Anda di halaman 1dari 119

PERAN BIMBINGAN PRA NIKAH

BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA


(KUA) KECAMATAN CIPUTAT KOTA TANGERANG
SELATAN
Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam


(S.Sos.I)

Penulis
HAPIPAH
108052000022

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAN DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013M
PERAN BIMBINGAN PRA NIKAH DALAM UPAYA MEMBENTUK

KELUARGA SAKINAH DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam

(S.Sos.I)

Oleh

Hapipah

NIM: 108052000022

Dosen Pembimbing:

Rubiyanah, MA

NIP: 197308221998032001

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
PENGESAHAN PESERTA UJIAN

Skripsi berjudul Peran Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Ciputat Kota Tnagerang Selatan telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

Rabu, 16 Januari 2013. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 28 Januari 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris

Drs. Wahidin Saputra, MA Drs. Sugiharto, MA


NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19660806 199603 1 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Kholis Ridho, M.Si Drs. Sugiharto, MA


NIP. 19780114 200912 1 002 NIP. 19660806 199603 1 001

Pembimbing

Rubiyanah, MA
NIP 19730822 199803 2 001
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Januari 2013

Hapipah
ABSTRAK

Hapipah
Peran Bimbingan Pra nikah Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

Ikatan pernikahan harus dimulai dari persiapan komunikasi, persiapan financial,


persiapan mental, dan pengetahuan tentang persyaratan tentang pernikahan. Karena itu
melangsungkan pernikahan bukan saja berdasarkan cinta, tetapi alasan pertimbangan
yang rasional. Berdasarkan konteks tersebut penulis ingin mengevaluasi pernikahan di
KUA Ciputat. Penulis bermaksud mengkaji persiapan calon pengantin menghadapi atau
memasuki jenjang pernikahan.
Penulis ingin mengevaluasi pernikahan di KUA Ciputat, secara umum peneliti
ingin melihat tiga hal yaitu : Apa saja persiapan yang dilakukan oleh calon pengantin,
bagaimana proses pernikahan yang berlangsung di KUA Ciputat, dan apa saja kendala
perencanaan bimbingan pra nikah yang dilalui oleh calon pengantin dan penyelanggara
bimbingan pra nikah di KUA Ciputat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun metode pengumpulan
datanya melalui Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah
pegawai KUA, dan calon pengantin yang mendaftarkan pernikahan di KUA Ciputat.
Jumlah informan yang menjadi target sumber data penelitain adalah empat pasanag calon
pengantin dan enam petugas KUA, terdiri dari lima narasumber dan satu kepala KUA.
Dan analisis yang saya gunakan adalah, menggunakan analisa trianggulasi data
yakni melakukan afermasi, konfirmasi, dan refleksi atas jawaban informan untuk kroscek
akurasi data. Hasil penelitian ini adalah : Peran bimbingan pra nikah bagi calon pengantin
di KUA Ciputat petugas KUA melakukan bimbingan pra nikah kepada calon pengantin
ditujukan agar mereka memahami benar peran masing-masing dalam keluarga. Karena
itu, petugas KUA memberikan beberapa materi pokok diantaranya keluarga sakinah,
kesehatan dalam keluarga, dan UUD perkawinan. Dan apa saja kendala pelaksanaan
bimbingan pra nikah berdasarkan perspektif calon pengantin adalah masih rendahnya
kesadaran calon pengantin tentang penting tidaknya bimbingan pra nikah. Selain itu calon
pengantin juga menganggap pelaksanaan bimbingan pra nikah didukung oleh fasilitas
yang kurang memadai. Lalu apa saja kendala pelaksanaan bimbingan pra nikah
berdasarkan perspektif petugas KUA kopetensi pembimbing yang masih terbatas,
kurangnya disiplin peserta (calon pengantin) serta minimnya sarana dan prasarana.

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu

wata’ala karena atas kuasanyalah penulis skripsi ini dapat diselesaikan.

Sholawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai kepada

kita hingga saat ini.

Skripai yang berjudul “Peran Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon

Pengantin Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan. Ini disusun untuk menempuh sidang akhir sarjana pada

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, di antaranya sebagai berikut :

1. Yang terhormat Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Dr. Arief Subhan, M.Ag, bersama selaku pembantu Dekan I Drs.

Wahidin Saputra, M.Ag, selaku pembantu Dekan II Drs. H. Mahmud

Jalal, MA, selaku pembantu Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam terima kasih atas kebaikannya.

ii
3. Drs. Sugiharto, MA selaku sekretaris Jurusan yang selalu memberikan

arahan dan motivasi kepada penulis.

4. Rubiyanah, MA. Selaku Pembimbing skripsi. Yang sabar telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. Terima kasih atas

motivasinya ibu, sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini. Dan saya

beruntung bisa belajar banyak dan mengenal ibu dalam kehidupan

saya, semoga ibu selalu dalam lindungan Allah.

5. Dr. Suhaimi, M.Si. Selaku dosen penasehat akademik yang senantiasa

memberikan arahan dan masukan serta motivasi penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Seluruh pengajar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarata. Yang senantiasa tulus dalam mengajar,

mendidik, membimbing dan bersedia mengamalkan ilmu-ilmunya

kepada seluruh mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya penulis.

7. Teristimewa kedua orang tua yang penulis cintai Ayahanda H.samlawi

dan Ibunda Hj. Siti Hujah (almh), yang sudah terlebih dahulu

meninggalkan penulis sehingga tidak bisa melihat hasil karya penulis.

Terima kasih penulis ucapkan yang telah mengantarkan panulis hingga

seperti sekarang dengan penuh support, motivasi, wejangan, tenaga,

materi terutama doanya yang terus mengalir tiada henti untuk anakmu.

iii
8. Terima kasih Kakak-kakak ku tersayang dan adik ku Ira Audina yang

selalu menemani dalam proses pembuatan skripsi sampai dengan

selesai. Terima kasih atas doa dan motivasi yang tak henti diberikan.

Sehingga terselesaikannya skripsi ini, penulis akan berusaha tidak

mengecewakan kalian. Terima kasih dan tetap selalu menjadi

penyemangat penulis.

9. Teristimewa Delvian “bebi balabala”. Kesabaran, ketulusan, senyum,

dan kasih sayang mu selalu ada setiap saat untuk aku. Terima kasih

kamu selalu menemani dan membantu aku membuat skripsi ini.

10. Buat keponakan-keponakan ku tersayang, terutama Tania dan Izma

yang selalu menghibur dalam pembuatan skripsi ini.

11. Sahabat seperjuangan (Sundus, Putri, Ike, Nina, Ina, Via) dan Aisyah

selaku operator film di kosan.  Namun tidak mengurangi rasa cinta

penulis, dan kenangan selama kita bersama yang telah kita ukir, akan

selalu penulis kenang. Semoga kita menjadi orang yang bermanfaat.

12. Keluarga kecil BPI 2008 : Tri (buduk), Oki, Ocit, Enan, Boi, Wisnu,

Danu, Zulkifli, Nila, Eka, Syirli, Fitri, Neta, Venti, Janah, Firda,

Indah. Kenangan selama empat tahun silam tidak akan penulis

lupakan.

13. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat, yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian. H. A Yazid

Busthami, Aminah S. Sos, I, Affkar yang telah membantu penulis

selama penelitian. Dan kepada seluruh staf bagian Kantor Urusan

iv
Agama KUA Kecamatan Ciputat yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu, dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis

mengucapkan terima kasih.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan

tidak mengurangi rasa hormat kepada anda semua, penulis mengucapkan

banyak terima kasih. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk

kita semua.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang membutuhkan pada umumnya, dan

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada khususnya.

Ciputat, 16 Januari 2013

Hapipah

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8

E. Kajian Pustaka ........................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran ......................................................................................... 15

B. Bimbingan.................................................................................. 17

1. Pengertian Bimbingan ………………………………………17

2. Tujuan Bimbingan ............................................................... 20

3. Jenis-jenis Bimbingan ......................................................... 21

4. Fungsi Bimbingan ............................................................... 22

5. Metode Bimbingan .............................................................. 23


vi
C. Pengertian Nikah dan Pra nikah....................................................24

D. Keluarga Sakinah..........................................................................28

BAB III PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

CIPUTAT

A. Sejarah berdirinya kantor urusan agama KUA Ciputat.................33

B. Visi dan Misi kantor urusan agama KUA Ciputat........................34

1. Visi..........................................................................................34

2. Misi..........................................................................................34

C. Struktur organisani kantor urusan agama KUA Ciputat...............35

D. BP4................................................................................................36

1. Sejarah dan Dasar Hukum Pembentukkan BP4......................36

2. Tugas dan wewenang BP4......................................................37

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

A. Karakteristik Informan..................................................................39

B. Hasil Penelitian.............................................................................46

C. Analisis Data.................................................................................55

1. Kendala Bimbingan Pra Nikah Berdasarkan Perspektif Calon

Pengantin.................................................................................55

2. Kendala Bimbingan Pra Nikah Berdasarkan Perspektif Petugas

KUA Ciputat...........................................................................56

D. Pembahasan...................................................................................57
vii
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................60

B. Saran..............................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62

LAMPIRAN

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian / Wawancara

2. Surat Keterangan Penelitian dari Kantor Urusan Agama KUA Ciputat

3. Daftar Wawancara

4. Dokumentasi (Foto-Foto)

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan harus diawali dengan niat yang ikhlas karena

perkawinan itu adalah, suruhan Allah dan Rasulnya terhadap hamba-

hambanya yang mampu. Sebelum pihak-pihak yang bersangkutan (calon

suami isteri) melangsungkan pernikahan hendaklah berusaha mempelajari

dasar-dasar dan tujuan berumah tangga, serta seluk beluknya yang

bersangkutan itu. 1

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia asal kata dari perkawinan

adalah “kawin” menurut bahasa adalah, membentuk keluarga dengan

lawan jenis melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh.2 Perkawinan

disebut juga pernikahan berasal dari kata nikah yang menurut bahasa

artinya, mengumpulkan saling memasukan.3 Kata nikah juga sering

dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk arti akad nikah.4

Menurut bahasa Indonesia pernikahan adalah perkawinan. Akan

tetapi pada prinsipnya antara pernikahan dan perkawinan adalah sama.

Nikah yang menurut bahasa berarti penggabungan dan pencampuran.

Sedangkan menurut istilah, nikah berarti akad antara pihak laki-laki dan

wali perempuan yang karenanya hubungan badan menjadi halal.


1
Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Keluarga, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1993),
cet.I, h.26.
2
Dep. Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), edisi
kedua, cet.III, h.456.
3
Muhammad Bin Ismail Al-Kahlaniy, Subulus al-Salam (Bandung: Dahlan,t,t) jilid
3,h.109.
4
Wahbah Al-Zuhalil, Al-Fiqh Al-Islam wa Adilatuh, cet.III, (Beirut: Dar al-
Fikr,1989),h.29.
1
2

Perbedaan tersebut, bukanlah merupakan suatu hal yang bersifat prinsipil,

tetapi masih banyak para ahli hukum Islam yang juga menggunakan kata

kawin. Dalam beberapa tulisannya bahkan peraturan perundang-undangan

yang berkenaan dengan proses pengembangan keturunan menggunakan

kata kawin. Hal ini dapat di maklumi bahwa Negara kita memiliki bahasa

nasional yaitu bahasa Indonesia, sehingga segala bentuk peraturan

perundang-undangan yang berlaku dibuat dengan menggunakan bahasa

Indonesia.5

Pengertian perkawinan dalam Islam di dalam buku-buku agama

banyak yang dipakai kata-kata “Nikah” menunjukan kepada “perkawinan”

sekalipun pada permulaan memasuki perkawinan ini diadakan “Zawaj”

yang berarti mempertemukan dua jenis manusia menjadi pasangan hidup.

Sebab arti nikah dalam bahasa ialah “merangkil dan mempertemukan”.

Sebenarnya kata “Nikah” dalam istilah bahasa arab adalah lebih jauh dari

semata akad/perjanjian yang diadakan antara dua makhluk berlainan jenis

itu. Kata ini langsung berarti bersetubuh, tetapi dipakai untuk akad nikah

sebab ini adalah jalan yang wajar dan sah untuk melakukan tujuan dari

pada kata itu. Disini kelihatan peranan Agama yang mengikat kata ini

dengan upacara dan kepada akad tersebut. Maka arti Zawawaja ialah

memberi pasangan bagi seseorang. Pasangan ini lebih daripada hanya

bertemu atau merangkul, tetapi berarti keduanya telah menjadi satu tubuh

5
Syaikh Hasan Ayyub, Diterjemahkan M. Abdul Ghoffar, Fikih Keluarga (Jakarta:
Pustaka al Kautsar, 2001), h.3
3

yang tidak boleh dipilihkan atau tidak berhak orang lain memisahkannya.

Sepasang dari sesuatu berarti keduanya harus ada bersama-sama.6

Tujuan perkawinan pada umumnya tergantung pada masing-

masing individu yang akan melakukannya, karena lebih bersifat subyektif.

Tetapi tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,

sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban

anggota keluarga. Sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin,

disebabkan terpenuhinya keperluan hidup dan batinnya, sehingga timbulah

kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota keluarga. Selain itu

perkawinan juga bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah mawadah dan rahmah.7

Nikah dalam Islam sebagai landasan pokok dalam pembentukan

keluarga. Dalam Al-Qur’an surat Ar-rumm 21 disebutkan sebagai berikut :

                   


  g  
 

          


  

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir. (Q.S. Ar-ruum : 21).”8

Pentingnya membina keluarga sakinah didukung oleh data angka

perceraian yang tinggi. Hemat penulis angka perceraian diduga

6
Dr. Fuad Mohd. Fachruddin, Kawin Mut’ah Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1991), h.10-14
7
Zainudin Ali, Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.8
8 4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Darus Sunnah,
2002), h.644
5

dipengaruhi oleh ketidaksiapan calon pengantin melangsungkan

pernikahan. Hal tersebut perlu kajian dan penelitian lanjutan yang lebih

komprehensif. Mendukung asumsi tersebut berikut adalah data perceraian

sebagai gambaran pentingnya persiapan menikah.

Data pengadilan Agama Banten menyebutkan, dalam kurun waktu

tujuh bulan saja selama 2009, terdapat 780 kasus perceraian. Bisa

dikatakan, setiap bulannya rata-rata ada 110 pasangan suami-istri bercerai,

atau setiap hari tiga pasangan bercerai. Jika dibuat prosentase, kasus

perselingkuhan menjadi penyebab terbesar perceraian pasangan suami

istri. Kasus perceraian di Kota Tangerang memang bervariasi. Mulai dari

krisis akhlak 28 kasus, Selingkuh 119 kasus, ekonomi 66 kasus, dan

karena ditelantarkan suami 97 kasus. Selain itu, ada pula kasus perceraian

yang disebabkan oleh karena istri tidak sanggup bertahan hidup dengan

suami yang menganggur akibat dipecat perusahaan. Jumlah 780 kasus

perceraian itu, diajukan oleh pasangan warga di delapan kecamatan di

Kota Tangerang. Umumnya mereka tinggal di perkampungan. Sejak bulan

Januari hingga Juli 2009, kasus perceraian terbanyak pada bulan Mei, ada

122 kasus. Bulan Januari yang merupakan bulan baru dalam putaran tahun,

terdapat 119 kasus perceraian, Februari 106 kasus, Maret 88 kasus, April

113 kasus. Sementara di bulan Juni terdapat 117 kasus dan Juli yang baru

saja berlalu ada 115 kasus perceraian. Usia para pelaku kasus perceraian,

berkisar antara 30 hingga 50 tahun.9

9
http://berita.liputan6.com/read/240518/posting_komentar. diakses pada Hari Rabu 22-
februari-2012.
6

Perkawinan adalah suatu peristiwa sakral yang dilakukan dengan

tujuan untuk membina keluarga sakinah. Untuk itu diperlukan bekal yang

cukup baik moril maupun materi. Diperlukan persiapan yang matang

untuk sampai ke jenjang perkawinan, bukan hanya mengandalkan cinta

tetapi dibutuhkan pemikiran yang rasional, agar dapat meletakkan dasar-

dasar yang lebih kokoh dalam sebuah perkawinan. Karena perkawinan itu

sendiri merupakan suatu proses awal dari perwujudan bentuk-bentuk

kehidupan manusia. Oleh karena itu sebelum melaksanakan pernikahan

KUA khususnya di kecamatan Ciputat mengadakan program bimbingan

pra nikah.

Selain itu kebahagiaan keluarga juga dapat diperoleh pasangan

suami-isteri yang sudah matang dalam berfikir, setelah melalui manis getir

perjuangan hidup dan didukung dengan prinsip-prinsip berkeluarga yang

benar sebagai landasan utama bagi perjalanan hidup berumah tangga.

Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan lembaga keagamaan

yang salah satunya mengurusi permasalahan yang berkaitan dengan

pernikahan. Proses pembinaan calon suami isteri sebelum menikah atau

yang biasa disebut dengan bimbingan pra nikah, yang menjadi salah satu

agenda wajib yang berkaitan kepada pasangan yang akan menjalani

bahtera kehidupan yang baru. Kenyataan akan pentingnya bimbingan pada

proses pra nikah, untuk mengatasi problem yang berkaitan dengan

pernikahan dan kehidupan keluarga yang sering kali tidak bisa diatasi

sendiri oleh yang bersangkutan.


7

Hal itulah yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA)

Ciputat, yang mana mempunyai program yaitu bimbingan pra nikah.

Bimbingan ini wajib diikuti oleh pasangan yang hendak menikah agar

dalam menjalani rumah tangga mereka memiliki pengetahuan pernikahan.

Dengan adanya bimbingan pra nikah maka, suami isteri yang hendak

menikah sudah tercatat di KUA. Agar pernikahan mereka syah menurut

hukum dan agama.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba menganalisa

dengan melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA) tepatnya di

kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Selatan. Untuk dijadikan

pembahasan skripsi dengan Judul “ Peran Bimbingan Pra Nikah Bagi

Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan’’.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan

Untuk memfokuskan masalah dalam penelitian ini maka penulis

membatasi permasalahan penelitian. Batasan penelitian yang dimaksud

adalah pada program layanan bimbingan pra nikah. Selain itu, lama

penulis juga membatasi penelitian dari bulan Juli sampai dengan Oktober.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini :

a) Bagaimana Proses Bimbingan Pra Nikah Yang Berlangsung Di

Kantor Urusan Agam KUA Ciputat ?


8

b) Apa saja Kendala Pelaksanaan Program Bimbingan Pra NIkah

Berdasarkan Perspektif Calon Pengantin ?

c) Apa saja Kendala Pelaksanaan Program Bimbingan Pra NIkah

Berdasarkan Perspektif Petugas KUA Ciputat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan-

layanan Bimbingan Pra Nikah yang diberikan kepada calon pasangan

suami isteri di KUA Ciputat sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui proses pelaksanaan program Bimbingan Pra

Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.

b) Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan program Bimbingan

Pra nikah berdasarkan perpsektif calon pengantin.

c) Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan program Bimbingan

Pra nikah berdasarkan perpsektif petugas KUA Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

a) Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman

dan menambah pelajaran atau pengetahuan, dan menambah

wawasan mengenai bimbingan pra nikah yang dilakukan di Kantor

Urusan Agama (KUA) Ciputat.

b) Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap

program Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA)

Ciputat.
9

D. Metode Penelitian

1. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah, jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor seperti yang dikutip Lexy J Moleong mengemukakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.10 Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi

alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah

instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan

wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi

obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.11

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu pegawai KUA, dan

calon pengantin yang mendaftarkan pernikahan di KUA ciputat. Jumlah

informan yang menjadi target sumber data penelitian adalah empat pasang

calon pengantin dan enam petugas KUA terdiri dari, lima penyuluh dan

satu kepala KUA.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang, yang dilakukan selama empat bulan

Dari bulan Juli s/d Oktober

10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005), cet. Ke-21, h.4.
11
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-
penelitian-kualitatif.html.
1

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a) Observasi, yaitu aktifitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek, dengan menggunakan alat indera. 12

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mengamati

langsung proses Bimbingan Pra Nikah di KUA Ciputat untuk

memperoleh data.

b) Wawancara mendalam yaitu bersifat luwes, susunan pertanyaannya

dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada

saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya (agama,

suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dsb.) informan

yang dihadapi Misalnya, kita boleh jadi mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang sama terhadap anggota-anggota suatu lembaga

tersebut. Tetapi cara kita bertanya kepada orang-orang, seharusnya

berbeda bila jabatan orang yang kita hadapi pun berbeda, misalnya

presiden direktur, manager, sampai pelayan atau tukang sapu.

Pemilihan subjek penelitian pun juga tentu saja disesuaikan dengan

tujuan penelitian.13 Dalam penelitian ini penulis mewawancarai

kepala KUA, penghulu, penyuluh dan selaku pengisi program

Bimbingan Pra Nikah, anggota dari puskesmas dan calon pasangan

12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
PT.Rieneka Cipta, 1996), h. 145
13
Dr. Deddy Mulyana, M.A, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), cet. Ke-4, h.181
1

suami isteri yang menghadiri program Bimbingan Pra Nikah di

Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.

c) Dokumentasi, yaitu pengambilan data-data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Yaitu dengan mengumpulkan data yang

berhubungan masalah penelitian baik dari sumber dokumen yang

tersedia di KUA, maupun buku-buku, dan lain sebagainya.

5. Sumber Data

a) Sumber data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari

informan berupa : wawancara langsung dengan informan,

observasi langsung dengan informan, menghadiri kegiatan

Bimbingan Pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.

b) Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku,

literature, brosur, dan artikel yang memiliki relevansi terhadap

objek penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. 14 Data-data

yang dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Dan diolah

dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu masalah yang di bahas

dengan menggunakan dokumen-dokumen, penyusunan dan analisis

masalah. Data yang terkumpul tersebut dianalisis secara verbal, dengan

cara menyajikan data yang di peroleh dan di analisis dengan

14
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
1995), cet. Ke-1, h.263
1

menghubungkan antara satu data dengan data yang lainnya, serta

menghubungkannya dengan teori-teori secara analitis.

7. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang

disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance), tahun 2007

cetakan ke-1.

E. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa

atau mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis jadikan sebagai tinjauan

pustaka. Antara lain :

1. Ashfa Rizqia, NIM : 101052022633, Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi :

“Pelaksanaan Bimbingan Agama Pra Nikah di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Satria Bekasi”. Skripsi tersebut hanya

menggambarkan bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah dan

hambatan-hambatannya serta peranan bimbingan agama tersebut.

2. Nurmilah, NIM : 1010530226999, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi : “Upaya Kua Dalam

Meningkatkan Pelayanan Perkawinan di Kecamatan Kebon


1

Jeruk”. Skripsi tersebut memberikan upaya-upaya apa yang

diberikan KUA ini dalam meningkatkan pelayanan KUA.

3. Salwa Hunum, NIM : 1050262876, Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan Judul skripsi : “Peran

Bimbingan Islam Dalam Mengatasi Problem Perkawianan di

Kua Pamulang”. Skripsi tersebut membatasi penelitiannya pada

factor apa saja yang melatar belakangi timbulnya problem

perkawinan, serta pelaksanaan Bimbingan Islam dan sejauh mana

peran Bimbinagn Islam yang diberikan di KUA dalam mengatasi

problem perkawinan.

4. Zulfa Zidniyah Fitri, NIM : 206044103794, Jurusan AL-Ahwal

AS-Syakhsiyah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi : “Peranan BP4

Kemayoran Jakarta Pusat Terhadap Pembentukan Keluarga

Sakinah”. Dalam skripsi ini menjelaskan BP4 Kecamatan

Kemayoran membantu masyarakat menciptakan keluarga yang

tentram, damai dan sejahtera mempunyai peran untuk membimbing

keluarga ke arah yang lebih baik.

Dalam penelitian yang penulis lakukan di KUA Kecamatan

Ciputat Kabupaten Tangerang difokuskan pada, Peran Bimbingan Pra

Nikah Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama (KUA)

Ciputat, Skripsi ini hanya meneliti Peran Pembimbing bagi calon

pengantin dan proses bimbingannya berpengaruh terhadap pembentukan


1

keluarga sakinah, sehingga penelitian yang penulis lakukan hasilnya pun

tidak akan sama meskipun sama subjeknya, yaitu di KUA.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat sistematika 5 (lima)

Bab untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini. Adapun rinciannya

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, kajian pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Terdiri dari : pengertian peran,

pengertian bimbingan, tujuan bimbingan, jenis-jenis

bimbingan, fungsi bimbingan, metode bimbingan,

pengertian nikah dan pra nikah, keluarga sakinah.

BAB III PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN CIPUTAT KABUPATEN

TANGERANG. Membicarakan tentang : sejarah

berdirinya, visi dan misi serta struktur organisasi dan BP4.

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISI PENELITIAN.

Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari

Bagaimana proses bimbingan pra nikah yang berlangsung

di kantor urusan agama (KUA) Ciputat, lalu kendala

pelaksanaan bimbingan pra nikah berdasarkan perspektif

calon pengantin dan perspektif petugas KUA Ciputat.


1

BAB V PENUTUP.

Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan bab-bab sebelumnya.


1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran

1. Pengertian Peran

Setiap manusia pasti mempunyai peran dan berbeda perannya

tergantung dengan kedudukan dalam masyarakatnya masing-masing. Oleh

karena itu berbicara mengenai peran, tentu tidak terlepas dari pembicaraan

mengenai kedudukan (status), walaupun keduanya berbeda tetapi saling

berhubungan dengan yang lainnya. Seperti dua sisi mata uang yang

berbeda tetapi akan menentukan nilai bagi mata uang tersebut, itu semua

karena peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status)

manusia.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah

laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dimasyarakat dan harus dilaksanakan.1 Setiap manusia pasti mempunyai

kegiatan yang dia ikut turut aktif dalam kegiatan tersebut karena apabila

dia tidak turut aktif dalam kegiatan tersebut maka dia tidak mempunyai

peranan yang baik dalam lingkungan masyarakatnya. Sedangkan peranan

berarti tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu yang terutama

dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.

Selanjutnya menurut Abu Ahmadi dalam buku Psikologi Sosialnya

menerangkan bahwa “Peran adalah suatu pengharapan manusia terhadap

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka. 1998), h.667.
15
1

cara individu harus bersikap dan berbuat dalam situaisi tertentu

berdasarkan status dan fungsi sosialnya”. Walaupun kedudukannya ini

berbeda antara satu dengan yang lainnya tersebut, akan tetapi masing-

masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya”.2

Berbicara tentang peran, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan

status (kedudukannya) walaupun keduanya berbeda akan tetapi saling

berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Maka peran diibaratkan

sebagai dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat

berbeda sekali. Seseorang dapat dikatakan berperan atau memiliki peran

dikatakan seseorang tersebut mempunyai status dalam masyarakat

walaupun kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain,

akan tetapi masing-masing dirinya memiliki peran yang sesuai dengan

statusnya.

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Dalam teorinya Biddle &

Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan,

yaitu istilah-istilah yang menyangkut :

a) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social

b) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c) Kedudukan orang-orang dalam perilaku

d) Kaitan antara orang dan perilaku.3

Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran

merupakan sesuatu yang berkaitan dengan individu karena peran


2
Abu Ahmad, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta. 1991), h.114.
3
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), cet ke VII, h.215.
1

seseorang merupakan bagian dalam interaksi sosial. Dan dalam interaksi

tersebut munculah perilaku. Walaupun kedudukannya berbeda-beda antara

satu dengan yang lainnya, akan tetapi masing-masing dirinya berperan

sesuai dengan statusnya.

B. Bimbingan

1. Pengertian bimbingan

Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian-

pengertian yang berbeda mengenai bimbingan, tergantung dari jenis

sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. perbedaan tersebut

disebabkan oleh perbedaan itu hanyalah perbedaan tekanan atau dari sudut

pandang saja.

Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberi bantuan

kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan. Agar individu

tersebut dapat memahami dirinya sendiri. sehingga dia sanggup

mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar. Sesuai dengan

tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, Keluarga, dan masyarakat.4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembimbing adalah

orang yang membimbing, pemimpin, dan penuntun.5

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s book

of Education 1955, yang menyatakan : Bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

4
Drs. Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta : PT RINEKA
CIPTA, 1995), cet. Ke-1, h.1.
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka 1998),h.152.
1

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi

dan kemanfaatan social.6

Stoops dan walquis mendefinisikan : Bimbingan adalah proses

yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk

mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat

yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.7

Menurut Crow dan Crow : Bimbingan diartikan sebagai bantuan

yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki

pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang

individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan

hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat

pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.8

Menurut Art Hur J. Jones, seperti yang di kutip oleh Dr Tohari

Musnamar : Bimbingan seperti pertolongan yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuain diri dan

pemecahan problem-problem. Tujuan bimbingan ia membantu orang

tersebut untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan

bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.

Moh Surya mengemukakan devinisi bimbingan sebagai berikut :

bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan

sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai

kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan

6
Hallen A, Bimbingan dan konseling (Jakarta, Ciputat press, 2002), cet I h.3
7
Umar dan Hartono,Bimbingan dan Penyuluhan., (Bandung, CV.Pustaka Setia, 2001),
h.9.
8
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV. Ilmu),
cet24, h.25.
1

perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan

penyesuaian diri dalam lingkungan.9

Dalam buku yang dikutip M. Lutfi, Racmann Natawidjaja

menyatakan : bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu

tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan

keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan

umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri

secara optimal sebagai makhluk social.

Selanjutnya Prayitno yang mengemukakan bahwa bimbingan

adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara perorangan

(individu) maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi

pribadi-pribadi yang mandiri yaitu mengenal diri sendiri dan

lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya, secara positif

dan dinamais, mengambil keputusan diri sendiri, mengarahkan diri sendiri

dan mewujudkan diri sendiri.10

Dari berbagai pengertian tentang bimbingan diatas maka dapat di

ketahui beberapa komponen dalam bimbingan yang sangat mendukung

dalam pelaksanaan bimbingan yaitu : pembimbing, terbimbing, materi,

media, dan tujuan.

Dari beberapa definisi yang di kutip diatas penulis menyimpulkan

bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan yang


9
Dewa Ketut Sukardi, ibid, h.2.
10
Muhaammad Lutfi, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan islma, (Jakarta : Lembaga
penelitian UIN syarif hidayatullah 2009)
2

berbentuk pengarahan yang di beriakan kepada seseorang agar dapat

memahami, mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh

pembimbing pada terbimbingnya secara terencana, terarah dan bertahap

sesuai dengan kesulitan yang dihadapi kliennya. Seorang pembimbing

diharapkan dapat membantu terbimbing mengarahkan dan meberikan

tuntunan pada masalah terbimbing.

2. Tujuan Bimbingan

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu

individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan

dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar

belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan

tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling

membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam

kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi,

pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri

sendiri dan lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri

yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan

lingkungannya secara tepat dan objektif, menerima diri sendiri dan

lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan

secara tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan

keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri

sendiri secara optimal.


2

Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan

penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan

permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai

dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu

bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya, serta masing-

masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan

konseling untuk masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan

bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari (dan tidak

boleh disamakan dengan) tujuan bimbingan dan konseling untuk individu

lainnya.11

3. Jenis-Jenis Bimbingan

Dalam tataran praktis, bimbingan mempunyai beberapa jenis.

Jenis-jenis bimbingan ini adalah berbagai macam bentuk pelayanan

bimbingan dalam membantu individu. Diantara jenis-jenis bimbingan

seperti yang dikemukakan oleh Drs. H. Paimun dalam Bimbingan dan

konseling, diantaranya : bimbingan belajar (bagi bimbingan di sekolah)

dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas dalam perkembangan

pendidikan, bimbingan jabatan atau bimbingan karir dimaksudkan untuk

mewujudkan pribadi kerja yang produktif, bimbingan sosial di maksudkan

untuk mencapai tujuan dengan tugas perkembangan pribadi sosial dalam

mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab.12

11
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. Drs. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling (Jakarta : PT Asdi Mahasatyo, 2004), cet ke-2, h. 114.
12
Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008),
h.69.
2

4. Fungsi Bimbingan

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia,

berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing

pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan

memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan

perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang

menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Misalnya pelayanan kesehatan

(yang di berikan oleh puskesmas) berguna dan memberikan manfaat

kepada yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang

kesehatan yang bersangkutan terpelihara. Pelayanan hukum (yang

diberikan oleh LBH/Lembaga Bantuan Hukum) berguna dan memberikan

manfaat agar warga masyarakat yang berkepentingan menjadi lebih sadar

hukum dan dapat mempergunakan kaidah-kaidah hukum untuk berbagai

urusan yang menyangkut diri mereka. Dengan pelayanan-pelayanan itu

warga masyarakat yang berkepentingan memperoleh keuntungan tertentu.

Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya

suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan

yang dimaksud. Dengan demikian, fungsi suatu pelayanan dapat diketahui

dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat

diberikan oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu pelayanan dapat di

katakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun

tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.13

13
Ibid, h.196.
2

5. Metode Bimbingan

Dalam pelaksanaannya, bimbingan menggunakan metode agar

terlaksana dengan baik. Metode dalam Kamus Ilmiah Populer yaitu cara

yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, atau cara kerja.14

Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam bimbingan untuk

membentuk individu. Ainur Rahim Faqih menyatakan dalam bukunya

“Bimbingan dan Konseling Islam” menyatakan bahwa metode biasanya

dipadankan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga bisa

memperoleh hasil yang diinginkan. Sementara teknik merupakan

penerapan metode dalam tatanan praktis.15

Kalau dilihat dari segi komunikasi, metode bimbingan dapat dibagi

kepada dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

a) Metode Langsung

Yaitu metode dimana dalam pelaksanaannya pembimbing memberikan

bantuan (bimbingan) secara langsung (tatap muka) dengan orang yang

di bimbing. Metode ini dapat menggunakan :

1) Metode individual, dengan teknik percakapan pribadi, kunjungan

kerumah, dan observasi kerja.

2) Metode kelompok, dengan teknik diskusi kelompok, karya wisata,

sosiodrama, psikodrama, dan group teaching.

b) Metode Tidak Langsung

14
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola,
1994), h.461.
15
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press,
2001), cet. Ke-2, h.54.
2

Yaitu metode dengan menggunakan media komunikasi massa, metode

ini dapat menggunakan :

1) Metode individual, dengan teknik surat menyurat, dan telepon.

2) Metode kelompok/masal, dengan teknik : papan bimbingan, surat

kabar/majalah, brosur, radio, televisi.16

C. Pengertian Nikah dan Pra Nikah

Menurut bahasa, nikah berarti penyatuan. Diartikan juga sebagai

akad atau hubungan badan. Selain itu, ada juga yang mengartikannya

dengan percampuran. Al-Fara mengatakan : “An-Nukh” adalah sebutan

untuk kemaluan. Disebut sebagai akad, karena ia merupakan penyebab

terjadinya kesepakatan itu sendiri. sedangkan Al-Azhari mengatakan: akar

kata nikah dalam ungkapan bahasa Arab berarti hubungan badan.

Dikatakan pula, bahwa pasangan itu juga merupakan salah satu dari makna

nikah. Karena, ia menjadi penyebab adanya hubungan badan. Sementara

itu, Al-Faris mengatakan : “jika mereka mengatakan, bahwa si fulan atau

anaknya fulan menikah, maka yang dimaksud adalah mengadakan akad.

Akan tetapi, jika dikatakan, bahwa ia menikah isterinya, maka yang

dimaksud adalah berhubungan badan.

Adapun menurut syari’at, nikah juga berarti akad. Sedangkan

pengertian hubungan badan itu hanya merupakan metafora saja. Hujjah

(argumentasi) atas pendapat ini adalah banyaknya pengertian nikah yang

terdapat di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadist sebagai akad. Bahkan

16
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.
Golden Trayon Press, 1998), h.2.
2

dikatakan, bahwa nikah itu tidak disebutkan dalam Al-Qur’an melainkan

diartikan dengan akad.

Rasulullah Shallallahu Alalaihi wa Sallam sendiri menerangkan,

bahwa pada kenyataan nikah itu tidak hanya sekedar akad. Akan tetapi,

lebih dari itu, setelah pelaksanaan akad si pengantin harus merasakan

nikmatnya akad tersebut. Sebagaimana dimungkinkan terjadinya proses

penceraian setelah dinyatakan akad tersebut.

Abu Hasan bin Faris mengatakan : nikah tidak disebutkan di dalam

Al-Qur’an, melainkan dengan pengertian kawin. Seperti pada firman Allah

SWT :

 y         
       
   
  

“Ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk


kawin”. (An-Nisa:6)17

Yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah ilmu, demikian

menurut ibnu Hajar. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, pada

hakikatnya nikah itu berarti hubungan badan dan akad yang dilakukan

hanyalah merupakan metafora.

Ibnu Hajar menambahkan : “Demikian itulah yang menurut

pandangan saya tepat, meskipun lebih banyak dipergunakan dalam arti

akad”. Sebagian ulama lainnya mentarjih pendapat yang pertama, yaitu

bahwa pengertian jima merupakan kinayah yang mengaruh pada

17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Darus Sunnah,
2022), h. 116.
2

pengertian yang kurang disenangi (tabu) sehingga cenderung dihindari

penggunaannya. Kesimpulannya, nikah itu pada dasarnya berarti akad.18

Kata Pra dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah awalan

(Presfiks) yang bermakna “sebelum”.19 Pengertian Nikah dalam “Kamus

Besar Bahasa Indonesia” ialah perjnjian anatara laki-laki dan perempuan

untuk bersuami isteri (dengan resmi).20

Dalam Undang-Undang Dasar 1974 No. I tentang Undang-

Undang Perkawinan sebagai berikut : Perkawinan adalah ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan

tujuan membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan tuhan Yang Maha

Esa.

Dalam “Ensklopedi Wanita Muslimah” Perkawinan atau nikah

ialah “akad ikatan lahir batin diantara seorang laki-laki dan seorang

wanita, yang menjamin halalnya pergaulan sebagai suami isteri dan sahnya

hidup berumah tangga, dengan membentuk keluarga sejahtera”.21

Menurut Rahmat Hakim kata nikah berasal dari Bahsa Arab

“Nikhum” yang merupakan masdar atau berasal dari kata kerja “Nakaha”.

Menurut bahasa kata nikah berarti “Adh Dhammu Wattadakhul” (bertindih

dan memasukan), Menurut istilah nikah adalah “suatu akad yang

menyebabkan kebolehan bergaul antara seorang laki-laki dengan seorang

18
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,
1998), cet. Ke-1. h.375-376.
19
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka, 1998), h.44-50
20
Ibid, h.614.
21
Hayya Binti Mubarak Al-barik, Ensklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta : Darul Falah,
1423 H), h.97.
2

wanita dan saling menolong diantara keduanya serta menentukan batas hak

dan kewajiban diantara keduanya.22

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan nikah sebagai

landasan pokok dalam pembentukkan keluarga kenapa nikah harus

dilakukan, karena nikah salah satu yang harus dilakukan manusia untuk

mencapai tujuan syari’at yakni kemaslahatan dalam kehidupan.

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia berdasarkan tuhan Yang Maha Esa, maka alangkah baiknya

sebelum menikah mengikuti program bimbingan pra nikah karna adanya

program tersebut guna menambah bekal dalam membentuk keluarga.

Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin tentang kaidah

melangsungkan perkawinan, mengembangkan tujuan perkawinan menjadi

lima yaitu :23

1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan

2. Menyalurkan syahwat dan penumpahan kasih sayang berdasarkan

tanggung jawab

3. Memelihara diri dari kerusakan

4. Menimbulkan kesungguhan bertanggung jawab dan mencari harta

yang halal, dan

5. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surat yusuf ayat 53 yaitu

   
       
    


22
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islami (Bandung :CV Pustaka Setia, 2000),
h.11&13.
23
Abd. Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, h.24
2

  
  
 

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),


karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Yusuf
:53).24

D. Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah terdiri dari kata “keluarga” dan “sakinah” yang

menurut PP Aisyiyah, bahwa kata “keluarga” dipakai dengan pengertian

orang seisi rumah (masyarakat terkecil) yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak. Sedang kata “sakinah” berarti ketenangan atau kesejahteraan.25

Sehingga dalam istilah keluarga sakinah, istilah “sakinah” dipakai sebagai

kata sifat dengan arti tenang, tentram. Yaitu untuk mensifati atau

menerangkan kata “keluarga”. Jadi keluarga sakinah berarti suatu keluarga

yang sejahtera.26

Yang dimaksud keluarga ialah masyarakat terkait sekurang-

kurangnya terdiri dari pasangan suami-isteri sebagai sumber intinya

berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga

adalah pasangan suami-isteri, baik yang mempunyai anak atau tidak

mempunyai anak.

Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling

esensial dalam perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus ia juga membuat

mozaik khilafah yang membutuhkan bingkai ajaran sebagai pelindung dan

24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Darus Sunnah,
2002), hal. 357
25
PP.Asyiyah, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, (Yogyakarta : 1994), h.1.
26
Uun Ik Hari Safa dan Lukman Fahmi, Jurnal, Bimbingan dan Konseling Islam,
(Surabaya: Juni 2011), Vol.1 No.1. h.91.
2

penghias lukisan kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan

kalbu bagi setiap pengagumnya sehingga menimbulkan kepuasan serta

kerhidoan yang maha dalam begi penciptanya. Tentunya lukisan

kehidupan keluarga yang begitu indah dan serba menyenangkan ini tak

lepas dari spectrum dasar, yaitu sakinah, mawaddah, dan warahmah.27

Sedangkan “Sakinah” adalah rasa tentram, aman, dan damai.

Seorang akan merasakan sakinah apabila terpenuhi unsur-unsur hajat

hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang. Seorang yang

sakinah hidupnya adalah orang yang terpelihara kesehatannya, cukup

sandang, pangan, dan papan, diterima dalam pergaulan masyarakat yang

beradab, serta hak-hak asasinya terlindungi oleh norma agama, norma

hukum dan norma asusila.28

Dengan demikian penulis dapat merumuskan pengertian “keluarga

sakinah” adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu

memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang.

Diliputi suasana kasih sayang.

Peranan agama dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah

warahmah sangat penting, Karena agama merupakan ketentuan-ketentuan

Allah SWT yang mebimbing dan mengarahkan manusia menuju

kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah SWT berperan ketika pemeluknya

memahami dengan baik dan benar, menghayati, dan mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari agama yang dianutnya, yaitu Islam.

27
Djuju Sudjana, Peran Keluarga di Lingkungan Masyarakat (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1993), h.20.
28
Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian (BP4), Membina Keluarga Sakinah
(Jakarta: BP4 Provinsi DKI Jakarta, 2011), h.5.
3

Sakinah mengandung makna ketenangan. Setiap jenis laki-laki

maupun peremuan, jantan atau betina, dilengkapi Allah dengan alat serta

aneka sifat dan kecenderungan yang tidak dapat berfungsi secara sempurna

jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai

dengan bergabungnya masing-masing pasangan dengan pasangannya

sesuai dengan sunnatullah.

Memang benar bahwa sewaktu-waktu manusia bisa merasa senang

dalam kesendiriannya, Tetapi tidak untuk selamanya. Manusia telah

menyadari bahwa hubungan yang dalam dan dekat dengan pihak lain akan

membantunya mendapatkan kekuatan dan membuatnya lebih mampu

menghadapi tantangan. Karena alasan-alasan inilah maka manusia butuh

pasangan hidup dengan jalan menikah, Berkeluarga, bahkan

bermasyarakat dan berbangsa. Ketenangan hidup ini didambakan oleh

suami isteri setiap saat termasuk saat sang suami meninggalkan rumah,

dan anak isterinya.

Sakinah terlihat pada kecerahan pada raut muka yang disertai

kelapangan dada, Budi bahasa yang halus, yang di lahirkan oleh

ketenangan batin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, Serta

bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat. Itulah makna

sakinah secara umum dan makna-makna tersebut yang diharapkan dapat

menghiasi setiap keluarga yang hendak menyandang keluarga sakinah.

Mawaddah mengandung arti rasa cinta. Mawaddah ini muncul

karena di dalam pernikahan ada faktor-faktor yang bisa menumbuhkan dua

perasaan tersebut. Dengan adanya seorang isteri, suami dapat merasakan


3

kesenangan dan kenikmatan, serta mendapatkan manfaat dengan adanya

anak dan mendidik dan membesarkan mereka. di samping itu dia

merasakan adanya ketenangan, Kedekatan dan kecenderungan kepada

isterinya. Sehingga secara umum tidak akan didapatkan mawaddah

diantara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sebagaimana

mawaddah (rasa cinta) yang ada dianatara suami isteri. Rasa cinta yang

tumbuh diantara suami isteri adalah anugerah dari Allah SWT kepada

keduanya, dan ini merupakan cinta yang sifatnya tabiat. Tidaklah tercela

orang yang senantiasa memiliki rasa cinta asmara kepada pasangan

hidupnya yang sah. Bahkan hal itu merupakan kesempurnaan yang

semestinmya disyukuri.

Allah SWT tumbuhkan mawaddah tersebut setelah pernikahan dua

insan. Padahal mungkin sebelumnya pasangan itu tidak saling mengenal

dan tidak ada hubungan yang mungkin menyebabkan adanya kasih sayang,

Apalagi rasa cinta.

Rahmah mengandung arti kasih sayang. Rasa sayang kepada

pasangannya merupakan bentuk kesetiaan dan kebahagiaan yang di

hasilkannya.

Perlu di garis bawahi bahwa sakinah mawaddah warahmah tidak

datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Ia harus di

perjuangkan, dan yang lebih utama adalah menyiapkan kalbu. Sakinah,

mawaddah warahmah bersumber dari dalam kalbu, lalu terpancar keluar


3

dalam bentuk aktifitas sehari-hari, baik di dalam keluarga maupun dalam

masyarakat.29

29
http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/05/02/keluarga-sakinah-mawaddah-
warrahmah/) diakses pada pada hari senin Rabu 17-september-2012.
3

BAB III

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT

A. Sejarah Berdirinya dan Perkembangannya

Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur (pemekaran

wilayah) yang diresmikan oleh Bupati Tangerang Bapak Drs. H. Ismet

Iskandar pada tanggal 10 April 2007 adalah seluas 3.626 Ha, hampir

seluruh wilayah adalah daerah permukiman dan dibeberapa kelurahan

masih ada danau situ seperti di Kelurahan Cirendeu (Situ Gintung),

Ciputat dan Pondok Ranji.

Keberadaan gedung kantor yang refresentatif merupakan

persyaratan dalam terciptanya suatu kinerja yang prima, hal ini berkaitan

erat dengan kenyamanan seluruh pekerja yang ada di dalamnya, kondisi

yang nyaman meliputi kemanan dan kebersihan sereta hubungan baik

antar kawan.

Kantor Urusan Agama Ciputat pada tahun 2007 telah mendapat

Blok Grand rehab dari Kementrian Agama Pusat sebesar Rp. 45.000.000.-

(Empat puluh lima jutra rupiah) yang seluruh pengelolaanya diserahkan

kepada Kepala KUA.

Kondisi gedung KUA yang dibangun pada tahun 1974 belum

pernah mendapat rehab, perbaikan-perbaikan hanya dilakukan secara

swadaya sehingga bagian atas gedung (atap) banyak yang rusak diamkan

usia, terlebih apabila dimusim penghujan, ruangan kantor bocor

dibeberapa titik.

33
34

Dengan adanya rehab tersebut, Alhamdulillah gedung kantor lebih

terasa kondusif dalam kondisi cuaca bagaimanapun, paling tidak hamper

sama dengan kondisi gedung-gedung pemerintahan lainnya yang ada di

kecamatan Ciputat.

B. Visi dan Misi Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

1. Visi

Terbentuknya masyarakat yang alami berakhlakul karimah dan

tercapainya layanan prima.

2. Misi

a) Meningkatkan layanan bidang organisasi dan ketatalaksanaan.

b) Meningkatkan layanan teknis administrasi nikah dan rujuk.

c) Meningkatkan layanan teknis administrasi kependudukan dan

keluarga sakinah.

d) Meningkatkan layanan teknis kemasjidan.

e) Meningkatkan pelayanan administrasi, zakat, wakaf, dan shadakah

serta ibadah social.

f) Meningkatkan pelayanan teknis informasi haji.


3

C. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Ciputat

STRUKTUR ORGANISASI
KUA CIPUTAT

Kepala

Drs. H. A Yazid Busthami, MR

Penghulu

Afkar Bakarudin, S. Pd.I Di’in Syafi’I, S, Pd.I H. Muhammad Siddiq, S. HI, MH Samanhudi, S.HI
Drs. Al Amin

Pelaksana

Moch. Arief Hiadayat, S.Pd


Idea, SE N. Komariah, SM. HKTri Wahyuning BudiartiSri Wahyu Rahayu, SH Rojah Vivi Masryanti, SE Herzudin, SE

Penyuluh

Hj. Astariati, S.Ag Aminah, S.Sos.I

Pendais

HM. Idris, S.Ag HM. Idris, S.Ag

Pramubakti

Ade Dermawan, S.HI M. Chairul Fahmi Mulyadi Alen


3

D. BP4

1. Sejarah dan Dasar Hukum Pembentukkan BP4

Pada sekitar tahun lima puluhan angka percerain hampir berimbang

dengan angka perkawinan. Lembaga perkawinan yang diharapkan dapat

membentuk suatu rumah tangga yang berbahagia semakin jauh dari

harapan. Bahkan sebaliknya keluarga menjadi kacau dan tak karuan karena

tingginya angka perceraian.

Melihat kenyataan yang demikian itu, para pemuka agama

mengambil suatu langkah guna menghindari atau setidaknya mengurangi

jumlah angka perceraian dengan jalan memberi pengarahan-pengarahan

serta pembinaan kepada suami isteri agar sedapatnya menghindari atau

mencegah perceraian.

Pada mulanya dibentuklah organiasasi-organisasi / lembaga-

lembaga yang bersifat kedaerahan dengan nama yang berbeda-beda.

Lembaga tersebut antara lain :

a) Panitia Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perkawinan yang

sering disingkat dengan P5 muncul di Jakarta pada tahun 1954.

b) Di Bandung muncul organisasi Badan Penasehat Perkawinan dan

Penyelesaian Perceraian (BP.4) pada tahun 1954.

c) Di Yogyakarta muncul pada Badan Kesejahteraan Rumah Tangga

(BKRT) pada tahun 1957.

Badan-badan tersebut pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu

memberi pengerahan dan pembinaan serta penyelesaian perkara-perkara

yang ada sangkut pautnya dengan perceraian.


3

Pada perkembangan selanjutnya adalah dengan diadakannya

Konferensi Departemen Agama yang diadakan di Tretes Jawa Timur

tanggal 25 s/d 31 Juni 1955 yang menghasilkan keputusan untuk

menyatukan organisasi yang masih bersifat local tersebut dengan nama

BP.4. Maka kemudian dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama

Republik Indonesia nomor 85 tahun 1961 dan kemudian dikuatkan dengan

SK Menteri Agama nomor 30 tahun 1977 yang berisi tentang penegasan

pengakuan BP4 sebagai satu-satunya badan penunjang sebagai tugas

Departemen Agama dalam bidang penasehat, perkawinan, perselisihan

rumah tangga dan perceraian dengan nama BP4 (Badan Penasehat,

Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian). Kini BP4 merupakan

kepanjangan dari Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian

Perkawinan).

2. Tugas dan wewenang BP4

Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4)

merupakan badan semi pemerintah berdasarkan surat Keputusan Menteri

Agama nomor 30 tahun 1977 dan merupakan badan penunjang sebagian

tugas-tugas Departemen Agama, Dirjen Bimas Islam, dan Direktorat

Urusan Agama Islam.

Adapun tugas dan wewenang BP 4 adalah sebagai berikut :

a) Memberikan bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat

mengenai kehidupan keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

b) Memberikan bimbingan dan nasehat kepada masyarakat mengenai

kehidupan rumah tangga yang ideal.


3

c) Memberikan penataran kepada calon pengantin dengan materi-

materi :

1) Ibadah dan Muamalah

2) Hukum Pernikahan

3) Imunisasi, Keluarga Berencana dan Kesehatan

4) Pancasila / PA

5) Undang-undang Perkawinan.

d) Memberi nasehat kepada suami isteri yang melaporkan adanya

perselisihan dalam rumah tangga sehingga tercipta keadaan yang

diinginkan yaitu berbahagia, sejahtera, dan terhindar dari

perceraian.
3

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Karakteristik Informan

PENDIDIKAN
NO NAMA JABATAN
TERAKHIR
1 H. A Yazid Busthami Narasumber (Kepala KUA) S1
2 Diin Syafei Narasumber (Penghulu) S1
3 Hj. Sinauriyah Narasumber (Penyuluh) S1
Narasumber (Konsultan
4 H. Abdul Halim Bp4) S1
5 Ati Sutiarsih Narasumber (Penyuluh) D3
6 Aminah Narasumber (Penyuluh) S1
7 Sherly & Tinton Peserta (calon pengantin) SMA
8 Yayu & Winarto Peserta (calon pengantin) SMA
9 Haryani & Nurwahid Peserta (calon pengantin) SMK
10 Sukmara & Minah Peserta (calon pengantin) SMA

Informan yang penulis wawancarai terdiri dari sepuluh orang yang

berprofesi satu orang sebagai Kepala KUA tingkat kecamatan, lima orang

narasumber dan empat orang peserta bimbingan.

Dari lima orang pembimbing dua orang berprofesi sebagai penghulu

yang berlatar belakang pendidikan sarjana (S1), dan Tiga orang sebagai

penyuluh yang berlatar belakang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).

Bimbingan pra nikah dilaksanakan satu minggu sekali pada hari kamis

pukul 08:00 s/d 12.00 WIB. Adapun materi yang disampaikan meliputi fiqih

munakahat dan keluarga sakinah yang disampaikan oleh pembimbing dari

penghulu/KUA, sedangkan materi tentang UUD perkawinan yang

39
4

disampaikan oleh pembimbing dari penyuluh/KUA dan materi tentang

kesehatan keluarga disampaikan oleh penyuluh dari puskesmas. Sedangkan

metode yang digunakan dalam bimbingan adalah ceramah dan Tanya jawab.

Informan lainnya yang penulis wawancarai terdiri dari empat pasang peserta

yang berpendidikan terakhirnya SMA.1Adapun penjelasan data mengenai

informan sebagai berikut :

1) Kepala KUA

Di era global ini kantor urusan agama dihadapkan berbagai persoalan

umat, yang kompleks, beragam dan cenderung semakin meningkat, karena itu

kepala kua harus memiliki berbagai kompetensi agar bisa menjalankan

tugasnya dengan baik, benar, dan optimal. Sehingga dihadapan tuhan maupun

di hadapan manusia mendapat tempat yang terpuji.2

a) Bapak H. A Yazid Busthami adalah seorang kepala kua. Dia bertempat

tinggal di Kp. Gardu Rt.01/01 no.140 js. Cirarab legok Tangerang.

Pendidikan terakhir S1 yang berasal dari fakultas syariah di universitas

Islam Negeri Jakarta. Pengalaman dia menjabat sebagai kepala KUA

sudah 12 tahun.3

1
Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di Kantor Urusan Agama KUA Ciputat
pada tanggal 4 Oktober 2012.
2
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/yhln1343192534.pdf
3
. H. A Yazid Busthami. Wawawncara pribadi tanggal, 4 oktober 2012, pada pukul 08.00-
09.00. Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.
4

2) Penghulu

Penghulu merupakan bagian dari unsur Bimbingan pra nikah yang ada

di KUA yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya

pembentukkan keluarga sakinah bagi calon pengantin. Tugas penghulu adalah

membantu masyarakat mengenai perkawinan terutama bagi calon pengantin,

membantu memberikan materi tentang keluarga sakinah pada saat adanya

program Bimbingan pra nikah. Agar mereka masing-masing memahami arti

keluarga sesungguhnya. Dan tidak mudah terjadinya perceraian dalam rumah

tangga khususnya pada pengantin berusia muda. Jumlah penghulu di Kantor

Urusan Agama Ciputat ada lima orang dan penulis hanya mengambil salah

satunya saja, sebagai berikut :

a) Bapak Diin Syafei, S.Pd.I

Diin Syafei, S.Pd.I adalah seorang penghulu, dia lahir di Tangerang,

21 Mei 1963. Dia bertempat tinggal di Jl. Gurame tengah bambu apus

Rt.03/01. Kel, bamboo apus pamulang. Pendidikan terakhir S1 yang

berasal dari jurusan Tarbiyah/PAI. Pengalaman dia bekerja atau

memberi Bimbingan pra nikah dari tahun 1996 hingga sekarang. Dia

dikenal sebagai penghulu yang ceria.4

4
Diin Syafei, S.Pd.I. Wawawncara pribadi tanggal, 12 Juli 2012, pada pukul 08.00-09.00.
Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.
4

3) Narasumber

Narasumber merupakan pembimbing kepada calon pengantin

diberikan dibalai nikah, yang selama ini balai tersebut dipergunakan sebagai

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Ciputat. Materi Narasumber terdiri

dari penyuluh, keluarga sakinah, hukum munakohat, dan membina keluarga

yang sehat.

a) Ibu Hj. Sinauriyah

Ibu Hj. Sinauriyah adalah salah satu guru di yayasan PGRI Ciputat,

dia bertempat tinggal di Jl. Ibnu taimiah 5 No.138 komplek UIN

Ciputat. Dalam program bimbingan pra nikah dia memberikan materi

tentang keluarga sakinah. Dia mengisi program bimbingan pra nikah

kurang lebih sudah 38 tahun. Selain mengisi program bimbingan pra

nikah dia juga menjadi guru agama di yayasan PGRI 1 Ciputat. 8

tahun dia mengajar di yayasan tersebut. dia juga sering mengisi acara-

acara majlis ta’lim.

Dengan umurnya yang sudah tidak muda lagi, dia masih semangat

dalam pengabdian-pengabdiannya dia masih semangat untuk mengisi acara

majlis ta’lim, mengajar dan memberikan bimbingan pra nikah. Dalam


4

program bimbingan pra nikah dia membahas keluarga sakinah. Dia juga

dikenal dengan guru tua yang cerewet di hadapan murid-muridnya.5

b) H. Abdul Halim

H. Abdul Halim adalah mantan penghulu KUA Ciputat dia bertempat

tinggal di Jl. Cimanggis Rt.003/03 kel. Cipayung / masjid ariyad. Dulu

dia salah satu anggota KUA Ciputat juga, tetapi dia sudah pensiun dan

sekarang dia masih diberi kesempatan mengisi kegiatan program

Bimbingan pra nikah di KUA Ciputat. Dalam program tersebut dia

memberikan materi tentang hukum munakohat. Dalam materi tersebut

dia menjelaskan bagaimana etika seorang laki-laki ketika bertamu

keruma pasangannya, karena di kalangan masyarakat sekarang paling

banyak pelanggaran hukum munakohat.6

c) Ati Sutiarsih amd. Kes

Ati Sutiarsih amd. Kes adalah salah satu anggota puskesmas Ciputat,

dia bertempat tinggal di jl. Sawah baru Rt.03/06. Dalam bimbingan

pra nikah dia memberikan materi tentang KB, dan membentuk

5
Ibu Hj. Sinauriyah. Wawancara Pribadi tanggal, 12 Juli 2012, pada pukul 09.00-10.00.
Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.
6
H. Abdul Halim. Wawancara Pribadi tanggal, 12 Juli 2012, pada pukul 10.00-11.00. Kantor
Urusan Agama (KUA) Ciputat.
4

keluarga yang sehat. Dia memberikan penyuluhan kesehatan kurang

lebih 5 tahun.7

4) Penyuluh

Penyuluh adalah bantuan yang diberikan kepada masyarakat dalam

memecahkan masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang dilakukan

secara face to face yang dihadapai untuk mencapai kesejahteraan hidup.8

a) Aminah S. Sos, I

Aminah S. Sos, I adalah salah satu anggota KUA dia bertempat tinggal

di Gg. Saman Rt.005/01 No.79, kel cempaka putih kecamatan ciputat

timur. Dalam bimbingan pra nikah dia memberikan materi tentang

UUD perkawinan. Dahulu pernah kuliah di Fakultas Ilmu dakwah dan

Ilmu komunikasi jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam perguruan

tinggi Universitas Islam Negri Jakarta. Sekarang ini menjabat sebagai

penyuluh di KUA Ciputat.

Dengan berlatar pendidikan di Fakultas Ilmu dakwah banyak

mendapat perhatian dari lapisan masyarakat. Karna pada jabatan dia sebagai

seorang penyuluh di KUA Ciputat sangat berpengaruh pada masyarakat.

7
Ati Sutiarsih amd. Kes. Wawancara Pribadi tanggal, 12 Juli 2012, pada pukul 11.00-12.00.
Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.
8
H.M.umar-sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : CV PUSTAKA SETIA), h.14.
4

Karena selalu mengisi kegiatan acara-acara majlis ta’lim di masyarakat

sekitar.9

5) Calon suami dan isteri

Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami

mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut, dan

suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat di tuntut bukan

hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motifator dalam

berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk merencanakan keluarga.10

a) Sherly & Titon

Sherly dan Titon adalah pasangan calon suami isteri / calon pengantin

mereka bertempat tinggal di Jl. Furi pamboyan. Mereka saling kenal

selama 4 tahunan akhirnya memutuskan untuk menikah.11

b) Yayu & Winarto

Yayu dan Winarto adalah pasangan calon suami isteri mereka

bertempat tinggal di Jl. Cirendeu raya mekar baru 2 Rt.05/06. Mereka

saling kenal selama 3 tahun dan akhirnya memutuskan untuk

menikah.12

9
Aminah S. Sos, I. Wawancara Pribadi tanggal, 04 oktober 2012, pada pukul 09.00-10.00.
Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat.
10
tutorialkuliah.blogspot.com/2010/04/pengertian-suami.html.
11
Sherly dan Tito, Wawancara pribadi tanggal, 12 Juli 2012. Kantor Urusan Agama (KUA)
Ciputat.
12
Yayu dan Winarto, Wawancara pribadi tanggal, 12 Juli 2012. Kantor Urusan Agama
(KUA) Ciputat.
4

c) Haryani & Nurwahid

Haryani dan nurwahid adalah pasangan calon suami isteri mereka

bertempat tinggal di Jl. Kompas Gg. Kembang. Mereka saling kenal

selama 1 tahun lebih dan akhirnya memutuskan untuk menikah.13

d) Sukmara & Minah

Sukmara dan Minah adalah pasangan calon suami isteri mereka

bertempat tinggal di Jl. Ciputat. Mereka saling kenal selama 4 tahun

dan akhirnya memutuskan untuk menikah.14

B. Hasil Penelitian

Salah satu cita-cita perkawinan adalah membentuk keluarga yang

sakinah, mawaddah, warrahmah serta damai tanpa adanya masalah atau

konflik yang terjadi di dalamnya. Cita-cita tersebut tentu menjadi harapan

bagi setiap pasangan suami isteri dalam membina kehidupan keluarga.

Namun, terkadang cita-cita tersebut tidak begitu saja tercapai dengan mudah.

Setiap kehidupan yang dijalani akan selalu dihadapi dengan berbagai macam

persoalan, baik yang berasal dari individu maupun yang berasal dari

lingkungan keluarga. Tidak ada kehidupan tanpa adanya masalah, tak

terkecuali dalam menjalankan kehidupan keluarga dan hal itu sudah menjadi

13
Haryani dan Nurwahid, Wawancara pribadi tanggal, 12 Juli 2012. Kantor Urusan Agama
(KUA) Ciputat.
14
Sukmara dan Minah, Wawancara pribadi tanggal, 12 Juli 2012. Kantor Urusan Agama
(KUA) Ciputat.
4

sunatullah atau hukum Islam. Dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21

dinyatakan :

 g            


   

                


    

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (Q.S Ar-Rum : 21).”15

Menurut penulis, tujuan perkawinan tersebut mustahil dapat tercapai

jika pasangan calon pengantin kurang memiliki bekal dalam mengarungi

bahtera rumah tangganya. Oleh karenanya perlu persiapan sejak dini, bahwa

pengetahuan tentang pengertian pernikahan, tujuan, dan mengetahui peran

masing-masing antara suami istri mutlak di butuhkan Bimbingan Pra Nikah.

Dalam bimbingan pra nikah dijelaskan kewajiban suami terhadap isteri dan

sebaliknya, kewajiban isteri terhadap suami. Kewajiban suami sebagai kepala

keluarga harus menafkahi keluarga sesuai kemampuan, dan kewajiban isteri

harus melayani suami, menerima dan menghormati pemberian suami

walaupun sedikit, serta mencukupkan nafkah yang diberikan suami dengan

kekuatan dan kemampuan. Mengatur dan mengurus rumah tangga serta

menjadikan rumah tangga bahagia dunia dan akhirat.

15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002),
hal. 644
4

Pada dasarnya pendidikan agama berkisar antara dua dimensi hidup

yakni, penanaman rasa taqwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa

kemanusiaan kepada sesama. Bentuk dari penanaman rasa taqwa kepada

Allah SWT adalah, dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang amat

penting di tanamkan kepada anak. di antaranya nilai-nilai itu ialah :

1) Iman : Yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah.

Harus menjadi sikap mempercayai kepada adanya Allah dan

menaruh kepercayaan kepadanya.

2) Islam : Sebagai kelanjutan adanya iman, dengan meyakini bahwa

apapun yang datang dari Allah tentu mengandung hikmah

kebaikan.

3) Ihsan : Yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah

senantiasa hadir atau berada bersama kita di manapun kita berada,

maka kita harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan

sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab.

4) Taqwa : Yaitu sikap yang sadar penuh Allah selalu mengawasi

kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang di ridhai

Allah. Taqwa inilah yang mendasari budi pekerti luhur atau al-

akhlaq al-kharimah.

5) Ikhlas : Yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan,

semata-mata demi memperoleh ridha atau perkenaan Allah, dan

bebas dari pamrih lahir dan batin, tertutup maupun terbuka.


4

6) Tawwakal : Yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan

penuh harapan kepadanya.

7) Syukur : Yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan,

dalam hal ini atas segala nikmat dan kerunia yang tidak terbilang

banyaknya yang di anugerahkan Allah kepada kita.

8) Sabar : Yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup

besar maupun kecil.16

Perlu di garis bawahi sakinah, mawaddah, warahmah tidak datang

begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. ia harus di perjuangkan, dan

yang lebih utama, adalah menyiapkan kalbu. Seperti yang telah dipaparkan di

atas sakinah, mawaddah, warahmah bersumber dari dalam kalbu, lalu

terpancar keluar dala bentuk aktifitas sehari-hari, baik di dalam keluarga

maupun dalam masyarakat.

Tujuan dari pada perkawinan adalah untuk memperoleh pergaulan

yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang aman,

damai dan teratur agar kedua belah pihak suami dan istri tinggal serumah

dengan aman dan damai serta cinta mencintai antara satu sama lain, bergaul

secara budi pekerti yang baik dan harus bertimbang rasa cinta kasih dan

sayang. Atau kata lain bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah.

Semua orang menginginkan keluarganya harmonis dapat mendidik

anak-anak mereka dengan benar, sesuai dengan ajaran agama mencegah


16
Departemen Agama RI, Seputar Keluarga Sakinah, Jakarta (Agustus 2006). hal.38.
5

perceraian dalam rumah tangga mereka. Bimbingan pra nikah di Kantor

Urusan Agama (KUA) Ciputat juga berfungsi sebagai penyampai informasi

penting untuk para calon pengantin, khususnya informasi tentang pentingnya

memiliki dasar pengetahuan agama bagi pasangan suami isteri. Dan

menerapkannya dalam keluarga seperti shalat berjamaah, dimana laki-laki

berfungsi sebagai imam dan isteri menjadi makmum, orang tua juga harus

mengajarkan nilai-nilai agama terhadap anak-anak dalam kehidupan, seperti

mengajarkan Al-quran, akhlak yang baik, dan mengajarkan ibadah seperti

shalat, puasa dan lain-lain. Oleh karena itu pembimbing menyarankan peserta

membaca dua kalimat syahadat dengan huruf arab, ternyata ada yang tidak

bisa membaca dengan huruf arab dan banyak pula yang tidak bisa membaca

Al-quran. Maka dari itu pembimbing membacakan dua kalimat syahadat di

depan peserta, dan pembimbing memilih dari beberapa peserta maju ke depan

lalu mempraktekan membaca dua kalimat syahadat. Pembimbing juga

menanyakan rukun Islam kepada salah satu peserta dan ternyata ada beberapa

peserta tidak bisa menjawab, padahal seharusnya sudah menjadi dasar

pengetahuan mereka. jadi masyarakat masih sangat membutuhkan pendidikan

dan informasi dari para pembimbing, oleh karena itu KUA Ciputat

mewajibkan untuk para calon pengantin mengikuti Bimbingan pra nikah.17

Tahap pemberian bimbingan yang dilakukan oleh KUA melalui

Bimbingan Pra nikah kepada para calon pengantin yang akan membentuk

17
Hail pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat
tanggal 12 Juli 2012.
5

rumah tangga, dimaksudkan agar mereka memahami secara benar peran

masing-masing dalam kehidupan rumah tangga, dan menginsyafi tanggung

jawab masing-masing dalam menciptakan kebahagiaan hidup rumah

tangganya. Dan calon pengantin akan membina keluarga mereka dengan

benar karena bekal sebelum menikah sudah diberikan oleh para calon

pembimbing. Berikut kutipan wawancara pribadi peneliti dengan H. A Yazid

Busthami.

“Yang terpenting bagaimana terciptanya keluarga sakinah.


artinya jangan sampai sudah mengikuti bimbingan pra nikah tetapi
tidak di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. karena dalam
membina keluarga tidak sulit dan tidak mudah juga, jadi kembali pada
individunya sendiri. jadi diadakannya bimbingan pra nikah ini sangat
penting agar masyarakat yang mengikuti bimbingan tersebut
mempunyai bekal untuk membina keluarga yang sakinah. jika materi-
materi yang diberikan narasumber diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-harinya”.18

Pendapat yang sama tentang harapan masyarakat terhadap Bimbingan

pra nikah yaitu, sangat bermanfaat diadakannya bimbingan pra nikah untuk

para calon pengantin. Berikut kutipan wawancara pribadi peneliti dengan

Yayu dan Winarto.

“Harapan kami sebagai calon ayah dan ibu setelah mengikuti


Bimbingan pra nikah ini kami bisa membina keluarga kami dengan
benar dan bisa menciptakan keluarga yang sakinah. karena Bimbingan
pra nikah ini sangat penting diikuti oleh para calon pengantin karena
materi-materi yang disampaikan narasumber sangat berpengaruh
dengan membina keluarga yang sakinah. Dan dari yang kami tidak
mengerti dalam membina keluarga kami jadi memahami mana yang

18
Wawancara pribadi dengan H. A. Yazid Busthami / kepala KUA, Kantor Urusan Agama
(KUA) Ciputat. 4 Oktober 2012.
5

baik dan mana yang buruk jadi adanya program ini sangat bermanfaat
buat kami”.19

Dengan demikian harapan lembaga dan masyarakat terhadap

Bimbingan pra nikah agar bermanfaat kedepannya untuk keluarga yang

mereka bangun dapat terbentuk sakinah. Yang paling utama terhindarnya dari

perceraian, karena dampak dari perceraian sangat banyak terutrama pada

anak.

Jadi harapan lembaga dan masyarakat untuk tercipta keluarga yang

sakinah kembali lagi kepada individunya masing-masing bagaimana cara

mengaplikasikan materi-materi atau informasi yang mereka fahami dari

bimbingan pra nikah. Oleh karena banyaknya persoalan hidup di jaman

sekarang ini, maka bimbingan pra nikah harus lebih gencar dilakukan agar

dapat menjadi individu yang berakhlak mulia dan terutama menjadi kepala

keluarga yang baik untuk membina keluarganya.20

Di samping itu, untuk menjadi keluarga sakinah, mempelai harus

memiliki sebuah dasar konsepsi, mawaddah warrahmah suasana cinta kasih di

antara keduanya. Dimana keluarga harus saling mencintai dan menyayangi

satu sama lain. Apabila hanya mawadah saja, masihlah di rasa belum cukup,

keduanya haruslah untuk menjadi satu, sehingga antar anggota keluarga akan

dapat berlega hati dan berlapang dada, ketika dalam mengarungi rumah

tangganya terjadi gejolak yang dapat mengganggu keutuhan dalam keluarga.

19
Wawancara pribadi dengan Yayu dan Winarto / peserta, Kantor Urusan Agama (KUA)
Ciputat. 12 Juli 2012.
20
Hail pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat
tanggal 4 Oktober 2012.
5

Oleh karenanya lanjut ketika mencari pasangan hidup, syarat yang penting

dan tidak dapat dilupakan begitu saja adalah calon pasangan yang saleh dan

salehah. Dengan begitu akan mudah di bentuk sebuah rumah tangga yang

penuh berkah. Sehingga dalam perjalanannya sebuah keluarga tidak mudah

terseret arus perubahan jaman. Dan yang terpenting adalah tetap berpegang

teguh pada tali agama. jika hal ini dapat dilakukan bukan tidak mungkin

dalam keluarga akan tercipta keharmonisan dan kedamain. Berikut kutipan

wawancara peneliti dengan Aminah S. Sos, I.

“Seorang pembimbing harus bisa memberi peranan yang jelas


kepada masyarakat. Karena bimbingan pra nikah sangat penting
diberikan kepada calon pengantin walaupun sebagian sudah mengerti
arti pernikahan akan tetapi materi yang diberikan pembimbing bisa
dijadikan pendalaman pengetahuan bagi mereka”.21

Perlu diketahui bahawa untuk mencapai keluarga sakinah tidaklah

mudah, kerana banyaknya permasalahan yang timbul dalam sebuah keluarga.

Dalam pembentukan keluarga sakinah, tidak hanya terbatas pada bimbingan

pra nikah akan tetapi banyak cara yang dapat ditempuh. Di antaranya dalam

bidang dakwah misalnya, yang selama ini masih kurang menyentuh aspek

keluarga. Kebanyakan para da’I masih mengangkat masalah-masalah

fiqhiyah, aqidah, ubudiyah bahkan politik. Sesungguhnya hal ini kurak efektif

dan kurang praktis bagi pembentukan keluarga sakinah. Melalui media

dakwah ini perlunya para da’I mensosialisasikan secara terus menerus tentang

pentingnya keluarga sakinah. Sehingga pengetahuan masyarakat tentang

21
Wawancara pribadi dengan Aminah S. Sos, I / penyuluh. Kantor Urusan Agama (KUA) 04
oktober 2012.
5

keluarga sakinah tidak hanya diperoleh melaui pembinaan dari instansi-

instansi pemerintah. Akan tetapi masyarakat dapat meperoleh secara

langsung melalui ceramah-ceramah agama, khutbah dan lain sebagainya.

Perkawinan juga merupakan usaha untuk mempersatukan dua karakter

yang berbeda antara suami dan istri. Kerukunan rumah tangga akan senantiasa

terpelihara apabila masing-masing pihak saling pengertian dan saling

memahami karakter pribadi pasangannya. Apabila salah satu pasangan suami

istri itu tidak dapat memahami pasangan hidupnya maka keretakan dalam

keluarga mulai terasa, dengan kata lain tidak ada hari tanpa pertengkaran.

Adapun bimbingan pra nikah dalam membantu masyarakat

menciptakan keluarga sakinah mawadah warrahmah. Merupakan upaya

preventif, yang dilakukan KUA sebelum adanya perkawinan. Upaya ini sangat

besar manfaatnya karena supaya dalam menjalankan kehidupan setelah

perkawinan pasangan suami istri tersebut sudah dibekali dengan pengetahuan

tentang perkawinan. berikut kutipan wawancara peneliti dengan H. Abdul

Halim. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh H.Abdul Halim yang

merupakan salah seorang narasumber :

“KUA Ciputat dalam mewujudkan upaya preventif diantaranya


melakukan pemberian nasihat dan bimbingan kepada calon pengantin
yang akan membentuk rumah tangga. Tahap pemberian penasihatan
dan penyuluhan yang diberikan pada pasangan yang akan membentuk
rumah tangga, dimaksudkan agar mereka memahami secara benar
peran masing-masing dalam kehidupan rumah tangga. Pemberian
nasihat dan bimbingan itu diadakan melalui bimbingan pra nikah bagi
calon pengantin, memperkecil pernikahan di bawah umur”.22
22
Wawancara pribadi dengan H. Abdul Halim / penghulu. Kantor Urusan Agama (KUA) 04
oktober 2012.
5

Agar hubungan perkawinan tetap terpelihara dan hidup dengan

suasana yang harmonis sakinah, mawadah, warrahmah. Peningkatan terhadap

kualitas dan nilai rumah tangga di harapkan dapat menekan terjadinya

perceraian. Suatu krisis yang berakhir dengan perceraian biasanya terjadi

karena tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga itu di sebabkan oleh

beberapa faktor. Untuk itu perlu adanya bimbingan yang berkesinambungan

dan tak ada hentinya dari petugas BP4 demi terwujudnya suatu rumah tangga

yang sakinah.

Dengan demikian Bimbingan Pra Nikah bagi para calon pengantin,

menjadi sangat penting dilakukan, dalam perannya mempersiapkan calon

keluarga sakinah.

C. Analisis Data

Sebuah program tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor

penghambat. Begitu pula dengan program Bimbingan pra nikah di Kantor

Urusan Agama KUA Ciputat. Faktor pendukung dan penghambat dari

kegiatan ini diantaranya adalah :

1. Kendala Bimbingan Pra Nikah Berdasarkan Perspektif Calon

Pengantin

a) Antusiasme peserta

Program bimbingan pra nikah cukup diminati oleh calon pasangan

pengantin. Semua yang hadir dalam program ini menyimak dengan


5

baik dan rasa ingin tahunya cukup besar karna banyak pertanyaan

yang mereka ingin tahu.23

b) Keterbatasan waktu

Pemberian bimbingan pra nikah diisi oleh empat orang

narasumber. setiap narasumber diberikan waktu hanya satu jam ini

menyebabkan terbatasnya materi yang diuraikan dan kurangnya

kesempatan bagi peserta untuk berdialog lebih banyak.

2. Kendala Bimbingan Pra Nikah Berdasarkan Perspektif Petugas

KUA Ciputat

a) Pembimbing yang cukup kompeten

Pembimbing yang berkompeten di bidangnya adalah pembimbing

yang memiliki wawasan yang luas, khususnya tentang materi yang

berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan pra nikah.

b) Kurangnya disiplin peserta

Banyak peserta yang sering kali datang terlambat sehingga materi

yang diterima menjadi tidak lengkap.24

c) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang cukup memadai yang ada di KUA

Ciputat cukup mendukung berlangsungnya proses bimbingan pra

23
Wawancara pribadi dengan Bpk. Diin Syafei, S.Pd. I / penghulu, Kantor Urusan Agama
9KUA) Ciputat. tanggal 12 Juli 2012.
24
Wawancara pribadi dengan Bpk. Diin Syafei, S.Pd. I / Penghulu, Kantor Urusan Agama
9KUA) Ciputat. tanggal 12 Juli 2012.
5

nikah, seperti ruangan khusus bimbingan, sound system, papan

tulis, infokus, dan kipas angin.

c) Keterbatasan ruang bimbingan pra nikah

Ruangan bimbingan pra nikah yang terdapat di KUA Ciputat.

kurang luas. Sehingga peserta yang mengikuti bimbingan sering

kali tidak mendapatkan tempat duduk di dalam ruangan dan

sampai keluar ruangan. Sehingga mengakibatkan kurangnya

konsentrasi peserta terhadap materi yang disampaikan.

D. Pembahasan

Menurut pengamatan peneliti, di Kantor Urusan Agama KUA Ciputat

pelaksanaan bimbingan pra nikah belum dilaksanakan secara optimal, karena

masing-masing narasumber hanya memberikan materi satu jam. Sehingga

waktu sesi tanya jawabnya kurang efektif. Seharusnya masing-masing

narasumber diberikan waktu dua jam. Sehingga pemberian materi dan sesi

tanya jawab cukup efektif.

Dalam Bimbingan Pra nikah, calon pengantin yang telah mengikuti

bimbingan pra nikah seharusnya di berikan sertifikat sebagai tanda bukti

kelulusan. Sertifikat sebagaimana dimaksud, merupakan persyaratan

pendaftaran perkawinan. Menurut penulis pada kenyataan di lapangan aturan

ini belum berjalan, karena dari pasangan calon pengantin masih ada yang

tidak mengikuti bimbingan pra nikah dan tidak memiliki sertifikat bimbingan

pra nikah, dan bukan merupakan syarat mutlak yang harus di penuhi ketika

ingin mendaftarkan perkawinan.


5

Hasil wawancara peneliti dengan Aminah S.Sos, I. Selaku penyuluh di

KUA Ciputat, membenarkan bahwa pasangan yang tidak mengikuti

bimbingan pra nikah atau tidak mempunyai sertifikat tersebut masih

diperbolehkan untuk melangsungkan pernikahan. Karena pihaknya belum

berani untuk menerapkan melarang pasangan yang ttidak ada sertifikat

bimbingan pra nikah untuk menikah. Jika kami disini melarang pasangan

untuk menikah karena dia belum mengikuti bimbingan pra nikah maka kami

dapat di tuntut atau dipidanakan, karena dalam aturannya pasangan tersebut

telah memenuhi syarat-syarat yang ada di dalam ketentuan undang-undang.

Jadi apabila mau diterapkan seperti itu (sertifikat bimbingan pra nikah

menjadi syarat untuk melangsungkan pernikahan) maka undang-undang

perkawinanya harus lebih dahulu di refisi menjadi syarat yang harus di penuhi

ketika akan melangsungkan pernikahan.25

Belum adanya peraturan yang resmi tentang keikutsertaan dalam

Bimbingan Pra Nikah, menyebabkan tidak semua calon pengantin mengikuti

program tersebut. Sehingga informasi tentang kehidupan pernikahan yang

sehat, harmonis, dan sesuai dengan ajaran-ajaran agama, belum didapatkan

oleh calon pengantin yang seharusnya menjadi bekal mereka dalam

membentuk keluarga sakinah mawaddah warrahmah.

Dalam buku yang dikutip M. Lutfi, Racmann Natawidjaja menyatakan

: bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang

25
Hasil wawancara pribadi dengan Aminah S.sos, I, / penyuluh KUA Ciputat. Pada tanggal 4
oktoberr 2012.
5

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan

sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Bimbingan

membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai

makhluk social.26

Jadi bimbingan pra nikah sangat membantu masyarakat khususnya

calon pengantin, untuk memahami arti keluarga sakinah. Agar calon

pengantin dapat mengarahkan keluarganya ke jalan yang benar dan dapat

menjalankan materi-materi yang diberikan narasumber dalam program

bimbingan pra nikah, kepada anak-anaknya.

Apabila calon pengantin tidak dapat mengikuti program bimbingan pra

nikah, sangat merugikan baginya. Karena dalam program ini semua materi

tentang keluarga sakinah disampaikan oleh narasumber. agar mereka

memahami secara benar peran masing-masing dalam kehidupan rumah

tangga. Sehat, harmonis, dan sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Jika dalam

keluarga masih ada yang tidak menjalankan apa yang disampaikan oleh

pembimbing, itu bukan kesalahan para pembimbing. Akan tetapi kesalahan

pada masing-masing masyarakat yang tidak ingin terbentuknya keluarga yang

sakinah.

26
Muhaammad Lutfi, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan islma, (Jakarta : Lembaga
penelitian UIN syarif hidayatullah 2009)
6

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Peran Bimbingan Pra

nikah dalam upaya membentuk keluarga sakinah di Kantor Urusan Agama

(KUA) Ciputat, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses Bimbingan pra nikah yang berlangsung di kantor urusan agama

(KUA) Ciputat adalah sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat,

dan pemberian nasihat atau yang disebut bimbingan. Tahap pemberian

penasihatan dan penyuluhan yang diberikan pada pasangan yang akan

membentuk rumah tangga. Dimaksudkan agar mereka memahami secara

benar peran masing-masing dalam kehidupan rumah tangga. sehat, harmonis,

dan sesuai dengan ajaran-ajaran agama

2. Adapun faktor pendukung dalam bimbingan pra nikah dalam perspektif

calon pengantin dan petugas KUA diantaranya adalah, narasumber atau

pembimbing yang kompeten, berpengetahuan luas tentang masalah-masalah

pernikahan, serta sarana dan prasarana yang menunjang untuk kelancaran

proses kegiatan bimbingan pra nikah. Dan faktor penghambat dalam

bimbingan pra nikah yaitu faktor internal dan eksternal. faktor internal yaitu

mulai dari keterbatasan ruang dan waktu yang diberikan oleh narasumber,

dan faktor eksternalnya yaitu para peserta yang berhalangan hadir dan

keterlambatan hadir dalam proses bimbingan.

60
61

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian peran

bimbingan pra nikah dalam upaya membentuk keluarga sakinah adalah :

1. Menambah waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah minimal dua jam untuk

masing-masing narasumber sekaligus diberikan waktu istirahat untuk para

peserta, agar para peserta tidak jenuh untuk mengikuti bimbingan tersebut

selama berjam-jam.

2. Mengupayakan kepada Depag RI untuk menganggarkan biaya yang lebih

besar dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah demi terwujudnya kelancaran

operasional seperti pencetakan sertifikat bimbingan pra nikah, agar masing-

masing peserta memiliki tanda telah mengikuti bimbingan pra nikah.

3. Bagi calon pengantin, diharapkan tidak malu bertanya jika sedang mengikuti

kegiatan Bimbingan pra nikah. Dan manfaatkanlah kegiatan Bimbingan pra

nikah tersebut untuk memperdalam keilmuan kita tentang agama, terutama

keluarga sakinah. Agar kita bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.

4. Peraturan pelaksanaan bimbingan pra nikah kedepannya diharapkan

memiliki kekuatan resmi agar semua calon pengantin mengikuti program ini

sebagai bekal dalam membentuk rumah tangga yang sakinah.


6

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

A, Hallen, Bimbingan dan konseling (Jakarta, Ciputat press, 2002)

Ahmad Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta. 1991)

Amti Erman, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT Asdi


Mahasatyo, 2004)

Arifin, M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta :


PT. Golden Trayon Press, 1998)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:


PT.Rieneka Cipta, 1996)

Asyiyah, PP. Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, (Yogyakarta : 1994)

Ayyub, Syaikh Hasan, Diterjemahkan M. Abdul Ghoffar, Fikih Keluarga


(Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2001)

Barik, Al, Hayya Binti Mubarak, Ensklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta : Darul
Falah, 1423 H)

Kahlaniy, Al, Muhammad Bin Ismail, Subulus al-Salam (Bandung: Dahlan,t,t)

Ali, Zainudin, Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006)

Zuhalil, Al, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islam wa Adilatuh, cet.III, (Beirut: Dar al-
Fikr,1989)

Badan, Penasehat Pembinaan dan Pelestarian (BP4), Membina Keluarga Sakinah


(Jakarta: BP4 Provinsi DKI Jakarta, 2011).

Bakri, Sidi Nazar, Kunci Keutuhan Keluarga, cet.I, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 1993)

Djumhur, dan Surya Moh, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV.


Ilmu).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Darus


Sunnah, 2002).

Departemen Agama RI, Seputar Keluarga Sakinah, (Jakarta Agustus 2006).

62
6

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka. 1998).

Fachruddin, Fuad Mohd, Kawin Mut’ah Dalam Pandangan Islam (Jakarta:


Pedoman Ilmu Jaya, 1991)

Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta : UII
Press, 2001).

Lutfi, Muhaammad, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan islma, (Jakarta :


Lembaga penelitian UIN syarif hidayatullah 2009).

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya, 2005).

Mulyana, Deddy, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2004).

Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,


2008)
Partanto, Pius A dan Al, Barry M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya :
Arkola, 1994).

Rahmat, Hakim, Hukum Perkawinan Islami (Bandung :CV Pustaka Setia, 2000)

Safa, Uun Ik Hari dan Fahmi Lukman, Jurnal, Bimbingan dan Konseling Islam,
(Surabaya: Juni 2011).

Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2006).

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofyan, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta:


LP3ES, 1995).

Sudjana, Djuju, Peran Keluarga di Lingkungan Masyarakat (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 1993).

Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta : PT RINEKA


CIPTA, 1995).

Umar, dan Hartono, Bimbingan dan Penyuluhan., (Bandung, CV.Pustaka Setia,


2001)

Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad, Fiqih Wanita, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,


1998).
6

Internet :

http://berita.liputan6.com/read/240518/posting_komentar.diakses pada Hari Rabu


22-februari-2012.

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-
penelitian-kualitatif.html. diakses pada haru Rabu 22-februari-2012.

http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/05/02/keluarga-sakinah-mawaddah-warrahmah/)
Daftar Wawancara Untuk Kepala KUA Ciputat

1. Apa alasan bapak diadakannya Bimbingan Pra nikah di KUA Ciputat ?

2. Berapa rata-rata jumlah pasangan calon pengantin yang mengikuti

Bimbingan Pra Nikah ?

3. Dalam satu kali pertemuan, berapa lama waktu bimbingan untuk para

narasumber?

4. Terdiri dari berapa narasumber dalam program bimbingan pra nikah ? Dan

apa saja, materi yang diberikan dari masing-masing narasumber ?

5. Kendala apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah ?

6. Bagaimna harapan bapak sebagai kepala KUA Ciputat terhadap

Bimbingan pra nikah ?


Nama : H. A Yazid Busthami

Jabatan : Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Selasa 4 September 2012

1. Apa alasan bapak diadakannya Bimbingan Pra nikah di kua Ciputat ?

Yang pertama Menjalankan UUD, yang kedua Agara calon pengantin siap

betul pentingnya pernikahan karna kadang kala ketika langsung saja ke

jenjang pernikahan tanpa diawali dengan Bimbingan Pra nikah mereka

kan tidak tahu begitulah diantaranya.

2. Berapa rata-rata jumlah pasangan calon pengantin yang mengikuti

Bimbingan Pra Nikah ?

Tergantun , dalam sebulan bisa 100 atau 50 pasang yang mengikuti

bimbingan pra nikah, ya minimal 80% yang datang sekitar 30 pasang.

3. Dalam satu kali pertemuan, berapa lama waktu bimbingan untuk para

narasumber?

Satu narasumber di berikan waktu satu jam.

4. Terdiri dari berapa narasumber dalam program bimbingan pra nikah ? Dan

apa saja, materi yang diberikan dari masing-masing narasumber ?

Terdiri dari empat narasumber dan masing-masing memberikan materi

tentang fikih munakhohat, UUD perkawinan, kesehatan dalam keluarga,

dan keluarga sakinah. yang mengisi program bimbingan pra nikah ada

enam orang dari internal dan delapan orang dari eksternal. karna dalam
setiap minggunya masing-masing bergilir untuk mengisi materi program

bimbingan pra nikah sesuai dengan jadwalnya.

5. Kendala apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah ?

Untuk kendalanya sampai saat ini tidak ada kendala dalam program

bimbinganpra nikah.

6. Bagaimna harapan bapak sebagai kepala KUA Ciputat terhadap

Bimbingan pra nikah ?

Harapannya terus terang banyak. ya…minimal mereka memahami UUD


perkawinan, hukum munakhoat dan yang terpenting bagaimana
terciptanya keluarga sakinah. artinya jangan sampai sudah mengikuti
bimbingan pra nikah tetapi tidak di aplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. karena dalam membina keluarga tidak sulit dan tidak mudah juga,
jadi kembali pada individunya sendiri. jadi diadakannya bimbingan pra
nikah ini sangat penting agar masyarakat yang mengikuti bimbingan
tersebut mempunyai bekal untuk membina keluarga yang sakinah. jika
materi-materi yang diberikan narasumber diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-harinya.
Daftar Wawancara Untuk Narasumber Bimbingan Pra Nikah

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber ?

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra Nikah ?

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon suami isteri ?

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan

Pra Nikah ?

5. Apa alasan Bapak / Ibu menggunakan metode tersebut ?

6. Apakah dalam Bimbingan Pra Nikah ada Tanya jawab aktif antara Calon

pengantin dan Narasumber ?

7. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

8. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan Bimbingan Pra

Nikah ?

9. Bagaimana harapan bapak sebagai narasumber terhadap bimbingan pra

nikah ?
Nama : Diin Syafei, S.Pd. I

Jabatan : Penghulu (KUA)

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber Bimbingan Pra nikah ?

Sejak tahun 1996 saya memberikan materi bimbingan pra nikah.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra nikah ?

Yang dipersiapkan hanya diri saja, materi yang akan disampaikan harus

fokus mengenai keluarga sakinah.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin ?

Saya memberiak materi tentang keluarga sakinah, dalam materi tersebut

saya menjelaskan bagaimana cara membina keluarga sakinah dan perlu

diadakannya Bimbingan Pra nikah karna diadakannya Bimbingan sebagai

bekal untuk membina keluarganya masing-masing.

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan

Pra nikah ?

Saya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut ?

Saya menggunkan metode tersebut karena agar lebih difahami oleh para

calon pengantin.

6. Apakah dalam Bimbingan Pra nikah ada Tanya jawab yang aktif antara

calon pengantin dan narasumber ?


Kembali kepada narasumbernya jika narasumbernya memberikan materi

secara jelas mereka tidak terlalu banyak yang bertanya, tetapi jika kurang

jelas banyak juga yang bertanya. tetapi dari materi yang saya sampaikan

tidak terlalu banyak yang bertanya.

7. Apakah program bimbingan pra nikah diminati oleh para calon pengantin

Pada umumnya diminati, karena dalam membina rumah tangga yang

sakinah harus memhami dahulu. dan diadakannya program ini itu sangat

penting karena sebagian bekal untuk para calon pengantin. walaupun

minat mereka awalnya datang untuk mengikuti bimbingan pra nikah

hanya karna prosedur dari kua. tetapi setelah mereka mengikuti

bimbingan tersebut mereka jadi mengetahui mana yang baik dan buruk

untuk keluarga mereka nanti dan mempunyai bekal untuk membina

keluarga mereka masing-masing.

8. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

Satu jam dalam memberikan materi dan Tanya jawab.

9. Sejak kapan bapak memberikan materi bimbingan pra nikah ?

Sejak tahun 1996 saya memberikan materi bimbingan pra nikah.

10. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan bimbingan pra

nikah?

Kendalanya absen, para peserta masih ada yang datang terlambat karena

beberapa rumah mereka ada yang juga jauh.


11. Bagaimna harapan bapak sebagai penghulu atau narasumber terhadap

Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya terhadap Bimbingan Pra nikah ini sangat bagus sekali
untuk dilaksanakan oleh para calon pengantin sebelum menikah. untuk
bekal mereka dalam membina rumah tangga. agar mereka juga mengerti
mana yang benar atau salah dalam membina keluarga. dan memahami
apa tugas isteri terhadap suami dan sebaliknya suami terhadap isteri.
Nama : Aminah S. Sos, I

Jabatan : Penyuluh (KUA)

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber Bimbingan Pra nikah ?

Sejak tahun 2007

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra nikah ?

Yang jelas kita harus menguasi materi yang akan kita sampaikan, kebetulan

saya mengisi materi tentang UUD perkawinan. calon pengantin harus tau

bahwa perkawinan mereka terdaftar di mata hukum.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin ?

keluarga sakinah, kewajiban suami isteri, UUD perkawinan, dan dari

puskesmas, dan saya memberikan materi tentang UUD perkaawinan.

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan Pra

nikah ?

Saya memberikan materi dengan menggunkan metode ceramah dan jika ada

yang kurang difahami dari peserta saya memberikan juga sesi Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut ?

Alasan saya paling tidak mereka juga tahu kira-kira apa saja yang akan

mereka lakukan kedepannya.

6. Apakah dalam Bimbingan Pra nikah ada Tanya jawab yang aktif antara calon

pengantin dan narasumber ?


Biasanya tergantung narasumbernya jika diberikan waktu untuk Tanya jawab

pasti ada keaktifan pada para peserta, jika narasumbernya hanya

memberikan waktu sedikit pada pesertanya. mungkin kurang aktif.

7. Apakah program bimbingan pra nikah diminati oleh para calon pengantin ?

Cukup diminati.

8. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

Satu jam dari masing-masing narasumber.

9. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

Sebagian orang mungkin menjalani pernikahan hanya ingin dianggap sah

saja dalam pernikahnanya dan mereka tidak memhami arti pernikahan dan

setelah ada permasalahan baru mereka datang ke KUA berkonsultasi dan

mereka menyesal tidak mengikuti bimbingan pra nikah. tetapi jika mereka

mengikutui bimbingan pra nikah mereka jadi memahami. dan kendala dalam

bimbingan pra nikah mungkin ada beberapa peserta yang kurang focus.

10. Bagaimna harapan bapak sebagai penyuluh atau narasumber terhadap

Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya diadakannya bimbingan pra nikah ini sangat membantu para

calon suami isteri untuk membina keluarga mereka. sehingga berkurangnya

tingkat perceraian.
Nama : Hj. Sinauriyah

Jabatan : Guru Agama

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber Bimbingan Pra nikah ?

Saya memberikan Bimbingan pra nikah sudah 38 tahun.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra nikah ?

Yang dipersiapkan hanya materi yang akan disampaikan.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin ?

Materi yang saya berikan tetang keluarga sakinah, keluarga sakinah itu

saling pengertian lahir batin dunia akhirat.

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan Pra

nikah ?

Diutamakan ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut ?

Kalo ceramah kan mereka lebih mendengarkan dan menyimak jika ada yang

kurang jelas mereka bisa bertanya.

6. Apakah dalam Bimbingan Pra nikah ada Tanya jawab yang aktif antara calon

pengantin dan narasumber ?

Kadang-kadang, tetapi lebih banyak yang aktifnya.

7. Apakah program bimbingan pra nikah diminati oleh para calon pengantin ?
Cukup diminati contohnya ber KB sebelum mempunyai anak itu tidak bagus

dan diadakannya bimbingan pra nikah mereka jadi memhami bagaimana

kebaikan dalam membina keluarga mereka, karna setau saya ber KB sebelum

mepunyai anak rahim bisa jadi kering dan itu sangat tidak bagus bagi orang

yang belum mempunyai anak.

8. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

Satu jam dalam satu kali pertemuan.

9. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

kendalanya sampai saat ini tidak ada.

10. Bagaimna harapan Ibu sebagai narasumber terhadap Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya bagi para peserta calon pengantin harus benar-benar

memahami mengikuti bimbingan pra nikah karna sangat penting diadakannya

bimbingan pra nikah ini karna untuk bekal kehidupan berumah tangga

mereka.
Nama : H. Abdul Halim

Jabatan : Pensiun Penghulu KUA

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber Bimbingan Pra nikah ?

Saya memberikan materi Bimbingan pra nikah sudah 30 tahun.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra nikah ?

Yang dipersiapkan hanya materi yang akan disampaikan, karna dalam

memberikan materi Bimbinfgan pra nikah itu harus benar-benar karna kita

memberikan informasi untuk mengajarkan peserta membina keluarga yang

baik.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin ?

Dalam program tersebut dia memberikan materi tentang hukum munakohat.

Dalam materi tersebut dia menjelaskan bagaimana etika seorang laki-laki

ketika bertamu keruma pasangannya, karena di kalangan masyarakat

sekarang paling banyak pelanggaran hukum munakohat.

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan Pra

nikah ?

Saya menggunkan metode ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut ?


Alasannya agar masyarakat lebih memahami karna situasi di masyakrakat

banyak pelanggaran hukum munakhohat contohnya orang baru ditinggal

suaminya sudah melaksanakan pernikahan lagi, sedangkan putusnya tali

perkawinan harus empat persyaratan yaitu, karna cerai, talak, meninggal,

dan terpaksa. kalo orang ditinggal sepuluh tahun pernikahannya masih sah.

yang kedua orang yang baru cerai beberapa hari sudah menikah lagi padahal

jangka percerain untuk perkawinan ada jangka waktunya 3 bulan. jadi saya

memberikan metode ceramah tersebut agar para peserta memahami apa yang

saya sampaikan dengan cara dia menyimakan pembahasan yang saya berikan

dan jika mereka kurang memahami mereka bisa bertanya langsung.

6. Apakah dalam Bimbingan Pra nikah ada Tanya jawab yang aktif antara calon

pengantin dan narasumber ?

Banyak yang aktif ada juga pertanyaan tenatang bagaimana memilih

pasangan yang baik dan saya menjawab rasulullah memilih pasangan ada

empat ciri yaitu pilih yang kaya, pilih yang keturunannya orang baik, pilih

yang cantik, dan pilih yang beragama jika tidak dapat semuanya pilihlah yang

beragama niscaya akan beruntung, untungnya isteri yang beragama akan

memiliki iman dan takwa.

7. Apakah program bimbingan pra nikah diminati oleh para calon pengantin ?

Sangat diminati.

8. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

Satu jam setiap dalam pertemuan.

9. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?
Kendalanya hanya saja para peserta masih ada yang kurang focus.

10. Bagaimna harapan bapak sebagai penghulu atau narasumber terhadap

Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya para peserta setelah mengikuti Bimbingan pra nikah jangan

sampai sekedar menghadiri program tersebut, akan tetapi dapat menjalankan

apa yang sudah disampaikan oleh para narasumber.


Nama : Ati Sutiarsih adm. Kes

Jabatan : Anggota Puskesmas

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi narasumber Bimbingan Pra nikah ?

Saya memberikan Bimbingan pra nikah sudah lumayan cukup lama kurang

lebih 10 tahun.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk program Bimbingan Pra nikah ?

Saya hanya menyiapkan peralatan-peralatan yang akan saya sampaikan

seperti berupa bentuk-bentuk KB, kondom dan lain sebaginya. karna saya

menyampaikan yang bersangkutan dengan alat tersebut.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin ?

Materi yang saya sampaikan tentang macam-macam KB bahwa kb itu berupa

pil, suntik, susuk, dan spiral. dan alat berhubungan untuk menjaga kehamilan

yang biasa digunakan oleh laki-laki. tetapi alat seperti itu sebenarnya tidak

terlalu aman karna bisa terjadi kebocoran di alat tersebut. maka KB lah yang

paling aman untuk menjaga terjadinya kehamilan. saya memberikan materi

seperti ini sangat terbuka masalah seksual karna ini sebagai informasi yang

saya sampaikan.

4. Bagaimana metode yang digunakan dalam memberikan materi Bimbingan Pra

nikah ?
Ada alat bantu sepert infocus saya menjelaskan langsung melewati infocus

saya menjelaskan tentang KB, dan alat-alat lainnya. saya juga tidak lupa

memberikan sesi Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut ?

Alasan saya karna biar lebih jelas apa yang saya sampaikan, kalo ceramah

saja hanya menyimak tetapi kalo saya menjelaskan dan menunjukan alat-alat

yang digunakan lebih bagus dan mudah difahami. karna kalo masalah

kesehatan itu sangat terbuka sekali saya menjelaskannya.

6. Apakah dalam Bimbingan Pra nikah ada Tanya jawab yang aktif antara calon

pengantin dan narasumber ?

Banyak yang aktif.

7. Apakah program bimbingan pra nikah diminati oleh para calon pengantin ?

Sangat diminati karna para peserta sanagt menyimak dengan baik dan banyak

yang ingin tahu bagaimana membina keluarga yang benar.

8. Berapa lama waktu Bimbingan dalam satu kali pertemuan ?

Satu jam dalam setiap pertemuan.

9. Kendala apa saja yang biasa ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

Sampai saat ini tidak ada kendala.

10. Bagaimna harapan bapak sebagai penghulu atau narasumber terhadap

Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya semoga bagi calon pasanagn suami isteri yang mengikuti

Bimbingan pra nikah dapat memahami dan menjalankan apa yang sudah

disampaikan oleh narasumber.


Daftar Wawancara Untuk Pasangan Calon Pengantin

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan

untuk menikah ?

2. Apa alasan anda mengikuti Bimbingan Pra Nikah ?

3. Materi apa yang anda dapat dari Bimbingan Pra Nikah ?

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber ?

5. Bagaimana menurut anda ?

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan

menjawab pertanyaan?

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah ?


Nama : Sherly Melindan & Tinton

Alamat : Jl. Furi Pamboyan

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk

menikah ?

Tujuh tahun.

2. Apa alasan anda mengikuti Bimbingan pra nikah ?

Agar langgeng agar mengetahui membina rumah tangga yang sakinah.

3. Materi apa yang anda dapat dari Bimbingan pra nikah ?

Banyak, bagaimana mengurus suami, bagaimana menghargai suami

contohnya jika dia mengambil keputusan kita harus bisa menghargai. materi

yang disampaikan tadi sebelum menikah lebih baik disuntik dahulu dan

sesudah menikah satu bualn itu juga lebih baik disuntik tetanus agar

terhindar dari virus-virus yang masuk ke dalam tubuh. dan menjaga

kekebalan tubuh juga. Keluarga sakinah juga disampaikan tadi oleh

narasumber untuk membina keluarga sakinah kita harus saling menghargai

dan memahami karakter pasangan kita masing-masing dan yang paling utama

mempunya akhlak yang baik dan seiman.

4. Metode apa yang baisa digunakan oleh narasumber ?

Metode yang digunakan ceramah dan Tanya jawab.

5. Bagaimana menurut anda ?

Menurut saya dengan metode tersebut cukup baik.


6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab

pertanyaan ?

Menurut saya kemampuan narasumber cukup baik karena mereka dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dengan jelas.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya terhadap Bimbingan pra nikah saya dan suami saya dapat

melaksanakan dengan materi-materi yang diberikan narasumber. dan materi

yang diberikan oleh narasumber sangat bermanfaat untuk kami.


Nama : Yayu & Winarto

Alamat : Jl. Cireunde raya mekar baru 2 Rt.05/06

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk

menikah ?

Tiga tahun.

2. Apa alasan anda mengikuti Bimbingan pra nikah ?

Buat pelajaran saya dan suami saya kedepannya nanti.

3. Materi apa yang anda dapat dari Bimbingan pra nikah ?

Bnayak, untuk membina keluarga kedepannya yang baik. ada yang dari

puskesmas juga menjelaskan sebelum dan sesudah menikah harus melakukan

suntik tetanus untuk menjaga kekebalan tubuh, dan ada juga tentang UUD

perkawinan menjelaskan bahwa perkawinan harus sah secara Negara juga.

sebagai identitas kita bahwa kita sudah menikah secara agama dan Negara.

4. Metode apa yang baisa digunakan oleh narasumber ?

Metode yang digunakan metode ceramah dan Tanya jawab.

5. Bagaimana menurut anda ?

Menurut saya metode yang digunakan dapat difahami oleh kita karna semua

narasumber memberikian kesempatan kepada para peserta untuk bertanya

jika ada yang kurang di fahami.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab

pertanyaan ?
Kemampuan narasumber cukup bagus karna dia mengambil contoh dari dia

sendiri dan banyak juga orang berkunsultasi dengan dia karna materi yang

dia sampaikan sangat bermanfaat.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya terhadap Bimbingan pra nikah sangat bermanfaat untuk

keluarga yang akan saya jalankan nanti karna dari yang kami tidak mengerti

kami jadi mengerti bagaimana cara membin keluarga yang sakinah.


Nama : Haryani & Nurwahid

Alamat : Jl. Kompas

Gg.kembang Hari / Tanggal : Kamis 12

Juli 2012

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk

menikah ?

Kurang lebih satu tahun.

2. Apa alasan anda mengikuti Bimbingan pra nikah ?

Alasan kami mengikuti Bimbingan pra nikah untuk mengikuti peraturan kua

dan mengikuti bimbingan agar memahami untuk membina keluarga yang

sakinah.

3. Materi apa yang anda dapat dari Bimbingan pra nikah ?

Materi yang diberikan narasumber tentang kesehatan, keluarga sakinah,

macam-macam KB.

4. Metode apa yang baisa digunakan oleh narasumber ?

Metode yang digunakan metode ceramah dan narasumber memberikan

kesempatan Tanya jawab jika ada yang belum difahami.

5. Bagaimana menurut anda ?

Menurut saya metode yang disampaikan cukup bagus karna dapat difahami

oleh para peserta.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab

pertanyaan ?
Menurut saya kemampuan narasumber dalam memberikan materi cukup

bagus dan mereka juga menjawab dengan jelas pertanyaan-pertanyaan

peserta.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya terhadap program Bimbingan pra nikah sangat penting untuk

dilaksanakan oleh para calon pengantin karna sebagi bekal untuk membina

keluarga.
Nama : Sukmara & Minah

Alamat : Jl. Ciputat

Hari / Tanggal : Kamis 12 Juli 2012

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk

menikah ?

Empat tahun.

2. Apa alasan anda mengikuti Bimbingan pra nikah ?

Untuk menambah pengetahuan sebelum menikah dan mengetahui tata cara

menikah.

3. Materi apa yang anda dapat dari Bimbingan pra nikah ?

Membentuk keluarga sakinah, tetang kesehatan dalam rumah tangga juga dan

lain sebagainya.

4. Metode apa yang baisa digunakan oleh narasumber ?

Metode yang digunakan narasumber ceramah dan Tanya jawab tetapi waktu

yang cukup lamanya waktu ceramahnya.

5. Bagaimana menurut anda ?

Kurang interaksi antara narasumber dan peserta, karna sebagian kata-kata

nya ada yang kurang jelas dan lebih banyak narasumber menggunakan

metode ceramah dibanding sesi Tanya jawab.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab

pertanyaan ?
Kemampuan narasumber cukup menguasi materi, karna materi yang dia

sampaikan cukup dimengerti juga oleh kita. dan jawaban yang dia jawab juga

cukup memuaskan.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program Bimbingan pra nikah ?

Harapan saya sangat penting diadakannya Bimbingan pra nikah, dan untuk para

calon pengantin lainnya lebih baik mengikuti program ini karna banyak

pengetahuan-pengetahuan yang kita dapat dari bimbingan ini.

Anda mungkin juga menyukai