Anda di halaman 1dari 139

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU

PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWI

SKRIPSI

Oleh:
YUNITA SARAH
16320003

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

1
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU
PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWI
SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

AN JUDUL

Oleh:
YUNITA SARAH
163200003

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul :

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU


PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWI

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi dan


Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Pada Tanggal

13 Juli 2020

Oleh :
Yunita Sarah
16320003

Mengesahkan,
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
Ketua Program Studi

Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.,M.Soc.Sc

Dosen Penguji Tanda Tangan

1. Fitri Ayu Kusumaningrum, S.Psi., M.A.

2. Hariz Enggar Wijaya, S.Psi., M.Psi.

3. Nur Widiasmara,,S.Psi., M.Psi., Psi.

ii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Yunita Sarah
No. Mahasiswa : 16320003
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan antara Harga diri dan Perilaku pembelian
impulsif pada Mahasiswi.
Melalui surat ini saya menyatakan bahwa :
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi saya
tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,
seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran lain
yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas
Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya
ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan atau karya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya
siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam
Indonesia.
3. Apabila di kemudian hari setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secara
meyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas
Islam Indonesia.

Yogyakarta, Juli 2020


Yang Menyatakan,

Yunita Sarah

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar, Nabi
Muhammad SAW.

Skripsi ini saya dedikasikan untuk:

Yuyun Wahyuni dan Nugroho


Mama dan papa, terimakasih atas dukungan, kasih sayang, perhatian serta doa
yang diberikan sehingga saya bisa ada di titik ini.

Yunita Sarah
Terimakasih sudah bertahan sejauh ini.

iv
HALAMAN MOTTO

“Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscahya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdililah kamu”, maka berdirilah, niscahya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
(QS. Mujadilah : 11)

“If people are doubting how far you can go, go so far that you can’t hear them
anymore”
(Michelle Ruiz)

v
PRAKATA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tidak lupa pula selalu
dicurahkan kepada junjungan Nabi besar, Nabi Muhammad Saw. yang membawa
kita dari zaman kegelapan menjadi terang benderang. Dalam pengerjaan skripsi ini
penulis banyak mendapat bantuan, dukungan dan kesempaatan dari berbagai pihak.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori,H.,S.Psi., M.Si., Psi. selaku Dekan Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
2. Ibu Dr. Phil Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si. selaku Ketua Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
3. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc. selaku Ketua Program Studi
Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia.
4. Ibu Fitri Ayu Kusumaningrum, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, kesabaran dan waktunya selama
proses mengerjakan skripsi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Annisaa Miranty Nurendra, S. Psi., M. Psi. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan
kepada penulis.
6. Dosen penguji skripsi, terima kasih untuk saran dan nasihat yang telah
diberikan kepada penulis.
7. Segenap dosen Prodi Psikologi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia, terima kasih atas ilmu dan pengalaman
berharga yang sangat bermanfaat bagi penulis selama menjalani masa
perkuliahan.

vi
8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas
Islam Indonesia, yang telah banyak membantu penulis dalam segala hal
yang berhubungan dengan akademik selama masa perkuliahan dan proses
penyelesaian skripsi ini.
9. Semua subjek penelitian yang telah membantu penulis, terima kasih atas
partisipasi dan waktunya dalam mengisi kueisioner penelitian ini.
10. Semua teman-teman yang membantu membagikan kuesioner secara daring,
tanpa kalian mungkin penulis akan memakan waktu lebih lama karena
keterbatasan pandemi ini.
11. Mama dan papa yang telah membantu memberi dukungan, kasih sayang dan
doa tanpa henti pada penulis.
12. Capsi (Dinda, Vindy, Jasmine, Hanum, Fara, Oja) yang telah membantu,
menghibur pada saat pengerjaan skripsi ini
13. BNR (Zizi, Kinan, Kirana) yang telah membantu, menghibur dan
memberikan masukan pada saat pengerjaan skripsi ini.
14. Ahmad Pamungkas yang telah membantu, meluangkan waktu, tenaga
memberikan semangat, menghibur dan memberikan masukan pada saat
pengerjaan skripsi ini.
15. Syadza, Talitha, Amel yang telah membantu, meluangkan waktu dan tenaga
dan masukan pada saat pengerjaan skripsi ini.
Terimakasih atas kenangan yang kita jalani bersama sehingga penulis
dapat berada di titik ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
limpahan berkah dan karunia Nya kepada seluruh pihak yang membantu
penulis dalam mewujudkan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Yogyakarta, Juli 2020

Yunita Sarah

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK .............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

INTISARI ........................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9

C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

D. Keaslian Penelitian .................................................................................. 9

1. Keaslian topik.................................................................................... 11

2. Keaslian teori .................................................................................... 11

3. Keaslian alat ukur.............................................................................. 12

viii
4. Keaslian subjek penelitian................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14

A. Perilaku pembelian impulsif ................................................................. 14

1. Definisi Perilaku pembelian impulsif ............................................... 14

2. Aspek-aspek Perilaku pembelian impulsif ........................................ 15

3. Faktor-faktor perilaku pembelian impulsif ....................................... 19

B. Harga diri .............................................................................................. 22

1. Definisi Harga diri............................................................................. 22

2. Aspek-aspek Harga diri ..................................................................... 23

C. Hubungan antara Harga diri dan Perilaku Pembelian Impulsif pada

Mahasiswi ......................................................................................................... 26

D. Hipotesis Penelitian............................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 30

B. Definisi Operasional.............................................................................. 30

1 Perilaku Pembelian Impulsif ............................................................. 30

2 Harga diri .......................................................................................... 31

C. Subjek Penelitian................................................................................... 31

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 31

E. Reliabilitas dan Validitas ...................................................................... 34

F. Metode Analisis Data ............................................................................ 36

ix
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN................................. 37

A. Orientasi Kancah dan Persiapan............................................................ 37

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 41

C. Hasil Penelitian ..................................................................................... 41

1. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 41

2. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 42

3. Uji Asumsi ........................................................................................ 45

4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 47

5. Analisis Tambahan ............................................................................ 47

D. Pembahasan ........................................................................................... 52

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 61

A. Kesimpulan ........................................................................................... 61

B. Saran ...................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62

LAMPIRAN ......................................................................................................... 66

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Butir Skala Perilaku Pembelian Impulsif…………………. 32

Tabel 2 Distribusi Butir Skala Harga Diri……………………………………. 33

Tabel 3 Nilai Reliabilitas……………………………………………………….34.

Tabel 4 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Status Universitas………… 40

Tabel 5 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Angkatan……………………41

Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian …………………………………………... 41

Tabel 7 Rumus Tabel Penormaan …………………………………………... 42

Tabel 8 Kategori Subjek Variabel Perilaku pembelian impulsif ………………42

Tabel 9 Kategori Subjek Variabel Harga diri ……………………………………


43

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Sebaran …………………………………………44

Tabel 11 Hasil Uji Linearitas …………….……………………………………. 45

Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis ………………….……………………………….. 46

Tabel 13 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Aspek Harga diri……................ 46

Tabel 14 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Tempat Tinggal………….……. 47

Tabel 15 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Uang Saku dalam Sebulan .….. 48

Tabel 16 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Jenis Barang yang Dibeli

2 Bulan Terakhir……………………………………………………... 49

Tabel 17 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Frekuensi Belanja 2 Bulan

Terakhir………………………………………………………………. 50

Tabel 18 Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Angkatan Kuliah……………… 50

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Perilaku Pembelian Impulsif dan Skala Harga diri…….. 66

Lampiran 2. Tabulasi Data…………………………………………………... 84

Lampiran 3. Tabel Reliabilitas Dan Diskriminasi Butir………………….…....100

Lampiran 4. Tabel Deskripsi Data Penelitian……………………………….……


103

Lampiran 5. Tabel Uji Asumsi……………………………………………… 108

Lampiran 6. Tabel Uji Hipotesis………………………………………………110

Lampiran 7. Tabel Analisis Tambahan…………………………………….… 112

Lampiran 8. 124
Surat Penelitian……………………………………………..………

xii
Hubungan antara Harga diri dan Perilaku Pembelian Impulsif pada

Mahasiswi

Yunita Sarah
Fitri Ayu Kusumaningrum

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri


dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi di Yogyakarta. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif
pada mahasiswi di Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini sejumlah 233 mahasiswi
di Yogyakarta dengan rentang usia 18 hingga 23 tahun. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan skala harga diri (Rosenberg, 1965; 10 items with α = 0.817)
dan The Impulse Buying Tendency Scale (Verplanken & Herabadi, 2001; 20 items
with α = 0.849). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara harga
diri dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi di Yogyakarta.

Kata Kunci: mahasiswi, perilaku pembelian impulsif, harga diri.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membeli sesuatu untuk memenuhi kebutuhan bukan merupakan sesuatu

yang salah. Wahidah (2013) menyatakan bahwa selama berbelanja diperuntukkan

memenuhi kebutuhan pokok atau primer merupakan sesuatu yang lumrah. Perilaku

pembelian konsumen adalah bagaimana seseorang memperoleh, mengonsumsi

barang dan jasa melalui proses pengambilan keputusan agar dapat memenuhi

kebutuhan sehingga tercapai kepuasan yang optimal. Selain itu, perilaku membeli

juga diartikan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa (Lisma &

Haryono, 2016). Pembelian dilakukan oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi

secara pribadi (Kotler & Keller, 2009).

Perilaku membeli dapat dikatakan tidak wajar ketika konsumen melakukan

pembelian dengan sedikit atau tidak ada pertimbangan sama sekali karena adanya

perasaan mendesak disertai keinginan ingin memiliki (Sumartono, 2002). Hal ini

dikenal dengan perilaku pembelian impulsif. Kim (2003) menyatakan bahwa

perilaku pembelian impulsif merupakan pembelian yang dilakukan tanpa

perencanaan terlebih dahulu dan disertai adanya keinginan yang mendesak untuk

membeli sesuatu. Selain itu diikuti perasaan membutuhkan produk tersebut

(Hawkins, Mothersbaug, & Best, 2007). Sepakat dengan tokoh sebelumnya tetapi

ada sedikit penambahan, perilaku pembelian impulsif juga dikaitkan dengan tidak

1
2

memikirkan konsekuensi terhadap barang yang telah dibeli (Verplanken &

Herabadi, 2001; Fazrina, Midori, Ghifari & Wicaksono, 2019).

Kesadaran untuk mengonsumsi sesuai kebutuhan pada individu berusia 18-

21 tahun masih rendah. Didukung oleh penelitian yang dilakukan Aprilianty dan

Purwanegara (2015) bahwa individu berusia 18-24 tahun cenderung melakukan

perilaku pembelian impulsif dalam intensitas yang tinggi dan cenderung

mengesampingkan kebutuhan pokok yang seharusnya dipenuhi. Kecenderungan

untuk melakukan perilaku pembelian impulsif juga terlihat dari hasil wawancara

pada tiga subjek yang merupakan mahasiswi di Yogyakarta yang dilaksanakan pada

tanggal 6 April 2020.

Subjek berinisial AY yang berkuliah di prodi akutansi menyatakan adanya

perilaku membeli tanpa perencanaan karena promo yang ditawarkan tergolong

menarik dan hanya tersedia dalam waktu yang sedikit. Hal ini dapat digolongkan

perilaku pembelian impulsif karena adanya perilaku a) sedikit atau tidak adanya

pertimbangan, b) adanya perasaan mendesak dan cepat secara emosional c) tidak

mempertimbangkan konsekuensi. Berdasarkan perilaku tersebut subjek

mengatakan bahwa dampak yang diterima yaitu pengaturan keuangan yang tidak

terkendali. Hal berbeda ditemukan pada subjek kedua, VNB yang berkuliah di prodi

psikologi bercerita bahwa sebelum pergi berbelanja, VNB selalu membuat daftar

belanja. Pada saat ditempat perbelanjaan, ketika VNB melihat barang yang

dianggap “lucu” dan menarik mata, VNB tidak ragu membeli barang tersebut

walaupun tidak ada di daftar belanja.


3

Hal ini dapat dikategorikan sebagai perilaku pembelian impulsif karena a)

sedikit atau tidak adanya pertimbangan, b) tidak mempertimbangkan konsekuensi.

Berbeda dengan kedua subjek sebelumnya, AFE yang merupakan mahasiswi

psikologi menyampaikan bahwa subjek cenderung melakukan pembelian tanpa

ragu ketika melihat sesuatu yang berhubungan dengan idolanya. AFE langsung

memesan via online shop. Ketika barang sampai, AFE mengaku senang dan bangga

karena memiliki produk yang berkaitan dengan idolanya. Hal ini dapat digolongkan

perilaku pembelian impulsif karena adanya perilaku a) sedikit atau tidak adanya

pertimbangan, b) tidak mempertimbangkan konsekuensi.

Berdasarkan hasil uraian wawancara di atas, dapat dianalisis bahwa perilaku

subjek AY, VNB dan AFE merupakan perwujudan dari perilaku pembelian

impulsif dari Verplanken dan Herabadi (2001) yaitu aspek afektif dengan indikator

timbul dorongan untuk segera melakukan pembelian dan memiliki produk tertentu

dan individu ingin segera melakukan pembelian serta timbul perasaan senang

setelah melakukan transaksi pembelian. Aspek kedua yaitu kognitif dengan

indikator individu tidak melakukan evaluasi kegunaan produk terkait dan tidak

mempertimbangan harga dan kegunaan produk dalam bertransaksi. Pada subjek

AY, muncul perilaku membeli tanpa berpikir merupakan cerminan aspek kognitif

dengan indikator timbul dorongan untuk segera melakukan pembelian dan memiliki

produk tertentu.

Aspek kognitif juga ditemukan pada perilaku VNB, hal ini tercermin dari

perilaku tidak ragu membeli barang walaupun tidak ada di daftar belanja. Aspek

kognitif ini muncul dengan indikator individu tidak melakukan evaluasi kegunaan
4

produk terkait dan tidak mempertimbangan harga kegunaan produk dalam

bertransaksi. Berbeda dengan kedua subjek sebelumnya, aspek afektif ditemukan

pada perilaku AFE dengan indikator individu ingin segera melakukan pembelian

serta timbul perasaan senang setelah melakukan transaksi pembelian. Aspek afektif

tercermin ketika AFE senang dan bangga karena memiliki produk yang berkaitan

dengan idolanya.

Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa tingkat perilaku pembelian

impulsif pada individu berusia 18-24 tahun masih tinggi. Survei yang dilakukan

oleh Statiska.com di Amerika dengan pengelompokkan umur didapatkan hasil

bahwa 49% individu berusia 18-24 tahun melakukan pembelian secara impulsif

pada tahun 2018. Disusul usia 25 – 34 tahun dengan 46% dan semakin rendah pada

pengelompokan umur yang lebih tua (Bedford, 2020). Hal serupa juga ditemui di

India, riset yang dilakukan Datta dan Sharma (2017) menyatakan bahwa individu

berusia 19 – 25 tahun, sebanyak 35,48% melakukan pembelian impulsif.

Hal serupa juga ditemui di Indonesia, hasil riset Mastercard yang diikuti

oleh 2.272 individu berumur 18-23 tahun, 50% dinyatakan melakukan pembelian

impulsif dimana setengah dari pembelian tersebut dilakukan secara spontan yang

berati mencapai 26% (Primadhyta, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Fazrina,

Midori, Ghifari dan Wicaksono (2019) menyatakan bahwa dari 100 subjek di

Tangerang selatan 71% memiliki tingkat perilaku perilaku pembelian impulsif

sedang, 13% memiliki tingkat perilaku perilaku pembelian impulsif yang tinggi.

Sebanyak 339 mahasiswi di Palembang 45,7% diantaranya memiliki tingkat

perilaku pembelian impulsif yang tinggi (Arsandy, 2017).


5

Penelitian ini berfokus pada perilaku pembelian impulsif secara luring, hal

ini berangkat dari beberapa penelitian yang menyatakan bahwa seseorang akan

cenderung lebih impulsif didukung oleh toko luring. Caballero dan Orus (2018)

meskipun pembelian secara daring memiliki kelebihan seperti a) memaksimalkan

jumlah produk b) dapat dilakukannya pembelian selama 24 jam c) dapat dilakukan

dimanapun tetapi pembelian daring juga memiliki kekurangan. Beberapa

kekurangan pembelian daring tersebut adalah a) tertundanya kepemilikan barang b)

adanya biaya pengiriman c) tidak dapat menyentuh dan mencoba barang yang

dibeli. Sehingga seseorang akan cenderung lebih menyukai berbelanja pada toko

luring. Hal ini juga didukung adanya pengalaman sensorik serta atmosfer toko yang

hanya dapat dirasakan ketika seseorang membeli secara luring. Maka dari itu, toko

luring dapat menyebabkan seseorang lebih impulsif dibandingkan dengan toko

daring.

Penelitian ini berfokus pada mahasiswi, dipilihnya subjek mahasiswi karena

menurut penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2014) mahasiswa memiliki

kebutuhan fisiologis yang beraneka ragam jika dibandingkan dengan siswa, masih

memiliki jiwa labil yang mudah dipengaruhi dan bergantung pada uang saku yang

diberikan oleh orang tua. Dipilihnya subjek yang masih aktif di perguruan tinggi

juga di dasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Nababan dan Sadalia (2013)

dimana mahasiswa dianggap memiliki masalah keuangan yang kompleks karena

sebagian besar mahasiswa masih belum memiliki pendapatan, dana cadangan yang

terbatas untuk digunakan setiap bulannya, keterlambatan uang kiriman dari orang

tua atau uang bulanan habis sebelum waktunya yang disebabkan oleh kebutuhan
6

tidak terduga. Hal ini terjadi karena pengelolaan uang keuangan pribadi yang salah

yang di akibatkan dari tidak adanya penganggaran keuangan serta gaya hidup dan

pola perilaku pembelian impulsif.

Pada penelitian ini lebih di fokuskan dan di spesifikasikan kepada gender

perempuan, hal ini berangkat dari beberapa hasil penelitian yang menyebutkan

bahwa perempuan dinilai cenderung melakukan perilaku pembelian impulsif

dibandingkan dengan laki-laki. Diba (2014) menyatakan bahwa perempuan

cenderung lebih sering mengunjungi pusat perbelanjaan dan terpengaruh potongan

harga, model barang dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Menambahkan dari penelitian sebelumnya, Agustin dan Sarsono (2018)

menyatakan bahwa perempuan memiliki perasaan yang positif ketika melakukan

sebuah pembelian. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa adanya perbedaan

perilaku pembelian impulsif ditinjau dari perbedaan gender pada mahasiswa

perempuan dan laki-laki, dimana ditemukan hasil perbedaan yang signifikan

dengan rata-rata (mean) perempuan sebesar 102,95 sedangkan laki-laki sebesar

90,50 .

Hasil yang serupa ditunjukkan oleh penelitian Putra (2018) dimana

perempuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian

impulsif dibandingkan dengan laki-laki. Anggriani dan Indasari (2018) juga

menyatakan bahwa perempuan dinilai lebih impulsif dibandingkan dengan laki-

laki. Diperkuat oleh penelitian lain yang dilakukan Silvera, Lavack dan Kropp

(2008) yang membedakan perilaku pembelian impulsif dari faktor demografis yaitu

gender, memiliki hasil bahwa perempuan memiliki skor kognitif lebih tinggi
7

daripada laki-laki dalam melakukan pembelanjaan secara impulsif. Penelitian

Mulyono (2013) yang meneliti tentang faktor demografis gender menemukan hasil

bahwa perempuan lebih cenderung untuk melakukan perilaku pembelian impulsif

dibandingkan laki-laki karena perempuan memiliki dominasi dalam segi afeksi.

Memiliki perilaku pembelian impulsif tentu akan berdampak negatif bagi

individu khususnya pada mahasiswi. Beberapa diantaranya individu tersebut akan

kesulitan mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan utama (Sari, 2016),

berkurangnya produktifitas individu (Wahyudi, 2013) dan pada akhirnya individu

tidak lagi berorientasi pada masa depan (Wahidah, 2013). Sebaliknya, apabila

remaja dapat mengatur pembelian, kebutuhan hidup utama akan terpenuhi, dalam

hal ini adalah perkuliahan dan pendidikan (Anam, 2019).

Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif terbagi menjadi 3

yaitu internal, eksternal dan demografis. Faktor internal meliputi self monitoring

(Anin, Rasimin & Atamimi, 2015) , kontrol diri (Aprilia & Nino, 2019) dan harga

diri (Adelia & Soeratmodjo 2017). Sedangkan faktor eksteral yang mempengaruhi

perilaku pembelian impulsif yaitu promosi penjualan dan suasana toko (Mamuaya,

2018). Faktor ketiga yaitu demografis yang mempengaruhi perilaku pembelian

impulsif adalah jenis kelamin (Anggraini & Indrasari, 2018) dan usia (Putra, 2018).

Seseorang akan cenderung melakukan perilaku pembelian impulsif untuk

memberikan makna simbolik agar menutupi perasaan rendah diri dan dapat

meningkatkan harga diri (Adelia & Soeratmodjo 2017). Maka dari itu penting untuk

menganggap diri sendiri mampu, memiliki potensi dan dapat diandalkan serta

memiliki perasaan berharga atas dirinya sendiri. Astari dan Nugroho (2017)
8

mengungkapkan bahwa motivasi pembelian impulsif karena adanya kebutuhan

akan harga diri. Riset yang telah dilakukan di luar Indonesia terkait harga diri

dengan perilaku pembelian impulsif ditemukan hasil yang signifikan. Dhandra

(2020) menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan pada mahasiswa

di India. Pada penelitian skripsi yang dilakukan oleh Dewi (2018) juga memiliki

hasil korelasi yang negatif antara harga diri dan perilaku pembelian impulsif pada

remaja akhir.

Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang

(2017) dimana kedua variabel terkait berkorelasi positif pada mahasiswa di

Amerika. Pada penelitian di Indonesia, Firdaus dan Yusuf (2018) mengungkapkan

bahwa ada hubungan negatif dan signifikan pada subjek mahasiswi. Pendapat

berbeda, Faradiba dan Nugrahawati (2017) menyatakan bahwa ada hubungan

positif antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada anggota

komunitas mobil X di kota Bandung. . Hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh

Ismaniar (2019) menyatakan bahwa adanya hubungan korelasi yang positif antara

harga diri dan perilaku pembelian impulsif pada individu berusia 18-21 tahun.

Melalui beberapa jurnal dan penelitian skripsi di atas masih terdapat perbedaan arah

korelasi.

Berdasarkan penjelasan jurnal dan penelitian skripsi yang sudah dijabarkan,

dapat diketahui bahwa harga diri berkorelasi dengan perilaku pembelian impulsif.

Perbedaan hasil yang didapatkan pada penelitian-penelitian di atas membuat

peneliti tertarik untuk mengkonfirmasi hasil pada tempat yang berbeda. Selain itu

peneliti tertarik dengan kriteria subjek berusia 18-21 tahun yang masih aktif di
9

perguruan tinggi karena didasari oleh beberapa alasan yaitu kebutuhan fisiologis

yang lebih beragam dibandingkan siswa, masih memiliki jiwa labil, mudah

dipengaruhi, bergantung pada uang saku yang diberikan oleh orangtua (Septiana,

2014), memiliki masalah keuangan yang kompleks karena pengelolaan uang

pribadi yang salah (Nababan & Sadalia, 2013). Maka dari itu, pada penelitian ini

peneliti ingin memfokuskan pada subjek perempuan yang menyandang status

sebagai mahasiswi yang berkuliah di Yogyakarta.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri

dengan perilaku pembelian impulsif pada perempuan yang menyandang status

sebagai mahasiswi.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, masukan dan

pemikiran bagi perkembangan psikologi dimasa yang akan datang khususnya

mengenai hubungan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan

dapat menambah wawasan serta lebih memahami mengenai harga diri dan

perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa

D. Keaslian Penelitian

Penulis mengetahui beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan dan

dikembangkan baik di luar negeri maupun di Indonesia.


10

Pada penelitian Dhandra (2020) meneliti mengenai harga diri dengan perilaku

pembelian impulsif pada mahasiswa di India. Subjek dalam penelitian ini berjumlah

344 orang. Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu harga diri dari Rosenberg

(1965) dan perilaku pembelian impulsif dari Verplanken dan Herabadi (2001).

Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara harga diri dengan

perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa di India.

Penelitian Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) mengenai harga diri

dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa di Amerika. Subjek dalam

penelitian ini berjumlah 339 orang. Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu harga

diri dari Rosenberg (1965) dan skala perilaku pembelian impulsif dari Rook dan

Fisher (1995). Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara harga

diri dengan perilaku pembelian impulsif produk fashion pada mahasiswa di

Amerika.

Penelitian Firdaus dan Yusuf (2018) mengenai harga diri dan perilaku

pembelian impulsif pada mahasiswi yang berbelanja melalui instagram. Subjek

dalam penelitian ini berjumlah 29 orang. Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu

harga diri dari Coopersmith (1967) dan skala perilaku pembelian impulsif dari

Verplanken dan Herabadi (2001). Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan

negatif antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi yang

berbelanja melalui instagram

Penelitian Faradiba dan Nugrahawati (2017) mengenai harga diri dan perilaku

pembelian impulsif pada komunitas mobil X. Subjek dalam penelitian ini berjumlah

18 orang yang merupakan anggota komunitas mobil di Bandung. Penelitian ini


11

menggunakan 2 skala yaitu harga diri dari Coopersmith (1967) dan skala perilaku

pembelian impulsif dari Verplanken dan Herabadi (2001). Hasil dari penelitian ini

adalah adanya hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan perilaku

pembelian impulsif pada anggota komunitas mobil X di Bandung.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas maka dapat terlihat adanya persamaan

dan perbedaan terkait topik, teori, alat ukur dan subjek dengan penelitian ini.

1. Keaslian topik

Topik pada penelitian ini adalah harga diri dan perilaku pembelian

impulsif pada mahasiswi. Penelitian ini memiliki kesamaan topik dengan riset

Dhara (2020) dan Pham Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) yaitu meneliti

tentang harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa.

Perbedaan dengan kedua penelitian tersebut adalah tempat pengambilan data

subjek yang terletak di luar Indonesia. Adapun perbedaan dengan penelitian

Firdaus dan Yusuf (2018) yang terletak pada fokus perilaku pembelian impulsif

di instagram, dimana penelitian ini meneliti tentang perilaku pembelian

impulsif baik secara online maupun offline. Pada penelitian Faradiba dan

Nugrahawati (2017) perbedaan terletak pada perilaku pembelian impulsif yang

berfokus di aksesoris mobil.

2. Keaslian teori

Teori yang digunakan peneliti pada variabel bebas yaitu harga diri

mengacu pada teori tokoh Rosenberg (1965) Society and The Adolescent Self-

Image. Sedangkan untuk variabel tergantung yaitu perilaku pembelian impulsif

mengacu pada teori tokoh Verplanken dan Herabadi (2001) Individual


12

Differences in Impulse Buying Tendency: Feeling and No Thinking. Perbedaan

teori ditemukan pada penelitian Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017)

yang menggunakan teori Rook dan Fisher (1995). Perbedaan juga ditemukan

pada penelitian Firdaus dan Yusuf (2018) dan Faradiba dan Nugrahawati

(2017) dimana harga diri mengacu pada teori Coopersmith (1967).

3. Keaslian alat ukur

Penelitian ini menggunakan alat ukur adaptasi dan diterjemahkan

kedalam Bahasa Indonesia. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang

mengacu pada skala impulsive buying impulsif tendency (Verplanken &

Herabadi, 2001) dan skala harga diri (Rosenberg, 1965). Adapun perbedaan

alat ukur harga diri ditemukan pada penelitian Firdaus dan Yusuf (2018) dan

Faradiba dan Nugrahawati (2017) yang menggunakan alat ukur dari tokoh

Coopersmith (1967). Sedangkan pada penelitian Pham, Minor, Li, Hossain,

dan Wang (2017) mengacu pada alat ukur perilaku pembelian impulsif dari

Rook dan Fischer (1995).

4. Keaslian subjek penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan subjek perempuan yang

termasuk remaja akhir berusia 18-23 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi di

Yogyakarta. Terdapat persamaan terhadap penelitian Dhara (2020) dan Pham,

Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) dimana subjek sama-sama mahasiswa.

Perbedaan terletak pada jenis kelamin yang digunakan sebagai subjek

perempuan dan laki-laki. Kemudian perbedaan juga terletak pada lokasi

pengambilan data.
13

Perbedaan lokasi pengambilan data juga ditemukan pada penelitian Firdaus

dan Yusuf (2018) yang dilakukan di universitas Unisba Bandung. Sedangkan

pada penelitian Faradiba dan Nugrahawati (2017) perbedaan terletak pada

subjek yang merupakan anggota komunitas mobil di Bandung.


14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku pembelian impulsif

1. Definisi Perilaku pembelian impulsif

Rook (1987) mendefinisikan perilaku pembelian impulsif

merupakan perilaku berbelanja tanpa perencanaan disertai dorongan untuk

membeli yang sulit ditahan. Hal ini diikuti oleh perasaan menyenangkan

serta penuh gairah saat berhadapan dengan produk tersebut. Setuju dengan

tokoh sebelumnya, tetapi ada sedikit penambahan oleh tokoh Loudon dan

Bitta (1993) mengatakan bahwa perilaku pembelian impulsif merupakan

pembelian yang sering kali terjadi secara tiba-tiba dan pembelian tersebut

langsung dilakukan di tempat kejadian.

Verplanken dan Herabadi (2001) sepakat bahwa perilaku pembelian

impulsif merupakan pembuatan keputusan secara cepat dan emosional. Hal

ini tidak diikuti dengan proses berpikir mengenai konsekuensi setelah

melakukan pembelian. Sependapat dengan beberapa tokoh di atas, Kim

(2003) mendefinisikan perilaku pembelian impulsif sebagai pembelian yang

dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu dan diikuti dengan keinginan

mendesak untuk membeli produk tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis sepakat memberi

definisi perilaku pembelian impulsif merupakan pembelian tanpa

perencanaan yang diikuti oleh dorongan untuk membeli terhadap suatu


15

produk tanpa memikirkan konsekuensi setelah melakukan pembelian. Pada

penelitian ini berfokus pada teori Verplanken dan Herabadi (2001) yang

menyatakan bahwa pembuatan keputusan secara cepat dan emosional. Hal

ini tidak diikuti dengan proses berpikir mengenai konsekuensi setelah

melakukan pembelian.

2. Aspek-aspek Perilaku pembelian impulsif

Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa aspek perilaku

pembelian impulsif sebagai berikut:

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif merupakan kurangnya unsur perencanaan dan

pertimbangan saat melakukan pembelian sehingga tidak memikirkan

akibat dan dampak dari pembelian tersebut dengan berbagai macam

alasan. Proses kognitif merupakan sebuah proses mempertimbangkan

harga dan keuntungan yang didapatkan dalam konteks pembelian.

Contoh perilaku yang mencerminkan aspek kognitif dapat dilihat dari

perilaku AY dari hasil wawancara yang memunculkan indikator

perilaku pembelian impulsif dengan tidak mempertimbangkan secara

matang barang yang dibeli karena tergiur oleh potongan harga pada

produk tersebut. Sehingga AY langsung membeli tanpa berpikir serta

tidak mempertimbangkan konsekuensi dari pembelian tersebut.

b. Aspek afektif

Aspek afektif merupakan sebuah dorongan emosional yang diikuti

perasaan senang serta gembira setelah mendapatkan produk yang


16

diinginkan tanpa sebuah perencanaan. Maka dari itu seseorang dengan

kecenderungan perilaku pembelian impulsif akan mengesampingkan

manfaat dari barang yang dibeli. Contoh perilaku yang mencerminkan

aspek afektif dapat dilihat dari perilaku AFE dari hasil wawancara yang

memunculkan indikator perilaku pembelian impulsif dimana

munculnya perasaan senang setelah membeli barang tertentu.

Rook (Septila & Aprila, 2017) menyatakan ada delapan aspek

perilaku pembelian impulsif diantaranya yaitu:

a. Spontanitas

Merupakan sebuah dorongan yang terjadi secara tiba-tiba dan

mengarahkan individu untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan

sebelumnya. Contoh perilaku yang mencerminkan aspek spontanitas

tercermin dari perilaku AFE, VNB dan AY dimana melalui hasil

wawancara ketiganya memunculkan perilaku spontanitas karena

melakukan perilaku pembelian secara tiba-tiba dan tidak direncanakan

sebelumnya.

b. Kekuatan, kumpulsi, dan intensitas

Merupakan sebuah perasaan dari dalam diri yang memaksa individu

untuk membeli sesuatu. Contoh perilaku yang mencerminkan aspek

kekuatan, kumpulsi dan intensitas adalah ketika AFE mengikuti

perasaannya dalam diri sehingga akhirnya membeli barang secara tiba

tiba.
17

c. Kegairahan dan stimulasi

Merupakan perasaan ingin membeli yang muncul dari dalam diri

serta keputusan membeli yang datang karena stimulasi dari luar diri

sendiri sehingga terjadi pembelian yang tidak terencana. Contoh

perilaku yang mencerminkan aspek kegairahan dan stimulasi dapat

dilihat dari hasil wawancara AY dimana AY membeli suatu produk

secara tiba-tiba karena adanya stimulasi dari luar diri sendiri yaitu

potongan harga produk, sehingga AY memutuskan untuk membeli

produk tersebut.

d. Sinkronitas

Merupakan gabungan antara faktor internal dan eksternal sehingga

mendorong individu untuk melakukan sebuah pembelian yang tidak

terencana. Contoh perilaku yang mencerminkan aspek sinkronitas dapat

dilihat dari hasil wawancara AY dimana munculnya sinkronitas dari

faktor internal yaitu spontanitas dan desakan secara emosional serta

faktor eksternal yaitu potongan harga yang diberikan oleh produk itu

sendiri. Sehingga AY melakukan perilaku pembelian impulsif.

e. Animasi produk

Merupakan fantasi yang diciptakan oleh individu dari dalam diri

yang muncul karena adanya pengalaman pembelian dan pemakaian

dalam pikiran individu. Contoh perilaku yang mencerminkan aspek

animasi produk dapat dilihat dari hasil wawancara VNB dimana

munculnya fantasi yang diciptakan oleh individu ketika melihat barang


18

yang dianggap “lucu”. Dapat dilihat bahwa VNB menciptakan fantasi

dari barang tersebut sehingga muncul kata “lucu” yang pada akhirnya

terjadi pembelian yang tidak direncanakan.

f. Kepuasan

Merupakan perasaan yang dirasakan setelah terpenuhinya keinginan

karena melakukan pembelian tanpa perencanaan. Contoh perilaku yang

mencerminkan aspek kepuasan terlihat dari hasil wawancara AFE

dimana munculnya perasaan senang dan bangga setelah mendapatkan

produk yang diinginkan.

g. Pertentangan antara kontrol diri dan kesenangan

Merupakan perasaan yang berlawanan antara pengendalian diri

untuk tidak membeli dan keinginan kuat untuk membeli tanpa

perencanaan. Contoh perilaku yang mencerminkan aspek pertentangan

antara kontrol diri dan kesenangan dapat dilihat dari hasil wawancara

dengan VNB dimana perilaku yang ditunjukkan adalah adanya

pertentangan antara membeli barang yang dianggap “lucu” dengan

pertimbangan tidak adanya barang tersebut pada daftar perbelanjaan.

Perilaku ini dapat dikategorikan sebagai pertentangan antara kontrol

diri dan kesenangan.

h. Ketidakperdulian akibat yang ditimbulkan

Merupakan sikap mengabaikan dampak yang ditimbulkan akibat

berbelanja tanpa perencanaan. Contoh perilaku yang mencerminkan

aspek ketidakperdulian akibat yang ditimbulkan terlihat dari hasil


19

wawancara yang dilakukan oleh ketiga subjek dimana VNB, AFE dan

AY langsung membeli barang tanpa perencanaan dan tidak memikirkan

konsekuensi dari pembelian barang tersebut. Akibat dari pembelian

yang tidak berencana hanya disadari oleh AY dimana AY mengatakan

bahwa akibat yang dirasakan adalah tidak terkontrolnya keuangan.

Melalui pendapat para ahli di atas mengenai aspek perilaku

pembelian impulsif, peneliti mengacu pada pendapat Verplanken dan

Herabadi (2001) yang menyatakan bahwa aspek perilaku pembelian

impulsif antara lain adalah aspek kognitif dan afektif. Meskipun aspek

yang dikemukakan oleh Rook (Septila & Aprilia, 2017) lebih banyak,

tetapi isi dan substansi dari aspek tersebut terangkum dalam dua aspek

yang dikemukakan oleh Verplanken dan Herabadi (2001). Selain itu,

aspek yang dikemukakan oleh Verplanken dan Herabadi (2001) masih

relevan dan lebih banyak digunakan pada penelitian-penelitian saat ini

jika dibandingkan dengan Rook (Septila & Aprila, 2017).

3. Faktor-faktor perilaku pembelian impulsif

Faktor perilaku pembelian impulsif dibagi menjadi 3 yaitu internal,

eksternal dan demografi. Faktor internal yang mempengaruhi sebagai

berikut:

a. Self monitoring

Individu dengan self monitoring yang tinggi cenderung lebih

responsif terhadap sosial. Hal ini disebabkan individu berorientasi pada

publik. Individu dengan self monitoring tinggi akan mencermati iklan


20

yang bersifat mempengaruhi sehingga mendorong perilaku membeli

impulsif (Anin, Rasimin & Atamimi, 2015).

b. Kontrol diri

Kontrol diri merupakan sesuatu di dalam diri untuk menentukan

sebuah perilaku. Individu dengan kontrol diri rendah tidak mampu

memproses konsekuensi atas perilaku berbelanja (Aprilia & Nio, 2019).

c. Harga diri

Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang diekspresikan melalui

bentuk penilaian. Individu dengan harga diri rendah akan cenderung

meningkatkan perilaku pembelian impulsif untuk menutupi perasaan

tidak berharga pada dirinya (Adelia & Soerjoatmodjo, 2017).

Kemudian faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku

pembelian impulsif menurut Mamuaya (2018) antara lain:

a. Promosi Penjualan

Promosi penjualan meliputi sampel barang, giveaway, kupon,

potongan harga merupakan indikator yang paling dominan dalam

sebuah promosi penjualan.

b. Suasana Toko

Suasana toko meliputi tata letak, desain interior, dekorasi,

merupakan indikator yang paling dominan dalam membentuk suasana

toko sehingga penampilan toko akan menarik pelanggan untuk membeli

barang.
21

Faktor demografi yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif

antara lain:

a. Jenis Kelamin

Perempuan lebih sering membeli secara impulsif dibandingkan

dengan laki-laki. Kecenderungan pembelian secara impulsif terkait

dengan peran jenis kelamin seseorang yang dibedakan melalui

pemilihan produk (Anggraini & Indrasari, 2018).

b. Usia

Usia berpengaruh negatif dengan kecenderungan perilaku

pembelian impulsif. semakin tua umur seseorang, kecenderungan untuk

melakukan pembelian impulsif semakin rendah (Putra, 2018).

Peneliti berfokus pada harga diri sebagai variabel harga diri (Adelia

& Soerjoatmodjo, 2017). Sebagai variabel bebas. Dipilihnya harga diri

sebagai variabel bebas karena peneliti masih menemukan celah dan

keterbaharuan pada variabel harga diri dimana hasil penelitian

terdahulu memiliki perbedaan arah korelasi. Maka dari itu peneliti ingin

memastikan arah korelasi pada kriteria subjek pada penelitian ini.

Selain itu, hasil pemantauan data primer yaitu wawancara dan

observasi, jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh subjek

mengarahkan pada variabel harga diri. maka dati itu peneliti berfokus

dan memilih harga diri sebagai variabel bebas dari penelitian ini.
22

B. Harga diri

1. Definisi Harga diri

Rosenberg (1965) menyatakan bahwa harga diri merupakan suatu

evaluasi positif atau negatif terhadap diri sendiri. Coopersmith (1967)

menambahkan bahwa harga diri merupakan evaluasi diri yang berasal dari

interaksi antara individu dengan lingkungan serta perlakuan yang

didapatkan dari orang lain pada dirinya. Melalui hasil evaluasi tersebut

individu mengekspresikannya dengan sikap setuju atau tidak setuju, tingkat

keyakinan pada diri sendiri sebagai orang yang mampu, berhasil dan

berharga atau tidak. Sejalan dengan pendapat tokoh sebelumnya, Baron dan

Byrne (2004) mendefinisikan harga diri merupakan penilaian yang dibuat

oleh seseorang untuk dirinya sendiri yang kemudian dibandingan dengan

karakteristik orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga diri

adalah penilaian individu secara positif atau negatif atas dirinya sendiri yang

dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan orang-orang di lingkungannya.

Hal ini juga dipengaruhi oleh sikap, penerimaan, penghargaan dan

perlakuan orang lain terhadap dirinya.


23

2. Aspek-aspek Harga diri

Menurut Rosenberg (Rahmania & Yuniar, 2012) menyatakan bahwa

aspek harga diri sebagai berikut:

a. Penerimaan Diri

Penerimaan diri merupakan sebuah perasaan menerima terhadap

diri sendiri atas apa yang sudah ada pada dirinya sendiri. termasuk

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Contoh perilaku aspek

penerimaan diri dimana individu sebagai mahasiswa memahami

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Mahasiswa A memiliki

kelebihan di bidang non akademik, mahasiswa A memahami dirinya

sendiri sehingga memaksimalkan kemampuan di bidang tersebut.

b. Penghormatan diri

Penghormatan diri merupakan sebuah perasaan menguasai dan

memahami apa yang harus dilakukan ketika mengatasi hambatan. Hal

ini termasuk menguasai berbagai bidang seperti akademik, sosial,

keluarga dan fisik. Contoh perilaku aspek penghormatan diri adalah

mahasiswa A menguasai bidang akademik sehingga apabila

permasalahan muncul, mahasiswa A dapat menyelesaikan

permasalahan di bidang akademik dengan mudah karena menguasai

bidang tersebut.
24

Aspek-aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith

(Firdaus & Yusuf, 2018) antara lain:

a. Power (kekuasaan)

Merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi tindakan

dengan mengendalikan perilaku sendiri dan orang lain. Hal ini dilihat

melalui pengakuan dan penghormatan yang diterima dari orang lain

serta besarnya sumbangan pendapat yang diberikan oleh individu

pada orang lain. Contoh perilaku aspek kekuasaan adalah ketika

mahasiswa A dapat mengendalikan diri sendiri didepan orang lain

pada saat bersosialisasi, sehingga orang lain dapat memberikan

pengakuan dan penghormatan atas diri mahasiswa A.

b. Significance (keberartian)

Merupakan penerimaan, perhatian dan kasih sayang yang

diberikan oleh orang lain. Significance dinilai dari perhatian dan cinta

yang diungkapkan oleh orang lain. Semakin besar dan sering

diungkapkan serta diekspresikan, maka semakin besar kemungkinan

penilaian diri yang positif. Contoh perilaku dari aspek keberartian

adalah ketika mahasiswa A mengikuti konfrensi nasional dan teman-

teman dekat serta dosen memberikan dukungan kepada A.

c. Virtue (kebajikan)

Merupakan kepatuhan terhadap standar moral dan etika.

Kesuksesan dinilai dari kriteria kebijakan dan ditandai dengan

kepatuhan terhadap prinsip moral, etika dan agama. Ketika orang


25

mematuhi kode etik dan agama dan diinternalisasi maka sikap diri

yang positif dengan pemenuhan tujuan yang lebih tinggi akan muncul.

Contoh perilaku dari aspek kebajikan adalah ketika mahasiswa A

mengikuti semua peraturan kampus.

d. Competence (kemampuan)

Merupakan kesuksesan untuk mengikuti tuntutan prestasi,

sehingga dengan kemampuan yang dimiliki individu dapat

mengerjakan berbagai macam tugas dengan baik dari level yang tinggi

dan usia yang berbeda. Contoh perilaku dari aspek kemampuan adalah

ketika mahasiswa A aktif dalam kegiatan kampus sejalan dengan

akademis sehingga tercapainya kesuksesan sebagai mahasiswa yang

multitasking dan dapat diandalkan dalam berbagai hal.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek harga diri terdiri dari penerimaan diri, penghormatan diri,

competence, power, significance, virtue. Pada aspek harga diri dalam

penelitian ini, peneliti mengacu kepada pendapat Rosenberg (1965)

yang menyatakan aspek harga diri terdiri dari dua aspek yaitu

penerimaan diri dan penghormatan diri. Dipilihnya pendapat

Rosenberg (1965) lebih relevan dan banyak digunakan pada

penelitian-penelitian saat ini dibandingkan dengan Coopersmith

(Firdaus & Yusuf, 2018).


26

C. Hubungan antara Harga diri dan Perilaku Pembelian Impulsif pada

Mahasiswi

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif

adalah harga diri. Harga diri adalah bagaimana seseorang memandang

diri kemudian memberikan sebuah evaluasi positif atau negatif atas

dirinya sendiri (Rosenberg, 1965). Silvera, Lavack dan Kropp (2008)

menyatakan bahwa faktor penentu salah satunya merupakan harga diri.

Harga diri mampu mendorong perilaku perilaku pembelian impulsif

(Silvera, Lavack & Kropp, 2008). Harga diri sendiri menurut teori yang

dikemukakan oleh Rosenberg (Rahmania, & Yuniar, 2012) terdiri dari

dua aspek yaitu penerimaan diri dan penghormatan diri.

Aspek pertama adalah penerimaan diri yaitu perasaan menerima

terhadap diri atas apa yang sudah ada pada dirinya sendiri. Termasuk

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki individu dengan penerimaan diri

yang baik akan memunculkan perasaan menerima diri sendiri atas apa

yang dimiliki termasuk kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Hal ini

didukung penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Yusuf (2018) harga

diri berkorelasi negatif dengan perilaku pembelian impulsif yang berarti

semakin rendah penerimaan diri terhadap diri sendiri maka semakin

tinggi kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang dimiliki. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa rendahnya perasaan menerima diri sendiri atas

kekurangan yang dimiliki, maka seseorang akan menutupi dan

menaikkan harga diri dengan cara melalukan pembelian tidak berencana.


27

Hal tersebut kemudian akan memunculkan kelebihan baru yang

dimiliki oleh seseorang dan menyamarkan kekurangan yang dimiliki

sehingga dapat memunculkan harga diri yang tinggi. Argumen tersebut

didukung oleh tokoh (Adelia & Soeratmodjo 2017) dimana kurangnya

penerimaan diri, akan semakin tinggi kecenderungan untuk berperilaku

pembelian impulsif karena membeli barang memberikan makna simbolik

untuk meningkatkan harga diri dan menutupi perasaan negatif yang

dimiliki, sehingga munculnya kelebihan baru yang ada dalam diri

seseorang.

Aspek kedua dari harga diri yaitu penghormatan diri yang

merupakan sebuah perasaan menguasai dan memahami apa yang harus

dilakukan ketika menghadapi dan mengatasi sebuah hambatan. Hal ini

termasuk menguasai berbagai bidang seperti akademik, sosial, keluarga

dan fisik. Individu yang memiliki penghormatan diri yang baik

cenderung memiliki perasaan memahami ketika menghadapi sebuah

hambatan atas dirinya dan mampu menempatkan diri sehingga nyaman

dengan sosialnya. Didukung penelitian Faradiba dan Nugrahawati (2017)

bahwa untuk mempertahankan harga diri, maka seseorang akan

cenderung mengatasi dan menghadapi hambatan dengan perilaku

pembelian impulsif, hal ini memunculkan perasaan menguasai di bidang

sosial atau fisik sehingga mempertahankan penghormatan diri yang ada

pada dirinya.
28

Faradiba dan Nugrahawati (2017) mengungkapkan bahwa

seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi, akan cenderung untuk

mempertahankan harga diri dengan cara menguasai pada berbagai

bidang. Pada penelitian ini subjek mempertahankan penghormatan diri

dengan cara menguasai di bidang sosial yaitu membuat orang sekitar

kagum dengan pencapaian modif mobil secara impulsif. Hal tersebut

memberikan kepuasan serta mempertahankan penghormatan diri yang

dimiliki sehingga dapat menempatkan diri dengan nyaman pada

lingkungan sosialnya.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang mendukung uraian di

atas salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Pham, Minor, Li,

Hossain, dan Wang (2017) dimana didapatkan hasil korelasi positif yang

signifikan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada

pakaian. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Firdaus dan

Yusuf (2018) dimana harga diri dan perilaku pembelian impulsif

berpengaruh signifikan. Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitian

Dhandra (2020) dimana ada hubungan negatif yang signifikan antara

harga diri dengan perilaku pembelian impulsif terhadap mahasiswa India.

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah diuraikan di atas dapat

dilihat adanya hubungan antara harga diri dengan perilaku pembelian

impulsif dimana harga diri dapat memberikan kontribusi dalam

kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang dimiliki individu. Oleh


29

karena itu, peneliti merumuskan asumsi bahwa terdapat hubungan antara

harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah hipotesis tidak

berarah. Hal ini dikarenakan pada penelitian-penelitian sebelumnya

ditemukan hasil yang berbeda-beda. Sehingga peneliti memutuskan untuk

mengajukan hipotesis yang tidak berarah. Adapun hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara harga diri dengan

perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi.


30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

korelasional dengan menggunakan variabel penelitian sebagai berikut

1. Variabel Dependen : Perilaku pembelian impulsif

2. Variabel Independen : Harga diri

B. Definisi Operasional

1 Perilaku Pembelian Impulsif

Perilaku pembelian impulsif adalah pembuatan keputusan secara

cepat dan emosional yang tidak diikuti dengan proses berpikir mengenai

konsekuensi setelah melakukan pembelian. Kecenderungan perilaku

pembelian impulsif yang dimiliki subjek diungkap dengan Skala Perilaku

Pembelian Impulsif yang diadaptasi dari skala The Impulsive Buying

Tendency (Verplanken & Herabadi, 2001). Adapun penyusunan skala ini

berdasarkan aspek Verplanken dan Herabadi (2001) yang terdiri dari: a)

kognitif dan b) afektif. Skor yang didapatkan menunjukkan kecenderungan

perilaku pembelian impulsif yang dimiliki. Semakin tinggi skor total, maka

semakin tinggi tingkat perilaku pembelian impulsif pada diri seseorang.

Sebaliknya, semakin rendah skor total maka tingkat perilaku pembelian

impulsif yang dimiliki juga pada tingkat yang rendah.


31

2 Harga diri

Harga diri adalah bagaimana seseorang memandang diri kemudian

memberikan sebuah evaluasi positif atau negatif atas dirinya sendiri.

Penelitian ini menggunakan skala harga diri yang diadaptasi dari Rosenberg

(1965). Adapun penyusunan skala ini berdasarkan aspek Rosenberg (1965)

menggunakan aspek harga diri dari Rosenberg (1965) yaitu: a) penerimaan

diri dan b) penghormatan diri. Skor yang didapat menunjukkan tingkat harga

diri yang dimiliki. Semakin tinggi skor total maka tingkat harga diri yang

dimiliki oleh subjek berada pada tingkat yang tinggi. Sebaliknya, apabila

subjek mendapatkan skor total yang rendah, maka tingkat harga diri pada

diri subjek dikatakan rendah.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan mahasiswi aktif dari berbagai universitas

di Yogyakarta yang berusia 18-21 tahun.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

pengumpulan data berupa skala yang disebarkan dengan google form. Skala

perilaku pembelian impulsif dan harga diri yang digunakan disusun dengan

metode skala Likert dimana subjek akan diminta untuk menjawab

pertanyaan dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai

dengan keadaan subjek.


32

1. Skala perilaku pembelian impulsif

Variabel perilaku pembelian impulsif akan diukur menggunakan

adaptasi skala Impulsive Buying Tendency yang disusun oleh Verplanken

dan Herbadi (2001). Penyusunan skala ini berdasarkan aspek perilaku

pembelian impulsif menurut Verplanken dan Herabadi (2001) yang

terdiri dari: a) kognitif, b) afektif. Korelasi alpha pada skala ini sebesar

0,86. skala ini terdiri dari 20 item, aspek kognitif ditunjukkan melalui 10

item dan aspek afektif disunjukkan melalui 10 item.

Penyusunan skala ini berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua

kategori yaitu favorable dan unfavorable dengan alternatif jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat

Setuju (SS). Bobot nilai pada kategori favorable yaitu 1 sampai dengan

4. Apabila jawaban yang dipilih mendekati angka 1 maka subjek semakin

tidak setuju pada pernyataan yang tertera. Pada kategori unfavorable,

apabila jawaban yang dipilih mendekati angka 1 maka subjek semakin

setuju pada pernyataan yang tertera. Semakin tinggi skor total maka

semakin tinggi tingkat perilaku pembelian impulsif yang dimiliki subjek.

Sebaliknya, semakin rendah skor total maka semakin rendah tingkat

perilaku pembelian impulsif yang dimiliki subjek. Berikut merupakan

distribusi item skala perilaku pembelian impulsif pada tabel 1.


33

Tabel 1.
Distribusi Butir Skala Impulsive Buying Tendency
Favorable Unfavorable
Aspek-aspek Jumlah
Nomor Butir Nomor Butir
Kognitif 3,9,10 1,2,4,5,6,7,8 10
11,12,13,15,16
Afektif 14 10
,17,18,19,20
Total 20

2. Skala harga diri

Harga diri pada penelitian ini akan diukur menggunakan adaptasi

skala harga diri yang disusun oleh Rosenberg (1965) menggunakan aspek

harga diri dari Rosenberg (1965) yang terdiri dari: a) penerimaan diri, b)

penghormatan diri. Alat ukur ini memilkiki koefisien alpha 0,89.

Penyusunan skala ini berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua

kategori yaitu favorable dan unfavorable dengan alternatif jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat

Setuju (SS). Bobot nilai pada kategori favorable yaitu 1 sampai dengan

4.

Apabila jawaban yang dipilih mendekati angka 1 maka subjek

semakin tidak setuju pada pernyataan yang tertera. Pada kategori

unfavorable, apabila jawaban yang dipilih mendekati angka 1 maka

subjek semakin setuju pada pernyataan yang tertera. Semakin tinggi skor

total maka semakin tinggi tingkat perilaku pembelian impulsif yang

dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total maka semakin


34

rendah tingkat perilaku pembelian impulsif yang dimiliki subjek. Berikut

merupakan distribusi item skala harga diri pada tabel 2.

Tabel 2.
Distribusi Butir Skala Harga diri
Favorable Unfavorable
Aspek-aspek Jumlah
Nomor Butir Nomor Butir
Penerimaan Diri 1,3,4 2,5 5
Penghormatan diri 7,10 6,8,9 5
Total 10

E. Reliabilitas dan Validitas

1. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi, kestabilan dan keajegan sebuah

pengukuran (Azwar, 2013). Suatu pengukuran dapat dikatakan memiliki

reliabilitas yang baik apabila dilakukan pengukuran terhadap kelompok subjek

diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Apabila

koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1 maka semakin tinggi

reliabilitasnya. Sebaliknya, apabila koefisien mendekati angka 0 maka semakin

rendah reliabilitasnya (Azwar, 2008). Alat ukur yang digunakan pada

penelitian ini memiliki nilai Cronbach alpha masing-masing 0,86 untuk skala

perilaku pembelian impulsif dan 0,89 untuk skala harga diri. Habidin (2019)

menyatakan bahwa sesuai dengan the rule of alpha Cronbach termasuk dalam

kategori baik. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa alat ukur pada penelitian

ini reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk pengambilan data pada

penelitian.
35

Tabel 3.
Nilai Reliabilitas
Cronbach’s Alpha Nilai Reliabilitas
α > 0.9 Excellent
α > 0.8 Good
α > 0.7 Acceptable
α > 0.6 Questionable
α > 0.5 Poor
α < 0.5 Unacceptable

2. Validitas

Validitas merupakan tolak ukur bagi instrumen alat ukur dalam

menjalankan fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan sebuah pengetesan

atau pengukuran yang hendak diukur (Azwar, 2013). Suryabrata (2005)

menambahkan bahwa secara umum ada tiga pendekatan dalam meneliti

validitas sebuah alat ukur yaitu a) validitas isi, b) validitas konstruk, c) validitas

kriteria. Dalam skripsi ini menggunakan validitas isi dimana peneliti

menempuh langkah-langkah sebagai berikut untuk mengupayakan dan

menjamin validitas isi alat ukur penelitian:

a. Kedua alat ukur yang dipilih adalah alat ukur yang sudah di validasi pada

jurnal dan penelitian terdahulu.

b. Melakukan translasi alat ukur harga diri dan perilaku pembelian impulsif

dengan dua tahap. Tahap pertama menerjemahkan dari bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia kemudian meminta penilaian oleh ahli dalam hal

ini adalah dosen pembimbing terkait kesesuaian terjemahan dimana

penerjemah memiliki pemahaman kuat tentang konsep teori psikologi dan

bahasa. Tahap kedua yaitu mencari kesamaan dan perbedaannya sehingga

didapatkan hasil terjemahan yang disepakati. Melalui proses translasi alat


36

ukur, didapatkan hasil bahwa alat ukur yang digunakan tidak mengalami

kendala bahasa yang sulit di pahami maupun kendala budaya sehingga

tidak memerlukan tambahan kata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hasil terjemahan disepakati dengan tidak menambah atau mengurangi kata

karena tidak ada perbedaan budaya dan tidak ada kata yang sulit dipahami.

c. Meminta professional judgment kepada ahli terkait validitas kedua alat

ukur yang akan digunakan. Professional judgment pada penelitian ini

adalah dosen pembimbing dimana memiliki keahlian di bidang psikologi.

Tahapan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan alat ukur

satu dengan yang lain, melihat penelitian-penelitian terkini yang

menggunakan alat ukur tersebut di Indonesia sehingga dapat dikatakan

bahwa alat ukur memiliki validitas yang baik.

Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua alat ukur

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang valid

sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

F. Metode Analisis Data

Metode untuk mengolah hasil kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis statistik dengan bantuan Statistical Package

for Science (SPSS) 24.0 for mac. Uji statistik yang dilakukan meliputi uji

normalitas, uji linearitas, dan uji hipotesis.


37

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan perempuan yang

berstatus sebagai mahasiswa aktif dan berkuliah di Yogyakarta. Hal ini

didasarkan pada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa faktor

demografis jenis kelamin mempengaruhi kecenderungan untuk melakukan

perilaku pembelian impulsif salah satunya penelitian yang dilakukan oleh

Agustin dan Sarsono (2018) menyebutkan bahwa perempuan yang berstatus

sebagai mahasiswi di Yogyakarta lebih besar kemungkinan untuk

melakukan perilaku pembelian impulsif dibandingkan dengan laki-laki

yang berstatus sebagai mahasiswa di Yogyakarta.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada beberapa mahasiswi

di Yogyakarta yang telah dijabarkan sebelumnya dimana mahasiswi

tersebut melakukan perilaku pembelian impulsif dengan berbagai macam

alasan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan masih

tingginya tingkat perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi. Sehingga,

mahasiswi dinilai sesuai untuk penelitian ini. Peneliti mengambil data di

universitas yang tersebar di Yogyakarta melalui google form agar mudah di

distribusikan.
38

2. Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan persiapan sebelum melakukan penelitian agar

dapat berjalan lancar. Persiapan penelitian meliputi persiapan administrasi

dan persiapan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

a. Persiapan Administrasi

Kode Etik Psikologi Indonesia (2010) menyatakan bahwa

sebelum pengambilan data penelitian psikolog atau ilmuan psikologi

menjelaskan pada calon partisipan penelitian dengan menggunakan

Bahasa sederhana dan istilah yang dipahami masyarakat umum tentang

penelitian yang akan dilakukan. Informed consent juga menjelaskan

tentang asas kesediaan sebagai partisipan penelitian yang menyatakan

bahwa keikutsertaan dalam penelitian bersifat suka rela. Berdasarkan

penjelasan di atas maka peneliti menggunakan informed consent. Hal ini

dikarenakan penelitian tidak terpaku dalam instansi tertentu sehingga

persiapan administrasi berupa surat izin penelitian tidak digunakan.

b. Persiapan Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku

pembelian impulsif dan skala harga diri. Skala perilaku pembelian

impulsif yang digunakan merupakan skala Impulsive Buying Tendency

yang disusun oleh Verplanken dan Herabadi (2001). Skala ini terdiri dari

20 butir pernyataan dengan metode skala Likert dimana butir

dikelompokkan menjadi butir favorable sebanyak 12 butir dan

unfavorable sebanyak 8 butir. Sedangkan skala harga diri yang


39

digunakan adalah skala harga diri yang disusun oleh Rosenberg (1965).

Terdiri dari 10 butir dengan metode skala Likert yang terbagi menjadi

favorable sebanyak 10 butir dan unfavorable yang berjumlah 10 butir.

c. Hasil Reliabilitas Alat ukur

Hasil reliabilitas alat ukur menunjukkan koefisien korelasi untuk

melihat alat ukur tersebut masih reliabel untuk digunakan.

1. Skala Perilaku pembelian impulsif

Hasil uji yang reliabilitas yang dilakukan pada skala Impulsive

Buying Tendency ditemukan bahwa skala ini memiliki nilai

cronbach alpha sebesar 0,849. Sedangkan nilai koefisien korelasi

antar butir bergerak antara 0,070 – 0,646. Hasil dari uji reliabilitas

menunjukkan bahwa alat ukur perilaku pembelian impulsif masih

reliabel untuk digunakan, Habidin (2019) menyatakan bahwa sesuai

dengan the rule of alpha Cronbach termasuk dalam kategori baik

karena reliabilitas alat ukur berada pada kisaran 0,8. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa alat ukur pada penelitian ini reliabel dan

dapat digunakan sebagai alat ukur untuk pengambilan data pada

penelitian. Skala ini diujikan kepada mahasiswi yang berkuliah di

Yogyakarta dengan rentang umur 18-21 tahun dengan jumlah

sampel 233 orang. Hasil dari translasi, tidak ada yang harus diganti

atau diubah karena bahasa yang sudah mudah dipahami dan tidak

mengalami kendala budaya. Selain itu peneliti sudah

membandingkan dengan alat ukur lain dan mengamati penelitian-


40

penelitian terkini yang masih menggunakan alat ukur yang peneliti

gunakan. Maka dari itu peneliti tidak memodifikasi alat ukur dan

dapat dikatakan bahwa alat ukur reliabel dan relevan hingga saat ini.

2. Skala harga diri

Hasil uji yang dilakukan pada skala Self Esteem ditemukan

bahwa skala ini memiliki nilai Cronbach alpha sebesar 0,817.

Sedangkan nilai koefisien korelasi antar butir bergerak antara 0,15 –

0,733. Hasil dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur harga

dirimasih reliabel untuk digunakan, Habidin (2019) menyatakan

bahwa sesuai dengan the rule of alpha Cronbach termasuk dalam

kategori baik karena reliabilitas alat ukur berada pada kisaran 0,8.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa alat ukur pada penelitian ini

reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk pengambilan

data pada penelitian. Skala ini diujikan kepada mahasiswi yang

berkuliah di Yogyakarta dengan rentang umur 18-21 tahun dengan

jumlah sampel 233 orang. Hasil dari translasi, tidak ada yang harus

diganti atau diubah karena bahasa yang sudah mudah dipahami dan

tidak mengalami kendala budaya. Selain itu peneliti sudah

membandingkan dengan alat ukur lain dan mengamati penelitian-

penelitian terkini yang masih menggunakan alat ukur yang peneliti

gunakan. Maka dari itu peneliti tidak memodifikasi alat ukur dan

dapat dikatakan bahwa alat ukur reliabel dan relevan hingga saat ini.
41

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2020,

pukul 14.41 WIB melalui google form yang disebarkan melalui link dan

template yang berisi kriteria subjek kemudian disebarkan melalui berbagai

media sosial seperti Whatsapp, Line, Instagram, dan Twitter. Pengambilan

data dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut dan tidak terpaku dengan jam.

Pada pengisian kuesioner ini tidak ada unsur paksaan apabila subjek tidak

bersedia mengisi, subjek mempunyai hak untuk tidak berpartisipasi.

Pengambilan data dilakukan secara online melalui google form karena

semua kegiatan kampus di Yogyakarta diliburkan akibat pandemi yang

terjadi. Maka dari itu, metode secara online dinilai paling sesuai untuk

keadaan yang terbatas seperti ini. Beberapa antisipasi yang digunakan untuk

mengurangi bias pada pengambilan data secara online ini berupa pengisian

yang diatur untuk satu kali pada link kuesioner yang tersedia. Selain itu

subjek diminta untuk mencantumkan nomor handphone serta

dicantumkannya nomor Whatsapp peneliti sehingga dapat tertampung jika

ada pertanyaan dari subjek terkait kuesioner yang disebarkan.

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Total subjek yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini diperoleh

sebanyak 233 mahasiswi dengan jenis kelamin perempuan. Mahasiswi

tersebut terdiri dari angkatan 2016 hingga 2019 yang sedang menjalani
42

semester 2 hingga 8. Berikut merupakan sebaran subjek penelitian yang

terlibat.

Tabel 4.
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Status Universitas
Variabel Demografik Jumlah Persentase
Status Negeri 48 20,6%
Universitas Swasta 185 79,4%
Total 233 100%

Tabel 5.
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Angkatan
Variabel Demografik Jumlah Persentase
2016 170 73,0%
2017 31 13,3%
Angkatan
2018 19 13,3%
2019 13 5,6%
Total 233 100%

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek paling

banyak berasal dari Universitas swasta dengan persentase 79,4%. Subjek

paling banyak ada pada angkatan 2016 dengan persentase 73% dimana

sedang memasuki kuliah semester 8.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi

rendahnya perilaku pembelian impulsif dan harga diri pada subjek

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan norma kategorisasi data

subjek dengan metode persentil. Berikut merupakan deskripsi data subjek

penelitian secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah


43

Tabel 6.
Deskripsi Data Penelitian
Hipotetik Empirik
Variabel Mea Ma Mea
Min Max SD Min SD
n x n
Harga Diri 28.9 4.43
10 40 25 5 14 37
1 3
Perilaku
44.7 8.29
Pembelian 20 80 30 10 24 75
3 8
Impulsif

Setelah itu peneliti melakukan kategorisasi berdasarkan tingkat

harga diri dan perilaku pembelian impulsif subjek menggunakan norma

standar deviasi. Kategorisasi ini bertujuan untuk melihat persentase dari

masing-masing kategori yang ada terkait dengan variabel harga diri dan

perilaku pembelian impulsif.

Tabel 7.
Rumus Tabel Penormaan
Kategorisasi Norma Kategorisasi
Sangat Rendah X ≤ µ - 1.8 SD
Rendah µ - 1.8 SD < X ≤ µ - 0.6 SD
Sedang µ - 0.6 SD < X ≤ µ + 0.6 SD
Tinggi µ + 0.6 SD < X ≤ µ + 1.8 SD
Sangat Tinggi X > µ + 1.8 SD

Berdasarkan norma kategorisasi yang ada pada tabel di atas, maka

subjek penelitian ini dapat dikelompokkan pada lima kategori di masing-

masing variabel. Kategori subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:


44

Tabel 8.
Kategori Subjek Variabel Perilaku pembelian impulsif
Kategori Rentang skor Jumlah Persentase
(%)
Sangat rendah X < 37,8 46 19,7%
Rendah 37,8 < X < 43 60 25,8%
Sedang 43 < X < 47 40 17,2%
Tinggi 47 < X ≤ 52 51 21,9%
Sangat Tinggi X > 52 36 15,4%
Total 233 100%

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa subjek yang

memiliki variabel perilaku pembelian impulsif dalam kategori sangat

rendah berjumlah berjumlah 46 orang dengan persentase 19,7%, 60 orang

dalam kategori rendah dengan persentase 25,8%, 40 orang dalam kategori

sedang dengan persentase 17,2%, 51 orang dalam kategori tinggi dengan

persentase 21,9%, dan 36 orang dalam kategori sangat tinggi dengan

persentase 15,4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor perilaku

pembelian impulsif subjek cenderung tinggi.

Tabel 9.
Kategori Subjek Variabel Harga diri
Kategori Rentang skor Jumlah Persentase (%)
Sangat rendah X < 25,8 46 19,7%
Rendah 25,8 < X < 28 53 22,7%
Sedang 28 < X < 30,4 41 17,6%
Tinggi 30,4 < X ≤ 32,2 47 20,2%
Sangat Tinggi X > 32,2 46 19,8%
Total 233 100%

Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa subjek yang

memiliki variabel harga diri dalam kategori sangat rendah berjumlah 27

orang dengan persentase 23,5%, 28 orang dalam kategori rendah dengan


45

persentase 24,4%, 25 orang dalam kategori sedang dengan persentase

21,7%, 19 orang dalam kategori tinggi dengan persentase 16,5%, dan 16

orang dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 13,9%. Berdasarkan

kategorisasia tersebut maka dapat dilihat bahwa tingkat skor harga diri

cenderung rendah.

3. Uji Asumsi

Uji asumsi digunakan untuk mengetahui apakah data yang sudah

diperoleh memenuhi syarat asumsi analisis yang akan digunakan. Pada uji

asumsi dilakukan uji normalitas dan uji linearitas yang berfungsi untuk

menganalisis hasil dan mengetahui apakah hasil analisis sudah sesuai

dengan standar. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan bantuan program

statistik SPSS version 24.0 for Mac.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran kedua data

variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi normal

atau tidak normal. Distribusi sebuah data dapat dikatakan normal apabila

koefisien signifikansi tes menunjukkan nilai p >0.05, ketika p <0.05 maka

distribusi dikatakan tidak normal. Teknik yang digunakan untuk uji

normalitas adalah teknik Test of Normality, Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 10.
Hasil Uji Normalitas Sebaran
Variabel P Kategori
Perilaku pembelian impulsif 0,200 Normal
Harga diri 0,000 Tidak Normal
46

Hasil uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test

menunjukkan bahwa sebaran data penelitian terdistribusi secara normal

pada perilaku pembelian impulsif dan tidak terdistribusi normal pada harga

diri. Pada skala perilaku pembelian impulsif menunjukkan nilai koefisien

signifikansi p = 0,200 (p>0,05) yang artinya data terdistribusi secara

normal. Sementara itu, pada skala harga diri menunjukkan koefisien

signifikansi p = 0,000 (p>0,05) yang artinya data tidak terdistribusi normal.

Berdasarkan kedua hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebaran

data skala perilaku pembelian impulsif terdistribusi secara normal

sedangkan sebaran data skala harga diri tidak terdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang linear antara

variabel independent dan variabel dependen pada data penelitian. Kedua

variabel dapat dikategorikan linear jika p < 0,05. Apabila p > 0,05 maka

dapat dikatakan kedua variabel tidak linear.

Tabel 11.
Hasil Uji Linearitas
Linearit
Variabel F P Keterangan
y
Perilaku pembelian
impulsif Linearity 18,087 0,000 Linear
Harga diri

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan antara perilaku

pembelian impulsif dengan harga diri memperoleh nilai F = 18,087 dengan

p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan hubungan yang linear pada

kedua variabel tersebut.


47

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat

hubungan antara kedua variabel penelitian agar dapat menyimpulkan

hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Uji hipotesis dilakukan setelah

uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui

bahwa variabel harga diri tidak terdistribusi normal. Maka dari itu, uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi non parametric

Spearman Rho two-tailed. Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai

signifikansi korelasi p>0,05. Berikut merupakan hasil uji hipotesis yang

dilakukan:

Tabel 12.
Hasil Uji Hipotesis
Variabel r r2 P Keterangan
Perilaku pembelian impulsif -0.271 -0,073 0,000 Signifikan
dan harga diri

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas diketahui antara perilaku

pembelian impulsif dan harga diri memiliki nilai r = -0,271 r2 = -0,073, dan

p = 0,000 (p<0,05). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara perilaku pembelian impulsif dan harga diri

dimana harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 7,3% terhadap

perilaku pembelian impulsif sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima.

5. Analisis Tambahan

Analisis tambahan yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk

melihat korelasi perilaku pembelian impulsif dan harga diri berdasarkan


48

aspek harga diri secara terpisah, tempat tinggal, uang saku dalam satu bulan,

jenis barang yang paling sering dibeli, frekuensi berbelanja dalam dua bulan

terakhir dan angkatan kuliah. Berikut merupakan hasil analisis tambahan

tersebut

Tabel 13.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Aspek Harga diri
Aspek Harga Diri N r p rr
Penerimaan Diri -0,199 0,002 0,039
Penghormatan Diri -0,298 0,000 0,088
Total 233

Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa aspek harga

diri yaitu penghormatan diri memiliki korelasi yang paling signifikan

dengan nilai koefisien korelasi r = -0,298 , r2 = 0,088 dan p = 0,000 (p<0,05)

dimana aspek penghormatan diri memberikan sumbangan efektif sebesar

8,8% pada perilaku pembelian impulsif. Pada aspek penerimaan diri

memiliki nilai koefisien korelasi r = -0,199 , r2 = 0,039 dan p = 0,002

(p<0,05) dimana aspek penerimaan diri memberikan sumbangan efektif

sebesar 3,9% pada perilaku pembelian impulsif.

Tabel 14.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal N r p rr
Bersama Orangtua 114 -0,241 0,010 0,058
Indekos/kontrakan 111 -0,212 0,025 0,044
Asrama 3 -0,500 0,667 0,25
Lain-lain 5 0,500 0,391 0,25

Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi

yang tinggal bersama orangtua memiliki korelasi yang paling signifikan

dengan nilai koefisien korelasi r = -0,241 , r2 = 0,058 dan p = 0,010 (p<0,05)


49

dimana tinggal bersama orangtua memberikan sumbangan efektif sebesar

5,8% pada perilaku pembelian impulsif. Pada mahasiswi yang tinggal di

indekos memiliki korelasi yang signifikan dengan nilai koefisien korelasi r

= -0,212 , r2 = 0,044 dan p = 0,025 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tinggal di indekos memberikan sumbangan efektif sebesar 4,4% pada

perilaku pembelian impulsif.

Sementara pada mahasiswi yang tinggal di asrama memiliki korelasi

yang tidak signifikan dengan nilai koefisien korelasi r = -0,500 , r2 = 0,25

dan p = 0,667 (p>0,05). Hasil yang sama ditemukan pada mahasiswi yang

tidak memilih keempat pilihan tersebut. Pada pilihan lain-lain ini subjek

cenderung mengisi tinggal bersama saudara ataupun tinggal dirumah sendiri

tetapi tidak bersama orangtua. Nilai koefisien korelasi r = 0,500 , r2 = 0,25

dan p = 0,391 (p>0,05).

Tabel 15.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Uang Saku dalam Sebulan
Uang Saku N r p rr
<1.000.000 54 -0,285 0,036 0,081
1.000.000 – 125
-0,301 0,001 0,136
2.000.000
2.000.000 – 45
-0,158 0,299 0,024
3.000.000
>3.000.000 9 -0,051 0,897 0,002
Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa

mahasiswi dengan uang saku 1.000.000 – 2.000.000 memiliki korelasi

paling signifikan dengan niai koefisien korelasi r = -0,301 , r2 = 0,001 dan p

= 0,136 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa uang saku 1.000.000

– 2.000.000 memiliki sumbangan efektif sebesar 13,6% pada perilaku

pembelian impulsif. Pada mahasiswi yang memiliki uang saku <1.000.000


50

juga memiliki korelasi signifikan r = -0,285 , r2 = 0,081 dan p = 0,391

(p<0,05).

Sehingga uang saku <1.000.000 memberikan sumbangan sebesar

8,1% pada perilaku pembelian impulsif. Temuan berbeda ditemukan pada

mahasiswi yang memiliki uang saku 2.000.000 – 3.000.000 dan > 3.000.000

dimana korelasi yang dihasilkan tidak signifikan dengan masing masing

korelasi signifikan 0,158 , r2 = 0,024 dan p = 0,229 (p>0,05) dan 0,051 , r2

= 0,002 dan p = 0,897 (p>0,05).

Tabel 16.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Jenis Barang yang Dibeli 2 Bulan
Terakhir
Jenis Barang N r p rr
Makanan dan 77
-0,366 0,001 0,133
minuman kekinian
Produk kecantikan 89 -0,267 0,011 0,071
Produk Fashion 56 0,117 0,390 0,013
Pernak-pernik 2 -1000 - -
Lain-lain 9 -0,893 0,001 0,703

Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi

dengan pembelian makanan dan minuman kekinian memiliki korelasi paling

signifikan dengan nilai koefisien korelasi r = -0,366 , r2 = 0,133 dan p =

0,001 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan makanan dan minuman

kekinian memberikan sumbangan efektif terhadap perilaku pembelian

impulsif sebesar 13,3%. Hasil korelasi yang tidak signifikan ditemukan

pada mahasiswi yang membeli produk kecantikan dengan nilai koefisien

korelasi r = -0,276 , r2 = 0,011 dan p = 0,071 (p>0,05). Sehingga produk

kecantikan memberikan sumbangan efektif terhadap perilaku pembelian


51

impulsif sebesar 7,1%. Temuan yang berbeda ada pada mahasiswi yang

membeli produk fashion tidak signifikan, nilai koefisien korelasi r = 0,117

, r2 = 0,013 dan p = 0,390 (p>0,05).

Mahasiswi yang membeli produk lain-lain ditemukan memiliki korelasi

yang signifikan dimana subjek rata-rata menjawab produk kesehatan dan

alat masak dengan koefisien korelasi r = -0,893 , r2 = 0,703 dan p = 0,001

(p<0,05). Hasil yang tidak lazim ditemukan pada mahasiswi yang membeli

pernak pernik, hal ini dikarenakan subjek yang mengisi pernak-pernik hanya

sejumlah 2 subjek dimana hal tersebut menjadi faktor nilai signifikansi

menjadi bias.

Tabel 17.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Frekuensi Belanja 2 Bulan Terakhir
Frekuensi Belanja N r p rr
< 5x 141 -0,250 0,003 0,062
5 – 10x 73 -0,435 0,000 0,189
> 10x 19 0,038 0,877 0,001
Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi dengan

frekuensi belanja 5 – 10x memiliki korelasi yang paling signifikan dengan

nilai koefisien korelasi r = -0,435 , r2 = 0,189 dan p = 0,000 (p<0,05).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi belanja 5 – 10x memberikan

sumbangan efektif sebesar 18,9% pada perilaku pembelian impulsif.

Korelasi yang signifikan juga ditemukan pada mahasiswa yang memiliki

frekuensi belanja < 5x dimana nilai koefisien korelasi r = -0,250 , r2 = 0,062

dan p = 0,003 (p<0,05). Sehingga frekuensi belanja < 5x memberikan

sumbangan sebesar 6,2% pada perilaku pembelian impulsif. Hal yang

berbeda ditemukan pada mahasiswi yang memiliki frekuensi belanja >10x


52

yang berkorelasi tidak signifikan dengan nilai koefisien korelasi r = 0,038 ,

r2 = 0,001 dan p = 0,877 (p>0,05).

Tabel 18.
Uji Korelasi Tambahan Berdasarkan Angkatan Kuliah
Angkatan N r p rr
2016 169 -0,254 0,001 0,064
2017 30 -0,423 0,020 0,178
2018 20 -0,346 0,135 0,119
2019 13 -0,275 0,363 0,075
Berdasarkan hasil korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi

angkatan 2017 memiliki korelasi yang paling signifikan dengan nilai

koefisien korelasi r = 0,423 , r2 = 0,178 dan p = 0,020 (p<0,05). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa angkatan 2017 memberikan sumbangan efektif

terhadap perilaku pembelian impulsif sebesar 17,8%. Hal yang serupa juga

ditemui pada mahasiswi angkatan 2016 yang memiliki korelasi yang

signifikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,254 , r2 = 0,064 dan

p = 0,001 (p<0,05). Sehingga angkatan 2017 memberikan sumbangan

efektif terhadap perilaku pembelian impulsif sebesar 6,4%. Berbeda dengan

angkatan 2018 dan 2019 yang memiliki korelasi tidak signifikan dengan

masing masing nilai koefisien korelasi sebesar r = -0,346, r2 = 0,119 dan p

= 0,135 (p>0,05) dan r = - 0,275 , r2 = 0,075 dan p = 0,363 (p>0,05).

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku

pembelian impulsif dengan harga diri pada mahasiswi di Yogyakarta. Analis

dilakukan pada 233 subjek yang berstatus sebagai mahasiswi di Yogyakarta,

diketahui bahwa terdapat hubungan pada harga diri dengan perilaku pembelian
53

impulsif. Hal ini dikarenakan harga diri memberikan sumbangsih efektif

sebesar 7,3% dimana sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di

penelitian ini. Hal ini dapat disimpulkan melalui hasil uji hipotesis dimana

variabel harga diri dan perilaku pembelian impulsif memiliki nilai r= -0,271 r2=

-0,073 P=0,000. Selain itu menurut Sugiyono (2007) r menunjukkan koefisien

korelasi yang rendah. Meskipun begitu dapat dikatakan bahwa hipotesis

diterima.

Hasil pada penelitian sejalan dengan penelitian Dhandra (2020) dimana

harga diri berkorelasi negatif dengan perilaku pembelian impulsif pada

mahasiswa berbagai universitas di India, pada penelitian ini hanya meneliti

perilaku pembelian impulsif pada barang secara umum. Hasil yang serupa juga

ditemukan pada penelitian Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) dimana

harga diri dan perilaku pembelian impulsif berkorelasi negatif pada mahasiswa

yang berkuliah di Amerika. Hasil korelasi negatif diperoleh tokoh tersebut

dengan mengelompokkan jenis barang yang dibeli secara impulsif. Pham,

Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) mengelompokkannya menjadi 3 yaitu

pakaian, makanan dan alat musik.

Pada penelitian tersebut ditemukan 3 arah korelasi yang berbeda, pada

pengelompokan pakaian, ditemukan hasil korelasi positif. Hasil korelasi negatif

ditunjukkan oleh pembelian makanan dan minuman. Sedangkan korelasi yang

netral ada pada pengelompokan pembelian impulsif berdasarkan alat musik.

Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) menyatakan bahwa orang dengan

harga diri tinggi akan cenderung lebih teratur dengan kesehatan dan motivasi
54

yang berkaitan dengan penampilan, menganggap diri mereka menarik dan

memiliki kepercayaan diri serta prestasi yang tinggi.

Maka dari itu penting bagi mereka mendapatkan umpan balik dari

penampilan fisik. Melalui penampilan fisik tesebut, seseorang akan rentan

terhadap perilaku pembelian impulsif karena ingin lebih meningkatkan

kemungkinan untuk mendapat umpan balik positif dalam sosial mengenai

penampilan. Hal ini juga mengarahkan mereka untuk menghindari perilaku

yang dapat mengancam penampilan fisik, yang dalam penelitian tersebut adalah

perilaku pembelian impulsif pada makanan. Seseorang dengan harga diri yang

tinggi menghindari perilaku yang berpotensi untuk mengubah penampilan fisik

yaitu membeli makanan ringan secara berlebihan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) mendukung

penelitian ini dimana arah korelasi pada penelitian ini adalah negatif.

Penelitian ini juga mengelompokkan perilaku pembelian impulsif melalui

jenis barang yang paling sering dibeli. Berdasarkan hasil pengelompokan

permbelian impulsif pada penelitian ini, mayoritas responden memilih produk

makanan dan minuman yang paling sering dibeli selama 2 bulan terakhir, yang

mana memiliki hasil yang sama dengan penelitian Pham, Minor, Li, Hossain,

dan Wang (2017) pada jenis makanan dan minuman. Hasil penelitian ini juga

selajalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Yusuf (2017)

dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif yang

signifikan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif pada

mahasiswa di Bandung.
55

Firdaus dan Yusuf (2017) mengungkapkan rendahnya harga diri dan

lemahnya aspek afektif yang dimiliki, mempengaruhi perilaku pembelian

impulsif sehingga terjadi pembelian secara spontan tanpa mempertimbangan

kegunaan barang yang dibeli. Hal ini bertujuan untuk menutupi rasa rendah diri

sekaligus menaikkan harga diri yang dimiki. Melalui penelitian-penelitian

tersebut maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor penentu perilaku

pembelian impulsif adalah harga diri (Silvera, Lavack dan Kropp, 2008). Hal

ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan

signifikan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif.

Hasil penelitian dari 233 subjek penelitian menunjukkan bahwa 36 subjek

diantaranya masuk dalam kelompok kategori sangat tinggi (15,4%) dan 51

subjek masuk kedalam kelompok kategori tinggi (21,9%). Kategori tinggi

menunjukkan kurangnya unsur perencanaan dan pertimbangan saat melakukan

pembelian pada individu sehingga kecenderungan perilaku pembelian impulsif

akan semakin besar. Sedangkan kategori rendah menunjukkan mampunya

individu untuk melakukan pertimbangan dan perencanaan saat melakukan

pembelian barang.

Terdapat temuan menarik pada analisis tambahan yang dilakukan dengan

menguji korelasi aspek harga diri yaitu penerimaan diri dan penghormatan diri

dengan perilaku pembelian impulsif. Pada aspek penerimaan diri memiliki hasil

korelasi sangat rendah dengan koefisien korelasi r= -0,199 r2= 0,039 dan p=

0,002 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek penerimaan diri

memberikan sumbangan efektif sebesar 3,9% terhadap perilaku pembelian


56

impulsif. Di lihat melalui angka r menurut Sugiyono (2007) aspek penerimaan

diri menunjukkan koefisien korelasi dalam kategori sangat rendah. Sedangkan

pada aspek penghormatan diri memiliki hasil korelasi yang rendah dengan

koefisien korelasi r= -0,298 r2= 0,088 dan p= 0,000 (p<0,05).

Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek penghormatan diri memberikan

sumbangan efektif sebesar 8,8% terhadap perilaku pembelian impulsif. Di lihat

melalui angka r menurut Sugiyono (2007) aspek penghormatan diri

menunjukkan koefisien korelasi yang rendah. Melalui kedua korelasi aspek

variabel bebas dengan variabel tergantung dapat disimpulkan bahwa aspek

penghormatan diri pada harga diri lebih besar mempengaruhi perilaku

pembelian impulsif pada mahasiswi di Yogyakarta dengan sumbangan efektif

sebesar 8,8%. Hal ini juga menunjukkan bahwa mahasiswi di Yogyakarta

memiliki penghormatan diri yang rendah. Maka dari itu rendahnya

penghormatan diri akan membuat mahasiswi cenderung melakukan perilaku

pembelian impulsif.

Korelasi tambahan juga dilakukan pada perilaku pembelian impulsif dengan

beberapa faktor demografis diantaranya tempat tinggal, jumlah uang saku,

angkatan kuliah, jenis barang yang dibeli dan frekuensi belanja. Pada variabel

demografis tempat tinggal, mahasiswi yang tinggal bersama orangtua memiliki

korelasi paling signifikan jika dibandingkan dengan mahasiswi yang tinggal di

indekos, asrama dan lain-lain. Hasil korelasi menunjukkan koefisien korelasi r

= -0,241 , r2 = 0,058 dan p = 0,010 (p<0,05) yang artinya tinggal bersama

orangtua memberikan sumbangan efektif sebesar 5,8% terhadap perilaku


57

pembelian impulsif dan dilihat melalui angka r menurut Sugiyono (2007)

tempat tinggal menunjukkan koefisien korelasi kategori rendah.

Hasil temuan ini didukung oleh penelitian Singh dan Nayak (2016) yang

menyatakan bahwa kohesi dan konflik antara orangtua dan remaja memiliki

dampak tidak langsung pada perilaku perilaku pembelian impulsif pada remaja.

Melalui penelitian tersebut juga didapatkan kesimpulan bahwa keluarga yang

memiliki pengasuhan yang tidak efektif dan lingkungan keluarga yang negatif

akan mengakibatkan remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan

perilaku pembelian impulsif.

Ditinjau dari jumlah uang saku dalam satu bulan, mahasiswi dengan uang

saku 1.000.000 – 2.000.000 memiliki korelasi paling signifikan jika

dibandingkan dengan mahasiswi dengan uang saku < 1.000.000, 2.000.000 –

3.000.000 dan > 3.000.000. Hasil korelasi menunjukkan koefisien korelasi r =

-0,301 , r2 = 0,001 dan p = 0,136 (p<0,05).yang berarti mahasiswi dengan uang

saku 1.000.000 – 2.000.000 memberikan sumbangan efektif sebesar 13,6%

terhadap perilaku pembelian impulsif dan dilihat melalui angka r menurut

Sugiyono (2007) dapat disimpulkan bahwa uang saku memiliki koefisien

korelasi kategori rendah. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian Lejouyeux,

M., Beinham, R. C., Betizeau, A., Lequen, V., & Lhohardt, H. (2011) dimana

money attitude berkorelasi dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif

pada mahasiswa kedokteran di Paris. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan

bahwa mahasiswa dengan perilaku pembelian impulsif memiliki sifat tawar-


58

menawar yang kurang karena takut kehilangan peluang untuk mendapatkan

barang sehingga dapat meningkatkan harga diri untuk diri mereka sendiri.

Pada faktor demografis angkatan kuliah, mahasiswi angkatan 2017

memiliki korelasi paling signifikan diantara angkatan 2016, 2018 dan 2019. Hal

ini ditunjukkan dari hasil koefisien korelasi r = 0,423 , r2 = 0,178 dan p = 0,020

(p<0,05) yang berarti angkatan 2017 memberikan sumbangan efektif sebanyak

17,8% terhadap perilaku pembelian impulsif dan dilihat melalui angka r

menurut Sugiyono (2007) angkatan kuliah memiliki koefisien korelasi kategori

rendah. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian Hadyan, Mariyanti, dan

Safitri (2018) yang menyatakan bahwa faktor demografis yang dikelompokkan

menjadi angkatan kuliah memiliki perbedaan tingkat perilaku pembelian

impulsif dimana mahasiswi angkatan 2016 merupakan yang paling banyak

berbelanja dibandingkan mahasiswi angkatan lainnya.

Ditinjau dari faktor demografis jenis barang yang dibeli, mahasiswi dengan

pembelian makanan dan minuman kekinian memiliki korelasi paling signifikan

diantara mahasiswi yang membeli produk fashion, produk kecantikan, pernak-

pernik dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan dari hasil koefisien korelasi r = -0,366

, r2 = 0,133 dan p = 0,001 (p<0,05) yang berarti makanan dan minuman kekinian

memberikan sumbangan efektif sebesar 13,3 % terhadap perilaku pembelian

impulsif dan dilihat melalui angka r, jenis barang yang dibeli memiliki koefisien

korelasi dengan kategori rendah (Sugiyono, 2007). Hasil temuan ini didukung

oleh penelitian Pham, Minor, Li, Hossain, dan Wang (2017) dimana perilaku

pembelian impulsif dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu perilaku pembelian


59

impulsif pada makanan dan minuman, produk fashion dan alat musik. Individu

yang cenderung perilaku pembelian impulsif pada makanan, berkorelasi negatif

dengan harga diri. Sebaliknya, individu yang cenderung melakukan perilaku

pembelian impulsif pada produk fashion berkorelasi positif dengan harga diri.

Pada alat musik, hasilnya cenderung netral.

Hasil analisis tambahan frekuensi belanja menunjukkan bahwa mahasiswi

dengan frekuensi pembelian 5 – 10x memiliki korelasi paling signifikan

diantara mahasiswi dengan frekuensi pembelian < 5x dan > 10x. Hal ini

ditunjukkan dari hasil koefisien r = -0,435 , r2 = 0,189 dan p = 0,000 (p<0,05)

yang berarti frekuensi pembelian 5 – 10x memberikan sumbangan efektif

sebesar 18,9% terhadap perilaku pembelian impulsif dan dilihat melalui angka

r, menurut Sugiyono (2007) kategori koefisien korelasi frekuensi belanja

termasuk dalam kategori sedang. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian

Hadjali, Salimi, Nazari & Ardestani (2012) menyatakan bahwa frekuensi

pembelian yang tinggi memiliki efek yang signifikan pada perilaku pembelian

sebagai pandangan perilaku perilaku pembelian impulsif.

Berdasarkan hasil uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif dimana faktor

demografis diantaranya tempat tinggal, jumlah uang saku, jenis barang yang

paling sering dibeli, angkatan kuliah dan frekuensi pembelian mempengaruhi

tinggi rendahnya perilaku pembelian impulsif yang dimiliki oleh mahasiswi di

Yogyakarta. Oleh karena itu hipotesis pada penelitian ini dapat diterima.
60

Pada penelitian ini tentu memiliki kelemahan dan kekurangan pada proses

pelaksanaan. Diantaranya pengambilan data tidak dilaksanakan secara langsung

melainkan secara daring melalui google form sehingga peneliti tidak dapat

mengontrol secara langsung dalam proses pengambilan data. Teknis

penyebaran google form yang kurang baik menyebabkan persebaran data tidak

seimbang yang kemudian mempengaruhi demografi asal kampus yang di

dominasi dari Universitas Islam Indonesia. Selain itu, adanya kekurangan dalam

google form untuk memastikan bahwa yang mengisi kuesioner adalah

mahasiswa aktif karena tidak adanya pernyataan mahasiswa aktif pada google

form yang dibuat. Meskipun begitu, peneliti berusaha untuk mengurangi bias

dengan cara melampirkan identitas, nomor handphone dan mengaktifkan

pengaturan google form 1x setiap subjek dengan cara login terlebih dahulu

sebelum melakukan pengisian kuesioner.


61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan perilaku pembelian impulsif

pada mahasiswi di Yogyakarta, dimana aspek harga diri yaitu penghormatan

merupakan aspek yang paling tinggi berkorelasi negatif dengan perilaku pembelian

impulsif dibandingkan dengan aspek penerimaan diri. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran diantaranya:

1. Bagi Mahasiswa

Peneliti berharap agar mahasiswi berupaya untuk meningkatkan

penghormatan diri yaitu perasaan menguasai dan memahami apa yang harus

dilakukan ketika mengatasi hambatan. Hal ini termasuk menguasai berbagai

bidang seperti akademik, sosial, keluarga dan fisik. Penguasaan di bidang

tertentu akan mengurangi perilaku pembelian impulsif pada mahasiswi,

sehingga akan menekan kecenderungan perilaku pembelian impulsif.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengorganisir teknis

penyebaran google form melalui daring sehingga tidak terjadi persebaran data

tidak seimbang yang di dominasi oleh kelompok demografis tertentu.


62

DAFTAR PUSTAKA

Adelia & Soerjoatmodjo, G. W. L. (2017). Perilaku Belanja Impulsif dan Harga


diri. Artikel Penelitian.

Agustin, L.T., & Sarsono. (2018). Pengaruh locus of control eksternal terhadap
perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa dengan jenis kelamin
sebagai variabel moderator. Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian.
6(1), 1-10.

Anam, M. (Mei, 2019). Analisa Perilaku Konsumsi pada Mahasiswa Dilihat dari
Motif Bertransaksi (Studi Kasus pada Mahasiswi S1 Program Studi
Ekonomi Syariah IAIN Jember). Retrieved from
https://www.kompasiana.com/mas80336/5cd459f93ba7f756cc490759/
perilaku-konsumsi-mahasiswa

Anin, F.A., Rasimin, B. S., & Atamimi, N. (2015). Hubungan self monitoring
dengan impulsive buying. JURNAL PSIKOLOGI, 35(2), 181-193.

Anggriani, I., & Indrasari, F. (2018). Analisis perbedaan pembelian impulsif


ditinjau dari gender konsumen pada Puncak Tosereba Bengkulu. Jurnal
Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 6(1), 57-66.

Aprilianty, F. & Purwanegara, M. (Februari, 2015). Neuromarketing: Sains dalam


marketing. Retrieved from
https://www.marketing.co.id/neuromarketing-sains-dalam-marketing/

Astari, D. A., & Nugroho, C. (2017). Motivasi Pembelian Impulsif Online


Shopping pada Instagram. Channel, 5(2), 33-46.

Baron, R. A., & Bryne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Bedford, E. (2020, April) share of purchases bought on impulse in the United States
as of 2018, by age group. Retrived
https://www.statista.com/statistics/826442/share-of-purchases-bought-
on-impulse-by-age-us/

Caballero, A. C. & Orus, C. (2018). Impulse buying behavior: an online-offline


comparative and the impact of social media. Spanish Journal of
Marketing. 22(1), 42-62.

Coopersmith. (1967). The Antecendants of Self-Esteem. San Francisco: Freeman


and Company.
63

Datta, D., & Sharma B. (2017) impulsise purchase behavior among the millennielas
at Argatala, Tripura, India. Arseam. 5(6), 1-17.

Dewi, N. (2018). Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan impulsive


buying pada remaja akhir. Skripsi.

Dhandra, T. K. (2020). Does harga diri matter? A framework depicting role of self-
esteem between dispositional mindfulness and perilaku pembelian
impulsif. Journal of Retailing and Consumer Services. 1(2), 1-8.

Diba, S. D. (2014). Peranan kontrol diri terhadap pembelian impulsif pada remaja
berdasarkan perbedaan jenis kelamin di Samarinda. PSIKOBORNEO
Jurnal Ilmiah Psikologi. 1(3), 313-323.

Faradiba, T., & Nugraha E. N. (2016). Hubungan antara harga diri dengan perilaku
pembelian impulsif pada anggota komunitas mobil x Kota Bandung.
Prosiding Psikologi. 3(2), 554-560

Fazrina, F. N., Midori, L., Ghifari R., & Wicaksono, F. (2019). Perilaku impulse
buying pada remaja akhir di Tangerang Selatan. Artikel.

Firdaus, D., & Yusuf, U. (2018). Hubungan antara harga diri dengan perilaku
pembelian impulsif. Prosiding Psikologi, 4(1), 38-44.

Hawkins, D. I., Mothersbaug, & Best, R. J. (2007). Consumer behaviour building


marketing strategy. New York: Mc Graw Hill.

Ismaniar, E. (2019). Kesejahteraan subjektif dan harga diri dengan pembelian


impulsif pada generasi millennial. Skripsi.

Kim, J. (2003). College Student’s Apparel Impulse Buying Behaviors in Relation to


Visual Merchandising. Athens: Georgia.

Kotler & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Lejouyeux, M., Beinham, R. C., Betizeau, A., Lequen, V., & Lhohardt, H. (2011).
Money attitude, self-esteem, and compulsive buying in a population of
medical students. Frontiers in Psychiatry. 2(13), 1-5.

Loudon, D. L. & Bitta, D. (1993). Consumer Behavior: Concepts and Application.


Singapore: Mc. Grow-Hill, Inc.

Lisma, N., & Haryono, A. (2016). Analisis perilaku konsumsi mahasiswa ditinjau
dari motif bertransaksi (studi kasus pada mahasiswa S1 Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang angkatan tahun
2012). JPE. 9(1). 41-50
64

Mamuaya, N. (2018). The effect of sales promotion and store atmosphere on


hedonic shopping motivation and impulsive buying behavior in
Hypermart Manado City. DeReMa Jurnal Manajemen. 13(1).

Nababan, D. & Sadalia, I. (2013) Analisis personal financial literacy dan dinancial
behavior mahasiswa strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Jurnal Media Informasi Manajemen. 1(1).

Pham, N., Minor, M., Li, Y., Pham, H., Hossain, T., & Wang H. (2017). The
impulse and perception of the physical self. Scientific Research
Publishing. 7, 1899-1924.

Putra, F. K. (2018). Pengaruh shopping lifestyle, usia dan gender terhadap impulsive
buying produk fashion (survey pada konsumen produk fashion di
Malang Town Square). Manajemen Bisnis. 6(1).

Rook, D. W. (1987). The perilaku pembelian impulsif. Journal od Consumer


Research. 14(2), 305-313.

Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on perilaku pembelian


impulsif behaviour. Journal of Consumer Research, 22(5), 305-313.

Rosenberg. M. (1965). Society and the adolescent self-image. USA: Princeton


University Press.

Sari, R. K. (2016). Kecenderungan perilaku compulsive buying (pembelian


kompulsif) pada masa remaja akhir di Samarinda. eJournal Psikologi.
4(4).

Septiana, A. (2014). Fenomena perilaku konsumsi mahasiswa dilihat dari literasi


keuangannya. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam. 1(2), 1-10.

Septila, R., & Aprilia, E. D. (2017). Perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa
di Banda Aceh. Psikoislamedia Jurnal Psikologi. 2(2), 170-183.

Singh, R., & Nayak, J. K. (2016). Effect of family environment on adolescent


compulsive buying: mediating role of harga diri. Asia Pasific Journal
of Marketing and Logistic. 28(3), 396-419.

Silvera D. H., Lavack, A. M. & Kropp, F. (2008). Impulse buying: the role of affect,
social influence, and subjective wellbeing. Journal of Consumer
Marketing. 25(1), 23–33.

Sugiyono. (2007). Statistik Untik Penelitian. Bandung: Alfabeta.


65

Sumartono. (2002) Terperangkap dalam Iklan: Meneropong Imbas Pesan Iklan


Televisi. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying


tendency: Feeling and no thinking. European Journal of
personality, 15(1), 71-83.

Wahidah, N. (2013). Pengaruh perilaku konsumtif terhadap gaya hidup mahasiswa


Pendidikan Ekonomi Fkip UNTAN. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 3(2), Artikel Penelitian.

Wahyudi. (2013). Tinjauan tentang perilaku konsumtif remaja pengunjung Mall


Samarinda Central Plaza. eJournal Sosiologi. 1(4), 26-36.
66

LAMPIRAN
67

LAMPIRAN 1

SKALA PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DAN SKALA HARGA DIRI


68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85

LAMPIRAN 2

TABULASI DATA
86

A. Tabulasi Harga diri


Butir
Subjek
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
1 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3
2 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3
3 3 2 4 3 3 4 4 1 3 4
4 3 2 2 3 3 4 4 1 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
6 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3
7 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3
8 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3
9 2 1 3 3 2 2 2 2 1 2
10 3 3 3 3 2 3 4 1 3 2
11 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3
12 2 3 2 2 2 4 3 2 3 3
13 3 1 3 4 2 3 3 1 2 2
14 3 4 3 1 1 2 4 1 3 4
15 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
16 3 2 4 4 4 4 4 1 4 3
17 3 2 3 2 2 2 2 1 3 4
18 3 4 3 3 2 4 3 2 4 4
19 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4
20 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
22 4 2 2 3 3 4 4 1 4 4
23 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4
24 4 4 3 1 4 2 4 1 2 4
25 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4
26 3 3 3 3 4 4 4 1 4 3
27 4 2 2 2 2 3 4 1 4 3
28 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4
29 3 3 4 4 4 4 4 1 3 3
30 4 4 3 3 2 3 3 1 3 3
31 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2
32 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3
33 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2
34 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3
35 3 2 3 4 4 4 4 1 4 3
36 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3
37 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4
38 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
39 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4
40 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
41 3 4 3 3 3 4 4 1 3 3
87

42 4 2 3 4 3 4 4 2 3 4
43 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2
44 3 3 2 2 4 4 4 2 4 4
45 4 2 3 3 2 3 3 1 3 3
46 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
47 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3
48 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3
49 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4
50 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4
51 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
52 3 2 3 3 2 3 4 1 2 3
53 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3
54 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4
55 2 1 3 3 1 3 3 1 2 2
56 4 3 3 3 1 4 3 1 3 3
57 2 2 3 3 2 2 3 1 3 3
58 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4
59 4 2 3 4 3 4 4 2 3 4
60 2 4 3 3 4 4 4 1 3 4
61 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4
62 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4
63 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
64 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2
65 4 2 3 4 3 4 4 1 2 3
66 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3
67 2 1 2 3 3 3 4 1 3 3
68 3 4 3 2 4 4 3 1 4 4
69 3 2 2 3 3 3 3 1 2 4
70 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3
71 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
72 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2
73 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
74 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4
75 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3
76 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4
77 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3
78 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
79 3 4 3 3 4 4 4 1 4 4
80 2 3 3 3 2 1 4 1 1 2
81 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3
82 4 2 4 3 3 4 3 2 3 4
83 3 2 3 3 3 4 4 2 2 4
84 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4
85 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3
88

86 3 4 4 3 4 4 3 1 3 2
87 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
88 3 3 2 2 3 4 4 1 1 4
89 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3
90 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3
91 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4
92 4 3 2 3 4 4 3 2 4 3
93 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3
94 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3
95 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
96 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3
97 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2
98 3 1 2 3 2 4 4 2 3 2
99 3 2 2 3 2 4 3 2 3 3
100 3 3 4 3 2 4 4 2 3 3
101 3 1 2 3 1 1 2 1 1 2
102 3 2 3 4 3 4 4 1 4 4
103 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3
104 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4
105 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2
106 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3
107 2 2 4 4 1 2 4 1 2 2
108 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4
109 3 4 2 2 2 3 3 1 3 4
110 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
111 4 1 3 3 4 4 4 1 3 4
112 3 1 3 4 2 4 4 1 4 3
113 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3
114 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3
115 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4
116 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
117 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
118 3 3 3 3 3 4 3 1 2 4
119 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
120 3 2 2 3 3 3 3 1 3 4
121 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4
122 2 4 3 3 3 4 3 1 3 3
123 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
124 4 1 4 4 1 3 4 1 1 4
125 2 1 4 2 1 1 2 2 1 1
126 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4
127 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3
128 4 2 3 2 3 4 3 1 3 3
129 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2
89

130 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3
131 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4
132 2 3 2 2 1 3 2 1 3 3
133 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4
134 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
135 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4
136 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3
137 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3
138 3 2 3 2 4 4 4 1 3 4
139 3 1 3 3 2 2 3 1 2 3
140 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4
141 4 3 4 3 4 4 3 1 4 4
142 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3
143 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4
144 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4
145 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3
146 2 2 2 2 2 3 4 1 2 3
147 4 2 2 3 2 4 4 1 3 4
148 3 1 3 4 2 3 3 1 1 3
149 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3
150 4 2 3 2 2 4 3 3 4 4
151 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4
152 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4
153 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4
154 3 2 4 4 1 4 3 1 2 4
155 4 3 3 3 3 4 3 1 3 4
156 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
157 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2
158 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2
159 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3
160 3 1 3 3 2 3 4 1 3 4
161 4 2 3 4 2 3 2 1 3 2
162 3 1 3 4 2 4 4 1 4 4
163 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3
164 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4
165 4 2 3 3 3 3 3 1 2 3
166 3 1 3 3 1 1 2 1 1 2
167 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4
168 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4
169 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4
170 3 1 3 3 1 1 3 1 3 2
171 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4
172 2 3 3 4 1 1 2 1 1 1
173 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
90

174 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4
175 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3
176 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4
177 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2
178 3 3 3 3 3 4 4 1 4 3
179 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3
180 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3
181 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3
182 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3
183 3 3 3 2 1 1 3 1 1 2
184 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4
185 3 2 3 3 4 4 3 1 2 2
186 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3
187 4 2 3 3 2 4 4 1 3 3
188 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
189 3 2 3 3 3 4 4 1 3 4
190 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3
191 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3
192 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3
193 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
194 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3
195 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4
196 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
197 4 3 2 3 1 1 3 1 1 3
198 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2
199 2 1 3 3 3 3 4 1 2 3
200 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3
201 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
202 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3
203 3 3 3 3 4 4 3 1 3 3
204 3 3 3 4 4 4 3 1 3 4
205 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4
206 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3
207 3 3 3 3 2 3 3 1 4 3
208 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2
209 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4
210 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3
211 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2
212 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2
213 3 4 2 3 3 4 3 2 4 3
214 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3
215 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3
216 4 2 4 3 1 4 4 1 2 4
217 4 2 3 4 3 4 3 1 4 4
91

218 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4
219 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3
220 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
221 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3
222 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4
223 3 4 3 3 2 4 3 1 4 3
224 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4
225 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
226 3 2 2 3 3 4 3 1 4 3
227 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3
228 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4
229 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4
230 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2
231 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3
232 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
233 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
92

B. Tabulasi Perilaku pembelian impulsif


Butir
Subjek
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20
1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 4 2 1 2 2 2 2
3 1 1 3 1 1 2 1 1 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2
4 3 1 3 2 2 1 1 1 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2
5 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 2 2 3 3 4 1 3 1 1 4
6 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3
7 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 4 3 2 1 1 2
8 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2
9 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3
10 2 1 4 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3
11 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
12 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2
13 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 3 3 4 4 2 3 3
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4 2 1 1
15 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2
16 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
17 1 1 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 1 2
18 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2
19 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 4 2 1 1 1 2
20 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 3 1 1 2 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 4 2 4 2 1 2 1 3
23 1 1 4 4 1 1 1 1 4 4 3 3 2 3 4 4 1 4 1 3
24 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 4 3 1 3 4 3 4 1 4 1
93

25 2 3 2 1 2 3 1 1 2 1 3 3 2 2 4 2 2 1 1 2
26 1 2 1 3 2 1 1 1 2 1 2 1 3 3 3 2 3 1 2 3
27 1 1 4 1 2 2 1 2 3 1 2 3 3 1 4 2 2 1 2 3
28 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1
29 1 1 3 2 2 2 1 1 3 2 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3
30 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2
31 3 2 4 3 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 4 1 3 2 2 4
32 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4
33 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4
34 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3
35 2 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 2 4 1 2 1 1 2
36 1 1 3 2 1 1 1 1 3 1 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3
37 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 1 3 2 4 1 1 3
38 1 1 2 2 2 4 1 2 3 1 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3
39 1 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 1 2 2
40 2 1 2 2 2 2 1 1 4 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2 3
41 1 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2
42 1 1 3 2 2 1 1 2 3 2 4 3 2 4 4 2 3 2 3 4
43 2 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4
44 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 2 1 1 1
45 1 1 2 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 3 4 4 4
46 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2
47 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1
48 2 2 3 2 2 1 1 1 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3
49 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 3 3 2 1 1 1 2
50 1 2 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 1
51 2 2 3 1 2 2 1 2 4 2 1 4 3 1 3 4 3 1 2 3
94

52 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3
53 1 1 2 2 1 1 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2
54 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 4 4 2 4 1 2
55 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 3 4 4 3 3 1 2 3 3 4
56 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 4 4 3 3 3 2 1 2 3 3
57 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3
58 2 1 3 2 2 3 1 2 1 1 3 3 3 2 4 3 1 2 1 3
59 3 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4
60 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 4 2 1 4 4 2 1 1 1 2
61 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2
62 1 1 2 1 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2
63 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
64 1 2 2 1 3 2 1 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3
65 1 1 1 2 2 3 1 1 4 1 4 3 3 4 3 1 4 3 2 3
66 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3
67 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 3 3 4 2 4 2 3 1 3 3
68 1 1 2 1 3 3 1 1 4 1 4 2 3 1 4 3 4 4 3 4
69 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 4 2 2 1 4 4 4 2 1 1
70 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3
71 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3 4 3 2 1 2 2 3
72 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2
73 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4
74 2 2 3 3 4 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 1 4 2 1 3
75 2 1 3 1 1 1 3 2 3 2 1 1 3 2 3 3 3 2 2 1
76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 3 1 4
77 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3
78 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
95

79 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1
80 4 3 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
81 1 2 3 1 2 1 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3
82 1 4 2 1 1 1 1 3 2 2 1 3 1 3 4 4 4 3 2 4
83 1 3 2 1 2 2 2 1 3 2 1 3 3 1 3 2 2 1 1 2
84 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3
85 1 1 4 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 1 3 3 4 3 2 4
86 3 4 3 2 4 4 1 3 2 4 4 4 3 3 4 1 1 4 3 4
87 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3
88 1 1 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4
89 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3
90 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3
91 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 1 2 2
92 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 1 1 2
93 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 1 2
94 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 1 3 1 2 3
95 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3
96 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2
97 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 1 4 3 3 2 2 3
98 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1
99 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2
100 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 4 3 3 2 4 2 1 2 3 3
101 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 3 1 4 4 4 2 3 4
102 1 1 4 3 2 2 1 2 3 1 2 4 3 4 4 3 4 4 4 2
103 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3
104 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 1 2 1 4 3 4 1 1 1
105 2 2 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3
96

106 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3
107 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 1 3 4 3 1 1 1
108 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
109 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2
110 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
111 2 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 2 4 4 1 3 3 3
112 2 1 4 1 3 3 1 2 3 1 1 1 2 4 4 4 4 2 3 3
113 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2
114 2 2 4 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
115 1 2 2 1 2 2 2 1 4 2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 2
116 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 1 2
117 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3
118 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 4 3 2 2 2 3
119 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3
120 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
121 1 1 4 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3
122 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3
123 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3
124 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 2 1 4 4 4 1 1 3
125 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3
126 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
127 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2
128 2 1 3 1 2 2 1 2 4 2 3 2 2 2 4 4 2 2 2 2
129 1 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3
130 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 1 3 2 2
131 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2
132 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 4 3 3 2 2 1
97

133 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2
134 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3
135 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3
136 1 3 2 1 1 4 1 1 3 1 2 1 2 2 3 3 3 3 1 1
137 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2
138 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 3 4 1 1 2 1 1
139 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 3 1 4 2 3 1 2 3
140 1 1 2 1 2 1 1 1 4 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3
141 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 4 3 4 1 2 1
142 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 4 3 1 3 3 4
143 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
144 3 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3
145 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1
146 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 1
147 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 4 1 3 2 3 3
148 1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 3
149 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2
150 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 3 3 1 1 2
151 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
152 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1
153 2 3 4 2 3 3 1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
154 2 3 2 1 3 2 1 2 2 3 2 2 4 2 4 4 4 3 2 3
155 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2
156 2 2 3 1 3 1 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3
157 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 3 3
158 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 4 3 3 2 4 4 4 2 2 3
159 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
98

160 2 4 3 2 3 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
161 2 1 2 1 3 2 1 2 3 1 3 3 2 4 3 3 1 1 1 2
162 2 2 2 2 1 1 1 1 4 1 3 2 3 2 4 4 1 2 2 1
163 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3
164 2 1 3 3 3 3 1 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4
165 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4
166 3 3 4 3 3 3 1 3 1 1 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3
167 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2
168 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
169 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3
170 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
171 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 4 1 2 3 2 2
172 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 4 4 3 2 4 1 1
173 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
174 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3
175 1 1 2 2 3 1 1 1 4 2 4 3 4 2 4 2 3 2 2 2
176 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 2
177 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 1 4
178 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 3 3 1 4 2 2 1
179 2 1 3 2 2 1 1 2 3 2 4 4 3 4 4 2 3 2 2 3
180 1 1 1 1 2 1 2 2 4 1 1 1 2 1 4 4 4 2 1 1
181 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 3 1 1 2 3 3 2 3 1 2
182 1 2 2 3 3 4 1 2 3 2 1 2 3 3 4 1 3 3 2 3
183 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 2
184 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3
185 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 4 1 2 1 1 1
186 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 3 2 4 4 2 1 1 3
99

187 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
188 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2
189 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3
190 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
191 3 3 3 1 3 1 1 3 4 2 4 3 2 2 4 2 2 3 3 4
192 3 3 2 2 2 3 1 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
193 1 1 2 1 1 2 3 1 3 1 3 3 3 2 4 3 3 1 1 1
194 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3
195 1 2 3 2 2 3 1 1 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2
196 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2
197 1 1 3 1 3 1 1 3 2 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4
198 3 1 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
199 2 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 3 4 3 2 4
200 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2
201 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2
202 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 4 3 4 2 3 1 3 3
203 2 2 1 2 2 4 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 1 2
204 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 1 3 4 2 3 2 4
205 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2
206 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
207 3 2 1 3 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 4 2 3 2 2 2
208 1 1 4 2 1 2 3 1 3 1 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3
209 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 2 3 3 4 2 2 1 1 2
210 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4
211 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 4
212 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3
213 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3
100

214 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
215 1 1 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 3 1 4 3 2 3 2 3
216 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3 2 3 1 3
217 1 1 4 1 2 1 1 1 2 1 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4
218 2 1 3 1 1 2 1 1 2 2 1 3 2 4 2 1 3 1 1 1
219 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 4
220 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3
221 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3
222 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 1 4 2 3 2 2 2
223 1 1 2 1 2 3 3 2 2 1 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3
224 1 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3
225 2 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1
226 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 3 3 4 4 4 3 1 2
227 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
228 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2
229 1 2 2 2 1 1 3 1 3 1 2 2 4 1 3 2 2 1 2 3
230 2 1 3 1 2 2 2 1 3 1 2 3 3 2 2 3 2 1 1 2
231 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4
232 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 3 2 3 2 4 2 2 2
233 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 3 3 3 2 2 1 1 3
101

LAMPIRAN 3

TABEL RELIABILITAS DAN DISKRIMINASI BUTIR


102

A. Skala harga diri

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.817 .809 10

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Squared Alpha if
if Item Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
X01 25.8026 16.719 .500 .319 .801
X02 26.2232 16.140 .404 .264 .813
X03 25.9828 17.577 .372 .231 .812
X04 25.8670 17.659 .331 .212 .815
X05 26.1116 14.496 .659 .488 .780
X06 25.5579 14.411 .733 .623 .771
X07 25.6438 16.937 .480 .363 .803
X08 27.4850 18.509 .150 .128 .831
X09 25.8584 14.458 .688 .547 .776
X10 25.6953 15.696 .635 .482 .786
103

B. Skala Perilaku pembelian impulsif

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardize N of
Alpha d Items Items
.849 .849 20

Item-Total Statistics
Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Squared Alpha if
if Item Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Y01 43.1416 63.881 .429 .389 .843
Y02 43.0300 64.909 .263 .258 .850
Y03 42.4979 60.699 .577 .431 .836
Y04 42.9785 62.012 .569 .462 .838
Y05 42.7039 59.994 .656 .619 .833
Y06 42.8584 60.657 .563 .451 .837
Y07 43.2146 67.557 .070 .165 .856
Y08 43.0515 62.290 .567 .565 .838
Y09 42.2446 65.746 .188 .191 .853
Y10 42.8798 60.494 .632 .466 .834
Y11 42.1159 61.612 .435 .352 .843
Y12 42.1116 59.410 .618 .490 .834
Y13 42.1288 62.837 .400 .278 .844
Y14 42.3176 62.959 .369 .265 .846
Y15 41.3262 66.540 .213 .208 .850
Y16 42.1373 65.800 .162 .228 .855
Y17 42.0730 65.266 .178 .123 .855
Y18 42.4592 60.620 .543 .396 .838
Y19 42.6266 60.054 .633 .473 .834
Y20 42.1288 59.552 .621 .514 .834
104

LAMPIRAN 4

TABEL DESKRIPSI DATA PENELITIAN


105

Harga diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14.00 1 .4 .4 .4
16.00 1 .4 .4 .9
17.00 3 1.3 1.3 2.1
18.00 1 .4 .4 2.6
19.00 1 .4 .4 3.0
20.00 2 .9 .9 3.9
21.00 5 2.1 2.1 6.0
22.00 7 3.0 3.0 9.0
23.00 6 2.6 2.6 11.6
24.00 12 5.2 5.2 16.7
25.00 7 3.0 3.0 19.7
26.00 11 4.7 4.7 24.5
27.00 21 9.0 9.0 33.5
28.00 21 9.0 9.0 42.5
29.00 25 10.7 10.7 53.2
30.00 16 6.9 6.9 60.1
31.00 24 10.3 10.3 70.4
32.00 23 9.9 9.9 80.3
33.00 12 5.2 5.2 85.4
34.00 12 5.2 5.2 90.6
35.00 9 3.9 3.9 94.4
36.00 7 3.0 3.0 97.4
37.00 6 2.6 2.6 100.0
Total 233 100.0 100.0
106

Perilaku pembelian impulsif


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24.00 1 .4 .4 .4
27.00 2 .9 .9 1.3
28.00 2 .9 .9 2.1
30.00 3 1.3 1.3 3.4
31.00 5 2.1 2.1 5.6
33.00 8 3.4 3.4 9.0
34.00 7 3.0 3.0 12.0
35.00 4 1.7 1.7 13.7
36.00 4 1.7 1.7 15.5
37.00 10 4.3 4.3 19.7
38.00 12 5.2 5.2 24.9
39.00 5 2.1 2.1 27.0
40.00 9 3.9 3.9 30.9
41.00 10 4.3 4.3 35.2
42.00 9 3.9 3.9 39.1
43.00 15 6.4 6.4 45.5
44.00 14 6.0 6.0 51.5
45.00 7 3.0 3.0 54.5
46.00 9 3.9 3.9 58.4
47.00 10 4.3 4.3 62.7
48.00 8 3.4 3.4 66.1
49.00 8 3.4 3.4 69.5
50.00 14 6.0 6.0 75.5
51.00 9 3.9 3.9 79.4
52.00 12 5.2 5.2 84.5
53.00 5 2.1 2.1 86.7
54.00 7 3.0 3.0 89.7
55.00 5 2.1 2.1 91.8
56.00 4 1.7 1.7 93.6
57.00 2 .9 .9 94.4
58.00 1 .4 .4 94.8
59.00 2 .9 .9 95.7
60.00 1 .4 .4 96.1
61.00 4 1.7 1.7 97.9
62.00 1 .4 .4 98.3
64.00 1 .4 .4 98.7
66.00 1 .4 .4 99.1
68.00 1 .4 .4 99.6
75.00 1 .4 .4 100.0
Total 233 100.0 100.0
107

Asal Universitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Institut Seni 1 .4 .4 .4
Indonesia
Politeknik LPP 1 .4 .4 .9
Yogyakarta
Politekkes Kemenkes 1 .4 .4 1.3
Yogyakarta
STIE YKPN 4 1.7 1.7 3.0
STP Ambarukmo 1 .4 .4 3.4
UAD 5 2.1 2.1 5.6
Universitas 'Aisyiyah 6 2.6 2.6 8.2
Yogyakarta
AMIKOM Yogyakarta 1 .4 .4 8.6
UAJY 2 .9 .9 9.4
UGM 23 9.9 9.9 19.3
UII 123 52.8 52.8 72.1
UIN Sunan Kalijaga 3 1.3 1.3 73.4
Universitas 5 2.1 2.1 75.5
Mercubuana
UMY 28 12.0 12.0 87.6
UNY 8 3.4 3.4 91.0
PGRI Yogyakarta 1 .4 .4 91.4
Universitas Sanata 3 1.3 1.3 92.7
Dharma
Universitas 1 .4 .4 93.1
Sarjanawiyata
Tamansiswa
UTY 4 1.7 1.7 94.8
UPN Veteran 12 5.2 5.2 100.0
Yogyakarta
Total 233 100.0 100.0
108

Angkatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2016 170 73.0 73.0 73.0
2017 31 13.3 13.3 86.3
2018 19 8.2 8.2 94.4
2019 13 5.6 5.6 100.0
Total 233 100.0 100.0
109

LAMPIRAN 5

TABEL UJI ASUMSI


110

A. Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga diri .088 233 .000 .972 233 .000
perilaku .050 233 .200* .992 233 .230
pembelian
impulsif
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
perilaku Between (Combined) 2376.998 22 108.045 1.668 .035
pembelian Groups Linearity 1171.364 1 1171.364 18.087 .000
impulsif * Deviation 1205.634 21 57.411 .886 .609
harga diri from
Linearity
Within Groups 13600.032 210 64.762
Total 15977.030 232
111

LAMPIRAN 6

TABEL UJI HIPOTESIS


112

Correlations
perilaku
pembelian
harga diri impulsif
harga diri Pearson 1 -.271**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 233 233
perilaku Pearson -.271** 1
pembelian Correlation
impulsif Sig. (2-tailed) .000
N 233 233
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
113

LAMPIRAN 7

TABEL ANALISIS TAMBAHAN


114

1. Berdasarkan Aspek Harga Diri

a. Penghargaan Diri
Correlations
Penghargaa Impulsive
n Diri Buying
Spearman's Penghargaan Correlation 1.000 -.298**
rho Diri Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 233 233
Impulsive Correlation -.298** 1.000
Buying Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 233 233
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Penghormatan Diri

Correlations
Penerimaan Impulsive
Diri Buying
Penerimaan Pearson 1 -.199**
Diri Correlation
Sig. (2-tailed) .002
N 233 233
Impulsive Pearson -.199** 1
Buying Correlation
Sig. (2-tailed) .002
N 233 233
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
115

2. Berdasarkan Angkatan

a. Angkatan 2016

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.254**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .001
N 169 169
Harga diri Correlation -.254** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 169 169
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Angkatan 2017

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.423*
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .020
N 30 30
Harga diri Correlation -.423* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .020 .
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
116

c. Angkatan 2018

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.346
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .135
N 20 20
Harga diri Correlation -.346 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .135 .
N 20 20

d. Angkatan 2019

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.275
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .363
N 13 13
Harga diri Correlation -.275 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .363 .
N 13 13
117

3. Berdasarkan Uang Saku

a. < 1.000.000

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.285*
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .036
N 54 54
Harga diri Correlation -.285* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .036 .
N 54 54
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. 1.000.000 – 2.000.000

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.301**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .001
N 125 125
Harga diri Correlation -.301** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 125 125
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
118

c. 2.000.000 – 3.000.000

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.158
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .299
N 45 45
Harga diri Correlation -.158 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .299 .
N 45 45

d. > 3.000.000

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.051
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .897
N 9 9
Harga diri Correlation -.051 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .897 .
N 9 9
119

4. Berdasarkan Tempat Tinggal

a. Bersama Orangtua

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.241**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .010
N 114 114
Harga diri Correlation -.241** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .010 .
N 114 114
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Indekos/Kontrak

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.212*
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .025
N 111 111
Harga diri Correlation -.212* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .025 .
N 111 111
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120

c. Asrama

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.500
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .667
N 3 3
Harga diri Correlation -.500 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .667 .
N 3 3

d. Lain-lain

Correlations
Perilaku
pembelian
impulsif Harga diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 .500
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .391
N 5 5
Harga diri Correlation .500 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .391 .
N 5 5
121

5. Berdasarkan Frekuensi Belanja

a. < 5x

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.250**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .003
N 141 141
Harga diri Correlation -.250** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .003 .
N 141 141
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. 5 – 10x

Correlations
Perilaku
pembelian
impulsif Harga diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.435**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .000
N 73 73
Harga diri Correlation -.435** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 73 73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
122

c. > 10x

Correlations
Perilaku
pembelian
impulsif Harga diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 .038
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .877
N 19 19
Harga diri Correlation .038 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .877 .
N 19 19

6. Berdasarkan Jenis Barang yang Sering Dibeli

a. Makanan dan minuman kekinian

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.366**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .001
N 77 77
Harga diri Correlation -.366** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
123

b. Produk Fashion

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.117
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .390
N 56 56
Harga diri Correlation -.117 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .390 .
N 56 56

c. Produk Kecantikan

Correlations
Perilaku
pembelian
impulsif Harga diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.267*
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .011
N 89 89
Harga diri Correlation -.267* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .011 .
N 89 89
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124

d. Pernak-pernik

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -1.000
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .
N 2 2
Harga diri Correlation -1.000** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .
N 2 2
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

e. Lain-lain

Correlations
Perilaku
pembelian Harga
impulsif diri
Spearman's Perilaku Correlation 1.000 -.893**
rho pembelian Coefficient
impulsif Sig. (2-tailed) . .001
N 9 9
Harga diri Correlation -.893** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 9 9
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
125

LAMPIRAN 8

SURAT PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai