ILMU GIZI
DISUSUN OLEH:
5203342016
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Pertama tama saya mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,sebab telah
memberikan rahmat dan karunia-nya serta kesehatan kepada saya,sehingga mampu
menyelesaikan tugas “critical book report”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah saya yaitu “ILMU GIZI ”.
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal ilmu bahan makanan. Saya menyadari bahwa tugas
critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan,apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan,saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih
terbatas,karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum seberapa.
Saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas critical book report ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum wr wb
Kata pengantar………………………………………………………………………
Daftar isi……………………………………………………………………………...
BAB I. PENDAHULUAN
a. Rasionalisasipentingnya CBR………………………………………………
b. Tujuan………………………………………………………………………...
c. Manfaat……………………………………………………………………….
d. Identitasbuku………………………………………………………………...
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU
a. Bukuutama…………………………………………………………………..
b. Bukupendamping……………………………………………………………
BAB III. PEMBAHASAN…………………………………………………………...
a. Perbandingankeduabuku………………………………………………….
b. Kelebihankeduabuku………………………………………………………
c. Kekurangankeduabuku……………………………………………………
BAB IV. PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………….
b. Saran………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mencari dan mengetahuiinformasi yang ada di dalambuku.
Mengulasisibukusehinggamemperdalamilmumengenaitentangisidarisebuahbuku.
Untukmelatihmahasiswaberfikirkritisdalammencariinformasi yang
disajikandalambukusetiapbabnya.
Melatihkemampuanmahasiswauntukmenganalisasebuahbuku.
Mencarikelebihan dan kekuranganisidarisebuahbuku.
1.3 Manfaat
Secaratidaklangsungpengetahuanmahasiswabertambahterhadapmateri yang di bahas
karenabukutersebuttelahdibaca dan di analisis.
Pembacadapatmengetahuikelebihan dan
kekurangandaribukuitu,sekaligusmemberikanmasukanterhadapbukuitu.
1.4 IdentitasBuku
Buku Utama
JudulBuku : PedomanPanganJajanan Anak SekolahUntukPencapaianGizi
Seimbang
Penerbitbuku : DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
Penulis :Pengawas dan Penyuluh
Tahunterbit : 2013
Tebalbuku :31 halaman
Tempatterbit : Jakarta
ISBN : 978-602-3665-16-7
BukuPendamping
1. JUDUL BUKU :BUKU SAKU KEDARURATAN GIZI BALITA
PASCA BENCANA
2. PENGARANG : Umi Fahmida Grace Wangge Anak Agung Sagung
Indriani Oka, dkk
3. PENERBIT : Southeast Asian Ministers of Educaon Organizaon
Regional Centre for Food and Nutrion Pusat Kajian Gizi
Regional – Universitas Indonesia
4. TAHUN TERBIT dan CETAKAN :JAKARTA, 2019
5. HALAMAN : 56 hal
6. NO. ISBN : 978-602-53797-6-5
# BUKU PEMBANDING
1. JUDUL BUKU : PEDOMAN KEGIATAN GIZI DALAm
PENANGGULANGAN BENCANA
2. PENGARANG :DR. Minarto, MPS
3. PENERBIT :Kementrian Kesehatan RI
4. TAHUN TERBIT dan CETAKAN : Jakarta, Mei 2012
5. HALAMAN : 94hal
6. NO. ISBN : 978-602-235-138-2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.2 BukuPendamping
3. Situasi kedaruratan akibat bencana pada umumnya memberikan ancaman terhadap
kehidupan dan kesehatan masyarakat. Indonesia tergolong sebagai wilayah rawan
bencana, terutama bencana alam berupa gempa bumi, gunung meletus,
kekeringan, banjir dan tsunami. Hal ini disebabkan karena letak wilayah Indonesia
yang persis berada pada cincin api Pasifik.
4. Jenis Bencana Alam yaitu: Gempa bumiadalah peristiwa berguncangnya bumi
yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan),
aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan. Tsunami terdiri dari rangkaian
gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai lebih dari 900
km/jam atau lebih di tengah laut. Jenis bencana ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain gempa bumi yang terjadi di dasar laut, runtuhan di dasar laut,
atau karena letusan gunung api di laut. Awan panasadalah aliran material vulkanik
panas yang terdiri atas batuan berat, ringan (berongga) lava masif dan buran klask
yang pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui
lembah. Bahaya ini merupakan campuran material erupsi antara gas dan bebatuan
(segala ukuran) yang terdorong ke bawah akibat densitas nggi. Suhu material bisa
mencapai 300 – 700°C, kecepatan awan panas lebih dari 70 km/jam.Banjir
merupakan periswa keka air menggenangi suatu wilayah yang biasanya dak
digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi karena curah
hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut
atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air
dari curah hujan tadi.Tanah longsorseringkali dipicu karena kombinasi dari curah
hujan yang nggi, lereng terjal, tanah yang kurang padat serta tebal, terjadinya
pengikisan, berkurangnya tutupan vegetasi, dan getaran. Bencana longsor
biasanya terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan terbatasnya waktu untuk
melakukan evakuasi mandiri. Material longsor menimbun apa saja yang berada di
jalur longsoran.Puting Beliung sebagai akibat dari periswa hidrometeorologis
meningkat intensitas kejadiannya pada masa peralihan musim.Jenis bencana ini
menjadi bagian dari proses pertumbuhan awan hujan cumulus nimbus yang
terbentuk akibat pemanasan intensif. Ancaman pung beliung sulit diprediksi
karena merupakan fenomena atmosfer skala lokal. Beberapa akibat bencana pung
beliung adalah kerusakan rumah dan pohon tumbang.
5. Pascabencana adalah periode/waktu/masa setelah tahap kegiatan tanggap darurat
terjadinya bencana. Penanganan pascabencana adalah segala upaya dan kegiatan
perbaikan fisik maupun non fisik yang dilakukan setelah terjadinya bencana/masa
tanggap darurat, melipu rehabilitasi dan rekonstruksi sarana, prasarana, fasilitas
umum yang rusak akibat bencana dalam upaya pemulihan kehidupan masyarakat.
6. 3
7. Penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan masyarakat. Sesuai
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom berperan sebagai
ujung tombak dalam penanganan bencana. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota berkewajiban untuk menyiapkan program dan alokasi anggaran
untuk penanganan bencana.
8. Kedaruratan kesehatan adalah suatu keadaan/situasi yang mengancam
sekelompok masyarakat dan atau masyarakat luas yang memerlukan respons
penanggulangan sesegera mungkin dan memadai diluar prosedur run, dan apabila
dak dilaksanakan menyebabkan gangguan pada kehidKoordinasi adalah upaya
menyatupadukan berbagai sumber daya dan kegiatan organisasi menjadi suatu
kekuatan sinergis, agar dapat melakukan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat akibat kedaruratan dan bencana secara menyeluruh dan terpadu
sehingga dapat tercapai sasaran yang direncanakan secara efekf serta harmonis.
upan dan penghidupan.
9. Koordinasi penanggulangan masalah kesehatan ini melipu koordinasi internal
berupa kerja sama lintas program dari sumber daya yang berbeda (Pemerintah,
Ornop, LSM, Swasta dan masyarakat) di daerah rawan bencana. Program tersebut
antara lain mengintregasikan upaya penilaian kebutuhan kesehatan akibat
bencana; pelayanan kesehatan dasar dan spesialisk; perbaikan gizi darurat;
imunisasi, pengendalian vektor, sanitasi dan dampak lingkungan; penyuluhan
kesehatan; bantuan logisk kesehatan dan lain-lain.
10. Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan adalah Inti dari manajemen
penanggulangan masalah kesehatan yaitu adanya organisasi penanggulangan yang
efekf dan efisien dilandasi dengan adanya kepemimpinan yang proakf,
mempunyai sense of crisis dan dak melupakan birokrasi yang ada, serta didasari
adanya hubungan antar manusia yang baik.
11. Kedudukan Pos Informasi adalah unit pelaksana fungsional di Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh seorang
Koordinator dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi yang menangani
Penangggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota. Pos Informasi di
provinsi yang menjadi PPK Regional dan Sub Regional sekaligus menjadi Pos
Informasi Regional dan Pos Informasi Sub Regional.
12. Kedudukan Pos Informasi adalah unit pelaksana fungsional di Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh seorang
Koordinator dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi yang menangani
Penangggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota. Pos Informasi di
provinsi yang menjadi PPK Regional dan Sub Regional sekaligus menjadi Pos
Informasi Regional dan Pos Informasi Sub Regional.
13. LSM internasional maupun lokal yang mempunyai pos kesehatan untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban bencana sangat diharapkan
bisa menginformasikan kepada petugas kesehatan yaitu melaporkan penyakit-
penyakit yang telah disebut dalam petunjuk teknis ini kepada Puskesmas atau
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan format yang ada dalam
buku petunjuk ini. 4
14. Pengumpulan Data Dasar Gizi
15. Data yang dikumpulkan adalah data antropometri yang melipu, berat badan, nggi
badan dan umur untuk menentukan status gizi, dikumpulkan melalui survei
dengan metodologi surveilans atau survei cepat.Disamping itu diperlukan data
penunjang lainnya seper, diare, ISPA, pneumonia, campak, malaria, angka
kemaan kasar dan kemaan balita.
16. Skrining
17. Skrining dilakukan apabila diperlukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) darurat terbatas dan PMT terapi. Untuk itu dilakukan pengukuran
antropometri (BB/TB) semua anak untuk menentukan sasaran intervensi. Pada
kelompok rentan lainnya seper ibu hamil, ibu menyusui dan lansia, skrining
dilakukan dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
18. Penanganan Gizi Darurat Secara Umum
19. 1. Bayi dan Anak Usia dibawah 2 Tahun Penanganan gizi darurat pada bayi dan
anak pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan status gizi, kesehatan, dan
kelangsungan hidup bayi dan anak dalam keadaan darurat melalui pemberian
makanan yang optimal.
20. 2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Pemberian ASI merupakan cara
pemberian makanan alami dan terbaik bagi bayi dan baduta, baik dalam situasi
normal terlebih dalam situasi darurat. Pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan:
21. a. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir dalam waktu ½ - 1 jam
pertama.
22. b. Memberikan hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
23. c. Memberikan ASI dari kedua payudara. Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya. Pemberian ASI dilakukan 8-10
kali seap hari.
24. 3. Pemberian Makanan pada Anak Usia 6-12 Bulan Setelah umur 6 bulan, seap
bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik tekstur maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi.
25. 4. Idenfikasi Cara Pemberian Makanan Bayi dan Anak Idenfikasi Sederhana
Idenfikasi sederhana memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
26. 1) Mudah dilakukan
27. 2) Dilakukan secara individu
28. 3) Tidak diperlukan keterampilan medis atau gizi
29.
30. 5
31. 4) Dapat menentukan waktu singkat apakah bayi berisiko kekurangan makanan
32. 5) Hasil idenfikasi sederhana akan menentukan apakah pasangan ibu dan bayi
perlu dirujuk untuk mendapat idenfikasi lengkap.
33. Idenfikasi Lengkap Idenfikasi lengkap biasanya dilakukan di tempat fasilitas
kesehatan untuk mengetahui:
34. 1) Apakah posisi ibu dan bayi saat menyusui sudah benar?
35. 2) Apakah perlekatan bayi pada payudara ibu sudah benar? Apakah produksi ASI
cukup dan lancar?
36. 3) Apakah pemberian makanan bayi dan baduta sesuai umur?
37. 4) Keadaan gizi dan kesehatan bayi dan baduta?
38. 5. Penanganan Gizi Darurat pada Kelompok Usia>24 Bulan
39. Upaya penanganan gizi darurat pada bayi usia diatas 24 bulan pada umumnya
dilakukan untuk mencegah memburuknya status gizi dan meningkatkan status gizi
masyarakat di pengungsian. Upaya ini juga ditujukan untuk memantau
perkembangan status gizi pengungsi melalui kegiatan surveilans,
menyelenggarakan pelayanan gizi sesuai dengan ngkat masalah gizi (ngkat
kedaruratan), dan untuk mewujudkan koordinasi lintas program dan lintas sektor.
Upaya ini ditujukan bagi masyarakat pengungsi terutama kelompok rawan yaitu
balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia.
40. 6. Makanan Anak Usia 2-5 Tahun
41. Hal-hal yang perlu diperhakan dalam pemberian makanan untuk anak usia 2 – 3
tahun, antara lain:
42. 1. Makanan utama yang diberikan adalah berasal dari makanan keluarga, yang
nggi energi, vitamin dan mineral.
43. 2. Bantuan pangan yang dapat diberikan berupa makanan pokok, kacangkacangan
dan minyak sayur.
44. 3. Khusus pada anak yang menderita gizi kurang atau anak gizi buruk pada fase
ndak lanjut (setelah perawatan) perlu diberikan makanan tambahan, seper
makanan jajanan, dengan nilai zat gizi: Energi 350 kkal dan Protein 15 g per hari.
45. 4. Diberikan suplementasi Vitamin A dosis 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun.
46. 7. Makanan Ibu Hamil dan Menyusui
47. Ibu hamil dan menyusui memerlukan tambahan zat gizi. Ibu hamil perlu
penambahan energi 300 Kal dan Protein 17 gram, sedangkan ibu menyusui perlu
tambahan Energi 500 Kal dan Protein 17 gram.
48. 6
49. Suplementasi vitamin dan mineral untuk ibu hamil adalah 1 tablet besi seap hari.
Khusus ibu nifas (0-42 hari) diberikan 2 kapsul vitamin A dosis 200.000 IU, yaitu
1 kapsul pada hari pertama, dan 1 kapsul pada hari berikutnya (selang waktu
minimal 24 jam). Pemberian vitamin dan mineral dilakukan oleh petugas
kesehatan.
50.# BUKU PEMBANDING
51. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia disebabkan baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
52. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia.
53. Pengungsi (Internal Displaced People) adalah orang atau kelompok orang
yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggal untuk jangka waktu yang
belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
54. Kelompok rentan adalah sekelompok orang yang membutuhkan penanganan
khusus dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan lanjut usia baik dengan fisik normal maupun cacat.
55. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
56. Surveilans gizi pada situasi bencana adalah proses pengamatan keadaan gizi
korban bencana khususnya kelompok rentan secara terus menerus untuk
pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan intervensi.
57. Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan
utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi.
58. Makanan tambahan bagi balita adalah makanan tambahan yang diperuntukan bagi
balita usia 24 - 5.9. bulan dengan kandungan gizi sekitar 1/3 dari Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yaitu energi 35.0-400 kkal dan 12 - 15. g protein per hari
makan.
59. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang
diberikan disamping ASI bagi anak usia 6 – 24 bulan untuk mencapai kecukupan
gizi, dengan kandungan yaitu energi minimum 400 kkal dan 8 - 12 g protein per
hari makan.
60. Makanan tambahan bagi ibu hamil adalah makanan tambahan yang diperuntukan
bagi ibu hamil, dengan kandungan gizi sesuai dengan AKG, yaitu energi 300 kkal
dan 17. g protein per hari makan.
61. 7
62. Keadaan serius (serious situation) adalah keadaan yang ditandai dengan
prevalensi gizi balita kurus lebih besar atau sama dengan 15.%, atau 10-14,9.%
dan disertai faktor penyulit. Blanket supplementary Feeding adalah makanan
tambahan yang diberikan kepada seluruh kelompok rentan terutama balita dan ibu
hamil yang diberikan pada keadaan gawat (serious situation).
63. Keadaan berisiko (risky situation) adalah keadaan yang ditandai dengan
prevalensi gizi balita kurus lebih besar atau sama dengan 10-14,9.%, atau 5.-
9.,9.% dan disertai faktor penyulit.
64. Targetted supplementary feeding adalah makanan tambahan yang diberikan
kepada kelompok rentan kurang gizi terutama balita kurus dan ibu hamil risiko
KEK dengan LiLA <23,5. cm yang diberikan pada keadaan kritis (risky situation).
65. Faktor penyulit (aggravating factors) adalah terdapatnya satu atau lebih dari tanda.
66. Prevalensi balita kurus adalah jumlah anak berusia 0 – 5.9. bulan yang
berdasarkan indeks antropometri BB/TB mempunyai nilaiz score <–2 SD menurut
Kepmenkes Nomor 19.9.5. Tahun 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak tahun 2010 di bagi populasi anak usia 0-5.9. bulan pada suatu
waktu dan tempat tertentu.
67. Prevalensi balita sangat kurus adalah jumlah anak berusia 0 – 5.9. bulan yang
berdasarkan indeks antropometri BB/TB mempunyai nilai z score <–3 SD
menurut Kepmenkes Nomor 19.9.5. Tahun 2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak dibagi jumlah populasi anak usia 0-5.9. bulan pada
suatu waktu dan tempat tertentu.
68. Ibu hamil risiko kurang energi kronik (KEK) adalah ibu hamil yang mempunyai
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5. cm.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PerbandinganKeduaBuku
Keduabukuinimembahastentanggiziseimbanganaksekolah dan para remaja,
angkakecukupangizianaksekolah, dan gizidalamdaurkehidupan. Dari bukuutama dan
bukupembanding, keduanyamemilikisegipenulisan format yang baik. Pemaparan pada
keduabukuinihampirsama, yaitumenjelaskantentangstatus giziseimbang dan
gangguangizi yang disesabkan oleh gizi yang
tidakseimbang.Dibukuutama,lebihmembahastentangangkakecukupangizianaksekolah.
Di bukupendampinglebihmembahastentanggangguangizi yang disebabkan oleh gizi
yang tidakseimbang. Secarakeseluruhan, keduabukuinicukupbaik.
3.2 kelebihankeduabuku
Penyusunanmaterisangatbaiksehinggamudahdipahami oleh pembaca.
Kalimatpendukungsesuaidengankalimatutama
Banyak informasi dan teori yang
diberikandidalambukutersebuttentanggiziseoranganak
3.3 kelemahankeduabuku
Sampulbukutidakmenarik
Tulisannyaterlalukecilkarenaakanmenghambat proses pembacaan
Untukkeduabukutidakdilengkapigambarsehinggapembacapastiakanmudahbosan
Ketika membacanya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terdapat 6 macamzatgiziyaitukarbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Kecukupanzatgizianaksekolahusia 10-12 tahunrelatiflebihbesardaripadaanaksekolahusia
7-9 tahun, karenapertumbuhannya relative cepat, terutamapenambahantinggi badan.
Selainusia, jeniskelamin juga mempengaruhikecukupanzatgizi.
Adanyaperbedaanpertumbuhanantarjeniskelaminmulaiusia 10
tahunsehinggakecukupangizianaklaki-lakiberbedadengananakperempuan.
Kebutuhangizisaatremajadipengaruhi oleh beberapahal, sepertiaktivitasfisik, lingkungan,
konsumsiobat-obatanuntukkondisitertentu, kondisi mental, penyakit yang sedangdialami,
dan stress. Remajalelaki dan perempuanmemilikikebutuhangizi yang
berbedakarenatubuhmerekaberkembangsecaraberbeda.
4.2 saran
Untukanaksekoahusia 7-9 tahun, sebaiknyamenggunakansumber protein
dapatberasaldarinabatimaupunhewani. Sumber protein nabati, sepertikacang-kacangan,
dan sumber protein hewaniseperti susu, daging, ikan daratmaupunlaut, dan
produkpanganolahannya.Sedangkanuntuk kebutuhangizisaatremajadipengaruhi oleh
beberapahal, sepertiaktivitasfisik, lingkungan, konsumsiobat-obatanuntukkondisitertentu,
kondisi mental, penyakit yang sedangdialami, dan stress.
DAFTAR PUSTAKA
Pengawas dan penyuluh. 2013. PedomanPanganJajanan Anak
SekolahUntukPencapaianGiziSeimbang. Jakarta: DIREKTORAT STANDARDISASI
PRODUK PANGAN