Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Disusun Oleh :
SITI FATIMAH
109070000174
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
sala)i satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN
Syarif H idayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya unakan dalam penulisan ini telah saya
cantrimkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
/ ñ
, 17 SOAD F4334744 11
R 81J RR P A H
Siti Fatimah
NIM: 109070000174
PENGARUH PIPZNG SELF-EFFICACY DAN
DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENTING STRESS
PADA ORANGTUA DENGAN ANAK
BERKEBUTUITAN KYIUSUS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Siti Fatimah
NIM: 109070000174
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF BIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Anggota
lV
RASA SYUKUR
ALLAH S.W.T, The Lord Of The Word
MUHAMMAD S.A.W, Our Beloved Prophet
Karya ini ku persembahkan untuk: (Alm) Abah & ibuku yang sela
mendoakan anakmu ini
dan keluarga kecilku yang selalu mendukungku
Motto
Tiada kata lelah untuk
Belajar Belajar Bersyukur, Bersabar dan
Introspeksi Diri
v
ABSTRAK
(G) Daftar Bacaan: 58: buku: 11+ jurnal: 33 +disertasi: 5 + thesis: 3 + skripsi: 2 +
artikel: 4
vi
KATA PENGANTAR
yang berjudul “Pengaruh Parenting Self- Efficacy dan Dukungan sosial Terhadap Parenting Stress pada Orangtua dengan
pada:
2. Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Jakarta beserta guru dan juga seluruh orangtua siswa. Terima kasih
3. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, dan Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi,
Isni, Ziya, Santi, Wisti, Nia RJ, Hanifah, Naili, Dini, Ayu, Riska, Titi,
Indah, Ori, Zizi, Indah, Hanim, Dila, Emi, Emir, Syifa, Rani, Ais, Hani,
Adis, Uus, Tia, Lina, Bonie, KM Sukma, Adi, Rida Dayat, Khoir, Rizki,
Jazran, Mukhtar, Deden, Aziz, Tiar, Fajar, Arif, Nafisa dan Findo.
dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat
Amin.
ata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa yang m
Siti Fatimah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN...............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Pembatasan dan Perumusan masalah...........................................8
1.2.1 Pembatasan masalah..........................................................8
1.2.2 Perumusan masalah............................................................9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................10
1.3.1 Tujuan penelitian.............................................................10
1.3.2 Manfaat penelitian...........................................................10
1.4 Sistematika Penulisan................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal. Di antaranya: fenomena
an.
enjadi orangtua merupakan perjalanan yang sulit yang melibatkan kekhawatiran terhadap anak mereka, perubahan ikatan
Menurut Abidin (dalam Ahern, 2004) parenting stress adalah kecemasan atau
1
2
keluarga bagi orangtua yang memiliki anak normal dan berkebutuhan khusus.
h tinggi dibandingkan dengan orangtua yang memiliki anak normal. Begitu pula, Jenaabadi (2013) yang meneliti parenting st
berkebutuhan khusus disebabkan oleh keadaan kronis atas kecacatan pada anak
baik secara klinis dan emosi. Hal ini membuat orangtua tertuntut dan merasa
2012). Selain itu, orangtua akan mengalami parenting stress yang disertai
kekurangan. Karena harapan orangtua akan menjadi kekecewaan ketika anak yang
dinantikan memiliki perbedaan dan keterbatasan serta ketidaksempurnaan
interaksi orangtua dengan anak mereka. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian
Quitnerr (dalam Ledberg & Golbach, 2002) yang menunjukkan bahwa orangtua
tingkat parenting stress yang lebih tinggi daripada orangtua yang memiliki anak
khusus jenis disabilitas tunagrahita mengalami parenting stress yang lebih tinggi
daripada orangtua anak normal. Orangtua yang memiliki anak normal dapat
mengharapkan anaknya mandiri dengan bertambahnya usia sehingga beban dan
Oleh karena itu, tuntutan pelayanan dan pengawasan khusus yang harus
da orangtua (Martin & Colbert dalam Erjuna, 2013). Selain itu, tingkat pendapatan orangtua memiliki pengaruh terhadap tin
parenting stress. Abidin (1992) mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama
adaptasi anak, tuntutan anak terhadap orangtua, mood dan tingkah laku anak yang
anak.
ini.
orangtua untuk mempelajari parenting. Oleh karena itu, orangtua yang memiliki
parenting self-efficacy yang tinggi secara kognitif dan emosional akan lebih
memperhatikan pertumbuhan, perkembangan dan kepribadian anak secara
stress adalah penelitian Boyd (2002) yang mengungkapkan bahwa orangtua yang
mendapat dukungan sosial akan mengalami parenting stress yang rendah dan
memiliki hubungan yang lebih positif dengan anak mereka. Sebaliknya, jika
menghadapi anak.
Alasan peneliti memilih dukungan sosial sebagai sebagai variabel yang diteliti
dalam Walker, 2000). Dengan adanya dukungan sosial yang diperoleh orangtua,
yang diketahui berdasarkan enam aspek. Di antaranya: attachment (ikatan emosional), social integration (integrasi sosial),
keluarga. Akan tetapi, saat ini ayah telah banyak diteliti karena telah disadari
betapa pentingnya keterlibatan ayah dalam keluarga (Davis & Carter, 2008).
Penelitian yang meneliti perbedaan parenting stress yang dialami ayah dan
ibu adalah penelitian Sharpley (1997) yang menunjukkan bahwa ibu mengalami
parenting stress yang lebih tinggi daripada ayah. Hal ini dikuatkan oleh Maclnnes
Sebaliknya, hasil penelitian Walker (2000) yang menunjukkan bahwa tidak ada
masalah. Tujuannya adalah agar dalam penulisan tidak menyimpang dari sasaran
yang dikehendaki, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu:
berlebihan yang secara khusus terkait dengan peran orangtua dan interaksi
c. Dukungan sosial pada penelitian ini mengacu pada pengertian Weis (dalam
pek, yaitu: kedekatan emosional (attachment), integrasi sosial (social integration), pengakuan orang lain (reassurance of wo
etra, tunarungu dan tunagrahita.
mengenai parenting self-efficacy dan dukungan sosial serta jenis kelamin terhadap
penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengacu pada American Psych
penelitian parenting stress pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, pembatasan dan perumusan masalah,
berikan gambaran tentang hasil dari analisis yang telah dilakukan. Hasil yang akan dibahas di antaranya: deskripsi data, ana
SI DAN SARAN
ikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi dan saran-saran yang terkait penelitian ini hingga diharapkan dapat bermanfaat un
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab kedua ini dipaparkan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
finisi, aspek- aspek dan pengukurannya. Ketiga, pembahasan mengenai dukungan sosial meliputi definisi, aspek-aspek dan
membesarkan dan merawat keturunan (Morison dalam Hammer & Turner, 1932).
13
14
tahun. Selain itu, menjadi orangtua harus memiliki jiwa pantang menyerah dan
tahan banting dalam setiap cobaan. Akan tetapi, sebaliknya ada sebagian kecil
an, hubungan dengan teman, orang tua, saudara kandung, pasangan dan masalah keuangan. Sedangkan parenting stress se
parenting stress sebagai kecemasan dan ketegangan yang berlebihan dan secara
khusus berhubungan dengan peran orangtua dan interaksi antara orangtua dan
anak. Parenting stress ini akan mendorong orangtua ke arah tidak berfungsinya
menanggapi konflik yang berasal dari anak maupun dari diri orangtua tersebut.
proses reaksi psikologis dan fisiologis terhadap tuntutan menjadi orangtua, hal ini
tidak sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Sementara itu, Cheryl (2012)
kronis atas kecacatan baik secara klinis dan emosi yang membuat orangtua
ga membuat orangtua kesulitan untuk berperan sebagai orangtua.
gai dasar teori dalam penelitian ini yang yang mendefinisikan parenting stress sebagai kecemasan dan ketegangan yang ber
eori ini menggunakan stres sebagai konstruk utama yang mengarah kepada disfungsi parenting sehingga menimbulkan keti
respon orangtua dalam menanggapi konflik dengan anak mereka (Abidin, 1992).
bersalah.
b. Sense of competence; kurangnya kemampuan dan pengetahuan yang
bantuan.
c. Mood; sikap menarik diri dan menangis berlebihan pada anak sehingga
perintah orangtua.
3. The parent-child dysfunctional interaction
Aspek yang menujukkan interaksi orangtua dan anak yang tidak baik serta tingkat
positif.
3. Child Stressor (stressor yang berasal dari anak) yang paling berpengaruh
pat tiga faktor yang dapat mempengaruhi parenting stress orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yaitu:
dan adaptasi dari keadaan keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Krauss (1993) menyebutkan bahwa rendahn
ngtua dapat
3. Locus of control
problem solving skills adalah strategi koping yang sangat penting untuk
mengurangi stres.
Selanjutnya, Mash dan Johnson (dalam Theule, 2010) menyebutkan bahwa
bagai orangtua yang berdampak pada koping dan kesehatan mental orangtua. Meskipun adanya keraguan terhadap keterli
yang sehat. Hal ini membuat tugas parenting menjadi lebih sulit yang
3. Self-efficacy
stres yang lebih tinggi sedangkan orang tua yang memiliki self-efficacy
yang tinggi akan merasakan tekanan stres yang rendah (Bloomfield &
Kendal, 2012).
4. Disabilitas anak
rlihatkan hasil yang berbeda. Penelitian Kraus (1993) menyatakan bahwa ayah dan ibu anak berkebutuhan khusus merasaka
perbedaan tingkat parenting stress yang dirasakan antara ayah dan ibu.
anak laki-laki dan anak perempuan mereka. Akan tetapi, hal ini tidak
berarti jenis kelamin secara biologis yang dapat mempengaruhi parenting
5) menyebutkan bahwa pendapatan orangtua yang rendah berhubungan dengan kurangnya ekspresi kasih sayang dan min
adalah dapat mengetahui sumber stres yang ada dalam kehidupannya dan
sumber koping saat mengalami stres. Instrument ini terdiri 14 item dan
Disusun oleh Mc Cubbin dan Patterson pada tahun 1983. Instrument ini
decisions, family dan helath, family dan social activities, family dan
asan orangtua dalam parenting. Instrumen ini terdiri dari 10 item dan lima subskala, yaitu: dukungan pasangan, hubungan o
si dan tingkat kepuasan orangtua dalam parenting. Instrument ini terdiri dari 18 item yang menguraikan hubungan anak
adalah salah satu alat ukur yang memiliki banyak item sejumlah 120 dan
Haskett, 2006)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan parenting stress index – short form
(PSI- SF) yang dikembangkan Abidin. PSI-SF sering digunakan untuk mengukur
h tinggi daripada orangtua anak normal saat memenuhi kebutuhan anak mereka. Orangtua anak berkebutuhan khusus mem
Seringkali saya merasa tidak bisa menangani permasalahan anak dengan baik.
Subskala yang terdiri dari 12 item dan menujukkan interaksi orangtua dan
anak serta tingkat harapan orangtua terhadap anak. Contoh: Anak saya
negatif, di antaranya; pembelaan diri, perasaan yang negatif, depresi, stres dan
adanya kemungkinan untuk menarik diri dari situasi yang melelahkan dan
dan Karraker (2000) sebagai dasar teori dalam penelitian ini yang mendefinisikan
konseptualisasi dan pengukuran konstruk tersebut (Coleman, 1998). Dalam penelitian ini, ada tiga pendekatan parenting se
rkaitan dengan tugas yang berbeda dalam domain parenting. Misalnya, merawat anak disaat demam dan mengadakan rekr
2. Domain Spesific
pembentukan fisik.
self-efficacy.
3. Domain General
si pengukuran parenting self-efficacy berdasarkan konsep yang berkaitan dengan orangtua dan tingkah laku anak (Coleman
h Gibaud-Wallston dan Wandersman pada tahun 1978 (Mash & Johnson 1989). Alat ukur ini terdiri dari
dengan aspek afektif dalam parenting. Ex: kecemasan dan frustasi) dan parent
Untuk mengukur domain spesific dan task spesific, peneliti mengunakan alat
ukur yang diadaptasi dari self-efficacy parenting task indeks (SEPTI). SEPTI ini
spesific yang sesuai dengan kerangka teori Bandura tentang multidimensional dari
task spesific (Coleman, 1998). Secara spesifik, alat ukur ini di dalam
penelitiannya terdiri dari 53 item dan tujuh subskala, yaitu: emotional availability,
nurturance, protection from harm or injury, discipline dan limit setting; play,
bantuan instrumental dan dukungan secara psikis dan emosional. Dukungan sosial juga berkenaan tentang bantuan yang di
-orang yang membiarkan kita tahu bahwa mereka peduli, menghargai serta mencintai kita. Selain itu, Sarafino (2002) meny
Dukungan sosial merupakan adanya bantuan yang didapatkan dari orang lain.
Hal ini dapat diketahui berdasarkan enam aspek, yaitu: bimbingan dan informasi
(dalam Cutrona, 1987) sebagai dasar teori dalam penelitian ini yang
mendefinisikan dukungan sosial sebagai bantuan yang didapatkan dari orang lain
nurturance.
spek dukungan sosial
memiliki rasa aman dan nyaman. Sumber dukungan ini biasanya diperoleh
Dukungan sosial ini berupa peran dan perasaan individu dalam suatu
Dukungan sosial ini berupa pengakuan atas kemampuan dan keahlian serta
inan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan tersebut. Sumber dukung
asi)
ehat yang diperoleh dari orang yang dpaat dipercaya dan berwibawa. Dukungan ini berasal dari guru, mentor atau sosok or
sempatan untuk membantu)
asaan bahwa individu dibutuhkan oleh orang lain. Aspek ini merupakan aspek penting dalam hubungan
interpersonal.
SSQ dikembangkan oleh Sarason pada tahun 1983 yang terdiri dari enam
item. Ada dua aspek dukungan sosial dalam instrumen ini, yaitu:
MSPSS dikembangkan oleh G.D. Zimet, Dahlem, S.G. Zimet dan Farley
pada tahun 1988 yang terdiri dari 12 item. Instrumen ini didesain untuk
kecukupan dukungan emosi dan instrumental dari tiga sumber spesifik; keluarga, teman dan significant other.
un 1987. Instrumen ini terdiri dari 24 item. Yang terdiri dari enam hal, attachment, social intergration, reassurance of worth
ovisions scale (SPS) instrumen yang disusun oleh Cutrona dan Russell. Tujuan menggunakan
an teman, keluarga dan
komunitas.
khusus adalah anak yang signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting
dari fungsi kemanusiannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif atau
maksimal, meliputi yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh,
retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan
memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Suran & Rizzo
dengan hambatan perkembangan (child with development impairmental), (2) kesulitan belajar (learning disabilities), (3) tu
tunanetra (impaired sight) dan (9) anak berbakat (special gifts or talent).
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil tiga jenis disabilitas anak
2.4.2.1 Tunanetra
Adapun definisi anak tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya
Republik Indonesia, 2011). Sedangkan menurut Soemantri (2006) mendefinisikan anak tunanetra sebagai individu yang ind
malannya dapat dilihat sebagai berikut (Mangunsong, 2009):
atau sentral.
atau sentral.
4. Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. Banyak terjadi pada proses
penuaan.
1. Faktor Internal
Faktor- faktor yang erat hubungannya dengan keadaan bayi selama dalam
ya saat dilahirkan, pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga sistem syaraf terjadi kerusakan, kurang gizi a
1. Total blind (Buta), jika anak sama sekali tidak memiliki kemampuan
2. Low vision, bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar,
tetapi ketajamannya lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu
2. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, mereka telah memiliki kesan-
kesan serta pengalaman visual tapi belum kuat dan mudah terlupakan.
si dan penglihatan yang diobservasi dari lingkungannya (Efendi, 2006). Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa intelektu
awas. Kecenderungan IQ anak tunenetra pada batas atas sampai batas bawah, jadi
ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan yang kurang pintar.
kesulitan menyelaraskan tindaknnya pada situasi yang ada. Keterbatasan ini akan
membuat mereka merasa terisolasi dari orang normal, atau dapat menimbulkan
perasaan bimbang, ragu, tidak percaya diri jika berada dalam situasi yang tidak
dikenalnya (Efendi, 2006). Oleh karena itu, perkembangan sosial anak tunanetra
sangat bergantung pada bagaimana perlakuan dan penerimaan lingkungan
terutama keluarga terhadap anak tunanetra itu sendiri (Agustyawati & Solicha,
2009).
Orangtua adalah pihak yang paling berat yang merasakan dampak lahirnya
ian orangtua tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra tersebut. Soemantri (2006) menyebutkan lima reaksi orangtua
ketunanetraannya
yang yang wajar serta pemberian perlakuan yang sama dengan anak lainnya. Orangtua terbuka terhadap permasalahan yan
n sikap yang terbuka tetapi disertai dengan berbagai alasan yang tidak realistis terhadap kecacatannya terutama terhadap k
kemandirian.
4. Penolakan secara tertutup
kan pernah merasa bersalah dan tidak mau menerima kenyataan tersebut. Orangtua hanya ingin mengetahui penyebab kek
gangguan penglihatan. Oleh karena itu, orangtua anak berkebutuhan khusus lebih
baik menerima secara realistis tanpa adanya sikap overprotecting atau sebaliknya
yang menunjukkan harapan yang tinggi. Untuk menuju proses keseimbangan ini,
anak.
kasikan gangguan pendengaran, yang tingkat keparahannya dari ringan sampai berat. Di antaranya tuli dan kesulitan untuk
ilan memproses informasi bahasa melalui pendengaran dengan maupun tanpa alat bantu dengar. Sementara itu, orang yan
pendengaran (Brill, MacNeil & Newman dalam Hallahan & Kaufmann, 1944).
batas (borderline) antar orang yang sulit mendengar dengan orang normal.
suatu pembicaraan pada jarak beberapa meter. Pada kelompok ini, orang-
dilatih.
3. Kelompok 3: Hilangnya pendengaran yang sedang (40-60 dB). Dengan
bantuan alat bantu dengar dan bantuan mata, orang-orang ini masih bisa
umumnya dari segi bahasa anak tunarungu mempunyai ciri khas (Agustyawati &
kiasan.
bergantung, gelisah, cerewet dan tidak patuh kepada orangtua (Hummer & Turner
1932).
Oleh karena itu, orangtua anak tunarungu akan lebih protektif daripada
orangtua yang memiliki anak normal dalam usaha mereka untuk menjaga anak
mereka dari bahaya. Sikap protektif ini terjadi karena ketidakmampuan anak
untuk membantu anaknya ketika terkena bahaya (Hummer & Turner 1932).
Selanjutnya, Agustyawati dan Solicha (2009) menyebutkan empat masalah
k yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dalam kepustakaan asing digunakan istilah-istilah mental ret
anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan
biasa secara klasikal. Oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan
rendah.
lingkungan maupun faktor yang bersumber dari dalam. Faktor lingkungan pada
keracunan atau efek obat-obatan saat kehamilan, radiasi (sinar X-rays atau nuklir),
kerusakan pada otak waktu kelahiran, panas yang terlalu tinggi, infeksi pada ibu
seperti rubella (campak jerman), gngguan pada otak, gangguan fisiologis dan
Sementara itu, faktor bersumber dari dalam yaitu faktor keturunan yang dapat
berupa gangguan pada plasma inti atau chromosome abnormality (Mangunsong,
2009).
dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya akan memperoleh penghasilan untuk dirinya sendi
sulit bahakan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar menulis,
Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan
perasaan menolak.
mereka segera menyesuaikan diri sebagai orangtua anak tunagrahita, akan tetapi mereka terganggu lagi saat menghadapi p
angan kepercayaan diri, kemudian berkonsultasi untuk mendapat berita-berita yang lebih baik
malu, yang mengakibatkan orangtua kurang suka bergaul dengan tetangga dan lebih suka menyendiri.
angtua Anak Berkebutuhan Khusus
yang mendalam yang kita sebut stres (Christensen dan DeBlassie dalam Hammer
Oleh karena itu, mereka merasa cemas dan mental yang tertekan. Selain itu,
orangtua anak berkebutuhan khusus melihat perkembangan anaknya dengan
cemas dan memikirkan yang akan mengurus anak mereka setelah mereka
Klaus (dalam Hummer & Turner 1932) menyebutkan reaksi awal orangtua
einginan untuk pergi dari situasi tersebut. Penolakan ini terjadi karena orangtua membutuhkan sedikit waktu untuk meneri
kurangnya pengetahuan akan sebab kelahiran anak
1932). Begitu pula dengan Halahan dan Kaufman (1944) menyebutkan bahwa
rasa bersalah adalah perasaan yang paling dirasakan oleh ibu dari anak
berkebutuhan khusus.
Bagi orangtua anak adalah harapannya dimasa mendatang, maka kehadiran anak
dalam keluarga merupakan hal yang ditunggu bagi semua orangtua dimuka bumi
ini. Akan tetapi, harapan itu akan menjadi kekecewaan ketika anak yang ditunggu
menegangkan bagi orangtua dan menuntut secara emosional (Lauer dan Lauer,
han khusus akan mengalami stres yang disertai ketidakseimbangan dalam sistem keluarga (Boyd, 2002). Jeenabadi (2013) da
raksi orangtua dan anak. Stres tersebut mendorong ke arah tidak berfungsinya pengasuhan orangtua dalam menanggapi ko
parenting stres antara lain: karakteristik anak, peran orangtua dalam parenting,
(Abidin, 1992).
diatas yang dapat mempengaruhi parenting stress yaitu kemampuan yang dimiliki
sebagai orangtua yang dapat membantu perkembangan anak secara positif disebut
antara individu, keluarga, teman sebaya dan sistem sosial yang lebih besar (Boyd,
sosial, pengakuan kemampuan oleh orang lain, hubungan yang dapat diandalkan,
yang rendah dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan anak mereka.
akan kesulitan menghadapi anak mereka (Boyd, 2002). Peer dan Hilman (2012)
memudahkan ibu untuk menghasilkan parenting yang positif (Sipal & Sayin, 2013). Oleh karena itu, dukungan sosial dipercay
Selanjutnya, hal lain yang memiliki pengaruh terhadap parenting stress adalah
menyebutkan bahwa ayah dan ibu anak berkebutuhan khusus mengalami tingkat
Akan tetapi, berbeda halnya dengan hasil penelitian Sharpley (1997) yang
menunjukkan bahwa ibu mengalami parenting stress yang lebih tinggi daripada
ayah. Dikuatkan oleh darvis (2008) yang menyatakan adanya perbedaan tingkat
parenting stress yang dialami di antara ayah dan ibu. Dari penjelasan di atas,
Domain General
Domain Spesific
dan task spesific
Dukungan Sosial
Attachment
Parenting Stress orangtua ABK
Social Integration
Reassurance of Worth
Relliable Alliance
Guidance
Opportunity for
Nurturance
1. Hipotesis mayor
nting self-efficacy Attachment, social integration, reasuurance of worth, relliable alliance, guidance, opportunity for nurturan
berkebutuhan khusus.
H4: Ada pengaruh yang signifikan Social Integration dari dukungan sosial
khusus.
H6: Ada pengaruh yang signifikan Reliable Alliance dari dukungan sosial
H7: Ada pengaruh yang signifikan Guidance dari dukungan sosial terhadap
METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga ini akan dipaparkan prosedur yang digunakan saat dilakukannya
riabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas instrumen pengumpulan data, pro
ulus Jakarta Selatan dan SLB BC Nur Abadi Jagakarsa Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan se
dilakukan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui peneliti. Siswa dari dua
sekolah tersebut memiliki jenis disabilitas yang akan diteliti, yaitu tunanetra,
siswa yang dijadikan sampel dan SLB BC Nur Abadi Jagakarsa ditentukan 100
54
55
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
Attachment (X3)
Guidance (X7)
Berikut definisi operasional untuk variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini:
anak dan minimnya sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban
stress).
gkin yang berpacu pada tiga aspek yang dikemukakan oleh Coleman (2000), yaitu:
domain-spesific (kombinasi pengukuran dari task-specific, yang mencerminkan pengukuran self-efficacy dalam domain yang
3. Dukungan sosial adalah bentuk bantuan yang diterima dari orang lain yang
aspek, yaitu:
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala model likert dengan empat
2. TS (tidak setuju)
3. S (setuju)
4. SS (sangat setuju)
Pada skala penelitian ini terdapat pernyataan positif (favorable) dan
setuju memiliki nilai tertinggi dan nilai terendah pada jawaban sangat tidak setuju.
dan jawaban sangat tidak setuju memiliki nilai jawaban yang tertinggi. Jika digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya
Pernyataan STS TS S SS
(Sangat Tidak (Tidak (Setuju) (Sangat
Setuju) Setuju) Setuju
Favorable 1 2 3 4
Unfavorable 4 3 2 1
Untukmengukurparentingstresspadaorangtuayangmemilikianak
oleh Abidin (1995) yang dinamakan parenting stress index- short form (PSI-SF).
PSI-SF ini mengukur tiga aspek yaitu: the parent distress, the difficult child, dan
itu, peneliti mengurangi jumlah item yang asal mulanya 36 item menjadi 31 item.
Dalam pengisiannya alat ukur ini menggunakan skala model likert dengan
rentangan lima poin (sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).
Akan tetapi, peneliti mengubah rentangan menjadi empat poin (sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) dengan pertimbangan agar tidak ada
jawaban skala ragu-ragu. Adapun blue print dari skala parenting stress index -
Tabel 3.2
peneliti menggunakan dua skala baku untuk mengukur tiga aspek yang ada dalam
setuju, agak setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju), namun
peneliti mengubah rentangan skala menjadi empat poin (sangat setuju, setuju,
(SEPTI) yang disusun oleh Coleman untuk mengukur domain-spesific dan task-
spesific dari parenting self-efficacy. Skala ini terdiri dari 53 item yang memiliki
tujuh subdimensi, yaitu: (1) Emotional availability (2) Nurturance (3) Protection
from harm or injury (4) Discipline & limit setting (5)Play (6) Teaching (7)
Instrumental care.
Sama halnya dengan PSOC, SEPTI juga menggunakan enam poin (sangat
setuju, setuju, agak setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju),
vorable, pilihan “Sangat Setuju” memiliki nilai empat poin dan pilihan “Sangat Tidak Setuju” memiliki nilai satu poin. Dan seb
m mengisi kuesioner ini. Selain itu, peneliti hanya mengambil 39 dari 53 item dalam skala SEPTI, dengan pertimbangan re
banyak. Adapun blue print dari skala yang mengukur parenting self-efficacy-
Dukungan sosial yang diukur dalam penelitian ini menggunakan the social
provisions scale yang dikembangkan oleh Cutrona pada tahun 1987. Sebagaimana
Skala ini terdiri dari 24 item yang mengukur enam aspek dukungan sosial,
poin satu mewakili penilaian pilihan “Sangat Tidak Setuju”. Dan sebaliknya
penilaian item unfavorable adalah pilihan “Sangat Setuju” memilki poin satu dan
disebut confirmatory factor analysis (CFA) dengan bantuan lisrel 8.7. Adapun
dengan menggunakan chi square. Jika chi square yang dihasilkan tidak
signifikan (nilai p>0,05), maka hipotesis nihil tersebut dapat diterima bahwa
5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya, adalah menguji hipotesis
hendak diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan
( > 1,96), berarti item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa
yang hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana
yang valid dan yang tidak valid dalam konteks validitas kontruk. Dengan kata
lain, analisis faktor konfirmatori dalam hal ini adalah pengujian terhadap
korelasi yang diharapkan oleh teori dengan matriks korelasi yang diperoleh
CFA terdapat item yg koefisien muatan faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai denga
nya berkorelasi terlalu banyak dengan kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat di drop karena
enting stress
dimensi parent distress. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model
satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 402,88, df = 54, P-value =
lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-square = 47,14, df = 34, P-value =
0.06640, RMSEA = 0.051. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005
(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan
bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu parent distress dari parenting
stress.
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
u didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di
l 3.5
tan faktor item dimensi parent distress dari parenting stress
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya 12
item dari PSI-SF signifikan mengukur dimensi parent distress. Hasil yang
signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat
Selanjutnya peneliti menguji apakah sepuluh item dari parenting stress index
stress dari dimensi parent-child dysfunctional interaction. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =
stress
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
13 0.54 0.08 6.82 V
14 0.77 0.07 10.74 V
15 0.84 0.07 12.03 V
16 0.76 0.07 10.49 V
17 0.39 0.08 4.64 V
18 0.68 0.07 9.16 V
19 0.58 0.08 7.39 V
20 0.38 0.09 4.42 V
21 0.76 0.07 10.33 V
22 0.64 0.08 7.78 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96), X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya
Selanjutnya peneliti menguji apakah sembilan item dari parenting stress index
del satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 170,53, df = 27, P- value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.189.
iperoleh model fit, dengan Chi-square = 30,10, df = 19, P-value = 0.05052, RMSEA = 0.063. Dari hasil tersebut menunjukkan
Kemudian, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
a sembilan item dari PSI-SF signifikan mengukur dimensi difficult child. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada
but bersifat unidimensional mengukur satu faktor. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 76,52, df = 14,
P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.173. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.8
Muatan faktor item dimensi domain general dari parenting self-efficacy
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0.74 0.07 10.01 V
2 0.75 0.07 10.65 V
3 0.86 0.07 12.43 V
4 0.73 0.07 9.99 V
5 0.76 0.07 10.41 V
6 0.70 0.07 9.56 V
7 0.56 0.08 6.77 V
n
i t >1.96, signifikan mengukur dimensi domain general. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu
spesific & domain spesific apakah bersifat unidimensional mengukur satu faktor. Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah
item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai
t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.9
Muatan faktor item task-spesific & domain spesific dari parenting self-efficacy
Temuan ini menandakan bahwa lima item tersebut harus di–drop. Dengan
demikian ada 34 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji
hipotesis.
kungan sosial beserta dimensi-dimensinya. Dukungan sosial merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini
item-item tersebut mampu menggambarkan attachment. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, t
p model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
1.00000, RMSEA = 0.000. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005
(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan
bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu attachment dari dukungan sosial.
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
us di–drop. Dengan demikian ada dua item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.
sis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 29,91, df = 2, P-value = 0.00000, da
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-
Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya
model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item
mengukur satu faktor yaitu social integration dari dukungan sosial. Selanjutnya,
peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara
signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,
pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
Tabel 3.11
Muatan faktor item dimensi social integration dari dukungan sosial
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
5 1.10 0.32 3.48 V
8 0.48 0.16 3.06 V
14 0.05 0.08 0.62 X
22 0.24 0.11 2.29 V
emiliki nilai t <1.96. Temuan ini menandakan bahwa satu item tersebut harus di–drop. Dengan demikian ada tiga item yang
m-item tersebut mampu menggambarkan reassurance of worth. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu fa
P-value = 0.00003, dan nilai RMSEA = 0.253. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-
Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya
model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item
Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.12
Muatan faktor item dimensi reassurance of worth dari dukungan sosial
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
12 0.79 0.34 2.30 V
20 0.53 0.21 2.49 V
6 0.42 0.17 2.38 V
9 0.31 0.14 2.19 V
nya keempat item signifikan mengukur dimensi reassurance of worth. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada i
but mampu menggambarkan reliable alliance. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 15,95, df = 2, P-value
= 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.216. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-
Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya
model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item
mengukur satu faktor yaitu reliable alliance dari dukungan sosial. Selanjutnya,
peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara
signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,
Tabel 3.13
Muatan faktor item dimensi reliable alliance dari dukungan sosial
emiliki nilai t <1.96. Temuan ini menandakan bahwa satu item tersebut harus di–drop. Dengan demikian ada tiga item yang
menggambarkan guidance. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model
0.00003, dan nilai RMSEA = 0.286. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-
Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya
model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item
mengukur satu faktor yaitu guidance dari dukungan sosial. Selanjutnya, peneliti
melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara
signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,
Tabel 3.14
Muatan faktor item dimensi guidance dari dukungan sosial
6, artinya keempat item signifikan mengukur dimensi guidance. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item ya
Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =
44,96, df = 2, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.380. Oleh sebab itu,
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item
mengukur satu faktor yaitu opportunity for nurturance dari dukungan sosial.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefis
analisis regresi berganda ini digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil
yang ada pada bab dua. Dalam penelitian ini dependent variable sebanyak satu
buah dan independent variable sebanyak delapan buah. Sehingga susunan
Keterangan:
a = intercept (konstan)
b = Koefisien regresi untuk masing-masing X X1= parenting self efficacy (domain general)
X2= parenting self efficacy (task spesific & domain spesific)
X4= dukungan sosial (social integration) X5= dukungan sosial (reassurance of worth) X6= dukungan sosial (reliable allianc
X7= dukungan sosial (guidance)
e = residual
Dalam menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dengan kata lain, akan terlihat
hadap Y signifikan atau tidak maka digunakanlah uji F. Adapun rumus untuk uji F terhadap R² adalah :
R²/k
𝐹𝐹 =
(1 − R²)/ (N − k − 1)
3. Uji t
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Oleh karena itu, sebelum
diperoleh nilai t dari setiap IV harus diperoleh dahulu nilai standar eror estimate
dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square dibagi SS.
Setelah diperoleh nilai Sb barulah dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien
regresi) dengan Sb itu sendiri. Adapun rumus t-test yang digunakan adalah :
b
𝑡𝑡 =
Sb
3.6 Prosedur Penelitian
provisions scale).
2. Peneliti mencari informasi melalui internet, beberapa teman, guru dan terapis
Setelah nama dan alamat instansi berhasil dikumpulkan peneliti membuat surat
izin penelitian kepada pihak fakultas psikologi dan membuat surat izin
melakukan penelitian yang ditujukan untuk SLB A Pembina Jakarta dan SLB
di SLB Nur Abadi di jagakarsa untuk anak berkebutuhan khusus tunarungu dan
tunagrahita yang disambut hangat oleh ibu kepala sekolah dan dibantu oleh
u, peneliti menganalisis data melalui uji validitas menggunakan sistem komputerisasi Lisrel 8.70 dan menguji hipotesis pene
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dibahas diantaranya; deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis penelitian.
karsa. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan tiga jenis disabilitas yaitu kategori A (tunanetra), B (tunarungu) dan C (tunag
Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa subjek dalam penelitian ini adalah 150
orangtua dengan anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari 50 orangtua (33,3%)
83
84
Selain itu, peneliti juga menguraikan distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin,
Tabel 4.2
Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Perempuan 91 60,7 60,7 60,7
Laki-Laki 59 39,3 39,3 100,0
Total 150 100,0 100,0
jumlah subjek perempuan yang lebih besar dibanding jumlah subjek laki-laki, dengan perolehan jumlah subjek perempuan seb
penelitian
ingin melihat perbedaan parenting stress orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan tiga jenis disabilitas, y
beldibawahinimenunjukkandeskripsidata
Tabel 4.3
Deskripsi data berdasarkan jenis disabilitas
JENIS_DISABILITAS Mean N Std. Deviation
Tunanetra 47,6945 50 8,68083
Parenting Stress Tunarungu 49,7516 50 9,46055
Tunagrahita 52,5539 50 10,29596
Total 50,0000 150 9,64727
Dari tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa nilai mean parenting stress yang paling
tinggi dalam penelitian ini adalah nilai mean parenting stress yang dimiliki oleh
orangtua anak tunagrahita sebesar (52,5539). Hal ini menunjukkan bahwa parenting
stress yang dialami oleh orangtua anak tunagrahita lebih besar daripada orangtua
anak tunarungu dan tunanetra. Tingginya parenting stress yang dialami orangtua
pleks (Peer & Hilman, 2012). Penelitian lain yang menunjukkan tingkat keterbatasan fungsional fungsional anak secara signifika
uji pendahuluan untuk kemudian melihat nilai signifikansinya. Berikut ini disajikan tabel yang menujukkan deskripsi data berdas
Dari tabel 4.4 diatas, diketahui nilai mean parenting stress yang dimiliki oleh
subjek laki-laki sebesar (49,4011) sedangkan nilai mean parenting stress yang
dimiliki oleh subjek perempuan sebesar (50,9237). Berdasarkan hal ini dapat
disimpulkan bahwa nilai mean parenting stress subjek perempuan lebih besar
mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing
umlah subjek penelitian berjumlah 150 orang dengan skor parenting stress yang terendah adalah 30,36 sedangkan skor parenti
nsi domain general memiliki skor terendah 17,14 dan skor tertinggi 65,37. sedangkan dimensi domain spesific & task spesific d
Skor dukungan sosial pada dimensi attachment memiliki skor terendah 20,54 dan
skor tertinggi 65,12, dimensi social integration memiliki skor terendah 18,28 dan
skor tertinggi 70,99, dimensi reassurance of worth memiliki skor terendah 32,78 dan
skor tertinggi 66,83, dimensi reliable alliance memiliki skor terendah 26,44 dan skor
tertinggi 63,77, dimensi guidance memiliki skor terendah 27,53 dan skor tertinggi
65,78, dimensi opportunity for nurturance memiliki skor terendah 26,18 dan skor
tertinggi 67,18.
4.2. Kategorisasi variabel penelitian
Kategori Norma
Rendah X<M-1SD
Tinggi X>M+1SD
variabel parenting stress, parenting self-efficacy (domain general, task spesific &
ak berkebutuhan khusus mengalami parenting stress pada kategori yang rendah yaitu sebesar 51,3% (sebanyak 77 orangtua). s
s dalam penelitian ini memiliki tingkat parenting self-efficacy yang rendah.
Hasil ini dapat dilihat dari persentasi dimensi domain general orangtua sebesar 50,7%
(sebanyak 76 orangtua). Begitu pula dengan persentasi dimensi task spesific &
bahwasanya orangtua anak berkebutuhan khusus belum seutuhnya percaya dan yakin
Selanjutnya, pada variabel dukungan sosial ada empat dimensi yang berada pada
reassurance of worth yang memiliki persentasi sebesar 62,7% yang berarti sebanyak
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis regresi
berganda yang penghitungannya menggunakan software SPSS 16. Ada tiga hal yang
terhadap DV.
mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tabel R square bisa dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.8
Model Summary Analisis Regresi
GUIDANCE, ATTACHMENT
eroleh adalah 0.358. Hal ini berarti domain general parenting self-efficacy, task spesific & domain spesific parenting self-efficac
lamin. dalam penelitian ini
sedangkan 64.2% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
terhadap parenting stress. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Anova
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 4965,048 9 551,672 8,676 ,000a
Residual 8902,347 140 63,588
Total 13867,394 149
a. Predictors: (Constant), JENIS_KELAMIN, REASSURANCE_OF_WORTH,
DOMAIN_GENERAL, OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE, SOCIAL_INTEGRATION,
RELIABLE_ALLIANCE,
DOMAIN_SPESIFIC, GUIDANCE, ATTACHMENT
b. Dependent Variable: PARENTING_STRESS
ng signifikan seluruh variabel independen terhadap parenting stress diterima. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari paren
Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independent variabel. Jika
nilai t >1.96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap parenting stress orangtua anak
B Std.Error Beta
1 (Constant) 82,033 6,561 12,503 ,000
DOMAIN_GENERAL ,066 ,086 ,063 ,768 ,444
DOMAIN_SPESIFIC -,471 ,088 -,465 -5,361 ,000
ATTACHMENT -,414 ,155 -,376 2,671 ,008
SOCIAL_INTEGRATION ,064 ,082 ,062 ,790 ,431
REASSURANCE_OF_WORTH -,515 ,196 -,412 -2,625 ,010
RELIABLE_ALLIANCE -,185 ,096 -,116 -1,921 ,057
GUIDANCE -,039 ,105 -,033 -,369 ,713
OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE ,027 ,101 ,022 ,270 ,788
JENIS_KELAMIN -,389 1,372 -,020 -,283 ,777
a. Dependent Variable: PARENTING_STRESS
Didasarkan pada koefisien regresi pada tabel 4.9 peneliti merumuskan persamaan regresi berikut.
Parenting Stress =82.033 + 0.066 Domain_General – 0.471 Domain_Spesific* -
0.414 Attachment* + 0.064 Social_Integration - 0.515
Reassurance_Of_Worth* - 0,185 Reliable_Alliance - 0,039
Tanda bintang (*) pada persamaan diatas menandakan bahwa konstruk task
spesific & domain spesific, attachment dan reassurance of worth memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap parenting stress. Selain dilihat dari nilai t-score (t > 1.96)
suatu dimensi dapat diketahui signifikan atau tidak diketahui dari kolom sig. Syarat
yang harus dipenuhi adalah “jika konstruk memiliki nilai (sig < 0.05), maka konstruk
tersebut dinayatakan signifikan mengukur variabel dependennya”. Penting diketahui,
baik nilai t maupun nilai Sig adalah indikator suatu dimensi dapat dikatakan
signifikan atau tidak. Kaitan yang terjadi adalah nilai t tertentu akan menghasilkan
anya ada tiga hipotesis saja yang berkolerasi secara signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masin
gan signifikansi sebesar 0.444 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
Diperoleh nilai koefisien regresi variabel task spesific & domain spesific
sebesar -0,471 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05) yang berarti
bahwa secara negatif terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel task
berkebutuhan khusus. Jadi semakin tinggi task spesific & domain spesific
Variabel attachment
nsi sebesar 0.429 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel social integr
5. Uji H5
dengan signifikansi sebesar 0.009 (p < 0.05) yang berarti bahwa secara negatif
gan signifikansi sebesar 0.776 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
0,027 dengan signifikansi sebesar 0.794 (p>0.05) yang berarti bahwa secara
positif tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel opportunity for
9. Uji H9
Diperoleh nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin sebesar -0,256 dengan
signifikansi sebesar 0.777 (p>0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel jenis kelamin terhadap
kan disajikan tabel dimana dalam tabel tersebut terdiri atas kolom pertama (model) adalah IV yang dianalisis satu persatu, kolo
kolom df ialah derajat kebebasan atau taraf nyata bagi IV yang bersangkutan dan df
terdiri atas numerator dan denumerator. Kolom terakhir adalah kolom Sig. F Change
proporsi varians pada parenting stress dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11
parenting stress. Sumbangan ini signifikan secara statistik dengan (F(1. 148)
= 9.643; sig<0.05).
2. Variabel task spesific & domain spesific memberikan sumbangan sebesar
parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.
dalam varians parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik
parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.
sebesar 7.3% dan domain general memberikan sumbangan sebesar 6.1% serta yang
SARAN
parenting self-efficacy, attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance, opportunity for nurtura
koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya tiga variabel yang
signifikan pengaruhnya terhadap parenting stress yaitu task spesific & domain
terdapat empat variabel yang signifikan diantarnya adalah domain general parenting
5.2 Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa 51,3% (lebih dari setengah total subjek penelitian)
orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami parenting stress yang
nya parenting self-eficacy yang dimiliki orangtua anak berkebutuhan khusus.
uhi individu untuk menghadapi yang sulit dan memiliki pengaruh yang positif atau negatif dalam tumbuh kembang anak (Macln
perasaan negatif, menarik diri dari situasi yang melelahkan dan kurangnya kepekaan
terhadap perilaku anak yang sulit (Maclness, 2006). Sebaliknya, orangtua yang
memiliki self-efficacy yang tinggi dalam parenting, maka akan lebih memperhatikan
tingkah laku yang negatif (Coleman & Karraker, 2003), serta lebih siap untuk
parenting self-efficacy dapat mengontrol atas ancaman dan tuntutan yang berlebihan.
mengungkapkan bahwa salah satu sumber koping parenting stress pada orangtua
yang memiliki anak tunagrahita adalah kepercayaan diri. Rasa percaya diri pada
stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita
Faktor lain yang dapat mengurangi parenting stress adalah dukungan sosial.
Hillman (2012) dalam penelitiannya pada orangtua yang memiliki anak tunagrahita
cara signifikan berpengaruh terhadap parenting stress. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fick dan Mc
besar -0,519 (0,009 < 0,05). Pengaruh pada dimensi reassurance of worth bernilai negatif, artinya jadi
lembaga. Bentuk dukungan ini berupa pengakuan atas kemampuan dan keahliannya
serta penghargaan yang diberikan oleh orang lain baik keluarga maupun lembaga
terhadap kompetensi, keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang (Cutrona, 1987).
Variabel lain yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Dari hasil uji
beda jenis kelamin, telah diperoleh mean parenting stress yang dimiliki perempuan
lebih besar daripada mean laki-laki. Hal ini disebabkan karena jumlah persentase
yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam mengsisi kuesioner
penelitian ini. Sementara hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin secara
signifikan tidak mempengaruhi parenting stress dan jika melihat proporsi varian,
adanya perbedaan parenting stress yang dialami oleh laki-laki dan perempuan.
Adapun penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian
aki. Selanjutnya hasil penelitian Lindsey (2006) adalah tingkat parenting stress yang dialami oleh perempuan lebih tinggi daripa
ngu dan diakhiri orangtua anak tunanetra. Hal ini terjadi karena memiliki anak tunagrahita berdampak terhadap waktu yang dih
terhadap parenting stress yang dialami oleh orangtua. Oleh karena itu, orangtua anak
tunagrahita mengalami parenting stress yang tinggi yang disebabkan kebutuhan dan
perawatan anak tunagrahita yang lebih kompleks sehingga orangtua yang memiliki
anak tunagrahita tidak dapat memprediksi tanggung jawab mereka dalam parenting
Selain itu, orangtua anak tunagrahita akan kehilangan kepercayaan diri dalam
malu dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengasuh anak tunagrahita
(Soemantri, 2006). Oleh karena itu, pentingnya parenting self-efficacy dalam
Selanjutnya, tingkatan kedua parenting stress dalam penelitian ini adalah orangtua
gtua yang memiliki anak normal dalam usaha mereka untuk menjaga anak mereka dari bahaya. Sikap protektif ini terjadi karen
rangtua tetap akan mengalami parenting stress karena orangtua adalah pihak yang paling berat yang merasakan dampak lah
(Soemantri, 2006)
5.3 Saran
Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua bagian yaitu saran metodologis dan saran
klinis dan psikologi keluarga. Selain itu, peneliti juga menguraikan saran secara
berkebutuhan khusus.
Abidin, R.R. (1992). The determinants of parenting behavior. Journal of Clinical Child
Psychology, 21 (4), 407-412.doi:10.1207.s15374424jccp2104.12.
Boyd, B.A. (2002). Examining the relationship between stress and lack of social support
in mothers of children with autism. Focus on Autism and Other Development
Disabilities, 17 (4), 208-215.doi: 10.1177/10883576020170040301.
Brooks, J.B. (2003). The process parenting, sixth edition. McGraw-Hill Company.
Cheryl, M.S. (2012). Parenting Stress in Mothers of Preschool Children Recently
Diagnosed with Autism Spectrum Disorder. Dissertation. Newark: New Jersey
State University.
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived stress.
Journal of Health and Social Behavior, 24 (4), 385-396.
http://www.jstor.org/stable/584685
Coleman, P.K,. & Karraker, K.H. (1997). Self efficacy and parenting quality: findings
and future applications. Developmental review, 18, 47-85.
Coleman, P.K. (1998). Maternal self-efficacy beliefs as predictors of parenting
competence and toddlers’ emotional, social and cognitive development.
Dissertation: Life-Span Development Psychology. West Virginia University.
Coleman, P.K. & Karraker, K.H. (2000). Parenting self-efficacy among mothers of
school age children: conceptualization, measurement and correlates. Family
Relations, 49(1), 13-24.
Coleman, P.K. & Karraker, K.H. (2003). Maternal self-efficacy beliefs, competence in
parenting and toddlers behavior and developmental status. Infant Mental
Health Journal, 24(2), 126-148.doi:10.1002/imhj.10048.
Cutrona, C.E. & Russell, D.E. 1987. The provisions of social relationship and adaption to
stress. Advances in personal relationship, 1, 37-67.
Cutrona, C.E., Cole, V., Colangelo, N., Assouline., S.G., Russell, D.W. (1994). Perceived
parental sosial support and academic achievement an attachment: an
attachment theory perspective. Journal of Personality and Social Psychology,
66 (2), 369-378.doi:0022.3514.94.
Davis, N.O. & Carter, A.S. (2008). Parenting Stress in Mothers and Fathers of Toddlers
with Autism Spectrum Disorders: Associations with Child Characteristics.
Journal Autism Dev Disord, 38, 1278-1291.doi:10.1007/s10803.007.0512.z.
Deckard, K.D. (2004). Parenting stress. London: Yale University Press.
Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
Erjuna. (2013). Parental stress in families of children with disabilities: a literature review.
Journal of Educational and Social Research,3 (7), 579-584.doi:10.5901.
Fick, M.N. & McMahon, C.A. (2009). Psychosocial Correlates of parenting stress in
australian parents with a daughter from china. Australian Journal of Adoption,
1 (2).
Folkman, S., Lazarus, R.S., Gruen, R.J., & DeLongis, A. (1986). Appraisal, coping,
health sttus and psychological symptomps. Journal of Personality and Social
Psychology, 50 (3), 571-579.doi:0022-3514/86/800.75.
Guidubaldi, J. & Cleminshaw, H.K. (1985). The development of the Cleminshaw-
Guidubaldi parent satisfaction scale. Journal of Clinical Child Psychology.
retrieved
from:http://pdfserve.informaworld.com/29213_740385036_783757539.pdf.
Gupta, V.B., Mehrotra, P., Mehrotra, N. (2012). Parental stress in raising a child with
disabilities in india, 23(2),41-52.doi:10.5463.
Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M. (1944). Exceptional children: introduction to special
education. Sixth edition. University of Virginia.
Hammer, T.J. & Turner, P.H. (1932). Parenting in contemporary society (second
edition). New Jersey: Prentice Hall.
Haskett, M.E., Ahern, L.S., Ward, C.S., Allaire, J,C. (2006). Factor structure and validity
the parenting stress index-short form. Journal of Clinical Child and Adolescent
Psychology, 35(2), 302-312.
Indriyani, I. (2011). Pengaruh kepuasan pernikahan terhadap parenting stress: studi pada
ibu dengan anak usia 2-5 tahun. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.
Jeenabadi, H. (2013). The study and comparison of stress level and coping strategies in
parents of exceptional (mentally retarded, blind and deaf) and normal children
in Zahedan. Procedia; Social and Behavioral Sciences, 114, 197-202.
Jusmine, F. (2013). The relationship between parenting stress, child characteristics,
parenting self-efficacy and social support in parents of children with autism in
taiwan. Dissertation. Columbia university.
Johnson, C. & Mash, E.J. (1989). A measure of parenting satisfaction and efficacy.
journal of Clinical Child Psychology, 18(2), 167-175. doi: 10.1207/
s15374424jccp1802.8.
Jones, T.L. & Prinz, R.J. (2005). Potential roles of parental self-efficacy in parent and
child adjusment: A review. Clinical Psychology Review, 25, 341-363.
Krauss, M.W. (1993). Child-related and parenting stress: similarities and differences
between mothers and fathers of children with disabilities. American Journal on
Mental Retardation, 97 (4), 393-404.
Lauer, R.H. & Lauer, J.C. (2007). Marriage & family: the quest for intimacy (second
edition). New York: McGraw Hill.
Lederberg, A.R., & Golbach, T. (2002). Parenting stress and social support in hearing
mothers of deaf and hearing children: a longitudinal study. Journal of Deaf
Studies and Deaf Education. George: State University.
Levendosky, A.A. & Bermann, S.A.G. (1998). The moderating effects of parenting stress
on children’s adjusment in woman-abusing families. Journal of Interpersonal
violence, 13 (3), 383-397. doi: 10.1177/088626098013003005.
Maclnnes, L.K. (2006). Parenting self-efficacy and stress in mothers and fathers of
children with down syndrome. Thesis. Simon Fraser University.
Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus, jilid
kesatu. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3).
Patterson, J.M. & McCubbin, H.I. (1983). The impact of family life events and changes
on the health of a chronically ill child. National Council on Family Relations, 32
(2), 255-264. retrieved from http://www.jstor.org/stable/584685
Peer, J.W., Hillman, S.B. (2012). The mediating impact of coping style on stress
perception for parents of individuals with intelectual disabilities. Journal of
Intelectual Disabilities, 16(1), 45-59.doi:10.177/1744629512440783.
Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan & perlindungan anak republik
indonesia. Nomor 10 tahun 2011.
Prasa., B.M. (2013). Stres dan koping orangtua dengan anak retardasi mental.
Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Raikes, H.A. & Thompson, R.A. (2005). Efficacy and social support as predictors of
parenting stress among families in poverty. Infant Mental Health Journal,
26(3), 177-190.doi:10.1002/imhj.20044.
Small., R.P. (2010). A comparison of parental self-efficacy, parenting satisfaction, and
other factors between single mother with and without children with
developmental disabilities. Dissertation. Michigan: Wayne State University.
Sarafino, E.P. (1994). Health psychology: Biopsychosocial interaction (second edition).
Trenton: State College.
Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., Sarason, B.R. (1983). Assesing social
support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social
Psychology, 44 (1), 127-139.
Sharpley, C.F., Bitsika, V., & Efremidis, B. (1997). Influence of gender, parental health
and perceived expertise of assistance upon stress, anxiety and depression
among parent of children with autism. Journal of Intellectual and
Developmental Disability, 22 (1), 19-28. doi: 10.180/13668259700033261.
Shyam, R., & Kavita. (2014). Stress and family burden in mothers of children with
disabilities. International Journal of Interdisciplinary and Multidisciplinary
Studies (IJIMS), 1 (4), 152-159.
Siegel, S.P., Sedey, A.L., Itano, C.Y. (2002). Predictors of parental stress in mother of
young children. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. Boulder:
University of Colorado.
Sipal, R.F., & Sayin, U. (2013). Impact of perceived social support and depression on the
parental attitudes of mother children who are deaf. Journal Child Family
Study, 22, 1103-1111.doi:10.1007/s10826.012.9672.3.
Soemantri, S. (2005) Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tavakol, K., Dehi, M., Naji, H., Nasiri, M. (2008). Parental Anxiety and Quality of Life
in Children with Blindness in Ababasire institution: IJNMR, 13 (4), 141-144.
Teti, D.M., Connell, M.A., Reiner, C.A. (1996). Parenting sensitivity, parental depression
and child health: the mediational role of parental self-efficacy. Early
Development and Parenting, 5(4), 237-250.
Theule, J. (2010). Predicting parenting stress in families of children with ADHD (thesis).
Ontario: University of Taronto.
Walker, A.P. (2000). Parenting stress : A Comparison Of Disable And Non Disabled
Children. (Doctoral Disertation). Texax: University of North Texax.
Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). The multidimensional
scale of perceived social support. Journal of Personality Assessment, 52, 30-
41. doi:10.1207/s15327752jpa5201_2.
LAMPIRAN
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JI. Kerta Muhti No-5 Cirendeu Jaha rta Sclatan 15-119
Tclp. (021) 7433060 Fax. 7J714714
e-mail:fakgsi_uinjkt@yahoo.com
FORMULIR PERMOHONAN
IZIN PENELITIAN SKRIPSI
NIM
Judul Skripsi
Jakart
Pemohon
Menyetujui,
Catatan :
Untuk izin penelitian mclampirkan data kuesioner penelitian
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTASPSIKOLOGI
JAKARTA
Telp. (02 I) 7433060 Fax. (021) 747.1 fi714
e-mail : ipsiâi uiujkl .ac, icl
Noiiioi“ Un.0 1/F7/KPI.013/ 3 e'20l 5 Jakarta, Januari 2015
Lamp
Permoltonifll full Penc•litian
Kepada â"t!i.
SLB A Pembina Jakarta
.11. Pertani.a.n flay a, Lebak Brilus
.Jakarta Selatan
inahasiswa lci sebut sedang menulis skripsi berjudul: “Penparuh Piirentiftp Self-Efficacv
dan Dukungan Sosial terhadap Piirenting Stress pada Orangtua dengan Anak
Berkebutuhan Khusus”. sehingga perlu melakukan penelitian di sekolah yang Bapak /1 but
Demikian atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terinia kasih.
a.n.Dekan
Wakil n i A emik
Feirbusan
Dekan I akultas Psikologi
1 IN Syari f Flidayatullaii .Jakarta
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
F A K U L T A S P S I K O L. O G I
JAKARTA
11. Kerta M ukti No.5 C irendeu Jakarta Selatan 15419 Telp. (021 ) 7433060 Fax. (021 ) 74714714
Website : ›s’ u'.u injkt.ac. id e-mail : lpsii uin jkt.ac. icl
Kepada Yth.
Kepala SLB Nur Abadi
JI. Jagakarsa 1 No 17
.Iakarta Selatan
Siti Fatimah
1090700(30174
: XI (Sebelas)
2014 / 2015
Pi ograrn 5trata 1 (S1)
rnnliasisw a tersebut seda 8 Il efltl lis skripsi berjudul: “ Pen aruh Parenting Self-Efficricv
dan Dukungan Sosial terhadap Parenting Stress pada Orangtua dengan Anak
Berkebutuhan Khusus”. sehing ga pCrlu melakukan penelitian di sekolah yang Bapak / Ibn
pimpin.
Demikian atas perliatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
a.n.Dckan
id. Akadeik
Si 1 002
Rahman Shaleh, M. 19720823 199903
Tembusan :
Dekan Fakultas Psikologi
UIN Syarit Hidayatullah Jakarta
Lembar Kesediaan
Assalamualai’kum Wr Wb
Saya adalah mahasiswi psikologi UIN Jakarta, saat ini saya sedang melakukan
penelitian mengenai pengasuhan orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.
Dalam penelitian ini, saya membutuhkan data mengenai aspek yang terkait dengan
pengalaman anda sebagai orangtua anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, saya sangat
mengaharapkan kesediaan anda untuk memberikan beberapa informasi dengan cara mengisi
kuesioner berikut. Dalam menjawab kuesioner, anda diminta untuk menjawab dengan kondisi
yang menggambarkan kondisi anda dan bukan situasi umum ataupun ideal. Tidak ada
jawaban salah dan benar dalam kuesioner ini, akan tetapi jawaban yang sesuai dengan kondisi
anda yang sebenarnya.
Data yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan anda bersedia membaca
petunjuk pengisian dan memeriksa kembali kelengkapan jawaban kuesioner ini sehingga
tidak ada yang terlewati.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih atas waktu dan informasi yang
anda sediakan untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya
Siti Fatimah
Biodata Responden
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin :
*Pendidikan Terakhir : a. SD d. S1
b. SMP e. Lainnya
c. SMA
b. Tunarungu
c. Tunagrahita
Usia Anak :
Petunjuk Pengisian
Keterangan:
SS : SANGAT SETUJU TS : TIDAK SETUJU
S : SETUJU STS : SANGAT TIDAK SETUJU
Contoh
NO Pernyataan SS S TS STS
Saya merasa terbebani oleh tanggung jawab saya X
sebagai orangtua
Skala 1
No Pernyataan SS S TS STS
1 Seringkali saya merasa tidak bisa menangani segala
permasalahan dengan baik.
2 Saya merasa menyerah untuk memenuhi kebutuhan anak
saya yang tidak sesuai harapan.
3 Saya merasa terbebani oleh tanggung jawab saya sebagai
orangtua
4 Sejak memiliki anak ini, saya sudah tidak dapat melakukan
hal-hal yang baru dan berbeda.
5 Sejak memiliki anak, saya merasa tidak bisa melakukan hal-
hal yang saya suka lakukan.
6 Saya tidak senang dengan pembelian pakaian terakhir untuk
diri saya.
7 Ada beberapa hal yang menganggu kehidupan saya.
8 Kehadiran anak menyebabkan masalah yang lebih besar
antara saya dan pasangan saya.
9 Saya merasa sendiri tanpa teman
10 Ketika pergi ke suatu acara, biasanya saya tidak
menikmatinya.
11 Saya tidak tertarik dengan orang lain seperti dulu.
12 Saya tidak menikmati berbagai hal seperti yang dulu saya
lakukan
13 Anak saya jarang melakukan hal yang membuat saya merasa
baik.
14 Kadang-kadang saya merasa anak saya tidak menyukai saya
dan tidak ingin dekat dengan saya
15 Ketika saya berbuat sesuatu untuk anak saya, saya merasa
bahwa usaha saya tidak dihargai.
16 Ketika bermain, anak saya jarang tertawa
17 Anak saya sepertinya belajar tidak secepat anak pada
umumnya.
18 Anak saya sepertinya tidak tersenyum sebanyak anak pada
umumnya.
19 Anak saya tidak bisa melakukan banyak hal seperti yang
saya harapkan.
20 Anak saya kesulitan dan membutuhkan waktu lama untuk
terbiasa dengan hal baru
21 Saya berharap adanya perasaan dekat dan hangat dengan
anak saya, tetapi saya kesulitan dan ini menganggu saya.
22 Terkadang anak saya melakukan hal yang mengganggu saya
untuk mendapatkan perhatian
23 Anak saya tampaknya lebih sering menangis dan rewel
daripada anak-anak pada umumnya.
24 Anak saya biasanya bangun dalam suasana hati yang buruk
25 Saya merasa anak saya mudah murung dan marah
No Pernyataan SS S TS STS
26 Anak saya melakukan beberapa hal yang menganggu saya.
27 Anak saya bersikap berlebihan ketika tidak menyukai
sesuatu.
27 Anak saya mudah marah terhadap hal sepele
29 Jadwal tidur dan makan anak saya sulit ditentukan dari yang
saya harapkan.
30 Anak saya menjadi masalah besar bagi saya, diluar harapan
saya.
31 Anak saya menuntut saya lebih banyak daripada anak-anak
pada umumnya.
Skala 2
No Pernyataan SS S TS STS
1 Masalah pengasuhan anak mudah diatasi, setelah saya
mengetahui bahwa apa yang saya lakukan mempengaruhi
anak. Inilah pemahaman saya.
2 Saya akan menjadi teladan bagi anak saya untuk
mempelajari bagaimana menjadi orangtua yang baik.
3 Menjadi orangtua adalah masalah pengelolaan, dan setiap
masalah dapat diatasi dengan mudah.
4 Saya memenuhi harapan pribadi saya untuk memiliki
keahlian dalam perawatan anak
5 Jika ada yang bisa menemukan jawaban atas apa yang
mengganggu anak saya, maka sayalah orangnya
6 Mengingat berapa lama saya menjadi orangtua, saya
merasa benar-benar akrab dengan peran sebagai orangtua.
7 Saya benar-benar percaya bahwa saya memiliki semua
keterampilan yang diperlukan untuk menjadi orangtua yang
baik bagi anak saya.
Skala 3
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya percaya bahwa saya dapat memenuhi kebutuhan
anak saya untuk merasakan aman dan diterima
2. Ketika anak saya membutuhkan saya, saya dengan mudah
menyingkirkan semua hal yang sedang saya lakukan
3. Saya kesulitan untuk selalu memberikan anak saya
kenyamanan yang dibutuhannya dalam menghadapi
frustrasi dan kekhawatiran setiap harinya.
4. Saya akan selalu menghentikan apa yang saya lakukan
dan memeluk anak saya ketika ia membutuhkan kasih
sayang
5. Saya sering sibuk dengan masalah saya sendiri untuk
menjaga emosi anak saya yang berubah.
6. Saya bisa merasakan ketika anak saya mulai tertekan
No Pernyataan SS S TS STS
7. Anak saya merasa sangat dicintai oleh saya
8. Saya pikir saya toleran dan memahami Ketika anak saya
menunjukkan emosi negatif
9. Saya merasa sangat tertekan ketika suasana hati anak saya
tidak baik
10. Saya pasti memenuhi tugas saya sebagai orangtua untuk
memberikan dukungan emosional bagi anak saya
11. Ketika anak saya memiliki masalah, ia tahu saya akan
membantunya
12. Menyediakan keamanan dari bahaya lingkungan bebas
untuk anak saya adalah hal sangat sulit bagi saya
13. Ketika saya menitipkan anak saya dengan orang lain, saya
memastikan bahwa orang tersebut dapat melindungi anak
saya dari bahaya
14. Saya tidak pernah meninggalkan anak saya tanpa
pengawasan
15. Saya selalu memastikan keadaan anak saya dengan
melihat keaadaan anak saya bahwa ia tidak terluka
16. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan hal aman
dan tidak aman yang anak saya lakukan
17. Saya mengalami kesulitan untuk membuat anak saya
mendengarkan saya
18. Orangtua lain lebih sukses untuk menetapkan aturan bagi
anak-anak mereka daripada yang saya lakukan kepada
anak saya
19. Menetapkan aturan terhadap anak saya adalah hal relatif
mudah bagi saya.
20. Ketika anak saya melewati aturan yang saya tentukan,
saya merasa sangat putus asa.
21. Mengatakan"TIDAK" untuk keselamatan anak saya
adalah hal yang mudah bagi saya
22. Saya adalah teman bermain yang menyenangkan bagi
anak saya
23. Saya kesulitan untuk meluangkan waktu dan hanya
bermain dengan anak saya
24. Saya terlibat secara aktif bermain dengan anak saya
25. Bermain merupakan bagian dari hubungan saya dengan
anak saya dan saya memiliki sedikit kesulitan
26. Saya harus belajar bagaimana untuk bersenang-senang
dengan anak saya
27. Saya percaya bahwa anak saya banyak belajar dari usaha
saya untuk menunjukkan hal-hal kepadanya
28. Membantu anak saya belajar berbicara dan memahami
kata-kata merupakan bagian dari pengasuhan yang saya
serahkan kepada orang lain
29. Duduk secara rutin dengan anak saya untuk membaca
atau melakukan satu kegiatan adalah hal mudah bagi saya
No Pernyataan SS S TS STS
30. Saya memiliki kesulitan untuk menggunakan instruksi
yang tepat ketika saya mencoba untuk menjelaskan
sesuatu kepada anak saya
31. Membantu anak saya belajar warna, nama benda dan
sejenisnya,bukanlah salah satu kelebihan saya
32. Anak saya lebih banyak belajar dari saya daripada orang
lain dalam hidupnya
33. Saya dengan mudah menemukan kesempatan untuk
menunjukkan hal-hal tentang dunia selama saya
berinteraksi dengan anak saya
34. Saya mampu membangun rutinitas sehari-hari dengan
anak saya dan kenyamanan telah kami rasakan
35. Saya memberikan kenyamanan kepada anak saya setiap
harinya.
36. Saya tidak bisa membuat anak saya untuk bertahan
dengan jadwal kegiatan yang teratur
37. Meskipun saya mencoba untuk melatih anak saya untuk
makan dengan baik, tetapi usaha saya kurang berhasil
38. Sepertinya saya tidak dapat menetapkan waktu tidur yang
teratur pada anak saya
39. Saya telah menyusun rutinitas pagi yang cukup teratur
dengan anak saya
Skala 4
No Pernyataan SS S TS STS
1 Ada orang yang dapat saya andalkan ketika saya sangat
membutuhkan bantuan.
2 Saya merasa saya tidak memiliki hubungan yang dekat
dengan orang lain.
3 Tidak ada satu orangpun yang bisa saya minta nasihat
ketika saya mengalami tekanan.
4 Ada beberapa orang yang mengandalkan saya.
5 Ada beberapa orang yang menikmati kegiatan sosial
bersama saya.
6 Orang lain melihat saya sebagai orang yang tidak
kompeten
7 Saya merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang
lain.
8 Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok orang yang
berbagi keyakinan dengan saya
9 Saya tidak berfikir orang lain menghargai keahlian dan
kemampuan saya.
10 Jika ada sesuatu yang tidak sesuai, tidak ada seorangpun
yang datang membantu saya.
11 Saya memiliki hubungan dekat yang memberikan saya
rasa senang dan aman secara emosional.
No Pernyataan SS S TS STS
12 Ada seseorang yang dapat saya ajak bicara tentang
keputusan penting dalam kehidupan saya.
13 Saya mempunyai hubungan yang mana kemampuan dan
ketrampilan saya diakui.
14 Tidak ada tempat bagi saya untuk berbagi kesenangan
dan kekhawatiran
15 Tidak seorangpun yang mempercayai saya untuk
kebahagian mereka
16 Ada orang yang dapat saya percayai untuk dimintai
nasihat jika saya memiliki masalah
17 Saya merasakan ikatan emosional yang kuat meskipun
hanya dengan satu orang.
18 Tidak seorangpun yang dapat saya andalkan ketika saya
sangat membutuhkan bantuan
19 Tidak seorangpun yang membuat saya nyaman untuk
membicarakan masalah saya.
20 Ada beberapa orang yang mengagumi bakat dan
kemampuan saya.
21 Saya merasa tidak dekat dengan orang lain
22 Tidak seorangpun yang menyukai hal-hal yang saya
lakukan
23 Ada orang yang dapat saya andalkan dalam keadaan
darurat
24 Tidak seorangpun yang membutuhkan perhatian saya
Terima Kasih
Mohon Periksa Kembali Agar Tidak Ada Pernyataan Yang Terlewat
1.1. Diagram Path Parenting Stress (Aspek Parent Distress)
8
.
4
3 IT
1
IT
2
8
.
3
6
IT
3 6
.
1
5
7
.
4
3
IT 8
.
1
5
8
.
0
6 4 10.63
IT
5 11.28
6
.
1
2 parent 0
.
0
8
.
4
8 9
.
2
9
IT6
9
.
1
9
9
.
2
0
11.63
7
.
4
0
7
.
3
1 9
.
6
3
IT7
8
.
1
IT9
IT8
7
.
9
4
I
T
1
0
8
.
2
9 7.28
I
T
1
Chi-Square=47.14,df=34,P-value=0.06640,RMSEA=0.051
8
.
1
4
I
T
1
2
7
.
9
8
8.29 IT13
7.40
IT14
6.82
5.97 10.74
IT15
7.12 12.03
IT16 10.49
pc 0.00
8.92 4.64
IT17 9.16
8.51
IT18 7.39
4.42
8.21
IT19 10.33
7.78
8.86
IT20
7.33
IT21
7.07
IT22
Chi-Square=31.38,df=21,P-value=0.06763,RMSEA=0.058
1.3.Diagram Path Parenting Stress (Aspek Difficult Child)
8.05
IT23
6.47 IT24
8.76
IT25
11.49
6.65
IT26 child 0.00
12.67
IT27 5.03
8.41
8.93
IT28 8.68
7.67
7.68
10.32
IT29 8.33
IT30 IT31
6.41
8.13
8.33
Chi-Square=30.10,df=19,P-value=0.05052,RMSEA=0.063
8.40
7.35 IT1
7.93
IT2 10.01
10.65
5.16
IT3
12.43 pse 0.00
9.99
7.57
IT4
10.41
6.99 9.56
IT5
6.77
8.24
IT6
7.71
IT7
Chi-Square=6.88,df=8,P-value=0.54944,RMSEA=0.000
2.2. Diagram Path Parenting Self-Efficacy (Domain Spesific)
9 . 2 4 I T 1
8 . 7 8 I T 2
9 . 8 2 I T 3
8 . 9 0 I T 4
9 . 1 4 I T 5
1 0. 20 I T 6
1 0. 43 I T 7
9 . 9 3 I T 8
1 0. 03 I T 9
9 . 9 5 I T 1 0 9 . 1 2
8 . 6 5
9 . 2 4 I T 1 1 2 . 5 0
8 . 1 6
9 . 5 5 I T 1 2 4 . 1 4
3 . 0 1
1 0. 40 I T 1 3 7 . 7 7
5 . 6 4
9 . 8 7 I T 1 4 1 . 8 4
3 . 6 0
9 . 3 0 I T 1 5 7 . 6 4
3 . 7 9
9 . 3 2 I T 1 6 6 . 4 6
5 . 9 1
1 1. 27 I T 1 7 6 . 6 4
2 . 5 7
1 0. 14 I T 1 8 5 . 2 6
4 . 9 2
5 . 5 7
s e p t i 0 . 0 0
9 . 0 4 I T 1 9
0 . 7 6
9 . 5 5 I T 2 0 - 3.
10
9 . 1 9 I T 2 1
9 . 1 0
3 . 0 9
9 . 3 2 I T 2 2
3 . 8 7
- 1.
95
9 . 4 1 I T 2 3
- 0.
14
8 . 8 7 I T 2 4
6 . 9 1
2 . 6 8
9 . 9 0 I T 2 5
8 . 4 3
2 . 6 3
8 . 9 7 0 . 9 3
5 . 4 8
9 . 2 6 1 0.
I T 2 6
33
9 . 7 7 1 1.
I T 2 7
89
9 . 2 7 1 2.
01
1 . 9 9
I T 2 8 5 . 5 9
6 . 2 2
I T 2 9 6 . 5 7
9 . 3 2 I T 3 0
9 . 8 6 I T 3 1
9 . 5 4 I T 3 2
9 . 3 5 I T 3 3
8 . 8 6 I T 3 4
8 . 1 0 I T 3 5
9 . 6 6 I T 3 6
9 . 7 6 I T 3 7
9 . 0 9 I T 3 8
9 . 9 0 I T 3 9
C h i - S q u a r e = 5 1 1 . 4 2 , d f = 4 6 3 , P - v a l u e = 0 . 0 5 9 3 2 ,R M S E A = 0 . 0 2 6
3.1. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Attachment)
IT11
0.12
3.35
IT17
2.91
3.15 attachme 0.00
1.93
8.49 IT2
1.84
-0.70 IT21
Chi-Square=0.00,df=0,P-value=1.00000,RMSEA=0.000
-0.31 IT5
3.48
IT8
4.94
3.06 integrat 0.00
0.62
IT14
8.63
2.29
IT22
8.27
Chi-Square=0.48,df=1,P-value=0.48676,RMSEA=0.000
3.3. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Reassurance Of Worth)
IT12
0.70
2.30
IT20
3.18
2.49 worth 0.00
2.38
5.13 IT6
2.19
7.19 IT9
Chi-Square=14.34,df=0,P-value=1.00000,RMSEA=0.000
8.24 IT1
3.39
8.63 IT23
-0.08
reliable 0.00
5.91
0.88 IT10
5.20
4.27 IT18
Chi-Square=0.00,df=1,P-value=1.00000,RMSEA=0.000
3.5. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Guidance)
IT12
7.84
4.14
IT16
8.07
2.52
guidance 0.00
5.50
2.02 IT19
Chi-Square=0.00,df=0,P-value=1.00000,RMSEA=0.000
-0.12 IT4
5.16
7.97
IT7
3.44
nurtur 0.00
3.64
3.37
IT15
4.29
5.94 IT24
Chi-Square=2.10,df=1,P-value=0.14769,RMSEA=0.086
1. PARENTING STRESS
A. Parent Distress
UJI VALIDITAS PC
DA NI=10 NO=150 MA=KM
LA
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22
PM SY FI=pc.cor
SE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/
MO NX=10 NK=1 TD=SY , FI
LK
pc
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1
FR TD 6 4
FR TD 7 5
FR TD 10 4
FR TD 5 1
FR TD 8 5
FR TD 8 7
FR TD 9 8
FR TD 9 6
FR TD 10 9
FR TD 6 1
FR TD 10 3
FR TD 5 3
FR TD 10 5
FR TD 10 8
PD
OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS
C. Child Difficult
3. DUKUNGAN SOSIAL