Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
OLEH :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010
PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KUNJUNGAN
KELUARGA PADA RESIDEN DI PUSAT REHABILITASI BADAN
NARKOTIKA NASIONAL LIDO-SUKABUMI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh
NIM. 102070026030
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Anggota :
iii
Persembahan dari hati untuk
Papa, Drs. M. Sobri Gani GM dengan seribu kata pedas yang sarat dengan
sejuta kasih sayang
Mama, Dra. Hj. Rumadani Sagala M.Ag, yang begitu hebat semangat
juangnya
(F) Saat residen menjalani program rehabilitasi, mereka dipaksa untuk menjalani
semua program yang ada di lembaga. Pecandu narkoba selayaknya manusia
biasa memiliki keterbatasan kesabaran, beratnya program perawatan yang
dijalani serta disiplin yang harus ditaati sering kali membuat mereka putus asa.
Hal ini terkadang membuat mereka tergoda untuk kembali menggunakan
narkoba. Disaat hal itu terjadi, agama dan dukungan keluarga dipercaya
sebagai terapi terbaik untuk membantu residen narkoba untuk lepas dari
ketergantungan mereka terhadap zat-zat adiktif tersebut (BNN, 2004).
v
menggunakan model skala Likert, dengan aspek dimensi-dimensi religiusitas
Glock & Stark (1974).
Saran yang diajukan dalam penelitian ini, bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian di lembaga atau permasalahan yang sama dapat melengkapinya
dengan mengambil data dari observasi dan wawancara.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya dipersembahkan kehadirat Allah swt, yang
selalu melimpahkan nikmat, taufik dan hidayah kepada hambaNya. Segala
shalawat, salam dan berkah semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan
umat Nabi Besar Rosulullah saw beserta keluarganya, para sahabat dan siapa saja
yang selalu berusaha melaksanakan sunahnya.
Akhirnya, berakhir juga langkah awal dari sebuah perjuangan panjang
yang penuh kerja keras dan doa. Meskipun penulis menemui banyak hambatan
dan rintangan dalam proses penyusunan skripsi yang ditujukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana psikologi karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Tingkat Religiusitas dan Kunjungan Keluarga Pada Residen Di
Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Sukabumi”.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan, bantuan,
dorongan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari pihak-pihak lain.
Ucapan terimakasih tak terhingga, penulis sampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jahja Umar, Ph.D. Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si., Pembantu Dekan
Bidang Akademik Fakultas Psikologi. Dosen pembimbing akademik Dra
Zahrotun Nihayah M.Psi, yang baik hati. Dosen penyemangat hati, Rahman
Shaleh, semoga jadi Haji yg mabrur.
2. Dosen pembimbing I,Ikhwan Lutfhi, M.Psi, dan dosen pembimbing II Gazi
S,M.Si, terima kasih sedalam-dalamnya atas segala kemurahan hati dan
kesabaran, malu rasanya menerima begitu banyak kebaikan ini.
3. Penguji I, S.Evangeline I. Suaidy, M.Psi.,Psi dan penguji II, Drs. Rachmat
Mulyono, M.Psi.,Psi. Yang memberi pencerahan.
4. Mama dan Papa, Dra Hj Rumadani Sagala M.Ag, dan Drs M Sobri Gani
GM yang senantiasa mendoakan, mendukung dan menyayangi dengan stok
vii
sabar yang selalu terisi penuh. Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum, M.Ag
dan M. Fadil atas wejangan dan doanya.
5. Neneng, Pandi, Nenden, pahlawan dibalik layar yang sudah membantu
dengan segenap kesabaran cadangan, tanpa kalian skripsi ini takkan selesai.
6. Dwi, Rita,Chami, QQ, Munajat, Lala, lima hari penuh air mata, smua ini
bagai mimpi. Alin dan Ndi, my cheers team. Nining dan Rika yang ikhlas
memberi bahan-bahan penunjang penelitian. Fa, tetep semangat!
7. Pelatih-pelatih Taekwondo, Sabeum Fajar Abdi Wibawa untuk dukungan,
petuah, sikap tegas, pengertian, kesabaran dan kepercayaannya, Ibu suri
yang selalu menyelamatkan, Sabeum Arman, Sabeum Adi, Sabeum Tomy,
Sabeum Isma, untuk kuliah kehidupannya selama ini.
8. Seluruh staf akademik dan pengurus perpustakaan yang telah membantu
dengan tulus dan tanpa pamrih, Mbak Rini, Pak Ayung (dady), Bu Syariah,
Pak Haidir, Pak Baidawi, Bu Nur yang senantiasa mendengarkan keluh
kesah dan bergelas-gelas air putih pelepas deg-degan.
9. Bang Briptu Indra Triznawan, Bang Brigadir Pitong atas bantuannya selama
penelitian, dan semua Residen BNN UTR Lido yang telah bersedia mengisi
angket yang telah diberikan.
10. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi namun tak
dapat tersebut satu persatu, terimakasih banyak. Semoga kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat ridho dan pahala dari
Allah SWT, Amin.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas,
maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 37-46
3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian ........................................ 37
3.2 Variabel Penelitian .................................................................. 37
3.3 Devinisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ........ 38
3.4 Subjek Penelitian ..................................................................... 38
3.4.1. Populasi ....................................................................... 38
3.4.2. Sampel ......................................................................... 38
3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 39
3.5 Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ........... 39
3.6 Penilaian dan Skoring Instrumen ............................................ 42
3.7 Uji Reliabilitas Skala ............................................................... 43
3.8 Teknik Analisa Data ................................................................ 44
3.9 Prosedur Penelitian ................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah penelitian,
sistematika penelitian
lainnya. Suatu nama tunggal untuk merujuk semua jenis bahan atau zat yang
(BNN, 2004).
Napza atau secara umum lebih dikenal sebagai narkoba adalah bahan atau
zat atau obat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia, akan mempengaruhi
tubuh, terutama otak atau susunan syaraf pusat (disebut psikoaktif), dan
Penggunaan napza biasanya bermula dari rasa ingin tahu, ingin mencoba,
1
2
dengan pecandu narkoba aktif. Penyakit ini umumnya bersifat menular, bila
individu tidak dibentengi oleh sistem moral diri yang kuat. Sistem moral ini
dibangun melalui pola pengasuhan, pendidikan keagamaan dan norma sosial yang
kuat dari keluarga dan masyarakat, yang nantinya diaplikasikan melalui perilaku
(BNN,2009).
kelelahan, ketegangan jiwa, sebagai hiburan, atau untuk pergaulan. Bila taraf
pengawasan sosial masyarakat, serta timbulnya kebutuhan akan jati diri dan
aturan, dan disiplin, merusak, melawan orang tua, mencuri, suka mengancam, dan
dan sex), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan
akan perwujudan diri. Tidak terpenuhinya salah satu atau semua kebutuhan
memiliki keinginan untuk berhenti bila keadaan sudah terlambat, yaitu saat
sudah tidak bisa dilepaskan lagi. Hal ini terjadi karena begitu penyalahguna napza
mulai mencoba-coba, tanpa sadar mereka langsung terseret sampai pada taraf
ketergantungan.
secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif dan menunjukkan tanda-
napza dalam jumlah yang semakin lama semakin besar untuk mencapai keadaan
fisik dan psokologis seperti yang diinginkan. Selain itu ketergantungan napza juga
mempunyai ciri adanya gejala putus zat (withdrawal syndrome) yang biasa juga
dikenal dengan istilah sakaw yaitu keadaan dimana muncul gejala-gejala fisik dan
sample 13.710 orang siswa SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi di 30 ribu Kota
Dalam enam tahun terakhir kasus napza melonjak hingga 300 persen.
Nusa Dua, Bali, Senin (28/6/2010). Pertemuan ini diprakarsai oleh BNN dan
Badan Narkotika Republik Korea Selatan. Hadir dalam pertemuan tersebut badan
dan Kamboja. Gories menilai perkembangan konsumsi napza juga telah bergeser
dari trend konsumsi. Pengedaran dan konsumsi napza beralih dari jenis heroin dan
kokain ke jenis sabu-sabu. Hal ini dibuktikan dalam setahun terakhir Indonesia
menjadi tujuan pengedar sabu-sabu dari Iran. “Di Iran, harga sabu-sabu hanya Rp
100 juta per kilogram, sedangkan di Indonesia bisa sampai Rp 2 miliar per
Kalimantan.
5
bukan hanya sekedar pemakaian obat dan zat kimia yang masuk kedalam tubuh
sampai kepada konflik intra psikis (termasuk aspek keagamaan) dan tekanan
(makna hidup).
dimensi secara komprehensif dalam suatu unit terapi dan rehabilitasi guna
pada susunan saraf pusat dan sistem neurotransmitter) bagi pengguna napza.
Dimensi sosial menekankan pada hubungan dengan orang lain, menghargai dan
penekanan pada tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Tuhan,
terlarang adalah keinginan dalam diri dengan tekad yang kuat untuk pulih. Dalam
religi dan ada juga program khusus yang terdapat pada pusat rehabilitasi yang
Apapun alasan residen menjalani rehabilitasi, mereka telah dipaksa untuk keluar
dari zona aman. Perubahan fungsi-fungsi dan disiplin yang terpaksa mereka jalani
bahwa tidak sedikit yang tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan
jarum suntik (IDU) secara bergilir cukup tinggi. Penelitian diantara para IDU di
Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, menunjukkan bahwa 90% dari para
Pengguna Napza bukan hanya tidak sesuai dengan tatanan agama (Q.S. Al
Baqarah, 2. 219, dan Q.S. Al Quran Al Maidah, 5, 91), tetapi juga merupakan
Psikotropika; Pasal 84, 85, dan 86, Undang-undang No. 22, Tahun 1997 tentang
Napza).
kesabaran, beratnya program perawatan yang dijalani serta disiplin yang harus
ditaati sering kali membuat mereka putus asa. Hal ini terkadang membuat mereka
tergoda untuk kembali menggunakan napza. Disaat hal itu terjadi, agama dan
napza untuk lepas dari ketergantungan mereka terhadap zat-zat adiktif tersebut
(BNN, 2004).
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
keluarganya. Peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan
penting dalam membantu setiap anggota kelompok untuk mencapai suatu keadaan
disiplin di pusat rehabilitasi serta keadaan saat putus zat (sakaw) terkadang
mengelapkan mata residen. Kunjungan keluarga, interaksi dengan orang tua yang
8
disertai dengan support merupakan salah satu sumber kekuatan bagi residen untuk
segi keluarga yang sangat penting dalam perkembangan remaja yaitu keluarga
diri yang menimbulkan adanya perasaan aman, sebagai tepat melatih kemandirian
bahwa hubungan orang tua dengan anak turut menentukan persiapan remaja
dalam menjalankan perubahan peran sosial. Dalam kasus ini perubahan menuju
motivasi yang kuat dalam diri residen. Karena pada dasarnya manusia
hidup yang dihadapi yaitu Tuhan, dengan kembali kepada Sang Khalik dan
hanyalah sarana belaka, agar manusia lebih mudah menemukan jalan menuju
9
Tuhan. Sedangkan religiusitas lebih melihat aspek yang didalam lubuk hati, riak
getaran nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain
karena menapaskan intimitas jiwa, ‘du Coeur dalam bahasa Pascal, yakni cita rasa
pribadi manusia. Dan karena itu, pada dasarnya religiusitas mengatasi atau lebih
berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya Tuhan dan kuasa-Nya, maka
Glock & Stark (1974) mengatakan bahwa ada lima dimensi keberagamaan,
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti masalah ini,
oleh karena itu penulis ingin meneliti bagaimana Tingkat Religiusitas Dan
Nasional Lido-Sukabumi
10
3. Kunjungan keluarga adalah kunjungan dilakukan oleh orang tua dan keluarga
residen yang sesuai dengan program Therapeutic Community (TC) pada tahap
merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu : apakah ada tingkat perbedaan
Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat member gambaran
dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan digambarkan berikut ini :
BAB 1 : Pendahuluan
Bab 2 yang berisi kajian teori ini berupa pengertian religiusitas, fungsi
serta hipotesis.
hipotesis.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Secara rinci bab ini akan mengulas tentang teori religiusitas meliputi pengertian
hipotesis penelitian.
2.1 Religiusitas
dan religare yang berarti mengikat. Artinya agama merupakan kumpulan cara-cara
mengabdi kepada Tuhan dan sifatnya mengikat bagi manusia, yaitu ikatan antara
berserah diri. Semakin anusia mengakui adanya Tuhan dan kuasa-Nya, maka
13
14
besar pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas
dan berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya kekuatan Tuhan dan
Glock dan Stark (1974) menegaskan bahwa tingkat religius adalah sistem
Apapun alasan residen menjalani rehabilitasi, mereka telah dipaksa untuk keluar
dari zona aman. Perubahan fungsi-fungsi dan disiplin yang terpaksa mereka jalani
dengan membelokkan arah kebutuhan dan keinginkan yang dimiliki dari yang
pemenuhan keinginan tersebut dari Tuhan. Manusia akan merasa tenang apabila
telah berserah diri kepada Tuhan karena merasa yakin bahwa Tuhan akan selalu
keagamaan yang baik. Dengan adanya keyakinan seperti itu maka kehidupan yang
bahwa tidak sedikit yang tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan
jarum suntik (IDU) secara bergilir cukup tinggi. Penelitian diantara para IDU di
Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, menunjukkan bahwa 90% dari para
Tuhan, tetapi juga demi diri dan suara hati manusia itu sendiri. Nilai-nilai moral
bersifat otonom, artinya nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran dan keteguhan hati
tetap berlaku tidak tampil dalam wujud fisik yang Nampak oleh mata. Ini berarti
manusia tidak dapat bergaul dengan Tuhan kalau manusia tidak hidup sesuai
nilai-nilai agama agar dapat menciptakan dan mengamalkan nilai-nilai moral yang
Pengguna Napza bukan hanya tidak sesuai dengan tatanan agama (Q.S. Al
Baqarah, 2. 219, dan Q.S. Al Quran Al Maidah, 5, 91), tetapi juga merupakan
Psikotropika; Pasal 84, 85, dan 86, Undang-undang No. 22, Tahun 1997 tentang
Napza).
kebosanan. Dengan menyajikan suatu moral agama memuaskan intelek yang ingin
17
mengetahui apa yang harus dilakukan manisia dalam hidup agar mencapai tujuan
menyetir hidup yang dijalani dan tidak hanya diombang ambingkan saja oleh
Ketakutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ketakutan yang ada
objeknya seperti takut pada seseorang, hewan atau benda tertentu dan ketakutan
yang tidak ada objeknya seperti cemas hati. Ketakutan tanpa objek inilah yang
manusiawi yang dapat menimbulkan perilaku agama itu sehingga orang meyakini
bahwa Tuhan akan selalu dekat dengan setiap hambanya dan dapat melenyapkan
kebutuhan yang ada didalam individu seperti yang di ungkapkan oleh Daradjat
Merasa bahwa kita disayangi dan di cintai orang, akan membawa kepada
rasa bahagia. Tandanya bahwa kita dicintai orang antara lain kita diperhatiakan
18
orang, dihargai, dan di tolong apabila kita mengalami kesusahan. Maka residen
yang merasa dicintai oleh orang banyak itu, akan merasa cintai pula kepada orang
pada umumnya, hidupnya tenang, karena ia tidak merasa dibenci dan dimusuhi.
Tapi bagi residen yang merasa tidak dicintai orang, hidupnya akan penuh dengan
bahwa orang tidak akan berbuat baik kepada orang yang dibencinya. Maka dalam
kesepian atau kehilangan kecintaan orang lain, residen akan merasa gelisah, sedih,
bahkan mungkin terganggu kesehatan jiwanya. Dalam keadaan seperti ini dia
mengimbangi kecintaan orang banyak yang telah hilang. Hal itulah yang
mendorong residen mencari yang berkuasa dan penyayang diluar dirinya sendiri.
Bagi residen yang telah mempunyai kepercayaan kepada Tuhan, persoalan itu
akan mudah, karena dalam agama, Tuhan tetap Maha Kuasa dan Maha Pengasih.
Itulah sebabnya, maka dalam Islam orang dianjurkan untuk membaca bismillah,
b. Rasa aman
Rasa aman adalah kebutuhan jiwa yang paling penting dalam kehidupan
manusia. Setiap orang ingin merasa bahwa tidak ada ancaman apapun terhadap
dirinya. Disinilah peran agama sangat penting, ajaran agama memberikan jalan
kepada manusia untuk mencapai rasa aman, rasa tidak takut/cemas menghadapi
19
hidup ini. Ajaran-ajaran agama menunjukkan cara-cara yang harus dilakukan dan
menjelaskan pula hal-hal yang harus ditinggalkan, supaya residen dapat mencapai
rasa aman selama hidup ini dan selanjutnya pula diajarkan bagaimana
tindakan yang menganggu kesenangan orang lain, supaya rasa aman nanti dialam
kedua tetap terjamin. Percaya dengan adanya Tuhan dan bahwa kekuasaan Tuhan
itu melebihi kekuasaan apapun di dunia ini, memberikan rasa aman kepada orang
yang percaya, bahwa Tuhan akan melindunginya dari segala bahaya, karena
Tuhan itu Maha Penyayang dan Pengasih. Inilah sebabnya maka residen yang
percaya Tuhan terlihat lebih tenang, tentram dan tidak merasa takut karena ia
Bagi residen yang percaya kepada Tuhan ia merasa bahwa dirinya dekat
dengan Tuhan, karena itu dengan sendirinya ia tidak akan kehilangan harga diri,
sebab ia berada dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi.
yang penting baginya, supaya ia selalu dapat memelihara perhatian Tuhan, maka
ia akan mencari kepuasan dengan berserah diri kepada Tuhan. Sedangkan bagi
kurang menghargainya.
d. Rasa bebas
20
mempunyai dasar agama yang kuat untuk mencari pelampiasan pada hal diluar
Tuhan, dalam hal ini melarikan diri pada Napza. Bagi orang yang mempunyai
do’anya, dia merasa bebas berbicara dengan yang paling berkuasa yaitu Tuhan.
sehari-hari itu tidak akan membawanya kepada kegelisahan yang mendalam dan
orang, tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya (misalnya bentuk anak, laki-
dibutuhkan, supaya orang bisa merasa tenang dan tenteram. Ia tidak akan
21
secara logika gagal. Dan ia tidak pula menimbulkan kesalahan pada orang lain.
f. Rasa sukses
Setiap kegagalan membawa kepada rasa tidak enak, baik kegagalan itu
mengenai hal yang kecil dan remeh terlihatnya. Misalnya kegagalan dalam bidang
Kegagalan yang berulang-ulang itu akan membawa orang kepada rasa pesimis dan
putus asa, perasan putus asa itu akan membawa kepada hilangnya ketenangan jiwa
Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, akan lebih mudah baginya
menghadapi kegagalan dari pada orang yang tidak berTuhan. Karena tugas orang
yang berTuhan lebih ringan, ia tidak usah gelisah dan mengamuk ke sana-ke mari
Mungkin ada hikmahnya dari Tuhan, makanya ia tidak berhasil pada waktu
tertentu.
menjadi puas, tenteram dan aman, individu yang demikian adalah individu yang
sehat. Individu yang sehat lebih mudah untuk melakukan penyesuaian diri secara
Glock & Stark (1974) mengatakan bahwa ada lima dimensi keberagamaan,
1. Dimensi Keyakinan
isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-
agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
Oleh karena itu hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan adalah sebuah
dimensi dari sebuah agama bukan hanya untuk pegangan tapi juga sebagai
dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting, yaitu:
melaksanakan.
Kedua, ketaatan. Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada
perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas
khas pribadi.
3. Dimensi Pengalaman
dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu
dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dengan
otoritas transendental.
Melalui teori The Four Wishes yang dikutip oleh Jalaludin (1996)
mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan di kenal orang lain. Serta
dihormati.
pergaulan
terapi dalam bentuk rehabilitasi residen jangka panjang yang dapat mencapai
2. Keluarga :
tahapan dimana setiap tahapan akan dilakukan suatu evaluasi, untuk mengetahui
zat merupakan proses yang harus dijalani seumur hidup seorang pecandu (long life
Pada proses ini residen datang ke panti dengan membawa tes urine negatif,
Tahap ini dilakukan selama kurang lebih 6-9 bulan yang terdiri dari tahap-
a) Younger member
Pada tahap ini residen diwajibkan mengikuti aturan-aturan yang ada dan
Pada tahap ini residen boleh dikunjungi keluarganya selama 2 minggu satu
kali dan menerima telepon dengan didampingi salah satu senior atau
pekerja sosial.
b) Middle Peer
27
Pada tahap ini residen telah diberikan sanksi sepenuhnya dan dapat
Pada tahap ini residen boleh meninggalkan panti dengan didampingi orang
c) Older Member
Pada tahap ini residen sudah boleh meninggalkan panti selama 24 jam
companion), atau dengan teman satu angkatan maksimal 8 jam (day with
peers), boleh juga selama 24 jam bersama orang tua saja (weekend alone)
Tahap ini merupakan proses lanjutan setelah tahap primer dengan tujuan
Program yang ditujukan bagi eks residen /alumni program ini dilakukan diluar
panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah suvervisi dari staf re-entry.
Hal ini sangat penting mengingat pada akhirnya mereka harus kembali kepada
Dalam kegiatan ini residen yang sudah disetujui untuk bertemu dengan orang
tua, boleh dikunjungi oleh orang tua/wali sesuai waktu yang telah ditentukan
Kegiatan ini merupakan pertemuan antara orang tua residen saja, di mana
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh orang tua/wali residen dengan seluruh staf.
dengan konteks sosial, baik dalam pergaulan, pekerjaan maupun dalam keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu komunitas, sehingga jika ada salah
Menurut Rodin & Salovet (dalam Smet, 1994) pasangan hidup dan
keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini kunjungan keluarga yang dimaksud adalah seberapa besar
memaparkan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena
keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri
kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan
menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita.
pecandu narkoba tidak berusaha mencari penanganan bagi diri mereka sendiri.
penyalahguna berat yang menyangkal dampak negatif kokain bagi hidup mereka
dan terperangkap dalam lingkungan sosial yang gagal mendukung mereka untuk
gejala putus zat biasanya cukup mudah seperti yang kita lihat. (Nevid, 2005).
30
Sesi agama merupakan salah satu dari 5 pilar (five pillars) dalam program
merupakan tanggapan atas desakan batin dari residen untuk mencari iman yang
positif kehidupan.
ini adalah kehidupan yang penuh kehampaan, khususnya untuk yang lebih
meringankan perasaan bersalah yang luar biasa dan rasa malu yang biasanya
menyertai gaya hidup residen, ia hidup dari penyangkalan lengkap dari ketidak
statis dan tanpa kualitas. Dengan adanya latar belakang keberadaan residen masa
lalu, itu agak mudah untuk memahami keinginan memeluk suatu ideal yang lebih
besar dari dirinya sendiri, ketika ia akhirnya secara serius memulai kedalam
(BNN, 2009):
1. Membumi
residen dapat belajar untuk berfungsi secara efektif dalam “tujuan dan hasil”
3. Penebusan Kembali
latar belakang bagi residen untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan
masa lalunya.
4. Pencarian
Ini periode refleksi diri, pertanyaan yang lebih besar arti dan tujuan hidup
seseorang: sebuah pencarian makna pribadi, untuk sebuah daya dorong yang
kehidupan, tetapi ia telah belajar untuk menerima mereka sebagai bagian dari
Untuk menjaga apa yang diberikan, residen harus pergi kepada orang lain
sebagai berikut : tumbuh pada diri klien perasaan percaya diri, tidak menyalahkan
pihak luar, mengambil tanggung jawab atas perbuatan sendiri dengan sadar atas
untuk hidup baik, merasa sebagai anggota masyarakat yang beragama, dan
sebagai sesuatu yang haram dan harus dihindarkan karena selain mengganggu
tergambarkan pada pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap
rata-rata individu sudah mendapatkan bekal dan nilai religiusitas baik dari sekolah
Diantaranya masalah psikis yang terjadi saat seorang penyalahguna narkoba atau
33
residen mengalami masa putus zat, atau saat residen harus beradapasi dengan
mengembalikan kesehatan fisik dan mental seseorang. Perawatan orang tua yang
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama
maupun social budaya, yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Tidak
hanya sehat secara jasmani namun juga rohaninya agar tidak ada keinginan untuk
cara atau usaha yang dapat dilakukan individu untuk mengatasi tuntutan yang ada.
atau fenomena yang menyangkut hubungan antar agama dengan penganutnya atau
suatu keadaan yang ada didalam diri seseorang (penganut agama) yang
religiusitas seseorang tidak hanya dinilai dari apa yang dilakukannya secara ritual
semata, akan tetapi dilihat dari perilaku yang muncul dan nampak sehari-hari, dari
sini maka akan nampak religiusitas seseorang. Religiusitas seseorang dapat dilihat
dari lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi
Sadar akan fenomena ini dan betapa pentingnya kaitan antara tingkat
2.5. Hipotesis
Hipotesis alternatif (Ha) : “Ada perbedaan tingkat religiusitas antara residen napza
yang mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan
dari keluarga”
Hipotesis nihil (Ho): “Tidak ada perbedaan tingkat religiusitas antara residen
napza yang mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan jenis penelitian yang digunakan, meliputi
sampel, serta pengumpulan data, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.
dimana data yang dihasilkan dari hasil penelitian adalah berwujud data kuantitatif
penelitian ini adalah untuk menarik kesimpulan dari variabel penelitian dengan
menggunakan statistik.
Nasional yang mendapat kunjungan dari keluarga dan yang tidak mendapat
kunjungan keluarga.
Variabel adalah objek atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian pada
X : Kunjungan keluarga
37
38
Tingkat religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil skor
yang diperoleh dari respon terhadap skala tingkat religiusitas yang berdasarkan 5
dimensi yang diambil dari teori Glock dan Stark, yaitu dimensi keyakinan,
ritualistik.
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan dimaksudkan
yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 1996). Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 60 orang.
Sevilla (1993), bahwa jumlah sampel minimal suatu penelitian kausal komparatif
residen terdiri dari (1) Fase Younger, yaitu residen yang sudah
(BNN,2004).
oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
data.
40
religiusitas. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan tolak ukur religiusitas
1. Keyakinan
2. Praktek agama
3. Pengalaman/penghayatan
4. Pengetahuan agama
5. Pengamalan
Alat yang digunakan sebagai pengumpul data adalah skala model Likert
jawaban yang tersedia dapat berfungsi untuk memperjelas dimensi yang dicari
sehingga hasil dapat dianalisa dengan cepat dan mudah. Dengan menggunakan
skala sikap model Likert, peneliti menetapkan penskoran dari 1-4 dengan tidak
Tabel 3.1
Bobot nilai
BOBOT
KODE
Favorable Unfavorable
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Tabel 3.2
Item
No. Aspek Indikator Jumlah
Favorabel Unfav
• Meyakini adanya 21
1. Keyakinan Tuhan 3 1, 22
• Menyakini
adanya Nabi dan 2, 23 7
Rasul.
• Menyakini 24
penjelasan
didalam kitab-
kitab.
• Menyakini
adanya hari
kiamat.
• Membaca kitab 25 4, 26
2. Ibadah (Praktek suci 5, 27 6 9
Agama). • Menghadiri 7, 28 8
peribadahan
• Membaca doa
42
• Perasaan tentram 9 10
3. Pengalaman/ • Bersyukur 11 12 9
ritualistik • Perasaan dekat 13 29
dengan Tuhan
• Pengakuan 14, 30 15
terhadap
kebesaran Tuhan
Pengetahuan • Tradisi-tradisi 16 17, 31
4. Agama/ intelektual keagamaan.. 3
• Berperilaku baik 32 33
5. Pengamalan (Amal). terhadap sesama
• Menolong orang 34 35 8
lain 36 18
• Berkata benar 19 20
atau jujur
• Bertanggung
jawab
Jumlah 36
yang berjumlah 30 responden dengan jumlah item sebanyak 60 butir pada try out
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah (Azwar, 2003).
konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
bentuk kuesioner.
menggunakan sistem komputerisasi program SPSS 13.0 for Windows. Tinggi atau
rendahnya reliabilitas yang dihasilkan dilihat dari kaidah reliabilitas Guilford dan
reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti semakin baik, begitu juga sebaliknya. Hal
Tabel 3.3
Koefisien Kriteria
Setelah dilakukan uji coba (try out) pada instrument yang telah dibuat,
peneliti menyebarkan angket pada residen narkoba di BNN Lido, Sukabumi pada
Dari 60 item yang diuji cobakan terdapat 24 item yang gugur atau tidak
valid, antara lain item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 21,
26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 39, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 56, 58, 59, 60.
jumlah responden 30 dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan item yang valid
atau yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya berjumlah 36 item, yaitu
nomor : 9, 13, 15, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 30, 32, 34, 37, 38, 40, 44, 49, 50, 51,
Berdasarkan data try out diperoleh beberapa item yang valid kemudian
13.0 for windows. Hasil reliabilitas untuk skala tingkat religiusitas ketika try out
diperoleh alpha cronbach sebesar 0.853 dan pada penelitian diperoleh 0.844,
dengan kata lain kedua nilai reliabilitas termasuk dalam kategori reliabel.
pada residen narkoba yang mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak
Alasan peneliti menggunakan rumus ini adalah karena t-test atau uji t
digunakan untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak
berhubungan satu sama lain. Uji t digunakan khusus untuk menentukan apakah
ada perbedaan yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati (Sevilla,
1993).
penelitian yang sudah dirancang dengan baik dan se-efisien mungkin, prosedur
1. Tahap Persiapan
dalam landasan penelitian ini. Yaitu skala religiusitas Glock & Stark
dalam uji coba penelitian ini, yaitu skala tingkat religiusitas dengan jumlah
Pelaksanaan try out ini dilakukan selama 1 hari pada tanggal 28 Agustus
a. melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden
tabel data
penelitian.
BAB 4
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian religiusitas dan kunjungan
Sukabumi. Secara rinci bab ini mengulas mengenai gambaran umum responden,
Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu residen
yang mendapatkan kunjungan keluarga selama proses rehabilitasi dan yang tidak
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
47
48
dalam penelitian ini berasal dari jenis kelamin yang berbeda. Terdiri dari 27 orang
(90%) berjenis kelamin laki-laki dan 3 orang (10%) berjenis kelamin wanita yang
kunjungan dari keluarga terdiri dari 26 orang (86.7%) laki-laki, dan 4 orang
(13.3%) wanita.
Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
dalam penelitian ini berasal dari rentang usia yang berbeda. Usia dari 20-30 tahun
sebanyak 33 orang (55%), usia dari 31-40 tahun sebanyak 18 orang (30%) dan
usia 41-52 tahun sebanyak 9 orang (15%) Dalam penelitian ini, responden yang
Deskripsi statistik skor skala tingkat religiusitas pada residen yang mendapat
kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga , yang diperoleh
49
Table 4.3
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Tingkat Religiusitas
30 94.00 123.00 105.5667 8.42710
didukung keluarga
Tingkat Religiusitas
30 78.00 107.00 95.5333 7.45438
tidak didukung keluarga
mendapat kunjungan keluarga jumlah skor terendah religiusitas residen adalah 94,
skor tertinggi 123, dan nilai rata-rata 105.5667. Kemudian skor religiusitas residen
yang tidak mendapat kunjungan keluarga terendah adalah 78 dan skor tertinggi
Kunjungan Keluarga
keluarga, peneliti membuat tiga kategori skor yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Tabel 4.4
Skor perolehan tingkat religiusitas yang mendapat kunjungan dari keluarga
Skor Perolehan
Skor maksimum 110
Skor minimum 100
Standar deviasi 5
Mean 105
50
Tabel 4.5
Tingkat Religiusitas Residen Yang Mendapat Kunjungan Keluarga
skor di bawah 101 maka kategori tingkat religiusitas residen yang mendapat
kunjungan keluarga berada pada taraf rendah, apabila skor responden berada pada
102-108, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang sedang, dan jika
responden berada di atas 109, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang
tinggi.
kunjungan keluarga diperoleh pada kateori rendah 9 orang (30%), kategori sedang
kunjungan keluarga, peneliti membuat tiga kategori skor yaitu rendah, sedang dan
tinggi.
51
Tabel 4.6
Skor perolehan tigkat religiusitas yang tidak\
mendapat kunjungan dari keluarga
Skor Perolehan
Skor maksimum 99
Skor minimum 91
Standar deviasi 4
Mean 95
Tabel 4.7
Tingkat Religiusitas Residen Yang Tidak Mendapat
Kunjungan Dari Keluarga
total skor di bawah 91 maka kategori tingkat religiusitas residen yang tidak
mendapat kunjungan keluarga berada pada taraf rendah, apabila skor responden
berada pada 90-98, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang sedang,
dan jika responden berada di atas 99, maka responden memiliki tingkat
Berikut ini hasil uji-t dari skor tingkat religiusitas pada residen narkoba
Tabel 4.8
Nilai Uji-t
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
Mean Std. Error
F Sig. t df (2- Difference
Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Tingkat Equal
Religiusitas variances 1.266 .265 4.836 58 .000 9.93333 2.05413 5.82154 14.04513
assumed
Equal
variances 4.836 57.149 .000 9.93333 2.05413 5.82023 14.04643
not assumed
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t-hitung skala religiusitas sebesar
adalah 5% atau 0.05. dari hasil tersebut dapat disebutkan bahwa signifikasi yang
diperoleh 0.00 < 0.05 maka dengan ini hipotesis nihil (H0) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada residen narkoba yang
mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan dari
mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan dari
keluarga.
53
Dari hasil uji-t yang dilakukan, telah diketahui bahwa terdapat perbedaan
tingkat religusitas antara residen yang mendapat kunjungan keluarga dengan yang
tidak mendapat kunjungan keluarga. Sementara itu, jika dilihat dari perolehan
pada residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga sebesar 95.5333,
berdasarkan nilai rata-rata ini, tampak bahwa pada residen yang mendapat
residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga. Dengan demikian, terdapat
religiusitas)
religiusitas. Dalam mengolah data ini menggunakan uji-t (t-test) juga dengan taraf
signifikansi 5% (0.05) .
1. Dimensi Keyakinan
Tabel 4.9
Group Statistics Keyakinan
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
Didukung
30 20.6333 2.20475 .40253
keluarga
Keyakinan tanpa
kunjungan 30 18.7000 2.23066 .40726
keluarga
rerata keyakinan pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat
kunjungan keluarga (20.6333) lebih besar daripada rerata pada kelompok sampel
rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pada aspek
Tabel 4.10
Independent Samples Test Keyakinan
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Std. Error Interval of the
Sig.
Mean Difference Difference
F Sig. t df (2-
Difference
tailed)
Lower Upper
Keyakinan Equal
variances .432 .514 3.376 58 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956
assumed
Equal
variances
3.376 57.992 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956
not
assumed
55
Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.376 dengan p value
sebesar 0.001 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena nilai t hitung yang
didapat dan p value < 0.05 (0.01< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Tabel 4.11
Group Statistics Praktik Ibadah
Std.
Std.
Residen N Mean Error
Deviation
Mean
Didukung
30 25.6000 2.69866 .49271
keluarga
Praktik
tanpa
Ibadah
kunjungan 30 24.3667 2.52550 .46109
keluarga
Hasil penghitungan skor rerata dimensi praktik ibadah didapat nilai rerata
praktik ibadah pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat
kunjungan (25.6) yang lebih besar dari rerata pada kelompok residen yang tidak
kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pada aspek praktik ibadah.
Tabel 4.12
Independent Samples Test Praktik Ibadah
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence
Sig. Interval of the
Mean Std. Error
F Sig. t df (2- Difference
Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Equal
variances .099 .754 1.828 58 .073 1.23333 .67481 -.11744 2.58411
Praktik assumed
Ibadah Equal
variances 1.828 57.747 .073 1.23333 .67481 -.11757 2.58423
not assumed
Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 1.828 dengan p value
sebesar 0.073 dengan nilai taraf signifikansi 5% /0.05. Karena p value > 0.05
(0.73 > 0.005), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada apek praktik ibadah antara residen yang mendapat kunjungan
3. Pengetahuan Agama
Tabel 4.13
Group Statistics Pengetahuan Agama
Std.
Std.
Residen N Mean Error
Deviation
Mean
Pengetahuan Didukung
30 8.7667 1.27802 .23333
agama keluarga
tanpa
kunjungan 30 7.8667 .97320 .17768
keluarga
57
nilai rerata Pengetahuan Agama pada kelompok sampel dari residen yang
mendapat kunjungan keluarga (8.7667) lebih besar daripada nilai rerata pada
kelompok sampel dari residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga
apakah terdapat perbedaan pada aspek pengetahuan agama antara residen yang
Tabel 4.14
Independent Samples Test Pengetahuan Agama
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence
Sig. Interval of the
Mean Std. Error
F Sig. t df (2- Difference
Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Equal
variances 2.506 .119 3.069 58 .003 .90000 .29328 .31293 1.48707
Pengetahuan assumed
agama Equal
variances not 3.069 54.169 .003 .90000 .29328 .31204 1.48796
assumed
Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.069 dengan p value
sebesar 0.003 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena nilai p value < 0.05
(0.03< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada aspek
4. Dimensi Ritualistik
Tabel 4.15
Group Statistics Ritualistik
Std. Std. Error
N Mean
Deviation Mean
Didukung
30 27.6000 2.51341 .45888
keluarga
Ritualistik tanpa
kunjungan 30 24.2000 2.67040 .48755
keluarga
ritualistik pada kelompok sampel dari residen yang mendapat kunjungan keluarga
(27.6) yang lebih besar nilainya disbanding nilai rerata pada kelompok sampel
residen yang tidak mendapat kunjungan (24.2). Berdasarkan perbedaan skor rerata
ritualstik yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan dengan yang
Tabel 4.16
Independent Samples Test Ritualistik
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Sig.
Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df (2-
Difference Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Equal
5.07
variances .011 .919 58 .000 3.40000 .66953 2.05978 4.74022
8
assumed
Ritualistik
Equal
5.07
variances not 57.788 .000 3.40000 .66953 2.05968 4.74032
8
assumed
59
value sebesar 0.000 dengan nilai taraf signifikansi 5%/ 0.05. Karena nilai p value
< 0.05(0.00< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada
aspek ritualistic yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan dengan
5. Dimensi Pengamalan
Tabel 4.17
Group Statistics Pengamalan
tanpa kunjungan
30 20.4000 2.25297 .41133
keluarga
Hasil penghitungan skor rerata pada aspek pengamalan didapat nilai rerata
pengamalan pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat
kunjungan keluarga (22.8667) lebih besar nilainya dibanding nilai rerata pada
kelompok sampel yang berasal dari residen yang tidak mendapat kunjungan
residen yang mendapat kunjungan dengan yang tidak mendapat kunjungan dari
Tabel 4.18
Independent Samples Test Pengamalan
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence
Sig.
Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df (2-
Difference Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Equal
variances 2.798 .100 3.599 58 .001 2.46667 .68537 1.09475 3.83858
assumed
Pengamalan Equal
variances
3.599 53.794 .001 2.46667 .68537 1.09246 3.84087
not
assumed
value sebesar 0.001 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena p value < 0.05
(0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada aspek
disimpulkan bahwa adanya perbedaan tingkat religius pada residen narkoba yang
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta
keluarga dan yang tidak mendapatkan kunjungan keluarga pada residen napza
Lido-Sukabumi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data
5.2 Diskusi
61
62
pada residen yang didukung oleh keluarga dan 86, 7% yang tidak didukung
keluarga.
Dengan perhitungan group statistic terhadap data pada kedua kelompok dengan
mean 105.467 untuk residen yang mendapat kunjungan keluarga dan mean 95.533
Dari penghitungan uji t diperoleh t hitung 4.836 dengan p value 0.00 pada
religiusitas pada residen napza yang mendapatkan kunjungan keluarga dan yang
dalam dirinya. Terbukti pada hasil penelitian yang didapatkan menyatakan bahwa
religiusitas yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan keluarga memberikan kontribusi
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
keluarganya. Peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan
penting dalam membantu setiap angota kelompok untuk mencapai suatu keadaan
5.3 Saran
kekurangan, oleh karena itu diharapkan bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian dengan tema yang sama disarankan untuk dapat menutupi kekurangan
ini beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran teoritis dan praktis :
Saran teoritis ;
keluarga residen.
Saran praktis:
1. Agar tingkat religiusitas pada residen menjadi lebih baik, untuk mengkaji
pengetahuan agama residen. Agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
64
dan lebih mengenal agama yang dapat menjadi kunjungan positif untuk
menjaga recovery yang sedang dijalani dan juga saat kembali ke kehidupan
BNN. (2004). Pedoman pencegahan narkoba bagi remaja. Tidak diterbitkan. Badan
Narkotika Nasional RI.
BNN. (2006). Modul pelatihan petugas rehabilitasi sosial dalam pelaksanaan program
one stop centre (OSC). Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.
BNN. (2009). Norma, standard dan prosedur (nsp) pemberdayaan masyarakat. Tidak
diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.
Glock Y.C & Stark, R. (1974). American piety: The nature of religious commitment. USA
: University of California Press.
Greene, Beverly dkk. (2005). Psikologi abnormal Edisi 5 jilid 1 . Jakarta : Erlangga.
Hidayat, K. (2006). The wisdom of life: Menjawab kegelisahan hidup dan agama. Jakarta :
Kompas Penerbit Buku.
Kaplan, N. L., Sadock, B. J., & Grebb, J. A., (1997) Sinopsis psikiatri ; Ilmu pengetahuan
perilaku psikiatri klinis, Edisi 7 Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara.
Nevid S, Jeffrey dkk . (2005). Psikologi abnormal. Edisi 5 jilid 1 . Jakarta : Erlangga.
Wilis, S, S. (2001). Keluarga dan narkoba dalam program rehabilitasi. Tidak Diterbitkan.
Badan Narkotika Nasional RI.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : a. Perempuan
b. Laki-Laki
Agama
Keluarga sering datang selama menjalani rehabilitasi : pernah / tidak pernah
Intensitas kunjungan keluarga : a. sekali/bulan. b. lebih dari sekali/bulan c._______________
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan. Anda di minta
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda dengan
cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan tersedia pada bagian kanan
dari masing-masing pernyataan.
Contoh :
¾ Jika jawaban anda sesuai
Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar,
selama itu menggambarkan diri anda.
Bantuan dan partisipasi Anda sangat diharapkan dalam penelitian ini. Atas kesediaan waktu Anda,
saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Pilihan
NO Pernyataan
SS S TS STS
1. saya yakin Tuhan itu ada
2. Tuhan tidak pernah ada saat saya susah
3. Nabi-nabi mengajarkan hidup yang baik
4. Manusia hidup tidak perlu aturan
5. Kiamat adalah saat dimana bumi dan alam
semesta dihancurkan
6. Hidup ini tidak ada akhir
Group Statistics
Std. Error
Residen N Mean Std. Deviation
Mean
didukung 30 105.4667 8.42710 1.53857
Tingkat Religiusitas
tanpa dukungan 30 95.5333 7.45438 1.36098
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
95% Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df Difference
tailed) Difference Difference
Lower Upper
Equal
variances .432 .514 3.376 58 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956
assumed
Keyakinan
Equal
variances not 3.376 57.992 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956
assumed
Lower Upper
Equal
variances .099 .754 1.828 58 .073 1.23333 .67481 -.11744 2.58411
Praktik assumed
Ibadah Equal
variances not 1.828 57.747 .073 1.23333 .67481 -.11757 2.58423
assumed
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence
Sig. Interval of the
Mean Std. Error
F Sig. t df (2- Difference
Difference Difference
tailed)
Lower Upper
Equal variances
assumed 2.506 .119 3.069 58 .003 .90000 .29328 .31293 1.48707
Pengetahuan
agama Equal variances
not assumed 3.069 54.169 .003 .90000 .29328 .31204 1.48796
Cronbach's
Alpha N of Items
.853 60
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 36
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat Religiusitas didukung .115 30 .200(*) .939 30 .083
tanpa dukungan .225 30 .000 .914 30 .019
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Descriptive Statistics