Anda di halaman 1dari 133

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN

DIRI: SEBUAH PENELITIAN DIKALANGAN ANAK BERHADAPAN


HUKUM (ABH) DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA (PSMP)
HANDAYANI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

Shella Rafika Sari


NIM. 106070002308

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN
DIRI: SEBUAH PENELITIAN DIKALANGAN ANAK BERHADAPAN
HUKUM (ABH) DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA (PSMP)
HANDAYANI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

Shella Rafika Sari


NIM. 106070002308

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Jahja Umar, Ph. D M. Avicenna, M. Hsc, Psy


NIP. 130 885 522 NIP. 19770906 200112 1004

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN DIRI: SEBUAH PENELITIAN DIKALANGAN ANAK


BERHADAPAN HUKUM (ABH) DI PANTI SOSIAL MARSUDI
PUTRA (PSMP) HANDAYANI” telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6
Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 6 Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Dekan Pembantu Dekan


Ketua Merangkap Anggota / Sekretaris Merangkap Anggota
Pembimbing I

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si


NIP. 130 885 522 NIP. 1956 1223 1983 032001

Anggota

Ikhwan Luthfi, M.Psi., Psi M. Avicenna, M. Hsc, Psy

NIP. 19730710 200501 1 006 NIP. 19770906 200112 1004


PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shella Rafika Sari


NIM : 106070002308

Dengan ini saya menyatakan bahwa selama melakukan penelitian dan dalam
membuat laporan penelitian dengan skripsi yang berjudul FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DIRI: SEBUAH PENELITIAN
DIKALANGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM (ABH) DI PANTI SOSIAL
MARSUDI PUTRA (PSMP) HANDAYANI adalah benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak melanggar etika akademik seperti penjiplakan, pemalsuan data,
dan manipulasi data. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya
ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. Apabila
dikemudian hari saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya bersedia
untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 6 Desember 2010


Yang Menyatakan

Shella Rafika Sari


NIM. 106070002308
PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT


yang selalu menyertaiku

Kupersembahkan karya ini sebagai


kenang-kenangan untuk orang-orang tersayang:

Ayah, Kakak, dan Alm. Abangku tercinta, Ibu, Abang, saudara-saudaraku,


sahabat-sahabatku, dan semua orang yang kusayangi
MOTTO

“Keajaiban hanya terjadi pada orang-orang


yang pantang menyerah..”
ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi


(B) November 2010
(C) Shella Rafika Sari
(D) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri: Sebuah Penelitian
dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra
(PSMP) Handayani
(E) XIV + 85 Halaman + 59 Lampiran
(F) Penerimaan diri (self acceptance) adalah masalah yang penting dan serius
dalam kehidupan manusia. Penerimaan diri penting karena merupakan asas
untuk membentuk diri yang baik supaya kita dapat menerima kelebihan dan
kekurangan yang ada. Penerimaan diri adalah asas meningkatkan diri untuk
menghadapi cobaan hidup.

Penerimaan diri akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan aspek


penerimaan diri menurut Sheerer (Cronbach, 1963), yaitu perasaan sederajat,
percaya kemampuan diri, bertanggung jawab, orientasi keluar diri,
berpendirian, menyadari keterbatasan dan menerima sifat Kemanusiaan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan pada teori
Hurlock (1974), yaitu pemahaman diri, harapan yang realistik, bebas dari
hambatan lingkungan, sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan,
tidak ada tekanan emosi yang berat, pengaruh keberhasilan, identifikasi
dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, perspektif diri, pola
asuh di masa kecil yang baik dan konsep diri yang stabil. Dengan variabel
kontrol Anak Berhadapan Hukum (ABH) usia 12-18 tahun di Panti Sosial
Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Subjek dalam penelitian ini adalah 106
Anak Berhadapan Hukum (ABH)

Hasil pengujian hipotesis penerimaan diri (self acceptance) sebagai DV


mengahasilkan R2 : 0.185, yang berarti 18,5% dari bervariasinya penerimaan
diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut dengan nilai F yang dihasilkan adalah
2.16. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki probability p < 0.05, maka
dapat dikatakan signifikan. Arah dari koefisien regresi yang signifikan
tersebut, ternyata ditemukan dampak yang positif, yang berarti semakin
tinggi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri, maka semakin
tinggi penerimaan diri dan sebaliknya, semakin rendah faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan diri, maka semakin rendah penerimaan dirinya.
IV yang signifikan dari penerimaan diri (self acceptance) adalah pengaruh
keberhasilan, identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan
diri, dan konsep diri yang stabil.

.
(G) Bahan Bacaan: 18 buku + 19 jurnal + 1 skripsi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan, masukan, dan


arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Jahja Umar, Ph. D selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan arahan selama menyelesaikan skripsi ini.
2. M. Avicenna, M. Hsc, Psy selaku pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan perhatiannya dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Neneng Tati Sumiati, M. Si. Psi selaku pembimbing akademik yang selalu
meluangkan waktu untuk berkonsultasi.
4. Dra. Puji Astuti Santoso., M. Si selaku Kepala Panti Sosial Marsudi Putra
(PSMP) Handayani.
5. Ibu Naning Purwaningsih Handayani., SH selaku penyuluh sosial muda di
Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani yang bersedia membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Staf Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani, Cipayung,
Jakarta Timur.
7. Kepada semua Anak Berhadapan Hukum (ABH) yang telah bersedia
meluangkan waktunya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Ayah dan Kakak yang penulis cintai, yang telah memberikan dukungan serta
do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Sahabatku Merlyna Revelia, yang selalu memberikan perhatian, bantuan, dan
dukungan.
10. Rekan-rekan mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 6 Desember 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i


Halaman Persetujuan ......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iii
Pernyataan .......................................................................................................... iv
Persembahan ...................................................................................................... v
Motto .................................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................ x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 9
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 9
1.3.1 Pembatasan Masalah Penelitian ............................................. 9
1.3.2 Perumusan Masalah Penelitian ............................................... 11
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 12
1.4.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 12
1.4.1.1 Tujuan secara Khusus ....................................................... 12
1.4.1.2 Tujuan secara Umum ........................................................ 12
1.4.2 Manfaat Penelitian .................................................................. 12
1.4.2.1 Manfaat secara Teoritis ..................................................... 12
1.4.2.2 Manfaat secara Praktis ...................................................... 12
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 13
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 14
2.1 Penerimaan Diri (self Acceptance) ............................................... 14
2.2.1 Definisi Penerimaan Diri (self Acceptance) ............................ 14
2.2.2 Aspek-aspek Penerimaan Diri (self Acceptance) .................... 16
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri .............. 18
2.2.4 Proses Terbentuknya Penerimaan Diri (self Acceptance) ...... 23
2.2.5 Dampak dari Penerimaan Diri (self Acceptance) ................... 24
2.2 Anak Berhadapan Hukum (ABH) ................................................ 25
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................... 28
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 33
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 36
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 36
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 36
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 39
3.4 Metode Analisa Data..................................................................... 44
3.5 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Penelitian ............................ 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 49
4.1 Analisis Deskriptif ........................................................................ 49
4.2 Uji Hipotesis ................................................................................. 55
4.2.1 Penerimaan Diri (self Acceptance) sebagai DV ...................... 57
4.2.1.1 Perasaan Sederajat sebagai DV ......................................... 59
4.2.1.2 Percaya Kemampuan Diri sebagai DV ............................. 61
4.2.1.3 Bertanggung Jawab sebagai DV ....................................... 63
4.2.1.4 Orientasi Keluar Diri sebagai DV ..................................... 65
4.2.1.5 Berpendirian sebagai DV .................................................. 66
4.2.1.6 Menyadari Keterbatasan sebagai DV................................ 68
4.2.1.7 Menerima Sifat Kemanusiaan sebagai DV ....................... 70
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN....................................... 74
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 74
5.2 Diskusi .......................................................................................... 74
5.3 Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Penerimaan Diri ............................................... 40


Tabel 3.2 Blue Print Skala Pemahaman Diri ............................................... 41
Tabel 3.3 Blue Print Skala Harapan yang Realistik .................................... 41
Tabel 3.4 Blue Print Skala Bebas dari Hambatan Lingkungan ................... 41
Tabel 3.5 Blue Print Skala Sikap Masyarakat yang Menyenangkan .......... 42
Tabel 3.6 Blue Print Skala Tidak Ada Tekanan Emosi yang Berat ............ 42
Tabel 3.7 Blue Print Skala Pengaruh Keberhasilan .................................... 42
Tabel 3.8 Blue Print Skala Identifikasi Seseorang Penerimaan Diri ........... 43
Tabel 3.9 Blue Print Skala Perspektif Diri .................................................. 43
Tabel 3.10 Blue Print Skala Pola Asuh di Masa Kecil yang Baik ................ 43
Tabel 3.11 Blue Print Skala Konsep Diri yang Stabil ................................... 44
Tabel 3.12 Uji Validitas Skala Penerimaan Diri (Self Acceptance) .............. 47
Tabel 3.13 Uji Validitas Skala Faktor Mempengaruhi Penerimaan Diri ...... 47
Tabel 4.1 Kategorisasi Perasaan Sederajat .................................................. 50
Tabel 4.2 Kategorisasi Percaya Kemampuan Diri....................................... 51
Tabel 4.3 Kategorisasi Bertanggung Jawab ................................................ 51
Tabel 4.4 Kategorisasi Orientasi Keluar Diri .............................................. 52
Tabel 4.5 Kategorisasi Berpendirian ........................................................... 53
Tabel 4.6 Kategorisasi Menyadari Keterbatasan ......................................... 53
Tabel 4.7 Kategorisasi Menerima Sifat Kemanusiaan ................................ 54
Tabel 4.8 Ketujuh Komponen Penerimaan Diri sebagai DV ...................... 72
Tabel 4.9 IV Signifikan pada Ketujuh Komponen Penerimaan Diri ........... 73
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 33


Gambar 2 Penerimaan Diri (Self Acceptance) sebagai DV .............................. 58
Gambar 3 Perasaan Sederajat sebagai DV ....................................................... 60
Gambar 4 Percaya Kemampuan Diri sebagai DV ............................................ 62
Gambar 5 Bertanggung Jawab sebagai DV ...................................................... 64
Gambar 6 Orientasi Keluar Diri sebagai DV ................................................... 65
Gambar 7 Berpendirian sebagai DV................................................................. 67
Gambar 8 Menyadari Keterbatasan sebagai DV .............................................. 69
Gambar 9 Menerima Sifat Kemanusiaan sebagai DV ...................................... 71
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala penerimaan Diri dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Penerimaan Diri
Lampiran 2 : Hasil Pengumpulan Data
Lampiran 3 : Hasil Penelitian
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Pernyataan telah Selesai Penelitian dari Panti Sosial
Marsudi Putra (PSMP) Handayani
BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Penerimaan diri (self acceptance) merupakan variabel yang penting dan telah

teruji dalam berbagai terapi Gestalt dan Rogerian (Carson dan Butcher, 1992).

Pengembangan kesadaran diri dan penerimaan diri individu merupakan objek

utama terapi Gestalt yang mengarah pada aktualisasi diri (Golstein dalam Sarason,

1972). Oleh karena itu, masalah penerimaan diri adalah masalah yang penting dan

serius dalam kehidupan manusia. Penerimaan diri penting karena merupakan asas

untuk membentuk diri yang baik supaya kita dapat menerima kelebihan dan

kekurangan yang ada. Penerimaan diri adalah asas meningkatkan diri untuk

menghadapi cobaan hidup.

Apabila individu tidak memiliki penerimaan diri yang baik, maka perasaan

kecewa, sedih, ketidakpuasan dan hilang semangat akan timbul, bahkan individu

juga akan hilang keyakinan dan tujuan di dalam hidupnya. Ciri-ciri tersebut dapat

mengakibatkan individu tersebut masuk dalam situasi stres apabila menemui

kegagalan dan kemungkinan dapat membuat individu bersikap pasif.

1
Penerimaan diri juga berlaku melalui sosialisasi dengan individu lain

karena penerimaan diri mempengaruhi tindak-tanduk individu dalam menghadapi

cobaan hidup yang dialaminya. Individu yang mempunyai penerimaan diri yang

baik dapat mengatasi atau mengendalikan masalah yang timbul dalam hidupnya.

Pernyataan tersebut di dukung oleh Calhoun dan Acocella (1990) yang

mengatakan bahwa penerimaan diri akan membantu individu dalam

menyesuaikan diri, sehingga sifat-sifat dalam dirinya seimbang dan terintegrasi.

Senada dengan Skinner (1953) yang menyebutkan salah satu kriteria

utama bagi suatu kepribadian yang terintegrasi dengan baik adalah menerima diri

sendiri. Individu yang mempunyai penerimaan diri baik dikatakan sebagai orang

yang menyukai dan menghargai dirinya dengan melihat dirinya berhubungan

dengan dunia luar. Sebaliknya, individu yang mempunyai penerimaan diri yang

buruk melihat dirinya sebagai orang yang membenci dan tidak menghargai diri,

merasa dirinya tidak nyaman dalam berhubungan dengan sekitarnya.

Hurlock (1974) membagi dampak penerimaan diri menjadi dua kategori.

Pertama, dalam penyesuaian diri. Orang yang memiliki penerimaan diri, mampu

mengenali kelebihan dan kekurangannya. Ia biasanya memiliki keyakinan diri

(self confidence) dan harga diri (self esteem). Pendapat tersebut sejalan dengan

pernyataan Brooks & Golstein (2009) bahwa penerimaan diri dikaitkan dengan

penghargaan diri dan rasa percaya diri. Individu lebih dapat menerima kritik demi

perkembangan dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa aman

untuk mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai dirinya

secara lebih realistik, sehingga dapat menggunakan potensinya secara efektif.

2
Dengan penilaian realistik terhadap diri, seseorang akan bersikap jujur dan merasa

puas menjadi dirinya sendiri tanpa ada keinginan untuk menjadi orang lain.

Kedua, dalam penyesuaian sosial. Penerimaan diri biasanya disertai

dengan adanya penerimaan pada orang lain. Orang yang memiliki penerimaan diri

akan merasa aman untuk menerima orang lain, memberikan perhatiannya pada

orang lain, serta menaruh minat terhadap orang lain, seperti menunjukan rasa

empati dan simpati.

Dengan demikian, orang yang memiliki penerimaan diri dapat melakukan

penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasa

rendah diri, sehingga mereka cenderung lebih berorientasi pada dirinya sendiri

(self oriented). Ia dapat mengatasi keadaan emosionalnya tanpa mengganggu

orang lain, serta toleran dan memiliki dorongan untuk membantu orang lain.

Individu yang memiliki penerimaan diri rendah cenderung tidak berani

menghadapi cobaan dan senantiasa mencoba melarikan diri dari masalah atau

tanggung jawab (Hurlock, 1974). Ini disebabkan karena individu tersebut takut

menghadapi kegagalan, sehingga individu tidak ingin melibatkan diri dalam

berbagai aktivitas dan akan mengasingkan diri dari orang lain. Individu senantiasa

memikirkan sesuatu yang tidak baik pada diri mereka sendiri, bersikap pesimistik

dengan masa depannya, bahkan bertingkah laku buruk pada pendapat, pandangan

ataupun kritikan orang lain. Emosi dan mental individu menjadi mudah

dipengaruhi oleh unsur-unsur luar karena tidak mempunyai keyakinan, tidak

berpendirian, dan tidak tabah, sehingga individu tidak dapat membuat keputusan

mengenai apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya.

3
Penerimaan diri yang rendah merupakan faktor penting yang

mempengaruhi ide dan percobaan bunuh diri (Golstein dalam Sarason, 1972).

Ketika ditolak oleh kelompok maupun lingkungan sekitarnya, individu yang

memiliki penerimaan diri yang baik mungkin akan merasa tertekan untuk

sementara, tapi perasan itu akan segera hilang. Individu bebas dari kesalahan

manusiawi dan tidak memandang dirinya sebagai seseorang yang harus marah,

takut atau menghindar dari konflik keinginan. Individu merasa memiliki hak

untuk mempunyai ide, aspirasi, dan keinginan sendiri, sehingga mereka tidak akan

mengeluh tentang kepuasan hidup. Sedangkan individu dengan penerimaan diri

yang rendah akan terus merasa ditolak karena perasaan rendah dirinya dan merasa

dirinya lebih buruk dari teman-temannya.

Penerimaan diri merupakan hasil instropeksi melalui pengamatan,

pemikiran dan perasaan diri. Pernyataan tersebut didukung oleh Chaplin (2006)

yang menyatakan proses penerimaan diri dimulai melalui proses pengamatan,

pemikiran dan perasaan serta penilaian-penilaian terhadap diri sendiri. Senada

dengan Cronbach (1963) yang mengatakan bahwa untuk mencapai penerimaan

diri harus melalui introspeksi terhadap diri sendiri. Supraptiknya (1995)

menambahkan bahwa proses terbentuknya penerimaan diri berkaitan dengan

pembukaan diri, kesehatan psikologis dan penerimaan terhadap orang lain.

Jika seseorang dapat menerima diri dengan baik maka dengan mudah akan

membuka diri. Demi penerimaan diri maka kita harus bersikap tulus dan jujur

dalam membuka diri. Bila kita menyembunyikan sesuatu tentang diri kita,

penerimaan yang ditunjukkan oleh orang lain atas diri kita justru bisa mengurangi

4
penerimaan diri kita. Selanjutnya, kesehatan psikologis berkaitan erat dengan

kualitas perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Orang yang sehat secara

psikologis memandang dirinya disenangi, mampu, berharga dan diterima oleh

orang lain. Oleh karena itu, agar kita tumbuh dan berkembang secara psikologis,

kita harus menerima diri kita. Bila kita berpikir positif tentang diri kita, maka kita

akan berpikir positif tentang orang lain.

Dengan demikian, masalah penerimaan diri menjadi sangat penting bagi

seseorang, maka penting pula untuk diteliti. Peneliti berminat untuk meneliti

penerimaan diri pada Anak Berhadapan Hukum (ABH), karena pengalaman

selama dipenjara akan membuat penerimaan diri yang tadinya baik akan menjadi

terhambat, bahkan mungkin rusak. Di mana hal tersebut juga dapat kita lihat dari

proses terbentuknya penerimaan diri yang telah dijelaskan sebelumnya.

Layaknya hukum rimba, di penjara orang-orang yang mempunyai

kekuatan akan menguasai orang-orang yang lemah dan biasanya semakin berat

tingkat kejahatan seseorang maka ia akan semakin dihargai. Tahanan anak

seringkali diperlakukan sama dalam penjara layaknya tahanan dewasa. Terlebih

lagi ketika tahanan anak ini bersatu dengan para tahanan dewasa, karena

terkadang mereka harus bersatu dan berinteraksi dengan para tahanan dewasa.

Interaksi yang sangat terbuka antara tahanan anak dengan tahanan dewasa

seringkali membawa efek negatif bagi tahanan anak. Beberapa efek lain terjadi di

dalam tahanan, seperti perkelahian antar tahanan anak atau pemalakan yang

dilakukan oleh beberapa tahanan yang menjadi kaki tangan tahanan dewasa,

sehingga tahanan anak seringkali menjadi korban eksploitasi para tahanan dewasa.

5
Bahkan setelah bebas, mereka masih harus dihadapkan dengan stigma buruk dari

masyarakat di sekitarnya. Penjara dengan segala macam permasalahan dan

kondisinya telah menjadi identitas sosial tersendiri di masyarakat. Penjara sebagai

tempat berkumpulnya orang-orang yang dinilai telah melakukan tindak kejahatan

di tengah masyarakat, secara laten telah menerapkan beberapa nilai tersendiri.

Anak Berhadapan Hukum (ABH) yang ingin kembali dalam masyarakat

dan ingin hidup normal berada dalam suatu dilema. Di satu sisi, mereka ingin

kembali bisa hidup bersama dengan masyarakat umum, tetapi di sisi lain mereka

merasa kesulitan untuk merubah sikap dan pandangan masyarakat yang telah

memberikan predikat buruk pada orang-orang yang keluar dari penjara. Kondisi

yang demikian ini mengakibatkan kehidupan psikis ABH kurang stabil, banyak

memendam konflik internal dan konflik dengan lingkungannya. Akibatnya, ABH

dalam kelanjutan hidupnya menemui kesulitan untuk menerima diri dalam

keadaannya yang sebenarnya. Masalah inilah yang perlu mendapatkan perhatian,

yaitu kondisi penerimaan diri pada ABH.

Individu yang dapat menerima dirinya sendiri berarti individu yang

mampu menerima keberadaan diri apa adanya, menerima semua kelebihan dan

kekurangan dirinya. Penerimaan diri dalam kehidupan merupakan proses untuk

mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Seseorang yang

mampu menerima keberadaan dirinya sendiri memiliki kemampuan untuk

berinteraksi dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Penerimaan diri

bagi seseorang yang pernah mengalami kehidupan hitam sering membuat orang

yang bersangkutan sulit menerima dirinya.

6
Selanjutnya, yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri (self acceptance), seperti pemahaman diri,

harapan yang realistik, bebas dari hambatan lingkungan, sikap-sikap anggota

masyarakat yang menyenangkan, tidak ada tekanan emosi yang berat, pengaruh

keberhasilan, identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri,

perspektif diri, pola asuh di masa kecil yang baik, dan konsep diri yang stabil.

Semua faktor-faktor penerimaan diri tersebut akan membawa seseorang ke

karakteristik individu yang memiliki penerimaan diri yang baik.

Allport (dalam Hjelle & Zeigler, 1992) menyatakan bahwa karakteristik

individu yang memiliki penerimaan diri yang baik adalah memiliki gambaran

yang positif tentang dirinya, dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa

frustasi dan kemarahannya, dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi

mereka apabila orang lain memberikan kritik, serta dapat mengatur keadaan emosi

mereka dari rasa marah.

Senada dengan Hjelle (1992) yang mengemukakan bahwa karakteristik

seseorang yang memiliki penerimaan diri yang tinggi adalah mempunyai

gambaran positif terhadap dirinya dan dapat bertahan dalam kegagalan atau

kepedihan serta dapat mengatasi keadaan emosionalnya seperti depresi, marah dan

rasa bersalah.

Sheerer (dalam Cronbach, 1963) menyatakan bahwa ciri-ciri seseorang

yang mau menerima diri adalahm empunyai keyakinan akan kemampuannya

untuk menghadapi kehidupannya, menganggap dirinya berharga sebagai

seseorang manusia yang sederajat dengan orang lain, berani memikul tanggung

7
jawab terhadap perilakunya, menerima pujian dan celaan secara objektif, tidak

menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya ataupun mengingkari

kelebihannya.

Jersild (1978) memberikan perbedaan karakteristik individu yang

menerima keadaan dirinya atau yang telah mengembangkan sikap penerimaan

terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri, yakin akan standar-standar dan

pengakuan terhadap dirinya tanpa terpaku pada pendapat orang lain dan memiliki

perhitungan akan keterbatasan dirinya dan tidak melihat pada dirinya sendiri

secara irrasional. Orang yang menerima dirinya menyadari asset diri yang

dimilikinya, dan merasa bebas untuk menarik atau melakukan keinginannya.

Mereka juga menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri.

Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri sangat

penting untuk ditelaah lebih dalam, karena faktor-faktor tersebut adalah penentu

dari karakteristik penerimaan diri yang baik pada individu. Dengan demikian,

berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dan peneliti ingin mengetahui “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Diri: Sebuah Penelitian dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.”

8
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani?

2. Dan diantara faktor-faktor tersebut, faktor manakah yang paling besar

pengaruhnya dibandingkan dengan faktor yang lainnya?

3. Apakah faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam mempengaruhi

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani?

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi

permasalahan yang akan diuraikan, yaitu:

1. Penerimaan diri yang dimaksud adalah kemampuan individu yang

mencerminkan perasaan menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada

dirinya, serta dapat mengelola potensi dan keterbatasan dirinya dengan baik.

Penerimaan diri akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan aspek

penerimaan diri menurut Sheerer (Cronbach, 1963) sebagai berikut:

a. Perasaan sederajat

b. Percaya kemampuan diri

c. Bertanggung jawab

9
d. Orientasi keluar diri

e. Berpendirian

f. Menyadari keterbatasan

g. Menerima sifat Kemanusiaan

2. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang digunakan berdasarkan pada

teori Hurlock (1974), yaitu:

a. Pemahaman diri

b. Harapan yang realistik

c. Bebas dari hambatan lingkungan

d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

e. Tidak ada tekanan emosi yang berat

f. Pengaruh keberhasilan

g. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

h. Perspektif diri

i. Pola asuh di masa kecil yang baik

j. Konsep diri yang stabil

3. Faktor non psikologis yang akan digunakan sebagai variabel kontrol dalam

penelitian ini adalah Anak Berhadapan Hukum (ABH) usia 12-18 tahun.

4. Subjek dalam penelitian ini adalah Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Dengan beberapa alasan dari

peneliti, antara lain:

10
a. Penerimaan diri akan terlihat lebih mencolok atau dominan pada Anak

Berhadapan Hukum (ABH) untuk menentukan masa depan mereka

dibandingkan anak-anak biasa yang tidak memiliki masa lalu di penjara.

b. Penerimaan diri lebih bervariasi pada Anak Berhadapan Hukum (ABH)

dibandingkan tidak.

c. Dapat lebih terlihat dampak pengaruh penerimaan dirinya pada Anak

Berhadapan Hukum (ABH) jika dibandingkan dengan anak-anak biasa

yang tidak memiliki pengalaman-pengalaman selama di penjara.

1.3.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah ditentukan,

maka pertanyaan penelitian yang bisa dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi penerimaan diri dikalangan

Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

2. Serta bagaimana variabel tersebut saling berinteraksi dalam mempengaruhi

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

11
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1.4.1.1 Tujuan secara Khusus

Tujuan penelitian secara khusus adalah untuk menemukan faktor-faktor yang

secara signifikan mempengaruhi tinggi rendahnya penerimaan diri dikalangan

Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

1.4.1.2 Tujuan secara Umum

Tujuan penelitian secara umum adalah:

1. Agar bisa diketahui subjek yang penerimaan dirinya tinggi atau rendah.

2. Supaya dapat diberikan perlakuan (treatment) yang tepat bagi mereka yang

memiliki penerimaan diri yang rendah.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini berguna sebagai sumbangan ilmiah bagi

pengembangan wacana dan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH).

1.4.2.2 Manfaat secara Praktis

Secara praktis, dapat dirumuskan kebijakan khusus atau saran di bidang

pendidikan mengenai penerimaan diri, untuk menghindari penerimaan diri yang

rendah.

12
1.5 Sistematika Penulisan

Penulis menggunakan sistematika yang sudah baku dalam penulisan skripsi,

seperti pada petunjuk penulisan skripsi baku yang diterbitkan khusus oleh

Fakultas Psikologi UIN Jakarta:

Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian pustaka yang berisikan segala teori yang menunjang penelitian.

Bab ini berisikan mengenai teori penerimaan diri (self acceptance) dan

Anak Berhadapan Hukum (ABH). Bab ini dilengkapi dengan kerangka

berpikir dan hipotesis.

Bab 3 Metode Penelitian. Bab ini berisikan populasi dan sampel penelitian,

variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, metode analisa data.

Bab 4 Hasil Penelitian. Pada bab ini dijelaskan dan dijabarkan data hasil

penelitian yang telah didapatkan berikut analisis data berdasarkan

statistika dan kesimpulan.

Bab 5 Diskusi dan Saran. Pada bab akhir ini penulis mendiskusikan seluruh data

yang diperoleh dari penelitian dengan teori dan penelitian-penelitian

terkait dengan penelitian ini dan menyampaikan saran berdasarkan atas

proses dan hasil penelitian yang dilakukan.

13
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan pada penelitian, kerangka

berpikir, dan hipotesis.

2.1 Penerimaan Diri (Self Acceptance)

2.2.1 Definisi Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Chaplin (2006) menyatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang pada

dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat

sendiri, serta pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri.

Elizabeth Bergner Hurlock (1974), mengemukakan bahwa penerimaan diri

sebagai gelar yang diberikan oleh individu itu sendiri setelah mengetahui dan

mempertimbangkan karakteristik pribadinya, serta mampu dan dapat

menerimanya.

Menurut Lee J. Cronbach (1963), penerimaan diri merupakan karakteristik

yang lebih dalam hingga batas tertentu, yang menjelaskan mengapa orang

bertindak seperti yang dilakukannya. Dengan arti keadaan di mana seorang

individu memiliki penilaian positif terhadap dirinya, menerima serta mengakui

segala kelebihan maupun segala keterbatasan yang ada dalam dirinya tanpa

merasa malu atau merasa bersalah terhadap kodrat dirinya.

14
Maslow (1970), menyatakan bahwa penerimaan diri merupakan suatu

tingkat kemampuan individu untuk hidup dengan segala kekhususan diri yang

dapat melalui pengenalan diri secara utuh.

Menurut Johada (1958) penerimaan diri mengandung pengertian bahwa

individu telah belajar untuk hidup dengan dirinya sendiri, dalam arti individu

dapat menerima kelebihan maupun kekurangan yang ditemukan dalam dirinya.

Schultz (Ratnawati, 1990) menyatakan penerimaan diri mengandaikan

adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang, yang menunjukkan kualitas

diri sehingga penerimaan diri dibentuk dari hasil dari tinjauan pada seluruh

kemampuan diri.

Supraktiknya (1995), menyatakan bahwa penerimaan diri adalah memiliki

penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri atau tidak bersikap sinis terhadap

diri sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan kerelaan membuka diri atau

mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain, kesehatan

psikologis serta penerimaan terhadap orang lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah

kemampuan individu yang mencerminkan perasaan menerima kelebihan dan

kekurangan yang ada pada dirinya, serta dapat mengelola potensi dan keterbatasan

dirinya dengan baik.

15
2.2.2 Aspek-aspek Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Dalam Cronbach (1963), Elizabeth Sheerer mengatakan bahwa aspek-aspek

penerimaan diri meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perasaan sederajat

Individu menganggap dirinya berharga dengan manusia yang sederajat dengan

orang lain, sehingga individu tidak merasa sebagai orang yang istimewa atau

menyimpang dari orang lain. Individu merasa dirinya mempunyai kelemahan

dan kelebihan seperti orang lain.

2. Percaya kemampuan diri

Individu yang mempunyai kemampuan untuk menghadapi kehidupan. Hal ini

tampak dari sikap individu yang percaya diri, lebih suka mengembangkan

sikap baiknya dan mengeliminasi sifat buruknya dari pada ingin menjadi

orang lain, sehingga individu merasa puas pada dirinya sendiri.

3. Bertanggung jawab

Individu berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya, sehingga

menerima diri apa adanya.

4. Orientasi keluar diri

Individu lebih mempunyai orientasi keluar diri daripada kedalam. Individu

lebih suka memperhatikan dan toleran terhadap orang lain, sehingga

mendapatkan penerimaan sosial dari lingkungannya.

16
5. Berpendirian

Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap nyaman

(conform) terhadap tekanan sosial, oleh karena itu individu yang mampu

menerima diri mempunyai sikap dan kepercayaan diri pada tindakannya.

6. Menyadari keterbatasan

Individu tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya atau mengingkari

kelebihannya.

7. Menerima sifat kemanusiaan

Individu tidak menyangkal emosi. Individu mengenali perasaan marah, takut

dan cemas, tanpa menganggap sebagai sesuatu yang harus diingkari atau

ditutupi.

Dalam Hurlock (1974), Jersild menjelaskan bahwa orang yang memiliki

penerimaan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penilaian yang realistik tentang sumber daya yang dimilikinya, yang

dikombinasikan dengan apresiasi atas dirinya secara keseluruhan. Individu

yang memiliki penerimaan diri berfikir lebih realistik tentang penampilan dan

bagaimana dirinya terlihat dalam pandangan orang lain. Individu tersebut

dapat melakukan sesuatu dan berbicara dengan baik mengenai dirinya yang

sebenarnya.

2. Kepastian akan standar dan teguh pada pendiriannya, serta mempunyai

penilaian yang realistik terhadap keterbatasannya tanpa mencela diri. Individu

mempunyai kemampuan untuk menerima kritikan bahkan dapat mengambil

17
3. Tahu kelebihan apa saja yang dimiliki

Individu memiliki kejujuran untuk menerima dirinya sebagai apa dan untuk

apa nantinya serta tidak menyukai kepura-puraan.

4. Mampu mengatasi segala kekurangan yang ada

Individu dengan penerimaan diri mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk

menikmati hal-hal dalam hidupnya. Individu tersebut tidak hanya leluasa

menikmati sesuatu yang dilakukannya. Akan tetapi, juga leluasa untuk

menolak atau menghindari sesuatu yang tidak ingin dilakukannya, bahkan

mampu untuk mengatasi segala kekurangan yang di milikinya.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Hurlock (1974) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan

diri sebagai berikut:

1. Pemahaman diri

Pemahaman diri adalah persepsi diri yang ditandai dengan ketulusan, bukan

kepura-puraan. Individu tidak hanya mengakui fakta-fakta, tetapi juga

menyadari arti pentingnya fakta. Individu yang memahami dirinya sendiri

18
tidak akan tergantung pada kapasitas intelektualnya saja, tetapi juga pada

kesempatan untuk penemuan dirinya. Kurangnya pemahaman diri mungkin

menjadi kenyataan dari ketidaktahuan, kurangnya kesempatan untuk

penemuan diri atau keinginan untuk melihat dirinya hanya sebagai ia ingin

menjadi, tidak seperti ia sebenarnya. Semakin baik seseorang memahami

dirinya sendiri, semakin baik ia bisa menerima dirinya sendiri. Begitu juga

sebaliknya, kurangnya pemahaman diri menyebabkan ia tidak bisa menerima

dirinya sendiri.

2. Harapan yang realistik

Harapan lebih cenderung bersikap realistik ketika individu dapat

merumuskannya sendiri daripada membiarkan individu lain

mempengaruhinya, serta mampu mengenali keterbatasan serta kekuatannya.

Ketika seseorang memiliki harapan untuk pencapaian yang realistik,

kemungkinan besar kinerjanya akan muncul untuk harapannya. Hal ini akan

memberikan kontribusi untuk kepuasan diri yang penting di dalam

penerimaan diri.

3. Bebas dari hambatan lingkungan

Bebas dari hambatan lingkungan adalah ketika individu dapat memiliki

kontrol dan orang-orang disekitar mendorongnya untuk mencapai

keberhasilan. Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang realistik dapat

berasal dari hambatan lingkungan di mana orang tersebut tidak memiliki

kontrol, seperti diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, atau agama.

Ketika ini terjadi, maka akan sulit untuk menemukan penerimaan dirinya.

19
Ketika hambatan di jalannya dihapus dan kapan orang tua, guru, teman

sebaya atau perusahaan mendorong orang untuk mencapai keberhasilan dan

ia mampu, ia akan merasa puas dengan prestasi itu.

4. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

Kondisi utama yang menyebabkan evaluasi sosial yang menguntungkan

adalah tidak adanya prasangka terhadap orang atau anggota keluarganya,

terutama wawasan sosial yang memungkinkan orang lain mengerti

bagaimana ia merasa, serta kesediaan untuk menerima adat-istiadat

kelompok dalam berpakaian, penampilan, ucapan, dan perilaku.

5. Tidak ada tekanan emosi yang berat

Tidak adanya stres emosional adalah ketika individu berusaha melakukan

yang terbaik dan berorientasi keluar diri, sehingga individu tersebut menjadi

santai dan tidak tegang, senang dan tidak marah, atau benci dan frustrasi.

Kondisi ini berkontribusi pada evaluasi sosial yang menguntungkan. Tekanan

emosi dapat menyebabkan gangguan dalam homeostasis fisik dan psikologis.

Tekanan emosi yang berkepanjangan dapat memunculkan perilaku yang

menyimpang dan orang lain dapat menolak individu tersebut. Selain itu,

gangguan dalam homeostasis fisik yang menyertai tekanan emosi membuat

orang yang bekerja menjadi kurang efisien dan merasa sangat lelah serta lesu

atau tegang, sehingga ia akan bereaksi negatif terhadap orang.

6. Pengaruh keberhasilan

Pengaruh keberhasilan adalah ketika individu memiliki cita-cita yang terlalu

tinggi dan keberhasilan yang dialami akan memberikan pengaruh walaupun

20
keberhasilan tersebut bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Keberhasilan

sangat jauh lebih penting karena keberhasilan dapat menimbulkan

penerimaan diri dan sebaliknya kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan

adanya penolakan diri.

7. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri adalah ketika

individu melakukan indentifikasi dengan seseorang yang mempunyai

penerimaan diri yang baik, maka ia akan memiliki kecenderungan untuk

mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan dan dapat

berperilaku dengan cara yang mengarah pada penilaian yang menguntungkan

dirinya.

Identifikasi dapat menjadi kuat di usia berapa pun, namun yang paling

banyak terjadi pada tahun-tahun awal ketika pandangan hidup sedang

dibentuk dan ketika dasar-dasar penyesuaian pribadi sedang diletakkan. Itu

sebabnya lingkungan rumah yang menyediakan anak dengan baik

disesuaikan dengan sumber identifikasi akan kontribusi untuk pengembangan

kepribadian yang sehat. Biasanya ibu yang paling sering dipilih sebagai

sumber identifikasi karena memiliki pengaruh kuat pada anak mengenai pola

kepribadian.

8. Perspektif diri

Perspektif diri adalah memperhatikan pandangan orang lain tentang dirinya,

yang diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Seseorang yang bisa melihat

21
dirinya seperti orang lain melihat dia memiliki pemahaman diri yang lebih

besar dari satu perspektif diri yang cenderung sempit dan terdistorsi. Sebuah

pencerahan perspektif diri dalam memfasilitasi penerimaan diri.

9. Pola asuh di masa kecil yang baik

Pola asuh di masa kecil yang baik adalah ketika individu mendapatkan

pelatihan yang baik, yang mengarah ke pola kepribadian yang sehat, yang di

dapat di masa kanak-kanak. Meskipun penyesuaian diri individu dapat

berubah secara radikal sebagaimana hidupnya berlangsung, tetapi inti dari

konsep diri yang menentukan apa yang sesuai untuk hidupnya, yang dimulai

di masa kanak-kanak. Itu sebabnya rumah dan pelatihan sekolah sangat

penting.

10. Konsep diri yang stabil

Sebuah konsep diri yang stabil yaitu ketika individu tersebut melihat dirinya

dengan cara yang sama hampir sepanjang waktu dan mampu memberikan

individu yang lain gambaran yang jelas tentang apa dia sebenarnya karena ia

tidak ambivalen tentang dirinya dikemudian hari. Konsep diri akan

menguntungkan individu yang menerima diri sendiri. Jika tidak

menguntungkan, secara alami akan mengakibatkan penolakan diri. Sebuah

konsep diri yang tidak stabil yaitu ketika individu melihat dirinya baik hanya

beberapa kali dan gagal untuk memberi orang gambaran yang jelas tentang

apa dia sebenarnya karena ia ambivalen tentang dirinya dikemudian hari. Jika

individu tersebut mengembangkan kebiasaan untuk memiliki penerimaan

22
diri, maka ia harus melihat dirinya sesering mungkin agar dapat memperkuat

konsep dirinya, sehingga penerimaan diri menjadi kebiasaan.

2.2.4 Proses Terbentuknya Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Supraptiknya (1995) mengemukakan bahwa proses terbentuknya penerimaan diri

berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Pembukaan diri

Jika seseorang dapat menerima diri dengan baik maka dapat dengan mudah

membuka diri. Demi penerimaan diri maka kita harus bersikap tulus dan jujur,

dalam membuka diri. Bila kita menyembunyikan sesuatu tentang diri kita,

penerimaan yang ditunjukkan oleh orang lain atas diri kita justru bisa

mengurangi penerimaan diri kita.

b. Kesehatan psikologis

Kesehatan psikologis berkaitan erat dengan kualitas perasaan kita terhadap

diri kita sendiri. Orang yang sehat secara psikologis memandang dirinya

disenangi, mampu, berharga, dan diterima oleh orang lain. Agar kita tumbuh

dan berkembang secara psikologis kita harus menerima diri kita.

c. Penerimaan terhadap orang lain

Seseorang yang menerima dirinya biasanya lebih bisa menerima orang lain.

Bila kita berpikir positif tentang diri kita, maka kita akan berpikir positif

tentang orang lain.

23
2.2.5 Dampak dari Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Hurlock (1974) membagi dampak dari penerimaan diri menjadi dua kategori

sebagai berikut:

1. Dalam penyesuaian diri

Orang yang memiliki penerimaan diri mampu mengenali kelebihan dan

kekurangannya. Ia biasanya memiliki keyakinan diri (self confidence) dan

harga diri (self esteem). Selain itu, mereka juga lebih dapat menerima kritik

demi perkembangan dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa

aman untuk mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai

dirinya secara lebih realistik sehingga dapat menggunakan potensinya secara

efektif. Dengan penilaian yang realistik terhadap diri, seseorang akan bersikap

jujur dan tidak berpura-pura. Ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya

sendiri tanpa ada keinginan untuk menjadi orang lain.

2. Dalam penyesuaian sosial

Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan pada orang lain.

Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk menerima

orang lain, memberikan perhatiannya pada orang lain, serta menaruh minat

terhadap orang lain, seperti menunjukan rasa empati dan simpati. Dengan

demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat melakukan penyesuaian

sosial yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri,

sehingga mereka cenderung berorientasi pada dirinya sendiri (self oriented). Ia

dapat mengatasi keadaan emosionalnya tanpa mengganggu orang lain, serta

toleran dan memiliki dorongan untuk membantu orang lain.

24
Penerimaan diri sangat berhubungan erat dengan konsep diri karena

penerimaan diri memiliki peranan yang penting dalam pembentukan konsep

diri dan kepribadian yang positif. Orang yang memiliki penerimaan diri yang

baik maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu

mengacu pada gambaran diri ideal, sehingga bisa menerima gambaran dirinya

yang sesuai dengan realitas.

2.2 Anak Berhadapan Hukum (ABH)

Anak adalah manusia yang belum matang, seperti yang didefinisikan dalam

hukum internasional bahwa mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun.

Masa kanak-kanak adalah suatu tahapan dalam siklus kehidupan sebelum mereka

mendapat peran dan bertanggung jawab penuh sebagai orang dewasa. Masa anak

adalah masa di mana ia memerlukan perhatian dan perlindungan khusus, seiring

persiapan menuju pada kehidupan menjadi dewasa.

Sebagian kecil anak tak dapat memahami secara utuh aturan hidup di

dalam masyarakat, baik disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua, kurang

kasih sayang, kurang kehangatan jiwa, adanya kekerasan di dalam keluarga dan

masyarakat yang membawa dampak pada terbentuknya sikap dan perilaku

menyimpang anak di masyarakat, yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.

Sebagian perilaku menyimpang tersebut akan bersentuhan dengan ketentuan

hukum. Anak-anak inilah yang disebut anak yang berhadapan dengan hukum

(ABH). Definisi anak dan pelanggaran hukum menurut Peraturan Minimum

25
Standar Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Administrasi Peradilan Bagi

Remaja (Beijing Rules), dalam peraturan 2.2.

Pertama, seorang anak menurut sistem hukum masing-masing

diperlakukan atas suatu pelanggaran hukum dengan cara yang berbeda dari

perlakuan terhadap orang dewasa. Kedua, suatu pelanggaran hukum adalah

perilaku apapun (tindakan/kelalaian) yang dapat dihukum oleh hukum menurut

sistem-sistem hukum masing-masing. Ketiga, seorang pelanggar hukum berusia

remaja adalah seorang anak yang diduga melakukan/ditemukan telah melakukan

suatu pelanggaran hukum.

Senada dengan Pasal 1 butir 2 UU No.3 tahun 1997, menyebutkan anak-

anak nakal adalah : 1) Anak yang melakukan tindak pidana atau; 2) Anak yang

melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut

peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain.

Di Indonesia, batas umur anak yang dapat diajukan ke sidang anak antara

lain umur 8-18 tahun. Tetapi bagi anak yang melakukan tindak pidana pada usia

8-12 tahun tidak dapat dikenakan pidana. Jadi, batas usia untuk anak yang

melakukan tindak pidana dan dipertanggungjawabkan dalam hukum pidana dan

dijatuhi pidana adalah usia 12-18 tahun.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti

memilih subjek dengan rentang usia 12-18 tahun. Dengan beberapa alasan sebagai

berikut:

26
1. Sesuai dengan latar belakang pada penelitian ini yang mengkhususkan pada

remaja.

2. Subjek di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani mengenai Anak

Berhadapan Hukum (ABH) lebih dominan remaja dan sudah di kelompokkan,

sehingga memudahkan peneliti. Sedangkan alasan peneliti mememilih Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani adalah:

a. Tempatnya mudah dijangkau oleh peneliti.

b. Peneliti melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Panti tersebut,

sehingga memudahkan peneliti untuk berinteraksi lebih dengan subjek

yang sudah dikenal sebelumnya.

Untuk kondisi psikologis ABH dapat dikatakan kurang stabil, banyak

memendam konflik internal dan konflik dengan lingkungannya. Hal ini

dikarenakan interaksi yang sangat terbuka antara tahanan anak dengan tahanan

dewasa seringkali membawa efek negatif bagi tahanan anak. Beberapa efek lain

terjadi di dalam tahanan, seperti perkelahian antar tahanan anak atau pemalakan

yang dilakukan oleh beberapa tahanan yang menjadi kaki tangan tahanan dewasa,

sehingga tahanan anak seringkali menjadi korban eksploitasi para tahanan dewasa.

Bahkan setelah bebas, mereka masih harus dihadapkan dengan stigma buruk dari

masyarakat di sekitarnya. Kondisi yang seperti itu memungkinkan ABH dalam

kelanjutan hidupnya menemui kesulitan untuk menerima diri dalam keadaannya

yang sebenarnya.

27
2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan faktor-faktor penerimaan diri yang telah ditentukan, maka faktor-

faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap penerimaan diri Anak

Berhadapan Hukum (ABH) meliputi pemahaman diri, harapan yang realistik,

bebas dari hambatan lingkungan, sikap-sikap anggota masyarakat yang

menyenangkan, tidak ada tekanan emosi yang berat, pengaruh keberhasilan,

identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, perspektif diri,

pola asuh di masa kecil yang baik, dan konsep diri yang stabil.

Faktor-faktor penerimaan diri tersebutlah yang akan membawa seseorang

ke karakteristik individu yang memiliki penerimaan diri yang baik. Karena jika

seseorang memiliki karakteristik penerimaan diri yang baik, maka individu

tersebut dapat dengan mudah membuka diri. Individu akan memandang dirinya

disenangi, mampu, berharga dan diterima oleh orang lain. Bila kita berpikir positif

tentang diri kita, maka kita akan berpikir positif tentang orang lain. Begitu juga

sebaliknya, bila kita menyembunyikan sesuatu tentang diri kita, penerimaan yang

ditunjukkan oleh orang lain atas diri kita justru bisa mengurangi penerimaan diri

kita.

Selanjutnya, karakteristik individu yang memiliki penerimaan diri rendah

cenderung tidak berani menghadapi cobaan dan senantiasa mencoba melarikan

diri dari masalah atau tanggung jawab karena individu tersebut takut menghadapi

kegagalan, sehingga individu tidak ingin melibatkan diri dalam berbagai aktivitas

dan akan mengasingkan diri dari orang lain. Individu senantiasa memikirkan

sesuatu yang tidak baik pada diri mereka sendiri, bersikap pesimistik dengan masa

28
depannya, bahkan bertingkah laku buruk pada pendapat, pandangan ataupun

kritikan orang lain. Emosi dan mental individu menjadi mudah dipengaruhi oleh

unsur-unsur luar karena tidak mempunyai keyakinan, tidak berpendirian, dan

tidak tabah, sehingga individu tidak dapat membuat keputusan mengenai apa yang

baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Selain itu, individu akan merasa ditolak

karena merasa dirinya lebih buruk dari teman-temannya.

Selanjutnya, jika diuraikan lebih satu-persatu dari faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri, dimulai dari pemahaman diri, yaitu pemahaman

tentang diri sendiri. Hal ini dapat timbul dari kesempatan seseorang untuk

mengenali kemampuan dan ketidakmampuannya. Individu yang dapat memahami

dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan intelektualnya saja,

tetapi juga pada kesempatannya untuk penemuan diri sendiri. Oleh karena itu,

pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan dengan berdampingan, maksudnya

semakin orang dapat memahami dirinya, maka semakin dapat menerima dirinya.

Yang kedua adalah adanya harapan yang realistik. Hal ini timbul jika

individu menentukan sendiri harapannya, yang disesuaikan dengan pemahaman

dengan kemampuannya, bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai

tujuannya, sehinnga memungkinkan seseorang untuk menilai dirinya secara lebih

realistis sehingga dapat menggunakan potensinya secara efektif. Dengan penilaian

yang realistis terhadap diri, seseorang akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura.

Selain itu ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri tanpa ada keinginan

untuk menjadi orang lain. Dengan memiliki harapan yang realistik, maka akan

29
semakin besar kesempatan tercapainya harapan itu, dan hal ini akan menimbulkan

kepuasan diri, yang merupakan hal penting dalam penerimaan diri.

Yang ketiga adalah bebas dari hambatan lingkungan. Walaupun seseorang

sudah memiliki harapan yang realistik, tetapi bila lingkungan disekitarnya tidak

memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapan orang tersebut

tentu akan sulit tercapai. Oleh karena itu bebas dari hambatan libgkungan juga

merupakan faktor yang berperan penting dalam penerimaan diri seseorang.

Yang keempat adalah sikap-sikap anggota masyarakat yang

menyenangkan. Tidak adanya prasangka, karena adanya penghargaan terhadap

kemampuan sosial orang lain dan kesediaan individu untuk mengikuti kebiasaan

lingkungan. Apabila masyarakat dapat bersikap dengan baik pada individu yang

bersangkutan, hal tersebut akan membuat individu merasa dihargai, sehingga akan

memberikan dampak yang positif pada diri individu tersebut, yang akhirnya akan

mendukung kearah penerimaan diri yang baik.

Yang kelima adalah tidak ada tekanan emosi yang berat. Hal ini penting

dalam penerimaan diri seseorang, karena akan tercipta individu yang dapat

bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia. Orang yang tidak dapat menerima

emosi berarti tidak dapat menerima dirinya sendiri karena sering menyalahkan

orang lain atas kemarahan yang dirasakannya dan meyakinkan diri bahwa

kesedihan dan kecemasan itu memalukan, apabila tidak sepenuhnya menerima

emosi, kita akan kehilangan kebijaksanaan membuat keputusan yang tepat untuk

bertindak.

30
Yang keenam adalah pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Keberhasilan yang dialami dapat menimbulkan

penerimaan diri dan sebaliknya kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan

adanya penolakan diri. Oleh karena itu pengaruh keberhasilan sangat penting

dalam penerimaan diri seseorang karena rasa dapat menerima diri atas

keberhasilan yang didapatkan inilah yang akan menghindarkan kita dari jatuh

kepada rasa rendah diri (inferiority complex) atau hilangnya kepercayaan diri

sehingga akan mudah tersinggung dan mudah pula menyinggung perasaan orang

lain.

Yang ketujuh adalah identifikasi dengan seseorang yang mempunyai

penerimaan diri. Mengindentifikasi diri dengan orang yang well adjusted dapat

membangun sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri, dan bertingkah laku

dengan baik yang bisa menimbulkan penilaian diri yang baik dan penerimaan diri

yang baik.

Yang kedelapan adalah perspektif diri, yang dalam hal ini adalah

perspektif diri yang luas, yakni memperhatikan pandangan orang lain tentang diri.

Perspektif diri yang luas ini diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Dalam hal

ini usia dan tingkat pendidikan memegang peranan penting bagi seseorang untuk

mengembangkan perspektif dirinya.

Yang kesembilan adalah pola asuh di masa kecil yang baik. Pola asuh di

masa kecil yang baik cenderung akan berkembang sebagai orang yang dapat

menghargai dirinya sendiri. Individu yang mempunyai penerimaan diri baik

dikatakan sebagai orang yang menyukai atau menghargai dirinya.

31
Konsep diri yang stabil. Individu yang tidak memiliki konsep diri yang

stabil seperti kadang menyukai diri dan kadang tidak menyukai diri, akan sulit

menunjukan pada orang lain siapa ia sebenarnya, sebab ia sendiri ambivalen

terhadap dirinya. Oleh karena itu, individu yang memiliki penerimaan diri yang

baik dapat melihat dirinya dengan cara yang sama hampir sepanjang waktu dan

mampu memberikan individu yang lain gambaran yang jelas tentang apa dia

sebenarnya karena ia tidak ambivalen tentang dirinya dikemudian hari. Jika

individu tersebut mengembangkan kebiasaan untuk memiliki penerimaan diri,

maka ia harus melihat dirinya sesering mungkin agar dapat memperkuat konsep

dirinya, sehingga penerimaan diri menjadi kebiasaan. Konsep diri akan

menguntungkan individu yang menerima diri sendiri. Jika tidak menguntungkan,

secara alami akan mengakibatkan penolakan diri.

Dengan demikian, semakin tinggi faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri, maka semakin tinggi penerimaan diri seseorang.

32
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai

berikut:

Pemahaman diri

Harapan yang realistik

Bebas dari hambatan


lingkungan

Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan

Tidak ada tekanan


emosi yang berat Penerimaan diri
(self acceptance)

Pengaruh keberhasilan

Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai
penerimaan diri

Perspektif diri

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

33
2.4. Hipotesis

Dengan mengacu pada bagan yang telah di jelaskan dalam kerangka berpikir,

maka hipotesis yang akan diuji secara empirik adalah:

Hipotesis Mayor:

Ada faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi penerimaan diri dikalangan

Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

Hipotesis Minor:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman diri dengan penerimaan

diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi

Putra (PSMP) Handayani.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara harapan yang realistik dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara bebas dari hambatan lingkungan dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap-sikap anggota masyarakat yang

menyenangkan dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum

(ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

34
5. Ada pengaruh yang signifikan antara tidak adanya tekanan emosi yang berat

dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

6. Ada pengaruh yang signifikan antara keberhasilan dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

7. Ada pengaruh yang signifikan antara identifikasi dengan seseorang yang

memiliki penerimaan diri dengan penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

8. Ada pengaruh yang signifikan antara perspektif diri dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

9. Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh di masa kecil yang baik

dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

10. Ada pengaruh yang signifikan antara konsep diri yang stabil dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

35
BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian,

instrument pengumpulan data, prosedur penelitian, metode analisa data dan uji

validitas.

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Berhadapan Hukum (ABH) yang

diasuh di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani yang berjumlah + 150

anak. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka seluruh anak yang ada di PSMP

Handayani ini saja yang diteliti, dengan demikian teknik sampling bersifat non

probability sampling. Yang dalam hal ini sampelnya adalah semua anggota ABH,

yaitu ABH di PSMP Handayani. Selain itu, peneliti juga mendatangi ABH yang

sedang magang diluar Panti atau yang sudah keluar dari Panti, yang kini sudah

kembali ke keluarga dan masyarakat.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian ini adalah penerimaan diri (self acceptance),

pemahaman diri, harapan yang realistik, bebas dari hambatan lingkungan, sikap-

sikap anggota masyarakat yang menyenangkan, tidak ada tekanan emosi yang

berat, pengaruh keberhasilan, identifikasi dengan seseorang yang mempunyai

36
penerimaan diri, perspektif diri, pola asuh di masa kecil yang baik, dan konsep

diri yang stabil.

Dalam rangka menjawab penelitian, maka yang menjadi DV adalah penerimaan

diri (self acceptance) dan yang menjadi IV adalah sebagai berikut:

a. IV 1 : Pemahaman diri

b. IV 2 : Harapan yang realistik

c. IV 3 : Bebas dari hambatan lingkungan

d. IV 4 : Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

e. IV 5 : Tidak ada tekanan emosi yang berat

f. IV 6 : Pengaruh keberhasilan

g. IV 7 : Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

h. IV 8 : Perspektif diri

i. IV 9 : Pola asuh di masa kecil yang baik

j. IV 10 : Konsep diri yang stabil

Definisi operasional dari variabel penelitian, antara lain:

1. Penerimaan diri adalah kemampuan individu yang mencerminkan perasaan

menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, serta dapat

mengelola potensi dan keterbatasan dirinya dengan baik, yang mencakup

perasaan sederajat, percaya kemampuan diri, bertanggung jawab, orientasi

keluar diri, berpendirian, menyadari keterbatasan, menerima sifat

kemanusiaan.

37
2. Pemahaman diri adalah persepsi individu untuk mengenali kemampuan dan

ketidakmampuannya.

3. Harapan yang realistik adalah ketika individu dapat merumuskannya sendiri

daripada membiarkan individu lain mempengaruhinya, serta mampu

mengenali keterbatasan serta kekuatannya.

4. Bebas dari hambatan lingkungan adalah ketika individu mendapatkan

dorongan untuk mencapai keberhasilan dari orang-orang disekitarnya.

5. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan adalah ketika tidak

adanya prasangka terhadap orang atau anggota keluarganya, terutama

wawasan sosial yang memungkinkan orang lain dan mengerti bagaimana ia

merasa, serta kesediaan untuk menerima adat-istiadat kelompok dalam

berpakaian, penampilan, ucapan, dan perilaku.

6. Tidak ada tekanan emosi yang berat adalah ketika individu berusaha

melakukan yang terbaik dan berorientasi keluar diri, sehingga individu

tersebut menjadi santai dan tidak tegang, senang dan tidak marah, atau benci,

dan frustrasi.

7. Pengaruh keberhasilan adalah ketika individu mendapatkan keberhasilan baik

secara kualitatif maupun kuantitif, yang dapat menimbulkan penerimaan diri

jika keberhasilan yang didapatkan sesuai dengan cita-cita yang diharapkan

oleh individu yang bersangkutan.

8. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri adalah ketika

individu melakukan proses pengenalan atau mengasosiasikan diri secara

akrab dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri yang baik.

38
9. Perspektif diri adalah ketika individu memiliki gambaran atau pandangan

orang lain tentang dirinya.

10. Pola asuh di masa kecil yang baik adalah ketika individu mendapatkan pola

asuh yang tepat, yang mengarah ke pola kepribadian yang sehat, yang didapat

di masa kanak-kanak.

11. Konsep diri yang stabil adalah ketika individu tersebut melihat dirinya

dengan cara yang sama hampir sepanjang waktu dan mampu memberikan

indivu yang lain gambaran yang jelas tentang apa dia sebenarnya, karena ia

tidak ambivalen tentang dirinya dikemudian hari.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk setiap variabel penelitian, digunakan alat ukur berupa skala Likert, di mana

subjek diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju pada setiap itemnya.

Dalam hal ini, skalanya terdiri dari:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Setuju (S)

4 = Sangat Setuju (TS)

Dalam skoring terhadap data nanti, maka pernyataan-pernyataan yang bersifat

unfavorable dibalik skornya. Secara keseluruhan terdapat 68 item pada penelitian

ini, dengan:

DV = 28 item

39
IV = 40 item, dengan pembagian sebagai berikut:

IV1 = 4 item

IV2 = 4 item

IV3 = 4 item

IV4 = 4 item

IV5 = 4 item

IV6 = 4 item

IV7 = 4 item

IV8 = 4 item

IV9 = 4 item

IV10 = 4 item

Dalam tabel-tabel tersebut, angka-angka di dalam tabel menunjukan nomor

itemnya. Adapun item-item atau butir-butir pernyataan yang disusun untuk

mengukur DV (penerimaan diri) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1
Blue Print Skala Penerimaan Diri

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Perasaan sederajat 15, 28 8, 42 4
2. Percaya kemampuan diri 22, 29 16, 41 4
3. Bertanggung jawab 2, 23 17, 54 4
4. Orientasi keluar diri 11, 35 4, 24 4
5. Berpendirian 21, 36 12, 25 4
6. Menyadari keterbatasan 6, 20 13, 26 4
Menerima sifat
7. 7, 38 5, 34 4
kemanusiaan
Jumlah 14 14 28

40
Sedangkan IV dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut:

1. Pemahaman Diri

Tabel 3.2
Blue Print Skala Pemahaman Diri

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Mengakui fakta 55, 56 44, 45 4
Jumlah 2 2 4

2. Harapan yang Realistik

Tabel 3.3
Blue Print Skala Harapan yang Realistik

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Mampu merumuskan hidup
48, 49 3, 53 4
tanpa pengaruhi orang lain
Jumlah 2 2 4

3. Bebas dari Hambatan Lingkungan

Tabel 3.4
Blue Print Skala Bebas dari Hambatan Lingkungan

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Memiliki kontrol diri 59, 62 31, 32 4
Jumlah 2 2 4

41
4. Sikap-sikap Anggota Masyarakat yang Menyenangkan

Tabel 3.5
Blue Print Skala Sikap-sikap Anggota Masyarakat yang Menyenangkan

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Tidak ada prasangka 63, 64 65, 66 4
Jumlah 2 2 4

5. Tidak Ada Tekanan Emosi yang Berat

Tabel 3.6
Blue Print Skala Tidak Ada Tekanan Emosi yang Berat

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Santai atau tidak tegang 50, 60 43, 47 4
Jumlah 2 2 4

6. Pengaruh Keberhasilan

Tabel 3.7
Blue Print Skala Pengaruh Keberhasilan

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Hasil yang didapatkan 1, 67 57, 58 4
Jumlah 2 2 4

42
7. Identifikasi dengan Seseorang yang Mempunyai Penerimaan Diri

Tabel 3.8
Blue Print Skala Identifikasi dengan Seseorang yang Mempunyai
Penerimaan Diri

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
Mengasosiakan diri
1. 14, 18 46, 61 4
secara akrab
Jumlah 2 2 4

8. Perspektif Diri

Tabel 3.9
Blue Print Skala Perspektif Diri

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Pandangan orang 27, 30 51, 52 4
Jumlah 2 2 4

9. Pola Asuh di Masa Kecil yang Baik

Tabel 3.10
Blue Print Skala Pola Asuh di Masa Kecil yang Baik

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
Lingkungan rumah atau
1. 33, 37 9, 19 4
sekolah
Jumlah 2 2 4

43
10. Konsep Diri yang Stabil

Tabel 3.11
Blue Print Skala Konsep Diri yang Stabil

Item
No. Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Melihat diri dengan cara 39, 68 10, 40 4
yang sama
Jumlah 2 2 4

3.4 Metode Analisa Data

Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan hipotesis sebelumnya, maka peneliti

akan menganalisis data dengan metode analisis regresi berganda (multiple

regression). Dalam penelitian ini, model regresi berganda yang digunakan dengan

rumus sebagai berikut:

Y a b X b X b X .. b X ε

Di mana:

Y = penerimaan diri (self acceptance)

a = konstan (intercept)

b = koefisien regresi

ε = residu

X1 = pemahaman diri

X2 = harapan yang realistik

X3 = bebas dari hambatan lingkungan

44
X4 = sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

X5 = tidak ada tekanan emosi yang berat

X6 = pengaruh keberhasilan

X7 = identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

X8 = perspektif diri

X9 = pola asuh di masa kecil yang baik

X10 = konsep diri yang stabil

Pengujian hipotesis mayor dilakukan untuk menguji signifikan tidaknya R2 yang

dihasilkan untuk analisis regresi. R2 ini menunjukan besarnya proporsi varian dari

DV (penerimaan diri) yang bisa diterangkan oleh 10 IV yang dimasukan dalam

penelitian. Adapun rumus untuk menghitung R2 adalah:

SS
R
SS

Di mana:

R2 = proporsi varian dari DV yang bisa diterangkan oleh IV

SSreg = jumlah kuadrat regresi

SSy = jumlah kuadrat dari DV

Selanjutnya, uji signifikan terhadap R2 tersebut dilakukan dengan F test, dengan

rumus sebagai berikut:

45
SS
k
F , SS
n k 1

Di mana:

SSreg = jumlah kuadrat regresi

k = banyaknya IV

SSres = jumlah kuadrat residu

n = banyaknya sampel kasus

Adapun derajat kebebasan dari F test di atas adalah k dan n-k-1 untuk menguji

hipotesis minor, dilakukan dengan menguji signifikan tidaknya koefisien regresi

bagi masing-masing IV, yaitu b1, b2, .. , b10. Pengujiannya dilakukan dengan uji t

(t-test). Jika nilai t > 1,96 maka koefisien regresi yang bersangkutan adalah

signifikan pada taraf 5%.

3.5 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Penelitian

Reliabilitas untuk skala penerimaan diri: 0.906 dan skala faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri adalah 0.9258, yang berarti sangat reliabel karena

diatas 0.90. Selanjutnya, validasi alat ukur dilakukan dengan kriteria model fit.

Pada setiap item dilihat mana yang signifikan dan tidak signifikan, jika ada item

yang tidak signifikan, maka item tersebut langsung di drop. Uji validitas untuk

skala penerimaan diri adalah:

46
Tabel 3.12
Uji Validitas Skala Penerimaan Diri (Self Acceptance)
Item
No Aspek Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Perasaan sederajat 15*, 28* 8*, 42* 4
2. Percaya kemampuan diri 22*, 29* 16*, 41* 4
3. Bertanggung jawab 2*, 23* 17*, 54* 4
4. Orientasi keluar diri 11*, 35* 4*, 24* 4
5. Berpendirian 21*, 36* 12*, 25* 4
6. Menyadari keterbatasan 6*, 20* 13*, 26* 4
Menerima sifat
7. 7*, 38* 5*, 34* 4
kemanusiaan
Jumlah 14 14 28

Selanjutnya, uji validitas untuk skala faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri adalah:

Tabel 3.13
Uji Validitas Skala Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi Item
No Ttl
penerimaan diri Fav Unfav
1. Pemahaman diri 55*, 56* 44*, 45* 4
2. Harapan yang realistic 48*, 49* 3*, 53* 4
3. Bebas dari hambatan lingkungan 59*, 62* 31*, 32* 4
Sikap-sikap anggota masyarakat yang
4. 63*, 64* 65*, 66* 4
menyenangkan
5. Tidak ada tekanan emosi yang berat 50*, 60* 43*, 47* 4
6. Pengaruh keberhasilan 1*, 67* 57*, 58* 4
Identifikasi seseorang yg mempunyai penerimaan
7. 14*, 18* 46*, 61* 4
diri
8. Perspektif diri 27*, 30* 51*, 52* 4
9. Pola asuh di masa kecil yang baik 33*, 37* 9*, 19* 4
10. Konsep diri yang stabil 39*, 68* 10*, 40* 4
Jumlah 20 20 40
Keterangan:

Tanda (*) menyatakan item valid karena nilai corrected item-total correlation pada hasil analisis
positif dan lebih tinggi dari 0,3.

47
Berdasarkan kriteria tersebut, pada seluruh item (68 item) pada penelitian ini

ternyata tidak ada item yang di drop. Kemudian dilakukan estimasi atau dihitung

faktor skornya dalam bentuk 2 skor, yang masih mengandung negatif dan positif.

Agar pembaca mudah untuk memahaminya, maka faktor skor dirubah menjadi t

score dengan mean 50 dan standar deviasi 15. Hal ini dilakukan untuk

menghilangkan nilai negatif. Adapun rumusnya:

T 50 15 Z

Di mana:

Tx = skor t untuk variabel x

Zx = faktor skor untuk variabel x yang diperoleh dari analisis faktor

dengan model dimensional

Selanjutnya, data yang akan dianalisis adalah yang sudah dalam bentuk t score.

Hal ini dilakukan untuk semua konstruk.

48
BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disajikan dua kelompok hasil analisis, yaitu analisis deskriptif

dan uji hipotesis serta kesimpulan.

4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif terhadap berbagai variabel penelitian, khususnya komponen

DV. Komponen tersebut, antara lain:

1. Perasaan sederajat

2. Percaya kemampuan diri

3. Bertanggung jawab

4. Orientasi keluar diri

5. Berpendirian

6. Menyadari keterbatasan

7. Menerima sifat Kemanusiaan

Adapun subjek dalam penelitian ini berjumlah 106 orang, yaitu 84 laki-laki dan

22 perempuan, yang berarti 79.2% laki-laki dan 20.8% perempuan. Selanjutnya

kategorisasi pada penelitian ini di buat menjadi lima golongan yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Karena mean pada masing-masing

komponen adalah 50 dan standar deviasi 15 dengan menggunakan t score, maka

kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

49
Sangat Tinggi : X > 50 + 2SD
Tinggi : 50 + 1SD < X < 50 + 2SD
Sedang : 50 – 1SD < X < 50 + 1SD
Rendah : 50 – 2SD < X < 50 - 1SD
Sangat Rendah : X < 50-2SD

Menjadi:

Sangat Tinggi : ≥ 80
Tinggi : 65-80
Sedang : 35-65
Rendah : 20-35
Sangat Rendah : < 20

Selanjutnya, kategorisasi terhadap tujuh komponen penerimaan diri sebagai

berikut:

1. Perasaan Sederajat

Tabel 4.1
Kategorisasi Perasaan Sederajat

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 5 4.72%
Sedang 93 87.74%
Rendah 8 7.54%
Sangat Rendah - -
Jumlah 106 100%

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 87.74% untuk

kategori sedang pada komponen perasaan sederajat. Hal ini berarti bahwa 87.74%

atau 93 subjek menganggap dirinya berharga sebagai manusia yang sederajat

dengan orang lain. Individu merasa dirinya mempunyai kelemahan dan kelebihan

seperti orang lain.

50
2. Percaya Kemampuan Diri

Tabel 4.2
Kategorisasi Percaya Kemampuan Diri

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 14 13.21%
Sedang 79 74.53%
Rendah 13 12.26%
Sangat Rendah - -
Jumlah 106 100%

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 74.53% untuk

kategori sedang pada komponen percaya kemampuan diri. Hal ini berarti bahwa

74.53% atau 79 subjek mempunyai kemampuan untuk menghadapi kehidupan.

Individu memiliki sikap percaya diri, lebih suka mengembangkan sikap baik dan

mengeliminasi sifat buruk, sehingga individu merasa puas pada dirinya sendiri.

3. Bertanggung Jawab

Tabel 4.3
Kategorisasi Bertanggung Jawab

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 12 11.32%
Sedang 86 81.13%
Rendah 8 7.55%
Sangat Rendah - -
Jumlah 106 100%

51
Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 81.13% untuk

kategori sedang pada komponen bertanggung jawab. Hal ini berarti bahwa 81.13%

atau 86 subjek berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.

4. Orientasi Keluar Diri

Tabel 4.4
Kategorisasi Orientasi Keluar Diri

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 13 12.26%
Sedang 85 80.19%
Rendah - -
Sangat Rendah 8 7.55%
Jumlah 106 100%

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 80.19% untuk

kategori sedang pada komponen orientasi keluar diri. Hal ini berarti bahwa

80.19% atau 85 subjek lebih mempunyai orientasi diri keluar dari pada kedalam

diri. Individu memperhatikan dan toleran terhadap orang lain, sehingga

mendapatkan penerimaan sosial dari lingkungannya.

52
5. Berpendirian

Tabel 4.5
Kategorisasi Berpendirian

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 17 16.04%
Sedang 84 79.24%
Rendah - -
Sangat Rendah 5 4.72%
Jumlah 106 100%

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 79.24% untuk

kategori sedang pada komponen berpendirian. Hal ini berarti bahwa 79.24% atau

84 subjek lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap nyaman

terhadap tekanan sosial, oleh karena itu individu yang mampu menerima diri

mempunyai sikap dan kepercayaan diri pada tindakannya.

6. Menyadari Keterbatasan

Tabel 4.6
Kategorisasi Menyadari Keterbatasan

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 9 8.5%
Sedang 87 82.1%
Rendah 6 5.66%
Sangat Rendah 4 3.74%
Jumlah 106 100%

53
Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 82.1% untuk

kategori sedang pada komponen menyadari keterbatasan. Hal ini berarti bahwa

82.1% atau 87 subjek tidak menyalahkan diri akan keterbatasan dan mengingkari

kelebihannya.

7. Menerima Sifat Kemanusiaan

Tabel 4.7
Kategorisasi Menerima Sifat Kemanusiaan

Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase (%)


Sangat Tinggi - -
Tinggi 11 10.38%
Sedang 87 82.08%
Rendah 6 5.66%
Sangat Rendah 2 1.94%
Jumlah 106 100%

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar adalah 82.08% untuk

kategori sedang pada komponen menerima sifat kemanusiaan. Hal ini berarti

bahwa 82.08% atau 87 subjek tidak menyangkal emosi atau perasaan bersalah.

Individu mengenali perasaan marah, takut dan cemas tanpa menganggap sebagai

sesuatu yang harus diingkari atau ditutupi.

54
4.2 Uji Hipotesis

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian dalam bab satu, dilakukan uji

hipotesis secara statistik. Adapaun hipotesis yang diajukan dibab terdahulu:

Hipotesis Mayor:

Ada faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi penerimaan diri dikalangan

Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

Dalam hal ini, hipotesis tersebut akan diuji dengan analisis regresi berganda

(multiple regression). Hal yang sama juga dilakukan dalam melakukan analisis

berikutnya, yaitu hipotesis selanjutnya:

Hipotesis Minor:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman diri dengan penerimaan

diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi

Putra (PSMP) Handayani.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara harapan yang realistik dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara bebas dari hambatan lingkungan dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

55
4. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap-sikap anggota masyarakat yang

menyenangkan dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum

(ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

5. Ada pengaruh yang signifikan antara tidak adanya tekanan emosi yang berat

dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

6. Ada pengaruh yang signifikan antara keberhasilan dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

7. Ada pengaruh yang signifikan antara identifikasi dengan seseorang yang

memiliki penerimaan diri dengan penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Handayani.

8. Ada pengaruh yang signifikan antara perspektif diri dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

9. Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh di masa kecil yang baik

dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

10. Ada pengaruh yang signifikan antara konsep diri yang stabil dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

56
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sampel dalam penelitian ini adalah

Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra dengan jumlah

106 anak. Adapun hasil pengujian terhadap hipotesis di atas disajikan di bagian

berikut, yang dimulai dari variabel penerimaan diri (self acceptance) sebagai DV

dan masing-masing komponen penerimaan diri sebagai DV, yaitu perasaan

sederajat, percaya kemampuan diri, bertanggung jawab, orientasi keluar diri,

berpendirian, menyadari keterbatasan, dan menerima sifat kemanusiaan.

4.2.1 Penerimaan Diri (Self Acceptance) sebagai DV

Penerimaan diri (self acceptance) sebagai DV di hasilkan R2 : 0.185, yang berarti

18,5% dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Uji

signifikan terhadap R2 tersebut dilakukan dengan F test, adapun nilai F yang

dihasilkan 2.16. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki probability p < 0.05,

maka dapat disimpulkan bahwa R2 yang dihasilkan tersebut signifikan secara

statistik, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri dengan penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

Selanjutnya, peneliti ingin melihat IV apa saja yang signifikan. Untuk

melihat IV yang dampaknya signifikan dapat dilakukan uji hipotesis pada masing-

masing koefisien uji regresi untuk IV yang bersangkutan. Dalam hal ini untuk

melihat pada masing-masing koefisien IV tersebut. Adapun hasil analisis regresi

dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:

57
Pemahaman diri

Harapan yang realistik


-0.39
Bebas dari hambatan
lingkungan -0.66

Sikap-sikap anggota 0.74


masyarakat yang
menyenangkan -0.67

Penerimaan diri
Tidak ada tekanan -0.96
emosi yang berat (self acceptance)

-0.00*
Pengaruh keberhasilan
0.05*
Identifikasi dengan
seseorang yang 0.22
mempunyai
penerimaan diri
0.64
Perspektif diri

Pola asuh di masa kecil -0.01*


yang baik

Konsep diri yang stabil

Keterangan:

Tanda (*) pada gambar diatas berarti signifikan karena t < 0.05.

Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Pengaruh keberhasilan

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh

keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri. Begitu juga sebaliknya,

58
semakin rendah pengaruh keberhasilan, maka semakin tinggi penerimaan

dirinya.

2. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi identifikasi

dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, maka semakin tinggi

penerimaan diri dan sebaliknya, semakin rendah identifikasi dengan seseorang

yang mempunyai penerimaan diri, maka semakin rendah penerimaan dirinya.

3. Konsep diri yang stabil

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi konsep diri,

maka semakin rendah penerimaan diri dan semakin rendah konsep diri, maka

semakin tinggi penerimaan dirinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

konsep diri, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.

Untuk bisa mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri (self acceptance) seseorang, maka penulis

mengulangi analisis regresi yang sama, tetapi dengan menjadikan tiap komponen

dari penerimaan diri sebagai DV. Karena komponen penerimaan diri ada tujuh,

maka dilakukan 7 kali analisis regresi yang sama, tetapi dalam hal ini adalah

masing-masing diulang untuk masing-masing komponen.

4.2.1.1 Perasaan Sederajat sebagai DV

Perasaan sederajat sebagai DV dihasilkan R2 : 0.262, yang berarti 26,2% dari

bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya, nilai

F yang dihasilkan adalah 3.37. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki

59
probability p < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa R2 yang dihasilkan tersebut

signifikan secara statistik, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

perasaan sederajat dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum

(ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Kemudian, koefisien

regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada masing-masing IV dapat

digambarkan dengan bagan di bawah ini:

Pemahaman diri

Harapan yang realistik


-0.06
Bebas dari hambatan 0.12
lingkungan

-0.37
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan 0.66

Perasaan
Tidak ada tekanan 0.00*
emosi yang berat Sederajat
-0.00*
Pengaruh keberhasilan
0.69
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai -0.23
penerimaan diri

Perspektif diri 0.16


-0.27

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

60
Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Tidak ada tekanan emosi yang berat

Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi tekanan

emosi, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen perasaan

sederajat.

2. Pengaruh Keberhasilan

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh

keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen

perasaan sederajat. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengaruh

keberhasilan, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.

4.2.1.2 Percaya Kemampuan Diri sebagai DV

Percaya kemampuan diri sebagai DV dihasilkan R2 : 0.119, yang berarti 11.9%

dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut.

Selanjuntnya, nilai F yang dihasilkan 1.28. Karena nilai F yang dihasilkan

memiliki probability p > 0.05, maka dapat dikatakan tidak signifikan, yang berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan antara percaya kemampuan diri dengan

penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial

Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan

serta tingkat signifikan pada masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan

di bawah ini:

61
Pemahaman diri

Harapan yang realistik


-0.05*
Bebas dari hambatan 0.50
lingkungan
0.37
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
-0.34
menyenangkan

Tidak ada tekanan Percaya


0.30
emosi yang berat Kemampuan
Diri
-0.65
Pengaruh keberhasilan
-0.82
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai 0.04*
0.26
penerimaan diri
-0.99

Perspektif diri

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Harapan yang realistik

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi harapan

yang realistik, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen percaya

kemampuan diri. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah harapan yang

62
realistik, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen percaya

kemampuan diri.

2. Perspektif diri

Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi perspektif

diri, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen percaya

kemampuan diri. Sebaliknya, semakin rendah perspektif diri, maka semakin

rendah penerimaan diri untuk komponen percaya kemampuan diri.

4.2.1.3 Bertanggung Jawab sebagai DV

Bertanggung jawab sebagai DV dihasilkan R2: 0.155, yang berarti 15.5% dari

bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya, nilai

F yang dihasilkan adalah 1.74. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki

probability p < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa R2 yang dihasilkan tersebut

signifikan secara statistik, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

bertanggung jawab dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum

(ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Kemudian, koefisien

regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada masing-masing IV dapat

digambarkan dengan bagan di bawah ini:

63
Pemahaman diri

Harapan yang realistik 0.98

Bebas dari hambatan -0.4


lingkungan

0.71
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan -0.75

Bertanggung
Tidak ada tekanan 0.23
Jawab
emosi yang berat
-0.07
Pengaruh keberhasilan
0.16
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai 0.3
penerimaan diri
-0.00*
Perspektif diri 0.5

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

Dengan demikian, IV yang signifikan adalah konsep diri dengan arah koefisien

negatif, yang berarti semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah

penerimaan diri untuk komponen bertanggung jawab. Begitu juga sebaliknya,

semakin rendahkonsep diri, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk

komponen bertanggung jawab.

64
4.2.1.4 Orientasi Keluar Diri sebagai DV

Orientasi keluar diri sebagai DV dihasilkan R2 : 0.139, yang berarti 13.9% dari

bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya, nilai

F yang dihasilkan 1.53. Karena nilai F memiliki probability p > 0.05, maka dapat

dikatakan tidak signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

orientasi keluar diri dengan penerimaan diri dikalangan ABH di PSMP

Handayani. Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan

pada masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:

Pemahaman diri

Harapan yang realistik -0.18


-0.27
Bebas dari hambatan
lingkungan
0.01*
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan -0.29

Orientasi
Tidak ada tekanan 0.75
Keluar Diri
emosi yang berat
-0.24
Pengaruh keberhasilan
0.18
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai 0.36
penerimaan diri -0.25
0.46
Perspektif diri

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil


65
Dengan demikian, IV yang signifikan adalah bebas dari hambatan lingkungan.

Jika dilihat arah koefisiennya ditemukan dampak yang positif, yang berarti bahwa

semakin tinggi bebas dari hambatan lingkungan, maka semakin tinggi penerimaan

diri. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah seseorang bebas dari hambatan

lingkungan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen orientasi

keluar diri.

4.2.1.5 Berpendirian sebagai DV

Berpendirian sebagai DV dihasilkan R2 : 0.182, yang berarti 18,2% dari

bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya, nilai

F yang dihasilkan 2.11. Karena nilai F memiliki probabilitas p < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa R2 yang dihasilkan tersebut signifikan secara statistik, yang

berarti ada pengaruh yang signifikan antara berpendirian dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada

masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:

66
Pemahaman diri

Harapan yang realistik


-0.09
-0.29
Bebas dari hambatan
lingkungan
0.67

Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
-0.89
menyenangkan

Tidak ada tekanan 0.6 Berpendirian


emosi yang berat
-0.00*
Pengaruh keberhasilan
0.08
Identifikasi dengan
seseorang yang 0.22
mempunyai
penerimaan diri

Perspektif diri -0.17

0.02*
Pola asuh di masa kecil
yang baik

Konsep diri yang stabil

Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Pengaruh keberhasilan

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh

keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen

berpendirian. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengaruh keberhasilan,

67
maka semakin tinggi penerimaan dirinya, yang berarti semakin tinggi

pengaruh keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk

komponen berpendirian.

2. Pola asuh di masa kecil yang baik

Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi pola asuh di

masa kecil yang baik, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen

berpendirian. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pola asuh di masa kecil

yang baik, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen

berpendirian.

4.2.1.6 Menyadari Keterbatasan sebagai DV

Menyadari keterbatasan sebagai DV dihasilkan R2 : 0.152, yang berarti 15,2%

dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya,

nilai F yang dihasilkan 1.7. Karena nilai F memiliki probability p > 0.05, maka

dapat dikatakan tidak signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

antara menyadari keterbatasan dengan penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada

masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:

68
Pemahaman diri

Harapan yang realistik


0.82
-0.5
Bebas dari hambatan
lingkungan
0.29
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan -0.23

Tidak ada tekanan Menyadari


-0.28
emosi yang berat Keterbatasan
-0.01*
Pengaruh keberhasilan

0.02*
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai 0.39
penerimaan diri

Perspektif diri -0.23


-0.9

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Pengaruh keberhasilan

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh

keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen

menyadari keterbatasan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengaruh

keberhasilan, semakin tinggi penerimaan dirinya, yang berarti semakin tinggi

69
pengaruh keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk

komponen menyadari keterbatasan.

2. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi identifikasi

dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, maka semakin tinggi

penerimaan diri untuk komponen menyadari keterbatasan. Sebaliknya,

semakin rendah identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan

diri, maka semakin rendah penerimaan dirinya untuk komponen menyadari

keterbatasan.

4.2.1.7 Menerima Sifat Kemanusiaan sebagai DV

Menerima sifat kemanusiaan sebagai DV dihasilkan R2 : 0.224, yang berarti

22,4% dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut.

Selanjutnya, nilai F yang dihasilkan 2.74. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki

probability p < 0.05, maka dapat dikatakan signifikan, yang berarti ada pengaruh

yang signifikan antara menerima sifat kemanusiaan dengan penerimaan diri

dikalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani.

Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada

masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:

70
Pemahaman diri

Harapan yang realistik


0.3
Bebas dari hambatan -0.28
lingkungan
-0.24
Sikap-sikap anggota
masyarakat yang
menyenangkan 0.4

Menerima
Tidak ada tekanan Sifat
0.23
emosi yang berat Kemanusiaan
-0.00*
Pengaruh keberhasilan

0.4
Identifikasi dengan
seseorang yang
mempunyai 0.45
penerimaan diri
0.8
Perspektif diri
-0.00*

Pola asuh di masa kecil


yang baik

Konsep diri yang stabil

Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain:

1. Pengaruh keberhasilan

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh

keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen

menyadari keterbatasan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengaruh

keberhasilan, maka semakin tinggi penerimaan dirinya, yang berarti semakin

71
tinggi pengaruh keberhasilan, semakin rendah penerimaan diri untuk

komponen menyadari keterbatasan.

2. Konsep diri yang stabil

Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi konsep diri,

maka semakin rendah penerimaan diri dan semakin rendah konsep diri, maka

semakin tinggi penerimaan dirinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

konsep diri, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.

Dengan demikian, untuk masing-masing komponen penerimaan diri (self

acceptance) sebagai DV, dapat diringkas pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8
Ketujuh Komponen Penerimaan Diri sebagai DV

No. Komponen Penerimaan Diri


R2 F p Keterangan
yang menjadi DV
1. Perasaan sederajat 0.262 3.37 p < 0.05 Signifikan
Tidak
2. Percaya kemampuan diri 0.199 1.28 p > 0.05
Signifikan
3. Bertanggung jawab 0.155 1.74 p < 0.05 Signifikan
Tidak
4. Orientasi keluar diri 0.139 1.53 p > 0.05
Signifikan
5. Berpendirian 0.182 2.11 p < 0.05 Signifikan
Tidak
6. Menyadari keterbatasan 0.152 1.7 p > 0.05
Signifikan
7. Menerima sifat Kemanusiaan 0.224 2.74 p < 0.05 Signifikan

72
Jika dilihat pada masing-masing IV, maka IV yang signifikan dapat diringkas

kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10
IV yang Signifikan pada Ketujuh Komponen Penerimaan Diri sebagai DV

No. Komponen Penerimaan Diri


IV yang Signifikan
yang menjadi DV
1. Perasaan sederajat a. Tidak ada tekanan emosi yang berat
b. Pengaruh keberhasilan
2. Percaya kemampuan diri a. Harapan yang realistik
b. Perspektif Diri
3. Bertanggung jawab Konsep diri yang stabil
4. Orientasi keluar diri Bebas dari hambatan lingkungan
5. Berpendirian a. Pengaruh keberhasilan
b. Pola asuh di masa kecil yang baik
6. Menyadari keterbatasan a. Pengaruh keberhasilan
b. Identifikasi dengan seseorang yang
mempunyai penerimaan diri
7. Menerima sifat Kemanusiaan a. Pengaruh keberhasilan
b. Konsep diri yang stabil

73
BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran berdasarkan hasil analisis

pada bab 4.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah disampaikan pada bab 4, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri dengan penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

Selanjutnya, pengaruh keberhasilan merupakan faktor penerimaan diri

yang paling dominan mempengaruhi penerimaan diri dikalangan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani.

5.2 Diskusi

Penerimaan diri sebagai DV, jika dilihat pengaruh dari masing-masing IV, maka

IV yang signifikan antara lain:

1. Pengaruh keberhasilan dengan arah koefisien negatif

Hurlock (1974) menyatakan bahwa pengaruh keberhasilan adalah ketika

individu mendapatkan keberhasilan baik secara kualitatif maupun kuantitif,

yang dapat menimbulkan penerimaan diri jika keberhasilan yang didapatkan

sesuai dengan cita-cita yang diharapkan oleh individu yang bersangkutan.

74
Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Hurlock, yaitu

semakin tinggi individu mendapatkan keberhasilan yang tidak sesuai dengan

cita-cita yang diharapkan, maka semakin rendah penerimaan dirinya.

2. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri dengan arah

koefisien positif

Hurlock (1974) menyatakan bahwa identifikasi dengan seseorang yang

mempunyai penerimaan diri adalah ketika individu melakukan indentifikasi

dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri yang baik, maka ia akan

memiliki kecenderungan untuk mengembangkan sikap-sikap positif terhadap

kehidupan dan dapat berperilaku dengan cara yang mengarah pada penilaian

yang menguntungkan dirinya. Sesuai dengan pernyataan Hurlock, dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi intensitas individu melakukan indentifikasi

dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri yang baik, maka semakin

tinggi penerimaan dirinya. Adapun bila individu semakin rendah atau jarang

melakukan identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri

yang baik, maka akan semakin rendah penerimaan dirinya.

Pernyataan di atas didukung oleh Calhoun dan Acocella (1990) yang

mengatakan bahwa penerimaan diri akan membantu individu dalam

menyesuaikan diri, sehingga sifat-sifat dalam dirinya seimbang dan

terintegrasi.

Tetapi Hurlock juga menambahkan bahwa identifikasi dapat menjadi kuat

di usia berapa pun, namun yang paling banyak terjadi pada tahun-tahun awal

ketika pandangan hidup sedang dibentuk dan ketika dasar-dasar penyesuaian

75
pribadi sedang diletakkan. Anak Berhadapan Hukum (ABH) yang ada di Panti

Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani masing-masing ditempatkan dalam

rumah yang mendapatkan bimbingan dari orang tua yang berperan sebagai Ibu

dan Ayah. Itu sebabnya lingkungan rumah yang menyediakan anak dengan

baik disesuaikan dengan sumber identifikasi akan kontribusi untuk

pengembangan kepribadian yang sehat. Adapun yang paling sering dipilih

sebagi sumber identifikasi dan penyesuaian diri adalah Ibu, karena memiliki

pengaruh kuat pada anak mengenai pola kepribadian.

3. Konsep diri yang stabil dengan arah koefisien negatif

Hurlock (1974) mengatakan bahwa konsep diri yang stabil adalah ketika

individu tersebut melihat dirinya dengan cara yang sama hampir sepanjang

waktu dan mampu memberikan indivu yang lain gambaran yang jelas tentang

dirinya, karena ia tidak ambivalen tentang dirinya dikemudian hari. Penyataan

Hurlock tersebut bertentangan karena subjek dalam penelitian ini adalah Anak

Berhadapan Hukum (ABH), sehingga sulit ditemukan konsep diri yang stabil.

Untuk masing-masing komponen penerimaan diri (self acceptance) sebagai DV,

maka IV yang signifikan adalah:

1. Tidak ada tekanan emosi yang berat dengan arah koefisien positif

Hal ini sesuai dengan Hurlock (1974) yang menyatakan bahwa tidak ada

tekanan emosi yang berat adalah ketika individu berusaha melakukan yang

terbaik dan berorientasi keluar diri, sehingga individu tersebut menjadi santai

dan tidak tegang, senang dan tidak marah, atau benci, dan frustrasi. Dengan

76
demikian, semakin tinggi ketiadaan tekanan emosi yang berat pada individu,

maka semakin tinggi penerimaan dirinya.

Senada dengan Segal (2001) yang menyatakan bahwa orang yang tidak

dapat menerima emosi berarti tidak dapat menerima dirinya sendiri karena

sering menyalahkan orang lain atas kemarahan yang dirasakannya dan

meyakinkan diri bahwa kesedihan dan kecemasan itu memalukan, apabila

tidak sepenuhnya menerima emosi, kita akan kehilangan kebijaksanaan

membuat keputusan yang tepat untuk bertindak.

2. Pengaruh keberhasilan dengan arah koefisien negatif

3. Harapan yang realistik dengan arah koefisien negatif

Hal ini tidak sesuai dengan Hurlock (1974) yang menyatakan bahwa

harapan yang realistik adalah ketika individu dapat merumuskannya sendiri

daripada membiarkan individu lain mempengaruhinya serta mampu mengenali

keterbatasan serta kekuatannya. Dengan demikian, seharusnya semakin tinggi

harapan yang realistik, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.

Senada dengan Cooper (2003) masalah penerimaan diri adalah masalah

yang penting dan serius dalam kehidupan manusia. Penerimaan diri penting

karena merupakan asas untuk membentuk diri yang baik supaya kita dapat

menerima kelebihan dan kekurangan yang ada. Penerimaan diri adalah asas

meningkatkan diri untuk menghadapi cobaan hidup.

4. Perspektif diri dengan arah koefisien positif

Hurlock (1974) menyatakan bahwa perspektif diri adalah memperhatikan

pandangan orang lain tentang dirinya. Sesuai dengan pernyataan Hurlock,

77
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi perspektif diri individu, maka semakin

tinggi penerimaan dirinya.

5. Bebas dari hambatan lingkungan dengan arah koefisien positif

Hal ini sesuai dengan Hurlock (1974) yang menyatakan bahwa bebas dari

hambatan lingkungan adalah ketika individu dapat memiliki kontrol serta

orang-orang disekitar mendorongnya untuk mencapai keberhasilan. Dengan

demikian, semakin tinggi individu bebas dari hambatan lingkungan, maka

semakin tinggi penerimaan dirinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

tingkat kebebasan individu dari hambatan lingkungan, maka semakin rendah

penerimaan dari individu tersebut.

Hurlock (1974) juga membagi dampak penerimaan diri menjadi dua

kategori, yaitu: Pertama, dalam penyesuaian diri. Orang yang memiliki

penerimaan diri, mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya. Ia biasanya

memiliki keyakinan diri (self confidence) dan harga diri (self esteem).

Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Brooks & Golstein (2009) bahwa

penerimaan diri dikaitkan dengan penghargaan diri dan rasa percaya diri.

Selain itu, individu juga lebih dapat menerima kritik demi perkembangan

dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa aman untuk

mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai dirinya

secara lebih realistik sehingga dapat menggunakan potensinya secara efektif.

Dengan penilaian yang realistik terhadap diri, seseorang akan bersikap jujur

dan tidak berpura-pura. Selain itu ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya

sendiri tanpa ada keinginan untuk menjadi orang lain.

78
Kedua, dalam penyesuaian sosial. Penerimaan diri biasanya disertai

dengan adanya penerimaan pada orang lain. Orang yang memiliki penerimaan

diri akan merasa aman untuk menerima orang lain, memberikan perhatiannya

pada orang lain, serta menaruh minat terhadap orang lain, seperti menunjukan

rasa empati dan simpati. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan

diri dapat melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan

orang yang merasa rendah diri sehingga mereka cenderung lebih berorientasi

pada dirinya sendiri (self oriented). Ia dapat mengatasi keadaan emosionalnya

tanpa mengganggu orang lain, serta toleran dan memiliki dorongan membantu

orang lain.

6. Pola asuh di masa kecil yang baik dengan arah koefisien positif

Hal ini sesuai dengan Hurlock (1974) yang menyatakan bahwa pola asuh

di masa kecil yang baik adalah ketika individu mendapatkan pelatihan yang

baik, yang mengarah ke pola kepribadian yang sehat, yang didapat di masa

kanak-kanak. Dengan demikian, semakin tinggi pola asuh di masa kecil yang

baik, maka semakin tinggi penerimaan dirinya dan semakin rendah pola asuh

di masa kecil yang baik, maka semakin rendah penerimaan dirinya.

7. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri dengan arah

koefisien positif

79
5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan kesimpulan dari data-data yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dipertimbangkan saran-saran sebagai

berikut:

1. Saran Teoritis

Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan:

a. Mengambil sampel yang umum dalam artian ruang lingkup yang lebih luas,

tidak hanya diambil dari kalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH) usia

12-18 tahun. Karena jumlah sampel akan mempengaruhi hasil penelitian

supaya hasil yang diperoleh lebih komprehensif dan memperoleh

representativeness sesuai dengan apa yang hendak diukur.

b. Untuk penelitian selanjutnya agar menyempurnakan alat pengumpulan

data, misalnya menggunakan metode wawancara atau interview lebih

mendalam untuk lebih memahami kondisi psikologis dan hal-hal yang

belum terungkap melalui metode skala.

2. Saran Praktis

Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan:

a. Untuk ABH, diharapkan menerima dan memandang secara lebih positif

keadaan diri serta memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang positif.

b. Untuk PSMP Handayani, diharapkan dapat meningkatkan penerimaan diri

ABH dengan cara lebih mengoptimalkan lagi pembinaan dan memberikan

80
pemahaman akan pentingnya penerimaan diri. Selanjutnya lebih proaktif

menjalin kerjasama dengan masyarakat.

c. Untuk keluarga dan lingkungan masyarakat dapat menunjukkan empati

dan memberikan dorongan kepada individu yang bersangkutan.

81
DAFTAR PUSTAKA

Boskovic, Gordan and Vesna Sendula Jengie. Mental Health as Eudaimonic Well-
being?Psychiatria Danubina, 2008, Vol. 20, No. 4, pp 452-455.

Brooks, R & Goldstein, S. 2009. Rahasia Tahan Banting. Terjemahan: Burhan


Wirasubrata. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Calhoun, J. F. Accocella, J. R. 1990. Psychology of Adjustment and Human


Relationship. New York: McGraw Hill Publishing Company.

Carson, C. R dan Butcher, N. J., 1992. Abnoral Psychology and Modern Life.
New York: Harper Collins Publisher.

Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Christopher, John Chambers. “Situating Psychological Well-being: Exploring the


Cultural Roots of It’s Theory and Research.” Journal of Counseling &
Development, Spring 1997, Volume 77.

Cooper, D. T. 2003. Sin, Pride, and Self-Acceptence: The Problem of Identity in


Theology and Psychology. Downer Groves, IL: InterVarsity Press.

Cronbach, L.J. 1963. Educational Psychology. New York: Harcourt, Brace &
World, Inc.

Daradjat, Zakiah. 1982. Perawatan Jiwa untuk Anak-anak. Jakarta: Bulan


Bintang.

David Bartram and Ilona Boniwell. 2007. The Science of Happines: Achieving
Sustained Psychological Well-being. Positive Psychological, 478-482.

Dayton, Berit Ingersoll, dkk. “Psychological Well-Being Asian Style: The


Perspective of Thai Elders.” Journal of Cross-Cultural Gerontology, 2001,
Vol. 16, 283-302.

Diaz, Dario, Javier Horcajo, and Amalio Blanco. “Development of an Implicit


Overall Well-being Measure Using the Implicit Association Test.” The
Spanish Journal of Psychology, 2009, Vol. 12, No. 2, 604-617.

Edwards, Stephen D. “Exploring The Relationship Between Physical Activity,


Psychological Well-Being and Physical Self-Perception in Different
Exercise Groups.” South African Journal for Research in Sport, Physical
Education and Recreation, 2005, 27 (1): 75-90.

82
Hengudomsub, Pornpat, Jantana Koedbangkham, and Waree Kangchai. “Physical
Health and Psychological Well-being in Thai Older Adults: Social
Comparison as a Mediator.” Journal of Science, Technology, and
Humanities, 2007, Vol. 5, No. 1-2, pp. 43-55.

Hurlock, E. B. 1898. Child Development. United States of America: McGraw-


Hill.

Hurlock, E. B. 1974. Personality Development. United States of America:


McGraw-Hill.

Hurlock, E. B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta:
Erlangga.

Jersild, Arthur T. 1965. The Psychology of Adolescence. United State of America:


The Macmillan Company.

Johada, M. 1958. Current Consept of Positive Mental Health. New York: Basic
Book.

Linley, P. Alex, dkk. “Measuring Happines: The Higher Order Factor Structure of
Subjective and Psychological Well-being Measures.” Journal Personality
and Individual Differences 47 (2009) 878-884.

Maslow, A. 1970.Motivation and Personality. New York: Harper and Row


Public, Inc.

Moeenizadeh, Majid and Kiran Kumar K. Salagame. “Well-being Therapy (WBT)


for Depression.” International Journal of Psychological Studies, 2010,
Vol. 2, No.1.

Olson, Leanne M. “The Relationship Between Moral Integrity, Phsychological


Well-being, and Anxiety. This article is based on the research Dr. Olson
published as part of her doctor dissertation at the University of
Wisconsin-Madison.

Plaut, Victoria C, Hazel Rose Markus, and Margie E. Lachman. “Place Matters:
Consensual Features and Regional Variation in American Well-being and
Self.” Journal of Personality and Social Psychology, 2002, Vol. 83, No.
1, 160-184.

Ratnawati, D. 1990. Hubungan Keasertifan Dengan Penerimaan Diri atas


Kecacatan yang Disandang Oleh Para Penyandang Cacat Tubuh di
PRPCT. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.

83
Ryff, C. D, dkk. 2006. “Psychological Well-being and III-being: Do They Have
Distinct or Mirrored Biological Correlates.” Regular Article:
Psychotherapi and Psychosomatics, 2006, 75: 85-95.

Ryff, C. D. & Keyes, C. L. M. 1996. The structure of psychological well-being


revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69, 719-727.

Ryff, C. D. & Singer, B. H. 2006. Best news yet on the six-factor model of well-
being. Social Science Research, 35, 1103-1119.

Ryff, C. D. “Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of


Psychological Well-being.” Journal of Personality and Social Psychology,
1989, Vol. 57, No. 6, 1069-1081.

Ryff, C. D. and Corey Lee M. Keyes. “The Structure of Psychological Well-being


Revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 1995, Vol. 69,
No. 4, 719-727.

Sarason dan Irwin G, 1972. Personality: An Objective Approach. 2nd ed. New
York: John Willey & Sons, Inc.

Schumutte P. S, Ryff C. D. Personality and Well-being: Reexamining Methods


and Meaning. Journal of Personality and Social Psychology, 73. 549-559.

Sheerer, Elizabeth. “An Analysis of Relationship Between Acceptance of and


Respect for the Self and Acceptance of and Respect for Others in Ten
Counseling Cases.” Journal of Consulting Psychology, 13 (1949), 169-
175.

Skinner, B. F. 1953. Science and Human Behaviour. New York: McMillan.

Springer, Kristen W and Robert M. Hauser. “An Assessment of The Construct


Validity of Ryff’Scales of Psychological Well-Being: Method, Mode,
Aand Measurement Effects.” University of Wicolsin-Madison.

Springer, Kristen W, Robert M Hauser, and Jeremy Freese. 2206. Bad News
Indeed for Ryff’s Six Factor Model of Well-being. USA: Departement of
Sociology.

Supraptiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Psikologi. Yogyakarta: Kanisius.

Taylor, Shelley E. and Jonathan D. Brown. “Illusion and Well-being: A Social


Psychological Perspective on Mental Health.” Psychological Bulletin:
1988, Vol. 103, No. 2, 193-210.

84
LAMPIRAN-LAMPIRAN

85
pdiri tpdiri hyrtik thytik bdhling tbdhling sagmas tsagmas tdkemo
‐0.35335 44.7 ‐0.37509 44.37 0.48709 57.31 0.37203 55.58 ‐0.66074
0.57131 58.57 1.01731 65.26 1.63668 74.55 ‐0.79888 38.02 0.37533
0.00376 50.06 ‐0.0059 49.91 ‐0.67084 39.94 0.37203 55.58 0.48054
0.57131 58.57 ‐0.48478 42.73 ‐1.83828 22.43 ‐0.79888 38.02 ‐0.88313
1.13885 67.08 0.10924 51.64 ‐0.67298 39.91 ‐1.96982 20.45 0.36961
0.00376 50.06 0.10175 51.53 0.49184 57.38 ‐0.79885 38.02 ‐0.09879
0.4038 56.06 1.97848 79.68 1.67499 75.12 1.54428 73.16 0.70292
0.52041 57.81 ‐0.76069 38.59 ‐0.70439 39.43 ‐0.79894 38.02 0.49843
‐0.34343 44.85 ‐0.80631 37.91 ‐0.70796 39.38 ‐0.79932 38.01 0.01268
‐0.39628 44.06 0.15486 52.32 ‐0.71272 39.31 0.37203 55.58 0.03004
‐0.35139 44.73 ‐0.00794 49.88 ‐0.69392 39.59 ‐0.79888 38.02 ‐0.78903
‐0.09006 48.65 0.42532 56.38 ‐0.68868 39.67 1.54196 73.13 0.36335
‐0.70054 39.49 0.31563 54.73 0.46044 56.91 1.54335 73.15 ‐0.66074
0.97134 64.57 ‐0.37509 44.37 ‐1.82877 22.57 0.37247 55.59 0.592
‐0.65761 40.14 0.10924 51.64 0.48709 57.31 0.37158 55.57 ‐0.66074
0.36087 55.41 0.6392 59.59 0.50017 57.5 1.54338 73.15 0.70292
1.58182 73.73 0.58608 58.79 0.49184 57.38 0.37241 55.59 1.05986
0.00376 50.06 ‐0.32947 45.06 ‐0.69963 39.51 1.54289 73.14 0.14722
0.09953 51.49 0.58608 58.79 ‐0.68393 39.74 0.37201 55.58 0.70292
‐0.70054 39.49 ‐1.3983 29.03 ‐0.69226 39.62 0.37247 55.59 ‐0.88885
0.24721 53.71 0.90965 63.64 1.67499 75.12 1.54333 73.15 0.47428
0.97134 64.57 1.01731 65.26 0.49184 57.38 0.37337 55.6 0.70292
‐0.65761 40.14 0.10175 51.53 1.64144 74.62 0.37201 55.58 0.14096
‐0.70054 39.49 ‐0.96708 35.49 0.44045 56.61 ‐0.79932 38.01 ‐0.32689
0.61424 59.21 0.42532 56.38 1.63882 74.58 1.54378 73.16 0.48054
1.49596 72.44 ‐1.28316 30.75 0.4966 57.45 0.37196 55.58 0.36961
‐0.34343 44.85 ‐0.64555 40.32 0.47876 57.18 ‐0.79887 38.02 0.01268
0.52838 57.93 ‐0.49227 42.62 0.49803 57.47 ‐1.97068 20.44 ‐0.78903
‐2.01531 19.77 ‐2.19871 17.02 ‐1.90062 21.49 ‐1.96973 20.45 ‐1.02393
‐0.08014 48.8 0.53297 57.99 ‐0.67298 39.91 0.37151 55.57 0.14096
0.25713 53.86 ‐0.0059 49.91 0.47614 57.14 0.3729 55.59 ‐0.43836
‐0.34343 44.85 ‐0.21433 46.79 ‐0.68868 39.67 ‐0.79977 38 0.14722
0.22412 53.36 ‐1.28316 30.75 0.4966 57.45 0.37245 55.59 0.14722
‐0.39628 44.06 ‐0.1687 47.47 0.49184 57.38 0.37201 55.58 0.01268
0.52838 57.93 ‐0.42963 43.56 0.50279 57.54 0.37106 55.57 ‐0.78903
‐1.35395 29.69 ‐0.37509 44.37 ‐0.68393 39.74 0.37158 55.57 ‐0.44461
‐0.65761 40.14 ‐1.12239 33.16 0.49184 57.38 ‐0.7984 38.02 0.94893
‐0.39628 44.06 ‐0.32198 45.17 ‐0.71533 39.27 ‐0.7993 38.01 ‐0.66074
‐0.43725 43.44 0.26252 53.94 ‐0.6913 39.63 ‐0.79888 38.02 ‐0.42099
‐0.24765 46.29 ‐1.44596 28.31 ‐1.86707 21.99 0.37109 55.57 ‐0.43263
‐0.35335 44.7 ‐0.37509 44.37 0.48709 57.31 0.37203 55.58 ‐0.66074
0.57131 58.57 1.01731 65.26 1.63668 74.55 ‐0.79888 38.02 0.37533
0.00376 50.06 ‐0.0059 49.91 ‐0.67084 39.94 0.37203 55.58 0.48054
0.57131 58.57 ‐0.48478 42.73 ‐1.83828 22.43 ‐0.79888 38.02 ‐0.88313
1.13885 67.08 0.10924 51.64 ‐0.67298 39.91 ‐1.96982 20.45 0.36961
0.00376 50.06 0.10175 51.53 0.49184 57.38 ‐0.79885 38.02 ‐0.09879
0.4038 56.06 1.97848 79.68 1.67499 75.12 1.54428 73.16 0.70292
0.52041 57.81 ‐0.76069 38.59 ‐0.70439 39.43 ‐0.79894 38.02 0.49843
‐0.34343 44.85 ‐0.80631 37.91 ‐0.70796 39.38 ‐0.79932 38.01 0.01268
‐0.39628 44.06 0.15486 52.32 ‐0.71272 39.31 0.37203 55.58 0.03004
‐0.35139 44.73 ‐0.00794 49.88 ‐0.69392 39.59 ‐0.79888 38.02 ‐0.78903
‐0.09006 48.65 0.42532 56.38 ‐0.68868 39.67 1.54196 73.13 0.36335
‐0.70054 39.49 0.31563 54.73 0.46044 56.91 1.54335 73.15 ‐0.66074
0.97134 64.57 ‐0.37509 44.37 ‐1.82877 22.57 0.37247 55.59 0.592
‐0.65761 40.14 0.10924 51.64 0.48709 57.31 0.37158 55.57 ‐0.66074
0.36087 55.41 0.6392 59.59 0.50017 57.5 1.54338 73.15 0.70292
1.58182 73.73 0.58608 58.79 0.49184 57.38 0.37241 55.59 1.05986
0.00376 50.06 ‐0.32947 45.06 ‐0.69963 39.51 1.54289 73.14 0.14722
0.09953 51.49 0.58608 58.79 ‐0.68393 39.74 0.37201 55.58 0.70292
‐0.70054 39.49 ‐1.3983 29.03 ‐0.69226 39.62 0.37247 55.59 ‐0.88885
0.24721 53.71 0.90965 63.64 1.67499 75.12 1.54333 73.15 0.47428
0.97134 64.57 1.01731 65.26 0.49184 57.38 0.37337 55.6 0.70292
‐0.65761 40.14 0.10175 51.53 1.64144 74.62 0.37201 55.58 0.14096
‐0.70054 39.49 ‐0.96708 35.49 0.44045 56.61 ‐0.79932 38.01 ‐0.32689
0.61424 59.21 0.42532 56.38 1.63882 74.58 1.54378 73.16 0.48054
1.49596 72.44 ‐1.28316 30.75 0.4966 57.45 0.37196 55.58 0.36961
‐0.34343 44.85 ‐0.64555 40.32 0.47876 57.18 ‐0.79887 38.02 0.01268
0.52838 57.93 ‐0.49227
0.49227 42.62 0.49803 57.47 ‐1.97068
1.97068 20.44 ‐0.78903
0.78903
‐2.01531 19.77 ‐2.19871 17.02 ‐1.90062 21.49 ‐1.96973 20.45 ‐1.02393
‐0.08014 48.8 0.53297 57.99 ‐0.67298 39.91 0.37151 55.57 0.14096
0.25713 53.86 ‐0.0059 49.91 0.47614 57.14 0.3729 55.59 ‐0.43836
‐0.34343 44.85 ‐0.21433 46.79 ‐0.68868 39.67 ‐0.79977 38 0.14722
‐0.3005 45.49 ‐0.32947 45.06 0.474 57.11 ‐0.79887 38.02 ‐0.09879
0.36282 55.44 ‐0.37713 44.34 1.63193 74.48 1.54387 73.16 1.62181
0.25713 53.86 0.42532 56.38 ‐0.68179 39.77 ‐0.79982 38 ‐0.8826
‐0.65761 40.14 ‐1.01474 34.78 ‐0.71272 39.31 ‐0.79973 38 ‐1.44456
0.30997 54.65 0.42532 56.38 0.46091 56.91 0.37158 55.57 ‐0.07517
0.00376 50.06 0.10924 51.64 0.47876 57.18 1.54378 73.16 ‐0.20971
1.58182 73.73 1.65695 74.85 ‐0.67084 39.94 ‐0.79888 38.02 0.94267
‐1.66812 24.98 ‐0.32198 45.17 ‐0.6913 39.63 1.54336 73.15 0.4979
‐0.65761 40.14 0.27204 54.08 ‐0.66347 40.05 ‐0.79836 38.02 0.03629
0.2142 53.21 ‐0.48274 42.76 ‐0.6913 39.63 0.37198 55.58 0.36961
‐0.09202 48.62 ‐0.0059 49.91 1.65453 74.82 1.54425 73.16 1.73274
0.26705 54.01 0.00159 50.02 0.474 57.11 0.37248 55.59 0.48054
‐0.39432 44.09 ‐0.32947 45.06 0.46044 56.91 ‐0.79932 38.01 0.4979
‐0.34343 44.85 1.02479 65.37 0.48709 57.31 0.37203 55.58 ‐0.19235
‐0.34343 44.85 ‐0.1687 47.47 ‐1.84661 22.3 ‐1.97061 20.44 ‐0.42099
0.30006 54.5 1.34087 70.11 1.63193 74.48 0.37299 55.59 0.72029
0.61424 59.21 0.85654 62.85 0.474 57.11 0.37295 55.59 0.48054
‐0.35335 44.7 ‐0.21433 46.79 ‐0.68393 39.74 ‐0.79932 38.01 ‐0.19235
1.26764 69.01 1.65695 74.85 ‐0.69963 39.51 ‐1.97072 20.44 ‐1.00031
‐1.01472 34.78 ‐0.16667 47.5 1.64977 74.75 ‐0.79793 38.03 0.72029
0.83459 62.52 ‐0.90648 36.4 0.474 57.11 ‐0.79883 38.02 0.36961
0.97134 64.57 1.34087 70.11 ‐0.67821 39.83 0.37203 55.58 ‐0.77167
‐0.34343 44.85 ‐0.48274 42.76 1.63407 74.51 0.37288 55.59 ‐1.24006
‐1.31102 30.33 0.16235 52.44 ‐1.87444 21.88 ‐1.97119 20.43 ‐2.02388
1.26764 69.01 1.06293 65.94 0.44735 56.71 ‐0.79982 38 0.25868
‐0.35335 44.7 0.54046 58.11 ‐0.69606 39.56 ‐0.79793 38.03 0.14096
‐0.65761 40.14 0.59357 58.9 0.49398 57.41 0.37106 55.57 ‐0.32117
‐0.04909 49.26 1.06293 65.94 0.474 57.11 ‐0.79883 38.02 0.36961
‐1.88653 21.7 ‐0.90648 36.4 ‐0.68393 39.74 0.37201 55.58 ‐0.19235
0.27501 54.13 ‐0.05152 49.23 ‐0.66465 40.03 0.37245 55.59 0.47428
0.30006 54.5 0.31563 54.73 ‐0.68654 39.7 ‐0.79885 38.02 ‐0.08089
‐0.38636 44.2 ‐0.21433 46.79 0.49446 57.42 0.37201 55.58 ‐0.65449
‐0.35335 44.7 ‐0.05356 49.2 0.47614 57.14 0.37203 55.58 ‐0.88885
‐0.09006 48.65 ‐0.15918 47.61 0.49398 57.41 0.37198 55.58 ‐0.4321
ttdkemo pkhasi tpkhasi idenpd tidenpd pfdiri tpfdiri pasuh tpasuh
40.09 0.36301 55.45 ‐0.38623 44.21 0.16199 52.43 0.2411 53.62
55.63 ‐0.13817 47.93 0.4191 56.29 0.77772 61.67 ‐0.22151 46.68
57.21 0.60171 59.03 0.4191 56.29 0.31544 54.73 0.43168 56.48
36.75 ‐0.87805 36.83 ‐0.08858 48.67 ‐0.42596 43.61 0.89429 63.41
55.54 0.60171 59.03 1.05798 65.87 0.16199 52.43 ‐0.00788 49.88
48.52 ‐0.13817 47.93 ‐0.40802 43.88 0.66066 59.91 0.43168 56.48
60.54 1.58029 73.7 1.32164 69.82 1.87593 78.14 1.5822 73.73
57.48 ‐0.69617 39.56 ‐1.43257 28.51 ‐0.87204 36.92 ‐1.03359 34.5
50.19 ‐0.19288 47.11 ‐0.72746 39.09 ‐0.66868 39.97 ‐0.90942 36.36
50.45 ‐0.64146 40.38 0.81396 62.21 ‐0.17001 47.45 0.43168 56.48
38.16 ‐0.01101 49.83 ‐0.164 47.54 ‐0.05593 49.16 1.08487 66.27
55.45 ‐0.69617 39.56 0.44089 56.61 0.30386 54.56 0.8359 62.54
40.09 0.0437 50.66 0.31888 54.78 ‐0.39817 44.03 ‐0.00788 49.88
58.88 ‐0.16406 47.54 ‐0.42982 43.55 ‐0.32346 45.15 ‐0.65244 40.21
40.09 0.0437 50.66 ‐0.38623 44.21 ‐0.08074 48.79 ‐0.00788 49.88
60.54 1.105 66.57 1.03619 65.54 0.31544 54.73 1.33385 70.01
65.9 0.84041 62.61 0.73854 61.08 0.66066 59.91 0.43168 56.48
52.21 ‐0.13817 47.93 ‐0.28901 45.66 ‐0.41274 43.81 ‐0.85102 37.23
60.54 1.79016 76.85 1.00219 65.03 0.66066 59.91 0.43168 56.48
36.67 0.30829 54.62 ‐0.72746 39.09 ‐1.01391 34.79 ‐0.96782 35.48
57.11 ‐1.82991
1.82991 22.55 0.66096 59.91 0.78931 61.84 0.80483 62.07
60.54 0.84041 62.61 0.29709 54.46 1.24861 68.73 1.20905 68.14
52.11 ‐0.69617 39.56 ‐0.50824 42.38 0.54658 58.2 ‐0.71884 39.22
45.1 ‐0.69617 39.56 ‐1.53279 27.01 ‐0.42596 43.61 ‐0.90942 36.36
57.21 1.60617 74.09 1.00219 65.03 0.66066 59.91 1.45803 71.87
55.54 0.10053 51.51 ‐0.08858 48.67 ‐0.69647 39.55 0.43168 56.48
50.19 ‐0.19288 47.11 ‐0.82768 37.58 ‐0.42596 43.61 ‐0.78525 38.22
38.16 1.34158 70.12 ‐0.1858 47.21 ‐0.29866 45.52 0.49008 57.35
34.64 ‐1.20029 32 ‐1.45437 28.18 ‐1.99803 20.03 ‐1.878 21.83
52.11 ‐0.77678 38.35 0.10885 51.63 1.00589 65.09 ‐0.85102 37.23
43.42 0.6276 59.41 0.29709 54.46 0.07271 51.09 0.1163 51.74
52.21 ‐0.72206 39.17 0.03343 50.5 ‐0.08074 48.79 ‐0.78462 38.23
52.21 ‐0.19288 47.11 ‐0.08858 48.67 ‐0.69647 39.55 0.43168 56.48
50.19 ‐0.64146 40.38 ‐0.12257 48.16 ‐0.28409 45.74 0.05853 50.88
38.16 1.60617 74.09 ‐0.02236 49.66 ‐1.38528 29.22 ‐0.27991 45.8
43.33 0.30829 54.62 ‐0.38623 44.21 0.16199 52.43 ‐0.13205 48.02
64.23 0.30829 54.62 0.19687 52.95 ‐0.93919 35.91 ‐0.27928 45.81
40.09 ‐0.37687 44.35 ‐1.21334 31.8 ‐0.31188 45.32 ‐0.66044 40.09
43.69 ‐1.49077 27.64 ‐0.60545 40.92 0.30386 54.56 ‐0.78462 38.23
43.51 ‐0.74878 38.77 ‐0.30781 45.38 ‐0.93919 35.91 ‐0.13205 48.02
40.09 0.36301 55.45 ‐0.38623 44.21 0.16199 52.43 0.2411 53.62
55.63 ‐0.13817 47.93 0.4191 56.29 0.77772 61.67 ‐0.22151 46.68
57.21 0.60171 59.03 0.4191 56.29 0.31544 54.73 0.43168 56.48
36.75 ‐0.87805 36.83 ‐0.08858 48.67 ‐0.42596 43.61 0.89429 63.41
55.54 0.60171 59.03 1.05798 65.87 0.16199 52.43 ‐0.00788 49.88
48.52 ‐0.13817 47.93 ‐0.40802 43.88 0.66066 59.91 0.43168 56.48
60.54 1.58029 73.7 1.32164 69.82 1.87593 78.14 1.5822 73.73
57.48 ‐0.69617 39.56 ‐1.43257 28.51 ‐0.87204 36.92 ‐1.03359 34.5
50.19 ‐0.19288 47.11 ‐0.72746 39.09 ‐0.66868 39.97 ‐0.90942 36.36
50.45 ‐0.64146 40.38 0.81396 62.21 ‐0.17001 47.45 0.43168 56.48
38.16 ‐0.01101 49.83 ‐0.164 47.54 ‐0.05593 49.16 1.08487 66.27
55.45 ‐0.69617 39.56 0.44089 56.61 0.30386 54.56 0.8359 62.54
40.09 0.0437 50.66 0.31888 54.78 ‐0.39817 44.03 ‐0.00788 49.88
58.88 ‐0.16406 47.54 ‐0.42982 43.55 ‐0.32346 45.15 ‐0.65244 40.21
40.09 0.0437 50.66 ‐0.38623 44.21 ‐0.08074 48.79 ‐0.00788 49.88
60.54 1.105 66.57 1.03619 65.54 0.31544 54.73 1.33385 70.01
65.9 0.84041 62.61 0.73854 61.08 0.66066 59.91 0.43168 56.48
52.21 ‐0.13817 47.93 ‐0.28901 45.66 ‐0.41274 43.81 ‐0.85102 37.23
60.54 1.79016 76.85 1.00219 65.03 0.66066 59.91 0.43168 56.48
36.67 0.30829 54.62 ‐0.72746 39.09 ‐1.01391 34.79 ‐0.96782 35.48
57.11 ‐1.82991 22.55 0.66096 59.91 0.78931 61.84 0.80483 62.07
60.54 0.84041 62.61 0.29709 54.46 1.24861 68.73 1.20905 68.14
52.11 ‐0.69617 39.56 ‐0.50824 42.38 0.54658 58.2 ‐0.71884 39.22
45.1 ‐0.69617 39.56 ‐1.53279 27.01 ‐0.42596 43.61 ‐0.90942 36.36
57.21 1.60617 74.09 1.00219 65.03 0.66066 59.91 1.45803 71.87
55.54 0.10053 51.51 ‐0.08858 48.67 ‐0.69647 39.55 0.43168 56.48
50.19 ‐0.19288 47.11 ‐0.82768 37.58 ‐0.42596 43.61 ‐0.78525 38.22
38.16 1.34158 70.12 ‐0.1858
0.1858 47.21 ‐0.29866
0.29866 45.52 0.49008 57.35
34.64 ‐1.20029 32 ‐1.45437 28.18 ‐1.99803 20.03 ‐1.878 21.83
52.11 ‐0.77678 38.35 0.10885 51.63 1.00589 65.09 ‐0.85102 37.23
43.42 0.6276 59.41 0.29709 54.46 0.07271 51.09 0.1163 51.74
52.21 ‐0.72206 39.17 0.03343 50.5 ‐0.08074 48.79 ‐0.78462 38.23
48.52 0.54699 58.2 0.61653 59.25 0.30386 54.56 ‐0.71884 39.22
74.33 0.89512 63.43 0.01164 50.17 ‐0.5546 41.68 0.0579 50.87
36.76 ‐0.37687 44.35 0.73854 61.08 ‐0.28409 45.74 0.43168 56.48
28.33 ‐0.43159 43.53 0.01164 50.17 ‐0.5546 41.68 ‐0.96782 35.48
48.87 ‐0.19288 47.11 0.31888 54.78 0.00556 50.08 0.2411 53.62
46.85 ‐0.19288 47.11 0.73854 61.08 ‐0.28409 45.74 ‐0.34569 44.81
64.14 0.51816 57.77 1.76309 76.45 1.1739 67.61 0.68066 60.21
57.47 0.15313 52.3 ‐0.60845 40.87 ‐0.1978 47.03 0.70371 60.56
50.54 ‐0.48336 42.75 ‐1.31356 30.3 ‐0.08074 48.79 ‐0.28729 45.69
55.54 ‐0.77678 38.35 0.51631 57.74 ‐0.08074 48.79 0.11693 51.75
75.99 1.52557 72.88 0.51631 57.74 1.00589 65.09 ‐1.31364 30.3
57.21 0.8663 62.99 ‐0.28601 45.71 ‐0.79733 38.04 0.55648 58.35
57.47 ‐0.64146 40.38 ‐0.28601 45.71 0.99266 64.89 ‐0.71884 39.22
47.11 ‐0.64146 40.38 0.73554 61.03 ‐0.17001 47.45 0.49008 57.35
43.69 ‐0.32215 45.17 0.51631 57.74 0.06113 50.92 ‐0.71884 39.22
60.8 1.60617 74.09 1.98532 79.78 ‐0.28409 45.74 0.68066 60.21
57.21 0.89512 63.43 0.73854 61.08 0.77474 61.62 1.20905 68.14
47.11 ‐0.64146 40.38 ‐0.40802 43.88 0.54658 58.2 ‐0.00788 49.88
35 ‐0.69617 39.56 ‐0.50824 42.38 0.34322 55.15 0.68066 60.21
60.8 0.39183 55.88 ‐1.11313 33.3 ‐0.18323 47.25 ‐0.78462 38.23
55.54 ‐0.19288 47.11 0.15544 52.33 1.04525 65.68 0.74706 61.21
38.42 ‐0.37687 44.35 1.05798 65.87 1.49134 72.37 0.68066 60.21
31.4 0.72886 60.93 ‐0.50824 42.38 ‐0.04137 49.38 0.30751 54.61
19.64 ‐1.56532 26.52 ‐1.11313 33.3 ‐0.66868 39.97 ‐0.41146 43.83
53.88 ‐0.61557 40.77 0.03343 50.5 0.90339 63.55 0.43168 56.48
52.11 ‐0.08345 48.75 0.51631 57.74 ‐0.23716 46.44 0.2411 53.62
45.18 ‐0.01101 49.83 ‐0.50824 42.38 ‐0.42596 43.61 ‐0.28729 45.69
55.54 ‐0.40276 43.96 ‐0.164 47.54 ‐1.18192 32.27 ‐1.31364 30.3
47.11 ‐0.90605 36.41 ‐1.75501 23.67 ‐1.26985 30.95 ‐0.93185 36.02
57.11 ‐0.67029 39.95 ‐0.22279 46.66 0.47943 57.19 0.30751 54.61
48.79 ‐0.61557 40.77 ‐0.08858 48.67 0.90339 63.55 ‐0.46986 42.95
40.18 ‐0.40276 43.96 0.4191 56.29 ‐0.91141 36.33 ‐0.00788 49.88
36.67 0.49228 57.38 0.51631 57.74 ‐0.10852 48.37 ‐0.00788 49.88
43.52 0.2824 54.24 ‐0.50824 42.38 ‐0.42596 43.61 ‐0.28729 45.69
kondiri tkondiri
‐0.47333 42.9
0.54351 58.15
‐0.5833 41.25
1.57912 73.69
0.24657 53.7
‐0.42773 43.58
1.7276 75.91
‐0.47333 42.9
‐0.47333 42.9
0.34234 55.14
1.57912 73.69
‐0.5762 41.36
1.57912 73.69
‐0.33196 45.02
0.24657 53.7
1.46915 72.04
0.49791 57.47
‐0.88024 36.8
0.1366 52.05
‐1.87026 21.95
0.75635 61.35
0.54351 58.15
‐0.68617 39.71
‐1.39897 29.02
‐0.06642 49
‐0.47333 42.9
0.75635 61.35
0.75635 61.35
‐1.3417 29.87
‐0.88024 36.8
‐0.21489 46.78
0.39504 55.93
‐0.47333 42.9
0.39504 55.93
0.64638 59.7
‐0.68617 39.71
0.24657 53.7
0.49791 57.47
0.20097 53.01
0.90482 63.57
‐0.47333 42.9
0.54351 58.15
‐0.5833 41.25
1.57912 73.69
0.24657 53.7
‐0.42773 43.58
1.7276 75.91
‐0.47333 42.9
‐0.47333 42.9
0.34234 55.14
1.57912 73.69
‐0.5762 41.36
1.57912 73.69
‐0.33196 45.02
0.24657 53.7
1.46915 72.04
0.49791 57.47
‐0.88024 36.8
0.1366 52.05
‐1.87026 21.95
0.75635 61.35
0.54351 58.15
‐0.68617 39.71
‐1.39897 29.02
‐0.06642 49
‐0.47333 42.9
0.75635 61.35
0.75635 61.35
‐1.3417 29.87
‐0.88024 36.8
‐0.21489 46.78
0.39504 55.93
0.39504 55.93
‐0.05747 49.14
0.49791 57.47
‐0.31591 45.26
0.34944 55.24
0.091 51.36
0.71075 60.66
‐0.68617 39.71
‐0.88024 36.8
0.1366 52.05
‐1.39897 29.02
‐0.83465 37.48
‐0.5762 41.36
0.19387 52.91
‐0.42773 43.58
0.30384 54.56
0.60078 59.01
0.23947 53.59
0.03645 50.55
‐0.42773 43.58
0.30111 54.52
0.30384 54.56
‐0.68617 39.71
‐0.83465 37.48
0.45941 56.89
0.34234 55.14
‐0.5833 41.25
0.45941 56.89
‐2.01873 19.72
‐1.55454 26.68
0.54351 58.15
‐0.5833 41.25
‐0.73177 39.02
0.28507 54.28
59.12
Total Sample Size = 106

Univariate Marginal Parameters

Variable Mean St. Dev. Thresholds


-------- ---- -------- ----------
ORIENT 0.000 1.000 -2.078 -1.584 -1.436 -1.260 -0.413 -0.288
-0.190 -0.071 0.214 1.032 1.162 1.373
0.078
PNDIRIAN 0.000 1.000 -2.078 -1.778 -1.673 -1.210 -0.720 -0.388
-0.239 -0.190 0.492 0.955 0.993 1.117
1.162
SIKAP 0.000 1.000 -2.348 -1.673 -1.373 -1.117 -0.848 -0.288
-0.239 -0.024 0.466 0.883 0.955 1.032
1.117 1.506

Univariate Distributions for Ordinal Variables

ORIENT Frequency Percentage Bar Chart


19 2 1.9
19 4 3.8
19 2 1.9
38 3 2.8
38.3 25 23.6
38 5 4.7
38.3 4 3.8
57.1 5 4.7
57 12 11.3
57 28 26.4
57.1 3 2.8
75 4 3.8
75 7 6.6
75.9 2 1.9

PNDIRIAN Frequency Percentage Bar Chart


17 2 1.9
17 2 1.9
17.7 1 0.9
36.6 7 6.6
36 13 12.3
36.6 12 11.3
36 6 5.7
55 2 1.9
55.5 28 26.4
55 15 14.2
55.5 1 0.9
74 3 2.8
74.4 1 0.9
74.5 13 12.3
SIKAP Frequency Percentage Bar Chart
20 1 0.9
20 4 3.8
20 4 3.8
38 5 4.7
38 7 6.6
38 20 18.9
38.0 2 1.9
55.6 9 8.5
55 20 18.9
55 14 13.2
55.6 2 1.9
73.1 2 1.9
73.1 2 1.9
73 7 6.6
73 7 6.6

Histograms for Continuous Variables

SEDRAJAT
Frequency Percentage Lower Class Limit
3 2.8 22.000
1 0.9 27.034
1 0.9 32.068
18 17.0 37.102
10 9.4 42.136
31 29.2 47.170
20 18.9 52.204
14 13.2 57.238
4 3.8 62.272
4 3.8 67.306

KMPDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
13 12.3 22.720
0 0.0 27.884
0 0.0 33.048
32 30.2 38.212
0 0.0 43.376
0 0.0 48.540
47 44.3 53.704
0 0.0 58.868
0 0.0 64.032
14 13.2 69.196
TGJAWAB
Frequency Percentage Lower Class Limit
5 4.7 22.150
3 2.8 27.625
4 3.8 33.100
25 23.6 38.575
21 19.8 44.050
13 12.3 49.525
16 15.1 55.000
7 6.6 60.475
0 0.0 65.950
12 11.3 71.425

TERBATAS
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 17.630
1 0.9 23.632
5 4.7 29.634
15 14.2 35.636
22 20.8 41.638
16 15.1 47.640
20 18.9 53.642
14 13.2 59.644
4 3.8 65.646
5 4.7 71.648

MANUSIA
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 18.460
2 1.9 24.334
4 3.8 30.208
18 17.0 36.082
20 18.9 41.956
19 17.9 47.830
18 17.0 53.704
12 11.3 59.578
5 4.7 65.452
6 5.7 71.326

PAHAMDRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 19.770
2 1.9 25.166
1 0.9 30.562
14 13.2 35.958
25 23.6 41.354
16 15.1 46.750
17 16.0 52.146
13 12.3 57.542
7 6.6 62.938
7 6.6 68.334
HARAPAN
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 17.020
3 2.8 23.286
7 6.6 29.552
8 7.5 35.818
27 25.5 42.084
24 22.6 48.350
19 17.9 54.616
10 9.4 60.882
2 1.9 67.148
4 3.8 73.414

BEBAS
Frequency Percentage Lower Class Limit
9 8.5 21.490
0 0.0 26.853
0 0.0 32.216
40 37.7 37.579
0 0.0 42.942
0 0.0 48.305
42 39.6 53.668
0 0.0 59.031
0 0.0 64.394
15 14.2 69.757

TEKANAN
Frequency Percentage Lower Class Limit
1 0.9 19.640
1 0.9 25.275
4 3.8 30.910
20 18.9 36.545
14 13.2 42.180
23 21.7 47.815
27 25.5 53.450
12 11.3 59.085
2 1.9 64.720
2 1.9 70.355

BRHASIL
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 22.550
2 1.9 27.980
7 6.6 33.410
24 22.6 38.840
21 19.8 44.270
15 14.2 49.700
12 11.3 55.130
8 7.5 60.560
4 3.8 65.990
9 8.5 71.420
IDNTIFIK
Frequency Percentage Lower Class Limit
7 6.6 23.670
4 3.8 29.281
6 5.7 34.892
23 21.7 40.503
21 19.8 46.114
16 15.1 51.725
16 15.1 57.336
9 8.5 62.947
2 1.9 68.558
2 1.9 74.169

PRSDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 20.030
2 1.9 25.841
8 7.5 31.652
9 8.5 37.463
34 32.1 43.274
20 18.9 49.085
13 12.3 54.896
12 11.3 60.707
3 2.8 66.518
3 2.8 72.329

PLASUH
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 21.830
2 1.9 27.020
14 13.2 32.210
14 13.2 37.400
10 9.4 42.590
16 15.1 47.780
24 22.6 52.970
11 10.4 58.160
7 6.6 63.350
6 5.7 68.540

KNSPDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
3 2.8 19.720
6 5.7 25.339
0 0.0 30.958
20 18.9 36.577
18 17.0 42.196
10 9.4 47.815
30 28.3 53.434
9 8.5 59.053
0 0.0 64.672
10 9.4 70.291
PNRMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 -2.790
0 0.0 -2.292
2 1.9 -1.793
16 15.1 -1.295
18 17.0 -0.796
30 28.3 -0.297
19 17.9 0.201
10 9.4 0.700
5 4.7 1.199
4 3.8 1.697

TPNMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 8.143
0 0.0 15.622
2 1.9 23.102
16 15.1 30.581
18 17.0 38.061
30 28.3 45.540
19 17.9 53.019
10 9.4 60.499
5 4.7 67.978
4 3.8 75.458

TRMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 192.150
0 0.0 220.688
5 4.7 249.226
20 18.9 277.764
12 11.3 306.302
28 26.4 334.840
19 17.9 363.378
9 8.5 391.916
5 4.7 420.454
6 5.7 448.992
Estimated Equations (DV DENGAN NILAI T)

TPNMDIRI = 62.456 - 0.129*PAHAMDRI - 0.0802*HARAPAN + 0.0365*BEBAS


Standerr (9.521) (0.151) (0.181) (0.110)
Z-values 6.560 -0.853 -0.443 0.333
P-values 0.000 0.394 0.658 0.739

- 0.676*SIKAP - 0.00884*TEKANAN - 0.398*BRHASIL + 0.368*IDNTIFIK


(1.606) (0.165) (0.130) (0.189)
-0.421 -0.0535 -3.051 1.952
0.674 0.957 0.002 0.051

+ 0.227*PRSDIRI + 0.0775*PLASUH - 0.344*KNSPDIRI


(0.186) (0.166) (0.134)
1.219 0.467 -2.560
0.223 0.640 0.010

+ Error, R² = 0.185

Error Variance = 150.973

DV DENGAN NILAI HASIL PENJUMLAHAN

TRMDIRI = 370.980 - 0.572*PAHAMDRI - 0.722*HARAPAN + 0.297*BEBAS


Standerr (38.911) (0.617) (0.740) (0.448)
Z-values 9.534 -0.926 -0.976 0.662
P-values 0.000 0.354 0.329 0.508

- 4.972*SIKAP + 0.469*TEKANAN - 1.858*BRHASIL + 1.454*IDNTIFIK


(6.564) (0.676) (0.533) (0.771)
-0.758 0.694 -3.485 1.885
0.449 0.488 0.000 0.059

+ 1.143*PRSDIRI + 0.410*PLASUH - 1.049*KNSPDIRI


(0.760) (0.678) (0.550)
1.504 0.605 -1.908
0.133 0.545 0.056

+ Error, R² = 0.191

Error Variance = 2521.566

The Problem used 55344 Bytes (= 0.1% of available workspace)


DATE: 10/19/2010
TIME: 15:21

P R E L I S 2.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by


Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file F:\SKOR FAKTOR.PR2:

!PRELIS SYNTAX: Can be edited


SY='F:\SKOR FAKTOR.PSF'
RG 1 2 3 4 5 6 7 ON 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
OU MA=CM XT XM

Total Sample Size = 106

Univariate Marginal Parameters

Variable Mean St. Dev. Thresholds


-------- ---- -------- ----------
ORIENT 0.000 1.000 -2.078 -1.584 -1.436 -1.260 -0.413 -0.288
-0.190 -0.071 0.214 1.032 1.162 1.373
2.078
PNDIRIAN 0.000 1.000 -2.078 -1.778 -1.673 -1.210 -0.720 -0.388
-0.239 -0.190 0.492 0.955 0.993 1.117
1.162
SIKAP 0.000 1.000 -2.348 -1.673 -1.373 -1.117 -0.848 -0.288
-0.239 -0.024 0.466 0.883 0.955 1.032
1.117 1.506
Univariate Distributions for Ordinal Variables

ORIENT Frequency Percentage Bar Chart


19 2 1.9
19 4 3.8
19 2 1.9
38 3 2.8
38.3 25 23.6
38 5 4.7
38.3 4 3.8
57.1 5 4.7
57 12 11.3
57 28 26.4
57.1 3 2.8
75 4 3.8
75 7 6.6
75.9 2 1.9

PNDIRIAN Frequency Percentage Bar Chart


17 2 1.9
17 2 1.9
17.7 1 0.9
36.6 7 6.6
36 13 12.3
36.6 12 11.3
36 6 5.7
55 2 1.9
55.5 28 26.4
55 15 14.2
55.5 1 0.9
74 3 2.8
74.4 1 0.9
74.5 13 12.3

SIKAP Frequency Percentage Bar Chart


20 1 0.9
20 4 3.8
20 4 3.8
38 5 4.7
38 7 6.6
38 20 18.9
38.0 2 1.9
55.6 9 8.5
55 20 18.9
55 14 13.2
55.6 2 1.9
73.1 2 1.9
73.1 2 1.9
73 7 6.6
73 7 6.6
Histograms for Continuous Variables

SEDRAJAT
Frequency Percentage Lower Class Limit
3 2.8 22.000
1 0.9 27.034
1 0.9 32.068
18 17.0 37.102
10 9.4 42.136
31 29.2 47.170
20 18.9 52.204
14 13.2 57.238
4 3.8 62.272
4 3.8 67.306

KMPDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
13 12.3 22.720
0 0.0 27.884
0 0.0 33.048
32 30.2 38.212
0 0.0 43.376
0 0.0 48.540
47 44.3 53.704
0 0.0 58.868
0 0.0 64.032
14 13.2 69.196

TGJAWAB
Frequency Percentage Lower Class Limit
5 4.7 22.150
3 2.8 27.625
4 3.8 33.100
25 23.6 38.575
21 19.8 44.050
13 12.3 49.525
16 15.1 55.000
7 6.6 60.475
0 0.0 65.950
12 11.3 71.425

TERBATAS
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 17.630
1 0.9 23.632
5 4.7 29.634
15 14.2 35.636
22 20.8 41.638
16 15.1 47.640
20 18.9 53.642
14 13.2 59.644
4 3.8 65.646
5 4.7 71.648
MANUSIA
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 18.460
2 1.9 24.334
4 3.8 30.208
18 17.0 36.082
20 18.9 41.956
19 17.9 47.830
18 17.0 53.704
12 11.3 59.578
5 4.7 65.452
6 5.7 71.326

PAHAMDRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 19.770
2 1.9 25.166
1 0.9 30.562
14 13.2 35.958
25 23.6 41.354
16 15.1 46.750
17 16.0 52.146
13 12.3 57.542
7 6.6 62.938
7 6.6 68.334

HARAPAN
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 17.020
3 2.8 23.286
7 6.6 29.552
8 7.5 35.818
27 25.5 42.084
24 22.6 48.350
19 17.9 54.616
10 9.4 60.882
2 1.9 67.148
4 3.8 73.414

BEBAS
Frequency Percentage Lower Class Limit
9 8.5 21.490
0 0.0 26.853
0 0.0 32.216
40 37.7 37.579
0 0.0 42.942
0 0.0 48.305
42 39.6 53.668
0 0.0 59.031
0 0.0 64.394
15 14.2 69.757
TEKANAN
Frequency Percentage Lower Class Limit
1 0.9 19.640
1 0.9 25.275
4 3.8 30.910
20 18.9 36.545
14 13.2 42.180
23 21.7 47.815
27 25.5 53.450
12 11.3 59.085
2 1.9 64.720
2 1.9 70.355

BRHASIL
Frequency Percentage Lower Class Limit
4 3.8 22.550
2 1.9 27.980
7 6.6 33.410
24 22.6 38.840
21 19.8 44.270
15 14.2 49.700
12 11.3 55.130
8 7.5 60.560
4 3.8 65.990
9 8.5 71.420

IDNTIFIK
Frequency Percentage Lower Class Limit
7 6.6 23.670
4 3.8 29.281
6 5.7 34.892
23 21.7 40.503
21 19.8 46.114
16 15.1 51.725
16 15.1 57.336
9 8.5 62.947
2 1.9 68.558
2 1.9 74.169

PRSDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 20.030
2 1.9 25.841
8 7.5 31.652
9 8.5 37.463
34 32.1 43.274
20 18.9 49.085
13 12.3 54.896
12 11.3 60.707
3 2.8 66.518
3 2.8 72.329
PLASUH
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 21.830
2 1.9 27.020
14 13.2 32.210
14 13.2 37.400
10 9.4 42.590
16 15.1 47.780
24 22.6 52.970
11 10.4 58.160
7 6.6 63.350
6 5.7 68.540

KNSPDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
3 2.8 19.720
6 5.7 25.339
0 0.0 30.958
20 18.9 36.577
18 17.0 42.196
10 9.4 47.815
30 28.3 53.434
9 8.5 59.053
0 0.0 64.672
10 9.4 70.291

PNRMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 -2.790
0 0.0 -2.292
2 1.9 -1.793
16 15.1 -1.295
18 17.0 -0.796
30 28.3 -0.297
19 17.9 0.201
10 9.4 0.700
5 4.7 1.199
4 3.8 1.697

TPNMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 8.143
0 0.0 15.622
2 1.9 23.102
16 15.1 30.581
18 17.0 38.061
30 28.3 45.540
19 17.9 53.019
10 9.4 60.499
5 4.7 67.978
4 3.8 75.458
TRMDIRI
Frequency Percentage Lower Class Limit
2 1.9 192.150
0 0.0 220.688
5 4.7 249.226
20 18.9 277.764
12 11.3 306.302
28 26.4 334.840
19 17.9 363.378
9 8.5 391.916
5 4.7 420.454
6 5.7 448.992
Estimated Equations

SEDRAJAT = 56.902 - 0.182*PAHAMDRI + 0.184*HARAPAN - 0.0641*BEBAS


Standerr (6.218) (0.0987) (0.118) (0.0716)
Z-values 9.151 -1.849 1.560 -0.895
P-values 0.000 0.064 0.119 0.371

+ 0.459*SIKAP + 0.314*TEKANAN - 0.349*BRHASIL + 0.0485*IDNTIFIK


(1.049) (0.108) (0.0852) (0.123)
0.437 2.908 -4.097 0.393
0.662 0.004 0.000 0.694

- 0.145*PRSDIRI + 0.152*PLASUH - 0.0955*KNSPDIRI


(0.121) (0.108) (0.0878)
-1.195 1.405 -1.088
0.232 0.160 0.277

+ Error, R² = 0.262

Error Variance = 64.402

KMPDIRI = 23.986 + 0.116*PAHAMDRI - 0.392*HARAPAN + 0.113*BEBAS - 1.758*SIKAP


Standerr (10.903) (0.173) (0.207) (0.126) (1.839)
Z-values 2.200 0.671 -1.890 0.899 -0.956
P-values 0.028 0.502 0.059 0.368 0.339

+ 0.195*TEKANAN - 0.0689*BRHASIL - 0.0496*IDNTIFIK +


0.434*PRSDIRI
(0.189) (0.149) (0.216) (0.213)
1.030 -0.461 -0.230 2.036
0.303 0.645 0.818 0.042

- 0.00308*PLASUH + 0.174*KNSPDIRI + Error, R² = 0.119


(0.190) (0.154)
-0.0162 1.132
0.987 0.258

Error Variance = 197.987


TGJAWAB = 68.599 + 0.00291*PAHAMDRI - 0.147*HARAPAN + 0.0387*BEBAS
Standerr (9.151) (0.145) (0.174) (0.105)
Z-values 7.497 0.0200 -0.848 0.367
P-values 0.000 0.984 0.397 0.714

- 0.486*SIKAP - 0.193*TEKANAN - 0.227*BRHASIL + 0.258*IDNTIFIK


(1.544) (0.159) (0.125) (0.181)
-0.315 -1.214 -1.810 1.423
0.753 0.225 0.070 0.155

+ 0.187*PRSDIRI + 0.108*PLASUH - 0.402*KNSPDIRI


(0.179) (0.160) (0.129)
1.047 0.680 -3.113
0.295 0.497 0.002

+ Error, R² = 0.155

Error Variance = 139.460

ORIENT = 0.371 - 0.0126*PAHAMDRI - 0.0184*HARAPAN + 0.0208*BEBAS


Standerr (0.719) (0.0114) (0.0137) (0.00828)
Z-values 0.516 -1.103 -1.348 2.516
P-values 0.606 0.270 0.178 0.012

- 0.129*SIKAP + 0.00406*TEKANAN - 0.0115*BRHASIL +


0.0193*IDNTIFIK
(0.121) (0.0125) (0.00985) (0.0142)
-1.061 0.325 -1.165 1.351
0.289 0.745 0.244 0.177

+ 0.0128*PRSDIRI - 0.0144*PLASUH - 0.00754*KNSPDIRI


(0.0141) (0.0125) (0.0102)
0.913 -1.152 -0.742
0.361 0.249 0.458

+ Error, R² = 0.139

Error Variance = 0.861


PNDIRIAN = 0.154 - 0.0118*PAHAMDRI - 0.0226*HARAPAN + 0.00347*BEBAS
Standerr (0.701) (0.0111) (0.0133) (0.00807)
Z-values 0.219 -1.063 -1.696 0.430
P-values 0.827 0.288 0.090 0.667

- 0.0160*SIKAP + 0.00627*TEKANAN - 0.0332*BRHASIL


(0.118) (0.0122) (0.00960)
-0.136 0.515 -3.459
0.892 0.606 0.001

+ 0.0244*IDNTIFIK + 0.0168*PRSDIRI + 0.0270*PLASUH


(0.0139) (0.0137) (0.0122)
1.758 1.224 2.212
0.079 0.221 0.027

- 0.0136*KNSPDIRI + Error, R² = 0.182


(0.00990)
-1.373
0.170

Error Variance = 0.818

TERBATAS = 51.632 - 0.0974*PAHAMDRI + 0.0389*HARAPAN + 0.110*BEBAS


Standerr (8.920) (0.142) (0.170) (0.103)
Z-values 5.788 -0.688 0.230 1.070
P-values 0.000 0.491 0.818 0.285

- 1.795*SIKAP - 0.169*TEKANAN - 0.304*BRHASIL + 0.409*IDNTIFIK


(1.505) (0.155) (0.122) (0.177)
-1.193 -1.091 -2.484 2.312
0.233 0.275 0.013 0.021

+ 0.151*PRSDIRI - 0.0213*PLASUH - 0.151*KNSPDIRI


(0.174) (0.155) (0.126)
0.868 -0.137 -1.200
0.385 0.891 0.230

+ Error, R² = 0.152

Error Variance = 132.512


MANUSIA = 61.473 - 0.139*PAHAMDRI + 0.156*HARAPAN - 0.110*BEBAS +
1.148*SIKAP
Standerr (8.046) (0.128) (0.153) (0.0926) (1.357)
Z-values 7.640 -1.090 1.022 -1.183 0.846
P-values 0.000 0.276 0.307 0.237 0.397

+ 0.167*TEKANAN - 0.293*BRHASIL + 0.137*IDNTIFIK + 0.119*PRSDIRI


(0.140) (0.110) (0.159) (0.157)
1.193 -2.662 0.857 0.756
0.233 0.008 0.391 0.450

+ 0.0343*PLASUH - 0.300*KNSPDIRI + Error, R² = 0.224


(0.140) (0.114)
0.245 -2.641
0.807 0.008

Error Variance = 107.812

The Problem used 55344 Bytes (= 0.1% of available workspace)


No. Pernyataan SS S TS STS
Saya yakin kalau saya bisa menjadi apa saja
1.
yang saya inginkan
Apabila bersalah, saya akan menerima apapun
2. akibat dari semua perbuatan yang telah saya
lakukan
3. Saya mudah dipengaruhi oleh orang lain
4. Saya kurang suka bila diatur oleh orang lain
5. Saya malas membantu orang lain
Saya tidak akan menyalahkan diri atas
6.
keterbatasan yang saya miliki
Saya bahagia ketika mendapat penghargaan
7.
dari orang lain
Pada umumnya, saya kurang yakin dapat
8.
diterima oleh orang lain
Sejak kecil saya kurang mendapatkan
9. pelatihan yang tepat, baik di rumah maupun
sekolah
Terkadang saya kurang yakin apakah saya
10.
sebenarnya orang yang baik atau tidak
Dalam menyelesaikan tugas, saya lebih
11. senang dibantu orang lain daripada kerja
sendiri
Sering kali saya membutuhkan pertimbangan
12.
orang lain dalam menentukan keputusan
Saya merasa hanya sedikit keahlian saya yang
13.
dapat diandalkan
Saya mencoba untuk bergaul dengan orang
14.
yang memiliki penerimaan diri yang baik
15. Diri saya berharga di mata orang lain
Saya kurang yakin dapat menyelesaikan
16.
pekerjaan seorang diri
Saya kerap melemparkan semua kesalahan
17.
pada orang lain
Saya sering kali menjaga diri dari orang-orang
18. yang akan memberikan pengaruh yang buruk
pada diri saya
19. Saya benci berada di rumah maupun sekolah
Saya dapat menerima diri apa adanya dengan
20.
segala kekurangan yang ada
Meskipun banyak perbedaan ketika
21. berdiskusi, saya tetap yakin pada pendirian
saya
Saya yakin mampu memecahkan masalah
22.
kehidupan yang ada
23. Saya jarang melibatkan orang lain dalam
permasalahan yang saya hadapi
Jika memperoleh apa yang saya inginkan, hal
24. itu karena saya berusaha keras untuk
mewujudkannya
Terkadang saya ragu dengan keputusan yang
25.
saya ambil
26. Saya mengingkari kelebihan yang saya miliki
Saya memperhatikan pandangan orang lain
27.
mengenai diri saya
Sebagai manusia saya sederajat dengan orang
28. lain, meskipun terdapat perbedaan dalam hal
kemampuan
Saya berusaha untuk tidak merepotkan orang
29.
lain
Saya peduli akan pikiran orang lain mengenai
30.
saya
Sulit bagi saya untuk mengontrol diri di dalam
31.
lingkungan sekitar
Sulit bagi saya untuk mengendalikan diri jika
32. melihat orang lain di perlakukan kurang baik
oleh anggota masyarakat
Sejak kecil saya mendapatkan pelatihan yang
33.
baik dalam keluarga dan sekolah
34. Saya kurang peduli dengan masalah orang lain
Saya akan mengembangkan potensi diri untuk
35.
dapat dibagi dengan teman-teman
Saya tetap melakukan sesuatu yang terbaik
36.
menurut saya meskipun orang lain tidak setuju
Sekolah adalah tempat pelatihan terbaik
37.
setelah rumah
Saya senang bila mendapat pujian dari orang
38.
lain
39. Saya jarang merasa ragu pada diri saya sendiri
Tidak mudah bagi saya mengakui bagaimana
40.
perasaan saya sebenarnya
41. Sulit bagi saya mengatasi kesulitan hidup
Saya khawatir akan ditolak orang lain kalau
42.
berbeda pendapat dengan mereka
Saya mudah tegang dalam berbagai macam
43.
situasi
Saya malas jika harus bekerja keras agar bisa
44.
menjadi lebih baik
Saya lebih suka menunjukkan kelebihan yang
45. saya punya dibandingkan keterbatasan yang
saya miliki
Saya bergaul dengan siapa saja, walau saya
46.
tahu mereka tidak baik untuk saya
47. Saya akan frustasi jika hal yang saya inginkan
sulit untuk saya dapatkan
48. Saya merumuskan tujuan hidup saya sendiri
49. Saya jarang dipengaruhi orang lain
50. Saya terlihat senang walau ada masalah
51. Saya cuek jika orang lain memperbincangkan
saya
52. Saya kurang perduli akan omongan orang lain
terhadap diri saya
53. Sulit bagi saya merancang rencana masa
depan sendirian
54. Sering kali saya kurang berani menanggung
akibat dari semua perbuatan yang telah saya
lakukan
55. Saya berani mengatakan kelemahan atau
keterbatasan yang saya miliki
56. Saya berusaha untuk menjadi lebih baik
57. Saya kurang suka berangan-angan karena sulit
bagi saya untuk meraihnya
58. Saya ragu untuk memiliki cita-cita yang
terlalu tinggi
59. Saya bisa mengontrol diri saya di dalam
lingkungan
60. Saya santai dalam menjalankan segala macam
aktivitas
61. Sulit bagi saya untuk menilai mana orang baik
dan mana yang bukan
62. Saya mampu mengendalikan diri di dalam
lingkungan sekitar
63. Saya jarang berprasangka buruk terhadap
orang lain
64. Sering kali saya percaya pada orang-orang
yang ada di sekeliling saya
65. Saya ragu akan ketulusan orang lain
66. Sulit bagi saya percaya begitu saja pada orang
lain
67. Saya suka bermimpi
68. Saya tahu tentang perasaan saya sendiri
Validitas
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 2.4623 .8856 106.0


2. VAR00002 2.4340 .8050 106.0
3. VAR00003 2.5094 .7715 106.0
4. VAR00004 2.5660 .8167 106.0
5. VAR00005 2.5566 .7938 106.0
6. VAR00006 2.4151 .7912 106.0
7. VAR00007 2.5472 .7944 106.0
8. VAR00008 2.5000 .8077 106.0
9. VAR00009 2.6509 .8512 106.0
10. VAR00010 2.4528 .7320 106.0
11. VAR00011 2.5566 .8953 106.0
12. VAR00012 2.5566 .8846 106.0
13. VAR00013 2.4811 .7956 106.0
14. VAR00014 2.6604 .8495 106.0
15. VAR00015 2.4717 .7710 106.0
16. VAR00016 2.2925 .8615 106.0
17. VAR00017 2.5377 .8185 106.0
18. VAR00018 2.5000 .7464 106.0
19. VAR00019 2.5660 .8397 106.0
20. VAR00020 2.4717 .7199 106.0
21. VAR00021 2.6226 .7982 106.0
22. VAR00022 2.4811 .7588 106.0
23. VAR00023 2.4717 .8859 106.0
24. VAR00024 2.7264 .7750 106.0
25. VAR00025 2.4717 .8859 106.0
26. VAR00026 2.5189 .7956 106.0
27. VAR00027 2.6321 .8203 106.0
28. VAR00028 2.6321 .8544 106.0
29. VAR00029 2.6132 .8682 106.0
30. VAR00030 2.4811 .7835 106.0
31. VAR00031 2.5943 .8370 106.0
32. VAR00032 2.6792 .8229 106.0
33. VAR00033 2.4906 .7335 106.0
34. VAR00034 2.6226 .8101 106.0
35. VAR00035 2.6604 .8716 106.0
36. VAR00036 2.4906 .7590 106.0
37. VAR00037 2.6792 .8569 106.0
38. VAR00038 2.5094 .7590 106.0
39. VAR00039 2.5660 .8621 106.0
40. VAR00040 2.7925 .8363 106.0
41. VAR00041 2.4434 .8628 106.0
42. VAR00042 2.5849 .8032 106.0
43. VAR00043 2.5283 .7065 106.0
44. VAR00044 2.5943 .8021 106.0
45. VAR00045 2.7075 .7803 106.0
46. VAR00046 2.4623 .7326 106.0
47. VAR00047 2.4528 .8851 106.0
48. VAR00048 2.4623 .8068 106.0
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

49. VAR00049 2.6509 .8624 106.0


50. VAR00050 2.5094 .8194 106.0
51. VAR00051 2.4528 .8851 106.0
52. VAR00052 2.4434 .8057 106.0
53. VAR00053 2.5189 .7713 106.0
54. VAR00054 2.5755 .8159 106.0
55. VAR00055 2.5660 .7931 106.0
56. VAR00056 2.4245 .7922 106.0
57. VAR00057 2.5566 .7938 106.0
58. VAR00058 2.4906 .8076 106.0
59. VAR00059 2.6604 .8495 106.0
60. VAR00060 2.4434 .7313 106.0
61. VAR00061 2.5660 .8946 106.0
62. VAR00062 2.5472 .8851 106.0
63. VAR00063 2.4906 .7958 106.0
64. VAR00064 2.6698 .8476 106.0
65. VAR00065 2.4811 .7713 106.0
66. VAR00066 2.3019 .8638 106.0
67. VAR00067 2.5283 .8189 106.0
68. VAR00068 2.5094 .7464 106.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 172.5472 812.1168 28.4977 68
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 170.0849 784.1165 .5487 .9577


VAR00002 170.1132 778.7490 .7283 .9571
VAR00003 170.0377 797.6748 .3178 .9584
VAR00004 169.9811 781.8854 .6473 .9573
VAR00005 169.9906 788.0856 .5251 .9578
VAR00006 170.1321 792.6300 .4233 .9581
VAR00007 170.0000 794.3238 .3833 .9582
VAR00008 170.0472 788.5406 .5054 .9578
VAR00009 169.8962 788.7606 .4733 .9579
VAR00010 170.0943 789.0005 .5491 .9577
VAR00011 169.9906 790.5047 .4134 .9582
VAR00012 169.9906 788.3332 .4630 .9580
VAR00013 170.0660 780.5385 .6961 .9572
VAR00014 169.8868 784.3490 .5684 .9576
VAR00015 170.0755 789.1371 .5168 .9578
VAR00016 170.2547 792.5345 .3884 .9582
VAR00017 170.0094 786.4285 .5450 .9577
VAR00018 170.0472 789.3406 .5298 .9578
VAR00019 169.9811 787.2377 .5130 .9578
VAR00020 170.0755 794.7562 .4149 .9581
VAR00021 169.9245 784.0514 .6136 .9575
VAR00022 170.0660 793.7194 .4168 .9581
VAR00023 170.0755 783.8038 .5549 .9576
VAR00024 169.8208 786.9104 .5659 .9576
VAR00025 170.0755 784.1276 .5483 .9577
VAR00026 170.0283 790.9611 .4586 .9580
VAR00027 169.9151 792.6880 .4061 .9581
VAR00028 169.9151 791.9261 .4047 .9582
VAR00029 169.9340 783.2623 .5783 .9576
VAR00030 170.0660 790.1956 .4837 .9579
VAR00031 169.9528 789.6835 .4620 .9580
VAR00032 169.8679 797.2014 .3064 .9585
VAR00033 170.0566 795.4634 .3895 .9582
VAR00034 169.9245 787.4609 .5279 .9577
VAR00035 169.8868 790.6728 .4220 .9581
VAR00036 170.0566 791.9206 .4593 .9580
VAR00037 169.8679 790.6872 .4295 .9581
VAR00038 170.0377 791.9033 .4597 .9580
VAR00039 169.9811 783.1235 .5855 .9575
VAR00040 169.7547 785.6155 .5504 .9577
VAR00041 170.1038 784.4558 .5569 .9576
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00042 169.9623 796.9700 .3198 .9584


VAR00043 170.0189 793.5044 .4550 .9580
VAR00044 169.9528 796.5597 .3294 .9584
VAR00045 169.8396 783.5455 .6401 .9574
VAR00046 170.0849 794.0022 .4258 .9581
VAR00047 170.0943 784.0482 .5504 .9577
VAR00048 170.0849 789.9832 .4737 .9579
VAR00049 169.8962 791.6939 .4055 .9582
VAR00050 170.0377 793.4271 .3904 .9582
VAR00051 170.0943 784.1815 .5477 .9577
VAR00052 170.1038 778.6844 .7291 .9571
VAR00053 170.0283 797.6087 .3194 .9584
VAR00054 169.9717 781.8182 .6495 .9573
VAR00055 169.9811 788.0187 .5271 .9577
VAR00056 170.1226 792.5658 .4242 .9581
VAR00057 169.9906 794.2571 .3851 .9582
VAR00058 170.0566 788.6063 .5039 .9578
VAR00059 169.8868 788.6918 .4758 .9579
VAR00060 170.1038 789.0653 .5480 .9577
VAR00061 169.9811 790.4377 .4150 .9581
VAR00062 170.0000 788.4000 .4614 .9580
VAR00063 170.0566 780.4730 .6975 .9572
VAR00064 169.8774 784.2801 .5712 .9576
VAR00065 170.0660 789.0718 .5181 .9578
VAR00066 170.2453 792.4726 .3886 .9582
VAR00067 170.0189 786.4949 .5432 .9577
VAR00068 170.0377 789.2748 .5314 .9577

Reliabilitas DV

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 106.0 N of Items = 28

Alpha = .9068

Reliabilitas IV

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 106.0 N of Items = 40

Alpha = .9258

Anda mungkin juga menyukai