Anda di halaman 1dari 186

PEMBINAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MELALUI


MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SMA
DI KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

MUHAMMAD RASYID RIDHO

NIM 11180182000070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1444 H / 2022 M
ABSTRAK
Muhammad Rasyid Ridho (11180182000070), Pembinaan Kompetensi
Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) SMA di Kota Tangerang Selatan. Skripsi Porogram
strata satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan kompetensi
pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi,
wawancara terbuka dan wawancara tertutup (kuesioner) serta studi dokumentasi.
Kemudian data yang telah didapatkan dilakukan pengecekan menggunakan
triangulasi baik narasumber, waktu dan tempat penelitian.
Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bentuk pembinaan MGMP PAI
yaitu melalui kegiatan inti dan kegiatan pengembangan. (1) Kegiatan inti meliputi
: Sosialisasi Implementasi K13, Sosialisasi Landasan Hukum (Permendikbud)
terkait profesi guru, Analisis Kurikulum (bedah SKL), Diskusi permasalahan
pembelajaran. Kegiatan pengembangan meliputi : Pembuatan video Pembelajaran,
Pembuatan RPP 1 lembar, Pembuatan media pembelajaran, Penyusunan Karya
Ilmiah, Seminar, Pelatihan ICT dan Lesson Study. (2) Memberikan kesempatan
kepada anggota MGMP PAI/Guru PAI untuk meningkatkan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik melalui kegiatan MGMP. (3) Kompetensi pedagogik guru
PAI SMA Kota Tangerang Selatan berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan
tergolong baik dan mengalami peningkatan melaui kegiatan MGMP.

Kata Kunci : Pembinaan, Kompetensi Pedagogik, MGMP

i
ABSTRACT
Muhammad Rasyid Ridho (11180182000070), Pedagogical Competence
Development for Islamic Religious Education Teachers (PAI) through the
High School Subject Teacher Consultation (MGMP) in South Tangerang City.
Thesis of undergraduate program (S1) Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the development of the pedagogic competence
of Islamic Religious Education (PAI) teachers through the Subject Teachers'
Consultation (MGMP). The research method used is descriptive qualitative. Data
collection techniques used in this study were observation, open interviews and
closed interviews (questionnaires) and study documentation. Then the data that has
been obtained is checked using triangulation both sources, time and place of
research.
The results of this study describe the form of PAI MGMP development,
namely through core activities and development activities. (1) Core activities
include: Socialization of K13 Implementation, Socialization of the Legal Basis
(Permendikbud) related to the teaching profession, Curriculum Analysis (SKL
surgery), Discussion of Learning Problems. Development Activities include:
making learning videos, making 1 sheet lesson plans, making learning media,
compiling scientific papers, seminars, ICT training and lesson study. (2) Provide
opportunities for PAI MGMP members/PAI teachers to improve competence,
especially pedagogic competence through MGMP activities. (3) The pedagogic
competence of PAI teachers in South Tangerang City Senior High School based on
the research results can be said to be classified as good and has increased through
MGMP activities.

Keywords: Coaching, Pedagogic Competence, MGMP

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. atas segala rahmat, hidayah dan kenikmatan-
Nya yang tiada akhir. Syukur Alhamdulillah penulis masih diberikan kesehatan dan
rezeki, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai pemenuhan syarat
memperoleh gelar sarjana pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabiullah Muhammad
SAW. berserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Atas izin Allah dan ikhtiar yang maksimal penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA di Kota
Tangerang Selatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempuraan dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan. Kendati penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan serta
menjadi penelitian yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian berikutnya.

Proses pembuatan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa
adanya support dan do’a dari orang-orang yang terus memberikan dukungan
kepada penulis. Izinkan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua yang telah menjadi bagian dalam
perjalanan penulis menyusun skripsi ini, diantaranya :

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Jakarta.
3. Dr. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan FITK
UIN Jakarta serta selaku Dosen Pembimbing I, yang sudah meluangkan waktu,
tenaga serta pemikirannya didalam kesibukannya menjadi ketua prodi MP
sekaligus dosen pembimbing skripsi. Tidak ada kata yang bisa penulis ucapkan
selain Alhamdulillah dan terimakasih yang sebesarnya kepada beliau yang

iii
selalu sabar menemani, membimbing, mengarahkan, mensupport, mendoakan
serta memberikan solusi terbaik kepada penulis di setiap proses pembuatan
skripsi hingga penulis dapat menyelesaikannya. Semoga beliau sehat selalu dan
di panjangkan umurnya agar dapat terus dapat memberikan kontribusi, support
dan ilmunya pada prodi Manajemen Pendidikan.
4. Dr. Nurrochim MM. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran dan
support pada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga beliau sehat selalu
dan dapat terus memberikan ilmu yang bermanfaat, khususnya untuk Prodi
Manajemen Pendidikan.
5. Dr. H. Marzuki, M.Ag. Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
membimbing penulis dalam menjalankan perkuliahan.
6. Dr. Raswan M.Pd. Sekretaris prodi Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan arahan pada prodi Manajemen Pendidikan.
7. Seluruh dosen dan staff prodi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,
memberikan ilmunya, membimbing serta memberikan pelayanan terbaik
kepada seluruh mahasiswa Manajemen Pendidikan.
8. Bapak Nurhadi S.Pd, MM. selaku Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota
Tangerang Selatan Periode 2018-2022 yang sudah memberikan izin dan
meluangkan waktunya untuk penulis dalam mendapatkan data MGMP PAI,
sehingga mempermudah untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Junaedi, S.Ag & Bapak Samsul Bahri, S.Pd.I selaku Sekretaris MGMP
PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan, Bapak Sarwa M.Ag. selaku
Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis
untuk mendapatkan data terkait MGMP.
10. Guru PAI SMA dan SMK Kota Tangerang Selatan selaku anggota MGMP
yang sudah membantu penulis dengan berpartisipasi mengisi kuesioner.
11. Perpustakaan UIN Jakarta, Perstakaan Nasional RI, Perpustakaan FITK UIN
Jakarta yang telah mengizinkan penulis mencari bahan pustaka dan
menghabiskan waktu menulis skripsi ini hingga selesai.
12. Kedua orang tua kandung penulis yang sangat dicintai, Bapak Murdih dan
(Alm) Ibu Nur Ayanih, yang selalu mensupport, mendo’akan, memberikan

iv
semangat baik materil maupun moril. Walaupun penulis belum pernah melihat
wajah Ibu tetapi penulis yakin dengan selesainya skripsi ini pasti Ibu bangga
dan bahagia. Semoga almarhumah Ibu berada di Jannahnya Allah Ta’ala. Dan
semoga Allah memberikan kesehatan selalu kepada Bapak tercinta.
13. Kakak kandung penulis, Mardiyan, Dedi Wahyudi, Deden Darmawan dan Dina
Hidayati yang selalu memberikan semangat, perhatian, rasa kasih sayang serta
materil kepada adiknya ini, sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar
dan terselesaikan.
14. Ibu Nurhayati Mihad selaku bibi dan Ibu kandung bagi penulis yang mengasuh,
merawat dan membesarkan penulis hingga tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Alhamdulillah penulis dapat menjadi sarjana tidak lepas dari peran seorang Ibu
yang selalu mensupport, mendo’akan serta memberikan rasa kasih sayangnya
yang tidak pernah putus. Semoga Allah memberikan kesehatan selalu kepada
Ibu serta umur panjang yang bermanfaat.
15. Seluruh keluarga besar Amil Nasir dan H. Daud. Terutama Suryati (Ummi)
yang selalu memberikan support kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Dan juga kepada Bahruddin Al-Fajar yang sudah memberikan bantuannya
dan saran kepada penulis.
16. Sahabat-sahabatku yang selalu membersamai, menjadi tempat bertukar cerita
selama masa perkuliahan, menjadi telinga, sandaran dan penyemangat ketika
dilema menghadapi skripsi menerjang, Eko Andrian, Rezha Firmansyah, Fariz
Lutfian, Arif Billah. Dan juga kepada Soni Anugrah sahabat yang menjadi
penyemangat peneliti dalam bertukar cerita serta pengalaman.
17. Terimakasih kepada, Putri Rahayu, Dwi Al-Fauzan, Rahma Arvina, Zahidaah,
Rafa Tasya, Fitria Latukau, Awatif, Tania, Syifa, Listria dan Mira Herawati
yang telah membersamai, memberikan bantuan serta semangat kepada penulis
dalam menulis skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan.
18. Terimakasih kepada teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2018 yang
telah membersamai selama masa perkuliahan.

v
19. Terimakasih kepada Kopi Item Liwa Lampung di kosan yang selalu menemani
mengerjakan skripsi ini dengan rasa pahitnya yang pekat membuat mata
penulis melek hingga larut malam.
20. Terimakasih kepada Dell Precision M4500 laptop yang selalu setia menemani
menulis skripsi baik dalam keadaan semangat maupun galau, serta sudah
membantu mencari berbagai bahan pustaka. Walaupun bobotnya berat,
batrainya bocor dan lcdnya bergaris tetapi M4500 masih tangguh dan mampu
bertahan hingga skripsi ini selesai.
21. Kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, memotivasi dan mendukung
yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu, penulis sangat
berterimakasih dan sangat bersyukur karena Alhamdulillah skripsi ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tidak ada kesempurna dalam skripsi ini dan masih
banyak yang perlu mendapatkan perhatian dalam setiap penulisannya. Oleh karena
itu, penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang sifatya membangun.
Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang
memanfaatkannya. Amiin Yaa Robbal Alaamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang Selatan, Agustus 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 9

A. Kompetensi Pedagogik................................................................................. 9

1. Definisi Kompetensi Pedagogik ............................................................... 9

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik ................................................. 12

3. Pembinaan Kompetensi Pedagogik ........................................................ 30

B. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ............................................. 36

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 50

D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 55

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 55

vii
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 55

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 56

D. Instrumen Penelitian................................................................................... 58

E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 61

F. Pemeriksaan Keabsahaan Data .................................................................. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 64

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 64

1. Sejarah MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan .................... 64

2. Struktur Kepengurusan Organisasi MGMP............................................ 65

3. Keanggotaan MGMP PAI SMA ............................................................. 67

4. Motto, Visi, Misi dan Tujuan MGMP .................................................... 68

5. Program Kerja MGMP ........................................................................... 69

6. Sumber Daya Manusia MGMP .............................................................. 73

7. Saran dan Prasaran MGMP .................................................................... 74

8. Pembiayaan MGMP ............................................................................... 75

B. Pembinaan Kompetensi Pedagogik ............................................................ 76

1. Perencanaan Program Pembinaan .......................................................... 76

2. Pelaksanaan Program Pembinaan ........................................................... 78

3. Manfaat Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Pedagogik ................ 90

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 96

A. Kesimpulan ................................................................................................ 96

B. Saran ........................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................. 103

TENTANG PENULIS....................................................................................... 168

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 50

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 55

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara ........................................................................... 59

Tabel 3.3 Instrumen Pengamatan .......................................................................... 60

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Manfaat Kegiatan MGMP .......................................... 91

Tabel 4.2 Kriteria Interpetasi Skor Kompetensi Pedagogik .................................. 92

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMA .................... 92

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Rapat MGMP PAI dengan Ketua Prodi PAI FITK UIN Jakarta ...... 77

Gambar 4.2 Kegiatan Implementasi Kurikulum Meredeka Belajar ...................... 83

Gambar 4.3 Surat Undangan Workshop Impelementasi Kurikulum Merdeka


Belajar ................................................................................................................... 85

Grafik 4.1 Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA......................... 86

Grafik 4.2 Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA......................... 87

Grafik 4.3 Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA......................... 88

x
DAFTAR LAMPIRAN
_Toc115892442Lampiran 1 Hasil Wawancara Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota
Tangerang Selatan Periode 2018-2022 pada 23 Mei 2022 ................................. 104

Lampiran 2 Hasil Wawancara Sekretaris I MGMP PAI SMA/SMK Kota


Tangerang Selatan pada 30 Mei 2022 ................................................................. 109

Lampiran 3 Hasil Wawancara Sekretaris II MGMP PAI SMA/SMK Kota


Tangerang Selatan pada 28 Juni 2022................................................................. 115

Lampiran 4 Hasil Wawancara Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan pada
14 Juni 2022 ........................................................................................................ 120

Lampiran 5 Hasil Wawancara Tertutup/Kuesioner Guru PAI Kota Tangerang


Selatan pada Agustus 2022 ................................................................................. 122

Lampiran 6 Surat Penyebaran Kuesioner Penelitian ........................................... 132

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian kepada Pengurus MGMP PAI ........................ 133

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian untuk Pengawas PAI Kota Tangerang Selatan134

Lampiran 9 Surat Keputusan Kemenag Kota Tangerang Selatan tentang Struktur


Organisasi MGMP PAI SMA/SMK Periode 2018-2022 .................................... 135

Lampiran 10 Program Kerja MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan


Periode 2018 -2021 ............................................................................................. 138

Lampiran 11 Nama dan Asal Sekolah Guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan 142

Lampiran 12 Foto Rapat Pengurus MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang


Selatan ................................................................................................................. 145

Lampiran 13 Foto Kegiatan Workshop Impelemntasi Kurikulum Merdeka Guru


PAI SMA/SMK pada 6 & 13 Agustus 2022 ....................................................... 146

Lampiran 14 Foto Kegiatan Workshop Teknis Pembuatan, Penyusunan, Perakitan


Soal HOTS PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 2 November 2019 . 147

Lampiran 15 Foto Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Guru PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 24 Agustus 2019 ............. 148

xi
Lampiran 16 Foto Wawancara bersama Pengurus MGMP PAI ......................... 149

Lampiran 17 Foto bersama Anggota MGMP PAI .............................................. 150

Lampiran 18 Rundown Kegiatan Lomba Pentas PAI SMA/SMK Kota Tangerang


Selatan Tahun Pelajaran 2018-2019.................................................................... 151

Lampiran 19 Surat Undangan Kegiatan Workshop Merdeka Belajar pada 11


Februari 2020 ...................................................................................................... 152

Lampiran 20 Surat Undangan Kegiatan Workshop Pembelajaran Jarak Jauh


Mudah dan Menyenangkan pada 13 Agustus 2020 ............................................ 153

Lampiran 21 Surat Undangan Kegiatan Sharing dan Pembinaan Pembimbing


ROHIS pada 25 Januari 2021.............................................................................. 154

Lampiran 22 Surat Undangan Kegiatan Sosialisasi dan Digitalisasi soal US PAI


pada 9 Maret 2021 ............................................................................................... 155

Lampiran 23 Surat Undangan Kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum


Merdeka pada 6 & 13 Agustus 2022 ................................................................... 156

Lampiran 24 Materi Kegiatan Workshop PJJ Mudah dan Menyenangkan Guru


PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 13 Agustus 2020....................... 157

Lampiran 25 Absensi Kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka .................. 158

Lampiran 26 Absensi Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


............................................................................................................................. 161

Lampiran 27 Lembar Pengesahan Refrensi ........................................................ 163

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu pilar dan modal utama dalam
mengantisipasi sekaligus menyongsong masa depan, karena pendidikan selalu
diorientasikan untuk mengembangkan sumber daya peserta didik agar dapat
diarahkan pada kebutuhan manusia serta berperan di masa yang akan datang.1
Pembangunan suatu negara di sektor apapun terutama pada sektor pendidikan akan
menjadi lebih baik jika berfokus pada kebutuhan sumber daya manusia. Dengan
adanya SDM yang berkualitas diharapkan mampu mewujudkan pembangunan
nasional. Hal ini terpatri dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan agar potensi peserta didik
berkembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi pada abad ke-21


memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia
berada di tengah-tengah dunia terbuka sehingga semua orang bebas
membandingkan kehidupan dengan negara lain. Seperti yang dirasakan sekarang
yaitu adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Hasil tersebut diperoleh
setelah membandingkan dengan negara lain.3 Oleh karena itu, untuk dapat mengejar
ketertinggalan mutu tersebut diperlukan SDM yang berkualitas agar tidak kalah
bersaing dengan SDM negara lain demi terwujudnya pendidikan yang bermutu.

1
Teguh Prasetyo dkk, Profesi Keguruan, (Jawa Barat : Wade Group, 2018), Cet. I, hlm 1.
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II, Pasal 3.
3
Amos dan Grace Amialia A. Neolaka, Landasan Pendidikan (Dasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hisisdup), (Depok : Kencana, 2017), Cet. I, hlm 357-358.

1
2

Pemerintah terus menerus melakukan upaya perbaikan agar terwujudnya


kualitas pendidikan. Bahkan pihak swasta dan masyarakat pun ikut andil dalam
mendorong terjadinya peningkatan kualitas pendidikan. Masyarakat khususnya
orang tua yang mengerti pentingnya pendidikan berusaha mencari sekolah terbaik
bagi anak mereka agar mendapatkan fasilitas pendidikan yang terbaik.
Sebagaimana penjelasan dalam UU No. 20/2003 Bab IV Pasal 5 tentang Hak dan
Kewajiban Warga Negara yaitu, setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.4 Undang-undang tersebut
mengamanatkan negara harus hadir membangun serta memberikan fasilitas
pendidikan kepada setiap warga negara demi mewujudkan kehidupan bangsa yang
berkualitas.

Kendati demikian, hasil penilaian dari Programme for International Student


Assessment (PISA) yang dirilis tahun 2019 menempatkan Indonesia di urutan ke 74
dari 79 negara dalam hal membaca, sains dan matematika.5 Selain itu, hasil survei
Rythia Afkar (Peneliti Bank Dunia), mengutip dari CNN Indonesia bahwa pada
tahun 2020 memperlihatkan pandemi Covid-19 yang terjadi selama satu setengah
tahun terakhir di Indonesia menyebabkan efektivitas belajar peserta didik hanya
mencapai 40 persen. Dalam penelitian itu juga disebutkan rendahnya kualitas guru
pada aspek kompetensi dan kemampuan mengajar.6 Kedua hasil tersebut
mengindikasikan bahwa kinerja guru (job performance) di Indonesia masih rendah.
Apabila kinerja guru rendah maka akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar
peserta didik dan sebaliknya jika kinerja itu tinggi maka pencapaian hasil belajar
peserta didik akan tinggi pula.7 Oleh sebab itu, kinerja guru menjadi faktor penting
guna menyokong keberhasilan pendidikan yang berkualitas.

4
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Hak dan Kewajiban
Warga Negara, Bab IV, Pasal 5.
5
Programme for International Student Assessment (PISA) Results from PISA 2018,
(Country Note, OECD Volumes I-III, 2019), hlm 1.
6
CNN Indonesia, Ahli World Bank Nilai Kualitas Guru di Indonesia Masih Rendah,
(Website CNN Indonesia : www.cnnindonesia.com, 2021) diakses pada 16 Januari 2022.
7
Iskandar Agung, dkk, Kompetensi Pedagogik Guru Refleksi Kritis dan Pemikiran
Alternatif, (Jakarta : Edu Pustaka, 2017), Cet. I, hlm 19.
3

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas guru, yakni internal dan
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri guru, tetapi mempunyai pengaruh
kuat dalam mempengaruhi kinerja guru. Yang tercakup sebagai faktor internal,
antara lain: motivasi, dorongan hati, pengetahuan dan penguasaan keilmuan,
kemampuan dan keterampilan mengajar, kompetensi dan profesionalisme kerja. Di
samping itu ada pula faktor eksternal, meski berada dan berasal di luar diri guru,
tetapi dapat menstimulasi diri guru dalam mewujudkan tinggi rendahnya kinerja.
Yang termasuk faktor eksternal, antara lain: kebijakan/peraturan, kepemimpinan
budaya organisasi sekolah, sarana dan prasarana, buku perpustakaan dan faktor
eksternal lainnya.8

Faktor utama yang mempengaruhi job performance guru salah satunya


adalah kompetensi. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang No. 14
tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 tentang Guru bahwa kompetensi yaitu seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.9 Menyadari pentingnya
kompetensi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
74 tahun 2008 tentang Guru yang mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.10
Peraturan Pemerintah tersebut sebagai bentuk persyaratan menjadi seorang guru
wajib berkualifikasi, sehat jasmani rohani dan memiliki kompetensi. Selanjutnya
masih pada undang-undang yang sama pada Bab IV Pasal 10 disebutkan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik.11

8
Loc. Cit.
9
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I
Pasal 1 ayat 10.
10
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Bab II
Pasal 2.
11
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
IV Pasal 10 ayat 1.
4

Dari keempat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik memegang


peranan penting karena menyangkut kemampuan yang harus dimiliki guru,
terutama berkaitan dengan kecakapan-kecakapan guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendidik, yaitu mengajar.

Selain kompetensi, seorang tenaga pendidik juga harus memiliki kualifikasi


akademik agar tenaga pendidik (guru) menjadi bermutu dan ideal. Adapun
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik ditegaskan bahwa “Setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik yang berlaku secara nasional”. Standar
kualifikasi akademik bagi guru PAUD/TK/RA/SD/MI, yaitu harus lulusan diploma
empat atau sarjana dalam bidang pendidikan yang sesuai. Misalnya, untuk menjadi
guru PAUD harus lulusan pendidikan PAUD atau psikologi sama halnya dengan
SD/MI harus lulusan bidang pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Sedangkan bagi SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK, yaitu wajib memiliki
kualifikasi akademik D-IV atau S1 dengan program studi sesuai mata pelajaran
yang diperoleh/diampu dari prodi yang terakreditasi.12

Permendiknas tersebut menjelaskan untuk menjadi seorang guru


SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK tidak diharuskan bagi lulusan sarjana
kependidikan tetapi dapat berasal dari sarjana non-kependidikan. Misalnya, lulusan
Bahasa dan Sastra Inggris dapat menjadi guru Bahasa Inggris, lulusan Al-Qur’an
Hadits dapat menjadi guru PAI dan lulusan non-kependidikan lainnya dapat
menjadi guru pada bidang studi yang sesuai. Artinya, semua dapat melamar menjadi
guru dan bahkan kini sudah banyak sarjana non-kependidikan yang mengajar sesuai
dengan latar pendidikannya tetapi tidak memiliki kemampuan mengajar. Maka,
terdiagnosa banyak guru yang belum memiliki komptensi pedagogik, karena
kompetensi pedagogik hanya diperoleh melalui proses pendidikan dan
pengembangan diri.

12
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Pasal 1 ayat 1.
5

Permasalahan kompetensi pedagogik hampir merata di seluruh Indonesia,


termasuk di Kota Tangerang Selatan. Karena faktanya masih terdapat guru yang
tidak sesuai disiplin ilmu yang dimiliki dengan bidang atau materi yang diajarkan.
Masih banyak terdapat guru di sekolah-sekolah yang mengajar pada mata pelajaran
bukan bidang studi yang telah dipelajari sebelumnya.13 Salah satu penyebabnya
adalah keinginan guru untuk mengembangkan diri menambah pengetahuan dan
kompetensi dalam mengajar masih rendah serta guru merasa ilmunya sudah cukup,
yaitu hanya mengajar di dalam kelas.14

Kurangnya kesadaran guru untuk terus belajar mengakibatkan kompetensi


guru di Indonesia, khususnya Kota Tangerang Selatan belum kompeten.
Sebagaimana hasil dari Ujian Kompetensi Guru (UKG) pada 2019 oleh Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) menampilkan hasil kompetensi pedagogik
guru di Kota Tangerang Selatan yakni dengan skor 56.27.15 Walaupun hasil tersebut
terbilang tinggi se-Banten jika membandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Banten. Akan tetapi, hasil rilis tersebut dapat dikatakan bahwa kompetensi
pedagogik guru di Kota Tangerang Selatan masih terbilang rendah.

Kompetensi pedagogik jelas perlu diperhatikan dengan serius melalui upaya


semua pihak yang bersinergi membangun pendidikan berkualitas. Berbagai usaha
terus dilakukan guna membina guru dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengajar. Upaya pembinaan kompetensi pedagogik dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti pelatihan/diklat, pembinaan oleh kepala sekolah,
pengawas sekolah dan melalui organisasi profesi seperti Kelompok Kerja Guru
(KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Berkaitan dengan upaya pembinaan kompetensi guru, MGMP menjadi


media komunikasi dan berinteraksi antarguru yang strategis. MGMP merupakan

13
Muhammad Alif Istygfarlana, Rendahnya Kompetensi Guru Menjadi Permasalahan
Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Pandang Sosiologi, (Website Kompasiana :
www.kompasiana.com, 2020), diakses pada 19 Januari 2022.
14
Loc., Cit.
15
Denis Asria, Kompetensi Guru Peringkat 6 se-Banten, Ini Upaya Dindik Kabupaten
Tangerang, (Website KabarBanten.com : https ://kabarbanten.pikiran-rakyat.com, 2021) diakses
pada 22 Januari 2022.
6

wadah bagi guru mata pelajaran sejenis dengan jenjang pendidikan menengah
(SMP, SMA/SMK) baik negeri maupun swasta di kabupaten/kota. MGMP menjadi
ajang bagi para guru untuk memperdebatkan kurikulum, bertukar informasi,
jaringan komunikasi dan berdiskusi mata pelajaran. Serta berbagi pengalaman
sesama guru terkait pengembangan profesionalitas dan kompetensi yaitu
kompetensi kepribadian, sosial serta kompetensi pedagogik. Melalui upaya MGMP
diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan teknis dalam mengelola
pembelajaran secara bertanggungjawab, memahami wawasan kependidikan dan
mampu beradaptasi terhadap perubahan kebijakan pendidikan sehingga menjadi
guru yang berkualitas.

Kendati beragam sumber belajar dan pelatihan yang dilaksanakan dan


disediakan oleh dan bagi guru seperti MGMP tidak akan memiliki makna bagi
pengembangan kompetensi guru jika guru tidak memiliki jiwa pembelajar.16
Sebaliknya, MGMP dikatakan berkontribusi jika di setiap kegiatan mendapat
respon aktif dan dimanfaatkan para guru.

Salah satu MGMP yang aktif membina guru dalam mengembangkan


kompetensi adalah MGMP Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA/SMK di Kota
Tangerang Selatan. Nurhadi selaku ketua menjelaskan bahwa MGMP berperan
dalam membantu guru mengembangkan kompetensi serta membantu guru untuk
dapat terus belajar dan meningkatkan kemampuannya.17 Hal ini juga ditunjukkan
dengan banyaknya kegiatan yang dibuat dalam Program Kerja MGMP PAI.

Namun, kenyataanya masih terdapat beberapa permasalahan dalam MGMP


PAI. Zainal sebagai salah satu pengurus koodinator wilayah mengatakan bahwa
kendala yang terjadi adalah kesulitan menentukan waktu kegiatan, karena para guru
PAI sendiri yang memiliki jam mengajar berbeda-beda antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya.18 Selain permasalahan waktu, salah satu anggota MGMP PAI yaitu

16
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan : Teori, Kebijakan dan Praktik, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2015), hlm 172.
17
Nurhadi, Wawancara... Yayasan Almubarak : SMK Bintang Nusantara Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 22 September 2021/ pukul 10.30 WIB).
18
Zainal, Wawancara... SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, (Senin, 14 September
2021/pukul 13.45 WIB).
7

Rohayah menjelaskan bahwa dana menjadi persoalan dalam melaksanakan


kegiatan, jika kurangnya dana yang dimiliki menyebabkan kegiatan MGMP akan
sulit untuk terlaksana. Dana MGMP PAI berupa iuran kolektif dari anggota yaitu
guru PAI SMA dan SMK di Kota Tangerang Selatan yang ikut aktif menyumbang
demi terselenggarakannya kegiatan MGMP PAI.19

Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan membuat peneliti tertarik


mengangkat masalah terkait dengan pembinaan yang dilakukan MGMP PAI serta
apa saja benefit yang diperoleh guru dalam mengikuti kegiatan MGMP PAI Kota
Tangerang Selatan. Permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk mengkaji
lebih jauh melalui sebuah penelitian yang berjudul “Pembinaan Kompetensi
Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) SMA di Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah yang terjadi, sebagai berikut:
1. Masih rendahnya guru Pendidikan Agama Islam dalam memahami kompetensi
pedagogik.
2. Terdapat guru PAI yang belum mampu berperan aktif mengikuti program
MGMP.
3. Terdapat sebagian guru PAI yang belum memanfaatkan MGMP secara
optimal.
4. Masih terdapat program MGMP yang belum ideal dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik.
5. Pengelolaan MGMP PAI yang belum berjalan secara optimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diketahui banyak permasalahan
yang berkaitan dengan MGMP PAI baik pada aspek pemanfaatan guru maupun
pada pengelolaan MGMP itu sendiri. Namun, mengingat keterbatasan peneliti

19
Rohayah, Wawancara... SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan, (Kamis, 6 Januari
2022/ pukul 11.24 WIB).
8

dalam hal waktu dan biaya, maka penelitian ini berfokus pada kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA di Kota Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi,
selanjutnya peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi:
“Bagaimana Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA di Kota Tangerang
Selatan ?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui dan mengkaji Pembinaan Kompetensi
Pedagogik Guru PAI melalui MGMP SMA di Kota Tangerang Selatan.

F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang di atas, maka penelitian ini memiliki
beberapa kegunaan diantaranya :
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini dapat berguna menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
mengenai pemberdayaan guru melalui MGMP.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan rujukan dan sumber
informasi ilmiah bagi peneliti yang selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru PAI, sebagai bahan referensi guru PAI agar terus
mengembangkan kompetensi pedagogik melalui kegiatan MGMP.
b. Bagi pengurus MGMP PAI, sebagai bahan acuan dalam menyusun
program sehingga MGMP akan lebih baik dalam membantu meningkatkan
kompetensi pedagogik guru PAI.
c. Bagi lembaga, sebagai bahan masukan untuk terus mendukung para guru,
khususnya guru PAI mengenai pembinaan kompetensi pedagogik melalui
MGMP.
d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber untuk
menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah serta menambah
pengetahuan peneliti mengenai pembinaan yang diperoleh berdasarkan
kegiatan MGMP guna meningkatkan kompetensi guru.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogik

1. Definisi Kompetensi Pedagogik


Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya.20 Guru menjadi komponen dalam
proses pendidikan, menjadi guru perlu tanggung jawab besar karena tugas guru
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai komponen penting dalam
pendidikan, guru diharapkan mampu menjadi fasilitator, motivator dan
dinamisator dalam proses belajar peserta didik. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk terus belajar dan mengembangankan kemampuannya dalam dunia
pendidikan.

Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi membimbing, mengoreksi dan


menampilkan attitude (sikap) serta attribute (karakter) yang baik kepada
peserta didik, karena guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar.
Guru yang menyadari profesinya sebagai pendidik akan terus belajar dan
mengembangkan diri, tidak hanya mentransfer ilmu tetapi membangun serta
membentuk nilai-nilai karakter guna mewujudkan peserta didik yang
berakhlak. Maka untuk menjalankan tugasnya tersebut, guru harus memenuhi
syarat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi pedagogik.

Pedagogik secara etimologis berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
“paid” yakni anak dan “agogos” yang berarti membimbing atau memimpin.21
Ki Hajar Dewantara mengartikannya sebagai mengasuh, yaitu mengasuh anak
dalam dunia nilai-nilai.22 Makna dari pedagogik tersebut adalah guru sebagai

20
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2019), Cet. XVI, hlm 37.
21
Daryanto dan Hery Tarno, Pendidikan Orang Dewasa, (Yogyakarta : Penerbit Gava
Media, 2017), Cet I, hlm 21.
22
Abdul Rahman, Urgensi Pedagogik dalam Pembelajaran dan Implikasinya dalam
Pendidikan, (BELAJEA : Jurnal Pendidikan Islam, Vol 3, No 1, 2018), hlm 84.

9
10

pendidik perlu memiliki sifat membimbing dan mengasuh dalam


memanifestasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik.

Daryanto menjelaskan kompetensi pedagogik sebagai salah satu jenis


kompetensi yzang mutlak perlu dikuasai guru, kompetensi pedagogik pada
dasarnya merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kompetensi pedagogik menjadi kompetensi khas, yang membedakan guru
dengan profesi lainnya dan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya.23 Oleh sebab itu, kompetensi pedagogik tidak
dapat diperoleh secara tiba-tiba melainkan melalui upaya belajar secara terus
menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)
maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi
keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.24

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “Kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan
seorang guru dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan
kemampuan melakukan penilaian.25

Langeveld mengatakan bahwa pedagogik (ilmu mendidik) merupakan


suatu ilmu pengetahuan yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui
betapa keadaan atau esensi objek itu (secara deskriptif) melainkan mempelajari
pula bagaimana seharusnya orang bertindak (secara normatif). 26 Penjelasan
Langeveld menekankan pedagogik sebagai suatu disiplin ilmu yang mengkaji
tentang cara mendidik anak.

Selanjutnya, Waini Rasyidin menjelaskan bahwa pedagogik sebagai teori


pendidikan yang ilmiah (atau ilmu mendidik) adalah ilmu pengetahuan tentang

23
Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta : Penerbit Gava
Media, 2015), Cet. I, hlm 85.
24
Loc., Cit.
25
Rina Febriana, Kompetensi Guru, (Jakarta : Bumi Aksara, 2019), Cet. I, hlm 9.
26
Waini Rasyidin, Pedagogik Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), Cet. I, hlm 5.
11

pendidikan sebagai kegiatan mendidik ke arah sasaran dan tujuan yang bersifat
umum bagi anak manusia (anak-anak) yang belum dewasa, berhubung tidak
ada anak yang mungkin mencapai kedewasaan atas usaha sendiri dan/atau
belajar sendiri. Oleh karena itu, ilmu pedagogik lebih fokus pada proses
mendidik terhadap anak yang belum mampu berkembang atas usahanya
sendiri.27 Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pedagogik sebagai
pengetahuan secara menyeluruh yang berhubungan dengan kemampuan
mendidik, mengantarkan peserta didik menuju proses kedewasaan.

Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yaitu guru yang dapat


mengatasi peserta didik, mampu mempertimbangkan materi pembelajaran
yang akan disampaikan baik secara teoritik maupun praktik, menyusun
perangkat pembelajaran dengan baik menggunakan media atau tidak, dapat
membantu kegiatan pembelajaran dan juga dapat memberikan motivasi untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.28 Oleh karena itu, kompetensi
pedagogik menjadi salah satu kompetensi wajib yang perlu dimiliki guru
karena berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran serta
kemampuan guru dalam membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
efektif dan efisien.29

Hal dasar yang menjadi urgensi kompetensi pedagogik adalah UUD 1945,
diamanatkan bahwa sistem pendidikan itu upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah suatu aktivitas
yang mudah, karena itu usahanya sudah harus dimulai sejak dini pada
pendidikan dasar.30

Dari pelbagai penjelasan diatas, secara sederhana kompetensi pedagogik


merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan

27
Ibid., hlm 2.
28
Ratna Sari Wulandari & Wiwin Hendrani, Kompetensi Pedagogik Sekolah Inklusi di
Indonesia (Suatu Pendekatan Systematic Review), (Jurnal Kependidikan : Jurnal Hasil Penelitian
dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, Vol. 7, No. 1, 2021)
hlm 145.
29
Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Dilengkapi Model
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, (Jakarta : Kencana, 2016), Cet. I, hlm 143.
30
Ibid., hlm 56.
12

pengelolaan proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Artinya,


kompetensi pedagogik berkaitan dengan akal sehat dan pengetahuan secara
dinamis yang diperlukan guru dalam mendidik peserta didik.

Guru perlu memahami kompetensi pedagogik secara menyeluruh, karena


kompetensi ini hanya terdapat pada profesi guru dan menjadi ciri khas yang
membedakan dengan profesi lainnya. Kompetensi pedagogik yang dimiliki
guru berguna untuk mewujudkan proses kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas dan ideal. Maka, kompetensi pedagogik menjadi kompetensi utama
bagi guru. Bukan hanya sekedar melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas,
tetapi juga harus mampu mengelola kelas, mengevaluasi serta berkomunikasi
dan mengembangkan potensi peserta didik.

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik


Ruang lingkup kompetensi pedagogik pada dasarnya merupakan capaian
yang harus dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan memahami karakteristik
peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi hasil belajar, dan mengaktualisasikan potensi peserta didik.
Proses pembelajaran mampu berjalan efektif apabila guru merencanakan
kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung dan mengelola pembelajaran
dengan baik.

Sebelum melakukan proses belajar mengajar guru perlu mengetahui


terlebih dahulu karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik serta bagaimana
potensinya sehingga guru dapat adaptif dalam menentukan metode
pembelajaran yang tepat. Tujuannya, agar semua peserta didik dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran.

Diki Somantri menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik terdiri atas :

a. Landasan kependidikan yaitu pemahaman terhadap karakter peserta didik


seperti dari aspek moral, fisik, sosial, spiritual, emosional, kultural serta
semua prinsip-prinsip pembelajaran.
b. Guru harus menguasai silabus atau pengembangan kurikulum yang
berkaitan dengan mata pelajaran.
13

c. Dalam menjalankan pembelajaran guru harus mampu untuk


berkomunikasi secara empatik, efektif, dan santun kepada peserta didik.
d. Dan juga mampu memberikan refleksi serta evaluasi kepada semua peserta
didik.31

Dari penjelasan tersebut maka terdapat empat dimensi kompetensi


pedagogik menurut Diki yaitu kemampuan memahami karakter peserta didik,
kemampuan menguasai silabus atau kurikulum, kemampuan berkomunikasi
dan kemampuan mengevaluasi.

Selanjutnya dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat


3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi :

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,


b. Pemahaman tentang peserta didik,
c. Perkembangan kurikulum atau silabus,
d. Perancangan pembelajaran,
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
f. Evaluasi hasil belajar,
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.32

Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan


Sertifikasi Guru dikemukakan bahwa dalam RPP tentang guru, kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang meliputi :

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan


b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

31
Diki Somantri, Abad 21 Pentingnya Kompetensi Pedagogik Guru, (Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 18, Issue No. 02, 2021), hlm 191.
32
Penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
14

g. Evaluasi hasil belajar (EHB)


h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya33

Sedangkan, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun


2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru telah menggarisbawahi
10 kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru yang terkait dengan standar
kompetensi pedagogis, yakni :

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural,


emosional dan intelektual
b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau
bidang pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi proses untuk kepentingan
pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.34

Kajian tentang aspek pedagogik menyiratkan kompleksitas aspek-aspek


tersebut. Namun, demikian secara umum aspek-aspek tersebut meliput: a)
Pemahaman wawasan kependidikan, b) Pemahaman tentang peserta didik, c)
Pemahaman terhadap perkembangan kurikulum atau sliabus, d) Perancangan
pembelajaran, e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f)
Pemanfaatan teknologi pembelajaran, g) Berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun dengan peserta didik, h) Evaluasi hasil belajar, i)

33
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012) Cet. VI, hlm 75.
34
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru : Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya, (Jakarta : PT Indeks, 2011), Cet. I, hlm 29.
15

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimilikinya. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai aspek-aspek tersebut.

a. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan merupakan hal


mendasar bagi seorang tenaga pendidik. Firdos Mujahidin menyebutkan
bahwa pemahaman kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu:
pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan khusus.
Ilmu kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan,
administrasi pendidikan, ilmu kependidikan ini tidak dengan proses belajar
mengajar. Sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode
mengajar, metode khusus pengajaran materi tertentu, teknik evaluasi,
praktik keguruan dan ilmu pendidikan yang langsung berhubungan dengan
proses belajar mengajar.35 Penjelasan Firdos tersebut dapat diartikan
wawasan kependidikan berisi pengetahuan-pengetahuan umum yang harus
dikuasai guru dan metodologi yang digunakan guru dalam mengajar.
Dimaksudkan untuk guru mengerti bagaimana proses pendidikan
berlangsung.

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan menurut Nasrul


HS, yaitu latar belakang pendidikan yang dimiliki guru sehingga memiliki
keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem
pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru
seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan
subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik
kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah
keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang
diakreditasi pemerintah.36 Artinya, wawasan kependidikan adalah latar

35
Firdos Mujahidin, Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2017), Cet. I, hlm 77.
36
Nasrul HS, Profesi dan Etika Keguruan, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2018), Cet.
III, hlm 42.
16

belakang keilmuan yang dimiliki guru, karena merujuk pada keahlian


secara akademik dan intelektual yang dibuktikan dengan ijazah.

Wajib bagi guru dalam memahami wawasan kependidikan,


sebagaimana Nasrul menyebutkan bahwa wawasan kependidikan berisi
sub komponen atau indikator yang meliputi: (a). Memahami landasan
kependidikan, (b). Memahami kebijakan, (c). Memahami tingkat
perkembangan peserta didik, (d). Memahami pendekatan pembelajaran
sesuai materi, (e). Menerapkan kerjasama dalam memanfaatkan kemajuan
iptek terutama berkaitan ms. word dan excel.37

Dari penjelasan tersebut, wawasan atau landasan kependidikan


menyangkut latar belakang guru, ilmu pengetahuan yang dimiliki
(keilmuan), serta metode (cara) pengajaran yang berhubungan langsung
dengan kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik. Oleh karena itu,
guru perlu menguasai wawasan kependidikan dengan baik agar dapat
menjalankan proses mendidik secara benar.

b. Pemahaman Tentang Peserta Didik

Supaya dapat menjalin hubungan baik dengan peserta didik,


tentunya guru harus memahami karakter mereka terlebih dahulu. Setiap
peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga memerlukan
teknik pendekatan yang spesifik. Salah satu hal yang dapat dilakukan guru
untuk memahami karakter peserta didik menurut Erwin adalah memahami
latar belakangnya, baik keluarga, budaya, agama, kecerdasan dan lain-lain.
Latar belakang peserta didik sangat berpengaruh pada sikap dan
kepribadiannya di sekolah sehingga akan membentuk hubungan kerja
sama dengan guru. Pemahaman terhadap latar belakang peserta didik
secara otomatis akan mempengaruhi bentuk hubungan kerja sama yang
dilakukan.38

37
Ibid., hlm 40.
38
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas, (Yogyakarta : DIVA Press, 2018) Cet.
I, hlm 105.
17

Rina Febriana menjelaskan pemahaman terhadap peserta didik


meliputi berbagai karakteristik, tahap-tahap perkembangan dalam
berbagai aspek dan penerapannya, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
guna mengoptimalkan perkembangan dan pembelajaran. Pemahaman
terhadap karakteristik peserta didik oleh para pendidik menjadi prasyarat
dalam memberikan pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan masing-masing
individu peserta didik.39

Adapun Tasrif, menyebutkan sub kompetensi memahami peserta


didik mencakup indikator esensial sebagai berikut. Pertama, memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, yang mencakup sub-indikator: (a) Mendeskripsikan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif dan (b) Menerapkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif untuk memahami peserta didik. Kedua,
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian yang mencakupi sub-indikator: (a) Mendeskripsikan prinsip-
prinsip kepribadian dan (b) Menerapkan prinsip-prinsip kepribadian untuk
memahami peserta didik. Ketiga, mengidentifikasi bekal ajar awal peserta
didik yang mencakup sub-indikator: (a) Menentukan tingkatan
penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik, (b) Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik, (c) Mengidentifikasi tugas-tugas
perkembangan sosial kultural untuk memahami peserta didik, dan (d)
Mengidentifikasi gaya belajar (visual, auditif dan/atau kinestetik) untuk
memahami peserta didik.40

Dalam memahami peserta didik guru juga perlu mengembangkan


peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, yaitu
pemahaman guru dalam mengoptimalkan segala potensi yang terdapat
pada peserta didik. Muhammad Anwar menyebutkan indikator esensialnya

39
Rina Febriana, Op. Cit., hlm 5.
40
Tasrif, Pendidikan Keguruan : Landasan Kerja Guru Milenial, (Jakarta : Kencana,
2021), Cet. I, hlm 48-49.
18

yakni, memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi


yang dimiliki baik akademik maupun potensi non-akademik.41

Peserta didik dalam pandang teori pendidikan pribadi/personal


mengemukakan bahwa pribadi mempunyai kewenangan dan usaha untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Pembelajaran sangat bergantung
kepada peserta didik itu sendiri dalam rumus belajar peserta didik dapat
belajar untuk belajar dan belajar untuk mengajar juga, yaitu belajar dengan
menguasai seluruh materi pembelajaran terhadap yang lainnya.42 Artinya
setiap peserta didik memiliki kewenangan untuk mengembangkan serta
mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal melalui kegiatan
belajar mengajar.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pemahaman terrhadap


peserta didik menjadi hal yang wajib dilakukan oleh guru. Dengan
memahami latar belakang peserta didik secara menyeluruh, diharapkan
guru dapat adaptif dan tepat dalam memilih metode pembelajar yang akan
digunakan.

c. Perkembangan Kurikulum atau Silabus

Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh


peserta didik untuk mendapat ijazah atau naik kelas. Rina mengemukakan
pengertian atau pemahaman sekitar kurikulum meliputi: a) Kurikulum
berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus
dilakukan dari tahun ke tahun, b) Kurikulum sebagai bahan tertulis untuk
digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, c)
Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri
yang penting dari rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa, d)
Kurikulum sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar,
alat-alat pembelajaran, dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan

41
Muhammad Anwar H.M, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta : Pranadamedia Group,
2018), Cet. I, hlm 47.
42
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 52.
19

digunakan dalam pendidikan, e) Kurikulum sebagai program pendidikan


yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. 43

Penjelasan diatas dapat dipahami bahwa kurikulum mengacu pada


program-program yang telah dibuat untuk diterapkan di sekolah, berisi
mata pelajaran yang perlu dikuasai peserta didik. Seorang tenaga pendidik
wajib untuk memahami apa yang ada dalam kurikulum dan
mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan mata pelajaran yang
dikuasai.

Selanjutnya, Glatthorn mengartikan kurikulum sebagai rencana yang


dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk
dokumen yang mudah ditemukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat
generalisasi yang dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh
pihak yang tidak berkepentingan, dan dapat membawa perubahan tingkah
laku.44 Pendapat Glatthorn tersebut menjelaskan mengenai rencana
pembelajaran yang harus fleksibel guna dapat diperbaiki dan diperbaharui.

Adapun Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka


pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.45

Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses


disebutkan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.46 Artinya, seorang
guru merancang silabus sebagai acuan pembelajaran yang akan diajarkan

43
Rina Febriana, Op. Cit., hlm 138-139.
44
Ibid., hlm 139.
45
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2018), Cet. II, hlm 66.
46
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab III Perencanaan Pembelajaran.
20

sesuai dengan bahan kajian mata pelajaran yang diampu, dengan silabus
yang baik seharusnnya guru dapat menjalankan pembelajaran secara baik
pula.

Indikator perkembangan kurikulum atau silabus menurut Daryanto


dan Tasrial meliputi : (a) Guru dapat menyusun silabus yang susuai dengan
kurikulum, (b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditetapkan, (c) Guru mengikuti urutan materi
pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, (d) Guru
memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
tepat mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta
didik, dapat dilaksanakan dikelas, sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.47

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pemahaman guru mengenai


perkembangan kurikulum dan silabus adalah kemampuan guru dalam
memahami setiap pembaruan yang terjadi pada kurikulum serta
penyusunan silabus secara tepat.

d. Perancangan Pembelajaran

Tugas utama seorang guru adalah melaksanakan kegiatan


pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Untuk melakukan tugas
tersebut tentunya dibutuhkan suatu perencanaan yang matang. Tanpa
perencanaan, kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung efektif dan
mencapai tujuan dengan maksimal. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas, guru diharuskan menyusun perencanaan yang
kesemuanya itu terwujud dalam Program Tahunan (Prota), Program
Semester (Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).48

47
Daryanto dan Tasrial, Op. Cit., hlm 87.
48
Erwin Widiasworo, Op. Cit., hlm 86.
21

Menurut Nasrul, merancang pembelajaran termasuk memahami


landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi:
memahami landasan pendidik, menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.49

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP


yang mengacu pada Standar Isi (SI). Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan perangkat pembelajaran (RPP), penyiapan media
pembelajaran, sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan
pendekatan pembelajaran yang digunakan.50 Serta setiap guru di setiap
satuan pendidikan harus menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut
mengajar seperti guru kelas di SD dan untuk guru mata pelajaran yang
diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Perlu dipahami bahwa RPP merupakan skenario kegiatan


pembelajaran yang akan dilakukan. Di dalam RPP ini tercantum tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sehingga memunculkan langkah-langkah
konkret untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, RPP juga
mencantumkan rencana evaluasi yang ingin dilakukan untuk melihat
sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.51

Nasrul menyebutkan indikator perancangan pembelajaran sebagai


berikut : (a) Memahami landasan pendidikan, (b) Menerapkan teori belajar
dan pembelajaran, (c) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar,
(d) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.52

49
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 40.
50
Rusman, Op. Cit., hlm 65-66.
51
Erwin Widiasworo, Op. Cit., hlm 86.
52
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 40.
22

Dari pejelasan diatas, maka perencanaan pembelajaran berkaitan


dengan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan
memanfaat segala sumber daya yang ada. Sebagaimana penjelasan Nasrul
bahwa semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.53 Artinya,
guru harus mendesain rancangan pembelajaran dengan matang sehingga
segala hal yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar dapat ditangani
dengan baik dan tepat.

e. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu


berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan situasi belajar bagi
peserta didik yang aktif, kreatif serta menyenangkan dengan memberi
ruang yang luas bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi potensi dan
kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

Menurut Rina pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman


konsep dasar pendidikan dan pembelajaran, serta penerapannya dalam
pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.54 Indikator guru
memahami pembelajaran yang mendidik dan dialogis, yakni: a) Guru
mampu membuka pelajaran, b) Mampu mengelola kegiatan belajar
mengajar, c) Mampu berkomunikasi dengan peserta didik, d) Mampu
mengorganisasi kelas dan menggunakan waktu dengan baik, e) Guru
mampu melaksanakan penilaian selama proses dan pada akhir pelajaran,
f) Serta guru mampu menutup pelajaran.55

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik menjadi keharusan


yang dilakukan guru sebagai bentuk memanifestasikan nilai-nilai karakter
kepada peserta didik. Sebagaimana Heri Susanto menjelaskan bahwa

53
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 42.
54
Rina Febriana, Op. Cit., hlm 5.
55
Heri Susanto, Profesi Keguruan, (Banjarmasin : Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), Cet. I, hlm 56.
23

pembelajaran yang mendidik merupakan pembelajaran yang tidak hanya


melatih peserta didik untuk menguasai suatu keterampilan, melainkan juga
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Pembelajaran juga
mengarahkan peserta didik untuk memahami dan mengikuti nilai-nilai
kemanusiaan, kesopanan, kerjasama, keadilan, dan kepedulian,
tanggungjawab, saling menghargai, tolong-menolong, peduli lingkungan,
dan nilai-nilai lain yang akan berkontribusi pada perbaikan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pembelajaran seperti ini merupakan
pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pencapaian kompetensi,
melainkan juga terbentuknya karakter peserta didik. Dengan demikian
pembelajaran yang mendidik sangat penting karena menjadi salah satu
metode dalam pendidikan karakter peserta didik.56

Adapun pembelajaran dialogis merupakan pembelajaran yang


dilakukan dengan mengikutsertakan semua peserta didik melalui interaksi.
Seperti teori behavioristik yang mengartikan belajar adalah perubahan
tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi antara stimulus
(rangsangan) dan response (tanggapan).57 Artinya, pembelajaran dialogis
melibatkan seluruh peserta didik untuk berpartisipasi dan berperan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan berdialog, yaitu pertukaran
informasi antar peserta didik maupun guru serta kesetaraan perbedaan
sebagai bentuk keberagaman pembelajaran yang dialogis.

f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-


learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu
sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik.58 Guru

56
Ibid., hlm 58.
57
Retno Ayu Kusumaningtyas, dkk, Uji Kompetensi Guru, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2018), Cet. I, hlm 17.
58
E. Mulyasa, Standar Kompetensi, Op. Cit., hlm 107.
24

maupun calon guru perlu memahami penggunaan teknologi dan


komunikasi dalam pembelajaran secara efektif sebagai pemahaman
terhadap teknologi.

Mulyasa mengemukakan bahwa teknologi pembelajaran merupakan


sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data,
informasi, materi pembelajaran, dan variasi budaya. Oleh karena itu,
memasuki abad 21, sumber belajar dengan mudah diakses melalui
teknologi informasi, khususnya internet yang didukung oleh komputer.59

Selanjutnya, Sujoko menjelaskan bahwa inovasi pembelajaran


dengan memanfaatkan teknologi seperti komputer dan internet akan
memberikan suasana persepsi yang berbeda dari peserta didik terhadap
pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna dengan memanfaatkan
komputer dan internet. Dengan memanfaatkan teknologi terhadap peserta
didik guru dapat memberikan fleksibilitas, interaktifitas, kecepatan dan
visualisasi dalam proses pembelajaran. Diharapkan guru mampu
memberikan metode pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien serta
menciptakan peserta didik yang menguasai teknologi, kreatif dan
inovatif.60

Dengan semakin luasnya penetrasi teknolgi informasi dan komputer


dalam berbagai segi kehidupan manusia, termasuk dalam latar
pembelajaran, maka guru dituntut untuk melek terhadap teknologi
informasi dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan teknologi komputer ini
untuk memudahkan pembelajaran atau mengemas pesan-pesan
pembelajaran secara menarik, sehingga dapat menggugah minat dan
motivasi belajar peserta didik. Selain itu, komputer dan internet juga dapat

59
Ibid., hlm 108.
60
Sujoko, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media
Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun, (Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,
Vol 1, No 1, 2013), hlm 73.
25

digunakan sebagai sarana untuk mejelajah informasi terbaru guna


memperkaya bahan ajarnya atau wawasan pengetahuan yang dimilikinya.
James D Finn salah seorang tokoh teknologi pendidikan mengemukakan
bahwa masa depan pendidikan akan berada di tangan mereka yang
memahami arti penting teknologi dan memanfaatkannya dalam
pembelajaran. Karena itu jika para guru ingin berperan lebih di abad ini,
maka harus menguasai teknologi, termasuk teknologi informasi dan
komputer.61

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa teknologi


dapat digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media berbasis informasi sehingga pembelajaran
lebih menyenangkan serta efektif. Dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan media dengan
memanfaatkan teknolgi dalam merencanakan pembelajaran,
menyampaikan materi, memberikan tugas, hingga proses evaluasi. Guru
dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar dalam jaringan yang sudah
banyak tersedia melalui internet serta dituntut aktif untuk belajar kembali
terkait penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran,
mengingat setiap peserta didik memiliki gaya belajar dan interest yang
berbeda. Maka, guru perlu memahami penggunaan perangkat
pembelajaran teknologi dan kemudian diterjemahkan dalam rangkaian
pembelajaran.

g. Berkomunikasi secara Efektif, Empatik dan Santun dengan Peserta


Didik

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk komunikasi. Karena esensi


dari pembelajaran adalah interaksi antara individu-individu tertentu,
sehingga terjadi pertukaran pesan (informasi, pengetahuan, pengalaman,
keterampilan dan lain-lain). Agar guru dapat berinteraksi dengan peserta
didik dan dapat melaksanakan pembelajarannya secara efektif,

61
Marselus R. Payong, Op. Cit., hlm 37-38.
26

kemampuan komunikasi merupakan salah satu prasyaratnya. Guru harus


bisa berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik agar pesan-pesan
pembelajaran dapat dipahami.62

Ety Nur Inah berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan proses


pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru
dengan peserta didik terjadi secara intensif. Dalam pembelajaran di dalam
kelas proses komunikasi akan berlangsung baik antara guru ke peserta
didik atau sebaliknya antara peserta didik dengan guru. Materi
pembelajaran menjadi pesan dalam proses komunikasi pembelajaran
sering dipandang sebagai jantung atau inti kegiatan pembelajaran. Dalam
komunikasi pembelajaran inilah terjadi Interaksi edukatif yang
berlangsung dalam bentuk pertukaran pesan yang tidak lain adalah materi
pembelajaran. Dalam konteks komunikasi, pembelajaran guru
ditempatkan dalam posisi sebagai komunikator oleh karena tugas dan
peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sedangkan peserta didik
ditempatkan sebagai komunikan.63

Selaras dengan pendapat yang dikemukkakan Ety, menurut


Marselus R. Payong komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
mengena, atau komunikasi yang menyebabkan pesan-pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan sempurna. Karena itu
berkomunikasi secara efektif mengandung pengertian adanya interaksi
yang bermakna yang menimbulkan saling pengertian, dan saling
memahami di antara guru dan peserta didik. Sedangkan komunikasi secara
empatik adalah komunikasi yang menggugah di mana semua pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi dapat saling menyelami isi hati, maksud,
tujuan dari masing-masing pihak. Guru dapat berkomunikasi secara
empatik dengan peserta didik jika mampu memahami dengan baik

62
Ibid., hlm 39.
63
Ety Nur Inah, Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dan Siswa, (Jurnal Al-Ta’dib,
Vol 8, No 2, 2015), hlm 152.
27

kebutuhan-kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat menyesuaikan


pelayanan secara tepat.64

Dapat dipahami bahwa komunikasi yang efektif, santun dan empatik


mampu membuat guru mudah dalam mengirim informasi yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu untuk
belajar dan memahami berkomunikasi dan cara mentransfer materi atau
informasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

h. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling


kompleks karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap aspek
penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian karena penilian
menyangkut proses penetapan kualitas hasil belajar atau proses untuk
menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.65 Sehingga guru dalam mengevaluasi harus memperhatikan
dari segala aspek, termasuk hasil belajar peserta didik.

Menurut Ali Imron evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik


dilakukan untuk mengetahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik telah menampilkan performa sesuai yang diharapkan.66
Dalam pengelolaan pembelajaran, seorang guru merancang cara evaluasi
untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar yang telah dicapai peserta
didik. Guru merancang cara mengevaluasi untuk mengukur dan
mengetahui penyerapan bahan/materi ajar peserta didik.67

64
Marselus R. Payong, Op. Cit., hlm 39.
65
Syafruddin Nurdin & Andriantoni, Profesi Keguruan, (Depok : PT. RajaGrafindo
Persada, 2019), Cet. II, hlm 108.
66
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016),
Cet. IV, hlm.116.
67
Iskandar Agung, Op. Cit., hlm 111.
28

Guru wajib memiliki kemampuan untuk mengevaluasi hasil belajar


yang dilakukan. Rina menyebutkan evaluasi hasil belajar meliputi
perencanaan, response anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan.
Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang
tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan
serta solusi secara akurat.68 Sebab itu, evaluasi hasil belajar menjadi
kemampuan yang harus dimiliki guru, maka guru perlu menguasai cara
melakukan evaluasi pembelajaran yang baik. Sebagaimana Firdos
mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran yang baik adalah evaluasi yang
dapat mengukur tujuan pembelajaran sekaligus dapat memetakan tindakan
lanjutnya secara berkelanjutan. Evaluasi bukan akhir segalanya, tapi
berproses dan berkelanjutan.69

Indikator merencang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran


menurut Nasrul, yaitu : (a) Merencang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran (assement) proses dan hasil pelajaran secara
berkesinambungan dengan berbagai metode, (b) Menganalisis hasil
evaluasi dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery learning), (c) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
kebaikan kualitas program pembelajaran secara umum.70

Berbagai pendapat kajian ahli diatas, dapat dipahami bahwa evaluasi


hasil belajar merupakan penilaian terhadap setiap aspek dari peserta didik.
Guru diharapkan mampu menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil
belajar secara kontinu. Artinya, guru melakukan evaluasi terus menerus
berdasarkan proses dan hasil belajar peserta didik. Maka penting bagi guru
melakukan evaluasi terkait efektivitas proses dan hasil belajar dengan
menggunakan informasi dari penilain yang dilakukan.

68
Rina Febriana, Op. Cit., hlm 11.
69
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 118.
70
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 41.
29

i. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai


Potensi yang Dimilikinya

Peserta didik dalam pandang teori pendidikan pribadi/personal


adalah pribadi yang mempunyai kewenangan dan usaha untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Pembelajaran sangat bergantung
kepada perserta didik itu sendiri dalam rumus belajar peserta didik dapat
belajar untuk belajar dan belajar untuk mengajar juga, yaitu belajar dengan
menguasai seluruh materi pembelajaran terhadap yang lainnya.71 Artinya
setiap peserta didik memiliki kewenangan untuk mengembangkan serta
mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal melalui kegiatan
belajar mengajar.

Maskur mengemukakan bahwa peserta didik sebagai potensi kelas


dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Peserta didik
sebagai potensi karena mereka memiliki jasmani yang dilengkapi dengan
akal, budi pekerti, kehendak, perasaan dan pikiran yang dinamis. Potensi
tersebut harus dimanfaatkan oleh guru secara efektif guna menciptakan
pembelajaran yang berkualitas.72

Mengembangkan potensi peserta didik merupakan kemampuan guru


dalam mengoptimalkan segala potensi yang tedapat pada peserta didik.
Sebagaimana Muhammad Anwar menyebutkan bahwa indikator
esensialnya berupa memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi yang dimiliki baik akademik maupun potensi non-
akademik.73

Mengaktualisasikan potensi peserta didik berkaitan dengan potensi


pribadi yang dimiliki peserta didik. Ali Mudlofir mengatakan potensi
pribadi merupakan bagian dan keseluruhan kepribadian dalam bentuk
kecakapan-kecakapan yang terkandung baik aspek fisik, emosional,

71
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 52.
72
Erwin Widiasworo, Op. Cit., hlm 164.
73
Muhammad Anwar, Op. Cit., hlm 47.
30

maupun intelektual. Apabila potensi pribadi ini dapat dikembangkan


secara efektif, maka akan menghasilkan kecakapan nyata yang secara
terpadu membentuk kualitas kepribadian peserta didik.74

Tasrif, menyebutkan subkompetensi mengembangkan potensi


peserta didik mencakup indikator esensial sebagai berikut. Pertama,
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
akademik dengan sub-indikator: (a) Membimbing peserta didik
mengembangkan karya kreatif dan inovatif, (b) Membimbing peserta didik
mengembangkan bakat dan minat, (c) Mendorong peserta didik untuk
melakukan proses belajar lanjut. Kedua, memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi non-akademik dengan sub indikator: (a)
Membimbing peserta didik mengembangkan iman dan takwa (b) serta
membimbing peserta didik mengembangkan keterampilan sosial.75

Dari penjelasan diatas, guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk


memahami dan memfasilitasi peserta didik serta membimbing untuk terus
meningkatkan potensi yang dimilikinya. Sebagaimana yang dikatakan
Mulyasa bahwa peserta didik harus dibimbing untuk mendapatkan
pengalaman, dan membentuk kompetensi (kemampuan) yang akan
mengantarkan mereka mencapai tujuan.76 Oleh sebab itu, dalam setiap hal
guru harus mampu mendorong peserta didik untuk terus belajar guna
menciptakan pengalaman dan mengaktualisasikan setiap bakat atau
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

3. Pembinaan Kompetensi Pedagogik


a. Pengertian Pembinaan Kompetensi Pedagogik

Pembinaan didefinisikan sebagai “suatu proses belajar dengan


melepas hal-hal yang sudah dimiliki, dan mempelajari hal-hal yang belum

74
Ali Mudlofir, Pendidik Profesioanl : Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. I,
hlm 133.
75
Tasrif, Op. Cit., hlm 50-51.
76
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Op. Cit., hlm 41.
31

dimiliki tujuan membantu, dengan membetulkan dan mengembangkan


pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapat pengetahuan
dan kecakapan baru untuk tujuan hidup”.77 Sebagaimana Ludovikus
mengemukakan bahwa dalam mencapai tujuan pembinaan perlu melewati
berbagai proses dan berbagai usaha yang dilakukan untuk memperoleh
hasil yang baik.78

Rifma menjelaskan bahwa pembinaan sebagai usaha meningkatkan


sesuatu menjadi lebih baik. Bila dikaitkan dengan kompetensi pedagogik
guru, maka pembinaan merupakan usaha meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran.79 Sejalan dengan definisi itu, Imron
mengartikan pembinaan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru,
terutama bantuan yang berwujud pelayanan profesional yang dilakukan
oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembina lainnya
untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.80

Pada dasarnya guru memiliki potensi yang cukup tinggi untuk


berkreasi dan meningkatkan profesionalisme, namun banyak faktor yang
menghambat dalam mengembangkan berbagai potensi secara profesional.
Perlunya pembinaan yang kontinu dan berkesinambungan dengan
program yang terarah dan sistematis terhadap guru dalam meningkatkan
profesionalnya.81

Pembinaan terhadap guru dibidang pendidikan merupakan suatu


proses pembimbing dari pihak yang berkompetensi kepada guru-guru dan
para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para
peserta didik untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para

77
Ludovikus Bomans Wadu dan Yustina Jaisa, Pembinaan Moral untuk Memantapkan
Watak Kewarganegaraan Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi, (Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol
2, No 2, 2017), hlm 132.
78
Loc. Cit.
79
Rifma, Op. Cit., hlm 99.
80
Loc. Cit.
81
Loc. Cit.
32

peserta didik, dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang
semakin meningkat.82

Kegiatan pembinaan menaruh perhatian utama pada bantuan yang


dapat meningkatkan kemampuan guru melaksanakan proses
pembelajaran. Kemampuan ini tercermin pada kemampuan guru
memberikan bantuan belajar kepada peserta didik, sehingga terjadi
perubahan perilaku akademik pada peserta didik. Dalam kondisi ini,
pembinaan harus dilaksanakan kepala sekolah, pengawas dan organisasi
profesi secara konstruktif dan kreatif sehingga mampu mendorong guru
untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif yang dapat
menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik dalam belajar.83

Dapat diartikan bahwa pembinaan kompetensi pedagogik


merupakan bantuan yang diberikan kepada guru guna mengupgrade
kemampuan dalam menjalankan pembelajaran yang ideal. Pembinaan
penting dilakukan sebagai bentuk kegiatan meningkatkan kualitas
pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran. Kegiatan pembinaan
dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas dan organisasi profesi.

c. Tanggungjawab Pembinaan

1) Pembinaan oleh Kepala Sekolah

Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan


profesional mengajar guru, kepala sekolah tidak mungkin
mengabaikan fungsi dan peranan guru sebagai sosok terdepan dalam
pendidikan. Untuk melakukan pembinaan terhadap guru kepala
sekolah harus mempunyai pembinaan yang efektif dan juga
mempunyai strategi serta wawasan yang mantap terhadap pembinaan

82
Aminah, dkk, Pembinaan Kompetensi Profesional Guru oleh Kepala Sekolah pada
SMP Negeri 2 Kota Sigli, (Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
Vol 1, No 1, 2012), hlm 3.
83
Ibid., hlm 101.
33

yang dilakukan, sehingga pembinaan yang dilakukan akan dapat


menghasilkan guru yang profesional.84

Rifma mengemukakan satu fungsi yang harus dijalankan oleh


kepala sekolah adalah sebagai pembina atau supervisor. Tugasnya
sebagai pembina yakni membantu guru dan staf sekolah lainnya dalam
rangka meningkatkan kompetensi mereka dalam melaksanakan tugas.
Kepala sekolah dapat memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan
sebagainya dalam upaya memperbaiki kinerja anggotanya, terutama
guru. Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru pada
umumnya terkait dengan kelengkapan administrasi kelas. Guru
dianjurkan mengerjakan dan melengkapi semua buku-buku yang
ditetapkan sebagai kelengkapan administrasi guru di kelas.
Administrasi kelas terdiri atas dua kelompok, yaitu administrasi PBM
(Proses Belajar Mengajar) dan administrasi kelas.85

Tanggungjawab yang diamanatkan pada kepala sekolah harus


dijalankan sesuai dengan perannya sebagai pemimpin, yaitu
mendiagnosa dan mengatasi segala kekurangan pada guru. Kepala
sekolah yang mengerti akan tugasnya sebagai pembina akan
melaksanakan pengawasan dan membantu guru mewujudkan hasil
belajar yang optimal.

2) Pembinaan oleh Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah sebagai salah satu pengembang pendidikan


bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Sebagai pengembang peningkatan kualitas
pendidikan dan pengajaran di sekolah tidaklah mudah sebagaimana di
amanahkan Permendiknas No. 12 tahun 2007 tentang standar
pengawas sekolah maka pengawas berkewajiban melaksanakan
kepengawasan sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut, khususnya

84
Aminah, dkk, Op. Cit., hlm 4.
85
Rifma, Op. Cit., hlm 122-126.
34

layanan supervisi sebagai salah satu kompetensinya, dalam rangka


mengembangkan kerja sama antar personal agar secara serempak
selurunya bergerak ke arah pencapaian tujuan melalui kesediaan
melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif.86

Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas


pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang
meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan,
pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi
hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas
kepengawasan di daerah khusus.87

Dapat pahami bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pengawas


tidak jauh berbeda dengan kepala sekolah, yang menjadi pembeda
adalah kepala sekolah dapat mengunjungi kelas tanpa adanya
pemberitahuan sedangkan pengawas sekolah melakukan pembinaan
dengan menjadwalkan terlebih dahulu.

3) Pembinaan oleh Organisasi Profesi

Setiap profesi memiliki organisasi profesi untuk memajukan


profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.88

Organisasi profesi pada dasarnya merupakan serikat yang


terbentuk dari beberapa individu dengan profesi yang sama dengan
tujuan mengembangkan profesionalitas dan mencapai tujuan bersama.
Menurut Teguh Prasetyo bahwa suatu profesi bila ingin berkembang

86
Rusiana dan Irwanto, Peranan Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas, (Jurnal Ilmu Administrasi dan
Manajemen, Vol 3, No 3, 2019), hlm 28-29.
87
Muh. Yusuf, dkk, Pembinaan Pengawas pada Guru dalam Merencanakan,
Melaksanakan dan Melakukan Penilaian Pembelajaran, (Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, Vol 1, No 1, 2015), hlm 2.
88
Ali Nurhadi, Profesi Keguruan, (Kuningan : Goresan Pena, 2016), Cet II, hlm 69.
35

dan maju memerlukan organisasi yang sehat, karena organisasi dapat


membantu untuk melindungi seluruh anggotanya. Organisasi
pendidikan memiliki banyak ciri-ciri sebagai suatu profesi serta
pekerjaan sebagai pendidik. Sesuai dengan hakikat profesi dan ciri-
cirinya, dapat diterima bahwa jabatan kependidikan/keguruan
merupakan suatu profesi.89

Pembinaan dapat diberikan langsung oleh kepala sekolah,


pengawas sekolah maupun melalui wadah-wadah kelompok kerja,
seperti KKG (Kelompok Kerja Guru), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan
KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Hal ini sesuai dengan
informasi yang disampaikan kepala Dinas Pendidikan bahwa
kompetensi guru-guru dibina dengan memberdayakan KKG, MGMP,
KKKS, dan KKPS. KKG dilaksanakan pada masing-masing gugus,
MGMP dilaksanakan pada masing-masing kabupaten/kota, KKKS
dilaksanakan pada setiap kecamatan sedangkan KKPS dilaksanakan
pada tingkat kabupaten.90

Pembinaan yang dilakukan oleh organisasi profesi berbeda


dengan yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. KKG
dan MGMP memiliki kegiatan berupa pertemuan guru-guru yang
membahas pembelajaran dan bertukar informasi terkait kurikulum,
metode mengajar, membahas kebijakan pendidikan dan mengadakan
pelatihan yang diisi oleh kepala sekolah, pengawas dan ahli di bidang
pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan kajian di atas tentang


kompetensi pedagogik, maka yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang diperlukan
dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai pengajar. Adapun indikator

89
Teguh Prasetyo, Op. Cit., hlm 37.
90
Rifma, Op. Cit., hlm 132.
36

pembinaan kompetensi pedagogik dalam penelitian ini adalah ruang lingkup


kompetensi pedagogik, meliputi: 1. Pemahaman wawasan kependidikan, 2.
Pemahaman tentang peserta didik, 3. Pemahaman terhadap perkembangan
kurikulum atau sliabus, 4. Perancangan pembelajaran, 5. Pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 6. Pemanfaatan teknologi
pembelajaran, 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik, 8. Evaluasi hasil belajar, 9. Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

B. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

1. Pengertian dan Dasar Hukum MGMP


Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah kegiatan
profesional bagi para guru mata pelajaran yang sama pada jenjang
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK di tingkat kabupaten
atau kota yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah.91

Sumardi menjelaskan bahwa MGMP sebagai wadah berkumpulnya guru-


guru mata pelajaran sejenis guna mengidentifikasi dan memecahkan masalah
pembelajaran, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran serta meningkatkan profesionalisme guru.92

Sejalan dengan itu, Nasrul HS menyatakan bahwa MGMP merupakan


salah satu wadah bagi guru sekolah lanjutan untuk mengembangkan
kompetensinya melalui kerjasama, yang secara harfiah diartikan sebagai
“komunitas” bagi guru mata pelajaran untuk mengembangkan kompetensinya
sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.93

91
Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, (Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hlm 4.
92
Sumardi, Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis MGMP : Model dan
Implementasinya untuk Meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2016), Cet. I,
hlm 11.
93
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 59.
37

MGMP adalah suatu wadah pembinaan profesional bagi guru yang


tergabung dalam organisasi gugus sekolah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Melalui kegiatan MGMP para guru akan memperoleh berbagai
pengetahuan keterampilan terutama yang ada kaitannya dengan tugas mereka
sebagai guru. Melalui MGMP dapat meningkatkan kemampuan profesional
dalam mengajar, sesama guru bisa saling menyebarkan gagasan baru, bersama-
sama mencarikan solusi terhadap permasalahan yang ditemui dalam
pembelajaran, dan dapat membina kerja sama antarsekolah dalam suatu
gugus.94

MGMP berorientasi pada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan


materi, teknik mengajar dan lain-lain yang berfokus pada penciptaan
pembelajaran yang efektif. Jika MGMP diberdayakan sebagaimana mestinya,
maka pembinaan kompetensi guru melalui wadah ini sangat efektif dan efisien
jika dilaksanakan dengan pendekatan yang tepat.95

Dari penjelasan di atas dapat dipahami MGMP merupakan wadah bagi


guru mata pelajaran (SMP, SMA/SMK) baik negeri maupun swasta di
kabupaten/kota. MGMP menjadi ajang bagi para guru mata pelajaran untuk
berbagi pengalaman sesama guru mata pelajaran terkait profesionalitas dan
kompetensi, membahas kurikulum, bertukar informasi, jaringan komunikasi,
mendiskusikan permasalahan yang terjadi di kelas, mengadakan pelatihan
berkenaan dengan meningkatkan kemampuan belajar mengajar, maupun
menyelesaikan permasalah pada proses pembelajaran secara tepat serta
kerjasama membuat RPP/silabus secara terkoordinasi antar sesama guru mata
pelajaran.

Pada umumnya yang dibicarakan di MGMP adalah informasi-informasi


atau kebijakan-kebijakan dari pihak UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) atau
dinas pendidikan setempat. Acara pada umumnya diisi oleh UPTD, pengawas
atau kepala sekolah yang hadir pada saat kegiatan MGMP. Materi yang

94
Rifma, Op. Cit., hlm 115-116.
95
Ibid., hlm 116-117.
38

disampaikan berkaitan dengan informasi dinas dan kebijakan, sehingga guru


dapat memanfaatkan kegiatan MGMP sebagai usaha untuk mengembangkan
kompetensinya.

Selanjutnya, mengacu pada rambu-rambu pengembangan kegiatan


MGMP. Dasar hukum MGMP meliputi:

a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Kewenangan Pusat dan daerah.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi Guru dalam
Jabatan.96

Dasar hukum penyelenggaraan kegiatan MGMP sebagai wahana


pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru, perlu dilengkapi
dengan:

a. Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk


MGMP.
b. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) MGMP.
c. Struktur Organisasi MGMP.97

2. Peran, Fungsi dan Tugas MGMP


Sebagai sebuah wadah para guru mata pelajaran, MGMP memiliki peran
memberikan benefit kepada seluruh anggotanya maupun pengurus yaitu guru

96
Rambu-rambu ... KKG dan MGMP, Op. Cit., hlm 9.
97
Ibid., hlm 15.
39

bidang studi guna mengupgrade kompetensi serta profesionalitas dalam


mengajar. Menurut Nasrul HS, MGMP berperan sebagai: Pertama, reformator,
dalam classroom reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif.
Kedua, mediator, dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru
terutama dalam pengembangan kurikulum dan sistem pengujian. Ketiga,
supporting agency, dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah.
Keempat, collaborator, terhadap unit terkait dan organisasi profesi yang
relevan. Kelima, evaluator dan developer school reform dalam konteks
MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah). Keenam, clinical
dan academic supervisor, dengan pendekatan penilian appraisal.98

Sejalan dengan pernyataan Nasrul HS, peranan MGMP menurut pedoman


MGMP (Depdiknas) yaitu : a. Mengakomodir aspirasi dari, oleh dan untuk
anggota, b. Mengakomodasi aspirasi masyarakat atau stakeholder dan peserta
didik, c. Melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran, d. Mitra kerja Dinas Pendidikan dalam menyebarkan informasi
kebijakan pendidikan.99

Selain itu, dalam buku Peran MGMP dalam Meningkatkan Mutu


Pembelajaran SMA dijelaskan bahwa fungsi MGMP sebagai berikut :

a. Memberikan motivasi kepada guru mata pelajaran untuk berpartisipasi


mengikuti setiap kegiatan di KKG/MGMP.
b. Meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam upaya peningkatan akses pemerataan mutu
pendidikan.
c. Memberikan pelayanan konsultif kepada anggota untuk mengatasi
permasalahan guru mata pelajaran (mapel) dalam proses pembelajaran.
d. Membantu guru dalam mempersiapkan, memilih, dan mengembangkan
materi ajar.
e. Menyebarkan informasi kebijakan dalam pengembangan standar SKL,
standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar PTK.

98
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 60.
99
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta : Deepublish, 2019), Cet I, hlm
83-84.
40

f. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melakukan umpan balik


(feedback), melaksanakan tindak lanjut, dan melaporkan hasil kegiatan
MGMP.
g. Mengukur capaian hasil pembelajaran.100

MGMP memiliki tugas utama yaitu membantu sesama guru yang


tergabung dalam anggota MGMP dalam meningkatkan kemampuan
melaksanakan pembelajaran melalui bertukar pendapat mengenai persoalan
yang dihadapi anggota dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Dan juga, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi anggota guru
melalui pelatihan yang terkait dengan pembelajaran.101

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa MGMP memiliki tugas


dan tanggungjawab sebagai support dan ruang bagi guru dalam membangkan
kemampuannya. Selaras dengan tugas dan tanggungjawab tersebut
sebagaimana Simon dkk menjelaskan bahwa MGMP berfungsi sebagai sarana
untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman
dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan
reorientasi pembelajaran di kelas.102

3. Tujuan MGMP
Tujuan dari pembentukan MGMP adalah untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasi guru guna meningkatkan profesionalisme dan
kompetensi. Adapun tujuan khusus pembentukan MGMP, yaitu:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya


mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
b. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses
pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan
peserta didik.

100
Sri Hidayati, dkk, Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMA, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020), Cet I,
hlm 17.
101
Ibid., hlm 9.
102
Simon Sili Sabon, dkk, Optimalisasi Peran MGMP dalam Meningkatkan Kualitas
Mengajar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Perbukuan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019), Cet I, hlm 19.
41

c. Membangun kerja sama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam


melaksanakan proses pembelajaran.103

Nasrul menyebutkan terdapat enam tujuan diselenggarakannya MGMP


ialah: Pertama, untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi
program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai
guru profesional. Kedua, untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru
dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Ketiga, untuk mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari dan mencari alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran masing-masing guru, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Keempat, untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang
berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan
kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata
pelajaran yang bersangkutan. Kelima, saling berbagi informasi dan
pengalaman dari hasil lokakarya, symposium, seminar, diklat, classroom
action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas
bersama-sama. Keenam, mampu menjabarkan dan merumuskan agenda
reformasi sekolah (school reform), khususnya focus classroom reform,
sehingga berproses pada orientasi pembelajaran yang efektif.104

Selanjutnya, menurut Sri Hidayati dkk, terdapat tujuh tujuan MGMP yaitu
sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya materi pembelajaran,


penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau
musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan
bantuan.

103
Muhammad Anwar H.M, Op. Cit., hlm 266.
104
Nasrul HS, Op. Cit., hlm 60.
42

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan pendekatan inovasi


pembelajaran yang lebih profesional.
d. Memberdayakan dan membantu anggota dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran di sekolah.
e. Mengubah budaya kerja anggota dan mengembangkan profesionalisme
guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme.
f. Meningkatkan mutu pembelajaran yang tercermin dari hasil belajar peserta
didik.
g. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat
MGMP.105

Adapun tujuan umum MGMP menurut Firdos Mujahidin adalah


menemukan permasalahan yang tidak bisa terpecahkan di satuan pendidikan
terkait dengan perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran sehingga dengan
adanya MGMP ini bisa dimusyawarahkan (dibahas dan didiskusikan) setiap
hal yang berkenaan dengan kompetensi yang harus ditingkatkan.106

4. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan MGMP


Organisasi MGMP mengatur struktur kepengurusan dan keanggotaan
dengan berbagai tugas pokok dan fungsinya. Kepengurusan dan keanggotaan
MGMP yakni:

a. Organisasi MGMP terdiri dari pengurus dan anggota.


b. Pengurus MGMP terdiri dari: satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu
orang bendahara, dan tiga orang ketua bidang, yaitu a) bidang perencanaan
dan pelaksanaan program, b) bidang pengembangan organisasi,
administrasi, sarana dan prasarana, dan c) bidang hubungan masyarakat
dan kerjasama.
c. Pengurus MGMP dipilih oleh anggota berdasarkan AD/ART.
d. Anggota MGMP berasal dari guru sekolah negeri dan guru sekolah swasta,
baik yang berstatus PNS maupun bukan PNS.
e. Anggota MGMP terdiri dari guru mata pelajaran di SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK (setiap mata pelajaran membentuk
MGMP), yang berasal dari 8 - 10 sekolah atau disesuaikan dengan kondisi
daerah setempat dan pembentukannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.107

105
Sri Hidayati, Op. Cit., hlm 7-8.
106
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 189.
107
Rambu-rambu ... KKG dan MGMP, Op. Cit., hlm 16-17.
43

5. Prosedur Operasional Standar MGMP


Direktoran Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen PMPTK) Kementrian Pendidikan Nasional
menyampaikan bahwa forum/wadah pembinaan guru yang sudah ada saat ini
masih belum berjalan dengan baik dan masih banyak menghadapi berbagai
kendala. Agar kegiatan pembinaan guru di MGMP lebih terarah, maka disusun
rambu-rambu pengembangan dan penyelenggaraan MGMP.108

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kinerja MGMP telah disusun


standar pengembangan MGMP yang memuat tujuh kompoenen
pengembangan, yaitu: (i) organisasi, (ii) program dan kegiatan, (iii) sumber
daya manusia, (iv) sarana dan prasarana, (v) pengelolaan, (vi) pembiayaan,
serta (vii) pemantauan dan evaluasi. Semua itu tersaji dalam buku 1 yaitu
Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan MGMP. Untuk mengoprasionalkan
pengembangan kegiatan tersebut maka disusun buku 2 yaitu Prosedur
Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan MGMP yang merupakan jabaran
dari ketujuh komponen pengembangan kegiatan MGMP. Para pengelola
MGMP disarankan untuk mempelajari kedua buku itu secara berurutan agar
idenya tertangka secara utuh. Dalam implementasi di daerah para pengelola
MGMP diharapkan dapat mengembangkan kreativitas seluas-luasnya, dngan
tetap mengacu pada buku 1 dan buku 2 tersebut. sehingga tujuan MGMP dapat
tercapai.109 Berikut uraian singkat tentang komponen-komponen
pengembangan MGMP:

a. Organisasi penyelenggaraan KKG/MGMP meliputi prosedur


pembentukan Tim Pengemban Tingkat Nasional, Tim Pengembang
Tingkat Provinsi, Tim Pengembanga Tingkat Kabupaten/Kota, Pengurus
MGMP, Keangotaan dan Prosedur Pembentukan Pengurus MGMP serta
Penyusunan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
b. Penyusunan Program MGMP pada dasarnya merupakan kegiatan utama
dalam melaksanakan aktivitas KKG atau MGMP. Program tersebut
senantiasa merujuk pada usaha peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru.

108
Simon Sili Sabon, dkk, Op. Cit., hlm 21.
109
Simon Sili Sabon, dkk, Op. Cit., hlm 22-25.
44

c. Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan untuk mendukung


pelaksanaan MGMP terdiri dari anggota, instruktur,
pemandu/tutor/fasilitator, pengawas sekolah, widiyaiswara, dosen
(LPTK/Perguruan Tinggi) serta pejabat struktural dan pejabat non-
struktural di dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi,
dan pusat. SDM yang dimaksud dapat difungsikan sebagai pembina,
pelatih, tutor, atau narasumber dalam pelaksanaan kegiatan di KKG atau
MGMP.
d. Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus tersedia dan
terstandar, agar pelaksanaan kegiatan MGMP berjalan sebagaimana
mestinya serta berkualitas. Ada dua kelompok yaitu (i) sarana dan
prasarana utama (standar minimal) dan (ii) tambahan. Sarana dan
prasarana utama adalah komputer, OHP/LCD proyektor, dan telepon,
sedangkan sarana dan prasarana tambahan adalah Laboratorium IPA,
Laboratorium Bahasa, Micro Teaching, Perpustakaan, Audio Visual Aid
(AVA), handycam, kamera digital, jaringan internet, Davinet (Digital
audio visual network).
e. Pengelolaan: ada tiga jenis program yang dapat dirancang untuk kegiatan
di MGMP, yaitu program umum, program inti (program rutin dan program
pengmbang) dan program penunjang. Program tersebut harus rinci
memuat sejumlah kegiatan untuk setiap pertemuan. Program untuk satu
tahun sekurang-kurangnya memuat 12 kegiatan. Dalam penyusunan
program MGMP dilipih program yang menjadi prioritas, baik program
rutin maupun program pengembangan.
f. Pembiayaan: merupakan salah satu komponen penting untuk
terlaksananya program MGMP sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu,
upaya mengumpulkan dan dari berbagai sumber sudah semestinya
dilakukan MGMP. Beberapa sumber dana yang mungkin dapat
dimanfaatkan antara lain: iuran anggota, dan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), APBN, APBD, komite sekolah/dewan pendidikan, dinas
pendidikan kabupaten/kota/provinsi, LPMP, P4TK, direktorat terkait,
donatur yang tidak mengikat, unit produksi, hasil kerjasama, masyarakat,
atau sponsor yang sah dan tidak mengikat.
g. Pemantauan dan Evaluasi: MGMP telah merancang program kegiatan
sekurang-kurangnya sebanyak 12 kegiatan per tahun. sudah semestinya
MGMP memiliki beberapa kegiatan untuk mencapai dan mengmbangkan
standar kompetensi guru, seperti: persiapan pembelajaran, pemecahan
masalah pembelajaran, pengembangan silabus, RPP, bahan ajar, metode,
media dan alat peraga, serta evaluasi dan penilaian yang sesuai dengan
standar kompetensi pada mata pelajaran terkait. Di samping kegiatan-
kegiatan dimaksud, MGMP perlu merancang kegiatan terkait dengan
pengembangan profesi, pengembangan model-model pembelajaran yang
inovatif, serta merancang kegiatan untuk menjaga profesionalisme
berkelanjutan.
45

6. Program MGMP
MGMP sebagai organisasi perkumpulan yang strategis untuk peningkatan
kompetensi guru dan kinerja atau profesionalisme guru. Dalam kaitan
peningkatan kompetensi tersebut, pengurus MGMP harus memiliki kemauan
untuk mengembangkan program organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
anggota sebab program yang didasarkan atas kebutuhan itulah yang akan
menjadi basis dari eksistensi MGMP.110

Program MGMP pada dasarnya merupakan bagian utama dalam


pengembangan MGMP. Program tersebut harus selalu merujuk pada usaha
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.111 Pengembangan program
MGMP adalah upaya yang dilakukan oleh pengurus MGMP sesuai dengan
kebutuhan anggota khususnya dalam peningkatan kompetensi dan
profesionalitas guru. Pengembangan program tersebut harus mengacu pada
kompetensi yang dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi profesional,
kepribadian, pedagogik dan kompetensi sosial.112

Dalam Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan MGMP ditegaskan bahwa


setiap program dan kegiatan MGMP diharapkan memiliki kerangka program
yang mencakup hal-hal sebagai berikut:113

a. Kerangka Dasar Program MGMP

Kerangka dasar program kegiatan MGMP merujuk kepada


pencapaian empat kompetensi guru, yaitu kompetensi profesional,
pedagogik, sosial, dan kepribadian.

110
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 191.
111
Rambu-rambu ... KKG dan MGMP, Op. Cit., hlm 17.
112
Firdos Mujahidin, Op. Cit., hlm 191.
113
Rambu-rambu ... KKG dan MGMP, Op. Cit., hlm 17-19.
46

b. Struktur Program MGMP

Struktur program kegiatan MGMP terdiri dari program umum,


program inti/pokok, dan program penunjang dengan uraian sebagai
berikut.114

1) Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan


wawasan kepada guru tentang kebijakan-kebijakan pendidikan di
tingkat daerah sampai pusat, seperti kebijakan terkait dengan
pengembangan profesionalisme guru.

2) Program inti adalah program-program utama yang ditujukan untuk


meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru.
Program inti dapat dikelompokkan ke dalam program rutin dan
program pengembangan.

a) Program rutin terdiri dari:

(1) Diskusi permasalahan pembelajaran.


(2) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester,
dan rencana program pembelajaran.
(3) Analisis kurikulum.
(4) Penyusunan laporan hasil belajar peserta didik.
(5) Pendalaman materi.
(6) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang
mendukung tugas mengajar.
(7) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian
Nasional dan Ujian Sekolah.

b) Program pengembangan dapat dipilih sekurang-kurangnya


lima dari kegiatan-kegiatan berikut.

(1) Penelitian, diantaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi


Kasus.
(2) Penulisan Karya Ilmiah.
(3) Seminar, lokakarya, kolokium (paparan hasil penelitian),
dan diskusi panel.
(4) Pendidikan dan pelatihan berjenjang (diklat berjenjang)

114
Ibid., hlm 17-19.
47

(5) Penerbitan jurnal dan buletin MGMP.


(6) Penyusunan dan pengembangan website MGMP.
(7) Kompetisi kinerja guru.
(8) Pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh
pembimbing/tutor/ instruktur/ fasilitator di MGMP.
(9) Lesson study (suatu pengkajian praktik pembelajaran yang
memiliki tiga komponen yaitu plan, do, see yang dalam
pelaksanaannya harus terjadi kolaborasi antara pakar, guru
pelaksana, dan guru mitra).
(10) Professional Learning Community (komunitas belajar
profesional)
(11) TIPD (Teachers International Professional Development)
(12) Global Gateway
(13) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat.

3) Program penunjang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan


keterampilan peserta MGMP dengan materi-materi yang bersifat
penunjang seperti bahasa asing, Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), dll.

Agar program MGMP berjalan efektif, menurut Khoiruddin Bashori ada


beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya:115

a. Identifikasi guru-guru yang akan tergabung dalam MGMP, baik internal


maupun melibatkan guru sekitar. Jika sudah teridentifikasi jumlah dan
nama-nama guru yang akan terlibat, bentuklah struktur organisasinya
untuk mempermudah proses kerja dan distribusi pekerjaan.
b. Buatkan jadwal pertemuan rutin untuk membahas ragam temuan terkait
pembelajaran mata pelajaran yang diampu. Jadwal bisa mingguan, dua
mingguan atau bulanan. Usahakan kegiatan ini dilakukan secara rutin.
c. Buatkan juga daftar guru yang akan menjadi tutor/narasumber pada setiap
pertemuan. Sesekali dapat menghadirkan guru dari luar yang memiliki
pengalaman menarik untuk dipelajari.
d. Catat hasil diskusi yang dibahas. Ushakan notulen digilir, sehingga setiap
guru yang terlibat memiliki kemampuan menulis. Hasil tulisan dari catatan
pertemuan kemudian didistribusikan kepada seluruh anggota. Untuk
mempermudah distribusi catatan dan mendapatkan umpan balik yang
cepat, buatkan mailing list dan tunjung pengelola mailing list-nya.

115
Khoiruddin Bashori, dkk, Pengembangan Kapasitas Guru Di Sekolah Sukma Bangsa
untuk Indonesia, (Tangerang Selatan : PT Pustaka Alvabet, 2015), Cet. I, hlm 107.
48

e. Catatan-catatan hasil pertemuan disusun secara sistematis seperti sebuah


tulisan akademik. Tulisan ini dapat menjadi karya ilmiah yang bisa dicetak
dan dipublikasikan. Publikasi tidak perlu di media nasional atau daerah,
publikasi juga dapat dilakukan di website sekolah, mading atau
perpustakaan sekolah.

7. MGMP sebagai wadah Pembinaan Guru


Telah dijelaskan bahwa MGMP berfungsi sebagai tempat bertukar
informasi dan ide terkait pembelajaran serta sebagai wadah bantuan bagi para
guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaran. MGMP juga bertujuan
membantu guru dalam meningkatkan pemahaman terkait mata
pelajaran/bidang studi dengan program-program yang ditetapkan pengurus
MGMP.

MGMP memiliki berbagai program dalam membina kompetensi guru,


terutama kompetensi pedagogik. Program tersebut dibuat untuk meningkatkan
kualitas pedagogik guru yaitu berupa memahami wawasan kependidikan,
memahami peserta didik, mengembangkan silabus, merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, berkomunikasi secara efektif, mengevaluasi hasil
belajar dan mengembangkan potensi peserta didik. Aspek tersebut perlu
dipahami guru secara mendalam agar pembelajaran menjadi menyenangkan
dan berkualitas.

Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, kelalaian maupun
lupa, maka guru memerlukan bantuan dalam menjalankan tugasnya sebagai
garda terdepan pendidikan. Untuk menjawab persoalan tersebut dibentuklah
organisasi guru khusus bidang studi/mata pelajar yang sama, disebut dengan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran.

Dasar hukum pembentukan MGMP adalah UU Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru bahwa “Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang
49

berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan
profesionalitas guru.”116

Undang-undang tersebut mengandung makna bahwa MGMP sebagai


organisasi guru bersama teman sejawatnya digunakan untuk meningkatkan
profesionalisme dan kompetensi, salah satunya adalah kompetensi pedagogik.
Mereka bertukar informasi terkait pembelajaran, menyusun perangkat
pembelajaran, membahas kebijakan daerah terkait pendidikan serta
mengadakan pelatihan/workshop.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Prosedur Operasional Standar


MGMP bahwa penysunan program MGMP yang pada dasarnya merupakan
kegiatan utama dalam melaksanakan aktivitas MGMP.117 Maka yang dimaksud
dengan pembinaan melalui MGMP adalah penyelenggaraan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk program-program yang sudah dijelaskan sebelumnya,
yaitu program umum, program inti (program ruti dan pengembangan), dan
program penunjang.

MGMP sebagai wadah pembinaan diharapkan mampu memenuhi


kebutuhan guru dalam mengelola pembelajaran, memberikan kesempatan bagi
guru untuk mengekspresikan segala persoalan serta memecahkan masalah
pembelajaran secara bersama-sama.

Berdasarkan kajian MGMP di atas dapat diartikan bahwa Musyawarah Guru


Mata Pelajaran merupakan organisasi/wadah berkumpulnya guru-guru mata
pelajaran pada tingkat kabupaten/kota. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru
dalam pembelajaran dan memecahkan masalah dalam pembelajaran. MGMP
memberikan bantuan kepada guru dengan menyelenggarakan program-program
yang telah direncanakan. Untuk menjalankan kegiatan tersebut dibutuhkan sinergi
dari para guru PAI, pengurus MGMP dan pengawas PAI agar program dapat
berjalan secara efektif dan tepat. Pembinaan yang berkaitan dengan pengembangan

116
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
I Pasal 1 ayat 13.
117
Simon Sili Sabon, dkk, Op. Cit., hlm 22.
50

kompetensi pedagogik dengan indikator program rutin MGMP meliputi: (a)


Diskusi permasalahan pembelajaran, (b) Pengembangan perangkat pembelajaran
berupa silabus, program semester dan RPP, (c) Analisis Kurikulum, (d) Penyusunan
laporan hasil belajar peserta didik (e) Workshop atau pelatihan terkait dengan
pengkajian praktik pembelajaran.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut ini adalah sejumlah penelitian terdahulu yang dinilai relevan dalam
penelitian ini, diantaranya:

Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti : Alpina Ilham
Tahun Penelitian : 2014
Judul Penelitian : Analisis Kegiatan MGMP Dalam Pengembangan
Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta
Timur
Metodologi dalam penelitian ini, yaitu:
Metode • Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
Penelitian • Dilaksanakan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur
• Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
: wawancara, observasi, studi dokumentasi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan :
• Kepengurusan MGMP belum berjalan secara efektif,
disebabkan adanya pergantian kepengurusan, ketua
MGMP yang baru kurang memiliki koordinasi dengan
pengurus dan anggota.
• Beberapa kegiatan pengembangan kompetensi
Hasil dan pedagogik yang telah terlaksana lebih terfokus pada
Pembahasan pengembangan rutin walaupun memang ada salah satu
yang bukan termasuk kedalam program rutin.
• Pelaksanaan pelatihan penyusunan bahan ajar
(membedah silabus, RPP, membuat materi) hanya
memberikan penjelasan mengenai cara membuat bahan
ajar, kisi-kisi soal dan soal PTK. Serta tidak adanya
tindak lanjut atau evaluasi mengenai kemampuan guru
membuat bahan ajar, soal maupun PTK.
51

Nama Peneliti : Aat Jamiat


Tahun Penelitian : 2019
Judul Penelitian : Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru PAI SMP di Rayon
01 Kabupaten Pandeglang (Studi Kasus di MGMP PAI SMP Rayon 01 Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang)
Metodologi dalam penelitian ini, yaitu :
• Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
Metode • Dilaksanakan di SMP Rayon 1 Pandeglang
Penelitian • Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
yaitu : studi kepustakaan, observasi, wawancara, studi
dokumen, dokumentasi, angket dan triangulasi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan :
• Pelaksanaan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) PAI SMP khususnya di Rayon 1 Pandeglang
dapat berjalan dengan baik dan terjadwal sesuai dengan
kebutuhan, hal ini terlihat dari kehadiran dan keaktifan
guru PAI dalam mengikuti kegiatan MGMP.
• Kondisi kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI
SMP di Rayon 1 Pandeglang berdasarkan hasil penelitian
penulis tergolong baik, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dalam
Hasil dan
pembelajaran, mulai dari tahap persiapan, perencanaan,
Pembahasan
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang berdampak
kepada peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa.
• MGMP PAI SMP mempunyai peran yang sangat
strategis dan signifikan dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik dan profesional guru pendidikan agama Islam
khususnya di rayon 1 pandeglang. Peran tersebut dapat
dilihat dari program kerja dan kegiatan MGMP PAI yang
menggambarkan keterkaitan antara kegiatan dan
program MGMP PAI dengan kebutuhan guru terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru
PAI SMP di rayon 1 Pandeglang.
Nama Peneliti : Nurdianah
Tahun Penelitian : 2014
52

Judul Penelitian : Pembinaan Kompetensi Profesional Guru Melalui


Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI Tingkat SMPN di Jakarta
Barat
Metodologi dalam penelitian ini, yaitu :
• Menggunakan pendekatan kualitatif
Metode • Dilaksanakan di Sekretariat MGMP PAI SMP Negeri
Penelitian Jakarta Barat terletak di SMPN 127 Jakarta Barat.
• Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
: observasi, wawancara dan dokumentasi
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan :
• Bentuk pembinaan komptensi profesional guru melalui
MGMP berjalan secara berkelanjutan. Pembinaan serta
pelatihan yang tersusun dalam program rutin dan
program pengembangan.
• Keefektifan pengelolaan MGMP SMPN Jakarta Barat
dalam membina profesional guru yang diukur melalui
pengelolaan manajemen dan kesesuaian antara standar
dan pemenuhannya. Kinerja MGMP PAI SMPN di
Jakarta Barat belum berjalan efektif, dikarenakan
Hasil dan standar yang telah ditetapkan belum terpenuhi.
Pembahasan • Problem serta hambatan yang dihadapi MGMP PAI
Jakarta Barat meliputi : 1. MGMP memiliki wilayah
yang luas, sehingga program MGMP belum dapat
memenuhi kebutuhan guru. 2. Manajemen MGMP
belum berjalan baik, kurang memenuhi kriteria
minimum organisasi yang ditetapkan Direktorak Profesi
Pendidik Dinas Pendidikan. 3. Rendahnya partisipasi
anggota MGMP PAI
• Dana pendukung operasional MGMP tidak memadai,
hal tersebut dapat diatasi dengan menghimpun dana dari
luar seperti donator penciptaan unit usaha dan
sebagainya.
Persamaan & Perbedaan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas, yang menjadi persamaan dan
pembeda antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
• Penelitian sebelumnya dengan penelitian ini sama-sama mengkaji forum
MGMP.
53

• Penelitian ini lebih menekankan pada pembinaan kompetensi pedagogik


guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).
• Sedangkan penelitian sebelumnya menekankan pada kompetensi profesional
serta perbedaan satuan/jenjang pendidikan yang dikaji peneliti.
• Selain itu, penelitian ini lebih mengarah pada kontribusi MGMP PAI berupa
penyelenggaraan kegiatan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam.

D. Kerangka Berpikir
Menjadi kompeten dalam hal pedagogik tidak dapat diperoleh secara instan,
tetapi mesti melalui proses pendidikan. Walaupun seorang guru sudah memiliki
tanda pernah kuliah, yaitu ijazah. Tetapi untuk menjadi seorang yang berkompeten
tidak cukup dengan itu karena pedagogik merupakan ilmu yang dinamis serta
menuntut guru untuk terus belajar.

Untuk mendapatkan rasa terus belajar bukanlah hal yang mudah karena guru
sudah disibukkan dengan berbagai tugas di sekolah dan rutinitas pembelajaran
terhadap peserta didik. Maka guru perlu bantuan, baik itu dari kepala sekolah
dimana tempat ia bekerja dan mengabdi maupun bantuan dari pengawas pendidikan
dan organisasi profesi, salah satunya adalah MGMP.

MGMP yang aktif memberikan bantuan, bimbingan pembinaan kompetensi


pedagogik kepada guru maka akan meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
Ketika seorang guru aktif dan MGMP juga berperan secara aktif serta optimal,
maka kualitas pedagogik akan meningkat. Tetapi sebaliknya jika guru malas belajar
dan tidak memiliki kemauan untuk terus belajar serta tidak mau mengikuti kegiatan-
kegiatan organisasi profesi seperti MGMP, maka semakin tidak berkualitas
kompetensi pedagogiknya.

Dapat pahami jika guru rajin dan memiliki gairah dalam mengikuti
memanfaatkan MGMP serta pengelolaan MGMP berjalan dengan baik, maka
MGMP mampu membina kompetensi pedagogik atau sebaliknya jika pengelolaan
MGMP buruk, maka MGMP belum optimal dan ideal dalam membina kompetensi
pedagogik guru.
54

Kendati adanya temuan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti


sebelumnya bahwa program pembinaan profesionalisme dan kompetensi guru
seperti MGMP masih sebatas pengetahuan keikutsertaan guru. Namun dengan
intensitas pembinaan yang terarah serta terukur dari MGMP diharapkan kompetensi
pedagogik guru menjadi lebih baik, jika pembinaan yang dilakukan MGMP tidak
optimal maka kompetensi pedagogik guru rendah.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


MGMP PAI Kota Tangerang Selatan bertempat di Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten. Pemilihan MGMP PAI tesebut didasarkan atas observasi
pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan mendatangi ketua MGMP PAI serta
lokasi penelitian yang masih terjangkau oleh peneliti. Waktu pelaksanaan penelitian
dimulai saat observasi pendahuluan kepada ketua MGMP PAI pada September
2021 dengan tujuan mengetahui latar belakang dan kegiatan MGMP PAI Kota
Tangerang Selatan. Selanjutnya peneliti melakukan kajian lebih dalam lagi dengan
melakukan wawancara, observasi dan studi dokumentasi terhadap MGMP PAI.
Sehingga penelitian ini ditargetkan selesai pada bulan Agustus 2022, dengan rincian
sebagai berikut :

Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu Penelitian
No. Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus

1. Studi
Pendahuluan
2. Wawancara
3. Observasi
4. Pengumpulan
Dokumen

B. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa.118 Dengan
metode deskriptif, yang bertujuan menggambarkan (to describe), menjelaskan,

118
Umar Sidiq & Moh. Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan, (Ponorogo : CV. Nata Karya, 2019), Cet I, hlm 3.

55
56

dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi


saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya maupun analisis hubungan
antara berbagai variabel dalam suatu fenomena.119

Dalam penlitian ini, peneliti mendeskripsikan secara gamblang kegiatan


pembinaan kompetensi pedagogik guru PAI yang dilakukan MGMP PAI Kota
Tangerang Selatan serta melihat hasil kemampuan mengelola pembelajaran yang
diperoleh anggota MGMP/guru PAI SMA yang aktif dibina.

C. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data diatas, diperlukan beberapa metode dalam
mengumpulkan data penelitian, diantaranya:

1. Observasi

Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan


mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Kegiatan obervasi yaitu mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau dignosis.120 Teknik observasi dilakukan
peneliti untuk mengamati kegiatan, merekam serta mencatat segala kejadian
guna memperoleh informasi. Data hasil observasi digunakan peneliti untuk
menjelaskan kegiatan pengamatan yang dilakukan terkait aktivitas MGMP PAI
dan aktivitas guru PAI. Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi :

a. Aktivitas Pembinaan MGMP PAI

b. Pengamatan terhadap dokumen MGMP PAI

2. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan


oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah,
dimana arah pembicaraan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dengan
mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.121

119
Siti Nurhasanah, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif : Teori,
Aplikasi, dan Contoh Studi Kasus, (Tangerang : Media Edu Pustaka, 2022), Cet I, hlm 30.
120
Umar Sidiq & Moh. Miftachul Choiri, Op. Cit., hlm 68.
121
Ibid., hlm 61.
57

Teknik wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh informasi secara


tepat dan akurat dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini digunakan teknik
wawancara tidak terstruktur dan wawancara tertutup.

Data hasil interview atau wawancara digunakan untuk mendeskripsikan


tentang sejarah, manajemen, aktivitas, gambaran program, penyelenggaraan
kegiatan MGMP, serta peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI. Anggota
yang terlibat aktif dibina oleh MGMP PAI Kota Tangerang Selatan.

a. Wawancara tak berstruktur atau terbuka

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara yang sifatnya


bebas, artinya peneliti memberikan peluang kepada narsumber untuk
menjawab atau berargumen dan tidak membatasi jawaban serta tetap
mengacu pada variabel penelitian. Wawancara tak berstruktur ini
ditunjukkan kepada narsumber : (1) Ketua MGMP, (2) Sekretaris MGMP
dan (3) Pengawas PAI Kota Tangerang Selatan

b. Wawancara terstruktur atau tertutup

Selain menggunakan wawancara terbuka, penelitian ini juga


menggunakan wawancara tertutup yang digunakan sebagai teknik
pengumpulan data. Wawancara tertutup ini dilakukan peneliti setelah
melakukan wawancara terbuka dan peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara tertutup, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan menggunakan lembar daftar pertanyaan (questionnaire)
berupa angket yang terbatas jawabannya.122 Angket tersebut ditunjukkan
kepada guru PAI SMA yang terlibat aktif dalam kegiatan MGMP PAI.

Salah satu pertimbangan yang mendasari digunakannya angket


adalah untuk mengetahui dan memperkuat data penelitian kompetensi
pedagogik guru PAI SMA. Skala pengukurannya menggunakan skala
likert. Maka data yang diukur adalah indikator kompetensi pedagogik,

122
Ibid., hlm 63-64.
58

kemudian dijabarkan kembali menjadi sub indikator yang terukur dan


dapat dijadikan item instrumen berupa pertanyaan. Untuk analisis secara
kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut diberikan skor nilai 1 sampai
4, sehingga dapat diketahui terjadi peningkatan atau tidak pada aspek
pedagogik guru PAI setelah dibina oleh MGMP.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang


diperlukan dalam permasalahan penelitian, kemudian ditelaah secara
mendalam sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian.123 Penelaahan tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru PAI melalui MGMP berupa kajian dokumentasi terhadap
catatan, foto-foto dan sejenisnya yang berkorelasi dengan permasalahan
penelitian. Dokumen pada penelitian ini yaitu struktur organisasi MGMP PAI,
profil MGMP PAI, surat keputusan MGMP PAI, program kerja MGMP PAI,
buku-buku dan dokumen lainnya terkait pembinaan MGMP PAI. Hasil studi
dokumen digunakan peneliti untuk memperkuat hasil wawancara dan
observasi.

D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrument yang utama dalam pengumpulan data
adalah peneliti sendiri. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen primer
dan sekunder. Instrumen primer berupa peneliti secara langsung melalui wawancara
dan observasi, instrumen sekunder terkait pertanyaan dan dijawab oleh partisipan
serta dengan note, profil MGMP, program kerja MGMP, buku-buku, koran yang
sifatnya mendukung data primer. Dengan itu, diharapkan dapat menjaring data
secara mendalam dari sumber data dengan instrumen sebagai berikut :

123
Ibid., hlm 73.
59

1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Tabel 3.2
Instrumen Wawancara
Fokus
No. Indikator Sub Indikator Sumber Data
Penelitian
• Pemahaman wawasan
kependidikan,
• Pemahaman tentang
peserta didik,
• Pemahaman terhadap
perkembangan
kurikulum atau sliabus,
• Perancangan
Ruang pembelajaran,
Lingkup • Pelaksanaan Guru PAI
Kompetensi pembelajaran yang SMA
mendidik dan dialogis,
Pedagogik
• Pemanfaatan teknologi
Pembinaan pembelajaran,
Kompetensi • Berkomunikasi secara
Pedagogik efektif, empatik dan
1. santun dengan peserta
melalui
MGMP didik,
• Evaluasi hasil belajar,
• Pengembangan peserta
didik.
• Diskusi permasalahan
pembelajaran.
• Pengembangan prota,
prosem, silabus dan RPP Ketua MGMP
Program • Analisis kurikulum.
• Penyusunan laporan Sekretaris
Rutin
hasil belajar peserta MGMP
MGMP
didik. Pengawas PAI
• Pelatihan terkait dengan
penguasaan materi yang
mendukung tugas
mengajar.
60

2. Observasi/Pengamatan

Tabel 3.3
Instrumen Pengamatan
Objek/Peristiwa yang diamati

• Pengamatan terhadap aktivitas pembinaan MGMP PAI


• Mengamati dokumen MGMP PAI

3. Studi Dokumentasi

Tabel 3.4
Instrumen Studi Dokumen

Keterangan
Dimensi Sumber Dokumen
Ya Tidak

Profil MGMP PAI Kota Tangerang Selatan √


Struktur Organisasi MGMP PAI √
Visi, misi dan Tujuan MGMP PAI √
Data pengurus MGMP PAI √
MGMP Data anggota MGMP PAI SMA √
PAI
Program Kerja MGMP PAI √
Kegiatan MGMP yang berkaitan dengan

kompetensi pedagogik

Iuran MGMP PAI √


Data Sarana dan Prasarana MGMP PAI √
61

E. Teknik Analisis Data


Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, maka analisis yang
dilakukan secara induktif. Peneliti menganalisis berbegai aspek terkait pembinaan
kompetensi pedagogik guru PAI melalui MGMP di Kota Tangerang Selatan.
Menurut Miles dan Huberman analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
melalui proses data reduction, data display, dan verification.124 Berikut ini
pemaparan teknik analisis data yang digunakan peneliti, yaitu :

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang didapatkan melalui wawancara,


observasi dan studi dokumentasi terkait dengan pertanyaan dan tujuan
penelitian.

2. Reduksi Data

Peneliti melakukan proses analisis data dengan menelaah seluruh data


yang didapatkan baik melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Kemudian penulis mempelajari dan memfokuskan data mengenai data apa saja
yang dibutuhkan yang memiliki keterkaitan dengan judul penelitian.

3. Penyajian Data

Peneliti menganalisis data dengan cara menampilkan beberapa data yang


ditemukan di lapangan yang di dapatkan dengan cara wawancara, observasi
dan studi dokumentasi dalam bentuk teks.

4. Penarikan Kesimpulan

Selanjutnya, setelah data terkumpul, direduksi dan dianalisa, kemudian


langkah berikutnya adalah peneliti menarik kesimpulan dari setiap data yang
dijabarkan.

124
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV. Pustaka
Ilmu, 2020), Cet I, hlm 232.
62

F. Pemeriksaan Keabsahaan Data


Penelitian ini membutuhkan data yang valid serta sah, oleh karena itu perlu
dilakukannya pemeriksaan data. Untuk mengetahui keabsahan data yang didapat,
peneliti melakukan teknik triangulasi sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu, berikut penjelasannya :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan


cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk
menguji kreadibilitas data tentang pembinaan guru PAI melalui MGMP, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke pengurus
MGMP, guru PAI dan pengawas PAI. Data dari ketiga sumber tersebut,
dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan
mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh
peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepatakan dengan ketiga sumber tersebut.125

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data
yang diperoleh melalui wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi
atau kuisioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar,
karena sudut pandangnya berbeda-beda.126

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang


dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

125
Umar Sidiq & Moh. Miftachul Choiri, Op. Cit., hlm 94-95.
126
Ibid., hlm 95.
63

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga
dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang
diberi tugas melakukan pengumpulan data.127

127
Ibid., hlm 95-96.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan


Telah dijelaskan pada bab2 bahwa MGMP merupakan wadah pembinaan
profesional guru mata pelajaran, karena Pendidikan Agama Islam juga bagian
dari Kurikulum Pendidikan Nasional maka guru-guru Pendidikan Agama Islam
di Kota Tangerang Selatan memiliki kesempatan yang sama untuk bergabung
dalam wadah MGMP.

Berada di bawah binaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam


(PAKIS) Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan menjadikan
MGMP PAI wadah yang strategis bagi guru untuk mengembangkan
profesionalitas dan kompetensi baik itu profesional, pedagogik, kepribadian,
sosial dan kepemimpinan.

Terbentuknya MGMP PAI sekitar tahun 2003/2004, saat itu masih berada
di administrasi pemerintahan Kabupaten Tangerang karena belum
terbentuknya pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2008 terjadi
pemisahan administrasi wilayah Kabupaten Tangerang sehingga terbentuknya
wilayah administrasi baru yaitu Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut
menyebabkan MGMP PAI harus dipisah antara kabupaten dan kota.

Raker pertama MGMP PAI Kota Tangerang Selatan diadakan pada tahun
2009 dengan menggabungkan kepengurusan jenjang SMA dan SMK atau
MGMP PAI SMA/SMK yang dipimpin oleh Muhammad Edi Suharsongko.
Kemudian, pada tahun 2012 terjadi raker pergantian pengurus kembali dengan
terpilihnya Abu Yazid tetapi dengan jenjang kepengurusan yang terpisah antara
SMA dan SMK. Tahun 2015 Abu Yazid terpilih kembali sebagai ketua MGMP
PAI dengan menggabungkan kepengurusan MGMP PAI SMA dan SMK di
Kota Tangerang Selatan. Berlanjut di tahun 2018 terpilihlah Nurhadi sebagai
ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang

64
65

Selatan berdasarkan hasil keputusan bersama dan SK Kemenag Tangsel hingga


tahun 2022.128

Hingga kini MGMP PAI Kota Tangerang Selatan sudah berusia kurang
lebih 22 tahun dengan pergantian pengurus setiap tiga tahun sekali. Banyaknya
tantangan serta persoalan yang dihadapi guru-guru PAI di Kota Tangerang
Selatan membuat MGMP memutuskan untuk menggabungkan kepengurusan
dengan alasan efektifitas, serta tidak semua guru-guru PAI baik SMA maupun
SMK mampu mengikuti kegiatan MGMP.129

Dengan usia tersebut, MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan


terbilang sudah dewasa dan memiliki banyak track record. Maka MGMP
seharusnya sudah matang dan paham bagaimana membina profesionalisme dan
kompetensi guru PAI.

2. Struktur Kepengurusan Organisasi MGMP


Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kementrian Agama Kota
Tangerang Selatan yang menetapkan tentang Struktur Organisasi MGMP PAI
SMA/SMK Tingkat Kota Tangerang Selatan Periode 2018-2021 pada tanggal
10 Desember 2018. Namun, Nurhadi selaku ketua MGMP menyampaikan
bahwa masa bakti kepengurusan diperpanjang hingga 2022 karena belum
terjadinya raker pergantian kepengurusan. Berikut ini susunan pengurus
MGMP sebagai berikut :

Pelindung/Penanggungjawab : Kepala Kantor Kementrian Agama Kota


Tangerang Selatan
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan
Kota Tangerang Selatan
Penasehat Teknis : Kepala Seksi Pendidikan Agama dan
Keagamaan Islam
Penasehat : Pengawas Pendidikan Agama Islam

128
Hasil studi dokumentasi Surat Keputusan Kepala Kementrian Agama Kota Tangerang
Selatan, Nomor : 4390/Kk.28.08.03/PP.03.1/12/2018 yang ditetapkan pada tanggal 10 Desember
2018 tentang Struktur Organisasi MGMP PAI SMA/SMK Tingkat Kota Tangerang Selatan
Periode 2018-2021, di kaji pada 30 Mai 2022.
129
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI Kota Tangerang Selatan Periode
2018-2022 di SMK Bintang Nusantara pada 23 Mai 2022.
66

SMA/SMK
Pengarah : Mustahdi, M.Ag
Drs. Abdul Aziz Rofiq
Abu Yazid, S.Ag, M.Pd
Drs. Mustakim, MA
Struktur kepengurusan MGMP terdiri dari Penanggungjawab, Penasehat
Teknis, Penasehat, Pengarah, Ketua, 2 Sekretaris dan 2 Bendahara, sedangkan
Seksi Bidang dan Koordinator Wilayah terdiri dari 2 orang pengurus per bidang
dan wilayah yang dapat dilihat pada bagan dibawah. 130

Sumber : SK Kemenag Tangsel Nomor : 4390/Kk.28.08.03/PP.03.1/12/2018

Berdasarkan bagan diatas dapat dilihat bahwa kepengurusan MGMP PAI


Kota Tangerang Selatan terdiri dari banyak seksi bidang dan koordinator
wilayah. Hal tersebut akan menyebabkan susah menyatukan pemikiran karena
masing-masing orang/pengurus pasti memiliki kepentingannya masing-
masing. Sehingga ketika rapat akan memiliki banyak persepsi dan pendapat.
Oleh sebab itu sebaikanya kepengurusan dirampingkan, agar mudah untuk
bergerak, dalam arti dapat menjalankan tugas-tugas sebagai pengurus masing-
masing bidang.

Jika kepengurusan yang banyak seperti itu yang menjadi aktif hanya
pimpinan puncaknya saja menyebabkan koordinator wilayah dapat dikatakan

130
Hasil studi dokumen Surat Keputusan Kemenag Tangsel…, Op.Cit.
67

tidak ideal karena terlalu banyak dan akan menjadi useless. Padahal sudah ada
pengurus bidang organisasi dan humas yang seharusnya dapat
mengkoordinasikan guru PAI SMA dan SMK di wilayah Kota Tangerang
Selatan.

3. Keanggotaan MGMP PAI SMA


Setiap guru Pendidikan Agama Islam di Kota Tangerang Selatan
diwajibkan untuk mengikuti wadah MGMP. Sebagaimana yang terpatri dalam
Rambu-rambu MGMP bahwa “Anggota MGMP berasal dari guru mata
pelajaran sekolah negeri maupun swasta, baik yang berstatus PNS maupun
bukan PNS”.131

Hak dan kewajiban anggota MGMP/guru PAI berupa hak


mengembangkan kompetensi dan profesionalitas sebagaimana yang terpatri
dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru bahwa “Organisasi profesi guru
adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru
untuk mengembangkan profesionalitas guru.”132

Menurut Nurhadi Ketua MGMP PAI menjelaskan bahwa jumlah guru PAI
SMA dan SMK sekitar 200 orang, yang aktif sekitar 50 orang dan semua guru
PAI wajib tergabung dalam MGMP.133 Sedangkan Junaedi mengatakan bahwa
“Jumlah guru SMA yang aktif ada 20 orang, dari jumlah guru SMA Tangsel
40 orang. Jumlah guru PAI SMA yang aktif membayar iuran ada 26 dari 40
orang.” Lebih lanjut, Samsul Bahri mengatakan bahwa laporan dari bendahara
MGMP bahwa terdapat 52 orang guru PAI dari SMA/SMK yang sudah
tersertifikasi atau PNS.134

Hasil wawancara diatas berbeda dengan hasil studi dokumen. Berdasarkan


hasil studi dokumen terdapat 85 orang guru PAI SMA yang tergabung dalam

131
Rambu-rambu ... KKG dan MGMP, Op. Cit., hlm 17.
132
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
I Pasal 1 ayat 13.
133
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI SMA/SMK …, Op. Cit.
134
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI SMA/SMK Kota
Tangerang Selatan di rumah pribadi beliau pada 28 Juni 2022.
68

MGMP, jumlah guru PNS sebanyak 34 orang dan Non-PNS sebanyak 50


orang. Tersebar di enam kecamatan dan 51 sekolah menengah atas di Kota
Tangerang Selatan. 135

Banyaknya jumlah guru PAI SMA dan SMK di Kota Tangerang Selatan
baik PNS maupun non-PNS dapat mengakibatkan guru yang tergabung
menjadi kurang terorganisir dengan baik, terlihat pada perbedaan hasil
wawancara dengan studi dokumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengurus MGMP tidak memiliki data pasti jumlah guru PAI karena banyaknya
jumlah guru PAI SMA dan SMK. Hal tersebut menyebabkan tidak semua guru
PAI aktif mengikuti kegiatan MGMP karena banyaknya anggota dan pengurus
yang kurang aktif dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan yang dikatakan
Sekretaris bahwa sebenarnya kalau pun di pisah SMA dan SMK, guru SMK itu
lebih banyak, cuman yang bersedia mengikuti MGMP itu hanya beberapa saja.

4. Motto, Visi, Misi dan Tujuan MGMP


Sebagai sebuah organisasi MGMP juga mempunyai motto, visi, misi dan
tujuan. Berdasarkan hasil studi dokumen, berikut ini motto, visi, misi dan
tujuan MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan :136

a. Motto

“ Kebenaran (Al-Haq) jika tidak diorganisir dengan baik akan


dikalahkan oleh kejahatan (Bathil) yang teroganisir ” (Ali bin Abi
Thalib).

b. Visi

“ Menjadikan MGMP PAI sebagai wahana aktivitas guru yang kreatif,


inovatif dan inspiratif ”

135
Hasil studi dokumentasi, Nama-nama Guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan yang di
keluarkan oleh Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan. Dokumen tersebut didapatkan dari
Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan, dikaji pada 5 Agustus 2022.
136
Hasil studi dokumentasi Program Kerja MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan Periode 2018 - 2021. Dokumen didapatkan dari Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota
Tangerang Selatan, dikaji pada 28 Juni 2022.
69

c. Misi

1) Melaksanakan pelatihan yang menunjang kompetensi pembelajaran


2) Mengembangkan profesionalisme guru
3) Menjadikan guru yang berwawasan global
4) Memberdayakan dan membantu anggota MGMP dalam proses
pembelajaran
5) Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat
MGMP
6) Meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam memiliki kemampuan
kognitif, spikomotor beribadah dan akhlak yang karimah
7) Terjalinnya silaturahmi dan kekeluargaan antar anggota MGMP
8) Meningkatkan kemandirian organisasi MGMP
9) Meningkatkan layanan akses informasi keprofesian Guru.

d. Tujuan

1) Mewujudkan MGMP sebagai wadah silaturahmi, komunikasi,


pembinaan, dan peningkatan profesi dan karier guru yang amanah.
2) Meningkatkan kompetensi guru dalam menyiapkan rencana
pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat penilaian.
3) Meningkatkan kompetensi dalam menyelenggarakan Pembelajaran
yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan
Berbobot (PAIKEM GEMBROT).
4) Terfasilitasinya menjadi anggota atau pengurus organisasi profesi
guru yang sesuai dengan bidang yang diampunya.

Dari uraian di atas, MGMP PAI Kota Tangerang Selatan antara motto, visi,
misi dan tujuan MGMP PAI Kota Tangerang Selatan sudah memiliki
kesesuaian dan kemudian visi, misi dan tujuan tersebut diturunkan kedalam
program kerja MGMP.

5. Program Kerja MGMP


Program Kerja MGMP mengacu pada Rambu-rambu pengembangan
kegiatan MGMP dan KKG dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional. Sebagaimana penyusunan program MGMP
pada dasarnya merupakan kegiatan utama dalam melaksanakan aktivitas
70

MGMP. Program tersebut merujuk pada usaha peningkatan kompetensi dan


profesionalisme guru.137

Berdasarkan hasil studi dokumen, didapatkan bahwa program kerja


MGMP PAI Kota Tangerang Selatan Periode 2018-2022 terdiri dari kegiatan
inti, kegiatan pengembang dan kegiatan partisipatif yang dibuat menjadi tiga
rincian yaitu program jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang dan
program partisipan. Berikut ini uraiannya :138

a. Kegiatan Inti :

1) Sosialisasi implementasi Kurikulum 13 SMA/SMK


2) Sosialisasi landasan hukum (Permendikkbud, dll) terkait dengan
keprofesian guru
3) Pendalaman silabus, penyusunan dan pengembangan program
semester, Program Tahunan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
bahan ajar, LKS.
4) Diskusi permasalahan pembelajaran.
5) Analisis kurikulum (bedah SKL).
6) Penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran.
7) Peningkatan kompetensi guru PAI (pembahasan materi dan
pemantapan menghadapi Ujian Tingkat Kompetensi (UN), Ujian
Tingkat Kompetensi (non-UN) dan Ujian Sekolah
8) Penyusunan soal UAS

b. Kegiatan Pengembangan :

1) Menyusun dan mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas.


2) Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
3) Seminar, lokakarya, dan diskusi panel.
4) Pelatihan ICT (membuat dan menggunakan e-mail, web blog,
membuat video/audio pembelajaran, mengupload bahan ajar yang
dapat diakses siswa melalui internet).
5) Pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan Microsoft
Office (MS-Word, MS-Excel, MS-Powerpoint, SPSS for windows)
6) Penerbitan jurnal MGMP.
7) Mengaktifkan website MGMP.

137
Simon Sili Sabon, dkk, Optimalisasi Peran MGMP…., Op. Cit., hlm 23.
138
Hasil studi dokumentasi Program Kerja MGMP PAI SMA/SMK ..., Op. Cit.
71

8) Peer Coaching (Pelatihan sesama guru menggunakan media TIK).


9) Lesson Study (suatu pengkajian praktek pembelajaran yang memiliki
tiga komponen yaitu plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus
terjadi kolaborasi antara pakar, guru pelaksana, dan guru mitra).

c. Kegiatan Partisipatif :

1) Mengadakan seminar, lokakarya, dan diskusi panel.


2) Mengikuti kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dll
3) Study Banding
4) Kunjungan kegiatan sosial anggota
5) Penggalangan dana sosial secara incidental
6) Kegiatan wirausaha

d. Rincian Program

1) Program Jangka Pendek

Program jangka pendek dilaksanakan tiap bulan atau tri wulan atau
semester dilaksanakan sekali, yaitu :

a) Rapat Pleno Pengurus


b) Diskusi permasalahan pembelajaran.
c) Menyusun administrasi pembelajaran
d) Menyusun bahan ajar
e) Menyusun alat, instrumen evaluasi
f) Penyusunan kisi kisi dan soal ulangan tengah semester
g) Penyusunan kisi kisi dan soal ulangan semester
h) Pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan
Microsoft Office (MS-Word, MS-Excel, MS-Powerpoint, SPSS
for windows).
i) Mengaktifkan media komunikasi maya Fb/Twitter/blog/website
MGMP.

2) Program Jangka Menengah

Program jangka menengah dilaksanakan antara 1 tahun atau 2 tahun


sekali, yaitu :

a) Penyusunan dan pengembangan program tahunan, program


semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
72

b) Pendidikan dan latihan (penataran) implementasi dan


pengembangan model Kurikulum Nasional (kurnas)
c) Penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran
d) Bimbingan dan mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas.
e) Pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler PAI
f) Penngembangan TBTQ
g) Penyusunan kisi kisi dan soal US
h) Pelatihan ICT (membuat dan menggunakan e-mail, web blog,
membuat video/audio pembelajaran, mengupload bahan ajar yang
dapat diakses siswa melalui internet).
i) Kegiatan Pentas PAI tingkat Kota Tangerang Selatan
j) Kegiatan Pentas PAI tingkat Propinsi Banten

3) Program Jangka Panjang

Program jangka panjang dilaksanakan minimal 1 kali pelaksanaan


dalam masa bakti pengurus, yaitu :

a) Penyusunan Program Kerja MGMP


b) Penyusunan Jurnal PAI Kota Tangerang Selatan
c) Sosialisasi landasan hukum (Permendikkbud, dll) terkait dengan
keprofesian guru
d) Peningkatan kapasitas guru PAI
e) Mengadakan seminar, lokakarya, dan diskusi pane
f) Mengadakan kerjasama kegiatan dengan lembaga lain, yang
berkaitan dengan pendidikan ke-Islaman
g) Mengupayakan kebutuhan fasilitas organisasi
h) Menjalin silaturahmi sesama anggota dan berupaya meringankan
hajat kebutuhannya dalam satu wadah usaha
perekonomian/wirausaha
i) Study Banding

4) Program Insidental dan Partisipan

Program yang dilaksanakan sewaktu waktu bila dibutuhkan dan


kegiatan yang bersifat partisipasi atas undangan dari instansi atau
lembaga lain.

Uraian program kerja MGMP PAI Kota Tangerang Selatan diatas berisi
banyak sekali kegiatan yang perlu diselenggarakan MGMP. Tetapi pembagian
73

program tersebut tidak memiliki kalender kegiatan terkait kegiatan apa yang
perlu menjadi prioritas, siapa yang akan menjadi narasumber dan kapan
kegiatan itu akan diselenggarakan. Padahal program tersebut jika terlaksana
semua akan sangat bermanfaat bagi guru PAI terlebih di saat pandemi karena
terjadi perpindahan paradigma metode mengajar dari tatap muka menjadi tatap
layar maka guru perlu mengikuti pelatihan agar dapat menggunakan
teknologi/komputer sebagai pembelajaran.

6. Sumber Daya Manusia MGMP


Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan MGMP terdiri dari anggota, instruktur, pemandu/tutor/fasilitator,
pengawas sekolah, widiyaiswara, dosen (LPTK/Perguruan Tinggi) serta
pejabat struktural dan pejabat non-struktural di dinas pendidikan
kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, dan pusat. SDM yang dimaksud
dapat difungsikan sebagai pembina, pelatih, tutor, atau narasumber dalam
pelaksanaan kegiatan di MGMP.139

Dalam upaya perwujudan program yang telah dibuat, maka MGMP


melibatkan berbagai pihak terkait sebagai narasumber dalam penyelenggaraan
kegiatan. Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa narasumber MGMP PAI
terdiri dari :140

1) Pakar Pendidikan Agama Islam (Praktisi) dari Perguruan Tinggi


2) Kemenag Kota Tangerang Selatan, Dinas Pendidikan Kota Tangerang
Selatan dan Pengawas PAI.
3) Instruktur Nasional (IN) Kurikulum 2013 MP PAI
4) Pengurus Inti MGMP Pendidikan Agama Islam
5) Guru PAI yang telah mendapatkan ToT
6) Tenaga Pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sumber daya manusia memiliki fungsi yang sangat berarti dalam


keberhasilan program MGMP, karena jika tidak adanya SDM yang maka

139
Simon Sili Sabon, dkk, Optimalisasi Peran MGMP…., Op. Cit., hlm 23.
140
Hasil studi dokumentasi Program Kerja MGMP PAI SMA/SMK ..., Op. Cit.
74

kegiatan akan sulit untuk terlaksanakan. Menurut sekretaris MGMP Samsul


Bahri bahwa untuk narasumber/pemateri MGMP PAI masih membutuhkan
orang yang kompeten.141

SDM yang dimiliki MGMP PAI SMA/SMK di Kota Tangerang Selatan


berdasarkan studi dokumen diatas sudah cukup baik dan bermutu tetapi
berbeda dengan yang dikatakan sekretaris MGMP.

Setelah melakukan wawancara dengan sekretaris, peneliti melakukan


observasi/pengamatan untuk mendapatkan data terkait narasumber yang
dimiliki MGMP PAI dengan mengikuti dan hadir secara langsung dalam
kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan MGMP
PAI di FITK UIN Jakarta.

Kegiatan tersebut dihadiri Kasi PAKIS Kemenag Tangsel, Dekan FITK


UIN Jakarta dan Kaprodi Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta. Dari sambutan
yang disampaikan Kasi PAKIS bahwa kegiatan tersebut diadakan di UIN
Jakarta karena merupakan bentuk kerjasama antara Kemenag dan UIN Jakarta,
kemudian materi disampaikan oleh narasumber dari Dosen PAI FITK UIN
Jakarta.142 Artinya, MGMP dapat memanfaatkan kerjasama untuk
mendapatkan narasumber yang berkompeten dibidangnya secara gratis.

7. Saran dan Prasaran MGMP


Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus tersedia dan
terstandar, agar pelaksanaan kegiatan MGMP berjalan sebagaimana mestinya
serta berkualitas.143 Nurhadi menjelaskan bahwa sarana dan prasaran MGMP
PAI yaitu Aula, infocus, laptop, sound system, bangku, meja dan kursi serta
banner/spanduk.”144 Selain melakukan wawancara dengan ketua, peneliti juga

141
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI …, Op. Cit.
142
Hasil pengamatan terhadap kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
dilaksanakan MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan selama dua hari pada tanggal 6 dan
13 Agustus 2022 di Auditorium Prof Yunus FITK dan PPG UIN Jakarta.
143
Simon Sili Sabon, dkk, Optimalisasi Peran MGMP…., Op. Cit., hlm 23.
144
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI SMA/SMK …, Op. Cit.
75

melakukan observasi terkait apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki
MGMP PAI.

Berdasarkan hasil pengamatan terkait kegiatan MGMP PAI bahwa sarana


dan prasaran MGMP untuk menyelenggarakan kegiatan berupa aula baik itu di
sekolah maupun sarana dan prasarana yang berasal dari kerjasama antara
MGMP PAI dengan pihak terkait seperti UIN Jakarta.145

8. Pembiayaan MGMP
Sumber dana yang dimiliki MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan berasal dari uang sertifikasi guru PAI/TPG yang cair setiap tiga bulan
sekali berdasarkan kesepakatan serta inisiatif iuran dari guru-guru
bersertifikasi untuk mendukung kegiatan MGMP karena tidak mendapatkan
subsidi dari pemerintah.146

Sekretaris MGMP menjelaskan bahwa guru yang sudah inpassing atau


PNS memberikan iuran sebesar 250 ribu sedangkan untuk guru yang belum
inpassing atau belum PNS sebesar 150 ribu. Samsul menambahkan bahwa
dilapangan terkadang guru-guru meberikan uang iuran yang lebih, misalnya
yang seharusnya 150 ribu kadang memberikan 200 ribu.

Uang iuran menjadi hal yang penting supaya kegiatan dapat terlaksanakan.
Pengurus MGMP Junaedi mengemukkakan bahwa organisasi tanpa adanya
uang maka tidak akan berjalan. Begitu juga halnya dengan MGMP jika tidak
memiliki dana yang cukup, maka program kerja yang sudah disusun akan sulit
diselenggarakan. 147

Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan MGMP PAI Kota Tangerang


Selatan hanya mengandalkan iuran dari uang sertifikasi guru/TPG yang cari
setiap tiga bulan sekali, artinya kegiatan MGMP tergantung dengan pencairan
TPG yang menyebabkan kegiatan hanya tiga bulan sekali. Padahal dalam

145
Hasil pengamatan terhadap kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka …, Op. Cit.
146
Hasil wawancara dengan Junaedi Sekretaris MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan bertempat di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada 30 Mai 2022.
147
Loc. Cit.
76

standar operasional MGMP Ditjen PMPTK sudah dijelaskan bahwa “Upaya


mengumpulkan dan dari berbagai sumber sudah semestinya dilakukan MGMP.
Beberapa sumber dana yang mungkin dapat dimanfaatkan antara lain: iuran
anggota, dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), APBN, APBD, komite
sekolah/dewan pendidikan, dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi, LPMP,
P4TK, direktorat terkait, donatur yang tidak mengikat, unit produksi, hasil
kerjasama, masyarakat, atau sponsor yang sah dan tidak mengikat.”148

B. Pembinaan Kompetensi Pedagogik


Berikut ini temuan dan hasil penelitian yang dapatkan berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan studi dokumentasi terhadap MGMP PAI Kota Tangerang
Selatan serta analisis pembahasannya berupa point penting dari fakta-fakta yang
ditemukan.

1. Perencanaan Program Pembinaan


Hal pertama yang dilakukan MGMP untuk menyelenggarakan pembinaan
adalah merancang program. Program tersebut dirancang dan diturunkan
menjadi kegiatan inti, kegiatan pengembangan dan kegiatan partisipatif.

Perancanaan kegiatan dilakukan oleh para pengurus MGMP yang


berkumpul di sekretariat MGMP. Nurhadi ketua MGMP PAI menjelaskan
tentang sekretariat MGMP bahwa “MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan memiliki sekretariat, yaitu dimanapun tempat sekretariat berdasarkan
hasil musyawarah di awal dengan mengadakan raker. Ditetapkan sekretariat
berada di tempat ketua MGMP, yaitu di SMK Bintang Nusantara, sekaligus
memudahkan akses.”

Kemudian pertemuan pengurus tersebut membahas perencanaan kegiatan


yang akan diselenggarakan. Sekretaris MGMP PAI, Junaedi menjelaskan
terkait pertemuan pengurus MGMP bahwa “Biasanya perencanaan dilakukan
pengurus saat uang sertifikasi cair yaitu setiap 3 bulan sekali. Pertemuan para
pengurus biasanya diadakan di hari Rabu atau Sabtu itupun tidak bisa dihadiri

148
Simon Sili Sabon, dkk, Op. Cit., hlm 24.
77

oleh semua pengurus karena ada kendala berbentrokan dengan jam mengajar.
Dari jumlah keseluruhan pengurus yaitu 30 orang, yang hadir dalam setiap
pertemuan tidak sampai 75 persen.” Artinya yang hadir sekitar 7 sampai 8
orang pengurus.

Selanjutnya Nurhadi menambahkan bahwa “Sebelum diadakannya


kegiatan, hal pertama yang dilakukan oleh pengurus MGMP PAI adalah
mengadakan rapat para pengurus dengan tujuan membentuk panitia
pelaksanaan kegiatan. Kemudian mendiskusikan tema apa yang relevan dan
booming, misalnya tema “Moderasi Beragama” dan lainnya. Tempat
melaksanakan kegiatannya di sekolah-sekolah misalnya SMAN 2 memiliki
aula, kemudian pengurus mengajukan surat ke SMAN 2 atau di sekolah lainya
yang memiliki aula, jadi di tempat-tempat yang gratis. Kemudian setelah itu
ada evaluasi dari pengurus dan panitia yaitu berupa LPJ (Laporan
Pertanggungjawaban).”

Gambar 4.1

(Rapat MGMP PAI dengan Ketua Prodi PAI FITK UIN Jakarta)

Gambar diatas merupakan bentuk perencanaan yaitu rapat kegiatan


MGMP bersama Kasi PAKIS Kemenag Tangsel dan bekerjasama dengan Prodi
PAI di PPG UIN Jakarta untuk melaksanakan kegiatan Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar.
78

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa perencanaan program pembinaan


MGMP PAI Kota Tangerang Selatan dilaksanakan di sekretariat MGMP yaitu
di sekolah tempat ketua MGMP atau di tempat pihak terkait kerjasama MGMP.
Terdapat beberapa kendala menurut pengurus sendiri, diataranya penentuan
tempat berkumpul pengurus untuk rapat karena diakui oleh sekretaris bahwa
tidak semua pengurus dapat hadir dalam mengikuti rapat.

2. Pelaksanaan Program Pembinaan


a) Kegiatan Pembinaan MGMP PAI yang berkaitan dengan Kompetensi
Pedagogik

Telah dijelaskan pada gambaran objek umum penelitian bahwa


MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan memiliki program
jangka panjang, menengah dan jangka pendek yang diturunkan menjadi
kegiatan inti, pengembangan dan partisipatif. Mengingat penelitian ini
memfokuskan pada pembinaan kompetensi pedagogik guru PAI melalui
MGMP, maka kegiatan yang dikaji peneliti hanya program yang berkaitan
dengan kemampuan mengelola pembelajaran/pedagogik.

Setelah program selesai direncanakan, hasil rapat pengurus MGMP


tersebut kemudian diselenggarakan dalam bentuk pelatihan/workshop
yang berguna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI. Kemudian
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk pengurus
MGMP.149

Dalam pelaksanaannya biasanya terdapat sambutan dari ketua


MGMP, Pengawas PAI dan Kasi PAKIS Kemenag Tangsel. Kegiatan
workshop berjalan selama dua, di hari pertama penyampaian materi
kemudian di hari kedua praktik penyusunan misalnya RPP atau
penyusunan soal.150

149
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI SMA/SMK …, Op. Cit.
150
Hasil pengamatan terhadap kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka …, Op. Cit.
79

Berikut ini hasil kajian terhadap dokumen program kerja MGMP


PAI periode 2018-2021 bahwa kegiatan MGMP yang berkaitan dengan
kompetensi pedagogik terdapat pada:

a) Kegiatan Inti:
• Sosialisasi Implementasi Kurikulum 13
• Sosialisasi landasan hukum (Permendikkbud, dll) terkait dengan
keprofesian guru
• Pendalaman silabus, penyusunan dan pengembangan program
semester, Program Tahunan, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, bahan ajar, LKS.
• Diskusi permasalahan pembelajaran.
• Analisis kurikulum (bedah SKL).
• Penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi
pembelajaran.
• Peningkatan kompetensi guru PAI (pembahasan materi dan
pemantapan menghadapi Ujian Tingkat Kompetensi (UN), Ujian
Tingkat Kompetensi (non-UN) dan Ujian Sekolah
b) Kegiatan Pengembangan :
• Seminar, lokakarya, dan diskusi panel.
• Pelatihan ICT (membuat dan menggunakan e-mail, web blog,
membuat video/audio pembelajaran, mengupload bahan ajar yang
dapat diakses siswa melalui internet).
• Pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan
Microsoft Office (MS-Word, MS-Excel, MS-Powerpoint, SPSS
for windows)
• Peer Coaching (Pelatihan sesama guru menggunakan media
TIK).
• Lesson Study (suatu pengkajian praktek pembelajaran yang
memiliki tiga komponen yaitu plan, do, see yang dalam
pelaksanaannya harus terjadi kolaborasi antara pakar, guru
pelaksana, dan guru mitra).
• Mengadakan seminar, lokakarya, dan diskusi panel.
• Mengikuti kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dll
• Study Banding
c) Kegiatan Partisipatif
• Mengadakan seminar, lokakarya, dan diskusi panel.
• Mengikuti kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dll.
Berdasarkan hasil dokumentasi di atas ditemukan bahwa banyak
kegiatan yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Kemudian
kegiatan tersebut di klasifikasikan menjadi program jangka pendek yang
80

dilaksanakan tiap bulan atau tri wulan sekali diantaranya : Diskusi


permasalahan pembelajaran dan Pelatihan peningkatan kompetensi guru
dalam menggunakan Office. Program, jangka menengah yang
dilaksanakan 1 tahun atau 2 tahun sekali diantaranya : Penyusunan dan
pengembangan prota, prosem, silabus dan RPP, Pelatihan Implementasi
dan Pengembangan model Kurikulum Nasional, Penyusunan instrument
evaluasi pembelajaran dan Pelatihan ICT. Sedangkan program jangka
panjang dilaksanakan minimal 1 tahun sekali dalam masa bakti pengurus
diantaranya : Sosialisasi landasan hukum, Seminar, lokakarya dan diskusi
panel serta Study Banding.

Untuk meninjau apakah kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan


oleh MGMP maka peneliti mewawancarai pengurus MGMP PAI, guru
PAI dan pengawas PAI di Kota Tangerang Selatan serta mengamati
kegiatan MGMP.

b. Kegiatan MGMP yang Terselenggara

Menurut Nurhadi bahwa bentuk pembinaan MGMP PAI berupa


“Workshop dan seminar yang diadakan per 3 bulan sekali. Selain itu
terdapat kegiatan pembinaan dari Kemenag, jadi memanggil pengurus
MGMP untuk mengikuti seminar di Kemenag. yang diundang dalam
workshop yaitu Instruktur Nasional sebagai narasumber utamanya, Kasi
PAKIS, Pengawas dan kepala kemenag kadang hadir dalam acara pentas
PAI.”151

Setelah mendapatkan informasi dari ketua MGMP, kemudian


peneliti mewawancarai Sekretaris I MGMP untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana kegiatan yang dilaksanakan MGMP. Junaedi menjelaskan
bahwa “Sebenarnya program MGMP itu banyak tetapi, yang berjalan
hanya beberapa karena di tahun 2019 sampai tahun 2022 kita terkendala
dengan adanya pandemi covid-19. Jadi banyak sekali program-program

151
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI SMA/SMK …, Op. Cit.
81

yang secara langsung tidak bisa kita laksanakan, hanya beberapa saja.
Itupun rapatnya melalui daring. Misalnya program untuk guru-guru PAI
dalam penyusunan materi pembelajaran, penyusunan silabus, RPP yang
kekinian, RPP merdeka yang belum sempat kita laksanakan itu
penyusuanan RPP K-13 versi terbaru. Kalau program yang lain kita
laksanakan itu pertemuan kemarin di SMK 2 pada saat covid yaitu
penyusunan soal PAI US, US PAI berbasis AKM, soal AKM yang panjang
itu, untuk persiapan tahun sekarang (2022) tetapi ketika sudah jadi banyak
beberapa sekolah yang tidak memakai soal yang sudah dibuat karena
mereka berpedoman soalnya terlalu panjang, karena model pembelajaran
daring. Kalau di SMAN 3 kita pakai soal yang ada di MGMP.”

Junaedi juga menambahkan bahwa “Biasanya di bulan Januari, kami


dari MGMP selalu koordinasi untuk menyediakan soal-soal untuk
pelaksanaan ujian sekolah. Soal itu bukan kami sediakan sebetulnya di
dapatkan dari guru itu sendiri, dibagi masing-masing menjadi 4 yaitu Al-
Qur’an, Hadist, Fiqih, Aqidah akhlak, SKI. Jadi dari beberapa guru yang
berada di tangsel itu dikelompokkan menajadi 4 kelompok berdasarkan
jenis soal tersebut. Hasil susunan soal itu kemudian ditelaah oleh senior-
senior di MGMP seperti pak Mustakim, pak Mustahdi, pak Rofiq, karena
mereka itu adalah tim penyusun soal-soal di Kementrian Agama tingkat
Nasional. Jadi ketika MGMP mengadakan kegiatan itu, 2 hari misalnya
jadi sehari menyampaikan materi kemudian sehari berikutnya penyusunan.
Nyusun soal itu dari SK dan KD nya yang mau dibuat apa nanti kemudian
dibuat indikator soalnya.”

Selanjutnya, setelah mendapatkan data dari ketua dan sekretaris I


peneliti berusaha menggali lebih banyak lagi dari pengurus lainnya.
Peneliti mewawancarai Samsul Bahri selaku sekretaris II MGMP PAI
terkait kegiatan MGMP.

Samsul menjelaskan bahwa “Kegiatan yang kita lakukan seperti


kegiatan administrasi kegiatan guru-guru di sekolah, seperti pembuatan
82

silabus, RPP, pembuatan penilian, pembuatan media pengajaran untuk


menyamakan presepsi guru-guru PAI di kota Tangerang Selatan, sehingga
ketika menyampaikan materi pengajaran semua mendapatkan pelajaran
dari guru-guru Agama Islam sama bentuk administrasinya cara
pengajarannya.”152

Selain itu, Samsul juga menambahkan bahwa “Kegiatan inti kita


jelas, bagaimana mengembangkan pengajaran tentang media
pembelajaran khususnya berbasis teknologi, sehingga di masa covid-19
kita membuat video pembelajaran untuk mewakili kehadiran kita di depan
siswa, kita tidak copy paste dari youtube. Jadi kita rekaman, dari rekaman
itulah siswa lebih fokus karena yang hadir gurunya masing-masing.
Kegiatan inti lain, yang selalu kita laksanakan yaitu bagaimana membuat
soal yang up to date, sehingga soal yang kita berikan ke siswa itu sama
tidak berbeda, karena itu disatukan dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Agama Islam.”153

Lanjut, Samsul Bahri bahwa “Kegiatan lain yang tidak kalah


pentingnya adalah Bagaimana kita membuat metode pengajaran di PAI
yang bisa disampaikan dalam metode berbeda-beda, sehingga dalam
MGMP PAI itu masing-masing menyampaikan pengalamannya ketika
menyampaikan materi. Contoh ketika menyampaikan materi pernikahan
jadi salah satu diantara guru itu masing-masing meyampaikan
pengalamannya, sehingga dengan adanya musyawarah ini kita
mendapatkan pengalaman yang satu dengan yang lainnya, sehingga kita
kaya dengan metode pembelajaran. Itulah salah satu fungsi MGMP, karena
memang dengan banyak pengalaman itu akan membuat kita mudah
menyampaikan materi kepada siswa karena kita mendapatkan pengalaman
dari teman sejawat.”154

152
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI …, Op. Cit.
153
Loc. Cit.
154
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI …, Op. Cit.
83

Dari hasil wawancara dengan para pengurus di atas bahwa MGMP


PAI menyelenggarakan banyak kegiatan yang berkaitan dengan
administrasi guru di sekolah, workshop, penyusunan soal US, penyusunan
silabus dan RPP. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik apabila guru PAI aktif dalam
mengikuti setiap kegiatan MGMP bukan hanya sekedar hadir dan
silaturahmi saja tetapi sebagai wadah belajar bersama. Namun, pengurus
sendiri menyatakan terdapat beberapa kegiatan yang terkendala akibat
pandemi maka kegiatan dilakukan secara daring.

Selanjutnya, untuk mengetahui bahwa guru PAI aktif dalam


memanfaatkan kegiatan MGMP, maka peneliti mengkaji lebih dalam lagi
seperti apa bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh MGMP PAI
SMA/SMK Kota Tangerang Selatan dengan mengikuti kegiatannya
secara langsung untuk memastikan bahwa kegiatan yang diselenggarakan
MGMP memberikan kontribusi terhadap kemampuan pedagogik guru
PAI.

Gambar 4.2

(Kegiatan Implementasi Kurikulum Meredeka Belajar)

Program penyusunan perangkat pembelajaran diselenggarakan


MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan berupa
workshop/pelatihan. Dalam hal ini peneliti mendapatkan kesempatan
84

untuk mengamati secara langsung kegiatan MGMP yang berjudul


“Implementasi Kurikulum Merdeka Guru Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK”. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan
Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan dan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diselenggarakan di Theater Prof. Dr. Mahmud
Yunus FITK. Berlangsung selama dua hari pada hari Sabtu 6 dan 13
Agustus 2022. Di hari pertama, kegiatan berupa penyampaian materi oleh
pemateri yang merupakan dosen PAI FITK UIN Jakarta. Di hari kedua,
yaitu praktik pembuatan RPP di PPG UIN Jakarta.

Berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa kegiatan tersebut berjalan


dengan lancar serta mendapat antusias dari para guru PAI untuk belajar
dan mendalami kurikulum merdeka belajar serta penyusunan perangkat
pembelajarannya. Dengan narasumber yang memiliki kapasitas dibidang
pendidikan agama yaitu Dosen PAI FITK UIN Jakarta serta konten yang
disampaikan mampu menarik perhatian guru-guru PAI. Hal tersebut
terlihat dari banyaknya guru yang bertanya seputar kurikulum merdeka
belajar. Dikarenakan kurikulum meredeka belajar merupakan kurikulum
yang baru diterapkan menyebabkan banyak guru yang belum paham.
Walaupun kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh 42 guru PAI SMA dan 43
guru PAI SMK dari 150 undangan yang disebar oleh pengurus MGMP
PAI Kota Tangerang Selatan. Tetapi dengan adanya kegiatan tersebut
mengindikasikan bahwa MGMP PAI berperan dan memberikan
kontribusinya untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru
PAI155

Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan Implementasi


Kurikulum Merdeka Belajar. Kemudian peneliti menelisik aspek dokumen
kegiatan lainnya yang ada MGMP PAI. Peneliti mendapatkan dokumen
kegiatan Workshop Impelemtasi Kurikulum yang diselenggarakan pada
bulan Agustus 2022 yaitu berupa undangan kegiatan dan absensi.

155
Hasil pengamatan terhadap kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka …, Op. Cit.
85

Gambar 4.3

(Surat Undangan Workshop Impelementasi Kurikulum Merdeka


Belajar)

Maka untuk memastikan bahwa MGMP PAI menyelenggarakan


kegiatan yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan
mengelola pembelajaran guru, peneliti melakukan wawancara tertutup
kepada 14 anggota aktif MGMP PAI yaitu berupa kuesioner yang berisi
pertanyaan dari hasil studi dokumen dan hasil wawancara terhadap
pengurus MGMP PAI periode 2018-2022.
86

Grafik 4.1

Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA

Hasilnya memperlihatkan bahwa kegiatan Implemetasi Kurikulum


merupakan kegiatan yang paling banyak diikuti oleh anggota MGMP PAI
SMA Kota Tangerang Selatan. Selain itu, pembuatan soal HOTS, video
pembelajaran dan penyusunan RPP menjadi kegiatan yang sering diikuti
oleh anggota MGMP PAI.156

Dari hasil kuesioner di atas artinya terdapat pengakuan dari guru PAI
bahwa ada kegiatan MGMP yang terselenggarakan yaitu Pembuatan video
Pembelajaran, Pembuatan RPP 1 lembar, Pembuatan soal HOTS,
Pembuatan media pembelajaran, Sosialisasi Implementasi K13, Sosialisasi
Landasan Hukum (Permendikbud) terkait profesi guru, Diskusi
permasalahan pembelajaran, Analisis Kurikulum (bedah SKL), Menyusun
dan mengembangkan penelitian tindakan kelas (PTK), Penyusunan karya
ilmiah, Seminar, Penerbitan Jurnal MGMP PAI, Pelatihan ICT dan Lesson
Study. Semua kegiatan tersebut termasuk kedalam kegiatan
pengembangan kompetensi pedagogik kecuali pembuatan soal HOTS,
Penerbitan Jurnal MGMP PAI dan Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.

156
Hasil wawancara tertutup dengan 14 responden guru PAI SMA untuk mengetahui
kegiatan yang dilaksanakan MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan dan peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI, melalui kuesioner pada 8 Agustus 2022.
87

Grafik 4.2

Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA

Selain itu anggota MGMP PAI juga menyatakan bahwa kegiatan-


kegiatan MGMP sudah berjalan dengan baik sebagaimana hasil kuesioner
bahwa 12 responden menjawab kegiatan sudah berjalan dengan lancar
sedangkan 2 responden menjawab kegiatan belum terlaksana dengan
baik.157 Lebih lanjut peneliti juga menanyakan dalam setahun berapa kali
anggota MGMP mengikuti kegiatan. Hasilnya bervariasi ada yang
mengikuti kegiatan sekali dalam setahun, dua kali, tiga kali bahkan lima
kali dalam setahun.158

Namun kehadiran guru-guru PAI dalam setiap kegiatan MGMP


masih sedikit. Hal tersebut dibuktikan dengan kuesioner yang hasilnya
memperlihatkan 50% atau 7 responden guru PAI menjawab Kadang-
kadang, sedangkan 43% atau 6 responden menjawab Sering . Hasil
tersebut diperlihatkan pada grafik dibawah :

157
Hasil wawancara tertutup dengan 14 responden guru PAI SMA …, Op. Cit.
158
Loc. Cit.
88

Grafik 4.3

Sumber : Hasil Wawancara Tertutup Guru PAI SMA

e. Kegiatan MGMP yang Belum Terselenggara

MGMP PAI memiliki banyak program yang disusun dalam program


inti. Sekretaris I Junaedi menjelaskan bahwa pada masa covid-19 MGMP
PAI sedikit vakum hanya beberapa kegiatan saja yang terselenggarakan.
Menurutnya “Program MGMP itu banyak tetapi, yang berjalan hanya
beberapa karena di tahun 2019 sampai tahun 2022 kita terkendala dengan
adanya pandemi covid-19. Jadi banyak sekali program-program yang
secara langsung tidak bisa kita laksanakan, hanya beberapa. Itu pun
rapatnya melalui daring.”159

Selain itu Junaedi juga menambahkan bahwa “Peran MGMP belum


maksimal karena di terjang covid19, kalau dulu dari pemerintah ada peran
serta memberikan bantuan.”

Sejalan dengan Junaedi, Pengawas PAI SMA juga menjelaskan


selama covid-19 kegiatan hanya menyampaikan informasi-informasi saja.
Sarwa menyatakan bahwa “Nah, waktu covid itulah kegiatan itu hanya
informasi-informasi aja, karena kami itu tidak bisa berkumpul.”160

Pernyataan Junaedi di atas bersebrangan dengan yang disampaikan


oleh Samsul Bahri selaku Sekretasi II bahwa MGMP PAI

Hasil wawancara dengan Junaedi Sekretaris MGMP PAI …, Op. Cit.


159
160
Hasil wawancara dengan Sarwa Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan di
Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan pada 14 Juni 2022.
89

menyelenggarakan seluruh kegiatan kecuali pembuatan website


MGMP.161 Padahal program tersebut bagus untuk MGMP dalam
mewadahi guru-guru PAI merangkum segala kegiatan MGMP dan website
tersebut seharusnya ditambah dengan akses guru-guru untuk mengetahui
aktivitas MGMP sehingga mendorong guru untuk paham menguasai
teknologi yang saat ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa


kegiatan yang belum diselenggarakan MGMP terhambat oleh pandemi
sehingga belum berjalan secara efektif. Hasil wawancara yang berbeda
jawaban dari pengurus MGMP menyebabkan peneliti perlu menggali lebih
dalam lagi kapan dan adakah kegiatan yang diselenggarakan MGMP PAI
di masa covid-19. Tetapi dengan mengetahui pernyataan dari pengawas,
sekretaris I dan tidak ada dokumen kegiatan tersebut serta partisipasi
peneliti dalam kegiatan MGMP setelah kasus covid-19 menurun, membuat
peneliti cukup yakin bahwa sebelum datang pandemi kegiatan terlaksana
dengan baik secara offline, sementara datangnya pandemi menyebabkan
beberapa kegiatan tertunda, harus dilaksanakan secara tatap layar.
Kemudian pasca covid-19 kegiatan kembali normal dan dilakukan secara
tatap langsung.

f. Hambatan Kegiatan MGMP

Telah dijelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan MGMP PAI


bervariasi dan banyak, tentu kegiatan tersebut tidak lepas dari kendala
yang terjadi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi
dokumentasi peneliti terhadap kegiatan MGMP ditemukan beberapa
permasalahan, diantaranya :

a) Kurangnya koordinasi antar pengurus dalam menentukan waktu dan


tempat untuk melaksanakan rapat sehingga hanya sedikit saja
pengurus yang hadir saat kegiatan rapat.

161
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI …, Op. Cit.
90

b) Masih banyak guru-guru PAI yang tidak dapat mengikuti kegiatan


dengan alasan bentrok dengan jam mengajar, sakit, lokasi yang jauh
dan bentrok dengan kegiatan lain di sekolah.

c) Kegiatan yang diselenggarakan MGMP bergantung pada uang iuran


sertifikasi/TPG menyebabkan kendala kegiatan yang diselenggarakan
hanya tiga bulan sekali.

d) Kurangnya Narasumber yang berkompeten untuk menyampaikan


materi dalam kegiatan MGMP.

e) Belum memiliki tempat yang tetap untuk menyelenggarakan kegiatan,


sehingga harus berpindah-pindah lokasi kegiatan yang belum tentu
semua guru bersedia hadir.

3. Manfaat Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Pedagogik


Manfaat yang diperoleh guru dengan mengikuti kegiatan MGMP adalah
menambah ilmu, silaturahim, peningkatan kemampuan dan kreativitas. Peneliti
mendapatkan infomrasi dari pengurus MGMP bahwa kegiatan yang
diselenggarakan mencakupi semua aspek kompetensi. Nurhadi selaku ketua
MGMP menjelaskan bahwa “Semua kompetensi, karena seharusnya guru PAI
itu mengikuti kegiatan lain yang berbayar dan belum tentu setiap sekolah itu
mampu mengadakan kegiatan workshop dain lainnya karena bianya cukup
besar, mungkin bagi sekolah yang sudah besar akan mampu, tetapi bagi
sekolah-sekolah yang kecil akan sulit. Nah, dengan adanya MGMP,
umpamanya dengan modal 50 ribu mereka dapat banyak ilmu bermanfaat,
karena kalau kita hanya belajar di handphone saja kurang dan kadang kalau
lewat zoom mereka malas juga.”162

Lanjut, Samsul Bahri menambahkan manfaat yang diperoleh dengan


mengikuti kegiatan MGMP adalah “Pertama, kita akan kaya dengan
pengalaman-pengalaman dari teman-teman. Pengalaman dari teman-teman itu
masing-masing menyampaikan bertukar pikiran dengan kita. Yang kedua kita

162
Hasil wawancara dengan Nurhadi Ketua MGMP PAI SMA/SMK …, Op. Cit.
91

akan selalu sharing terhadap kegiatan kegiatan keagamaan. Tanpa adanya


sharing kita akan selalu terlambat. Manfaat ketiga, tiada lain adalah untuk
meningkatkan kompetensi kita sebagai guru, harus dengan kumpul harus
dengan bersatu. Dan yang paling banyak manfaatnya adalah bagi pengurus
khususnya yaitu bagaimana cara membuat acara, bagaimana cara mengelola
sebuah organisasi. Itu manafaatnya sangat banyak bagi pengurus. Manfaat lain
adalah kita mempunyai satu organisasi yaitu MGMP sebagai wadah
menyatukan guru-guru agama se-Kota Tangerang Selatan.”163

Selain mewawancarai pengurus MGMP PAI, peneliti juga melakukan


wawancara tertutup kepada 14 anggota aktif MGMP untuk memperkuat data
jika terdapat manfaat yang diperoleh guru PAI khususnya guru SMA.164

Tabel 4.1
Hasil Kuesioner Manfaat Kegiatan MGMP
Jawaban Hasil

Menambah wawasan 92.9% (13 responden)

Meningkatkan kompetensi 64.3% (9 responden)

Mengembangkan PAIKEM 21.4% (3 responden)

Memperkuat tali silaturahim 35.7% (5 responden)

Tidak ada 0

Hasil diatas menunjukkan bahwa MGMP sangat bermanfaat bagi guru PAI
dalam menambawah wawasan dan meningkatkan kompetensi. Selain itu
kegiatan MGMP juga mampu meningkatkan pembelajaran yang aktif dan
kreatif. Namun manfaat tersebut akan terasa dengan syarat guru PAI memiliki
giroh belajar dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan
MGMP. Serta MGMP juga memberikan ruang dan perangkat yang dibutuhkan
guru untuk bereksplorasi dan mengaktifkan kreatifitasnya sehingga kegiatan
MGMP tersebut mampu memenuhi kebutuhan guru.

163
Hasil wawancara dengan Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI …, Op. Cit.
164
Hasil wawancara tertutup dengan 14 responden guru PAI SMA …, Op. Cit.
92

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kompetensi pedagogoik guru PAI,


maka peneliti melakukan wawancara tertutup berupa kuesioner. Hasilnya
digunakan sebagai data bahwa MGMP menjalankan perannya dalam membina
kompetensi pedagogik guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan. Berikut ini
hasil kuesioner berserta interpetasi skonyar :165

Tabel 4.2
Kriteria Interpetasi Skor Kompetensi Pedagogik
Kriteria Klasifkasi
75 - 100 Sangat Kuat
50 - 75 Kuat
25 - 50 Lemah
0 - 25 Sangat Lemah
Tabel 4.3
Hasil Kuesioner Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMA

Indikator Sub Indikator Hasil Krieria

Pemahaman wawasan atau landasan


92
kependidikan
Pemahaman tentang peserta didik 95
Perkembangan kurikulum atau
91
silabus
Perancangan pembelajaran 98
Pelaksanaan Pembelajaran yang
95
Mendidik dan Dialogis
Kompetensi
Pedagogik Pemanfaatan teknologi untuk Sangat Kuat
91
pembelajaran
Berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun dengan peserta 95
didik
Evaluasi hasil belajar peserta didik 92
Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi 92
yang dimilikinya
Rata-rata 93

165
Hasil wawancara tertutup dengan 14 responden guru PAI SMA …, Op. Cit.
93

Hasil kuesioner di atas merupakan nilai akhir yang berasal dari setiap
pernyataan yang dijawab responden. Bobot skor yang diberikan 1 sampai 4,
maka didapatkan nilai harapan 56 yaitu 14 responden x 4. Selanjutnya jawaban
responden dikali dengan setiap bobot skor, dijumlahkan hasilnya dan dibagi
dengan nilai harapan. Berikut ini contoh pemaparan hasil perhitungan sub
indikator Pemahaman awasan atau landasan kependidikan.

Na = Nilai akhir
Np = Nilai perolehan
Nh = Nilai harapan
NP 52
Na = Na = 𝑥 100 = 92
NH 56
Adapun dasar sebagai pedoman untuk menentukan tingkat nilai angka
pada hasil kuesioner kompetensi pedagogik di atas dan untuk mengetahui
terjadinya peningkatan kompetensi pedagogik maka digunakan kriteria
intrerpretasi skor yang diberi klasifikasi seperti pada tabel interpretasi skor.

Dari tabel interpertasi skor dan hasil kuesioner, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI mengalami peningkatan
dengan rata-rata 93 atau Sangat Kuat. Hasilnya guru mengalami peningkatan
yang tinggi pada aspek Perancangan Pembelajaran kendati terdapat responden
yang menjawab tidak terjadi peningkatan. Hal itu sejalan dengan tujuan
MGMP sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab2 bahwa tujuan MGMP
adalah memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya materi
pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran,
strategi pembelajaran dan metoe pembelajaran serta meningkatkan kompetensi
guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat MGMP.166

Meskipun terdapat aspek yang perlu mendapat perhatian untuk


ditingkatkan seperti pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, karena terjadi
perpindahan paradigma metode belajar membuat guru dituntut untuk terus
belajar, begitu juga dengan aspek penggunaan teknologi sebagai metode

166
Sri Hidayati, Op. Cit., hlm 7-8.
94

pembelajaran, yang sebelumnya belajar tatap muka kemudian datanglah covid-


19 menyebabkan guru perlu memahami betul penggunaan teknologi dan
komputer untuk pembelajaran.

Selain itu, pergantian kurikulum menyebabkan guru PAI kebingungan


menyusun perangkat pembelajaran contohnya kurikulum merdeka belajar.
Munculnya istilah-istilah baru pada kurikulum tersebut membuat guru
mengalami kerumitan, sehingga perlu mendapatkan pemahaman dan pelatihan
terkait kurikulum merdeka belajar. Hal itu diperlihatkan saat kegiatan
Implementasi Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan MGMP PAI.
Terdapat salah satu peserta yang kebingunan dengan istilah-istilah baru dalam
kurikulum merdeka seperti CP, TP dan ATP, karena istilah tersebut tidak ada
pada kurikulum sebelumnya.167

Berdasarkan uraian hasil kuesioner bahwa kompetensi guru PAI SMA di


Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik, hal tersebut terlihat dari hasil
kuesioner secara keseluruhan yang memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatkan pada semua aspek pedagogik guru PAI dengan klasifikasi Sangat
Kuat. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa guru PAI menjalankan perannya
sebagai tenaga pendidik bukan hanya mengajar dan membimbing peserta didik
saja tetapi bertanggungjawab dalam mengembangkan potensi diri dan
kemampuan dalam mengelola pembelajaran.

Walaupun kompetensi pedagogik guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan


dapat dikatakan baik tetapi guru perlu terus belajar dan memahami
perkembangan pembelajaran. Dikarenanakan banyak kasus yang terjadi bahwa
guru merasa sudah cukup dengan apa yang didapatkan dan tidak ingin belajar
lebih lanjut. Atau fenomena bahwa banyak guru yang kurang memiliki gaji
pokok yang cukup menyebabkan guru harus mencari pekerjaan sampingan
daripada mengikuti kegiatan yang mampu meningkatkan kompetensi.

167
Hasil pengamatan terhadap kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka …, Op. Cit.
95

Kemudian, diperlukannya sinergi antar pemerintah dan organisasi profesi


sehingga kegiatan yang dianggap mampu meningkatkan profesionalisme dan
kompetensi guru dapat terselenggarakan tanpa memikirkan biaya dan lokasi.
Pemerintah dalam hal ini menyediakan anggaran, orang yang berkompeten dan
tempat khusus bagi organisasi seperti MGMP, sedangkan pengurus MGMP
merencanakan kreativitas dan ideanya yang dituangkan dalam program
MGMP. Tetapi, demi menciptakan hal tersebut dibutuhkan kepercayaan antara
pemerintah dan organisasi profesi .
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
IV, maka dapat dikemukakkan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Bentuk pembinaan kompetensi pedagogik guru PAI melalui MGMP terlaksana


dalam kegiatan inti dan kegiatan pengembangan. Kegiatan inti meliputi :
Sosialisasi Implementasi K13, Sosialisasi Landasan Hukum (Permendikbud)
terkait profesi guru, Analisis Kurikulum (bedah SKL), Diskusi permasalahan
pembelajaran. Kegiatan pengembangan meliputi : Pembuatan video
Pembelajaran, Pembuatan RPP 1 lembar, Pembuatan media pembelajaran,
Penyusunan karya ilmiah, Seminar, Pelatihan ICT dan Lesson Study.

2. Pelaksanaan pembinaan atau penyelenggaraan kegiatan Musyarawah Guru


Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMA Kota Tangerang Selatan dapat berjalan
dengan baik. Walaupun pada masa pandemi covid-19 kegiatan tidak dapat
dilaksanakan secara langsung, kemudian setelah kasus covid-19 mulai
menurun dan pemerintah membuka kembali tatap muka kegiatan berjalan
seperti normal kembali dengan menyelenggarakan workshop atau musyawarah
secara tatap langsung.

3. Kompetensi pedagogik guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan berdasarkan


hasil penelitian dapat dikatakan tergolong baik dan mengalami peningkatan
melaui kegiatan MGMP. Hal itu diperlihatkan dengan hasil kuesioner yang
menunjukkan terjadi peningkatan dalam mengelola pembelajaran/kompetensi
pedagogik pada guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan dengan skor rata-rata
93 yang artinya Sangat Kuat.

5. Problem yang dihadapi MGMP PAI Kota Tangerang Selatan meliputi :

a. Cakupan wilayah MGMP PAI Kota Tangerang Selatan yang luas


menyebabkan kegiatan yang dilaksanakan MGMP membutuhkan tempat
strategis untuk dapat menarik semua guru PAI.

96
b. Kurangnya SDM yang berkualitas seperti instruktur, pemandu/tutor
pengawas sekolah, dosen (LPTK/Perguruan Tinggi) atau narasumber
dalam pelaksanaan kegiatan MGMP.
c. Kepengurus kurang berjalan efektif shingga pengelolaan MGMP belum
berjalan dengan baik.
d. Partisipasi anggota MGMP yang masih rendah dalam mengikuti setiap
kegiatan yang diselenggarakan MGMP.
e. Kegiatan yang masih bergantung pada pencairan dan TPG guru PAI
sehingga kegiatan yang dilaksanakan hanya sedikit.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disumpulkan bahwa
Pembinaan Kompetensi Pedagogik guru Pendidikan Agama Islam melalui MGMP
belum berjalan secara optimal karena masih banyak kegiatan yang belum
terlaksana. Namun demikian, guru PAI merasakan kegiatan-kegiatan yang
terlaksana itu dapat meningkatkan kompetensi pedagogik.

B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan saran serta perbaikan
oleh MGMP PAI Kota Tangerang Selatan dalam membina kompetensi pedagogik
guru PAI, oleh sebab itu peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Untuk MGMP PAI Kota Tangerang Selatan

a. Perlu perampingan kepengurusan dengan menghapuskan pengurus


koordinator wilayah karena sudah bidang organisasi dan humas sehingga
MGMP akan berjalan lebih lincah dalam setiap rapat dan penyelengaraan
akan lebih efektif dan mudah.
b. Perlunya membuat website MGMP untuk memudahkan pengurus dan
anggota dalam mengakses segala hal informasi dan materi dari setiap
kegiatan MGMP.
c. Perlunya membuat tempat arsip atau dapat memanfaatkan aplikasi seperti
instagram atau facebook sebagai kearsipan dari setiap kegiatan MGMP
supaya dokumen setiap kegiatan MGMP tidak tercecer dan

97
terdokumentasi dengan baik sehingga memudahkan pengurus dan pihak
yang berkepentingan untuk mendapatkan dokumen tersebut.
d. Sebaiknya meningkatkan kerja sama dengan pihak luar MGMP PAI
seperti LPTK terdekat seperti FITK UIN Jakarta untuk menjamin
narasumber yang kompeten dan berkualitas. Serta kerja sama dengan
lembaga penjamin mutu (LPMP) untuk mendapat pengawasan,
pengarahan, pembinaan guna mewujudkan MGMP yang ideal.
e. Perlu meningkatkan kreatifitas dan peran andil anggota MGMP dalam hal
penghimpunan dana MGMP. Seperti kerja sama untuk sponsor, donatur,
unit usaha dan lainnya yang mampu mengembangkan pendanaan MGMP.
Sehingga kegiatan dapat terlaksana lebih sering dan tidak lagi
ketergantungan dengan uang iuran/TPG.
2. Untuk guru PAI/Anggota MGMP PAI Kota Tangerang Selatan

a. Sebaiknya meningkatkan partisipasi guru PAI/anggota MGMP untuk


dapat berperan aktif dengan cara melakukan pendekatan kepada kepala
sekolah agar setiap ada kegiatan MGMP guru diperintahkan untuk
mengikutinya sehingga semua aktif dan berkontribusi dalam melancarkan
program MGMP.
b. Perlu lebih aktif dalam setiap aktivitas MGMP dan merasa memiliki
MGMP dengan cara memberikan kontribusi baik finansial maupun
partisipasinya dalam setiap kegiatan serta memberikan saran terkait
program MGMP, perencaanaan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, tempat
pelaksanaan dan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas MGMP.
Sehingga pembinaan melalui MGMP dapat memenuhi kebutuhan guru
PAI dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitas.
3. Untuk Kementrian Agama Kota Tangerang Selantan

a. Sebaiknya dibuatkan tempat atau sekretariat khusus di Kantor Kementrian


Agama Tangsel untuk MGMP PAI. Sehingga memudahkan mobilitas dan
komunikasi seksi PAKIS selaku penanggungjawab, pengawas PAI selaku
pembina, para pengurus dan guru PAI untuk, mengkomunikasikan dan
mengakses segala hal yang berkaitan dengan MGMP.

98
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar, dkk. Kompetensi Pedagogik Guru Refleksi Kritis dan Pemikiran
Alternatif. (Jakarta : Edu Pustaka, 2017). Cet. I.
Aminah, dkk. Pembinaan Kompetensi Profesional Guru oleh Kepala Sekolah
pada SMP Negeri 2 Kota Sigli. (Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol 1, No 1, 2012).
Amos dan Grace Amialia A. Neolaka. Landasan Pendidikan (Dasar Pengenalan
Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup). (Depok : Kencana, 2017). Cet. I.
Asria, Denis. Kompetensi Guru Peringkat 6 se-Banten, Ini Upaya Dindik
Kabupaten Tangerang. (Website KabarBanten.com : https
://kabarbanten.pikiran-rakyat.com. 2021) diakses pada 22 Januari 2022.
Bashori, Khoiruddin, dkk. Pengembangan Kapasitas Guru Di Sekolah Sukma
Bangsa untuk Indonesia. (Tangerang Selatan : PT Pustaka Alvabet, 2015).
Cet. I.
CNN Indonesia, Ahli World Bank Nilai Kualitas Guru di Indonesia Masih
Rendah, (Website CNN Indonesia : www.cnnindonesia.com, 2021) diakses
pada 16 Januari 2022.
Daryanto dan Hery Tarno. Pendidikan Orang Dewasa. (Yogyakarta : Penerbit
Gava Media, 2017). Cet I.
Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta : Penerbit
Gava Media, 2015), Cet. I.
Febriana, Rina. Kompetensi Guru. (Jakarta : Bumi Aksara, 2019). Cet. I.
Hasil studi dokumentasi. Surat Keputusan Kepala Kementrian Agama Kota
Tangerang Selatan, (Nomor : 4390/Kk.28.08.03/PP.03.1/12/2018 yang
ditetapkan pada tanggal 10 Desember 2018 tentang Struktur Organisasi
MGMP PAI SMA/SMK Tingkat Kota Tangerang Selatan Periode 2018-
2021. di kaji pada 30 Mai 2022.
Hasil studi dokumentasi. Nama-nama Guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan
yang di keluarkan oleh Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan.
Dokumen tersebut didapatkan dari Ketua MGMP PAI SMA/SMK, di kaji
pada 5 Agustus 2022.
Hasil wawancara tertutup dengan 14 responden guru PAI SMA untuk mengetahui
kegiatan yang dilaksanakan MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan dan peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI, melalui kuesioner
pada 8 Agustus 2022.
Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Yogyakarta : CV.
Pustaka Ilmu, 2020). Cet I.
Hidayati, Sri, dkk. Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMA. (Jakarta : Pusat Penelitian
Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Perbukuan, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Cet I.

99
H.M, Muhammad Anwar. Menjadi Guru Profesional. (Jakarta : Pranadamedia
Group, 2018). Cet. I.
HS, Nasrul. Profesi dan Etika Keguruan. (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2018).
Cet. III.
Inah, Ety Nur. Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dan Siswa. (Jurnal Al-
Ta’dib, Vol 8, No 2, 2015).
Imron, Ali. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. (Jakarta : Bumi Aksara,
2016). Cet. IV.
Istygfarlana, Muhammad Alif. Rendahnya Kompetensi Guru Menjadi
Permasalahan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Pandang
Sosiologi. (Website Kompasiana : www.kompasiana.com, 2020). diakses
pada 19 Januari 2022.
Junaedi Sekretaris MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan.
Wawancara... bertempat di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada 30
Mai 2022.
Kusumaningtyas, Retno Ayu, dkk. Uji Kompetensi Guru. (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2018). Cet. I.
Mujahidin, Firdos. Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu. (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2017). Cet. I.
Mudlofir, Ali. Pendidik Profesioanl : Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. (Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada, 2012). Cet. I.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2019). Cet. XVI.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012). Cet. VI.
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan : Teori, Kebijakan dan Praktik (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2015).
Nurhasanah, Siti, dkk. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif : Teori,
Aplikasi, dan Contoh Studi Kasus. (Tangerang : Media Edu Pustaka, 2022).
Cet I.
Nurhadi Ketua MGMP PAI Kota Tangerang Selatan Periode 2018-2022,
Wawancara… di SMK Bintang Nusantara pada 23 Mai 2022.
Nurhadi, Ali. Profesi Keguruan. (Kuningan : Goresan Pena, 2016). Cet II.
Nurhadi, Wawancara... Yayasan Almubarak : SMK Bintang Nusantara Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 22 September 2021/ pukul 10.30 WIB).
Nurdin, Syafruddin & Andriantoni. Profesi Keguruan. (Depok : PT. RajaGrafindo
Persada, 2019). Cet. II.
Prasetyo Teguh, dkk, Profesi Keguruan, (Jawa Barat : Wade Group, 2018), Cet. I.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3.

100
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Hak dan
Kewajiban Warga Negara, Bab IV, Pasal 5.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab I Pasal 1 ayat 1.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab I Pasal 1 ayat 10.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab I Pasal 1 ayat 13.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab IV Pasal 10 ayat 1.
Payong, Marselus R. Sertifikasi Profesi Guru : Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya. (Jakarta : PT Indeks, 2011). Cet. I.
Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan, Wawancara... di Kementrian
Agama Kota Tangerang Selatan pada 14 Juni 2022.
Penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru,
Bab II Pasal 2.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Pasal 1 ayat
1.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab III Perencanaan
Pembelajaran.
Programme for International Student Assessment (PISA) Results from PISA 2018,
(Country Note, OECD Volumes I-III, 2019).
Rahman, Abdul. Urgensi Pedagogik dalam Pembelajaran dan Implikasinya
dalam Pendidikan. (BELAJEA : Jurnal Pendidikan Islam, Vol 3, No 1,
2018).
Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).
Rasyidin, Waini. Pedagogik Teoritis dan Praktis. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014). Cet. I.
Rifma. Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Dilengkapi Model
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru. (Jakarta : Kencana, 2016). Cet. I.
Rohayah, Wawancara... SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan, (Kamis, 6
Januari 2022/ pukul 11.24 WIB).
Rusiana dan Irwanto. Peranan Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas.
(Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen, Vol 3, No 3, 2019).

101
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta : Prenadamedia Group, 2018). Cet. II.
Sabon, Simon Sili, dkk. Optimalisasi Peran MGMP dalam Meningkatkan
Kualitas Mengajar. (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2019). Cet I.
Samsul Bahri Sekretaris II MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan,
Wawancara… di rumah pribadi beliau pada 28 Juni 2022.
Sidiq, Umar & Moh. Miftachul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan. (Ponorogo : CV. Nata Karya, 2019). Cet I.
Somantri, Diki. Abad 21 Pentingnya Kompetensi Pedagogik Guru. (Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 18, Issue No. 02, 2021).
Sumardi. Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis MGMP : Model dan
Implementasinya untuk Meningkatkan Kinerja Guru. (Yogyakarta : CV
Budi Utama, 2016). Cet. I.
Sujoko. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media
Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun. (Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan, Vol 1, No 1, 2013).
Susanto, Heri. Profesi Keguruan. (Banjarmasin : Program Studi Pendidikan
Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat, 2020). Cet. I.
Tasrif. Pendidikan Keguruan : Landasan Kerja Guru Milenial. (Jakarta :
Kencana, 2021). Cet. I.
Wadu, Ludovikus Bomans dan Yustina Jaisa. Pembinaan Moral untuk
Memantapkan Watak Kewarganegaraan Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi.
(Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol 2, No 2, 2017).
Wardan, Khusnul. Guru Sebagai Profesi. (Yogyakarta : Deepublish, 2019). Cet I.
Widiasworo, Erwin. Cerdas Pengelolaan Kelas. (Yogyakarta : DIVA Press,
2018). Cet. I.
Wulandari, Ratna Sari & Wiwin Hendrani. Kompetensi Pedagogik Sekolah Inklusi
di Indonesia (Suatu Pendekatan Systematic Review). (Jurnal Kependidikan :
Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Pembelajaran, Vol. 7, No. 1, 2021).
Zainal, Wawancara... SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, (Senin, 14
September 2021/pukul 13.45 WIB).
Yusuf, Muh, dkk. Pembinaan Pengawas pada Guru dalam Merencanakan,
Melaksanakan dan Melakukan Penilaian Pembelajaran. (Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan, Vol 1, No 1, 2015).

102
LAMPIRAN – LAMPIRAN

103
Lampiran 1
Hasil Wawancara Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan
Periode 2018-2022 pada 23 Mei 2022
Nama : Nurhadi, S.Pd.I, MM.
Pengurus di bidang : Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan
Asal Sekolah : SMK Bintang Nusantara, Yayasan Al Mubarok
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses Kepemimpinan yang pertama oleh Pak Edi
terbentuknya atau Suharsongko, kemudian Pak Yazid, kemudian
sejarah MGMP PAI saya. Jadi sebelum kepemimpinan saya,
Kota Tangerang kepemimpinan MGMP PAI dibagi menjadi dua,
Selatan ? untuk SMK yaitu Pak Rofiq dan SMA Pak
Yazid. Setelahnya diadakan rapat pengurus
pemilihan ketua. Ternyata saya masuk sebagai
kandidat. terbentuklah kepengurusan baru yang
digabung antara SMA dan SMK. supaya jika
ada kegiatan dapat terlaksana dengan peserta
yang banyak. Kemudian saya memilih
kepengurusan, Bu Nining sebagai bendahara
dan Pak Jun sebagai sekertaris dan Pak Mashur
sebagai wakil.
2. Apakah MGMP PAI Ya, dimanapun tempat sekretariat berdasarkan
Kota Tangerang hasil musyawarah di awal dengan mengadakan
Selatan memiliki raker. kemudian ditetapkan sekretariat berada di
sekretariat khusus ? tempat ketua MGMP berada yaitu di SMK
Bintang Nusantara. sekaligus untuk
memudahkan akses
3. Berapa jumlah anggota Untuk SMA dan SMK sekitar 200, yang aktif
yang tergabung dalam sekitar 50 orang. Semua guru PAI wajib
MGMP PAI di kota tergabung dalam MGMP. di pengurus saja tidak
Tangerang Selatan ? semunya aktif
Semua guru diwajibkan tergabung dalam
MGMP karena di MGMP terdapat pembuatan
soal seperti UAS. Soal tersebut dibuat oleh
MGMP dan didistribusikan ke guru yang ada di
Tangsel baik SMA maupun SMK.
sekolah SMA dan SMK di Tangsel berjumlah
150 sekolah
4. Berapa jumlah guru Total jumlah guru SMA sekitar 40 orang, untuk
PAI SMA di kota jawaban lebih jelasnya ada di Pengawas PAI
Tangerang Selatan ? SMA di Pak Sarwa
5. Jumlah guru yang 50, 50 bahkan kalau di pengurus itu yang di
paling aktif apakah swasta, Saya, Pak Nizar, Pak Samsul, Bu Syifa,

104
guru PAI SMA negeri ada pembina juga yang aktif. Ya, sedikit lah
atau swasta ? yang aktif, sekitar 10 orang. Kalau ada rapat
untuk kegiatan sekitar segitu yang hadir. Tapi
kalau diundangan, umpanya di undang dari 20
pengurus yang tidak hadir sekitar 5 orang.
6. Secara umum, Untuk keseluruhan kompetensi, makannya kita
kegiatan MGMP PAI sering mengadakan workshop satu tahun bisa 3
dilakukan dengan atau 4 kali.
tujuan untuk
meningkatkan
kompetensi guru
dalam bidang apa ?
7. Bagaimana kehadiran Kalau untuk kehadiran guru-guru itu tidak wajib
guru pada setiap tetapi kami menganjurkan untuk mengikuti
kegiatan MGMP PAI ? kegiatan karena bermanfaat untuk meningkatkan
Apakah wajib atau kompetensi mereka
seperti apa ?
8. Umumnya berapa Sekitar 70 orang dari 200. Pernah 80 orang tapi
jumlah guru yang rata-rata 60-70 orang yang hadir dari SMA dan
hadir pada kegiatan SMK
MGMP PAI ? serta
berapa persen yang
hadir dari keseluruhan
anggota yang ada ?
9. Menurut Bapak/Ibu Biasanya bentrok dengan kegiatan sekolah atau
apa alasan mereka izin sakit
tidak mengikuti
kegiatan/pembinaan
MGMP PAI ?
10. Dana MGMP PAI Dari Iuaran uang Sertifikasi yang cair per 3
diperoleh dari mana ? bulan sekali. Jadi iuaran MGMP, kita
menggunakan uang sertifikasi, karena untuk
peningkatan kompetensi. Jadi kompetensi itu
ditingkatkan dari uang sertfikasi itu dan untuk
MGMP keseluruhan. Iuaran yang dikeluarkan
150 rb perorang dan yang aktif dengan iuran
sekitar 60 orang. Uang sertifikasi sebagai
bentuk menggugurkan kewajiban, karena
dipakai untuk meningkatkan kompetensi guru.
Nah itu sebagai bentuk peningkatan kompetensi
guru PAI walaupun sedikit. Selain dana
sertifikasi, lainnya yaitu membayar iuran 50
ribu untuk guru yang belum sertifikasi untuk
kegiatan MGMP seperti workshop sebagai
bentuk konsumsi kegiatan. Pokoknya setiap

105
sertifikasi cair kita mengadakan kegiatan
workshop
Kegiatan workshop yang dilakukan MGMP
lebih terfokus pada metode pembelajaran. Ya,
intinya semuanya agar peserta didik tidak boring
dan sebagainnya.
Dan Kebetulan pembina kita itu IN (Instrukstur
Nasional) di Kemendikbud dan di Kemenag
namanya Pak Mustahdi sekarang mengajar di
SMAN 1 dan akan menjadi pengawas tapi
belum diangkat.
11. Menurut bapak/Ibu Menurut saya masih cukup kompeten, tetapi
bagaimana kondisi perlu terus kita kembangkan potensinya, karena
pedagogik/kemampuan kan s1 semua otomatis latar belakang mereka
mengelola pendidikan/tarbiyah semua. artinya mereka
pembelajaran guru PAI sudah dapat ilmu dari sana tinggal
saat ini ? dikembangkan lagi. Nah, MGMP tugasnya
hanya membina saja takutnya mereka lupa dan
akan tumpul
12. Seperti apa bentuk Ada Workshop dan seminar. diadakan per 3
pembinaan MGMP bulan sekali. Selain itu terdapat kegiatan
PAI ? pembinaan dari Kemenag, jadi memanggil
pengurus MGMP untuk mengikuti seminar di
Kemenag. yang diundang dalam workshop yaitu
Instruktur Nasional sebagai narasumber
utamanya, Kasi PAKIS, Pengawas dan kepala
kemenag kadang hadir dalam acara pentas PAI.
Acara dari Kemenag seperti Pentas PAI, yang
diserahkan kepada MGMP untuk mengatur
jalannya acara dilaksanakan 2 tahun sekali.
semua guru PAI se Tangsel diundang untuk
menghadiri Pantas PAI. seperti cerdas, cermat,
tilawatil qur’an, pidato. Guru yang menang
dalam acara pentas PAI mendapatkan reward
dari Kemenag
13. Secara sistematis Pertama diadakannya rapat pengurus, kemudian
bagaimana gambaran dibentuk panitia pelaksanaan kegiatan,
pembinaan tersebut, ditentukan tema yang sedang boming, kemudian
mulai dari direncakan bersama pembina, Misalnya
perencanaan, moderasi beragama dan lainnya. Pelaksanaan
pelaksanaan hingga kegiatannya di sekolah-sekolah, misalnya
evaluasi pembinaan ? SMAN 2 punya aula kita mengajukan surat ke
SMAN 2, atau di Al-Mubarok. Jadi
dilaksanakan di sekolah-sekolah yang memiliki
aula. Dan mereka antusias dan senang karena
masuk promosi sekolahnya. Jadi tempat-tempat

106
yang gratis. Setelah itu ada evaluasi dari
pengurus dan panitia yaitu berupa LPJ (Laporan
pertanggungjawaban).
14. Hambatan apa saja Yaitu kehadiran peserta, artinya belum
yang terjadi saat maksimal keseluruhan guru-guru PAI belum
melaksanakan ikut semua
pembinaan ?
15. Sarana dan prasarana Aula, infocus, laptop, sound system, bangku,
apa yang diperlukan mejad kursi, banner/spanduk.
MGMP PAI dalam
melaksanakan
pembinaan ?
16. Apakah terdapat Selama kepengurusan saya belum ada, waktu
bantuan dana untuk kepengurusan Pak Yazid. Kalau itu ada untuk
melaksanakan MGMP Provinsi
pembinaan ? Jika ada,
dari siapa bantuan
dana tersebut ?
17. Menurut Bapak/Ibu Untuk saat ini menurut saya mungkin mereka
yang mempengaruhi malas dan kurang mau belajar, tidak mengikuti
guru PAI kurang perkembangan. Umpamanya metodenya
memahami metode ceramah, ya ceramah saja terus padahal kan
mengajar itu seperti masih banyak metode lain. Selain itu, faktor
apa ? umur juga mempengaruhi cara metode belajar,
umpamanya sudah tau yaudah cara mengajarnya
gitu-gitu saja.
18. Apakah terdapat Untuk selama ini belum ada, hanya berupa
reward bagi guru PAI ucapan selamat secara verbal. Paling yang ada
SMA yang mengalami sertifikat workshop yang dapat digunakan untuk
peningkatan setelah kenaikan pangkat guru negeri.
pembinaan dilakukan ?
19. Dari refrensi aspek Ya, MGMP memperhatikan keseluruhan aspek
kompetensi pedagogik tersebut dan melaksanakan kegiatan untuk
terdapat 9 aspek, dari meningkatkan kompetensi pedagogik.
kesembilan aspek
tersebut, menurut
Bapak/Ibu aspek apa
saja yang harus
menjadi perhatian
MGMP ?
20. Apa saja manfaat yang Yang pertama,
dirasakan atau Ilmu, silaturahim,
didapatkan oleh guru peningkatan kemampuan,
PAI sebagai anggota dan kreativitas
MGMP yang

107
mengikuti kegiatan
pembinaan MGMP ?
21. Secara umum, maanfat Semua kompetensi, seharusnya guru PAI itu
yang didapat oleh guru mengikuti kegiatan lain yang berbayar dan
PAI cenderung lebih belum tentu setiap sekolah itu mampu
mengarah pada mengadakan kegiatan workshop dain lainnya
kompetensi di bidang karena bianya cukup besar, mungkin bagi
apa ? sekolah yang sudah besar akan mampu, tetapi
bagi sekolah-sekolah yang kecil akan sulit.Nah,
dengan adanya MGMP, umpamanya dengan
modal 50rb mereka dapat banyak ilmu
bermanfaat, karena kalau kita hanya belajar di
handphone saja kurang dan kadang kalau lewat
zoom mereka malas juga.

108
Lampiran 2
Hasil Wawancara Sekretaris I MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan pada 30 Mei 2022
Nama : Junaedi, S.Ag.
Pengurus di bidang : Sekretaris 1 MGMP PAI
Asal Sekolah : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana sejarah Kalau MGMP sebenarnya terbentuk sudah lama,
terbentuknya dari zaman Pak Abu Yazid tahun 2003-2004 yang
MGMP PAI, pada masih tergabung dengan Kabupaten Tangerang.
tahun berapa dan Menjadi terpecah pada tahun 2009 mulai terbentuk
untuk apa ? MGMP PAI Kota Tangerang Selatan, waktu itu
ketuanya masih Pak Muhammad Edi Suharsongko,
kepengurusan digabung SMA dan SMK. Pada tahun
2012 itu terpisah SMA sendiri dan SMK sendiri,
SMA di ketuai Pak Abu Yazid, Pak Junaedi sebagai
wakil kemudian di SMK diketuai Pak Abdul Aziz
dan wakil Bu Rumain. Ketika 20015-2016 itu
MGMP PAI SMA dan SMK bersatu yang diketuai
oleh Pak Abu Yazid, wakil ketua Pak Mustakim dan
sekretaris Pak Junaedi. dan tahun 2018 pergantian
pengurus kembali yang diketuai oleh Pak Nurhadi,
wakil ketua Pak Masfur, bendahara bu Ning dan
Pak Junaedi selaku sekretaris. Sebenarnya tahun
2022 sudah habis masa kepengurusan dan pemilihan
kembali tetapi karena pandemi covid-19 jadi
tertunda, seharusnya akan mengadakan rakor di
Puncak sampai sekarang belum terlaksana. Untuk
sekarang kepengurusan masih Pak Nurhadi.
2. Program/kegiatan Sebenarnya program MGMP itu banyak tetapi, yang
apa saja yang berjalan hanya beberapa karena di tahun 2019
dimiliki MGMP sampai tahun 2022 kita terkendala dengan adanya
PAI ? pandemi covid-19. Jadi banyak sekali program-
program yang secara langsung tidak bisa kita
laksanakan, hanya beberapa. Itupun rapatnya
melalui daring. Misalnya program untuk guru-guru
PAI dalam penyusunan materi pembelajaran,
penyusunan silabus, RPP yang kekinian, RPP
merdeka yang belum sempat, yang sempat kita
laksanakan itu penyusuanan RPP K-13 versi
terbaru. Kalau program yang lain kita laksanakan itu
pertemuan kemarin di SMK 2 pada saat covid yaitu
penyusunan soal PAI US, US PAI berbasis AKM,
soal AKM yang panjang itu, untuk persiapan tahun

109
sekarang (2022) tetapi ketika sudah jadi banyak
beberapa sekolah yang tidak memakai soal yang
sudah dibuat karena mereka berpedoman soalnya
terlalu panjang, karena model pembelajaran daring.
Kalau di SMAN 3 kita pakai soal yang ada di
MGMP.
Biasanya di bulan Januari, kami dari MGMP selalu
koordinasi untuk menyediakan soal-soal untuk
pelaksanaan ujian sekolah. Soal itu bukan kami
sediakan sebetulnya di dapatkan dari guru itu
sendiri, dibagi masing-masing menjadi 4 yaitu Al-
Qur’an, Hadist, Fiqih, Aqidah akhlak, SKI. Jadi dari
beberapa guru yang berada di tangsel itu
dikelompokkan menajadi 4 kelompok berdasarkan
jenis soal tersebut. Hasil susunan soal itu kemudian
ditelaah oleh senior-senior di MGMP seperti pak
Mustakim, pak Mustahdi, pak Rofiq, karena mereka
itu adalah tim penyusun soal-soal di Kementrian
Agama tingkat Nasional. Jadi ketika MGMP
mengadakan kegiatan itu, 2 hari misalnya jadi sehari
menyampaikan materi kemudian sehari berikutnya
penyusunan. Nyusun soal itu dari SK dan KD nya
yang mau dibuat apa nanti kemudian dibuat
indikator soalnya.
Peserta yang hadir SMA dan SMK dari 200 orang
ya separuhnya, itu kesadaran dari mereka. Karena
sifatnya itu didanai sendiri terdapat iuran
Kalau di MGMP itu sebenarnya ada beberapa
program, program untuk pengembangan guru.
Kemudia kalau untuk program menyusun soal itu
adalah program tahunan yang selalu dilaksanakan
oleh MGMP
Selain itu ada workshop/seminar, seperti apa
kegiatan tersebut ?
Kalau workshop seminar itu kan sebenarnya banyak
ya, tetapi untuk tahun 2019, 2020, 2021 yang
terlaksana hanya beberapa karena ketika
dilaksanakan secara daring pesertanya antusiasnya
kurang. makannya ketika sudah agak longgar
covidnya yang terlaksana hanya menyusun soal.
3. Bagaimana Biasanaya perencaan dilakukan pengurus saat uang
jalannya kegiatan sertifikasi cair, pengurus itu ngumpul bareng dan
tersebut mulai dari mengumpulkan uang bareng setiap sertifikasi guru
perencaan, PNS cair 3 bulan sekali sekatar 200 ribu perorang
pelaksanaan dan untuk kegiatan bersama, kalau yang non-PNS 100
evaluasi nya ? ribuan. Nah, uang yang terkumpul itu kita gunakan

110
untuk kegiatan-kegiatan MGMP, diantaranya
workshop.
Nah program-program yang diadakan MGMP itu
jika dilaksanakan bagus
Tetapi kendalanya berbenturan dengan waktu, yaitu
waktu dari setiap guru berbenturan dengan kegiatan
lain di sekolah, makannya MGMP itu mengambil
kegiatannya di Sabtu Minggu di samping waktu,
bisanya tempat. Tempat itu selama ini dilaksanakan
di Al- Mubarok kendalanyakan yang banyak hadir
yang terdekat dari sana, yang jauh itu kan giroh
untuk mengikutinya itu kurang. Tapi Alhamdulillah
sih, ada yang ikut, minimal perwakilan sekolah ada.
Kalau dulu itu bergilir nanti di SMAN 3, SMAN 2,
SMAN 11 jadi bergilir. Nah, sekarang karena situasi
covid jadi pertemuan pengurus harus dilaksanakan
di tempat ketua.
Pentas PAI antar kota maupun provinsi, kalau
pentas PAI, yang menjadi juri senior senior PAI di
Kota Tangsel seperti Pak Mustahdi, Mustakim, Pak
Rofiq. yang diinfokan dari mereka dan PAKIS.
Tetapi karena ada covid ini, terakhir pentas PAI
diadakan di Kanwil dan ada perwakilan dari SMAN
3 Tangsel dengan design bagu muslim, kalau
Tilawah yang menguasai bisanya perwakilan dari
Al-Qur’aniyah.
4. Kendala waktu itu Mengajar. Kita mengadakan kegiatan rapat,
berbentrokan kemudian harus menyetting dengan guru-guru yang
dengan kegiatan lain, biasanya Sabtu juga mungkin ada saja bentrok
seperti apa ? dengan kegiatan lain misalnya kultum, dan lainnya.
Jadi bisa di adakan di Jum’at Sabtu. Kendalanya
memang seperti itu, ada beberapa guru yang
melanjutkan studi seperti S2 dan sebagainya, jadi
yang hadir hanya beberapa.
5. Pertemuan para Tetapi untuk pengurus itu diadakan di hari Rabu,
pengurus seperti itupun masih ada beberapa yang tidak bisa hadir,
apa ? karena ada beberap di hari rabu yang mengajar.
6. Jumlah pengurus Paling tidak sampai 75 %
yang hadir dalam Terakhir kegiatan diadakan oktober 2019 menyusun
setiap pertemuan soal HOTS
itu berapa persen Guru-guru itu kalau tidak di cas, metode
atau seperti apa? mengajarnya akan itu itu saja dan biasa saja,
minimal kalo mengikuti kegiatan workshop
setidaknya mampu menimbulkan motivasi.

111
7. Bagaimana peran Peran MGMP belum maksimal karena terterjang
MGMP PAI di covid19, kalau dulu dari pemerintah ada peran serta
masa covid-19 ? memberikan bantuan.
apakah berjalan Sebanarnya kalau pun di pisah SMA dan SMK,
dengan lancar dan guru SMK itu lebih banyak. cuman yang bersedia
seperti apa mengikuti MGMP itu hanya beberapa aja.
kegiatannya ? Jumlah sekolah negeri di Tangsel ada 12, Cuma
yang aktif itu SMAN 1, 2, 3, 4 (kurang aktif
pakyarto), 5, 6 (lumayan), 7 (ada bu Nurayanih
tetapi kadang hadir kadang tidak), 8 (aktif ada pak
samsul), 9 (pak syaiful, sebenarnya aktif tetapi
selalu berbenturan dengan kegiatan lain di sekolah,
10 (nah 10 ini yang kurang begitu gabung dengan
MGMP, 11 (bu Rohayah dan Pak Lukman kurang
aktif), 12 (bu Kokom kurang aktif).
Kalau yang swasta yang aktif itu SMA Taruna
Mandiri, Muhammadiyah 25, kemudian ICM (tetapi
kurang begitu aktif), Al-Azhar (cuman kurang aktif
juga karena pertemuannya jauh untuk ke lokasi),
yang sekarang-sekarang ini aktif di Pelita Bangsa
(pak ustad Nasruddin). untuk SMA yang lain kurang
bgitu aktif.
Sebenarnya kan kalau kita hidupkan kembali, pasti
girohnya akan memajukan MGMP, karena kalau
tidak adanya pertemuan MGMP akan mati, apalagi
sekarang ada kurikulum baru Merdeka Belajar, itu
kan baru beberapa guru yang memahami.
8. Bagaimana Jumlah guru yang aktif ada 20 orang, dari jumlah
kehadiran guru guru SMA Tangsel 40 orang.
PAI SMA dalam Jumlah guru PAI SMAyang aktif membayar iuran
kegiatan MGMP ? ada 26 dari 40 orang.
berapa orang yang Organisasi itu tanpa adanya uang tidak akan
aktif mengikuti berjalan
kegiatan ?
9. Bagaimana uang Sertifikasi cair setiap 3 bulan sekali berdasarkan
Iuran yang kesepakatan guru, untuk mendukung kegiatan
dilakukan MGMP MGMP karena tidak mendapatkan subsidi dari
PAI ? seperti apa pemerintah maka inisiatif dari guru-guru yang
bentuknya ? bersetifikasi melalui MGMP kita patungan iuran,
dari uang yang terkumpul kegiatan MGMP dapat
berjalan dengan mengundang Kasi Pakis, Pengawas
supaya mereka mengecharge guru-guru PAI.
Walaupun mereka sudah diundang tetap saja kadang
berbenturan dengan waktu karena masing-masing
jam mengjarnya berbeda. Makannya kita
mengadakannya kegiatan 3 bulan sekali, paling

112
lamanya 6 bulan sekali. Kegiatannya berupa
pertemuan, untuk ngecharge giroh mengajar yang
diisi dengan orang dari kementrian.
Kalau kita mengadakan workshop jika uang
iuarannya terkumpul banyak. Untuk yang non-PNS
membayar iuran 50rb, sifatnya tidak wajib tetapi
himbauan tetapi rata-rata mereka sadar.
Ide Iuran itu termotivasi dari Kabupaten
Pandegelang, tetapi guru guru disana itu tertib, dan
keliatannya sudah terkoordinir dengan baik. Ketika
menyusun soal didistribusi ke sekolah-sekolah>
Nah sekolah itu mengeluarkan iuran lagi 50 ribu.
10. Menurut anda Kalau guru PAI saat ini sudah mengikuti
bagaimana perkembangan zaman ya, jadi ngajar itu bukan
kompetensi hanya menulis dipapan tulis. kalau yang saya lihat
pedagogik guru jadi mereka sudah menampilkan pembelajaran yang
PAI setelah berbeda beda ada yang menggunakan power point,
mengikuti MGMP video pembelajaran, kemudian anak-anak itu setelah
? mengamati kemudian berdiskusi.
Misalnya bahasan Qur’an saja itu kan bisa
membayangkan dahulu kan, membayangkan
ayatnya, terus dengerin lewat rekaman, kemudian
diamati tajwidnya. Apalagi guru-guru PAI yang
muda itu luar biasa metode mengajarnya karena
baru mendapatkan ilmunya dari perguruan
tingginya. Karena beda dengan guru-guru yang
sudah lama itu mengajarnya kan sudah terbiasa
seperti itu, nah dengan adanya guru-guru yang baru
mereka dapat bertukar pengalaman metode
mengajar.

Artinya kompetensi pedagogiknya berkembang ?


Kalau dulu kan mengajar kasih tugas, walaupun di
zaman covid pembelajarannya via zoom, google
meet, membuat guru-guru berlomba menarik
perhatian anak terhadap apa yang disampaikan.
Contohnya saya mengajar menggunakan google
meet, bukan hanya ceramah begitu saja tetapi ada
interaktif, bertanya ke anak, anak memberikan
jawaban dari PPT yang ditampilkan kemudian
sama-sama mengamati dan feedback tanyajawab.
Kalau guru sekarang tidak mengerti teknologi
artinya sangat ketinggalan, karena anak pun
semakin pintar dengan teknologi, mereka nyari
materi diinternet juga bisa, tetapikan guru itu selalu

113
mengingatkan jangan hanya belajar dari internet
saja tetap harus ada gurunya.
11. Kegiatan apa yang Untuk kegiatan yang akan dialaksanakan MGMP
akan dilaksanakan kedepannya menunggu pergantian pengurus, baru
MGMP ? dan program-program yang sudah ada akan berjalan.
kapan akan Karena ini kesempatan setelah lama kita agak
diselenggarakan vakum akibat covid-19, jadi guru itu
kegiatan tersebut ? mengembangkan materi dari yang mereka masing-
masing. Sebenarnya tagihan dari pengawas itu
banyak ya, kegiatan yang diadakan apa saja,
pengajaran seperti apa, via gform, quis, dan macam-
macam teknik penilaian lainnya. Jadi
pengembangannya masih dari guru-masing2. Tapi
nanti kalau sudah ada pengurus baru mudah-
mudahan giroh pertemuan untuk ngecharge kembali
itu ada.

114
Lampiran 3
Hasil Wawancara Sekretaris II MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang
Selatan pada 28 Juni 2022
Nama : Samsul Bahri, S.Pd.I
Pengurus di bidang : Sekretaris II MGMP PAI
Asal Sekolah : SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. MGMP memiliki MGMP kota tangerang selatan, kita pengurus
beberapa kegiatan, mulai dari 2018 dan berakhir tahun 2023.
mulai dari kegiatan Kegiatan yang kita lakukan seperti kegiatan
inti hingga kegiatan administrasi kegiatan guru-guru di sekolah,
pengembangan. Apa seperti pembuatan silabus, RPP, pembuatan
saja kegiatan yang penilian, pembuatan media pengajaran untuk
sudah dilaksanakan menyamakan presepsi kita guru-guru PAI di kota
MGMP PAI Kota tangsel. Sehingga ketika kita menyampaikan
Tangerang Selatan ? materi pengajaran kita semua sama mendapatkan
dan adakah kegiatan pelajaran dari guru-guru Agama Islam sama
yang tidak terlaksana bentuk administrasinya cara pengajarannya.
? seperti apa Dan kegiatan inti kita jelas, bagaimana
kegiatan tersebut ? mengembangkan pengajaran tentang media
pembelajaran khususnya yaitu berbasis teknologi,
sehingga di masa covid-19 kita membuat video
pembelajaran untuk mewakili kehadiran kita di
depan siswa, jadi kita tidak copy paste dari
youtube. Jadi kita rekaman, dari rekaman itulah
siswa lebih fokus karena yang hadir gurunya
masing-masing.
Adapun program yang tidak terlaksana sampai
saat ini adalah Bagaimana membuat website
MGMP, yang tujuan dari website itu adalah
merangkum kegiatan.
Kegiatan inti yang lain, yang selalu kita
laksanakan yaitu Bagaimana membuat soal yang
up to date, sehingga soal yang kita berikan ke
siswa itu sama tidak berbeda, karena kita
disatukan dalam Musyawarah guru mata pelajaran
agama islam.
Kegiatan yang lain yang tidak kalah pentingnya
adalah Bagaimana kita membuat metode
pengajaran di PAI itu bisa disampaikan dalam
metode yang berbeda-beda, sehingga dalam
MGMP PAI itu masing-masing menyampaikan
pengalamannya ketika menyampaikan materi.
Contoh ketika menyampaikan materi pernikahan

115
jadi salah satu diantara guru itu masing-masing
meyampaikan pengalamannya, sehingga dengan
adanya musyawarah ini kita mendapatkan
pengalaman yang satu dengan yang lainnya,
sehingga kita kaya dengan metode pembelajaran.
Itulah salah satu fungsi MGMP, karena memang
dengan banyak pengalaman itu akan membuat
kita mudah menyampaikan materi kepada siswa
karena kita mendapatkan pengalaman dari teman
kita.
Saya kita point-pointnya itu, yaitu tentang
pembuatan administrasi, pengembangan
pembelajaran, pembuatan soal dan metode
pengajaran.

2. Terdapat beberapa Kalau kendala jelas ada, kendala yang pertama


kegiatan yang sudah yaitu waktu. Sekarang kesibukan masing-masing
disebutkan, adakah temen-temen guru waktu sangat menentukan.
kendala yang terjadiketika kita musyawarahkan hari ini belum tentu
? semua bisa.
Kendala yang kedua yaitu, dalam sebuah acara
pasti ditopang dengan adanya dana. Terkadang
kendala yang kedua ini terkait dana, tidak terlalu
sulit karena memang kita sebahagian besar guru-
guru sudah sertifikasi. Makannya setiap kali ada
pencarian, guru wajib untuk memberikan iurannya
kepada pengurus agar kita bisa membuat kegitan-
kegiatan untuk meningkatkan kompetensi kita.
Kendala yang ketiga, dari pemateri yang akan
menyampaikan. yaitu butuh orang yang
kompeten.
Menurut keterangan Pengawas, bahwa kegiatan
MGMP vacum ? apakah benar ?
Kalau dikatakan total vakum tidak, tapi setiap 3
bulan sekali, 4 bulan sekali kita workshop. Tidak
mungkin kita diam sementara pembelajaran tetap
berlanjut.
3. Bagaimana kegiatan Yang paling sering kita lakukan untuk
yang berkaitan pengembangan pedagogik itu adalah workshop.
dengan kemampuan Sehingga ketika kita mengadakan workshop,
pedagogik/mengelola masing-masing kita diberikan tugas biasanya itu
pembelajaran, kita dalam MGMP perkelompok. Workshop lah
adakah kegiatan yang paling banyak dilakukan, bisa sehari, dua
khusus untuk hari. Nanti kita memberikan hasil dari workshop
meningkatkan kepada pengurus inti.

116
kompetensi Contoh workshop yang paling konkret adalah
pedagogik ? Bagaimana cara peningkatan pembelajaran yang
ada di kelas masing-masing. Salah satunya
workshop yang paling sering kita buat adalah
pembuatan soal HOTS, karena memang butuh
waktu pemikiran untuk membuat satu soal saja.
Ketika ada workshop akan keluar beberapa soal
yang bagus dari workshop yang kita buat
Kapan terakhir diadakannya workshop tersebut ?
Tahun 2022 awal Januari yang bertempat di
SMKN 2 Kota Tangsel pondok aren yaitu
pembuatan soal yang berkaitan dengan ujian akhir
sekolah untuk kelas 12.
Untuk kegiatan penyusunan RPP, kapan
dilakukan ?
Yang terakhir kita mengadakan ketika awal covid
tahun 2020 yaitu kita membuat RPP 1 lembar.
Karena selama ini kan kita membuat RPP itu
terkadang sampai delapan lembar, dua belas
lembar.
Artinya kegiatan seperti diskusi masalah
pembelajaran, penyusunan RPP, menganalisis
kurikulum, penyusunan laporan hasil belajar
peserta didik itu diadakan oleh MGMP ?
Diadakan tapi itu dikoordinor oleh pengawas,
yaitu hasil belajar itu dilaporkan masing-masing
sekolah ke pengawas berupa LPJ yang
dikoordinasikan oleh pengawas masing-masing
dan ada aplikasinya. Artinya dalam aplikasi itu
semua guru tidak lagi menyetorkan ke pengawas,
cukup lewat aplikasi, langsung terkirim
aplikasinya kelima kegiatan itu diadakan semua.
Bagaimana dokumen terkait kegiatan yang sudah
dilaksanakan ?
Kita kan belum selesai kepengurusannya, jadi kita
belum ada LPJ. Kalau kita selesai baru kita ada
LPJ ke pengawas.
Kalau selama covid, berarti kegiatan tetap
berjalan ?
Ya, tadi contoh pembuatan video, pembuatan
media pengajaran, kita tetap PJJ masing-masing
sekolah itu beda-beda, ada yang GCR, ada yang
Zoom, Gmeet.
4. Kondisi kemampuan Menurut saya hampir semua guru-guru Agama
mengajar atau ilmu dalam tanda kutip, sudah matang baik dalam
pedagogik dan pengajarannya karena kita bukan

117
mendidik guru PAI hanya setahun dua tahun, bahkan sudah puluhan
saat ini seperti apa ? tahun mengajar. Itu yang membuat saya yakin
ilmu mengajar guru-guru Agama itu sudah
matang.
Salah satu bukti pedagogiknya adalah seperti
kegiatan keagamaan seperti hari besar Islam
seperti jum’atan, sholat dhuha. Sehingga tidak
lagi asing di mata anak-anak kegiatan keagamaan
itu.
5. Menurut anda, apa Pertama adalah kita akan kaya dengan
manfaat yang pengalaman-pengalaman dari teman-teman.
diperoleh Guru PAI Pengalaman dari teman-teman itu masing-masing
dengan mengikuti menyampaikan bertukar pikiran dengan kita.
kegiatan MGMP ? Yang kedua kita akan selalu sharing terhadap
kegiatan kegiatan keagamaan. Tanpa adanya
sharing kita akan selalu terlambat.
Manfaat ketiga, tiada lain adalah untuk
meningkatkan kompetensi kita sebagai guru,
harus dengan kumpul harus dengan bersatu.
Dan yang paling banyak manfaatnya adalah bagi
pengurus khususnya yaitu bagaimana cara
membuat acara, bagaimana cara mengelola
sebuah organisasi. Itu manafaatnya sangat banyak
bagi pengurus.
Manfaat lain adalah kita mempunyai satu
organisasi yaitu MGMP sebagai wadah
menyatukan guru-guru agama se-Kota Tangerang
Selatan.
6. Apa saran anda Pertama saran saya kepada guru-guru agama,
untuk MGMP PAI ? jangan malas untuk berpartisipasi dalam kegiatan
MGMP PAI, sempatkan paksakan. Karena tanpa
adanya kebersamaan tidak tercapainya kemajuan,
kita harus bekerjasama bersinergi.
Yang kedua saran saya, bagaimanapun kita
memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka saya
selaku pengurus MGMP harus mengakui ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan itulah yang harus kita tularkan ke
teman-teman yang lain.
Kekurang kita adalah yang saya rasakan ya,
terkait pendanaan. Kita sangat kurang soal
pendanaan. Sehingga setiap acara itu kita selalu
patungan, setiap kali ada acara. Misalnya acara
workshop kita meminta kepada setiap peserta 100
ribu untuk dua hari, kalau sehari 50 ribu. Itu
biasanya kita memberikan surat ke kepala

118
sekolah, kita berharap guru yang bersangkutan
diberikan biaya transport oleh kepala sekolah
untuk mengikuti kegiatan.
Bagi yang sudah sertifikasi mereka wajib
memberikan Iuran.
laporan dari bendahara ada 52 orang guru PAI
yang sudah sertifikasi
Setiap 3 bulan sekali. untuk yang sudah Inpassing
sebesar 250 ribu. Yang belum Inpassing atau yang
belum PNS itu 150 ribu. Tapi dilapangan itu
mereka memberikannya lebih misalnya yang
harusnya 150 ribu kadang mereka memberikan
200 ribu.
Artinya dana nya itu tidak di subsidi oleh
pemerintah ?
Tidak, kan kita namanya Musyawarah, tidak
mendapatkan dana, kecuali si pengurus itu terlibat
aktif di Kemenag Pusat. Itu biasanya memang
tidak semua dapat tapi biasanya ada. Intinya
adalah dari kita untuk kita, tidak ada dana dari
pemerintah.

119
Lampiran 4
Hasil Wawancara Pengawas PAI SMA Kota Tangerang Selatan pada 14 Juni
2022
Nama : Sarwa, M.Ag.
Jabatan : Pengawas Guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa peran Pengawas Sebagai pembinaan, pengawasan. Misalkan ada
Guru Pendidikan kegiatan untuk pembelajaran pengawas
Agama Islam (PAI) ? mendampingi. Nanti di bulan Juli ada kegiatan
Kurikulum Merdeka Belajar, tanggalnya belum
diketahui, untuk rapat di MGMP SMA dan
SMK. Di gabung supaya efektif dan efesien.
Kalau dipisah itu yang hadir sedikit, tapi kalau
disatukan banyak yang hadir.
Fokus saya kan di SMA, sekitar berapa orang
jumlah guru SMA yang hadir saat kegiatan
MGMP
Sekitar 50an. Nanti liat di absennya ada di
MGMP.
2. Kegiatan yang Workshop itu, waktu di SMP An-Nisa tentang
berkaitan dengan penyusunan RPP dilaksanakan sebelum covid-
pedagogik itu kan 19
salah satu nya
workshop. Seperti apa
workshop tersebut dan
terakhir kali
diadakannya kapan ?
3. Seperti apa kegiatan Itu sekalian perosoalan-persoalan tentang
analisis kurikulum ? penyusunan soal HOTS, di SMAN 11 tentang
penyusunan soal, waktunya udah lupa kapan.
4. Selama covid-19 Nah, waktu covid itulah kegiatan itu hanya
kegiatan apa saja yang informasi-informasi aja, karena kami itu tidak
berjalan ? bisa berkumpul.
Artinya kegiatan seperti workshop, seminar dan
lainnya itu tidak berjalan atau tertunda ?
Itu tertunda. Kadang-kadang pada masa covid
itu kami.
5. Seperti apa dan kapan Kemarin waktu selesai ujian, lewat aplikasi
kegiatan penyusunan penyampaiannya.
hasil belajar peserta
didik diadakan MGMP
PAI?
6. Artinya kegiatan Ya berjalan
seperti workshop,

120
analisis kurikulum,
penyusunan RPP,
evaluasi belajar itu
berjalan ?
7. Terkait kompetensi Menurut saya sudah bagus melaksanakan
pedagogik menurut metode nya sudah bervariatif, artinya guru-guru
bapak bagaimana sudah lama mengajar itu.
kondisi
pedagogik/kemampuan
mengajar guru PAI
saat ini atau seperti apa
?
8. Apakah kompetensi Ya, guru-guru sudah paham karena itulah dari
guru PAI perlu kegiatan-kegiatan. Kebutulan dari guru-guru
dikembangkan terus SMA itukan banyak yang Instruktur jadi
menerus atau guru- menularkan ilmunya ke temen-temennya lewat
guru PAI sudah kegiatan. Instruktur itu yang memberikan
paham? pembalajaran di tingkat Nasional. Artinya
berkembang dan tetap perlu diasah.
9. Manfaat dengan Kalau pandangan saya sangat bermanfaat sekali,
adanya MGMP untuk seperti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
guru PAI seperti apa ? kompetensi guru. kegiatan-kegiatan yang baru
itu kan musti disampaikan, itu disampaikan
melalui MGMP.

121
Lampiran 5
Hasil Wawancara Tertutup/Kuesioner Guru PAI Kota Tangerang Selatan
pada Agustus 2022
Nama
Muhammad Ishak, SH.I
Syarifuddin, S.Pd.I, M.H.I
Minah M.A
Ali Nurhasan, S.Pd.I
Muhyidin, S. Ag
Nawiri, Lc
Nurhadi, S.Pd.I, MM.
Firdaus Shaugie, S.Pd.I
Muhammad Uwes Al-Qorni, S.Pd.
Siti Nurjanah S.Ag
Drs. Abd. Aziz Rofiq
Rizki Sanjaya, S.Pd.
Imam Sanjaya, S.Pd.I
Ramaini S.Ag
No Pertanyaan Jawaban
Pembinaan melalui MGMP
1. Dari beberapa • 9 responden = Sosialisasi Implemetnasi K13
penyelenggaraan • 7 responden = Pembuatan soal HOTS
kegiatan/workshop • 6 responden = Pembuatan video pembelajaran
dibawah ini, mana • 6 responden = Pembuatan RPP 1 lembar
saja yang anda ikuti • 5 responden = Pembuatan media pembelajaran
di MGMP ? • 5 responden = Pelatihan guru menggunakan
TIK
• 4 responden = Diskusi Permasalahan
pembelajarn
• 4 responden = Analisis Kurikulum (bedah SKL)
• 4 responden = Seminar
• 4 responden = Pelatihan ICT (membuat email,
web blog, video/audio pembelajaran)
• 3 responden = Penyusunan karya Ilmiah
• 2 responden = Lesson Study (pengkajian
praktek pembelajaran yaitu plan, do, see)
• 1 responden = Sosialisasi landasan Hukum
(Permendikbud) terkait profesi guru =

122
• 1 responden = Menyusun dan mengembangkan
penelitian tindakan kelas (PTK)
• 1 responden = Penerbitan Jurnal MGMP
2. Apakah 12 responden = Ya
penyelenggaraan 2 responden = Belum
kegiatan tersebut
sudah berjalan
dengan baik ?
3. Kendala apa yang 9 responden = Bentrok dengan jam mengajar
terjadi atau anda 4 responden = Bentrok dengan kegiatan lain di
hadapi dalam sekolah
mengikuti
pembinaan/kegiatan 2 responden = Lokasi yang jauh
MGMP ? 1 responden = Sakit
4. Dalam setahun 1 kali = 5 responden
berapa kali anda 2 kali = 4 responden
mengikuti kegiatan
MGMP ? 3 kali = -
4 kali = 1 responden
5 kali = 3 responden
Lebih dari 5 kali = 3 responden
Lebih dari 10 kali = -
5. Lewat mana MGMP 14 responden = Whatssap group
memberitahu anda 3 responden = Melalui sesama guru PAI
jika akan
mengadakan 0 responden = Tidak tahu
pembinaan/kegiatan
?
6. Seperti apa kehadiran 7 responden = Kadang-kadang
anda dalam setiap 6 responden = Sering
penyelenggaraan
kegiatan MGMP ? 1 responden = Selalu
0 responden = Tidak pernah
7. Apakah terdapat 13 responden = Ya
tindak lanjut dari 1 responden = Tidak
MGMP, jika
mengetahui
kekurangan dan
kesulitan yang anda
hadapi dalam proses
pembelajaran ?
Aspek Kompetensi Pedagogik

123
8. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 4 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami landasan 0 responden = Sangat Tidak Baik
kependidikan
9. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 4 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami kebijakan 0 responden = Sangat Tidak Baik
pendidikan
10. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 4 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami prinsip- 0 responden = Sangat Tidak Baik
prinsip kepribadian
untuk memahami
peserta didik
11. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 4 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami tingkat 0 responden = Sangat Tidak Baik
penguasaan
kompetensi prasyarat
peserta didik
12. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya mampu 0 responden = Tidak Baik
mengidentifikasikan 0 responden = Sangat Tidak Baik
kesulitan belajar
peserta didik
13. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membut saya
mampu 0 responden = Tidak Baik
mengidentifikasi 0 responden = Sangat Tidak Baik
tugas-tugas
perkembangan sosial
kultural untuk

124
memahami peserta
didik
14. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya mampu 0 responden = Tidak Baik
mengidentifikasi 0 responden = Sangat Tidak Baik
gaya belajar (visual,
auditif dan/atau
kinestetik) untuk
memahami peserta
didik
15. Workshop yang 9 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 2 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
penyusunan silabus
yang sesuai dengan
kurikulum
16. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 1 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
merancang rencana
pembelajaran yang
sesuai dengan silabus
untuk membahas
materi ajar tertentu
agar peserta didik
dapat mencapai
kompetensi yang
ditetapkan
17. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami urutan 0 responden = Sangat Tidak Baik
materi pembelajaran
dengan
memperhatikan
tujuan pembelajaran

125
18. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami pemilihan 0 responden = Sangat Tidak Baik
materi pembelajaran
yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran,
tepat mutakhir,
sesuai dengan usia
dan tingkat
kemampuan belajar
peserta didik
19. Workshop yang 13 responden = Baik
diselenggarakan 1 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
menerapkan teori
belajar dan
pembelajaran
20. Workshop yang 13 responden = Baik
diselenggarakan 1 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
menentukan strategi
pembelajaran
berdasarkan
karakteristik peserta
didik, kompetensi
yang akan dicapai
dan materi ajar
21. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
menyusun rancangan
pembelajaran
berdasarkan strategi
yang dipilih
22. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat

126
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
membuka pelajaran
23. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 4 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
mengelola kegiatan
belajar mengajar
24. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
berkomunikasi
dengan peserta didik
25. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
mengorganisasi kelas
dan menggunakan
waktu dengan baik
26. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
melaksanakan
penilaian selama
proses dan pada akhir
pelajaran
27. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
menutup pelajaran
28. Workshop yang 10 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 1 responden = Tidak Baik

127
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
pemanfaatan
teknologi untuk
pembelajaran
29. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
berkomunikasi secara
efektif, empatik dan
santun dengan
peserta didik
30. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
merancang dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran proses
dan hasil pelajaran
secara
berkesinambungan
dengan berbagai
metode
31. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 1 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
menganalisis hasil
evaluasi dan hasil
belajar untuk
menentukan tingkat
ketuntatasan belajar
32. Workshop yang 13 responden = Baik
diselenggarakan 1 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami 0 responden = Sangat Tidak Baik
memanfaatkan hasil
penilaian
pembelajaran untuk

128
kebaikan kualitas
program
pembelajaran secara
umum
33. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
membimbing peserta
didik
mengembangkan
karya kreatif dan
inovatif
34. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
membimbing peserta
didik
mengembangkan
bakat dan minat
35. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 2 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
mendorong peserta
didik untuk
melakukan proses
belajar lebih lanjut
36. Workshop yang 11 responden = Baik
diselenggarakan 3 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
saya lebih 0 responden = Tidak Baik
memahami cara 0 responden = Sangat Tidak Baik
membimbing peserta
didik
mengembangkan
iman dan takwa
37. Workshop yang 12 responden = Baik
diselenggarakan 1 responden = Sangat Baik
MGMP membuat
1 responden = Tidak Baik

129
saya lebih 0 responden = Sangat Tidak Baik
memahami cara
membimbing peserta
didik
mengembangkan
keterampilan sosial
Manfaat Pembinaan MGMP
38. Manfaat apa yang 13 responden = Menabah wawasan
diperoleh dari 9 responden = Meningkatkan Kompetensi
kegiatan yang anda
ikuti di MGMP ? 5 responden = Memperkuat tali silaturahmin
3 responden = Mengembangkan PAIKEM
0 responden = Tidak ada

39. Menurut anda • Kurangnya keperdulian bagi Anggota yang


kekurangan apa yang kurang aktif
terdapat pada MGMP • Adanya iuran
PAI Kota Tangerang • Kekuranganya mungkin hanya dalam masalah
Selatan ? Komunikasi. Penyampaian informasi-
informasi kedinasan agak sedikit lambat
• Sejauh ini sudah cukup baik
• Terkait kegiatan yang putuskan sering bentrok
dengan jadwal kerja
• Kegiatan yang diadakan kadang secara
• mendadak
• kesadaran untuk hadir pada pertemuan
• Sepenglihatan saya belum ada kekurangan
pada MGMP PAI Kota Tangsel.
• Hari yang bisa di sesuaikan dg jam pelajaran
di sekolah ,harus nya ada kesepakatan hari
tertentu agar disekolah masing2 di of kan jam
mengajar .
• Kekurangannya lebih ditingkatkan lagi
• -
• Kegiatan workshop terkadang tidak tuntas
• Masih minimnya jekguatan yg di adakan
setiap tahun
• Kurangnya feedback langsung kepada para
peserta MGMP
Saran
40. Apa saran anda untuk • Untuk ketua MGMP perlu adanya komunikasi
kegiatan MGMP PAI dengan anggota yg kurang aktif, serta

130
Kota Tangerang merespon jika anggota bertanya tentang guru
Selatan ? PAI
• Pemerintah seharusnya mengalokasikan
anggaran untuk peningkatan mutu kompetensi
guru PAI melalui MGMP Pai
• Agar lebih terjalin suasana keakraban, sesekali
MGMP mengusulkan iuran untuk membuat
seragam untuk semua guru PAI, entah itu
batik atau Jas misalnya. Atau membuat tour
bersama seluruh guru PAI kota tangerang
selatan
• Lebih sering lagi diadakan kegiatan
• Lebih memperhatikan nasip guru Pai yang
perhatian dengan kesejahteraan, padahal
mereka sudah mengabdi sekian lama
• Kegiatan yang dilaksanakan MGMP
sebaiknya tidak mendadak
• Ada waktu pertemuan rutin
• 1. Adakan kegiatan ditempat yg tidak terlalu
jauh dari pusat kota tangsel
2. Pemilihan pembicara/pemateri harus lebih
selektif lagi dan memamng benar-benar
kompeten dalam bidang nya, seperti baru2 ini
yg sudah lebih tepat memilih
pembicara/pemateri dari kampus tercinta UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Semangat terus untuk MGMP PAI kota
tangsel dalam merangkul dan membimbing
guru-guru PAI di Kota Tangsel ini.
• Kerja sama yg baik antar guru Pai
• Semoga kedepannya selalu lebih baik
• Musyawarah
• Workshop dlm setahun wajib dilaksanakan
minimal 2 kali berkesinambungan dg pemateri
yg mahir dibidangnya.
• Mengadakan pelatihan 3 bulan sekali atauv4
kali dalam setahun
• Lebih sering mengadakan seminar2 ttg
kurikulum dan memperluas kerjasama dgn
instansi pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan peserta MGMP

131
Lampiran 6
Surat Penyebaran Kuesioner Penelitian

132
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian untuk Pengurus MGMP PAI Kota Tangerang Selatan

133
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian untuk Pengawas PAI Kota Tangerang Selatan

134
Lampiran 9
Surat Keputusan Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan tentang
Struktur Organisasi MGMP PAI SMA/SMK Periode 2018-2022

135
136
137
Lampiran 10
Program Kerja MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan Periode
2018 -2021

138
139
140
141
Lampiran 11
Nama dan Asal Sekolah Guru PAI SMA Kota Tangerang Selatan
NO NAMA SEKOLAH
1. Mustahdi, M. Ag SMAN 1
2. Zaenal, S. Ag SMAN 1
3. Junaedi, S. Ag SMAN 1
4. Abu Yazid, M. Pd SMAN 2
5. Sukarya, M. Pd SMAN 2
6. Puspita Dewi, S. Ag SMAN 2
7 Willy SMAN 2
8. Junaedi, S. Ag SMAN 3
9. Tarsiah, S. Ag SMAN 3
10. Muhyidin, S. Ag SMAN 3
11. Drs. Suyarto SMAN 4
12. Muhtasor, S. Ag SMAN 4
13. Ahmad Fiqih, S. Pd.I SMAN 4
14. Drs. Praktik Hidayat, MM SMAN 5
15. Faizal Reza, S. Ag SMAN 5
16. Dr, Agus Suwarno, M. Ag SMAN 6
17. Drs. Susriyah, MA SMAN 6
18. Dra. Hj Nining Ratna Ningsih SMAN 6
19. Mundirin, Spd.I SMAN 6
20. Nur’aeni, M. Ag SMAN 7
21. Muhammad Nur, S. Pd.I SMAN 7
22. Muhammad Mubarok, S. Pd SMAN 8
23. Muhammad Athfan R, S. Hum SMAN 8
24. Ade Irawan, M.Pd SMAN 8
25. Saeful Nirwana, S. Ag SMAN 9
26. Minah, S. Ag SMAN 9
27. Indra, S.Pd SMAN 9
28. Maulana Akbar, S.Pd.I SMAN 10
29. Wardah, S.Pd.I SMAN 10
30. Lukman, S. Ag SMAN 11
30. Dra. Hj Rohayah SMAN 11
31. Antoni, S.Pd.I SMAN 11
32. Nur Laela, S. Ag SMAN 12
33. Komariyah, S. Pd.I SMAN 12

142
34. Padillah, S.Pd.I SMAN 12
35. Iwan Ridwan, S. Ag SMA Pembangunan Jaya
36. Busro, S.Ag, MM SMA Yadika 6
37. Agung Setia Mulyana, S.Pd SMA Yadika 6
38. Rifki, S.Pd SMA Kebangsaan
39. H. Sobron SMA Al Qur’aniyah
40. Mustain, S.Pd SMA Insan Madani 8
41. Abdul Hakim, S. Ag SMA Izzada
42. Ali Nur Hasanah SMA Al Mubarok
43. Fahmi, S. Pd.I SMA Al Mubarok
44 Aryan Kusuma Wijaya, S.Pd SMA Auliya
45. Fatimah Yusuf SMA ARH
46. Ali SMA ARH
47. Nizar SMA Plus Bina Insani
48. Marzuki SMA Tunas Indonesia
49. Ahmad Zaenuddin, S. Pd.I SMA Mentari
50. Drs. Mohammad Shodik SMA Cendrawasih
51. Moh. Anas Al Mubarok SMA Mabad
52. Dra. Nur Azizah SMA Dwi Putra
53. Imam Haditiya SMA Islam Assa’adah
54. Drs. Jumaroh SMA Dua Mei
55 Ase Saeful Karim, S. Ag SMA Tri Guna
56. Ma’rul Waid, S. Pd.I SMA Darussalam
57. Marniza Septina, S.Pd.I SMA Taruna Mandiri
58. Mustakim, MA SMA Muhammadiyah 28
59. Hartono, MAg SMA Muhammadiyah 25
60. Dra, Siti Rosmiyah SMA Muhammadiyah 8
61. Ikoh Paikoh SMA Islam Al Azhar
62. Dede R SMA Islam Al Azhar
63. Muhammad Rizal SMA Islam Al Azhar
64. Nurdin SMA Al Madinah
65. Muslim, M. Ag SMA Insan Robbani
67. Dt. Selvi, M. Ag SMA Insan Robbani
68. Tono Hermanto, S. Pd.I SMA PGRI Serpong
69. Mustami, S. Pd.I SMA YASPITA
70. Muliyawan SMA Cikal Harapan
71. Dani Mohammad, M. Ag SMA ICM
72. Nawir Hasan SMA ICM
73. Muhammad Syahadat, S. Ag SMA Waskita

143
74. Namira Syafitri SMA Waskita
75. M. Ali Mustaan, S. Pd.I SMA Al Adzkar
76. Subakri, S. Pd.I SMA 1926
77. Tata Masta, S. Ag SMA Jagad Arst
78. Feby Nuryadi LC SMA Jagad Arst
79. Agus Syukur, M. Pd SMA Jagad Arst
80. Nurul Islam SMA Jagat Arst
81. Anwar SMA Karya Darma UT
82. M. Ishak SMA Nusantara
83. Budi Haryanto SMA Sinar Cendikia
84. Ahmad Fathoni SMA Adzkia
85. Nasrudin SMA Pelita Bangsa

Tangerang Selatan, .............. 2022

Pengawas PAI SMA

Sarwa, M. Ag

144
Lampiran 12
Foto Rapat Pengurus MGMP PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan

145
Lampiran 13
Foto Kegiatan Workshop Impelemntasi Kurikulum Merdeka Guru PAI
SMA/SMK pada 6 & 13 Agustus 2022

146
Lampiran 14
Foto Kegiatan Workshop Teknis Pembuatan, Penyusunan, Perakitan Soal
HOTS PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 2 November 2019

147
Lampiran 15
Foto Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru PAI
SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 24 Agustus 2019

148
Lampiran 16
Foto Wawancara bersama Pengurus MGMP PAI

149
Lampiran 17
Foto bersama Anggota MGMP PAI

150
Lampiran 18
Rundown Kegiatan Lomba Pentas PAI SMA/SMK Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2018-2019

151
Lampiran 19
Surat Undangan Kegiatan Workshop Merdeka Belajar pada 11 Februari
2020

152
Lampiran 20
Surat Undangan Kegiatan Workshop Pembelajaran Jarak Jauh Mudah dan
Menyenangkan pada 13 Agustus 2020

153
Lampiran 21
Surat Undangan Kegiatan Sharing dan Pembinaan Pembimbing ROHIS
pada 25 Januari 2021

154
Lampiran 22
Surat Undangan Kegiatan Sosialisasi dan Digitalisasi soal US PAI pada 9
Maret 2021

155
Lampiran 23
Surat Undangan Kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka
pada 6 & 13 Agustus 2022

156
Lampiran 24
Materi Kegiatan Workshop PJJ Mudah dan Menyenangkan Guru PAI
SMA/SMK Kota Tangerang Selatan pada 13 Agustus 2020

157
Lampiran 25
Absensi Kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka

158
159
160
Lampiran 26
Absensi Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

161
162
Lampiran 27
Lembar Pengesahan Refrensi

163
164
165
166
167
TENTANG PENULIS

Penulis skripsi ini bernama lengkap


Muhammad Rasyid Ridho. Lahir di
Tangerang pada 09 November 1999.
Mahasiswa Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Alamat asal penulis
JL. KH Dewantoro Rt01/Rw12, Kp.
Sawah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15413. Anak kelima dari lima
bersaudara pasangan Bapak Murdih dan (Alm) Ibu Nur Ayanih. Ridho atau Rasyid
nama panggilannya, mengenyam pendidikan pertama di TK Islam Miftahul Huda
tahun pelajaran 2005-2006, dilanjutkan ke jejang pendidikan sekolah menangah
dasar di SDN Sawah 05 tahun pelajaran 2006-2012, kemudian di MTs Islamiyah
Ciputat tahun pelajaran 2012-2015, SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2015-2018 dan berkesempatan bersekolah di perguruan tinggi UIN
Jakarta pada tahun 2018. Organisasi yang pernah penulis ikuti selama masa
perkuliahan adalah Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid UIN Jakarta).

Penulis dapat dihubungi melalui email : ridhorasyid9090@gmail.com

168

Anda mungkin juga menyukai