Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTAL SISWA KELAS XI


SMK NEGERI 1 BERINGIN

Proposal penelitian

OLEH :

YOLANDA YOSEVINA
NIM. 5181142014

JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA
UNIIVERSITAS NEGRI MEDAN
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat selesai berkat
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

 Dra.Yuspa Hanum.MS , selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi arahan,
motivasi dan saran dalam meyelesaikan skripsi ini

 Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik, Ibu Dr. Hj.
Rosnelli, M.Pd selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si
sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno
Ingtyas,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga .

 Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Penguji dan
juga selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Boga, yang telah banyak meluangkan waktu,
pikiran, nasihat dalam memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi

 Ibu Dra. Nila Handayani, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan
kepada penulis dan Ibu Dra. Riana Friska Siahaan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan kepada penulis.

 Seluruh staff/pegawai Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas


Negeri Medan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian

 Teristimewa kepada Orang tua tercinta Bapak sulaiman sembiring dan Ibu T. Yuvia adnin
dan Abangnda Reza surbakti dan Tante Nora velly yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan baik berupa materi dan moril serta kasih sayang kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Terimakasih sahabat-sahabat terbaik penulis, yaitu Tasya Nadhifa , Suci Chairani , Arie
Resta , Aldy Syahputra , Ayu Pangestu , Anisa Faqot , Chindy Teodora, Yolan Kharisma.
Terimakasih untuk semangat, do’a, motivasi, dan waktunya kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.

 Teman-teman seperjuangan tata boga stambuk 2018 Reguler/Ekstensi yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan sumbangan pikiran dan motivasi
kepada penulis.

 Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.

Medan, Oktober 2020

Penulis,

Yolanda yosevina
NIM : 5181142014

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................................4

C. Pembatasan Masalah..............................................................................................5

D. Rumusan Masalah..................................................................................................5

E. Tujuan Penelitian....................................................................................................5

F. Manfaat Penelitian..................................................................................................6

BAB II................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................7
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS....................................................................7
A. Deskripsi Teori.......................................................................................................7

B. Penelitian Yang Relevan......................................................................................23

BAB III............................................................................................................................28
METODE PENELITIAN.................................................................................................28
A. Desain Penelitian..................................................................................................28

B. Waktu penelitian..................................................................................................28

C. Definisi Operasional Dan Variabel Penelitian......................................................28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kehidupan manusia. Melalui
pendidikan diharapkan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses
pembangunan dalam segala bidang, baik dalam bidang sosial, politik maupun budaya.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah melaju dengan pesat, hal ini erat hubungannya dengan
kemajuan teknologi.“Secara umum tujuan - tujuan pendidikan diIndonesia, baik tujuan-tujuan
sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional sudah mencakup ketiga ranah
perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori-teori pendidikan, yaitu perkembangan
Afeksi, Kognisi, Psikomotor ( Pidarta, 2013).”
Melalui pendidikan, manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai kedudukan sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia, karena proses pendidikan
berlangsung seumur hidup (Muhammad Anwar, 2015)
Kualitas pendidikan di sekolah, umumnya dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotor, yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Ahmad Sutanto, 2016).
Menurut (Djaali,2012), “minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal senada diungkapkan pula oleh (Slameto,2011)
bahwa, “minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus yang
disertai rasa senang”.Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan
dengan rasa lebih suka, rasa tertarik atau rasa senang sebagai bentuk ekspresi terhadap
sesuatu hal yang diminati. Pengolahan makanan kontinental merupakan ilmu yang
menerapkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam mengolah berbagai hidangan
kontinental dimulai dari appetizer sampai dessertDengan metode persiapan dan pengolahan
menu yang berasal dari daratan Eropa dan Amerika.

1
Makanan kontinental adalah salah satu bidang studi di Sekolah menengah kejuruan (SMK)
Negeri 1 beringin , tujuan adanya bidang studi ini adalah untuk melatih keterampilan yang
dimiliki siswa khususnya keterampilan dalam mengolah berbagai hidangan kontinental
Bidang studi ini menjadi penting dipelajari dikarenakan pengolahan makanan kontinental
merupakan salah satu kompetensi keahlian yang harus dimiliki siswa program keahlian tata
boga.
Pengolahan makanan kontinental sebagai pengembangan diri siswa untuk bekal masuk dalam
dunia usaha.Oleh karenanya peserta didik diharapkan dapat menguasai mata pelajaran ini
dengan baik agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Akan tetapi dalam proses
pembelajaran, adanya permasalahan yang sering dialami peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Permasalahan yang sering terjadi adalah karena belum dikuasainya materi
yang telah diajarkan gurudalam pembelajaran dikelas, sehingga peserta didik belum
mempunyai cukup bekal dalam memahami kegiatan berikutnya dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Dengan belum dikuasainya materi, maka akan memberi dampak kurang minat pada peserta
didik dalam melakukan pembelajaran. Permasalahan yang sering dihadapi peserta didik yang
menyebabkan kurang minat dalam pengolahan makanan kontinental adalah dalam memahami
kata kata asing yang baru dikenal oleh peserta didik, tidak jelasnya dengan jenis – jenis
hidangan kontinental, atau dari segi bahasanya sendiri yang sulit memang dimengerti oleh
peserta didik. Disisi lain permasalah yang menyebabkan peserta didik kurang minat dalam
belajar adalah dapat terjadi karena masih kurangnya pemahaman peserta didik dalam
mengetahui bahan-bahan dalam pengolahan makanan kontinental.
Di lihat dari hasil observasi dengan guru mata pelajaran di sekolah menengah kejuruan
(SMK) Negeri 1 beringin terdapat beberapa kejadian yang mengidentifikasi terjadinya kurang
minat belajar pada proses belajar pengolahan makanan kontinental. Guru mengatakan bahwa
siswa masih sering melakukan kesalahan saat mengerjakan persoalan. Sebagian besar siswa
menunjukkan gejala kurang minat belajar lainnya, pasif untuk bertanya dan kurang
bersemangat.Dampaknya sebagian siswa tidak menguasai materi yang telah disampaikan oleh
guru.
Pendekatan yang digunakan dalam mengajar masih didominasi oleh guru dan berpusat pada
guru dengan metode ceramah.Sarana pendukung dalam belajar mengajar seperti perpustakaan
belum maksimal karena karena buku – buku paket yang secara khusus menunjang
pembelajaran kontinental masih sangat sedikit jumlahnya.

2
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru pengolahan makanan kontinental, masih ada
beberapa siswa mendapatkan nilai 50. Sedangkan standart kriteria ketuntasan minimal(KKM)
untuk mata pelajaran pengolahan makanan kontinental adalah 75. Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada yang belum memenuhi standart kriteria ketuntasan minimal (KKM).Oleh
sebab itu sekolah mengadakan remedial sebagai daya upaya untuk memperbaiki hasil belajar
siswa agar memenuhi standart kriteria ketuntasan minimal kriteria ketuntasan
minimal(KKM).
Adanya siswa yang mengikuti remedial tersebut merupakan bukti adanya kurang minat
belajar yang dialami oleh siswa pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
Masalah tersebut mungkin disebabkan karena masing-masing individu mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda atau disebabkan oleh permasalahn yang dihadapi oleh masing –
masing peserta didik selama proses belajarnya. Untuk itulah perlu diselidiki lebih lanjut
tentang permasalahn masing-masing individu yang dapat menimbulkan kurang minat dalam
proses pembelajaran untuk selanjutnya dapat diatasi dan ditemukan solusi pemecahannya.
Karena jika dibiarkan hal tersebuat akan berdampak pada hasil belajar atau prestasi belajar
yang diperoleh siswa dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
Dalam hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas XI mata pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental pada Tahun pelajaran 2019/2020 yang masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu dari 35 orang siswa sejumlah 3 siswa mendapat nilai tinggi
(80-100), 8 siswa dapat nilai sedang(60-75), 9 siswa dapat nilai rendah(50) dan 15 siswa
dapat nilai kurang (<50).
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul
“Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Pengetahuan Pengolahan Makanan
Kontinental siswa kelas XI SMK Negeri 1 beringin”.

3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringintentang


pengolahan makanan kontinental.

2. Bagaimana motivasi siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin terhadap mata
pelajaran pengolahan makanan kontinental.
3. Bagaimana tingkat kesukaan siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin terhadap
mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
4. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin pada materi
appetizer mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
5. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin pada mata
pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental .
6. Bagaimana hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI Boga SMK
Negeri 1 beringin Pengolahan Makanan Kontinental.
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas XI Boga SMK
Negeri 1 beringin dengan hasil belajar makanan kontinental.

8. Bagaimana pengetahuan siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin tentang


pengolahan makanan Kontinental.

9. Bagaimana tanggapan siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin tentang mata
pelajaran pengolahan makanan kontinental.

10. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin terhadap minat
belajar pengolahan makanan kontinental.

4
C. Pembatasan Masalah
1. Minat belajar dibatasi pada perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran
dan sikap guru yang menarik, dan manfaat dan fungsi mata pelajaran siswa kelas XI
Boga SMK Negeri 1 beringin pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental
2. Hasil belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin dibatasi pada mata
pelajaran pengolahan makanan kontinental tentang makanan pembuka (Appetizer).
3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin .

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin pada saat teori
dan praktek pengolahan makanan kontinental ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelasXI Boga SMK Negeri 1 beringin pada mata
pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental tentang makanan pembuka (Appetizer)?
3. Bagaimana hubungan minat belajar dengan hasil belajar Pengolahan Makanan
Kontinental?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, adalah:
1. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran Pengolahan Makanan
Kontinental siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengolahan Makanan
Kontinental tentang makanan pembuka (Appetizer) siswa kelas XI Boga SMK Negeri
1 beringin.
3. Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan hasil belajar mata pelajaran
Pengolahan Makanan Kontinental siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin
4. Untuk mengetahui motivasi siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin terhadap
mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
5. Untuk mengetahui tingkat kesukaan siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin
terhadap mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
6. Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin pada
materi appetizer mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
7. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin pada
mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental .

5
8. Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI Boga
SMK Negeri 1 beringin Pengolahan Makanan Kontinental.
9. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa
kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin dengan hasil belajar makanan kontinental.

10. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin tentang
pengolahan makanan Kontinental.

Bagaimana hubungan minat belajar dengan hasil belajar Pengolahan Makanan


Kontinental? Di uabh jadi
Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan hasil belajar Pengolahan Makanan
Kontinental

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif terhadap ilmu pendidikan
khususnya pendidikan tata boga:
1. Bagi orang tua, dapat menjadi bahan masukan dan ilmu pengetahuan, dengan
dukungan orang tua baik itu secara intristik maupun eksterinsik sangat berhubungan
dengan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru sebagai bahan masukan agar seorang guru dapat mengarahkan dan
mengembangkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah, Dapat dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan prestasi


belajar khusus nya pada peserta didik dan untuk meningkatkan mutu pendidikan
kedepannya.

4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan referensi untuk terus meningkatkan minat belajar siswa
dengan dukungan lingkungan sekolah dengan hasil belajar pengolahan makanan
Kontinental untuk mendapatkan prestasi belajar yang diinginkan .

5. Bagi jurusan pendidikan tata boga sebagai bahan untuk terus meningkatkan minat
belajar agar mendapatkan hasil belajar yang di ingikan dan meningkatkan mutu
pendidikan khususnya di pengolahan makanan kontinental.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar menurut (Priansa, 2015: 61) adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang
disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam
perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
(Kompri, 2015: 268) minat belajar adalah kecenderungan siswa terhadap aspek belajar. Minat
tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu, dipelajari
dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta memengaruhi penerimaan minat-minat baru.
Jadi, minat terhadap belajar merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
(Wardiana 2014: 4) minat belajar adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri seseorang
karena adanya ketertarikan terhadap suatu kegiatan pembelajaran yang kemudian dilakukan
dan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
2. Fungsi Minat
Dalam kegiatan belajar, minat diperlukan karena memberikan peran yang cukup besar bagi
keberhasilan belajar. Menurut (Wahid, 2015: 269) fungsi minat bagi siswa antara
lain:
1) Minat memengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh: siswa yang berminat
pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi,
sedangkan siswa berminat pada kesehatan fisik maka cita-citanya menjadi dokter.
2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat siswa dalam menguasai
pembelajaran dapat mendorongnya untuk belajar kelompok bersama temannya
meskipun suasana sedang hujan.

7
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar
dan diberikan pelajaran oleh guru yang sama tetapi antara satu anak dan yang lain
mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.
Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap dan daya serap dipengaruhi oleh minat.
Minat yang terbentuk sejak kecil/ masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena
minat membawa kepuasan.

3. Macam-macam Minat Siswa


Setiap individu siswa memiliki berbagai macam minat dan potensi. Secara konseptual,
(Priansa, 2015: 62) mengkategorikan minat siswa menjadi tiga dimensi besar, yaitu:
1) Minat Personal
Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata pelajaran tertentu. Minat
personal identik dengan minat intrinsik siswa yang mengarah pada minat khusus pada ilmu
sosial, olahraga, sains, musik, kesusastraan, komputer, dan lain sebagainya. Selain itu minat
personal siswa juga dapat diartikan dengan minat siswa dalam pilihan mata pelajaran.
2) Minat Situasional
Minat situasional menjurus pada minat siswa yang tidak stabil dan relatif berganti-ganti
tergantung dari faktor rangsangan dari luar dirinya. Misalnya suasana kelas, cara mengajar
guru, dorongan keluarga. Minat situasional ini merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang
diberikan.
3) Minat Psikologikal
Minat psikologikal erat kaitannya dengan adanya sebuah interaksi antara minat personal
dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki
pengetahuan yang cukup tentang mata pelajaran, dan dia memiliki cukup peluang untuk
mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur (kelas) atau pribadi (di luar kelas), serta
punya penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
peserta didik memiliki minat psikologikal terhadap mata pelajaran tersebut.
Menurut (Susanto, 2013: 60), timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap individu,
hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.
2) Minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring
dengan proses perkembangan indivisu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.

8
4. Cara Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Menurut (Kompri 2015: 253-254) siswa akan terdorong untuk belajar manakala siswa
memiliki minat untuk belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat
belajar siswa, diantaranya:
1) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat
siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran berguna
untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi
pelajaran dengan kebutuhan siswa.
2) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi
pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari
pengalaman siswa, tidak akan diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit
tidak dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai
hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar.
Biasanya minat siswa akan tumbuh jika ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.
3) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya
diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lainnya.
4) (Baharuddin 2015: 27) minat sama halnya dengan kesadaran dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Oleh karena itu, dalam kontek belajar
dikelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar
tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.

Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat siswa
sebagai berikut:
1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa, sehingga dia rela beajar
tanpa paksaan,
2) Menghubungkan bahan pelajaran diberikan dengan persoalan pengalaman yang
dimiliki siswa, sehingga siswa mudah menerima bahan pelajaran,

9
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik
dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif,
4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan
individual siswa. (Djamarah, 2011: 167)

Guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus memiliki kreativitas baik dalam persiapan
mengajar, penerapan metode pengajaran maupun dalam hubungan sosial guru dengan siswa.
Guru harus mempunyai kemampuan dalam mengenal siswa sehingga lebih mudah dalam
menciptakan situasi belajar yang dapat menumbuhkan siswa untuk secara aktif mengikuti
pelajaran dengan penuh perhatian dan minat belajar yang besar (Kompri, 2015: 276).
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu guru harus
menunjukan bahwa pengetahuan yang dipelajari siswa sangat bermanfaat bagi mereka.
Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu
siswa mengenai pelajaran yang akan datang (Anni, 2007: 186).
Banyak cara yang bisa digunakan untuk membangkitkan minat belajar siswa, antara lain
dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan,
baik dari bentuk materi maupun desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk
mengeksplore apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, dan juga performansi guru yang menarik saat
mengajar (Baharuddin, 2015: 27- 28).
5. Indikator Minat Belajar
Menurut (Priansa, 2015:62), indikator minat belajar siswa terdiri dari:
1) Keinginan untuk mengetahui/ memiliki sesuatu.
2) Objek-objek atau kegiatan yang disenangi.
3) Jenis kegiatan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi.
4) Upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan. Rasa senang terhadap
objek atau kegiatan tertentu.

10
Berkaitan dengan minat belajar siswa, maka indikator adalah alat pemantau yang dapat
memberikan petunjuk ke arah minat belajar. Indikator minat belajar menurut (Kompri 2015:
270- 271) yaitu:
1) Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran Sains misalnya,
maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sains, tidak ada perasaan
terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
2) Perhatian dalam belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat belajar. Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan
mengesampingkan yang lain daripada itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada objek
tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut.
3) Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena faktor minat belajarnya sendiri.
Ada yang mengembangkan minat belajarnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena
pengaruh dari gurunya, teman sekelas, dan bahan pelajaran yang menarik. Lama kelamaan
jika siswa mampu mengembangkan minat belajarnya terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa
memperoleh prestasi belajar yang berhasil. Sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan
rata-rata.

4) Manfaat dan fungsi mata pelajaran


Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar, dan juga bahan pelajaran serta sikap
guru yang menarik, adanya manfaat dan fungsi mata pelajaran juga merupakan salah satu
indikator minat belajar, karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya.
(Sardiman, 2014: 76) indikator minat belajar diantaranya adalah partisipasi. Minat belajar
timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan melainkan timbul akibat dari adanya partisipasi pada
waktu belajar.

11
Sedangkan menurut (Slameto, 2010: 57 & 180) indikator minat belajar siswa diantaranya:
1) Perasaan Senang
Siswa yang berminat dalam belajar selalu diikuti dengan perasaan senang terhadap sesuatu
yang dipelajarinya tersebut.
2) Perhatian
Siswa yang memiliki minat terhadap belajar cenderung untuk memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap pelajaran dan memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3) Ketertarikan
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
4) Diperoleh Kepuasan
Pelajaran yang diminati siswa cenderung diperhatikan dan mudah dipahami serta diperoleh
kepuasan.
5) Keterikatan
Siswa yang berminat dalam belajar cenderung mempunyai keterikatan pada pelajaran tanpa
ada yang menyuruh karena sesuai dengan kebutuhannya.
6) Partisipasi
Siswa yang berminat dalam belajar biasanya ditandai dengan partisipasi aktif atau
keterlibatan siswa pada aktivitas dan kegiatan selama mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat
belajar antara lain:
1) Perasaan senang
Minat belajar siswa dapat dilihat melalui adanya perasaan senang terhadap materi yang
dipelajari dan guru yang memberikan materi. Siswa cenderung memperhatikan sesuatu yang
dipelajarinya secara terus-menerus serta tanpa paksaan.
2) Pemusatan perhatian
Minat belajar biasanya ditandai dengan adanya pemusatan perhatian dari siswa terhadap
pelajaran yang diminatinya. Misalnya seorang siswa menaruh minat terhadap mata pelajaran

12
Sains, maka siswa akan memusatkan perhatiannya lebih besar dari pada siswa lain sehingga
memungkinkan siswa tersebut belajar lebih giat.

3) Keterikatan
Minat belajar siswa timbul karena adanya keterikatan dan keinginan yang kuat mengenai
sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya dan dirasakan bermanfaat bagi dirinya. Siswa
merasa betah di kelas, dan siap ketika
4) Partisipasi
Siswa yang berminat dalam belajar akan cenderung berpartisipasi secara aktif pada aktivitas
dan kegiatan selama mengikuti pembelajaran. Misalnya siswa menaruh minat terjadap
pelajaran Pengolahan makanan kontinental, maka siswa tersebut akan selalu terlibat atau
berpartisipasi secara atif dalam mengikuti pelajaran pengolahan makanan kontinental.
5) Kepuasan
Pelajaran yang diminati siswa cenderung mudah dipahami serta diperoleh kepuasan.
6) Ketertarikan
Siswa yang memiliki minat pada suatu pelajaran maka ia akan tertarik terhadap hal tersebut,
dan akan menimbulkan rasa suka yang ditunjukan dengan adanya dorongan serta kemauan
dalam menerima pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat belajar
adalah suatu keinginan dan ketertarikan siswa terhadap pelajaran disertai dengan perhatian
dan keaktifan untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman yang disertai dengan rasa
senang dan diperoleh kepuasan ,

keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat belajar siswa. Minat belajar
memiliki hubungan dengan hasil belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran
akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya, sehingga
memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yang maksimal

Peneliti mengelaborasi pendapat priansa , kompri , wardiana, dan slameto , bahwa minat
merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh, khususnya minat untuk belajar pengolahan makanan kontinental di sekolah
menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 beringin. yang indikatornya meliputi keinginan untuk

13
mengetahui sesuatu yang disenangi terkait dengan hal belajar, keinginan untuk belajar, jenis
kegiatan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi, upaya-upaya yang dilakukan untuk
merealisasikan keinginan belajar, dan siswa aktif dalam kegiatan belajar.

Peneliti mengelaborasi pendapat diatas iyalah ciri-ciri minat belajar adalah seseorang yang
mempunyai minat dan mendorong dirinya untuk memperhatikan kegiatan kegiatan dan ingin
mempelajari lebih banyak lagi suatu hal yang menjadi minatnya. Ketika siswa mempunyai
minat untuk belajar maka siswa akan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga
mencapai prestasi belajar.

Peneliti mengasumsikan bahwa sangat memungkinkan adanya “hubungan minat belajar


dengan hasil belajar sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 beringin”, karena
menurut wardiana , minat belajar adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri seseorang
karena adanya ketertarikan terhadap suatu kegiatan pembelajaran.

Peneliti memprediksi bahwa, apabila minat belajar siswa tinggi maka semakin baik hasil
belajar yang dicapainya. Begitu juga sebaliknya apabila minat belajar siswa kurang maka
hasil belajar siswa akan rendah karena siswa tidak mempunyai minat untuk belajar. Dengan
demikian, peneliti meramalkan bahwa adanya hubungan yang positif antara minat belajar
dengan hasil belajar.

6. Pengertian Hasil Belajar

(Purwanto 2014: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan
perilaku disebabkan karena telah menguasai sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar. Perubahan perilaku hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
relevan dengan tujuan pengajaran. Oleh karenanya, hasil belajar dapat berupa perubahan
dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan.

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir
maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa
akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar

14
dalam mata pelajaran tersebut di Sekolah Dasar dilambangkan dengan angka-angka atau
huruf, seperti 0-1 (Sukmadinata, 2011: 102).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar
(Abdurrahman, 2010:37). (Sudjana ,2016: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Sedangkan hasil belajar
menurut (Anitah, 2008: 19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah
dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru
dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Hasil belajar merupakan peprubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa
yang dipelajari oleh pebelajar (Anni, 2007: 5). Merujuk pemikiran (Suprijono, 2012: 5-6)
hasil belajar dapat berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa


lisan maupun tertulis.
b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan kemampuan kognitifnya
sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.

(Sudjana, 2016: 22) tiga ranah hasil belajar yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik yang dirinci sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

15
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan


bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil
utama pengajaran (instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect).
Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk
diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil pengiring adalah
hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk dicapai. Misalnya setelah
mengikuti pelajaran siswa menyukai pelajaran matematika yang semula tidak disukai karena
siswa senang dengan cara mengajar guru (Purwanto, 2014: 49).

A. Komponen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Di dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat komponen dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belajar. Komponen-kompnen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain
karena merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terikat, terkait, mempengaruhi, dan
menentukan.

Menurut (Sutomo 2011: 22) salah satu komponen yang mempengaruhi belajar yaitu input.
Input adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk terjadinya pemrosesan guna
mendapatkan output yang diharapkan. Input merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu generasi yang disebut sebagai manusia seutuhnya. Manusia yang
dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pembelajaran adalah siswa sebagai bahan utama
atau bahan mentah (raw input). Input sekolah meliputi: kepala sekolah, guru/ tenaga
kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, metode, dan lingkungan.

16
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Ula, 2013: 17).

1) Faktor Intern

Beberapa faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang belajar
dengan fisik sehat dan seimbang, tentu proses dan hasil belajarnya akan optimal. Faktor
fisiologis terdiri dari macam yaitu:

1) Kondisi Fisiologis

Proses dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kondisi fisiologisnya. Jika siswa belajar
kondisi fisik yang kurang atau bahkan tidak sehat, tentu proses dan hasil belajarnya akan
terganggu. Siswa akan merasa cepat lelah, tidak bersemangat, mudah pusing, mudah
mengantuk dan sulit menerima pelajaran. Demikian halnya dengan seorang siswa yang
belajar dalam keadaan lelah, tentunya ia tidak dapat menjalankan proses belajar dengan baik
dan hasil belajar pun tidak bisa didapatkan dengan sempurna. Kelelahan dapat dikategorikan
menjadi dua golongan, kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelhan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehinggan minat dan
dorongan untuk belajar hilang.
2) Kondisi Pancaindra

Dalam proses dan hasil belajar adalah kondisi pancaindra harus dalam kondisi yang baik dan
seimbang. Dengan demikian, hasil belajar pun akan optimal.

b. Faktor Psikologis

Disamping faktor psikologis, faktor fisiologis juga berpengaruh pada proses dan hasil belajar.
Selain kondisi fisik yang sehat, siswa juga membutuhkan adanya kondisi psikis yang tepat.

17
Faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain: minat, bakat,
intelegensi, motivasi, kemampuan kognitif, kesiapan dan kematangan, serta perhatian.

2). Faktor Ektern

Faktor ektern yang memengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang memengaruhi proses dan hasil belajar terdiri atas dua macam, yaitu
lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah tempat dimana
seorang siswa tinggal. Keadaan lingkungan yang bersih, sejuk, dan nyaman tentunya akan
menimbulkan semangat dan kenyamanan dalam proses belajar. Dengan demikian, hasil yang
didapatkan akan maksimal. Begitu juga dengan lingkungan sekolah, kondisi yang nyaman
dan aman akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Dalam proses belajar, siswa akan
merasa nyaman, aman, dan bersemangat sehingga hasil belajarnya pun akan diperoleh dengan
baik. Lingkungan seni budaya juga memberikan pengaruh terhadap proses dan hasil belajr
siswa. Jika dalam berinteraksi, dalam penerapanya peraturan, norma sosial, dan hukum
berjalan dengan lancar dan terkendali, tentunya proses dan hasil belajar akan berjalan efektif
dan maksimal.

b. Faktor Instrumental

Faktor yang juga penting dan mempunyai pengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah
faktor instrumental, yaitu: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru.

Menurut (Susanto, 2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Sedangkan Faktor eksternal merupakan faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil
belajar. Faktor eksternal yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

18
Dengan melihat beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar pada suatu mata pelajaran,
ditandai dengan adanya penguasaan terhadap materi yang dipelajari serta mengalami
perubahan tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bahwa hasil belajar
suatu penilaian akhir dari proses pengenalan yang telah dilakukan secara berulang-ulang serta
terdapat perubahan pada diri peserta didik baik dari segi pengetahuan, tingkah laku, dan
perilaku tertentu serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap kompetensi dasar
yang diterima dari tenaga pendidik.

Peneliti mengelaborasi pendapat dari purwanto, sukmadina , adulrahman , anni , sutomo dkk .
bahwa hasil belajar adalah suatu proses atau usaha belajar setelah melakukan kegiatan
belajar, mata pelajaran pengolahan makanan kontinental kelas XI di Sekolah menengah
kejuruan (SMK) negri 1 beringin hasil belajar kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar pada suatu mata pelajaran, ditandai dengan adanya penguasaan
terhadap materi yang dipelajari serta mengalami perubahan tingkah laku dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

7. Pengertian makanan kontinental

1) Pengolahan Makanan Kontinental

Menurut Herman Sulaiman (2015:10) Makanan kontinental adalah makanan yang berasal
dari Eropa dan Amerika. Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental merupakan
makanan kontinental mempunyai struktur menu klasik dan menu modern. Menu klasik
disajikan dalam 13 giliran makanan, sedangkan menu modern hanya tersaji dari tiga atau lima
giliran makanan.

Mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental merupakan ilmu yang menerapkan


keterampilan yang dimiliki siswa dalam belajar pengolahan makanan kontinental. Mata
pelajaran ini adalah salah satu bidang studi yang wajib diikuti oleh siswa kelas XI di SMK
Negeri 1 beringin. Kegiatan belajar pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental
berupa teori dan praktikum.

19
Pengolahan Makanan kontinental merupakan keahlian atau kompetensi dasar dalam ruang
lingkup mata pelajaran pengolahan makanan kontinental. Pengolahan Makanan Kontinental
merupakan mata pelajaran yang mempunyai arti sangat luas dalam menjelaskan pemahaman
dasar-dasar Pengolahan Makanan Kontinental. pada materi pelajaran ini meliputi pengertian
makanan kontinental, dimana siswa diberikan pelajaran teori dan pratikum dengan
perbandingan yang berbeda yaitu teori 40% sedangkan pratikum 60%. Diharapkan keaktifan
dalam proses belajar untuk mencapai tingkat pengetahuan pada mata pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental. yang disajikan dalam tiga atau lima giliran terdiri dari hidangan cold
appetizer, soup, hot appetizer, main course, dan dessert.

Menurut Herman Sulaiman (2015:13) Karakterisik makanan kontinental bisa di lihat dari
bumbu, bahan, teknik persiapan, porsi, teknik pengolahan, rasa masakan.

A. Bumbu: bumbu pada masakan kontinental pada umumnya sangat penting untuk
meberikan cita rasa kepada makanan, bumbu-bumbu ini dominan sekali menggunakan
merica dan garam, selain itu origano, by leaf, rosemary dan bumbu-bumbu lain.

B. Bahan: bahan yang bagus dan berkualitas.

C. Teknik persiapan (prepare): lebih terarah pada macam-macam potongan sayur,


berbeda dengan masakan indonesia, potongan sayuran ini tidak sembarangan
memotong di tentukan sesuai kebutuhan dan jenis masakan.

D. Porsi: dalam menghitung porsi itu sangat penting bahwa masakan kontinental
makanan yang pokok adalah makanan yang berasal dari hewan, sayuran, nasi, mie,
kentang atau sebagai pelengkap. Jadi makanan kontinental yang besar porsinya
berasal dari hewan. Sedangkan di indonesia yang besar porsinya itu adalah
nasi.Teknik pengolahan: sesuaikan dengan keadaan bahan dan jenis masakan.

E. Rasa: rasa pada masakan kontinental adalah tersa asin, manis/ pedas. Masakan
kontinental merupakan makanan yang sangat di sajikan dengan tepat dan benar. Jadi
pengolahan masakan kontinental segala sesuatu yang harus di siapkan sebelum
berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur dan menghasilkan masakan yang dominan
baik sesuai dengan standar perusahaan.

20
2) Pengolahan makanan Appetizer (makanan pembuka)
Appetizer dalam istilah bahasa Indonesia yaituHors d’oeuvre (starter). Appetizer merupakan
hidanganpembuka sebelum hidangan utama (main course) yangdisajikan dengan tujuan
membangkitkan nafsu makan atauselera makan. Sumber lain memberikan pengertian
sebagaiberikut: Appetizer merupakan penghantar untuk menikmatihidangan utama, sebagai
hidangan pembuka untukmenimbulkan selera makan karena itu porsinya kecil denganrasa
asam, asin atau pedas. (Kokom Komariah dkk, 2008 : 1)
Appetizer hendaknya memiliki rasayang enak (tastefull), ringan (ligth), menyegarkan
(biasanyaberasa sedikit asam untuk merangsang selera makan),berukuran kecil (biet size,
finger food), dan disajikan denganpenampilan menarik. Appetizer dapat berupa hidangan
panas(canape, fritters, soup) atau dingin (salad, Chilled FruitCocktail, Shrimp Cocktail), dan
adakalanya berasa pedas(Kokom Komariah dkk, 2008)
Hidangan appetizer hendaknya disajikan dengan prima,meliputi rasa, aroma, penampilan, dan
kesesuaian dengan alatsaji agar dapat membangkitkan selera dan memberikan kesanbahwa
hidangan yang akan disajikan setelahnya akan lebihenak lagi.
Macam appetizer berdasarkan harga bahan yangdigunakan adalah:
1. Sur Asiette Complate, yaitu appetizer yang menggunakankelebihan bahan atau bahan
yang murah.
2. Hors D’ Oeuvre Royale, yaitu appetizer yang menggunakanbahan dengan harga
mahal serta dalam penyajian tanpasaus.
3. Hors D’ Oeuvre Varies, yaitu appetizer yang menggunakan
Bahan paduan antara bahan dengan harga mahal dan murah Berdasarkan suhunya,

21
(Kokom Komariah dkk, 2008 :1) Appetizer digolongkan sebagai berikut:
a. Cold Appetizer (Hidangan Pembuka Dingin)
Merupakan hidangan pembuka dalam bentuk kecil,yang berfungsi untuk merangsang nafsu
makan, tidakmengenyangan (ringan dan lezat), tidak dibumbui terlalu tajam,dibuat dan
disajikan menarik, kombinasi rasa dan warna cocokserta dihidangkan dalam keadaan dingin.
Hidangan pembukadingin dihidangkan dengan temperature 10oC- 15oC.
b. Hot appetizer (hidangan pembuka panas)
Hidangan dalam baentuk kecil biasanya dengan rasagurih dan asin yang berfungsi untuk
merangsang nafsumakan, tidak mengenyangkan, dibuat dan disajikanmenarik, dengan
kombinasi rasa dan warna, cocokdihidangkan dalam keadaan hangat/panas.
Hidanganpembuka panas (Hot Appetizer) dihidangkan dengantemperature 50oC - 60oC.
Jenis hidangan panas yaitu antaralain : fritture, resoles, cheese soufflé, crouquette, quiche
Lorraine .
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti berpendapat mengapa adanya kurang
minat siswa pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental terkhususnya materi
appetizer (makanan pembuka) kelas XI di Sekolah menengah kejuruan (SMK) negri 1
beringin , dikarenakan adanya bagian bagian pengolahan yang harus dipahami secara
mendalam dan dibutuhkan materi yang lebih luas , tetapi dengan tidak adanya kelengkapan
buku-buku pengolahan makanan kontinental di perpustakaan di SMK negeri 1 beringin
menjadikan siswa kurang minat dalam mata pelajaran pengolahan makanan kontinental .

22
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: hasil penlitian (Maulida, 2015) dengan
judul :
(1).“Hubungan Minat dan Kesiapan Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Pengolahan
Makanan Kontinental di SMK Negeri1 Bringin ” hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar dan dukungan lingkungan sekolah
dengan hasil belajar makanan Kontinental pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 bringin dengan
nilai diperoleh nilai rhitung < rtabel ( 0,0726 < 0,339) pada taraf signifikan 5% sehingga
korelasi X₁ dan Y adalah tidak berarti dan tidak signifikan;
(2).” Hubungan lingkungan sekolah dan minat belajar dengan hasil belajar “
Hasil penelitian menunjukkan besarnya korelasi antara lingkungan sekolah dan hasil belajar
kontinental yaitu 0,640 (rhitung 0,640> rtabel 0,195) dengan nilai kontribusi sebesar 41% dan
korelasi antara minat belajar dan hasil belajar kontinental yaitu 0,665 (rhitung 0,665> rtabel
0,195) nilai kontribusi sebesar 44,2%. Sedangkan korelasi ganda antara lingkungan sekolah
dan minat belajar dengan hasil belajar kontinental adalah 0,696 (rhitung 0,696> rtabel 0,195),
hal ini menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara lingkungan sekolah, minat belajar,
dan hasil belajar kontinental. Nilai kontribusi kedua variabel bebas dengan variabel terikat
yaitu 50,3%.
(3).”Hubungan minat belajar dan kesiapan belajar terhadap hasil belajar pengolahan
makanan kontinental di SMK Negeri 10 Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
(Hubungan minat belajar terhadap hasil belajar pengolahan makanan kontinental di SMK
Negeri 10 Medan. diperoleh nilai rhitung < rtabel ( 0,0726 < 0,339) pada taraf signifikan 5%
sehingga korelasi X₁ dan Y adalah tidak berarti dan tidak signifikan sehingga korelasi minat
belajar dan kesiapan belajar dengan hasil belajar pengolahan makanan kontinental di SMK
Negeri 10 Medan berarti dan signifikan.
(4).“Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar , mata pelajaran makanan
kontinental kelas xi juruan tata boga konsentrasi jasa boga smk negri 1 sewon“ Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: Motivasi belajar siswa 25,64% termasuk kategori rendah,
41,03% termasuk kategori sedang, 33,33% termasuk kategori tinggi, prestasi belajar siswa
12,82% termasuk kategori tinggi,52,56% termask kategori sedang dan 34,62% termasuk
kategori rendah , terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
(y) di SMK N 1 Sewon. Berdasarkan hasil dari analisis Regresi Sederhana bahwa Rhitung =
0,633 ini berarti nilai dari koefisien korelasi sebesar 0,633 dan Rtabel sebersar 0,220 yang
berarti Rhitung>Rtabel. R Square = 0,401 yang berarti bahwa variasi motivasi belajar

23
memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 40,1% dan 59,9% berasal dari variabel
lain.
(5).‘’hubungan Meningkat prestasi belajar pengolahan makanan kontinental melalui
penerapan metode pembelajaran make a match siswa kelas x di smk bpokri 2 yogyakarta’’
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan aktivitas pembelajaran teori mata pelajaran
Pengolahan Makanan Kontinental dengan menerapkan metode pembelajaran Make A Match
dengan dua siklus. Siklus I diterapkan pada sub indikator: dry heat cooking dan moist heat
cooking, dan siklus II diterapkan pada sub indikator: fat cooking. Masing-masing siklus
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Terdapat peningkatan
kualitas proses pembelajaran dengan ditandai siswa sudah dapat bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas ,terdapat peningkatan hasil belajar pembelajaran teori mata pelajaran
Pengolahan Makanan Kontinental kelas X Tata Boga I pada sub indikator: dry heat cooking
dan moist heat cooking, dan sub indikator: fat cooking untuk siklus II dengan menerapkan
metode pembelajaran Make A Match. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dari siklus
I sebesar 41.50 untuk pre test I dan 80.00 untuk post test I. Sedangkan untuk siklus II sebesar
63.11 untuk pre test II dan 87.27 untuk post test II. Jika dipersentasekan peningkatan prestasi
belajar dengan menggunakan metode Make A Match mengalami peningkatan pada siklus I
72.22 % dan siklus II 77.78%. Berdasarkan data tersebut seluruh siswa diakhir tindakan dapat
mencapai standar Ketentuan Ketuntasan Minimal (KKM).

24
B. Kerangka Berpikir

1) Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar


Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari
pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah untuk dipelajari.

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu. Misalnya seorang siswa menaruh minat besar terhadap matematika akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain sehingga memungkinkan siswa
tersebut belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

Minat ada hubungannya dengan belajar. Dalam pengajaran, minat siswa harus diberikan
perhatian penuh. Karena minat menyebabkan mata pelajaran bermakna bagi siswa minat
besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.
Siswa mudah menghapal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan
lancar bila disertai minat.

Minat merupakan aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi
belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan.
Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat
untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan
bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu
kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan
berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik. Minat ini timbul
apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa
sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya .

25
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa maupun
faktor dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa yaitu minat
belajar. minat belajar siswa berkaitan erat dengan hasil belajar.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang tercantum dalam nilai siawa pada mata
pelajaran pengolahan makanan kontinental yang masih rendah. Kesulitan belajar yang
dialami siswa cenderung karena kondisi lingkungan sekolah yang kurang nyaman sehingga
minat belajar siswa kurang serta belum terbentuknya metode atau cara belajar efektif.

A. Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar pengolahan makanan kontinental

Terkait dengan hasil belajar yang maksimal, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah
minat. Minat mendorong siswa untuk mencurahkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar
tersebut. Dalam kegiatan belajar, jika siswa memiliki minat dalam belajar maka ia akan
merasa bahwa belajar itu merupakan hal yang sangat penting sehingga ia berusaha
memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan
dengan senang hati melakukannya tanpa ada paksaan dari siapapun.

Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Jika
siswa merasa senang dengan suatu mata pelajaran, maka ia akan dengan cepat mengerti dan
memahami materi yang diberikan oleh guru. Karena minat menjadikan siswa cenderung tetap
untuk memperhatikan dan mempunyai hubungan yang besar terhadap kegiatan pembelajaran,
karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka mereka
tidak belajar dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar pengolahan
makanan kontinental sangat diperlukan minat belajar sebab jika tidak ada minat maka tidak
ada keinginan untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar dan nilai rendah pada
siswa SMK Negeri 1 beringin. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara minat belajar
dengan hasil belajar

Peneliti mengasumsikan bahwa sangat memungkinkan adanya hubungan minat belajar


dengan hasil belajar sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 beringin, karena menurut
wardiana , minat belajar adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri seseorang karena
adanya ketertarikan terhadap suatu kegiatan pembelajaran.

26
Minat belajar memegang peranan penting bagi perkembangan proses belajar siswa. Minat
belajar mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa. Minat merupakan suatu keinginan
atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja dan akhirnya
memunculkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap
dan keterampilan.

Peneliti memprediksi bahwa, apabila minat belajar siswa tinggi maka semakin baik hasil
belajar yang dicapainya. Begitu juga sebaliknya apabila minat belajar siswa kurang maka
hasil belajar siswa akan rendah karena siswa tidak mempunyai minat untuk belajar. Dengan
demikian, peneliti meramalkan bahwa adanya hubungan yang positif antara minat belajar
dengan hasil belajar.

C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini di duga:

1. Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan minat belajar dengan hasil
belajar Pengolahan Makanan Kontinental siswa kelas XI Boga SMK Negeri 1 beringin.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah deskriptif korelasional merupakan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variable atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto,
2013).

B. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Beringin Tahun Ajaran 2019-2020, waktu
penelitian pada bulan Maret – Mei 2019-2020.

C. Definisi Operasional Dan Variabel Penelitian


1. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
Minat Belajar adalah penilaian diri terhadap keinginan diri untuk mengikuti proses
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dan juga menilai sejauh apa motivasi murid untuk
menjadi siswa yang terbaik dari siswa yang lainnya. Minat Belajar memberikan dasar bagi
motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi.
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pengenalan yang telah dilakukan
secara berulang-ulang serta terdapat perubahan pada diri peserta didik baik dari segi
pengetahuan, tingkah laku, dan perilaku tertentu serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam setiap kompetensi dasar yang diterima dari tenaga pendidik.

28
1) Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari oarng, objek kegiatan yang
mempunyai variabel tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan dan menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan atas
variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2013).
2) Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang
menjadi Variabel bebas adalah efikasi diri (X1) dan dukungan keluarga (X2).
3) Variabel terikat
Variable terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang
menjadi Variabel terikat adalah hasil belajar pengolahan makanan Indonesia (Y)
2. Populasi dan Sampel Penelitian
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Tata Boga sekolah menengah kejuruan (SMK)
Negeri 1 Beringin yang terdiri dari 1 kelas dan jumlah siswa seluruhnya adalah 35 siswa.
Tabel 1. Jumlah populasi penelitian
Kelas N

XI Tata Boga 1 35

Total 35

Sumber data: sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Bringin 2020

29
2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila subjek kurang dari 100
orang, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi
(Arikunto, 2013). Berdasarkan pernyataan tersebut maka jumlah sampel sebanyak 31
siswa atau biasa disebut sebagai sampel total (Total Sampling).
3. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
1) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
lebih cermat, lengkap dengan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2013).
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket.
a. Instrument Minat Belajar
Instrument Minat Belajar berupa angket disusun berdasarkan skala liket (scala licert).
Angket efikasi diri terdiri dari 20 pertanyaan. Data di susun dalam empat pilihan jawaban
yang ditentukan dengan bobot sebagai berikut:
a). option Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4,
b). option Setuju (S) diberi nilai 3,
c). option Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2,
d). option Sangat Tidak Setuju(STS) diberi nilai 1. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi
dapat dilihat pada tabel 2, dibawah ini:
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penelitian minat belajar.
No Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

1 Kehadiran siswa 1,2,3,4,5 5

2 Situasi belajar 6,7,8,9,10 5

3 Motivasi belajar 11,12,13,14,15 5

4 Memiliki rasa ingin tahu 16,17,18,19,20 5

Total 20

b. Hasil Belajar Pengolahan Makanan Kontinental

30
Hasil belajar pengolahan makanan Kontinental diambil dari dokumentasi nilai siswa pada
guru yang mengajar mata pelajaran pengolahan makanan Kontinental selama satu
semester yaitu semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
1. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrument digunakan untuk menjaring data di lapangan, instrument perlu di uji
cobakan terlebih dahulu sehinggga instrument tersebut benar-benar valid dan reliabel,
angket uji coba instrument dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1
beringin .
a) Uji Validitas Angket
Validitas adalah tingkat kendala dan kesahihan alat ukur yang digunakan (Sugiyono,
2013). Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan dalam angket memenuhi
persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan Korelasi Product Moment Pearson
sebagai berikut :
N XY −( X )(Y )
r xy =
√¿¿¿¿
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
N = Jumlah sampel
Angket dinyatakan valid jika rhitung > rtabel pada alpha 5%, demikian sebaiknya jika rhitung <
rtabel maka variabel dianggap tidak valid.

b) Uji Reliabilitas Angket

31
Suatu angket dapat dikatakan reliabel jika angket menunjukkan hasil yang tetap.
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2013). Untuk menguji
reliabilitas angket digunakan rumus alpha, yaitu:
k σb 2
r 11 =
[ ][
( k−1 )
1− 2
σ t ]
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
σb 2 = Jumlah varians butir
σ 2t = Varians total
Angket dikatakan reliabeljikanilai alpha berdasarkan keterangan tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 SangatRendah

> 0,20 s/d 0,40 Rendah

> 0,40 s/d 0,60 Cukup

5> 0,60 s/d 0,80 Tinggi

> 0,80 s/d 1,00 SangatTinggi

Sumber : (Arikunto, 2013)


Arikunto, (2013) menyatakan bahwa tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha, yaitu :
Untuk mencari varian item digunakan rumus sebagai berikut :
σ 2t =X i 2−¿ ¿ ¿
Dimana : Xi = Butir z soal ke –i

4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data penelitian
secara umum, menguji persyaratan analisis dan menguji hipotesis. Rumus analisis yang
digunakan adalah :

32
1) Deskripsi Data
Dalam mendeskripsikan data hasil belajar pengolahan makanan K, maka data tersebut
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu dengan cara menghitung distribusi
frekuensi, rata-rata skor atau mean (M), simpangan baku atau standart deviasi (Sd).
a. Distribusi Frekuensi
Untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian diambil
ketentuan berdasarkan rumus (Sudjana,2013) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi nilai tertinggi
2. Menentukan rentangan nilai (R) = data tertinggi-data terendah
3. Menentukan banyak kelas (K) dengan:
K (banyak kelas) = 1+3,3 log n
Rentang (R)
1) Menghitung panjang kelas interval : P=
Jumlahkelas( K )
2) Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data
terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.
Selanjutnya daftar diselisihkan menggunakan harga-harga yang telah ditentukan.
A) Mean skor (M) dihitung dengan rumus:

M=
∑ F i Xi
∑Fi

Dimana:

M = Harga rata-rata

ΣFi = jumlah data / sampel

Fi Xi = produk perkalian antara Fi pada pada tiap interval data dengan tanda kelas (Xi).
Tanda kelas (Xi) adalah rata – rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap interval
data.

B) Standart Deviasi (Sd) dihitung dengan rumus Sudjana (2013) sebagai berikut:
2


2
n ∑ X −( ∑ X)
S=
(n−1)

Dimana:

n = Jumlah subjek penelitian

33
ΣX = Jumlah keseluruhan produk skor X

ΣX2 = Jumlah kuadrat produk skor

2) Uji Tingkat Kecenderungan


Untuk mengetahui kategori kecenderungan dari data penelitian yang diperoleh maka
dilakukan uji kecenderungan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Dihitung skor tertinggi ideal (Stt) dan skor terendah ideal (Str)
b. Dihitung rata-rata skor ideal (Mi) dan standart deviasi ideal (SDi), sebagai berikut:

Stt + Str
Mi =
2

Stt −Str
SDi =
6

c. Dari besaran Mi dan SDi yang diperoleh dapat ditentukan empat kategori
kecenderungan sebagai berikut :
1. (>Mi + 1,5 SDi) s/d keatas = tinggi
2. (Mi s/d Mi + 1,5 SDi) = sedang
3. (Mi) s/d(Mi – 1,5 SDi) = kurang
4. (<Mi – 1,5 SDi) s/d ke bawah = rendah
3) Uji Persyaratan Analisis
Untuk uji persyaratan analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sebagai
berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memeriksa apakah data variabel penelitian berdistribusi
normal atau tidak, dan juga untuk mengetahui apakah teknik analisis regresi cocok digunakan
untuk menganalisis data penelitian. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan rumus Chi-
Kuadrat (²), sebagai berikut :

( Fo−Fh )2
2
❑ =∑ ( Fh )
Keterangan :
² = Chi-Kuadrat
F0 = Frekuensi yang diperoleh dari sampel
Fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel

34
Harga Chi-Kuadrat yang digunakan dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi dikurang 1 (dk = K – 1). Apabila ²hitung ≤ ²tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (Arikunto, 2013).
b. Uji Linieritas
Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (prediktor) terhadap data variabel terikat
(kriterium) sudah memenuhi syarat linearitas, untuk ini dilakukan pengujian dengan rumus
regresi sederhana (Sudjana, 2013), yaitu :
Y =a+bX
Keterangan :
Y = Variabel Terikat
X1 = Variabel Bebas
X2 = Variabel Bebas
a = Bilangan konstan
b = Bilangan regresi X dan Y
Untuk menghitung koefisien a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
(Y ) ( X 2 )−( X )( XY )
a=
N . X−(X )2
N . X . Y −( X i )( Y i )
b=
N . X 2−( X )2
Kemudian untuk mengetahui apakah persamaan regresi mempunyai keberartian dan linier
maka dilanjutkan dengan rumus regresi linier yang dikemukakan oleh Sudjana (2013) dengan
rumus F :
RJK (T )
Fh=
RJK (G)
Keterangan :
RJK (TC) = Varian tuna cocok
RJK (G) = Varian kekeliruan

Dalam pengujian keberartian regresi dan hubungan variable digunakan teknik analisis varians
dengan taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (K-2) dan (N-K). Untuk uji keberartian
regresi, digunakan rumus sebagai berikut :
RJK (b/a)
Fh=
RJK ( S)

35
Hasil dari F0 dikonsultasikan dengan Ftabel. Jika Fh< Ftabel pada taraf signifikan 5%, maka garis
regresi adalah linier. Dengan demikian model linieritas diterima.
5. Pengujian Hipotesis
a. Korelasi Product Moment
Uji validitas dilakukan untuk melakukan validitas butir soal dengan menggunakan
korelasi product moment, yaitu:

rxy = {(
n ∑ xy )−( ∑ x )( ∑ y ) }
√¿ ¿¿

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
n = jumlah responden
X = skor responden tiap item
Y = total skor tiap responden dari seluruh item
∑x = jumlah standar distribusi X

∑y = jumlah standar distribusi Y

∑ x2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑ y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X

b. Analisis Korelasi Parsial


Korelasi parsial bertujuan untuk mengetahui hubungan murni antara variabel X dengan
variabel Y dengan mengontrol salah satu variabel yang lainnya, rumus seperti yang diberikan
oleh sudjana (2013), sebagai berikut:
1. Perhitungan korelasi parsial antara efikasi diri siswa dengan hasil belajar pengolahan
makanan Indonesia dengan rumus:
r y1 −r y 2 r 1.2
ry12 = 2
√(1−r y2 ¿)(1−r 21.2)¿
2. Perhitungan korelasi parsial antara dukungan orang keluarga dengan hasil belajar
mengolah makanan Indonesia
r y1 −r y 2 r 1.2
ry2.1 = 2 2
√(1−r y2 ¿)(1−r 1.2)¿

6. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda

36
Untuk menghitung hipotesi ketiga yaitu terdapat hubungan positif dan berarti antara efikasi
diri dan dukungan keluarga dengan hasil belajar digunakan rumus korelasi ganda seperti yang
dikemukakan Sudjana (2013), menghitung koefisien korelasi ganda dicari dengan
menggunakan rumus:
JK ( reg)
R2 =
√ y2
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
R = koefisien korelasi ganda
Sedangkan untuk menghitung keberartian korelasi ganda digunakan rumus:
R 2 /K
F=
( 1−R2 ) / ( N −K−1 )
Dimana:
K Pembilang = 2 (banyak variabel)
K Penyebut = n- K Pembilang – 1
Jika Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka koefisien korelasi ganda dinyatakan
berarti.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

37
Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Kokom Komariah dkk, 2008 Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT
UNNES PRESS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Utama W, Narendra dkk. 2015. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional
Guru, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Semarang. Volume 4 Nomor 2. Halaman 376 –
388. . 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuatitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi Belajar. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media

38

Anda mungkin juga menyukai