifatnya lokal karena adat hanya berlaku untuk wilayah tertentu. Artinya,
tidak bersifat universal, melainkan teritorial. Dalam moralitas Islam subjek dan objeknya
adalah orang yang telah balig dan berakal yang disebut mukallaf. Tujuan moral, yaitu tindakan
yang diarahkan pada target tertentu, misalnya ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian,
kesejahteraan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengertian moral sama dengan akhlak karena
secara Bahasa artinya sama, yaitu tindakan atau perbuatan. Moralitas manusia dibagi dua, yaitu
1) moralitas yang baik, dan 2) moralitas yang buruk. Perbedaan dari kedua konsep tersebut
yaitu akhlak dan moral terletak pada standar atau rujukan normative yang digunakan. Akhlak
merujuk pada nilai-nilai agama, sedangkan moral merujuk pada kebiasaan. Dari pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwasannya moral lebih condong kepada masyarakat, baik dalam hal
pandangan terhadap perbuatan, nilai, ataupun pelaksanaannya. Dengan demikian dapat
dikatatakan bahwasannya nilai moral terbentuk dan dibentuk oleh masyarakat itu sendiri.
Budi Pekerti, Budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu Budi dan Pekerti. Budi yang berarti
sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti kelakuan, Detailnya, secara
etimologi Jawa budi berarti nalar, pikiran atau watak, sedangkan pekerti berarti penggawean,
watak, tabiat atau akhlak. Dalam bahasa Sanskerta Budi berasal dari kata Budh, yaitu kata kerja
yang berarti sadar, bangun, bangkit (kejiwaan). Budi adalah penyadar, pembangun,
pembangkit. Budi adalah ide-ide, Pekerti dari akar kata kata kerja yang berati bekerja,
berkarya, berlaku, bertindak (keragaan). Pekerti adalah tindakan-tindakan. Kata Budi pekerti
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti
mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana, serta manusiawi. Di dalam perkataan itu
tercermin sifat, watak seseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi pekerti sendiri mengandung
pengertian yang positif, namun mungkin pelaksanaannya yang negatif. Budi pekerti didorong
oleh kekuatan rohani manusia yakni pemikiran, rasa, dan karsa yang akhirnya muncul menjadi
perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehidupan. Dengan demikian, dari
segi kebahasaan pada dasarnya pengertian budi pekerti itu sama dengan pengertian akhlak.
Hanya saja dalam penerapannya ruang akhlak lebih besar daripada budi pekerti.
16

Susila, Susila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu terdiri dari kata su dan sila. Kata su,
berarti bagus, indah, cantik. Kata sila berarti adab, kelakuan, perbuatan adab sopan santun, budi
pekerti luhur. Susila atau kesusilaan dapat berarti adab yang baik, kelakuan yang bagus, yaitu
sepadan dengan kaidah-kaidah, norma-norma, atau peraturan-peraturan yang ada. Dalam
istilah, kesusilaan ini merupakan bagian dari etika, karena etika bukanlah sekedar menyangkut
perilaku manusia yang bersifat lahiriah, tetapi menyangkut hal-hal yang lebih luas, yaitu
meliputi bidang-bidang akidah, ibadah, dan syariah. Kata susila selanjutnya digunakan untuk
arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adaah orang yang baik, sedangkan
orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk. Selanjutnya kata susila dapat pula
berarti sopan, beradap, baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama artinya dengan kesopanan.
Dengan demikian, kesusilaan mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan,
membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.

c. Sumber Acuan Membentuk Akhlak Mulia

Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik-buruk, terpuji-tercela, semata-mata


karena syara ‟ (al-Qur'an dan Sunnah) menilainya demikian. Bagaimana dengan peran hati
nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk karena manusia
diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya
sebagaimana dalam firman Allah yang menjelaskan tentang berbuat baik serta bertutur kata
yang baik kepada sesama manusia, itu berarti menjaga akhlak mulia juga termasuk didalam
ayat tersebut. Dan ayat tersebut berbunyi :

‫ين‬ ‫س انًا او ذِي ْال قُ ْر با ٰى او الْ يات اا ام ٰى او ْال ام ا‬


ِ ‫س ا ِك‬ ‫اَل ت ا ْع ب ُدُو ان إِ اَل اللاـه ا او بِالْ او ا ِل اد ي ِْن إِ ْح ا‬
‫س ن ًا‬
ْ ‫اس ُح‬ِ ‫او ق ُو ل ُوا ِل لنا‬

Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah
yang baik kepada manusia,” (QS Al-Baqarah: 83)

Dan ayat tersebut diperkuat dengan dalil naqli lainnya yaitu Hadits yang diriwayatkan
oleh Muttafaq ‘Alaih berisi tentang Allah membenci akhlak tercela, bunyi hadits
tersebut sebagai berikut :
17

‫ض ِس ْف سَ افَ َه ا‬
ُ ‫ق َو ي ُبْ ِغ‬ َ ِ‫إِ َّن هللاَ َك ِر يْ مٌ ي ُ ِح بُّ ْال َك َر َم َو َم عَا ل‬
ِ َ ‫ي اْأل َ ْخ ال‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak


yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina),” (HR Bukhari, Muslim).

d. Ruang Lingkup Akhlak

1. Akhlak terhadap Allah, Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang dikerjakan
adalah:
- Bersyukur kepada Allah, Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada
Allah karena orang yang bersyukur akan mendapat tambahan nikmat sedangkan orang
yang ingkar akan mendapat siksa.
- Meyakini kesempurnaan Allah, Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat
kesempurnaan. Setiap yang dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.
- Taat terhadap perintah-Nya , Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk
beribadah karena itu taat terhadap aturanNya merupakan bagian dari perbuatan baik.
2. Akhlak Peserta didik kepada Orang Tua, Allah berfirman dalam Q.S A-l-Isra ayat 23 :

ْٓ ‫َِّل اِيَّاهُ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن اِحْ سٰ نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر ا َ َحدُ ُه َما‬
ْٓ َّ ‫ضى َرب َُّك اَ ََّّل تَ ْعبُد ُْْٓوا ا‬
ٰ َ‫َوق‬
ٍّ ُ ‫اَ ْو ِك ٰل ُه َما فَ َال تَقُ ْل لَّ ُه َما ْٓ ا‬
‫ف َّو ََّل تَ ْن َه ْرهُ َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو ًَّل َك ِر ْي ًما‬
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. “

Hal ini menunjukkan bahwa akhlak menghormati orang tua adalah suatu hal yang sangat
ppenting yang dianjurkan oleh Rasulullah kepada umatnya. Adapun akhlak anak kepada orang
tua adalah sebagai berikut : sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah kepadanya, rendahkan
dirimu, sopanlah kepadanya. Ketahuilah bahwa kita hidup bersama orang tua merupakan
nikmat yang luar biasa.
18

Tatkala seorang muslim mengetahui hak-hak orang tuanya ia akan memenuhinya secara
sempurna sebagai suatu tanda patuh dan taat kepada Allah. Karena itu sehubungan dengan
dengan orang tua ia harus memenuhi beberapa sikap berikut :

- Anak harus patuh kepada orang tua dalam segala hal yang mereka perintahkan dan yang
mereka larang, selama hal tersebut sesuai petunjuk Allah dan tidak bertentangan dengan
syariat agama Islam
- Anak harus menghormati keduanya dan memuliakan mereka dalam berbagai
kesempatan, baik dalam ucapan maupun tindakannya
- Anak harus melakukan tugas yang terbaik baik mereka, dan memberi orang tua semua
kebaikan, seperti: memberi makanan, pakaian, perawatan, perlindungan akan rasa aman
- Anak harus melakukan hal yang terbaik, yakni dengan menjaga hubungan baik orang
tua dengan sanak famili mereka, anak pula harus mendoakan, memohonkan ampunan,
memenuhi janji mereka dan menghormati sahabat karibnya.
3. Akhlak Peserta didik kepada Guru, peserta didik adalah orang yang belajar kepada guru
peserta didik pula yang menentukan kualitas ajar seorang guru. Jika peserta didiknya
kurang pintar setelah mendapat pendidikan, maka ada dua kemungkinan yakni: peserta
didiknya kurang mencerna pelajaran yang ditransfer guru (atau sang guru tidak dapat
memberikan metode terbaik pada saat pelajaran diberikan) atau tidak peserta didik tidak
mampu mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru dua kemungkinan diatas sangatlah
lumrah. Yang pasti sang guru tidak mau disalahkan alias guru beralasan bahwa peserta
didik tersebut memang tidak mampu mengikuti pelajaran (peserta didiknya ber-IQ rendah).
Kalau mau jujur, guru pun harus dapat mengevaluasi metode yang digunakan dalam
pendidikan, apakah sesuai dengan tingkat kecerdasan, tingkat usia, tingkat emosi, dan
sebagainya. Hal ini perlu dilakukan oleh seorang guru agar ilmu yang ditransfer dapat di
diterima dengan baik. Selain itu seorang peserta didik pun harus mengakomodir segala
yang diberitakan oleh guru dalam segala hal yang berhubungan dengan pendidikan dengan
tujuan agar peserta didiknya itu menjadi orang yang berguna. Seorang peserta didik wajib
berbuat baik kepada guru dalam arti menghormati, memuliakan dengan ucapan dan
perbuatan, berbagai sebagai balas jasa atau kebaikan yang diberikan-nya. Peserta didik
berbuat baik dan berakhlak mulia atau bertingkah laku kepada guru dengan dasar pemikiran
sebagai berikut :

a. Memuliakan dan menghormati guru termasuk perintah agama. Rasulullah SAW


bersabda yang artinya: “Muliakanlah orang yang kamu belajar darinya” (HR. Abu
19

Hasan Al Mawardi) “Muliakanlah guru-guru Alquran agama, karena barangsiapa yang


memuliakan mereka berarti dia memuliakan Aku. (HR. Abul Hasan Al-Mawardi)
b. Guru adalah seorang yang sangat mulia. Dalam sejarah nabi disebutkan, bahwa pada
suatu hari Nabi Muhammad SAW keluar rumah tiba-tiba beliau melihat ada dua
majelis yang berbeda. Majelis yang pertama adalah orang yang beribadah yang sedang
berdosa kepada Allah dengan segala kecintaan kepadanya. Sedang majelis yang kedua
ialah majelis pendidikan dan pengajaran yang terdiri dari guru dan sejumlah murid-
muridnya. Melihat dua macam majelis ini yang berbeda nabi bersabda: “Adapun
mereka dari majelis ibadah mereka sedang berdoa kepada Allah. Jika mau Allah
menerima doa mereka dan Jika Allah mau Allah menerima menolak doa mereka tetapi
mereka yang termasuk dalam majelis pengajaran manusia. Sesungguhnya aku diutus
Tuhan adalah untuk menjadi guru.” (HR Ahmad)
c. Guru adalah orang yang sangat besar jasanya dalam memberikan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan mental kepada peserta didik jika diamalkan jauh lebih
berharga daripada harta benda. Orang yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus
dengan ilmu Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang menghendaki dunia wajib
yang mempunyai ilmu, barangsiapa yang menghendaki akhirat wajib mempunyai
ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki dunia dan akhirat kedua-duanya wajib juga
mempunyai ilmu.”
d. Dilihat dari segi usia maka pada umumnya guru lebih tua daripada muridnya,
sedangkan orang muda wajib menghormati orang yang lebih tua Sabda Rasulullah
SAW: “Bukan dari umatku orang yang tidak sayang kepada yang lebih muda dan tidak
menghargai kehormatan yang lebih tua.” (HR. Turmudzi)
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang peserta didik dalam rangka akhlak terhadap
guru, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Menghormati dan memuliakannya serta menganggukkan cara yang wajar dan
dilakukan karena Allah
 Berupa menyenangkan hatinya dengan cara yang baik
 Jangan berjalan di depannya
 Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya
 Jangan melawan guru
Adapun kode etik terhadap guru Ibnu jamaah menyusun kode etik yaitu:
20

a. Murid harus mengikuti guru yang dikenal baik akhlak, tinggi Ilmu, dan keahlian
berwibawa, santun, dan penyayang. Ia tidak mengikuti guru yang tinggi ilmunya tetapi
tidak shaleh, tidak waras atau tercela akhlaknya,
b. Murid harus mengikuti dan mematuhi guru menurut Ibnu Jamaah rasa hina dan kecil
di depan guru merupakan pangkal keberhasilan dan kemuliaan. Ia memberikan
umpama lain, yaitu menuntut ilmu ibarat orang yang lari dari kebodohan seperti lari
dari singa ganas. Ia percaya kepada orang penunjuk jalan lari,
c. Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang yang
berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti menghormati
guru,
d. Murid harus mengingat hak guru atas dirinya sepanjang hayat dan setelah wafat. Ia
menghormati sepanjang guru, meski wafat. Murid tetap mengamalkan dan
mengembangkan ajaran guru.
e. Murid bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya
berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut memohon ampun dan bertaubat
untuk guru,
f. Murid yang menunjukkan rasa berterima kasih kepada ajaran guru. Melalui itulah ia
mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. Ia memperoleh keselamatan dunia
dan akhirat. Meskipun Guru menyampaikan informasi yang sudah diketahui murid, ia
harus menunjukkan rasa ingin tahu tinggi terhadap informasi.
g. Murid tidak mendatangi guru tanpa izin lebih dahulu, baik buruk sedang sendiri
maupun bersama orang lain. Jika telah meminta izin dan tidak memperoleh ia tidak
boleh mengulangi minta izin jika ragu apakah guru mendengar suaranya ia bisa
mengulanginya paling banyak tiga kali,
h. Harus duduk sopan di depan guru misalnya duduk bersih dengan tawadhu’, tenang,
diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, atentif terhadap
perkataan guru, sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan, tidak dibenarkan
berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas terutama saat guru berbicara kepadanya.
i. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah lembut. Ketika guru baik hilaf
atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahuinya, ia harus menjaga perasaan
agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendak menunggu sampai guru menyadari
kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan,
murid mengingatkan secara halus,
21

j. Jika guru mengungkapkan satu soal atau kisah sepenggal syair yang sudah dihafal
murid, ia harus tetap mendengarkan dengan antusias seolah-olah belum pernah
mendengar,
k. Murid tidak boleh menjawab pertanyaan guru meskipun mengetahui, kecuali guru
memberi isyarat memberi jawaban,
l. Murid harus mengamalkan tayamum (mengutamakan yang kanan). Ketika memberi
sesuatu kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat dengan jaraknya
terkesan mengganggu guru, tidak pula terlalu jauh hingga harus merentangkan tangan
secara berlebihan yang mengesankan kurang serius. Sikap diam memang bisa
menyelamatkan dibandingkan dengan membicarakan keburukan. Namun saat
dihadapkan kepada kemungkaran, sikap diam bukanlah pilihan yang baik dan selamat.
Yang baik dan selamat saat dihadapkan pada kemungkaran adalah melakukan dakwah
dan Amar ma'ruf nahi mungkar 19.
4. Akhlak kepada Diri Sendiri, Manusia sebagai makhluk yang ber jasmani dan rohani
ditunjuk untuk memenuhi hak-hak jasmani dan rohaninya. Bekerja mencari nafkah adalah
kewajiban manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Makan, minum,
olahraga merupakan tuntutan jasmani. Ilmu pengetahuan, sifat sabar, jujur, malu, percaya
diri juga merupakan tuntutan rohani yang wajib dimiliki. Jadi manusia yang diperlukan
untuk mempertahankan kedudukan manusia sebagai makhluk yang kehormatan merupakan
tuntutan akhlak pribadi yang wajib diwujudkan dalam setiap pribadi.
5. Akhlak terhadap sesama manusia, banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama
manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal
yang negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan
yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama. Di sisi
lain, manusia juga didudukkan secara wajar. Karena nabi dinyatakan sebagai manusia
seperti manusia lain, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu
Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan melebihi manusia lainnya.
6. Akhlak terhadap lingkungan, yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang
berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak
bernyawa. Dasar yang digunakan sebagai pedoman akhlak terhadap lingkungan adalah

19
TIM DOSEN PAI, Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama Islam, ed. by 1 (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2016).
22

tugas kekhalifahannya di bumi yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta


pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan pencitaannya 20.

e. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Menurut Al-Ghozali dalam perkembangan akhlaknya, anak mempunyai tugas yang sama
dengan usianya. Namun realita dan praktek perkembangan akhlak anak berbeda-beda antara
anak satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan perbedaan intelegensi, kepribadian, keadaan
jasmani, keadaan sosial, bakat dan minat anak itu. Oleh karenanya Al-Ghazali memberikan
penjelasan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan akhlak anak, penjelasannya sebagai berikut :

1. Niat/Motif,
Menurut Al-Ghazali, dalam mengasuh dan mendidik anak harus memiliki niat. Dengan
adanya niat maka akan tercipta langkah-langkah yang tepat, misalnya dari awal penikahan,
suami dan istri memiliki tujuan bahwasannya pengasuhan dan pendidikan anak adalah agar
anak memiliki akhlak terpuji. Maka dengan berjalan seiringnya waktu, model pengasuhan dan
pendidikan yang diberikan kepada anak berupa nilai-nilai kebaikan yang dapat membentuk
anak memiliki akhlak terpuji.
Niat yang memiliki tendensi lebih tinggi merupakan tanggung jawab kedua orang tua
terhadap Tuhan, seperti memelihara keluarga dari jilatan api neraka. Artinya, kedua orang tua
yang mengasuh dan mendidik anak dengan pola asuh yang benar dan baik, bukan hanya untuk
kebaikan atau menyelamatkan anak dalam urusan dunia, namun juga urusan akhirat. Konsep
psikologis yang sangat dekat dengan tema ini yang menjadikan Allah sebagai ideal motif adalah
teori anchor (Riyono, 2012). Teori anchor menggambarkan secara detail mengenai perwujudan
anchor manusia, yaitu Tuhan sebagai the ultimate anchor.

2. Makanan Halal,
Sudah seharusnya orang tua memperhatikan kehalalan atas apa yang dikonsumsi anak
dan keluarganya. Makanan yang haram akan membuat anak memiliki tabiat yang tercela. Al-
Ghazali menjelaskan bahwa seorang anak harus diasuh dan disusui oleh wanita yang shalih,
beragama, serta mengkonsumsi hanya makanan halal. Karena susu/makanan yang dihasilkan
dari barang haram maka tidak ada keberkahan buat anak. Analoginya seperti apabila

20
Firdaus.
23

pertumbuhan dan perkembangan anak dari susuan atau makanan yang haram maka cetakannya
terdiri dari barang yang hina sehingga akhlak anak akan condong kepada hal yang keji dan
hina.
Makanan halal merupakan yang diperbolehkan untuk dimakan dan tidak dilarang oleh
hukum syara’, thayyib (baik), bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan. Dalam literature the
psychology of eating, salah satu aspek makanan halal yang dikaji adalah makanan yang bergizi
dan bermanfaat untuk kesehatan memiliki dampak terhadap fisik dan psikis. Pengaruh
psikologis terkait nutrisi berhubungan dengan proses mental dalam pemilihan makanan dan
nutrisi yang akan dikonsumsi, dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, pola asuh masa
dini, mood, dan stres. Contoh: saat sedang senang, seseorang akan cenderung makan lebih
banyak bila dibandingkan saat sedih, atau sebaliknya (Ogden, 2010).
3. Pendidikan,
Al-Ghazali menjelaskan bahwa setiap anak harus dididik dengan prilaku yang terpuji,
seperti mengajari anak tentang etika makan dan minum yang baik dan benar, hidup dengan
sederhana, etika berpakaian, belajar Al-Quran dan hadits serta riwayat orang-orang baik, tidak
mengajari anak dengan syair-syair percintaan, memberikan penghargaan kepada anak apabila
anak berperilaku terpuji, memiliki hubungan yang baik antara anak dan orang tua,
membiasakan sikap berterus terang kepada orang tua agar anak selalu jujur dan terbuka kepada
orang tua, gemar melakukan olah raga, kebiasaan bersikap tawadhu (rendah hati), menahan
diri untuk tidak mengambil hak atau milik orang lain, mengajarkan tidak hedonisme dan
materialisme, etika ketika duduk bersama orang lain, larangan mencaci maki, membiasakan
anak agar tabah dan berani, memberikan kesempatan anak untuk bermain apabila anak sudah
lelah belajar, mematuhi kedua orang tua, mengajari anak agar disiplin dalam tugas, dan terakhir
melakukan pelatihan jiwa anak secara bertahap dengan ibadah sholat dan zikir.
Aspek pendidikan dalam penelitian ini didukung oleh (Tamuri et al., 2013) melalui
artikelnya yang berjudul Religious Education and Ethical Attitude of Muslim Adolescents in
Malaysia. Hasil penelitiannya adalah ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran
pendidikan Islam dan level akhlak.
4. Pembiasaan,
Tata cara membiasakan anak-anak dengan pendidikan yang baik merupakan urusan
yang sangat penting karena anak-anak merupakan tanggung jawab kedua orang tuanya. Kalbu
mereka masih suci, artinya anak-anak mudah menerima dan dibentuk sesuai dengan pola asuh
dan pendidikannya. Oleh karena itu dalam menanamkan pendidikan seyogyanya dibiasakan
kepada pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan, dengan harapan anak akan tumbuh
24

memiliki akhlak yang terpuji. Sebaliknya, apabila anak dibiasakan dengan pendidikan yang
penuh dengan nilai-nilai keburukan maka anak akan cenderung tumbuh memiliki akhlak yang
tercela.
Dalam literature psikologi, konsep yang dekat dengan tema pembiasaan adalah teori
belajar conditioning. Menurut Watson yang mengembangkan teori cclassical conditioning
Pavlov mempercayai bahwa seseorang akan menjadi sesuatu yang dikondisikannya. Teori
Watson ini dapat disimpulkan bahwa segala tingkah laku manusia juga merupakan hasil
contiditioining, yaitu hasil latihan atau kebiasaan bereaksi terhadap syarat tertentu yang dialami
dalam kehidupannya (Hergenhahn & Olson, 2008). Pengawasan & Nasehat. Menurut Al-
Ghazali, pengawasan orang tua terhadap anaknya meliputi tiga hal, pertama pengawasan terkait
pola asuh yang mencakup makanan halal yang dikonsumsi, pengasuhan, pendidikan,
pengawasan dan pemberian nasehat. Kedua pengawasan ketika anak sudah memiliki tanda-
tanda tamyiz (perkembangan daya fikir untuk membedakan sesuatu) maka orang tua harus
memperketat pengawasannya. Ketiga pengawasan terhadap pergaulan di lingkungan sosial.
Orang tua hendaknya menjaga anak dari pergaulan teman-teman yang berperilaku buruk.
Karena pengaruh lingkungan pergaulan yang buruk akan berdampak pada perilaku anak.
Sedangkan untuk nasehat, Orang tua juga seharusnya menasehati anak ketika anak melakukan
kesalahan. Nasehat senantiasa dilakukan berulang-ulang dihadapan anak.
Menurut Al- Ghazali, cara menasehati anak adalah, pertama apabila anak melakukan
kesalahan untuk pertama kalinya maka jangan diberi hukuman atau kecaman, cukup dengan
ajarkan yang benar. Kedua, ketika anak mengulangi lagi kesalahan yang sama maka tegur
dengan bicara baik-baik, berbicara berdua dengan anak sambal dijelaskan kesalahannya dan
dinasehati agar tidak mengulanginya lagi.
5. Lingkungan Sosial,
Selain dari pola asuh seperti tujuan pengasuhan, memperhatikan kehalalan makanan
yang dikonsumsi oleh anak dan mendidik dengan kebiasaan, dan mengawasi serta menasehati.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan akhlak anak adalah lingkungan sosialnya.
Anak mulai mengenal pergaulan ketika menginjak remaja, pengaruh pergaulan bisa
mempengaruhi akhlak anak. Apabila anak bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak
terpuji maka perilaku anak akan mengikuti, begitu juga sebaliknya.

f. Indikasi Kemerosotan Akhlak

Menurut Zakiah Daradjat bahwa salah satu timbulnya krisis akhlak yang terjadi dalam
masyarakat adalah karena lemahnya pengawasan sehingga respon terhadap agama kurang,
25

Kemerosotan akhlak adalah sebuah kemerosotan atau kemunduran dari kepribadian, sikap,
etika, dan akhlak seseoarang. Kaitanya dengan pendidikan Islam kemerosotan moral atau
akhlak tersebut merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. Adapun tantangan
pendidikan Islam sebagai mana dekadensi moral atau kemerosotan akhlak yang terjadi pada
peserta didik ( peserta didik ) seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, melawan
terhadap orang tua ataupun guru, miras, pelecehan seksual dan segala bentuk kejahatan lainya.
Kerap sekali menghiasi pergaulan pelajar atau peserta didik di bumi nusantara ini, diantaranya
:
- Dekadensi moral adalah suatu perubahan, kemuduran, atau kemerosotan yang
dititikberatkan pada perbuatan seseorang yang nilai salah, buruk, atau tidak baik yang
melanggar adat kebiasaan atau norma agama, sehingga perbuatan tersebut dinilai tidak
pantas dilakukan oleh siapapun, khususnya oleh peserta didik (peserta didik).
- Kemudian faktor – faktor penyebab dekadensi moral atau kemerosotan akhlak adalah :
1) Faktor internal misalnya krisis indentitas (perubahan Sosiologis dan biologis pada
remaja ), dan kontrol diri yang lemah ( tidak mampu mengembangkan kontrol diri
untuk tingkah laku sesuai dengan pengetahuaanya ) dan adanya masalah yang
terpendam akibat perlakuan baru yang pernah diterima. jadi dekadensi moral atau
kemerosatan akhlak bisa disebabkan karena tidak mampu mengontrol dirinya serta
ketidak berdayaan dalam menghadapi masalah yang menimpanya.
2) Faktor ekternal yang mempengaruhi dekadensi moral atau kemerotan akhlah
menurut Sofa Mutohar adalah :
o Tersebar luasnya pandangan matrialistis tanpa spiritualitas, ukuran
kesuksesanlebih diukur kepada kesuksesan materil dan menyampingkan
moralitas,
o Konsep kesopan moralitas menjadi longgar karena mempengaruhi budaya barat
akibat mudahnya mencari informasi ICT,
o Budaya global menawarkan 3F (food, fashion atau fun),
o Tingkat persaingan semakin tinggi karena terbukanya sekat lokal dan
kebanyakan bsersifat online 21.

21
Andrew Jeklin, ‘Globalisasi Budaya Dan Teknologi Dalam Mengantisipasi Kemerosotan Akhlak Siswa (
Peneletian Di MAN 1 Dan SMAN 5 Kota Cilegon ).’, July, 2016, 1–23.
26

B. Model Project Based Learning


a. Pengertian Model Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
hasil belajar 22.
Pembelajaran Berbasis Proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “Learning
by Doing“ yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan sesuai
dengan tujuannya, terutama penguasaan peserta didik tentang bagaimana melakukan sesuatu
pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan informasi, mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan nyata dan menuangkannya
dalam bentuk produk/hasil karya. Peserta didik harus menyelesaikan tugas proyeknya secara
berkelompok 23.
Project based learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran yang mengorganisasikan
pembelajaran melalui proyek. Proyek yang dikerjaan merupakan tugas yang kompleks didasarkan
pada pertanyaan atau permasalahan yang menantang, melibatkan peserta didik dalam merancang,
memecahkan masalah, mengambil keputusan atau menginvestigasi suatu penyelidikan,
memberikan peserta didik kesempatan untuk mengatur pekerjaannya sendiri dan menghasilkan
sebuah produk yang nyata. (Jones dan Moffit 1997; Mergendoller dan Michaelson 1999; dalam
Thomas 2000:1). Kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik
dengan bimbingan pendidik ini sesuai dengan pola pembelajaran mandiri 24.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) adalah pendekatan inovatif untuk pembelajaran
yang mengajarkan banyak strategi penting untuk sukses di abad kedua puluh satu. Peserta didik
mendorong pembelajaran mereka sendiri melalui penyelidikan, serta bekerja secara kolaboratif
untuk meneliti dan membuat proyek yang mencerminkan pengetahuan mereka. Dari
mengumpulkan keterampilan teknologi baru yang layak, hingga menjadi komunikator yang

22
Kemdikbud, ‘Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)’, 25 Maret 2020, 2020
<http://dikbud.kolutkab.go.id/blog/pembelajaran-berbasis-proyek-project-based-learningpbl/>.
23
Endah Ayu Utami, Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pai
Di Smk, ed. by Zaenal Arifin (Jombang, 2018).
24
Steven From and Section A Goldstein, ‘Model Project Based Learning (PjBL) Dalam Pembelajaran Mandiri Pada
Program Paket C’, 66.7 (1984).
27

mahir dan pemecah masalah tingkat lanjut, peserta didik mendapat manfaat dari pendekatan
pengajaran ini.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang
digerakkan oleh peserta didik dan difasilitasi oleh guru. Pelajar mengejar pengetahuan dengan
mengajukan pertanyaan yang telah menggelitik rasa ingin tahu alami mereka. Asal-usul proyek
adalah penyelidikan. Peserta didik mengembangkan pertanyaan dan dibimbing melalui
penelitian di bawah pengawasan guru. Penemuan diilustrasikan dengan membuat proyek untuk
dibagikan kepada audiens terpilih. Penyelenggara mendukung sistematisasi proses yang akan
diterapkan di seluruh fase penelitian dan proyek PBL. Pilihan peserta didik adalah elemen
kunci dari pendekatan ini. Guru mengawasi setiap langkah proses dan menyetujui setiap pilihan
sebelum peserta didik memulai suatu arah. Anak-anak dengan pertanyaan serupa dapat
memilih untuk bekerja secara kooperatif, dengan demikian memelihara keterampilan
kolaborasi dan komunikasi abad kedua puluh satu dan menghormati gaya atau preferensi
belajar individu peserta didik. PBL bukanlah kegiatan pelengkap untuk menunjang
pembelajaran. Itu adalah dasar dari kurikulum.
Sebagian besar proyek termasuk membaca, menulis, dan matematika secara alami.
Banyak pertanyaan yang berbasis sains atau berasal dari masalah sosial saat ini. Hasil dari
project based learning (PjBL) adalah pemahaman yang lebih besar tentang suatu topik,
pembelajaran yang lebih dalam, membaca tingkat yang lebih tinggi, dan peningkatan motivasi
untuk belajar. Project based learning (PjBL) adalah strategi kunci untuk menciptakan pemikir
dan pembelajar yang mandiri. Anak-anak memecahkan masalah dunia nyata dengan
merancang pertanyaan mereka sendiri, merencanakan pembelajaran mereka, mengatur
penelitian mereka, dan menerapkan banyak strategi pembelajaran. Peserta didik berkembang
di bawah pendekatan yang didorong oleh anak dan memotivasi untuk belajar dan memperoleh
keterampilan berharga yang akan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka
dalam ekonomi global kita 25.
Bukti empiris menunjukkan bahwa pendidikan pengalaman membahas metode tertentu
dan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah salah satunya. “Ide inti dari Pembelajaran Berbasis
Proyek adalah bahwa masalah dunia nyata menarik minat peserta didik dan memancing
pemikiran serius saat peserta didik memperoleh dan menerapkan pengetahuan baru dalam
konteks pemecahan masalah. Guru memainkan peran fasilitator, bekerja dengan peserta didik

25
Stephanie Bell, ‘Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future’, The Clearing House: A
Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 83.2 (2010), 39–43
<https://doi.org/10.1080/00098650903505415>.
28

untuk membingkai pertanyaan yang berharga, menyusun tugas yang bermakna, melatih
pengembangan pengetahuan dan keterampilan sosial, dan dengan hati-hati menilai apa yang
telah dipelajari peserta didik dari pengalamannya”. PBL dapat berlangsung baik di dalam
maupun di luar kelas (David, 2008: 80).
Tidak diragukan lagi benar bahwa metode Pembelajaran Berbasis Proyek berhasil
ketika tujuh elemen penting terpenuhi. Pertama dan terpenting, guru harus melibatkan minat
peserta didik dan "perlu tahu" dan pada saat yang sama merangsang mereka dengan membuat
pertanyaan pendorong yang menarik (Larmer dan Mergendoller, 2010). Selain itu, peserta
didik bertanggung jawab untuk memutuskan apakah mereka akan menggunakan sumber daya,
bagaimana mereka akan bekerja sama dan berkomunikasi untuk mencapai tujuan proyek
mereka yang menantang (Frey, 1991). Selain itu, pemikiran kritis ditingkatkan dan peserta
didik dapat dengan mudah melakukan penyelidikan serta berinovasi dengan memanfaatkan
kadang-kadang keunggulan teknologi (Larmer dan Mergendoller, 2010). Contohnya adalah
ketika seluruh kelas iPad meluncurkan penelitian mereka, sementara pada saat yang sama
mereka terhubung ke presentasi guru untuk mendiskusikan sebuah proyek. Peningkatan
teknologi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan sekaligus
mengajukan pertanyaan dan jawaban (Webster, 2012). Akhirnya, umpan balik dan revisi juga
penting sebelum presentasi peserta didik di depan audiens yang sebenarnya (Frey, 1986).
Seperti setiap metode pengajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dengan asumsi bahwa semua peserta didik tidak dapat belajar dengan cara
yang sama, penting bagi pendidik untuk mengembangkan dan menerapkan metode pengajaran
alternatif (Muthukrisma et al., 1993). Dengan demikian, Pembelajaran Berbasis Proyek tidak
terbatas dalam hal pengetahuan dan informasi, melainkan dengan bantuan guru mereka,
memberikan peserta didik kesempatan untuk mengubah diri mereka sendiri selama proses
pembelajaran (Aggelakos, 2003).
Saat ini, belajar membaca tidak lagi cukup. Mengetahui bagaimana memecahkan
masalah, bekerja secara kolaboratif dan berpikir secara inovatif dianggap sebagai keterampilan
penting abad ke-21. Oleh karena itu, Pembelajaran Berbasis Proyek secara umum diterima
sebagai metode yang efektif untuk proses pengajaran, seperti pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Thomas, 2000). Selain itu, para ahli harus membantu dalam
mengembangkan emosi karakter, elemen sosial selain kognitif (Katz, 2000). Hasil positif
lainnya dengan menggunakan Project Based Learning adalah berkurangnya kecemasan peserta
didik (Boaler, 2002), dan peningkatan kualitas belajar peserta didik dibandingkan dengan
metode pengajaran konvensional (Thomas, 2000).
29

Di sisi lain, Pembelajaran Berbasis Proyek terpinggirkan oleh para pendidik itu sendiri,
karena mereka tidak memiliki pelatihan dan pengalaman dalam menerapkan pendekatan ini.
Selain itu, kekurangan keuangan dan teknologi adalah tantangan yang harus diatasi oleh guru,
sementara evaluasi juga tidak efektif ketika peserta didik menggunakan teknologi. Akhirnya,
terbukti bahwa mencoba metode alternatif yang bertentangan dengan penghafalan yang steril
membuat guru enggan, karena mereka seharusnya mengelola aktivitas dan tuntutan tambahan,
seperti membantu investigasi peserta didik kolaboratif (Evans, 1994; Arhontaki dan Filippou,
2003 dikutip dalam Katsarou dan Dedouli , 2008) 26.

b. Sejarah Model Project Based Learning

Mengutip dari Yutantim, 2018 sejarah model pembelajaran project based learning
dikemukakan sebagai berikut :

The first reference about PjBL was found in Vygotskian Social Learning and
Constructivist ideologies mentioned in the work of Kilpatrick in 1918 which advocte
that collaboration promotes intellectual growth. Vygotskian theory is inspiring the
concept of PjBL which emphasize on social interaction. Therefore, students develop
the concept and understanding through the discussion with their friends, meaningful
interaction with more capable peers and teacher. The project interdisciplinary in
math, science, social studies to provide learners with rich array of concepts and
ideas. However, this model now days has been widely applied in classroom activities
in some areas of knowledge including EFL class which is also known as collaborative
learning (Elam and Nesbit, 2012.) It has several goals of developing a positive
attitudE, critical judgement, teamwork and independent reasoning and study habit
(Xu and Liu, 2010). In addition, in Indonesia PjBL is one of the teaching models
which as just adopted officially in the 2013 curriculum beside discovery and problem
based-learning. It is a model of teaching which contains solution of a problem by the
group of students and the work of students is (Kubiatko and Vaculota, 2011).
Therefore, it is also considered as a project work. 27

Referensi pertama tentang PjBL ditemukan dalam Pembelajaran Sosial Vygotskian dan
ideologi Konstruktivis yang disebutkan dalam karya Kilpatrick pada tahun 1918 yang

26
Douladeli Efstratia, ‘Experiential Education through Project Based Learning’, Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 152 (2014), 1256–60 <https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.362>.
27
Yutantin.
30

menganjurkan bahwa kolaborasi mendorong pertumbuhan intelektual. Teori Vygotskian


mengilhami konsep PjBL yang menekankan pada interaksi sosial. Oleh karena itu, peserta didik
mengembangkan konsep dan pemahaman melalui diskusi dengan temannya, interaksi yang
bermakna dengan teman sebaya dan guru yang lebih mampu. Proyek interdisipliner dalam
matematika, sains, studi sosial untuk memberikan peserta didik dengan beragam konsep dan
ide. Namun, model ini sekarang telah banyak diterapkan dalam kegiatan kelas di beberapa
bidang pengetahuan termasuk kelas EFL yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif
(Elam dan Nesbit, 2012.) Ini memiliki beberapa tujuan untuk mengembangkan sikap positif,
penilaian kritis, kerja tim. dan penalaran independen dan kebiasaan belajar (Xu dan Liu, 2010).
Selain itu, di Indonesia PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang baru diadopsi
secara resmi dalam kurikulum 2013 selain discovery dan problem based learning. Ini adalah
model pengajaran yang berisi pemecahan masalah oleh kelompok peserta didik dan hasil kerja
peserta didik (Kubiatko dan Vaculota, 2011). Oleh karena itu, ini juga dianggap sebagai
pekerjaan proyek (Fragoulis dan Tsiplakides, 2009) 28.

Problem-based learning has been used for professional training in medicine since
the 1960’s and is now used extensively in that field. It has also been implemented in
related health professions. It has been suggested by many as a solution to the
engineering education issues discussed above, and has been implemented to a limited
extent in some engineering programs.

Pembelajaran berbasis masalah telah digunakan untuk pelatihan profesional dalam


kedokteran sejak tahun 1960-an dan sekarang digunakan secara luas di bidang itu. Itu juga telah
diimplementasikan dalam profesi kesehatan terkait. Ini telah disarankan oleh banyak orang
sebagai solusi untuk masalah pendidikan teknik yang dibahas di atas, dan telah
diimplementasikan sampai batas tertentu dalam beberapa program rekayasa 29.

c. Karakteristik Pembelajaran Model Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Buck Institute for Education belajar berbasis proyek memiliki karakteristik:
1. Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja,
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya,
3. Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil,

28
Yutantin.
29
Ali Hassan Oun, ‘Engineering Education—Is Problembased or Project-Based Learning the Answer?’,
AUSTRALASIAN JOURNAL OF ENGINEERING EDUCATION, 2003.
31

4. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkannya,
5. Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu,
6. Peserta didik secara kontinu melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
7. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya,
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan (Wena,
2014: 145).

d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based Learning

Langkah pembelajaran dalam model Project Based Learning menurut Education


Foundation adalah sebagai berikut :

1. Mulailah dengan pertanyaan penting; pertanyaannya tidak boleh sederhana untuk dijawab
dan harus mendorong peserta didik untuk menyelesaikan proyek. Jenis pertanyaan ini
biasanya bersifat terbuka (divergen), provokatif, sulit, dan melibatkan pemikiran tingkat
tinggi, serta relevan dengan kehidupan peserta didik. Guru harus berusaha semaksimal
mungkin untuk membuat topik menarik bagi peserta didik.
2. Perencanaan proyek: Perencanaan adalah proses mempersiapkan semua tindakan yang
dapat digunakan untuk memecahkan dan menyelesaikan proyek, serta menentukan alat dan
bahan yang sesuai.
3. Membuat jadwal: Guru dan peserta didik bekerja sama untuk merencanakan kalender
kegiatan untuk menyelesaikan proyek. Tahap ini meliputi kegiatan seperti: (1) membuat
garis waktu untuk menyelesaikan suatu proyek, (2) mengidentifikasi tanggal akhir
penyelesaian proyek, (3) membantu peserta didik dalam mengembangkan solusi baru, dan
(4) membantu peserta didik dalam mengembangkan solusi baru.
4. Memantau peserta didik dan kemajuan proyek Selama tahap penyelesaian proyek, guru
mendampingi peserta didik dan memantau pelaksanaan kegiatan menggunakan rubrik.
5. Menilai hasil, penilaian digunakan untuk membantu guru mengukur prestasi peserta didik,
mengevaluasi perkembangan setiap peserta didik, memberikan umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang telah diperoleh peserta didik, dan mendukung guru dalam merencanakan
metode pembelajaran selanjutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman: Pada titik ini, guru mendorong peserta didik untuk
merenungkan kegiatan proyek yang telah berakhir. Peserta didik dituntut untuk
32

mengomunikasikan perasaan dan pengalamannya selama mengerjakan proyek dan setelah


selesai dalam kegiatan refleksi. Guru dan peserta didik membicarakannya 30.
Sedangkan menurut Wena, tahapan dalam pembelajaran Project Based Learning adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pembelajaran, Tahap Perencanaan Pembelajaran Proyek, tahap perencanaan ini
pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi
karena dalam pembelajaran bertujuan untuk mengerjakan sutau proyek makan keluasan
pembelajarannya tentu akan bersifat kompleks. Dengan demikian perencanannya harus
dibuat serinci mungkin sehingga dapat memberi tuntunan secara jelas dalam
pelaksanaannya. Selain itu, tahap perencanaan ini tuntunan tentang bagaimana proses
pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan. Menginga perencanaan strategi
pembelajarannya berbasis proyek harus disusun secara sistematis agar proses
pembelajaran berlangsung secara optimal, maka langkah perencanaan dirancang sebagai
berikut.
a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek,
b. Menganalisis karakteristik peserta didik,
c. Merumuskan strategi pembelajaran,
d. Membuat lembar kerja (job sheet),
e. Merancang kebutuhan sumber belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Proyek
Tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi proyek merupakan tahap
pembelajaran praktik yang sangat penting. Dikatakan penting karena melalui proses inilah
peserta didik akan dapat merasakan pengalaman belajar yang kompleks. Agar pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek ini dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kegaiatan yang
harus dilakukan:
a. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan,
b. Menjalankan tugas proyek dan gambar kerja,
c. Mengelompokkan peserta didik sesuai tugas masing-masing,
d. Mengerjakan Proyek.
3. Tahap Evaluasi Pembelajaran Proyek:
a. Pendidik mengevaluasi pembelajaran,

30
Takiddin, Fasli Jalal, and Amos Neolaka, ‘Improving Higher Order Thinking Skills through Project-Based
Learning in Primary Schools’, 7.1 (2019), 5.
33

b. Kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui,


c. Diketahui kelemahan proses pembelajaran, sehingga dapat diperbaiki,
d. Mengetahui efektivitas pembelajaran 31.

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berdasarkan proyek memiliki berbagai kelebihan dibanding metode


pembelajaran lainnya, walaupun disisi lain juga terdapat kelemahan sebagaimana pendapat
Moursund dalam (Wena, 2014: 145).

Tabel 2. 1 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek 32.

Kelebihan Kekurangan
 Increased motivation. a. Memerlukan banyak waktu untuk

Pembelajaran berbasis proyek dapat menyelesaikan masalah,

meningkatkan motivasi belajar peserta b. Membutuhkam banyak biaya,


didik, meningkatkan ketekunan belajar, c. Banyak peralatan yang harus
meningkatkan etos kerja keras dalam disediakan,
menyelesaikan proyek, peserta didik
d. Banyak pendidik yang merasa
merasa lebih bersemangat dan mengurangi
nyaman dengan pendidikan
angka keterlambatan dalam kehadiran,
tradisional, dimana pendidik
 Increased problem solving ability. memegang peran utama di kelas,
Lingkungan belajar dengan pembelajaran e. Peserta didik yang memiliki
berbasis proyek dapat meningkatkan kelemahan dalam percobaan dan
kemampuan memecahkan masalah, pengumpulan informasi akan
membuat peserta didik menjadi aktif, dan mengalami kesulitan,
berhasil memecahkan problem-problem
f. Ada kemungkinan peserta didik ada
yang bersifat kompleks,
yang kurang aktif dalam kerja
 Improved library research skills. kelompok,
Pembelajaran berbasis proyek g. Ketika topik yang diberikan kepada
mempersyaratkan peserta didik harus masing-masing kelompok berbeda,
mampu secara cepat memperoleh informasi dikhawatirkan peserta didik tidak
melalui sumber-sumber informasi, maka

31
Utami.
32
Utami.
34

keterampilan peserta didik untuk mencari bisa memahami topik secara


dan mendapatkan informasi akan keseluruhan.
meningkat,

 Increased collaboration.

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek


menjadikan peserta didik mengembangkan
dan mempraktekan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif,
evaluasi peserta didik, pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dalam suatu proyek,

 Increased resource management


skills

Pembelajaran berbasis proyek yang


diimplementasikan secara baik, akan
memberikan kepada peserta didik
pembelajaran dan praktek dalam
mengorganisasikan proyek, membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.

f. Perbedaan Model Pembelajaran Project Based Learning dengan Pembelajaran Biasa

Pembelajaran berdasarkan proyek memiliki berbagai kelebihan dibanding metode


pembelajaran lainnya, walaupun disisi lain juga terdapat kelemahan sebagaimana pendapat
Moursund dalam (Wena, 2014: 145).

Tabel 2. 2 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan PjBL 33.

Aspek Tradisional PjBL

33
Utami.
35

Menjalankan keguatan belajar


Menjalankan perintah pendidik
yang diarahkan oleh diri sendiri
Pengkaji, integrator dan
Pengingat dan pengulang fakta
penyaji ide
Peranan Peserta
Peserta didik menentukan
Didik
Peserta didik menerima dan tugas mereka sendiri dan
menyelesaikan tugas-tugas laporan bekerja secara independen
pendek dalam waktu yang
direncanakan
Peserta didik bekerja dalam
Peserta didik bekerja sendiri
kelompok
Peserta didik berkompetensi satu Peserta didik berkolaboratif
Konteks Kelas dengan yang lainnya satu dengan lainnya
Peserta didik mengkonstruksi
Peserta didik menerima informasi
berkontribusi dan melakukan
dari pendidik
sintesis informasi
Penyedia sumber belajar dan
Penceramah dan direktur
Peranan Pendidik partisipan di dalam kegiatan
pembelajaran
----------------------- belajar
Fokus Pengukuran Ahli
Teacher centered Learning Student centered learning
Produk Proses dan produk
Skor tes Pencapaian yang nyata
Konteks Kelas Demonstrasi pemahaman
Reproduksi informasi
unjuk kerja yang standar dan
membandingkan dengan yang lain
kemajuan darei waktu ke waktu
Kegiatan dan lembare kerja Data dan bahan dikembangkan
dikembangkan pendidik peserta didik
Peranan Pendidik Langsung sumber asli bahan
Teks, ceramah, presentasi
tercetak, interview, dokumen
Fokus Pengukuran Dijalankan pendidik Dijalankan peserta didik
Kegunaan untuk perluasan Kegunaan untuk memperluas
presentasi pendidik presentasi peserta didik atau
36

penguatan kemmapuan peserta


didik

g. Manfaat dari Model Pembelajaran Project Based Learning

Fragoulis dan Tsiplakides (2010) mengklasifikasikan beberapa manfaat pembelajaran


berbasis proyek atau pekerjaan proyek ke dalam beberapa poin. Manfaat tersebut adalah
mengembangkan rasa percaya diri peserta didik, meningkatkan keterampilan berbahasa,
meningkatkan motivasi, kerja sama, keterlibatan dan kesenangan, berkaitan dengan
pengembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan mendorong
kolaborasi kerja kelompok.

 Mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri peserta didik. Proses PjBL


mengarah pada produk akhir yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membuat dan memberikan proyek tujuan yang nyata (Stoller, 2002: 110). Oleh karena
itu, keterlibatan peserta didik pada pekerjaan proyek membangkitkan otonomi mereka
ketika mereka secara aktif terlibat dalam perencanaan proyek dengan menentukan
minat topik mereka (Fragoulis dan Tsiplakides, 2009). Sebagai aktivitas yang berpusat
pada peserta didik di mana guru hanya berperan dalam menawarkan dukungan dan
bimbingan melalui proyek (Stoller, 2002), PjBL berpotensi mengarahkan peserta didik
menjadi pembelajar yang mandiri. Selain itu, pekerjaan proyek memungkinkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman langsung yang membawa mereka untuk
mencerminkan pengalaman mereka dan proses pembelajaran yang bermakna (Simpson,
2011).
 PjBL melibatkan peserta didik pada komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan
aktivitas otentik dan memberi mereka kesempatan untuk menggunakan bahasa dalam
konteks yang relatif alami Fragoulis dan Tsiplakides (2009). Melalui situasi ini peserta
didik mengambil bagian dalam kegiatan yang bermakna yang membutuhkan
penggunaan penggunaan bahasa yang otentik. Kegiatan otentik menawarkan relevansi
dunia nyata dan memberikan peserta didik untuk memeriksa tugas dari perspektif yang
berbeda, meningkatkan kolaborasi dan refleksi. Selain itu, PjBL memberikan peluang
untuk integrasi alami keterampilan bahasa.
 Tingkatkan motivasi, kerja kolaborasi, keterlibatan, dan kesenangan. PjBL
memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam membuat dan merancang proyek
(Pendidikan, 2006:23). Dengan demikian, pekerjaan proyek berlangsung berdasarkan
konteks tertentu dan minat peserta didik yang kemudian membangkitkan motivasi,
37

keterlibatan, dan kesenangan peserta didik (Fragoulis dan Tsiplakides, 2009). Selain
itu, pekerjaan proyek lebih bersifat kooperatif daripada kompetitif. Oleh karena itu,
peserta didik bekerja, berbagi sumber daya dan ide, dan keahlian semua proses proyek
dalam kerja kelompok yang juga memotivasi mereka dan menikmati pembelajaran
yang dimaksud.
 Kreativitas guru jelas menjadi persoalan yang tiada habisnya yang perlu divariasikan
untuk pengajaran yang lebih baik. Beberapa inovasi mutlak menjadi tuntutan guru
terbaik untuk ditingkatkan untuk melepaskan risiko tugas, pekerjaan proyek lebih
bermakna bagi peserta didik, meningkatkan minat, motivasi untuk berpartisipasi, dan
dapat mempromosikan pembelajaran (Fragoulis dan Tsiplakides, 2009).

C. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD/MI

Menurut Susanto (2013:227) pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai


suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik dan membentuk mansia Indonesia seutuhnya dalam pembentukkan karakter bangsa yang
diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun 34.
Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di SD adalah sebagai pemberian
pemahaman dan kesadaran jiwa pada setiap anak didik dalam mengisi kemerdekaan bangsa
Indonesia yang diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus diisi dengan
upaya membangun kemerdekaan, mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara perlu memiliki apresiasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan
oleh para pejuang kemerdekaan. Pendidikan kewarganegaraan di SD memberikan pelajaran
pada peserta didik untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan di sekolah
atau di luar sekolah, karena materi pendidikan kewarganegaraan menekankan pada pengalaman
dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian
sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.
Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar
dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia

34
Septi Erliasari, ‘Peningkatan Pemahaman Konsep Pendidikan Kewarganegaraan Menggunakan Model
Pembelajaran Word Square Pada Siswa Kelas III SD Negeri Tanjungharjo Nanggulan Kulon Progo’, Trihayu, 2016,
402–5.
38

Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada
penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun. Esensi Pembelajaran PKn bagi anak
adalah bahwa secara kodrati maupun sosiokultural dan yuridis formal, keberadaan dan
kehidupan manusia selalu membutuhkan nilai, moral, dan norma.
Pembelajaran PKN menuntut terwujudnya pengalaman belajar yang bersifat untuk utuh
memuat belajar kognitif, belajar nilai dan sikap, dan belajar perilaku. PKN seharusnya tidak
lagi memisah-misahkan domain-domain perilaku dalam belajar. Proses pendidikan yang
dituntut dan menjadi kepedulian PKN adalah proses pendidikan yang terpadu utuh, yang juga
disebut sebagai bentuk confluent education.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI
berdasarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2006 sebagai berikut :
a. Persatuan dan kesatuan bangsa
b. Norma, Hukum dan peraturan
c. Hak asasi manusia
d. Kebutuhan warga Negara
e. Konstitusi Negara
f. Kekuasaan dan politik
g. Pancasila
h. Globalisasi

b. Tujuan PKn

Menurut Depdiknas (2006:271) tujuan PKn di SD agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:

(1) Berfikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
(2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan anti korupsi,
(3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya dalam persatuan
39

dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi, informasi,
dan komunikasi 35.

Secara eksplisit menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun


2003, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37). Tujuan
tersebut diimplementasikan dalam kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan dengan
memfokuskan pada pembentukan warganegaraan yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter.

D. Hak dan Kewajiban

a. Hakikat Hak dan Kewajiban


Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari untuk kemudian
diterapkan, pada zaman ini banyak remaja yang memiliki krisis moral dalam dirinya, salah satu
penyebabya ialah pada masa kanak-kanak mereka minim mempelajari akan hak serta
kewajiban. Contoh krisis moral pada zaman sekarang seringkali kita lihat di media massa, ada
beberapa anak yang terlibat kasus kekerasan, tawuran dan lain sebagainya. Penyebab maraknya
terjadi kasus tersebut adalah karena kurangnya pemahaman akan nilai moral pada diri anak,
mereka tidak memahami akan kewajiban mereka dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta
cenderung untuk menuntut hak mereka untuk diakui eksistensinya oleh teman sebaya. Hak
dan Kewajiban Warga Negara dalam batas-batas tertentu telah difahami orang, akan tetapi
karena setiap orang melakukan akitivitas yang beraneka ragam dalam kehidupan kenegaraan,
maka apa yang menjadi hak dan kewajibannya seringkali terlupakan. Dalam kehidupan
kenegaraan kadang kala hak warga negara berhadapan dengan kewajibannya. Bahkan tidak
jarang kewajiban warga negara lebih banyak dituntut sementara hak-hak warga negara kurang
mendapatkan perhatian.
Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga negara secara lebih
operasional ke dalam pelbagai peraturan perundang-undangan amat bermanfaat. Pengaturan
demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggara negara agar terhindar dari tindakan
sewenang-wenang tatkala mengoptimalisasikan tugas kenegaraan. Sedangkan bagi
masyarakat/warga negara hal itu merupakan pegangan/pedoman dalam mengaktualisasikan
hak-haknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Akan tetapi bagaimana substansi HAM

35
PPPK, ‘Konsep Dasar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan’, 17–34.
40

maupun hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam perundang-undangan/ hukum positif
menarik untuk menjadi bahan kajian. Dengan kejelasan substansi tersebut dapat memotivasi
warga untuk memahaminya lebih mendalam serta memberdayakan hak dan kewajibannya
dalam konteks pelaksanaan otonomi dan semangat demokratisasi di daerah.

b. Hak dan Kewajiban Peserta Didik


Dalam dunia pendidikan seringkalinya tidak terpenuhi hak dan kewajiban peserta didik
karena kurangnya biaya atau lain hal sebagainya. Oleh karena itu ketentuan mengenai hak dan
kewajiban peserta didik diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional seperti:
Pasal 12
 Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama;
2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
3. Mendapatkan beapeserta didik bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;
6. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing
dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
 Setiap peserta didik berkewajiban :
1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan;
2. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
41

 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 36.

E. Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi manusia khususnya para peserta didik, yang
mana mempunyai tujuan membentuk karakter juga kepribadian dengan nilai luhur agar
menjadikan manusia berakhlak mulia serta berilmu. Salah satu karakter mendasar dan yang
paling utama dibentuk yaitu akhlak mulia.

Kondisi yang terjadi di lingkungan sekolah sejak adanya pandemi Covid-19 mengalami
penurunan diberbagai aspek yang lumayan signifikan, ditambah sistem pembelajaran yang
digunakan adalah online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat para peserta didik tidak
terpantau dan memiliki sikap yang mulai tidak terkontrol. Ketika pemerintah sudah
mengizinkan pembelajaran tatap muka kembali, sekolah mulai menerapkan blended learning
lalu akhlak mulia peserta didik ketika masuk ke sekolah mulai mengalami penurunan seperti
mengobrol saat guru sedang menjelaskan pembelajaran, membuat suara gaduh pada saat
pembelajaran, tidak mengerjakan tugas atau PR yang diberikan guru, tidak membawa buku
mata pelajaran padahal sudah diberikan jadwal mata pelajaran, melupakan sikap 3S
(senyum,salam,sapa) setiap bertemu siapapun di dalam lingkungan sekolah.

Hal tersebut dikarenakan, kurangnya peran orangtua dirumah dalam memaksimalkan


pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada materi hak dan kewajiban. Selain
itu metode yang digunakan oleh wali kelas terkesan monoton, membosankan dan menyamakan
gaya belajar kepada semua peserta didik padahal tidak semua peserta didik memiliki gaya
belajar yang sama.

Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menciba untuk menerapkan Model Pembelajaran
Project Based Learning Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Akhlak Mulia
Peserta didik Kelas V MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat. Tahapan penelitian ini
diilustrasikan sebagai berikut.

36
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, ‘Ketentuan Mengenai Hak Dan
Kewajiban Peserta Didik’, Yuridis.Id, 2018 <https://yuridis.id/ketentuan-mengenai-hak-dan-kewajiban-peserta-
didik/>.
42

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam menulis penelitian ini, peneliti mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya
yang dianggap relevan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Diantara beberapa
referensi yang menurut penulis dapat dianggap relevan, yaitu :
1) Penelitian oleh Agus Nurjamil Rohimat dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Pjbl Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Subtema Keseimbangan Ekosistem Pada
Peserta Didik Kelas V SDN 2 Sinarjaya Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021.
Dalam penelitian yang telah dilakukannya didapat hasil bahwa dengan penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa SDN 2
SINARJAYA pada pembelajaran keseimbangan ekosistem, ditandai dengan aktifnya
peserta didik pada saat diskusi dan banyak siswa yang bertanya. Hasil dari penelitian ini
adalah dengan penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik SDN 2 SINARJAYA pada pembelajaran
ekosistem, ditandai dengan meningkatnya nilai hasil evaluasi dari siklus 1 ke siklus II.
Adapun perbedaan terletak pada tempat penelitian dan pembelajaran yang digunakan
43

peneliti adalah Pendidikan Kewarganegaraan sedangkan Agus Nurjamil Rohimat adalah


Keseimbangan Ekosistem 37.
2) Penelitian oleh Nina Rahmaniah dan Mohammad Givi Efgivia (2021) dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Pada Peserta Didik Kelas VII MTS Alfurqon
Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil analisis data dan
pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh interaksi antara Model
Pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar akidah akhlak di kelas
VII MTs Alfurqon Kadudampit. Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan hasil
pengujian dengan bantuan SPSS, uji daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal
diperoleh 30 soal yang memenuhi kriteria yang telah disesuaikan dengan hasil validasi.
Dari hasil analisis uji daya beda item tes hasil belajar diperoleh kesimpulan bahwa ada 22
butir soal dengan kategori baik dan 8 butir soal dengan kategori cukup. Sedangkan untuk
tingkat kesukaran butir soal diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 soal tersebut, terdapat 5
item soal yang termasuk kategori mudah, 20 item soal yang termasuk kategori sedang dan
5 item soal yang termasuk kategori sukar. Adapun perbedaan terletak pada tempat
penelitian dan pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Pendidikan Kewarganegaraan
sedangkan Nina Rahmaniah dan Mohammad Givi Efgivia adalah ada tambahan pada
motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen yaitu penelitian yang datanya belum tersedia di lapangan, peneliti harus
menciptakan kondisi tertentu agar data yang diperlukan muncul 38.
3) Penelitian oleh Sunsriyati Mahanal dan kawan-kawan (2010) dengan judul Pengaruh
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap
dan Hasil Belajar Peserta didik SMAN 2 Malang. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan, dapat diambil kesimpulan seperti berikut: (1) Ada pengaruh strategi
pembelajaran PBL terhadap peningkatan sikap siswa SMA Negeri 2 Malang terhadap
ekosistem sungai. Siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis proyek memiliki sikap
lebih tinggi 11,65% dari peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional, Ada
pengaruh strategi PBL terhadap pemahaman konsep siswa SMA Negeri 2 Malang. Siswa
yang difasilitasi pembelajaran berbasis proyek memiliki pemahaman konsep lebih tinggi
81,05% dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hasil analisis data dan
pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa relaksasi atensi dapat
meningkatkan konsentrasi belajar pada siswa SMK. Adapun perbedaan terletak pada
tempat penelitian dan pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Pendidikan
Kewarganegaraan sedangkan Susriyati Mahanal dan kawan-kawan adalah materi
ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan

37
Agus Nurjamil Rohimat, Penerapan Model Pembelajaran PjBL Untuk Meningkatkan Hasl Belajar Subtema
Keseimbangan Ekosistem Pada Peserta Didik Kelas V SDN 2 Sinarjaya Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2020/2021, 2021, III.
38
Nina Rahmaniah and Mohammad Givi Efgivia, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Pada Siswa Kelas VII MTs Al-Furqon Kecamatan
Kadudampit Kabupaten Sukabumi.’, 11.1 (2022).
44

rancangan penelitian eksperimen semu (quasi) non-equivalent control group design yang
secara procedural mengikuti pola 39.
4) Penelitian oleh Arum Ema Juwanti dan kawan-kawan (2020) dengan judul Project Based
Learning (PjBL) untuk PAI Selama Pembelajaran Daring. Hasil dari penelitiann ini
adalah Project Based Learning (PjBL) mampu meningkatkan kreativitas dan motivasi
belajar peserta didik selama pembelajaran daring, Adapun perbedaan terletak pada tempat
penelitian dan pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Pendidikan Kewarganegaraan
sedangkan Arum Ema Juwanti dan kawan-kawan adalah mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) selama pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
pendekatan kualitatif. 40.
5) Penelitian oleh Deklay Nainggolan dan kawan-kawan (2021) dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Dalam Mata Kuliah Pengantar Pancasila. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat pada
peningkatan hasil belajar Mahasiswa yakni pada Prasiklus, ketuntasan belajar mahasiswa
sebesar 29% lalu meningkat sebesar 46% pada Siklus I dan meningkat lagi pada Siklus II
sebesar 100% ketuntasan belajar mahasiswa. Hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat
meningkatkan hasil belajar Mahasiswa.Adapun perbedaan terletak pada tempat penelitian
dan pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Pendidikan Kewarganegaraan sedangkan
Deklay Nainggolan dan kawan-kawan adalah mata kuliah Pengantar Pancasila. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) 41.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika diterapkannya model
pembelajaran project based learning, maka dapat meningkatkan akhlak mulia dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
Adapun hipotesis statistik, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran project based
learning pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan akhlak mulia MIS
Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.

39
Susriyati Mahanal and others, ‘Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Ekosistem
Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang’, BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 1.1 (2010)
<https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v1i1.179>.
40
Arum Ema Juwanti and others, ‘Project-Based Learning (Pjbl) Untuk Pai Selama Pembelajaran Daring’, Jurnal
Pendidikan Islam Al-Ilmi, 3.2 (2020), 72–82 <https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v3i2.752>.
41
Deklay Nainggolan, Hans F Pontororing, and Dominicus Tinus, ‘Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pengantar Pancasila’, Educouns
Journal: Jurnal Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 2021.
45

Ho : Tidak terdapat pengaruh dalam dalam penerapan model pembelajaran project


based learning pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan akhlak mulia
MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Palmerah Jakarta
Barat yang berlokasi di jalan Palmerah Barat V No.6, RT.13/RW.9, Palmerah, Kec. Palmerah,
Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11480. Penelitian ini dimulai pada Januari
2022. Diawali dengan rancangan penelitian yang dilakukan pada bulan November 2021.
Berikut adalah tabel detail rencana waktu penelitian ini:

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian


Bulan
No Kegiatan
2021 2022
Sept Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Pengajuan Judul √
2 Pengajuan Proposal √
3 Konsultasi Penelitian √ √ √ √
Observasi atau
4 √ √
Penelitian
5 Pengumpulan data √
Pengolahan dan
6 √ √
analisis data
Penyusunan Laporan
7 √ √ √ √ √ √
Akhir
8 Penyerahan Laporan √

B. Subjek/Partisipan Penelitian
Merupakan sumber untuk mendapatkan informasi dan keterangan dari penelitian yang
dilakukan. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas V MI Nurul Huda
Palmerah Jakarta Barat yang berjumlah 23 peserta didik yang terdiri dari 9 peserta didik laki-
laki dan 14 peserta didik perempuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti
sendiri. Dalam hal ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah wali kelas V dan peserta didik kelas V MI Nurul Huda
Palmerah Jakarta Barat. Wali kelas V dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever sedangkan
peserta didik kelas V V MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat sebagai objek dari penelitian
ini.

46
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil
belajar yang lebih baik 42. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun
data yang dikumpulkan bisa saja kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk
kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama
pentingnya dengan produk.
Prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar
penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti
menggunakan dua siklus. Prosedur penelitian ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan
setiap siklus, vaitu:
1. Perencanaan (planning), alam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan
pertanyaan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.
2. Tindakan (acting), pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan.
3. Pengamatan (observing), peneliti melakukan pengamatan pada peserta didik selama proses
belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection), pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan
tindakan selanjutnya. Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai
berikut :

42
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: CV Wacana Prima, 2009)
<https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=957734>.
Bagan 3. 1 Bagan Model PTK Mcel Kemmis dan Mc Taggart

Model Stephen Kemmis dan Robyn McTaggart ini sering dikutip di buku-buku dan artikel-
perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Perencanaan
berupa semua hal yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan. Tahap tindakan ini dilakukan
bersamaan dengan observasi. 43.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian bertindak sebagai guru
yang melakukan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Sedangkan wali kelas dalam penelitian
ini terlibat sebagai kolaborator dan obsever. Dimana guru membantu peneliti dalam hal
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan
menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, wali
kelas sebagai pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan mengamati seluruh aktivitas proses
pembelajaran berlangsung. Peneliti dan wali kelas memiliki kedudukan yang setara artinya
masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling membutuhkan satu sama lain dan
saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

43
Agung Prihantoro and Fattah Hidayat, ‘Melakukan Penelitian Tindakan Kelas’, Ulumuddin : Jurnal Ilmu-Ilmu
Keislaman, 9.1 (2019), 49–60 <https://doi.org/10.47200/ulumuddin.v9i1.283>.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan penelitian
pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam dua siklus pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan
aktivitas peserta didik pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat
masalah dalam tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan
tindakan ulang melalui siklus berikutnya (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan
penyempurnaan terhadap kekuangan yang terdapat pada siklus I.

Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian penelitian tindakan kela ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian Pendahuluan
a. Membuat skenario tentang apa yang dilakukan guru dan yang dilakukan peserta
didik dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan. Kejelasan skenario ini
akan mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tindakan kelas 44.
b. Wawancara antara peneliti dan wali kelas serta peneliti dan peserta didik tentang
tinggi rendah aktivitas belajar peserta didik dan respon peserta didik terhadap mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
c. Observasi proses pembelajaran, pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V MI Nurul
Huda Palmerah Jakarta Barat. Peneliti mengamati segala aktivitas peserta didik dan
wali kelas dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas
tersebut.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning)
1) Peneliti dan wali kelas V bekerja sama membuat RPP siklus I dengan
menggunakan model Project Based Learning. Peneliti juga meminta pengarahan
kembali pada dosen pembimbing.
2) Peneliti menyiapkan instrumen kegiatan pembelajaran dan hasil belajar. Peneliti
juga mempersiapkan lembar kerja, alat, bahan, dan media yang akan digunakan
pada proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan (implementation)

44
Risnawati, Penelitian Tind Penelitian Tindakan Kelas, ed. by Agvenda (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011)
<http://repository.uin-suska.ac.id/10389/1/PTK 2012.pdf>.
1) Peneliti menjelaskan materi serta langkah-langkah model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) kepada peserta didik dengan metode diskusi kelompok.
2) Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat
dengan metode kelompok dan menggunakan buku ajar paket.
3) Peneliti memonitor dan mengontrol kegiatan peserta didik pada saat proses
pembelajaran
4) Pada akhir pembelajaran, peneliti dan peserta didik sama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran
5) Guru member tugas kepada peserta didik pada materi yang akan dibahas
selanjutnya
c. Tahap Observasi
1) Observer (wali kelas) mengisi lembar observasi kegiatan peneliti dan kegiatan
peserta didik yang sudah disiapkan.
2) Wawancara kepada wali kelas dan beberapa peserta didik untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran menggunakan model Project Based
Learning (PjBL) yang telah dilaksanakan.
d. Tahap refleksi yang dilakukan ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui dan memproses data yang didapat pada saat pembelajaran yang telah
terlaksana. Kemudian hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan pada pembelajaran
tahap perencanaa siklus II.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Peneliti membuat RPP dengan menggunakan model Project Based Learning
(PjBL).
2) Peneliti menyiapkan instrumen-instrumen penelitian seperti lembar observasi guru
pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan
Kewarganegaraan, lembar wawancara untuk guru dan peserta didik, lembar kerja
peserta didik (LKPD) serta lembar soal pada akhir siklus ini.
b. Tahap Pelaksanaan (implementation)
1) Guru melakakan proses model pembelajaran Project Based Learnig (PjBL)
dengan tenggunakan metode diskusi kelompok.
2) Peneliti membagikan LKPD kepada peserta didik, untuk dikerjakan secara
kelompok.
3) Setelah semua kelompok mengerjakan LKPD, peneliti meminta hasil kerja setiap
kelompok di kemukakan di depan kelas. Apabila hasil kerja kelompok ada yang
berbeda, peneliti kelompok tersebut mengemukakan alasannya.
4) Pada akhir pelajaran guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi
pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
1) Observer (wali kelas V) mencatat secara detail aktivitas guru dan peserta didik di
kelas pada format observasi.
2) Wawancara kepada guru dan beberapa peserta didik untuk mengetahui tan ggapan
tentang proses pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang telah
dilaksanakan.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
1) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II
2) Menyimpulkan dan merefleklsi proses pembelajaran siklus II dengan melihat
perkembangan peningkatan altivitas peserta didik, tes hasil belajar dan
wawancara. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus
selanjutnya. Tetapi jika sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator
keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL), hasil penelitian yang diharapkan oleh pennlis adalah aktivitas
belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik semakin meningkat, sehingga dapat
memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

G. Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kualitatif : hasil observasi aktivitas belajar peserta didik, hasil observasi guru pada
KBM, hasil wawancara terhadap guru dan peserta didik, catatan lapangan, serta hasil
dokumentasi.
2. Data Kuantitatif: hasil lembar kerja peserta didik dan nilai tes peserta didik pada setiap
akhir siklus.

H. Instrumen-instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Lembar wawancara, dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi pendahuluan (pra
penelitian) dan pada saat akhir siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui pandangan peneliti dan peserta didik, peran dan permasalahan yang dihadapi
peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta penerapan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
2) Lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik,
digunakan untuk mengetahui persentase aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan
peserta didik dengan diterapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Aktivitas belajar peserta didik yang dinkur tercantum dalam lerabar observasi tersebut.
3) Catatan Lapangan, adalah catatan tertulis tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan iniberfungsi untuk menganalisis
apabila terdapat temuan-ternan aktivitas peserta didik pada sat proses belajar mengajar
berlangsung.
4) Lembar soal tes akhir siklus, diberikan kepada peserta didik-siswi untuk mengetahui
tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir
siklus I berbentuk pilihan ganda, sedangkan lembar soal pada sikhus II berbentuk pilihan
ganda dan essay.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian in adalah :

1) Observasi guru pada KBM, data diperoleh dari lembar observasi guru pada KBM yang
disi oleh wali kelas yang bertindak sebagai observer dengan cara mengamati peneliti
yang bertindak sebagai guru yang mengajar di kelas dengan men-cheklist setiap aspek
yang dinilai pada setiap pertemuan.
2) Observasi akitivitas peserta didik belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik,
data diperoleh dan lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan
peserta didik yang diisi oleh wali kelas yang bertindak sebagai observer dengan men-
cheklist skor untuk setiap akhir siklus.
3) Dokumentasi, diperoleh dengan cara mengambil gambar segala bentuk aktivitas peserta
didik pada saat proses KBM.
4) Wawancara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada wali kelas V
(kolaborator) untuk menggali informasi mengenai proses pembelajaran sebelumya
yang sudah berjalan tema 4; Sehat Itu Penting, sub tema 1; Peredaran Darahku Sehat,
mata pelajaran PPKn dengan menerapkan model pembelajaran project based learning.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang peneliti gunakan adalah teknik triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, metode, penyidik, dan
teori. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi mengenai kedisiplinan peserta didik
dilakukan dengan cara menganalisis data yang telah terkumpul pada observasi, wawancara,
dan dokumentasi.

K. Teknik Analisis Data


Menganalisis data merupakan cara yang digumakan penelti untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, te tapi juga oleh orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan
aktivitas-aktivitas guru dan peserta didik, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah.
Analisis data tersebut dilakukan saat pengumpulan data dengan mempertimbangkan
pembahasan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.

a. Penilaian Tabel Peserta Didik


Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar peserta didik digunakan teknik analisis
secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Kategori persentase penilaian:
≥ 80% = Sangat Baik
61% - 80% = Baik
41% - 60% = Cukup
21% - 40% = Buruk
≤ 20% = Sangat Buruk

Untuk penilaian yang menggunakan rumus tersebut ada :


- Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Kinestetik Siklus I dan II,
- Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I dan II,
- Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus
I dan II.
Dan untuk penilaian keterampilan akhlak mulia peserta didik materi hak dan kewajiban
siklus I dan II menggunakan penilaian angka 1-4 di setiap sub penilaian, dengan standar
penilaian sebagai berikut :
Standar Penilaian :
1. Jika peserta didik memperoleh skor total 9 – 12 ditetapkan sangat baik (A)
2. Jika peserta didik memperoleh skor total 6 – 8 ditetapkan memuaskan (B)
3. Jika peserta didik memperoleh skor total 5–8 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
4. Jika peserta didik memperoleh skor total 0–4 ditetapkan memerlukan perbaikan (D)
Sedangkan untuk nilai observasi sikap peserta didik siklus I dan II menggunakan
penilaian angka 1-3 di setiap sub penilaian, ada sebanyak 8 sub penilian, dengan angka
penilaian tertinggi adalah 24 point/anak dan angka penilaian terendah adalah 8 point/anak.
Untuk menganalisis penilaian guru ada dua instrumen, yaitu instrumen penilaian RPP
dan observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru indikator. Untuk penilaian
instrumen penilaian RPP digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai
berikut :
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai RPP = x 100 % =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Sedangkan untuk penilaian observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh


guru digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut :
Nilai RPP = ∑ Skor Perolehan x Standar Nilai (4) = 93 x 4 = 372 : 115 = 3,23
∑ Skor
b. Penilaian TabelTotal
Guru (Peneliti 115

L. Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kedisiplinan dan aktivitas peserta
didik kelas V MI Nurul Huda yaitu ≥ 80 dengan kategori “sangat baik”. Apabila hasil dalam
tindakan belum mencapai kriteria kemampuan kedisiplinan maka akan ada tindak lanjut dengan
melakukan tindakan selanjutnya sebagai renaca perbaikan dalam pembelajaran.

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Peneliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra
penelitian), dan akan dilanjutkan dalam dua siklus. Masing- masing siklus terdiri dari 4 tahap,
yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan
belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) telah tercapai, yaitu aktivitas peserta didik meningkat dan seluruh indikator
aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik meningkat dan seluruh indikator
mencapai 70% serta nilai rata-tata tes >70.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah
MI. Nurul Huda Palmerah berdiri pada tahun 1964 di atas tanah wakaf
seluas 860 m2 milik Almarhum Bapak H. Muhammad Sholeh. Wakaf ini
diserahkan kepada Yayasan AN- NUR yang saat itu dipimpin oleh Almarhum
KH.Aminullah, untuk dibangun Madrasah.
Pada awalnya, Madrasah ini dibangun untuk mendidik generasi muslim
yang berada di sekitar lingkungan madrasah, yang saat itu banyak masyarakat
terutama anak – anak dibawah umur yang gemar perjudian dan minuman
keras.
Atas keprihatinan ini, maka salah satu pendiri Madrasah ini
yaituAlmarhum KH.Marwan Rusmat berinisiatif membuka pengajian di
rumahnya, untuk menangkal pengaruh buruk dari maraknya perjudian dan
minuman keras sekaligus untuk memberikan siraman rohani dan ilmu
agama, terutama untuk anak – anak yang masih di bawah umur.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekitar menyambut positif
kegiatan itu, dan ada usulan untuk membentuk sebuah wadah pendidikan,
terutama pendidikan agama. Bahkan ada salah seorang warga yang bernama
Bapak H. Muhammad Sholeh mewakafkan tanahnya seluas 860 m2 untuk
pembangunan Madrasah dengan tujuan agar anak – anak, terutama yang
dalam usia pendidikan dasar dapat sekolah dan belajar ilmu agama di
Madrasah ini.
Nama Sekolah : MIS NURUL HUDA PALMERAH
Alamat :
Jalan : Jl. Palmerah Barat V No.6 Desa/
Kelurahan : Palmerah
Kecamatan : Palmerah
Kabupaten/ Kota : Kota Jakarta Barat
Provinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 11480

56
57

No. Telepon/HP : 0815-8652 8921


Mulai operasional : Tahun
Luas Tanah :-
2
Luas Bangunan : 860 M
Status Tanah : Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa *)
Status Bangunan : Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa*)
Terakreditasi :A
2. Visi, Misi Dan Tujuan Sekolah
1) Visi MI Nurul Huda Palmerah :
“ Menguasai Iptek dan Imtek, memiliki akidah yang kokoh dan berakhlakul karimah, serta
memiliki keterampilan. “

2) Misi MI Nurul Huda Palmerah :


a. Memberikan pegangan ilmu-ilmu agama,
b. Menyiapkan lulusan yang mampu melanjutkan ke pendidikan yang kebih tinggi,
c. Menyiapkan lulusan yang mampu menginternalisasi nilai-nilai keagamaan dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

3) Tujuan MI Nurul Huda Palmerah :


Dari tujuan umum tingkat satu pendidikan dasar di atas, Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda menjabarkan dan mengembangkan menjadi tujuan
madrasah, yakni :
1) Mampu memberikan pelayanan pendidikan dasar secara optimal,
2) Dapat mengamalkan ajaran agama sebagai hasil proses pembelajaran dan
kegiatan pembiasaan,
3) Mampu meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat Kota
Jakarta Barat,
4) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk
mekanjjutkan ke sekolah yang lebih tinggi,
5) Menjadi sekolah pelopor dan penggerak pemberantasan buta huruf di lingkungan
masyarakat sekitar,
6) Menjadi sekolah yang diminati masyarakat.Menyiapkan lulusan yang memiliki
keterampil
4) Identitas Kepala Sekolah :
58

Nama Lengkap : Nurhamdi, S. Pd. I


Tempat/Tgl Lahir : 13 Oktober 1966
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana ( S1 )
NIP :-
Pangkat/Golongan :-
SK Kepala Sekolah :
Alamat Rumah : Kemanggisan Rt. 014/009
Telepon / No Hp : 0895-2929-0680
Pengalaman Bekerja : MI. NURUL HUDA (guru mapel PAI 1989)

5) Guru dan Tenaga Pendidik


a. Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4. 1 Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan
Tingkat Pendidikan Terakhir
No Status/Jabatan
< SLTP SLTA D2 D3 S1*) S2 S3
1 Kepala Sekolah ✔
2 Guru PNS
3 Guru Bantu/Honor (8)
4 Guru Sukwan/Honor (1)
5 Penjaga Sekolah (1)
6 Operator Sekolah (1)

b. Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat Kompetensi/Sertifikasi


Tabel 4. 2 Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat Kompetensi/Sertifikasi
Jumlah Personil yang Lulus Sertifikasi
No Status/Jabatan
Jumlah Tahun

1 Kepala Sekolah 1 3 November 2015


2 Guru PNS - -
3 Guru Bantu/Honor 1 15 Des 2009
4 Guru Sukwan/Honor - -

c. Siswa
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa
Tahun Pelajaran
No Kelas 2020-2021 2021-2022
Jumlah Rombel Jumlah Rombel
1 I 16 1 21 1
59

2 II 10 1 13 1
3 III 16 1 10 1
4 IV 29 1 16 1
5 V 26 1 25 1
6 VI 20 1 26 1
Jumlah 6 111 6

d. Sarana dan Prasarana

a. Koleksi Perpustakaan
Tabel 4. 4 Koleksi Perpustakaan
No Jenis Koleksi Buku Jenjang Jumlah Satuan
1 Buku Paket Matematika (kelas 1-6) 1 Set/kelas
2 Buku Paket IPA (kelas 1-6) 1 Set/kelas
3 Buku Paket IPS (kelas 1-6) 1 Set/kelas
4 Buku Paket Bahasa Indonesia (kelas 1-6) 1 Set/kelas
5 Buku Paket PJOK (kelas 1-6) 1 Set/kelas
6 Buku Paket Bahasa Inggris (kelas 1-6) 1 Set/kelas
7 Buku Paket PLH (kelas 1-6) 1 Set/kelas
8 Buku Paket Seni Budaya (kelas 1-6) 1 Set/kelas
9 Buku Paket BUPENA A,B,C,D (kelas 1-6) 1 Set/kelas
10 Buku Paket Aqidah Akhlak (kelas 1-6) 1 Set/kelas
11 Buku Paket Al-Qur’an Hadits (kelas 1-6) 1 Set/kelas
12 Buku Paket Fiqih (kelas 1-6) 1 Set/kelas
13 Buku Paket Bahasa Arab (kelas 1-6) 1 Set/kelas

b. Peralatan Pendidikan

Tabel 4. 5 Peralatan Pendidikan


No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi
1 Gelas Kimia 2 buah Unit Baik
2 Gelas Ukur 1 buah Unit Baik
3 Globe 1 buah Unit Kurang Baik
4 Jangka 1 buah Unit Baik
5 Model Rasi Bintang 1 buah Unit Baik
6 Model Tata Surya 1 buah Unit Baik
60

7 Model gerhana 1 buah Unit Kurang Baik


8 Timbangan berat badan 1 buah Unit Baik
9 Penggaris Busur 8 buah Unit Baik
10 Tensi Meter 1 buah Unit Baik
11 Jam Derajat 1 buah Unit Baik
12 Lensa ( Kaca Pembesar) 1 buah Unit Baik

c. Media Pendidikan

No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi


1 Meja/kursi Kepala Sekolah 1 Set baik
2 Meja kursi guru 2 Unit baik
3 Kursi Guru (bahan plastik) 1 Set baik
8 = rusak ringan
4 Meja Siswa 90 Unit
10 = rusak berat
8 = rusak ringan
5 Kursi Siswa 90 Unit
10 = rusak berat
6 Lemari kelas 6 Unit 2 = rusak
7 Rak buku perpustakaan 2 Unit Cukup
8 Papan tulis/White board 6 Unit 6

d. Ruangan Pokok
Tabel 4. 6 Ruangan Pokok
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1 Kelas I 1 Unit Cukup
2 Kelas II 1 Unit Cukup
3 Kelas III 1 Unit Cukup
4 Kelas IV 1 Unit Cukup
5 Kelas V 1 Unit Cukup
6 Kelas VI 1 Unit Cukup
7 Ruang Guru 1 Unit Cukup
8 Kantor TU 1 Unit Cukup
e. Ruangan Penunjang
Tabel 4. 7 Ruangan Penunjang
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1 UKS (3x3) m M2 Rusak
2 Kantin (3x3) m M2 Rusak
3 Perpustakaan (5x5) m M2 Baik
61

4 Musholla (20x20) m M2 Sangat baik


5 Lapangan (30x10) m M2 Baik
6 WC Guru 2(2x2) m M2 Cukup
7 WC Murid 2(2x2) m M2 Cukup

f. Lainnya yang Relevan


62

 Program/Kegiatan-kegiatan Lingkungan yang sudah dilakukan


Sekolah maupun diLuar Sekolah
1. Di sekolah :
a. Gerakan operasi semut setiap sehabis senam
b. Penanaman tanaman hias di sekeliling lapangan sekolah
c. Kreasi daur ulang sampah plastik
2. Di Luar Sekolah
a. Mengirimkan siswa, guru dan staff untuk mengikuti pelatihan tentang
lingkungan yang diadakan sekolah lain di lingkungan kota Tangerang.
b. Mengirimkan siswa untuk mengikuti lomba yang berhubungan tentang
lingkungan hidup yang diadakan sekolah lain.
 Kondisi dan Potensi Sekolah
1. Kondisi lingkungan dan masyrakat sekitar:
Masyarakat sekitar menyambut positif MI Nurul Huda Palmerah berdiri di sekitar
lingkungan, dan ada usulan untuk membentuk sebuah wadah pendidikan, terutama
pendidikan agama. Bahkan ada salah seorang warga yang bernama Bapak
H. Muhammad Sholeh mewakafkan tanahnya seluas 860 m2 untuk pembangunan
Madrasah dengan tujuan agar anak – anak, terutama yang dalam usia pendidikan dasar
dapat sekolah dan belajar ilmu agama di Madrasah ini.
63

2. Potensi Sekolah:
a. MI Nurul Huda Palmerah menjalankam proses pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual, deduktif, induktif, proses dan saintifik,
b. MI Nurul Huda Palmerah memiliki lapangan yang cukup luas yang
memungkinkan melakukan penataan yang baik terhadap lingkungannya,
c. MI Nurul Huda Palmerah memiliki siswa yang berasal dari keluarga yang agamis
dan berkualitas tinggi dalam pengajaran pendidikan dirumahnya khususnya kelas
5 dan 6, MI Nurul Huda Palmerah memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Usaha
kesehatan Sekolah (UKS), Pramuka, Baca Tulis Al-Quran (BTQ), Futsal.
B. Deskripsi Data
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan
survei awal yaitu dengan melakukan wawancara dengan wali kelas V yang bertujuan untuk
mengetahui keadaan awal dilapangan sekaligus perizinan langsung dari kepala sekolah dan
wali kelas. Setelah diizinkan oleh kepala sekolah dan juga wali kelas, kelas yang dapat
dijadikan objek penelitian yaitu kelas V. Tujuan dari wawancara ini adalah mengetahui tingkat
akhlak mulia pada peserta didik sudah sejauh mana perkembangannya semenjak masa pandemi
Covid-19.
Berdasarkan hasil survei data hasil pengamatan langsung pada tanggal 22 Maret 2022
kegiatan belajar mengajar sudah dilaksanakan sepenuhnya tatap muka, hanya saja jam
pembelajarannya yang masih terbatas yakni mulai 06.30 – 10.30 pagi saja. Dalam kegiatan
belajar mengajar dikelas, guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dikarnakan
kurangnya jumlah fasilitas pembelajaran sehingga para peserta didik diharuskan memiliki
buku cetak pembelajaran yang dibeli dari sekolah. Buku tersebut merupakan sumber
pembelajaran setiap harinya.
Kegiatan pra penelitian ini dilakukan dengan mengamati gaya pembelajaran yang
digunakan oleh wali kelas, kondisi kelas, sikap dan prilaku peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran serta kemampuan peserta didik dalam menerima dan
memahami materi pelajaran yang telah disampaikan. Pada pelaksanaannya terdiri dari
observasi dan refleksi. Pada saat pra siklus ini, peneliti bersama wali kelas sudah sounding
mengenali penelitian yang akan dilaksanakan bahwa materi yang akan disampaikan adalah hak
dan kewajiban. Jadi, para peserta didik sebelumnya sudah bisa mempelajarinya dirumah agar
64

pada saat penelitian sudah mempunyai bekal diskusi. Setelah mendapatkan informasi dan data
dari observasi awal, penulis melakukan analisis yaitu para peserta didik yang sebagian sudah
memahami materi Hak dan Kewajiban, bahkan merek sudah bisa membedakan mana yang hak
dan mana yang kewajiban dalam Tema Sehat itu Penting dengan subtema Peredaran Darahku
Sehat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang bisa menjawab bahkan
menjelaskan apa itu Hak dan Kewajiban baik secara definisi maupun contoh-contohnya.
1) Deskripsi Data Pra Siklus
Setelah mendapatkan informasi dan data dari observasi awal, penulis melakukan analisis
refleksi yang akan digunakan sebagai pedoman langkah-langkah dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Dari hasil observasi penulis memperoleh data sebagai berikut:
1. Sikap dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Tema 4 (Sehat itu
Penting) dengan Subtema 1 (Peredaran Darahku Sehat) sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya peserta didik yang sudah mengerti dan paham juga bisa membedakan mana
hak mana kewajiban di lingkungan sekitar.
2. Ada 3 orang murid yang tidak hadir pada saat pra siklus, dua murid sakit yaitu dan Ahmad
Sholahuddin dan Nazwa Diaz Pratiwi, dan satunya tanpa keterangan (alfa) yaitu Rahja Yuda.
3. Suasana sudah menyenangkan di awal karna peneliti meggunakan media pembelajaran
proyektor yang mana wali kelas V jarang menggunakan media tersebut, jadi para peserta didik
merasa antusias untuk 1 jam pelajaran ke depan.
4. Hasil tes pada observasi awal menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik memperoleh hasil
yang kurang memuaskan yaitu sebanyak 10 orang peserta didik telah tuntas (mencapai KKM
8) dengan persentase 43%, dan sebanyak 9 orang peserta didik belum tuntas (Belum mencapai
KKM 8) dengan persentase 40% serta 4 orang peserta didik tidak hadir dengan presentase 17%
Tahap pra siklus ini dilaksanakan pada 06-08 April 2022. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan peneliti di kelas V, peserta didik mulai memasuki kelas pukul 06.30 WIB
setelah bel tanda masuk dibunyikan, peserta didik masuk ke dalam kelas. Setelah masuk, para
peserta didik disiapkan untuk berdoa sebelum belajar, lalu dilanjutkan dengan tadarus juz 30
dan ditutup dengan pembacaan shalawat serta salam. Sebelum memulai pembelajaran, wali
kelas mengabsen kehadiran para peserta didik satu persatu, baru setelah itu wali kelas memulai
pembelajaran. Sebelum masuk ke dalam materi, wali kelas menyuruh peserta didik untuk
menyiapkan buku cetak, buku tulisnya beserta alat tulisnya. Pembelajaran dimulai dengan
65

mengevaluasi dan mengingat pembelajaran sebelumnya yang sudah dipelajari, dalam sesi ini
wali kelas menunjuk secara acak kepada peserta didik untuk me-refresh kembali pembelajaran
yang telah dipelajari sebelumnnya. Kemudian wali kelas mulai masuk ke dalam materi baru
hari itu, wali kelas menjelaskan dengan metode pembelajaran ceramah dan peserta didik
diminta mencatat apa saja yang menurut mereka penting dari apa yang sudah dijelaskan lalu
dilanjut dengan mengerjakan tugas. Peserta didik menyelesaikan semua kegiatan pembelajaran
sampai bel istirahat berbunyi pada pukul 08.40 WIB, peserta didik diberi kesempatan untuk
makan, minum, jajan (jajan hanya boleh didalam kantin dalam sekolah) dan bermain di
lapangan sampai dengan bel masuk berbunyi pada pukul 08.50 WIB.
Dari hasil penelitian pra-siklus, diperoleh data hasil akhlak mulia kelas V sebelum
dilakukannya penelitian dan datanya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4. 8 Hasil Belajar PPKn Pra Siklus
Presentase Kategori
Jumlah Peserta Ketuntasan Ketuntasaan
No Nilai
Didik
Belajar Belajar

1 ≥ 9 point / 36 11 48% Tuntas

2 ≤ 9 point / 36 12 52% Belum Tuntas

Berdasarkan hasil pengataman, hasil sikap pada saat belajar peserta didik kelas V tergolong
rendah jika dibandingkan dengan target yang telah ditentukan yaitu 70% dari jumlah peserta
didik dengan skor ≥ 9 point atau nilaii 36 artinya hasil belajar peserta didik kelas V pada pra
penelitian ini masih masih di bawah skor yang ditentukan peneliti.
66

Grafik 4. 1 Observasi Pra Penelitian 1.1


Observasi Pra Penelitian

Tuntas Belum Tuntas

Beranjak dari fakta diatas, peneliti melakukan penelitian berupa penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning penelitian tindakan kelas
(PTK) ini peneliti menggunakan Stephen Kemmis dan Robyn McTaggart memiliki dua siklus,
dimana masing-masing siklus terdiri atas beberapa tahap yaitu perencanaan (plan), tindakan
(act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Data penelitian ini diperoleh dari tes awal
pengetahuan peserta didik, tes hasil belajar peserta didik dan hasil observasi aktivitas guru dan
peserta didik selama pembelajaran.
2) Deskripsi Data Siklus I
Kegiatan awal dari siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
pada orientasi yang menunjukkan bahwa ada sebagian peserta didik yang sudah memahami
konsep pembelajaran hak dan kewajiban tetapi belum melaksanakan pemahaman tersebut ke
dalam kehidupan mereka masing-masing, jadi mereka baru hanya sekedar mengerti saja apa
itu hak dan kewajiban, hal ini akan menjadi masalah kedepannya apabila pengetahuan tidak
dibarengi dengan amalan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka
direncanakan suatu tindakan yang menekankan pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Dengan menggunakan pembelajaran metode Project Based Learning (PjBL) berbantu media
power point (PPT) dan lembar kerja peserta didik (LKPD) yaitu dengan metode menyebutkan
dan mempraktekan langsung contoh-contoh pembelajaran dirumah dengan bantuan media
power point (PPT) dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar peserta didik menjadi lebih baik lagi.
67

a. Perencanaan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti dengan wali kelas melakukan persiapan. Peneliti
merencakan pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2022. Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang
diinginkan, peneliti mempersiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk mendukung
tindakan penelitian yang akan diambil sesuai dengan permasalahan, seperti, media yang akan
digunakan, serta alat dokumentasi sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Adapun
rencana pelaksanaan penelitian pada siklus I dideskripsikan sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kegiatan akan diberikan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan bahasan
materi Model Project Based Learning untuk diterapkan pada Tema Sehat itu Penting
subtema Peredaran Darahku Sehat.
b. Menyiapkan media pembelajaran apa saja yang diperlukan dalam model pembelajaran
PjBL seperti power point (PPT), LKPD, handout, proyektor untuk media pembelajaran
dan kamera untuk dokumentasi (dalam hal ini hanya menggunakan kamera handphone)
c. Menyiapkan pedoman observer untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik selama
penelitian dan menyiapkan lembar evaluasi belajar peserta didik.
d. Menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar pengamatan aktivitas.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
I. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakann model Project Based Learning. Peneliti sebagai guru yang mengikuti proses
pembelajaran dan wali kelas sebagai pengamat kegiatan penelitian (observer).
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 31 Mei
2022 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan durasi 50 menit (1 jam pelajaran = 25
menit). Pembelajaran pada siklus I ini dimulai pada pukul 07.50 WIB dengan materi ajar
mengenai Hak Peserta didik di Lingkungan Sekolah dengan model pembelajaran yang
digunakan adalah Project Based Learning untuk diterapkan pada Tema Sehat itu Penting
subtema Peredaran Darahku Sehat. Pertemuan pertama kelas dibagi menjadi 4 kelompok,
masing-masing kelompok berjumlah 6 tapi ada juga yang 5.
68

Model pembelajaran yang digunakan adalah project based learning (PjBL) yang gunakan
di kelas V untuk materi hak peserta didik di lingkungan sekolah, kompetensi dasar menjelaskan
tentang apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki oleh para peserta didik dan masyarakat
khususnya yang di lingkungan sekolah, seperti guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, pemilik
kantin dan lainnya.
Sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati oleh peneliti dan kolaborator, pada siklu
I ini, kegiatan diawali dengan memberi salam, kemudian berdoa dengan dipimpin oleh ketua
kelas, setelah itu dilanjutkan dengan peneliti melakukan absensi, mengkondisikan kelas dan
menyampaikan maksud bahwa peneliti akan melkaukan penelitian khusus bukan pembelajaran
seperti biasanya, dan peneliti memberi tahu tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu
tentang hak dan kewajiban.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi semangat dan melakukan sedikit ice
breaking dengan bersama-sama melakukan peregangan kecil pada anggota tubuh. Peserta didik
terlihat senang bahkan sampai ada yang tertawa kecil, dengan begitu pembelajaran akan
berlangsung dengan rasa senang. Selanjutnya peneliti memberikan 2-3 pertanyaan mengenai
materi yang akan dibahas, hal ini untuk mengecek peserta didik apakah mereka sebelumnya
sudah mempelajari hak dan kewajiban atau belum dan sudah sampai mana pemahaman mereka
akan materi hak dan kewajiban. Kemudian peneliti mencoba bertanya apa saja contoh hak dan
kewajiban yang mereka sudah jalankan khususnya di lingkungan sekolah, baru menyebutkan
hak dan kewajiban di lingkungan rumah mereka, dengan mempersilahkan mereka tunjuk
tangan terlebi dahulu baru menjawab agar suara yang keluar bisa terdengar jelas tidak
berebutan untuk menjawab.
Setelah itu peneliti memberikan media pembelajaran berupa power point (PPT) yang berisi
tentang materi hak dan kewajiban, sebelumnya peneliti sudah memberikan handout untuk
dipelajari dirumah yang mana isi dari handout tersebut adalah materi pembelajaran yang saat
itu dibahas. Setelah itu peneliti menjelaskan materi hak peserta didik di lingkungan sekolah
sembari menampilkan power point (PPT) yang isinya peneliti susun sedemikian rupa warnanya
agar pembelajaran terasa menyenangkan, dan terbukti ketika di akhir pembelajaran para
peserta didik berharap bahwa kedepannya peneliti saja yang mengajar mereka di dalam kelas.
Sambil peneliti menjelaskan, ada dua slide yang mana mereka harus mengisi slide tersebut
dengan pengetahuan yang sudah mereka dapat mengenai materi hak dan kewajiban. Pada saat
69

slide tersebut ditampilkan dan peneliti sudah mempersilahkan untuk mengisi, besarnya
semangat peserta didik terbukti pada sesi ini, terlihat para peserta didik berebut untuk mengisi
slide tersebut. Akhirnya peneliti memilih peserta didik yang duduknya paling rapih dan yang
paling cepat tunjuk tangan. Ada dua peserta didik yang maju ke depan untuk mengisi di slide
menulis pertama, yang mana pertanyaannya adalah “contoh hak yang berlaku di lingkungan
sekolah”. Begitu juga dengan slide menulis kedua ditampilkan, peneliti melakukan hal yang
sama dengan slide menulis pertama.
Dikarnakan lebih banyak peserta didik yang tidak dapat kesempatan untuk menjawab,
maka dari itu peneliti melakukan diskusi bersama agar semua kebagian untuk mengemukakan
pendapatnya masing-masing. Dalam sesi ini, para peserta didik lebih semangat dalam
menjawab. Setelah sesi tanya jawab, diskusi dan mengemukakan pendapat, peneliti memberi
ice breaking sebelum pembelajaran ditutup agar peserta didik tidak jenuh melulu menjawab
pertanyaan saat diskusi. Kemudian dilanjut dengan me-review materi hak dan kewajiban yang
sudah dipelajari. Kegiatan diakhir dengan membaca hamdalah, peneliti memberikan handout
yang harus diisi dirumah dalam melaksanakan hak dan kewajiban di lingkungan rumah dan
peneliti memberikan pesan agar hak dan kewajiban terus mereka jalankan walaupun tidak ada
yang memantau baik di lingkungan sekolah maupun rumah. Dikarnakan sudah masuk jam
istirahat, maka setelah pembelajaran ditutup peserta didik langsung istirahat.
II. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Aktivitas Pendidik selama pembelajaran berlangsung pada materi hak dan kewajiban
dengan menggunakan model Project Based Learning diobservasi oleh wali kelas sebagai
observer. Berikut hasil observasi yang dilihat dari aspek pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP.
Dalam hal ini, karna keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah kepada peneliti
untuk melakukan penelitian, jadi observasi yang wali kelas lakukan hanya pada siklus I, berikut
adalah penilaiannya:

Lembar Observasi Aktivitas Guru


Subjek yang diamati : Murni Rachmania (Peneliti)
Tempat : MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat
Observasi yang dilakukan : Saat pembelajaran berlangsung
Pemantau : Guru Kelas V
Muatan yang diteliti : PPKn
Materi : Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
70

Pertemuan : 1 dan 2
Observer : Muhammad Fathoni (Wali Kelas V)

Instrumen Penilaian RPP

Tabel 4. 9 Instrumen Penilaian RPP


Skor
No Indikator Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 5
Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran
1. ✔
ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta
2. ✔
didik)
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan
3.
kesesuaian dengan alokasi waktu) ✔
Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan
4. ✔
karakteristik peserta didik)
Kejelasan skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi /
5. ✔
metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi /
6. ✔
metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran ✔
8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) ✔
Skor Total 35
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai RPP = x 100 % =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
87,5
35
x 100 % = 87,5
40

Kategori :
1. Jika peneliti memperoleh skor total 31- 40 dapat ditetapkan sangat baik.
2. Jika peneliiti didik memperoleh skor total 21-30 dapat ditetapkan memuaskan.
3. Jika peneliti memperoleh skor total 11-20 dapat ditetapkan menunjukan kemajuan
4. Jika peneliti memperoleh skor total kurang 1-10 dapat ditetapkan memerlukan perbaikan
71

Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru


Observer : Muhammad Fathoni
Tabel 4. 10 Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru
Skor
No Indikator/ Aspek yang Diamati
1 2 3 4 5
Pra pembelajaran
1. Mempersiapkan peserta didik untuk belajar ✔
2. Melakukan kegiatan apersepsi ✔
Kegiatan Inti Pembelajaran
Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran ✔
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan ✔
5 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ✔
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan ✔
dicapai dan karakteristik peserta didik
7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut ✔
8. Menguasai kelas ✔
9. Melaksanakan pembelajaran secara kontekstual ✔
10.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan ✔
positif
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan ✔
Skor
No Indikator/ Aspek yang Diamati
1 2 3 4 5
Pemanfaatan SumberBelajar/Media Pembelajaran
12. Menggunakan media secaraefektif dan efisien ✔
13. Menghasilkan pesan yang menarik ✔
14. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media ✔
15. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran ✔
Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara Ketertiban Peserta didik
16. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik ✔
17. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar ✔
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
18. Memantau kemajuan belajar selama proses ✔
19. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) ✔
20. Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar ✔
21. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai ✔
Penutup
22.
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta ✔
didik
23.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan atau ✔
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
JUMLAH NILAI 93
72

Nilai RPP = ∑ Skor Perolehan x Standar Nilai (4) = 93 x 4 = 372 : 115 = 3,23
∑ Skor Total 115

Tabel diatas merupakan penilaian observer terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai RPP. Nilai tersebut dinyatakan dalam bentuk kualitatif berdasarkan nilai
(3,23) dengan kategori penilaian adalah (B). Observer telah mengamati pembelajaran guru yang
sudah baik melaksanakan pembelajaran berdasrkan RPP dan model pembelajaran Project Based
Learning.
73

III. Hasil Prestasi Belajar Siklus I


Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I

Tabel 4. 11 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I


Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia
Nama Peserta Total Predi
No Skor kat
didik AM AM AM AM AM AM AM AM AM AM
Keterangan :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A. Sholahuddin 8 9 8 6 8 8 9 9 9 7 81 A
2 Andika Putra. Y. P 7 8 7 7 7 8 8 8 7 8 75 B 1. AM 1 = mengucapkan salam sebelum
3 Anisyah Aprilia 8 8 6 6 6 8 8 8 7 6 71 B masuk kelas
4 Annida Nur`aini 8 8 8 6 7 8 8 8 8 8 77 B 2. AM 2= membaca doa setiap datang
5 Aura Nabilla Putri 7 6 8 6 7 8 7 9 9 8 75 B dan pulang sekolah
6 Chelsea Bunga. S 8 6 8 7 8 8 8 8 8 8 77 B 3. AM 3 = menyanyikan lagu
7 Fahrul Nur Reza 5 6 7 6 8 8 8 8 6 8 70 B kebangsaan dan lagu mars sekolah
8 Habibi Zakir 7 8 8 6 8 8 8 8 8 8 77 B setiap sebelum memulai
9 Haura Ghaneyya. H 9 8 8 5 8 8 9 8 8 8 79 B pembelajaran
10 Kaiya Ramadhani. S 6 5 6 8 6 6 4 7 5 4 57 C 4. AM 4 = membaca shawalat sebelum
11 Maziatul Husna 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 90 A memulai pembelajaran
12 M. Fabiano Bayhaqi 8 6 7 8 8 8 8 6 7 8 74 B 5. AM 5 = membaca juz ‘amma sebelum
13 M. Ramadhan 5 5 5 5 4 4 6 4 4 5 47 C memulai pembelajaran sebelum
14 Nadhirah 8 8 8 6 7 8 8 8 8 8 77 B memulai pembelajaran
15 Nairah 8 8 8 6 7 8 8 8 8 8 77 B 6. AM 6 = membaca asmal husna
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 8 8 5 8 8 9 8 8 8 79 B sebelum memulai pembelajaran
17 Qonita Aghniya. A 9 9 9 9 9 6 9 9 9 9 87 A 7. AM 7 = mengucapkan salam setiap
18 Rafifa Aisha Mahera 8 8 8 6 7 8 8 8 8 8 77 B bertemu guru
19 Rahja Yuda 7 8 8 6 8 8 8 8 8 8 77 B
8. AM 8 = bersalam tangan setiap
20 Rahman Athaya D 5 5 5 5 4 4 6 4 4 5 47 C
bertemu guru
21 Rehana Ayu. F 9 9 9 7 9 6 9 9 9 9 85 A
9. AM 9 = selalu tersenyum kepada
22 Revi Rizky W. K 5 5 5 5 4 4 6 4 4 5 47 C
23 Savinatun Najah 8 8 6 6 6 8 8 8 7 6 71 B siapapun di lingkungan sekolah
10. AM 10 = membuang sampah selalu
pada tempatnya45

45
Al-Ghazali, ‘Ihya Ulumuddin Bahasa Indonesia Jilid 3’, 1965, p. 72.
74

Tabel Pengamatan Sikap Auditory Siklus I

Tabel 4. 12 Tabel Pengamatan Sikap Auditory Siklus I


Aspek Aspek
Pengamatan Sikap Auditory Ciri- Ciri-
No Nama Peserta didik Ciri Ciri
Akhlak Akhlak
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Mulia Mulia
1 A. Sholahuddin 9 9 9 9 9 9 9 90 A
2 Andika Putra Yenda. P 7 7 6 7 6 6 6 64 C
3 Anisyah Aprilia 9 9 8 9 9 9 8 87 A
4 Annida Nur`aini 9 9 9 9 9 9 7 87 A
Keterangan :
5 Aura Nabilla Putri 6 8 6 7 6 7 6 65 C
6 Chelsea Bunga. S 6 8 6 7 6 7 6 65 C 1. A1 = Tidak mengatakan yang menyakiti
7 Fahrul Nur Reza 7 7 7 7 6 7 6 67 C atau menyinggung sesama teman.
8 Habibi Zakir 7 7 6 7 7 7 7 68 C 2. A2 = Selalu berkata jujur.
9 Haura Ghaneyya. H 9 9 8 9 9 9 8 87 A 3. A3 = Tidak banyak bicara.
10 Kaiya Ramadhani. S 6 7 6 6 6 6 6 61 C 4. A4 = Tidak sembarangan menuduh
11 Maziatul Husna 9 9 8 9 9 9 8 87 A 5. A5 = Tidak suka mencela sesama teman.
12 M. Fabiano Bayhaqi 7 7 7 7 6 7 6 67 C 6. A6 = Tidak suka mengadu domba sesama
13 M. Ramadhan 6 7 6 6 6 6 6 61 C teman.
14 Nadhirah 9 9 9 9 9 9 7 87 A 7. A7 = Tidak melakukan ghibah ketika
15 Nairah 9 9 9 9 9 9 7 87 A pelajaran sedang berlangsung 46.
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 9 8 9 9 9 8 87 A
17 Qonita Aghniya. A 9 9 8 9 9 9 8 87 A
18 Rafifa Aisha Mahera 9 9 9 9 9 9 7 87 A Standar Penilaian :
19 Rahja Yuda 7 7 7 7 6 7 6 67 C
1. Jika peserta didik memperoleh skor total
20 Rahman Athaya D 6 7 6 6 6 6 6 61 C
80 – 90 ditetapkan sangat baik (A)
21 Rehana Ayu Fakheera 9 9 8 9 9 9 8 87 B
2. Jika peserta didik memperoleh skor total
22 Revi Rizky Wijaya. K 6 7 6 6 6 6 6 61 C 70 - 79 ditetapkan memuaskan (B)
23 Savinatun Najah 9 9 8 9 9 9 8 87 A 3. Jika peserta didik memperoleh skor total
40 – 69 ditetapkan menunjukkan
kemajuan (C)

46
Al-Ghazali.
75

Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I

Tabel 4. 13 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I
No Nama Peserta didik KKM Nilai Ket
1 A. Sholahuddin 72 0 Belum Tuntas
2 Andika Putra Yenda. P 72 72.5 Tuntas
3 Anisyah Aprilia 72 78 Tuntas
4 Annida Nur`aini 72 81 Tuntas
5 Aura Nabilla Putri 72 73.5 Tuntas
6 Chelsea Bunga. S 72 74.5 Tuntas
7 Fahrul Nur Reza 72 72.5 Tuntas
8 Habibi Zakir 72 76.5 Tuntas
9 Haura Ghaneyya. H 72 82 Tuntas
10 Kaiya Ramadhani. S 72 63 Tuntas
11 Maziatul Husna 72 87.5 Tuntas
12 M. Fabiano Bayhaqi 72 76.5 Tuntas
13 M. Ramadhan 72 67.5 Belum Tuntas
14 Nadhirah 72 82 Tuntas
15 Nairah 72 82 Tuntas
16 Nazwa Diaz Pratiwi 72 0 Belum Tuntas
17 Qonita Aghniya. A 72 86 Tuntas
18 Rafifa Aisha Mahera 72 82 Tuntas
19 Rahja Yuda 72 0 Belum Tuntas
20 Rahman Athaya D 72 63 Belum Tuntas
21 Rehana Ayu Fakheera 72 85 Tuntas
22 Revi Rizky Wijaya. K 72 63.5 Belum Tuntas
23 Savinatun Najah 72 81.5 Tuntas
Jumlah Skor 1773
Rata-rata 77.08
20
Persentase Ketuntasan x 100% = 78%
23
Tidak Tuntas <72

Dari tabel data uji awal hasil beljar peserta didik belajar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Peserta didik yang tuntas belajar nilainya > nilai KKM sebanyak 20 peserta didik
b) Peserta didik yang tidak tuntas nilainya < nilai KKM 3 peserta didik
76

Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I

Tabel 4. 14 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta Didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I
Pengerjaan Hasil
Perencanaan Skor Tafsiran
No Nama Proyek Proyek
total
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A B C D
1 A. Sholahuddin 0 √
2 Andika Putra Yenda. P √ √ √ 8 √
3 Anisyah Aprilia √ √ √ 4 √
4 Annida Nur`aini √ √ √ 8 √
5 Aura Nabilla Putri √ √ √ 7 √
6 Chelsea Bunga. S √ √ √ 9 √
7 Fahrul Nur Reza √ √ √ 8 √
8 Habibi Zakir √ √ √ 9 √
9 Haura Ghaneyya. H 0 √
10 Kaiya Ramadhani. S √ √ √ 9 √
11 Maziatul Husna √ √ √ 12 √
12 M. Fabiano Bayhaqi √ √ √ 9 √
13 M. Ramadhan 0 √
14 Nadhirah √ √ √ 8 √
15 Nairah √ √ √ 8 √
16 Nazwa Diaz Pratiwi 0 √
17 Qonita Aghniya. A √ √ √ 12 √
18 Rafifa Aisha Mahera √ √ √ 10 √
19 Rahja Yuda 0 √
20 Rahman Athaya D √ √ √ 4 √
21 Rehana Ayu Fakheera √ √ √ 12 √
22 Revi Rizky Wijaya. K √ √ √ 4 √
23 Savinatun Najah √ √ √ 4 √

Standar Penilaian :
5. Jika peserta didik memperoleh skor total 9 – 12 ditetapkan sangat baik (A)
6. Jika peserta didik memperoleh skor total 6 – 8 ditetapkan memuaskan (B)
7. Jika peserta didik memperoleh skor total 5–8 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
8. Jika peserta didik memperoleh skor total 0–4 ditetapkan memerlukan perbaikan (D)
Pengamatan penilaian keterampilan pada proyek penelitian diluar kelas mengalami peningkatan yang baik,
dilihat dari perolehan peserta didik yang memiliki nilai A (sangat baik) yaitu sebanyak 6 peserta didik, yang
memperoleh nilai B (memuaskan) yaitu sebanyak 6 orang peserta didik, serta peserta didik yang memperoleh
nilai C (cukup) sebanyak 4 orang peserta didik dan nilai D untuk peserta didik yang tidak hadir. Dengan
77

demikian peserta didik melakukan penelitian dengan menggunakan model Project Based Learning dalam siklus
I dapat dikatakan belum berhasil.
78

b. Observasi Siklus I
Observer tidak hanya mengamati atau mengobservasi kegiatan guru, melainkan juga mengobservasi pemahaman peserta didik pada aktivitas
belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung, berikut tabel penilaian aktivitas belajar peserta didik.

Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I


Observer : Murni Rachmania
Tabel 4. 15 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I
Kegiatan Peserta didik
Peserta
Peserta Peserta Peserta
Peserta Peserta Peserta didik Peserta
didik didik didik
No Nama Peserta didik didik didik didik melakukan didik JML
menjawab memberikan mengerjakan
menyimak mengajukan bersemangat presentasi mengerjakan
pertanyaan kesimpulan evaluasi
guru pertanyaan didepan LKS
kelas
1 Ahmad Sholahuddin 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Andika Putra Yenda. P 1 2 1 3 1 1 1 1 10
3 Annida Nur`aini 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 Anisyah Aprilia 1 1 1 1 1 1 1 1 8
5 Aura Nabilla Putri 1 2 1 3 3 1 1 1 13
6 Chelsea Bunga Sandria 1 2 1 2 3 1 1 1 12
7 Fahrul Nur Reza 1 2 1 3 3 1 1 1 13
8 Habibi Zakir 1 2 3 3 2 1 1 1 14
9 Haura Ghaneyya Hana 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kaiya Ramadhani. S. Z 1 3 2 2 3 1 1 1 14
11 Maziatul Husna 1 2 2 3 3 1 1 1 14
12 M. Fabiano Bayhaqi 1 2 3 3 3 1 1 1 15
13 Muhammad Ramadhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Nadhirah 1 1 1 1 1 1 1 1 8
15 Nairah 1 1 1 1 1 1 1 1 8
16 Nazwa Diaz Pratiwi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Qonita Aghniya Achmadi 1 3 2 3 3 1 1 1 15
18 Rafifa Aisha Mahera 1 1 1 2 1 1 1 1 9
79

19 Rahja Yuda 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Rehana Ayu Fakheera 1 3 1 3 1 1 1 1 12
21 Revi Rizky Wijaya. K 1 1 1 1 1 1 1 1 8
22 Savinatun Najah 1 1 1 1 1 1 1 1 8
23 Rahman Attaya 1 1 1 1 1 1 1 1 8
TUNTAS >8 Sebanyak 18 orang sudah tuntas pada observasi awal
KETUNTASAN
BELUM TUNTAS <8 Sebanyak 5 orang belum tuntas pada observasi awal

Untuk observasi sikap peserta didik siklus I ini, sebanyak 18 orang sudah tuntas pada observasi awal dan sebanyak 5 orang belum tuntas pada
observasi awal. Nilai yang diperoleh masih dibawah standar minimal kelulusan oleh karna itu dilakukanlah siklus II untuk melihat apakah ada
peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran project based learning pada mata pelajaran PPKn dengan materi hak dan kewajiban.
80

c. Refleksi Siklus I
Setelah pembelajaran siklus I selesai, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi.
Pada siklus I, terlihat beberapa hal positif diantaranya adalah peserta didik terlihat antusias
akan pembelajaran model baru juga semangat dalam mengikuti pelajaran karna menggunakan
media yang jarang dipakai oleh wali kelasnya serta beberapa murid sudah bisa membedakan
antara hak dan kewajiban, peserta didik juga mulai menunjukan perkembangan dalam hasil
belajarnya dan lebih aktif dalam berpendapat dari pada sebelumnya walaupun masih terdapat
beberapa peserta didik yang ragu untuk mengungkapkan pendapatnya.
Adapun permasalahan yang timbul selama pembelajaran siklus I sekaligus merencanakan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang dilakukan pada proses pembelajaran pada siklus II. Hasil
refleksi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4. 16 Refleksi Siklus I


No Permasalahan Perbaikan
Alokasi waktu untuk pembelajaran Menggunakan waktu secara
PPKn materi hak dan kewajiban disiplin sesuai dengan rencana
dengan menggunakan model yang telah dibuat, dengan
pembelajaran project based learnin memaksimalkan waktu
yang diberikan oleh peneliti belum pembelajaran yang mana hanya 50
1 digunakan secara maksimal menit dalam satu siklus
Satu siklus yang harusnya dua
Adanya kegiatan akreditasi sekolah
pertemuan dipadatkan menjadi
dalam waktu dekat, sehingga pihak
hanya 1 pertemuan dengan catatan
sekolah memberi waktu tidak
peserta didik mengerjakan tugas
banyak untuk peneliti melakukan
project tambahan dirumah dibantu
penelitian.
dengan pantauan orang tua
Peneliti menertibkan kelas dengan
Beberapa peserta didik over
cara jika ada murid yang ingin
antusias, sehingga peneliti
2 menjawab, harus tunjuk tangan
kelabakan menghadapi kelas yang
dahulu, dipilih oleh peneliti baru
crowded
boleh berpendapat.
Ada beberapa peserta didik yang Peneliti bekerjasama dengan wali
3 tidak hadir sehingga dalam kelas mengarahkan agar di siklus
penialaiannya mereka mendapat 0 selanjutnya murid masuk semua.

Untuk itu peneliti dan wali kelas sepakat untuk melanjutkan penelitian ini menuju tahap
selanjutnya yaitu siklus II dengan perencanaan yang disusun sebagai persiapan untuk menutupi
menyempurnakan yang terjadi pada siklus I. Hal ini dilakukan agar penelitian ini dapat
81

mencapai tujuannya yaitu meningkatkan akhlak mulia peserta didik kelas V MIS Nurul Huda
Palmerah Jakarta Barat.
3) Deskripsi Data Siklus II
Kegiatan awal dari siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
pada orientasi yang menunjukkan bahwa ada sebagian peserta didik yang sudah memahami
konsep pembelajaran hak dan kewajiban tetapi belum melaksanakan pemahaman tersebut ke
dalam kehidupan mereka masing-masing, jadi mereka baru hanya sekedar mengerti saja apa
itu hak dan kewajiban, hal ini akan menjadi masalah kedepannya apabila pengetahuan tidak
dibarengi dengan amalan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka
direncanakan suatu tindakan yang menekankan pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Dengan menggunakan pembelajaran metode Project Based Learning (PjBL) berbantu media
power point (PPT) dan lembar kerja peserta didik (LKPD) yaitu dengan metode menyebutkan
dan mempraktekan langsung contoh-contoh pembelajaran dirumah dengan bantuan media
power point (PPT) dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar peserta didik menjadi lebih baik lagi.
a. Perencanaan Siklus II
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti dengan wali kelas melakukan persiapan. Peneliti
merencakan pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2022. Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang
diinginkan, peneliti mempersiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk mendukung
tindakan penelitian yang akan diambil sesuai dengan permasalahan, seperti, media yang akan
digunakan, serta alat dokumentasi sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Adapun
rencana pelaksanaan penelitian pada siklus I dideskripsikan sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kegiatan akan diberikan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan bahasan
materi Model Project Based Learning untuk diterapkan pada Tema Sehat itu Penting
subtema Peredaran Darahku Sehat.
b. Menyiapkan media pembelajaran apa saja yang diperlukan dalam model pembelajaran
PjBL seperti power point (PPT), LKPD, handout, proyektor untuk media pembelajaran
dan kamera untuk dokumentasi (dalam hal ini hanya menggunakan kamera handphone)
c. Menyiapkan pedoman observer untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik selama
penelitian dan menyiapkan lembar evaluasi belajar peserta didik.
82

d. Menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar pengamatan aktivitas.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


I. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakann model Project Based Learning. Peneliti sebagai guru yang mengikuti proses
pembelajaran dan wali kelas sebagai pengamat kegiatan penelitian (observer). Dalam hal ini, karna
keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah kepada peneliti untuk melakukan penelitian,
jadi observasi yang wali kelas lakukan hanya pada siklus I, jadi untuk penilaian guru dalam siklus
II ditiadakan, wali kelas hanya menilai di siklus I.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 01 Juni 2022 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan durasi 50 menit. Pembelajaran
pada pertemuan kedua ini dimulai pada pukul 07.50 WIB dengan materi ajar mengenai Kewajiban
Peserta didik di Lingkungan Sekolah dengan model pembelajaran yang digunakan adalah Project
Based Learning untuk diterapkan pada Tema Sehat itu Penting subtema Peredaran Darahku Sehat.
Pada pertemuan ini, peneliti lebih mengarahkan peserta didik untuk merefleksi diri terhadap materi
yang sudah diajarkan kemarin, yaitu hak peserta didik di lingkungan sekolah. Sambil merefleksi,
peneliti menjelaskan materi kewajiban peserta didik di lingkungan sekolah.
Sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati oleh peneliti dan kolaborator, pada
pertemuan kedua ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan
memberi salam, kemudian berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas, setelah itu dilanjutkan dengan
peneliti melakukan absensi, mengkondisikan kelas dan menyampaikan maksud bahwa peneliti
akan melkaukan penelitian khusus bukan pembelajaran seperti biasanya, dan peneliti memberi
tahu tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang hak dan kewajiban.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberikan 2-3 pertanyaan mengenai materi yang
akan dibahas yaitu kewajiban peserta didik di lingkungan sekolah, hal ini untuk mengecek peserta
didik apakah mereka sebelumnya sudah mempelajari materi kewajiban peserta didik di lingkungan
sekolah atau belum dan sudah sampai mana pemahaman mereka akan materi kewajiban peserta
didik di lingkungan sekolah. Sambil mengecek, peneliti juga merefleksi matreri yang sudah
diajarkan sebelumnya, yaitu hak peserta didik di lingkungan sekolah. Guru me-refleksi dan
pelajaran sebelumnya dan menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebelum memulai materi
mengidentifikasi apakah pelajaran sebelumnya sudah siap untuk dilanjutkan. Lalu peserta didik
83

mengamati materi tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab pada bahan ajar yaitu power point
dan guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, dan siapa yang bisa menjawab silahkan
tunjuk tangan dahulu, baru menjawab. Para peserta didik berdiskusi pada teman sebangkunya
tentang materi hak dan kewajiban, dan peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Setelah berdiskusi, guru menjelaskan secara singkat tentang Hak dan Kewajiban dan Tanggung
jawab di lingkungan sekolah dan rumah. Guru menjelaskan secara singkat tentang Akhlak Mulia
apa saja yang terkandung dalam materi Hak dan Kewajiban dan Tanggung jawab di lingkungan
sekolah dan rumah. Setelah guru menjelaskan secara singkat tentang Akhlak Mulia, peserta didik
mengamati gambar pada bahan ajar (LKPD) yang sudah dibagikan oleh guru. Peserta didik
menganalisis contoh interaksi sosial yang mengarah pada hak dan kewajiban peserta didik di
lingkungan sekolah, dan peserta didik menuliskan hasil analisisnya di papan tulis yang sedang
ditayangkan power point (PPT), jadi seakan-akan peserta didik mengisi LKPD. Diujung
pembelajaran, peserta didik diberikan tugas melaporkan hak dan kewajiban apa saja yang mereka
lakukan dirumah yang mengandung contoh akhlak mulia yang terjadi di sekitar lingkungan
sekolah (kisi-kisi terlampir) dengan bantuan pantuan orang tua (diberi tanda tangan jika anak
tersebut benar mengerjakan). Dan peserta didik diarahkan untuk mulai mencari contoh Hak dan
Kewajiban yang terjadi di lingkungan sekolah terlebih dahulu lalu peserta didik mengisi tabel hak
dan kewajiban yang mengandung akhlak mulia. Setelah selesai menjelaskan tugas LKPD, guru
memberikan umpan balik dari apa yang telah dikerjakan peserta didik.
Sambil merefleksi, ternyata sudah cukup banyak peserta didik yang sadar akan haknya di
lingkungan sekolah. Sesudah merefleksi, peneliti mengarahkan peserta didik untuk mengisi
handout yang sudah dibagikan kepada para peserta didik. Handout tersebut berisikan tabel dimana
para peserta didik harus mengisi tabel tersebut dengan kegiatan apa saja yang mereka lakukan di
sekolah yang termasuk hak dan kewajiban di lingkungan sekolah yang mereka lakukan di hari itu.
Dalam pengisian tabel ini, peneliti bekerja sama dengan wali kelas untuk mengawasi dan memberi
tanda tangan di akhir tabel apabila tabel sudah terisi semua. Dan di akhir jam sekolah, handout
tersebut dikumpulkan ke peneliti untuk diberi penilaian.Peserta didik mengumpulkan tugas
keesokan harinya kepada guru apa yang sudah dikerjakannya kemarin.
84

II. Hasil Prestasi Belajar Siklus II


Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus II

Tabel 4. 17 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus II

Nama Peserta Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Total Predi


No Skor kat
didik AM AM AM AM AM AM AM AM AM AM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1 A. Sholahuddin 8 9 8 6 8 8 9 9 9 7 81 A
1) AM 1 = mengucapkan salam sebelum masuk
2 Andika Putra Y. P. 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 75 B
kelas
3 Anisyah Aprilia 8 8 7 5 7 8 8 8 8 4 71 B
4 Annida Nur`aini 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 77 B
2) AM 2= membaca doa setiap datang dan
5 Aura Nabilla Putri 8 7 8 7 8 8 8 9 9 8 75 B pulang sekolah
6 Chelsea Bunga. S 8 7 8 7 8 8 8 8 8 8 77 B 3) AM 3 = menyanyikan lagu kebangsaan dan
7 Fahrul Nur Reza 6 7 8 7 8 8 8 8 7 8 70 B lagu mars sekolah setiap sebelum memulai
8 Habibi Zakir 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 77 B pembelajaran
9 Haura Ghaneyya. H 9 8 8 6 8 8 9 8 8 8 79 B 4) AM 4 = membaca shawalat sebelum memulai
10 Kaiya Ramadhani. S 7 6 7 8 7 7 5 8 5 5 57 C pembelajaran
11 Maziatul Husna 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 90 A 5) AM 5 = membaca juz ‘amma sebelum
12 M. Fabiano Bayhaqi 8 7 8 8 8 8 8 7 8 8 78 B memulai pembelajaran sebelum memulai
13 M. Ramadhan 6 6 6 6 5 5 7 5 5 6 57 C pembelajaran
14 Nadhirah 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 79 B 6) AM 6 = membaca asmal husna sebelum
15 Nairah 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 79 B memulai pembelajaran
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 8 8 6 8 8 9 8 8 8 80 A 7) AM 7 = mengucapkan salam setiap bertemu
17 Qonita Aghniya. A 9 9 9 9 9 6 9 9 9 9 87 A guru
18 Rafifa Aisha Mahera 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 79 B 8) AM 8 = bersalam tangan setiap bertemu guru
19 Rahja Yuda 7 8 8 7 8 8 8 8 8 8 78 B 9) AM 9 = selalu tersenyum kepada siapapun di
20 Rahman Athaya D 6 6 6 6 5 5 7 5 5 6 57 C lingkungan sekolah
21 Rehana Ayu. F 9 9 9 7 9 6 9 9 9 9 85 9 10) AM 10 = membuang sampah selalu pada
22 Revi Rizky W. K 6 6 6 6 5 5 7 5 5 6 57 C
tempatnya47
23 Savinatun Najah 8 8 7 7 7 8 8 8 8 7 76 B

47
Al-Ghazali.
85

Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus II

Tabel 4. 18 Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I


Pengamatan Sikap Auditory Total Predi
No Nama Peserta didik
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Skor kat
1 A. Sholahuddin 9 9 9 9 9 9 9 90 A
2 Andika Putra Yenda. P 7 8 7 8 7 7 7 72 B
3 Anisyah Aprilia 9 9 8 9 9 9 8 87 A
4 Annida Nur`aini 9 9 9 9 9 9 7 87 A
74 B Keterangan :
5 Aura Nabilla Putri 7 8 7 8 7 8 7
6 Chelsea Bunga. S 7 8 7 8 7 8 7 74 B
8. A1 = Tidak menyakiti atau menyinggung
7 Fahrul Nur Reza 8 8 8 8 7 8 7 77 B sesama teman.
8 Habibi Zakir 8 8 7 8 8 8 8 78 B 9. A2 = Selalu berkata jujur.
9 Haura Ghaneyya. H 9 9 8 9 9 9 8 87 A 10. A3 = Tidak banyak bicara.
10 Kaiya Ramadhani. S 7 8 7 7 7 7 7 71 B 11. A4 = Tidak sembarangan menuduh
11 Maziatul Husna 9 9 8 9 9 9 8 87 A 12. A5 = Tidak suka mencela sesama teman.
12 M. Fabiano Bayhaqi 8 8 8 8 7 8 7 77 B 13. A6 = Tidak suka mengadu domba sesama
13 M. Ramadhan 7 8 7 7 7 7 7 71 B teman.
14 Nadhirah 9 9 9 9 9 9 7 87 A 14. A7 = Tidak melakukan ghibah ketika
15 Nairah 9 9 9 9 9 9 7 87 A pelajaran sedang berlangsung 48.
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 9 8 9 9 9 8 87 A
17 Qonita Aghniya. A 9 9 8 9 9 9 8 87 A
18 Rafifa Aisha Mahera 9 9 9 9 9 9 7 87 A Standar Penilaian :
19 Rahja Yuda 8 8 8 8 7 8 7 77 B
20 Rahman Athaya D 7 8 7 7 7 7 7 71 B 4. Jika peserta didik memperoleh skor total
21 Rehana Ayu Fakheera 9 9 8 9 9 9 8 87 A 80 – 90 ditetapkan sangat baik (A)
72 B 5. Jika peserta didik memperoleh skor total
22 Revi Rizky Wijaya. K 8 8 7 7 7 7 7
87 A
70 - 79 ditetapkan memuaskan (B)
23 Savinatun Najah 9 9 8 9 9 9 8

48
Al-Ghazali.
86

6. Jika peserta didik memperoleh skor total 40 – 69 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
87

Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II

Tabel 4. 19 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II
No Nama Peserta didik KKM Nilai Ket
1 Ahmad Sholahuddin 72 75 Tuntas
2 Andika Putra Yenda. P 72 82 Tuntas
3 Annida Nur`aini 72 75 Tuntas
4 Anisyah Aprilia 72 75 Tuntas
5 Aura Nabilla Putri 72 82 Tuntas
6 Chelsea Bunga Sandria 72 80 Tuntas
7 Fahrul Nur Reza 72 88 Tuntas
8 Habibi Zakir 72 90 Tuntas
9 Haura Ghaneyya Hana 72 75 Tuntas
10 Kaiya Ramadhani. S. Z 72 75 Tuntas
11 Maziatul Husna 72 92 Tuntas
12 M. Fabiano Bayhaqi 72 92 Tuntas
13 Muhammad Ramadhan 72 75 Tuntas
14 Nadhirah 72 75 Tuntas
15 Nairah 72 75 Tuntas
16 Nazwa Diaz Pratiwi 72 84 Tuntas
17 Qonita Aghniya Achmadi 72 94 Tuntas
18 Rafifa Aisha Mahera 72 75 Tuntas
19 Rahja Yuda 72 75 Tuntas
20 Rehana Ayu Fakheera 72 75 Tuntas
21 Revi Rizky Wijaya. K 72 92 Tuntas
22 Savinatun Najah 72 84 Tuntas
23 Rahman Attaya 72 75 Tuntas
Jumlah Skor 1860
Rata-rata 80.86 → 81
23
Persentase Ketuntasan x 100% = 100 %
23
Tidak Tuntas < 75

Dari tabel data uji awal hasil beljar peserta didik belajar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Peserta didik yang tuntas belajar nilainya > nilai KKM sebanyak 20 peserta didik
b. Peserta didik yang tidak tuntas nilainya < nilai KKM 3 peserta didik
88

Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II

Tabel 4. 20 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II
Pengerjaan Hasil
Perencanaan Skor Tafsiran
No Nama Proyek Proyek
total
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A B C D
1 A. Sholahuddin √ √ √ 8 √
2 Andika Putra Yenda. P √ √ √ 11 √
3 Anisyah Aprilia √ √ √ 8 √
4 Annida Nur`aini √ √ √ 10 √
5 Aura Nabilla Putri √ √ √ 9 √
6 Chelsea Bunga. S √ √ √ 12 √
7 Fahrul Nur Reza √ √ √ 11 √
8 Habibi Zakir √ √ √ 11 √
9 Haura Ghaneyya. H √ √ √ 8 √
10 Kaiya Ramadhani. S √ √ √ 11 √
11 Maziatul Husna √ √ √ 12 √
12 M. Fabiano Bayhaqi √ √ √ 11 √
13 M. Ramadhan √ √ √ 8 √
14 Nadhirah √ √ √ 11 √
15 Nairah √ √ √ 11 √
16 Nazwa Diaz Pratiwi √ √ √ 8 √
17 Qonita Aghniya. A √ √ √ 12 √
18 Rafifa Aisha Mahera √ √ √ 11 √
19 Rahja Yuda √ √ √ 8 √
20 Rahman Athaya D √ √ √ 8 √
21 Rehana Ayu Fakheera √ √ √ 12 √
22 Revi Rizky Wijaya. K √ √ √ 8 √
23 Savinatun Najah √ √ √ 8 √

Standar Penilaian :
1. Jika peserta didik memperoleh skor total 9 – 12 ditetapkan sangat baik (A)
2. Jika peserta didik memperoleh skor total 6 – 8 ditetapkan memuaskan (B)
3. Jika peserta didik memperoleh skor total 5–8 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
4. Jika peserta didik memperoleh skor total 0–4 ditetapkan memerlukan perbaikan (D)

Pengamatan penilaian keterampilan pada proyek penelitian diluar kelas mengalami peningkatan yang baik,
dilihat dari perolehan peserta didik yang memiliki nilai A (sangat baik) yaitu sebanyak 14 peserta didik, yang
memperoleh nilai B (memuaskan) yaitu sebanyak 9 orang peserta didik. Dengan demikian peserta didik
89

melakukan penelitian dengan menggunakan model Project Based Learning dalam siklus II dapat dikatakan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
90

a. Observasi Siklus II
Observer tidak hanya mengamati atau mengobservasi kegiatan guru, melainkan juga mengobservasi pemahaman peserta didik pada aktivitas belajar
peserta didik selama pembelajaran berlangsung, berikut tabel penilaian aktivitas belajar peserta didik.

Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus II

Tabel 4. 21 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus II


Kegiatan Peserta didik
Peserta
Peserta Peserta Peserta
Peserta Peserta Peserta didik Peserta
didik didik didik
No Nama Peserta didik didik didik didik melakukan didik JML
menjawab memberikan mengerjakan
menyimak mengajukan bersemangat presentasi mengerjakan
pertanyaan kesimpulan evaluasi
guru pertanyaan didepan LKS
kelas
1 Ahmad Sholahuddin 2 3 2 3 2 2 3 3 20
2 Andika Putra Yenda. P 2 3 2 3 2 2 3 3 20
3 Annida Nur`aini 2 2 2 2 2 2 3 3 18
4 Anisyah Aprilia 1 1 1 1 1 1 1 1 8
5 Aura Nabilla Putri 2 2 2 2 2 2 3 3 18
6 Chelsea Bunga Sandria 3 3 3 3 3 3 3 3 24
7 Fahrul Nur Reza 2 3 2 3 2 2 3 3 20
8 Habibi Zakir 2 3 2 3 2 2 3 3 20
9 Haura Ghaneyya Hana 2 2 2 2 2 2 3 3 18
10 Kaiya Ramadhani. S. Z 2 3 3 3 3 3 3 3 23
11 Maziatul Husna 3 3 3 3 3 3 3 3 24
12 M. Fabiano Bayhaqi 3 3 3 3 3 3 3 3 24
13 Muhammad Ramadhan 1 1 1 1 1 1 1 1 8
14 Nadhirah 2 2 2 2 2 2 3 3 18
15 Nairah 2 2 2 2 2 2 3 3 18
16 Nazwa Diaz Pratiwi 2 2 2 2 2 2 3 3 18
17 Qonita Aghniya Achmadi 3 3 3 3 3 3 3 3 24
91

18 Rafifa Aisha Mahera 2 2 2 3 2 2 3 3 19


19 Rahja Yuda 1 2 1 3 1 1 3 3 15
20 Rehana Ayu Fakheera 3 3 3 3 3 3 3 3 24
21 Revi Rizky Wijaya. K 1 2 1 3 1 1 3 3 15
22 Savinatun Najah 2 2 2 2 2 2 3 3 18
23 Rahman Attaya 1 2 1 3 1 1 1 1 11
TUNTAS >8 Sebanyak 21 orang sudah tuntas pada observasi awal
KETUNTASAN
BELUM TUNTAS <8 Sebanyak 2 orang belum tuntas pada observasi awal

Untuk observasi sikap peserta didik siklus II ini, sebanyak 21 orang sudah tuntas pada observasi awal dan sebanyak 2 orang belum tuntas
pada observasi awal. Nilai yang diperoleh masih sudah diatas standar minimal kelulusan oleh karna itu tidak perlu dilakukan lagi siklus selanjutnya
karna pembelajaran PPKn dengan materi hak dan kewajiban dengan menerapkan model pembelajaran project based learning sudah mengalami
penimgkatan dari yang sebelumnya hanya 18 siswa yang sudah tuntas pada observasi awal.
92

b. Refleksi Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dengan model pembelajaran project based learning materi belajar
hak dan kewajiban berjalan dengan baik, karena proses belajar mengajar sudah sangat baik dengan
menerapkan model pembelajaran project based learning dan hasil belajar sudah mencapai target
yaitu 81% dari jumlah peserta didik, sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya. Adapun
keberhasilan yang diperoleh selama siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar sudah mengarah pada pembelajaran yang lebih
baik, dan telah mengalami peningkatan dari saat siklus I .
2) Aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar juga sudah mengarah pada
pembelajaran yang lebih baik, dan telah mengalami peningkatan dari saat siklus I dengan
hasil skor 78% hingga saat siklus II dengan hasil skor 81% yang menunjukkan sangat aktif
dalam proses pebelajaran.
3) Hasil belajar peserta didik telah mengalami peningkatan sebanyak 3% dari siklus I sebesar
78% ke siklus II sebesar 81%.

A. Analisis Data

1. Analisis Data Proses Akhlak Mulia


Banyak kegiatan yang telah diselesaikan peneliti pada siklus I sampai siklus II. Teknik dalam
penelitian ini bersumber dari penerapan teknik pembelajaran yang terbimbing dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning, yang kesemuanya dapat dirangkum
dalam lembar kerja peserta didik yang menunjukkan penerapan model pembeljaran project based
learning dalam materi hak dan kewajiban peserta didik pada lingkungan sekolah dan rumah.
Hasil pengamatan dirangkum kemudian dilakukan dianalisis sebagai bentuk pemeriksaan
spekulasi tindakan dengan membandingkan presentase peningkatan akhlak milai belajar mulai dari
pra siklus, siklus I sampai dengan siklus II untuk melihat apakah model pembeljaran project based
learning dapat meningkatkan akhlak mulia materi hak dan kewajiban peserta didik pada
lingkungan sekolah dan rumah peserta didik kelas MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat.
Berikut data pelaksanaan model pembeljaran project based learning selama pra siklus dapat
dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini:
93

Tabel 4. 22 Presentase Aktivitas Peserta Didik pra siklus


Presentase Proses Pembelajaran PPKn materi Hak Pra – Target
dan Kewajiban menggunakan model pembeljaran Siklus keberhasilan
project based learning untuk meningkatkan
Akhlak Mulia MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta 48% 80%
Barat.

Grafik 4. 2 Grafik Hasil Pra Siklus

TABEL PRA SIKLUS

48%
52%

■ berhasil = 48%
■ belum berhasil = 52%

2. Interpretasi Hasil Analisis Data Proses Akhlak Mulia


Berdasarkan analisis data, akhlak mulia peserta didik setelah mempelajari materi hak dan
kewajiban dengan menggunakan model pembelajaran project based learning mengalami
peningkatan yang cukup signifikan antara pra-siklus, siklus I dan siklus II. Jika dilihat pada lembar
pengamatan pada pra siklus hanya 48% dari jumlah keseluruhan peserta didik telah memenuhi
terget yang ditentukan yaitu memperoleh skor >72. Adapun peserta didik lainya masih di bawah
standar. Data selanjutnya adalah siklus I, dimana pada siklus II ini terlihat peningkatan yang cukup
singnifikan pada akhlak mulia peserta didik setelah mempelajari materi hak dan kewajiban dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning. Jika pra-siklus , peserta didik hanya
48% yang memperoleh skor >72, pada siklus I peserta didik yang memperoleh skor >72 mencapai
94

78%. Sedangkan pada siklus II peserta didik mengalami peningkatan yang mencapai melebihi
target yang diekspektasikan peneliti yaitu sejumlah 81% peserta didik sudah memperoleh skor
>72. Berikut tabel perbandingan dan target skor yang ditentukan dalam penelitian peningkatan
akhlak mulia setelah mempelajari materi hak dan kewajiban pada mata pelajaran PPKn dapat
dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 4. 23 Hasil Analisis Peningkatan Sikap Akhlak Mulia Dengan Mempelajari Materi Hak Dan
Kewajiban
Target Keberhasilan Yang
Pra-Siklus Siklus I Siklus II
Ditentukan
80%
> 80= 78%
Target keberhasilan : > 80 = 48% > 80= 81%
(belum
>70% dari jumlah peserta didik (belum berhasil) (berhasil)
berhasil)
mendapat skor > 80)

Berikut grafik perbandingan hasil siklus kebebrhasilan siklus I dan II yang ditentukan dalam
penelitian peningkatan akhlak mulia setelah mempelajari materi hak dan kewajiban pada mata
pelajaran PPKn dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini :
Grafik 4. 3 Grafik Keberhasilan Siklus I Dan II

GRAFIK KEBERHASILAN
SIKLUS I DAN II

78%
81%

■ berhasil = 48%
■ belum berhasil = 52%
95

Berdasarkan perbandingan data yang disajikan dalam grafik, maka dapat terlihat dengan
jelas bahwa hasil penelitian yang diperoleh pada pra-sikls belum memenuhi target yang ditentukan
yaitu 80% dari jumlah peserta didik memperoleh skor peningkatan akhlak mulia sebesar 48%.
Maka dilakukanlah siklus I, terlihat jelas bahwa ada peningkatan signifikan dari presentase 48%
naik menjadi 78%, tetapi angka tersebut belum memenuhi target presentase keberhasilan 80%,
maka dilakukanlah siklus II. Dan pada siklus II hasil yang diperoleh bahkan melebihi angka yang
ditargetkan, yaitu 81% untuk itu dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil memenuhi target
pada siklus kedua sehingga hipotesis diterima.

B. Pembahasan
b. Pembahasan siklus I
Pada penelitian siklus 1 terdiri dari satu kali pertemuan dikarnakan sekolah hanya memiliki
waktu yang singkat yang mana penelitian kali ini dilakukan berbarengan dengan peristiwa
akreditasi seluruh MI se-Jakarta Barat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah menyebutkan
definisi, rujukan undang-undang yang mengatur hak dan kewajiban di Indonesia yang mana
berkaitan erat dengan HAM, contoh penerapan hak dan kewajiban di lingkungan sekolah, contoh
penerapan hak dan kewajiban di lingkungan rumah, dan hubungannya akhlak mulia dengan
penerapan hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh para peserta didik. Selama kegiatan pada
siklus I ini dilakukan, sudah terlihat beberapa hasil yang cukup positif, diantaranya peserta didik
sudah mulai aktif untuk mengikuti pembelajaran, bahkan beberapa peserta didik juga sudah bisa
membedakan antara hak dan kewajiban yang mereka lakukan baik di lingkungan sekolah maupun
rumah. Beberapa peserta didik terkesan terlalu excited sehingga kondisi kelas sempat lost control
seperti mereka berebutan untuk memberikan pendapat dan belum menunjuk tangan sehingga
pendapat yang keluar saling bersaut-sautan yang mengakibatkan kelas menjadi hilang kendali,
maka dari itu peneliti melakukan ice breaking untuk mengembalikan suasana seperti semula.
Beberapa peserta didik sudah berani untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapat
mereka di depan teman-temannya,.

Namun, ada beberapa kekurangan yang muncul dalam siklus I ini, yaitu masih terdapat
beberapa peserta didik yang cenderung pasif ketika diminta untuk menyampaikan pendapatnya.
Hal ini peneliti akali dengan menanyakan peserta didik satu persatu melalui pemanggilan nama
96

mereka sesuai absen, dengan seperti itu peserta didik yang malu untuk berpendapat akan
menyampaikan pendapatnya.

Terdapat 2 aspek yang dinilai dalam hasil belajar kognitif pada penelitian ini, yaitu 4C –
mengkomunikasikan (C4) - mengkreasikan (C4), dan menanya serta mengamati (saintific).
Berdasarkan pengamatan hasil observasi, mulai terlihat ada perkembangan dalam pemahaman dan
keberanian dalam menyampaikan pendapat yang berkaitan dengan materi ajar yaitu hak dan
kewajiban walaupun hasilnya belum begitu signifikan dikarnakan ada beberapa siswa yang tidak
hadir ke sekolah. Kebanyakan peserta didik masih ragu dan tidak percaya diri atau takut salah
dengan apa yang disampaikannya.

Adapun hambatan saat berlangsungnya penelitian ini, yaitu keterbatasan waktu saat proses
pembelajaran tatap muka terbatas karena hanya diberikan waktu 50 menit untuk satu siklus
sehingga membuat peneliti harus lebih memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin sehingga
peserta didik sedikit kesulitan untuk berdiskusi seperti biasanya.

c. Pembahasan siklus II
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II membuktikan bahwa pemberian pembelajaran
dengan model poject based learning dapat meningkatkan akhlak mulia peserta didi kelas V MIS
Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat. Penelitian pada siklus II berlangsung dengan sangat baik,
dengan ditunjukannya peningkatan suasana belajar yang lebih kondusif, peserta didik juga terlihat
bersemangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Proses kegiatan pembelajaran yang diberikan pun lebih menekankan pada pembelajaran
yang dibuat dalam mengerjakan project membuat laporan hak dan kewajiban yang sudah peserta
didik lakukan baik di lingkungan sekolah maupun rumah. Dikarnakan waktu penelitian yang
singkat, untuk project ini dikerjakan dengan bantuan kerjasama orangtua dirumah (dengan
menanda tangani hasil laporan project tersebut, bukti kalau laporan yang ditulis sesuai dengan apa
yang dilakukan peserta didik). Pemberian model pembelajaran poject based learning yang tepat
membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri untuk menyampaikan pendapat dan aktif dalam
proses belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk mendukung proses
pembelajaran pun sangat penting sehingga pembelajaran lebih menarik bagi siswa dan siswa lebih
semangat mengikuti pembelajaran dan output yang dihasilkan akan lebih maksimal.
97

Peneliti menerapkan metode hukuman dan hadiah dalam proses pembelajaran. Hadiah yang
di berikan berupa boleh istirahat lebih awal, sedangkan hukuman yang diberikan berupa diminta
maju kedepan menjelaskan kepada teman-temannya terkai materi pelajaran yang telah dipelajari.
Metode ini berhasil memicu keberanian, ketertiban dan meningkatkan pemahaman peserta didik
akan materi yang disampaikan. Bagi peserta didik yang berani mengemukakan pendapatnya maka
akan mendapatkan hadiah dan bagi peserta didik yang tidak aktif ikut berpartisipasi atau bahkan
mengganggu temannya yang ingin berpendapat akan mendapatkan hukuman. Saat dilakukan
metode ini, peserta didik yang ingin berpendapat berebut untuk tunjuk tangan supaya bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan, dan peserta didik yang pasif juga mulai memperhatikan
materi dengan serius, bahkan mereka juga jadi ikut rebutan untuk menyampaikan pendapatnya.

Berdasarkan hasil yang telah didapat, maka peneliti dan kolaborator menyimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas ini telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta
didik mengalami peningkatan kemampuan berbicara dengan memperoleh skor sebesar ≥80 yaitu
81% , artinya akhlak mulia peserta didik kelas V MIS Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat dapat
ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran poject based learning yang dapat dijadikan
sebagai pedoman bagi guru dalam memberikan model pembelajaran yang bervariatif.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Dalam penelitian ini akhlak mulia peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan
model pembelajaran project based learning pada peserta didik kelas V MIS Nurul Huda
Palmerah Jakarta Barat. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan sikap afektif pada
peserta didik yang terus mengalami perubahan sejak dilakukannya Siklus I hingga Siklus
II di. Yang mana, diketahui bahwa akhlak mulia siswa secara keseluruhan termasuk
kategori tinggi sebesar (81%). Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan observasi
sebelum melakukan tindakan yaitu dari 23 peserta didik hanya 11 peserta didik yang
mendapat nilai lebih dari 72, presentase 48% dengan kategori tuntas, dan sebanyak 12
peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 72, presentase 52% dengan kategori belum
tuntas. Dan setelah menerapkan model pembelajaran project based learning pada materi
hak dan kewajiban nilai pada siklus I terdapat 17 peserta didik yang mendapat nilai lebih
dari 72, 6 peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 72. Sedangkan nilai pada siklus
II, terdapat 23 peserta didik yang mendapat nilai lebih dari 72 yang artinya semua mendapat
kategori tuntas.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat peneliti sarankan
kepada pihak-pihak yang terkait diantaranya:
1. Guru
 Dalam menggunakan model pembelajaran project based learning, perlu pengkajian
meteri terlebih dahulu untuk mengukur layak atau tidaknya meteri tersebut
menggunakan model pembelajaran project besed learning.
 Dalam proses pembelajaran pendidik dituntut lebih kreatif dalam pengelolan kelas juga
untuk macam-macam model, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan agar
para peserta didik tidak jenuh dan bersemangat untuk menjalankan pembelajaran,
dengan begitu ilmu akan lebih mudah diserap mereka. Suasana kelas juga tak kalah

98
99

penting kedudukannya, terkadang ice breaking sangat dibutuhkan untuk me-refresh


suasana agar kembali kondusif. Mengatur ruang kelas dan mengatur kelompok peserta
didik berdasarkan kebutuhan akademis agar mereka juga dapat saling mambantu dalam
kelompok sesuai penggunaan model pembelajaran project based learning.
 Pendidik dituntut untuk mampu menyajikan pembelajaran yang menarik dengan menggunakan
model pembelajaran project based learning atau model-model pembelajaran lainya dan
menggunakan media dalam pembelajaran.

2. Peserta Didik
Diharapkan para peserta didik, dalam proses pembelajaran peserta didik harus lebih
aktif dan berani menyampaikan pendapat. Keberanian dalam mengemukakan pendapat
adalah modal penting sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Sehingga
terpacu dalam belajar yang membuahkan hasil belajar yang baik. Selain itu, saling
menghormati pendapat orang lain juga meningkatkan kualitas diri untuk menghargai orang
lain dan terbentuklah akhlak mulia.

3. Pihak Sekolah
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk mengarahkan kepada para guru terutama
guru kelas untuk memakai model pembelajaran yang beragam seperti project based
learning dan diharapkan pihak sekolah untuk memfasilitasi para guru untuk menggunakan
model pembelajaran yang beragam tersebut.

4. Peneliti selanjutnya
 Diharapkan untuk peneliti selanjutnya, perencanaan pembelajaran harus benar-benar
matang agar pembelajaran dapat sesuai harapan, dan pendidik juga harus lebih kreatif
dalam memancing motivasi peserta didik, juga alokasi waktu yang digunakan harus
lebih diperhatikan. Pengkajian materi dan pemilihan media harus dikaji dan dijalankan
dengan sebaik-baiknya sebagai syarat keberhasilan pembelajaran berikutnya.
 Diharapkan untuk peneliti selanjutnya semoga penelitian ini bisa menjadi rujukan
untuk penelitian selanjutnya.
100

DAFTAR PUSTAKA
Agus Nurjamil Rohimat, Penerapan Model Pembelajaran PjBL Untuk
Meningkatkan Hasl Belajar Subtema Keseimbangan Ekosistem Pada Peserta
Didik Kelas V SDN 2 Sinarjaya Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021,
2021, III
Al-Ghazali, ‘Ihya Ulumuddin Bahasa Indonesia Jilid 3’, 1965, p. 72
Asrori, Mohammad, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: CV Wacana Prima,
2009) <https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=957734>
Azmi, Shofiyatul, ‘Pendidikan Kewarganegaraan Merupakan Salah Satu
Pengejawantahan Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial, Susila,
Dan Makhluk Religi’, LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, 18.1 (2016), 77–86
<http://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/vi
ew/30>
Banawi, Asmin, ‘Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Sintaks
Discovery/Inquiry Learning, Based Learning, Project Based Learning’, Biosel:
Biology Science and Education, 8.1 (2019), 90
<https://doi.org/10.33477/bs.v8i1.850>
Barni, Mahyuddin, ‘Tantangan Pendidik Di Era Millennial’, Transformatif, 3.1
(2019), 99–116 <https://doi.org/10.23971/tf.v3i1.1251>
Bell, Stephanie, ‘Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future’,
The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas,
83.2 (2010), 39–43 <https://doi.org/10.1080/00098650903505415>
Budi Raharjo, Sabar, ‘Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak
Mulia’, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16 (2010), 229–38
<https://media.neliti.com/media/publications/123218-ID-pendidikan-karakter-
sebagai-upaya-mencip.pdf>
Darise, Nurvina Giva, ‘Virtualisasi Pembelajaran Akidah Akhlak Di MISD Pada Era
New Normal Antara Harapan Dan Kenyataan’, Indonesian Journal of Islamic
Elementary Education, 1 (2021), 19–34
Efstratia, Douladeli, ‘Experiential Education through Project Based Learning’,
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 152 (2014), 1256–60
<https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.362>
Erliasari, Septi, ‘Peningkatan Pemahaman Konsep Pendidikan Kewarganegaraan
Menggunakan Model Pembelajaran Word Square Pada Siswa Kelas III SD
Negeri Tanjungharjo Nanggulan Kulon Progo’, Trihayu, 2016, 402–5
101

Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII
Press, 2003)
Firdaus, ‘Firdaus, Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah’, Al - Dzikra, XI.1
(2017), 55–88
From, Steven, and Section A Goldstein, ‘Model Project Based Learning (PjBL)
Dalam Pembelajaran Mandiri Pada Program Paket C’, 66.7 (1984)
Hadarah, ‘Pandemi Covid-19 Agen Perubahan Pendidikan Akhlak Covid-19
Pandemic Is an Agent of Moral Education Change’, Sustainable, 3.2 (2020),
116–23
Jeklin, Andrew, ‘Globalisasi Budaya Dan Teknologi Dalam Mengantisipasi
Kemerosotan Akhlak Siswa ( Peneletian Di MAN 1 Dan SMAN 5 Kota Cilegon
).’, July, 2016, 1–23
Juwanti, Arum Ema, Unik Hanifah Salsabila, Cikal Jiwani Putri, Alma Livia Dewi
Nurany, and Fitri Nur Cholifah, ‘Project-Based Learning (Pjbl) Untuk Pai
Selama Pembelajaran Daring’, Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 3.2 (2020), 72–
82 <https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v3i2.752>
Kemdikbud, ‘Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)’, 25 Maret
2020, 2020 <http://dikbud.kolutkab.go.id/blog/pembelajaran-berbasis-proyek-
project-based-learningpbl/>
Kesih Nurjanah, ‘Analisis Akhlak Mahmudah Dan Mazmumah Pada Novel The
Romance Karya Habiburrahman El Shirazy Sebagai Alternatif Bahan Ajar Di
Sekolah Menengah Atas.Bab II Kajian Teori’, BAB 2 Kajian Teori, 1, 2017, 16–
72
Mahanal, Susriyati, Ericka Darmawan, A. D. Corebima, and Siti Zubaidah,
‘Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Ekosistem
Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang’, BIOEDUKASI
(Jurnal Pendidikan Biologi), 1.1 (2010)
<https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v1i1.179>
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, 3rd edn (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010)
Nainggolan, Deklay, Hans F Pontororing, and Dominicus Tinus, ‘Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pengantar Pancasila’, Educouns Journal:
Jurnal Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 2021
Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan,
‘Ketentuan Mengenai Hak Dan Kewajiban Peserta Didik’, Yuridis.Id, 2018
102

<https://yuridis.id/ketentuan-mengenai-hak-dan-kewajiban-peserta-didik/>
Oun, Ali Hassan, ‘Engineering Education—Is Problembased or Project-Based
Learning the Answer?’, AUSTRALASIAN JOURNAL OF ENGINEERING
EDUCATION, 2003
PAI, TIM DOSEN, Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama Islam, ed.
by 1 (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2016)
PPPK, ‘Konsep Dasar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan’, 17–34
Prihantoro, Agung, and Fattah Hidayat, ‘Melakukan Penelitian Tindakan Kelas’,
Ulumuddin : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 9.1 (2019), 49–60
<https://doi.org/10.47200/ulumuddin.v9i1.283>
Rahmaniah, Nina, and Mohammad Givi Efgivia, ‘Pengaruh Model Pembelajaran
Project Based Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Akidah
Akhlak Pada Siswa Kelas VII MTs Al-Furqon Kecamatan Kadudampit
Kabupaten Sukabumi.’, 11.1 (2022)
Risnawati, Penelitian Tind Penelitian Tindakan Kelas, ed. by Agvenda (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2011) <http://repository.uin-suska.ac.id/10389/1/PTK
2012.pdf>
Saputro, Okta Aji, and Theresia Sri Rayahub, ‘Perbedaan Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Dan Problem Based
Learning (PBL) Berbantuan Media Monopoli Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa’, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4.1 (2020), 185–93
<https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/view/24719>
Sikumbang, Juanda, ‘Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Membina Akhlak Pada
Masa Pandemi Covid-19 (Studi Terhadap Siswa MIN Sibuhuan Kabupaten
Padang Lawas)’ (IAIN Padangsidimpuan, 2021)
Suryadarma, Yoke, and Ahmad Hifdzil Haq, ‘Pendidikan Akhlak Menurut Imam
Al-Ghazali’, At-Ta’dib, 10.2 (2015), 362–81
<https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/460>
Tabroni, Imam, and Annisa Juliani, ‘Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak
Anak Pada Masa Pandemi Di Rt 64 Gang Mawar Iv Purwakarta’, Jurnal Sosial
Humaniora Dan Pendidikan, 1.1 SE-Articles (2022)
Takiddin, Fasli Jalal, and Amos Neolaka, ‘Improving Higher Order Thinking Skills
through Project-Based Learning in Primary Schools’, 7.1 (2019), 5
Utami, Endah Ayu, Model Pembelajaran Project Based Learning Dan
Penerapannya Dalam Pembelajaran Pai Di Smk, ed. by Zaenal Arifin
(Jombang, 2018)
103

Wahyudi, Dedi, Pengantar Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, ed. by Nuryah


(Palembang: Lintang Rasi Aksara Books, 2017) <http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/6480>
Yutantin, Project Based Learning for Narrative Writing at Senior High School, first
edit (Paser: Deepublish Publisher, 2018)
UJI REFERENSI
Nama : Murni Rachmania
Judul Penelitian : Penerapan Model Project Based Learning Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Meningkatkan Akhlak Mulia pada Peserta didik Kelas V MI Nurul
Huda
Palmerah Jakarta Barat
Dosen Pembimbing : Dr. Takiddin, M. Pd

Nomor Halaman Paraf


No Referensi
Footnote Skripsi Pembimbing
BAB I
Azmi S. Pendidikan
Kewarganegaraan Merupakan
Salah Satu Pengejawantahan
Dimensi Manusia Sebagai Makhluk
1 1 9
Individu, Sosial, Susila, Dan
Makhluk Religi. LIKHITAPRAJNA
J Ilm Fak Kegur dan Ilmu Pendidik.
2016;18(1):77-86.
Darise NG. Virtualisasi
Pembelajaran Akidah Akhlak di
2 MISD Pada Era New normal Antara 2 9,10
Harapan dan Kenyataan. Indones J
Islam Elem Educ. 2021;1:19-34.
Sikumbang J. Upaya guru
pendidikan agama Islam membina
akhlak pada masa pandemi Covid-
3 3 9
19 (studi terhadap siswa MIN
Sibuhuan Kabupaten Padang
Lawas). Published online 2021.
Tabroni I, Juliani A. Peran Orang
Tua Dalam Membina Akhlak Anak
Pada Masa Pandemi Di Rt 64 Gang
4 4 11
Mawar Iv Purwakarta. J Sos Hum
dan Pendidik. 2022;1(1 SE-
Articles).

104
105

Hadarah. Pandemi covid-19 agen


perubahan pendidikan akhlak
5 covid-19 pandemic is an Agent of 5 9
Moral Education Change.
Sustainable. 2020;3(2):116-123.
Ai Sri Nurhayati and D. Harianti,
“Model Pembelajaran Project
6 Based Learning (PjBL),” Sibatik 6 17
Kemdikbud, no. 2010, p. 32, 2015.

Mookdaporn P, Prasart N. Learning


Outcomes of Project-Based and
7 Inquiry-Based Learning Activities. 7 17
ERIC Inst Educ Sci. 2010;Vol 6,
No2:252-255.
A. Banawi, “Implementasi
Pendekatan Saintifik Pada Sintaks
Discovery/Inquiry Learning, Based
8 Learning, Project Based Learning,” 8 17
Biosel Biol. Sci. Educ., vol. 8, no.
1, p. 90, 2019, doi:
10.33477/bs.v8i1.850.
Yutantin. Project Based Learning
for Narrative Writing at Senior
9 High School. first edit. Deepublish 9 17
Publisher; 2018.

Nomor Halaman Paraf


No Referensi
Footnote Skripsi Pembimbing
BAB II
Suryadarma, Y., & Haq, A. H.
(2015). Pendidikan Akhlak Menurut
1 Imam Al-Ghazali. At-Ta’dib, 10(2), 8 13
362–381.

Mansur. (2010). Pendidikan Anak


Usia Dini dalam Islam (3rd ed.).
2 Pustaka Pelajar. 9 14
106

Firdaus. (2017). Firdaus,


Membentuk Pribadi Berakhlakul
3 Karimah. Al - Dzikra, XI(1), 55–88. 10 14

PAI, T. D. (2016). Bunga Rampai


Penelitian Dalam Pendidikan
4 Agama Islam (1 (ed.)). Deepublish 11 23
Publisher.

Firdaus. (2017). Firdaus,


5 Membentuk Pribadi Berakhlakul 12 24
Karimah. Al - Dzikra, XI(1), 55–88.

Jeklin, A. (2016). Globalisasi


Budaya dan Teknologi dalam
Mengantisipasi Kemerosotan
6 13 27
Akhlak Peserta didik ( Peneletian di
MAN 1 dan SMAN 5 Kota Cilegon ).
July, 1–23.
Kemdikbud. (2020). Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based
7 Learning (PjBL). 25 Maret 2020. 14 28

Utami, E. A. (2018). Model


Pembelajaran Project Based
8 Learning dan Penerapannya dalam 15 28
Pembelajaran PAI di SMK (Z.
Arifin (ed.)).
From, S., & Goldstein, S. A. (1984).
Model Project Based Learning
9 (PjBL) 4dalam Pembelajaran 16 28
5Mandiri Pada 6Program Paket C.
66(7).
Bell, S. (2010). Project-Based
Learning for the 21st Century: Skills
10 for the Future. The Clearing House: 17 29
A Journal of Educational Strategies,
Issues and Ideas, 83(2), 39–43.
Efstratia, D. (2014). Experiential
Education through Project Based
11 Learning. Procedia - Social and 18 31
107

Behavioral Sciences, 152, 1256–


1260.
Yutantin. (2018). Project Based
Learning for Narrative Writing at
12 Senior High School (first edit). 19 32
20Deepublish Publisher.

Oun, A. H. (2003). Engineering


education—Is problembased or
13 project-based learning the answer? 20 32
Australasian Journal Of
Engineering Education.
Takiddin, Jalal, F., & Neolaka, A.
(2019). Improving Higher Order
14 Thinking Skills through Project- 21 33
based Learning in Primary Schools.
7(1), 5.
Erliasari, S. (2016). Peningkatan
Pemahaman Konsep Pendidikan
Kewarganegaraan Menggunakan
15 Model Pembelajaran Word Square 22 35
pada Peserta didik Kelas III SD
Negeri Tanjungharjo Nanggulan
Kulon Progo. Trihayu, 402–405.
PPPK. (n.d.). Konsep Dasar
Pendidikan Pancasila dan
16 Kewarganegaraan. 17–34. 23 40

Nasional, U.-U. N. 20 T. 2003 T. S.


P. (2018). Ketentuan Mengenai Hak
Dan Kewajiban Peserta Didik.
17 Yuridis.Id. 24 42
https://yuridis.id/ketentuan-
mengenai-hak-dan-kewajiban-
peserta-didik/
Rahmaniah, N., & Efgivia, M. G.
(2022). Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based
Learning dan Motivasi Belajar
18 terhadap Hasil Belajar Akidah 25 44
Akhlak pada Peserta didik Kelas VII
MTs Al-Furqon Kecamatan
Kadudampit Kabupaten Sukabumi.
11(1).
108

Mahanal, S., Darmawan, E.,


Corebima, A. D., & Zubaidah, S.
(2010). Pengaruh Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) pada
19 26 44
Materi Ekosistem terhadap Sikap
4dan Hasil Belajar Peserta didik
SMAN 2 Malang. Bioedukasi
(Jurnal Pendidikan Biologi), 1(1).

Nomor Halaman Paraf


No Referensi
Footnote Skripsi Pembimbing
BAB III
20 Juwanti, A. E., Salsabila,
U. H., Putri, C. J., Nurany, A. L.
D., & Cholifah, F. N. (2020).
Project-Based Learning (Pjbl)
1 Untuk Pai Selama Pembelajaran 27 55
Daring. Jurnal Pendidikan Islam
Al-Ilmi, 3(2), 72–82.
https://doi.org/10.32529/al-
ilmi.v3i2.752 27 44
Nainggolan, D., Pontororing, H.
F., & Tinus, D. (2021). The
Implementation Of Project Based
Learning To Improve Student
2 Learning Outcomes In Study 28 56
About Pengantar Pancasila.
Ibriez : Jurnal Kependidikan
Dasar Islam Berbasis Sains, 3(2),
111–120. 28 44
Asrori, M. (2009). PENELITIAN
TINDAKAN KELAS. CV Wacana
3 Prima. 29 57

Prihantoro, A., & Hidayat, F.


(2019). Melakukan Penelitian
4 Tindakan Kelas. Ulumuddin : 30 72
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 9(1),
49–60.

Nomor Halaman Paraf


No Referensi
Footnote Skripsi Pembimbing
109

BAB IV
Mulyana OP, Izzati UA.
Penerapan Relaksasi Atensi
1 Untuk Meningkatkan Konsentrasi 31 94
Belajar Pada Siswa SMK. :103-
112.
Rozie F, Safitri D, Haryani W.
Peran Guru Dalam Penanganan
Perilaku Anak Hiperaktif Di TK
2 32 94
Negeri 1 Samarinda. J Early Child
Educ. 2019;1(2):53-59.
doi:10.15408/jece.v1i2.12874
Ernando A, Junaidi J. Minat
Belajar pada Mata Pelajaran
Sosiologi Siswa Berlatarbelakang
3 Broken Home di SMA Adabiah 33 94
Padang. J Sikola J Kaji Pendidik
dan Pembelajaran. 2020;2(2):93-
100. doi:10.24036/sikola.v2i2.84
Ulwiyah WZ. Kepribadian
Ekstovert Dan Introvert Pada
Siswa Kelas VII G SMP Negeri 2
4 Ponorogo Pada Proses 34 95
Pembelajaran Dalam Prespektif
Psikologi Sosial. Published online
2020.
LAMPIRAN

110
111

Lampiran 1

Instrumen Test

KISI-KISI SOAL PENILAIAN HASIL BELAJAR KOGNITIF


SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat Jumlah Soal : 10
Mata Pelajaran : PPKn Bentuk Soal : Uraian
Kurikulum : Kurikulum 2013 Penulis : Murni Rachmania

Aspek
Kelas/ Nomor
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator yang Skor
Semester Soal
Dinilai
3.2.1 Mengartikan makna tanggung jawab sebagai
1 A2 20
warga masyarakat dalamkehidupan sehari-hari.
Tanggung
3.2.2 Menjelaskan makna tanggung jawab sebagai
jawab 2 A2 20
warga masyarakat dalamkehidupan sehari-hari.
3.2 Memahami makna sebagai
3.2.3 Memberi contoh makna tanggung jawab sebagai
tanggung jawab sebagai warga 3 A2 20
V/II warga masyarakat dalamkehidupan sehari-hari.
warga masyarakat dalam masyarakat
3.2.4 Menguraikan makna tanggung jawab sebagai
kehidupan sehari-hari. dalam 4 A2 20
warga masyarakat dalamkehidupan sehari-hari.
kehidupan
sehari-hari. 3.2.5 Mengklasifikasikan contoh makna tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan 5 A2 20
sehari-hari.
Penilaian :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Nilai Akhir = 𝑥 100
30
112

KISI-KISI SOAL PENILAIAN HASIL BELAJAR KOGNITIF


SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat Jumlah Soal :1
Mata Pelajaran : PPKn Bentuk Soal : Uraian
Kurikulum : Kurikulum 2013 Penulis : Murni Rachmania

Aspek
Kelas/
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator yang Skor
Semester
Dinilai
Tanggung 3.2.1 Memberi contoh makna hak sebagai peserta didik di
A2 20
jawab lingkungan sekolah
3.2 Memahami makna sebagai 3.2.2 Memberi contoh makna kewajiban sebagai peserta didik
A2 20
tanggung jawab sebagai warga di lingkungan sekolah
V/II
warga masyarakat dalam masyarakat 3.2.3 Memberi contoh makna hak sebagai warga masyarakat
A2 20
kehidupan sehari-hari. dalam dalam lingkungan rumah
kehidupan 3.2.2 Memberi contoh makna kewajiban sebagai warga
A2 20
sehari-hari. masyarakat dalam lingkungan rumah
Penilaian
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Nilai Akhir = 𝑥 100
30
113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I

Nama Sekolah : MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat


Tema : 4 (Sehat Itu Penting)
Kelas/Semester : V (Lima)/1 (Satu)
Sub tema : 1 (Peredaran Darahku Sehat)
Muatan Terpadu : PPKn

I. KOMPETENSI INTI
1. Melalui kegiatan berkreasi, peserta didik dapat membuat dan melisankan pantun yang
mengandung nasihat dengan tepat
2. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
3. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


a. Melalui kegiatan mengamati gambar yang ditampilkan didepan kelas, peserta didik dapat
menguraikan pengertian hak, kewajiban, dan tanggung jawab dengan tepat.
b. Melalui kegiatan mengamati gambar yang ditampilkan didepan kelas, peserta didik dapat
menganalisis bentuk-bentuk interaksi sosial dengan tepat.
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PKN
No Kompetensi Indikator
 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggug 1.2.1 Menjalankan kewajiban, hak,
1.2
jawab sebagai warga masyarakat dan umat dan tanggung jawab sebagai
beragama dalamkehidupan sehari-hari. warga masyarakat.
 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam 2.2.1 Menerapakan sikapa tanggung
memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga dalam memenuhi kewajban sebagai
2.2
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. warga masyarakat.
114

3.2.1 Menjelaskan pengertian hak,


 Memahami makna tanggung jawab kewajiban, dan tanggung jawab
3.2 sebagai warga masyarakat dalam secara tepat.
kehidupan sehari-hari. 3.2.2 Mendiferensikan antara Hak dan
Kewajiban
4.2.1 Menentukan Hak dan Kewajiban
yang terjadi di lingkungan sekolah
 Mengambil keputusan bersama 4.2.2 Mengatasi pelanggaran Hak dan
tentang tanggung jawab sebagai Kewajiban yang terjadi di
4.2
warga masyarakat dalam kehidupan lingkungan sekolah
sehari- hari. 4.2.3 Mempraktekan contoh Hak dan
Kewajiban yang terjadi di
lingkungan sekolah

(Sehat Itu Penting) Kementerian


III. MATERI PEMBELAJARAN Pendidikan dan Kebudayaan Republik
1. Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab Indonesia.
2. Interaksi sosial 3. Bahan Ajar Tema 4 (Sehat Itu Penting)
Subtema 1 (Peredaran Darahku Sehat)
IV. ALAT, MEDIA DAN SUMBER Pembelajaran 3.
BELAJAR 4. Google Search untuk bahan ajar
1. Laptop tambahan lainnya.
2. Proyektor
3. LKPD VI. PENDEKATAN DAN METODE
 Pendekatan : Scientific
V. SUMBER  Teknik : Tatap Muka
1. Buku Guru kelas 5 Tema 4 (Sehat Itu  Metode : Penugasan, pengamatan,
Penting) Kementerian Pendidikan dan Tanya Jawab dan Diskusi
Kebudayaan Republik Indonesia.  Model : Project Based Learning
2. Buku Peserta didik kelas 5 Tema 4

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru melakukan pembukaan dengan menyapa peserta didik
2. Peserta didik berdoa dipimpin oleh guru (religius)
Pendahuluan 3. 10
Peserta didik melakukan absensi
menit
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan tanya jawab terkait materi
yang akan dipelajari
115

5. Guru membagi kelompok untuk para peserta didik (berjumlah 6 kelompok)


6. Peserta didik mengamati materi tentang hak, kewajiban dan tanggung
jawab pada bahan ajar/buku peserta didik (Saintifik-mengamati)
7. Peserta didik berdiskusi pada teman sekelompoknya (Saintifik-Menanya)
dan (4C- Comunication)
8. Guru menjelaskan secara singkat tentang Hak dan Kewajiban dan Tanggung
jawab
9. Peserta didik diberikan tugas mengidentifikasi contoh hak, kewajibandan
tanggung jawab yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah
(kisi-kisi terlampir)
Inti 10. Peserta didik diarahkan untuk mencari contoh Hak dan Kewajiban dan 30
Tanggung jawab yang terjadi di lingkungan sekolah (Creating – 4C) menit
11. Peserta didik mengumpulkan tugas kepada guru apa yang sudah
dikerjakannya tadi
12. Peserta didik mengamati gambar pada bahan ajar (LKPD) yang sudah
dibagikan oleh guru (Saintifik-mengamati)
13. Peserta didik menganalisis contoh interaksi sosial yang mengarah pada
persatuan dan perpecahan (Creating – 4C)
14. Peserta didik menuliskan hasil analisisnya dan mengumpulkannya ke
guru
15. Guru memberikan umpan balik dari apa yang telah dikerjakan peserta didik.
(Communication-4C)
16. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi hari ini
Penutup 10
17. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup dan diakhiri dengan
menit
berdo’a. (religius)

VIII. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi
Penilaian Pengetahuan : Soal-soal evaluasi yang terlampir pada LKPD

Mengetahui, Jakarta, 02 Juni 2022


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

Nurhamdi, S.Pd, I Murni Rachmania


116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Nama Sekolah : MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat


Tema : 4 (Sehat Itu Penting)
Kelas/Semester : V (Lima)/1 (Satu)
Sub tema : 1 (Peredaran Darahku Sehat)
Muatan Terpadu : PPKn

A. KOMPETENSI INTI
1. Melalui kegiatan berkreasi, peserta didik dapat membuat dan melisankan pantun yang
mengandung nasihat dengan tepat
2. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
3. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Melalui kegiatan mengamati gambar yang ditampilkan didepan kelas, peserta didik dapat
menguraikan pengertian hak, kewajiban, dan tanggung jawab dengan tepat.
b. Melalui kegiatan mengamati gambar yang ditampilkan didepan kelas, peserta didik dapat
menganalisis bentuk-bentuk interaksi sosial dengan tepat.
117

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PKN
No Kompetensi Indikator
 Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggug jawab sebagai warga 1.2.1 Menjalankan kewajiban, hak, dan
1.2
masyarakat dan umat beragama tanggung jawab sebagai warga
dalamkehidupan sehari-hari. masyarakat.
 Menunjukkan sikap tanggung jawab 2.2.1 Menerapakan sikapa tanggung
dalam memenuhi kewajiban dan hak dalam memenuhi kewajban sebagai
2.2
sebagai warga masyarakat dalam warga masyarakat.
 kehidupan sehari-hari.
3.2.3 Menjelaskan pengertian hak,
 Memahami makna tanggung jawab kewajiban, dan tanggung jawab
3.2 sebagai warga masyarakat dalam secara tepat.
kehidupan sehari-hari. 3.2.4 Mendiferensikan antara Hak dan
Kewajiban
4.2.4 Menentukan Hak dan Kewajiban
yang terjadi di lingkungan sekolah
 Mengambil keputusan bersama 4.2.5 Mengatasi pelanggaran Hak dan
tentang tanggung jawab sebagai Kewajiban yang terjadi di
4.2
warga masyarakat dalam kehidupan lingkungan sekolah
sehari- hari. 4.2.6 Mempraktekan contoh Hak dan
Kewajiban yang terjadi di
lingkungan sekolah

(Sehat Itu Penting) Kementerian


C. MATERI PEMBELAJARAN Pendidikan dan Kebudayaan Republik
a. Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab Indonesia.
b. Interaksi sosial 3. Bahan Ajar Tema 4 (Sehat Itu Penting)
Subtema 1 (Peredaran Darahku Sehat)
D. ALAT, MEDIA DAN SUMBER Pembelajaran 3.
BELAJAR 4. Google Search untuk bahan ajar
4) Laptop tambahan lainnya.
5) Proyektor
6) LKPD 3. PENDEKATAN DAN METODE
 Pendekatan : Scientific
2. SUMBER  Teknik : Tatap Muka
1. Buku Guru kelas 5 Tema 4 (Sehat Itu  Metode : Penugasan, pengamatan,
Penting) Kementerian Pendidikan dan Tanya Jawab dan Diskusi
Kebudayaan Republik Indonesia.  Model : Project Based Learning
2. Buku Peserta didik kelas 5 Tema 4
118

d. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru melakukan pembukaan dengan menyapa peserta didik
2. Peserta didik berdoa dipimpin oleh guru (religius)
Pendahuluan 10
3. Peserta didik melakukan absensi
menit
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan tanya jawab terkait materi
yang akan dipelajari
5. Guru me-refleksi dan pelajaran sebelumnya dan menanyakan beberapa
pertanyaan dasar sebelum memulai materi mengidentifikasi apakah
pelajaran sebelumnya sudah siap untuk dilanjutkan
6. Peserta didik mengamati materi tentang hak, kewajiban dan tanggung
jawab pada bahan ajar yaitu power point (Saintifik-mengamati)
7. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, dan siapa yang bisa
menjawab silahkan tunjuk tangan dahulu, baru menjawab
8. Peserta didik berdiskusi pada teman sebangkunya tentang materi hak dan
kewajiban (Saintifik-Menanya)dan (4C- Comunication)
9. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru
10. Guru menjelaskan secara singkat tentang Hak dan Kewajiban dan
Tanggung jawab di lingkungan sekolah dan rumah
11. Guru menjelaskan secara singkat tentang Akhlak Mulia apa saja yang
terkandung dalam materi Hak dan Kewajiban dan Tanggung jawab di
lingkungan sekolah dan rumah
12. Peserta didik mengamati gambar pada bahan ajar (LKPD) yang sudah
Inti 30
dibagikan oleh guru (Saintifik-mengamati)
menit
13. Peserta didik menganalisis contoh interaksi sosial yang mengarah pada
hak dan kewajiban peserta didik di lingkungan sekolah (Creating – 4C)
14. Peserta didik menuliskan hasil analisisnya di papan tulis
15. Peserta didik diberikan tugas mencatat hak dan kewajiban apa saja yang
mereka lakukan dirumah yang mengandung contoh akhlak mulia yang
terjadi di sekitar lingkungan sekolah (kisi-kisi terlampir) (Creating – 4C)
dengan bantuan pantuan orang tua (diberi tanda tangan jika anak tersebut
benar mengerjakan)
16. Peserta didik diarahkan untuk mulai mencari contoh Hak dan Kewajiban
yang terjadi di lingkungan sekolah terlebih dahulu lalu peserta didik
mengisi tabel hak dan kewajiban yang mengandung akhlak mulia
(Creating – 4C)
17. Peserta didik mengumpulkan tugas keesokan harinya kepada guru apa
yang sudah dikerjakannya kemarin
18. Guru memberikan umpan balik dari apa yang telah dikerjakan peserta
didik. (Communication-4C)
Penutup 19. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi hari ini 10
20. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup dan diakhiri dengan menit
119

berdo’a. (religius)

e. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi
Penilaian Pengetahuan : Soal-soal evaluasi yang terlampir pada LKPD

Mengetahui, Jakarta, 03 Juni 2022


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

Nurhamdi, S.Pd, I Murni Rachmania


120

TABEL WAWANCARA
Wawancara Pra-Siklus bersama Wali Kelas V
Pewawancara : Murni Rachmaia (peneliti)
Narasumber : Muhammad Fathoni (kolaborator/wali kelas V)

No Pertanyaan Jawaban
Cukup menyenangkan jika materinya relate
Apakah suasana ketika pembelajaran PPKn dengan kehidupan sehari-hari, karna mereka
1
menyenangkan? langsung merasakannya di lingkungan sekitar
mereka.
Bagaimana sikap antusiasme peserta didik Peserta didik hanya antusias pada pembelajaran
2 dalam pembelajaran materi hak dan yang menggunakan media pembelajaran, seperti
kewajiban? proyektor.
Apakah sebelumnya pernah menggunakan
3 Belum
model pembelajaran project based learning?
Metode apa yang digunakan selama
4 Ceramah dan tanya jawab
pembelajaran?

Mengetahui,
Jakarta, 06 April 2022

Wali Kelas V Peneliti

Muhammad Fathoni Murni Rachmania


121

HAND OUT (PANDUAN BELAJAR)

SIKLUS I
122
123
124
125
126
127
128

HAND OUT (PANDUAN BELAJAR)

SIKLUS II
129
130
131
132
133
134
135
136

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Nurul Huda Palmerah Jakarta Barat Kurikulum : Kurikulum 2013
Mata Pelajaran : PPKn
I. Sebutkan bunyi HAK yang terdapat pada gambar-gambar berikut!

3. =
1. =

4. =

2. =
137

II. Sebutkan bunyi KEWAJIBAN yang terdapat pada gambar- gambar berikut!

5. =
7. =

8. =
6. =
138

III. Sebutkan bunyi PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN yang terdapat pada gambar-gambar berikut!

9. =

10. =
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
SIKLUS II
140

Lampiran 2

Tabel Penilaian Peneliti Dan Peserta Didik


141

Tabel Penilaian Observasi Peneliti oleh Observer (Wali Kelas)


142

Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I

gambar 1. 1 Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus I


143

Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I


Tabel 4. 24 Pengaamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I
Perubahan Tingkah laku
Total Predi
No Nama Peserta didik AUDITORY Skor kat
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
1 A. Sholahuddin 9 9 9 9 9 9 9 90 A
2 Andika Putra Yenda. P 7 7 6 7 6 6 6 64 C
3 Anisyah Aprilia 9 9 8 9 9 9 8 87 A
4 Annida Nur`aini 9 9 9 9 9 9 7 87 A
Keterangan :
5 Aura Nabilla Putri 6 8 6 7 6 7 6 65 C
6 Chelsea Bunga. S 6 8 6 7 6 7 6 65 C 1. A1 = Tidak mengatakan yang menyakiti
7 Fahrul Nur Reza 7 7 7 7 6 7 6 67 C atau menyinggung sesama teman.
8 Habibi Zakir 7 7 6 7 7 7 7 68 C 2. A2 = Selalu berkata jujur.
9 Haura Ghaneyya. H 9 9 8 9 9 9 8 87 A 3. A3 = Tidak banyak bicara.
10 Kaiya Ramadhani. S 6 7 6 6 6 6 6 61 C 4. A4 = Tidak sembarangan menuduh
11 Maziatul Husna 9 9 8 9 9 9 8 87 A 5. A5 = Tidak suka mencela sesama teman.
12 M. Fabiano Bayhaqi 7 7 7 7 6 7 6 67 C 6. A6 = Tidak suka mengadu domba sesama
13 M. Ramadhan 6 7 6 6 6 6 6 61 C teman.
14 Nadhirah 9 9 9 9 9 9 7 87 A 7. A7 = Tidak melakukan ghibah ketika
15 Nairah 9 9 9 9 9 9 7 87 A pelajaran sedang berlangsung 49.
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 9 8 9 9 9 8 87 A
17 Qonita Aghniya. A 9 9 8 9 9 9 8 87 A
18 Rafifa Aisha Mahera 9 9 9 9 9 9 7 87 A Standar Penilaian :
19 Rahja Yuda 7 7 7 7 6 7 6 67 C
1. Jika peserta didik memperoleh skor total
20 Rahman Athaya D 6 7 6 6 6 6 6 61 C
80 – 90 ditetapkan sangat baik (A)
21 Rehana Ayu Fakheera 9 9 8 9 9 9 8 87 B
2. Jika peserta didik memperoleh skor total
22 Revi Rizky Wijaya. K 6 7 6 6 6 6 6 61 C
70 - 79 ditetapkan memuaskan (B)
23 Savinatun Najah 9 9 8 9 9 9 8 87 A
3. Jika peserta didik memperoleh skor total
40 – 69 ditetapkan menunjukkan
kemajuan (C)

49
Al-Ghazali.
144

Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I

Tabel 4. 25 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I
No Nama Peserta didik KKM Nilai Ket
1 A. Sholahuddin 72 0 Belum Tuntas
2 Andika Putra Yenda. P 72 72.5 Tuntas
3 Anisyah Aprilia 72 78 Tuntas
4 Annida Nur`aini 72 81 Tuntas
5 Aura Nabilla Putri 72 73.5 Tuntas
6 Chelsea Bunga. S 72 74.5 Tuntas
7 Fahrul Nur Reza 72 72.5 Tuntas
8 Habibi Zakir 72 76.5 Tuntas
9 Haura Ghaneyya. H 72 82 Tuntas
10 Kaiya Ramadhani. S 72 63 Tuntas
11 Maziatul Husna 72 87.5 Tuntas
12 M. Fabiano Bayhaqi 72 76.5 Tuntas
13 M. Ramadhan 72 67.5 Belum Tuntas
14 Nadhirah 72 82 Tuntas
15 Nairah 72 82 Tuntas
16 Nazwa Diaz Pratiwi 72 0 Belum Tuntas
17 Qonita Aghniya. A 72 86 Tuntas
18 Rafifa Aisha Mahera 72 82 Tuntas
19 Rahja Yuda 72 0 Belum Tuntas
20 Rahman Athaya D 72 63 Belum Tuntas
21 Rehana Ayu Fakheera 72 85 Tuntas
22 Revi Rizky Wijaya. K 72 63.5 Belum Tuntas
23 Savinatun Najah 72 81.5 Tuntas
Jumlah Skor 1773
Rata-rata 77.08
20
Persentase Ketuntasan x 100% = 78%
23
Tidak Tuntas <72

Dari tabel data uji awal hasil beljar peserta didik belajar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Peserta didik yang tuntas belajar nilainya > nilai KKM sebanyak 20 peserta didik
b) Peserta didik yang tidak tuntas nilainya < nilai KKM 3 peserta didik
145

Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I

gambar 1. 2 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta Didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus I

Standar Penilaian :
1. Jika peserta didik memperoleh skor total 9 – 12 ditetapkan sangat baik (A)
2. Jika peserta didik memperoleh skor total 6 – 8 ditetapkan memuaskan (B)
3. Jika peserta didik memperoleh skor total 5–8 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
4. Jika peserta didik memperoleh skor total 0–4 ditetapkan memerlukan perbaikan (D)
Pengamatan penilaian keterampilan pada proyek penelitian diluar kelas mengalami peningkatan yang baik,
dilihat dari perolehan peserta didik yang memiliki nilai A (sangat baik) yaitu sebanyak 6 peserta didik, yang
memperoleh nilai B (memuaskan) yaitu sebanyak 6 orang peserta didik, serta peserta didik yang memperoleh
nilai C (cukup) sebanyak 4 orang peserta didik dan nilai D untuk peserta didik yang tidak hadir. Dengan
demikian peserta didik melakukan penelitian dengan menggunakan model Project Based Learning dalam siklus
I dapat dikatakan belum berhasil.
146

Observasi Siklus I
Observer tidak hanya mengamati atau mengobservasi kegiatan guru, melainkan juga mengobservasi pemahaman peserta didik pada aktivitas
belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung, berikut tabel penilaian aktivitas belajar peserta didik.

Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I


Observer : Murni Rachmania
gambar 1. 3 Data Nilai Observasi Sikap Peserta didik Siklus I
147

Tabel Aspek Ciri-Ciri Akhlak Mulia Siklus II


148

Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus II

Tabel 4. 26 Tabel Pengamatan Penilaian Sikap Auditory Siklus I


Perubahan Tingkah laku
Total Predi
No Nama Peserta didik AUDITORY Skor kat
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
1 A. Sholahuddin 9 9 9 9 9 9 9 90 A Keterangan :
2 Andika Putra Yenda. P 7 8 7 8 7 7 7 72 B
3 Anisyah Aprilia 9 9 8 9 9 9 8 87 A 1. A1 = Tidak menyakiti atau menyinggung
4 Annida Nur`aini 9 9 9 9 9 9 7 87 A sesama teman.
5 Aura Nabilla Putri 7 8 7 8 7 8 7 74 B 2. A2 = Selalu berkata jujur.
6 Chelsea Bunga. S 7 8 7 8 7 8 7 74 B 3. A3 = Tidak banyak bicara.
7 Fahrul Nur Reza 8 8 8 8 7 8 7 77 B 4. A4 = Tidak sembarangan menuduh
8 Habibi Zakir 8 8 7 8 8 8 8 78 B 5. A5 = Tidak suka mencela sesama teman.
9 Haura Ghaneyya. H 9 9 8 9 9 9 8 87 A 6. A6 = Tidak suka mengadu domba sesama
10 Kaiya Ramadhani. S 7 8 7 7 7 7 7 71 B teman.
11 Maziatul Husna 9 9 8 9 9 9 8 87 A 7. A7 = Tidak melakukan ghibah ketika
12 M. Fabiano Bayhaqi 8 8 8 8 7 8 7 77 B pelajaran sedang berlangsung 50.
13 M. Ramadhan 7 8 7 7 7 7 7 71 B
14 Nadhirah 9 9 9 9 9 9 7 87 A Standar Penilaian :
15 Nairah 9 9 9 9 9 9 7 87 A 1. Jika peserta didik memperoleh skor total 80
16 Nazwa Diaz Pratiwi 9 9 8 9 9 9 8 87 A – 90 ditetapkan sangat baik (A)
17 Qonita Aghniya. A 9 9 8 9 9 9 8 87 A 2. Jika peserta didik memperoleh skor total 70
18 Rafifa Aisha Mahera 9 9 9 9 9 9 7 87 A - 79 ditetapkan memuaskan (B)
19 Rahja Yuda 8 8 8 8 7 8 7 77 B 3. Jika peserta didik memperoleh skor total 40
20 Rahman Athaya D 7 8 7 7 7 7 7 71 B – 69 ditetapkan menunjukkan kemajuan
21 Rehana Ayu Fakheera 9 9 8 9 9 9 8 87 A (C)
22 Revi Rizky Wijaya. K 8 8 7 7 7 7 7 72 B
23 Savinatun Najah 9 9 8 9 9 9 8 87 A

50
Al-Ghazali.
149

Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II

Tabel 4. 27 Data Nilai Penilaian Pengetahuan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II
150

Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II

Tabel 4. 28 Penilaian Keterampilan Akhlak Mulia Peserta didik Materi Hak Dan Kewajiban Siklus II
Pengerjaan Hasil
Perencanaan Skor Tafsiran
No Nama Proyek Proyek
total
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A B C D
1 A. Sholahuddin √ √ √ 8 √
2 Andika Putra Yenda. P √ √ √ 11 √
3 Anisyah Aprilia √ √ √ 8 √
4 Annida Nur`aini √ √ √ 10 √
5 Aura Nabilla Putri √ √ √ 9 √
6 Chelsea Bunga. S √ √ √ 12 √
7 Fahrul Nur Reza √ √ √ 11 √
8 Habibi Zakir √ √ √ 11 √
9 Haura Ghaneyya. H √ √ √ 8 √
10 Kaiya Ramadhani. S √ √ √ 11 √
11 Maziatul Husna √ √ √ 12 √
12 M. Fabiano Bayhaqi √ √ √ 11 √
13 M. Ramadhan √ √ √ 8 √
14 Nadhirah √ √ √ 11 √
15 Nairah √ √ √ 11 √
16 Nazwa Diaz Pratiwi √ √ √ 8 √
17 Qonita Aghniya. A √ √ √ 12 √
18 Rafifa Aisha Mahera √ √ √ 11 √
19 Rahja Yuda √ √ √ 8 √
20 Rahman Athaya D √ √ √ 8 √
21 Rehana Ayu Fakheera √ √ √ 12 √
22 Revi Rizky Wijaya. K √ √ √ 8 √
23 Savinatun Najah √ √ √ 8 √

Standar Penilaian :
1. Jika peserta didik memperoleh skor total 9 – 12 ditetapkan sangat baik (A)
2. Jika peserta didik memperoleh skor total 6 – 8 ditetapkan memuaskan (B)
3. Jika peserta didik memperoleh skor total 5–8 ditetapkan menunjukkan kemajuan (C)
4. Jika peserta didik memperoleh skor total 0–4 ditetapkan memerlukan perbaikan (D)
Pengamatan penilaian keterampilan pada proyek penelitian diluar kelas mengalami peningkatan yang baik,
dilihat dari perolehan peserta didik yang memiliki nilai A (sangat baik) yaitu sebanyak 14 peserta didik, yang
memperoleh nilai B (memuaskan) yaitu sebanyak 9 orang peserta didik. Dengan demikian peserta didik
melakukan penelitian dengan menggunakan model Project Based Learning dalam siklus II dapat dikatakan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 4 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 Surat Validasi Instrumen
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Dokumentasi Kegiatan

KEGIATAN-KEGIATAN PENELITIAN
gambar 1. 4 perencanaann siklus 1
gambar 1. 7 pelaksanaan siklus 2

gambar 1. 5 perencanaann siklus 2 gambar 1. 8 observasi siklus 1

gambar 1. 6 pelaksanaan siklus 1 gambar 1. 9 observasi siklus 2


gambar 1. 10 refleksi siklus 1 gambar 1. 11 refleksi siklus 2
Gambar LKPD dan Hasil Belajar Peserta didik Siklus I

a
Kegiatan – Kegiatan

MIS Nurul Huda tampak dari depan

Foto Bersama Kepala Madrasah Dan Dewan Guru


RIWAYAT HIDUP

Murni Rachmania, penulis skripsi ini dilahirkan di Jakarta, pada hari


Kamis sore tepatnya tanggal 05 Oktober 2000. Penulis merupakan
anak perempuan pertama dari dua bersaudara. Peneliti memulai
pendidikannya pada tahun 2004 - 2006 di TK Islam Sa’adatuddarain,
lalu melanjutkan pendidikan dasarnya di SDN Kemanggisan 10 Pagi
sejak 2006 – 2012. Lulus dari SD, penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertamanya di MTsN 35 Jakarta di 2012 – 2015 dan
pendidikan menengah atas di MAN 22 Jakarta di tahun 2015 – 2018. Hingga akhirnya penulis
lulus seleksi jalur SPAN-PTKIN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menempuh studi strata
satu pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (2018-2022). Selain mengikuti pendidikan formal di dalam kelas, penulis juga aktif ikut
serta dalam mengikuti beberapa organisasi eksternal kampus, diantaranya Forum Komunikasi
Mahasiswa Betawi (FKMB). Selain organisasi primordial, penulis juga berperan aktif dalam
komunitas sosial lainnya yaitu Teman Antusias sebagai anggota divisi Partnership. Dengan
ketekunan, kesabaran, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil
menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas akhir skripsi ini
mampu memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar khususnya dunia pendidikan.
Terakhir, besar harapan penulis bahwa tugas akhir ini bukanlah hanya menjadi penutup dari
riwayat pendidikan strata satu penulis, melainkan sebagai pintu gerbang untuk melanjutkan studi
yang lebih tinggi lagi, aamiin.

Anda mungkin juga menyukai