Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh:
Udy Hariyanto
NIM: 109052000040
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini, saya telah
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari ditemukan bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau
hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
Udy Hariyanto
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA
TERHADAP KESEHATAN MENTAL JAMAAH
MAJELIS RASULULLAH PANCORAN
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Udy Hariyanto
NIM: 109052000040
Dibawah Bimbingan
Sidang Munaqasyah
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.
NIP. 19690607 199503 2 003 NIP. 19650301 199903 1 001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Pembimbing
UDY HARIYANTO
Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Kesehatan Mental Jamaah Majelis
Rasulullah Pancoran Jakarta Selatan
v
KATA PENGANTAR
limpahan nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, terlebih-lebih nikmat
Iman dan Islam. Karena dengan nikmat-nikmat itulah kita masih bisa beraktifitas
kita baginda nabi Muhammad SAW. Yang karena kemuliaannyalah kita berharap
syafaatnya di hari kiamat. Disamping itu shalawat dan salam semoga terlimpah
Jakarta Selatan” ini. Bukan perjuangan yang mudah untuk menyelesaikan semua
Walaupun demikian penulis sadar, bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari
Oleh karenanya, tidak ada hal lain yang lebih utama melainkan penulis
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama kedua orang tua
dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu
vi
tentu penulis juga sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA. selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam, Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. selaku Sekretaris
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
dan keikhlasan.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
6. Keluarga besar jamaah majelis Rasulullah SAW, terutama staf dan crew
khaeran.
vii
7. Teman-teman Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam program beasiswa
selama perkuliahan.
Mizan, Renong, Sufyan, Arwing, Oca, Ulfah, Irfan, Feni, Putri, Ina, Fachria,
maupun diperkuliahan.
10. Mas Dany dan Mba’ Farah beserta sikecil Ayesha dan Naufal, yang telah
11. Semua pihak yang tidak tercantum dalam pengantar ini yang juga membantu
Jakarta,
Juli 2015 M
Ramadhan 1436 H
Udy Hariyanto
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka............................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan........................................................................ 10
ix
8. Syarat Pembimbing Agama...............................................................24
B. Kesehatan Mental...................................................................................27
A. Metode Penelitian................................................................................47
D. Variabel Penelitian...............................................................................48
E. Sumber Data........................................................................................49
G. Hipotesis Penelitian.............................................................................52
JAKARTA SELATAN.............................................................................67
A. Identifikasi Responden.........................................................................81
BAB VI PENUTUP..................................................................................................88
A. Kesimpulan............................................................................................88
B. Saran.......................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................90
LAMPIRAN...............................................................................................................93
xi
DAFTAR TABEL
12. Tabel 12. Out Put Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 for Windows.............84
xii
DAFTAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
yang ada di masyarakat dengan berbagai tuntutan. Masalah ini juga sangat
dalam menjalani kehidupan. Karena, dengan jiwa yang sehatlah kita bisa
bertindak dan berperilaku baik agar dapat diterima oleh masyarakat. Selain
1
Achmad Mubarok, Jiwa Dalam Al Quran; Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern
(Jakarta: Paramadina, 2000), h. 8.
1
2
itu, dalam karakter dirinya terdapat kesesuaian dengan norma dan pola hidup
masyarakat.2
setiap orang. Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa sebagaian manusia secara
tak sadar terkena masalah ini. Walaupun demikian, lain orang lain pula
masalah psikologis yang dihadapinya, dari yang ringan misalnya stres sampai
yang lebih parah seperti hilangnya ingatan. Berbagai masalah mental yang
berbagai hal yang ada di bumi maupun di laut. Akan tetapi sampai saat ini
tidak paham terhadap dinamika yang bekerja dalam dirinya. Kontradiksi yang
lain ada orang yang hidupnya sederhana tidak berlimpah harta dan juga tidak
ketenangan jiwa dalam hidup. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lahiriyah
2
Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), h. 13.
3
penderita gangguan mental sudah sangat tinggi, hampir 450 juta orang di
berkembang dan sekitar delapan dari sepuluh penderita gangguan mental itu
kepada para jamaahnya. Pada awalnya majelis ini hanya majelis pengajian
biasa yang dipimpin oleh habib Munzir Al Musawwa, namun seiring waktu
majelis ini menjadi majelis besar yang mana pada setiap kegiatannya di
3
Lusia Kus Anna, http://health.kompas.com/WHO.450.Juta.Orang.Menderita.
Gangguan.Jiwa, diakses tanggal 24 Maret 2013 pukul 15. 30 wib
4
B Kunto Wibisono, http://www.antaranews.com/18000-penderita-gangguan-jiwa-di-
indonesia-dipasung, diakses tanggal 24 Maret 2013 pukul 15. 30 wib
5
Rin, http://www.beritasatu.com/berita-utama/dua-puluhribuan-orang-dipasung-di-
indonesia.html, diakses tanggal 24 Maret 2013 pukul 15. 30 wib
4
datangi oleh jamaah dari berbagai daerah. Walaupun majelis ini berada di
pandangan penulis ada hal yang menarik di sini, majelis pengajian biasa yang
jumlahnya ribuan.
besar, dan solusi apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan ketenangan
jiwa, maka dzikir atau mengingat Allah merupakan jawabannya. Hal ini
sejalan dengan apa yang dijelaskan dalam Al Quran surat Ar Ra’d ayat 28:
ketenangan pada diri manusia hanyalah Allah SWT sebagai mana dijelaskan
Oleh karena itu sangat masuk akal apabila kemudian majelis-majelis yang ada
bergerak untuk memberikan bimbingan agama saja akan tetapi juga bergerak
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terperinci dan akurat maka
sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis
b. Secara praktis
psikologisnya.
D. Tinjauan Pustaka
Fak Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008). Isi
9
Zat Adiktif (NAPZA) di Yayasan Nurus Syifa’ Kalapa Dua Jakarta Barat
E. Sistematika Penulisan
mental.
Bab III, dalam bab ini dijelaskan tentang metodologi penelitian yang
meliputi metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek
data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisa data.
Jakarta Selatan.
LANDASAN TEORITIS
A. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan
mengemudikan. 6
Sedangkan pengertian bimbingan secara harfiyah
tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini, dan yang akan datang.7
11
1
9
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 7
10
Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung, Pustaka Setia, 2012), hal. 80
11
Ibid., hal. 82
1
2. Pengertian Agama
praktek kata Ad Din dalam bahasa arab sering dimaknai agama dalam
itu.12
akhirat.
12
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ed. 3, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2014), hal. 10
13
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1994), hal. 1
1
14
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 12
15
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hal. 25
1
16
Imam Sayuti Farid, Pokok-pokok Bahasan tentang Bimbingan Penyuluhan Agama
sebagai Tenik Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), hal. 25.
17
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hal. 29
1
seperti apa yang dikatakan oleh Samsul Munir Amin bahwa bimbingan
a. Fungsi pencegahan
jiwa/rohani.
18
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 43
19
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
2014), hal. 3
1
b. Fungsi pengentasan
Metode berarti jalan yang harus dilalui. Metode sendiri berasal dari
dua kata yaitu meta yang berati melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi
metode bimbingan agama adalah jalan atau cara yang dilalui oleh
terbimbing.
a. Metode wawancara
20
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1994), hal. 44-50
1
pelindung.
konsisten.
f. Metode sosiometri
a. Akidah
yaitu bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah.
kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
Maidah, 73)
21
M. Bambang Pranowo, dkk, Materi Bimbingan dan Penyuluhan Bagi Penyuluh
2
Agama Islam Terampil, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hal. 5-35
2
b. Syari’ah
40)
1) Ibadah
a) Thaharah
b) Shalat
c) Zakat
2
d) Puasa
e) Haji
2) Muamalah meliputi:
c. Akhlak
berarti buatan dan sangkut pautnya dengan kata khaliq (pencipta) dan
tiada terhingga.
kepada hamba-Nya.
Oleh karenanya, dalam hal ini perlu adanya syarat-syarat bagi seorang
22
Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah
Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 142
2
pembimbing, yaitu:23
bimbingan adalah masyarakat luas tanpa ada batasan. Akan tetapi agar
dua, yaitu:24
23
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1994), hal. 31
24
M. Bambang Pranowo, dkk, Pedoman Pembentukan Kelompok Sasaran Penyuluhan
Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002), hal. 10-19
2
lama.
B. Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah istilah yang sudah tidak asing lagi dalam
ilmu jiwa, yang mana tumbuh pada akhir abad ke-19.25 Para ahli telah
arti ganda, ada yang mengartikannya sebagai jiwa, nyawa, sukma, roh,
25
A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, (Jakarta: Amzah, 2000), hal. 75
26
MIF Baihaqi dkk, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), hal. 3
2
(psychose).
Zakiah Daradjat ini lebih umum dari pada definisi yang pertama,
secara keseluruhan.
kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-
27
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), hal. 4-6
2
pengertian di atas telah mencakup dua hal yang sangat penting dalam
Gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah dua hal yang berbeda,
dalam bagian ini akan dijelaskan lagi lebih spesifik tentang definisi
28
Abdul Aziz El-Quussiy, Pokok-pokok Kesehatan jiwa/Mental, (Jakarta: Bulan
bintang, 1974), hal. 14
3
dengan mental. 29
Sedangkan dalam laporan tahunan organisasi
untuk bekerja, serta rasa badan lesu maka itu tanda orang tersebut
penulis tidak ada di dunia ini orang yang sama sekali terbebas dari
gangguan-gangguan tersebut.
dan semacamnya adalah sesuatu yang wajar ada pada seseorang dan
sering dan sudah membuat dirinya tidak nyaman ini bisa dikatakan
yaitu:
1) Hysteria
yang ekstrim. 32
Hal ini akibat tidak mampunya seseorang
2) Neurasthenia
tenaga dan merasa diri lemah sekali.33 Hal ini disebabkan karena
3) Psychasthenia
32
Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid I, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
hal. 274
33
M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal.
126
3
diantaranya yaitu:
menghilangkan kecemasan)
4) Ngompol
Buang air kecil yang tidak disadari yang terjadi pada anak
5) Gagap berbicara
alat-alat itu sehat dan baik, maka gejala itu akibat pertentangan
6) Kepribadian psychopathi
34
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), hal. 167
35
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), hal. 43
36
Ibid., hal. 42
3
7) Keabnormalan seksual
umumnya, jauh dari realitas, yang dalam istilah sehari-hari kita kenal
gangguan jiwa. Akan tetapi jika ia sudah tidak sadar akan gangguan-
jiwa dengan kata lain bahwa penyakit jiwa merupakan tingkat lanjut
dari gangguan jiwa. Dulu istilah penyakit jiwa diartikan sama dengan
37
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), hal. 175
38
Ibid., hal. 4
3
1) Schizophrenia
dipahami).
2) Paranoia
3) Manicdepressive
murung.
putus asa.
lain.43
42
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), hal. 53
43
Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid I, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
hal. 230
3
tidak hanya terbebas dari gangguan batin saja akan tetapi juga harus ada
44
Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1986),
hal. 49
45
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), hal. 151
3
yang berefek kepada perasaan yang buruk. Jika dilihat dari semangat
Selanjutnya, jika dilihat dari sisi motorik maka orang yang sehat
baik. Selain itu, jika dilihat dari sisi sosial mampu menciptakan
hubungan yang baik dengan orang lain serta tumbuh sikap suka
banyak sisi dari kehidupannya, akan tetapi paling tidak empat hal yang
a. Pikiran/Kecerdasan
1) Sering lupa
2) Tidak konsentrasi
b. Perasaan
1) Cemas/gelisah
2) Iri hati
3) Rasa sedih
5) Pemarah
6) Ragu/bimbang
c. Kelakuan
dirinya.
46
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), hal. 10
3
d. Kesehatan badan
terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar orang
tersebut.
a. Faktor internal
yang ada pada satu orang tidak sama dengan orang lain. Hal-hal yang
1) Keturunan
2) Sifat
tersebut. Namun, ada juga dengan sifat atau karakter tertentu akan
3) Bakat
47
Abdul Aziz El-Quussiy, Pokok-pokok Kesehatan jiwa/Mental, (Jakarta: Bulan
bintang, 1974), hal. 29
4
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan
2) Sosial budaya
yang mana apabila hal itu positif akan mampu menggiring orang
3) Kebutuhan
mental seseorang.
4
Bimbingan agama dan kesehatan mental adalah dua hal yang yang
manusia agar memiliki mental yang sehat. Allah SWT berfirman dalam Al
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 57)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ajaran agama merupakan obat
terhadap penyakit rohaniah yang ada dalam jiwa manusia. Kalau kita
perhatikan antara orang yang beragama dengan baik dan orang yang jauh dari
tidak banyak menyusahkan orang lain. Sebaliknya, orang yang jauh dari
emosi, mudah putus asa bahkan keberadaannya sering membuat orang lain
Peran agama begitu kuat dalam mewujudkan kesehatan mental. Hal ini
sebagai mana hasil metaanalisis yang dilakukan oleh Bergin pada hasil-hasil
penelitian tentang agama dan kesehatan mental yang hasilnya jika religiusitas
demikian hasil analisa tersebut perlu diuji kebenarannya, sebagai mana yang
penulis lakukan dalam penelitian ini. Begitu besar dan ampuh arti agama
yaitu:49
4. Menentramkan batin
maka akan memiliki mental yang baik, sebaliknya, dengan mental yang baik
sehingga bisa hidup bahagia di dunia dan juga di akhirat. Ajaran-ajaran yang
48
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), hal. 190
49
Ibid., hal. 186
4
mengarahkan kepada pemeluknya untuk bisa hidup serasi dalam berbagai segi
g
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
2. Islam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat, serta
mencegahnya dari perbuatan jahat dan maksiyat.
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
4
4. Islam memberikan tuntunan bagi manusia dalam menjalin
hubungan yang baik, baik dengan diri sendiri, dengan tuhan,
dengan orang lain maupun dengan alam.
50
A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, (Jakarta: Amzah, 2000), hal. 88-
90
4
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
hasilnya. 52
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
dibutuhkan.
51
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 3.
52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 27.
53
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 49
46
4
Pancoran Jakarta Selatan. Alasan penulis memilih lokasi tersebut yaitu karena
agama majelis majelis Rasulullah. Selain itu, tempatnya strategis dan mudah
dilaksanakan selama kurun waktu tiga bulan, yaitu mulai bulan Maret 2015
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk
variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.54 Dalam hal ini subjek
Selatan.
peneliti. 55
Adapun objek penelitian skripsi ini yaitu pengaruh bimbingan
Jakarta Selatan.
D. Variabel Penelitian
54
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2011), h. 28.
55
Ibid., hal. 29.
4
1. Variabel Independen ( X )
2. Variabel Dependen ( Y )
variabel bebas. 57
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Kesehatan
penelitian ini.
E. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek dari
1. Data Primer,
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data
Selatan.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal. 39
57
Ibid., hal. 39
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 172.
59
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010) h.
122.
4
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau
1. Populasi
tidak hanya keseluruhan subjek atau objek penelitian saja akan tetapi juga
2. Sampel
rumus Slovin.64
𝑛 = 1+𝑁𝑒
𝑁
2
Keterangan:
n : Besaran sampel
N : Besaran Populasi
1000
𝑛 = 1 + 1000(10%)2
1000
𝑛 = 1 + 10
𝑛 = 90,9
Dari hasil tersebut dibulatkan menjadi 91, sehingga total sampel yang
63
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 67
64
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 137
5
G. Hipotesis Penelitian
definisi operasional ini kemudian akan didapat suatu indikator yang akan di
tersusun dari indikator yang ada diberikan skor dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
5
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.66 Dimana setiap
item pernyataan diberikan lima pilihan jawaban dengan interval skor skala
sebagai berikut:
tingkatan skala.
yang diketahui responden, namun demikian bisa juga angket digunakan untuk
66
Umi Zulfa, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2011), hal. 80
67
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 128.
5
1. Uji Validitas
korelasi antara butir tersebut dengan skor total > 0,3 dimana taraf
software SPSS 16.0 for windows untuk melakukan uji statistik, dimana
Corelation.
2. Uji Reliabilitas
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hal. 211.
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal. 134
5
apabila digunakan untuk mengukur suatu objek yang sama beberapa kali
𝑟i = 𝑘 ∑
{1 − 𝑠2
(𝑘 − 1) i}
�i
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows maka akan
tingkat validitas dan realibilitasnya sehingga akan jelas item-item mana yang
Adapun blue print skala Bimbingan Agama sebelum dilakukan uji coba
70
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta:
Andi, 2006), hal. 219
71
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 359
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program SPSS, (Semarang:
72
butir valid dan 3 item butir tidak valid. Dengan demikian maka 32 item butir
yang valid yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Adapun Blue
Adapun blue print skala Kesehatan Mental sebelum dilakukan uji coba
butir valid dan 12 item butir tidak valid. Banyaknya butir yang tidak valid ini
yang valid yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Adapun Blue
Print 23 item butir yang valid tersebut terlihat dalam tabel berikut:
adalah tahap analisa data. Analisa data adalah proses penyederhanaan data
agar peneliti dapat menghasilkan hasil yang dapat dipercaya. Pada tahap ini
3. Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
Oleh karena dalam penilitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu
73
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), hal. 24
6
Y = a + bX
Keterangan:
hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat
74
Ibid., hal. 103
75
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 261
76
Ibid., hal. 260
6
sebagai berikut:78
𝑟𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦
√∑ 𝑥2𝑦2
Keterangan:
77
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik , (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), hal. 44
78
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 228
6
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang
diketahui dari nilai R square pada tabel model summary. Dimana interval
nilai R square yaitu antara nol sampai dengan satu. Nilai koefesien
rumus:80
KD = 𝑟2 x 100%
79
Ibid., hal. 231
80
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta:
Andi, 2006), hal. 123
6
𝑟 √𝑛 − 𝑚
𝑡 = √1 − 𝑟2
dua fihak. Adapun angka signifikansi dalam output SPSS 16.0 for
windows terdapat pada tabel anova dan tertulis Sig. Dari nilai signifikansi
81
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 235
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal. 184
BAB IV
JAKARTA SELATAN
menyerukan ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Majelis ini penulis
sebut sebagai majelis ta’lim karena pada dasarnya di dalamnya banyak proses
ini tidak terlepas dari pembacaan shalawat, pembacaan maulid, dzikir, dan
ceramah agama.
antara beberapa majelis yang ada di Jakarta. Kemasyhurannya ini bisa dilihat
dari berbagai sisi selain kegiatannya yang aktif di berbagai tempat juga bisa
dilihat dari ribuan jamaahnya yang selalu hadir dalam setiap kegiatanya,
suka-dukanya terutama pada masa awal berdirinya majelis ini. Akan tetapi
dakwah almarhum habib Munzir bin Fuad Al Musawwa atau yang lebih
66
6
dikenal dengan sebutan habib Munzir Al Musawwa beliau wafat pada tanggal
mencintai nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, ummat ini akan pula
lelah, ia habiskan waktunya siang dan malam untuk berkeliling dari rumah ke
penghuninya yang sudah tidur. Setelah kurang lebih enam bulan berjalan
membuka majelis mingguan yaitu setiap malam selasa. Hal ini dilakukan
mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafizh yang juga membuka
majelis mingguan setiap malam selasa. Selain itu, habib Munzir Al Musawwa
juga memimpin Ma’had Assa’adah yang di wakafkan oleh habib Umar bin
adalah sosok yang gigih dalam berdakwah walaupun kurang mendapat respon
bahasa sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan
masjid.
majelis ini tidak mengajarkan kecuali apa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan membimbing mereka untuk mencintai Allah SWT dan
6
Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan dan Ma’had Daarul Ishlah pimpinan KH.
Amir Hamzah di jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, akan tetapi karena jamaah
tersebar di sepanjang pantai utara dan pantai selatan pulau jawa dan kini terus
meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat bahkan sampai Singapura, Johor dan
yang bisa diakses oleh jamaah maupun masyarakat umum. Kini setelah habib
dipimpin habib Ahmad bin Novel bin Jindan dan kini kepemimpinan
idola.
Islamiyah.
terbaik).83
islamiyah agar kegiatan dakwah ini lebih terorganisir. Disisi lain majelis
mereka belajar ilmu agama sesuai dengan yang diajarkan Al Quran dan
Rasulullah SAW. Dan yang tidak kalah utama yaitu, mengajak kepada
83
Dokumen Majelis Rasulullah SAW Selasa, 22 Februari 2015
7
dan lain-lain.
sejak tahun 2000 yaitu dengan menjalin kerjasama dengan ANTV dimana
dan ditayangkan pada acara oasis di Metro TV. Stasiun TV lain yang
84
www.majelisrasulullah.org, diakses tanggal 24 Maret 2015 pukul 15. 30 wib
7
embun pagi. Disamping itu stasiun TV SCTV dan RCTI juga telah
islamiyah.
memiliki team hadroh. Team hadroh majelis Rasulullah SAW terdiri dari
sembilan personil dengan empat buah hadroh ukuran standar dan empat
buah bas dengan ukuran besar dan satu buah bas ukuran sangat besar.
bin Salim, Imam Abdullah bin Alwi Al Hadad, dan juga syair-syair guru
juga anak-anak. Ini merupakan sinyal positif kemajuan islam yang mana
anak muda tidak hanya suka pada lagu-lagu band modern tapi juga cinta
shalawat.
7
4. Iklan Kalender
belajar tentang apa yang telah diajarkan oleh Allah SWT dan Rasulullah
islamiyah.
VCD, Kaset pita dan juga MP3. Dakwah dengan cara ini menjadi salah
merusak akhlak para generasi muda Indonesia. Jadi, dari program ini
disisi lain kita juga memberikan solusi dengan tontonan yang lebih
dan mengambil untung dan satu bulan kemudian VCD tersebut diambil
Dari program ini, ratusan VCD yang disebar ke kurang lebih 500
dalam satu bulannya. Program ini terus berjalan dengan sistem VCD yang
sholawat dan nasyid majelis Rasulullah telah masuk ke-lebih dari 30.000
1. Pembimbing
tertentu hal ini agar jamaah tidak bosan dan selalu mendapatkan hal yang
baru. Dalam satu periode kurang lebih tiga bulan terdapat kurang lebih
tiga Dewan Guru. Adapun Dewan Guru di Majelis Rasulullah SAW saat
selain Dewan Guru tersebut yang juga sebagai dewan syuro yaitu kakak
Fuad Al Musawwa.
2. Terbimbing
Rasulullah SAW yang tidak dibatasi asal, jenis kelamin, usia, pekerjaan
cepat hingga saat ini dan tidak dapat dipungkiri lagi kalau majelis
3. Pelaksanaan Bimbingan
yaitu ba’da sholat isya sampai dengan selesai. Bimbingan terlebih dahulu
Jakarta.
4. Materi Bimbingan
a. Akidah
b. Syari’ah
oleh Dewan Guru yang mana dalam periode tertentu bergantian. Dan
c. Akhlak
5. Metode Bimbingan
Rasulullah SAW. Dalam hal ini terbimbing tidak punya kesempatan untuk
jamaahnya.
6. Media Pendukung
dan juga media sosial seperti facebook. Dan bagi jamaah yang tidak
majelis Rasulullah SAW terdapat beberapa divisi yaitu divisi dakwah, divisi
sebagai berikut:
Musthafa Deden
Fauzan Ramdhani
Muhammad Daud
Nashrul
Muhammad Fani
7
PENASEHAT
Habib Muhsin Al Hamid Habib Nabiel bin Fuad Al MusawwaUstadz Ubaydillah Khalid
Habib Ahmad Al Bahar Al Hadar
Hb Muhammad Al Bagir bin Alwi bin Yahya Habib Alwi bin Abdurrahman Al H
A. Identifikasi Responden
SAW Pancoran Jakarta Selatan. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu
80
8
tabel tersebut terlihat bahwa responden didominasi oleh remaja yaitu sebesar
tidak terlalu banyak yaitu hanya 3 % responden kategori anak-anak tetap ada,
pendidikannya diperoleh dari lembaga non formal. Dalam hal ini pesantren
Supaya data yang peneliti sajikan lebih lengkap maka peneliti selain
terlihat pada tabel 11 dari pilihan jawaban yang peneliti berikan dalam
memberikan jawaban.
Tabel 12. Out Put Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 for Windows
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X.
Regression
[DataSet0]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 90.1429 8.52783 91
X 1.3113E2 11.86799 91
Correlations
Y X
Pearson Correlation Y 1.000 .702
X .702 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000
X .000 .
N Y 91 91
X 91 91
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 X a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .702a .493 .488 6.10460
a. Predictors: (Constant), X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3228.457 1 3228.457 86.632 .000a
Residual 3316.686 89 37.266
Total 6545.143 90
a. Predictors: (Constant), X
8
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 X a . Enter
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 23.966 7.139 3.357 .001
X .505 .054 .702 9.308 .000
a. Dependent Variable: Y
SPSS 16.0 for Windows. Setelah dilakukan pengolahan data maka didapat
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 23.966 7.139 3.357 .001
X .505 .054 .702 9.308 .000
a. Dependent Variable: Y
Dari hasil di atas maka diketahui bahwa nilai a= 23.966 dan nilai b=
yaitu:
BA = Bimbingan Agama
Correlations
Y X
Pearson Y 1.000 .702
Correlation
X .702 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000
X .000 .
N Y 91 91
X 91 91
Dari tabel 14. di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows maka
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .702a .493 .488 6.10460
a. Predictors: (Constant), X
Dari tabel 15. Tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefesien determinasi
KD = 𝑟2 x 100 %
= 0,488 x 100 %
= 48,8 %
sebagai mana terlihat pada tabel 12. maka dari out put yang ada dapat
diketahui bahwa t-hitung > t-tabel dimana taraf signifikannya < 0,05
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
Agama dengan variabel Kesehatan Mental. Hal ini terlihat dari Koefesien
selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain diluar Bimbingan Agama. Hal ini
dapat dilihat dari nilai R Square sebesar 0.493 dan Adjusted R Square
sebesar 0.488.
d. Dari hasil uji t parsial diketahui bahwa t-hitung > t-tabel dimana
87
8
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Ardani, Tristiardi Ardi. Psikiatri Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII
Press, 2014.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara,
2004.
HS, M. Noor. Himpunan Istilah Psikologi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Jaelani, A.F. Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, Jakarta: Amzah, 2000.
Kartono, Kartini. Patologi Sosial Jilid I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.
Subyantoro, Arief dan FX. Suwarto. Metode dan Teknik Penelitian Sosial,
Yogyakarta: ANDI, 2006.