JURUSAN TEKNIK
LISTRIK
POLITEKNIK
UNISMA MALANG
2019
Sistem Penyalur Petir
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Proses terjadinya
petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif
(proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada
beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada
awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik
muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian
dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir
biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri,
antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi). Energi yang dihasilkan oleh satu
sambaran 55 kw/hour.
Izin setiap instalasi Penangkal Petir sebaiknya diperiksa setiap setahun sekali yang
dilakukan menjelang musim penghujan (Internal Cek) , diharapkan selama musim
penghujan instalasi yang telah terpasang dapat berfungsi dengan baik sehingga bangunan
akan aman dan terlindungi serta terhindar dari bahaya sambaran petir.
Setiap instalasi Penangkal Petir sebaiknya diperiksa setiap setahun sekali secara mandiri
oleh teknisi ( internal cek ) dan Pemeriksaan yang mendapatkan sertifikasi disnaker tiap dua
tahun sekali
Sebagaimana peraturan pemerintah RI NO. :PER. 02/MEN/1989 TENTANG
PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR maka pemeriksaan berkala oleh
instansi terkait dalam hal ini adalah Disnaker, dilakukan setiap 2 tahun, hal ini dapat
terwujud apabila pihak Swasta/Instansi sadar perlunya keselamatan baik itu pada gedung
dan isinya maupun keselamatan bagi karyawan yang ada disekitar tempat kerja.
Kami sebagai Pihak Ketiga/Swasta menawarkan jasa akan keperluaan 2 hal tersebut :
1. Pemeriksaan berkala tahunan / Internal Cek
Bahwa pemerikasaan instalasi penyalur petir ini akan dilakukan dengan mengikuti
standarisasi teknis dan mengikuti aturan yang berlaku , Tujuan akhir dari Internal Cek
adalah memberikan kepastian akan kelayakan sebuah instalasi . sehingga dari pihak pemilik
bangunan akan benar benar yakin akan fungsi penyalur petir yang terpasang .
2. Pemeriksaan / Sertifikasi Disnaker dan Re-Sertifikasi Disnaker setiap 2 tahun sekali
Sedangkan Sertifikasi Disnaker dan Re-Sertifikasi Disnaker adalah menyertakan pihak
Instansi Terkait di daerah tersebut kali ini Disnaker Setempat . Di libatkannya dipak
pemerintahan tidak lain karena masih ada keterkaitan akan hasil uji kelayakan ini dengan
berbagai kepentingan yang lain ( ISO , Asuransi )
Beberapa dokumen harus di siapkan bila akan di lakukan ijin pengesahan Disnaker
diantaranya (permohonan pengesahan disnaker)
Lingkup Kerja Pemeriksaan Instalasi
Pemeriksaan instalasi penangkal petir meliputi pemeriksaan yang terdiri dari serangkaian
pengujian terhadap sistem penyalur petir yang ada , mulai dari jenis dan fisik material ,
spesifikasi teknis material , serta teknis pemasangan.
2
Hasil pemeriksaan instalasi Penangkal Petir berisi data teknis kondisi fisik instalasi
penyalur petir, serta hasil spesifikasi teknisnya sesuai standar operasional dan ketentuan
yang berlaku.
Rekomendasi perbaikan atau penggantian akan diberikan bila ditemukan kesalahan ataupun
potensi ketidaksesuaian , Untuk pelaksanaan perbaikan akan kembali menjadi kebijakan
pihak pemilik akan pelaksanaanya.
Proses Pemeriksaan Instalasi Meliputi :
• Pemeriksaan data teknis yang ada
• Pengamatan visual peralatan dan sistem instalasi Penangkal Petir (di lokasi).
• Pencatatan data lapangan ( di lokasi ).
• Perbandingan kesesuaian teknis dengan standar nasional.
• Melakukan evaluasi teknis dalam standarisasi yang dipakai
• Analisa kelayakan instalasi
• Laporan Hasil Pemeriksaan
Hasil Pelaporan Pemerikasaan Instalasi Penangkal Petir
Hasil laporan pemeriksaan akan disampaikan kepada pelanggan baik lesan atau tulisan .
Bila ada temuan kelemah menjadi dasar rekomendasi kami agar dilakukan perbaikan.
Perbaikan akan kekurangan dan kelemahan dari instalasi menjadi tanggung jawab penuh
pihak pengelola bila tidak di lakukan perbaikan ( Internal Cek ), Tetapi akan berbeda bila
pemeriksaan berkala 2 tahunan , bila ditemukan ketidak sesuaian maka dari Pihak Dinas
Tenaga Kerja setempat tidak mensetujui kelayakan pakai dari fungsi keselamatan Penyalur
Petir .
7
c. Grounding tegangan netral – ground ˜ 1 Volt
AC
d. Grounding nilai toleransi ˜
3%
e. Ukuran grounding ˜ 1 Ohm
8
Grounding adalah suatu jalur yang dipasang langsung dari arus listrik menuju bumi.
Grounding dipasang untuk mencegah terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan
tegangan listrik berbahaya akibat adanya kegagalan isolasi. Cara kerja grounding adalah
ketika terjadi arus listrik yang terlalu besar akibat adanya kebocoran, induksi tegangan
listrik atau kegagalan isolasi suatu peralatan listrik atau instalasi listrik, maka bagian
pentanahan akan secepatnya menyalurkan ke tanah, dan orang yang tidak sengaja
memegang peralatan tersebut akan aman dari sengatan listrik, serta peralatan akan
terhindar dari kerusakan. Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah tinggal,
grounding mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung
ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi
dari sistem kelistrikan atau peralatan listrik. Contohnya, ketika menggunakan setrika
listrik dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas dari setrika, maka
tegangan yang bocor akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding,
dan pengguna akan aman dari bahaya kesetrum.
b. Untuk instalasi penangkal petir, sistem grounding berfungsi sebagai penghantar
arus listrik yang besar langsung ke bumi. Pemasangan grounding untuk instalasi
penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
c. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah
kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
Apabila ditinjau lebih luas lagi, pengertian dan fungsi grounding akan berbeda
apabila diterapkan dalam sistem transmisi tenaga listrik, tujuan pengukuran, pesawat
terbang atau pesawat ruang angkasa.
a. Untuk rangkaian sistem transmisi tenaga listrik yang besar, bumi merupakan salah
satu penghantar dan jalur kembali dari rangkaian. Arus listrik yang mengalir ke beban
akan mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut, maka kabel listrik sebaiknya
mempunyai minimal 2 penghantar, dimana salah satu mengalir dari sumber listrik ke
beban dan satunya berfungsi sebagai penghantar balik.
b. Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang relatif
cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan.
c. Untuk pesawat terbang, ketika beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik langsung
ke bumi, maka dipasang suatu konduktor besar yang berfungsi sama seperti
grounding sebagai jalur kembali dari berbagai arus listrik. Pesawat udara dilengkapi
dengan static discharge system yang dipasang di ujung sayap berfungsi untuk
membuang kembali ke udara muatan listrik yang timbul akibat gesekan dengan
angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari sambaran petir.
9
Gambar 2.7 Static Discharge System pada Pesawat Terbang
Kabel grounding dalam instalasi listrik secara umum terkoneksi di kWh meter PLN.
Sistem grounding disambung menggunakan kabel grounding dari kabel NYM masuk ke
MCB box (pengaman listrik atau panel hubung bagi). Sirkuit dari instalasi listrik
menggunakan 3 buah MCB. Terminal netral (warna biru) berada di bagian atas
sedangkan terminal grounding (warna hijau, kuning) berada di bagian bawah.
10
Gambar 2.9 Contoh Pemasangan Instalasi Grounding Rumah
11
Parameter yang paling penting untuk menilai kualitas grounding adalah resistansi
atau nilai tahanan yang terukur di koneksi grounding. Semakin kecil nilai tahanannya
maka koneksi grounding semakin baik, artinya arus gangguan atau petir dapat lebih cepat
menuju bumi tanpa hambatan yang berarti. Nilai tahanan yang umumnya dipakai
maksimal sebesar
5 Ohm untuk instalasi listrik rumah tinggal dan 2 Ohm untuk instalasi petir, sesuai
yang tertera dalam PUIL 2011.
Besarnya nilai tahanan yang didapat tidak selalu sama dengan panjang grounding
rod yang terpasang, karena dipengaruhi juga oleh kondisi tanah. Apabila kondisi tanah
mempunyai nilai tahanan rendah, maka cukup dipasang satu atau dua batang grounding
rod sehingga tahanan yang terukur dapat mencapai dibawah 5 Ohm. Apabila tahanan yang
terukur masih tinggi, maka panjang grounding rod harus ditambah agar lebih dalam lagi.
Jika daerah dengan nilai tahanan tanahnya tinggi, maka tahan grounding diperbolehkan
mencapai maksimal 10 Ohm.
Pengukuran nilai tahanan menggunakan alat ukur yang disebut “earth tester”. Alat
ini merupakan alat wajib bagi kontraktor yang mengerjakan instalasi grounding. Besarnya
nilai tahanan dapat dipastikan dan diukur apakah sudah sesuai dengan persyaratan, jadi
bukan berdasarkan berapa meter grounding rod ditanam. Koneksi grounding harus
dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang digunakan. Kabel grounding,
phase dan netral secara bersama dari MCB box akan melewati seluruh instalasi listrik dan
berakhir di stop kontak. Colokan listrik atau steker yang digunakan sebaiknya juga
dilengkapi fasilitas koneksi grounding.
Peralatan listrik dengan kapasitas yang cukup besar seperti TV, Rice-cooker, setrika
listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll sebaiknya menggunakan colokan multi bentuk
“T”.Contoh peralatan yang dilengkapi dengan fasilitas koneksi grounding adalah
ditunjukkan dalam kotak atau lingkaran merah seperti berikut ini:
Gambar 2.12 Stop Kontak Gambar 2.13 Steker Gambar 2.14 Steker T
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga
ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat
penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan
dari tanah yang ada
di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang
keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini
menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya.
Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya.
Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya
makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang
pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan
didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.
Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot.
Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka
bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat
mencapai 2.500°C. Tegangan lebih dari 500 V merupakan resiko tinggi terhadap
keselamatan jiwa. Arus bolak- balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-kejang.
Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah
cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi ventrikel).
Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal ginjal, pecahnya
gendang telinga (tegangan tinggi), katarak.
2. Kebakaran
Timbulnya kebakaran listrik akibat penggunaan energi listrik disebabkan
oleh:
a. Penggunaan stop kontak atau adaptor yang berlebihan
Yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang berlebihan sehingga
melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya. Sehingga
terjadi percikan api pada saat mencolokkan listrik. Bila percikan tersebut mengenai
benda yang mudah terbakar, maka kebakaran bukan hal yang mustahil untuk terjadi.
b. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan beban
Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar
adalah besar arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel atau penghantar
tersebut sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbuka atau tertutup. Hal ini
karena isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua, mutu kabel
jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban listrik
yangmengalirinya. Dasar pertimbangannya adalah efek pemanasan yang dialami
oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas arus terlampaui
maka akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan yang akhirnya bisa
merusak isolasi dan atau membakar benda-benda sekitarnya. Agar terhindar dari
peristiwa kapasitas lebih semacam ini maka ukuran kabel harus disesuaikan
dengan peraturan instalasi listrik.
c. Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi
Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya dimana
terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar.
d. Instalasi kontak yang jelek
Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya
hubungan kawat positip dan kawat negatip yang beraliran listrik. Terkadang untuk
memperkuat sekering atau MCB (miniature Circuit Breaker), mengganti dengan
ukuran yang lebih besar. Sehingga listrik tidak jatuh saat terjadi beban berlebihan,
tetapi akan mengakibatkan sambungan listrik terbakar.
e. Penggunaan peralatan listrik dengan kualitas rendah.
Dampak Kebakaran Listrik Terhadap
Manusia
Mengalami luka bakar
Kecelakaan listrik dapat menyebabkan manusia mengalami luka ringan
maupun berat.
Kematian
Kecelakaan listrik yang arusnya besar dapat menyebabkan kematian
terhadap manusia
Kerugian material
Dalam kejadian kebakaran listrik di sebuah rumah ataupun
industry menyebabkan harta benda manusia ikut terbakar.
Pencegahan dan penanggulan bahaya Kebakaran
Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan
terminaltidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api.
Jikamendapati hal- hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan
perbaikan.
Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian MCB trip
kembalisebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya
dansegera kita informasikan Crew untuk mengecek / memperbaikinya.
Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan
gunakanalat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya
3. Radiasi
Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita
pada jarak +3 meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkunganyang
terjangkau radiasi.
2. Pelindung mata
Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbedadengan kaca
mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas
kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yangdapat menahan jenis sinar
UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Sinarultaraviolet muncul karena lapisan
ozon yang terbuka pada lapisan atmosfer bumi,UV dapat mengakibatkan pembakaran
kepada kulit dan bahkan Kanker kulit.
3. Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah ;
a. Goggles
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles
terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata,maka goggles melindungi
lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan, uap logam,uap, serbuk,
debu, dan kabut.
b. face shield.
face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan seringdigunakan pada
operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yangmelayang.Banyak
Face
shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun
Facae Shield melindungi wajah, tetapi FaceShield bukan pelindung mata yang
memadai, sehingga pemakaian safety glassesharus dilakukan dengan pemakaian Face
Shield.
c. Welding Helmets
Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las).Topeng las
memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakailensa absorpsi
khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yangdihasilkan selama
operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glassesatau Goggles harus
dipakai saat menggunakan Helm Las.
d. Masker wajah
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengatdan dari debu
yang merugikan.
4. Pelindung Tangan
Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkancacat adalah
tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan
manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yangdapat mencengkram,
memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tanganmanusia. Karenanya tangan
harus dilindungi dan disayangi. APD tangan dikenaldengan Safety Glove dengan berbagai
jenis penggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang
tidak terbatas hanya untukmelindungi dari bahan kimia.
Jenis-Jenis Safety Glove;
a. Sarung Tangan Metak Mesh
Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga
terpotong. b. Sarung tangan Kulit
Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan
kasar. c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene
Melindungi tangan terhadap bahan kimia
beracun d. Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran
danVibrasi. e. Sarung tangan Heat resistant
Mencegah terkena panas dan api
f. Sarung tangan karet
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakanisolator
(bukan penghantar listrik)
g. Sarung tangan Latex disposable
Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuksekali
pakai. h. Sarung tangan lead lined
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
5. Pelindung Kaki
Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk kaki
manusia. Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan,dan cukup
Flexible untuk memungkinkan berlari, bergerak, ataupun pergi. Tanpa kaki dan jari-jari
kaki, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Hal-Hal yang dapat menyebabkan
kecelakan pada kaki salah satunya adalah akibat bahan kimia. Cairan seperti asam,
basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan sepatu. Bahan berbahaya tersebut
dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas.Banyak jenis jenis
sepatu keselamatan dan diantaranya adalah
a. Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan
licin. b. Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,alcohol, asam,
garam, dan basa.
c. Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan
darah. d. Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
6. Pelindung Telinga
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerjayang
bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras
ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini
adalah dengan menggunakan Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredan
suara yang akan masuk ke telinga sehingga suara bising tidak mengganggu dan
merusak system kerja telinga, karena manusia mempunyai batas pendengaran, apabila
kekerasan suara yang terlalu keras maka akan memyebabkan Kerusakan pada
gendang telinga.
7. Tali Keselamatan
Tali Keselamatan Disebut Safety Belt, safety Belt diperlukan untuk perlindungan
diri pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian danagar mengurangi
resiko jatuh langsung dari ketinggian
32