SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kependidikan Islam
Oleh
MAIDATUL FAIZAH
NIM 111 08 048
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 11108048
Pembimbing
COLOMADU KARANGANYAR
TAHUN 2012
DISUSUN OLEH:
MAIDATUL FAIZAH
NIM: 111 08 048
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30
Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kependidikan Islam (S.Pd.I).
Jurusan : Tarbiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah
Yang menyatakan,
MAIDATUL FAIZAH
MOTTO
(HR. Bukhori)
1. Kedua orang tuaku tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh kasih
sayang sepanjang masa, kesabaran yang tiada tara, dan keikhlasan do‟anya.
2. IbuNyaiHj.Zulaikho yang saya hormati dan selalu saya harapkan ridho dan
berkah ilmunya.
3. Babe dan Bunda Minuk yang selalu menyayangi dan memberi support
kepadaku.
4. Kakakku Mas Sofan, kedua adikku Afid dan Ika, terima kasih atas motivasi,
5. Mas Arul yang selalu memberikan do‟a, semangat, motivasi, dan kasih sayang
6. Dik Dana, Dik Jumarudin, Dik Zufar, terima kasih atas kesediaan kalian untuk
7. Dik Uut, Dik Titin, Dik Mazid, yang selalu aku repotkan. Terima kasih atas
9. Temanku PAI B‟08, Ani, Risa, Jannah, Zee, Ocek, Oziex, Painu, Ana, Nur,
terima kasih atas kasih saying dan motivasi yang kalian berikan. Ku kan
kenang selalu masa-masa saat bersama. Persahabatan yang tulus akan terjaga.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
SWT yang telah memberikan ni‟mat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis
manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Yang kita
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
pihak yang membantu dan membimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga.
4. H. Agus Ahmad Su‟aidi, Lc, M.A selaku dosen pembimbing yang telah
skripsi ini.
6. Bapak Agus Ma‟arif Arifin, Lc, selaku pimpinan Pondok Pesantren Daarul
untuk penelitian.
kepada peneliti.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendidik, membimbing serta memotivasi
9. Keluarga besar Pondok Pesantren Daarul Qur‟an yang telah membantu dalam
10. Babe dan Mas Arul yang selalu setia dan sabar mengantar serta menunggu
saat penelitian.
11. Teman-teman PAI B angkatan 2008 yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya.
kamar 9 (dik Uut, dik Titin, mbak Umul, dan mbak Fafa).
13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya
keterbatasan dan kekurangan, untuk itu peneliti menerima saran maupun kritik
skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
Wassalamu'ailaikum Wr. Wb
MAIDATUL FAIZAH
NIM 111 08 048
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN
F. Metode Penelitian................................................................................ 7
3. LokasiPenelitian ............................................................................. 8
4. SumberData .......................................................................................... 8
6. AnalisisData .......................................................................................... 12
G. SistematikaPenulisan ................................................................................. 14
B. Pendidik/Guru
C. Tahfidzul Qur’an
B. Temuan Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 63
C. Penutup....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
1. DaftarRiwayatHidup
2. Laporan SKK
3. Nota DosenPembimbingSkripsi
4. LembarKonsultasi
5. SuratIzinPenelitian
6. SuratPernyataanTelahMeneliti
7. Pedoman Wawancara
8. Hasil Wawancara
9. Data PendapatanMenghafalSantri
BAB I
PENDAHULUAN
cahaya mata dan akal bagi siapa saja yang ingin memikirkan dan
petunjuk, peringatan, pelajaran, obat dan rahmat, pembeda antara yang hak
dan yang batil, dan pemberi kabar gembira (Munjahid, 2007:9). Al Hafidz As-
Suyuthi berkata:
dari pandangan saat ini adalah keterikatan keluarga mereka dengan Al-Qur‟an,
adalah salah satu upaya mendidik anak dengan baik. Sehingga bisa
diikat dengan agamanya. Apalagi usia menginjak remaja yakni usia SMP yang
remaja menurut perkataan orang tua, kini sering mulai suka membantah. Yang
biasanya rajin untuk berangkat mengaji, mulai tampak malas mengaji. Usia
yang labil ini kadang membuat orang tua kualahan dalam mengatasi anaknya.
ilmu, akan tetapi memperoleh ijasah yang bisa digunakan untuk mendapatkan
pekerjaan dan menghasilkan uang. Oleh karena itu, minat anak mengkaji ilmu
agama dan minat orang tua untuk memasukkan anak di dunia pesantren juga
berkurang. Dalam kondisi seperti itu sulit bagi anak bisa menghafal Al-Qur‟an
tepat untuk diterapkan sehingga bisa mencetak generasi Qur‟ani, yang tidak
hanya cerdas dalam ilmu umum, tapi juga mampu membawa anak cerdas
Salah satu pondok yang baru ini adalah PONDOK PESANTREN DAARUL
pondok yang berbasis Qur‟ani, yang merupakan cabang dari pondok Daarul
Qur‟an milik Ustadz Yusuf Mansur yang berada di Jawa Barat. Pondok
Pesantren Daarul Qur‟an Colomadu tersebut dikhususkan bagi anak usia SMP
program 4 tahun anak mampu menghafal lebih dari 15 juz. Peneliti memilih
pondok tersebut karena tertarik dengan anak usia SMP telah mampu
yang berdiri sekitar 4 tahun ini mampu menunjukkan kualitas dan kuantitas
yang baik. Di samping itu, latar belakang santri yakni berasal dari kaum
dhu‟afa dan yatim piatu. Mereka selama mengikuti pendidikan wajib berada di
2012”.
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritik
Dapat menambah wawasan dan keilmuan dalam bidang pengajaran
menghafal Al-Qur‟an saja, akan tetapi pada mata ilmu yang lain.
2. Secara praktis
E. Penegasan Istilah
1. Metode adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan
(Haryanto, 2003:267).
yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Dapat juga diartikan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar atau perubahan individu yang dirancang
3. Istilah Tahfidzul Qur’an merupakan gabungan dari dua kata yang berasal
dari bahasa Arab, yaitu tahfidz dan Al-Qur‟an. Kata tahfidz merupakan
Qur’an di sini adalah bidang studi yang berisi tentang tata cara untuk
hafalannya.
4. Pondok pesantren
dimana kata “santri” berarti murid dalam bahasa Jawa. Istilah pondok
2005: 324).
5. Daarul Qur‟an
Al-Qur‟an.
F. Metode Penelitian
ilmiah. Metode penelitian merupakan teknik atau cara yang digunakan demi
2. Kehadiran Peneliti
3. Lokasi Penelitian
Karanganyar.
4. Sumber Data
sebagai berikut:
b. Sumber tertulis
berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis sumber data yang akan
Sampling yang diambil juga lebih selektif. Jenis teknik sampling yang
c. Foto
yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
d. Data Statistik
Dalam hal tersebut, peneliti juga akan menggunakan data statistik bila
dirasa perlu.
a. Metode Dokumentasi
pesantren.
b. Metode Observasi
Metode observasi yaitu pengumpulan data dengan
Karanganyar.
c. Metode Wawancara
6. Analisis Data
Dalam bukunya Moeleong (1989:248), menyebukan pendapat
di tempat penelitian.
8. Tahap-tahap penelitian
a. Tahap pra-lapangan
dalam penelitian.
dan persiapan diri, (2) memasuki lapangan, (3) berperan serta sambil
mengumpulkan data.
ataupun tulisan.
G. Sistematika Penulisan
1) Bagian Awal
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
2) Bagian Inti
Bab II: Kajian Pustaka. Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori yang
anak usia SMP baik perkembangan dan pertumbuhan dari segi jasmani dan
rohani.
Bab III: Paparan data dan hasil penelitian. Berisi tentang gambaran umum
Colomadu Karanganyar.
Bab IV: Analisis Data. Bab ini berisikan tentang analisis metode
Bab V: Penutup. Bab terakhir ini berisikan kesimpulan, saran, dan kata
penutup.
3) Bagian Akhir
KAJIAN PUSTAKA
ukuran dari bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.
beberapa masa:
a. Masa Pra-Remaja
hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat
masa negatif. Sifat negatif itu dapat diringkas (1) Negatif dalam
prestasi, baik jasmani maupun prestasi mental (2) Negatif dalam sikap
sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat (negatif pasif),
Achmadi, 2005:42).
b. Masa remaja
dan dukanya. Di sinilah mulai tumbuh dalam diri remaja itu dorongan
produk yang dinilai di dalam satu atau lebih latar budaya (Baharuddin,
biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan
B. Pendidik/Guru
1. Pengertian
dalam kelas adalah guru”. Secara etimologi, istilah guru berasal dari
bahasa India yang artinya “orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari
sengsara”. Dalam bahasa Arab guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-
12).
2. Syarat-Syarat Guru
orang selama ini. Guru yang baik adalah guru yang profesional. Guru
metode yang efektif dalam mengajar dengan baik dan selektif. Untuk
beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru. Diantaranya, sehat
3. Peranan Guru
a. Informator
c. Motivator
d. Direktor
e. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-
ide itu hendaknya ide yang kreatif dan dapat dicontoh oleh peserta
didiknya.
f. Fasilitator
Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses pembelajaran.
g. Mediator
h. Evaluator
Guru menilai anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
C. Tahfidzul Qur’an
berasal dari bahasa Arab, yaitu tahfidz dan Al-Qur‟an. Kata tahfidz
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul
seorang guru dan juga kepada pelajar. Seperti dalam ayat-ayat di bawah
ini:
2009: 230).
Menurut Badwilan dalam bukunya Panduan cepat menghafal Al-
itu, banyak orang yang telah berusia lanjut menghafalnya, bahkan juga
dihafal oleh orang-orang yang bahasa induknya bukan bahasa Arab, lebih
lagi untuk anak-anak saat ini. Dengan teknologi dan fasilitas yang
yang ikhlas, (3) memiliki keteguhan dan kesabaran, (4) istiqomah, (5)
menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela, (6) izin orang tua,
yang benar dan baik, mendapat izin dari orang tua, wali, dan suami bagi
sendiri.
Dari beberapa pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa
hadits berikut:
bagi seorang penghafal. Di samping itu, seorang yang teguh dan sabar
c. Istiqomah (kontinuitas)
harus dijauhi bukan hanya bagi para penghafal Al-Qur‟an saja, akan
Zarnuji, dikatakan:
(Ahsin, 1994:54).
kedudukan yang tinggi atau sebagian darinya jika tidak bisa dicapai
diperhatikan yakni:
lancar. Bagi seorang penghafal yang tidak punya kesibukan lain selain
yang tinggi didukung mental yang ulet dan usaha yang giat.
bulan, 9 hari.
bulan, 18 hari.
bulan, 13 hari.
bulan, 24 hari.
bulan, 7 hari.
bulan, 4 hari.
bulan, 3 hari.
bulan, 12 hari.
9. Apabila menghafal Al-Qur‟an sehari satu wajah, berarti anda
bulan, 12 hari.
menghafal cepat. Menghafal pada usia ini sangat cepat, dan kelupaan
1. Metode Wahdah
setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau lebih sehingga proses
bukan saja dalam bayangan akan tetapi hingga membentuk gerak refleks
pada lisannya.
2. Metode Kitabah
dibaca hingga lancar dan benar bacaannya. Metode ini cukup praktis dan
baik, karena di samping membaca dengan lisan, aspek visual menulis juga
dalam bayangannya.
3. Metode Sima’i
akan sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra,
4. Metode Gabungan
dan metode kitabah. Hanya saja kitabah di sini lebih memiliki fungsional
sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal
5. Metode Jama’
Metode jama’ adalah cara menghafal yang dilakukan secara
dipimpin seorang instruktur. Cara ini termasuk metode yang baik untuk
dihafalkannya.
visi dan misi, keadaan santri dan ustadz, sarana dan fasilitas pendidikan,
1. Letak Geografisnya
2. Sejarah Berdirinya
Sedekah bukan bermanfaat untuk orang lain saja, melainkan nilai dan
manfaatnya akan kembali pada diri orang yang bersedekah juga. Sedekah
Berawal dari keinginan bersama untuk lebih dekat dengan Ustadz Yusuf
2008 di pendapa gedhe Solo Balai Kota Surakarta yang dihadiri Ustadz
yang telah dikembangkan oleh Ustadz Yusuf Mansur yaitu yayasan Daarul
Yayasan Daarul Qur‟an Surakarta yang telah dicatat melalui notaris Toto
kehendak Allah SWT dapat terwujud. Hal ini berkat wakaf tanah dan
bangunan lengkap dengan masjid seluas 600 m2 dari keluarga Bapak Haji
Sri Ratnaningrum S.Pd, M.Hum dan Ustadz Yusuf Mansur pada tanggal 8
Juni 2008. Dan saat ini PP Daarul Qur‟an dipimpin oleh Bapak Agus
Ma‟arif Arifin, Lc. Dengan 95 santri dan 7 ustadz khusus dalam bidang
mengajar.
Almari kantor, Qur‟an pojok Kudus milik sejumlah santri dan ustadz, dan
5. Struktur Organisasi
sebagai berikut:
Tabel. 3.1
PIMPINAN
Sie.Kesantrian Sie.Kesehatan
Sie. Tahfizh
Sie. Dakwah & Sosial
Abdullah Muslim, SThI
Hisyam Zamroni, S.Sn
Abdul Kholiq
6. Keadaan Guru/Ustadz
harus memenuhi berbagai syarat. Syarat yang utama harus dimiliki adalah
visi, dan misi dalam pendidikan akan tercapai. Apalagi dalam hal Al-
orang-orang yang sudah hafidz dan ahli dalam bidang Al-Qur‟an dan ilmu
Al-Qur‟an
Hisyam Al-Qur‟an
Al-Qur‟an
Al-Qur‟an
Al-Qur‟an
Al-Qur‟an
2012 Al-Qur‟an
7. Keaadaan Santri
PP Daarul Qur‟an memiliki 95 santri, semuanya santri laki-laki.
Kelas VII ada 27 santri, kelas VIII ada 19 santri, kelas IX ada 16 santri,
dan kelas takhasus ada 33 santri. Rata-rata santri berusia sekitar 12-15
tahun. Mereka juga rata-rata berasal dari sekitar Solo. Namun ada juga
yang berasal dari luar daerah ataupun provinsi, seperti Bengkulu, Jakarta,
Qur‟an tujuan utamanya adalah merekrut dari kaum dhu‟afa maka dari 95
santri, rata-rata orang tua anak bekerja sebagai pekerja swasta dan petani
(AA, 17-06-2012).
8. Program Pembelajaran
antara sekolah dan pondok. Santri/peserta didik tidak hanya fokus pada
formal.
a. Program formal
SMP Daarul Qur‟an. Kurikulum diikuti sesuai apa adanya. Tidak ada
pondok:
1) Program Takhasus
agama, kecuali ada matematika dan bahasa Inggris. Selain itu, anak
2) Program Semester
target. Di sini anak sudah punya kesiapan dan dasar untuk mampu
Tabel. 3.3
Program Semester
KELAS SEMESTER HAFALAN
9. Kegiatan Pembelajaran
bawah ini:
Tabel. 3.4
1 03.00-03.30 Qiyamullail
2 03.30-04.30 Sahur (puasa senin dan kamis)
9 ISTIRAHAT
a. Qiyamullail, karena pada 1/3 akhir malam adalah salah satu waktu
mustajabah.
subuh untuk setoran hafalan yang baru karena pikiran pada waktu
Tabel. 3.5
PROGRAM WAJIB
VII SMP
2 Rabu 16.00-16.30 Muhadatsah dan kosa kata
SMP
B. Temuan Penelitian
a. JM (15 tahun)
b. DN (15 tahun)
Qur‟an dengan mencari tempat yang sesuai, tenang, dan menghafal per
c. ZF (14 tahun)
ZF adalah salah satu santri PP Daarul Qur‟an kelas VII SMP. Dia
d. AM (33 tahun)
AM adalah salah satu staf pengajar Al-Qur‟an dan pengurus
e. AA (33 tahun)
a. JM (15 tahun)
b. DN (15 tahun)
c. ZF (14 tahun)
Saya membuat hafalan baru pada waktu pagi hari,
kemudian ba‟da subuh disima‟ oleh ustadz. Kalau muraja’ah wajib
setiap ba‟da isya‟. Kalau muraja‟ah sendiri, ya ikut jadwal yang
berlaku (ZF, 22-06-2012).
d. AM (33 tahun)
e. AA (33 tahun)
3. Evaluasi Pembelajaran
(AA, 25-06-2012):
dengan adanya kegiatan itu, anak yang malas akan menjadi rajin
dan mereka pasti juga merasa malu dengan temannya jika gagal
PEMBAHASAN
1. Metode Wahdah
membuat hafalan baru. Hal ini peneliti temukan dalam wawancara berikut:
ayat-ayat satu per satu. Untuk menghafalkan satu ayat maka ayat tersebut
dibaca sebanyak sepuluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu
Qur‟an.
2. Metode Sima’i
akan sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra,
ini:
baru. Biasanya mereka terapkan pada waktu dini hari setelah qiyamullail.
Mereka memilih waktu pagi hari karena pikiran masih fresh, jernih,
ini dilaksankan oleh santri ketika mereka akan menambah hafalan baru.
Santri Daarul Qur‟an menerapkan metode tersebut pada pagi hari setelah
kegiatan qiyamullail. Karena saat pagi hari pikiran masih fresh dan jernih.
fajar, setelah shalat subuh, dan waktu di antara baghrib dan isya‟.
2. Metode Sima’i
Sebelum anak setoran hafalan baru, maka kita suruh bin nadhor
dulu. Misal, hari selasa anak akan menambah hafalan halaman ke dua,
maka hari senin dia harus sudah setor bin nadhor hafalan yang akan
dibuat (AM, 23-06-2012).
setoran muraja’ah ba‟da isya‟. Metode ini diterapkan agar anak lebih kuat
hafalannya.
Daarul Qur‟an sangat berkaitan dengan perkembangan anak usia SMP, guru
a. Metode Wahdah
b. Metode Sima’i
Bacaannya akan lebih fasih dan benar karena disima‟ langsung oleh
ustadz. Di samping itu, anak akan yakin dan mantap dalam hafalannya
Adanya kewajiban menghafal setiap hari satu muka, maka anak akan
Al-Qur‟an. Karena usia SMP adalah usia yang masih sangat mudah
dalam menghafal.
menghafal cepat. Menghafal pada usia ini sangat cepat, dan kelupaan
anak akan lebih kuat. Dengan melihat usia SMP yang kadang susah
diatur, maka metode ini sangat efektif untuk diterapkan bagi para
2. Kekurangan
a. Metode Wahdah
juga berbeda.
b. Metode Sima’i
karena mereka hanya duduk dan mendengarkan bacaan baik secara bin
nadhor atau bil ghoib. Dilihat dari usia, anak SMP tidak mudah dalam
hafalannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilaksanakan pada pagi hari setelah qiyamullail. Waktu dini hari akan
lebih efektif dalam membuat hafalan baru karena pikiran masih fresh dan
atau waktu setor hafalan baik bin nadhor maupun bil ghoib. Metode
hafalan. Ini adalah cara untuk menarget hafalan anak. Metode pengulangan
pengulangan umum ini juga diterapkan dengan 4 kali setoran dengan ¼ juz
setiap sorogan.
3. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Pembelajaran Tahfidzul
Qur’an
serta hafalannya juga kuat dan terjaga. Metode tersebut di atas sangat
waktu yang cukup lama. Dengan metode sima’i anak akan mudah bosan.
Karena mereka hanya duduk dan mendengarkan bacaan baik secara bin
memperkuat hafalan, tetapi metode ini juga akan menghambat anak dalam
menyelesaikan hafalannya.
B. Saran
lanjut dari segi lain, sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap pada
program dan metode pembelajaran efektif ini agar tetap menjaga dan
dalam satu majlis, di mana santri secara urut dan bergantian membaca
satu ayat.
4. Usia SMP adalah usia efektif dalam menghafal. Sebaiknya orang tua
menghafal Al-Qur‟an.
C. Penutup
skripsi ini, baik dalam tata bahasa maupun argumentasi. Maka, penulis
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi
ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
Arifin. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). 1995. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asmani, Jamal Ma‟mur. Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif. 2009.
Yogyakarta: Diva Press.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. 2009. Jakarta: Rajawali Pers.