Anda di halaman 1dari 66

POLA BELAJAR MAHASISWA PEKERJA PART-TIME

(Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas


Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
DAFFA TANGGUH EKOPUTRO
NIM 11160150000008

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa


Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).

Menjadi seorang mahasiswa mempunyai tugas pokok yakni belajar. Pola


belajar merupakan masalah penting yang harus diperhatikan oleh setiap
mahasiswa untuk menunjang prestasi belajarnya. Namun, dikalangan mahasiswa
juga terdapat mahasiswa yang sekaligus sebagai pekerja part-time. Oleh karena itu
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pokok masalah
tentang 1) Pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta 2)
Hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan UIN
Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif
yang mana dalam penelitian ini, metode pengumpulan datanya dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan dipiih karena merupakan pendekatan yang
tersusun secara sistematis.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Pola belajar yang paling
banyak digunakan oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pola belajar mandiri
karena dapat disesuaikan dengan jadwal bekerja 2) Permasalahan yang sering
dihadapi oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pembagian waktu belajar dan
masalah kesehatan yang sering merasa kelelahan atau bahkan sakit. Berdasarkan
pokok permasalahan oleh mahasiswa pekerja part-time, mereka mampu
menyelsaikan permasalahan yang muncul dengan melakukan manajemen diri,
menjadwalkan ulang kegiatan yang akan dilakukan dan lebih memanfaatkan
waktu luang. Upaya upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa pekerja part-time
dapat dikatakan berhasil dengan indeks prestasi kumulatif rata rata mereka
mencapai 3,5. Dari sepuluh mahasiswa pekerja part-time, terdapat 3 mahasiswa
yang dikatakan belum berhasil karena indeks prestasi komulatifnya masih
dibawah 3,5. Hal ini terjadi karena solusi yang mereka lakukan belum usah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekerja part-time dapat dilakukan oleh
mahasiswa dan tidak mengganggu perkuliahan, dengan syarat mampu manajemen
diri dengan baik.

Kata kunci : Pola Belajar, Mahasiswa Perkerja Part-Time

v
ABSTRACT
Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa
Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).

Being a student has a main task, namely learning. Learning patterns are
important issues that every student must pay attention to to support their learning
achievement. However, among students there are also students who are also part-
time workers. Therefore, the purpose of this research is to find out the main
problems about 1. Learning patterns of part-time worker students majoring in
PIPS UIN Jakarta 2. Barriers and solutions in learning part-time worker students
majoring in UIN Jakarta.
This research is a field research with qualitative methods in which in
this study, the data collection method is by interview, observation and
documentation. This research uses a science education approach. The science of
education was chosen because it is a systematically structured approach.
The results of this study indicate that 1. The learning pattern most used
by part-time worker students is the self-study pattern because it can be adjusted to
work schedules 2. The problems often faced by part-time workers are the division
of learning time and health problems often feel tired or even sick. Based on the
subject matter by part-time worker students, they are able to solve problems that
arise by doing self-management, rescheduling activities to be carried out and
making more use of their spare time. The efforts made by part-time student
workers can be said to be successful with their average cumulative grade point
average of 3.5. Of the ten students who work part-time, there are 3 students who
are said to have not succeeded because their cumulative grade point average is
still below 3.5. This happens because they don't have a solution. So it can be
concluded that part-time work can be done by students and does not interfere with
lectures, provided that they are able to manage themselves well.

Keywords: Learning Pattern, Student Part-Time Work

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdullilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi, yang berjudul “Pola Belajar Mahasiswa
Pekerja part-time (studi kasus mahasiswa pendidikan IPS UIN Syarif
hidayatullah)” Penulisan ini untuk memenuhi Syarat menjadi Sarjana Pendidikan
di Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Konsentrasi Sosiologi. Penulis menyadari bahwa Penulisan Skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini, terhadap segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang
saya hormati:
1. Ibu Prof. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Prof. Dr. Ulfa fajarini M.Si. Dan Bapak Dr. Muhammad Arif M.Pd.
Sebagai dosen pembimbing skripsi yang tiada hentinya memberikan
arahan dan saran sampai terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

vii
6. Bapak /Ibu dosen Tadris Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan para
staff di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Yang paling terutama, selalu memberikan tenaga, moril, materiil tanpa
pamrih, selama belajar di Universitas Yaitu kedua orang tua penulis.
Bapak Gatut Trianto dan Ibu Dien Herlinawati. Dan adik penulis yaitu
Nisrina Putri Dwi Hapsari ata segala semangat, motivasi dan kasih
sayangnya.
8. Terima kasih untuk Nur Safitri Wihastin yang telah menemani penulis
berjuang bersama semasa kuliah, terima kasih atas segala dukungan,
semangat dan saying yang tiada hentinya.
9. Terima kasih kepada HMI Komisariat Tarbiyah dan HMI Cabang Ciputat
karena saya banyak belajar dan berproses di organisasi ini.
10. HMJ Pendidikan IPS periode 2017, DEMA UIN Jakarta 2019 karena saya
banyak belajar dan berkembang di organisasi ini.
11. Teruntuk sahabat ku black panther squad, terima kasih sudah berjuang
bersama semasa perkuliahan penulis.
12. Teruntuk Sahabat-sahabat Jurusan Tadris IPS Angkatan 2016 yang selalu
membantu saya saat masa perkuliahan berlangsung.
13. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat
bagi kita semua. Aamiin aamiin aamiin yarobbal alamiin
Ciputat, 19 oktober 2020

Daffa Tangguh Ekoputro

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................ iv
LEMBAR UJI REFERENSI .................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6
C. Batasan Masalah................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................... 9
1. Pola Belajar .................................................................. 9
a. Pengertian Pola Belajar .......................................... 9
b. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar ............. 11
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................... 20
d. Masalah dalam Belajar ........................................... 22
e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar......................... 27
2. Kerja part-time ............................................................. 28
a. Pengertian kerja Part-Time .................................... 28
b. Macam-macam Kerja Part-Time............................ 29
c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time ............ 33

ix
B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 34
C. Kerangka Berfikir............................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 39
B. Metode Penelitian............................................................... 39
C. Variabel Penelitian ............................................................. 40
D. Subjek dan Fokus Penelitian .............................................. 40
E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 41
F. Metode Analisis ................................................................. 43
G. Uji Keabsahan Data............................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian .............................................. 47
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................... 50
C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................. 51
D. Pembahasan ........................................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................ 103
B. Saran ................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 109

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jurnal Debrina Dwi Wibawa Restu ................................... 35

Tabel 2.2 Skripsi Nur Lailatul Azizah .............................................. 36

Tabel 2.3 Jurnal Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum,

Wahyu Eka Susilowati, S.Pd............................................. 37

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi ........................................................... 42

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara ........................................................ 42

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan .............................................................. 43

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.............................................................. 38

xii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


Kebutuhan pendidikan merupakan hak setiap individu di negara ini,
bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan sumber daya
manusia yang mempunyai peranan yang sangatpenting bagi kesuksesan dan
kesinambungan pembangunan nasional.1 di era modern saat ini pendidikan
merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan melepaskan kita dari
kungkungan kebodohan zaman. Selain itu pendidikan juga dapat melindungi
kita dari hal hal yang bersifat pembodohan dan merugikan kita.2 namun
dalam penerapannya membutuhkan pengorbanan yang sangat berarti,
diantaranya biaya yang harus dibayarkan untuk dapat merasakan pendidikan
dinegeri ini.
Pendidikan di perguruan tinggi saat ini sudah menjadi pendidikan
yang seolah-olah wajib diperuntukan oleh generasi muda yang baru saja lulus
jenjang SMA atau MA. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat pula,
menjadi salah satu alasan yang mendasar bagi generasi muda untuk
melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Saat ini pendidikan juga
dipercaya menjadi faktor penentu masa depan, dengan gelar sarjana dapat
merubah kondisi ekonomi, strata di masyarakat atau bahkan mengangkat
derajat keluarga. Tidak dipungkiri pula, saat ini banyak sekali mahasiswa
dengan keterbatasan diri dan ekonomi keluarganya memaksakan diri untuk
tetap melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Berbagai latar belakang
yang dimiliki setiap individu, dan bekal seadanya juga tidak menyurutkan
semangat para mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Tidak sedikit pula
yang berasal dari keluarga menengah keatas, semua kebutuhan tercukupi akan
tetapi enggan untuk giat menjalankan studinya di perguruan tinggi.

1
Aris shoimin, 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013(Yogyakarta; ar-ruz
media, 2014) hal 15-16
2
Nur lailatul azizah , pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan non
akademik mahasiswa program studi pendidikan agama islam angkatan 2014, skripsi hal 2

1
2

Berbicara terkait dengan belajar, menurut H.C. Whirington dalam


buku Eveline Siregar menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.3
Perubahan tingkah laku dan pola pikir dalam diri seseorang juga menjadi
pertanda bahwa ia telah melalui proses belajar.
Proses belajar menurut Bruner, merupakan proses yang dapat dilalui
melalui tiga fase atau episode, yakni informasi, transformasi, dan evaluasi.
Proses belajar ketiga episode ini selalu muncul dan saling berkesinambungan.
Ketika proses ini, yang menjadi masalah adalah berapa banyak informasi
diperlukan agar dapat ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama.
Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi
seseorang untuk belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan
untuk menemukan sendiri.4 Seseorang ketika melalui proses belajar tentu
membutuhan kondisi yang baik dapat menunjang proses pembelajaran yang
nantinya dapat menunjang prestasi belajar. Definisi kondisi belajar sendiri,
juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami seseorang
dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Pendapat Eveline di dalam bukunya, Gagne menyatakan bahwah
kondisi belajar adalah situasi belajar yang dapat menghasilkan perubahan
perilaku seseorang setelah ia berada pada situasi tersebut, Gagne juga
membagi menjadi dua kategori, yakni kondisi internal dan kondisi eksternal.
Kondisi internal (internal condition) merupakan kemampuan yang telah ada
pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi ini
dihasilkan oleh seperangkat transformasi. Kondisi eksternal (external
condition) merupakan situasi perangsang di luar diri sibelajar. Kondisi belajar
yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis

3
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hal. 4
4
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara,2009), hal. 9
3

kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar


sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.5
Belajar memainkan peranan penting dalam mempertahankan
kehidupan sekelompok umat manusia di tengah-tengah persaingan yang
semakin ketat diantara bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.
Kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa
dan bagaimana ia belajar, tinggi dan rendahnya kualitas perkembangan
manusia akan menentukan masa depan peradaban manusia itu sendiri. E.L.
Thorndike dalam buku psikologi belajar mengatakan bahwa jika kemampuan
belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada
sekarang ini tak berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin
peradaban itu sendiri akan lenyap.6
Tujuan belajar hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian
meliputi kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.7 Belajar merupakan
suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan
output. Input sebagai masukkan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi
perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, kurikulum dan
manajemen yang berlaku di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan proses
terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen,
dan cara belajar mahasiswa.8
Fakta yang terjadi pada kebayakan seseorang ketika melalui proses
belajar banyak yang mengalami permasalahan baik internal ataupun eksternal.
Terlebih lagi apabila seorang individu belum mengetahui letak permasalahan
dalam belajarnya, maka diperlukan suatu pola belajar yang dapat membantu
proses pembelajaran seseorang disesuaikan dengan kondisi masing-masing
individu agar dapat menunjang prestasi belajarnya.

5
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal. 171
6
Muhibbin syah, psikologi belajar, (pamulang; pt logos,1999) hal 57
7
Iif khoiru dan sofan amri, Mengembangkan pembelajaran ips terpadu (Jakarta;redaksi
pustakarya, 2011) hal.1
8
Putri yulia dan murfiyati defina, hubungan antara motivasi berprestasi dan gaya belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa pekerja. Jurnal hal. 48
4

Pola belajar apabila diartikan secara resmi dalam Kamus Besar


Bahasa Indonesia, berasal dari kata pola diartikan sebagai sistem, cara kerja
atau bentuk (struktur) yang tetap.9 Sedangkan belajar merupakan proses yang
kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut adalah bertambahnya pengetahuan, adanya kemampuan mengingat
dan mereproduksi, ada penerapan dan pengetahuan, menyimpulkan makna,
menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan adaya perubahan sebagai
pribadi. Seseorang dikatakan telah belajar apabila sudah terdapat di dalam
dirinya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari
interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan.
Kecuali itu, perubahan bersifat relatif permanen, tahan lama, dan menetap
tidak berlangsung sesaat saja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pola belajar
merupakan suatu sistem, cara kerja, ataupun serangkaian kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam melalui proses belajar untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku yang baru dan baik secara keseluruhan dari
pengalamannya sendiri melalui interkasi dengan lingkungannya. Sehingga
pola belajar merupakan sesuatu hal yang vital bagi setiap setiap individu
dalam menentukan hasil prestasinya. Apabila pola belajarnya buruk tidak
sesuai dengan dirinya, maka juga akan mempengaruhi hasil belajarnya,
sebaliknya apabila pola belajar yang digunakan sesuai dengan dirinya maka
akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Hal ini sebagaimana
dikatakan oleh Gagne, bahwasanya dalam belajar juga dipengaruhi faktor
internal dan eksternal. Pola belajar merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar individu. Selain itu juga ada faktor eksternal
yang terkadang menjadi permasalahan dalam proses belajar. Faktor eksternal
ini sangat beragam, bisa berasal dari kondisi lingkungan yang kurang
mendukung, ataupun pengelolaan waktu karena ada aktivitas di luar jam

9
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal.885.
5

kuliah. Masing-masing individu tentu mempunyai beragam pola belajar yang


dapat menunjang prestasi belajarnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak sedikit mahasiswa di Jurusan
Pendidikan IPS UIN Jakarta yang berstatus mahasiswa aktif, tetapi juga
berkerja secara part-time . karena memang berlatar pendidikan, mahasiswa P.
IPS juga banyak yang menekuni privat les mulai dari SD, SMP, dan SMA
atau bahkan privat mengaji saja. Menurut pengamatan peneliti, hampir setiap
angkatan ada yang melakukan bimbel ini. Sudah tercatat lebih dari 10 orang
yang melakukan bimbel baik untuk khusus mengaji ataupun bimbel mata
pelajaran sekolah. Apabila dilihat secara seksama ada 6 hari kerja yang harus
mereka tempuh dalam satu minggu, sedangkan perkuliahan di Jurusan P.IPS
berlangsung setiap hari Senin sampai Jumat secara full time.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan banyak sekali jawaban
yang bervarian ketika peneliti gali terkait dengan indeks prestasi mahasiswa
(IPK) dari mahasiswa pekerja part-time ini, ada yang menjawab berpengaruh
ada pula yang tidak. sebagian besar mengalami penurunan IPK ketika banyak
tugas. Jurusan Pendidikan IPS (PIPS) adalah salah satu jurusan di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang di dalamnya terdapat
beragam mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, ada yang
dari segi ekonomi menengah kebawah, ataupun menengah ke atas. Tidak
sedikit pula mahasiswa yang secara mandiri membiayai perkuliahannya
dengan bekerja secara part-time di berbagai tempat demi mendapatkan uang
untuk melanjutkan pendidikannya bahkan juga ada yang membiayai adik dan
orangtuanya. Mahasiswa pekerja part-time harus bisa meluangkan waktunya
untuk bekerja dan menentukan pola belajar yang baik untuk menunjang
prestasi belajarnya dengan cara menggunakan menejemen waktu. karena
apabila seorang mahasiswa pekerja part-time tidak bisa menggunakan
menejemen waktu dengan baik, maka akan berimbas kepada Indeks Prestasi
Belajarnya.
Berangkat dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap pola belajar mahasiswa pekerja part-time serta
6

hambatan dan solusi yang digunakan dalam mengatasi belajarnya.


Sebagaimana yang peneliti ketahui, bahwa mahasiswa pekerja part-time
belajar disela-sela kesibukannya sebagai pekerja dan mahasiswa, belum lagi
apabila mengikuti kegiatan UKM ataupun intra kampus lainya. Hal ini tentu
bukan menjadi suatu hal yang mudah untuk dilalui. Terlebih dalam
perkuliahan juga tentu saja banyak sekali tugas yang diberikan oleh dosen
untuk dikerjakan setiap harinya. Mengingat bahwa pola belajar juga
merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menunjang
prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mencoba
mengungkapkan bagaimana besarnya “POLA BELAJAR MAHASISWA
PEKERJA PART-TIME (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)”.
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya respon dan antusias belajar mahasiswa dikarenakan
permasalahan ekonomi dalam keluarga
2. Permasalahan ekonomi dalam keluarga sangat menggangu kelancaran
pendidikan bagi seorang mahasiswa.
3. Adanya perbedaan pola belajar antara mahasiswa pekerja part-time dan
non pekerja.
4. Adanya hambatan belajar mahasiswa pekerja part-time

c. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas penulis memberi batasan penelitian agar
penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah. Oleh karena itu penulis hanya
membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut : pola belajar
mahasiswa pekerja part-time, rendahnya respon dan antusias belajar
mahasiswa pekerja part-time, dan tingkat prestasi akademik.
d. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut:
7

1. Bagaimana pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan P.IPS UIN


Jakarta ?
2. Apa sajakah hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-
time jurusan P.IPS UIN Jakarta?
e. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas tujuan yang ingin di capai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan
pendidikan IPS UIN Jakarta.
2. Untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan solusi yang digunakan oleh
mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta.
f. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di harapkan memiliki
kegunaan Bagi
1. Manfaat Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah
keilmuan dalam dunia pendidikan sebagai hasil dari pengamatan
langsung serta penerapan disiplin ilmu di perguruan tinggi.
b. Penilitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
pembaca dan pihak-pihak terkait yang membutuhkan informasi
berkaitan pola belajar mahasiswa pekerja part-time dan cara
mengatasi hambatan dalam belajarnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa pekerja part-time dalam memahami pola belajar serta
cara mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses
belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
orang tua ataupun mahasiswa untuk memanfaatkan waktu luang
sebagai mahasiswa pekerja part-time sehingga dapat lebih cermat
8

dalam memilih apakah ingin menjadi mahasiswa biasa atau sekaligus


menjadi mahasiswa pekerja part-time.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pola Belajar
a. Pengertian Pola Belajar
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti
sebagai sistem, cara kerja atau bentuk (struktur) yang tetap.10 Belajar
dalam kamus umum Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris,
belajar atau to learn mempunyai arti memperoleh pengetahuan atau
menguasai pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,
dan mendapatkan informasi atau menemukan.11 Menurut herman
hudojo dalam buku evaluasi pembelajaran mengungkapkan bahwa
belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi
dan berkembang disebabkan belajar.12
Menurut Sriyono Pola belajar ialah merupakan sejumlah
rangkaian prosedur dalam belajar yang dapat membantu siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Pola belajar di antaranya pola belajar
mandiri, pola belajar terbimbing, pola belajar kelompok, pola belajar
diskusi, dan lain-lain. Dari masing-masing pola belajar tersebut
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pelaksanaannya
pola belajar mandiri telah biasa dilakukan oleh siswa dirumahnya
masing-masing13
Slameto mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

10
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal. 885.
11
Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: ARuzz, 2012), hal.
224
12
Asep jihad dan abdul haris, evaluasi pembelajaran (Yogya; multi persindo, 2010) hal. 3
13
Roestiyah, strategi belajar mengajar (Jakarta; rineka cipta; 2008) hal. 106

9
10

tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman


individu itu sendiri di dalam interkasi dengan lingkungannya.14
Pengertian belajar menurut Gagne sebagaimana yang telah dikutip
oleh Anisah bahwa “Learning is a change in human disposition or
capability, which persist over a period of time, and which is not
simply ascribable to process of growth”. Hal ini dijelaskan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan dalam watak atau kemampuan
manusia yang berlangsung selama jangka waktu dan tidak sekedar
menganggapnya proses pertumbuhan saja.15 Dalam pengertian
menurut Gagne ini dapat di ilustrasikan dengan cara membandingkan
tingkah laku yang terjadi sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan tingkah laku yang dapat ditunjukkannya setelah melalui
situasi belajar. Hasil belajar atau perubahan peningkatan belajar dapat
dilihat melalui peningkatan kemampuan, perubahan watak, sikap,
minat, dan nilai.
Menurut Dahama dan Bhatnagar “any change of behavior which
takes place as a result of experience may be called learning” apabila
diartikan bahwa belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang
berlangsung sebagai hasil dari pengalaman.16 maksud dari pengertian
tersebut bahwa pengalaman belajar merupakan bentuk reaksi ketika
seseorang itu memperoleh pemahaman yang bermanfaat dalam
pemecahan masalah baru dan reaksi berupa pengelihatan,
pendengaran, dan perbuatan mengenai sesuatu yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil
bahwa pengertian bahwa pola belajar merupakan sistem, cara kerja
atau bentuk yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
penguasaan pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,

14
Nurochim, perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu sosial, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2013) hal. 6
15
Anisa Basleman & Syamsu Mapa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 8
16
Ibid, hal 8
11

dan mendapatkan informasi untuk perubahan tingkah laku yang baru,


sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan
dalam belajar bersifat positif berarti perubahan itu senantiasa
bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Sedangkan perubahan hasil belajar bersifat aktif
maksudnya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
karena adanya usaha dari individu itu sendiri. Perubahan dalam belajar
bukan bersifat sementara melainkan permanen. Ini berarti tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.17
Perlunya peneliti untuk mengetahui pola belajar mahasiswa
pekerja part-time ini adalah untuk mendiskripsikan pola belajar yang
dilakukan oleh para mahasiswa pekerja part-time serta hambatan apa
saja yang ditemui oleh mereka dalam menjalani studinya dengan
bekerja paruh waktu. Sehingga dapat pula dijadikan acuan bagi
mereka yang melakukan studi dan juga bekerja paruh waktu.
b. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar
Instrumen yang digunakan dalam penilaian indikator-indikator
pola belajar antara lain:
1) Persiapan belajar
Seorang siswa dikatakan memiliki kesiapan belajar berarti
siswa harus sudah mengetahui apa saja yang nantinya akan
dipelajari, materi apa yang akan disipakan oleh guru dan alat-alat
bantu apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Persiapan belajar pada dasarnya terdiri dari beberapa
penilaian, antara lain mengenai persiapan mental dan persiapan
sarana.
Yang lebih dibanding dengan siswa yang berkemampuan
tinggi, kebiasaan terhadap tipe tes dan pengadaptasiannya
mengurangi timbulnya kecemasan dalam tes, dan kecemasan

17
A. I. lidya mawar, aktivitas dan hasil belajar mahasiswa kerja part-time UNS. skripsi
12

tinggi akan mencapai hasil baik. Persiapan sarana belajar adalah


sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan
suatu usaha yang dapat berupa benda. Dalam hal ini sarana belajar
bisa disamakan dengan fasilitas belajar. Proses pendidikan itu
terdiri dari beberapa unsur yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Unsur tersebut antara lain tenaga pendidik, peserta didik,
materi pelajaran, sarrana dan prasarana belajar, dan lain-lainnya.
2) Cara mengikuti pelajaran
Cara seorang siswa dalam mengikuti pelajaran saat di
sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa
dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Jika guru memberikan pekerjaan rumah, maka siswa harus
mampu melakukan semaksimal mungkin. Setiap siswa memiliki
cara tersendiri untuk mengikuti pelajaran, apakah belajar sebelum
proses pembelajaran dimulai, atau mencatat materi pelajaran yang
dapat membantu dalam proses belajar siswa. Keberhasilan siswa
dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada cara
mengikuti pelajarannya. Menurut Slameto, “belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan
lingkungannya”.18 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memperoleh
perubahan secara keseluruha, orang satu dengan lainnya tidak
dapat dipukul rata guna mendapatkan perubahan secaraa
keseluruhan.
3) Pembuatan jadwal dan catatan
Pembuatan jadwal dan catatan juga merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk menentukan pola belajar siswa.
Setiap siswa memiliki pola-pola tersendiri untuk memahami

18
Slameto, belajar dan faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta;pt rineka cipta, 2003) hal. 2
13

pembelajaran. Deskriptor yang digunakan untuk menentukan


indikator ini antara lain: mencatat jadwal pelajaran, membuat
jadwa belajar, disiplin melaksanakan jadwal tersebut, metode
yang digunakn dalam membuat catatan, dan membaca kembali
materi yang sudah dipelajari.
Jadwal adalah pembagian waktu utuk sejumlah kegiatan
yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal
berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan
baik dan berhasil perlulah seseorang membuat jadwal.19
Pembuatan jadwal dan keterampilan mencatat adalah salah satu
kketerampilan yang dapat menunjang siswa dalam belajar,
mencatat menjadi aspek yang paling penting dalam proses belajar,
karena apabila siswa memiliki catatan yang baik maka siswa
tersebut akan terbantu dalam mengulang pelajaran, mengerjakan
latihan ataupun pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah.
4) Mengerjakan tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pemberian tugas sebagai suatu metode atau cara mengajar
merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa
untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian
tugas tersebut siswa belajar mengerjakan tugas. Dalam
melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh
suatu hasil yaitu perubahan tingkah laku sejalan dengan pendapat
slameto yang menyatakan prinsip belajar adalah ulangan dan
latihan. Hal itu berati , ada banyak bahan yang tersedia dengan
waktu kurang seimbang.
Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan”.
Metode pemberian tugas adalah suatu cara atau proses
pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid

19
Ibid hal 82
14

mengerjakannya, kemudian tugas tersebut


dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode pemberian tugas
tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas
dari itu, karena pemberian tugas tersebut dapat dikerjakan di
dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat
dikerjakan atau diselesaikan. Dalam pelaksanaan metode
pemberian tugas ini, siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak
hanya secara individu tetapi juga bisa dilakukan secara
berkelompok.
c. Macam Pola Belajar
Evita menyatakan bahwa. Secara umum pola belajar di
perguruan tinggi ada tiga macam, yakni 1) Belajar mandiri 2)
Belajar bersama 3) Belajar Institusional.20 Macam-macam pola
belajar menurut Sriyono dalam buku Rostiyah menyatakan bahwa
pola belajar diantaranya yakni 1) Belajar mandiri 2) Belajar
terbimbing oleh guru 3) Belajar kelompok 4) Belajar diskusi.21
Tentu masing-masing dari pola belajar tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, serta
disesuaikan oleh gaya belajar yang diminati oleh individu.
Berkaitan dengan pola belajar, hal ini berarti membicarakan
tentang komponen-komponen dasar dalam proses belajar secara
menyeluruh, model pembelajaran, dan jenis dan tingkah laku
kepemimpinan guru sebagai pribadi yang mengarahkan,
mengawasi dan mengatur pelaksanaannya.
Pembahasan terkait pola belajar, Glasser mengemukakan
ada 4 komponen pola belajar yaitu:
a) IO (Instructional Objectives) atau Tujuan Pengajaran.
b) EB (Entering / Entry Behavior) atau Pengenalan
20
Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Panduan,
2006), hal.12
21
Roestiyah, strategi belajar mengajar (Jakarta; rineka cipta; 2008) hal. 106
15

Kemampuan Awal.
c) IP (Intructional Procedures) atau Proses
Mengajar/Pengajaran.
d) PA (Performance Assesment) atau Penilaian Terhadap
Capaian Tujuan Pengajaran.22
Pola belajar dapat dijadikan pertimbangan dasar dalam
menampilkan keterampilan-keterampilan mengajar secara tepat
termasuk pemilihan metode mengajar”. Namun demikian
pemilihan pola mengajar ini pun biasanya dilakukan atas
pertimbangan 1) Tujuan Pengajaran; 2) Karakteristik Bahan yang
Diajarkan; 3) Alokasi Waktu yang Tersedia; 4) Karakteristik
Siswa; 5) Kemampuan Guru.
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa
pembelajaran sangat bergantung dari pola-pola belajar yang akan
diterapkan. Seorang individu harus dapat menyesuaikan pola
belajarnya sesuai dengan kepribadiannya. Seorang guru dalam
menghadapi peserta didiknya harus dapat membaca kebutuhan
siswanya, dan sesuai dalam memilih pola belajar yang sesuai
dalam kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat disimpulkan macam-macam pola belajar yakni:
a) Pola Belajar Mandiri
Pola belajar mandiri merupakan pola belajar yang dapat
dilakukan oleh setiap individu dimana saja, dalam suatu
kondisi apapun, dan kapanpun. Menurut wedemeyer dalam
buku model-model pembelajaran peserta didik yang belajar
mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar dengan
mempelajari pokok materi dengan membaca modul atau
melihat dan mengakses program e-learning.23 Pada pola
belajar mandiri, seorang individu harus melakukan aktivitas
22
A. Tabrani Rusyan dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), hal 172-173
23
Rusman, model model pembelajaran (depok;raja grafindo, 2016) hal. 19
16

perencanaan pembelajaran harus secara. mandiri yang


meliputi tujuan, target nilai, atau strategi belajar yang sesuai,
menentukan waktu belajar yang sesuai dengan kegiatan
lainnya.24Ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam aktivitas
belajar mandiri, yakni :
(1) Menggaris bawahi hal yang penting sebagai key word
(kata kunci), sehingga dengan membaca kata kunci ini
saja kita sudah dapat memahami apa yang dimaksud
dengan kata tersebut secara pengembangannya.
(2) Membuat kesimpulan dari apa yang kita pelajari, kalimat
singkat yang mencerminkan ide utama atau bacaan
(3) Membuat outline atau mindmap ataupun kerangka
berpikir yang memudahkan untuk melihat, mengingat
seluruh yang kita pelajari.
Kelebihan dari pola belajar mandiri ini dapat
dilaksanakan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi
apapun. Setiap individu dengan belajar mandiri dilatih untuk
dapat mengatur setiap pola belajarnya agar sesuai dengan
tujuan belajar.
Ridwan di dalam bukunya mengemukakan, bahwa salah
satu bentuk penunjang untuk belajar mandiri adalah dengan
menggunakan modul untuk memudahkan dalam belajar, atau
sebagai pemandu pola pikir dalam belajar karena modul ini
merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis,
operasional, dan terarah untuk digunakan peserta didik,
ataupun di kalangan mahasiswa juga sangat membantu.25
Kozma, belle, williams dalam buku model model
pembelajaran menyatkan bahwa belajar mandiri sebagai
usaha individu peserta didik yang bersifat otonomis untuk
24
A. Tabrani Rusyan dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), hal. 112 - 113
25
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) hal. 183
17

mencapai kompetensi akademis tertentu.26 Keterampilan


mencapai kemampuan akademis secara otonom ini bila sudah
menjadi milik peserta didik dapat diterapkan dalam berbagai
situasi dalam kehidupan sehari hari mereka.
b) Pola Belajar Terbimbing Tutor Sebaya
Pola belajar terbimbing oleh tutor sebaya juga biasa
disebut dengan peer tutoring merupakan pola belajar dengan
bantuan seorang peserta didik yang berkompeten untuk
mengajar peserta didik lainya terkait tugas yang diberikan
oleh guru baik dikerjakan di sekolah ataupun di rumah.
Peserta didik yang menjadi tutor ini bertugas sebagai
fasilitator yang berperan sebagai guru, mediator, teman
kerja, pelatih, atau role model. Pembelajaran tutor sebaya ini
merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran ini akan sukses apabila terjadi timbal balik
antara teman sebaya yang secara bersama sama membuat
perencanaan dan memfasilitasi kegiatan belajar dan dapat
belajar dari kegiatan belajar bersama. Teman dalam proses
belajar sangat penting, kalau menghadapi kesulitan peserta
didik seringkali lebih berani bertanya pada teman daripada
guru atau instruktur.27
Pembelajaran ini biasanya sangat efektif dilakukan oleh
anak-anak yang mempunyai batas dengan guru, atau sulit
berkomunikasi dengan guru, karena dalam kegiatan belajar
dengan teman sebaya ini pembelajaran akan lebih hangat,
karena dibimbing oleh orang yang sudah dekat dengannya.
Tentu dalam belajar juga lebih mudah untuk diterima karena
biasanya seorang anak lebih mempunyai kedekatan dan lebih
santai dengan temannya sendiri. Akan tetapi terkadang di

26
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Depok; raja grafindo, 2016) hal. 356
27
Ibid., hal.355
18

tengah pembelajaran masih ada kesulitan yang belum bisa


diselesaikan oleh tutor sebaya ini yang nantinya juga masih
membutuhkan mediator dari guru.
Dalam pemilihan tutor sebaya juga diperlukan
pertimbangan- pertimbangan seperti memiliki kepandaian
yang lebih unggul dari teman-temanya, tidak tinggi hati, tidak
kejam atau keras hati terhadap sesama kawan, memiliki
kecakapan dalam menerima pelajaran, dan mempunyai
kreativitas dalam membimbing dan menerangkan materi
pelajaran kepada kawannya.
c) Pola Belajar Terbimbing Oleh Guru
Pola belajar terbimbing oleh guru merupakan satu
upaya yang dilakukan untuk memperhatikan adanya
perbedaan kemampuan dalam belajar, karena guru sebagai
pembimbing di dalam kelas maka harus mampu melihat
perbedaan-perbedaan individual sehingga guru dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ataupun mahasiswa.
Bimbingan sendiri merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu agar mandiri, dengan mempergunakan
berbagai bahan, interaksi, nasehat, dan gagasan, dalam
suasana asuhan, dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas pola belajar terbimbing oleh
guru juga dapat diartikan sebagai pola belajar yang berbentuk
institusional, dimana mahasiswa harus mengikuti kegiatan-
kegiatan yang teratur dan berstruktur yang telah diberikan
oleh guru atau dosen agar pelaksanaan pembelajaran dapat
terarah, yang perlu diperhatikan dalam belajar terbimbing
oleh guru ini dari persiapan, hingga akhir mengikuti ujian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengikuti pola
belajar terbimbing oleh guru adalah :
(1) Mempersiapkan diri, menurut wasty soemanto seseorang
19

baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam dirinya


sudah terdapat kesiapan untuk mempelajari sesuatu.28
yakni meliputi kegiatan yang terdiri dari perolehan garis
besar dari pokok persoalan yang akan dibahas dan
persiapan peralatan yang diperlukan dalam Mencatat
bahan materi belajar
(2) Mencerna hasil belajar, kegiatan ini berupa membaca
atau mengulang kembali catatan yang dibuat.
Keuntungan dari membaca kembali materi pembelajaran
adalah dapat melengkapi yang kurang, dapat memahami
yang kurang jelas, dapat meresapi pembelajaran, dan
dapat menambah penguasaan bahan.
d) Pola Belajar Kelompok/Diskusi
Pola belajar kelompok didasari bahwa manusia
merupakan sejenis homo socius, yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.29
Beberapa hal yang butuh dilakukan belajar kelompok
atau diskusi agar berhasil yakni dalam belajar mahasiswa
harus memiliki keterampilan berkomunikasi, karena dalam
belajar diskusi ada dua peran yang harus dilakukan, yaitu
sebagai pembicara dan juga sebagai pendengar. Peran ini
dapat dilakukan secara bergantian antara anggota kelompok
yang belajar bersama. Hal ini perlu diperhatikan jangan
sampai ada hanya satu orang saja yang mendominasi
kelompok untuk berbicara. Bahan aja menurut arif s sadiman
segala macam sumber belajar yang ada diluar seseorang dan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar disebut sumber
belajar.30
Menurut Mc Donal, mahasiswa yang belajar

28
M Syarif Soemantri, strategi pembelajaran, (Depok: Raja Grafindo, 2015) hal. 189
29
S Bahri dan Aswa Zain, Strategi Belaja Mengajar (Jakarta; Rineka Cipta, 2010) hal.55
30
Ahmad Rohani, Pengeolaan Pengajaran. (Jakarta; Rineka Cipta. 2010) Hal. 186
20

berkelompok dapat mengingat lebih lama materi-materi yang


dipelajari daripada mahasiswa yang tidak belajar bersama.31
Bagian yang menarik adalah bahwa anggota kelompok yang
menerangkan dan menjelaskan justru dapat mempelajari lebih
banyak dari pada yang mendengarkan saja. Hal ini satu
keuntungan yang didapat dari belajar secara berkelompok.
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi
dikarenakan padatnya jadwal aktivitas kuliah dan bekerja
dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, pada saat jam kuliah
berlangsung mereka menjadi kurang fokus dan kurang memperhatikan
penjelasan dosen. Ada beberapa dari mahasiswa yang lebih fokus
kepada kerja dibandingkan kuliah sehingga ketika jam kuliah
berlangsung mereka sering tidak hadir, hal ini dapat mengganggu
capaian pendidikannya. 32
Keberhasilan dalam belajar sangat penting dipengaruhi oleh
berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara
lain33:
1) Peserta didik dengan jumlah latar belakangnya, yang mencakup:
a) Tingkat kecerdasan (intellegent quotien);
b) Bakat (aptitude);
c) Sikap (atittude);
d) Minat (interest);
e) Motivasi (motivation);
f) Keyakinan (belief);
g) Kesadaran (consciounsness);
h) Kedisiplinan (discipline);

31
Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, hal. 114
32
Fitria dan zulfan, hubungan kerja part-time dengan capaian pendidikan, hal. 275-276
33
Nanang Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012).
21

i) Tanggung jawab (responsibility).


2) Pengajar yang professional memiliki kompetensi sebagai tenaga
kependidikan yakni kompetensi pedagogik, sosial, personal,
professional, serta kualifikasi pendidikan yang memadai dan
kesejahteraan yang memadai. Oemar malik dalam buku model-
model pembelajaran mengungkapkan bahwa guru profesional
merupakan orang- orang yang telah menempuh program
pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat
ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada
kelas-kelas besar.34
3) Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang
dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan
multi arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan.
4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran,
sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse)
untuk belajar.
5) Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai
perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara
integral, baik yang berkiatan dengan kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan pada peserta didik.35
6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu sosial,
dan teknologi, serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung
terlaksananya proses pemblajaran secara aktif, kreatif, efektif,
inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor
peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstekstual
(constextual leraning).
7) Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget)

34
Rusman, model model pembelajaran (Depok; Raja Grafindo, 2016) hal. 19
35
Nana sudjana, pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah. (Bandung: Sinar
baru.2002) hal.21
22

maupun biaya pembangunan (capital budget) yang datangnya dari


pihak pemerintah, orang tua, dan stakeholder lainnya. Sekolah
mampu melangkah maju dari sebagai pengguna dana (cost)
menjadi penggali dana (revenue).
d. Masalah dalam Belajar
Masalah dalam tentu dapat terjadi dari siswa ataupun dari
pendidik yang berperan sebagai pemandu dalam belajar. mahasiswa
yang bekerja part-time seperti berkurangnya waktu belajar, sosialisasi
dengan teman, dan waktu istirahatnya, sehingga dampak negatif yang
ditimbulkan akhirnya akan dapat mempengaruhi aktivitas belajar
mahasiswa dan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri.36 Waktu
belajar di sini pengaruhnya terhadap mahasiswa melakukan kerja part-
time adalah tersitanya waktu yang seharusnya untuk belajar digunakan
untuk hal lain sehingga dapat mengganggu aktivitas belajar
mahasiswa itu sendiri, dapat dilihat dari kemungkinan banyak
mahasiswa yang lalai dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, tidak
konsentrasinya mahasiswa pada saat kegiatan belajar-mengajar, dan
lain sebagainya. Dan dikhawatirkan, mahasiswa malah keasikan
bekerja sehingga mengenyampingkan kuliah, kuliahnya menjadi
terbengkalai, atau bahkan drop-out karena kemungkinan kurangnya
motivasi untuk menyelesaikan studi dan hasil belajar mengalami
penurunan atau merasa pekerjaan yang dijalaninya sudah cukup untuk
bekal mereka hidup.
Dimensi guru, masalah belajar dapat ditemui sebelum kegiatan
belajar, selama proses dan evaluasi hasil belajar. Peran siwa juga hal
terpenting di sini yakni masalah yang berkaitan dari dimensi siswa,
masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar
dapat berhubungan dengan karakteristik ataupun ciri siswa, berkenaan
minat, kecakapan, maupun pengalaman. Selama proses belajar pula,

36
Elma mardelina dan ali muhson, mahasiswa pekerja dan dampaknya pada aktivitas
belajar dan prestasi akademik. hal 203
23

masalah seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi,


konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan,
menggali kembali pesan yang telah disimpan, unjuk hasil belajar.
Sesudah belajar, terkadang juga masih ada saja masalah yang ditemui
misalkan saja penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah
diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Masalah-masalah
tersebut muncul dari siswa karena terdapat berbagai faktor,
diantaranya faktor internal dalam diri siswa ataupun faktor eksternal,
dari luar diri siswa atau sebagai pendukung siswa.37
Beberapa hal berikut merupakan faktor internal yang
mempengaruhi belajar oleh siswa :
1) Ciri Khas/Karakteristik Siswa
Masalah siswa berkaitan dengan masalah fisik tentu akan
sangat mudah dipahami oleh guru dibandingkan masalah yang
berkaitan dengan mental atau emosional. Padahal selama ini
justru masalah yang berkaitan emosional lah yang banyak
menjadi permasalahan intern yang dihadapi oleh siswa. Masalah-
masalah belajar pada umumnya berkenaan dengan minat,
kecakapan dan pengalaman.
Uraian di atas dapat diilustrasikan misalkan saja, siswa yang
memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka ia berupaya
mempersiapkan kegiatan pembelajarannya secara maksimal
dengan mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat tulis yang
diperlukan untuk menunjang belajar. Hal ini akan terjadi
sebaliknya kepada siswa yang kurang memiliki minat terhadap
belajar. Demikian pula pengalaman siswa juga akan menentukan
muncul atau tidaknya masalah belajar sebelum kegiatan dimulai.
Siswa yang memiliki pengalaman yang baik yang
mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki
banyak masalah sebelum belajar dan dalam proses pembelajaran.

37
Aunurrahman, Belajar dan Pembeljaran, ( Bandung: Alfabeta, 2009), hal.177
24

Hal yang sebaliknya terjadi pada siswa yang tidak memiliki


pengalaman terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari.
Hal ini akan berdampak pada siswa dalam menerima
pembelajaran dalam hal kesiapannya.
2) Sikap Terhadap Belajar
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap
dapat tercermin melalui tindakanya. Sikap juga merupakan
kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. Penilaian
terhadap sesuatu itu yang nantinya mengakibatkan terjadinya
sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.38 Menurut samuel
A. Cypert ada dua kesempatan dalam hidup seseorang, dimana
seseorang sangat membutuhkan disiplin diri untuk
menyelamatkan kehancuran. Pertama, ketika seseorang
mengalami kegagalan atau kekalahan. Kedua, saat seseorang
sudah berada pada jenjang kesuksesan lebih tinggi.39
Uraian di atas dapat diilustrasikan misalnya ketika siswa
memperoleh kesempatan belajar, tentu berbagai respon yang
dapat diberikan, dapat menolak, menerima, ataupun mengabaikan
kesempatan belajar tersebut. Berbagai respon inilah yang nantinya
dapat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian. Oleh karena
itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat
sikapnya terhadap belajar.
3) Motivasi Belajar
Menurut Mc Donald motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.40 Motivasi
belajar dimaksudkan segala sesuatu yang ditujukan untuk
mendorong dan memberikan semangat kepada seseorang yang

38
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), hal. 239.
39
Martinis Yasmin dan maisah, orientasi baru ilmu pendidikan. (Ciputat; Referensi. 2012)
hal 51
40
Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,2011) hal. 73
25

melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam


belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.41
Motivasi belajar pada siswa dapat mengalami naik turun.
Turunnya motivasi belajar pada siswa akan melemahkan motivasi
belajarnya. Mutu belajar akan membaik apabila motivasi
belajarnya juga naik atau tinggi. Oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri siswa harus diperkuat terus menerus, agar memiliki
motivasi belajar yang kuat dan hal ini dapat diraih apabila
pembelajaran yang tercipta juga menyenangkan.
4) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju
pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Kesulitan
berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang
dihadapi siswa, hal ini akan menjadi kendala siswa dalam belajar.
Siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan
waktu yang cukup lama, sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati,
Rooijakker mengatakan kekuatan perhatian selama tiga puluh
menit menurun, ia menyarankan agar guru memberikan istirahat
selingan beberapa menit dalam belajar.
5) Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga
menjadi bermakna. Cara pemerolehan belajar berupa cara belajar
sesuatu. Kemampuan siswa mengolah bahan tersebut menjadi
semakin baik, bila siswa berpeluang aktif belajar. Guru pada
tempatnya menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan
proses, inkuiri, ataupun laboratory.42

41
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, hal. 180
42
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 239.
26

6) Menggali Hasil Belajar


Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan
kembali pesan yang telah diterima. Berasal dari pesan baru, maka
siswa akan memeperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali
atau mengaitkan dengan bahan lama. Sedangkan dari pesan lama,
maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan
pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Gangguan
dalam hal ini, dapat bersmber dari kesukaran penerimaan,
pengolahan, dan penyimpanan.
7) Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis
seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental
dalam proses pembelajaran. Sudut pandang perkembangan, rasa
percaya diri muncul dengan sehat apabila ada pengakuan dari
lingkungannya. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan
pujian jauh lebih baik dari pada mendidik dengan cemooh dan
mencela, dari hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang
tinggi terhadap anak.
8) Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang
yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga
memberikan ciri dalam aktivitas belajarnya. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa tentang arti belajar bagi
dirinya sendiri. Hal ini tentu dapat diatasi dengan cara pembinaan
disiplin membelajarkan diri.
Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yang
bersumber dari pendidik atau dari lingkungan belajar siswa Namun
hal ini yang menjadi kunci keberhasilan belajar yang utama yakni
faktor yang ada di dalam siswa.
Slameto menambahkan bahwa faktor eksternal dalam belajar
tidak hanya berasal dari sekolah saja sebagaimana disebut di atas,
27

tetapi juga berasal dari keluarga dan masyarakat.43 Berikut uraian


faktor dari keluarga dan masyarakat :
1) Keluarga
Keluarga merupakan keluarga inti, menurut w.j.s
poerwadarminta keluarga merupakan unit terkecil yang berada
seisi rumah, yang sekurang kurangnya suami istri44. Keluarga ini
dan bahwa melalui keluarga pendidikan pertama diterima oleh
setiap individu. Siswa dalam belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik anak,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, pengertian orang
tua, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Masyarakat
Masyarakat juga dapat berpengaruh terhadap belajar siswa.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di masyarakat.
Semua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap belajar siswa dan
perkembangannya dalam belajar.
e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar
Berbagai permasalahan dalam belajar sering sekali muncul baik
muncul dari internal ataupun eksternal. Pembelajaran yang efektif ini
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yabg ingin dicapai. Upaya
meningkatkan cara belajar yang lebih efektif, perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
1) Kondisi internal, merupakan kondisi yang berasal dari dalam diri
siswa, hal tersebut dapat berupa kesehatan, keamanan,
ketentraman, kebutuhan status, kebutuhan estetik, dan kebutuhan
kebersamaan.
2) Kondisi eksternal, merupakan kondisi yang berada diluar diri
manusia. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan belajar.
43
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 60-63
44
Syaukani, titik temu dalam dunia pendidikan. (Jakarta; nuasa madani, 2002) hal. 128
28

Misalkan saja dapat berupa ruang belajar, fasilitas belajar, dan


suasana belajar.
3) Strategi belajar, merupakan kesesuaian dirinya menggunakan
strategi belajar apa yang sesuai dengan dirinya. Setiap siswa harus
mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam strategi yang sesuai
dengan dirinya.
2. Kerja part-time
a. Pengertian kerja part-time
Kerja adalah cara untuk menghasilkan uang dan meningkatkan
kesejahteraan, jadi orang bekerja bukan hanya sekedar mendapatkan
uang tetapi juga bagian dari kehidupan sosial, penerimaan,
penghargaan, dan sebagainya yang dapat meningkatkan produktifitas
mereka.45
Part-time berasal dari bahasa inggris yaitu part yang berarti
paruh atau separuh dan time berarti waktu. Menurut nariswari galih
kerja part-time adalah kerja sampingan yang dimana jam kerjanya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjanya. Disejumlah negara,
banyak pekerja musiman yang hanya bekerja paruh waktu sesuai
dengan musim yang sedang terjadi dalam waktu tiga jam.46
UU NO.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sendiri ridak
membedakan antara pekerja penuh, pekerja paruh waktu, pekerja
sementara maupun pengganti. Pekerja atau buruh di indonesia
menurut UU No. 13 tahun 2003 adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dalam UU
No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam
kerja adalah selama 40 jam dalam satu minggu. Pekerja paruh waktu
(part-time worker) adalah seseorang yang bekerja hanya dalam
sebagian waktu tertentu dari kerja normal. Berdasarkan Badan Pusat

45
Lina Aprilia dkk, faktor-faktor yang mendorong mahasiswa fakutas keguruan dan ilmu
pendidikan bekerja
46
Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo
Indonesia, 2015), h. 88.
29

Statistik yang dimaksud dengan kerja paruh waktu (part time) adalah
kerja dibawah jam normal (kurang dari 35 jam seminggu).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui pengertian kerja part-
time adalah pekerjaan yang memiliki setengah dari jam kerja normal
atau full time (kurang dari 35 jam seminggu). Kerja part-time tidak
terbatas pada jam kerja saja. Pekerjaan part-time umumnya bersifat
temporary (sementara) untuk periode tertentu yang ditetapkan
perusahaan.
b. Macam-macam Kerja Part-Time
Hampir semua pekerjaan dapat memiliki jalur part-time. Berikut
beberapa pekerjaan part-time, antara lain:
1) Pengajar Bimbingan Belajar Privat
Dari pengamatan peneliti, banyak peneliti jumpai
mahasiswa-mahasiswa yang memberikan bimbingan belajar
privat. Tentunya memang pekerjaan sampingan ini memberikan
peluang yang cukup tinggi karena banyak sekali pelajar-pelajar
SMP maupun SMA yang memerlukan bantuan dalam belajar.
Dan tentu saja honor per-jam-nya cukup tinggi.
Bisa dibayangkan bila dalam seminggu mahasiswa
mempunyai banyak jam bimbingan, maka penghasilan mahasiswa
akan cukup banyak. Beberapa jenis pelajaran yang banyak
memerlukan bimbingan mulai dari pelajaran sekolah seperti
matematika, fisika, kimia sampai mengaji.
Menjadi pengajar bimbingan belajar privat tidak hanya
mendapat kepuasan karena memperoleh penghasilan, tapi juga
puas karena bisa memanfaatkan ilmu. Profesi ini tidak
membutuhkan modal apapun. Asalkan mampu menguasai betul
materi yang akan dipelajari nantinya bersama anak-anak didik
yang ada. Jenis pekerjaan ini diusahakan yang mempunyai
potensi di wilayah akademik. Terutama supaya tidak malu
sewaktu berhadapan dengan anak-anak, ketika bingung dengan
30

pertanyaan yang diajukan. Kebanyakan mahasiswa yang


bergabung di ranah ini dari jurusan pendidikan.
Motivasi yang dijadikan dalam pekerjaan ini adalah untuk
berbagi ilmu, agar senantiasa di jalan yang istiqomah.
Kemampuan di bidang MIPA bisa dijadikan untuk mengajar anak
SMA yang membutuhkan jasa pengajar. Kemampuan berbahasa
asing juga sangatlah berguna di tempat kursus bahasa asing
maupun menjadi pengajar bimbingan belajar privat bagi anak-
anak sekolah. Menjadi pengajar bimbingan belajar privat haruslah
mempunyai keuletan dan kesabaran yang ekstra. Ketika mampu
berbagi ilmu dengan peserta didik, pastilah akan merasakan
kepuasan yang tak ternilai harganya.
Manfaat pengajar bimbingan belajar privat lain yaitu untuk
melatih diri di dunia pendidikan terutama dalam menghadapi
beragam jenis peserta didik. Seperti menurut Abu Ahmad bahwa
peserta didik memiliki perbedaan dan juga memiliki persamaan.47
Demikian, menjadikan mahasiswa terutama yang dari jurusan
pendidikan, menjadi lebih terlatih dalam menghadapi dunia kerja
yang sesungguhnya.
2) Penjaga (Operator) Warnet
Di sekitar kampus, biasanya terdapat banyak bertebaran
warnet (Warung Internet). Warung Internet membantu mahasiswa
yang tidak memiliki laptop atau jaringan internet untuk
mengerjakan tugas. Mayoritas yang terjadi, para mahasiswa yang
jadi penjaga warnet adalah mereka yang dulunya atau
sekarangnya dari jurusan IT dan mahasiswa yang berdomisili di
area kampus. Mahasiswa dapat memanfaatkan waktu senggang
saat jaga shift di warnet dengan kegiatan-kegiatan produktif.
Keuntungannya selain mendapat ongkos bayaran, tugas-
tugas kuliah bisa dijamin terselesaikan tanpa menghabiskan uang.

47
S. Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 49.
31

Karena dirinya sendiri yang jaga warnet, jadi tak perlu lagi
mendatangi warnet atau membeli pulsa modem buat mengerjakan
tugas kuliah. Mahasiswa bisa memanfaatkannya dengan belajar
materi kuliah, mencari paper jurnal online yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang di pelajari di perkuliahan, menambah
pengetahuan di bidang lain, menulis blog, dan lain sebagainya.
Kendala yang disayangkan yaitu, kewalahan dalam mengatur
waktu karena jam kerja menjaga warnet harus shif-shift an. Jadi
tidak jarang kalau mahasiswa penjaga warnet sering tertidur pada
jam kuliah berlangsung.
3) Penulis
Di era yang serba digital, apapun bisa dilakukan dan didapat
dalam genggaman tangan. Itulah mengapa website atau blog
mulai bermunculan untuk bersaing mendapatkan pembaca dari
penghasilan pasifnya. Banyak di antara mereka yang kadang tidak
sempat menulis, akhirnya mereka menawarkan jasa menulis
artikel untuk website atau blog dengan bayaran tertentu.
Menjadi penulis paruh waktu yang bisa menulis artikel,
opini ataupun cerpen dari kos atau rumah sangatlah bermanfaat.
Menjadi seorang penulis lepas tidak menyita banyak waktu kuliah
maupun belajar, justru mendorong prestasi akademik.
4) Fotografer
Foto bagus yang menjadi kebutuhan mendesak,
menciptakan peluang besar bagi yang mempunyai skill fotografer.
Peluang untuk menjadi fotografer yang sekaligus mampu menjual
stok fotonya. Memiliki hobi fotografi juga mengantarkan pada
sebuah pekerjaan. Sering hunting foto, bisa menjual hasil fotonya
di kalangan media serta pihak yang membutuhkannya. Semua itu
merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Adapun kendala dari
profesi ini yaitu, mahalnya harga sebuah kamera dan juga melihat
kemampuan fotografer yang tidak mudah.
32

Semakin banyaknya orang yang membutuhkan jasa


fotografer, semakin mendesak pula kebutuhan foto saat ini.
Sebuah peluang lumayan bagi usaha seorang mahasiswa.
Penghasilan nominal dari sebuah pemotretan terbilang tinggi bagi
seukuran mahasiswa. Bekerja sebagai fotografer, juga dapat untuk
mengembangkan kemampuan dalam bidang fotogarafi.
5) Bisnis Pulsa Elektrik
Kebutuhan pulsa semakin hari menjadi sangat tinggi,
menjadikan bisnis jual pulsa sebagai alternatif membuka peluang
Sekarang ini, sudah banyak rumah yang memasang materan
listrik prabayar yang membutuhkan token untuk mengalirkan
listrik. Ini adalah salah satu jenis bisnis dengan modal yang
sedikit namun menguntungkan. Caranya cukup dengan
menyetorkan uang seperlunya, maka akan langsung bisa menjual
pulsa dari hp secara langsung.
6) Jasa Servis
Semakin banyaknya jenis-jenis barang elektronik, dan
mayoritas orang pasti memilikinya. Baik handphone, laptop,
radio, televisi dan lain-lain nantinya juga akan membutuhkan
layanan perbaikan. Hal inilah yang menjadi peluang bagi mereka
yang mampu di bidang elektronik, sedang penggunanya sendiri
tidak mengerti cara memperbaikinya. Instalasi perangkat lunak
merupakan salah satu kebutuhan bagi orang awam di ranah
perawatan komputer. Usaha ini merupakan suatu hal yang
menguntungkan karena tidak membutuhkan banyak peralatan tapi
keahlian dalam setting elektronik. Servis ponsel juga salah satu
usaha yang dibutuhkan banyak orang. Peluang ini dimanfaatkan
menjadi ladang usaha bagi para mahasiswa yang mencari kerja
sampingan. Kebutuhan teknisi canggih saat ini semakin tinggi,
terutama di kalangan para anak muda saat ini. Jasa seperti ini
tidak hanya ditawarkan lewat mulut saja, tapi secara online juga
33

perlu dilakukan. Saat ini yang menjadi catatan penting yaitu


sebisa mungkin memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada
di sekitar.20
7) Driver Ojek Online
Ojek online memang sedang benar-benar naik daun
sekarang. Ojek online mulai populer di awal tahun 2015 lalu, saat
dimana Gojek mulai merilis aplikasi mobile Android dan iOSnya.
Gojek menjadi pelopor di Indonesia. Dan gojek adalah
perusahaan yang memang asli dalam negeri. Dimana fokus gojek
emang untuk pasar Indonesia, seperti yang kita tahu Gojek sudah
hadir di berbagai kota-kota besar di Indonesia misalkan Jakarta,
Bali, Yogyakarta, dan Surabaya
Mengapa jadi driver Gojek bisa jadi pilihan? Karena
mahasiswa bisa jadi driver kapanpun dia mau, jadi kemungkinan
besar tidak akan mengganggu waktu kuliah kamu dan tidak perlu
menunggu
c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time
Abraham Maslow (1951) dengan Teori Motivasinya
mengemukakan lima keperluan yang menyebabkan mengapa manusia
perlu bekerja, yaitu :48
1) Keperluan asas
2) Keperluan keselamatan
3) Keperluan sosial dan kasih sayang
4) Keperluan penghargaan diri
5) Keperluan kesempurnaan diri
Beberapa faktor yang mendorong mahasiswa untuk kerja part-
time (paruh waktu) antara lain:
1) Untuk Mendapatkan uang
Faktor ini bisa dibilang peringkat paling tinggi. Mahasiswa
membutuhkan uang untuk membayar atau membeli kebutuhannya

48
Rusli Bin Ahmad, Penilaian Prestasi Berkesan, (Sarawak: InfoGrafik Press, 2013), h. 4.
34

seperti makanan, pakaian, peralatan tulis, sampai membayar UKT


(Uang Kuliah Tunggal) pada setiap semester. Mahasiswa juga
ingin uang dapat membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih
nyaman, misalnya untuk kendaraan, rekreasi atau untuk beramal.
Karena alasan tersebutlah banyak mahasiswa bekerjapart-time.
2) Menambah Pengalaman
Dengan kegiatan atau pekerjaan diluar perkuliahan,
mahasiswa dapat berkembang dan mendapatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat
bagi individunya.
3) Mempraktekkan ilmu yang pernah didapat
Seseorang dapat mengembangkan dan mempraktekkan
teori-teori yang pernah didapatkannya dibangku sekolah pada
kehidupan melalui banyak kegiatan. Salah satunya adalah bekerja
part-time. Mahasiswa telah menerima banyak ilmu ketika
dibangku perkuliahan, kemudian diaplikasikan pada kegiatan
yang dilakukan. Selain mengembangkan dan mempraktekkan
ilmu yang pernah didapatkan, bekerja part-time juga mampu
menambah soft-skill dan ilmu pengetahuan baru.
4) Mencari teman baru
Dengan bekerja part-time, mahasiswa mendapatkan teman
baru di lingkungan yang baru. ketika bertemu dengan orang baru,
mahasiswa akan mendapatkan banyak cerita dan pengalaman
diluar bangku perkuliahan yang dapat menyebabkan wawasan
mahasiswa bertambah luas dan bertambah pula relasi. Hal ini
menguntungkan, sebab memudahkan untuk mencari lapangan
pekerjaan setelah mahasiswa tersebut lulus dari universitas.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dikaji penulis dalam hal ini
adalah sebagai berikut:
35

1. Jurnal Tarbawi STAI AL Fithrah, Debriana Dwi Wibawa Restu dengan


judul ”Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-time: Studi Terhadap
Mahasiswa Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Penelitian ini
memaparkan bahwa pola belajar merupakan objek penting yang harus
diperhatikan, teruntuk mahasiswa pekerja yang harus membagi waktunya
belajar dan bekerja. Karena tentunya menjadi permasalahan utama yaitu
terkait membagi waktu untuk belajar dan bekerja. Fokus pada penelitian
ini adalah mengkaji pola belajar apa yang sering digunakan mahasiswa
pekerja jurusan PAI UIN JOGJA, serta hambatan dan solusi dalam
belajar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode
pengumpulan data wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini bahwa upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa
pekerja dapat dikatakan berhasil dengan perolehan IPK rata-rata
mencapai 3,5.
Tabel 2.1
Jurnal Debrina Dwi Wibawa Restu

Nama Persamaan dan


Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Perbedaan
Debriana Dwi ”Pola Belajar Dari delapan Persamaan dalam
Wibawa Restu Mahasiswa Pekerja mahasiswa pekerja, peneliti saya
Part-time: Studi tujuh diantaranya peneliti ini sama
Terhadap Mahasiswa memeiliki pola belajar sama mengkaji
Jurusan PAI UIN yang sama yaitu pola belajar hanya
Sunan Kalijaga mandiri. saja berbeda pada
Yogyakarta”” objek penelitiannya

2. Skripsi Nur Lailatul Azizah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN sunan
ampel surabaya dengan judul “pengaruh kerja part-time terhadap
prestasi akademik dan non akademik mahasiswa program studi
pendidikan agama islam angkatan 2014 fakultas tarbiyah dan keguruan”
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
metode kuantitatif dan teknik analisis regresi linear sederhana. Fokus
penelitian pada tiga hal 1). Bagaimana implementasi kerja part-time
36

mahasiswa? 2). Bagaimana prestasi akademik dan non akademik


mahasiswa ? 3). Pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan
non akademik. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kerja
part-time menunujukan hasil baik dengan presentasi 90% . prestasi
akademik dan non akademik cukup dengan presentasi 65% dan terdapat
pengaruh yang kurang pada kedua variabel yaitu bekerja part-time
terhadap prestasi akademik terbukti dengan hasil regresi linear sederhana.
Tabel 2.2
Skripsi Nur Lailatul Azizah

Nama Persamaan dan


Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Perbedaan

Nur Lailatul “pengaruh kerja Hasil penelitian Penelitian dengan


Azizah part-time terhadap menunjukan bahwa persamaan variabel
prestasi akademik implementasi kerja part- pertama yaitu
dan non akademik time menunujukan hasil mahasiswa pekerja
mahasiswa baik dengan presentasi 90% part-time, perbedaan
program studi . prestasi akademik dan non penelitian ini terdapat
pendidikan agama akademik cukup dengan pada variabel
islam angkatan presentasi 65% dan terdapat lanjutannya dan juga
2014 fakultas pengaruh yang kurang pada metode penelitiannya
tarbiyah dan kedua variabel yaitu bekerja dengan kualitatif
keguruan” part-time terhadap prestasi
akademik terbukti dengan
hasil regresi linear
sederhana

3. Jurnal Penelitian Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka
Susilowati, S.Pd dengan judul “pola belajar mahasiswa pekerja part-
time (studi pada mahasiswa program studi pendidikan agama islam IAIN
Manado”. Penelitian ini menggunakan penelitian etnografi dengan jenis
penelitian kualitatif, dimana penulis memaparkan pola belajar, sehingga
hasilnya dibedakan atau dibandingkan. Dengan menggunakan metode
pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian
dianalisis. Hasil penelitian ini yang dilakukan dengan delapan responden
37

pola belajar yang paling banyak digunakan adalah pola belajar bersama
atau kelompok. Dan juga problematika yang terjadi adalah kelelahan dan
tertundanya pekerjaan rumah dan tugas tugas perkuliahan, disamping itu
pekerjaan part-time memberi dampak positif bagi mahasiswa diantaranya
menambah pengalaman, terlatih dan mengatur waktu.
Tabel 2.2
Jurnal Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka
Susilowati, S.Pd

Nama Persamaan dan


Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Perbedaan

Dr. Ardianto, “pola belajar pola belajar yang paling Persamaan pada
M.Pd, mahasiswa banyak digunakan adalah variable pola belajar
pekerja part-time pola belajar bersma atau dan perbedaan pada
Nur Halimah, (studi pada kelompok dan belajar objek penelitian
M.Hum, mahasiswa mandiri. Karena dinilai terkait
program studi lebih efektif dalam
Wahyu Eka
pendidikan proses dan efisiensi
Susilowati,
agama islam waktu. Namun terjadi
S.Pd
IAIN Manado” juga beberapa
problematika yang ada
seperti kelelahan dan
tertundanya tugas tugas
perkuliahan namun
disamping itu pekerjaan
part-time dinilai
berdampak positif
terhadap responden
38

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan serangkaian konsep dan kejelasan
hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar
tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil
penelitian yang terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini digunakan sebagai
dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Atau,
bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis
(construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab
penyebab terjadinya masalah. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini
terlihat pada bagang sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Mahasiswa aktif Pekerjaan part-time

Faktor yang mempengaruhi


belajar

Pola belajar

Pola belajar mahasiswa


pekerja part-time
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di gedung PPG UIN Jakarta Jl. Raya Parung
Ciputat, Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat 16516
pada tahun 2020. Waktu penelitian dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian

No Jenis Bulan
Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agus Sep
1. Observasi
Pendahuluan

2. Bimbingan
Skripsi
3. Permohonan
Izin
Penelitian
4. Pelaksaan
penelitian
dan
pengumpulan
data
5. Analisis dan
pengelolaan
data
6. Hasil
Penelitian

B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian
berfungsi menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk
dipecahkan dan dipahami.49 Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif. jika dilihat berdasarkan tempatnya, termasuk dalam

49
Husaini Usman dan Purnomo S, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta; Bumi Aksara.
2008) hal. 41

39
40

kategori penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang


dilakukan secara langsung di lapangan oleh peneliti kepada responden.
Ditinjau dari tujuan penelitiannya, termasuk dalam penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek secara riil apa adanya, tanpa memanipulasi data
penelitian.
Berdasarkan pengukuran dan analisis data penelitian tergolong dalam
jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
dilaporkan secara verbal dan dianalisis tanpa menggunakan data statistic.
Penelitian yang menggunakan cara ini biasanya berupa studi kasus seperti
halnya yang digunakan oleh peneliti dalam meniliti pola belajar mahasiswa
pekerja part-time ini. Adapun ciri dari penelitian kualitatif memiliki kejelasan
unsur tujuan, pendekatan, subjek, sampel, dan sumber data yang sudah
terperinci sejak awal persiapan penelitian disusun.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditertapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis varibel
dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai
“variasi” antara satu orang dengan yang lain Variabel juga dapat merupakan
atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan digunakan
untuk menganalisa terkait penelitian ini, variabel terikat yaitu mahasiswa
pekerja part-time sedangkan variabel bebasnya adalah pola belajar
mahasiswa.
D. Subjek dan Fokus Penelitian
Penelitian di dalamnya selalu terdapat objek yang akan menjadi fokus
penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pola belajar mahasiswa P.IPS
UIN Jakarta pekerja part-time yang juga masih berstatus mahasiswa aktif di
jurusan pendidikan IPS UIN Jakarta.
41

E. Prosedur Pengumpulan Data


Melaksanakan proses penelitian tentu membutuhkan metode
pengumpulan data untuk memperoleh segala bentuk informasi Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi menurut Nawawi & Martini dalam buku prosedur
penelitian suatu pendekatan praktik bahwa observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang
tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Teknik observasi
partisipan atau participant observation adalah observasi dengan cara
melibatkan peneliti secara aktif atau menjadi bagian dari lingkungan
sosial yang sedang diamati.50 Penelitian ini memiliki banyak
kelebihan dengan terlibatnya peneliti dalam proses observasi tentu
peneliti akan memperoleh data yang akurat dan lebih banyak.
Penelitian ini menggunakan penelitian partisipan, yakni peneliti
akan terlibat langsung dengan subjek penelitian yang sedang bekerja
part-time di tempat kerja dan kondisi tempat belajar, serta pola belajar
yang digunakan disela-sela waktu bekerja oleh mahasiswa part-time.
Perlu diketahui, dalam observasi ini yang peneliti butuhkan yakni
informasi terkait dengan sistem pembagian kerja part-time yang
diberikan kepada subjek penelitian, jarak tempuh mahasiswa antara
kampus, tempat kerja, dan tempat mukim mahasiswa, dan tentu pola
belajar yang digunakan mahasiswa ketika di sela-sela waktu
bekerjanya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
menggunakan pertanyaan kepada responden atau subjek penelitian.
Wawancara dilakukan apabila peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan dengan
wawancara umumnya berupa masalah yang tertentu bersifat
kompleks, sensitive, atau kontroversial. Teknik yang ini melibatkan

50
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta; rinekacipta
2006) hal. 229
42

responden atau informan yang dapat memberikan data terkait dengan


penelitian yakni mahasiswa P.IPS UIN Jakarta yang sekaligus juga
sebagai pekerja part-time.
3. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat langsung pola belajar mahasiswa pekerja part-time,
sistem pembagian kerja, jarak tempu, dan tempat mukin
mahasiswa pekerja part-time.
Tabel 3.2
Kisi-kisi observasi
No Hal yang diamati
1 Latar belakang mahasiswa
2 Pola belajar mahasiswa
3 Sarana dan prasarana belajar
4 Tempat kerja mahasiswa
5 Tempat mukim mahasiswa
6 Lingkungan sosial
7 sistem jam kerja
8 Masalah dalam belajar
b. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pekerja part-time
yang telah dikualifikasikan.
Tabel 3.3
Kisi-kisi wawancara
No Aspek masalah Sub aspek masalah
1 latar belakang ekonomi a) latar belakang keluarga
mahasiswa
b) motivasi menjadi pekerja
part-time
c) fasilitas yang disediakan
2 Pola belajar a) terganggunya aktifitas
belajar
b) cara membagi waktu
antara bekerja dan
belajar
c) pola belajar
d) lingkungan belajar
e) kendala dan solusi
3 Prestasi akademik a) prestasi akademik yang
43

sudah tercapai
b) seberapa sering
mengulang mata kuliah

Tabel 3.4
Daftar Pertanyaan
No. Daftar Pertanyaan Responden
1 Menurut anda apa itu pola belajar?

2 Dalam perkuliahan apakah anda melakukan


persiapan belajar? persiapan belajar seperti apa
yang anda lakukan?

3 Bagaimana cara anda mengikuti pembelajaran


dalam kelas?

4 Apakah anda membuat catatan dan jadwal


keseharian?

5 bagaimana cara anda mengerjakan tugas?

6 Apa pola belajar yang anda gunakan?

7 Apa jenis pekerjaan part-time anda?

8 Bagaimana cara anda membagi waktu antara


belajar dan bekerja?

9 Mengapa anda memilih pola belajar tersebut?

10 Pertimbangan apa yang anda buat dalam


menentukan pola belajar?

11 Bagaimana latar belakang diri anda? Apa


pengaruhnya terhadap belajar?

12 Bagaimana dosen pada perkulihan anda?

13 Bagaimana atmosfer pembelajaran anda?

14 Bagaimana sarana dan prasarana penunjang anda


belajar?
44

15 Apakah pelaksanaan kurikulum sebagai kerangka


dasar sudah sesuai?

16 Bagaimana lingkungan sosial, budaya ekonomi


anda?

17 Bagaimana pembiayaan yang diberikan orang tua?

18 Apakah pembiayaan berpengaruh terhadap proses


belajar anda?

19 Bagaimana hasil perkuliahan anda?

20 Apakah bekerja mengganggu perkuliahan anda?

21 Apakah anda sering mengulang mata kuliah?

22 Apa hambatan yang anda rasakan selama kuliah


sambil bekerja?

23 Bagaimana solusi yang anda lakukan?

F. Metode Analisis
Analisis data merupakan proses mengolah dengan cara
mengorganisasikan data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan suatu hasil tafsiran dari
susunan itu. Data dalam penelitian kualitatif semua bahan, keterangan, dan
fakta-fakta tidak dapat diukur secara matematis, karena berwujud dalam
keterangan verbal.51 Proses analisis data kualitatif sendiri dilakukan melalui
tiga langkah besar yakni reduksi data, penyajian atau display data dan
kesimpulan atau verifikasi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data sesuai dengan
prosedur di atas, yakni sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data kearah

51
Rusdin pohan,metodologi penelitian pendidikan, (yoyakarta: lanarka publisher, 2017),
hal. 93
45

pengambilan kesimpulan.52 Mengingat bahwa data yang diperoleh di


lapangan ketika penelitian, tentu peneliti mencari berbagai informasi
yang kompleks, dan juga masih belum sistematis, secara bahasa dapat
diartikan sebagai data kasar yang perlu diolah dirapikan sehingga
nantinya dapat disajikan dalam bentuk yang lebih bermakna.
Penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas, peneliti
mendapatkan informasi terkait dengan pola belajar mahasiswa part- time
di lapangan baik dari data wawancara, observasi ataupun dokumentasi
tentu semakin lama berjalannya waktu hingga penelitian selesai, tentu
banyak sekali data yang ditemukan oleh peneliti. Ketika memilah
informasi terkait hal tersebut sehingga nantinya dapat disajikan
dengan baik, maka sangat diperlukan tahap reduksi data dalam
menganalisis data penelitian yang relevan.
2. Penyajian Data
Penyajian data ini merupakan proses yang dilakukan setelah
reduksi atau memilah data yang relevan dengan penelitian. Djamal di
dalam bukunya, menguraikan bahwa penyajian data dalam penelitian
kualitatif dilakukan dalam bentuk ikhtisar, bagan, hubungan antar
kategori, tabel, grafik, chart, dan sebagainya.53 Penyajian data juga
dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian- bagian
tertentu dari gambaran keseluruhan.
Setiap proses penelitian tentu data yang didapatkan oleh peneliti
masih berupa naratif, sehingga perlu adanya display data yang akan
memudahkan pembaca melalui penyederhanaan dan tentu tanpa
mengurangi isi.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir, setelah adanya reduksi data dan juga penyajian
data yakni penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan
dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek

52
M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015) hal. 147
53
M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015) hal. 147
46

penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar


dalam penelitian.54
Selain memberikan jawaban atas rumusan masalah, kesimpulan
juga harus menemukan temuan yang baru di bidang ilmu yang belum
pernah ada sebelumnya. Penjelasan tersebut yang dimaksud tentu dalam
setiap penelitian dapat memberikan temuan-temuan baru. Hal ini dapat
berupa deskripsi terkait suatu objek yang belum jelas, setelah di teliti
menjadi jelas, dapat pula berupa hipotesis atau bahkan teori baru.
G. Uji Keabsahan Data
Penelitian kualitatif tentu setelah data penelitian terkumpul, lantas tidak
langsung begitu saja dianggap valid. Tentu dalam metode penelitian ada
istilah uji keabsahan data yakni pemeriksaan kembali keabsahan atau
kredibilitas datanya layak digunakan sebagai data penelitian ataukah tidak.
Peneliti mengambil salah satu teknik atau cara untuk menguji kredibilitasnya
yakni teknik triangulasi.
Triangulasi atau biasa disebut dengan “cek dan ricek” yaitu
pemerikasaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber,
metode, dan waktu.55 Triangulasi juga merupakan teknik untuk mendapatkan
data dari tiga sudut yang berbeda, dalam artian ketika peneliti mendapatkan
data tidak hanya dari satu informasi saja, melainkan menggabungkan dengan
berbagai informasi data dan sumber data.56
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber
yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Pengujian ini dapat dicapai dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang tentang

54
Eva latipah, metodologi penelitian psikologi pendidikan hal. 50
55
Putra nusa & santi lisnawati, penelitian kualitatif pendidikan agama islam, (bandung:
remaja rosdakarya,2013) hal.34
56
M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, hal 93
47

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,


membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang, membandingkan hasil wawancara dengan suatu
dokumen yang berkaitan.57
Peneliti tidak boleh mengharapkan kesamaan dalam proses
pembandingan, pendapat, atau pemikiran. Yang perlu diamati oleh peneliti
ialah alasan mengapa bisa terjadi perbedaan di dalam proses triangulasi data.

57
Lexy j. moleong, metodologi penelitian kualitatif, (bandung: remaja rosdakarya, 1993)
hal. 330
105

dirasakan oleh setiap individu, yakni terkait dengan pembagian waktu


belajar dan masalah kesehatan yang sering merasa kelelahan atau
bahkan sakit. Setiap individu dalam merespon setiap masalah yang
muncul berbeda-beda. Kualitas belajar dan respon individu dalam
mengatasi masalah ini dapat dilihat dari hasil prestasi akademik yang
didapatkan oleh mahasiswa pekerja part-time. Berdasarkan pokok
masalah yang dihadapi oleh mahasiswa pekerja part-time, mereka
mampu mengatasi permasalahan yang muncul dengan melakukan
menejemen diri, re-scheduling kegiatan yang diprioritaskan, dan lebih
memanfaatkan jika terdapat waktu luang. Upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh mahasiswa pekerja part-time dapat dikatakan berhasil,
dengan indikator indeks prestasi kumulatif rata-rata mereka mencapai
3.5. Terdapat satu mahasiswa pekerja part-time yang belum dikatakan
berhasil karena indeks prestasi kumulatif masih dibawah 3.5, hal ini
karena solusi yang ia lakukan belum sesuai. Berdasarkan hasil data
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa bekerja part-time dapat
dilakukan oleh mahasiswa dan tidak mengganggu kegiatan perkuliahan,
dengan syarat mampu memenejemen diri dengan baik.
B. Saran
Agar pelaksanaan proses pembelajaran mahasiswa pekerja part-time
dapat berjalan secara optimal dan dapat menghasilkan pribadi yang mandiri
serta semangat dalam meraih prestasinya, maka peneliti memberikan saran
sebai berikut untuk :
1. Mahasiswa
Menjadi mahasiswa pekerja part-time tidak mengganggu kegiatan
perkuliahan, ketika mahasiswa tersebut mampu memanajemen diri dan
waktu. Sebagai mahasiswa pekerja part-time, harus mampu
memanfaatkan waktu dengan seksama dalam kehidupannya sehari hari.
Karena menjadi mahasiswa sekaligus pekerja part-time dapat dilakukan
dengan bersamaan. Mahasiswa pekerja part-time hendaknya cermat
dalam mengatur waktu belajarnya dan menerapkan pola belajar sesuai
106

dengan kebutuhan dirinya. Keberhasilan dalam belajar ada pada


pemilihan pola belajar yang sesuai dengan dirinya, apablika mahasiswa
pekerja part-time tidak mampu mengelola waktu bekerja dan belajarnya
maka akan kurang optimal dalam hasil belajarnya.
2. Keluarga dan Masyarakat
Keluarga sebagai kontrol terhadap mahasiswa pekerja part-time
hendaknya senantiasa memberikan masukan dan pertimbangan kepada
mahasiswa yang hendak memutuskan untuk mimilih pekerjaan part-
time ketika masih menempuh perkuliahan. Senantiasa memberikan
masukan dan segala pertimbangan masalah yang akan dihadapi ketika
memilih sebagi mahasiswa pekerja part-time.
107

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rusli Bin, Penilaian Prestasi Berkesan, Sarawak: InfoGrafik Press, 2013.

Aprilia, Lina dkk, Faktor-Faktor Yang Mendorong Mahasiswa Fakutas Keguruan


Dan Ilmu Pendidikan. jurnal.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Bahri, S dan Zain, Aswa Strategi Belaja Mengajar, Jakarta; Rineka Cipta, 2010

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Dwi, Debriana, Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time. Jurnal tarbawi

Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Panduan,


2006.

Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Panduan,


2006.

Fitria dan Zulfan, Hubungan Kerja Part-Time Dengan Capaian Pendidikan.


Jurnal.

Hanafiah, Nanang dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika


Aditama, 2012.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul, Evaluasi Pembelajaran, Yogya; Multi Persindo,
2010.

Khoiru, Iif dan Amri, Sofan, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.


Jakarta; Redaksi Pustakarya, 2011.

Lailatul, Nur, pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan non
akademik mahasiswa program studi pendidikan agama islam angkatan
2014, Skripsi.

Mardelina, Elma dan Muhson, Ali, Mahasiswa Pekerja Dan Dampaknya Pada
Aktivitas Belajar Dan Prestasi Akademik. Jurnal.

Mawar, A. I. Lidya, Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Kerja Part-Time


UNS. Skripsi.

Nalim, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Yang


Kuliah Sambil Bekerja. Jurnal
108

Nasution, S., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:


Bumi Aksara, 2009.

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2013.

Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, Yogyakarta: ARuzz, 2012.

Rohani, Ahmad, Pengeolaan Pengajaran. Jakarta; Rineka Cipta. 2010.

Rusman, Model Model Pembelajaran . Depok; Raja Grafindo, 2016

Rusyan, A. Tabrani, dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 1992.

Rusyan, Tabrani, dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

Sani, Ridwan Abdullah, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta; Raja Grafindo, 2011.

Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-ruz media, 2014.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010.

Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; PT Rineka Cipta,


2003.

Soemantri, M Syarif, Strategi Pembelajaran, Depok; Raja Grafindo, 2015.

Sudjana, Nana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Disekolah. Bandung;


Sinar Baru. 2002.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Syaukani, Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta; nuasa madani, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002
109

Usman, Husaini dan S., Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta; Bumi
Aksara. 2008.

Yasmin, Martinis dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan. Ciputat; referensi.
2012.

Yulia, Putri dan Defina, Murfiyati, hubungan antara motivasi berprestasi dan
gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pekerja. Jurnal
146

Biodata Penulis

Daffa Tangguh Ekoputro lahir di Jakarta pada


tanggal 27 Januari 1999. Daffa adalah anak pertama
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Gatut
Trianto dan ibu Dien Herlinawati. Daffa tinggal di
komplek depsos jalan 9 No. 1 RT/RW 04/02 Bintaro
Jakarta Selatan.
Pendidikan formal yang telah ditempuh: SDN
Bintaro 01 pagi (2004 – 2010), SMPN 164 Jakarta
(2010 – 2013), SMAN 86 Jakarta (2013 – 2016), dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016 – 2020). Pada
tahun 2016, penulis diterima sebagai mahasiswa
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial, melalui jalur SPAN-PTKIN. Pengalaman organisasi yang pernah diikuti
yaitu sebagai anggota himpunan mahasiswa jurusan pendidikan IPS bidang sosial
(2017), wakil ketua himpunan mahasiswa jurusan pendidikan IPS (2018), ketua
bidang penelitian pengembangan DEMA UIN Jakarta (2019-2020). Skripsi ini
peneliti dedikasikan untuk kedua orangtua tercinta, dan adik tersayang, kerabat
serta sahabat yang Insha Allah penulis cintai karena Nya. Perjalanan dalam setiap
langkah penyelesaian skripsi ini adalah suatu proses pendewasaan untuk penulis
dan tak lepas dari doa kedua orangtua serta keridhoan Allah SWT. Semua tidak
dapat terselesaikan tanpa tekad dan niat yang kuat. Seperti motto hidup yang
selama ini penulis terapkan yaitu “jadilah yang terbaik diantara yang baik”
Bersyukur dan selalu sertakan Allah dalam setiap langkah. Semoga dengan
selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Anda mungkin juga menyukai