Anda di halaman 1dari 112

EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN

(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,


Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam





Oleh:
Siti Nurhalimah
111 08 086


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN
(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam





Oleh:
Siti Nurhalimah
111 08 086


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id



PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 3 Eksemplar
Hal : Pengajuan Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:
Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 11108086
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI
Judul : Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul
Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.
Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Wassalamualaikum.Wr. Wb.
Salatiga, 06 Agustus 2012
Pembimbing

H. Agus Ahmad Suaidi, MA.
NIP. 19730610 200501 1002

SKRIPSI

EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN
(Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)


DISUSUN OLEH
Siti Nurhalimah
111 08 086

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
pada tanggal 30 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.

Penguji III : H. Agus Ahmad Suaidi, MA.


Salatiga, 30 Agustus 2012
Ketua STAIN Salatiga


Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1002
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang betanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 111 08 086
Jurusan : Tarbiyah
Progam studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.


Salatiga, 03 Agustus 2012
Penulis






KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id



Motto

Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh kesabaran & keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan & rintangan
YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH

KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id


PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku H.Sunaryo & Ibuku Muryani tersayang yang selalu mendoakan
dan memberikan banyak kasih sayang dan pengorbanan untukku hingga
aku seperti sekarang, kakaku Joko Malik, Murtafiatul Himmah & Adikku
Siti Khunaini yang selalu mendoakan dan memberikan semangat sampai
saat ini.
2. Kangmas (M. Baharudin) yang selalu memberiku semangat, doa dan
dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku.
4. Bapak H. Ahmad Agus Suaidi selaku dosen pembimbing mengucapkan
terimakasih atas bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini, mudahan-
mudahan bermanfaat.
5. Semua teman-temanku kampung PAI C yang telah melukis begitu
banyak kenangan.
6. Keluarga besar Mahad Nurul Asna Bapak KH. Nasafi & Ummi Asfiyah
terimakasih atas bimbinganya selama 4 tahun, dan teman-temanku
seperjuangan trimakasih dukunganya.
ABSTRAK
Nurhalimah, Siti. 2012. 11108086. Efektifitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul
Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun
ajaran 2012 Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: H. Agus Ahmad Suaidi, M.A.


Kata Kunci: Efektifitas, Sistem Pendidikan, Tahfidzul Quran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana Efektifitas Sistem
Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran Rowosari Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang menitik beratkan pada data kualitatif yaitu data hasil wawancara, observasi,
dokumentasi. Sampel penelitian ini diambil dari santri putra-putri Roudlotu
Usysyaaqil Quran.
Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
daftar pertanyaan yang terangkum dalam pedoman wawancara. Pedoman
wawancara menggunakan triangulasi yang ditujukan kepada pengasuh, pengurus
dan santri. Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data mengenai hal-
hal yang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya dan melengkapi data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi. Data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa:
Efektifitas sistem pendidikan tahfidzul Quran di pondok pesantren RUQ
Desa Rowosari Tahun 2012 berada pada kategori sangat baik. Kurikulum dan
sistem pengajaran tersusun dengan baik, sehingga proses belajar mengajar
penghafalan Al-Quran dan pengkajian kitab terlaksana sesuai dengan yang
direncanakan. Santri yang yang berada di pondok RUQ berjumlah 120 santri di
antaranya tingkat pendidikan kelas TK 40 santri putra-putri, kelas I SD 25 santri
putra-putri, kelas II SD 25 santri putra-putri, kelas III SD 20 santri putra-putri,
kelas IV SD 10 santri putra-putri.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sistem
pedidikan tahfidzul Quran di pondok Roudlotu Usysyaaqil tersebut sangat
efektif sehingga target yang telah ditentukan dengan menghafal Al-Quran
selama 5-6 tahun santri bisa tercapai.
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo kecamatan Tuntang.
Kabupaten Semarang Tahun 2012 . Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Bapak H. Agus Ahmad Suaidi, M.A. Selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
4. Bapak KH. Masduq Haririe, Al-Hafidz yang telah memberikan izin
penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
5. Kedua orang tuaku, keluarga besar, semua saudaraku yang telah
memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dewan pengurus Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
pada umumnya dan seluruh santri Putra- Putri pada khususnya yang telah
bekerja sama dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang terkait dengan ihlas telah memberikan bantuan baik
materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
berdoa semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh
Allah SWT sebagai amal ibadah.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 03 Agustus 2012
Penulis


Siti Nurhalimah
NIM 11108086

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ............ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii
DEKLARASI................................................................................................... ........ iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................... 4
C. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5
D. Penegasan Istilah .......................................................................... 5
E. Metodologi Penelitian. .................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Efektifitas Sistem Pembelajaran .................................................... 18
1. Pengertian Efektifitas ............................................................ 18
2. Pengertian Sistem Pembelajaran .............................................. 18
3. Dasar dan tujuan .................................................................... 19
B. Konsep Dasar Tahfidzul Quran ..................................................... 21
C. Petunjuk Pelaksanaan Menghafal Al-Quran .................................. 33
D. Evaluasi Tahfidzul Quran ............................................................ 34

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ................. 35
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran ................................................................. 35
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran ..................................................................................... 37
3. Dasar Dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran ................................................................. 38
B. Mekanisme Pengelolan Pesantren ................................................. 40
C. Latar Belakang Keberadaan Santri ............................................... 44
D. Pelaksanaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok
Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ...................................... 45
1.Aktifitas di lokal pesantren ......................................................... 45
2. Kurikulum pendidikan Al-Quran ............................................. 48
BAB IV PEMBAHASAN
A. Efektifitas Sistem Pedmbelajaran Tahfidzul Quran Di
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo Kec. Tuntang Kab. Semarang ....................................... 55
B. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses
Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran 61
1. Faktor yang mendukung efektifitas penghafalan Al-
Quran ..................................................................................... 61
2. Faktor yang menghambat efektifitas penghafalan Al-
Quran ..................................................................................... 66
3. Hasil Yang Dicapai Oleh Santri Roudlotu Usysyaaqil
Quran Semarang Dalam Keefektifannya Mengahafal
Al-Quran 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 72
B. Saran-saran ................................................................................... 73
C. Kalimat Penutup ........................................................................... 73


DAFTAR TABEL

I. TABEL SETRUKTUR KEPENGURUSAN PONDOK
ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN
. ........................................................ 42
II. TABEL JUMLAH SANTRI PUTRA-PUTRI PONDOK
ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI ................ 44
III. TEBEL KURIKULUM PENDIDIKAN PONDOK ROUDLOTU
USYSYAAQIL QURAN DESA ROWOSARI KECAMATAN .............. 58
IV. STRUKTUR PROGRAM PENGKAJIAN KITAB KUNING
PONDOK ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN DESA
ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG ................................................ 58
V. TABEL HASIL HAFALAN SANTRI PONDOK ROUDLOTU
USYSYAAQIL QURAN ........................................................................ 69


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya
(mukjizat), yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para
Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril alaihis salam, dimulai
dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir
(Shabuni,1991:15).
Sedangkan menurut Ahsin (1994:26) menghafal Al-Quran
merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Banyak sekali
hadist-hadist Rasulullah Saw yang mengungkapkan keagungan orang yang
belajar membaca, atau menghafal Al-Quran dan orang-orang yang
mempelajarinya. Orang-orang yang membaca atau menghafal Al-Quran
merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk
menerima warisan kitab suci Al-Quran. Menghafal Al-Quran boleh
dikatakan sebagai langkah awal dalam suatu proses penelitian yang
dilakukan oleh para penghafal Al-Quran terhadap kandungan ilmu-ilmu Al-
Quran, dan tentunya setelah proses dasar membaca Al-Quran dilalui
dengan baik dan benar.
Dalam hal ini proses penghafalan Al-Quran pada garis besarnya
dapat dilakukan dengan dua jalan: Pertama, mengahafal terlebih dahulu
walaupun penghafal itu sendiri belum mengetahui tentang seluk beluk
Ulumul-Quran, gaya bahasa, atau makna yang terkandung. Kedua, terlebih
dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa Arab dengan
segala aspek sebelum menghafal.
Dalam Nihayah Qaulil-Mufid Syeikh Muhammad Makki Nashr
(Ahsin,1994: 24) mengatakan:

.
sesunggunya menghafal Al-Quran di luar kepala hukumnya fardu kifayah

Dari ungkapan di atas sudah jelas bahwa menghafal Al-Quran
hukumnya adalah fardu kifayah, maka sudah seharusnya kaum muslim
memperhatikan pentingnya menghafal Al-Quran. Kita bersyukur karena
memiliki banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai program
Tahfidzul Quran di Indonesia, salah satunya adalah pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Kec.Tuntang Kab. Semarang. Pondok
pesantren ini menempati lokasi yang strategis jauh dari pusat kota,
mempunyai lokasi yang sangat luas sehingga untuk proses penghafalan Al-
Quran sangat mendukung, kegiatan yang tersusun rapi menjadi proses
belajar mengajar lebih efektif.
Dalam bukunya, (Dhofier,1983:16) menjelaskan bahwa tradisi
pesantren merupakan kerangka sistem pembelajaran Islam tradisional yang
merupakan suatu bentuk lembaga agama yang spesifik khas Indonesi, pondok
pesantren adalah menyiapkan santri menghadapi masa depan yang penuh
dengan perubahan maka watak pendidikan harus dinamik. Disamping itu
mengingat bahwa pondok pesantren selalu berada di tengah-tengah
lingkungan sosio-kultural yang terus berubah dan berkembang dengan
berbagai macam tuntunan, maka pondok pesantren harus relevan dengan
realitas lingkungan dan tingkat kebutuhan yang dihadapinya.
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini tidak khusus untuk
santri yang menghafal Al-Quran tetapi ada juga pelajar setingkat SD, SMP
dan SMA. Oleh karena itu pendidikan yang diutamakan di sana adalah
tahfidzul Quran dan binnadzor. Selain itu, disela-sela waktu selain tahfidzul
Al-Quran dan binnadzor para santri juga diberi materi ilmu-ilmu agama
seperti aqidah, akhlaq dan tauhid dan kegiatan lainya selain hari aktif untuk
menghafal Al-Quran, semua kegiatan yang ada di pondok tersebut bisa
mencapai keberhasilan para santri untuk belajar.
Harapanya adalah agar pondok tersebut bisa mencetak kader-kader
hafidz yang bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi para santri
sendiri. Maka dari itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
adalah memberikan jangka waktu 5-6 tahun 30 juz.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka
penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam tentang sistem
pendidikan tahfidzul Quran di pondok pesantren Roudlotu 'Usysyaaqil
Qur'an. dengan judul Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran
di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo
Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012

B. Fokus Penelitian
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec.
Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012?
2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab.
Semarang Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec.
Tuntang, Kab. Semarang.
2. Untuk Mengetahui pelaksanaan pengajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec.
Tuntang, Kab. Semarang.

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian adalah :
Penelitian ini memiliki kegunaan secara teoritik dan praktis.
1. Teoritis
Menyumbangkan wacana dan informasi guna meningkatkan kualitas dan
memperluas wawasan guna sama-sama memikirkan masa depan pondok
pesantren yang lebih baik.
2. Praktis
Bagi pondok pesantren yang menjadi fokus perhatian hasil studi ini
diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan
pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan
kualitas pengasuh dan pendidikan santri. Selain itu memberikan
pemahaman kepada seluruh santri, agar mengetahui dan memahami serta
mengimplementasikan pada khasanah sejarah pendidikan Islam.
E. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari
kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi diatas yaitu : Efektivitas
Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di Pondok Pesantren Usysyaaqil
Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012,
maka penulis perlu menjelaskan maksud dan arti dari berbagai istilah yang ada
pada judul tersebut.


1. Efektivitas
Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia:1989:284)
adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.
Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai dalam
penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di pondok
tersebut dan sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal Al-Quran
dengan benar dan tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6 tahun.
2. Sistem
Sistem adalah kumpulan berbagai komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainya membentuk suatu kesatuan dengan
tujuan yang jelas (Nasir, 2005: 27). Sedangkan Sistem menurut Hamaliki
(1993: 12) adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004: 24 ).
Pembelajaran dalam (UU,2007:6) adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Jadi
sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sub sistem pembelajaranya
antaralain: Dasar dan tujuan, subjek didik, pendidik, kurikulum, sarana
dan lingkungan.
4. Tahfidzul Quran/ Penghafalan al-Quran
Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima,
mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan
yang diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa Arab
berasal dari kata hafizho-yahfazhu-hifzhon (

)
Menurut Badwilan (2009:20) penghafal adalah seorang yang
paling utama untuk menjadi imam. Karena paling banyak bacaan Al-
Qurannya sebab menghafal mengharuskan pembacaan yang berulang-
ulang, dan penguatan hafalan membutuhkan pengulangan yang terus
menerus.

5. Pondok Pesantren
Pondok adalah sebuah asrama pendidikan Islam di mana para
santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seseorang (atau
lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai. Sedangkan
pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an
yang berarti tempat tinggal (Dhofier, 1983: 18).
Sedangkan yang dimaksud peneliti di sini yaitu pondok pesantren
Tahfidzul Quran di mana di pondok ini terdapat sebuah program
menghafal Al-Quran sehingga semua santrinya adalah bersifat umum, dan
para santrinya mendapatkan perhatian dan perhatiaanya secara ketat atas
segala kegiatanya, hal itu disebabkan para ustadz ustadzah dan pengasuh
di pesantren tersebut juga berada dalam asrama bersama para santri.
Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksudkan oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan
tentang keefektifan Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran secara
menyeluruh di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.
F. Metodologi Penelitian.
Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena
merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang sempurna
dan memperoleh hasil secara optimal.
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
dilakukan oleh peneliti yang berada langsung dengan obyek, terutama
dalam memperoleh data dan berbagai informasi. Dengan kata lain peneliti
langsung berada di lingkungan yang hendak ditelitinya
(Moleong,1989:26).
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini hendak mendeskripsikan keseluruhan kegiatan atau
proses pengahafalan Al-Quran di pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan, yaitu santri mampu
menghafal Al-Quran dengan fasih dan jelas secara efektif 30 juz jangka
waktu selama 5-6 tahun seperti yang ditentukan dalam kurikulum yang
ada di pondok tersebut.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka
peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh
data-data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti
menjadi pelajar yakni belajar dari orang yang dipelajarinya yang menjadi
sumber data.
3. Lokasi Peneliti
Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang
Kab. Semarang. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena letak
pondok pesantren yang strategis, mudah dijangkau, serta transportasinya
yang mudah.
4. Sumber Data
Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari
sumber, di antaranya :
a. Para ustadz atau ustadzah dan pengasuh pondok Pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang
Kab. Semarang yang memberikan keterangan secara menyeluruh
mengenai berbagai aktivitas pengajaran di pondok pesantren tersebut.
b. Santri yang berjumlah 8 orang, yang juga ikut berperan serta
memberikan keterangan mengenai berbagai keadaan di pondok
pesantren guna melengkapi proses penelitian penulis.
c. Berbagai buku dan laporan tentang kegiatan di pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang yang relevan dengan penelitian penulis.
5. Prosedur pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Observasi
Menurut Kartono (1986:287), observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala
alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan .
Sedangkan menurut Hadi (1984:136), observasi adalah sebuah
metode ilmiah, yang bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis masalah yang diselidiki.
Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang
efektifitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang.

b. Interview
Metode interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong,1989:186).
Interview ditunjukan kepada pengasuh pondok pesantren untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya pondok
pesantren serta perkembanganya, para ustadz, para santri dan
masyarakat.
c. Dokumentasi
Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data yang
terkait dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah (Arikunto,2006:231).
Sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji
dan menafsirkan, metode ini digunakan untuk mengetahui
pengembangan data jumlah santri, aktivitas santri setiap hari, susunan
pengurus pesantren dan yang lainya.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong,
1989: 248).
Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, di
mana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis nonstatistik yang
meliputi cara berfikri induktif yaitu penulis berangkat dari pengetahuan
yang besifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (1989:324) untuk menetapkan keabsahan
(trustworthiness) data, diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik
pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria
yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability).
Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya
menggunakan tiga unsur, yaitu:
a. Kepercayaan (credibility)
Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang
berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa
tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: Sumber,
pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan,
diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.


b. Ketergantungan ( dependability)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan
terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan
pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk
menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan
melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen
pembimbing.
c. Kepastian (confirmability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi
hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
8. Tahap-tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan
laporan.
Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi
lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi
fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
dengan efektivitas dalam penghafalan Al-Quran dan sistem
pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang. Kab. Semarang. Data tersebut
diperoleh melalui observasi,wawancara dan dokumentasi.
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh
melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan
pengasuh, ustadz, santri dan masyarakat yang ada disekitar lingkungan
pondok tersebut . Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan
konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan keabsahan
data dengan mengecek sumber data yang didapat dan metode
perolehan data sehingga data benar-benar valid. Data yang valid adalah
dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan
proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang
diteliti
d. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian
makna data. Setelah itu dilakukan konsultasi hasil penelitian dengan
dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran
demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil
bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah
terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian
skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang
Efektivitas Sistem Pendidikan Tahfidzul Quran di pondok pesantren
Roudlotul Usyyaqil Quran. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca
mengikuti pembahasan skripsi ini, peneliti menyusun sistematika
pembahasannya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Meliputi:
Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,
Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian,
Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka Meliputi :
A. Efektifitas sistem pembelajaran yang meliputi:
1. Dasar dan tujuan.
2. Subjek didik dan pendidik.
3. Kurikulum.
4. Sarana.
5. Lingkungan.

B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran.
1. Pengertian Tahfidzul Quran.
2. Dasar dan Tujuan Tahfidzul Quran.
3. Petunjuk pelaksanaan Tahfidzul Quran.
C. Evalusi Tahfidzul Quran.
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian:
Paparan Data:
A. Sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran.
B. Letak geografis pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran.
C. Kurikulum dan pengelolaan pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran.
D. Latar belakang santri dan pelaksanaan pengajaran Tahfidzul
Quran.
Bab IV Pembahasan, yang berisi tentang:
A. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo,
Kec.Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2012.
B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat santri Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang,
Kab. Semarang Tahun 2012.
C. Hasil yang dicapai santri dalam menghafal Al-Quran.
Bab V Penutup, meliputi:
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Efektifitas Sistem Pembelajaran
1. Pengertian efektifitas
Efektivitas dalam (kamus Besar Bahasa Indonesia,1989:284) adalah
ketepatgunaan, hasilguna, dan menunjang tujuan.
Sedangkan menurut Abdurahmat (2003:92) efektifitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk mengasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada
waktunya.
Jadi efektivitas disini berarti bahwa hasil yang dicapai dalam
penghafalan Al-Quran santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
haruslah sesuai dengan target yang telah ditentukan di pondok tersebut dan
sesuai dengan harapan yaitu mampu menghafal Al-Quran dengan benar dan
tepat sebanyak 30 juz dalam jangka waktu 5-6 tahun.
2. Sistem pembelajaran
Sistem pembelajaran adalahkombinasi terorganisasi yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sitem
pembelajaran adalah siswa, guru atau pengajar serta orang-orang yang
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Unsur material adalah
berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya:
buku-buku, catatan penting.
Unsur fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat
mendudkung terhadap jalanya proses pembelajaran, misalnya : ruang kelas,
penerangan, dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem, seluruh unsur yang
membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalaha keberhasilan
pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Yang harus mencapai tujuan adalah
siswa atau santri sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama sistem
pembelajaran adalah keberhasilan siswa atau santri mencapai tujuan.
Sedangkan sistem pembelajaran memuat beberapa komponen yang
berberhubungan diantaranya adalah:
a. Dasar dan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah komponen terpenting dalam pembelajaran
setelah komponen subjek didik, tujuan penyelenggaraan pendidikan
diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri.
b. Pendidik
Seorang pendidik merupakan unsur yang mempunyai peran amat
penting bagi terwujudnya pembelajaran, menurut kualitas yang
dikehendaki. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus
profesioanal. Walaupun guru sebagai seorang individu yang memiliki
kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan sebagai pribadi, namun
seorang guru mengemban tugas menghantarkan anak didiknya
mencapai tujuan.
c. Subjek didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang harus mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
d. Kurikulum
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
e. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Prasarana adalah
segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah,
penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan
sarana dan prasarana akan dapat membantu gfuru dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran.
f. Lingkungan
Ditinjau dari segi lingkungannya, ada 2 faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan
faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas di dalamnya
meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang merupakan aspek penting
yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.Faktor iklim sosial
psikologis adalh keharmonisan hubungan antara orang yang
terlibatdalam proses pembelajaran yang dapat terjadi secara internal
atau eksternal.
B. Konsep-konsep Dasar Tahfidzul Quran
1. Pengertian Tahfidzul Quran
Penghafalan sebenarnya berasal dari kata kerja menghafal, dan
menghafal itu sendiri penerjemahan dari bahasa Arab yaitu: yang berarti
memelihara, menjaga, menghafal (Zahwan,1989:10).
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1989:333) disebutkan bahwa
menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam
ingatan, dapat mengucapkan di luar kepala.
Pengertian secara etimologis Al-Quran berarti bacaan atau yang
dibaca. Kata Al-Quran merupakan bentuk masdar dari kata kerja
qaraa. Adapun menurut istilah para ulama, Al-Quran adalah kalamullah
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, disampaikan
secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya,
dan ditulis dalam mushaf (Amrullah,2008:2).
Masih terdapat beberapa pengertian mengenai Al-Quran yang
dapat dikemukakan di sini yaitu:
a. Al-Quran adalah kalam(perkataan) Allah yang diwahyukan pada
Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril dengan lafadz dan
maknanya. Al-Quranmenempati posisi sebagai sumber pertama dan
utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau
pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat (Shabuni,1991:15).
b. Al-Quran adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh
(mujizat) yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul yang terakhir
dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf,
dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah
dengan membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas (Munjahid,2007:26).
Berdasarkan uraian tentang Al-Quran di atas dapat, maka dapat
disimpulkan bahwasanya tahfidzul Quran adalah proses membaca serta
mencamkan Al-Quran dengan tanpa melihat tulisan Al-Quran (di luar
kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat dan mampu
membacanya setiap saat tanpa melihat mushaf.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tahfidzul Quran
Dasar dan tujuan dari pengajaran menghafal Al-Quran dari Al-
Quran, Al-Hadist, dan pendapat ulama adalah sebagai berikut:
a. Dasar dari Al-Quran yaitu:
1) Surat Al-Qomar ayat 17
;44^uO-OEC4p-47O^
-@O^g]~-gE_}g`Og
OG`^_
Artinya : dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran
untuk pelajaran,maka adakah orang yang mengambil
pelajaran.(Al-Qomar:17). (Soenarjo,1997:879 )

2) Surat Al-Alaq ayat 1-4

4O^~-c)El)4
OOg~-.-4-UE^4-UE
=}=Oee"-;}g`-U4N^g
4O^~-El4O4N4O^-^@
Og~-.-=^U4U^)^j

Artinya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara-
perantara kalam(QS. Al-alaq:1-4).

3) Dasar dari nash Al-hadist sebagaimana sabda Nabi dalam kitab
shahih bukhori jilid II

( )
Artinya:muslim yang terbaik diantara kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Quran dan
mempelajarinya(HR.Bukhori, Al-kitabu: fadailu
Qurani, Babun, khayrukum man taalama Al-Quranu wa
-alamahu, RaqmuAl-hadithi: 4639).

b. Tujuan menghafal Al-Quran menurut ulama.
Sedangkan tujuan pendidikan Tahfidzul Quran adalah untuk
membina dan mengembangkan serta meningkatkan para penghafal Al-
Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya dan mencetak kader
muslim yang hafal Al-Quran, memahami dan mendalami isinya serta
berpengetahuan luas dan berakhlaqul karimah (Muhaimin,1983:26).

Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menghafal
Al-Quran adalah:
1) Untuk menjaga kemurnian Al-Quran
2) Untuk membina dan mengembangkan serta meningkatkan jumlah
para penghafal Al-Quran, baik kualitas maupun kwantitasnya dan
mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-Quran, memahami
dan mendalami isinya serta berpengetahuan luas dan berakhlaqul
karimah.
3. Syarat -syarat TahfidzulAl-Quran.
Menurut Badwilan (1994:48-54) seseorang yang ingin berhasil
dalam menghafal Al-Quran, harus memahami syarat sebagai berikut:
a. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan teori-teori,
atau permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggu.
Harus membersihkan diri dari segala sesuatu perbuatan yang
kemungkinan dapat merendahkan nilai studinya, kemudian menekuni
secara baik dengan hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan yang
suci.
Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah saw. Bersabda:

Artinya : Tidak ada hal yang selalu diingini oleh seseorang, selaindua
perkara yaitu seorang yang dianugrahi kemampuan untuk
membaca atau menghafal Al-Quran dan ia selalu
membacanya siang dan malam. Dan seorang yang dianugrahi
harta, dan ia selalumendengarkanya siang dan
malam(HR.Bukhori, Al-kita>bu : litawh{i>di, Babun : Rajulun
ata>hu Alla>hu Al-Qura>na fahuwa yaqu>mu bihi a>na>a
al-annaha>ri, Raqmu Al-h{adi>thi : 4461).

Dari penjelasan di atas, seorang yang menghafal Al-Quran
harus benar-benar mengosongkan semua urusan yang sekiranya
mengganggu konsentrasi hafalannya dan harapannya agar tidak
menghambat proses menghafal Al-Quran.
b. Niat yang ikhlas
Niat yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantarkan
seseorang ke tempat tujuan dan akan membentengi atau menjadi
perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang
merintanginya.
Allah berfirman :
~EO)E+)Og`qupE+
l;N-.-+)U^C`+O-4
g].-^
Artinya:katakanlah, sesungguhnya aku perintahkan supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama (QS. Az-Zumar:11).

Niat adalah kunci terpenting yang harus dipegang erat-erat oleh
semua yang mempunyai keinginan akan meraih keberhasilanya. Tanpa
niat yang kuat dan ikhlas maka keinginan tidak akan kita raih. Oleh
karena itu orang-orang yang masih dalam tahap belajar menghafal Al-
Quran, syarat yang terpenting adalah mempunyai niat yang kuat dan
ikhlas.

c. Memiliki keteguhan dan kesabaran
Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat
penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran.
Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Quran akan
banyak sekali ditemui berbagai macam kendala.kendala-kendala
tersebut antara lain rasa jenuh, gangguan lingkungan, bising atau
gaduh, gangguan batin, atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat
tertentu yang dirasakan sulit menghafalnya, dan lain sebagainya,
terutama dalam menjaga kelestarian menghafal Al-Quran (Al-Ani &
Murad, 2012:31).
Rasulullah saw. Bersabda:

(
)
Artinya: Peliharalah hafalan Al-Quran itu. Demi Zat yang diri
Muhammad dalam kekuasaan-Nya, Al-Quran itu lebih
cepat terlepas dari pada unta yang terikat dalam
ikatanya(HR.Bukhori, Al-kita>bu : fad\\\\\\\\\{a>ilu Al-
qurani, Babun, fatudhakiru Qura>na wa-taadahu,
Raqmu Al-h{adi>thi: 4645).

d. Istiqomah
Yang dimaksud dengan istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap
menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Quran. Istiqomah
berarti harus senantiasa menjaga kontinuitas dan efisiensi terhadap
waktu. Seorang penghafal yang konsisten akan sangat menghargai
waktu. Begitu berharganya waktu baginya, sang penghafal dianjurkan
memiliki waktu khusus baik untuk menghafal materi baru maupun
untuk mengulang (murajaah takrir) yang waktu tersebut tidak boleh
diganggu oleh kepentingan lain (Sugianto, 2004:54).
e. Menjauhi Sifat Tercela (Madzmumah)
Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan
sesuatu perbuatan yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang
menghafal Al-Quran, tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya.
Sebagaimana syair Syaikh Az-Zarnuji (2009:98) dalam
terjemah Talimul-Mutaalim:


Artinya : Aku laporkan kepada kiai Waqitentang buruknya hafalan,
lalu beliau menasihatiku agar meninggalkan perbuatan
maksiat, karena sesungguhnya hafalan itu anugrah dari
Allah, sedangkan Allah tidak memberikan anugerah hafalan
kepada orang yang ahli maksiat

f. Izin Orang Tua, Wali atau Suami
Izin orang tua atau wali memberikan pengertian bahwa:
1) Orang tua, wali atau suami telah merelakan waktu kepada anak,
istri atau orang yang dibawah perwaliannya untuk menghafal Al-
Quran.
2) Merupakan dorongan moral yang amat besar bagi tercapainya
tujuan menghafal Al-Quran , karena tidak adanya kerelaan orang
tua, wali atau suami akan membawa pengaruh batin yang kuat
sehingga penghafal menjadi bimbang dan kacau pikiranya.
3) Penghafal mempunyai kebebasan dan kelonggaran waktu sehingga
ia merasa bebas dari tekanan yang menyelesakkan dadanya, dan
dengan pengertian yang besar dari orang tua, wali, atau suami
maka proses menghafal menjadi lancar.
g. Mampu membaca dengan baik
Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode
menghafal, seharusnya terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar
bacaanya. Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan anak
didik yang diampunya untuk menghafal Al-Quran sebelum terlebih
dahulu ia mengkhatamkan Al-Quran bin-nadzar (dengan melihat
tulisan). Hal ini dimaksudkan, agar calon penghafal benar-benar lurus
dan lancar membacanya, serta ringan lisanya untuk mengucapkan
fonetik Arab.
Menurut Aly Asad (1978:78) penerjemah Talimul
Mutaalim.

.
Artinya :Yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain bersungguh-
sungguh, kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak sholat
malam dan memperbanyak membaca Al-Quran.

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa, para calon hafidz
dan hafidzoh yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran harus
memahami syarat-syarat tersebut di atas dan diusahakan
memenuhinya.
4. Strategi Tahfidzul Quran

Strategiataucaramenghafal Al-Quran di pesantrenRoudlotuUsysyaaqil
Quran padadasarnya yang terpentingadalahadanyaminat yang
besardarisantridalammengahal Al-Quran
dandidukungolehkeaktifansantridanustadznyadalam proses penghafalan Al-
Quran.
MenurutAhsin (1994:63) adabeberapastrategi yang
digunakandalammengahafal Al-Quran .
a. Strategi pengulangan ganda.
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan
sekali proses menghafal saja, namun penghafalan itu harus diulang-
ulang. Karena pada dasarnya ayat-ayat Al-Quran itu walaupun
mudah dihafal namun juga cepat hilang, maka supaya ayat-ayat Al-
Quran tidak lepas harus diulang terus menerus, yaitu mulai pagi hari
sampai pagi hari lagi.
b. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-
benar hafal.
Strategi penghafalan ini membutuhkan kesabaran dan
kontinuitas, sebab pada umumnya seseorang mengahfal Al-Quran
ingin cepat menghafal banyak dan cepat menghatamkanya, sehingga
ketika ada ayat-ayat yang belum hafal secara sempurna maka ayat-
ayat itu dilewati begitu saja, karena pada dasarnya ayat-ayat tersebut
lafadznya sulit untuk dihafal.
c. Memperhatikan ayat-ayat serupa
Ditinjau dari aspek makna, lafadz dan susunan atau struktur
bahasanya diantara ayat-ayat dalam Al-Quran banyak yang terdapat
keserupaan atau kemiripan antara satu dengan yang lainya. Ada
beberapa ayat dalam Al-Quran yang hampir sama redaksinya, kalau
penghafal tidak pernah memperhatikan, maka dia akan sulit untuk
menghafalnya.
d. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu kesatuan
jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya.
Untuk mempermudah proses ini, biasanya digunakan Al-
Quran yang biasanya disebut dengan Quran pojok akan sangat
membantu. Jenis mushaf Al-Quran ini mempunyai ciri-ciri :
1) Setiap juz terdiri dari sepuluh lembar.
2) Pada setiap muka /halaman diawali dengan ayat, dan diakhiri
dengan akhir ayat.
3) Memiliki tanda-tanda visual yang cukup membantu dalam proses
menghafal Al-Quran.
Dengan menggunakan mushaf seperti ini, maka penghafal akan
lebih mudah mebagi-bagi sejumlah ayat dalam rangka menghafal
rangkaian ayat-ayatnya.
e. Menggunakan satu jenis mushaf
Diantara strategi mengahafal yang baik yang membantu proses
menghafal Al-Quran ialah menggunakan satu jenis mushaf tertentu,
walau tidak ada keharusan menggunakannya. Hal ini perlu
diperhatikan, karena bergantinya penggunaan satu mushaf kepada
mushaf lain akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek visual sangat
mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalan.
f. Memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya.
Memahami pengertian, kisah atau asbabun-nuzul ysng
terkandung dalam ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsur yang
sangat mendukung dalam mempercepat proses menghafal Al-Quran.
Pemahaman itu sendiri akan lebih memberi arti bila didukung dengan
pemahaman terhadap makna kalimat, tata bahasa dan struktur kalimat
dalam suatu ayat.
g. Disetorkan pada seorang pengampu
Menghafal Al-Quran memerlukan bimbingan yang terus
menerus dari seorang pengampu, baik untuk menambah setoran
hafalan baru atau untuk takrir yakni mengulang kembali ayat-ayat
yang telah disetorkannya terdahulu.
5. Petunjuk Teknis Tahfidzul Quran
Menurut Muhaimin (1983:246-248) sebelum memulai menghafal
perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut:
Pertama, penggunaan Al-Quran. Di dalam menghafal Al-Quran,
ada Al-Quran khusus untuk mengahafal yang terkenal namanya Al-
Quran pojok atau Al-Quran Sudut Yakni mushaf Al-Quran yang
setiap halaman diakhiri dengan akhir ayat. Al-Quran pojok ini yang
berciri khas yaitu mempunyai 15 baris dalam setiap halamanya dan setiap
juznya berisi 20 halaman. Akan sangat praktis untuk mengahafal dan
membantu ingatan. Oleh karena itu hampir semua orang Indonesia yang
menghafal Al-Quran menggunakan Al-Quran tersebut.
Kedua, perlu diperhatikan bacaan-bacan yang disunatkan sebelum
membaca Al-Quran yaitu membaca doa atau sholawat.
Ketiga, perlu diperhatikan jumlah banyaknya hatam di dalam
membaca Al-Quran. Sebelum memulai menghafal Al-Quran dianjurkan
sekurang-kurangnya sudah pernah tamat membaca Al-Quran tujuh kali
bacaan yang benar dan fasih lagi bertajwid sehingga dalam pelaksanaan
menghafal nanti tidak lagi membetulkan bacaan-bacaan yang salah.
Oleh karena itu di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
sebelum masuk harus mempunyai bekal dari rumah dan setidaknya sudah
hatam turutan dengan fasih lagi bertajwid sebab tidaklah mungkin harus
mengkhatamkan terlebih dahulu Al-Quran sebanyak tujuh kali. Agar hasil
yang dicapai oleh santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
benar-benar sesuai target yang diharapakan.
6. Petunjuk Pelaksanaan Tahfidzul Quran
Dalam menghafal Al-Quran, setelah mengikuti teori-teori dan petunjuk
teknis serta mematuhi segala ketentuan yang telah dikemukakan, maka untuk
menentukan progam berikutnya dapat ditentukan dengan mengukur kemampuan
yang ada pada dirinya serta dapat menyesuaikan daya kemampuan berfikir,
situasi dan kondisi pada lingkungan masing-masing.
Menghafal Al-Quran inidapatdiaturdalam program-program
sebagaiberikut :
a. Program khusus menghafal
Yang dimaksud dengan program khusus menghafal yaitu
semua waktu yang telah ditentukan dikhususkan untuk menghafal
Al Quran saja tanpa disertai belajar pengetahuan lain atau
pekerjaan lain.
b. Program di dalam pendidikan formal
Pegelolaan pendidikan Tahfidzul Al-Quran dapat juga
dilakukan di dalam pendidikan formal, sehingga nantinya akan
menghasilakan hafidz dan hafidzah yang berpengetahuan tinggi
atau sarjana yang hafal Al-Quran dan dapat pula mencetak kader-
kader intelektual yang hafidzul Al-Quran (Muhaimin,1985:252).
Terkait dengan program-program di atas, di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain program menghafal
Al-Quran juga ada program sekolah formal baik tingakat SD,
SMP maupun perguruan tinggi. Dari sinilah pondok pesantren
tersebut bisa menghasilkan hafidz dan hafidzah yang
berpengetahuan tinggi atau sarjana yang menghafal Al-Quran
dan dapat mencetak kader-kader intelektual yang hafidzul Quran.

C. Evaluasi Tahfidzul Quran
Evaluasi merupakan salah satu sistem penghafalan Al-Quran
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainya. Di samping itu,
evaluasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana metode menghafal yang
digunakan dapat berhasil untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan
dari evaluasi, yang akhirnya kita berusaha mencari perbaikan.
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang
berarti penentuan nilai atau mengadakan serangkaian
penilaian(Yusuf,1995:209).Sedangkan menurut Kartawijaya (1982:3)
evaluasi adalah perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu
dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Jadi dapat
disimpulkan bahwa evaluasi menghafal Al-Quran adalah suatu kegiatan
penilian, pengukuran dan penafsiran terhadap perkembangan belajar para
santri mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah
diterapkan.
Yang paling menarik dari penelitian ini adalah aspek evaluasi,
sistem evaluasi yang diterapkan di pondok pesantren Raudlotu
Usysyaaqil Quran adalahsemua santri baik dari tingkat juz amma, bin-
nadzar dan bilghoib santri wajib mempunyai buku prestasi untuk setoran
harian. Sedangkan buku rapot digunakan untuk penilaian yang diadakan
satu tahun dua kali dan nantinya bisa diberitahukan oleh wali santri.
Dengan evaluasi tersebut maka proses menghafal Al-Quran menjadi
lebih efektif dan akan menambah semangat para santri untuk tekun dalam
menghafal Al-Quran.
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Potret Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri pada tahun
1956. Pendirinya adalah KH. Masum Jazuly yang lahir pada tahun 1923
dan wafat pada tahun 2010. Istrinya bernama Nyai Hj. Siti Marfuah. Kyai
MasumJ azuly merupakan sesepuh dari kota Solo keturunan Raden Mas
Mangkurnyowo Mangkubumi, ia pertama kali belajar di pondok pesantren
yang diasuh KH. Munawir Krapyak Yogyakarta, bersama-sama dengan
KH. Mufid Masum Pandanaran.
Kyai Mufid Masum Pandanaran kemudian menjadi menantu
KH. Munawir Krapyak Yogyakarta. KH. Masum Jazuly pada gilirannya
mengikut ijejak KH.Arwani Amin Kudus. Setelah itu KH.Masum Jazuly
berpindah ke pondok Betengan Demak mengikuti KH. Raden Muhammad
Bin Maghfur Attarmasi yang lahir di Mekah. Masa kecilnya ia diasuh oleh
Raden Maghfur. Pada waktu Raden Muhammad berumur 8 tahun ia oleh
KH.Munawir Krapyak Yogyakarta setelah yang terakhir ini tiba di kota
Mekah. Kemudian selama 1 tahun KH. Munawir pulang dan Raden
Muhammad dipasrahkan kembali kepada keluarganya
KH.MaghfurTermas.
KH.Masum Jazuly mengikuti dan belajar pada KH.Raden
Muhammad, KH. Raden Muhammad mempunyai putra yaitu Gus Harir
Muhammad bin Muhammad bin Maghfur Attarmasi yang diasuh oleh
KH. Masum Jazuly sampai dewasa. Setelah KH. Masum Jazuly selesai
dari proses belajarnya, ia pulang keDesa Rowopolo. Ia mempunyai
keinginan untuk mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Roudlotu
UsysyaaqilQuran. Ia memberi nama RUQ dikarenakan ia ingin
menyamakan dengan nama pondokRaden Muhammad yang juga bernama
Bustanu Usysyaaqil Quran yang artinya adalah pertamanaan orang-
orang yang suka membaca Al-Quran .
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran berdiri sejak 56
tahun yang lalu. Pondok tersebut sudah melahirkan alumni yang sebagian
besar pondok tersebut telah mendirikan pondok Al-Quran diantaranya
berada di kota Cirebon dan Banten. Setelah KH. Masum Jazuly wafat,
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dilanjutkan oleh bapak
KH.Masduq Haririe.Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini
darimasa KH. Masum Jazuly sampai sekarang hanya memiliki kurang
lebih 150 orang santri.
Kurikulum di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
meliputi pengajaran kitab dan penghafalan Al-Quran. Metode yang
dipakai maupun system evaluasi pondok pesantren ini tidak lepas dari
metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondokn ini masih dipimpin
oleh KH. Masum Jazuly. Kurikulumnya memang belum teratur, tetapin
dalam 2 tahun ini oleh bapak KH. Masduq Haririe sistemnya
dikembangkan dan menjadi teratur sampai saat ini (wawancara dengan
pengasuh pon-pe s KH .Masduq Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil Quran pada tanggal
28 juni 2012 jam 14.30 WIB).
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari,
semarang adalah suatu lembaga pendidikan Al-Quran yang orientasi
utama pendidikanya adalah melahirkan para santri yang dapat menghafal
Al-Quran 30 juz dengan fasih sesuai target waktu yang telah ditentukan
di pondok yaitu 5-6 tahun.
Secara geografis, pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
Tuntang menempati lokasi dengan luas2500 ha, dimana jaraknya dari
pusat kota Salatiga5 Km, tepatnya di Dusun Rowosari, Desa Rowopolo,
Kec. Tuntang, Kab. SemarangPropinsi Jawa Tengah. Jarak yang cukup
jauh dari pusat kota dapat menghindarkan pesantren dari keramaian dan
kebisingan yang dapat mengganggu terlaksananya pendidikan di pesantren
secara efektif.
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain menempati
lokasi yang jauh dari kota juga mempunyai kelebihan. Diantara kelebihan
yang dimiliki diantaranya: Pondok pesantren berdiri sudah lama dan sudah
banyak alumni-alumni yang dihasilkanya, kurikulum tersusun rapi, lokasi
yang sangat luas, fasilitas yang sangat cukup memadai, pelayanan cukup
baik.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quranadalah pada masalah info pondok yang tidak pernah
disebar luaskan, sehingga santri yang datang tidak melalui brosur, pamflet
atau yang lainya melainkan dari alumni, saudara ataupun para tetangga
yang masih berada di pondok tersebut.
Dari kedua kelebihan dan kelemahan yang dimiliki pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran tidak mengurangi kualitas
ataupun kuantitas pondok tersebut.
Adapun batas-batas wilayah yang berbatasan dengan desa
Rowosari adalah:
Sebelah Utara : Desa Rowosabi
Sebelah Timur : Desa Kauman
Sebelah Barat : Desa Rowosari
Sebelah selatan : Desa Bandungan
3. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
a. Dasar
Al-Quran dan As-Sunnah merupakan landasan dasar yang
dipakai oleh Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran tahfidzul Quran.
Kedua dasar ini ditunjukkan agar output pondok tersebut lebih terarah
dan fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga. Pemahaman terhadap
Al-Quran dan As-Sunnah tersebut dijabarkan dalam sikap dan
perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dasar atau asas yang akan memberi ruh di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah Al-Quran dan As-Sunnah.
2) Al-Quran dan As-Sunnah digunakan sebagai neraca dan ukuran
dalam segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tahfidzul
Quran.
3) Dengan dasar dan pengertian tersebut di atas, maka sikap dan
perilaku sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran harus mencerminkan suatu
pelaksanaan disiplin, yaitu disiplin terhadap diri sendiri dan
disiplin terhadap Allah SWT (Diambil dari papan pemberitahuan dasar
dan tujuan PP Roudlotu Usysyaaqil Quran).
b. Tujuan
Pada dasarnya,tujuan Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran yang sangat signifikan adalah sebagai berikut
1) Tujuan Umum
Membimbing santri untuk menjadi manusia yang
berkepribadiaan Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya
menjadi hafidz yang bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun
masyarakat sekitar.
2) Tujuan Khusus
a) Mengusahakan sumber daya santri yang memiliki nilai dan
sikap, pengetahuan baik agama ataupun umum, kecerdasaran,
ketrampilan, kemampuan komunikasi dan kesadaran akan
lingkungan.
b) Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan
sekitarnya.
c) Melahirkan dan menciptakan santri dan alumni pesantren
dengan keilmuan yang tangguh dan mampu memainkan
perannya sebagai hafidz yang berjiwa Qurani dalam
masyarakat secara umum(wawancara pengasuh KH.Masduq
Haririe PP Roudlotu Usysyaaqil Quran pada tanggal 28 juni
2012 jam 14.00).
B. Mekanisme Pengelolan Pesantren
Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, semarang
merupakan pondok pesantren milik pribadi kyai dan keluarganya, seperti
halnya pesantren-pesantren pada umumnya.
Pendiri pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Almaghfurlah KH.
Muhammad Masum Jazuly dalam kepemimpinanya adalah sebagai pengasuh,
penasehat dan dewan tertinggi. Sedangkan dalam pengelolaanya diserahkan
kepada kedua putranya K.H. Masduq Haririe dan K.H. Manshur Azizi yang
menjabat sebagai pemimpin pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
putra putri itu.
Tugas dan amanat yang ditinggalkan oleh ayahanda KH. Muhammad
Masum Jazuly untuk meneruskan perjuangan beliau sampai mati amatlah
berat. Alhamdulilah pengelolaan pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran kini
semakin kelihatan menonjol sepeninggal KH. Muhammad Masum Jazuly
(Wafattahun 2010). Namun masalah yang dihadapi semakin komplek, mulai
dari memposisikan pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran yang ideal yang
dapat diterima oleh masyarakat luas dengan tidak merugikan salah satu pihak
sampai kepada jaminan kesehatan, kenyamanan, keamanan dan ketentraman
para santri baik putra ataupun putri dalam melaksanakan proses belajar
mengajar (wawancara dengan pengasuh KH. Manshur Azizi PP Roudlotu
Usysaaqil Quran pada tanggal 14 juni 2012 jam 15.05 WIB).
Dalam hal mekanisme pengasuhan santri di asrama, terdapat 5 gedung
yang masing-masing terdiri dari delapan kamar untuk santri putri dan enam
kamar untuk santri putra. Untuk setiap kamar diisi oleh 8 santri, dan ada
pengurus yang memantau santri sepanjang hari. Jadi setiap pengurus
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengawasi santri mulai bangun
tidur sampai tidur lagi.
Struktur kepengurusan dan personalia pelaksanaan pendidikan adalah
sebagai berikut:

TABEL I
STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN MASA KHIDMAT
2011-2012

















Pengasuh: KH.Masduq
Haririe, Al-Hafidz
Ketua: M. Ainun Najib
Wakil:Aris Triharyanto
wwwww
wa

Sekretaris: M. Faizin
Nailal Hidayah
Bendahara:Ahmad Asyari
Fatia Al Haidar
Seksi-seksi
Keamanan
Yusuf Isnanto
Mujahidin
Zunnatul Jannah
Thoifah

Kesenian Pendidikan
M. Basyiron Naim
Mustafidah
Muhammad
Asyaari
Kebersihan
Alaik Nashrulloh
Muhammad Ainun
Najib
Muhammad Faizin
Hajah Aliayah
Siti Fatimah
Aris Setiawan

Sedangkan apabila dilihat dari segi pembiayaan atau pendanaan, maka
sumber pendanaan yang utama adalah dari orang tua santri yaitu uang SPP
atau syahriyah sebesar Rp.12.000,00 perbulan.Penggunaan dana ini lebih
diarahkan untuk kebutuhan santri termasuk kesehatan dan kegiatan ekstra
kurikuler santri. Adapun untuk pembangunan gedung pesantren akhir-akhir ini
pendanaan lebih banyak dari bantuan dan simpatisan pesantren baik itu dari
sebuah instansi swasta maupun perorangan terutama masyarakat Rowosari
sendiri(Wawancara skrtetaris PP Roudlotu Usysyaaqil Quran Nailal Hidayah pada tanggal
15 mei 2012 jam 10.00 WIB ).
Biaya masuk ke pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini
cukup standar dengan perincian sebagai berkut:
Uang pendaftaran Rp. 50.000,
Uang pembangunan Rp. 25.000,
Uang Almari Rp. 50.000,
Uang syahriyah 1 bulan Rp. 12.000,
Uang konsumsi 1 bulan Rp. 100.000,
Uang lapanan Rp. 3.000,
Pembayaran perabot makan Rp. 50.000,
Surat menyurat Rp. 10.000,
Kas dan gas Rp. 3.000,
Jumlah Rp. 303.000


C. Latar Belakang Keberadaan Santri
Santri di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran ini berasal
dari bermacam-macam tingkatan umur. Dilihat dari usia, ada anak usia 6-12
tahun atau usia anak sekolah dasar, anak usia sekolah menengah pertama dan
santri yang lain khusus menghafal Al-Quran. Untuk tahun ajaran
1432-1433/2011-2012 jumlah santri putra putri sebanyak 120 santri.
Jumlah santri di pesantren ini jika dikelompokkan menurut kelas
adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
TABEL II
Data jumlah santri Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari santri putra/putri
No Kelas Jumlah santri putra-putri
1. Tk 40
2. Satu 25
3. Dua 25
4. Tiga 20
5. Empat 10

Ditinjau dari segi asal daerah para santri maka diketahui bahwa mereka
tidak hanya berasal dari desa Rowosari ataupun kota Salatiga saja tetapi juga
dari daerah-daerah lain, di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra dan
lain-lain(wawancara dengan lurah pondok Muhammad Ainun Najib Aminudin
pada tanggal 11 mei 2012 jam 10.00 WIB).
Untuk bisa masuk dan belajar di pondok Tahfidzul Quran ini, calon
santri harus melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pondok.
Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
Ketentuan Pendaftaran santri baru pondok pesantren Roudlotu
Usysyaqil Quran tahun ajaran 1432-1433/ 2011-212.
Syarat-syarat pendaftaran :
1. Mendaftarkan diri dengan diantar wali
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Menyerahkan foto copy akta kelahiran
4. Memenuhi biaya administrasi
Setelah santri terdaftar di pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran maka
dalam pondok tersebut semua santri harus mengikuti, mematuhi, dan
melaksanakan semua peraturan-peraturan yang semuanya telah ditentukan oleh
pondok pesantren tersebut sejara terjadwal ( Dikutip dari beberapa Buku laporan
pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran priode 1432-1433/2011-2012).
D. Pelaksaan Pengajaran Hafalan Al-Quran Di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran
1. Aktifitas di lokal pesantren
Menjelang sepertiga malam santri sudah mulai dibangunkan untuk
melaksanakan kegiatan awal yaitu sholat malam(tahajud) secara
berjamaah. Tetapi ada beberapa santri yang memang tidak bisa
melaksanakan sholat sunnah karena usianya yang masih kecil dan supaya
tidak mengganggu aktifitas sekolah formal (MI) karena mengantuk.
Maka bagi mereka, pengurus memberikan keringanan.
Setelah selesai sholat dengan menunggu adzan subuh semua santri
mencari tempat yang tenang, nyaman untuk menambah maupun
mengulangi hafalanya secara khusu sehingga proses hafalan santri
maksimal.
Fokus perhatian dalam pelaksanaan pengajaran Al-Quran di sini
adalah kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada kurikulum atau
materi pelajaran agama, metode pendidikan, sarana pendidikan dan tujuan
utama pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari yaitu terciptanya
kemampuan santri dalam menghafal Al-Quran dengan fasih, lancar, baik
dan benar secara efektif 30 juz.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut terlihat jelas dalam aktifitas
sehari-hari di aula pesantren dan masjid. Aktifitas santri telah dijadwalkan
dalam bentuk kegiatan santri, yaitu sebagai berikut:
a. Harian
Jam 03.00: Sholat malam.
Jam 04.00: Deresan.
Jam 05.00: Sholat subuh.
Jam 06.00: Setoran tambahan + sholat dhuha.
Jam 07.00: Setoran bersama bapak KH. Masduq Haririe.
(Adapun yang bersekolah di luar maka diberikan waktu untuk
beraktifitas di sekolahnya masing-masing dari pukul 07.00 sampai
13.00).
Istirahat mulai jam 07.00 samapai jam 09.30 WIB
Jam 09.30-11.00: Deresan bersama ummi Munifatul Arifah.
Jam 11.00-12.00: Tidur siang.
Jam 12.30 : Sholat jamaah dhuhur.
Jam 13.00-14.00 : Deresan siang semua santri.
Jam 14.00-15.00 : Istirahat (waktu luang).
Jam 15.00-15.30: Sholat asar.
Jam 15.30-17.00: Setoran deresan Bilghoib bersama Ibu Nyai
Mustainah + Mengaji kitab khusus yang Binadhor.
Jam 17.00-18.00: Istirahat.
Jam 18.00-19.00: Sholat maghrib +setoran Binadhor bersama simbah
putri (Nyai Hj. Siti Marfuah).
Jam 19.00-21.00: Sholat Isya+ Deresan malam semua santri.
Jam 21.00-22.00: Mengaji kitab santri Binadhor.
Jam 22.00-03.00: Waktu istirahat.
Khusus hari selasa jam 18.00: Dzibaan.
Selasa jam 05.00-06.00: Sholat subuh + tartilan semua santri Binadhor
dan Bilghoib.
Untuk Hari jumat jam 18.00-19.00: Yasinan + sholat isya.
b. Kegiatan Mingguan
1) Mujahadah rutin semua santri putra-putri dan masyarakat yang
dipimpin oleh bapak K.H. Masduq Haririe, Al-Hafdiz.
2) Pengajian umum setiap hari jumat jam 14.00.




c. Kegiatan Bulanan
1) Setiap jumat kliwon jam 05.00: Sholat subuh dan dilanjutkan
simakan Al-Quran untuk semua santri sampai jam 17.00.
2) Tes Hafalan Al-Quran.
d. Kegiatan Tahunan
1) Penerimaan santri baru.
2) Peringatan Hari Besar Islam.
3) Seleksi wisuda khotmil Quran.
4) Ziarah ke makam Walisongo.
5) Lomba-lomba pada bulan Rajab .
Pelaksanaan pendidikan di lokal pesantren diperuntukkan untuk
pengajaran Al-Quran yaitu menghafal Al-Quran 30 juz dan
binadhzordengan baik dan benar. Dalam pengajaran Al-Quran, tempatnya
digunakan secara bergantian antara santri putra dan santri putri dan
dilaksanakan di kediaman pengasuh.
Aktifitas pendidikan Al-Quran sehari-hari secara umum berjalan
lancar, akan tetapi bukan berarti tidak ada masalah. Diantara hambatan
yang terkadang muncul adalah rendahnyakemampuan santri tertentu dalam
menghafal Al-Quran.
2. Kurikulum pendidikan Al-Quran
Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah lembaga
pendidikan yang program utamanya adalah pendidikan Al-Quran. Dalam
pendidikan Al-Quran, materi yang ada meliputi makhroj, tajwid dan
tahfidz.
Materi-materi tersebut, terutama materi tahfidzdiselenggarakan
sebanyak 5 kali pertemuan, yakni setiap hari selasa, waktunya adalah:
a. Selesai sholat subuh berjamaah untuk menambah hafalan
b. Selesai sholat dzuhur berjamaah untuk melancarkan hafalan
c. Selesai sholat ashar berjamaah untuk melancarkan hafalan
d. Menjelang sholat maghrib berjamah untuk menambah hafalan
e. Selesai sholat maghrib berjamah untuk melancarkan
hafalan(wawancara pengurus seksi pendidikan ustadzah Mustafidah
pada tanggal 20 Mei 2012).
Pokok-pokok bahan pengajaran yang dapat dijelaskan dari
beberapa buku tajwidadalah tentang:
a. Makhroj Al-huruf
b. Hukum nun dan mim mati dan tanwin
c. Hukum bacaan mad
d. Hukum tafkhim, huruf qolqolah
Hukum hukum bacaan yang telah diterangkan di atas diberikan
karena sering digunakan dalam membaca Al-Quran agar santri dapat
membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
3. Metode pendidikan Al-Quran
Metode pendidikan Al-Quran yaitu cara yang dipakai dalam
mengajarkan Al-Quran. Metode yang penulis maksud adalah cara-cara
yang digunakan oleh pengasuh dan ustadz-ustadzah dalam mengajarkan
materi Al-Quran kepada santri, dan juga digunakan oleh para santri
dalam menghafal Al-Quran. Metode merupakan faktor yang mempunyai
peran penting dalam usaha untuk mencapai target yang baik.
Metode-metode untuk menghafal Al-Quran yang digunakan di
pondok Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah sebagai berikut:
a. Metode Setoran
Istilah setoran dalam aktifitas menghafal Al-Quran adalah
santri memperdengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dihafalkanya. Pada
waktu setor hafalan, santri disimak secaralangsung oleh pengasuh,
sehingga dengan metode ini, hafalan santri bisa meningkat dari waktu
ke waktu. Sedangkan waktu yang digunakan untuk setor hafalan
adalah sebagai berikut:
1) Setelah Sholat Shubuh berjamaah/jam 05.15 sampai jam 06.30
2) Setelah Sholat Ashar berjamah/jam 15.45 sampai jam 17.00
3) Setelah Sholat Maghrib berjamah/jam 18.30 sampai jam 19.15
Kemampuan setor hafalan bagi santri di pondok pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran sangat beragam, sehingga banyak
sedikitnya setor tidak dibatasi, tetapi semua itu disesuaikan dengan
kemampuan hafalan santri sendiri.
b. Metode takrir/ deresan
Metode takrir adalah metode mengulang hafalan yang
diperdengarkan kepada ustadz-ustadzah yang fungsinya adalah untuk
menjaga agar materi yang sudah dihafal tidak terlupakan ketika santri
menambah hafalan baru.
Pelaksanaan metode takrir disini adalah pada setiap kali setor
terdapat perbandingan antara materi yang disetor dengan materi yang
ditakrir. Frekwensi takrir ini bervariasi disesuaikan dengan
kemampuan setor hafalanya dan rata-rata santri mentakrir seperempat
juz atau dua setengah lembar.
c. Metodemudarosah
Metode mudarosah dalam istilah menghafal Al-Quran adalah
santri berkumpul dalam satu majlis kemudian secara satu persatu atau
bergantian membaca Al-Quran baik yang binadzordanbilghoibdan
disimak oleh teman-teman lainya. Metode ini biasanya dilakukan
untuk melancarkan ayat-ayat yang telah dihafal secara bersama-sama.
Metode ini sering disebut dengan istilah semaan hafalan yang dimulai
dari juz awal sampai selesai.
Di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran pelaksanaan
metode mudarosah ini dilakukan dua cara yaitu:
1) Mudarosah ayatan: yaitu setiap santri membaca bilghoib satu ayat
kemudian ayat selanjutnya diteruskan oleh santri berikutnya.
Pelaksanaan mudarosah perayat ini dilakukan satu minggu sekali
setiap hari Jumat dan wajib diikuti semua santri.
2) Mudarosah halaman (pojok): yaitu semua santri yangmenghafal
atau bilghoib membaca satu halaman kemudian digantikan oleh
santri yang berikutnya. Mudarosah perhalaman ini dilakukan satu
bulan sekali setiap hari Jumat. Pelaksanaanya dilakukan di makam
pendiri pondok pesantren Roudltu Usysyaaqil Quran yaitu Alm.
KH. Muhammad Masum Jazuly.
Metode mudarosah ini sangat efektif untuk mendukung
program menghafal Al-Quran sehingga hafalan-hafalan yang telah
dihafalkan akan tetap aman dalam memori santri.
d. Metode tes hafalan
Metode tes hafalan adalah usaha yang dilakukan oleh pihak
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran untuk menilai keadaan hafalan
santri dengan penekanannya pada materi kelancaran bacaan berikut
makhroj maupun tajwidnya.
e. Evaluasi hafalan
Untuk dapat mengukur sampai dimana keberhasilan yang
dicapai dalam menghafal Al-Quran di pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran maka diperlukan evaluasi
Adapun evaluasi yang diterapkan dipondok ini adalah:
1) Evaluasi harian yaitu: evaluasi yang dilakukan setiap hari pada jam
setoran hafalan Al-Quran. Yang mengevaluasi adalah pengasuh
KH. Masduq Haririe dengan memberikan tanda tangan dengan
warna tinta tertentu. Apabila santri meperoleh tanda tangan tinta
merah, maka hafalannya harus mengulang. Jika berhasil mendapat
tanda tangan tinta hitam maka bisa melanjutkan ke ayat berikutnya.
2) Evaluasi bulanan yaitu : evaluasi yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
apabila santri selesai hafalan 1 juz maka santri tersebut dites
terlebih dahulu.Jika berhasil maka santri diperbolehkan untuk
menambah hafalan. Pelaksanaan evaluasi ini mereka sebut
ngejuz. Adapunyang mengevaluasi adalah pengurus pondok.
3) Evaluasi tahunan yaitu: evaluasi yang dilaksanakan satu tahun
sekali. Yang dievaluasi adalah seluruh hafalan yang telah
diperoleh. Jika santri ingin mengetahui hasilnya maka pada akhir
tahun santri diberikan buku raport yang ditujukan kepada orang
tua santri.
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi baik itu,
evaluasi harian, bulanan, maupun evaluasi tahunan adalah:
1) Makhraj Al-huruf, yaitu bagaimana mengucapkan satu huruf
hijaiyah dari asal tempat keluarnya huruf.
2) Tajwid, yakni bagaimana mengucapkan rangkaian kalimat yang
benar seperti bacaan tafkhim, qalqalah dan lain sebagainya.
3) Tilawah atau bacaan terhadap ayat-ayat Al-Quran.
4) Kefasihan dalam membaca Al-Quran.
5) Kelancaran dalam membaca Al-Quran.
Semua evaluasi yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk
menentukan boleh tidaknya santri menambah halaman atau juz
berikutnya. Evaluasi tersebut merupakan proses pendadaran untuk
mendapat gelar Al-Hafidz. Bagi santri yang hafalanya belum
dinyatakan lulus, maka belum atau tidak dapat naik ke halaman atau
juz berikutnya. Demikian juga dengan santri yang masih tahap
binadzor, sistem evaluasinya sama dengan bilghoib. Apabila kurang
bagus, maka harus diulangi kembali atau bertadarus lagi agar lebih
baik (wawancara lurah Pondok M. AinunNajib PP Roudlotu
Usysyaaqil Quran pada tanggal 16 Mei 2012 jam 09.00).
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Efektifitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Quran Di Pondok Pesantren
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari, Rowopolo Kec. Tuntang Kab.
Semarang
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari ini
mempunyai target dan tujuan untuk mencetak seorang hafidz sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu jika pendidikan tahfidzul
Quran di pesantren tersebut ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur,
maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali,
untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan hafalan Al-Quran yang
efektif.
Pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran telah
melahirkan dan mencetak banyak hafidz. Hasil itu sendiri merupakan buah
dari suatu aktifitas baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di pondok ini diukur dengan
berhasilnya santri untuk memenuhi target dalam belajar, yang maksudnya
adalah kemampuan santri untuk menyelesaikan program menghafal dengan
target-target yang telah ditetapkan yaitu 5-6.
Hasil yang dimaksud, dalam proses pencapainya, supaya lebih efektif,
banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain adalah metode yang
digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana belajar serta
pendidik dan anak didik.
Keefektifan dalam menghafal Al-Quran di sini diukur dengan
ketepatan waktu dalam menghafal Al-Quran sesuai dengan target dan tujuan
yang telah ditentukan, yang didukung oleh elemen-elemen disekitarnya yang
berpengaruh(wawancara pengurus muhammad Asyari seksi pendidikan pada tanggal 1
juni 2012 jam 10.00 WIB).
Adapun target-target itu adalah sebagai berikut:
1. Kelas TK: Target yang ditetapkan adalah pasholatan beserta artinya, surat-
surat pilihan, doa-doa dan sebagainya.
2. Kelas I SD: Target yang ditetapkan adalah melancarkan bacaan secara
bin-nadzor minimal 3 kali serta menghafalkan juz 30 dan sampai juz 5.
3. Kelas II SD: Target yang ditetapkan adalah juz 6 sampai 10.
4. Kelas III SD: Target yang ditetapkan adalah juz 11 sampai 20.
5. Kelas IV SD: Target yang ditetapkan adalah juz 21 sampai 30.
Dengan disusun target-target seperti yang disebut di atas, maka segala
upaya akan difokuskan untuk mencapai sasaran sesuai target.
Pembagian kelas ini didasarkan pada jumlah yang telah dihafal.
Sedangkan prosesnya adalah semua santri baik putra maupun putri satu
persatu menghadap ustadz atau ustadzah untuk membacakan Al-Quran baik
itu secara bin-nadzor dengan membaca langsung pada mushaf maupun secara
bilghoib atau hafalan (Dikutip dari buku Rapot PP Roudlotu Usysyaaqil
Quran)..
Sistem pengajaran Al-Quran di atas masih menggunakan metode
tradisional yaitu metode sorogan, di mana dalam satu kelompok yang terdiri
dari 10 santri maju menyetor hafalan Al-Quran kepada ustadz atau
ustadzahnya masing-masing satu persatu. Hal ini menuntut para santri harus
benar-benar hafal di luar kepala. Metode sorogan yang terdiri dari kurang
lebih 10 santri dari 2 ustadz tetap dipertahankan, sebab dengan metode ini
semua santri tertuntut mendapatkan hasil yang efektif dan bagus.
Hal ini telah terbukti pada rata-rata tambahan hafalan santri setiap
tahun yakni sekitar 7-8 juz. Ini berarti target yang diharapkan pesantren yang
menghendaki tambahan hafalan santri setiap tahunya 7-8 juz hampir
terpenuhi.
Sedangkan sistem pengajaran di pondok pesantren ini menggunakan
metode klasikal untuk membekali santri dengan dasa-dasar ilmu Qurani dan
ilmu agama Islam. Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran selain
memberikan materi-materi tentang penghafalan Al-Quran juga ada program
pengkajian kitab-kitab kuning. Penambahan materi itu dimaksudkan untuk
menambah pengetahuan santri agar lebih mendalam penguasaan ilmu
agamanya.
Untuk mengetahui kurikulum yang telah ditetapkan di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari akan dijelaskan sebagai
berikut:



TABEL III
Kurikulum Pendidikan Tahfidzul Quran Rowosari Tuntang Jawa Tengah
No Program Pendidikan No Program Extra Kurikuler
1. Tahfidzul Quran 1. Olah Vocal
2. Sorogan Al-Quran 2. Seni Rebana
3. Pengakajian Kitab-kitab
kuning
3. Kursus Menjahit
4. Kursu Komputer

TABEL IV
Program Pengkajian Kitab-kitab Kuning Beserta Ustadz dan Ustadzah Roudlotu
Usysyaaqil Quran
No Kitab-kitab kuning Ustadz dan ustadzah
1. Wasoya Ustadz Maslahul Amin
2. Fatkhul Qorib Ustadz Ali Nizar
3. Al-Barjanji Ustadz Azam Adnani/ Nailal Hidayah
4. Tajwid Ustadaz M. Yusuf/ Fatiyah Al-Khaidar
5. Makhroj Ustadz Zakia Fuad/ Thoifah
6. Fasholatan Ustadz Mujahidin/ Siti Fatimah

Dari beberapa program pendidikan yang telah ditetapkan oleh
pesantren, maka kedua sistem pengajaran tahfidzul Quran dan pengkajian
kitab kuning itu berjalan tanpa hambatan sesuai dengan rencana. Namun
sistem tersebut hanya dapat menghasilkan output yang baik, apabila faktor
pendidik dan anak didik dapat menerima materi pengajaran tersebut karena
hubungan keduanya memang sangat erat dan kuat (dikutip dari berberapa
dokumentasi PP Roudlotu Usysyaaqil Quran).
Dalam kedua sistem yang diterapkan di pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran, santri dituntut untuk memulai belajar mandiri untuk dapat
mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan di pesantren tersebut dan bisa
mentaati dengan baik. Meski demikian, setiap tahun ada saja santri usia SD,
SMP, SMA yang tidak kuat dalam menghafal Al-Quran karena susah
membagi waktu antara kegiatan di sekolah dan kegiatan di dalam pondok.
Alasan tidak betah dan tidak tahan tinggal di pesantren, malas dan belum
mampu untuk menghafal juga turut melatarbelakangi kegagalan beberapa santri
(wawancara santri Maratus sholihah pada tanggal 15 juni 2012).
Faktor-faktor ini semua yang mengakibatkan para pengurus berpikir
lebih serius bagaimana menghadapi kendala tersebut. Hal di atas merupakan
tantangan bagi pengasuh, ustadz-ustadzah karena sebagian besar waktu
digunakan untuk belajar menghafal Al-Quran.
Secara umum gambaran sistem pendidikan yang ada di pondok
pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran cukup baik, karena setelah melihat
hasil yang dicapai telah memenuhi target dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan secara khusus, sistem kegiatan belajar mengajar
diprogramkan ke dalam struktur kurikulum baik dalam materi, metode dan
tujuanya. Antara materi, metode dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan
dan berusaha saling mengembangkan sehingga benar-benar tercapai efektifitas
(tepat guna) dan efisien (berhasil guna) yang konsisten dan relevan dengan
tujuan akhir pendidikan Islam yang hendak dicapai (Arifin,1993: 77).
Kurikulum pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran secara luas bahwa kurikulum yang diterapkan adalah 60% untuk
menghafal Al-Quran dan bin-nadzor, 20% mengkaji kitab.
Dan ditambah kurikulum extrakurikuler 20% yang diterapkan di
pondok pesantren. Antara kurikulum, metode, dan tujuan serta sarana
pendidikan tahfidzul Quran dilihat dari segi keefektifanya telah memenuhi
syarat dan harus saling mendukung dan menghasilkan tujuan yang yang
diharapkan dan dicapai.
Sedangkan tujuan utama pendidikan pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran yaitu mencetak seorang hafidz yang berpengetahuan luas. Karena
pentingnya tujuan mengahafal Al-Quran tersebut maka hendaknya penanaman
Al-Quran dilakukan sejak dini. Dengan penanaman Al-Quran sejak dini maka
diharapkan akan mendapatkan nilai keimanan dari Al-Quran sampai anak
tersebut menjadi dewasa. Oleh karena itu usia di pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran ada berbagai kalangan dari anak usia SD sampai dewasa.
Dengan adanya tujuan yang harus dicapai, maka materi, metode, dan
sarana prasarana harus dapat mendukung dan menghantarkan tujuan tersebut
sesuai dengan harapan. Materi yang diberikan baik di pesantren maupun di
sekolah formal semuanya mendukung bagi santri. Sedangkan mengenai
metode dalam pengajaran Al-Quran menurut penulis sudah berjalan bagus.
B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Tahfidzul
Quran Di Pondok Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran.
1. Faktor yang mendukung efektifitas penghafalan Al-Quran.
Faktor pendukung yang dimaksudkan disini adalah faktor-faktor
yang keberadaanya turut membantu dalam meningkatkan hasil hafalan
santri, faktor-faktor yang ada adalah :
a. Faktor usia santri
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah
lembaga pendidikan tahfidzul Quran di mana santrinya beragam usia
dewasa, remaja dan berusia SD (6/7 tahun). Pada usia anak-anak
tersebut daya ingat santri masih tinggi dan belum banyak dipengaruhi
dengan pengalaman-pengalaman dari lingkungan. Dengan demikian,
diharapkan kemampuan mengahafal bisa lancar dan terus berkembang.
Sedangkan santri yang berusia dewasa tetap tidak kehilangan
semangatnya untuk meghafal Al-Quran.
b. Faktor kecerdasan santri
Pada intinya, aktifitas menghafal adalah dominasi kerja otak
untuk mampu menangkap dan menyimpan stimulus dengan kuat
sehingga kecerdasan otak mempunyai peran besar untuk cepat
lambatnya menghantarkan seorang santri menjadi hafidz.
Karena kecerdasan otak mempunyai peran yang besar, maka
untuk mengetahui kapasitas kecerdasan santri dapat dilihat dari buku
prestasi ataupun buku rapotnya.
c. Faktor tujuan menghafal
Tujuan adalah hasil final yang ingin dicapai oleh suatu
aktifitas, sehingga untuk bisa mencapai hasil tersebut segala usaha dan
upaya atau segala metode akan ditempuh demi tercapainya maksud.
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah
lembaga tahfidz yang mempunyai tujuan agar santri mampu menghafal
Al-Quran secara utuh demi terpeliharanya Al-Quran. Oleh karena itu
pesantren ini telah menetapkan cara-cara yang harus ditempuh oleh
santri untuk dapat secepat mungkin mencapai hasil dengan melibatkan
berbagai hal antara lain:
1) Keterlibatan pengasuh secara langsung dalam setiap santri
menambah hafalan.
2) Tempat menghafal yang mendukung.
3) Pembagian santri menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan
dengan frekuensi hafalan santri.
4) Penggunaan mushaf Al-Quran yang khusus atau disebut Al-
Quran pojok.
5) Pengaturan belajar yang tepat.
Dilibatkannya faktor-faktor tersebut di atas adalah
dimaksudkan agar hasil atau tujuan yang diharapkan baik oleh pondok
maupun yang diharapkan oleh wali santri dapat tercapai dengan hasil
yang memuaskan.
d. Faktor minat menghafal Al-Quran
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
baik berupa benda maupun aktifitas. Sering disebut dengan gairah atau
keinginan. Dan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah minat santri
Roudlotu Usysyaaqil Quran Rowosari untuk selalu rajin menghafal
Al-Quran (wawancara dengan santri-santri pada tanggal 17 Mei 2012).
Menurut Usman (1992:22) dalam aktifitas menghafal ataupun
dalam aktifitas proses belajar mengajar pada umumnya, faktor minat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil yang akan dicapai.
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian santri dalam belajar. Karena minat itu sifatnya kejiwaan
maka posisi pengasuh diharapkan dapat menumbuh suburkan dan
mengembangkan minat santri agar santri atau murid mau
melaksanakan suatu aktifitas yang diharapkan.
e. Faktor waktu menghafal
Pengaturan waktu menghafal Al-Quran sangat perlu
diperhatikan apalagi untuk pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran
yang santrinya ada yang sekolah formal, yang tentunya santri ada yang
belum bisa membagi waktu dengan baik karena itu, pembagian waktu
khusus bagi yang sekolah formal mempunyai peran yang penting
untuk lancarnya proses penghafalan Al-Quran.
Alokasi waktu menghafal Al-Quran sepenuhnya ditetapkan
oleh pesantren. Hal ini untuk menjaga rutinitas atau keajegan santri
dalam menghafal.
Adapun waktu-waktu yang ditetapkan oleh pesantren santri
untuk belajar seperti apa yang sudah ditulis dalam bab sebelumnya,
yaitu:
1) Pagi hari setelah sholat subuh berjamaah digunakan untuk
menambah hafalan atau memulai hafalan baru.
2) Sore hari setelah sholat ashar berjamaah digunakan untuk
melancarakan hafalan atau setoran hafalan.
3) Malam hari setelah sholat maghrib berjamaah digunakan untuk
melancarkan atau setoran hafalan.
Dengan ditetapakanya waktu-waktu untuk belajar Al-Quran
seperti tersebut di atas, maka diharapkan keefektifan menghafal Al-
Quran di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran dapat
berjalan dengan baik, ditetapkanya hafalan waktu pagi hari sebagai
waktu untuk menambah hafalan adalah sangat tepat dan sesuai dengan
yang diharapkan santri.
f. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah hal di luar santri yang keberadaanya
dapat mendukung terlaksananya proses menghafal Al-Quran, diantara
faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah:
1) Kondisi pondok
Semua aktifitas menghafal Al-Quran santri dipusatkan di
dalam pondok. Kondisi pondok yang kondusif yang mampu
menunjang pelaksanaan menghafal menjadi faktor yang penting
bagi keberhasilan santri.
Tentang kondisi pesantren, para santri yang belajar di
pondok rata-rata sudah cukup merasa senang dan mampu
mendukung terlaksananya semua aktifitas menghafal.
2) Kondisi tempat menghafal
Tempat menghafal yang dimaksudkan di sini adalah tempat
berlangsungnya kegiatan menghafal bagi santri, karena yang
menjadi obyek materi adalah penghafalan Al-Quran maka tempat
yang digunakan haruslah suci sesuai dengan status Al-Quran yang
suci. Mengenai masalah tempat untuk menghafal, santri Roudlotu
Usysyaaqil Quran cenderung memilih masjid sebagai tempat
yang paling cocok.
3) Peranan aktif pengasuh atau ustadz
Keterlibatan langsung seorang pengasuh atau ustadz dalam
aktifitas menghafal mempunyai pengaruh yang besar secara langsung
terhadap santri. Hal ini karena perhatian pengasuh atau ustadz terhadap
santri akan mampu mendorong semangat seorang santri. Disini
seorang pengasuh atau ustadz mempunyai fungsi sebagai penyambung
sanad dari kyai kepada santri dan juga sebagai pengatur waktu
menghafal.
Intensitas interaksi santri dan pengasuh maupun ustadz Al-
Quran diperlukan supaya terjalin komunikasi yang erat di antara
keduanya. Hal ini disebabkan karena bentuk hubungan pengasuh dan
ustadz maupun santri membawa implikasi terhadap kadar hasil belajar
yang dicapai oleh santri. Kadar hasil belajar yang dapat dilihat sebagai
akibat hubungan ustadz dan santri adalah pengembangan diri santri
secara bebas, pembentukan memori (ingatan) pada santri, dan
pembentukan pemahaman pada santri.
Dan dengan adanya pemahaman kepada santri, proses belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif sebab pengasuh atau ustadz
akan mengetahui keadaan dan kebutuhan masing-masing santri.
Perhatian pengasuh dan ustadz di pesantren Roudlotu Usysyaaqil
Quran terhadap santri dirasakan sudah baik. Mereka memberikan
perhatian penuh terhadap semua santri.
2. Faktor yang menghambat efektifitas Tahfidzul Quran
Faktor penghambat adalah faktor-faktor yang keberadaanya akan
mengganggu terhadap usaha pencapaian tujuan yaitu tujuan menghafal Al-
Quran. Faktor-faktor penghambat ini datangnya bisa dalam diri santri
ataupun dari luar santri.
Adapun faktor-faktor yang dirasakan sering mengganjal santri
dalam menghafal Al-Quran adalah:
a. Munculnya sifat malas pada diri santri.
b. Kesulitan santri dalam menghafal.
c. Kelupaan santri terhadap ayat-ayat yang telah dihafal.
d. Mempunyai hubungan khusus dengan lawan jenis yang bukan
mahramnya.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas langkah-langkah yang
diambil oleh pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah:
a. Menjadwal semua kegiatan harian santri.
b. Pengawasan yang ketat kepada santri.
c. Menerapkan sangsi-sangsi untuk santri.
Dari segi materi hafalan yang sering dirasakan sebagai hambatan
bagi terlaksananya proses menghafal Al-Quran bagi santri di sini adalah
adanya ayat yang hampir sama dengan ayat yang lainnya.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasinya adalah pengasuh
diharapkan memberikan penekanan pada ayat-ayat yang hampir sama
tersebut. Sebagai contoh ayat Al-Quran yang hampir sama dengan ayat
yang lain adalah sebagai berikut:
Q.S. Al-Baqarah ayat 27 dengan Q.S. Arrad ayat 25.
a. Q.S. Al-Baqarah ayat 27
4g~-.- 4pO_L4C E;_4N
*.- }g` gu4 gO11g`
4pONC^4C4 .4` 4O4` +.-
gO) p =ONC ]O^NC4
O) ^O- _ Cj^q N-
]+OOEC^- ^g_
Artinya:(yaitu) orang-orang yang melanggar Perjanjian Allah sesudah
Perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan
Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat
kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi.

b. Q.S Ar Rad ayat 25
4g~-.-4 4pO_L4C E;_4N
*.- }g` gu4 gOVOg`
]ONC^4C4 .4` 4O4` +.-
gO) p =ONC
4pO^NC4 O) ^O-
Elj^q N_
OE4u^U- +O4 +7EOc
jO-O.- ^g)
Artinya: Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan
dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan
supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka
tempat kediaman yang buruk (Jahannam).
Demikian itulah diantara beberapa ayat yang hampir mempunyai
kesamaan dengan ayat Al-Quran sehingga keberadaanya perlu medapat
perhatian penuh dari pengasuh.
3. Hasil yang dicapai oleh Santri Roudlotu Usysyaaqil Quran dalam
Keefektifannya Menghafal Al-Quran.
Hasil merupakan buah dari suatu aktivitas baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja dikerjakan. Keberhasilan dalam proses
pengajaran hafalan Al-Quran adalah berhasilnya santri untuk memenuhi
target dalam belajar. Yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan santri
untuk menyelesaikan program menghafal Al-Quran dengan target-target
yang telah ditetapkan.
Dari 40 santri yang menjadi sample responden sebagai sumber data
tentang segala aktifitas menghafal Al-Quran di pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran tersebut maka dalam masalah ini dapat kami peroleh
informasi bahwa dari 40 sample tersebut ada yang sudah memperoleh
hafalan sebanyak 25, 26, 23 juz. Sample ini diambil dari kelas IV.
Adapun hasil yang diperoleh oleh seluruh santri yang menjadi sample
penelitian adalah tercantum dalam tabel sebagai berikut:
TABEL V
Daftar Hasil Hafalan Santri Roudlotu Usysyaaqil Quran Sesuai Dengan Kelasnya
No. Nama Santri Kelas Perolehan Hafalan
1. Agus Nur Amin Kelas TK Juz amma
2. Yogi A P Kelas TK Juz amma
3. M. Adip Kelas TK Juz amma
4. Rizqi Kelas TK Juz amma
5. Maratul Adabiyah Kelas TK Juz amma
6. Nur Hidayah Kelas TK Al- Fatihah
7. Siti Rubaiah Kelas TK Juz amma
8. Qumilaila Kelas I 4 Juz +
9. A. Alaik Nasrulloh Kelas I 4 Juz
10. Akhul Muslim Kelas I Juz 1
11 Sofiyulloh Kelas I Juz 1
12 Eko Prastyo Kelas I Juz 1
13. Bahrul Fawaid Kelas I Juz 1
14. Sidik Nur Yasin Kelas I Juz amma
15. Walid FM Kelas I 5 Juz
16. Arif Hidayatullah Kelas I 3 Juz + juz 4
17. Ahmad Rozak Kelas I Juz amma
No. Nama Santri Kelas Perolehan Hafalan
18. Istikharoh Kelas II 7 Juz
19. Fauzan Ali Mustofa Kelas II 6 Juz + juz 7
20. Teguh Santoso Kelas II 6 Juz + juz 7
21. Abdul Basit Kelas II 6 Juz + juz 7
22. Saifudin Kelas II 8 Juz
23. Nailal Hidayah Kelas IV 25 Juz + 4 lembar
24. Zunnatul Jannah Kelas III 15 Juz
25. Nur Fatimah Kelas IV 26 Juz + 4 lembar
26. Munafiah Kelas III 11Juz + 1 lembar
27. Mustafidah Kelas III 12 Juz
28. Thoifah Kelas IV 17 Juz + 1 lembar
29. Hajjah Alia Kelas III 20 Juz
30. Syamsiatul Aini Kelas IV 22 Juz + 1 lembar
31. A. Asari Kelas III 11 Juz + 1 lembar
32. Musyafa Kelas IV 13 Juz + 1 lembar
33. M. Ainun Najib Kelas IV 19 Juz
34 Syaiful Maarif Kelas III 10 Juz + 3 lembar
35. M. Khiyari Kelas IV 14 Juz + 3 lembar
36. Mujahidin Kelas IV 30 Juz
37. M. Faizin Kelas IV 23 Juz
38. Basyiron Naim Kelas IV 16 Juz
39 M. David Hidayad Kelas TK Juz amma
40 Agus Rosyidin Kelas TK Juz amma

Dari tabel tersebut maka kita dapat mengetahui hasil-hasil yang
telah dicapai oleh santri secara keseluruhan dan apabila dirinci sesuai
dengan target masing-masing tahap maka hasil diatas telah sesuai dengan
yang ditetapkan oleh pesantren.
Adapun perinciannya sebagai berikut:
a. Santri kelas TK target yang yang ditetapkan adalah pasholatan-juz
amma.
b. Santri kelas I SD target yang ditetapkan adalah juz amma sampai juz
5.
c. Santri kelas II SD target yang ditetapkan adalah juz 6 sampai juz 10.
d. Santri kelas III SD target yang ditetapkan adalah juz 11 sampai juz 20.
e. Santri kelas IV SD target yang ditetapkan adalah juz 21 sampai juz
30.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran dalam kegiatan belajar mengajar proses pendidikan
menghafal Al-Quran telah mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Hal ini merupakan usaha yang sangat menggembirakan karena pondok
telah turut mencetak kader-kader hafidz Al-Quran dan diharapkan dapat
menjaga keaslian Al-Quran.
Jumlah kader hafidz yang telah dihasilkan oleh pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran Rowosari semenjak di pegang oleh Bapak KH.
Masduq Haririe, Al-Hafidz tahun 2010 sejumlah 50 santri.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah penulis uraikan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keselurahan sistem pembelajaran tahfidzul Quran di Pondok
2. Pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran Semarang sudah sangat baik,
pengajaran dan pelaksanaan sudah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum,
perolehan setiap tahun bisa diprediksi, yakni santri bisa mencapai hafalan
sebanyak 7-8 juz.
3. Pelaksanaan pendidikan tahfidzul Quran cukup baik. Hal ini bisa dilihat
dari prestasi santri, meskipun santri selain dituntut untuk menghafal Al-
Quran juga ada yang harus belajar di sekolah formal.
4. Pelaksanaan tahfidzul Quran bagi pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran sangatlah sesuai dengan harapan dan tujuan yang
diinginkan dari awal yaitu mampu menghafalkan Al-Quran 30 juz dengan
benar dan tepat secara efektif sesuai dengan target dan waktu yang telah
ditentukan yakni 5-6 tahun.

B. Saran saran
1. Kepada pihak pengasuh dan ustadz
Diharapkan bahwa sistem pembelajaran yang ada di pondok
pesantren tetap dipertahankan dengan baik, dan perlu peningkatan materi
dalam kurikulum yang lebih dapat menunjang pembentukan afeksi dan
kreatifitas santri senior maupun junior, sehingga bakat dan potensi yang
dimiliki oleh santri Roudlotu Usysyaaqil Quran dapat berkembang dan
bermanfaat bagi masyarakat.
2. Kepada pihak pengurus
Para pengurus diharapkan agar lebih ketat dalam menjalankan
tugas, tanggung jawab dan menjadi contoh yang baik untuk anggotanya.
C. Kalimat Penutup
Alhamdulilahi RobbilAlamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufiq hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis. Maka saran dan kritik selalu
penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi mereka yang mengkajinya.
DAFTAR PUSTAKA
Zahwan Hamid , Abdul, Kamus Arab Indonesia (Semarang; Makmur
Graha, 1989)
Wahid Alawiyah, Wiwi, Cara Cepat Bisa Mengahafal Al-Quran
(Yogyakarts; DIVA press, Januari 2012)
Az-Zarnuji , Syaikh, Terjemah Talim Mutaalim (Surabaya;
Mutiara Ilmu, 2009)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Pedoman Penulisan Skripsi
Dan Tugas Akhir.
Murad , Musthofa, Mungkinkah Hafal Al-Quran dalam Sebulan
(Surakarta; Navida, 2012)
Suprayogo, Imam & Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama
(Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2003)
Badwilan Salim , Ahmad, Panduan Cepat Menghafal Al-Quran
(Yogyakarta; DIVA Press, 2009)
J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, 2001)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Pengumpulan Data (Edisi Revisi;
PT Rineka Cipta)
Shabuni Ali-Ash,, Muhammad Pengantar Studi Al-Quran
(Bandung; CV Pustaka Setia, 1991)
Sugianto Agus, Ilham, Kiat Praktis Menghafal Al-QurAn
(Bandung; Mujahid Press, 2004)
W. Alhafidz, Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran
(Jakarta; Bumi Aksara, 1994)
Dokumentasi Data fasilitas pondok pesantren Roudlotu
Usysyaaqil Quran.
Aly Asad, Terjemah Talimu Muttaalim Bimbingan Bagi
Penuntut Ilmu Pengetahuan (Kudus ; Menara Kudus, 1978)
Kartawijaya Soewardi, Eddy, Pengukuran Dan Hasil Evaluasi
Belajar (Bandung; CV Sinar Baru,1987)
Tafsir, Ahmad , Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam
(Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 1992)
Zuhdi , Masjfuk Pengantar Ilmu Al-Quran (Bandung; Bumi
Aksara, 1997)
Dhofier, Zamaskiyah Tradisi Pesantren (Jakarta; LP3ES, 1983).
Faisol, Cara Mudah Belajar Ilmu Tajwid (UIN; Maliki Press,
2010)
Baidan, Nasaruddin, Metodologi Penafsiran Al-Quran
(Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2000)
Sujana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung;
Sinar Baru, 1989)
Munjahidin, Strategi Menghafal Al-Quran (Bandung; Sinar Baru,
1991 )
Maunah , Binti, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta; Teras Komplek
Polri,2009)
PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jabatan :
4. Wawancara hari/tanggal :
5. Waktu :

II. Sasaran Wawancara
1. Efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren
Roudlotul Usysyaqil Quran.
2. Faktor- faktor penghambat Tahfidzul Quran.
3. Faktor-faktor pendukung Tahfidzul Quran.

III. Butir-butir Pertanyaan
Daftar pertanyaan wawancara pengasuh pondok pesantren Roudlotul
Usysyaqil Quran.
1. Sejarah berdirinya pondok pesantren RUQ sejak tahun berapa?
2. Apa saja Visi dan Misi pondok pesantren RUQ?
3. Kurikulum yang bagaimana yang diterapakan dalam pondok pesantren
RUQ?
4. Apakah jumlah santri yang masuk setiap tahun ajaran baru mengalami
pen ingkatan? Kalau iya berapa jumlahnya?
5. Peraturan-peraturan apa saja yang diberlakukan dipondok pesantren
RUQ?
6. Santri yang berada disini khusus menghafal Al-Quran atau ada yang
sekolah formal?
7. Tingkatan belajar dalam pondok Tahfidzul Quran itu ada berapa
tingkatan?
8. Dalam satu hari 24 jam santri dikasih waktu untuk menyetorkan
hafalanya berapa kali?
9. Mulai menghafal Al-Quran itu dimulai dari juz berapa?
10. Yang dipakai untuk hafalan Al-Quranya apa sama yang dipakai
orang-orang yang tidak menghafal Al-Quran?
11. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam hafalan Al-
Quran?
12. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dalam hafalan Al-
Quran?
13. Evaluasi yang diterapkan di pondok pesantren RUQ seperti apa?
14. Apakah mayoritas santri berhasil menyelesaikan hafalanya tepat waktu
(4 tahun)?

PEDOMAN WAWANCARA

IV. Identitas Informan
6. Nama :
7. Usia :
8. Jabatan :
9. Wawancara hari/tanggal :
10. Waktu :

V. Sasaran Wawancara
1. Efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok pesantren
Roudlotul Usysyaqil Quran.
2. Faktor- faktor penghambat Tahfidzul Quran.
3. Faktor-faktor pendukung Tahfidzul Quran.

VI. Butir-butir Pertanyaan
Daftar pertanyaan wawancara pengurus pondok pesantren Roudlotul
Usysyaqil Quran.
1. Asalnya dari mana?
2. Apa yang membuat anda tertarik masuk di pondok pesantren RUQ?
3. Sudah berapa lama anda menjadi santri di pondok pesantren RUQ?
4. Apa kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang harus
dilakukan santri?
5. Bagaimana Struktur kepengurusan pondok?
6. Apa saja Sarana prasarana yang dimiliki pondok pesantren RUQ?
7. Peraturan apa saja yang diberlakukan di pondok pesantren RUQ?
8. Administrasi satu bulan per santri berapa?
9. Bagaimana Kinerja dalam kepengurusan?
10. Bagaimana Program kerja di pondok pesantren RUQ?
11. Apa sajakah Bukti dari program kerja di pondok pesantren RUQ?
PEDOMAN WAWANCARA

VII. Identitas Informan
11. Nama :
12. Usia :
13. Jabatan :
14. Wawancara hari/tanggal :
15. Waktu :

VIII. Sasaran Wawancara
1. Efektivitas sistem pembelajaran Tahfidzul Quran di pondok
pesantren Roudlotul Usysyaqil Quran.
2. Faktor- faktor penghambat Tahfidzul Quran.
3. Faktor-faktor pendukung Tahfidzul Quran.

IX. Butir-butir Pertanyaan
Daftar pertanyaan wawancara santri Roudlotul Usysyaqil Quran .
1. Asalnya dari mana?
2. Sekolah formal atau tidak?
3. Sudah berapa tahun di pondok RUQ?
4. Apa yang membuat anda tertarik masuk di pondok RUQ?
5. Dalam menghafal Al-Quran itu ada berapa tingkatan?
6. Apa yang pertama kali disetorkan kepada pengasuh?
7. Sistem penghalanya dimulai dari juz 1 apa juz 30?
8. Sistem setoran Al-Quran dibatasi apa semampu kita?
9. Bagaimna tehnik cara cepat menghafal Al-Quran?
10. Apa faktor-faktor penghambat dalam proses menghafal Al-Quran?
11. Faktor-faktor pendukung dalam menghafal Al-Quran?
12. Umumnya program menghafal Al-Quran berapa tahun?
13. Bagaiman Cara menjaga hafalanya?
14. Berapa kali setoran Al-Quran dalam 1 hari 24 jam?
15. Bagaimana sistem wisuda menghafal Al-Quran di pondok
RUQ?
16. Apakah santri merasa berhasil memenuhi target yang ditetapakan
oleh pondok dalam meningkatkan hafalan?

Transkip Wawancara
Nomor Data : 01
Hari, tanggal : Jumat 18-05-2012
Nama Informan : Nailal Hidayah
Kode Informan : NL
Tempat Wawancara : Pondok
Waktu : Jam 10.05 WIB
Bukti : Catatan Wawancara


P : Asalnya dari mana mbak?
I : Dari demak mbak.
P : Apa yang membuat anda tertarik masuk di pondok
pesantren RUQ ?
I : yang membuat saya tertarik masuk di pondok ini banyak
banget mbak, salah satunya cuaca ea mbak yang dingin dan
banyak tempat enak buat menyediri (hafalan) mbak.
P : Sudah berapa tahun mbak di pondok ini?
I : Sudah 4 tahun mbak .
P : Menjabat sebagai pengurus (ketua) sudah berapa tahun
mas?
I : Alhamdulilah sekitar 2 tahun mbak saya diberitanggung
jawab untuk menjadi sekretaris, mengurusi semua yang
berkaitan dengan administrasi pondok mbak.
P : Apa kegiatan rutin harian, bulanan dan tahunan yang harus
dilakukan santri mbak?
I : Mulai harian ya mbak itu bada subuh setoran tambahan,
jam 10 setoran deresan sama ummi, duhur istirahat,
kemudian habis duhur deresan lagi, bada ashar itu ngaji
kitab yang binnadzar, sedangkan yang bilghoib itu setoran
Al-Quran lagi.
Mingguan : Mujahadah sama masyarakat, pengajian umum,
simakan Al-Quran, kalau hari selasa sama jumat itu
diadakan tartilan semua santri membaca satu persatu-persatu
mbak.
Bulanan : tes hafalan Al-Quran
Tahunan : Halal bihalal, haflah, ziaroh, penerimaan santri
baru.
P: kurikulum atau kegiatan antara putra-putri sama to mbak?
I: Iya sama mbak jadi antara pengurus putra putri bisa
bekerjasama untuk memajukan pondok RUQ ini.
P : Sarana prasarana yang dimiliki di pondok apa saja mbak?
I : Aula putra-putri, musholah putra-putri, Rebana, komputer
+ printer putra- putri mbak.
P : Administrasi satu bulan per santri berapa mbak?
I : 120 mbak, yang 100 buat makan yang 20 buat lapanan,
listrik, gas mbak .



Transkip Wawancara
Nomor Data : 02
Hari, tanggal : kamis 14-06-2012
Nama Informan : Maratul Adabiyah
Kode Informan : MA
Tempat Wawancara : Pondok/ kamar
Waktu : Jam 23.00 WIB
Bukti : Catatan Wawancara

P : Asalnya dari mana dek?
I : Serang kendal mbk.....
P : Sekolah formal atau tidak dek?
I : Sekolah formal mbak kelas 8 mbak....
P : Sudah berapa tahun di pondok pesantren RUQ dek?
I : hehehe sudah lama mbak 5 tahun
P : Apa yang membuat anda tertarik masuk di pondok
pesantren RUQ?
I : Tempatnya yang enak mbak pondoknya juga lumayan luas.
P : Dalam menghafal Al-Quran itu ada berapa tingkatan dek?
I : kalau di pondok sini ada binnadzor dan bilghoib mbak,
jadi yang khusus binnadzor kebanyakan yang sekolah formal
selain binnadzor di pondok sini juga ada pengkajian kitab-kitab
mbak......
P : Apa yang pertama kali disetorkan kepada pengasuh?
I : Fasholatan+ artinya, surat-surat pilihan mbak seperti
waqiah, Ar-rohmaan, yasin, juz amma....
P : Sistem binnadzornya dimulai dari juz berapa?
I : Setelah selesai juz amma terus lanjut juz 1 mbak...
P : Sistem setoran binnadzor dibatasi apa semampu kita?
I : Semampu kita mbak....
P : Sistem evaluasi binnadzor dengan bilghoib apa sama ?
I : Beda mbak kalu bilghoib apabila salah kan dikasih tanda
tangan pena merah tetapi kalau yang binnadzor itu cuma
diperingati kemudian besok diulangi lagi mbak...
P : Apa faktor-faktor penghambat dalam proses binnadzor Al-
Quran?
I : faktor penghambat sih banyak mbak karna saya kan
sekolah formal jadi banyak banget kadang-kadang kalau udah
kecapekan mbak rasa malas muncul, trus apabila ada masalah
di sekolah terbawa di pondok jadi sangat mengganggu banget
mbak...
P : Kalau faktor-faktor pendukung dek?
I : Yang jelas dari doa keluarga mbak yang benar-benar
mendukung trus teman-teman pondok yang selalu ngasih
semangat buat ngaji....

Transkip Wawancara
Nomor Data : 03
Hari, tanggal : Jumat 15-06-2012
Nama Informan : Syamsiatul Aini
Kode Informan : SA
Tempat Wawancara : Pondok/ kamar
Waktu : Jam 00.00 WIB
Bukti : Catatan Wawancara

P : Asalnya dari mana mbak?
I : kendal mbak..
P : Sekolah formal atau tidak mbak?
I : Mboten mbak hafalan mawon mpun keteteran.....hehehe
P : Sudah berapa tahun mbak di pondok RUQ?
I : Sudah lama eg mbak sekitar 5 tahunan mpun enten....
P : Apa yang membuat anda tertarik masuk di pondok RUQ?
I : kulo kan wong pantura mbak hawane panas seg jelas geh
hawane, trus geh seneng mawon kaleh pondok mriki...
P : Dalam menghafal ada berapa tingkatan mbak? Trus kamu
masuk ditingkatan apa?
I : Kalau di pondok tahfidz itu ada binnadzor dan bilghoib
lha kulo seg tingkatan bilghoib mbak....
P : Bagaimana tehnik cara cepat menghafal Al-Quran mbak?
I : Kalu masalah niku ki mbak tergantung individu geh
metode-metode cara cepat menghafal geh banyak tapi itu
semua tergantung kempuan individu mbak, kalu orange cerdas
cepet hafal geh cepet pokok e bermacam-macam mbak...
P : Apa faktor-faktor penghambat dalam menghafal Al-Quran
mbak?
I : faktor- faktor penghambat katah mbak geh diantarane
berhubungan lawan jenis mbak ,kirimane telat itu mbsk faktor
seg sering dialami mayoritas semua santri.
P : Faktor-faktro pendukung dalam menghafal Al-Quran
mbak?
I : Faktor dari keluarga, dari pengasuh dan rencang-rencang
pondok mbak...
P : Umunya progaram menghafal Al-Quran berapa tahun
mbak?
I : Yang pernah kulo ngerteni geh mbak sebelum kurikulum
sekarang itu 4 sampai 5 tahun udah selesai, kulo 5 tahun lebih
dreng selesai geh kulo menyesuaikan kurikulum yang tahun ini
mbak karna baru tahun ini pondok RUQ berbeda dengan
tahun-tahun yang lalu, semakin baik dan meningkat.

LAPORAN HASIL WAWANCARA SKRIPSI
EFEKTIFITAS SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN PONDOK
PESANTREN ROUDLOTU USYSYAAQIL QURAN ROWOSARI,
ROWOPOLO KEC.TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2012
NAMA : SITI NURHALIMAH
NIM : 11108086
Menghafal Al-Quran merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik
di hadapan manusia terutama di hadapan Allah SWT. Banyak keutamaan maupun
manfaat yang dapat diperoleh oleh seorang penghafala, baik itu keutamaan yang
akan di perolehnya di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demekian, sejauh
mana pentingnya membaca bahkan menghafal kitab suci yang tetap terpelihara
keasliannya hingga akhir zaman. Al-Quran dapat memberikan syafaat kepada
para pembacanya dan dapat memasukkanya ke dalam surga, sedangkan
keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran di dalam ajaran Islam dinilai sebagai
ibadah, orang yang membacanya dijanjikan pahala disisi Allah SWT. Ada
beberapa keutamaan menghafal Al-Quran yaitu: Allah memberikan kedudukan
yang tinggi dan terhormat di antara manusia lain, termasuk sebaik-baik umat,
orang yang hafal Al-Quran selalu diliputi dengan Rahmat Allah, yang berhak
memimpin, tergolong manusia yang paling tinggi derajatnya di surga (Syaikh
Muzahim Thalib Al-Ani: 2012, 31). Disini sangat dibutuhkan sekali peran serta
dari pengasuh dan staf jajaran kepengurusan untuk memberikan pembelajaran dan
pengetahuan kepada santri-santri Roudlotu Usysyaaqil Quran yang program
pendidikannya adalah penghafalan Al-Quran baik bilghoib maupun bina-nadzar.
Pendidikan di pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran telah
melahirkan dan mencetak banyak hafidz. Hasil itu sendiri merupakan buah dari
suatu aktifitas baik yang terencana maupun yang tidak terencana. Keberhasilan
dalam proses belajar mengajar di pondok ini diukur dengan berhasilnya santri
untuk memenuhi target dalam belajar, yang maksudnya adalah kemampuan santri
untuk menyelesaikan program menghafal dengan target-target yang telah
ditetapkan yaitu 5-6, Hasil yang dimaksud, dalam proses pencapainya, supaya
lebih efektif, banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain adalah metode
yang digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana belajar serta
pendidik dan anak didik. Keefektifan dalam menghafal Al-Quran di sini diukur
dengan ketepatan waktu dalam menghafal Al-Quran sesuai dengan target dan
tujuan yang telah ditentukan, yang didukung oleh elemen-elemen disekitarnya
yang berpengaruh.
Adapun target-target itu adalah sebagai berikut:
6. Kelas TK: Target yang ditetapkan adalah pasholatan beserta artinya,
surat-surat pilihan, doa-doa dan sebagainya.
7. Kelas I : Target yang ditetapkan adalah melancarkan bacaan secara
bin-nadzor minimal 3 kali serta menghafalkan juz 30 dan sampai juz 5.
8. Kelas II : Target yang ditetapkan adalah juz 6 sampai 10.
9. Kelas III : Target yang ditetapkan adalah juz 11 sampai 20.
10. Kelas IV : Target yang ditetapkan adalah juz 21 sampai 30.

Dengan disusun target-target seperti yang disebut di atas, maka segala
upaya akan difokuskan untuk mencapai sasaran sesuai target, pembagian
kelas ini didasarkan pada jumlah yang telah dihafal. Sedangkan prosesnya
adalah semua santri baik putra maupun putri satu persatu menghadap
ustadz atau ustadzah untuk membacakan Al-Quran baik itu secara bin-
nadzor dengan membaca langsung pada mushaf maupun secara bilghoib
atau hafalan
Sistem pengajaran Al-Quran di atas masih menggunakan metode
tradisional yaitu metode sorogan, dimana dalam satu kelompok yang
terdiri dari 10 santri maju menyetor hafalan Al-Quran kepada ustadz atau
ustadzahnya masing-masing satu persatu. Hal ini menuntut para santri
harus benar-benar hafal di luar kepala. Metode sorogan yang terdiri dari
kurang lebih 10 santri dari 2 ustadz tetap dipertahankan, sebab dengan
metode ini semua santri tertuntut mendapatkan hasil yang efektif dan
bagus, hal ini telah terbukti pada rata-rata tambahan hafalan santri setiap
tahun yakni sekitar 7-8 juz. Ini berarti target yang diharapkan pesantren
yang menghendaki tambahan hafalan santri setiap tahunya 7-8 juz hampir
terpenuhi.
Menurut santri yang saya wawancarai ada beberapa faktor yang
mendukung dan menghambat proses penghafalan Al-Quran di Pondok
pesantren RUQ, yaitu:
1. Faktor yang mendukung efektivitas penghafalan Al-Quran.
Faktor pendukung yang dimaksudkan disini adalah faktor-faktor
yang keberadaanya turut membantu dalam meningkatkan hasil hafalan
santri, faktor-faktor yang ada adalah :
a. Faktor usia santri
Pondok pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah
lembaga pendidikan tahfidzul Quran di mana santrinya beragam
usia dewasa, remaja dan berusia SD (6/7 tahun). Pada usia anak-
anak tersebut daya ingat santri masih tinggi dan belum banyak
dipengaruhi dengan pengalaman-pengalaman dari lingkungan.
Dengan demikian, diharapkan kemampuan mengahafal bisa
lancar dan terus berkembang. Sedangkan santri yang berusia
dewasa tetap tidak kehilangan semangatnya untuk meghafal Al-
Quran.
b. Faktor kecerdasan santri
Pada intinya, aktifitas menghafal adalah dominasi
kerja otak untuk mampu menangkap dan menyimpan
stimulus dengan kuat sehingga kecerdasan otak mempunyai
peran besar untuk cepat lambatnya menghantarkan seorang
santri menjadi hafidz.
Karena kecerdasan otak mempunyai peran yang
besar, maka untuk mengetahui kapasitas kecerdasan santri
dapat dilihat dari buku prestasi ataupun buku rapotnya.
c. Faktor tujuan menghafal
Tujuan adalah hasil final yang ingin dicapai oleh suatu
aktifitas, sehingga untuk bisa mencapai hasil tersebut segala
usaha dan upaya atau segala metode akan ditempuh demi
tercapainya maksud.
2. Faktor yang menghambat efektivitas penghafalan Al-Quran
Faktor penghambat adalah faktor-faktor yang keberadaanya akan
mengganggu terhadap usaha pencapaian tujuan yaitu tujuan menghafal Al-
Quran. Faktor-faktor penghambat ini datangnya bisa dalam diri santri
ataupun dari luar santri.
Adapun faktor-faktor yang dirasakan sering mengganjal santri dalam
menghafal Al-Quran adalah:
Munculnya sifat malas pada diri santri.
Kesulitan santri dalam menghafal.
Kelupaan santri terhadap ayat-ayat yang telah dihafal.
Mempunyai hubungan khusus dengan lawan jenis yang
bukan mahramnya.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas langkah-langkah yang diambil
oleh pesantren Roudlotu Usysyaaqil Quran adalah:
Menjadwal semua kegiatan harian santri.
Pengawasan yang ketat kepada santri.
Menerapkan sangsi-sangsi untuk santri.


DAFTAR NILAI SKK

Nama : Siti Nurhalimah
NIM : 111 08 086
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam
PA : Drs. Adang Kuswaya

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPSPEK (Orientas Program Studi dan
Pengenalan Kampus) STAIN Salatiga
25-27 Agustus 2008 Peserta 3
2. Seminar Nasional Memberdayakan
Ekonomi Syariah Di Jawa Tengah
Auditorium Utama Stain salatiga
15 September 2008 Peserta 3
3. MAPABA Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) daerah
Bendosari, Kebumen, Banyubiru,
Semarang
14-16 November 2008 Peserta 3
4. Semalam Sehati Menjalin silaturahim,
Mengeratkan Ikatan Batin Menuju kader
Mandiri
21 September 2008 Peserta 3
5. Bedah Buku Kaum Muda Menatap
Masa Depan Indonesia DEMA Stain
Salatiga
27 November 2008 Peserta 2
6. MAPABA (PMII) Optimalisasi Gerak
Kader Dalam Menciptakan Gerakan
Kolektif daerah Tarukan, Candi kec.
Bandungan, Semarang
22 November 2009 Panitia 3
7. Seminar Nasional Demokrasi,
Kepemimpinan Nasional dan Masa
Depan Indonesia DEMA STAIN
Salatiga
22 April 2009 Peserta 6
8. Parade Musik Religi STAIN Musik
Clup Nuansa Religi di Bulan Suci
SMC STAIN Salatiga
29 Agustus 2009 Peserta 3
9. Praktikum Kepramukaan STAIN 15-17 Februari 2010 Peserta 3
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
Salatiga
10. Bimbingan Baca Tulis Al-Quran
STAIN salatiga

20 Maret 2010 Peserta 2
11. Praktikum Telaah Kurikulum
Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga
25 Nopember 2010 Peserta 3
12.
Praktikum Metodologi Pendidikan
Agama Islam STAIN Salatiga
01 Desember 2010 Peserta 3
13. Seminar Nasional Profesionalisme
Penulisan dan Penerbitan Buku UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
3 Agustus 2010 Peserta 6
14. Workshop Penyuluhan kawasan
kampus tanpa rokok (BPTP) Provinsi
Jawa Tengah
11-12 Mei 2011 Peserta 3
15. Pelatihan Kewirausahaan
(Enterpreneurship) CAHAYU
26 Mei 2011 Peserta 3
16. PUBLICHEARING Meningkatkan
tatanan birokrasi kampus yang berbasis
pada prinsip-prinsip integritas PKM 2
SEMA STAIN Salatiga
25 Januari 2011 Peserta 3
17. Seminar Regional Peran mahasiswa
dalam mengawal BLSM (BLT) tepat
sasaran Auditorium STAIN Salatiga
03 Mei 2012 Peserta 4
18. Seminar Nasional Kesenian yang
terlupakan Auditorium STAIN
Salatiga
09 Juli 2012 Peserta 6
19. Seminar Nasional Berpolitik Untuk
Kesejahteraan Indonesia Reorientasi
Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi
SEMA STAIN Salatiga
15 Mei 2012 Peserta 6
20. Seminar Nasional Tren Bisnis Berbasis
Multimedia dan Teknologi Informasi
sebagai wujud Pasar Modern KOPMA
FATAWA STAIN Salatiga
21 April 2012 Peserta 6
21. Partai PPP Sosialisasi 4 Pilar Bangsa
Pancasila Undang-Undang 1945,Negara
Kesatuan Republik Indonesia ,Bineka
25 Maret 2012 Peserta 3
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
Tunggal Ika Daerah Pemilihan Jawa
Tengah
22. Seminar Nasional pendidikan
Multikultural Sebagai Pilar Karakter
Bangsa Auditorium Utama STAIN
Salatiga.
29 Mei 2012 Peserta 6
23. Bedah Buku Sang maha segalanya
mencintai sang Mahasiswa POLRES
Kota Salatiga HMI
14 Mei 2012 Peserta 2
24. Seminar Regional Urgensi Media
Dalam Mencerahkan Umat LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
30 April 2012 Peserta 4

JUMLAH
89





Salatiga, 28 Juli 2012
Mengetahui,
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan






Dr.H Agus Waluyo M.Ag
NIP: 19750211 200p003 1 001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Nurhalimah
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 19 Desember 1990
NIM : 111 08 086
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Gedung Rejo (G4), Mesuji Raya, Ogan Komering
Ilir, Palembang
Domisili : Pondok Pesantren Nurul Asna
Pendidikan :
1. MI Hidayatul Mubtadiin Tahun 2002
2. MTs Hidayatul Mubtadiin Tahun 2005
3. MA Subulussalam Sriwangi Tahun 2008
4. STAIN Salatiga Jawa Tengah Tahun 2012

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.


Salatiga, 03 Agustus 2012


Siti Nurhalimah
NIM. 111 08 086

Anda mungkin juga menyukai