Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SUDUT PANDANG SOSIOANTROPOLOGI DALAM BIDANG PSIKOLOGI DAN

SUDUT PANDANG SOSIOANTROPOLOGI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Devi Sekar Ayu Ningrum, M.Psi Psiklog

Disusun Oleh:

Muhamad jalaludin 19010044 Intan Permatasari 19010196


Gusti Rahma S. 19010258
Sapti rohaeni 19010015
Naufal Nurakram 19010339
Widia nurarisma 19010106 Annida Syifa M. 19010346

Siti sopiah 19010132

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

“Sudut Pandang Sosioantropologi dalam bidang Psikologi”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu

dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terutama kepada dosen pengampu Devi Seka Ayu Ningrum, M.Psi Psikolog mata

kuliah Sosioantropologi.

Makalah ini memang masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara

penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan

dan pengetahuan yang dimiliki oleh karenanya, penulis akan menerima masukan,

saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini, dan penulis berharap makalah ini

dapat berguna bagi yang membacanya.

Cimahi, …. Juni 2022

Penulis
daftar pustaka

BAB I...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................3

C. TUJUAN MASALAH................................................................................ 4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................................ 5

A. Pengertian Sosioantropologi....................................................................... 5

B. Pengertian Psikologi................................................................................... 6

C. Kaitan Ilmu Sosiologi dan antropologi dengan Ilmu Psikologi Menurut Para Ahli..6

D. Hubungan Psikologi Konseling dengan Sosiologi dan Antropologi.......... 8

E. Hubungan Psikologi Konseling dengan Sosiologi dan Antropologi...........9

F. Penerapan Antropologi Psikologi..............................................................13

G. Sejarah Soisologi dan Antropologi Pendidikan........................................ 18

1. Sejarah Sosiologi Pendidikan..................................................................................18

2. Sejarah Antropologi Pendidikan.............................................................................. 19

H. Pengertian Sosiologi dan Antropologi Pendidikan...................................21

1. Pengertian Sosiologi Pendidikan..............................................................................21

2. Pengertian Antropologi Pendidikan......................................................................... 22

I. Ruang Lingkup dan Objek Kajian Sosiologi dan Antropologi Pendidikan23

a. Proses sosialisasi:.............................................................................................. 25

b. Proses Enkulturasi.............................................................................................25

J. Tujuan Sosiologi dan Antropologi Pendidikan.......................................... 26

BAB III................................................................................................................. 31
PENUTUP.................................................................................................................... 31

A. KESIMPULAN.........................................................................................31

B. SARAN..................................................................................................... 32

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 33
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari

proses dan struktur sosial serta kebudayaan. Sosiologi dan antropologi memiliki

perbedaan fokus dan cara bekerja. Sosiologi lebih memandang masyarakat sebagai

sistem hubungan peranan (role relationship systems) dan antropologi melihat sebagai

sistem jaringan nilai (values network systems). Kedua perspektif tersebut dapat saling

mengisi dan melengkapi dalam menganalisis orang di dalam masyarakat, sekaligus

orang di dalam kebudayaan untuk memahami konteks sosiokulturalnya. Masyarakat

pendidikan dapat mengambil manfaat dan menggunakan perspektif tersebut untuk

menjelaskan dan menganalisis fenomena, isu-isu, dan masalah sosial yang dihadapi

dalam masyarakat majemuk (multikultural). Seorang antropolog pendidikan Theodore

Bramled (dalam Septiarti, 2017) mengkaji keterkaitan yang erat antara pendidikan,

masyarakat, dan kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang

erat karena keduanya sama-sama berkenaan dengan nilai-nilai. Pendidikan tidak dapat

terlepas dari kebudayaan dan hanya dapat terlaksana dalam suatu masyarakat.

Pendidikan digunakan oleh setiap masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan

hidup masyarakat dan budayanya, untuk mengupayakan agar setiap warga masyarakat

menjadi pendukung aktif institusi dan budaya yang bersangkutan. Melalui pendidikan,

keutuhan sosio-budaya beserta komponen-komponennya dipertahankan dan

dikembangkan. Pendidikan sosio-budaya menjadi suatu keharusan supaya eksistensi

masyarakat budaya dapat terjamin (Suyata dalam Septiarti, 2017).

1
Sosioantropologi adalah ilmu yang mempelajari budaya masyakarat suatu

etnis tertentu dan kehidupan sosial nya seperti kesenian tradisional, kehidupan, dan

interaksi sosialnya. psikologi adalah ilmu pengetahuan dan terapan yang mempelajari

hubungan tingkah laku dan kejiwaan (mental) manusia dengan lingkungannya. Dari

dua bidang ilmu ini, muncullah cabang ilmu baru bernama antropologi psikologi.

Yang mana merupakan gabungan dari ilmu antropologi dan psikologi. Menurut

wikipedia, antropologi psikologi merupakan ilmu yang mengkaji interaksi

kebudayaan dengan fungsi mental manusia.

Ilmu ini berfokus pada perkembangan manusia dan enkulturasi dalam

kelompok budaya tertentu, serta berkaitan erat terhadap sejarah, bahasa, sosial dan

kategori konseptualnya sendiri membentuk proses perolehan kognisi, emosi, persepsi,

motivasi, dan kesehatan mental. Pada dasarnya, setiap aliran dalam antropologi

psikologis memiliki pendekatannya sendiri-sendiri.

Pendidikan, sosiologi, dan antropologi memiliki hubungan yang saling

melengkapi. Pendidikan berlangsung dalam kehidupan sosial masyarakat manusia,

dimana antropologi akan berusaha menggambarkan perjalanan sejarah pendidikan

manusia dalam hubungan sosial. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

manusia yang telah berlangsung mulai dari da\ari awal peradaban manusia.

Pendidikan sebagai media terus berkembangnya peradaban manusia yang sejalan

dengan usahanya untuk menigkatkan kualitas hidupnya. Pendidikan merupakan suatu

proses menaburkan benih-benih budaya dan menyemaikan peradaban manusia yang

hidup dan dihidupi oleh nilai-nilai atau visi yang berkembang dan dikembangkan di

dalam suatu masyarakat. Dalam konteks inilah pendidikan disebut sebagai proses

pembudayaan. Sedangkan kebudayaan merupakan sesuatu yang dinamis, bukan statis,

2
dalam arti kebudayaan senantiasa berada dalam proses transformasi melalui proses

pendidikan. Sosiologi dan Antropologi Pendidikan memandang fenomena tersebut

secara utuh dan komprehensif untuk memahami pendidikan nasional Indonesia secara

keseluruhan. Kajian sosiologik dan antropologik memberikan sumbangan dan

kontribusi dalam perumusan kebijakan, strategi, program, dan intervensi pendidikan

bagi orang tua, pendidik, dan para pemimpin pendidikan sesuai dengan posisi dan

peranan mereka. Sosioantropologi dalam lingkup pendidikan yang dikaji dari sudut

pandang sosial, kebudayaan dan pendidikan. Dalam cakupan luasnya terdiri dari

proses sosial, struktur sosial, keterkaitan pendidikan dan kebudayaan, sosialisasi,

perubahan sosial budaya, sekolah sebagai sistem sosial budaya serta isu-isu sosial

budaya dalam pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud Pengertian Sosioantropologi ?

2. Apa yang dimaksud Pengertian Psikologi ?

3. Bagaimana Hubungan Antara Sosioantropologi dengan Psikologi?

4. Bagaimana hubungan psikologi konseling dengan sosioantropologi?

5. Bagaimana penerapan antropologi psikologi?

6. Bagaimana Sejarah sosio antropologi?

7. Apa pengertian sosioantropologi pendidikan?

3
8. Apa saja ruang lingkup dan objek kajian sosiologi dan antropologi pendidikan?

9. Apa Tujuan sosiologi dan antropologi pendidikan?

C. TUJUAN MASALAH

Adapun tujuan dari makalah yaitu :

1. mengetahui Pengertian Sosioantropologi

2. Mengetahui Apa yang dimaksud Pengertian Psikologi

3. Mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Sosioantropologi dengan Psikologi

4. Mengetahui Bagaimana hubungan psikologi konseling dengan sosioantropologi

5. Mengetahui Bagaimana penerapan antropologi psikologi

6. Mengetahui Bagaimana Sejarah sosio antropologi

7. Mengetahui Apa pengertian sosioantropologi pendidikan

8. Mengetahui Apa saja ruang lingkup dan objek kajian sosiologi dan antropologi

pendidikan

9. Mengetahui Apa Tujuan sosiologi dan antropologi pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosioantropologi

Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang masyarakat/tingkah laku

masyarakat, kehidupan masyarakat (struktur) perilaku kelompok. Stuktur kuncinya

adalah proses sosial. Kalau berjalan dengan baik akan terjadi/terjalin interaksi

sosial (timbal balik, ada aksi dan reaksi). Dalam sosiologi yang ditekankan dalam

suatu kelompok perilaku dalam kehidupan rumah tangga mencerminkan kerumah

tanggaan tersebut.

Contoh : Seorang anak diberi bimbingan oleh orang tuanya (Perilaku).

Keluarga pecinta tanaman hias. Perilaku tanaman hias memiliki aturan-

aturan terhadap perilaku anggota. Hubungannya dengan pendidikan

sosiologi pendidikan akan memberikan sumbangsih didalam pendidikan.

Disekolah ada guru dan murid yang diatur dalam konteks pendidikan.

Sosiologi bagian dari Filsafat.

Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani

άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang

berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis

antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi adalah ilmu

tentang manusia ilmu yang mempelajari manusia dari segi fisik dan

keanekaragaman budaya yang dihasilkan. Jadi sosioantropologi adalah ilmu yang

mempelajari budaya masyakarat suatu etnis tertentu dan kehidupan sosial nya

seperti kesenian tradisional, kehidupan, dan interaksi sosialnya.

5
B. Pengertian Psikologi

Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang

mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui

prosedur ilmiah. Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut

sebagai psikolog. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup

seseorang melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu

maupun kelompok, yang didasari atas proses fisiologis, neurologis, dan psikososial.

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat

dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Dengan

kata lain psikologi bisa diartikan sebuah proses tingkah laku seseorang.

C. Kaitan Ilmu Sosiologi dan antropologi dengan Ilmu Psikologi Menurut Para

Ahli

Sosiologi masuk dalam rumpun ilmu Sosial (social science), sebab dia

menyelidiki fenomena-kenyataan sosial dari kehidupan manusia yang berwujud

hubungan antar insan pada golongan. Adapun ilmu-ilmu yang tergolong pada ilmu

sosial adalah politik, ekonomi, psikologi, hukum, antropologi, sejarah, sosiologi

dan lain-lain. dalam membedakan sosiologi menjadi suatu ilmu dengan ilmu-ilmu

sosial lain bisa dijelas dengan melihat obyek serta fokus kajian ilmu tadi. Kaitan

Ilmu Sosiologi menggunakan Ilmu Psikologi berdasarkan Para ahli – Ilmu politik

membuahkan kekuasaan menjadi obyek sekaligus fokus kajiannya. Ini terkait

dengan bagaimana kekuasaan pada dapat, sistem pengaturan kekuasaan,

keseimbangan kekuasaan, demokrasi, parlemen, pemilu dan sebagainya.

6
Antropologi berakibat kebudayaan dan sejarah berasal usul kebudayaan tadi

menjadi penekanan kajian. Ilmu Ekonomi membuahkan proses produksi, distribusi

serta konsumsi menjadi obyek dan penekanan kajiannya. Hal ini terkait

menggunakan bagaimana cara-cara manusia menghasilkan barang dan jasa, usaha-

usaha mendistribusikannya dan bagaimana konsumsi produk barang dan jasa tadi.

Begitu juga dengan ilmu hukum yang fokus perhatian pada perjuangan-perjuangan

penertiban, penegakan hukum dan hadiah hukuman.

Antropologi Psikologi (Psycological Anthropology) adalah subdisiplin ilmu

antropologi. Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani

kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda

(antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya. Nama

subdisiplin ilmu antropologi ini, sebenarnya nama baru dari ilmu yang dahulu

dikenal dengan dengan nama Culture dan Personality (kebudayaan dan

kepribadian), atau kadang juga disebut Ethno-psychology (psikologi suku bangsa).

Beberapa peneliti berusaha melakukan penelitian yang berkenaan dengan

antropologi psikologi. Menurut Singer penelitian antropologi psikologi dapat

dikategorikan ke dalam tiga kelompok permasalahan besar,yaitu:

1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human

nature).

2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu

(typical personality), dan

3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian individual (individual

personality).

Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan

penelitian lainnya, yaitu:

7
 Hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan kepribadian, dan

 Hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.

D. Hubungan Psikologi Konseling dengan Sosiologi dan Antropologi

Ilmu psikologi konseling sebagai ilmu pengetahuan (scientific) memiliki

hubungan erat dengan ilmu sosiologi dan ilmu antropologi. Pada hakikatnya

seseorang adalah makhluk sosial yang ditandai adanya hubungan antara seseorang

yang satu dan lainnya.

Hubungan antar seseorang merupakan kebutuhan seseorang bersama, sehingga

tidak ada satu pun seseorang yang sanggup hidup sendiri. Seseorang, di mana pun

berada tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya. Ilmu sosiologi

sebagai ilmu pengetahuan yang banyak mempelajari tentang tingkah laku

seseorang dilihat dari aspek terbentuknya tingkah laku dan dinamika tingkah laku

dalam kaitannya dengan kehidupan sosial.

Di sisi lain ilmu psikologi konseling juga mempelajari tingkah laku konseli

dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidupnya. Sehingga bila dipadukan

dapat terjadi sentuhan objek yang dikaji jenis ilmu tersebut. Seseorang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masyarakat, dan tingkah laku seseorang akan

menghasilkan budaya, budaya sebagai produk tingkah laku seseorang akan

berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang itu sendiri.

Dalam kaitan ini ilmu antropologi banyak bermain peran di dalam mengkaji

tingkah laku seseorang dalam hubungannya dengan kebudayaan. Ilmu antropologi

berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang seseorang dan tingkah

lakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman

8
seseorang. Sebab itu jelas ketiganya saling berhubungan, apa saja hubungannya?

simak selengkapnya berikut,

E. Hubungan Psikologi Konseling dengan Sosiologi dan Antropologi.

1. Bersama Sama Mempelajari Tingkah laku

Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang perilaku hubungan antar seseorang, dan antar seseorang

dan kelompok dalam perilaku sosial. Melihat pengertian psikologi konseling,

sosiologi, dan antropologi jelas hubungan psikologi konseling, sosiologi, dan

antropologi amat erat. Lalu seiring berjalannya waktu sobat lebih mudah

mengatakan psikologi sosial karena sobat melihat hubungan yang erat antar

ketiga jenis ilmu tersebut. Para psikolog sosial juga mengakui kesamaan

psikologi dan psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi.

2. Perbedaan Objek

Perbedaannya psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi mempelajari

tingkah laku/ perilaku seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya,

objeknya pada seseorang tersebut. Psikologi konseling, sosiologi, antropologi

sama sama mempelajari perilaku hubungan antar seseorang. Jadi ketiganya

sangat erat hubungannya dalam praktik nyata di beragam kasus.

3. Berhubungan dengan Peran Antropologi

Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang asal- usul seseorang, kepercayaannya, bentuk fisik, warna kulit, dan

budayanya di masa silam. Karena eratnya hubungan psikologi konseling,

9
sosiologi, dan antropologi sehingga muncullah sub ilmu yang salah satunya

bernama anthropology in mental health.

4. Berhubungan dengan Emosi

Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi saling terkait, seperti contoh

bahwa penyakit jiwa tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kelainan biologis

namun juga oleh emosional atau mental yang tertekan sehingga membuat

seseorang tersebut mengalami penyakit jiwa, keadaan jiwa manusia itu

tergantung pada aspek- aspek sosial budaya. Disini terlihat bahwa antara

psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi saling terkait.

5. Berhubungan dengan Keseharian

Ternyata psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi ada hubungannya

dengan psikologi dengan keseharian, dalam hal ini yang banyak hubungannya

dengan keseharian adalah psikologi sosial, dalam hal keseharian psikologi

konseling, sosiologi, dan antropologi berfungsi

untuk memahami perilaku para pelaku keseharian agar dapat bersosialisasi

dengan masyarakat dengan baik juga untuk memperlihatkan sikap atau respon

yang diberikan oleh seseorang sehingga pelaku keseharian bisa mempelajarinya

agar pelaku keseharian dapat memberi yang terbaik kepada seseorang.

6. Mengatur Interaksi Manusia

Hubungan psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi mungkin hampir

sama dengan psikologi interaksi, karena dalam hal ini interaksi mempelajari

peristiwa sosial yang terjadi ketika seseorang melakukan komunikasi pada

lingkungannya. Sehingga disini terlihat jelas bahwa erat hubungan antara

10
psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi, yaitu pada intinya mempelajari

interaksi seseorang kepada lingkungannya.

7. Menyangkut pada Perkembangan Fisik

Dilihat secara objeknya, psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi

mempelajari tingkah laku seseorang, sedangkan ilmu fisik mempelajari tentang

jasmani/ fisik. Disini jasmani/ fisik sangat mempengaruhi kondisi tingkah laku

manusia yang dipengaruhi dengan sosial dan budaya.

8. Berpadu Menjadi Kesatuan Perilaku

Contohnya adalah apabila sobat sedang sakit, maka sobat akan cenderung

menjadi pendiam karena badan kita lemas dan diberi semangat oleh orang

sekitar atau dokter agar cepat sembuh. Jadi psikologi konseling, sosiologi, dan

antropologi juga hubungannya erat.

9. Terbentuk Bersamaan

Kaitan psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah pada tahun

sebelumnya ilmu psikologi terbentuk sangat terpengaruh dengan alam. Namun

kemudian psikolog menyadari bahwa objek pembelajarannya adalah seseorang

dan tingkah lakunya.

10. Mempengaruhi Akal Seseorang

Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah hasil akal seseorang

yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran yang sedalam- dalamnya.

Sebenarnya psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah salah satu

bagian dari kehidupan.

11. Mempengaruhi Pola Pikir

11
Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah sesuatu yang

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. psikologi konseling, sosiologi, dan

antropologi akan baik apabila seseorang mengerti keadaan sosial dan budaya

setiap orang melalui respon maupun perkembangan pola pikirnya.

12. Studi Berhubungan dengan Masa Lalu dan Sekarang

Psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi adalah studi tentang

seseorang dan nenek moyang terdekatnya dengan range waktu masa lalu,

sekarang dan masa depan serta mempelajari perkembangan fisik, masyarakat,

bahasa dan budaya.

13. Mempengaruhi Perkembangan

Perkembangan adalah proses dimana seseorang mengatasi tekanan

lingkungan. Perkembangan seseorang melibatkan interaksi antara psikologi

konseling, sosiologi, dan antropologi untuk memenuhi tujuan seseorang.

Empat jenis perkembangan seseorang: budaya (teknologi), perkembangan

genetik, fisiologis jangka panjang, dan perkembangan fisiologis langsung.

Seseorang adalah makhluk yang paling mudah berperkembangan di

dunia, memiliki kemampuan untuk menghuni relung ekologi secara luas

varian, seperti semua makhluk lainnya menggunakan cara alami untuk

berperkembangan dengan lingkungan tertentu, seseorang unik dalam memiliki

sarana budaya perkembangan.

Seiring dengan berjalannya waktu seseorang terus menemukan cara

untuk berperkembangan seperti pada jaman dahulu seseorang berburu dan

meramu untuk mendapatkan makanan sekarang dapat dengan mudah

12
mendapatkan makanan dengan cara membeli makanan yang jelas berhubungan

dengan psikologi konseling, sosiologi, dan antropologi.

F. Penerapan Antropologi Psikologi

Antropologi psikologi tentunya memiliki peranan penting dalam kehidupan

nyata. Beberapa diantaranya yang paling sering diaplikasikan di masyarakat yaitu:

1. Mempelajari Pola Perilaku Individu

Cabang ilmu antropologi psikologi biasanya sering digunakan dalam ilmu

pengetahuan sosial. Sebab keterkaitan ilmu ini dengan kehidupan bermasyarakat

cukup erat. Antropologi psikologis dapat digunakan untuk mempelajari pola

perilaku manusia, baik secara individual, kelompok, ataupun yang lebih luas yakni

dalam sebuah suku bangsa. Dengan ilmu ini, kita juga bisa membaca psikis

seseorang. Memahami pola berpikirnya sehingga menjadikan kita lebih mudah

mendekatai ornag tersebut.

2. Mendeteksi Sebuah Masalah

Penerapan antropologi psikologi yang selanjutnya adalah untuk mendeteksi

sebuah masalah. Ilmu yang mempelajari tentang manusia dari sisi psikis, emosi,

tingkah laku dan lingkungannya ini dapat membantu seseorang untuk lebih peka.

Cukup dengan melihat raut muka atau perilaku biasanya ada atau tidaknya

permasalahan bisa terdeteksi dengan cepat.

3. Menciptakan Solusi-Solusi untuk Pemecahan Masalah

Sejalan dengan poin sebelumnya, selain mendeteksi masalah, ilmu antropolgi

psikologi juga mampu memecahkan problem. Pemahaman secara mendalam

terhadap ilmu ini bisa membantu pikiran untuk lebih sensitif terhadap penciptaan

13
ide-ide baru atau solusi terhadap masalah tertentu. Khususnya yang berhubungan

dengan manusia, kejiwaan, budaya dan sosial.

4. Mengenal Karakter Tiap Bangsa di Dunia

Cakupan ilmu atropologi psikologi tidak hanya memahami karakter manusia

secara individual saja. Tapi juga dalam ruang yang lebih luas yakni kehidupan di

masyarakat. Dengan mempelajarinya maka kita bisa menambah wawasan tentang

tata pergaulan bangsa di tiap-tiap negara sesuai dengan ciri khas masing-masing.

5. Memahami Kebudayaan Manusia

Selain mengenal karakter manusia dari berbagai negara, antropologi psikologi

juga bisa diterapkan untuk mempelajari kebudayaan dunia. Tentunya hal ini sangat

menarik. Dengan mengenal budaya yang bervariasi maka bisa menjadikan kita

pribadi yang open mind, baik terhadap budaya politik, tradisi dan interaksi sosial.

Budaya sendiri merupakan warisan sosial yang dimiliki tiap masyarakat. Sifat

budaya ini dapat mengalami alkuturasi dan berkembang lewat hubungan sosial

yang terus-menerus dan sesuai perubahan zaman.

6. Membentuk Sikap Toleransi

Penerapan antropologi psikologi yang selanjutnya adalah untuk membentuk

sikap toleransi, baik antar individu ataupun dalam pergaulan yang lebih luas di

masyarakat. Dengan memahami konsep-konsep ilmu atropologi sekaligus

psikologi, biasanya seseorang bisa menjadi lebih memahami, saling tolong-

menolong serta menghargai. Sikap-sikap tersebut tentunya sangat penting untuk

memupuk kekeluarga, sekaligus membentuk kemajuan bangsa dan negara. Selain

itu, sikap toleransi juga berguna untuk melestarikan budaya. Sebab dengan saling

mengerti maka kita bisa menghormati budaya etnis lain tanpa harus menjatuhkan.

14
7. Pembangunan Bangsa dan Negara

Pembanguan bangsa dan negara tidak hanya dipengaruhi oleh aparat

petingginya saja. Tapi masyarakat pun juga mengambil peranan penting.

Khususnya para pemuda-pemudi. Mereka hendaknya tidak hanya terpaku dalam

kehidupan bercinta, namun memahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan

perkembangan bangsa. Salah satunya ilmu antropologi psikologi. Ilmu yang

membahas tingkah laku manusia secara keseluruhan ini, mulai dari sosial, alam,

bahasa dan budaya dapat membantu mempererat hubungan individu di suatu

negara. Selain itu meningkatkan wawasan, sehingga komunikasi antar bangsa juga

bisa lebih baik.

8. Memahami Konsep Kemanusia Secara Keseluruhan

Untuk memahami konsep kemanusiaan tentunya tidak bisa jika digali secara

individual saja. Karena manusia itu bersifat sebagai makhluk sosial. Tidak bisa

hidup sendiri dan pastinya selalu menjalin hubungan dengan lainnya. Hal-hal yang

berkaitan dengan manusia, misalnya kejiwaan ini dipelajari mulai dari kondisi

kesehatannya, penerapannya dalam kehidupan nyata dan di sebuah masyarakat.

Begitupun dengan unsur lain seperti sejarah, bahasa serta perilaku juga perlu

dipahami secara menyeluruh.

9. Meningkatkan Taraf Hidup

Ketika seseorang dapat memahami ilmu antropologi psikologi secara baik,

maka secara tak langsung ia bisa meningkatkan taraf hidupnya. Mengapa demikian?

Sebab ia mampu menjadi seseorang yang lebih peka, mengerti kejiwaan dan

perilaku orang lain. Dengan demikian ia pun mudah diterima di lingkungan. Di

15
samping itu, pembelajaran ilmu ini yang juga mencakup bahasa, budaya, sosial dan

sejarah juga dapat menambah wawasan. Yang mana akan membantu interaksi yang

lebih baik antar daerah, etnis, bangsa ataupun negara.

10. Membangun Adaptasi yang Lebih Baik

Ketika kita dapat mempelajari keterkaitan tingkah laku dan aspek kejiwaan

seseorang maka itu bisa menjadi jalan untuk mempermudah beradaptasi dalam

masyarakat. Adaptasi yang baik adalah yang dilakukan lewat pemahaman masing-

masing karakter, saling mengenal dan menghargai. Dengan demikian terbentuklah

dinamika kelompok yang harmonis.

11. Menumbuhkan Rasa Syukur

Penerapan antropologi psikologi tidak sekedar pada masyarakat ataupun

bangsa. Ilmu ini bisa menumbuhkan karakter baik dari dalam diri. Salah satunya

meningkatkan rasa syukur. Bagaimana bisa? Sebab dengan adanya ilmu

antropologi kita bisa mempelajari tentang pembentukan manusia secara

keseluruhan. Mulai sejarah perkembangan manusia hingga hubungannya dengan

alam. Kemudian psikologi yang mempelajari aspek-aspek perilaku, jiwa dan

lingkungan. Semua itu menjadikan kita sadar bahwa manusia adalah kesatuan yang

sempurna. Sehingga kita patut bersyukur.

12. Memahami Kebesaran Tuhan

Adanya ilmu ini juga memiliki penerapan dalam memahami kebesaran Tuhan.

Pembahasan tentang fenomena-fenomena alam, mulai dari terbentuknya hujan,

angin, petir, pelangi hingga peristiwa yang langka seperti aurora, awan lenticular

dan sebagainya dapat membuat kita kagum dan takjub terhadap kekuasaan Tuhan.

Sungguh betapa Maha Besarnya Allah Ta’ala.

16
13. Penciptaan Gaya Hidup yang Lebih Sehat

Dikarenakan atropologi psikologi adalah cabang ilmu yang cakupannya sangat

luas. Khususnya di aspek kemanusiaan, maka kaitannya juga erat dengan kesehatan.

Antropologi menjelaskan manusia secara lengkap, mulai dari sejarah, budaya,

sosial dan lainnya. Sedangkan psikologi tentang kejiwaan. Maka keduanya ini

memiliki pengaruh terhadap cara memelihara kesehatan jiwa dan jasmani.

14. Membentuk Jiwa Kepemimpinan

Antropologi psikologi juga memiliki penerapan terhadap pembentukan jiwa

kepemimpinan. Ketika orang mampu memahami hubungan tingkah laku dengan

kondisi psikis maka maka ia akan mudah menghidupkan rasa berani dalam jiwanya.

Selain itu keahlian dalam mempelajari aspek bahasa, budaya dan sosial yang

berkaitan dengan manusia juga membuat seseorang lebih berwawasan.

Membangun adaptasi serta interaksi yang lebih fleksibel. Semua poin tersebut

memberikan pengaruh kuat untuk membentuk sosok pemimpin berkharisma.

15. Meminimalisir Kerasisan

Sebagai ilmu yang juga mempelajari aspek ras, etnis dan budaya tentunya ini

bisa meminimalisir sikap rasis dalam sebuah kehidupan bangsa dan negara. Sebab

bagaimanapun juga kerasisan masih menjadi hal yang sering diusung dalam

masyarakat, sehingga kerapkali memicu perdebatan hingga pertikaian.

Nah apabila kita mampu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan

antropologi, maka tentunya pikiran kita akan lebih luas untuk menerima perbedaan.

Selain itu, psikologi yang mencakup tentang ilmu kejiwaan juga menjadikan kita

lebih mudah memahami kondisi mental orang, dengan demikian kita juga enggan

untuk menyakiti.

17
Jadi itulah beberapa penerapan antropologi psikologi dalam kehidupan nyata.

Kesimpulannya ilmu ini berkonsep pada manusia, dan mengambil fungsi penting

di aspek kejiwaan, kehidupan masyarakat, sosial, budaya, serta bahasa.

G. Sejarah Soisologi dan Antropologi Pendidikan

1. Sejarah Sosiologi Pendidikan

Sosiologi Pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi

mikro (micro sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai

melepaskan diri dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak abad ke-19. Istilah

sosiologi pertama kali digunakan August Comte (1798-1857) dalam

bukunya Cour de Phillosophie Positive. Sosiologi berasal dari

kata socious dan logos socious berasal dari bahasa Latin yang

artinya teman dan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya kata

perkataan atau pembicaraan.

Oleh Comte, istilah sosiologi tersebut disarankan sebagai nama dari

suatu disiplin yang mempelajari ”masyarakat” secara ilmiah. Dalam hubungan

ini, ia begitu yakin bahwa dunia sosial juga ”berjalan mengikuti hukum-

hukum tertentu” sebagaimana halnya dunia fisik atau dunia alam.

Berdasarkan hal diatas, kita tahu bahwa Comte menyakini dunia sosial

juga dipelajari dengan metode yang sama sebagaimana digunakan untuk

mempelajari dunia fisik atau kealaman. Dan bidang kajian sosiologi

pendidikan sendiri, berangkat dari keinginan para sosiologi untuk

meyumbangkan pemikirannya bagi pemecahan masalah pendidikan. Dalam

pandangan mereka, pada saat itu sosiologi pendidikan diasosiakan dengan

konsep ”Educational Sociology.” Dalam perkembangannya, pada tahun 1914

18
sebanyak 16 lembaga pendidikan menyajikan mata kuliah ”Educational

Sociology”. Pada periode berikutnya, muncul berbagai buku yang memuat

bahasan mengenai ”Educational Sociology,” termasuk juga berbagai konsep

tentang hubungan antara sosiologi dengan pendidikan.

Selama puluhan tahun pertama, perkembangan sosiologi pendidikan

berjalan lamban. Perkembangan signifikan sosiologi pendidikan ditandai

dengan diangkatnya Sir Fred Clarke sebagai Direktur Pendidikan Tinggi

Kependidikan di London pada tahun 1937. Clarke menganggap sosiologi

mampu menyumbangkan pemikiran bagi bidang pendidikan. Sehubungan

dengan penamaan sosiologi pendidikan, terdapat perdebatan yang cukup tajam

tentang penggunaan istilah-istilah yang digunakan antara lain sociological

approach to education, educational sociology of education, atau the foundation.

Pada akhirnya dipilih istilah sociology of education dengan tekanan dan

wilayah tekanannya pada proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga

pendidikan.

Adapun perkembangan sosiologi di Indonesia diawali hanya sebagai

ilmu pembantu belaka, namun seiring timbulnya perguruan tinggi dana

kesadaran bahwa sosiologi sangat penting dalam menelaah masyarakat

Indonesia yang sedang berkembang maka sosiologi yang salah satunya adalah

sosiologi pendidikan menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah di

beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.[3]

2. Sejarah Antropologi Pendidikan

Antropologi pendidikan mulai menampakkan dirinya sebagai disiplin ilmu

pada pertengahan abad ke-20. Sejak saat itu, antropologi pendidikan berupaya

19
menemukan pola budaya belajar masyarakat (pedesaan dan perkotaan) yang

dapat merubah perubahan social. Demikian juga mengenai perwujudan

kebudayaan, para ahli mengambil kebijakan pendidikan yang berorientasi

pada perubahan sosial budaya, mendapat perhatian. Konferensi pendidikan

antropologi yang berorientasi pada perubahan sosial di Negara-negara baru

khususnya melalui pendidikan persekolahan mulai digelar. Hasil-hasil kajian

pendidikan di persekolahan melalui antropologi diterbitkan pada tahun 1954

dibawah redaksi G.D. Spindler (1963).[4]

Sejarah tentang antropologi pendidikan tidak bisa kita pisahkan dari

perkembangan ilmu antropologi itu sendiri, karena antropologi pendidikan

merupakan bagian dari antropologi. Seperti halnya antropologi pada umumnya,

antropologi pendidikan berusaha menyusun genaralisasi yang bermanfaat

tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang

lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan.

Shomad (2009:1) menyatakan bahwa studi antropologi pendidikan adalah

spesialisasi yang termudah dalam antropologi. Setelah dasawarsa tahun 60-an

di Amerika Serikat semakin banyak diperlukan keahlian dalam antropologi

untuk meneliti masalah-masalah pendidikan, maka antropologi pendidikan

kemudian dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi

antropologi yang resmi.

Di Indonesia, sebagai negara yang sedang membangun, sangat diperlukan

pengenalan kondisi yang lebih baik dan lebih lengkap agar pembangunan yang

diberlakukan tidak menimbulkan kesenjangan dengan kondisi yang sejatinya.

Antropologi pendidikan sering sejalan dengan perkembangan tersebut.

Dewasa ini antropologi pendidikan sendiri atau bersama-sama dengan

20
sosiologi pendidikan, menjadi mata kuliah wajib di lembaga pendidikan

tenaga kependidikan.

H. Pengertian Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

1. Pengertian Sosiologi Pendidikan

S. Nasution menuturkan bahwa sosiologi pendidikan ialah ilmu yang

berusaha untuk mengetahui cara mengendalikan proses pendidikan untuk

mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Ditinjau dari segi

etimologinya, istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu

sosiologi dan pendidikan. Maka jelas bahwa dalam sosiologi pendidikan yang

menjadi masalah sentralnya adalah aspek sosiologi dalam pendidikan. dalam

pendidikan terdapat aspek-aspek sosiologis karena situasi pendidikan dalah

situasi hubungan dan pergaulan social, yaitu hubungan social antara pendidik

dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak-anak dengan anak-anak,

tenaga administrasi dengan pendidik, dan tenaga administrasi dengan anak-

anak

Menurut George Payne, yang kerap disebut bapak Sosiologi

pendidikan, secara spesifik memandang sosiologi pendidikan sebagai studi

yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segala segi ilmu yang

dterapkan. Baginya, sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu

dalam bidang sosiologi yang dapat dikenakan sosiologis. Adapun menurutnya

adalah memberikan guru-guru, para peneliti yang efektif dalam sosiologi yang

dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam

tentang pendidikan. R.J. Stalcup mengemukakan bahwa sociology of

education merupakan suatu analisis terhadap proses-proses sosiologis yang

21
berlangsung dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah telaahnya pada

lembaga pendidikan itu sendiri.

Jadi kesimpulannya sosiologi pendidikan adalah ilmu yang

mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-

masalah pendidikan ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui

analisis atau pendekatan sosiologis.

2. Pengertian Antropologi Pendidikan

Antropologi berasal dari kata Yunani ”antrophos” yang

berarti ”manusia” dan ”logos” yang berarti ”ilmu”. Jadi antropologi adalah

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk

masyarakat. Menurut R. Bedediet (Harsojo,1984:1) perhatian ilmu

pengetahuan ini ditujukan kepada sifat khusus badaniah dan cara produksi

tradisi serta nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari

pergaulan hidup lainnya. Antropologi pendidikan merupakan sebuah kajian

sistematik, tidak hanya mengenai praktek pendidikan dalam perspektif budaya,

tetapi juga tentang asumsi yang dipakai antropologi terhadap pendidikan dan

asumsi yang dicerminkan oleh praktek-praktek pendidikan.

Menurut Shomad (2009:1), antropologi pendidikan mengkaji

penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropolog serta

pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau

masyarakat. Dengan demikian, antropologi pendidikan bukan menghasilkan

ahli-ahli antropologi melainkan menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang pendidikan melalui perspektif antropologi. Pendidikan dapat diperoleh

melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui

22
lembaga informal tersebut dilakukan semenjak kecil di dalam lingkungan

keluarganya. Dalam masyarakat, pendidikan memiliki fungsi yang sangat

besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan.

Antropologi pendidikan dihasilkan melalui teori khusus dan percobaan

yang terpisah dengan kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan

dalam perspektif budaya, sehingga antropologi menyimpulkan bahwa sekolah

merupakan sebuah benda budaya yang menjadi skema nilai-nilai dalam

membimbing masyarakat.

I. Ruang Lingkup dan Objek Kajian Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

1. Ruang Lingkup dan Objek Kajian Sosiologi Pendidikan

Dalam hubungan ini S. Nasution, mengemukakan ruang lingkup sosiologi

pendidikan meliputi pokok-pokok berikut ini:

1) hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat

a. hubungan pendidukan dengan sistem sosial atau struktur social

b. hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan

sistem kekuasaan

c. fungsi pendidikan dalam kebudayaan

d. fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural

atau usaha mempertahankan status quo, dan

e. fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial,

kultural dan sebagainya

2) hubungan antar manusia di dalam Sekolah

23
a. hakikat kebudayaan Sekolah sejauh ada perbeadaanya dengan

kebudayaan diluar sekolah dan

b. pola interaksi sosial dan stuktur masyarakat Sekolah, yang antara lain

meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola

kepemimpinan informal yang terdapat dalam clique serta kelompok-

kelompok murid lainnya.

3) Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak

disekolah / lembaga pendidikan

a. peranan sosial guru-guru / tenaga pendidikan

b. hakikat kepribadian guru / tenaga pendidikan

c. pengaruh kepribadian guru / tenaga kependidikan terhadap kelakuan

anak / peserta didik, dan

d. fungsi sekolah / lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid / peserta

didik.

4) hubungan lembaga pendidikan dalam masyarakat. Di sini dianalisis pola-

pola interaksi antara sekolah/ lembaga pendidikan dengan kelompok-

kelompok sosial lainnya dalam masyarakat di sekitar sekolah / lembaga

pendidikan. Hal yang termasuk dalam wilayah itu antara lain yaitu :

a. Pengaruh masyakarat atas organisasi Sekolah /lembaga pendidikan

b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem sosial dalam

masyarakat luar sekolah.

c. Hubungan antara Sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan

pendidikan dan

d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang berkaitan

dengan organisasi Sekolah, yang perlu untuk memahami sistem

24
pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam kehidupan

masyarakat.

Ruang lingkup sosiologi pendidikan tersebut pada dasarnya untuk

mempererat dan meningkatkan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena

itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar dari upaya-upaya agar pencapaian

tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut pendidikan itu sendiri.

2. Ruang Lingkup dan Objek Kajian Antropologi Pendidikan

Shomad (2009:3-4), menjelaskan implementasi pendidikan sebagai

penyesuaian diri dengan masyarakat, lingkungan dan kebudayaan sebagai

bentuk ruang lingkup antroplogi pendidikan berlangsung dalam proses:

a. Proses sosialisasi:

Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi berinteraksi dengan orang-

orang disekitarnya, hingga terjadi komunikasi timbal balik dan seterusnya

hingga ia tumbuh dan berkembang. Adapun yang menjadi kajian dalam proses

sosialisasi yaitu:

1) adanya konflik oleh ketidakharmonisan antara keinginan pribadi, anak

dengan tuntutan norma dan aturan yang berlaku

2) perbedaan status ekonomi dan letak geografis

b. Proses Enkulturasi

Enkulturasi, artinya pembudayaan. Yang dimaksud adalah proses

pembudayaan anak agar menjadi manusia berbudaya. Dalam proses ini pranata,

yaitu sistem norma atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat

yang khusus. (Koentjaraningrat,1980:164). Adapun yang biasa menjadi kajian

dalam proses ini, yaitu:

25
1) Perbedaan jenis kelamin

2) Perbedaan umum

3) Perbedaan/perubahan status (inisiasi)

4) Proses Internalisasi

Proses internalisasi yaitu proses penerimaan dan menjadikan warisan

sosial (pengetahuan budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam

perilaku sehari-hari selama hayat masih dikandung badan. Dalam proses ini

kita mendapatkan adanya perbedaan pada masing-masing individu berupa

perbedaan kepribadian dan pengalaman.

J. Tujuan Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

1. Tujuan Sosiologi Pendidikan

Tujuan Sosiologi Pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk menganalisis proses sosialisasi anak,

baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.

b. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan

social.

c. Sosiologi Pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam

masyarakat.

d. Sosiologi Pendidikan bertujuan menganalisais partisipasi orang terdidik/

berpendidikan dalam kegiatan social.

e. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan

26
f. Sosiologi pendidikan bertujuan memberikan pengetahuan kepada pendidik

dengan latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat

memberikan sumbangan solusi kepada masalah pendidikan.

g. Sosiologi pendidikan bertujuan sebagai sosiologi terapan

2. Tujuan Antropologi Pendidikan

Tujuan Antropologi Pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai

makhluk biologis.

b. Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh

dunia dan penyebarannya.

c. Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan

berbagai kehidupan diseluruh dunia.

d. Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia

dari suku-suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.

3. Tujuan dan Kegunaan Sosioantropologi Pendidikan

Ada beberapa konsep tentang pentingnya mempelajari sosiologi pendidikan, di

antaranya, menurut Zainuddin Maliki, tujuan mempelajari sosiologi

pendidikan adalah untuk:

a. Menganalisis proses sosialisasi.

b. Menganalisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.

c. Menganalisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan

masyarakat.

d. Membantu memecahkan masalah-masalah sosial pendidikan.

27
e. Menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif.

f. Menpelajari kelakukan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

Sedangkan menurut Ary Gunawan, tujuan sosiologi pendidikan sebagai

berikut:

a. Menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah

maupun masyarakat. Pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat

terhadap perkembangan pribadi anak perlu diperhatikan.

b. Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar atau

orang yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan peran yang sangat

besar bagi kemajuan masyarakat. Sebab, dengan memiliki ijazah yang

tinggi, seseorang akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi

serta penghasilan yang lebih banyak. Benarkah?

c. Menganalisis status pendidikan di dalam masyarakat. Berdirinya suatu

lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan

tingkatan daerah tempat lembaga pendidikan berada Misalnya, perguruan

tinggi bisa didirikan di tingkat provinsi atau minimal kabupaten yang

cukup baik animo mahasiswanya.

d. Menganalisis partisipasi orang-orang terdidik dalam kegiatan sosial. Peran

atau aktivitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tingkat

kemajuan suatu masyarakat. Orang-orang berpendidikan mudah untuk

berperan dalam masyarakat.

e. Menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa

tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dipulangkan pada filsafat

hidup bangsa tersebut.

28
f. Memberikan latihan-latihan yang efektif dalam bidang sosiologi kepada

guru atau orang yang terlibat dalam pendidikan sehingga memberikan

kontribusi yang tepat terhadap proses pendidikan.

Dari pemaparan tujuan diatas dapat diambil benang merahnya, bahwa

sosioantropologi pendidikan akan memberikan penjelasan yang relevan

dengan kondisi kekinian masyarakat, sehingga setiap individu sebagai anggota

masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan

berbagai fenomena yang muncul dalam masyarakatnya. Namun demikian,

pertumbuhan dan perkembangan masyarakat merupakan bentuk lain dari pola

budaya yang dibentuk oleh suatu masyarakat. Pendidikan tugasnya tentu saja

memberi penjelasan mengapa suatu fenomena terjadi, apakah fenomena

tersebut merupakan sesuatu yang harus terjadi, dan bagaimana mengatasi

segala implikasi yang bersifat buruk dari berkembangnya fenomena tersebut,

sekaligus memelihara implikasi dari berbagai fenomena yang ada.

4. Keselarasan Tujuan Sosiologi dana Antropologi Pendidikan

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat, dan kita juga tahu masyarakat

sudah pasti berkebudayaan, namun perlu diingat antara masyarakat dan

kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan erat. Dalam hal ini masyarakat

menjadi kajian pokok sosiologi dan kebudayaan menjadi kajian pokok

antropologi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih

mendasar dan merupakan tanah dimana kebudayaan itu berpijak.

Dari masing-masing tujuan pembelajaran sosiologi pendidikan dan

antropologi pendidikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

sosiologi-antropologi pendidikan antara lain adalah agar kita :

29
a. Dapat melihat dengan jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun

anggota kelompok atau masyarakat.

b. Mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat dan dapat melihat dunia

atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.

c. Semakin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut

oleh masyarakat lain.

d. Lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala sosial masyarakat

yang makin kompleks

30
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sosioantropologi adalah ilmu yang mempelajari budaya masyakarat suatu

etnis tertentu dan kehidupan sosial nya seperti kesenian tradisional, kehidupan, dan

interaksi sosialnya.Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990),

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang

dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

Dengan kata lain psikologi bisa diartikan sebuah proses tingkah laku seseorang.

Antropologi Psikologi (Psycological Anthropology) adalah subdisiplin ilmu

antropologi. Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani

kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda

(antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya. Nama

subdisiplin ilmu antropologi ini, sebenarnya nama baru dari ilmu yang dahulu

dikenal dengan dengan nama Culture dan Personality (kebudayaan dan

kepribadian), atau kadang juga disebut Ethno-psychology (psikologi suku bangsa).

Beberapa peneliti berusaha melakukan penelitian yang berkenaan dengan

antropologi psikologi. Menurut Singer penelitian antropologi psikologi dapat

dikategorikan ke dalam tiga kelompok permasalahan besar,yaitu:

1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human

nature).

2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu

(typical personality), dan

31
3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian individual (individual

personality).

Sedangkan sosioantropologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari

seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah

pendidikan ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis

atau pendekatan sosiologis.serta memandang sekolah merupakan sebuah

benda budaya yang menjadi skema nilai-nilai dalam membimbing masyarakat.

B. SARAN

Terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas

masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya

penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan

menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun

dari para pembaca.

32
Daftar Pustaka

Suci, I. G. S., Sedana, G., Wijoyo, H., & Indrawan, I. (2020). Pengantar Sosiologi

Pendidikan.

Pasuruan: Qiara Media.

https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2019/01/Paparan-1.pptx

Abdullah Idi, SOSIOLOGI PENDIDIKAN: individu, masyarakat dan pendidikan,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. ke-1, hlm. 6)

Faisal, Sanapiah dan Yasik, Nur. tt. Sosiologi Pendidikan. (Surayaba: Usaha Nasional,

hlm. 11)

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 4)

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta, Rineke Cipta, 2009.

http://nanditooverbeek.blogspot.com/2016/06/resume-sosioantropologi-

pendidikan.html

https://dosenpsikologi.com/penerapan-antropologi-psikologi-dalam-kehidupan-

nyata

33

Anda mungkin juga menyukai