Anda di halaman 1dari 134

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN


METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V MI
YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
IMTIHANNUDIN
NIM: 11410035

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012

1
2
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN
METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V MI
YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
IMTIHANNUDIN
NIM: 11410035

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012

3
4
5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Imtihannudin

NIM : 11410035

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 28 Juli 2012

Yang menyatakan,

Imtihannudin

6
MOTTO

1. Bukan kesulitan yang membuat kita takut melangkah tetapi ketakutan itulah

yang mempersulit langkah.

2. “Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” (terjemah Q.S. Al

Mujadilah : 11)

3. “Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus

asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ” (terjemah Q.S Yusuf : 87)

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku,

Para dosenku, saudara-saudaraku,

Sahabat-sahabat seperjuanganku,

Dan istri serta anak-anakku yang selalu memberikan “motivasi”.

7
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Peningkatan Efektivitas Pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas V MI

YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012”.

Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhamad SAW

keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku ketua STAIN Salatiga periode 2010-

2015.

2. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. Selaku Dosen Pembibing yang telah dengan

sabar dan tulus mencurahkan segala tenaga, waktu, dan pikiran untuk

terselesainya penyusunan skripsi.

3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Progam Ektensi.

4. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan bekal

ilmu dalam menempuh studi di STAIN Salatiga.

5. Madrasah Ibtidaiyah YASPI Muneng yang telah memberikan izin penelitian,

dalam penulisan skripsi ini.

8
6. Ibu Johar Nurmala selaku teman sejawat dan observer dalam PTK yang

dilaksanakan di MI YASPI MUNENG.

7. Istri dan anak tercinta ( Asih Almukaromah, Ahmach Nizar Hadani,

Muhammad Imdad Tsaqif ) yang banyak membantu dalam do‟a, dan memberi

motivasi dalam penulisan skripsi ini.

8. Segenap keluarga dan sahabat yang senantiasa membantu agar penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun

skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, almamater STAIN Salatiga,

Madrasah Ibtidaiyah YASPI Muneng, Pakis, Magelang dan seluruh pembaca

pada umumnya.

Magelang, 28 Juli 2012

Penulis

9
ABSTRAK

Imtihannudin. 2012. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Sejarah Kebudayaan


Islam dengan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas V MI YASPI
Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012 Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Badwan,
M.Ag.

Kata kunci: Efektivitas, Sejarah Kebudayaan Islam, Sosiodrama

Penelitian ini adalah merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas


pembelajaran sejarah kebudayaan Islam melalui metode Sosiodrama pada siswa
kelas V MI YASPI Muneng. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah (1) apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan
perhatian siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam? (2) apakah
metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam?, dan (3) apakah metode Sosiodrama dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Temuan ini menunjukkan bahwa siswa kelas V MI YASPI Muneng (a)
perhatian siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam semakin
meningkat, (b) keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam
meningkat, dan (c) prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam juga semakin meningkat. Berdasar hasil temuan tersebut dinyatakan bahwa
metode Sosiodrama bisa diterapkan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam kelas V MI YASPI Muneng.

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN LOGO ........................................................................................ ii
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan........................................................................ 6
E. Kegunaan Penelitian...................................................................... 6
F. Definisi Operasional...................................................................... 7
G. Metode Penelitian.......................................................................... 9
1. Rancangan Penelitian .............................................................. 9
2. Subjek Penelitian.................................................................... 10
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................... 10
4. Instrumen Penelitian............................................................... 11
5. Pengumpulan Data ................................................................. 12
6. Analisis Data .......................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran ............................................................. 15

11
B. Metode Pembelajaran ................................................................... . 21
C. Karakteristik Mata Pelajaran SKI ................................................ 29
D. Metode Sosidrama dalam Pembelajaran SKI ............................... 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN.
A. Subjek Penelitian.......................................................................... 42
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 42
2. Sejarah Berdirinya MI YASPI Muneng ................................. 43
3. Mata Pelajaran ........................................................................ 44
4. Karakteristik Siswa ................................................................ 45
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 47
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................. 47
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................. 51
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ............................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil per Siklus ........................................................... 60
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................. 60
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................ 66
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ........................................... 73
B. Pembahasan ................................................................................. 80
1. Perhatian ................................................................................ 80
2. Keaktifan ............................................................................... 81
3. Prestasi Belajar ...................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 85
B. Saran-saran .................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

12
DAFTAR TABEL

1. Karakteristik Siswa ....................................................................................... 45

2. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus I ..................................................... 62

3. Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................................... 64

4. Hasil Observasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I .......................................... 65

5. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus II .................................................... 69

6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ................................................... 71

7. Hasil Observasi Prestasi Belajar Siswa Siklus II ......................................... 72

8. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus III................................................... 75

9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III .................................................. 77

10. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar Pra PTK, Siklus I, Siklus II,

Siklus III ........................................................................................................ 78

11. Perbandingan Hasil Perhatian Siswa............................................................. 80

12. Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III ....................... 82

13. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar sebelum PTK dan setelah PTK . 83

13
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Naskah Tes Formatif

3. Naskah Sosiodrama Siklus I, Siklus II, Siklus III

4. Lembar Observasi untuk Guru

5. Surat ijin penelitian

6. Nota Pembimbing

7. Surat Keterangan Penelitian

8. Lembar Konsultasi

9. Daftar guru MI YASPI Muneng

10. Riwayat Hidup penulis

14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber

daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan

pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh

faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi

tanggungjawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik

menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya

yang tangguh, kreatif, mandiri, dan professional pada bidang masing-

masing. Maka upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara

optimal, dengan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen

pendidikan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Persoalan yang harus dihadapi sekarang adalah bagaimana guru

sebagai pendidik generasi muda bangsa menyukseskan program pemerintah

di bidang pendidikan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari

seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan

mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang

harus dihadapi guru setiap hari, untuk mengatasi hal tersebut guru

hendaknya memiliki wawasan yang luas, kritis ,kreatif dan inovatif dalam

proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran di kelas saat ini masih berfokus pada guru

sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian metode pembelajaran

15
ceramah menjadi pilihan utama dalam proses pembelajarannya, sehingga

seringkali proses belajar dan prestasi belajar yang diraih tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Maka diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih

memberdayakan potensi yang dimiliki siswa atau metode pembelajaran yang

melibatkan siswa aktif, sehingga dapat mengubah proses pembelajaran yang

bersifat berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa

(student centered) yang memberikan dampak positif pada potensi dan

kompetensi siswa.

Hingga saat ini dalam pelaksaanan pembelajaran khususnya mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih disampaikan dengan metode

ceramah (metode pembelajaran konvensional) sebagai metode yang lebih

dominan diterapkan daripada metode yang lain, Metode ceramah yang hanya

mengandalkan indera pendengaran sebagai alat belajar yang dominan ini

mempunyai beberapa kelemahan.Di antaranya adalah mudah terganggu oleh

hal-hal visual dan rentan terhadap kebisingan, sedangkan siswa

mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru serta mencatat hal yang

dianggap penting oleh siswa tersebut dan kurang diberi kebebasan untuk

mengungkapan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. Faktor otak

yang cepat melupakan informasi yang didapat dianggap sebagai hal yang

dominan. Faktor otak manusia tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan ini

dapat menjadi faktor yang sangat dominan.

Dalam belajar, seseorang tidak akan mengingat-ingat sesuatu yang

tidak di ingini. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar akan

16
lebih cepat melupakan pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya. Selama

ini guru memakai metode ceramah yang praktis, efisien dari sisi waktu dan

biaya, dapat menyampaikan materi yang banyak tanpa memperhatikan

peserta didik sebagai subjek dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini

membuat peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran serta

peserta didik menjadi tidak aktif. Proses belajar mengajar yang

dilaksanakan hanya satu arah, Feed back relative rendah, kurang terkendali

baik waktu maupun materi, peserta didik tidak bisa berkreatifitas, minat

membaca kurang dan yang pasti PBM berjalan monoton. Dengan demikian

otomatis apa yang di ajarkan oleh guru kurang melekat pada ingatan peserta

didik, dan bagi siswa terkesan menggurui dan melelahkan.

Menurut pengamatan peneliti di MI YASPI Muneng, apabila proses

balajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah secara terus menerus

hal ini dapat menghambat usaha siswa untuk meningkatkan prestasi dalam

pembelajaran sejarah kebudayaan islam, khususnya siswa kelas V MI

YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012 dalam

mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam, padahal perlu diketahui mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

memiliki kontribusi dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh

siswa. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus

tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan

pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam. Maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam metode

17
pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif Metode sosio drama pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta

suasana belajar siswa aktif yang saling komunikasi, saling mendengar,

saling berbagi, saling memberi dan menerima. Siswa yang ideal bukan

hanya diposisikan sebagai objek namun lebih sebagai subjek didik (Sriyanti,

2003:4)

Firman Allah SWT

Artinya :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia
berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang
yang bertakwa" (Qs. Al-maidah : 27)

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE SOSIODRAMA

PADA SISWA KELAS V MI YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012.

B. Rumusan Masalah

18
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI YASPI

Muneng Pakis Magelang?

2. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI YASPI

Muneng Pakis Magelang?

3. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI

YASPI Muneng Pakis Magelang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

1. Untuk mengetahui dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan

perhatian siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng

Pakis Magelang.

2. Untuk mengetahui dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng

Pakis Magelang.

3. Untuk mengetahui dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan

prestasi siswa dalam pembelajaran SKI Kelas V MI YASPI Muneng Pakis

Magelang.

19
D. Hipotesis Tindakan

Menurut Arikunto (2002:64) Hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang

terkumpul. Sedangkan menurut Wardhani (2008:2.10) hipotesis tindakan

adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah.

Berdasarkan kajian di atas dapat di ajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Jika strategi belajar dengan metode Sosiodrama diterapkan diharapkan

dapat meningkatkan efektivitas dan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng kecamatan Pakis

kabupaten Magelang”

E. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini didasarkan pada kegunaan teoritis dan

praktis dengan digunakannya metode Sosiodrama ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi

peningkatan prestasi dan efektivitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam.

2. Kegunaan Praktis

20
a. Bagi MI YASPI Muneng Pakis Magelang dapat lebih

meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran

SKI.

b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c. Bagi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas

yang lebih baik.

F. Definisi operasional

1. Efektivitas

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Efektif adalah ada akibat

yang dapat membawa hasil atau berhasil guna dengan adanya tindakan atau

usaha. Dalam hal ini efektivitas yang di maksud adalah orang atau guru

yang ditugasi untuk memantau pembelajaran. Efektivitas yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah efektivitas dalam pembelajaran SKI.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana

suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang

dihadapi (Jogiyanto, 2006:12). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa

pembelajaran terjadi karena suatu kejadian dan perubahan yang terjadi

bukan karena perubahan secara alami tetapi lebih karena reaksi dari situasi

yang dihadapi.

3. Metode Sosiodrama

21
Sosiodrama berasal dari kata Sosio yang artinya masyarakat,

dan drama yang artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang,

sifat dan tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang

dengan orang lain dan sebagainya. Menurut Engkoswara (1988:58)

Sosiodrama yaitu suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan

oleh sekelompok siswa. Sosiodrama artinya memegang fungsi dan

dapat dipakai sebagai suatu metode dalam mengajar.

Dengan demikian metode Sosiodrama ialah penyajian bahan

dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun

kenyataan. Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang

kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya.

Menurut DJamarah (2002:100) Penggunaan metode sosiodrama

mempunyai tujuan diantaranya:

a) Melatih anak-anak untuk mendengarkan dan menangkap cerita

singkat dengan teliti.

b) Memupuk dan melatih keberanian.

c) Menumbuhkan daya cipta

d) Belajar menghargai dan menilai kecakapan orang lain.

e) Untuk mendalami suatu permasalahan.

Metode ini sebagai prinsip dasarnya terdapat di dalam AI-Quran,

dimana terjadinya suatu drama yang sangat mengesankan antara Qabil

dan Habil.

Firman Allah SWT

22
Artinya:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil
dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata
Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari
orang-orang yang bertakwa" (Q.s.Al-maidah : 27)

Kemudian pada ayat berikutnya yang berbunyi sebagai berikut :

Oleh karena itu Kami wajibkan atas Bani Israil, barang siapa
yang membunuh orang bukan karena orang itu bersalah atau
berbuat kerusakan di muka bumi ini, seolah-olah ia telah
membunuh manusia semuanya. Dan barang siapa memelihara
hidup seseorang maka seolah-olah ia memelihara hidup
manusia semua dan sesungguhnya telah datang kepada
mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-
keterangan, kemudian bahwa sesungguhnya kebanyakan dari
mereka sesudah itu melewati batas di atas bumi. (Q.S. Al-
Maidah: 32)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa tindakan kelas.

Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar

yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Karena Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2007:58).

Karakteristik yang khas dari penelitian Tindakan kelas ini adalah adanya

23
tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di

kelas (Arikunto, 2007:109). Sedangkan PTK menurut Susilo (2007:16)

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah

tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Penelitian Tindakan

Kelas yang dilakukan terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara

berulang-ulang, yakni berupa tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Perencanaan

2) Tindakan

3) Pengamatan

4) Refleksi

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V

MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dengan

jumlah siswa 42 orang. Tempat Penelitian di MI YASPI Muneng.

3. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah:

a. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana

tindakan tersebut akan dilakukan.

b. Tindakan

Pada tahap ini skenario atau rancangan tindakan pembelajaran

diterapkan dan dijabarkan serinci mungkin menjelaskan langkah

24
kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan yang dilakukan oleh guru,

kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa juga tentang media

serta instrument yang digunakan untuk pengumpulan data maupun

pengamatan (Arikunto, 2007:76). Pada tahap ini skenario atau

rancangan tindakan pembelajaran diterapkan dan dijabarkan secara

rinci. Tindakan dilakukan pada siswa kelas V MI YASPI Muneng

pada mata pelajaran SKI dengan menerapkan metode Sosiodrama.

c. Pengamatan atau Observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan

pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

d. Refleksi

Tahapan ini digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis agar

lebih mudah diolah (Arikunto, 1995:136). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lembar evaluasi, lembar keaktifan siswa,

data-data kualitatif tentag pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan kelas,

25
dan lembar observasi buatan peneliti untuk mengetahui respon atau

reaksi siswa.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Dokumentasi

Untuk mengetahui nilai SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng

sebelum diterapkan penelitian tindakan kelas.

b. Tes

Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang

digunakan berupa tes awal dan tes akhir untuk mengetahui sejauh

mana prestasi belajar siswa.

c. Pengamatan

Digunakan lembar pengamatan yang di lakukan langsung oleh

peneliti (guru) untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan

data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah

menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti, atau di ambil

suatu kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam menganalisa data adalah sebagai

berikut:

1) Analisis Pertama

26
Analisa pertama digunakan untuk mengetahui apakah metode

Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam

pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis,

Magelang.

2) Analisis Kedua

Analisa kedua digunakan untuk mengetahui apakah metode

Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis,

Magelang.

3) Analisis Ketiga

Analisa ketiga untuk mengetahui apakah penerapan metode

Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis,

Magelang.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Hipotesis, Kegunaan Penelitian, Definisi Istilah, Metode

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

27
Pada bab ini, diuraikan tentang Belajar dan Pembelajaran, Metode

Pembelajaran, Karakteristik Mata Pelajaran SKI, Metode

Sosiodrama dalam Pembelajaran SKI.

BAB III DESKRIPSI PENELITIAN

Berisi tentang, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi

Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN

Berisi tentang, Deskripsi Hasil Per Siklus, Pembahasan Hasil Siklus

I, II, III

BAB V PENUTUP

Berisi tentang, Kesimpulan dan Saran

28
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2003:2) Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Adapun menurut Hamalik

(2007:106) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan

dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku

yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan suatu

proses dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri

berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi

pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya.

Menurut Hilgard dan Bower yang dikutip Purwanto dalam buku

Thearis of learning (1975) “Belajar berhubungan dengan perubahan

tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan

oleh pengalamannya yang berulang-ulang. Menurut Gagne yang dikutip

Purwanto dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan

bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga performance-

29
nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi (Purwanto,

1997: 84).

Menurut Morgan yang dikutip juga oleh Purwanto dalam buku

Introduction to Psychology (1978) berpendapat bahwa “ Belajar adalah

setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut

Sriyanti (2003:6) belajar membawa perubahan baik potensial maupun

aktual, dimana perubahan hasil belajar bercirikan dengan diperolehnya

kecakapan baru yang bersifat positif fungsional dan perubahan hasil

belajar tersebut terjadi karena usaha yang dilakukan secara sengaja.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar diatas dapat

dinyatakan bahwa belajar adalah berhubungan dengan perubahan

tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek

sikapnya dimana perubahan itu terjadi akibat adanya usaha yang

disengaja sehingga memperoleh kecakapan fungsional, ketika terjadi

latihan dan pengalaman tersebut terjadi interaksi dengan lingkungannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Syah (2004:132) faktor yang berpengaruh pada proses

belajar adalah:

a. Faktor Internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

di sekitar siswa.

30
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

pelajaran.

Menurut Sriyanti (2003:7) Faktor yang mempengaruhi belajar

adalah:

a. Faktor Intern, adalah factor yang berasal dari dalam diri anak.

Terdiri atas faktor psikologis dan faktor fisik. Faktor psikologis

meliputi tingkat intelegensi siswa, minat, bakat, motivasi,

kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian sedangkan

faktor fisik yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi

kesehatan, penyakit kronis, cacat fisik, gangguan panca indera dan

kelelahan.

b. Faktor Ekstern adalah faktor yang berasal dari luar anak meliputi

keadaan keluarga, faktor sekolah, dan lingungan masyarakat.

Menurut Slameto (2003:56-57) faktor yang mempengaruhi belajar

adalah:

a. Faktor Intern, terdiri atas tiga faktor yaitu faktor jasmaniah meliputi

kesehatan, dan cacat tubuh, faktor psikologis meliputi intelegensi,

perhatian minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, dan

kelelahan.

b. Faktor Ekstern, terdiri atas tiga faktor yaitu faktor keluarga, meliputi

cara oragtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,

31
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang

kebudayaan. Faktor sekolah meliputi relasi guru dan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah. Faktor Masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat,mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Sedangkan menurut Purwanto (1997:102) faktor yang

mempengaruhi belajar adalah:

a. Faktor Individual yaitu faktor yang ada pada organism itu sendiri,

meliputi kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,

dan faktor pribadi.

b. Faktor Sosial yaitu faktor yang ada diluar individu meliputi faktor

keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-

alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

mempengaruhi keberhasilan belajar ada beberapa faktor, tidak hanya dari

dalam diri anak tetapi juga dari luar diri anak.

3. Ciri-ciri Belajar.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

menurut Slameto (2003:3-5) :

a. Perubahan yang terjadi secara sadar.

32
b. Perubahan dalam belajar bersifat kantinyu dan fungsional.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Sedangkan cirri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Esa N. W,

dkk adalah:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku relative permanent.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses

belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat

potensial.

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat tersebut

adalah bahwa seseorang dalam belajar menunjukan ciri-ciri antara lain

adanya perubahan tingkah laku yang bertujuan dan terarah yang didapat

dari latihan dan pengalaman serta perubahan tersebut bersifat kontinyu

dan tidak bersifat sementara.

4. Pembelajaran

Menurut Hamalik (2007:25) pembelajaran merupakan suatu

proses penyampaian pengetahuan yang dilaksanakan dengan

menggunakan metode imposisi dengan cara menuangkan pengetahuan

kepada siswa. Pembelajaran adalah merupakan sarana untuk

33
memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan tinglah

laku individu melalui proses mengalami dan sesuatu yang diciptakan

dalam rancangan proses pembelajaran.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar bagi peserta didik dengan merancang suatu proses

pembelajaran dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran secara optimal.

Sriyanti (2003:14) mengemukakan bahwa proses belajar mengajar

merupakan suatu sistem yang masing-masing komponennya saling

terkait, terjadi tarik menarik dan saling mempengaruhi. Sedangkan unsur-

unsur komponennya adalah:

a. Pengajar tidak hanya sekedar transfer of knowledge namun juga

transfer of valaue yaitu guru tidak hanya sebatas menyampaikan

materi namun juga harus mampu membimbing serta menyebarkan

ilmu.

b. Siswa bukan merupakan objek namun merupakan subyek didik.

c. Materi merupakan bahan yang akan diajarkan kepada anak yang

dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkat

pemahaman anak.

d. Tujuan merupakan muara dari seluruh komponen pengajaran artinya

semua komponen pengajaran,semua aktivitas pengajaran harus

34
sejalan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan atau harus

mendukung tercapainya tujuan.

e. Metode merupaka cara atau tehnik yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran.

f. Alat bantu mengajar biasa disebut media mengajar atau alat peraga

yang digunakan untuk mempermudah pemahaman anak serta

membangkitkan gairah belajar.

g. Evaluasi merupakan rangkaian tak terpisahkan dari keseluruhan

proses belajar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaan PBM berjalan, hambatan dan kelemahannya juga

digunakan untuk memperbaiki di pertemuan yang akan datang.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran yang sangat

dominan dan penting yaitu pendidik, peserta didik, tujuan, materi,

metode dan lingkungan serta agar lebih berhasil dengan alat peraga/alat

bantu mengajar beserta evaluasi untuk mengetahui keberhasilan

pembelajaran.

B. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode

Menurut Sriyanti (2003:17) metode merupakan cara, tekhnik yang

digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Sedangkan menurut

Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

35
Berdasarkan kedua pendapat tersebut metode merupakan cara

maupun tekhnik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk

menyampaikan bahan kepada siswa agar tercapai tujuan pembelajaran.

Menurut Djamarah (2006:72-74) kedudukan metode meliputi

beberapa hal yakni:

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik artinya motivasi yang

berasal dari luar diri siswa yakni dari guru. Dengan penggunaan

metode yang bervariasi akan membangkitkan motivasi siswa karena

siswa tidak menjadi bosan sehingga meningkatkan gairah siswa

untuk semangat dalam belajar.

b. Metode sebagai strategi pengajaran artinya siswa yang diajar oleh

guru terdiri atas beberapa karakter sehingga ada sebagian dengan

mudah bisa menerima atau menyerap pelajaran denga metode

tertentu namun sebaliknya ada pula yang sulit menangkap pelajaran

yang dimaksud dengan metode tertentu karenanya butuh strategi

yang tepat dalam pengajaran dengan menggunakan cara-cara tertentu

dan menggunakan komponen-komponen dalam pengajaran di

antaranya adalah dengan menggunakan metode-metode yang ada

namun tepat dalam penggunaannya.

c. Metode sebagai alat mencapai tujuan artinya untuk mencapai tujuan

dalam pengajaran tidak akan berhasil apabila semua komponen alam

pengajaran tidak terlibat karena itu metode sebagai salah satu

36
komponennya dapat digunakan sebagai perantara antara siswa

dengan sumber belajar.

2. Macam-macam Metode

Menurut Zaini dkk (2002:xvi) ada beberapa strategi

pembelajaran aktif yang bisa mengajak siswa untuk aktif

menggunakan otak untuk menemukan ide, memecahkan persoalan dan

mengaplikasikan apa yang baru saja dipelajari kedalam kehidupan

nyata sehingga siswa lah yang aktif untuk mendominasi aktifitas

pembelajaran. Adapun metode-metode tersebut adalah:

a. Metode Team Quis (Quis Kelompok)

Yaitu metode yang digunakan dengan cara memilih topik

yang materinya bisa dibagi menjadi 3 segmen dan siswa dibagi

menjadi tiga kelompok, kemudian kelompok A diberikan waktu

presentasi yang terbatas untuk mempresentasikan materi, setelah

itu kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untu

kelompok B dan C. Sementara itu kelompok B dan C bisa

menggunakan waktunya untuk melihat catatan-catatan mereka,

setelah itu kelompok A memberikan pertanyaan kepada

kelompok B, jika tidak bisa menjawab dilempar ke kelompok C.

Kemudian kelompok A bertanya ke kelompok C bila tidak bisa

menjawab dilempar ke kelompok B begitu seterusnya. Kemudian

di pertemuan berikutnya dilanjtukan kelompok B yang presentasi

kemudian kelompok yang lain yang menjawab begitu seterusnya

37
sampai semua kelompok mendapat giliran untuk presentasi,

kemudian di akhir pelajaran tanya jawab yang telah disampaikan

disimpulkan kemudian dijelaskan sekiranya ada pemahaman yang

keliru dari siswa (Zaini, 2002:54)

b. Metode Peer Lessons (Mengajar sesama teman)

Yaitu metode yang digunakan untuk menggairahkan

kemauan siswa untuk mengajarkan materi kepada temannya

dengan cara membagi sekelompok siswa sesuai dengan segmen

materi yang akan disampaikan yang saling berhubungan

kemudian minta masing-masing kelompok untuk mengajarkan

kepada kelompok lain dan tidak diperkenankan menggunakan

metode ceramah atau seperti membaca laporan sehingga dapat

menggunakan alat bantu visual, menyiapkan media pengajaran

yang diperlukan. Menggunakan contoh-contoh yang relevan,

melibatkan teman lain dalam permainan, diskusi kuis, dan lain-

lain dan juga memberikan kesempatan yang lain untuk bertanya.

Berikan pula waktu yang cukup untuk menyiapkan segala yang

diperlukan untuk mengajarkan materi kepada teman yang lain

setelah semua kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang

diberikan, beri kesempatan dan klarifikasi sekiranya ada yang

perlu diluruskan dari pemahaman siswa (Zaini, 2002:60)

38
c. Metode Index Card Match ( Metode Menemukan Pasangan)

Merupakan metode yang sangat menyenangkan untuk

mengulang materi yang telah disampaikan yaitu dengan cara

membuat potongan-potongan kertas sesuai dengan jumlah siswa,

kemudian potongan-potongan kertas dibagi menjadi dua yang

separo berisi pertanyaan kemudian separo yang lain berisi

jawaban. Semua kertas dikocok sehingga tercampur antara

pertanyaan dan jawaban. Masing-masing siswa dibagikan

potongan-potongan kertas sehingga separo siswa akan

mendapatkan pertanyaan kemudian separo yang lain akan

mendapatkan jawaban. Dijelaskan pula bahwa aktifitas yang

dilakukan ini adlah aktifitas secara berpasangan. Siswa diminta

untuk menemukan pasangannya. Jika mereka sudah menemukan

mintalah untuk duduk berdekatan kemudian jelaskan pula bahwa

mereka tidak boleh memberitahukan materi yang mereka

dapatkan. Setelah semua menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan minta setiap pasangan secara bergantian untuk

membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada

teman yang lain selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-

pasngan yang lain. Kemudian proses ini diakhiri dengan

membuat klarifikasi dan kesimpulan (Zaini, 2002:64).

d. Metode Sosiodrama

Metode Sosiodrama ini wajar digunakan dalam rangka

39
mencapai tujuan-tujuan yang mengandung sifat-sifat sebagai

berikut:

1. Memahami perasaan orang lain.

2. Membagi pertanggungan jawab dan memikulnya.

3. Menghargai pendapat orang lain.

4. Mengambil keputusan dalam kelompok.

5. Membantu penyesuaian diri dengan kelompok.

6. Memperbaiki hubungan sosial.

7. Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap.

8. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap salah.

Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut

1. Persiapan

Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang

akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada kesempatan

ini pula menjelaskan mengenai peranan-peranan yang

dimainkan, pelaksanaan sosiodrama / peran dan tugas-tugas bagi

mereka yang tidak ikut berperan (penonton).

2. Penentuan pelaku atau pemeran.

Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan

kepada peserta didik-murid untuk bermain peranan, maka

diadakanlah penentuan para pelaku dan menjelaskan bilamana

dan betapa harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi

40
petunjuk atau contoh sederhana agar mereka slap mental.

3. Permainan sosiodrama.

Para pelaku memainkan peranannya sesuai dengan imaginasi

atau daya tanggap masing-masing, sampai pada suatu klimaks

tertentu atau suatu titik kulminasi (puncak) perdebatan yang

hangat.

4. Diskusi.

Permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan duduk

kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan

guru yang diikuti oleh semua peserta didik (kelas). Diskusi berkisar

pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema

cerita, sehingga terhadirlah suatu pembicaraan berupa

tanggapan, pendapat dan beberapa kesimpulan.

5. Ulangan permainan.

Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau

bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat,

saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil

diskusi.

Hal-hal yang patut diperhatikan Dalam Pelaksanaan

sosiodrama :

a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh

sebagian besar peserta didik-murid.

b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari

41
guru.

c. Jangan terlalu banyak "disutradarai", biarkan peserta didik

mengembang-kan kreatifitas dan spontanitas mereka.

d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan),

bukan

kepada baik atau tidaknya seseorang peserta didik berperan.

e. Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru.

Metode-metode pembelajaran aktif dalam pembelajaran sangat

beragam yang tidak dapat dipaparkan semua di sini. Berdasarkan

pendapat dan paparan tentang metode yang disampaikan di atas dapat

disimpulkan bahwa tidak ada metode yang terbaik yang ada adalah

metode yang sesuai. Metode mengajar bersifat fleksibel dan sangat

tergantung dengan beberapa faktor yang melekat pada proses belajar

mengajar yaitu faktor tujuan, anak didik, situasi, materi, dan faktor

pribadi guru (Darwis, 1998:227).

Dari uraian di atas diharapkan guru bisa menerapkan beberapa

metode pembelajaran dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1) Merangsang dan memotivasi anak untuk belajar.

2) Mempermudah daya tangkap anak.

3) Menberi peluang anak untuk melakukan praktek dan latihan.

4) Dapat dilaksanakan guru atau guru mempunyai kemampuan untuk

menggunakan metode tersebut.

42
5) Sesuai dengan kondisi atau suasana lingkungan tempat belajar.

6) Sesuai dengan taraf perkembangan atau karakteristik anak.

7) Mempermudah pemberian materi dan penggunaan media.

8) Mempermudah tercapainya tujuan pengajaran (Sriyanti, 2003:17)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru

dalam menggunakan metode perlu disesuaikan dengan materi yang

akan disampaikan dan mempertimbangkan beberapa faktor serta

menerapkan prinsip di atas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik.

C. Karakteristik Mata Pelajaran SKI

Di madrasah karakteristik suatu pelajaran perlu diidentifikasi dalam

rangka pengembangan silabus dan rencana pembelajaran dari mata pelajaran

tersebut begitu pula dengan mata pelajaran SKI. SKI merupakan perjalanan

perkembangan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha

bersyariah (beribadah muamalah) dan berahklak serta mengembangkan

kehidupan yang dilandasi aqidah sehingga mata pelajaran SKI menekankan

pada kemampuan ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam),

meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan menghubungkannya dengan

fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Mata pelajaran SKI tidak hanya transfer of knowledge tetapi juga

merupakan pendidikan nilai (value education) karena mata pelajaran SKI

mencakup dimensi pengetauan (knowledge), keterampilan(skill) dan nilai

43
(values). Sejalan dengan ide pokok mata pelajaran SKI bahwa ranah kognitif

merupakan capaian luar saja sedangkan yang terpenting atau hal yang

mendasar adalah kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, hikmah/ibrah,

dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu pada tema-tema

tertentu indikator keberhasilan belajar tidak hanya mencapai pada ranah

kogintif saja namun juga afektif dan psikomotorik.

1. Fungsi Dasar Pembelajaran SKI

a. Fungsi Edukatif

Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan

menegakkan nilai-nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi Keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang

memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.

c. Fungsi Transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting

dalam merancang transformasi masyarakat.

2. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran SKI

a. Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam dan

Kebudayaan Islam pada masa nabi Muhammad saw dan Khulafakur

Rasyidin kepada pesrta didik, agar ia memiliki konsep yang obyektif

dan sistematis dalam prespektif historis.

44
b. Mengambil ibrah/hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam

sejarah.

c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk

mengamalkan akhlaq yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk,

berdasarkan cermatannya atas fakta sejarah yang ada.

d. Membekali peserta didik untuk membetuk kepribadiannya

berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang

luhur (Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004: 2).

3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SKI

Standar Kompetensi adalah Pernyataan tentang pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat

penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata

pelajaran. Standar Kompetensi sendiri memiliki dua penafsiran yaitu

pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui anak didik

dan kemampuan melakukan sesuatu dalam mempelajari suatu bidang

studi serta spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan

kategori pencapaian seperti lulus atau memiliki keahlian. Standar

kompetensi mata pelajaran SKI dijabarkan dari standar kompetensi

lulusan RA/MI/MTs/MA. Adapun kompetensi lulusan Madrasah

Ibtidaiyah yang digunakan dalam standar kompetensi SKI adalah :

a. Aspek afektif

Peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercermin dalam

45
perilaku sehari-hari, serta memiliki nilai-nilai demokrasi toleransi, dan

humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara baik lingkup nasional maupun global.

b. Aspek Kognitif

Menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Aspek psikomotorik

Memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu

beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan

lingkungan alam baik local, regional, maupun global: memiliki

kesehatan jasmani dan rokhani yang bermanfaat untuk melaksanakan

tugas/kegiatan sehari-hari (Dirjen Kelembagaan Agama Islam,

2004:3).

Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut maka standar

kompetensi mata pelajaran SKI MI adalah sebagai berikut :

a) Kemampuan mengenal, mengidentifikasi sejarah masyarakat

Arab pra Islam, sejarah kelahiran, dan sejarah kerasulan Nabi

Muhammad SAW. serta dapat mengambil ibrahnya.

b) Kemampuan mengenal, meneladani dakwah Nabi Muhammad

SAW dan para sahabatnya, serta mengenal kepribadiannya,

mengidentifikasi peristiwa Isra Mi‟raj, peristiwa hijrah Nabi

Muhammad SAW ke Thaif, dan dapat mengambil hikmah serta

mampu meneladani kesabaranya.

46
c) Kemampuan mengenal, mengidentifikasi peristiwa hijrah Nabi

Muhammad SAW ke Madinah, dapat mengambil hikmah, dan

meneladani kesabarannya, keperwiraannya dan peristiwa Fathul

Makkah, serta menghayati peristiwa wafatnya Rosululloh SAW.

d) Kemampuan mengidentifikasi dan meneladani nilai-nilai positif

sejarah Khulafakur Rasyidin.

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran SKI untuk Madrasah Ibtidaiyah

a. Sejarah masyarakat pra-Islam , sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang meliputi

kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi

Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa

Isra Mi‟raj Nabi Muhammad SAW.

c. Peristiwa hijrah nabi ke Yastrib, keperwiraan nabi, peristiwa Fathul

Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rosululloh SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafakur rasyidin

e. Sejarah perjuangan tokoh Agama Islam di daerahnya masing-masing.

D. Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran SKI

Sosiodrama berasal dari kata Sosio yang artinya masyarakat, dan

darma yang artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan

tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang

lain dan sebagainya.Sosiodrama artinya memegang fungsi dan dapat

dipakai sebagai suatu metode dalam mengajar.

47
Dengan demikian metode sosiodrama ialah penyajian bahan

dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun

kenyataan. Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang

kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya.

Metode ini sebagai prinsip dasarnya terdapat di dalam AI-Quran, dimana

terjadinya suatu drama yang sangat mengesankan antara Qabil dan Habil.

Firman Allah SWT yang berbunyi :

ِ ‫ث ِفي ْاْل َ ْر‬


‫ض ِلي ُِر َيه‬ ُ ‫غ َرابًا َي ْب َح‬
ُ ُ‫اَّلل‬
‫ث ه‬ َ ‫فَ َب َع‬

َ َ‫س ْو َءة َ أ َ ِخي ِه ۚ قَا َل َيا َو ْيل‬


‫ت‬ َ ‫َكي‬
َ ‫ْف يُ َو ِاري‬

َ ‫ب فَأ ُ َو ِار‬
‫ي‬ ِ ‫ع َج ْزتُ أ َ ْن أَكُونَ ِمثْ َل َٰ َهذَا ْالغ ُ َرا‬
َ َ‫أ‬
ْ َ ‫س ْو َءة َ أ َ ِخي ۖ فَأ‬
‫صبَ َح ِمنَ النَّا ِد ِمين‬ َ
Artinya :
Kemudian itu Allah mengirim seekor burung gagak yang melubang tanah,
dengan paruhnya, dan kakinya, supaya diperlihatkannya kepadanya Qabil
itu, bagaimana mestinya is menguburkan mayat saudaranya. Ketika is
melihat burung itu seraya berkata: "Amat celakalah nasib saya, lemahkah
saya memperbuat sebagaimana yang dikerjakan burung gagak ini?.
Dengan jalan yang demikian dapat saya menguburkan mayat saudara saya
ini': Maka adalah is masuk orang-orang yang menyesali diri. (Q.S. Al-
Maidah: 31).

Kemudian pada ayat berikutnya Tuhan menyimpulkan pelajaran di

atas sebagai berikut :

Oleh karena itu Kami wajibkan atas Bani Israil, barang siapa
yang membunuh orang bukan karena orang itu bersalah atau berbuat
kerusakan di muka bumi ini, seolah-olah ia telah membunuh manusia
semuanya. Dan barang siapa memelihara hidup seseorang maka seolah-
olah ia memelihara hidup manusia semua dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-
keterangan, kemudian bahwa sesungguhnya kebanyakan dari mereka
sesudah itu melewati batas di atas bumi. (Q.S. Al-Maidah: 32)

48
Keuntungan-keuntungan/kebaikan-kebaikan yang diperoleh

dengan melaksanakan metode sosiodrama.

1. Untuk mengajar peserta didik supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan

orang lain.

Dengan sosiodrama setiap peserta didik diberi tugas me-

merankan hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya. Sehingga dalam

pelaksanaan tersebut setiap anak merasa bertanggung jawab terhadap

pelaksanaannya.

Dan pelaksanaan sosiodrama selalu sangkut-menyangkut antara

satu peserta didik dengan peserta didik yang lain sehingga dengan cara

yang demikian peserta didik akan merasakan bagaimana perasaan

orang lain yang betul-betul merasakan sesuai dengan yang diperankan.

2. Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta

didik.

Kalau dalam belajar kadang-kadang guru hanya mengetahui

kemampuan peserta didik dengan jalan observasi saja, sehingga guru

tidak bisa melihat dengan sebenarnya sampai dimana kemampuan

peserta didik dalam memainkan peranan yang dipegangnya.

3. Sosiodrama dan permainan peranan menimbulkan diskusi yang hidup.

Sesudah permainan peranan dilaksanakan, ini akan menimbulkan

diskusi yang hidup. Bukan saja bagi permainan peranan tapi juga bagi

penonton. Terutama sekali kalau yang diperankan itu masalah menarik

bagi peserta didik atau masalah yang hangat dibicarakan. Penonton yang

49
selalu mengikuti permainan peranan bukan saja pasif menerima apa

yang diperankan oleh pemainpemainnya tapi juga mereka akan

melakukan kritik dan saran terhadap kekurangan yang ditemui dalam

semua peranan yang dimainkan.

4. Peserta didik akan mengerti sosial psychologis.

Dalam sosiodrama peserta didik tentunya akan berhadapan dengan

masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Tentu saja dalam

pelaksanaannya peserta didik akan memecahkan masalah-masalah yang ada

hubungannya sesama manusia tersebut. Apakah latar belakang

kejadian tersebut Bagaimana cara mengatasinya dan sebagainya.

5. Metode sosiodrama dapat menarik minat peserta didik.

Bukan saja karena metode ini merupakan metode yang baru, tapi juga

dalam metode ini peserta didik akan dapat menemui bermacam-macam

pengalaman yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

6. Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi.

Dalam metode ini murid-peserta didik dituntut mengeluarkan

pendapatnya pada waktu menyelesaikan drama, dan disamping itu

mereka juga dapat mengembangkan daya fantasinya dalam peran yang

diinginkannya.

Metode Sosiodrama disamping mempunyai kelebihan-kelebihan

juga mempunyai kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan

yaitu :

a. Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk

50
memecahkan masalah tersebut.

Dalam pelaksanaan metode ini peranan yang diperankan oleh tiap-tiap

anak hendaknya betul-betul dilaksanakan seperti apa yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini tentu saja tidak akan bisa

dilaksanakan kecuali oleh peserta didik yang betul-betul berbakat

dan mempunyai watak dalam pemecahan tersebut. Peserta didik

yang demikian sulit mencarinya.

b. Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan-kehidupan

dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya

Dalam metode sosiodrama kadang-kadang perasaan orang lain

tersinggung. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan tersebut di atas.

Walaupun bagaimana baiknya suatu sosiodrama dilaksanakan,

suatu pihak mungkin akan tersinggung walaupun banyak yang

menyetujui. Oleh sebab itu guru hendaklah mengawasi jalannya

sosiodrama tersebut supaya bersifat netral, sehingga tak satupun pihak

di dalam masyarakat akan tersinggung, sehingga tujuan dari

sosiodrama di atas dicapai dengan baik.

c. Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif.

Dalam sosiodrama tidak semua dapat diikut sertakan apalagi

peserta didik yang tidak mempunyai watak dan bakat tentang hal itu.

Oleh sebab itu peserta didik yang tidak ikut serta akan pasif saja,

karena tugasnya hanya sekedar mengikuti jalan sosiodrama saja.

d. Kalau metode ini dipakainya untuk tujuan yang tidak layak.

51
Setiap metode yang dipakai ada suatu tujuan yang harus

dicapai terutama sekali tujuan yang berhubungan dengan

persoalan cara bertingkah laku dalam kehidupan kelompok. Oleh

sebab itu jangan dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang

bertentangan dengan tujuan di atas, seperti mendramakan suatu sifat

sadis, balas dendam dan sebagainya.

e. Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan.

Untuk mencapai kesuksesan dalam pelaksanaannya ada

langkah-langkah yang harus dituruti oleh peserta didik. Oleh sebab itu

guru harus memberikan pengertian yang mendalam terhadap anak-

anak. apabila guru tidak memberikan pengertian tentang langkah-

langkah yang harus ditempuh, maka sosiodrama akan terlaksana

secara serampangan saja sehingga hasil yang dicapai tidak

memuaskan.

Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut

1. Persiapan

Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan

diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada kesempatan ini pula

menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan,

pelaksanaan sosiodrama/peran dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak

ikut berperan (penonton).

2. Penentuan pelaku atau pemeran.

52
Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan

kepada peserta didik-murid untuk bermain peranan, maka

diadakanlah penentuan para pelaku dan menjelaskan bilamana dan

betapa harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi petunjuk

atau contoh sederhana agar mereka slap mental.

3. Permainan sosiodrama.

Para pelaku memainkan peranannya sesuai dengan imaginasi atau

daya tanggap masing-masing, sampai pada suatu klimaks tertentu

atau suatu titik kulminasi (puncak) perdebatan yang hangat.

4. Diskusi.

Permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan duduk

kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan

guru yang diikuti oleh semua peserta didik (kelas). Diskusi berkisar pada

tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita,

sehingga terhadirlah suatu pembicaraan berupa tanggapan,

pendapat dan beberapa kesimpulan.

5. Ulangan permainan.

Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau

bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat,

saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil

diskusi.

Hal-Hal Yang Patut Diperhatikan Dalam Pelaksanaan

Sosiodrama adalah :

53
a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh

sebagian besar peserta didik-murid.

b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari guru.

c. Jangan terlalu banyak "disutradarai", biarkan peserta didik

mengembang-kan kreatifitas dan spontanitas mereka.

d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan

kepada baik atau tidaknya seseorang peserta didik berperan.

e. Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru.

Berdasarkan karakteristik SKI yang sudah dipaparkan di atas, siswa

harus mampu menguasai standar kompetensi yang dimaksud, padahal materi

SKI sangat banyak sedangkan alokasi waktu untuk pembelajaran sangat

sedikit sehingga terjadi kesenjangan waktu, antara alokasi waktu

pembelajaran dengan jumlah materi masih ditambah dengan adanya

perbedaan waktu yang sangat lama antara berlangsungnya peristiwa dengan

ketika siswa mempelajarinya dimana siswa tidak mengalaminya secara

langsung maka harus diupayakan pembelajaran yang aktif dan menarik

sehingga perhatian, keaktifan dan prestasi siswa dapat meningkat karenanya

perlu diterapkan metode pembelajaran yang sesuai dan metode yang sesuai

untuk pembelajaran ini menurut asumsi peneliti adalah Sosiodrama

Seperti yang dikemukakan Darwyn Syah bahwa metode mempunyai

empat macam kedudukan salah satu di antaranya sebagai salah satu strategi

karena siswa yang kita ajar terdiri dari berbagai macam karakter ada yang

mudah menerima dengan metode tertentu namun ada pula yang sulit dengan

54
metode tertentu karena itu perlu adanya strategi pengajaran dengan

menggunakan metode – metode yang tepat atau metode yang sesuai sehingga

siswa tidak bosan, perhatian dan keaktifannya meningkat sehingga tujuan

pembelajaran SKI yang dimaksud dapat tercapai.

Didasarkan pada pertimbangan karakteristik strategi pembelajaran

aktif dengan metode Sosiodrama dan karakteristik SKI tersebut maka lebih

tepat apabila pembelajaran materi SKI dengan materi pokok Terjadinya

Fathul Makkah. ini menggunakan metode Sosiodrama.

55
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang (a) Subjek Penelitian dan (b)

Deskripsi Siklus Penelitian. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI YASPI Muneng Kecamatan

Pakis Kabupaten Magelang. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 17 –

31 Mei 2012

a. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah atau MI YASPI Muneng berdiri di atas

bengkok kepala dusun seluas 1. 000 m2 bertempat di dusun

Ngagrong desa Muneng. Terletak di ujung dusun Ngagrong.Desa

Muneng merupakan desa paling utara dari kecamatan Pakis yang

berbatasan dengan kecamatan Grabag. Desa Muneng memiliki SDN

I dan SDN II Muneng yang bertempat di dusun Muneng dan dusun

Sangsangan sebelah Timur MI YASPI Muneng. Walaupun MI

YASPI Muneng berada di ujung dusun tetapi tetap strategis bagi

warga yang ingin menyekolahkan anaknya yang merupakan sekolah

yang bercirikan agama Islam, terbukti tiap tahunnya jumlah siswa

melebihi 200 anak. Pada tahun 2011 ada 247 anak dan tahun ini

2012 ada 237 anak.

56
b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI YASPI Muneng pada kelas

V di mulai dari hari Kamis tanggal 17 – 31 Mei 2012

2. Sejarah Berdirinya MI YASPI Muneng

Sekitar tahun 1960 an Bapak Kyai Darji dan Bapak Tasmad

mendirikan sekolah sebagai tempat belajar anak-anak dusun Ngagrong

dan dusun Sangsangan bahkan anak-anak dari luar kedua dusun tersebut.

Saat itu anak-anak yang belajar ada 300 anak.Pembelajaran tiap hari

kecuali hari Jum‟at libur, hari Minggu tetap masuk. Kegiatan belajar

mengajar dimulai pukul 13.30 sampai 16.30 WIB. Tentunya dua tokoh

pendiri sekolah ini dalam mengajar dibantu oleh tokoh masyarakat yang

lain seperti Bapak Umar, Bapak Ahmad dari dusun Ngagrong dan

Bapak Kasbulah dari dusun Sangsangan. Mata pelajaran yang diajarkan

meliputi : Al-qur‟an Hadist, Aqidah, Bahasa Arab, Persholatan, Tareh

Nabi,Tajwid,Nahwu, Sorof, Qiroah.

Tokoh-tokoh masyarakat yang ada berupaya mendirikan sekolah

yang layak untuk belajar bagi anak-anak, Karena anak-anak yang belajar

semakin banyak. Akhirnya pada tahun 1968 masyarakat disekitarnya

berswadaya mendirikan bangunan di atas tanah yang di wakafkan oleh

seorang warga yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan.

Bangunan ini belum permanen masih sangat sederhana berupa bangunan

bambu. Setelah Lokasi belajar pindah pembelajaran di mulai pukul 07.30

57
sampai 12.30. Sekolah ini kemudian diberi nama Madrasah Ibtidaiyah

YASPI Muneng di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam

kecamatan Pakis. Bapak Tasmad sebagai kepala sekolah. Pemerintah

memberi perhatian pada madrasah ini, kemudian bangunan yang ada

diganti dengan bangunan permanen tapi hanya 3 kelas yang setiap satu

kelasnya dibagi menjadi dua dan menambah gurunya. Kemudian bapak

Darji lebih terfokus menjadi kyai yang diundang dan mempunyai santri

di rumahnya. Pada tahun1995 pemerintah memberikan bantuan kembali

untuk membangun gedung sekolah. Kemudian dibangunlah gedung

sekolah sebanyak 6 lokal kelas, di atas tanah bengkok kepala dusun di

dusun Ngagrong.

Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah disesuaikan dengan

kurikulum yang di standarkan oleh Departemen Agama,terdiri dari mata

pelajaran agama meliputi, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, SKI,

Bahasa Arab, dan mata pelajaran umum meliputi, PKN, Bahasa

Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, Penjaskes, Bahasa Jawa dan

Bahasa Inggris.

3. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian ini adalah Sejarah

Kebudayaan Islam sesuai dengan Kompetensi Dasar/Silabus pada saat

penelitian ini dilaksanakan, maka pokok bahasan yang diambil adalah

terjadinya Fathu Makkah

58
4. Karakteristik Siswa

Jumlah siswa kelas V MI YASPI Muneng yang dijadikan objek

penelitian ini adalah 42 anak, terdiri dari 20 putera dan 22 puteri.

Karakteristik siswa kelas V ini secara lebih detail dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Karakteristik siswa kelas V MI YASPI Muneng

N Pendidikan Pekerjaan
Nama L/P Tempat, Tgl. Lahir
O Oragtua Orangtua
1 Rohman L Magelang, 07-01- 1998 MI Tani

2 Selva Devian L Magelang, 03-02- 2000 MI Tukang

3 Khoirudin L Magelang, 06-04- 1999 MI Tani

4 Adi Usmanto L Magelang, 28 -12-1998 MI Tani

5 Asmawati P Magelang, 10-03-1999 MI Tani

6 Choirul L Magelang, 04-03-1999 MI Tani

7 Istikomah P Magelang, 27-02-2000 MI Tani

8 Nahrowi L Magelang, 25-03-1999 MI Tani

9 Pujiyati P Magelang, 17-06- 1999 MI Tani

10 Ahmad L Magelang, 06-04-1999 MI Tani

11 Nawawi L Magelang, 28-04-2000 MI Tani

12 D. Pramesti P Magelang, 27-08- 2001 MI Tani

13 Dwi Ufi Y P Magelang, 22-12-1999 MI Tani

14 F. Rochim L Magelang, 03-03-2000 MI Tani

15 Fatchu Zaini L Magelang, 02-10-2000 MI Tani

59
16 Slamet Ismail L Magelang, 07-05- 2000 MI Tani

17 Juriyah P Magelang, 19-03-2000 MI Tani

18 M. Syarifah P Magelang, 06-03-2000 MI Tani

19 M. Hakim L Magelang, 16-06-2000 MI Tani

20 Muawiyah P Magelang, 26-5-2000 MI Tani

21 M. Ridwan L Magelang, 08-11-2000 MI Tamping

22 Muchamin L Magelang, 30-1-1999 MI Tani

23 N. Umah P Magelang, 01-12- 2000 MI Tani

24 Rohmaniyah P Magelang, 22-12-2000 MI Tani

25 Nur Azimi L Magelang, 31-12-1999 MI Tani

26 Nur Salim L Magelang, 02-12-2000 MI Tani

27 Nurul Falah L Magelang, 25-08-2000 MI Tani

28 Mujiati L Magelang, 03-03-2000 MI Tani

29 Sangadah P Magelang, 02-05-1999 MI Buruh

30 Sarifah P Magelang, 21-03-1999 MI Tani

31 Siti Chiriyah P Magelang, 04-03- 2001 MI Tani

32 Siti Fatimah P Magelang, 22-09- 2000 MI Tani

33 Sri Utami P Magelang, 22-12-2000 MI Tani

34 Susanti P Magelang, 19-04-2000 MI Tukang batu

35 Sofi Yatun P Magelang, 22-12-1999 MI Tani

36 Teguh L Magelang, 08-03-2001 SLTA Kepala Desa

37 Tri Susilo L Magelang, 12-10-1999 SLTP Kaur Pemrth

60
38 U. Chasanah P Magelang, 05-08-1999 MI Tani

39 Chasanah P Magelang, 13-10-2000 MI Tani

40 Lia Listiyani P Magelang, 20-07-2000 MI Tani

41 Z. Azizah P Magelang, 12-08-2001 MI Tani

42 N. Putri P Magelang, 24-11-2000 MI Tani

Dari tabel di atas dapat diketahui :

a. Usia siswa rata-rata 11 tahun

b. Latar belakang keluarga/orangtua, mayoritas berpendidikan MI dan

berprofesi tani

c. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti

mengajar adalah 6 siswa pandai, 5 siswa cukup pandai, 6 siswa

berkemampuan sedang, dan sisanya siswa kurang/lambat belajar.

B. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, pembelajaran SKI kelas V dengan Bab Peristiwa

Fatchu Makkah. dilakukan dengan 3 x tatap muka dengan alokasi waktu 2 x

35 menit atau 2 jam mata pelajaran dengan menggunakan jam pelajaran

madrasah dan diakhiri evaluasi per pokok di setiap akhir pelajaran. Adapun

deskripsi yang lebih lengkap adalah :

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat

serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode

61
Sosiodrama dengan materi Perang Mut‟ah, dengan kompetensi

dasar mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah.

Adapun hasil belajarnya diharapkan peserta didik dapat

menceritakan sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah.

b) Mempersiapkan tema cerita, menjelaskan peranan-peranan yang

dimainkan, dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan

( penonton).

c) Penentuan pelaku atau pemeran. Setelah mengemukakan tema

cerita serta memberi dorongan kepada peserta didik untuk

memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan

menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran. Para

pelaku diberi petunjuk atau contoh sederhana agar mereka siap

mental.

d) Menyusun pula soal evaluasi yang akan digunakan untuk

mengukur seberapa jauh prestasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang

telah dirancang sebelumnya yaitu materi Perang Mut‟ah.

b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Guru mengucapkan salam

62
b) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang

lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait dengan materi

yang akan disampaikan.

c) Guru memberi penjelasn tentang materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran melalui Metode

Sosiodrama.

d) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk

untuk maju memainkan peranannya sesuai dengan imajinasi

atau daya tanggap masing-masing, sampai pada titik tema

yang ditentukan.

e) Guru mempersilahkan pemeran untuk duduk kembali,

kemudian dilanjtkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru

yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada tingkah laku

para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita,

sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan berupa tanggapan,

pendapat dan kesimpulan.

f) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau

bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat,

saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari

hasil diskusi.

g) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butir-buitr

soal yang telah dipersiapkan.

63
3. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk

mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode Sosiodrama

dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan maupun perhatian

siswa.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain dilakukan

oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI YASPI

Muneng dimana guru akan mengamati dan mencatat jumlah murid-

murid yang bertanya, jumlah murid yang menjawab pertanyaan, dan

juga murid yang berani mengemukakan pendapat. Pada saat

pembelajaran diamati pula mengenai berapa jumlah siswa yang

mampu mengejakan latihan, juga mengenai hasill evaluasi yang

dilakukan. Selain observasi yang dilakukan pada siswa juga

diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang dilakukan oleh

teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau kemampuan guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini.

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah kegiatan dan digunakan untuk

mengetahui gambaran dari siklus yang sudah dilaksanakan.

Berdasarkan data yang diperoleh dan diskusi dengan teman

sejawat pelaksanaan pembelajaran pada siklus I telah menunjukkan

perubahan, hal ini ditandai dengan adanya :

a) Perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran SKI mulai terlihat.

64
b) Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

meningkat.

Selain mengalami kemajuan tetapi masih ditemui hambatan-

hambatan dengan diterapkannya metode Sosiodrama, di antaranya :

1) Sebagian siswa masih ramai menertawakan teman yang sedang

memerankan tema cerita.

2) Keaktifan siswa belum sesuai yang diharapkan

3) Penguasaan materi dan pemahaman siswa masih kurang sehingga

masih ada siswa yang tidak berkonsentrasi pada pelajaran.

Hambatan-hambatan yang ada pada siklus I ini secara langsung

mempengaruhi hasil evaluasi di akhir pembelajaran. Berdasarkan

hasil pelaksanaan siklus I yang belum menunjukkan adanya

peningkatan yang signifikan, maka peneliti akan melaksanakan siklus

II untuk memperbaiki hasil yang telah dicapai pada siklus

sebelumnya.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan

Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat

serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan

metode Sosiodrama dengan materi Sebab-sebab Fathu

Makkah, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sebab-

sebab terjadinya Fathu Makkah. Adapun hasil belajarnya

65
diharapkan peserta didik dapat menceritakan kronologi

peristiwa Fathu Makkah.

b) Mempersiapkan tema cerita yang sesuai dengan materi

pelajaran, menjelaskan peranan-peranan yang dimainkan, dan

tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan ( penonton).

c) Penentuan pelaku atau pemeran. Setelah mengemukakan

tema cerita serta memberi dorongan kepada peserta didik

untuk memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan

menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran. Para

pelaku diberi petunjuk atau contoh sederhana agar mereka

siap mental.

d) Menyusun pula soal evaluasi yang akan digunakan untuk

mengukur seberapa jauh prestasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang

telah dirancang sebelumnya yaitu materi sebab- sebab Fathu

Makkah.

b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang

lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait dengan

materi yang akan disampaikan.

66
3) Guru memberi penjelasn tentang materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran melalui Metode

Sosiodrama.

4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk

untuk maju memainkan peranannya sesuai dengan

imajinasi atau daya tanggap masing-masing, samapai pada

titik tema yang ditentukan.

5) Guru mempersilahkan pemeran untuk duduk kembali,

kemudian dilanjtkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru

yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada tingkah

laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita,

sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan berupa tanggapan,

pendapat dan kesimpulan.

6) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau

bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat,

saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh

dari hasil diskusi.

7) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butir-

buitr soal yang telah dipersiapkan.

3. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk

mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode Sosiodrama

67
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan maupun perhatian

siswa.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain dilakukan

oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI YASPI

Muneng dimana guru dan teman sejawat akan mengamati

bagaimana para siswa memerankan peranan yang dilakukannya, dan

mencatat jumlah murid-murid yang bertanya, jumlah murid yang

menjawab pertanyaan, dan juga murid yang berani mengemukakan

pendapat. Pada saat pembelajaran diamati pula mengenai berapa

jumlah siswa yang mampu mengejakan latihan, juga mengenai

hasill evaluasi yang dilakukan. Selain observasi yang dilakukan

pada siswa juga diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang

dilakukan oleh teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode

Sosiodrama ini.

4. Refleksi

Refleksi pembelajaran pada siklus II berdasarkan data yang

diperoleh dan diskusi dengan teman sejawat pelaksanaan perbaikan

pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode Sosiodrama

sudah mengalami beberapa peningkatan meskipun belum maksimal,

hal ini terlihat dari :

a) Perhatian siswa terhadap pembelajaran SKI meningkat.

68
b) Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran SKI semakin

baik.

c) Hasil evaluasi pada siklus kedua lebih baik daripada siklus

pertama.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus

II masih ditemui pada tahap ini walaupun jumlahnya menurun, hal

ini sebagai dasar atau bahan pertimbangan untuk melaksanakan

pembelajaran siklus berikutnya. Selain untuk dasar penentuan siklus

III juga untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan hasil

penerapan pada pembelajaran pada siklus berikutnya.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1. Perencanaan

Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang

menggunakan metode Sosiodrama dengan materi

Penaklukan Kota Makkah dengan kompetensi dasar

mengambil ibrah dari peristiwa Fathu Makkah. Adapun

hasil belajarnya diharapkan peserta didik dapat mengambil

hikmah dari peristiwa Fathu Makkah.

b) Mempersiapkan tema cerita yang sesuai dengan materi

pelajaran, menjelaskan peranan-peranan yang dimainkan,

69
dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan (

penonton).

c) Penentuan pelaku atau pemeran. Siswa yang belum pernah

memerankan harus mau dan siap memerankan sebagai

pelaku dalam cerita. Setelah mengemukakan tema cerita

serta memberi motivasi kepada peserta didik untuk

memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan

menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran.

Para pelaku tetap diberi petunjuk atau contoh sederhana

karena setiap pertemuan selalu bergiliran dalam

memerankan tokoh-tokoh dalam cerita, agar mereka siap

mental.

d) Menyusun pula soal evaluasi satu bab materi pelajaran yang

akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP

yang telah dirancang sebelumnya yaitu Penaklukan Kota

Makkah.

b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru mengucapkan salam

70
2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi

yang lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait

dengan materi yang akan disampaikan.

3) Guru memberi penjelasn tentang materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran melalui Metode

Sosiodrama. Serta memotivasi siswa dlam mengikuti

pelajaran.

4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk

untuk maju memainkan peranannya sesuai dengan

imajinasi atau daya tanggap masing-masing, samapai pada

titik tema yang ditentukan.

5) Guru mempersilahkan pemeran untuk duduk kembali,

kemudian dilanjutkan dengan diskusi dibawah pimpinan

guru yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada

tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan

tema cerita, sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan

berupa tanggapan, pendapat dan kesimpulan.

6) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau

bermain peranan ulangan dengan memperhatikan

pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang

diperoleh dari hasil diskusi.

7) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butir-

buitr soal yang telah dipersiapkan.

71
3. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi

untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode

Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan

maupun perhatian siswa.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain

dilakukan oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI

YASPI Muneng dimana guru akan mengamati bagaimana para

siswa memerankan peranan yang dilakukannya, dan mencatat jumlah

murid-murid yang bertanya, jumlah murid yang menjawab

pertanyaan, dan juga murid yang berani mengemukakan pendapat.

Pada saat pembelajaran diamati pula mengenai berapa jumlah siswa

yang mampu mengejakan latihan, juga mengenai hasill evaluasi yang

dilakukan. Selain observasi yang dilakukan pada siswa juga

diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang dilakukan oleh

teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau kemampuan guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini.

4. Refleksi

Refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus III diperoleh data

yang menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran sudah berhasil.

Terbukti dengan metode Sosiodrama bisa meningkatkan prestasi,

perhatian dan keaktifan siswa sehingga hasil pembelajaran ini dapat

72
sebagai acuan untuk pembelajaran materi SKI di kelas V yang akan

datang.

73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Per Siklus

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Tujuan Siklus I

1) Untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran SKI dengan

menggunakan metode Sosiodrama.

2) Untuk membuat aktif siswa dalam pembelajaran SKI dengan

menggunakan metode Sosiodrama.

3) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama.

b. Hasil Pelaksanaan Siklus I

Pada awalnya siswa merasa antusias dengan metode baru

yang diterapkan namun masih malu-malu dalam memerankan

pelaku-pelaku dalam tema cerita. Sehingga pembelajaran kurang

berjalan dengan lancar.

Ada sebagian siswa yang menertawakan temannnya yang

sedang maju untuk memerankan pelaku atau tokoh dalam cerita.

Ketika Klarifikasi berlangsung banyak anak-anak yang masih

menjawab serempak dan ketika disampaikan penarikan kesimpulan

ada sebagian anak yang tidak konsentrasi sehingga ketika diberi

74
waktu untuk mencatat hasil kesimpulan masih ada siswa yang

bertanya dengan teman lain.

Setelah pembelajaran siklus I selesai dilakukan refleksi,

berdasarkan atas hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan yang

diperoleh pada pengamatan di siklus I, maka ada beberapa hal

penting yang harus dicermati pada pelaksanaan siklus selanjutnya

yakni agar siswa lebih aktif dan tertarik dengan materi yang akan

disampaikan, sebelumnya siswa diberi motivsi terlebih dahulu

kaitannya dengan materi yaitu tentang pahala atau keuntungan

meneladani apa yang dilakukan Rasul dll dan agar siswa lebih

matang dan siap dengan materi yang akan disampaikan maka siswa

diberikan materi yang di fotocopikan terlebih dahulu untuk

dipelajari di rumah sehingga siswa siap apabila terpilih untuk

memerankan tokoh dalam cerita. Selain itu agar siswa lebih aktif

kreatif siswa diberi kebebasan untuk menggunakan bahasa dengan

versi mereka sendiri. Reward dan punishment hendaknya juga

menjadi pertimbangan guru dalam usaha pencapaian keberhasilan

materi pembelajaran SKI ini.

Hasil belajar pada siklus I ini belum menunjukkan adanya

peningkatan yang signifikan karena masih adanya hambatan-

hambatan, maka peneliti akan melaksanakan siklus II untuk

memperbaiki hasil yang telah dicapai pada siklus sebelumnya. Hasil

75
siklus I secara rinci mengenai perhatian, keaktifan, dan prestasi

belajar akan kami paparkan berikut ini :

1) Perhatian

Pada pelaksanaan SKI siklus I ini perhatian anak sangat

tinggi dengan diperkenalkannya metode baru yaitu metode

Sosiodrama. Siswa yang semula tidak memperhatikan

penjelasan dari guru ketika guru menggunakan metode lama

yaitu metode ceramah berubah memperhatikan meskipun belum

seluruhnya namun kebanyakan sudah memperhatikan. Secara

rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1.
Hasil Observasi Perhatian Siswa

ASPEK YANG DIAMATI


N NAMA Membawa Memba Memba Kesunggu Menyeles Mencatat
buku wa buku wa han dalam aikan kesimpula
O SISWA catatan tugas kelengka mengikuti tugas n dari
pan alat pelajaran dengan klarifikasi
tulis baik
1 Rohman √ - √ √ √ √
2 Selva Devian √ - √ - - √
3 Khoirudin √ - - - - √
4 A. Usmanto √ - - - - √
5 Asmawati √ √ √ - - √
6 C. Fahrudin √ - √ - - √
7 Istikomah √ √ - √ √ √
8 Nahrowi - - - - - -
9 Pujiyanti √ √ √ √ √ √
10 Akhmad. K √ - - - - √

76
11 A. Nawawi √ √ - - - √
12 Diana. P √ - √ - √ √
13 Dwi U. Yanti √ √ √ √ √ √
14 F. Rochim √ √ - - - √
15 Fatchu Zaini √ √ - - √ √
16 S. Ismail √ - √ - - √
17 Juriyah √ - √ √ √ √
18 Mar‟atul. S √ √ √ √ √ √
19 Miftachul. C - - √ √ √ -
20 Muawiyah √ √ - √ √ √
21 M Ridwan √ - √ - - √
22 Muchamin √ - √ - √ √
23 Nafa‟atul. U √ - - √ √ √
24 N. Rohmania √ √ √ √ √ √
25 Nur Azimi √ √ - - √ √
26 Nursalim - - √ - - -
27 Nurul Falah √ √ - - - √
28 Mujiyati √ - √ √ √ -
29 Sangadah √ √ - √ √ √
30 Sarifah √ √ √ √ √ √
31 S.Choiriyah - - √ - - √
32 Siti Fatimah √ √ - √ √ √
33 Sri Utari √ - √ √ √ √
34 Susanti √ √ √ √ √ √
35 Sofiyatun √ - √ √ √ √
36 Teguh. S √ √ - - - √
37 Tri Susilo - - √ - √ -
38 Uswatun. C √ √ √ √ √ √
39 Uswatun. H √ √ - √ √ √
40 Listiyani √ - √ √ √ √

77
41 Z. Azizah √ - √ √ √ √
42 Novita Putri √ √ - √ √ √
Jumlah 37 20 25 22 25 37
Prosentase 88% 47.6% 59.5% 52.4% 59.5% 88%

2) Keaktifan

Pada pelaksanaan pembelajaran SKI ini siswa sebanyak 42

anak pada hasil observasi anak sudah mulai aktif. Siswa yang semula

hanya mendengarkan guru mulai aktif bertanya sebanyak 6 orang,

menjawab pertanyaan 4 orang bahkan mengemukakan pendapat

sebanyak 8 orang. Secara lengkap ditemukan hasil sesuai dengan

tabel berikut ini :

Tabel 4.2.

Hasil Observasi Keaktifan Siswa

No Aspek yang diamati Frekwensi %


1. Keaktifan bertanya 6 15
2. Menjawab pertanyaan 4 10
3. Mengemukakan pendapat 8 20
4. Mengerjakan latihan 42 100
Jumlah rata-rata 36.3

3) Prestasi Belajar

Dari segi prestasi belajar pada siklus ini sudah ada sedikit

peningkatan meskipun belum signifikan jika dibandingkan dengan

hasil evaluasi pra PTK. Adapun perbandingan hasil pra PTK dengan

siklius I akan disajikan pada bentuk tabel berikut ini.

78
Tabel 4.3.
Hasil Prestasi Belajar Siswa

NILAI
NO NAMA MURID Siklus
Pra PTK
I
1 ROHMAN 50 60
2 SELVA DEVIAN S 50 60
3 KHOIRUDIN 50 60
4 ADI USMANTO 50 60
5 ASMAWATI 40 50
6 CHOIRUL FAHRUDIN 50 60
7 ISTIKOMAH 50 60
8 NAHROWI 40 50
9 PUJIYANTI 50 60
10 AKHMAD KHOERUDIN 50 60
11 ACHMAD NAWAWI 50 60
12 DIANA PRAMESTI 50 60
13 DWI UFI YANTI 60 70
14 FATCHU ROCHIM 50 50
15 FATCHU ZAINI 50 60
16 SLAMET ISMAIL 50 50
17 JURIYAH 50 60
18 MAR'ATUL SARIFAH 50 60
19 MIFTACHUL CHAKIM 50 60
20 MUAWIYAH 50 60
21 MUCHAMAD RIDWAN 50 60
22 MUCHAMIN 40 50
23 NAFFA'ATUL UMAH 40 50

79
24 NIKMATURRAHMANIYA 40 60
25 NUR AZIMI 50 60
26 NURSALIM 50 60
27 NURUL FALAH 50 60
28 MUJIYATI 50 60
29 SANGADAH 50 70
30 SARIFAH 50 50
31 SITI CHOIRIYAH 40 50
32 SITI FATIMAH 40 60
33 SRI UTARI 50 60
34 SUSANTI 60 70
35 SOFI YATUN 50 60
36 TEGUH SETIAWAN 50 60
37 TRI SUSILO 40 50
38 USWATUN CHASANAH 50 50
39 USWATUN HASANAH 50 50
40 LIA LISTIANI 50 60
41 ZAEATUL AZIZAH 50 60
42 NOVITA PUTRI P 50 50
JUMLAH RATA-RATA 48.57 56.19

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Tujuan Siklus II

1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Sosiodrama.

2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Sosiodrama.

80
3) Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Sosiodrama.

b. Hasil Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan teman sejawat

selama kegiatan berlangsung secara umum pemahaman siswa terhadap

materi sudah meningkat dan siswa juga sudah tidak merasa canggung

atau bingung ketika ditunjuk untuk memerankan tokoh atau pelaku

dalam cerita, dan sehingga ketika penarikan kesimpulan dan klarifikasi

anak sudah langsung berani tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan

secara individu dan tidak lagi menjawab secara serempak.

Siswa sudah lebih aktif dari pembelajaran pada siklus

sebelumnya karena siswa sudah mampu menuangkan kreasi

berpikirnya dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dalam

memerankan tokoh dalam cerita tentang sebab-sebab terjadinya Fathu

Makkah

Dari segi prestasi anak juga sudah lebih bagus hasilnya terlihat

dari skor yang diperoleh anak, dimana anak sudah ada sebagian yang

berkategori baik juga anak dalam mengerjakan soal sudah terlihat

lebih matang tidak bertanya-tanya atau mencontek temannya. Minat

maupun perhatian anak pun mulai tumbuh terbukti di luar jam pelajaran

SKI anak-anak sudah menanyakan/meminta untuk belajar SKI

meskipun belum tiba jadwal pelajaran SKI. Setelah selesai pelaksanaan

siklus II juga di adakan refleksi. Dari hasil observasi pada pembelajaran

81
siklus II meskipun dari segi prestasi maupun dari segi keaktifan siswa

sudah ada peningkatan namun karena masih adanya sedikit kendala

yakni hasil evaluasi yang belum maksimal, maka peneliti akan

melaksanakan siklus III untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan di

siklus II dan supaya hasilnya lebih maksimal maka guru tetap

memfotocopikan materi, naskah drama dan meminjamkan buku paket,

agar tidak mematikan kreativitas anak diberi kesempatan membuat

naskah drama dengan bahasa mereka dalam satu kelompok belajar

dengan materi yang sama, dan harus siap apabila harus maju ke depan

untuk memerankan tokoh yang ada dalam cerita. Supaya anak lebih

bertanggung jawab pemberian reward dan punishment lebih riil dan

dibuat agar anak merasa senang tidak merasa mendapat beban

meskipun sebenarnya siswa sedang mendapatkan punishment. Hasil

secara rinci pelaksanaan siklus II mengenai perhatian, keaktifan dan

prestasi belajar akan kami paparkan berikut ini.

1) Perhatian

Pada siklus II ini dari segi perhatian tidak mengalami

penurunan meskipun menggunakan metode yang sama yaitu

Sosiodrama namun perhatian tetap tinggi karena pada siklus II ini

guru memberikan kebebasan pada siswa yaitu percakapan yang

semula dibuat oleh guru sekarang dibuat oleh anak secara

berkelompok.

82
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel perhatian

berikut ini :

Tabel 4.4.

Hasil Observasi Perhatian Siswa

ASPEK YANG DIAMATI


Membaw Membaw Memba Kesunggu Menyeles Mencatat
N NAMA a buku a buku wa han dalam aikan kesimpulan dari
catatan tugas kelengk mengikuti tugas klarifikasi
O SISWA apan pelajaran dengan
alat baik
tulis
1 Rohman √ - √ √ √ √
2 Selva Devian √ √ √ √ √ √
3 Khoirudin √ - - - - √
4 Adi Usmanto √ - √ - - √
5 Asmawati √ √ √ √ √ √
6 C. Fahrudin √ - √ - - √
7 Istikomah √ √ √ √ √ √
8 Nahrowi - - √ - - √
9 Pujiyanti √ - √ √ √ √
10 Akhmad. K √ √ - - - √
11 A. Nawawi √ √ - √ √ √
12 Diana. P √ √ √ √ √ √
13 Dwi Ufi Yanti √ √ √ √ √ √
14 F. Rochim √ √ - √ √ √
15 Fatchu Zaini √ √ - √ √ √
16 Slamet Ismail √ - √ √ √ √
17 Juriyah √ √ √ √ √ √
18 Mar‟atul. S √ √ √ √ √ √
19 Miftachul. C √ - √ √ √ √

83
20 Muawiyah √ - √ √ √ √
21 M Ridwan √ - √ √ √ √
22 Muchamin √ √ √ - √ √
23 Nafa‟atul. U √ √ √ √ √ √
24 N. Rohmania √ √ √ √ √ √
25 Nur Azimi √ √ - √ √ √
26 Nursalim √ - √ - - √
27 Nurul Falah √ √ - - - √
28 Mujiyati √ √ √ √ √ √
29 Sangadah √ √ √ √ √ √
30 Sarifah √ √ √ √ √ √
31 Siti Choiriyah √ - √ √ - √
32 Siti Fatimah √ √ - √ √ √
33 Sri Utari √ √ √ √ √ √
34 Susanti √ √ √ √ √ √
35 Sofiyatun √ √ √ √ √ √
36 Teguh. S √ √ √ - √ √
37 Tri Susilo - - √ - √ √
38 Uswatun. C √ √ √ √ √ √
39 Uswatun. H √ √ - √ √ √
40 Lia Listiyani √ √ √ √ √ √
41 Z. Azizah √ √ √ √ - √
42 Novita Putri √ √ - √ √ √
Jumlah 40 30 32 32 32 42

Prosentase 95% 71.4% 76.2% 76.2% 76.2% 100%

84
2) Keaktifan

Pada siklus II ini keaktifan siswa mulai meningkat baik dari

sebelumnya karena kreatifitas anak sudah mulai terasah ketika

bersama dengan teman sebangkunya diberikan waktu untuk

membuat cerita berdasarkan materi pelajaran apalagi pertemuan

sebelumnya anak sudah mendapatkan fotocopi materi, sehingga

ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah siap untuk tampil

memerankan drama yang ceritanya mereka buat dengan bahasa versi

anak-anak sendiri.Secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5.
Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No Aspek yang diamati Frekwensi %
1. Keaktifan bertanya 21 50
2. Menjawab pertanyaan 25 60
3. Mengemukakan pendapat 21 50
4. Mengerjakan latihan 42 100
Jumlah rata-rata 65

3) Prestasi Belajar
Pada siklus II ini anak sudah terlihat matang, terlihat

ketika mengerjakan evaluasi anak sudah tidak lagi bertanya-tanya

dengan temannya maupun mencontek sehingga mempengaruhi hasil

prestasi belajar siswa sehingga skor anak banyak yang sudah

berkategori baik. Adapun perbandingannya secara jelas dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

85
Tabel 4.6.
Hasil Prestasi Belajar Siswa
NILAI
NO NAMA MURID
Pra PTK Siklus I Siklus II
1 ROHMAN 50 60 70
2 SELVA DEVIAN S 50 60 70
3 KHOIRUDIN 50 60 70
4 ADI USMANTO 50 60 60
5 ASMAWATI 40 50 60
6 CHOIRUL FAHRUDIN 50 60 70
7 ISTIKOMAH 50 60 70
8 NAHROWI 50 50 60
9 PUJIYANTI 50 60 70
10 AKHMAD KHOERUDIN 50 60 70
11 ACHMAD NAWAWI 50 60 70
12 DIANA PRAMESTI 50 60 70
13 DWI UFI YANTI 60 70 90
14 FATCHU ROCHIM 50 50 70
15 FATCHU ZAINI 50 60 70
16 SLAMET ISMAIL 50 50 70
17 JURIYAH 50 60 70
18 MAR'ATUL SARIFAH 50 60 70
19 MIFTACHUL CHAKIM 50 60 70
20 MUAWIYAH 50 60 60
21 MUCHAMAD RIDWAN 50 60 60
22 MUCHAMIN 40 50 60
23 NAFFA'ATUL UMAH 40 50 60
24 NIKMATURRAHMANIYA 40 60 70
25 NUR AZIMI 50 60 70
26 NURSALIM 50 60 70

86
27 NURUL FALAH 50 60 80
28 MUJIYATI 50 60 70
29 SANGADAH 50 70 90
30 SARIFAH 50 50 60
31 SITI CHOIRIYAH 40 50 60
32 SITI FATIMAH 40 60 70
33 SRI UTARI 50 60 70
34 SUSANTI 60 70 90
35 SOFI YATUN 50 60 70
36 TEGUH SETIAWAN 50 60 80
37 TRI SUSILO 40 50 60
38 USWATUN CHASANAH 50 50 70
39 USWATUN HASANAH 50 50 80
40 LIA LISTIANI 50 60 70
41 ZAEATUL AZIZAH 50 50 70
42 NOVITA PUTRI P 50 50 80
JUMLAH 48.57 56.19 70.00

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

a. Tujuan Siklus III

1) Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran SKI yang meliputi

perhatian dan keaktifan dengan menggunakan metode

Sosiodrama.

2) Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Sosiodrama.

87
b. Hasil pelaksanaan siklus III

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi

terhadap pembelajaran dengan metode Sosiodrama Setelah diadakan

pembelajaran siklus III diadakan refleksi yang hasilnya adalah secara

umum pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode

Sosiodrama ini berjalan dengan baik tidak ditemukan kendala yang

berarti ketika pembelajaran berlangsung karena memang

pelaksanaan siklus III ini merupakan perbaikan dari siklus

sebelumnya. Dari segi hasil prestasi belajar siswa terdapat

peningkatan yang signifikan dari skor nilai yang diperoleh siswa

karena pada siklus ini banyak siswa yang mendapatkan nilai dengan

kategori sangat baik.

Setelah diadakan pembelajaran siklus III diadakan refleksi

yang hasilnya adalah secara umum pelaksanaan pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Sosiodrama ini berjalan dengan baik

tidak ditemukan kendala yang berarti ketika pembelajaran

berlangsung karena memang pelaksanaan siklus III ini merupakan

perbaikan dari siklus sebelumnya. Pembelajaran dengan metode

Sosiodrama yang diterapkan ini secara umum sudah berjalan dengan

baik. Dari segi perhatian siswa maupun keaktifan siswa selama

pembelajaran berlangsung terjadi interaksi yang baik antar siswa,

pembelajaran menjadi lebih hidup tidak hanya terfokus pada guru.

Hampir semua siswa memperhatikan dan mengikuti pembelajaran

88
dengan senang tanpa beban. Dan ketika guru mengadakan evaluasi

mereka betul-betul mencerminkan kemandirian. Hasil secara rinci

pelaksanaan siklus III mengenai perhatian, keaktifan dan prestasi

belajar akan penulis paparkan berikut ini :

1) Perhatian

Pada siklus III ini perhatian semakin meningkat dengan

banyaknya siswa yang ingin tampil ke depan untuk memerankan

tokoh dalam cerita yang berdasarkan materi pelajaran SKI.

Apalagi siswa dibri kebebasan untuk menggunakan bahasa

mereka dalam cerita tersebut.

Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7.

Hasil Observasi Perhatian Siswa

ASPEK YANG DIAMATI


Membawa Membawa Memba Kesunggu Menyeles Mencata
NAMA buku buku wa han dalam aikan t
NO catatan tugas kelengk mengikuti tugas kesimpu
SISWA
apan pelajaran dengan lan dari
alat tulis baik klarifika
si
1 Rohman √ - √ √ √ √
2 Selva Devian √ √ √ √ √ √
3 Khoirudin √ - - - - √
4 Adi Usmanto √ - √ - - √
5 Asmawati √ √ √ √ √ √
6 C. Fahrudin √ - √ - - √
7 Istikomah √ √ √ √ √ √
8 Nahrowi - - √ - - √

89
9 Pujiyanti √ - √ √ √ √
10 Akhmad. K √ √ - - - √
11 A. Nawawi √ √ - √ √ √
12 Diana. P √ √ √ √ √ √
13 Dwi Ufi Yanti √ √ √ √ √ √
14 F. Rochim √ √ - √ √ √
15 Fatchu Zaini √ √ - √ √ √
16 Slamet Ismail √ - √ √ √ √
17 Juriyah √ √ √ √ √ √
18 Mar‟atul. S √ √ √ √ √ √
19 Miftachul. C √ - √ √ √ √
20 Muawiyah √ - √ √ √ √
21 M Ridwan √ - √ √ √ √
22 Muchamin √ √ √ - √ √
23 Nafa‟atul. U √ √ √ √ √ √
24 N. Rohmania √ √ √ √ √ √
25 Nur Azimi √ √ - √ √ √
26 Nursalim √ - √ - - √
27 Nurul Falah √ √ - - - √
28 Mujiyati √ √ √ √ √ √
29 Sangadah √ √ √ √ √ √
30 Sarifah √ √ √ √ √ √
31 Siti Choiriyah √ - √ √ - √
32 Siti Fatimah √ √ - √ √ √
33 Sri Utari √ √ √ √ √ √
34 Susanti √ √ √ √ √ √
35 Sofiyatun √ √ √ √ √ √
36 Teguh. S √ √ √ - √ √

90
37 Tri Susilo - - √ - √ √
38 Uswatun. C √ √ √ √ √ √
39 Uswatun. H √ √ - √ √ √
40 Lia Listiyani √ √ √ √ √ √
41 Z. Azizah √ √ √ √ - √
42 Novita Putri √ √ - √ √ √
Jumlah 40 30 32 32 32 42

Prosentase 95% 71.4% 76.2% 76.2% 76.2% 100%

2. Keaktifan

Dari segi keaktifan pembelajaran pada siklus III betul-betul

sudah meningkat karena sudah terlihat interaksi antar siswa.

Pembelajaran menjadi hidup tidak hanya terfokus pada guru. Siswa

betul-betul terlibat langsung dalam pembelajaran, sungguh-sungguh

memerankan tokoh yang dibawakan, sehingga cerita tentang Fathu

Makkah betul-betul hidup.

Secara jelasnya akan penulis sajikan tabel keaktifan siswa berikut

ini :

Tabel 4.8.
Hasil Observasi Keaktifan Siswa

No Aspek yang diamati Frekwensi %

1. Keaktifan bertanya 34 80
2. Menjawab pertanyaan 38 90
3. Mengemukakan pendapat 25 60
4. Mengerjakan latihan 42 100
Jumlah rata-rata 82.5

91
3. Prestasi Belajar

Pada siklus III ini pembelajaran benar-benar sudah

mencerminkan kemandirian dari siswa sehingga sangat mempengaruhi

hasil atau prestasi belajar siswa. Secara tepatnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.9.

Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar SKI yang Diperoleh Siswa


Sebelum PTK dan Setelah PTK

NILAI
NO NAMA MURID Pra Siklus Siklus Siklus
PTK I II III
1 ROHMAN 50 60 70 80
2 SELVA DEVIAN S 50 60 70 80
3 KHOIRUDIN 50 60 60 60
4 ADI USMANTO 50 60 70 80
5 ASMAWATI 40 50 60 80
6 CHOIRUL FAHRUDIN 50 60 70 80
7 ISTIKOMAH 50 60 80 90
8 NAHROWI 50 50 60 60
9 PUJIYANTI 50 60 70 80
10 AKHMAD KHOERUDIN 50 60 70 70
11 ACHMAD NAWAWI 50 60 70 80
12 DIANA PRAMESTI 50 60 70 80
13 DWI UFI YANTI 60 70 90 100
14 FATCHU ROCHIM 50 50 70 80

92
15 FATCHU ZAINI 50 60 80 90
16 SLAMET ISMAIL 50 50 60 60
17 JURIYAH 50 60 70 80
18 MAR'ATUL SARIFAH 50 60 70 100
19 MIFTACHUL CHAKIM 50 60 70 100
20 MUAWIYAH 50 60 60 70
21 MUCHAMAD RIDWAN 50 60 60 80
22 MUCHAMIN 40 50 70 70
23 NAFFA'ATUL UMAH 40 50 60 80
24 NIKMATURRAHMANIYA 40 60 70 80
25 NUR AZIMI 50 60 70 90
26 NURSALIM 50 60 60 60
27 NURUL FALAH 50 60 80 90
28 MUJIYATI 50 60 70 70
29 SANGADAH 50 70 90 90
30 SARIFAH 50 50 60 80
31 SITI CHOIRIYAH 40 50 60 80
32 SITI FATIMAH 40 60 70 80
33 SRI UTARI 50 60 70 80
34 SUSANTI 60 70 90 100
35 SOFI YATUN 50 60 70 80
36 TEGUH SETIAWAN 50 60 80 90
37 TRI SUSILO 40 50 50 60
38 USWATUN CHASANAH 50 50 70 100
39 USWATUN HASANAH 50 50 80 80
40 LIA LISTIANI 50 60 70 80
41 ZAEATUL AZIZAH 50 50 70 80
42 NOVITA PUTRI P 50 50 80 90
JUMLAH 48.57 56.19 70.00 80.71

93
B. Pembahasan

1) Perhatian

Pembelajaran SKI kelas V dengan materi . dengan metode

Sosiodrama ini dari segi perhatian menunjukkan kemajuan yang pesat.

Siswa yang semula acuh tak acuh dengan penjelasan guru pada pra PTK

mengalami perubahan pada siklus I dengan diterapkannya metode yang

baru perhatian anak mulai terpusat tidak terbagi dengan hal-hal yang lain

seperti bergurau dengan teman, bercerita dengan teman sebangku

tentang cerita-cerita di televisi, maupun menggannggu teman-teman yang

lain ketika pembelajaran berlangsung. Meskipun di siklus I baru 13 anak

namun di siklus II lebih mengalami peningkatan yaitu 16 anak bahkan di

siklus terakhir hampir semua anak memperhatikan hanya 3 anak yang

tidak memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.

Pada tabel berikut akan penulis sajikan perbandingan respon

perhatian anak dari siklus I, II, III agar lebih jelas.

Tabel 4.10.
Perbandingan Hasil Perhatian Siswa
Perhatian
No Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III
Jml % Jml % Jml %
1 Membawa buku catatan 37 88 40 95 42 95
2 Membawa buku tugas 20 47.6 30 71.4 37 88

3 Membawa kelengkapan
25 59.5 32 76.2 40 95
alat tulis

94
4 Kesungguhan dalam
22 52.4 32 76.2 37 88
mengikuti pelajaran
5 Menyelesaikan tugas
25 59.5 32 76.2 42 100
dengan baik
6 Mencatat kesimpulan
37 88 42 100 42 100
dari klarifikasi
Jumlah Rata-rata
65.8 82.5 94.3

2) Keaktifan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa MI YASPI

Muneng kelas V telah mampu menerima pembelajaran SKI dengan

menggunakan metode Sosiodrama terbukti siswa lebih terarik dengan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru, lebih aktif dan tidak pasif

lagi, meskipun pada awalnya pada siklus I hanya 3 siswa yang bertanya,

2 siswa yang mengemukakan pendapat, dan 4 siswa yang menjawab

pertanyaan sehingga keaktifan siswa bisa dikatakan baru 36.3 % namun

pada pertemuan selanjutnya siklus II dan siklus III telah menunjukkan

peningkatan yang signifikan yaitu 10 siswa yang bertanya, 12 siswa

yang menjawab pertanyaan dan 10 siswa mengemukakan pendapat

sehingga bisa dikategorikan mencapai 65% dan terakhir pada siklus III

mencapai 82.3% dengan keadaan 16 siswa yang bertanya, 18 siswa

menjawab pertanyaan dan 12 siswa mengemukakan pendapat.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

metode Sosiodrama ini membuat pembelajaran lebih hidup, banyak

aktivitas lain yang dilakukan anak tidak hanya sekedar mendengarkan

95
penjelasan guru dan ketika diberikan pertanyaan mereka mampu

menjawab secara individu tidak menjawab secara serempak seperti

sebelumnya. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11.
Perbandingan Keaktifan Siswa

KEAKTIFAN
NO Aspek Yang Diamati SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
JML % JML % JML %
1 Keaktifan bertanya 6 15 21 50 34 80
2 Menjawab Pertanyaan 4 10 25 60 38 90
3 Mengemukakan
8 20 21 50 25 60
Pendapat
4 Mengerjakan Latihan 42 100 42 100 42 100
Jumlah Rata-rata 36.3 65 82.3

3) Prestasi Belajar

Selain peningkatan kegiatan siswa hasil penelitian lain yang

menonjol dari pembelajaran ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar

siswa, hasil pembelajaran yaitu hasil evaluasi siswa pada akhir setiap

kegiatan terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari rata-rata kondisi

awal ( Pra PTK ) 47.3 menjadi 83.5 pada siklus III.

Secara rinci dapat kita lihat perbandingan tabel prestasi sebagai

berikut :

96
Tabel 4.12.
Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar SKI
Yang Diperoleh Siswa sebelum PTK dan setelah PTK
NILAI
NO NAMA Pra Siklus Perubahan
PTK III
1 ROHMAN 50 80 30
2 SELVA DEVIAN S 50 80 30
3 KHOIRUDIN 50 60 10
4 ADI USMANTO 50 80 30
5 ASMAWATI 40 80 40
6 CHOIRUL FAHRUDIN 50 80 30
7 ISTIKOMAH 50 90 40
8 NAHROWI 50 60 10
9 PUJIYANTI 50 80 30
10 AKHMAD KHOERUDIN 50 70 20
11 ACHMAD NAWAWI 50 80 30
12 DIANA PRAMESTI 50 80 30
13 DWI UFI YANTI 60 90 30
14 FATCHU ROCHIM 50 80 30
15 FATCHU ZAINI 50 90 40
16 SLAMET ISMAIL 50 60 10
17 JURIYAH 50 80 30
18 MAR'ATUL SARIFAH 50 90 40
19 MIFTACHUL CHAKIM 50 80 30
20 MUAWIYAH 50 70 20
21 MUCHAMAD RIDWAN 50 80 30
22 MUCHAMIN 40 70 30
23 NAFFA'ATUL UMAH 40 80 40
24 NIKMATURRAHMANIYA 40 80 40

97
25 NUR AZIMI 50 90 40
26 NURSALIM 50 60 10
27 NURUL FALAH 50 90 40
28 MUJIYATI 50 70 20
29 SANGADAH 50 90 40
30 SARIFAH 50 80 30
31 SITI CHOIRIYAH 40 80 40
32 SITI FATIMAH 40 80 40
33 SRI UTARI 50 80 30
34 SUSANTI 60 90 30
35 SOFI YATUN 50 80 30
36 TEGUH SETIAWAN 50 90 40
37 TRI SUSILO 40 60 20
38 USWATUN CHASANAH 50 90 40
39 USWATUN HASANAH 50 80 30
40 LIA LISTIANI 50 80 30
41 ZAEATUL AZIZAH 50 80 30
42 NOVITA PUTRI P 50 90 40

98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data selama tiga siklus dan seluruh

hasil pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan

metode Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam

pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis, Magelang,

dengan presentase pada siklus I 65,8% , Siklus II 8,5%, dan Siklus III

sebesar 94,3%.

2. Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan

metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis, Magelang,

dengan presentase pada siklus I 36,3%, Siklus II 65%, dan Siklus III

sebesar 82.3%.

3. Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan metode

Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran

SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis, Magelang, dengan presentase

pada Siklus I 56,19%, Siklus II 70.00%, dan Siklus III sebesar

80,71%.

99
B. Saran

Berdasarkan penelitian ini ada beberapa saran yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

Sosiodrama ini agar hasilnya lebih optimal yaitu :

1. Bagi guru atau pihak sekolah yang akan menerapkan strategi

pembelajaran aktif dengan metode Sosiodrama ini harus bisa memilih

materi yang tepat yang sesuai dengan metode ini.

2. Penerapan metode ini membutuhkan persiapan yang agak lama

sebelum pelaksanaan karena harus menyiapkan cerita yang sesuia

dengan materi pelajaran yang dibutuhkan karena itu sebelum

pelaksanaan hendaknya betul-betul dipersiapkan secara matang

sehingga hasilnya lebih optimal.

3. Hendaknya bagi peneliti lebih mengembangkan pada metode-metode

yang lain yang lebih variatif supaya anak didik mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman yanglebih banyak.

100
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek..


Jakarta.Rineka Cipta.

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan


Nasional, Balai Pustaka.

Baharudin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.. Jogjakarta.
AR-RUZZ MEDIA.

Djamarah, Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, PT Rineka


Cipta.

Djudju, Sudjana. 2005. Metoda dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Falah


Production.

Engkoswara. 1988. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta. BINA


AKSARA

Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Jogiyanto. 2006. Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta. Andi Offset

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung PT. Remaja


Rosdakarya.

Roestiyah, Yumiati Suharto. 1985. Proses Belajar Mengajar. BINA AKSARA

Syah, Darwyan. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama


Islam. Jakarta. Penerbit Gayung Persada Press.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Sriyanti, Lilik. 2003. Psikologi Pendidikan . Salatiga. STAIN Salatiga Press.

Sriyanti, Suwardi. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga. STAIN Salatiga Press.

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung.


TARSITO.

Semiawan, Conny. 1988. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta. PT. Gramedia.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT.


Rineka Cipta.

101
Thoha, Abdul Mu‟ti, 1998. PBM-PAI di Sekolah. Semarang. Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo.

Wardani. 2008. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas 1-6. Jakarta. Universitas
Terbuka.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya. Universitas Negeri


Surabaya.

102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP PTK SIKLUS I

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam


Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi : Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah
2. Menceritakan kronologis peristiwa Fathu Makkah
II. Indikator
Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan
menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan peristiwa Fathu Makkah
2. Menjelaskan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah
IV. Materi Pokok
Sebab-sebab Fathu Makkah
V. Metode Pembelajaran
Menggunakan metode Sosiodrama
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Mengucapkan salam
b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi lalu dan
memancing dengan pertanyaan mengenai materi yang akan
dipelajari.
c. Guru menerangkan kepada siswa tentang tata cara tugas-tugas
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
Sosiodrama
2. Kegiatan Inti

103
a. Guru membagi tugas peran kepada siswa dengan memberikan
teks atau naskah drama.
b. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mempelajari naskah.
c. Siswa yang ditunjuk maju ke depan untuk memainkan peran
yang ditugaskan, dan siswa yang lain memperhatikan dan
membuat catatan tentang cerita yang di sosiodramakan.
d. Guru mengarahkan dan memantau agar siswa memperhatikan
ketika teman yang lain sedang bermain drama di depan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan
secara menyeluruh.
b. Siswa mengerjakan evaluasi
VII. Alat/Sumber Belajar
- Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
VIII. Penilaian
Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.

Muneng, 19 Mei 2012


Mengetahui
Kepala MI YASPI Muneng Peneliti

Ismanto Imtihannudin
NIP. 197408162005011001

104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP PTK SIKLUS II

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam


Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi : Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I. Kompetensi Dasar
1. Menceritakan Kronologis peristiwa Fathu Makkah
2. Mengambil hikmah dari peristiwa Fathu Makkah
II. Indikator
Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan
menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah.
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kronologis peristiwa Fathu Makkah
2. Menemukan hikmah di balik peristiwa Fathu Makkah
IV. Materi Pokok
- Menceritakan kronologis peristiwa Fathu Makkah
V. Metode Pembelajaran
- Menggunakan metode Sosiodrama
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Mengucapkan salam
b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu
dan memberi motivasi anak.
c. Guru mempersilahkan maju ke depan kepada para siswa
yang tlah ditunjuk pada pembelajaran minggu lalu untuk
memerankan tokoh yang ada pada naskah drama yang telah
di berikan sebelumnya untuk dihafalkan dan berlatih
dirumah.

105
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan arahan kepada pemeran, sebelum
sosiodrama di laksanakan.
b. Siswa yang tidak mendapat tugas untuk maju agar membuat
ringkasan cerita terhadap drama yang sedang di mainkan.
c. Penampilan sosiodrama di tampilkan sekali lagi.
d. Siswa membcakan hasil ringkasan yang di buat.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan
secara menyeluruh.
b. Guru memberikan pertanyaan –lisan kepada siswa.
VII. Alat/Sumber Belajar
- Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
VIII. Penilaian
Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.

Muneng, 24 Mei 2012


Mengetahui
Kepala MI YASPI Muneng Peneliti

Ismanto Imtihannudin
NIP. 197408162005011001

106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP PTK SIKLUS III

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam


Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi : Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I. Kompetensi Dasar
1. Menceritakan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah
2. Menceritakan kronologi peristiwa Fathu makkah
3. Mengambil hikmah dari peristiwa Fathu Makkah
II. Indikator
Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan
menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah.
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1. Menceritakan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah.
2. Menceritakan kronologi peristiwa Fathu Makkah.
3. Menemukan hikmah di balik peristiwa Fathu Makkah.
IV. Materi Pokok
- Penaklukan kota Makkah
V. Metode Pembelajaran
- Menggunakan metode Sosiodrama
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Mengucapkan salam
b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu dan
memberi motivasi anak.
c. Guru menerangkan kepada siswa tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan denggan materi Penaklukan

107
Kota Makkah yang sebelumnya telah difotocopikan dan
dipelajari di rumah sebelumnya.
d. Siswa berdiri melingkar sesuai dengan petunjuk guru.
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan satu pertanyaan kepada siswa sambil
melempar bola.
b. Siswa menjawab pertanyaan guru kemudian bertanya kepada
teman yang lain.
c. Secara bergiliran siswa menjawab kemudian bertanya kepada
teman yang lain.
d. Guru mulai membagikan kertas yang berisi nama peran tokoh
yang akan disosiodramakan.
e. Siswa mulai mengambil potongan kertas, dan apabila
mendapatkan kertas yng bertuliskan nama tokoh peran
langsung maju ke depan.
f. Sosiodraqma yang ditampilkan adalah tentang penaklukan kota
makkah.
g. Bagi siswa yang salah dalam membuat ringkasan cerita ia akan
mendapatkan hukuman menyanyi dengan syair yang digubah
sehingga terdengar lucu.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan
secara menyeluruh.
b. Siswa mengerjakan evaluasi
VII. Alat/Sumber Belajar
- Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
VIII. Penilaian
- Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.

Muneng, 31 Mei 2012


Mengetahui

108
Kepala MI YASPI Muneng Peneliti

Ismanto Imtihannudin
NIP. 197408162005011001

Nama :________________________
No :________________________

109
NASKAH POST TEST SIKLUS I
Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling
benar!
1. Masa perjanjian Hudaibiyah merupakan masa…
a. Bertengkar c. Damai
b. Berselisih d. Perang
2. Utusan Nabi Muhammad saw. yang di bunuh oleh raja Gassan bernama…
a. Zaid bin Haris c. Haris bin Umair
b. Khalid bin Walid d. Umar bin Zubair
3. Raja Gassan yang telah membunuh utusan nabi bernama…
a. Haris bin Umair c. Zaid bin Sabit
b. Haris bin Syamr d. Mu‟az bin Zaid
4. Pada perang Mu‟tah tentara Islam di pimpin oleh…
a. Zaid bin Harisah c. Amru bin Ash
b. Zubair bin Awwam d. Khalid bin Walid
5. Setelah adanya Perjanjian Hudaibiyah, kaum Quraisy bersekutu dengan…
a. Bani Khuzaah c. Bani Sulaim
b. Bani Hasyim d. Bani Bakar
6. Sumpah setia kaum muslimin kepada Rasulullah di Desa Hudaibiyah
disebut…
a. Baitul Ridwan c. Baitul
b. Baitul Aqabah d. Baitul Mal
7. Fathul Makkah artinya…
a. Perang Makkah c. Perjanjian Makkah
b. Perdamaian Kota Makkah d. Pembebasan Kota Makkah
8. Salah satu syarat yang diajukan Nabi Muhammad saw. terhadap pihak
Quraisy berkaitan dengan serangan Bani Bakar terhadap Bani Khuza‟ah
adalah….
a. Kaum Quraisy meninggalkan c. Kaum Quraisy meninggalkan
agama mereka Kota Mekah

110
b. Kaum Quraisy membayar d. Kaum Quraisy menyingkirkan
Diat atau denda Berhala yang ada dalam ka‟bah

9. Golongan yang melanggar perjanjian damai yang kemudian memicu


terjadinya peristiwa Fthul Makkah adalah…
a. Kaum Muslimin c. Kaum Khuza‟ah
b. Kaum Quraisy d. Kaum Bakr
10. Rasulullah bersama umat Islam berangkat ke kota Mekah untuk
membebaskan Kota pada tahun…Hijriah
a. 8 c. 10
b. 9 d. 11

Nama :________________________
No :________________________

111
NASKAH POST TEST SIKLUS II

Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling
benar!
1. Peristiwa Fathul Makkah terjadi pada bulan…
a. Zulhijah c. Ramadan
b. Rajab d. Zulkaidah
2. Peristiwa Fathul Makkah diterangkan dalam Al-Qur‟an surah…
a. Ali Imron
b. Al-Baqarah
c. Al-Fath
d. An-Nasr
3. Kaum muslimin ketika peristiwa Fathul Makkah mengucapkan
lafal…untuk menyemangati dalam berperang.
a. Takbir c. Tasbih
b. Tahmid d. Tahlil
4. Arti dari Fathul Makkah adalah….
a. Berdagang ke Mekah c. Berpindah ke Mekah
b. Pembebasan Mekah d.Berhijrah ke Mekah
5. Tokoh kaum kafir Quraisy yang masuk Islam dalam peristiwa Fathul
Makkah adalah..
a. Abu Sufyan c. Abu Hanifah
b. Abu Jahal d. Abu Lahab
6. Allah swt. Akan menolong hamban-Nya yang selalu…
a. Berjihad di jalan Allah c. Mencari kepentingan pribadi
b. Bermusuhan dengan pejabat d. Berjuang demi jabatan
7. Seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang berusaha membocorkan
persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Mekah adalah…
a. Hatib bin Balta‟ah c. Anas bin Malik
b. Ka‟ab bin Malik d. al-Khuza‟i

112
8. Jumlah pasukan kaum muslimin saat menaklukan mekah adalah…
a. 7.000 tentara c. 3.000 tentara
b. 10.000 tentara d. 1.000 tentara
9. Setelah kaum muslimin memasuki Mekah, sikap Abu Sufyan adalah…
a. Melarikan diri ke luar kota c. Masuk Islam
b. Bunuh diri d. Menentang kaum muslimin
10. Nabi Muhammad saw. bersabda, “barang siapa yang masuk ke rumah
Abu Sufyan, ia akan…”
a. Di bunuh c. Celaka
b. Di tawan d. Aman

Nama :________________________
No :________________________

113
NASKAH POST TEST SIKLUS III

Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling
benar!
1. Pada Waktu Fathu Makkah di ekitar Ka‟bah terdapat banyak….
a. Berhala c. Sesaji
b. Tempat Sembahyang d. Pepohonan besar
2. Dalam Khotbah Haji Wadak, Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaun
muslimin agar berpegang teguh pada…
a. Al-Qur‟an saja
b. Al-Qur‟an dan Sunah
c. Sunah saja
d. Perbuatan Tabi‟in
3. Ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan bahwa peristiwa Fathu Makkah
merupakan datangnya kebenaran dan lenyapnya kebatilan adalah…
a. Surah Al-Baqarah ayat 18 c. Surah Yasin ayat 83
b. Surah Al-Isro ayat 81 d. Surah Al- Fath ayat 18
4. Sikap Nabi Muhammad saw. terhadap penduduk Mekah adalah…
a. Memarahi
b. Mengusir
c. Memaafkan
d. Mendendam
5. Tujuan pembebasan Kota Mekah diantaranya adalah…
a. Memberi keamanan kepada kaum Quraisy
b. Membersihkan Ka‟bah dari kemusyrikan
c. Menghalalkan pertumpahan darah
d. Memberikan kekuasaan pada kaumQuraisy
6. Pada hari Jum‟at tanggal 20 Romadhon tahun 8 Hijriah Rasulullah menuju
Ka‟bah untuk melakukan….
a. Perang c. Haji Wadak

114
b. Tawaf d. perjanjian
7. Pad tanggal 21 Ramadan tahun 8 H. Rasulullah memerintahkan Bilal bin
Rabah untuk…
a. Azan Subuh c. Berperang
b. Berdakwah d. Membayar Zakat

8. Pembebasn kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhon tahun 8 Hijriah atau
bertepatan dengan bulan…
a. Maret 630 M c. Umar bin Khattab
b. September 630 M d. Ali bin Abi thalib

9. Seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang berusaha membocorkan


persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Mekah adalah…
c. Hatib bin Balta‟ah c. Anas bin Malik
d. Ka‟ab bin Malik d. al-Khuza‟i

10. Tokoh kaum kafir Quraisy yang masuk Islam dalam peristiwa Fathul
Makkah adalah..
c. Abu Sufyan c. Abu Hanifah
d. Abu Jahal d. Abu Lahab

Naskah Drama Siklus I

Fathul Makkah

115
Perjanjian damai antara kaum muslimin Madinah dengan orang musyrikin

Quraisy yang terkenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah,telah dilanggar oleh

orang kafir Quraisy.karena telah melanggar perjanjian , orang kafir Quraisy

mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbaharui isi perjanjian.

Abu Sufyan menemui Ali bin Abi Thalib. (Mar‟atul Syarifah)

Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo) : “Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit

pun solusi yang bemanfaat bagimu. Akan tetapi,

bukankah engkau seorang pemimpin Bani Kinanah? Maka

bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orang-

orang. Kemudian kembalilah ke daerahmu”

Abu Sufyan (Muhamim) : “Apakah menurutmu ini akan bermanfaat bagiku?”

Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo) : “Demi Allah, aku sendiri tidak yakin,

tetapi aku tidak memiliki solusi lain bagimu”

Kemudian Abu Sufyan berdiri di masjid dan berkata, (Mar‟atul Syarifah)

Abu Sufyan (Muhamim): “ Wahai manusia, aku telah di beri perlindungan oleh

orang-orang !”

Lalu Abu Sufyan naik ontanya dan beranjak pergi.

Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi Muhammad saw. Memerintahkan para

sahabat untuk menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau mengajak

semua sahabat untuk menyerang makkah. (Mar‟atul Syarifah)

116
Nabi Muhammad saw. Bersabda : “ Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan

tidak mendengar kabar hingga aku tiba di sana

secara tiba-tiba.”

Namun ada seorang sahabat Muhajirin, Hatib bin Abi Balta‟ah menulis surat

untuk di kirimkan ke orang Quraisy yang isinya mengabarkan akan

keberangkatan Nabi menuju Makkah untuk melakukan serangan mendadak. Surat

ini dititipkan kepada seorang wanita. Atas izin Allah Nabi mengutus Ali dan Al

Miqdad untuk menghalaunya. (Mar‟atul Syarifah)

Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo) ; “ Aku bersumpah dei Allah, Rasulullah

shallallahu‟alaihi wa sallam tidak bohong. Demi Allah,

keluarkan surat itu atau kami akan menggeledahmu “

Kemudian wanita itu menyerahkan suratnya kepada Ali bin Abi Thalib. Sesampai

di Madinah Ali langsung menyerahkan surat tersebut kepada

Nabi Muhammad saw. Kemudian dengan bijak Nabi

Muhammad saw. Menanyakan alasan Hatib.

Hatib bin Abi Balta‟ah (slamet Ismail) : “ Jangan menuduhku wahai Rasulullah.

Demi Allah, aku orang yang beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya. Aku tidak murtad dan tidak mengubah

agamaku. Dulu aku adalah anak angkat di tengah Quiraisy,

aku bukanlah apa-apa bagi mereka. Di sana aku memiliki

istri dan anak, sementara tidak ada kerabatku yang bisa

melindungi mereka. Sementara orang-orang yang bersama

Anda memiliki kerabat yang bisa melindungi mereka.

117
Oleh karena itu, aku ingin ada orang yang bisa melindungi

kerabatku disana.”

Umar bin Khattab (Rohman) : “ Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal

lehernya, karena dia telah mengkhianati Allah dan Rasul-

Nya serta bersikap munafik”

Rasulullah menjawab dengan bijak, Sesungguhnya Hatib pernah ikut perang

Badar….Berbuatlah sesuka kalian, karena kalian telah saya ampuni.

Umar bin Khattab (Rohman) : “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”

Kisah tentang sahabat Hatib radhiyallohu‟anhu di abadukan oleh Allah dalam

firman-Nya Qur‟an Surah Al-Mumtahanah ayat : 1, yang artinya : “ Hai orang-

orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuhKu dan musuhmu sebagai

teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka ( berita-berita mUhammad),

karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada

kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan mengusir kamu

karena kamu beriman kepada Allah…”(Mar‟atul Syarifah)

118
Naskah Sosiodrama Siklus II dan III

Peristiwa Fathu Makkah

Nabi Muhammad saw. Berangkat ke Makkah bersam 10 ribu sahabat yang siap

perang. Beliau member Abdullah bin Umi Maktum tugas untuk menggantikan

posisi beliau di Madinah. Ditengah jalan beliau bertemu dengan paman beliau

yang bernama Abbas dan keluarganya, yang bertujuan untuk Hijrah dan masuk

Islam. Di suatu tempat yang disebut Abwa‟, beliau bertemu dengan sepupunya

ynang bernama Ibnul Harits dan Abdullah bin Abi Umayah.(Susanti)

Marra Dhahraan adalah suatu tempat dekat dengan Makkah, dimana beliau

memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan dan

mengangkat Umar sebagai penjaga.(Uswatun Khasanah)

Malam iyu,Abbas berangkat menuju makkah. Beliau mencari penduduk Makah

agar menemui Nabi Muhammad saw. Dan meminta jaminan keamanan,

sehingga tidak terjadi peperangan di negeri Makkah. Tiba-tiba Abbas mendengar

suara Abu Sufyan dan Budail bin Zarqa yang sedang berbincang-bincang

tentang api unggun yang besar. .(Susanti)

Abu Sufyan (Miftahul Hakim) : “Ada apa dengan mu wahai Abbas?”

Abbas (Ridwan) ; “Itu Rasulullah di tengah-tengah orang, Demi Allah amat

buruklah orang-orang Quraisy. Demi Allah jika beliau

mengalahkanmu, beliau akan memenggal lehermu.Naiklahke

atas punggung Bighal ini, agar aq dapat membawamu ke

119
hadapan Nabi Muhammad saw., lalu meminta jaminan

keamanan kepada beliau.”

Abu Sufyan dan Abbas kemudian pergi menuju tempat Nabi Muhammad saw.

Ketika Melewati obornya Umar bin Khattab dia pun melihat Abu Sufyan dan

berkata. .(Uswatun Khasanah)

Umar bin Khattab ( Nur salim) :“Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji

bagi Allah yang telah menundukkan dirimu tanpa suatu

perjanjian pun.‟

Kemudian mereka masuk ke tempat Rasulullah dan umar menyusul di

belakangnya sambil berkata. .(Susanti)

Umar bin Khattab ( Nur salim) ; “ Wahai Rasulullah, ini Abu Sufyan. Biarkan

aku memenggal lehernya‟

Abbas (Ridwan) : “Wahai Rasulullah, aku telah melindunginya.”

Rasulullah bersabda, “kembalilah ke kemahmu wahai Abbas! Besok pagi

datanglah kesini !” . (Susanti)

Pagi harinya, Abbas bersama Abu Sufyan menemui Rasulullah. Beliau

bersabda, “ Celaka wahai Abu Sufyan , bukankah sudah tiba saatnya bagimu

untuk mengetahui bahwa tiada ilah (sesembahan) yang brhak di sembahselain

Allah? .(Uswatun Khasanah)

120
Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “ Demi ayah ibuku sebagai jaminanmu, Jauh-jauh

hari aku sudah menduga, andaikan ada sesembahan selain Allah,

tentu aku tidak membutuhkan sesuatu apapun setelah ini.”

Rasulullah bersabda, „ Celaka kamu wahai Abu Sufyan, bukankah sudah

saatnya kamu mengakui bahwa aku adalah utusan Allah?‟

Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “Demi ayah ibuku sebagai jaminanmu , kalau

mengenai masalah ini di dalam hatiku masih ada sesuatu yang

mengganjal hingga saat ini.”

Abbas (Ridwan) : “ Celaka Ku! Masuklah Islam! Bersaksilah Laa Ilaaha Illa

Allah, Muhammadur Rasulullah sebelum beliau memenggal

lehermu! ”

Akhirnya Abu Sufyan masuk Islam dan member kesaksian yang benar.

Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah meninggalkan marra Dzahran menuju

makkah. Sebelum berangkat Beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu

Sufyan menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua

pasukan Allah lewat di sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bias melihat semua

pasukan muslimin.Abbas dan Abu Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut

gabung bersama pasukan kaum muslimin. Setelah agak jauh dari pasukan, Abu

Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. .(Uswatun Khasanah)

121
Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “ Subhanallah, wahai Abbas, siapakah

mereka ini?”

Abbas (Ridwan) : ” Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan Anshar”

Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “Tidak seorangpun yang sanggup da kuat

menghadapi mereka “

Abbas (Ridwan) : “Wahai Abu Sufyan, ituadalah Nubuah.”

Bendera Anshar dipegang oleh Sa‟ad bin Ubadah radiyallahu „anhu. Ketika

melewati tempat abbas dan Abu Sufyan , Sa‟ad berkata (Susanti)

Sa‟ad (Adi Usmanto) : “ Hari ini adalah hari pembantaian, Hari dihalalkannya

tanah al Haram. Hari ini Allah menghinakan Quraisy”

Perkataan sa‟ad ini disampaikan kepada Rasulullah dan beliau bersabda : “ Sa‟ad

keliru, justru hari ini adalah hari di agungkannya Ka‟bah dan di muliakannya

Quraisy oleh Allah.” .(Uswatun Khasanah)

Kemudian , Rasulullah memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan

kepala. Beliau mengumumkan kepada penduduk kota Makkah “ Siapa yang

masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia

aman, Siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia

aman.”Beliau terus berjalan hingga sampai Masjidil Haram. Beliau Thawaf

dengan menunggang Onta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk

menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka‟bah yang beliau lewati.

(Susanti)

122
Lembar Observasi untuk guru siklus III

Ketrampilan/ Skala Penelitian


No Kemampuan Indikator
A B C D E
Guru
1. Melakukan persiapan fisik
- Lantai, meja/kursi, papantulis
bersih tertata rapi dan siap V
pakai.
- Menyiapkan alat bantu
V
mengajar dan sumber pelajaran
2. Melakukan persiapan siswa
Membuka - Mengabsen siswa V
1
Pelajaran - Melakukan tatapan keseluruh
V
kelas
- Meminta siswa menyiapkan
V
buku pelajaran
3. Melalui pelajaran
- Melakukan apersepsi
V
menyesuaikan pelajaran
- Memberikan motivasi V
1. Memberikan kesempatan
Mengembangka kepada siswa untuk
V
n kegiatan berpartisipasi aktif dalam
2
belajar kegiatan belajr mengajar
mengajar 2. Mengembangkan kegiatan
V
siswa
1. Membuat dan menggunakan
Menyajikan V
3 RP
materi belajar
2. Menyajikan materi sesuai RP V
1. Memberi petunjuk dan
V
penjelasan
2. Berbicara sopan, wajar, dan
V
jelas
3. Menunjukkan sikap adil kepada
V
Pengelolaan seluruh siswa
4
kelas 4. Menegur secara wajar dan tegas
jika ada tingkah laku siswa yang V
kurang baik
5. Memberi penguatan terhadap
tingkah laku atau jawaban yang V
benar
Melaksanakan 1. Memberi pertanyaan-pertanyaan
5 evaluasi lisan sesuai dengan tujuan V
pembelajaran pembelajaran

123
2. Melakukan tes secara tertulis V
3. Melakukan penilaian sesuai
V
dengan tujuan pembelajaran
1. Media yang digunakan tidak
V
menemui kesulitan
2. Media digunakan secara tepat,
Menggunakan
aktif, kreatif, efektif, dan V
6 media
menyenangkan
pembelajaran
3. Menggunakan media mampu
memperjelas penyampaian V
materi
1. Materi diajarkan tepat waktu V
2. Materi diajarkan sesuai tujuan V
Menguasai
7 3. Materi diajarkan dengan lancar V
materi pelajaran
4. Memberi jawaban pertanyaan
V
siswa secara cepat dan tepat
1. Metode yang dipilih
mendukung TPK dan sesuai V
dengan topik pembelajaran
Metode
8 2. Metode yang dipilh efisien V
Sosiodrama
3. Penggunaan metode sesuai
dengan situasi dan kondisi V
siswa/kelas
1. Menggunakan bahasa Indonesia
V
dengan baik dan lancar
2. Intonasi suara dilakukan dengan
Berbahasa dan V
tepat sesuai situasi dan kondisi
9 menulis di
3. Posisi saat berbicara
papan tulis V
menghadap keseluruh siswa
4. Besar kecil dan tebal tipisnya
V
tulisan cukup dan benar
1. Mengklarifikasi jawaban dan
V
Menutup pertanyaan
10
pelajaran 2. Rangkuman sesuai isi materi V
3. Memberi tugas secara individu V

Muneng, 31 Mei 2012


Guru Kelas V

Johar Nurmala

124
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS II

Ketrampilan/ Skala Penilaian


No Indikator
Kemampuan Guru A B C D E
4. Melakukan persiapan fisik √
- Lantai, meja/kursi,
papantulis bersih tertata √
rapid an siap pakai.
- Menyiapkan alat bantu
mengajar dan sumber √
pelajaran
5. Melakukan persiapan siswa
Membuka
1 - Mengabsen siswa √
Pelajaran
- Melakukan tatapan

keseluruh kelas
- Meminta siswa menyiapkan

buku pelajaran
6. Melalui pelajaran
- Melakukan apersepsi

menyesuaikan pelajaran
- Memberikan motivasi √
3. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
Mengembangkan √
berpartisipasi aktif dalam
2 kegiatan belajar
kegiatan belajr mengajar
mengajar
4. Mengembangkan kegiatan

siswa
3. Membuat dan

Menyajikan materi menggunakan RP
3
belajar 4. Menyajikan materi sesuai

RP
6. Memberi petunjuk dan

penjelasan
7. Berbicara sopan, wajar, dan

jelas
8. Menunjukkan sikap adil

Pengelolaan kepada seluruh siswa
4
kelas 9. Menegur secara wajar dan
tegas jika ada tingkah laku √
siswa yang kurang baik
10. Memberi penguatan
terhadap tingkah laku atau √
jawaban yang benar
Melaksanakan 4. Memberi pertanyaan-
5 √
evaluasi pertanyaan lisan sesuai

125
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
5. Melakukan tes secara

tertulis
6. Melakukan penilaian sesuai

dengan tujuan pembelajaran
4. Media yang digunakan

tidak menemui kesulitan
5. Media digunakan secara
Menggunakan
tepat, aktif, kreatif, efektif, √
6 media
dan menyenangkan
pembelajaran
6. Menggunakan media
mampu memperjelas √
penyampaian materi
5. Materi diajarkan tepat

waktu
6. Materi diajarkan sesuai

tujuan
Menguasai materi
7 7. Materi diajarkan dengan
pelajaran √
lancar
8. Memberi jawaban
pertanyaan siswa secara √
cepat dan tepat
4. Metode yang dipilih
mendukung TPK dan sesuai √
dengan topik pembelajaran
8 MetodeSosiodrama 5. Metode yang dipilh efisien √
6. Penggunaan metode sesuai
dengan situasi dan kondisi √
siswa/kelas
5. Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan √
lancar
6. Intonasi suara dilakukan
Berbahasa dan dengan tepat sesuai situasi √
9 menulis di papan dan kondisi
tulis 7. Posisi saat berbicara

menghadap keseluruh siswa
8. Besar kecil dan tebal
tipisnya tulisan cukup dan √
benar
4. Mengklarifikasi jawaban

dan pertanyaan
Menutup
10 5. Rangkuman sesuai isi materi √
pelajaran
6. Memberi tugas secara

individu

126
Muneng, 24 Mei 2012
Guru Kelas V

Johar Nurmala

127
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS I

Ketrampilan/ Skala Penilaian


No Kemampuan Indikator
A B C D E
Guru
7. Melakukan persiapan fisik √
- Lantai, meja/kursi,
papantulis bersih tertata √
rapid an siap pakai.
- Menyiapkan alat bantu
mengajar dan sumber √
pelajaran
8. Melakukan persiapan siswa
Membuka
1 - Mengabsen siswa √
Pelajaran
- Melakukan tatapan

keseluruh kelas
- Meminta siswa menyiapkan

buku pelajaran
9. Melalui pelajaran
- Melakukan apersepsi

menyesuaikan pelajaran
- Memberikan motivasi √
5. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
Mengembangkan √
berpartisipasi aktif dalam
2 kegiatan belajar
kegiatan belajr mengajar
mengajar
6. Mengembangkan kegiatan

siswa
5. Membuat dan menggunakan

Menyajikan RP
3
materi belajar 6. Menyajikan materi sesuai

RP
11. Memberi petunjuk dan

penjelasan
12. Berbicara sopan, wajar,

dan jelas
13. Menunjukkan sikap adil

Pengelolaan kepada seluruh siswa
4
kelas 14. Menegur secara wajar
dan tegas jika ada tingkah √
laku siswa yang kurang baik
15. Memberi penguatan
terhadap tingkah laku atau √
jawaban yang benar
5 Melaksanakan 7. Memberi pertanyaan- √

128
evaluasi pertanyaan lisan sesuai
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
8. Melakukan tes secara tertulis √
9. Melakukan penilaian sesuai

dengan tujuan pembelajaran
7. Media yang digunakan tidak

menemui kesulitan
8. Media digunakan secara
Menggunakan
tepat, aktif, kreatif, efektif, √
6 media
dan menyenangkan
pembelajaran
9. Menggunakan media
mampu memperjelas √
penyampaian materi
9. Materi diajarkan tepat waktu √
10. Materi diajarkan sesuai

tujuan
Menguasai materi 11. Materi diajarkan
7 √
pelajaran dengan lancar
12. Memberi jawaban
pertanyaan siswa secara √
cepat dan tepat
7. Metode yang dipilih
mendukung TPK dan sesuai √
dengan topik pembelajaran
Metode
8 8. Metode yang dipilh efisien √
Sosiodrama
9. Penggunaan metode sesuai
dengan situasi dan kondisi √
siswa/kelas
9. Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan √
lancar
10. Intonasi suara dilakukan
Berbahasa dan dengan tepat sesuai situasi √
9 menulis di papan dan kondisi
tulis 11. Posisi saat berbicara

menghadap keseluruh siswa
12. Besar kecil dan tebal
tipisnya tulisan cukup dan √
benar
7. Mengklarifikasi jawaban dan

pertanyaan
Menutup
10 8. Rangkuman sesuai isi materi √
pelajaran
9. Memberi tugas secara

individu

129
Muneng, 21 April 2012
Guru Kelas V

Johar Nurmala

130
131
132
DAFTAR GURU MI YASPI MUNENG PAKIS MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N NAMA JABATAN TGL PENDI ALAMAT


O LAHIR DIKAN
TERAK
HIR
1 Ismanto Kepala 16-08-1974 D II Rejosari
Sekolah
2 Imtihannudin Guru Kelas 02-06-1980 D II Kebon Agung
3 Sugiyati Guru Kelas 08-03-1968 S1 M. Warangan
4 Johar Nurmala Guru Kelas 16-04-1974 S1 M. Warangan
5 Munjaenah Guru Mapel 23-02-1972 PGA Muneng
6 Ratna Maryani Guru Kelas 16-07-1979 S1 Pakis
7 Anita Sofiyani Guru Kelas 16-07-1988 MAN Losari
8 Samsul Ma‟arif Guru Kelas 10-03-1984 STM Muneng

Mengetahui,
Kepala MI YASPI Muneng
Pakis

Ismanto
NIP. 197408162005011001

133
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Imtihannudin
Tempat/tanggal lahir : Magelang, 2 Juni 1980
Agama : Islam
Nama Ayah : Nur Bashori
Pekerjaan : Purn PNS
Nama Ibu : Rowiyah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tosari, Kebonagung, Tegalrejo
Kabupaten Magelang
Pendidikan :
1. RA. YAKTI Kebonagung tahun lulus 1986
2. MI YAKTI Kebonagung tahun lulus 1992
3. Mts YASPI PAKIS lulus tahun 1995
4. STM Adipura lulus tahun 1998
5. D II PGSD/MI Universitas Muhammadiyah Magelang,
lulus tahun 2002
6. S- I PAI STAIN Salatiga lulus tahun 2012

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tertanda

Penulis

134

Anda mungkin juga menyukai