PADA REMAJA
SKRIPSI
Disusun oleh:
Siti Nurhidayah
1610801020
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
i
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DENGAN NOMOPHOBIA
PADA EMAJA
SKRIPSI
Di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun oleh:
Siti Nurhidayah
1610801020
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak
terdapat karya yang pernah di ajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar
kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak
terdapat karya orang lain atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Penulis
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
REMAJA
SKRIPSI
Disusun oleh:
Siti Nurhidayah
1610801020
Di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh :
Pembimbing :
Tanggal :
Tanda tangan :
iv
MOTTO
“Jangan tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi tuntut dirimu karena
menunda adabmu kepada-Nya”
“Jangan merasa kesepian di atas jalan kebenaran karena sedikitnya orang yang berada
disana”
v
HALAMAN PENGESAHAN
REMAJA
SKRIPSI
Disusun oleh:
Siti Nurhidayah
1610801020
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan diterima sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana psikologi pada program studi psikologi, fakultas ekonomi,
Pada tanggal :
Nama Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala limpahan
rahmat, nikmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas ‘Aisyiyah
Remaja”
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,
support, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
Yogyakarta.
2. Ibu Mega Ardina, S.P, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial,
vii
6. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, cinta, perhatian,
dukungan dan doa yang tiada henti-hentinya bagi penulis serta membimbing
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, dengan senang hati
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ I
HALAMAN JUDUL....................................................................................... II
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... IV
MOTTO........................................................................................................... V
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ VI
DAFTAR ISI................................................................................................... IX
DAFTAR TABEL........................................................................................... XI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
1. Tujuan Umum................................................................................. 9
2. Tujuan Khusus................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 10
1. Manfaat Teoritis.............................................................................. 10
2. Manfaat Praktis............................................................................... 10
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 11
1. Ruang Lingkup Materi.................................................................... 11
2. Ruang Lingkup Responden............................................................. 11
F. Keaslian Penelitian............................................................................... 12
A. Nomophobia......................................................................................... 19
1. Pengertian Nomophobia................................................................. 19
2. Aspek-Aspek Nomophobia............................................................. 21
3. Ciri-ciri Nomophobia...................................................................... 22
4. Faktor-Faktor Nomophobia............................................................ 24
ix
B. Loneliness............................................................................................. 27
1. Pengertian Loneliness..................................................................... 27
2. Aspek-aspek Loneliness................................................................. 29
3. Faktor-Faktor Loneliness................................................................ 30
C. Hubungan Antara Loneliness dengan Nomophobia Pada Remaja....... 32
D. Kerangka Berfikir................................................................................. 36
E. Hipotesis............................................................................................... 37
A. Rancangan Penelitian............................................................................ 38
B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................ 38
C. Definisi Operasional............................................................................. 39
1. Loneliness....................................................................................... 39
2. Nomophobia................................................................................... 39
D. Populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel.............................. 40
1. Populasi .......................................................................................... 40
2. Sampel ........................................................................................... 41
3. Tehnik Pengambilan Sampel.......................................................... 41
E. Etika Penelitian..................................................................................... 41
F. Alat dan Metode pengumpulan Data.................................................... 42
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 68
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
fisik manusia mampu untuk berdiri sendiri akan tetapi secara psikologis manusia
juga membutuhkan adanya orang lain, karena sifat ketergantungan, dan saling
membutuhkan telah ada pada manusia sejak lahir. Tidak ada manusia yang
mampu melepaskan dirinya sama sekali dari orang lain, sejak awal hidupnya
merupakan makhluk sosial, dalam hal ini tidak ada manusia yang dapat hidup
tanpa adanya peran dari manusia lainnya (Hantono & Pramitasari, 2018).
Sebagai makhluk sosial maka manusia memerlukan interaksi dengan orang lain.
Interaksi sosial ini biasanya dilakukan dalam ruang publik dan dapat diakses oleh
siapapun. Teknologi dan komunikasi pada saat ini berkembang dengan cepat,
(Timbowo, 2016).
Pada saat ini kita sudah memasuki revolusi industri 4.0 sangat erat
hubungannya dengan internet of things atau yang biasa disebut IOT yang
berperan sebagai data miner. Interner Of things merupakan suatu alat atau sistem
yang terhubung dengan internet dan saling terintegrasi. Peluang IOT sebagai
1
optimalisasi industri juga sudah dapat dinikmati oleh industri.. Tanpa adanya
internet of things revolusi industri tidak akan terjadi. Internet merupakan jaringan
perwujudan dari gaya hidup pada masyarakat di era globalisasi. Hal tersebut
berdasarkan hasil survei yang menyatakan bahwa segmen anak muda masih
menjadi basis kuat terhadap perangkat pintar atau smartphone. Sebanyak 39%
hasil terbesar dalam survei penggunanya adalah remaja yang berusia sekitar 16-
indonesia sendiri mencapai lebih dari 100 juta jiwa (Kominfo, 2018).
Berdasarkan hasil data pada tahun 2018 terdapat 177,9 juta jiwa yang dimana
jumlah tersebut adalah pengguna aktif smartphone dari total penduduk indonesia
265,4 juta jiwa. Data infografis menunjukkan adanya peningkatan pengguna aktif
smartphone yang sangat besar yaitu sekitar 3,8 kali lipat jika dibandingkan
remaja. Pada penelitian yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
berkomunikasi juga untuk hiburan dengan bermain game online, menonton vidio,
dll (Arifin, 2016). Adapun penelitian yang telah dilakukan terdapat faktor atau
alasan remaja mengalami kecanduan gadget yaitu salah satunya untuk bermain
game online secara terus menerus dan menggunakan smartphone untuk online di
yang menyebabkan orang bergantung dengan ponselnya. Hal ini selaras dengan
hasil survei yang menunjukan 66% responden mengaku tidak bisa hidup tanpa
telepon selulernya. Persentase ini semakin meningkat pada responden berusia 18-
disampaikan (Muchlis & Nurainiah, 2018) bahwa remaja lebih memilih untuk
3
yang ada disebelahnya. Penggunaan smartphone yang berlebihan tersebut
merupakan salah satu tanda dari smartphone addiction (Kibona & Mgaya, 2015).
sosial, fisik dan kognitif yang signifikan. Individu yang kehilangan atau terpisah
dengan smartphone-nya baik secara fisik atau ketika kehabisan daya baterai yang
prestasi akademik, serta sikap yang menjauh dari kehidupan sosial seperti
dan kecemasan yang terjadi karena tidak ada kontak akses terhadap ponselnya
(King et al., 2014). Nomophobia juga dapat diartikan tidak hanya merasa cemas
karena jauh dari ponselnya, melainkan ketakutan dan kecemasan tersebut terjadi
karena beberapa kondisi misalnya tidak ada jangkauan jaringan atau tidak ada
4
sinyal, baterai handphone habis (low), tidak ada jaringan internet, kehabisan
smartphone nya pada waktu dan suasana yang tidak tepat. Hal tersebut sesuai
dengan yang disampaikan Muyana & Widyastuti (2017) bahwa remaja sering
ditengah-tengah keluarga, saat ada pembicaraan serius, saat makan, dan bahkan
saat pergi ke toilet pun smartphone tidak lepas dari tangan dan tetap
lupa akan dampak yang terjadi pada dirinya. Ketergantungan individu terhadap
lawan bicaranya.
terhadap hal-hal yang sifatnya spesifik dalam hal ini dicontohkan adalah
disekitarnya (Hardianti et al., 2016). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dixit et al (2010) diketahui bahwa terdiri dari 53% laki-laki dan 47% perempuan
orang ketika merasa tidak bisa mendapatkan sinyal atau koneksi, kehabisan
baterai, lupa membawa ponselnya, dll. Hal tersebut sesuai dengan yang
dalam berbagai aktivitas melalui smartphone nya, sehingga cenderung tidak bisa
kesepian seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bian & Leung (2015)
Kesepian yaitu dimana remaja cenderung akan merasa cemas dan tidak
tenang karena dirinya merasa kesepian dan kurang memiliki relasi yang baik
sesuai dengan yang dikatakan oleh Yurni (2015) bahwa orang yang kesepian
tentang seberapa banyak interaksi sosial yang dimilikinya dan seberapa baik
sosial seseorang menyempit atau kurang memuaskan dari apa yang diharapkan.
Loneliness adalah sebuah respon yang dihasilkan karena tidak ada atau
hilangnya sebuah hubungan yang dekat dengan orang lain. Individu yang merasa
sosialnya mengalami kekurangan pada beberapa aspek penting (Halim & Dariyo,
2016). Individu yang merasa kesepian akan cenderung lebih terbuka dalam
dari smartphone nya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yafei & Qi (2015)
media sosial.
Loneliness bisa saja terjadi pada setiap individu dengan berbeda usia, hal
tersebut tidak terkecuali pada remaja (Hidayati, 2015). (Acquah et al., 2016)
menyatakan bahwa rasa kesepian yang dialami individu secara sosial dapat
taraf yang tidak sesuai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Agusti &
Leonardi, 2015) bahwa rasa kesepian pada remaja memiliki korelasi dengan
terhadap orang lain. Selain itu, kesepian juga dapat menimbulkan adanya rasa
seseorang bisa menjadi depresi, kehilangan harga diri, dan yang paling ekstrim
yaitu melakukan bunuh diri. Kesepian akan membuat seseorang merasa dirinya
menjadi lebih buruk dan merasa canggung terhadap diri mereka sendiri (Pratama
yang tidak sesuai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agusti & Leonardi
(2015) bahwa rasa kesepian pada remaja memiliki korelasi dengan penggunaan
8
internet yang tidak sesuai. Remaja cenderung menggunakan smartphonenya atau
Berdasarkan uraian tersebut maka dengan ini penting untuk dilakukan penelitian
terkait hal tersebut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara loneliness
dengan nomophobia
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
2. Tujuan Khusus
loneliness dengan nomophobia pada remaja. Skala yang digunakan yaitu skala
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
kecenderungan nomophobia.
10
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Materi
kepribadian.
2. Lingkup Responden
11
F. Keaslian Penelitian
melibatkan 48 berjumlah
12
sebesar 29,6% dan 114 dilakukan di
dengan persentase
70,4 %, subjek
penelitian tersebut
Sehingga, total
responden yang
terlibat dalam
penelitian ini
13
dengan kuesioner yang terdiri intensitas Responden an
14
problematic kuesioner yang terdiri berhubungan Responden c internet
internet use dari dua skala yaitu secara signifikan penelitian use).
Sampel
penelitian
berjumlah
15
300.
Penelitian
dilakukan di
Lampung
16
200 orang di Jakarta penelitian
Scale 300.
Penelitian
dilakukan di
Lampung
17
Kesimpulan adanya perbedaan penelitian yang saya lakukan dengan ke
lokasi penelitian, jumlah responden yang digunakan serta kriteria usia responden
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NOMOPHOBIA
1. Pengertian Nomophobia
merupakan suatu bentuk ketakuan dan kecemasan modern pada remaja akibat
terjadi karena tidak ada kontak akses terhadap ponselnya (King etc.all., 2014).
Nomophobia juga dapat diartikan tidak hanya merasa cemas karena jauh dari
kondisi misalnya tidak ada jangkauan jaringan (tidak ada sinyal), baterai
handphone habis (low), tidak ada jaringan internet, kehabisan kuota atau pulsa,
dalam kehidupan akademis dan mengganggu relasi sosial, orang lebih disibukkan
nya atau memegang ponselnya, maka kebiasaan mengecek ponsel terlalu sering
menekankan perasaan cemas yang disebabkan karena tidak tersedianya atau tidak
ditandai dengan kecemasan dan juga ketakutan yang berlebihan jika seseorang
sehari dan sering membawanya hingga ke toilet (Sudarji, 2017). Pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dixit, et al (2010) diketahui bahwa terdiri dari
nomophobia.
atau berjauhan dari smartphone nya, dan ketika tidak bisa mengoperasikan
smartphone nya maka seseorang akan merasa cemas dan tertekan (Yildirim,
2014). Nomophobia sendiri terdiri dari dua unsur kata yaitu nomophobe dan
yang menderita nomophobia. Istilah nomophobic adalah kata sifat dan digunakan
merupakan suatu kondisi merasa tidak nyaman, gelisah, gugup dan sedih yang
merupakan suatu bentuk perasaan cemas yang dialami oleh individu ketika
berada jauh dari smartphonenya atau tidak bisa mengakses dan mendapatkan
2. Aspek-Aspek Nomophobia
sebagai berikut :
secara tiba-tiba terputus komunikasi dengan orang lain serta tidak dapat
Sebagai contoh “individu akan merasa cemas saat dirinya tidak mampu
menghubungi orang lain atau tidak bisa dihubungi oleh orang lain”.
Pada aspek kedua ini merujuk pada perasaan kehilangan ketika tidak
nya dan juga tidak dapat terhubung pada identitas sosialnya atau
smartphone, dll”
kehabisan pulsa maka akan merasa gelisah atau cemas karena tidak bisa
3. Ciri-Ciri Nomophobia
smartphonenya.
22
2) Merasa cemas dan gelisah ketika kehilangan akses terhadap
4) Selalu menjaga smartphone nya agar tetap aktif 24 jam, dan disaat
smartphone disampingnya.
berikut:
23
c) Merasa kehilangan jika tidak terhubung dengan smartphone,
harinya
merasa cemas dan gelisah ketika tidak bisa mendapatkan akses terhadap
4. Faktor-Faktor Nomophobia
nomophobia adalah:
24
media sosialnya. Penggunaan media sosial secara berlebihan memiliki
b. Loneliness
Individu yang tidak bisa membuat koneksi one-to-one selalu hadir dalam
berpaling dari komunikasi secara nyata, karena alasan ini rasa kesepian
tersebut maka dapat terjadi. Situasi tersebut dapat dilihat sebagai pemicu
menjauhkan diri dari lingkungan sosial, minat menurun dalam hal belajar,
1) Gender
2) Usia
25
lepas dari kesadaran diri. Smartphone dapat mejadi adiktif dalam
4) Extraversion personality
5) Neuroticism personality
bahwa terdapat dua faktor yang dikembangkan oleh Yildiz Durak (2018)
yaitu sosial media usage dan loneliness, dan lima faktor menurut (Bianchi
& Phillips, 2005) yaitu gender, usia, low self esteem, extraversion
Durak (2018) untuk dikembangkan lebih lanjut yaitu sosial media usage dan
loneliness, dimana dalam penelitian ini loneliness menjadi salah satu faktor
B. LONELINESS
1. Pengertian Loneliness
tersisihkan, terpencil dari orang lain, sering halnya orang kesepian karena
dihasilkan karena tidak ada atau hilangnya sebuah hubungan yang dekat
kekurangan pada beberapa aspek penting (Halim & Dariyo, 2016). Individu
media sosial, dari pada harus berinteraksi secara langsung dengan orang lain
hal tersebut yang mengakibatkan seseorang tidak bisa jauh dari smartphone
nya. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Yafei & Qi, 2015) mengatakan
Loneliness bisa saja terjadi pada setiap individu dengan berbeda usia, hal
tersebut tidak terkecuali pada remaja (Hidayati, 2015). (Acquah et al., 2016)
menyatakan bahwa rasa kesepian yang dialami individu secara sosial dapat
smartphone dengan taraf yang tidak sesuai. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan (Agusti & Leonardi, 2015) bahwa rasa kesepian pada remaja
terhadap orang lain. Selain itu, kesepian juga dapat menimbulkan adanya rasa
seseorang bisa menjadi depresi, kehilangan harga diri, dan yang paling
28
merasa dirinya menjadi lebih buruk dan merasa canggung terhadap diri
individu lainnya yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya
(Utami, 2018). Loneliness yaitu suatu hal yang alami dan merupakan fakta
dan tidak dapat di hindarkan baik oleh anak-anak, remaja, dewasa maupun
terasing, tersisihkan dan merasa dirinya berbeda dengan orang lain sehingga
dirinya merasa kesepian serta adanya ketidak sesuaian terhadap tujuan yang
diharapkan.
2. Aspek-Aspek Loneliness
a. Personality
yang kurang dan memiliki rasa ketakutan akan orang asing. Sebagai
atau sifat yang pemalu dan merasa sangat awas di sekitar orang asing dan
29
b. Social Desirability Loneliness
Yaitu kesepian yang terjadi pada seseorang karena individu tersebut tidak
sejalan, dll.
c. Depression Loneliness
tetapi memiliki pendapat dan tujuan yang berbeda dari orang lain, maka
3. Faktor-Faktor Loneliness
30
Orang yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan
c. Keterampilan sosial
d. Kesamaan
kesepian.
e. Karakteristik demografis
f. Childhood antecedents
terhadap kesepian.
g. Nilai-nilai budaya
h. Faktor situasional
31
Faktor situasional juga dapat mengurangi kemungkinan mempertahankan
terhadap kesepian.
2010) yaitu :
b. Faktor budaya dan situasional yaitu terjadinya suatu perubahan dalam tata
nomophobia adalah sosial media usage dan loneliness, dimana dalam penelitian
dan kecemasan yang terjadi karena tidak ada kontak akses terhadap ponselnya
(King etc.all., 2014). Adawi, dkk (2018) bahwa nomophobia yaitu dimana
terpencil dari orang lain, sering halnya orang kesepian karena merasa dirinya
berbeda dengan orang lain (Suardiman, 2011). Remaja yang mengalami kesepian
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Agusti & Leonardi, 2015) bahwa rasa
kesepian pada remaja memiliki korelasi dengan penggunaan internet yang tidak
sesuai.
menurut Yilidrim (2014) diantara lain yang pertama tidak dapat berkomunikasi
(not being able to communicate) yaitu pada aspek ini merujuk kepada adanya
pada individu yang juga merupakan salah satu aspek dari loneliness menurut
munculnya salah satu gangguan dalam perasaan seperti perasaan sedih, murung,
Berdasarkan korelasi tersebut maka juga dapat dilihat dari salah satu ciri-ciri
pada aspek ini merujuk pada perasaan kehilangan ketika tidak dapat terhubung
33
atau tidak dapat mengakses layanan pada smartphone nya dan juga tidak dapat
sosialnya terkhusus pada media sosial. Pada hal tersebut memiliki kaitan dengan
yang kurang dan memiliki ketakutan akan orang asing dalam lingkungannya,
sehingga individu lebih memilih untuk diterima identitas sosialnya dalam media
cenderung lebih memilih untuk sendiri atau hanya bertemu dengan sedikit
bahwa kepribadian introvert cenderung memiliki tipe atau sifat yang pemalu dan
merasa sangat awas di sekitar orang asing dan menjadi sangat gugup pada
individu akan merasa sedih, murung, dan tidak bersemangat. Pada korelasi ini
juga terdapat kesamaan pada aspek yang pertama dimana hal tersebut dapat
ditinjau dari ciri-ciri nomophobia menurut (Dewey, 2016) bahwa individu yang
34
menimbulka gejala-gejala seperti takut, perasaan cemas, depresi, gemetar, sedih,
kenyamanan dengan berbagai fitur dan kecanggihan yang tersedia seperti game
online, media sosial dll, sehingga dapat mengurangi kesepian seseorang. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Bian & Leung (2014) bahwa kesepian juga
35
D. Kerangka Berpikir
Bagan 2.1
Smartphone
SPAD (Smartphone
Addiction Disorder)
Nomophobia
36
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif
Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat loneliness pada remaja maka semakin
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan yang ada diantara dua variabel
timbal balik antara kedua variabel penelitian tersebut yaitu hubungan antara
alat pengumpulan data dan tehnik analisis data yang relevan dengan tujuan
penelitian.
38
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Loneliness
terasing, tersisihkan dan merasa dirinya berbeda dengan orang lain sehingga
dirinya merasa kesepian serta adanya ketidak sesuaian terhadap tujuan yang
Russel (1996) yang terdiri dari personality, sosial desirability loneliness, dan
skor yang diperoleh maka kecenderung tingkat loneliness pada remaja juga
tinggi. Sebaliknya, rendahnya skor yang diperoleh maka rendah juga tingkat
2. Nomophobia
kehilangan akses terhadap smartphone nya, baik karna kondisi baterai habis
(low), tidak ada jangkauan jaringan, kehabisan pulsa, dll. Variabel ini diukur
39
nomophobia pada remaja juga tinggi. Sebaliknya, rendahnya skor yang
1. Populasi
lainnya dan dalam subjek ini akan dikenai generalisasi dari suatu hasil
remaja pertengahan (Hurlock, 2010). Usia remaja 15-19 tahun berada pada
narcistic yang mencintai dirinya sendiri, suka dengan teman yang memiliki
sifat yang sama, bersifat labil dan mudah berubah-ubah serta tidak menentu.
Pada usia 15-19 tahun tersebut merupakan pengguna internet yang memiliki
smartphone.
40
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau dianalisis
serta memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi, tetapi dalam hal ini
populasi yang akan diteliti, sehingga jika subjeknya kurang dari 100 lebih
peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian, dimana dalam populasi
b. Berdomisili di Lampung
E. Etika Penelitian
Adapun etika dalam penelitian menurut Nursalam (2014) yaitu sebagai berikut :
1. Informed concent
Pada tahap informed concent ini subjek harus mendapatkan suatu informasi
yang secara lengkap terkait tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, serta
41
subjek memiliki hak untuk dapat berpartisipasi atau menolak menjadi
2. Autonomy
3. Beneficial
4. confidentiality
lainnya.
data tersebut. Skala psikologi merupakan suatu alat pengumpulan data dengan
yang sesuai maka diharapakn untuk dapat mengisi alat ukur tersebut secara
lengkap dan jelas. Penelitian ini menggunakan dua skala untuk pengambilan data
1. Skala Loneliness
segi bahasa susah untuk dipahami, sehingga peneliti merubah gaya bahasa
agar menjadi aitem yang mudah dipahami, dan peneliti juga menambahkan
jumlah aitem pada skala loneliness tersebut. Adapun aspek yang menjadi
a. Personality
yang kurang dan memiliki rasa ketakutan akan orang asing. Sebagai
atau sifat yang pemalu dan merasa sangat awas di sekitar orang asing dan
Yaitu kesepian yang terjadi pada seseorang karena individu tersebut tidak
sejalan, dll.
c. Depression Loneliness
tetapi memiliki pendapat dan tujuan yang berbeda dari orang lain, maka
dijelaskan. Pada penelitian ini subjek diminta untuk memilih empat alternatif
jawaban yang sudah disediakan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak
Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subjek diminta untuk memilih
salah satu dari alternatif jawaban tersebut yang menggambarkan keadaan diri
adalah 4, Sesuai (S) adalah 3, Tidak Sesuai (TS) adalah 2, dan Sangat Tidak
Sesuai (STS) adalah 1. Sebaliknya untuk penilaian item unfavorable yang Sangat
Sesuai (SS) adalah 1, Sesuai (S) adalah 2, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, dan
skala loneliness ini diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui daya beda aitem
jawabkan secara obyektif. Uji coba skala loneliness ini dilaksanakan pada
tanggal 23-29 Juni 2020. Hasil uji coba terhadap 50 responden dengan
45
digunakan terdapat 10 aitem yang gugur dan 40 aitem yang valid. Koefisien
skala yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan data penelitian. Berikut
2. Skala Nomophobia
terdiri dari :
46
Jumlah aitem yang direncanakan untuk digunakan dalam skala ini
sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula
NMP-Q yang diadaptasi dari Yildirim (2014) terdapat koefisien korelasi sebesar
r(299) = 0.710, p < 0.01 sedangkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,945.
sudah memiliki standar baku dan bahasa yang digunakan dalam setiap aitemnya
mudah untuk di pahami sehingga tidak perlu adanya modifikasi. Validitas dan
relabilitas yang dihasilkan juga memiliki koefisien korelasi skor yang baik.
47
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji analisis data pada penelitian ini menggunaka metode Product Moment
datanya bersifat nominal atau angka. Analisis korelasi parsial ini digunakan
untuk mengetahui lebih lanjut antara kedua variabel tersebut, yaitu variabel
loneliness dan variabel nomophobia. Pada proses analisis data dibantu dengan
48
BAB IV
A. Hasil Penelitian
pada bulan Juli 2020. Pada penelitian ini di tujukan untuk remaja berusia 15-
Penelitian ini dilakukan secara online dikarenakan kondisi saat ini tidak
skala penelitian ini dalam lingkup yang luas maka di sebarkan melalui sosial
penelitian yang sudah dibuat oleh peneliti. Selain itu peneliti juga bekerja
didiknya.
49
2. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
104 responden (74,3 %), dan frekuensi dalam sebagian kecil jenis
Tabel 4.1
50
b. Usia
berdasarkan usia yang memiliki jumlah sebagian besar pada usia 17 tahun
dalam sebagian kecil pada usia 15 tahun dengan jumlah responden 11 dan
prosentase secara rinci terdapat pada tabel dan diagram di bawah ini
yaitu:
Tabel 4.2
51
3. Deskripsi Hasil Penelitian
dengan menggunakan skor hipotetik dan empirik. Data skor hipotetik dan
memiliki skor terendah untuk alternative jawaban yaitu 1 dan skor tertinggi
maksimum yaitu 4 × 40 = 160, nilai rata-rata sebesar (40 + 160) : 2 = 100 dan
nilai standar deviasi sebesar (Xmax – Xmin) : 6 maka (160 – 40) : 6 = 20.
Dari skor variabel loneliness diperoleh data empirik yaitu skor minimum
sebesar 45 dan skor maksimum sebesar 138 dengan nilai rata-rata (mean)
hasil perhitungan data hipotetik yang sudah dilakukan maka skor variabel
yaitu 7 × 20 = 140, nilai rata-rata sebesar (20 + 140) : 2 = 80 dan nilai standar
deviasi sebesar (140 – 20) : 6 = 20. Dari skor variabel nomophobia diperoleh
data empirik yaitu skor minimum sebesar 27 dan skor maksimum sebesar 140
dengan nilai rata-rata yaitu 94,83 dan standar deviasi sebesar 26,270.
52
Tabel 4.3
a. Loneliness
53
Berdasarkan rumus-rumus tersebut, maka setiap responden akan
ini:
Tabel 4.4
Rumus Kategorisasi
Skor minimal = 40 × 1 = 40
= ½ (160 + 40)
= 100
= 20
54
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat di kategorisaikan skala
Tabel 4.5
Tabel 4.6
55
kecil dengan kategori loneliness tingkat tinggi memiliki jumlah responden
b. Nomophobia
bawah ini:
Tabel 4.7
Rumus Kategorisasi
56
Rentang Skor Kategorisasi
X > µ + 1σ Tinggi
µ - 1σ < X ≤ µ + 1σ Sedang
X ≤ µ -1σ Rendah
*Keterangan, X =Skor total setiap responden
Skor maksimal = 20 × 4 = 80
Skor minimal = 40 × 1 = 20
= ½ (80 + 20)
= 50
= 10
Tabel 4.8
57
40 < X ≤ 60 Sedang
X ≤ 40 Rendah
Tabel 4.9
responden atau (2,1%). Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
c. Uji Normalitas
58
digunakan adalah apabila p > 0,05 maka data terdistribusi secara normal
dan apabila nilai p < 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan maka dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.10
Loneliness Nomophobia
N 140 140
Std.
18.376 26.270
Deviation
siginifikant p > 0,05 dengan hasil sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,804 pada
59
variabel loneliness dan 0,361 pada variabel nomophobia. Maka dapat
d. Uji Linearitas
dapat diartikan bahwa tidak ada korelasi antar kedua variabel tersebut
karena nilai R tidak mendekati nilai 1,00, dimana nilai 1,00 merupakan
korelasi yang sempurna. . Nilai rsquared yang dihasilkan sebesar 0,006 hal
ini tidak ada kaitan antara variabel bebas dan variabel terikat. Nilai rsquared
0,006 atau setara dengan 0,6 %, maka dengan hasil tersebut artinya
e. Uji Hipotesis
Tabel 4.12
60
Hubungan antara loneliness dengan nomophobia pada remaja
Loneliness Nomophobia
N 140 140
N 140 140
P = 0,383 > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
rhitung (0,074) < rtabel (0,1386). Nilai yang dihasilkan rsquared 0,006 maka
hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis (Ha) untuk pengujian kedua
variabel.
B. Pembahasan
orang lain. Interaksi sosial ini biasanya dilakukan dalam ruang public dan dapat
61
berkembang dengan pesat, sehingga dalam proses komunikasi juga mengalami
nomophobia salah satunya yaitu usia. Usia menjadi salah satu faktor yang
Phillips, 2005). Pada penelitian ini menggunakan kriteria remaja laki-laki dan
perempuan yang berusia sekitar 15-19 tahun yang berada di wilayah Lampung.
(Hurlock, 2010).
Selain itu gender juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada
nomophobia, dimana hal ini wanita lebih cenderung menggunakan ponsel nya
untuk alasan sosial (Bianchi & Phillips, 2005). Berdasarkan tabel 4.1 diatas
kelamin perempuan sebanyak 104 (74,3 %) dan frekuensi jenis kelamin laki-laki
rendah memiliki jumlah responden sebanyak 55 atau (39,2 %), dan sebagian
sebanyak 4 atau (3%). Maka pada hal tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja
atau subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat loneliness sedang dengan
prosentase 57,8 %.
Sedangkan untuk variabel nomophobia dapat dilihat pada tabel 4.9 diatas
rentang frekuensi responden sebanyak 122 atau (87,1%), dengan kriteria sedang
sebanyak 15 responden atau (10,8 %) dan dalam kategori yang rendah terdapat 3
responden atau (2,1%). Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
nomophobia pada remaja yang menjadi subjek dalam penelitian ini mempunyai
merupakan ketakutan irasional untuk keluar dari kontak atau berjauhan dari
smartphone nya, dan ketika tidak bisa mengoperasikan smartphone nya maka
seseorang akan merasa cemas dan tertekan. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini remaja cenderung memiliki tingkat nomophobia yang tinggi
hal ini terjadi salah satunya karena faktor sosial media usage yaitu ketertarikan
khawatir jika kehilangan akses terhadap smartphone nya karena merasa takut
dengan menggunakan SPSS versi 26 for windows, maka didapatkan hasil dimana
nilai signifikansinya (Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,383 yang berarti p > 0,05
dengan skor Pearson Correlation sebesar 0,074. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan,
Pada hasil penelitian tersebut dapat dikatakan tidak signifikan karena sumbangan
efektifnya diperoleh hanya sebesar rsquared 0,006 atau 0,6 %. Hasil penelitian ini
pada sosial media usage. Dimana dalam penelitian yang dihasilkan remaja
salah satu kebutuhan, dimana loneliness bukanlah yang menjadi alasan utama
tersebut. Dimana pada masa pandemi COVID-19 saat ini segala aktivitas baik
secara daring atau online. Maka alat penunjang yang digunakan untuk
berpengaruh terhadap nomophobia. Pada era kekinian saat ini, media dan sumber
64
pemahaman tentang pengetahuan selalu berkembang. Pada saat ini
diaplikasikan dalam bentuk yang dinamis dan virtual agar dapat memberikan
banyak manfaat dan kegunaan pada era kekinian saat ini, sehingga remaja dalam
C. Keterbatasan Penelitian
satunya dalam pengambilan data yang dilakukan secara online, dengan demikian
peneliti sedikit terhambat dalam pencarian subjek karena tidak bertatap muka
65
BAB V
A. Kesimpulan
tersebut “tidak signifikan” karena kriteria angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05 dan nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,383. Hasil uji Pearson
Correlation product moment didapatkan hasil rhitung (0,074) < rtabel (0,1386),
sumbangan efektifnya diperoleh hanya sebesar rsquared 0,006 atau 0,6 %. Maka
4. Pada penelitian tersebut data yang dihasilkan tidak signifikan sehingga dapat
B. Saran
1. Bagi Remaja
66
- Dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain maupun dengan
- Jangan memandang diri sendiri dalam taraf yang rendah sehingga tidak
sama yaitu kualitatif, tapi dengan pengambilan data secara berbeda yaitu
lebih efisien jika pengambilan data dilakukan secara langsung bukan melalui
67
DAFTAR PUSTAKA
Acquah, E. O., Topalli, P. Z., Wilson, M. L., Junttila, N., & Niemi, P. M. (2016).
https://doi.org/10.1080/02673843.2015.1083449
Adawi, M., Bragazzi, N. L., Argumosa-Villar, L., Boada-Grau, J., Vigil-Colet, A.,
Yildirim, C., Del Puente, G., & Watad, A. (2018). Translation and validation of the
Problematic Internet Use pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Klinis Dan Kesehatan
Mental.
https://doi.org/10.33367/tribakti.v26i2.219
68
Bian, M., & Leung, L. (2015). Linking Loneliness, Shyness, Smartphone Addiction
Bianchi, A., & Phillips, J. G. (2005). Thang MPPUS. Mobile Phone Problem Use
Scale.pdf. 39–51.
Bragazzi, N. L., & Del Puente, G. (2014). A proposal for including nomophobia in the
https://doi.org/10.2147/PRBM.S41386
Dixit, S., Shukla, H., Bhagwat, A., Bindal, A., Goyal, A., Zaidi, A., & Shrivastava, A.
Medicine. https://doi.org/10.4103/0970-0218.66878
69
170–181.
Terapan. https://doi.org/10.1377/hlthaff.2013.0625
Ikasi, A., & Hasanah, O. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kesepian
Technology.
King, A. L. S., Valença, A. M., Silva, A. C., Sancassiani, F., Machado, S., & Nardi, A.
and Emotions of Individuals with Panic Disorder Compared with a Control Group.
https://doi.org/10.2174/1745017901410010028
Mathew, P., Thulasi, P. C., & Philip, J. (2013). Nomophobia- Do we really need to
worry about?A cross sectional study on Nomophobia severity among male Under
Muchlis, A., & Nurainiah. (2018). Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Interaksi
70
Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur Kabupaten Aceh
8712-1-SM (1).pdf
Penyakit Remaja Masa Kini. Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan Dan
Community Medicine.
Rudiana Marlia, P., Novita Azizah, M., & Ibnu, M. (2017). Islamic Counseling Untuk
71
Sampurno, M. B. T., Kusumandyoko, T. C., & Islam, M. A. (2020). Budaya Media
Sosial, Edukasi Masyarakat, dan Pandemi COVID-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Usia di Wisma Cinta Kasih Padang. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas
Jambi|JIITUJ|. https://doi.org/10.22437/jiituj.v2i2.5986
https://doi.org/10.24036/0201872100184-0-00
Yafei, Z., & Qi, L. (2015). SNS as Intimacy Zone : Social Intimacy , Loneliness , and
72
Yildirim, C. (2014). Exploring the dimensions of nomophobia : Developing and
Yıldız Durak, H. (2018). What Would You Do Without Your Smartphone? Adolescents’
https://doi.org/10.15805/addicta.2018.5.2.0025
Yurni, Y. (2015). Perasaan Kesepian dan Self-esteem pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah
Zaini, M., & Soenarto, S. (2019). Persepsi Orangtua Terhadap Hadirnya Era Teknologi
Digital di Kalangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.127
73
LAMPIRAN
74
Lampiran 1.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelu, memberikan jawaban. Pilihlah salah
satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Adapun pilihan jawaban dibawah ini
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
75
Wi-fi
8. Apabila saya tidak menggunakan
smartphone, maka saya akan merasa
takut/cemas apabila tersesat di suatu
tempat
9. Ketika saya menyimpan smartphone,
maka muncul hasrat untuk mengecek
smartphone yang saya miliki
10. Saya akan merasa cemas karena tidak
dapat berkomunikasi langsung dengan
teman atau keluarga
11. Saya akan merasa khawatir karena
teman atau keluarga tidak dapat
menghubungi saya
12. Saya merasa gelisah karena tidak
dapat menerima SMS/telepon
13. Saya akan merasa cemas karena tidak
selalu tersambung dengan teman atau
keluarga
14. Saya akan merasa gelisah karena
tidak mengetahui apabila seseorang
menghubungi saya
15. Saya merasa cemas karena koneksi
yang stabil pada teman atau keluarga
menjadi blank
16. Saya akan merasa gugup/ gelisah apabila
tidak tersambung dengan identitas pada
dunia maya yang saya miliki
17. Saya akan merasa tidak nyaman
karena tidak dapat selalu up-to-date
dengan media sosial/internet
18. saya akan merasa canggung karena
tidak bisa mengecek notifikasi terbaru
dari media sosial /aplikasi lainnya
19. Saya akan merasa cemas karena tidak
dapat mengecek pesan/inbox pada emai
20. Saya akan merasa aneh karena saya
tidak tahu apa yang akan saya perbuat
76
Lampiran 2.
Skala Loneliness
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum memberikan jawaban. Pilihlah salah
satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Adapun petunjuk pengisian sebagai
berikut :
Angka 3 : S (sesuai)
77
orang-orang di lingkungan sekitar saya
5. Saya merasa tidak dekat dengan siapapun
6. Saya merasa sangat dihargai di lingkungan saya
7. Saya tidak tertarik untuk membagi minat dan ide
yang saya miliki kepada orang-orang disekitar
saya
8. Saya merasa bahwa saya bagian dari suatu
kelompok pertemanan
9. Saya sering merasa sendirian
10. Saya merasa bahwa diri saya ramah dan mudah
akrab dengan orang lain
11. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki teman
dekat
12. Saya merasa tidak pernah dikucilkan dalam
lingkungan saya
13. Saya merasa bahwa tidak ada seseorang yang
mengenal saya dengan baik
14. Saya merasa memiliki hubungan dekat dengan
orang lain
15. Saya sering merasa ditinggalkan
16. Saya merasa bisa menemukan teman ketika saya
membutuhkannya
17. Saya merasa kurang dianggap dalam lingkungan
saya
18. Saya merasa bahwa teman-teman saya selalu ada
untuk saya
19. Saya sering merasa malu
20. Saya merasa bahwa orang-orang disekitar saya
dapat diajak berbicara dengan baik
21. Saya merasa bahwa hubungan saya dengan orang
78
lain tidak bermakna
22. Saya merasa bahwa ada orang yang benar-benar
bisa memahami saya
23. Saya merasa tidak memiliki hubungan dekat
dengan orang lain
24. Saya merasa memiliki hubungan yang bermakna
dengan orang lain
25. Saya menjadi pendiam saat berkumpul dengan
teman-teman saya
26. Saya merasa bahwa ada orang yang dapat saya
hubungi ketika saya membutuhkan bantuan
27. Saya merasa terkucilkan dari orang lain
28. Saya merasa mudah bergaul atau dekat dengan
orang asing
29. Saya tidak sependapat dengan orang-orang
disekitar saya
30. Saya merasa senang saat berada di lingkungan
teman-teman saya
31. Saya merasa takut jika berkomunikasi dengan
orang asing
32. Saya merasa bahwa saya sependapat dengan
orang-orang di lingkungan saya
33. Saya merasa bahwa saya tidak berharga dalam
suatu kelompok
34. Saya memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk
bertemu dengan orang-orang baru
35. Saya merasa bukan anggota atau bagian dari suatu
kelompok
36. Saya merasa selalu bersemangat
37. Saya merasa malu jika bertemu dengan orang-
orang baru
79
38. Saya merasa dengan mudah untuk dekat dengan
orang lain
39. Saya sering merasa asing dalam lingkungan saya
sendiri
40. Saya memiliki sahabat yang bisa memahami dan
mengerti dengan keadaan saya
41. Saya tidak merasa murung meskipun saya sedang
sendirian
42. Saya merasa tidak memiliki sahabat yang saya
percaya
43. Saya mendapatkan kehidupan sosial yang saya
inginkan dalam lingkungan saya
44. Saya lebih sering merasa murung ketika saya
sendirian
45. Saya akan bisa bangkit ketika saya merasa gagal
46. Saya merasa banyak orang di sekitar saya tetapi
tidak dekat dengan saya
47. Saya dapat bersosialisasi dengan baik di
lingkungan saya
48. Saya merasa sedih ketika sendirian
49. Saya sering merasa canggung terhadap orang lain
50. Saya bisa dengan mudah mendapatkan teman baru
80
Lampiran 3.
82
3. Depression - Saya merasa kurang - Saya merasa sangat
Loneliness memiliki hubungan dihargai di
persahabatan (3) lingkungan saya (6)
- Saya sering merasa - Saya merasa tidak
sendirian (9) pernah dikucilkan
- Saya sering merasa dalam lingkungan
ditinggalkan (15) saya (12)
- Saya merasa bahwa - Saya merasa bahwa
hubungan saya dengan teman-teman saya
orang lain tidak bermakna selalu ada untuk
(21) saya (18)
- Saya merasa terkucilkan - Saya merasa
dari orang lain (27) memiliki hubungan
- Saya merasa bahwa saya yang bermakna
tidak berharga dalam suatu dengan orang lain
kelompok (33) (24)
- Saya sering merasa asing - Saya merasa senang
dalam lingkungan saya saat berada di
sendiri (39) lingkungan teman-
- Saya lebih sering merasa teman saya (30)
murung ketika saya - Saya merasa selalu
sendirian (44) bersemangat (36)
- Saya merasa banyak orang - Saya tidak merasa
di sekitar saya tetapi tidak murung meskipun
dekat dengan saya (46) saya sedang
- Saya merasa sedih ketika sendirian (41)
sendirian (48) - Saya akan bisa
bangkit ketika saya
merasa gagal (45)
83
Lampiran 4.
N %
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.921 50
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
84
Aitem 6 105.62 434.853 .288 .920
85
Aitem 40 105.58 432.004 .321 .920
Scale Statistics
86
PUTARAN KE 2
N %
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 40
N %
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
87
Aitem 4 84.00 346.000 .504 .926
88
Aitem 43 83.86 346.041 .619 .925
Scale Statistics
89
Lampiran 5.
UJI NORMALITAS
Descriptive Statistics
Loneliness Nomophobia
N 140 140
90
UJI LINIERITAS
Means
Cases
Report
Nomophobia
Loneles
s Mean N Std. Deviation
45 105.00 2 38.184
49 62.00 1 .
52 92.50 2 12.021
54 101.00 2 29.698
55 93.00 1 .
56 89.00 1 .
57 75.00 3 46.808
60 100.00 2 52.326
61 106.00 2 33.941
62 122.00 1 .
63 69.00 1 .
91
65 99.00 1 .
66 98.25 4 28.768
67 113.00 3 15.716
68 101.00 1 .
69 59.67 3 19.655
70 114.00 1 .
71 85.00 4 34.728
72 95.60 5 26.633
73 96.67 3 28.919
74 93.25 4 29.033
75 90.67 3 40.526
76 105.00 1 .
77 86.00 1 .
78 86.50 2 37.477
79 38.00 1 .
80 97.80 5 9.257
81 82.67 3 15.308
82 133.00 1 .
83 96.33 3 14.572
84 80.00 4 35.665
85 97.00 3 54.745
86 106.50 4 6.608
87 98.50 4 17.711
88 83.33 3 7.234
89 107.00 1 .
90 104.00 1 .
91 81.00 1 .
92 107.67 3 6.028
93 104.50 2 6.364
95 102.60 5 32.416
96 115.33 3 5.859
97 77.00 2 9.899
98 105.20 5 26.452
99 110.50 2 41.719
92
100 106.00 2 18.385
107 86.00 1 .
112 126.00 1 .
116 27.00 1 .
127 87.00 1 .
138 127.00 1 .
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
33776.642 58 582.356 .756 .868
Linearity
Measures of Association
93
UJI HIPOTESIS
Correlations
Descriptive Statistics
Correlations
Loneless Nomophobia
N 140 140
N 140 140
94