Anda di halaman 1dari 494

STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT

KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS


MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL
MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

AHMAD SONHAJI ARAFAT


NIM : 106053001990

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT
KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS
MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL
MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

AHMAD SONHAJI ARAFAT


NIM : 106053001990

Dibawah Bimbingan

M. Hudri. M. Ag.
NIP: 197206061998031003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2010

Ahmad Sonhaji Arafat


PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripsi berjudul: Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan


Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal
Bank Rakyat Indonesia telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa
tanggal 15 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan
Manajemen Dakwah.

Jakarta, 15 Juni 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Arif Subhan,MA Drs. Cecep Castrawijaya,MA


NIP.196601101993031004 NIP.196708181998031002

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA Lili Bariadi, MM, M.Si


NIP.196203031992032001 NIP.197405191998031004

Pembimbing,

M. Hudri, M.Ag
NIP. 197206061998031003
ABSTRAK

AHMAD SONHAJI ARAFAT


Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS
Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
Penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan merupakan dua kegiatan
penting dan utama dalam sebuah lembaga pengelola ZIS, karena sebuah
organisasi pengelola zakat, dalam setiap aktifitasnya selalu berhubungan dengan
dana. Dana memiliki peran penting dalam menghidupi organisasi pengelola zakat
dan pendayagunaan mustahiq. Sumber pokok pendapatan OPZ adalah ZIS.
Karenanya, OPZ dituntut untuk kreatif dalam setiap menentukan strategi
penghimpunan dana ZIS, sehingga calon muzakki tergerak hatinya untuk
memberikan zakat, infaq dan shadaqohnya kepada OPZ yang bersangkutan.
Berbicara tentang sistem pendayagunaan ZIS berarti membicarakan beberapa
usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari
penggunaan hasil ZIS secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu
disyariatkan.

Sistem penghimpunan dan penyaluran ZIS dari masa ke masa memiliki


perbedaan. Awalnya, ZIS lebih disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi
belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk kegiatan produktif,
upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari yang terendah (mustahiq)
kepada yang tertinggi (muzakki).

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi fundraising


melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial pada YBM BRI dalam
menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS. Metodologi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan
atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara,
observasi dan dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dalam melakukan penghimpunan


dana ZIS, YBM BRI membuat surat edaran tentang himbauan untuk berzakat,
berinfaq dan bershadaqoh kepada para karyawan BRI, karyawan yang bersedia
akan diberikan surat kuasa yang berisikan kesediaannya untuk memberikan zakat,
infaq atau shadaqohnya. Sehingga setiap bulannya upah para karyawan akan
terpotong secara otomatis sampai adanya pembatalan surat kuasa tersebut.
Sedangkan pendayagunaan dana ZIS yang dilakukan oleh YBM BRI dilakukan
dengan cara bekerja sama dengan para karyawan BRI sebagai agen sosial yang
akan merekomendasikan calon mustahiq yang ada dilingkungan wilayahnya untuk
dibantu sesuai dengan kebutuhan mustahiq, tidak hanya itu agen sosial juga akan
terus memantau dan membimbing para mustahiq sebagai binaannya. Sehingga
para karyawan BRI ikut serta dalam upaya mensejahterakan kaum dhuafa dan
tercapainya tujuan YBM BRI dalam menyalurkan dana ZIS yang tepat sasaran
dan sesuai dengan program yang sudah direncanakan.

i
KATA PENGANTAR

­G¡‹+݉ƒo  ¯2Ù{´


¯2lµƒo
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagaimana

kita telah diberi nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat sebagai bentuk kasih

sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah skripsi ini

bisa terselesaikan.

Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Alam

Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan Insya Allah

kepada kita semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran

serta sunnah-sunnahnya.

Bab demi bab terselesaikanlah sudah dalam sebuah bentuk karya ilmiah

skripsi yang Insya Allah berguna untuk penulis dan orang lain nantinya. Halangan

serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen

maupun pengajar lain yang memilki intensitas ilmu di bidang kelembagaan,

khususnya dalam bidang fundraising dan pendayagunaan zakat. Penulis merasa

bahwasannya terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak

orang yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis,

dan hanya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua,

diantaranya ;

1. Orang tua penulis, Ayahanda H. Ahmad Solihin (Alm) dan Ibunda Hj. Mutiah

yang senantiasa memberi semangat, doa, cinta dan kasih sayang, serta

berbagai dorongan yang tak terhingga, untuk mereka skripsi ini penulis

persembahkan.

ii
2. DR. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah.

4. Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

5. Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed,MA selaku Pembimbing Akademik, beserta segenap

jajaran karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan

Komunikasi.

6. M. Hudri. MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini bisa cepat

terselesaikan.

7. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan

pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.

8. Segenap pengurus YBM BRI yang telah membantu penulis, khususnya

kepada bapak H. Nasir Tajang selaku ketua harian, bapak H. Anwar Sadat

selaku staf Penghimpunan dan bapak Ahmad Fakih selaku staf

Pendayagunaan yang telah membantu dan memberikan waktu dan

informasinya tentang bahan penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber

pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.

10. Kakak-kakak penulis semuanya terima kasih atas dukungan, doa dan

perhatian, khususnya kanda H. Nurhalim, Hj. Nur’aeni, Hendra dan Lailatul

Fadilah yang telah mengurus, memberikan kasih sayang baik dari segi materi

maupun non materi selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sampai pada akhirnya penulis bisa merampungkan skripsi ini.


iii
11. Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari

semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama. Jay, Hasan,

Husin, Aang, Marel, Iwan, Panjul, Anton, Doelmith, Merliza, Fitri, Khilda,

Sulis, Betty, Rohay, Nina, Imas dan semuanya tanpa terkecuali. Spesial

ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku Deden Nurdin Salim

yang selalu memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

12. Segenap teman-teman MD 6, 4 dan 2, yang selalu memberikan motivasi dan

doa tulusnya untuk penulis. Bisri, Endri, Khoerudin (Buluk), Ade (Bondeng),

Angel, Nay, Abid, Ipin, Papua, Sidiq, Dito & Anis, Somad, Penjoel & Dian,

Faizah, Ajeng, Hana dan semuanya terima kasih atas motivasi dan doanya.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan mudah-

mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak

terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFRTAR ISI................................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa
1. Pengertian Strategi. ............................................................ 15
2. Pengertian Fundraising....................................................... 19
3. Perumusan Strategi Fundraising. ....................................... 24
4. Pengertian Surat Kuasa...... ................................................ 26
5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) .......................... 26
B. Pendayagunaan Agen Sosial
1. Pengertian Pendayagunaan................................................. 27
2. Pengertian Agen Sosial.. .................................................... 29
C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS)
1 Pengertian Zakat................................................................. 30
2 Dasar Hukum Zakat ........................................................... 31
3 Pengertian Zakat Profesi .................................................... 31
4 Pengertian Infak dan Shadaqoh.......................................... 33
5 Tujuan dan Hikmah ZIS..................................................... 34

v
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL
MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)
A. Profil YBM BRI
1. Sejarah Singkat YBM BRI................................................. 37
2. Visi dan Misi YBM BRI. ................................................... 42
3. Keunggulan Berzakat Melalui YBM BRI.......................... 42
4. Prestasi YBM BRI.... ......................................................... 45
B. Sumber dan Penggunaan Dana ZIS.... ..................................... 45
C. Struktur Organisasi YBM BRI................................................. 47

BAB IV : ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI


SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS
MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI
A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Pada Yayasan Baitul
Maal BRI ................................................................................ 55
1. Perumusan Strategi Penghimpunan Dana ZIS ................... 58
2. Analisis SWOT. ................................................................. 62
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Melalui
Surat Kuasa.... .................................................................... 66
B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ........................ 70
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendayagunaan Agen
Sosial Pada YBM BRI ....................................................... 73
2. Program Pendayagunaan YBM BRI .................................. 76
C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa
Dan Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI................. 92

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 97
B. Saran-saran............................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99


LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan manusia adalah harta benda (materi). Manusia

cenderung untuk mengumpulkan dan menguasai harta benda tersebut tanpa

batas, sampai ia menemui ajalnya. Kerakusan dan ketamakan manusia dalam

menguasai harta benda tersebut, kadang-kadang melampaui batas, melebihi

nafsu binatang, yang dapat menurunkan martabat nilai-nilai kemanusiaannya. 1

Betapa besar peranan harta dalam kehidupan manusia, rasanya tidak

dapat diragukan lagi. Dengan harta orang dapat memperoleh apa yang

diinginkannya. Semakin banyak harta seseorang, semakin mudah ia memenuhi

kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha keras mencari

kekayaan tanpa mengenal lelah. Hanya sayangnya, banyak orang tidak

menyadari, bahwa harta kekayaan itu adalah titipan Allah padanya, dan

sebahgian kecil adalah kepunyaan atau hak orang-orang miskin. 2 Dalam

rangka menciptakan, menjaga dan memelihara kemaslahatan hidup serta

martabat kehormatan manusia, Allah SWT menciptakan syariat yang

mengatur tata cara mendapatkan dan memanfaatkan harta benda. Tata aturan

ini antara lain syariat zakat.

Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda. Seseorang

yang telah memenuhi syarat-syaratnya dituntut untuk menunaikannya, bukan

semata-mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa “dengan


1
Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata
Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 158
2
Dr. Zakiah Daradjat, Zakat Pembersihan Harta dan Jiwa, (Jakarta :Ruhama, 1996), h. 12

1
2

tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama menetapkan ‘amilin atau petugas-

petugas khusus yang mengelolanya, disamping menetapkan sanksi-sanksi

duniawi dan ukhrawi terhadap mereka yang enggan. 3

Dalam lembaga zakat ada tiga kegiatan utama, yakni penghimpunan,

pengelolaan (keuangan) dan pendayagunaan. Tiga aktivitas utama ini

sekaligus distrukturkan menjadi tiga divisi utama, yaitu Divisi Penghimpunan,

Divisi Keuangan dan Divisi Pendayagunaan.

Fungsi dan tugas divisi penghimpunan memang dikhususkan

mengumpulkan dana zakat infak dan wakaf dari masyarakat. Dana ini tidak

hanya berasal dari perorangan, melainkan juga dari berbagai perusahaan dan

lembaga. 4

Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi,

juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat

kepada suatu organisasi/lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala

macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

lembaga. 5

Untuk menyampaikan amanah Allah ini, maka diperlukan pekerja-

pekerja (amil) yang diberi kewenangan untuk mengambil dana-dana zakat dari

para aghniya yang menurut ketentuan syariat sudah berkewajiban untuk

menunaikan kewajiban zakatnya dan menyalurkan dana-dana zakat itu kepada

3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), cet, ke-1
h. 506
4
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : IMZ, 2004), h. 189
5
April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras,
2009), cet ke-1, h. 4
3

golongan-golongan yang berhak menerimanya sebagai mana diamanahkan

Allah swt. 6

Perintah Allah swt untuk mengambil zakat terdapat dalam QS At-

Taubah; 103.



Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan 7 dan mensucikan 8 mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”.(Q.S. At-Thaubah: 103). 9

Pemberdayaan zakat adalah penyaluran zakat yang disertai target

merubah kedaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin)

dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini adalah

target besar yang tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang

singkat. 10

Tanpa menafikan peran divisi yang lain, sesungguhnya jatuh

bangunnya lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan.

Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi yang lengkap.

Serta boleh juga lembaga zakat ditunjang dengan fasilitas lengkap. Bahkan

6
April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, h. 47
7
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda.
8
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
9
Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 297
10
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25
4

bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memilki dana yang besar karena mendapat

kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, toh

kembali juga pada kreativitas, program pendayagunaan apa yang bisa

dikembangkan untuk mustahik. Sekali lagi, sesungguhnya program

pemberdayaan mustahik, merupakan inti dari penghimpunan zakat. Dari

program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance

lembaga zakat. Pada program pemberdayaan mustahik ini, jatuh bangunnya

lembaga zakat dipertaruhkan.

Yang tampak di masyarakat, program pengelolaan zakat cenderung

terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini,

dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu

singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni tak

butuh pendampingan dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan

bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai juga programnya. 11

Pembicaraan tentang sistem pendayagunaan zakat berarti

membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam

menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan

terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Dalam pendekatan fikih,

dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surah At-taubah ayat

60 sebagai berikut: 12


11
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, h. 218
12
Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h. 8
5

⌧ ⌧ ☺

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Thaubah:
60). 13

Sejak Islam datang ke tanah air kita, zakat telah menjadi salah satu

sumber dana untuk kepentingan pengembangan agama Islam. Dalam

perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah Barat pun dahulu, zakat,

terutama bagian sabilillah-nya, merupakan sumber dana perjuangan. 14 Ketika

satu persatu tanah air kita dikuasai oleh penjajah Belanda, Pemerintah

Kolonial itu mengeluarkan Bijblad Nomor 1892 tanggal 4 agustus 1893 yang

berisi kebijaksanaan Pemerintah Kolonial yakni mencegah terjadinya

penyelewengan keuangan zakat oleh para penguasa atau naib bekerja untuk

melaksanakan administrasi kekuasaan Pemerintah Belanda, tapi tidak diberi

gaji atau tunjangan untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka beserta

keluarganya. Dan untuk melemahkan (dana) kekuatan rakyat yang bersumber

dari zakat itu Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai

pemerintah dan priyayi pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat. 15

Zakat merupakan rukun Islam ke tiga yang sangat penting bagi

kesejahteraan dan tegaknya keadilan sosial ekonomi umat. Pembayaran zakat


13
Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 288
14
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI-Press,1988),
h. 32
15
Ibid, h. 33
6

bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan

kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya

menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-orang

miskin sesuai pedoman syar’i (fuqaraa) yang dikategorisasikan dalam 8

(delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana

potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi

masyarakat level bawah. 16

Sedangkan dari aspek keadilan sosial (al-adalah al-ijtima’iyyah),

perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak

terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan

kemasyarakatan. Zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan

pendapatan antara orang kaya dan miskin. Di samping itu, zakat juga

diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik pada

level individu maupun pada level sosial masyarakat. 17

Pada dasarnya zakat bukan hanya sebagai bagian dari ibadah wajib

yang harus ditunaikan umat Islam yang telah memenuhi syarat, tetapi

merupakan salah satu instrument yang sangat penting bagi program

pengentasan kemiskinan dan perkembangan ekonomi masyarakat Islam level

bawah, sesuai dengan salah satu tujuan zakat yaitu pemerataan rezeki untuk

mencapai keadilan sosial.

Oleh sebab itu penulis memandang perlu adanya kajian sesuai dengan

pernyataan di atas mengenai penghimpunan dan pendayagunaan ZIS, akhirnya

penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “STRATEGI

16
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 1
17
Nurudin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, cet ke-1, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1-2.
7

FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN

DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL

MAAL BANK RAKYAT INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas adalah strategi fundraising melalui

surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada

Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal

Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana Zakat,

Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?

2. Bagaimana pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal

Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana

Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
8

a. Untuk mengetahui strategi fundraising melalui surat kuasa pada

Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam

menghimpun dana ZIS.

b. Untuk mengetahui pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul

Maal (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana ZIS.

2. Manfaat Penelitian

1). Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan

khususnya menyangkut fundraising melalui surat kuasa pada

Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam

menghimpun dana zakat dan pendayagunaan dana ZIS melalui

agen sosial.

2). Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan

kajian mendalam mengenai Manajemen Dakwah, khususnya

Yayasan Baitul Maal dan Lembaga Amil Zakat, infaq, dan

shadaqah lainnya.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud

sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja

yaitu cara kerja untuk memahami objek. 18

1. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

18
Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD
Darma, 1980), h. 16
9

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka,

laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari

naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen

resmi lainnya. 19

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti , metode untuk

mencapai pengertian tentang masalah penelitian. 20

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis

bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang

akan diteliti adalah pendekatan fundraising melalui surat kuasa dan

pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada YBM BRI.

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian

karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,

didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan

digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Subjek dan Objek Penelitian

19
Burhan Bungin, analisis Data Penelitian kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Cet ke-2, h. 39
20
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi
ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 246
10

Adapun subjek yang akan diteliti Yayasan Baitul Maal Bank

Rakyat Indonesia (YBM BRI). Dan objeknya adalah stratwgi fundraising

melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada

Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 21 Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara,

yaitu: pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman

wawancara, dan situasi wawancara. 22

Adapun yang akan di wawancarai yaitu :

1) H. Moh. Nasir Tajang selaku Ketua Pelaksana Harian

2) H. Anwar Sadat sebagai Divisi Fundraising, dan

3) Ahmad Fakih sebagai Divisi Pendayagunaan.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki. 23 Sutrisno Hadi mengungkapkan

bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses

yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan

21
Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
cet. Ke-11, h. 135
22
Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1995), h. 71
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM, 1984), h. 141
11

diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 24

Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke kantor

Yayasan Baitul Maal BRI (YBM-BRI) yang beralamat di Jl. Jendral

Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Tujuannya

adalah untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi

objek penelitian. Hasil yang didapat yaitu informasi mengenai letak

kantor ketua harian YBM BRI serta karyawan dalam lembaga tersebut

pada bagian yang khusus mengenai YBM BRI itu sendiri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul,

juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku,

catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya.

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di kantor Yayasan Baitul Maal Bank

Rakyat Indonesia (YBM BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman

Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Adapun waktu penelitian

dimulai dari bulan Maret-Mei 2010.

5. Analisis Data

24
Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12,
h. 166
12

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya

dianalisis secara kualitatif, analisis dataa dilakukan setiap saat

pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan agar tercapai

proses kesimpulan tertentu terhadap informasi yang terdapat pada lembaga

tersebut, dengan memperrtimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat

memungkinkan dianggap mendasar dan universal.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada

beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir

sama dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut

perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini,

adapun penelitian tersebut diantaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ru’yat Ismail (103043127948)

dengan judul “Mekanisme Retribusi Dan Distribusi Zakat Studi

Komparatif Antara lembaga Amil Zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat

Indonesia Dan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim Ditinjau Dari Hukum

Islam” dalam penelitiannya penulis menganalisa studi komparatif antara

lembaga amil zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia dan

Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim mengenai mekanisme retribusi dan

distribusi zakat ditinjau dari hukum Islam, pada dasarnya obyek dan

pembahasannya sama dengan yang digunakan oleh penulis yaitu Yayasan

Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun yang

membedakan dalam pembahasan ini penulis lebih menitikberatkan pada

strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS


13

melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia

(YBM BRI).

2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Abdul Barri (104044201455)

dengan judul “Pemberdayaan Zakat Modern Pada yayasan Baitul Maal

Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI)” pada dasarnya obyek kajian pada

skripsi ini sama dengan obyek kajian yang digunakan oleh penulis yakni

Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun terdapat

perbedaan pada pembahasan karena penulis membahas strategi fundraising

melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial

yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

3. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Umroha Almaal

(102053025761) dengan judul “Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat

(LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat” dalam skripsi ini Umroha Almaal

membahas bentuk fundrising secara umum pada LAZ Al-Azhar Peduli

Ummat, sedangkan penulis lebih terfokus pada startegi fundraising melalui

surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang

dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan

sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis menerangkan secara garis

besar mengenai latar belakang penelitian yang merupakan alasan pemilihan

judul, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,


14

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknis penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Pada bab ini membahas secara lebih

mendalam mengenai pengertian ZIS dan pengertian zakat profesi juga

disertakan dengan dasar hukumnya, hikmah dan manfaatnya. Pada bab ini

juga membahas tentang pengertian fundraising dan disertakan pengertian surat

kuasa dan juga membahas tentang pengertian pendayagunaan.

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL

BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI), dalam bab ini penulis

menerangkan sejarah dan profil YBM BRI, sumber dan penggunaan dana ZIS

YBM BRI, struktur organisasi YBM BRI.

BAB IV : ANALISA TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI

SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN

SOSIAL PADA YBM BRI, dalam bab ini penulis menerangkan, strategi

fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen

sosial, juga disertakan dengan analisis hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP, yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa


1. Pengertian Strategi
Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah

ilmu dan seni untuk menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa

untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. 1

Dalam Kamus Manajemen disebutkan strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling

hubungan dalam hal waktu dan ukuran. 2

Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk

memenangkan suatu peperangan. 3 Istilah strategi sebenarnya berasal dari

bahasa Yunani strategos (artinya: pasukan) dan ageni (artinya:

memimpin). Jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang

perang sebagai ilmunya para jendral, ilmunya para komandan. Dalam

konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang

dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan

musuh dan memenangkan perang. 4 Sehingga tidak mengherankan bila

awal perkembangan istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan

militer.

1
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092
2
B.N. Marbun, SH, kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005), Cet ke-2,
h. 340
3
Komarudin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta : Bumi aksara, 1994), Cet Ke 1, h. 539
4
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen Strategi sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8

15
16

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi

banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas dengan bidang

ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi

terbatas pada konsep atau seni seorang Jendral di masa perang, tetapi

sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin (manajemen

puncak).

Dalam ilmu manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan

sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi

organisasi. 5

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis

mengemukakan pengertian strategi yang dikembangkan oleh beberapa

pakar, di antaranya adalah :

a. Menurut Willian F. Glueck, seperti dikutip Amirullah, Bahwa strategi

adalah suatu yang dipersatukan, bersifat komprehensif terintegrasi

yang menghubungkan keunggulan strategi (strategi adventage)

perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan

rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau

organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi

itu. 6

5
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan
Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000), h. 147
6
Amirullah, dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik ,(Yogyakarta: Graha Ilmu,
2002), cet. Ke-1, h. 4
17

b. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti diantaranya :

1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

2) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan

3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan

fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan. 7

c. Menurut Onong Uchayana effendi, strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. 8

d. Menurut Syarif Usman, bahwa strategi adalah sebagai kebijakan

menggerakkan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan

kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan. 9

e. Mudrajad Kuncoro, Ph.D mengutip dari beberapa pakar tentang

pengertian strategi, antara lain :

1) Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang

perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana umum

untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan

mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau

yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.

7
Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,
2000), Cet ke-1, h. 127
8
Onong Uchayana effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosda
Karya, 1992), h. 32
9
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam,
(Jakarta: Firma Jakarta, 1998), h. 6
18

3) Strategi adalah menentukan kerangka kerja aktivitas bisnis

perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengoordinasikan

aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan

mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi

mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh

perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak

dijalankan.

Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan frase “tujuan

jangka panjang”dan “kebijakan umum” menyiratkan bahwa strategi

seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi

dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan

kegagalan dan kesuksesan organisasi. 10

Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

strategi merupakan satu kesatuan rencana terpadu yang dihubungkan

dengan lingkungan organisasi dengan cara membuat pilihan alternatif-

alternatif untuk dipertimbangkan dan dipilih, sehingga strategi yang dipilih

akan diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya memerlukan

evaluasi terhadap strategi tersebut dengan tujuan tercapainya cita-cita

organisasi.

10
Mudrajad Kuncoro, Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”, (Jakarta:
Erlangga, 2005), h. 1
19

2. Pengertian Fundraising

Fundraising dalam kamus Iggris-Indonesia adalah pengumpulan

dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser.11

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksudkan

pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan;

perhimpunan; pengerahan. 12 sedangkan yang dimaksud dengan dana

adalah uang yang disediakan untuk keperluan: biaya; pemberian; hadiah;

derma. 13

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari

masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun

pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan

operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya. 14

Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam

buku menggalang dana: “menggalang dana adalah sebuah ilmu, tetapi

aturannya lebih seperti pelangi dari pada sebuah rumus. Anda harus

melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan anda pasti

sukses bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan. 15

11
Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern
English Press,2000),h. 607
12
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
hal..612.
13
Ibid, h. 234
14
April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi organisasi pengelola zakat,
(Yogyakarta:Teras, 2009), Cet ke-1, h.3
15
Michael Norton, Menggalang Dana,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11.
20

Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan

mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor

dapat mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide

itu, maka mereka mau menyumbang. 16

Beberapa penggalangan dana tidak memanfatkan peluang yang ada

untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak terlalu

efektif. Tujuan menggalang dana adalah memperoleh, tetapi sering

dilupakan bahwa imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar

orang menyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang

disajikan. 17

Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

fundraising atau penggalangan dana adalah kegiatan penghimpunan dana

yang mana dalam kegiatan itu, penggalangan dana menjual ide orang-

orang yang mempunyai daya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi,

sehingga mampu menghimpun beberapa dari donator yang bisa

dimanfaatkan untuk mendayagunakan mustahik.

Ada sejumlah keterampilan penting yang perlu penggalang dana

kuasai jika ingin berhasil:

1. Menilai Kekuatan, sehingga penggalang dana dapat memusatkan tenaga

pada hal-hal yang dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

2. Belajar menguasai keterampilan yang diperlukan, dan mulai mengikuti

pelatihan atau menggali pengalaman yang diperlukan.

16
Ibid, h. 15
17
Ibid, h. 12
21

3. Mencari jalan untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan dengan cara

mengerahkan orang lain untuk membantu di mana diperlukan. 18

Yang dimaksud dengan keterampilan tersebut adalah:

a. Kesungguhan Membantu mewujudkan tujuan organisasi

Kesungguhan adalah ciri paling penting yang harus dimiliki oleh

penggalang dana suatu organisasi. Semangat dan kesungguhan

penggalang dana akan mendorong orang lain juga untuk

bersungguh-sungguh; yang diungkapkannya melalui sumbangan

yang diberikannya.

b. Kemampuan meminta

Banyak orang tidak nyaman bila harus meminta uang. Orang yang

merasa seperti ini bukan orang yang tepat untuk menjadi

penggalang dana. Untuk semua ini perlu kemampuan meminta

secara efektif apa yang penggalang perlukan.

c. Percaya diri dalam menghadapi tolakan

Bila penggalang dana meminta sumbanagan dana, perlu

memancarkan percaya diri. Jika penggalang dana merendah dan

selalu meminta maaf atau ragu-ragu, orang tidak akan member apa-

apa kepadanya. Seorang penggalang dana yang baik juga harus

menentukan sikap bila ditolak. Setiap kali menghubungi orang,

anggaplah ini pendekatan yang pertama sekali dan belajarlah dari

pengalaman.

d. Kegigihan

18
Ibid, h. 20
22

Penggalang dana pada umunya terlalu cepat menyerah. Mereka

sering mengatakan “tidak” sebagai “tidak” bukannya sebagai

tantangan untuk mencoba mengubah “tidak” menjadi “ya”. Jika

penggalang dana teralalu cepat menyerah, maka tidak akan ada

peluang sama sekali. Jika penggalang merasa orang itu seharusnya

benar-benar b erminat untuk mendukung, maka penggalang dana

harus mencoba mencari jalan untuk mengubah sikap orang itu, atau

mencari suatu kegiatan lain yang membangkitkan minatnya untuk

mendukung.

e. Kejujuran

Penggalang dana harus selalu jujur. Karena harus meyakinkan

orang, maka ada tekanan yang kuat untuk tidak mengungkapkan

seluruh kebenaran dan untuk membesar-membesarkan kegiatan

f. Keterampilan sosial

Seseorang penggalang dana harus memiliki rasa percaya,

kesabaran dan kepekaan. Percaya diri, karena permintaan yang

dilandasi rasa percaya diri sulit ditolak. Sabar, ketika menjawab

hal-hal spesifik yang ditanyakan donor. Kepekaan dan ketulusan,

untuk meminta donor di hadapannya agar dapat mewariskan

sesuatu bagi organisasinya. Seorang penggalang dana yang baik

juga harus pandai bergaul dan menghadapi orang lain.

g. Keterampilan berorganisasi

Menggalang dana sering melibatkan kegiatan memelihara

hubungan dengan ribuan orang pendukung. Mereka semuanya

menganggap diri masing-masing orang yang istimewa dan memili


23

hubungan pribadi dengan penggalang dana . organisasi yang baik

penting sekali. Penggalang dana harus memiliki catatan lengkap

surat-menyurat dan informasi mengenai sumbangan yang diterima

dari setiap donor. Semua ini harus tersusun rapih sehingga tidak

ada acara atau peristiwa di masa lalu atau sumbangan dari seorang

donor pun yang terlupa.

h. Imajinasi dan kreatifitas

Penggalang dana yang baru masuk sebuah organisasi bukan paham

bahwa imajinasi adalah sebuah modal yang berharga. Tugasnya

mungkin menciptakan kegiatan-kegiatan baru untuk memberi ilmu

ilham pada para donor yang ada dan untuk menciptakan acara-

acara yang dapat mengobarkan semangat orang banyak atau

mungkin memaparkan kegiatan organisasi dengan cara yang

cemerlang dan imajinatif.

i. Kontak dan kemampuan menambah kontak

Penggalang dana yang sudah memiliki beberapa kontak dalam

bidang atau sector tertentu punya kelebihan yang sangat

bermanfaat. Tetapi ini bukan syarat. Memiliki kontak tidak berarti

bahwa orang-orang bersangkutan adalah orang-orang yang tepat

bagi organisasi. Alternative yang baik jika penggalang dana tidak

memiliki kontak, adalah memiliki rasa percaya diri untuk meminta

setiap orang member sumbangan, kemampuan mendapatkan

kontak baru dan kemahiran meminta orang lain untuk membantu

meminta sumbangan bagi penggalang dana.

j. Menangkap peluang
24

Penggalang dana harus menangkap setiap peluang yang terbuka.

Misalnya, jika sebuah perusahaan besar baru saja mengumumkan

mendapatkan laba besar atau mendapat kontrak kerja yang besar di

daerah penggalang dana, maka sebuah surat yang disusun dengan

baik untuk meminta sumbangan mungkin akan membuahkan

hasil. 19

3. Perumusan Strategi Fundraising

a. Menentukan kebutuhan

Titik tolak dalam merumuskan strategi fundraising adalah menentukan

kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan pada tingkat:20

1) Agar terus melakukan kegiatan

2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus

bertambah

3) Perkembangan organisasi di masa depan

b. Disamping tugas-tugas menyangkut dana, sebuah organisasi juga perlu

membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan: 21

1) Pengembangan modal

2) Dana pribadi (corpus fund)

3) Mengurangi hidup bergantung pada pihak luar dan

mengembangkan sumber dana independen

4) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung

5) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang.

19
Ibid, h. 20-28
20
Ibid, h. 51
21
Ibid, h. 54
25

c. Mengidentifikasi sumber dana

Dalam menyusun strategi fundraising titik tolak yang baik adalah

mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat digali: 22

1) Dukungan dari perorang, diajak menjadi anggota atau member

sumbangan

2) Sumbangan besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal

3) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta sumbangan

dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan acara masal

lainnya

4) Pemberian dalam barang (oleh perorangan atau lembaga)

5) Hibah dari lembaga pemerintah pusat maupun lembaga non

pemerintah

6) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional

7) Hibah dari yayasan internasional atau local.

d. Menilai Peluang

Butir-butir di atas adalah gambaran yang cukup lengkap mengenai

sumber dana yang dapat digali. Sebelum memutuskan sumber-sumber

mana yang akan digali, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini: 23

1) Pengalaman dimasa lalu

2) Pendukung yang sewajarnya

3) Organisasi macam apa yang akan dibentuk

4) Gaya dalam melakukan kegiatan

5) Sumber daya dan kemampuan yang dimiliki


22
Ibid, h. 57
23
Ibid, h. 60
26

6) Sumber dana yang ada sekarang

7) Peluang yang terbuka

8) Siapa saja yang kita kenal

4. Pengertian Surat Kuasa

Surat yang berisi tentang pemberian kuasa kepada seseorang untuk

mengurus sesuatu. 24

Surat Kuasa adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan dan

tanda bukti yang berisi pemberian mandat, hak, kewajiban dan

kewenangan dari pihak pejabat yang memberikan kuasa kepada pejabat

yang diberi kuasa untuk bertindak dalam penyelesaian sesuatu urusan. 25

5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Bank adalah badan usaha di

bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat,

terutama memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang. 26 Rakyat adalah penduduk suatu negara.27 Sedangkan

Indonesia adalah nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di

antara benua Asia dan benua Australia; atau bangsa, budaya, bahasa yang

ada di negara Indonesia. 28

Dapat penulis simpulkan Bank Rakyat Indonesia adalah badan

usaha di bidang keuangan yang menarik uang dalam bentuk simpanan dan
24
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1108
25
http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
89%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada
tanggal 27 april 2010
26
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 104
27
Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, h. 924
28
Ibid, h. 430
27

mengeluarkan uang dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.

B. Pendayagunaan Agen Sosial


1. Pengertian Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat,

adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar Bahasa

Indonesia:

a. Pengusahaan agar mendatangkan hasil dan manfaat.

b. Pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas

dengan baik. 29

Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata

Istatsmara-yastatsmiru, yaitu menggapai suatu hasil. Kata Istatsmara Al-

Maal tsammarahu, artinya adalah mempergunakan harta (maal) tersebut

untuk memproduksi keuntungan. Secara istilah kata guna adalah

mempergunakan harta benda untuk menciptakan sesuatu, baik secara

langsung dengan membeli alat-alat produksi, maupun secara tidak

langsung. 30

Pembagian atau pendayagunaan zakat, menurut Pedoman

Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu sebagai berikiut :

29
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
hal. 242
30
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid=171.
Diakses tanggal 09 juni 2010.
28

a) Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat

pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan

menjadi orang membayar zakat

b) Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnu sabil, pembagian zakat itu dititik

beratkan pada pribadinya bukan pada lembaga hokum yang

mengurusnya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan

yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa.

c) Bagi kelompok amil, gharim, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan

pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau

melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. Akhirnya disebutkan pula

bahwa,

d) Dana-dana yang tersedia dari pengumpulan zakat itu yang belum yang

dibagi atau diserahkan kepada mustahiq dimanfaatkan untuk

pembangunan dengan jalan menyimpannya di bank pemerintah berupa

giro, deposito atau sertifikat atas nama Badan amil Zakat yang

bersangkutan. 31

Menurut M. Daud Ali pemanfaatan dana zakat dapat dikategorikan

sebagai berikut:

1. Pendayagunaan zakat yang konsumtif dan tradisional sifatnya. Dalam

kategori ini zakat diberikan dibagikan kepada orang yang berhak

menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan,

seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk

31
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hal. 68
29

memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan

kepada korban bencana alam.

2. Pendayagunaan yang konsumtif kreatif. Yang dimaksud dengan

kalimat ini adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari

barangnya semula seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat

sekolah, beasiswa dan lain-lain.

3. Pendayagunaan produktif tradisional. Yang dimaksud dalam kategori

ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif,

misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan

sebagainya. Pemberian zakat ini akan mendorong orang menciptakan

suatu usaha atau memberikan suatu lapangan kerja baru bagi fakir

miskin.

4. Pendayagunaan zakat produktif kreatif. Ke dalam ini bentuk ini

dimasukkan semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam

bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu

proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal

seseorang pedagang atau pengusaha kecil. 32

2. Pengertian Agen Sosial

Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan pengertian agen

antara lain :

1. Orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi

perusahaan lain atas nama pengusaha; perwakilan.

32
Ibid, h.62-63
30

2. Perwakilan yang bertanggung jawab atas penyaluran atau distribusi

awal suatu barang. 33

Sedangkan arti sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

antara lain :

1. Berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha

menunjang pembangunan.

2. Suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma,

dan sebagainya). 34

Dapat disimpulkan bahwasanya agen sosial adalah orang atau

perusahaan perantara sebagai perwakilan yang bertangggung jawab atas

penyaluran atau distribusi yang berkenaan dengan masyarakat dalam

upaya menunjang pembangunan kepentingan umum.

C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar

(masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. 35 Dalam

pengertian lain, zakat juga berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau

bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. 36

Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus

diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat. 37 Zakat juga

bisa diartikan sebagai hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta. 38

33
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 12
34
Ibid h. 1085
35
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973), Cet. ke-2 h. 34
36
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 4
37
Ibid, h. 4
31

Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping

berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.” 39

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukkan

hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain : 40


Artinya:“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa


saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat
apa-apa yang kamu kerjakan”. (Al-Baqarah: 110)

38
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2005), Cet, ke-6 h. 83
39
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 34
40
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 7
32

Artinya:“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat,


Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui”. (Q.S.At-
Taubah:11).

3. Pengertian Zakat Profesi

Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah suatu istilah yang

muncul dewasa ini. Adapun istilah ulama’ salaf bagi zakat atas

penghasilan atau profesi biasanya disebut dengan al-mal al-mustafad.

Yang termasuk dalam kategori zakat al-mal mustafad adalah pendapatan

yang dihasilkan dari profesi non-zakat yang dijalani, seperti gaji pegawai

negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yang dihasilkan

secara tidak terduga seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak

mengandung unsur judi), dan lain-lain. 41

Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila

telah mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini

berdasarkan nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam

surah at-Taubah: 103 dan al-baqarah: 267. 42

☺ ☺

41
Fakhruddin, M.Hi, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (UIN-Malang Press:
Malang, 2008), Cet. 1, h. 133
42
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002),
h. 94
33



☺ ⌧
Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, nafkankanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
memilih kamu memilihyang buruk-buruk lalu nafkahkan dari
padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Q.S.Al-
baqarah : 267)
Sementara itu, para peserta muktamar Internasional Pertama

tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H bertepatan dengan tanggal 30

April 1984 M) telah sepakat tentang wajibnya zakat profesi apabila telah

mencapai nishab, meskipun mereka berbeda pendapat dalam cara

meneluarkannya. Dalam pasal 11 ayat (2) Bab IV Undang-undang No.

38/1999 tentang Pengelolaan Zakat, dikemukakan bahwa harta yang

dikenai zakat adalah: a. emas, perak, dan uang; b. perdagangan dan

perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d.

hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; dan

g. rikaz. 43

4. Pengertian Infaq dan Shadaqah

Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan

oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin,

setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah

maupun waktunya.

43
Ibid, h. 95
34

Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang,

setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri. 44

Sedekah dapat diartikan sebagai manifestasi dua hal:

a. Pengakuan akan adanya kenyataan bahwa rizki yang diperoleh

seseorang berbeda-beda, hal ini merupakan sunnatullah.

b. Untuk menciptakan masyarakat yang aman dan sejahtera diperlukan

pendistribusian rizki sebagai bentuknya zakat, infaq dan sedekah. 45

Dasar hukum infaq dan shadaqah diantaranya surat Al-baqarah

ayat 195 dan 263 :

Artinya: “Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik”.(Q.S.Al-Baqarah : 195)

Artinya:“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik lebih baik
dari sedekah yang diirngi dengan sesuatu yang menyakitkan

44
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 23
45
A. Syaifudin, Ekonomi dan Masyarakat, (Jakarta: Raja Wali Pres, 1987), h.13
35

(persaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”.


(Q.S. Al-Baqarah : 263)

5. Tujuan dan Hikmah ZIS

Bukanlah tujuan Islam, dengan aturan zakatnya, untuk

mengumpulkan harta dan memenuhi kas saja, dan bukan pula sekedar

untuk menolong orang yang lemah dan yang mempunyai kebutuhan serta

menolong mereka dari kejatuhannya saja, akan tetapi tujuannya yang

utama adalah agar manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta, sehingga

ia menjadi tuannya harta bukan menjadi budaknya. 46

Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah

sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung di atas,

antara lain adalah sebagai berikut: 47

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya ke luar dari

kesulitan hidup serta penderitaan

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para

gharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya;

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam

dan manusia pada umumnya;

d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta;

e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati

orang-orang miskin;

46
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 848
47
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 40
36

f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

dalam suatu masyarakat;

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta;

h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya .

Adapun hikmah zakat menurut DR. Wahbah Az-Zuhayly di dalam

bukunya adalah: 48

a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan

para pendosa dan pencuri.

b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang

yang sangat memerlukan bantuan.

c. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.

d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang

telah dititipkan kepada seseorang.

Sedangkan hikmah ZIS menurut Drs. Hasan Rifai Al-Faridy dalam

bukunya yang berjudul Panduan Zakat Praktis adalah sebagai berikut:

a. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa

(menumbuhkan akhlak mulia, menjadi rendah hati, memiliki rasa

kemanusiaan yang tinggi) dan mengikis sifat bakhil (kikir) dan serakah

yang menjadi tabiat manusia, sehingga da[paat merasakan ketenangan

bathin karena terbatas dari tunttunan Allah dan tuntunan kewajiban

masyarakat.

48
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 86
37

b. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi

ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan

solidaritas sosial, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat

persaudaraan umat dan bangsa sebagai penghubung antara golongan

kuat dan lemah

c. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa dan

lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan

kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajiban

terhadap Allah SWT.

d. Dapat mewujudkan masyarakat sejahtera dimana hubungan seseorang

dengan lainnya rukun, damai dan harmonis yang dapat menciptakan

situasi yang harmonis aman dan tentram lahir dan bathin. Akhirnya

sesuai dengan janji Allah akan tercipta sebuah masyarakat baldatun

thoyyibatun wa rabbun ghofur. 49

49
Hasan Rifai Al-Faridy, Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: Dompet Dhuafa Republika,
2003), h 41-43
PK ! „ì
8Õ å [Content_Types].xml
¢ (

´VM‹Û0 ½ úŒ®ÅVv ¥”8{èDZ]h


½*Ò8 Õ Òd“üûŽìÚ”$kCÜ\
ÆÌ{OóÞŒ¼|:ZS¼@LÚ»š=T
V€“^i·-ÙÏõ×ò +
§„ñ
jv‚ÄžVoß,ק © j—j¶C
9Or V¤Ê pô¥ñÑ
¤×¸åAÈßb
üq±xÏ¥w
KÌ lµüN ¢VP<‹ˆß„%-~ðQñÆ{t-!U ÇŠO]]¦®™ Áh) „ó §ÎHKß4Z‚òro‰ªÊp!z )ÑѬ© èw š_ !÷
½ýe × ö9ú -fK @3-DÔ z Ÿ¡ {ƒÅ—
#õ§³ä`›³ƒk› y,ó Ò}¥&‚IgE ÝúkOE•mGÓN‡1UãvŒt´µupe æ W d+´ë»új¼ÜÞn
R-f{z ¯ zRD“¹GÀ;ÜIzpêN Ö# I ¿Ú©â”ÏÙ&@ž ª¤A? ¬W# ‘ p‡ Ó# Xr çï•‹
æ q’ii oŸóE´0“”;
âãlÇ/ŽÜ Oò7t‘¬ÅÆÀÿW0@OŠ8ÀæÇÝÒ÷ ø¤ ®ió½¿Á aþ¥ 7˜Ñ_[¹úÊÔóö'eõ ÿÿ PK !
É} ø Þ
_rels/.rels
¢ (

¬’ÛJ 1 †ï ß!Ì}7Û*"ÒloDè Èú c2» º9 Lmûö†‚‡


…Z {9§ ¾9,W{7ŠwJÙ ¯`^Õ Èë`¬ï ¼¶O³{ ™Ñ ƒ' Ê°j®¯–/4"—¢<ؘEQñYÁÀ ¤Ìz ‡¹
‘|‰t!9äb¦^FÔ ìI.êúN¦Ÿ ÐL4ÅÚ(Hks ¢=ÄÒù?ÚÒ £AF©C¢YL…,±-³ˆ SO¬À ý\Üù˜Q j § —
âaëÞ<Úñ ÊW¬Ú¹î7žùßyB×YM Ao y>q 9ÍøFÚ…ddYѱðÜvn/IC{&oÈœ? ÆøI$'_Ù| ÿÿ PK
! é ] Ï word/_rels/document.xml.rels
¢ (

¬UMO„0 ¼›øHïR@]?²° c²WÅÄk -‘¶¤}¨ûï}î


Ëê¦^z!yÓ03™
åêSvÁ; Ûj•²8ŒX ªÐe«ê”½ä ·,°(T):- e[°l• Ÿ-Ÿ H/Ù¦ím@,ʦ¬Aìï9·E RØP÷ è¤ÒF
¤ÑÔ¼ Å›¨ 'Q´àfÎÁ²#Î`]¦Ì¬KÒÏ·=)ÿÏ-«ª-
àA ƒ …'$x ¢ CŒÂԀĹ›ã L2~ZÿÒ§¾ÅmG NúûÙ% ãS-T©4Î ŒˆËBœøô€T 8$° ùîé¼ ¯-Ô 7`¨â -
äLÂg Å`QËWjÞT‡0ä Ê[ éŒdáÓM¥5þêÆ 9#‰ýºP˜‹M7+H¥ —‹kŸ&>`ó
ˆT Ù—: ]FbÚŸþÖÕ÷ Ì×Õ~v–âʧ¾ý ȸ2¸óiáôÆNF}~ô ʾ ÿÿ PK ! Oµ¥Ú³J F—
word/document.xmlì\Ûr ¹ }?UçT<%U¾`âÄ— 3 Á“0
Œ
ìšÊ¼ ZТ¯#u›ñ|ýY[RCƒ± ÉIÀ©¼ è‹ZÒ¾-½önÿòë?QÈî„Ò2‰/*G Õ
ñ0ñd<¾¨ÜÞü¶ Za:ã±ÇÃ$ •{¡+¿ÖÿûŸ_¦ç^2Ì# g
CÄúü
gý,KÏ õÐ × I*bœ %*â ~ªñaÄU §ûÃ$Jy& 2”Ùýa-Z}WqÃ$ •\ÅçnˆýH
U¢“QF·œ'£‘
÷QÜ¡Öy®½³å¦lžx¨Dˆ9$±öeª‹Ñ¢/ Kô‹AîžZÄ] ×MÓužæ)>…<¢ÐN{š(/UÉPh £-
{r6âQõ©g» ¤!fw¬3…Åg 3‰¸Œgà v,É &¼ ïÐ>û †š/ {Q‡. ïž>S6=‡.z½‹JµzòîäíéûJqè ‚®V›—
'-Zmv°%F< ³‡—_Ó¡£jõìmÍ<!½Vô ò!v c†’f||
·?zyˆ <Ï’Ê!]: âÄ /*Ch¹Pö¨²ã¨ß’8Ó¸€ë¡” •
ͺbÊzIı+Ós¿ ë gÌØ óWÿ[<¡vlG×ÿ¾§AÍSí±Cl = Ÿn
˜=ZØ šñ¶æ6=ÏêÍF“µÛmšgffëæüSªPºu¤ºm ~X ”i'Õ¬Ñi6z .»íÜvØÍe÷¦ÑýÀ>7>7ú8Øl´on?±N£ñ
ß»W¬×¸úܸaínë îe¿ÝXX"YÔzÚyvrüæh¥ÏY<c|Ní¬vtÖ,ûœ´ŸÝ‡¢0ëORg×\ñ±â©o->Î#ëUdx ×
UgçÚ^qìøˆ
bâ³;6ðg2¦qB1‚·<®!àÂEñxl"=ý^rzƒ ñÌ Û–[)¹¼m ö
ÛSl½ôöÛ-·ûnC
ò1 q#UB
u'*õk•ŒdÈ t-dN CUo§ ùç§&Þz_«ž^ åþÞZñ¥âà÷\óøÅŠ£ù£‰CfùË5ŽÎ‹•F óð©É? ¶·á}áüŸv³ì elc
š_ì•âàI—´ÓŽ¶Þ[Ö¤ µõÁ=Ï^ðæ/æX0“ÝÜüzì 1Ò’/ë
Õ,Å_¡æ
`ù·$Éâ$ =1
Ä”pˆô{eßÏš÷hy‚X ôÀ¤ PÑfî$¢ nc1qXD€Å •¸ ÅË¿}žQsÓÿÚ<ã¤z¶ gÔNßX
ÎÉ•ŸyƳyF½/&È }ÖG² Ày5…ò¤’ñ=gŸ› Öì-ú„ 2۳㷠7$"c’% [Ä FãÎìÅF—m¾úlf»qz:’JgŸ
5÷îìô[ëÊ: Ü3. ”¤ »ø Ò¹u&û,jºæ-g ÷ó˜ U÷‘ ipõñ Z ˆý¶
9~1°÷÷Ð8Òµ%÷ æ9 ]*b‡²û ‰/xŒ¨Ÿq•YaщoÉNn¸
õ(סŒÖYÄeìíä ¨0ò e`í"¾²@Bb ¡x<á ‹¹
ö˜'"iŽ§yÈç"Îã, X„ÂG€¤ ò '× ïwïù { R;ñÉ- bÊ'r@ª ¢ rhÅþ5êpOœˆ flÒ ¦ò Êd ‡ÅI”(–
É1gæ:°æ †‰yˆ'íá6
'¹NEÀt t ήÄ%^ŽÁ=ÉPmâ M#Â0 4Ç É d ƒxXY†C{Xy,˺ªs ^2Â’q 4]áæx, U',Å®`À}ú¡Å€ íÎé
âB §§|6 w âqT¬X
0 ZÛM7™E
¤¦ë Ú'rÏ4/?×¹¦ Ð3 Œ 7c«µ-
ó {5NPL óøµ @(߬3 JbGÍ4 ^ºá]%±'±S$"Oš "í -›”5Êãa-Ò …´qc¾ï> Š† Y µý«Ý§Ké¬Äa•kîs Ý
ӣ&
ÁçÐ Ö¼ít 60ðõ£ãÉññû @׊ŽîâRtÜ8øYnö¤fJR?N$¬ ¼¹|wü $ 7Œ « h EØó \ , ž ßÖÑ©Ç
#߶W]'ï¾Î -‹{Û^Àj±YÏK~£pÅÆ]îÁÏŒø߈ p > ø7 ¼6¼|ž±IŽ ƒ_ NÁE²
û OÒ ¿ÖÓn{Ÿê‹˜®V8YO¦„à”†óLBá³&‚PÀþD8VYÂú
€¾˜ 6åA–3p³ 1'|€Pg ¤ ¤!öRsœCÒ! øô
q–`DN±”
% ÷÷Ý'¤@ÑÑ9{Äo®ó€®³ xÅÀ. ÃîàèUB˜ † y¡Žw}yÕîoâàá®
—m¡ø¶%ôˆ&¯cœ;ì_þœ©
º…€ š‘r8XG–h‘Ì:ëtNhýØìdZ úéÌÕ%³?pl. ?Ú@—›o–¨mÙFB ºžˆ=°|Þ5-
‹¦ <0Õç¬ÞåðÖ„ÿ Ä& × OòŒâ€æè%C ¿EGÇ”
ɱI.Z˪ a-±$Í€®Ã=æ#é°¨”<Ñ€ “FÂa} ˆðA?ím„ì Õb Xà°½ 4ÎÁ!—1®Ê¢~F ×&îêåé<!ÔoÜ-°
Ä{©:Ÿ ×›«q
-›+íÑžû
´ B† ÉxŒ< ™/%›.
2,ÍD ó–³l2 È6'¸ š=ϸ2Ž<Ë$÷“<"ýN ra-R# &T4c @ÌïD”—>à€Éx˸‹²3Ü…>º1 z ÀT1‡’Ámb
/%t·äRP›!
jïh¼}szöö;'<Ïð” ëÖƒ!³•ì vª“{‡Š lš Ý'Œ8Bm) ³$u$Œ¾Î ”X'ãÑq¥A·¤Ã¤¥)Ñ Ž]À9hð-¬+@.1
7¾YÒà,§
£ 5Š^2 OÊÐç0@ ³K|*ˆ‹ „ !‘
/ ‰nZ`½ˆ
CF‚Ã^¢
'äPz/÷& à¼ÀÊ-© Ç 59JÇô £¾ll BcHà|€>UD¾Ï®åŬ $
0µÙ Ÿ,%Fü
n6$˲…ÎT€”Ù•ž ; -?ß¡D·‰ÿŸž?V…+ÊX(‘þŒ²‹ Ê&~o²Ëó(;S ñ -b‹É%h´`ó)Ð ƒz
f‘ ؤóa¤"«ƒy l ¦ 1 å
É
ŠÜ
aõÍÉ …“ s‰¸¬Ñ N³(°"AÈ, ßÌkç¢ ¤\´ÝÔ3ë6àFŒ 1ɹå .áRú;7÷ç#`= lÒ»¡Ê«#´'¦
{õþò ÖÂk3"c-?ç#Îz"Í ¡
øë= 5®>¾x2«¥
XK‚Q`ùHz¹G__5"tÔþE j‚e
Õ©˜õQ•’À±-ÖŠ- qú\z¬1Æ-Q:À8 p¿“Çp Š½ú « …t"ªÚ v׎6b¥‡ð‰-E dì+ C Pè R ¯ È;±¨7
©:·@ÃÍn› ¿[Ž¦++¦ ‘®îõ– mMk 9 M¢-ÃÊëñ8%`½ùû<åþ÷‡5– ÉiŸñaó ¼R«v˜-üˆ Âx 9JQq
¶ oQª'˲\µ¥}-4–ó;Œé ï "ú1g¾µ ¬ =% ô/ô »°€Õ±è‹‹b»°$TJ€¾¬îüLà¿ôÝÅM’ z õ-
ƒµ*p± ØZŒÑ±B¬í½ä)™5Ž ÈS2kz 2 B²NÐ ß ßÄžÈW Æ¿ˆ-% ,
YØ÷x
Z<cºà-Æ Å.¸¢eõFüãZ¢æ} | ‡wQ )]Á
ž} u!bÙNÊRWÀæ ë ¯e£c
-9‰j cÑ$|zKuÕ‰¡Î–/ÿšœ±Œh ºwW=û›Lê™ÐJªºø‚à 2²$ú‚
ÙÎRÊq }I¨Ž€ÅBó“ —Y>Éa1- ¬ ÄÄÙš.Q"ŽzÜt¿[ªw9~n_Få…¡9l^Áçð p hìB •)Ï,O~¥IïÖŠÎY
„/©Ÿ µ
ùF)Í-˜wô.ì±~Ѹ`ëàð‡S ¶®o
,é· ;Ú W×Ôà ä)Ÿ–š¨Ö¸É(
ˆÒ¢ÑÓp a¦ñ
ÃÂe§n
Ô*HŽ¹hÀ*qþk<È– –hÇ òÃqdb £âÚ¾©° ² -^ˆ 4
<ÌM U6<×\ ~eY vKÜå¦>2BÐS9äé˜ ÷&¿†‡|@ ìÖ– ¨óÚVTb÷~ -~ ž öݘ-Œ’š‚ }ðÏ0Æä²
–ª\^,›4 e;=ÍýžtîÑu,‘ ¯áÛÐa®àêðƺÄ!+cS

‰üëõ²Ñ%˜é¾ –åBOÖžõ"ô\ . ß™p/õlÔ¨RB ?(ÁQDxÚ@Û¨²kå„
b2ŠïÔ¨-²£* Ä\g¹f@íG( Î3ÈGéq°°EýîU‹
w3‚ g -
qÐ’‘ 1ë í%W }KgíI"B f' áÿü@ño¨f Z;/N]¡ ¶ñ§œ€¶ ’ äìãï ì ‘˜àZzø×A kÄc¼=' ÍF ÑOa
BT EàE
¤£Z¨¦xÕè^ߢ(š"g£²+›Ê #ù +¤x
‰ aÛöº™ÉghÑ·' ç˜á_[˜Ÿ¶[ЕV( ;HZ¤sv€¢}¬(´4¹yG¼ƒ7– >
¬› ¢û¡› ¼-± óN‹‘ ù-wŽd‡MF-Õc}lo‹ \4*˜NHü¾Î vµTg D–
.cÍx?â§É?û Œ6! 62ùÿ ÿÿì]ÛrÛH’ý•
=õDȶHQ7ïX ’%w;ly ’w7ºßŠ"H– l\¬Q?õolÄîÏõ—
ìɬ* AñN‚j<X’Iˆ ªòzòTfàÇ‘xz/£ ¥>ì}W ' ßœ'q
¤¿‡wú ~Tòλó >½ þÀ ?¤÷a¯ÙÚ3¯|¤ ˼öîé}x ÒÕñù-ìHñ$Ý8 9CéÊX‰¡ãwT¨¤/~½¼ —wŸEGzr
ú*Nü-^-8¾ŠÅpôËxCÄNè&ƒaâáj_ŠÈi;‘
ÅÝP4šÍ· ôïŸøëñ9}å; †Aн
CÜaü<t>ìõB9¸ e 뻧7ÂHuînà { Í“ÃëãÖ-Ý»y„ðÓF×kÿÍ, píw*yûâß ï}4” XèaèDNøÃÙ; ?á '‘
è$ؽ¤ ïR<&± a2T²ÿ ñ,ý- dè„IáùÓ ¢í¹8:<=;ÚÞö”?Ÿ'®
¡Mè -›•{ˆ§÷--±ÑSÕyóùŠ$(«ª nÒíëG mÙQâWù,#éOzžŠhÍÛI÷GBsÒj}<9Í
Í}üì9v1> Aì ±sçt Ðñ-
£Z›Tünñ-psªóa m¬¶eø:$»4´ ‹Ÿíøäèô# íq#f_¼rº2ñâñËo3/ñ'k£Mú«XV<åC‘[§ ô è?w‰‡ d z
”ß¡wœ.>ý¤É—uU Å_ù é v ¸Š D;ˆûfyõÛ y¥ 4 Ô.M5ķܪÜ;±ãÉ~ÖWj]Ü ¤Ê.ÞŠp ;ê?KkAc
²/./n¯¿|¾ p ô gÐN Ü÷
ì°¸îÈ ZÎ6WEŠ~»¯ m™àE . -;r 0ÑCÇuÂG) Iä© ûimãàž{øMóy_ ˜ \< ‽wO>*c GFEù]ù»
èà7ñgb|œ ø â Ôw ïN1 Œ ¾\JD
â—·â^†O ˆû ¯ÇÁþè Û$|’~þ¥P> =\ìt-)Ì 8ˆ<”ÇñF/ á€ìº •Ó ãFEmÙGLq“ø*dó—
þñ‹þ@vðÆ£ì«
Å ²'éÃ<éÂ&Ê·¢`vv-ظÂ*اj;Ú{%®ŽÀh…B2ý$ N'ñ(Zc‘‰a zvï ,aóðA
܇Š¥ß‘ø‚mV"ð H0Ä o„Ž ©¢¥.]²ñð†,ÕÙYëèâp7íø ½ÚŽ¯$- ÙñRá©pp ãøÏÊ•ÃIÊÓvBmbÜ
IÊ0áT¨'=6M0Œ¬KÖ.#qÚ m©\-˜PÖ-Ì;~µÃZ, ñ¶ÑZ󦋤 >@ú
*b•=¦¸Ô6,}FÊ µY"ŸÆÆk ãí%JxŠL ,? î‘
aØ3 ù°wÑ®›÷ˆ¼ý,.jÜÞVz›ÓýÝy ü l ’^ Б- Ä"O 6H«ûO ®×hk^ïS±æXMùðȈáÚ
d¹°ÝÛÏž§'žåá¯p%’1Y¹ç!'nÀ-I7žnZQùva7Î IK^e› g‰ŒÕE¼ÿ¨Ú°è:í
Ð0‚7¤´ >/Éè T¨ {?4/u$~É`‘û"&µôœ¶ê ]À.ì`¹Xjušø<ÕØÜs“~
ĸÈB“
'¯°n^ ’§¦Ì7B‚‚mcÛ‡Ì4†½dÔ ü7ÙA×qû°¢±¢$7V $’Á
§ôè]@ÏüióE@ s. ¾ \_ ”BXÍß |Ù,¸>ÝÿœßO²x |¬ZˆÑ¹Á† ð2S
ÜÆê‡#¸0²O²ž‡=€ %ÀáG`5+Zˆ¼=€²ôtˆìö“ˆ°zh V@Ä
ôIT¡Ák„ý8^à!¥§¿> x\§§(³ Q )éAW•O GD ” "÷ñ DÁ€1 UF m h /eþÄo ²lÈ“O[V£–Y õo«–»–
K_qÁð RKŽ Õ%xí~âÃyÃ30"Ê
ò؃äŠcñ-øÁB(š(óY_ °ÛE®ÌY cUHÑ!jJ\ô ì)8ö ¿ ìO\
”'~ã:É7 ©ÀÇ' Dóþ‹hµŽòâ §QV~œ”n]^Ÿ\5›» p .ø·jYËò€H\‘M󵑄 àGkd`?C ͨ~™êt ˆ
b Ââ9„ÈÄ22 ÷È$ <IéöW ‚©.f\¥ 0I‚·]>Ÿ°Óì£ö W
öED ÿï ,ulˆ ‡“ÂÖ·á¼ÈíAûµSËÀlxŸ“‚Ç V€/ Èè ¸6•L½ , ÔJQŽA‘¡/>û Àwà w-Ÿ¸‚R ûƱDAM¬z@
þ-
©X q±‰ 1¯Q£%¬åÔF³l‘tÐ CX‚ ÂÚÕy,é,aÀk®‚*CÄ ÙÍÐpˆ¬S¤æL‰†i!5¸Qªö ¶\Ƙw %û 3I§ w …>
(ðIxk†Ì;ª Õ R4ª :Pa8 Fæ=íêߘïZ:u%–ða
–Ì# »â wÛ}•[ÿ{ør '1ð÷=˜ò-Œ4G‡ÃP ê6œ‚Š -
ž\^]çâ²å¸!mÖ×Ùµ ji1Çó® âÑV¿C s ã ƒø× }黟“ X¾7S ~ÛáĹf%RxÇy jk
% ¢Dhàé'8F$
H 8høGm v#ü7
Y] ˜cH&¢X[¥€
À#2 ¢?Pˆh!c 3““±ü
Í‘y§¿A@ JƒâˆhÑü¶ :À¢ê †… I2 $‡G. ‹0ûÉOÉcÒ j0„K¢ª0x7‘ PêBÄÙ‚É^·ò/f´þúó /™«{
‰0 ë;é>Ëø¯?ÿoAuÙ--
d‘ ˜Äî; %Í¥!ìÙéQ«Ñ´ˆ±¡( ^Ìĵùw^ ’¥>F«ŽlK×ùdi eó¬Ù8»ä Á Ð9ŽéW Å·ˆ9Á> ¤Ÿ
t¨-¼ž Ü a ï}&f%Gó-¦ “ô7à‚"BÑñÝ^D L ”a }Ø;<æÏÁ³Ú+ åt-œÑ‡"EîÁn ó zH÷òô~}ŒÎù£
ÚÒÍð:ç¿7:‹ð_Ä”$w ªa
)åÌv©Pæµù.£çyqe=?½:º¸>›, –ãüÝùw¬wp$ ²
Ïöa¯¡ù»óq~µ|,ÅùýÞ‡[û°7 Ax‰ô ŽN ”½ñ ÅÅËWm!&€¶“s_³Q›-
kAdÒ”àWÊj, ó##dT Õô_ Ï †£ë*¦¤â¢- ø qGŠYé„—*=²
R t di " 9Q ¦”Á„ CÉG|ŽP ZÆ“¿àç&.k™xô×!7™¥ž-
‹™ ;á(fWžý\W\Rö3¤ÁVü -î§HߨF’³q $óØ»°» åì(ð¾‰c -
x€/×Ê1ÃCƒfNgL3 Û ëóŒŠÇ¨ Ã9 y¨yGÉ ¼n t‡T&ƶ㤠ò JR¸h†e! Ž &mOíî‚L GÉ—
»»ût 3v^ÛjZ 2>¯ÕVƒÞ< Ò).àž ÝÀ‘- [! À+€ êEonuÿ p¸ Íãž]}_Ü"
x+®Â·t8ç UÓ ‘ Í÷q h 7pÿ˾¸¹À¿›ZÈ´ áë
¸cc$•ñ É ~©(~- Éi 7“á- Õ¾@Q Ç.²é^ ¦›ÙìT„—i ‰÷ ÷Wú † °&±7É/ÛnSª\ iᓵOïsH
ƒ ¸ï™ –Ó† l&!1g S.h àt-§°“>¢qx´ š³> f-U©¬ Ÿß %6ì`Šì™å@-&(úÕÿ7laA)3 å
€¯ûVàÜÿÀæÀºª˜
’ bã¼ÿ{ ê0r0SQ¢ZîÆÉ ³ ÜQ%HÆZê ·tQÉ…Ä‘˜™ü’™Œ¢— ü"YD$×GñÇãW .Ã1´)ér¨â¬¨ö*m-
q Ô^ Âlœœ ä0îÃ#.Ë<½ @ã À¥‰ôîÓŽ
È ƒ]q /a“.ÇZ˜ÇàS®
f^ J¬àÉ à"›[€ Ž³o}PÖY 4 ã ådüüñç¼ ¤ VF. ° w Ûzœ’Ë'sÀ_gÌ
æRÝÍ ¤æp
¹–!;]^Z¹‚-V^úâ ›ïqÄ‚êºf®Þ0qaŽbS¾¤d*Ís ÜÕeëÓ§“É ¨Y} É
q¹%—§qù‚òvvv˜3õÍSã™jS>5ZI ài 3аÓE¹ÉÁ©
ôNrcÕ ©p-Š¢ k– ßõßèo–LIlj- ÈPT äˆ
•°§s¹æìáóV¤Ö„
¹lrURÛh5øÔ`Z…o5¹ È:«ðóøzÚšRtfå rž»Ò È
ã q|AÙÚGp÷€‰’Üý'5 LÉ[
U ¢¯'£fDô-Ñú-«…¯
\ñ-Aç P´ Îïj åªßæ‚Ñ*
¨‡ãêœ ŽÄL÷Ü"qÕdBHiá\ w VÝEϱç-A¦3¯›VN|¶“ Ét 5"ÂÞ ƒ B ÎÖ*@‡2
ÛO¹¬Ü!…XîyœƒzŠ áà¾O¨-di’ù }MFz é-æ"ýYC‹9 ô2Ie«‘O*S“]'•i§Ù™‰; « 7¹ X-
Ô¢È ˆÝ ;¹Å+¾ø"ý'å½Ã7 ûéÛƒ|ÇÖžTjL—
Ö!Ácçüëà¸ØfxîÍÏ ñ‰¤‘µ ¡ P”Ó L‰ ’Çö3 ¶rŠŸŠï š]ÎÀaho÷
3Ú\¾žèò
Ê™/Ѳ’ èR´¶Ý[žaQ_lõóRv½5a> 1ÀMÂÜ樃 ¯ÊüÍäÀ-:<±žF锆ßì¥
 ub†~ñs r ˜¡¿O&4 ‡BÍ-Õ.m ÂÇ3 »Š/ß/ÄO_B‡xhߥ?D/ B½|é N\Õ"<OÓæZ„ á[ ŽÑŸŽ
ÅFxÍ‰Ò iD¥á ‹é]ý2µ ðI ²Y `„>5«" Œ 3$]|MÛs6#Ó Í«¬-]È,ש ¨Š¡-ÚjNP Ð5œ
r“ b«-·–è1 n."âxŒƒ÷àKd$ŸCf ŒÑ¥ ï Y£~à ¦C¾¶ŽìlŒI·ªðd¦ÒÅ4= ûÔ‰Šrª9Eptö³ Œ_êrÈÂá
ŸÉ%‰ÍœÞ j¢ÏØ ZÈDè†& äP¯³} ||ï ɼ|ÒÇÁ ·âç ñ: Ÿk £ - Øþ Ú s[«
µNE#5kÁ 铯` (0É|&v â
Y‡ <f $<âô 9
}RÝ:½D ž”>4•6—eGÔ±ù¢±ù•âºFÚ,vÔ" : Q;„Ø °] ®dɹY> ||¤F
&LÑ ,Ì B :d” :± 1¯ÃõšŽ§gô-„¹ ¥ 4µ£L%Pß3æ»T°GÅAÛ q ñÊv
&6Œž qo0$o´Z<E+åzœ 6t:P9ŠÒÖ€ëòªÁ÷ptl "ž3ÈU¬ÂŒ $-Øzbx# õyÊʯhT¼C‹—Llã½u E-
ªÌÝ÷ß ¿†•[;È‘ÚÐÆé©É[+gD-ˆV Ò#P £ h4 ¦Ê8!õ·¶ “: ®¡ HÑ •Ùi®œýëÚ%O Äl P‡ Nåðð”;9Õ¼
Ͳδ°{–äSîà?RË œØ \)k¯>¹SÏÖí½¦ö-ç íVh¥ÆŒçxÏM[^OéúUÒÊfó8Ϧ>ÕÇkk-œ¢•|T–
L f * †t= 2A!“&År
©»%ƒ9ÍÓõr*[ñèfEâ|¦Ïtãa-ä/
ž¶ò'VR-i ÉL=±Â‘L^X1OO=R¥ñMúS^d¹Í?aÜW í€PŠÁQTÔÙ
Ä·ªJäŠä˜Àˆ Kµ¤ëµžÿ ‹ŽÙ1l ¬ ˜gnÖg[³iñæÖeˆê¹È~‰ºŽ/nQŽç)Ö Ð† w“a¶ ‚ CÕN0΂ÏÍàè
V Í’‰zµ°N˜IÎ6ùÙÌ!ôJèÄ D .ùf¬§G ¬ö™‚)äYŠ JK¤%ã¾7wdH“ ¡!Üï g
hxYDe¢¬’‘-q Ì¿þüÙß)`|E…üM8ˆ4 ®0ŽS1ðöÊtlÌÅÞUDÁ‹Ó¦¸'ŸÁ 6pZb*è` [V~ ‡Å;´¾µºØ7õ
Í Aª“ Ú´ ß± Üô%×` © ˆŒW á™Ó 5ü0 ~x½ à FN^9(xFÉ Ô¥’˜`ƒ` NtkXe ¬2Š‰‘0ÆÔ²L§‰ ›€4EÓi
S`ŒD Ÿ0]
?sOiê>KïHêq–óWÕ1ü©xN ÊQËóÖ36M É’Cû[šãm»
SîT¨{ÒxâÇ ~hî5ä9'½»W†"%œå & y-æ¶qëD ™] íŠ-샃Ÿ Vábh:èÍؾQή-
U¨§ š6ö°R\Æ W”ä` iýØ ”Uq;Ë@®M›ª%0.vÄ°+iÊ_7c ïiÀ ʼ(1¬ Ž
¢q†?6Æ ‹Òè] z;ë iÏf ê:4`mŒÏ ØÚ{Õ½6t±£è 7Œ MÁ´
=Î3¤6Ž½!äz™Ncæ9XvW! ¨ÞzŽ!\ ƒ\M/-ʯã˜\V)¬4K¶†
ai¬
UƒÆZžÕ½ þàß *lpY»Æ
¥‡ «¯ [ Ýà†¬>°B4 ç <âysfFvGápe„ÓòC
½Fk Ťf-ºmD1w·— ïÎ1ƒ¹óÅ, ±c ̃n¹kRÉtv` ƒ nL-t”èKï þ¥ð‹+9a5Gue4tÜÌï-#-
fÖÉÈ« Ý<(FeAd £Gx±NO©(‡ÎÍ$ n…`O˜Ûé¡0 ] •a ã :¬ µôÍNWíÊøI "* ßc–
‘øf)~ È©hÞ‹Äà T]qAW)ÿ ÿ¨ ò Dƒ~TaÐIÜw 8ÚÃö6¥ j£Š3ða -
µc8Fö6gœh7( ÚÐo"ÑÀÌé°×m ì·qu« Ð
v-ºG[÷-|Í - %5›ÒÍÜÅK
Ê8 Í )ÄH µò’-
CWC +.t”XäI”è) :¾!-„º2 ܨ$k£QKtRyé. Ÿ…º£,Á¬DW>ÚZ«6 Ü‹Eßd‰½˜Á]^œ ]~ä3k<¯8£ªùwxäüf
'ÌLO³7AEÔ ûNª<¶f
4™ñ¢« ÐÚ3—$¦Ü §·¡ À¶!šîvòÂy÷²Øš‹ÙwéšôêšÉÏ=?²Ñ84 ÞD¦Ù
º½¥Õ´f㤠Ý$¦HÁZdt–PsÊ}±tRk jòöYü†Js,.ždØ Íƒƒ–ø"c§‡îô8[‘9#¡¯«¥Ø À¬!_ôD i
bÉT¦+r"nŠèì†HO‘é^`
Îýàt ±¸¾Óá84aVµl/+Û©4× úeÔsŠšå-ô˜8½h¢W ÿ # Óøb¢ ~-
'ÕV :¯&,)¯x}¥\³7Ö4#-ÖiȆ™8U{ ó‹ Ú¢ë + ¼†’†o£¯hää\ÎÆÉ 3X¡¶òÌ”"7Œy Ò¾ Ë~âSÀxR|
‘Ѿ”L·]ÿéÇ ž+o$3¥ß 7 Ôµ½‘¼SŸ¬ ±ÄN:- ›¡:-
ö,y „˜RÈÓÔ ìÖé xáÅLBzvÒ:l4)€%„…q”ÖEë´y°·tBZFýl •RGa·A' /m«y\ˆÀMãó՜ۛ LÀ†ðŸ\K
p=ÿm ø(·Ã÷ Aôk¤¬Í~¯Sõ >ï¼d–
’ ÷Õù ÙŸÇŠ ~ÈK xóP ›¢à Éì0Ré³ µŽ Ÿ®-Âf±¥üåZ•
¯¯/Ö£ÊMk‰Ò#*#UžQ}GYÆ™A V£±³Ä0v£2ºš·™f¡W'DóÜ ‰ ÑRœ #BzöÅE[v¨‡?®¸tBŒÜV3LÏÊ‹É Ö˜¹
¤Ê|ÂZ Ä!{ lÊ"RUKOʱ I à¿+t`‰1I˜ Eb
Ä/€³=q‰ @‚
33õŠ¨¸à¼ YL5Gµà¤‚S-1À ¡¦Ïmé‹Þx{ ’Ë‹zú; 1q – „Ü•yC˜I
rön{÷þŒÆu~n)É ±Iµnˆ ˜Zç° ý
?R+8vT]WŸQ¯+B²Ù±×Ò µ]?Æ ©`ó¿ ÒÁ& Q ‹.|çå¥
ý–?)—K ú}
P £ð/È{Ä]ô6ܬ 7^§ KŽ¬7¬/ ØZìoÖ–=ž ¯í\m ¼x¸³"²½HÔÄ-9—§E¡Û»q ïW©ü7-¾äî~ m[íûVãû
€ëÎËÅ ƒo
µF5RTã rñ,½ 3™ôüëOÒUá» ¹¯ÀxÔB²2ã‘ ’<“
^q{ÞnìV,LT @+b> çå,îVW¬ØQ*¥™TdÅd?·V» µÔ†g=†ç&‘ž'g˜U\q|¸–
ÊÇ(xù¹ !׃:pao\#Ä8¢Tˆn?·ýDÜ“G®]
b ZDâóK…~z‚X¬›± ël yø‚_YæŒs«p”gæf u¦=Ê´µ ý+3úgsBתùn{æèëÇ "
Ð-{ ^T¼Ìù ßí³ß•¿ï‹û~Б¿ }æxlNªÖÊwcâc]ÔŠÄ·åŠZ©ôÌÆwÛù¸èˆ ½–›¥åÆ”¿¨‰:—
BÙÔ° ±Ö¦ •:„Fß Î², R³´6 L¯Õ Õ–de WMÓª#–
ÕÈK6bIiZÉêiZ%GüÖjOøðÝ.F&Û+î! ÉE p¸¶¼W]þ 5v¯‡„S[¶ÕX6ˆsöÔcN´a vî˜ ðØE‹f HE*ÞÅ2Å«"
áÔB²2ãQ á(Ë-‘›¡L¬µtñ‚˜Ô¥
>Ú¾½0L—.~F S €¾'9Ï… l{·61>¬ˆi Ô=d ”Ï-
ÚšÜ}]è1 ˜qYµÆ hàgÁWJƒÍ ôMHÑZÓàÓ _zî[æ4 !®;/ Ë´L©9 #ŽA¦hs™` Ü5•ýèè4·h3-QØ‹¯íl
›±-&Çâ~;k5(µð¬,Á°ÐUQx¸øW[™ºÞW¬÷ å• Oê ee&å5 žzrE x.K.)磻Q†œ—
)Ô{>¡ñÏñ1·íÛ\Ô7½ cùãÈ
N"¨(
iDƤ§ª JQþ Ü mÒ Sùm§¶ } W`^¡ãSoâIÏU 9
Ù_W7ÃÚ ® m @€ ŠËG &Ix…5÷<k3g¸ÿj•ñÊ7£â–¦ü¦kÓ¿½Š ›þW‘p×V¾¶ò 7Ÿ¯
àoBvôÿÎDƵ• -TI O¸¶Uµ÷œ 'PŸã 6`³¶pÑ|k üÍ¡eë¤n¼dækêF%¨ ) õmNÝKI 'ÇÙÙêw:!6³OlÀ ”
’¿œ«=k ¶ Ú™/!l4œ L.Ø @ >ì¥Ã
§ ÂZ
Õžy.+¶Œÿ$m žŠš2¢s;µ:›=ÿ½qu:
—zëÿ+ìIÀ`s͉ÍË” Á‹³ÆÁqƒv©8ó8 9‹ y‰VÁ,Ó ýá”ßÁ_Ñ#ÒÌ
®
£ø«ò {'˜ ÄÛõø€«ø$q;ˆûúµÕˆÃ< 1F‚€ÑñA÷:$yˆŸ‡¸Ó^( ÷±
csové´ ˜õ\ Ìs×,"fÀwä´ ÙO'jGO²C- ’ xë -v@ 9L3l
óµÑ²ÁU «–´ •´¼•ƒ ”-̵ߩ五gäÅ8-ô‘*¼Ù` (7‰ËvK7-üõòF\Þ}Þ qÒ“ 3 º 0D
ý çÙÏÙ}Ú\ %ƒu ƒ²Ø4ê²î¼˜3¶ø™åªY¡-rA/a8h&Ð -
œ(øŒÍÚ¹E“˜¢šoø¶mtAæù—·â> >cE/á¼óÇïvg=á\0YS‰/Nœ j
_xÛNq‚ñ§½ áSà â> §+
rqüîmÇ £Í¬g6 "Ö m -h{½ †Ã÷ÿ£øtÕŠ\&lRñ¦wÃâ h‘Ha b#]½` Ì
íÂ
ð£ ëù 6ë"T]úBOµ/ðΥČ] Z 8CèÑø îÈv=¾-øÞœ u|ÿ BÕS} Ƈµ¿hw Ì“ ýÿ·â{à+\ «åmÙÿ
ÿÿì[ÛRÛH ü•)? a W™8Y¨„”
¶*•};¶ÆöXÒH5—8ÎÓþÆþÞ~ÉöŒ.HŽ C #²z ÁòHH3=çôéÓêI-
N: Š˜kö ÏÙe “ì<ëþ>?Ö_Ùüø3E' ý Å‘×zùXDrR Áöyß }6?V å.bº[ìl‡õtLsÁ® ³€¤;teSE3R&Ùq
ãMv–;GázJ‹àr N:»»½W{»/÷:þ›ì¢êm" » Ò#±âöñÍô;¬ò ìK ë”Fü¤“*®¹úÌ;]vÁãÔÊ
6¶r¢ ‹y<äJ„x¼”+#â!¦ Ædæ´Å4)|p ¯x˜Ä\ „“BžR@ì ?$ ðˆBM’ü°wI,0" “–r9áQ †½Ç¢
±^,"ö …d¶ðÇ#‘Z# 锇L/H‰ ÿþ‡¦þRÙA¬,Íp‡ Õg ÏšºÙM‹yw³~øòðàèu§8T[Šâ`Ÿ ÉFæÛáƒÊ!
ålÝÒ+³ˆ8Îö¨z/´ `R&ŠÒi
0̲ðxŠ„Ät¿8Úuwà>\Ú Èš$ : × &&?=ÇÜ áá¦.Çd1)µ™j h{ ³ÌØ i–&a –
È‹‡ ¸[Ú‰©J’ñ å6¤Y¤˜ ¬U|e°i³EhØNíb E€üñ: ñF y¨j ø¥ 3(‰èsT€{7›h|w- Çöžç7^žá¢S»o-œÅ
*Á¾‹°^Dñ b¨Þö? §‡b†P+™ m¼" × ×œˆZB¤ Õã1 €
Ù[ÓÔáGq9r)>äjvkâà$š“n‘åéB›æ
"^ WŽ ZR
ZžiV¹ß DÈ
iˆÅd}ò …
1.$apRà`&Ù4 ×¾:6É žÓÓL
q² -ü–s6•C¶ ¯ 5S5 V‹¡‡—
AE4d7bº dVWµ ru ,y ©¹±3‹°G •PDiâŠsCS+],De--Ÿ 7 ¼£þAïÍ+ÏaòŠóÎjú‡DB
fo¿¬Äo-Ë…teJÄÇP öv ]ù>E:AurÒy~p˜•3#è7ü‹± ]••‹Oòy¹Ó ÷úë²Ô¶”õ-œÙ õB‹Ô
åÈ
# Ö ¸Ž V dÞ&‰‘‰á—|Ì KåÙbmPN™ —ï ø ÃR^óBU|ŠÕÕþ¯T²oVÕB8¹Cc^-Ðfšj-z–
Øì½W7mÎ`-÷†îžÌ®fŸhA ¡—ï [±ñ²üoË æ† | ùEïã" MwØ h‰ 4‰N˜æà z
ï@LÐ,ðý iQ‚± I¢ØG¦1 ¢¿`) 9ñãعÙG %1ì Õ6ÆÊ…(×V
>÷½€³Ù
ûƒ$_ Âöš$†îŸ> Ù‡)žÝµLœ~ÂPýr%)bQÞ8ñ¤/ ÏKÜ KH j²wÈ' Ï$™¯Ü×y˜\ü^‡"4a Ƙ
I^ ]j–ÕaÛ rЊòßÕZ®¤ÎÕù}E3« ò
öÔ7öÿ¤Ÿåí Xï²`m·Î Ú:¾õಠ€… w QÔ› ^ï5ø n ° ߧhjT-1rgC«EUÅÑãd˜g‰¹ Ue“t»ü-
ë% Ø2ÜPê: }>wªEÅ&Óâ-Uo Ҋ߬B *xs´=gí%íõñËsÄ (âV C˜®F ÚÔ»©,ì[ ¶Ü‡ V$%†V
Ò9±Ü1”R ÈÁ$ï ÍÛ Q?Uʽ%êµRnóÌ…@6²²u11å±³ jgñ« § -¯¿»ööÕ Y)æœý® ´ß;-Û&ŸŽÚ»÷ µ7ßW…
Luû&Ìý ÷q'®O=~)µ·˜Ïf » ˆ8Ϊ /1¬¬Sæý³ŸN/Øéå9Ë
¦ JÆ;¬ b› R Sàü² ¶ã˜`>>Ûb =ü»Ø)ì»Åu¯·W©¢!åÌ ê† ™ ÿ·3{í‡BCÊ“ -˜Œßϸ™Rr
9º ÎgQ¹üÜ;,êfÅ•òÅ °k
Q¬N íõáÞ‹û€”ódk°•Sø(væõ ÆÁ¯Ô-*
YÃéãõ]œù.31½uNü›·p= ¶0 ¡Øøû nÖ i¨ QS°þꌩ© j4ô t-
÷ñî WQNã2¯çmÉ¢EZ[ì"JÞXìzC’CZYâZ¨r B¢`ä ]'Ë󉢧µŠ`ä”ÄË xS Wódéf
£yha„šlgÿ¹s4 ËBŠŠ ‘àœr.©¦"ø-¬¥nU›Fþ-·Ÿm=ú ÿÿì]ënÛH²~•†
pp
;’-Y–26
'1’M2kD ,fÿ,Z %µD‘ ^b;¿æ5öõöIö«¾P$Eݼ’My¹ÀNl‘¢›Ýuùê«êjn_UÎ •7׿Üw‚Ÿï vßù±øìÍ}Ç¿ó
¯ Á¿-ý‹_qƒˆá·;ÿªR«uÛõÚE½"¯è n]'¤Çð` ÄU廘[ ûÕºgßÜ9w*¸2é:AÎ =†ô Ö ê¾ ²‡¹Ý
<>°®*žo –ÿê\w‡Ü‹ Fc-0Ï ¹3vgÍûÂáŒ^%”/$_Çó]wôÁ§·
=<dìóy/ä~¨¦¤`¯{Ý{ä¾àÿúóŸ|Â:Û¼Ë g¸í›ôÂGÛ2³ 뺡ã†Ö7kdù–
3°ôSžsuGÙ1`pbxU©ŸÑ`H6•d’ôy¸&å’¤²uÑj^¾#Q[ Uóá{kÄ#;\¾ý.ñ‘|²’k/5=_D ÞqŸC\¼‰š 'š«;…ý
ÃÆ_‘jT‹¯} šÏê zøñ7H€…3Æ ¶p „ Ë ž~ù Ùø€G¡«ž4 ˜ÇôÝPÿe©¢x×ç[›#³ _¡ü–/fÜa
Ä„‡lˆŸ , Ãf–LJœ …oÍ Qež˜{°
‹ ²(à Î R;¥uôÅø–m4°ÀÖ ºþ6/±ƒ y>)\iÿÙ€÷9ôÉƺó1Ç Gø•V|±ŽsË [
lÂí üŸ=Ò7 &3.BÜ:Äuüà Ϛ%¾wšö ¤ ¥ùQÈàù ¾°æçú«eóYD†Æ#ù¹ç wª¬Ï dÈ ÀÞ0>
ňÍyD E æÁ( XhùQÈç0EÜæs< Â×9-6âá=gï-{ü,!€²E¿â{® Ù î 9›/Ìœüë>LWr
Œ‡„‡|w ÍÞL14i gÖXà ì 4uÐ Ï
"¨†Ö Ï l^R
R6c{%¸|ßì~hÇŽy½ Ö7?» æ#¬ ¡ŒØ ¯õÈÂ!Ïn[#`‰z«Ý¢·Ã¼ áЯ*çÍ–
òÛ bë!Œ¸Ý‹ } !”~}uôAˆ½g‘% ñ!¤Õõ \ ©Ó: ¯ÅwµÚ(E#O0sçp÷3è én Dv ! 2‘'‘
A© ¼ªUÈ kG!ý
TÓòmi f|*ð7 G(µ- [$u[Ã{£Ü§›u-£V*4Ë|˜Ðµô ‰w—um IwÔ‡—
•dh"ùq ¿ÅðäÓ{ ¶S ìö&KG¸x¢Œ% Ó˜Ž2
6˜¨çU„ dÕŸ/nÙ + ä " ' ø0ìç ;DUOÔ
¶ã
æ)ò£à…ǹyŽ¯?[p€YÚ¢hÓÉ>ž²»È Ô
Ý*ë}H™ßg_ý-fõ”ý Ï„Íòg× ®"óuÅ—Ü i/
18Šyý û,@sðjÑå8ŸÊ%mì §ƒ þÈçbX¥ n¸Dc¸p/HIñÑG1ü ÙCá° öˆ;àqðá7î
ëB‘ n½ì l4ãìãô”u¿ž²_Ýœ½óÁ0 'ò— õVæ§gÍ|
h\ ì ëÐÄÿîÒ/ß QÎ!€ø÷žc!È—&ïÕ7# ÀÏ†ì“ (ŒµêE ÙS ëlá“
Á|uë'pßz1“×ôs¾r ê:î’¦ Ì]§ ]q€è ð
}lYœÛÈ C/dàGÁ¥DoP Y @ º1ý#™$Ëvm"‚~ò ³ žûúš±-åË$-wN/ÒÔ wÒ3–
-Œ É ˜ ç)´jd#‡Ü×(œÜÇáúƼ ¤
!uñ7ŽØ$
ƒ˜Ÿ÷#`
Êe U!%äOÓت8–2^ÿRb*/ ÞT*‡ò/Ä »žå›d‹¤ƒ“þؤKR²¥ò‰!’8 ä–
‘Z¡Ç NçVfV_LåŸ <±¹? žöð ´«/E4æÂÊb $E¾ZÎ#r
³¹ç"Èg!ŸD(](¥FUß”%2¦¸ –à ÈRjøÜCN c$ ö ËxŒÈ„M‘·F¶ËTÆx”» H·Mv—«õé’å¬Ó-«¬Ö © 3Z©
o-UfxŸ¯’ó b‰éç3é:Q “ RÔh…‘º&k Ž<ÎqPý±Í+ Y5Ö ]†Õ #Kñwb0`Z° Tå¢
að» q w “Jk N~½ÕÑy[B–:¾ß£ÕyUIZ3Ÿ©I~9D. \¨äÖuQH -
\UH;à +á Uõí<RE§,Ú`®mMˆ”þêN@® Åûì;ŸÂÙ ²$ —ÿt¦¹ ¸@ 9ÂiVQ…B%#® |ƒ. !d¯J
!×Ò³šºª ó “Õ]oÀZP‘y\3Bß4·,î•Ñ€. £Š <Y 8‰úø _‰k³ÔÓP² æ0¢ÂVR«Èã˜
hÀáè
ý± "“bÈESãêúx ¢ °‘ò/¢¸ o†™”“¦ÒߺtžÞ
,fzŠ¥E¾·îQD‰¡ ÚRÖÙb i®æ —
˲JûP»6®É-Cj hS•&Î ÚJÔ!à 1Œ<£%Çï Jq:Ø& ˜ÜC Í‘tTDK MQö] )?eh Ý‚ ç°Zªn õ}(ÆŒÈ
– tÌ$6ÉO—Àõ(ä ±Ï a+cŸâíb»¦ .Ô4 -c7J ’
蟴g†# É ýÈ!¡ q:Ì%! ž.«)„g`ßz .a4 iuÑ2Až#Ê-Þpì p ® ñ àP²ˆ¬g0µç ‚ Ö"„üñP(x˜
UŸ¹ osiJ~E " ìÀ À§´àÅâœüaw {lÌèQ¡
B ,C Í l„h +“ Otˆdr
™Ðf ±0 dFÌJg'$7±Zàü0<ûkäMä¶!¹9 ˜ŒÊÀÂZ>møÑ´‰
öd. ¥V yi i â ŒÙÌ
Ř¿
Ð~ a S eªûÙ¶Äë ñ9 ÿØíÀ I H»d&
ÆLô€t@àIFìïŸz)¤pŒ,V)+‡£ ¾(—Ê>»
X jàPJ
´ÜÖZ¦ÞsRïùÈÞˆ 9òìs*óM™ ’GÖ¥æ•âqh7mÒŸó€rÎØx/ã)45Šà34éh²; z; nÅð3&× w`ôÝ îõôÌA
ùÅ5^¥ä
È/ 3 ° `&Þ ð"(Ü]æR
‰¡MÖ
bÉ -'Ox- ÄϦy
åOºÃ9rìAHÅ°H'§ùA•tOQ„¿G
Ròè” ƒçòV ,ÂÈ×iëxÓ‹±¦(p´l+àÄMÊvn'ª© OŒ£
¦#ÊxÌÂq‘×Y‚ªh ò’8¢%FÞ µ ÔVF:5Ó`CUZÅ 2UK mT® Ê #TØSÙ8 ÂiŒÊé ˜Æ.ª©)y§gã L+ÆMvåØ
Ñï
…îHª c¼[¥T¥Ãª rs T¹"²@“BìŒvg Ì1Zz‘s$ËM) Ž.5-~†‡v ô Ç®Mx±¬ëÌ ‡ ¬& ±dQ]b¬Ð›¶Ÿ•&
8 ¹˜O Á ŒÍVð
âÍUŠ2gûÌ
D
°Ùá‡ü+Ì3JÐ • Öý Ñ) æ - „ÒYj-ùT³Ðn6.[ ê>ø ÊJ³p8³@•b–ß— jÍÖ-¸»-
h†’°ê‚¤” jº#T -sÌ‹ú(å~ª¬•Mñöמ°…b† ‚È ‘éB±6HîmHŸîd·ì–
ÿ!& 'U8Z&ßÍJ+} ¾› ¿±®)-´`•b¹4[z÷ÊVåa‹E/cˆ"žr¡ÚJ—õaå &é¾ù —• N»ËG¦,
Ä^ %x 7—èõH'ƒ4»õÛF7Õ—$u2H¡ N97½ ¯É±ýÇ' è¹ÐNñà Ïꯉr|^Ô°¹Z-¡… Š`Ô As‹ñþ( Œ
s ûÑU±ïvÄÿ¨JØ P/Ç?x ù•Â ÷ßx™Æ5E ¶|ÜMÁ--¨í)û?TÔÑy<
µ}:µ…hïÿǹ.¶»T µÇ BÈ& â]°u³À-ô
; Ñ;EÌR±Äö ‘6²ß Å é+¥ùÝ
±öÑh š‡…¾èS ™îÿ™ko)o ËË<j—› 5˜žý½ì
kHZä¿©0<óa©!‹êø-í 4C6ˆ*°† ÷© ”ê|Ćm*?ùO
HFrJqÚ÷ §Ä±>)X›ƒgu«)lÍžð ù_}’ ŽóJ™[ze²·© )KA;ðY° ´UXW-H
–’žWï¬W§)Ó:²âXªýµêZÇ&”EìTľ?Ô üÜLQn I <
ôÁp@}«£ M
x`+Vb‹„gZ
Ÿ 1õ ¤ ØûáÁ¯ªÁ\Ñ$,ßTk"ü¯ "PlG•Ñ«[H E\¯ÕÚͳ E|ø³Q7«OþËué¼O¨Ï8BK
ô“‘ ,²n€¢IœÚò ŽA~ÓC‘>®}¦®éØÅÔ †ƒÁé(S°~"Œœ)¶D 5!-£‰ˆ*Ò§
Û4_ÅH¤^oÜÉp8'½Û˜¿¸ì7
÷—hBmý8ûë,Ä1<-¢& 4´2ß“ óL ¿ŒK(HÚc£à¯<F¾±! ’ë λ-Fwq¶üz²á žàìU #_4O°hÿ ³'ÑEˆê—
¬ 0å dõµ` íEV †g}“ ‘†r/ãÒ¹våšlÕžû k’/k8Yy$ œ£ÿ-e ÅK!ïÑ® m»x ª”“¡‚·?Úe!ÜJ 9P`-
ûaYS h@½‘±;‘û h…æäàZ‰zQD‹î‹ø& Ž©•Íåõ2h@¡Ù̇
ˆ ¾")Ž "l»=ºhžu ¨Í^2„Z ’ØM0ñX q-I¦Ùc` ¾éžâò¾ì B¥ ©#MѤ8ßg %B
ˆì @ïk¯ºH eMøe>\oà Ùke]˜WÒÔ…¤©¡<2O-OLèG³ˆüà ԡ½-—˜£ ¾ tíÌL³ E²mA`gD÷
˜D? LUyB
·³ ¼
œk4{vºrk!Zµ€Ž%Ôû ºÝoغÓCá ûÂ… ª×f· EGy4!5y 3LÇ ¦Ïøxmì`sÁ
f^-¸d~: =PÄrHëp¶æÔ¶£;–¼x Tx&Ùb SAA&Ô ×n ×k…Ë_-·P* –¾–g@É f&7ã 8y ‰iÚ ‹&H
X 66°Ðz 6™ì2¢F]Ç–
Z \ÍÕiECÊ(¿žù0 SÓW$×Pjî s 讥 äÖ"…’` F_eÓˆZÇWÕ/}4UóÕŽ y ‡|öÑ(>ÝG- CXF}ˆÇá >f»
ð%¸p é ‡Mó Íæ+7,¹-ÕÞ_\ä5-È1_ ¿´÷°¤ -•ïbn%;Wl];¾1 ®$™¨œ‹¢cUÏ¥z
®ëW± À͈”r“™ n2}EºÉMrf¶x~·-B
p
Ç jÝw4%sV«‘Po„¬É£… zð ‘ðƒð‹p¬«JKµR¹ïL ¸° ‹ù}‚Ú¯*s>uý 1 ôÀI -fò.
‚0{û¾Öœ<GîéGzºW"·¼q¾Ä
¬Ü(}G̨ ²šßo¾²›oŸL0l(z]5 ¡¦SW<TŠã¼-sï _Æ $ñ¾<Ï+e6w„á…Ÿ*™ ¡©RHWo(%ü
-G~
ˆxÕû§´ö „å [ü"tz²Ð Gè½ 8¬ ìZÀfÐf*œ“{³Ì¬T öu! @ó[j¹ª¤
‚AgØ
PΊ³
aQB+ä-õû£ƒZåÎHs+ SdÓ 'ÇIVFñ‹4åR ‡‚rî«æ˜ŠV ¦. è HÆ®± T ZTaâ ß-(R Ù
#-J$O«^õèÄ)ßa"š„ eòÒ¯Íj¼"› - iô4 ÓyÌÚ èS NÌi R[MÞVÛIr d8á3 äNÝ,}È j?Cµ ý²Eb
ut¢+óázd”ðÞÛ"ð 4Ú
Õk—²Áì
Øçj Á ð³|eß8'7R~ Ó¸½må 7é+ t>¡Mþ
S»5€\žª žD=/ …lk¨,ù¡ûÏ ÍÌæp ¹3µ B d½Í¨V‚èžA>1˜1 eéT¨…sæ'øW5·â} D–@ x ¬SÆÇ-
[ßSr ÙÄYî;|p†: µ¼ 4£ £}s[»½ »€>Õ²„¼ Èà_ˆ“
<mk ’)ÃQ°W•z£¡-óÊ;. ÃÊB ÌÃvPªdX|Ln Å”¡ÒË‘P?ǽ£Óœ¤ ¢ÓîÍüŠáɧ÷4Á Â.š=\UÔGj 5:÷Ä
¼þåGg컑ÇÄðªò ‡ þ÷ ^k r ÂG ñ? × b§R ëèÚQh½¥åëÔÞ† ,N ¡Œ
}òvÎý±pNäÕúi³éÅ…®×¹8=£OîÅ0œtÎÛ秗ôëÄ ãIØi4›êòÏ ,—
õÐ9kÖ/Z-‹6XŒ ëúC× x6’ççµfõ¼Ù†TÊÏ ñ“¸ ËV«Ú®×šÈ3ýè .سÂGÏJ¾Sx~–úÊYý¢V«ÊÿV˜
Ò%¼ªÐ-nÇu,L ä Æc ú£j'îµ*l$l›î É?F71îûî½;“ߢËô㈞5p Ç „4˜«Šƒ'“ » Û ÌØ
æïªbaË æÚŒ™žA«”x ø ’ïƒ5j
¨'ÿ ^8ù’ë—-Ù®]¼•ëѼlêÕ¨ÇËpÖNŒÚõÕÓé„ Z% —-Vv$X¦ GÒhµ r$ÍZ»nFR¯Ÿ™ÁÔߎláu-6ŽÈÇ
g „•\?
¼>ÍC«Voè¿~֬ŠÂ'×—
„¼ï>˜§Í ÷Ä!¹×ŸwÌÔÓz¨mzáCÿá ‹Ãu hWfë~ÆÖ*½n¿‡™•êºE³åúY½û®!ó© 5/Laß ¹> -
ª ʯéÃ%› B á>-&LÌKf$0Æ
ÓÓð2£‚g¹þŒ-†
u ”Â
““ J®.´TË ÔX DR‘< ÜhOɲI l´š¹ yq¾³@ª¼{jÈ{ ÈåXc ”’¶\ðE’v‡Ø gX±-š‘‰ ýùO
Ñ;bsqª:û í‘ †ïUú(+¶Þ b •1¾¬µ/óÌaCùÖ Ì!þ(éòa¥ïhÍá†< ٛܜNjXÉ ƒ%‘F‚ˆ èmä
$°ž.Á
e<úEý `GKu£Ý6 £Õªí b`@[ê FQËÕ©Ë -
zý tª´èHÂî§ÉˆÒŠ”&,…u/¢Ñ°/ ú-ȧc³ š4І·ÿåsïmê°ÆÔûì„Œr5 ±ÜÎÁC¬ÙíF
ßë{Òì‹ ÁCì-QXRß—»|Žè¡xª½Áµ «LÖÌ+ ¢ªù=+
bŠ§+N½v
ȧè˜zëârgŸ˜§ËÍæÓ†¤(‰ ˆ =¢…‹n\à™1“²ÄIà’oI ‹ ¬3ÅQä `ç›ÜuÌ 4/ÏÌĤ ‚ ™¿FÑÞ
¸I!\
‰%ó ü| ¾R5Û5>©X:oF¥â¶t½ÎÓõ9GB àÞÖ ÊXB‰ Í ”JURú°£„b ¥„6 7vŒ zƒŠ0 d‚ä ž.ž¹¶
ýòI¶½ŽD Ѭ-¶‰ .Œ«ià”¹-HÞ´Ñ•ÇNäsl ’ë ðçRŽ¦^k_œåiP LIÊÆïNº)rö°´G"fÐ4AIºQЖ
u) Ð傸H©Ê3…hÿ ÿÿìWÛnÛ0
ý Ã{.ê[lÇi
t : ØÅHû^(¶âhp,C’“´_?R’Óôžm 6
ÍC`Ó4I‘çÐäšÔc7ˆÜãÓ“M&o'ÒÙd{²ãM&r Ï”³]Õ™lIAÇn+¨¤bMÝS'§MInHÕ5„4' ¯Nñ-
Þ ÿVÿ«í|;á ¢ >[gŠnÕœoõµ ×™\’–:¬ »×[ ~×Ò÷ C×Q7-øû`…*
\Gª› cà’)Æ›ŒÌ%¯;EG5]¨l0ô½‘âmæûá0 mX©–™ŸÄéhIYµT™?ZԬͶ®Ã³‚7 À…q#•
¨ƒ - ïZŒ(Äì¬AR¨ ƃ× Ç}8ÃAhÃ
^Ї“Dñ#wèÍ&©?íJò£ òvdåYŸ È D¡+´ŸfÈ=TRHVÎÆ®ç%q2H'n/Ê
‡Sïü|º Né‚tµz¬ž£È ü³I¤ µ ˆ ÖT`sN \@IüÀCkd¡(:0 ú^€HCª Pa¤ Uâ p ˜#²`lì^± •ÎWºqf|
E ´¶<kä O,`{ÛÏCx“ÕDG©c`åÑÅ Cè‘ (5ç `K'ì^v0³ÿL°È® ¬Äó|k©
ðOê·e] þ ë‚0Lw¬K¼-æ¿È:è š†º^-Ã^±ß\
A¹ @@Û°Å} å–'Xt‹Šö ÛM ³ÏLªœ R Ò. ’ ô-
M?2ïµ° ¡ChQ@Š(²L ͧ5ROkÀÉzcwܪY ÌŠRÍ,¼™uØýH§¸ñÏš ¬¢Ë'(7çʆi1| : `øå ’&‘gBÓz %
W3÷õîônz‡YÓ Þ òž ÿ‹ oÓ.
²²×Ñû-û\;
üø~;Þ l£·óƒù* Ö)£(ð³ ‚
úÀNùGLÿí ¢`ƒ &`S SÛ
&a˜ÏÅ«ß·û©½„—p ö¦±?ñô,¼¤¤¤bF TЦÀ9Á¬ ¥ ¦]Gd¸Bˆ‹25Ÿëç^X0!ahØ© ú‚s˜™-
Û ¨îÛ £-.o!ˆ Ì þЃ
h¸ŽÓ0Âë‚—0<XÛmõ…`
`[ •ÄóQCà tw
„â«»{3g AœjÓúôc71ƒ¿ vw[uj h«¯Ýê
ö9ð" à%LÌ)
^ã `·K´¦¡¯˜ªi^éë’ Ÿ Ó£
A9S œ+Ü1ÕÔS rÎË } ¯t+\: ÿÿ PK ! XëCûŒ = word/header1.xmlÔUÉ
nÛ0 ½ è? :µ ÉK ± WNÒK !un½Ð"eÑ —
i;Î×w¨-vÐ AŠ ÍIä óæ ßÌèìü^–dÍÁ
-FAï0
W™fB-FÁÝìòà4 ÖQÅh© [nƒóñûwg›¸`@Ð[Ùx …s&
C› \R{¨ Wx˜k Ôá ¡¤ðce
2- ub.Já¶a?ŠŽƒ F ‚ ¨¸ 8 " muî¼K¬ó\d¼ù´-𒸵çTg+É•«"†ÀKä •-„±-š|- ¦X´
ëç’X˲½·1/‰Æ€nP
YÖ´7 ˜ qkÑ:- ;Ä^ô\ìæ =Dçñ
û1[&’
ÕÁøÂx¢ 'Þ!Š Ö±C õ˜ ¾Å ËÈ2×|Rð
ÁÈ&^Ó «±7èEƒ“~ z;ÓYJÁÝÌ—;»+Z– ¶-GJ œ|]É9 4ù0Ó†èœxãÇ=Œ;%~®8¢†û°¸E65 \$Z9¬ Î` ì v;
¢(š-÷ l”Æ4å9]•nç¤ò¨aÌ7·-yËï
§ŒCÍe™µV ‹Ây#Æ7µ ´à)–x ÑãBsá ÉY¼Em&Ä

5 t©á³`Âs+&Êþö ³îéõê íCK¨?¬)ڇć¨Ä¨mÈ°! —
,)¨çÙ¬f[ƒ æ| …QçRÉùÿg"”u0ã÷Î ¡Ø ša- ¸å°æÁ˜¤“«
BÈ÷Oäúâöêâòæöz2#^¬Î³’î ¤û á,7 ¨ã{ÚýÛ‚S: -óW Ÿ N½ Ø›¾"+šX‰U‡¾µŽáŠ=¾9fcªœvÇ ›!¹7
††Ã£$I|«Wy“é°wÔoOR?ApdEƒað·“©ã‡?ÿñ/ ÿÿ PK ! ˜Bhy£ e word/
endnotes.xmlÄTMOã0 ½#ñ"ß[' ì²QS„T8£îî ð:
µ°=–
í4ôß3Žã TU\¸$š¯÷æÍL²¾}Ѫ8 ç%˜†TË’ Âph¥yjÈß? ‹ RøÀLË Ñ £ðävsy±-jaZ Aø !Œ¯ ݇`k
J=ß
Íü ¬0 ìÀi ÐtOT3÷ÜÛ mY ÿ¤’áHWeùƒL0Ð Þ™z‚XhÉ xèB,©¡ë$ Ó+W¸sxSå x¯…
##uBa `ü^ZŸÑôWÑPâ>ƒ N‰8h•ó {
[ëØ€ûÐ*µ=€k- .¼Gï6 gĪ<Å= 0BÌ ç´ð?gîD3if˜x ïö?/o‰Ë£‰›F¨7!8‹ÍÛ-
C Ž ¼°Ì± Ž K¶ YTcžE oµÝ5¤,¯«²º{ˆ £k+:Ö«ð1ò ]÷ÛŸW«_ äÑENo Ç b9ë‚À+ÂÛj%£ ÕÕlìz…
Ö t³¦CmSyÂÈ}¦ úbÂøœ> ÏÔq0Aš~<¾ß !+-S YÕG9»ï úiË'Dã òÿaó
ÿÿ PK ! I›&ž‡ word/header2.xml¼SÉnÂ0 ½Wê?D¾ƒC ˆF .¨ê uù ×q
ˆ[o²MRþ¾c §
*B=ô4Ê,o™q–ëw)’†Yǵ*Ðdœ¢„)ªK®v z~º -
Pâ<Q% Z± ˜CëÕõÕ²ÍëÒ&0-\Þ@¡öÞä ;Z3IÜX ¦ Xi+‰‡O»Ã’Ø·½ Q- ñü…
î ø&M3ÔÃè í-Ê{ˆ‘äÔj§+Fr]Uœ²>Ä { o7¹Ñt/™òGFl™ Z¹š Ñä_ÑÀb Ašs& )b_k.a+-
iá Rt²[mKc5eÎAvÓ ÄIzŽ»_`€ &.‘ð 3*‘„« &<Œ÷-
Ž7†ãᎠ¨O#°‹ <#“´9<¿ò¡@iºÉ&ét†bjÃ*² þ´²ý’:‚lí1<úƒ`0Ý Q {FJf
•W ³–ïj’ ¸ÃXˆÿ'Ä“ Ø FET0bƒg£] fÙ"í4ÿÚr;ÍN[ «ü ’-æóÞcG Í®{ön ƒ h€-
zõ ÿÿ PK ! dLUOB
ÉC word/footnotes.xmlÜXmOã8 þ~Òý +Ÿ)IJK_DY º î–
V«»o“ÄmL ;² f{¿þÆNÒmC¡,êrÇ~ Å/3Ïxæ™—ž|ø–
&dA¥b‚ ÿÐs 塈 Ÿ œ/÷ -¾C” -A"8 9Kªœ §¿ÿvR
§Bh.4U ep5\àv¬u6t] Æ4 u(2Êqs*d
?åÌMAÎó¬ Š4 Í –0½tÛžwìTbÄÈÉ%V"Z)
¥PbªÍ•¡˜NYH« õ ù ½å͉ ó”rm5º’&ˆAp ³LÕÒÒ×JC ãZÈâ9# iRŸ+²—h‹$ è 4)a BF™ !U
W'åæJ¢ï=§»z@#buã% 6uÖHR`|%Æ„GÃÿ+ç ¢óÜR·kD}7 ßât-˜H1ÔË
%)š -¤ƒK, 9-ß-Ìð £5º 9ž×õ= |aNØ¥
BžèÇ;7féã¤×i J!7Ò(U „ø‚x ¦šb aô Ä KÚ ÕÇmžà äZ8îé‰[
³òz)£ÆYnáš9`ÿÖ Ùj_(¸f<·ñwW˨mõJ”µ] ºý/LÝ
ùÅf nqáä¼íõ?®\xc¼à5 ׌Ýܱ~-–Ì+WŽÉîô2¡øz
HFÎE•§îé7m ˆáÄ#Üœ2©ô'ëì^Û+wdåÙ
ôŽÂ3 BÆî1™a ¤ð
ä ‹˜ ¹Úº *Ý<nu&` Í"bQëjRÅ’Õ¸ S(ÛÆòÆC Ð5´-¶ÝÒ)•˜¸ieƾñ#ÀJ Ô¨qåzÜÜ
ûç!Ò¦pX.£“2I •
êœ CDm‰h‰úö 1•<çtƒî
+ È5_ ‰˜IçsÐ +Ô DŒüuvMÎn¯6
Ù•]
ÍÚ ÓÇ ×9òÛ š5 ×h¶¹ciV-ý’4[³í=Ñl
ì}Ólw
?Á¾¯P ±„“L²ÀDsŠ±žäŒhšÐLp Q> Nþ¤: r ’áÇgPL’{x@â ?`
R iwÉ5e¤íùÞ sáè1 zǽnÿ¼Á…^§sÞÃf·J¿k\Ø<^r¡Ûé÷:¥ä²bü:%§zˆ÷Vr¶Àþßpa
¤ èY®s…Q~ •ŒŒg ù,R!I·ï qΉ?
$ §® É 4s¼ xí
Na|ÖÊí?¼FŽúÛ®Ü ¯h" såod & (HˆO`‰¾)44Èõ ÷ ˆ
K£)b)jÊ£š—Ÿh À
È8eI% p
„˜0®4CK ¢«T‘ ¬"+ ;wÊó¸,i Ú‘Ï hP˜
Ÿ —˜
4´ˆˆ„ÆëkVJ@åŒâ ÄE f
dzó â £5Â6
ñ % CÛŒ˜¹ 9 êâ$ÇiŒ\ágúà £âu L?ÚH
eoÖX\Ï ¹dï ã!Dl¶‘
Žœ¶½¬ËÖ Çü“ ë :¾‡Æu
ì}¿è÷Vúu ë @|mÑÿj«5v¬ $>ôI³ q°—8]ω´ ½¼Š|Spc¦pÎ_Ö㡬™·A³'ëÑe-õ' >»-
ãô²üÕk ¤-@2ü™ë En$
ž ˆÜA¿}ìuTž%8FòêP M›‰iõ<ÖÔ °ï¸Ümç ^Ä°nீ –
¬G|6ÄÜî ±ïÃÿس5 á% L÷q×6 tºã£Uƒ¶ õc-åàÍã{ÏÁÿ ÿÿìWßSÚ@ þWvòl5`  g‚Ö©£2 ± õí
9’\2w‡è ï^~
Ð* ´µ-O w›Ýïn¿ Ý•¾<ý¸êË‹Th «>SSÎïBLp`%l‘Ê! ¸E ¡'ÔÖ ©Ò/Í ŒË˜‰9}÷Àâ Ń —ç --
Q( ‘žY ™l¤âÁ-/ –
m»ŽsæžX9¦Ò`¬Ÿb¬<]¤© ©Æ[œ¡D1Eãõ ீ®ú³uÄò yÀWa7}£kD -“¸¯26¥$e Ê ´NÁܪ.îøÏ@|%é
Aš0 >Š9Æ)‘ î/Çðux ÃÛË á¸v
ÔüLU-ÌѪwJ V7çKV¥$çQ×휜 ân’«Z<Ç [ÆzÓÜ7K½Žsâ:…炉ÙV&Þá£.HÈE@®g\*}Í åÆmÛÅÎbJ ¹

KÊ–ô~•'È”ö g kÈ4‰ê'ÔXqÇ\æï•]ƒà×i'ñ7+ÅFQ~OžžÊ0‚kœ³ úвÁ›/•^*hÛv
2& \b¤ø d˜ð$ã V<fO,„€„’›d¸` ¦É ®¼‘ÿe
úŽGdQÊ R ýô" 0J5“\Ñó°Ó†; .E ‘<T{ Ü°`Á > +170»dñ€É ¥ù¤½öÏ£e´
MÈ4Æ nPh”œNÄ
'lÎ8 51/à%<†{ ê S< ä¹DH `| ŽÓÙYôî¦è{=§ã ¿Yôuó÷%ú}¹mZã;Þhõ—
IEë_*·¤Ø õÖÙYyE{V+·ÝcwxþéÍÊ«›ï•'ó~mk{±otÿÎF÷,M2&žÀ—éŒÓüòm‡ÛÚYr½ÍbW×P}|ÚÒáÖÍ —
Ü~ŽÜ> ¯ËH5³4Þ¼þ—…íGòÚ}€lÙ›úrßÁ ù
ÿÿìW]o›0 ý+ O«Ô¦ ’ %R>Ô-Û2¡|hÒÞn‚ \ÀDÆ4ÍÛþÆþÞ~É®
hÊJJÔe*•ú  ßsís 5˨k×Ý÷[ûnI¶ö= m IoÿM8B ‰ÛˆË ‡!^26óhH;Z w‘è3—
i8àõx\8°Œåßái¶ ø:ÏÇÜ«ÑP%¼ÆT*#>7YfŒ 1s'Žèhõºeš «¥¥˜²€©Ü 4Ÿé6Š$ $ Ð ”/iVƹñç@·öêO
Ƭ€ \)ìÿ‡H’‡0°ã ,q“6‚ÆTÜS-KÔªÊý ¿
Ä-ýä¦#ºbäaÅ\/q]ÆÉ ùÆ/«P
+§ñÑŠ¾ƒ ’
!€ 8HT?âQÈ€“qäRÁ«P^ÙVuß}Â"„ ›| ! 3â ßâ‹cTS-
<l ½¾®4ãé¾>wƒ”³¯{I¼šÞÐ Ð+)J›&otÕ;ù; ÁÜŽ¦ë©"mòšÊÊÌã†t I -
‡;êS»i¶,s?ó^ë6…Z7£ r/sŒ»8õŠ‰X~a »ÿMÛŸq6UOÛË©[,œUБ ‘ÉÑ‚¹•ÐúR1ôjäYÂa<
ëÆj¶ ÅúX ‡á¯\8N ‹Òã7kxN³}Ô¥ 1x>„à‘Þ:A·> U¢ O ‰2ºŸaÃ$ ) ¨ O´Y
à>z¬é
ûõã'Ö5¦| ÷èJò&KÏàA³9h Ü7ÎïKN,ˆ zôjôRP‹O£u !‰úT à'| d>'_£ i x
'F½~Cf”Ku3ÄíJ àávÍçµ4ÌÊÂôv«-†ƒ Ðq’otKyö‡ËP¨‘¬ÈÙJ0µôØÈ=4q’Øe~€—
‚‚žÃ…±.”7%¦Ñº2 ö«&Âo ÿÿìV]oÚ0 ý+–ŸV‰µ„Â(Q )À :U bH“öæaÓxäK¶Ûtÿ~×I
Mšv…Vªúbˆ¯s}|ï9ÇÁ.º<KmåêQdc’ ë8VQ¬˜{™Úæ?JmN l c=›À£ œ. Üí
<kÖ÷°™š‹šÉ)[“Û@=ŒÌõÔhп öóÌs@ üP )ïHààY hÉî >Óq-Q ®¹ êšGÌÁÃ^7 ˆ<A@¢ ó:§Ÿ¯¦:ªÏ
©Ãð›ä˲͊WDíž
¶f‚E+VN°«
„‹Ä V–N¡û0°eBV€+ L2qÇö‹ k« ›
ûÞx€³, ¶Y ) «ˆ\qîà% ™DßYŠ qH"]pß‹dM¤tTèo=œk-p4&‚ Ê;t³éTÉpl|Ч üE6D!J"ô“
r+‰O^ ¨áŒ ʧo G(b£É×i õ€û' äŸVdT°À ê%MLíGiÜØ[4úR ¤ùÞªìB †• ¥ºÈ•mi½ö¶r ue‹JE—>
Af!ù ‹1§|«ŠºÀJªýå@–*—ÌÂÔ¦Rˆ²bÛ Øqhü;† ³Þ3¥VØÇCÔ`> ^£Ywî N¶ k,ö¡Qç–
ãD¶³¢Q{W¿9m¶¨·=_››¸þ)²ºÖó½#¿·*_ uÑ ²ä ÕåÇú*8¸ö>¼ãÐ*ܹÙÿxÇÞåôî¼ãíÎ÷ ï ]´Y t×\RÒ
ý ÿÿ PK ! µ* i¶ ’ word/footer1.xmlÌTÍNã0 ¾#í;D¾·N ±("E»D•öV
û Æq ƒí±l7Ùòô;NâB ¡Š —Z Ÿïgf”«ë Ze p^‚)Ébž“L
µ4›’ü½_Í.Iæ 35S`DIv“ëå “«¾h‚Ë°Ûø¢ÃD ‚-(õ¼ šù9Xa0Ù€Ó,à_·¡š¹§- qЖ ù •
;zšç d‚ ’l )&ˆ™–Ü ‡&Ä– šFr1=©Ã Ã;vVÀ·Z˜00R' j ã[i}BÓ_EC‹m é>3Ñi•êz{
[íX «Ðj”݃«- .¼Çh5&÷ˆ‹ü3îi€ bßqŒ„CΤD3iö0ñ0Þì ¿¼9. ŽÜ4B½ ÁY,ñŒlÖ x~õmIò¼ºXägç$…Ö
¸à|ˆÞàaNu•hØV…÷™õ+„ yí†ç.ì”À’¬ ‚p„ÆÌ#OQŽ—‘¢nls+0Ác ó\Ê{<kt©Ù#¸ß²–
QMûËø ܇·å Ÿ N|§ç£ ÿ| ) e)¦˜Ù¤˜¬g ªXJÑ|Ô…¯ ôaÍ0·ƒ!E[ßÚ@_„åÙÏè#Œ®FOÃ/~Q–
ÿ ÿÿ PK ! Q æ a word/_rels/footnotes.xml.rels„ ÁJ 1 †ï‚ï æ
ÞͶH©²Ù^ªØƒ © &³»¡É$$©vßÞ , -‡™ÿû?¦Û^‚ ‹¤`Ù´ L´ŽF o‡§Å D©š¬ö‘PÁŒ ¶ýíM÷Š^W
•É¥"˜BEÁTkz ²˜ ƒ.MLH¼ b
ºò˜G™´9é åªm×2ÿf@ Å {« ïí ÄaNÜü?;
ƒ3¸‹æ ê rbRöŽN
ÕyĪàùKy>†Å1;vlœ•6~ ÚÊûÍjÝÞ•sòÈÌï£d‡ŸüK´¬öx©˜I{ }'¯-Ó ÿÿ PK ! –
µ-â– P word/theme/theme1.xmlìYOoÛ6 ¿ Øw toc'v uŠØ±›-M Än‡-i‰–
ØP¢@ÒI} Ú〠úa‡ Øm‡a[ Ø¥û4Ù:l Я°GR’ÅX^’6ØŠ->$ ùãûÿ-©«×îÇ
!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/-yH*œ ˜ñ„´½)‘Þµ ÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—–
¤ ÃX^æ)I`nÌEŒ ¼Šp) ø èÆli¹V[]Š1M<”à ÈÞ ©OÐP“ô6râ= ¯‰’zÀgb I g…Á u SÙe bÖö€OÀ
†ä¾ò ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0-÷ -+[ } `j-×ëõº½zAÏ °ïƒ¦V–
2ÍF -ÞÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰þÊœÌ-N§Óle²X¢ d søµÚjcsÙÁ Å7çð Îf·»êà ÈâWçðý+-Õ†‹7 ˆÑä`
- ÚïgÔ
Ș³íJø À×j |†‚h(¢K³ óD-Šµ ß㢠dXÑ ©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥ ;ä˹!Í
I_ÐTµ½ S
1£÷êù÷¯ž?EÇ ž ?øéøáÃã ?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ-
£?ž~óòÑ ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5 Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G ðM Geø ÆD¢›ä íó 3Vq%'#q¾ à ÓòŠÍ$”8ÁšK
ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà å£
x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I
u3 KGñnD 1÷ N
IB Òsü€
íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ
Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕ ~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ–
}KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ 9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c? ¢ íqU ßån†èwð N ºû
%Ž»O¯ ·ièˆ4
=3 Ú—Pª
ÓäïÊ1£P m
\\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì óù ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú
eW÷ ¶)6-r¼°C-SÆ jÊÈ išd ûDЇA½Îœ
IqbJ#xÌ꺃
6k àê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m ‡&]ÙcaS l= XíòÀ
¯èáü\P 1»Mh
Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B ™[݈fJ Ã-P |8¯
Ö„ AÛ V^…ó¹f ÌH ín÷ÞÜ-Æ
é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä bµ ·–
&û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY C¾ 6ìOMf“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µ
ûœÂN H…T[XF64ÌT ,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥ m;ûš•R>QD
¢à ØDìcp¿
UÐ' ®&LEÐ/p ¦-m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd
7y\È`ÞJâ n•² åίŠIù
R¥ Æÿ3Uô~ 7 + ö€ ׸ # ¯m
q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &-áÀ§öiˆ …ýHE‚ =(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D
ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ ˜•
¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M
 ¢ú’m< . vp “ ´Á¤IYÓf-“¶Z¾Y_p§[ð=al-
ÙYü}Nc Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S †ÆùAÆ8Æ|Ò* uâ£{àè-
¸ßŸ0%M0Á7% ¡õ ˜<€ä· ÍÒ ¿ ÿÿ PK ! ,»Ü
^" dj docProps/thumbnail.wmfÔœ p\WuÇï®~Z8D² Å8&<+Ž“€m HB~YvìDØV„%Obj¦Y#ÙZ
KZ)»+ ‡0u; -; :…’ Ú¸%@ø1% ÉL e:a†þ
C™L1$ óã v†¡Ð¦$Ôý~ÞyGïí“Ö^ …v £{ï9çž{~Ýsï{+¥ –…ÐvÅkCè ý½A~nè<?
D·ïݵ£ * ¶ hÛø …ðŽW vƒ a \òù”„}æ<…ðÒ}!ü´¦);÷î‚›9=š$¶†Ï#B|Vóž ö
[r þÚ×´…«îo ýÂ, ¬ ô z þA^¯À׿T}x_ Âñl E‚g © æÔ¡ÿä™3gÔ,|N$:´o
;BI6–áPÕÏ óY ¶üãšX¿ ž\ VýÓšpzä ‡é¿7Á¿ Ü= ¿ç¶ i©ãÏœž„ ^ÆRóÌ
ë¿Rx^xúgÎ Ž o.Ò&6t‹QÐý_åŽÄŒ°Q üpõf·L }Π÷Î< ¶y<>œLÈÚ
_ôô·Ú ÿä ‡ ]uz×)-ÿÙ[æÂãÒ럷~sò ¢3í ðÖS1n½lB×ñ·¢ -OLàõ˜äûÄ -}Šcú
kö¨ Tû÷j™óôÛº ¯}k× ´/$¸=jÛ þñ\ "’ç.R»N )ábÁj œw@ ÖÇ—Ù\q]žbqÁT—|©–
¡ë ?ƒ;».Û f r§%‹Iï\B&´Ödž ?«}žÿE-ÿ ž;êó9 ú(ÿWŒ)ëgÂD¨…(
«½[í¾0+\)TŒí ?ׄ¯~Ëò÷šï¬ ~ÛòŸþ õ#Í~ðÙ5a-Æä OþÃ
>ârêæ|þ‡p°…ü×ôpËÅn #É{exfðžð¸çÿ™‚á³6‡%l¾gÿ\ —^Ùü PcÀóÿ
õÑ5ŸÿøÛó?ß_! ù‡ äÆ ‚Ÿ(©O
ù*åÌZÕHhžsÐú„CÎÙrîªpux™x ä % ¹ƒKÈ…†\Ö:›ÜHtêò:A«ûjŸxç$˜³$Ÿw aˆ>ÿ ónù ¿ú¼ ¹µµ¼C×|
ÞáïK
yìûl?Ÿw÷ˆç1åÖQÅ©¬\øSµúo!ï }@ JW³ü8(Úö0(ˆÂPüïLa@¸õ‚u ¥WX™À*µc
Õz¬ûŽ%օƺú¯éº#¢EÚ.Ôü]¬±F9Ö%Ø&¸I€,ßOÐ^›àšÙ5"þ[ — w§
j
2/Ô&ÈË„†ÌÍâm&ó¤hƒaoì¯}ê Ë‚ý ‘VÙ)ÌXŒ¿Eã ê £ '^- }¿äGš1¨ ôÀ ‡Ýê-—ü-‚ }‡KÔ'
Ng¼%Á-S
@ó–>vû —C»VàãåêûZÄØçÓ2w‹Ày çüèÀ ÈX‘´ µc‚‡ +ÛC¸·(Zg ŸV
Íã í¤p½Âí h¸ðñ3~Z |¼;öáX ;‡ÃÍá6ýÜ)Ÿ
‰¶^<ÀåIKßõÄ-§£§ÓÖªï´1õ •Ò ]7-¥«pèŠþÍt - Ëû sbnW{–º90 ßS¹³¾Ø îª:¯—
kzýôšð#õ¹¯ÒŸNð§t¶Ý¡1çµã#ñs^à Ž1çõžî|Ý,„7Ç÷Ö³ßWñËUùûªÎë Kœ× 6 ãðñ¿ûB ÷Õ—
½üô® ZÿAÕÍ ¥Wö¼>¥1àçu»lB×|ÝÄß—
ðG¾ï1QY
OËV5
Ÿ_ôY¶ê æÓ{žY žSŸ˜ÐŸKðÏ|sM8¨11É≠<à"iGLÖöçcòË¿C Ö3ÄG¥W6&Ïh
xLºe ºæc‚¿=&/¦¿Bó‰'9ærÚÎÒg/ ÜñûÅø¼ÚaµÌ÷Ú íæ ·GxrÅ?^{F„
õ¸f¸Ì ™Ýª y™ÐZ‘ÉÙB]u[X»Yß×]¦õ. ¾[ÔÞ–³ Z+ëFZ‡ ékILÓ>ëÞ#¸R²ñá_©ÍÛ
u»Ä×̇ E Q › ‡õd2 " y ½@Àý¶Wp¾ nïç’uÿe‰u¡µbï É[ŸÈÄ–¯'2ï•Îy[ µbK) Ó“T-
~šŠ$Óïé´+“ñZµY[Þ¦õðá —X Z+¶l—Ì þ™ |(‘ÙÓ¾Ø hÈÔ‘Õ4.wˆVRDêa>Ž
ú¿TÐ'pý³6¼Dë`Ãë—X Z+6ì•ì-‚1Á ‚ë ™Ç–
™ú¯© È)éß´Z CVç{ ù¿½„|h-è Iör k ïÔ<üð Ú|
AkEf6–ã’y2‘ÙÞ±X&4dª9‡*aJ»
? ?î Y_tH6z_±Ä ÐZÑ{_(.ì§9ÉG 2-
^B&4dž; §â UOtGo %¹˜µáãÉz ³ÄzÐZ±aH§ÀJÉ Ü'x<‘yŸ ÍÇ 2»Å·G@
üãgÄA!*a\õ- ¿u)+ñ?€ ØÓ/`Mö—NË…š+ñMûëDcÝ‹ « þñu/ b¹àl2° x»l;_v¼OíUj
Âù9 mS‚Û#|öÃ݃ψ W†ëãÚ@ b]𮃦/Ø‘ï»
¿£uÈ•“jó~†ÖJì"y ®HtÀŽŸE ΫwK‡!µŸW›õ ´Ï%8ü°T¬G„¿R ÄÕízC"sÿ 2¡µ"“û >u[X»Yß×½]²ï—
¾Sj¿ ³ Z+ëFZç‚ÌZ ³°n¾Ïº«å°iÉƇîXìCh¬; Þf><!Ú¨âxTû¤*˜
‘Æeíž#ª_% G< Oˆ6.,ïð+q}à9z{ü|½]ÏVCñþê—¬> ñÀ
Úµ j -û Ö÷!-
üÐÑ‘ùÌs^úÙ9ðû^ ÿ«“1}p+ - ü _þZm>· µ òl³ü.j-K Ë ù>:œ èû ð‚t¨µ‡ð AA8ßçЮ Ž»Ö- º
¯)ÓÂŒ( ã‚H‘ :óò ¤¬¿Vÿ¶„Ò
¾Âoø†v ™ô©SàiÁÓϘÆ@]‹£ç;Ôæõ„†ž ñ5ÓsD´Ma ܧvLð €3-™ß–¯ó2¡!“Ø6“9) oÈ#Ýí&’·åG„!-
§„¹Ptì ¬ 0Þ ´n7>À ë îô ž•^è÷ïKè -5›g+nóiÉüQ"so÷b›¡! =šÙ|\´!Ù;-
;íû (nkñŽcwúŽœQ-ÀÇw
¥::¬ , äý€ Ü/ðà ü Z÷‹ûéRá8 á%>à™?– ß á·_[ÂFh-øM¹< ì t.$²Q§¢}1Û- ÉâN Í÷
´
w pÍ|øEц”7 7 r†› ùtHÙƒ/+qÍãŽVѨ,Ž ê ‹: œ .¾‘³ g"»‘ ;RÊ }Z{µ ŸâCúøx•€ºEÿu hŒ=‡
¯Vßã€
ø ; }x Ç ðNG-}ð ÐšÉ ¿‘ ¼sí —Íºä ë ÈÈÇîqáˆÏ· Ÿ5€ò½ \6vç
ÇšÍbW ïÊÈÿ)y› YÎ ·Ò ¥Q„-î
ìÁ6·Çýî~aì}ü ?~f>´± .’Þèÿ*A^ hè MÍô-
mS8¯ Ùc‚ƒbF 2ßÔ½XæÒ¿+ ‰úh‹… ©&¿Ä~W`c²þ&¡›- R´á¸VlÖÔ ñ ¸®Ÿ“ò#OÉV9ïŽ=É7ò¶-
ðøL<‚§*®{Õz¥ Ç] ’Ï© ø
ÿy
®S߃gO{ ;/}€yë ø ^—Á :sYƒñ 8 ‘ÇÌå0ö¾ç&ë9?² ŸÏÓ ,O÷+–Ää}IL³yú[ÂíÒÜf~~J4jAZS¼bGò-
ÕÀNé´–
ScøÎw6öo]õ…³,Š£bÞ-K^U d9w,ž¢‰A%®J¬6 ã $3yç1 ë Åy ?Üf÷Á*áð û -öHŸ ß9à7Ççç0†Î=ˆØ°
óñ+~_.ð88¯¯ -¹ð±6s =ÿl.°-cæ ð#Ëy\o· :|®‡û!ûÇ’Ø?¡ø>Ð¥
‹kÔ E»A¤f± B´šâXS4ˆÑâ ZÔÆã `ßpoæ'Üœë¾ ¹ÏqnØþã”1
ÜìC²ÄÎ $ kõpý=؉}ø ßc;~9—ïûÄãþÁ¿ô‘ã}—ë~‡æ²i7døÝï-Wd±¾Ç ^—
OË .‹u˜ >½ l Ç|ð-;Zh¬1&¸_ðþ® ˆ w |ì »-‘šÅîNÑÌÏœôx´ û ]ϬýôÉ{Ú¥î+^K®ë´ZRS[ o¶–L
·K¸f:=% »~ñ ¯¦Œ
kx"ã¾GöXFØ •šÜ¡~pfÎÇYcÙ×Xéô“I5±Œ sDÒì àFÄi‹Ä Ò‡Xy>õ«ß' ÅG´Ä¤W@ÜÜwà‰3¼ -G {¯p-
{hðÃ
xÞ0y>Ç׃Çñðô
˜
~× :ø¬,ŸƒMð:OVGp¬ã4ÏGpÄ?_Kž(Ø9ò‰NËÇïª ª!ö_ î&ášÅþË¢¥ ô oÑâ”^\; ãjg 92'àÉhN•
l%®Ov×õȦ'ù!E-l n<oƒtpŸdýÝ+ürÁe |â<ëÕï 0ÏýGßワà ô'ಉ xZh} §Ñ^
p-Ö ç¼Œ‰K^/Ï+dåõe>8Ztƒ ý–ÚÏÏ ,¦ëº,¦ Ô
Õ Óaáv ×,¦_ ÍêµßªüMŠ äSÚ‰<» ~ øn$Þvû%žvç-‰ŸÛÀá 黢#Šï´ ™p\!l6®Ü!&E‰Ï•9⃯° ›ñ»÷Ý
·Ù±ÇŽyNÇ_Œñ;¼à‰ -÷= XÃå!
>hàᥠ粜—øBc c
zÓ2Ïùè÷%8—çtZ ùÈñ>2–Šõ
,Ï+Ü ÞÕ Â—Õ
Õ ëÏ
·Y¸f±>)ší_ü-?‹+-éí™[øî8Zd 7 =%*j´`¸ ð¤ju Ø{\mçn |üâ¶` ¶€ÇεIK;iñ%¾‡v‰À}H
-ßÓ¾<i ?ýå ëºï]¦ ¡Áïú!Ïõ SÿQÁý æßë» û þŦ=‚v üýל ܉¹ ½E?§Õ’í‘z¾»Ø ÈØ @-
×ÁíÊâÜft†[ú ðТ7pƒô%/x “Ï
hè] _3½GDÛ”¼—A7|
?²ý
Ú%9_‘œ›ÔBËÞ ^#Ü Â5“ÿ„h - ò§7 j ^z“Þ„Œªµ7-Ve,×àæI…S€zaÕ¦¦ßNå&B^r·(‰ÃîK¼ æ·©†µ-
&ªäBÞ‡îKhÙ ñ>>ð» ¾†ïbAŸ`m2^- >ó¾Ï‡ßeÃÃ<h^ÏáG'€>¼ÐÖ
à§ïç {ˆ; xd ž'Ì['`ÞƤ…ŸØ O*fÄî{jó±ƒFì
âk » Ñ¢ðúQ· ¿À ì Þ
T2:ÚC8•ÈòÜ€ö áôJ ©üqÑFãÝALÙ þÆ4Šð3þÉß·Ð ßà#|Á }€Né >ýjóú@CŸsÙ»)ÌÅïÆ w\Ì &2yÇ——
™W‰·™ ?+Zúlm¹K åÄäÝ0Y͸šàÒwHéM×+IþÆ”Vož ¢¨Ok- '|·!iW«u ÷±× høÑý‰œ,-
4x Ç È ïsÙ ÌÏâ=W=—¡1×ó ùÙu჆þÈ£- Æ ?P‡3ðÂevß¹M-4Ï7h7
·K¸f±xJ4δÃòõ] sÍk u…Ñ] žaì¶Ê›ŒCª+dåQµd¨Óø
ŠsÑNGbÉ; ª¿ •5QìÛ&NÖ‘˜Ûf³ |Ql+~í dý€ßÜ×à³þö˜åyÜÇ}â÷˜àoø ! 2
ø<÷78Ö
ù>ó¨‹ . ™.ƒuYg] èârÖª ¼¥Öv=¡Q¿\—‚úÄþVuˆï{–é~Ü©ï,ÕBËÆþs½R¸f± P4û&jk°»kz !Žsñ
䉴 ïI"ËÙÄ»,"iÏ-ÜUo sÈÞzÌ.ø Ý ¬ nW6–î[xûrüŒÝ‡î7ü ³2Öåæ!
ú« Ìs= GlX ? —
Ë øñ†%ü ? Ä×Ì #¢E!Ú‡ È;%¸1‘É;Ê|l ! _4“yŸh£ò6÷$÷köY “~J»p^+Ûo Eq-b zøù˜µ <>q¿¹OÖ
's ã Ç/ÏŒña> ‘SÈÁŸÊ– ué÷¼{ çà+…»Ns›ÙùEÑì
NõàŽCe±*Ã;Žô w"òŽÓÁì&G«ò ß5 ›T(çB&}Þåú; Æd8cIªoÐÚø {±Ïý‚ŸðÃË ž{Ä
<¼ðÁŸ¥gçs/òzãþ„—ØàÓ> ËZ¥¾Ë‚ Ùð¸.Èr=} tp@
ºÁçtÆNw9ä%ðÇ] ¯OªÍÇ
ñ*ˆ¯Y¼FDÛ ê%r y÷ -Idò^// 2Ej*ó h¹Ø4µ »–ª‡ÿ*¥ÉÅ9-Åž;™Ø‘-‡-
nçYôxJ4N<2Œwi Otd”½é#£<§ÒûF«Yk÷x wg÷ ²—j;«ìäÖ3£qu [‰¯çR_Ò ¡`µ Û'—<W¼e.<
>Ïe" -ù -p>§3&¿XÃéÙ| Íå :‚[#Èæ54p쮈c-vBó>ko °žó Ô'ÿ>¨
q V±å g/Òå Z6î½Â]#\³œ~L4î Õø JN¶AÝNvêÙŸç/î*·+&ùjKõáÍ
9Aü¨Y^‰ ¿að;Uš+› |îöà ì \"X+xEÒïKÆÐ Í øñ × ðø7;Æ‡à‰ û >ö þv9ÄÎå{l çs ³&cd2f¾Ë
e}ä Ðe±éW› 4bC¼ö Ú þñw #BD¡'B¶û
þ}‚9u:Õžåï—£ ŠÎÏû÷Ë{ô÷ ½Zç‘ïéo6õ·˜üí ý“
~õwõ7Ê ó· Ž ÄÏß-À Ž1¿ãwßmù¿=øßÿûå;Ÿ¸¯ ¿ yóêÓ»
jýÇô· §¤Wöo VË.Àÿö`›úèšÿÛ üÍÝ‚ 7ë çÉ÷׉Ö-à¼"‡üãñ&g®×¤§ ßWn iÓ>ÐbÈñ= m•p—
GÞd?ø˜Ï …Œ~Áÿ(1/ žêP ÓÿWàÏ_’ýÿ
˜æ21þ= Fñÿ#@í‹]§Õyøù‹‚I-ŽŸ_-Í—
÷34ü¼J|Íü\ -U?·ª[«|ÔJ© ï«ËÔ’O*)þ)Òñ< ã ò§[ ±¹G- ïÐ
b±.ü@?ýsü&ïiGgú)6Ûóõ„;N~¢k;^K7í ‰ l‘^Ää jó1 FL ³G áÂÇ÷Ј0‘à" ×Itøšö…š…Ï
„èÓ¾í ówî_Ôß.E’w¹þ®ì¤þv‰:I?Rü‰§õwu S'³xê$<1N|ì߃kòuò—
ÿ7Zß ã\ “^Ù:yBcÀëä£ê£k¾Nfcžï{LºeëwþÅdzøW“ÇG[‹ ºæc‚¿}-
þ<ý|<]&ø ö<[Ëñg[k ø 7; [‘1¦ù ÷à‹´øÛÔ^›Ô ?3¡]•àöˆ7ûa¿ñ òJ wÃ Ø þ.álv»
÷i H ß©ö¶d=× Ú® ·G²ÏV»Tþb›6Ê‘ïJd^ݱX&4dâ§f2? ïÔí “·–
uÝÜí›(nñ¼=ð÷ ¼}HßG@Íÿ¦¼Ý WH¦– ãݯ }/HZÆ+ p<¼½ Ã
¸ μu‚> ËC†Ëd-9r‘àR cú wn÷ÿ5 æÿ7¨Íû-
Z«þgmÖAoåÃñlŸ5{ þy :½Éà3z(ð±ŸGÙ1l>N¦Ä6ôjPHÀéŒ? ‘Çÿ')?†'ËÏØõSjÄ¿ÛïtÆŸÊÈû¤äåÇðdù »
<î €Óé?’‘÷ ÉË óüŒ]-ù ¸<úŸÌÈû¸äåÇy~Æ.Oá ÿ~Éå1þDFÞÃ’—Óågìò:Õ œNÿã y“¼ü8ÏÏØåQ? —
Gÿጼ¿”¼ü8ÏÏØåQ7 —Gÿc y !yùqžŸ1õn•€O¯€>~m+tÇþ| I ÷–
‡ÚF‹Ð6 VÇÏèÏk “ÃcqS( F Õê 3üêÐM
Ö)Ø8–½I‰Š o‹…B"ïÇÉ í ©ÌÝl`Giº|¨Zf¸äÇä yiK,ù[æP”SÂÖžW‡ÿÖ*p«-Ê’HÑ -
/ŽqTZ¼Ûߎ ðÀyYáÌ Zô3)·ê ¡F)· œòDN~gKò×JþóÅåí^1Vž™¨Eà wGûfgJ q5~Ìîbbwc‹¾ÄukÏ%m[
F3«¯ººSYm _ÒvcN㎠¡±E^‘jQã¶DãÆ ûc …Kôj$ ÓöÁíÑÐÐPÔ –
)ߙա fÁ¡°7gAg<3 ×ýá7 âu‹¤ŒÄëÜÞ£wIé:ƒ{· î ŽöïÝ¿7 Û9<68|Kt`ðÀà¨ Û ‡Æöï‰ö
îQ xw´LgC·þ-K´Z¦3 hK°Nk yàëŠ{ЗiU·†Yf—a–Å ZÆ] ëù‘ð íËTÏ}ƒ»
ŽECÃ7ß6¼sth ù& ïtÄÒz$¿[+vè§yê#a>ç©®dÇyæ-Äq`°Z.Mkíf˼öX§M…´µL~.Éä y-æEG"¯µ–
›- y´©Ð–
Xü¥ÜN ”gÌ _Òo9e÷ðæÄçY[ÜFŸñö† z'×tuËâ/…wÉÿiÔFª³‡ËÓQDLÈÑv-™júPƒô ŠšKùdƒ”Ò±R-T‰"öpg
,‰ æ:~-AÊvIY¥ níùRøf¼&ñ¤ò•ÊõùiÉÀsÌO%<×
a¯r¼7‘Ð.¿¦Ö”JÓóh Î\™Ë®”Òß@A«¾DæÅIî$ZU¦¤SWƒÔ×4Ìݧ ºE7 l§'s§Ž•êší~IW sƒ„!Ùpa²zIç[j
Qe|¶2Q+—ºb ð-µÐ"¸©°8'Ïur,5G ²¢ñ·áw¥ Ï ¶süŒ!sÑ'Ûzd ¿ÁŠHvÂyî=pZY˜Íô+5Ódž
ïk œ{ œÖoødeEòP^_-
ß [z:¼_ORà,J£ GKÕÒd4Z® ™R¼¶OTÇËÕråX):°}o´}ß »£]:²GÈLì$#øÇŽéVkûÇ¢ ¾-®xVy©¬nß œÏ,–
©Ï OÌM:% b-CáQ=S¤Z ”ÆKQ½49_‰®¼öÚ-
Ò ¨¬œD¦ zÙ?[= V4¬¾I¼Q"½¿ðÒŒtíæÚ„Ž÷#òÇÔ ò¸uQÅM-všt—|t‘ä+ É•ÂË2’‡jÓ% ŽfJµcr;
Ÿ™¯M—gb½‹’Ï ¬´,^‘¾[d§ rÒëf(äoP–Áøt<Öá¢Âûõ}wê»!ßVÑTYª š¨–
*GKSQ¥TžÚ OÌ”cüÜüt)uÃ|¥>? IŠûÔö"™K´ñ =2‚>Yb ´µš †“4Kµ¹ø-šE
‹M–I± ˆ=—Çö\-{VŠ‡ •sfbº4¥
,oV¢ Ù\‘,“L~á1ÖöŸhhZZô®.¼Ð°‡È‹Û’•B ‘¯4|¬´9Ú1[©ÏN²?¦&î. -"œ 3‡t
T£{ã -SêDçY$±ÁrÅ}gz c ëÆ
› ÆøáÎö±
ðG=ÖrŸü±+£em"Ž‰ U秴E⬋*³3³Õ¨^>RŠb ë Õ é_)MËq êI• Kµ¹‰©ˆøz¤ÐÒ²ŸÜ—
æOFxÒ#‡îŒ9½ÐÚ=N
Y‹-
Fu»‘mRÁ›dæšåY{ ÄöVdï šÁ‡ø×fuDL/Ø$cÆçåÿñr4^’ ˆT]é- ÍÍkPŽJÕzYæŽ+ÏëÉ*è`Yì:›¾hn:ñÓNæ
TWì5;}®GÐæ˜L¬Ã欕ÄpMbÍ“ »·˜5Òq£6f¥ ™
Ë Ö¤‡Õiäß ‹|¦ªÔæÇUÔg´‡eªŠeUöWŽLLÏ—ªl ËÓC¥I µ‰C¥#V
jb´
ÄnÛ%¦¿Y µíºg¡ =~vÄÕ Ý< ,oÜ^kÍ f ûØV`„
ó!ëXô‘îö- }õg²÷¦ ç;_& L rwi!â‰uÊïñÒœ*ìÜl}¢R × æŹ ¨\+EÒ×ãd 2Ë- ÑÇ"´! ¬"[¼Ûä ³ ªq
ôÄ=÷ ç_j‡Ñ˜
Öf¦±œ‹mû¼lÛ‘±MÙIQáP&!&çkó5R™P©HOË2U»Úd¥t8ºüÈìô¬N«Ê ‰u ÕIe¼îMœ(¶ªijöš§Í Ç› àl Zîú
¹šra¡Å/Ý-xÊ¥ykq„â1 ‰í<%;³OxJˉjY¥*NÉÍÑîÙÊxYÁb Œ—
ëÚÌÊàqå®Ì=4 ÿÐų ý,ÿ,³Œn>榈Ž´ü´Ø¤ Ò3» wĿϱµçTá÷
+b -Ǫ3ó•·ÌOãúi r¤d•Ðf" oXöúêþ$|ªð“E÷ ÷†Õ²çä l-K–ˆæâÍ:« øMC£ Ñ,\ º:_+M–Ø´w—
jõ’. óª Ñöý{‡7—,OM3‹£EŠXš†Ü!ˆŒÅÎcd;™y†Éæ‚íjÛ dµI4/òtÜ#ð›ýs…g ìÍÞ‰y
ÝÚsqñQ= ã óîhzÍŠ=‰ m ËQ÷äÅÅÿ\tFß‘H|^¿Ù Jô Ö¸|4¥ ¯ÒÇF¡ÎÅûŸ@zAˆSn#· ß㬠øGµ7 d=ãö
—ï ŸçUÌv í ó.ù—
-Ý× Oíråpé. XŠì¤”¾KÕ[ L¥y¾- ?¢3l¢z´Ä¡VŽ¦f•”Ú 5®ç›£ÌeØsÞ½èzÙ-1,ú ˜-n½Q-:™÷-
K¬ß ×.2 ,Öó6ÃN€´J ¯yÏí}C §ý²÷•± ,òº¶oõ}=^žã.\-)Åg§'&£íªnSÑíº›Të³ ûi ó @“ÔÇô\c£s
k·^gü ˆ>•ƒ›)Ù¸¿xo._;âßÎ…ò z›šfÕè¬ UºX}½»4UŸ ôÀ-Yå kñ„U#×ÔöŠkD›æÀx¼þœ|’½™« --
Ò‰ ŸÈñÉ=-<¨•´’-Ê&¦T ë*ý:عóΓÔÓñ 19lµÇ<ÂJ®‹yŒ1v Ýž’ g+#ރ˽HÄ-
OÜ" þKÇæǹâW üÈ ùÂħ žè m#ó
rÐ/=#jñ¬÷Ê/;…åà o\/Xªž,ºÇ•jóSØn·˜%œ•Üg´÷U3«³Gª¥™¨Èjžù¾²áð Å ±Ñ,¯ÐÏvDšIŒÍ—
†KýjÖ˜ Ælè TÎŽ4
~=¶ö!Y{ 8ÜÚ)6º^hŽìÜ=4º9º}!ÙƵfÈŠ8 ’k/ ÃŽNV°ýèOŠ¶C©ImÊ èèÆÈu¶8 g°¾—¬o¶wê
7öøî6n‹ýCÅO4Ä>_óŸ/.úö jíÛ ¬áÍK¾µ÷ ›’UiÏöÞgGìãï -£ ?m²º(¹ ? ïÒD‹¯ÄïÊ–R¢Õ ñ
o§ºÔ¾ '"% OuÅß n[–þ¶PA•íÎ-¯Ô5ÏüJ à/vì LÖŸF÷oW¾« ŽÆwLþ–ú? ¦Ï
^ …Ö¿mð ÓÖÞRÿäEÊã ™Òj›®kólÌsU39gË°fsìÍâ¿iw/ýfq± ¶£~XüÆ»N¤ [ ÿ°øGú œõüö¤z
zt¾Î †K³½Á‹O Ý ’×w‘U öp1Þçìr¯ |SȘ d
V ÈzÞ¼ò ç„¿Åûaq0— V¿ý{CZ¾ç[ g'½•ªá†£7Z4 6x/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«Š yÒ5H{ÎWXÐ
廵ÍùnmÛ—èW i/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«ŠÔ ÓôÖ¶´ç|Å –
æ{c¢i1¤=â·ôç ÿÿ PK ! Z"(ÄF ‰ word/settings.xmlœXÛŽãD }Gâ-
"óÊlÚ}µ Yäë Ú D€WÔ±;3ÖÚn«íLvøzÊvL&¡ EÌËØuúTW×-]þö»OM½z6®¯l»õü7Ä[™¶°eÕ>n½ß Ë-
oÕ º-um[³õ^Lï}÷öË/¾=mz3
°¬_ Š¶ßØ-wtí¦/žL£û‡¦*œííax(l³±‡CU˜ó?ïÌp[ïi ºÍz}&½± iAÛÁºF ý ë-×33µÅ±1í°¦„ȵ3µ-Àà
þ©êúE[ó µÁVO‹’çÿ:ÄsS/ëN>ù¯•ç㞬+ÿaÜcÞHèœ-L߃g›z>n£«vQÓ×÷è™ýù¾Ú;í^^)y
aûËÚfuÚtÆ àPˆ9!Þz `c{Ø z0 ?:Ý4 "TÔF·ó‚Ò ô±-~ÓûÝ`;Xô¬Á EÏüÒé XýÎUå÷ÖU ÙvÐõ®Ó —
ž¿,®ú®Ö/—…é… A>¾,
:ï]<i§‹Á¸³Â ´;[/«Jû“ Ût
\73zýl~qæ¹2§_ªb8:3 ò`íÐÚ ñÌË è©Ê-÷àÏÜ ñdóú²z暶¼(:¿Üè¹–
.j®ˆP -&Ó Ë~´j|ø ì\NG “D él܈^ BT žÍ¾AB™ 9ʉü<Ƶ¥ÜÏ ÊI¥Ÿœƒw³ON"’` H-Pœ xÍñ}-‘
åP?J8Š –& Š(žå E Á3‰"‰Ï$n[Ê™B}@ Ë$j ©-
ÆØ>4öó µ€¦ŠqÔ Œ ¦ÐÈ HŒÚÆ ‘ ç0N Ž 'h-|>ߘä<Æ-V,”ø> LbÞa Í|4r,R<B³ŠåTøhä8¡ · "*#
4>œSÂ"Ì6ÎULÑ|ã‚e Α”f¸m ¯ zR-*?Ä‘ˆ Kw½®ž² G„Oü ‚€ªç¨Õ" 4EóZDà74Ú’ú
E3Q2 §¨ßd¨¤B Åy¢Ð}” $ ±ø(I² çH% 4w”R A㣠J$Î žˆw±€ù’£‘
' Ú-ƒ æ
çD~ªÐN-¤"ÊP 9¥ õA(8 ù-”P&8¢X’£Þ gxÍ… $ZÛ!ôÞÏpB–
PÔ×aÈE„fU Ó8D{U + àœDˆ GR’縶œ
õAÄá7
ÍÞH <@++ ,Àk; 2ãh†D¡ˆñ_Ú(æ>Þ¯£œ¥
µ:&$Ç; ¸-¢häâ”Ð Ær'ÎTJñ}rð(šU á Gµ%D ÍëDÂ=çH–f
³- [®—×Ý2‰ IpN"¡-bÚàºC zžT ‰ß6Ò€F1®-æyŽZ Bß Ð¬JS?ähŽ¦™
$ŠdŒB.bçÉbæ'hÍe©âx ²œrü-’ ’âUŸsáãUŸG4MÐ*Éc οÁpÉ-C ·àf3ÎeãM{~Êá¿jæ‘#ÑÍÞUzõaœÜàê
Ülöîc\µ
¾70Aš×Èî¸_À‡‡ è ]×9
CÛŒ”0›¤æ0)®?h÷xÑ< l³q¨ æ£ÿÑ6
WƽsöØÍZONw?´%ˆ— }>7€fSµÃûªYäýq¿[X-
p¯ c[þüìF…닃N› fn3zè½¾ÌZUùðCêÁ¤°¯Êjëi÷°;{¿¨Ýn ÓÍ Ýuót¶ ô·^]=> þH à-Ôîãô² ¤gŒN ¼
Øô¢‹ñ °úü0.˜aÕùá"c‹Œ]d|‘ñ‹L,2q‘ÉE&GÙÓ
°uÕ~„qxy å [×ödÊï áÖû—ht|¾xÒ 0 #-
ä› ç ·_=oÌ'˜ŽMY 𠤫ÊF ‡å¹ËžWà k ÃÕÚQÓ¸¸»’®J=h [Û ;Öæz‡Iº GÐ?6¿
}l5À `þ¶mkŠÁ: `g
[ï«?? øû³÷É<Œ€Â×TˆÙ T1Ý n¨ Ò{¨S#»¡BDï¡N7Ÿ * þ
ªœjï†
ùq uñûk7A ÝC ® 7»ª»¨búm½¡Âç´;v Ó â ¸c¦LÉa-ÇV2è}m®2k ¡ áƒIkNc†-l itvÖ+ bû BwAÆM_
í æ*×áý_¥sÚ”¦¨ î^šýå›Ì×s ÕU?ìL Ÿo ‰¡B§ FßL-ìò ñíß ÿÿ PK ! ®û‘
à U ( customXml/itemProps1.xml
¢$ ( œ ÁjÃ0
†ïƒ½ƒÑݵ êl-q
èul°«ë8‰!¶ƒí”Ž±wŸÃNÝq'ñIHß ªãÍNèªC4ÞqØn(
í”ïŒ 8¼¿µø PLÒuròNsp-ŽõãCÕÅC'“ŒÉ }NÚ¢Ü0¹ž ‡¯¶(hCY‰ &Nx· )ðþĶX0ÖŠæi'¨(¿ eµËg"‡1¥
ù@HT£¶2nü¬]-ö>X™2† ø¾7J
¯ «]" ¥%QKÖÛ ;A½æùÝ~Õ}¼Ç5Ú Ì - s™Œ‚œÇO uEþ¨V¾{Eý ÿÿ PK ! ðà6r€
±G word/styles.xmlÄ\ÛnÛ8 }_`ÿAÐ{7¾¤vZÔ-Ò¤Ù èÝ)ö™–éX¨,z%¹iúõ; J4-
™ÖL¤bû K"çpng(—ã ¯~n’à‡ÌòX¥³pø×
d ©eœÞÍÂo·7O.Â
/Dº ‰Jå,| yøêåŸ ¼¸ ž ‰Ì æϳY¸.Šíó³³<ZË ÈÿR[™Â³•Ê6¢€ËìîL-Vq$¯U´ÛÈ´8 “³L&¢ ð|
oó°”vO‘v¯²å6S‘ÌsXí&1ò6"N×°¼¥Š®åJì’"×—
Ù笼,¯ðÏ J‹<¸ .ò(Žgá•HâE ‡pGŠ¼¸Ìcqps}™æ‡Ã¢| ÞÆ °ÃGy|U ‘†gZt"Ò; óC$³P¦O¾Í …Ú[‹x
Eöd~©'žáJ«¿ÎŠ·výfTM=0"˜tn\ ÊËÕ{ }—
Ëy f!¸ o~{÷9‹U ³ðÙ³òæ\nâ·ñr)u T Óu¼”ÿ¬eú-—Ëýý/7èÏRb¤vi1
G“)š<É—o~Fr«ý x©Ø ôG=!Ñbs ´‹÷«17j¨xóß
rXZö ÊZ
³ ®ÿ$ j½ë
4Ò ¹
\ÖZÇÝEœw ñ´»ˆIw Óî"€©ºzÄĆ •t§ *2ÁçÆÄøÙ‰ Õ3 QÔ:£ 4-3 1Ò:£ -3 Ð:£áðÖ ÿ¶Îh¸óäŒ
H qͣh΅
%öm\$RÏ?I@ÃŽTW …à³ÈÄ]&¶ë@W±ú²O‘å|·(hKE:}<Y΋L¥w- ™4x4'¿Ùl×" aûÐbúQGÓߊE"ƒ¿³xÙ
õÔ _C'³98VÂ>'"’k•,e ÜÊŸÆ£Œù-
U0ߊ ª`ëâ:ºõ}|·.‚ù Kn+ØÄct¿%Œü÷qŽ68™L *mÂI>œxâÒ/üƒ\Æ»Me Ândbøœáæ .ñ´‰Îµ‹šIܪ…v
E S.ø* |ÂúMqáË×>¦¬ß”¢GÊ'¬ß ®GÊÇø8í_6Ó\‹ì{@J¯);w¯T¢²Õ.©r •-¦ì
¶ 4 ØIlå“HbÊÎà ú
.£ ÞÜ(qÊöÅžG (lw L6º.l§ÔhoÈЈí Öˆ Õ k @lÒý* Äú[-n1@–
¶{ÍÖt-{, %ˆ´‡þ²SEû-zäá<*Ê» ¾.Ée@C {2 ŠVÆ“©w
w+|
n Ô- 2€<ñáßóØšH é^ XlZ¶U
ÃŽÌÌS63[ ^ è©n ö_žìõÇB³n PØ
jÖM
Û;µZfë& «·ºIÀòT ¿ \Nå(Å®›. Ý 4ꇼ @ý 7 ¨-
ò& u'ïv þÈ›€Åæ Ë©.y €p çUß ¹äM bsƒa»ò;£ªî¡”Ó/·= 7 …í &y PØÞñ‘7
‡p"¡†e©Ž€Õ y €ú!o P?äM ꇼ @ý 7 ¨;y·ƒôGÞ ,67XNuÉ› Ħ
ä’7 ‡p¸á(ycÖÿvò& ° Ô$o
Û;5Bµ›T ÛA5,KÞ , Â †
ƒ›£T?äMШò& õCÞ ~È› Ô ¼ÛAú#o › ,§ºäM bÓƒ rÉ› Ä憣ä ÉøÛÉ›€ÂvP“¼ (lïÔ Õò ‹í –
%o ÆKgò& á Ç q4ꇼ õCÞ ~È› Ô ¼ÛAú#o › ,§ºäM bÓƒ rÉ› Ä憣ä 9òÛÉ›€ÂvP“¼
(lïÔ Õ’7 ‹í –¥: V?äM ÂÀìLÞ ò Ì"Ž›ú!o‚Fý 7 ¨;y·ƒôGÞ ,67XNuÉ› Ħ
ä’7 ˆÍ úœ-œ %O z‚€zÎ :Õ@ yœD , ü*W2ƒ¶!Ù~:¤#`¥! Ñ -T _+õ= ì-{ „
/’Xá‘î <¥ã4"Œ§': n?] oM Lc-†ÔáÉ è1rÛ…t· örÁ:‹‡-
´ìl«“åZ ´ é&ª² ¾ƒ† ²-GOÖ}>0 [ ÊÛøÿ¶%*~† ³e5f0¸¼ _ÃA | M¸ st ƈU!¡
ºÃ4| ë¶³Ñ óS_|Ý%pCì
¥çƒ.¥ hðB9¿* 8UŽ ù¯+Ýâ…Ë3÷œ&+Ô§i h &ˆ` ',PžÃ·G£ð ~Ý-žÃú¸°}§Hµ¼òÐþ~kgÆ 5J{Ö]è ê
'ÖŒ ØOº.À!ÆrÍ BϘ±©må:¾B{Ø
‹Ä8 >¼Ku @ƒz×ÄÛò§0báù•L’ ]Y¨- h"W…y: `‘®‰Z¨¢P ÿü
Ï°ãJŽ € q c.µ ðÉcût·YȬ<~ïÍ ]ÜÂz”ÀÑ}¼oŒiÓ-V QKµº m msXcÚðm,
Ëðþ1®m! ð“nîkd{3Xà( NòóÀx2˜^\›Qe Ç Ú»³p
ý (!‚ èˆØ‰¤ìp€» ,Ná*}£T‘ Cl±¨;bU>
4œÁ>¡2ÐÑ÷Ê ®Ø+` 3¹i ª/¡ ô€2ß\OÏáÔ#šÃG™.ažÛ
:a–Ö> L¼ 6FzõÛú€0£]
¹7×ͨõ²Ñ0SÝ Õ l ö–¬¹á(ù¢q|Na:Äoýf¡éËn61+#ì·9u3-ª@ÍìÞ
µ'›é÷Dfi h(/.“øÎ E¾ÛB y”Å[̪öx:NX¯E’(•-MÝò™i :f
wkâ ‰#tný™çbz>¸(#¤×ÄÍjÍë·b íçºø—mêû Ø¥n-£er»I NL^¸9oîµûˆšóu ×cÙõ\׌w°:%¼ëµ2¨ÿw{Ï
½ñ‡}jݨº!-ns ÁH¢äÀáW<ˆqÈ—ÓÉôéÅ•A/ƒ-¶¦øC
𷪙ºñÅl±·
~Gá|Rå‰3 ÷i:¨qÈ3Ø1h© œF-|hÙ P£ÔѾnKó¨kh )mQé·c³îôõ‚cëÎ[xýË476ÂiÿäXDù«±ŸGÛcèüüjza
ìUê-éæ²*z ðïæF‡F ¿8"ñ[ øÝ « .tW Ö¿ ¯F&vP „
*®½ ´¤æû¯5Ž.ÊG MWbf¢ I”Dk{ ¬ï ¯'ÃAµí¦çÝÓáؘٟwƒ
›w`²ú
»ÝpÂëzÛîÓo{jº:6¬§«yÔ5] ”¶t-9è0{]otÊÞÊ\ùËÿ ÿÿ PK ! è¦ DÓ %Y wo
rd/numbering.xmlì][oã6 }_`ÿÃÀÀ ݇NDŠÔeдРè¢-ŠÅì ð$ž‰±¾Áv’οßO »¡(Q$e&L†}èÌÄ–
#ZGÔáùÎwøÓ/ -Wï- ûÃr»¹ž¡ ÞìÝbs³½]n¾^Ïþû©ü1š½; ç›Ûùj»Y\Ͼ-
³_~þç?~zü¸¹_ ^ìá ïà36‡ ðòÝñ¸ûxuu¸¹[¬ç‡ ÛÝb /~Ùî×ó#üsÿõj=ßÿï~÷ãÍv½›—Ÿ—
«åñÛ ö¼`Ö~Ìözv¿ß|l?âÇõòf¿=l¿ «C>n¿|YÞ,Ú?NGìe~osd¾½¹_/6Çú7^í +8‡íæp·Ü NŸ¶Öý4 âÝéC
-DƒxX¯Nï{ÜÉü¶Ûýü ¾çõª9íÇíþv·ßÞ,
øiÞ¼xþDä‰~wû V-
q>Bæ Øßy:“õ|¹9 L Îõ?_¼ pñ®šß}U}Ôß ïâg Óüóá¸Ÿß ÿ¸_¿cþõëíõÌ«ß²9,oᵇù
~âÑ‚ ~2»ª
^߯ŽËß ‹Õ§o»Åé=wß>ï—·¿W¯-ª×š÷-×»Õé ´ÌŠ< ÚOY=T/,á ê7Â_ »Õ ü•x±ç!ZŸ Ü
ûãépÔ|"Ü åúüÃûÝn±ÿmq<.öÍËðyŸ _ >œ þï›ÓG- _ŽÍ w î«!-7ÕX«_ÏB\ŸÎÝ|óµ¾-
ýÀ«Þ{õø±}ó¾9f_n7Ç v·ÜÀa·‹/s |ûÖú=p œNõùO ‹¸ÁÆõOà> Û£º-‘äàWÛGñà±òà !ÂÑ÷
sCJ§
é?Ûõ|s¾lÌåôûF´_~½ ¾ž Á ¬.Óé‚¢ˆ¹ ýCò»CòJÍ!Ý.n–ëy{?táIúÆ#„'ŽàôŸ
§ƒÏþá îp 1ÐQå!Á 4†D¹!™ ]Ð7"1èˆß™E¤@ Oev-4 º°o<BÐQ˜–ÕA v‡c
t‘ú Âδ u ?c¯ 2 º¸oDbÐ ¤35

¦ˆ' `” 4 #† ÐÈÇ´ÄÍ -Ë ‚¤$I”Šù %© -ÕiŽó ád‹þu~¨Hr ‹qÿøñ-“ ?Ö¹E¬& $ »EXÊf-
DçÉi5 PçÉ)5/[M ‚¨3‹
ÌË,è¬% !Õ™ ¬& îL
R ³š
À*š¥l S$ ¸~ 3d ò Ÿã‰d -“ g(;?¡ gqâ °Ž,§is
ãdÀ€8€<1P.K 0 )ÄØBMC ˆ:˜’ºM BP É gÖQ hçq3p›°s3C ª!™Y¨©« c„UB 0
: u@‹…2„À(ètÔ - Ê s ÓP ´X(C Ì‚N] Ðc¡
!0
: u@’…* Ÿ' EY† -EÖ Õ ø„(+Å„ ̱ dÀ®åÔ QÁ\½Zà º.è ASVë-h ,G Ò¦'K9B
:G tŽ ´~ Ñr á B( = "!ð &IŒ‰P!@Ä ²<mÎa\! N¶ê傱êùÛV ¸Bû P ºÅöW®
h Ú™r Ù…šº:À Ú¥@g5 àŠíR ³W Ð*´Û-
t
íR ³Z ×›‰rAãã{Z.@AF NÚµ ®w Î} a"V "B‹¨
eË Ž
º(ÕK Ž
´å+{K Ž
4 FG žQ pd Ý÷H ^ HS/Ä$ f$Ä1Mr L)u{ÂS¯}MišÆ ê%8 ‹ìb¥ e3áó–
ê6Š·å ¨‡ô¶¼ Õ Þ wÀ,èÔÕ

Œ‚îe¼ æ@÷"¥ ³ { ï€QÐÙã { A
3SÍ„I‚²$N !!h: aò•ó
ˆÕ ¾f aG ë2Tîacl Fï ¡ë2¼ž1• ³Ó² ÐÒ; qÀ(èt¸€ë2„~m®%ÏتG
P-½ƒ Œ‚N‡
t‹ å)EaÄs ,ŽP O ¼ %Q µí  Ò(ðKÙ.C > kýe- fçf jA×…/UP³š pNü ÛDÐXP]%kÄ -
¾Õ„€ë • Õ„€ë • c 0 :uq@Ïtg5!àzA¥@g5!àúA @§H bŽ `Œ"ŸFñ´jA†Â$O
±8P`R YëÀ8!pÕ‚& I2x ÄÚQ¤n « îrœ Ûäµ ‚‘h
‰NC³,TC!Ðâ8V ŽãH ÎZBÀñ ©iÁnB •wa5!à8Î è ⃠1Lª@ Ú !]3a ø Ê
± ÀK! 1Kd[ Åå u60’ËwYyÀ¬É[C-èŠëR·=à ŒvãêÔ
\gA§^` têlÀu ´
V† TWÉŒ&¥. è‰ë
0
:õz á'5Ó1lÀèL§Q/0ÔY€øXB Ð<Œ²‰- 4OH‰s±>€KB’ ²Œ_Ä<àœ„ C ê•gZ
5c—/œQì´
pÚ t^+Œ Ðé¸ ¦§ ÙT,pÚ@Ë× 6`t¦Ó` ¦´ >— ORìO« ÄI |w¤Z de àrÕ e;áó2 ³¬Y]-
¸@µÀ(kÖÑ ¦3‚jHf–j.†ÈÅ ý½{‹½ú€Ë%| ͆¦ LˆÃ ! M¬ Ĉx™ Ä9D%JqæŲ݆®Zࢠ„{ ¹jAG-
0KA]µ ŽË!‚-é\µ@
1&Jiè ¦ª |*!NbßóñD6P ~ à“ a ½ $ˆ€—
» ¬ ¼z7¡ÙÉÙé 09_ÀMèô ¿÷ ½åÔ Á ² êûÈT™êe* æ@§ápúÀw¬ ðÑ„>
¤ &V
M Ó GÂð v;" ¤ˆKø œ›P©·ÀE ºhÂó á-Y¨§Ø.ÚU\ 87¡s N s ºǔ>Àg úÐ; «ö|š À/ ҎÅAÅ
$
q’Ië ®Zઠ®Zð ´ íþÜÿ\ý º[E¤ŸÊoLô€YAʱ W-h Ò®Zð6ª |0¡-
¢8€} §± È-ÀE BmÀÃ!Æ 5ŒäÙ÷0â„åN
ßi8?Ü,—׳OËõâðî Åã»Æ¦
ù~‹ùᘠ–óëY6_-?ï—µm? í zß~sà
‘Î0¿ï‡çyô|ñ_ê… . ¨óeö?º˜ÆE£ ^ c"'k 4÷²Ocf s®quc"× /u… rQ_!c™sêäBÏ ouŒ $ :Ƙh
tê… Îò& :†\˜ ºÔÀ… I ÉêV… Gl Í è` Ÿ > e÷GD|Ò¡-
ç4€ŽÂi䧴H’Pܸ˜Ñ2‰ ð+¸ÂÃD9N ¸Âƒ+<L : p… Wx˜ :u6àb
¤Ù sè')
ýHhC¨£ŽV‹‡Åªá
Çõ®jÈy˜ƒeµÙØ µ…‹§šè
… UTP9í¿‰w —
?F [XÙ-1²7ÃТ]ŽQ yf}åÓ ëýì?ߦ=füû ›~xOÔÏv$ɪÿle7ô-Cà ï©ú keQ6ö¢ñïw ?¼ ”OX g^Do
T_
é ýxh ZÉoWääP ¶án/ŽäJ÷2ÓC¯¥^¸ÓŒ¬ _´Ê2 ói|~†)Š²6j_7 ¯ðÒ ÒøÅ s-
ùEB‘¬£^4‰½GÊ7ØØWÊkäwË ÔÈn _æ÷«cõȆoûÕŠÚZ1©V‹Úœ
< õ¼ Q[O ¶ZÔæ `©Y×nQ;",/–
µ¢¶ž lµ¨Í)ÀR ³ZÔ®¶ a c Se Ír *»·§e¨ŸçA à‰Û÷ 8ÃY”ˆÙ @¯ˆ+µ^ c‰H¡:# [ƒ½mF bA%uŸ
XÍ ¸eÉÀ}òJ Á cí_eYÍ 8#‚ è¬f z4ÔZF GC-f z4ÔjFÀ™ f:UFÀ'ò ¯ qzJÖí× DÂv ä-ÁyoN¿Ü“ÿÒ
:€ ¶;-Ô‚„Òï]Øæ)àË ' ¤^õ
HîGå$õs y¬ÄòÞIê'6-úÈä#ë A>Ei<Í F äe*v†¥I’Ä l”+÷( … [DW_¤ü ã Ñ}î0s¶]u¯¸[D·WÈ-
¢ mNÂ5†z}Ü-¢[Ð}—‹h>¶
RcRhg ؈–æeD‘ß»” ÿ¸[Ý\Ï’(%q
¶t9F ¾ 1
ñë©)Ev³ ÂÎ+^EÖu 3 B“@R7—-¦Á 剩¤IéÏŒ¤n tÎ+îÚÒ][úq¾?K ÃaO ݲ×q·_Š 8
…Ô`>²Ž †Èº‰!¶ â貤 GÖ 4&%É\‘ýñã |§êŒÀé N ˜ÉD¾ uFàŠì-
è\‘ýz6üø N½ àŠì²Ýc˜ -#‘ïc •Ó* Q–
f1¤ß5ŸÂö õ T $‰=Ù^òW_10»\{ FP ÉT¸FºÌ lwVi ¸cñ~ý Á QйXû
T
ÌÎt/ Œ‚NC#0e»ã£ë(JÊ° [ö¦n»sýäŸ W^ï]?y-Ð·æ ƒ ÆèúÉe½dzBŽë'¿9u
Û 9 )E¹\?¹´ RÖ £j~ãcÑ(ÎršÁ§-eas¶"Œ
qæj
ÎòÄ—î' õKY³ñ /²”-‡ô¶–²ÎüÖi/ éŒN܆r·ë ëîÙjv¦{‘¥¬Ñ™Î¢¥, F©ïÑ OÜ“¥ :Óc± >÷K fyÃJÆ
¾ 6¿á 6 ¾{7ß|]n¾^Ï:,öm›ß|Ÿ G ê¯` bL?¹Q¹GCØ&^À
éu›ßH ±Ãéà³ÿ
Ym~£ÔÓ c…7
: a;À YD
tL©» ’WVSÑq±9ΠˇEU ¾€#XÝ
Ä:Ó ÓO^_!cYýêl
:Ó‚Ô}Tã´ñhCC4\!djÝ£Á "¿35
€NQ ¯z º§ 34È|?§íʾ_ؾû ÛŽÜþ
©kË ¸Ô¼
¿HÅú@ó5à p ࣠窺d÷éH éÛ& h¤ ÿQc5 ຉ n –ß0{¨˜›—Õ ðœ±_j ³š
À 4ÌýV“ . ^
tÖ’
eIÑ
© Z°š
ÐP'OÄj2À Á €N•
ðqs '$› >‹‚,óÒ\ 7—B#S Dz}qãÅ eBð¼qsfIó‹
Œ’f y€«Z
Ü'¯„ ÈÖ ÙáØÍ ´R íf Ü WìU²— Îf5#¸€ ÞèL§! ò½ù|Ü\ QJr<±7.
}B lÚ ¡íì PÓÏF…¡^êå ‘ÝBá~·[ìEµLu‰ ž B:ü¶5 îñ)µ µZ#à-¡¯œ h=>-f \-]
tV3 Î:. :k ÞãÓnFÐÝ4@
tVk ÜÆ SÕ ø4½ Î ØZmbo õ‚„ §ÝZ zãZÓ¼¬k× #xÖ¢ Y—
†D0½h`Ôe£# Ž:8p›°$•) TC2SÌ}‘¢ YÐiø § Œ‚NÃAp ¢ 9Щ; .P40
:u Á Š FA§# 9]J• ðazAR&4LÚ6w] A™ _Æb A–e ÂØÅëºøœ“’Ä´ ê0
›0>5‰¾nFÀ)-RK F"0;9k0 -Õƒ‘ ŒNÎ:Œ`zÑ ’ ªÁ ¦ Ì‚N è©-ŒD` t:Œ «z
ÌtªŒ€ Ô

‚B’O” HL
ø¯Ý w@" i PLdãsÄ ‚ öÁ~Ÿ (Œ„£ ÁUëV|¬. `ê±C ¸G ú€M¦B-
cv8êlÀ¬oE‡ !1lÀh5W‹ tf )ÐY[0 ¾Î´`wÁ u¦ ©ûˆa FA§Å :Sà èTÙ ¦ ”È c b A€K gT ¦ E
€Ý ê7 [{]Ö>`–1«W
ô2Í 6`”1kh \qzà- ° jHf–iêÕ ®0-5‹Y- è-
Ó 6` t l@ÖÛÅ‚Ža æ@§® p…i)Ð1l ¾B5éÓhŸ 5Ž«k nG{Ùh]Ÿ Ò
= ’ðÔ [- s ¤4 k !T
ò ùåú Ø ž·ÅÀì}¢Î àiÉJëR·¾ÕŒ€óH¾nF0ÆXû « - µš èÑPk - µš èÑPF0JCµô NkèÀL§ª ð
…aHpH˶]P— $ a ¦…X€@þ,/ ´HŽ ŒrG ù¼Ž-£óL|Û c ç ß*
¦Þ ²1¹Ú¢ 8FÐ^!Ç Üö¼p >Ì!
ñ½ºFà ´FÀ' †1J0¥T”Y\ó„ 4" ¶Ï¸â\Ø~¯ Á…í»°ýÊ ³|³û‚ì²@h"RWÈ9M©³$è a\ØþK‡íÃú¸ZF> Ó
ãÜ
½¸ísï_ÊŠ-\4OH‰óÞP]¹%« › ñæ—
«rã ]Š?¯<--ãY @°C²Fyš›8 $ ¶RØ4³© @ˆ,õbô”…¦úÉ ÂGLjÖi%”š¶›e¥æ ðÑ(4O‘•Õ
„ úCsŠˆ¬~ò£ðyÞ ¢æ ð±G &|*]˜ÅI˜äD´ ¨Í ÛåY›dó”÷=É q çòÁÔ£7…Æ#ÙuœŸ6‚³T-
¾@L-Y›‚ƃÜuœŸÖ¿Ï : ‡=LËL ¦ Õ²ºbì:ΟèÛû5
þÿëíéñ3ÿ|8¶ïøõ ^¬ux߯( è!ðÖzéýô¸¦)¼÷8ToÛ:p\# ö- æÿ¯i„ï=
Ð:|\Ó.×{
Ç5êTïq~,8® Šz C¢ãšB}ÿq¢óläüþã §‰ 5¥÷8¿ D ®\Ü

½ Bk÷ð…@ Ĉ ˆDˆ©k Cg*€


ì1"8S f„_ 3Âß'ÀŒ_Óð¡
@#Â qø
oz jDCÄ"Ôˆ¦‹6|¢ n°v ¾ˆX ðÉ
ÀF„o,@ hbà ÔÀk‚ À ‰` à¾ü"Ü@
Óà °×É𩶠¡ô^E˜
p ƒà@ÁlƒE_
<ô Ç(šmàF <Nx¢ Ø ÏS ˜Ü ߌ 6"¼ù Øø¢[ ž—ƒ_ }§-äß ÑtÓª ½ Bêîð—
C °ñ™Sm¦äÏ‹=lu÷óÿ ÿÿ PK ! t?9z ( - customXml/_rels/item1.xml
.rels
¢ (

„ÏÁŠ 1
à»à;”Ü Îx ‘éxY ¼‰¸àµt23ÅiSš(úö O+,ì1 ùþ¤Ý?¬î˜ÙS4ÐT5(ŒŽz-
G ?çïÕ ‹ ½ )¢ '2ì»å¢=ál¥,ñä «¢D60‰¤ Öì&
–+J Ëd ¬”2 :Ywµ#êu]otþm@÷aªCo ú Ôù™Jòÿ6 ƒwøEî 0Ê ÚÝX(\Â|Ì”¸È6 ( ¼`x·šªÜ
ºkõÇ Ý
ÿÿ PK ! §í› ! < word/fontTable.xml¼”KnÛ0 †÷ z ûFÔ#~!r`+ö2‹Â
9 -S ‘ HÆjÖ½B{ Þ«è :$e#ˆâÚBÑŠ°aÿ ŽF矻û/¼
Ti&E†¢ Œ *
¹cbŸ¡§ÍúÓ Ú ±#µ 4C/T£ûùÇ wí¬”Âè ö
=S ªŒifa¨‹Šr¢odC Ü+¥âÄÀ_µ eY²‚>Èâ™Sa ãQ¨hM
<[W¬Ñ¨ËÖ^“-•j×(YP-¡X^û|œ0 æ]uA; „CÕ Æ©
-i |–œø€† ©i 1 Rg Ç°F8Á·8…O
¿R ÚLEE”¦æ ˆ½\ Îê—£ª\^ ß0STGý@ #Ûšú=šíáƳÞâ
-0Æñb½F^‰2”ƒ2ž¤Q§ÄP”¿¦ ’œ 8&(Ìåq!‘Ï
äév¹:C N="9©ÙV1‡ªObí X")p€ï $tË´öñ×’ˆ âø5‰ „E~R ‘˜:¢×“Ø
Îî
ˆ%´„E`›"ý/ âÕéµ»– áÛåÛ–ˆ/µD„ ·Ä’€Ï÷
©Í# çØÄ? |ûõõ{w¦=Û$ÀÈ^ðH¿Þm–Iä念ÍÒ>
|Ó F£éÃxœ¯{Œ g 0Û9ÛL0-Ú,9áàšsÝb ‡ï ;H†Ùfø Y8 «W$¬m0N{$ð% pxCI, CýG×Øñá×?-ðÎï
Òä-kð%× ‡‹ƒ´›¨zþ ÿÿ PK ! Am#Ç â docProps/core.xml
¢ (

|’QOƒ0 ÇßMü
¤ïPÊ”L ,Q³'—˜¸Eã[mo[ ”¦íÆøö ØØ0Æ·ÞÝÿ~½û·éìX Þ ´ •Ì Bä d r“¡ÕrîO‘g,•œ •„
5`Ð,¿½I™JX¥áUW
´ `<G’&a*C[kU‚±a[(© œBºâºÒ%µ.Ô ¬(ÛÑ à(
c\‚¥œZŠ[ ¯ ":!9 j¯‹
À † J Ö` |ÑZÐ¥ù³¡«\)Ka åv: {Íæ¬/
ê£ ƒ°®ë žtc¸ù þX¼¼u«úB¶^1@yÊYb…- OñåèNfÿõ Ìöé!p ¦ ÚJç+ ºë9'Z«wÐÔ•æƵ "×ÇÁ0-
”u ØCG §.¨±
÷¢k ü±É©QBCÇùUi/Òp í_È£i' b·Pç_?'pÏ9’ôþ +çå åΔ ŸD>¹_’Ir %aøÙn4êo ê åi¶ ‰$ôÃØ
'ñ’L“0- Ï€Þœñ¯Ì ÿÿ PK ! ©È\ªŒ Ú ( customXml/item1.xml
¢$ ( ²I²
Î/-JN-V NÍIM.IM .©ÌIµUŠq
pÔ‹ öQR
ø%æ bJ
¹9yÅVI¶J %% VúúÅÉ ©¹‰Åzù ©y@¹´ü¢ÜÄ ·(]??--39Õ%?¹475¯DßÈÀÀL?)3)'3?½(±
£ j UŒ²³Ñ‡{ÆŽ—
ÿÿ PK ! (‡q¥Ï word/webSettings.xmlŒ ËN 1
E÷HüÃ({š E…F ©„PÙP¨ÄcŸf< H‰ Ù Ð~=æ±aÇòÚWÇÇ«õGŠÍ;° ÂÞ\.ZÓ z -zóò¼¹¸6 ‡£‹„Л#ˆY
çg«ÚUØ?A)Ú”F)( ÷f.%wÖŠŸ!9YP ÔÝDœ\ÑÈ KÓ <Ü’ K€Å^µíÒ2DWÔ@æ ÅüÒê h•xÌL-DT$Å-
^r Í Ž”KHá â ¦*Àök¬÷Ž øº½ÿN.Fª»‡; öÏ[Ã' ÿÿ PK ! ’òGÓç â doc
Props/app.xml
¢ (

œSËnÛ0 ¼ È? ºÇ”l7uŒ5ƒÀA‘CÛ °’œYje ¥H‚dŒ¸_ߥTËrÛSuš}hv4»‚»


÷Vg ôAY³ÊËI‘gh¤-•Ù-òçêóõ"ÏB ¦ Ú \åG
ù ¿ú o ú¨0dDaÂ*ßÇè–Œ ¹ÇV„ • U ë[ )ô;f›FI|°ò-E Ù´(n ¾G45Ö×n
Ì{Æå!þ/imeÒ ^ª£#Á *l ù·$G PÙ(t¥ZäóÛ9 † 6b‡ —
`=‚WëëÀ§‹ò#°-Ãz/¼ ‘
äåM1¿ 6ÊÀ½sZI É\þUIoƒmböÔÙ % `ã k¶(ß¼ŠG^ ‡ðE™¤f6 ÖCÒçÅÎ
· |ö)‰ BØJ¡qM ðFè€ÀÎ xD‘Ö» ŠDÃ!. (£õYP?iÁÓ<û. &ãVùAx%L$ S[-
tX» =¯TÔÄMµ>îà¸mŒÕœ—] ËÆDÐk Â¥ºnBxjèÛâ?Ä–c± †^êHÎ
3þ`]ÛÖ s¤á "‡ „gWÙ‡t4¿=¼LŽVÿªâ~ë„ì®e1¥]œ `Tƒ-
Ö´Õ ã9 d¸×i,½kvXŸzþ.¤³zé Y^N' =Ý rt
Ã¿Ä ÿÿ PK - ! „ì
8Õ å [Content_Types].xmlPK - ! É} ø Þ
_rels/.relsPK - ! -
é ] Ï B word/_rels/document.xml.relsPK -
! Oµ¥Ú³J F— á word/document.xmlPK -
! XëCûŒ = ÃT word/header1.xmlPK -
! ˜Bhy£ e }W word/endnotes.xmlPK -
! I›&ž‡ OY word/header2.xmlPK - ! dLUOB
ÉC [ word/footnotes.xmlPK -
! µ* i¶ ’ vg word/footer1.xmlPK -
! Q æ a Zi word/_rels/footnotes.xml.relsPK -
! –µ-â– P {j word/theme/theme1.xmlPK -
! ,Ȇ
^" dj Dq docProps/thumbnail.wmfPK -
! Z"(ÄF ‰ Ö“ word/settings.xmlPK - ! ®û‘
à U Kš customXml/itemProps1.xmlPK - ! ðà6r€
±G ‰› word/styles.xmlPK -
! è¦ DÓ %Y 6¥ word/numbering.xmlPK -
! t?9z ( - 9º customXml/_rels/item1.xml.relsPK -
! §í› ! < ?¼ word/fontTable.xmlPK -
! Am#Ç â ¾ docProps/core.xmlPK -
! ©È\ªŒ Ú HÁ customXml/item1.xmlPK -
! (‡q¥Ï - word/webSettings.xmlPK -
! ’òGÓç â .à docProps/app.xmlPK œ KÆ
BAB IV

ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT


KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL
PADA YBM BRI

A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa

Yusuf al-Qardhawi menyatakan bahwa di antara hal yang sangat

penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah

penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik

keahlian yang dilakukannya secara sendiri maupun secara bersama-sama.

Yang dilakukan sendiri, misalnya profesi dokter, arsitek, ahli hukum,

penjahit, pelukis, dan lain sebagainya. Yang dilakukan secara bersama-

sama, misalnya pegawai (pemerintah maupun swasta) dengan menggunakan

sistem upah atau gaji. 1

Dalam sepuluh tahun terakhir ini memang ada kemajuan yang cukup

pesat dalam penggalangan dana ZIS yang dilakukan oleh lembaga sosial

Islam di Indonesia, seperti: Dompet Dhuafa Republika (DD) di Jakarta,

Darut Tauhid (DT) di Bandung, dan POS Keadilan Peduli Ummat (PKPU) d

jakarta. 2

Begitu juga dengan YBM BRI setiap tahunnya selalu ada kemajuan

dalam melakukan kegiatan penghimpunan dana ZIS. Total dana yang telah

diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001 sampai Tahun 2009

1
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002),
h. 93
2
Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di
Indonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 4

55
56

sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi ke YBM-

BRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan

mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan

sebesar 45%. Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding

kenaikan pada Tahun 2008, yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI

mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau melihat rangking kenaikan, maka

kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat ke-3. Peringkat pertama

Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun 2008 dengan

kenaikan sebesar 89%. 3

Sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI selalu

mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang

paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%.

Untuk saat ini dalam mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di

lingkungan BRI, YBM BRI melakukan penghimpunan dana melalui surat

kuasa sebagai strategi penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja

BRI muslim. Terbukti untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009

sebesar 19,17% (zakat sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah

muzakki sekitar 9.000 melalui pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI

kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan BRI, dan pemotongan yang masih

manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27% dari jumlah karyawan

BRI yang muslim.

Strategi fundraising melalui surat kuasa adalah upaya, cara YBM

BRI dalam menghimpun dana ZIS dari setiap karyawan BRI yang

3
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 1
57

sudah memenuhi syarat, ketentuan, dan tidak keberatan upahnya untuk

dipotong dengan cara mengisi surat kuasa di bagian MSDM melalui unit

kerjanya, sehingga secara otomatis upah akan terpotong setiap bulannya

sampai adanya pembatalan surat kuasa dari karyawan yang bersangkutan.4

Menurut Nasir Tajang selaku ketua harian YBM BRI, ada dua

alasan yang mendasar penggunaan surat kuasa dalam menggalang dana ZIS

di lingkungan pekerja BRI. Pertama, belum adanya kewajiban pemotongan

upah (zakat profesi) seluruh pekerja BRI muslim secara otomatis untuk

membayar zakat. Kedua, tingkat loyalitas pekerja BRI masih cukup tinggi,

sehingga dengan adanya surat edaran himbauan untuk berzakat yang

ditandatangani oleh Direksi dan Sekretaris cukup memberikan respon

terhadap surat itu. 5

Strategi fundraising melalui surat kuasa yang digunakan oleh YBM

BRI tentunya mempunyai keistimewaan dibandingkan strategi fundraising

yang dilakukan lembaga zakat lainnya, antara lain yaitu:

a. Tepat sasaran sesuai dengan target fundraising YBM BRI yaitu para

pekerja BRI yang beragama Islam.

b. Tidak banyak membutuhkan sumber daya manusia untuk melakukan

penghimpunan dana ZIS.

c. Dana ZIS dapat terhimpun dengan cepat, karena upah pekerja BRI

terpotong secara otomatis.

d. Biaya pengeluaran operasional untuk kegiatan fundraising dapat

diminimalisir.

4
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
5
Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
Mei 2010
58

1. Perumusan Strategi Penghimpunan Zakat

Adapun perumusan strategi penghimpunan zakat, infak dan shadaqoh

adalah sebagai berikut: 6

a. Menentukan Kebutuhan

Titik tolak dalam merumuskan strategi pengumpulan dana zakat adalah

menentukan kebutuhan lemabaga, hal ini dapat dilakukan pada tiga

tingkat :

1) Agar bisa terus melakukan kegiatan

Dari hasil data penerimaan tahun 2009 dana yang terkumpul

baik dari karyawan BRI maupun dari muzakki lainnya, dana ZIS

yang terhimpun YBM BRI secara keseluruhan lebih dari 11

milyar rupiah. Dana yang cukup banyak untuk melaksanakan

program dan membiayai operasional YBM BRI. Dengan dana

tersebut kegiatan yang sudah direncanakan untuk jangka waktu

satu tahun dapat terlaksana dengan baik.

2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus

bertambah.

Untuk sementara ini YBM BRI lebih memfokuskan untuk lebih

giat lagi mensosialisasikan YBM BRI kepada setiap pekerja

BRI, dengan tujuan mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS.

Mengingat potensi dana ZIS yang ada di lingkungan pekerja

BRI sangat besar kurang lebih 3 milyar rupiah setiap bulannya,

dan untuk sekarang ini potensi yang baru terkumpul kurang

lebih 25% dari potensi yang ada. 7

6
Michael Norton, Menggalang Dana, (jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 51
7
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
59

3) Perkembangan lembaga di masa depan

Lembaga pada umumnya tidak tinggal diam. Sering ada

momentum untuk berkembang dan memperluas kegiatan.

Sukses dengan satu proyek tidak saja memberi lembaga itu rasa

percaya diri, tetapi juga melahirkan berbagai macam ide

mengenai hal-hal lain yang dapat dilakukannya. Untuk saat ini

penghimpunan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI tidak hanya

melalui surat kuasa pemotongan upah gaji karyawan, tetapi juga

melalui BRI Banking Mobile, sehingga mempermudah nasabah

untuk bersazakat, infaq, shadaqah dan kurban. Dengan

demikian, potensi zakat yang besar di lingkungan BRI, yang

selama ini masih belum optimal, bisa lebih optimal lagi. Dan

kedepannya untuk mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS,

YBM BRI juga sedang mengusahakan berzakat, infaq dan

shadaqah melalui ATM.

b. Perkembangan Lembaga

Di samping tugas menyangkut dana, sebuah lembaga juga perlu

membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada beberapa

faktor yang perlu dipertimbangkan : 8

1) Pengembangan Modal

Badan Amil Zakat (BAZ)/Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau,

biasa disebut Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) menyepakati

pentingnya penyaluran dana zakat untuk modal usaha. artinya,

8
Ibid, h. 54
60

peluang untuk mendapatkan dana bagi wirausaha untuk modal

cukup terbuka. 9

Dalam hal pengembangan modal YBM BRI tidak jauh berbeda

dengan lembaga zakat yang lainnya yaitu dengan cara

memberikan modal kepada masyarakat untuk memulai kerja atau

membuat usaha sendiri yang direkomendasikan oleh agen-agen

sosial di wilayahnya dan secara tidak langsung mereka akan

bertanggung jawab dengan pembinaan dalam bidang usaha.

dengan cara ini dana yang ada dapat bergulir terus menerus

sehingga kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi.10

2) Dana Abadi (Corpus Fund )

Banyak lembaga yang punya rencana untuk mengembangkan

dana abadi yang dapat diinvestasikan untuk menghasilkan

pendapatan secara teratur bagi lembaga.

Dalam hal ini dana abadi yang dimiliki YBM BRI belum

dikotak-katik. Saat ini, dana abadi yang dimilki YBM BRI hanya

berfungsi sebagai cadangan pembiayaan lembaga ketika lembaga

mengalami penurunan yang kurang baik.11

3) Mengembangkan Landasan Keanggotaan dan Pendukung

Dalam hal ini YBM BRI masih terfokus menarik para pekerja

BRI untuk bisa membayarkan ZIS nya kepada YBM BRI

dengan tujuan mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di

lingkungan BRI dan memperkuat lembaga.

9
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 2
10
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
11
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
61

c. Menilai Peluang

Sebelum memutuskan sumber-sumber mana yang akan digali, anda

perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

1) Pengalaman di masa lalu. Terbukti dari setiap tahunnya

pengumpulan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI sangat

meningkat, sebagai contoh pada tahun 2009 YBM BRI dapat

menghimpun dana lebih dari 11 milyar rupiah meningkat 45%

dari hasil penghimpunan dana ZIS pada tahun 2008 yaitu kurang

lebih 8 milyar rupiah, ini menunjukan keberhasilan YBM BRI

dalam hal fundraising dana ZIS.

2) Pendukung yang sewajarnya. Setiap masyarakat maupun

pemerintah khususnya para pekerja di lingkungan BRI

mendukung program yang diadakan YBM BRI.

3) Sumber daya dan keahlian yang dimiliki. Setiap para pekerja

YBM BRI selalu diikut sertakan dalam pelatihan pengetahuan

tentang pengelolaan lembaga ZIS, sehingga YBM BRI memiliki

amil yang profesional, memiliki pengalaman, serta wawasan

tentang ZIS.

4) Peluang yang terbuka. BRI memiliki kurang lebih 62 ribu

karyawan dengan potensi dana ZIS kurang lebih 3 milyar per

bulannya jika potensi itu bisa dimaksimalkan. Untuk sekarang ini

YBM BRI baru menghimpun sekitar 25% dari potensi dana ZIS

yang ada. 12

12
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
62

Sejauh ini YBM BRI melakukan strategi melalui komunikasi,

baik komunikasi langsung maupun melalui media yang digunakan

sebagai strategi fundraising melalui surat kuasa kepada para pekerja

BRI. Ada beberapa bentuk strategi yang diterapkan, antara lain:

a. Komunikasi publikasi tentang kegiatan YBM BRI secara langsung

atau melalui media.

b. Melibatkan para pekerja BRI untuk merekomendasikan, membina

dan mengawasi mustahik (menjadi agen sosial).

c. Melibatkan agen sosial untuk mengkomunikasikan setiap kegiatan

program YBM BRI kepada temannya yang lain, sehingga yang

diharapkan ada kepedulian dari temannya ikut serta membayarkan

ZIS nya dan langsung ikut terlibat menjadi agen sosial.

d. Kemudahan akses keuangan dalam bentuk laporan keuangan untuk

donator dan masyarakat luas, termasuk yang diaudit oleh akuntan

publik. 13

2. Analisis SWOT

Siapa pun yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan

perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui bahwa

analisis “SWOT” merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh

apabila digunakan dengan tepat. 14

13
Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
Mei 2010
14
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), cet. Ke-5,
h. 172
63

Untuk membuat/menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi

yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh

mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan tersebut

dapat dibagi dua yaitu :

a. Lingkungan Eksternal (Lingkungan Luar Perusahaan)

b. Lingkungan Internal (Lingkungan dalam Perusahaan). 15

SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan

Weakness (kelemahan) internal dari suatu perusahaan serta

Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) lingkungan yang

dihadapinya. Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan teknis

historis yang terkenal di mana para manajer menciptakan gambaran

umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. 16

Dengan melakukan analisi SWOT, maka suatu lembaga diharapkan

dapat :

a) Mengembangkan metode-metode penggalangan dana yang dibangun

di atas kekuatan lembaga

b) Menghindari kelemahan-kelemahan atau mencari untuk cara

mengimbangi kelemahan-kelemahan itu

c) Meraih peluang-peluang yang terbuka

d) Mengembangkan cara-cara untuk mengatasi ancaman-ancaman yang

muncul. 17

15
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir
Strategik,(Jakarta : Binarupa Aksara,1996), h. 47
16
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian.Penerjemah Yanivi Bachtiar dan Christine (Jakarta:Salemba Empat, 2008), h. 200
17
Michael Norton, h. 70
64

1) Strength (kekuatan)

Kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang

dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang

membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan

pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang

dilayaninya. 18 Dalam hal ini YBM BRI memiliki kekuatan yang

relative besar untuk menghimpun dana ZIS, diantaranya: 19

a. Memiliki 62.000 karyawan yang menjadi sasaran fundraising

ZIS

b. Merupakan Bank terbesar di Indonesia dan mempunyai

reputasi yang baik

c. Penghasilan yang terus meningkat

d. Memiliki sistem yang baik dalam strategi fundraising dana

ZIS.

2) Weakness (kelemahan)

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu

atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif

terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan secara efektif. 20 Melalui kelemahan ini

diharapkan YBM BRI memiliki motivasi untuk dapat mengatasi

masalah yang sedang dihadapi dengan tujuan tercapainya visi

dan misi sebagai lembaga sosial. Kelemahan YBM BRI adalah: 21

18
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201
19
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
20
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 202
21
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
65

a. Sosialisasi yang belum optimal tentang keberadaan YBM

BRI

b. Terbatasnya SDM (Sumber Daya Manusia)

3) Opportunity (peluang)

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam

lingkungan suatu perusahaan. 22 YBM BRI merupakan lembaga

ZIS yang masih baru, namun jika melihat pada peluang yang ada

YBM BRI memiliki potensi yang sangat besar dalam

penghimpunan dana ZIS. Peluangnya antara lain: 23

a. Memiliki 16 anak perusahaan

b. Dana ZIS dari karyawan BRI

c. Dana ZIS dari nasabah BRI

d. Adanya kerjasama dengan media sebagai tempat

mempromosikan program dan penghimpunan dana ZIS.

4) Threath (ancaman)

Ancaman merupakan situasi utama yaang tidak menguntungkan

dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan

penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat

ini atau yang diinginkan. 24 Mengingat YBM BRI merupakan

lembaga yang bergerak di bidang sosial, maka YBM BRI tidak

menganggap bahwa lembaga sosial yang lainnya sebagai pesaing

22
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201
23
Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
24
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201
66

yang menjadikan ancaman bagi YBM BRI. Namun ada sesuatu

yang menjadi ancaman di dalam tubuh YBM BRI itu sendiri,

yaitu dikhawatirkan adanya amil (karyawan) YBM BRI yang

tidak jujur dan tidak amanah dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pengelola dana ZIS yang diamanahkan masyarakat,

sehingga berkurangnya kepercayaan muzakki terhadap YBM BRI

sebagai lembaga sosial yang ikut serta mensejahterakan para

mustahik. 25

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Dana ZIS

Melalui Sistem Surat Kuasa 26

a. Tujuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/shadaqah Pekerja

Muslim BRI

1) Mengoptimalkan pengumpulan dan penyaluran zakat,

infaq/shadaqah di lingkungan BRI

2) Mejamin kepastian dan disiplin pembayar zakat, infaq/shadaqah

Pekerja BRI

3) Mencapai eefektifitas, efisiensi dan sasaran yang tepat dalam

pengunaan harta zakat, infaq/shadaqah

b. Ketentuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah

1) Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi, infaq/shadaqah

adalah seluruh pekerja BRI:

a. Beragama Islam
25
Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
26
http://ybmbri.or.id/download/567993SE%20No.%20555%20Thn%202009%20ttg%20P
emotongan%20Upah%20Untuk%20ZIS.pdf diakses pada 28 April 2010, jam15.55
67

b. Pekerja Aktif atau MPP

c. Pekerja Dalam Masa Percobaan dan Kontrak BRI

d. Telah menandatangani Surat Kuasa pemotongan upah

kepada Divisi MSDM

2) Minimum nominal penghasilan yang dikenakan pemotongan

zakat, infaq/shadaqah adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)

yang diterima Pekerja dari Perusahaan.

3) Penghasilan Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi,

infaq/shadaqah adalah Upah Bulanan, Tunjangan Cuti Besar dan

Cuti Tahunan, Tunjangan Hari Raya, Insentif dan Bonus.

4) Besarnya potongan Zakat, Infaq/Shadaqah sebagai berikut :

a. Potongan Zakat Profesi minimum sebesar 2,5% atau

prosentase tertentu yang ditetapkan oleh pekerja dari

Take Home Pay (THP) atau setiap pengahsilan yang

diterima Pekerja.

Catatan : dalam hal potongan zakat profesi tersebut kurang

dari 2,5%, maka pekerja yang bersangkutan, agar memenuhi

dan melakukan sendiri penyaluran kekurangan zakatnya

kepada yang berhak menurut syariat Islam.

b. Potongan Infaq/shadaqah ditentukan Pekerja pada Surat

Kuasa.
68

c. Mekanisme Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Sahadaqah

1) Masing-masing Pekerja membuat Surat Kuasa Pemotongan

Upah dan mengirimkan Surat Kuasa tersebut ke Divisi MSDM

melalui Unit Kerjanya.

2) Masing-masing Unit Kerja meneruskan Surat Kuasa

Pemotongan Upah yang telah dibuat oleh Pekerjanya.

3) Pemotongan Zakat, Infaq/Shadaqah dilakukan oleh Divisi

MSDM pada saat Salary Crediting ke masing-masing rekening

Pekerja BRI.

4) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah bagi pekerja

dicantumkan dalam Slip Upah masing-masing Pekerja dengan

keterangan :

a. Potongan Zakat

b. Potongan Zakat Cuti (CT/CB)

c. Potongan Zakat Insentif

d. Potongan Zakat Bonus

e. Potongan Zakat THRK

f. Adapun potongan Infaq/Shadaqah tercantum dalam Potongan

lain-lain

5) YBM BRI mengeluarkan bukti penerimaan Zakat,

Infaq/Shadaqah sesuai format yang diatur oleh Kantor Pajak

6) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah akan terus dilakukan

sampai Pekerja yang bersangkutan menuliskan surat pencabutan

Surat Kuasa Pemotongan Upah ke Divisi MSDM dan dikirim ke

YBM BRI.
69

d. Monitoring Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah

1) Monitoring pemotongan Upah dilakukan oleh :

Unit Kerja Petugas Monitoring


No
1 Bagian Administrasi MSDM
Kantor Pusat
2 KCK, Kanwil, Kanins dan Bagian SDM/Seksi SDM
Sendik
3 SPI/Rutang
Kantor Cabang

2) Apabila ditemukan kelebihan pemotongan Zakat,

Infaq/Shadaqah (retro zakat minus pada slip upah), petugas

monitoring pemotongan upah menyampaikan pemberitahuan

daftar kelebihan pemotongan upah untuk zakat, infaq/shadaqah

kepada YBM BRI.

3) YBM BRI berkewajiban mengkreditkan kelebihan pemotongan

zakat profesi, infaq/shadaqah ke rekening Pekerja yang

bersangkutan dan menyampaikan laporannya ke petugas

monitoring pemotongan upah.

e. Pelimpahan Dana ZIS (Zakat, Infaq/Shadaqah) oleh Divisi

MSDM

1) Dana ZIS yang terkumpul dari pemotongan upah pekerja Kantor

Pusat dan KCK dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat.

2) Dana ZIS yang terkumpul dari pekerja BRI Kanwil, Kanins, dan

Kanca dilimpahkan sebagai berikut :

a. Sebesar 50% dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat.


70

b. Sebesar 50% dilimpahkan ke masing-masing Rekenig YBM

BRI Kanwil, Kanins, Kanca dan Sendik.

f. Pengiriman Surat Kuasa Pemotongan Upah

1) Masing-masing Unit Kerja menyebarkan Surat Kuasa

Pemotongan Upah ke seluruh Pekerja.

2) Unit Kerja mengkoordinir Surat Kuasa Pemotongan upah dan

mengirimkannya ke Divisi MSDM.

a. Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM sebelum tanggal

10 maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat

salary crediting bulan tersebut.

b. Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM setelah tanggal 10

maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat salary

craditing bulan berikutnya.

B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM-BRI

Pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS merupakan salah satu

faktor yang dijadikan tolok ukur bagi umat Islam untuk memilih lembaga yang

dipercaya dalam pengelolaan ZIS. Kekhawatiran umat Islam bahwa dana yang

ada sampai atau tidak kepada yang berhak sering menjadi penyebab kurang

berdayanya lembaga amil yang ada. 27

Keputusan Menteri Agama tentang pelaksanaan undang-undang nomor

38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab V pasal 28, telah mengatur

persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, yaitu:

27
Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h.
18
71

1. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan

berdasarkan persyaratan sebagai berikut:

a. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan ashnaf,

yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, sabilillah dan ibnu

sabil.

b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi

kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.

c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.

2. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif

dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut:

a. Apabila pendayagunaan zakat sebaagaimana dimaksud pada ayat 1

sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.

b. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.

c. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.

Beberapa komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas

pendayagunaan harta ZIS, meliputi: harta ZIS yang telah terkumpul, para

mustahik, para pengelola dan aturan pengelolaan/manajemen, serta wilayah

keutaamaan dan kepemimpinan. 28

Pemberdayaan atau pendayagunaan adalah penyaluran zakat yang

disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan

fakir miskin) dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target

ini adalah target besar yabg tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam

waktu singkat. Untuk itu, penyaluran zakat disertai dengan pemahaman yang

28
Ibid., h. 38
72

utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahan

adalah kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga

kita dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah

dicanangkan. 29

Upaya pemberdayaan kaum dhuafa dan perbaikan kondisi ekonomi

umat merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan penanganan serius,

terencana dan terprogram secara sistematik dan terstruktur. Upaya ini tentunya

memerlukan dukungan penuh berupa komitmen yang serius dan konsisten

secara terkoordinir dari berbagai pihak terhadap tersebut. 30

Dalam melaksanakan Pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS,

YBM BRI melibatkan BRI di setiap cabang dan unit-unit, karena disetiap

wilayah ada BRI unit-unit dan berfungsi sebagai agen-agen sosial yang

merekomendasikan mustahik, mereka akan menyalurkan ke tempat di wilayah

seluruh Indonesia melalui rekomendasi pengurus-pengurus masjid bekerjasama

dengan BRI di seluruh Indonesia unit, kanwil, kanin, cabang, pembantu dan

tentunya BRI Syari’ah. 31 Pendayagunaan melalui agen sosial mempunyai

kelebihan, antara lain:

a. Melibatkan para pekerja dan pensiunan BRI dalam upaya membantu

merekomendasikan mustahiq yang ada di wilayah tempat tinggalnya.

b. Tepat sasaran dalam upaya pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS

kepada mustahiq.

29
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25
30
Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 115
31
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
73

c. Membantu YBM BRI dalam upaya pembinaan dan pengawasan terhadap

mustahiq.

d. Membantu mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI.

Disamping kelebihan, pendayagunaan melalui agen sosial juga

mempunyai kelemahan, yaitu: Tidak amanah dalam mendistribusikan bantuan

kepada mustahiq, dan mementingkan keluarganya untuk direkomendasikan

mendapat bantuan dibandingkan orang lain yang lebih membutuhkan.

Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada

tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya

(Tahun 2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan

penyaluran pada tahun 2008 yaitu sebesar 93% dibandingkan tahun

sebelumnya. Adapun total dana yang telah disalurkan YBM-BRI dari Tahun

2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan jumlah penerima bantuan

(mustahik) sebesar 145.962. 32

Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami

penurunan yang sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824

mustahik, yang mana pada Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan

ini disebabkan karena penurunan kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya

bencana, terutama bencana banjir yang selama ini dibantu dengan pemberian

nasi bungkus.

1. Standar Operasional Prosedur Pendayagunaan Melalui Agen Sosial 33

32
Laporan kinerja YBM BRI tahun 2009, h. 5
33
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
74

1) Acuan Program Pendayagunaan

a. Upaya Meningkatkan Kadar Keimanan & Ketakwaan Mustahik.

b. Penekanan kepada musuh-musuh besar Kemiskinan dan

kebodohan (Keterampilan, Pendidikan dan Modal Kerja).

c. Berbasis potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah

d. Pemberdayaan suku Tempatan

e. Memposisikan Mustahik sebagai Mitra

2) Tugas Agen Sosial

e. Merekomendasikan mustahik

f. Menjadi perwakilan YBM BRI untuk berkomunikasi dengan

mustahik.

g. Memberikan pembinaan dan motivasi terhadap mustahik.

h. Melakukan pengawasan terhadap mustahik yang sudah

mendapatkan bantuan.

i. Mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI

kepada masyarakat dan pekerja BRI.

3) Persyaratan Menjadi Agen Sosial

Sebatas ini tidak ada persyaratan yang ketat untuk menjadi agen

sosial, hanya saja YBM BRI memfokuskan pekerja dan pensiunan

BRI yang amanah untuk dilibatkan menjadi agen sosial. Tetapi tidak

menutup kemungkinan masyarakat umum yang dapat dipercaya bisa

untuk menjadi agen sosial.

4) Mekanisme Merekomendasikan calon Mustahik


75

a. Agen sosial menggambarkan tentang keadaan calon mustahik

kepada pengurus YBM BRI.

b. YBM BRI memberikan formulir beserta persyaratan untuk

melengkapi dokumen sesuai bantuan yang diajukan.

Adapun isi formulir secara umum adalah sebagai berikut:

a) Biodata Pemohon

b) Kondisi Tempat Kediaman

c) Keahlian

d) Identitas Tanggungan Pemohon

e) Informasi Kepemilikan Harta Pemohon

f) Informasi Sumber Pendapatan Pemohon

g) Informasi Pengeluaran Pemohon/Bulan

h) Informasi Usaha (bagi pemohon bantuan usaha)

i) Informasi Prestasi Calon Penerima Beasiswa (bagi pemohon

bantuan beasiswa)

j) Pemberi Rekomendasi

k) Pengesahan Pemberi Rekomendasi (pekerja BRI)

l) Pengakuan Pemohon

Sedangkan dokumen yang harus dilengkapi adalah sebagai

berikut:

a) Photocopy Kartu Identitas (KTP)

b) Photocopy Kartu Keluarga (KK)

c) Surat Rekomendasi Masjid setempat

d) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon


76

c. Calon mustahik mengisi formulir dan melengkapi persyaratan yang

dibutuhkan dengan dibantu oleh agen sosial.

d. Agen sosial dan mustahik menyerahkan formulir dan kelengkapan

dokumen untuk dipelajari oleh YBM BRI.

e. Jika memang layak untuk dibantu, maka YBM BRI akan

memberikan bantuan yang akan diserahkan melalui agen sosial

tersebut.

5) Sistem Pengawasan

Dalam usaha pembinaan dan pengawasan agen sosial

melakukan komunikasi setiap bulannya dengan mustahik tentang

perkembangannya, setelah itu agen sosial akan berkoordinasi dengan

pihak YBM BRI tentang informasi yang didapat dari mustahik

binaannya. YBM BRI akan melanjutkan atau tidaknya untuk

memberikan bantuan kepada mustahik binaannya, setelah

mendapatkan informasi dari agen sosial tentang perkembangan

mustahik binaannya. 34

2. Program Pendayagunaan dana ZIS pada YBM BRI

Untuk penyaluran dana ZIS agar sesuai dengan yang disyari’atkan

dalam ajaran Islam, maka dana ZIS yang dihimpun oleh BAZ/LAZ

selanjutnya didistribusikan untuk didayagunakan kepada para mustahik.

Para mustahik (kelompok penerima zakat) ini diorganisasikan dan

ditentukan sesuai dengan ketentuan khusus dalam agama Islam, yaitu

diperuntukkan bagi penerima zakat. Cara pendayagunaan antara bentuk

34
Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tajang. Jakarta, 25
Mei 2010
77

konsumtif dan produktif atau usaha untuk memajukan pendidikan dan

perbaikan ekonomi jangka lama, misalnya perbaikan pertanian dan sarana

irigasi. 35

Pendayagunaan zakat dapat diartikan sebagai upaya pemberdayaan

mustahik sebagai sasaran dengan memproduktifkan dana zakat. Al-Qur’an

secara jelas menyebutkan bahwa sasaran zakat ada delapan asnaf.

Begitupun juga dengan YBM-BRI dalam menyalurkan dan

mendayagunakan dana ZIS mengacu kepada surat At-Taubah ayat 60,

sebagai berikut:



⌧ ⌧ ☺

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 60)

Berdasarkan ayat tersebutlah identivikasi mustahik itu bisa

dilakukan, mana yang berhak menerima dana dan mana yang tidak berhak

menerima dana ZIS. Rujukan dari ayat al-Qur’an tadi menjadi prinsip dan

pegangan utama dalam mendistribusikan dana ZIS. Secara formal memang

dalam mendistribusikan dana ZIS YBM BRI masih merujuk delapan asnaf

35
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN Malang, 2008), h.
306
78

yang telah ditetapkan namun dalam praktiknya pemanfaatan dana juga

diperuntukkan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok

besar yaitu:

a. Kelompok Permanen

Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil dan muallaf.

Empat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada di wilayah

kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran dana

kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama walaupun

secara individu penerima berganti-ganti.

b. Kelompok Temporer

Termasuk dalam kelompok ini adalah riqob, ghorimin, fisbilillah, dan

ibnu sabil, empat golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu ada

di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat. Kalaupun ada maka

penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus menerus atau tidak

dalam waktu panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat

pada empat golongan ini. 36

Dalam menentukan kriretria mustahik, YBM BRI mencoba

melakukan pendekatan hitungan had al kifayah (batas kecukupan)

melalui tinjauan konsumsi (makanan, pakaian dan tempat tinggal) dan

pendidikan. Seseorang yang berpendidikan lebih baik, maka cenderung

memiliki pendapatan yang lebih tinggi sehingga akan rendah

peluangnya untuk menjadi miskin. Inilah alasan mendasar kenapa

36
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 23
79

YBM BRI menetapkan had al-kifayah dengan melakukan pendekatan

konsumsi dan pendidikan.

Penyusunan had al-kifayah di YBM BRI berdasarkan atas

hitungan hasil survey Biro Pusat Statistik tahun 2002, dengan

tambahan beberapa kriteria pendidikan dan non ekonomi lainnya,

seperti sosial, psikologis serta kebiasaan patologis serta kondisi

lingkungan setempat, terutama kondisi di seluruh cabang-cabang BRI

di daerah.

Ketentuan had al-kifayah yang dibuat oleh YBM BRI ini

digunakan untuk menyalurkan dana ZIS yang dikumpulkan dari

karyawan BRI di seluruh Indonesia melalui cabang-cabang di seluruh

Indonesia. 37

Semua bantuan yang disalurkan YBM BRI pada prinsipnya

selalu berpatokan pada kriteria mustahik.

1. Asnaf Fuqaraa dan Masakin

Orang miskin disamping tidak mampu di bidang finansial,

mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan akses. Untuk mencapai

tujuan zakat sebagai upaya membantu masyarakat miskin keluar dari

krisis yang menghimpit mereka. 38

Fuqaraa adalah orang Islam yang tidak memiliki harta atau

pekerjaan atau ada pendapatan tetapi tidak mencapai 50% dari had

kifayah (batas kecukupan) untuk keperluan diri dan keperluan

37
Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara (Jakarta:
FOZ, 2006), h. 151-154
38
Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 20
80

tanggungannya. Sedangkan Masakin (miskin) adalah orang Islam

yang memiliki harta atau pendapatan halal yang hanya bisa memenuhi

50% dari kebutuhan diri atau keperluan diri tanggungannya tetapi

tidak mencapai had kifayah.

Jenis bantuan yang dapat diberikan:

1) Bantuan Hidup

2) Bantuan Pendidikan

3) Bantuan Kesehatan

4) Modal Kerja/usaha Keterampilan.

2. Asnaf Muallaf

Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang

yang lemah niatnya untuk memasuki Islam. Mereka diberi bagian dari

zakat agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat. Mereka terdiri

atas dua macam: Muslim dan Kafir

Kelompok kafir terdiri atas dua bagian, yaitu orang-orang yang

diharapkan kebaikannya bisa muncul, dan orang-orang yang ditakuti

kejelekannya.

Adapun mua’allaf yang sudah Muslim boleh diberi bagian

zakat, karena kita perlu menarik perhatian mereka, dengan alasan-

alasan berikut:

1. Mereka adalah orang-orang yang lemah niatnya untuk memeluk

Islam. Mereka diberi bagian zakat agar kuat niatnya dalam

memeluk Islam.
81

2. Kepala suku yang Muslim yang dihormati oleh kaumnya. Mereka

diberi bagian dari zakat agar mereka tetap memeluk Islam.

3. Orang-orang Muslim yang bertempat tinggal di wilayah kaum

Muslim yang berbatasan dengan orang-orang kafir, untuk menjaga

agar orang-orang kafir tidak memerangi kita.

4. Orang yang memungut zakat dari suatu kaum yang tidak

memungkinkan pengiriman pengambil zakat itu sampai kepada

mereka, meskipun pada dasarnya mereka tidak enggan

mengeluarkan zakat. 39

Jenis bantuan yang dapat diberikan:

a) Bantuan Hidup

b) Bantuan Pendidikan

c) Bantuan Al-Quran/Hadis dan buku-buku agama lainnya

d) Bantuan Kesehatan

e) Modal Kerja/usaha Keterampilan

3. Asnaf Riqab

Sejalan dengan perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah

seperti pada masa pra Islam mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi

perbudakan dalam bentuk lain masih banyak. Misalnya, masyarakat

Islam yang tertindas baik oleh penjajah atau dominasi golongan lain.40

Dengan kata lain hamba Islam atau orang yang terbelenggu di bawah

39
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Penerjemah Agus Effendi dan
Bahruddin Fanamy (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 283
40
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 14
82

satu kuasa yang menghalangi kebebasan dirinya untuk menjalankan

syariat Islam.

Jenis bantuan yang dapat diberikan:

a) Bantuan Pemulihan Aqidah dan Akhlak

b) Bantuan Hidup

c) Modal Kerja/ usaha keterampilan

4. Asnaf Gharimin

Yakni orang muslim yang tidak memiliki sumber untuk

membayar utangnya untuk kebutuhan asasinya (seperti makan,

sekolah, dan berobat) yang diharuskan segera membayar.

Pemahaman terhadap gharim dalam sebagian besar literatur

tafsir atau fiqih dibatasi pada orang yang punya hutang untuk

keperluannya sendiri dan dana dari zakat diberikan untuk

membebaskannya dari hutang. Namun beberapa pendapat

membedakannya kepada dua kelompok, yaitu orang yang berhutang

untuk keperluannya sendiri dan orang yang berhutang untuk

kepentingan orang lain. Aliran Syafi’iyyah menyatakan bahwa gharim

meliputi: 1) hutang karena mendamaikan dua orang yang bersengketa,

2) hutang untuk kepentingan pribadi, 3) hutang karena orang lain. 41

Zakat pada gharim adalah pembatasan puncak keluhuran

sasaran sosial dalam bantuan, pertolongan, kesejahteraan, dan

41
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 302
83

menjadikan gharim tidak putus asa dan mengangkat mereka untuk

menjadi teguh, kokoh, dan tetap dalam kebaikan dan kesejahteraan. 42

Jenis bantuan yang dapat diberikan:

a) Meringankan beban utangnya

b) Memberikan bantuan sembako

5. Asnaf Fisabilillah

Fisabilillah adalah perjuangan, usaha dan aktivitas untuk

menegakkan dan meninggikan agama Allah.

Jaminan sosial untuk para penerima zakat kususnya bagi fi

sabilillah adalah untuk menjamin kebutuhan kesejahteraan umum bagi

individu, masyarakat serta aktivitas untuk menegakkan agama dan

dunia secara bersamaan. 43

Jenis bantuan yang dapat diberikan berupa : Bantuan sarana

ibadah, dakwah dan Pendidikan.

6. Asnaf Ibnu Sabil

Yakni musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan untuk

hal-hal baik atau dakwah. Atau karena musibah yang menyebabkan

kehabisan bekal.

Ibnu Sabil sebagai penerima zakat sering dipahami dengan

orang yang kehabisan biaya di perjalanan ke suatu tempat bukan untuk

maksiat. Tujuan pemberian zakat untuk mengatasi ketelantaran,

meskipun di kampung halamannya ia termasuk mampu. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa Islam memberikan perhatian kepada


42
Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak (Yoyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 2003), h. 236
43
Ibid, h. 246
84

orang yang terlantar. Penerima zakat pada kelompok ini disebabkan

oleh ketidakmampuan yang sementara. 44

Jenis bantuan yang dapat diberikan:

a) Bantuan Pemenuhan kebutuhan sesaat

b) Bantuan Transportasi.

Meski telah ditentukan asnafnya ada delapan, namun LPZ

mesti memiliki inovasi pendayagunaan zakat. Inovasi ini penting agar

dana zakat yang dihimpun betul-betul memiliki daya manfaat serta

dampak yang luas dan jangka panjang. Daya manfaat bisa diukur dari

sejauh mana mustahik yang dibantu bisa mandiri. Sedangkan dampak

yang luas dan jangka panjang disini adalah sejauh mana mustahik itu

bisa meningkatkan kualitasnya dari mustahik menjadi muzaki.

Karena problem utama dalam pendayagunaan ZIS adalah keterbatasan

dana dan kompleksnya masalah kemiskinan, maka perlu dibuatkan skala

prioritas dalam pemilihan program pendayagunaan, kriteria utama dalam hal

pembuatan program adalah bagaimana program tersebut harus mempunyai

multiplier effect bagi keluarga miskin. 45 Adapun skala prioritas yang

dilakukan oleh YBM BRI dalam mendayagunakan dana ZIS, yaitu: 46

1. Hadir di Tengah Musibah

44
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 303
45
Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara, h. 126
46
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
85

Bencana alam dan berbagai persoalan sosial yang melanda negeri

ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi pemerintah dan

masyarakat Indonesia. Sepanjang 2009 tercatat beberapa kali bencana

alam yang merenggut ribuan korban jiwa dan meluluhlantakkan harta

benda. Ribuan anak-anak sebagai generasi penerus menjadi papa. Mereka

kehilangan orangtua dan sanak saudara, . ribuan orang mengalami cacat

fisik tubuhnya.

YBM-BRI selalu berusaha lebih awal berada di lokasi musibah

untuk meringankan beban korban yang terkena musibah, baik tim

langsung dari Kantor Pusat Jakarta maupun Kantor Wilayah, Kantor

Cabang, maupun Kantor Unit BRI di seluruh Nusantara.

Selama Ini, YBM-BRI telah ikut membantu saudara-saudara yang

ditimpa musibah mulai dari bencana akibat gelombang tsunami di Aceh,

bencana gempa bumi di Yogyakarta dan di Pangandaran, banjir di Riau,

banjir bandang dan longsor di Bohorok, banjir bandang di Banjarnegara,

hingga gempa bumi di Nabire dan jebolnya tanggul Situ Gintung.

Termasuk peristiwa bencana akibat kebakaran di berbagai daerah, juga

banjir dan gempa di seluruh pelosok Indonesia.

Penyaluran asnaf fakir miskin pada sektor Bantuan Bencana

Alam/Kebakaran tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 221% atau Rp.

695,613,800 dibandingkan tahun 2008 Rp. 216,415,000 . Kenaikan yang

signifikan di sektor bencana berkenaan pada tahun 2009 terjadi bencana

besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat. 47

2. Bantuan Kesehatan

47
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 7
86

Besarnya jumlah fakir miskin mempengaruhi nilai beli kesehatan

bagi masyarakat. Jumlah yang tidak sedikit perkerjaan pemerintah

menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warga tidak mampu di

bumi ini. Kurangnya tingkat kesadaran dan faktor pengetahuan akan

kesehatan menjadikan masyarakat sering kecil seolah dekat dengan

lingkungan yang kurang sehat.

Satu hal yg masih jadi barang mahal di negeri ini yaitu

kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti layaknya sebuah vonis mati bagi

pesakitan. kenapa demikian? karena kita harusnya berobat untuk

menyembuhkan sakit. tapi dengan biaya pelayanan kesehatan Indonesia

yang mahalnya bukan main, justru serasa seperti mendatangkan penyakit

baru.

Duka kadang tidak hanya datang akibat bencana. Banyak saudara

kita yang menderita karena ketidakmampuan fisik. Ada yang tidak bisa

melihat karena katarak atau terserang berbagai jenis penyakit ganas

seperti tumor dan berbagai penyakit mengerikan lainnya. YBM-BRI

selalu berupaya membantu mereka berupa bantuan biaya operasi.

Mereka yang sakit atau punya penyakit berat tak lepas dari

sasaran bantuan YBM-BRI. Cukup banyak frekuensi operasi orang sakit

yang dibiayai YBM-BRI. Mulai dari operasi bibir sumbing, tumor,

bahkan berbagai penyakit berat lainnya.

Pelayanan gizi kepada masyarakat juga menjadi bagian dari

kegiatan YBM-BRI untuk membantu kesehatan masyarakat, terutama di

daerah yang mengalami gizi buruk. Dan tak kalah pentingnya adalah

pelayanan kesehatan cuma-cuma yang secara periodik dilakukan di

daerah-daerah yang membutuhkan.


87

Sejak berdirinya sampai dengan sekarang, YBM-BRI telah

menangani pengobatan gratis sebanyak 54.572 pasien.

Adapun bantuan kesehatan mengalami penurunan pada tahun

2009 sebesar 39% atau sejumlah Rp. 1,191,709,712 dibandingkan tahun

2008 Rp. 1,940,788,856. 48

3. Bantuan Pendidikan

Bidang pendidikan merupakan salah satu fokus perhatian YBM-

BRI. Sebab, pendidikan merupakan sarana untuk memperbaiki generasi

mendatang. Bentuk bantuan pendidikan yang diberikan terutama adalah

beasiswa bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu, peralatan sekolah,

bangunan sekolah hingga perpustakaan. Bahkan, ada juga bantuan berupa

“kail” misalnya kambing yang dipelihara siswa dengan sistem maro,

dimana hasilnya dimanfaatkan untuk membiayai sekolah mereka. Selain

bantuan pendidikan kepada siswa, YBM-BRI juga memberi bantuan

kepada sekolah. Bentuknya juga beragam mulai dari perlengkapan

belajar hingga sarana fisik penunjang pendidikan seperti bangunan ruang

kelas, perpustakaan dan kebutuhan lainnya.

YBM BRI dalam melakukan pendistribusian untuk bantuan

pendidikan khususnya beasiswa mengelompokkan menjadi empat

komponen. Pertama, komponen institusional lembaga pendidikan.

Kedua, sinergi dengan lembaga lain. Ketiga, rekomendasi dari karyawan

dan relawan BRI. Keempat, dari masyarakat umum. Adapun periode

penerimaan beasiswa, dilakukan setiap bulan Januari dan Juli. Namun

48
Ibid.,h. 7
88

biasanya lebih difokuskan pada bulan Juli, karena berbarengan dengan

tahun ajaran baru sedang bulan Januari sifatnya mengevaluasi saja. 49

Penyaluran pada sektor pendidikan mengalami kenaikan yaitu

sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari tahun sebelumnya

2008 yaitu sebesar Rp. 1,580,409,500. 50

Syarat Penerima Bantuan Pendidikan/beasiswa:

1) Berasal dari keluarga tidak mampu (pendapatan tidak melebihi batas

kecukupan dasar/Had Kifayah) dan berakhlak baik

2) Mempunyai tanggungan keluarga yang besar (banyak anak yang

sekolah)

3) Belum menerima bantuan beasiswa atau bantuan pendidikan dari

perorangan atau lembaga manapun (dalam bentuk surat pernyataan

bermaterai)

4) Mendapaatkan rekomendasi dari masjid/mushola terdekat dari

tempat tinggal

5) Pemohon di luar jakarta harus mendapatkan rekomendasi dari

pengurus YBM-BRI atau Bapekis Kantor Cabang BRI atau dari

pekerja BRI.

6) Satu keluarga maksimal 1 (satu) anak yang dapat diberikan

beasiswa.

Prosedur Mengisi Formulir:

1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar

2) Diisi atas nama pemohon (orang tua/wali calon penerima beasiswa)

49
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
50
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 8
89

3) Dokumen yang perlu dilampirkan:

a. Photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua/wali

b. Photocopy Kartu Keluarga (KK)

c. Photocopy Raport terbaru calon penerima beasiswa yang

dilegalisir sekolah

d. Surat rekomendasi masjid/mushola setempat, yang diisi di

formulir permohonan

e. Surat Keterangan dari sekolah bahwa anak tersebut masih

sekolah dan berkelakuan baik

f. Lain-lain yang berhubungan dengan data pemohon.

4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan

ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi dari YBM-

BRI/Bapekis BRI Kantor Cabang atau dari Pekerja BRI, yang akan

diproses.

4. Memberdayakan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian dari

aktivitas YBM-BRI. Bantuan diberikan berupa modal usaha bagi para

pedagang kecil, petani, peternak, atau usaha produktif lainnya. Bantuan

tentu diberikan dengan perhitungan dan kriteria yang memenuhi syarat

sesuai dengan peruntukan dana yang diamanahkan.

Bahkan bukan hanya modal usaha melainkan juga kesempatan

berpameran serta bentuk bantuan lainnya yang bisa meningkatkan

kemandirian para pengusaha kecil dan mikro.


90

Dengan bantuan ini diharapkan banyak masyarakat yang bisa

berusaha dan hidup mandiri, sehingga mereka yang semula masuk

kriteria mustahik, dengan usahanya itu bisa merubah menjadi muzzaki.

Penyaluran pada sektor Bantuan Usaha tahun 2009 juga

mengalami kenaikan yaitu sebesar 18% atau Rp. 426,831,125,

dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 360,900,000. 51

Syarat Penerima Bantuan:

1) Pendapatan usahanya ditambah dengan pendapatan lain tidak

melebihi had kifayah

2) Usaha halal

3) Mempunyai beban tanggung jawab keluarga yang besar

4) Ramah lingkungan

5) Usaha tersebut adalah sumber pendapatan utama

6) Bantuan diberikan dalam bentuk modal bergulir dan atau peralatan

perniagaan

7) Ada peluang untuk berkembang

8) Belum menerima bantuan usaha dari lembaga manapun

9) Untuk bantuan perorangan maksimal sebesar Rp. 5.000.000,-

10) Jamaah aktif di masjid

11) Maksimal bantuan dapat diberikan sebanyak dua kali.

Prosedur Mengisi Formulir:

1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar

2) Diisi atas nama pemohon yang bersangkutan

51
Ibid, h. 7
91

3) Dokumen yang perlu dilampirkan

e) Photocopy Kartu Identitas (KTP)

f) Photocopy Kartu Keluarga (KK)

g) Surat Rekomendasi Masjid setempat

h) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon

4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan

ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi pekerja atau

pengurus masjid yang akan diproses oleh YBM-BRI.

Beberapa hal berikut, perlu diperhatikan dalam pengalokasian

dana ZIS: 52

1) Kebutuhan riil para penerima dana ZIS

Penetapan bidang sasaran disesuaikan dengan kebutuhan riil para

penerima dana yang ada di wilayah kerja pengelola ZIS masing-

masing. Pengguliran program dalam bidang sasaran yang sesuai

kebutuhan penerima dana akan menumbuhkan rasa memiliki pada

diri mereka terhadap program tersebut.

2) Skala prioritas permasalahan

Kebutuhan riil para penerima mungkin tidak terbatas. Jika demikian,

maka sudah seharusnya dibuat skala prioritas permasalahan yang

akan ditanda-tangani. Sehingga, walaupun memerlukan waktu yang

panjang karena bertahap namun ada proses penyelesaian masalah

yang jelas dengan terget dan tujuan akhir terukur.

52
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 24
92

3) Kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia.

Keterbatasan dalam dua sumber ini hanya dapat di atasi dengan

adanya sinergi atau aliansi strategis antara organisasi-organisasi

pengelola ZIS yang ada di wilayah yang sama atau dengan

organisasi pengelola ZIS yang cakupan wilayah kerjanya lebih luas.

C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Sistem Surat Kuasa dan

Pendayagunaan Agen Sosial pada YBM BRI

Islam datang dengan sistem zakatnya yang memungkinkan

masyarakat bisa mengembangkan peradabannya. Zakat, infak dan sedekah,

bila terkumpul melalui lembaga amil ZIS, maka ia akan lebih berdaya guna,

lebih optimal, dan lebih efektif dibandingkan apabila kita menyalurkan zakat

secara pribadi langsung kepada mustahiq zakat.

Zakat, infak dan sedekah merupakan ibadah yang berdimensi ganda,

baik vertikal maupun horizontal. Dikatakan demikian, karena zakat di

samping bersifat ta’abbudi (merupakan ibadah kepada Allah swt), juga

bersifat ijtimaiyah (soaial kemasyarakatan). Oleh karena itu, maka

pelaksanaannyapun harus dilakukan dengan cara mempertimbangkan kedua

dimensi tersebut.

Zakat, infak dan sedekah merupakan bukti dari adanya kesadaran

antar manusia. Ia bisa mensejahterakan sirkulasi hidup bersosial, ia dapat

mengentaskan kemiskinan dan dapat menyelematkan manusia dari kerugian


93

di dunia dan akhirat. Di samping itu, Zakat, infak dan sedekah dapat

meminimalisasi sifat kikir, materialistik, individualistik dan egoistik.

Pada tahun 1999 terbit dan disahkannya Undang-undang Nomor 38

tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dengan demikian, maka pengelolaan

zakat yang bersifat nasional semakin intensif. Undang-undang inilah yang

menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat di Indonesia, walaupun di

dalam pasal-pasalnya masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan,

seperti tidak adanya sanksi bagi muzakki yang tidak mau atau enggan

mengeluarkan zakat hartanya dan sebagainya.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun

1999 tentang Pengelolaan Zakat, maka yang dimaksud Pengelolaan Zakat

adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Dalam pengelolaan zakat, ada empat tujuan yang hendak dicapai,

yaitu:

1) Memudahkan muzakki menunaikan kewajiban berzakat

2) Menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahiq yang berhak

menerimanya

3) Mengelola zakat ternyata memprofesionalkan organisasi zakat itu sendiri

4) Terwujudnya kesejahteraan sosial.

Upaya mobilisasi dana-dana zakat, infak, dan shadaqoh di Indonesia

dalam waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang pesat.

Hal ini ditandai dengan dua kenyataan: 1) terus meningkatnya jumlah dana

yang berhasil dihimpun dan 2) bertambahnya lembaga-lembaga yang


94

melakukan pengumpulan. Perkembangan pesat ini jelas didukung oleh satu

faktor utama dan penting yakni kesadaran umat Islam di Indonesia dalam

membayar zakat dan bersedekah yang sangat tinggi.

Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa ke masa

memilki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk kegiatan

konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk

kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari

yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi (muzakki).

Dalam penghimpunan dan pengelolaan ZIS tidak lepas dari empat

aspek yang terkait, yakni: mustahik, ashnaf zakat yang delapan, amiliin,

(individu dan institusi) dan manajemen zakat (pemungutan dan

penyalurannya). Idealnya keempat aspek tersebut bersinergi membentuk

sebuah sistem yang transparan, akuntabel dan efektif.

Untuk mengoptimalkan pengelolaan ZIS di Indonesia diperlukan

langkah strategis dan re-orientasi pengelolaan zakat yang selama ini

dilakukan oleh masing-masing lembaga, sudah waktunya sekarang

diwujudkan jika kita menginginkan potret pengelolaan ZIS Indonesia yang

lebih memenuhi harapan umat.

YBM BRI dalam upaya penghimpunan dana ZIS, untuk saat ini lebih

mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI, YBM BRI

melakukan penghimpunan dana melalui surat kuasa sebagai strategi

penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja BRI muslim. Dengan

kata lain YBM BRI mendapatkan dana ZIS dari pemotongan upah para

karyawan (zakat profesi) yang bersedia untuk memberikan zakat, infak atau

shadaqahnya kepada YBM BRI melalui surat kuasa yang dikirimkan oleh
95

yang bersangkutan kepada divisi MSDM. Upaya YBM BRI dalam

menghimpun dana ZIS melalui sistem pemotongan upah ini setiap tahunnya

terus meningkat, terbukti pada tahun 2004 YBM BRI menjadi pemenang ke-

II Zakat Award pada kategori Penghimpunan Dana Tertinggi. Namun, bukan

berarti YBM BRI sudah optimal dalam melakukan penghimpunan, dari hasil

data yang ada saat ini YBM BRI baru mengumpulkan sebesar kurang lebih

25% dari potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI. Untuk itu YBM BRI

selalu berusaha untuk mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara terus

berkreatifitas dalam upaya mengembangkan strategi fundraising.

Sedangkan pendistribusian atau pendayagunaan zakat yang dilakukan

oleh YBM BRI yaitu dengan melibatkan para karyawan BRI itu sendiri yang

berfungsi sebagai agen sosial yang bertugas merekomendasikan calon

mustahik yang berada di lingkungan wilayahnya. Adapun alasan YBM BRI

melibatkan para pekerja menjadi agen sosial dalam mendayagunakan dana

ZIS yaitu agar pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS tepat sasaran

sesuai dengan kriteria mustahik yang perlu dibantu, para agen sosial juga ikut

serta membina dan mengawasi kegiatan pendayagunaan tersebut.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap efektifitas

penghimpunan melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial

dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS pada YBM BRI, maka

dapat dikatakan semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,

setiap tahunnya hasil dari laporan kinerja baik dari penghimpunan maupun

pendayagunaan selalu ada perkembangan yang baik. Dalam hal

pendayagunaan YBM BRI pernah meraih dua kali penghargaan Zakat Award

yaitu pada tahun 2004 pemenang I dan 2005 sebagai pemenang II Kategori
96

Pendayagunaan Zakat. Juga, mendapatkan penghargaan sebagai Lembaga

Amil Zakat Nasional paling aksesbilitas dan akuntabilitas tahun 2007.

Adapun kunci keberhasilan YBM BRI menjadi LAZ yang akuntabel

dan aksibel, yaitu:

1) Hampir 90% yang menjadi muzakki dan donatur adalah karyawan BRI

sendiri.

2) Karyawan BRI ikut dilibatkan sebagai agen sosial atau pemberi

rekomendasi terhadap calon mustahik, sehingga pendistribusian tepat

sasaran.

3) Karyawan BRI dan masyarakat umum di seluruh Indonesia dapat dengan

mudah mengakses laporan kinerja dan keungan YBM BRI melalui kanwil,

kanca, kantor unit bahkan dapat mengakses melalui internet dan media

lainnya.

4) Efisiensi operasional. Dalam upaya pembiayaan operasional tidak melebihi

10% (sepuluh persen) dari perolehan, sehingga dapat menghemat

pengeluaran untuk operasional.

5) Menurunkan saldo psikologis, artinya jika tahun ini dana yang terhimpun

YBM BRI besar, maka saldo yang disisakan diturunkan dengan tujuan

mengoptimalkan batas penyaluran.

6) Optimalisasi penyaluran, YBM BRI mengusahakan setiap penyaluran

minimal sebesar jumlah perolehan penghimpunan tahun sebelumnya,

dengan tujuan menghindari terjadinya penumpukan saldo.

Melihat peran lembaga ZIS yang demikian itu, umat Islam semakin

percaya bahwa ZIS memiliki peran strategis bagi pengembangan masyarakat,


97

sehingga para muzakki sadar akan pentingnya menyalurkan ZIS melalui

lembaga.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi fundraising dan pendayagunaan yang dilakukan oleh YBM

BRI dalam pengelolaan dana ZIS adalah:

1. Dalam upaya penghimpunan dana ZIS melalui surat kuasa dengan cara

memberikan surat edaran kepada para karyawan BRI yang beragama

Islam di seluruh Indonesia yang berisi himbauan untuk berzakat, infak

dan shadaqah. Bagi karyawan yang bersedia dan memenuhi persyaratan

untuk berzakat, infaq dan shadaqah maka yang bersangkutan harus

mengisi surat kuasa dan mengirimkannya ke bagian MSDM melalui unit

kerjanya sebagai bukti kesediaan upahnya dipotong setiap bulan secara

otomatis oleh divisi MSDM di berbagai unit kerja, dana yang terkumpul

akan ditransfer ke rekening YBM BRI. Setiap pekerja BRI akan

mendapatkan bukti pembayaran zakat, infak atau sedekah dari YBM

BRI.

2. Dalam upaya pendayagunaan YBM BRI melibatkan para karyawan BRI

sebagai agen sosial yang akan merekomendasikan calon penerima

bantuan yang ada di lingkungan wilayahnya. Agen sosial akan

menggambarkan kondisi calon mustahik kepada YBM BRI, setelah itu

calon penerima bantuan mengisi formulir yang sudah disediakan dan

melengkapi dokumen sebagai persyaratan, YBM BRI akan

mempertimbangkan layak atau tidaknya calon mustahik untuk dibantu.

97
98

Selain merekomendasikan, agen sosial juga ikut terlibat dalam

pembinaan dan pengawasan terhadap mustahik, sehingga agen sosial

harus selalu ada koordinasi dengan pihak YBM BRI guna melaporkan

perkembangan mustahik yang telah menerima bantuan.

B. Saran

1. Menjadikan keberhasilan YBM BRI baik dari strategi penghimpunan

maupun program pendayagunaan sebagai percontohan bagi UPZ yang ada

di perusahaan BUMN lainnya.

2. Pertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap muzakki dan mustahiq,

sehingga YBM BRI menjadi kepercayaan para muzaki dan mustahiq di

seluruh Indonesia.

3. Mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara mensosialisasikan tentang

keberadaan YBM BRI dan membuat strategi-strategi baru baik dari

kegiatan penghimpunan maupun kegiatan pendayagunaan.

4. Merealisasikan program yang belum dilaksanakan agar kegiatan

penghimpunan dan pendayagunaan bisa optimal.

5. Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga/perusahaan lainnya, baik

dari segi penghimpunan maupun pendayagunaan dana ZIS.


DAFTAR PUSTAKA

Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara.
Jakarta: FOZ, 2006
Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-
Press,1988
Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006
Amirullah, dan Cantika, Sri Budi. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2002, cet. Ke-1
Al-Faridy, Hasan Rifai. Panduan Zakat Praktis. Jakarta: Dompet Dhuafa
Republika, 2003
Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2005, cet, ke-6
Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003, Cet ke-2
Company Profile YBM BRI
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro
Grafindo, 1994)
Effendi, Onong Uchayana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Rosda Karya, 1992
Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press:
Malang, 2008
Hadi, Sutrisno. Metodologi Riset II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM, 1984
Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta,
2002
Hidayat, Komarudin. Ensiklopedi Manajemen. Jakarta: Bumi aksara, 1994, Cet
Ke 1
http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=189
%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di
akses pada tanggal 27 april 2010
Http://ybmbri.or.id/download/982604suplemenybm-bripdf diakses pada tanggal
28 April 2010.
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid=
171. Diakses tanggal 09 juni 2010
Inayah, Gazi, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak. Yoyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 2003

99
100

Kuncoro, Mudrajad. Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”.


Jakarta: Erlangga, 2005
Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat
di Indonesia Jakarta: Piramedia, 2004
Mahkamah Agung RI. Kapita Selekta Perbankan Syari’ah Menyogsong
Berlakunya UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan UU. No. 7 Tahun
1989 Perluasan Wewenang Perdilan Agama. Jakarta Pusdiklat Mahkamah
Agung RI, 2007
Marbun. B.N. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005, Cet ke-2
Mas’udi, Masdar F.dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. Jakarta: Pirac, 2004
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet. Ke-11
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah
dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press, 2000
Norton, Michael. Menggalang Dana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta:Salemba Empat, 2008
Pedoman Pengelolan ZIS YBM BRI
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. manajemen Strategi sebuah
Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI,
1999
Purwanto, April. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat.
Yogyakarta: Teras, 2009. cet ke-1
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI. Kamus Besar bahasa
Indonesia. Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta : Litera AntarNusa, 1973, cet. ke-2
Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary. Jakarta:
Modern English Press,2000
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007,
cet, ke-1
Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik. Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, cet.
Ke-5
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat.Ciputat: IMZ, 2004.
Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi. Yogyakarta:
Reproduksi UD Darma, 1980
Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005),
Cet, ke- 12
101

Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta:


Logos, 2000, Cet ke-1
Syaifudin. ekonomi dan masyarakat. Jakarta: Raja Wali Pres, 1987
Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam
Islam. Jakarta: Firma Jakarta, 1998
Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir
Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara,1996
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1995
LAPORAN KINERJA YBM-BRI 2009
A. Pendahuluan

Indonesia bukanlah negara yang menjadikan agama, apalagi agama tertentu sebagai
dasar negara, namun demikian memberikan gerak kepada seluruh masyarakatnya
untuk mengaktualisasikan keyakinan dengan seluas-luasnya. Kebebasan tersebut
dijamin sepenuhnya melalui dasar negara tertinggi yaitu UUD 1945. Penjaminan ini
menjadi kunci dan keterpanggilan masyarakat untuk memberikan potensi yang
dimiliki untuk dipersembahkan kepada kemajuan agama.
Sekarang ini, permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
kemiskinan dan kebodohan. Jumlah orang miskin di Indonesia menurut data BPS
selalu berada di atas 30 juta atau diatas 15% dari jumlah pendudukan Indonesia.
Kalau hasil pengukuran Bank Dunia (2$/hari) jumlah orang miskin di Indonesia
hampir 50%, yaitu sebesar 49% atau 108,78 juta jiwa.

Kondisi ini sungguh sangat berbahaya, karena kimiskinan pemicu paling


efektif terjadinya berbagai kriminal dan rendahnya daya saing bangsa. Rasulullah
mengingatkan dalam sabdanya “kefakiran akan mendekatkan orang kepada
kekufuran”, dan ulama besar Islam Yusuf Qardawi juga telah mengingatkan bahwa
betapa dahsyatnya bahaya kemiskinan, sehingga kemiskinan menurut Beliau sebagai
“musibah dan bencana yang harus segera ditanggulangi”.

Untuk itu, dalam rangka upaya meningkatkan peran YBM-BRI dalam


meringankan dan mengurangi kemiskinan tersebut di atas, maka dipandang perlu
untuk mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh YBM-BRI.

B. Penghimpunan
Total dana yang telah diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001
sampai Tahun 2009 sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi
ke YBM-BRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan
mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan sebesar 45%.
Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding kenaikan pada Tahun 2008,
yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 1


melihat rangking kenaikan, maka kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat
ke-3. Peringkat pertama Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun
2008 dengan kenaikan sebesar 89%. (Lihat Tabel 1 & Grafik 1)
Alhamdulillah, sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI
selalu mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang
paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%. (Lihat tabel 1)

Tabel 1: Jumlah Penerimaan YBM-BRI Tahun 2001-2009

TAHUN PENERIMAAN (Rp.) %


2001 499,137,165
2002 2,080,073,874 317%
2003 2,319,245,168 11%
2004 2,750,312,172 19%
2005 3,127,971,123 14%
2006 3,191,939,651 2%
2007 4,330,616,100 36%
2008 8,169,835,932 89%
2009* 11,841,121,098 45%
TOTAL 38.310.252.284
*Non Audited

Grafik 1 Penerimaan dan Penyaluran Dana ZIS YBM-BRI Periode 2001-2009

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 2


Peningkatan terbesar penerimaan YBM-BRI pada Tahun 2009 yaitu pada
penerimaan dana kemanusiaan dengan kenaikan sebesar 992.24% dari Tahun 2008.
Penerimaan dana kemanusiaan mengalami peningkatan yang sangat signifikan
berkenaan adanya publikasi yang dilakukan pada acara BRI Peduli ketika terjadi
bencana di Padang, dan surat edaran dari Divisi MSDM BRI tentang himbauan
memberikan bantuan ke para korban bencana di Jawa Barat dan Sumatra Barat dan
Bantuan pelaksanaan BRI Peduli Kesehatan. (Lihat tabel 2)

Untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009 sebesar 19,17% (zakat
sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah muzakki sekitar 9.000 melalui
pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan
BRI, dan pemotongan yang masih manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27%
dari jumlah karyawan BRI yang muslim.

Upaya yang dilakukan untuk mensosialisasikan dan menggalang dana ZIS


pada Tahun 2009 tidak mengalami perbedaan yang mendasar dari tahun
sebelumnya yaitu melalui Surat Edaran Himbauan Zakat melalui Divisi MSDM BRI,
Info YBM-BRI, melalui himbauan berzakat pada Bulan Ramadhan, yang dilakukan
pada Tahun 2009 hanya meningkatkan volume penerbitan Info YBM-BRI dan melalui
website : www.ybm-bri.or.id.

Tabel 2 : Perbandingan Penerimaan Dana YBM-BRI Tahun 2008 dengan 2009

Kenaikan/Penurunan
2008 2009
Jumlah %
1. ZIS 7,471,799,340 8,903,919,069 1,432,119,729 19.17%
a. Zakat 7,392,144,357 8,810,125,834 1,417,981,477 19.18%
b. Infaq 79,654,982.98 93,793,234 14,138,251 17.75%
2. Non ZIS 152,250,677 238,736,625 86,485,948 56.80%
a. Bunga Bank 17,319,283 26,540,122 9,220,839 53.24%
b. Bagi Hasil Syariah 125,831,708 196,496,303 70,664,595 56.16%
c. Refund Pajak Bagi Hasil 9,099,686 15,700,200 6,600,514 72.54%
3. Dana Kemanusiaan & Baksos 214,280,000 2,340,452,513 2,126,172,513 992.24%
4. Dana Bergulir 220,908,000 258,488,900 37,580,900 17.01%
5. Lain-lain 110,597,915 99,523,990 (11,073,925) -10,01%
Total Penerimaan 8,169,935,932 11,841,121,098 3,671,285,166 44.94%

Penerimaan dari ZIS masih merupakan penerimaan terbesar YBM-BRI, yaitu


75,19% (zakat 74,2% dan dari infak sebesar 0,92%). Selanjutnya dari dana
kemanusiaan dan Baksos BRI Peduli Kesehatan sebesar 19,77%. (Lihat Tabel dan
Grafik 3)

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 3


Tabel 3 : Persentase Donasi YBM-BRI berdasarkan Sumber Penerimaan

NO Jenis Sumber Penerimaan Rp. %


1. ZIS 8,903,919,069.97 75.19%
a. ZAKAT 8,795,125,835.33 74.28%
b. INFAQ 108,793,234.64 0.92%
2. Non ZIS 238,736,625.90 2.02%
a. Bunga Bank 26,540,122.00 0.22%
b. Bagi Hasil Syariah 196,496,303.90 1.66%
c. Refund Pajak Bagi Hasil 15,700,200.00 0.13%
3. Dana Kemanusiaan/Baksos 2,340,452,513.48 19.77%
4. Pengembalian Dana Bergulir 258,488,900.00 2.18%
5. Lain-lain 99,523,990.00 0.84%
Total Penerimaan 11,841,121,099.35 100.00%

Grafik 2 : Persentase Donasi YBM-BRI Berdasarkan sumber Dana

Berkaitan dengan target bahwa pada Tahun 2009 ditargetkan perolehan dana
secara keseluruhan sebesar Rp 12.300.000.000,- atau naik sebesar 50% dari Tahun
2008, tapi realisasinya Rp 11.841.121.099,-, atau naik hanya 45%. Khusus masalah
ZIS ditargetkan sebesar Rp 9.785.000.000,- atau naik sebesar 30% dari Tahun
sebelumnya, realisasinya sebesar Rp 8.903.919.070,- atau naik hanya sebesar 20%.
Adapun yang melebihi target terdapat di tiga item yaitu pada perolehan non ZIS,
Dana Kemanusian dan perolehan lain-lain. (Lihat Tabel 4)

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 4


Tabel 4 : Target dan Realisasi Perolehan Dana YBM-BRI Tahun 2009

TARGET REALISASI Pencapaian


NO JENIS PENERIMAAN
2009 2009 Jumlah %
1. ZIS 9,785,000,000 8,903,919,070 (881,080,930) 91.00%
a. ZAKAT 9,600,000,000 8,795,125,835 (804,874,165) 91.62%
b. INFAQ 185,000,000 108,793,235 (76,206,765) 58.81%
2. Non ZIS 185,000,000 238,736,626 53,736,626 129.05%
a. Bunga Bank 26,540,122 26,540,122
b. Bagi Hasil Syariah 196,496,304 196,496,304
c. Refund Pajak Bagi Hasil 15,700,200 15,700,200
3. Dana Kemanusiaan 1,900,000,000 2,340,452,513 440,452,513 123.18%
4. Dana Bergulir 350,000,000 258,488,900 (91,511,100) 73.85%
5. Lain-lain 80,000,000 99,523,990 19,523,990 124.40%
Total Penerimaan 12,300,000,000 11,841,121,099 (458,878,901) 96,27 %

C. Keuangan dan Umum


1. Pada Tahun 2009, perkembangan yang sangat signifikan adalah laporan
penerimaan dan pendayagunaan sudah dapat disampaikan setiap bulan dengan
pencatatan yang jelas untuk pos-pos pendayagunaan.
2. Biaya operasional yang kecil, tidak pernah melebihi 10% dari total pengeluaran.
3. Pada pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS pada Tahun 2009 mengalami
penurunan yaitu hanya 78% dari total dana yang diterima. Sebelumnya rata-rata
per tahun lebih dari 90% dari total pengeluaran.
4. Dalam hal penilaian kinerja keuangan dan legitimasi sosial, sebagaimana
penilaian yang diberikan oleh PEBS (Pusat Ekonomi Bisnis Syariah) FE UI dan IMZ
dalam buku Indonesia Zakat and Development Report 2010. LAZ YBM-BRI
mencatatkan nilai tertinggi di antara 6 (enam) OPZ yang diobservasi, dengan
perolehan nilai 7.50 (AA-). Diantaranya untuk efisiensi keuangan dengan rata-
rata beban operasional tidak pernah melebihi 10% atau hanya berkisar 3-7% dari
total pengeluaran per tahun. Selain itu, laporan keuangan yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan kemudahan untuk mengaksesnya menjadikan
YBM-BRI memiliki nilai tertinggi dibandingkan LAZ yang lainnya.

D. Pendayagunaan
Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada Tahun
2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya (Tahun
2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan penyaluran

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 5


pada Tahun 2008 yaitu sebesar 93% (lihat tabel 5). Adapun total dana yang telah
disalurkan YBM-BRI dari Tahun 2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan
jumlah penerima bantuan (mustahik) sebesar 145.962. (lihat Tabel 6)

Tabel 5 : Jumlah Penyaluran YBM-BRI Tahun 2001-2009

TAHUN PENYALURAN (Rp.) %


2001 -
2002 697,870,516
2003 1,508,547,174 116%
2004 2,816,608,022 87%
2005 3,188,344,512 13%
2006 3,765,218,646 18%
2007 3,955,347,996 5%
2008 7,615,641,509 93%
2009* 9,345,411,140 23%
TOTAL 23,547,578,375

Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami penurunan yang


sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824 mustahik, yang mana pada
Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan ini disebabkan karena penurunan
kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya bencana, terutama bencana banjir
yang selama ini dibantu dengan pemberian nasi bungkus. (Lihat Tabel 6)

Tabel 6 : Jumlah Penerima Bantuan (Mustahik) YBM-BRI

PROGRAM BANTUAN JUMLAH


TAHUN
Pendidikan Kesehatan Usaha Kecil Bantuan Hidup Marbot (Orang) %

2002 498 141 41 320 1,000


2003 1,086 428 45 207 1,766 77%
2004 1,116 2,872 84 620 4,692 166%
2005 1,225 4,513 37 4,900 10,675 128%
2006 1,745 16,211 60 10,533 28,549 167%
2007 1,668 14,436 74 10,720 26,898 -6%
2008 1,874 15,971 213 34,500 52,558 95%
2009 2,144 13,320 197 4,163 109 19,824 -62%
Sub Total 11,356 67,892 751 65,963 109
Total Mustahik 145,962

Pada Tahun 2009, penyaluran ke asnaf lainnya (asnaf muallaf, Gharimiin,


Ibnu sabil dan Riqab) mengalami kenaikan sebesar 1738%. Peningkatan yang
signifikan ke asnaf ini dikarenakan pada Tahun 2009 diusahakan setiap mustahik

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 6


yang dibantu diidentifikasi dan digolongkan berdasarkan asnaf, sedangkan pada
Tahun 2008 terkadang di-general-kan masuk ke asnaf fakir miskin.
Penyaluran ke asnaf fakir miskin juga mengalami kenaikan sebesar 14% dari
tahun sebelumnya (2008) dengan jumlah bantuan sebesar Rp 6.601.988.767,-.
Kenaikan terbesar pada penyaluran asnaf fakir miskin yaitu pada sektor Bantuan
Bencana Alam/Kebakaran sebesar 221% dan sektor pendidikan sebesar 44%.
Kenaikan yang signifikan di sektor bencana adalah berkenaan pada Tahun 2009
terjadi bencana besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat. Adapun yang mengalami
penurunan pada Tahun 2009 adalah sektor bantuan hidup dan bantuan kesehatan.
(Lihat tabel 7)

Tabel 7 : Perbandingan Penyaluran Asnaf tahun 2008 dengan 2009


Realisasi Realisasi Kenaikan & Penurunan
No. Jenis Penyaluran
2008 2009 Angka %
A. Asnaf Fuqara & Masakin 5,767,991,375 6,601,988,767 833,997,392 14%
1 Bantuan Hidup 51,175,000 49,140,000 (2,035,000) -4%
2 Pendidikan 1,580,409,500 2,270,922,000 690,512,500 44%
3 Bantuan Kesehatan 1,940,788,856 1,191,709,712 (749,079,144) -39%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 216,415,000 695,613,800 479,198,800 221%
5 Bantuan Usaha 360,900,000 426,831,125 65,931,125 18%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 1,618,303,019 1,967,772,130 349,469,111 22%
B Sabilillah 1,226,815,500 1,763,413,200 536,597,700 44%
C Asnaf Lainnya 3,327,000 61,138,000 57,811,000 1738%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 11,000,000 13,613,750 2,613,750 24%
E Alokasi Untuk amilin 725,652,000 871,566,500 145,914,500 20%
F Lain-lain 50,436,120 33,690,923 (16,745,197) -33%
7,785,221,995 9,345,411,140 1,560,189,145 20%

Grafik 3 : Realisasi Penyaluran Asnaf Tahun 2008 dengan 2009

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 7


Penyaluran terbesar pada Tahun 2009, sebagaimana pada tahun sebelumnya yaitu
ke asnaf Fakir Miskin, untuk asnaf Fakir Miskin alokasi penyaluran terbesar pada sektor
pendidikan yaitu sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari total penyaluran ke
asnaf Fakir Miskin. Selanjutnya ke asnaf Sabilillah sebesar 19% dan sebesar 9% untuk
operasional amilin.
Tabel 8 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009

No Jenis Penyaluran Jumlah %

A Asnaf Fuqara & Masakin 6,601,988,767 71%


1 Bantuan Hidup 49,140,000 1%
2 Pendidikan 2,270,922,000 34%
3 Bantuan Kesehatan 1,191,709,712 18%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 695,613,800 11%
5 Bantuan Usaha 426,831,125 6%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 1,967,772,130 30%
B Sabilillah 1,763,413,200 19%
C Asnaf Lainnya 61,138,000 1%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 13,613,750 0%
E Alokasi Untuk Amilin 871,566,500 9%
F Lain-lain 33,690,923 0%
9,345,411,140 100%

Grafik 4 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 8


Grafik 5 : Persentase Penyaluran Ke Asnaf Fuqara & Masakin Tahun 2009

Mengenai target penyaluran, pada Tahun 2009, secara umum dapat


dikatakan tidak mencapai target. Secara keseluruhan Tahun 2009 ditargetkan
penyaluran sebesar Rp 19,5 milyar terealisasi hanya Rp. 15,5 milyar atau hanya
terealisasi sebesar 82%. Tapi untuk Asnaf Sabilillah mengalami selisih penyaluran
dari target sebesar 263.413.200,- atau kelebihan penyaluran sebesar 18%. Dengan
tidak tercapainya target penyaluran ini menyebabkan peningkatan saldo terutama
pada saldo rekening zakat.

Tabel 9 : Target & Realisasi Penyaluran 2009


Target Realisasi Pencapaian
No Jenis Penyaluran
2009 2009 Angka %

A. Asnaf Fuqara & Masakin 8,427,000,000 6,601,988,767 (1,825,011,233) 78%


1 Bantuan Hidup 55,000,000 49,140,000 (5,860,000) 89%
2 Pendidikan 2,700,000,000 2,270,922,000 (429,078,000) 84%
3 Bantuan Kesehatan 1,760,000,000 1,191,709,712 (568,290,288) 68%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 750,000,000 695,613,800 (54,386,200) 93%
5 Bantuan Usaha 762,000,000 426,831,125 (335,168,875) 56%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 2,400,000,000 1,967,772,130 (432,227,870) 82%
B Sabilillah 1,500,000,000 1,763,413,200 263,413,200 118%
C Asnaf Lainnya 120,000,000 61,138,000 (58,862,000) 51%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 50,000,000 13,613,750 (36,386,250) 27%
E Alokasi Untuk amilin 960,000,000 871,566,500 (88,433,500) 91%
F Lain-lain 40,000,000 33,690,923 (6,309,077) 84%

11,097,000,000 9.345,411,140 1,751,588,859 84%

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 9


E. Penutup
Demikian laporan ini kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat memberikan
gambaran kinerja YBM-BRI Tahun 2009 dan dapat menjadi acuan perbaikan ke
depan.

YAYASAN BAITUL MAAL


BANK RAKYAT INDONESIA

BADAN PELAKSANA
Ketua, Keuangan,

Mohd. Nasir Yunni Fartina

Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 10

Anda mungkin juga menyukai