SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
NUR FITRIYANI
NIM 1110011000076
Kata Kunci : Penerapan Sistem Poin (Reward & Punishment), Disiplin Siswa.
i
ABSTRACT
Discipline is the surface of educational system. The essential one is its quality.
School can easily be perceived from the way how its students and its teachers
behave. Principal, teacher, and the entire educational stakeholder are the frontline
that hold national education mission character based through a number of
innovation. Reward and Punishment system is one way to empower discipline at
schools.
This study aims to know whether is there any significant correlation between
students’ perception of Reward and Punishment system towards students’ discipline-
to know the degree of students’ discipline after the system being implemented at their
school. Also, this study aims to know how the implementation of Reward and
Punishment system at MTs Annajah South Petukangan, Pesanggrahan, South
Jakarta.
This study has been conducted in MTs Annajah. Its sample is taken by using
purposive sampling technique. Counted, the sample is 41 respondents of Class IX 1
and Class IX 4 of 2012-2013 year study.
This study used quantitative method because in the process of collecting data
and the interpretation, it applied statistics formula with table, picture, etc. The
collecting of the data used questionnaire, document study, observation, and
interview. After the data has been collected, the next step is counting two variables of
the data by using product moment formula. The result of this study is that the score
of the correlation is 0, 552 that means positive correlation is in medium or enough
between students’ perception and the implementation of Reward & Punishment with
students’ discipline of MTs Annajah South Petukangan, Pesanggrahan, South
Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Persepsi Siswa Tentang Penerapan Sistem Poin (Reward &
Punishment) Dan Disiplin Siswa MTs Annajah, Petukangan Selatan,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan”
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1.
Tentunya dalam proses pengerjaan skripsi ini banyak melibatkan dukungan dan
bimbingan berbagai pihak baik secara akademis, moral, motivasi dan lainnya. Karena
itu perkenankanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih serta penghargaan
yang mendalam khususnya kepada:
Bapak Ahmad Basuni, M. Ag. Drs. H sebagai pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, saran dan
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Papa dan Mama tersayang, Bapak Hidayat dan Ibu Syamsiah yang telah
mengasuh dan mendidik penulis hingga saat ini. terimakasih atas dukungan
serta doa-doanya. “Rabbigfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani
shagira”
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA, Ketua
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Prof. Dr. Salman Harun dan Dr. Munzir Suparta, MA selaku penguji skripsi
yang telah memberikan banyak saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini.
iii
Seluruh Dosen FITK dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis khususnya dan
kepada mahasiswa umumnya.
Drs. H Samunal Ghozi selaku kepala sekolah MTs Annajah yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs Annajah.
Bapak Nurhadi, S.Pdi selaku wakil kepala sekolah bagian kesiswaan yang
dengan ikhlas meluangkan waktu untuk menjelaskan tata tertib sistem poin dan
memberikan banyak informasi tentang penerapan sistem poin (reward &
punishment) di MTs Annajah.
Keluarga besar di Cilegon dan Bekasi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu, yang selalu memberikan motivasi sampai terselesainya skripsi ini.
Zezen Syukrillah, suamiku yang tanpa lelah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi serta pemberi semangat yang luar biasa dalam segala
hal. Makasih suamiku….
Sahabat-sahabat ku saroh, hani, vikri, teman-teman PPKT & P20AI Angkatan
2010 yang selalu berbagi dan saling memberi motivasi dalam menyusun
skripsi.
Keluarga besar lembaga pendidikan al-Qur’an (LPQ) qiraati masjid fathullah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pak Hadlir, Pak Mukmin, Pak Agung, Pak
Ali dan semua teman-teman seperjuangan yang tidak disebutkan namanya.
Penulis berharap pada akhirnya semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat, walaupun memang penulis sadar masih
banyak kekurangan didalamnya, tetapi harapan penulis adalah skripsi ini bisa
menjadi bahan referensi bagi mereka yang membutuhkan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun dari pembaca demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ...................... 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian ................................................................ 6
v
B. Metode dan Variabel Penelitian ............................................ 24
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
E. Instrumen Penelitian ............................................................. 27
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data ................................................. 28
2. Teknik Analisis Data ....................................................... 30
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 4.21 Keluar kelas untuk membeli minum/makanan saat KBM .................. 65
Tabel 4.22 Pulang sekolah langsung mengerjakan PR .......................................... 65
Tabel 4.23 Berkelahi/bertengkar dengan teman pada jam istirahat ...................... 66
Tabel 4.24 Kurang memperhatikan guru saat mengajar ........................................ 67
Tabel 4.25 Belajar kelompok dengan teman setelah pulang sekolah .................... 67
Tabel 4.26 Kurang menghargai waktu di sekolah ................................................. 68
Tabel 4.27 Hasil Jawaban Siswa Terhadap Variabel X
(Penerapan Sistem Poin) ..................................................................... 69
Tabel 4.28 Distribusi frekuensi skor variabel X (Penerapan sistem poin) ........... 70
Tabel 4.29 Hasil Jawaban Siswa Terhadap Variabel Y
(Disiplin Siswa) ................................................................................... 71
Tabel 4.30 Distribusi frekuensi skor variabel Y (Disiplin Siswa) ....................... 72
Tabel 4.31 Nilai Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y .............................. 73
Tabel 4.32 Tabel Interpretasi Nilai “r” ................................................................. 76
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Papan tata tertib sekolah sistem poin di setiap lantai gedung
MTs Annajah ........................................................................................ 45
Gambar 2: Siswa-siswa dikenakan poin (punishment) dan sanksi sholat di lapangan
karena bercanda saat shalat dhuhur berjamaah ................................... 50
Gambar 3: Siswa diberi sanksi belajar di luar kelas karena gaduh saat KBM ...... 51
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket
Lampiran 3 Wawancara
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 77.
1
2
2
Undang-Undang R.I No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Peraturan Pemerintah R.I,
Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 6
3
Asep Mulyawan, “Pembentukan Karakter Anak Melalui Pembelajaran PAI”, Jurnal Asy-
Syukriyyah, (Tangerang: STAI Asy-Syukriyyah, 2012), h. 175.
4
Sayidati Umi Hanik, “Penegakan Disiplin Dalam Menunjang Kualitas Hasil Belajar Santri di
Pondok Pesantren Darunnajah”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 1-2.
5
Yusransyah, Menegakkan Disiplin Siswa Melalui Sistem Poin Pelanggaran (Kartu Kuning),
15 Oktober 2013, (http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2012/08/menegakkan-disiplin-siswa-
melalui.html).
3
6
Ngainun Naim, Character Building (Optimalisasi peran Pendidikan dalam Pengembangan
Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa), (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), h. 142-143.
4
B. Identifikasi Masalah
Dalam menempuh proses belajar di MTs Annajah banyak sekali kendala
yang dihadapi oleh para guru maupun siswa, salah satu hal tersebut ialah
mengenai kedisiplinan. Kendala-kendala tersebut antara lain:
1. Ada beberapa siswa yang belum memahami peraturan sistem poin.
7
Muhammad Alfian Widiyanto, Pemberlakuan Sistem Poin Pada Pelanggaran Siswa, 17
Januari 2012, (http://warsinem-orenoren.blogspot.com/2012/01/pemberlakuan-sistem-poin-
pada.html).
5
2. Ada beberapa siswa yang belum sadar akan pentingnya disiplin sehingga
mereka merasa tertekan dengan peraturan yang telah ditetapkan di
sekolah.
3. Terdapat beberapa siswa yang tidak menaati peraturan sehingga kondisi
menjadi kurang tertib.
4. Banyak siswa yang tidak peduli dengan peraturan sistem poin, sehingga
poin dan sanksi yang diterima siswa tidak menimbulkan efek jera.
C. Pembatasan Masalah
Setelah masalah-masalah dan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
mengingat begitu luasnya pembahasan, maka pembahasan skripsi ini hanya
dibatasi pada persepsi siswa tentang penerapan sistem poin (reward &
punishment) meliputi pemahaman siswa tentang sistem poin dan kesadaran
siswa dalam mengikuti sistem poin, sedangkan disiplin siswa meliputi
pemahaman siswa terhadap kedisiplinan, ketaatan siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah, keteraturan siswa dalam belajar serta kesungguhan siswa
dalam belajar pada siswa kelas IX MTs Annajah.
2. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana persepsi siswa tentang penerapan sistem poin (reward
& punishment) yang diberlakukan di MTs Annajah?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang penerapan sistem poin
(reward & punishment) di MTs Annajah.
2. Untuk mengetahui disiplin siswa setelah diberlakukan sistem poin
(reward & punishment) di MTs Annajah .
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan persepsi siswa tentang
penerapan sistem poin (reward & punishment) dan disiplin siswa di
MTs Annajah.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini di harapkan memberi manfaat dan masukan berharga bagi
pihak-pihak terkait diantaranya:
1. Bagi Guru atau Pembimbing
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru untuk
mengetahui bahwasanya penerapan peraturan dapat menegakkan
kedisiplinan serta menunjang kualitas pembelajaran.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat lebih memahami manfaat dan pentingnya
penegakkan disiplin dalam menunjang kualitas belajar siswa
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan dapat memberikan informasi pada pihak-pihak
yang membutuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
8
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktek dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 29.
7
8
10
E Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 18 - 19.
10
10-1 9 + (10x1) 19
10-2 8 + (10x2) 28
10-3 7 + (10x3) 37
10-4 6 + (10x4) 46
10-5 5 + (10x5) 55
10-6 4 + (10x6) 64
10-7 3 + (10x7) 73
10-8 2 + (10x8) 82
10-9 1 + (10x9) 91
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi),
karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat. (Q.S An-Nisa: 134).
11
(http://sedekaholic.blogspot.com/2012/09/matematika-sedekah-yusuf-mansur.html)
12
Abdul Fattah Abu Guddah, 40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah SAW,
(Bandung: Irsyadbaitussalam, 2009), h. 205 & 209.
13
neraka. Siapa saja yang melakukan amal buruk atau mengingkari ajaran
Allah Swt. adalah dosa (diberi punishment). Sedangkan siapa saja yang
melakukan amal baik dan mematuhi perintah serta meninggalkan
larangan-Nya, akan diberi pahala atau reward. 13
Secara tabiat, semua manusia menyukai apresiasi (imbalan), karena
apresiasi menguatkan perasaan bahwa seseorang telah berlaku benar,
memunculkan rasa bahagia dalam jiwa dan memunculkan rasa bahwa ia
disukai secara sosial. Biasanya ini muncul ketika seseorang sedang
meraih kesuksesan atau prestasi.14
Hadiah merupakan kenang-kenangan, penghargaan dan
penghormatan. Hadiah juga dapat berarti ganjaran, yang diartikan
sebagai upaya memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan)
bagi peserta didik yang berprestasi baik dalam belajar maupun
berperilaku. Melalui pemberian hadiah, diharapkan peserta didik dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan prestasinya.
Kemudian dari pengertian hadiah dapat dikatakan bahwa tujuan
dari pemberian hadiah adalah untuk memotivasi peserta didik agar
mereka berperilaku sesuai dengan tata tertib. Berbagai bentuk hadiah
yang biasanya diberikan oleh guru seperti ucapan selamat dan
penghargaan dalam bentuk sertifikat.15
Pujian juga memiliki dua sisi: positif dan negatif. Karenanya perlu
cara yang bijak untuk memuji anak. Pertama-tama yang harus disadari
adalah bahwa pujian harus diberikan dalam jumlah dan kadar secukupnya
saja. Kalau tidak, anak akan menganggap bahwa pujian yang guru
berikan justru melecehkan mereka. Selain itu pujian yang tidak selektif
pada akhirnya akan menghilangkan kesempatan bagi guru untuk
13
Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media,2011), h. 269-270.
14
Muhammad Nabil Kadzim, Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, (Jakarta: Al – Kautsar, 2009),
h. 9.
15
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas (Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang
Kondusif), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 175 – 178.
14
memotivasi anak, karena tidak lagi menjadi senjata yang cukup ampuh
untuk guru gunakan.16
Meskipun penghargaan bermanfaat, penghargaan ini harus dilihat
sebagai strategi jangka pendek, langkah menuju motivasi diri.
Penghargaan biasanya hanya memberi hasil dalam jangka pendek dan
dapat membantu siswa-siswa yang memerlukan peningkatan
kemampuan, terutama jika mereka mendapati tugas tertentu yang sangat
menantang. Penghargaan juga harus dapat diraih dan siswa harus
menganggap penghargaan tersebut penting. Yang sangat ideal ialah
penghargaan apapun dinegoisasikan dahulu dengan siswa.17
Dalam literatur Islam, istilah hukuman sepadan dengan istilah
„iqab, jaza dan „uqubah. Kata „iqab dalam Al-Qur’an disebut sebanyak
20 ayat. Kata ini biasanya diikuti dengan kata syadid yang berarti keras,
sangat, amat, yang mengarah kepada tindakan Allah atas perilaku negatif
yang dilakukan hamba-Nya. Seperti yang dijelaskan Allah SWT dalam
Firman-Nya:
(keadaan mereka) adalah sebagai Keadaan kaum Fir'aun dan orang-
orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat kami; karena itu
Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan Allah sangat
keras siksa-Nya. (Q.S Ali Imran:11).
16
Tim Pustaka Familia, Mempertimbangkan Hukuman pada Anak, (Yogyakarta: Kanisius,
2007), h. 84 – 85.
17
Gavin Reid, Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, Terj. dari Motivating
Learners in the Classroom: Ideas and Strategies oleh Hartati Widiastuti, (Jakarta: Indeks, 2009), h.
20.
18
Haryanto Al-Fandi. op. cit. h. 271.
15
19
Novan Ardy Wiyani. loc. cit.
16
20
Tim Pustaka Familia. op. cit. h. 8 – 9.
21
Ibid., h. 19 - 21
17
B. DISIPLIN
1. Pengertian Disiplin
Menurut kamus bahasa Arab-Indonesia, disiplin diambil dari kata
22
Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 80.
23
Zaidah Kusumawati Dkk, Ensiklopedia Nabi Muhammad SAW Sebagai Pendidik, (Jakarta:
Lentera Abadi, 2011), h. 7 – 9.
24
A.W Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), Ed. Ke-2, Cet. 14, h. 1435.
18
Ditinjau dari asal katanya, kata disiplin berasal dari bahasa Latin
discere yang berarti belajar. Dari kata ini kemudian muncul kata
disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Seiring perkembangan
waktu, kata disciplina mengalami perkembangan makna. Kata disiplin
sekarang ini dimaknai secara beragam. Ada yang mengartikan disiplin
sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan
pengendalian. Ada juga yang mengartikan sebagi latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan
suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan,
perintah, dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain disiplin adalah
sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa
pamrih. 25
Ali Imron membagi disiplin menjadi tiga. Pertama disiplin yang
dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut konsep ini peserta
didik dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi jika mau duduk tenang
sambil memperhatikan penjelasan guru saat KBM berlangsung. Peserta
didik diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru
serta tidak boleh membantah. Dengan demikian, guru dapat dengan bebas
memberikan tekanan kepada peserta didik agar peserta didik takut dan
terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh guru.
Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive,
menurut konsep ini peserta didik haruslah diberikan kebebasan seluas-
luasnya. Tata tertib dan aturan-aturan dilonggarkan dan tidak perlu
mengikat peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja
sepanjang itu baik. Dengan demikian, konsep permissive ini berlawanan
dengan konsep otoritarian.
Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin demikian
memberikan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa saja,
25
Ngainun Naim. loc. cit.
19
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa ayat 59)
26
Novan Ardy Wiyani, op. cit., h. 160 - 161.
27
Sayidati Umi Hanik, op. cit., h. 17.
20
28
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, Terj. dari Raising
Preschoolers Parenting for Today oleh Lina Jusuf, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47.
29
Sugianto, “Pendidikan Islam Disiplin Tanpa Kekerasan”, Jurnal LEKTUR, (Cirebon:
STAIN, 2005), h. 66-69.
21
C. Kerangka Berfikir
Kedisiplinan merupakan salah satu kunci yang mendukung suatu tujuan
yang akan dicapai. Penerapan peraturan sistem poin jelas memiliki andil atau
peran dalam upaya membentuk karakter disiplin siswa. Dengan pemberian poin
31
E Mulyasa, op. cit., h. 172 – 173.
32
Novan Ardy Wiyani, op. cit., h. 162 – 164.
23
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002) h. 94.
35
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 79-80.
24
25
36
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 6.
37
Heny Narendrany Hidayati, Bahan Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: FITK
UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 9.
38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h.
76.
26
39
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik),
(Jogjakarta: Diva Press, 2010), h. 63.
40
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.
186.
41
Anas Sudijono, op. cit., h. 84.
42
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 206.
27
Adapun skor untuk butir pernyataan dalam angket dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Skor Item Alternatif Jawaban Responden
Positif (+) Negatif ( - )
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Jarang 2 Jarang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
43
Aziz Rosdiansyah, “Peranan Pendidikan Akhlak Dalam Pembinaan Disiplin Belajar Siswa
Kelas 2 MTs Muhammadiyah 1 Ciputat”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:,
2010), h. 48-51, tidak dipublikasikan.
28
mudah diolah. Variasi jenis instumen penelitian antara lain angket, ceklis,
pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lainnya.44
Berikut ini kisi-kisi instrument yang digunakan untuk mengukur disiplin
siswa dan juga untuk memberikan gambaran seberapa jauh instrument ini
mencerminkan indikator variabel pembentukan disiplin siswa dengan sistem
poin.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
Pemahaman siswa
Persepsi siswa 2, 5, 6, 11 & 12 5
terhadap sistem poin
1 tentang penerapan
Kesadaran siswa dalam 1, 3, 4, 7, 8, 9 &
sistem poin 7
mengikuti sistem poin 10
Pemahaman siswa
18 & 25 2
terhadap kedisiplinan
Keteraturan siswa dalam 14, 15, 17, 20 &
2 Kedisiplinan siswa 5
belajar 22
Kesungguhan siswa 13, 16, 19, 21, 23
6
dalam belajar & 24
Jumlah 25
44
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 136 - 137.
29
sudah benar atau tidak. Yang belum lengkap atau belum benar
pengisiannya dapat disisihkan untuk tidak ikut dianalisis atau
menyempurnakannya dengan jalan melakukan pengumpulan data
ulang ke sumber-sumber data bersangkutan.45
Mengedit yang penulis maksud disini adalah memeriksa
daftar pertanyaan berupa angket yang telah diberikan kepada
responden, dalam hal ini adalah siswa kelas IX dan diserahkan
kembali kepada penulis. Dan apabila ada jawaban yang diragukan
atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang
bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. Tujuannya
ialah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar
pernyataan yang telah diselesaikan. Serta mengolah data dari hasil
wawancara yang diperoleh dari informan dalam hal ini adalah guru
dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan yang ada di MTs
Annajah Petukangan Selatan ini.
b. Koding
Yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden
dengan cara menandai masing-masing kode tertentu. Bila analisis
kuantitatif maka kode yang diberikan adalah angka. Bila angka itu
berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor.
c. Tabulasi
Yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data yang
akan menjurus ke analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel,
baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang. Dalam hal ini
penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi. 46
45
Sayidati Umi Hanik, op. cit., h. 33.
46
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 191-192.
30
P= x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N= Jumlah frekuensi
Dan untuk angket, data yang terkumpul diklasifikasikan dan
dianalisa untuk menjawab masalah dengan rumus analisis korelasi
product moment.
korelasi product moment digunakan untuk menentukan hubungan
antara dua gejala interval seperti dalam penelitian ini yakni untuk
mengetahui hubungan antara penerapan sistem poin dan karakter disiplin
siswa maka penulis menggunakan teknik korelasi product moment. Ada 3
rumus yang dapat digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini.
Pada penelitian ini penulis menggunakan rumus ketiga sebagai berikut.47
47
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 240 & 244.
31
∑ (∑ )(∑ )
=
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
Keterangan:
N =Number of cases
∑ =Jumlah hasil perkalian antara deviasi skor-skor variabel x dari
deviasi skor-skor variabel y
Selain menggunakan teknik product moment, penulis juga menggunakan
tabel frekuensi distribusi dalam mendeskripsikan data angket sebagai berikut.
Tabel 3.4
Variabel X (Penerapan Sistem Poin)
Interval Korelasi
20 – 30 Kurang
31 – 40 Sedang
41 – 50 Baik
Tabel 3.5
Variabel Y (Disiplin Siswa)
Interval Korelasi
20 – 30 Kurang
31 – 40 Sedang
41 – 50 Baik
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum MTs Annajah
Sejarah Singkat MTs Annajah
Pembangunan Madrasah Tsanawiyah Darun Najah Petukangan
dirintis sejak tahun 1960, dibawah satu yayasan yang dipimpin oleh H.
Abdillah Amin. Sebagai langkah awal persiapan pendidikan tingkat
Tsanawiyah, pada tahun 1950 didirikan kegiatan pendidikan tingkat
Ibtidaiyah.
Untuk tingkat Tsanawiyah baru dibuka pada tahun 1961 dengan
yayasan yang menaunginya adalah Yayasan kesejahteraan Masyarakat
Islam (YKMI). Pada tahun 1985 Madrasah Tsanawiyah tidak lagi berada
dalam naungan YKMI dengan dibentuknya yayasan “Annajah”. Yayasan
tersebut selain mengelola lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai
Aliyah juga mengelola lembaga sosial berupa Panti Asuhan untuk anak
yatim/ piatu.
Adapun pengurus Yayasan Annajah pada awal berdirinya adalah
sebagai berikut:
Ketua : KH. Abdillah Amin
Wakil Ketua : KH. Mahrus Amin
Sekretaris : Drs. Hasan Basri
Sekretaris I : Diedy Faried Wadjdy
Seksi Usaha : H. Zakiuddin S.E
H. Muh. Fauzi
H. Syatiri
Pada tahun 1992 kepengurusan yayasan Annajah mengalami
perubahan setelah KH. Abdillah Amin wafat, yaitu sebagai berikut:
Ketua : H. Diedy Faried Wadjdy SH
32
33
Kepala Madrasah
Drs. H. Sam’unal Ghozi
Ulfah Shihah, S.Ei Ulfah Shihah, S.Ei Nurhadi, S.Pdi Nurhadi, S.Pdi
Wali Kelas
Dewan Guru
Siswa
Siswa merupakan individu yang memiliki berbagai karakter yang
berbeda dan perlu untuk di tuntun agar menjadi insan yang kamil. Di sini
penulis ingin menyajikan data keadaan siswa di Mts Annajah
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VII 1 13 20 33
2 VII 2 15 19 34
3 VII 3 16 17 33
4 VII 4 17 15 32
5 VII 5 17 16 33
6 VIII 1 16 19 35
7 VIII 2 22 12 34
8 VIII 3 20 14 34
9 VIII 4 20 14 34
10 VIII 5 20 15 35
11 IX 1 9 24 33
12 IX 2 19 12 31
13 IX 3 19 12 31
14 IX 4 19 12 31
15 IX 5 20 12 32
Total Siswa 496
39
Kurikulum
Perkembangan dan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan
dalam bentuk penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan. Madrasah Tsanawiyah Annajah telah menetapkan cirri khas
(trademark) sebagai landasan berpijak dalam proses pembelajaran.
Struktur kurikulum Madrasah Tsanawiyah Annajah sebagai berikut:
No Mata Pelajaran Kelas / Jumlah Jam
VII VIII IX
1 Pendidikan Agama
a. Qur’an Hadist 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 1 1 1
2 PPKN 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 + 1* 4 + 1* 4 + 1*
4 Bahasa Arab 3 3 3
5 Bahasa Inggris 4 4 4 + 1*
6 Matematika 4 + 1* 4 + 1* 4 + 1*
7 IPA 4 4 4
8 IPS 4 4 4
9 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2
10 Pendidikan Jasmani dan Olahraga 2 2 2
11 Teknologi Informasi 2 2 2
12 Muatan Lokal
a. Lab Bahasa 2 2 2
b. Nahwu dan sharaf 2 2 -
c. Bimbingan dan Konseling 1 1 1
d. Pengembangan diri 2 2 2
Jumlah 47 47 47
40
Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana di Mts Annajah
1) Ruang kelas 15 lokal
2) Ruang Lab MIPA 1 lokal
3) Ruang Lab computer
4) LCD Proyektor di 15 lokal
5) Perpustakaan
6) Lapangan olahraga
7) Kantin
8) Masjid / basement
9) Lapangan parkir
10) Taman
11) Ruang UKS
12) Ruang Musik/ Band
c. Bidang seni
d. Bidang kepramukaan
e. Bidang PMR
f. Outbound
g. Karyawisata
Mengadakan “Annajah Ekstrakurikuler Promotion” (ANNAJAH
EKSPO) setiap tiga bulan sekali
6 Matematika 4 + 1* 4 + 1* 4 + 1*
7 IPA 4 4 4
8 IPS 4 4 4
9 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2
10 Pendidikan Jasmani dan Olahraga 2 2 2
11 Teknologi Informasi 2 2 2
12 Muatan Lokal
e. Lab Bahasa 2 2 2
f. Nahwu dan sharaf 2 2 -
g. Bimbingan dan Konseling 1 1 1
h. Pengembangan diri 2 2 2
Jumlah 47 47 47
Hasil Akreditasi
Alhamdulillah hasil akreditasi Mts Annajah mendapat nilai A pada
tahun 2013.
Identitas Sekolah
1. Data Sekolah : Mts Annajah Jakarta
2. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Sam’unal Ghozi
3. Nomor Pokok Sekolah : 20102757
4. Nomor Statistik Madrasah : 121231740009
5. Alamat Sekolah
Kecamatan : Jl. Ciledug Raya no. 10
petukangan
Kabupaten / Kota : Jakarta Selatan
Propinsi : DKI
43
48
(http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi)
44
Gambar 1: Papan tata tertib sekolah sistem poin di setiap lantai gedung
MTs Annajah
(Sumber: Dokumentasi pribadi tanggal 30 Agustus 2013)
Dalam pelaksanaan sistem poin di sekolah, setiap wali murid yang
mendapat panggilan dari sekolah karena anaknya melakukan pelanggaran
sejauh ini baik-baik saja. Wali murid mengikuti aturan yang dibuat oleh
sekolah. Dalam kasus ini, saya mendapatkan data berupa surat
pemanggilan orang tua siswa atau wali murid dengan pelanggaran
menulis kata-kata yang melanggar etika/ kurang sopan di jejaring sosial
(lampiran 6).
Dengan diberlakukannya sistem poin dalam tata tertib membuat
sekolah khususnya Waka bagian kesiswaan lebih mudah memberi sanksi
kepada siswa. Jadi tidak ada kesan pilih kasih kepada para siswa.
Misalnya siswa yang terlambat satu kali dengan siswa yang sering
terlambat mendapat sanksi yang jelas berbeda. Dengan begitu jelas
bahwa adanya sistem poin mempermudah guru untuk lebih menertibkan
siswa-siswanya.
Penerapan sistem poin dalam tata tertib sekolah cukup memberi
pengaruh terhadap karakter disiplin siswa-siswi MTs Annajah. Menurut
46
Tabel 4.1
Daftar Siswa Penerima Poin kelas IX 4 & IX 1 (Reward & Punishment)
berjamaah
Chitra Resdiyana 9.1 Juara kodya/ kabupaten 50 R
Jasmin NT 9.1 Juara kodya/ kabupaten 50 R
M. Kahfi 9.1 Bercanda saat shalat 20 P
berjamaah
M. Syauqi 9.1 Bercanda saat shalat 20 P
berjamaah
Nanda Putri M 9.1 Juara kodya/ kabupaten 50 R
Nisrina S 9.1 Juara kodya/ kabupaten 50 R
Vina Alvionita 9.1 Juara kodya/ kabupaten 50 R
Haidi Nurmali 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
M. Ikhsani Hanif 9.4 Bercanda saat shalat 20 P
berjamaah
M. Haekal Wahyu 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
21 Okt 2013
Rizki Aditya Y 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Amanda Zahra 9.1 Bercanda saat upacara 20 P
Fina Fauziyah 9.1 Bercanda saat shalat P
berjamaah
Resa Wantika 9.1 Bercanda saat upacara 20 P
Bazlir Rahman 9.4 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Haidi Nurmali 9.4 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
22 Okt 2013
Kevin Mahendra 9.4 Mengancam teman 25 P
M. Irsal 9.4 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
M. Ikhsani Hanif 9.4 Mengancam teman 25 P
48
jam pelajaran
Sekar Arum 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Silvia Jenita 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Syifa Rizki 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Bazlir Rahman 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Haidi Nurmali 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
4 Nov 2013
Amanda Zahra 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Rizki Aditya Y 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Audyandri H 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Bazlir Rahman 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
8 Nov 2013
M. Irsal 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Rizki Aditya Y 9.4 Tidak membawa 10 P
perlengkapan shalat
Kevin Mahendra 9.4 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
Amanda Zahra 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
11 Nov 2013
jam pelajaran
Billy Kurnia 9.1 Keluar kelas saat ganti 10 P
jam pelajaran
50
Gambar 3: Siswa diberi sanksi belajar di luar kelas karena gaduh saat
KBM
(Sumber: Dokumen pribadi tanggal 02 September 2013)
Menerapkan suatu kebijakan pastilah menemukan kendala-kendala.
menurut Bapak Nurhadi pada wawancara tanggal 02 September 2013
menuturkan ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain: pertama
ialah dari siswa itu sendiri, ada siswa yang menjadikan peraturan-
peraturan sekolah sebagai beban sehingga mereka merasa terbebani, takut
dan tidak nyaman dengan peraturan-peraturan yang ada. Yang kedua
ialah dari wali murid yang tidak terima jika anaknya diberi sanksi /
hukuman dari pelanggaran yang telah dilakukan anak tersebut.
Tak jarang anak bercerita kepada orang tua mereka dengan
berlebih-lebihan, tidak apa adanya. Sehingga seringkali wali murid yang
marah/ tidak terima kepada guru yang telah memberi sanksi anaknya.
Yang terakhir yaitu kendala dari guru yang tidak berpartisipasi/ cuek
dalam menerapkan peraturan sistem poin sehingga tidak terjalinnya
kerjasama yang baik antar guru sebagai penegak peraturan
Sedangkan solusi-solusi dari kendala tersebut ialah pertama anak
harus diberi pengarahan bahwa segala sikap yang dilakukannya akan
menimbulkan akibat. Guru bertugas memberi pengarahan sikap yang
52
baik dan tidak baik serta akibatnya. Siswa sendiri yang memilih sikap
apa yang akan dia lakukan. Selain itu guru tidak lupa memberi
keteladanan yang baik bagi siswanya, salah satunya dengan disiplin dan
taat peraturan. Dan jika ada wali murid yang tidak terima dengan sanksi
yang diterima anaknya, maka mudah saja solusinya. Guru hanya
memperlihatkan bukti-bukti pelanggaran yang dilakukan anaknya serta
memberi penjelasan dan nasehat agar orang tua tidak membenarkan/
membela anak yang salah. Dan untuk para guru diharapkan kerjasama
dan partisipasinya dalam penegakkan disiplin ini.
Berikut ini adalah hasil angket/ persepsi siswa tentang penerapan
sistem poin dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Tidak peduli dengan poin (pelanggaran) yang di terima
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 1 2%
Sering 4 10%
Jarang 6 15%
Tidak pernah 30 73%
Total 41 100%
Tabel 4.3
Mendapat poin (pelanggaran) karena melakukan pelanggaran dengan sengaja
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 3 7%
Sering 6 15%
Jarang 19 46%
Tidak pernah 13 32%
Total 41 100%
Ini berarti bahwa sebagian besar siswa merasa sistem poin sebagai salah
satu usaha yang dapat membentuk karakter disiplin siswa. Dengan hukuman
yang mendidik dan proposional siswa yang melanggar peraturan akan jera dan
tidak mengulangi kesalahannya dan dengan hadiah untuk siswa berprestasi.
Tabel 4.5
Termotivasi pada reward bagi siswa berprestasi dan disiplin
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 27 66%
Sering 5 12%
Jarang 8 20%
Tidak pernah 1 2%
Total 41 100%
Dari data diatas menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden yang
selalu merasa termotivasi dengan reward yang diterapkan sistem poin yakni
sebesar 66%. Sedangkan 12% dari responden menjawab sering, 20%
responden yang menjawab jarang dan 2% responden yang tidak pernah
termotivasi dengan reward yang diterapkan sistem poin bagi siswa berprestasi
dan disiplin.
Dengan siswa berprestasi dan disiplin maka sekolah akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Tabel 4.6
Kesal/dendam kepada guru yang memberi siswa poin
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 1 2%
Sering 1 2%
Jarang 11 27%
Tidak pernah 28 68%
Total 41 100%
55
Tabel 4.8
Takut dimarahi orang tua apabila mendapat poin (pelanggaran)
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 18 44%
Sering 6 15%
Jarang 8 20%
Tidak pernah 9 22%
Total 41 100%
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebesar 44% merasa takut dimarahi orang tua apabila mendapat poin
(pelanggaran). Sedangkan 15% dari responden menjawab sering, 20%
responden yang menjawab jarang dan 22% responden tidak pernah merasa
merasa takut dimarahi atau terpaksa mematuhi peraturan sekolah.
Ini berarti bahwa siswa masih belum memiliki kesadaran sepenuhnya
akan disiplin. Karena kepatuhan mereka masih karena dorongan takut dimarahi
atau keterpaksaan.
Tabel 4.9
Terpaksa mematuhi peraturan supaya tidak mendapat poin (pelanggaran)
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 9 22%
Sering 9 22%
Jarang 11 27%
Tidak pernah 12 29%
Total 41 100%
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil 27% responden yang
selalu mematuhi peraturan sistem poin yang ditetapkan oleh sekolah.
Sedangkan 44% dari responden yang sering mematuhi peraturan dan 29%
responden jarang mematuhi peraturan sistem poin yang ditetapkan oleh
sekolah. Dan tidak ada responden yang tidak pernah mematuhi peraturan
sistem poin.
Ini berarti bahwa sebagian besar siswa cukup berlaku disiplin karena
mereka sering mematuhi peraturan sistem poin yang ditetapkan sekolah. Tetapi
ada saja siswa yang belum disiplin dan melanggar peraturan sekolah.
Tabel 4.12
Guru saling bekerja sama dalam menerapkan peraturan sistem poin
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 23 56%
Sering 13 32%
Jarang 5 12%
Tidak pernah - -
Total 41 100%
Tabel 4.13
Senang kepada siswa/i yang mematuhi peraturan (sistem poin)
dan berusaha untuk meneladaninya
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 27 66%
Sering 7 17%
Jarang 7 17%
Tidak pernah - -
Total 41 100%
49
Thomas Lickona, op. cit., h. 85 – 99.
61
Tabel 4.14
Terlambat datang ke sekolah
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu - -
Sering 3 7%
Jarang 15 37%
Tidak pernah 23 56%
Total 41 100%
Salah satu indikator disiplin siswa ialah siswa tepat waktu datang ke
sekolah. Dari data diatas menunjukkan bahwa tidak ada responden yang selalu
datang terlambat ke sekolah. Sebagian kecil dari reponden yaitu sebesar 7%
menjawab sering terlambat ke sekolah. Sedangkan 37% dari responden
mengaku jarang terlambat datang ke sekolah dan sebagian besar responden
yaitu 56% menjawab tidak pernah datang terlambat kesekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap
disiplin. Karena tanpa adanya sikap disiplin maka siswa akan kesukaran
membagi waktu dengan baik. Dan jika siswa terlambat datang ke sekolah, akan
diberi poin dan sanksi dari pelanggaran yang telah dilakukannya.
Tabel 4.15
Keluar ruangan/ kelas saat KBM berlangsung karena mengantuk atau bosan
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 2 5%
Sering 4 10%
Jarang 18 44%
Tidak pernah 17 41%
Total 41 100%
Sisanya yaitu sebesar 41% responden tidak pernah keluar kelas karena
mengantuk atau bosan.
Hal ini menunjukkan siswa semangat dalam belajar sehingga hanya
sebagian kecil saja yang merasa ngantuk/ bosan sehingga mereka keluar
ruangan kelas.
Tabel 4.16
Mengobrol atau bercanda saat sholat dhuha
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu - -
Sering 6 15%
Jarang 20 49%
Tidak pernah 15 37%
Total 41 100%
Tabel 4.19
Senang berteman dengan siswa yang sering melanggar peraturan
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 1 2%
Sering - -
Jarang 14 34%
Tidak pernah 26 63%
Total 41 100%
Data diatas menyebutkan bahwa 12% mengaku jarang dan 88% tidak
pernah Berkelahi/bertengkar dengan teman pada jam istirahat.
Berkelahi adalah salah satu jenis pelanggaran dan mempunyai sanksi
yang berat. Dari data diatas menunjukkan sebagian besar siswa tidak pernah
Berkelahi/bertengkar dengan teman pada jam istirahat. Hal ini berarti
pergaulan diatara sesama terjalin dengan harmonis. Sehingga mereka tidak
melakukan perilaku yang anarkis seperti berkelahi dengan teman, tawuran dan
lain-lain.
67
Tabel 4.24
Kurang memperhatikan guru saat mengajar
Alternatif jawaban F % (P)
Selalu 2 5%
Sering 5 12%
Jarang 25 61%
Tidak pernah 9 22%
Total 41 100%
B. Analisis Data
Setelah data kita peroleh dari hasil penyebaran angket, selanjutnya ialah
membandingkan nilai persepsi siswa tentang penerapan sistem poin (reward &
punishment) dengan nilai disiplin yang diperoleh berdasarkan angket yang
telah dijawab oleh siswa kelas IX 4 & IX 1 tahun ajaran 2012-2013 yakni
sebagai berikut.
69
Tabel 4.27
Hasil Jawaban Siswa Terhadap Variabel X
(Persepsi siswa tentang Penerapan Sistem Poin)
No No Soal
Nilai
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 4 4 4 4 3 1 4 2 3 4 4 41
2 4 4 3 4 4 3 1 4 2 4 4 4 41
3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41
4 4 3 4 4 3 1 1 3 2 2 3 2 32
5 4 3 2 2 4 4 3 4 1 2 4 4 37
6 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 42
7 2 2 1 2 3 4 1 3 1 4 4 4 31
8 4 2 4 4 2 4 4 3 1 2 3 2 35
9 2 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 39
10 4 4 4 4 4 3 1 2 2 3 4 3 37
11 4 4 3 4 4 4 1 4 1 3 3 4 39
12 4 3 4 4 4 1 1 2 1 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 4 42
14 4 4 2 2 4 2 1 4 1 2 3 3 32
15 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 44
16 3 4 3 4 3 2 4 1 1 3 4 4 36
17 4 3 4 4 1 2 4 0 2 3 3 2 32
18 4 3 4 4 4 2 1 1 2 2 3 4 34
19 0 3 4 2 3 4 4 3 2 2 3 2 32
20 3 3 4 4 4 3 1 1 4 3 2 4 36
21 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 28
22 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45
23 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 41
24 1 4 4 4 4 2 1 1 2 4 4 4 35
25 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 33
70
26 3 3 4 1 4 3 3 2 2 3 3 2 33
27 4 4 4 4 4 4 1 4 1 3 4 4 41
28 4 4 2 4 4 4 1 1 2 3 4 4 37
29 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45
30 4 3 4 4 4 3 1 4 2 3 4 4 40
31 4 4 2 3 4 0 1 1 4 3 3 4 33
32 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 30
33 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 4 41
34 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 40
35 4 4 4 4 4 4 1 4 1 3 4 4 41
36 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 43
37 4 3 1 4 4 4 2 2 1 2 4 4 35
38 4 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 35
39 4 4 2 2 4 1 1 1 1 2 4 4 30
40 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 41
41 3 3 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 29
Tabel 4.28
Distribusi frekuensi skor variabel X (Penerapan sistem poin)
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1 20 - 30 1 2, 4 % Kurang
2 31 - 40 34 82,9 % Sedang
3 41 - 50 6 14,6 % Baik
Tabel 4.29
Hasil Jawaban Siswa Terhadap Variabel Y (Disiplin Siswa)
No Soal
No
Nilai
Urut 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 43
2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 43
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 50
4 4 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 2 3 41
5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 45
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
7 3 1 4 2 1 4 4 2 2 4 3 1 4 35
8 0 2 4 2 2 4 3 3 1 4 2 1 2 30
9 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
10 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 39
11 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 1 4 43
12 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 1 2 4 36
13 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 46
14 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 45
15 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 43
16 3 4 3 2 4 4 3 4 1 4 3 2 4 41
17 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 39
18 4 3 2 1 3 3 3 3 2 4 4 1 4 37
19 4 4 3 3 4 3 1 4 2 3 3 1 1 36
20 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 1 4 42
21 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 37
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 50
23 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 35
24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 48
25 3 2 4 1 4 3 3 3 2 4 3 1 3 36
26 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 1 4 42
72
27 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 47
28 4 3 3 2 3 1 3 4 4 3 4 4 4 42
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 46
30 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 43
31 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 45
32 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 33
33 4 3 3 2 3 4 4 3 1 4 4 2 3 40
34 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 44
35 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 42
36 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 43
37 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 2 3 42
38 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 40
39 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 39
40 3 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 39
41 2 3 2 2 2 3 1 2 2 4 3 2 2 31
Tabel 4.30
Distribusi frekuensi skor variabel Y (Disiplin Siswa)
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1 20 - 30 2 4,8 % Kurang
2 31 - 40 14 34,1 % Sedang
3 41 - 50 25 60,9 % Baik
∑ (∑ )(∑ )
=
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
N X Y XY
∑ (∑ )(∑ )
=
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
( ) ( )( )
=
√( )( ) ( ) ( )( ) ( )
=
√( )( )
=
√( )( )
=
√
= 0, 552
Dari hasil koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa antara persepsi
siswa tentang penerapan sistem poin (reward & punishment) dan karakter
disiplin terdapat hubungan atau korelasi sedang atau cukup. Sebagaimana
dilihat dalam tabel dibawah ini.
76
Tabel 4.32
Tabel Interpretasi Nilai “r”
Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi tersebut diabaikan atau dianggap tidak ada hubungan
antara variabel X dan Y
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang lemah
atau rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi
0, 90 - 100 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur
penelitian yang telah baku. Meskipun demikian teidak tertutup kemungkinan
adanya keterbatasan yang menyertai penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara
lain: Pertama, pemilihan variabel penelitian dilakukan atas pilihan subyektif
penulis sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya masalah lain yang jauh
lebih penting untuk diteliti. Kedua, populasi yang hanya dibatasi 41 responden
saja, hal ini membuat kesimpulan mungkin tidak dapat digeneralisir untuk
keseluruhan objek yang memiliki karakteristik yang berbeda. Ketiga, data
penelitian ini didapat dari angket yang bersifat melaporkan diri sehingga tidak
mungkin mengintervensi jawaban responden. Hal ini tidak menutup
kemungkinan timbulnya jawaban responden yang kurang sesuai dengan
kenyataan.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan data penelitian maka peneliti
memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah penelitian ini dilakukan, maka penulis memperoleh hasil
dengan angka koefisien sebesar 0, 552 yang berarti terdapat korelasi
positif sedang atau cukup antara persepsi siswa tentang penerapan
sistem poin (reward & punishment) dan disiplin siswa MTs Annajah
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
2. Penerapan sistem poin (reward & punishment) mempengaruhi
kedisiplinan siswa sebesar 30,47% dan sisanya sebesar 69, 53%
dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi, minat, media maupun
strategi pembelajaran.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dapat diketahui dengan
penerapan sistem poin (reward & punishment) dapat membentuk
kedisiplinan siswa. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas
menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Memang beberapa
siswa menaati sebuah aturan diawali dengan rasa takut dan terpaksa. namun
rasa takut dan terpaksa akan hilang jika pembinaan kedisiplinan dibangun
atas dasar kasih dan kesantunan serta tauladan dari pendidik.
Dengan penerapan sistem poin (reward & punishment) orang tua
senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma,
nilai kehidupan dan disiplin. Disiplin mereupakan jalan bagi siswa untuk
sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Apabila siswa sudah disiplin
terhadap peraturan-peraturan sekolah maka mereka pun akan mampu
mematuhi peraturan yang lebih umum di masyarakat luas.
79
80
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dikemukakan
sebagai bahan masukan yang bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa MTs Annajah
Hendaknya siswa lebih mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh Madrasah dan melakukannya dengan niat yang tulus
dan sungguh-sungguh. Karena disiplin yang dirasa berat untuk saat ini
akan terasa manfaatnya dimasa yang akan datang.
2. Bagi Guru MTs Annajah
Diharapkan bagi para pendidik/ guru tidak bosan-bosan untuk
mendidik siswanya terutama siswa yang melakukan pelanggaran.
Guru juga harus memberi contoh yang baik/ uswah hasanah bagi
siswa dalam mendidik siswa untuk disiplin. Karena guru adalah sosok
yang di gugu (didengar omongannya) dan ditiru.
3. Bagi Kepala MTs Annajah
Hendaknya Kepala Madrasah sering melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan sistem poin yang telah berjalan dan
memperbaiki pasal-pasal dalam sistem poin agar pelaksanaan pada
tahun-tahun yang akan datang dapat berjalan dengan maksimal.
4. Bagi Orang tua siswa MTs Annajah
Hendaknya para orang tua ikut berpartisipasi dan bekerjasama
dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan sistem poin dengan
menasehati anak-anaknya untuk tidak membuat pelanggaran dan
bersikap lebih disiplin.
81
DAFTAR PUSTAKA
81
82
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN
84
Instrumen Daftar Angket Untuk Siswa
Identitas Responden
Nama :………………………………………..
Kelas :………………………………………..
Motivasi anda masuk ke MTs Annajah:
a. Keinginan sendiri
b. Keinginan orang tua
c. Ikut teman
Berilah tanda check list “√” pada soal-soal di bawah ini!
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
1 Saya tidak peduli dengan poin
(punishment) yang saya dapatkan
2 Saya mendapat poin/ melakukan
pelanggaran karena sengaja
3 Peraturan sistem poin membuat saya jera/
tidak akan mengulang pelanggaran lagi
4 Saya terpacu/ termotivasi oleh poin
(reward) yang diberikan sekolah bagi anak
yang berprestasi dan disiplin
5 Saya kesal / dendam kepada guru yang
memberi saya poin (punishment)
6 Guru langsung menghukum tanpa basa-basi
apabila terdapat siswa yang melanggar
7 Saya takut dimarahi orang tua apabila
mendapat poin (punisment)
8 Saya terpaksa mengikuti peraturan yang
ditetapkan sekolah supaya tidak mendapat
poin
9 Saya melaporkan kepada guru/ wali kelas
jika melihat teman yang melanggar
peraturan
10 Saya mematuhi peraturan sistem poin yang
di tetapkan oleh sekolah
11 Guru saling bekerja sama dalam
menerapkan peraturan sistem poin
12 Saya senang kepada siswa/i yang mematuhi
peraturan (sistem poin) dan berusaha untuk
meneladaninya
13 Saya terlambat datang ke sekolah
14 Saya keluar ruangan / kelas ketika jam
pelajaran berlangsung karena mengantuk
atau bosan
15 Saya mengobrol atau bercanda dengan
teman saat sholat dhuha
16 Saya aktif mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diadakan oleh sekolah
17 Saya menimbulkan kegaduhan dan
keributan ketika jam pelajaran berlangsung
18 Saya senang berteman dengan orang yang
sering melanggar peraturan
19 Saya tertidur jika sedang belajar didalam
kelas
20 Saya keluar membeli makan/minum disaat
belajar
21 Saya pulang sekolah langsung mengerjakan
PR dirumah
22 Saya bertengkar dengan teman pada saat
jam istirahat sekolah
23 Saya kurang memperhatikan pelajaran saat
guru sedang mengajar
24 Saya belajar kelompok bersama teman-
teman setelah pulang sekolah
25 Saya kurang menghargai waktu disekolah
SKOR BUTIR SOAL
Tempat : Perpustakaan
Pertanyaan
1. Sejak kapan sistem poin diterapkan di MTs Annajah? Atas ide siapa?
2. Apa kelebihan dan kekurangan sistem poin yang dirasakan selama ini?
3. Kendala-kendala apa saja yang ditemui oleh bapak dalam upaya menerapkan
disiplin di madrasah ini?
4. Upaya apa yang ditempuh untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut?
5. Menurut bapak apakah penerapan sistem poin sudah efektif atau belum dalam
menegakkan kedisiplinan siswa di Madrasah ini?
6. Apakah penerapan poin (reward and punishment) di sekolah ini memiliki andil
atau peran dalam upaya membentuk karaktek disiplin siswa?
7. Menurut pendapat bapak, apakah penerapan poin bagi siswa yang melakukan
pelanggaran akan menimbulkan efek jera?
……………………. ……………………..
Jawaban
1. MTs Annajah menerapkan peraturan sistem poin sejak tahun 2007-2008 yaitu
saat kepala sekolah (Drs. H Sam’unal Ghozi) baru menjabat. Tetapi sistem ini
mulai efektif tahun 2012-2013. Sistem poin yang diterapkan di MTs Annajah
mengadopsi dari SDI Annajah.
2. Kelebihan sistem poin antara lain siswa lebih terkontrol atau terarah.
Sedangkan kekurangannya ialah jika tidak dilaksanakan akan jadi boomerang,
karena dalam hal ini semua pihak harus terlibat. Sistem poin tidak akan berjalan
tanpa kerjasama semua guru.
3. Ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain:
a. pertama ialah dari siswa itu sendiri, ada siswa yang menjadikan
peraturan-peraturan sekolah sebagai beban sehingga mereka merasa
terbebani, takut dan tidak nyaman dengan peraturan-peraturan yang ada.
b. Yang kedua ialah dari wali murid yang tidak terima jika anaknya diberi
sanksi / hukuman dari pelanggaran yang telah dilakukan anak tersebut.
Tak jarang anak bercerita kepada orang tua mereka dengan berlebih-
lebihan, tidak apa adanya. Sehingga seringkali wali murid yang marah/
tidak terima kepada guru yang telah memberi sanksi anaknya.
c. Yang terakhir yaitu kendala dari guru yang tidak berpartisipasi/ cuek
dalam menerapkan peraturan sistem poin sehingga tidak terjalinnya
kerjasama yang baik antar guru sebagai penegak peraturan
4. Solusi-solusi dari kendala tersebut ialah pertama anak harus diberi pengarahan
bahwa segala sikap yang dilakukannya akan menimbulkan akibat. Guru
bertugas memberi pengarahan sikap yang baik dan tidak baik serta akibatnya.
Siswa sendiri yang memilih sikap apa yang akan dia lakukan. Selain itu guru
tidak lupa memberi keteladanan yang baik bagi siswanya, salah satunya dengan
disiplin dan taat peraturan. Dan jika ada wali murid yang tidak terima dengan
sanksi yang diterima anaknya, maka mudah saja solusinya. Guru hanya
memperlihatkan bukti-bukti pelanggaran yang dilakukan anaknya serta
memberi penjelasan dan nasehat agar orang tua tidak membenarkan/ membela
anak yang salah. Dan untuk para guru diharapkan kerjasama dan partisipasinya
dalam penegakkan disiplin ini.
5. Penerapan sistem poin tahun ini sudah mulai berjalan efektif karena siswa
sudah terlihat lebih tertib, disiplin dan intensitas pelanggaran sudah berkurang.
6. Jelas, sangat memiliki andil dalam membentuk karakter disiplin siswa. Tetapi
tidak semua siswa. Ada yang takut dan banyak juga yang sudah sadar akan
pentingnya disiplin.
7. Iya, karena jika di hitung kira-kira dari 100% hanya 2 % saja siswa yang tidak
peduli dengan peraturan sistem poin ini. Karena peraturan sistem poin ini
mencakup seluruh aspek di Mts Annajah. Mulai dari siswa datang ke sekolah
sampai pulang ke rumah mereka masing-masing. Dan selama siswa berada di
lingkungan sekolah maka sistem poin ini berlaku.
Berita Wawancara Untuk Guru
Pertanyaan
1. Menurut pendapat ibu, apakah penerapan sistem poin bagi siswa yang
melakukan pelanggaran akan menimbulkan efek jera?
2. Pelanggaran apa saja yang paling sering siswa lakukan dan berapakah poin
yang akan mereka dapat?
3. Apakah ada siswa yang dikeluarkan karena poin (punishment) yang mereka
dapat sudah banyak? Apa hanya gertakan saja?
4. Apakah dengan adanya poin dapat berpengaruh atau membentuk karakter
disiplin siswa? Apakah hanya karena takut akan mendapat poin?
5. Bagaimana pendapat ibu, Apakah penerapan poin ini sudah efektif dalam
menegakkan kedisiplinan di madrasah ini?
6. Apa saja bentuk reward yang diberikan sekolah terhadap siswa yang berprestasi
atau disiplin?
……………………. ……………………..
Jawaban
1. Ya, sebagian siswa merasa jera dengan poin berikut sanksi yang mereka terima
tetapi ada juga siswa yang tidak merasa jera. Poin yang diterima siswa akan
ditempelkan di madding kelas masing-masing, sehingga guru dan siswa tahu
siapa yang mendapatkan poin terbanyak dan tidak. Dari daftar poin yang
ditempel di masing-masing kelas akan terlihat tingkat kedisiplinan masing-
masing peserta didik.
2. Pelanggaran yang paling sering dilakukan siswa yaitu terlambat datang ke
sekolah akan mendapat poin 5 -30 plus menghapal surat-surat pilihan sesuai
dengan kelas, keluar kelas saat ganti jam pelajaran akan mendapat poin 10 plus
peringatan, tidak mengikuti shalat berjamaah mendapat poin 15 plus peringatan,
membuat gaduh di kelas saat KBM dengan poin 25-40 plus peringatan,
pemberian tugas dan diskors di kelas lain serta pelanggaran tidak membawa
perlengkapan shalat akan mendapat poin 10 plus peringatan.
3. Ada, sudah ada 2 siswa yang di keluarkan karena pelanggaran yang dilakukan
siswa sangat berat dan banyak. Tetapi sekolah tidak langsung mengeluarkan
siswa. Kita panggil orang tuanya terlebih dahulu untuk mendiskusikan
pelanggaran yang dilakukan siswa.
4. Tentu dengan diterapkannya sistem poin yang memiliki peraturan dan sanksi
yang jelas dan bersifat tegas maka sedikit demi sedikit karakter disiplin siswa
akan terbentuk dengan berbagai proses. Dari yang awalnya terpaksa mengikuti
peraturan, takut dimarahi orang tua, malu dicemooh teman bila mendapat poin
sampai kepada kesadaran diri mereka, semua butuh proses. Sistem poin pun
dari tahun ke tahun terus kami evaluasi dan perbaharui untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi.
5. Untuk saat ini kami merasa penerapan sistem poin sudah cukup efektif. Hal ini
bisa dilihat dari sedikitnya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan peserta
didik.
6. Reward yang berikan macam-macam sesuai dengan prestasi siswa. Terkadang
sekolah memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada siswa yang juara
dalam perlombaan, tetapi biasanya siswa diberi poin (reward). Apabila siswa
memiliki poin (reward), siswa tersebut mendapat kompensasi berupa tidak
mengikuti remedial mata pelajaran tertentu.
Berita Wawancara Untuk Siswa
Kelas : IX 4
Tempat : Kelas
Pertanyaan
1. Menurut kamu, hukuman dengan poin dapat membuat efek jera atau tidak?
Jelaskan alasanmu!
2. Yang kamu tahu, sistem poin (reward & punishment) seperti apa?
3. Apa yang kamu rasakan jika melakukan suatu pelanggaran dan mendapatkan
poin dari guru?
4. Apakah kamu akan bersikap lebih baik/ disiplin jika poin yang kamu dapat
sudah begitu banyak? Ataukah kamu tidak peduli dengan poin tersebut?
5. Apa kamu pernah mendapatkan poin (reward) dari sekolah?
6. Apakah kamu setuju dengan penerapan sistem poin di sekolah? Apa alasanmu!
……………………. ……………………..
Jawaban
1. Iya, karena pelanggaran yang kita lakukan akan diberi poin dan bertambah
setiap kali melakukan pelanggaran. Jika poin yang kita dapatkan sudah banyak
maka akan berat pula sanksi yang akan kita terima. Sudah diberi sanksi dan
poin di sekolah dan dicemooh teman-teman, dirumah pun akan dimarahi orang
tua.
2. Sistem poin punishment itu kebijakan sekolah yang apabila siswa melanggar
peraturan/ tata tertib akan diberikan poin berupa angka dengan sanksi sesuai
dengan pelanggaran. Sedangkan poin reward yaitu poin berupa angka yang
diberikan kepada siswa yang berprestasi, menang atau mengikuti perlombaan
atau berkelakuan baik (tidak melakukan pelanggran) selama semester.
3. Yang saya rasakan ketika mendapat poin adalah malu pada teman-teman dan
menyesal telah melakukan pelanggaran.
4. Iya, insyaallah akan bersikap lebih baik dan disiplin supaya tidak membuat
malu dan mengecewakan orang tua. Karena bila poin sudah banyak atau
melakukan pelanggaran yang berat maka sekolah akan memanggil orang tua.
5. Belum pernah, tapi insyaallah saya akan lebih disiplin dan meningkatkan
prestasi supaya saya mendapat poin (reward) dari sekolah.
6. Saya setuju dengan adanya kebijakan sistem poin di sekolah supaya siswa
memiliki batasab-batasan jika melakukan pelanggaran, ada kejelasan tentang
catatan pelanggaran, siswa bisa sadar dan tahu pelanggaran yang dilakukannya.
TATA TERTIB SEKOLAH SISTEM POIN
(REWARD & PUNISHMENT)
MTS ANNAJAH
PELANGGARAN (PUNISHMENT)
A. Kehadiran
No Kode Jenis Pelanggaran Point Sanksi
Terlambat 1 kali selama satu Peringatan, menghapal ayat al
1 A.1 5
semester qur'an
kls 1: Menghafal surat Ar-rahman
5 ayat berkelanjutan
Kls 2 : Menghafal Surat Al-
waqiah 5 ayat berkelanjutan
kls 3: Menghafal surat Al-Mulk 5
ayat berkelanjutan
Terlambat 2 kali selama satu Tidak boleh mengikuti 1 Jam,
2 A.2 15
semester menghapal ayat al qur'an
Sanksi
Kls 2 : Menghafal Surat Al-
waqiah 5 ayat berkelanjutan
kls 3: Menghafal surat Al-Mulk 5
ayat berkelanjutan
Terlambat 3 kali dan seterusnya
3 A.3 30 Dipulangkan & diberi tugas
selama 1 semester
kls 1: Menghafal surat Ar-rahman
5 ayat berkelanjutan
Kls 2 : Menghafal Surat Al-
waqiah 5 ayat berkelanjutan
kls 3: Menghafal surat Al-Mulk 5
ayat berkelanjutan
4 A.4 Alpa 1 kali 15 Peringatan Guru BP/Piket
5 A.5 Alpa 2 Kali 30 Diberi tugas kelas khusus
Pemanggilan orang tua & diberi
6 A.6 Alpa 3 kali 50
tugas
B. Kerapihan
No Kode Jenis Pelanggaran Point Sanksi
1 kali tidak seragam (baju/
1 B.1 10 Peringatan
celana/Rok/Badge/dasi/kaoskaki)
2 kali tidak seragam
2 B.2 (baju/celana/rok/Badge/dasi/kaos 20 Ganti seragam yang benar
kaki )
3 kali tidak seragam
3 B.3 (baju/celana/rok/Badge/dasi/kaos 50 Dipulangkan
kaki )
Sepatu tidak sesuai warna
4 B.4 10 Sepatu dilepas/ditahan wali kelas
standard (1x)
Sepatu tidak sesuai warna Sepatu ditahan sekolah / diambil
5 B.5 20
standard (2x) orang tua
6 B.6 Kuku panjang/di cat cutek 10 Dipotong/Dikerik
Siswa laki-laki pakai
7 B.7 10 Diambil
gelang,kalung
8 B.8 1 kali Baju Dikeluaran 5 Diperingatkan
9 B.9 2 kali Baju dikeluarkan 10 Diambil
10 B.10 3 kali baju dikeluarkan 30 Diambil
Melepas jilbab dilingkungan
11 B.11 5 Diperbaiki
sekolah
12 B.12 kaos dalaam berwarna 50 Diambil
1 kali celana pensil dan rok
13 B.13 15 Diberikan peringatan
menggantung
2 kali celana pensil dan rok
14 B.14 30 Digunting 25 cm
menggantung
15 B.15 Rambut tidak sesuai standard 10 Digunting
Seragam,sepatu,dasi dan tas
16 B.16 20 Diganti
dicoret-coret
Siswa Putri wajib memakai
17 B.17 25 Diperingatkan
ladging
D. Kedisiplinan
No Kode Jenis Pelanggaran Point Sanksi
Peringatan/menyelesaikan
1 D.1 Tidak mengerjakan tugas 1 x 5
tugas
Mengerjakan tugas 3 x
2 D.2 Tidak mengerjakan tugas 2 x 10 lipat
Surat pemberitahuan pada
3 D.3 Tidak mengerjakan tugas 3 x 20
orang tua , kelas khusus
4 D.4 Tidak mengerjakan tugas 4 x 50 Pemanggilan orang tua
5 D.5 Keluar kelas saat ganti jam pelajaran 10 Peringatan
6 D.6 Makan saat jam belajar 10 Peringatan
Tidak mengikuti kegiatan Exschool 1
7 D.7 25 Peringatan
x
Tidak mengikuti kegiatan Exschool 2
8 D.8 30 Pemberitahuan Orang tua
x
Tidak mengikuti kegiatan Exschool 3
9 D.9 50 Pemanggilan orang tua
x
10 D.10 Bercanda saat upacara 20 Berdiri didepan barisan
11 D.11 Jajan diluar gerbang sekolah 10 Peringatan
12 D.12 Tidak mengikuti shalat jamaah 15 Peringatan
13 D.13 Membawa mainan ke sekolah 10 Disita
14 D.14 Tidak membawa perlengkapan shalat 10 Peringatan
Tidak boleh membawa jajanan
15 D.15 20 Peringatan
kedalam kelas
Tidak Boleh membawa dan memakan
16 D.16 10 Peringatan
permen karet
E. Sanksi Kolektif
Bagi siswa yang melanggar tata tertib sistem poiini akan diberikan sanksi
kolektif sebagai berikut:
1. Poin maksimal 100 pemanggilan orang tua
2. Poin maksimal 200 siswa di skors 2 hari
3. Poin maksimal 300 siswa dikembalikan ke orangtua siswa
REWARD (Diberikan Per-Akhir Semester)
A. Kehadiran
No Kode Jenis Kegiatan Reward
1 A.1 Tidak pernah terlambat 20
2 A.2 Tidak pernah absen (s, i, a) 20
B. Kerapihan
No Kode Jenis Kegiatan Reward
1 B.1 Selalu rapih memakai seragam yang benar 20
D. Kedisiplinan
No Kode Jenis Kegiatan Reward
1 D.1 Selalu mengerjakan tugas 10
2 D.2 Selalu mengikuti ekskul 10
3 D.3 Selalu sholat berjamaah 20
E. Prestasi
No Kode Jenis Kegiatan Reward
1 E.1 Mengikuti lomba tingkat kecamatan 20
2 E.2 Juara kecamatan (1,2 dan 3) 30
3 E.3 Mengikuti lomba tingkat kodya/ kabupaten 30
4 E.4 Juara lomba tingkat kodya/ kabupaten (1,2 dan 3) 50
5 E.5 Mengikuti lomba tingkat provinsi 50
6 E.6 Juara lomba tingkat provinsi (1,2 dan 3) 100
7 E.7 Mengikuti lomba tingkat nasional 100
8 E.8 Juara lomba tingkat nasional (1,2 dan 3) 200
9 E.9 Mengikuti lomba tingkat internasional 250
10 E.10 Juara lomba tingkat internasional (1,2 dan 3) 500