Dsusun Oleh :
HAYATUN NUFUS
NIM : 103070029093
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H/ 2011 M
PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI PT. PUTRA PERTIWI KARYA UTAMA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
HAYATUN NUFUS
NIM : 103070029093
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Anggota
Liany Luzvinda, M. Si
NIP. 150 411152
PERNYATAAN
NIM : 103070029093
PERTIWI KARYA UTAMA adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang
ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang, jika
ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau ciplakan dari karya orang lain.
Yang Menyatakan
Hayatun Nufus
NIM: 103070029093
Persembahan
miliki.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Shalawat dan
salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarganya dan
segenap sahabatnya. Segala puja dan puji hanya untuk Allah semata yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, serta memberikan segala kemudahan atas segala urusan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Organizational
Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Karyawan di PT. Putra Pertiwi Karya Utama”.
Penulisan skripsi ini melibatkan banyak pihak yang sepenuh hati meluangkan waktunya
dengan ikhlas memberikan informasi dan segala sesuatu yang penulis butuhkan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, tiada tutur kata yang patut penulis ucapkan
selain rasa penuh terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan penuh rasa hormat kepada:
1. Bapak. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Ibu Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu Dekan bidang Akademik,
Bapak Bambang Suryadi, Ph.D, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Ibu Dra.
Zahratun Nihayah, M.Si, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan yang Insya Allah tiada
hentinya berusaha menciptakan lulusan-lulusan Fakultas Psikologi yang semakin baik dan
berkualitas.
2. Ibu Liany Luzvinda, Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, support, sarannya yang
membangun dan meluangkan waktu di tengah kesibukannya.
3. Bapak Sofiandy Zakaria M. Psi, Dosen Pembimbing I dan Dosen Penguji II atas bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi, Dosen Penguji I atas saran serta bimbingan yang
diberikan, sehingg skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan sumbangsih ilmunya.
6. Bapak Haidir dan Bapak Baidhowi beserta seluruh karyawan perpustakaan yang telah
membantu menyediakan literatur skripsi.
7. Ibu Lily Fakhriyah dan Pak Ayung atas peranan dan jasanya yang begitu besar dalam
menangani akademik penulis.
8. Kedua orangtua penulis tersayang yang memberikan inspirasi dalam kehidupan penulis,
Ibunda Hj. Nonon Nur’aini dan Ayahanda H. Yayat Dardjattuddien. Atas doanya yang tidak
pernah berhenti dan tiada mengenal kata lelah, atas setiap materi dan immateri, serta
limpahan curahan kasih sayang kepada penulis. Semoga Allah SWT membalasnya dengan
rahmat dan kasih sayang-Nya yang berlipat ganda. Jazakallah khairaan katsiraan. Ya Allah,
peliharalah mereka dengan penuh kecintaan-Mu. Balaslah jerih payah mereka dalam
merawat kami dan janganlah Engkau sia-siakan mereka berdua dan kami anak-anaknya,
penerus cita-cita orang tua kami. Mama dan Ayah kami sangat besar kasihnya, perhatian dan
kebaikannya kepada kami. Kasihanilah mereka dan perhatikanlah mereka berdua
sebagaimana mereka berdua memperhatikan dan mengasihi kami semasa kecil sampai kami
dewasa. Ya Allah, berikanlah pahala yang banyak kepada mereka. Janganlah Engkau
bebankan kesalahan dan dosa kepada mereka karena ulah dan perangai kami. Ya Allah,
tunjukkanlah hati kami, agar kami santun dan sayang, taat dan berbuat baik kepada mereka.
Aamiin YRA.
9. Adik-adik penulis tercinta, The Kings and The Queens of My Heart, a young interpreuneur,
Muhammad Azizi, S. Ek., a young career woman, Nia Ramadhaniyah, Aisyah Amini A.Md,
calon insinyur dan Muhammad Fajrin, calon akunting. Semoga dapat mencapai kehidupan
bahagia dunia dan akhirat sesuai yang diharapkan dan dicita-citakan. God bless with you all.
Ya Allah, persatukan hati kami dalam ikatan persaudaraan yang kekal dan abadi di bawah
naungan iman dan takwa. Aamiin YRA.
10. Keluarga besar penulis yang sempat mendoakan untuk study penulis di kota suci Mekkah.
11. Ibu Novianty Elizabeth Ayuna, S.H., M.Pd atas kemurahan hati dan kebijaksanaannya
memberikan kesempatan berharga kepada penulis dengan memberikan izin penelitian skripsi
di PT. Putra Pertiwi Karya Utama.
12. Seluruh staf karyawan yang bekerja di PT. Putra Pertiwi Karya Utama yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mengisi kuesioner penelitian.
13. Semoga ilmu yang diberikan Via dan Adiyo dapat bermanfaat dan berguna bagi civitas
Psikologi kedepannya.
14. Kawan-kawan seperjuangan skripsi yang saling memotivasi, menemani dalam suka dan
duka, serta bertukar informasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. Terimakasih untuk
M’Tika, Bambang, Wiwi, Ambar dan Herlin.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya yang telah memberikan dukungan, serta
doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Mohon dimaafkan, jika ada kesalahan atau
kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, pembaca pada umumnya dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia.
Penulis
ABSTRAK
ABSTRAK................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................. III
DAFTAR ISI ............................................................................................... V
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ............................................. 1
1.2 PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH ......................... 14
1.2.1 PEMBATASAN MASALAH ........................................... 14
1.2.2 PERUMUSAN MASALAH ............................................. 15
1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN ................................. 16
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN.................................................. 16
1.3.2 KEGUNAAN PENELITIAN ............................................ 16
1.4 MANFAAT PENELITIAN ....................................................... 17
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
maka dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Sumber daya
semakin sibuk. Peralatan kerja semakin modern dan efisien, namun beban kerja
akan menuntut energi karyawan yang lebih besar. Pekerjaan yang dilakukan
karyawan ditingkatkan, apa yang menjadi prediktor baik atau buruknya kinerja
selanjutnya (Keban dalam Miftah, 2002). Pada PT. Putra Pertiwi Karya Utama,
penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas dan efisiensi
pelayanan.
meliputi: efisiensi waktu (waktu penyelesaian tugas dan sikap terhadap waktu
memiliki kinerja yang optimal bagi karyawan bukanlah hal yang mudah untuk
bonus, insentif, stres kerja dan pengaruh pesatnya teknologi dengan kesibukan
ponsel.
Mengenai kondisi yang ada pada perusahaan yang sedang penulis teliti
mengenai gaji mengikuti standar gaji di atas UMR Kota Tangerang. Pimpinan
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut wawancara yang dilakukan
penulis pada tanggal 1 November 2010 pada salah satu staf operasional,
karyawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan banyaknya prestasi
Menurut Lawyer III (2000) mengatakan bahwa sistem upah/ gaji dapat
di perusahaan tersebut.
yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga
macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka
kita juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit,
dan kinerja pegawai. Menurut Dessler (2000) bahwa kinerja (prestasi kerja)
standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan
sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu
dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau mempunyai beban kerja berat
tantangan terberat di dunia, yakni mengubah cara berfikir orang. Pimpinan bisa
orang lain. Dalam hal ini, OCB diperlukan untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
sesuai dengan harapan organisasi, yaitu perilaku yang baik. Seperti yang
diungkapkan oleh Borman (dalam Schuler, 1999) bahwa kinerja atau peran
organisasi (OCB).
banyak bekerja dan lain-lain. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini
perilaku OCB disebut sebagai karyawan yang baik (good citizen). Kinerja
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain salah satunya dipengaruhi oleh
dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan), salah satunya yaitu bantuan dari
rekan-rekan. Hal ini merupakan salah satu dimensi OCB yaitu altruisme.
sasaran organisasi.
(1990) menunjukkan bahwa OCB tidak hanya menambah kinerja, akan tetapi
dengan kinerja.
tinggi, maka secara tidak langsung mereka siap untuk melakukan pekerjaan
yang bukan merupakan bagian dari tugasnya, sebagaimana tertera di dalam job
yaitu PT. Putra Pertiwi Karya Utama. Perusahaan ini bergerak di berbagai
macam bidang jasa, antara lain biro perjalanan, PJTKI, pengurusan passport
dilaksanakan pihak PT. Putra Pertiwi Karya Utama, walaupun tidak wajib. Jika
dapat diharapkan untuk membantu rekan kerja dan atasan, serta peduli pada
wawancara pada tanggal 1 Desember 2010, pukul 13.00 Wib dengan salah satu
07.15 Wib dengan melakukan briefing sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan
dirinya, misalnya seseorang mau membantu orang lain jika ada imbalan
perilaku yang nice yaitu sebagai good citizen. Jika karyawan dalam organisasi
Dengan adanya perilaku OCB ini, maka interaksi sosial pada anggota-
kehidupan kerja mereka akan menimbulkan “rasa hutang budi” dalam diri
membayarnya.
berhubungan positif dengan kinerja dan OCB. Pekerja yang merasa didukung
oleh organisasi akan memberikan timbal balik (feed back) dan menurunkan
citizenship.
beberapa peneliti yaitu: Wijaya (2007) dengan judul “Pengaruh OCB terhadap
Kinerja Personil Poltabes Yogya”, menunjukkan adanya pengaruh OCB
Podsakoff & Mac Kenzie (1994), serta Waltz and Niehoff (2000) menunjukkan
adanya hubungan positif antara OCB terhadap kinerja individu, unit dan
organisasi.
responden terhadap kinerja belum ada yang meneliti secara langsung, tetapi
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan OCB. Begitu
pula, penelitian yang dilakukan oleh Greenberg dan Baron (2002) menunjukkan
karyawan lebih banyak dihargai dengan reward berupa bonus, insentif atau
agar tetap tinggal, dan memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang lebih
tinggi. Pendapat ini diperkuat oleh Becker & Huselid (1998), serta Shaw,
Gupta dan Delery (2002). Hal ini terdapat kecenderungan perbedaan dengan
OCB pada perusahaan yang sedang peneliti lakukan. Terdapat perbedaan antara
in-role dan extra-role, dimana in-role lebih dihargai dengan moneter atau
yang diinginkan.
kinerja di Indonesia belum banyak dilakukan, padahal topik ini sudah banyak
organisasi. Alasan diatas mendasari penelitian OCB ini. Selain itu, penelitian
mengenai OCB memang sangat menarik untuk diteliti. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Bachrach, Powell, Bendolly dan Richey dari
University of Alabama yang menggunakan sampel di United State dan Inggris
penelitian tentang OCB dan kinerja penting untuk diteliti lebih lanjut dengan
Utama”.
berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
kinerja.
dan organisasi.
bagian, yaitu manfaat teoritis dan praktis, yang akan dijabarkan dibawah ini:
b. Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan
isu yang diangkat dan berusaha memberikan solusi yang praktis dan
Bab 1: Pendahuluan
pula dijabarkan tentang tujuan dan kegunaan penelitian dan pada akhir
Sesuai dengan judul yang tertera, pada Bab 2 ini akan diuraikan
pembuktian dan solusi yang tepat untuk hipotesis yang akan diajukan.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
kepadanya.
Sedangkan menurut Gibson (dalam Robinson, 2008), ada tiga varibel yang
dan motivasi.
menyenangkan.
digunakan untuk mencakup seluruh aspek hampir semua jabatan. Teori ini
mendefinisikan kinerja sebagai apa yang dilakukan orang, bukan apa yang
dihasilkan.
oleh setiap orang dalam suatu kelompok besar jabatan, atau keluarga
jabatan).
kondisi berlawanan).
mengikuti aturan).
daya).
Kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As’ad,
pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Poter menyatakan bahwa kinerja
waktu luang.
Pengukurannya
personel tersebut.
1. Penilaian Kinerja
kinerja.
potensinya.
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
3. Manfaat penilaian kinerja
menyelesaikan pekerjaanya.
perusahaan.
karyawan.
(job description).
2.1.4 Pengukuran Kinerja karyawan
yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para karyawan secara obyektif
untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya bermanfaat
digunakan adalah:
dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik.
telah ditentukan.
1. Efisiensi Waktu
luang.
2. Produktivitas
ide.
3. Kualitas Hasil
4. Perilaku
teliti dan senantiasa menjadi isu hangat, karena pada awalnya sebelum
tahun 1970-an, OCB memiliki pengaruh yang sempit pada job seperti
tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward oleh perolehan kinerja tugas.
pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada dalam job description ini disebut
reward dan perilaku yang dilakukan oleh individu tidak diorganisir dalam
reward yang akan mereka terima. Tidak ada insentif tambahan yang
individu yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan direward oleh
perolehan kinerja tugas. OCB ini melibatkan beberapa perilaku, meliputi
salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif,
tidak berkaitan langsung atau secara eksplisit dengan sistem reward dan
2001).
Organ (dalam Farh, Lin dan Cristopher, 1997) hal. 421 menyatakan
bahwa:
organisasi, secara sukarela dan melebihi apa yang menjadi tuntutan peran.
lain (rekan kerjanya) dan antara individu dengan organisasi yang biasanya
dibandingkan dengan perilaku in-role yang mendasarkan pada ”kinerja
organisasi.
(OCB) adalah kontribusi pekerja ”di atas dan lebih dari” job description
formal, yang dilakukan secara sukarela, yang secara formal tidak diakui
oleh sistem reward dan memberi fungsi pada keefektifan dan keefisienan
fungsi organisasi.
dimensi primer dari OCB. Dalam penelitian ini, dimensi OCB yang
OCB:
1. Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan
tugas dalam organisasi ataupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini
imbalan apapun.
membantu mengerjakan tugas orang lain pada saat mereka tidak masuk,
ini:
organisasi.
kepentingan organisasi.
sebagainya.
a. Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja
dimulai.
b. Datang bekerja tepat waktu setiap hari, tidak peduli pada keadaan
(enam) hari.
4. Courtesy, yaitu berbuat baik dan hormat kepada orang lain, termasuk
pekerjaan yang akan timbul terhadap pihak luar ataupun relasi kerja.
pada bidang ini dalam tingkatan yang tinggi adalah orang yang
masalah kecil/ hal yang sepele belaka. Perilaku yang menunjukkan daya
Seseorang yang memiliki dimensi ini dalam tingkatan yang tinggi akan
tinggi disebut juga orang yang sportif. Contohya adalah tidak sakit hati
dada.
6. Masa Kerja
organisasi.
organisasi tersebut. Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan rasa
”investasi” didalamnya.
7. Jenis Kelamin
laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa gender adalah
oleh banyak hal, artinya tidak ada penyebab tunggal dalam OCB. Sesuatu
yang masuk akal bila kita menerapkan OCB secara rasional. Salah satu
manajemen.
secara keseluruhan.
diselesaikan.
pada organisasi.
perubahan lingkungan.
cepat.
pemikiran itu. Pada era dewasa ini, OCB telah dimasukkan dalam
(OCB) dan berhubungan positif dengan kinerja dan OCB. Pekerja yang
Podsakoff & Mac Kenzie (1994), Waltz & Niehoff (2000) menunjukkan
adanya hubungan positif antara OCB terhadap kinerja individu, unit dan
organisasi.
dengan OCB. Begitu pula, penelitian yang dilakukan oleh Greenberg &
terhadap kinerja.
agar dapat berjalan sesuai pada lingkup yang telah ditetapkan. Kerangka pikiran
yang diajukan untuk penelitian ini berdasarkan pada hasil telaah teoritis seperti
pengeluaran yang banyak. Hal ini karena perilaku extra-role, selain perilaku
perilaku sosial yang memang harus dimiliki oleh setiap individu tanpa
mengharapkan pamrih. Hal ini agar perusahaan berjalan sesuai dengan harapan.
Perilaku extra-role ini disebut dengan Organizational citizenship behavior
Organizational
Citizenship Behavior
(OCB)
Altruism
Courtesy
Conscientiousness Kinerja
Sportsmanships
Civic Virtue
Masa Kerja
Jenis Kelamin
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel independen :
dimensi-dimensi OCB
2. Altruism
3. Courtesy
5. Sporstmanships
6. Civic Virtue
8. Jenis Kelamin
Variabel Dependen
1. Kinerja
2.4 Hipotesis
pekerjaan (Podsakoff & MacKenzie, 1994, hal.351). Hal ini mengacu pada
terhadap kinerja.
tanggung jawabnya dapat diharapkan untuk selalu datang secara teratur dan
tanpa mengeluh (Organ 1990, hal. 96). Hal ini seperti tidak menyebarkan
lebih fokus terhadap apa yang harus dilakukan daripada memikirkan hal
lain yang bisa mengganggu konsentrasi pada tujuan yang sebenarnya ingin
dicapai.
kegiatan tersebut.
terhadap kinerja.
baik kinerjanya, karena berpengalaman, ahli dan kompeten. Hal ini sangat
8. Jenis Kelamin
Kata jenis kelamin berasal dari bahasa Inggris yaitu sex (Echols,
adalah sifat (keadaan) jantan atau betina. Jenis kelamin adalah suatu hal
diketahui dengan melihat identitas diri subjek penelitian pada skala yang
METODOLOGI PENELITIAN
data yang diperoleh dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat menjawab
pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu apakah ada pengaruh secara signifikan
langsung yang dapat dihitung atau dikelola melalui statistik. Data yang
merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data
yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Dalam hal
berupa skala yang berisi beberapa pernyataan tertulis yang bertujuan untuk
mendapatkan jawaban subyek tentang suatu hal. Ada 7 (tujuh) skala yang
(toleransi dan sportifitas), skala civic virtue (bertanggung jawab) dan skala
kinerja.
Skala yang digunakan didesain berdasarkan skala model Likert yang
tingkah laku karena lebih mudah dilakukan dan hasilnya sama dengan hasil
skala Thurstone yang lebih sulit digunakan (Kerlinger, 1973 dalam Sevila,
1993).
meragukan.
terdapat dalam skala tersebut, dengan cara memilih salah satu alternatif
orang lain tentang sesuatu pernyataan, skala akhir subjek merupakan skor
sebagai berikut :
b. Skala kinerja.
Prediktor OCB terdiri dari variabel masa kerja dan variabel jenis
kelamin.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi
penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
peran dan perilaku yang bersifat sukarela, bukan tindakan yang terpaksa
kerjanya,
(6) Dengan besar hati mentolerir kerugian dan gangguan terkait pekerjaan
sportsmanships dan civic virtue. Tingkat OCB dapat dilihat dari skor nilai
yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika nilai skala OCB tinggi,
maka tingkat OCB individu tersebut tinggi. Demikian sebaliknya jika nilai
skala OCB individu tersebut rendah, maka OCB individu tersebut rendah.
2000) dan yang paling sering diteliti oleh para peneliti adalah sebagai
berikut:
tugas dalam organisasi ataupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini
3. Courtesy, yaitu berbuat baik dan hormat kepada orang lain, termasuk
pekerjaan yang akan timbul terhadap pihak luar ataupun relasi kerja.
lain.
sebagainya.
masalah kecil/ hal yang sepele belaka. Perilaku yang menunjukkan daya
kegiatan organisasi.
7. Masa Kerja
seperti masa kerja dan jenis kelamin berpengaruh positif terhadap OCB.
Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan
didalamnya.
8. Jenis Kelamin
Kata jenis kelamin berasal dari bahasa Inggris yaitu sex (Echols, 1996).
adalah sifat (keadaan) jantan atau betina. Jenis kelamin adalah suatu hal
mencolok antara pria dan wanita dalam perilaku menolong dan interaksi
Putra Pertiwi Karya Utama yang berjumlah 70 (tujuh puluh orang). Peneliti
baik untuk skala OCB maupun skala kinerja. Pada skala likert yang digunakan
subyek untuk menjawab jawaban ragu-ragu (Hadi, 1997). Dalam skala model
likert yang digunakan peneliti membagi dua kategori item pernyataan,
sportsmanships.
Tabel 3.1
Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
No. Item
No. Aspek Indikator Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Altruism Meluangkan 1, 14, 16, 4, 11, 15, 23, 15
(Menolong) waktu 22*, 30, 29, 32*, 34*,
membantu rekan 36* 41*, 45*
kerja yang
berkaitan
dengan masalah-
masalah
pekerjaan.
2. Courtesy Menghargai dan 5, 10, 20, 2*, 17, 25, 9
(Mencegah memperhatikan 44 31, 37
masalah) orang lain.
3. Conscientiousness Bersedia dengan 18, 24, 35, 3*, 6, 9, 27, 10
(Sukarela) tulus melakukan 47* 40, 43
pekerjaan yang
dapat
menguntungkan
organisasi.
4. Sportsmanship Tidak mengeluh 8, 26, 33*, 13, 19*, 39, 8
(Toleransi dan tentang segala 46 42
sportifitas) sesuatu dan
tidak membesar-
besarkan
permasalahan di
luar
proporsinya.
5. Civic virtue Perilaku 12, 28, 38, 7, 21, 49* 7
(Bertanggung keterlibatan 48*
jawab) dalam kegiatan-
kegiatan
organisasi.
Jumlah 23 26 49
Ket. ( * ): Item yang tidak valid
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
Tabel 3.2
BLUE PRINT SKALA KINERJA
Item Jumlah
No. Dimensi Indikator Favorabel Unfavorabel
1. Kualitas hasil Memiliki keahlian dan 1,4,7*,8, 2,3,5,6,9, 11 12
keterampilan dalam 10,12
bekerja.
Memeriksa hasil
pekerjaan, agar tidak
terdapat banyak
kesalahan.
2. Produktifitas Mampu menyelesaikan 14, 16 13, 15 4
target.
Mampu menumbuhkan
ide.
3. Efisiensi Menggunakan waktu 18,19* 17, 21, 22 6
waktu sebaik mungkin dalam
bekerja.
4. Perilaku Mengikuti standar 23, 25 24, 26 4
operasional penilaian
kinerja perusahaan
dalam mengerjakan
pekerjaan.
Jumlah 13 13 26
Ket. ( * ): Item yang tidak valid
validitas item. Hal ini dilakukan supaya alat pengumpul data tersebut dapat
3.5.2.1 Validitas
diukur dan seberapa jauh alat ukur itu memberikan sifat ketelitian
(Azwar, 2005).
Untuk menguji validitas item, peneliti menggunakan rumus Alpha
deleted item menggunakan batasan rix = 0.3. Jika nilai total correlation
deleted > 0.3, maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid dan
apabila nilai total correlation deleted item < 0.3, maka item
item valid dan 17 item tidak valid. Data selengkapnya dapat dilihat
Tabel 3.3
REVISI BLUE PRINT SKALA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP
BEHAVIOR (OCB)
No. Aspek Indikator No. Item Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Altruism Meluangkan 1, 14, 16, 30 4, 11, 15, 23, 29 9
(Menolong) waktu
membantu
rekan kerja
yang berkaitan
dengan
permasalahan-
permasalahan
pekerjaan.
2. Courtesy Menghargai dan 5, 10, 20, 44 17, 25, 31, 37 4
(Mencegah memperhatikan
masalah) orang lain.
3. Conscientiousness Bersedia 18, 24, 35 6, 9, 27, 40, 43 8
(Sukarela) dengan tulus
melakukan
pekerjaan yang
dapat
menguntungkan
organisasi.
4. Sportsmanship Tidak mengeluh 8, 26, 46 13, 39, 42 6
(Toleransi dan tentang segala
sportifitas) sesuatu dan
tidak
membesar-
besarkan
permasalahan di
luar
proporsinya.
5. Civic virtue Perilaku 12, 28, 38 7, 21 5
(Bertanggung keterlibatan
jawab) dalam kegiatan-
kegiatan
organisasi.
Jumlah 13 19 32
0.3. Jika nilai total correlation deleted > 0.3, maka item pertanyaan
tersebut dikatakan valid dan apabila nilai total correlation deleted item
< 0.3, maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid atau
Uji reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur memberikan kepercayaan atau
K S2 j
= 1
K 1 S2x
Keterangan:
K : Jumlah item
behavior (OCB) dan skala kinerja dapat dilihat pada kaidah reliabilitas
Guilford.
Tabel 3.5
Kaidah Reliabilitas Guilford
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel > 0.9
Reliabel 0.7 - 0.9
Cukup Reliabel 0.4 - 0.7
Kurang Reliabel 0.2 - 0.4
Tidak Reliabel < 0.2
valid dan 17 item lainnya tidak valid. Dari uji reliabilitas tersebut,
Guilford, suatu skala dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach antara
0,7 - 0.9. Kemudian untuk skala kinerja hasil uji coba terhadap 26 item
dalam instrumen kinerja, maka terdapat 24 item yang valid dan 2 item
lainnya tidak valid. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien kinerja
Tabel 3.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
.907 .905 49
Tabel 3.7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
.906 .910 26
3.5.4 Metode Analisis Data
cara menghitung antar skor total variabel bebas dengan total skor variabel
angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari
hasil penelitian.
mayor dan regresi linier berganda atau multiple regression analysis (MRA)
regresi berganda untuk mencari hipotesis minor dan teknik analisis regresi
Y' = a + b1X1 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
a = konstan
(hipotesis mayor)
X1 = Altruism
X2 = Courtesy
X4 = Sportsmanships
X5 = Civic virtue
X6 = Masa kerja
X7 = Jenis kelamin
e = residu
berikut:
2. Uji F
menggunakan rumus :
sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah
dependen variabel.
3. Uji T
sebagai berikut:
Dimana b adalah koefisien regresi dan sb adalah standar eror dari b.
Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh
peneliti nantinya.
signifikan)
signifikan)
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik
jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan bebas dari
karena data yang diteliti bukan data time series (runtun waktu)
(Agung, 2005).
a. Uji Normalitas
jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
b. Uji Multikolonieritas
c. Uji Heterokedastisitas
titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu:
1. Tahap persiapan
dosen pembimbing.
Tahap uji coba alat ini dimaksudkan untuk menguji validitas dan
reliabilitas alat ukur. Dengan alat ukur yang dibuat ini, peneliti
skala OCB dan skala kinerja yang telah direvisi setelah diujicobakan.
karyawan yang cuti, sakit, tugas keluar, dan izin. Ketika menyebarkan
angket penulis dibantu oleh pimpinan dan beberapa staf karyawan yang
berada di perusahaan.
skala yang telah diisi oleh subjek penelitian, menghitung dan membuat
tabulasi data, membuat tabel data, dan melakukan análisis data dengan
menggunakan metode statistik sesuai dengan teori, serta merumuskan
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah
hipotesis penelitian.
dari jenis kelamin didefinisikan dengan nilai 1 jika laki-laki dan nilai 2 jika
kelompok kategori yaitu masa kerja antara 1 s/d 3 tahun dikatagorikan dengan
nilai 1, masa kerja 4 s/d 7 tahun dikategorikan dengan nilai 2, masa kerja 8 s/d
yaitu: usia 20 s/d 30 tahun dikategorikan dengan nilai 1, usia 31 s/d 41 tahun
yang bekerja di PT. Putra Pertiwi Karya Utama sejumlah 60 (enam puluh)
orang. Data mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.1.
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
masa kerja antara antara 1-3 tahun, 10 orang karyawan (16,7%) dengan masa
kerja 4-7 tahun, 27 orang (45%) dengan masa kerja 8-11 tahun dan 18 orang
Tabel 4.2.
Data Karakteristik Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
Jenis Cumulative
Kelamin Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 17 28.3 28.3 28.3
Perempuan 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sumber: Data SPSS 16
Tabel frekuensi jenis kelamin di atas menunjukkan jumlah responden
Tabel 4.3.
Data Deskriftif Responden berdasarkan Usia
Cumulative
Usia
Frequency Percent Valid Percent Percent
dengan usia antara 20 s/d 30 tahun, 29 orang (48,3%) dengan usia 31 s/d 41
tahun, 11 orang (18,3%) dengan usia 42 s/d 52 tahun dan 4 orang (6,7%) orang
Tabel 4.4
Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA 12 20%
D3 23 38,3%
S1 21 35%
S2 4 6,7%
Total 60 100%
Tabel frekuensi pendidikan di atas menunjukkan 12 orang (20%)
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.5.
Data Deskriftif Total Skor
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data SPSS 16
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden
mempunyai nilai minimum sebesar 26, nilai maksimum sebesar 36, nilai
mempunyai nilai minimum sebesar 17, nilai maksimum sebesar 31, nilai
34, nilai mean sebesar 26,33 dengan standar deviasi sebesar 3,383.
sebesar 24, nilai mean sebesar 19,17 dengan standar deviasi sebesar 3,015.
sebesar 20, nilai mean sebesar 16,83 dengan standar deviasi sebesar 2,148.
4, nilai mean sebesar 2,97 dengan standar deviasi sebesar 0,901. Jenis
nilai mean sebesar 1,72 dengan standar deviasi sebesar 0,454. OCB
mempunyai nilai minimum sebesar 106, nilai maksimum sebesar 141, nilai
mempunyai nilai minimum sebesar 67, nilai maksimum sebesar 84, nilai
normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Menurut
Purbaya dan Ashari (2005), model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui sebaran data
yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan
(Nugroho, 2000).
Uji Kolmogorov Smirnov adalah salah satu cara untuk menguji goodness of fit.
Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi
nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal,
Civic
Altruism Courtesy Conscientiousness Sportmanship Virtue OCB Kinerja
N 60 60 60 60 60 60 60
Most Extreme Absolute .131 .123 .105 .142 .132 .078 .126
Differences Positive .094 .082 .105 .085 .090 .069 .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .256 .328 .525 .177 .244 .856 .296
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat
disimpulkan bahwa :
OCB (X1) adalah 0,606 dan 0,856 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima.
Hal ini berarti variabel OCB (X1) berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-
Smirnov Z dan nilai Asymp.l; Sig (2 tailed) variable Altruism (X2) adalah
1,014 dan 0,256 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti
dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variable Courtesy (X3) adalah 0,949 dan
0,328 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti variabel
dan 0,525 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti variabel
1,102 dan 0,177 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti
Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel Civic Virtue (X6)
adalah 1,025 dan 0,577 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini
Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel kinerja (Y) adalah
0,977 dan 0,296 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti
Dalam regresi liner sederhana ada 3 hal yang dapat dilihat yaitu:
masing-masing IV.
Tabel 4.7
Model Summary
adalah sebesar 0,619. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara
adalah kuat.
Nilai koefisien determinasi atau nilai R square digunakan untuk
adalah sebesar 0,384 atau 38,4%. Hal ini berarti bahwa variabel kinerja (Y)
Tabel 4.8
ANOVAb
Total 808.933 59
Dengan melihat nilai F hitung sebesar 36,120 > F tabel adalah 4,00
< 0.05), maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel OCB terhadap kinerja ditolak dan hipotesis
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t hitung variabel OCB (X1) adalah 6,010 > nilai t tabel = 2,00 nilai sig.
Y = α + β1X1
Hal ini dapat disimpulkan jika variabel OCB (X1) konstan, maka
nilai variabel kinerja adalah sebesar 39,861. Dan jika variabel OCB
pula kinerjanya.
4.3.2 Analisis Regresi Berganda (Hipotesis Minor)
regresi liner sederhan ada 3 hal yang dilihat yaitu, pertama melihat besaran
terhadap DV, ketiga melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari
Tabel 4.10
Tabel Model Summary
Model Summaryb
Sumber SPSS 16
Sportsmanships (X5), dan variabel Civic Virtue (X6), masa kerja (X7), dan
jenis kelamin (X8) terhadap variabel Kinerja (Y) adalah sebesar 0,809. Hal
Sportsmanships (X5), dan variabel Civic Virtue (X6), Masa Kerja (X7) dan
Jenis Kelamin (X8) terhadap variabel kinerja (Y) adalah sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi atau nilai Adjusted R square digunakan
variabel Sportsmanships (X5), variabel Civic Virtue (X6), Masa Kerja (X7)
dan Jenis Kelamin (X8) terhadap variabel kinerja (Y) adalah sebesar 0,655
atau 65,5%. Hal ini berarti bahwa variabel kinerja (Y) dapat dijelaskan
(X4), variabel Sportsmanships (X5), variabel Civic Virtue (X6), Masa Kerja
(X7) dan Jenis Kelamin (X8) adalah sebesar 65,5%, serta selebihnya 34,5%
(100% - 65,5%= 34,5%) berasal dari variabel atau faktor lain yang tidak
Tabel 4.11.
Tabel Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Total 808.933 59
2,45 (df 1 = 8-1 = 6, df 2 = 60-8= 52) dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05.
Nilai F hitung 13,994 > F tabel 2,45 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05,
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa antara variabel
variabel Sportsmanships (X5), variabel Civic Virtue (X6), masa kerja (X7),
kinerja (Y).
Tabel 4.12
Tabel Koefisien
a
Coefficients
Courtesy -
-.330 .140 -.216 .022 .795 1.258
2.365
variabel Altruism (X2) adalah 3,089 > nilai t tabel = 2,02 dan nilai
signifikan 0,0003 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini
(Y). Nilai T hitung variabel Courtesy (X3) adalah -2,3365 > nilai t tabel =
2,02 dan nilai signifikan 0,022 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1
(X4) adalah 4,279 > nilai t tabel = 2,02 dan nilai signifikan 0,000 < α =
0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
hitung variabel Sportsmanships (X5) adalah 2,575 > nilai t tabel = 2,02
dan nilai signifikan 0,013 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
variabel kinerja (Y). Nilai T hitung variabel Civic Virtue (X6) adalah 2,417
> nilai t tabel = 2,02 dan nilai signifikan 0,019 < α = 0,05, maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Civic Virtue (X6)
berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y). Nilai t hitung masa kerja (X7)
adalah 2,165 < nilai t tabel = 2,02 dan nilai signifikan 0,035 < α = 0,05,
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel masa
kerja (X7) berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja (Y). Nilai t hitung
variabel jenis kelamin (X8) adalah 1,483 < nilai ttabel = 2,02 dan nilai
signifikan 0,144 > α = 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini
β7X7 + e atau
+ β7jenis kelamin + e
0,461Conscientiousness + 0,301Sportsmanships +
Kelamin + e
Virtue (X6), Masa Kerja (X7) dan Jenis Kelamin (X8) dianggap konstan,
jenis kelamin (X8) adalah konstan, maka variabel kinerja (Y) akan
(X5), variabel Civic Virtue (X6), masa kerja (X7) dan jenis kelamin (X8)
adalah konstan, maka variabel kinerja (Y) akan menurun sebesar 0,330
(33,0%).
(X5), variabel Civic Virtue (X6), masa kerja (X7) dan jenis kelamin (X8)
0,461 (46,1%).
Conscientiousness (X4), variabel Civic Virtue (X6), masa kerja (X7) dan
jenis kelamin (X8) adalah konstan, maka variabel kinerja (Y) akan
6. Jika variabel Civic Virtue (X6) ditambah sebesar 1 point, dan variabel
variabel Sportsmanships (X5), masa kerja (X7) dan jenis kelamin (X8)
0,415 (41,5%).
7. Jika variabel masa kerja (X7) ditambah sebesar 1 point dan variabel
variabel Sportsmanship (X5), Civic Virtue (X6) dan jenis kelamin (X7)
0,788 (78,8%).
8. Jika variabel jenis kelamin (X8) ditambah sebesar 1 point dan variabel
variabel Sportsmanships (X5), Civic Virtue (X6) dan masa kerja (X7)
adalah konstan, maka variabel kinerja (Y) akan menurun sebesar 1,012
(100%).
Variabel
iv, yang mana iv tersebut dianalisis secara satu per satu. Pada tabel 4.13.
kolom pertama adalah iv yang dianalisis secara satu per satu, kolom kedua
per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians dv dari tiap
iv yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah harga f
kolom f tabel adalah kolom mengenai nilai/ harga iv pada tabel f dengan df
dan taraf level of significance 5 % yang telah ditentukan sebelumnya, harga
pada kolom inilah yang akan dibandingkan dengan harga pada kolom f
hitung. Apabila harga f hitung lebih besar daripada f tabel, maka kolom
Tabel 4.13
Penghitungan Proporsi Varians OCB terhadap Kinerja
IV R2 R2 Change SIGNIFIKAN
Total 0,655
dan nilai koefsien regresi diperoleh nilai sebesar 0,344, yang berarti
kinerja karyawan.
dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat masa
karyawan.
Uji kelayakan model regresi linier berganda yang baik apabila model
hal 91). Untuk itu sebelum melakukan uji regresi linier berganda terlebih
independen. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari nilai VIF
(variance inflation factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.909 1.100
.795 1.258
.685 1.461
.733 1.365
.670 1.493
.847 1.180
.947 1.056
1. Nilai VIF variabel Altruism (X2) adalah 0,909 < 10 dan nilai
tolerance adalah 1,100 > 0,1, maka model regresi linier berganda
2. Nilai VIF variabel Courtesy (X3) adalah 0,795 < 10 dan nilai
tolerance adalah 1,258 > 0,1, maka model regresi linier berganda
nilai tolerance adalah 1,461 > 0,1, maka model regresi linier
4. Nilai VIF variable Sportsmanships (X5) adalah 0,733 < 10 dan nilai
tolerance adalah 1,365 > 0,1, maka model regresi linier berganda
tolerance adalah 1,493 > 0,1, maka model regresi linier berganda
6. Nilai VIF variabel masa kerja (X7) adalah 0,847 < 10 dan nilai
tolerance adalah 1,180 > 0,1, maka model regresi linier berganda
7. Nilai VIF variable jenis kelamin (X8) adalah 0,947 < 10 dan nilai
tolerance adalah 1,056 < 0,1, maka model regresi linier berganda
kerja (X6), jenis kelamin (X7), dan kinerja (Y) adalah berdistribusi
Gambar 4.2.
Grafik Linieritas Data
Sumber: Data SPSS 16
112).
Gambar 4.3
Gambar Grafik Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan
2005:107).
pengaruh variabel OCB (X1) terhadap variabel kinerja (Y) dan rumus
masa kerja (X7), dan jenis kelamin (X8) terhadap kinerja (Y) disajikan
Y = α + β1X1
nilai konstanta sebesar 49,861. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel
39,861.
nilai konstanta sebesar 49,861. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel
masa kerja, dan jenis kelamin dianggap konstan, maka variabel kinerja
cenderung menurun.
Sedangkan pada persamaan regresi 2 di atas menunjukkan bahwa
satuan nilai OCB, maka kinerja akan meningkat sebesar satu satuan.
sebaliknya.
BAB V
Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan mengenai hasil penelitian yang
akan memberikan informasi mengenai hasil penelitan, diskusi, dan saran yang
efektif.
5.1 Kesimpulan
diambil dari penelitian ini adalah: “Ada pengaruh secara signifikan pada
(OCB) terhadap kinerja karyawan dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05
serta nilai constanta sebesar 39,861, dan nilai koefisien determinasi R2 sebesar
OCB terhadap kinerja karyawan pada PT. Putra Pertiwi Karya Utama terjawab
sudah kebenarannya.
ada 6 IV yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan ada 1 IV yang tidak
nilai signifikan 0,003 < α = 0,05 serta nilai constanta sebesar 0,344, dan
kebenarannya.
nilai signifikan 0,022 < α = 0,05 dan nilai konstanta sebesar 0,330, serta
kebenarannya.
dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 dan nilai constanta sebesar 0,451,
dengan nilai signifikan 0,013 < α = 0,05 dan nilai constanta sebesar 0,301,
5) Ada pengaruh secara signifikan pada Civic Virtue terhadap kinerja dengan
nilai signifikan 0,019 < α = 0,05 dan nilai constanta sebesar 0,415, serta
(minor) yang menyatakan ada pengaruh secara signifikan pada Civic virtue
kebenarannya.
6) Ada pengaruh secara signifikan pada masa kerja terhadap kinerja dengan
nilai signifikan 0,035 < α = 0,05 dan nilai constanta sebesar 0,788, serta
kebenarannya.
7) Ada pengaruh secara signifikan pada jenis kelamin terhadap kinerja dengan
nilai signifikan 0,144 > α = 0,05 dan nilai konstanta sebesar 1,012, serta
kelamin terhadap kinerja karyawan PT. Putra Pertiwi Karya Utama tidak
terjawab kebenarannya.
5.2 Diskusi
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Putra Pertiwi Karya Utama.
Dengan nilai koefisien korelasi (R) 0,619, R Square (R2) 0,384, F hitung
36,120, t hitung 6,010, dan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat OCB seorang karyawan, maka semakin tinggi pula
Organ, Padsakoff dan MacKenzie, Weaner, dkk untuk tingkatan tidak hanya
tingkatan staf tetapi manager, supervisor, produksi seperti yang dilakukan oleh
membuat angket OCB dan kinerja yang sesuai dengan penelitian sebelumnya
dengan skala lain seperti skala Guttman, sehingga dapat di pakai sebagai alat
ukur yang paling tepat untuk mengukur baik atau buruknya OCB pada sebuah
bagi karyawan untuk memiliki perilaku extra role di samping perilaku intra
individu maupun tim, sehingga kinerja mereka bagus, baik kinerja secara
memiliki OCB yang lebih baik, dibandingkan karyawan yang bekerja pada
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja serta prediktor OCB yaitu masa
kerja yang berpengaruh secara positif terhadap kinerja dan hanya ada 1 IV dari
prediktor OCB yaitu jenis kelamin yang tidak berpengaruh terhadap kinerja
membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan
penelitian yang dilakukan oleh Huston (2000) dan penelitian Allison (2001)
dengan hasil penelitian Simanulang (2010) yang menyatakan hal yang serupa.
Besarnya sumbangan varians Courtesy terhadap kinerja adalah 3,8%
dengan nilai signifikansi 0,022 (p < 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Huston (2000) dan penelitian Allison (2001)
karyawan lebih banyak yang sebaya dari pada yang terpaut jauh. Sehingga
perusahaan secara umum dimana mereka sangat menghargai yang lebih tua,
memberikan informasi yang dibutuhkan baik oleh intern maupun oleh relasi.
dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Huston (2000) dan penelitian Allison (2001)
Lalu diperkuat dengan hasil penelitian Simanulang (2010). Perilaku untuk tiba
lebih awal, datang bekerja tepat waktu, datang segera jika dibutuhkan dan
tidak mengambil kelebihan waktu. Hal ini sangat sesuai dengan realita yang
karyawan yang datang tidak tepat waktu, sehingga hampir 97% karyawan
8,8% dengan nilai signifikansi 0,013 (p < 0,05). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Huston (2000) dan penelitian Allison
mengeluh, karena OCB adalah perilaku sosial yang tidak dihargai dengan
reward, lebih ke arah sukarela, maka kondisi ini hanya memiliki sumbangan
yang tidak mencapai 10%, artinya lumrah dan manusiawi jika masih banyak
adalah 4,9% dengan nilai signifikansi 0.019 (p < 0,05). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Huston (2000) dan penelitian
dikarenakan keahlian yang terbatas dengan pemberian beban yang tidak pada
porsinya yang memerlukan penanganan kerja dalam sebuah tim. Berdasarkan
William & Anderson (1991) yang membagi OCB ke dalam 2 bagian yaitu
OCB-O dan OCB-I. Dalam paparan di atas OCB-I yaitu perilaku OCB yang
lebih berhubungan dengan individu adalah perilaku Altruism dan Courtesy yang
4,9%. Hal ini menunjukkan bahwa yang paling dominan adalah perilaku
organisasi).
Adapun sumbangan varians prediktor OCB yaitu masa kerja dan jenis
kelamin terhadap kinerja, dimana sumbangan variabel masa kerja sebesar 3,4%
dengan nilai signifikansi 0,035 (p < 0,05) sedangkan variabel jenis kelamin
1,5% dengan nilai signikansi 0,144 (p > 0,05). Hasil penelitian telah
semakin baik kinerjanya. Karena berpengalaman, ahli dan kompeten. Hal ini
sangat sesuai dengan hasil penelitian Greenberg dan Baron yang menunjukkan
lebih tinggi dari pada perempuan atau sebaliknya perempuan bisa saja memiliki
kinerja yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Disamping itu jumlah responden
dalam penelitian tidak sebanding antara responden laki-laki hanya 17 orang dan
perempuan 43 orang.
menemukan adanya keterkaitan yang erat antara OCB dengan kinerja tim.
erat antara OCB dengan kinerja tim, keterkaitan erat terutama terjadi antara
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel legitimate power (X1)
OCB (X5).
penggunaan OCB dalam organisasi. Sebagai contoh, studi dari Podsakoff dan
Mac Kenzie (1994) menemukan tim asuransi yang menunjukkan OCB mampu
perilaku membantu teman sekerja, salah satu bentuk dari kinerja extra role,
jabatan dan kebijakan kenaikan upah karyawan (Mac Kenzie, Podsakoff dan
Fetter, 1993). Studi yang dilakukan oleh Avilia, Fern dan Mann (1988)
mencapai 48% dalam evaluasi kinerja tenaga penjual sementara kriteria target
mendapatkan penilaian kinerja yang lebih baik dan kesempatan promosi yang
lebih besar.
5.3 Saran
saran praktis. Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti lainnya
dan kinerja.
dengan kinerja karyawan yang tidak ikut dianalisis sebagai IV, seperti
behavior (OCB) dan kinerja dengan skala alat ukur yang tepat. Karena
besar dan telah memiliki penilaian kinerja yang bagus. Sehingga dapat
menjadi agak sulit untuk meneliti lebih dalam lagi, seperti ingin
karyawan.
alat ukur dengan jumlah item yang lebih banyak dan komprehensif,
sehingga jika ada item yang harus didrop karena tidak valid masih
tersisa item yang jumlahnya cukup memadai untuk dianalisis dan bisa
atau tidak langsung, serta dapat diungkapkan dengan cara teknik analisis
1995), kepribadian dan suasana hati (George & Brief, 1992)), persepsi
yang besar, reward yang baik, motivasi kerja, insentif serta bonus yang
ditingkatkan.
2. Hasil penelitian menunjukkan, prediktor OCB, variabel jenis kelamin
keahlian.
bekerja tidak hanya dihargai dengan keuangan saja, tetapi lebih pada
membentuk sebuah kualitas kerja yang baik sehingga hasilnya pun akan
mencapai kinerja yang lebih baik. Karena pada akhirnya dengan OCB
yang baik, maka kinerja karyawan akan jauh lebih baik dan akhirnya
Dwilita, H (2008). Analisis pengaruh motivasi, stres, dan rekan kerja terhadap
kinerja auditor di kantor akuntan publik di kota Medan. Tesis.
Dipublikasikan, library.usu.ac.id, Universitas Sumatera Utara.
Jiing, C dan Shu, C, L. (1997). Impetus for action: A cultural analysis of justice
and organizational citizenship behavior in Chinese society. Cornell
University.
Walz, S.M. dan Niehoff, B.P. (1996). Organizational citizenship behaviors and
their effect on organizational effectiveness in limited menu restaurants.
Best Paper Proceedings, Academy of Management conference, pp. 307-
31, 1996.