Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH SHALAT DHUHA BERJAMA’AH TERHADAP

KEDISIPLINAN SISWA DI MTS TAHDZIBUN-NUFUS


JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Ahmad Karim Amirulloh

NIM. 1112011000103

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2018
ABSTRAK
AHMAD KARIM AMIRULLOH, 1112011000103: “Pengaruh Salat
Dhuḫȃ Terhadap Kedisiplinan Siswa di MTs Tahdzibun-Nufus
Jakarta Barat”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, November 2018.
Kata Kunci: Salat, Dhuḫȃ, Disiplin Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus, dan kedisiplinan sekolah tersebut, selain
itu penelitian ini bertujuan untuk mengatahui sejauh mana peran
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ dalam membentuk kedisiplinan siswa di MTs
Tahdzibun-Nufus. Sehingga dapat diperoleh persentase sejauh mana
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ ini berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilaksanakan selama satu
bulan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional, sehingga akan diperoleh hubungan antara variabel bebeas
(Salat Dhuḫȃ) dengan variabel terikat (kedisiplinan siswa), subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Tahdzibun Nufus Jakarta Barat
yaitu sebanyak 30 orang. Alasan peneliti mengambil sampel kelas XIII
karena mereka lebih terbiasa dengan keadaan sekitar dibandingkan dengan
kelas di bawahnya. Untuk mengatahui sejauh mana pengaruh Salat Dhuḫȃ
terhada kedisiplinan siswa di MTs Tahdzibun-Nufus, peneliti
menggunakan angket yang di dalamnya terdapat instrumen penelitian
sebagai alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
sehingga data yang diperoleh hasilnya akan lebih baik, dalam arti cermat,
lengkap, sistematis dan lebih mudah untuk diolah.
Setelah dianalisis dengan Pruduct moment Hasil penelitian
menunjukan bahwa nilai rtabel Pruduct moment dengan nilai 30 – 2= 28 (df
=N – nr) dapat diinterpretasikan pada taraf signifikasi 5% sebesar 0.374
dan pada taraf 1% 0.478. Jadi 0.521 > 0.374 dan 0.521 > 0.478 dengan
membandingkan besarnya rxy dengan rtabel maka dapat diinterpretasikan
bahwa rxy > rtabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kegiatan pelaksanaan Salat Dhuḫȃ
dengan kedisiplinan siswa. Dan Dari perhitungan koefesien, diketahui nilai
koefesien determinasi sebesar 27%. Hal ini menunjukan bahwa variabel X
(pelaksanaan Salat Dhuḫȃ) mempengaruhi atau memberi kontribusi
terhadap variabel Y (disiplin siswa) sebesar 27%. Adapun sisanya adalah
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa dan hal itu
tidak diteliti oleh penulis

i
ABSTRACT
AHMAD KARIM AMIRULLOH, 1112011000103: “The Influence of
Dhuḫȃ Prayer in Congregation on The Student Discipline at
Tahdzibun-Nufus West Jakarta Madrasah Tsanawiyyah (Junior High
School)”. Departement of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, November 2018.
Keywords: Prayer, Dhuḫȃ, student Discipline
This study aims to find out the implementation of Dhuḫȃ prayer
and student discipline in Tahdzibun-Nufus Madrasah Tsanawiyyah (Junior
High School), this research also aims to determine the extent to which the
role of Dhuḫȃ prayer in shaping the discipline of student at Tahdzibun-
Nufus Madrasah Tsanawiyyah (Junior High School). So it can be obtained
the percentage of the extent to which this Dhuḫȃ prayer affects the
discipline of student in everyday life. This research was conducted for one
month.
The method used in this research is correlation method , so that
will be obtained the relationship between the independent variable (Dhuḫȃ
prayer) with the dependent variable (student’s discipline). Subjects in this
research are students class VIII junior high school Tahdzibun-Nufus West
Jakarta that is 30 people. The reason of the researchers took up to class
VIII was because they were more accustomed to the surroundings than the
class bellow. To find out how far the Influence of Dhuḫȃ Prayer in
Congregation on The Student Discipline at Tahdzibun-Nufus West Jakarta
Madrasah Tsanawiyyah (Junior High School), the researchers use a
questionnaire in which there is a reserch instrument as a rool used by
researchers in collecting data to find out the better results of data, in the
sense of careful, complete, systematic and easier to be processed.
After author Analyzed by the data of Product Moment rtabel with
the value 30 – 2= 28 (df = N – nr) can be interpreted at 5% significance
level of 0.374 dan at level 1% 0.478. so 0.521 > 0.374 and 0.521 > 0.478
by comparing the magnitude of rxy with rtabel it can be interpreted that rxy >
rtabel so that Ha accapted and Ho rejected, meaning there is significant
relationship between prayer implemantation of Dhuḫȃ with discipline
student. From the calculation of the coefficient of determination above,
known coefficient of determination value of 27%. This shows that variable
X (Dhuḫȃ prayer) influence or contribute to variable Y (student’s
discipline) of 27%. And the rest are other factors that can affect student
discipline and that is not examined by the author.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah swt. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Salat Dhuḫȃ Terhadap
Kedisiplinan Siswa di MTs Tahdzibun Nufus”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam
penulisan ini, dan penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Namum meskipun
begitu, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi sumbangsih tersendiri bagi para
siswa-siswi di sekolah khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sehingga
tulisan dan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan nantinya dapat memberi
referensi bagi yang membacanya.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada selaku, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag. Selaku ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Hj. Marhamah Saleh, LC, MA, Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan juga sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan saran dan arahan serta motivasi untuk selelu
semangat dan segera menyelesaikan skripsi ini.

iii
5. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan saran dan arahan serta meluangkan waktu dalam proses
bimbingan hingga penulis menyelesikan skripsi ini.
6. H. Ahmad Nur Uyuni., selaku ketua yayasan MTs Tahdzibun-Nufus
Jakarta Barat, H. Ahmad Hafidz, S, Pd, selaku kepala Madrasah MTs
Tahdzibun-Nufus Jakarta Barat dan Ahmad Taufiqillah, S. Pd, selaku
guru bidang praktikum ibdahah MTs Tahdzibun Nufus yang telah
memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian
berlangsung.
7. Keluarga tercinta Ayahanda Ujang Abdulloh, Ibunda Ami, serta semua
keluarga yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap
semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Skripsi ini saya
persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
8. Adik dan Kaka tersayang Siti alfi Safiro Rohmah, Vika Putri
Kurniawan, dan Vany Azhar Putri Kurniawan dan ka Debby. Terima
kasih atas motivasi yang selalu kalian berikan semoga Allah membalas
dan memberikan kesuksesan kalian di masa mendatang.
9. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2012
baik kelas A, B dan C yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
terima kasih atas motivasi dan arahanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membukakan pintu
kesuksesan buat kalian semua.
10. Para penghuni kostan dan Majlis Burdah Miftah As-Salamah Sayyidina
Luthfirrahman, S. Pd, Yunus Yazid, S. Pd, Muhammad Nurruddin
Akbar, S. Pd, Hermawan, S. Pd, Ahmad As’ad, Yulianto Nugraha,
Muhammad Rusdiansyah dan seluruh tim yang sedang berjuang dalam
menyelesaikan skripsi yang selalu sering memberikan support, motivasi
dan do’a. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan serta pintu
kesuksesan di masa yang akan datang.
11. Para punggawa tim bola dan futsal Sahabat FC, bang Alay, bang Mail,
bang jecky, Betong, Harry dan seluruh punggawa-punggawa yang

iv
lainya yang tidak penulis sebutkan semua. Terima kasih atas motivasi,
candaan dan latihan-latihan futsalnya kepada penulis sehingga penulis
merasa tidak terbebani dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Jakampus UIN Jakarta, Alex, Icil, Udin, Andre, Cees, Uyung, Alvin
dan semua kawan-kawan Jakampus Indonesia dan para pecinta tim
Persija Jakarta.
13. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Bhontot, Nasruddin, Jelan, Ibeng,
Ahong, Sam Afham, Husain, Agoy, Reza Fazriansyah, SH, Tardi,
Ichem, dan Dulloh. Terima kasih atas waktu, motivasi, serta kepedulian
kalian kepada penulis.
14. Teruntuk Sahabat dan adik terkasih Ulfah Azizah dan Haninah Halwa
terima kasih atas support, saran serta do’a yang terus diberikan kepada
penulis sehingga penulis bersemngat dalam menyelesaikan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan kalian.
15. Serta semua pihak keluarga, guru/ dosen dan sahabat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini.

Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.Akhir kata penulis


ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua.
Jakarta, 16 Agustus 2018

Ahmad Karim Amirulloh

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ............................................................................................. 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI


A. Salat Dhuḫȃ ......................................................................................................... 11
1. Pengertian Salat Dhuḫȃ .................................................................................. 11
2. Dasar Hukum Salat Dhuḫȃ ............................................................................. 12
3. Cara Melaksanakan Salat Dhuḫȃ .................................................................... 13
4. Keutamaan Salat Dhuḫȃ................................................................................. 18
5. Dasar Hukum Salat Dhuḫȃ Berjamaah ........................................................... 25
B. Kedisiplinan Siswa .............................................................................................. 28
1. Pengertian Disiplin ........................................................................................ 28
2. Tujuan Disiplin Siswa.................................................................................... 29
3. Faktor-faktor Mempengaruhi Disiplin Siswa ................................................. 30
4. Indikator Disiplin .......................................................................................... 34
C. Pengaruh Salat Dhuḫȃ Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa ......................... 35
D. Kerangka Berfikir ................................................................................................ 37
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................................. 38

vi
F. Pengajuan Hipotesis ............................................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 40
B. Metode Penelitian ................................................................................................ 40
C. Populasi dan Sempel ........................................................................................... 41
D. Tehnik Pengambilan Data.................................................................................... 32
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 44
F. Tehnik Pengolahan Data ...................................................................................... 48
G. Tehnik Analisis Data ........................................................................................... 49
H. Tekhnik Interpretasi Data .................................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus Jakarta Barat ....................... 53
B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 54
C. Pengolahan Data.................................................................................................. 73
D. Analisis dan Interpretasi Data .............................................................................. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 81

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Intrument Observasi .................................................................. 43
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Intrument Variabel X dan Variabel Y ........................................ 45
Tabel 3. 3 Nilai “r” Product Moment ....................................................................... 51
Tabel 4. 1 Siswa Mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan Khusu ....................................... 55
Tabel 4. 2 Mushola Terkondisikan dengan Baik ....................................................... 56
Tabel 4. 3 Tidak Bercanda di Saat Salat Dhuḫȃ Berjamaah....................................... 56
Tabel 4. 4 Kebersihan dan Kerapihan Pakaian di Saat Salat Dhuḫȃ .......................... 57
Tabel 4. 5 Bersegera ke Musholla di Saat Guru Menyuruh Salat Dhuḫȃ ................... 57
Tabel 4. 6 Tetap Khusu’Meskipun Guru tidak Mengontrol Pelaksanaan
Salat Dhuḫȃ ............................................................................................. 58
Tabel 4. 7 Merasa Bosan dengan Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ ...................................... 59
Tabel 4. 8 Melaksanakan Salat Dhuḫȃ Karena Peraturan Sekolah ............................. 59
Tabel 4. 9 Kesungguhan dalam Melaksanakan Salat Dhuḫȃ...................................... 60
Tabel 4. 10 Salat Dhuḫȃ Tepat Waktu ........................................................................ 60
Tabel 4. 11 Siswa Mengatahui Hukum Salat Dhaha .................................................. 61
Tabel 4. 12 Diberitahu Urutan dan Tata Cara Salat Dhuḫȃ ......................................... 62
Tabel 4. 13 Hafal Do’a Salat Dhuḫȃ ........................................................................... 62
Tabel 4. 14 Mengatahui Dalil dan Hukum Salat Dhuḫȃ .............................................. 63
Tabel 4. 15 Keutamaan Salat Dhuḫȃ .......................................................................... 64
Tabel 4. 16 Datang ke Sekolah Tepat Waktu .............................................................. 64
Tabel 4. 17 Meninggalkan Kelas di Saat Jam Belajar ................................................. 65
Tabel 4. 18 Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu ......................................................... 66
Tabel 4. 19 Bersegera Masuk ke Kelas Setelah Selesai Istirahat ................................. 66
Tabel 4. 20 Langsung Pulang ke Rumah Setelah Pulang Sekolah ............................... 67
Tabel 4. 21 Membuat Jadwal Belajar di Rumah .......................................................... 67
Tabel 4. 22 Mematuhi dan Mentaati Peraturan di Sekolah .......................................... 68
Tabel 4. 23 Mendiskusikan Pelajaran yang Belum Difahami ...................................... 68

viii
Tabel 4. 24 Mengerjakan Sendiri Tugas yang Diberikan Oleh Guru ........................... 69
Tabel 4. 25 Membolos Pelajaran yang Tidak Disukai ................................................. 70
Tabel 4. 26 Melaksanakan Tugas Piket yang Ditentukan Oleh Ketua Kelas ................ 70
Tabel 4. 27 Membuang Sampah pada Tempatnya ....................................................... 71
Tabel 4. 28 Menjalankan Peraturan Sekolah ............................................................... 71
Tabel 4. 29 Taat pada Guru ........................................................................................ 72
Tabel 4. 30 Membuat Keributan di Saat Tidak Ada Guru ........................................... 72
Tabel 4. 31 Data Nilai Angket .................................................................................... 73
Tabel 4. 32 Data Tabel Penolong Uji Korelasi Pruduct Moment Variabel X
Dan Variabel Y ........................................................................................ 74

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel X dan Variabel Y
Lampiran 2 Angket Pengaruh Salat Dhuḫȃ Terhadap Kedisiplinan Siswa
Lampiran 3 Perhitungan Angket Pengaruh Salat Dhuḫȃ Terhadap
Kedisiplinan Siswa
Lampiran 4 Data Skor Angket Pengaruh Salat Dhuḫȃ Terhadap
Kedisiplinan Kedisiplinan Siswa
Lampiran 5 Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment
Variabel X dan Y
Lampiran 6 Perhitungan korelasi Salat Dhuḫȃ Terhadap Kedisiplinan
Siswa
Lampiran 7 Perhitungan Koefisien Determinasi
Lampiran 8 Instrumen Observasi
Lampiran 9 Profil Sekolah Tahdzibun-Nufu

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di Madrasah tidak akan


lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diperlakukan di
Madrasahnya. Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan
aturan dan tata tertib Madrasah. Kepatuhan dan ketaan siswa terhadap
berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di Madrasah disebut disiplin
siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainya yang
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin Madrasah.
Kedisiplinan siswa sangat penting untuk kemajuan Madrasah itu
sendiri. Karena Madrasah merupakan tempat belajar secara formal, serta
tempat atau lembaga yang dirancang untuk pengajaran di Madrasah itu
sendiri yaitu untuk menciptakan keamanan, kenyamanan bagi siswa serta
kegiatan pembelelajaran di Madrasah. Disiplin sangatlah penting dalam
proses pendidikan, maka dari itu Madrasah pasti memiliki sebuah aturan
yang harus diikuti serta diterapkan oleh setiap guru dan siswa, aturan yang
diberlakukan oleh Madrasah menjadi landasan kedisiplinan. 1
Disiplin Madrasah adalah usaha Madrasah untuk memelihara
perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa agar
tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di Madrasah.
Membicarakan tentang disiplin Madrasah tidak bisa dilepaskan
dengan persoalan negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan
siswa pada akhir-akhir ini tampaknya sangat meresahkan, seperti merokok
sambil nongkrong-nongkrong di warung, bolos sambil main warnet dan
bahkan sampai terlibat dengan narkoba. Tentu saja tindakan ini sangat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Di lingkungan internal Madrasah

1
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1994),
h. 16

1
2

pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib Madrasah masih
sering ditemukan dari pelanggaran yang ringan sampai yang tinggi,
seperti: perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentu k-bentuk
penyimpangan perilaku lainya.
Adapun penyebab krisis tersebut dalam diri siswa, menurut
Abuddin Nata dalam bukunya Manajemen Pendidikan adalah: Pertama
krisis tersebut terjadi karena kurangnya penanaman pendidikan agama
yang menyebabkan hilangnya kontrol dalam diri (self control). Kedua,
krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh orang
tua, Madrasah dan masyarakat kurang efektif. 2 Hal demikian jikalau terus
dibiarkan akan berdampak pada rusaknya masa depan generasi muda di
masa yang akan datang.
Menyadari akan pentingnya pencegahan atau bahkan
penanggulangan untuk menciptkan keadaan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah. Seperti menjadikan pribadi
yang berakhlakul karimah. Tentulah kita tidak bisa melepaskan diri dari
dunia pendidikan, pendidikan yang tidak hanya bertujuan mencetak
generasi yang berwawasan dan memiliki ilmu pengatahuan yang luas dan
yang tidak hanya bersifat teoritis saja, melainkan juga dapat
mengatualisasikan dalam kehidupan nyata.
Guru dan steakholeder Madrasah perlu mencermati kebutuhan
maupun kepentingan peserta didik dalam menanamkan disiplin, dengan
memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin maka akan diketahui juga
cara penanggulanganya. Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas
yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potensi sosial
berdasar pengalaman-pengalaman sendiri. Menanamkan disiplin pada
dasarnya adalah membentuk sikap dan kepribadian anak agar menjadi
yang lebih baik, taat pada peraturan dan perilakunya dapat diterima di
lingkungan sosialnya

2
Abuddin Nata, Menejemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
Indonesia, (Bogor: Kencana, 2003), h. 221.
3

Dalam pembentukan nya sebuah disiplin terjadi karena adanya


sebuah aturan, aturan yang harus ditaati oleh siapapun yang ikut andil di
dalam nya. Disiplin dalam arti yang luas bisa dikatakan sama dengan
dengan akhlak, akhlak dan disipilin sama-sama dimulai dengan
pembiasaan. Seorang siswa yang memiliki disiplin yang baik sudahlah
tentu dalam kehidupanya selalu ditanamkan sikap disiplin sejak ia bangun
tidur sama tidur lagi. Begitupun Dalam dunia Madrasah, pembiasaan
aturan yang dimulai awal siswa memijakan satu langkah kakinya di
gerbang Madrasah sampai nanti ia pulang dan melewati gerbang keluar
Madrasah.
Dalam penanamannya, disiplin yang tepat akan menghasilkan
terbentuknya perilaku yang baik pada siswa, sebagaimana yang telah
penulis paparkan di atas bahwa aturan diMadrasah merupakan suatu yang
harus diikuti dan ditaati oleh siswa, dengan sebuah aturan diharapkan
siswa dapat memelihara perilaku dari penyimpangan-penyimpangan yang
tidak diingikan, terlebih agar siswa dapat menjalankan norma-norma dan
peraturan di Madrasah, di rumah dan di mana pun ia berada.
Upaya guru dalam menanamkan nilai disipilin di Madrasah
mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan kepada peserta didik
untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntunan lingkungan. Di samping itu disiplin juga penting sebagai
cara/jalan dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukan
peserta didik terhadap lingkungannya. Disiplin merupakan cara yang tepat
untuk membantu peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang
baik, dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkunganya. 3
Penanaman disipilin yang dilakukan Madrasah seharusnya secara
intensif dan integratif, artinya meskipun di Madrasah tidak diajarkan mata
pelajaran disiplin, namun muatan nilai-nilai disiplin harus diintegrasikan
dalam semua mata pelajaran. Selain itu, penanaman nilai disiplin juga

3
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo,
1985), Cet. II, h. 160
4

dilakukan melalui sebuah pembiasaan, sebagaimana penulis paparkan


sebelumnya. Seperti pembiasaan beribadah, baik ibadah wajib ataupun
sunah. Seperti pembiasaan ibadah salat sunah Dhuḫȃ berjamaah di
Madrasah, baik sebelum masuk kedalam kelas atau di saat waktu istirahat.
Penulis setuju dengan pendapat Djalaluddin dan Harianto dalam
bukunya, bahwa salat adalah suatu kegiatan fisik dan mental spiritual yang
memberikan makna baik bagi hubungan dengan Allah SWT, hubungan
dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri. 4 Dan juga
secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk
menyembah Allah SWT. Sebab, disembah atau tidak disembah, Allah
SWT. Tetaplah Allah SWT. Esensi ketuhanan Allah SWT. Tidak pernah
berkurang sedikit pun. Dalam salat terjadi hubungan rohani antara manusia
dengan Allah, salat dipandang sebagai munajat kepada Allah (berdoa
dalam hati dengan khusu’), manusia memperoleh an-nafs al-
muthma’innah (ketenangan jiwa) karena merasa dekat pada Allah dan
memperoleh ampunan-Nya.5
Kedudukan salat dalam agama Islam sebagai ibadah yang
menempati posisi penting yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apapun
juga, salat merupakan tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali
dengan salat. Salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah
SWT. Melalui dialog dengan Rasulnya pada malam mi’raj. Salat juga
merupakan amalan yang mula akan dihisab. 6
Salat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan maupun
perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Begitulah aturan dalam salat, aturan yang tidak bisa ditolerir lagi
oleh semua umat Islam. Begitupun dengan aturan Madrasah yang dibuat

4
Hariyanto, psikologi salat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), h. 26
5
Al-Ghazali, Ihya ‘Ulm Al-Din, (Bairut: Daral-Fikr, 1980), Juz 1, h. 8.
6
Abd. Qodir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab. Ter. Zeid Husain Al-hamid, (Jakarta:
Litera Antar Nusa, 2001). Hal 32
5

oleh pihak Madrasah seharusnya sudah tidak bisa ditololerir lagi oleh
setiap siswa yang berada di lingkungan Madrasah itu.
Dalam agama Islam salat merupakan kewajiban setiap muslim baik
pria maupun wanita. Salat merupakan tiang agama, maka jika tidak
mengerjakan salat, akan termasuk orang-orang yang meruntuhkan agama,
maka dari itu kebiasaan dalam harus ditanamkan sejak dini.
Ibadah salat secara garis besarnya dibagi kepada dua jenis yaitu,
salat yang difardhukan, dinamai salat maktubah, kedua, salat yang tidak
difardhukan, dinamai salat sunah. 7 Salat sunah merupakan penambah
kesempurnaan salat-salat fardhu. Para ulama sufi, termasuk Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani menganjurkan untuk memperbanyak salat sunah, karena
salat sunah banyak memiliki banyak manfaat di hadapan Allah SWT serta
mengantarkannya pada derajat yang mulia secara ruhaniah. 8
Salat sunah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama,
salat salat sunah yang tidak disunatkan berjamaah, seperti salat sunah
rawatib, salat sunah witir (kecuali pada bulan ramadhan), salat sunah
Dhuḫȃ, salat sunah tahiyyat al-masjid, salat sunah tasbih, salat sunah
istikharah, salat sunah hajat, salat sunah taubah, salat sunah tahajjud, dan
salat sunah mutlak. Kedua, salat sunah yang disunatkan berjamaah, seperti
salat sunah ‘id al-fitri, salat sunah ‘id al-adha, salat sunah kusuf (gerhana
matahari), salat sunah khusuf (gerhana bulan), salat sunah istisqa’, dan
salat sunah tarawih. 9
Salah satu salat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah
SAW adalah salat Dhuḫȃ. Banyak penjelasan para ulama, bahkan
keterangan Rasulullah SAW. Yang menyebutkan berbagai keutamaan dan
keistimewaan salat Dhuḫȃ bagi mereka yang melaksanakanya. 10

7
Tengku M. Habsy Ash-Ahiddieqy, Pedoman Salat, (Semarang: Pustaka Rizky, 2001), h.
287.
8
Muhammad Sholikhin, Panduan Salat Sunah, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 3
9
NN, panduan 23 salat sunah, do’a dan dzikir, (Jakarta: Ciptawidya Swara, 2008), h. 18.
10
Zezen Zainal Alim, The power Of Salat Dhuḫȃ, (Jakarta: Quantum Media, 2008), h. 63.
6

Dalam pelaksanaanya salat Dhuḫȃ di mulai dari meningginya


matahari satu tombak hingga sebelum matahari berada di tengah langit,
sebelum tergelincir. Adapun yang paling afdhal, melakukan salat Dhuḫȃ
itu ketika matahari sedang terik menyengat. Dan mengenai jumlah rakaat
salat Dhuḫȃ, tidak ada batasannya menurut pendapat yang shahih, karena
Nabi Muhammad SAW mewasiatkan dilakukanya dua rakaat pada
waktunya. 11 Hal ini sejalan dalam pelaksanaan salat Dhuḫȃ yang bisa
dilakukan di Madrasah. Salat Dhuḫȃ yang dilaksanakan siswa sebelum
masuk Madrasah dapat mengantarkan siswa menjadi siswa yang berfikir
positif, kreatif dan disiplin. Selain keistimewaan yang didapat siswa
ketika melaksanakan shola Dhuḫȃ adalah: dilancarkan rezekinya dan
rezeki orang tuanya, diampuni dosannya, jiwanya akan memperoleh
ketenangan, dan dipermudah segala urusanya.
Keutamaan di atas dijelaskan pada hadist, baik hadist nabi ataupun
hadist qudsi, berikut hadist-hadits yang menjelaskan keutamaan tersebut:
ِ َ ِ ِ ِ ٍ ِ
ََُُِ‫آ‬ َ ِ‫هَا ِر أَ ْك‬
َ َّ‫آد َم الَ تَ ْعج ْز َع ْن أ َْربَ ِع َرَك َعات م ْن أ هَول ان‬
َ ‫اَّللُ َعهز َو َج هل ََي ابْ َن‬
‫قَ َال ه‬

Artinya: “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau

tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan

mencukupimu di akhir siang.”

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من حافظ على شِعة انضحى‬: ‫عن أيب هَيَة قال‬

)‫انّتِم ِذي‬
ِ
ْ ِ ُ‫(رَوا‬
َ َ‫غَِ نه ذنوبه وإن كانت مثل زبد انبح‬

11
Abu Umar Basyir, kumpulan salat sunah dan keutamaanya, (Jakarta: Darul Haq,
2014), h. 117-118.
7

Artinya: “Siapa saja yang dapat mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan

langgeng akan diampuni dosanya itu sebanyak buih dilaut”.

(HR.Turmudzi)

Dan dalam praktiknya, salat Dhuḫȃ selain dilakukan sendiri, Salat


Dhuḫȃ juga bisa dilakukan dengan cara berjamaah karena salat berjamaah
memiliki kedudukan derajat yang lebih baik daripada salat sendiri.
Sedangkan salat berjamaah adalah yang dikerjakan bersama-sama yang
paling sedikitnya dilakukan dua orang atau lebih, yaitu imam dan
makmum secara bersama-sama. Hal ini dilakukan agar dapat
meningkatkan kualitas keimanan pada siswa dan akan terjalin ikatan batin
sesama siswa. Selain itu, dengan dilaksanakanya salat Dhuḫȃ berjamah
merupakan suatu bentuk upaya untuk membiasakan melaksanakan salat
tepat waktu.12 Sehingga dapat menimbulkan pola pikir maupun perubahan
perilaku mereka ataupun kedisipilinan pada diri siswa.
Pelaksanaan salat berjamaah (dalam hal ini salat Dhuḫȃ) banyak
mengandung manfaat yang mendalam diantaranya adalah memperlihatkan
kesamaan kekuatan barisan, dan kesatuan bahasa. Selain itu juga salat
berjamaah mengandung nilai-nilai pendidikan, seperti mendidik manusia
agar mempunyai sikap disiplin. Yaitu pada saat mengikuti imam dalam
beberapa takbirnya dalam pergantian gerakan-gerakan salat. Pada saat itu
ia tidak boleh mendahulukan gerakan imam, tertinggal dari padanya,
membarengi atau melampauinya. 13
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MTs
Tahdzibun-Nufus dan penulis mewancarai beberapa guru, bahwa
Madrasah MTs tahzibun Nufus sudah menamkan nilai disiplin, hal ini
ditunjukan dari upaya guru dalam memberikan suatu aturan sebelum
masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran. Seperti yang diketahui
12
Muhammad Syadid, Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an, (Jakarta:
Robbani Press, 2003), h. 238-239
13
Ainal Haris Bin Umar Arifin, 40 Manfaat Salat Berjama’ah, (Jakarta: Darul Haq,
2000), h. 69
8

peneliti ada beberapa aturan yang harus dijalankan siswa dan siswi di
Madrasah tersebut. Seperti: pertama, membaca Al-Qur’an. Kedua,
berziarah ke makam Muassas atau pendiri Madrasah MTs Tahzibun
Nufus, dan. Ketiga, Salat Dhuḫȃ berjamaah. Hal ini dilakukan secara
bergilir baik secara pelaksanaanya ataupun waktu pengerjaanya, hal itu
sebagai sarana untuk membina peserta didik agar menjadi pribadi yang
disiplin, memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, serta membantu
mencetak generasi bangsa yang berakhlakul karimah sehingga
menghasilkan ilmu yang bermanfaat dalam semua aspek kehidupan
mereka. 14
Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis paparkan di
atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan
judul: “PENGARUH SALAT DHUḪȂ BERJAMAAH TERHADAP
KEDISIPLINAN SISWA DI MTS TAHDZIBUN NUFUS JAKARTA
BARAT”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis uraikan di atas,
maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat siswa yang tidak disiplin di dalam maupun di luar
Madrasah.
2. Guru dinilai belum maksimal dalam menanamkan nilai disiplin
terhadap siswa.
3. Ibadah salat Dhuḫȃ kurang dihayati oleh siswa.

C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan
sebagai berikut:

14
Hasil Observasi Pada Tanggal 16 Juli Bulan Juli 2018 di MTs Tahzibun Nufus Jakarta
Barat
9

1. Pelaksanaan salat Dhuḫȃ berjamaah siswa-siswi di MTs Tahdzibun


Nufus.
2. Pengaruh Salat Dhuḫȃ berjamaah terhadap disiplin siswa
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan salat Dhuḫȃ yang dilakukan oleh siswa-siswi
di MTs Tahdzibun Nufus?
2. Apakah kegiatan salat Dhuḫȃ mempunyai pengaruh terhadap
kedisiplinan siswa di Madrasah MTs Tahdzibun Nufus?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengatahui pelaksanaan salat Dhuḫȃ berjamaah yang
dilakukan siswa-siswi di MTs Tahdzibun Nufus
b. Untuk mengatahui pengaruh salat Dhuḫȃ terhadap kedisiplinan
siswa di Madrasah MTs Tahdzibun Nufus.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapan mengembangkan wawasan
akademik di bidang Pendidikan Agama Islam, khususnya
dalam mengembangkan pengatahuan terkait pentingnya Ibadah
Salat Dhuḫȃ dalam membentuk kedisiplinan siswa di
Madrasah.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
literature penelitian yang akan datang dengan masalah sejenis
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Siswa
Sebagai sarana motivasi untuk siswa agar senantiasa
menjalankan ibadah sunah dalam rangka belajar kedisipinan.
10

2) Bagi Guru
Guru akan lebih mengatahui bahwa salat Dhuḫȃ dapat
mengatasi persoalan kedisiplinan siswa di Madrasah.
3) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan menjadi khazana ilmu pengatahuan
bagi penulis sebagai guru dan calon guru. Yaitu, mahasiswa
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), serta dapat
memberikan informasi betapa pentingnya Ibadah Salat Sunah
dalam membentuk disiplin siswa.
11

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Salat Dhuḫȃ
1. Pengertian Salat Dhuḫȃ

Salat Dhuḫȃ Merupakan Salat sunah yang sangat dianjurkkan oleh


Rasulullah SAW, sebab beliau berpesan kepada sahabatnya untuk
mengerjakan Salat Dhuḫȃ sekaligus menjadikanya sebagai wasiat. Wasiat
yang diberikan Rasulullah SAW. Kepada satu orang berlaku untuk seluruh
umat, kecuali terdapat dalil yang menunjukan kekhususan hukumnya bagi
orang tersebut. Banyak pendapat mengenai pengertian Salat Dhuḫȃ
diantaranya adalah:
a. Salat Dhuḫȃ adalah Salat sunah yang menurut Sayyidina Ali
r.a. dikerjakan oleh Rasulullah SAW ketika matahari naik di
ufuk timur, yang berakhir pada pertengahan hari. Jika
diinterpretasikan dengan waktu di Indonesia kira-kira Salat
Dhuḫȃ dimulai pukul 07,00 s/d 11.30 WIB. Yang jelas Salat
Dhuḫȃ tidak boleh dikerjakan tepat ketika matahari terbit.
Karena pada saat itu matahari berada di antara dua tanduk
syetan.15
b. Salat Dhuḫȃ adalah Salat sunnah yang dilakukan seorang
muslim, ketika waktu Dhuḫȃ. Waktu Dhuḫȃ adalah waktu
ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya
(kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu Dzuhur. Jumlah
raka’at Salat Dhuḫȃ bisa dengan 2,4,8, atau 12 raka’at. Dan
dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam. 16
c. Salat Dhuḫȃ adalah Salat sunah yang dikerjakan pada waktu
pagi hari, di waktu matahari sedang naik, sekurang-kurangnya

15
Yusni A Ghazali, Mukzijat Salat Dhuḫȃ, (Jakarata: Himmah Pustaka, 2009), cet. II, h.
24.
16
Moh Rifa’i, Kumpulan Salat-Salat sunnah, (Semarang: CV Toha Putra, 1993), h. 57.
12

Salat ini dua rakaat, boleh empat raka’at, delapan raka’at dan
dua belas raka’at.17

Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang pengertian Salat


Dhuḫȃ, dapat penulis simpulkan bahwa Salat Dhuḫȃ adalah Salat sunah
yang dilakukan di pagi hari sampai sebelum Salat Dzuhur, mulai pukul
07.00 sampai 11.30 sebelum melaksanakan Salat Dzuhur, Salat sunah
Dhuḫȃ dikerjakan paling sedikit dua raka’at dan paling banyak dua belas
raka’at, dengan satu kali salam setiap dua rakaat.
2. Dasar Hukum Salat Dhuḫȃ

Hukum berkaitan dengan persoalan status hukum Salat Dhuḫȃ. Al-


Qur’an sendiri sebenarnya tidak mengemukakan secara eksplisit perintah
atau anjuran yang tegas mengenai dengan pelaksanaan Salat tersebut. Ada
beberapa kata Dhuḫȃ yang kita temukan dalam Al-Qur’an mengenai kata
tersebut, akan tetapi kata-kata itu tampaknya tidak berkaitan dengan
penetapan hukum Salat Dhuḫȃ. Namun, penetapan atau landasan dasar
Salat Dhuḫȃ kita bisa temukan di dalam hadist, berdasarkan hadist-hadist
itulah kita dapat memberikan pertimbangan status dasar hukum Salat
Dhuḫȃ.
Secara umum, status hukum Salat Dhuḫȃ adalah sunah, beberapa
hadist berikut dapat dijadikan sandaran status hukum Salat Dhuḫȃ.
Kesunahan Salat Dhuḫȃ berdasarkan hadist yang diriwayatkan Abu
Huraira r.a adalah sebagai berikut:

‫حدثَّا أبو معمَ حدثَّا عبد انوارث حدثَّا أبو انتياح قال حدثين أبو عثمان‬
‫أوصاين ِليلي صلى هللا عليه و سلم بثالث‬:‫عن أيب هَيَة رضي هللا عَّه قال‬
‫صيام ثالثة أَيم من كل شََ وركعيت انضحى وأن أوتَ قبل أن أانم‬

Artinya: “Dari Abu Huraira r.a ia berkata, kekasihku SAW


berwasiat kepadaku tentang tiga perkara: (pertama) berpuasa tiga hari

17
M. Imran, Penuntun Salat Dhuḫȃ, (Semarang: Karya Ilmu, 2006), h. 36
13

pada setiap bulan, (kedua) dua raka’at Salat Dhuḫȃ dan (ketiga) agar
saya Salat witir sebelum tidur malam”. (HR. Muslim) 18
Hadist mengenai Salat Dhuḫȃ yang paparkan di atas tidak sekedar
menunjukan status hukum Salat Dhuḫȃ sebagai amalan sunah, melainkan
juga mengabarkan bagaimana para sahabat menunjukan kecintaan mereka
terhadap amalan itu. Salat Dhuḫȃ itu adalah ibadah yang disunahkan, oleh
karena, siapapun yang menginginkan mendapat pahala maka hendaklah
mengamalkanya dan jika tidak, maka tidak ada halangan atau tidak
berdosa meninggalkanya. 19
Menurut Imam Nawawi bahwa Salat Dhuḫȃ adalah sunnah
muakkad (sangat dianjurkan). Dengan kata lain, Salat Dhuḫȃ adalah Salat
sunah istimewa sehingga kita dianjurkan untuk tidak melalaikanya
sebagaimana kita diwajibkan untuk tidak melalaikan pelaksanaan Salat-
Salat wajib20 Dan dengan melihat beberapa hukum di atas dapat diketahaui
bahwa status hukum Salat Dhuḫȃ memang hanya sebagai amalan sunah.
Namun Salat sunnah yang sangat ditekankan, dan kedudukanya hampir
mendekati kedudukan amalan Salat wajib.
3. Cara Melaksanakan Salat Dhuḫȃ

Salat Dhuḫȃ paling sedikit dilaksanakan sebanyak dua rakaat dan


maksimalnya dua belas rakaat, dengan dilakukan secara munfarid (sendiri)
atau berjamaah. Adapun caranya adalah sebagai berikut:21
a. Niat dan do’a Salat Dhuḫȃ diucapkan di dalam hati dengan
bersamaan pada saat sedang takbiratul ihram, adapun niat Salat
Dhuḫȃ yakni: “ushalli sunnatadhhuhaa rak’ataini lillahi ta’ala”

18
Al-Imam Abi Al-Husain ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaaburi, Shohih Muslim,
(Bairut, Lebanon: Daar Al-Kutub Al-Ilmiah: 2012), Juz 1, h. 158
19
Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan, Salat Tahajjud, Salat hajat, Salat
Istikharah, Salat Dhuḫȃ, (Surabaya: Pustaka Media), h. 131
20
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Berkah Salat Dhuḫȃ, (Jakarta: Wahyu Media, 2008),
h. 44
21
Ahmad Sultoni,Tuntunan Salat (Wajib dan Sunnah), (Bandung: Nuansa Aulia, 2007),
h. 147-148.
14

yang artinya “Aku niat Salat Dhuḫȃ dua rakaat sunnah karna
Allah Ta’ala.”
b. Setelah berniat atau doa Salat Dhuḫȃ maka untuk selanjutnya
adalah membaca do’a iftitah

ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ و‬،‫هللا أَ ْكبَ َكبِريا‬


ِِ ‫يل‬
‫إين‬ ً ‫ َو ُسْب َحا َن هللا بُ ْرًََة َوأَص‬،‫الَ ْم ُد هَّلل َكث ًريا‬ َ ً َُ ُ
‫ض َحَِّْيِاً ُم ْسلِماً َوَما أ ََان‬ ِ ِِ
َ ‫ت َو ْج َِ َي نلهذ ْي فَطَََ ان هس َم َوات َو ْاْل َْر‬ ُ َْ ‫َو هج‬
‫ْي َال‬ ِ ِ ‫ إِ هن ص َالِِت ونُس ِري وََْمياي وَمََ ِاِت ِهَّللِ ر‬.‫ِمن انْم ْش َِكِْي‬
َ ْ ‫ب انْ َعانَم‬
َِ ْ ََ َ َ ْ ُ َْ َ َْ ُ َ
‫ت َوأ ََان ِم َن اْن ُم ْسلِ ِم ْْي‬ ِ َ ِ‫َ نَه وبِ َذن‬
ُ َْ‫َ أُم‬ َ ُ َ ْ‫َش َِي‬
c. Kemudian setelah membaca do’a iftitah adalah membaca surat Al-
Fatihah:

  


   
  
  
   
 
  
 
 
  
  
   
Artinya: “1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang, 2. segala pujibagi Allah, Tuhan
semesta alam, 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 4. yang
menguasai di hari Pembalasan 5. Hanya Engkaulah yang Kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan
6.Tunjukilah Kami jalan yang lurus 7. (Yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
(Q. S. Al-Fatihah: 1-7)22

22
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (PT. Sinergi Pustaka Indonesia:
2012, h.1
15

d. lalu setelahnya membaca surat-surat pilihan, adapun lebih afdal


pada raka’at pertama setelah membaca Surat Al-Fatihah adalah
Surat Asy-Syam,

  


   
  

   
  
   
    
 
 
Artinya: “1. demi matahari dan cahayanya di pagi hari, 2.
dan bulan apabila mengiringinya, 3. dan siang apabila
menampakkannya, 4. dan malam apabila menutupinya, 5. dan
langit serta pembinaannya, 6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.” (Q. S: As-Syam: 1-8).23
e. pada rakaat rakaat kedua setelah membaca surat Al-Fatihah
(seperti di atas ) adalah surat Al-Lail.

  


  
   
 
  
   
  
 
 
  
 
 
 
23
Ibid.,h. 595
16

 
  
  
   
  
  
 
 
  
  
  
 

  
  
   
  
  
  
  

Artinya: “1. Demi malam apabila menutupi (cahaya
siang),2. dan siang apabila terang benderang,3. dan penciptaan
laki-laki dan perempuan,4. Sesungguhnya usaha kamu memang
berbeda-beda.5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di
jalan Allah) dan bertakwa,6. dan membenarkan adanya pahala
yang terbaik (syurga),7. Maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah.8. dan Adapun orang-orang yang
bakhil dan merasa dirinya cukup,9. serta mendustakan pahala
terbaik,10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan)
yang sukar.11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa.12. Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi
petunjuk,13. dan Sesungguhnya kepunyaan kamilah akhirat dan
dunia.14. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang
menyala-nyala.15. tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali
orang yang paling celaka,16. yang mendustakan (kebenaran) dan
berpaling (dari iman).17. dan kelak akan dijauhkan orang yang
paling takwa dari neraka itu,18. yang menafkahkan hartanya (di
17

jalan Allah) untuk membersihkannya,19. Padahal tidak ada


seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya,20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena
mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.21. dan kelak Dia
benar-benar mendapat kepuasan.”(Q. S. Al-Lail: 1-21)24
f. Kemudian ruku’ dengan diiringi membaca tasbih tiga kali:

ُِ ‫يب انْ َع ِظْي ِم َوِِبَ ْم ِد‬


َِِ‫ُسْب َحا َن َر‬
g. Kemudian i’tidal dan membaca do’a i’tidal.

‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ ِ ِ ِ ‫ات وِملء اْلَر‬


َ ‫ض َوم ْلءُ َما ش ْع‬
ِ
ْ ُ ْ َ ‫انس َم َو‬
ِ
ِ ُ‫َ الَ ْم ُد م ْلء‬
َ َ‫َربهََّا ن‬
h. Setelah itu sujud pertama dengan membaca bacaan sujud.

ُِ ‫ُسْب َحا َن َرِِيب اْل َْعلَي َوِِبَ ْم ِد‬


i. Lalu, duduk di antara dua sujud dengan membaca:

‫اجبُ َِْين َو ْارفَ ْع ِين َو ْارُزقِْين َو ْاه ِدِين َو َعافِِين َو ْاع ُ َع ِِين‬ ِ ِ‫ر‬
ْ ‫ب ا ْغِ َْ ِيل َو ْار ََحِْين َو‬
َِ
j. Sujud kedua, membaca do’a sujud kembali

ُِ ‫ُسْب َحا َن َرِِيب اْل َْعلَي َوِِبَ ْم ِد‬


k. Setelah rakaat pertama telah diselesaikan, maka lakukanlah rakaat
kedua dengan cara yang sama seperti di atas, kemudian pada
Tasyahhud akhir membaca doa Tasyahud akhir dan Sholawat atas
nabi:

ِ ‫صلَوات انطهيِب‬ ِ
ُّ َِّ‫َ أَيُّ ََا ان‬
‫هِب‬ َ ‫ اَن هسالَ ُم َعلَْي‬.‫اتِ هلل‬ُ َِ ُ َ ‫ات ان ه‬ ُ ‫ات انْ ُمبَ َارَك‬
ُ ‫اَنتهحيه‬
‫َد اَ ْن‬ُ ‫ أَ ْش‬.‫ْي‬ ِِ ‫هللا ان ه‬ ِ ‫ اَن هسالَم علَيََّا وعلَى ِعب ِاد‬.‫ور َْحةُ هللاِ وب ََكاتُه‬
َ ْ ‫صال‬ َ ََ َْ ُ ُ ََ َ َ َ َ
‫ص ِِل َعلَى َُمَ هم ٍد‬ َ ‫ اَنله َُ هم‬،‫الَإِنَهَ إِاله هللاُ َواَ ْش ََ ُد أَ هن َُمَ هم ًدا َر ُس ْوُل هللا‬
‫ َوََب ِرْك‬.‫ت َعلَى إِبََْ ِاهْيِم َو َعلَى اَِل إِبََْ ِاهْيِم‬
َ ‫صلهْي‬
ٍ ِ
َ ‫ َك َما‬،‫َو َعلَى اَل َُمَ همد‬
24
Ibid,.h. 595
18

‫َو َعلَى اَِل‬ ‫ت َعلَى إِبََْ ِاهْيِم‬ ٍ ِ ٍ


َ ‫ َك َما ََبَرْك‬،‫َعلَى َُمَ همد َو َعلَى اَل َُمَ همد‬
‫َحْي ٌد ََِمْي ٌد‬
َِ َ‫ه‬ ِ ِ
َ ‫ْي إِن‬
َ ْ ‫ ِِف انْ َعانَم‬. ‫إِبََْاهْيِم‬
l. Sesudah semua selesai maka segerakah memulai membaca salam.

Tentunya setelah mengatahui seperti tata cara pelaksanaan


Salat Dhuḫȃ di atas, maka disunahkan untuk membaca do’a sebagai
berikut:

ََ ُ‫َ وان ُق هوَة قُ ِوت‬ َ ُ‫ال ََجاَن‬َ ‫َ واْجلَ َم‬ َ ُ‫َ وانبََاَءَ بَ ََائ‬ َ ُ‫ض َحائ‬
ُ َ‫انض َحاء‬ ِ ‫أَنلِ َُ َم إِ هن‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ َ ُ‫وان ُق ْدرَة قُ ْدرت‬
ُ‫انس َماء فأَنْ ِزنْه‬
ِ ‫ أَنلِ َُ َم إ ْن َكا َن رْزقي ِف‬,َ َ ُ‫ص َمت‬ْ ‫ص َمةَ ع‬ْ ‫َ وانْع‬ َ َ
َُُْ َِِ َ‫َِ َِ ْجهُ َوإِ ْن َكا َن ُم َع هسَاً فَيَ هس َُُْ َو إِ ْن َكا َن َحََاماً فَط‬ْ ‫ض فأ‬ ِ ‫َوإِ ْن َكا َن ِِف اْل َْر‬
ِ
َ ِ‫َ َو قُ ْد َرت‬
َ َ ِ‫َ َو قُ ِِوت‬ َ ‫َ َو ََجَان‬ َ ِ‫َ َو ََباَئ‬ َ ِ‫ض َحائ‬ ِ ِ
ُ ‫َوإِ ْن َكا َن بَعْيداً فَ َقَِِبْهُ ِبَ ِِق‬
‫ْي‬ ِِ ‫آتِي ِين ما أَتَيت ِعب ِاد َك ان ه‬
َ ْ ‫صال‬ َ َ َ ْ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuḫȃ adalah waktu
Dhuḫȃ-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah
keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah
penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila
sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah
dengan kebenaran Dhuḫȃ-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku),
datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-
hambaMu yang soleh.”25
4. Keutamaan Salat Dhuḫȃ

Orang yang suka memulai di pagi harinya dengan menyebut dan


mengagungkan Allah dengan melakukan Salat Dhuḫȃ yakni Salat sunnat
dua rakaat sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari
kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin
baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan akhirat. Perbuatan tersebut
adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya.

25
M. Khalilurrahman Al Mahfani, op. Cit, 16
19

Memang Salat Dhuḫȃ merupakan keistimewaan yang luar biasa,


sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang
tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga
jam 11), dia menyempatkan diri dulu buat melakukan Salat sunnat
tersebut.
Keutamaan Salat Dhuḫȃ dalam pahalanya memadai buat
mensucikan seluruh anggota tubuh yang padanya ada hak untuk
dikeluarkan shadaqahnya. Sebagimana keterangan Rasulullah SAW bahwa
setiap persendian itu ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sedang
dengan tasbih, tahmid, takbir dan amar ma’ruf nahi munkar, cukuplah
memadai buat kafarat kepada haq tersebut. Tapi semua itu cukuplah
memadai dengan Salat Dhuḫȃ. 26
Coba renungkankan isi daripada do’a setelah Salat Dhuḫȃ itu,
nadanya seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan
memang demikianlah lafadz do’a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW:
“Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuḫȃ itu waktu Dhuḫȃ (milik) Mu,
kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik)
Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik)
Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu”.Ya Allah, jika rizqiku masih
diatas langit, turunkanlah (berlafadz perintah), dan jika ada di didalam
bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika
masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuḫȃ, keagungan, keindahan,
kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah
Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.27
Itulah keistimewaan dan keutamaan Salat Dhuḫȃ, di dunia ini Salat
Dhuḫȃ memberikan keberkahan hidup kepada siapapun yang
mengerjakannya, di akhiratpun di hari kiamat kelak orang tersebut akan di
panggil oleh Allah untuk dimasukkan ke dalam surga. Sebagaimana sabda-
Nya di dalam hadist Qudsi : 28

26
Imam Musbikin,rahasia Salat Dhuḫȃ, (Yogyakarta: mitra pustaka, 2007), h, 11
27
M. Khalilurrahman Al Mahfani, op. Cit, 16
28
Muhammad Makhdlori. Menyingkap Mukjizat Salat Dhuḫȃ,(Jogjakarta: Diva Press,
2007), h.69
20

‫حدثَّا َممد بن انَّضَ اْلزدي قال حدثَّا بشَ بن انونيد قال حدثَّا سليمان بن‬

‫داود انيماين عن حيىي بن كثري عن ايب سلمة عن ايب هَيَة عن انَِّب صلى هللا‬

‫عليه و سلم قال ان يف اجلَّة َبَب يقال نه انضحى فإذا كان يوم انقيامة اندى‬

‫مَّاد اين انذين كانوا يدميون على صالة انضحى هذا َببرم فادِلوُ بََحة هللا‬

Artinya: “Sesugguhnya di dalam syurga ada pintu yang


dinamakan pintu Dhuḫȃ, maka ketika datang hari kiamat memanggillah
(yang memanggil adalah Allah), dimanakah orang yang selalu
mengerjakan sembahyang Dhuḫȃ?inilah pintu kamu, maka masuklah
kamu kedalam syurga dengan rahmat Allah” (H.R Thabrani) 29
Teriwayatkan dalam hadist-hadist shahih di atas dan juga hadis-
hadist berikut
a. Hadist Abu Dzar Rhadhiyallhu ‘anhu dari Nabi Muhammad
SAW sebagian kita sudah tidak asing lagi dengan Salat sunnah
yang satu ini. Namun kalau pengetahuan saja tetapi belum
menunjukkan dengan sebuah perbuatan atau sebuah
pengamalan dalam bentuk ibadah. Hal ini bisa jadi dikerenakan
sifat malas, tidak mempunyai waktu untuk mengerjakannya
atau bahkan tidak tahu akan besarnya keutamaan (fadhilah)
yang tersembunyi didalamnya. Dan memang Allah
memberikan rahasia besar dibalik Salat sunnah Dhuḫȃ ini.
Seperti halnya Salat lail (Qiyamullail) yang di sunnahkan di
sepertiga malam terakhir, dimana banyak sebagian orang asyik
masih terlelap dalam tidur malamnya . sehingga komunikasi
dengan Allah menjadi sangat intim seperti halnya sepasang

29
Imam At-Thabarani, Mu’zam Al-Awsat, (Bairut: Dar Al-fikr, 1981), Cet II , h. 195
21

suami istri yang sedang merenda kasih. Sama halnya dengan


Salat Dhuḫȃ, yang disunnahkan saat matahari naik sampai
menjelang siang, dimana banyak orang yang asyik dengan
kesibukan kernya masing-masing. Dan lagi-lagi Allah
memberikan fasilitas komunikasi langsung tanpa sebuah
hambatan kepada kita yang mau melaksanakan Salat Dhuḫȃ
ini. 30 Abu Hurairah r.a meriwayatkan : “kekasihku Rasulullah
SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal yaitu:”
1. Agar aku berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulannya
2. Melakukan Salat Dhuḫȃ dua raka’at dan
3. Melakukan Salat witir sebelum tidur “ (H.R Bukhori &
Muslim )
Dalam hadist lain dikatakan bahwa Muazah al- Adawiyah bertanya
kepada Aisyah binti Abuk Bakar r.a:

‫ كان رسول هللا صلى هللا‬: ‫ قانت‬، ‫ عن عائشة‬، ‫ورويَّا عن معاذة‬


‫ يصلي صالة انضحى أربع ركعات ويزيد ما شاء هللا‬: ‫عليه وسلم‬

Artinya:“Apakah Rasulullah melakukan Salat sunnah Dhuḫȃ?


Aisyah menjawab , “ya Rasulullah SAW melakukan Salat Dhuḫȃ sebanyak
empat raka’at dan menambahnya sesuai dengan kehendak Allah SWT
(H.R. Muslim).31
Demikianlah hadist-hadist tersebut meneguhkan ihwal kesunnahan
Salat Dhuḫȃ. Status Salat sunnah Dhuḫȃ di atas tentu saja tidak berangkat
dari ruang kosong. Berdasarkan tinjauan agama, paling tidak banyak
ragam keutamaan ( fadhilah ) yang bisa ditarik :
Pertama: Salat sunnah Dhuḫȃ merupakan sebuah bentuk ekspresi
terimakasih kita kepada Allah SWT, atas nikmat sehat bugar di setiap
persendian tubuh kita. Menurt Rasulullah SAW, setiap sendi di tubuh kita

30
Muhammad Rifa’i, kumpulan Salat-Salat Sunnah, .Op, Cit, h. 47
31
Al-Imam Abi Al-Husain ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaaburi, Op.,Cit, Hadist No.
719
22

berjumlah 360 sendi yang setiap harinya harus kita beri sedekah sebagai
makanannya. Dan kata Rasulullah SAW, Salat Dhuḫȃ itu adalah makanan-
makanan tersebut.32
Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya
orang yang bersangkutan (pemilik sendi) mengeluarkan sedekah untuk
setiap bagian sendinya tersebut, sebagaimana dalam hadist:

ٍ ْ ‫ى قَ َال َح هدثَِن َعلِ ُّى بْن ُحس‬


‫ْي َح هدثَِن أَِب قَ َال‬ ُّ ‫ََحَ ُد بْ ُن َُمَ هم ٍد انْ َم ََْوِز‬
ْ ‫َحدهثَََّا أ‬
َ ُ
‫صلى‬- ِ‫اَّلل‬
‫ول ه‬ َ ‫ت َر ُس‬ ِ ُ ‫اَّللِ بن ب َي َد َة قَ َال ََِسعت أَِب ب َي َد َة ي ُق‬
ُ ‫ول ََس ْع‬ َ ْ َُ ُ ْ َُْ ُ ْ ‫َح هدثَِن َعْب ُد ه‬
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
‫هق‬ َ َ‫ول ِِف ا ِإلنْ َسان ثَالَُُثائَة َوستُّو َن َم ِْصالً فَ َعلَْيه أَ ْن يَت‬
َ ‫صد‬ ُ ‫ يَ ُق‬-‫هللا عليه وسلم‬
ِ‫ قَانُوا ومن ي ِطيق ذَنَِ َي نَِب ه‬.» ٍ‫ص ٍل ِمَّْه بِصدقَة‬
ُ‫اعة‬
َ ‫ُّخ‬
َ َّ‫اَّلل قَ َال « ان‬ ‫ََ ْ ُ ُ َ َ ه‬ َ َ ُ ِ ِْ ‫َع ْن ُك ِِل َم‬
ِ ِ ِِ ِ‫ِِف انْمس ِج ِد تَ ْدف‬
َ ‫هىءُ تََُّ ِحيه َع ِن انطه َِ ِيق فَإ ْن َلْ ََت ْد فَََْك َعتَا انض‬
‫ُّحى‬ ْ ‫ش‬ ‫ان‬
‫و‬ َ ‫ا‬ََ َّ
ُ َْ

َ ُ‫َُْت ِزئ‬
َ
Artinya: “Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan
seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) mengeluarkan
sedekah untuk setiap bagian sendinya tersebut,“lalu para sahabat
bertanya”: “Ya Rasulullah SAW, Siapa yang sanggup untuk
melakukannya ?“RasulullahSAW menjelaskan :“ membersihkan kotoran
di masjid atau menyingkirkan sesuatu ( yang dapat mencelakakan orang
lain) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka Salat Dhuḫȃ dua
raka’at, dapat menggantikannya.” (H.R. Abu Daud).33
Kedua, Salat Dhuḫȃ merupakan sebuah wahana pengharapan bagi
kita akan datangya rahmat Allah sepanjang hari yang akan dilalui, entah
itu nikmat fisik maupun nikmat materi. Rasulullah SAW bersabda “Allah
berfirman, ”Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas untuk
melakukan Salat empat raka’at pada pagi hari, yaitu Salat Dhuḫȃ, niscaya

32
Alimin, Kumpulan Salat Sunah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 57
33
Imam Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Bairut: Dar Al-Fikr), h. 342
23

nanti akan aku cukupi kebutuhanmu pada sore harinya .“( H.R. al-Hakim
dan at-Tabrani).
Lebih dari itu semua, momen Salat Dhuḫȃ merupakan momen saat
dimana kita mengisi kembali semangat hidup yang baru. Kita berharap
semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari
kemaren. Disinilah, ruang kita untuk menanam optimisme hidup. Bahwa
kita tidak sendirian menjalani hidup ini. Ada sang maha Rahman Rahim
yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani hidup sehari-hari.
Kita harus yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-hambanya
yang selalu bertakwa kepadanya. 34
Ketiga, Salat Dhuḫȃ merupakan sebuah pelindung bagi kita untuk
menangkal sakitnya siksa api neraka di hari pembalasan (kiamat) nanti.
Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya.“Barang siapa
melakukan Salat fajar, kemudian ia tetap duduk ditempat Salatnya sambil
berdzikir hingga matahari terbit dan keudian ia melaksanakan Salat
Dhuḫȃ sebanyak dua raka’at. niscaya Allah SWT, akan mengharamkan
api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.” ( H.R. al-
Baihaqi). 35
Keempat, Bagi orang yang merutinkan Salat Dhuḫȃ, niscaya Allah
mengganjarnya dengan balasan masuk surga. Dan juga bagi orang yang
rutin mengerjakan Salat Dhuḫȃ maka dosanya akan di ampuni dosanya
sebanyak buih di lautan36. Rasulullah SAW bersabda:

34
Sabiel el Ma’rufie, Dahsyatnya Salat Dhuḫȃ Pembuka Pintu Rezeki, (Bandung: Mizan
Pustaka, 2009), H. 22.
35
A’yuni, The Power of Dhuḫȃ Kunci Memaksimalkan Salat Dhuḫȃ dengan Do’a-do’a
Mustajab, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2014), h.32
36
M. Khalilurrahman el Mahfani, Bertambah Kaya dan Berkah dengan Salat Dhuḫȃ,
(Jakarta: Wahyu Media, 2015), h. 25
24

‫حدثَّا َممد بن عبد اْلعلى حدثَّا يزيد بن زريع عن هناس بن قَم عن شداد‬

‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من حافظ‬: ‫أيب عمار عن أيب هَيَة قال‬

)‫انّتِم ِذي‬
ِ
ْ ِ ُ‫(رَوا‬
َ َ‫على شِعة انضحى غَِ نه ذنوبه وإن كانت مثل زبد انبح‬

Artinya : “Siapa saja yang dapat mengerjakan Salat Dhuḫȃ


dengan langgeng akan diampuni dosanya itu sebanyak buih dilaut”.
(HR.Turmudzi)
Bila melihat serangkaian keutamaan di atas, maka cukup baralasan,
bila Rasulullah SAW menghimbau umatnya untuk senantiasa
membiasakan diri dengan mengerjakan Salat Dhuḫȃ setiap paginya.
Kendati demikian, untuk meraih fadhilah tersebut, maka beberapa cara
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ, kiranya perlu diperhatikan agar kita
melaksanakan Salat Dhuḫȃ dengan baik dan benar sesuai dengan yang di
anjurkan oleh Rasulullah SAW. Dan pada akhirnya kita akan mendapatkan
semua keutamaan yang telah dijelaskan dalam hidist-hadist tersebut.
Kelima, Dari Abu Umamah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci. Untuk
melaksanakan Salat wajib, maka pahalanya seperti seseorang yang
melakukan haji. Barang siapa yang keluar untuk melakukan Salat Dhuḫȃ,
maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umroh.…(Shahih al-
Tharngib: 673). Dalam sebuah hadist yang lain disebutkan bahwa Nabi
SAW bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan Salat fajar (subuh)
berjamaah, kemudian iya (setelah usai) duduk-duduk sambil mengingat
Allah (berdzikir) hingga terbit matahari, lalu dia Salat dua raka’at
25

(Dhuḫȃ), maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang


melaksanakan haji dan umrah: sempurna , sempurna, sempurna. 37

5. Dasar hukum Salat Dhuḫȃ Berjamaah

Pada dasarnya hukum salat Dhuḫȃ adalah sunah muakkadah


sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas pada sub bab
sebelumnya, dan secara pelaksanaanya salat Dhuḫȃ dilakukan secara
munfarid (sendiri), namun ada hadist yang membolehkan bahwa salat
Dhuḫȃ boleh dilaksanakan secara berjamah namun dengan beberapa syarat
yang harus dipenuhi, berikut hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi
yaitu Itban bin Malik:

َِ‫ي َع ْن ََْم ُمود بْن اَ هنَبِيع َع ْن ِعْت بَان بْن َمان‬ ِ ْ ‫ما رواُ أ‬
ِ َِ ‫ََحَد م ْن طََِيق اَ ُّنزْه‬ ُ ََ َ
ِِ ِ ِ َ ‫أَ هن رس‬
َ ‫صلهى ِيف بَْيته ُسْب َحة اَنض‬
‫ُّحى فَ َق ُاموا‬ َ ‫صلهى اَ هَّللُ َعلَْيه َو َسله َم‬َ ‫ول اَ هَّلل‬ َُ
37
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah II, terjemahan Mahyudin Syaf, ( Bandung : PT Al-Ma’arif,
1994), h. 68.
26

‫ص َالتِِه‬
َ ِ‫صله ْوا ب‬
َ َ‫َوَراءَُُ ف‬

Artinya: “Ada riwayat dari Imam Ahmad dari jalur Az Zuhriy, dari
Mahmud bin Ar Robi’, dari ‘Itban bin Malik, beliau mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam pernah Salat Dhuḫȃ di
rumahnya, lalu para sahabat berada di belakang beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam, lalu mereka mengikuti Salat yang beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam lakukan.”38
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya. Ibnu
Hajar mengatakan bahwa hadits ini dikeluarkan pula oleh Muslim dari
riwayat Ibnu Wahb dari Yunus dalam hadits yang cukup panjang, tanpa
menyebut “Salat Dhuḫȃ”.Al-Haitsami mengatakan bahwa para perowinya
adalah perowi yang shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
sanad hadits ini shahih sebagaimana syarat Bukhari-Muslim. 39
Mayoritas ulama ulama berpendapat bahwa Salat sunnah boleh
dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian (munfarid) karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan dua cara ini, namun yang
paling sering dilakukan adalah secara sendirian (munfarid). Perlu
diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan
Salat bersama Hudzaifah; bersama Anas, ibunya dan seorang anak yatim,
beliau juga pernah mengimami para sahabat di rumah ‘Itban bin Malik,
beliau pun pernah melaksanakan Salat bersama Ibnu ‘Abbas.40
Ibnu Hajar Al Asqolani ketika menjelaskan hadits Ibnu ‘Abbas
yang berada di rumah Maimunah dan melaksanakan Salat malam bersama
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau rahimahullah mengatakan:

‫اعة ِيف انَّهافِلَة‬


َ ‫اجلَ َم‬
ِ َ‫وفِ ِيه م ْش‬
ْ ‫وعيهة‬ُ َ َ
38
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, Terj. Aminuddin, Jilid IV, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011), Hal, 177
39
Ali ibn Abu Bakar Al-Haitami, Majma’ Az Zawaaid, (Darul Fikr, Beirut, 1990), Hal.
274.
40
Al Maqsu’ah Al Fiqhiyyah, Bab Shalat Jamaah, point 8, 2/9677, Multaqo Ahlul
Hadits, Asy Syamilah.
27

Artinya: “Dalam hadits ini menunjukkan dibolehkannya


melakukan Salat sunnah secara berjamaah.” 41
Ada sebuah pertanyaan yang pernah diajukan pada Syaikh
Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah mengenai hukum
mengerjakan Salat nafilah (Salat sunnah) dengan berjamaah. Syaikh
rahimahullah menjawab,

‫ فَذا‬،‫إذا كان اإلنسان يَيد أن جيعل انَّوافل دائماً يف َجاعة كلما تطوع‬

‫غري مشَوع وأما صالهتا أحياانً يف َجاعة فإنه ال أبس به نورود ذنَ عن‬

،‫انَِّب صلى هللا عليه وسلم كما يف صالة ابن عباس معه يف صالة انليل‬

‫وكماصلى معه أنس بن مانَ رضي هللا عَّه وانيتيم يف بيت أم سليم‬

َ‫وما أشبه ذن‬


Artinya: “Apabila seseorang melaksanakan Salat sunnah terus
menerus secara berjamaah, maka ini adalah sesuatu yang tidak
disyari’atkan. Adapun jika dia melaksanakan Salat sunnah tersebut
kadang-kadang secara berjamaah, maka tidaklah mengapa karena
terdapat petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal
ini seperti Salat malam yang beliau lakukan bersama Ibnu ‘Abbas.
Sebagaimana pula beliau pernah melakukan Salat bersama Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu dan anak yatim di rumah Ummu Sulaim, dan
masih ada contoh lain semisal itu”.42
Namun kalau Salat sunnah secara berjamaah dilakukan dalam
rangka pengajaran, maka ini diperbolehkan karena ada maslahat. Ibnu
Hajar ketika menjelaskan Salat Anas bersama anak yatim di belakang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berjamaah, beliau mengatakan:
ِ
‫ث َال يَ ُرون ُهََّاك‬ َ ‫ضل انْ َوا ِرد ِيف‬
ُ ‫ص َالة انَّهافلَة ُمَّْ َِ ًَِدا َحْي‬ ْ َِ ْ‫َوأَ هن ََمَ ِل ان‬

41
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, Terj. Aminuddin, Jilid III, Op, Cit, Hal, 471
42
Al-Imam Abi Al-Husain ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaaburi, Op.,Cit, h. 266
28

‫ضل َوَال ِسيه َما ِيف‬ ِ ِ ‫مصلَحة َكانت‬


َ ْ‫ بَ ْل ميُْر ُن أَ ْن يُ َقال ُه َو إِ ْذ ذَ َاك أَف‬،‫هعلي ِم‬ْ َ ْ َ
‫اَّلل َعلَْي ِه َو َسلهم‬
‫صلهى ه‬ َ ‫َح ِقه‬
Artinya: “Salat sunnah yang utama adalah dilakukan secara
munfarid (sendirian) jika memang di sana tidak ada maslahat seperti
untuk mengajarkan orang lain. Namun dapat dikatakan bahwa jika Salat
sunnah secara berjamaah dilakukan dalam rangka pengajaran, maka ini
dinilai lebih utama, lebih-lebih lagi pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam (yang bertugas untuk memberi contoh pada umatnya”.43

B. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti
berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid
adalah pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan.44 Dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata “disiplin” mempunyai tiga
arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata
tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan, kata “disiplin” pengertiannya
mengacu kesuasana kelas waktu pelajaran berlangsung, seperti murid-

43
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, Terj. Aminuddin, Jilid III, Op, Cit, Hal, 471
44
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU
Kelas2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997) h. 58
29

murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah


masalah tingkah laku.45
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata
disiplin menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki
atau patut. Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping
faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, kedisiplinan setra bakat siswa
itu sendiri.
..“Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi disiplin adalah suatu
keadaan di mana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa yang
sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku di sekolah ataupun di mananpun mereka berada...”46
...”Menurut soegeng Prijodarminto, dalam bukunya mengatakan
bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai-
nilai ketaan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban...”47
Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin
yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur
yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah
organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati”. 48
Dalam kamus administrasi, The ling Gie merumuskan pengertian
disiplin yaitu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam
suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
rasa senang hati. Dari pengertian tersebut jika dirumuskan dalam disiplin
kelas/sekolah, disiplin adalah tata tertib dimana guru, para staf sekolah dan

45
Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, h. 51
46
Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 166.
47
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1994), h. 23
48
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Askara,2001), Cet. II, h. 239
30

semua siswa yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan-


peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. 49
Dilihat dari definisi beberapa tokoh di atas dapat penulis
disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kedaan yang tercipta dan
terbentuk melalui proses yang panjang serta diikuti sepenuh hati dan
bangga agar tercipta individu yang memiliki prilaku yang menunjukan
nilai-nilai kepatuhan dan ketertiban di mana pun ia berada.
2. Tujuan Disiplin Siswa
Tujuan disiplin menurut Charles Schaefer ada dua macam yaitu:
a. Tujuan jangka Pendek: yaitu tujuan yang membuat anak-anak
terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan pada mereka bentuk-
bentuk tingkah laku yang pantas atau masih asing bagi mereka.
b. Tujuan jangka panjang: yaitu tujuan yang mengembangkan
pengendalian diri sendiri, yaitu dalam diri anak tanpa pengaruh dan
pengendalian diri dari luar.50
Menurut Soekarto Indrafachruddin juga menegaskan bahwa tujuan
diadakanya disiplin adalah:
a. Membantu anak didik untuk menjadi matang pribadinya dan
mengembangkan diri dari sifat-sifat ketergantungan menuju
ketidak keteregantungan, sehingga ia mampu berdiri sendiri di atas
tanggung jawab sendiri.
b. Membantu anak mengatasi dan mencegah timbulnya masalah
disiplin dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan
bagi kegiatan belajar mengajar di mana mereka mentaati peraturan
yang ditentukan.51
Bagi siwa, kedisiplinan mempunyai pengaruh positif bagi
kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan.

49
Soekarto IndraFachruddin, Administrasi Pendidikan (Malang, IKIP Malang, 1989), h.
108.
50
Charles Schaefer, Cara Mendidi dan Mendisiplinkan Anak, (Jakarta: Mitra Utama,
1994), h. 3
51
Soekarno IndraFachruddin, Op,.Cit, h. 108
31

Kedisiplinan itu akan tumbuh menjadi bekal di masa yang akan datang.
Dengan memperaktekannya dalam kehidupanya, siswa akan dapat
mengendalikan diri dan kedisiplinan itu akan terbentuk dengan sendirinya.
Adanya keterpaksaan dalam disiplin dapat membuat anak merasa
dikekang dan tidak memiliki kebebasan dalam menentukan tingkah laku
yang diinginkan. 52 Penanaman dan penerapan sikap disiplin tidak
dimunculkan sebagai tindakan pembatasan kebebasan siswa dalam
melakukan sebuah tindakan, akan tetapi penerapan disiplin itu adalah
sebagai tindakan yang baik dan teratur dalam kehidupanya. Sehingga
dirinya tidak akan merasa bahwa hal itu adalah beban bagi dirinya, akan
tetapi adalah sebuah kebutuhan.
Tujuan disiplin hanya akan menjadi beban bagi anak, maka
disipilin itu akan hanya terjadi sesaat saja dan anak akan menjalankan
dengan rasa terpaksa bahkan justru anak akan menjadi tertekan dan
melakukan pelanggaran sebagai tindakan protes.53
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa
Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang
terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau
tidak menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Teladan Pemimpin
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah,
dewan guru, dan para staf lainnya. Pada dasarnya setiap orang
cenderung untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan.
Dalam kepemimpian itu sendiri terdapat proses saling
mempengaruhi. Selain itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf
lainnya adalah orang-orang yang bertugas menjalankan disiplin
sesuai dengan peraturan yang dibuatnya. Sebab salah satu syarat

52
Seto Mulyadi, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (PT. Gelora Aksara
Pratama, 2004), h. 38.
53
Ibid,.h. 37.
32

terjadinya internalisasi nilai-nilai adalah adanya model, maka


model-model disini adalah staf akademik, staf administrasi, dan
orang-orang yang menjalankan disiplin itu. 54
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan
seorang pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh
bawahannya. Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari
kedatangan, pembelajaran, adab berpakaian, dan lainnya. Misalnya
saja seorang kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa
akan pentingnya kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan
maka begitupun dengan kepala sekolah ia juga harus berada di
sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan atau wibawa
juga muncul jika pimpinan mempunyai adab dan sopan santun
yang baik seperti cara berpakaian yang rapih dan sopan, tutur kata
yang halus dan ramah, dan saling menghormati. Jika kepala
sekolah melakukan teladan pimpinan ini dengan baik maka bukan
hanya siswa yang termotivasi untuk melakukan hal yang sama
tetapi para guru dan staf lainnya pun juga akan ikut termotivasi
untuk memperlihatkan keteladan msekipun secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan nyata yang efektif untuk
mewujudkan kedisiplinan. Dengan adnya pengawasan yang
konsisten maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa
karena tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan
pengarahan apabila berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada
para guru dan juga siswa, pengawasan guru kepada murid, dan
pengawasan murid kepada murid lainya. Pengawasan yang
dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan kehadiran guru dalam

54
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo,
1985), Cet. II, h. 160
33

melaksakan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan,


memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan
dengan mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan
berpakaian siswa dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan
murid terhadap murid lainnya dapat dilakukan dengan cara
melaksanakan pemilihan ketua kelas yang nantiya akan
bertanggung jawab dengan kedisplinan dalam kelas.
c. Sanksi dan Hukuman
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara
kedisiplian. Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini
tidak seperti hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi
adalah hukuman yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat
mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan
anak didik dalam melanggar disiplin dapat diberikan hukuman
berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang
ketinggalan atau apa saja yang bersifat mendidik. 55
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
siswa yang telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul
tidak hanya dari diri sendiri, tapi ada beberapa faktor agar
munculnya sikap kedisiplinan, dengan adanya faktor, siswa akan
diberikan penambahan sikap agar dirinya memiliki sikap disiplin.
Sikap disiplin sangatlah penting dalam kehidupan, setiap kegiatan
yang kita lakukan menunjukkan arti kedisiplinan, maka dari itu
dispilin haruslah dibiasakan dari dini.
d. Pembiasaan Salat Dhuḫȃ

Secara tersirat kedisiplinan merupakan bagian dari tujuan


pendidikan di Indonesia. Dalam mendidik kedisiplinan perlu
sebuah sistem atau metode yang tepat agar prosesi internalisasi
55
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneka
Cipta, 2006), h. 156
34

dapat berjalan dengan baik, lebih penting adalah anak mampu


menerima konsep kedisiplinan dengan baik serta mampu
mewujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Pembiasaan
mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia,
karena dengan kebiasaan, seseorang mampu melakukan hal-hal
penting dan berguna tanpa menggunakan energy dan waktu yang
banyak.
Pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa” yang berarti
sebagai sedia kala, sebagai yang sudah-sudah, tidak menyalahi
adat, atau tidak aneh. Kata “membiasakan” berarti melazimkan,
mengadatkan, atau menjadikan adat. Dan kata “kebiasaan” berarti
sesuatu yang telah biasa dilakukan, atau adat.56Jadi, kata
pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa” yang memperoleh
imbuhan prefiks “pe” dan sufiks “an”, yang berarti proses
membiasakan, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
kebiasaan atau adat.
Pembiasaan Salat Dhuḫȃ berjamaah menjadikan kebiasaan
itu sebagai salah satu teknik atau metode dalam pembentukan
kedisiplinan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi
kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa
terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa
menemukan banyak kesulitan. Proses pembiasaan harus dimulai
dan ditanamkan kepada anak secara terus menerus. Potensi ruh
keimanan manusia yang berada dalam pribadi bisa berubah-ubah,
sehingga potensi ruh yang diberikan oleh Allah harus senantiasa
dipupukdan dipelihara dengan memberikan pelatihan-pelatihan

56
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
hal.153.
35

dalam ibadah.57 Jika pembiasaan sudah ditanamkan, maka anak


tidak akan merasa berat lagi untuk menunaikan suatu ibadah,
bahkan ibadah akan menjadi bingkai amal dan sumber kenikmatan
dalam hidupnya karena mereka bisa berkomunikasi langsung
dengan Allah dan sesama manusia. Agar anak dapat dapat
melaksanakan Salat dengan benar dan rutin maka mereka perlu
dibiasakan Salat sejak masih kecil, dari waktu ke waktu.58
4. Indikator Disiplin Siswa
Dalam menentukan seseorang disiplin atau tidak tentu ada
beberapa sikap yang mencerminkan kedisiplinanya. Seperti indikator
disiplin yang dikemukakan oleh Tu’u dalam penelitiannya mengenai
disiplin sekolah mengemukakan bahwa “Indikator yang menunjukan
perubahan hasil siswa sebagai kontribusi mengikuti dan mentaati peraturan
sekolah meliputi, dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur
dalam belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri
saat belajar di kelas”.59 Untuk mengukur tingkat disiplin belajar seperti
yang diungkapkan Moenir, indikator-indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat disiplin siswa berdasarkan ketentuan disiplin
waktu dan perbuatan, yaitu:
a. Disiplin waktu, meliputi:
1) Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang
sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan
di sekolah.
2) Tidak meninggalkan kelas saat belajar atau membolos saat
pelajaran.

57
Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid,Tadzkiyah Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Raja Grafindo
Persadah, 2005), hal. 64
58
Heri Jauhai Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya.
2005), hal. 18
59
Tu’u Tulus, Peran Disipilin pada Perilaku dan Prestasi Belajar, (Jakarta: Grasindo,
2004), h. 91.
36

3) Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.


b. Disiplin perbuatan, meliputi:
1) Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku.
2) Tidak malas belajar
3) Tidak menyuruh orang lain bekerja untuk dirinya
4) Tidak suka berbohong
5) Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek,
tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain
yang sedang belajar.60
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas dapat peneliti simpulkan
bahwa indikator siswa berdasarkan ketentuan disipilin waktu dan disipilin
perbuatan adalah sebagai berikut, yaitu:
1) Disiplin di lingkungan sekolah
2) Disiplin di lingkungan kelas, dan
3) Disiplin di rumah.
C. Pengaruh Salat Dhuḫȃ Berjamaah Terhadap Disiplin Siswa
Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali,
dan dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja,
seperti pada waktu badan sehat, situsi aman, tidak sedang berpergian dan
lain-lain melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-
keringanan. Melihat begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini
menunjukkan bahwa salat salah satu indikator orang bertakwa kepada
Allah. Begitu juga Melihat begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini
menunjukkan bahwa salat salah satu indikator orang bertakwa kepada
Allah. Begitu juga dengan pelaksanaan Salat Dhuḫȃ yang dinilai sangat
penting sampai-sampai rasulullah pernah bersabda melalui wasiat kepada
sahabatnya yaitu Abu Hurairah:

60
Moenir, Menejemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.
96.
37

‫حدثَّا أبو معمَ حدثَّا عبد انوارث حدثَّا أبو انتياح قال حدثين أبو عثمان‬
‫أوصاين ِليلي صلى هللا عليه و سلم بثالث‬:‫عن أيب هَيَة رضي هللا عَّه قال‬
‫صيام ثالثة أَيم من كل شََ وركعيت انضحى وأن أوتَ قبل أن أانم‬
Artinya: “Dari Abu Huraira r.a ia berkata, kekasihku SAW
berwasiat kepadaku tentang tiga perkara: (pertama) berpuasa tiga hari
pada setiap bulan, (kedua) dua raka’at Salat Dhuḫȃ dan (ketiga) agar
saya Salat witir sebelum tidur malam”. (H.R Muslim) 61
Hadist mengenai Salat Dhuḫȃ yang paparkan di atas tidak sekedar
menunjukan status hukum Salat Dhuḫȃ sebagai amalan sunah, melainkan
juga mengabarkan bagaimana para sahabat menunjukan kecintaan mereka
terhadap amalan itu. Salat Dhuḫȃ itu adalah ibadah yang disunahkan, oleh
karena, siapapun yang menginginkan mendapat pahala maka hendaklah
mengamalkanya.
Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam Salat Dhuḫȃ, salah
satunya adalah Salat Dhuḫȃ sarana dimana kita mengisi kembali semangat
hidup yang baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi
hari yang lebih baik dari hari kemaren. Disinilah, ruang kita untuk
menanam optimisme hidup. Bahwa kita tidak sendirian menjalani hidup
ini. Selain itu, Salat Dhuḫȃ sarana dalam mencapai siswa yang teratur dan
berdisiplin di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan diadakanya Salat Dhuḫȃ maka melatih siswa untuk
menjadi siswa yang disiplin mematahuhi segala peraturan, yaitu sikap
yang dengan kesadaranya dan keinsyafan mematuhi peraturan-peraturan
atau larangan terhadap suatu hal karena mengerti tentang pentingya
perintah dan larangan tersebut.

D. Kerangka Berfikir

Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Salat Dhuḫȃ Berjamaah


Terhadap Kedisiplinan Siswa (studi kasus di MTS Tahdzibun Nufus

61
Al-Imam Abi Al-Husain ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaaburi, Op,.Cit, h. 158
38

Jakarta Barat) memiliki dua variabel yaitu kegiatan Salat Duha


berjamaah sebagai variabel X dan kedisiplinan siswa sebagai variabel Y.
Menurut penulis, kegiatan Salat Dhuḫȃ berjamaah sebelum
aktivitas belajar di sekolah mengajarkan kepada siswa untuk membiasakan
datang tepat waktu ketika di sekolah. Namun nyatanya tidak semua
sekolah menerapkan hal demikian, biasanya sekolah hanya memfasilitasi
siswa untuk Salat Dhuḫȃ dan menganjurkan untuk melaksanakanya tanpa
ada peraturan yang mewajibkan siswa, padahal tanpa ada pereturan
biasanya siswa akan acuh terhadap ibadah sunah ini.
Sudah sepantasnya sekolah menerapkan kewajiban kepada siswa
untuk Salat Dhuḫȃ, dengan demikian siswa akan senantiasanya
menjalankan Salat Dhuḫȃ karna kebiasaanya yang sering dilakukan di
sekolah. Pembiasaan akan menjadi rutinitas yang sulit ditingkalkan,
dengan pembiasaanya juga akan menghasilkan akhlak, perilaku yang
positif dengan senantiasanya menjalankan peraturan dengan tanpa
paksaan. Dengan demikian, kedisiplinan kenischayaan yang akan
diperoleh bagi siswa yang menjalankan Salat Dhuḫȃ dengan ikhlas.
Oleh karena itu, penulis mempunyai kerangka berfikir “Jika siswa
rajin dan bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan Salat Dhuḫȃ secara
berjamaah dengan kemauan sendiri dan tanpa ada paksaan maka akan
menimbulkan sikap disiplin”, dan sebaliknya “jika siswa bermalas-
malasan mengikuti kegiatan Salat Dhuḫȃ berjamaah dan merasa hanya
peraturan dan bukan kemauan diri sendiri, maka tidak akan memiliki
sikap kedisiplinan pada dirinya”, itulah yang akan diteliti, bagaimana
sikap siswa yang telah menjalankan amalan secara rutin akan
mempengaruhi sikap kedisiplinan di setiap kegiatan.

E. Hasil Penelitian Yang Relevan


Hasil penelitian ini dilakukan dengan mencari beberapa skripsi
yang sesuai dengan kajian pokok skripsi, guna memberikan arahan dalam
39

skripsi ini dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang


relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh:
a. Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat
Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-
Islamiyah Kamal Kalideres”, yang disusun oleh Madudin
(1809011000097). Dalam penulisan skripsi ini menyatakan bahwa
Salat itu sangatlah berperan dalam membentuk sikap kedisiplian siswa,
sehingga penelitian ini mampu menjadikan skripsi ini diterima di
masyarakat. Sesuai dengan perhitungan data skripsi ini menggunakan
instrument angket dan wawancara.62
b. Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah
Terhadap Kedidiplinan Santri” yang disusun oleh Shafa
(1110001100007). Dari hasil perhitungan yang telah didapat oleh
penulis skripsi tersebut bahwa, rxy = 0,005 setelah dibandingkan
dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai r pada taraf signifikan 5%
= 0,202 dengan nilai rxy < r tabel (0,005< 0,020), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif
antara Salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok
pesantren Al-Hidayah Basmol, dengan interpretasi antara 0,000-0,20
merupakan variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan. 63
Dari beberapa penelitian di atas yang berkaitan dengan penelitian
Salat dengan kedisiplinan nampaknya sejalan dengan penelitian yang
penulis teliti yang memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan tersebut
terdapat penelitian Salat dan disiplin. Sedangkan perbedaan pada kedua

62
Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap
Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 65
63
Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap
Kedidiplinan Santri”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 70
40

penelitian sebelumnya terletak pada metode yang digunakan, objek


penelitian, dan lokasi penelitian.
F. Pengajuan Hipotesis
Sebelum perhitungan dilakukan, penulis mengajukan hipotesi nihil
(Ho) dan hipotesi alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho = ada korelasi yang signifikan antara kegiatan salat Dhuḫȃ berjamaah
dengan kedisiplinan siswa.
Ha = tidak ada korelasi yang signifikan antra kegiatan salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri.
Menguji Kebenaran Hipotesis, melalui perbandingan besarnya “r”
yang diperoleh dalam proses perhitungan dengan “r” observasi yang
tercantum dalam tabel product moment (r tabel), baik pada taraf signifikan
5% maupun taraf signifikan 1%. Jika r o≥ rt, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara X dan Y dengan
kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan Salat Dhuḫȃ
terhadap disiplin siswa. Sebaliknya, bila r o≤ rt maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Artinya tidak ada hubungannya yang signifikan antara X (Salat
Dhuḫȃ) dan Y (Disiplin Siswa).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
41

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTS Tahdzibun Nufus yang
beralamat Jl. Tegal Alur, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Dengan
pertimbangan bahwa MTs Tahdzibun Nufus telah menerapkan wajib Salat
Dhuḫȃ sebelum masuk kelas. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan
September semester ganjil tahun pelajaran 2018-2019.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Yaitu, teknik analisis statistik
mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.64 Teknik ini digunakan
untuk mengukur kuat atau lemahnya peranan Salat Dhuḫȃ dalam
membentuk Kedisiplinan siswa di MTs Tahdzibun Nufus Jakarta Barat.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.65 Sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Variabel Independen (X) berupa peran Salat Dhuḫȃ .
1) Definisi Konseptual
Salat Dhuḫȃ adalah suatu kegiatan yang secara agama
dikatagorikan sebagai sunnah muakkadah (yang sangat
ditekankan), yang dikerjakan dari mulai terbitnya matahari, sekitar
jam 7 pagi sampai sebelum waktu dzhuhur sekitar jam 11 siang.
Kegiatan ini Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
sebelum memulai suatu kegiatan, dan untuk membentuk suatu
disiplin dalam membentuk kepribadian.

64
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikkan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2000), h. 175.
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1992), Cet. Ke X, h. 91.
42

2) Definisi Operasional
Salat Dhuḫȃ adalah skor yang diperoleh dari responden
melalui instrumen yang seberapa besar peranan Salat Dhuḫȃ
dalam mempengaruhi Kedisiplinan Siswa di MTs Tahdzibun
Nufus.
b. Variabel Dependen (Y) berupa Kedisipinan Siswa
1) Definisi Konseptual
Kedisipinan Siswa adalah kesadaran untuk melakukan
sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan
peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa
paksaan dari siapa pun.
2) Definisi Operasional
Kedisipilnan Siswa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah akumulasi kegiatan Salat yang merupakan hasil sikap tepat
waktu, tidak telat, mengerjakan PR di rumah, dan membantu
sesama.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, hewan, benda, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai
sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah
penelitian. 66 Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
MTs Tahdzibun Nufus. Populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah Siswa-siswi MTs Tahdzibun Nufus kelas kelas VII (Delapan)
yang terdaftar pada tahun ajaran 2017-2018 adalah sebanyak 190
siswa-siswa.
2. Sampel

66
Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 1992), h. 49.
43

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 67 Salah


satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel
harus diambil dari bagian populasi. Adapun pengambilan sempel
dalam penelitian ini penulis menggunakan random sampling yang
dimana dipilih secara acak oleh penulis dan diundi secara keseluruhan
kelas VII dengan bantuan guru TU berdasarkan absensi siswa.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa seluruh
siswa kelas VIII (delapan) MTs Tahdzibun Nufus berjumlah 190
orang. Sedangkan peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini
adalah 15% dari banyaknya populasi, yang hasilnya sebanyak 28 orang
siswa dan penulis bulatkan menjadi 30 orang siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah :
1. Observasi
Menurut Abdurahman Fathoni, Observasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melaui suatu pengamatan dengan
disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek
sasaran. 68
Dan peneliti datang langsung MTs Tahdzibun Nufus untuk
mengamati secara langsung keadaan Sekolah, perkembangan siswa,
tenaga pengajar, dan struktur organisasi. Dan bagian yang terpenting
yaitu mengamati langsung proses pelaksanaan Salat Dhuḫȃ serta
kedisiplinan siswa di sekolah tersebut.

Tabel 3.1

67
Suharsimi Arikunto, Op. Cit.,h. 127.
68
Abdurahman Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. Pertama, h. 104
44

Kisi-kisi Instrumen Observasi


ASPEK YANG
NO DIOBSERVASI INDIKATOR
1. Keadaan sekolah (Sarana 1.1 Kebersihan Sekolah
dan Prasarana) 1.2 Sarana dan Prasarana
2. Guru 2.1 Kehadiran guru
2.2 Pengawasan guru dalam
pelaksanaan keagaaman Salat
Dhuha
3. Kegiatan keagamaan siswa 3.1 Pelaksanaan Salat Dhuha
3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pembacaan Al-Qur’an
3.3 Kegiatan Ziarah ke Makam
Muassas Sekolah
4. Kedisiplinan siswa 4.1 Kedatangan dan kepulangan
siswa
4.2 kebersihan dan kerapihan
siswa

2. Wawancara
Dilaksanakan guna mendapatkan data yang objektif yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Wawancara ini ditunjukan
kepada Kepala Madrasah dan juga kepada Guru Praktik Ibadah yang
peneliti temui langsung saat memantau langsung pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ .
3. Angket
Suharsimi Arikunto, Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. 69 Yaitu

69
Suharsimi Arikunto, Op. Cit.,h. 128
45

serangkaian daftar pertanyaan yang peneliti ajukan kepada sejumlah


siswa Mts Thadzibun Nufus Jakarta Barat yang berjumlah 30 angket.
Data yang berhasil dihimpun melalui angket ini, selanjutnya
peneliti jabarkan dengan teknik analisis deskriptif, yaitu penulis terlebih
dahulu menyusun data dalam tabel-tabel frekuensi, untuk selanjutnya
dilanjutkan interpretasi dan analisis.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat mengumpulkan data, dengan instrumen
inilah data penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah
dan dianalisis untuk kemudian dikumpulkan. Sesuai dengan metode
penelitian yang digunakan maka dalam penelitian ini digunakan instrumen
penelitian non tes berupa angket (kuesioner).
1. Instrumen Salat Dhuḫȃ (X)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Salat Dhuḫȃ adalah
angket. Angket (kuesioner) disebut juga wawancara tertulis yang
didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab.
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menanyakan tentang
respon siswa terhadap kegiatan Salat Dhuḫȃ . Sebaran butir instrumen
peranan Salat Dhuḫȃ berjumlah 15 (lima belas) pertanyaan. Option
jawaban yang diajukan sebanyak 4 (empat) option.
2. Instrumen Kedisiplinan Siswa (Y)
Instrumen kedisiplinan siswa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sikap tidak datang terlambat ketika masuk sekolah,
mengerjakan PR sendiri (tidak menyontek), Instrumen ini berjumlah 15
(lima belas) pertanyaan. Option jawaban yang diajukan sebanyak 4
(empat) option.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Angket
46

“Pengaruh Salat Dhuḫȃ Terhadap Kedisiplinan Siswa MTs


Tahdzibun Nufus Jakarta Barat”
No. Juml
No Variabel Dimensi Indikator Butir ah
Item Item
 Siswa 1 1
melaksanakan
Salat Dhuḫȃ
dengan khusu.
1. Salat Dhuḫȃ  Kesiapan Salat  Suasana mushola 2 1
Berjamaah Dhuḫȃ terkondisikan
berjamaah dengan baik.
 Tidak bercanda di 3 1
saat Salat Dhuḫȃ
berjamaah
 Kerapihan/kebersi
han pakian siswa. 4 1

 Siswa  Bersegera ke 5 1
melaksanakan Mushola ketika
Salat Dhuḫȃ disuruh oleh guru.
dengan senang  Tetap khusu’
hati meskipun Guru 6 1
tidak mengontrol
pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ .
 Merasa bosan 7 1
dengan
pelaksanaan Salat
47

Dhuḫȃ
 Melaksanakan 8 1
Salat Dhuḫȃ karna
peraturan di
sekolah

 Siswa  Kesungguhan 9 1
melaksanakan siswa dalam
Salat Dhuḫȃ melaksanakan
atas kesadaran Salat Dhuḫȃ .
sendiri  Melaksanakan 10 1
Salat Dhuḫȃ Tepat
waktu pada waktu
yang dianjurkan.

 Siswa  Hukum Salat 11 1


memahami Dhuḫȃ
hukum, tata  Diberitahu urutan 12 1
cara, do’a dan dan tata cara Salat
dalil Salat Dhuḫȃ .
Dhuḫȃ  Hafal do’a Salat
Dhuḫȃ 13 1

 Landasan dalil
Salat Dhuḫȃ 14 1

 Keutamaan Salat  Mengatahui apa 15 1


Dhuḫȃ saja keutamaan
Salat Dhuḫȃ
48

 Datang ke sekolah 16 1
tepat waktu.
 Tidak
meninggalkan 17 1
kelas di saat jam
belajar.
2. Disiplin  Disiplin waktu  Menyelesaikan 18 1
Siswa tugas tepat waktu
 Bersegera Masuk
ke dalam kelas 19 1

setelah waktu
istirahat
 Pulang kerumah 20 1

tepat waktu
 Memiliki jadwal
belajar di rumah 21 1

 Mematuhi dan 22 1
Mentaati peraturan
 Disiplin sekolah
Perbuatan  mendiskusikan 23 1
pelajaran yang
belum difahami
 menyelesaikan 24 1
tugas sendiri (tidak
menyontek)
 tidak bolos pada 25 1

pelajaran yang
tidak di sukai
 menjalankan tugas 26 1
49

piket
 membuang sampah
pada tempatnya 27 1
 menjalankan tata
tertib di sekolah 28 1
 Taat dan patuh
pada guru di 29 1
sekolah
 Tidak membuat
keributan di kelas 30 1

JUMLAH 30

F. Tehnik Pengolahan Data


Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Editing
Yaitu mengedit atau memeriksa daftar pertanyaan dengan sedetail
mungkin terhadap angket yang akan disebarkan kepada sampel yang ada.
Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di
dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Skoring
Yaitu pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang ada
pada angket dengan memperlihatkan jenis data yang ada, sehingga tidak
terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberikan
skor.
3. Tabulating
Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan
kedalam tabel yang telah disediakan sehingga terlihat jawaban yang satu
dengan yang lain bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam
setiap item yang penulis lakukan.
50

G. Teknik Analisis Data


1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua
variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua
variabel atau lebih tersebut adalah sama. Sesuai dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini maka analisis korelasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kegiatan Salat
Dhuḫȃ dengan Kedisiplinan Siswa MTs Tahdzibun Nufus. Untuk
menganalisis hubungan kedua variabel digunakan Teknik Analisis
Korelasional dengan rumus Product Moment yaitu sebagai berikut.

N .∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) .(∑ 𝑌)
rxy =
√[𝑁∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 ] .[𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2]

Diketahui:
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number of cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian anara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Analisis produc moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai


korelasi antara variabel X (kegiatan Salat Dhuḫȃ ) dan variabel Y
(Kedisiplinan Siswa) serta untuk mengeahui kadar eratnya hubungan
antara variabel X dan Y di MTs Tahdzibun Nufus.
2. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar persentasi jawaban
angket dari responden dengan rumus berikut:
𝐹
𝑃= × 100%
𝑁
Diketahui:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
51

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)


P = Angka persentase70
Ketentuan akala persentase yang digunakan adalah :
100% = Seluruhnya
85% - 99% = Hampir seluruhnya
68% - 84% = Sebagian besar
51% - 67% = Lebih dari setengah
50% = Setengah
34% - 49% = Hampir setengah
17% - 33% = Sebagian kecil
0% = Tidak ada
H. Teknik Interpretasi Data
Angka indeks korelasi “r” product moment yang telah diperoleh
dari perhitungan dapat diberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua
cara yang dapat ditempuh, yaitu:
1. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks product moment
secara kasar (sederhana).
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment (rxy) dipergunakan pedoman
sebagai berikut:

Tabel 3.3
Nilai “r” Product Moment71
Besarnya “r”
Product Moment Interpretasi
(rxy)
0,0 –0,20 Antara varabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

70
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), h. 43.
71
Ibid, h. 193.
52

sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan


(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan
0,20 – 0,40 variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
0,40 – 0,70
yang lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
0,70 – 0,90
yang sedang atau cukupan
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
0,90 – 1,00
yang sedang atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang tinggi atau sangat tinggi

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product


moment dengan jalan berkonsultasi dengan tabel nilai “r” product
moment. Bila cara kedua dilakukan maka prosedur yang harus dilalui
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho)
Ha – Terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan Salat
Dhuḫȃ ) dengan variabel Y (disiplin siswa).
Ho – Tidak terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan
Salat Dhuḫȃ ) dengan variabel Y (disiplin siswa).
b. Menguji Kebenaran Hipotesis, melalui perbandingan besarnya “r”
yang diperoleh dalam proses perhitungan dengan “r” observasi
yang tercantum dalam tabel product moment (r tabel), baik pada
taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%. Jika ro≥ rt, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan
antara X dan Y dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan
antara kegiatan Salat Dhuḫȃ terhadap disiplin siswa. Sebaliknya,
bila ro≤ rt maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada
hubungannya yang signifikan antara X dan Y.
53

c. Menentukan Koefisien Determinasi (KD), digunakan untuk


menyatakan besar kecilnya sumbangan kontribusi variabel X
terhadap variabel Y. Koefisien ini disebut koefisien penentu karena
varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan
melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Koefisien
Determinasi dapat dinyatakan dengan rumus:
KD = (rxy)2× 100%
Keterangan:
KD = Konstribusi variabel X terhadap Y
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
54

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus Jakarta Barat


Kegiatan Salat Dhuḫȃ yang diadakan oleh MTs Tahdzibun-Nufus
merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa-siswi
mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Kegiatan Salat Dhuḫȃ mulai
diwajibkan oleh kepala sekolah yaitu bapak, H. Ahmad Hafidz sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum memasuki
kelas, dan juga sebagai sarana latihan siswa-siswi MTs Tahdzibun-Nufus
agar senantiasa bersyukur atas nikmat rezeki, kesehatan jasmani dan
rohani.
Pada pelaksanaanya, Salat Dhuḫȃ di sekolah Tahdzibun-Nufus
dibagi atas beberapa jadwal dalam satu minggu, senin-selasa untuk siswa-
siswi kelas VII, rabu-kamis untuk siswa-siswi kelas VIII dan pada hari
jum’at-sabtu untuk jadwal kelas IX. Salat Dhuḫȃ dilaksanakan di sebuah
Mushola di kawasan sekolah yang berdekatan dengan Makam Muasass
(Pendiri) MTs Tahdzibun-Nufus.
Tujuan pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus adalah
memberi tuntunan dan bimbingan cara beribadah siswa di sekolah. Untuk
mencapai kedeketan kepada Allah, baik di sekolah ataupun di luar sekolah
agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi yang berdisiplin
tinggi baik perbuatan ataupun perkataan.72
Sebagaimana pelaksanaan Salat Dhuḫȃ pada umumnya yang
dilaksanakan di sekolah lainya. Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di MTs
Tahdzibun-Nufus juga seringkali mendapat hambatan dan rintangan.
Seperti, masih ada siswa yang bermalas-malasan dan tidak mengikuti
aturan yang sebagaimana mestinya.
Untuk meminimalisir hambatan yang ada kepala sekolah menunjuk
para guru yang berkompeten dalam bidangnya, sebagai cara untuk

72
Wawancara dengan kepala Madrasah H. Ahmad Hafidz, S, Pd
55

mengawasi pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di sekolah, hal ini dilakukan untuk


memantau langsung pelaksanaan Salat Dhuḫȃ agar lebih tertib. Dan Salat
Dhuḫȃ biasanya diimamikan oleh guru agama dan guru pendamping
secara bergantian yang telah ditunjuk langsung oleh kepala sekolah.
Berikut guru-guru agama dan guru pendamping yang biasa memantau
secara langsung pelaksanaan Salat Dhuḫȃ .
1. Ahmad Taufiqillah, S. Ag
Beliau adalah guru yang mengajar di MTs Tahdzibun-Nufus sejak
tahun 2005 hingga sekarang, beliau mengajar Praktek Ibadah.
2. Mohammad Yusuf, S. Ag
Beliau adalah salah satu guru yang mendapatkan mandat langsung
untuk memantau jalanya pelaksanaan Salat Dhuḫȃ, selain
memantau langsung kegiatan Salat Dhuḫȃ beliau juga aktif
mengajar Pelajaran Fiqh mulai tahun 2008 hingga sekarang. 73
B. Deskripsi Data
Peneliti mengumpulkan data mengenai peran pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus Jakarta Barat. Melalui penyebaran
angket kepada 30 responden sebagai sampel dengan alternatif jawaban
selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jumlah item pada angket
tersebut sebanyak 30 pertanyaan.
Setelah data-data yang masuk dalam angket lalu diolah melalui
editing, maka langkah selanjutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk
tabel dengan menggunakan rumus persentase. Berikut ini peneliti sajikan
hasil persentase jawaban.

73
Wawancara dengan guru praktek Ahmad Taufiqillah, S. Pd
56

Tabel 4.1

Siswa Mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan Khusu’


No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 17 56%
b. Sering 6 20%
1
c. Kadang-Kadang 6 20%
d. Tidak Pernah 1 4%
Jumlah 30 100%

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa lebih dari setengah siswa
Tahdzibun Nufus mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan khusu’, sebagian lagi
sering dan kadang-kadang khusu’. Dan hanya satu siswa saja yang tidak
pernah khusu’. Hal ini dapat dibuktikan dengan 56% siswa selalu
mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan khusu’, sedangkan 20% siswa sering
mengerjakan Salat Dhuḫȃ dengan khusu’, dan 20% siswa lainya kadang-
kadang mengerjakan Salat Dhuḫȃ denga khusu’ dan hanya 4% saja yang
tidak pernah khusu’ dalam mengerjakan Salat Dhuḫȃ.
Adapun perbedaan antara siswa yang mengerjakan Salat Dhuḫȃ
dengan khusu’ dan tidak khusu’ adalah dalam hal output yang dihasilkan
dari Salat Dhuḫȃ itu sendiri, siswa yang khusu’ akan memiliki ketenangan
dalam bersikap, dalam belajar, memiliki akhlak yang baik dan menjadi
siswa yang senantiasa bersyukur, memiliki tanggung jawab dalam disiplin
perbuatan dan pikiran.74

74
Wawancara dengan kepala Madrasah H. Ahmad Hafidz, S, Pd
57

Tabel 4.2
Suasana Mushola Terkondisikan dengan Baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 15 50%
b. Sering 11 36%
2
c. Kadang-Kadang 4 14%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Data di atas memperlihatkan bahwa dari setengah siswa merasa


tempat Salat (mushola) selalu terkondisikan dengan baik, dan setengah
lagi merasa bahwa tempat Salat (mushola) mereka sering dan kadang-
kadang terkondisikan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
jawaban siswa 50% mengatakan selalu rapih, 36% mengatakan sering
rapih dan 14% lainya menyatakan kadang-kadang rapih.
Dapat disimpulkan bahwa suasana Mushola yang lebih sering
terkondisikan dengan baik daripada tidak. akan mendorong motivasi siswa
agar selalu mengerjakan Salat Dhuḫȃ karna akan merasa nyaman.
Tabel 4.3
Tidak Bercanda di Waktu Salat Dhuḫȃ Berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 4%
3
c. Kadang-Kadang 9 30%
d. Tidak Pernah 20 66%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari


setengah responden tidak bercanda di saat hendak melaksanakan Salat
Dhuḫȃ . Dapat dilihat 66% siswa menjawab tidak pernah bercanda di
58

waktu Salat Dhuḫȃ berjamaa’ah, 30% kadang-kadang bercanda dan, 4%


sering bercanda di waktu Salat Dhuḫȃ .
Tabel 4.4
Kebersihan dan Kerapihan pakaian Siswa di Saat Salat
Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 23 76%
b. Sering 6 20%
4
c. Kadang-Kadang 1 4%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagaian besar


responden selalu berpakaian bersih dan rapih ketika hendak melaksanakan
Salat Dhuḫȃ . Berikut pembagiannya. 76% siswa selalu berpakain bersih
dan rapih, 20% sering berpakaian bersih dan rapih, dan hanya 4% saja
yang kadang-kadang memperhatikan kebersihan dan kerapihan pakaian
ketika hendak melaksanakan Salat Dhuḫȃ .
Tabel 4.5
Bersegera ke Mushola ketika Guru Memerintahkan
Melaksanakan Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 17 56%
b. Sering 8 27%
5
c. Kadang-Kadang 5 17%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas diketahui bahwa setengah dari responden dari


siswa-siswi Tahdzibun-Nufus memiliki motivasi yang tinggi dalam hal
bersegera pergi ke mushola di saat guru menyuruh untuk melaksanakan
59

Salat Dhuḫȃ. Dengan persentasi 56% selalu bergegas 27 % sering


bergegas dan hanya 17% yang kadang-kadang bergegas pergi ke mushola
di saat guru menyuruh untuk melaksanakan Salat Dhuḫȃ.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh guru praktik
ibadah, bahwa guru yang ditunjuk langsung oleh kepala madrasah untuk
memantau dan mengawasi pelaksanaan Salat Dhuḫȃ akan memerintahkan
langsung siswa-siswi yang pada saat itu memiliki jadwal salat Dhuḫȃ,
sehingga siswa-siswi tidak bisa bersantai dalam melaksanakan ibadah
sunag Salat Dhuḫȃ.75
Tabel 4.6
Tetap Khusu’ Meskipun Guru tidak Mengontrol Pelaksanaan
Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 14 46%
b. Sering 11 37%
6
c. Kadang-Kadang 4 14%
d. Tidak Pernah 1 3%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir dari setengah siswa
tetap khusu’ Salat Dhuḫȃ meski tidak dikontrol oleh guru, hal ini dapat
dilihat dengan 46% siswa selalu khusu’, 37% siswa sering khusu’ 14%
siswa kadang-kadang khusu’ dan hanya 1% yang tidak pernah khusu’ di
saat guru tidak mengontol pelaksanaan Salat Dhuḫȃ.
Meskipun guru praktik ibadah ataupun guru yang ditunjuk dalam
mengawasi pelaksanaan Salat Dhuḫȃ tidak terus-terusan memantau secara
bersama-sama, namun nyatanya siswa dalam melaksanakan Salat Dhuḫȃ
tetap khusu’.

75
Wawancara dengan guru praktek Ahmad Taufiqillah, S. Pd
60

Tabel 4.7
Merasa Bosan dengan Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 0 0%
b. Sering 2 7%
7
c. Kadang-Kadang 15 50%
d. Tidak Pernah 13 43%
Jumlah 30 100%

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari
responden kadang merasakan bosan dengan rutinitas pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ di sekolah. Berikut data persentasi, 43% siswa tidak pernah bosan
50% kadang-kadang bosan dan hanya 7% saja yang sering bosan dalam
melaksanakan Salat Dhuḫȃ berjamaah di sekolah.
Tabel 4.8
Melaksanakan Salat Dhuḫȃ Karna Peraturan di Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 1 3%
b. Sering 4 14%
8
c. Kadang-Kadang 7 23%
d. Tidak Pernah 18 60%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari


setengah responden melaksanakan Salat Dhuḫȃ karna kemauan sendiri
dan bukan hanya karena mematuhi peraturan sekolah saja yaitu 60% siswa
tidak pernah, artinya murni atas kemuan sendiri, 23% kadang-kadang
melaksanakan Salat karna peraturan, 14% sering merasa bahwa Salat
Dhuḫȃ karna didorong oleh peraturan sekolah dan hanya 3% yang selalu
merasa karna dorongan peraturan sekolah.
61

Tabel 4.9
Kesungguhan dalam Melaksanakan Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 25 83%
b. Sering 3 10%
9
c. Kadang-Kadang 2 7%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar


siswa-siswi MTs Tahdzibun-Nufus bersunguh-sungguh dalam pelaksanaan
Salat Dhuḫȃ , hal ini dapat dilihat 83% siswa selalu bersungguh-sungguh,
10% siswa sering bersungguh-sungguh dan hanya 7% saja yang kadang-
kadang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan Salat Dhuḫȃ .
Tabel 4.10
Salat Dhuḫȃ Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 15 50%
b. Sering 9 30%
10
c. Kadang-Kadang 6 20%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah dari


responden siswa-siswi MTs Tahdzinun-Nufus memiliki menejemen waktu
Salat Dhuḫȃ yang baik dapat dilihat dengan 50% siswa selalu tepat waktu
Salat Dhuḫȃ , 30% sering tepat waktu dan hanya 20% saja siswa yang
kadang-kadang tepat waktu melaksanakan Salat Dhuḫȃ.
62

Hal ini karena untuk waktu pelaksanaan Salat Dhuḫȃ sudah


dijadwalkan dengan baik, dan dengan pengawasan yang baik, sehingga
untuk pelaksanaan Salat Dhuḫȃ sesuai dengan waktu yang diutamakan. 76
Tabel 4.11
Siswa Mengatahui Hukum Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 9 30%
b. Sering 11 37%
11
c. Kadang-Kadang 9 30%
d. Tidak Pernah 1 3%
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir dari setengah


siswa mengatahui hukum Salat Dhuḫȃ , hal ini dikarnakan karna masih
kurangnya pengatahuan siswa tentang hokum Salat Dhuḫȃ , dapat dilihat
sebanyak 37% siswa sering mengatahui hukum Salat Dhuḫȃ , 30% selalu
mengatahui hukum Salat Dhuḫȃ , 30% kadang-kadang mengatahui hukum
Salat Dhuḫȃ dan hanya 3% saja yang tidak pernah mengatahui hukum
Salat Dhuḫȃ .
Dengan adanya persentase di atas, seyogyanya guru-guru agama
islam memberitahu dan mengajarkan perihal hokum Salat Dhuḫȃ terhadap
siswa-siswi, baik di saat mereka berada di dalam kelas ataupun ketika
sedang akan melaksanakan Salat Dhuḫȃ di Mushola. Karna dengan
pengatahuan hokum tersebut siswa dapat termotivasi dalam melaksanakan
Salat Dhuḫȃ .

76
Wawancara dengan guru praktek Ahmad Taufiqillah, S. Pd
63

Tabel 4.12
Diberitahu Urutan dan Tata Cara Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 6 20%
b. Sering 15 50%
12
c. Kadang-Kadang 6 20%
d. Tidak Pernah 3 10%
Jumlah 30 100%

Meskipun siswa telah mengatahui pentingnya tata cara Salat Dhuḫȃ


namun dari data ini masih didapati dan masih ada siswa yang belum
mengatahui urutan dan tata cara tersebut. Dapat dilihat bahwa setengah
dari responden belum begitu mengatahui tentang tata cara Salat Dhuḫȃ .
Yaitu, 50% serngi diberitahu urutan dan Tata Cara Salat Dhuḫȃ , 20%
selalu diberi tahu, 20% kadang-kadang diberitahu dan hanya 10% saja
yang tidak pernah diberitahu mengenai urutan dan tata cara Salat Dhuḫȃ
oleh guru.
Tabel 4.13
Hafal Do’a Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 16 54%
b. Sering 11 36%
13
c. Kadang-Kadang 3 10%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa setengah responden sudah


menghafal do’a Salat Dhuḫȃ , hal ini dapat dilihat dengan 54% siswa
selalu menghafal do’a Salat Dhuḫȃ , 36% sering menghafal, dan 10%
kadang-kadang menghafal do’a Salat Dhuḫȃ. Untuk menghafal Do’a Salat
64

Dhuḫȃ siswa-siswi MTs. Tahdzibun-Nufus sudah diajarkan secra langsung


oleh guru fiqh mereka di kelas.
Tabel 4.14
Mengatahui Landasan dan Dalil Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 6 20%
b. Sering 9 30%
14
c. Kadang-Kadang 9 30%
d. Tidak Pernah 6 20%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 30% siswa


sering mengatahui landasan dan dalil Salat Dhuḫȃ , 30% kadang-kadang
mengatahui landasan dan dalil Salat Dhuḫȃ , 20% sering mengatahui
landasan dalil Salat Dhuḫȃ dan 20% saja yang tidak pernah mengatahui
landasan dan dalil Salat Dhuḫȃ.
Bagi siswa, mengatahui landasan dan dalil Salat Dhuḫȃ merupakan
motivasi mereka dalam mengerjakan Salat Dhuḫȃ di sekolah, secara
langsung hal tersebut sudah diajarkan oleh guru Fiqh mereka di kelas,
namun. Jika ada siswa yang belum faham bisa langsung ditanyakan
kepada guru yang sedang mengawasi pelaksanaan Salat Dhuḫȃ pada waktu
tersebut.77

77
Wawancara dengan guru praktek Ahmad Taufiqillah, S. Pd
65

Tabel 4.15
Keutamaan Salat Dhuḫȃ
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 4 13%
b. Sering 15 50%
15
c. Kadang-Kadang 8 27%
d. Tidak Pernah 3 10%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah dari


responden sudah mengatahui keutamaan Salat Dhuḫȃ . Dapat dilihat yang
mengatakn sering megatahui keutamaan Salat Dhuḫȃ sebesar 50%,
kadang-kadang mengatahui 27%, 13% menjawab selalu mengatahui
keutamaan Salat Dhuḫȃ , dan hanya 10% saja yang tidak pernah
mengatahui keutamaan ibadah Salat Dhuḫȃ . Dalam hal ini guru perlu
memberitahu keutamaan Salat Dhuḫȃ , karna hal ini sangat penting untuk
memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam menjalankan Salat Dhuḫȃ ,
baik di sekolah ataupun di rumah.
Tabel 4.16
Datang ke Sekolah Tepat Waktu

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


a. Selalu 19 63%
b. Sering 10 33%
16
c. Kadang-Kadang 1 4%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah


responden siswa-siswi MTs Tahdzibun-Nufus dalam masalah disiplin
66

waktu bisa dikatakan baik, dapat dilihat siswa yang selalu datang tepat
waktu sebesar 63%, siswa yang sering tepat waktu sebesar 33% dan siswa
yang kadang-kadang tepat waktu hanya 4%.
Besarnya persentase kedisiplinan dalam hal datang ke sekolah
menurut kepala madrasah itu merupakan hal yang positif, hal itu
dikarnakan kekhusuan mereka dalam beribadah baik yang wajib ataupun
yang sunah, dan menjadi hubungan dari pelaksanaan ibadah tersebut.78
Tabel 4.17
Meninggalkan Kelas di Saat Jam Belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
17
c. Kadang-Kadang 11 36%
d. Tidak Pernah 19 64%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah


responden Siswa-siswi Mts. Tahdzibun-Nufus memiliki semangat belajar
yang baik meskipun pelajaran yang tidak disukai, dapat dilihat siswa yang
tidak pernah meninggalkan kelas di saat jam belajar sebesar 64%, kadang-
kadang meninggalkan kelas di saat jam belajar sebesar 36%. Hal ini
tentunya masih dalam taraf yang memuaskan.
Tentunya hal ini terjadi karna beberapa faktor, seperti cara guru
mengajar, metode dalam mengajar. Meskipun siswa tidak menyukai
pelajaran tertentu tapi jikalau guru dalam mengajarnya tidak
membosankan baik dalam cara berinteraksi kepada siswa ataupun dalam
metode yang digunakan bervariasi bisasaja membuat siswa betah di dalam
kelas.

78
Wawancara dengan Kepala Madrasah, H. Ahmad Hafidz, S. Pd
67

Tabel 4.18
Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 22 73%
b. Sering 8 27%
18
c. Kadang-Kadang 0 0%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat dikatahui bahwa sebagian besar responden


siswa-siswi MTs Tahdzibun-Nufus memiliki etos kerja dan disiplin waktu
yang baik. Dapat dilihat siswa yang selalu menyelesaikan tugas tepat
waktu sebesar 73%, siswa yang sering menyelesaikan tugas tepat waktu
27%, siswa yang kadang-kadang dan tidak pernah menyelesaikan tugas
tepat waktu masing-masing 0%.
Tabel 4.19
Bersegera Masuk ke Kelas Setelah Selesai Istirahat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 13 43%
b. Sering 14 47%
19
c. Kadang-Kadang 3 10%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 47% sering


bergegas masuk kelas selesai istirahat, 43% siswa yang selalu bergegas
masuk kelas selesai istirahat, 10% siswa yang kadang-kadang bergegas
masuk kelas selesai istirahat. Data ini menunjukan bahwa siswa-siswi Mts
68

Tahdzibun-Nufus memiliki menejemen waktu yang baik, mereka bisa


mengatur waktu antara belajar dan istirahat

Tabel 4.20
Langsung Pulang ke Rumah Setelah Pulang Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 12 40%
b. Sering 8 27%
20
c. Kadang-Kadang 10 33%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari


responden langsung pulang ke rumah setelah selesai sekolah, dapat dilihat
bahwa 40% siswa selalu langsung pulang kerumah setelah pulang sekolah,
sering langsung pulang ke rumah 27%, kadang-kadang langsung pulang
kerumah 33%.
Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa memiliki kesibukan yang
bervariasi, seperti belajar kelompok, les tambahan, mengikuti
extrakulikuler dan ada juga yang sekedar ngobrol-ngobrol di dekat
sekolahan sehingga mereka tidak langsung pulang ke rumah.
Tabel 4.21
Membuat Jadwal Belajar di Rumah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 11 36%
b. Sering 9 30%
21
c. Kadang-Kadang 7 23%
d. Tidak Pernah 3 10%
Jumlah 30 100%
69

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah responden


memiliki kemauan untuk membuat jadwal belajar di rumah, padahal
dengan siswa membuat jadwal belajar di rumah dapat meningkatkan
gairah dalam belajar di sekolah. Berikut data persentase, siswa yang selalu
membuat jadwal belajar di rumah sebesar 36%, siswa yang sering
membuat jadwal belajar di rumah sebesar 30%, siswa yang kadang-kadang
membuat jadwal belajar 23% dan hanya 10% saja yang tidak pernah
membuat jadwal belajar di rumah.
Tabel 4.22
Mematuhi dan Mentaati Peraturan di Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 20 66%
b. Sering 7 24%
22
c. Kadang-Kadang 3 10%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
responden memiliki kedisiplinan yang baik, dapat dilihat siswa yang selalu
mematuhi peraturan sekolah sebesar 66%, siswa yang sering mematuhi
peraturan sekolah 24%, dan siswa yang kadang-kadang mematuhi
peraturan sekolah sebesar10%.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh ketua Madrasah, bahwa
kedisiplinan siswa di MTs. Tahdzibun-Nufus baik dan positif terutama
kedisiplinan dalam hal perbuatan. 79

79
Wawancara dengan kepala Madrasah, H. Ahmad Hafidz, S. Pd
70

Tabel 4.23
Mendiskusikan Pelajaran yang Belum Difahami
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 9 30%
b. Sering 8 26%
23
c. Kadang-Kadang 11 37%
d. Tidak Pernah 2 7%
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian kecil dari


responden selalu mendisikusikan pelajaran yang belum difahami sebesar
30%, siswa yang sering mendiskusikan pelajaran yang belum difahami
sebesar 26%, siswa yang adang-kadang mendiskusikan pelajaran yang
belum difahami 37% dan hanya 7% siswa yang tidak pernah
mendiskusikan pelajaran yang tidak difahami. Dari data di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak semua responden memiliki kemauan
untuk berdiskusi.
Tabel 4.24
Menyelesaikan Sendiri Tugas yang Diberikan Guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 16 53%
b. Sering 8 27%
24
c. Kadang-Kadang 6 20%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
responden memiliki kedisiplinan perbuatan dan memiliki kejujuran,
mereka menyelesaikan tugas dengan sendiri tanpa bantuan orang lain
(menyontek), dapat dilihat bahwa siswa yang selalu menyelesaikan sendiri
tugas yang diberikan guru sebesar 53%, siswa yang sering menyelesaikan
71

sendiri tugasnya 27% dan siswa yang kdang-kadang menyelesaikan


tugasnya sendiri hanya 20%.
Tabel 4.25
Membolos Pelajaran yang Tidak Disukai
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 0 0%
b. Sering 2 7%
25
c. Kadang-Kadang 7 23%
d. Tidak Pernah 21 70%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dinyatakan bahwa hampir sebagian besar


responden memiliki kedisiplinan sikap tidak membolos jam pelajaran
meskipun pelajaran yang tidak disukai, dapat dilihat bahwa siswa yang
tidak pernah membolos sebesar 70%, siswa yang kadang-kadang
membolos 23% dan hanya 7% siswa yang selalu membolos pelajaran yang
tidak ia senangi. Hal demikian terjadi karna motivasi belajar siswa yang
bervariasi, siswa yang membolos jam pelajaran biasanya sering izin ke
kamar mandi dengan waktu yang lama, ada juga yang pergi ke kantin
sekolah, dan ada juga yang pergi kemushola dengan alasan ingin
mengambil air wudhu agar tidak mengantuk.
Tabel 4.26
Melaksanakan Tugas Piket yang Ditentukan Oleh Ketua Kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 17 56%
b. Sering 9 30%
26
c. Kadang-Kadang 4 14%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
72

Dari data di atas dapat diketahui bahwa setengah dari responden


memiliki disiplin perbuatan dan tanggung jawab yang baik dalam
menjalankan tugas piket yang diberikan oleh ketua kelas, dengan data
presentase 56% siswa yang selalu melaksanakan tugas piket, 30% siswa
yang sering menjalankan tugas piket dan hanya 14% yang kadang-kadang
melaksanakan tugas piket.
Tabel 4.27
Membuang Sampah pada Tempatnya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 13 43%
b. Sering 9 30%
27
c. Kadang-Kadang 8 27%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah dari


responpon memiliki kedisiplinan perbuatan tidak membuang sampah
sembarangan, dapat dilihat bahwa 43% siswa selalu membuang sampah
pada tempatnya, 30% siswa sering membuang sampah pada tempatnya,
dan hanya 27% siswa yang kadang-kadang membuang sampah pada
tempatnya.
Tabel 4.28
Menjalankan Peraturan Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 19 63%
b. Sering 11 37%
28
c. Kadang-Kadang 0 0
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 30 100%
73

Dari data di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah


mayoritas menjalankan peraturan sekolah, mereka mentaati dan mematuhi
semua peraturan sekolah yang ada. Dapat dilihat bahwa siswa yang selalu
menjalankan peraturan sekolah sebesar 63% dan yang sering menjalankan
peraturan sekolah sebesar 37%, adapun siswa yang kadang-kadang dan
yang tidak menjalankan peraturan sekolah masing-masing %. Dapat
diambil kesimpulan bahwa mereka menjalankan peraturan sekolah dengan
sepenuh hati mereka dan tidak melanggarnya.
Tabel 4.29
Taat Kepada Guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 19 63%
b. Sering 10 34%
29
c. Kadang-Kadang 1 3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah


responden taat kepada guru, dengan presentase 63% selalu taat kepada
guru, 34% sering mentaati guru, dan hanya 3% saja yang kadang-kadang
mentaati guru, dari sini dapat dinyatakan bahwa mereka akan melakukan
apapun yang diperintahkan oleh guru dalam hal kebaikan, tidak menentang
peraturan dari guru dan tidak bercanda ketika guru sedang mengajar di
dalam kelas.
74

Tabel 4.30
Membuat Keributan di Saat Tidak Ada Guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
30
c. Kadang-Kadang 9 30%
d. Tidak Pernah 21 70%
Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden


menyatakan bahwa mereka akan tetap berada di kelas, dan tidak membuat
keributan di saat guru keluar ataupun tidak hadir. Dengan presentase siswa
yang tidak pernah membuat keributan sebesar 70% dan kadang-kadang
membuat keributan sebesar 30%.
C. Pengolahan Data
Data dalam tabel di bawah ini digunakan untuk mengatahui ada
atau tidaknya hubungan yang signifikan antara kegiatan pelaksanaan Salat
Dhuḫȃ dengan Kedisiplinan Siswa di MTs Tahdzibun-Nufus Jakarta
Barat.
Berdasarkan jawaban angket, penulis melakukan pengolahan untuk
mengatahui skor yang diperoleh setiap siswa yang terdiri dari 15 butir
pertanyaan untuk variabel X dan 15 butir pertanyaan untuk variabel Y.
Setiap jawaban pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban. Angket
disebarkan kepada 30 responden secara acak (random sampling). Dan
hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.31
Data Nilai Angket
Variabel X Variabel Y
No
(Salat Dhuḫȃ ) (Kedisiplinan Siswa)
1 45 56
2 42 49
75

3 53 51
4 51 54
5 53 54
6 53 52
7 47 47
8 56 58
9 53 55
10 48 53
11 48 52
12 52 52
13 52 54
14 50 49
15 44 51
16 45 47
17 55 60
18 39 52
19 39 40
20 37 50
21 51 60
22 49 45
23 48 47
24 46 43
25 53 53
26 52 50
27 49 53
28 51 52
29 54 49
30 45 47

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan


perhitungan koefisien korelasinya. Untuk mengatahui hubungan yang
terjadi antara variabel dalam penelitian ini, maka analisa yang digunakan
adalah kuantitaif melalui teknik analisa product moment, untuk mencari
koefisien korelasi antara variabel independent (X) adalah pelaksanaan
Salat Dhuḫȃ dan variabel dependent (Y) adalah kedisiplinan siswa.
76

Tabel 4.32
Tabel Penolong Uji Korelasi Pruduct moment
Variabel X dan Variabel Y
No. X Y X² Y² XY
1 45 56 2025 3136 2520
2 42 49 1764 2401 2058
3 53 51 2809 2601 2703
4 51 54 2601 2916 2754
5 53 54 2809 2916 2862
6 53 52 2809 2704 2756
7 47 47 2209 2209 2209
8 56 58 3136 3364 3248
9 53 55 2809 3025 2915
10 48 53 2304 2809 2544
11 48 52 2304 2704 2496
12 52 52 2704 2704 2704
13 52 54 2704 2916 2808
14 50 49 2500 2401 2450
15 44 51 1936 2601 2244
16 45 47 2025 2209 2115
17 55 60 3025 3600 3300
18 39 52 1521 2704 2028
19 39 40 1521 1600 1560
20 37 50 1369 2500 1850
21 51 60 2601 3600 3060
22 49 45 2401 2025 2205
23 48 47 2304 2209 2256
24 46 43 2116 1849 1978
25 53 53 2809 2809 2809
26 52 50 2704 2500 2600
27 49 53 2401 2809 2597
28 51 52 2601 2704 2652
29 54 49 2916 2401 2646
30 45 47 2025 2209 2115
∑ 1460 1535 71762 79135 75042

D. Analisis dan Interpretasi Data


Hasil hitung uji korelasi melalui Product Moment Pearson
77

Persamaan Uji Product Moment Pearson


Diketahui:
N = 30 ∑Y =1535 ∑Y² = 79135
∑X =1460 ∑X² =71762 ∑XY = 75042

N. ∑xy − (∑x). (∑y)


rxy =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ]. [N∑Y 2 − (∑Y)2 ]
30 . 75042 − (1460). 1535)
rxy =
√[30 . 71762 − (1460)2 ]. [30 . 79135 − (1535)2 ]
2251260 − 2241100
rxy =
√[2152860 − 2131600]. [2374050 − 2356225]

rxy =
10160
√21260 . 17825

rxy =
10160
√378959500
10160
rxy =
19466

rxy = 0.521

1. Interpretasi Data
Berdasarkan perhitungan statistik di atas maka kekuatan hubungan
yang diperoleh melalui uji korelasi Product Moment sebesar 0.521
antara pelaksanaan Salat Dhuḫȃ dengan kedisiplinan siswa dapat
diiterpretasikan secara sederhana bahwa hasil perhitungan korelasi
antara pelaksanaan Salat Dhuḫȃ dengan kedisiplinan siswa tidak
bertanda negatif, dengan kata lain antara kedua variabel terdapat
hubungan korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan
memperhatikan besarnya rxy atau rhitung 0.521, yang berkisar antara
0.40-0.70 (lihat pedoman tabel interpretasi) menunjukan bahwa antara
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ dengan kedisiplinan siswa terdapat korelasi
yang sedang atau cukup.
2. Taraf Signifikan
Melalui nilai rtabel Pruduct moment dengan nilai 30 – 2= 28 (df =N –
nr) dapat diinterpretasikan pada taraf signifikasi 5% sebesar 0.374 dan
78

pada taraf 1% 0.478. Jadi 0.521 > 0.374 dan 0.521 > 0.478 dengan
membandingkan besarnya rxy dengan rtabel maka dapat
diinterpretasikan bahwa rxy > rtabel sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ dengan kedisiplinan siswa.
3. Analisis Determinasi
Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis determinasi dari angka
indeks (rxy) product moment yang telah diperoleh dengan rumus:
KD = r² x 100%
= 0.521² x 100%
= 0.271 x100%
= 27.14% = 27%
Dari perhitungan koefesien determinasi di atas, diketahui nilai
koefesien determinasi sebesar 27%. Hal ini menunjukan bahwa
variabel X (pelaksanaan Salat Dhuḫȃ ) mempengaruhi atau memberi
kontribusi terhadap variabel Y (disiplin siswa) sebesar 27%. Adapun
sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis.
79

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
3. Kegiatan Salat Dhuḫȃ yang diadakan oleh MTs Tahdzibun-Nufus
merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa
Mulai dari kelas VII, VIII dan IV baik putra ataupun putri.
Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ ini dilaksanakan setiap hari secara
bergiliran, dimanan setiap kelas mendapatkan dua kali pelaksanaan
dalam satu minggu. hari senin-selasa untuk siswa-siswi kelas VII,
hari rabu-kamis untuk siswa-siswi kelas VIII dan hari jum’at-sabtu
untuk kelas IX. Pelaksanaan Salat Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-
Nufus mendapatkan perhatian yang sangat baik oleh kepala
sekolah, hal ini ditunjukan bahwa pada setiap pelaksanaanya pada
masing-masing kelas dan waktu kepala sekolah menunjuk 2 guru
pendamping untuk mengawasi dan mengatur jalanya Salat Dhuḫȃ ,
guru pendamping tersebut adalah: Ahmad Taufiqillah, S. Ag (guru
praktek ibadah) dan Mohammad Yusuf, S. Ag (guru mata pelajaran
fiqh). selain menjadi guru pendamping dalam pelaksan Salat
Dhuḫȃ , kedua guru tersebut pun ditunjuk untuk menjadi imam
Salat Dhuḫȃ secara berjamaah, meskipun sebaiknya Salat Dhuḫȃ
dilaksanakan munfarid (sendiri-sendiri), tapi karna ini merupakan
sebuah bentuk latihan jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah,
dan sebagai sarana untuk meningkatkan kedisiplinan serta
persatuan maka Salat Dhuḫȃ di MTs Tahdzibun-Nufus
dilaksanakan secara berjamaah.
4. Dari hasil perhitungan yang telah didapat bahwa nilai rxy= 0.521
setelah dibandingkan dengan r tabel dan df 30 maka didapat nilai r
pada taraf signifikan 5% = 0.374 dan pada taraf 1% = 0.478. 0.521
> 0.374 dan 0.521 > 0.478 dengan membandingkan besarnya rxy
80

dengan rtabel maka dapat diinterpretasikan bahwa Ha diterima dan


Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang positif antara pelaksanaan
Salat Dhuḫȃ berjamaah terhadap kedisiplinan siswa di Mts
Tahdzibun-Nufus, dengan Interpretasi 0.40-0.70 yaitu pengaruh
yang sedang atau cukup. Dan dari perhitungan koefesien
determinasi didapatkan nilai koefesien determinasi sebesar 27%,
hal ini menunjukan bahwa variabel X (pelaksanaan Salat Dhuḫȃ )
mempengaruhi atau memberi kontribusi yang positif terhadap
variabel Y (kedisiplinan siswa) sebesar 27%. Adapun sisanya
adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis.
B. Saran
1. Kepada pihak sekolah agar memberi ruang dalam menerapkan
pelaksanaan Salat Dhuḫȃ bagi siswa dan terus mengawasi
perkembangan para siswa sehingga dapat tercapai tujuan yang
diinginkan secara optimal.
2. Kepada orang tua siswa
a. Agar orang tua lebih mengawasi dan mengingatkan anaknya
ketika berada di rumah di waktu hari libur untuk tetap menjaga
ibadah Salat Dhuḫȃ nya. Tidak hanya itu, para orang tua paput
memberikan contoh dalam melaksanakan Salat Dhuḫȃ yang
baik dan benar. Tugas orang tua tidaklah hanya menitipkan
anak-anaknya mereka di sekolah. Namun mereka tetap harus
mengontrol dan mengawasi berbagai kegiatan anak mereka
setiap waktunya
b. Hendaknya orang tua siswa turut andil dalam memperhatikan
kedisiplinan. Baik kedisiplinan secara perbuatan dan waktu.
3. Untuk siswa, sepatutnya para siswa memiliki keistiqomahan dalam
berbagi ibadah, baik wajib ataupun sunah dan menjalankan
peraturan yang terdapat di sekolah, seperti kegiatan belajar dan
pembelajaran dan juga kegiatan Salat Dhuḫȃ berjamaah.
81

DAFTAR PUSTAKA
A’yuni, The Power of Dhuha Kunci Memaksimalkan Shalat Dhuha dengan Do’a
do’a Mustajab, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2014
Abdillah, Ubaid Ibnu, Keutamaan dan Keistimewaan, Shalat Tahajjud, Shalat
hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, Surabaya: Pustaka Media, 2008
Al Mahfani, M. Khalilurrahman, Berkah Shalat Dhuha, Jakarta: Wahyu Media,
2008
Al-Ghazali, Ihya ‘Ulm Al-Din, Bairut: Daral-Fikr, 1980, Juz 1
Al-Husain, Al-Imam Abi ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaaburi, Shohih
Muslim, Bairut, Lebanon: Daar Al-Kutub Al-Ilmiah: 2012 Juz 1
Alimin, Kumpulan Shalat Sunah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008
Alkaf, Nuraida Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Tangerang: Islamic
Research Publishing, 2009
Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke X
Ar-Rahbawi, Abd. Qodir, Sholat Empat Mazhab. Ter. Zeid Husain Al-hamid,
Jakarta: Litera Antar Nusa, 2001
Ash-Ahiddieqy, Tengku M. Habsy, Pedoman Sholat, Semarang: Pustaka Rizky,
2001
At-Thabarani , Imam , Mu’zam Al-Awsat, Bairut: Dar Al-fikr, 1981
Basyir, Abu Umar kumpulan sholat sunah dan keutamaanya, Jakarta: Darul Haq,
2014
Charles Schaefer, Cara Mendidi dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta: Mitra Utama,
1994
Daud, Imam Abu, Sunan Abu Daud, Bairut: Dar Al-Fikr
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rieneka Cipta, 2006
Djarot, Srijanto DKK, Tata Negara Sekolah Menengah Umum , Surakarta: PT.
Pabelan, 1994
82

Ghazali, Yusni A, Mukzijat Shalat Dhuha, Jakarata: Himmah Pustaka, 2009, cet.
II
Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, Tangerang : Quantum Teaching, 2006
Haris, Ainal Bin Umar Arifin, 40 Manfaat Sholat Berjama’ah, Jakarta: Darul
Haq, 2000
Hariyanto, psikologi shalat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003
Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap
Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Shalat Malam Berjamaah Terhadap
Kedidiplinan Santri”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Imran, M., Penuntun Shalat Dhuha, Semarang: Karya Ilmu, 2006
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, PT. Sinergi Pustaka Indonesia:
2012
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta: Bumi Askara,2001
Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: PT. Maha
Grafindo, 1998, Cet. II
Ma’rufie, el-Sabiel, Dahsyatnya Shalat Dhuha Pembuka Pintu Rezeki, Bandung:
Mizan Pustaka, 2009
Mahmud, Metode Penlitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011
Makhdlori, Muhammad. Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha,Jogjakarta: Diva
Press, 2007
Moenir, Menejemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Mulyadi, Seto, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, PT. Gelora Aksara
Pratama, 2004
Munandir, Ensikopedia Pendidikan, Malang: UM-Press, 2001
Musbikin, Imam,rahasia Shalat Dhuha, Yogyakarta: mitra pustaka, 2007
Nata, Abuddin, Menejemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
Indonesia, Bogor: Kencana, 2003
NN, panduan 23 sholat sunah, do’a dan dzikir, Jakarta: Ciptawidya Swara, 2008
83

Prijodarminto, Soegeng, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Pradnya Paramita,


1994
Rachmaningsih, Neiny, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU
Kelas2, Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997
Raflis, Soetjipto dan, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999
Rifa’i, Moh, Kumpulan Shalat-Shalat sunnah, Semarang: CV Toha Putra, 1993
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah II, terjemahan Mahyudin Syaf, Bandung : PT Al-
Ma’arif, 1994
Sholikhin, Muhammad, Panduan Shalat Sunah, Jakarta: Erlangga, 2013
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta :
LP3ES, 2011, cet. 4
Soekarto, Administrasi Pendidikan, Malang, IKIP Malang, 1989
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikkan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2000
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014
Sultoni, Ahmad,Tuntunan Shalat (Wajib dan Sunnah), Bandung: Nuansa Aulia,
2007
Syadid, Muhammad, Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an,
Jakarta: Robbani Press, 2003
Tulus, Tu’u, Peran Disipilin pada Perilaku dan Prestasi Belajar, Jakarta:
Grasindo, 2004
Warsito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992
Wawancara dengan guru praktek Ahmad Taufiqillah, S. Pd
Wawancara dengan kepala Madrasah H. Ahmad Hafidz, S, Pd
Zainal Alim, Zezen, The power Of Sholat Dhuha, Jakarta: Quantum Media, 2008
LAMPIRAN 1

Kisi-kisi Instrumen Angket


“Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kedisiplinan Siswa MTs
Tahdzibun Nufus Jakarta Barat”
No. Juml
No Variabel Dimensi Indikator Butir ah
Item Item
 Siswa 1 1
melaksanakan
shalat dhuha
dengan khusu.
1. Sholat  Kesiapan shalat  Suasana mushola 2 1
Dhuha dhuha berjama’ah terkondisikan
Berjama’ah dengan baik.
 Tidak bercanda di 3 1
saat shalat dhuha
berjama’ah
 Kerapihan/kebersi
han pakian siswa. 4 1

 Siswa  Bersegera ke 5 1
melaksanakan Mushola ketika
shalat dhuha disuruh oleh guru.
dengan senang  Tetap khusu’
hati meskipun Guru 6 1
tidak mengontrol
pelaksanaan shalat
dhuha.
 Merasa bosan 7 1
dengan
LAMPIRAN 1

pelaksanaan sholat
dhuha
 Melaksanakan 8 1
sholat dhuha karna
peraturan di
sekolah

 Siswa  Kesungguhan 9 1
melaksanakan siswa dalam
shalat dhuha melaksanakan
atas kesadaran sholat dhuha.
sendiri  Melaksanakan 10 1
sholat dhuha Tepat
waktu pada waktu
yang dianjurkan.

 Siswa  Hukum sholat 11 1


memahami dhuha
hukum, tata  Diberitahu urutan 12 1
cara, do’a dan dan tata cara sholat
dalil sholat dhuha.
dhuha  Hafal do’a shalat
dhuha 13 1

 Landasan dalil
sholat dhuha 14 1
LAMPIRAN 1

 Keutamaan shalat  Mengatahui apa 15 1


dhuha saja keutamaan
shalat dhuha

 Datang ke sekolah 16 1
tepat waktu.
 Tidak
meninggalkan 17 1
kelas di saat jam
belajar.
2. Disiplin  Disiplin waktu  Menyelesaikan 18 1
Siswa tugas tepat waktu
 Bersegera Masuk
ke dalam kelas 19 1

setelah waktu
istirahat
 Pulang kerumah 20 1

tepat waktu
 Memiliki jadwal
belajar di rumah 21 1

 Mematuhi dan 22 1
Mentaati peraturan
 Disiplin sekolah
Perbuatan  mendiskusikan 23 1
pelajaran yang
belum difahami
 menyelesaikan 24 1
tugas sendiri (tidak
LAMPIRAN 1

menyontek)
 tidak bolos pada 25 1
pelajaran yang
tidak di sukai
 menjalankan tugas 26 1
piket
 membuang sampah
pada tempatnya 27 1

 menjalankan tata
tertib di sekolah 28 1

 Taat dan patuh


pada guru di 29 1

sekolah
 Tidak membuat
keributan di kelas 30 1

JUMLAH 30
ANGKET PENELITIAN
“PENGARUH SHALAT DHUHA BERJAMA’AH TERHADAP
KEDISIPLINAN SISWA DI MTS TAHDZIBUN NUFUS JAKARTA
BARAT”
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket.
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pernyataan dengan
teliti, kemudian tentukan jawaban anda terhadap masing-masing
pernyataan.
c. Berilah tanda silang ( X ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda,
dan
d. Akhiri pengisian angket ini dengan ucapan “Alhamdulillah” dan saya
ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan kesediaan anda dalam
mengisi angket ini.

Pertanyaan:
1. Apakah anda melaksanakan shalat dhuha dengan keadaan khusu’?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Ketika sholat dhuha suasana mushola terkondisikan dengan baik?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Apakah anda bercanda saat sholat dhuha berjama’ah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Ketika hendak sholat dhuha pakaian anda rapih dan bersih?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Apakah ketika guru menyuruh sholat dhuha berjamaah anda bersegera ke
mushola?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Ketika guru tidak mengontrol pelaksanaan shalat dhuha anda tetap khusu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apakah merasa bosan dengan pelaksanaan shalat dhuha di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah anda melaksanakan shalat dhuha semata-mata hanya karna
peraturan saja?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah anda bersungguh-sungguh dalam mengerjakan shalat dhuha?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah pelaksanaan sholat dhuha di sekolah tepat waktu (waktu yang
dianjurkan) ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Apakah guru memberitahu hukum shalat dhuha?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Dalam praktik sholat dhuha, apakah guru memberitahu tahu tata cara
shalat dhuha?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah anda berusaha menghafal do’a shalat dhuha?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah anda diberitahu landasan dalil shalat dhuha oleh guru?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah guru memberitahu keutamaan shalat dhuha?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Apakah anda datang kesekolah tepat waktu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Apakah anda meninggalkan kelas di saat jam belajar?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Ketika guru memberikan tugas, apakah anda menyelesaikanya tepat
waktu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Ketika waktu istirahat sudah selesai, anda bersegera masuk ke kelas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Setelah selesai sekolah, Apakah anda langsung pulang kerumah (tepat
waktu) ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
21. Apakah anda membuat jadwal untuk belajar di rumah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Apakah anda mematuhi dan mentaati semua peraturan di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Apakah anda mendiskusikan dengan teman tentang pelajaran yang anda
belum fahami?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. apakah anda menyelesaikan sendiri tugas yang diberikan oleh guru, dan
tidak melihat punya teman (tidak menyontek)?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Apakah anda keluar kelas (bolos) di saat jam pelajaran yang tidak anda
sukai?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
26. Apakah anda melaksanakan tugas piket yang telah ditentukan oleh ketua
kelas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
27. Ketika selesai makan atau minum di kantin, anda membuang sampah pada
tempatnya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Apakah anda menjalankan peraturan sekolah ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
29. Apakah anda taat dan patuh pada semua guru di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Di saat guru tidak hadir, apakah anda membuat keributan di kelas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
LAMPIRAN 3 DATA KESELURUHAN ANGKET

No Res
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X Y X² Y² XY
ponden
1 1 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 45 56 2025 3136 2520
2 2 2 4 3 4 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 2 3 4 3 42 49 1764 2401 2058
3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 53 51 2809 2601 2703
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 51 54 2601 2916 2754
5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 53 54 2809 2916 2862
6 6 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 2 4 53 52 2809 2704 2756
7 7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 1 1 4 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 47 47 2209 2209 2209
8 8 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 58 3136 3364 3248
9 9 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 53 55 2809 3025 2915
10 10 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 48 53 2304 2809 2544
11 11 2 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 48 52 2304 2704 2496
12 12 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 52 52 2704 2704 2704
13 13 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 52 54 2704 2916 2808
14 14 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 1 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 2 3 3 4 50 49 2500 2401 2450
15 15 2 4 4 4 2 2 2 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 44 51 1936 2601 2244
16 16 2 4 3 4 4 4 3 4 2 3 2 1 4 2 3 4 3 3 2 3 3 2 1 4 4 4 3 4 4 3 45 47 2025 2209 2115
17 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 60 3025 3600 3300
18 18 2 3 3 4 2 3 3 4 4 2 1 1 3 2 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 39 52 1521 2704 2028
19 19 1 2 4 4 3 1 4 3 3 3 2 2 4 1 2 2 4 3 3 3 1 3 1 2 4 2 2 3 3 4 39 40 1521 1600 1560
20 20 2 2 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 3 2 4 4 4 37 50 1369 2500 1850
21 21 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 60 2601 3600 3060
22 22 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 49 45 2401 2025 2205
23 23 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 1 1 3 3 3 2 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3 4 48 47 2304 2209 2256
24 24 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 46 43 2116 1849 1978
25 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 53 53 2809 2809 2809
LAMPIRAN 3 DATA KESELURUHAN ANGKET

26 26 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 52 50 2704 2500 2600


27 27 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 49 53 2401 2809 2597
28 28 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 51 52 2601 2704 2652
29 29 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 54 49 2916 2401 2646
30 30 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 45 47 2025 2209 2115
Jumlah 1460 1535 71762 79135 75042
LAMPIRAN 4
DATA SKOR ANGKET PENGARUH SHALAT DHUHA TERHADAP

KEDISIPLINAN SISWA

Variabel X Variabel Y
No
(Shalat Dhuha) (Kedisiplinan Siswa)

1 45 56

2 42 49

3 53 51

4 51 54

5 53 54

6 53 52

7 47 47

8 56 58

9 53 55

10 48 53

11 48 52

12 52 52

13 52 54

14 50 49

15 44 51

16 45 47

17 55 60

18 39 52
LAMPIRAN 4
DATA SKOR ANGKET PENGARUH SHALAT DHUHA TERHADAP

KEDISIPLINAN SISWA

19 39 40

20 37 50

21 51 60

22 49 45

23 48 47

24 46 43

25 53 53

26 52 50

27 49 53

28 51 52

29 54 49

30 45 47

1460 1535
LAMPIRAN 5
Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment

Variabel X dan Variabel Y


LAMPIRAN 5
Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment

Variabel X dan Variabel Y

No X Y X² Y² XY

1 45 56 2025 3136 2520

2 42 49 1764 2401 2058

3 53 51 2809 2601 2703

4 51 54 2601 2916 2754

5 53 54 2809 2916 2862

6 53 52 2809 2704 2756

7 47 47 2209 2209 2209

8 56 58 3136 3364 3248

9 53 55 2809 3025 2915

10 48 53 2304 2809 2544

11 48 52 2304 2704 2496

12 52 52 2704 2704 2704

13 52 54 2704 2916 2808

14 50 49 2500 2401 2450

15 44 51 1936 2601 2244

16 45 47 2025 2209 2115

17 55 60 3025 3600 3300

18 39 52 1521 2704 2028

19 39 40 1521 1600 1560

20 37 50 1369 2500 1850


LAMPIRAN 5
Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment

Variabel X dan Variabel Y

21 51 60 2601 3600 3060

22 49 45 2401 2025 2205

23 48 47 2304 2209 2256

24 46 43 2116 1849 1978

25 53 53 2809 2809 2809

26 52 50 2704 2500 2600

27 49 53 2401 2809 2597

28 51 52 2601 2704 2652

29 54 49 2916 2401 2646

30 45 47 2025 2209 2115

Σ 1460 1535 71762 79135 75042


LAMPIRAN 6

PERHITUNGAN KORELASI PELAKSANAAN SHALAT DHUHA


BERJAMA’AH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA

Diketahui:
N = 30 ∑Y =1535 ∑Y² = 79135
∑X =1460 ∑X² =71762 ∑XY = 75042

N. ∑xy − (∑x). (∑y)


rxy =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ]. [N∑Y 2 − (∑Y)2 ]
30 . 75042 − (1460). 1535)
rxy =
√[30 . 71762 − (1460)2 ]. [30 . 79135 − (1535)2 ]
2251260 − 2241100
rxy =
√[2152860 − 2131600]. [2374050 − 2356225]

rxy =
10160
√21260 . 17825

rxy =
10160
√378959500
10160
rxy =
19466

rxy = 0.521

Melalui nilai rtabel Pruduct moment dengan nilai 30 – 2= 28 (df =N – nr)


dapat diinterpretasikan pada taraf signifikasi 5% sebesar 0.374 dan pada taraf 1%
0.478. Jadi 0.521 > 0.374 dan 0.521 > 0.478 dengan membandingkan besarnya rxy
dengan rtabel maka dapat diinterpretasikan bahwa rxy > rtabel sehingga Ha diterima
dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan
pelaksanaan shalat dhuha dengan kedisiplinan siswa.
LAMPIRAN 7

PERHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINASI

Langkah selanjutnya untuk melihat seberapa besar kontribusi


pelaksanaan shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa, maka dilakukan
analisis determinasi dari angka indeks (rxy) product moment yang telah
diperoleh dengan rumus:
KD = r² x 100%
= 0.521² x 100%
= 0.271 x100%
= 27.14% = 27%
Dari perhitungan koefesien determinasi di atas, diketahui nilai
koefesien determinasi sebesar 27%. Hal ini menunjukan bahwa
variabel X (pelaksanaan shalat dhuha) mempengaruhi atau memberi
kontribusi terhadap variabel Y (disiplin siswa) sebesar 27%. Adapun
sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis.
LAMPIRAN 8

INSTRUMEN OBSERVASI

NO ASPEK INDIKATOR
YANG
DIOBS- SKOR KETERANGAN

ERVASI
TB KB B SB

Keadaan Sekolah Penataan gedung

Kebersihan Sekolah √ sekolah kurang baik


1. Sekolah
dikarnakan situasi
(Sarana
dan Kerapihan gedung √ dan kondisi tanah
Prasarana) sekolah sekolahan yang
Penataan gedung √
dipisahkan oleh
sekolah
Sarana dan Prasarana rumah warga,

Ruang kelas √ sehingga tidak

Ruang guru √ memungkinkan

Ruang kepala madrasah √ menataan gedung

Ruang tata tata usaha √ sekolah yang baik

Ruang perpustakaan √

Ruang Lab (Bahasa, √


IPA dan Komputer)
Ruang BK √

Mushola √

WC Guru √
Mushola dan Aula
WC Murid √
(Ruang serba guna)
Lapangan √
LAMPIRAN 8

INSTRUMEN OBSERVASI
Aula (Ruang √ sedang di renovasi,
Serbaguna)
sehingga keadanya

kedua nya kurang

baik.

Kehadiran guru √
2. Guru
Pengawasan guru dalam √
pelaksanaan keagamaan

Pelaksanaan Salat Dhuha

Kerapihan & kebersihan √


Mushola
Kesiapan siswa √

3. Kegiatan Kerapihan barisan shaf √

keagam- Pelaksanaan Kegiatan Pembacaan Al-Qur’an


aan siswa

Kesiapan siswa √

Bacaan Al-Qur’an siswa √

Kegiatan Ziarah ke Makam Muassas Sekolah

Pembacaan tahlil dan √


tahmid

4. Kedisip- Keadaan siswa


linan siswa
Kedatangan dan √
LAMPIRAN 8

INSTRUMEN OBSERVASI
kepulangan siswa
kebersihan dan kerapihan √
siswa
LAMPIRAN 9

E. Gambaran Umum MTs. Tahdzibun Nufus Tegal Alur Jakarta Barat


1. Profil Sekolah
Tahdzibun Nufus yang berarti Pendidikan Jiwa. Madrasah
Tsanawiyah Tahdzibun Nufus berdiri pada tanggal 2 Mei 1986, yang
berlokasi di Jalan Kamal Raya No. 45 Rt.012 Rw.03 Kel. Tegal Alur Kec.
Kalideres Jakarta Barat (11820). Letak sekolah yang sangat strategis dan
mudah dijangkau kendaraan umum juga berada di lingkungan dekat
masjid yaitu Masjid At-Taqwa, Risma. Dengan Kepala Sekolah pertama
yaitu K.H. Moh Zein.

Madrasah Tsanawiyah Tahdzibun Nufus berdiri atas usulan para


tokoh dan warga masyarakat Kelurahan Tegal Alur Jakarta Barat dengan
harapan agar:
a. Jumlah Madrasah Tsanawiyah di wilayah Kelurahan Tegal Alur
dan sekitarnya semakin bertambah.
b. Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Islam (YPPI) Tahdziun
Nufus yang sebelumnya telah membuka lembaga pendidikan
tingkat MI juga bisa membuka lembaga pendidikan tingkat MTs
sebagai perwujudan dari keinginan yang telah diprogramkan oleh
pengurus.
c. Para orang tua/wali murid yang putra-putrinya telah lulus dari
tingkat SD/MI mempunyai pilihan alternative untuk
menyekolahkan putra-putrinya selain ke SMP/MTS.
d. Para orang tua/wali murid yang putra-putrinya telah lulus dari
tingkat SD/MI bisa melanjutkan sekolah ke tingkat MTs. yang
lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
Nama-nama di bawah adalah para pendiri MTs. Tahdzibun Nufus,
sebagai berikut :
1) Alm. Bapak K.H. Moh. Zein bin H. Mahbub
2) Alm. Ibu Hj. Mumun Muntiyah binti H. Minan, (beliau adalah istri
dari Bapak K.H. Moh. Zein).
3) Alm. Bapak. H. Saiman.
LAMPIRAN 9

4) Alm. Bapak. H. Muhadih


5) Bapak Turmuzi Kamil, BA
6) Bapak Drs. H. Ahmad Nur Uyuni, MM
7) Bapak Drs. H. Ahmad Uluwan
Pada awal membuka pendaftaran murid baru MTs. Tahdzibun
Nufus mulai tahun pelajaran 1986/1987 dengan jumlah pendaftar
sebanyak 101 orang yang terdiri dari :
a. Berdasarkan jenis kelamin : 43 Laki-laki dan 58 Perempuan.
b. Berdasarkan asal sekolah : 47 orang dari MI dan 54 orang dari
SD
MTs. Tahdzibun Nufus memulai program kegiatan sejak tanggal 1
Juli 1986 s/d sekarang. Sejak berdiri hingga sekarang MTs. Tahdzibun
Nufus Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat memiliki perkembangan yang
cukup baik karena kerja keras semua yang berada di MTs. Tahdzibun
Nufus, mulai dari Yayasan, Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha sampai
karyawan sekolah.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs. Tahdzibun Nufus
b. NSM : 121231730019
c. NPSN : 20101796
d. Alamat : Jl. Kamal Raya No. 45RT/R: 012/03
Kelurahan : Tegal Alur
Kecamatan : Kalideres
Kotamadya : Jakarta Barat
Provinsi : DKI Jakarta
e. Telepon, Fax dan E-mail : Tlp. 021 5560540
Fax. 5560540
E-mail. Tahdzibunnufusmts@Yahoo.com
f. Nama Badan Penyelenggara: Yayasan Pendidikan dan Pengembangan
Islam (YPPI) TAHDZIBUN NUFUS
g. Alamat Yayasan : Jl. Lingkungan III No. 31 RT.012 RW.03
LAMPIRAN 9

Kel. Tegal Alur Kec. Kalideres Jakarta


Barat.
h. Nama Ketua Yayasan : Drs. H. Ahmad Nur Uyuni, M.M
i. Nama Kepala Madrasah : H. Ahmad Hafizh, S.Pd
j. Tahun didirikan : 1986
k. Tahun Beroperasi : 1986
l. No. Surat Izin : WJ/6-C/5060/1987
Penyelenggara (Kd.09.04/4/PP.00.4/0651/2010)
m. Status Madrasah : Swasta Terakreditasi A
(BAN-S/M 15 November 2010
n. Keadaan Gedung : Permanen (Gedung Milik Sendiri)
o. Luas Tanah : 1460 m2
p. Luas Bangunan : 1078 m2
q. Waktu Belajar : Pagi (06.30 – 13.00 WIB)
3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Data Pendidik
Tabel 4.1
Data Pendidik
Ijazah
No. Nama Guru Jabatan Bidang Studi
Terakhir
H.Ahmad Hafizh, S.Pd Kepala Bahasa
1 Strata 1
NIP 197906282007101002 Madrasah Inggris
Drs.H. A. Nur Uyuni, MM Aqidah
2 Guru Strata 2
NIP 196605212000031001 Akhlak
Rohimat, S.Pd.I Hafalan
3 Guru Strata 1
NIP 196201022007011020 Qur’an
Rowiyah, S.Ag
4 Guru PLKJ/BK Strata 1
NIP -
Ahmad Hamid, S.Pd.I Pend.
5 Guru Strata 1
NIP 150404930 Kewarganega
LAMPIRAN 9

raan
Siti Asnah, S.Pd.I
6 Guru IPA & MTK Strata 1
NIP 196508302007012006
Drs. Jailani, M.Pd
7 Guru SKI Strata 2
NIP 196403122007011040
Mohamad Yusup, S.Ag
8 Guru Fiqh Strata 1
NIP 196812012007011032
Pend.
Adromi, S.Pd.I
9 Guru Kewarganega Strata 1
NIP 196310092007011020
raan
Achmad Gofur, S.Ag Aqidah
10 Guru Strata 1
NIP 196812192007011025 Akhlak
Teknik Info
Ahmad Muhtaj, S.Kom
11 Guru & Strata 1
NIP -
Komunikasi
Syafi’I, S.Pd
12 Guru SKI & IPS Strata 1
NIP 150430520
Abd. Aziz, S.Pd Bahasa
13 Guru Strata 1
NIP 197411172007101003 Indonesia
Parhaeni, SE
14 Guru Matematika Strata 1
NIP 197806112007102004
Qur’an
15 Hasyim AR, S.Pd.I Guru Strata 1
Hadits
Kurniyawati, S.Pd.I
16 Guru Bahasa Arab Strata 1
NIP 197708152007102004
Ahmad Taufiqillah, S.Ag Praktek
17 Guru Strata 1
NIP - Ibadah
Papat Fathiyah, S. Pd Bahasa
18 Guru Strata 1
NIP - Indonesia
19 Siti Marwiyah, S.Th.I Guru IPS Strata 1
LAMPIRAN 9

NIP -
Marhadi, S. Pd
20 Guru Seni Budaya Strata 1
NIP -
Eldawati, S.Ag Bahasa
21 Guru Strata 1
NIP - Inggris
Soraya Al-Azizah, S. Pd.I
22 Guru PLKJ Strata 1
NIP -
Nur Anisah, S. Pd Bahasa
23 Guru Strata 1
NIP - Inggris
Murwati, S.Pd.I
24 Guru IPA & IPS Strata 1
NIP -
Utami Mutmainah, S. Pd
25 Guru Matematika Strata 1
NIP -
Mar’atul Qibtiyyah, S.Pd
26 Guru Bhs. Arab Strata 1
NIP -
Atria Nova Yunita
27. Guru Bhs. Inggris Diploma 3
NIP -
Siti Nurhasanah, S.Pd
28. Guru IPA Strata 1
NIP -

b. Data Tenaga Kependidikan


Tabel 4.2
Data Tenaga Kependidikan
NO. NAMA JABATAN
1 Ahmad Muhtaj, S.Kom Kepala Tata Usaha
2 Anis Tsania Annisa Zeins Staf Tata Usaha
3 Ahmad Ray Fuad Zeins, S.Pd Staf Tata Usaha
4 Ghina Mawarni Staf Tata Usaha
5 Sukandi Keamanan
6 Samit OB
LAMPIRAN 9

7 Chairudin CS

4. Daftar Siswa MTs. Tahdzibun Nufus


Tabel 4.3
Daftar Siswa

JUMLAH SISWA

2016/2017 2017/2018 2018/2019


Kelas
JM JM JM
LK PR LK PR LK PR
L L L
VII 111 119 229 122 112 234 105 125 230
VII 85 77 162 162 116 211 89 101 190
IX 68 59 127 127 76 146 94 110 204
JML 263 255 518 518 304 591 288 336 624

5. Data Sarana dan Prasarana


Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana

No Jenis Fasilitas Jumlah


1 Ruang Kelas 16
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Lab. Komputer 1
7 Ruang Lab. IPA 1
8 Ruang Lab. Bahasa 1
9 Ruang BK 1
10 Mushallah 1
11 Ruang Keterampilan 1
LAMPIRAN 9

12 WC Guru 2
13 WC Murid 6
14 Gudang 1
15 Lapangan 1
16 Aula (Ruang Serbaguna) 1
JUMLAH 37

6. Visi dan Misi


Visi: Menjadi Madrasah yang Berkualitas, Berprestasi dan Populis.

Misi: Mewujudkan Warga Mts. Tahdzibun Nufus sebagai Hamba Allah


SWT yang Briman dan Bertaqwa, Berilmu dan Beramal,
Berakhlakul Karimah dan Berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai