Anda di halaman 1dari 58

PESAN DAKWAH PEMAKAIAN HIJAB DALAM FILM

MERINDU CAHAYA DE AMSTEL


(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Oleh:
Mahera Army Wihandani
18102010070

Pembimbing:
Khoiro Ummatin, S.Ag., M.Si.
NIP. 19710328 199703 1 006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2022
HALAMAN PENGESAHAN

ii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 519734
Yogyakarta 55281

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
di Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta


mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing, berpendapat
bahwa skripsi Saudara:
Nama : Mahera Army Wihandani
Nim 18102010070
Judul Skripsi : Pesan Dakwah Pemakaian Hijab Dalam Film Merindu Cahaya
de Amstel (Analisis Semiotika Roland Barthes)
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan/Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu. Dengan ini kami mengharap agar skripsi tersebut diatas dapat segera
dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 20 Agustus 2022

Mengetahui,
Ketua Program Studi, Pembimbing I,

Nanang Mizwar H, S.Sos., M.Si Khoiro Ummatin, S.Ag., M.Si


NIP. 19840307 201101 1 013 NIP. 19710328 199703 1 006

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua, Ayahanda Suparmin dan Ibu Siti Marfu’ah yang telah

membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan sepenuh hati. Dan tiada henti

memberikan doa serta dukungan untuk penulis.

v
MOTTO

“Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(QS Ar-Ra’d Ayat 11)

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala

karunia-Nya berupa kesehatan, pertolongan, serta kekuatan yang telah diberikan

kepada penulis, sehingga skripsi tugas akhir dengan judul “Pesan Dakwah

Pemakaian Hijab dalam Film Merindu Cahaya de Amstel” ini dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tetap tercurahkan kepada Nabi

Agung Rasulullah Muhammad SAW. Dan semoga kita termasuk dalam golongan

umat Rasul yang mendapatkan syafaatnya kelak di yaumul qiyamah.

Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata

satu pada prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa masih

memiliki keterbatasan ilmu selama menyelesaikan tugas akhir ini. Keberhasilan

dalam menyelesaikan tugas akhir ini dia tidak terlepas dari dukungan berbagai

pihak yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi dan turut serta dalam

membantu kelancaran penulis selama melakukan penelitian. Oleh karena itu,

dengan segala hormat penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A., selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd., selaku dekan akultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Bapak Nanang Mizwar Hasyim, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program

Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

vii
4. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

tiada lelah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dengan

penuh kesabaran sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan

5. Bapak Saptoni, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dan pedoman selama menjalani kegiatan perkuliahan

6. Seluruh Dosen dan Staf UIN Sunan Kalijaga khususnya kepada Prodi

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Sunan Kalijaga

7. Ibu Supiartiwi selaku staf Tata Usaha Prodi Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga yang telah

banyak membantu

8. Adik saya, Kafila dan seluruh saudara saya yang turut serta memberikan

dukungan kepada saya selama mengerjakan penelitian

9. Nisa Afifah, Sri Umami, Ria Dwi Yanti dan Nurul Mukhafidhoh yang

sudah memberikan dukungan, doa, serta motivasi untuk saya

10. Hafidh Ali sebagai rekan terdekat saya. Terimakasih sudah senantiasa

menemani, memberikan dukungan, doa dan bantuan kepada saya selama

mengerjakan penelitian ini

11. Teman-teman KPI angkatan 2018, terimakasih telah bersama menjadi

keluarga selama empat tahun ini, semoga kita semua akan menjadi orang

yang sukses dunia akhirat

12. Adik-adik dan teman-teman IMADU Nusantara yang memberikan doa,

motivasi serta dukungan kepada saya. Terimakasih telah meningkatkan

semangat saya dengan mendekatkan diri kepada Allah

viii
13. Terimakasih kepada Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan

Jombang yang senantiasa memberikan izin kepada saya untuk berkunjung

ke pondok agar mendapatkan ketenangan ketika saya sedang lelah

14. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat

disebutkan satu persatu

15. Last but not least, I want thank me, I wanna thank me for believing in me, I

wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having

no days off, I wanna thank me for never quitting for just being me at all

time Peneliti menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat

kekurangan dan

masih jauh dari kata sempurna. Karena itu kritik dan saran yang membangun

diperlukan untuk memperbaiki laporan ini. Peneliti berharap semoga tugas akhir

ini dapat bermanfaat dan dipergunakan dengan baik bagi pembaca.

Yogyakarta, 11 Agustus 2022

Mahera Army Wihandani

ix
ABSTRAK

Mahera Army Wihandani, 18102010070, 2022. Skripsi: Pesan Dakwah


Pemakaian Hijab dalam Film Merindu Cahaya de Amstel. Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangan dunia
perfilman di tanah air menjadikan para aktivis dakwah memanfaatkan film
sebagai media penyebaran dakwah. Salah satunya film Merindu Cahaya de
Amstel yang memberikan pesan kepada para wanita untuk menutup auratnya
dengan memakai hijab. Film ini dianggap sangat relevan dengan topik penelitian
karena
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif, dimana peneliti mengumpulkan data dengan teknik
dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes, pada tahap pertama
analisis roland barthes memberikan makna secara nyata (denotasi) kemudian
tahap kedua menggambarkan makna yang diperoleh dari interaksi antara tanda
dan perasaan emosi juga kebudayaan masyarakat (konotasi).
Hasil analisis pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pesan dakwah
pemakaian hijab dalam film Merindu Cahaya de Amstel meliputi pesan syariah
serta akhlak. Pesan syariah terdapat pada adegan Khadijah yang memakai hijab
saat menjadi mualaf. Sedangkan pesan akhlak terdapat pada adegan Khadijah
yang membatasi dirinya untuk bersentuhan dengan lawan jenis.

Kata Kunci: Pesan Dakwah, Hijab, Film, Semiotika Roland Barthes

x
ABSTRACT

Mahera Army Wihandani, 18102010070, 2022. Thesis: The Message of


wearing hijab in the movie Merindu Cahaya de Amstel . Islamic Broadcasting and
Communication StudiesProgram, Faculty of Dakwah and Islamic Broadcasting
Communication, Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta.
This research is motivated by the growing development of the world of
cinema in the country, making da'wah activists use film as a medium for
spreading da'wah. One of them is the film Missing Cahaya de Amstel to gives the
message to Muslim women to cover their genitals by wearing a hijab. As is known
today, many Muslim women are reluctant to wear the hijab for fear of not feeling
beautiful and closing their beauty.
This research uses qualitative research method with descriptive qualitative,
researcher collects data using documentation techniques. The data collected then
analyzed using Roland Barthes' semiotic analysis technique. In the first stage, the
Roland Barthes analysis provides real meaning (denotative) then the second stage
describes the meaning obtained from the interaction between signs and emotional
feelings as well as community culture (connotative).
The results of the analysis in this study can be seen that the message of
preaching the use of hijab in the film Merindu Cahaya de Amstel includes sharia
messages and morals. The message of sharia is found in the scene of Khadijah
who wears the hijab when she is malad. Meanwhile, the moral message is found
in Khadijah's scene which limits her contact with the boy.

Key Words: Message, Hijab, Film, Semiotic of Roland Barthes

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................16
A. Latar Belakang............................................................................................16
B. Rumusan Masalah.......................................................................................20
C. Tujuan Penelitian........................................................................................20
D. Manfaat Penelitian......................................................................................21
E. Kajian Pustaka.............................................................................................21
F. Kerangka Teoris..........................................................................................24
G. Metode Penelitian.......................................................................................43
H. Sistematika Pembahasan.............................................................................48
BAB II
GAMBARAN UMUM FILM MERINDU CAHAYA DE AMSTEL.............50
A. Sekilas tentang Film Merindu Cahaya de Amstel.......................................50
B. Sinopsis Film Merindu Cahaya de Amstel................................................52
C. Profil Sutradara Hadrah Daeng Ratu..........................................................55
D. Profil Biografi dan Karakter Pemain Film “Merindu Cahaya de Amstel”. 57
E. Tim Produksi Film “Merindu Cahaya de Amstel”......................................67

xii
BAB III
PESAN PEMAKAIAN HIJAB DALAM FILM MERINDU CAHAYA DE
AMSTEL...............................................................................................................70
A. Sebagai Identitas Islam...............................................................................71
B. Hijab Sebagai Kontrol Perilaku..................................................................95
C. Hijab Sebagai Bentuk Pengungkapan Emosi............................................103
BAB IV
PENUTUP...........................................................................................................107
A. Kesimpulan...............................................................................................107
B. Saran..........................................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................110
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Peta Analisis Roland Barthes Hijab Sebagai Identitas.........................72


Tabel 3. 2 Peta Analisis Roland Barthes Kedudukan Wanita dalam Islam 77
Tabel 3. 3 Peta Analisis Roland Barthes Pertolongan Allah.................................83
Tabel 3. 4 Peta Analisis Roland Barthes Istiqomah dalam Berhijab.....................89
Tabel 3. 5 Peta Analisis Roland Barthes Taubat Setiap Hamba Selalu Diterima 93
Tabel 3. 6 Peta Analisis Roland Barthes Mengucap Salam Saat Bertemu Saudara
Sesama Muslim......................................................................................................96
Tabel 3. 7 Peta Analisis Roland Barthes Tidak Bersentuhan dengan Lawan Jenis
............................................................................................................................. 101
Tabel 3. 8 Hijab Sebagai Bentuk Pengungkapan Emosi.....................................105

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Tanda Roland Barthes..............................................................46


Gambar 3. 1 Potret Wanita Berhijab....................................................................71
Gambar 3. 2 Joko, Nico dan Atasannya Rapat.....................................................72
Gambar 3. 3 Nico Bertanya Mengapa Wanita Muslim Berhijab.........................75
Gambar 3. 4 Fatimah Memberi Pilihan Dua Permen...........................................76
Gambar 3. 5 Nico Memilih Permen.....................................................................76
Gambar 3. 6 Fatimah Menyelamatkan Khadijah..................................................81
Gambar 3. 7 Fatimah Menasehati Khadijah.........................................................81
Gambar 3. 8 Khadijah Bertanya pada Fatimah....................................................82
Gambar 3. 9 Fatimah Memakaikan Hijab pada Khadijah....................................82
Gambar 3. 10 Khadijah dan Fatimah sedang Berbicara.......................................83
Gambar 3. 11 Niels Menghadang Khadijah.........................................................87
Gambar 3. 12 Niels Menarik Paksa Hijab Khadijah............................................88
Gambar 3. 13 Khadijah Merebut Kembali Hijabnya............................................88
Gambar 3. 14 Khadijah Memakai Hijabnya dengan Tergesa-Gesa.....................89
Gambar 3. 15 Kamala Bercerita Kepada Khadijah..............................................92
Gambar 3. 16 Khadijah Memakaikan Hijab Kepada Kamala..............................92
Gambar 3. 17 Khadijah Menyapa Teman-Temannya..........................................96
Gambar 3. 18 Nicholas Berkenalan dengan Khadijah..........................................99
Gambar 3. 19 Joko Berkenalan dengan Khadijah..............................................100
Gambar 3. 20 Khadijah Menolak Uluran Tangan..............................................100
Gambar 3. 21 Bude Menjemput Kamala............................................................104
Gambar 3. 22 Orang Berlalu Lalang..................................................................104
Gambar 3. 23 Pengajian di rumah Kamala.........................................................104

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film merupakan salah satu sarana komunikasi yang dapat

dimanfaatkan untuk menyampaikan suatu pesan kepada khalayak. Pesan

pada film yang disampaikan melalui media massa dapat berbentuk apa saja

tergantung dari tujuan film tersebut. Film memiliki keunikan tersendiri

karena penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan

suara yang nyata, selain itu juga memiliki kesanggupan untuk menangani

beraneka ragam subjek yang menjadikan salah satu bentuk seni alternatif

dan banyak diminati masyarakat.1

Dalam beberapa dekade terakhir industri film turut berperan

penting dalam bidang komunikasi atau penyampaian pesan. Terlebih lagi

dengan berkembangnya teknologi industri film yang awalnya hanya

berupa gambar hitam putih kemudian berkembang dengan segala macam

efek yang menjadikan film terlihat lebih nyata sehingga lebih dapat

dinikmati oleh penonton.

Begitu juga dengan perkembangan yang cukup baik dalam

perfilman di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari beberapa genre dan judul

film menarik yang menarik untuk ditonton, seperti genre horror, komedi,

drama romance, drama religi, drama keluarga dan lain sebagainya. Dengan

1
Adi Pranajaya, Film Dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: BP SDM Citra,
2013)., hlm.19.

1
berbagai macam genre film yang diminati oleh penonton maka pesan yang

ingin disampaikan oleh penulis script akan lebih mudah disampaikan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa film merupakan media

komunikasi yang berupa gambar bergerak yang memiliki suara dan

memiliki alur cerita yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada

penonton. Dalam menyampaikan pesan biasanya film menggunakan

lambang-lambang tertentu berupa pesan suara, perkataan, tindakan dan

sebagainya. Pesan dalam film tersebut dapat berupa pesan informasi,

hiburan, pendidikan maupun pesan dakwah.

Pesan dakwah merupakan materi atau isi pesan yang disampaikan

oleh da’i kepada mad’u berupa ajaran Islam yang dikelompokkan menjadi

tiga bagian yaitu, aqidah, ibadah, dan akhlak.2 Pesan dakwah dapat

disampaikan melalui beberapa cara diantaranya secara lisan maupun

tulisan. Dakwah secara lisan yaitu da’i menyampaikan pesan dakwah

secara langsung kepada mad’u, bisa melalui ceramah, ataupun

memanfaatkan media seperti radio, televisi dan sebagainya. Sedangkan

dakwah secara tulisan bisa dilakukan melalui media surat kabar, majalah,

buku dan lain sebagainya.

Media dakwah sendiri dalam bahasa Arab berarti al-wuslah, al-

Ittisal, atau segala sesuatu yang dapat memberikan sumbangan bagi

tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain, menunjukkan sesuatu yang

mampu mendekati sesuatu yang lain.3 Menurut Wahdi Bachtiar media

2
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), hlm.20.
3
Tata Sukayat, Ilmu Dakwah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015)., hlm. 27.

1
dakwah diartikan sebagai peralatan yang digunakan untuk menyampaikan

materi dakwah pada zaman modern, misalnya televisi, surat kabar,

majalah, dan film”.4

Dalam hal ini film menjadi salah satu media komunikasi yang

sangat efektif untuk menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat.

Dengan disisipkannya pesan dakwah dalam film menjadikan film lebih

komunikatif karena materi dakwah yang disampaikan tidak terkesan

menggurui serta dapat menjadi tuntunan bagi masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam sebuah film juga memuat pesan-pesan dakwah yang

merupakan pernyataan sebagai panduan dan perasaan, bisa berupa ide,

informasi,keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya. Pesan

dalam film dapat disampaikan dengan suatu peristiwa simbolis yang

menyatakan penafsiran tentang kejadian fisik maupun tutur kata.

Jenis-jenis pesan dakwah yang terdapat dapat film juga beraneka

ragam seperti pesan dakwah yang menceritakan tentang aspek keIslaman

berupa ajaran tauhid, syariat, dan akhlak. Selain itu juga mengandung

pesan berupa aspek kehidupan sosial serta ajaran tentang tingkah laku

yang baik. Film yang diproduksi oleh Unlimited Production ini merupakan

film dengan genre Drama, Romance, Religi. Film Merindu Cahaya de

Amstel menceritakan tentang gadis Belanda yang bernama Marien

Veenhoven yang kemudian masuk Islam dan mengganti namanya

menjadi Siti Khadijah. Khadijah yang awalnya bukan seorang muslim

dan sedang berada dalam

1
4
Wahdi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1997), hlm.35.

1
fase merasa hidupnya tidak lagi berguna sehingga ia ingin mengakhiri

hidupnya. Namun Khadijah bertemu dengan sosok Fatimah seorang

muslimah yang taat yang mengajarkannya tentang Islam dan mengajarkan

untuk berhijab sebagaimana perintah dalam syariat Islam untuk menutup

aurat. Kemudian Khadijah bertemu Nicholas seorang mahasiswa yang juga

bekerja sebagai fotografer. Nicholas tidak sengaja bertemu dengan

Khadijah saat sedang memotret yang kemudian ia merasa tertarik dengan

wanita muslim yang memakai hijab.

Hijab sendiri diartikan sebagai tabir, tirai, atau dinding, juga

dengan arti kata pelindung wanita dari pandangan laki-laki ajnabi.5 Saat

ini hijab menjadi identitas bagi wanita yang memeluk agama Islam dengan

mengikuti perkembangan trend mode yang berbeda-beda. Hijab

merupakan dua piranti yang hukum dalam Islam yang mengatur tentang

tata pergaulan perempuan yang terhormat dan aman. Setiap wanita yang

beragama Islam diwajibkan untuk berhijab agar lebih dapat menjaga

dirinya.

Alasan peneliti memilih film Merindu Cahaya de Amstel karena

film bergenre Islami ini berbeda dengan film-film sebelumnya. Film-film

sebelumnya tidak banyak yang membahas tentang hijab, kebanyakan

membahas tema sejarah Islam, toleransi beragama, hijrah dan lain-lain.

Sedangkan dalam film Merindu Cahaya de Amstel ini lebih dominan

membahas tentang hijab. Selain itu film ini juga diangkat dari novel best

seller karya Arumi Ekowati dan merupakan kisah nyata.

2
5
Muhamad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri Nabi Saw (Jakarta:
Penerbit Wali, 2012), hlm. 33.

2
Tidak hanya itu film ini juga mendapatkan penghargaan sebagai

Konten terfavorit di Maxtream dalam ajang Telkomsel Awards 2022

Anniversary 27 tahun Telkomsel. Film Merindu Cahaya de Amstel ini

disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu yang juga merupakan seorang wanita

berhijab. Sejak penayangan pada 20 Januari 2022 film ini telah ditonton

lebih dari 401.271 penonton. Dan semakin meningkat saat film ini

ditayangkan di platform digital Maxtream.

Dengan banyaknya minat penonton terhadap film ini, sangat sesuai

dengan penelitian penulis pada konsentrasi broadcasting, mengingat

bahwa film merupakan salah satu bagian dari broadcasting. Selain itu

adanya pesan dakwah yang diteliti juga merupakan bagian dari penyiaran

Islam, sehingga judul dari penelitian ini yaitu Pesan Dakwah Pemakaian

Hijab dalam Film Merindu Cahaya de Amstel (Analisis Semiotika Roland

Barthes) merupakan implementasi dari Komunikasi dan Penyiaran Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembahasan latar belakang diatas, maka

rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana

makna pesan dakwah tentang pemakaian hijab dalam film Merindu

Cahaya de Amstel menurut teori analisis semiotika Roland Barthes?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna pesan dakwah tentang

pemakaian hijab dalam film Merindu Cahaya de Amstel menurut teori

analisis semiotika Roland Barthes.

2
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kerangka

teoritis tentang analisis semiotika suatu film

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan dan wawasan dibidang akademis khususnya bagi

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tentang analisis

semiotika isi pesan dakwah dalam suatu film.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu berikan pencerahan bagi

dunia perfilman Indonesia bahwa ditengah maraknya film

drama romance yang menyuguhkan adegan-adegan dewasa

masih ada film beberapa film yang memberikan pesan

pendidikan dan dakwah kepada masyarakat

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam dakwah Islam dengan memanfaatkan media yang

menarik seperti film.

E. Kajian Pustaka

Dalam Penelitian ini penulis merujuk pada beberapa referensi

penelitian terdahulu yang dapat dijadikan tolak ukur serta mempermudah

dalam menyelesaikan penelitian. Adapun perbedaan dan persamaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:

2
1. Jurnal penelitian dengan judul Pesan Dakwah dalam Film “99 Cahaya

di Langit Eropa” (Analisis Semiotika Roland Barthes) karya Desi

Rosmitasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

analisis semiotika teori Roland Barthes untuk mengetahui makna

denotasi dan konotasi dari simbol-simbol yang terdapat dalam film

tersebut. Adapun hasil yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian

ini berupa pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah, syariah, dan

juga akhlak melalui dialog dalam film tersebut. 6

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian karya Desi Rosmitasari

dengan penelitian yang dikaji oleh penulis. Pertama subjek penelitian

berupa judul film yang berbeda. Kedua pada hasil penelitian ini

penulis mengkaji pesan dakwah dalam bidang syariah tentang

memakai hijab dan bidang akhlak tentang tingkah laku.

2. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pesan Dakwah

dalam Film “Titisan Suci” pada Channel Youtube Tarbiah Sentap

karya Andi Sukandis, Nurhidayat M Said, dan Rahmawati Haruna dari

Universitas Alaudin Makassar. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif analisis semiotika teori Roland Barthes. Adapun hasil

penelitian yang diperoleh oleh peneliti berupa pengemasan aspek

dakwah yang meliputi iman, syariat dan akhlak. 7

6
Desi Rositasari, “Pesan Dakwah dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa (Analisis
Semiotika Roland Barthes)”, Jurnal Al-Hikmah, vol.9:3 (Agustus,2017), hlm.1.
7
Rahmawati Haruna,Adi Sukandis, Nurhidayat M Said, 'Analisis Semiotika Pesan
Dakwah Dalam Film “Titisan Suci” Pada Channel Youtube Tarbiah Sentap', Jurnal Washiyah,
vol. 2:2 (Juni, 2021).

2
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian diatas dengan

penelitian yang dikaji oleh penulis. Pertama subjek penelitian berupa

judul film yang diteliti berbeda. Kedua pada hasil penelitian ini

penulis mengkaji pesan dakwah dalam bidang syariah tentang

memakai hijab dan bidang akhlak tentang tingkah laku.

3. Jurnal Penelitian dengan judul Pesan Dakwah dalam Film “Aku Tau

Kapan Kamu Mati” Tahun 2020 (Pendekatan Analisis Semiotika)

karya Alsya Karunia Sulistyandi, Mutrofin dari Universitas Islam

Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori analisis

semiotika Charles Sanders Peirce. Adapun hasil dari penelitian ini

berupa representasi pesan dakwah yang digambarkan pada film dan

makna tanda yang terkandung pada dialog serta adegan film

berdasarkan representamen, objek dan interpretan. 8

Terdapat perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang

dikaji oleh penulis. Pertama subjek penelitian berupa judul film yang

diteliti berbeda. Kedua teori analisis semiotika yang digunakan oleh

penulis dalam penelitian ini yaitu teori analisis semiotika Roland

Barthes. Ketiga pada hasil penelitian, penulis mengkaji pesan dakwah

dalam bidang syariah tentang memakai hijab dan bidang akhlak

tentang tingkah laku.

8
Alysha Karunia, 'Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film “ Aku Tahu Kapan Kamu
Mati ” Tahun 2020 (Pendekatan Analisis Semiotika)’, Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam,
5.1 (September, 2021), 8–21.

2
4. Skripsi dengan judul Pesan Dakwah dalam Film Kehormatan dibalik

Kerudung (Analisis Semiotika Roland Barthes) yang ditulis oleh

Nadhila Firda Sasmita dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

dengan teori analisis semiotika Roland Barthes Adapun hasil yang

diperoleh oleh penelitii dalam penelitian ini yaitu terdapat 3 aspek

pesan dakwah yang meliputi: 1. Akidah yang berhubungan dengan

keimanan akan ketauhidan Tuhan Yang Maha Esa dan kaitannya

dengan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, 2. Syariah yang

berhubungan dengan ibadah sesuai ketentuan syariat Islam, 3. Akhlak

yang berhubungan dengan tingkah laku dan perbuatan manusia.9

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian diatas dengan

penelitian yang dikaji oleh penulis. Pertama subjek penelitian berupa

judul film yang diteliti berbeda. Kedua pada hasil penelitian,

penulis mengkaji pesan dakwah dalam bidang syariah tentang

memakai hijab dan bidang akhlak tentang tingkah laku.

F. Kerangka Teoris

1. Pesan Dakwah

a. Pesan Dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan secara verbal (lisan)

maupun nonverbal (non-lisan) oleh pengirim kepada penerima. Wahyu

Ilahi menyebutkan bahwa, pesan dimaknai seperangkat simbol verbal

9
Nadhila irda Sasmita, ‘Pesan Dakwah Dalam Film Kehormatan Dibalik Kerudung
(Analisis Semiotika Roland Barthes)’,Skripsi (Surabaya: Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Ampel,2019), hlm 6.

2
atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, serta maksud

tertentu. Pesan memiliki 3 komponen yaitu simbol yang digunakan

untuk menyampaikan makna, bentuk, atau organisasi.10

Sebuah pesan dapat memiliki makna ganda atau lebih dari satu

makna, dan beberapa pesan dapat memiliki makna yang sama. Pesan

dapat disampaikan secara langsung (tatap muka) dan dapat

disampaikan juga melalui media komunikasi. Isi dari pesan tersebut

dapat berupa sebuah informasi, ilmu pengetahuan, nasihat maupun

hiburan.

Sedangkan dakwah berasal dari bahasa Arab da’a- yad’u-da’watan

yang artinya memanggil, menyeru, mengajak atau mengundang.

Sehingga dapat diartikan bahwa dakwah merupakan kegiatan

mengajak atau menyeru manusia menuju jalan kebaikan dan menyuruh

berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar. Hal ini sesuai

dengan Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 104.

Artinya : “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan

mencegah dari yang mungkar.” (Ali 'Imran, 3:104) 11

Quraish Shihab berpendapat bahwa dakwah merupakan seruan atau

ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik

10
Ibid., hlm.7.
11
Al-Qur’an, 3:104. Semua terjemah ayat al Qur’an di skripsi diambil dari Departemen
Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Urusan
Haji,1980).
2
menjadi lebih baik terhadap diri sendiri ataupun masyarakat. 12
Selain

itu dakwah juga merupakan suatu proses menyampaikan ajaran agama

Islam dan menegakkan syari’at Islam dengan tujuan mengubah suatu

keadaan umat yang tidak baik menuju keadaan yang lebih baik.

Dakwah dikatakan berhasil jika dapat diterimanya pesan dakwah

secara efektif dan tepat oleh mad’u baik perseorangan maupun

khalayak banyak.

Pesan dakwah merupakan pesan komunikasi yang disampaikan

oleh da’i kepada penerima dakwah (mad’u). Pesan-pesan dalam

dakwah juga diistilahkan dengan sebutan Maddah atau materi dakwah.

Pesan dakwah menjadi unsur yang paling penting dalam pelaksanaan

dakwah. Materi dakwah yang disampaikan merupakan ajaran

bersumber dari Al Qur’an maupun hadis. Namun selain Al Qur’an dan

Hadis juga terdapat sumber yang berasal dari Pendapat para Sahabat

Rasul serta Pendapat para ulama.

Secara umum jenis pesan dakwah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Pertama, pesan yang dicari melalui penelitian empiris dan laboratoris.

Kedua, pesan yang diberikan oleh Allah melalui para nabi dan rasul.

Pesan yang ditemukan melalui penelitian empiris dan penelitian yang

dilakukan di laboratorium menjadi ilmu sosial dan ilmu sain teknologi.

Sedangkan pesan yang bersumber dari Allah dalam bentuk wahyu

yang disampaikan kepada para nabi dan rasul menjadi ilmu-ilmu

agama

2
12
Mawardi MS, Sosiologi Dakwah, Kajian Teori Sosiologi, Al-qur’an dan Al Hadits,
(Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hlm.9.

2
Islam. Kedua sumber pesan tersebut diberikan kepada manusia dengan

tujuan untuk menghindari mereka dari kesesatan dan kebodohan. 13

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Jumu’ah ayat 2

Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad)

kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)

mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan

Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.” (Al-Jumu'ah/62:2)14

Pesan dakwah sendiri dapat diklasifikasikan dalam 3 hal penting

sesuai dengan ajaran inti agama Islam. Seperti yang sudah terkandung

dalam surah Al-Fatihah yaitu tiga unsur pokok ajaran Islam berupa

keimanan (akidah), keIslaman (syari’ah) dan akhlak.

1. Akidah (keimanan)

Secara istilah akidah berarti perkara yang diyakini dalam hati,

diucapkan dalam lisan, dan dibuktikan dengan perilaku. Dalam

aspek akidah ditanamkan ketauhidan atau ke-Esaan bagi Allah

SWT yang meliputi empat unsur yaitu, (1) Tauhid Rububiyah

13
Kamaluddin, 'Pesan Dakwah’, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu KeIslaman, 02.2 (Desember,
2016), hlm.40.

14
Al-Qur’an, 62:2. Semua terjemah ayat al Qur’an di skripsi ini diambil dari Departemen
Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Urusan
Haji,1980)

3
yang berarti meyakini bahwa Allah SWT itu ada dan Allah

SWT yang menguasai langit dan bumi. (2) Tauhid Uluhiyah

yang berarti meyakini bahwa Allah itu satu-satunya Tuhan

yang wajib disembah. Dalam tauhid uluhiyah ini merupakan

perwujudan dari iman secarafi’liyah atau perbuatan. (3) Tauhid

Asma wa Sifat berarti meyakini sifat-sidat dan nama-nama

Allah untuk diri-Nya yang sudah ditetapkan Allah dalam Al

Qur’an atau sunnah rasul.

2. Syari’ah

Syari’ah merupakan segala tata aturan atau hukum Allah yang

disyariatkan kepada setiap hamba-Nya untuk diikuti. Syari’ah

sendiri meliputi fiqih baik fiqih ibadah (shalat, zakat, puasa dan

haji), muamalah (hubungan antara sesama manusia),

munakahat (hubungan perdata antara satu orang dengan orang

lain seperti menikah, jual beli, pegadaian, simpan pinjam dan

lain-lain), mawaris (hukum pembagian warisan dalam Islam),

siyasah (peraturan tentang hokum politik dan hokum

kekuasaan) serta jinayah (hukum pidana menurut Islam).

Dalam penelitian ini memakai hijab termasuk bagian dalam

syariat karena merupakan perintah langsung dari Allah.

3. Akhlak

Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, perangai dan

perilaku. Secara terminologis akhlak berarti perilaku seseorang

yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk

3
melakukan perbuatan baik. Akhlak sendiri meliputi akhlak

kepada Allah dan akhlak kepada sesama makhluk.

Asmuni Syukir membagi tujuan materi dakwah menjadi 2 macam

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu upaya untuk

mengajak manusia kepada jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah

SWT agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan

tujuan khusus meliputi:

1) Mengajak umat muslim untuk selalu meningkatkan rasa

taqwanya kepada Allah SWT

2) Membina mental keIslaman bagi para mualaf

3) Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman

kepada Allah SWT

4) Mengajarkan kepada anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya.15

b. Memakai Hijab

Hijab dapat diartikan sebagai penghalang atau penutup. Secara

etimologi hijab berasal dari bahasa Arab hajaba yang berarti menutup

atau menyembunyikan. Menurut Ibnu Faris, hijab berasal dari kata ha-

ja-ba yang hanya memiliki satu makna yaitu mencegah, sehingga

seorang wanita yang memakai hijab berarti dia telah mencegah dirinya

15
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: AL-Ikhlas, 1983), hlm.
51-58.

3
dari orang lain untuk melihat perhiasan yang ada pada dirinya, dalam

arti ia telah mengenakan pakaian muslimah. 16

Menurut istilah fiqih, hijab diartikan sebagai segala sesuatu yang

menghalangi atau menutupi aurat wanita dari pandangan mata.

Sedangkan secara terminologis hijab berarti pakaian perempuan Islam

untuk menutupi aurat. 17

Aurat sendiri diartikan sebagai suatu bagian tubuh tertentu baik

dalam bentuk gerakan maupun ucapan yang dapat menimbulkan

rangsangan bagi lawan jenis. Disadari maupun tidak, jika wanita

memamerkan lekuk tubuh mereka maka tidak sedikit laki-laki yang

akan tergiur dengan kemolekan lekuk tubuh yang dipamerkannya.

Oleh karena itu Islam membatasi aurat Penentuan batasan aurat wanita

tidak dimaksudkan untuk membatasi ruang geraknya, juga tidak

bermaksud untuk menurunkan derajat wanita. Perintah untuk menutup

aurat justru untuk menghormati dan memuliakan wanita agar tidak

dilihat sebagai objek kecantikan khususnya bagi laki-laki.

Menutup aurat dengan hijab merupakan syari’ah dalam Islam

sebab perintahnya langsung diturunkan oleh Allah. Sedangkan

ketentuan memakai hijab dengan beberapa mode diatur dalam fiqih

sebagai perwujudan dari penafsiran firman Allah. Ulama berpendapat

bahwa aurat perempuan harus ditutupi kecuali telapak tangan dan

wajah. Hal

16
Reimia Ramadana, Hadis Hijab Pandangan Kontemporer: STudi terhadap Pemahaman
Fatima Mernissi, Quraish Shihab, dan Muhammad Syahrur, Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin,
vol.2:1 (Januari,2022), hlm. 91.
17
Ibid.
3
ini berlandaskan pada Al Qur’an surah An Nur ayat 31 yang

menjelaskan tentang batasan-batasan aurat perempuan.

Artinya: “Katakanlah kepada para perempuan yang beriman

hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya,

dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya),

kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain

kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan

perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka,

ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka,

saudara- saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki

mereka, putra- putra saudara perempuan mereka, para perempuan

(sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan

laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap

perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat

perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya

agar diketahui perhiasan yang

3
mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai

orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung”. 18

Selain QS. An Nur diatas, terdapat juga perintah menutup aurat

pada surah Al Ahzab ayat 59.

/33: 59)

Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu,

anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka

mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu

agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak

diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-

Ahzab/33:59)

Kedua ayat diatas menjelaskan bahwa sebagai wanita muslimah

kita diperintahkan untuk menutup aurat dari laki-laki yang bukan

mahram. Disini maksud dari menutup aurat ialah berbusana atau

berpakaian yang menutupi seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki

kecuali wajah dan telapak tangan. Salah satu hikmah dari menutup

aurat sesuai surah Al Ahzab ayat 59 ialah agar mudah diketahui

identitasnya sebagai wanita muslimah sehingga tidak akan diganggu.

Saat ini selain menjadi penutup aurat hijab sudah mulai

berkembang menjadi trend gaya modern bagi muslimah. Bahkan

hijab kini juga

18
Al-Qur’an, 24:31. Semua terjemah ayat al Qur’an di skripsi ini diambil dari
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan
Urusan Haji,1980)
3
digunakan untuk merepresentasikan identitas diri dan kehidupan sosial

muslimah. Setiap wanita yang mengenakan hijab maka orang lain akan

dengan mudah mengetahui bahwa ia merupakan seorang wanita

muslim.

Dikutip dari Kefgen dan Touchie-Spech, Jalaludin Rakhmat

menyatakan tentang tiga keutamaan dalam busana muslimah, hal ini

termasuk juga ditujukan pada hijab yang merupakan bagian dari

pakaian muslimah. Tiga fungsi tersebut yaitu:

1. Sebagai identitas

Dengan pakaian orang membedakan dirinya maupun

kelompoknya dari orang lain. Busana muslimah dan berhijab

memberikan identitas keIslaman bagi wanita muslim untuk

memberikan citra diri yang stabil. Seorang muslimah dengan

hijabnya yang menutup rambut dan lehernya telah menjadi

simbol komitmen pada Islam.

2. Sebagai kontrol perilaku

Dengan busana muslimah mendorong pemakainya untuk

berperilaku sesuai dengan citra seorang wanita muslimah.

dengan berbusana muslimah maka pemakainya telah bersedia

untuk bertindak sesuai dengan batasan-batasan dan sunah-

sunah yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasulnya.

3
3. Sebagai bentuk pengungkapan emosi

Pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan emosional ,

seperti pakaian dengan warna hitam dipakai ketika dalam

keadaan berduka19

4. Sebagai Perlindungan

Selain ketiga fungsi diatas, juga terdapat fungsi hijab sebagai

perlindungan. Seorang wanita yang memakai busana muslim

dan hijab tidak akan diganggu karena orang lain

memandangnya sebagai wanita yang religius, harus dijaga dan

dilindungi.

Bentuk dan tatacara bagi wanita muslim berhijab di Indonesia

sendiri cukup bergam. Setidaknya ada dua bentuk pakaian yang

dianggap Islami sesuai dengan syariat adalah menutupi seluruh tubuh

dengan pakaian disertai cadar, dan tidak dengan memakai cadar.

Bentuk terakhir inilah yang disebut dengan mengenakan kerudung

memenuhi perintah syara’ namun dengan kedua tangan dan wajah

yang terbuka. Hal tersebut kemudian menjadi pembahasan panjang

dikalangan ulama dari masa ke masa tentang batas aurat perempuan

yang melahirkan tata cara berbusana bagi seorang muslimah.

Bagi yang berependapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat

maka dia harus mengenakan hijab total (hijab dan cadar), namun bagi

mereka yang berpendapat bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya

kecuali wajah dan tangan maka dia bisa mengenakan hijab dengan

tangan dan wajah tetap terbuka. Menurut surah An Nur diatas,

19
Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif (Bandung: Mizan, 1986). hlm. 140.
3
kewajiban wanita berhijab sesuai syariat Islam hanya ketika berada

diruang publik. Wanita boleh menanggalkan hijabmya ketika berada

didalam rumah dan seluruh anggota rumah yang menjadi mahramnya

sesuai dengan surat An Nur tersebut diatas.

Murtadha Muthahhari mengatakan bahwa hijab bukan hanya

mencerminkan determinisme tentang budaya Arab Islam, sebab hijab

tidak hanya digunakan oleh bangsa Arab saja, melainkan juga oleh

bangsa-bangsa lain.20 Pada masa dahulu hijab hanya digunakan sebagai

lambang ketinggian derajat, kemewahan dan kemerdekaan wanita,

sehingga para budak dan juga pulacur tidak memakai hijab. Oleh

karena itu, sebenarnya pemakaian hijab tidak ditujukan untuk

membelenggu dan membatasi serta merendahkan wanita muslimah

justru hijab tersebut menjadi batasan tertentu dalam lingkup kehidupan

manusia untuk mengangkat derajat wanita serta sebagai simbol

kesopanan wanita.

Pada penelitian ini, peneliti akan fokus dengan pesan dakwah

bidang syari’ah dan akhlak dengan aspek-aspek teori dari Jalaludin

Rakhmat tentang busana muslim sebagai identitas, control perilaku

serta pengungkapan emosi.

20
Murtadha Muthahari, Wanita Dan Hijab (Jakarta: Lentera, 2003),hlm 10.

3
2. Tinjauan tentang Film

Film merupakan gambar yang hidup dan memiliki alur cerita atau

sering disebut dengan movie. Film juga dapat didefinisikan sebagai

rentetan gambar yang bergerak dengan atau tanpa suara baik yang

terekam pada film, video tape, video disk, atau media lainnya. 21

Film menyampaikan ceritanya melalui serangkaian gambar yang

bergerak dari satu adegan ke adegan lainnya. Bahasa yang dipakai

dalam film pun berupa kombinasi antara suara dan bahasa gambar

sehingga menjadikan film lebih menarik dan mudah untuk dipahami.

Saat ini film merupakan media massa yang

diminati dan dianggap mampu mempengaruhi

masyarakat, selain itu film juga dianggap sebagai media yang sangat

tepat dalam memberikan influence kepada khalayak umum. Kekuatan

dan kemampuan film mampu menjangkau banyak segmen sosial,

lantas para ahli menyatakan bahwa film memiliki potensi untuk

mempengaruhi khalayaknya. Sejak itu, maka merebaklah berbagai

penelitian yang ingin melihat dampak film terhadap masyarakat. Hal

dapat dilihat dari sejumlah penelitian film yang mengambil berbagai

topik seperti pengaruh film terhadap perkembangan anak, film dan

agresivitas, film dan politik, dan seterusnya. 22

Seiring berkembangnya waktu film kini mulai beralih fungsi tidak

hanya menjadi menjadi media hiburan tetapi juga menjadi media

21
Andi Fikra Pratiwi Arifuddin, ‘Film Sebagai Media Dakwah Islam’, Jurnal Aqlam, 2:2
(Desember, 2017), Hlm. 3.

22
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 127.
3
penyampaian edukasi, informasi dan pengaruh yang positif bagi

masyarakat. Seperti halnya dengan aktivitas dakwah yang dituntut

untuk terus mengikuti perkembangan zaman dalam penyampaian

pesan- pesan ajaran Islam. Sehingga para da’i ikut serta dalam

memanfaatkan film sebagai media untuk menyampaikan pesan

dakwah.

a. Janis Film

Secara umum film dapat dibedakan menjadi tiga jenis

berdasarkan cara penuturannya berupa cerita dan noncerita.

Tiga jenis film tersebut yakni, film dokumenter, fiksi dan

eksperimental. Film fiksi termasuk dalam kategori film cerita,

sementara film dokumenter dan eksperimental masuk dalam

kategori non cerita.

1) Film Dokumenter

Film dokumenter merupakan jenis film yang menyajikan

fakta baik berupa objek, momen, peristiwa, serta lokasi

yang benar-benar ada dan benar-benar terjadi. Tidak seperti

film fiksi, film dokumenter tidak mempunya plot dan tidak

menciptakan suatu peristiwa. Film dokumenter dapat

dipakai untuk untuk beragam tujuan seperti menyampaikan

informasi berita, investigasi fakta, biografi, pengetahuan,

pendidikan, sosial, ekonomi, politik serta lingkungan. Film

jenis ini juga dapat merekonstruksi ulang sebuah kejadian

atau peristiwa yang pernah terjadi.

4
2) Film Fiksi

Film fiksi merupakan film yang alur ceritanya

menggunakan rekaan diluar kejadian nyata (imajinasi

penulis) dan memiliki konsep pengadegaan yang telah

dirancang sejak awal. Pada umumnya film fiksi memiliki

tokoh antagonis dan protagonis, masalah atau konflik, serta

penutupan. Meski film ini hanya sebuah rekayasa namun

tak jarang isi dalam cerita yang disajikan terdapat pesan

moral maupun isu sosial.

3) Film Eksperimental

Film eksperimental merupakan film yang berbeda dengan

kedua film diatas. Umumnya para sineas eksperimental

bekerja pada studio perorangan (independen) dan terlibat

penuh dari awal sampai akhir. Film jenis ini tidak memiliki

plot namun tetap memiliki struktur yang dipengaruhi oleh

insting subjektif. Film eksperimental biasanya berbentuk

abstrak dan tidak mudah dipahami. 23

Dalam penelitian ini, film Merindu Cahaya de Amstel

merupakan bagian dari film dokumenter karena film ini

merekonstruksi kisah nyata yang dialami oleh seseorang.

23
Himawan Pratista, Memahami Film edisi kedua (Sleman: Montase Press, 2017), hlm. 30-
34.

4
b. Klasifikasi film

Untuk memudahkan dalam mengklasifikasi suatu film

digunakan metode berdasarkan genre atau bentuk atau tipe.

Genre merupakan klasifikasi dari sekelompok film yang

memiliki kemiripan pada tema, isi, setting, struktur cerita,

subyek cerita, situasi, mood, tokoh, ikon serta peristiwa.

Beberapa genre dalam film diantaranya adalah:

1) Aksi

Film aksi berkaitan dengan adegan aksi fisik yang

menegangkan, berbahaya, tanpa henti, dan berpacu dengan

waktu dengan tempo cerita cepat. Film-film bergenre ini

biasanya berisi adegan kejar-kejaran, perkelahian,

tembakan, serta adegan fisik lainnya.

2) Bencana

Film bencana berkaitan dengan tragedi atau musibah baik

skala besar maupun kecil yang mengancam kehidupan

manusia.

3) Biografi/Dokudrama

Film ini menceritakan penggalan kisah nyata atau kisah

hidup seseorang, biasanya tokoh yang berpengaruh di masa

lampau maupun saat ini.

4
4) Fantasi

Film fantasi merupakan film yang bertema ajaib atau

khayalan yang tidak nyata. Film ini biasanya berkaitan

dengan sihir, mitologi, imajinasi, mitos, dan lain

sebagainya.

5) Fiksi Ilmiah

Film ini membahas tentang masa depan, perjalanan luar

angkasa, perjalanan waktu, invasi atau penghancuran bumi

dan seringkali berhubungan dengan teknologi canggih yang

berada diluar jangkauan teknologi masa kini.

6) Fiksi

Film fiksi merupakan film yang alur ceritanya ditulis sesuai

dengan karangan penulisnya. Film ini bisa disebut juga

dengan film khayalan atau karangan atau tidak nyata.

7) Non-Fiksi

Film nonfiksi merupakan film yang bukan hasil karangan

penulis. Film non fiksi menceritakan suatu kejadian atau

pengalaman nyata yang pernah terjadi.

8) Horor

Film yang memiliki tujuan untuk memancing emosi berupa

rasa takut, kejutan, serta terror bagi penontonnya.

9) Komedi

Film yang memiliki tujuan untuk menghibur dan

memancing gelak tawa penonton.

4
10) Musikal

Film musikal merupakan film yang menggabungkan unsur

musik, lagu serta tarian, biasanya lagu dibawakan oleh para

karakter dalam narasi.

11) Thriller

Film thriller bertujuan untuk memberikan rasa tegang dan

penasaran pada penontonnya. Alur cerita dalam film thriller

biasanya berisi teka teki, misteri, plot twist, dan dapat

mempertahankan intensitas ketegangan hingga puncak

film.24

Dalam penelitian ini film Merindu Cahaya de Amstel

termasuk dalam kategori fil Non-Fiksi karena film ini

diambil dari kisah nyata yang benar-benar terjadi.

c. Teknik Pengambilan Gambar

Untuk memperjelas makna visualisasi gambar dalam film

Merindu Cahaya de Amstel perlu adanya teknik pengambilan

gambar yang sesuai dengan tujuan misalnya menampilkan

emosi baik rasa marah, sedih, bahagia, maupun khawatir.

Selain itu juga untuk mengetahui kondisi objek dan situasi

yang terjadi.

Terdapat beberapa istilah dalam teknik pengambilan gambar,

diantaranya yaitu:

24
Ibid., hlm. 57
4
1) Extreeme Close-up (ECU)

Pengambilan gambar dari jarak yang sangat dekat.

Biasanya digunakan untuk mengambil gambar secara

detail.

2) Big Close-up (BCU)

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu. Biasanya

teknik pengambilan gambar ini digunakan untuk

menonjolkan ekspresi maupun detail yang ada diwajah.

3) Close-up (CU)

Pengambilan gambar yang memperlihatkan kepala hingga

leher.

4) Medium Close-up (MCU)

Pengambilan gambar yang memperlihatkan bagian kepala

hingga dada.

5) Medium Shot (MS)

Pengambilan gambar yang memperlihatkan bagian atas

kepala hingga pinggang.

6) Knee Shot (KS)

Pengambilan gambar yang memperlihatkan bagian atas

kepala hingga lutut.

7) Long Shot (LS)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

8) Extreeme Long Shot

Pengambilan gambar yang lebih jauh dari long shot

sehingga objek disekitarnya akan Nampak pada kamera.

4
G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Alasan memilih metode pendekatan ini ialah peneliti menganggap

bahwa metode kualitatif sangat tepat untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan permasalahan dan fokus penelitian. Metode

kualitatif juga merupakan langkah-langkah penelitian untuk

mendapatkan makna data yang ditunjukkan dengan bukti yang

diperoleh dari dokumentasi berupa kata dan gambar.

b. Jenis Penelitian

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti ingin menuturkan

pemecahan masalah berdasarkan data-data yang ada dalam bentuk

kata-kata mengenai pesan dakwah tentang pemakaian hijab dalam

film Merindu Cahaya de Amstel melalui tanda-tanda yang disebut

oleh Barthes sebagai konotasi dan denotasi

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi sebagai batasan-batasan hal yang akan

diteliti oleh peneliti. Berdasarkan judul dari penelitian ini yaitu Pesan

Dakwah Pemakaian Hijab dalam Film Merindu Cahaya de Amstel

(Analisis Semiotika Roland Barthes), peneliti memfokuskan penelitian

ini hanya pada makna yang terdapat dalam film tersebut baik berupa

4
makna konotasi maupun denotasi baik melalui simbol, tanda, maupun

dialog mengenai pesan dakwah tentang pemakaian hijab.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

dokumentasi video dalam film Merindu Cahaya de Amstel yang

berupa potongan dialog, ekspresi,tindakan, serta narasi yang ada

dalam film baik berupa audio maupun visual yang menunjukkan

pesan dakwah berhijab bagi wanita.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang

digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah

diperoleh seperti jurnal penelitian, buku, internet dan lain

sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik

pengumpulan data berupa dokumentasi karena objek penelitiannya

ialah film. Teknik dokumentasi berarti mengumpulkan data melalui

catatan yang sudah berlalu baik berupa tulisan, gambar maupun

karya lainnya untuk dijadikan suatu bahan kajian. Dalam penelitian

ini dokumentasi yang digunakan berupa video film Merindu

Cahaya de Amstel yang kemudian dideskripsikan dan dianalisis

sehingga dapat menemukan pesan dakwah pemakaian hijab dari

potongan- potongan film tersebut.

4
5. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, maupun

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam

pola, memilih mana data yang penting dan harus dipelajari kemudian

ditarik kesimpulan sehingga lebih mudah dipahami. 25

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

analisis semiotika Roland Barthes untuk mengolah data dengan

menganalisis simbol-simbol menjadi suatu makna dalam film.

Semiotika berasal dari bahasa Yunani, semion yang artinya “tanda”

sehingga semiotika dapat dipahami sebagai ilmu tentang tanda (sign).26

Secara sederhana teori semiotika memiliki tujuan untuk mengetahui

makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau simbol/lambang yang

terdapat dalam suatu pesan. Semiotika berupaya menemukan makna

tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dalam suatu tanda baik

berupa

teks, iklan, berita maupun film.

Menurut istilah Barthes, semiotika pada dasarnya mempelajari

bagaimana manusia (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai

dalam hal ini berarti bahwa objek-objek tersebut yang berkomunikasi

dan membawa informasi dalam bentuk tanda. Dengan demikian

Barthes

25
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm.244.

4
26
Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm.181.

4
melihat signifikasi sebagai sebuah proses total dengan susunan yang

terstruktur .

Barthes menjelaskan bahwa signifikasi dua tahap (two order of

signification) merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan

Signified (content) dalam sebuah tanda yang kemudian disebut oleh

Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda (sign).

Kemudian signifikasi tahap kedua ialah konotasi yaitu makna yang

subjektif atau paling tidak intersubjektif.. 27

Gambar 1. 1 Peta Tanda Roland Barthes

1. Signifier (penanda)
2. Signified (petanda)

3. denotative sign (tanda denotatif)

4. CONNOTATIVE SIGNIFIER 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED


(PENANDA KONOTASI) (PETANDA KONOTASI)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTASI)

Sumber : Alex Shobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003, hlm. 69.

Dari peta Barthes diatas dapat dilihat bahwa tanda denotatif (3)

terdiri dari penanda (1) dan petanda (2). Namun, pada saat bersamaan,

tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif (4). Dengan kata

27
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Peneliti Dan
Skripsi Komunikasi, edisi 2(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) hlm. 21-22.

5
lain, tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan tetapi juga

mencakup makna denotative yang berdasarkan awal penanda dan

petanda.28

Secara umum denotasi diartikan sebagai makna harfiah atau makna

sebenarnya. Sedangkan menurut Roland Barthes, denotasi merupakan

sistem signifikasi tahap pertama sedangkan konotasi adalah signifikasi

tahap kedua. Signifikasi tahap kedua atau konotasi ini dilihat dari

interaksi ketika tanda bertemu dengan emosi penggunanya dan nilai

dari kebudayaannya.

Selain konotasi, dalam teori Barthes juga terdapat mitos yang

merupakan sistem pemaknaan tingkat kedua. Mitos merupakan suatu

tanda yang hanya dimaknai dari luarnya saja bukan melihat makna

yang ada didalamnya. Barthes mengungkapkan bahwa mitos adalah

sebuah sebuah pesan. Mitos dalam pengertian khusus merupakan

perkembangan dari konotasi yang sudah terbentuk lama dalam

masyarakat. Mitos bisa muncul dikarenakan suatu anggapan yang

berkembang berdasarkan observasi secara kasar.

Dalam contohnya makna denotatif dari kata “singa” merupakan

seekor hewan buas, barulah pada makna konotasinya dapat dimaknai

seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian sebab singa merupakan

raja hutan yang dipandang memiliki simbol keberanian.

28
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 69.

5
H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan terhadap penelitian ini,

maka penulis menyusun penelitian ini dengan sistematis yang terdiri

dari lima bab:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini akan dipaparkan secara garis besar tentang

fenomena yang melatarbelakangi adanya penelitian selain itu bab ini

juga berisikan uraian mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kajian pustaka, dan sistematika pembahasan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Pada Bab ini peneliti mendeskripsikan tentang gambaran umum

mengenai film “Merindu Cahaya de Amstel” baik berupa produksi

filmnya, deskripsi film,pemeran/tokoh dalam film, sinopsis dan jalan

cerita dari film “Merindu Cahaya de Amstel”.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil dari analisis semiotika

Roland Barthes dengan pesan dakwah yang terdapat dalam film

“Merindu Cahaya de Amstel” berupa potongan-potongan scene dan

penjelasan yang sesuai dengan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merangkum tentang hasil penelitian berupa kesimpulan dan

kata penutup serta saran yang dapat diberikan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Bab ini memuat referensi yang digunakan peneliti untuk

melengkapi pengumpulan data dalam proses pengerjaan penelitian.

LAMPIRAN

Berisi mengenai data data pendukung untuk penelitian ini.

5
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir penelitian ini, peneliti mengacu pada fokus

permasalahan yang ada untuk menarik sebuah kesimpulan dengan

melihat berbagai pendekatan teori dan implementasinya terhadap objek

penelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari rumusan masalah yang telah

ditentukan sebelumnya yaitu: Bagaimana Pesan Dakwah Pemakaian

Hijab dalam Film Merindu Cahaya de Amstel (Analisis Semiotika

Roland Barthes)?

Menilik dari rumusan masalah diatas, kesimpulan dari hasil

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

Pesan dakwah pemakaian hijab dimaknai dalam dua makna yaitu

makna denotatif dan konotatif serta adanya mitos dalam makna tersebut.

Dalam bidang syariah memakai hijab merupakan bentuk dari kewajiban

muslimah untuk menutup aurat. Hal ini digambarkan dalam scene ketika

Khadijah memeluk Islam dengan bantuan Fatimah, diajarkannya

Khadijah pertama kali untuk memakai hijab. Serta Khadijah yang juga

memakaikan hijab kepada Kamala saat ingin bertaubat dan memperbaiki

diri menjadi lebih baik.

Selain itu sebagai seorang wanita muslim selain menutup auratnya

juga harus berperilaku yang baik sebagai implementasi dari ajaran-ajaran

Islam. Seperti pada beberapa adegan yaitu, menyapa saudara sesama

10
muslim apabila bertemu, tidak bersentuhan dengan laki-laki yang bukan

mahram, tidak menampakkan perhiasan (aurat) didepan laki-laki yang

bukan mahram.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian sebagaimana mestinya, maka penulis

menyimpulkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pelaku industri perfilman khususnya di Indonesia agar tetap

mempertahankan dan meningkatkan film genre religi sebagai media

untuk menyebarkan dakwah. Lebih memperkaya ide-ide serta

kreativitas untuk memunculkan cerita yang menarik agar pesan religi

dalam suatu film tersebut bisa mudah diterima di seluruh kalangan.

Namun sebaiknya dalam sebuah film tidak menggiring opini yang

salah bagi masyarakat. Contohnya dalam film Merindu Cahaya de

Amstel ini terkesan menggiring opini bahwa wanita yang berhijab

selalu berperilaku baik, sedangkan yang tidak berhijab belum tentu

buruk.

2. Untuk masyarakat sebagai penikmat sekaligus penonton diharapkan

lebih cerdas dalam memilih tayangan film. Tonjolan film yang mampu

memberikan pengajaran serta pesan moral yang dapat dijadikan

pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

sebagai penonton juga harus cermat dalam memahami pesan-pesan apa

yang disampaikan dalam sebuah film. Dan jangan lupa untuk selalu

mengapresiasi perfilman Indonesia sebab kini perfilman Indonesia

semakin berkembang dengan baik.

10
3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan sejenis, bisa meneliti

film ini dari perspektif analisis isi, atau analisis naratif untuk

memaparkan lebih rinci bagaimana penyampaian pesan-pesan yang

ada dalam film ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Wan Muhammad bin Muhammad, Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri
Nabi Saw, Jakarta: Penerbit Wali, 2012.

Arifuddin, Andi Fikra Pratiwi, Film Sebagai Media Dakwah Islam, Jurnal
Aqlam vol 2.2, 2017.

Bachtiar, Wahdi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 1997.

Ilaihi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.

Karunia, Alysha, Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film “ Aku Tahu


Kapan Kamu Mati ” Tahun 2020 (Pendekatan Analisis Semiotika),
Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam vol. 5.1, 2021.

Kamaluddin, Pesan Dakwah, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu KeIslaman, vol


02.2, 2016.

McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1994.

Muthahhari, Murtadha, Wanita Dan Hijab ,Jakarta: Lentera, 2003.


Rakhmat, Jalaluddin , Islam Alternatif , Bandung: Mizan, 1986.

Pratista Himawan,, Memahami Film edisi kedua, Sleman: Montase Press,


2017

Pranajaya, Adi, Film Dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, Jakarta: BP


SDM Citra, 2013.

Sasmita, Nadhila Firda, Pesan Dakwah Dalam Film Kehormatan Dibalik


Kerudung (Analisis Semiotika Roland Barthes), Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2019.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2013.

Sukandis, Adi, Nurhidayat M Said, and Rahmawati Haruna, Analisis


Semiotika Pesan Dakwah Dalam Film “Titisan Suci” Pada Channel
Youtube Tarbiah Sentap, Jurnal Washiyah vol. 2:2, 2021.

Sukayat, Tata, Ilmu Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015.


Ramadana,Reimia, Hadis Hijab Pandangan Kontemporer: Studi
terhadap Pemahaman Fatima Mernissi, Quraish Shihab, dan
Muhammad Syahrur, Penelitian Ilmu Ushuluddin, vol.2:1, 2022.

11
Wibowo, Indiwan Setyo Wahyu, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis
Bagi Peneliti Dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013.

Sobur,Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2003.

Blog,Sandra, “Biodata Amanda Rawles, Profil Lengkap, Agama, 1001


Fakta dan Foto”, Selebsquad.com.
https://www.selebsquad.com/2019/02/biodata-amanda-rawles.html ,
diakses tanggal 4 Juli 2022.

Squad,Seleb, “Biodata Bryan Domani, Profil Lengkap, Agama, Fakta


dan Keluarga”, Selebsquad.com.
https://www.selebsquad.com/2020/04/bryan-domani.html , diakses
pada 4 Juli 2022 pukul 21.00

Ismi Khoiriyah, “Bertemu dengan sesame muslim dijalan, haruskah


mengucapkan salam?”, Muamalah. Bertemu dengan sesama muslim
dijalan, haruskah mengucapkan salam? | Kajian Syariah , diakses
pada 8 Agustus 2022 pukul 11.57 WIB.
Laras Setiani, “Apakah Sah Shalat Wanita yang Tak Pakai Mukena”,
Islam Pos, Apakah Sah Shalat Wanita Yang Tak Pakai Mukena? -
Islampos diakses tanggal 10 Agustus 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai