Oleh
MULYANAH
809018300638
Kata knci: Minat Belajar, hasil Belajar, PKn, Model CTL (Contextual
Teaching Learning)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, salah satu hambatan
yang dihadapi dalam pembelajaran PKn adalah mengenai model pembelajaran
yang tidak efektif. Untuk meengatasinya, peneliti menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair.
Hipotesis tindakannya adalah peneliti menerapkan model CTL (Contextual
Teaching Learning) pada pelajaran PKn, dengan begitu minat dan hasil belajar
PKn siswa akan mningkat. Adapun indikator keberhasilannya adalah 75% nilai
PKn siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair mencapai KKM ≥60.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa pre test dan
post test, serta instrument non tes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.
Berdasarkan hasil Normal Gain, hasil belajar siswa siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan model CTL (Contextal Teaching Learning)
berhasil pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair. Rata-rata N-gain siklus I
adalah 0,53, rata-rata N-Gain siklus II 0,67, dengan begitu indicator keberhasilan
dalam penelitian telah tercapai karena seluruh siswa kelas V nilai PKn mereka
telah mencapai KKM yang telah ditentukan yakni 60. Berdasarkan hasil
wawancara, minat siswa setelah belajar PKn dengan model CTL (Contectual
Teaching Learning) adalah tinggi.
Setelah belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching
Learning), siswa menjadi lebih aktif dan mudah berfikir kreatif serta
meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PKn. Motivasi belajarnyapun
meningkat dan lebih menyenangkan.
i
ABSTRAC
Based on the results of Normal Gain , the results of the second cycle of student
learning has increased compared to the learning outcomes of students in cycle I.
It is proved that the application of the CTL ( Contextal Teaching Learning )
models are succeed in class V in MIS Irsyadul Khair . Average N - gain first cycle
was 0.53 , the average N - Gain 0.67 second cycle , so indicator of success has
been achieved in the study because the entire fifth grade students Civics value
they have reached the predetermined KKM 60 . Based on the interview , after
learning civics student interest with the CTL ( Contectual Teaching Learning )
model is high.
After learning to use the CTL ( Contextual Teaching Learning ) models, students
become more active and creative thinking as well as increase student interest in
the subject of Civics . give the student increased motivation and more fun .
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan sangat terbatas,
maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat:
1. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf jurusan PGMI.
5. Tasripin Rodjali selaku Kepala MI Irsyadul Khair yang telah membantu
penulis selama penelitian berlangsung.
6. Agus Suharyono, suami penulis yang telah memberikan semangat, doa dan
dorongan kepada penulis dalam selama penulisan skripsi ini.
7. Almarhum dan Almarhumah orang tua penulis, yang terus memberikan
semangat dan nasehat-nasehat yang berarti dalam kehidupan penulis, walupun
tidak dapat menemani penulis sampai skripsi ini selesai.
8. Teman-teman guru yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi
dan dalam perkuliahan.
iii
9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi
serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu
pengetahuan. Amiin.
MULYANAH
NIM.809018300638
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................4
C. Pembatasan Masalah....................................................................4
D. Perumusan Masalah......................................................................5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................5
vi
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN.
A. Deskripsi data dan Obyek Penelitian..................................................43
1. Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair............................................43
2. Visi dan Misi.....................................................................................43
B. Deskriptif Data Hasil Pengamatan Efek atau
Hasil Intervensi Tindakan...................................................................46
C. Pemeriksaan Keabsahan Data.............................................................51
D. Analisis Data......................................................................................51
1. Hasil Belajar Siswa.......................................................................51
2. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan........................57
3. Hasil Observasi Aktifitas siswa, aktifitas
guru dan proses pembelajaran......................................................58
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian................................................84
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan.........................................................................................87
B. Implikasi.............................................................................................88
C. Saran-saran.........................................................................................88
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR UJI REFERENSI
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tidak ada yang tidak berubah didalam realita ini dan sudah menjadi
kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari
perkembangan masyarakat, karena perkembangan dan perubahan adalah cirri khas
dari peradaban manusia. Demikian halnya dengan pendidikan di Indonesia,
dikarenakan perkembangan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta masalah ilmiah baru yang timbul di sekitar kita menyebabkan
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan
dan perubahan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Disebutkan pula tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis 1.
Pemerintah telah berusaha menjawab tuntutan masyarakat dalam hal
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi dewasa ini. Salah satu diantaranya berbagai usaha pemerintah
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengadakan pembaharuan-
pembaharuan didalam system pendidikan kita.
Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan kurang efektifnya proses
pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun saranan dan
prasarana yang ada, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah
akan menyebabkan pembelajaran kurang efektif.
Permasalahan yang dialami dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi factor internal dan eksternal. Faktor internal yang
1
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Pelaksanannya 2003-2004 (Jakarta: CV. Tamia Utama 2004),.h.38-39
1
2
dialami siswa salah satunya adalah kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran
PKn, faktor inilah yang akan menjadi masalah sejauh siswa sebagai tindak belajar
yang menghasilkan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar merupakan daya serap siswa yang berupa kemampuan
kognitif atau kemampuan mengerjakan tes sampai sekarang masih menjadi
pedoman untuk menaikan siswa ke kelas yang lebih tinggi, dan menerima siswa
atau mahasiswa baru.
Didalam dunia pendidikan sering kita menemui bahwa siswa merasa
enggan mempelajari PKn, karena mereka beranggapan semua itu tidak penting
hanya sekedar cerita yang diulang dan mereka beranggapan bahwa dalam
pelajaran PKn banyak sekali hal-hal yang harus mereka hafalkan, dan tidak ada
tantangan yang menarik bagi siswa untuk membuat mereka berpikir lebih jauh
lagi ke depan, padahal sebagai warganegara yang baik mereka harus perlu
mengenal kewajiban dan hak mereka sebagai warganegara.
Karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn maka
berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, cenderung mereka menyepelekan dan menganggap mudah hal
tersebut.
Dikarenakan minat mereka yang rendah terhadap mata pelajaran PKn,
maka hasil belajar mereka tidak sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan,
selama ini standar nilai yang diberikan untuk mata pelajaran PKn adalah 6,0,
tetapi pada saat dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagian siswa
berada dibawah standar nilai yang sudah ada, sebagian besar siswa mengatakan
tidak tertarik pada mata pelajaran PKn dan membosankan karena gurunya banyak
sekali bercerita sehingga sebagian besar dari siswa hanya berfokus kepada guru
dan tidak ada tantangan yang siswa alami.
Telah kita ketahui bersama pandangan umum selama ini yang masih
dianut oleh guru sampai sekarang bahwa proses belajar mengajar adalah
pengetahuan guru yang diberikan kepada siswa. Keberhasilan mengajar diukur
sejauh mana siswa dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan
pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Jika yang diungkapkan tidak sesuai
3
dengan yang diinginkan oleh guru maka siswa tidak dianggap belajar. Dengan
asumsi ini maka guru berusaha sangat aktif dalam menyampaikan informasi
(dengan metode ceramah) dan siswa hanya mendengar dan mengingat.
Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta-fakta untuk
persediaan jawaban tes sewaktu ujian tetapi harus lebih bermakna bagi siswa.
Seperti yang diungkapkan Ausubel “bahwa kegiatan mengajar atau materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa haruslah bermakna bagi siswa,
artinya kegiatan tersebut haruslah relevan struktur kemampuan kognitif
kemampuan siswa”2. Karena dengan kegiatan yang sesuai akan dapat melakukan
aktifitas mental (berpikir) dengan optimal.
Kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap
positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan bertindak sebagai
dampak hasil belajarnya. Untuk itu cara mengajar guru harus dirubah, guru
menyediakan beragam kegiatan yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman
belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menereapkan
pemahaman dan pengetahuannya, dimana model CTL (Contextual Teaching
Learning) sangat sesuai dipakai guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran PKn.
Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan “konsep belajar
yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat”.
Dengan model ini diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
belajar dan mengalami, mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
2
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Penerbit Rineka Cipta, April
2010),.h.16
4
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari pembiasan dalam memahami rencana penelitian ini,
maka saya mebatasi masalah pada Model Pembelajran CTL (Contextual Teaching
Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair.
5
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa kelas V di MIS
Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan dibandingkan dengan model
konvensional yang selama ini dipakai dalam pembelajaran?
2. Bagaimana minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS Irsyadul Khair, apakah
dapat merubah pandangan siswa yang selama ini dalam proses belajar
mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara guru kurang menarik
dalam penyampaian materi?
3. Bagaimnana hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn dengan
menggunan model CTL (Contextual Teaching Learning), apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar masih kurang dari
KKM?
dalam proses belajar mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara
guru kurang menarik dalam penyampaian materi?
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran PKn dengan menggunan model CTL (Contextual Teaching
Learning), apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian
besar masih kurang dari KKM?
2. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut penulis kemukakan manfaat
dari penelitian ini:
a. Scara teoritis
1) Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian
bahwa model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan salah
satu hal penting dalam meningkatkan hasil belajar dan minat siswa
dalam mata pelajaran PKn.
2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan model
CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap peningkatan minat dan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding, pertimbangan
dan pengembangan bagi peneltian dimasa yang akan dating dibidang
dan permasalahan yang sejenis atau berkaitan.
b. Tujuan Praktis
Bagi siswa
1) Meningkatkan minat siswadalam memahami materi pelajaran PKn.
2) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap perolehan ilmu.
3) Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa.
5) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang
ada.
7
Bagi Guru
1) Hasil pembelajaran sebagai umpan balik umuk meningkatkan
efektifitas dan efesiensi pembelajaran
2) Mendorong profesional guru.
3) Memperbaiki kinerja guru
4) Menumbuhkan wawasan berpikir ilmiah.
5) Meningkatkan kualitas
pembelajaran. Bagi Peneliti
1) Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar dibangku
perkuliahan.
2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak, agar tetap memperhatikan model
mengajar yang tepat.
Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran disekolah,
khususnya pada mata pelajaran PKn, sekolah dapat meningkatkan fasilitas
pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Pendidikan memerlukan kaidah-kaidah teori psikologi dan belajar yang
shahih dan lengkap yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar
mengajar. Untuk itu ia dihadapkan kepada pilihan beberapa teori belajar.
Menurut Thorndike (salah satu pendiri aliran tingkah laku) :belajar adalah
interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan
dan respon yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya
menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang
konkret (dapat diamati) atau yang non konkret (sesuatu yang tidak dapat
diamati)”3.
Menurut pandangan Skiner “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka
responnya menurun”4. Ada tida syarat terjadinya interaksi antara oerganisme dan
lingkungannya. Ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat respon terjadi, (2) respon
itu sendiri, (3) konsekuensi penguatan respon 5.
Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada
dasarnya terletak pada perubahan tingkah laku, seperti pengertian belajar yang di
kemukakan oleh M.Surui sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam
penguasaan pola-pola respon terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan-
3
Irawan P, Teori Belajar, (Jakarta: Pekerti-AA), h.3
4
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Penerbit Rineka Cipta, April
2010),cet.4,h.9
5
Asep Herry Hermawan dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:UPI
Press,September,2007),h.28
8
9
a. Unsur-Unsur Belajar
Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsure utama dalam proses belajar,
yaitu:
1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan.
2) Kesiapan untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau
individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis. Kesiapan
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
3) Situasi kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.
4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi
belajar, makna dari hubunga tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.
6
Amin Budiman dan Hj. Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Dirjen Pendidikan
Departemen agama RI,2009), cet.I, h. 105
7
Ibid
1
8
Ibid.h.157
1
9
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010),
Cet.15,.h.144
1
10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktoret jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009),.Cet I,h.11
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2008),h.160
1
b. Faktor Eksternal
Eksternal dapat dipahami sebagai unsure-unsur yang terdapat disekitar
subyek yang seperti dikategorikan pada masalah ini. Dapat dikelompokan menjadi
tiga faktor yaitu: faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat.
Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan
tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan hasil belajar
tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syaiful Djamarah
menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara
garis besar ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, instrumental, fisiologi,
psikologis”12.
B. MINAT BELAJAR
1. Pengertian Minat belajar
Yang dimaksud dengan minat (interest) menurut psikologi adalah “suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus. Minat ini terkait dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu
dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu”13.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah “kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan”14.
Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa minat belajar adalah minat
yang dapat menunjang belajar, yaitu minat kepada mata pelajaran atau bahan
pelajaran, dan juga kepada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Apabila
siswa tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran atau bahan pelajaran dan juga
gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar atau mempelajari mata pelajaran
tersebut. Oleh karena itu apabila siswa tidak memiliki minat kepada mata
pelajaran dan gurunya maka kewajiban seorang guru untuk membangkitkan atau
menumbuhkan sikap positif (menerima) kepada pelajaran tersebut dan kepada
gurunya, agar siswa belajar memperhatikan mata pelajaran yang diberikan guru.
Peranan minat dalam belajar lebih besar daripada sikap dalam belajar,
minat akan berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang
mendorong siswa unuk belajar. Siswa yang memiliki minat (sikap senang)
12
Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008).h.177
13
H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Islam,(Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya),h.84
14
Tim Penyusun kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai
pustaka,2005),h.774.
1
terhadap pelajaran, akan terus terdorong untuk tekun dan rajin dalam belajar,
berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima terhadap pelajaran, mereka
hanya tergerak untuk belajar dengan keterpaksaan tetapi sulit untuk terus tekun
karena tidak ada dorongan.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Z.F kawareh “bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar antara lain: penguasaan pelajaran, konsern anak sendiri, situasi dan kondisi
belajar kurang menyenangkan”15.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar juga dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
diri siswa. Dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:
a. Faktor- faktor internal seperti:
1) Faktor biologi
2) Faktor kesehatan jasmani dan rohani
3) Cacat tubuh
4) Faktor psikologis seperti: perhatian, kesiapan, bakat.
b. Faktor-faktor eksternal seperti:
1) Faktor keluarga
2) Suasana rumah
3) Keadaan ekonomi keluarga
15
Z.F Kawareh, Pengembangan Minat Belajar, (Jakarta: Bina karya,1995),h.2
1
16
Moh. Murtadho Amin dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: Amanah
Pustaka,2009),h.8-9
2
17
M. Hanafi, M.Ag, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Dirjen Pendidikan Islam
Republik Indonesia,2009),h.52
2
k) Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan
merugikan
l) Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.
m) Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks dan setting.
n) Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Model Konvensional:
18
Drs. H. Sapriya, M.Ed,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran IPS,
(Bandung:UPI Press,2006),h.9
2
mengenai pengetahuan, tentang hubungan antar Negara dan Warga Negara serta
pengetahuan tentang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Menurut
Zamroni “Pendidikaan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang palin menjamin hak-
hak warganegara”19.
19
A. Ubaedillah dan Abd.Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, (Jakarta: Tim Indonesian Center of Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah,2007),
Edisi revisi,h.11-12.
20
Ine Kusuma Arya dan Markum Sustim, PKn Berbasis Nilai, (Bogor: Ghalia
Indonesia,2010),h.39
2
F. KERANGKA BERPIKIR
Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk
demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktifitas belajar, sedangkan
CTL (Contextual Teaching Learning) adalah “konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan materi dengan kehidupan nyata yang dialami
peserta didik sehari-hari”. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
21
Drs.H. Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS,(Bandung:
UPI PRESS,2006),h.19
2
salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi
sosio-kultural, bahasa, usia, agama, untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkarakter sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleg Depdiknas, mengemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Indonesia sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan, proses usaha aktif
seseorang untuk memperoleh, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang
lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai
tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana
yang diharapkan. Terutama pada mata pelajaran PKn, hal ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil
belajar.
Hal tersebut didasari oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari
luar, dan cara menghadapi itu ada kecenderungan tidak semua siswa dapat
memecahkan masalhnya sendiri, ia tidak tahu masalah yang sedang dihadapi,
adapula siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar, padahal masalah
yang dihadapinya cukup berat.
Gambar 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengajuan proposal √
Persiapan dan perencanaan √
Observasi √ √
Kegiatan Penelitian √ √
Analisis data √
Laporan penelitian √
28
2
22
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2010),h.13
3
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaa
Pengamatan
Perencanaaan
Refleksi Pelaksanaa
SIKLUS II
Sumber: Kemmis dan Mc Taggart
Pengamatan
1) Perencanaan (planning)
Didalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
perencanaan umum dimaksudkan untuk rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sementara itu, perencanaan
khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh
karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang
(replanning).
Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.
3
2) Pelaksanaan (acting)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan itu
yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap
ini pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Jika
perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang
cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan
perencanaan itu 23.
3) Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) atau monitoring dapat dilakukan sendiri olah
peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat
monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di
kelas penelitian.
4) Refleksi (reflecting)
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan reflecting adalah upaya evaluasi
yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara
kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas
penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditemukan sesudah adanya
implementasi tindakan dan hasil observasi.
23
Maifalinda Fatra dan Abd Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN
Jakarta,2010),h.31
3
1. Pra Penelitian
a) Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan tindakan pengamatan awal
terhadap proses pembelajaran PKn pada kelas V MIS Irsyadul Khair. Kegiatan
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran dan aktifitas pada mata pelajaran PKn.
b) Wawancara dengan guru dan siswa
Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa sekolah untuk
menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn
sebelum penelitian tindakan ini dilakukan.
c) Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) ini dilakukan untuk menganalisis data wawancara dan hasil belajar
siswa kelas V yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan penelitian
pendahuluan (pra penelitian). Setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara
yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat
diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya.
2. Kegiatan Siklus I
a. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu, RPP yang dibuat yaitu RPP berbasis
model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi yang tercantum
dalam RPP siklus I adalah Kebebasan Berorganisasi.
2) Membuat hand out
Membuat hand out untuk media belajar siswa untuk menunjang kelancaran
proses pembelajaran. Maka peneliti membuat hand out yang berhubungan
dengan materi pokok yang akan dipelajari pada siklus I, yaitu kertas yang
3
ketercapaian, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Setelah itu peneliti dan
kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses
pembelajaran siklus II.
hasil belajar siswa lebih meningkat dari siklus I dan kegiatan belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn menjadi lebih besar.
c. Tahap Observasi (oservasing)
1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan
model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas
siswa.
2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn sisswa setelah diberikan tes awal
(pre test) dan tes akhir (post test) pada siklus II.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
d. Tahap refleksi (reflecting)
Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus II dilakukan untuk
menganalisis data hasil post test siklus II dan lembar observasi. Selain itu
peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangn pada
proses pembelajaran siklus II. Kemudian membandingkannya dengan
indikator ketercapaian , maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya. Namun jika
indikator sudah tercapai maka penelitian akan dihentikan.
24
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: PT. Wacana
Prima,2008),cet.kedua,h.11
25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009),cet pertama,h.4
3
tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa
26
terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran .
Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal-soal post test.
Tes yang digunakan adalah tes obyektif berupa soal pilihan ganda sebayak
25 soal pada tiap siklusnya dan dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Bentuk
penilaian pilihan ganda adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa
menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.
2. Non Tes
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai assessment kinerja yang digunakan
untuk menilai aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran
berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi dan
refleksi.
c. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun observer setelah
pembelajaran.
26
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:
PT.Remaja Rosdakarya,2006),h.36
3
27
mendapatkan data (mengukur) itu valid . Validitas yang digunakan adalah
validitas item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item
tersebut. Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar
“dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak
terpisahkan dari tes), maka tes tersebut akan semakin menunjukan
“kemampuan”. Sebaliknya, semakin kecil “dukungan” yang diberikan oleh
masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas maka tes
menjadi semakin “kurang mantap” 28.
Rumus rpbi = Mp – Mt p
SDt q
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D
(Bandung:Alfabeta,2010),h.173
28
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2008),h.182.
3
Rumus r11 = S² - ∑ pq S²
n
n–t
Keterangan
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 30.
Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabiltas tes pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut:
a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabillitas yang tinggi (reliable).
b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (un-reliable) 31.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2010),h.268
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi
Aksara,2002),Ed.Rev,cet.3,h,209
31
Ibid,h.209
4
3. Tingkat Kesukaran
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item
soal, mudah, sedang dan sukar. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan adalah: 32
P= B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran item
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
32
Ibid,h.208
4
Keterangan:
∑x = jumlah seluruh skor x dalam sekumpulan data
x = nilai rata-rata
n = jumlah seluruh data
2. Lembar Observasi
a. Lembar Aktifitas Siswa
Penilaian hasil belajar observasi aktivitas siswa menggunakan rentang
nilai dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 15
aspek yang harus diamati, maka skor maksimum adalah 75 dan skor
minimumnya adalah 15. Dalam penelitian hasil observasi aktifitas siswa
dibagi empat kategori berdasarkan presentase perolehan. Kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
Kurang : 0 – 54%
Cukup : 55 – 64%
Baik : 65 – 84%
Sangat Baik : 85 – 100%
4
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS, DATA INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
43
4
3. Letak Geografis
MIS Irsyadul Khair terletak dijalan Asem Baris VIII kelurahan kebon
Baru, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
MIS Irsyadul Khair ini berada ditengah-tengah pemukiman penduduk, disebelah
timur berbatasan dengan komplek Gudang Peluru.
4. Personil Madrasah
a. Kepala Madrasah
1) Tahun 1987 – 1997 dipimpin oleh Ust.H.Ahmad Supardi.
2) Tahun 1997 – sekarang dipimpin oleh H. Tasripin Rodjali S.Pdi
b. Tenaga Pendidik
Guru (tenaga pendidik) di MIS Irsyadul Khair tahun pelajaran 2012/2013
terdiri dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Jakarta.
Tabel 4.1
DATA TENAGA PENDIDIK MIS IRSYADUL KHAIR
No PENDIDIKAN STATUS JML KET
NEGERI HONORER
1. SLTA - 1 1 Sedang
melanjutkan
S1
2. Diploma 2 0 2 2 Dalam
proses S1
3. Strata 1 0 8 8
4. Strata 2 0 1 1 Dalam
proses S2
Menurut tabel diatas semua guru MIS Irsyadul Khair masih berstatus
sebagai guru honorer.
4
c. Karyawan
Tabel 4.2
Karyawan MIS Irsyadul Khair pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri:
No Jenis Jml Status Pendidikan
Tugas PNS HNR SMP SMA D2/S1
1. Tata Usaha 2 0 2 0 1 1
2. Cleaning Service 2 0 2 1 1 0
3. Security 1 0 1 0 1 0
Jumlah 5 0 5 1 3 1
Sumber: Data tata Usaha Arsip Karyawan MIS Irsyadul Khair
d. Peserta didik
Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari:
Tabel 4.3
Data Peserta Didik MIS Irsyadul Khair
No KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS
I II III IV V VI
1. 25 30 30 28 30 30
2. 28 30 30 29 30 31
Jml 53 60 60 57 60 61
Sumber: data Tata Usaha Arsip Penerimaan Murid MIS Irsyadul Khair
5.Sarana dan Prasarana
1) Ruang belajar sebanyak 6 lokal
2) Mushola
3) Ruang Olahraga
4
6.Kegiatan Ekstrakulikuler
1) Pramuka
2) Marawis
7.Sistem Pembelajaran
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Irsyadul Khair menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar 2006 sebagai
kurikulum acuan untuk mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, SBK dan PLBJ. Khusus untuk mata pelajaran agama seperti Akidah Akhlak,
Fiqih, Qur’an Hadits, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan
standar isi 2008.
Pada kelas I dan II ditambah dengan iqra untuk melatih kelancaran
membaca Al Quran sebagai penunjang pelajaran.
8. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah pada MIS Irsyadul Khair mencakup 2 lingkup yaitu
administrasi kantor dan administrasi guru. Administrasi kantor atau tata usaha
meliputi buku tamu, buku mutasi masuk, buku mutasi keluar, buku surat masuk,
buku surat keluar, data administrasi kepegawaian, buku induk siswa. Administrasi
guru meliputi absensi siswa, daftar kejadian penting siswa, silabus, RPP, buku
data siswa, buku analisis hasil belajar siswa.
D. ANALISIS DATA
1. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada
materi organisasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Data
hasil belajar (pre test dan post test) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
table berikut:
5
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus I
1. A 60 85 0,625 Sedang
2. B 50 80 0,6 Sedang
3. C 45 70 0,45 Sedang
4. D 55 65 0,22 Rendah
5. E 65 85 0,57 Sedang
6. F 45 85 0,72 Tinggi
7. G 55 90 0,78 Tinggi
8. H 55 85 0,67 Sedang
9. I 60 90 0,75 Tinggi
Rendah 16,67
5
Tinggi 23,33
Sedang 60
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak
nilai siswa yang berada dibawah rata-rata, 4 siswa N-Gainnya tergolong rendah
dengan presentase 16,67% , 18 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan
presentase 60% dan 7 siswa N-Gainnya tergolong tinggi dengan presentase 23,33.
Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre test yaitu 54,50 dan rata-
rata nilai post test 78,67. Proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching
Learning) dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn
siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah.
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus II
No Nama Siklus II
Pre test Post test N-Gain Kategori
1. A 55 85 0,67 Sedang
2. B 65 95 0,86 Tinggi
3. C 60 85 0,62 Sedang
4. D 45 80 0,63 Sedang
5. E 50 85 0,70 Tinggi
6. F 45 85 0,78 Tinggi
7. G 65 90 0,71 Tinggi
8. H 70 95 0,83 Tinggi
9. I 55 90 0,78 Tinggi
10. J 65 90 0,71 Tinggi
11. K 55 85 0,67 Sedang
12. L 50 85 0,7 Tinggi
13. M 50 85 0,7 Tinggi
14. N 60 80 0,5 Sedang
15. O 65 80 0,49 Sedang
16. P 55 80 0,56 Sedang
5
Hasil belajar PKn siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal
ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah
rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, 13 siswa N-
Gainnya sedang dengan presentase 43,33% dan 16 siswa N-Gainnya tinggi
dengan presentase 53,33%. Rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai post test 85,83.
Tabel 4.6
Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Nama Pre Post N- Kategori Pre Post N- kategori
test test Gain test test Gain
1 A 60 85 0,62 Sedang 55 85 0,67 Sedang
2 B 50 80 0,6 Sedang 65 95 0,86 Tinggi
3 C 45 70 0,45 Sedang 60 85 0,62 Sedang
4 D 55 65 0,22 Rendah 45 80 0,63 Sedang
5 E 65 85 0,57 Sedang 50 85 0,7 Tinggi
5
yaitu pada siklus I dari 4 siswa dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus
II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-
Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 18 siswa dengan presentase 60%
sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa dengan presentase 43,33%.
Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 7 siswa
dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre test siklus
II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67 sedangkan rata-rata post test siklus II
85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat
pada siklus II menjadi 0,67.
4 Melakukan √ √
diskusi
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif √ √
mengoreksi
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan √ √
tes akhir (post
test)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang
kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik
dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada
yang tidur.
Tabel 4.8
Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
6
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
6
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus
I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan
antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta
media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan
adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan
suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching
Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru
kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan
perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,
sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai
materi yang dipelajarinya.
6
Tabel 4.9
Aktifitas Pembelajaran Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
6
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
b. SIKLUS II
Tabel 4.10
Aktifitas Siswa Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal
2 Mempelajari √ √
materi yang telah
diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang
disampaikan oleh
guru
4 Melakukan √ √
diskusi kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif mengoreksi √ √
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan tes √ √
akhir (post test)
6
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
6
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
6
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat hand out mengenai Organisasi
3) Menyiapkan instrument (tes hasil belajar, catatan lapangan, dan lembar
wawancara)
4) Melakukan uji coba instrument
b. Pelaksanaan
Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan namun hal ini belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor di bawah ini:
7
c. Observasi
Tabel
Aktifitas Siswa Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan √ √
tes awal
2 Mempelajari √ √
materi yang
telah diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan
7
materi yang
disampaikan
oleh guru
4 Melakukan √ √
diskusi
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif √ √
mengoreksi
jawaban
9 Memecahkan √ √
soal yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan √ √
tes akhir (post
test)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang
kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik
dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada
yang tidur.
7
Tabel
Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator bahan ajar
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
7
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan
7
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus
I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan
antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta
media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan
adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan
suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching
Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru
kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan
perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,
sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai
materi yang dipelajarinya.
Tabel
Aktifitas Pembelajaran Siklus I
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
disajikan
2 Guru membagi kelas √ √
menjadi kelompok-
kelompok kecil
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari
3 Stelah kelompok √ √
terbentu, guru
memerintahkan
siswa untuk berbaris
sesuai dengan
kelompoknya dan
menepelkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
7
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
7
2. Siklus II
Seperti pada siklus I ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II
ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian
perencanaannya adalah sebagai berikut:
7
c. Observasi
Tabel
Aktifitas Siswa Siklus II
No Aspek yang di Ket Nilai Jml
observasi
Ada Tdk SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal
2 Mempelajari √ √
materi yang telah
diajarkan
sebelumnya
3 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
4 Melakukan diskusi √ √
kelompok
5 Memprentasekan √ √
jawabannya
6 Aktif √ √
mengungkapkan
dan mencari
jawabannya
7 Aktif bertanya √ √
8 Aktif mengoreksi √ √
jawaban
9 Memecahkan soal √ √
yang harus
dipecahkan
bersama
10 Melaksanakan tes √ √
akhir (post test)
7
6 Penjelasan model √ √
pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
7 Pemusatan perhatian √ √
terhadap proses
pembelajaran
8 Teknik menjelaskan √ √
materi
9 Pengelolaan kegiatan √ √
pembelajaran dengan
model pembelajaran
CTL (Contextual
Teaching Learning)
10 Bimbingan kepada √ √
kelompok
11 Pemberian √ √
kesempatan siswa
untuk berpikir
12 Pemberian √ √
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
jawabannya
13 Antusias siswa √ √
terhadap jawaban
yang diberikan
14 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan belajar
siswa
15 Keterampilan √ √
menerangkan
kembali atau
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
8
16 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
menyampaikan
materi
17 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang di
inginkan
pertanyaan di papan
tulis, yang haarus
dijawab oleh siswa
4 Guru memerintahkan √ √
setiap anggota
kelompok mencari
jawaban pada meja
yang sudah disiapkan
jawabannya,
kemudian
menempelkannya
dipapan tulis,
masing-masing
anggota kelompok
mendapat giliran
5 Melaksanakan soal √ √
nomo empat sampai
semua anggota
kelompok
memberikan jawaban
6 Berdasarkan √ √
jawaban-jawaban
siswa guru
mengembangkan
jawaban sehingga
siswa menemukan
jawaban utuh dari
soal yang diajukan
oleh guru
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap
proses pembelajaran
8 Setelah semuanya √ √
mendapat giliran,
guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
belajar
8
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan:
1. Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan konsep belajar yang
membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pada penelitian ini diawal proses
penggunaan model CTL (Contextual Teaching Learning) mereka masih belum
mengerti sehingga dari beberapa siswa masih sibuk dengan urusannya, tetapi
pada siklus II sebagian besar siswa sudah mengerti proses penerapan model
CTL (Contextual Teching Learning) sehingga penerapan model CTL
(Contextual Teaching Learning) dianggap berhasil pada siklus II. Proses dari
model CTL (Contextual Teaching Learning) tersebut diawali dengan pre tes
dan diakhiri dengan post test yang diikuti oleh seluruh siswa.
2. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil observasi yang
dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model CTL
(Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa pada
siklus I masih belum memuaskan karena terlihat masih sedikit siswa yang
meningkat minatnya dalam pembelajaran PKn, dan masih adanya siswa yang
bingung dan mengobrol di kelas. Kemudian setelah dilanjutkan observasi pada
siklus II semua kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak terjadi lagi,
hal ini ditunjukan dengan tidak adanya lagi siswa yang tidur di kelas atau
sibuk dengan urusannya sendiri, mereka terlihat antusias dalam mengikuti
pelajaran PKn sehingga menjadikan mereka lebih aktif, inipun dapat diketahui
dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dan sebagian besar dari mereka
87
88
B. IMPLIKASI
Pertama, penelitian ini memberikan implikasi dalam menentukan model
pembelajaran yang tepat untuk bidang studi PKn yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Karena variasi model
dan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka guru harus menemukan model
pembelajaran yang tepat dengan materi, sarana, dan kemampuan siswa.
Kedua, temuan penelitian inimemberikan implikasi kepada sekolah bahwa
untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual
Teaching Learning) diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan
kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuaikan dengan tema yang
dipelajari.
C. SARAN-SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menentukan
model mengajar karena model mengajar guru mempunyai peranan yang besar
dalam meningkatkan hasil belajar.
2. Guru diharapkan selalu mencari dan menemukan model-model pembelajaran
baru yang akan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran
PKn.
89
LAMPIRAN I
CATATAN LAPANGAN
Indikator Uraian
LAMPIRAN II
CATATAN LAPANGAN
Indikator Uraian
menguasai materi.
Terlihat ada satu orang siswa yang
tidak serius dalam pembelajaran.
LAMPIRAN III
RELIABILITAS TES
Rata-rata = 17,10
Simpang Baku = 2,50
Korelasi XY = 0,20
Reliabilitas tes = 0,34
24 24 X 12 9 21
25 25 Y 9 8 17
26 26 Z 10 8 18
27 27 AA 7 7 14
28 28 BB 7 7 14
29 29 CC 10 8 18
30 30 DD 8 5 13
98
LAMPIRAN IV
22 22 V 15 10 0 15 15
23 23 W 18 7 0 18 18
24 24 X 21 4 0 21 21
25 25 Y 17 8 0 17 17
26 26 Z 18 7 0 18 18
27 27 AA 14 11 0 14 14
28 28 BB 14 11 0 14 14
29 29 CC 18 7 0 18 18
30 30 DD 13 12 0 13 12
10
LAMPIRAN V
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek = 30
Klip atas / bawah (n)= 8
Butir Soal =
25
Nomor Nomor Kelompok Kelompok Indeks DP
Butir Baru Butir Asli Atas Bawah Beda (%)
1 1 8 5 3 37,50
2 2 7 5 2 25,00
3 3 4 6 -2 -25,00
4 4 6 5 1 12,50
5 5 7 6 1 12,50
6 6 4 4 0 0,00
7 7 7 5 2 25,00
8 8 7 6 1 12,50
9 9 6 6 0 0,00
10 10 7 7 0 0,00
11 11 8 2 6 75,00
12 12 8 1 7 87,00
13 13 8 4 4 50,00
14 14 6 4 2 25,00
15 15 8 3 5 62,50
16 16 6 1 5 62,50
17 17 8 4 4 50,00
18 18 6 6 0 0,00
19 19 7 5 2 25,00
20 20 5 5 0 0,00
21 21 6 3 3 37,50
22 22 6 4 2 25,00
23 23 7 5 2 25,00
24 24 6 4 2 25,00
25 25 4 5 -1 -12,50
10
LAMPIRAN VI
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek = 30
Butir Soal = 25
Nomor Nomor Jumlah Tingkat Tafsiran
Butir Baru Butir Asli Betul Kesukaran
1 1 24 80,00 Mudah
2 2 23 76,67 Mudah
3 3 21 70,00 Sedang
4 4 19 63,33 Sedang
5 5 21 70,00 Sedang
6 6 19 63,33 Sedang
7 7 21 70,00 Sedang
8 8 23 76,67 Mudah
9 9 23 76,67 Mudah
10 10 21 70,00 Sedang
11 11 19 63,33 Sedang
12 12 18 60,00 Sedang
13 13 20 66,67 Sedang
14 14 20 66,67 Sedang
15 15 20 66,67 Sedang
16 16 18 60,00 Sedang
17 17 20 66,67 Sedang
18 18 20 66,67 Sedang
19 19 21 70,00 Sedang
20 20 19 63,33 Sedang
21 21 20 66,67 Sedang
22 22 21 70,00 Sedang
23 23 23 76,67 Mudah
24 24 21 70,00 Sedang
25 25 18 60,00 Sedang
10
LAMPIRAN VII
LAMPIRAN VIII
LAMPIRAN IX
MATERI SIKLUS I
2. Unsur-unsur organisasi
a. Ada sekelompok orang
b. Ada kesepakatan untuk berorganisasi
c. Ada tujuan atau kepentingan bersama
4. Ciri-ciri organisasi
a. Terdiri dari kumpulan manusia
b. Mempunyai tujuan bersama yang jelas
c. Mempunyai anggota
d. Mempunyai pemimpin dan pengurus (struktur organisasi yang jelas)
e. Mempunyai kegiatan yang pasti (program kerja dan pengaturan)
f. Ada kerjasama
5. Istilah-istilah organisasi
a. Berorganisasi adalah mempunyai organisasi yang tersusun dengan baik
dan teratur
b. Mengorganisasi maksudnya mengatur atau menyusun dari suatu bagian-
bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur.
c. Pengorganisasian yaitu proses atau cara tindakan untuk berorganisasi.
d. Organisator yaitu orang yang dapat mengorganisasi.
e. Organisatois yaitu orang yang ahli mengorganisasi secara tertib dan teratur
dalam suatu organisasi.
f. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan seseorang untuk memilih
organisasi yang sesuai yang akan diikuti.
9. Struktur organisasi
a. Ketua dan Wakil Ketua
b. Sekretariat
c. Bendahara
d. Ketua-ketua bidang
e. Seksi-seksi
3. Organisasi Politik
Organisasi politik yaitu seperangkat tatanan yang dipakai masyarakat
umum untuk menngatur berbagai masalah dan untuk memperjuangkan
kepentingan golongan dan kepentingan masyarakat bangsa dan negara.
Contoh: Partai Golkar ( partai Golongan Karya), PDI (Partai Demokrasi
Indonesia), PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa), PAN (Partai Amanat
Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
11
4. Organisasi Masa
Organisasi masa yaitu perkumpulan yang anggotanya adalah orang-orang
yang mempunyai kegiatan dan tujuan yang sama.
Contoh: KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), HMI (Himpunan
Mahasiswa Indonesia), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).
5. Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan yaitu organisasi yang dibentuk dan anggotanya
berasal dari pemeluk suatu agama.
Contoh: NU (Nahdhatul Ulama), MUI (Majelis Ulama Indonesia), DGI
(Dewan Gereja Indonesia), Muhammadiyah.
6. Organisasi Keolahragaan
Organisasi keolahragaan merupakan perkumpulan atau perserikatan dari
cabang-cabang olahraga.
Contoh: PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), PASI (Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh
Indonesia), KONI (Komit Olahraga nasional Indonesia).
7. Organisasi Kemasyarakatan
Contoh: ASEAN:organisasi negara-negara Asia Tenggara, NATO:
organisasi pertahanan negara-negara di kawasan Eropa Utara.
11
8. Organisasi Internasional
Organisasi internasional yaitu organisasi yang anggotanya terdiri dari
negara-negara dari berbagai kawasan.
Contoh: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), OPEC (organisasi negara-
negara penghasil minyak dunia).
Jenis-kenis organisasi berdasarkan tujuan
1. Organisasi ekonomi
2. Organisasi sosial
3. Organisasi seni dan budaya
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi politik
Syarat organisasi yang
baik
1. Semua pengurus dicalonkan dan dipilih dalam rapat anggota.
2. Semua tugas, hak dan kewajiban serta wewenang pengurus dan badan
pemeriksa maupun anggota diatur dalam Anggaran Dasar.
3. AD dan ART dibuat, disusun dan disetujuai oleh semua pengurus,
pelindung, penasehat dan badan pengawas serta semua anggota dalam
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. AD mengatur semua kegiatan organisasi secara umum, ART mengatur
semua kegiatan organisasi secara khusus, bersifat memperjelas, AD, bab,
bagian, aau pasal-pasalnya.
5. Manfaat organisasi yang baik adalah dapat mempermudah tercapainya
tujuan, visi, misi organisasi secara efektif dan efesien.
Cara memilih pengurus iorganisasi.
11
d. Seksi humas
Tugas: memberikan (melaksanakan tugas) pencerahan atau kepada
masyarakat sekitar, terhadap semua program-program organisasi.
e. Seksi pendidikan
Tugas: melaksanakan tugas pengembangan pelatihan, ataupun pemahaman
terhadap anggota organisasi dan lingkunga sekitar.
f. Seksi kesehatan atau PPPK
Tugas: melaksanakan persiapan, pencegahan, penanggulangan dan
perawatan serta pengobatan terhadap segala kejadian yang minta korban
akibat kegiatan organisasi.
g. Seksi olahraga dan pemuda
Tugas: melaksanakan tugas-tugas kepemudaan dn memecahkan masalah
kepemudaan serta kegiatan keolahragaan dalam organisasi.
4. Badan Pengawas atau Badan Pemeriksa
Tugas pokok dalam fungsi BP adalah mewakili anggota untuk
memberikan pengawasan pemeriksaan terhadap jalannya kegiatan organisasi
dan jembatan informasi antar anggota dengan pengurus dan sebaliknya.
Tugas-tugas pengurus organisasi
1. Tugas Ketua
a. Mengurus organisasi
b. Bertanggungjawab kedalam dan keluar organisasi
c. Memimpin rapat
d. Menandatangani surat
e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar
f. Membuat rencana kerja
2. Tugas Sekretaris
a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi
b. Membuat agenda kegiatan organisasi
c. Membuat surat-surat yang diperlukan
d. Mengarsip semua surat masuk dan keluar
e. Membuat rencana kerja bersama ketua
11
3. Tugas Bendahara
a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi
b. Mengurus masalah keuangan organisasi
c. Membuat laporan keuangan
d. Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi
11
LAMPIRAN X
MATERI SIKLUS II
PENGERTIAN DAN BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA
1. Pengertian
Setiap organisasi pasti terdapat perebedaan, salah satu cara untuk
mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah.
Musyawarah untuk menetapkan keputisan bersama
Keputtusan adalah pilihan yang diambil oleh seseorang untu dilaksanakan
dari berbagai macam pilihan yang tersedia.
Selain pilihan-pilihan untuk diri sendiri keputusan juga berupa:
a. Setuju atau tidak setuju membeli barang
b. Tempat tujun darmawisata
c. Hadiah yang akan diberikan kepada teman yang akan berulang tahun
d. Pemilihan ketua kelas baru
e. Peraturan kelas yang baru
Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang
berkepentingan.
Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mengambil
keputusan atas suatu masalah.
Nilai-nilai dasar dalam musyawarah adalah:
a. Kebersamaan
b. Persamaan hak
c. Kebebasan mengemukakan pendapat
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab
Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan bersama yang mewadahi
semua pendapat yang muncul dan memenuhi rasa keadilan.
11
b. Perjanjian
Perjanjian berasal dari kata janji yang berarti ucapan yang menyatakan
kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat.
Jadi, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat
oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang telah
dibuat dalam persetujuan tersebut. Bentuk perjanjian diantaranya adalah:
1) Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian antara dua pihak saja
2) Perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak.
c. Memorandum
Istilah memorandum berarti nota atau surat yang berisi persetujuan atau
pernyataan suatu hubungan diplomasi tertentu yang berisi saran, arahan atau
penerangan.
Istilah ini jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat. Memorandum
hanya digunakan dalam rangka hubungan diplomasi dengan negara lain.
d. Persetujuan
Istilah persetujuan berasal dari kata setuju yang berarti seia sekata
terhadap suatu hal. Oleh karena itu persetujuan dapat diarahkan sebagai sebuah
bentuk pengayaan terhadap suatu hal secara bersama-sama.
11
Surat pernyataan
Surat pernyataan merupakan bentuk kesepakatan atau keputusan bersama yang
dibuat oleh seseorang atau kelompok untuk menyatakan setuju atau tidak
setuju yang bisa diketahui secara tertulis.
Surat perjanjian
Surat perjanjian dibuat oleh dua orang atau lebih yang berisi tentang
kesepakatan bersama untuk dipatuhi bersama.
Hasil perjanjian
Hasil perjanjian merupakan bentuk kesepakatan bersama atau keputusan yang
diambil dan disetujui oleh kedua belah pihak atau lebih secara tertulis.
LAMPIRAN XI
I. KOMPETENSI DASAR
3.1.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi
PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Siswa mendengarkan
Mengabsen siswa dan memperhatikan Disiplin
satu persatubnama
mereka disebutkan dan
mengangkat tangan
bagi yang namanya
disebutkan
KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
sekolah, organisasi
keagamaan, organisasi
politik, dan organisasi
pemerintahan, sebagai
soal dan memeberikan
lembaran tugas yang
harus diisi oleh
masing-masing
kelompok
B.2. ELABORASI
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter
perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut
B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
VIII. PENILAIAN
b. Belajar bekerjasama
c. Berani tampil di depan
umum
d. Belajar menang sendiri
a. Siswa
b. Masyarakat
c. Pemuda kampung
d. Orang kota
I. KOMPETENSI DASAR
3.2.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi
PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Siswa mendengarkan
Mengabsen siswa dan memperhatikan Disiplin
satu persatubnama
mereka disebutkan dan
mengangkat tangan
bagi yang namanya
disebutkan
KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Disiplin
Kemudian guru Siswa mengerjakan
menempelkan tugas yang diberikan
potongan kertas oleh guru bersama
dipapan tulis terdiri dengan anggota
dari: organisasi yang kelompoknya masing-
ada di lingkungan masing
masyarakat, organisasi
13
sekolah, organisasi
keagamaan, organisasi
politik, dan organisasi
pemerintahan, sebagai
soal dan memeberikan
lembaran tugas yang
harus diisi oleh
masing-masing
kelompok
B.2. ELABORASI
Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter
perwakilan kelompok
mengambil tugas
tersebut
B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
VIII. PENILAIAN
b. Desa
c. Partai Politik
d. Karang Taruna
14
LAMPIRAN XII
I. KOMPETENSI DASAR
3.1.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
Tanggu
III. TUJUAN PEMBELAJARAN ng
Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama jawab
Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan secara
singkat materi yang akan Siswa mendengarkan Disiplin
diajarkan pada penjelasan guru tentang
pertemuan ini materi yang akan
disampaikan pada
Guru memotivasi siswa pertemuan ini
untuk aktif dalam
pembelajaran
KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kemudian guru
memberikan lembaran Siswa mengerjakan tugas Disiplin
tugas yang harus diisi yang diberikan oleh guru
oleh masing-masing bersama dengan anggota
kelompok kelompoknya masing-
masing
14
B.2.ELABORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
VII. PENILAIAN
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal
Pencapaian Penilaian instrumen
b. Musyawarah unyuk
mufakat dan
pemungutan suara
c. Pemungutan suara dan
pemaksaan kehendak
d. Pemaksaan kehendak
dan ancaman
3. Musyawarahadalah
membahas suatu masalah
secara bersama-sama
Memahami untuk mencapai…
bentuk-bentuk a. Kesejahteraan
keputusan b. Kebersamaan
c. Kepandaian
d. Mufakat
4. Musyawarah bertujuan
untuk mencapai…
a. Keberuntungan
b. Suara terbanyak
c. Kebersihan
d. Mufakat
14
6. Musyawarah berasaskan
kebersamaan, kekeluargaan
dan…
a. Keberagaman
b. Kebermanfaatan
c. Gotong royong
d. Kerakyatan
b. Surat ketetapan
c. Peraturan
d. Konferensi
9. Kebiasaan-kebiasaan
masyarakat turun temurun
yang mengikat disebut…
a. Norma adat
b. Norma sosial
c. Norma kesusilaan
d. Norma kesopanan
b. Peraturan
c. Undang-undang
d. Perjanjian
I. KOMPETENSI DASAR
3.2.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
Tanggu
III. TUJUAN PEMBELAJARAN ng
Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama jawab
Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan secara
singkat materi yang akan
diajarkan pada
pertemuan ini
KEGIATAN INTI
B.1. EKSPLORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kemudian guru
memberikan lembaran Siswa mengerjakan tugas Disiplin
tugas yang harus diisi yang diberikan oleh guru
oleh masing-masing bersama dengan anggota
kelompok kelompoknya masing-
masing
15
B.2.ELABORASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
B.3. KONFIRMASI
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
PENUTUP
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
VII. PENILAIAN
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Soal
Pencapaian Penilaian instrumen
b. Peraturan pemerintah
c. Norma kesopanan
d. Norma kesusilaan
2. Musyawarah bertujuan
untuk memperoleh…
a. Dukungan
b. Kata mufakat
c. Perbedaan
d. Kata akhir
a. Memorandum
b. Kesepakatan
c. Rambu-rambu
d. Tata tertib
6. Perjanjian bilateral
adalah…
a. Suarat yang berisi
perjanjian
b. Perjanjian yang
diadakan oleh banyak
pihak
c. Perjanjian yang
diadakan oleh dua
pihak saja
d. Perjanjian yang
diadakan oleh empat
pihak
7. Bentuk keputusan bersama
digolongkan menjadi dua
macam yaitu…
a. Bilateral dan
multilateral
b. Peraturan dan undang-
undang
c. Memorandum dan
Memahami perjanjian
prinsip-prinsip d. Tertulis dan tidak
musyawrah dan tertulis
mufakat
8. Pada dasarnya cara-cara
dalam mengambil
keputusan terbagi dua
yaitu…
16
LAMPIRAN XIII
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA