Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
FITRIYANI
NIM: 103052028657
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
FITRIYANI
NIM: 103052028657
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I.)
Disusun oleh:
FITRIYANI
NIM: 103052028657
Di bawah bimbingan:
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Sosial Islam (S. Sos. I.) pada Program Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Sidang Munaqasyah
Anggota,
Penguji I Penguji II
Pembimbing,
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fitriyani
ABSTRAK
Fitriyani
Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti
Asuhan YAKIIN Larangan Tangerang.
Akhlak menempati posisi yang penting dalam ajaran Islam. Oleh karena itu,
Seorang muslim mempunyai kewajiban untuk membina akhlak sesuai dengan
ajaran Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah. Orangtua bertanggungjawab
terhadap anak-anaknya untuk mewujudkan hal itu dengan memberikan pendidikan
yang sesuai dengan masa perkembangannya sehingga mereka siap dan mampu
menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini. Akan
tetapi kematian salah seorang atau kedua orangtua akan memberikan dampak
tertentu terhadap hidup kejiwaan seorang anak. Islam mengajarkan pemeluknya
agar peduli terhadap fenomena seperti ini Dalam melakukan usaha ini, agama
Islam tidak hanya menganjurkan kepada perorangan saja, tetapi juga kepada suatu
organisasi sosial kemasyarakatan, seperti yang dilakukan oleh panti asuhan
Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia (YAKIIN).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode bimbingan
islam dalam pembinaan akhlak anak yatim di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan
Umat Islam Indonesia (YAKIIN). Metode yang digunakan dalam penelitian ini ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan
cara observasi, wawancara mendalam, dan kepustakaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis akan menjelaskan secara
singkat hasil penelitian tersebut. Program pembinaan akhlak terhadap anak asuh di
panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia (YAKIIN) merupakan
upaya membentuk anak asuhnya agar memiliki akhlakul karimah yang dilakukan
dengan beberapa bidang program diantaranya bidang pendidikan formal,
keterampilan, dan kerohanian. Metode bimbingan Islam yang digunakan di panti
asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia (YAKIIN) dilakukan
dengan dua metode yaitu individual dan kelompok. Bimbingan Islam melalui
metode individual dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi kegiatan. Sedangkan bimbingan Islam melalui metode kelompok
dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah, dialog atau tanya jawab dan
pembagian kelompok.
KATA PENGANTAR
Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil karya
tulis ini, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita
Islam.
berbagai halangan dan rintangan, akan tetapi dengan bantuan dan partisipasi dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
Administrasi.
skripsi ini.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Ismah Salman, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang
Bpk. KH. Rahmani, Bpk M. Sirri, Bpk. Ahmad Yani, Ibu Yos, Ersya
persembahkan”.
dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih sekali penulis
semuanya”.
menyelesaikan skripsi ini. Iin dan Wati yang selalu setia mendengarkan
dan menemani penulis dalam kisah bahagia maupun sedih. Juga kepada
pendewasaan diri.
10. Kakanda Ahmad Ru`yat Ibnu Shaleh (Ablenk) yang telah hadir menemani
12. Dan semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung atau
tidak hingga tersusunnya karya ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, penulis berserah diri, semoga semua
pahala yang setimpal dari-Nya. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka....................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian............................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 68
B. Saran ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
karena akhlak merupakan salah satu ajaran pokok dalam Islam selain aqidah
dan syariah. Akhlak juga merupakan ajaran yang membina mental dan jiwa
Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya suri tauladan yang baik bagi umat
21, berbunyi:
oleh para Rasul dan Nabi, serta para Sahabat yang mulia dan para tokoh imam
(terdahulu).
Dan dalam hal ini kita harus bertumpu pada sumber-sumber yang juga
1
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,
2006), h. 420.
akhlak. Sumber-sumber itu adalah al-Qur`an dan al-Sunah, dan cukup dengan
dalam akhlak seorang yang telah mewujudkan Islam secara Amaliyah yaitu
Rasulullah SAW. 2
dan membentuk akhlak yang baik terhadap anak-anak mereka. Sebab anak
Hati anak-anak itu masih suci, bersih, dan belum tergores oleh apapun.
Pada prinsipnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, oleh karena itu akhlak
dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
َِاﻥ$'َُ ْدَاﻥِِ اَو$َ#ُ ُ!آُُْ َْﻝُْدٍ ُْﻝَ ُ ََىﻝَِْْةِ َ َُِبُ َُْ ﻝَُُِ ََ ََا
2
Umar Sulaiman al-Asyqar, I am a Moslem, (Jakarta: Mirqat, 2007), h. 16.
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah
yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”3
Oleh karena itu, Ajaran agama perlu ditanamkan sejak kecil kepada
tetapi apabila salah satu dari orang tua mereka atau keduanya meninggal dunia
yang menjadikannya yatim atau piatu, hal itu dapat berpengaruh pada
sayang, motivasi, bimbingan, arahan dan perhatian serta materi atau nafkah
Menjadi yatim adalah suatu nasib, atau suatu fakta yang tak mungkin
mendapat porsi perhatian yang sangat besar dari Islam. Islam sangat
menganjurkan untuk berbuat baik kepada anak yatim dan melarang keras
3
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Sejarah Mukhtarul Ahaadits, Hadits-Hadits Pilihan (Berikut
Penjelasannya), (Bandung: Sinar Baru, 1993), h. 670.
4
M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2001), h. 148.
Pada umumnya kematian salah seorang atau kedua orangtua akan
lebih bila anak itu berusia balita atau (menjelang) remaja, suatu tahapan usia
yang dianggap rawan dalam perkembangan kepribadian. Hal ini sesuai dengan
anggotanya…”5
Suasana perasaan itu bisa berlangsung dalam jangka waktu yang wajar
dan juga bisa bertahan dalam waktu yang lama. Makin berlarut-larut suasana
murung dan berkabung itu makin besar pula kemungkinan timbulnya dampak
negatif pada keluarga tersebut. Kematian ayah sebagai pelindung dan pencari
nafkah keluarga, demikian pula kematian ibu sebagai sumber kasih sayang,
pembentuk akhlak mereka. Mereka pun akan mengalami frustasi atas beberapa
kebutuhan, menghayati rasa tak aman, hampa dan kehilangan kasih sayang
dan bahkan pula akan merasa terpencil dan terkucil dari sanak saudara dan
5
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1997), h. 172.
Dalam kondisi tersebut, perlu dilakukan upaya pembinaan akhlak kepada
membangun dan meyempurnakan perangai dari yang tidak baik menjadi baik,
dan dari yang baik menjadi lebih baik. Salah satu upaya pembinaan akhlak
setiap manusia mempunyai fitrah yang sama sejak lahir yaitu mempunyai
potensi untuk menjadi lebih baik ataupun sebaliknya. Hanya saja untuk
orangtuanya.
merupakan makhluk sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya harus
6
Ibid., h. 173.
Dalam melakukan usaha-usaha ini, agama Islam tidak hanya
atau organisasi. Pada saat ini organisasi sosial kemasyarakatan yang dilatar
sikap dan tingkah laku, dimana semua itu sangat berpengaruh dalam
1. Pembatasan Masalah
untuk lebih terarah yaitu hanya mengenai metode bimbingan Islam dalam
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka permasalahannya dapat
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitan
Sesuai dengan tujuan diatas maka manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis: selain untuk memenuhi persyaratan mencapai
Islam.
atau acuan bagi pihak panti asuhan atau elemen lainnya terutama
Indonesia (YAKIIN).
D. Tinjauan Pustaka
ditempuh agar anak asuh di panti asuhan putera asih mempunyai konsep
diri yang positif sehingga mereka semua dapat bersikap dan berprilaku
secara positif.
judul dalam menyusun skripsi ini. Walaupun sekilas terlihat kemiripan dengan
judul skripsi diatas namun apabila diperhatikan antara beberapa judul tersebut
terdapat perbedaan.
Subyek penelitian pada skripsi ini adalah para pengurus panti asuhan
adalah metode bimbingan Islam dalam pembinaan akhlak anak yatim di panti
rumusan masalahnya.
E Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
mardalis bahwa:7
orang-orang dan perilaku yang diamati.8 Dalam hal ini penulis melakukan
diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh.
7
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
2002), h. 24.
8
Lexy J Maleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,
2000), h. 3.
No.36 Kreo Selatan – Larangan Tangerang 15156. Dimulai pada Tanggal
a. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah nara
(YAKIIN) Tangerang
b. Obyek Penelitian
4. Sumber Data
Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan sasaran dalam
(dikumpulkan).
9
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Peneliyian Psikolog, (Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), 1998), h. 29.
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan
c. Dokumentasi
10
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,
1983), h. 122.
11
Fred N Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press, 2000), h. 770.
penelitian, peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa catatan
lapangan, biografi atau dokumen yang ada pada panti asuhan Yayasan
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
lain.12
yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh
F. Sistemtika Penulisan
dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai
bahasan.
Sistematika Penulisan.
Anak Asuh).
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Metode
dikehendaki.3
yang harus dilalui“ untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata
“meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Namun
pengertian hakekat dari “metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat
yang dikehendaki.
2. Pengertian Bimbingan
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 740.
4
M Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.
Golden Trayon Press, 1998), h. 43.
membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya,
maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau
tuntunan.5
hidup.6
berikut:
umumnya.
3. Pengertian Islam
8
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 5.
9
Ibid., h. 9.
Dalam Ensiklopedi Islam, kata Islam didefinisikan sebagai agama
maupun di akhirat.10
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari
interaksi komunikasi antara pembimbing dengan klien, dalam hal ini yaitu
anak yatim.
menjadi:
13
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, h. 2.
1) Metode Individual
a) Pecakapan Pribadi
lingkungannya.
2) Metode Kelompok
a) Diskusi Kelompok
b) Karya Wisata
Yakni Bimbingan kelompok yang dilakukan secara
forumnya.
c) Sosiodrama
d) Psikodrama
masalah psikologis.
e) Group Teaching
massal.
1) Metode Individual
a) Melalui surat-menyurat
c) Melalui brosur
e) Melalui televisi
B. Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Pembinaan
berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.14
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), h. 117.
15
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada
Dharma Wanita, Penerbit DEPAG, 1984, h. 8.
16
Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan, dan Perceraian BP-4, Membina Keluarga
Bahagia dan Sejahtera, (Jakarta: BP-4, 1994), h. 3.
Pengertian pembinaan hampir sama dengan pengertian bimbingan.
jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi
hidupnya di masa kini dan masa mendatang.17 Dan juga dapat disebut
berusaha membentuk manusia untuk menjadi yang lebih baik dan dapat
kemanfaatan sosial.
2. Akhlak
melekat pada jiwa manusia, yang dari adanya lahir perbuatan yang mudah,
17
HM. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 18.
18
Abu Ahmad, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Semarang: Toha Putra, 1977), h.
8
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau al-Khulq, yang secara
yang timbul dari perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan
bertindak.
terhadap anak yatim yang bertujuan agar mereka dapat menghayati dan
19
Ensiklopedi Islam, h. 102.
20
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 26.
21
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV.
Ruhana, 1995), h. 50.
Akhlak adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang
hubungan baik antara hamba dan Allah (habluminallah) dan antar sesama
kerja keras dan kesabaran orangtua selaku pendidik. Dan arti sebuah
pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang
baik sebagai watak seorang anak. Maka dari itu, proses pembinaanitu
dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran
seorang ang mengaku beriman tentu harus mempunyai akhlak yang baik
20
Nur Mahmud Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-
Bayan, 1999), h. 178.
keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, lingkungan sekolah sebagai
pada anak.
pembinaan budi pekerti dan sopan santun, (2) pembinaan sikap jujur, (3)
C. Yatim
1. Pengertian Yatim
Secara etimologis, yatim berasal dari bahasa arab yaitu yatamaa-
bahasa indonesia adalah anak yang tidak beribu atau tidak berbapak (atau
tidak beribu-bapak), tetapi sebagian orang memakai kata yatim untuk anak
21
Ibid., h.179
22
Muhammad bin Abi Bakar bin Abd. Qodir Ar-Razi, Muhtarus Shihab, h. 741.
23
Luis Al-Ma`luf, Al-Munjid fil Lughat Wal-A`lam, (Beirut-Libanon: Dar El- Masyrek,
1986), h. 923.
24
Poerwandarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985),
h. 1152.
Pengertian tersebut dipertegas dalam kamus istilah fiqih bahwa
yatim adalah anak laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati ayahnya
sebelum akil baliqh (dewasa). Sedangkan piatu adalah anak yang tidak
Jadi anak yatim adalah anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya,
sedangkan ia belum berada dalam usia baliqh, dan belum dapat mengurus
dirinya dengan baik. Dalam ajaran Islam, baligh merupakan batas usia dari
dan batas umur seorang anak yang disebut yatim, penulis mengemukakan
sebagai berikut, yaitu: berumur 15 tahun, keluar mani, dan haid bagi anak
perempuan.26
orang yang memberi makan dan minum anak yatim, yang diriwayatkan
67ِ8َُ اَنْ اَﺕ4ْ1َِ َُُ وَاََُْ رَأْﺱ+ْ1َِ1ِْ اﻝ+َْ اِر: َ,ََ)َ ََ وَﺕُ
ْرِك,ُ-َْ.
َ,ََ)َ ََ َوﺕُ
ْرِك,ُ-َْ. َ4ْ1َِ َ,ََِ9 ْ4ِ َُ(َْ9َوَا
( ا < اﻝ
ّرداء4 <اﻥ-ّ)روا! اﻝ
25
M. Abdul Mujib, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 425.
26
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), h. 316.
“Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau
memperoleh keinginanmu, kasihilah anak-anak yatim dan usaplah
kepalanya dan beri makanlah dia daripada makananmu, nanti hatimu
akan lunak dan akan engkau capai kehendakmu.” 27
menyantuni dan memberi makan, minum, dan pakaian, maka nanti hati
orang itu akan menjadi lunak, mau menerima nasehat dan sebagainya,
b. Memelihara hartanya
Adakalanya anak yatim yang ditinggal wafat oleh bapaknya
kemudian ia (bapaknya) meninggalkan harta warisan untuk anak
tersebut. Harta yang diwarisi itu baik banyak atau sedikit, haruslah
dijaga dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
ini dilakukan apabila keadaan anak yatim tersebut masih kecil atau
sudah dewasa namun belum dapat mengurus sendiri hartanya. Adapun
orang yang ikut mengurus nya boleh mempergunakan hartanya dengan
maksud yang baik dan wajar. Firman Allah dalam al-Qur`an surat al-
An`aam/6: 152, berbunyi:
F .D15E AB6
KLD JB GH,IH5
... *&')6" M,N
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
maksud yang lebih baik (bermanfaat)…”28
29
Ibid., h. 596.
30
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h. 188.
meninggalkan shalat, hendaklah para wali memukul mereka. Perintah
kepada wali ini dimaksudkan sebagai pendidikan dan pengajaran bagi
anak-anak agar senantiasa memelihara perintah allah, bergaul antara
sesama makhluk menurut perintah Allah, dan menjauhi larangan
Allah.
3. Pandangan Islam Terhadap Anak Yatim
Anak yatim adalah anak yang patut diperhatikan dan dikasihi serta
disayangi, terutama mereka yang keluarganya kurang mampu, sebab
mereka telah kehilangan kasih sayang dari bapaknya yang telah
meninggal, sedangkan mereka butuh bimbingan dan pengawasan untuk
kemajuan hidupnya dimasa yang akan datang.
Agama Islam sebagai agama pembawa rahmat, membimbing
manusia dengan ajaran rahmat-Nya yang mencakup segala aspek
kehidupan manusia. Diantaranya adalah ajaran yang memerintahkan
manusia sebagai makhluk sosial untuk peduli terhadap fenomena
lingkungannya terutama yang menyangkut anak yatim, sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT, dalam al-Qur`an surat al-Baqarah/2: 220,
berbunyi:
=* ((OPQR'S6…
K(A⌧X WQ . T(☺UVH5
6 . #;1(8
YZ[
…
P]8_`
QN\,2!F
“…Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim.
Katakanlah, mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika
kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu...”31
31
Departemen Agama RI, h. 35.
Allah memerintahkan umat Islam untuk memperhatikan dan
memelihara anak yatim, agar mereka tetap dapat merasakan kebahagiaan
hidup seperti layaknya anak-anak lainnya yang masih mempunyai orang
tua. Islam sangat besar perhatiannya terhadap anak yatim, sehingga nabi
Muhammad SAW sendiri mengatakan bahwa orang yang memelihara anak
yatim akan masuk surga bersama beliau, sebagaimana sabdanya yang
diriwayatkan oleh Hakim dari Anas yang berbunyi:
.ٍGَ(ْ1َِ ٍْ اَو+ْ1َِ ََ اِﻝ4ََْْ ا4َ ،َ4ْ1َِﺕ#َِ آGَ)ُْ اَذَا وَهَُ ِىﻝJُْآ
terlantar tanpa ada yang memperhatikan. Oleh karena itu, menyantuni anak
pada umumnya.
32
As-Sayyid Ahmad al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtarul Ahadits, Hikamil
Muhammadiyah, (Bandung: Al-Ma`arif, 1996), h. 734.
BAB III
pada tahun 1966 dimana lembaga ini merupakan pondok pesantren pertama
mampu terutama kaum dhuafa dan anak yatim piatu. Rumah asuh ini diberi
terhadap anak-anak yatim piatu dari keluarga kurang mampu. Disamping itu,
Djamhuri, HM.BA meninggal dunia, panti asuhan ini dipimpin oleh anaknya
didirikan pada tanggal 17 Januari 1976 diprakarsai oleh keluarga besar KH.
Djamhuri, HM.BA. Panti asuhan ini merupakan perwujudan rasa cinta beliau
yang tulus dan suci terhadap anak-anak yatim. Berdirinya panti asuhan ini
tidak mampu dan tidak dapat hidup layak di masyarakat, sehingga beliau
tergerak hatinya untuk mendirikan panti asuhan yang layak dihuni oleh anak-
anak tersebut.22
Gubernur Jawa Barat yaitu Yogie. S.M kepada KH. Naufal Djamhuri atas
mendidik dan membina anak didik kurang lebih 500 orang anak. Mereka rata-
rata menjalani pembinaan dipanti asuhan ini selama 7 tahun sampai pada
baik. Dari segi pendidikan formal, beberapa anak asuh telah berhasil
bangunan yang dihuni mengalami perbaikan dan perombakan. Hal ini sudah
pasti membutuhkan bantuan baik berupa uang dan materi lainnya. Dalam
22
Wawancara Pribadi dengan KH Rahmani, Pendiri Panti Asuhan YAKIIN. Tangerang.
14 September 2007.
pembangunannya, lembaga ini memperoleh bantuan dari pemerintah dan
Setiap lembaga atau suatu organisasi memiliki visi dan misi guna
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan
23
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
24
Wawancara Pribadi dengan Ersya Udiyantara, Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang
Kesantrian. Tangerang. 19 September 2007.
25
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sirri Djamhuri, Pengurus Panti Asuhan
YAKIIN Bidang Pendidikan. Tangerang. 14 September 2007.
C. Letak Geografis
lembaga. Dengan letak yang strategis, suatu lembaga akan lebih mudah
D. Struktur Organisasi
diinginkan. Begitupun dengan panti asuhan ini yang tentunya perlu dibentuk
sebuah struktur organisasi untuk mengurus segala kebutuhan panti asuhan. Hal
ini dilakukan agar suatu pekerjaan dapat dikerjakan pada ahlinya sehingga
26
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
pengatur administrasi kesekretariatan dipegang oleh Ibu Yusroh Djamhuri.
terlampir.
Sebagai panti asuhan yang cukup baik dan punya perhatian terhadap
usaha pembinaan anak-anak yatim piatu dan kurang mampu, maka untuk
di atas tanah seluas kurang lebih 2.15 m2 dan sampai sekarang terus berupaya
Adapun sarana dan prasarana yang ada di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan
1. Gedung asrama terdiri dari asrama putra dan putri yang dilengkapi
27
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
4. Ruang bimbingan.
5. Ruang perpustakaan.
6. Ruang komputer.
8. Dapur umum.
9. Lapangan.28
Dan mayoritas anak asuh di panti asuhan ini berasal dari keluarga yang
berada di daerah Tangerang. Anak asuh di panti asuhan ini bukan hanya
dari anak-anak yang tidak mempunyai orang tua, walaupun hanya salah
satunya saja yang tidak ada. Akan tetapi banyak pula dari anak asuh di
panti asuhan ini yang berasal dari keluarga yang masih utuh dalam artian
masih ada orang tua. Di antara mereka adalah anak asuh anak asuh yang
berasal dari keluarga yang tidak mampu atau pra sejahtera. Jumlah anak
28
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
29
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 29 orang
2 Perempuan 35 orang
Jumlah 64 orang
No Usia Jumlah
Jumlah 64 orang
No Status Jumlah
1 Dhuafa 39 orang
2 Yatim 19 orang
3 Piatu 2 orang
Jumlah 64 orang
1 MI 6 orang
2 MTS 27 orang
3 MA 31 orang
Jumlah 64 orang
Sejak awal berdirinya panti asuhan ini tidak mendapat banyak
hambatan dalam mencari anak asuh. Memang keberadaan panti asuhan ini
khawatiran yang cukup besar dari para orang tua terhadap anak-anak
sesuai dengan kondisi anak. Jadwal ini diberlakukan sebagai acuan agar
melakukan jadwal tersebut tanpa izin maka akan dikenakan sangsi berupa
teguran ataupun hukuman. Karena pada dasarnya selalu ada sangsi yang
30
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
BAB IV
A. Deskripsi Informan
membagi dua sumber yang diteliti oleh penulis. Pertama, informan sebagai
pengurus panti asuhan yang terdiri dari salah seorang pendiri, dua orang
sebagai pengurus dan satu orang sebagai kepala bidang bimbingan. Kedua,
informan anak yang terdiri dari lima orang anak yang menjadi anak asuh di
tersebut.
Indonesia (YAKIIN)
a) Pengurus I
1936. Anak dari pasangan Bapak H. Marzuki dan Ibu Hj. Ruwi. Sejak
Ma`mur dan pengurus panti asuhan YAKIIN sampai saat ini. Bahkan
adalah putra pertama dari pasangan Bapak. Muhammad Pasha dan Ibu
lainnya yaitu Niswan, S.Pd.I, Mulham, S.Ag dan Abu Sofyan, S.Pd.I.
putra pasangan Bapak. Muhammad Nur dan Ibu. Fatimah ini sejak
Bandung.
a) Anak asuh I
Abdul Aziz dan alm. Ibu. Mai Tufah. Sejak usianya 4 bulan, ia sudah
ditinggal mati oleh ibunya. Setelah itu, ia diasuh oleh ayahnnya sampai
Jl. Kostrad raya Gg. Duku Jakarta Selatan. Sebelum meninggal dunia,
Ma`mur .
b) Anak asuh II
bertempat tinggal di Jl. Sawah luhur kp. Simpang tiga Rt. 01/02
ada hikmahnya.
c) Anak asuh III
bersaudara ini merupakan anak pasangan alm. Bapak. Sakian dan Ibu.
Anah. Sejak umur 10 tahun, ia sudah ditinggal mati oleh ayah tercinta.
Saat itu ia sangat mengalami perasaan yang amat sedih karena harus
oleh ibunya dan bertempat tinggal di Jl. Raya Kresek kp. Sindang asih
Ma`mur.
d) Anak asuh IV
ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di Jl.
melanjutkan sekolah selama dua tahun karena tidak ada biaya. Selama
suatu panti asuhan yang juga menampung anak yang kurang mampu
e) Anak asuh V
dan Ibu. Gusnawati. Ayahnya bekerja sebagai buruh dan ibunya hanya
sebagai ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di Jl. Sindang jaya Rt.
Ma`mur.31
pembinaan akhlak terhadap anak yatim, maka untuk mewujudkan visi dan
guna terhadap anak yatim yang bertujuan agar mereka dapat menghayati dan
31
Sumber data dokumentasi Panti Asuhan YAKIIN yang diolah, 2007.
32
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sirri Dzamhuri, Pengurus Panti Asuhan
YAKIIN Bidang Pendidikan. Tangerang. 14 September 2007.
Pendidikan formal merupakan sistem pendidikan teratur yang
sudah ditentukan oleh suatu lembaga tertentu. Dalam hal ini pendidikan
formal yang ada di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam
Indonesia (YAKIIN) adalah sistem pendidikan Madrasah di bawah
naungan Departemen Agama. Tujuan panti asuhan Yayasan Kesejahteraan
Umat Islam Indonesia (YAKIIN) memberikan pendidikan dengan
menggunakan kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Agama adalah
untuk memberikan pelajaran agama dan umum secara seimbang sehingga
terwujud timbal balik yang baik dalam upaya memanifestasikan IMTAQ
dan IPTEQ.
Lembaga pendidikan yang disediakan bagi anak asuh masih
dibawah naungan kepemimpinan yang sama dengan panti asuhan Yayasan
Kesejahteraan Umat Islam Indonesia (YAKIIN) yaitu Yayasan al-Ma`mur.
Adapun pendidikan formalnya, yaitu pendidikan dasar melalui Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Selanjutnya pendidikan menengah melalui Madrasah
Tsanawiyah (Mts), dan Madrasah Aliyah (MA) sebagai pendidikan tingkat
akhir.
1) Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dengan metode klasikal pesantren yang di bagi dalam dua waktu yaitu
setiap pagi kecuali hari jum`at pada pukul 05.30 sampai dengan pukul
06.00 dan setiap sore hari kecuali hari sabtu dan minggu pada pukul
tingkatan dan kemampuan anak asuh yaitu kelas ibtida`, ula dan
3) Shalat Berjamaah
4) Qiro`atu al-Qu`an
membaca al-Qur`an. Adapun bagi anak asuh yang telah bisa membaca
dilakukan setiap hari sabtu pada pukul 20.00 sampai dengan pukul
21.30.
Kegiatan yasin dan dzikir rutin dilakukan oleh anak asuh pada
dua waktu, yaitu setiap hari pada pukul 05.00 sampai dengan pukul
05.30 dan setiap hari kamis pada pukul 18.30 sampai dengan pukul
19.30. hal ini dimaksudkan agar anak asuh dapat mengamalkan ajaran
Asuhan YAKIIN
dalam hal ini yaitu anak yatim. Berikut beberapa metode bimbingan Islam
1. Metode individual
antar pembimbing dengan anak yatim dan masalah yang dihadapi biasanya
apa yang sedang dirasakan oleh anak yatim) dan empati (berusaha
directive), dalam hal ini yaitu anak yatim berperan aktif dalam
a) Wawancara
b) Observasi kegiatan
kegiatan yang dilakukan oleh anak yatim tersebut. Apabila dalam hasil
2. Metode Kelompok
sebagainya.
banyak hambatan, begitu juga yang dialami oleh panti asuhan Yayasan
(YAKIIN), yaitu:
a) Keadaan anak asuh yang datang dari berbagai latar belakang yang
menghadapi prilaku anak asuh yang sulit diberi pengarahan pada awal
Indonesia (YAKIIN).5
5
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sirri Dzamhuri, Pengurus Panti Asuhan
YAKIIN Bidang Pendidikan. Tangerang. 14 September 2007.
diterapkan di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam
Indonesia (YAKIIN).
yang tidak hanya menyertakan anak asuh namun juga orangtua dan
masyarakat sekitar.
6
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Yani. Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang
Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Tangerang. 19 September 2007.
7
Wawancara Pribadi dengan KH. Rahmani. Pendiri Panti Ashan YAKIIN. Tangerang. 14
September 2007.
c) Meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar dan menghadirkan
ikut peduli terhadap anak yatim, baik dana yang diperoleh dari donatur
A. KESIMPULAN
dan dzikir.
a) Metode bimbingan Islam dalam pembinaan akhlak anak yatim dip anti
B. SARAN
2. Sarana dan prasarana yang ada lebih dilengkapi lagi karena itu merupakan
seperti membuka wartel atau koperasi yang dikelola oleh anak asuh
mereka tidak selalu mengandalkan bantuan dari panti asuhan dan tidak
menjadikan mereka manusia yang konsumtif. Keterampilan tersebut
Ar-Razi, Muhammad bin Abi Bakar bin abd. Qodir. Muhtarus Shihab.
Darajat, Zakiyah. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: CV.
Ruhana, 1995.
Hafizh, Nur Mahmud Abdul. Mendidik Anak Bersama Rasulullah. Bandung: Al-
Bayan, 1999.
Mahmud, Ali Abdul Halim. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani, 2004.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UII Press,
1985).
Islam Indonesia (YAKIIN) pada bulan September 2007 s/d Februari 2008, sehubungan
Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti Asuhan
Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti Asuhan
KH. Rahmani
interviewee
Hasil
Wawancara II
1. Apa motivasi dan misi bapak sebagai pengurus panti asuhan YAKIIN
terhadap anak yatim ?
Jawab: Motivasinya adalah ingin memberikan pembinaan keagamaan yang
berkesinambungan dan sistematis agar mereka menjadi muslim yang
berkualitas. Misinya yaitu menampung, mendidik dan mengasuh
anak yatim. Karena kebanyakan mereka yang disini adalah mereka
yang putus sekolah yang kita ambil, kita didik dan kita sekolahkan
dengan semua program panti asuhan disini yaitu mengikuti program
Yayasan al-Ma`mur. Selain nanti mereka punya ijazah formal dari
sekolah mereka juga mengerti tentang agama diantaranya dengan
pengkajian kitab kuning khususnya untuk bekal mereka di masa
depan. Selain itu boleh dikatakan mengurang tingkat kemiskinan
juga menjadi motivasi kami.
2. Apa saja program pembinaan akhlak yang diterapkan panti asuhan YAKIIN
terhadap anak yatim?
Jawab: Program pembinaan yang diberlakukan oleh panti asuhan YAKIIN
merujuk kepada pola ajaran Islam, yaitu memberikan pendidikan
formal, kerohanian dan pelatihan keterampilan. Pendidikan yang
diberikan tidak hanya pendidikan formal sekolah namun juga
pendidikan kerohanian merujuk kepada pola pesantren dengan
kegiatan-kegiatan keagamaannya diantaranya pengkajian kitab
kuning, muhadharah (latihan berpidato), berbahasa arab, dan lain
sebagainya.
3. Metode apa yang digunakan dalam proses bimbingan terhadap anak-anak
yatim?
Jawab: Metodenya yang ada di panti asuhan yakiin ini dibagi kepada dua
bentuk pendekatan yaitu Individual dan kelompok. Bimbingan
individual dilakukan dengan wawancara langsung dengan anak asuh
ketika mereka membutuhkan bimbingan atau ketika para pengasuh
merasa anak asuh tersebut perlu mendapatkan bimbingan. Sedangkan
kelompok biasa dilakukan dengan metode ceramah gitu terus tanya
jawab atau sering juga dilakukan pembagian kelompok semacam
diskusi memecahkan masalah-masalah yang biasa mererka hadapi.
Namun dalam membimbing anak asuhnya agar memiliki kepribadian
islam panti asuhan yakiin berupaya mengadakan kegiatan-kegiatan
yang mengarahkan mereka dalam membina akhlak juga keimanan,
diantaranya yaitu metode klasikal seperti diniyah yang mengkaji kitab
kuning. Jadi dalam kelas diniyah ada kelas yaitu ibtida`, awal dan
wustho. Ibtida` itu dasar, awal itu setaraf dengan tsanawiyah dan
wustho itu aliyah. Mereka yang masuk sekolah disini dari tsanawiyah,
mereka akan berada di sini selama empat tahun dengan satu tahunnya
sebagai pengabdian.
4. Apa harapan bapak terhadap anak-anak yatim di panti asuhan YAKIIN ini?
Jawab: Minimalnya mereka bisa terjun ke masyarakat. Siap menghadapi
kehidupan di masyarakat dan siap untuk berdakwah
5. Adakah waktu tertentu dalam memberikan bimbingan (konsultasi) tersebut?
Jawab: Kadang-kadang aja, kalau ada waktu panggil satu persatu
6. Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi akhlak anak yatim
tersebut?
Jawab: Ya sangat ada. Dari sebelumnya mereka tidak tahu menjadi tahu.
Minimal mereka tahu tentang ibadah, dari mereka kosong tentang
ibadah sampai mereka tau tatacaranya dengan baik.
Selain itu pengaruhnya pun dapat dirasakan dari tingkah laku mereka
terhadap lingkungannya. Karena mereka disini pun telah
mendapatkan pelajaran mengenai akhlak diantaranya kitab akhlakul
banin yang menjelaskan tentang akhlak terhadap orang tua, keluarga,
masyarakat, dan lain-lain.
7. Sejauh mana tingkat keberhasilan bimbingan yang diberikan terhadap anak
yatim?
Jawab: Delapan puluh persen ada perubahan. Mendidik anak-anak itu tidak
mudah apalagi sampai merubah mereka agar menjadi lebih baik.
Tujuh puluh persen saja kita dapat merubah mereka, itu sudah
merupakan hal bagus. Namanya juga anak-anak wajar aja kalau ada
yang ngeyel atau bandel. Tapi dari mereka datang kesini sampai
mereka pulang lagi ke masyarakat, ya sudah alhamdulillah.
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses bimbingan terhadap anak yatim?
Jawab: Segala sesuatu pasti ada kendalanya. Salah satu kendalanya yaitu
dalam mendidik anak-anak yang cukup sulit, mungkin karena mereka
memang dasarnya yang kita ambil disini dan dibawa oleh orang
tuanya memang sudah bandel. Mengurus anak-anak yatim itu susah,
lebih susah dari pada mengurusi anak yang orang mampu, kadang
mereka selalu ada saja yang melanggar peraturan yang ada. Mungkin
memang dengan kebandelan mereka kita di uji kesabarannya oleh
Allah karena mereka itukan anak-anak rosul.
M. Sirri Dzamhuri
interviewee
Hasil
Wawancara III
1. Apa motivasi bapak sebagai pengurus panti asuhan YAKIIN terhadap anak
yatim?
Jawab: Motivasinya ialah bagaimana menjadikan anak yatim yang dididik di
panti asuhan ini sebagai bibit-bibit penerus bangsa. Menjadikan
mereka anak-anak yang pandai, sholeh-sholehah dan berakhlakul
karimah.
2. Apa saja program pembinaan yang diterapkan panti asuhan YAKIIN terhadap
anak yatim?
Jawab: Programnya diantaranya selain mengasuh dengan memenuhi segala
kebutuhannya, mereka juga dibekali dengan pendidikan formal dan
pendidikan kerohanian dan pelatihan keterampilan. Diantara kegiatan
pelatihan keterampilan tersebut yaitu: pelatihan pidato (muhadharah),
selain itu juga ada kaligrafi, marawis, dan muhadatsah (pelatihan
percakapan bahasa arab) serta komputer.
3. Metode apa yang digunakan dalam proses bimbingan terhadap anak yatim?
Jawab: Metode bimbingan yang dilakukan adalah dengan metode individual.
Metode ini diterapkan dengan beberapa teknik diantaranya
wawancara dan observasi kegiatan anak asuh. Bimbingan ini
dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan yaitu tergantung
permasalahn yang dihadapi anak asuh.
4. Apa harapan Bapak terhadap anak yatim di panti asuhan YAKIIN ini?
Jawab: Harapannya tentu saja agar mereka dapat menjadi manusia yang
berkualitas. Sesuai dengan visi kami yaitu menghasilkan generasi
muslim yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan serta berwawasan luas
sehingga mereka dapat mengamalkan dan mengajarkan kembali apa
yang mereka dapatkan di panti asuhan ini di lingkungan masyarakat.
5. Adakah waktu tertentu dalam memberikan bimbingan (konsultasi) tersebut?
Jawab: Kalau untuk bimbingan secara individual itu biasanya diadakan diluar
kegiatan mereka maksudnya dilakukan di waktu luang mereka tapi
tidak ada waktu khususnya. Namun lebih sering dilakukan di waktu
kegiatan mereka seperti saat setoran hafalan atau kegiatan lainnya
misalnya dengan menasehati mereka untuk rajin melakukan kegiatan
dan tidak melanggar peraturan yang ada. Jika mereka melanggar
peraturan maka mereka sesegera mungkin dipanggil ke kantor oleh
saya sendiri. Untuk bimbingan secara berkelompok rutinnya
dilakukan di setiap minggu sekali dengan waktu yang telah
ditentukan.
6. Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi akhlak anak yatim
tersebut?
Jawab: Ya, sedikit banyak berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Mereka
jadi mengerti banyak hal yang tadinya mereka belum tahu terutama
masalah ibadah dan tatacaranya. Mereka pun jadi tahu bagaimana
seharusnya berakhlak terhadap orang-orang disekelilingnya seperti
keluarga, teman, pengurus panti asuhan dam masyarakat. Namun
seberapa besar pengaruhnya terhadap kepribadian mereka tergantung
dari seberapa besar kesungguhan mereka untuk menjadi lebih baik.
7. Sejauh mana tingkat keberhasilan bimbingan yang diberikan terhadap anak
yatim?
Jawab: Keberhasilannya cukup memuaskan juga karena kebanyakan dari
mereka yang masuk ke sini rata-rata memang pada dasarnya untuk
bidang agamanya masih nol maksudnya kurang bisa. Tapi
alhamdulillah setelah mereka masuk di sini dan mengikuti penidikan
yang ada, sedikit demi sedikit bertambah pengetahuan mereka di
bidang keagamaan khususnya tentang ibadah.
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses bimbingan terhadap anak yatim?
Jawab: Kendalanya yang dihadapi itu dirasakan ketika menghadapi anak-
anak yang sulit diatur seperti bangun pagi. Kalau bangun pagi selalu
saja ada yang kesiangan namun itulah tugas kita mengurusi mereka.
Namun wajarlah dalam setiap organisas di pasti ada tingkat
kesulitannya. Diantara kendalanya seperti itu walaupun sudah ada
peraturan yang mengatur kelakuan dan keseharian mereka disini.
Ersya Udiantara
interviewee
Hasil
Wawancara IV
1. Apa motivasi bapak sebagai guru bimbingan dan penyuluhan terhadap anak
yatim khususnya anak yatim di panti asuhan YAKIIN?
Jawab: Motivasinya adalah menjadikan anak didik mengetahui tentang
pentingnya bimbingan yang ada di lingkungan sekolah dan mengerti
serta memahami masalah-masalah yang ada di sekolah dan
lingkungannya. Sehingga diharapkan dengan adanya bimbingan dan
penyuluhan ini anak didik mampu menyelesaikan masalahnya dengan
atau tanpa bantuan pihak sekolah. Masalah-masalah yang meeka
alami terlebih dahulu diselesaikan oleh pihak osis, apabila masalah
tersebut tidak terselesaikan di osis maka barulah kemudian masalah
tersebut di limpahkan pada pihak BP (bimbingan dan penyuluhan).
Sehingga boleh dikatakan bahwa BP membantu anak didik untuk
belajar menyelesaikan masalah-masalah mereka.
2. Metode apa saja yang dilakukan dalam melakukan bimbingan terhadap anak
yatim tersebut?
Jawab: Program bimbingan diantaranya bimbingan orientasi sekolah
(pengenalan sekolah), bimbingan program studi, bimbingan belajar,
bergaul dan bermasyarakat dan juga bimbingan orientasi siswa. Untuk
bimbingan orientasi sekolah dilakukan hanya sekali dalam setahun
yaitu pada awal tahun. Bimbingan ini dilakukan dengan metode
kelompok melalui teknik, diantaranya ceramah, Tanya jawab dan
pembagian kelompok.
Bimbingan orientasi siswa tersebut dilakukan agar siswa baru
mengetahui seluk-beluk sekolah mulai dari sejarah, para staff
pengajar, system belajar, sampai kepada peraturan-peraturannya, dan
lain sebagainya. Sedangkan bimbingan orientasi siswa dilakukan pada
awal semester kedua. Dalam bimbingan orientasi siswa tersebut
dilakukan dengan mengadakan pertemuan atau mengumpulkan
seluruh siswa untuk mengevaluasi semester yang lalu. Semua
program tersebut merupakan program yang dilakukan secara periodik.
Sedangkan program bimbingan yang rutin dilakukan yaitu setiap hari
sabtu. Bimbingan tersebut dilakukan pada hari sabtu pukul 16.00
sampai dengan pukul 17.00. bimbingan yang dilakukan dengan
pendekatan kelompok ini dikoordinatori oleh saya dan dibantu oleh
beberapa pembimbing lainnya. Bentuk bimbingan yang dilakukan
adalah bimbingan kelompok yaitu dengan mengumpulkan seluruh
siswa khususnya tingkat madrasah aliyah kedalam beberapa
kelompok dan masing-masing kelompok di pimpin oleh satu guru
pembimbing. Dengan dipimpin oleh guru pembimbing setiap
kelompok diberikan suatu masalah yang harus mereka pecahkan
bersama seperti masalah belajar, masalah hidup dan masalah-masalah
lainnya. Sehingga diharapkan nantinya mereka mampu memecahkan
masalahnya sendiri dan dapat bersikap mandiri serta tercipta akhlakul
karimah.
Namun bimbingan individu sendiri hanya dilakukan kadang-kadang
saja yaitu pada saat siswa mempunyai masalah. Apabila kita lihat ada
permasalahan yang dialami siswa, baik permasalahan di keluarga,
sekolah, atau pun prestasi belajarnya barulak kemudian siswa tersebut
kita panggil. Jadi bimbingan individu ini terjadi setelah ditemukan
suatu masalah.
3. Bagaimana perkembangan program bimbingan dan penyuluhan yang ada
sekarang?
Jawab: Perkembangan yang terjadi dengan adanya bimbingan tersebut cukup
lumayan bagus. Perkembangan tersebut dapat dilihat secara pertahun,
mudah-mudahan setiap tahunnya ada penyesuaian sehingga pada
tahun kemudian tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun sejauh ini alhamdulillah terus ada peningkatan. Apabila
terjadi lagi pelanggaran-pelanggaran yang lalu maka hukuman akan
tetap diberikan yaitu dengan dipanggil orang tuanya, kemudian
diskors dan yang terakhir dikeluarkan dari sekolah.
4. Bagaimana metode bimbingan yang diterapkan dalam membentuk akhlakul
karimah pada mereka?
Jawab: Metode yang dilakukan untuk membentuk akhlakul karimah pada anak
didik diantaranya yaitu mengadakan bimbingan kelompok yang rutin
pada setiap hari sabtu tersebut. Karena pada dasarnya metode yang
diterapkan dalam bimbingan tersebut selain bertujuan untuk
memperkenalkan siswa akan peranan bimbingan juga bertujuan
menciptakan akhlakul karimah pada siswa. Metode tersebut
diantaranya yaitu pemberian motivasi, diskusi, maupun ceramah,
sehingga meeka dapat menyelesaikan masalahnya dengan atau tanpa
bantuan BP.
5. Apa bapak berkeyakinan bahwa bimbingan yang diterapkan tersebut dapat
mempengaruhi akhlak mereka?
Jawab: Saya berkeyakinan program bimbingan yang telah diterapkan tersebut
dapat membentuk akhlakul karimah pada siswa. Dengan ini mereka
faham dengan masalah-masalah yang dihadapi dan bagaimana
mengatasinya. Dalam diri mereka akan tertanam kebiasaan-kebiasaan
baik, sehingga mereka tidak ragu lagi untuk membedakan yang baik
maupun yang buruk bagi mereka. Sehingga diharapkan mereka dapat
membudayakan hal-hal terkecil sekalipun dengan akhlak Islami.
Karena sesungguhnya Islam dinilai dari akhlaknya sehingga Nabi pun
diutus untuk memperbaiki akhlak.
6. Apa harapan bapak kedepan terhadap perkembangan program bimbingan dan
penyuluhan yang sudah ada?
Jawab: Harapan kedepan agar para pihak sekolah tanpa terkecuali turut
mendukung adanya bimbingan serta turut andil dalam program
tersebut. Tidak hanya pihak sekolah masyarakatpun berhak untuk
turut terlibat dalam program ini misalnya dengan melaporkan
tindakan siswa yang dirasa kurang baik.
7. Apasaja kendala yang dihadapi dalam proses bimbingan dan penyuluhan
selama ini?
Jawab: Kendala yang selama ini dihadapi diantaranya orang tua kurang
mengerti arti dan pentingnya bimbingan. Para orang tua mengira
anak-anak mereka dididik secara keras. Selain itu, kendala juga di
dapat dari pihak sekolah dalam artian ada sebagian guru yang kurang
antusias (acuh) atau kurang perhatian terhadap masalah-masalah
siswanya karena merasa bukan tugas mereka.
Ahmad Yani
interviewee
Hasil
Wawancara V
Iis Nurhayati
interviewee
Hasil
Wawancara VI
Asep saefuddin
interviewee
Hasil
Wawancara VII
Nama : Nurhayati
Usia : 16 Tahun
Tempat Wawancara : Kantor Kepala Sekolah
Waktu Wawancara : 23 Januari 2008, Pukul 09.10-09.50
Nurhayati
interviewee
Hasil
Wawancara VIII
Indra irawan
interviewee
Hasil
Wawancara IX
Arif Ma`ruf
interviewee