Anda di halaman 1dari 179

PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) DALAM

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V


PADA MATA PELAJARAN PKN

( di MIS Irsyadul Khair)

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


(S.Pd) Di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh
MULYANAH
809018300638

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ABSTRAK

MULYANAH, “Peranan Model CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam


Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata
Pelajaran PKn”, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Iwan Purwanto ,M.Pd.

Kata knci: Minat Belajar, hasil Belajar, PKn, Model CTL (Contextual
Teaching Learning)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, salah satu hambatan
yang dihadapi dalam pembelajaran PKn adalah mengenai model pembelajaran
yang tidak efektif. Untuk meengatasinya, peneliti menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair.
Hipotesis tindakannya adalah peneliti menerapkan model CTL (Contextual
Teaching Learning) pada pelajaran PKn, dengan begitu minat dan hasil belajar
PKn siswa akan mningkat. Adapun indikator keberhasilannya adalah 75% nilai
PKn siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair mencapai KKM ≥60.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa pre test dan
post test, serta instrument non tes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.
Berdasarkan hasil Normal Gain, hasil belajar siswa siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan model CTL (Contextal Teaching Learning)
berhasil pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair. Rata-rata N-gain siklus I
adalah 0,53, rata-rata N-Gain siklus II 0,67, dengan begitu indicator keberhasilan
dalam penelitian telah tercapai karena seluruh siswa kelas V nilai PKn mereka
telah mencapai KKM yang telah ditentukan yakni 60. Berdasarkan hasil
wawancara, minat siswa setelah belajar PKn dengan model CTL (Contectual
Teaching Learning) adalah tinggi.
Setelah belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning), siswa menjadi lebih aktif dan mudah berfikir kreatif serta
meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PKn. Motivasi belajarnyapun
meningkat dan lebih menyenangkan.

i
ABSTRAC

MULYANAH, “The Role CTL (Contextual Teaching Learning) Models in


Improving Student Result Interest and Class V on Civics Lesson”.
Master’s thesis Department of Education Elementary Madrassa, Facculty
of Teaching and Education, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor:
Dr. Iwan Purwanto,M.Pd.

The key: Interest Learning, Learning outcomes, Civic, CTL (Contextual


Teaching Learning) models.
Based on observations by researchers , one of the obstacles encountered
in the learning of Civics is about learning model is not effective , researchers used
learning CTL ( Contextual Teaching Learning ) . This study aims to determine the
application of learning CTL ( Contextual Teaching Learning )models to increase
interest and class V student learning outcomes in MIS Irsyadul.
Hypothesis actions are researchers applied a CTL ( Contextual Teaching
Learning ) models in Civics , with interest and learning outcomes so students will
study Civics . The indicator of success is 75 % value Civics class V students in
MIS Irsyadul Khair achieve ≥ 60 KKM .
The method used in this study is a research method classes (CAR ) . The
instrument used is a test instrument in the form of pre-test and post-test , as well
as non- test instruments such as observation sheets and interview sheet .

Based on the results of Normal Gain , the results of the second cycle of student
learning has increased compared to the learning outcomes of students in cycle I.
It is proved that the application of the CTL ( Contextal Teaching Learning )
models are succeed in class V in MIS Irsyadul Khair . Average N - gain first cycle
was 0.53 , the average N - Gain 0.67 second cycle , so indicator of success has
been achieved in the study because the entire fifth grade students Civics value
they have reached the predetermined KKM 60 . Based on the interview , after
learning civics student interest with the CTL ( Contectual Teaching Learning )
model is high.

After learning to use the CTL ( Contextual Teaching Learning ) models, students
become more active and creative thinking as well as increase student interest in
the subject of Civics . give the student increased motivation and more fun .

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan sangat terbatas,
maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat:
1. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf jurusan PGMI.
5. Tasripin Rodjali selaku Kepala MI Irsyadul Khair yang telah membantu
penulis selama penelitian berlangsung.
6. Agus Suharyono, suami penulis yang telah memberikan semangat, doa dan
dorongan kepada penulis dalam selama penulisan skripsi ini.
7. Almarhum dan Almarhumah orang tua penulis, yang terus memberikan
semangat dan nasehat-nasehat yang berarti dalam kehidupan penulis, walupun
tidak dapat menemani penulis sampai skripsi ini selesai.
8. Teman-teman guru yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi
dan dalam perkuliahan.

iii
9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi
serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu
pengetahuan. Amiin.

Jakarta, 09 September 2013


Penulis

MULYANAH
NIM.809018300638

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................4
C. Pembatasan Masalah....................................................................4
D. Perumusan Masalah......................................................................5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS


A. KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Belajar
a. Belajar menurut para ahli................................................8
b. Unsur-unsur belajar.........................................................10
c. Tipe-tpe belajar...............................................................10
d. Faktor-faktor belajar.......................................................11
e. Prinsip-prinsip belajar.....................................................13
2. Pengerrtian Hasil Belajar......................................................14
3. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar............................14
4. Kegunaan dan fungsi Hasil Belajar.......................................15
5. Metode pengukuran hasil Belajar.........................................16
v
B. MINAT BELAJAR.....................................................................17
1. Pengertian Minat Belajar......................................................17
2. Faktor yang mempengaruhi Minat Belajat...........................18
C. MODEL PEMBELAJARAN CTL
(Contextual Teaching Learning).................................................18
1. Pengertian Model CTL ...................................................
(Contextual Teaching Learning............................................18
2. Komponen-komponen CTL
(Contextual Teaching Learning)...........................................19
3. Prose belajar menurut Model CTL
(Contextual Teaching Learning............................................20
4. Perbedaan model CTL dengan Konvensional.......................21
5. Langkah-langkah pembelajaran model CTL........................22
D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN.........................................23
1. Pengertian PKn.....................................................................23
2. Konsep dan tujuan PKn........................................................24
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN.................................25
F. KERANGKA BERPIKIR...........................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan tempat penelitian......................................................... 28
B. Subyek atau pertisipasi yang terlibat dalam peneelitian ............... 28
C. Peran dan posisi peneliti................................................................ 30
D. Metode Penelitian dan Intervensi Tindakan.................................. 29
1. Metode Penelitian.................................................................... 29
E. Tahapan Intervensi Tindakan........................................................ 31
F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ................................... 35
G. Data dan Sumber Data ................................................................. 36
H. Instrument Pengumpulan Data...................................................... 36
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .................................. 37
J. Teknik Analisis Belajar ................................................................ 40
K. Indikator Keberhasilan Tindakan ................................................. 42
L. Tindak Lanjut Atas Pengembangan Perencanaan Penelitian........ 42

vi
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN.
A. Deskripsi data dan Obyek Penelitian..................................................43
1. Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair............................................43
2. Visi dan Misi.....................................................................................43
B. Deskriptif Data Hasil Pengamatan Efek atau
Hasil Intervensi Tindakan...................................................................46
C. Pemeriksaan Keabsahan Data.............................................................51
D. Analisis Data......................................................................................51
1. Hasil Belajar Siswa.......................................................................51
2. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan........................57
3. Hasil Observasi Aktifitas siswa, aktifitas
guru dan proses pembelajaran......................................................58
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian................................................84

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan.........................................................................................87
B. Implikasi.............................................................................................88
C. Saran-saran.........................................................................................88

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR UJI REFERENSI
BIODATA PENULIS

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian......................................... 28


Table 4.1 : Data Tenaga Pendidik ................................................ 44
Tabel 4.2 : Data Karyawan .......................................................... 45
Tabel 4.3 : Data Peserta Didik ...................................................... 45
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siklus I ................................................. 52
Tabel 4.5 : Hasil Belajar Siklus II ................................................ 54
Tabel 4.6 : Rekapitulasi perbandingan hasil belajar siklus I dan
hasil belajar Siklus II ................................................... 55
Tabel 4.7 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I....................... 58
Tabel 4.8 : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I .................... 59
Tabel 4.9 : Aktifitas Pembelajaran Siklus I ................................. 62
Tabel 4.10 : Aktifitas Guru Siklus II .............................................. 64
Tabel 4.11 : Aktifitas Pembelajaran Siklus II ................................. 65

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Catatan Lapangan Siklus I ..................................... 90


Lampiran II : Catatan Lapangan Siklus II .................................... 93
Lampiran III : Reliabilitas Tes ....................................................... 96
Lampiran IV : Skor Data Dibobot ................................................. 98
Lampiran V : Daya Pembeda ........................................................ 100
Lampiran VI : Tingkat Kesukaran ................................................. 101
Lampiran VII : Pedoman Wawancara Saat Observasi .................... 102
Lampiran VIII : Hasil Wawancara Responden Siswa ...................... 103
Lampiran IX : Materi Siklus I ........................................................ 106
Lampiran X : Materi Siklus II ...................................................... 116
Lampiran XI : RPP Siklus I ........................................................... 132
Lampiran XII : RPP Siklus II .......................................................... 142
Lampiran XIII : Dokumentasi .......................................................... 161

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tidak ada yang tidak berubah didalam realita ini dan sudah menjadi
kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari
perkembangan masyarakat, karena perkembangan dan perubahan adalah cirri khas
dari peradaban manusia. Demikian halnya dengan pendidikan di Indonesia,
dikarenakan perkembangan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta masalah ilmiah baru yang timbul di sekitar kita menyebabkan
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan
dan perubahan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Disebutkan pula tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis 1.
Pemerintah telah berusaha menjawab tuntutan masyarakat dalam hal
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi dewasa ini. Salah satu diantaranya berbagai usaha pemerintah
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengadakan pembaharuan-
pembaharuan didalam system pendidikan kita.
Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan kurang efektifnya proses
pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun saranan dan
prasarana yang ada, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah
akan menyebabkan pembelajaran kurang efektif.
Permasalahan yang dialami dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi factor internal dan eksternal. Faktor internal yang

1
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Pelaksanannya 2003-2004 (Jakarta: CV. Tamia Utama 2004),.h.38-39

1
2

dialami siswa salah satunya adalah kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran
PKn, faktor inilah yang akan menjadi masalah sejauh siswa sebagai tindak belajar
yang menghasilkan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar merupakan daya serap siswa yang berupa kemampuan
kognitif atau kemampuan mengerjakan tes sampai sekarang masih menjadi
pedoman untuk menaikan siswa ke kelas yang lebih tinggi, dan menerima siswa
atau mahasiswa baru.
Didalam dunia pendidikan sering kita menemui bahwa siswa merasa
enggan mempelajari PKn, karena mereka beranggapan semua itu tidak penting
hanya sekedar cerita yang diulang dan mereka beranggapan bahwa dalam
pelajaran PKn banyak sekali hal-hal yang harus mereka hafalkan, dan tidak ada
tantangan yang menarik bagi siswa untuk membuat mereka berpikir lebih jauh
lagi ke depan, padahal sebagai warganegara yang baik mereka harus perlu
mengenal kewajiban dan hak mereka sebagai warganegara.
Karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn maka
berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, cenderung mereka menyepelekan dan menganggap mudah hal
tersebut.
Dikarenakan minat mereka yang rendah terhadap mata pelajaran PKn,
maka hasil belajar mereka tidak sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan,
selama ini standar nilai yang diberikan untuk mata pelajaran PKn adalah 6,0,
tetapi pada saat dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagian siswa
berada dibawah standar nilai yang sudah ada, sebagian besar siswa mengatakan
tidak tertarik pada mata pelajaran PKn dan membosankan karena gurunya banyak
sekali bercerita sehingga sebagian besar dari siswa hanya berfokus kepada guru
dan tidak ada tantangan yang siswa alami.
Telah kita ketahui bersama pandangan umum selama ini yang masih
dianut oleh guru sampai sekarang bahwa proses belajar mengajar adalah
pengetahuan guru yang diberikan kepada siswa. Keberhasilan mengajar diukur
sejauh mana siswa dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan
pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Jika yang diungkapkan tidak sesuai
3

dengan yang diinginkan oleh guru maka siswa tidak dianggap belajar. Dengan
asumsi ini maka guru berusaha sangat aktif dalam menyampaikan informasi
(dengan metode ceramah) dan siswa hanya mendengar dan mengingat.
Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta-fakta untuk
persediaan jawaban tes sewaktu ujian tetapi harus lebih bermakna bagi siswa.
Seperti yang diungkapkan Ausubel “bahwa kegiatan mengajar atau materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa haruslah bermakna bagi siswa,
artinya kegiatan tersebut haruslah relevan struktur kemampuan kognitif
kemampuan siswa”2. Karena dengan kegiatan yang sesuai akan dapat melakukan
aktifitas mental (berpikir) dengan optimal.
Kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap
positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan bertindak sebagai
dampak hasil belajarnya. Untuk itu cara mengajar guru harus dirubah, guru
menyediakan beragam kegiatan yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman
belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menereapkan
pemahaman dan pengetahuannya, dimana model CTL (Contextual Teaching
Learning) sangat sesuai dipakai guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran PKn.
Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan “konsep belajar
yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat”.
Dengan model ini diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
belajar dan mengalami, mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

2
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Penerbit Rineka Cipta, April
2010),.h.16
4

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan melakukan penelitian


dengan judul “PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning)
DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN”.

B. IDENTIFIKASI AREA DAN FOKUS


Berdasarkan hasil analisa pada latar belakang bahwa selama ini
pembelajaran yag dilakukan masih bersifat konvensional, maka masalah diatas
dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah yang akan digunakan
sebagai focus perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
1. Pengetahuan siswa relative rendah, karena kurangnya informasi yang mereka
terima dari guru atau media lain.
2. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dikarenakan para
guru jarang sekali membaca buku tentang model-model pembelajaran,
sementara kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn masih
harus dilakukan dalam proses mengajar sehingga dapat menarik minat siswa.
3. Kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran PKn, karena sebagian besar
guru menyampaikan materi PKn lebih banyak bercerita atau menggunakan
cara-cara yang masih tradisional dan tidak membuat siswa menjadi aktif,
akhirnya timbul rasa bosan pada diri siswa.

C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari pembiasan dalam memahami rencana penelitian ini,
maka saya mebatasi masalah pada Model Pembelajran CTL (Contextual Teaching
Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair.
5

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa kelas V di MIS
Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan dibandingkan dengan model
konvensional yang selama ini dipakai dalam pembelajaran?
2. Bagaimana minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS Irsyadul Khair, apakah
dapat merubah pandangan siswa yang selama ini dalam proses belajar
mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara guru kurang menarik
dalam penyampaian materi?
3. Bagaimnana hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn dengan
menggunan model CTL (Contextual Teaching Learning), apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar masih kurang dari
KKM?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini
dan berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan
menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa
kelas V di MIS Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan
dibandingkan dengan model konvensional yang selama ini dipakai dalam
pembelajaran?
b. Untuk mengetahui minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan
menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS
Irsyadul Khair, apakah dapat merubah pandangan siswa yang selama ini
6

dalam proses belajar mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara
guru kurang menarik dalam penyampaian materi?
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran PKn dengan menggunan model CTL (Contextual Teaching
Learning), apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian
besar masih kurang dari KKM?

2. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut penulis kemukakan manfaat
dari penelitian ini:
a. Scara teoritis
1) Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian
bahwa model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan salah
satu hal penting dalam meningkatkan hasil belajar dan minat siswa
dalam mata pelajaran PKn.
2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan model
CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap peningkatan minat dan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding, pertimbangan
dan pengembangan bagi peneltian dimasa yang akan dating dibidang
dan permasalahan yang sejenis atau berkaitan.
b. Tujuan Praktis
Bagi siswa
1) Meningkatkan minat siswadalam memahami materi pelajaran PKn.
2) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap perolehan ilmu.
3) Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa.
5) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang
ada.
7

Bagi Guru
1) Hasil pembelajaran sebagai umpan balik umuk meningkatkan
efektifitas dan efesiensi pembelajaran
2) Mendorong profesional guru.
3) Memperbaiki kinerja guru
4) Menumbuhkan wawasan berpikir ilmiah.
5) Meningkatkan kualitas
pembelajaran. Bagi Peneliti
1) Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar dibangku
perkuliahan.
2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak, agar tetap memperhatikan model
mengajar yang tepat.
Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran disekolah,
khususnya pada mata pelajaran PKn, sekolah dapat meningkatkan fasilitas
pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
8

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Pendidikan memerlukan kaidah-kaidah teori psikologi dan belajar yang
shahih dan lengkap yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar
mengajar. Untuk itu ia dihadapkan kepada pilihan beberapa teori belajar.
Menurut Thorndike (salah satu pendiri aliran tingkah laku) :belajar adalah
interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan
dan respon yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya
menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang
konkret (dapat diamati) atau yang non konkret (sesuatu yang tidak dapat
diamati)”3.
Menurut pandangan Skiner “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka
responnya menurun”4. Ada tida syarat terjadinya interaksi antara oerganisme dan
lingkungannya. Ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat respon terjadi, (2) respon
itu sendiri, (3) konsekuensi penguatan respon 5.
Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada
dasarnya terletak pada perubahan tingkah laku, seperti pengertian belajar yang di
kemukakan oleh M.Surui sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam
penguasaan pola-pola respon terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan-

3
Irawan P, Teori Belajar, (Jakarta: Pekerti-AA), h.3
4
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Penerbit Rineka Cipta, April
2010),cet.4,h.9
5
Asep Herry Hermawan dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:UPI
Press,September,2007),h.28

8
9

keterampilan sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresiasi dan


sebagainya”6.
Dari pengertian diatas secara komprehensif ada beberapa prinsip belajar
sebagai ciri dari perbuatan belajar yaitu:
a) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
b) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.
c) Belajar merupakan suatu proses.
d) Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai.
e) Belajar merupakan bentuk pengalaman.
Menurut Gage and Berliner belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang muncul karena pengalaman, sedangkan Holgard menegaskan bahwa
“belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative permanen
yang terjadi karena pengalaman”7.

a. Unsur-Unsur Belajar
Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsure utama dalam proses belajar,
yaitu:
1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan.
2) Kesiapan untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau
individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis. Kesiapan
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
3) Situasi kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.
4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi
belajar, makna dari hubunga tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.

6
Amin Budiman dan Hj. Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Dirjen Pendidikan
Departemen agama RI,2009), cet.I, h. 105
7
Ibid
1

5) Respons berpegang kepada hasil dari interprestasi apakah individu mungkin


atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan
respons.
6) Konsekuensi setiap usaha akan membawa hasil, akibat konsekuensi entah itu
keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar
siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan selain keberhasilan, kemungkinan lain yang
diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan 8.

b. Belajar, Refleksi dan Instink


1). Belajar
Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi
tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar.
2). Refleksi
Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh individu karena refleksi untuk
menghindarkan diri dari bahaya atau gangguan-gangguan tertentu, individu
melakukan gerakan-gerakan reflek, seperti: mengedipkan mata, menarik
tangan dari sengatan api, meloncat jika akan jatuh, dan lain-lain. Gerakan ini
merupakan kecakapan yang dimiliki individu tanpa dipelajari. Suatu
pertahanan diri yang sifatnya otomatis.
3). Instink
Instink merupakan suatu kecakapan atau perilaku yang diperoleh tanpa
dipelajari tetapi muncul karena perkembangan. Misalnya kecakapan mngisap
air susu pada bayi, menyayangi anak pada orangtua, menyayangi jenis
kelamin lain pada remaja, dan lain-lain.

c. Belajar coba-coba kebiasaan dan pemecahan masalah


Salah satu bentuk usaha belajar yang sederhana dan tanpa pemikiran adalah
belajar melalui mencoba

8
Ibid.h.157
1

d. Tipe- tipe Belajar


Dalam buku The Condition 0f Learning (1970) Gagne mengemukakan 8 tipe
belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai
dengan yang paling kompleks yaitu:
1) Belajar tanda-tanda atau signal learning.
Belajar tanda merupakan tahap belajar yang paling sederhana, setahap
lebih tinggi dari perbuatan refleks. Individu belajar mengenal dan member
respon kepada tanda-tanda seperti: melirik kepada orang lewat,
memalingkan muka dari cahaya yang dating, memusatkan perhatian
kepada suara yang dating, memusatkan perhatian kepada bau makanan dan
sebagainya.
2) Belajar perangsang jawaban atau stimulus respon learning.
Setahap lebih tinggi dari belajar tanda-tanda. Belajar ini merupakan upaya
untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban.
3) Rantai perbuatan atau chaining.
Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu
kesatuan, mandi merupakan suatu rantai kegiatan dari mulai membuka
baju sampai mengeringkan dengan handuk dan berpakaian kembali.
4) Hubungan verbal atau verbal association.
Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan itu berbentuk perilaku maka dalam
hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa. Yang paling sederhana
dari hubungan verbal ini adalah hubungan antara benda dengan namanya,
hubungan antara subjek dengan sifatnya. Yang lebih tinggi adalah
hubungan antara konsep dengan konsep, konsep dengan perilaku atau nilai
dan sebagainya.
5) Belajar membedakan atau discrimination learning.
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda
dengan yang lainnya. Atas dasar persamaan dan perbedaan itu individu
bias mengadakan pengelompokan. Membedakan disini bukan hanya
obyek-obyek konkrit tetapi juga hal-hal yang bersifat abstrak.
1

6) Belajar konsep atau concept learning.


Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan konsep, seperti
konsep: warna merah atau putih, sifat jujur atau culas, kondisi seperti
aman, bahagia dan sebagainya.
7) Belajar aturan-aturan atau rule learning.
Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di
rumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintaan bahkan ilmu
pengetahuan.
8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning.
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah
yang harus dipecahkannya, baik masalah yang bersifat praktis dalam
kehidupan maupun teoritis dalam suatu bidang ilmu.
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Didalam proses belajar ada factor-faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk mencapai suatu keberhasilan yang diharapkan, diantaranya adalah:
a. Faktor-faktor dalam individu.
Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau sipelajar yang mempengaruhi
usaha dan keberhasilan belajarnya, Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek
jasmaniah maupun rohaniah dari individu.
b. Faktor-faktor lingkungan.
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri
siswa, baik factor fisik maupun social. Psikologis yang berada pada
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
2) Prinsip-Prinsip Belajar.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada juga beberapa
prinsip dalam belajar sebagai penunjang daripada keberhasilan belajar, antara lain:
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan.
b. Belajar berlangsung seumur hidup.
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan: faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.
d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
1

e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.


f. Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru.
g. Belajar berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan sangat
kompleks.
3) Beberapa Teori Belajar
a. Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki kekuatan, kemampuan atau
potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan
potensi-potensi tersebut.
b. Teori behaviorisme.
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku
atau tingkah laku yang dapat diamati.
c. Teori cognitive-Gesalt-Field
Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt-field. Rumusan ini bersifat molar atau
bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori ini bahwa yang utama pada
kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Teori ini
menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respons.
4) Ciri Khas Perilaku Belajar
Menurut psikologi pendidikan oleh Surya disebut juga “ prinsip-prinsip
belajar”9. Diantara cirri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang terpenting adalah:
a. Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau
praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain
bukan kebetulan.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.

9
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010),
Cet.15,.h.144
1

c. Perubahan Efektif dan Fungsional


Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil
guna.

2. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali,
dipahami dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami
proses belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak
penggiring 10.
Menurut Syaiful, hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, sebagai hasil
dari kegiatan belajar 11.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil aktifitas dari mengajar.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.


Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi
kedalam factor internal dan eksternal:
a. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri
seperti: kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan lain sebagainya. Faktor ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Faktor Jasmani (fisiologi), yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani
anak, misalnya keshatan, cacat tubuh.
2) Faktor Psikologi (Rohani).

10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktoret jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009),.Cet I,h.11
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2008),h.160
1

b. Faktor Eksternal
Eksternal dapat dipahami sebagai unsure-unsur yang terdapat disekitar
subyek yang seperti dikategorikan pada masalah ini. Dapat dikelompokan menjadi
tiga faktor yaitu: faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat.

4. Kegunaan dan Fungsi Hasil Belajar


Secara teoritis hasil belajar dalam lembaga pendidikan mempunyai arti
yang sangat strategis jika ditinjau dari kegunaannya, antara lain seperti yang
tertera di bawah ini:
a. Sebagai bahan laporan tentang kemajuan siswa yang bersangkutan kepada
orangtuanya tentang kemampuan anaknya, disamping sebagai keterangan
didik siswa selama mengikuti pendidikan pada suatu lembaga tertentu.
b. Sebagai bahan masukan bagi bimbingan dan penyuluhan.
c. Hasil belajar siswa dapat meramalkan dan memproyeksikan perkembangan
dan kemajuan siswa secara individual maupun kelompok.
d. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan tentang
metode dan bahan yang diberikan guru dalam pelaksanaan supervise.
e. Sebagai keperluan penelitian, terutama mengenai penyelenggaraan
pembelajaran yang meliputi penelitian tentang model yang digunakan pada
waktu mengajar, kurikulum yang berlaku dan efisiensi lulusannya.
f. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan status
siswa dalam berbagai mata pelajaran.
g. Sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran
dan kinerja yang diharapkan.
Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk
perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru, pemanfaatan hasil
belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus
didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orangtua siswa.Dukungan ini akan
diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan
akurat. Untuk itu laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau
sekolah, untuk siswa dan orangtua siswa.
1

5. Metode Pengukuran Hasil Belajar


Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari system yang digunakan
untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi
ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, inventory dan pengamatan yang
sistematik.
Hasil belajar siswa harus digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan
teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar siswa dapat melalui ujian,kusioner,
wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan
psikomotorik diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui
angket, inventory, dan pengamatan”.
Hasil belajar siswa memiliki tingkat keberhasilan yang beragam sesuai
dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa diperlukan upaya untuk mengukurnya. Tingkat hasil
belajar siswa diantaranya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran melalui
evaluasi atau ulangan. Untuk mengukur evaluasi tingkat belajar siswa melalui tes
prestasi belajar, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan
semester.
Ulangan harian digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap
siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
Ulangan tengah semester, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran
tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, biasanya pada pertengahan
semester. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Ulangan semester, tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya
adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam
waktu tertentu.
1

Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan
tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan hasil belajar
tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syaiful Djamarah
menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara
garis besar ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, instrumental, fisiologi,
psikologis”12.

B. MINAT BELAJAR
1. Pengertian Minat belajar
Yang dimaksud dengan minat (interest) menurut psikologi adalah “suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus. Minat ini terkait dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu
dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu”13.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah “kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan”14.
Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa minat belajar adalah minat
yang dapat menunjang belajar, yaitu minat kepada mata pelajaran atau bahan
pelajaran, dan juga kepada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Apabila
siswa tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran atau bahan pelajaran dan juga
gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar atau mempelajari mata pelajaran
tersebut. Oleh karena itu apabila siswa tidak memiliki minat kepada mata
pelajaran dan gurunya maka kewajiban seorang guru untuk membangkitkan atau
menumbuhkan sikap positif (menerima) kepada pelajaran tersebut dan kepada
gurunya, agar siswa belajar memperhatikan mata pelajaran yang diberikan guru.
Peranan minat dalam belajar lebih besar daripada sikap dalam belajar,
minat akan berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang
mendorong siswa unuk belajar. Siswa yang memiliki minat (sikap senang)

12
Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008).h.177
13
H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Islam,(Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya),h.84
14
Tim Penyusun kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai
pustaka,2005),h.774.
1

terhadap pelajaran, akan terus terdorong untuk tekun dan rajin dalam belajar,
berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima terhadap pelajaran, mereka
hanya tergerak untuk belajar dengan keterpaksaan tetapi sulit untuk terus tekun
karena tidak ada dorongan.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Z.F kawareh “bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar antara lain: penguasaan pelajaran, konsern anak sendiri, situasi dan kondisi
belajar kurang menyenangkan”15.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar juga dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
diri siswa. Dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:
a. Faktor- faktor internal seperti:
1) Faktor biologi
2) Faktor kesehatan jasmani dan rohani
3) Cacat tubuh
4) Faktor psikologis seperti: perhatian, kesiapan, bakat.
b. Faktor-faktor eksternal seperti:
1) Faktor keluarga
2) Suasana rumah
3) Keadaan ekonomi keluarga

C. MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching Learning)


1. Pengertian Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran selama ini diselenggarakan di sekolah-sekolah banyak
didominasi oleh pandangan yang menganggap pengetahuan itu sebagai perangkat
fakta-fakta yang harus dihafal. Guru sebagai sumber utama bahkan bisa dikatakan
satu-satunya sumber, sehingga ceramah sebagai strategi utama dalam
pembelajaran. Padahal pengetahuan bukan seperangkat fakta yang harus dihafal
tetapi suatu yang harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa.

15
Z.F Kawareh, Pengembangan Minat Belajar, (Jakarta: Bina karya,1995),h.2
1

Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang dapat


memberdayakan pembelajar, tidak memaksanya menghafal fakta-fakta, dan dapat
mendorongnya untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, serta
memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya. Model yang tepat untuk pembelajaran PKn adalah CTL (Contextual
Teaching Learning)., model ini menggabungkan semua best practice, prakte-
praktek terbaik dari model yang ada. Disamping itu banyak pendekatan yang
dilibatkan untuk merumuskan prinsip-prinsipnya. Dengan kata lain CTL
(Contextual Teaching Learning) adalal sinergi berbagai pendekatan dan disiplin
ilmu.
CTL (Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual
karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi sehahri-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu
siswa dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan
bukan suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima, akan tetap sesuatu
yang harus dikonstruksi oleh siswa.

2. Komponen-komponen CTL (Contextual Teaching Learning)


Ada tujuh komponen yang menandai pelaksanaan dalam proses pembelajaran
model CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu:
a. Konstruktivisme, konsep ini menuntun siwa untuk menyusun dan membangun
makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu.
Pembelajaran dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan.
b. Tanya Jawab (Quetioning), dalam konsep ini kegiatan Tanya jawab yang
dilakukan dengan baik oleh guru maupun siswa. Pertanyaan guru digunakan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan
mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertamyaan siswa merupakan
2

wujud keingintahuan. Dalam konsep ini proses perpindahan berlangsung dari


pengamatan menjadi pemahaman.
c. Inquiry, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan atau konsep
yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis,
kemudian membangun teori atau konsep.
d. Komunitas Belajar (Learning Community), yaitu kelompok belajar atau
komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi
pengalaman dan gagasan. Siswa dapat bertukar penglaman dengan yang
lainnya dan dapat berbagi ide dengan yang lain tentang apa yang sedang
dialami atau dilakukan.
e. Pemodelan (modeling), dalam konsep ini kegiatan mendemonstrasikan suatu
kerja agar siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai
dengan model yang diberikan.
f. Refleksi (reflection), yaitu melihat kembali atau merespon kejadian, kegiatan
dan penglaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah
diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan
penyempurnaan.
g. Penilaian Otentik (authentic assessment), adalah prosedur penilaian yang
menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan sikap) siswa secara
nyata. Pembelajaran seharusnya mampu membantu siswa agar mampu
mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi diakhir periode.
Kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan
berbagai cara menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa 16.

3. Proses Belajar Menurut Model CTL (Contextual Teaching Learning)


a) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi
pengetahuan dipikiran mereka sendiri.
b) Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiripola-pola bermakna
dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.

16
Moh. Murtadho Amin dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: Amanah
Pustaka,2009),h.8-9
2

c) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu


terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang
suatu persoalan.
d) Pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi
yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
e) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi
baru.
f) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
g) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu
dapat berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan
dan keterampilan seseorang 17.

4. Perbedaan Model CTL (Contextual Teaching Learning) dengan


konvensional
Model CTL (Contextual Teaching Learning):
a) Menyandarkan pada memori spasial.
b) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
c) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang
disimulasikan.
d) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.
e) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
f) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.
g) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali,
berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan
masalah (melalui kerja kelompok).
h) Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.
i) Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
j) Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri.

17
M. Hanafi, M.Ag, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Dirjen Pendidikan Islam
Republik Indonesia,2009),h.52
2

k) Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan
merugikan
l) Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.
m) Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks dan setting.
n) Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Model Konvensional:

a) Menyandarkan pada hafalan.


b) Pemilihan informasi ditentukan oleh guru.
c) Siswa secara pasif menerima informasi.
d) Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.
e) Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.
f) Cenderung berfokus pada satu bidang.
g) Waktu belajar siswa sebagaian besar dipergunakan untuk mengerjakan
buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan
melalui kerja individual.
h) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.
i) Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
j) Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapot.
k) Siswa tidak melakukan hal-hal yang buruk karena takut akan hukuman.
l) Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.
m) Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
n) Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes / ujian
/ulangan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran Model CTL (Contextual Teaching


Learning)
Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual
Teaching Learning) adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
b) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic.
c) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
2

d) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).


e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f) Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN


1. Pengertian PKn
PKn adalah pembelajaran atau ilmu pengetahuan yang membina agar siswa
(peserta didik) untuk menjadi warga Negara yang baik, agar siswa menyadari
potensi dan harga dirinya sebagai warga negara, paham dan terampil, berlaku
sebagai warganegara mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan antar manusia
dan antar lembaga kenegaraan. PKn adalah media pembelajaran yang akan meng-
Indonesiakan siswa swcara sadar, cerdas dan penuh tanggungjawab. Oleh karena
itu program pembelajaran PKn memuat konsep-konsep umum yang dipilih dari
ketatanegaraan, politik dan hokum dari negara yang bersangkutan, serta dari teori-
teori umum yang cocok dengan target tersebut. Karakter disiplin ilmu politik
dominan baik dalam pengorganisasian bahan materi (programnya) maupun dalam
pembelajarannya 18.
Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekaranng telah mengalami
perjalanan yang panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang
dikenal dengan mata pelajaran Civic di Sekolah Dasar dan merupakan embrio dari
Civic Education sebagai “The body of Knowledge”. Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai instrumen pengetahuan diarahkan untuk membangun masyarakat
demokrasi beradab. Secara normatif Pendidikan Kewarganegaraan memperoleh
dasar hukum yang diatur dalam pasal 3 Undang-Undang Dasar No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Undang-Undang no.20 tahun 1989 tentang system Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program
pendidikan yang berfungsi dalam memberikan bekal kepada peserta didik

18
Drs. H. Sapriya, M.Ed,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran IPS,
(Bandung:UPI Press,2006),h.9
2

mengenai pengetahuan, tentang hubungan antar Negara dan Warga Negara serta
pengetahuan tentang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Menurut
Zamroni “Pendidikaan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang palin menjamin hak-
hak warganegara”19.

2. Konsep dan Tujuan PKn


Konsep Kewarganegaraan (citizenship) berdasarkan Depdiknas “merupakan
materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945”20.
Berdasarkan UUD nomor 20 tahun 2003 penjelasan pasal 37 ayat (1),
ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pembentukan diri yang
beragam, baik dari segi bahasa, usia, agama, suku bangsa dan sosio-kultural untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Landasan
PK nada dua yaitu landasan Yuridis dan landasan ilmiah. Landasan Yuridis
meliputi: UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan
landasan landasan ilmiahnya adalah bahwa setiap bangsa dan negara bertujuan
meningkatkan taraf hidup warga negaranya, serta mampu mngantisipasi

19
A. Ubaedillah dan Abd.Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, (Jakarta: Tim Indonesian Center of Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah,2007),
Edisi revisi,h.11-12.
20
Ine Kusuma Arya dan Markum Sustim, PKn Berbasis Nilai, (Bogor: Ghalia
Indonesia,2010),h.39
2

perkembangan dan perubahan masa depannya berdasarkan nilai-nilai keagamaan,


nilai-nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa 21.
Tujuan umum PKn adalah membentuk peserta didik yang menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai
manusia intelektual.
Tujuan khusus PKn adalah mengantarkan peserta didik memiliki wawasan
kesadaran berwarga negara untuk bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap
dan pola perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.

E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


1. Penelitian dengan judul” Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap
Hasil Belajar Matematika” oleh Ria Oktavianita, Pendidikan Matematika, UIN
Jakarta tahun 2008, menyatakan bahwa berdasarkan data yang telah penulis
analisis ternyata penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VII, SMP PGRI 2 Ciputau dan hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safriadi, jurusan pendidikan IPS, UIN
Jakarta tahun 2008 dengan judul “Hubungan Penerapan Pendekatan
Kontekstual (CTL) Dengan Kualitas Pembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan kontekstual
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan
kualitaspembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta.

F. KERANGKA BERPIKIR
Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk
demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktifitas belajar, sedangkan
CTL (Contextual Teaching Learning) adalah “konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan materi dengan kehidupan nyata yang dialami
peserta didik sehari-hari”. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

21
Drs.H. Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS,(Bandung:
UPI PRESS,2006),h.19
2

salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi
sosio-kultural, bahasa, usia, agama, untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkarakter sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleg Depdiknas, mengemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Indonesia sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan, proses usaha aktif
seseorang untuk memperoleh, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang
lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai
tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana
yang diharapkan. Terutama pada mata pelajaran PKn, hal ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil
belajar.
Hal tersebut didasari oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari
luar, dan cara menghadapi itu ada kecenderungan tidak semua siswa dapat
memecahkan masalhnya sendiri, ia tidak tahu masalah yang sedang dihadapi,
adapula siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar, padahal masalah
yang dihadapinya cukup berat.
Gambar 2.1

Faktor Pembelajaran PKn


Penyebab Hasil
Belajar PTK
Hasil Belajar Rendah
Rendah:

- Minat Pelaksanaan Pembelajaran


belajar
siswa
Hasil Belajar Meningkat
rendah
- Guru
menggunaka
n model
konvensiona
l dalam
2

Berdasarkan judul penelitian “Peranan Model CTL (Contextual Teaching


Learning) Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada
Mata Pelajaran PKN” maka pengajuan hipotesis yang digunakan adalah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) yang dimulai dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), format observasi, tahap evaluasi setiap siklus dan lembar
questioner tanggapan siswa.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, selama ini hasil belajar dalam mata
pelajaran PKn selalu rendah dan dibawah KKM, dikarenakan minat siswa
terhadap mata pelajaran PKn yang rendah. Guru dalam mengajar pelajaran PKn
pun kurang menguasai model-model pembelajaran karena sering menggunakan
model konvensional atau tradisional yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dari
permasalahan diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap
pembelajaran PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning), dan hasil belajar siswapun dalam mata pelajaran PKn meningkat.
2

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini adalah Penilain Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
pada bulan Februari-Maret semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di MIS
Irsyadul Khair. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap seluruh siswa
kelas V sebanyak 30 siswa.

B. SUBYEK ATAU PARTISIPASI YANG TERLIBAT DALAM


PENELITIAN
Subyek atau partisipan yang terlibat dalam penelitian kelas ini adalah
seluruh siswa kelas V MIS Irsyadul Khair yang berjumlah 30 orang, terdiri atas 12
siswa 18 siswi. Observer yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata
pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair Jakarta Selatan.

C. PERAN DAN POSISI PENELITI DALAM PENELITIAN


Peran dan posisi peneliti adalah sebagai observer dan juga sekaligus guru
kelas yang berkolaborasi dengan satu guru PKn sebagai sumber untuk
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)
pada mata pelajaran PKn.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian Nov jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan proposal √
Persiapan dan perencanaan √
Observasi √ √
Kegiatan Penelitian √ √
Analisis data √
Laporan penelitian √

28
2

D. METODE PENELITIAN DAN DESAIN INTERVENSI TINDAKAN


1) Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research. Penelitian Tindakan
Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri 22.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Model
penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, model ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya
saja komponen Acting (tindakan) dan observing merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati obyek
dengan aturan kegiatan tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang
bermanfaat untuk peneliti. Sedangkan tindakan merupakan suatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dan kelas merupakan tempat yang
didalmnya terdapat kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per silkus. Masing-masing
masuk dalam satu siklus yang merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Bentuk sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada masalah
yang perlu dipecahkan. Desain penelitian yang digunakan menunjuk pada model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto, digambarkan dibawah ini:

22
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2010),h.13
3

Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaa
Pengamatan

Perencanaaan

Refleksi Pelaksanaa
SIKLUS II
Sumber: Kemmis dan Mc Taggart
Pengamatan

1) Perencanaan (planning)
Didalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
perencanaan umum dimaksudkan untuk rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sementara itu, perencanaan
khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh
karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang
(replanning).
Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.
3

2) Pelaksanaan (acting)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan itu
yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap
ini pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Jika
perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang
cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan
perencanaan itu 23.

3) Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) atau monitoring dapat dilakukan sendiri olah
peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat
monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di
kelas penelitian.

4) Refleksi (reflecting)
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan reflecting adalah upaya evaluasi
yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara
kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas
penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditemukan sesudah adanya
implementasi tindakan dan hasil observasi.

E. TAHAPAN INTERVENSI TINDAKAN


Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(pra penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya
hingga mencapai indicator keberhasilan.
Adapaun dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:

23
Maifalinda Fatra dan Abd Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN
Jakarta,2010),h.31
3

1. Pra Penelitian
a) Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan tindakan pengamatan awal
terhadap proses pembelajaran PKn pada kelas V MIS Irsyadul Khair. Kegiatan
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran dan aktifitas pada mata pelajaran PKn.
b) Wawancara dengan guru dan siswa
Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa sekolah untuk
menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn
sebelum penelitian tindakan ini dilakukan.
c) Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) ini dilakukan untuk menganalisis data wawancara dan hasil belajar
siswa kelas V yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan penelitian
pendahuluan (pra penelitian). Setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara
yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat
diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya.

2. Kegiatan Siklus I
a. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu, RPP yang dibuat yaitu RPP berbasis
model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi yang tercantum
dalam RPP siklus I adalah Kebebasan Berorganisasi.
2) Membuat hand out
Membuat hand out untuk media belajar siswa untuk menunjang kelancaran
proses pembelajaran. Maka peneliti membuat hand out yang berhubungan
dengan materi pokok yang akan dipelajari pada siklus I, yaitu kertas yang
3

telah digunting dituliskan pasangan jawaban dari masing-masing kertas


tersebut.
3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi)
Instrumen yang dibuat pada penelitian adalah instrument tes hasil belajar
yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Selain instrument tes,
peneliti menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati
aktifitas guru dan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
siklus I.
4) Melakukan Uji coba instrument
Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas
V. Jumlah soal yang diuji cobakan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan
ganda. Dilakukan dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal
pilihan ganda dan pertemuan kedua 10 soal pilihan ganda.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (acting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan scenario dan
rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahap ini
peneliti sebagai pelaksana tindakan menyampaikan materi dengan
penerapan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning).
Pada saat peneliti melaksanakan tindakan, pengamatan dilakukan oleh
observer yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Tahapan Observasi (observing)
1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas
siswa.
2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn setelah diberikan tes awal (pre test)
dan tes akhir (post test)
d. Tahapan refleksi (reflecting)
Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus I dilakukan untuk
menganalisis data hasil post test siklus I dan lembar observasi. Selain itu
peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangan pada
proses belajar siklus I. Kemudian membandingkannya dengan indicator
3

ketercapaian, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Setelah itu peneliti dan
kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses
pembelajaran siklus II.

3. Kegiatan Penelitian (siklus II)


a. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Membuat rencana penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. RPP yang dibuat yaitu berbasis
model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi pokok tercantum
dalam RPP siklus II adalah menghargai keputusan bersama.
2) Membuat hand out untuk media belajar siswa
Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran, maka peneliti
membuat hand out yang berhubungan dengan materi pokok yang akan
dipelajari pada siklus II, yaitu lembaran kertas yang berisi tugas untuk
masing-masing kelompok yang akan dibagikan ke siswa kelas V.
3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi)
Instrumen yang dibuat pada penilitian ini adalah instrument tes hasil
belajar yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Yang dilakukan
dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal dan pertemuan
kedua 10 soal. Selain instrument tes, peneliti menyiapkan lembar
observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus II.
4) Melakukan uji coba instrument
Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas
V. Jumlah soal yang diujikan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan ganda.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan ini peneliti mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan
pada saat pelaksanaan siklus II. Hal-hal tersebut adalah materi apa saja yang
akan dibahas, hasil refleksi siklus II, bagaimana cara melaksanakannya dan
juga aktifitas-aktifitas apa saja yang harus diperbaiki pada siklus II ini, dan
3

hasil belajar siswa lebih meningkat dari siklus I dan kegiatan belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn menjadi lebih besar.
c. Tahap Observasi (oservasing)
1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas
siswa.
2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn sisswa setelah diberikan tes awal
(pre test) dan tes akhir (post test) pada siklus II.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
d. Tahap refleksi (reflecting)
Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus II dilakukan untuk
menganalisis data hasil post test siklus II dan lembar observasi. Selain itu
peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangn pada
proses pembelajaran siklus II. Kemudian membandingkannya dengan
indikator ketercapaian , maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya. Namun jika
indikator sudah tercapai maka penelitian akan dihentikan.

F. HASIL INTERVENSI TINDAKAN


Hasil intervensi tindakan dari penelitian ini adalah:
1) Minat belajar siswa
Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) ini
diharapkan siswa dapat lebih materi yang disampaikan oleh guru, sehingga
tumbuh minat siswa karena belajar PKn tidak membuat mereka menjadi
bosan dan jenuh.
2) Hasil Belajar Siswa
Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)
peneliti berharap siswa dapat lebih termotivasi dan hasil belajarpun akan
lebih meningkat. Serta meningkatnya hasil belajar yang dicapai setelah
pelaksanaan pembelajaran sebagai nilai batas tuntas minimal atau criteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60.
3

G. DATA DAN SUMBER DATA


1) Data kualitatif: Hasil Observasi proses pembelajaran, hasil wawancara
terhadap guru dan siswa dan dokumentasi (berupa foto kegiatan
pembelajaran)
2) Data kuantitatif: Nilai hasil Pre test dan post test. Sumber data diperoleh
dari guru kelas, siswa dan peneliti.

H. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan
non tes:
1. Tes ( pre test dan post test)
Dalam pengumpulan data bukan hanya ada dalam prosedur penelitian, tapi
juga ada dalam prosedur evaluasi. Untuk mengumpulkan data evaluasi tentu orang
memerlukan suatu alat, antara lain tes.
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar
dan salah. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Tes juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,
atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan
mengukur tingkat kemaampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari
orang yang dikenai tes 24.
Pada hakikatnya tes adalah serangkaian tugas yang harus dilakukan atau
soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek
perilaku tertentu 25.
Tes tertulis ini berupa pre test dan post test yaitu tes yang diberikan
sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan
post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran,

24
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: PT. Wacana
Prima,2008),cet.kedua,h.11
25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009),cet pertama,h.4
3

tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa
26
terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran .
Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal-soal post test.
Tes yang digunakan adalah tes obyektif berupa soal pilihan ganda sebayak
25 soal pada tiap siklusnya dan dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Bentuk
penilaian pilihan ganda adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa
menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.
2. Non Tes
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai assessment kinerja yang digunakan
untuk menilai aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran
berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi dan
refleksi.
c. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun observer setelah
pembelajaran.

I. TEKNIK PEMERIKSAAN KETERPECAYAAN STUDI


Alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian harus tepat, artinya alat
ukur yang digunakan harus sesuai dengan fungsi dan sasaran pengukuran. Uji
validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda menggunakan
ANATEST.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih ,yakni
sejauh mana kecpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

26
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:
PT.Remaja Rosdakarya,2006),h.36
3

27
mendapatkan data (mengukur) itu valid . Validitas yang digunakan adalah
validitas item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item
tersebut. Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar
“dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak
terpisahkan dari tes), maka tes tersebut akan semakin menunjukan
“kemampuan”. Sebaliknya, semakin kecil “dukungan” yang diberikan oleh
masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas maka tes
menjadi semakin “kurang mantap” 28.

Rumus rpbi = Mp – Mt p
SDt q

Rpbi : Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi


antara variable I dengan variable II, yang didalamnya hal ini dianggap
Sebagai koefisien validitas item.
Mp : Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir
item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt : Skor rata-rata dari skor total
SDt : Deviasi standar dari skor
total
P : Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
Q : Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya .
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Jadi
suatu tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D
(Bandung:Alfabeta,2010),h.173
28
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2008),h.182.
3

produktif. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif) “suatu data dikatakan


reliable dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data
yang sama, atau peneliti sama dalam berbeda menghasilkan data yang sama,
atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak
berbeda”29.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji
instrument dengan menggunakan rumus Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu:

Rumus r11 = S² - ∑ pq S²
n
n–t
Keterangan
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 30.
Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabiltas tes pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut:
a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabillitas yang tinggi (reliable).
b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (un-reliable) 31.

29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2010),h.268
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi
Aksara,2002),Ed.Rev,cet.3,h,209
31
Ibid,h.209
4

3. Tingkat Kesukaran
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item
soal, mudah, sedang dan sukar. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan adalah: 32

P= B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran item
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran:


0,00 – 0,30 = soal kategori susah
0,30 – 0 70 = soal termasuk kategori
sedang 0,70 – 1,00 = soal termasuk kategori
mudah

J. TEKNIK ANALISIS BELAJAR


1. Tes Hasil Belajar
a. N – Gain
Analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.
Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai
sumber, baik berupa data kuntitatif maupun kulitatif. Dalam penelitian
tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kulitatif dan
kuantitatif.
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada
penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.

32
Ibid,h.208
4

N – Gain = Skor post test – Skor pre test


Skor maksimal – skor pre test

Dengan kategori problem


G tinggi = nilai (g) > 0,70
G sedang = nilai 0,70 > (g) > 0,30
G rendah = nilai (g) < 0,30
b. Statistik Deskriptif
Mendeskripsikan data dan menghitung nilai rata-rata, nilai tertinggi,
nilai terendah, dan presentase ketuntasan. Untuk menghitung rata-rata
menggunakan rumus berikut:
X = ∑x
n

Keterangan:
∑x = jumlah seluruh skor x dalam sekumpulan data
x = nilai rata-rata
n = jumlah seluruh data

2. Lembar Observasi
a. Lembar Aktifitas Siswa
Penilaian hasil belajar observasi aktivitas siswa menggunakan rentang
nilai dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 15
aspek yang harus diamati, maka skor maksimum adalah 75 dan skor
minimumnya adalah 15. Dalam penelitian hasil observasi aktifitas siswa
dibagi empat kategori berdasarkan presentase perolehan. Kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
Kurang : 0 – 54%
Cukup : 55 – 64%
Baik : 65 – 84%
Sangat Baik : 85 – 100%
4

b. Lembar Aktifitas Guru


Penilaian hasil observasi guru menggunakan rentang nilai dari 5
sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 16 aspek yang
harus diamati, maka skor maksimum adalah 80 dan skor minimumnya adalah
16. Dalam penilaian hasil observasi aktifitas huru dibagi empat kategori
berdasarkan presentase perolehan adalah sebagai berikut:
Kurang : 0 – 54%
Cukup : 55 – 64%
Baik : 65 – 84%
Sangat Baik : 85 – 100%

K. INDIKATOR KEBERHASILAN TINDAKAN


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan keberhasilan dengan melihat
indikator sebagai berikut:
1. Tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
2. Ketuntasan belajar kelas mencapai 100%.

L. TINDAK LANJUT ATAS PENGEMBANGAN PERENCANAAN


PENELITIAN
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam
siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi serta analisis dan refleksi. Setelah ,melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai criteria keberhasilan yang
ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan
pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya.
Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I dan siklus II, jika hasil
yang diharapakan kurang dari criteria yang ditetapkan, maka penelitian ini
ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan pada siklus III.
4

BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS, DATA INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA OBJEK PENELITIAN


1. Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair
Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini didirikan oleh Pemda DKI Jakarta,
dan menerima murid pertama kali pada tahun 1987, MIS Irsyadul Khair adalah
sekolah berciri khas islam dengan status terakreditasi B dipimpin oleh Bapak
Tasripin Rodjali,S.Pdi. Gedung permanen yang dimiliki madrasah ini berada
dilantai dua, sementara lantai dasarnya digunakan untuk RA.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini mempuyai visi unggulan dalam
prestasi yang dilandasi IMTAQ dan AKHLAKUL KARIMAH.
b. Misi
Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair mempunyai dua misi yaitu misi
akademis dan misi non akademis.
1) Misi Akademis yaitu:
 Mensukseskan wajib belajar 6 tahun.
 Mengintegrasikan mata pelajaran dengan nilai-nilai imtaq
 Mengimplementasikan nilai-nilai islam ke dalam kehidupan sehari-hari.
2) Non Akademis yaitu:
 Menumbuh kembangkan semangat belajar melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
 Meningkatkan gemar membaca.
 Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
 Meningkatkan partisipasi orangtua dan masyarakat terhadap pelaksanaan
pendidikan.
 Melaksanakan tata Usaha dan Tata Rumah Tangga madrasah.

43
4

3. Letak Geografis
MIS Irsyadul Khair terletak dijalan Asem Baris VIII kelurahan kebon
Baru, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
MIS Irsyadul Khair ini berada ditengah-tengah pemukiman penduduk, disebelah
timur berbatasan dengan komplek Gudang Peluru.
4. Personil Madrasah
a. Kepala Madrasah
1) Tahun 1987 – 1997 dipimpin oleh Ust.H.Ahmad Supardi.
2) Tahun 1997 – sekarang dipimpin oleh H. Tasripin Rodjali S.Pdi
b. Tenaga Pendidik
Guru (tenaga pendidik) di MIS Irsyadul Khair tahun pelajaran 2012/2013
terdiri dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Jakarta.
Tabel 4.1
DATA TENAGA PENDIDIK MIS IRSYADUL KHAIR
No PENDIDIKAN STATUS JML KET
NEGERI HONORER

1. SLTA - 1 1 Sedang
melanjutkan
S1

2. Diploma 2 0 2 2 Dalam
proses S1

3. Strata 1 0 8 8

4. Strata 2 0 1 1 Dalam
proses S2
Menurut tabel diatas semua guru MIS Irsyadul Khair masih berstatus
sebagai guru honorer.
4

c. Karyawan
Tabel 4.2
Karyawan MIS Irsyadul Khair pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri:
No Jenis Jml Status Pendidikan
Tugas PNS HNR SMP SMA D2/S1

1. Tata Usaha 2 0 2 0 1 1

2. Cleaning Service 2 0 2 1 1 0

3. Security 1 0 1 0 1 0

Jumlah 5 0 5 1 3 1
Sumber: Data tata Usaha Arsip Karyawan MIS Irsyadul Khair

d. Peserta didik
Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari:
Tabel 4.3
Data Peserta Didik MIS Irsyadul Khair
No KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS
I II III IV V VI

1. 25 30 30 28 30 30

2. 28 30 30 29 30 31

Jml 53 60 60 57 60 61
Sumber: data Tata Usaha Arsip Penerimaan Murid MIS Irsyadul Khair
5.Sarana dan Prasarana
1) Ruang belajar sebanyak 6 lokal
2) Mushola
3) Ruang Olahraga
4

6.Kegiatan Ekstrakulikuler
1) Pramuka
2) Marawis

7.Sistem Pembelajaran
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Irsyadul Khair menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar 2006 sebagai
kurikulum acuan untuk mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, SBK dan PLBJ. Khusus untuk mata pelajaran agama seperti Akidah Akhlak,
Fiqih, Qur’an Hadits, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan
standar isi 2008.
Pada kelas I dan II ditambah dengan iqra untuk melatih kelancaran
membaca Al Quran sebagai penunjang pelajaran.

8. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah pada MIS Irsyadul Khair mencakup 2 lingkup yaitu
administrasi kantor dan administrasi guru. Administrasi kantor atau tata usaha
meliputi buku tamu, buku mutasi masuk, buku mutasi keluar, buku surat masuk,
buku surat keluar, data administrasi kepegawaian, buku induk siswa. Administrasi
guru meliputi absensi siswa, daftar kejadian penting siswa, silabus, RPP, buku
data siswa, buku analisis hasil belajar siswa.

B. DESKRIPTIF DATA HASIL PENGAMATAN EFEK ATAU HASIL


INTERVENSI TINDAKAN
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MIS Irsyadul Khair Jakarta
kelas V sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan
langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti dapat
meyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran
PKn di kelas V diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh mengurangi daya
konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga
siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa
siswa yang tidur dan ngobrol, siswa menganggap pelajaran PKn terlalu banyak
4

hafalan dan membingungkan sehingga mereka kurang berminat dan berakibat


hasil bealajar siswa menjadi rendah. Selain itu guru kurang memotivasi siswa dan
memusatkan perhatian siswa. RPP yang monoton baik dari segi model
pembelajaran, media pembelajaran maupun kondisi kelas.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran PKn, yakni model CTL (Contextual Teaching Learning). CTL
(Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual karena
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi sehari-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu siswa
dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan buaka
suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang
harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa dapat
melaksanakan pembelajaran dengan serius tapi menggembirakan serta tidak ada
siswa yang jenuh dan tidur pada saat pembelajaran karena dalam pembelajaran ini
semua siswa turut aktif berperan serta dalam penugasan.
Oleh sebab itu objek penelitian ini adalah model CTL (Contextual
Teaching Learning), hasil belajar PKn, serta aktifitas dan minat siswa. Penelitian
dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi
kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran PKn dan meningkatkan hasil
belajar PKn siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru
mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media
pembelajaran siswa, menyiapkan instrument (tes hasil belajar PKn, lembar
observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,
lembar wawancara), dan melakukan uji instrument.
4

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah


tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk
memperbaiki keadaan proses pembelajaran PKn. Pada tahap pelaksanaan tindakan
ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test
selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah
memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan
dipelajari, setelah kelompok terbentuk guru kemudian menempelkan kertas sesuai
dengan tugas kelompok masing-masing, kemudian guru menyiapkan potongan-
potongan jawaban yang telah diacak, kemudian membrikan kesempatan kepada
tiap kelompok untuk memikirkan jawabannya atas tugas yang ditempelkan oleh
guru dipapan tulis. Setelah semuanya mendapat giliran untuk mencari dan
menempelkan jawabannya dipapan tulis guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga
diakhiri dengan post test (tes akhir).
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati
aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi
berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah
dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi
yang mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan bserver menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah
direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan
indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus
berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat
tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu
4

pembelajaran PKn. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran


diantaranya beberapa siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru,
ketika siswa mendapat giliran untuk maju dan mencari jawaban yang telah
disediakan dalam potongan kertas masih terlihat ragu dan kurang percaya diri
dalam menempelkan jawabannya, siswa yang pasif masih malu dalam
mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam
memahami materi yang sedang dipelajarinya.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I,
peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum
berhasil menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata
pelajaran PKn. Selain itu hasil belajar siswapun masih perlu ditingkatkan.
Walaupun demikian, sebagian siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar
PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning).
Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan
yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.
Tahap awal adalah perencanaan, dimana peneliti dan guru mata pelajaran
yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap
ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan
diajarkan sebagai media pembelajaran siswa.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan
proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru
mata pelajaran PKn, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar PKn
dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses
pembelajaran diawali dengan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk
mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang
akan dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi
kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengn jumlah konsep
yang akan dipelajari. Setelah kelompok terbentuk guru kemudian menyiapkan
kertas yang sudah berisi tugas untuk masing-masing kelompok yang harus
5

dikerjakan bersama dengan anggota kelompok sesuai dengan tugas kelompok


masing-masing, masing-masing anggota kelompok mendapat bagian untuk
menjawab tugas dari guru tersebut, kemudian memberikan kesempatan kepada
tiap kelompok untuk memikirkan jawaban atas tugas yang diberikan. Setelah
semuanya selesai menjawab masing-masing kelompok mempresentasekan hasil
kelompoknya didepan kelas bersama dengan anggota kelompoknya, dan masing-
masing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang diberikan bila ada
pertanyaan dari kelompok lain, bila mengalami kesulitan akan dibantu dengan
teman kelompoknya. Setelah semua kelompok mempresentasekanhasilnya, guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir).
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Leearning) sekaligus mengamati
aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi
berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa dilakukan
pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah
direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan
indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dengan tujuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melaluui
refleksi berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan
didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran PKn.
Pada siklus I dari hasil refleksi ditemukan beberap macam kendala yang
muncul pada saat pembelajaran diantaranya (a) masih ada siswa kurang perhatian,
(b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (c) penguasaan
konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah, (d) belum optimalnya
tampil mengerjakan soal latihan.
5

Pada siklus II ini kegiatan belajar mengajar meningkat dan semangat


siswapun bertambah, ditunjukan dengan aktifnya mereka bertanya dan
memberikan jawaban, dan masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab
atas tugas yang telah diberikan, kepercayaan pada diri merekapun meningkat.

C. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA


Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar PKn pada masing-
masing siklus, yaitu siklus I berjumlah 10 soal yang berasal dari 25 soal, dan
siklus II berjumlah 15 soal yang berasal dari 25 soal, yang diujikan terlebih
dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan
data hasil belajar PKn pada masing-masing instrument melalui pre test dan post
test yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam setiap siklus.
Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah
mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu
dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”, dan didapatkan 20 soal
valid dan yang 5 soal tidak valid.
Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan rumus
Kuder-Richardson (K-R 20). Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,82 (kriteria
tinggi), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya 0,75 (kriteria tinggi).
Reliabilitas pada siklus I dan II menunjukkan pada satu pengertian bahwa
instrument dapat diprcaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument yang sudah dapat dipercaya dapat menghasilkan data yang dipercaya
juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa
kalipun diambil akan tetap sama.

D. ANALISIS DATA
1. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada
materi organisasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Data
hasil belajar (pre test dan post test) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
table berikut:
5

Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus I

No Nama Pre test Post test N-Gain Kategori

1. A 60 85 0,625 Sedang

2. B 50 80 0,6 Sedang

3. C 45 70 0,45 Sedang

4. D 55 65 0,22 Rendah

5. E 65 85 0,57 Sedang

6. F 45 85 0,72 Tinggi

7. G 55 90 0,78 Tinggi

8. H 55 85 0,67 Sedang

9. I 60 90 0,75 Tinggi

10. J 65 85 0,57 Sedang

11. K 50 65 0,3 Rendah

12. L 50 80 0,6 Sedang

13. M 60 80 0,5 Sedang

14. N 55 70 0,33 Sedang

15. O 65 90 0,71 Tinggi

16. P 65 80 0,43 Sedang


5

17. Q 45 75 0,54 Sedang

18. R 60 90 0,75 Tinggi

19. S 50 75 0,5 Sedang

20. T 55 75 0,44 Sedang

21. U 50 85 0,7 Tinggi

22. V 60 85 0,62 Sedang

23. W 35 60 0,38 Sedang

24. X 55 85 0,67 Sedang

25. Y 60 65 0,12 Rendah

26. Z 60 80 0,62 Sedang

27. AA 55 60 0,11 Rendah

28. BB 50 85 0,7 Tinggi

29. CC 45 70 0,45 Sedang

30. DD 55 80 0,56 Sedang

Jumlah 16,35 2360 16,02993

Rata-rata 54,5 78,67 0,53

Rendah 16,67
5

Tinggi 23,33

Sedang 60

Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak
nilai siswa yang berada dibawah rata-rata, 4 siswa N-Gainnya tergolong rendah
dengan presentase 16,67% , 18 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan
presentase 60% dan 7 siswa N-Gainnya tergolong tinggi dengan presentase 23,33.
Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre test yaitu 54,50 dan rata-
rata nilai post test 78,67. Proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching
Learning) dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn
siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah.
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus II

No Nama Siklus II
Pre test Post test N-Gain Kategori

1. A 55 85 0,67 Sedang
2. B 65 95 0,86 Tinggi
3. C 60 85 0,62 Sedang
4. D 45 80 0,63 Sedang
5. E 50 85 0,70 Tinggi
6. F 45 85 0,78 Tinggi
7. G 65 90 0,71 Tinggi
8. H 70 95 0,83 Tinggi
9. I 55 90 0,78 Tinggi
10. J 65 90 0,71 Tinggi
11. K 55 85 0,67 Sedang
12. L 50 85 0,7 Tinggi
13. M 50 85 0,7 Tinggi
14. N 60 80 0,5 Sedang
15. O 65 80 0,49 Sedang
16. P 55 80 0,56 Sedang
5

17. Q 60 80 0,5 Sedang


18. R 50 85 0,7 Tinggi
19. S 50 80 0,6 Sedang
20. T 65 90 0,71 Tinggi
21. U 55 95 0,89 Tinggi
22. V 65 90 0,71 Tinggi
23. W 70 95 0,83 Tinggi
24. X 40 80 0,67 Sedang
25. Y 65 90 0,71 Tinggi
26. Z 55 80 0,56 Sedang
27. AA 55 85 0,67 Sedang
28. BB 60 90 0,75 Tinggi
29. CC 75 95 0,80 Tinggi
30. DD 55 65 0,22 Rendah
Jumlah 1730 2575 20,13
Rata-rata 57,67 85,83 0,67
Rendah 3,33
Sedang 43,33
Tinggi 53,33

Hasil belajar PKn siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal
ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah
rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, 13 siswa N-
Gainnya sedang dengan presentase 43,33% dan 16 siswa N-Gainnya tinggi
dengan presentase 53,33%. Rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai post test 85,83.
Tabel 4.6
Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Nama Pre Post N- Kategori Pre Post N- kategori
test test Gain test test Gain
1 A 60 85 0,62 Sedang 55 85 0,67 Sedang
2 B 50 80 0,6 Sedang 65 95 0,86 Tinggi
3 C 45 70 0,45 Sedang 60 85 0,62 Sedang
4 D 55 65 0,22 Rendah 45 80 0,63 Sedang
5 E 65 85 0,57 Sedang 50 85 0,7 Tinggi
5

6 F 45 85 0,73 Tinggi 45 85 0,78 Tinggi


7 G 55 90 0,78 Tinggi 65 90 0,71 Tinggi
8 H 55 85 0,67 Sedang 70 95 0,83 Tinggi
9 I 60 90 0,75 Tinggi 55 90 0,78 Tinggi
10 J 65 85 0,57 Sedang 65 90 0,71 Tinggi
11 K 50 65 0,3 Rendah 55 85 0,67 Sedang
12 L 50 80 0,6 Sedang 50 85 0,7 Tinggi
13 M 60 80 0,5 Sedang 50 85 0,7 Tinggi
14 N 55 70 0,33 Sedang 60 80 0,5 Sedang
15 O 65 90 0,71 Tinggi 65 80 0,43 Sedang
16 P 65 80 0,43 Sedang 55 80 0,56 Sedang
17 Q 45 75 0,54 Sedang 60 80 0,5 Sedang
18 R 60 90 0,75 Tinggi 50 85 0,7 Tinggi
19 S 50 75 0,5 Sedang 50 80 0,6 Sedang
20 T 55 75 0,44 Sedang 65 90 0,71 Tinggi
21 U 50 85 0,7 Tinggi 55 95 0,89 Tinggi
22 V 60 85 0,62 Sedang 65 90 0,71 Tinggi
23 W 35 60 0,38 Sedang 70 95 0,83 Tinggi
24 X 55 85 0,67 Sedang 40 80 0,67 Sedang
25 Y 60 65 0,12 Rendah 65 90 0,71 Tinggi
26 Z 60 80 0,62 Sedang 55 80 0,56 Sedang
27 AA 55 60 0,11 Rendah 55 85 0,56 Sedang
28 BB 50 85 0,7 Tinggi 60 90 0,75 Tinggi
29 CC 45 70 0,45 Sedang 75 95 0,8 Tinggi
30 DD 55 80 0,56 Sedang 55 65 0,22 Rendah
Jumlah 1635 2360 16,03 1730 2575 20,13
Rata-rata 54,5 78,67 0,53 57,67 85,83 0,67
Rendah 16,67 3,33
Tinggi 23,33 53,33
Sedang 60 43,33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada


siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah
5

yaitu pada siklus I dari 4 siswa dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus
II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-
Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 18 siswa dengan presentase 60%
sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa dengan presentase 43,33%.
Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 7 siswa
dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre test siklus
II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67 sedangkan rata-rata post test siklus II
85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat
pada siklus II menjadi 0,67.

2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan


Wawancara dilakukan pada hari Rabu 15 Mei 2013 tepatnya akhir
penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan
model CTL (Contextual Teaching Learning) siswa terlebih dahulu dikelompokan
menjadi criteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar disetiap
akhir siklus.
Hasil wawancara dari Ningsi salah satu siswa yang memperoleh hasil
belajar tinggi disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) membuatnya senang dan dan lebih menarik
dalam mempelajari PKn, sehingga membuatnya lebih bersemangat dalam
mempelajari PKn dan lebih mempermudah dalam menyelesaikan tugas atau soal-
soal yang diberikan oleh guru.
Sementara tanggapan dari Dodi salah satu siswa dari kelompok yang memiliki
hasil belajar sedang mengatakan bahwa penggunaan model CTL (Contextual
Teaching Learning) dalam pembelajaran PKn membuatnya cukup mengerti akan
materi yang disampaikan dan membuatnya lebih aktif sehingga hasil
belajarnyapun lebih baik dari sebelumnya.
Sementara itu tanggapan dari Rian yang berasal dari kelompok siswa yang
memiliki hasil belajar rendah sebelumnya, setelah melakukan pembelajaran
menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) merasa senang dan
5

tidak membuatnya jenuh seperti sebelumnya, dalam mengerjakan soal-soalpun


lebih bersemangat dan hasil belajarnyapun lebih meningkat.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)
lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam PKn dengan
begitu siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung, bahkan
siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan
percaya diri dalam mengungkapkan jawaban-jawaban yang telah didiskusikan
dalam kelompoknya. Hasil belajar PKn siswapun mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu PTK telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses
pembelajaran PKn dan hasil belajar PKn serta minat dan motivasi belajar PKn
siswa.

3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa, Aktifitas Guru dan Proses Pembelajaran


a. SIKLUS I
Tabel 4.7
Aktifitas Siswa Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan √ √
tes awal
2 Mempelajari √ √
materi yang
telah diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan
materi yang
disampaikan
oleh guru
5

4 Melakukan √ √
diskusi
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif √ √
mengoreksi
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan √ √
tes akhir (post
test)

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang
kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik
dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada
yang tidur.
Tabel 4.8
Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
6

2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
6

13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan

Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus
I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan
antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta
media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan
adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan
suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching
Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru
kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan
perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,
sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai
materi yang dipelajarinya.
6

Tabel 4.9
Aktifitas Pembelajaran Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
6

5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual


Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya
tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya
sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya
siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah
disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka
harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain.
6

b. SIKLUS II

Tabel 4.10
Aktifitas Siswa Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal
2 Mempelajari √ √
materi yang telah
diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang
disampaikan oleh
guru
4 Melakukan √ √
diskusi kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif mengoreksi √ √
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan tes √ √
akhir (post test)
6

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa


dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran
untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya N-
Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan
berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa
dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan N-
Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi
dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test
85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan.
Tabel 4.11
Aktifitas Guru Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
6

6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
6

16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan

Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan


serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru
sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas.
Tabel 4.12
Aktifitas Pembelajaran Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
6

pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
6

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual


Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa
sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan
terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota
kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak
membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara
cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri
sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan
diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam
mengutarakan jawabannya.

c. Interpretasi Hasil Belajar


Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam
penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Berikut ini akan dijelaskan secara
terperinci

1. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat hand out mengenai Organisasi
3) Menyiapkan instrument (tes hasil belajar, catatan lapangan, dan lembar
wawancara)
4) Melakukan uji coba instrument
b. Pelaksanaan
Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan namun hal ini belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor di bawah ini:
7

1) Siswa dan guru masih memerlukan adaptasi


2) Siswa masih belum mengetahui dan paham tentang model CTL (Contextual
Teaching Learning) sehingga siswa masih bingung dan kurang aktif.
3) Keadaan kelas yang gaduh
4) Beberapa siswa rebut dan mengobrol
Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang bertindak sebagai
guru, karena tujuan dari penerapan model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di atas
yaitu dengan:
1) Memberikan penjelasan kembali mengenai model CTL (Contextual Teaching
Learning) sampai siswa mengerti dan memahaminya.
2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning).
Pada pertemuan kedua siswa terbiasa dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning). Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran. Ketika proses penyampaian materi
berlangsung, siswa dengan mudah dapat memahami organisasi.

c. Observasi

Tabel
Aktifitas Siswa Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan √ √
tes awal
2 Mempelajari √ √
materi yang
telah diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan
7

materi yang
disampaikan
oleh guru
4 Melakukan √ √
diskusi
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif √ √
mengoreksi
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan √ √
tes akhir (post
test)

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang
kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik
dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada
yang tidur.
7

Tabel
Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
7

10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan
7

Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus
I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan
antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta
media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan
adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan
suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching
Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru
kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan
perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,
sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai
materi yang dipelajarinya.
Tabel
Aktifitas Pembelajaran Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
7

4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
7

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual


Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya
tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya
sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya
siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah
disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka
harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain.
Setelah diamati dari semua data-data di atas pada siklus I ini masih banyak
kekurangan yang harus perlu diperbaiki pada saat memberi tindakan disiklus II.
Adapun kegagalan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah:
1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning).
2) Guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
3) Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa.
4) Guru kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa.
5) Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah.
6) Siswa masih asik dengan dunianya sendiri misalnya menobrol, mengantuk dan
mengganggu temannya.
Berdasarkan hasil observasi masih banyak yang harus diperbaiki dalam
pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai
kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai maka pada
siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan
berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Siklus II
Seperti pada siklus I ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II
ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian
perencanaannya adalah sebagai berikut:
7

1) Membuat Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


2) Meningkatkan aktifitas pembelajaran model CTL (Contextual Teaching
Learning).
3) Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
4) Untuk meningkatkan pemusatan perhatian siswa pada saat proses
pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre test tidak langsung
menjelaskan materi namun dilakukan tanya jawab dan pengingatan kembali.
5) Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok dengan tujuan
agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
6) Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti akrtu nomor atau angka.
7) Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran
sehingga pemahaman konsep siswapun akan meningkat dan hasil belajarpun
akan meningkat pula.
b. Pelaksanaan
1) Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan antusiasme
siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan kesulitan belajar
dan lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2) Setiap anggota kelompok menjadi lebih percaya diri dalam
mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya.
3) Siswa merasa termotivasi belajar dengan menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning).
4) Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman kelompoknya
karena saling memberikan pemahaman agar semua anggota kelompok
dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
7

c. Observasi

Tabel
Aktifitas Siswa Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal
2 Mempelajari √ √
materi yang telah
diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
4 Melakukan diskusi √ √
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif mengoreksi √ √
jawaban
9 Memecahkan soal √ √
yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan tes √ √
akhir (post test)
7

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa


dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran
untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya N-
Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan
berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa
dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan N-
Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi
dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test
85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan.
Tabel
Aktifitas Guru Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
8

6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
8

16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan

Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan


serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru
sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas.
Tabel
Aktifitas Pembelajaran Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
8

pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
8

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual


Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa
sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan
terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota
kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak
membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara
cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri
sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan
diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam
mengutarakan jawabannya.
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat
disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn sudah meningkat karena semua
siswa sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban atau kesulitan
dalam belajar.
2) Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam
mengungkapkan jawaban.
3) Aktifitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih
meningkatkan suasana pembelajaran yang hidup dan menyenangkan.
4) Menungkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II
menjadi 0,67.
5) Hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat
dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-
rata yaitu 1 siswa dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%,
siswa dengan N-Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan
N-gainnya tinggi dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan
nilai rata-rata post test 85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.
6) Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua
8

siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah


optimal dan terarah serta terstruktur.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, ditentukan beberapa hal yang
perlu diperbaiki guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siklus II diantaranya: (a) masih
ada siswa kurang perhatian, (b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa
dalam belajar, (c) penguasaan konsep siswa mwngwnai materi pembelajaran
masih rendah, (d) belum optimalnya tampil mengerjakan soal latihan.
Setelah siklus II berakhir siswa tidak kaku lagi dengan pendekatan yang
digunakan. Rancangan pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami
sendiri, ternyata membawa dampak positif. Siswa merasa senang belajar dan
antusias melakukan kegiatan pembelajaran seperti pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari membuat siswa lebih mudah memahami konsep baru yang akan
diajarkan.

E. PEMBAHASAN HASIL TEMUAN PENELITIAN


Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dan tes hasil
belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran PKn siswa,
diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh serta cara penyampaian materi yang
membosankan membuat minat belajar siswa berkurang dan mereka mengalihkan
perhatian kepada hal-hal yang lebih menarik lagi daripada memperhatikan guru
yang mengajar di kelas, sebagian siswapun merasa kesulitan dan kebingungan
dalam memahami materi dan guru kurang memotivasi dan memusatkan perhatian
pada hal-hal tersebut sehingga hal yang demikian semakin mengurangi minat
belajar siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Masalah-masalah tersebut akan menghambat siswa dalam
mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan pada
akhirnya hasil belajar yang ingin dicapai masih kurang memuaskan dan jauh dari
yang diharapkan.
8

Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam


langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning).
Sehingga siswa kurang percaya diri dan masih kebingungan karena diskusi
kelompok kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang
memiliki kemampuan lebih asik sendiri mengerjakan soal tanpa memperdulikan
teman dalam kelompoknya yang kurang mampu. Hal ini mungkin siswa belum
terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian N-Gain adanya perbandingan peningkatan
yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 4 siswa
dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan
presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-Gainnya sedang yaitu pada siklus
I dari 18 siswa dengan presentase 60% sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa
dengan presentase 43,33%. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu
pada siklus I dari 7 siswa dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat
peningkatan rata-rata pre test siklus II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67
sedangkan rata-rata post test siklus II 85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata N-
Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)
lebih memudahkan pemahaman materi dan lebih membangkitkan minat belajar
siswa, karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk meyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru denga penuh rasa percaya diri dan keberanian yang tinggi
karena jawaban yang diungkapkan maupun yang dituliskan merupakan hasil
diskusi kelompoknya.
Sementara berdasarkan hasil wawancara respon siswa setelah belajar
dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
adalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan penguasaan
konsep siswa yang dapat diamati dari hasil belajar baik dalam menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, pemecahan soal bersama dan presentase
hasil bersama kelompoknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
8

pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil


belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian
yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) serta menunjukan
bahwa penerapan model CTL (Contextual Teaching Learning) memiliki pengaruh
dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran
sudah meningkat dan lebih aktif serta antusias, karena semua siswa sudah
mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar, serta
seluruh siswa sepenuhnya sudah mengerti dan paham penerapannya sehingga
dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur.
Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir
dan hasil penelitian yang relevan bahwa penerapan model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.
8

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan:
1. Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan konsep belajar yang
membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pada penelitian ini diawal proses
penggunaan model CTL (Contextual Teaching Learning) mereka masih belum
mengerti sehingga dari beberapa siswa masih sibuk dengan urusannya, tetapi
pada siklus II sebagian besar siswa sudah mengerti proses penerapan model
CTL (Contextual Teching Learning) sehingga penerapan model CTL
(Contextual Teaching Learning) dianggap berhasil pada siklus II. Proses dari
model CTL (Contextual Teaching Learning) tersebut diawali dengan pre tes
dan diakhiri dengan post test yang diikuti oleh seluruh siswa.
2. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil observasi yang
dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa pada
siklus I masih belum memuaskan karena terlihat masih sedikit siswa yang
meningkat minatnya dalam pembelajaran PKn, dan masih adanya siswa yang
bingung dan mengobrol di kelas. Kemudian setelah dilanjutkan observasi pada
siklus II semua kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak terjadi lagi,
hal ini ditunjukan dengan tidak adanya lagi siswa yang tidur di kelas atau
sibuk dengan urusannya sendiri, mereka terlihat antusias dalam mengikuti
pelajaran PKn sehingga menjadikan mereka lebih aktif, inipun dapat diketahui
dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dan sebagian besar dari mereka

87
88

senang menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) dalam


penyampaian materi PKn sehingga tumbuh semangat dan minat mereka
kembali.
3. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkat
hasil belajar. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata pre test
pada siklus pertama sebesar 54,5 dan nilai rata-rata post test siswa sebesar
78,67. Pada siklus kedua nilai rata-rata pre test sebesar 57,67 dan nilai post
test siswa sebesar 85,83 dan mengalami peningkatan.

B. IMPLIKASI
Pertama, penelitian ini memberikan implikasi dalam menentukan model
pembelajaran yang tepat untuk bidang studi PKn yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Karena variasi model
dan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka guru harus menemukan model
pembelajaran yang tepat dengan materi, sarana, dan kemampuan siswa.
Kedua, temuan penelitian inimemberikan implikasi kepada sekolah bahwa
untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual
Teaching Learning) diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan
kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuaikan dengan tema yang
dipelajari.

C. SARAN-SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menentukan
model mengajar karena model mengajar guru mempunyai peranan yang besar
dalam meningkatkan hasil belajar.
2. Guru diharapkan selalu mencari dan menemukan model-model pembelajaran
baru yang akan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran
PKn.
89

3. Guru diharapkan mengetahui model pembelajaran apa yang sesuai dengan


materi yang akan diajarkan kepada siswa, karena tidak semua metode dalam
model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada
siswa.
4. Guru sebagai pendidik sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor apa saja
yang dapat memperngaruhi hasil belajar, serta mengetahui situasi dan kondisi
yang sedang dialami oleh siswa. Dengan demikian guru dapat memilih model
yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan.
5. Diharapkan pihak sekolah secara kongkret dapat meningkatkan kualitas prose
belajar bagi siswa-siswinya melalui penelitian segala permasalahan
pembelajaran dapat dikaji diteliti dan dituntaskan sehingga kualitas sekolah
juga akan menjadi lebih baik.
6. Diharapakan penelitian ini merupakan bagian dari kompetensi guru yang
dapat direfleksikan untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam
pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
90

LAMPIRAN I

CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian : MIS Irsyadul Khair


Hari / Tanggal : Senin, 1 April 2013
Kegiatan : Pembelajaran PKn
Siklus : I (Satu)

Indikator Uraian

Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan


pre test 15 soal dan diakhiri dengan
post test sebanyak 10 soal jenis pilihan
ganda, yang diikuti oleh 30 siswa.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi
kelompok

Kegiatan Siswa  Siswa mengerjakan soal pre test 15


soal dan post test sebanyak 10 soal
jenis pilihan ganda. Terlihat
beberapa siswa masih bingung dan
kesulitan dengan soal pre test.
 Siswa membuat kelompok dan
mengambil tugas yang telah
disiapkan oleh guru, masing-masing
kelompok mempresentasekan hasil
diskusinya.
 Sebagian besar siswa belum
menguasai materi.
91

 Terlihat ada beberapa orang siswa


yang tidak serius mereka lebih
banyak bercanda dan mengganggu
temannya.

Kegiatan Guru  Guru berperan sebagai fasilitator


dalam kegiatan diskusi dengan cara
memantau proses pembelajaran.
 Sebelum pembelajaran dimulai,
guru membagikan hand out kepada
setiap siswa.
 Setelah memberikan apersepsi, guru
membagi siswa menjadi 6
kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 5 anggota.
 Guru menjelaskan tentang langkah-
langkah diskusi dengan
menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning).

Interaksi antar Siswa  Ssiswa bekerjasama dengan teman


sekelompoknya dalam kegiatan
diskusi permasalahan diberikan oleh
guru.
 Pada saat kegiatan diskusi terlihat
sebagian besar siswa aktif
mengikuti proses pembelajaran,
hanya beberapa orang saja yang
masih pasif dan terlihat bingung dan
tidak bersemangat.
92

Interaksi siswa dengan guru  Siswa berinteraksi dengan guru


selama pembelajaran berlangsung.
Siswa banyak menanyakan tentang
langkah-langkah pembelajaran yang
akan mereka lakukan.

Waktu Penggunaan waktu pada proses


pembelajaran masih kurang karena
waktu yang diberikan untuk diskusi
belum cukup.
93

LAMPIRAN II
CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian : MIS Irsyadul Khair


Hari / Tanggal : Senin, 8 April 2013
Kegiatan : Pembelajaran PKn
Siklus : II (Dua)

Indikator Uraian

Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan


pre test dan diakhiri dengan post test
sebanyak 25 soal jenis pilihan ganda,
yang diikuti oleh 30 siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelompok

Kegiatan Siswa  Siswa mengerjakan soal pre test 10


soal dan post test sebanyak 15 soal
jenis pilihan ganda. Terlihat
beberapa siswa masih bingung dan
kesulitan dengan soal pre test.
 Siswa membuat kelompok dan
mengambil tugas yang telah
disiapkan oleh guru
 Siswa terfokus dalam media yang
disiapkan sesuai materi.
 Siswa membuat kelompok.
 Masing-masing kelompok
mempresentasekan hasil diskusinya.
 Sebagian besar siswa sudah
94

menguasai materi.
 Terlihat ada satu orang siswa yang
tidak serius dalam pembelajaran.

Kegiatan Guru  Guru berperan sebagai fasilitator


dalam kegiatan diskusi dengan cara
memantau proses pembelajaran.
 Sebelum pembelajaran dimulai,
guru membagikan hand out kepada
setiap siswa.
 Setelah memberikan apersepsi, guru
membagi siswa menjadi 6
kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 5 anggota.
 Guru menjelaskan tentang langkah-
langkah diskusi dengan
menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning).

Interaksi antar Siswa  Ssiswa bekerjasama dengan teman


sekelompoknya dalam kegiatan
diskusi permasalahan diberikan oleh
guru.
 Pada saat kegiatan diskusi terlihat
sebagian besar siswa aktif
mengikuti proses pembelajaran,

Interaksi siswa dengan guru  Siswa berinteraksi dengan guru


selama pembelajaran berlangsung.
Siswa banyak menanyakan tentang
95

langkah-langkah pembelajaran yang


akan mereka lakukan.

Waktu Penggunaan waktu pada proses


pembelajaran sudah cukup optimal
sesuai dengan alokasi waktu.
96

LAMPIRAN III

RELIABILITAS TES
Rata-rata = 17,10
Simpang Baku = 2,50
Korelasi XY = 0,20
Reliabilitas tes = 0,34

No No Kode/Nama Skor Skor Skor


Urut Subyek Subyek Ganjil Genap Total
1 1 A 10 10 20
2 2 B 8 6 14
3 3 C 8 9 17
4 4 D 10 7 17
5 5 E 9 9 18
6 6 F 8 9 17
7 7 G 7 9 16
8 8 H 12 8 20
9 9 I 11 7 18
10 10 J 8 6 14
11 11 K 10 10 20
12 12 L 10 10 20
13 13 M 13 8 21
14 14 N 11 10 21
15 15 O 8 6 14
16 16 P 9 7 16
17 17 Q 10 9 19
18 18 R 7 10 17
19 19 S 9 9 18
20 20 T 5 8 13
21 21 U 9 6 15
22 22 V 8 7 15
23 23 W 8 10 18
97

24 24 X 12 9 21
25 25 Y 9 8 17
26 26 Z 10 8 18
27 27 AA 7 7 14
28 28 BB 7 7 14
29 29 CC 10 8 18
30 30 DD 8 5 13
98

LAMPIRAN IV

SKOR DATA DIBOBOT


JUMLAH SUBYEK = 30
BUTIR SOAL = 25
BOBOT UNTUK JAWABAN BENAR =1
BOBOT UNTUK JAWABAN SALAH =0
KETERANGAN: DATA TERURUT BERDASARKAN SKOR (TINGGI KE
RENDAH)
No No Kode / Skor Skor
Urut Subyek Nama Benar Salah Kosong asli bobot
1 1 A 20 5 0 20 20
2 2 B 14 11 0 14 14
3 3 C 17 8 0 17 17
4 4 D 17 8 0 17 17
5 5 E 18 7 0 18 18
6 6 F 17 8 0 17 17
7 7 G 16 9 0 16 16
8 8 H 20 5 0 20 20
9 9 I 18 7 0 18 18
10 10 J 14 11 0 14 14
11 11 K 20 5 0 20 20
12 12 L 20 5 0 20 20
13 13 M 21 4 0 21 21
14 14 N 21 4 0 21 21
15 15 O 14 11 0 14 14
16 16 P 16 9 0 16 16
17 17 Q 19 5 0 19 19
18 18 R 17 8 0 17 17
19 19 S 18 7 0 18 18
20 20 T 13 12 0 13 12
21 21 U 15 10 0 15 15
99

22 22 V 15 10 0 15 15
23 23 W 18 7 0 18 18
24 24 X 21 4 0 21 21
25 25 Y 17 8 0 17 17
26 26 Z 18 7 0 18 18
27 27 AA 14 11 0 14 14
28 28 BB 14 11 0 14 14
29 29 CC 18 7 0 18 18
30 30 DD 13 12 0 13 12
10

LAMPIRAN V

DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek = 30
Klip atas / bawah (n)= 8
Butir Soal =
25
Nomor Nomor Kelompok Kelompok Indeks DP
Butir Baru Butir Asli Atas Bawah Beda (%)
1 1 8 5 3 37,50
2 2 7 5 2 25,00
3 3 4 6 -2 -25,00
4 4 6 5 1 12,50
5 5 7 6 1 12,50
6 6 4 4 0 0,00
7 7 7 5 2 25,00
8 8 7 6 1 12,50
9 9 6 6 0 0,00
10 10 7 7 0 0,00
11 11 8 2 6 75,00
12 12 8 1 7 87,00
13 13 8 4 4 50,00
14 14 6 4 2 25,00
15 15 8 3 5 62,50
16 16 6 1 5 62,50
17 17 8 4 4 50,00
18 18 6 6 0 0,00
19 19 7 5 2 25,00
20 20 5 5 0 0,00
21 21 6 3 3 37,50
22 22 6 4 2 25,00
23 23 7 5 2 25,00
24 24 6 4 2 25,00
25 25 4 5 -1 -12,50
10

LAMPIRAN VI

TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek = 30
Butir Soal = 25
Nomor Nomor Jumlah Tingkat Tafsiran
Butir Baru Butir Asli Betul Kesukaran
1 1 24 80,00 Mudah
2 2 23 76,67 Mudah
3 3 21 70,00 Sedang
4 4 19 63,33 Sedang
5 5 21 70,00 Sedang
6 6 19 63,33 Sedang
7 7 21 70,00 Sedang
8 8 23 76,67 Mudah
9 9 23 76,67 Mudah
10 10 21 70,00 Sedang
11 11 19 63,33 Sedang
12 12 18 60,00 Sedang
13 13 20 66,67 Sedang
14 14 20 66,67 Sedang
15 15 20 66,67 Sedang
16 16 18 60,00 Sedang
17 17 20 66,67 Sedang
18 18 20 66,67 Sedang
19 19 21 70,00 Sedang
20 20 19 63,33 Sedang
21 21 20 66,67 Sedang
22 22 21 70,00 Sedang
23 23 23 76,67 Mudah
24 24 21 70,00 Sedang
25 25 18 60,00 Sedang
10

LAMPIRAN VII

PEDOMAN WAWANCARA PADA SAAT OBSERVASI


RESPONDEN SISWA

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas


tadi? Jawab:
2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran tadi?
Jawab:
3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru
tadi?
Jawab:
4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) sebelumnya:
Jawab:
5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?
Jawab:
6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning)?
Jawab:
7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?
Jawab:
8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?
Jawab:
10

LAMPIRAN VIII

WAWANCARA RESPONDEN SISWA


Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas


tadi? Jawab: menyenangkan bu, ga bikin bête dan ga jenuh
2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran tadi?
Jawab: seru bu, bikin penasaran dan jadi gampang diterima
3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru
tadi?
Jawab: paham sekali, ga bikin bosen
4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) sebelumnya:
Jawab: belum bu
5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?
Jawab: ooooo belajar kaya tadi tuh menyenangkan bu, ga kaya kemaren-
kemaren
6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning)?
Jawab: senang sekali bu
7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?
Jawab: itu pasti bu, jadi bikin tambah semangat juga
8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?
Jawab: iya dong bu, buktinya waktu ngisi soal semuanya lancer, padahal
sebelumnya susah bener.
10

Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi?


Jawab: cukup bikin mengerti bu, dan gampang diolah dipikiran
2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran tadi?
Jawab: lumayan ada perubahan ga kaya kemaren
3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru
tadi?
Jawab: paham bu, karena menjelaskannya mudah dimengerti
4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) sebelumnya:
Jawab: belum tau, karena guru tidak pernah jelasin model-model belajar
5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?
Jawab: ooo belajar kaya tadi itu menyenangkan bu, ga kaya kemaren-
kemaren
6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning)?
Jawab: senang sekali bu
7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?
Jawab: iya bu lebih aktif dang a bikin ngantuk
8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?
Jawab: lumayan, agak meningkat bu nilai-nilainya
10

Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas


tadi? Jawab: saya senang bu dan sedikit bikin ngerti
2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran tadi?
Jawab: bagus bu
3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru
tadi?
Jawab: lebih mudah dan lebih paham
4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) sebelumnya:
Jawab: belum tau bu
5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?
Jawab: menyenangkan bu, ga kaya kemaren-kemaren
6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning)?
Jawab: senang sekali bu
7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?
Jawab: iya bu, lebih aktif dang a bikin bete
8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan
pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?
Jawab: iya bu, saya lebih mudah mengerjakan semua soal
10

LAMPIRAN IX

MATERI SIKLUS I

A. Organisasi dan Kebebasan Berorganisasi


1. Beberapa pengertian organisasi
a. Organisasi adalah suatu perkumpulan yang anggotanya terdiri atas
beberapa orang atau kerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama.
b. Organisasi yaitu kesatuan atau susunan yang terdiri atas bagian-bagian
(orang) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu.
c. Organisasi yaitu kelompok kerjasama antara orang0orang yang diadakan
untuk mencapai tujuan bersama.
d. Organisasi adalah perkumpulan atau kelompok bersama antar pemerintah
atau lembaga yang anggotanya terdiri atas perutussan pemerintah.
e. Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur dalam rangka
mencapai yujuan bersama.
f. Organisasi adalah bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama serta secara resmi terikat dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

2. Unsur-unsur organisasi
a. Ada sekelompok orang
b. Ada kesepakatan untuk berorganisasi
c. Ada tujuan atau kepentingan bersama

3. Sifat umum organisasi


a. Mempunyai tujuan
b. Terdiri dari manusia-manusia bukan benda
c. Bebentuk struktur sistematis
10

4. Ciri-ciri organisasi
a. Terdiri dari kumpulan manusia
b. Mempunyai tujuan bersama yang jelas
c. Mempunyai anggota
d. Mempunyai pemimpin dan pengurus (struktur organisasi yang jelas)
e. Mempunyai kegiatan yang pasti (program kerja dan pengaturan)
f. Ada kerjasama

5. Istilah-istilah organisasi
a. Berorganisasi adalah mempunyai organisasi yang tersusun dengan baik
dan teratur
b. Mengorganisasi maksudnya mengatur atau menyusun dari suatu bagian-
bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur.
c. Pengorganisasian yaitu proses atau cara tindakan untuk berorganisasi.
d. Organisator yaitu orang yang dapat mengorganisasi.
e. Organisatois yaitu orang yang ahli mengorganisasi secara tertib dan teratur
dalam suatu organisasi.
f. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan seseorang untuk memilih
organisasi yang sesuai yang akan diikuti.

6. Fungsi dan manfaat organisasi


a. Sebagai wadah atu ajang untuk menyalurkan maksud, tujuan, aspirasi dan
pendapat.
b. Tempat untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan.
c. Untuk mencapai tujuan tertentu yang akan dicapai.
d. Tempat unruk mempermudah peraturan, pendistribusian dan penyaluran
barang atau informasi.
e. Dapat bekerjasama.
f. Tempat untuk menggalang persatuan, kesatuan dan kekuatan yang lebih
besar.
g. Mempererat persatuan dan persaudaraan.
10

7. Kedudukan seseorang dalam organisasi


a. Ia memiliki ikatan dengan organisasi tersebut yaitu memiliki kartu
anggota.
b. Memiliki jabatan tertentu (anggota, pengurus atau pemimpin)
c. Memiliki wewenang sesuai dengan kedudukannya.
d. Memiliki hak dan kewajiban.
e. Melakukan kegiatan sesuai tugasnya.

8. Syarat tambahan pembentukan organisasi.


a. Tempat atau sekretariat .
b. Struktur organisasi: menggambarkan kepengurusan dan hubungan antar
pengurus.

9. Struktur organisasi
a. Ketua dan Wakil Ketua
b. Sekretariat
c. Bendahara
d. Ketua-ketua bidang
e. Seksi-seksi

10. Pedoman organisasi


a. Anggaran Dasar (AD) dan Anggran Rumah Tangga (ART)
b. Isi AD dan ART
1) Nama, waktu, tempat kedudukan organisasi
2) Asas, tujuan dan sifat organisasi
3) Kepengurusan organisasi
4) Keanggotaan organisasi
5) Keuangan organisasi
6) Perangkat organisasi
10

11. Negara menjamin kebebasan nerorganisasi


a. Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang”
b. Pada pasal 28E ayat (3) UUD 1945
“Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat”
12. Pentingnya berorganisasi
a. Manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri dan
pastinya memerlukan oreang lain.
b. Manusia mempunyai keterbatasan dari segi waktu, tenaga, gerak dan
pikiran dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya, dengan keterbatasan
itu kita memerlukan orang lain untuk mencapai tujuan.
c. Kebutuhan manusia beragam, sehingga kita perlu berkumpul dengan
orang lain yang mempunyai kebutuhan atau tujuan yang sama dengan
kita.
Jenis Jenis Organisasi
1. Organisasi pemerintah
Organisasi pemerintah berbentuk lembaga pemerintah atau departemen-
departemen, misalnya:
a. Departemen Pendidikan Nasional
b. Departemen Dalam Negeri
c. Departemen Luar Negeri
2. Organisasi non pemerintah
a. Organisasi Ekonomi (koperasi dan perusahaan)
b. Organisasi Sosial (yayasan, panti asuhan, panti werda atau organisasi
masyarakat)
c. Organisasi Seni dan Budaya
d. Organisasi Olahraga
e. Organisasi Politik
f. Organisasi Sekolah
11

Macam-macam dan bentuk organisasi


1. Organisasi Profesi
Organisasi profesi yaitu organisasi yang anggotanya adalah orang-orang
yang mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.
Contoh: PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter
Indonesia), PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial yaitu organisasi yang melaksanakan aktifitas melayani
berbagai masalah sosial yang dilandasi rasa kemanusiaan.
Contoh: PMI (Palang Merah Indonesia), PMR ( Palang Merah Remaja),
UNHCR ( organisasi yang mengurusi pengungsi internasional.

3. Organisasi Politik
Organisasi politik yaitu seperangkat tatanan yang dipakai masyarakat
umum untuk menngatur berbagai masalah dan untuk memperjuangkan
kepentingan golongan dan kepentingan masyarakat bangsa dan negara.
Contoh: Partai Golkar ( partai Golongan Karya), PDI (Partai Demokrasi
Indonesia), PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa), PAN (Partai Amanat
Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
11

4. Organisasi Masa
Organisasi masa yaitu perkumpulan yang anggotanya adalah orang-orang
yang mempunyai kegiatan dan tujuan yang sama.
Contoh: KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), HMI (Himpunan
Mahasiswa Indonesia), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).
5. Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan yaitu organisasi yang dibentuk dan anggotanya
berasal dari pemeluk suatu agama.
Contoh: NU (Nahdhatul Ulama), MUI (Majelis Ulama Indonesia), DGI
(Dewan Gereja Indonesia), Muhammadiyah.
6. Organisasi Keolahragaan
Organisasi keolahragaan merupakan perkumpulan atau perserikatan dari
cabang-cabang olahraga.
Contoh: PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), PASI (Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh
Indonesia), KONI (Komit Olahraga nasional Indonesia).
7. Organisasi Kemasyarakatan
Contoh: ASEAN:organisasi negara-negara Asia Tenggara, NATO:
organisasi pertahanan negara-negara di kawasan Eropa Utara.
11

8. Organisasi Internasional
Organisasi internasional yaitu organisasi yang anggotanya terdiri dari
negara-negara dari berbagai kawasan.
Contoh: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), OPEC (organisasi negara-
negara penghasil minyak dunia).
Jenis-kenis organisasi berdasarkan tujuan
1. Organisasi ekonomi
2. Organisasi sosial
3. Organisasi seni dan budaya
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi politik
Syarat organisasi yang
baik
1. Semua pengurus dicalonkan dan dipilih dalam rapat anggota.
2. Semua tugas, hak dan kewajiban serta wewenang pengurus dan badan
pemeriksa maupun anggota diatur dalam Anggaran Dasar.
3. AD dan ART dibuat, disusun dan disetujuai oleh semua pengurus,
pelindung, penasehat dan badan pengawas serta semua anggota dalam
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. AD mengatur semua kegiatan organisasi secara umum, ART mengatur
semua kegiatan organisasi secara khusus, bersifat memperjelas, AD, bab,
bagian, aau pasal-pasalnya.
5. Manfaat organisasi yang baik adalah dapat mempermudah tercapainya
tujuan, visi, misi organisasi secara efektif dan efesien.
Cara memilih pengurus iorganisasi.
11

Pengurus-pengurus organisasi biasanya dipilih oleh anggota. Cara memilih


pengurus organisasi misalnya:
a. Dengan cara aklamasi (penunjukan langsung), dengan suara bulat dan
menggunakan hak suara.
b. Dengan cara pemungutan suara yaitu calon pengurus dinyatakan menang jika
suaranya mencapai 50%+1 dari jumlah suara yang sah.
Tugas struktur organisasi dan pengurus organisasi
1. Pelindung
a. Mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi.
b. Pelindung biasanya pejabat atau tokoh masyarakat.
c. Tugas: membimbing, mengarahkan, dan memberikan perlindungan
terhadap jalannya organisasi atau keberadaan organisasi
2. Penasehat
a. Kedudukan dibawah pelindung, biasanya yang lebih berpengalaman
dibanding yang lain.
b. Tugas: memberikan nasehat, petunjuk kepada pengurus dan badan
pengawas atau pemeriksa terhadap semua yang barkaitan dengan jalannya
organisasi.
3. Pengurus
Seksi bertugas dan bertanggung jawab terhadap ketua atas pelaksanaan tugas
dalam satu bidang kegiatan.
a. Seksi sarana dan prasarana
Tugas: mengatur, mengadakan semua sarana dan alat yang dipakai untuk
kegiatan organisasi.
b. Seksi pembangunan
Tugasnya: melaksanakan program-program pembangunan yang telah
ditetapkan organisasi.
c. Seksi keamanan dan ketertiban (security)
Tugas: melaksanakan program-program pengamanan semua asset dan
kegiatan dalam organisasi.
11

d. Seksi humas
Tugas: memberikan (melaksanakan tugas) pencerahan atau kepada
masyarakat sekitar, terhadap semua program-program organisasi.
e. Seksi pendidikan
Tugas: melaksanakan tugas pengembangan pelatihan, ataupun pemahaman
terhadap anggota organisasi dan lingkunga sekitar.
f. Seksi kesehatan atau PPPK
Tugas: melaksanakan persiapan, pencegahan, penanggulangan dan
perawatan serta pengobatan terhadap segala kejadian yang minta korban
akibat kegiatan organisasi.
g. Seksi olahraga dan pemuda
Tugas: melaksanakan tugas-tugas kepemudaan dn memecahkan masalah
kepemudaan serta kegiatan keolahragaan dalam organisasi.
4. Badan Pengawas atau Badan Pemeriksa
Tugas pokok dalam fungsi BP adalah mewakili anggota untuk
memberikan pengawasan pemeriksaan terhadap jalannya kegiatan organisasi
dan jembatan informasi antar anggota dengan pengurus dan sebaliknya.
Tugas-tugas pengurus organisasi
1. Tugas Ketua
a. Mengurus organisasi
b. Bertanggungjawab kedalam dan keluar organisasi
c. Memimpin rapat
d. Menandatangani surat
e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar
f. Membuat rencana kerja
2. Tugas Sekretaris
a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi
b. Membuat agenda kegiatan organisasi
c. Membuat surat-surat yang diperlukan
d. Mengarsip semua surat masuk dan keluar
e. Membuat rencana kerja bersama ketua
11

3. Tugas Bendahara
a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi
b. Mengurus masalah keuangan organisasi
c. Membuat laporan keuangan
d. Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi
11

LAMPIRAN X

MATERI SIKLUS II
PENGERTIAN DAN BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA

1. Pengertian
 Setiap organisasi pasti terdapat perebedaan, salah satu cara untuk
mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah.
 Musyawarah untuk menetapkan keputisan bersama
 Keputtusan adalah pilihan yang diambil oleh seseorang untu dilaksanakan
dari berbagai macam pilihan yang tersedia.
 Selain pilihan-pilihan untuk diri sendiri keputusan juga berupa:
a. Setuju atau tidak setuju membeli barang
b. Tempat tujun darmawisata
c. Hadiah yang akan diberikan kepada teman yang akan berulang tahun
d. Pemilihan ketua kelas baru
e. Peraturan kelas yang baru
 Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang
berkepentingan.
 Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mengambil
keputusan atas suatu masalah.
 Nilai-nilai dasar dalam musyawarah adalah:
a. Kebersamaan
b. Persamaan hak
c. Kebebasan mengemukakan pendapat
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab
 Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan bersama yang mewadahi
semua pendapat yang muncul dan memenuhi rasa keadilan.
11

2. Bentuk-bentuk keputusan bersama


a. Kesepakatan
Kesepakatan berasal dari kata sepakat berarti setuju atau sependapat. Jadi,
kesepakatan bisa diartikan sebagai sebuah wujud kata sepakat dari orang-orang
yang bersangkutan.
Kesepakatan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis
yang disaksikan dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang mengadakan
kesepakatan tersebut.
Contoh bentuk kesepakatan dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti:
1) Kesepakatan tentnbg jadwal ronda
2) Kesepakatan tentang pembagian system irigasi, dan lain sebagainya

b. Perjanjian
Perjanjian berasal dari kata janji yang berarti ucapan yang menyatakan
kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat.
Jadi, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat
oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang telah
dibuat dalam persetujuan tersebut. Bentuk perjanjian diantaranya adalah:
1) Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian antara dua pihak saja
2) Perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak.
c. Memorandum
Istilah memorandum berarti nota atau surat yang berisi persetujuan atau
pernyataan suatu hubungan diplomasi tertentu yang berisi saran, arahan atau
penerangan.
Istilah ini jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat. Memorandum
hanya digunakan dalam rangka hubungan diplomasi dengan negara lain.
d. Persetujuan
Istilah persetujuan berasal dari kata setuju yang berarti seia sekata
terhadap suatu hal. Oleh karena itu persetujuan dapat diarahkan sebagai sebuah
bentuk pengayaan terhadap suatu hal secara bersama-sama.
11

Bentuk ini biasanya bersifat tidak tertulis dan dilaksanakan berdasarkan


kepercayaan semata. Sekarang ini bentuk persetujuan mulai dilakukan secara
tertulis dengan menggunakan materai bernilai rupiah.
Bentuk-bentuk keputusan bersama digolongkan menjadi dua macam yaitu:
1) Tak tertulis atau isyarat
Bentuk keputusan bersama yang tidak tertulis dalam kehidupan sehari-hari
disebut norma. Norma adalah kaidah atau aturan yang telah dispakati sebagai
pedoman tingkah laku dalam pergaulan hidup sehari-hari yang berisi larangan
atau perintah. Misalnya norma adat, norma ksopanan, dan norma kesusilaan.
2) Tertulis atau gambar
Bentuk-bentuk keputusan bersama yang tertulis atau tergambar antara lain:
 Peraturan
Peraturan adalah hasil kesepakatan yang digunakan untuk mengatur suatu
kegiatan pada suatu lembaga atau pemerintahan yang sangsinya tegas.
 Undang-Undang
Undang-Undang (UU) adalah suatu aturan untuk mengatur kegiatan setiap
warga negara dalam berbangsa dan bernegara.
 Tata tertib
Tata tertib adalah peraturan yang diberlakukan dalam keluarga, lembaga atau
masyarakat,
 Ketetapan atau keputusan
Ketetapan atau keputusan dibuat oleh lembaga atau perorangan yang memiliki
wewenang untuk mengatur jalannya kegiatan atau pemerintahan.
 Rambu-rambu lalulintas
Rambu-rambu lalulintas merupakan aturan yang berbentu gambar atau symbol
yang telah disepakati bersama secara nasional maupun internasional. Rambu-
rambu lalulintas digunakan untuk mengatur lalulintas atau semua pemakai
jalan agar aman, tertib dan lancer.
11

 Surat pernyataan
Surat pernyataan merupakan bentuk kesepakatan atau keputusan bersama yang
dibuat oleh seseorang atau kelompok untuk menyatakan setuju atau tidak
setuju yang bisa diketahui secara tertulis.
 Surat perjanjian
Surat perjanjian dibuat oleh dua orang atau lebih yang berisi tentang
kesepakatan bersama untuk dipatuhi bersama.
 Hasil perjanjian
Hasil perjanjian merupakan bentuk kesepakatan bersama atau keputusan yang
diambil dan disetujui oleh kedua belah pihak atau lebih secara tertulis.

3. Manfaat dari membiasakan diri membuat keputusan bersama dalam keluarga:


a. Antar keluarga akan saling terbuka dalam berpendapat
b. Saling menghargai pendapat
c. Melatih keberanian, kecerdasan, dan kreatifitas
d. Menjadikan masalah lebih mudah diselesaikan
e. Menjadi lebih ikhlas untuk melaksanakan keputusan
f. Membuat suasana harmonis dalam keluarga
12

LAMPIRAN XI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair


Mata Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas / Semester : V (lima) /
genap
Pertemuan ke : I (satu)
Alokasi Waktu : 2x35 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi

I. KOMPETENSI DASAR
3.1.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


 Menjelaskan pengertian organisasi
 Menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi
 Menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi

III. TUJUAN PEMBELAJARAN


 Siswa dapat menjelaskan pengertian organisasi
 Siswa dapat menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi

IV. MATERI AJAR


 Pengertian organisasi
 Cirri-ciri organisasi
 Tujuan organisasi
 Anggota organisasi
 Struktur organisasi
 Tata tertib organisasi
12

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN


 Pendekatan Kontekstual
 Diskusi dengan teman kelompok
 Tanya jawab
 Ceramah
 Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Memberikan salam dan  Siswa semua mengikuti  Disiplin


memulai pelajaran dengan dan ikut membaca doa
berdoa bersama

 Siswa mendengarkan
 Mengabsen siswa dan memperhatikan  Disiplin
satu persatubnama
mereka disebutkan dan
mengangkat tangan
bagi yang namanya
disebutkan

 Bertanya kepada siswa  Siswa menjawab dengan  Tanggung


“organisasi apa saja yang baik dan benar jawab
kalian ketahui yang ada di
sekolah ini?”

 Setelah mendapatkan  Siswa memperhatikan


jawaban dari peserta jawaban yang diberikan  Disiplin
12

didik, guru mulai guru


menjelaskan dan
mengklarifikasi jawaban
yang telah diberikan oleh
siswa tadi

 Menjelaskan secara  Siswa mendengarkan


singkat materi yang akan penjelasan guru tentang  Disiplin
diajarkan pada pertemuan materi yang akan
ini disampaikan pada
pertemuan ini

 Guru memotivasi siswa


untuk aktif dalam
pembelajaran

KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru membagi kelas  Siswa mulai  Tanggung jawab


dalam 5 kelompok membentuk kelompok
yang masing-masing sesuai dengan yang
terdiri dari beberapa diperintahkan guru
siswa
 Siswa mengerjakan
 Disiplin
 Kemudian guru tugas yang diberikan
menempelkan oleh guru bersama
potongan kertas dengan anggota
dipapan tulis terdiri kelompoknya masing-
dari: organisasi yang masing
ada di lingkungan
masyarakat, organisasi
12

sekolah, organisasi
keagamaan, organisasi
politik, dan organisasi
pemerintahan, sebagai
soal dan memeberikan
lembaran tugas yang
harus diisi oleh
masing-masing
kelompok

 Guru menjelaskan  Siswa memperhatikan  Disiplin


langkah-langkah yang potongan kertas yang
harus dilakukan oleh ditempelkan oleh guru
masing-masing dan mendengarkan
kelompok dengan penuh
semangat dan
berusaha memotivasi
teman-temannya

B.2. ELABORASI
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter

 Guru menyiapkan  Perwakilan kelompok  Disiplin


potongan-potongan mengambil kertas yang
jawabannya yang telah berisi tugas yang harus
diacak dan mereka isi nanti
memerintahkan siswa bersama kelompoknya
untuk mengambil kertas
tugas yang telah
disiapkan diatas meja
guru, masing-masing
12

perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut

 Setelah semua  Siswa mulai berpikir  Tanggung jawab


kelompok mendapat dan memikirkan
tugas masing-masing, jawabannya sesuai
guru kemudian dengan perintahnya
memerintahkan siswa bersama dengan
untuk mencari jawaban kelompok masing-
yang telah disediakan masing. Siswa terlihat
dimeja kemudian antusias dalam
mendiskusikannya melakukan tugasnya
dengan anggota dan bekerjasama
kelompoknya masing- dengan kelompok
masing untuk mencari
jawabannya
 Guru menjelaskan
langkah-langkah yang  Siswa memperhatikan  Tanggung jawab
harus dilakukan penjelasan guru
masing-masing
kelompok

 Guru memerintahkan  Wakol dari kelompok  Tanggung jawab


bagi kelompok siswa membacakan hasil
yang sudah selesai jawaban yang sudah
untuk mereka dan kelompok
mempresentasikan hasil kerjakan
jawabannya bersama
kelompok mereka
didepan kelas
12

B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru mempersilahkan  Siswa dan guru  Disiplin


siswa duduk kembali di memberikan tepuk
tempat duduknya tangan untuk kelompok
masing-masing dan yang sudah selesai
setiap kelompok yang
selesai
mempresentasikan hasil
kelompok mereka
diberi reward berupa
tepuk tanga dari
kelompok lain yang
mendengarkan
 Siswa aktif dan banyak  Disiplin
 Guru membahas hasil bertanya tentang
jawaban dari masing- jawaban dari kelompok
masing kelompok dan lain dan meminta
menjelaskan hal-hal penjelasannya,
yang masih kemudian guru
dipertanyakan membantu menjawab
pertanyaan tersebut

 Guru bertanya jawab  Siswa menanyakan hal-  Tanggung jawab


tentang hal-hal yang hal yang mereka tidak
belum diketahui siswa paham
dan menyimpulkannya
serta memberikan
konsep yang benar
kepada siswa
12

PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memberikan  Siswa mencatat  Tanggung jawab


kesimpulan ulang kesimpulan yang
tentang materi yang diberikan guru
telah disampaikan dan
yang telah siswa
lakukan

 Guru memberikan soal  Siswa mengerjakan soal  Disiplin


dengan tenang
 Guru mengajak siswa
berdoa untuk  Siswa berdoa bersama  Tanggung jawab
mengakhiri pelajaran

VII. SUMBER BELAJAR


 Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga
 Internet
 Pengalaman guru
 Modul PKn pegangan guru kelas V
 Lingkungan masyarakat
 Teman
12

VIII. PENILAIAN

Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal


Pencapaian Penilaian Instrumen

 Menjelaskan  Tes  Pilihan 1. Kerjasama antar orang untuk


pengertian ganda mencapai tujuan disebut…
organisasi a. Organisasi
b. Perkumpulan
c. Lembaga
d. Kelompok

2. Orang yang dapat


mengorganisasi orang lain
disebut…
a. Mengorganisasi
b. Organisator
c. Berorganisasi
d. Organisatoris

3. Organisasi adalah sebuah…


a. Perusahaan
b. Perkumpulan
c. Permainan
d. Perdamaian

4. Pada UUD 1945 pasal 28 E,


disebutkan bahwa setiap
warganegara mempunyai
kebebasan…
a. Berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat
12

b. Memeluk agama dan


kepercayaannya
c. Ikut serta dalam pembelaan
negara
d. Memperoleh pendidikan
dan pengajaran

5. Organisasi profesi adalah…


a. Organisasi yang
anggotanya mempunyai
profesi atau pekerjaan yang
sama.
b. Organisasi yang isinya para
pengangguran
c. Organisasi yang
anggotanya berbeda-beda
d. Organisasi yang
anggotanya merampok

6. Untuk menggalang persatuan,


kesatuan dan kekuatan yang
lebih besar adalah…
a. Pengertian organisasi
b. Pedoman organisasi
c. Fungsi organisasi
d. Pelaksanaan organisasi

7. Peran serta dalam organisasi


memberikan manfaat seperti
berikut ini kecuali…
a. Menumbuhkan rasa
tanggung jawab
12

b. Belajar bekerjasama
c. Berani tampil di depan
umum
d. Belajar menang sendiri

8. Sebuah organisasi mempunyai


tujuan bersama, siapakah yang
berkewajiban mewujudkan
tujuan bersama tersebut?
a. Ketua dengan hanya
dibantu oleh wakil saja
b. Pengurus organisasi tanpa
melibatkan anggota
c. Semua yang termasuk
dalam organisasi
d. Sekretaris saja

 Menyebutkan 9. Dengan berorganisasi kita


contoh-contoh akan lebih…
tujuan a. Repot mencapai tujuan
organisasi b. Susah mencapai tujuan
c. Mudah mencapai tujuan
d. Membuang-buang waktu

10. Manfaat berorganisasi adalah…


a. Belajar hidup hemat
b. Belajar memaksakan
pendapat kepada orang lain

c. Belajar memboroskan uang


jajan
d. Belajar menghargai
pendapat orang lain
13

11. Contoh organisasi


kemasyarakatan di desa
adalah…
a. Siskamling
b. Puskesmas
c. RW
d. RT

 Menyebutkan 12. Anggota organisasi di sekolah


contoh-contoh adalah…
anggota a. Siswa
organisasi b. Guru
c. Semua warga sekolah
d. Guru dan siswa

13. Organisasi kepemudaan salah


satunya adalah…
a. PKK
b. Dasawisma
c. OSIS
d. Karang Taruna

14. Anggota organisasi


masyarakat yang bertugas
menjaga keamanan kampung
adalah…
a. LSM
b. LKMD
c. BPD
d. Hansip

15. Anggota OSIS di sekolah


adalah…
13

a. Siswa
b. Masyarakat
c. Pemuda kampung
d. Orang kota

Mengetahui Jakarta,1 April 2013


Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah


NIP. NIM.809018300638
13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair


Mata Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas / Semester : V (lima) /
genap
Pertemuan ke : II (dua)
Alokasi Waktu : 2x35 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi

I. KOMPETENSI DASAR
3.2.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi

II. NDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


 Menyebutkan struktur organisasi
 Merumuskan contoh tata tertib organisasi

III. TUJUAN PEMBELAJARAN


 Siswa dapat menyebutkan struktur organisasi
 Siswa dapat merumuskan contoh tata tertib organisasi

IV. MATERI AJAR


 Pengertian organisasi
 Cirri-ciri organisasi
 Tujuan organisasi
 Anggota organisasi
 Struktur organisasi
 Tata tertib organisasi
13

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN


 Pendekatan Kontekstual
 Diskusi dengan teman kelompok
 Tanya jawab
 Ceramah
 Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Memberikan salam dan  Siswa semua mengikuti  Disiplin


memulai pelajaran dengan dan ikut membaca doa
berdoa bersama

 Siswa mendengarkan
 Mengabsen siswa dan memperhatikan  Disiplin
satu persatubnama
mereka disebutkan dan
mengangkat tangan
bagi yang namanya
disebutkan

 Bertanya kepada siswa  Siswa menjawab dengan  Tanggung


“organisasi apa saja yang baik dan benar jawab
kalian ketahui yang ada di
sekolah ini?”

 Setelah mendapatkan  Siswa memperhatikan  Disiplin


jawaban dari peserta jawaban yang diberikan
13

didik, guru mulai guru


menjelaskan dan
mengklarifikasi jawaban
yang telah diberikan oleh
siswa tadi

 Menjelaskan secara  Siswa mendengarkan  Disiplin


singkat materi yang akan penjelasan guru tentang
diajarkan pada pertemuan materi yang akan
ini disampaikan pada
pertemuan ini

 Guru memotivasi siswa


untuk aktif dalam
pembelajaran

KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru membagi kelas  Siswa mulai  Tanggung jawab


dalam 5 kelompok membentuk kelompok
yang masing-masing sesuai dengan yang
terdiri dari beberapa diperintahkan guru
siswa

 Disiplin
 Kemudian guru  Siswa mengerjakan
menempelkan tugas yang diberikan
potongan kertas oleh guru bersama
dipapan tulis terdiri dengan anggota
dari: organisasi yang kelompoknya masing-
ada di lingkungan masing
masyarakat, organisasi
13

sekolah, organisasi
keagamaan, organisasi
politik, dan organisasi
pemerintahan, sebagai
soal dan memeberikan
lembaran tugas yang
harus diisi oleh
masing-masing
kelompok

 Guru menjelaskan  Siswa memperhatikan  Disiplin


langkah-langkah yang potongan kertas yang
harus dilakukan oleh ditempelkan oleh guru
masing-masing dan mendengarkan
kelompok dengan penuh
semangat dan
berusaha memotivasi
teman-temannya

B.2. ELABORASI
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter

 Guru menyiapkan  Perwakilan kelompok  Disiplin


potongan-potongan mengambil kertas yang
jawabannya yang telah berisi tugas yang harus
diacak dan mereka isi nanti
memerintahkan siswa bersama kelompoknya
untuk mengambil kertas
tugas yang telah
disiapkan diatas meja
guru, masing-masing
13

perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut

 Setelah semua  Siswa mulai berpikir  Tanggung jawab


kelompok mendapat dan memikirkan
tugas masing-masing, jawabannya sesuai
guru kemudian dengan perintahnya
memerintahkan siswa bersama dengan
untuk mencari jawaban kelompok masing-
yang telah disediakan masing. Siswa terlihat
dimeja kemudian antusias dalam
mendiskusikannya melakukan tugasnya
dengan anggota dan bekerjasama
kelompoknya masing- dengan kelompok
masing untuk mencari
jawabannya

 Guru menjelaskan  Siswa memperhatikan  Tanggung jawab


langkah-langkah yang penjelasan guru
harus dilakukan
masing-masing
kelompok

 Guru memerintahkan  Wakol dari kelompok  Tanggung jawab


bagi kelompok siswa membacakan hasil
yang sudah selesai jawaban yang sudah
untuk mereka dan kelompok
mempresentasikan hasil kerjakan
jawabannya bersama
kelompok mereka
didepan kelas
13

B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru mempersilahkan  Siswa dan guru  Disiplin


siswa duduk kembali di memberikan tepuk
tempat duduknya tangan untuk kelompok
masing-masing dan yang sudah selesai
setiap kelompok yang
selesai
mempresentasikan hasil
kelompok mereka
diberi reward berupa
tepuk tanga dari
kelompok lain yang
mendengarkan

 Guru membahas hasil  Siswa aktif dan banyak  Disiplin


jawaban dari masing- bertanya tentang
masing kelompok dan jawaban dari kelompok
menjelaskan hal-hal lain dan meminta
yang masih penjelasannya,
dipertanyakan kemudian guru
membantu menjawab
pertanyaan tersebut

 Guru bertanya jawab  Siswa menanyakan hal-


tentang hal-hal yang hal yang mereka tidak  Tanggung jawab
belum diketahui siswa paham
dan menyimpulkannya
serta memberikan
konsep yang benar
kepada siswa
13

PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memberikan  Siswa mencatat  Tanggung jawab


kesimpulan ulang kesimpulan yang
tentang materi yang diberikan guru
telah disampaikan dan
yang telah siswa
lakukan

 Guru memberikan soal  Siswa mengerjakan soal  Disiplin


dengan tenang
 Guru mengajak siswa
berdoa untuk  Siswa berdoa bersama  Tanggung jawab
mengakhiri pelajaran

VII. SUMBER BELAJAR


 Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga
 Internet
 Pengalaman guru
 Modul PKn pegangan guru kelas V
 Lingkungan masyarakat
 Teman
13

VIII. PENILAIAN

Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal


Pencapaian Penilaian Instrumen

 Menyebutkan  Tes  Pilihan 1. Yang memimpin memimpin


contoh ganda penyelenggaraan di desa adalah…
struktur a. Tokoh agama
organisasi b. Sekdes
c. Tokoh masyarakat
d. Kades

2. Pengurus organisasi yang bertugas


menangani masalah administrasi
organisasi adalaha…
a. Bendahara
b. Wakil ketua
c. Ketua
d. Sekretaris

 Merumuskan 3. Berikut ini tugas sekretaris


contoh- organisasi, kecuali…
contoh tata a. Memimpin dan
tertib mengagendakan rapat
organisasi b. Bersama pengurus lain
membuat agenda
c. Mengarsip berkas dan agenda
kerja
d. Memimpin demonstrasi

4. Ibu Maulida mempunyai seorang


anak balita berumur 8 bulan,
organisasi yang tepat yang harus
14

diikuti oleh bu Maulida adalah…


a. PKK
b. Arisan ibu-ibu
c. Posyandu
d. PMI

5. Aditya ingn menjadi anak yang


mandiri, disiplin dan mempunyai
jiwa kepemimpinan, Asitya
seharusnya masuk organisasi
sekolah…
a. Polisi kecil
b. Dokter kecil
c. PMR
d. Pramuka

6. Pak Ramdan seorang guru


sebaiknya pak Ramdan menjadi
anggota organisasi…
a. Politik
b. Profesi
c. OSIS
d. PKK

7. Salah satu bentuk organisasi adalah


organisasi pemerintahan. Manakah
yang merupakan contoh organisasi
pemerintahan?
a. PKK

b. Desa
c. Partai Politik
d. Karang Taruna
14

8. Partai politij adalah contoh


organisasi…
a. Profesi
b. Pemerintah
c. Pemuda
d. Sekolah

9. Dengan berorganisasi kita akan


lebih…
a. Repot mebcari tujuan
b. Susah mencapai tujuan
c. Mudah mencapai tujuan
d. Membuang-buang waktu

10. Kalian bisa memasuki organisasi di


masyarakat dan juga di sekolah.
Bila ingin aktif berorganisasi di
sekolah, maka kalian bisa masuk
dalam organisasi…
a. Partai Politik
b. PKK
c. Karang Taruna
d. Pramuka

Mengetahui Jakarta,1 April 2013


Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah


NIP. NIM.809018300638
14

LAMPIRAN XII

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair


Mata Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas / Semester : V (lima) /
genap
Pertemuan ke : I (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 pertemuan)
Standar kompetensi : 4. Menghargai Keputusan
Bersama

I. KOMPETENSI DASAR
3.1.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


 Menjelaskan definisi keputusan bersama
 Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
 Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat Nilai karakter

 Tanggu
III. TUJUAN PEMBELAJARAN ng
 Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama jawab
 Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
 Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

IV. MATERI AJAR


 Pengertian keputusan bersama
 Bentuk-bentuk keputusan bersama
 Kemauan musyawarah untuk mufakat
14

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN


 Pendekatan kontekstual
 Diskusi dengan teman kelompok
 Tanya jawab
 Ceramah
 Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Memberikan salam dan  Semua siswa mengikuti  Disiplin


memulai pelajaran dan ikut membaca doa
dengan doa bersama

 Mengabsen siswa  Siswa  Disiplin


mendengarkan dan
memperhatikan satu
persatu nama mereka
disebutkan dan
mengangkat tangan bagi
yang namanya disebutkan

 Bertanya kepada siswa  Siswa menjawab dengan  Tanggung


“bagaimana cara yang baik dan benar jawab
kalian lakukan bila ingin
mengambil suatu
keputusan untuk
kepentingan bersama?”
14

 Setelah mendapatkan  Siswa memperhatikan  Disiplin


jawaban dari peserta jawaban yang diberikan
didik guru mulai guru
menjelaskan dan
mengklarifikasi jawaban
yang telah diberikan
oleh siswa tadi

 Menjelaskan secara
singkat materi yang akan  Siswa mendengarkan  Disiplin
diajarkan pada penjelasan guru tentang
pertemuan ini materi yang akan
disampaikan pada
 Guru memotivasi siswa pertemuan ini
untuk aktif dalam
pembelajaran

KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru membagi kelas  Siswa mulai membentuk  Tanggung


dalam 5 kelompok yang kelompok sesuai dengan jawab
masing-masing terdiri yang diperintahkan guru
dari beberapa siswa

 Kemudian guru
memberikan lembaran  Siswa mengerjakan tugas  Disiplin
tugas yang harus diisi yang diberikan oleh guru
oleh masing-masing bersama dengan anggota
kelompok kelompoknya masing-
masing
14

 Guru menjelaskan  Siswa mendengarkan tugas  Tanggung


langkah-langkah yang yang diberikan oleh guru jawab
harus dilakukan oleh bersama dengan anggota
masing-masing kelompoknya masing-
kelompok masing

B.2.ELABORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memerintahkan  Perwakilan kelompok  Disiplin


siswa untuk mengambil mengambil kertas yang
kertas tugas yang sudah berisi tugas yang harus
disiapkan diatas meja mereka isi nantinya
guru, masing-masing bersama kelompoknya
perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut

 Setelah semua  Siswa mulai berpikir dan  Tanggung


kelompok mendapat memikirkan jawabannya jawab
tugas masing-masing, sesuai dengan perintahnya
guru kemudian bersama dengan
memerintahkan sisiwa kelompoknya masing-
untuk menjawabnya masing
bersama dengan
anggota kelompoknya  Siswa antusias dalam  Tanggung
melakukan dan jawab
bekerjasama dengan
kelompok untuk mencari
jawabannya

 Wakil dari kelompok  Tanggung


membacakan hasil jawab
14

 Guru memerintahkan jawaban yang sudah


bagi kelompok siswa mereka dan kelompoknya
yang sudah selesai kerjakan
untuk maju ke depan
kelas
mempresentasekan
hasil jawabannya

B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru mempersilahkan  Siswa dan guru  Disiplin


siswa duduk kembali di memberikan tepuk tangan
tempat duduknya untuk kelompok yang
masing-masing dan sudah selesai presentase
setiap kelompok yang
selesai
mempresentasekan
hasil kelompoknya
mereka beri reward
berupa tepuk tangan
dari kelompok lain
yang mendengarkan

 Guru membahas hasil  Siswa aktif dan banyak  Disiplin


jawaban dari masing- bertanya tentang jawaban
masing kelompok dan dari kelompok lain dan
menjelaskan hal-hal meminta penjelasannya,
yang masih kemudian guru membantu
dipertanyakan menjawab pertanyaan
tersebut
14

 Guru bertanya jawab  Siswa mencoba  Disiplin


tentang hal-hal yang menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa mereka tidak paham
dan menyimpulkannya
serta memberikan
konsep yang benar
terhadapa siswa

PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memberikan  Siswa mencatat  Tanggung


kesimpulan ulang kesimpulan yang jawab
tentang materi yang diberikan oleh guru
telah disampaikan dan
yang telah mereka
lakukan

 Giri memberikan soal  Siswa mengerjakan soal  Disiplin


dengan tenang  Tanggung
jawab
 Guru mengajak siswa  Siswa berdoa bersama  Disiplin
berdoa untuk
mengakhiri pelajaran

VII. PENILAIAN
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal
Pencapaian Penilaian instrumen

 Memahami  Tes  Pilhan 1. Dua cara pengambilan


definisi ganda keputusan bersama yaitu…
keputusan a. Musyawarah dan
bersama mufakat
14

b. Musyawarah unyuk
mufakat dan
pemungutan suara
c. Pemungutan suara dan
pemaksaan kehendak
d. Pemaksaan kehendak
dan ancaman

2. Pilihan yang dipilih dan


dilaksanakan dari beberapa
pilihan disebut…
a. Keputusan
b. Peraturan
c. Program
d. Musyawarah

3. Musyawarahadalah
membahas suatu masalah
secara bersama-sama
 Memahami untuk mencapai…
bentuk-bentuk a. Kesejahteraan
keputusan b. Kebersamaan
c. Kepandaian
d. Mufakat

4. Musyawarah bertujuan
untuk mencapai…
a. Keberuntungan
b. Suara terbanyak
c. Kebersihan
d. Mufakat
14

5. Keputusan bersama dengan


cara pemungutan suara
disebut juga dengan
istilah…
a. Pemilihan umum
b. Mufakat
c. Insting
d. Voting

6. Musyawarah berasaskan
kebersamaan, kekeluargaan
dan…
a. Keberagaman
b. Kebermanfaatan
c. Gotong royong
d. Kerakyatan

7. Sebelum mengambil sebuah


keputisan sebaiknya kita
perlu…
a. Mendapat pengaruh
dari teman
b. Mempertimbangkan
akibat keputusan
kita
c. Mendengarkan nasehat
orang tua
d. Mendengarkan saran
dari guru
 Memahami
prinsip-prinsip 8. Kesepakatan bersama yang
musyawrah dan berisi setuju atau tidak
mufakat setuju disebut…
a. Surat persetujuan
15

b. Surat ketetapan
c. Peraturan
d. Konferensi

9. Kebiasaan-kebiasaan
masyarakat turun temurun
yang mengikat disebut…
a. Norma adat
b. Norma sosial
c. Norma kesusilaan
d. Norma kesopanan

10. Peraturan-peraturan yang


mempunyai sangsi tegas
dan jelas adalah…
a. Norma agama
b. Norma adat
c. Norma hukum
d. Norma kesusilaan

11. Tata tertib di sekolah


berguna untuk mengatur
kegiatan di…
a. Lembaga
b. Masyarakat
c. Sekolah
d. Keluarga

12. Bentuk keputusan bersama


yang tidak tertulis di
masyarakat contohnya
adalah…
a. Norma kesusilaan
15

b. Peraturan
c. Undang-undang
d. Perjanjian

13. Nilai dasar dalam


bermusyawarah adalah…
a. Kebersamaan
b. Keberuntungan
c. Kebermanfaatan
d. Kepandaian

14. Sikap yang perlu


dikembangkan dalam
musyawarah adalah…
a. Mau menang sendiri
b. Mendengarkan
pendapat orang lain
c. Mengaku diri lebih
hebat
d. Memotong
pembicaraan orang
lain

15. Musyawarah harus diliputi


oleh semangat…
a. Ketenangan
b. Kekeluargaan
c. Kepuasan
d. Kesepakatan
Mengetahui Jakarta, 8 April 2013
Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah


NIP. NIM.809018300638
15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair


Mata Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas / Semester : V (lima) /
genap
Pertemuan ke : II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 pertemuan)
Standar kompetensi : 4. Menghargai Keputusan
Bersama

I. KOMPETENSI DASAR
3.2.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


 Menjelaskan definisi keputusan bersama
 Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
 Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat Nilai karakter

 Tanggu
III. TUJUAN PEMBELAJARAN ng
 Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama jawab
 Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
 Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

IV. MATERI AJAR


 Pengertian keputusan bersama
 Bentuk-bentuk keputusan bersama
 Kemauan musyawarah untuk mufakat

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN


 Pendekatan kontekstual
 Diskusi dengan teman kelompok
15

 Tanya jawab
 Ceramah
 Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Memberikan salam dan  Semua siswa mengikuti  Disiplin


memulai pelajaran dan ikut membaca doa
dengan doa bersama

 Mengabsen siswa  Siswa  Disiplin


mendengarkan dan
memperhatikan satu
persatu nama mereka
disebutkan dan
mengangkat tangan bagi
yang namanya disebutkan

 Siswa menjawab dengan  Tanggung


baik dan benar jawab

 Bertanya kepada siswa  Siswa memperhatikan  Disiplin


“bagaimana cara yang jawaban yang diberikan
kalian lakukan bila ingin guru
mengambil suatu
keputusan untuk
kepentingan bersama?”
15

 Setelah mendapatkan  Siswa mendengarkan  Disiplin


jawaban dari peserta penjelasan guru tentang
didik guru mulai materi yang akan
menjelaskan dan disampaikan pada
mengklarifikasi jawaban pertemuan ini
yang telah diberikan
oleh siswa tadi

 Menjelaskan secara
singkat materi yang akan
diajarkan pada
pertemuan ini

 Guru memotivasi siswa


untuk aktif dalam
pembelajaran

KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru membagi kelas  Siswa mulai membentuk  Tanggung


dalam 5 kelompok yang kelompok sesuai dengan jawab
masing-masing terdiri yang diperintahkan guru
dari beberapa siswa

 Kemudian guru
memberikan lembaran  Siswa mengerjakan tugas  Disiplin
tugas yang harus diisi yang diberikan oleh guru
oleh masing-masing bersama dengan anggota
kelompok kelompoknya masing-
masing
15

 Guru menjelaskan  Siswa mendengarkan tugas  Tanggung


langkah-langkah yang yang diberikan oleh guru jawab
harus dilakukan oleh bersama dengan anggota
masing-masing kelompoknya masing-
kelompok masing

B.2.ELABORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memerintahkan  Perwakilan kelompok  Disiplin


siswa untuk mengambil mengambil kertas yang
kertas tugas yang sudah berisi tugas yang harus
disiapkan diatas meja mereka isi nantinya
guru, masing-masing bersama kelompoknya
perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut

 Setelah semua  Siswa mulai berpikir dan  Tanggung


kelompok mendapat memikirkan jawabannya jawab
tugas masing-masing, sesuai dengan perintahnya
guru kemudian bersama dengan
memerintahkan sisiwa kelompoknya masing-
untuk menjawabnya masing
bersama dengan
anggota kelompoknya  Siswa antusias dalam  Tanggung
melakukan dan jawab
bekerjasama dengan
kelompok untuk mencari
jawabannya

 Wakil dari kelompok  Tanggung


membacakan hasil jawab
15

 Guru memerintahkan jawaban yang sudah


bagi kelompok siswa mereka dan kelompoknya
yang sudah selesai kerjakan
untuk maju ke depan
kelas
mempresentasekan
hasil jawabannya

B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru mempersilahkan  Siswa dan guru  Disiplin


siswa duduk kembali di memberikan tepuk tangan
tempat duduknya untuk kelompok yang
masing-masing dan sudah selesai presentase
setiap kelompok yang
selesai
mempresentasekan
hasil kelompoknya
mereka beri reward
berupa tepuk tangan
dari kelompok lain
yang mendengarkan

 Guru membahas hasil  Siswa aktif dan banyak  Disiplin


jawaban dari masing- bertanya tentang jawaban
masing kelompok dan dari kelompok lain dan
menjelaskan hal-hal meminta penjelasannya,
yang masih kemudian guru membantu
dipertanyakan menjawab pertanyaan
tersebut
15

 Guru bertanya jawab  Siswa mencoba  Disiplin


tentang hal-hal yang menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa mereka tidak paham
dan menyimpulkannya
serta memberikan
konsep yang benar
terhadapa siswa

PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

 Guru memberikan  Siswa mencatat  Tanggung


kesimpulan ulang kesimpulan yang jawab
tentang materi yang diberikan oleh guru
telah disampaikan dan
yang telah mereka
lakukan

 Giri memberikan soal  Siswa mengerjakan soal  Disiplin


dengan tenang  Tanggung
jawab
 Guru mengajak siswa  Siswa berdoa bersama  Disiplin
berdoa untuk
mengakhiri pelajaran

VII. PENILAIAN
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal
Pencapaian Penilaian instrumen

 Memahami  Tes  Pilhan 1. Dibawah ini bentuk-bentuk


definisi ganda keputusan bersama secara
keputusan tertulis yaitu…
bersama a. Peraturan adat
15

b. Peraturan pemerintah
c. Norma kesopanan
d. Norma kesusilaan

2. Musyawarah bertujuan
untuk memperoleh…
a. Dukungan
b. Kata mufakat
c. Perbedaan
d. Kata akhir

3. Berikut ini yang tidak


boleh dilakukan dalam
musyawarah adalah…
a. Mendengarkan
pendapat orang lain
b. Memaksakan kehendak
c. Melaksanakan hasil
keputusan
 Memahami d. Mengajukan usul
bentuk-bentuk
keputusan 4. Untuk mengatur kehidupan
masyarakat maka dibut…
a. Norma dan tata tertib
b. Kesepakatan bersama
c. Aturan yang berbeda
d. Aturan yang
berdasarkan status
sosial

5. Sebuah wujud kata sepakat


dari orang-orang yang
bersangkutan disebut…
15

a. Memorandum
b. Kesepakatan
c. Rambu-rambu
d. Tata tertib
6. Perjanjian bilateral
adalah…
a. Suarat yang berisi
perjanjian
b. Perjanjian yang
diadakan oleh banyak
pihak
c. Perjanjian yang
diadakan oleh dua
pihak saja
d. Perjanjian yang
diadakan oleh empat
pihak
7. Bentuk keputusan bersama
digolongkan menjadi dua
macam yaitu…
a. Bilateral dan
multilateral
b. Peraturan dan undang-
undang
c. Memorandum dan
 Memahami perjanjian
prinsip-prinsip d. Tertulis dan tidak
musyawrah dan tertulis
mufakat
8. Pada dasarnya cara-cara
dalam mengambil
keputusan terbagi dua
yaitu…
16

a. Demokratis dan tidak


demokratis
b. Demokratis
c. Tidak demokratis
d. Pemilu
9. Musyawarah untuk
mencapai mufakat haruslah
dilaksanakan dengan akal
sehat dan…
a. Hati nurani yang luhur
b. Sikap dingin
c. Sikap ingin menang
d. Sikap menerima
dengan penih
kesadaran
10. Pemilihan dengan suara
terbanyak para pemilihnya
secara terbuka langsung
memilih calon yang dipilih
tersebut dengan…
a. Voting terbuka
b. Voting tertutup
c. Aklamasi
d. interpelasi

Mengetahui Jakarta, 9 April 2013


Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah


NIP. NIM.809018300638
16

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, Undang-Undang RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Jakarta: CV. Tamia Utama,2003.
P, Irawan., Teori Belajar, Jakarta: Pekerti A-A.
Mudjiono dan Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
Cet.4,2010.
Herry Hermawan, Asep., Belajar dan Pembelajaran Di Sekolag Dasar, Bandung:
UPI Press,2007.
Budiman, Amin. Dan Setiawati,Hj.,Bimbingan Konseling, Jakarta: Dirjen
Pendidikan Departemen Agama Ri,2009.
Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Departemen
Agama RI,Cet.I,2009.
Madjid,Abdul.,Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya,2011.
Bahri Djamarag, Syaiful.,Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,2008.
Sabri,Alisuf.H.M., Psikologi Pendidikan Islam, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Tim Penyusun.,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005.
Kawareh,Z.F.,Pengembangan Minat Belajar, Jakarta: Bina Karya,1995.
Rozak,Abdul. Dan Ubaedillah,dkk.,Hak Asasi dan Masyarakat Madani, Jakarta:
Tim ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2007.
Arya,Ine Kusuma dan Sustim,Markum.,PKn Berbasis Nilai, Bogor: Ghalia
Indonesia,2010.
Sapriya,H.Drs.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung:
UPI Press,2006.
Wiriaatmadja,Rochiati.,Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya,2010.
Arikunto,Suharsimi., Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Cet.9,2010.
Rasyid,Harun dan Mansur.,Penilaian Hasil Belajar, Bandung: PT. Wacana
Prima,2008.
Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama RI,2009.
Purwanto,Ngalim.,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Jakarta:
PT. Remaja Rosadakarya,2006.
Sugiyono.,Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Afabeta,2010.
Sudijono,Anas.,Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2008.
Arikunto,Suharsimi., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara,Cet.3,2002.
Amin,Murtadho.Moh.,Pembelajaran PKn MI, Surabaya:Amanah Pustaka,2009.

Anda mungkin juga menyukai