Anda di halaman 1dari 115

TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER

DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND


SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
DEBBY SAHARA
NIM. 11150520000028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
PERNYATAAN

Yar-rg bertanda tangan dibarvah ini :

Nama : Debby Sahara

NIM : I I 150520000028

Dengan ini r.nenyatakan bahr,va sk'ipsi yang berjudul TINGLAT


KETENANGAN JI\YA PENYINTAS KANKER DI KONIUNITAS
CANCER INFORMATION AND SLTPPORT CEIITER (CISC) adalah
benar hasil karya sencliri dan ticlak rnelakukan plagiat clalan-r

pen)'usuna1x1ya. Adapun kutipan Yang acla clalar:n peru,uslrllan karya ini


telah saya cantunikan sumber kutipannva clalarn skripsi. Saya bcrsedia
nrelakukan proses yang sel-nestinva sesuai clengan pcraturan perundangan
yang bcriaku jika ternliata. skripsi ini sebagian atau keseluruhan
tnerupakan plagiat dari kar1,a orang lain.
TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER
DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND
SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh
Debby Sahara
NIM. 11150520000028

Pembimbing

Muhtar Mochamad Solihin, M. Si


NUPN. 992011324

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di


Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC) Jakarta”
telah diujikan dalam sidang munaqosyah Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
12 Mei 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.

Jakarta, 11 Juni 2020

Sidang Munaqosyah

Ketua Sekretaris

Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si Artiarini Puspita Arwan, M. Psi


NIP. 19650301 199903 1 001 NIP. 19861109 201101 2 016

Penguji 1 Penguji 2

Dr. Fauzun Jamal, Lc., MA Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si


NIP. 19741021 200801 1 009 NIP. 19690607 199503 2 003

Pembimbing

Muhtar Mochamad Solihin, M.Si


NUPN. 9920113247
ABSTRAK

Debby Sahara, 11150520000028, Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas


Kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
Jakarta, dibawah bimbingan Muhtar Mochamad Solihin, M. Si, 2020

Penyintas kanker diharapkan memiliki ketenangan jiwa yang tinggi


agar mampu melalui masa pengobatan yang cukup berat dan kembali
beraktifitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketenangan jiwa
penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center
(CISC) Jakarta tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
dukungan sosial secara rutin dan optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk :(1)mendeskripsikan tingkat
ketenangan jiwa;(2)menganalisis hubungan dukungan sosial dengan
ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC) Jakarta. Penelitain ini menggunakan teori dukungan
sosial Sarafino dan ketenangan jiwa Hakim.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis
penelitian survey. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah random
sampling dengan jumlah sampel 45 penyintas. Analisis data menggunakan
uji spearman’s rank. Program yang digunakan untuk mengolah data adalah
Microsoft Excel dan SPPS for Windows 22.0
Hasil penelitian ini menemukan: (1)Tingkat ketenangan jiwa
Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation and Support Center
(CISC) Jakarta tergolong tinggi, hal ini diketahui dari hasil perhitungan
distribusi frekuensi untuk variable Y (ketenangan jiwa), dengan 25 penyintas
(55,56%) mendapatkan skor tinggi dan 20 penyintas (44,44%) mendapatkan
skor rendah.(2) Terdapat hubungan kuat dan positif antara dukungan sosial
dengan ketenangan jiwa Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation
and Support Center (CISC) Jakarta dengan nilai signifikansi 0,000 atau
kurang dari 0,05 dan nilai korelasi Spearman Rank sebesar 0,740.

Kata Kunci : Dukungan sosial, ketenangan jiwa Penyintas Kanker,


Komunitas CISC Jakarta

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang sampai akhir zaman. Alhamdulillah peneliti mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Tingkat Ketenangan
Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information and Support
Center (CISC) Jakarta”.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orangtua peneliti, Ibu
Sarwi Wiyati Asih dan Bapak Feri Syarifudin Intan yang tak henti
menunjukkan rasa sayang dan motivasi kepada peneliti, serta menjadi alasan
terbaik bagi peneliti agar terus semangat dan berusaha secara maksimal
dalam meraih cita-cita yang diharapkan. Selain itu, peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si dan Artiarini Puspita Arwan, M.Psi
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan Penyuluhan
Islam.
3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si yang senantiasa meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
pengerjaan skripsi ini.

ii
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Jakarta.
5. Kepada pihak Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Pusat Perpustakaan UIN Jakarta yang telah
menyediakan buku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
6. Kepada keluarga besar Komunitas Cancer Information and Support
Center (CISC) Jakarta terutama Ibu Aryanthi Baramuli Putri, SH,
MH. selaku Ketua Umum Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC), Ibu Sri Sri Suharti R. selaku Ketua Harian,
Ibu Megawanti Tanto selaku Koordinator Rumah Singgah Komunitas
Cancer Information and Support Center (CISC), Ibu drh. Linda
Gunawan selaku Koordinator Support Group, Mas Asep Nurjen
selaku Seksi Bidang Informasi dan media dan para pengurus Rumah
Singgah Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
yaitu Mas Karman, Mas Iyan dan Mas Aul.
7. Pengurus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah
menyediakan tempat Suppot Group Komunitas Cancer Information
and Support Center (CISC).
8. Kakak dan Adik peneliti yang senantiasa memotivasi dan memberi
dukungan untuk selalu semangat meraih cita-cita.
9. Seluruh Keluarga BPI 2015 yang merupakan teman seperjuangan
penulis selama menempuh pendidikan di kampus. Sungguh
pengalaman dan kisah yang luar biasa dengan kalian.
10. Teman- teman Praktikum Mikro di PSKW dan Makro Ngampo Alfi,
Rini, Astri Amalia, Aji Putra, Tiara, Atun, Farhan, Silmi, Era, Fitri,
Zubed, dan Ismail.

iii
11. Teruntuk sahabat peneliti Ulfi, Chalisa, Syita yang senantiasa
membantu, memotivasi dan meyemangati peneliti dalam penelitian
ini, terutama sahabat yang satu tempat tinggal Maryam yang selalu
sabar menghadapi dan menemani peneliti dalam menyusun skripsi
ini.
12. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu
tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga semua bantuan dan perhatian yang tercurah mendapat
balasan pahala berlipat dari Allah SWT. Selain itu semoga apa yang menjadi
cita-cita dan impian kita semua terwujud di masa depan serta mendapat ridho
dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis berharap adanya masukan, saran dan kritik yang membangun
supaya menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi penulis. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

Jakarta, Mei 2020

Debby Sahara

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................v

DAFTAR TABEL ........................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1


A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .........................................................10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................11
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................13
E. Sistematika Penulisan ........................................................................18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................20


A. Dukungan Sosial ................................................................................20
B. Ketenangan Jiwa ................................................................................26
C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .....................30
D. Kerangka Berfikir ..............................................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................35


A. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................35
B. Waktu dan Tempat .............................................................................36
C. Populasi dan Sampel ..........................................................................36
D. Sumber Data.......................................................................................38
E. Variabel dan Definisi Operasional .....................................................39
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................40
G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................41
H. Teknik Analisis Data..........................................................................46
v
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ......49
A. Gambaran Umum Komunitas CISC ..................................................49
1. Sejarah Komunitas CISC .............................................................49
2. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan Komunitas CISC .......51
3. Visi dan Misi Komunitas CISC ...................................................54
4. Profil Komunitas CISC ................................................................55
5. Kegiatan Komunitas CISC. ..........................................................55
B. Temuan Hasil Penelitian ....................................................................57
1. Karakteristik Individu Responden ...............................................57
2. Gambaran Umum Ketenangan Jiwa Responden..........................59
3. Analisis Data Uji Korelasi ...........................................................60

BAB V PENUTUP........................................................................................68
A. Kesimpulan ........................................................................................68
B. Saran ..................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70

LAMPIRAN..................................................................................................73

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Likert .................................................................................... 44

Tabel 2.Blueprint Skala Dukungan Sosial ................................................... 45

Tabel 3.Blueprint Skala Ketenangan jiwa ................................................... 46

Tabel 4. Hasil Uji Relibialitas ...................................................................... 48

Tabel 5. Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan................................. 50

Tabel 6. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 59

Tabel 7. Jumlah Usia Responden ................................................................. 60

Tabel 8.Tingkat Pendidikan Responden ...................................................... 61

Tabel 9. Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker


di Komunitas CISC ........................................................................62
Tabel 10. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden
dan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .......................... 66
Tabel 11. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden
dengan Ketenangan Jiwa.............................................................. 65
Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi Bagian Dukungan Sosial dengan
Ketenangan Jiwa .......................................................................... 66

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker


pada Penduduk Dunia Tahun 2012 .............................................. 1
Gambar 2. Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan Dukungan Sosial
dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker ................................ 35

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kanker tentu sudah tidak asing bagi penduduk
Indonesia. Setiap tahunnya ada penduduk yang meningggal
karena kanker. Pengetahuan yang minim dan keterlambatan
dalam penanganan penyakit kanker menjadi salah satu faktor
utama kematian. Beban penyakit kanker yang merupakan
penyakit tidak menular (TPM) atau Non-Comunicable Disesase
(NCD) diantara faktor usia dan transisi kesehatan. Penyakit
kronis salah satunya kanker dapat menyebabkan kematian pada
usia produktif berkisar 30 tahun sampai 70 tahun dapat dilihat
pada Gambar 1.1

Tiroid
Ginjal
Leukimia
Kandung kemih
Kematian
Serviks
Kasus Baru
Perut
Kolorektal
Paru
0 20 40 60

Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat


Kanker pada Penduduk Dunia Tahun 20122

1
Agus Sutopo dkk, Kajian Indikator Suistainable Development Goals
(SDGs), (Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2014) hal 42
2
GLOBOCAN 2012 (IARC), Section of Cancer Surveillance

1
2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)


dalam Buletin Jendela Data dan Informasi menyatakan bahwa
berdasarkan data Globocan, International Agency for Research n
Cancer (IARC) bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di
seluruh dunia. Pada gambar 1 menunjukkan bahwa kanker
payudara, kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis
kanker dengan prosentase kasus baru tertinggi yatu sebesar
43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Sementara itu, kanker paru dan kanker
payudara merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker.3
Pasien Kanker di Indonesia sampai saat ini masih meningkat.
Data tahun ini menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di
Indonesia terjadi pada 136,6 per 100.000 penduduk, berada pada
urutan ke-8 se-Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Untuk jenis
kanker yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia
berbeda pada tiap jenis kelamin. Untuk laki-laki adalah kanker
paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk.
Kemudian diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per
100.000 penduduk. Angka kejadian perempuan yang tertinggi
adalah kanker payudara yakni 42,1 per 100.000 penduduk dan
kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.4

3
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Situasi Penyakit
Kanker, (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesehatan, Buletin Semester 1,
2015), hal 3
4
Khadijah Nur Azizah, Detik.com “Jumlah Pengidap Kanker Naik,
Ini 4 Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia”, diunggah pada 31 Januari 2019,
httpss://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-penyintas-
kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesia,“, diunduh pada 27
Juni 2019 10.15 WIB
3

Jumlah penderita dan meninggal karena kanker meningkat


tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut dikeluarkan oleh
WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang meninggal dunia
karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian karena kanker
baru 8,2 juta orang.5
Berdasarkan data tersebut, kanker termasuk salah satu
penyakit kronis yang dapat mengakibatkan emosi yang tidak
stabil. Ross menyebutkan bahwa ada lima tahap reaksi emosi
yang berhubungan dengan penyakit kronis, yaitu :
1. Penyangkalan (denial)
2. Kemarahan (anger)
3. Tawar-menawar (barganing for extra)
4. Depresi (depression)
5. Penerimaan diri (acceptance).6
Reaksi emosi tersebut karena penyintas kanker melalui
serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal
dan memerlukan waktu sampai sel-sel kanker dinyatakan hilang.
Selain membutuhkan waktu dan biaya, penyintas kanker pun
merasakan efek samping dari berbagai pengobatan.
Kemoterapi merupakan salah satu contoh pengobatan yang
mengakibatkan efek samping. Efek samping tersebut yaitu

5
Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang
Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,
https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-
meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019
pukul 11.40 WIB
6
Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 554
4

kerontokan pada rambut, cepat lelah dan juga menjadi kurang


bergairah dalam menjalani kehidupan.7
Selain memiliki efek samping pada fisik, kemoterapi pun
memiliki efek samping pada psikologis. Wijayanti menyebutkan
beberapa dampak psikologis penyintas kanker yaitu
ketidakberdyaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun,
stress dan depresi.
1. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah kondisi psikologis yang disebabkan
oleh gangguan motivasi, proses kognisi, dan emosi sebagai hasil
pengalaman di luar control organisme. Ketidakberdayaan pada
penyintas kanker bisa terjadi karena proses kognitif pada
penderita yang berupa pikiran bahwa usahanya selama ini untuk
memperpanjang hidupnya atau mendapatkan kesembuhan,
ternyata menimbulkan efek samping.
2. Kecemasan
Kecemasan adalah keadaan psikologis yang disebabkan oleh
adanya rasa khawatir yang terus-menerus ditimbulkan oleh
adanya inner conflict. Dampak kecemasan yang muncul pada
penyintas kanker adalah berupa rasa takut bahwa usianya akan
singkat. Selain itu, kecemasan timbul karena seseorang yang
awalnya merasa sehat, tiba-tiba diberitahu bahwa dirinya
mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Maka, timbul
penolakan.

7
Rama Dinanda, Mengenal Seluk Beluk Kanker, (Yogyakarta :
Katahati, 2009) hal 45
5

Penolakan yang penuh kecemasan ini terjadi karena mungkin


ia memiliki banyak rencana akan masa depan, ada harapan pada
kemajuan kesehatannya, dan itu seolah terhempas.
3. Rasa Malu
Rasa malu merupakan suatu keadaan emosi yang kompleks
karena mencakup perasaan diri negatof. Perasaan malu pada
penderita kanker muncul karena ada perasaan dimana ia memiliki
mutu kesehatan yang rendah dan kerusakan dalam organ.
4. Harga Diri Menurun
Sebagai penderita penyakit kanker, disebutkan bahwa pada
diri penyintas mengalami perubahan konsep diri. Harga diri
merupakan konsep diri, maka bila konsep diri menurun diartikan
bahwa harga dirinya juga turun. Menurunnya harga diri sejalan
dengan memburuknya kondisi fisik.
5. Stres
Stres yang muncul sebagai dampak pada penyintas kanker
mefokuskan seseorang terhadapt stressor. Stressor dalam hal ini
adalah penyakit kanker yang diderita. Stres dipengaruhi oleh
beberapa hal, salah satunya dukungan sosial. Dukungan sosial
sangat berguna untuk menjaga kesehatan seseorang dalam
keadaan stress.
6. Depresi
Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengahn alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya. Termasuk perubahan pola tidue dan nafsu makan,
konsentasi, kelelahan, dan rasa putus asa. Salah satu akibat dari
6

kecemasan yang berupa usianya akan singkat, menjadikan


perasaan putus asa dalam diri penyintas kanker.8
Dampak psikologis yang terjadi pada penyintas kanker
tersebut mengartikan bahwa penyintas tidak memiliki ketenangan
jiwa berdasarkan karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim
yaitu jiwanya tidak berontak, dapat menerima kenyataan
sebagaimana mestinya, selalu bereaksi positif dalam menghadapi
masalah, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
masyarakat dan norma-norma yang berlaku, memahami
kelebihan dan kelemahan diri pribadi, dan hidup harus sesuai
ajarana agama.
Ketenangan jiwa merupakan istilah psikologi yang terdiri
atas dua kata yaitu ketenangan dan jiwa. Ketenangan berasal dari
kata tenang yang berarti diam tidak berubah-ubah, tidak gelisah,
tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat, tidak rebut
dan tidak tergesa-gesa.9 Sedangkan jiwa berasal dari kata psyche
yang berarti jiwa, nyawa, atau alat berfikir. Sedangkan dalam
bahasa Arab disebut Al-nafs.10
Ketenangan jiwa dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain, masyarakat dan
lingkungan serta dengan lingkungan di mana ia hidup. Sehingga
orang dapat menguasai faktor dalam hidupnya dan
menghindarkan tekanan-tekanan perasaan yang membawa kepada

8
Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker
Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 34
9
Depatemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, (Jakarta :
Pena Pundi Aksara, 2002) hal 80-100
10
Irwanto dkk, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Grafindo Pustaka
Utama, 1991), hal 3
7

frustasi. Ketenagan jiwa penyintas kanker berbeda dengan


manusia yang sehat.11
Wijayanti menyebutkan bahwa salah satu yang
mempengaruhi stress adalah dukungan sosial. Dukungan sosial
berguna untuk menjaga kesehatan sesorang. 12 Hal tersebut senada
dengan Taylor yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang
diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,
dicintai, timbul rasa percaya diri da kompeten.13
Adapun dukungan sosial dari sudut pandang Psikologi
Komunitas merupakan suatu proses spesifik berlangsung dalam
kehidupan komunitas, berupa suatu jaringan sosial dibentuk oleh
orang-orang yang saling berinteraksi. Unit terkecil atau simpul
dari jaringan sosial tersebut adalah hubungan (interaksi) antara 2
orang (dyad). Tujuan dukungan sosial untuk membantu seseorang
mencapai kebahagiaan.14
Al-Qur’an pun memerintahkan untuk memberikan dukungan
sosial berupa pesan dan kasih sayang kepada sesama dan orang
yang membutuhkan. Ayat yang sesuai dengan penjelasan tersebut
yakni Q.S. Al-Balad : 17 yang berbunyi :
َّ‫ص ْوا بِ ْال َم ْر َح َم ِة‬ َ ‫ْه ٰا َمنُ ْوا َوت ََوا‬
َ ‫ص ْوا بِالصب َِّْر َوت ََوا‬ ََّ ‫ه ال ِذي‬ ََّ ‫ثُمَّ كَا‬
ََّ ‫ن ِم‬

11
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, cet. 9, (Jakarta: Gunung
Agung, 1982) h. 11-12
12
Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker
Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 35
13
Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 554
14
Istiqomah Wibowo, dkk, Psikologi Komunitas, (Depok, LPSP3, Cet.
II, 2013), hal 33-34
8

Artinya : “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang


beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
memberi kasih sayang” (Q.S. Al-Balad :17)15

Beberapa orang yang menjadi penyintas kanker tergerak


hatinya dan mendirikan sebuah komunitas yang bertujuan untuk
memberikan dukungan dan informasi kepada sesama penyintas
kanker. Komunitas tersebut diberi nama Cancer Information and
Support System (CISC) yang telah berdiri selama 16 tahun sejak
2003 lalu.
Komunitas ini terdiri dari dokter yang professional serta para
penyintas kanker yang telah lebih dulu berjuang melawan kanker.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk diteliti mengenai
dukungan sosial yang diberikan komunitas Cancer Information
and Support System (CISC) pada penyintas kanker.
Penelitian ini penting untuk diteliti karena berdasarkan teori
Wijayanti dan hasil observasi peneliti, penyintas kanker terus
meningkat dan membutuhkan dukungan bukan hanya dari
kelurga, namun dari sebuah komunitas yang berpengalaman dan
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penyinta kanker.
Dengan begitu, diharapkan penyintas kanker dapat menjalankan
pengobatan dengan tenang.
Penelitian ini menarik juga untuk diteliti karena belum ada
yang meneliti tentang hubungan dukungan sosial dari Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta dengan
ketenangan jiwa pada penyintas kanker dalam menjalani

15
Depatemen Agama RI. (2002). Mushaf Al-Qur’an Terjemahan.
Jakarta : Pena Pundi Aksara hal 1051
9

pengobatannya. Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti


tentang hubungan dukungan jiwa dengan ketenangan jiwa pada
penyintas kanker, Pratiwi dalam skripsinya menyebutkan bahwa
adanya pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup
lansia.16 Hal yang sama pada penelitian Bukhori membahas
tentang hubungan kebermaknaan hidup dengan dukungan sosial
keluarga pada kesehatan mental narapidana.17 Selain itu, Maria
dalam penelitiannya membahas tentag hubungan dukungan sosial
dengan harga diri pada remaja penderita tunadaksa. 18
Adapun penelitian sebelumnya mengenai ketenangan jiwa,
beberapa menghubungkan dengan dzikir seperti skripsi Astuti
tentang pelaksanaan dzikir untuk menumbuhkan ketenangan jiwa
narapidana kelas IIB Boyolali.19 Hal yang sama disebutkan oleh
Sari bahwa pengalaman dzikir dapat mempengaruhi ketenangan
jiwa.20 Selain itu, Suriyanti (2009) menyebutkan bahwa adanya

16
Pratiwi Yusnia, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas
Hidup Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta
Selatan, (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial, FIDIK, UIN Jakarta 2016)
17
Baidu Bukhori, Hubungan Kebermaknaan Hidup dan Dukungan
Sosial Keluarga dengan Kesehatan Mental Narapidana, Junal Ad-Din, Vol. 4
No. 1, 2012
18
Florentia Anggun Maria, , dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan
Harga Diri pada Remaja Penderita Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak
Cacat Kota Malang, (Nursing News, Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol. 2 No.3.
2017 )
19
Diah Puji Astuti, Pelaksanaan Dzikir untuk Menumbuhkan
Ketenangan Jiwa Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali,
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam IAIN Purbolinggo, 2017)
20
Ayu Efita Sari, Pengaruh Pengalaman Dzikir terhadap Ketenangan
Jiwa di Majlisul Dzakirin Kamulan Trenggalek (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf
Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung,
2015)
10

dampak kekhusyuan sholat fardhu terhadap ketenangan jiwa


pasien rawat inap. 21
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta dengan mengambil judul skripsi “Tingkat
Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer
Information and Support Center (CISC) Jakarta”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti
membatasi penelitian skripsi ini hanya berfokus pada bentuk
dukungan sosial yang didapatkan oleh Penyintas Kanker di
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta, ada pun
pembatasan hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa
Penyintas Kanker di Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta adalah:
a. Dukungan Sosial adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain
atau kelompok kepada individu
b. Ketenangan jiwa adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain,
masyarakat dan lingkungan serta dengan lingkungan di
mana ia hidup.

21
Suriyanti, Dampak Kekhusyuan Shalat Fardhu terhadap
Ketenangan Jiwa Keluarga Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Muhammadiyah Kendal, (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
IAIN Walisongo, 2009)
11

c. Fokus penelitian pada Penyintas Kanker yang mengikuti


Support Group dan aktif di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) telah
berjuang bersama dengan para penyintas kanker selama 16 tahun
dan telah memiliki cabang 10 kota di Indonesia dengan berpusat
di Jakarta. Program yang telah digalangkan pun sangat banyak.
Komunitas ini tidak hanya memberikan dukungan melalui
informasi, namun juga melalui seni dan olahraga. Jika dihitung
secara menyeluruh terdapat 1000 lebih anggota Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) se-Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan tersebut maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana tingkat ketenangan jiwa penyintas kanker di
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta?
b. Bagaimana hubungan dukungan sosial dengan ketenangan
jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan tingkat ketenangan jiwa penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta.
12

b. Menganalisis hubungan dukungan sosial dengan


ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Untuk memperkaya kajian ilmu pengetahuan di Program
Studi Bimbingan Penyuluhan terutama dalam mata
kuliah psikologi sosial dan psikologi komunitas.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dalam pemikiran keilmuan yang dapat
mengembangkan teori tentang dukungan sosial dan
ketenangan jiwa penyintas kanker.
b. Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam memberikan
dukungan sosial kepada penyintas kanker di komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta agar
mereka merasakan ketenangan dalam jiwanya.
2) Sebagai bahan rujukan, informasi, dan tambahan
referensi bagi masyarakat, mahasiswa, dan kalangan
pembimbing atau penyuluh serta peneliti di bidang
penyuluhan yang ingin mendalami tentang dukungan
sosial dan ketenangan jiwa penyintas kanker di
Komumitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang dukungan sosial dan ketenangan jiwa telah
banyak dilakukan. Namun, belum ada yang meneliti tentang
13

hubungan dukungan sosial dan ketenangan jiwa. Maka dari itu,


untuk menghindari plagiarisme peneliti meninjau penelitian
sebelumnya. Berikut beberapa penelitian yang relevansinya
dengan judul skripsi peneliti antara lain:
Penelitian Jannah dan Rohmatun tahun 2018 tentang
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada
Penyintas Banjir Tambak Lorok. Penelitian Janah dan
Rohmatun untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan
resiliensi pada penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan
populasi 308 orang dan sampel sebanyak 80 orang dengan
metode kuantitatif. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai rxy = 0,428
dengan taraf signifikan p= 0,000 (p>0,01). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara hubungan
dukungan sosial dengan resiliensi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar dukungan sosial semakin besar juga tingkat
resiliensi penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan
presentase sebesar 18, 3 %.22
Kekurangan dalam penelitian Jannah dan Rohmatun adalah
item pada kuesioner ini sedikit sehingga dimensi dari dukungan
sosial dan resiliensi kurang tersampaikan dengan baik pada
kuesioner. Kelebihan dalam penelitian tersebut adalah penentuan
indikator yang sesuai dengan teori dan keadaan lapangan serta
penjelasan hasil penelitian yang detail sehingga mudah dipahami.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
penentuan sampel dan variabel dependen yang digunakan. Pada
22
Syahria Nur Jannah dan Rohmatu, Hubungan antara Dukungan
Sosial dengan Resiliensi pada Penyintas Banjir Tambak Lorok, 2018, Jurnal
Vol.1 No.1
14

penelitian tersebut menggunakan teknik purposive sampling


sedangkan penelitian ini menggunakan random sampling.
Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian
tersebut yaitu resiliensi sedangkan pada penelitian ini
menggunakan ketenangan jiwa sebagai variabel dependen.
Penelitian Aushafi tahun 2017 tentang Pengaruh Dzikir
terhadap Ketenangan Jiwa Pedagang Pasar Johar Pasca
Kebakaran. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dzikir terhadap ketenangan jiwa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara f-hitung
dengan f-tabel. Dimana f-hitung diperoleh melalui perhitungan
sebesar 1, 698. Sedangkan f-tabel pada taraf signifikan 5% = 3,
97. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dzikir berpengaruh
terhadap ketenangan jiwa.23
Kekurangan dalam penelitian Aushafi adalah penggunaan
bahasa yang kurang efektif sehingga pembaca membutuhkan
waktu lebih untuk memahami penelitian tersebut. Kelebihan
penelitian ini adalah penentuan sampel disesuaikan dengan
penghuni rumah yang paling dekat dengan pasa Johar sehingga
hasil penelitian dapat memenuhi tujuan penelitian.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan
dzikir sebagai variabel independen sedangkan penelitian ini
menggunakan dukungan sosial sebagai variabel indipenden.

23
Faishal Aushafi, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa
Pedangan Pasar Johar Pasca Kebakaran” (Skripsi S1 Jurusaan Tasawuf dan
Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang,
2017)
15

Penelitian Pratiwi tahun 2016 tentang Pengaruh Dukungan


Sosial terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia di Pusat
Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia
(lansia) di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta
Selatan. Hasil dari penelitian ini diperoleh berdasarkan F-Test
nilai signifikannya sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih
kecil dari 0,05. Artinya variabel dukungan sosial mempengaruhi
kualitas hidup Lansia. Adapun berdasarkan hasil Adjustes R
Square (R2) dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup
sebesar 42,8 % dan 57,2% dipengaruhi oleh variabel lain.24
Kekurangan dalam penelitian Pratiwi adalah penggunaan
istilah asing pada skala sehingga pembaca kurang mengetahui arti
dari istilah tersebut. Kelebihan penelitian tersebut yaitu analisis
data yang rinci sehingga seluruh indikator dapat teranalisis
dengan baik.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen dan analisis yang digunakan. Penelitian
tersebut menggunakan kualitas hidup sebagai variabel dependen
sedangkan penelitian ini menggunakan ketenangan jiwa sebagai
variabel dipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian
tersebut menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear

24
Yusnia Pratiwi, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup
Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran,
Jakarta Selatan (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi 2016)
16

sederhana sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji


koefisien korelasi.
Sari dalam skripsinya pada tahun 2015, meneliti tentang
Pengaruh Pengamalan Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di
Majlisul Dzakirin Kamulan Durena Trenggalek. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengamalan dzikir
terhadap ketenangan jiwa. Hasil analisis data melalui perhitungan
skor angket menyatakan bahwa dzikir berpengaruh terhadap
ketenangan jiwa. Adapun hasil dari perhitungan ftabel pada taraf
signifikan 5% adalah 3,15, terbukti dari besarnya prosentase
ketenangan jiwa 6,5% ketenangan jiwa diperoleh fhitung melalui
perhitungan sebesar 5, 012.25
Kekurangan dalam penelitian Sari adalah tidak membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa di lingkungan
majlis tersebut. Penelitian terebut hanya berfokus pada ada atau
tidaknya pengaruh pengmalan dzikir terhadapat ketenagan jiwa.
Kelebihan penelitian tersebut adalah hasil analisis data
disampaikan dengan detail dan rinci sehingga pembaca mudah
memahami.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan
pengamalan dzikir sebagai variabel independen sedangkan
penelitian ini menggunakan dukungan sosial sebagai variabel
indipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian tersebut

25
Ayu Efita Sari, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di
Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggelek ” (Skripsi S1 Jurusaan
Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN
Tulungagung, 2015)
17

menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear


berganda sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji
koefisien korelasi.
Penelitian Amin tahun 2015 tentang Dukungan Sosial dan
Kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar
yang Bersekolah di Luar Baduy. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya dampak dukungan sosial terhadap
kemampuan penyesuaian diri remaja Suku Baduy Luar yang
bersekolah di Luar Baduy. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat dampak dari dukungan sosial terhadap
penyesuaian diri remaja terutama dukungan informasi dan
dukungan emosional.26
Kekurangan yang dapat diamati, yakni alangkah lebih
baiknya menggunakan kualitatif-kuantitatif (mix-method) agar
dapat juga diketahui secara spesifik nilai dampak dukungan sosial
Kelebihan dari skripsi ini yaitu peneliti tersebut dapat menggali
informasi dari informan secara mendalam.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen dan metodologi penelitian yang
digunakan. Penelitian tersebut menggunakan penyesuaian diri
sebagai variabel dependen sedangkan penelitian ini menggunakan
ketenangan jiwa sebagai variabel dipenden. Adapun metodologi
penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut adalah
kualitatif, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif.

26
Sofwatillah Amin, Dukungan Sosial dan Kemampuan Penyesuaian
Diri Remaja Suku Baduy Luar yang Bersekolah di Luar Baduy, (Skripsi S1
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta 2015)
18

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam lima
bab yaitu27:
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai definisi
teori-teori ataupun penelitian sebelumya yang
berkaitan dengan dukungan sosial dan ketenangan
jiwa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
variabel penelitian, sumber data, populasi dan
sampel, hipotesis penelitian, definisi operasional
variabel, Teknik pengumpulan data, uji validitas
instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Komunitas
Kanker Cancer Information Support Center
19

Jakarta yang meliputi sejarah,visi, misi dan


tujuannya, program-program serta struktur
kepengurusan Cancer Information Support Center
Jakarta. Hasil penelitian menjelaskan temuan dan
analisis data tentang hubungan dukungan sosial
dengan ketenangan jiwa penyintas kanker, data-
data hasil penelitian, hasil angket, identifikasi
responden, deskripsi hasil penelitian, dan analisis
data.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan dari penelitian yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
20

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Orang yang memiliki riwayat penyakit kronis, akan memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi, menurut penelitian Marthan
orang-orang tersebut membutuhkan dukungan sosial.28 Kanker
pun termasuk salah satu penyakit kronis yang dapat
mengakibatkan strees. Maka, dukungan sosial tentu diperlukan
untuk pasien kanker.
Dukungan sosial menurut Santrock adalah adanya respon
atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi yang
menghormati serta menghargai dan mencakup suatu interaksi
dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung satu sama
lain.29
Menurut Wayan dukungan sosial merupakan ketersediaan
dukungan atau bantuan yang memberikan kenyamanan sehinggga
membuat individu merasa diperhatikan oleh orang lain dan
individu merasa diperhatikan, dicintai, dan dihargai oleh orang
lain dan individu yang bersangkutan merasa bagian anggota dari

28
Asri P. Marthan, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat
Depresi Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis, Jurnal Ilmu
Keperawatan, Vol. 01 No. 02, Yogyakarta, 2006
29
Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007)
21

suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang memahami


emosi, informasi, penghargaan dan instrumental.30
Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang
diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Menurut
Sararon & Pierce dalam Baron & Byrne dukungan sosial adalah
kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh
teman atau anggota keluarga.31
Sementara itu, menurut Taylor, Peplau, dan Sears, dukungan
sosial adalah pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh
perhatian emosi, bantuan instrumental, penyediaan informasi,
atau pertolongan lainnya. dukungan sosial diyakini dapat
menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin
meningkatkan kesehatan fisik.32
Menurut Johnson dan Jhonson dukungan sosial merupakan
keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi
bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang
33
bersangkutan.

30
S. Wayan, Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan
Status Kesehatan dengan Tingkat Depresi pada Agrerat Lanjut Usia di Kec.
Karangasem Kab. Karangasem Bali, Tesis, Universitas Indonesia
31
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2004
32
Rima Nur Shellyna, Hubungan Dukungan Sosial dan Kualitas
Hidup pada Individu Disabilitas Fisik, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang 2018) hal 9
33
Anggraini P, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat
Stress pada Lansia di Posyandu Bendungan RW 02 Desa Landung Sari
Kecamatan Dau Malang, Jurnalal Nursing News, Vol. 1, No. 1, 2016, hal 56
22

Dukungan sosial menurut Rook adalah salah satu diantara


fungsi pertalian atau ikatan sosial. Segi fungsional mencakup
dukungan emosional, dorongan perasaan, pemberian nasihat atau
informasi pemberian material.34 Gottlieb juga mengungkapkan
bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
dan atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan
oleh keakraban sosial atau diperoleh kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak
penerima.35
Dari beberapa pengertian di atas, dukungan sosial adalah
perhatian dan bantuan dari individu atau kelompok kepada
individu yang lain dengan memberikan infornasi, kenyamanan,
keakraban, dukungan materi atau instrumental dengan tujuan
memberikan semangat dan kesejahteraan.
2. Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai hal, biasanya
dukungan sosial ini diberikan oleh orang-orang terdekat, seperti
keluarga, kerabat, dan sahabat. Menurut Rook dan Dooley
sumber dukungan sosial dibagi menjadi dua, yaitu 36:
a. Sumber natural
Dukungan sosial natural yang diterima seseorang melalui
interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan
oramg-orang yang berada di sekitarnya. Misalnya anggota

34
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta
35
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta
36
Cohen S, Issue in the application and study of social support, eds.
Social Support and Health, Orlando, FLN: Academic Press, hal 3-22
23

keluarga, teman dekat atau relasi dan orang yang memiliki


hubungan yang akrab. Dukungan sosial ini bersifat non formal.
b. Sumber artifisial
Dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang
dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya
dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai
sumbangan sosial, seperti pakaian, tempat tinggal, makanan, uang
dan lain-lain.
Sedangkan Weis mengemukakan bahwa setiap fungsi sosial
memiliki sumber-semuber dukungan yang berbeda, misalnya
sumber dukungan bagi individu untuk mendapatkan saran atau
pendapat adalah orangtua, teman atau rekan kerja.37
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wentzel bahwa
sumber-sumber dukungan sosial berasal dari orang yang memiliki
hubungan yang berarti bagi individu seperti keluarga, teman
dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara, tetangga, dan guru-
guru di sekolah.38
Sedangkan Gottlieb mengelompokkan sumber-sumber
dukungan sosial berdasarkan penelitian para ahli mengenai
dukungan sosial, yaitu39:

37
Purba J. dkk, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada
Guru, Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, 2007, hal 83
38
Apollo dan Andi Cahyadi, Konflik Peran Ganda Perempuan
Menikah yang bekerja ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan
Penyesuaian Diri, Jurnal Widya Warta No. 2 Vol. 35, Juli 2012 , hal 261
39
S.Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT
Assyifa Boarding School Subang Jawa Barat, Jurnal Psikologi UNDIP,Vol.
10 No. 2, 2011, hal 107
24

a. Hubungan profesional, yakni bersumber dari orang-orang


yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater,
psikolog, dokter maupun pengacara.
b. Hubungan non-profesional, yakni dukungan sosial yang
bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman,
keluarga dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya berasal dari orang-
orang terdekat seperti keluarga, teman, kerabat dan guru. Tetapi
dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti pekerja
sosial atau relawan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dan anggota komunitas.
3. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
Dukungan sosial terdiri dari beberapa bentuk, menurut
Sarafino terdapat lima bentuk dukungan sosial, yaitu 40:
a. Dukungan Emosional
Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati dan turut
prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan
penerima dukungan merasa nyaman, tenteram kembali, merasa
dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi
bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal dan cinta.
b. Dukungan Penghargaan
Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima
dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri dan
merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika
40
Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan
Sons, hal 70-72
25

individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar


dari pada kemampuan yang dimilikinya.
c. Dukungan Instrumental
Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk
didefinisikan yaitu dukungan yang berupa bantuan secara
langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau
membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.
d. Dukungan Informasi
Orang-orang yang berada disekitar individu akan
memberikan dukungan informasi dnegan cara menyarankan
beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam
mengatasi masalah yang membuatnya stres.
e. Dukungan Kelompok
Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu
merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok
dimana anggota-anggotanya dapat saling berbagi.
Komponen dukungan sosial menurut Weiss ada 6 yang
disebut sebagai The Social Provision Scale dimana masing-
masing komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun satu sama
lain saling berhubungan dan digunakan sebagai pengukuran pada
dukungan sosial.
Adapun komponen-kompo0nen tersebut adalah kedekatan
emosional (emosional attachment), integrasi sosial (sosial
integration), penghargaan atau pengakuan (reassurance of
worth), hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan
bantuan yang nyata (reliable aliance), saran atau informasi
26

(guidance) dan kemungkinan untuk membantu (opportunity of


natturance).41
Menurut Taylor dukungan sosial dapat diberikan melalui
beberapa cara, diantaranya42:
1. Perhatian emosional
Perhatian ini diekspresikan melalui rasa suka, cita, atau empati.
Misalnya, jika anda sedang sakit, kerabat dekat anda memberikan
perhatian yang dapat membantu anda.
2. Bantuan Instrumental
Penyediaan barang atau jasa selama masa stres. Misalnya, ketika
anda sedang sakit dan harus segera ke rumah sakit, teman anda
memberikan tawaran mobilnya untuk transportasi ke rumah sakit.
3. Memberi informasi
Pemberian informasi tentang situasi yang menekan, misalnya jika
anda sedang bingung dalam menentukan pengobatan yang dipilih,
kemudian teman atau kerabat anda memberikan informasi bahwa
anda memilih keputuan yang benar.
B. Ketenangan jiwa
1. Pengertian Ketenangan Jiwa
Ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas dua kata
yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan. Ketenangan
itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat tambahan ke-
an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak bergerak),

41
Zainuddin Sri, "Dukungan Sosial pada Lansia," Jurnal Psikologi 16
Agustus 2006 hal 3
42
Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 555
27

tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat,


tidak ribut, tidak tergesa-gesa.43
Sedangkan Kartono dan Andari44 mengungkapkan bahwa ada
beberapa faktor yang mendasari lahirnya ketenangan jiwa pada
individu yaitu tercapainya kepuasan, mendapatkan posisi status
sosial.
Menurut Soewanto, mengartikan jiwa adalah kekuatan dalam
diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku
manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang mendorong
tingkah laku , maka fungsi jiwa dapat diamati dari tingkah laku
yang nampak.45
Berdasarkan teori tersebut, maka dalam penelitian ini
ketenangan jiwa adalah jiwa yang tidak gelisah dan tidak gugup
betapapun keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa serta
merasakan kepuasan dan mendapatkan status sosial yang
diharapkan.
2. Karakteristik Ketenangan Jiwa
Ketenangan jiwa seseorang tidaklah mudah untuk diketahui
karena tidak dapat diukur, diperiksa dan dilihat dengan alat-alat
medis. Adapun alat yang biasa digunakan untuk mengetahui
ketenangan jiwa yaitu tindakan, pikiran, tingkah laku atau
perasaan. Seseorang dapat dikatan tidak tenang jiwa karena

43
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan
Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3
44
Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan
Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30
45
Westy Soewanto, Pengantar Psikologi, Jakarta, Bina Aksara, hal 15
28

adanya goncangan emosional. Beberapa pakar berpendapat


tentang karakteristik ketenangan jiwa.
Menurut Abdul Mujid, ada beberapa ciri yang menjadi tolak
ukur ketenangan jiwa yaitu kondisi jiwa yang tentram dan tenang
dapat digambarkan sebagai berikut46:
a. Adanya kemampuan individu dalam menghadapi
perubahan dan persoalan zaman;
b. Kemampuan individu dalam bersabar menghadapi
persoalan-persoalan hidup yang berat;
c. Kemampuan individu untuk optimis dan menganggap
baik dalam menempuh kehidupan.
Sedangkan menurut Hakim, karakteristik ketenangan jiwa
adalah47 :
1) Jiwanya tidak berontak (rileks);
2) Dapat menerima kenyataan sebagaimana
mestinya(pasrah);
3) Selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap
masalah;
4) Mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat(mampu beradaptasi);
5) Memahami kelebihan dan kelemahan diri pribadi
maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-
batas kemampuan diri(mengenal diri);

46
Abdul Mujid dan Yusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi
Islam, Raja Grafindo, Jakarta, 2001 hal 139
47
Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara
Hadi, Jakarta, 2003, hal 35
29

6) Hidup harus sesuai dengan ajaran agama(taat pada


Allah).
3. Faktor yang Memengaruhi Ketenangan Jiwa
Menurut Zakiah Drajat dan Kartini Kartono ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa dimana orang yang
ingin mencapai ketenangan jiwa harus memenuhi beberapa faktor
antara lain :
a. Faktor Agama
Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan
mengatur dan mengendalikan sikap, kelakuan dan cara
menghadapi tiap-tiap masalah.48 Pelaksanaan agama (ibadah)
dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi oramg dari rasa
gelisah dan takut. Diantara dari berbagai macam ibadah yang
ada yaitu shalat secara psikologis semakin banyak sholat dan
menggunakan harapan kepada Allah SWT maka akan tentramlah
hati.
b. Terpenuhinya Kebutuhan Manusia
Ketenangan dalam hati dapat dirasakan apabila kebutuhan-
kebutuhan manusia baik yang bersifat fisik maupun baik yang
bersifat fisik maupun psikis terpepenuhi. Apabila kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi akan berdampak pada terganggunya
ketenangan hidup.49

48
Zakiah Dradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, cet.
IV, Bulan Bintang, Jakarta 1982, hal 52
49
Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan
Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30
30

C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa


Dukungan sosial menurut Santrock (2007) adalah adanya
respon atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi
yang menghormati serta menghargai dan mencakup suatu
interaksi dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung
satu sama lain.50 Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial
mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada
individu.51
Adapun ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas
dua kata yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan.
Ketenangan itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat
tambahan ke-an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak
bergerak), tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun
keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa.52
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti berasumsi bahwa
dukungan sosial dan ketenangan jiwa memiliki hubungan karena
keduanya merupakan hal yang bersifat psikis. Untuk mengukur
dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari sikap,
tingkah laku dan hal yang dirasakan penyintas kanker. Kemudian,
untuk meninjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang
terdapat pada bab IV.

50
Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007)
51
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2004
52
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan
Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3
31

D. Kerangka Berpikir
Kanker di Indonesia merupakan penyakit yang sangat
ditakuti. Penderitanya yang meninggal karena kanker sudah
meningkat tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut
dikeluarkan oleh WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang
meninggal dunia karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian
karena kanker baru 8,2 juta orang (2012).53
Dukungan sosial adalah perhatian individu kepada individu
yang lain dengan meberikan infornasi, kenyamanan, keakraban,
dukungan materi atau instrumental dengan tujuan memberikan
semangat dan kesejahteraan. Dukungan sosial merupakan faktor
eksternal yang diberikan kepada penyintas kanker. Dukungan
tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan informasi,
dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan
kelompok. 54
Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
memberikan dukungan sosial kepada para penyintas kanker
dengan mengadakan program Support Group. Apabila penyintas
kanker menerima dukungan sosial, maka akan memperoleh
ketenangan jiwa. Semakin besar dukungan sosial, maka penyintas
kanker akan mudah memperoleh ketenangan.

53
Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang
Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,
https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-
meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019
pukul 11.40 WIB
54
Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan
Sons hal 70-72
32

Selain faktor eksternal, ada faktor internal yang dapat


berhubungan dengan ketenangan jiwa para penyintas kanker,
yaitu karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins.
Karakteristik individu berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan. Pada penelitian ini, peneliti membagi usia menjadi tiga
berdasarkan teori Hurlock, yaitu 21-41 tahun dewasa awal (early
adolescene), 40-60 tahun setengah baya (middle age), dan 60
tahun tua (senescene).55 Sedangkan untuk pendidikan peneliti
membagi menjadi empat, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berpikir dari penelitian ini, maka kerangka berpikir
hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa dapat dilihat
pada Gambar 2.

55
Hurlock, E.B., Psikologi Perkembangan, Terj. dari Developmental
Psychology oleh Istiwidayanti, (Jakarta : Erlangga Gunarsa, 1990)
33

Faktor Internal (X1)


Karakteristik
Responden
Y
1. Usia
Ketenangan jiwa
2. Pendidikan
1. Jiwanya tidak berontak
2. Dapat menerima kenyataan
3. Beraksi positif
4. Menyesuaikan dengan
Faktor Eksternal (X2) kondisi
Dukungan Sosial 5. Memahami kelebihan dan
1. Emosional kekurangan
2. Informasi 6. Sesuai dengan ajaran agama
3. Instrumental
4. Penghargaan
5. Kelompok

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Dukungan


Sosial dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas
CISC Jakarta

E. Hipotesis
Pada penelitian kuantitatif, diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk bentuk hipotesis penelitian.
Hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara
(masih perlu diuji kebenarannya). Terhadap pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya berdasarkan teori yang telah
34

digunakan untuk menjelaskan hubungan diantara variabel-


variabel penelitian.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hipotesis penelitian
ini adalah :
H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara karakteristik
individu dan dukungan social dengan ketenangan jiwa
Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta.
Ha : Ada hubungan signifikan karakteristik individu dan
dukungan sosial dengan ketenangan jiwa Penyintas
Kanker di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta.
Hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima jika taraf
signifikan bernilai ≤ 0.05. Sedangkan jika taraf signifikan ≥ 0,05
maka hipotesis tidak dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf
signifikan bernilai ≤ 0.05 berarti Ha diterima dengan
pengecualian karakteristik individu, karena karakteristik individu
bernilai ≥ 0,05. Maka hipotesis yang diterima sebagai berikut :
Ha : Ada hubungan antara dukungan sosial dengan
ketenagan jiwa pada penyintas kanker di Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan pada data-data
kuantitatif (angka) yang dikumpulkan melalui prosedur
pengukuran dan dilah dengan metoda analisis statistika. Semua
variabel yang terlibat harus diidentifikasikan dengan jelas dan
terukur.56 Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan
survey.
Menurut Sugiyono, survey adalah penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis. 57
Adapun desain penelitian ini, menggunakan penelitian
korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan
variabel lainnya.58 Pada penelitian ini untuk menentukan
hubungan antara dukungan sosial dengan ketenangan jiwa

56
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, hal 5-6
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2011), hal 11
58
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006)

35
36

penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support


Center (CISC).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ruang Serbaguna Lantai 3 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) Jalan Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat. Proses
penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5 bulan, yaitu mulai
7 September 2019 sampai 8 Februari 2020.
Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan peneliti
memilih komunitas ini adalah :
1. Komunitas CISC merupakan komunitas yang melakukan
penyuluhan kepada penyintas kanker dalam hal fisik
maupun psikis.
2. Komunitas CISC sudah berdiri sejak 2003 dan sudah
berusia 17 tahun yang berarti komunitas kanker terlama
di Indonesia.
3. Komunitas yang aktif melakukan penyuluhan sosial
kepada para penyintas kanker dan mempunyai program
yang bervariatif dan bermanfaat untuk para penyintas
kanker.
C. Populasi dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian.59 Kelompok subjek yang
dijadikan populasi harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik
bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya.

59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Alfabeta Bandung, 2013,
hal 142-143
37

Suatu populasi dapat mencakup karakteristik-katakteristik


individual.
Adapun karakteristik populasi pada penelitiam ini adalah
sebagai berikut :
a. Beragama Islam;
Peneliti memilih responden yang beragama Islam karena
Islam merupakan agama yang paling banyak dianut di Indonesia
berdasarkan data dari Databoks yang menyatakan 256,820,000
(85%) penduduk Indonesia beragama Islam.60
b. Anggota Komunitas Cancer Information Support Center
(CISC) Jakarta;
c. Mengikuti Support Group Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka jumlah populasi
pada penelitian ini adalah 50 penyintas yang mengikuti Support
Group Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta dari total 150 penyintas yang bergabung.
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, penetapan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling (sampel
acak) yaitu metode pengambilan sampel dengan acak kepada
objek yang bersifat homogen.61

60
Hari Widowati, diunggah pada 24 September 2019, 09.46 WIB, ,
Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Agama (2010-2050) diunduh pada 21
Mei 2020, 20.58 WIB dari databoks.katadata.co.id
61
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:
LP3ES, Mei 2017), Cet. 32 (Edisi Revisi), h. 172.
38

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus


Slovin dengan rumus sebagai berikut :
n= N = 50 = 44,44 dibulatkan menjadi 45
1+N(e)2 1+50(0,05)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (5%)
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh.62 Peneliti menggunakan dua sumber data pada penelitian
ini, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber
pada penelitian ini adalah Koordinator Support Group,
Koordinato Rumah Singgah, dan Pengurus bidang Media dan
Informasi. 63
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertamnya atau dapat dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun
dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah
dokumentasi dan kuesioner.64

62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik,(Jakarta Rajawali, 1987) h. 129
63
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),
h. 93
64
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),
h. 94
39

E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian


Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel
independen 1(X1), variabel dependen 2 (X2), dan variabel
dependen (Y).
a. Variabel Independen(X)
Variabel independen adalah (X) variabel yang variasinya
mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel lain.
Dapat pula dikatakan bahwa variabel independen adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lain yang hendak diketahui.65
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu dukungan
sosial. Definisi konseptual dukungan sosial yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah dorongan secara emosional, penghargaan ,
instrumental, informasi dan dukungan kelompok yang
dilaksanakan secara intens oleh penyuluh kepada penyintas
kanker untuk membantu individu untuk mendapat ketenangan
jiwa.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain.
Besarnya efek tersebut dapat diamati dari ada-tidaknya, timbul-
hilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang
tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud. 66
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketenangan
jiwa. Definisi konseptual dari ketenangan jiwa yang dimaksud

65
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 92.
66
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 91.
40

dalam penelitian ini adalah ketenangan jiwa secara emosional dan


spiritual yang didapatkan oleh penyintas kanker di Komunitas
Cancer Information and Support Center (CISC). Adapun definisi
operasional secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah proses pengumpulan informasi open-ended
(terbuka) dengan mengobservasi/mengamati orang dan tempat
suatu lokasi penelitian.67 Adapun observasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan
dukungan sosial yang dilakukan penyuluh terhadap penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta.
Observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara
rinci sebelum melakukan penelitian dan sebagai dasar untuk
menentukan arah dan tujuan dari penelitian ini.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk instrumen pengumpulan data
penelitian yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan.
Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner dapat
dikategorikan sebagai data faktual. Oleh karena itu, reliabilitas
hasilnya sangat banyak bergantung pada kejujuran subjek
penelitian sebagai responden, sedangkan peneliti dapat
67
John Creswell, Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),
Cet. 1, h. 422.
41

mengupayakan peningkatan reliabilitas hasilnya dengan


penyajian kalimat-kalimat yang jelas dan disampaikan dengan
strategi yang tepat.68 Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data dari responden yaitu penyintas kanker di
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.
Menurut Sugiyono, pengumpulan data apabila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
susmber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpul data.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya.69 Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan
kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakartaberupa catatan-catatan
tertulis, foto-foto, dan video. Peneliti juga mencari dokumen-
dokumen tertulis yang relevan dengan penelitian ini.
G. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan skala likert untuk mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)

68
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 143.
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 236.
42

Jakarta. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk


mengatur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang suatu objek
atau fenomena tertentu.Berikut skor untuk skala likert yang
diadopsi menjadi skala semi likert.70
Tabel 1. Skor Skala Semi Likert
No. Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Tidak Setuju 2 4
4. Sangat Tidak Setuju 1 5

1. Skala Dukungan Sosial


Skala yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial dari
subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan lima
aspek dukungan sosial menurut Sarafino71 yaitu dukungan
emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental,
dukungan penghargaan dan dukungan kelompok. Skala dukungan
sosial ini terdiri atas aitem positif dan negatif atas lima alternatif
jawaban menggunakan skala likert. Blueprint skala dukungan
sosial sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2

70
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Depok :
Rajawali Pers) hal 138
71
Dosen Pendidikan, “Pengertian, Sumber, Bentuk-bentuk, Manfaat
dan Faktor Dukungan Sosial”, , diunduh pada 18 Juli 2019 pukul 11.30 WIB
43

Tabel 2. Blueprint skala dukungan sosial sebelum uji coba

No Aspek Nomor Butir Jumlah


Positif Negatif
1 Dukungan Emosional 1,2,3,4 4
2 Dukungan penghargaan 5,6,7 8 4
3 Dukungan instrumental 9,10,11 12 4
4 Dukungan informasi 13,15,16 14 4
5 Dukungan kelompok 17,18,19,20 4
Jumlah total 17 3 20

2. Skala Ketenangan jiwa


Skala yang digunakan untuk mengukur ketenangan jiwa dari
subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan enam
karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim72, yaitu jiwanya
tidak berontak (rileks), dapat menerima kenyataan sebagaimana
mestinya (pasrah), selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap
masalah, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
(mampu beradaptasi), memahami kelebihan dan kelemahan diri
pribadi maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-batas
kemampuan diri (mengenal diri), dan hidup harus sesuai dengan
ajaran agama (taat).
Skala ketenangan jiwa ini terdiri atas 30 item positif dan
negatif atas lima alternatif jawaban menggunakan skala likert.
Blueprint skala ketenagan jiwa sebelum uji coba dapat dilihat
pada Tabel 3.

72
Hakim Thursan, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara
Hadi, Jakarta, 2002, hal 35
44

Tabel 3. Blueprint skala ketenangan jiwa sebelum uji coba

No Aspek Nomor Butir Jumlah


Positif Negatif
1 Rileks 21,22,23 24 4
2 Pasrah 25,27,28 26 4
3 Beraksi positif 29,30,32 31 4
4 Mampu beradaptasi 33,34,35,36 4
5 Mengenal diri 37,38,39,40 4
6 Taat pada agama 41,42,43,44 4
Jumlah total 21 3 24

Selanjutnya untuk mengecek keetepatan pengukuran dan


mengukur konsistensi instrument penelitian, dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur ketepatan instrumen penelitian.73 Sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen
penelitian.74
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrumen
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan
antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai
total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien
korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya
dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan
dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05.

73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV hal 328
74
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 133
45

Adapun yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu


data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Menurut Sugiyono bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid
menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.75
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi
Microsoft Excel dengan metode Corrected item-Total Correlation
dengan cara mengorelasikan masing-masing indicator dengan
skor total indicator. Dara pengambilan keputusan pada uji
validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ (0,44) r tabel, maka butir pernyataan
valid.
b. Jika r hitung ≤ (0, 44) r tabel, maka butir pernyataan
tidak valid.
Berdasarkan hasil uji validitas di Rumah Singgah Cancer
Information Support Center (CISC) dengan teknik Product
Momen yang diuji cobakan kepada 20 Penyintas. Dari 44 item
butir pernyataan terdapat 25 item yang valid dan 19 item yang
tidak valid. Hasil uji validitas secara lebih rinci dapat dilihat
dalam Lampiran 2.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut
konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di

75
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta,
2018) Cet. 1 hal 172
46

lain tempat. Perlu diketahui bahwa yang diuji reliabilitas


hanyalah nomor soal yang sahih saja. Metode yang biasa
digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan
teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap
gasal, belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik hoyd
dan alpha cronbach.
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk
menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Indikator pengukuran reliabilitas
menurut Sekaran76 yang membagi tingkatan reliabilitas dengan
kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:
1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3) kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik
Tabel . Hasil Uji Reliabilitas Ska Dukungan Sosial dan
Ketenangan Jiwa
Tabel 4. Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Item
0.929 44
Hasil uji reliabilitas terhadap 20 penyintas menunjukkan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha keseluruhan variabel 0,929 yang
berarti 44 butir pertanyaan pada kuesioner tersebut sangat
reliabel.

76
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, (Jakarta :
Salemba 4, 2000), h. 312
47

H. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan analisis kuantitatif,
yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian diolah
melalui tiga tahap yaitu editing, coding, dan tabulating. Adapun
analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan
teknik inferensial.77
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
data tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.78 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat ketenangan jiwa Penyintas Kanker di
Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
Jakarta.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengadakan penarikan
kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang
telah dilakukan. Analisis ini mengambil sampel tertentu dari
sebuah populasi yang jumlahnya banyak dan dari hasil analisis
terhadap sampel tersebut digeneralisasikan terhadap populasi.79

77
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), hal 24.
78
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : 1994)
79
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), hal 25
48

Analisis inferensial ini menggunakan analisis Korelasi Rank’s


Spearman. Uji Spearman Rank adalah uji untuk mencari
hubungan atau menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data
antar variabel tidak harus sama.80
Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang
bersifat simetris, kausal, dan reciproccal.81 Uji koefesien korelasi
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen yaitu
karakteristik individu dan dukungan sosial dengan variabel
dependen yaitu ketenangan jiwa.
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu ketenangan jiwa.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel
tersebut yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang
diperoleh dari uji koefesien korelasi dengan berpedoman pada
ketentuan berikut:

80
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2013), hal 142
81
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program
SPSS, (Semarang:UNDIP, 2013), hal. 260.
49

Tabel 5. Interval Koefesien Korelasi dan Kekuatan Hubungan


No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1. KK = 0,00 Tidak ada
2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
3. 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah
4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6. 0,90 < KK < 1.00 Sangat tinggi atau kuat sekali.
7. KK = 1,00 Sempurna
50

BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Komunitas


1. Sejarah Komunitas Cancer Information and Supporting
Center (CISC)
Latar belakang pendirian Komunitas Cancer Information and
Supporting Center (CISC) diawali dari pembicaraan santai
beberapa orang penderita berbagai jenis kanker, terlontar
pemikiran untuk membentuk wadah yang dapat memberikan
manfaat bagi “masyarakat kanker” terutama dalam pemberian
informasi yang benar dan dukungan psikis dan sosial. Ide diolah
dan diendapkan lagi dengan membentuk jaringan lebih luas
melibatkan beberapa dokter yang berkecimpung di bidang
kanker, lebih banyak penderita, keluarga dan mereka yang peduli
akan kanker. 82
Pada bulan April 2003, dengan sangat sederhana dalam rapat
yang dihadiri belasan orang CISC dibentuk. Tahun demi tahun
beranjak. Namun angka 5 dari tahun kelima yang komunitas
jelang saat ini berawal dari angka satu, yaitu masa-masa awal
pembentukan dan langkah pertama yang tertatih.
Peran Dr. Samuel J.Haryono SpB Onk.(K) dan Dr. Sutjahyo
Endardjo,Sp.PA sangatlah besar dalam memetakan kondisi yang

82
Wawancara langsung dengan pengurus Komunitas Cancer
Information and Supporting Center (CISC)Megawati Tanto pada tanggal 03
Oktober 2019 pukul 11.00 – 13.00 WIB
51

ada dan membuat penyintas kanker di CISC mampu meyakini


pola yang paling pas untuk kiprah CISC bagi komunitas kanker
dan masyarakat Indonesia.
CISC tidak dibangun oleh hanya satu, dua, atau tiga orang.
Ingatan penyintas kanker menerawang pada saat awal
pembentukan dengan semangat yang menggelora penyintas
kanker ingin segera mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Ada
Bapak Frans, saudara Ari, Ibu Dani, Ibu Sri Suharti, Ibu Sri Nora,
Ibu Adeetje dan beberapa orang lagi yang memungkinkan CISC
lahir dan secara pelan namun pasti terus tumbuh dan berkembang.
Beberapa dari mereka boleh telah tiada, namun jejak mereka telah
memperkuat pondasi CISC sehingga tetap eksis dan terus
berkembang dari waktu ke waktu.
CISC dahulu, sekarang dan nanti adalah CISC yang selalu
dinamis yang tidak akan pernah melupakan jejak dan kiprah
pendahulunya, dan terus membuka diri untuk menerima siapa
saja dan berupaya menjadikannya second home bagi orang orang
yang membutuhkan.CISC meyakini bahwa semua anggota
memberikan andil bagi tetap berdenyutnya kegiatan pelayanan
CISC. Sehingga, tak pernah terlupa bahwa CISC adalah milik
semua orang yang bernaung di dalamnya.83
Kini Komunitas CISC menginjak 17 tahun yang diketuai
oleh Aryanthi Baramuli dengan program-program yang terus
diperbaharui dan melakukan kemajuan. Semakin bertambah usia,
semakin bertambah pula anggota komunitas CISC. Jika dihitung
83
Wawancara langsung dengan pengurus Komunitas Cancer
Information and Supporting Center (CISC)Megawati Tanto pada tanggal 03
Oktober 2019 pukul 11.00 – 13.00 WIB
52

anggota CISC sudah mencapai ribuan orang di seluruh Indonesia.


CISC juga merupakan anggota dari Union for International
Cancer Control (UICC) yaitu organisasi non-pemerintah yang
berbasis keanggotaan yang ada untuk membantu komunitas
kesehatan global mempercepat perang melawan kanker.
2. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan Cancer
Information and Supporting Center (CISC)
a. Struktur Kepengurusan
DEWAN PENGAWAS :
1. Prof.A.N. Baramuli-Kaunang, SH.MBA.MTh.PhD
2. Yuniko Deviana
ANGGOTA KEHORMATAN/ DEWAN PENASEHAT :
1. Prof. Dr.dr. Soehartati Gondhowihardjo, Sp.Rad.(K)Onk.Rad
2. Dr.dr. Samuel J.Haryono, Sp.B(K)Onk.
3. dr. Sutjahjo Endardjo, MSc.Sp.PA
4. Dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC(FU)
5. dr. Lula Kamal MSc.
6. dr. Toto Imam Soeparmono, Sp.OG(K)Onk
KETUA UMUM : Aryanthi Baramuli Putri, Sh.Mh
KETUA :
1. Sri Suharti R
2. Valencia Maria.
SEKRETARIS UMUM :Elly Mawati
SEKRETARIS :Rika
BENDAHARA UMUM : Sri Lastini
BENDAHARA : Agnes Emmy Pudjiastuti
SIE BIDANG/KEGIATAN :
53

1. Humas :
Koordinator : Esterina Sutiono
Anggota : Rista Adityawati, Santi Permana
2. Pengembangan Organisasi / Devisi hub. Luar Neger
Koordinator : Andhika Yahya
Anggota : Dyah Wardani, Westantri
3. Youth CISC & Kegiatannya :
Koordinator : FX Tulus Prabowo
Anggota : dr Alfita Dewi, Faris, Kiki
4. CISC Dara & Kegiatannya :
Koordinator : dr. Dwisanti Nuringtyas
Anggota : Irianti Dewi, Isti
5. CISC Gynca & Kegiatannya :
Koordinator : Yuyu Rodiah
Anggota : Untung Endang, Rahayu Widi, Tetty Suryani
6. Penggalangan Dana :
Koordinator : Rudy Anggono
Anggota : Winiati Pratiwi, SH.,MH, Ani Rudy, Megawati
7. Kesenian & Ekonomi kreatif :
Koordinator : Armadhyta
Anggota : Corry, Tuti, Biduri Bulan, Mieske
8. Support Group :
Koordinator : drh Lindawati Gunawan
Anggota : Rosalinde M Balay, Poppy Noviati, Dahlia
Usman, Kiki Oktavia
9. Informasi & Media Sosial :
Koordinator : Yuni Tanjung
54

Anggota : Doni, Asep Nurjen, Sri S


10. Hukum :
Koordinator : Sari Maria SH.MH
Anggota : Winiati Pratiwi, SH MH
11. Rumah Singgah :
Koordinator : Megawati Tanto
Anggota : Lusy, Agustia Ludbariana, Agnes Emmy
Pudjiastuti
12. Umum & Kegiatan Lainnya :
Koordinator : Firman
Anggota : Atun, Harling84

b. Keanggotaan
1) Sukarela berarti tidak ada paksaan dari pihak
manapun. Para anggota bergabung dengan keinginan
sendiri.
2) Terbuka berarti komunitas CISC menyambut baik
siapapun yang ingin bergabung.
3) Heterogen yaitu semua jenis kanker dan latar
belakang yang berbeda beda (suku, ras, agama,
gender, usia, dan pendidikan).
4) Individual yaitu penderita, penyintas, keluarga dan
yang peduli.

84
Wawancara langsung dengan pengurus Komunitas Cancer
Information and Supporting Center (CISC)Megawati Tanto pada tanggal 03
Oktober 2019 pukul 11.00 – 13.00 WIB
55

5) Independen yaitu Komunitas CISC ini tidak terikat


dengan lembaga pemerintah atau nonpemerintah
manapun.85
3. Visi dan Misi Komunitas Cancer Information and
Supporting Center (CISC)
a. Visi
Menjadi lembaga unggulan dalam memberikan dukungan
serta layanan informasi pada masyarakat kanker dan awam
menuju Indonesia Peduli Kanker.
b. Misi
1) Memberikan dukungan moral, emosional dan sosial
bagi penderita maupun keluarga.
2) Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang kanker dan pentingnya deteksi
dini.
3) Memfasilitasi hubungan harmonis antar berbagai
pihak yang terlibat dalam penanganan kanker.
4) Menyediakan informasi yang tepat dan terkini tentang
kanker.
5) Membentuk dan memperkuat jaringan internal dan
eksternal untuk mendukung kegiatan lembaga.

85
Wawancara langsung dengan pengurus Komunitas Cancer
Information and Supporting Center (CISC)Megawati Tanto pada tanggal 12
Oktober 2019 pukul 11.00 – 13.00 WIB
56

4. Pofile Komunitas Cancer Information and Supporting


Center (CISC)
a. Ketua Umum
b. Koordinator Suppot Group
c. Koordinator Rumah Singgah
d. Ruang Serbaguna Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
e. Rumah Singgah
5. Kegiatan Cancer Information and Supporting Center
(CISC)
Kegiatan Komunitas Cancer Information and Supporting
Center (CISC) memiliki 5 (lima) pokok kegiatan utama,
diantaranya adalah :
1) Dukungan sesama (peers support);
2) Mengedukasi masyarakat (public education);
3) Rumah Singgah (patients lodgings since 2008)
4) Pemberdayaan pengurus (human resources
development)
5) Advokasi kebijakan Penyintas Kanker (cancer policy
advocacy)86
Adapun beberapa kegiatan yang telah terlaksana, antara lain:
1) Sejak 2003, sesi support group 2x sebulan telah rutin
dilaksanakan, dengan berbagai topik berbeda.
2) Pendampingan bagi orang sakit kanker dan keluarganya
baik di RS maupun di rumah.

86
Mega Tanto, Patients Lodgings Cancer Information and Support
Center Indonesia, dipublikasikan pada 05 Juli 2019 pukul 10.00 – 11.00 WIB
57

3) Penyediaan informasi dan pendampingan melalui telepon


ke berbagai pihak yang membutuhkan.
4) Beberapa kegiatan rekreasi, olahraga dan relaksasi bagi
anggota.
5) Menyelenggarakan beberapa seminar kanker untuk
masyarakat dan penyuluhan kanker ke perusahaan-
perusahaan, kelompok pengajian dan kelompok agama
lain, PKK, arisan, dharma wanita dll. Misal: Bank
Indonesia, Vico Indonesia, Unocal/Chevron Ind., Bank
Danamon, Dept. Perindustrian, Dharma Wanita dinas
pendidikan di Jakarta Utara, Gereja-gereja, mesjid, dll.
6) Pembekalan bagi penyintas dan relawan yang akan
mendampingi pasien kanker dan keluarganya.
7) Pembekalan sebagai penyuluh kanker berupa 3 angkatan
Training of Trainers yang diberikan oleh Perhimpunan
Onkologi Indonesia Pusat.
8) Mengisi acara patient gathering sebagai nara sumber
maupun facilitator di berbagai rumah sakit seperti RS
Kanker Dharmais, RS Cipto Mangunkusumo, RS Mitra
Keluarga Kelapa Gading, RS Persahabatan.
9) Mengadakan acara tahunan Cancer Penyintass
Gathering.87

87
Wawancara langsung dengan pengurus Komunitas Cancer
Information and Supporting Center (CISC)Megawati Tanto pada tanggal 12
Oktober 2019 pukul 11.00 – 13.00 WIB
58

B. Temuan Hasil Penelitian


1. Karakteristik Individu Responden
Responden pada penelitian ini adalah para penyintas kanker
yang tergabung dalam komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC) Jakarta. Jumlah responden pada penelitian
ini yaitu sebanyak 50 orang. Jumlah tersebut sesuai dengan
kriteria sampel dengan metode purposive sampling. Adapun hasil
dari identifikasi terhadap responden dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 6. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Presentase(%)
Laki-laki 6 13,3
Perempuan 39 86,7
Total 45 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (>55 persen)


penyintas kanker adalah perempuan. Mayoritas penyintas kanker
tersebut dapat dimaknai bahwa perempuan lebih rentan terkena
penyakit kanker. Hal tersebut sejalan dengan pencatatan Dinas
Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat tahun 2017-2019 yang
menyatakan bahwa penyintas kanker didominasi oleh perempuan
daripada laki-laki. Adapun jumlah penyintas kanker perempuan
mencapai 1.658 jiwa sedangkan laki-laki 692 jiwa.88
Selain itu, penelitian ini senada dengan penelitian Patel
yang menyatakan bahwa perempuan memiliki mekanisme tubuh
yang lebih rumit daripada laki-laki, sehingga perempuan lebih
rentan terhadap penyakit serius. Wanita yang terkena penyakit

88
Republika.com, Penderita Kanker didominasi Perempuan, diunggah
pada 11 Februari 2020, diunduh pada 10 Maret 2020
59

serius sebanyak 78%. Patel juga menyebutkan bahwa penderita


stroke wanita memiliki resiko kematian 60% sedangkan laki-laki
40%. 89
Tabel 7. Jumlah Usia Responden
Kategori Usia Jumlah Persentase(%)
Dewasa Awal 21-40 tahun 5 11,1
Setengah Baya 41-60 tahun 32 71,1
Tua 60 tahun ke atas 8 17,8
Total 45 100
Berdasarkan Tabel 7 penyintas kanker yang mengikuti
kegiatan dukungan sosial di Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC) Jakarta 74% kategori setengah baya, 16%
kategori tua dan 10% dewasa awal. Maka, responden terbanyak
dengan rentang usia 41-60 tahun.
Hal tersebut berarti usia setengah baya (41-60 tahun) lebih
rentan terhadap penyakit kronis. Penelitian ini senada dengan
penelitian Khomsan yang menyatakan bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik tubuh
seperti tekanan darah. Semakin tua seseorang maka semakin
besar resiko terserang penyakit hipertensi.90
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Jumalah Persentase(%)
Rendah (0-6 tahun) 1 2,2
Sedang (7-12 tahun) 2 4,4
Tinggi (13-18 tahun) 42 93,4
Total 45 100

89
Sonia Patel, “Management of Hypercalcemia of Malignancy”,
diunggah 25 May 2016, diunduh 6 April 2020 , Jurnal of Hematology
Oncology Pharmacy
90
A. Khomsan, 2003, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan, PT.
Rajagrafindo, Jakarta, hal 95
60

Tabel 8 menunjukkan bahwa penyintas kanker yang


mengikuti kegiatan dukungan sosial di Komunitas Cancer
Information and Support Center (CISC) Jakarta mayoritas
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi . Adapun presentase
sebaran tingkat pendidikan yaitu 93,4% dari tingkat pendidikan
tinggi, 4,4 dari tingkat pendidikan sedang, dan 2,2% dari tingkat
pendidikan rendah. Maka, penyintas kanker yang aktif mengikuti
kegiatan dukungan sosial paling banyak dari tingkat pendidikan
perguruan tinggi.
Hal tersebut senada dengan penelitian Banani yang
menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor determinan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
penderita kanker payudara. Semakin tinggi tingkat pendidikan,
penderita kanker, maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki
yang membuat penderita kanker berpartisipasi dalam kegiatan
dukungan sosial.91
2. Gambaran Umum Ketenangan Jiwa Responden
Gambaran umum responden berdasarkan ketenangan jiwa
Penyintas Kanker dapat dilihat pada Tabel 9.

91
Desy Banani, Faktor-Faktor Deteminan yang Berpengaruh pada
Kualitas Hidup Wanita Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi,
(Skripsi S1 Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2017) hal 91
61

Tabel 9. Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas CISC


Jumlah Skor
No Kategori
Jawaban Frekuensi Presentase
. Ketenangan Jiwa
Responden
1. Rendah 91-105 20 44,44%
2. Tinggi 106-120 25 55,56%
Jumlah 45 100%

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa responden yang


memiliki ketenangan jiwa tinggi sebanyak 25 penyintas (55,56%)
dan sisanya sebanyak 20 penyintas memiliki ketenangan jiwa
yang rendah (44,44%). Tinggi rendahnya ketenangan jiwa
responden berdasarkan aspek karakteristik ketenagang jiwa.
Menurut Hakim karakteristik ketenangan jiwa yaitu jiwanya
tidak berontak(rileks), dapat menerima kenyataan(pasrah), selalu
beraksi positif, mampu menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan, masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat (mampu beradaptasi), memahami kelebihan dan
kelemahan diri pribadi maupun menjalani kehidupan sesuai
dengan batas-batas kemampuan diri(mengenal diri), dan hidup
harus sesuai dengan ajaran agama (taat pada Allah).
3. Analisis Data Uji Korelasi
a. Hubungan Karakteristik Individu dan Dukungan Sosial
dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas
Cancer Information and Support Center (CISC)
Uji Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan atau
menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing variable yang
dihubungkan berbentuk ordinal , dan sumber data antar variabel
62

tidak harus sama.92 Pada penelitian ini uji spearman rank


dilakukan untuk menguji hubungan antara karakteristik
responden dan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa.
Pengujian tersebut diolah menggunakan program Stastistical
Package Social Science (SPSS 20) for windows. Tabel 10
menunjukkan nilai koefisien korelasi antara karakteristik individu
responden dan dukungan sosial dengan tingkat ketenangan jiwa
di Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
Jakarta.
Tabel 10. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu dan
Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa
Tingkat Ketenangan jiwa
Penyintas Kanker di Komunitas
No. Peubah Variabel
CISC
rs Sig. (2-tailed)
1. Karakteristik Individu -0.343 0.127
2. Dukungan Sosisal 0.740** 0.000

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat


hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
ketenangan jiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 yang
menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh karakteristik
individu sebesar -0.343 dengan nilai sign. 0.127, artinya
karakteristik individu tidak berhubungan dengan ketenangan
jiwa.

92
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2013), hal 142
63

Sedangkan antara dukungan sosial dengan ketenangan jiwa


terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar 0.740 dan tanda bintang dua(**) artinya
terdapat hubungan yang signifikan pada angka sign. .000 < 0.05
serta berarah positif, berarti semakin tinggi dukungan sosial,
maka semakin tinggi pula ketenangan jiwa.
b. Hubungan Karakteristik Individu dengan Ketenangan
Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information
and Support Center (CISC)
Uji Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan atau
menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing variable yang
dihubungkan berbentuk ordinal , dan sumber data antar variabel
tidak harus sama.93 Pada penelitian ini uji spearman rank
dilakukan untuk menguji hubungan antara karakteristik
responden dan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa.
Pengujian tersebut diolah menggunakan program Stastistical
Package Social Science (SPSS 20) for windows. Tabel 10
menunjukkan nilai koefisien korelasi antara karakteristik
responden dengan tingkat ketenangan jiwa di Komunitas Cancer
Information and Support Center (CISC) Jakarta.

93
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2013), hal 142
64

Tabel 11.Nilai Koefisien Korelasi antara Karakteristik Responden


dengan Ketenangan Jiwa

Tingkat Ketenangan jiwa


Karakteristik Penyintas Kanker di
No.
responden Komunitas CISC
rs Sig. (2-tailed)
1. Usia -0.043 0.777
3. Tingkat Pendidikan -0.201 0.187

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman


menggunakan SPSS 20 yang terlihat pada Tabel 11
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara usia, jenis
kelamin dan tingkat pendidikan dengan tingkat ketenangan jiwa.
Adapun nilai korelasi usia sebesar -0.043 dengan nilai sign. 0.777
> 0.05, artinya antara usia dengan ketenangan jiwa tidak searah.
Jika usia bertambah tidak berarti tingkat ketenangan jiwa
meningkat.
Senada dengan hal tersebut, terdapat hubungan negatif antara
tingkat pendidikan dengan tingkat ketenangan jiwa dengan nilai
korelasi sebesar -0.201 dan nilai sign. 0.187 > 0.05. Artinya,
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat ketenangan
jiwa tidak searah. Jika semakin tinggi tingkat pendidikan bukan
berarti semakin tinggi tingkat ketenangan jiwa.
Agar lebih rinci, peneliti melakukan pengujian terhadap
setiap sub variabel X (dukungan sosial). Adapun hasil dari uji
korelasi setiap sub dari dukungan sosial dengan ketenangan jiwa
akan dibahas sebagai berikut .
65

c. Hubungan Bagian Dukungan Sosial dengan Ketenangan


Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information
and Support Center (CISC)
Uji Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan atau
menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing variable yang
dihubungkan berbentuk ordinal , dan sumber data antar variabel
tidak harus sama.94
Pada penelitian ini uji spearman rank dilakukan untuk
menguji hubungan antara bagian dukungan sosial dengan
ketenangan jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer
Information and Support Center (CISC) Jakarta. Pengujian
tersebut diolah menggunakan program Stastistical Package
Social Science (SPSS 20) for windows.

Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi Bagian Dukungan Sosial


dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker
Tingkat Ketenangan jiwa
Bagian Dukungan Penyintas Kanker di
No.
Sosial Komunitas CISC
rs Sig. (2-tailed)
1. Dukungan Emosional 0.578** 0.000
2. Dukungan Penghargaan 0.497** 0.001
3. Dukungan Instrumental 0.353* 0.017
4. Dukungan Informasi 0.340* 0.020
5. Dukungan Kelompok 0.634** 0.000
Keterangan : **. Berhubungan nyata pada α = 1%(0.01)
*. Berhubungan nyata pada α = 5%(0.05)

94
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2013), hal 142
66

Pada Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat hubungan


positif yang cukup kuat antara dukungan emosional dengan
ketenangan jiwa, dengan nilai korelasi sebesar 0,578 dan nilai
sign. 0,000. Artinya semakin besar dukungan emosional semakin
tinggi ketenangan jiwa.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dukungan emosional
berhubungan dengan kondisi psikis pada lansia yang mengidap
penyakit kronis seperti kanker, hipertensi dan paru-paru. Hal
tersebut senada dengan penelitian Sangian yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan emosional
dengan penerimaan diri pada lansia di Desa Watutumo III,
dengan uji korelasi pearson chi- square 95% dan sign. 0, 000.95
Pada Tabel 12 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif yang cukup kuat antara dukungan penghargaan dengan
ketenangan jiwa, dengan nilai korelasi sebesar 0,497 dan nilai
sign. 0,001. Artinya semakin besar dukungan penghargaan
semakin tinggi ketenangan jiwa.
Berdasarkan hasil tersebut, berarti dukungan penghargaan
berhubungan positif dengan keadaan psikis manusia. Hal tersebut
senada dengan penelitian Fazrin yang menyatakan bahwa
dukungan penghargaan berhubungan positif dengan sikap percaya
diri dengan hasil korelasi product moment r hitung = 0,760.96

95
Liliyanti M.L. Sangian, “Hubungan Dukungan Emosional dengan
Penerimaan Diri pada Lansia di Desa Watutumou III”Jurnal Keperawatan Vol
5 No. 2 2017
96
Bita Febriyanti Fazrin, dkk, Hubungan Penghargaan dengan Sikap
Percaya Diri Anak, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Anak
Vol. 5 No. 2 Nov 2018
67

Pada Tabel 12 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan


positif yang lemah antara dukungan emosional dengan
ketenangan jiwa, dengan nilai korelasi sebesar 0,353 dan nilai
sign. 0,017. Artinya semakin besar dukungan instrumental
semakin tinggi ketenangan jiwa, tapi tidak begitu besar
hubungannya.
Berdasarkan hasil tersebut, berarti dukungan instrumental
berhubungan positif dengan kondisi psikis manusia. Hal tersebut
senada dengan penelitian Risdawati yang menyatakan bahwa
instrumental berhubungan positif dengan kepuasaan pasien.
Artinya semakin baik instrumental yang diberikan maka
kepuasan pasien semakin meningkat. Nilai korelasi pada
penelitian Risdawati sebesar 0, 732 dengan nilai sign. 0,000.97
Pada Tabel 12 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif yang lemah antara dukungan informasi dengan ketenangan
jiwa, dengan nilai korelasi sebesar 0,346 dan nilai sign. 0,020.
Artinya semakin besar dukungan informasi semakin tinggi
ketenangan jiwa, tapi tidak begitu besar hubungannya. Hasil
tersebut mengartikan bahwa dukungan informasi berhubungan
dengan kondisi psikis manusia.
Hal tersebut senada dengan penelitian Astuti yang
menyatakan bahwa dukungan informasi berhubungan positif

97
Risdawati, Pengaruh Failitas terhadap Kepuasan Pasien dalam
Perspektif Islam (Studi RSUD I Lagligo Wotu Kab. Luwu Timur), Skripsi UIN
Alauddin Makasar, 2017
68

dengan kualitas hidup pasien hipertensi dengan mengontrol


pendidikan, penghasilan dan asumsi kesehatan.98
Pada Tabel 12 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif yang cukup kuat antara dukungan emosional dengan
ketenangan jiwa, dengan nilai korelasi sebesar 0,634 dan nilai
sign. 0,000. Artinya semakin besar dukungan emosional semakin
tinggi ketenangan jiwa.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dukungan kelompok
berhubungan positif dengan kondisi psikis manusia. Hal tersebut
senada dengan penelitian Pratama dan Rusmawati yang
menyatakan bahwa dukungan teman seperjuangan berhubungan
positif dengan motivasi belajar dalam sekolah lima hari dengan
nilai korelasi sebesar 0, 500 dan sign. 0,001.99

98
Agnes Dewi Astuti, Hubungan Dukungan Informasi Keluarga
dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi, (Skripsi Poltekkes Kementerian
Kesehatan), 2015
99
Dio Wira Pratama dkk, Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya
dengan Motivasi Belajar dalam Program Sekolah Lima Hari di SMAN 5
Semarang, Jurnal Empati Vol. 6 No. 4 Oktober 2017
69

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan
tentang hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa
Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation and Support
Center (CISC) Jakarta yang telah dilakukan, makan peneliti
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat ketenangan jiwa Penyintas kanker di Komunitas
Cancer Infornation and Support Center (CISC) Jakarta
tergolong tinggi, hal ini diketahui dari hasil perhitungan
distribusi frekuensi untuk variable Y (ketenangan jiwa),
dengan 25 penyintas (55,56%) mendapatkan skor tinggi
dan 20 penyintas (44,44%) mendapatkan skor rendah.
2. Terdapat hubungan kuat dan positif antara dukungan
sosial dengan ketenangan jiwa Penyintas kanker di
Komunitas Cancer Infornation and Support Center
(CISC) Jakarta dengan nilao signifikansi 0,000 atau
kurang dari 0,05 dan nilai korelasi Spearman Rank
sebesar 0,740. Hal ini berarti semakin besar dukungan
sosial, maka semakin besar pula ketenangan jiwa para
penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation and
Support Center (CISC) Jakarta. Adapun faktor eksternal
yang berhubungan dengan ketenangan jiwa yaitu
dukungan sosial mencakup dukungan emosional,
70

dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan


informasi dan dukungan kelompok.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Komunitas Cancer Infornation and Support Center
(CISC) Jakarta diharapakan dapat memperluas jaringan ke
seluruh pelosok daerah di Indonesia agar dapat berbagi
edukasi dan memberi dukungan kepada penyintas kanker
secara optimal.
2. Untuk para relawan diharapkan dapat memberi dukungan
sosial dalam bentuk kegiatan yang mampu
mengembangkan potensi secara menyeluruh agar para
penyintas dapat tetap mengembangkan potensinya
walaupun mengidap kanker.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Imam. (1984). Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi,


Terj. Ismail Yakub, Jilid 4. Jakarta : Tirta Mas

Amin, Sofwatillah. (2015). Dukungan Sosial Dan Kemampuan


Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar Yang
Bersekolah Di Luar Baduy. (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta)

Anggraini, Putri dkk. (2016). Hubungan Dukungan Sosial


Dengan Tingkat Stress Pada Lansia di Posyandu Bendungan
Rw 02 Desa Landung Sari Kecamatan Dau Malang. Jurnal
Nursing News. Vol. 1 (No. 1)

Arif, Muhammad. (2019). “Kanker Tiroid”.diunggah pada 3 Juli


2019 Aladokter, Diakses Pada 03 Agustus 2019.
http://www.aladokter.com/kanker/tiroid

Arikunto, Suharsimi. (2002) Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Edisi
Revisi IV

Astuti, Diah Puji. (2017). Pelaksanaan Dzikir Untuk


Menumbuhkan Ketenangan Jiwa Narapidana Di Rumah
Tahanan Negara Kelas Iib Boyolali. (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam Iain Purbolinggo)

Aushafi, Faishal. (2017). Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan


Jiwa Pedangan Pasar Johar Pasca Kebakaran. (Skripsi S1
Jurusaan Tasawuf dan Psikoterapi

71
72

Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora UIN Walisongo Semarang)

Azizah, Khadijah Nur. Jumlah Pengidap Kanker Naik, Ini 4 Jenis


Kanker Terbanyak di Indonesi. detik.com. diunggah pada 31
Januari 2019. diunduh pada 27 Juni 2019 10.15 WIB dari
httpss://m.detik.com/health/berita-detikhealth

Azwar, Saifuddin. (2006). Sikap Manusia : Teori Dan


Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2017). Metode Penelitian Psikologi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet. 1

Bukhori, Baidu. (2012). Hubungan Kebermaknaan Hidup Dan


Dukungan Sosial Keluarga dengan Kesehatan Mental
Narapidana. Junal Ad-Din. Vol. 4 (No. 1)

Bungin, Burhan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,


Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenadamedia Group

Bungin, Burhan. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Creswell, John. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan,


Pelaksanaan, Dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif
Cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Daradjat, Zakiah. (1982) Kesehatan Mental, Cet. 9. Jakarta:


Gunung Agung

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Sistem


Kesehatan Nasional Jakarta : Depkes RI

Depatemen Agama RI. (2002). Mushaf Al-Qur’an Terjemahan.


Jakarta : Pena Pundi Aksara

Dosen Pendidikan. (2019), 18 Juli. Pengertian, Sumber, Bentuk-


Bentuk, Manfaat Dan Faktor Dukungan Sosial
73

Dradjat, Zakiah. (1982). Pendidikan Agama Dalam Pembinaan


Mental, Cet. IV. Jakarta : Bulan Bintang

E.P, Sarafino. (2006) . Health Psychology, Inggris, John Willey


Dan Sons

Effendi, Sofian dan Tukiran. (2017). Metode Penelitian Survei.


Jakarta: Lp3es, Cet. 32 (Edisi Revisi)

Efita Sari, Ayu. (2015). “Pengaruh Dzikir Terhadap Ketenangan


Jiwa Di Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggelek ”
(Skripsi S1 Jurusaan Tasawuf Dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin Adab Dan Dakwah Iain Tulungagung)

Globocan. (2012) (Iarc), Section Of Cancer Surveillance

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.


Jakarta: Bumi Aksara

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan, Terj. Dari


Developmental Psychology oleh Istiwidayanti. Jakarta :
Erlangga Gunarsa

Imam Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivarians Dengan


Program Spss. Semarang : Undip

Irwanto dkk. (1991). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Grafindo


Pustaka Utama

J.W., Santrock. (2007). Remaja. Jakarta : Penerbit Erlangga

Kartono, Kartini dan Jenny Andary. (1989). Hygiene Mental Dan


Kesehatan Mental Dalam Islam, Bandung : Mamdar Maju

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2002). Al-Qur’an


Terjemahan. Jakarta : Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015) Situasi
Penyakit Kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kesehatan, Buletin Semester 1
74

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019).


Memperingati Hari Kanker Sedunia. diunduh Pada 19
Oktober 2019 dari www.depkes.go.id

Maramis, F dkk. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2.


Surabaya : Airlangga University Press

Maria, Florentia Anggun dkk. (2017). Hubungan Dukungan


Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Penderita
Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Kota
Malang. Nursing News, Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol.
2(No.3)

Marthan, Asri P. dkk. (2006). Hubungan Dukungan Sosial


Dengan Tingkat Depresi Pasien yang Menjalani Terapi
Hemodialisis. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol. 01 (No. 02).
Yogyakarta

Mujid, Abdul dan Yusuf Mudzakkir. (2001). Nuansa-Nuansa


Psikologi Islam. Jakarta : Raja Grafindo

Nur Shellyna, Rima. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Dan


Kualitas Hidup Pada Individu Disabilitas Fisik, (Skripsi S1
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang)

Ottoman. (2018). diunggah pada 27 Juli 2018. Esensi Manusia


Sebagai Makhluk Sosial. Tribun News. diunduh pada 9 Juli
2019 14.00 WIB dari
https://palembang.tribunnews.com/amp/2018/07/

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametik, Konsep dari


Aplikasi Dengan Spss, Cetakan Pertama, PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta : PT. Elexmedia Komputindo

Sekaran, Uma. (2000). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.


Jakarta : Salemba 4

Silvia, Ahriani. (2015). Dukungan Sosial bagi Kemandirian pada


Rumah Singgah Waria Anak Raja Depok. Jakarta : Skripsi
75

S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu


Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta

Siregar, Syofian. (2008). Statistik Deskriptif Untuk Penelitian.


Depok : Rajawali Pers

Smet, Bart. (2004). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia

Soewanto, Westy. (2004). Pengantar Psikologi, Jakarta, Bina


Aksara

Sri, Zainuddin. (2006). Dukungan Sosial Pada Lansia. Jurnal


Psikologi 16 Agustus 2006

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan


R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung :


Alfabeta Cet. 1

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta


Suriyanti. (2009). Dampak Kekhusyuan Shalat Fardhu Terhadap
Ketenangan Jiwa Keluarga Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Islam Muhammadiyah Kendal, (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam Iain Walisongo)

Sutopo, Agus dkk. (2014). Kajian Indikator Suistainable


Development Goals (SDGs). Jakarta : Badan Pusat Statistik

Taylor, Shelly E. (2018) Health Psychology, Edisi Ke-5. New


York, : Mcgraw-Hill

Thursan, Hakim. (2003). Mengatasi Gangguan Konsentrasi.


Jakarta : Puspa Swara Hadi
Utami, Siwi Setia dkk. (2017). Aspek Psikososial Pada Penderita
Kanker Payudara : Studi Pendahluan, Jurnal Keperawatan
Indonesia, Vol. 20 No. 2, Juli
76

Wayan, S. (2015). Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan


Sosial Dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi Pada
Agrerat Lanjut Usia Di Kec. Karangasem Kab.
Karangasem Bali, Tesis, Universitas Indonesia

Wibowo, Istiqomah dkk. (2013). Psikologi Komunitas. Depok :


Lpsp3, Cet. II

Yayasan Kanker Indonesia (YKI). (2018). Jenis-Jenis Kanker.


yayasankankerindonesia.org. diunduh Pada 18 Juli 2019
Pukul 11.00 WIB

Yusnia, Pratiwi. (2016). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap


Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Pusat Santunan Keluarga
(Pusaka) Pancoran Jakarta Selatan, (Skripsi S1 Jurusan
Kesejahteraan Sosial, Fidik, UIN Jakarta)

Yustisia, Zahrina. (2018). Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta


Orang Meninggal Karena Kanker”, Diunggah 13
September 2018, https://kumparan.com/ diunduh Pada 18
Juli 2019 Pukul 11.40 WIB
77

LAMPIRAN

Lampiran 1

Definisi Operasional Variabel Independen

Variabel Definisi
Teori Indikator
Independen Operasional
Karakteristik Menururt. Robbins Karakteristik Usia
individu karakteristik responden Lamanya waktu
(X1) individu adalah pada hidup responden
karakteristik penelitian ini dihitung dari
individu adalah cara ada dua mulai lahir sampai
memandang ke yaitu usia, penelitian ini
objek tertentu dan dan tingkat berlangsung. Pada
mencoba pendidikan. penelitian dibagi
menafsirkan apa menjadi 3, yaitu
yang dilihatnya early adolesence
yang mencakup (dewasa awal),
usia, jenis kelamin, middle age
tingkat pendidikan, (setengah baya),
status perkawinan dan senescene
dan masa kerja (tua).
100
dalam organisasi. Jenis Kelamin
Mengetahui jenis
kelamin penyintas

100
Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Indeks, 2006),
h. 171.
78

Aryanata dan kanker . Pada


Sudarsa menyatakan penelitian ini
bahwa subjek penelitian
karakateristik dibagi menjadi
individu pasien dua bagian, yaitu
kanker berupa usia laki-laki dan
dan pendidikan perempuan.
berpengaruh Tingkat
terhadap dimensi Pendidikan
psikologis seperti Jumlah tahun
mampu beradaptasi sekolah formal
dan berpikir positif yang ditempuh
(indikator penyintas kanker
ketenangan jiwa).101 sampai penelitian
ini berlangsung.
Pada penelitian ini
dubagi menjadi 3
tingkat
pendidikan, yaitu
rendah (0-6 tahun)
setara dengan ≤
SD, sedang (7-12
tahun) setara
dengan SMP-SMA

101
I Gusti Ngurah Gede Dwi Aryanata dkk, Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker tiroid(DTC) paska tiroidektomi
total do RSUP Sanglah, Denpasar, Jurnal Intisari Sains Medis, Vol 10, No.
1,2019 h. 203
79

dan tinggi (13-18


tahun) setara
dengan D1-S2 .
Dukungan Menurut Sarafino, Dukungan Dukungan
Sosial dukungan sosial sosial Emosional
(X2) mengacu pada menurut 1. Komunitas
kenyamanan, Sarafino CISC
perhatian, dibagi memberikan
penghargaan atau menjadi 5, dukungan
bantuan yang yaitu agar
diberikan orang lain dukungan penyintas
atau kelompok. emosional, optimis untuk
dukungan sembuh.
informasi, 2. Komunitas
dukungan memberikan
instrumental, dukungan
dukungan agar
penghargaan penyintas
dan selalu
dukungan semangat
kelompok. menjalani
pengobatan.
Dukungan
istrumental
1. Mengetahui
fasilitas apa
80

saja yang
diberikan
komunitas.
2. Mengetahui
fasilitas yang
diberikan
fasilitas
sesuai atau
tidak sesuai
Dukungan
informasi
1. Mengetahui
informasi apa
saja yang
didapatkan
oleh
penyintas
kanker.
2. Mengetahui
apakah
informasi
yang
diberikan
komunitas
bermanfaat
atau tidak.
81

Dukungan
Penghargaan
1. Mengetahui
komunitas
memberikan
penghargaan
atau tidak
kepada
penyintas.
2. Mengetahui
penghargaan
apa saja yang
diberikan
komunitas
kepada
penyintas.
Dukungan
Kelompok
1. Mengetahui
apakah
kelompok
komunitas
memberikan
dukungan
kepada
sesama
82

penyintas.
2. Mengetahui
dukungan
apa saja yang
diberikan
oleh anggota
kelompok
kepada
sesama
penyintas.

Definisi Operasional Variabel Dependen

Variabel Teori Definisi Indikator


Dependen Operasional Penelitian
Ketenangan Ketenangan jiwa Menurut Rileks
jiwa (Y) adalah jiwa yang Hakim ada 6 1. Penyintas
tidak gelisah dan kriteria kanker
tidak gugup ketenangan merasa tidak
betapapun keadaan jiwa, yaitu terbebani
gawat, tidak ribut, rileks, walaupun
tidak tergesa-gesa mengenal sakit kanker.
serta merasakan diri, bereaksi 2. Penyintas
kepuasan dan positif, kanker tetap
mendapatkan status mudah menikmati
social yang beradaptas, hidup
83

diharapkan.102 pasrah, dan walaupu


taat pada sakit kanker.
Allah Mengenal Diri
1. Penyintas
dapat
memilih
pengobatan
yang sesuai
dengan
dirinya.
2. Penyintas
mampu
mengetahui
penghambata
n dalam
pengobatan.
Bereaksi positif
1. Penyintas
selalu
optimis
untuk
sembuh.
2. Penyintas
melakukan
hal-hal yang

102
Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara
Hadi, Jakarta, 2003, hal 35
84

berguna
walaupun
sedang
kanker.
Mampu
Beradaptasi
1. Mengetahui
penyintas
mampu
bergaul dan
berbaur
dengan
sesama.
2. Mengetahui
penyintas
merasa
nyaman
bergabung
dengan
komunitas.
Pasrah
1. Penyintas
kanker tidak
menyalahkan
atas takdir
yang
85

diterimanya.
2. Penyintas
mengadukan
semua
masalah
kepada Allah
SWT.
Taat kepada
Allah
1. Melaksanaka
n perintah
Allah SWT
berdasarkan
syari’at
Islam.
2. Menjauhi
hal-hal yang
dilarang oleh
Allah.
Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

No. Dukungan Emosional r hitung r tabel Hasil


Instrumen

1. Komunitas CISC menghibur saya dalam 0,25 0,44 Tidak


setiap tahapan Valid
pengobatan.
2. Komunitas CISC meyakinkan saya 0,13 0,44 Tidak
bahwa saya bisa pulih Valid
kembali.
3. Komunitas CISC memberikan semangat 0,31 0,44 Tidak
agar saya mampu Valid
melewati tahapan pengobatan
4. Komunitas CISC peduli kepada saya 0,45 0,44 Valid
selama saya melakukan pengobatan.
Dukungan informasi
5. Komunitas CISC memberikan informasi 0,50 0,44 Valid
yang dibutuhkan
6. Komunitas CISC memberikan informasi 0,21 0,44 Tidak
dari narasumber Valid
terpercaya.
7. Komuintas CISC memberikan informasi 0,09 0,44 Tidak
makanan sehat. Valid
8. Komunitas CISC tertutup mengenai 0,45 0,44 Valid
informasi yang
diperlukan.
Dukungan Instrumental
9. Komunitas CISC memberikan arahan 0,10 0,44 Tidak
agar saya mendapatkan Valid
bantuan dana.
10. Komunitas CISC menyediakan tempat 0,56 0,44 Valid
untuk support group.
11. Komunitas CISC membimbing saya 0,12 0,44 Tidak
dalam menjalani tahapan Valid
pengobatan.
12. Komunitas CISC malas mengarahkan 0,24 0,44 Tidak
saya dalam tahapan Valid
pengobatan.
Dukungan Penghargaan
13. Komunitas CISC memberikan saya 0,03 0,44 Tidak
kepercayaan mengenai Valid
terapi pengobatan yang saya lakukan.
14. Komunitas CISC membatasi aktifitas 0,10 0,44 Tidak
saya. Valid
15. Komunitas CISC memberikan 0,16 0,44 Tidak
penghargaan kepada saya jika Valid
aktif dalam kegiatan Komunitas CISC.

16. Komunitas CISC memberikan 0,54 0,44 Valid


penghargaan berupa
kesempatan untuk sharing pada kegiatan
support group.
Dukungan Kelompok
17. Komunitas CISC menganggap saya 0,68 0,44 Valid
sebagai keluarga.
18. Teman-teman survivor mengajarkan saya 0,55 0,44 Valid
untuk hidup sehat.
19. Komunitas CISC terbuka kepada saya 0,63 0,44 Valid
ketika saya bergabung
20. Teman-teman survivor memperhatikan 0,50 0,44 Valid
kondisi kesehatan
saya.

Daftar Pernyataan Ketenangan Jiwa

No. Pernyataan r hitung r tabel Hasil


instrumen
Rileks

21. Saya tetap tenang meskipun saya 0,36 0,44 Tidak


menjalani mengidap Valid
kanker.
22. Saya selalu tersenyum walau sedang 0,55 0,44 Valid
mengidap kanker.
23. Saya berusaha untuk tetap semangat 0,68 0,44 Valid
walaupun sedang
mengidap kanker.
24. Saya menolak penyakit kanker yang 0,11 0,44 Tidak
menimpa saya. Valid
Mengenal Diri
25. Saya mengetahui waktu untuk 0,61 0,44 Valid
beristirahat.
26. Saya sedikit mengetahui kondisi diri 0,26 0,44 Tidak
saya. Valid
27. Saya tetap mengasah potensi saya 0,13 0,44 Tidak
walaupun sedang Valid
mengidap kanker.
28. Saya memahami setiap pengobatan 0,33 0,44 Tidak
yang saya lakukan. Valid
Bereaksi Positif
29. Saya selalu optimis untuk sembuh 0,77 0,44 Valid
walaupun harus
menjalani pengobatan yang panjang.
30. Saya selalu berprasangka baik pada 0,77 0,44 Valid
takdir yang diberikan
kepada saya.
31. Saya merasa sia-sia melakukan 0,73 0,44 Valid
pengobatan.
32. Saya berusaha mengambil hikmah dari 0,74 0,44 Valid
penyakit kanker
yang melanda saya.
Mampu Beradaptasi
33. Saya dapat beradaptasi dengan survivor 0,72 0,44 Valid
kanker yang lain.
34. Saya menikmati waktu saat bersama 0,64 0,44 Valid
survivor kanker yang
lain.
35. Saya menganggap mereka seperti 0,42 0,44 Tidak
keluarga saya. Valid
36. Saya merasa nyaman bersama mereka 0,51 0,44 Valid
seperti berada di
rumah kedua saya.
Pasrah

37. Segala keputusan saya pasrahkan 0,58 0,44 Valid


kepada Tuhan.
38. Kepada Tuhan saya mengadu atas sakit 0,61 0,44 Valid
yang saya derita.
39. Saya meyakini bahwa sesungguhnya 0,60 0,44 Valid
semuanya akan
kembali kepada Tuhan.
40. Saya berusaha ikhlas dalam menjalani 0,52 0,44 Valid
pengobatan kanker
ini.
Taat kepada Allah

41. Saya berusaha menjadi manusia yang 0,61 0,44 Valid


melakukan kebaikan
kepada sesama.
42. Saya tetap melaksanakan ibadah 0,68 0,44 Valid
walaupun dalam kondisi sakit.
43. Saya selalu memperhatikan kehalalan 0,55 0,44 Valid
obat yang saya
konsumsi.
44. Saya selalu berbagi kepada sesama 0,74 0,44 Valid
walaupun saya sedang
sakit.
Tertanda,

(……………………)
Lampiran 3
Hasil Uji Spearman Rank Karakteristik Indvidu Dengan Ketenangan Jiwa

Correlations

DUKUNGAN KETENANGAN

SOSIAL JIWA

Spearman's KARAKTERISTIK Correlation Coefficient 1.000 -.343 *

rho INDIVIDU Sig. (2-tailed) . .127

N 45 45

KETENANGAN Correlation Coefficient .-.343 1.000

JIWA Sig. (2-tailed) .127 .

N 45 45

Hasil Uji Spearman Rank Dukungan Sosial Dengan Ketenangan Jiwa

Correlations

DUKUNGAN KETENANGAN

SOSIAL JIWA

Spearman's DUKUNGAN Correlation Coefficient 1.000 .740**

rho SOSIAL Sig. (2-tailed) . .000

N 45 45
**
KETENANGA Correlation Coefficient .740 1.000

N JIWA Sig. (2-tailed) .000 .

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Hasil Uji Bagian Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa

Correlations

Dukungan Ketenangan
Emosional Jiwa
**
Spearman's Dukungan Correlation Coefficient 1.000 .578
rho Emosional Sig. (2-tailed) . .000
N 45 45
**
Ketenangan Correlation Coefficient .578 1.000
Jiwa Sig. (2-tailed) .000 .
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Dukungan Ketenangan
Penghargaan Jiwa
Spearman's rho Dukungan Correlation **
1.000 .497
Penghargaan Coefficient
Sig. (2-tailed) . .001
N 45 45
Ketenangan Correlation **
.497 1.000
Jiwa Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Dukungan Ketenangan
Instrumental Jiwa
Spearman's rho Dukungan Correlation *
1.000 .353
Instrumental Coefficient
Sig. (2-tailed) . .017
N 45 45
Ketenangan Correlation *
.353 1.000
Jiwa Coefficient
Sig. (2-tailed) .017 .
N 45 45

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Correlations
Dukungan Ketenangan
Informasi Jiwa
Spearman's Dukungan Correlation *
1.000 .346
rho Informasi Coefficient
Sig. (2-tailed) . .020
N 45 45
Ketenangan Correlation *
.346 1.000
Jiwa Coefficient
Sig. (2-tailed) .020 .
N 45 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Dukungan Ketenangan
Kelompok Jiwa
Spearman's Dukungan Correlation **
1.000 .634
rho Kelompok Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 45 45
Ketenangan Correlation **
.634 1.000
Jiwa Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

5 € r€ € a
a € r o
q
a
I
5 € r q x a € -l
F-
a
r
N 5
r 6
a
C
r a a ; 3
N
5
F-

-c
tr

+ :f =i
CI
o
ci (\ + +
!
a + .+ + + <, at N
o
a- -l .+ -t -+ + t + :f N

o
\o N N t

cn c\l + d -l a]
o
=l + N :+
c
N
!
N * d d
= + ct N a] d d c.l -+ d

o
-+ -+ -+ -+
= = = =
o
+ + J + =+ -+
=
-ir
= * .+

a.l c.l N :f -+ al al N d d

a
.+ C! a! N N N
@
!
$ .+ + +
tr-
!
+ + +
t--.t

* .+

.+ + s + + $ + + + +
$
co * -t -+ + 't
H
a] + + + + +
I-.'l
o
a
+ +
L.l

3J o
n o
o c.l $ € r & <. r c{
a
o al t-- € al N N N ol al
\D
C! en
6
cl
E d
a 5 € 6€ a r 6
6
r a a
€ €

:f d t

-+ '+

i" '+ !1'

+ -+ -+
=
N N

d ct N c\l -l

N =t - .i1.

c.l +

N al -+
=
-+ -+ + + +

d d N d -+ N -+

+ t+ r! +

$ $ { (\ +

*
!f,

+ + { d $ t +

+ +
+ + +
+ + .+

r € + * N o .+
c. & r'. d p =t
d
n o
J U o No o o N 6 N n .f n o
@ !o @ co 6 @ 6 Ir- N (o
il
N
il
H o O d
i
N
d
O O
i d
Ol O
d
o
d
o o o O o
d i
O o d
d
o il
d
N O

.i- +
$
d -t -+ -t
J
J
a.l
.t
+ +
J
t
+
v
a + -+ t '+ -+ :f, .f
- -f

v
a- =i -+
ao
V
9 t

cl
a.)

<l- =+ + :l
:Z
o + j
'+ + :l' + .+
v
al =r + +
.i

<. oi
v
i + + + N .+ + :+

s + .+ +
c.l

a
a]
.+ + '+ -i- '+ = = -+

cl + + N + -$ a] '+ +
g
a.l
d 6l d 6t + + '+ + +

.l
-t -+ ot + N + -+ .+ + -J .+ -+ ct
v
vc.l + + d 6l + <t s .+

c
v
co
.] + + + + $ .+ $ <- + !f,

N
<i' $ + t $ { i' + <.
\4
o cj + + + + + + N
O

r-
.I ca $ t- a 6l ar) $ t- €
N ca $ @ ..l N N a't al at (..l .l N N co ca
a d & & d & & d & & /,
o r o r
N 6
O O
il
o oN N
Oj O) o o o
d
O

*
"+

.+ +

-+ -l =
N +
N

6l :f

!f,

=f

+ $ +
+ =$

=+ -+

$
= = +
if,
= =
+ + + :f,

ol + t + + t + i' + N

N * -+ + N N N -+ N .+

+ + al N

+ .+ *
$

N + +
ca $ tr- @ o, cl $
p p s
a..i
ca ca) co ca o ca aa $ w $
& & &
Lampiran 4

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan Pengurus Komunitas Cancer Information and


Support Center (CISC)
Wawancara dan Uji Validitas di Rumah Singgah Cancer
Information and Support Center (CISC)
Penelitian inti kepada Survivor Kanker yang tergabung dalam
Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
Lampiran 5

Surat-surat
INDONESIAN CANCER INFORMATION & SUPPORT CENTER(CISC)
PUSAT INFORMASI DAN DUKUNGAN KANKER
Jalan Murthado XVI No. 383A, RT 09/RW 06, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen,
Jakarta Pusat 10440 – INA
Telp.: 089686933137, Email : office@cancerclubcisc.org
Website : https://cancerclubcisc.org

SURAT KETERANGAN PENELITIAN


No. 073/CISC-II/2020

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Aryanthi Baramuli Putri, SH., MH
Jabatan : Ketua Umum
Nama Lembaga : Cancer Information and Support Center

Dengan ini menerangkah bahwa :


Nama : Debby Sahara
NIM : 11150520000028
Jurusan/Fakultas : Bimbingan Penyuluhan Islam/ Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
Unversitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahwa nama tersebut telah melakukan penelitian skripsi dengan judul “Hubungan Dukungan
Sosial dengan Ketenangan Jiwa Survivor Kanker di Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC) Jakarta” pada tanggal 11 Januari sampai 08 Februari 2020.
Demikian surat keterangan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanggal 17 Februari 2020

Ketua Umum

Aryanthi Baramuli Putri, SH., MH

Anda mungkin juga menyukai