Anda di halaman 1dari 144

STANDARDISASI DAN MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN


DI SMK MUHAMMADIYAH 3 TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Fazrul Islam Rijaldi
NIM:1112018200059

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
ABSTRAK
Fazrul Islam Rijaldi (NIM : 1112018200059), Standardisasi dan Manajemen
Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses
standardisasi manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif, dengan analisa data
menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan secara
sistematis sesuai dengan fakta yang terjadi di sekolah. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Penulis melakukan wawancara dengan narasumber wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana, guru, staff administrasi dan siswa untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian penting dan utama
dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Apabila sekolah
memiliki kualitas sarana dan prasarana yang baik maka kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan dalam standar
sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan secara keseluruhan sudah melakukan
standardisasi manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik. Akan tetapi,
masih terdapat kendala dikarenakan jumlah siswa yang semakin bertambah tidak
diimbangi dengan perluasan dan penambahan sarana dan prasarana yang ada di
sekolah. Kendala tersebut kiranya agar bisa teratasi sehingga sekolah dapat
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik untuk menunjang pendidikan guna
tercapainya tujuan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

Kata kunci : Standardisasi, Sarana, dan Prasarana.

i
ABSTRACT
Fazrul Islam Rijaldi (NIM : 1112018200059), Standardization of Facilities
and Infrastructures Management to Support Education at SMK 3
Muhammadiyah South Tangerang.
The purpose of this research was to determine the extent of the
standardization process of facilities and infrastructures management to support
education at SMK 3 Muhammadiyah South Tangerang. The method used in this
research is qualitative research, with data analysis using descriptive analysis to
describe and explain systematically in accordance with the facts that happened at
school. The data collection techniques in this research through interview,
observation and documentation. The author conducted interviews with some
interviewees, such as vice principal of facility and infrastructure, teachers,
administrative staff, and studentss to get the information which needed in this
research.
Educational facilities and infrastructures is an essential part in supporting
the process of learning activities at school. If the school has a good quality
facilities and infrastructures, learning activities will goes well. Therefore, it is
necessary to improve the standard of facilities and infrastructure to support the
educational process that taking place at the school in order to achieve educational
purposes.
Based on the results showed that SMK Muhammadiyah 3 South
Tangerang had to standardize the management of facilities and infrastructure is
good enough relatively. However, there was a problem due to the growing of
students number who are not compensated by the expansion and addition of
facilities and infrastructures at school. This problem can be resolved until the
school can do a good learning activities to support education in order to achieve
the goals of SMK Muhammadiyah 3 South Tangerang.

Keywords : Standardization, Facilities and Infrastructures.

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan berbagai macam nikmat dan hidayahnya beserta ilmu,
rezeki dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW
yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan Skripsi ini,
penulis menyadari segala usaha yang penulis lakukan tidak akan terwujud
tanpa ada bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus dan ikhlas dalam
memberikan bantuan dan dukungannya.

Oleh karena itu dengan segala rasa hormat, penulis ingin


menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak. Ucapan terima kasih
khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan
tenaganya untuk senantiasa membimbing dan memotivasi mahasiswa
Manajemen Pendidikan dan khususnya penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
3. Dr. H. Fathi Ismail, MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan nasehat, motivasi, inspirasi dan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,

iii
memotivasi, menasehati, menginspirasi, dan mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Dr. Ali Nurdin M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
dapat menghantarkan penulis dalam hal akademik kampus hingga tiba
pada saat ini dalam tugas akhir penulisan skripsi.
6. Rahmat Kartolo S.E, M.Si kepala SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan dan Guru-guru yang telah memperkenakan, memberi izin dan
senatiasa berbagi informasi kepada penulis dalam melakukan penelitian di
sekolah tersebut sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
lancar.
7. Hadi Sabarudin S.Sos selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung dan memberikan
semangat serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan lancar.
8. Ayahanda Ahmad Rivai Mahsyi dan Ibunda Erin Komalasari yang telah
berjuang dalam membesarkan, mendidik, mendoakan dan memberi
dukungan moril dan sprituil serta suport yang luar biasa, semoga Allah
SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda untuk segala
yang telah dilakukan, amin ya rabal ‘alamin.
9. Adinda Fathan Qorib Hawari dan Faiza Syahrina Insani yang selalu
mendukung penulis, selalu menjadi pengingat dan penyemangat penulis,
dan semua yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Saudari Ade Irma S.S yang selalu sabar dalam mengingatkan, menemani
perjalanan penulis, menasehati, mengasihi dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

iv
11. Keluarga besar Manajemen Pendidikan 2012 yang selalu menemani
selama perkuliahan berlangsung, yang selalu memberikan dukungan
suport, berbagi ilmu akademik mapun non akademik, dan selalu indah
dikenang semoga kita semua menjadi alumni manajemen pendidikan yang
bermanfaat bagi agama dan negara.
12. Kawan – Kawan Semut Ranger dan Lobar Mania, Harsya Bahtiar S.Pd,
Aisyah S.Pd, Abudl Basit, Edwian, Fizma, Ainatul, Umdah, Anna, Azis
abdillah, Azis Riau, Wahidin, Asqol, Agung medan, Agung Gendut,
Hamdan, Andi, Irfan, Solah, Ira, Ismi, Jannah, Santi, Sinta, Aprillia, yang
selalu menjadi bagian hidup, saudara baru, keluarga baru penulis di dalam
maupun di luar kampus, tetaplah menjadi diri kita sendiri karena itulah
keunikan, tetap jaga kekompakan, silaturahmi dan keseruan kalian sampai
maut memisahkan.
13. Keluarga besar Rumah Goblin, Pujo, Dede Ferdiansah, David, Ruddy,
Fadly, Oking, yang telah memberikan hiburan dan canda tawa selama
proses pembuatan skripsi ini.
14. Dan seluruh Pihak, Kawan-kawan dan Dosen yang telah membantu yang
tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.

Doa yang penulis dapat panjatkan kepada Allah AWT semoga


seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini
diberikan kesehatan, rezeki dan kelancaran dalam menjalankan segala
kegiatan dan aktivitasnya, amin ya rabal ‘alamin.

v
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, dan
tentunya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kebehasilan penulis. Akhirnya, dengan mengucap bismillah, semoga karya
ini dapat bermanfaat bagi kegiatan akademis, masyarakat luas dan
khususnya untuk penulis.

Jakarta, Mei 2017

Fazrul Islam Rijaldi


Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI


LEMBAR PENYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UJI REFERENSI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI


A. Manajemen dalam Pendidikan .................................................................. 7
1. Hakikat Manajemen ............................................................................ 8
2. Fungsi Manajemen .............................................................................. 9
B. Manajemenn Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 12
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................... 12
2. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 13

vii
3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................... 16
4. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................... 20
5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 21
6. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................... 22
7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 23
C. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................ 24
1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ................ 24
2. Standar Lahan Sekolah ......................................................................... 26
3. Standar Bangunan Sekolah .................................................................. 27
4. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah ................................................ 29
D. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 39
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 40
C. Sumber Data .............................................................................................. 40
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 41
E. Teknik Analisa Data ................................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 45
1. Sejarah Singkat SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan .............. 45
2. Profil SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan .............................. 46
3. Visi dan Misi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ................. 47
4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................. 48
5. Data Peserta Didik SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ........ 50
6. Daftar Sarana dan Prasarana ............................................................... 51
B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 51
1. Standardisasi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan .............. 52

viii
2. Kondisi Nyata Standar Sarana dan Prasarana ...................................... 61
3. Peran Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan ................ 64
C. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 66
D. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 69

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 70
B. Saran-saran ................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rasio Minimum Luas Lahan Terhadapa Peserta Didik ... 25
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................ 38
Tabel 4.1 Data Guru dan Struktur ................................................... 46
Tabel 4.2 Rombongan Belajar SMK Muhammadiyah 3 ................. 48
Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 48
Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Agama ..................... 48
Tabel 4.5 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Penghasilan.............. 45

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Ceklist

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Hasil Wawancara

Lampiran 4 Data Sarana dan Prasarana

Lampiran 5 Luas Minimum Bangunan

Lampiran 6 Daftar Inventaris Barang Ruang Kepala Sekolah

Lampiran 7 Instalasi Listrik

Lampiran 8 Tempat Beribadah

Lampiran 9 Foto Sekolah

Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 13 Lembar Referensi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang
berkaitan dalam sebuah kehidupan. Bangsa-bangsa yang maju dan modern
ialah bangsa yang selalu memperhatikan dan mengutamakan aspek
pendidikannya. Apabila sebuah negara memiliki kualitas pendidikan yang
baik maka negara tersebut akan maju dan berkembang. Oleh karenanya
pendidikan salah satu kunci utama kemajuan dan kemunduran
perkembangan suatu bangsa dan negara
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1
Menurut Muhibin Syah, Pendidikan dapat diartikan “sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan”.2
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari manajemen. Hal ini terlihat
dari bagaimana definisi-definisi tersebut yang didalamnya pendidikan
mengandung makna usaha sadar dan terencana, sementara Muhibin Syah
mengatakan pendidikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga dengan kata lain pendidikan sudah terkandung makna dari
manajemen.

1
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan :Dengan pendekatan baru (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 10

1
2

Selanjutnya, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat


keberhasilan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pendidikan atau
lembaga pendidikan itu sendiri. Para peneliti mencoba mengukur banyak
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar,
diantaranya yaitu faktor internal yang terdiri dari kondisi fisik dan panca
indra, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuaan kognisi. Dan
faktor eksternal yakni lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.
Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana,
administrasi dan manajemen.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa di sekolah yaitu manajemen dan sarana prasarana yang ada di
sekolah. Berbicara mengenai tentang manajemen di sekolah sangat erat
kaitannya dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, begitu pula jika
suatu lembaga atau isntitusi pendidikan dikatakan maju apabila mempunyai
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan berkualitas berkaitan
dengan proses pendidikan ataupun akademik, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan sarana
dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, yang berkaitan langsung dengan
proses pendidikan, seperti gedung, ruang belajar/ kelas, alat-alat/media
pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan, yang tidak berkaitan
langsung seperti halaman, kebun, taman, dan jalan menuju sekolah.
Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap
lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan
prasarana demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk
menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, sekolah
dituntut memiliki kemandiriran untuk mengatur dan mengurus kepentingan
sarana dan prasarana sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sekolah
itu sendiri dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan
pendidikan nasional yang berlaku.
3

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, pemerintah melalui


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang mengenai tentang standar sarana dan
prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas
disebutkan bahwa:
“1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat rekreasi, dan ruang atau tempat lainnya yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.3
Adapun hasil wawancara studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti kepada guru di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan yang
mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut
bahwasannya sudah memenuhi standar pendidikan namun masih banyak
kekurangan-kekurangan dalam sarana dan prasarana di antaranya, lokal kelas
yang kurang karena siswa yang ada lebih banyak di banding lokal kelas yang
ada, lahan parkir yang kurang luas, ruang laboratorium yang kurang lengkap,
kantin yang sempit, dan berbagai permasalahan lainnya yang terkait dengan
sarana dan prasarana sekolah.
Dalam kegiatan manajemen sekolah seharusnya mengacu kepada
Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah. Akan tetapi sekolah belum
memaksimalkan kegiatan pengelolaan manajemen khususnya dalam standar
sarana dan prasarana pendidikan, sehingga belum bisa memaksimalkan
sarana prasarana yang ada pada sekolah. Sarana dan prasarana merupakan
sumber daya yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan.

3
Bab VII Pasal 42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
4

Dari berbagai hal yang telah disampaikan diatas, bahwa sarana dan
prasarana harus digunakan sebaik-baiknya dan harus memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan hasil belajar di sekolah. Pelaksanaan manajemen sarana
dan prasarana yang sudah ada harus selalu diperhatikan. Penggunaan
sarana dan prasarana harus efektif dan efesien untuk menunjang proses
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Di lihat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
tentang bagaimana standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana
dalam menunjang pendidikan yang ada di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan. Secara umum lembaga pendidikan tersebut sudah
cukup baik dalam perkembangannya di dunia pendidikan khususnya di
kota Tangerang Selatan, akan tetapi pada tahap pelaksanaan pendidikan
masih terdapat kendala terutama terkait dengan pengelolaan dan
standardisasi manajemen sarana dan prasarananya, seperti halnya tempat
olahraga yang kurang memadai, lahan parkir motor yang kurang luas,
ruang kelas yang masih kurang banyak, kantin yang sempit, serta fasilitas
yang kurang memadai seperti ruang komputer, ruang laboratorium, ruang
bahasa, dan lain sebagainya.
Dengan adanya beberapa kendala ini, lembaga pendidikan SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan masih belum memenuhi atau
mencapai standar sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini mendorong
penulis untuk menjadikan objek penelitian dan penulis memberikan judul
“Standardisasi dan Manajemen Sarana dan Prasarana dalam
Menunjang Pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan”.
5

B. Identifikasi Masalah
Di lihat dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan
pendidikan.
2. Kurang memaksimalkannya manajemen sarana dan prasarana
pendidikan.
3. Belum terpenuhinya standar sarana dan prasarana di sekolah
4. Belum mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah disebutkan skripsi ini
dibatasi pada masalah standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana
dalam menunjang pendidikan di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah diuraikan
sebelumnya, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah:
1. Sejauh mana sekolah sudah menerapkan perencanaan, pengadaan,
pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan?
2. Apakah sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang selatan sudah memenuhi standar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk mendeskripsikan :
1. Mengetahui sejauh mana sekolah sudah menerapkan perencanaan,
pengadaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan sarana dan
prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
2. Mengetahui sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan sudah memenuhi standar.
6

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan untuk
penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang
akan datang, khususnya mengenai standardisasi dan manajemen sarana
dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.
2. Secara Praktis, hasil penelitian memberikan masukan
a. Bagi Peneliti :
Sebagai bahan masukan dalam menambah informasi pengetahuan
mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan, proses perencanaan, pengadaan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
b. Bagi Sekolah :
Sebagai alat evaluasi yang dapat dijadikan masukan dalam
memperbaiki dan meningkatkan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan untuk menunjang kegiatan pendidikan yang ada di
sekolah.
c. Bagi Masyarakat :
Sebagai alat pertanggungjawaban dan pengetahuan tambahan terkait
standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen dalam Pendidikan


1. Hakikat Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agre (melakukan). Kata – kata itu digabung
menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan
ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda),
dan manager untuk orang yang melakukannya. Management
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi manajemen
(pengelolaan).1
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah
manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program
sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawasan evaluasi, dan
system informasi sekolah/madrasah.2
Menurut Ricky W.Griffin dikutip oleh Suparlan, manajemen tidak
lain adalah “satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), Pelaksanaan (actuating), pengoordinasian
(coordinating), dan pengontrolan (controlling)sumber daya untuk
mencapai sasaran (goal’s)secara efektif dan efesien”3
Berikut ini pengertian manajemen menurut beberapa para ahli:
1. George R. Terry
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan – tindakan: perencanaan, pengorganisasian,

1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2014), h.5 cet.2
2
Ibid h.5
3
Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.41

7
8

penggiatan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan


serta mencapai sasaran – sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lain.
2. The Liang Gie
Manajemen sebagai seni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan terhadap
sumber daya manusia dan alam untuk mencapai tujuan ang
telah di tentukan.
3. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.4
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen
dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai
sasaran melalui cara – cara dengan mengatur orang lain menjalankan
dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi
oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Dari penjelasan dan berbagai macam definisi diatas peneliti
menyimpulkan bahwa manajemen sangat penting dan diperlukan bagi
kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan terutama organisasi
pendidikan yaitu sekolah untuk mengatur, mengelola sumber daya
yang ada dalam proses perencanaan, pelaksanaan pengawasan secara
bekerja sama agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapain tujuan.
Untuk itu, pengelolaannya harus berjalan secara sistematis melalui

4
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), h. 16-17
9

tahapan dalam prosesnya untuk menunjukan makna pentingnya


manajamen bagi lembaga pendidikan.
2. Fungsi Manajemen
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu: Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemimpin (Leading), dan
pengawasan (Controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan
sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efesien.5
Adapun fungsi-fungsi manajemen sebagaimana dikemukakan oleh
para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Henri Fayol
a) Planning (perencanaan)
b) Organizing (pengorganisasian)
c) Commanding (pengaturan)
d) Coordinating (pengkoordinasian)
e) Controlling (pengawasan)
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
a) Planning (perencanaan)
b) Organizing (pengorganisasian)
c) Staffing (penentuan staf)
d) Directing (pengarahan)
e) Controlling (pengawasan)6

Mengenai fungsi – fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali


pandangan – pandangan yang berbeda satu sama lain kalangan para
sarjana dan para ilmuan manajemen tentang perumusannya. Di sini
peneliti mengambil pandangan dari George R. Terry yang merumuskan

5
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 1
6
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), h.7
10

fungsi – fungsi dari manajemen yang disingkat menjadi POAC, yakni


Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating
(penggerakan), Controlling (pengendalian/pengawasan).
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan suatu perumusan dari persoalan-persoalan
tentang apa dan bagaimana sesuatu pekerjaan hendak dilaksanakan.
Perencanaan juga merupakan suatu persiapan (perparition) untuk
tindakan-tindakan kemudian. Perencanaan tidak harus tertulis,
mungkin hanya dalam benak pemikiran, lebih-lebih mengenai rencana-
rencana yang bersifat rahasia (misalnya, rencana-rencana
pertempuran). Kalau ini dibuat secara tertulis dan diketemukan oleh
musuh, kemungkinan besar kita akan mengalami kesulitan sebelum
sempat berbuat sesuatu.
Perencanaaan bukan hanya tugas dari badan perencanaan nasional
saja, tetapi dalam tiap-tiap organisasi harus ada perencanaan hendaklah
kita membiasakan diri membuat perencanaan demi lancarnya
perputaran roda organisasi. Hal ini adalah suatu kebiasaan yang baik.
Jadi, kita harus mempunyai rencana agar pekerjaan berjalan lancar.
b. Organizing (Pengeroganisasian)
Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam
hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya,
macam/jenis serta sifat pekerjaan, unit-unit kerjanya (pembentukan
bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya,
bagaimana keuntungannya, dan fasilitas-fasilitasnya. Jadi di sini
diadakan pembagian tugas baik macam, sifat atau jenis tugas
pekerjaan, agar dapat dengan mudah diupayakan petugas yang cakap,
mampu, dan terampil sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan.
c. Actuating (Penggerakan)
Setelah adanya pengaturan/rencana dan juga telah diatur tentang
segala sesuatunya, maka digerakan agar mereka mau dan suka bekerja
dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
11

Dalam hal ini diusahakan agar mereka jangan semata-mata menerima


perintah saja dari atasan. Mereka harus tergerak hatinya untuk
menyelesaikan tugasnya seirama dengan keinsafan masing-masing
petugas/karyawan.
d. Controlling (Pengendalian/Pengawasan)
Walaupun rencana yang jitu sudah ada dapat diatur dan digerakan,
tetapi belum menjamin bahwa tujuan akan tercapai dengan
sendirinya/dapat dicapai. Masih harus ada kendali (control) apakah
orang-orangnya telah tepat pada tempatnya (the right man in the right
place), juga cara mengerjakan dan waktunya apakah sudah sesuai atau
belum. Sehingga kalau terdapat kesalahan-kesalahan selekas mungkin
dapat diadakan perbaikan dengan segera hingga tujuan tecapai.7

Sementara itu, fungsi dari manajemen pendidikan pada prinsipnya


sama dengan dengan fungsi manajemen secara umum. Dalam konteks
peningkatkan mutu pendidikan, fungsi-fungsi manajemen pendidikan
sering menerapkan model siklus dari Deming (Deming Cycle) yang
terdiri dari :

1. Plan (merencanakan/perencanaan)
2. Do (Melaksanakan/pelaksanaan)
3. Check (pengecekan/perbaikan)
4. Act (penindaklanjutan)8

Fungsi fungsi tersebut merupakan suatu siklus yang


berkesinambungan, yang implikasinya pada upaya untuk melakukan
perbaikan terus-menerus, dan upaya ini pada dasarnya merupakan
prinsip dasar manajemen, karena secara esensial fungsi fungsi yang
dikemukakan para pakar lebih bersifat saling melengkapi.

7
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2004) h 36-38
8
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010),
h.16
12

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari Planning


(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), leading (terkemuka),
directing/commanding (Penggerak), motivating (motivasi), coordinating
(koordinasi), controlling (pengawasan), evaluating (evaluasi).

B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan dan dalam menunjang proses
pendidikan yang diinginkan salah satu faktor terpenting adalah sarana
dan prasarana pendidikan. Depdiknas telah membedakan antara sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini,
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya,
sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam
menunjang proses pendidikan.9
Sedangkan menurut E.Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan
dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja kursi, serta alat – alat dan media pengajaran. Adapun
yang dimaksudkan dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju
sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar
mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman
sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.

9
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 48
13

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur


dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapih, indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk
berada di sekolah. 10
Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur
manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar, sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh
diabaikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan
dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat
dalam program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
efisien. Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan
belajar mengajar akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta
menyenangkan.11
2. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan guna untuk menunjang
sarana dan prasarana di sekolah yang meliputi tahapan-tahapan dalam
manajamen sarana dan prasarana pendidikan maka perencanaan
merupakan langkah awal. Dengan adanya perencanaan yang matang
maka akan mengurangi kegagalan dalam mengimplementasikan di
lapangan dan menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang
tidak diinginkan sehingga tercpainya tujuan manajemen sarana dan
prasarana dalam menunjang pendidikan di sekolah.

10
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep, strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Rosdakarya, 2004), h.49-50
11
Rika Megasari,”Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi” Jurnal Administrasi Pendidikan,
Volume 2 Nomor 1, Juni 2015, hal 638
14

Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang memiliki arti


rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa
depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting di
sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata
usaha, dan bendahara serta komite sekolah. Hal ini perlu dilakukan
untuk membuka masukan dari berbagai macam pihak dan
meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.12 Untuk
mengetahui jumlah kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam suatu unit kerja maka diperlukan data dan informasi yang
lengkap mengenai sarana dan prasarana yang telah tersedia dan yang
seharusnya ada sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu,
diperlukan data hasil proyeksi penduduk usia sekolah yang akan
ditampung menjadi siswa baru di sekolah tersebut di masa mendatang,
hal ini dapat mengurangi resiko kelebihan ataupun kekurangan sarana
dan prasarana ketika siswa baru masuk ke sekolah tersebut.13

Dalam proses perencanaan harus ada langkah-langkah kegiatan


untuk mencapai tujuan perencanaan yang diinginkan, menurut Boeni
Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah yaitu sebagai berikut :

a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang


diajukan oleh setiap unit kerja dan/atau menginventarisasi
kekurangan perlengkapan sekolah.

12
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 51
13
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 7.
15

b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk


periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun
ajaran.
c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Dalam hal ini, perencana
mencari informasi yang akurat mengenai perlengkapan yang telah
tersedia untuk dijadikan acuan untuk mendaftar semua
perlengkapan yang dibutuhkan tetapi belum tersedia.
d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang tersedia. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi
untuk semua pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan, maka
perlu diadakan seleksi terhadap kebutuhan perlengkapan yang
urgent untuk didaftar dan didahulukan pengadaannya.
e. Jika ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia perlu
diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas dari daftar
kebutuhan perlengkapan yang urgent untuk diadakan.
f. Penetapan rencana pengadaan akhir.14

Adapun tujuan perencanaan sarana dan prasaran pendidikan


adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang
tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam pelaksanaanya. Selain itu, adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
dapat membantu dalam menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar
dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian,
dapat dijadikan dasar atau pedoman untuk melakukan pengawasan,
pengendalian dan bahkan juga penilaian atau tolak ukur agar nantinya
kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.15

14
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), h. 29.
15
Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 21.
16

Dari keseluruhan uraian diatas mengenai perencanaan sarana dan


prasarana pendidikan maka dapat ditegaskan bahwa untuk menyusun
suatu program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang dan teliti agar
program tersebut dapat berjalan dengan sukses sesuai dengan harapan
seluruh pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan
dalam menunjang pendidikan di sekolah.

3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang, benda, atau jenis barang bagi keperluan
pelakasanaan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
pengadaan barang sebenarnya tidak lepas dari perencanaan pengadaan
yang dibuat sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.16
Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses
pendidikan agar berjalan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.17
Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu
yang dikehendaki.18
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan sekolah. Beberapa alternatif cara pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan sekolah tersebut melalui : (1)
membeli; (2) membuat sendiri; (3) bantuan atau hibah; (4) menyewa;

16
Ibid, h.46
17
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 60
18
Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 47
17

(5) meminjam; (6) mendaur ulang; (7) menukar; (8) memperbaiki atau
merekontruksi kembali.19
a. Membeli
Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan
membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai
kesepakatan kedua belah pihak.
b. Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan
dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh
guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan
terhadap barang yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya
alat-alat peraga yang dibuat oleh guru dan murid.
c. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara
cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan
harus dilakukan dengan berita acara.
d. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan pemanfaatan sementara
barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara
membayar berdasarkan perjanjian sewa menyewa. Cara ini
hendaknya dilakukan apabila untuk kebutuhan sementara atau
temporer.

19
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 22
18

e. Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk
smentara waktu dari pihak lain untuk kepentingan sekolah
berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini
hendaknya dilakukan apabila kebutuhan bersifat sementara dan
temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang
bersangkutan.
f. Mendaur Ulang
Mendaur ulang adalah pengadaan sarana dan prasarana
melalui aktifitas pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai
menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
Misalnya pembuatan bangun ruang dari limbah kayu,
pembuatan hiasan dan bungan plastik dari limbah pipet, dan
lain sebagainya.
g. Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan
prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan organisasi atau instasi lain. Pemilihan jenis ini
harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan kedua
belah pihak, dan yang dipertukarkan harus merupakan sarana
dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan
dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.
h. Perbaikan atau Rekontruksi Kembali
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki yang telah mengalami
kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit atau beberapa unit
sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran
instrumen yang baik diantara instrumen sarana dan prasarana
yang rusak sehingga instrumen yang baik tersebut dapat
19

disatukan dalam satu unit atau beberapa unit sarana dan


prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.20

Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dilakukan dengan


usaha-usaha yang ada disekolah itu sendiri, ataupun sumbangan dari
pemerintah masyarakat. Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri
bisa dilakukan oleh sekolah yang disesuiakan dengan daftar kebutuhan
yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga barang-barang yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal perencanaan.
Proses pengadaan berbagai jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti:

1. Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku


pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku
lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku
teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fisik
maupun non fiksi, vbuku sumber dan sebagainya.
2. Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara
membeli, membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat
yang dibutuhkan sekolah berupa alat kantor dan alat
pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan
dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpan uang,
alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih. Sementara alat
pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian,
dan alat olahraga.21
3. Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya
kursi, lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain.

20
Ibid, h.26
21
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 67
20

4. Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan


membangun bangunan baru, membeli bangunan, menerima
hibah bangunan, menyewa bangunan, dan menukar bangunan.
5. Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu :
membeli tanah, menerima bantuan/hadiah, dan menukar.22

4. Penggunaan Sarana dan Prasaran Pendidikan


Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua prinsip
yang harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesien.
Dengan prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan pendidikan
disekolah harus ditunjuk semata-mata dalam rangka mempelancar
pencapain tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efesiensi berarti pemakaian
semua perlengkapan pendidikan disekolah secara hemat dan hati-hati
sehingga semua perlengkapan pendidikan yang ada tidak mudah habis,
rusak, atau hilang.
Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka
paling ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil
sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan disekolah,
antara lain:
a. Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah
b. Menata perlengkapan pendidikan
c. Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua
perlengkapan pendidikan.23

Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu


dipahami adalah komponen-komponen, sistem kerja dan tata cara
pengoperasian dan perawatannya, sehingga apabila sarana dan

22
Ibid, h.64
23
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), h. 42
21

prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien, dapat


menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pemeliharaan adalah upaya atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan hasil guna suatu sarana
dan prasarana kerja dengan jalan memelihara, merehabilitasi, dan
menyempurnakan sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat lebih
tahan lama dalam pemakaian.24 Pemeliharaaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana
tersebut selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan
siap digunakan. Berikut ini tujuan pemeliharaan.
a. Mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya karen untuk membeli
suatu peralatan akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan
merawat bagian dari peralatan tersebut.
b. Untuk menjamin kesiapan operasioanal peralatan untuk
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaaan peralatan yang diperlukan
melalui pengecekan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat
menggunakan alat tersebut.25

24
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 90
25
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 75
22

Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam pekerjaan,


yaitu pearwatan rutin/berkala, perawatan darurat dan perawatan
preventif. Perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan setiap
kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, dan
triwulan bahkan tahunan. Contohnya pembersihan kaca, lantai, meja,
dan kursi serta toilet. Perawatan darurat adalah perawatan yang tak
terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya.
Perawatan seperti ini merupakan perbaikan yang sifatnya sementara
dan harus cepeat selesai supaya kerusakan tidak bertambah parah dan
agar proses pembelajaran tidak terganggu. Sementara perawatan
adalah perawatan rutin yang dilakukan pada selang waktu tertentu
dengan beberpa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
perawatan ini adalah untuk mencegah kemungkinan sarana dan
prasarana tidak dapat berfungsi pada saat digunakan. Yang termasuk
dalam perawatan prevebtif ialah melihat, memeriksa, menyetal,
mengkalibrasi, meminyaki, pergantian suku cadang, dan sebagianya.26

6. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan
penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah untuk menghindari penyimpangan, penggelapan
atau penyalahgunaan. Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, kepala Dinas Kabupaten/Propinsi/Kota.
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanya
mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik
untuk dikembangkan lebih lanjut. Kemudian, tujuan pengawasan
sarana dan prasarana agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya

26
Ibid, h.76
23

guna (efisien) yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran
yang seminimal mungkin dan (efektif) sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.27
Metode pengawasan adalah suatu cara melakukan pengawasan
untuk menjaga agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat
mengakibatkan produktivitas kerja tinggi. Metode-metode tersebut
terdiri dari:
a. Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan
secara langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik
dengan system inspektif, verifikatif maupun dengan system
investigative sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan yang secara
formal dilakukan oleh aparat pengawasan yang bertindak atas
nama pimpinan organisasinya.
c. Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melalui
saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.
d. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputi
bidang keuangan, kepegawaian dan material.
e. Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang
bersifat fisik.28
7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang dari daftar invetaris
karena barang itu sudah dianggap tidak mempunyai nilai guna atau
sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk
kepentingan dinas, missal rusak, susut, mati atau biayanya terlalu

27
Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 171
28
Ibid, h.172
24

mahal kalau dipelihara atau diperbaiki. Penghapusan dilakukan


berdasarkan peraturan perundang-undangan yag berlaku.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi sarana pendidikan
mempunyai arti mencegah kerugian pemborosan biaya untuk
keperluan pemeliharaan/perbaikan, meringankan beban kerja dan
tanggung jawab pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari
penumpukan barang yang tidak berguna. Syarat-syarat dalam
penghapusan sarana dan prasarana:
a. Keadaan barang dalam rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau digunakan lagi.
b. Kegunaan tidak seimbang dengan pemliharaan.
c. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini.
d. Penyusutan barang diluar kekuasaan pengurus
e. Terlalu lama disimpan sehingga mengakibatkan kerusakan.
f. Apabila dilakukan perbaikan, akan menelan biaya yang besar
sekali sehingga merupakan pemborosan.
g. Barang yag secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak
seimbang dengan biaya pemeliharaan.
h. Terjadi penyusutan diluar kekuasaan.
i. Barang tersebut tidak mutakhir lagi
j. Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang
k. Musnah akibat bencana alam
l. Merupakan kelebihan persediaan.
m. Hilang akibat pencurian/perampokan.29
C. Standardisasi Sarana dan Prasaran Pendidikan
1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Di sini menggunakan kata standardisasi, bukan menggunakan
kata standarisasi. Padahal, kata standarisasi lebih enak di dengar dan
lebih mudah di ucapkan. Perlu diketahui bahwa banyak orang yang
menganggap standarisasi adalah bentuk baku dari kata standar dengan

29
Ibid, h.158
25

imbuhan –isasi. Padahal, kata tersebut tidak lah baku, yang baku ialah
standardisasi. Kata standardisasi merupakan kata serapan yang diambil
darikata standardization.
Kata standardisasi bukan berasal dari kata standard+-isasi, tetapi
merupakan kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi
mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan
pedoman/standar yang telah ditetapkan. Contoh penggunaan kata
standardisasi yang benar adalah “Pihak penerbit sedang melakukan
standardisasi buku materi ajar yang akan dipasok ke sekolah – sekolah.”30
Standardization (standardisasi) ; proses penetapan norma-norma
bagi satu tes dengan jalan mengadministrasikannya sampai jumlah besar
dan berupa sampel respresentatif. Pada saat yang sama, penetapan arah
batas waktu, dan variasi yang diperbolehkan dalam prosedurnya bisa
ditentukan pula.31
Dewasa ini, sekolah/madrasah di Indonesia diwajibkan untuk
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
sekolah/madrasah tengah distandardisasi secara nasional. Terdapat 8 jenis
standar yang harus dipenuhi oleh sekolah, antara lain (1) standar isi; (2)
standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan
tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar
pengelolaaan; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, standardisasi sarana dan prasarana
sekolah dapat diartikan penyesuain bentuk, baik spesifikasi, kualitas,
maupun sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah
ditetapkan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta
meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah/madrasah. Secara rinci,
standar sarana dan prasarana pendidikan menengah dan kejuruan dapat
dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

30
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 86
31
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2006)
h.483
26

No.40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Dalam Permendiknas diatas, sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan, dan
kelengakapan sarana dan prasarana sekolah. Hal yang dimaksud lahan
adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana
sekolah/madrasah yang meliputi bangunan lahan praktik lahan untuk
prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. Bangunan adalah gedung
yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sementara
yang dimaksud kelengkapan sarana dan prasarana memuat berbagai
macam ruang dengan segala perlengkapannya.

2. Standar Lahan Sekolah


Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus
mendukung kelancaran proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus
terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang mengancam kesehatan
maupun mengancam kesalamatan jiwa warga sekolah. Selain itu, lokasi
lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan
harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta kebisingan.
Standar luas lahan untuk sekolah dasar, menengah, dan kejuruan
antara satu dengan yang lainnya berbeda. Luas lahan yang dimaksud
adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun
prasarana sekolah berupa bangunan dan tempat bermain/olahraga.
Selanjutnya untuk SMA/MA rasio minimum lahan berbeda dengan
SD/MI dan SMP/MTs. Sekolah yang memiliki 15-32 peserta didik per
rombel, ketentuan rasio minimum luas lahan bedasarkan Permendiknas
NO.24 tahun 2007. Dapat dilihat dari table berikut.
27

2.1.Table Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik


SMA/MA
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap
Banyak
Peserta Didik (m²/peserta didik)
No Rombongan
Bangunan Bangunan Bangunan
Belajar
Satu Lantai dua lantai tiga lantai
1 3 36,5 19,3 -
2 4–6 22,8 12,2 8,1
3 7–9 18,4 9,7 6,5
4 10 – 12 16,3 8,7 5,9
5 13 – 15 14,9 7,9 5,3
6 16 – 18 14,0 7,5 4,9
7 19 – 21 13,5 7,2 4,8
8 22 – 24 13,2 7,0 4,7
9 25 – 27 12,8 6,8 4,6

Untuk SMK/MAK, sarana dan prasarana minimum 3 dan


maksimum 48 rombel. Di sekolah ini, lahan yang digunakan untuk
mendirikan bangunan, infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara
dan praktik disebut lahan efektif. Luas lahan efektif sesuai dengan
Permendiknas No.40 tahun 2008 adalah seratus per tiga puluh dikalikan
luas lantai dasar bangunan ditambah insfrastruktur, tempat
bermain/berolahraga/upacara dan luas lahan praktik. Sehubungan dengan
SMK/MAK yang biasa dilengkapi sarana dan prasarana khusus, lahan
yang digunakan hendaknya tidak menuimbulkan potensi kerusakan sarana
dan prasarana khusus tersebut.32
3. Standar Bangunan Sekolah
Ada sejumlah persyaratan, sistem, dan kegiatan penting terhadap
bangunan gedung sekolah yang perlu diperhatikan. Berdasarkan

32
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 89
28

Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Strandar Sarana dan Prasarana


untuk SMA/MA, bangunan gedung sekolah harus memenuhi ketentuan
tata bangunan, persyaratan keselamatan, persyaratan kesehatan,
persyaratan kenyamanan dan dilengkapi dengan sisitem keamana serta
pemeliharaan bangunan. Tata bangunan sekolah meliputi (1) koefisien
dasar bangunan maksimum 30%; (2) koefisien lantai bangunan dan
ketinggian maksimum bangunan yang di tetapkan dalam peraturan daerah;
(3) jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan
jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi, jarak antara banguna dengan batas-batas persil, dan jarak antara
jalan dan pagar halaman yang di tetapkan dalam Peraturan Daerah.
Persyaratan keselamatan mencangkup kontruksi dan sistem proteksinya.
Konstruksi banguan harus stabil dan kukuh sampai dengan sampai kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan
beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk
menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Sistem proteksi bangunan
berupa proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk menjegah dan
menangukangi bahaya kebakaran dan petir.
Selanjutnya, bangunan gedung sekolah harus memenuhi
persyaratan kesehatan, yaitu mempunyai fasilitas secukupnya untuk
pentilasi udara dan pencahayaan yang memadai; memiliki sanitasi di
dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor
dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air limbah; dan bahan
bangunan aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Kemudian,
persyaratan keamanan yang harus dipenuhi gedung sekolah ialah
bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan; setiap ruangan
memiliki pengaturan penghawaan yang baik; dan dilengkapi dengan lampu
penerangan.
Sistem keamanan yang harus ada di sekolah berupa peringatan
bahaya dan akses evakuasi. Bangunan gedung sekolah harus memiliki
29

peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi
jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana alam. Akses evakuasi
harus dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi petunjuk arah yang
jelas. Pemeliharaan bangunan mencakup pemeliharaan ringan dan
pemeliharaan berat, pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang,
perbaikan sebahai daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon,
instalansi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.
Pemeliharaan berat meliputi, penggantian rangka atap, rangka plavon,
rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali
dalam 20 tahun.
Selain itu, bangunan gedung sekolah harus menyediakan fasilitas
dan aksebilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi
penyandang jika bangunan bertingkat, harus di lengkapi tangga yang
mempertimbangksn kemudahan, keamanan dan keselamatan, serta
kesehatan pengguna. Maksimum tingkat bangunan sebanyak tiga lantai.
Luas lantai bangunan terhadap peserta didik dibedakan
berdasarkan jumlah peserta didik per rombel. Berdasarkan permendiknas
No.24 tahun 2007 rasio minimum luas lantai bangun terhadap peserta
didik di tiap-tiap jenjang pendidikan.33
4. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokkan menjadi
sejumlah prasarana dengan bermacam-macam sarana yang melengkapinya.
Untuk SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki 18 jenis prasarana sekolah,
yaitu (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) ruang laboratorium
biologi; (4) ruang laboratorium fisika; (5) ruang laboratorium kimia; (6)
ruang laboratorium komputer; (7) ruang laboratorium bahasa; (8) ruang
pimpinan; (9) ruang guru; (10) ruang tata usaha; (11) tempat beribadah ;
(12) ruang konseling; (13) ruang UKS; (14) ruang organisasi kesiswaan;
(15) jamban; (16) gudang; (17) ruang sirkulasi; (18) tempat
bermain/berolahraga. Sementara untuk SMK/MA sekurang-kurangnya

33
Ibid, h. 97
30

memiliki prasarana yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok ruang,


yaitu (1) ruang pembelajaran umum, (2) ruang penunjang, dan (3) ruang
pembelajaran khusus.
Kelompok ruang pembelajaran umum terdiri dari ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika,
ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium
komputer, ruang laboratorium bahasa, dan ruang praktik gambar teknik.
Kelompok ruang penunjang terdiri dari ruang pemimpin, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang
organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat
bermain/berolahraga. Sementara ruang pembelajaran khusus meliputi
ruang praktik yang disesuaikan dengan program keahlian yang ada di
SMK/MAK. Secara rinci, ruang pembelajaran khusus di tetapkan dalam
pedoman teknis yang di sususn oleh Direktorat Pembinaan SMK.
a. Ruang kelas
Ruang kelas, pembelajaran dapat bersifat teori maupun praktik.
Pembelajaran yang bersifat praktik dapat dilakukan di kelas jika tidak
memerlukan alat khusus atau memerlukan alat khusus, tetapi mudah
dihadirkan dalam kelas. Kapasitas ruangan kelas di SMA/MA dan
SMK/MAK maksimum 32 peserta didik. Lebarnya diberi ketentuan
minimum 5m. Namun, untuk SMK/MAK jumlah minimum ruang
kelas adalah 60% dari jumlah rombel. Rasio minimum ruang kelasnya
adalah m²/peserta didik untuk rombel yang kurang dari 16 orang.
Selain itu, luas minimum ruang kelas SMK/MAK adalah 32m² dengan
lebar minimum 4m.
Standar prabot ruang kelas cukup dengan kursi dan meja untuk
guru dan peserta didik. Media pendidikan yang harus adalah papan
tulis. Perlengkapan lain yang perlu ada ialah tempat sampah, tempat
cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak. Untuk SMK/MAK tidak
di haruskan ada tempat cuci tangan. Ruang kelas harus memiliki
jendela dan pintu yang memadai. Jendela di ruang kelas dibutuhkan
31

untuk memberikan pencahayaan di dalam ruangan agar peserta didik


dan guru dapat membaca dengan baik dan dapat memberikan
pandangan ke luar ruangan. Selain jendela, pintu ruang kelas juga
harus memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar
ruangan jika terjadi bahaya dan dapat dikunci dengan baik saat tidak
digunakan. 34
b. Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah tempat di mana buku-buku disimpan
dan dibaca. Di sana guru dan peserta didik dapat memperoleh
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan cara membaca,
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola
perpustakaan. Luas perpustakaan minimum satu setengan kali luas
ruang kelas dan lebarnya minimum 5m. Ruang perpustakaan harus
cukup memadai untuk membaca, perlu ada jendela untuk
memeberikan pencahayaan. Selain itu, lokasinya hendaknya di bagian
yang mudah di capai.35
c. Ruang laboratorium di SMK/MAK
Sebuah SMK/MAK memiliki 6 jenis ruang laboratorium dan satu
ruang praktik gambar. Ruang laboratorium meliputi ruang
laboratorium biologi, ruang laboratorium fisikan, ruang laboratorium
kimia, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium komputer, dan
ruang laboratorium bahasa. Ruang laboratorium berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya pembelajran tertentu secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus. Daya tampung ruang laboratorium
adalah 3 m²/peserta didik. Luas minimumnya 16 m². Lebar minimum
ruang laboratorium adalah 8 m.
Prasarana ruang laboratorium yang di sebutkan diatas tidak selalu
ada di SMK/MAK, tergantung dari program keahlian yang
diselenggarakannya. Tetapi, ruang laboratorium komputer dan bahasa

34
Ibid, h. 105
35
Ibid, h. 109
32

harus selalu ada di setiap SMK/MAK. Ruang laboratorium komputer


berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Sementara laboratorium
bahasa berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran mengembangkan keterampilan bahasa asing.
Untuk standar sarana laboratorium komputer SMK/MAK memiliki
kesamaan dengan standar sarana laboratorium komputer SMA/MA.
Hanya saja SMK/MAK tidak ditentukan ukuran papan tulisnya.
Demikian pula standar sarana laboratorium bahasa, yaitu sama dengan
standar sarana yang ada di SMA/MA.
Sebuah SMK/MAK memiliki prasarana ruang yang tidak dimiliki
oleh sekolah/madrasah lainnya. Ruang ini termasuk dalam kelompok
ruang pembelajaran umum, yaitu ruang praktik gambar teknik. Ruang
praktik gambar teknik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran menggambar teknik, perhitungan bahan, dan
menghitung biaya. Ruang praktik ini minimum harus dapat
menampung setengah rombel. Rasio minimum 3 m²/peserta didik.
Luas minimum ruang praktik adalah 64 m². Lebar minimum ruang
praktik adalah 8 m. 36

d. Ruang Pimpinan
Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil
guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah,
petugas Dinas Pendidikan, dan tamu lainnya. Luas minimum ruang
pemimpin adalah 12 m² dan lebar minimumnya adalah 3 m. Tetapi,
untuk SMK/MAK luas minimum ruang pemimpin adalah 18 m². Dan
lebarnya sama, yaitu 3 m. Ruang pimpinan harus diakses oleh guru
dan tamu dan dapat dikunci dengan baik. Jangan sampai ruang
pimpinan tidak dikunci sehingga keamanannya tidak terjamin.

36
Ibid, h. 139
33

Standar sarana yang ada di ruang pimpinan terbagi menjadi dua,


yaitu perabot dan perlengkapan. Perabot ruang pimpinan terdiri dari
kursi dan meja pimpinan, kursi dan meja tamu, lemari, dan papan
statistik. Perlengkapan ruang pimpinan di SMK/MAK meliputi simbol
kenegaraan, tempat sampah, jam dinding dan kotak kontak.37
e. Ruang guru
Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan
istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu
lainnya. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m²/pendidik. Luas
minimum ruang guru untuk SMA/MA maupun SMK/MAK adalah 56
m². Ruang guru harus mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah
ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan
ruang pimpinan.38
f. Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi sekolah/madrasah. Di SMA/MA adalah 16
m², sementara di SMK/MAK adalah 32 m². Ruang tata usaha mudah
dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar
39
sekolah/madrasah, serta dekat dari ruang pimpinan.
g. Tempat Beribadah
Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga
sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama
masing-masing pada saat berada di sekolah. Sesuai dengan
Permendiknas No.24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun
2008, tempat ibadah minimum seluas 12 m². Tetapi untuk SMK/MAK
minimum seluas 24 m². Sarana tempat beribadah terdiri dari
lemari/rak, perlengkapan ibadah dan jam dinding. Lemari/rak harus
kuat, stabil dan aman. Ukurannya memadai untuk menyimpan
perlengkapan ibadah. Perlengkapan ibadah disesuaikan dengan
37
Ibid, h. 155
38
Ibid, h. 157
39
Ibid, h. 159
34

kebutuhan di sekolah/madrasah yang bersangkutan. Standar sarana


tempat beribadah SMK/MAK dilengkapi dengan kotak kontak untuk
mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.
Semua sarana rasionya 1 buah/tempat ibadah. Banyaknya tempat
beribadah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah yang
bersangkutan.40
h. Ruang Konseling
Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik
mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Ruang konseling
dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta
didik. Luas minimum ruang konseling sekolah/madrasah adalah 9 m².
Namun, untuk SMK/MAK ruang konseling minimum seluas 12 m².41
i. Ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS)
Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan sekolah/madrasah.
Standar sarana ruang UKS untuk SMK/MAK sama seperti standar
sarana ruang UKS di atas. Tetapi, ruang UKS di SMK/MAK
dilengkapi dengan kotak kontak minimum 1 buah/ruang. Tujuannya
untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang membutuhkan daya
listrik.42
j. Ruang Organisasi Kesiswaan
Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas
minimum ruang organisasi kesiswaan unruk SMK/MAK adalah
12m².43

40
Ibid, h. 161
41
Ibid, h. 162
42
Ibid, h. 163
43
Ibid, h. 164
35

k. Jamban
Prasarana yang cukup sepele, sangat penting ialah jamban. Jamban
berfungsi sebagai tempat buang air besar dan /atau kecil. Luas
minimum 1 unit jamban adalah 2 m². Di SMK/MAK minimum
terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk
guru. Jumlah minimum jamban di setiap sekolah/madrasah adalah 3
unit. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan. Selain itu, jamban harus tersedia air bersih di setiap unit
jamban.
Berdasarkan Permendiknas No.24 tahun 2007 dan Permendiknas
No. 40 tahun 2008, sarana jamban sekolah/madrasah, meliputi kloset
jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, dan tempat sampah.
Masing-masing sarana tersebut minimum 1 buah/ruang. Kloset
jongkok berbentuk leher angsa. Tempat air bersih dengan volume
minimum 200 liter.44
l. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan
sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan
arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Gudang
SMK/MAK bukan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan
peralatan, melainkan pula sebagai tempat menyimpan bahan
pembelajaran yang belum dimanfaatkan, luas minimum gudang
SMK/MAK adalah 24 m². Gudang harus dapat dikunci.
Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan permendiknas
No. 40 tahun 2008, standar sarana sekolah/madrasah terdiri dari
lemari dan rak. Lemari dan rak harus kuat, stabil, dan aman. Lemari
berukuran memadai untuk menyimpan alat-alat dan arsip berharga.
Sementara rak berukuran memadai untuk menyimpan peralatan

44
Ibid, h. 165
36

olahraga, kesenian, dan keterampilan. Selain lemari dan rak, gudang


di SMK/MAK dilengkapi dengan sarana meja dan kursi kerja. Rasio
sarana gudang adalah 1 buah/ruang.45
m. Ruang Sirkulasi
Ruang sirkulasi terdiri dari dua macam, yaitu ruang sirkulasi
horizontal dan ruang sirkulasi vertikal. Ruang sirkulasi horizontal
berfungsi sebagai tempat penghubung antara-ruang dalam bangunan
sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran,
terutama pada saat hujan, ketika tidak memungkinkan kegiatan-
kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. Ruang
sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang
di dalam bangunan sekolah/ madrasah dengan luas minimum adalah
30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum
adalah 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. Ruang sirkulasi beratap
dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup memadai. Ruang
ini dapat menjadi penghubung antara-ruang dengan baik. Koridor
yang tidak memiliki dinding pada lantai atas bangunan bertingkat
harus dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi antara 90-110 cm.
Sementara ruang sirkulasi vertikal berupa tangga yang
menghubungkan antara ruang atas dengan ruang bawah. Bangunan
bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua
buah tangga. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada
bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. Lebar minimum tangga
SMK/MAK adalah 1,8 m. Tinggi maksimum anak tangga adalah 17
cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan
kokoh dengan tinggi 85-90 cm. Tangga yang memiliki lebih dari 16
anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama

45
Ibid, h. 166
37

dengan lebar tangga. Ruang sirkulasi ini dilengkapi dengan


pencahayaan dan penghawaan yang cukup.46
n. Tempat Bermain atau Berolahraga
Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakulikuler. Tempat bermain ditanami pohon penghijauan agar
terasa sejuk dan nyaman. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di
tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas.
Tempat bermain/berolahraga tidak boleh digunakan untuk tempat
parkir.
Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3
m²/peserta didik. Untuk SMK/MAK jika jumlah peserta didik kurang
dari 334 orang, luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah
1000 m². Di dalam luasan tersebut, terdapat tempat berolahraga.
Tempat berolahraga untuk SMK/MAK Berukuran minimum 30 m x
20 m. Tempat berolahraga harus memiliki permukaan datar dan
drainase baik. Selain itu, tempat berolahraga tidak boleh terdapat
pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan
berolahraga.47
D. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis terhadap penelitian
terdahulu, maka didapat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian
yang penulis lakukan, referensi tersebut antara lain :
1. Skripsi Mohammad Jakfar, NIM 107018200689 yang berjudul
“Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN Sawah 1
Ciputat” Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan,
bahwa dalam implementasi sarana dan prasarana pendidikan di SDN
Sawah 1 Ciputat disimpulkan sebagai berikut :

46
Ibid, h. 166
47
Ibid, h. 167
38

a. Implementasi sarana dan prasarana di SDN Sawah 1 Ciputat secara


keseluruhan cukup efektif. Dua fungsi manajemen sarana dan
prarana yakni perencanaan dan pengadaan mendapatkan nilai yang
efektif. terdapat empat fungsi manajemen yang terhitung dalam
kategori nilai cukup efektif antara lain manajemen pada
Pemeliharaan, Penyimpanan dan Inventarisasi, serta Pengawasan.
Hal ini menjadi catatan penting untuk pelaksanaan manajemen
sarana dan prasarana di SDN Sawah 1 ciputat untuk mengukur
kembali keefektifan disetiap pelaksanaannya.
b. Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan di SD.
Sawah 1 Ciputat sudah berlangsung dengan baik, Adapun yang
perlu menjadi perhatian lebih lanjut adalah pelaksanaan
manajemen sarana yang terdapat pada kategori nilai cukup efektif
yakni pelaksanaan Pemeliharaan, Penyimpanan dan inventarisasi,
serta Pengawasan sarana dan prasarana.
2. Skripsi Nur Indah Fadilah, NIM 109018200056 yang berjudul
“Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan guna menunjang hasil
belajar siswa di SD Islam Al-Syukro Universal”. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dan analisis data yang telah dilakukan maka,
dapat dilakukan beberapa temuan sebagai berikut :
a. Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam Al-
syukro universal yakni dengan memperoleh dari bantuan
pemerintah, dan dengan mengajukan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar pada yayasan dengan
menggunakan anggaran yang telah ditetapkan atau dengan dana
BOS.
b. Penggunaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam
Al-syukro masih butuh perhatian terhadap keefktifan dan efesiensi
dalam pemenfaatan sarana dan parasarana yang ada di sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan Jl. Dewi Sartika, Gg Nangka No.4 Cimanggis Ciputat Tangerang
Selatan Banten. Telp 021-7424379, fax 021-74707376. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan November 2016 – Januari 2017.

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2016-2017
Kegiatan Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan
dosen
Pembimbing
Konsultasi
dengan Dosen
Pembimbing
Pengumpulan
Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan
Hasil Penelitian

39
40

B. Metode Penelitian
Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan menguji hipotesis,
penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu metode
yang berbentuk survey yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran
atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. 1
Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan
digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

C. Sumber Data
Husein Umar menjelaskan bahwa sumber data dalam penelitian
kualitatif adalah langsung, yaitu berupa data situasi alami di mana peneliti
adalah instrumen kunci. Peneliti akan menghabiskan waktu untuk
pemahaman tentang proses pengumpulan data dan makna data yang
diperoleh.2 Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah wakil kepala sekolah bidang Sarana dan Prasarana,
dua tenaga pendidik, satu staf administrasi dan siswa SMK
Muhammadiyah. Selanjutnya untuk mendukung hasil penelitian ini juga
dibutuhkan sumber data berupa dokumen di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.

1
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung :
Alfabeta, 2011) Cet ke-13, h.9
2
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik
dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008) Cet ke- 1, h.4
41

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan sebuah
langkah penting dan menentukan, karena pada penelitian mendapatkan
data adalah tujuan utama. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data ini antara lain:
a. Observasi/pengamatan
Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta megenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.3 Sedangkan
menurut Syaodih N mengungkapkan bahwa, Observasi (Observation)
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dangan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung
mengenai standardisasi manajemen sarana dan prasarana sekolah SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Hal-hal yang diamati yaitu
kondisi sarana dan prasarana yang berupa fisik dan non fisik yang ada
di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
b. Wawancara
Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini, menurut Sugiyono wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi.4 Lebih lanjut lagi menurut Juliansyah Noor
wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang
diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu
untuk dijawab pada kesempatan lain.5 Wawancara dilakukan secara

3
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2011) Cet ke-13 h.226
4
Ibid, h.138
5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta : Prenada Medi Group, 2011) Cet ke-1, h.138
42

langsung oleh peneliti kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana untuk mendapatkan data-data mengenai
standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan dan menggali data yang berupa catatan atau sesuatu yang
tertulis. Dalam studi dokumentasi ini data yang dibutuhkan adalah
mengenai profil, visi, misi, tujuan sekolah, data guru, data kepala
sekolah, data siswa di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
E. Teknik Analisa Data
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan,
langkah selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi
data, pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat
menggambarkan dan menyimpulkan temuan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan oleh peneliti, Selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut :
a. Klasifikasi data merupakan proses klasifikasi yang dilakukan
untuk mengelompokan data yang berlandaskan jawaban atau
informasi yang muncul dari subjek yang di teliti.
b. Pengkategorisasian data merupakan proses pengelompokan
jawaban atau informasi yang muncul berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan dari dimensi yang di teliti.

Penyajian data dalam pendekatan kualitatif merupakan penyajian


data dengan bentuk naratif dan deskriptif. Bentuk naratif dan deskriptif
ini dimaksudkan untuk menjabarkan data yang didapatkan sebagai hasil
dari penelitian yang bertujuan untuk mengurai data secara sistematis dan
terstruktur sehingga mudah dipahami.
43

F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data dari subjek yang akan diteliti dengan membuat
panduan kisi-kisi instrument observasi dan kisi-kisi pedoman wawancara
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Wawancara
No Variable Dimensi Sub Dimensi Indikator

Sarana Standardisasi 1. Perencanaan a. Langkah awal


1.
dan dalam membuat
Prasarana perencanaan
kebutuhan sarana
dan prasarana
b. Keterlibatan
Panitia (kepala
sekolah dan guru)
dalam perencanaan
sarana dan
prasarana
c. Perencanaan
pengalokasian
anggaran dana
dalam sarana dan
prasarana

2. Pengadaan a. Penyediaan Sarana


dan prasarana
b. Cara memperoleh
sarana dan
prasarana
44

3. Penggunaan a. Penggunaan
sarana dan
prasarana sekolah
b. Cara penataan
sarana dan
prasarana
c. Pemanfaatan
sarana dan
prasarana sekolah

4. Pemeliharaan a. Upaya
pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
sudah ada
b. Perbaikan sarana
dan prasarana

5. Pengawasan a. Pengamatan atau


pemantauan
sarana dan
prasarana
b. Penilaian sarana
dan prasarana
sekolah
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitan


1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Berdirinya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan


dimaksudkan untuk merespon kebutuhan akan lembaga pendidikan
yang berfokus pada bidang kejuruan yang pada masanya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat umum.
Hadirnya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan seakan ingin
menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjawab tantangan masa
depan dalam lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan siswa
sekolah menengah kejuruan yang mempunyai kompetensi yang unggul
di bidangnya.

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini berdiri sejak


tahun 2009. Sekolah yang beralamat di Jl. Dewi Sartika Gg.Nangka
Ciputat ini pada awal mula didirikan sekolah ini yang di pimpin oleh
Bapak Drs. H. Endang Surahman, baru membuka dua jurusan yaitu,
Tekhnik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Akuntansi. Namun
sekarang lebih berkambang dengan bertambahnya jurusan
Multimedia. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan kembali menjawab
tantangan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan yang
membutuhkan lulusan yang berkompetensi dalam bidang multimedia.

45
46

2. Profil SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan


Nomor Statistik Sekolah : 40 2 28 63 01 038
NPSN : 20616368
1. Nama Sekolah : Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan
2. Alamat:
a. Jalan : Dewi Sartika Gang. Nangka
No. 4
b. Desa/Kelurahan : Ciputat
c. Klasifikasi geografis : Perkotaan
d. Kecamatan : Ciputat
e. Kota : Tangerang Selatan
f. Kode POS : 15411
g. No Telepon/Fax : (021) 74704878 Fax. (021)
74707376
Alamat Email : mu3tangsel@yahoo.com
Website : muhtiga.com
h. Jarak Sekolah terdekat : 1 kilo meter
3. Sekolah dibuka tahun : 2009
4. Status Sekolah : Swasta
5. Waktu Penyelenggaraan : Pagi/Siang
6. Tempat Penyelenggaraan : Sekolah Sendiri
7. SK/Izin Pendirian Sekolah : Nomor : 800/1685-
Dispend/2010
8. Akreditasi Lama : ……..
Akreditasi Baru : “B”
SK Akreditasi Terakhir : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012
Nama Yayasan Penyelenggara : Y.P. MUHAMMADIYAH
9. Akte Pendirian :
a. Jalan : Dewi Sartika Gang. Nangka
No. 4
47

b. Desa/Kelurahan : Ciputat
c. Kecamatan : Ciputat
d. Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan
e. Provinsi : Banten
No. Telepon : (021) 74704878

3. Visi dan Misi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan


a. Visi
“ Terwujudnya SMK Muhammadiyah 3 Ciputat Tangerang Selatan
yang unggul dalam Imtaq dan Iptek, trampil dalam berkarya dan
mampu bersaing di pasar kerja global “
b. Misi
1) Mengembangkan kepribadian akhlak mulia dengan melatih,
membimbing, dan mendidik siswa dalam rangka penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2) Membina dan mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
mampu menggali keunggulan lokal peserta didik (Local Value).
3) Membina dan meningkatkan tenaga kependidikan yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
4) Menjadikan sarana belajar yang memadai untuk mencapai
pembelajaran yang maksimal.
5) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif nyaman dan
menyenangkan bagi warga sekolah dalam mendukung proses
pembelajaran.
6) Menjalin kerjasama untuk meningkatkan kualitas peran sekolah
di masyarakat.
48

c. Tujuan

1) Menyiapkan siswa untuk lapangan kerja serta pengembangan


sikap profesionalisme
2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu
berkomunikasi dan mampu mengembangkan diri
3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia kerja/industri pada saat ini maupun masa datang
4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
adaptif dan kreatif

4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan


Tabel 4.1
Data Guru dan Struktur
Pendidika Bidang Studi
L/
No Nama Jabatan Tempat Tgl. Lahir n yang
P
Tertinggi Diajarkan

Kepala Bekasi, 12
1 Rachmat Kartolo, SE. M.Si. L S-2 Akuntansi
Sekolah Desember 1968
Wakasek
Kurikulu/Kapr Tangerang, 9
2 Erwinsyah, S. Kom L S-1 Komputer
og. TKJ/Wali Agustus 1975
Kelas
Wakasek
Tangerang, 3
3 Hadi Sabarudin, S.Sos. Sapras/Wali L S-1 Sejarah
Agustus. 1970
Kelas
Wakasek Tegal, 18 Maret Pendidikan
4 Muhamad Mukhyidin, S. Pd.I L S-1
Kesiswaan 1981 Agama Islam
Akuntansi /
Jogjakarta. 12 Juli
5 Drs. Teguh Pujarahayu Kaprog. AK L S-1 Kewirausahaa
1962
n
Kaprog Teknologi
Purworejo, 23
6 Rezha Yudha Prasetyo MM/Wali L S-1 Informasi &
Oktober 1991
Kelas XII-MM Komunikasi
Pembina
IPM/Wali Tangerang, 29
7 Lailiani Hidayati, S.Pd. P S-1 Bahasa Inggris
Kelas XII-AK- April. 1969
1
Drs. H. Endang Surahaman, Sagaranten,15 Mei
8 L S-3 PAI
MA 1960
Tangerang, 2
9 Hafis Umar, SE. L S-1 Ekonomi/TIK
September 1979
Bogor, 7 Maret
10 Bahrudin, S. Pd. L S-1 Kimia
1966
11 Drs. Nahwani Wali Kelas L Serang, 20 S-1 PPKn
49

XI-AK Desember 1963


Jakarta, 3 Februari
12 Dra. Siti Rosmiah P S-1 Bahasa Arab
1967
Wali Kelas Pesisir Selatan, 23 Pendidikan
13 Nur Asni, S. Pd. P S.1
XI-TKJ-1 Nopember 1966 Seni
Tangerang, 29 Juli Bahasa
14 Neno Irmawati, S. Pd. P S-1
1968 Indonesia
Pendidikan
15 Drs. Watoni L Tegal, 19 Juli 1969 S-1
Agama Islam
Tangerang, 28 Pendidikan
16 Hendra, S. Pd.I. L S-1
Februari 1978 Seni
Banyumas, 3 Juli
17 Endri Setiawan Ali, S. Pd. L S-1 Matematika
1982
Wali Kelas X- Tegal, 25 Agustus Bahasa
18 M. Fajar Hadi Prawiro, S. Pd. L S-1
AK 1984 Indonesia
Teknologi
Jakarta, 7 Maret
19 Achmad Fachrudin, S.Kom. L S-1 Informasi &
1983
Komunikasi
Wali Kelas X- Bogor, 15 Juni
20 Tien Suhartini, S. S. P S-1 Bahasa Inggris
AP 1982
Wali Kelas X- Bekasi, 8 Agustus
21 Mahpudin L S-1 Matematika
TKJ-1 1984
Moch. Islahuddinil Haq, S. Wali Kelas Sukabumi, 12
22 L S-1 Komputer
Kom XI-TKJ-2 September 1989
Wali Kelas
23 Kurniawan Mulia, S. Pd. L Jakarta, 4 Mei 1983 S-1 Penjas Orkes
XI-MM
Bogor, 18 Juni
24 Abdul Rohim, S. Pd. L S-1 Bahasa Inggris
1982
Wali Kelas X- Jakarta, 11
25 Fanny Fajriyani, S. S P S-1 Bahasa Jepang
MM-2 Nopember 1989
Wali Kelas Tangerang, 6
26 Tomy Irawan L S-1 Seni Budaya
XII-AK-2 Agustus 1975
Wali Kelas X- Pemalang, 1 Mei
27 Nurkhasanah, S. Pd. P S-1 IPA Terpadu
MM-1 1988
Wali Kelas Sukoharjo, 01
28 Yekti Wirati, S. Pd. P S-1 Ekonomi
XII-TKJ Oktober 1982
Tangerang, 01 Juli Manajemen
28 Ali Buto, SE. L S-1
1972 Perbankan
Tangerang, 05 Juli
30 Suwarno, SE., M.M. L S-2 Akuntansi
1967
Lubuk Linggau, 01
31 Maryam, S. Pd. P S-1 Sejarah
Februari 1966
Palembang, 21
32 Neni Komalasari, S. Si. P S-1 Fisika
Oktober 1983
Bahasa
33 Dra. Euis Amalia, M. Pd P Garut, 04 Juli 1963 S-2
Indonesia
Tangerang, 01
34 Aulia Agustin P
Agustus 1998
Tangerang, 23
35 Kevin Pemana L
November 1996
Tangerang, 09
36 Yayah Komariyah P S-1 Penjas Orkes
Maret 1976
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
50

5. Data Peserta Didik SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan


a. Rombongan Belajar
Tabel 4.2
Rombongan Belajar SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan
Tingkat Jumlah Siswa
No Nama Rombel Wali Kelas
Kelas L P Total
1 Kls X AK 11 10 26 36 TIEN SUHARTINI
2 Kls X AK 1 10 9 20 29 LAILIANI HIDAYATI
3 Kls X AK 2 10 6 19 25 ENDRI SETIAWAN ALI S
4 Kls X AP 1 10 7 19 26 FANNY FAJRIYANI
5 Kls X AP 2 10 7 18 25 HENDRA
6 Kls X MM 1 10 20 8 28 NURASNI. A
7 Kls X MM 2 10 23 5 28 MAHPUDIN
8 Kls X TKJ 10 31 5 36 M.MUKHYIDIN
9 Kls XI AP 11 0 22 22 ERWINSYAH
10 Kls XI MM1 11 17 8 25 KURNIAWAN MULIA
11 Kls XI MM2 11 16 8 24 NURKHASANAH
12 Kls XI TKJ1 11 25 2 27 HADI SABARUDDIN
13 Kls XI TKJ2 11 25 2 27 YEKTI WIRATI
14 Kls XII AK 12 4 26 30 MOCH. ISLAHUDDINIL
15 Kls XII MM1 12 12 9 21 REZHA YUDHA P
16 Kls XII MM2 12 15 5 20 SUWARNO
17 Kls XII TKJ 1 12 22 6 28 TOMMY IRAWAN
18 Kls XII TKJ 2 12 31 5 36 NENI KOMALASARI
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

b. Jumlah Peserta Didik berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.3
Jumlah Peserta didik berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
280 213 493
c. Jumlah Peserta Didik berdasarkan Agama
Tabel 4.4
Jumlah Peserta Didik berdasarkan Agama
Agama L P Total
Islam 277 212 489
Kristen 1 0 1
Katholik 2 0 2
Hindu 0 1 1
51

Budha 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 280 213 493
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

d. Jumlah Peserta didik berdasarkan Pengasilan Orang Tua/Wali


Tabel 4.5
Jumlah Peserta didik berdasarkan Pengasilan Orang Tua/Wali
Penghasilan L P Total
Tidak di isi 8 15 23
Kurang dari Rp. 500,000 1 1 2
Rp. 500,000 – Rp. 999,999 35 22 57
Rp. 1,000,000 – Rp. 1,999,999 153 114 267
Rp. 2,000,000 – Rp. 4,999,999 82 61 143
Rp. 5,000,000 – Rp. 20,000,000 1 0 1
Lebih dari Rp. 20,000,000 0 0 0
Total 280 213 493
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

6. Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang


Selatan
Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan memiliki
sarana dan prasarana yang cukup baik dan milik sendiri serta
mempunyai status layak pakai, dengan data terlampir.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti yang
meliputi hasil obeservasi, studi dokumentasi dan wawancara, maka pada
penelitian ini peneliti mencoba menjabarkan fenomena yang terjadi di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan mengenai standardisasi dan manajemen
sarana dan prasarana dalam menjunjang pendidikan.
Dalam proses wawancara yang dilakukaan oleh peneliti, pertanyaan
diajukan kepada pihak sekolah seperti wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana, guru, staff administrasi dan siswa yang terkait tentang proses
52

standardisasi perencanaan sarana dan prasarana, proses pengadaan sarana dan


prasarana, proses penggunaan, pemeliharaan, serta pengawasan sarana dan
prasarana.
1. Standardisasi dan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana
Dalam setiap fungsi manajemen proses perencanaan merupakan
bagian yang sangat penting atau hal yang tidak dapat dipisahkan dengan
fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan merupakan tahapan awal
untuk merancang sesuatu yang telah disepakati, dan apa saja tahapan awal
yang harus dilakukan sekolah dalam melakukan kegiatan perencanaan.
Dalam hal perencanaan sarana dan prasarana di sekolah, orang yang paling
bertanggung jawab dalam pengelolaan sarana dan prasarana dari hulu
sampai hilir adalah wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
Bapak Hadi Sabarudin selaku wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan menjelaskan
tugas dan fugsi yang beliau jalankan sebagai berikut :
”Banyak, yang pertama program kerja, yang kedua
mengimplementasikan program jadi, program-program yang ada kita
kerjakan mana yang paling pertama kita butuhkan prioritas,
selanjutnya kalau memang ada tambahan kekurangan-kekurangan
dari pada sarana prasarana, selanjutnya pemeliharaan seperti
maintenance komputer bekerja sama dengan kepala prodi, tersebut
pengadaan komputer, kebersihan AC, penambahan daya listrik. Itu
yang paling mendasar”.1

Dari penjelasan Bapak Hadi Sabarudin dapat diketahui bahwa ada


beberapa tugas yang harus beliau jalankan. Seperti yang sudah dijelaskan
di atas bahwa sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
menjalankan tugas terkait dari proses perencanaan sampai dengan
pengevaluasian sarana dan prasarana yang ada.
Selanjutnya dari hasil wawancara yang didapat dengan mengajukan
pertanyaan atau hal yang lebih mendetail terkait proses perencanaan,

1
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
53

beliau menjelaska bahwa : “Biasanya ada pembentukan panitia dan lalu


kami melakukan rapat kecil yang dipimpin oleh kepala Sekolah, kemudian
kami diarahkan untuk melakukan kegiatan tersebut, misalkan ada
penambahan daya listrik biasanya diajukan terlebih dahulu, kebutuhan dari
lab misalnya atau dari kita kemudian dirapatkan kalau disetujui langsung
kita melaksanakan kegiatan tersebut.”2
Selanjutnya hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Erwinsyah,
beliau menyebutkan dalam proses perencanaan guru-guru juga dilibatkan
atau diikutsertakan sebagai panitia : “Iya, sebagai guru pasti pernah
dilibatkan terkait penyusunan sarana prasarana sebagai contohnya dalam
pengadaan sarana prasarana saya dilibatkan dalam penyusunan pengusulan
sarana prasarana yang dibutuhkan.”3
Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh Bapak Hadi Sabarudin, bahwa
dalam proses perencanaan harus melalui beberapa proses yang sangat
penting seperti melakukan kegiatan pendataan atau list perlengkapan yang
dibutuhkan sekolah, lalu menyusun anggaran perlengkapan yang
dibutuhkan dan mendistribusikan barang-barang.4
Hal yang lain yang dikatakan oleh bapak Erwinsyah mengenai
proses perencanaan sarana dan prasarana, beliau menilai bahwa : “Menurut
saya, pimpinan sekolah melakukan perencanaan dengan baik. Selama ini
pimpinan sekolah berusaha memenuhi sarana dan prasana dengan baik
dengan usaha usaha yang dilakukan, seperti melakukan briefing, mendata
kebutuhan sarana prasarana yang belum ada, hingga proses pengadaan.”5
Dari beberapa penjelasan Bapak Hadi Sabarudin dapat disimpulkan
bahwa dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah dilakukan dengan baik oleh

2
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
3
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
4
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
5
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
54

pihak pimpinan hal ini dapat diketahui melalui beberapa proses yang
dijalankan, seperti pembentukan panitia untuk merancang kebutuhan yang
mendetail terhadap sarana dan prasarana yang diperlukan dan selanjutnya
setelah mendata atau merancang kebutuhan adalah penyusunan anggaran
pembelanjaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-
hati agar hal-hal yang telah direncanakan dapat sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
Akan tetapi masih banyak kekurangan dalam menjalankan proses
perencanaan sarana dan prasarana, sehingga belum terpenuhinya proses
standarisasi yang di tentukan oleh pemerintah. Sehingga ada beberapa
yang belum terlaksana dalam pelaksanaan perencanaan yang sudah di
sepakati oleh pihak sekolah seperti, belum terealisasinya perencanaan
pembangunan ruang kelas tambahan di sekolah dan juga kurangnya
persediaan sarana komputer guna menunjangnya kenyamanan dalam
proses pembelajaran.

b. Upaya dan Proses Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana dan prasarana menjadi tahap lanjutan yang
penting yang harus dilakukan setelah melakukan proses perencanaan
sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya. Proses pengadaan
sarana dan prasarana menjadi tahap yang penuh tantangan untuk
dilakukan, karena apa yang sudah ada dalam tahap perencanaan harus
berjalan sesuai untuk ketepatan dengan kebutuhan.
Dalam proses pengadaan, sekolah melibatkan pihak-pihak yang
memang secara langsung bersentuhan dengan sarana dan prasarana
tersebut. Selain itu juga dalam hal pengadaan, dikarenakan SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan merupakan sekolah swasta, oleh
karena itu pengadaan sarana dan prasarana di lakukan sendiri oleh pihak
sekolah tanpa adanya pihak lain yang terlibat.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Bapak Hadi Sabarudin selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
55

Prasarana, beliau menyebutkan bahwa “Karena kita mandiri otomatis


yang membeli adalah ya kita sendiri, biasanya yang menjalankan bidang
sarana kemudian kepala lab yang tahu kebutuhannya apa saja yang
diperlukan, yang jelas sudah disetujui oleh pimpinan.”6
Dalam hasil wawancara tersebut Bapak Hadi Sabarudin dapat
tergambar, bahwa proses pengadaan dilakukan secara mandiri dan proses
selanjutnya adalah pendelegasian tugas kepada kepala lab yang
bertanggung jawab terhadap lab belajar. Langkah ini tepat dilakukan
karena sekolah menunjuk pihak yang berkompeten dalam melakukan
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Selanjutnya menurut Bapak Hadi Sabarudin, dalam melakukan
pengadaan sarana dan prasarana terlebih dahulu melakukan analisis dan
inventaris. Beliau menyebutkan bahwa :
“Iya kami melakukan analisis pengadaan terlebih dahulu apa
saja yang diperlukan oleh sekolah akan tetapi kita melihat prioritas
terlebih dahulu mana yang lebih penting untuk melakukan pengadaan
sarana dan prasarana. untuk inventarisasi kita mempunyai gudang
penyimpanan untuk sarana dan prasarana yang tidak terpakai di
simpan terlebih dahulu untuk sewaktu-waktu bisa terpakai kembali
sesuai kebutuhan.”7

Selain melakukan analisis dan inventaris sarana dan prasarana yang


ada, hal lain yang dilakukan juga adalah menampung masukan-masukan
yang muncul dari guru dan karyawan dengan menganalisa keperluan dan
kebutuhan. Tentunya hal ini juga disesuaikan dengan tingkat urgensi yang
ada.8
Berbeda dengan pernyataan bapak hadi sabarudin bahwasanya
dalam proses pengadaan sarana dan prasarana, selain melakukan
pembelian sendiri SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan juga
mendapatkan hibah sarana dan prasarana dari pemerintah. Bapak Hadi
Sabarudin menyebutkan bahwa pernah mendapatakan bantuan komputer
6
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
7
Ibid
8
Ibid
56

dari pemerintah sekitar 22 unit komputer. Sekolah mengajukan ke Dinas


Pendidikan. Dalam hal ini dilakukan sendiri oleh wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana.9
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam proses pengadaan
sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan di
dapatkan hanya melalui dari dua cara pengadaan, yang pertama melalui
pihak sekolah sendiri dan yang kedua adalah melalui bantuan dana dari
pemerintah atau Dinas Pendidikan. Proses pengadaan sarana dan prasarana
melalui penyewaan, penukaran, pinjaman dan pendaur ulangan tidak
dilakukan oleh sekolah dikarenakan melalui pembelian sendiri dan
bantuan dana dari pemerintah dapat mencukupi sebagian sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dengan secara bertahap.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan banyaknya
tahapan proses pengadaan sarana dan prasarana hal ini juga memunculkan
hambatan dalam prosesnya. Karena pada dasarnya tidak ada hal yang
sempurna meskipun perencanaan sudah dilakukan dengan matang. Dalam
hal ini hambatan yang muncul lebih kepada pendanaan untuk pengadaan
sarana dan prasarana. Menurut Bapak Hadi Sabarudin hambatan yang
muncul ”Karena swasta dananya mandiri secara otomatis yang paling
menghambat yaitu kurangnya biaya karena kebutuhan-kebutuhan kita
tidak hanya pengadaan kebutuhan barang ada juga untuk kendaraan, gaji
dan lain-lain. Otomatis kendalanya disitu di tambah lagi spp kita tidak
lancar”.10
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pengadaan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih terdapat
hambatan yang bersifat pendanaan, karena sekolah yang berstatus swasta
dimana sumber pemasukan dananya mandiri dan mengandalkan biaya spp
dari peserta didik. Oleh karena itu pihak sekolah masih kekurangan dalam

9
Ibid
10
Ibid
57

segi pembiayaan yang berdampak pada fasilitas sarana dan prasarana di


sekolah.
c. Penggunaan Sarana dan Prasarana dalam Proses Pengajaran dan
Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, penggunaan sarana dan prasarana
merupakan hal yang sangat menunjang karena banyak kegiatan belajar
mengajar yang tidak lepas dari sarana dan prasarana. Tentunya hal-hal
penunjang kegiatan pembelajaran harus menyesuaikan pula dengan
kondisi sarana dan prasarana yang ada. Pemanfaatan sarana dan prasarana
yang ada juga harus digunakan semaksimal dan seefektif mungkin dalam
kegiatan belajar mengajar oleh guru dan peserta didik.
Berdasarakan hasil wawancara dengan Bapak Erwinsyah beliau
menyebutkan bahwa :
”Para siswa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada
karena sebagai pendukung siswa belajar, untuk dapat menjadikan
siswa paham terhadap pembelajaran. Sebagai guru saya harus
memperhatikan keefektifan dan efisiensi dari penggunaan sarana dan
prasarana yang ada. Seperti tempat untuk praktek pembelajaran di
kelas dan aktualisasi pembelajaran dilakukan di lab”.11
Hal ini juga di perkuat oleh hasil wawancara dengan Ega Artasena selaku
siswa, beliau menyatakan bahwa : ”sebagai siswa multimedia, saya sangat
memanfaatkan lab komputer untuk mengolah video yang telah di ambil
dan selanjutnya akan diolah menjadi video yang lebih baik.”12

Dari kedua hasil wawancara di atas dapat tergambar bahwa dalam


proses pengajaran dan pembelajaran guru dan murid sangat memanfaatkan
pengunaan sarana dan prasarana dengan baik dan maksimal guna
mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang disebutkan oleh Ega
Artasena, sebagai siswa multimedia beliau sangat memanfaatkan
keberadaan komputer sebagai sarana dalam pembuatan dan editing video.
Hal ini merupakan sebuah proses yang sangat baik, karena dari

11
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
12
Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
58

pembelajaran di lab lah siswa dapat menumbuhkan kemampuan dan


pengetahuan yang di dapatkan dari teori yang telah dipelajari.
Selanjutnya Bapak Erwinsyah juga menambahkan bahwa
“pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, menggunakan media atau
sarana yang ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas
dan kita mengajar juga tidak merasa bosan karena kita dapat
melakukannya dengan sederhana dengan bantuan media ataupun sarana
dan prasarana lain.”13
Selain dari pada hal di atas, Ega Artasena juga menyebutkan
terdapat kekurangan dalam hal sarana dan prasarana yang tersedia,
”Jumlah komputer sudah mencukupi, tetapi kurang banyak unitnya.”14
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses penggunaan
sarana dan prasarana sudah dilaksanakan dengan cukup baik akan tetapi
masih belum sempurna dan belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, karena masih terdapat kekurangan jumlah
sarana dan prasarana, sehingga dapat menghambat kegiatan pembelajaran
demi menumbuhkembangkan potensi para peserta didik.
d. Proses Pemeliharaan yang dilakukan terhadap Sarana dan
Prasarana.
Dalam proses pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana dan
prasarana ini sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan pembelajaran.
Dimana proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar ketika sarana
dan prasarana yang dimiliki terawat dengan baik dan benar, kedua elemen
tersebut sangat terkait satu sama lain antara sarana dan prasarana yang
baik akan membantu dalam proses pembelajaran disekolah. Pemeliharaan
terhadap sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting, karena
pemeliharaan sarana dan prasarana harus dilakukan secara berkala, seperti
yang dikatakan oleh bapak Hadi Sabarudin bahwa
13
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
14
Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
59

“Dalam pemeliharaan, misalkan untuk AC 3 bulan sekali sesuai


kebutuhan, ruang kelas pengecatan minimal 1 tahun sekali ya maksimal 2
tahun, sarana prasarana yang lain ya sesuai dengan kebutuhan”.15 Cara
pemeliharaan berbeda di ungkapkan oleh bapak Erwinsyah ”Untuk ruang
lab disini sesuai dengan jadwal, artinya sesuai dengan yang menggunakan
lab tersebut, misalnya saya habis menggunakan lab tersebut berarti saya
yang memelihara lab tersebut pada saat mengajar”.16 Dan Bapak Manat
Arifin menambahkan “Pemeliharaan arsip-arsip atau berkas-berkas harus
staff sendiri yang tahu biar tidak repot, kalau ada komputer yang rusak
kalau masih bisa kita benerin sendiri ya kita benerin”.17 Kemudian Ega
Artasena sebagai siswa juga harus ikut memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah ”Kalau untuk pemeliharan kita sebagai siswa harus
bisa menjaga misalnya sehabis kita pakai ya kita bersihkan lagi agar
terawat”18
Lalu Pak Hadi juga menambahkan bahwa upaya apa saja yang
dilakukan apabila ada sarana prasarana yang rusak ”Kalau masih bisa di
dandanin ya di dandanin semaksimal mungkin, tapi kalau sudah rusak
mau ga mau kita ganti seperti, tahun ini ada 6 atau 10 unit komputer yang
memang sudah tidak bisa dibetulkan nanti dilaporan dianggap rusak.”19
Sehingga disimpulkan bahwa dalam proses pemeliharaan sarana
dan prasarana yang ada di sekolah sudah cukup baik dan sudah memenuhi
standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

15
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
16
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
17
Hasil wawancara dengan Staff Administrasi Bapak Manat Arifin, pada hari Jum’at 9
Desember 2016
18
Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
19
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
60

e. Proses Pengawasan Sarana dan Prasarana


Dalam proses pengawasan sarana dan prasaran di sekolah
merupakan hal yang terpenting dalam menjaga sarana dan prasarana agar
tetap terawat dengan baik. Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan
prasarana dalam hal ini mempunyai peran penting karena bertanggung
jawab atas kestabilan sarana dan prasarana yang berada disekolah, dengan
melakukan pengawasan melalui pengontrolan sarana dan prasarana secara
berkala akan sangat membantu mengawasi keadaan sarana dan prasarana
disekolah, hal ini dikatakan oleh Bapak Hadi mengatakan ”Di sini kami
ada yang namanya buku peminjaman misalkan, kalau ada ruang yang mau
dipinjam. Contoh ruang lab yang akan di pinjam oleh guru bidang studi
tersebut maka guru tersebut harus tanda tangan di buku peminjaman dan
bertanggung jawab apabila ada kerusakan di dalam lab”.20 Kemudian
sebagai guru Bapak erwinsyah mengatakan “iya tentu saja kepala sekolah
tentu ikut serta dalam pengawasan kegiatan pendidikan terkait
penggunaan sarana prasarana sekolah. Terkait penggunaan/pemakaian
sarana prasarana sampai pada pemeliharaan sarana prasarana yang ada di
sekolah.”21 Kemudian sebagai siswa Ega Artasena mengatakan tentang
kapan dilakukan pengawasan “ Pengawasan bagus suka di cek terus
seperti ruang kelas, AC, kadang di lab komputer juga di cek apa ada yg
rusak atau tidak dan lain-lain”. 22
Bapak Hadi Sabarudin menjawab ” Tidak, paling sarana prasarana
kita di kontrol ketika mau ujian ada yang namanya verifikasi alat. Untuk di
kontrol persiapan untuk ujian biasanya 1 tahun sekali dan biasanya
Alhamdulillah sampai saat ini alat-alat yang kita miliki dalam hal
verifikasi alat selalu dapat nilai A (sangat baik)”.23

20
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
21
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
22
Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
23
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
61

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkam bahwa dalam


segi pengawasan sudah cukup baik, namun dalam kondisi nyata proses
pergantian barang tidak berjalan sesuai apa yang di katakan ega artasena
selaku siswa, adanya keterlambatan dalam proses pembaharuan barang
yang sudah tidak layak. Untuk itu pihak sekolah harus lebih
memperhatikan dengan kondisi sekolah saat ini demi tercapainya hasil
pembelajaran yang baik.

2. Kondisi nyata Standar Sarana dan Prasarana di SMK


Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Standar sarana dan prasarana merupakan tolak ukur untuk
menunjang keberhasilan proses belajar dan mengajar disekolah, sarana dan
prasarana yang tidak sesuai dengan standar yang ada akan berakibat pada
kenyamanan siswa dan para guru dalam proses belajar dan mengajar,
karena standar sarana dan prasarana merupakan salah satu dari tujuh
standar sekolah yang harus dipenuhi untuk menunjang pembelajaran
disekolah.
Hasil wawancara oleh Bapak Hadi mengatakan : “Upaya yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka pemenuhan sarana prasarana
sekolah diantaranya selalu mengupayakan kelengkapan sekolah yang
dibutuhkan sekolah. Menjaga kualitas sarana prasarana yang sudah ada,
melakukan pemeliharaan secara rutin sarana prasaran yang sudah ada”.24
Kemudian peneliti menggali mengenai pandangan tentang standar
sarana prasarana pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah
“Menurut saya cukup bagus, karena dengan adanya standar sarana
prasarana sekolah berlomba-lomba memenuhi bahkan melebihi standar
yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk menjadikan sekolahnya lebih baik
dalam pelayanan pembelajaran terhadap siswa. Akan tetapi pada
pelaksanaanya masih banyak sekolah di Indonesia yang belum memenuhi

24
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
62

kriteria standar sarana prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah”.25


Bapak erwinsyah menambahkan “menurut saya, mengenai standar sarana
prasarana pendidikan yang ditetapkan pemerintah sangat baik. Dengan
adanya standar sarana prasarana dapat menyelaraskan sarana prasarana
sekolah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Standar ini dijadikan pedoman
bagi sekolah sekolah untuk menjaga kualitas sekolah yang
bersangkutan.”26
Dalam usaha pemenuhan standar sarana dan prasarana disekolah
SMK Muhammadiyah 3 wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
juga melibatkan para guru dan staff dalam usaha memenuhi standar sarana
dan prasarana, hal ini dikatakan oleh Bapak Hadi :
“Menurut saya, upaya yang dilakukan dalam pemenuhan standar
sarana prasarana seperti memberikan pemahaman kepada guru-guru
untuk sama sama menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah,
melakukan evaluasi rutin kepada guru-guru, memberikan ucapan
terima kasih atau reward bagi guru-guru dalam sama-sama menjaga
sarana prasarana”.27

Kemudian pertanyaan mengacu kepada secara keseluruhan apakah


sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh
pemerintah. Pertanyaan ini diajukan kepada guru, staff dan juga siswa.
Bapak Erwinsyah mengatakan ”Untuk standar secara keseluruhan sudah
memenuhi, yang digunakan lebih baik mendapatkan nilai A”.28 Bapak
Manat menambahkan ”Menurut saya hampir memenuhi standar sarana dan
prasarana karena masih ada kekurangan seperti tadi ruangan admin kurang
luas, ruang kelas juga karena siswanya yang lumayan banyak jadi lokal
kelas masih kurang. Kantin cukup, lahan parkir kurang karena siswa

25
Ibid
26
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
27
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi
Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
28
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
63

kebanyakan membawa motor masing-masing”.29 Lalu Ega artasena juga


mengatakan ”Sudah memenuhi standar secara keseluruhan, karena meja
sudah bagus, AC nya juga udah baik”30
Seperti yang sudah disebutkan di atas dan bedasarkan data yang
telah didapatkan, sebagai contoh bahwa perencanaan dalam rangka
memenuhi sarana dan prasarana laboratorium masih terdapat kekurangan
dikarenakan belum adanya upaya perencanaan untuk memenuhi jumlah
standar yang telah ditetapkan. Bedasarkan teori mengenai standar ruang
laboratorium di SMK/MAK yang sudah disebutkan sebelumnya di dalam
kajian teori, SMK/MAK harus memiliki 6 jenis ruang laboratorium yang
meliputi laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium komputer
dan laboratorium bahasa, Sedangkan dalam kondisi nyata yang ada di
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan hanya memiliki 3
laboratorium. Jika diambil simpulan dari perbandingan di atas, maka dapat
disimpulkan untuk sarana dan prasarana laboratorium di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang masih belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Semua pihak di sekolah harus bisa memperhatikan lagi
mengenai standardisasi sehingga proses perencanaan di sekolah bisa
sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain laboratorium masih terdapat kekurangan lainnya di
antaranya ruang guru, lapangan bermain, ruang Bk, terkait dengan ruang
guru yang kurang standar karna jika di lihat dari acuan yang telah di
tetapkan oleh pemerintah seharusnya ruangan guru memiliki ukuran
ruangan 56 meter persegi. Namun dalam kondisi nyata yang saya temui,
ruangan guru di SMK Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan hanya
memiliki ruangan 36 meter persegi hal ini jauh sekali dari standar. Dan
dalam kondisi nyatanya bahwa ruang guru ini di pakai secara bergantian
yang hanya di batasi oleh waktu antara pengajar pagi dan Pengajar siang.

29
Hasil wawancara dengan Staff Administrasi Bapak Manat Arifin, pada hari Jum’at 9
Desember 2016
30
Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
64

Dengan kondisi yang seperti itu jelas tergambar bahwasannya ruang guru
masih terdapat kekurangan dari standar pemerintahan.
Sejalan dengan ruangan guru dan laboratorium yang saya temui di
lapangan masih terdapat kekurangan lainnya seperti hal lapangan bermain
yang masih jauh dari kata standar yang seharusnya memiliki sekala ukuran
600 meter dengan jumlah peserta didik di atas 300, yang saya amati
lapangan bahwasanya SMK Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan hanya
memiliki ukuran lapangan kurang dari 600 meter dan jumlah peserta didik
lebih dari 300 yaitu 493. Terlihat dari kondisi nyata yang ada bahwa tidak
adanya kenyamanan dan kebebasan dalam beramain di lapangan.
Begitupun dengan ruang bimbingan konseling yang belum nampak
bangunan fisiknya.
Di lihat secara langsung oleh peneliti bahwasanya di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang selatan kurang memenuhi standardisasi yang
di buat oleh kebijakan pemerintah seperti halnya kurangnya ruang
laboratorium, ruang konseling dan lapangan bermain yang menyebabkan
kurangnya keyamanan atau ruang gerak yang seharusnya didapatkan oleh
peserta didik, oleh karena itu pihak sekolah perlu adanya perencanaan
yang matang dalam pelaksanaannya khususnya dalam hal sarana dan
prasarana, sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

3. Peran Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan


Peran sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan merupakan
hal yang sangat penting, dikarenakan elemen dari pendidikan adalah
terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai untuk proses belajar dan
mengajar di sekolah, pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan
lancar jika sarana dan prasarana di sekolah belum memenuhi standar yang
telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, sarana dan prasarana di
sekolah sangat membantu dalam berjalannya pendidikan di sekolah.
65

Dalam proses pengajaran tentunya kualitas dari sarana dan prasarana


sangat menunjang, sebagai contoh ”sarana dan prasarana yang ada
digunakan dengan maksimal, pemeliharaan dengan baik, mengupgrade
sistem software komputer di lab, sehingga dapat menunjang pembelajaran
yang dibutuhkan guru”.31
Selain itu hasil wawancara oleh Bapak Erwin selaku guru
mengatakan bahwa ”Tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan
sarana dan prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai
guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan dipelihara
dengan baik, supaya bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.”32
Sebagai guru bapak Erwinsyah merasakan dampak yang besar
dengan adanya sarana dan prasarana dalam kegiatan pengajaran, hal ini
menunjukan hadirnya sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar sudah
mencapai tujuan yang telah dikehendaki yaitu untuk mempermudah dan
lebih mengembangkan materi yang diajarkan. Sebagai contoh pengajaran
menggunakan perangkat elektronik membuat pengajaran lebih menarik dan
tidak membosankan. Tentunya sarana dan prasarana yang ada juga harus
terus selalu dijaga dengan baik agar kondisinya terus optimal dan maksimal
dalam pemakaiannya.
Lebih lanjut lagi Bapak Erwinsyah mengatakan bahwa “tentu
kondisi sarana prasarana yang diharapkan demi pengembangan mutu
pendidikan semakin lebih baik lagi. Fasilitas yang tersedia di sekolah
33
semakin maju agar menunjang proses pendidikan yang ada di sekolah.”
Bapak Erwinsyah mengharapkan proses perbaikan secara terus menerus
juga diharapkan dapat dilakukan demi mutu pendidikan yang lebih baik lagi.

31
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari
Jum’at 9 Desember 2016
32
Ibid
33
Ibid
66

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwasannya


dengan adanya sarana prasarana yang menunjang dalam satuan pendidikan
akan adanya hasil output yang positif khususnya untuk siswa.
siswapun akan ikut berkembang di karenakan adanya wadah untuk
menumbuhkembangkan potensi yang di miliki peserta didik. Dengan itu
pihak sekolahpun dinyatakan berhasil menjalankan manajemen sarana dan
prasana yang sudah di jalankan. Akan tetapi dalam kondisi nyata di SMK
Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan masih terdapat kekurangan yang
tentunya akan menghambat dalam hal kemajuan potensi peserta didik dan
nama baik sekolah.
Demi kelancaran kemajuan bersama pihak sekolah khususnya kepala
sekolah harus mengetahui apa saja hal-hal yang di butuhkan oleh staf guru
ataupun peserta didik sehingga dapat menjadi acuan dalam kemajuan
sekolah khususnya dalam hal sarana dan prasana dan lagi pihak sekolahpun
harus matang dalam melakukan kebijakan keputusan perancanaan,
pengadaan, pengawasan dan pelaksanaan dalam hal sarana dan prasarana.
Demi terwujudnya tujuan dari pendidikan SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.

C. Temuan Hasil Penelitian


Terdapat beberapa temuan hasil penelitian mengenai Standardisasi
dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Temuan penelitian yang meliputi
perencanaan, pengadaaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pengawasan, standar
dan peran sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan.

1. Pembentukan Panitia perencanaan sarana dan prasarana


Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dilakukan melalui proses
pembentukan panitia yang melibatkan guru-guru yang memiliki
keterkaitan dengan kebutuhan sarana dan prasarana. Dalam proses
67

perencanaan ini dilakukan tahapan seperti pendataan dan penggolongan


sarana dan prasarana yang sifatnya lebih dibutuhkan. Selanjutnya tahap
perencanaan pendanaan sarana dan prasarana yang akan dibeli atau
dilakukan pengadaan sesuai daftar kebutuhan yang telah dibuat.

2. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan secara mandiri dan melalui


bantuan pemerintah
Sebagai sekolah yang sifatnya swasta, proses pengadaan sarana dan
prasarana lebih menggunakan dana mandiri yang ada pada sekolah.
Sumber dana mandiri ini berasal dari dana SPP siswa yang terkumpul.
Karena hal itu pula lah yang membuat adanya kendala dan hambatan
dalam pengadaan sarana dan prasarana karena tidak semua siswa
membayar SPP tepat pada waktunya. Dalam pengadaan sarana dan
prasarana juga dilakukan dengan mengajukan permohonan bantuan
kepada pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan.
Bantuan komputer sejumlah 22 unit pernah diterima oleh sekolah yang
berasal bantuan pemerintah.

3. Penggunaan sarana dan prasarana dilakukan dengan baik


Pengunaan sarana dan prasarana yang ada sejauh ini telah digunakkan
dengan baik oleh para siswa dan guru, seperti komputer yang ada di
sekolah digunakan oleh siswa untuk mempraktekan ilmu yang sudah
dipelajari di dalam kelas. Sebagai contoh pembuatan video sebagai
praktek belajar untuk siswa. Selain itu guru-guru dalam melakukan
pengajaran dapat lebih efektif dan efisien dan dirasakan sangat
membantu.

4. Pemeliharaan dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan


Dengan bermacam-macamnya sarana dan prasarana yang ada tentunya
pemeliharaan pun dilakukan berdasarkan jenis dan fungsinya. Proses
pemeliharaan dilakukan secara berkala. Akan tetapi apabila ada sarana
68

dan prasarana yang tidak dapat lagi diperbaiki maka tidak akan
digunakan lagi dan dibuatkan laporan mengenai sarana dan prasaran yang
rusak permanen. Selain itu pemeliharaan rutin yang harus dilakukan
adalah pembersihan sarana dan prasaran yang telah dipakai oleh siswa
dan guru untuk menjaga keadaan sarana dan prasarana yang ada.

5. Pengawasan melalui buku peminjaman dan verifikasi alat


Wakil kepala sekolah bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan
terhadap sarana dan prasarana yang ada, di SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan terdapat buku peminjaman yang menjadi lembar
kontrol, sebagai contoh apabila ada yang melakukan peminjaman harus
mengisi buku peminjaman dan disetai dengan tanda tangan. Berdasarkan
hal itu orang-orang yang melakukan peminjaman dapat terkontrol dan
dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam penggunaan sarana
dan prasarana apabila ada sarana dan prasarana yang rusak.

6. Sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi standar


Sarana dan prasarana yang ada di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan sudah cukup baik akan tetapi masih banyak kekurangan dan
belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Ada beberapa
sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standar akan tetapi masih
banyak pula sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar,
sehingga harus ditingkatkan lagi karena dirasa masih dibutuhkan
peningkatan dalam segi kualitas maupun kuantitas. Proses perbaikan dan
peningkatan masih terus dilakukan agar sarana dan prasarana dapat
menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

7. Sarana dan prasarana mempunyai peran yang besar dalam menunjang


proses pengajaran dan pembelajaran
Guru dan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang merasakan
peranan yang besar dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah, hal ini
69

sangat membantu dalam kegiatatan pengajaran dan pembelajaran. Guru-


guru sudah memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan
sebaik mungkin untuk dapat terus menunjang kegiatan pengajaran dan
pembelajaran, selain itu sarana dan prasarana yang ada dijaga dan
dirawat dengan baik.

D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan
di dalamnya yang tidak dapat dihindari. Dalam melakukan penelitian ini
terdapat beberapa keterbatasan yang dialami penulis pada saat melakukan
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu dan tenaga penulis untuk terus berada disekolah
secara penuh.
2. Beberapa reponden harus diwawancarai lebih dalam lagi mengenai
informasi yang diberikan, karena jawaban awal yang masih bersifat
general.
3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Kepala Sekolah, dikarenakan
kesibukannya pada urusan sekolah.
4. Kesulitan menerima berkas atau lampiran-lampiran sarana dan prasarana
karena tidak dalam satu file atau terpisah, jadi membutuhkan waktu untuk
menemukan berkas atau lampiran-lampiran.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian peneliti yang sudah
dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat peneliti simpulkan
bahwa Standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam
menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah dilakukan dengan
baik oleh pihak pimpinan hal ini dapat dikatahui melalui
beberapa proses yang dijalankan, seperti pembentukan panitia
untuk merancang kebutuhan yang mendetail terhadap sarana dan
prasarana yang diperlukan dan selanjutnya setelah mendata atau
merancang kebutuhan adalah penyusunan anggaran
pembelanjaan sarana dan prasarana. Selanjutnya dalam proses
pegadaan sarana dan prasarana berjalan dengan baik, akan tetapi
masih terdapat hambatan di dalamnya yang bersifat pendanaan
dikarenakan sekolah yang sifatnya swasta sumber dananya
bersifat mandiri. Kemudian dalam proses pelaksanaan sarana dan
prasarana sudah baik. Dan dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana sudah baik, guru dan siswa sama-sama saling menjaga
dan memelihara keberadaan sarana dan prasarana di sekolah.
Dan untuk proses pengawasan sarana dan prasarana sudah baik.
2. Sarana dan Prasarana pendidikan di SMK Muhamadiyah 3
Tangerang Selatan sudah cukup baik dan tetapi ada beberapa hal
yang belum memenuhi standar seperti laboratorium, ruang guru,
lapangan bermain/olahraga, ruang konseling seperti yang
ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dapat diketahui dengan hasil
penelitian yang disesuaikan dengan standar yang diberlakukan

70
71

pemerintah melalui Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008


Tentang Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK.

B. Saran-saran
Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka
peneliti bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang
diharapkan dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam
Standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan dalam hal
perencanaan sarana dan prasarana agar lebih bisa terencana
dengan baik sehingga keperluan sarana dan prasrana sekolah
dapat terpenuhi. Dan kepala sekolah harus lebih memperhatikan
sarana olahraga/lapangan untuk menjalankan sebagaimana
fungsinya.
Kepala sekolah juga harus memaksimalkan dan
mengusahakan dana yang ada untuk segera mempercepat proses
pembuatan ruang kelas, sehingga siswa dapat melakukan proses
pembelajaran dengan baik.

2. Bagi Guru
Dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
sekolah, guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana
dengan semaksimal mungkin untuk kegiatan pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud sebagaimana
mestinya.
3. Bagi Siswa
Kepada para siswa hendaknya memelihara sarana dan
prasarana yang sudah cukup baik ini, dan juga memberikan
72

masukan apabila ada ketidaknyamanan dalam penggunaan sarana


dan prasarana di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Bab VII Pasal 42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

Bafadal, Ibrahim, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara,


2004.
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta:
Ar-Media, 2012.

Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2004.

Masry Simbolon, Maringan, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta :


Ghalia Indonesia, 2004.

Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep


dan Aplikasinya, Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016.

Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep, strategi, dan Implementasi,


Bandung: Rosdakarya, 2004.

Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media, 2008.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya


Ilmiah, Jakarta : Prenada Medi Group, Cet ke-1, 2011.
Rika Megasari,”Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi”
Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2015, hal 638

Sri Ambar, Wahyu, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:


Alfabeta, 2011, Cet ke-13, 2011.

Suharsaputra, Uhar, Administrasi Pendidikan, Bandung : PT Refika Aditama,


2010.
Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan baru Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2003.

72
73

Umar, Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma


Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Rajawali Pers ,
Cet ke- 1, 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4,


Jakarta: Bumi Aksara, Cet ke 2, 2014.
Lampiran 1

Daftar Ceklist

Tabel 1
Sarana Ruang Kelas

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Kursi peserta 1 Buah/peserta
√ Desain dudukan dan sandaran
didik didik
membuat peserta didik nyaman
belajar.
Meja peserta 1 buah/peserta √ Kuat, stabil, aman, dan mudah
didik didik dipindahkan oleh peserta didik.
Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Kursi guru 1 buah/guru √
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Meja guru 1 buah/guru √
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai untuk menyimpan
Lemari 1 buah/ruang √
perlengkapan yang diperlukan
kelas.
Kuat, stabil, aman, dan mudah
Papan panjang 1 buah/ruang √
dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
2 Peralatan Pendidikan
Alat Peraga √ Terdapat di ruang labotarium.
3 Media Pendidikan
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran 100 Ditempatkan pada posisi yang
Papan Tulis √
cm x 200 cm memungkinkan seluruh peserta
didik melihatnya dengan jelas.
4 Perlengkapan Lain
Tempat Sampah 1 buah √ Terdapat di setiap ruang kelas.

Tabel 2
Ruang Laboratorium Komputer

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Kursi peserta 1 Buah/peserta
√ Desain dudukan dan sandaran
didik didik
membuat peserta didik nyaman
belajar.
Meja peserta 1 buah/peserta √ Kuat, stabil, aman, dan mudah
didik didik dipindahkan oleh peserta didik.
Kuat, stabil, aman, dan mudah
Kursi guru 1 buah/guru √ dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Meja guru 1 buah/guru √
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
2 Peralatan Pendidikan
1 Mendukung penggunaan
unit/praktikan, multimedia. Ukuran monitor
Komputer √
ditambah 1 minimum 15”.
unit untuk guru
Printer 1 unit/lab √
Scanner 1 unit/lab √
Titik akses Berupa saluran telpon
1 titik/lab √
internet nirekabel.
Sesuai dengan Dapat berfungsi dengan baik.
LAN banyaknya √
komputer
Sesuai dengan Setiap computer terhubung
Stabilizer banyaknya √ dengan stabilizer.
komputer
Terdiri dari system operasi,
Modul Praktik 1 set/komputer √ pengolah kata, pengolah angka,
dan pengolah gambar.
3 Media Pendidikan
Kuat, stabil, dan aman.
Ditempatkan pada posisi yang
Papan Tulis 1 buah/lab √
memungkinkan seluruh peserta
didik melihatnya dengan jelas.
4 Perlengkapan Lain
Kotak kontak Sesuai dengan √
banyak
computer
Tempat Sampah 1 buah/lab √ Terdapat di setiap ruang kelas.
Jam dinding 1 buah/lab √

Tabel 3

Ruang Kepala Sekolah

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Kursi pimpinan 1 Buah/ruang √ memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Meja pimpinan 1 Buah/ruang √ Kuat, stabil dan aman. Ukuran
memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Kursi dan meja
1 set/ruang √ memadai untuk 3 orang duduk
tamu
dengan nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai untuk menyimpan
Lemari 1 buah/ruang √ perlengkapan pimpinan
SMK/MAK. Tertutup dan
dapat terkunci.
Kuat, stabil, dan aman. Berupa
Papan statistic 1 buah/ruang √ papan tulis berukuran
minimum 1m².
2 Perlengkapan lain
Terdiri dari bendera merah
Simbol putih, garuda pancasila,
1 set/ruang √
kenegaraan gambar presiden dan gambar
wakil presiden.
Kotak kontak √
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √

Tabel 4

Ruang Guru

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
1 Buah/guru di Kuat, stabil dan aman. Ukuran
tambah 1 memadai untuk duduk dengan
Kursi kerja buah/wakil √ nyaman.
kepala
SMK/MAK
Meja kerja 1 Buah/guru √ Kuat, stabil dan aman. Ukuran
memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Kursi dan meja
1 set/ruang √ memadai untuk 3 orang duduk
tamu
dengan nyaman.
1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
Lemari √
atau 4 buah memadai untuk menyimpan
yang perlengkapan pimpinan
digunakan SMK/MAK. Tertutup dan
bersama oleh dapat terkunci.
semua guru
Kuat, stabil, dan aman. Berupa
Papan statistic 1 buah/ruang √ papan tulis berukuran
minimum 1m².
Kuat, stabil, dan aman. Berupa
Papan
1 buah/sekolah √ papan tulis berukuran
pengumuman
minimum 1m².
2 Perlengkapan lain
Tempat cuci √
1 buah/ruang
tangan
Untuk Mendukung operasional
Kotak kontak √ peralatan yang memerlukan
daya listrik.
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √

Tabel 5

Ruang Tata Usaha

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
1
Kursi kerja √ memadai untuk duduk dengan
Buah/petugas
nyaman.
Meja kerja 1 √ Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Buah/petugas memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Kursi tamu 1 set/ruang √ Kuat, stabil dan aman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai untuk menyimpan
arsip dan perlengkapan
Lemari 1 buah/ruang √
pengelolaan administrasi
SMK/MAK. Tertutup dan
dapat terkunci.
Kuat, stabil, dan aman. Berupa
Papan statistic 1 buah/ruang √ papan tulis berukuran
minimum 1m².
Kuat, stabil, dan aman. Berupa
Papan
1 buah/sekolah √ papan tulis berukuran
pengumuman
minimum 1m².
2 Perlengkapan lain
Mesin ketik/
1 buah/sekolah √
komputer
Filling cabinet 1 buah/sekolah √
Brankas 1 buah/sekolah √
Telepon 1 buah/sekolah √
Penanda waktu 1 buah/sekolah √
Kotak kontak 1 buah/ruang √
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √
Tabel 6

Tempat Beribadah

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
1 buah/tempat
Lemari/rak √ memadai untuk menyimpan
ibadah
perlengkapan ibadah.
2 Perlengkapan lain
Perlengkapan Disesuaikan dengan kebutuhan
ibadah
Kotak kontak 1 buah/ruang √
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √

Tabel 7

Sarana Ruang UKS

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Tempat tidur 1 buah/ruang √ Kuat, stabil, dan aman
Kuat, stabil, dan aman. Dapat
Lemari 1 buah/ruang √
dikunci
Meja 1 buah/ruang √ Kuat, stabil, dan aman
Kursi 2 buah/ruang √ Kuat, stabil, dan aman
2 Perlengkapan lain
Catatan kesehatan
1 set/ruang √
peserta didik
Perlengkapan Tidak Kadaluarsa
1 set/ruang √
P3K
Tandu 1 buah/ruang √
Selimut 1 buah/ruang √
Tensimeter 1 buah/ruang √
Thermometer 1 buah/ruang √
Thermometer √
1 buah/ruang
badan
Pengukur tinggi √
1 buah/ruang
badan
Tempat cuci
1 buah/ruang √
tangan
Timbangan badan 1 buah/ruang √
Untuk mendukung operasional
Kotak kontak 1 buah/ruang √ peralatan yang memerlukan
daya listrik.
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √

Tabel 8

Ruang Organisasi Kesiswaan

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Kuat, stabil, aman dan mudah
Kursi 4 Buah/ruang √
dipindahkan.
Meja 1 Buah/ruang √ Kuat, stabil, aman dan mudah
dipindahkan.
Papan tulis 1 buah/ruang √ Kuat, stabil dan aman.
Kuat, stabil, dan aman.
Lemari 1 buah/ruang √
Tertutup dan dapat terkunci.
2 Perlengkapan lain
Untuk mendukung operasional
Kotak kontak 1 buah/ruang √ peralatan yang memerlukan
daya listrik.
Jam dinding 1 buah/ruang √
Tempat sampah 1 buah/ruang √

Tabel 9

Jamban

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perlengkapan lain
Kloset jongkok 1 buah/ruang √ Saluran berbentuk leher angsa
Volume meinimum 200 liter.
Tempat air 1 buah/ruang √
Berisi air bersih
Gayung 1 buah/ruang √
Gantungan
1 buah/ruang √
Pakaian
Tempat sampah 1 buah/ruang √
Tabel 10

Ruang Gudang

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Perabot
Meja kerja 1 buah/ruang √ Kuat, stabil dan aman.
Kursi kerja 1 buah/ruang √ Kuat, stabil dan aman.
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Lemari 1 buah/ruang √ memadai untuk menyimpan
peralatan bahan.
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Rak 1 buah/ruang √ memadai untuk menyimpan
peralatan bahan.

Tabel 11

Tempat Bermain/Berolahraga

Kondisi di
Sekolah
No Jenis Rasio Keterangan
Ada Tidak
Ada
1 Peralatan Pendidikan
Tinggi sesuai dengan ketentuan
Tiang Bendera 1 buah/sekolah √
yang berlaku.
Ukuran sesuai dengan
Bendera 1 buah/sekolah √
ketentuan yang berlaku.
Peralatan bola Minimum 6 bola
2 set/sekolah √
voli
Peralatan sepak Minimum 6 bola
1 set/sekolah √
bola
Peralatan bola Minimum 6 bola
1 set/sekolah √
basket
Minimum matras, peti loncat,
Peralatan senam 1 set/sekolah √ tali loncat, simpai, bola plastic,
tongkat palang tunggas, gelang.
Minimum lembing, cakram,
Peralatan atletik 1 set/sekolah √ peluru, tongkat estafet, bak
loncat.
Peralatan seni Disesuaikan dengan potensi
1 set/sekolah √
budaya masing-masing.
Peralatan Disesuaikan dengan potensi
1 set/sekolah √
keterampilan masing-masing.
Tempat menyimpan peralatan
Tempat
1 unit/sekolah √ olahraga, peralatan kesenian,
penyimpanan
dan sound system.
2 Perlengkapan lain
Pengeras suara 1 set/sekolah √
Tape recorder 1 buah/sekolah √
4 buah/tempat
Tempat sampah √
bermain

Jakarta, Maret 2017

Observer

Fazrul Islam Rijaldi


Lampiran 2

Pedoman Wawancara

Wakil Bidang Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang


Selatan

1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana sekolah?
2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
3. Adakah pembentukan panitia dalam perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah?
4. Apa yang bapak lakukan dalam proses perencanaan sarana prasarana
disekolah ini?
5. Bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan?
6. Dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana apakah pihak sekolah
melakukan analisis dan inventaris terlebih dahulu ?
7. Selaku pemimpin sekolah bidang sarana dan prasarana apakah bapak
menampung usulan dan menunjuk tenaga pendidik dalam proses
pengadaan barang sarana dan prasarana ?
8. Adakah kerjasama atau hibah dalam pengadaan sarana dan prasarana di
sekolah?
9. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana
sekolah?
10. Dalam pelaksanaannya, Seperti apa pihak sekolah melakukakan
pemanfaatan sarana dan prasarana?
11. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan prasarana
disekolah, apakah ada jangka waktu tertentu yang dilakukan sekolah?
Kapan saja ?
12. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
13. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan?
14. Pernahkah ada pihak seperti Dinas Pendidikan Kota/Provinsi/Pusat yang
melakukan pemantauan langsung terhadap sarana dan prasarana di
sekolah?
15. Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan guru dalam pengawasan?
16. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana prasarana
pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah kita?
17. Upaya- upaya apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah selama
18. Bagaimana cara bapak menggerakan guru dan staff dalam usaha
pemenuhan standar sarana dan prasarana?
19. Bagaimana cara bapak melakukan sosialisasi peningkatan standar sarana
prasarana pendidikan?
20. Bagaimana pandangan bapak terhadap kondisi sarana dan prasarana
sekolah ini?
Pedoman Wawancara
Guru SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
3. Sepanjang pengamatan bapak apakah pimpinan sekolah menyusun
perencanaan? Jika ya, bagaimana tanggapan bapak?
4. Apakah Bapak dilibatkan dalam proses penyusunan program kerja terkait
sarana dan prasarana? Jika ya, bagaimana bentuk keterlibatannya?
5. Bagaimana menurut bapak tentang cara kepala sekolah melakukan
sosialisasi kepada guru untuk peningkatan standar sarana dan prasarana
sekolah?
6. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana dan prasarana
pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah kita?
7. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
siswa di sekolah?
8. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
9. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan
baik?
10. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana?
11. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
12. Apakah kepala sekolah / wakepsek bidang sarpras mengawasi pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan sekolah/ guru terkait standar sarana dan
prasarana pendidikan ?
13. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sekolah yang bapak harapkan
dalam pengembangan mutu pendidikan sekarang?
14. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
15. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Pedoman Wawancara

Staff Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
staff administrasi di sekolah?
4. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana?
5. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan?
6. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
7. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
8. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Pedoman Wawancara

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
siswa di sekolah?
4. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
5. Sebagai siswa, apakah media pembelajaran sudah berfungsi dengan baik ?
6. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan siswa untuk sarana dan
prasarana?
7. Jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana
pendidikan?
8. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
9. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Lampiran 3

Hasil Wawancara

Dengan Wakil Bidang Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3


Tangerang Selatan

Nama : Hadi Sabarudin, S.Sos.


Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Tempat : SMK Muhammadiyah 3 Tangsel
Waktu : 15 Desember 2016

1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana sekolah?
Jawab: ”Banyak, yang pertama program kerja, yang kedua
mengimplementasikan program jadi, program-program yang ada kita
kerjakan mana yang paling pertama kita butuhkan prioritas, selanjutnya
kalau memang ada tambahan kekurangan-kekurangan dari pada sarana
prasarana, selanjutnya pemeliharaan seperti maintenance komputer bekerja
sama dengan kepala prodi, tersebut pengadaan komputer, kebersihan AC,
penambahan daya listrik. Itu yang paling mendasar”.
2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawab: “Lab komputer, ruang kelas, lapangan, perpustakaan, gedung
sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, mushola, ruang uks,
dan lainnya.”
3. Adakah pembentukan panitia dalam perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah?
Jawab : “ Biasanya ada pembentukan panitia dan lalui kami melakukan
rapat kecil yang di pimpin oleh kepala Sekolah, kemudian kami diarahkan
untuk melakukan kegiatan tersebut, misalkan ada penambahan daya listrik
biasanya diajukan terlebih dahulu, kebutuhan dari lab misalnya atau dari
kita kemudian dirapatkan kalau disetujui langsung kita melaksanakan
kegiatan tersebut”.
4. Apa yang bapak lakukan dalam proses perencanaan sarana prasarana
disekolah ini?
Jawab: “Menurut saya dalam proses perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan kegiatan menyiapkan atau prepare sarana prasarna
pendidikan di sekolah ini dalam rangka memenuhi sarana prasarana bagi
sekolah sebagai penunjang proses pendidikan (belajar mengajar). Sebagai
contohnya yaitu di mulai dengan kegiatan pendataan / list perlengkapan
yang dibutuhkan sekolah, menyusun anggaran perlengkapan yang
dibutuhkan dan mendistribusikan barang-barang.”.
5. Bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan?
Jawab : ” Karena kita mandiri otomatis yang membeli adalah ya kita
sendiri, biasanya yang menjalankan bidang sarana kemudian kepala lab
yang tahu kebutuhannya apa saja yang diperlukan, yang jelas sudah
disetujui oleh pimpinan”.
6. Dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana apakah pihak sekolah
melakukan analisis dan inventaris terlebih dahulu ?
Jawab: “Iya kami melakukan analisis pengadaan terlebih dahulu apa saja
yang diperlukan oleh sekolah akan tetapi kita melihat prioritas terlebih
dahulu mana yang lebih penting untuk melakukan pengadaan sarana dan
prasarana. Untuk inventarisasi kita mempunyai gudang penyimpanan
untuk sarana dan prasarana yang tidak terpakai di simpan terlebih dahulu
untuk sewaktu-waktu bisa terpakai kembali sesuai kebutuhan.”
7. Selaku pemimpin sekolah bidang sarana dan prasarana apakah bapak
menampung usulan dan menunjuk tenaga pendidik dalam proses
pengadaan barang sarana dan prasarana ?
Jawab: “Benar, kita menampung masukan dari guru dan juga karyawan
dalam proses pengadaan karena mereka yang mengetahui apasaja
keperluan yang dibutuhkan, dan kita menganalisa mana kebutuhan yang
urgensinya lebih penting serta melihat anggaran dana yang ada pada
sekolah”.
8. Adakah kerjasama atau hibah dalam pengadaan sarana dan prasarana di
sekolah?
Jawab: ” Ada, kita pernah dapat bantuan komputer dari pemerintah sekitar
22 unit komputer. Sekolah mengajukan ke dinas pendididkan biasanya
saya sendiri yang mengajukan dan disetujui dan diterima”.
9. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawab: ”Karena swasta dananya mandiri otomatis yang paling
menghambat yaitu ketiadaan biaya karena kebutuhan-kebutuhan kita tidak
hanya pengadaan kebutuhan barang ada juga untuk kendaraan, gaji dan
lain-lain. Otomatis kendalanya disitu di tambah lagi spp kita tidak lancar”.
10. Dalam pelaksanaannya, Seperti apa pihak sekolah melakukakan
pemanfaatan sarana dan prasarana?
Jawab: ”Kita memanfaatkan sarana yang ada di sekolah, menggunakan
sarana pada saat dibutuhkan.”
11. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan prasarana
disekolah, apakah ada jangka waktu tertentu yang dilakukan sekolah?
Kapan saja ?
Jawab : ”Ada , misalkan untuk AC 3 bulan sekali sesuai kebutuhan , ruang
kelas pegecatan minimal 1 tahun sekali ya maksimal 2 tahun, sarana
prasarana yang lain ya sesuai dengan kebutuhan”.
12. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
Jawab: ”Kalau masih bisa di dandanin ya di dandanin semaksimal
mungkin, tapi kalau sudah rusak mau ga mau kita ganti seperti, tahun ini
ada 6 atau 10 unit komputer yang memang sudah tidak bisa di betulkan
nanti dilaporan dianggap rusak.”
13. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawab: ” Di sini kami ada yang namanya buku peminjaman misalkan,
kalau ada ruang yang mau dipinjam contoh ruang lab yang akan di pinjam
oleh guru bidang studi tersebut maka guru tersebut harus tanda tangan di
buku peminjaman dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di dalam
lab”.
14. Pernahkah ada pihak seperti Dinas Pendidikan Kota/Provinsi/Pusat yang
melakukan pemantauan langsung terhadap sarana dan prasarana di
sekolah?
Jawab: ” Tidak , paling sarana prasarana kita di kontrol ketika mau ujian
ada yang namanya verifikasi alat. Untuk di kontrol persiapan untuk ujian
biasanya 1 tahun sekali dan biasanya Alhamdulillah sampai saat ini alat-
alat yang kita miliki kalau untuk verivikasi alat selalu dapat nilai A (sangat
baik)”.
15. Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan guru dalam pengawasan?
Jawab: ”Ya kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengawasan
sarana dan prasarana”
16. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana prasarana
pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah kita?
Jawab: “Menurut saya cukup bagus, karena dengan adanya standar sarana
prasarana sekolah berlomba-lomba memenuhi bahkan melebihi standar
yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk menjadikan sekolahnya lebih baik
dalam pelayanan pembelajaran terhadap siswa. Akan tetapi pada
pelaksanaanya masih banyak sekolah di indonesia yang belum memenuhi
kriteria standar sarana prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah”.
17. Upaya- upaya apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah selama
ini dalam rangka pemenuhan standar sarana dan prasarana sekolah?
Jawab: “upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka pemenuhan
sarana prasarana sekolah diantaranya selalu mengupayakan kelengkapan
sekolah yang dibutuhkan sekolah. Menjaga kualitas sarana prasarana yang
sudah ada, melakukan pemeliharaan secara rutin sarana prasaran yang
sudah ada.”
18. Bagaimana cara bapak menggerakan guru dan staff dalam usaha
pemenuhan standar sarana dan prasarana?
Jawab: “menurut saya, upaya yang dlakukan dalam penuhan standar
sarana prasaran seperti memberikan pemahaman kepada guru-guru untuk
sama sama menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah, melakukan
evaluasi rutin kepada guru –guru, memberikan ucapan terima kasih atau
reward bagi guru-guru dalam sama-sama menjaga sarana prasarana”.
19. Bagaimana cara bapak melakukan sosialisasi peningkatan standar sarana
prasarana pendidikan?
Jawab: “untuk kegiatan sosialisasi sarana prasarana dapat dilakukan pada
kegiatan evaluasi atau rapat yang ada di sekolah, seperti kegiatan bulanan
atau minggunan”
20. Bagaimana pandangan bapak terhadap kondisi sarana dan prasarana
sekolah ini?
Jawab: “alhamdulillah kondisi sarana prasarana di sekolah ini, terjaga dan
terpelihara dengan baik. Setiap bulannya evaluasi sarana prasarana juga
berjalan dengan baik.”

Ciputat, 22 Februari 2017

Hadi Sabarudin, S.Sos.


Hasil Wawancara

Dengan Guru SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Nama : Erwinsyah, S. Kom

Jabatan : Guru (Kepala Program Jurusan TKJ)

Tempat : SMK Muhammadiyah 3 Tangsel

Waktu : 15 Desember 2016

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


Jawab: ” lab ada dua, lab TKJ dan lab MM (Mulitimedia), perpustakaan,
ruang UKS, ruang Organisasi, ruang kelas, lapangan, perpustakaan,
gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, mushola, dan
lainnya”.
2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawab: “Selama ini saya tidak menemukan kendala yang berarti, hanya
saja waktu yang menjadi kendala jika membutuhkan kebutuhan sarana dan
prasarana yang harusnya di pakai dalam waktu yang cepat, tetapi barang
yang kita butuhkan belum tercapai karena harus melalui proses yang sudah
ditentukan oleh sekolah.”
3. Sepanjang pengamatan bapak apakah pimpinan sekolah menyusun
perencanaan? Jika ya, bagaimana tanggapan bapak?
Jawab: “Menurut saya, pimpinan sekolah melakukan perencanaan dengan
baik. Selama ini pimpinan sekolah berusaha memenuhi sarana dan prasana
dengan baik dengan usaha usaha yang dilakukan, seperti melakukan
briefing, mendata kebutuhan sarana prasaran yang belum ada, hingga
proses pengadaan.”
4. Apakah Bapak dilibatkan dalam proses penyusunan program kerja terkait
sarana dan prasarana? Jika ya, bagaimana bentuk keterlibatannya?
Jawab: “Iya, sebagai guru pasti pernah dilibatkan terkait penyusunan
sarana prasarana sebagai contohnya dalam pengadaan sarana prasarana
saya dilibatkan dalam penyusunan pengusulann sarana prasarana yang
dibutuhkan.”
5. Bagaimana menurut bapak tentang cara kepala sekolah melakukan
sosialisasi kepada guru untuk peningkatan standar sarana dan prasarana
sekolah?
Jawab: “menurut saya, sosialisasi cukup bagus. Kepala sekolah sangat
komunikatif dalam menginstruksikan mulai dari perencanaan sampai pada
evaluasi sarana prasarana.”
6. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana dan prasarana
pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah kita?
Jawab: “menurut saya, mengenai standar sarana prsarana pendidikan yang
ditetapkan pemerintah sangat baik. Dengan adanya standar sarana
prasarana dapat menyelaraskan sarana prasarana sekolah sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Standar ini dijadikan pedoman bagi sekolah sekolah
untuk menjaga kualitas sekolah yang bersangkutan.”
7. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
siswa di sekolah?
Jawab: ”Sangat dimanfaatkan oleh para siswa-siswi karena sebagai
pendukung siswa-siswi belajar, untuk dapat menjadikan siswa paham
terhadap pembelajaran. Sebagai guru harus memerhatikan keefektifan dan
efesiensi dari penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seperti Tempat
untuk praktek yang biasa pembelajaran di kelas , aktualisasi pembelajaan
dilakukan di lab”.
8. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawab: ”Tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan sarana dan
prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai guru harus
bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan dipelihara dengan
baik, supaya bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas.”
9. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan
baik?
Jawab: ”bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting untuk
membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak capek dan bosan
karena kita dapat melakukannya dengan simpel (sederhana) dengan
bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain.”
10. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana?
Jawab: ”Untuk ruang lab disini sesuai dengan jadwal, artinya sesuai
dengan yang menggunakan lab tersebut, misalnya saya habis
menggunakan lab tersebut berarti saya yang memeihara lab tersebut pada
saat mengajar”.
11. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
Jawab: ”Misalnya ada meja yang rusak biasanya kita ganti aatau diperbaiki
misal ada stok kita ganti”.
12. Apakah kepala sekolah / wakepsek bidang sarpras mengawasi pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan sekolah/ guru terkait standar sarana dan
prasarana pendidikan ?
Jawab : iya tentu saja. Kepala sekolah tentu ikut serta dalam pengawasan
kegiatan pendidikan terkait penggunaan sarana prasarana sekolah. Terkait
penggunaan/pemakaian sarana prasarana sampai pada pemeliharaan sarana
prasarana yang ada di sekolah.

13. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sekolah yang bapak harapkan
dalam pengembangan mutu pendidikan sekarang?
Jawab: “tentu kondisi sarana prasarana yang diharapkan demi
pengembangan mutu pendidikan semakin lebih baik lagi. Fasilitas yan
tersedia di sekolh semakin maju guna menunjang proses pendidikan yang
ada di sekolah.”
14. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawab: ”Untuk standar secara keseluruhan sudah memenuhi, yang
digunakan lebih baik mendapatkan nilai A”.
15. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawab: ”Caranya dengan sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan
maksimal, pemeliharaan dengan baik, mengupgrade sistem software
komputer di lab, sehingga dapat menunjang pembelajaran yang
dibutuhkan guru”.

Ciputat, 22 Februari 2017

Erwinsyah, S. Kom

Hasil Wawancara

Dengan Staff Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Nama : Manat Arifin


Jabatan : Staff Administrasi

Tempat : Kantor Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangsel

Waktu : 15 Desember 2016

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


Jawab: “Lemari, box file, lab komputer, ruang kelas, lapangan,
perpustakaan, gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin,
mushola, ruang uks, dan lainnya.”
2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawab: “Ruangan kurang luas sehingga mengahmbat aktifitas kerja admin,
paling penghambatnya membuat surat-surat untuk siswa, karena
banyaknya siswa.”
3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
staff administrasi di sekolah?
Jawab: “Kita memanfaatkan sarana dan prasarana disini dengan baik dan
semaksimal mungkin”.
4. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana?
Jawab: “Pemeliharaan arsip-arsip atau berkas-berkas harus staff sendiri
yang tahu biar tidak repot, kalau ada komputer yang rusak kalau masih
bisa kita benerin sendiri ya kita benerin”.
5. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawab: “Kalau ada kekurangan sarana prasarana lapor ke kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana”.
6. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana
yang rusak?
Jawab: ”Misalnya ada meja yang rusak biasanya kita ganti aatau diperbaiki
misal ada stok kita ganti”.
7. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawab: ”Menurut saya hampir memenuhi standar sarana dan prasarana
karena masih ada kekurangan seperti tadi ruangan admin kurang luas,
ruang kelas juga karena siswanya yang lumayan banyak jadi lokal kelas
masih kurang. Kantin cukup, lahan parkir kurang karena siswa
kebanyakan membawa motor masing-masing”.
8. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawab: ” Berusaha untuk menambah lokal atau ruang kelas, karena sumber
dana sekolah dari SPP siswa karena kita sekolah swasta, sehingga siswa
belajar lebih nyaman lagi”.
Ciputat, 22 Februari 2017

Manat Arifin

Pedoman Wawancara

Dengan Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Nama : Ega Artasena


Jabatan : Siswa (Kelas XII MM 1)

Tempat : SMK Muhammadiyah 3 Tangsel

Waktu : 15 Desember 2016

1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?


Jawab:” Perpustakaan, lapangan, lab komputer, lab MM, Ruang kelas,
lahan parkir, mushola”.
2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawab:” Untuk lab komputer jangan di campur seharusnya di pisah jadi
satu jurusan harus punya masing-masing lab, lahan parkir kurang yang
efektif dan jangan terlalu jauh , kantin agar di bersihkan lagi dan harus ada
ruang studio supaya bisa buat editing”.
3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi
siswa di sekolah?
Jawab: “sebagai siswa multimedia, sangat memanfaatkan lab computer
untuk mengolah video yang telah diambil dan selanjutnya akan diolah
menjadi video yang lebih baik”
4. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawab:” Sudah mencukupi, tetapi kurang banyak unit komputer”.
5. Sebagai siswa, apakah media pembelajaran sudah berfungsi dengan baik ?
Jawab:” Sudah, seperti ruang kelas sudah mencukupi seperti pembelajaran
memakai infocus”.
6. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan siswa untuk sarana dan
prasarana?
Jawab:” Kalau untuk pemeliharan kita sebagai siswa harus bisa menjaga
misalnya sehabis kita pakai ya kita bersihkan lagi agar terawat”.
7. Jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana
pendidikan?
Jawab: “ Pengawasan bagus suka di cek terus seperti ruang kelas, AC,
kadang di lab komputer juga di cek apa ada yg rusak atau tidak dan lain-
lain”.
8. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi
standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawab: ”Sudah memenuhi standar secara keseluruhan, karena meja sudah
bagus, AC nya juga udah baik”.
9. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawab: ” Misalnya, Lahan parkir jangan teralu jauh dari sekolah karena
kita takut kenapa-kenapa kendaraannya, kalau kantin lebih di bersihin lagi,
kalau lab lebih di tambah lagi supaya ada ruang editingnya untuk jurusan
MM, memperbanyak ruang kelas”.

Ciputat, 22 Februari 2017

Ega Artasena
Lampiran 4

Daftar Sarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

No Jenis Sarana Letak Kepemilikan Spesifikasi Jumlah Status


1 Kloset Jongkok Toilet Siswa01 Milik 1 1 Laik
2 Tempat Air (Bak) Toilet Siswa01 Milik 1 1 Laik
3 Gayung Toilet Siswa01 Milik 1 1 Laik
4 Meja Guru R. Guru Milik 20 20 Laik
5 Kursi Guru R. Guru Milik 20 20 Laik
6 Lemari R. Guru Milik 2 2 Laik
7 Komputer R. Guru Milik 1 1 Laik
8 Papan Panjang R. Guru Milik 2 2 Laik
9 Tempat Sampah R. Guru Milik 3 3 Laik
10 Jam Dinding R. Guru Milik 1 1 Laik
11 Papan pengumuman R. Guru Milik 1 1 Laik
12 Simbol Kenegaraan R. Guru Milik 1 1 Laik
13 Pengeras Suara R. Guru Milik 1 1 Laik
14 AC Window R. Guru Milik 2 2 Laik
15 CD player/ROM R. Praktek Milik 10 10 Laik
16 CPU R. Praktek Milik 10 10 Laik
17 Keyboard R. Praktek Milik 20 20 Laik
18 Komponen – Komponen R. Praktek Milik 20 20 Laik
19 Obeng kembang dan skrip R. Praktek Milik 15 15 Laik
20 Terminal cable crimping tool R. Praktek Milik 20 20 Laik
21 Tespen R. Praktek Milik 5 5 Laik
22 Warless R. Praktek Milik 2 2 Laik
23 Meja TU R. TU Milik 1 1 Laik
24 Kursi TU R. TU Milik 2 2 Laik
25 Komputer TU R. TU Milik 1 1 Laik
26 Printer TU R. TU Milik 2 2 Laik
27 Tempat Sampah R. TU Milik 2 2 Laik
28 Jam Dinding R. TU Milik 2 2 Laik
29 Kipas angina R. TU Milik 1 1 Laik
30 Lemari simpan Administrasi R. TU Milik 1 1 Laik
31 Meja Siswa X AK 2 Milik 20 20 Laik
32 Kursi Siswa X AK 2 Milik 40 40 Laik
33 Meja Guru X AK 2 Milik 1 1 Laik
34 Kursi Guru X AK 2 Milik 1 1 Laik
35 Papan Tulis X AK 2 Milik 1 1 Laik
36 Simbol Kenegaraan X AK 2 Milik 1 1 Laik
37 AC X AK 2 Milik 2 2 Laik
38 Meja Siswa XII TKJ 2/X AP 2 Milik 20 20 Laik
39 Kursi Siswa XII TKJ 2/X AP 2 Milik 40 40 Laik
40 Meja Guru XII TKJ 2/X AP 2 Milik 1 1 Laik
41 Kursi Guru XII TKJ 2/X AP 2 Milik 1 1 Laik
42 Papan Tulis XII TKJ 2/X AP 2 Milik 1 1 Laik
43 Simbol Kenegaraan XII TKJ 2/X AP 2 Milik 1 1 Laik
44 AC XII TKJ 2/X AP 2 Milik 1 1 Laik
45 Meja Siswa XII MM 1/IX MM 1 Milik 20 20 Laik
Lampiran 4

46 Kursi Siswa XII MM 1/IX MM 1 Milik 40 40 Laik


47 Meja Guru XII MM 1/IX MM 1 Milik 1 1 Laik
48 Kursi Guru XII MM 1/IX MM 1 Milik 1 1 Laik
49 Papan Tulis XII MM 1/IX MM 1 Milik 1 1 Laik
50 Simbol Kenegaraan XII MM 1/IX MM 1 Milik 1 1 Laik
51 AC XII MM 1/IX MM 1 Milik 2 2 Laik
52 Meja Siswa X TKJ Milik 20 20 Laik
53 Kursi Siswa X TKJ Milik 40 40 Laik
54 Meja Guru X TKJ Milik 1 1 Laik
55 Kursi Guru X TKJ Milik 1 1 Laik
56 Papan Tulis X TKJ Milik 1 1 Laik
57 Simbol Kenegaraan X TKJ Milik 1 1 Laik
58 AC X TKJ Milik 2 2 Laik
59 Meja Siswa X AK 1 Milik 20 20 Laik
60 Kursi Siswa X AK 1 Milik 40 40 Laik
61 Meja Guru X AK 1 Milik 1 1 Laik
62 Kursi Guru X AK 1 Milik 1 1 Laik
63 Papan Tulis X AK 1 Milik 1 1 Laik
64 Simbol Kenegaraan X AK 1 Milik 1 1 Laik
65 AC X AK 1 Milik 2 2 Laik
66 Meja Siswa X MM 2 Milik 20 20 Laik
67 Kursi Siswa X MM 2 Milik 40 40 Laik
68 Meja Guru X MM 2 Milik 1 1 Laik
69 Kursi Guru X MM 2 Milik 1 1 Laik
70 Papan Tulis X MM 2 Milik 1 1 Laik
71 Simbol Kenegaraan X MM 2 Milik 1 1 Laik
72 AC X MM 2 Milik 2 2 Laik
73 Komputer R. Kepsek Milik 1 1 Laik
74 Printer R. Kepsek Milik 1 1 Laik
75 Tempat Sampah R. Kepsek Milik 2 1 Laik
76 Tempat cuci tangan R. Kepsek Milik 1 1 Laik
77 Kursi Pimpinan R. Kepsek Milik 1 1 Laik
78 Meja Pimpinan R. Kepsek Milik 1 1 Laik
79 Kursi dan Meja Tamu R. Kepsek Milik 1 1 Laik
80 Simbol Kenegaraan R. Kepsek Milik 1 1 Laik
81 Filling Cabinet R. Kepsek Milik 1 2 Laik
82 AC R. Kepsek Milik 1 1 Laik
83 Buku Data Tamu R. Kepsek Milik 1 1 Laik
84 Faxsimile/Telephone R. Kepsek Milik 1 1 Laik
85 Kipas angina R. Kepsek Milik 1 1 Laik
86 Lemari simpan Administrasi R. Kepsek Milik 1 1 Laik
87 Telpon R. Kepsek Milik 1 1 Laik
88 Tempat cuci tangan Toilet Guru 02 Milik 1 1 Laik
89 Kloset Jongkok Toilet Guru 02 Milik 1 1 Laik
90 Tempat Air (Bak) Toilet Guru 02 Milik 1 1 Laik
91 Gayung Toilet Guru 02 Milik 1 1 Laik
92 Kloset Jongkok Toilet Siswa02 Milik 1 1 Laik
93 Tempat Air (Bak) Toilet Siswa02 Milik 1 1 Laik
94 Gayung Toilet Siswa02 Milik 1 1 Laik
Lampiran 4

95 Meja Siswa XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 20 20 Laik


96 Kursi Siswa XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 40 40 Laik
97 Meja Guru XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 1 1 Laik
98 Kursi Guru XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 1 1 Laik
99 Papan Tulis XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 1 1 Laik
100 Simbol Kenegaraan XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 1 1 Laik
101 AC XII TKJ 1/XI TKJ 2 Milik 2 2 Laik
102 Jam Dinding Masjid Milik 2 2 Laik
103 Perlengkapan Ibadah Masjid Milik 20 20 Laik
104 Pengeras Suara Masjid Milik 2 2 Laik
105 Meja Siswa XI AK Milik 20 20 Laik
106 Kursi Siswa XI AK Milik 40 40 Laik
107 Meja Guru XI AK Milik 1 1 Laik
108 Kursi Guru XI AK Milik 1 1 Laik
109 Papan Tulis XI AK Milik 1 1 Laik
110 Simbol Kenegaraan XI AK Milik 1 1 Laik
111 AC XI AK Milik 2 2 Laik
112 Meja Siswa XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 20 20 Laik
113 Kursi Siswa XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 40 40 Laik
114 Meja Guru XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 1 1 Laik
115 Kursi Guru XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 1 1 Laik
116 Papan Tulis XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 1 1 Laik
117 Simbol Kenegaraan XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 1 1 Laik
118 AC XII MM 2/XI TKJ 1 Milik 2 2 Laik
119 Meja Siswa X AP 1 Milik 20 20 Laik
120 Kursi Siswa X AP 1 Milik 40 40 Laik
121 Meja Guru X AP 1 Milik 1 1 Laik
122 Kursi Guru X AP 1 Milik 1 1 Laik
123 Papan Tulis X AP 1 Milik 1 1 Laik
124 Simbol Kenegaraan X AP 1 Milik 1 1 Laik
125 AC X AP 1 Milik 2 2 Laik
126 Tempat cuci tangan Toilet Guru 01 Milik 1 1 Laik
127 Kloset Jongkok Toilet Guru 01 Milik 1 1 Laik
128 Tempat Air (Bak) Toilet Guru 01 Milik 1 1 Laik
129 Gayung Toilet Guru 01 Milik 1 1 Laik
130 Komputer R. Lab Kom Milik 20 20 Laik
131 Printer R. Lab Kom Milik 2 2 Laik
132 Tempat Sampah R. Lab Kom Milik 2 1 Laik
133 Kursi Kerja R. Lab Kom Milik 25 25 Laik
134 AC R. Lab Kom Milik 2 2 Laik
135 Meja Siswa XII AK/XI MM 2 Milik 20 20 Laik
136 Kursi Siswa XII AK/XI MM 2 Milik 40 40 Laik
137 Meja Guru XII AK/XI MM 2 Milik 1 1 Laik
138 Kursi Guru XII AK/XI MM 2 Milik 1 1 Laik
139 Papan Tulis XII AK/XI MM 2 Milik 1 1 Laik
140 Simbol Kenegaraan XII AK/XI MM 2 Milik 1 1 Laik
141 AC XII AK/XI MM 2 Milik 2 2 Laik
142 Meja Siswa X MM 1 Milik 20 20 Laik
143 Kursi Siswa X MM 1 Milik 40 40 Laik
Lampiran 4

144 Meja Guru X MM 1 Milik 1 1 Laik


145 Kursi Guru X MM 1 Milik 1 1 Laik
146 Papan Tulis X MM 1 Milik 1 1 Laik
147 Simbol Kenegaraan X MM 1 Milik 1 1 Laik
148 AC X MM 1 Milik 2 2 Laik
149 Meja Siswa XI AP Milik 20 20 Laik
150 Kursi Siswa XI AP Milik 40 40 Laik
151 Meja Guru XI AP Milik 1 1 Laik
152 Kursi Guru XI AP Milik 1 1 Laik
153 Papan Tulis XI AP Milik 1 1 Laik
154 Simbol Kenegaraan XI AP Milik 1 1 Laik
155 AC XI AP Milik 2 2 Laik
156 Jam Dinding R. Perpustakaan Milik 1 1 Laik
157 Rak Buku R. Perpustakaan Milik 3 3 Laik
158 Meja Baca R. Perpustakaan Milik 4 4 Laik
159 Simbol Kenegaraan R. Perpustakaan Milik 1 1 Laik
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Daftar Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Persentase
Tingkat Status
No Nama Prasarana Panjang Lebar
Kerusakan Kepemilikan
(%)
1 Masjid 10 10 2,05 Milik
2 R. Guru 7 7 0,8 Milik
3 R. Kepsek 4 3 1,86 Milik
4 R. Lab Kom 8 7 8,34 Milik
5 R. Perpustakaan 7 7 0,41 Milik
6 R. Praktek 8 7 4,84 Milik
7 R. Serba Guna 8 7 3,22 Milik
8 R. TU 3 3 0,79 Milik
9 Toilet Guru 01 1 1 0,25 Milik
10 Toilet Guru 02 1 1 0,25 Milik
11 Toilet Siswa01 4 1 1,93 Milik
12 Toilet Siswa02 3 1 1,41 Milik
13 X AK 1 8 7 3,09 Milik
14 X AK 2 8 7 2,14 Milik
15 X AP 1 8 7 2,06 Milik
16 X MM 1 8 7 1,65 Milik
17 X MM 2 8 7 1,86 Milik
Lampiran 4

18 X TKJ 8 7 1,93 Milik


19 XI AK 8 7 2,79 Milik
20 XI AP 8 7 1,87 Milik
21 XII AK/XI MM 2 8 7 2 Milik
22 XII MM 1/IX MM 1 8 7 2,08 Milik
23 XII MM 2/XI TKJ 1 8 7 2,04 Milik
24 XII TKJ 1/XI TKJ 2 8 7 2,5 Milik
25 XII TKJ 2/X AP 2 8 7 0,53 Milik
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9

Lampiran Foto Sekolah

1. Ruang Kelas

2. Ruang Guru dan Wakil Kepala Sekolah


3. Ruang Laboratorium Komputer

4. Lapangan Olahraga
5. Toilet

6. Tempat Beribadah / Mushola


7. Kantin

8. Lahan Parkir
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13

Anda mungkin juga menyukai