Anda di halaman 1dari 162

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Deskriptif di Kelas IV SDN Karang Tengah 5)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

HanifahBalqis

NIM 108018300040

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015
ABSTRAK

Hanifah Balqis (108018300040), Hubungan antara Motivasi Belajar dengan


Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar IPA, dan sejauh mana motivasi yang dicapai oleh siswa kelas IV di
SDN Karang Tengah 05 Tangerang dalam meningkatkan motivasi belajar IPA.
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasi. Teknik yang
digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitan ini adalah teknik angket
bentuk skala likert untuk mengukur motivasi belajar dan instrument tes untuk
mengukur prestasi belajar IPA yang di ambil setelah siswa mengalami proses belajar
dari nilai post test. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 50 siswa
kelas IV di SDN Karang Tengah 05 Tangerang (2013). Variabel penelitian terdiri dari
dua kategori yaitu motivasi belajar dan prestasi belajar, masing-masing variabel di uji
validitas dan reliabilitasnya. Data yang di peroleh kemudian di analisa menggunakan
korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui derajat hubungan antara
motivasi belajar dengan pretasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan
hasil analisa data dengan korelasi Pearson Product Moment di peroleh nilai r hitung=
0,637, r tabel = 0,278 dengan df = 48 dan dengan perhitungan koefisien determinansi
sebesar 40,5% dan hasil t hitung = 5,714. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN Karang Tengah 05 Tangerang. Artinya
makin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa.
Kesimpulannya bahwa motivasi belajar merupakan suatu kecenderungan untuk
berprestasi pada seorang siswa dengan melakukan berbagai kegiatan secara aktif
dalam belajar, sehingga memperoleh prestasi yang baik. Dan intensitas motivasi
belajar seseorang akan sangat menentukan prestasi belajarnya.

Kata Kunci : Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar IPA

i
ABSTRACT

This research aim to study are relation motivate to learn with achievement
learn sains, and how far motivate to learn reached by class IV student in SDN 05
Tangerang in improving achievement learn sains.
The method used is survey method with correlation technique. In this
observation sample use as much 50 class IV student in SDN 05 Tangerang (2013).
Technique of data collecting in the form of instrument scale likert to measure
motivation learn and instrument test to measure achievement learn sains.
Analyses of this research showed that there are positive relation and
significant between motivation learned with achievement learning saintly at class IV
in SDN 05 Tangerang. Its meaning more and more high motivation learn hence more
and more high achievement learn student with correlation index of equal to 0,637 by t
calculate equal to 5,714 and coefficient determinacy 0,405, its meaning motivate to
give contribution equal to 40,5% to achievement learn sains. While 59,5%
determined by factor of is other dissimilar.

Keywords: Motivation Learning and Studing Acievement

ii
ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan
kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat dan
seluruh umatnya yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah berkat Ridho-Nya dan bantuan, dorongan serta bimbingan dari


berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Pada
Mata Pelajaran IPA di SDN Karang Tengah 05, Tangerang”. Semoga Allah SWT
membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Khalimi, Dr. M. Ag., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nengsih Juanengsih, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa selalu
memberikan arahan, semangat, dukungan dan bimbingan dengan penuh kesabaran.
Semoga selalu dimuliakan oleh Allah SWT.
4. Segenap Dosen dan Karyawan jurusan Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
berharga.
5. Kepala sekolah serta para guru SDN Karang Tengah 05 Ciledug, Tangerang,
terima kasih atas izin dan bimbingan yang diberikan selama penelitian.
iii

6. Teruntuk keluargaku tercinta, Ayahanda Muhammad Amin dan Ibunda Muhsinah,


yang tiada hentinya memberikan do’a, kasih sayang dan nasihatnya. Juga kepada
saudara-saudaraku tercinta (Ahmad Husni, Rifky Adam, Muhammad Ulul Azmi,
Ahmad Haikal Idris, Muhammad Raihan Rizky) tersayang yang selalu
memberikan semangat dan do’a.
7. Teman- teman seperjuangan yang saling mengingatkan dan memberi semangat,
terima kasih sebesar-besarnya untuk Nur Aida Putri Yani, Gunawan Sukandar,
Letvia Hasanah, Fitri Rizky Amalia, Fadliyah Rahmawati, Eka, Putri dan semua
teman yang merasakan manis getirnya perjuangan skripsi hingga dapat
terselesaikannya tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih


jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca dan
membutuhkannya.

Jakarta, Juli 2015

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,


KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................ 9
b. Bentuk- bentuk Motivasi Belajar ................................................ 10
c. Fungsi Motivasi Belajar .............................................................. 13
d. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ................ 14
e. Indikator Motivasi Belajar .......................................................... 16
f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ...................................... 18
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 19
b. Tujuan Penilaian Prestasi Belajar .............................................. 20
c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................. 22
d. Indikator Prestasi Belajar ........................................................... 23
3. Pembelajaran Sains (IPA)

iv
a. Pengertian Pembelajaran Sains (IPA) ........................................ 24
b. Tujuan Pembelajaran Sains ........................................................ 25
c. Perlunya Sains di Ajarkan di Sekolah Dasar ............................. 26
d. Kondisi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar .......................... 27
e. Ruang Lingkup Pelajaran Sains (IPA) ....................................... 27
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 31
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 31
C. Metode Penelitian ................................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
F. Instrumen Penelitian
1. Angket ............................................................................................... 33
2. Tes ...................................................................................................... 34
3. wawancara ......................................................................................... 36
G. Kalibrasi Instrumen
1. Uji Validitas ...................................................................................... 37
2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 40
3. Analisis Tingkat Kesukaran .............................................................. 42
4. Uji Daya Pembeda ............................................................................ 43
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Motivasi Belajar .............................................................. 44
2. Deskripsi Prestasi Belajar ................................................................. 45
3. Uji Korelasi ....................................................................................... 46
4. Perhitungan Koefisien Determinasi .................................................. 47
5. Uji Signifikansi ................................................................................. 48

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 49
1. Deskripsi Data
a. Deskripsi Data Motivasi Belajar ................................................ 49
b. Deskripsi Data Prestasi Belajar .................................................. 58
2. Analisis Uji Hipotesis ........................................................................ 60
a. Deskripsi Data Hasil Uji Determinansi ....................................... 61
b. Uji Signifikansi Korelasi ............................................................. 61
c. Hasil Wawancara ........................................................................ 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 62

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69


LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................... 71

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert ................. 33

Tabel 3.2. Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa ................................................... 34

Tabel 3.3. Kisi-kisi Prestasi Belajar IPA ........................................................ 35

Tabel 3.4. Pedoman Lembar Wawancara ....................................................... 37

Tabel 3.5. Skor Pernyataan Motivasi Belajar .................................................. 44

Tabel 3.6. Kategori Skor Angket Motivasi Belajar ........................................ 45

Tabel 3.7. Kategori Kelas Nilai Tes Prestasi Belajar ...................................... 45

Tabel 3.8. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r” ....................................... 47

Tabel 4.1. Tabel Data Variabel Kondisi Motivasi Siswa ................................ 50

Tabel 4.2. Hasil Angket Motivasi Belajar ....................................................... 51

Tabel 4.3. Tabel Data Variabel Kondisi Prestasi Belajar ................................ 57

Tabel 4.4. Hasil Tes Prestasi Belajar .............................................................. 58

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji-t .................................................................. 53

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Motivasi Belajar ……… 71

Lampiran 2 : Uji Coba Angket Motivasi Belajar ……………………………… 72

Lampiran 3 : Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Prestasi Belajar IPA ….. 75

Lampiran 4 : Uji Coba Instrumen Penelitian Prestasi Belajar IPA ……………. 88

Lampiran 5 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Belajar ………………… 97

Lampiran 6 : Angket Motivasi Belajar ………………………………………… 98

Lampiran 7 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Prestasi Belajar IPA ……………. 100

Lampiran 8 : Instrumen Penelitian Prestasi Belajar IPA ……………………... 107

Lampiran 9 : Uji Validitas Motivasi Belajar ………………………………….. 112

Lampiran 10 : Uji Reabilitas Motivasi Belajar ……………………………….. 113

Lampiran 11 : Perhitungan Uji Realibilitas dengan Program SPSS …………. 114

Lampiran 12 : Hasil Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar …………………. 115

Lampiran 13 : Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar IPA ………………… 118

Lampiran 14 : Perhitungan Uji Realibilitas Prestasi Belajar IPA Siswa

dengan Anates ………………………………………………… 120

Lampiran 15 : Hasil Rekapitulasi Prestasi Belajar IPA ……………………… 121

Lampiran 16 : Data Skor Motivasi Belajar Siswa ……………………………. 122

Lampiran 17 : Data Skor Prestasi Belajar IPA ……………………………….. 124

Lampiran 18 : Lembar Hasil Wawancara Siswa …………………………….. 126

viii
Lampiran 19 : Perhitungan Pencapaian Indikator Motivasi Belajar Siswa …… 127

Lampiran 20 : Perhitungan Pencapaian Indikator Prestasi Belajar IPA ……… 129

Lampiran 21 : Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar &


Prestasi Belajar IPA …………………………………………... 131

Lampiran 22 : Penentuan Kategorisasi Skor Motivasi Belajar dan Prestasi

Belajar IPA …………………………………………………….. 136

Lampiran 23 : Kategorisasi Skor Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar …….. 137

Lampiran 24 : Analisis Korelasi Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

IPA …………………………………………………………….. 140

Lampiran 25 : Nilai Distribusi t-Tabel ………………………………………... 145

Lampiran 26 : Nilai Distribusi r-Tabel ………………………………………... 146

Lampiran 27 : Kolom Uji Referensi …………………………………………... 147

Lampiran 28 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ……………………………... 149

Lampiran 29 : Surat Keterangan Kepala Sekolah …………………………...... 150

Lampiran 30 : RPP Sekolah …………………………………………………... 151

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sasaran utama pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia


yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan tercapai apabila
memiliki kemampuan yaitu pengetahuan yang luas, penguasaan ilmu yang digeluti
dan sikap mental yang profesional serta memiliki semangat atau motivasi untuk
berprestasi.

Setiap manusia dalam hidupnya pasti belajar, baik itu dalam lembaga
pendidikan formal, nonformal maupun informal. Sesuai dengan Undang –Undang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 11 – 13 tentang jalur, jenjang dan jenis
pendidikan yaitu: Pendidikan formal yang juga disebut sekolah terdiri dari tiga
jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal merupakan lembaga pendidikan yang menjadi pelengkap
dari pendidikan formal seperti lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar dan satuan pendidikan lainnya yang sejenis. Ketiga institusi tersebut biasa
disebut tripusat pendidikan yang mempunyai peran dan fungsinya masing-
masing.1 Komunikasi yang baik antara ketiga pusat pendidikan tersebut akan
berdampak baik dalam proses pembinaan pendidikan anak.

Motivasi sangat berperan dalam proses belajar yaitu dapat memberikan


gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai

1
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003), hal.6

1
2

motivasi tinggi akan mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan


kegiatan belajar. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi,
adapula siswa yang tingkat motivasinya rendah sehingga mereka kurang semangat
dalam belajar.

Motivasi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi
yang berasal dari dalam diri sendiri, misalnya seperti adanya kemauan dari dalam
diri untuk terus berkembang, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan hal-hal yang
dapat mempengaruhi adanya motivasi yang berasal dari luar individu itu sendiri,
misalnya seperti dorongan dari orang tua, teman dan guru.

Menurut Sardiman A.M dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar


Mengajar menjelaskan bahwa motivasi belajar memiliki peranan dalam proses
pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi cukup
tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi.2 Prestasi yang tinggi, dapat
dicapai siswa adalah dambaan setiap orang tua. Namun, jalan menuju cita-cita itu
tidaklah mudah. Harus ada usaha yang dilakukan semua pihak yang terlibat.

Oleh karena itu sekolah sebagai salah satu lembaga yang diberikan otoritas
dalam keberlangsungan proses pendidikan dituntut untuk dapat meningkatkan
mutunya sehingga mengasilkan peserta didik yang handal dan berprestasi sehingga
dapat menghadapi tantangan jaman.

Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah, proses kegiatan


pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok, megingat berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran yang

2
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
hal.75
3

dilalui peserta didik. Oleh karena itu prestasi sangat erat kaitannya dengan belajar
sehingga belajar dapat dikatakan sebuah perubahan tingkah laku.

Sebagai tolak ukur meningkat atau tidaknya mutu pendidikan bisa dilihat
dari hasil belajar yang di capai peserta didik yang mencangkup tingkat
penguasaan, penghayatan dan pengalaman peserta didik terhadap materi pelajaran
di sekolah.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran selain ditentukan oleh faktor kondisi


siswa, juga ditentukan oleh faktor sistem pengolahan pembelajaran yang
dilakukan. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan, salah
satunya dengan melihat keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai
tujuannya, baik tujuan institusional, tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional.
Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa
diantaranya saran dan prasarana belajar, kompetensi guru, motivasi belajar siswa
dan sebagainya. Untuk mencapai hasil belajar yang tinggi seorang siswa
memerlukan sarana dan prasarana belajar yang lengkap dan memadai. Sehingga
proses belajar siswa dapat berkembang dan menarik jika adanya sarana dan
prasarana belajar yang sesuai dengan materi yang diberikan. Selain itu pula,
kompetensi gurupun dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti guru harus
menguasai dengan benar materi yang akan diajarkan, guru harus memberikan
contoh-contoh dari kehidupan nyata siswa-siswanya dan apresiasi yang diberikan
oleh guru juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti guru memberikan
pujian kepada siswa yang memiliki prestasi yang baik dan berusaha meningkatkan
prestasinya tersebut atau guru akan memberikan dorongan kepada siswa yang
memiliki hasil belajar yang kurang sehingga siswa tersebut mampu memperoleh
hasil yang baik. Tetapi terkadang guru dalam mengajar kurang memberikan
contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari dan gurupun baru memberikan perhatian
atau dorongan pada saat siswa mendapatkan nilai yang buruk.
4

Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi antara guru


dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta motivasi siswa
untuk belajar tinggi . Namun dewasa ini interaksi inilah yang masih kurang terjadi
didalam kelas, hal ini terjadi karena adanya dua faktor yang mempengaruhinya
yaitu faktor internal berupa kesehatan fisik, intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, latar belakang
budaya yang ada, lingkungan sekolah.

Agar pembelajaran Sains atau IPA ini bisa maksimal dan disukai oleh
siswa, maka pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan dan menantang.
Untuk itu peran guru sangatlah dominan dalam melaksanakan skenario
pembelajaran. Guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan
menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru,
sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalaman yang dirasakannya.

Dengan demikian, anak akan mengalami rasa keingin tahuan yang tinggi
sehingga mampu menggali pengalaman dalam pembelajaran. Maka, diharapkan
siswa akan merasa senang mengikuti pembelajaran sains. Setelah siswa merasa
senang dengan pembelajaran sains, tentunya siswa akan mengoptimalkan belajar
sains dengan senang.

Adapun faktor yang terpenting adalah motivasi belajar siswa tersebut.


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa motivasi sangat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Sehingga apa artinya sarana prasarana yang lengkap dan
kompetensi mengajar guru yang baik jika siswa tersebut kurang memiliki
motivasi. Maka antara sarana dan prasarana belajar dengan kompetensi guru yang
harus saling terkait guna menimbulkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
5

Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 05 Tangerang Kelas IV terdapat tiga


kelas yang terdiri dari kelas A, B dan C. Siswa dikelas A memiliki jumlah 30 orang
siswa, Kelas B memiliki siswa sebanyak 32 dan Kelas C memiliki siswa sebanyak 27.
Menurut pengamatan di lapangan dan informasi dari guru, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar, terlihat dari siswa yang jarang masuk ke sekolah, tidak
bersemangat menerima pelajaran serta kurang aktif dalam mengerjakan soal latihan
maupun pekerjaan rumah yang di berikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya pun
menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai di bawah standar kelulusan
yakni dibawah 70. Hal inilah yang menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti
ingin mengetahui lebih jauh tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
yang di capai oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di SD”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, penulis dapat


mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

1. Kurangnya sarana prasarana belajar yang memadai dalam menumbuhkan


motivasi belajar IPA.
2. Kurangnya variasi metode pengajaran yang digunakan guru IPA dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3. Pengaruh lingkungan siswa yang kurang mendukung dalam proses
pembelajaran.
6

4. Kurangnya apresiasi yang diberikan guru kepada siswa dalam meningkatkan


motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
5. Kurangnya motivasi belajar siswa sehingga mengakibatkan tidak
maksimalnya hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan penulis dalam penelitian ini juga untuk


menghindari terjadinya pelebaran masalah maka penulis membatasi masalah yang
akan penulis sampaikan sebagai berikut:

a. Motivasi Belajar
Yang dimaksud motivasi belajar disini adalah dorongan baik internal
maupun eksternal pada siswa kelas IV SD untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, yang meliputi: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa
depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatang yang menarik
dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

b. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa
setelah ia mengalami proses belajar yang diambil dari nilai post test pada
konsep penggolongan hewan dan jenis makanannya.

D. Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini terarah, maka penulis merumuskan


permasalahannya, yaitu “Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN Karang Tengah 05
Ciledug-Tangerang”
7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat adanya


hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di SDN Karang Tengah 05 Ciledug.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, dapat mendapat pengetahuan terkait dengan hubungan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
SDN Karang Tengah 05 Ciledug.
b. Bagi guru IPA dan wali kelas, diharapkan dapat menjadi masukan
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
c. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat menjadi masukkan dalam
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA.
d. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian
lebih lanjut.
BAB II

KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,


KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Motivasi Belajar

Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi yang


dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung
prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya motivasi belajarnya rendah, akan
rendah pula prestasi belajarnya. Tinggi rendahnya motivasi dapat menetukan
tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu
saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.

Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek


dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi tidak adanya
motivasi untuk belajar sehingga ia tidak mengerahkan segala kemampuannya.
Guru sering memaksakan agar siswa menerima materi pelajaran yang
disampaikannya. Pentingnya materi pelajaran yang diberikan sering hanya
dipandang dari sudut guru, bukan dari sudut siswa sebagai subjek belajar.
Akibatnya, siswa belajar seadanya dan tanpa motivasi. Cara yang demikian
tentu sangat tidak menguntungkan, sebab siswa belajar tidak akan optimal
yang berarti tujuan pembelajaranpun tidak akan optimal pula. Oleh sebab itu,
pandangan modern tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi
sebagai salah satu aspek penting. Guru harus mampu meningkatkan motivasi

8
9

belajar siswa, agar siswa dapat berupaya mengerahkan segala kemampuannya


dalam proses belajar.1

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motif dalam bahasa Arab disebut ‫ رسم صىرج داع سثة داع‬sedangkan
motivasi ‫ داع مسثة ايجاب تعليل‬, Sedangakan niat dalam bahasa Arab adalah
‫ دفع يرجىا رجا ويح يىىي وىي‬. Miftah Faridl berpendapat bahwa niat bisa
diartikan dengan motif , karena pengertian niat ada dua pengertian yaitu
getaran batin untuk menentukan jenis perbuatan ibadah seperti sholat
subuh , tahiyatul masjid dan lain-lain. Niat yang kedua dalam arti tujuan
adalah maksud dari sesuatu perbuatan (motif).2

Niat dalam pengertian motif mempunyai dua fungsi :


1. Menentukan nilai hukum (wajib, sunat , makruh dan haram) , yaitu
untuk sesuatu amal yang tidak ditentukan secara tegas hukumnya
dalam Al-Quran dan as-Sunah.
2. Menentukan kualitas pahala dari sesuatu perbuatan-perbuatan yang
tertinggi ikhlas dan perbuatan terendah riya.

Motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan


sebagai penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun
menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc Donald ini,
maka terdapat tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni;
motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya
feeling, dan dirangsang dengan adanya tujuan.3

1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-4, h. 250.
2
https://tetapgurita.wordpress.com/2012/07/18/motivasi-dalam-islam/, di akses pada tanggal
27 September 2015
3
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rajawali Pers
Persada, 2012), h.73.
10

Motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan


mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi
timbul jika didorong oleh kebutuhan seseorang, seperti kebutuhan
seseorang yang ingin kaya maka ia akan mencari kekayaan sebanyak-
banyaknya. Begitu pula dalam belajar, jika seorang siswa memiliki
tingkat kebutuhan yang tinggi maka siswa tersebut akan berusaha dengan
keras untuk mencapai targetnya meskipun penuh tantangan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar.


Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang bersifat non-
intelektual dan berasal dari dalam diri seseorang. Peranan motivasi belajar
yang sangat khas adalah dalam hal menumbuhkan rasa senang dan
semangat untuk belajar.4

Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa motivasi


belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri
siswa yang mampu memberikan rasa senang dan semangat dalam belajar
sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang sangat baik.

b. Bentuk- bentuk Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada seorang siswa yang


tidak mengerjakan tugas perlu diselidiki sebab-sebabnya. Upaya ini
diberikan untuk memberikan rangsangan supaya siswa mau melaksanakan
kegiatan belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberi rangsangan agar
timbul motivasi yang kuat dalam diri anak didik.

Namun demikian para ahli mempunyai kesepakatan bahwa


akhirnya motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

4
Sardiman, op. cit., h. 75
11

1. Motivasi Intrinsik
Menurut M.Alisuf Sabri dalam buku Pengantar Psikologi
Umum dan Perkembangan mendefinisikan bahwa “motivasi intrinsik
adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri tidak
sirangsang dari luar.”
Motivasi ini mengacu pada faktor dari dalam diri anak. Untuk
membangkitkan motivasi intrinsik pada anak dapat ditempuh dengan
jalan seperti guru merangsang motivasi intrinsik siswa dengan
menanyakan kembali apa yang menjadi cita-cita siswa, apa yang
dibutuhkan siswa tersebut dalam mencapai cita-citanya dan
sebagainya, hingga motivasi intrinsik siswa akan timbul dengan
sendirinya.

2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut M.Alisuf Sabri dalam buku Pengantar Psikologi
Umum dan Perkembangan, mendefinisikan bahwa motivasi ekstrinsik
adalah bentuk motivasi yang berasal dari luar yang secara tidak
langsung berkaitan dengan aktifitas belajar, seperti karena takut
kepada guru, ingin memperoleh hadiah dan sebagainya.5
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, juga di ungkapkan
pengertian motivasi ekstrinsik yakni dorongan terhadap perilaku
seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang
berbuat sesuatu karena adanya dorongan dari luar seperti adanya
hadiah dan menghindari hukuman.6

5
M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2006), Cet. Ke-4, h. 131
6
Damyati dan Mudhiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.91
12

Pada orang yang motivasi intrinsiknya lemah, justru motivasi


ekstrinsik ini yang sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik diberikan
secara tepat dan secara perlahan dapat menanamkan motivasi intrinsik
belajar manakala belajar yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik
tersebut telah menjadi kebiasaan bagi pembelajar.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar anak, guru
hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa
cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam rangka
menumbuhkan motivasi intrinsik antara lain:
1) Pujian
2) Hadiah
3) Hukuman

Bahkan di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 97 Allah


menyemangati hambanya agar mengerjakan amal shaleh dengan
balasan yang baik.

َ ً‫صالِ ًحا ِم ْه َذ َك ٍر أَوْ أُ ْوثَى َوهُ َى ُم ْؤ ِم ٌه فَلَىُحْ ِييَىَّهُ َحيَاج‬


)79( َ‫طيِّثَحً َولَىَجْ ِزيَىَّهُ ْم أَجْ َرهُ ْم تََِحْ َس ِه َما َكاوُىا يَ ْع َملُىن‬ َ ‫َم ْه َع ِم َل‬

Artinya:

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki


maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan. (16: 97)

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka motivasi ekstrinsik


adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu.
13

Misalnya seseorang mau belajar karena diajak atau disuruh oleh orang
lain.

Selain itu Motivasi menurut Frandsen, yang terdiri dari


cognitive motives, self expression, self enhancement yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Cognitive Motives, menyangkut kepuasan individual yang berada
dalam diri manusia dan berwujud proses dan produk mental.
b. Self Expression, adalah penampilan diri yang mampu membuat
sesuatu. Hal ini diperlukan kreatifitas dan imajinasi.
c. Self Enhancement, adalah motivasi melalui aktualisasi diri dan
pengembangan kompetensi guna untuk meningkatkan kemajuan diri
seseorang.7

Jika guru mengahadapi siswa yang belum memiliki motivasi


belajar yang baik, seyogyanya guru harus berpegang pada motivasi
ekstrinsik dengan menggunakan penguat berupa hukuman dan hadiah.
Guru sebagai pendidik bertugas untuk memperkuat motivasi belajar
siswa dengan melakukan tindakan mendidik seperti member hadiah,
menegur, member nasehat atau hukuman. Tindakan tersebut dapat
menguatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Kebanyakan siswa
tertarik belajar karena ingin memperoleh hadiah atau menghindari
hukuman.

Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab


memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan
terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan.

7
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIZI
BROTHER’S, 2008), cet. 2, h. 43-44.
14

Kebutuhan ini yang menimbulkan keadaan ketidakseimbangan


(ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu
akan hilang manakala kebutuhan itu telah tepenuhi.

Kebutuhan seseorang selalu berubah-ubah. Sesuatu yang


menarik dan dibutuhkan untuk saat sekarang belum tentu menarik dan
dibutuhkan untuk saat yang lain. Itulah sebabnya motivasi sebagai
sesuatu yang dinamis, yang kadang-kadang lemah dan kadang-kadang
juga kuat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua


bentuk motivasi belajar dan cara yang dapat dilakukan dalam
menumbuhkan motivasi belajar pada siswa agar hasil belajar yang
diperoleh menjadi lebih baik.

c. Fungsi Motivasi Belajar


Pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi
dalam belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar siswa,
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik
selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam buku Strategi Belajar Mengajar, Pupuh Fathurahman
mengutip pendapat dari Oemar Hamalik (2002) yang menyebutkan bahwa
ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor


yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
15

2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.


Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan,yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang


harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.8

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Adapun
faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Setiap manusisa senantiasa memiliki cita-cita atau aspirasi
tertentu dalam hidupnya. Cita-cita atau aspirasi itu senantiasa
diperjuangkan meskipun rintangan yang dihadapi sangat banyak. Oleh
karena itu, cita-cita sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar
seseorang.
2) Kemampuan siswa
Kemampuan yang dimiliki setiap manusia tidaklah sama, begitu
pula dengan siswa. Kemampuan siswa berkaitan erat dengan motivasi
belajar siswa, seperti siswa yang memiliki motivasi belajar rendahpada
pelajaran tertentu disebabkan karena siswa yang bersangkutan memiliki
kemampuan belajar yang rendah.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa dibedakan atas kondisi fisik dan kondisi


psikologisnya. Jika kondisi fisik siswa dalamkeadaan lelah maka
8
Pupuh Faturahman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet.
ke-3, h.20
16

umumnya motivasi belajar siswa akan menurun, begitu pula sebaliknya


jika kondisi siswa dalam keadaan sehat maka motivasi belajar siswa
akan tinggi. Ditinjau dari kondisi psikologis, jika siswa dalam kondisi
stress maka umumnya siswa sulit untuk berkonsentrasi sehingga siswa
merasa terpaksa dan tidak memiliki motivasi belajar.

4) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan belajar siswa digolongkan menjadi lingkungan fisik


dan lingkungan social. Lingkungan fisik merupakan tempat dimana
siswa tersebut belajar, jika kondisi tempat belajarnya rapi dan nyaman
maka pada umumnya siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam
belajar. Lingkungan sosial merupakan tempat dimana siswa berinteraksi
dengan orang lain, misalnya siswa tersebut bergaul dalam lingkungan
yang kurang memperhatikan pendidikan/belajar,maka siswa tersebut
secara tidak langsung akan terpengaruh dalam kondisi tersebut.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Ada beberapa unsur dinamis yang dapat mempengaruhi motivasi


belajar siswa, diantaranya:

1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar


2) Bahan belajar dan upaya penyediaan
3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya
4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya
5) Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan serta peneguhannya

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya guru dalam mengajar siswa sangat mempengaruhi


motivasi belajar siswa. Misalnya, guru yang mengajar dikelas dengan
17

penuh semangat dan ceria maka siswa akan termotivasi dalam mengikuti
belajar dikelas. Maka dari itu, seorang guru dituntut untuk mampu
kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang baik.

Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran Sebuah

Pendekatan, mengungkapkan bahwa:

1) Faktor internal

a) Faktor fisiologis, meliputi: kondisi fisiologis umum dan kondisi


pancaindera.
b) Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, perhatian, minat dan
bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.
2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan, meliputi: alam dan sosial.


b) Faktor instrumental, meliputi: kurikulum, sarana dan fasilitas, dan
guru.9

e. Indikator Motivasi Belajar


Sardiman menyebutkan bahwa motivasi memiliki indikator
indikator sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya

9
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2008), h. 35.
18

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya


8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Selain itu Johnson, Schwtzgebel dan Kalb menjelaskan bahwa


seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut:

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi


atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau
kebetulan.
2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu
mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.
3. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia mendapatkan umpan balik
dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil
pekerjaannya.
4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan
yang lebih baik.
6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau
keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut
merupakan lambang prestasi atau suatu ukuran keberhasilan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno bahwa


hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siwa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsure yang
mendukung. Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa indikator motivasi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil


2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
19

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan


4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.10

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat motivasi belajar


adalah adanya dorongan, baik dari luar maupun dari dalam diri siswa
untuk mengadakan suatu perubahan tingkah laku dengan beberapa
indikator yang mendukungnya.

Dalam penelitian motivasi belajar ini, peneliti akan menggunakan


indicator motivasi yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno, yakni: adanya
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat
belajar dengan baik.

f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar bersifat tidak tetap, terkadang meningkat dan


terkadang menurun. Motivasi belajar sebaiknya tetap dapat stabil pada
tingkat yang baik, hal ini memerlukan upaya-upaya dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. “Upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa diantaranya menggairahkan siswa dalam belajar; memberikan
harapan yang realistis; memberikan insentif; memberikan pengarahan.”11

10
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),cet.
Ke-3, h.31
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka Cipta,
2010), Cet. Ke-5, h. 175-176
20

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar, kedua kata
tersebut memiliki arti yang berbeda, sehingga untuk memahami pengertian
hasil belajar maka penulis akan jabarkan makna dari kedua kata tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan


hasil adalah “hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya).”12 Selain itu pula, hasil adalah hasil yang dicapai oleh
seseorang berupa nilai setelah orang tersebut mengikuti suatu kegiatan.
Hasil juga merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang dapat dicapai
pada saat atau periode tertentu.

Belajar dalam konteks ini merupakan perubahan tingkah laku baik


fisik maupun psikis sehingga siswa mampu memecahkan masalah, berpikir
dan memiliki keterampilan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat


mengambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah aktivitas yang
dilakukan secara sadar dan rutin oleh seseorang sehingga akan mengalami
perubahan individu baik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
tingkah laku yang dihasilkan melalui proses latihan dan pengalaman
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pengertian hasil belajar yang tercantum dalam Kamus Besar


Bahasa Indonesia adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Cet.ke-4, h. 895
21

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes


atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”13

Hasil belajar siswa merupakan gambaran dari motivasi belajar dari


yang mereka perbuat. Untuk melihat perubahan yang terjadi dalam diri
siswa diukur oleh guru, baik melalui tes, seperti tes formatif dan sumatif
maupun melalui pengamatan.

Hasil pengukuran akan diberikan oleh guru dalam bentuk nilai.


Nilai tersebut merupakan perolehan dari apa yang telah diusahakan oleh
siswa, yakni belajar selama periode tertentu. Perolehan inilah yang
kemudian dikenal dengan nama hasil belajar.

Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari oleh motivasi belajar
yang memadai maka seorang siswa akan dapat mencapai hasil yang baik.
Intensitas motivasi belajar seeorang akan sangat menentukan tingkat
pencapaian hasil belajarnya.

Jadi pengertian hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini


adalah: suatu kecenderungan untuk berprestasi pada seorang siswa dengan
melakukan berbagai kegiatan secara aktif dalam belajar sehingga
memperoleh hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan.

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

“Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu


dengan ukuran baik buruk yang bersifat kualitatif.” Penilaian hasil belajar
merupakan alat kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan atau merupakan

13
Departemen Pendidikan Nasional, op, cit. h. 895
22

alat yang menyediakan atau memberikan informasi bagi usaha dan


pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Tujuan penilaian hasil belajar siswa diantaranya sebagai berikut:14

1. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam


suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya.
3. Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4. Mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas
kognitifnya untuk keperluan belajar.
5. Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar -belajar.

Berdasarkan beberapa tujuan penilaian hasil belajar di atas, maka


penulis menyimpulkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar antara lain:

1. Sebagai bahan laporan kepada orang tua siswa tentang kemajuan-


kemajuan yang telah dicapai anaknya di sekolah.
2. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
3. Guru dapat mengetahui kelemahan dan kesulitan siswa dalam belajar
dan mengetahui bagaimana mengatasinya.
4. Sebagai feedback kurikulum pendidikan yang bersangkutan.
5. Guru dapat mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang sudah
diajarkan.
6. Masyarakat dapat mengetahui sejauhmana tingkat hasil belajar siswa
secara umum sehingga dapat mengetahui kualitas pendidikan yang ada
saat ini.

14
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. Ke-
15, h. 140.
23

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik


faktor yang berasal dari dirinya maupun faktor yang berasal dari luar.
Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil
interaksi antara dua faktor tersebut. Namun kesuksesan anak disekolah
tidak hanya ditentukan oleh faktor kognisi atau kecerdasan semata. Ada
faktor lain yang juga berpengaruh besar.

1. Keyakinan Kemampuan Diri


Keyakinan kemampuan diri anak adalah keyakinan anak bahwa
dirinya mampu menguasai tugas sekolah dan mengatur sendiri
belajarnya. Anak yang tinggi kemampuan dirinya lebih cenderung
berusaha mencapai prestasi dan lebih cenderung sukses daripada
anak yang tidak mempunyai keyakinan atas kemampuannya.

2. Praktik Pengasuhan oleh Orang Tua


Para orang tua dari anak yang pencapaiannya tinggi
menciptakan lingkungan belajar anak mereka. Mereka menyediakan
tempat khusus untuk belajar, untuk menyimpan buku atau alat
sekolah. Mereka mengatur waktu makan, tidur dan mengerjakan PR
anak. Mereka memperlihatkan minat terhadap kehidupan anak
dengan bercakap- cakap mengenai sekolah dan juga terlibat dengan
kegiatan sekolah.

3. Status Sosial – Ekonomi


Sosial – ekonomi biasanya bukan merupakan faktor penentu
langsung pada pencapaian prestasi, melainkan melalui perannya
dalam menciptakan atmosfer keluarga dan praktik pengasuhan oleh
orang tua.
24

4. Sistem Pendidikan
System pendidikan yang baik dapat meningkatkan
perkembangan anak-anak. Misalnya system pendidikan yang
menekankan pada tanggung jawab anak dan pendidikan atau
keluwesan yang lebih besar dari pemerintah atau sekolah tertentu.

5. Budaya
Perbedaan budaya berpengaruh pada pencapaian prestasi
disekolah. Misalnya masyarakat yang memiliki budaya menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan akan cenderung menghasilkan banyak anak
yang berprestasi di sekolah.15

d. Indikator Hasil Belajar


Keberhasilan belajar merupakan prestasi peserta didik yang dicapai
dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatahui keberhasilan belajar
tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat dijasikan petunjuk bahwa
proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengemukakan bahwa
indikator keberhasilan belajar, di antaranya yaitu: (1) daya serap terhadap
bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok, dan (2) perilaku yang digariskan dalam
tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta
didik, baik secara individual maupun kelompok.16

15
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 39-40
16
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain., Strategi Belajar Mebgajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 120
25

3. Pelajaran Sains (IPA)


a. Pengertian Pelajaran Sains (IPA)
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar
Program Pendidikan (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan:
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan hasil kegiatan
manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan
dan pengujian gagasan-gagasan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (Sains)
merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam
semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang
bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai
jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan. IPA
(Sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD
bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan
kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains
diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu
siswa untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.17
b. Tujuan Pelajaran Sains (IPA)
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains adalah agar siswa
mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan

17
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 46
26

dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah


untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari
dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya.
Pengajaran IPA menurut Depdiknas bertujuan agar siswa:
1. Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-
sehari.
2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan
ide tentang alam di sekitarnya.
3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
peristiwa di lingkungan sekitar.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri.
5. Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.18

Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan


tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari
lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta
dengan pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains.

18
Depdiknas, Kurikulum 2008 IPA SD, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 98-99
27

c. Perlunya Sains Diajarkan di Sekolah Dasar

Sains melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang


benar artinya pengetahuan yang diuikur menurut tolak ukur kebenaran
ilmu yaitu rasional dan obyektif artinya masuk akal atau logis, diterima
oleh akal sehat. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan
kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman – pengalaman melaui panca
indra.19

d. Kondisi Pembelajaran Sains di SD


Menyadari bahwa pada berbagai masalah dalam pendidikan pada
umumya, pendidikan sains pada khususnya sangat kompleks, karena itu
pemikiran-pemikiran masih terus di sumbangkan untuk mencoba
memecahkan permasalahan itu. Pendidikan sains disekolah dasar
dihadapkan pada berbagai masalah seperti pasilitas buku, media dan dana
sehingga dalam penerapannya tampak ada kurang pengertian.

e. Ruang Lingkup Pelajaran Sains (IPA)


Ruang lingkup mata pelajaran Sains meliputi dua aspek:
1. Kerja Ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian,
berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan
masalah, sikap dan nilai ilmiah.
2. Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,
gas.

19
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hal. 4
28

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,


listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tatasurya dan
benda-benda langit lainnya.
e. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan
penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat melalui pembuatan suatu
karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.20

B. Penelitian Yang Relevan

Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di SD oleh


Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina. Dari hasil penelitian tersebut tanggapan siswa
kelas IV Tarumanagara Kota Tasikmalaya terhadap motivasi belajar
diinterpretasikan baik karena nilai rata-rata (87,46) berada dalam kategori X _ 61.
Prestasi tiap siswa berbeda-beda ada yang tinggi dan ada yang rendah. Prestasi
belajar pada kelas IV SDN Tarumanagara umumnya diinterpretasikan baik karena
nilai rata-rata (88,46) berada dalam kategori X _ 61. Berdasarkan pengolahan dan
analisis data dengan dibantu program SPSS 16.0 diperoleh koefisien korelasi (r)
sebesar 0,693 artinya motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa memiliki
pengaruh yang signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA”. Setelah dikorelasikan
menunjukkan interprestasi tingkat reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Tarumanagara Tawang
Tasikmalaya adalah sebesar 48,1%.21

20
Bahmid, Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pokok Bahasan Penyesuaian Makhluk Hidup
Terhadap Lingkungannya Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery Pada Siswa Kelas V SDN 5
Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010-2011, (Selong: STKIP Hamzanwadi, 2011)
21
Ghullam Hamdu, Lisa Agustina, Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar IPA di SD , (Taruma nagara: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya,
2011)
29

Korelasi Hasil Belajar dengan Prestasi Belajar Sains di Kelas III SDN
oleh Heriyanto, berdasarkan analisis yang didapat dari penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara hasil belajar dengan prestasi belajar
mata pelajaran Sains di kelas III Sekolah dasar Negeri No. 306 Palembang dengan
keeratan agak rendah atau adanya kesejajaran arah antara variabel X dan variabel
Y. Dari hasil penelitian tersebut, di dapat hasil perhitungan koefisien korelasi Rxy
adalah = 0,474. jika dikonsultasikan pada table nilai “r” Product Moment,
diketahui rXY = 0,474 maka terletak pada interprestasi korelasi antara 0,400
sampai dengan 0,600 berarti diterima yaitu ada korelasi positif antara hasil belajar
dengan prestasi belajar mata pelajaran Sains di kelas III Sekolah dasar Negeri No.
306 Palembang dengan keeratan agak rendah.22

C. Kerangka Berpikir

Peningkatan motivasi belajar IPA merupakan hasil yang diperoleh setelah


melaksanakan proses pembelajaran IPA. Motivasi tersebut ditentukan oleh
karakteristik siswa, metode pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran
dan kecakapan guru dalam mengajar. Dari keempat komponen tersebut,
penerapan metode dan pendekatan pembelajaran adalah salah satu komponen
yang penting yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru merupakan


kegiatan yang menjembatani aktivitas siswa belajar dikelas. Selain itu motivasi
belajar siswa dalam kegiatan belajar juga akan membantu meningkatkan
konsentrasi terhadap sesuatu yang dipelajari. Konsentrasi merupakan salah satu
unsur pokok yang diperlukan agar dapat belajar dengan baik. Selain itu siswa
akan belajar lebih efektif dan berusaha meningkatkan usahanya semaksimal
mungkin apabila mempunyai motivasi belajar yang memadai.

22
Heriyanto, Korelasi Hasil Belajar dengan Prestasi Belajar Sains di Kelas III SDN,
(Palembang: Universitas PGRI, 2005)
30

Pembelajaran Sains (IPA) dimaksudkan sebagai proses yang sengaja


dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas atau
sekolah yang memungkinkan siswa untuk belajar Sains (IPA). Belajar Sains akan
lebih berhasil apabila siswa merasa tertarik dengan pelajaran Sains (IPA) terlebih
lagi jika guru dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga
guru akan lebih mudah memotivasi siswa.

Dengan demikian diduga terdapat korelasi yang positif dan signifikan


antara motivasi belajar dengan hasil belajar Sains (IPA) siswa kelas IV di SDN
Karang Tengah 05 Ciledug-Tangerang.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat ditarik suatu kesimpulan dan


sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan
sebagai berikut: terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil
belajar Sains (IPA). Artinya bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka semakin
tinggi pula hasil belajarnya.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Sains
(IPA)
Ha: Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Sains (IPA)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SDN Karang Tengah 05 yang
berlokasi di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 5 Kel. Karang Tengah, Ciledug
Tangerang.

B. Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif


korelasional. Penelitian deskriptif digunakan bertujuan untuk
menggambarkan sikap sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian
dilakukan dan mencari sebab-sebab dari suatu gejala.

Adapun penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik


korelasional. Dengan survei dapat dikumpulkan data mengenai motivasi yang
merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar, kemudian
menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya dalam hasil
belajar Sains (IPA). Sedangkan teknik korelasional bermaksud mengetahui
sejauh mana suatu variabel berhubungan dengan variabel lain. Dari penelitian
ini akan terlihat seberapa besar korelasi antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai


acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris
mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA, yaitu:

31
32

1. Variable bebas (Independent Variable) adalah variable yang dapat


memberikan pengaruh terhadap variable lain. Variable bebas dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar (Variabel X).
2. Variable terikat (Dependent Variable) adalah variable yang dipengaruhi
oleh variable bebas. Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa (Variabel Y).

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber
data dalam sebuah penelitian.1 Dalam penelitian ini populasinya adalah
siswa SDN Karang Tengah 05 Ciledug-Tangerang.
2. Sampel
Sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya
diteliti.2 Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, 25 orang dari
kelas IV A dan 25 orang dari kelas IV B.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah


menggunakan strata sampling yaitu salah satu teknik pemilihan sampel
dimana semua individu anggota populasi mempunyai kemungkinan dan
kesempatan yang sama serta independen untuk dipilih sebagai anggota
sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini secara pokok memperlihatkan dua macam data yaitu data
yang berkenaan dengan motivasi belajar (x) dan hasil belajar (y). data
penelitian untuk variabel motivasi belajar diperoleh melalui angket
(Questionnaire) yang disebarkan kepada reponden penelitian. Sedangkan data

1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 118
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), Cet. ke XI, h. 117
33

mengenai hasil belajar diperoleh dari nilai hasil tes pada mata pelajaran IPA
dalam konsep penggolongan hewan dan jenis makanannya di kelas IV
semester I, tahun ajaran 2013/2014.

F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah angket (Quisionaire).
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.3 Serta lembar tes dan wawancara yang diuraikan sebagai
berikut:

1. Angket Skala Likert


Skala likert merupakan salah satu skala sikap yang digunakan
untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Skala likert ini
dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah
pernyataan itu didukung atau ditolaknya melalui rentang nilai tertentu.
Pernyataan yang diajukan dibagi kedalam dua kategori, yaitu
pernyataan positif dan negatif. Dengan demikian instrument itu akan
menghasilkan total skor bagi setiap responden. Data yang diperoleh dari
angket ini dijadikan data utama penelitian.

Tabel 3.1 Skor Penyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert

Kategori
Pertanyaan Sangat Tidak
Selalu Sering Jarang
Jarang pernah
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5

3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 199
34

Adapun kisi-kisi instrument tes yang digunakan di adaptasi dari


indikator yang dikemukakan oleh Hamzah B Uno untuk mengukur data
tingkat motivasi belajar siswa dapat digambarkan sebagaimana terdapat
dalam tabel berikut ini4 :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa

Nomor Butir Jumlah


Variabel Dimensi Indikator
+ - Item
Motivasi Motivasi  Keinginan untuk 1*, 5*, 9*, 12, 11
belajar Intrinsik berhasil 6*, 13*, 14*, 25*,
20*, 30 26*
 Dorongan dan
15, 19*,
kebutuhan 3, 16* 6
22*, 23
dalam belajar
 Keinginan untuk 7*, 18,
mencapai cita- 8* 10* 4
cita masa depan
 Penghargaan
11*, 17 31*, 32 4
dalam belajar
 Kegiatan yang
menarik dalam 34, 35* 24 3
belajar

Motivasi Lingkungan
27*,
Ekstrinsik belajar yang
2*, 4, 21 28*,29*, 7
kondusif
33*

Jumlah 18 17 35

Ket: (*)soal valid

4
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet. ke-3, h.31
35

2. Tes
Metode tes adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan siswa terhadap
materi pelajaran setelah melalui proses pembelajaran di kelas. Instrument
yang digunakan adalah tes yaitu tes pilihan ganda (multiple choice) dengan
empat pilihan jawaban. Tes ini disusun oleh peneliti untuk mengukur hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA berdasarkan standar isi dan standar
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada konsep penggolongan
jenis makanan hewan.
Penggunaan kedua teknik tersebut sangat penting, dimana kedua
teknik ini dilakukan secara bersama-sama untuk mendapatkan data yang
akurat dan sarat makna. Adapun kisi-kisi instrument tes hasil belajar siswa
sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Hasil Belajar IPA

Jenjang Kemampuan
No. Konsep
C1 C2 C3
1. Hewan dan jenis
makanannya
a) Jenis-jenis makanan 2*,3,4, 1,6*,7*, 10*
hewan 5*,8 9*,11

b) Penggolongan hewan 14*,15, 13,18*, 12*,23*,


berdasarkan jenis 16*,17, 19*,21*, 26*,29,
makanan 20*,22*, 25,32, 35,36
24*,27*, 33,34*,
28,30, 38*, 40*
31,37,39
36

No. Konsep Jenjang Kemampuan

1. Hewan dan jenis


C1 C2 C3
makanannya
Jumlah butir soal 18 15 7
Ket: (*)soal valid

Keterangan :

C1 : Pengetahuan C2 : Pemahaman C3 : Penerapan

3. Wawancara
Yang dimaksud metode wawancara adalah komunikasi langsung
antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai.5 Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.6
Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas, dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.7
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mencari informasi
ke beberapa siswa mengenai kegiatan belajar IPA siswa di sekolah
maupun kegiatan belajar di rumah. Peneliti melakukan wawancara kepada
tiga siswa kelas IV, yakni siswa yang memiliki nilai tinggi, sedang dan
rendah sebagai responden wawancara.

5
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2006), Cet. ke-4, h. 193
6
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. ke-6, h.216
7
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2009), h. 233
37

Tabel 3.4
Pedoman Lembar Wawancara

Indikator Wawancara
No Motivasi dan Prestasi Pertanyaan Wawancara
Belajar IPA
1. Kegiatan menarik dalam 1. Apakah kamu pernah dibagi menjadi
belajar kelompok dalam mengerjakan tugas IPA?

2. Bagaimana kegiatan belajar IPA


disekolahmu? Apakah menyenangkan?

2. Lingkungan yang kondusif 3. Apakah dalam belajar IPA gurumu sering


membawa media gambar atau alat peraga
yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari?
3. Mengidentifikasi hewan 4. Apakah kamu dapat membedakan dengan
karnivora, herbivora, baik antara hewan karnivora, herbivora,
insektivora dan omnivora insektivora dan omnivora?

G. Kalibrasi Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen Tes dan Non Tes
Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat –tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki
validitas rendah.8

8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
Cet. ke-5, h. 83
38

Untuk menghitung validitas alat ukur dalam penelitian ini


digunakan dua rumus yaitu: rumus korelasi point biserial untuk
menghitung validitas butir tes dan rumus korelasi product moment untuk
menghitung validitas butir non tes.
Hasil yang didapat kemudian disesuaikan dengan rtabel dengan

kriteria pengujian jika rhitung  rtabel maka butir soal tersebut valid dan jika

rhitung  rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.

a. Uji Validitas Tes


Untuk validitas butir soal (tes) digunakan rumus korelasi point
biserial, dengan rumusan :

M p  Mt p
rpbis 
St q

Keterangan:

rpbis = koefisien korelasi point biserial

M p = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar

M t = rata-rata skor total

St = Simpangan baku

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi jawaban salah (q = 1 – p)

Setelah dilakukan perhitungan terhadap instrument soal, dari 40


butir soal, 20 soal valid.
39

b. Uji Validitas Non Tes


Validitas butir kuesioner motivasi belajar siswa
dipertimbangkan berdasarkan koefisien korelasi antara skor total
dengan skor item. Mengingat kuesioner motivasi belajar bersifat non
tes, maka statistik korelasi yang digunakan adalah statistik korelasi
Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

N  xy  ( x)( y )
rhitung =
[ N  x  ( x)][ N  y  (  y)]

Keterangan :

rhitung = Koefisien Korelasi

X i = Jumlah Skor Item

y i = Jumlah Skor Total (Seluruh Item)

n = Jumlah Skor.

Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan


didapat angka koefisien korelasi thitung > rtabel yang dikonsultasikan

pada taraf signifikansi 0,05.


Pengujian validitas ini mengguankan bantuan program komputer
SPSS 19.0 pada analyze-correlate-bivariate. 9untuk mengetahui apakah
suatu item pernyataan instrument dikatakan layak dipergunakan atau
tidak, maka perlu dilakukan uji koefisien korelasi pada taraf signifikansi
(0,05) yang berarti item penyataan tersebut dinyatakan valid jika nilai r
Hitung lebih besar dari r Tabel. Dalam hal ini r Tabel dapat dilihat pada tabel
nilai-nilai r product moment pada taraf signifikansi (0,05) dengan db
9
Stanislaus Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta : Graha Ilmu ,
2009), ed. 3. h. 221
40

(derajat bebas) = n-2 = 50-2 = 48, sehingga diperoleh nilai r tabel sebesar
0,637.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas soal instrument dapat
disimpulkan bahwa dari 35 pernyataan yang di ujicobakan terdapat 23
soal yang dinyatakan valid (sah) dan soal yang tidak valid (tidak sah),
yaitu 12 soal. Untuk memudahkan perhitungan, maka penulis hanya
menggunakan 20 soal untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu


instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Metode pengujian reliabilitas instrumen ini dapat
berbagai cara antara lain : Belah dua (split half) dan Sperman Brown,
Kuder Richardson-20 (KR-20), KR-21, Anova Hyot dan Alpha.

a. Uji Reliabilitas Tes

Dalam rangka menentukan apakah sebuah instrument memiliki


daya keajegan mengukur (reabilitas) yang tinggi atau belum, maka
pengukuran pada penelitian ini bisa menggunakan rumus Kuder
Richardson-20 (KR-20), sebagai berikut:

k   pq 
KR 20  1  
k  1  SDt 2 
41

Keterangan:

k = banyak butir soal


p = proporsi peserta tes yang menjawab benar butir soal
q = 1-p

SDt = varian total

Kriteria derajat reliabilitas alat ukur yang digunakan yaitu: kriteria


yang dibuat oleh J. Guilford (1973), sebagai berikut:

r11 = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi

r11 = 0,71 – 0,90 = tinggi

r11 = 0,41 – 0,70 = cukup

r11 = 0,21 – 0,40 = rendah

r11 = <0,20 = sangat rendah

Setelah dianalisis dengan menggunakan anates, diperoleh


hasil reliabilitas sebesar 0,57 (kategori cukup).

b. Uji Reliabilitas Non Tes

Untuk mengetahui tingkat keajegan (reliabilitas) kuesioner


motivasi belajar siswa dilakukan dengan membuang item yang tidak
valid, selanjutnya ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:

n    si 
r11 =   1  
 n  1    st 
 
42

Keterangan :

r11 = Nilai Reabilitas

n = Jumlah Item

1 = Bilangan Konstan

s i = Jumlah varians skor tiap-tiap item

st = Varians Total.

Dengan klasifikasi koefisien reabilitas sebagai berikut:

r11 = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi

r11 = 0,71 – 0,90 = tinggi

r11 = 0,41 – 0,70 = cukup

r11 = 0,21 – 0,40 = rendah

r11 = <0,20 = sangat rendah

3. Analisis Tingkat Kesukaran


Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Makin besar proporsi yang
menjawab benar, berarti makin rendah kesukaran butir soal itu. Yang
selanjutnya berarti bahwa butir soal tersebut makin mudah. Tingkat
kesukaran butir soal sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota
kelompok peserta tes.

Dalam hal ini untuk mengukur taraf kesukaran digunakan rumus


berikut:
B
I
N
43

Keterangan :

I = Indeks kesukaran untuk tiap butir soal


B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta yang mengikuti tes

Menurut ketentuan yang telah sering diikuti, indeks kesuksesan


sering diklasifikasikan sebagai berikut:

 Soal I 0,00 sampai 0,30 adalah sukar


 Soal I 0,30 sampai 0,70 adalah sedang
 Soal I 0,70 sampai 100 adalah mudah

4. Uji Daya Pembeda


Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya
pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

BA BB
DP  
JA JB

Keterangan:

DP = Daya pembeda
BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas yang seharusnya
JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang seharusnya

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:


 0,71-1,00 = baik sekali
 0,41-0,70 = baik
 0,21-0,40 = cukup
 0,00-0,20 = jelek
44

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data


dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan. Data yang
akan di analisis adalah data hasil angket dan tes. Sedangkan data hasil
wawancara hanya dideskripsikan saja sebagai data pendukung.

Setelah data dinyatakan valid dan reliabel, kemudian angket dan tes
tersebut digunakan dalam pengumpulan data. Hasil dari skor angket motivasi
belajar dan skor tes hasil belajar IPA tersebut akan dikategorikan.

1. Deskripsi Motivasi Belajar (Variabel X)


Sebagai gambaran untuk mengetahui motivasi belajar siswa
digunakan pedoman kategorisasi yang merujuk pada tiga kategori yang
disusun berdasarkan skor item terendah sampai tertinggi. Skor dari
masing-masing item yaitu :

Tabel 3.5 Skor Penyataan Motivasi Belajar

Kategori
Pertanyaan Sangat Tidak
Selalu Sering Jarang
Jarang pernah
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5

Dengan demikian skor terkecil yang mungkin diperoleh subjek pada


skala tersebut adalah 20 ( yaitu 20 × 1) dan skor tertinggi adalah 100 (yaitu 20
× 5). Maka rentang skor skala sebesar 80 (yaitu 100 – 20).

Maka dapat diperoleh hasil interpretasi motivasi belajar siswa sebagai


mana disajikan dalam tabel dibawah ini :
45

Tabel 3.6 Kategori Skor Angket Motivasi Belajar

Skor Kualifikasi
20-46 Rendah
47-73 Sedang
74-100 Tinggi

2. Deskripsi Hasil Belajar (Variabel Y)


Adapun data hasil dari skor hasil belajar IPA siswa karena berupa
pilihan ganda, maka setiap 1 soal mendapat skor 1 jika benar dan setiap
soal yang dijawab dengan salah maka tidak mendapat skor.

Dengan demikian skor terkecil yang mungkin diperoleh subjek


pada skala tersebut adalah 0 ( yaitu ( 20 × 0) ×5 ) dan skor tertinggi adalah
100 ( yaitu ( 20 × 1) ×5 ). Maka rentang skor skala sebesar 100 ( yaitu 100
– 0 ).

Tabel 3.7 Kategori Kelas Nilai Tes Hasil Belajar

Skor Kualifikasi
0-33 Rendah
33-67 Sedang
68-100 Tinggi

3. Uji Korelasi
Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Dimana
Product Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari
korelasi antara dua variable yang sering kali digunakan. Teknik korelasi
46

ini dikembangkan oleh Karl Pearson. Rumus korelasi Product Moment


Karl Pearson10, yaitu:

rxy n xy    x   y 
=
 n x 2   x 2   n   
   
2
y 2
 y
   

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y
 xy = jumlah dari hasil perkalian antara skor variabel X dan
skor variabel Y
X = skor variabel X
Y = skor variabel Y
n = Number of Case

10
H. M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2001, hal.130
47

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r”

Besarnya “r” Interprestasi


Product Moment
0,00-0,20 Antara variabel X dengan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dengan variabel Y)

0,20-0,40 Antara varibel X dengan variabel Y terdapat korelasi


yang lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dengan variabel Y terdapat


korelasi yang sedang atau cukupan

0,70-0,90 Antara variabel X dengan variabel Y terdapat


korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-100 Antara variabel X dengan variabel Y terdapat


korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

4. Perhitungan Koefisien Determinasi


Perhitungan koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan variabel X dengan variabel Y yang dinyatakan
dalam bentuk persen. Dimana rumus yang digunakan adalah rumus
“Coefficient of Determination”. Atau koefisien penentu yang digunakan
untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi „r‟
product moment pada uji hipotesis di atas.
48

Rumus Coefficient of Determination yaitu :

KD = r² x 100%

Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi

5. Uji Signifikansi
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila
ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi
PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus :

thitung r n2
=
1 r

Keterangan :
thitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel

Jika hipotesis:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan


hasil belajar IPA, artinya: thitung < ttabel

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil


belajar IPA, artinya: thitung > ttabel
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang mencakup deskripsi tentang
karakteristik masing-masing variabel penelitian dan deskripsi tentang hasil
pengujian hipotesis. Hasil penelitian yang dimaksudkan diatas adalah menyangkut
beberapa masalah pokok yang tertuang dalam rumusan masalah yaitu deskripsi
tentang motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa. Pemaparan dijabarkan dari:
1) Deskripsi data hasil penelitian, 2) Uji Hipotesis, dan 3) Pembahasan hasil
penelitian.

1. Deskripsi Data
a. Deskripsi Data Motivasi Belajar (Variabel X)

Deskripsi pertama adalah gambaran data hasil penelitian tentang


motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 05
Karang Tengah Tangerang. Data motivasi belajar siswa ini diperoleh melalui
pengisisan angket jenis skala likert. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:

Dari perhitungan statistik motivasi belajar dapat dilihat secara lengkap


pada tabel dibawah ini:

49
50

Tabel 4.1 Tabel Data Variabel Kondisi Motivasi Siswa

No. Deskripsi Nilai


1. N 50
2. Max 90
3. Min 61
4. Mean 72,48
5. Median 70,8
6. Modus 68,8

7. Standar Deviasi 6,67

Berdasarkan data dengan statistik motivasi belajar siswa yang diteliti


dengan kuisioner yang terdiri dari 20 item pernyataan mengenai motivasi
belajar diperoleh skor tertinggi 90 dan terendah 61, dengan rata-rata 72,48 dan
simpangan baku (standar deviasi) 6,67 dari jumlah sampel sebanyak 50 orang.
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 21.
51

Tabel 4.2 Hasil Angket Motivasi Belajar

Indikator
No Dimensi Presentase
Motivasi Belajar
1 Internal 1. Adanya hasrat dan keinginan
74,3%
untuk berhasil
2. Adanya dorongan dan
70,4%
kebutuhan dalam belajar
3. Adanya keinginan meraih cita-
77,6%
cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam
72,6%
belajar
5. Kegiatan menarik dalam
40%
belajar
2 Eksternal 6. Adanya lingkungan belajar
yang kondusif 74,8%

Rerata 68,3%

Berdasarkan perhitungan presentase deskriptif motivasi belajar siswa


kelas IV di SDN Karang Tengah 05 Tangerang, berikut ini penjabaran
pencapaian indikator-indikator motivasi belajar siswa:
52

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil yang mencapai 74,3%


Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, sebagian siswa yang
menjadi objek penelitian ini memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil
cukup baik, namun adapula siswa yang kurang memiliki keinginan untuk
unggul dalam mencapai nilai tinggi dikelas.
Untuk meningkatkan motivasi siswa pada indikator ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan perhatian yang maksimal kepada siswa.
Selain itu, guru juga dapat mengadakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya, guru dapat pula membantu siswa
mengungkapkan sasaran mereka sendiri.
Selain itu cara mudah untuk menimbulkan motivasi pada anak adalah
dengan memberikan peringatan yang bersifat tantangan. Pernyataan tantangan
sangat bagus untuk anak yang jelas mampu melaksanakan suatu perbuatan
tetapi tidak mempunyai motivasi.1

2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar mencapai 70,4%.


Dari persentase pencapaian indikator ini tidak terlalu menonjol. Hal ini
disebabkan siswa masih merasa bahwa belajar itu hanya arahan dari orang tua
dan guru, bukan dari dorongan maupun kebutuhan dari dalam diri siswa.
Untuk meningkatkan motivasi belajar ini dapat dengan memberikan
pemahaman kepada siswa mengapa mereka perlu mendapat nilai bagus, apa
keuntungan yang mereka dapat ketika mendapat nilai bagus. Sebisa mungkin
hal itu dikaitkan dengan kepentingan siswa, bukan sekedar kepentingan orang
tua dan guru, sehingga siswa merasa lebih bertanggung jawab untuk
mencapainya.

1
Schaefer Charles, Bagaimana Mempengaruhi Anak, (Semarang: Dahara Prize, 2002), h. 30
53

Guru juga dapat membantu mendorong kebutuhan belajar siswa yakni


dengan pengajaran remedial, siswa kurang terdorong untuk belajar dapat
disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang menyebabkan siswa merasa tertinggal jauh dengan materi yang diajarkan
oleh guru. Guru dapat mengetahui kesulitan belajar siswa dengan melakukan
diagnosis terhadap kesulitan belajarnya. Pengajaran remedial bisa dilakukan
dengan melakukan pengulangan pelajaran (terutama pada aspek-aspek yang
belum dikuasai siswa), penambahan pelajaran dan penekanan pada aspek-
aspek tertentu tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami
siswa.2

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan mencapai persentase


sebesar 77,6%.
Dari 50 siswa kelas IV yang penulis teliti, ada beberapa siswa yang
tidak mempunyai gambaran ingin menjadi apa kelak ketika sudah dewasa atau
cita-cita apa yang ingin diraih oleh siswa, adapula siswa yang tidak tahu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai cita-citanya.
Untuk mengatasi masalah ini bagi orang tua dapat melakukan dengan
cara membujuk, bujukan adalah salah satu cara mempengaruhi anak untuk
mengerjakan sesuatu dengan membangkitkan emosi, motivasi dan cita- cita.
Orang tua harus pandai menghubungkannya dengan keinginan atau kebutuhan
anak, jangan sampai anak merasa dipaksakan.3Selain itu guru dan orang tua
dapat juga mengajak siswa untuk memikirkan masa depan dan cita-citanya,
memotivasi dan mengajarkan bagaimana cara untuk dapat mencapai cita-
citanya tersebut. Orang tua dan guru dapat membimbing serta membantu
siswa untuk memberikan materi keterampilan menejemen waktu, dimana

2
Drs. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja
Graffindo Persada, 2008), h.295
3
Charles, op. cit., h.28
54

siswa diminta untuk menuliskan hal-hal apa saja yang ingin dia lakukan untuk
mencapai cita-citanya dan bagaimana siswa menerjemahkan cita-cita tersebut
ke dalam pengaturan kegiatan sehari-hari. Jadwal ini dibuat sendiri oleh
siswa, bukan oleh orang tua. Kemudian setiap pekan guru dapat mengevaluasi
sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan jadwalnya tersebut dan apa saja
kendalanya.4 Selain itu menurut Slavin untuk meningkatkan motivasi belajar
dapat juga dilakukan oleh guru dengan mengkomunikasikan hal-hal yang
positif kepada siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung yakni
dengan:
a. Tunggu siswa menjawab, waktu tunggu yang lebih lama dapat
mengkomunikasikan harapan yang tinggi dan meningkatkan pencarian
siswa.
b. Hindari pembedaan pencapaian yang tidak perlu antar siswa.
c. Perlakukan semua siswa dengan setara, memberikan perhatian yang
sama besar kepada siswa yang pandai dengan yang kurang pandai.5

4. Adanya penghargaan dalam belajar mencapai persentase sebesar


72,6%.

Beberapa siswa akan bersemangat dalam belajar dan mendapat nilai


tinggi bila mendapat penghargaan dari orang tua, guru maupun teman-
temannya. Dari hasil penelitian, siswa yang mendapat nilai tinggi memang
mendapat penghargaan dari guru, tetapi hanya berupa pujian, sedangkan siswa
yang kurang berprestasi lebih banyak dimarahi.

Untuk mengatasi masalah ini, siswa dapat kitaberikan pujian, hal ini
senada dengan pernyataan Sardiman A.M “Apabila ada siswa yang berhasil

5
Slavin, E. Robert, Psikologi Pendidikan, Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2011),
hal.118
55

menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian yang positif. Supaya
pujian ini merupakan motivasi, maka pemberiannya harus tepat”. 6 Selain itu
dapat juga dilakukan dengan pemberian hadiah, karena hadiah akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk
siswa yang berprestasi, selain itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

5. Adanya kegiatan menarik dalam belajar, persentase indikator ini


mencapai 40%.
Dari beberapa indikator, indikator kegiatan menarik dalam belajar
memiliki persentase terendah dari pencapaian indikator lainnya. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis, kegiatan belajar IPA di kelas IV dapat
dikatakan sangat pasif dan kurang kreatif. Karena selama pemberian materi
IPA siswa hanya disuguhkan oleh materi yang bersumber dari LKS (Lembar
Kerja Siswa) dan buku paket yang dipinjamkan oleh sekolah, guru tidak
menguatkan penjelasan materi dengan praktikum, alat peraga ataupun sumber
bahan ajar lain.
Untuk meningkatkan ketercapaian indikator ini, guru dapat melakukan
mulai dengan membangkitkan ketertarikan siswa pada materi yang akan
diajarkan. Cara lain meningkatkan motivasi instrinsik siswa adalah
memberikan mereka pilihan tentang apa yang akan mereka pelajari atau cara
mereka akan mempelajarinya. Misalnya, siswa dapat diberi pilihan
mengerjakan soal secara berkelompok atau bekerja sendirian. Selain itu dapat
pula dilakukan dengan menggunakan cara penyajian yang menarik. Guru
dapat mempertahankan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran IPA
dengan memadukan pengetahuan dengan penyajian film tentang sains untuk

6
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rajawali Pers,
2012), h. 94.
56

anak, peraga, dapat pula menggunakan permainan dimana siswa menerima


peran dan terlibat ke dalam kegiatan yang sesuai dengan peran.7
Selain itu guru dapat menggunakan berbagai macam metode belajar
yang bervariatif yakni diantaranya dengan metode karyawisata dan metode
kelompok, dengan cara karyawisata ini bisa dilakukan dengan mengunjungi
tempat – tempat atau objek – objek tertentu yang sesuai dengan materi
pelajaran. Melalui karyawisata para siswa memperoleh kesempatan meinjau
objek – objek yang menarik dan mereka memperoleh informasi yang lebih
baik tentang objek itu. Melaui kegiatan kelompok para siswa memperoleh
penyesuaian dalam kehidupan kelompok misalnya dalam hal bekerja sama,
rasa tanggung jawab dan percaya diri serta dapat membuat siswa lebih tertarik
untuk terus belajar. Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik
karena kelompok memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
berpartisipasi secara baik dan melalui kegiatan kelompok dapat
mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan – dorongan tertentu bagi
siswa.8

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif mencapai persentase


74,8%.
Lingkungan belajar yang kondusif tidak hanya berasal dari sekolah,
tetapi juga dari keluarga dan lingkungan sekitar. Dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis, sarana dan prasarana belajar disekolah cukup
memadai, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kenyamanan belajar yang
disajikan dikelas sangat kurang, beberapa faktor yang dapat membuat siswa
semangat belajar bila pencahayaan, kerapihan, sarana dan prasarana dalam
kondisi yang baik. Sedangkan dikelas terdapat banyak meja dan kursi yang
menumpuk di bagian belakang kelas, pencahayaan yang tidak seimbang dan

7
Robert, op. cit., h. 124-125.
8
Drs. Tohirin, op. cit., h. 291-292.
57

siswa yang jumlahnya jauh dari kategori kondusif, serta ketidak tersedianya
ruang perpustakaan dan laboraturium untuk siswa. Dari hasil jawaban siswa
pada angket motivasi tentang lingkungan keluarga, dapat diketahui bahwa
terdapat orang tua yang kurang peduli pada kebutuhan belajar siswa, yakni
tidak mengecek kembali pelajaran yang akan dan sudah dipelajari oleh siswa
dan membiarkan mereka bermain sebelum mengerjakan tugas dari sekolah.
Untuk mengatasinya orang tua dan guru harus saling berpartisipasi,
yakni dapat dilakukan dengan cara meningkatkan lingkungan sekolah yang
lebih nyaman untuk belajar dengan sarana dan prasarana yang baik,
penjelasan yang matang pada setiap materi yang diberikan, metode dan
strategi mengajar yang guru berikan harus lebih inovatif dan kreatif.
Sedangkan untuk dirumah, orang tua dapat meluangkan waktu untuk anak
belajar, memberikan pencahayaan yang cukup dan kelengkapan perlengkapan
belajar yang diperlukan oleh anak.

Dari perhitungan persentase tentang motivasi belajar siswa dapat


disimpulkan ketercapaian indikator motivasi belajar memperoleh nilai rata-
rata sebesar 68,3% (kategori cukup).

Dalam penentuan kategorisasi kelas terdiri dari kelas tinggi, kelas


sedang dan rendah. Untuk menentukan dimanakah nilai-nilai tersebut, maka
digunakan dengan menggunakan kelas interval dan dapat dilihat pada
lampiran 21 dan lampiran 22.

b. Deskripsi Data Hasil Belajar (Variabel Y)

Data hasil belajar siswa diperoleh melalui pengisisan tes soal pilihan
ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu A, B, C dan D pada materi
penggolongan jenis makanan hewan.
58

Deskripsi data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 05 Karang Tengah Tangerang ini
mencakup data tentang jumlah responden, perolehan skor dilihat dari nilai
minimum, maksimum, mean dan modusnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Tabel Data Variabel Kondisi Hasil Belajar

No. Deskripsi Nilai


1. N 50
2. Max 90
3. Min 30
4. Mean 65,5
5. Median 58,48
6. Modus 61,74

7. Standar Deviasi 17,18

Berdasarkan hasil olah data penelitian diperoleh skor tertinggi 90 dan


terendah 30, dengan rata-rata 65,5 standar deviasi 17,18 dan jumlah sampel
sebanyak 50 orang.

Distribusi frekuensi data hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa


melalui perhitungan statistik memiliki rentang skor sebesar 60 dengan banyak
kelas interval 7 dan panjang kelas adalah 9. (Proses perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 21).
59

Tabel 4.4 Hasil Tes Hasil Belajar

Kompetensi
No Indikator Persentase
Dasar
1 Jenis-jenis 1. Mengidentifikasi hewan
makanan pemakan tumbuhan, daging, 73 %
hewan serangga dan pemakan segala

2. Mengelompokkan jenis
68 %
makanan hewan

3. Membedakan jenis makanan 84 %


hewan

2 Penggolongan 1. Menjelaskan pengertian


hewan herbivora, karnivora, 64,5 %
berdasarkan insektivora dan omnivora
jenis 2. Mengidentifikasi hewan
makanannya herbivora, karnivora, 64,6 %
insektivora dan omnivora
3. Menyebutkan hewan-hewan
herbivora, karnivora, 63,6 %
insektivora dan omnivora
4. Mengelompokkan hewan
herbivora, karnivora, 58 %
insektivora dan omnivora

Rerata 67,9%
60

Berdasarkan perhitungan persentase deskriptif prestasi belajar siswa


kelas IV di SDN Karang Tengah 05 Tangerang, mulai dari indikator dari
kompetensi dasar jenis-jenis makanan hewan yakni mengidentifikasi hewan
pemakan tumbuhan, daging, serangga dan pemakan segala yang mencapai
73%, mengelompokkan jenis makanan hewan 68%, membedakan jenis
makanan hewan 84%, kemudian pencapaian tiap indicator pada kompetesi
dasar kedua yakni menjelaskan pengertian herbivora, karnivora, insektivora
dan omnivora 65,5%, mengidentifikasi hewan herbivora, karnivora,
insektivora dan omnivora 64,6%, menyebutkan hewan-hewan herbivora,
karnivora, insektivora dan omnivora 63,6% dan mengelompokkan hewan
herbivora, karnivora, insektivora dan omnivora sebesar 58%. Sehingga
diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 67,9%.

Dari dua kompetensi dasar yang menjadi acuan penulis dalam


meneliti, dapat dilihat bahwa kompetensi dasar jenis makanan hewan
mencapai 75%% dan penggolongan jenis makanan hewan berdasarkan jenis
makanannya mencapai 62,6%. Berarti hasil belajar siswa pada kompetensi
dasar jenis makanan hewan lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi
dasar penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Selanjutnya
dalam penentuan kategorisasi kelas, terdiri dari kelas tinggi, sedang dan
rendah. Berdasarkan pengkategorian kelas, maka nilai rata-rata siswa (mean =
65,5) pada tes hasil belajar pada bidang studi IPA tergolong sedang. Dari hasil
penelitian,Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 26 siswa dari 50
siswa.

2. Analisis Uji Hipotesis

Dari data yang diperoleh, maka dilakukan analisis data yang bertujuan
untuk mengetahui keberadaan data sebelum melakukan penarikan kesimpulan
hasil penelitian. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi dengan rumus
61

korelasi produk momen pearson diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,637


(kategori cukup).

a. Deskripsi Data Hasil Uji Determinansi

Koefisien determinansi dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 40,5 %


atau 0, 405. Ini berarti motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 40,5%
terhadap hasil belajar IPA.

b. Uji Signifikansi Korelasi

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara


motivasi belajar dengan hasil belajar IPA., maka perlu dilakukan uji signifikan
korelasi dengan menggunakan rumus uji-t. Setelah dilakukan uji tersebut,
diperoleh nilai t hitung sebesar 5,714 sementara t tabel pada dk = 48 dengan
taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 1,678. Dengan demikian nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (5,714 > 1,678) berarti Ho ditolak. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPA siswa. Adapun
makna signifikan dari hasil uji signifikansi adalah bahwa hubungan antara
kedua variabel tersebut benar-benar ada dan bukan hubungan yang bersifat
kebetulan.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji-t


N α dk t hitung t tabel Kesimpulan
50 0,05 48 5,714 1,678 Ho ditolak

Dengan temuan tersebut maka dugaan adanya hubungan antara


motivasi belajar dengan hasil belajar IPA siswa yang dikemukakan penulis
dalam penyusunan kerangka dalam pikir dapat terbukti secara empiris. Dalam
kerangka pikir tersebut dijelaskan bahwa keberadaan motivasi belajar dalam
62

diri siswa dapat mempengaruhi peningkatan aspek-aspek kependidikan


lainnya.

Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis maupun


secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa
hasil belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Implikasi praktis
yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan motivasi belajar siswa dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah perhitungan
koefisien korelasi dapat dilihat pada lampiran 24.

Berdasarkan uraian data statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil


penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa sebesar 40,5%.

c. Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara yang diberikan kepada peserta didik yang


diambil secara acak, didapat bahwa siswa didalam pembelajaran IPA hasil
belajarnya tidak terlalu menonjol dikarenakan guru bidang studi IPA kurang
inovatif dalam mengajar, seperti tidak pernah mengadakan praktikum, sangat
jarang menggunakan metode mengajar aktif untuk siswa dan alat peraga IPA
yang terdapat disekeliling ruangan kelas tidak digunakan sebagai pendukung
kegiatan belajar. Selain itu beberapa siswa juga mengakui bahwa dirumah
mereka jarang mempelajari materi yang akan dipelajari maupun yang sudah
dipelajari disekolah karena sebagian orang tua siswa kedua-duanya bekerja
dan jarang menemani anaknya untuk belajar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh


bahwa Ho ditolak. Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPA siswa
63

pada taraf signifikansi 5% dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
hipotesis dengan menggunakan uji “t” dan diperoleh thitung > ttabel, yaitu 5,714 >
2,010.

Motivasi belajar dari penelitian ini telah dibuktikan mampu memprediksi


hasil belajar siswa sebesar 40,5%. Hal ini berarti motivasi belajar merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa yang cukup menentukan dibanding
dengan faktor lainnya seperti ketersediaan sarana-prasarana, metode pembelajaran,
dan lain sebagainya. Dikarenakan motivasi sebagai penggerak sekaligus pemberi
arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehedaki oleh subjek belajar dapat
tercapai secara maksimal.9

Walaupun demikian, hasil penelitian ini tentunya bukan berarti bahwa


pengaruh faktor lain seperti faktor sosial ekonomi, pola asuh orang tua, tingkat IQ,
dan lain sebagainya dapat diabaikan begitu saja. Karena dari hasil kajian beberapa
penelitian tentang hasil belajar ternyata juga membuktikan bahwa pola asuh orang
tua juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yusniah (2008). “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa Mts Al-Falah Jakarta Timur Tahun 2008” menunjukkan bahwa dari
sampel yang diambil sebanyak 25 responden diperoleh nilai korelasi sebesar
0,605, sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua juga menentukan
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.10

Dari hasil observasi dan kuisioner yang diberikan kepada responden,


ternyata motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri seperti:
ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, kemandirian
dalam belajar, minat dan perhatian terhadap materi pelajaran lebih berpengaruh
dibandingkan dengan motivasi yang berasaldari luar diri siswa seperti lingkungan,

9
Sardiman, op. cit., h. 75.
10
Yusniah, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Mts Al-Falah,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
64

perhatian orang tua, sarana-prasarana, kurikulum, hadiah dan hukuman, dan


sebagainya.

Siswa yang memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti proses


pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat, antusias dan memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, aktif dalam pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama
dalam menyelesaikan studi, bandingkan dengan siswa yang kurang memiliki
motivasi. Siswa yang motivasinya tergolong rendah ini biasanya menunjukkan
sikap bermalasan, mengantuk, dan perhatiannya terbagi kemana-mana di saat
proses belajar sedang berlangsung. Motivasi merupakan kemauan untuk
mengerjakan sesuatu. Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk
mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih keras
berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi
bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa
diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha
seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

Secara teknis, proses dasar motivasional seseorang berawal dari adanya


kekurangan dalam diri seseorang atau kebutuhan yang belum terpenuhi.
Kekurangan ini akan menimbulkan ketegangan yang mendorong seseorang untuk
bertindak. Selanjutnya dorongan ini membangkitkan seseorang untuk bertindak
untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila ini tercapai, amaka kebutuhannya
terpenuhi dan sekaligus menghilangkan ketegangan. Sebaliknya, apabila tujuan ini
belum tercapai, berarti kebutuhan belum juga terpenuhi, maka akan timbul
perilaku yang tidak tepat dalam bentuk penyerangan atau ketidakhadiran.

Dengan demikian, sebenarnya motivasi seseorang dalam organisasi,


misalnya siswa dalam sekolah sebagai pelajar, berangkat dari adanya kebutuhan
dalam dirinya. Kebutuhan ini membuat orang berperilaku atau bertindak untuk
65

memenuhinya. Dengan kata lain, bahwa seseorang itu melakukan aktivitas tertentu
selalu didorong oleh motif tertentu, yaitu upaya memenuhi kebutuhan dirinya.
Itulah sebabnya, para teoritisi psikologi pendidikan yang membahas tentang
motivasi selalu memasukkan teori-teori kebutuhan sebagai salah satu bagian dari
pembahasannya. Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
memiliki keterkaitan dengan pembentukan hasil belajar yang baik. Kontribusi
tersebut disebabkan karena motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat
meningkatkan pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam siswa, sehingga hasil Ilmu
Pengetahuan Alam siswa menjadi lebih baik.

Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Siti Khadijah, dalam penelitiannya
yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Menyatakan dari hasil
penelitiannya menunjukan adanya hubungan yang cukup signifikan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP YPMS
Kedaung yakni dengan nilai koefisien determinan sebesar 39%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat ditingkatkan dengan cara mengarahkan
perilaku siswa ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yaitu
dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.11

Namun, sangat keliru jika hasil penelitian ini dianggap sebagai hasil yang
mutlak keberterimaannya dalam proses pembelajaran, karena faktor-faktor lain
yang tidak diteliti juga memiliki dampak atau pengaruh yang sama besar bahkan
mungkin lebih besar dari motivasi belajar. Sehingga diperlukan penelitian lanjutan
mengenai hasil penelitian ini, dan dapat diketahui sumbangan masing-masing
variabel secara jelas.

11
Siti, Khodijah, Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Agama Islam di SMP YPMS Kedaung, ( Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif dan
signifikan anatara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPA pada siswa kelas
IV di SDN Karang Tengah 05 Tangerang. Artinya makin tinggi motivasi belajar
siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa. Dengan indeks korelasi sebesar
0,637, dengan thitung sebesar 5,714 dan koefisien determinasi 0,405, artinya
motivasi memberikan kontribusi sebesar 40,5% terhadap prestasi belajar IPA.
Sedangkan 59,5% ditentukan oleh faktor lain.

B. Saran
Dengan adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan
prestasi belajar IPA, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Saran bagi pendidik
a. Hendaknya pendidik membuka terlebih dahulu cakrawala siswa atau
memotivasi siswa untuk belajar sebelum menyampaikan materi sehingga
siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk belajar dalam kelas.
b. Hendaknya pendidik berusaha mengenalkan IPA tidak hanya secara
konseptual semata, namun perlu juga diperkenalkan langsung pada alam
sekitar seperti melakukan karya wisata ke alam terbuka, museum yang
berkaitan dengan konsep IPA yang dikenalkan kepada siswa kemudian
didiskusikan kembali bersama siswa. Sehingga proses pembelajaran
berlangsung dua arah, tidak monoton sehingga keterampilan sosial dan
empati siswa dapat berkembang baik.

66
67

2. Saran bagi siswa


Keberhasilan belajar seorang siswa banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya minat, intelegensi, kreatifitas dan motivasi,
maka siswa diharapkan tidak mengabaikan hal itu yakni dengan meminta
bimbingan kepada orang tua maupun guru.

3. Saran bagi orang tua


Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelegensi
semata, namun masih banyak faktor lain juga yang turut andil dalam
menentukan prestasi belajar seorang siswa, maka diharapkan dengan melihat
hasil belajarnya orang tua dapat melakukan pengamatan secara intensif dalam
proses belajar terutama dilingkungan keluarga.

Perhatian dan ketersediaan orang tua untuk meluangkan waktu


bersama keluarga juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pada seorang
anak sehingga dapat berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan
prestasi belajarnya. Karena kebutuhan seorang anak bukan hanya kebutuhan
sandang, pangan dan papan saja. Seorang anak juga membutuhkan perhatian
dan kasih saying dari orang-orang sekitarnya terutama orang tua.
68

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 1998.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.
Charles, Schaefer. Bagaimana Mempengaruhi Anak. Semarang: Dahara Prize. 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2007.
Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2008 IPA SD. Jakarta: Depdiknas,
2008.

Dimyati, dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieka Cipta, 2009.

Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002.

Faturahman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama,


Cet.ke-3, 2009.

Hamdu, Ghullam. dan Agustina, Lisa. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar IPA di SD. Tasikmalaya: Universitas Pendidikan Indonesia.
2011.
Heriyanto. Korelasi Hasil Belajar dengan Prestasi Belajar Sains di Kelas III SDN.
Palembang: Universitas PGRI. 2005.
Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta :
Kizi Brother’s, 2008.
Khodijah, Siti. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Agama Islam di SMP YPMS Kedaung. Jakarta. UIN
Syarif Hidayatullah. 2011.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
69

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan. Jakarta: Gaung Persada


Press. 2008.
Nuryanti, Lusi. Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks. 2008.
Robert, E. Slavin. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks. 2011.
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks. 2011.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Kencana, Cet. Ke-3, 2010.
Subana, dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.
2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta,
2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press, Cet.ke-9, 2009.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2010.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja
Graffindo Persada. 2008.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenngah,2003.
Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.ke-3,
2008.
Uyanto, Stanislaus. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2009.
Yusniah. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Mts Al-
Falah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2008.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN. 2009.
71

Lampiran 1

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Motivasi Belajar

Nomor Butir Jumlah


Variabel Dimensi Indikator
+ - Item
Motivasi Motivasi  Keinginan untuk 1, 5, 6, 11
9, 12, 14,
belajar Intrinsik berhasil 13, 20,
25, 26
30
 Dorongan dan
15, 19,
kebutuhan 3, 16 6
22, 23
dalam belajar
 Keinginan untuk
mencapai cita- 7, 18, 8 10 4
cita masa depan
 Penghargaan
11, 17 31, 32 4
dalam belajar
 Kegiatan yang
menarik dalam 34, 35 24 3
belajar

Motivasi Lingkungan
Ekstrinsik belajar yang 27,
2, 4, 21 7
kondusif 28,29, 33

Jumlah 18 17 35
72

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA


MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : L/P
3. Kelas/ Semester :

B. PETUNJUK
1. Bacalah Basmallah sebelum anda mengisi angket penelitian ini!
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teliti sebelum menjawabnya!
3. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yanag anda anggap paling tepat!
4. Apapun jawaban yang anda berikan tidak akan mempengarui nilai pelajaran anda di
sekolah!
5. Angket ini hanya sebagai keperluan penelitian
6. Akhirilah dengan membaca Hamdallah
7. Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih semoga Allah membalas dengan
pahala yang berlipat ganda

C. PERTANYAAN
SL = Selalu S = Sering J = Jarang SJ = Sangat Jarang TP =Tidak Pernah
Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV
No. Pertanyaan SL S J SJ TP
1. Saya belajar IPA tiap hari atas kemauan sendiri
Saya semangat dalam belajar IPA bila guru
2.
menjelaskan materi IPA dengan perlahan
Saya belajar kelompok dalam membahas pelajaran
3.
IPA yang sulit
Saya ingin mendapat nilai bagus pada mata
4.
pelajaran IPA agar orang tua saya senang
5. Saya masuk sekolah tepat waktu
Saya membaca terlebih dahulu materi IPA yang
6.
akan diajarkan
Saya suka membaca buku-buku yang berkaitan
7.
dengan IPA
8. Saya rajin belajar IPA untuk meraih cita-cita
Sesampainya dirumah, saya pergi bermain dan
9.
tidak membaca kembali catatan materi IPA yang
73

diberikan oleh guru di sekolah


Saya tidak sungguh-sungguh dalam belajar IPA
10.
karena tidak sesuai dengan cita-cita saya
Saya berhasil mencapai nilai ulangan IPA tertinggi
11.
di kelas
Saya belajar materi IPA hanya yang diberikan oleh
12.
guru dikelas
Saya berusaha belajar IPA sendiri di kelas apabila
13.
guru yang mengajar tidak masuk
Jika guru yang mengajar IPA tidak masuk, saya
14.
merasa senang
Saya tidak melakukan protes kepada guru IPA
15.
yang jarang masuk kelas
Saya mengeluarkan pendapat tentang materi yang
16.
diajarkan, jika dipersilahkan oleh guru
17. Saya mendapat peringkat 10 besar di kelas
Saya ingin menjadi juara kelas, walaupun banyak
18. teman-teman lain yang nilainya lebih tinggi dari
saya
Saya tidak sesegera mungkin menyelesaikan tugas
19.
IPA yang diberikan oleh guru
Saya berusaha untuk lebih aktif dan giat dalam
20.
segala hal daripada teman-teman
Saya akan semangat belajar IPA bila guru
21.
menggunakan media yang menarik
22. Saya belajar hanya pada saat ujian saja
Saya merasa yakin dapat menyelesaikan tugas,
23.
tanpa bantuan siapapun
Saya tidak suka belajar IPA secara berkelompok
24.
didalam kelas
Saya mengabaikan tugas-tugas mata pelajaran IPA
25.
sampai ada yang menegur
26. Saya mengerjakan PR IPA dengan asal-asalan
Saya kurang tertarik dengan pelajaran IPA karena
27.
gurunya membosankan
Saya merasa jenuh belajar IPA karena tidak ada
28.
media yang menarik
Saya menikmati tugas-tugas yang diberikan oleh
29.
guru IPA
Saya mempunyai kemauan yang tinggi untuk
30.
meraih prestasi
Tanpa hadiah, saya kurang bersemangat dalam
31.
belajar IPA
Saya mengharapkan mendapat pujian atas prestasi
32.
yang saya raih
33. Saya belajar karena dipaksa oleh orang tua
74

Saya memperhatikan guru saat memperagakan alat


34.
peraga IPA
Saya senang belajar IPA karena sering praktikum
35.
alat peraga
75

Lampiran 3

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Hasil Belajar IPA

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : IV/ I

Standar Kompetensi : Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan

3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenjang Soal Kunci


3.1 Mengidentifikasi Memberikan contoh hewan-hewan C2 1. Contoh hewan pemakan rumput C
jenis makanan pemakan rumput adalah ….
hewan a. Kucing, kerbau, dan sapi
b. Kuda, harimau, dan kerbau
c. Kuda, kerbau, dan sapi
d. Kambing, ayam, dan tikus
76

Mengidentifikasi jenis makanan C1 2. Makanan seekor harimau adalah .... B


hewan a. Kelapa c. Semangka
b. Rusa d. Ikan

Mengidentifikasi jenis makanan yang C1 3. Berikut ini bahan makanan yang B


bersumber dari hewan bersumber dari hewan ialah ....
a. Buah c. Daun
b. Daging d. Batang

Mengidentifikasi hewan pemakan C1 4. Burung yang termasuk hewan A


tumbuhan pemakan biji-bijian adalah ….
a. Burung parkit
b. Burung rajawali
c. Burung wallet
d. Burung pelican

Mengidentifikasi hewan pemakan C1 5. Burung yang termasuk pemangsa B


daging daging adalah ....
a. Pelatuk c. Nuri
b. Elang d. Kakak tua

Membedakan jenis makanan pada C2 6. Hewan makanannya berbeda-beda B


77

hewan karena memiliki . . . .


a. Organ dalam tubuh yang sama
b. Organ dalam tubuh yang berbeda
c. Tempat tinggal yang sama
d. Tempat tinggal yang berbeda

Memberi contoh hewan pemakan C2 7. Salah satu contoh burung pemakan D


tumbuhan ikan ialah burung....
a. Burung kolibri c. Burung gagak
b. Burung pipit d. Bangau

Menyebutkan ciri hewan tumbuhan C1 8. Berusus panjang adalah salah satu ciri B
hewan pemakan ….
a. Binatang c. Buah-buahan
b. Tumbuhan d. Serangga

Mencirikan hewan pemakan daging C2 9. Makanan hewan bertaring tajam B


adalah ….
a. Rumput c. Biji-bijian
b. Daging d. Serangga

Mengelompokkan jenis makanan C3 10. Jagung, beras, dan kacang-kacangan B


78

hewan termasuk makanan jenis . . . .


a. Rumput
b. Biji-bijian
c. Buah-buahan
d. Daun tumbuhan

Mengidentifikasi jenis makanan C2 11. Batang tumbuhan, padi dan jagung D


hewan adalah makanan ….
a. Badak c. Kambing
b. Zebra d. Sapi

3.2 Menggolongkan Mengelompokkan hewan C3 12. Berdasarkan jenis makanannya, D


hewan berdasarkan jenis makanannya hewan dapat dikelompokkan dalam ...
berdasarkan jenis golongan.
makanannya a. Satu c. Dua
b. Tiga d. Empat

Memberikan contoh hewan pemakan C2 13. Contoh hewan yang memakan pucuk D
tumbuhan bambu ialah ....
a. Kambing c. Kuda
b. Monyet d. Panda
79

Mengidentifikasi jenis hewan C1 14. Burung yang bukan termasuk D


pemakan daging pemakan biji-bijian adalah burung ….
a. Nuri c. Dara
b. Parkit d. Elang

Menyebutkan hewan-hewan C1 15. Kelompok hewan pemakan daging, D


pemakan daging yaitu ....
a. Kucing, kerbau, dan kambing
b. Harimau, ayam , dan singa
c. Kambing, kuda, dan sapi
d. Elang, buaya, dan ular

Mengidentifikasi ciri khas hewan C1 16. Dalam suatu percobaan, disediakan: B


karnivora (1) bungkusan ikan
(2) bungkusansayur
(3) bungkusan nasi
(4) bungkusan buah
Ternyata kucing akan menuju ke
bungkusan (1), karena memiliki . . . .
a. Penglihatan yang tajam
b. Penciuman yang tajam
c. Pendengaran yang tajam
80

d. Rasa yang tajam

Mengidentifikasi hewan omnivora C1 17. Musang termasuk kedalam kelompok A


hewan ….
a. Omnivora c. Herbivora
b. Insektivora d. Karnivora

Menjelaskan pengertian dari C2 18. Hewan pemakan tumbuhan disebut A


herbivora ….
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

Menjelaskan pengertian karnivora C2 19. Hewan pemakan daging disebut .... C


a. Omnivora c. Karnivora
b. Penggurai d. Herbivora

Mengidentifikasi hewan karnivora C1 20. Komodo termasuk karnivora yang B


digolongkan sebagai bangsa ….
a. Serangga c. Mamalia
b. Reptil d. Unggas

Menjelaskan pengertian omnivora C2 21. Hewan-hewan pemakan tumbuhan B


81

dan daging disebut juga ....


a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

Menyebutkan hewan herbivora C1 22. Kambing termasuk hewan .... C


a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

Mengklasifikasikan hewan karnivora C3 23. Hewan yang memakan hewan lain A


untuk makanannya termasuk golongan
....
a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

Menyebutkan hewan insektivora C1 24. Katak termasuk kelompok hewan . . . . A


a. Insektivora c. Karnivora
b. Herbivora d. Omnivora

Menjelaskan ciri-ciri hewan C2 25. Perhatikan gambar di bawah ini! D


herbivora Hewan yang ada pada gambar
termasuk herbivora karena
makanannya . . . .
82

a. Biji c. Buah
b. Bunga d. Madu

Mengklasifikasikan hewan C3 26. Apabila suatu hewan memakan A


berdasarkan jenis makanannya serangga, maka hewan tersebut
termasuk dalam kelompok ...
a. Insektivor c. Omnivora
b. Herbivora d. Karnivora

Menyebutkan ciri-ciri hewan C1 27. Dilihat dari bentuk giginya, B


herbivora Hewan berikut
ini termasuk
golongan ....

a. Karnivora
b. Herbivora
c. Omnivora
d. Insektivora

Mengidentifikasi jenis makanan C1 28. Berdasarkan jenis makanannya A


omnivora manusia termasuk ke dalam kelompok
....
83

a. Omnivora c. Penggurai
b. Karnivora d. Herbivora

Mengklasifikasi jenis makanan C3 29. Panda makanannya adalah tikus, ikan C


hewan dan bambu. Maka, hewan ini
termasuk kelompok . . . .
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

Mengidentifikasi jenis makanan C1 30. Perhatikan gambar di bawah! C


hewan herbivora Gambar hewan
tersebut termasuk
kelompok
herbivora karena
pemakan . . . .
a. Buah-buahan c. Rumput
b. Biji-bijian d. Madu

Mengidentifikasi jenis makanan C1 31. Hewan pemakan buah-buahan A


hewan herbivora termasuk ke dalam kelompok
herbivora karena . . .
a. Tumbuhan menghasilkan buah-
84

buahan
b. Buah-buahan menghasilkan biji
c. Bagian tumbuhan adalah daun
d. Tumbuhan menghasilkan bunga

Mengidentifikasi jenis makanan C2 32. Cicak termasuk hewan insektivora, C


hewan insektivora karena cicak memakan ….
a. Jagung c. Nyamuk
b. Rumput d. Cacing

Menjelaskan ciri-ciri hewan C2 33. Gigi seri dan gigi geraham pada C
herbivora hewan herbivora berfungsi untuk ….
a. Memotong-motong makanan
b. Mengunyah makanan hingga lumat
c. Memotong-motong makanan dan
mengunyah makanan hingga lumat
d. Menyobek daging mangsa dan
mengunyah makanan hingga lumat

Memberikan contoh hewan C2 34. Salah satu hewan karnivora yang C


karnivora memiliki racun dan gigi taring yang
kuat adalah ….
85

a. Harimau c. Ular
b. Anjing d. Buaya

Mengklasifikasikan jenis makanan C3 35. Perhatikan jenis-jenis makanan A


hewan omnivora dibawah ini:
1. Beras 4. Cacing
2. Jagung 5. Tulang
3. Tikus
Ayam termasuk hewan omnivora,
karena ayam memakan ….
a. 1, 2, 4 c. 2, 3, 4
b. 1, 3, 5 d. 2, 5, 5

Mengklasifikasikan hewan omnivora C3 36. Bebek salah satu kelompok hewan …. D


a. Herbivora
b. Karnivora
c. Insektivora
d. Omnivora

Menyebutkan ciri-ciri hewan C1 37. Salah satu ciri dari hewan omnivora A
omnivora adalah ….
a. Memiliki gigi geraham, gigi seri
86

dan gigi taring


b. Memiliki kuku dan paruh yang
kuat dan tajam
c. Memiliki tembolok
d. Memiliki indra penglihat,
pencium dan pendengar yang baik

Memberikan contoh hewan C2 38. Hewan berikut ini yang termasuk D


omnivora pemakan tumbuhan dan daging adalah
….
a. Bunglon, gajah, jerapah
b. Singa, kuda nil, komodo
c. Monyet, sapi, domba
d. Musang, beruang, tikus

Menyebutkan jenis makanan hewan C1 39. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh D
herbivora hewan herbivora adalah ….
a. Daun, batang, buah
b. Daun, buah, umbi
c. Daun,batang, buah, biji
d. Daun, batang, buah, biji, umbi
87

Mengidentifikasi jenis makanan C2 40. Berdasarkan jenis makanannya, B


hewan karnivora lumba-lumba dapat dikategorikan
sebagai hewan ….
a. Herbivora
b. Karnivora
c. Omnivora
d. Insektivora

Jumlah 40 40
88

Lampiran 4
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN HASIL BELAJAR IPA

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar!
1. Contoh hewan pemakan rumput adalah ….
a. Kucing, kerbau, dan sapi
b. Kuda, harimau, dan kerbau
c. Kuda, kerbau, dan sapi
d. Kambing, ayam, dan tikus

2. Makanan seekor harimau adalah ....


a. Kelapa c. Semangka
b. Rusa d. Ikan

3. Berikut ini bahan makanan yang bersumber dari hewan ialah ....
a. Buah c. Daun
b. Daging d. Batang

4. Burung yang termasuk hewan pemakan biji-bijian adalah ….


a. Burung parkit c. Burung wallet
b. Burung rajawali d. Burung pelican

5. Burung yang termasuk pemangsa daging adalah ....


a. Pelatuk c. Nuri
b. Elang d. Kakak tua

6. Hewan makanannya berbeda-beda karena memiliki . . . .


a. Organ dalam tubuh yang sama
89

b. Organ dalam tubuh yang berbeda


c. Tempat tinggal yang sama
d. Tempat tinggal yang berbeda

7. Salah satu contoh burung pemakan ikan ialah burung....


a. Burung kolibri c. Burung gagak
b. Burung pipit d. Bangau

8. Berusus panjang adalah salah satu ciri hewan pemakan ….


a. Binatang c. Buah-buahan
b. Tumbuhan d. Serangga

9. Makanan hewan bertaring tajam adalah ….


a. Rumput c. Biji-bijian
b. Daging d. Serangga

10. Jagung, beras, dan kacang-kacangan termasuk makanan jenis . . . .


a. Rumput c. Buah-buahan
b. Biji-bijian d. Daun tumbuhan

11. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh hewan herbivora adalah ….


a. Daun, batang, buah
b. Daun, buah, umbi
c. Daun,batang, buah, biji
d. Daun, batang, buah, biji, umbi

12. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dikelompokkan dalam ... golongan.
a. Satu c. Dua
b. Tiga d. Empat
90

13. Contoh hewan yang memakan pucuk bambu ialah ....


a. Kambing c. Kuda
b. Monyet d. Panda

14. Burung yang bukan termasuk pemakan biji-bijian adalah burung ….


a. Nuri c. Dara
b. Parkit d. Elang

15. Kelompok hewan pemakan daging, yaitu ....


a. Kucing, kerbau, dan kambing
b. Harimau, ayam , dan singa
c. Kambing, kuda, dan sapi
d. Elang, buaya, dan ular

16. Dalam suatu percobaan, disediakan:


(1) bungkusan ikan
(2) bungkusansayur
(3) bungkusan nasi
(4) bungkusan buah

Ternyata kucing akan menuju ke bungkusan (1), karena memiliki . . . .

a. Penglihatan yang tajam


b. Penciuman yang tajam
c. Pendengaran yang tajam
d. Rasa yang tajam

17. Musang termasuk kedalam kelompok hewan ….


a. Omnivora c. Herbivora
91

b. Insektivora d. Karnivora
18. Hewan pemakan tumbuhan disebut ….
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

19. Hewan pemakan daging disebut ....


a. Omnivora c. Karnivora
b. Penggurai d. Herbivora

20. Komodo termasuk karnivora yang digolongkan sebagai bangsa ….


a. Serangga c. Mamalia
b. Reptil d. Unggas

21. Hewan-hewan pemakan tumbuhan dan daging disebut juga ....


a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

22. Kambing termasuk hewan ....


a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

23. Hewan yang memakan hewan lain untuk makanannya termasuk golongan ....
a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

24. Katak termasuk kelompok hewan . . . .


a. Insektivora c. Karnivora
92

b. Herbivora d. Omnivora

25. Perhatikan gambar di bawah ini!


Hewan yang ada pada gambar termasuk herbivora karena
makanannya . . . .
a. Biji c. Buah
b. Bunga d. Madu

26. Apabila suatu hewan memakan serangga, maka hewan tersebut termasuk dalam
kelompok ...
a. Insektivora c. Omnivora
b. Herbivora d. Karnivora

27. Dilihat dari bentuk giginya,

Hewan berikut ini termasuk golongan ....

a. Karnivora c. Omnivora
b. Herbivora d. Insektivora

28. Berdasarkan jenis makanannya manusia termasuk ke dalam kelompok ....


a. Omnivora c. Penggurai
b. Karnivora d. Herbivora

29. Panda makanannya adalah tikus, ikan dan bambu. Maka, hewan ini termasuk
kelompok . . . .
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora
93

30. Perhatikan gambar di bawah!

Gambar hewan tersebut termasuk kelompok hewan


herbivora karena pemakan . . . .

a. Buah-buahan c. Rumput

b. Biji-bijian d. Madu

31. Hewan pemakan buah-buahan termasuk ke dalam kelompok herbivora karena


….
a. Tumbuhan menghasilkan buah-buahan
b. Buah-buahan menghasilkan biji
c. Bagian tumbuhan adalah daun
d. Tumbuhan menghasilkan bunga

32. Cicak termasuk hewan insektivora, karena cicak memakan ….


a. Jagung c. Nyamuk
b. Rumput d. Cacing

33. Gigi seri dan gigi geraham pada hewan herbivora berfungsi untuk ….
a. Memotong-motong makanan
b. Mengunyah makanan hingga lumat
c. Memotong-motong makanan dan mengunyah makanan hingga lumat
d. Menyobek daging mangsa dan mengunyah makanan hingga lumat

34. Salah satu hewan karnivora yang memiliki racun dan gigi taring yang kuat adalah
….
94

a. Harimau c. Ular
b. Anjing d. Buaya

35. Perhatikan jenis-jenis makanan dibawah ini:


1. Beras 3. Tikus 5. Tulang
2. Jagung 4. Cacing

Ayam termasuk hewan omnivora, karena ayam memakan ….

a. 1, 2, 4 c. 2, 3, 4
b. 1, 3, 5 d. 2, 5, 5

36. Bebek salah satu kelompok hewan ….


a. Herbivora c. Insektivora
b. Karnivora d. Omnivora

37. Salah satu ciri dari hewan omnivora adalah ….


a. Memiliki gigi geraham, gigi seri dan gigi taring
b. Memiliki kuku dan paruh yang kuat dan tajam
c. Memiliki tembolok
d. Memiliki indra penglihat, pencium dan pendengar yang baik

38. Hewan berikut ini yang termasuk pemakan tumbuhan dan daging adalah ….
a. Bunglon, gajah, jerapah
b. Singa, kuda nil, komodo
c. Monyet, sapi, domba
d. Musang, beruang, tikus
95

39. Batang tumbuhan, padi dan jagung adalah makanan ….


a. Badak c. Kambing
b. Zebra d. Sapi
40. Berdasarkan jenis makanannya, lumba-lumba dapat dikategorikan sebagai hewan
….
a. Herbivora
b. Karnivora
c. Omnivora
d. Insektivora

KUNCI JAWABAN
96

1. C 21. C
2. B 22. C
3. B 23. A
4. A 24. A
5. B 25. D
6. B 26. A
7. D 27. B
8. B 28. A
9. B 29. C
10. B 30. C
11. D 31. A
12. D 32. C
13. D 33. C
14. D 34. C
15. D 35. A
16. B 36. D
17. A 37. A
18. A 38. D
19. C 39. D
20. B 40. B
97

Lampiran 5

Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa

Nomor Butir Jumlah


Variabel Dimensi Indikator
+ - Item
Motivasi Motivasi  Keinginan untuk 1*, 5*, 9*, 12, 11
belajar Intrinsik berhasil 6*, 13*, 14*, 25*,
20*, 30 26*
 Dorongan dan
15, 19*,
kebutuhan 3, 16* 6
22*, 23
dalam belajar
 Keinginan untuk 7*, 18,
mencapai cita- 8* 10* 4
cita masa depan
 Penghargaan
11*, 17 31*, 32 4
dalam belajar
 Kegiatan yang
menarik dalam 34, 35* 24 3
belajar

Motivasi Lingkungan
27*,
Ekstrinsik belajar yang
2*, 4, 21 28*,29*, 7
kondusif
33*

Jumlah 18 17 35

Ket: (*)soal valid


98

Lampiran 6

ANGKET PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA


MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : L/P
3. Kelas/ Semester :

B. PETUNJUK
1. Bacalah Basmallah sebelum anda mengisi angket penelitian ini!
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teliti sebelum menjawabnya!
3. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yanag anda anggap paling tepat!
4. Apapun jawaban yang anda berikan tidak akan mempengarui nilai pelajaran anda di
sekolah!
5. Angket ini hanya sebagai keperluan penelitian
6. Akhirilah dengan membaca Hamdallah
7. Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih semoga Allah membalas dengan
pahala yang berlipat ganda

C. PERTANYAAN

SL = Selalu S = Sering J = Jarang SJ = Sangat Jarang TP =Tidak Pernah

Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV

No. Pertanyaan SL S J SJ TP
Saya semangat dalam belajar IPA bila guru
1.
menjelaskan materi IPA dengan perlahan
2. Saya masuk sekolah tepat waktu
Saya membaca terlebih dahulu materi IPA yang
3.
akan diajarkan
Saya suka membaca buku-buku yang berkaitan
4.
dengan IPA
5. Saya rajin belajar IPA untuk meraih cita-cita
Sesampainya dirumah, saya pergi bermain dan
6. tidak membaca kembali catatan materi IPA yang
diberikan oleh guru di sekolah
7. Saya tidak sungguh-sungguh dalam belajar IPA
99

karena tidak sesuai dengan cita-cita saya


No. Pertanyaan SL S J SJ TP
Saya berhasil mencapai nilai ulangan IPA tertinggi
8.
di kelas
Saya berusaha belajar IPA sendiri di kelas apabila
9.
guru yang mengajar tidak masuk
Jika guru yang mengajar IPA tidak masuk, saya
10.
merasa senang
Saya mengeluarkan pendapat tentang materi yang
11.
diajarkan, jika dipersilahkan oleh guru
Saya tidak sesegera mungkin menyelesaikan tugas
12.
IPA yang diberikan oleh guru
Saya berusaha untuk lebih aktif dan giat dalam
13.
segala hal daripada teman-teman
14. Saya belajar hanya pada saat ujian saja
Saya mengabaikan tugas-tugas mata pelajaran IPA
15.
sampai ada yang menegur
Saya kurang tertarik dengan pelajaran IPA karena
16.
gurunya membosankan
Saya merasa jenuh belajar IPA karena tidak ada
17.
media yang menarik
Saya menikmati tugas-tugas yang diberikan oleh
18.
guru IPA
Tanpa hadiah, saya kurang bersemangat dalam
19.
belajar IPA
Saya senang belajar IPA karena sering praktikum
20.
alat peraga
100

Lampiran 7

Kisi-kisi Hasil Belajar IPA

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : IV/ I

Standar Kompetensi : Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan

3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenjang Soal Kunci


3.1 Mengidentifikasi Mengidentifikasi hewan pemakan C1 1. Burung yang termasuk pemangsa B
jenis makanan daging daging adalah ....
hewan a. Pelatuk c. Nuri
b. Elang d. Kakak tua

Membedakan jenis makanan pada C2 2. Hewan makanannya berbeda-beda B


hewan karena memiliki . . . .
a. Organ dalam tubuh yang sama
b. Organ dalam tubuh yang berbeda
101

c. Tempat tinggal yang sama


d. Tempat tinggal yang berbeda

Memberi contoh hewan pemakan C2 3. Salah satu contoh burung pemakan D


tumbuhan ikan ialah burung....
a. Burung kolibri c. Burung gagak
b. Burung pipit d. Bangau

Mencirikan hewan pemakan daging C2 4. Makanan hewan bertaring tajam B


adalah ….
a. Rumput c. Biji-bijian
b. Daging d. Serangga

Mengelompokkan jenis makanan C3 5. Jagung, beras, dan kacang-kacangan B


hewan termasuk makanan jenis . . . .
a. Rumput
b. Biji-bijian
c. Buah-buahan
d. Daun tumbuhan
102

3.2 Menggolongkan Mengelompokkan hewan C3 6. Berdasarkan jenis makanannya, D


hewan berdasarkan jenis makanannya hewan dapat dikelompokkan dalam ...
berdasarkan jenis golongan.
makanannya a. Satu c. Dua
b. Tiga d. Empat

Mengidentifikasi jenis hewan C1 7. Burung yang bukan termasuk D


pemakan daging pemakan biji-bijian adalah burung ….
a. Nuri c. Dara
b. Parkit d. Elang

Mengidentifikasi ciri khas hewan C1 8. Dalam suatu percobaan, disediakan: B


karnivora (1) bungkusan ikan
(2) bungkusansayur
(3) bungkusan nasi
(4) bungkusan buah
Ternyata kucing akan menuju ke
bungkusan (1), karena memiliki . . . .
a. Penglihatan yang tajam
b. Penciuman yang tajam
c. Pendengaran yang tajam
d. Rasa yang tajam
103

Menjelaskan pengertian dari C2 9. Hewan pemakan tumbuhan disebut A


herbivora ….
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

Menjelaskan pengertian karnivora C2 10. Hewan pemakan daging disebut .... C


a. Omnivora c. Karnivora
b. Penggurai d. Herbivora

Mengidentifikasi hewan karnivora 11. Komodo termasuk karnivora yang B


C2 digolongkan sebagai bangsa ….
a. Serangga c. Mamalia
b. Reptil d. Unggas

Menjelaskan pengertian omnivora C1 12. Hewan-hewan pemakan tumbuhan C


dan daging disebut juga ....
a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

Menyebutkan hewan herbivora C2 13. Kambing termasuk hewan .... C


a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora
104

Mengklasifikasikan hewan karnivora C1 14. Hewan yang memakan hewan lain A


untuk makanannya termasuk golongan
....
a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

Menyebutkan hewan insektivora C3 15. Katak termasuk kelompok hewan . . . . A


a. Insektivora c. Karnivora
b. Herbivora d. Omnivora

Mengklasifikasikan hewan C1 16. Apabila suatu hewan memakan A


berdasarkan jenis makanannya serangga, maka hewan tersebut
termasuk dalam kelompok ...
a. Insektivor c. Omnivora
b. Herbivora d. Karnivora

Menyebutkan ciri-ciri hewan C3 17. Dilihat dari B


herbivora bentuk giginya,
Hewan berikut
ini termasuk
golongan ....
105

a. Karnivora
b. Herbivora
c. Omnivora
d. Insektivora

Memberikan contoh hewan C1 18. Salah satu hewan karnivora yang C


karnivora memiliki racun dan gigi taring yang
kuat adalah ….
a. Harimau c. Ular
b. Anjing d. Buaya

Memberikan contoh hewan C2 19. Hewan berikut ini yang termasuk D


omnivora pemakan tumbuhan dan daging adalah
….
a. Bunglon, gajah, jerapah
b. Singa, kuda nil, komodo
c. Monyet, sapi, domba
d. Musang, beruang, tikus
106

Mengidentifikasi jenis makanan C2 20. Berdasarkan jenis makanannya, B


hewan karnivora lumba-lumba dapat dikategorikan
sebagai hewan ….
a. Herbivora
b. Karnivora
c. Omnivora
d. Insektivora

Jumlah 20 20
107

Lampiran 8
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar!

1. Burung yang termasuk pemangsa daging adalah ....


a. Pelatuk c. Nuri
b. Elang d. Kakak tua

2. Hewan makanannya berbeda-beda karena memiliki . . . .


a. Organ dalam tubuh yang sama
b. Organ dalam tubuh yang berbeda
c. Tempat tinggal yang sama
d. Tempat tinggal yang berbeda

3. Salah satu contoh burung pemakan ikan ialah burung....


a. Burung kolibri c. Burung gagak
b. Burung pipit d. Bangau

4. Makanan hewan bertaring tajam adalah ….


a. Rumput c. Biji-bijian
b. Daging d. Serangga

5. Jagung, beras, dan kacang-kacangan termasuk makanan jenis . . . .


a. Rumput c. Buah-buahan
b. Biji-bijian d. Daun tumbuhan
108

6. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dikelompokkan dalam ... golongan.


a. Satu c. Dua
b. Tiga d. Empat

7. Burung yang bukan termasuk pemakan biji-bijian adalah burung ….


a. Nuri c. Dara
b. Parkit d. Elang

8. Dalam suatu percobaan, disediakan:


(1) bungkusan ikan
(2) bungkusansayur
(3) bungkusan nasi
(4) bungkusan buah

Ternyata kucing akan menuju ke bungkusan (1), karena memiliki . . . .

a. Penglihatan yang tajam


b. Penciuman yang tajam
c. Pendengaran yang tajam
d. Rasa yang tajam

9. Hewan pemakan tumbuhan disebut ….


a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

10. Hewan pemakan daging disebut ....


a. Omnivora c. Karnivora
b. Penggurai d. Herbivora
109

11. Komodo termasuk karnivora yang digolongkan sebagai bangsa ….


a. Serangga c. Mamalia
b. Reptil d. Unggas

12. Hewan-hewan pemakan tumbuhan dan daging disebut juga ....


a. Herbivora c. Omnivora
b. Karnivora d. Insektivora

13. Kambing termasuk hewan ....


a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

14. Hewan yang memakan hewan lain untuk makanannya termasuk golongan ....
a. Karnivora c. Herbivora
b. Omnivora d. Insektivora

15. Katak termasuk kelompok hewan . . . .


a. Insektivora c. Karnivora
b. Herbivora d. Omnivora

16. Apabila suatu hewan memakan serangga, maka hewan tersebut termasuk dalam
kelompok ...
a. Insektivora c. Omnivora
b. Herbivora d. Karnivora
110

17. Dilihat dari bentuk giginya,

Hewan berikut ini termasuk golongan ....

a. Karnivora c. Omnivora
b. Herbivora d. Insektivora

18. Salah satu hewan karnivora yang memiliki racun dan gigi taring yang kuat adalah
….
a. Harimau c. Ular
b. Anjing d. Buaya

19. Hewan berikut ini yang termasuk pemakan tumbuhan dan daging adalah ….
a. Bunglon, gajah, jerapah
b. Singa, kuda nil, komodo
c. Monyet, sapi, domba
d. Musang, beruang, tikus

20. Berdasarkan jenis makanannya, lumba-lumba dapat dikategorikan sebagai hewan


….
a. Herbivora
b. Karnivora
c. Omnivora
d. Insektivora
111

KUNCI JAWABAN

1. B 11. B
2. B 12. C
3. D 13. C
4. B 14. A
5. B 15. A
6. D 16. A
7. D 17. B
8. B 18. C
9. A 19. D
10. C 20. B
Lampiran 9

Uji Validitas Angket Motivasi Belajar


RSP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 y
Siswa 1 5 5 1 5 5 4 3 5 5 3 3 3 4 4 1 4 1 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 146
Siswa 2 3 5 3 5 5 5 3 3 5 5 4 1 3 5 5 4 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 5 4 143
Siswa 3 3 4 3 4 5 4 3 4 2 5 3 5 1 5 5 2 1 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 4 142
Siswa 4 3 3 3 4 5 4 3 3 5 5 4 3 1 5 5 4 4 5 3 3 4 5 1 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 140
Siswa 5 4 4 3 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 3 5 2 2 5 3 3 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 3 5 4 3 139
Siswa 6 5 4 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 5 5 4 4 5 5 5 1 5 4 5 139
Siswa 7 3 5 1 5 4 3 4 5 2 5 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 3 2 5 5 3 4 5 5 1 4 5 5 138
Siswa 8 3 5 1 5 4 5 3 4 2 5 3 3 3 5 2 3 5 5 3 4 5 4 5 1 4 5 5 5 4 5 5 1 4 5 5 136
Siswa 9 4 3 1 5 5 4 3 3 2 2 1 2 1 5 5 4 1 3 5 3 1 5 5 2 2 5 5 2 4 5 5 5 5 5 4 122
Siswa 10 3 5 1 5 5 5 3 3 3 3 2 3 2 4 1 4 4 5 2 4 4 3 3 2 3 4 1 4 5 5 4 1 5 5 5 121
Siswa 11 3 5 1 5 4 5 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 1 5 3 5 3 1 4 1 3 4 5 4 4 5 3 1 3 5 3 116
Siswa 12 3 4 3 5 5 4 3 5 1 3 3 2 3 3 3 4 4 5 3 3 3 1 1 5 5 5 5 3 3 1 3 2 3 3 3 115
Siswa 13 4 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 1 5 5 2 5 3 1 3 2 3 5 1 1 3 3 4 3 5 1 1 3 2 2 113
Siswa 14 3 5 1 5 5 3 3 4 4 1 3 1 1 3 2 5 1 5 1 4 5 1 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 1 5 3 106
Siswa 15 2 5 4 5 4 4 1 4 1 5 1 1 1 2 5 2 1 1 5 5 1 1 5 5 5 5 1 3 1 1 5 1 3 5 1 102
Siswa 16 1 5 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 1 5 5 1 3 4 2 3 2 1 1 4 2 2 5 5 2 5 1 5 2 4 1 98
Siswa 17 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 5 3 3 3 4 2 4 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 2 5 1 1 123
Siswa 18 3 3 5 5 5 5 2 5 3 5 5 1 2 5 3 5 3 5 5 2 5 5 1 4 5 5 5 3 1 5 4 5 5 2 5 137
Siswa 19 4 5 3 5 3 4 3 5 4 3 5 1 5 5 2 5 4 4 3 5 5 4 1 3 1 3 3 3 5 5 3 1 3 4 5 127
Siswa 20 1 5 4 5 3 4 3 4 2 2 3 2 3 5 5 4 4 3 3 4 4 2 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 134
Siswa 21 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 5 5 2 1 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 3 4 5 3 5 4 1 123
Siswa 22 4 5 1 5 5 5 4 5 3 3 5 3 5 5 3 4 1 5 2 5 5 3 5 3 1 5 5 5 5 5 3 1 4 1 4 133
Siswa 23 4 4 3 5 5 5 3 1 2 3 4 1 3 2 4 5 4 5 4 5 5 1 5 1 2 4 4 3 5 5 3 2 4 5 4 125
Siswa 24 4 5 1 5 5 4 4 5 3 2 4 2 1 3 2 2 1 5 2 5 5 3 5 5 1 5 5 5 5 5 3 1 1 5 5 124
Siswa 25 4 3 2 3 5 5 5 5 4 4 4 1 4 5 5 4 3 2 2 5 4 5 4 1 3 5 1 3 4 2 5 2 4 2 3 123
Siswa 26 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 1 2 5 5 5 5 4 2 3 5 2 4 1 1 1 3 4 5 3 1 3 2 5 4 126
Siswa 27 3 4 3 5 5 3 3 3 3 5 2 2 1 5 5 1 4 5 2 3 1 3 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3 1 125
Siswa 28 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 1 2 3 5 5 1 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 1 5 5 1 136
Siswa 29 3 4 1 5 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 1 4 4 5 2 5 5 3 4 2 3 4 4 3 4 5 4 1 4 2 3 123
Siswa 30 4 4 3 4 5 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 3 123
Siswa 31 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 157
Siswa 32 5 4 3 5 5 4 3 4 1 5 4 1 4 5 1 3 3 4 1 3 1 5 3 5 3 5 5 5 3 5 5 2 5 2 1 123
Siswa 33 2 4 4 3 5 4 3 4 2 5 2 2 3 1 3 4 3 2 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 2 1 2 4 122
Siswa 34 4 4 1 4 4 3 3 1 3 5 3 5 3 5 2 5 1 5 5 4 1 3 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 133
Siswa 35 5 5 4 5 5 3 4 3 4 2 4 1 4 5 1 4 4 5 1 5 4 5 3 3 2 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 136
Siswa 36 1 3 2 5 4 1 2 1 4 5 1 5 1 5 4 1 1 4 4 2 3 1 4 5 3 3 5 5 4 4 3 2 5 4 1 108
Siswa 37 1 1 5 3 4 1 1 3 5 3 4 1 4 3 2 3 2 5 1 3 5 1 4 5 5 5 4 3 5 5 1 4 5 4 4 115
Siswa 38 5 5 3 5 5 5 3 3 5 1 5 1 5 5 5 5 2 5 3 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150
Siswa 39 5 5 4 5 5 3 4 5 3 4 4 1 4 3 4 5 3 4 3 4 2 5 3 1 2 3 1 2 5 2 4 3 2 4 3 120
Siswa 40 1 3 2 3 2 2 1 2 1 1 3 2 1 4 3 2 3 5 2 3 3 1 3 2 2 3 4 3 3 5 3 2 1 3 3 87
Siswa 41 4 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 5 5 2 4 5 1 3 5 5 4 2 5 5 2 5 5 4 5 2 5 5 4 131
Siswa 42 2 4 4 5 3 3 2 4 1 2 2 1 3 1 2 4 1 5 2 3 5 1 2 5 3 3 2 2 2 5 4 3 2 4 5 102
Siswa 43 3 4 3 5 2 1 4 3 5 3 4 1 4 3 2 2 3 4 3 2 5 2 4 4 3 4 2 5 4 4 3 2 1 3 2 109
Siswa 44 3 2 4 5 3 2 2 4 3 1 1 3 2 4 2 3 5 1 4 3 2 2 3 5 4 4 1 4 3 2 3 3 5 5 2 105
Siswa 45 2 4 4 3 2 1 3 2 1 2 4 2 5 3 4 1 3 5 2 4 3 1 2 2 3 5 4 3 4 2 2 5 2 4 3 102
ƩX 149 187 123 197 193 169 139 166 139 156 146 109 130 184 154 151 126 189 137 176 160 143 154 155 157 194 179 180 178 190 172 120 170 176 150
r korelasi 0,573 0,300 0,033 0,167 0,531 0,523 0,440 0,368 0,425 0,346 0,322 0,271 0,339 0,394 0,155 0,386 0,038 0,275 0,392 0,369 0,228 0,633 0,165 0,135 0,311 0,510 0,442 0,418 0,501 0,282 0,542 0,142 0,553 0,153 0,484
t tabel 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278
kesimpulan V V TV TV V V V V V V V TV V V TV V TV TV V V TV V TV TV V V V V V TV V TV V TV V
114

Lampiran 11

Perhitungan Uji Realibilitas dengan Proram SPSS


115

Lampiran 12

HASIL REKAPITULASI ANGKET MOTIVASI BELAJAR

BUTIR TOTAL KETERANGAN


1 0,573 VALID
0,000 0,573 > 0,278
45
2 0,300 VALID
0,045 0,300 > 0,278
45
3 -0,033 TDK VALID
0,829 -0,033 < 0,278
45
4 0,167 TDK VALID
0,274 0,167 < 0,278
45
5 0,531 VALID
0,000 0,531 > 0,278
45
6 0,523 VALID
0,000 0,523 > 0,278
45
7 0,440 VALID
0,002 0,440 > 0,278
45
8 0,368 VALID
0,013 0,368 > 0,278
45
9 0,425 VALID
0,004 0,425 > 0,278
45
10 0,346 VALID
0,20 0,346 > 0,278
45
11 0,322 VALID
0,031 0,322 > 0,278
45
12 0,271 TDK VALID
0,072 0,271 < 0,278
45
13 0,339 VALID
0,023 0,339 > 0,278
45
14 0,394 VALID
0,007 0,394 > 0,278
45
116

15 0,155 TDK VALID


0,308 0,155 < 0,278
45
16 0,386 VALID
0,009 0,386 > 0,278
45
17 -0,038 TDK VALID
0,804 -0,038 < 0,278
45
18 0,275 TDK VALID
0,067 0,275 < 0,278
45
19 0,392 VALID
0,008 0,392 > 0,278
45
20 0,369 VALID
0,013 0,369 > 0,278
45
21 0,228 TDK VALID
0,132 0,228 < 0,278
45
22 0,633 VALID
0,000 0,633 > 0,278
45
23 0,165 TDK VALID
0,280 0,165 < 0,278
45
24 0,135 TDK VALID
0,376 0,135 < 0,278
45
25 0,311 VALID
0,037 0,311 > 0,278
45
26 0,510 VALID
0,000 0,510 > 0,278
45
27 0,442 VALID
0,002 0,442 > 0,278
45
28 0,418 VALID
0,004 0,418 > 0,278
45
29 0,501 VALID
0,000 0,501 > 0,278
45
30 0,282 TDK VALID
0,061 0,282 < 0,278
117

45
31 0,542 VALID
0,000 0,542 > 0,278
45
32 0,142 TDK VALID
0,353 0,142 < 0,278
45
33 0,553 VALID
0,000 0,553 > 0,278
45
34 0,153 TDK VALID
0,317 0,153 < 0,278
45
35 0,484 VALID
0,001 0,484 > 0,278
45
Uji Validasi Instrumen Soal Hasil Belajar IPA

Lampiran 13

NO SOAL
RSP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
13 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
14 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
15 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
16 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
17 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
18 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
19 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
21 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
22 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
26 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
27 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
29 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
30 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
31 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
N=32 31 22 31 15 28 29 19 8 25 19 8 15 31 24 31 20 8 25 29 20
p 0.96875 0.6875 0.96875 0.46875 0.875 0.90625 0.59375 0.25 0.78125 0.59375 0.25 0.46875 0.96875 0.75 0.96875 0.625 0.25 0.78125 0.90625 0.625
q 0.03125 0.3125 0.03125 0.53125 0.125 0.09375 0.40625 0.75 0.21875 0.40625 0.75 0.53125 0.03125 0.25 0.03125 0.375 0.75 0.21875 0.09375 0.375
Mp 23.8065 25.7727 23.8065 24.4 24.5357 24.4483 25.2105 23.625 25.56 25.4737 23.375 26.5333 23.7097 25.4583 23.6452 25.2 22.5 25.4 24.3793 26.15
Mt 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
SDt 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678
r hitung 0.0673 0.64239 0.0673 0.13073 0.4451 0.46485 0.37806 -0.01545 0.7324 0.44618 -0.04636 0.5598 -0.04807 0.63355 -0.12498 0.40081 -0.15452 0.66766 0.41894 0.66341
r tabel 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
status DROP VALID DROP DROP VALID VALID VALID DROP VALID VALID DROP VALID DROP VALID DROP VALID DROP VALID VALID VALID
Uji Validasi Instrumen Soal Hasil Belajar IPA

NO SOAL Xt Xt2
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 31 961
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 29 841
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 28 784
0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 28 784
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 28 784
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 28 784
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 28 784
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 27 729
0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 27 729
0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400
0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 19 361
0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 19 361
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 18 324
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 17 289
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 15 225
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 196
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14 196
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 24 576
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 23 529
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 625
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 28 784
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 26 676
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 22 484
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 25 625
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 25 625
1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 27 729
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 22 484
0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 27 729
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 23 529
1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 28 784
13 24 19 15 4 10 18 8 11 28 18 32 16 18 29 11 14 9 7 18 760 18748
0.40625 0.75 0.59375 0.46875 0.125 0.3125 0.5625 0.25 0.34375 0.875 0.5625 1 0.5 0.5625 0.90625 0.34375 0.4375 0.28125 0.21875 0.5625
0.59375 0.25 0.40625 0.53125 0.875 0.6875 0.4375 0.75 0.65625 0.125 0.4375 0 0.5 0.4375 0.09375 0.65625 0.5625 0.71875 0.78125 0.4375
25.6923 25.625 26.2105 25.6 25 24.2 25.1667 24.75 22.8182 24.0357 22.7222 23.75 24.625 25.7222 24.0345 24.1818 23.4286 27.6667 23.7143 25.5
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678 4.678
0.344 0.69536 0.63691 0.37208 0.10116 0.06496 0.34394 0.12362 -0.1444 0.16186 -0.24953 #DIV/0! 0.18735 0.47882 0.18938 0.06692 -0.0607 0.52459 -0.00405 0.42487
0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
VALID VALID VALID VALID DROP DROP VALID DROP DROP DROP DROP #DIV/0! DROP VALID DROP DROP DROP VALID DROP VALID
121
Lampiran 15

Hasil Rekapitulasi Validitas Prestasi Belajar IPA

Tingkat
No Validitas Kesukaran Daya Beda Kesimpulan
Soal
Koef ket koef ket koef ket
1 0,0673 DROP 0,96875 MUDAH 0,25 CUKUP TDK DIPAKAI
2 0,64239 VALID 0,6875 SDG 0,1875 JELEK DIPAKAI
3 0,0673 DROP 0,96875 MUDAH 0,25 CUKUP TDK DIPAKAI
4 0,13073 DROP 0,46875 SDG 0,3125 CUKUP TDK DIPAKAI
5 0,4451 VALID 0,875 MUDAH 0,1875 JELEK DIPAKAI
6 0,06485 VALID 0,90625 MUDAH 0,0625 JELEK DIPAKAI
7 0,37806 VALID 0,59375 SDG 0,25 CUKUP DIPAKAI
8 -0,01545 DROP 0,25 SUKAR -0,125 SGT JLK TDK DIPAKAI
9 0,7324 VALID 0,78125 MUDAH 0,4375 BAIK DIPAKAI
10 0,44618 VALID 0,59375 SDG 0,1875 JELEK DIPAKAI
11 -0,04636 DROP 0,25 SUKAR 0,1875 JELEK TDK DIPAKAI
12 0,5598 VALID 0,46875 SDG 0,1875 JELEK DIPAKAI
13 -0,04807 DROP 0,96875 MUDAH 0,1875 JELEK TDK DIPAKAI
14 0,63355 VALID 0,75 MUDAH 0,25 CUKUP DIPAKAI
15 -0,12498 DROP 0,96875 MUDAH 0,25 CUKUP TDK DIPAKAI
16 0,40081 VALID 0,625 SDG 0,1875 JELEK DIPAKAI
17 -0,15452 DROP 0,25 SUKAR 0,3125 CUKUP TDK DIPAKAI
18 0,66766 VALID 0,78125 MUDAH 0,1875 JELEK DIPAKAI
19 0,41894 VALID 0,90625 MUDAH 0,5625 BAIK DIPAKAI
20 0,66341 VALID 0,625 SDG -0,1875 SGT JLK DIPAKAI
21 0,344 VALID 0,40625 SDG 0,5625 BAIK DIPAKAI
22 0,69536 VALID 0,75 MUDAH 0,1875 JELEK DIPAKAI
23 0,63691 VALID 0,59375 SDG 0,125 JELEK DIPAKAI
24 0,37208 VALID 0,46875 SDG -0,0625 SGT JLK DIPAKAI
25 0,10116 DROP 0,125 SUKAR 0,0625 JELEK TDK DIPAKAI
26 0,06496 DROP 0,3125 SDG 0,3125 CUKUP TDK DIPAKAI
27 0,34394 VALID 0,5625 SDG 0,25 CUKUP DIPAKAI
28 0,12362 DROP 0,25 SUKAR 0,375 CUKUP TDK DIPAKAI
29 -0,1444 DROP 0,34375 SDG 0,3125 CUKUP TDK DIPAKAI
30 0,16186 DROP 0,875 MUDAH 0,375 CUKUP TDK DIPAKAI
31 -0,24953 DROP 0,5625 SDG 0,3125 CUKUP TDK DIPAKAI
32 NAN NAN 1 MUDAH 0,1875 JELEK TDK DIPAKAI
33 0,18735 DROP 0,5 SDG 0,125 JELEK TDK DIPAKAI
34 0,47882 VALID 0,5625 SDG 0,0625 JELEK DIPAKAI
35 0,18938 DROP 0,90625 MUDAH 0,4375 BAIK TDK DIPAKAI
36 0,06692 DROP 0,34375 SDG 0,25 CUKUP TDK DIPAKAI
37 -0,0607 DROP 0,4375 SDG 0,125 JELEK TDK DIPAKAI
38 0,52459 VALID 0,28125 SUKAR 0,125 JELEK DIPAKAI
39 -0,00405 DROP 0,21875 SUKAR 0,1875 JELEK TDK DIPAKAI
40 0,42487 VALID 0,5625 SDG 0,125 JELEK DIPAKAI
122

Lampiran 16

Data Skor Motivasi Belajar Siswa

No. Responden Skor

1 Abista 61
2 Adinda 85
3 Adrial 78
4 Adrian 68
5 Ajeng 70
6 Alif 71
7 Alya 64
8 Amelia 74
9 Anandita 65
10 Annazmie 69
11 Annisa 80
12 Azka 62
13 Davin 76
14 Dhiera 73
15 Diana 68
16 Diki 70
17 Erlangga 82
18 Fardan 78
19 Fathiyah 69
20 Fayyand 61
21 Gilang 64
22 Gusti 79
23 Haka 90
24 Haqqo 61
123

No. Responden Skor


25 Inayah 70
26 Leni 71
27 Mamay 68
28 Maulida 79
29 Mutiara 69
30 Nadya 65
31 Najwa 80
32 Nisa 82
33 Nurul 74
34 Rafi 73
35 Raihan 67
36 Raja 73
37 Raka 72
38 Ramdani 75
39 Ramdhan 81
40 Revalina 69
41 Ridhwan 81
42 Risnaia 74
43 Rozan 70
44 Sabrina 71
45 Salsa 77
46 Silvia 67
47 Tadmar 66
48 Tasya 80
49 Yazid 76
50 Yosua 76
124

Lampiran 17

Data Skor Prestasi Belajar IPA

No. Responden Skor

1 Abista 30
2 Adinda 90
3 Adrial 80
4 Adrian 50
5 Ajeng 65
6 Alif 65
7 Alya 40
8 Amelia 70
9 Anandita 45
10 Annazmie 60
11 Annisa 85
12 Azka 40
13 Davin 75
14 Dhiera 70
15 Diana 55
16 Diki 65
17 Erlangga 90
18 Fardan 80
19 Fathiyah 60
20 Fayyand 80
21 Gilang 30
22 Gusti 70
23 Haka 80
24 Haqqo 50
125

No. Responden Skor


25 Inayah 65
26 Leni 65
27 Mamay 30
28 Maulida 40
29 Mutiara 65
30 Nadya 75
31 Najwa 85
32 Nisa 90
33 Nurul 70
34 Rafi 55
35 Raihan 75
36 Raja 90
37 Raka 40
38 Ramdani 70
39 Ramdhan 90
40 Revalina 60
41 Ridhwan 70
42 Risnaia 85
43 Rozan 45
44 Sabrina 45
45 Salsa 75
46 Silvia 65
47 Tadmar 65
48 Tasya 75
49 Yazid 75
50 Yosua 85
Lampiran 18

Lembar Hasil Wawancara Terhadap Beberapa siswa

Wawancara dilaksanakan pada hari/ tanggal : Rabu, 03 Desember 2013

Responden : Adinda, Ramdhani, Abista

1. Apakah dalam belajar pelajaran IPA kalian pernah dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk menyelesaikan tugas?
A : Tidak pernah
F : Kalau pelajaran IPA tidak pernah dikelompokan sama guru
S : Selama belajar IPA belum ada tugas kelompok

2. Bagaimana kegiatan belajar IPA di sekolahmu? Apakah menyenangkan?


A : Biasa aja, paling cuma ngerjain tugas doang
F : Menyenangkan, soalnya gurunya lucu
S : Lumayan menyenangkan tapi kalau ga dikasih pekerjaan rumah

3. Apa saja media yang dibawa oleh guru kalian ke dalam kelas untuk mata
pelajaran IPA?
A : Kalau bawa media tidak pernah biasanya Cuma dijelasin aja
F : Paling Cuma bawa buku doing, sama nunjukin gambar yang dibuku
S : Seinget saya guru IPA belum pernah bawa media

4. Apakah kamu dapat membedakan dengan baik antara hewan karnivora,


herbivora, insektivora dan omnivora?
A : Lumayan baik
F : Kalau yang omnivora masih belum tau semuanya
S : Lumayan, tapi kadang suka ketuker
127

Lampiran 19

Persentase Pencapaian Indikator Motivasi Belajar (Variabel X)

1. Keinginan untuk berhasil


NA =

=74,3%

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar


NA =

= 70,4%

3. Keinginan untuk mencapai cita-cita masa depan


NA =

= 77,6%

4. Penghargaan dalam belajar


NA =

= 72,6%
128

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar


NA =

= 40%

6. Lingkungan belajar yang kondusif


NA =

= 74,8%

*Keterangan:

NA = Nilai Akhir

A = Jumlah skor pencapaian

B = Skor maksimal yang diharapkan

B = Jumlah soal jumlah siswa point


129

Lampiran 20

Persentase Pencapaian Indikator Prestasi Belajar IPA (Variabel Y)

1. Mengidentifikasi hewan pemakan tumbuhan, daging, serangga, segala


NA =

=73%

2. Mengelompokkan jenis makanan hewan


NA =

= 68%

3. Membedakan jenis makanan pada hewan


NA =

= 84%

4. Mengidentifikasi hewan herbivora, karnivora, insektivora dan omnivora


NA =

= 64,5%
130

5. Menjelaskan pengertian herbivora, karnivora, insektivora dan omnivora


NA =

= 64,6%

6. Menyebutkan hewan-hewan herbivora, karnivora, insektivora dan omnivora


NA =

= 63,6%

7. Mengelompokkan hewan herbivora, karnivora, insektivora dan omnivora


NA =

= 58%

*Keterangan:

NA = Nilai Akhir

A = Jumlah skor pencapaian

B = Skor maksimal yang diharapkan

B = Jumlah soal jumlah siswa point


131

Lampiran 21

Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi

Variabel Bebas & Variabel Terikat

A. Variabel Bebas (Motivasi Belajar)


Langkah-langkah perhitungan
1. Menentukan rentang (R)
R = Data tertinggi – Data terendah
= 91 – 61 = 29

2. Menentukan Banyak Kelas Interval


K = 1 + 3,3 (log n)
= 1 + 3,3 (log 50)
= 1 + 5,606
= 6,606 ≈ 6

3. Menentukan Panjang Interval Kelas (P)


R 29
P= = = 4,8 ≈ 5
K 6

Frekuensi Titik tengah Batas Batas


No Skor fk fixi
(fi) (Xi) bawah atas
1 61-65 8 63 60,5 65,5 8 504
2 66-70 14 68 65,5 70,5 22 952
3 71-75 11 73 70,5 75,5 33 803
4 76-80 11 78 75,5 80,5 44 858
5 81-85 5 83 80,5 85,5 49 415
6 86-90 1 88 85,5 90,5 50 88
Jumlah 50 3620
132

Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar

a. Rerata (Mean)

X= = = 72,48

b. Median (Me)

Me = b + p [ ]

= 70,5 + 5 [ ] = 70,8
Keterangan:

b : batas bawah kelas median


p : panjang kelas median
n : jumlah data
F : jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median
f : frekuensi kelas median

c. Modus :

Mo = b + p [ ]

= 65,5 + 5 [ ] = 68,8
Keterangan :

b : batas bawah kelas modus

p : panjang kelas

b1 : jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi sebelum


kelas modus
133

b2 : jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas


setelah kelas modus

d. Standar Deviasi (Simpangan Baku)

N  X 2  ( X ) 2
SD =
N ( N  1)

50.264848  (3624) 2
SD =
50(50  1)

13242400  13133376
=
50(49)

109024
=
2450

= 44, 49 = 6,67

B. Variabel Terikat (Prestasi Belajar Siswa)


Langkah-langkah perhitungan
1. Menentukan rentang (R)
R = Data tertinggi – Data terendah
= 90 – 30 = 60
2. Menentukan Banyak Kelas Interval
K = 1 + 3,3 (log n)
= 1 + 3,3 (log 50)
= 1 + 5,606
= 6,606 ≈ 7

3. Menentukan Panjang Interval Kelas (P)


R 60
P= = = 8,5 ≈ 9
K 7
134

Frekuensi Titik tengah Batas Batas


No Skor fk fixi
(fi) (Xi) bawah atas
1 30-38 3 34 29,5 38,5 3 102
2 39-47 7 43 38,5 47,5 10 301
3 48-56 4 51 47,5 56,5 14 204
4 57-65 11 60 56,5 65,5 25 660
5 66-74 6 69 65,5 74,5 31 414
6 75-83 10 78 74,5 83,5 41 780
7 84-92 9 87 83,5 92,5 50 783
Jumlah 50 3244

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

a. Rerata (Mean)

X= = = 65,5

b. Median (Me)

Me = b + p [ ]

= 56,5 + 9 [ ] = 58,48
Keterangan:

b : batas bawah kelas median


p : panjang kelas median
n : jumlah data
F : jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median
f : frekuensi kelas median
135

c. Modus :

Mo = b + p [ ]

= 56,5 + 9 [ ] = 61,74
Keterangan :

b : batas bawah kelas modus

p : panjang kelas

b1 : jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi sebelum


kelas modus

b2 : jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas


setelah kelas modus

d. Standar Deviasi (Simpangan Baku)

N  y 2  ( y ) 2
SD =
N ( N  1)

50.228975  (3275) 2
=
50(50  1)

11448750  10725625
=
50(49)

72315
=
2450

= 259,15 = 17,18
136

Lampiran 22

Penentuan Kategorisasi Skor Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar IPA

Kategori Skor Angket Motivasi Belajar

Skor Kualifikasi
20-46 Rendah
47-73 Sedang
74-100 Tinggi

Kategori Kelas Nilai Tes Prestasi Belajar

Skor Kualifikasi
0-33 Rendah
33-67 Sedang
68-100 Tinggi
137

Lampiran 23

Skor Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Beserta Kategorisasi

SKOR KATEGORI
NO NAMA Motivasi Prestasi Motivasi Prestasi
(X) (Y) (X) (Y)
1 Abista 61 30 SEDANG RENDAH
2 Adinda 85 90 TINGGI TINGGI
3 Adrial 78 80 TINGGI TINGGI
4 Adrian 68 50 SEDANG SEDANG
5 Ajeng 70 65 SEDANG SEDANG
6 Alif 71 65 SEDANG SEDANG
7 Alya 64 40 SEDANG RENDAH
8 Amelia 74 70 TINGGI SEDANG
9 Anandita 65 45 SEDANG SEDANG
10 Annazmie 69 60 SEDANG SEDANG
11 Annisa 80 85 TINGGI TINGGI
12 Azka 62 40 SEDANG RENDAH
13 Davin 76 75 TINGGI TINGGI
14 Dhiera 73 70 SEDANG SEDANG
15 Diana 68 55 SEDANG SEDANG
16 Diki 70 65 SEDANG SEDANG
17 Erlangga 82 90 TINGGI TINGGI
18 Fardan 78 80 TINGGI TINGGI
19 Fathiyah 69 60 SEDANG SEDANG
20 Fayyand 61 80 SEDANG TINGGI
21 Gilang 64 30 SEDANG RENDAH
22 Gusti 79 70 TINGGI SEDANG
23 Haka 90 80 TINGGI TINGGI
138

SKOR KATEGORI

NO NAMA Motivasi Prestasi Motivasi Prestasi


(X) (Y) (X) (Y)

24 Haqqo 61 50 SEDANG SEDANG


25 Inayah 70 65 SEDANG SEDANG
26 Leni 71 65 SEDANG SEDANG
27 Mamay 68 30 SEDANG RENDAH
28 Maulida 79 40 TINGGI RENDAH
29 Mutiara 69 65 SEDANG SEDANG
30 Nadya 65 75 SEDANG TINGGI
31 Najwa 80 85 TINGGI TINGGI
32 Nisa 82 90 TINGGI TINGGI
33 Nurul 74 70 TINGGI SEDANG
34 Rafi 73 55 SEDANG SEDANG
35 Raihan 67 75 SEDANG TINGGI
36 Raja 73 90 SEDANG TINGGI
37 Raka 72 40 SEDANG RENDAH
38 Ramdani 75 70 TINGGI SEDANG
39 Ramdhan 81 90 TINGGI TINGGI
40 Revalina 69 60 SEDANG SEDANG
41 Ridhwan 81 70 TINGGI SEDANG
42 Risnaia 74 85 TINGGI TINGGI
43 Rozan 70 45 SEDANG SEDANG
44 Sabrina 71 45 SEDANG SEDANG
45 Salsa 77 75 TINGGI TINGGI
46 Silvia 67 65 SEDANG SEDANG
47 Tadmar 66 65 SEDANG SEDANG
139

SKOR KATEGORI
NO NAMA Motivasi Prestasi Motivasi Prestasi
(X) (Y) (X) (Y)
49 Yazid 76 75 TINGGI TINGGI
50 Yosua 76 85 TINGGI TINGGI
Mean 72,48 65,5
Standar Deviasi 6,67 17,18
140

Lampiran 24

Analisis Korelasi Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar IPA

NO NAMA X Y X2 Y2 XY
1 Abista 61 30 3721 900 1830
2 Adinda 85 90 7225 8100 7650
3 Adrial 78 80 6084 6400 6240
4 Adrian 68 50 4624 2500 3400
5 Ajeng 70 65 4900 4225 4550
6 Alif 71 65 5041 4225 4615
7 Alya 64 40 4096 1600 2560
8 Amelia 74 70 5476 4900 5180
9 Anandita 65 45 4225 2025 2925
10 Annazmie 69 60 4761 3600 4140
11 Annisa 80 85 6400 7225 6800
12 Azka 62 40 3844 1600 2480
13 Davin 76 75 5776 5625 5700
14 Dhiera 73 70 5329 4900 5110
15 Diana 68 55 4624 3025 3740
16 Diki 70 65 4900 4225 4550
17 Erlangga 82 90 6724 8100 7380
18 Fardan 78 80 6084 6400 6240
19 Fathiyah 69 60 4761 3600 4140
20 Fayyand 61 80 3721 6400 4880
21 Gilang 64 30 4096 900 1920
22 Gusti 79 70 6241 4900 5530
23 Haka 90 80 8100 6400 7200
24 Haqqo 61 50 3721 2500 3050
25 Inayah 70 65 4900 4225 4550
141

NO NAMA X Y X2 Y2 XY
26 Leni 71 65 5041 4225 4615
27 Mamay 68 30 4624 900 2040
28 Maulida 79 40 6241 1600 3160
29 Mutiara 69 65 4761 4225 4485
30 Nadya 65 75 4225 5625 4875
31 Najwa 80 85 6400 7225 6800
32 Nisa 82 90 6724 8100 7380
33 Nurul 74 70 5476 4900 5180
34 Rafi 73 55 5329 3025 4015
35 Raihan 67 75 4489 5625 5025
36 Raja 73 90 5329 8100 6570
37 Raka 72 40 5184 1600 2880
38 Ramdani 75 70 5625 4900 5250
39 Ramdhan 81 90 6561 8100 7290
40 Revalina 69 60 4761 3600 4140
41 Ridhwan 81 70 6561 4900 5670
42 Risnaia 74 85 5476 7225 6290
43 Rozan 70 45 4900 2025 3150
44 Sabrina 71 45 5041 2025 3195
45 Salsa 77 75 5929 5625 5775
46 Silvia 67 65 4489 4225 4355
47 Tadmar 66 65 4356 4225 4290
48 Tasya 80 75 6400 5625 6000
49 Yazid 76 75 5776 5625 5700
50 Yosua 76 85 5776 7225 6460
JUMLAH 3624 3275 264848 228975 240950
142

Setelah data diperoleh dari jawaban responden kemudian di analisis secara

deskriptif analisis dengan menggunakan nilai presentase frekuensinya, maka

selanjutnya akan dicari korelasi antara kedua variabel penelitian dengan

menggunakan rumus pearson product moment.

rxy n xy    x   y 
=
 n x 2   x 2   n
      y 2    y  
2

Dari tabel perhitungan diketahui:

N = 50 X² = 264848

X = 3624 Y² = 228975

Y = 3275 XY = 240950

Dan perhitungannya sebagai berikut:

rxy 50.240950  (3624)(3275)


=
[50.264848  (3624) 2 ][50.228975  (3275) 2 ]

rxy 12047500  11868600


=
[13242400  13133376][11448750  10725625]

rxy 178900
=
[109024][723125]

rxy 178900
=
78837980000

rxy 178900
=
280781

rxy
= 0,637
143

Jadi koefisien yang diperoleh adalah 0,637 dengan tingkat hubungan cukup

kuat. Jika dikonsultasikan pada rtabel Product Moment dengan N = 50 pada taraf

signifikasi 5% diperoleh 0,278. Jadi rhitung > rtabel (0,637 > 0,278), sehingga berhasil

menolak Ho dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar.

Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) dimasukkan dalam pengujian


hipotesis penelitian melalui uji signifikansi/keberartian. Berikut hasil perhitungan uji
signifikansi:

thitung r n2 0, 637 50  2 0,637 48 0, 637 x6,92 4, 40


= = = == = = 5,714
1 r 1  (0, 637) 2 1  0, 405769 0,594 0, 77

Setelah itu menghitung koefisien determinasi dengan rumus:

KD = r² x 100% = 0, 637 2 x 100% = 0,405 x 100% = 40,5 % atau 0,405

Jadi koefisien determinan sebesar 40,5 % atau 0,405. Ini berarti motivasi
belajar memberikan kontribusi sebesar 40,5% terhadap prestasi belajar IPA.

Anda mungkin juga menyukai