BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
P ada suatu bangunan atau gedung perlu adanya suatu sistem
utilitas untuk menunjang pekerjaan manusia didalamnya. Sistem utilitas ini
merupakan suatu fasilitas atau sarana prasarana demi terwujudnya
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan manusia. Salah satu sistem
utilitas pada bangunan yang sangat di perlukan adalah sistem
pentanahan atau grounding system pada bangunan gedung. Fungsi dari
sistem pentanahan ini adalah sebagai alat proteksi pada sebuah gedung
dan manusia didalamnya dari sengatan surja petir yang menyambar
pada gedung. Selain itu, sistem pentanahan juga berguna untuk
memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian
struktur dan peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung
singkat atau arus gangguan ke tanah yang memiliki resistansi yang
rendah. Sebab, apabila arus gangguan tersebut dipaksakan mengalir ke
tanah dengan tahanan yang tinggi, maka dapat mengakibatkan
perbedaan tegangan yang besar sehingga dapat membahayakan
makhluk hidup disekitarnya. Sistem pentanahan adalah suatu rancangan
sistem yang memiliki sifat low-impedance (tahanan rendah), sehingga
arus yang berlebih dapat dialirkan secara cepat pada tanah agar tidak
merusak peralatan-peralatan pada bangunan gedung. Sistem
pentanahan yang akan dipasang pada suatu bangunan gedung
diperlukan perhitungan dan pengukuran tahanan pentanahan yang baik
dan benar sehingga pada saat terjadi surja petir, maka arus dapat
dialirkan langsung pada tanah secara cepat melalui kawat penghantar
yang sudah terhubung dengan elektroda pentanahan. Setidaknya ada
empat buah komponen instalasi listrik yang wajib untuk dibumikan atau
diketanahkan dalam rangka mengamankan aliran listrik sebagai berikut :
1. Titik Netral yang berasal dari generator maupun transformator listrik.
Menghubungkan titik netral dari generator atau transformator ke
tanah dibutuhkan untuk memproteksi hal - hal yang berkaitan
dengan gangguan hubung tanah.
2. Kawat petir pada bagian atas dari saluran transmisi yang juga
berperan sebagai lightning arrester harus dibumikan juga. Semua
kaki dari tiang transmisi harus ikut dibumikan, mengingat kawat petir
ada di sepanjang saluran transmisi. Dengan begitu, petir yang
bergerak menyambar kawat petir akan seluruhnya disalurkan ke
dalam tanah melalui setiap kaki dari tiang saluran transmisi.
3. Seluruh komponen instalasi yang dengan mudah tersentuh manusia
dan mudah menghantarkan listrik karena terbuat dari logam harus
dibumikan.
4. Bagian bawah komponen pembuangan listrik dari lightning arrester.
Tujuannya adalah supaya lightning arrester bekerja dengan maksimal
dalam membuang muatan listrik yang berasal dari petir menuju bumi
atau tanah.
BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PEKERJAAN
akhir dari proyek yang dicapai dapat dipenuhi baik kualitas maupun
kuantitas. Dengan demikian, maka salah satu program pemerintah
yang hendak dicapai sebagai mana yang disampaikan dimuka,
dapat secara berangsur-angsur dipenuhi.
Sebaliknya jika interest yang diberikan tidak memadai dan
personil yang dilibatkan belum memenuhi standar yang dibutuhkan,
maka akan banyak kendala yang ditemui di lapangan. Akibatnya
sasaran proyek tidak dapat terpenuhi dan program pemerintah tidak
akan mencapai target yang telah ditetapkan. Jika sudah demikian,
maka konsultan pengawas dinilai tidak profesional dan berada pada
level yang rendah.
Selain itu untuk memahami isi materi sekaligus dapat menjadi
bahan koreksi bagi pihak pemberi kegiatan oleh konsultan pengawas
terhadap materi yang diindikasikan terjadinya kekurangan atau
kesalahan pengertian sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
kegiatan selanjutnya.
Setelah dibaca dan dipahami dengan baik Kerangka Acuan
Kerja, maka seluruh lingkup kegiatan yang ditawarkan sesuai dengan
TOR yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan
kami sesuai dengan waktu kualitas dan biaya yang diberikan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pengawasan
Revitalisasi Sistem Grounding Gedung Direktorat Jendral Imigrasi, telah
menjelaskan dan mengarahkan berbagai aspek penting yang
mencakup :
Latar Belakang
Lingkup Pekerjaan
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Ruang Lingkup Kegiatan Pekerjaan
Kebutuhan dan Persyaratan Tenaga Ahli
Pelaporan dan Jadwal Penyerahan
2. Peninjauan Design
Dalam tahapan ini merupakan titik dari pekerjaan yang telah
ditentukan oleh KAK, Kegiatan Pegawasan Pekerjaan Revitalisasi
2.2. Metodologi
Dalam pelaksanaan tugas, kami selaku Konsultan Pengawas
melakukan beberapa pendekatan agar dapat tercapai Maksud dan
Tujuan pekerjaan. Pendekatan yang kami lakukan adalah sebagai
berikut :
- Memahami Isi Kerangka Acuan Kerja (KAK), Kontrak Kerja.
- Melakukan Quality Kontrol, yaitu mengamankan seluruh komponen
secara menyeluruh dan mendetail, tidak selected – random, disini
selalu dilengkapi dengan check – list apa yang akan diperiksa,
- Melakukan Quality Assurance yang lebih ke-arah meyakinkan
apakah proses quality kontrol cukup terarah ke sasarannya dan
“Pada tahap ini, pada struktur ini, pada komponen ini, pada sistem ini,
pada material ini, pada utilitas ini, apa yang harus diawasi dan apa
yang harus diamankan, apa syarat pengawasan atau pedoman
pengawasannya, bagaimana cara penanganannya, mana chek-
listnya, mana format laporannya, kepada siapa dilaporkan atau
ditembuskan dan siapa yang berwenang menganalisa atau
mengevaluasi untuk bidang yang mana.”
B. Tahap Pelaksanaan/Konstruksi
Secara umum setiap item pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui
oleh konsultan Pengawas. Tahapan ini dapat kami
gambarkan seperti alur pikir/flow chart pelaksanaan secara
umum dibawah ini:
Dari Flow chart tersebut terlihat pola alur pikir atau metoda
dan proses pengawasan / pengendalian / kontroling yang
akan kami laksanakan selama masa konstruksi. Dalam
uraian selanjutnya dapat kami uraikan kegiatan-kegiatan
Team Teknis/Serah
Terima
Pemerikasaan Fisik
di lokasi/proyek
Pemerikasaan
Lakukan Adminstrasi, Kontrak,
Perbaikan Waktu Pelaksanan,
Pekerjaan Kualitas, Kuantity, s/d
seperti yang Pembayaran/Biaya dan
tertera Tambah Kurang
dalam
ChekList
Testing
Comissioning
tidak
ya
B.A. Serah
Terima I
Masa Pemeliharaan
Ya
Team Teknis/
Serah Terima II
Pemerikasaan pisik
tidak
di lokasi/proyek
Testing
Comissioning
A. Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama pemegang komitmen
mengendalikan Pelaksanaan fisik pembangunan yang
dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan rentang
meliputi “Pre- Audit” , “Monitoring” dan “Post - audit”.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
Aspek mutu hasil pekerjaan
Aspek Volume pekerjaan
Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
Aspek biaya keseluruhan pekerjaan
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan
syarat syarat yang tercantum dalam kontrak Kontraktor
Pelaksana.
D. Evaluasi Rencana
Konsultan pengawas/supervisi melakukan evaluasi atas
rencana proyek yang akan dilaksanakan serta
menyarankan perubahan/penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin
tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik
baiknya.
H. Pengontrolan Proyek
Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang
dinamis, dan yang dipengaruhi oleh bermacam macam
faktor. Karena itu network / s- curve chart yang telah
disetujui sebagai pegangan Pelaksana dan Konsultan
supervisi yang secara rutin periodik atau sesuai dengan
kondisi dicheck kembali :
Apakah target pencapaian kemajuan pekerjaan dan
waktu yang direncanakan telah ditepati
Akan ditepati dalam jangka panjang dengan segera
Nantinya ditepati (jangka panjang)
Bila perlu diadakan perubahan baru untuk mengendalikan
perubahan proyek seperti yang dikehendaki.
J. Cara mengontrol
Cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai Disajikan langkah
langkah cara mengontrol seperti flow chart dibawah ini
Dapatkah Alasanya ?
pekerjaan
Dimulai ? Ada keterlambatan
?
Diperlukan
Penegangan
Pemecahanya
OK
1. Fungsi Administratif
Fungsi Administratif terdiri dari :
Membantu Pemegang Komitmen dalam
memahami dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen
kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan
kewajiban dan tugas Kontraktor Pelaksana.
Mengadakan komunikasi dan surat menyurat,
membuat memorandum atas pekerjaan konstruksi
(peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan,
pembangunan baru).
Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan
pekerjaan berupa, foto-foto yang dibuat sebelum
proyek berlangsung (mulai ), sedang berjalan dan
proyek selesai,serta kejadian dilapangan lainnya.
Menyiapkan rekomendsi sehubungan dengan
”Contract Change Order” dan ”Addendum”
sehingga perubahan perubahan kontrak yang
dipelukan dapat dibuat secara optimal dengan
mempertimbangkan semua aspek yang ada.
Menyiapkan dan menyampaikan laporan secara
berkala.
O. Pengendalian Waktu
Di dalam pekerjaan perbaikan atau rehab, tenaga kerja
dan jumlah jam kerja perhari adalah sangat erat sekali
hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu
mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan
waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
Q. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan
diperlukan tenaga kerja yag mencukupi, sehingga
pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai
dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi
pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka
tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/overtime.
Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang
cukup/effektif maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan
bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.
BAB III
RENCANA KERJA
Persiapan Pengawasan
Penyelidikan, penelitian dan penilaian mengenai:
a. Keadaan pada saat Pengawasan dan kebutuhan
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
b. Jumlah pentahapan, pembiayaan dan persyaratan
pembayaran menurut standar yang berlaku.
Konsep Pengawasan
Penyusunan konsep Pengawasan merupakan pengalian
nilai-nilai dan kemungkinan-kemungkinan. Secara kreatif
dari setiap analisa pekerjaan persiapan Pengawasan.
Penuangan kreatifitas yang disertai kemampuan
penguasaan faktor-faktor yang membatasi dan membuka
kemungkinan yang positif
Pekerjaan yang dilakukan adalah :
a. Menyusun konsep dasar Pengawasan melalui studi
perbandingan atas beberapa kemungkinan.
b. Melakukan penelitian tentang kemungkinan
perkembangannya.
Terhadap pekerjaan fisik proyek, aktifitas-aktifitas dalam
Pekerjaan Pengawasan Teknis / Supervisi Revitalisasi Sistem
Grounding akan dilakukan menurut kelompok pekerjaan
berikut :
Peninjauan Desain Oleh Konsultan
Desain teknis serta spesifikasi yang telah disusun oleh
konsultan perencana diteliti ulang baik masalah
arsitektur maupun masalah konstruksi yang
berakibatkan tidak tercapaianya sasaran dan mungkin
adanya permintaan dari pihak proyek.
Pengendalian Mutu
Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan
persyaratan dan speksifikasi Kontrak. Bidang pekerjaan
utama dimana pengendalian mutu secara luas akan
diperlukan adalah :
Pengawasan Pekerjaan
Konsultan dipercaya dengan tugas pelaksanaan
pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan untuk
memastikan sesuai dengan seluruh persyaratan kontrak.
Dalam usaha melaksanakan seluruh tugas diatas secara
efisien, Personil yang diperlukan harus seluruhnya
memenuhi tahapan yang berbeda dari pelaksanaan,
sehingga akan menambah tingkat efisien pekerjaan.
Manajemen Kontrak
Manajemen kontrak yang tepat dan efisien merupakan
unsur yang perlu sekali dalam proses penyelesaian
pelaksanaan konstruksi secara tetap dan berhasil,
pekerjaan ini terdiri dari :
a. Perencanaan yang tetap
b. Pelaksanaan pekerjaan yang memenuhi persyaratan
spesifikasi
c. Manajemen Finansial
d. Komunikasi antara pihak-pihak yang terkait
e. Pelaporan
f. Penyimpanan data
A. Perencanaan
Hal ini menentukan keahlian yang diperoleh dari pengalaman
sebelumnya, pengetahuan lengkap dan peralatan yang
dibayarkan, sifat urutan dan metode pekerjaan serta perkiraan
biaya. Diagram Network harus digambarkan seluruh pekerjaan
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Selama pelaksanaan di lapangan semua kebutuhan
dilapangan harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk
menjamin hasil akhir dengan mutu yang baik dan masih dalam
batas-batas toleransi. Semua survey dan pengukuran wajib
dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan serta dibuatkan
Laporan Kemajuan Pekerjaan. Dalam penyelenggaraan hal di
atas adanya maksud tertentu dari staf pengawas harus
dihindari.
C. Komunikasi
Wakil Pemberi tugas, kontraktor dan konsultan merupakan
pihak-pihak yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan.
Komunikasi yang teratur dari kelompok diatas harus dijaga
dengan baik sehingga tidak ada informasi yang penting atau
D. Pelaporan
Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan akan disampaikan
dengan melampirkan kemajuan pekerjaan tiap minggunya
dan kegiatan harian yang berisikan jumlah bahan yang masuk,
tenaga kerja, kondisi cuaca serta instruksi atau saran-saran
yang dibuat oleh tim konsultan pengawas atau pihak pemberi
tugas.
E. Penyimpanan Data
Semua data-data lapangan hasil pekerjaan, stok material dan
target pekerjaan akan disampaikan dan didaftarkan dengan
baik, bukti-bukti pembayaran, data-data pembayaran
dokumen kontrak, termasuk perhitungan perintah perubahan
dan sebagainya akan didata dengan baik dan disimpan untuk
pemeriksaan yang akan dilakukan oleh yang berkepentingan.
Dari uraian di atas, untuk memperkuat kontrol pengawasan,
dapat dilihat dari bagan alir di bawah ini.
Di dalam bagan alur tata laksana proyek terdapat beberapa
notasi maupun singkatan huruf sebagai berikut :
PP : Pemilik Proyek
USER : Pemakai
TBPK : Tim Bimbingan Pelaksanaan Kegiatan
KP : Konsultan Perencana
KS : Konsultan Pengawas
SM : Site Manager
SP / IS : Supervisor (tenaga ahli pengawas
lapangan)/Inspector (pengawas lapangan)
K : Kontraktor
PL : Pelaksana
DEP : Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
START
PP = Pemilik Proyek
Menjelaskan gagasan-gagsan
sesuai dengan kebutuhan PP
kepada KS, KP & K
KS = Konsultan Pengawas
PP
Ada perubahan KS =
dan pengarahan
dari PP Ya Revisi rancangan tatalaksana
pengelolaan
tidak
PP
Menetapkan/menyetujui tata
laksana pengelolaan
STOP
The image part with relationship ID rId13 was not found in the file.
START
PL
SP
SM
STOP
Keterangan :
PL : Pelaksana Lapangan ( K )
SP / IS : Supervisor / Inspector / Pengawas Lapangan
SM : Site Manager
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
START
PL
SP / IS
Memeriksa laporan mingguan dari
PL terhadap lapangan
SP / IS
SM
STOP
Keterangan :
PL : Pelaksana Lapangan ( K )
SP / IS : Supervisor / Inspector / Pengawas Lapangan
SM : Site Manager
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
START
SP / IS
SP / IS & K
Ada perbedaan
? Menerima perhitungan
prestasi pekerjaan dan K
memperbaiki prestasi
bulanan
SP / IS
Menyerahkannya kepada
SM
SM
STOP
Keterangan :
K : Kontraktor
SP / IS : Supervisor / Inspector / Pengawas Lapangan
SM : Site Manager
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
PP : Pemilik Proyek
START
SP / IS
Melaporkannya ke SM
SM
SM
Dituruti
(1 Minggu ) Memberikan Surat
Peringatan dengan sanksi
denda
Pekerjaan diselesaikan
sesuai dengan spec.
Teknis Perintah SP/IS dan
TBPK
STOP
Keterangan :
K : Kontraktor
SP / IS : Supervisor / Inspector / Pengawas Lapangan
TBPK : Tim Bimbingan Pelaksanaan Kegiatan
SM : Site Manager
START
PP
Memerintahkan KS dan
KP melihat perlunya
pek. Tambah kurang
SM SM
PP, KS, KP
Memerintahkan KS dan
KP melihat perlunya
pek. Tambah kurang
Setuju
PP PP
B A kerja
Surat penolakan
STOP
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PELAKSANAAN
BAB V
PELAKSANAAN K-3
5.1. Rencana Program K3
Kecelakaan
Laporan Unit K3
Dilaksanakan
Dibawa ke RS Pengobatan di
proyek (P3K)
Catat Laporan
Kecelakaan
Selesai
Pengarahan/ Penjelasan
K3 untuk tenaga baru &
dicatat sebagai laporan
SAFETY INSPECTION
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan
lingkungan dan peralatan yang
memungkinkan untuk terjadi nya kecelakaan
dan melakukan tindakan pencegahan nya
secara langsung serta membuat sistem
pelaporan.
SAFETY PATROL
Melakukan patrol tiap senin siang bersama top
Management ke lapangan untuk mengetahui
Permasalahan keselamatan kerja di lapangan .
FOGGING
Penyemprotan Nyamuk di lapangan untuk
mencegah penyakit yang dapat di timbul
kan oleh serangga dan sejenis nya sebagai
salah satu kepedulian kami terhadap
kesehatan pekerja tiap hari sabtu sore.
JENIS
NO PENGAMANAN STANDAR PENGAMANAN YANG WAJIB MEMAKAI
KERJA
Helmet Semua orang yang di
1 Pelindung Diri Sepatu proyek sesuai dengan
Berpakaian sopan jenis pekerjaan
e. Budaya 5R
Pengertian
5R adalah cara / metode untuk mengatur /
mengelola / mengorganisir tempat kerja
menjadi tempat kerja yang lebih baik
secara berkelanjutan.
Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas
tempat kerja.
Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang
lebih efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan
luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja
yang bagus / baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
f. Langkah-langkah Penerapan 5R
a. Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak
diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang
masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang
penggunaannya.
A.
b. Rapi
1. Menata / mengurutkan
peralatan/barang berdasarkan alur
proses kerja.
2. Menata / mengurutkan peralatan /
barang berdasarkan keseringan
penggunaan nya, keseragaman,
fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan / barang mudah
ditemukan.
Resc. Resik
1. Membersihkan tempat kerja
dari semua kotoran, debu dan
sampah.
2. Menyediakan sarana dan
prasarana kebersihan di tempat
kerja.
3. Meminimalisir sumber – sumber
sampah dan kotoran.
4. Memperbarui / memperbaiki tempat kerja yang sudah
usang / rusak ( peremajaan ).
d. Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Rajie. Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
g. Rambu – Rambu K3
LABEL PIPA
Gas Bertekan
LABEL PIPA
LABEL PIPA Bahan Mudah Terbakar
LABEL PIPA
Air Yang Dapat
LABEL PIPA Diminum, Air
Pendingin, Air Umpan
LABEL PIPA Boiler
LABEL PIPA
PT BUMI MADANI Halaman
2022 V - 12
LAPORAN AKHIR
KONSULTAN SUPERVISI REVITALISASI SISTEM GROUNDING GEDUNG
DIREKTORAT JENDRAL IMIGRASI
A. Dasar Penyebab :
B. Penyebab Tidak Langsung : C. Penyebab Tidak Langsung :
1. Kurangnya
1. Faktor Pekerjaan 1. Tindakan tidak aman
Prosedur/Aturan. 2. Kondisi tidak aman
2. Faktor Pribadi
2. Kurangnya Sarana.
3. Kurangnya Kesadaran.
4. Kurangnya Kepatuhan.
IDENTIFIKASI
NO JENIS/TYPE PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO PENGENDALIAN
K3 RESIKO K3
n. Pasca Pelaksanaan
PEMELIHARAAN
MASA MASA
PELAKSANAAN PEMELIHARAN
PENYERAHAN I
CHEK LIST
KEKURANGAN
PERBAIKAN
PEMERIKSAAN
PENYERAHAN II