Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.i)
Oleh
Jovendra Aliansyah
NIM: 1050521751
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dalcwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial fslarn (S.Sos.i)
Oleh
Jovenra Aliansvah
NIM:105052001751
NIP:1
Jln. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Telepon/F ax:(021) 7 4327 2817 47 03580
Website: www.fdkuini akarta ac.id E-mail : dakwah@,fdk.uiniakarta.ac.id
Sidang Munaqasyah
Anggota
Penguji I Penguji II
Pembimbing
1001
-lr
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di di Universitas Islam Negeri
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ka.ya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil plagiat dari hasil karya orang lain, maka saya
Ciputat,l6 J
ABSTRAK
Jovendra Aliansyah
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wb.Wr.
Sedalam puji dan setinggi syukur kepada Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat sehat dan hidayah serta Inayah, sehingga penulis dapat
selalu dilimpahkan Allah SWT kepada Rasul-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa sebagai
manusia yang selalu memiliki kesalahan dan kekurangan yang tidak akan sukses
menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa adanya dorongan dari berbagai pihak.
Komunikasi.
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si. dan Bapak Drs. Sugiharto MA. sebagai
ii
iii
4. Seluruh dosen dan staf akademik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Jakarta.
6. Terima kasih kepada pihak Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang
Besar Selatan, Jakarta Timur” yang telah menerima penulis dengan baik
dorongan, baik moril maupun materil serta telah sabar menanti penyelesian
skripsi ini. Tidak lupa Kakak Novi Heriawan, adik Mareta Aprilia, Zaiva
motivasi yang luar biasa pada penulis semoga kita tetap dekat dan terjaga
dalam persaudaran.
Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
semua pihak. Segala kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini
iii
iv
Jovendra Aliansyah
iv
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
v
vi
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
alam moderenisasi yang merupakan proses yang tidak dapat dielakkan. Tentu
saja hal tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi perjalanan
masyarakat sehari-hari.
dimana remaja memiliki kondisi jiwa dan mental yang labil masa transisi atau
Thornburg terbagi tiga tahapan yaitu; remaja awal berusia 13-14 tahun,
remaja tengah berusia 15-17 tahun, dan remaja akhir yang berusia 18-21
1
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet-
1, h. 14.
2
dan sisi lain juga menyisihkan masalah sosial dalam artian negatif, yaitu
narkoba secara nasional semakin meningkat, yaitu dari tahun 2004 ke 2008
naik sekitar 20 persen atau sebanyak 2,80 juta orang menjadi sekitar 3,3 juta
narkoba akan meningkat sekitar 4,58 juta orang di tahun 2013, apabila tidak
Sekarang ini tidak dapat kita pungkiri lagi maraknya kenakalan remaja
korban pelakunya adalah anak remaja, seperti SMP, SMA , dan Mahasiswa.
2
Arifin, PSIKOLOGI DAKWAH “Suatu Pengantar Studi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
Cet Ke-5, h. 105.
3
Mangku, dkk, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja, (Jakarta: Badan Narkotika
Nasional (BNN), 2011)
3
banyak variasi ada yang dilakukan berdasarkan agama, pemberian makna, arti,
tujuan dan peranan hidup dengan kehidupan orang lain, namun ini bukanlah
lebih baik pada aspek jasmani dan rohaniah sehingga pada gilirannya
menimbulkan perubahan yang drastis pula pada tingkah laku klien (Remaja)
hadapi.
rangka rehabilitas, perlu campur tangan secara menyeluruh dan harus adanya
narkotika (UU No. 9/1976) pada pasal 32 sampai dengan pasal 35 telah
4
penyalahgunaan narkotika.4
Khususnya Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater berawal dari rasa
benar.
4
Sudarsono, Kenakalan Remaja Prevensi Rehabilitasi dan Resosialisasi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 80.
5
1. Pembatasan Masalah
Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur” agar tidak
melebar jauh dan penelitian ini dapat difokuskan untuk memperoleh data-
2. Perumusan Masalah
sebagai berikut:
Health Care dan hambatan apa saja yang dialami oleh Yayasan
1. Tujuan Penelitian
narkoba.
D. Tinjauan Pustaka.
antara lain:
Nurul Syifa’ “Kelapa Dua Jakarta Barat” oleh Tini Aulawiyah Komba
E. Metodologi Penelitian
suatu penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Metode penelitian
hubungan kerja..
2. Pendekatan Penelitian
yang diamati.5
5
Leky J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualiatatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003). h. 12.
9
a. Observasi
6
http://riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-obsevasi-dan-tujuan.html. di unduh
tgl 16/01/13 jm 23.20.
7
Bambang Supomo, Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi Dan Manajemen,
(Yogyakarta: BPFE, 2002), Cet Ke-2, h. 152.
10
b. Wawancara
yang sangat penting dalam study kasus dengan cara tanggung jawab.
sambil tatap muka, yang dijadikan sebagai kunci yaitu: Andre, Nico,
Dedi.
c. Studi Dokumentasi
penelitian.
8
Ibid. h. 152.
11
4. Jenis Data
a. Data Primer (Primary Data) yaitu data dari penelitian yang sumbernya
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang
Jakarta Timur”.
diperoleh secara tidak langsung, tapi melalui perantara pihak lain, data
5. Analisis data
menjadi bahasan dalam skripsi ini, dalam arti peneliti berupaya menelusuri
dianalisis dan dibahas, dan pada akhirnya diambil suatu kesimpulan yang
6. Waktu Penelitian
waktu dari Maret 2012 sampai dengan Juni 2012. Waktu ini dapat
yaitu bulan Maret. Tahap kedua, penyusunan kerangka teori pada April
2012. Tahap ketiga adalah penelitian lapangan April sampai dengan Mei
F. Sistematika Penulisan
bab akan memaparkan hal-hal sebagai berikut: Bab Pertama, pada bab pertama
ini akan memuat tentang hal yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini serta
tersebut adalah teori yang telah di ungkapkan oleh beberapa tokoh yang telah
wawasan serta sebagai pisau analisa dalam penelitian ini yang meliputi:
berdasarkan teori yang telah dicantumkan di atas. Pembahasan pada bab ini
Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”, dan
Bab Kelima, bab ini merupakan bab terakhir dan merupakan bab penutup
tulisan ini, yang berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian ini serta saran-
saran terhadap Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan,
Jakarta Timur”.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Rehabilitasi Mental
1. Pengertian Rehabilitasi
sehat meliputi sehat jasmani atau fisik (biologis), jiwa (psikologi), dan
secara fisik, mental, sosial, dan agama.3 Suatu wujud untuk meningkatkan
1
http://www.anneahira.com/narkoba-rehabilitasi.htm/di unduh tgl 18/01/13 jm 22.43
2
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/rehabilitasi-untuk-pengguna-narkoba/.di
unduh tgl 12/4/12 jm 00.35.
3
Chairil A Adjis, Dudi Askasyah, Kriminologi Syariah Kritik Terhadap Sistem
Rehabilitasi, (Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia 2007), Cet-1 h.227.
16
a. Bagian Rehabilitasi
4
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h.38.
5
Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi” , (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 81.
17
b. Jenis-Jenis Rehabilitasi
kehidupan masyarakat. 6
c. Tahapan Rehabilitasi
antara lain:
rehabilitasi sosial.
6
H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam
Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha
Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 71.
7
Makmur Sanusi Ph. D, Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Perempuan
Korban Trafiking, (Jakarta: Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Departemen
Sosial RI, 2009) , h. 21.
18
teratur dan disiplin agar kondisi badan atau fisik selalu dalam
2. Pengertian Mental
yang bukan bersifat badan atau tenaga”.8 Dapat kita simpulkan bahwa
8
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 733.
9
Arifin, PSIKOLOGI DAKWAH “Suatu Pengantar Studi”, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), Cet Ke-5, h. 104.
20
berbeda-beda, mulai dari tingkah laku dan pola hidup sampai pada
pemikiran yang terus bergerak maju, yang memuat aspek positif dan
penakut, curang, putus asa bahkan lari dari tanggung jawab atas masalah
10
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet Ke-3, h.
63.
11
Ibid, h. 75.
21
3. Gangguan-Gangguan Mental
perbuatan tidak baik yang bisa merusak perilaku dikemudian hari. Seperti
Maka dari itu perlunya akan kesehatan mental yang diartikan sebagai
12
Yustinus Semium, Kesehatan Mental 2, (Yogyakarta: Kanisius Anggota IKAPI, 2010),
Cet Ke-5, h. 19.
22
perubahan perilaku yang kita lewati menjadi selaras dapat diterima oleh
menghadapi masalah yang dimiliki, agar dapat bertahan, tidak putus asa,
B. Penyalahgunaan Narkoba
1. Pengertian Penyalahgunaan
obatan ialah mereka yang dalam hidupnya, memang memiliki masalah atau
13
Zakiah Daradjat, Kesehatan Menta, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1985), Cet Ke-12, h.
11.
14
Drs. Tunggul Sianipar, Pedoman Penanganan Korban Traffiking, (Jakarta: Kementrian
Sosial RI, Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, 2010), h. 16.
15
H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam
Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha
Pembinaan Warga Tama (BERSAMA) 2005), h. 70.
16
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h. 32.
23
efek yang sama dengan tingginya.18 Sebagaimana yang telah kita ketahui
seksual.19
17
Ibid, h. 33.
18
H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam
Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha
Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 5.
19
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan Jiwa,
(Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 206.
24
pengalaman emosional.
solidaritas.
20
Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi”, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 67.
25
2. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
menteri kesehatan.21
(Naza atau Napza) yang mempunyai manfaat sangat besar sekali bila
bila disalah gunakan khususnya oleh kaum remaja atau generasi muda
semua ini akan sangat berbahaya sekali bagi umat manusia, bangsa dan
dirinya sendiri pada umunya mereka tidak berkeinginan untuk meraih masa
depan, tidak mengenal jati diri sendiri, hidupnya malas, dan tidak mampu
pada diri mereka seperti halnya ketidak mampuan membedakan mana yang
21
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan
Jiwa, (Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 69.
26
baik dan buruk, perubahan perilaku yang menjadi anti sosial, dan tingginya
tingkat tindak kekerasan dan kriminalitas yang sering kali mereka lakukan.
Jadi narkoba dapat kita simpulkan adalah obat, bahan atau zat yang
a. Heroin.
22
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h.33.
23
H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam
Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha
Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 6.
27
b. Ectasy
tidak berbau serta tidak berwarna, karna itu diberi nama Ice
kelelahan.
diluar indikasi medik, tanpa petujuk atau resep dokter yang secara teratur
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Prof. DR. Zkiah Daradjat, remaja adalah masa dari umur
24
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, dkk, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Bagi Remaja, (Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2011), h. 13.
25
Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet
Ke-3, h. 35.
29
Remaja suatu tingkat umur, dimana anak-anak tidak lagi anak, akan tetapi
remaja, merupakan beban berat pada umur kecil yang ditandai oleh
remaja, menurut Yulia S.D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1991): (a)
berasal dari istilah latin adolescentia, yang berarti masa muda yang terjadi
26
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet Ke-2, h. 28.
27
Musthafa Fahmy, Penyesuaian Diri Lapangan Implementasi Dari Penyesuaian Diri,
(Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1983), Cet Ke-1, h. 82.
30
a. Pertama adalah hal-hal yang bersifat jasmani atau fisik sebagai kebutuhan
dilingkungan. Sehingga tidak terkendali dan memiliki emosi yang labil hal ini
macam pengalaman yang belum pernah dilalui oleh individu sebelum itu.
28
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h. 13.
29
Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi” , (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 155.
31
yakni (1) Endogen (2) Exogen. 30 Factor Endogen (nature), dalam pandanagan
oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang
oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini
fisik berupa tersedianya sarana dan fasilitas, letak giografis, cuaca, iklim, dan
ialah kombinasi dari dua faktor itu. Para ahli perkembangan sekarang (Berk,
1993; Gunarsa, 1991; Papalia, Olds dan Faldman, 2001, dan santrock, 1999)
30
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h. 14-15.
32
tumpuknya problema remaja antara satu dengan yang lainnya, dimana setiap
sebagai berikut: 32
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lain.
31
Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonisia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet
Ke-3, h. 36.
32
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet
Ke-1, h. 78.
33
hidup, untuk mereka sadari dan pahami betapa pentingnya. Terlepas disadari
hadapi. Dengan demikian orang tua, guru, ulama (kiyai) maupun lembaga
BAB III
bingung dan tidak ada tempat lain yang dianggap layak. Di mana kedua anak
dan orang tuanya dari mulut ke mulut tentang adanya rumah ustadz yang ada
kost korban NAZA, banyak orang tua lain yang menitipkan anak-anaknya
untuk dapat dibina sampai berhasil. Sebagaiman hal ini menjadikan tantangan
1
Wawancara dengan bapak Taufik Permadi (sekretaris) pada tanggal 27 april 2012 di
yayasan.
35
pun dikaji ulang dan terus berupaya untuk menjadi lebih baik. Adapun
pembinaan para santri yang dibantu oleh SDM (Insruktur Religi) direkruk
dari beberapa panti rehab diantaranya dari pesantren Darul Ihsan, Wisma
Ibrahim, Wisma Ismail dan Rumah Sakinah dan semua adalah lulusan dari
baik pembinaan, kekuatan visi dan misi untuk pembinaan para santri.
Sehingga dicetuskan Yayasan Madani Mental Health Care Metode Prof. Dr.
kira pada akhir bulan Agustus 2003 bertempat di Jl. Pancawarga III/no. 34
muda.
atau community basis), sebagai wujud sikap untuk berperan aktif dalam
mengarahkan kualitas hidup yang lebih baik bagi para penderita skizofrenia.
antara lain; Pertama, MHC sebagai alat dakwah bil hal maupun bil lisan,
36
tanpa menafikan juga sebagai alat untuk mendapatkan rezeki yang halal lagi
persaudaraan tetapi lebih mengedepankan siapa yang mau teguh, sabar, dan
menunggu Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memberikan restu dan
pada pertemuan tersebut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari menyetujui. Maka
notaris agar lembaga ini berbadan hukum. Dengan berbagai perjuangan yang
1. Visi
2. Misi
ketua yayasan
2
Brosur Yayasan Madani Mental Health Care.
38
dijalankan dalam jangka waktu tiga bulan namun dapat diperpanjang sesuai
serta masuk fasa kemandirian enam bulan. Transit House, Day Care, dan
Hawari, Psikiater.
3
Wawancara Dengan Pak Samsuludin (Ketua Bidang Internal) pada tanggal 17 mei 2012
di yayasan.
39
Program pembinaan dijalankan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat
3 (tiga) bulan serta masuk fase kemandirian 6 (enam) bulan. (Transit House,
Day Care, dan Home Care merupakan jenis tahapan dari program
pembinaan).
40
BAB IV
apa saja penyebab remaja mengkonsumsi narkoba hingga pada ahirnya menjadi
remaja seorang yang pastinya mempunyai sifat selalu ingin tahu segalah sesuatu,
dan ingin mencoba sesuatu yang belem mereka tahu, tanpa memperdulikan
semata).1 Selain itu muncul keinginan dan keberanian untuk meniru dan mencoba
1
Wawancara dengan bapak Taufik Permadi (sekretaris) pada tanggal 27 april 2012 di
yayasan.
41
Pencetus; pengaruh teman kelompok sebaya dan zat itu sendiri.2 Secara umum
tahu, coba-coba, untuk kesenangan, kondisi keluarga, dan pengaruh teman atau
lingkungan.
kenyataan hari ini bahwa cara pendidikan pada anak tahun-tahun pertama dari
2
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi Pesantren Mutakhir
Sistem terpadu Pasien NAZA,(Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1999), h.100.
42
rehabilitasi dan tahapannya yang dilakukan oleh Yayasan Madani Mental Health
Care Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur selaku yayasan yang melakukan
secara biologis, psikologi maupun sosial dan agama terhadap NAZA atau
secara fisik dengan kejiwaan seseorang (mental), oleh karena itu pelaksanaan
dilakukan oleh dokter atau medis berkaitan dengan kesehatan fisik, sedangkan
seseorang akan tetapi dengan pelayan dan bimbingan seoptimal mungkin secara
Health Care mempunyai proses dan metode tersendiri yaitu prosesnya melalui
3
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi Pesantren Mutakhir
Sistem terpadu Pasien NAZA,(Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1999), h. 20.
43
membutuhkan waktu sembilan bulan yang kemudian dibagi menjadi tiga fase.4
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater sebagai pembina yayasan ini
upaya pemulihan fisik dan saraf (mental). Metode yang dilakukan oleh yayasan
korban NAZA dan Skizofrenia (mental disorder), Madani Mental Health Care
4
Dokumen Yayasan Madani Mental Health Care.
5
Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir Sebagai
Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2009), h.2.
44
pembinaan dengan baik maka diharapkan dapat sehat jasmani, rohani (jiwa),
seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah
mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung
dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter
penyembuhan penyakit komplikasi akibat dari NAZA rujukan ke Prof. Dr. dr.
manusia diberikan tugas yang pantas dilakukan didunia dan hal-hal yang tak
Care Meliputi: Ibadah dan praktek ibadah, Mengaji dan Mengkaji Al-Qur’an
dan Hadist, Berzikir dan Berfikir, Syirah Nabawi, Ahlaqul karimah serta
syukur nikmat.
3. Terapi Psikososial
Buku teks terbaru tentang terapi psikososial ialah Katya Mary Wood tahun
6
http://books.google.co.id/books?id=spl72C4roBQC&pg=PA168&lpg=PA168&dq=pengertia
n+terapi+psikososial&source=bl&ots=txOyTFQpjD&sig=jsYTghumFKWO55XW8c9n0M7dzo4&hl=
en&sa=X&ei=9SX5UMnKO4aPrgfHqoDYDw&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20terapi%2
0psikososial&f=false/ di unduh tgl 18/01/13
46
4. Pengetahuan umum
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka sendiri maka pikiran
Health Care Meliputi: Bahasa Inggris atau Bahasa Arab, Komputer, Seni
Lukis, Desain dan Teknik Cetak Sablon, Tata Boga, Handycraft, Service
Kunjungan Keluarga.
partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah
daya tangkap dan daya ingat mereka dalam hal mempelajari suatu ilmu.
7
http://abimami.blogspot.com/2012/03/psikoterapi.html/ di unduh tgl 29/01/13 jm 11.40
50
disini ialah bukan kegiatan utama atau sesuai dengan kebutuhan, situasi,
kompetensi santri, latar belakang, masalah yang dihadapi dan harapan serta
kelompok oleh psikiater. Selain itu, tenaga dokter umum (asisten klinik)
dan tes psikologik yang terkait. Tenaga ahli pekerja sosial (social worker)
akan membantu program rehabilitasi ini sesuai dengan fungsinya antara lain
51
evaluasi sosial santri. Juga tenaga ahli lainnya (instruktur) akan membimbing
para santri dibidang pendidikan, jasmani, dan keterampilan. Para ustadz yang
dengan Kode Etik Counselor Naza Counselor Skizofrenia, Metode : Prof, Dr.
masyarakat
h. Suasana kekeluargaan.
Program pembinaan dijalankan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat
3 (tiga) bulan serta masuk fase kemandirian 6 (enam) bulan. (Transit House,
Day Care, dan Home Care merupakan jenis etape atau tahapan dari program
menstabilkan kondisi kejiwaan yang tidak stabil akibat dampak NAZA atau
Narkoba sehingga kerusakan sistem saraf pusat di dalam otak menjadi stabil
8
Dokumen Yayasan Madani Mental Health Care. Terapi dan Rehabilitasi Pasien NAZA.
Prof.Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater
9
Wawancara dengan Bapak Samsuludin (Ketua Bidang Internal) pada tanggal 17 mei 2012 di
yayasan.
53
Klinik -Konsultasi
Prof. Dr.dr.H.Dadang -Saran atau rekomendasi
Hawari, Psikiater
1. Keberhasilan
yang dikonsumsinya.
a. Kronologis Kasus
hanya sebagai sahabat dan teman curhatnya saja tidak lebih. Dengan
kondisi yang dialami oleh andre, andre merasa prustasi dan mencoba
tidak berwarna, karna itu diberi nama Icu (ectas, speed, whizz, bliwhizz,
pep pills). Efek yang ditimbulkan oleh pengguna Ice atau Shabu-shabu
perilakunya.
56
b. Diagnosis Masalah
POSITIF NEGATIF
c. Solusi
tegang.
dirinya kepada Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dan
bahwa bila santri selama dua tahun itu tidak kambuh atau kembali
2. Hambatan
Ada dua jenis hambatan yang ditemui oleh madani mental health care
1. Hambatan Internal:
Belum adanya modal yang baku dalam proses pembinaan (SOP) SDM.
terus ditingkatkan.
2. Hambatan Eksternal:
Selain kedua hambatan yang telah tertulis di atas ada hambatan yang
membuat Yayasan Madani Mental Health Care menjadi sulit menangani para
kliennya, itu disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Ada pun sarana dan prasarana yang terdapat di Yayasan Madani Mental
orang. Dari tahun 2008 sampai saat ini tercatat telah ada 162 orang santri, klien
60
Hingga saat ini kendala Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang
Besar Selatan, Jakarta Timur yang sering terjadi dalam proses penanganan, salah
asumsi ada tiga teori dampak orang yang terkena narkoba itu; pertama mereka
yang mengkonsumsi narkoba dapat dikatakan sakit secara moralnya maka dari
pada itu dikembangkanlah metode menyatakan ini harus ditangani secara agama,
psikososial, dan yang ke tiga bahwa orang yang salah secara emosi ditangani
secara pendekata psikologis. Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari; Integrasi
agama dalam psikologi adalah satu langkah yang diambil oleh medis dan ahli
psikologi.10
Dengan pemahaman ini tidak semua orang paham dengan metode ini
tidak manusiawi berakibat buruk menambah kekalutan mental korban. Dalam hal
ataupun perilaku-perilakunya saja. Semua itu dapat dikatakan paling tidak hanya
sebatas pengalihan sebagaimana pada giliran kalau sudah sakaw atau gejala putus
zat (tubuh menggigil) yang berakibat untuk menghilangkan rasa sakaw tersebut
tuntas. Ada juga kebijakan NPUA sistem wajib lapor, yang terkadang kebijakan
10
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir
Sebagai Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2009), h. 11.
62
terkesan lamban menangani masalah ini. Beberapa kendalah dimasa lalu untuk
masa datang yang semestinya sudah harus dapat diatasi adalah antara lain: 11
NAZA.
11
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa Dan kesehatan Jiwa,
(Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 128.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Fase ini
dimana pencarian jati diri seseorang remaja akan dimulai, untuk itu perlu
berada pada jalur yang semestinya agar pencarian jati diri tersebut
seseorang tidak terjerumus kedalam jurang yang suram menjadi salah satu
faktor penting.
bahwa:
Hadist, serta mengjarkan kepada klien tentang sukur dan nikmat dari
terlihat betindak seperti orang yang tidak normal (sakau). Hal inilah
juga merupakan faktor intenal bagi si pemakai NAZA, kerena hal ini
korban NAZA tercatat 162 santri yang ditangani oleh yayasan ini dari
tahun 2008 samapi saat ini. Kemudia, konspep hasil pengobatan tidak
B. Saran
Dari beberapa hambatan yang dialami oleh yayasan ini yang harus
diselesaikan atau dicari solusi salah satunya yaitu sarana yang masih
Yayasan Madani Mental Health Care menerima santri atau klien sebanyak
ditampung dan metode yang digunakan oleh yayasan ini sudah sangatlah
tepat maka akan semakin cepat dan dapat meminimalisir remaja yang
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2000. Psikologi Dakwah “Suatu Pengantar Studi”. Jakarta: Bumi Aksara.
Cipta.
Hadiman. 2005. Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam
Hawari, Dadang. 1997. Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan Jiwa.
------------------. 2009. Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir
Indonesia.
Indonesia.
Reamaja Rosdakarya.
Tuna Sosial.
Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
IKAPI.
Webset
http://riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-obsevasi-dan-tujuan.html. di
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/rehabilitasi-untuk-pengguna-
Pertanyaan
7. Seperti apa bentuk pelaksanaan program yang sudah di bentuk oleh
yayasan?
- Sebutkan salah satu bentuk programnya?
- Berapa jumlah peserta yang mengikutinya?
8. Bagaimana proses bimbingan rehabilitasi di yayasan ini?
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam upaya penyembuhan
penyalahgunaan narkoba?
10. Contoh proses rehabilitasi
11. Bentuk rehabilitasi
C. Keberhasilan apa yang telah dicapai oleh Yayasan Madani Mental Health
Care dan apa saja hambatan yang dialami oleh Yayasan Madani Mental
Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur” dalam pembinan atau
bimbingan korban penyalahgunaan narkoba?
Pertanyaan
12. Berapa jumlah remaja yang sudah dan sedang mendapatkan
pembinaan?
13. Berapa jumlah remaja yang sudah dinyatakan sembuh secara mental
dari pengaruh narkoba?
14. Berapa jumlah remaja yang belum sembuh secara mental dari
pengaruh narkoba?
15. Apa kendala kendala dalam melakukan pembinaan ini?
16. Kronologi peserta rehabilitasi yang dinilai sembuh (Nama, masa
rehabilitasi, Bagaimana perkembangannya)
17. Kronologis peserta rehabilitasi yang dinilai belum sembuh (Nama,
masa rehabilitasi, Bagaimana perkembangannya)
Susunan Pengurus Yayasan Pusat Rehabilitas Madani
Foto-Foto Kegiatan
Madani Mental Health Care