Anda di halaman 1dari 132

EFEKTIVITAS SIARAN BERITA TELEVISI

SEBAGAI SUMBER INFORMASI


BAGI MASYARAKAT PEDESAAN
(Studi Pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Deby Novia
NIM. 1112051100006

KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H

i
i
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2017

Deby Novia

ii
iii
ABSTRAK

Deby Novia, NIM: 1112051100006, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai


Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa
Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat),
dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan paradigmanya media
massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media
informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan
informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan
pemenuhan kebutuhannya tidak terkecuali orang-orang yang tinggal di pedesaan.
Namun, desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.
Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat
kesulitannya. Termasuk desa yang diteliti yaitu Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Apakah
siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi masyarakat
pedesaan? Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori di
antaranya adalah teori uses and effects, konsep efektivitas, dan efek kehadiran
media massa. Efektivitas sendiri merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau
keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan
antara nilai-nilai yang bervariasi. Sedangkan teori uses and effects menjelaskan
tentang perkiraan tentang hasil penggunaan media massa itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma
positivisme. Metode penelitian ini menggunakan metode survey sebagai salah satu
turunan dari pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
simple random samplingn dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan
instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan
rumus paired sample t-test dengan membandingkan dua kondisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif
sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
perhitungan paired sample t-test thitung< ttabel = -14,379 < 1,980. Berdasarkan
wawancara, faktor-faktor efektivitas itu sendiri dinilai dari isi berita dan gaya
bahasa.

Kata Kunci: Efektivitas, Informasi, Televisi, Desa, Teori Uses and Effects

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran
Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada
Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat)”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penulis miliki. Namun berkat adanya semangat, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan
ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah M. Ag, dan Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FIDIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suhaimi, M.Si
3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis
Ridho, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ir.Noor Bekti Negoro, S.E, M. Si yang telah
begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi di tengah
kesibukannya yang padat.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Siti Nurbaya, M. Si yang telah memberikan
bimbingan untuk memilih judul skripsi.
6. Segenap bapak dan ibu dosen FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah mentransformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi
maupun penulisan skripsi ini.

v
7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan FIDIK dan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibunda Yati Parida dan Ayahanda Dodi Rukanda yang tidak pernah berhenti
memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan
skripsi ini.
9. Keluarga besar Aki Iad Madria dan keluarga besar (Alm) Abah Rohim
dengan motivasi kalian akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan
dukungan saat penulisan skripsi ini.
11. Mochhammad Syarief, teman berbagi suka dan duka yang rela mendengarkan
penulis berkeluh kesah serta banyak membantu penulis selama penulisan
skripsi ini.
12. Rista Dwi Septiani, Hana Futari, dan Corrie Prestita Ishaya yang telah
berbagi tawa dan canda di sela-sela sulitnya penulisan skripsi ini.
13. Adlina Septyadini, Bara Tracy Lovita, dan Endah Setyaningsih yang karena
kesuksesannya mampu membuat penulis sesegera mungkin cepat
menyelesaikan skripsi ini.
14. Jurnalistik A 2012 yang telah bersama-sama selama empat tahun berbagi ilmu
dan canda tawa.
15. KKN Koempoel Desi, Melin, Fivi, Anes, Sarah, Sari, Devi, Fajrul, Wahyu,
Zuki, Fatur, Rido, dan Arif terima kasih karena telah menjadi teman baru bagi
penulis selama melaksanakan KKN.
16. HMI Komfakda Cabang Ciputat yang telah memberikan pengalaman luar
biasa selama penulis menjadi kader.

vi
Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan
penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan
semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga
Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis
dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amin ya Robbal’lamin...

Jakarta, Januari 2017

Deby Novia

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan.................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektivitas ...................................................................... 12
B. Efek Kehadiran Media Massa ..................................................... 17
C. Media Massa ............................................................................... 21
D. Sejarah Televisi Dan Perkembangannya ..................................... 24
E. Pengertian Berita ......................................................................... 31
F. Sumber Informasi ........................................................................ 35
G. Masyarakat Pedesaan .................................................................. 38
H. Teori Uses And Gratifications..................................................... 39
I. Teori Uses And Effects ................................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian .................................................................. 42
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 42
C. Metode Penelitian ....................................................................... 43
D. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 44

viii
E. Populasi Dan Sampel .................................................................. 45
F. Variabel Penelitian ...................................................................... 47
G. Macam Dan Sumber Data ........................................................... 49
H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50
I. Uji Instrumen ............................................................................... 51
J. Teknik Analisis Data.................................................................... 53
K. Hipotesis Penelitian .................................................................... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur..................................... 57
B. Kondisi Umum Desa Girimakmur ............................................... 58
C. Isu Strategis Yang Dihadapi Desa ............................................... 67
D. Visi Dan Misi Desa Girimakmur................................................. 67
E. Profil Liputan 6 Petang ............................................................... 69
F. Profil Seputar Indonesia .............................................................. 71
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden .................................................................. 74
B. Analisis Data .............................................................................. 77
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Saran .......................................................................................... 95

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu Penelitian ..................................................................... 44


Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian .......................... 48
Tabel 3. Skala Likert ............................................................................. 53
Tabel 4. Luas Lahan menurut Jenis Penggunaan .................................... 59
Tabel 5. Jumlah Penduduk .................................................................... 59
Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga ................................. 59
Tabel 7. Sex Ratio dan Kepadatan/km2 .................................................. 60
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kesehatan........................................................ 60
Tabel 9. Tingkat Pendidikan .................................................................. 61
Tabel 10. Jumlah Guru dan Murid Jenjang PAUD-SMA ......................... 61
Tabel 11. Jumlah Lulusan Sekolah .......................................................... 61
Tabel 12. Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................... 61
Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ................. 62
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja ............................................................... 63
Tabel 15. Klub Olahraga ......................................................................... 63
Tabel 16. Sarana dan Prasarana Olahraga ................................................ 63
Tabel 17. Kelompok Budaya dan Seni..................................................... 64
Tabel 18. Sarana Peribadatan .................................................................. 64
Tabel 19. Sumber Air Bersih yang digunakan ......................................... 66
Tabel 20. Deskripsi Responden berdasarkan usia .................................... 75
Tabel 21. Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ...................... 75
Tabel 22. Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaan ........................... 76
Tabel 23. Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan ......................... 77
Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X ................................................. 78
Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y ................................................. 79
Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ............................................. 81
Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ............................................. 82
Tabel 28. Hasil Uji Normalitas K-S ......................................................... 86

x
Tabel 29. Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 87
Tabel 30. Hasil paired sample t-test ........................................................ 88
Tabel 31. Rekapitulasi Data Angket ........................................................ 89

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik P-Plot Variabel X ......................................................... 84


Gambar 2. Grafik P-Plot Variabel Y ......................................................... 85

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal

menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio

visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat

masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami fungsi dari

televisi itu sendiri. Misalnya, masyarakat karena faktor tertentu hanya

memanfaatkan satu dari empat fungsi televisi. Ada yang hanya memanfaatkan

fungsi kontrol dan edukasi, ada yang hanya memanfaatkan fungsi hiburan.

Karena secara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik

dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan

yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional,

sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada

nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat

modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama

pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan

dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas

heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta

berpegang pada hal yang suci-sekuler. 1 Masyarakat dengan kondisi ini hanya

memanfaatkan sebagian fungsi televisi yang telah disebutkan tadi.

1
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231.

1
2

Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004

adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul

dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi

formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemen-

elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)

memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;

(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan

sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)

memiliki hubungan dengan masyarakat luar. 2

Desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.

Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi

tingkat kesulitannya. 3 Salah satu desa yang akan peneliti jadikan subjek

penelitian adalah Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat. Dengan jarak 10 km menuju ibukota kecamatan

malangbong dan jarak 40 km menuju ibukota kabupaten tingkat

perkembangan desa ini terbilang cukup sulit. Desa tersebut berdiri tanggal 11

Agustus 2011 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2011

setelah sebelumnya bergabung dengan desa tetangganya, Desa Sanding.

Pemerintah Kabupaten Garut akhirnya menyetujui pemekaran desa tersebut

dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan juga wilayah yang

terlalu luas.
2
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
3
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
3

Berdasarkan hasil sensus pada Mei 2016, total jumlah penduduk di desa

tersebut 4.297 penduduk dengan jumlah penduduk wanita 2.058 penduduk

dan jumlah penduduk pria 2.239 penduduk. Wilayah desa tersebut berada di

dataran tinggi dan hampir seluruh penduduknya mempunyai lahan bercocok

tanam seperti padi, jagung, umbi-umbian, serta berbagai macam sayur dan

buah. Penduduknya juga memiliki lahan ternak seperti ternak ayam, kambing,

dan ikan. Mata pencaharian mayoritas penduduk di desa tersebut adalah

buruh tani dan juga buruh lepas, sedangkan sisanya merupakan ibu rumah

tangga dan pencari kerja di perkotaan. 4

Tingkat pendidikan mayoritas penduduk di desa tersebut adalah setingkat

Sekolah Dasar (SD) namun ada juga beberapa penduduk yang melanjutkan ke

jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)

dan juga jenjang perguruan tinggi, hal tersebut dikarenakan akses jalan

terdekat yang ada di desa tesebut hanyalah SMP 2 Malangbong dan juga

beberapa sekolah dasar, sedangkan akses jalan ke SMA cukup jauh sehingga

menjadi pertimbangan bagi penduduk untuk melanjutkan sekolah ke jenjang

yang lebih tinggi. 5

Meskipun desa tersebut cukup jauh dari akses keramaian seperti ibukota

kabupaten, informasi merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan

masyarakat. Masyarakat mendapatkan informasi salah satunya melalui media

massa. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,

yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media

massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai

4
Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.
5
Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.
4

institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media

hiburan, serta sebagai kontrol sosial.

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan

kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa

ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah

pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey lebih jauh menjelaskan

karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial,

seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar

dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari

tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang

sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan 6. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.

6
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),
h.8.
5

Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang

disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta

yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang

sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang

mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu

banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja,

melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena

disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya 7

Taylor menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral,

yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan;

conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau

digambarkan; formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan; dan

compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi.

Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif

seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi.

Karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir

seseorang. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi yang terus

bertambah. Perubahan ini hanya bisa terjadi apabila jumlah informasi yang

menerpanya, atau yang dibacanya, cukup banyak dan dalam waktu yang

cukup lama 8.

7
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),
h.13.
8
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),
h.5.
6

Dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi

Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus peneliti akan terlebihi dahulu

memberikan batasan dalam karya ini. Dalam penelitian ini hanya akan

mengidentifikasi dan memberikan penjelasan terkait dengan penilaian

yang diberikan responden. Penelitian hanya akan mengambil responden

usia 17-55 tahun pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,

Kabupaten Garut, karena usia 17-55 tahun merupakan usia produktif di

mana masyarakat harus terbuka terhadap informasi.

Siaran Berita yang merupakan indikator kuesioner hanyalah siaran

berita Liputan 6 Petang pukul 16.30-17.00 WIB di SCTV dan Seputar

Indonesia pukul 16.30-17.00 WIB di RCTI dengan topik ekonomi,

politik, bencana alam atau kecelakaan, dan kesehatan. Jam tersebut

merupakan waktu senggang di luar aktivitas lainnya. Penelitian ini tidak

bertujuan untuk memberikan kritik namun lebih pada memberikan

penjelasan tentang apa yang dirasakan responden terkait dengan acara

berita yang disaksikannya.


7

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pemaparan di atas berikut rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian penulis:

1. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi

bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat?

2. Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang jelas dapat memberikan landasan yang kuat

untuk merancang penelitian, memilih metode yang tepat serta dapat

memberikan arahan ketika melakukan analisis penelitian. Sesuai dengan

penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui efektif atau tidaknya siaran berita Televisi sebagai

sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

2. Mencari faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi.


8

2. Manfaat Penelitian

Selain untuk memperoleh tujuan-tujuan di atas, penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan manfaat seperti:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

riset komunikasi seperti penerapan fungsi-fungsi media bagi

khalayak dan kajian mengenai efektivitas tayangan berita televisi

yang khususnya terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini juga

diharapkan menjadi salah satu bahan yang menggambarkan

penerapan teori uses and gratifications dan teori uses and effects

dalam melihat sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat.

b. Manfaat Praktis

Dalam aspek praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat

bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pekerja media sebagai

salah satu bahan referensi. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran dan identifikasi tentang penilaian serta

pengaruhnya terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh

penonton khususnya pada masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya

penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja media merancang

sebuah siaran berita yang memberikan efek positif serta memenuhi

kebutuhan informasi masyarakat.


9

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada beberapa literatur, peneliti

menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan baik pada

subjek penelitian ataupun masalah penelitian. Tujuan dari tinjauan pustaka

peneliti adalah mencari penelitian terdahulu sehingga tidak memiliki

kesamaan dan dapat melengkapi koleksi penelitian yang ada.

1. Efektivitas Media Online Harian Fajar sebagai Sumber Informasi bagi

Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Allaudin

Makasar, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Allaudin Makasar,

Penulis: Saiful Ullah.

2. Efektivitas Republika Online (ROL) pada Kanal Hikmah untuk

Meningkatkan Informasi Mengenai Islam bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Penulis: Rika Alisha.

Meskipun Peneliti menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi

diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut

terletak pada objek penelitiannya, dimana objek penelitian ini adalah

Tayangan Berita Televisi dan subjeknya adalah masyarakat Desa

Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.


10

E. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan ke

dalam enam bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub

dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan tentang konsep efektivitas, efek kehadiran media

massa, pengertian media massa, sejarah televisi dan

perkembangannya, pengertian berita, definisi sumber informasi,

definisi masyarakat pedesaan, teori uses and gratifications, dan

teori uses and effects.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini berisikan tentang pendekatan

penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,

variabel penelitian, macam dan sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Gambaran mengenai sejarah terbentuknya Desa Girimakmur,

kondisi umum Desa Girimakmur, isu strategis yang dihadapi


11

desa, visi dan misi Desa Girimakmur, profil Liputan 6 Petang,

dan profil Seputar Indonesia.

BAB V HASIL PENELITIAN

Temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti,

berisikan tentang deskripsi responden, faktor-faktor yang

memengaruhi efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber

informasi, aspek peningkatan informasi dan tingkat efektivitas

siaran berita televisi sebagai sumber informasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan penutup atas pembahasan masalah yang

telah diuraikan pada skripsi ini yang berisikan mengenai

kesimpulan dan menemukan saran-saran yang bermanfaat.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular

mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa

jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin

besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya 9.

Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan

dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara

nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang

banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu di

perhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang

banyak 10.

Mengukur efektivitas media bukanlah suatu hal yang sederhana karena

efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada

siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Adapun yang perlu

diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan bagi media massa antara lain 11:

9
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press,
1986), h. 30.
10
Soewarno Handayaningrat, Sistem birokrasi Pemerintahan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
1985), h. 53.
11
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16-19.

12
13

1. Accuracy (Akurasi)

Ketepatan (akurasi) merupakan hal paling utama dalam penulisan

berita televisi. Jika berita tidak dapat memberikan unsur ketepatan di

dalam berita tersebut, berarti berita tersebut gagal merebut minat

pemirsa, yang berarti pula berita tersebut kehilangan kredibilitasnya.

Semua unsur dan materi berita harus terlebih dahulu di lakukan check

and re-check. 12

Ketelitian dan kebenaran berkaitan dengan tuntutan akal kecermatan

dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat

waktu (deadline). Berita harus objektif dan tidak boleh mengandung

opini pribadi. Membuat laporan berdasarkan fakta merupakan pekerjaan

wartawan sehari-hari. Baginya fakta itu suci (fact is scared). 13

Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki keunggulan

karena lebih cepat dibandingkan dengan media cetak dalam hal

penyampaian terhadap khalayak. Namun kecepatan memiliki risiko,

yakni mudah membuat kesalahan (error). Keterbatasan waktu siar juga

menghendaki buletin berita harus dikemas secara singkat, padat, dan

jelas. Di sini akan timbul masalah lain, yaitu berita yang ditulis menjadi

kurang jelas atau bahkan memiliki pengertian ganda (ambiguity). 14

Terlebih, berita televisi merupakan perpaduan antara gambar dan

suara. Saling mengisi, artinya suara menerangkan gambar yang sedang

12
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16.
13
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
35.
14
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17.
14

ditayangkan. Jadi, naskah narasi yang dibaca penyiar hendaknya

menerangkan aspek yang tidak terlihat di gambar.

Perkatan rumor atau desas-desus tidak boleh ada didalam naskah.

Bukan profesi wartawan televisi untuk berspekulasi. Sebaliknya,

wartawan harus melaporkan secara tepat dan akurat atas sebuah fakta.

Berita tidak boleh mengandung atau melaporkan opini atau pendapat

wartawan. Berita hanya melaporkan fakta dan opini orang lain. Kendati

demikian, opini yang diucapkan orang lain sudah memiliki nilai berita

sehingga dapat disiarkan karena termasuk kategori fakta, yaitu fakta

berupa apa yang diucapkan tersebut. 15

Pembuatan berita merupakan pekerjaan yang tergesa-gesa. Semuanya

dituntut serba cepat. Tuntutan ini yang menjadikan masalah ketelitian

serta kebenaran akan fakta, data, dan informasi sering kali terabaikan. Di

satu sisi, pekerja selalu dituntut memberi laporan yang bersifat segera

(immediately) demi memenuhi unsur ‘kebaruan’ dan ‘aktualitas’. Di sisi

lain pekerja tidak boleh gegabah saat menyusun berita.16

2. Balance (Berimbang)

Dalam meliput berita, agar hasilnya dapat digunakan sebagai materi

siaran, semuanya haruslah berimbang. Untuk itu, diperlukan upaya yang

disebut cover both sides. Khusus berita-berita yang kontroversial, cover

15
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17.
16
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
35.
15

both sides merupakan suatu keharusan. Jika tidak, berita tersebut akan

kehilangan kredibilitasnya. 17

Ketidakseimbangan dalam liputan berita televisi masih banyak kita

jumpai, terutama di negara-negara yang stasiun televisinya masih

dikelola oleh pemerintah. Ketidakseimbangan ini muncul dalam wujud: 18

a. Terlalu banyak berita keberhasilan pemerintah saja, tanpa menyebut

kegagalannya.

b. Berita-berita yang terlalu didominasi oleh apa yang ingin diperbuat

oleh seorang presiden, menteri kabinet dan sebagainya.

c. Masih banyak berita seremonial yang kurang memiliki nilai

jurnalistik.

d. Hanya sedikit berita dari pihak oposan, misalnya yang mengkritik

kebijakan pemerintah.

e. Terlalu banyak berita luar negeri yang tidak ada berita relevansinya

dengan kepentingan dalam negeri.

f. Kontradiksi dalam mengelola berita dalam negeri (yang kebanyakan

positive centered news) dengan berita luar negeri (yang kebanyakan

melibatkan konflik dan kontroversial).

g. Terlalu banyak berita yang bersumber dari masyarakat perkotaan,

padahal sebagian besar masyarakat di negara berkembang tinggal di

pedesaan.

h. Sedikit sekali berita tentang human interest.

17
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.
18
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.
16

Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu multiracial society dan

multireligious society seperti di indonesia yang sangat heterogen,

diperlukan kehati-hatian dalam meliput berita yang berhubungan dengan

masyarakat yang beraneka ragam. Hal terpenting dalam penyajian adalah

keberimbangan. Misalnya dengan menyisipkan voice insert dari pihak-

pihak yang terlibat sebagai news maker.

3. Clarity (Jelas)

Apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh pemirsa,

itu artinya pesan tersebut tidak jelas. Pemirsa hanya mempunyai satu

kesempatan untuk mendengar pesan yang disampaikan. Gagal

memenfaatkan peluang ini, berarti proses komunikasi yang dibangun

tidak berhasil. 19

Seorang pembaca surat kabar dapat membalik kembali halaman surat

kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas.

Sebaliknya, hal ini sama sekali tidak dapat dilakukan oleh seorang

pemirsa televisi. Itu sebabnya, semua pesan yang disampaikan nelalui

siaran televisi harus jelas. Jangan membuat pemirsa berpikir untuk

menafsirkan maksud pesan yang disampaikan karena sewaktu pemirsa

masih berpikir, penyiar sudah menyampaikan pesan yang lain.

Sebagian besar stasiun televisi di negara berkembang yang dikelola

pemerintah kerap diragukan sebagai sumber berita karena umumnya

berita yang disiarkan di media massa milik pemerintah ini selalu yang

menguntungkan pemerintah saja.

19
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 19.
17

B. Efek Kehadiran Media Massa

Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak

merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut antara lain,

yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif yang sering disebut juga efek

behavioral.

1. Efek Kognitif Media Massa

Informasi merupakan sesuatu yang dapat memberikan kejelasan atau

klarifikasi. Informasi yang didapatkan telah menstruktur atau

mnegorganisasikan realitas, realitas adalah gambaran yang mempunyai

makna 20. Gambaran tersebut lazim disebut dengan citra. Media massa

bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu

dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Dengan

media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau

tempat yang tidak dialami secara langsung.

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

dengan informasi yang diberikan oleh media massa membuat khalayak

yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung

menjadi lebih jelas 21. Contohnya, seorang suami yang menonton iklan

keluarga berencana merasakan bahwa mempunyai anak dua saja akan

membuat keluarganya sejahtera.

20
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999),
h. 223.
21
Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h.
318.
18

2. Efek Afektif Media Massa

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat

kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film

bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan

media massa itu bermacam-macam, senang sehingga tertawa

terbahakbahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai

merinding, dan lain-lain misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa,

penasaran, dan lain sebagainya 22.

Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional pesan media

antara lain, suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,

predisposisi individual dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh

dalam media massa 23.

a. Suasana Emosional

Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respon

khalayak pada stimuli itu. Dapat dikatakan bahwa respon khalayak pada

film, sandiwara televis, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh suasana

emosional khalayak. Film-film sedih akan sangat mengharukan, setelah

khalayak itu sendiri mengalami kekecewaan sebelumnya. Adegan-adegan

lucu menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila khalayak menontonnya

setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.

22
Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h.
319.
23
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999),
h. 234.
19

b. Skema Kognitif

Ini adalah semacam naskah pada pikiran yang menjelaskan alur

peristiwa. Dalam film tentang superhero khalayak mengetahui bahwa

dalam film tersebut pemeran superhero akan menang pada akhirnya.

Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita akan tetap

hidup pada akhir cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional

ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya dan

menakutkan. Karena alasan inilah, penonton mungkin sangat kecewa

ketika mengetahui akhir cerita seorang pahlawan kalah oleh para

penjahat. 24

c. Suasana Terpaan

Penonton akan sangat ketakutan menonton film horror bila

menontonnya sendirian disebuah rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-

tiang rumah berderik. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton

akan memengaruhi emosi pada waktu memberikan respon. Ketakutan, juga

emosi lainnya memang mudah menular.

d. Predisposisi Individual

Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis

cenderung menanggapi tragedi lebih terharu daripada orang periang.

Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu. Misalnya,

drama televisi yang melukiskan keluarga yang penuh sayang dan

kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang tinggal di

panti asuhan.

24
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999),
h. 234.
20

e. Identifikasi Khalayak

Dengan identifikasi penonton, pembaca atau pendengar menempatkan

dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh.

Karena itu, ketika tokoh identifikasi itu kalah, ia juga kecewa, ketika tokoh

identifikasi berhasil, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap

seorang tokoh dalam televisi atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi

sekarang ialah disidentifikasi. Dalam posisi ini kita gembira bila tokoh

disidentifikasi celaka dan jengkel bila ia berhasil. Semuanya ini

menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau Dis-identifikasi kita

dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri

kita akibat terpaan pesan media massa. 25

3. Efek Konatif Media Massa

Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk

perilaku, maka sebagaimana disinggung efek konatif sering disebut juga

efek behavioral 26.

Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media

massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan

perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan

efek afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad untuk berkeluarga

dua anak saja merupakan efek konatif setelah ia menyaksikan fragmen

25
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999),
h. 234.
26
Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h.
319.
21

TVRI, betapa bahagianya beranak dua, dan sebaliknya betapa repotnya

beranak banyak.

C. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Kamus Besar Indonesia menjelaskan bahwa arti media adalah alat

(sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, film, poster

dan spanduk. Kemudian, media massa merupakan sarana dan saluran

resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada

masyarakat luas. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat

komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas

hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan

skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah

media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap

dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,

televisi, internet dan lain-lain 27.

Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat

karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi

kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat

memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan

fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan

beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi

diberbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat

27
Morissan, Andy Corry dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan
Masyarakat) (Bogor:Ghalia Indonesia, 2002), h. 1.
22

yang belum menikmati media massa mungkin hanya bagi masyarakat suku

terasing saja.

Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila

kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila

kita bicara media elektronik, bisa berarti radio, televisi dan internet.

Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu

media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik,

baik radio, televisi maupun internet 28.

2. Peran Media Massa

Scramn menyebutkan, peran media massa dalam pembangunan

nasional merupakan agen pembaharu. Peran yang dapat dilakukannya

berupa pembentukan pendapat msyarakat (umum) dalam mempercepat

proses peralihan kearah lebih baik. Utamanya, peralihan dari kebiasaan

yang dapat menghambat pembangunan kesikap baru yang tanggap pada

pembaharuan. Media massa merupakan salah satu sarana penyampaian

informasi dan difusi inofasi 29.

Perkembangan media massa sebenarnya tidak terlepas dari ilmu

komunikasi yang intinya menyampaikan pesan karena pada dasarnya,

media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.

Lebih jauh dijelaskan, informasi yang disampaikan media massa lebih

bersifat massal sehingga hanya dapat meningkatkan pengetahuan. Bila

ingin mencapai tingkat dari itu, perlu ada lembaga atau orang-orang yang

menindaklanjuti informasi media masa tersebut. Media massa merupakan

28
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 12.
29
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 84.
23

institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga

pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam

menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:

a. Media Massa Sebagai Media Edukasi

Melalui perannya sebagai institusi pencerahan masyarakat. Media

massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya

cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju. 30

b. Media Massa Sebagai Media Informasi

Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan

media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya

terhadap informasi, masyarakat menjadi dengan informasi. Sebaliknya

pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang

dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.

Informasi tidak hanya disadari menjadi kebutuhan masyarakat di

negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara

maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh

pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam. 31

c. Media Massa Sebagai Media Hiburan

Fungsi hiburan media massa tampak jelas dari isi medianya, yang

mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita

bersambung, cerpen, konser musik, dunia tari, dunia mode, karikatur,

feature, humor, kehidupan artis dan lain-lain. Peran media elektronik

30
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 85.
31
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
35.
24

dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan,

film cerita alias sinetron, musik pop, drama, komedi situasi, dan banyak

lagi yang lain 32.

d. Media Massa Sebagai Kontrol Sosial

Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya

yang merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan

dan kalatisator perkembangan budaya masyarakat. Sebagai agen

perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan

budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan

masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan

mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak

peradaban manusia dan masyarakat.

D. Sejarah Televisi dan Perkembangannya

1. Sejarah Singkat Televisi

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan

oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan

oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi

pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui

eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan

menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General

Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara

32
Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010),
h.17.
25

reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar

televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1

September 1940 33.

Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,

bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia

IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik

Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun

(station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di

udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya 34.

Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat

saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional

yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di

Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang

mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu: TVRI, RCTI,

SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV,

GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE.

Sekarang, hampir semua negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di

Asia, bidang broadcasting ini dipelopori oleh jepang pada tahun 1953,

Filipina tahun yang sama, Muangthai tahun 1955, Indonesia dan RRC

tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul oleh negara Malaysia 35.

33
Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007), h.135.
34
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Jakarta: Mandar Maju, 1993),
h.54.
35
Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.5.
26

2. Pengertian Televisi

Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio

yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual 36.

Sedangkan Menurut Drs. Wawan Kuswandi, televisi adalah salah satu

media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di

dunia 37.

Pengertian lain televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan

gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.

Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke

dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam

cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.

3. Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar

dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan

membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi,

pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk

memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

4. Karakteristik Televisi

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat

dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

36
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005).
37
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta:
1996).
27

b. Berpikir dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.

Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua,

penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual

sedemikian rupa.

c. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran

lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.

5. Program Televisi

Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya

menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program

acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian

audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas

dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan

menarik bagi audiens.

a. Jenis-jenis Program Televisi

Menurut Morissan, M.A, Jenis-jenis program acara televisi dibagi

menjadi dua, yaitu 38 :

1. Program Informasi

Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya

untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada

khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan

38
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
28

informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi

dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu :

a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting

dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media

penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar

dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau

hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu :

Straight News, Features, dan Infotainment.

b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting

dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun

tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk

kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar

program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita

lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk

show.

2. Program Hiburan

Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan

untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan

permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah 39:

a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program

yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun

kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

39
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
29

Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz

Show, Ketangkasan, dan Reality Show.

b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu

videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat

ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja

dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas

penampilannya agar menjadi lebih menarik.

c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan

(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi

baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor)

ataupun di luar ruangan (outdoor).

d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan

cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa

orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang

melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti

kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang

termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron.

6. Program Siaran

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh

stasiun televisi yang bersangkutan. 40 Stasiun televisi dapat memilih

program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan,

sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan

dari produksinya.
40
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005).
30

Menurut Deddy Iskandar Muda, pada umumnya isi program siaran

televisi meliputi41:

a. News Reporting: Laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang

benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak melalui

media massa.

b. Talk Show: Sebuah program televisi dimana seseorang ataupun grup

berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan

suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.

c. Documenter: Menampilkan suatu tayangan dengan peristiwa yang

mendalam dan luas serta dikemas secara artistik.

d. Magazine: Program yang menampilkan informasi ringan namun

mendalam yang lebih menekankan aspek menariknya suatu informasi.

e. Advertising: Penyajian pesan secara persuasif kepada masyarakat

melalui media massa dengan tujuan mempromosikan produk yang

dijual perusahaan.

f. Education/instructionnal: Program yang menayangkan acara-acara

yang berhubungan dengan pengajaran.

g. Art & Culture: Program yang menayangkan acara-acara yang

berhubungan dengan seni dan kebudayaan.

h. Music: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan

dengan music.

i. TV Movies: Film yang diproduksi oleh stasiun televisi untuk

ditayangkan di televisi itu sendiri.

41
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005).
31

j. Film: Media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul

di suatu tempat tertentu.

k. Game Show/Quiz: Program yang menayangkan sekelompok orang yang

terkadang dalam bentuk tim memecahkan teka-teki untuk meraih

sejumlah uang.

E. Pengertian Berita

Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu

sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat

mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya. Mungkin

karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di

London, Tom Clarke, mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah

yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata news (berita) berasal dari

suatu singkatan north, east, west, dan south. Dengan singkatan tersebut

Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat

memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar

dari segala penjuru dunia 42.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan Dra.

Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar,

warta: memberi tahu, pemberitahuan. Namun, tidak sedikit pula definisi

42
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
25.
32

mengenai berita disampaikan oleh para pakar jurnalistik. Beberapa

diantaranya disebutkan dibawah ini 43:

Willard Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh

wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena

menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.

(Newspaper Writing and Editing)

William Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak

memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting

dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para

pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

(Getting the News)

Chilton Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwayang penting

diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang

semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal

yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi

yang menarik (Newspaper Reporting of Public Affairs,

1940)

Eric Hepwood: Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang

dapat menarik perhatian umum. (Redaktur di Cleveland

Pain Dealer)

Curtis Dougall: Berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita

yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyak-

banyaknya. (Interpretative Reporting)

43
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
26.
33

Kesimpulannya, berita adalah segala laporan mengenai peristiwa,

kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk

disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi

kesadaran umum. Dengan demikian, jika diamati berita mengandung

beberapa unsur antara lain 44:

a. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual;

b. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biaa di dalamnya;

c. Penting;

d. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat untuk menjadi kesadaran umum

supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa);

e. Laporan itu dimuat di media tertentu

Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki

sebuah berita mencakup 45:

a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti;

b. Universality: berlaku umum;

c. Fairness: jujur dan adil;

d. Humanity: nilai kemanusiaan;

e. Immediate: segera

44
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
27.
45
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
31.
34

Adapula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian

memiliki nilai berita atau tidak, berita harus mempunyai unsur sebagai

berikut 46:

a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak

yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.

b. Besaran (magnitute):Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka

yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan

menarik untuk diketahui oleh orang banyak.

c. Kebaruan (timeliness): Memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena

kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual dan masih hangat

dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa

kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu

pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.

d. Kedekatan (proximity): Memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun

emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat,

bakat, hobi, dan perhatian pembaca.

e. Ketermukaan (prominence): Hal-hal yang mencuat dari diri seorang atau

sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut

orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat.

f. Sentuhan manusiawi (human interest): Sesuatu yang menyentuh rasa

kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.

46
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
31.
35

Sedangkan berita menurut bidang-bidang persoalannya terdiri dari

beberapa macam 47, seperti:

a. Berita Politik

b. Berita Ekonomi

c. Berita Hukum dan Peradilan

d. Berita Kriminal

e. Berita Kecelakaan

f. Berita Seni dan Budaya

g. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

h. Berita Olahraga

i. Berita Perang

j. Berita lainnya (Infotainment)

F. Sumber Informasi

Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti

istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi

memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi.

Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini

memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan

teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu

tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk

sebuah era yaitu “Era Informasi”. 48

47
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h.
41-49.
48
Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).
36

Secara Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis

kuno informacion (tahun 1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu

informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar,”. Informasi ini

merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas Aktifitas

dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan” 49.

Informasi bisa menjadi fungsi penting dalam membantu mengurangi

rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo, bahwa

semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah

pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa

menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau

ucapan) yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang

ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau

ditransmisikan, hal ini merupakan tanda-tanda, atau sebagai sinyal

berdasarkan gelombang. 50

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki

banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan

erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, persepsi, kebenaran,

representasi, negentropy, Stimulus, komunikasi, dan rangsangan mental.

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki

49
Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).
50
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005).
37

banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan

tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari

sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam

ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau

ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai

pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun

instruksi.

Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna.

misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms.Excel) biasa digunakan untuk

membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan

neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang

terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa

digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhrinya Sifat

informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap

seseorang. 51

Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang

kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan

informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat

suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan

suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali.

Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu

model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

51
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005)
38

G. Masyarakat Pedesaan

Secara sosiologis, masyarakat memiliki karakteristik dikotomis, yakni

pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota.

Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki

kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat

istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif

padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan

perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa

cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan

kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang

suci-sekuler. 52

Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004

adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul

dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi

formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemen-

elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)

memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;

(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan

sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)

memiliki hubungan dengan masyarakat luar. 53 Desa-desa di Indonesia tidak

52
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231.
53
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
39

memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota

kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya.

H. Teori Uses and Gratifications

Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan

(gratifications) atas kebutuhan seseorang. Teori dan pendekatan ini tidak

mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian

besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs)

dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses

penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan

untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan

menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu. 54

Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk

memandang pada hubungan antara isi media menurut fungsinya. Meskipun

masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications,

Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and

gratifications yaitu:

a. Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya

b. Kebutuhan, yang menciptakan

c. Harapan-harapan terhadap

d. Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada

e. Perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan

f. Pemenuhan kebutuhan

54
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), cet ke-6, h.290.
40

g. Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya

Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan

uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan

kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.

Karl Erik Rosengren memodifikasi tujuh elemen di atas menjadi 11

elemen sebagai berikut 55:

a. Kebutuhan mendasar tertentu, dengan interaksinya dengan

b. Berbagai kombinasi antara ekstra dan intra individu, dan juga dengan

c. Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan

d. Berbagai percampuran personal individu, dan

e. Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut yang menghasilkan

f. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan,

yang menghasilkan

g. Perbedaan pola konsumsi media dan

h. Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan

i. Perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi

j. Kombinasi karakteristik ekstra dan intra individu, sekaligus akan

memengaruhi pula

k. Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi

dalam masyarakat

55
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), cet ke-6, h.291.
41

I. Teori Uses and Effects

Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl

(1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification

dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use merupakan bagian yang

sangat penting. Karena pengetahuan yang mengenai pemggunaan media yang

menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu

proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak

arti. Ini dapat bererati exposure yang semata mata menunjuk pada tindakan

mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu

proses yang lebih kompleks dimana isi terkait harapan harapan tertentu untuk

dapat dipenuhi. 56

56
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), cet ke-6, h.291
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma positivisme, yaitu

suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang

empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode ilmiah.

Dalam buku Severin dan Tankard, tujuan dari postpositivis adalah untuk

memberikan penjelasan-penjelasan, prediksi, dan kontrol (dalam hal ini

melihat hubungan antara ilmu sosial dan ilmu fisik). Paradigma ini

memberikan jarak antara peneliti dengan kajian penelitiannya. 57

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

kuantitatif ialah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. 58 Pada penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan kuantitatif agar dapat menggambarkan secara

objektif tentang fenomena yang terjadi. Pada penelitian kuantitatif, analisis

data harus bebas dari pendapat pribadi peneliti sehingga menjaga keobjektifan

penelitian. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk mendukung atau

menolak sebuah teori atau hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini metode

riset yang digunakan adalah metode survei. Penelitian metode survei adalah

57
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. Ke-1,
h.27
58
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2009), Cet. Ke-3, h.55

42
43

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 59

C. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode survey yang merupakan salah satu varian

dari metodologi kuantitatif. Metode survey ialah penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok. Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam

menguji hipotesis atau mengadakan evaluasi yang membahas mengenai

seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau

mempunyai tanda-tanda akan tercapai. Jenis metode survey yang digunakan

peneliti adalah survey eksplanatik (analitik) yang bertujuan untuk

menjelaskan sebab dari sebuah fenomena dan apa pengaruhnya. Sifat dalam

metode survey eksplanatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat

assosiatif dan komparatif. Karena penelitian ini tidak hanya mencari minat

masyarakat dalam mengonsumsi tayangan berita yang ada di Televisi saja

tetapi juga mencari keefektifan tayangan berita tersebut sebagai sumber

informasi.

59
Sofian Effendi danTukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 3.
44

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mencakup dua objek kajian, adapun antara lain

yaitu:

a. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi

sumber informasi yang relevan dengan objek yang diteliti, yakni warga

Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa

Barat. Sedangkan objek penelitian adalah siaran berita liputan 6 petang

dan siaran berita seputar indonesia.

b. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada selama bulan september sampai

november. Sebelum penelitian dimulai, penulis mengawali dengan

observasi untuk menemukan permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tempat ini dipilih karena

subjek penelitian ini adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Tabel 1.Waktu Penelitian

No. Keterangan Bulan


1. Observasi Awal Agustus
2. Penyusunan Skripsi September
3. Penyusunan Kuesioner Oktober
4. Penyebaran Kuesioner Oktober
5. Analisis Data November
6. Penyusunan Laporan Penelitian Desember
45

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang

lingkup yang akan

diteliti 60.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Desa

Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut dengan jumlah

warga 4.297 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan

sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggnakan prosedur

tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi 61.

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik simple random

sampling, artinya sebuah sampel yang diambil dari tiap unit penelitian atau

satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel 62. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan

Kartu Keluarga (KK) dan mengambil acak dari setiap RT/RW.

60
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder),
(Jakarta: Raja Grafindo), hal 74.
61
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder),
(Jakarta: Raja Grafindo), h. 74
62
Masri Singarimbun dan sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 155.
46

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

ɳ = N

1+Ne2

Keterangan:

ɳ = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah populasi

e = Nilai Presisi (10%)

Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai

berikut:

ɳ= 4.297

1+4.297 (0,1)2

ɳ= 4.297

1+42,97

ɳ= 4.297

43,97

ɳ = 97,725 mendekati 98

Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah 98 orang


47

F. Variabel Penelitian

Dalam kaitannya dengan penelitian ini variabel yang digunakan adalah

efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat

pedesaan.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam menentukan variabel penelitian, peneliti membagi menjadi dua

yaitu:

a. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi

variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang

pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.

Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan

variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian.

Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X” 63. Dalam

penelitian ini, yang menjadi variabel independenya yaitu pernyataan

responden sebelum menonton siaran berita televisi, faktor

keefektivitasan dilihat dari:

1. Accuracy (Akurat)

2. Balance (Berimbang)

3. Clarity (Jelas)

63
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
57.
48

b. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang diakibatkan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Keberadaan variabel ini dalam

penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam

fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan

variabel “Y” 64. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah

pernyataan responden sesudah menonton siaran berita televisi, dengan

sub variabel:

1. Accuracy

2. Balance

3. Clarity

2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat

variabel yang di amati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting

dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional

bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik

variabel-variabel penelitian. Sedangkan indikator digunakan untuk

mengukur dari setiap dimensi-dimensi yang ada.

Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

Sebelum menonton Masyarakat buta 1. Accuracy


siaran berita televisi terhadap informasi 2. Balance
3. Clarity
Sesudah menonton Masyarakat melek 1. Accuracy
siaran berita televisi terhadap informasi 2. Balance
3. Clarity
64
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder),
(Jakarta: Raja Grafindo), h. 57.
49

G. Macam dan Sumber Data

Untuk mendapat data yang akurat, peneliti menggunakan dua sumber data

yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

penelitian atau objek penelitian 65. Yang menjadi data primer peneliti

dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket merupakan

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar

orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai

dengan permintaan.

Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket

tertutup yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif,

sedangkan responden cukup memberi tanda silang 66. Angket akan

disebarkan pada sampel penelitian yaitu warga Desa Girimakmur,

Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejumlah 98

orang.

2. Data Sekunder

Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan 67.

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dikumpulkan

melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori

65
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
122.
66
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi
Kedua), (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 100.
67
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
122.
50

yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti

buku-buku, artikel, internet dan literatur yang berkaitan dengan judul

penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam rangka

mengumpulkan data yang kemudian di analisis dan diuji kebenarannya adalah

dengan menggunakan metode survei langsung dan libarary research sebagai

tambahan informasi data. Dalam menggunakan teknik pengumpulan data,

peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya

selain seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu,

observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya 68. Peneliti mengamati bagaimana efektivitas siaran

berita televisi bagi warga desa girimakmur, kecamatan malangbong,

kabupaten garut, jawa barat sebagai sumber informasi.

2. Angket

Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden 69. Setelah

68
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
133.
69
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
123.
51

diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti. Angket

ini diberikan kepada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,

Kabupaten Garut, Jawa Barat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan

sebagai bahan dokumenter. Seperti mengumpulkan buku-buku, internet

dan lain sebagainya 70.

I. Uji instrumen

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur

walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Ini artinya bahwa alat

ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila alat ukur

tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran

data yang akan diteliti 71. Suatu Instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur 72.

Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel

penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas

adalah suatu ukuran yang mengajukkan tingkat keandalan atau kesahihan

alat ukur. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrument

penelitian ini adalah rumus pearson product moment.

70
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
144.
71
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
97-98
72
Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis(seri umum no. 5), (Jakarta:
Penerbit PPM, 2004), h. 152.
52

r= n (∑ XY) – (∑X ∑Y)

√[N ∑X2 – (∑X)2][N∑Y2-(∑Y)2]

Keterangan:

r = korelasi Person Product Moment

N = banyaknya responden

X = sikap tiap item pertanyaan

Y = skor total responden

XY = skor tiap item pertanyaan dikali skor total responden

ΣXY = jumlah hasil perkalian skor tiap item dengan skor total

responden

ΣX = jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan

ΣY = jumlah seluruh skor total responden

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat

pengukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat

dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur

tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Suatu alat ukur

yang mantap tidak berubah-ubah pengkurannya dan dapat di andalkan

karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberika hasil

yang serupa 73. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur

tersebut diuji reliabilitas menunjukakan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

73
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia, 2013), h. 133-134.
53

data yang tidak bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu74.

Instrumen dikatakan realible apabila terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun duji

berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut

mempunyai kehandalan yang tinggi 75.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan efektivitas siaran

berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan.

Untuk menggambarkan efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber

informasi bagi masyarakat pedesaan dilakukan dengan cara skala likert, yaitu

mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini

menggunakan lima kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut

diberi bobot nilai atau skor.

Tabel 3. Skala Likert

Kategori Singkatan Skor


Sangat setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup setuju CS 3
Tidak setuju TS 2
Sangat tidak setuju STS 1

74
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta:Graha
Ilmu, 2005), h. 89.
75
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS.,(Semarang: BP. UNDP,
2003), h. 41-42.
54

Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai

akibat penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar

pertanyaan, memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat

mereka mengenai efektivitas siaran berita televisi. Dari segi pandangan

statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya

dibandingkan dengan dua tingkatan yaitu antara “YA” atau “TIDAK”.

Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan secara terstruktur atau

sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang

diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu

metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,

menyajikan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini

meliputi perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), dan

standar deviasi.

Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian

dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar

deviasi. Berikut rumusnya:

1. Menghitung Rata-Rata atau Mean

Mean merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat

diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada,

yang kemudian dibagi dengan banyaknya data.

Rumus 76 : x = ∑fixi

∑fi

76
Pasaribu Amudi, Pengantar Statistik, (Jakarta:Ghalia Indonesia), hal 71.
55

Keterangan:

x = rata-rata

xi = pengamatan

fi = jumlah pengamatan

Atau dengan rumus berikut ini:

Rumus Mean: 𝑥𝑥1 + 𝑥𝑥2 + 𝑥𝑥3 + … … . 𝑥𝑥𝑛𝑛

𝑛𝑛

2. Standar Deviasi

Rumus Standar Deviasi (SD) 77:

SD = √∑𝑥𝑥2

𝑁𝑁

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

Σ𝑥𝑥2= Adalah Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat

N = Jumlah Individu

3. Mengkategorisasikan hasil yang didapat

Jika tinggi (T) = 𝑥𝑥 + SD atau hasil yang didapat berada diatas standar

deviasi.

Jika sedang (S) = 𝑥𝑥 atau hasil yang didapat berada diantara standar nilai

tinggi dan rendah dari Standar Deviasi.

Jika rendah (R)= 𝑥𝑥 - SD atau hasil yang didapat berada dibawah

standar deviasi.

77
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005) h.
179.
56

K. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu

diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak

ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang diteliti, atau variabel

independen tidak memengaruhi variabel dependen dan harus disertai pula

dengan hipotesis alternative (Ha), hipotesis ini menyatakan ada hubungan,

yang berarti signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen 78. Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

H0 : µD ≤ 0

H1 : µD ≥ 0

H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi

masyarakat pedesaan)

H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat

pedesaan)

78
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h.
80.
BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur

Desa Girimakmur merupakan pemekaran dari Desa Sanding yang

berkedudukan di sebelah selatan desa tersebut. Desa ini dibentuk dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong, ditetapkan di Garut

pada tanggal 11 Agustus 2011, dan diundangkan di Garut pada tanggal 15

Agustus 2011. Desa Girimakmur memiliki arti yaitu Giri adalah pegunungan

dan makmur adalah sejahtera dalam ekonomi maupun agama.

Desa Girimakmur mempunyai batas-batas wilayah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sanding

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karangmulya

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Wilayah Perhutani

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kutanagara

Dengan luas wilayah sebesar 248 hektar, jumlah penduduk sebanyak 4.297

jiwa, dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.327 KK yang terdiri dari

3 dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 23 Rukun Tetangga (RT).

Pejabat definitif hasil pemilihan Kepala Desa Girimakmur periode 2012-

2018 dipegang oleh:

a. Kepala Desa : Solehudin Rais S.Sos

b. Sekretaris Desa : Ikah

c. Kaur Pemerintahan : Hotib Rizal Fauzi S.Pd

57
58

d. Kaur Kesra : Dedah Jubaedah

e. Kaur Ekbang : Sarnan

f. Kaur Umum : Linha Siti Maesaroh

g. Kaur Trantib : Herman Najmudin

h. Kepala Dusun I : Ajum

i. Kepala Dusun II : Suardi

j. Kepala Dusun III : Sukarna

B. Kondisi Umum Desa Girimakmur

Wilayah administratif Desa Girimakmur secara visual digambarkan dalam

peta dibawah ini:

1. Tofografi

Desa Girimakmur merupakan desa yang berada dibawah lereng

pegunungan, dengan ketinggian 800-1200 mdl (diatas permukaan laut).

2. Hidrologi dan Klimatologi

Sungai Cileuleuy merupakan sungai yang menjadi batas wilayah Desa

Girimakmur dengan Desa Kutanagara. Sedangkan mata air yang

menghidupi masyarakat Desa Girimakmur yang digunakan untuk

kebutuhan sebagai sarana air bersih dan mengairi sawah adalah Mata Air

Cinyusu, Cicadas, Baru Kodok, Cirangkong, Situ Burung, Bukit Sereh,

dan Cikupa.
59

3. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan

Tabel 4. Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan

Sawah (Daerah air) Darat (Ha)


(Ha)
Teknis ½ Tadah Pekarang Hutan Peng- Hutan Lainnya
Teknis Hujan Pemukim Rakyat Angonan Negara
0 20 ha 3 ha 120,5 ha 0 8 ha 0 0

4. Keadaan Sosial

a. Kependudukan

Laju pertumbuhan penduduk Desa Girimakmur dalam kurun tiga

waktu terakhir, dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin Laju


No. Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
L P
1. 2014 2186(51%) 2052 (49%) 4288
2. 2015 2213 (52%) 2055 (48%) 4268 0,0047%
3. 2016 2234 (53%) 2063 (47%) 4297 0,0065%

Jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa Girimakmur pada tahun 2014

berjumlah 1292 KK, pada tahun 2015 berjumlah 1307 KK, sedangkan

pada tahun 2016 berjumlah 1325 KK, Jumlah KK dalam kurun waktu

tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga

No. Tahun Jumlah Rumah Tangga/ KK


1. 2014 1292 KK
2. 2015 1307 KK
3. 2016 1327 KK
60

Sebaran jumlah Kepala Keluarga Desa Girimakmur pada tahun

2016 dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Sex Ratiodan kepadatan/ km2

No. Nama Dusun Jumlah KK Kepadatan/km2 Sex Ratio


1. Dusun Kp. Sanding 335 (25,2%) 0,56 1,14
(I)
2. Dusun Kp. 334 (25,2%) 0,32 1,06
Cilanggok (II)
3. Dusun Kp. Patrol 658 (49,6%) 0,259 1,18
dan Kp. Sukabatu
JUMLAH 1327 0,347 3,38

b. Kesehatan

Tenaga Kesehatan yang ada di Desa Girimakmur dapat dilihat pada

tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Tenaga Kesehatan

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan


Dokter -
1. Medis Umum
Dokter -
Spesialis
2. Keperawatan Bidan 1 Kontrak
Perawat -
3. Partisipasi Posyandu 4
Masyarakat Paraji 2
Jumlah 7

c. Pendidikan

Data pendidikan Desa Girimakmur, mulai dari jumlah Sarjana,

Diploma, Hingga lulusan sekolah serta jumlah guru, murid, dan sarana

pendidikan dapat dilihat pada tabel 9, tabel 10, tabel 11, dan tabel 12.
61

Tabel 9. Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1. Tidak tamat SD 85 1,98
2. Tamat SD/Sederajat 2.821 65,67
3. Tamat SLTP/ Sederajat 626 14,57
4. Tamat SLTA/ Sederajat 465 10,82
5. D1 0 -
6. D2 3 0,0007
7. D3 25 0,0058
8. S1 30 0,0032
9. S2 4 0,0005
10. S3 0
Jumlah 4.296

Tabel 10. Data Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Paud-SMA

No. Uraian PAUD/TK SD SLTP SLTA Jumlah


1. Guru 7 34 39 0 80
2. Murid 80 472 480 0 1.032

Tabel 11. Jumlah Lulusan Sekolah berdasar Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah


1. Tidak Tamat SD 0
2. SD/Sederajat 2896
3. SLTP/ Sederajat 708
4. SLTA/ Sederajat 531
5. Perguruan Tinggi (PT) 46

Tabel 12. Jumlah Sarana Pendidikan

No. Uraian Jumlah


1. PAUD/TK 7
2. SD/Sederajat 4
3. SLTP/Sederajat 2
62

d. Kesejahteraan Sosial

Masalah kesejahteraan sosial Desa Girimakmur didominasi oleh

masalah keluarga miskin. Untuk masalah data kesejahteraan sosial,

dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

No. Masalah Kesejahteraan Sosial Jumlah Keterangan


1. Anak terlantar -
2. Anak nakal -
3. Anak balita terlantar -
4. Anak jalanan -
5. Lansia terlantar -
6. Pengemis -
7. Gelandangan -
8. Korban NAPZA -
9. PSK -
10. Eks Narapidana -
11. Penyandang Cacat 1 Fisik
12. Keluarga miskin sosial 3.790 RTS
13. Keluarga bermasalah sosial 1 Stres
psikologis
14. Keluarga rumahnya tidak layak 150
huni
15. Wanita rawan sosial ekonomi -
16. Pemulung -

e. Ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan di pedesaan bukanlah hal yang asing,

sebab hampir semua desa memiliki kondisi yang sama. Hal ini

disebabkan oleh proses pembangunan yang tidak merata, adanya gap

antara kota dan desa. Karena masih kurangnya lapangan pekerjaan

yang ada di desa girimakmur, mengakibatkan angka pengangguran

cukup tinggi. Penduduk desa girimakmur pada umumnya bekerja ke


63

daerah perkotaan. Kalaupun ada yang bekerja di daerah Desa

Girimakmur, selain guru dan dinas lainnya, bekerja disektor

nonformal seperti buruh. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel

14.

Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja

No. Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah


1. Bekerja 1.376 153 1.529
2. Tidak Bekerja 858 1.909 2.767
Jumlah 2.234 2.062 4.296

f. Pemuda dan Olahraga

Pemuda Desa Girimakmur cukup aktif dalam bidang keolahragaan.

Hal ini ditunjukkan oleh menjamurnya klub-klub khususnya klub bola

volly dan sepakbola. Data klub olahraga dan sarana olahraga dapat

dilihat pada tabel 15 dan tabel 16.

Tabel 15. Data Klub Olahraga

No. Klub Olahraga Jumlah Keterangan


1. Klub Bola Volly 4 3 dusun
2. Klub Sepak Bola 7 3 dusun
3. Klub Bulu Tangkis 7 2 dusun
4. Klub Tenis Meja 2 2 dusun

Tabel 16. Data Sarana dan Prasarana Olahraga

No. Sarana Olahraga Jumlah Keterangan


1. Gelanggang Olahraga - Belum ada
(GOR)
2. Lapangan Bola Volly 9 Cukup Baik
3. Lapangan Sepak Bola 1 Cukup Baik
4. Lapangan Tenis Meja 4 Cukup Baik
64

g. Kebudayaan

Selo Soemardjan menyebutkan, budaya adalah hasil rasa, cipta,

karsa, dan karya manusia 79. Tapi, budaya yang dimaksudkan disini

diberatkan pada aspek seni yang mempunyai nilai sebagai

pengejawantahan rasa yang disebutkan Selo Soemardjan. Berikut

kesenian masyarakat yang dapat dilihat di tabel 17.

Tabel 17. Data Kelompok Budaya dan Seni

No. Jenis Jumlah Keterangan


1. Calung 4 Aktif
2. Marawis 4 Aktif
3. Qosidah Rebana 6 Aktif
4. Badeng 1 Aktif

h. Tempat Peribadatan

Penduduk Desa Girimakmur keseluruhan beragama islam, data

tempat peribadatan dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Data Sarana Peribadatan

No. Jenis Jumlah Keterangan


1. Mesjid 3 -
2. Mushola/Surau 19 -

5. Keadaan Ekonomi

Sumber penerimaan desa diantaranya didapat melalui:

1. Pajak dan retribusi desa

2. Alokasi dana desa

3. Sumber penerimaan desa lainnya

79
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI), 1964.
65

Sumber pendapatan desa selain dari hal diatas adalah dari tanah

carik dan insentif.

4. Transportasi perhubungan

Panjang jalan utama desa girimakmur pada tahun 2015 sepanjang

3.500 m, jalan produksi pertanian sepanjang 4.540 m dan jalan

lingkungan sepanjang 3.225 m adapun transportasi yang digunakan

oleh masyarakat adalah jasa ojeg, jalur ke kota kabupaten

menggunakan angkot yang beroperasi trayek malangbong-ke kota

garut.

5. Telekomunikasi dan informasi

Sarana informasi dan komunikasi yang digunakan penduduk desa

girimakmur adalah telepon genggam (handphone) dikarenakan jasa

telefon rumah belum masuk ke desa girimakmur.

6. Pengairan dan irigasi

Kondisi pengairan di desa girimakmur hampir semuanya

menggunakan tadah hujan dan sebagian kecil mengalirkan sumber

mata air dari gunung. Padahal penduduk desa girimakmur banyak

yang berprofesi sebagai petani.


66

7. Air bersih

Pengguna sumber air bersih dapat dilihat pada tabel 19

Tabel 19. Jumlah Air Bersih yang digunakan masyarakat

No. Jenis Sumber Air Bersih Jumlah KK Persentase


1. PAM SIMAS 55 4,15%
2. Sumber mata air 1.265 95,47%
3. Artesis 3 0,23%
4. Sumur gali 2 0,15%
5. Fasilitas air bersama - -
6. Kali/sungai - -

8. Air limbah

Air limbah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti cuci,

kakus, dll sebagian masyarakat menggunakan diantaranya jamban

umum, septictank, bahkan ada yang ke sungai. Air limbah yang

dihasilkan bukan dari kegiatan rumah tangga seperti ternak sebagian

dibuang ke selokan yang dialirkan ke sungai.

9. Energi

Hampir 90% rumah yang berada di desa girimakmur sudah teraliri

listrik milik PLN. Hanya ada beberapa masyarakat yang belum

tersambung listrik secara langsung dikarenakan faktor ekonomi. Pada

umumnya masyarakat yang belum mampu memasang listrik secara

langsung mengambil dari tetangganya.

10. Musim

Seperti daerah Jawa Barat pada umumnya, desa girimakmur

mengenal dua musim, yaitu musih hujan dan musim kemarau.


67

C. Isu Strategis yang dihadapi Desa

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena

atau belum dapat diselesaikan dan memiliki dampak jangka panjang bagi

kelanjutan pelaksanaan pembangunan sehingga perlu diatasi secara bertahap.

Isu strategis dalam pembangunan desa girimakmur diantaranya.

1. Kualitas pelayanan umum pemerintahan masih dirasakan belum

memuaskan bagi sebagian masyarakat.

2. Kompetensi dan daya saing penduduk usia produktif masih dirasakan

kurang memenuhi dunia usaha.

3. Pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan sektor riil

kurang mampu berkembang dan peluang usaha yang ada kurang

termanfaatkan secara optimal.

4. Kondisi lingkungan hidup cenderung semakin memprihatinkan sebagai

akibat eksploitasi terutama terjadinya pembalakan hutan.

5. Masih banyaknya kerusakan pada sarana jalan sebagai sarana utama

mobilisasi perekonomian, jaringan irigasi, sarana pendidikan dan juga

olahraga yang berujung pada lemahnya kesejahteraan rakyat itu sendiri.

D. Visi dan Misi Desa Girimakmur

1. Visi

Berdasarkan gambaan dari masalah dan potensi yang ada di desa

girimakmur serta keinginan yang harus terjadi di masa depa. Selain faktor

tersebut, visi dan misi ini disesuaikan dengan visi dan misi pemerintah

daerah kabupaten garut yaitu “Terwujudnya kabupaten garut yang


68

bermartabat, nyaman dan sejahtera.” Maka, desa girimakmur menetapkan

visi dan misi sebagai berikut “Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang

baik dan bersih, transparan dan bertanggung jawab, guna menciptakan

mansyarakat yang mandiri dan sejahtera”.

2. Misi

a. Memelihara kerukunan dan gotong royong masyarakat.

b. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah desa yang amanah,

menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia.

c. Memelihara dan meningkatkan sumber daya manusia dengan

mensukseskan wajar 12 tahun dan mewujudkan kehidupan beragama

yang harmonis.

d. Menata ibu kota girimakmur sebagai pusat kegiatan ekonomi

malangbong selatan yang representatif dan nyaman.

e. Menjaga dan meningkatkan pola hidup sehat.

f. Membina dan mengarahkan usaha warga dalam ekonomi pedesaan

melalui agro bisnis dan agro industri.

g. Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa.

h. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional desa.


69

E. Profil Liputan 6 Petang

Liputan 6 (sebelumnya bernama sebagai Liputan 6 Sore) adalah program

berita televisi Indonesia yang disiarkan di SCTV. Setelah sebelumnya

merelay Berita Daerah pada tahun 1990-1993, maka SCTV membuat Liputan

6 Sore pada tanggal 7 November 1994. Hal ini kemudian mempelopori

penayangan Liputan 6 Petang yang memulai siaran harian pada tanggal 20

Mei 1996. Saat itu, jam tayang acara tersebut adalah pada pukul 18:30 WIB

(hingga 2 Oktober 2005) dan pertama kali dibawakan oleh Riza Primadi.

Pada awal penayangannya, Liputan 6 hanya tayang dua kali sehari.

Kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1996 mulai ditayangkan Liputan 6

Pagi pada pukul 06:00-08:00 WIB (120 menit) dan Liputan 6 Siang pada

pukul 12:00-12:30 WIB. Liputan 6 hadir dalam bahasa Inggris dengan nama

News Watch yang mulai ditayangkan pada tanggal 12 Maret 1997 setelah

Liputan 6 Pagi pada pukul 08:00-08:30 WIB, tetapi dihentikan

penayangannya pada tahun 2000.

Pada tanggal 24 Agustus 2000, Liputan 6 meluncurkan website

www.liputan6.com. Mulai tahun 2001, Liputan 6 hadir dengan format dan

studio baru, di Jl. Gatot Subroto No. 21, Jakarta. Studio ini digunakan hingga

23 November 2007. Sejak tahun 2002 Liputan 6 mulai menghadirkan

program khusus hukum dan kriminal Buser (singkatan dari BUru dan

SERgap), yang ditayangkan pada pukul 11:30-12:30 WIB sebelum Liputan 6

Siang. Kemudian, pada tanggal 4 Februari 2003 Liputan 6 memproduksi

berita Liputan 6 Malam yang dimulai pukul 22:30-23:00 WIB.


70

Dengan perubahan format ini juga, ditayangkan berbagai program khusus

setelah Liputan 6 Siang. Program khusus Usaha Anda pada awalnya menjadi

segmen terakhir pada Liputan 6 Petang, tetapi ditayangkan setiap Sabtu dan

Minggu selama lima menit setelah Liputan 6 Siang. Program khusus

dokumenter hukum dan kriminal Sigi Investigasi ditayangkan setiap Sabtu

pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat ini ditayangkan setiap

Minggu dini hari pukul 01:00 WIB. Program khusus dokumenter Potret

ditayangkan setiap Minggu pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat

ini ditayangkan setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB.

Perpindahan studio dan perubahan format ini tidak sia-sia, Liputan 6

berhasil meraih penghargaan dalam kategori Program Ngetop pada

penyelenggaraan perdana SCTV Awards pada tahun 2001 hingga saat ini.

Perubahan format kedua Liputan 6 pada bulan Oktober 2005 dan perubahan

format ketiga pada bulan Juli 2007. Jam tayang Liputan 6 Pagi dimajukan

menjadi pukul 05:00-06:30 WIB (90 menit), sedangkan jam tayang Liputan 6

Petang dimajukan menjadi pukul 17:30-18:00 WIB. Untuk Liputan 6 Siang

(termasuk Usaha Anda pada hari Sabtu dan Minggu), Liputan 6 Malam,

Buser, Sigi Investigasi, dan Potret tetap seperti biasa. Pada bulan Februari

2008, studio Liputan 6 dipindahkan ke Jl. Asia-Afrika, Senayan, Jakarta

Selatan.

Peluncuran logo baru Liputan 6, Jam tayang seluruh program tetap seperti

biasa. Kemudian, pada tahun 2010, terdapat perubahan jam tayang untuk

Liputan 6 Pagi yang dimajukan pada pukul 04:30-06:00 WIB. Pada tahun

2013, terdapat perubahan jam tayang untuk tiga program khusus. Buser
71

ditayangkan setiap Selasa dini hari pukul 01:30 WIB dan setiap Rabu-Sabtu

dini hari pukul 01:00 WIB (setelah Liputan 6 Malam). Sigi Investigasi

ditayangkan setiap Minggu dini hari pukul 01:00 WIB dan Potret ditayangkan

setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB.

F. Profil Seputar Indonesia

Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh

RCTI. Dengan konsep yang lebih tegas dan menarik membuat program ini

banyak diminati oleh seluruh pemirsa RCTI di Indonesia. Sebenarnya,

Seputar Indonesia mengambil konsep dari acara Seputar Jakarta yang juga

pernah ditayangkan oleh RCTI. Hanya saja, Seputar Indonesia mencakup

seluruh wilayah Indonesia dengan adanya Koresponden RCTI yang berada di

pelosok Negeri. Sebelum Seputar Indonesia hadir, Seputar Jakarta merupakan

program berita RCTI. Seputar Jakarta ini hanya menginformasikan berita-

berita yang ada di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sekitarnya

yaitu kota Jakarta Pusat, kota Jakarta Barat, kota Jakarta Selatan, kota Jakarta

Utara dan kota Jakarta Timur. Dengan durasi hanya 15-menit. Setelah itu,

ditingkatkan menjadi 30-menit pada awal Agustus 1990.

Pada tanggal 2 November 1990, Program Seputar Jakarta resmi diganti

menjadi Seputar Indonesia. Namun, Seputar Indonesia pada saat

kemunculannya, mengikuti konsep berita TVRI, yaitu dengan hadirnya

pemandu acara berita yang dikhususkan untuk Pemirsa Tunawicara dan

Tunarungu. Hal itu terbukti pada sudut kanan bawah, terdapat pemandu berita

yang secara khusus memandu pemirsa yang mengalami tunawicara dan


72

tunarungu. Durasi waktu Seputar Indonesia pun ditingkatkan menjadi 60-

menit setiap harinya.

Buletin Siang adalah program berita tengah hari pertama yang diproduksi

oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Buletin Siang pertama kali

mengudara di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tanggal

24 Agustus 1993 yang tepatnya sehari sebelum RCTI berulang tahun yang ke-

4. Buletin Siang, yang diproduksi oleh Redaksi RCTI setelah Seputar

Indonesia dan Buletin Malam, dirancang khusus untuk memenuhi keperluan

berita para pemirsa perempuan yang mendominasi komposisi kepemirsaan di

siang hari dengan pendekatan newsfeatures sehingga selama bertahun-tahun

menjadi program berita dengan rating tertinggi pada tengah hari di Indonesia.

Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya, program ini

bersimultan oleh SCTV yang waktu itu masih bergabung dengan RCTI.

Namun pada pertengahan 1990-an, SCTV meninggalkan Buletin Siang dan

memproduksi sendiri adalah Liputan 6 Siang, sebagai tanda SCTV telah

berpisah dari RCTI. Mulai 10 Februari 2009, program Buletin Siang sudah

ditiadakan dan diganti dengan "Seputar Indonesia Siang".

Buletin Malam, program berita pertama yang memuat berita-berita

internasional yang dibuat oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Pertama

kali mengudara 1 Februari 1991 di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi

Indonesia). Ditayangkan menjelang tengah malam, Buletin Malam yang

dipandu oleh Helmi Johannes saat itu merupakan adaptasi dari program CNN

International News yang berisikan berita-berita internasional. Pada saat itu


73

para penyiar berita dalam membacakan kembali berita-berita CNN World

News yang direkam di Associated Press.

Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya program ini juga

bersimultan oleh SCTV memulai oleh Buletin Pagi sebelum SCTV mampu

memproduksi beritanya sendiri lewat program Liputan 6 Malam.

Seputar Indonesia mendapat penghargaan sebagai program berita

terfavorit pada Panasonic Gobel Awards 2015 sebagai program berita dan

majalah berita terbaik dalam nominasi tersebut. Sementara itu, Michael

Tjandra juga mendapat penghargaan sebagai pembaca berita terbaik dalam

ajang Panasonic Gobel Awards 2013.

Tidak hanya pada tahun 2014, tahun-tahun sebelumnya, Seputar Indonesia

juga mendapat penghargaan sebagai acara televisi dan acara berita terbaik

versi Panasonic Gobel Awards dari sejak pada tahun 1997 sampai dengan

2002 dan kembali sejak pada tahun 2007 sampai dengan sekarang.
BAB V

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 98

responden yang berisikan 38 butir pertanyaan mengenai Efektivitas Siaran

Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Mayarakat Pedesaan. Pada

penelitian ini, responden adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang berjumlah 98 orang.

Dari 98 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data

mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan

usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Karena peneliti ingin

mencari perbedaan dari tingkat usia, jenis kelamin, pekerjaan dan latar

belakang pendidikan sebelumnya.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 20, diketahui karakteristik responden berdasarkan usia.

Responden yang berusia berkisar 17-25 tahun sebanyak 23 responden

dengan presentase 25 %, sedangkan responden yang berusia berkisar

antara 26-35 tahun sebanyak 31 responden dengan presentase 33 %,

responden yang berusia berkisar 36-45 tahun sebanyak 16 responden

dengan presentase 17 %, dan responden yang berusia berkisar 46-55 tahun

sebanyak 23 responden dengan presentase 25 %.

74
75

Tabel 20. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. 17-25 Tahun 23 Orang 25%

2. 26-35 Tahun 31 Orang 33%

3. 36-45 Tahun 16 Orang 17%

4. 46-55 Tahun 23 Orang 25%

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 21, diketahui karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36

responden dengan presentase 37 %, sedangkan responden yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 62 responden dengan presentase 63 %.

Tabel 21. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 36 Orang 37%

2. Perempuan 62 Orang 63%

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tabel 22, diketahui karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan. Responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/

Tentara Nasional Indonesia (TNI)/ Polisi sebanyak 12 responden dengan

presentase 12 %, responden yang bekerja sebagai karyawan swasta

sebanyak 14 responden dengan presentase 15 %, responden yang bekerja


76

sebagai wiraswasta sebanyak 10 responden dengan presentase 10 %,

responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 14 responden dengan

presentase 14 %, responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa

sebnayak 8 responden dengan presentase 8 %, dan responden yang

berstatus sebagai ibu rumah tangga merupakan responden terbesar

sebanyak 40 orang dengan presentase 41 %.

Tabel 22. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Presentase

1 PNS/TNI/POLISI 12 12%

2 Karyawan Swasta 14 15%

3 Wiraswasta 10 10%

4 Buruh 14 14%

5 Pelajar/Mahasiswa 8 8%

6 Ibu Rumah Tangga 40 41%

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel 23, diketahui karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan terakhir. Responden yang tidak tamat sekolah dasar

sebanyak 1 responden dengan presentase 1 %, responden dengan

pendidikan terakhir tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 36 responden

dengan presentase 37 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 27 responden

dengan presentase 28 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat


77

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 22 responden dengan

presentase 22 %, dan responden dengan pendidikan terakhir tamat

S1/S2/S3 sebanyak 12 responden dengan presentase 12 %.

Tabel 23. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1. Tidak Tamat SD 1 Orang 1%

2. Tamat SD 36 Orang 37%

3. Tamat SLTP 27 Orang 28%

4. Tamat SLTA 22 Orang 22%

5. Tamat S1/S2/S3 12 Orang 12%

B. Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan

yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sehingga pertanyaan

dalam kuesioner memenuhi syarat sah atau tidak untuk dijadikan data

primer dalam penelitian. Uji validitas dapat mengkorelasikan masing-

masing pertanyaan dengan jumlah skor masing-masing sub variabel.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel

korelasi nilai r. Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada 30 responden

dengan signifikansi 5% dari sini didapat nilai df=n-2, df=30-2=28.


78

Didapatkan angka r tabel= 0,361.jika r hitung>r tabel, maka pernyataan

itu valid. Berikut rumus uji validitas Pearson Product Moment 80:

a. Uji Validitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita Televisi

Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X

Item Harga Koefisien Harga Koefisien Kesimpulan


Pertanyaan r Hitung r Tabel
Pertanyaan 1 0,589 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,705 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,771 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,357 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 5 0,613 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,493 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,515 0,361 Valid

Pertanyaan 8 0,203 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 9 0,408 0,361 Valid

Pertanyaan 10 0,375 0,361 Valid

Pertanyaan 11 0,451 0,361 Valid

Pertanyaan 12 0,579 0,361 Valid

Pertanyaan 13 0,534 0,361 Valid

Pertanyaan 14 0,361 Tidak Valid


-0,379

80
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan
manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 48.
79

Item Harga Koefisien Harga Koefisien Kesimpulan


Pertanyaan r Hitung r Tabel
Pertanyaan 15 0,554 0,361 Valid

Pertanyaan 16 0,602 0,361 Valid

Pertanyaan 17 0,468 0,361 Valid

Pertanyaan 18 0,358 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 19 0,771 0,361 Valid

Pertanyaan 20 0,635 0,361 Valid

Pertanyaan 21 0,577 0,361 Valid

Pertanyaan 22 0,643 0,361 Valid

Pertanyaan 23 0,322 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 24 -0,042 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 25 0,752 0,361 Valid

b. Uji Validitas Variabel setelah menonton siaran berita televisi

Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y

Item Harga Koefisien Harga Koefisien Kesimpulan


Pertanyaan r Hitung r Tabel
Pertanyaan 1 0,412 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,475 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,575 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,333 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 5 0,611 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,677 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,751 0,361 Valid

Pertanyaan 8 0,319 0,361 Tidak Valid

Item Harga Koefisien Harga Koefisien Kesimpulan


80

Pertanyaan r Hitung r Tabel


Pertanyaan 9 0,728 0,361 Valid

Pertanyaan 10 0,578 0,361 Valid

Pertanyaan 11 0,469 0,361 Valid

Pertanyaan 12 0,504 0,361 Valid

Pertanyaan 13 0,619 0,361 Valid

Pertanyaan 14 -0,096 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 15 0,594 0,361 Valid

Pertanyaan 16 0,674 0,361 Valid

Pertanyaan 17 0,759 0,361 Valid

Pertanyaan 18 0,204 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 19 0,532 0,361 Valid

Pertanyaan 20 0,601 0,361 Valid

Pertanyaan 21 0,468 0,361 Valid

Pertanyaan 22 0,555 0,361 Valid

Pertanyaan 23 -0,322 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 24 0,352 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 25 0,422 0,361 Valid

2. Uji Reliabilitas dengan Teknik Alpha Cronbach

Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Teknik yang

digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach.
81

Teknik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

memiliki rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau dalam

bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus menghitung nilai reliabilitas

instrument menggunakan teknik Alpha Cronbach ditulis sebagai

berikut 81:

Kuesioner yang disebar untuk uji reliabilitas berjumlah 30 orang. Uji

reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for

Windows. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel, bila

koefisien reliabilitas (r11)>0,6.

a. Uji Reliabilitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita

Televisi (X)

Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

81
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan
manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 58.
82

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.896 19

Dari hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel X didapatkan

hasil Cronbach Alpha sebesar 0,896 yang artinya bahwa seluruh

pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach

Alpha lebih dari 0,6 (0,896>0,6).

b. Uji Reliabilitas Variabel Setelah Menonton Siaran Berita Televisi

(Y)

Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0
83

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.895 19

Sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Y

didapatkan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,895 yang artinya bahwa

seluruh pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai

Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (0,895>0,6).

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel

dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji normal
84

probability plot yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengkuti arah garais

diagonal menunjukan bahwa pola distribusi data normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak

mengikuti garis diagonalnya maka dapat disimpulkan distribusi data

tidak normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot disajikan pada

gambar berikut:

Gambar 1. Grafik P-Plot Variabel X


85

Gambar 2. Grafik P-Plot Variabel Y

Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik probability plot

dapat dilihat bahwa penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal, hal ini menunjukan bahwa model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas.

Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik, pada uji normalitas ini juga

dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji kolmogorov-smirnov (K-S).

Dalam uji kolmogorov-smirnov ini residual dikatakan terdistribusi secara

normal jika signifikansi kolmogorov-smirnov berada lebih dari 0,05.

Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov pada tabel:


86

Tabel 28. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Sesudah

N 98 98

Normal Parametersa Mean 55.96 73.80

Std. Deviation 11.150 7.074

Most Extreme Absolute .113 .126

Differences Positive .112 .126

Negative -.113 -.094

Kolmogorov-Smirnov Z 1.120 1.252

Asymp. Sig. (2-tailed) .162 .087

a. Test distribution is Normal.

Terlihat pada tabel nilai signifikansi 0,162>0,05 dan 0,087>0,05. Hal ini

membuktikan bahwa seluruh variabel memiliki distribusi normal dan

memenuhi uji normalitas.


87

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang

diteliti mempunyai varian yang sama. Hasil perhitungan ini, dapat dilihat

pada tabel:

Tabel 29. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Sesudah

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

4.175 23 61 .000

Dari tabel test of homogeneity of variances didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,00. Nilai ini menunjukan bahwa nilai

sig>0,05=0,00>0,05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok data

mempunyai varian yang sama.

5. Efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi

mayarakat pedesaan menggunakan paired sample t-test

Efektifitas siaran berita televisi diukur berdasarkan perubahan tingkat

informasi dengan indikator perubahan pengetahuan informasi masyarakat

sebelum dan sesudah menonton siaran berita televisi. Pengukuran

perubahan dilakukan menggunakan paired sample t-test melalui SPSS


88

16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji t-test berpasangan

hitungan manual.

Langkah pengujian:

a. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H0 : µ D ≤ 0

H1 : µ D ≥ 0

H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi

bagi masyarakat pedesaan)

H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi

masyarakat pedesaan)

b. Menentukan alpha

α : sebesar 5% atau 0,05

c. Menetukan statistik uji (thitung)

Dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test pada SPSS

16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji statistik t-Test

saling berpasangan dengan metode penghitungan manual.

Tabel 26. Hasil paired sample t-test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum menonton siaran


55.96 98 11.150 1.126
berita TV

Sesudah menonton siaran


73.80 98 7.074 .715
berita TV
89

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum menonton siaran


berita TV & Sesudah 98 .149 .142
menonton siaran berita TV

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)
Pair Sebelum
1 menonton siaran
berita TV - -
12.280 1.240 -20.299 -15.375 -14.379 97 .000
Sesudah 17.837
menonton siaran
berita TV

Tabel 30. Rekapitulasi Data Angket

X Y D D2
64 70 -6 36
62 62 0 0
63 71 -8 64
67 67 0 0
65 71 -6 36
69 72 -3 9
54 73 -19 361
63 72 -9 81
61 72 -11 121
62 72 -10 100
60 71 -11 121
62 72 -10 100
62 71 -9 81
61 72 -11 121
40 72 -32 1024
71 73 -2 4
90

X Y D D2
43 83 -40 1600
66 83 -17 289
62 68 -6 36
68 84 -16 256
62 72 -10 100
60 72 -12 144
73 77 -4 16
79 77 2 4
70 70 0 0
61 69 -8 64
62 68 -6 36
72 77 -5 25
72 77 -5 25
40 55 -15 225
50 73 -23 529
48 73 -25 625
48 73 -25 625
58 66 -8 64
66 69 -3 9
59 91 -32 1024
63 73 -10 100
49 80 -31 961
61 79 -18 324
55 71 -16 256
52 72 -20 400
61 60 1 1
62 66 -4 16
48 76 -28 784
50 73 -23 529
48 80 -32 1024
62 82 -20 400
59 82 -23 529
59 81 -22 484
59 81 -22 484
48 75 -27 729
44 79 -35 1225
53 75 -22 484
40 60 -20 400
52 69 -17 289
40 69 -29 841
91

X Y D D2
50 77 -27 729
50 75 -25 625
50 75 -25 625
68 82 -14 196
51 75 -24 576
53 66 -13 169
52 68 -16 256
43 72 -29 841
46 72 -26 676
46 72 -26 676
46 72 -26 676
30 67 -37 1369
42 69 -27 729
42 70 -28 784
42 68 -26 676
41 70 -29 841
41 70 -29 841
46 76 -30 900
44 50 -6 36
47 63 -16 256
45 82 -37 1369
46 81 -35 1225
46 82 -36 1296
46 82 -36 1296
46 79 -33 1089
38 89 -51 2601
47 70 -23 529
85 86 -1 1
71 79 -8 64
73 78 -5 25
73 78 -5 25
61 79 -18 324
64 83 -19 361
76 76 0 0
65 68 -3 9
68 70 -2 4
68 68 0 0
38 89 -51 2601
47 70 -23 529
47 86 -39 1521
92

X Y D D2
73 87 -14 196
61 68 -7 49
-1748 45806

S= 1 45806 – (-1748)2

97 98

S= 12,279976

thitung = -1748 = -14,379


98

12,279976
√98

d. Menentukan ttabel

ttabel= 1,980

e. Kesimpulan

Karena nilai thitung sebesar -14,379 nilai ini menunjukkan bahwa nilai

thitung<ttabel = -14,379<1,980, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber

informasi bagi masyarakat pedesaan.


93

6. Faktor-Faktor Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber

Informasi bagi Masyarakat Pedesaan

Berdasarkan wawancara dengan beberapa warga Desa Girimakmur,

Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat Efektifitas siaran

berita televisi dapat dilihat dari82:

1. Isi berita

Siaran berita televisi lebih banyak mengangkat berita dengan unsur

politik yang kebanyakan hanya dimengerti oleh kalangan masyarakat

perkotaan, sehingga bagi kalangan masyarakat pedesaan semakin

banyak unsur berita berita politik, semakin malas mereka menonton

siaran berita televisi.

2. Gaya Bahasa

Berita yang disajikan oleh stasiun televisi lebih banyak

menggunakaan bahasa yang awam dimengerti oleh masyarakat

pedesaan, sehingga semakin banyak ketidakpahaman yang mereka

dapatkan dari menonton siaran berita televisi mereka semakin bosan

saat menonton.

82
Lihat Lampiran Wawancara.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian skripsi yang berjudul Efektivitas Siaran Berita Televisi

Sebagai Sumber Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga

Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)

ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi

masyarakat pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang

dilakukan dengan menggunakan rumus paired sample t-test.

Didapatkan hasil bahwa nilai thitung< ttabel = -14,379<1,980.

2. Masyarakat pedesaan menilai bahwa siaran berita televisi lebih banyak

berisikan informasi mengenai politik yang lebih dipahami oleh

kalangan menengah ke atas. Bahasa yang digunakan oleh siaran berita

televisi juga kurang dimengerti masyarakat pedesaan. Masyarakat

pedesaan juga lebih banyak memanfaatkan media massa khususnya

televisi sebagai hiburan.

94
95

B. Saran

Berkenaan dengan segala hal yang berhubungan dengan penelitian ini,

penulis ingin menyampaikan beberapa catatan dan saran-saran yang

dianggap perlu, yaitu:

1. Siaran berita televisi harusnya berisikan berita-berita yang mudah

dipahami oleh semua kalangan. Aspek-aspek mengenai kehidupan

sehari-hari harus lebih diperbanyak dalam setiap siaran berita televisi

manapun.

2. Bahasa yang digunakan pada siaran berita televisi juga harus dipahami

oleh semua kalangan. Jangan menggunakan istilah-istilah yang terlalu

rumit artinya sehingga masyarakat terutama yang berada di pedesaan

bisa lebih tertarik menonton berita televisi, sehingga masyarakat bisa

memanfaatkan media massa itu bukan hanya sebagai media hiburan

saja tetapi juga sebagai media informasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa


Rekatama Media, 2007.

Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, Jakarta:


Erlangga, 2010.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group, 2005.

. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,


2013.

Effendi, Sofian dan Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survei, Jakarta:


LP3ES, 2011.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003.

. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: Mandar


Maju, 1993.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS,


Semarang: BP. UNDIP, 2003.

Handayaningrat, Soewarno. Sistem Birokrasi Pemerintahan, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 1985.

Hidayat. Efektivitas dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 1986.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitatif), Jakarta: Erlangga, 2009.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
Penerbit PPM, 2007.

Kriyantono, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group, 2009.

Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta:


Rineka Cipta, 1996.

96
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisi Isi dan Analisis Data
Sekunder), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Mondary. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia,


2008.

Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

, dan Andy Corry Wardhani. Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya


dan Masyarakat), Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.

Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.

Oramahi, Hasan Asy’ari. Jurnalistik Televisi, Jakarta: Erlangga, 2015.

Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.

Siregar, Syofian. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media


Group, 2012.

Soemardjan, Selo dan Soelaiman Soemardi. Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta:


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1964.

Sudarmanto, R Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS,


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Sugiarto, dan Dergibson Siagian. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Sutabri, Tata. Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Andi Publisher, 2005.

Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Raja Grafindo, 2012.

Tukiran, dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2013.

Wirotomo, Paulus. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: UI Press, 2012.

Yusup, Pawit M. Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1995
LAMPIRAN
Proposal Skripsi

EFEKTIVITAS TAYANGAN BERITA TELEVISI


SEBAGAI SUMBER INFORMASI BAGI
MASYARAKAT PEDESAAN
(Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi


Islam (S.Kom.I)

Oleh:
Deby Novia
1112051100006

Konsentrasi Jurnalistik
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2016
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Assalamualaikum, Wr, Wb. Salam sejahtera dan senang berkenalan

dengan Bapak/Ibu di Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat.

Nama Saya Deby Novia, Mahasiswi Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012. Saya akan melakukan penelitian skripsi dengan judul

“Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber Informasi Bagi

Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.

Untuk keperluan diatas, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi

kuesioner dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan yang Bapak/Ibu rasakan/alami.

Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas diri Bapak/Ibu. Partisipasi

Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini sangat saya hargai dan sebelumnya saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(Deby Novia)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber

Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga

Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat)

Peneliti : Deby Novia

Pembimbing : Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si

Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti. Saya memahami bahwa

penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya dan tidak ada paksaan dari

pihak manapun. Jawaban yang saya berikan juga akan dijaga kerahasiaannya serta

saya diberi kesempatan untuk bertanya pada hal-hal yang belum dimengerti.

Apabila dalam pertanyaan kuesioner menimbulkan respon tidak

menyenangkan bagi saya, maka peneliti memberikan hak kepada saya untuk

mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun.

Dengan demikian saya menyatakan bersedia menjadi responden pada

penelitian ini.

Responden,

(.................................)
Kuesioner Penelitian

A. Data Demografi

Petunjuk Pengisian

• Responden dimohon untuk menjawab semua pertanyaan yang tersedia

• Responden dimohon untuk mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda

check list (√) pada kotak yang tersedia

• Tiap satu pertanyaan hanya diisi satu jawaban

1. Nama saya: ...........................................................................

2. Rentang usia saya saat ini:

□ 17-25 Tahun □ 26-35 Tahun

□ 36-45 Tahun □ 46-55 Tahun


3. Jenis Kelamin:

□ Laki-Laki □ Perempuan
4. Pekerjaan:

□ PNS/TNI/POLISI □ Karyawan Swasta □ Wiraswasta

□ Buruh □ Ibu Rumah Tangga □ Pelajar/ Mahasiswa


5. Pendidikan Terakhir:

□ Tidak Tamat SD □ Tamat SD □ Tamat SLTP

□ Tamat SLTA □ Diploma I/II/III □ Sarjana S1/S2/S3


Kuesioner Penelitian

B. Soal Pilihan Pernyataan

Petunjuk Pengisian

• Bacalah sejumlah pertanyaan dibawah ini dengan teliti.

• Anda dimohon untuk memberikan penilaian terkait seberapa banyak

tingkat informasi yang anda dapatkan sebelum dan sesudah menonton

berita televisi yang sudah dibatasi yaitu siaran berita televisi Seputar

Indonesia di RCTI dan Liputan 6 Petang di SCTV.

• Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Anda

secara objektif dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu

kriteria untuk setiap pernyataan yang menurut Anda paling tepat.

• Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar-salah

melainkan menunjukkan kesesuaian penilaian Anda terhadap isi setiap

pernyataan. Pilihan jawaban yang tersedia adalah :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

CS = Cukup Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

• Dimohon dalam memberikan penilaian tidak ada pernyataan yang

terlewatkan.

• Hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademis saja. Identitas

dari Anda akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti.


SEBELUM MENONTON SIARAN BERITA

LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA

No. Pernyataan SS S CS TS STS

1. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya buta terhadap informasi

2. Sebelum menonton siaran berita


televisi, tidak ada media untuk
mengetahui informasi dari luar
lingkungan tempat tinggal

3. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya acuh tak acuh terhadap
informasi diluar lingkungan tempat
tinggal

4. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya hanya mengetahui
informasi yang berasal dari
lingkungan tempat tinggal

5. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya buta terhadap informasi
mengenai pemilihan umum kepala
daerah (Pilkada) serentak

6. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya hanya melihat calon-
calon kepala daerah di spanduk/baliho

7. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya hanya mengetahui cara
mencoblos pada Pilkada saat hari
pemilihan berlangsung

8. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya acuh tak acuh terhadap
calon-calon kepala daerah karena
pergantian kepala daerah tidak
membawa perubahan pada
kehidupan rakyat

9. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya tahu kenaikan harga
bahan pokok saat transaksi jual beli
di pasar tradisional

10. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya buta terhadap informasi
mengenai kebijakan pemerintah terkait
harga-harga bahan pokok di pasaran

11. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya acuh tak acuh terhadap
pedagang yang menaikan harga bahan
pokok secara tinggi

12. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya tidak tahu penyebab
langkanya bahan pokok di pasaran

13. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya hanya mengetahui
bencana alam/ kecelakaan yang terjadi
dilingkungan sekitar tempat tinggal
14. Sebelum menonton siaran berita
televisi, tidak ada media untuk
mengetahui kejadian bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan tempat tinggal

15. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya mengabaikan
keselamatan berlalu lintas seperti tidak
menggunakan helm yang dapat
menyebabkan kecelakaan

16. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya menebang pohon
sembarangan tanpa tahu hal tersebut
dapat menyebabkan bencana alam

17. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya acuh tak acuh terhadap
gejala-gejala penyakit yang
membahayakan

18. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saya makan dan minum apa
saja tanpa tahu mana yang baik atau
tidak bagi kesehatan

19. Sebelum menonton siaran berita


televisi, saat saya sakit saya enggan
pergi ke klinik/dokter karena biaya
yang terbatas
SETELAH MENONTON SIARAN BERITA

LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA

No. Pernyataan SS S CS TS STS

1. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tahu banyak informasi

2. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya memiliki media untuk
mengetahui informasi dari luar
lingkungan tempat tinggal

3. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya peduli pada informasi di
luar lingkungan tempat tinggal

4. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya menerima informasi
yang berasal dari luar lingkungan
tempat tinggal

5. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tahu tentang pemilihan
umum kepala daerah (Pilkada)
serentak

6. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya melihat calon-calon
kepala daerah di televisi

7. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya mengetahui cara
mencoblos yang benar pada pemilihan
umum kepala daerah (Pilkada)

8. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya memilih dengan hati-
hati calon-calon kepala daerah yang
diusung pada pemilihan umum kepala
daerah (Pilkada)

9. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tahu kenaikan harga
bahan pokok sebelum bertransaksi di
pasar tradisional

10. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tahu informasi mengenai
kebijakan pemerintah terkait harga-
harga bahan pokok di pasaran

11. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya memprotes pedagang di
pasar tradisional yang menaikan harga
bahan pokok secara tinggi

12. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya mengetahui penyebab
bahan pokok langka di pasaran

13. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tahu bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan sekitar tempat tinggal
14. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memiliki media untuk
mengetahui kejadian bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan tempat tinggal

15. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya menaati keselamatan
berlalu lintas seperti menggunakan
helm agar tidak terjadi kecelakaan

16. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya tetap melakukan
penebangan pohon sembarangan tanpa
tahu bahwa hal tersebut dapat
menyebabkan bencana alam

17. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya peduli terhadap gejala
penyakit yang membahayakan

18. Setelah menonton siaran berita


televisi, saya memilih makanan dan
minuman yang baik bagi kesehatan

19. Setelah menonton siaran berita


televisi, saat saya sakit saya pergi ke
klinik/dokter karena adanya kartu
BPJS yang meringankan biaya
pengobatan
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN

Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)


Narasumber : Iad Madria
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pelaksanaan Wawancara : Jumat, 09 Desember 2016, pukul 17.04 WIB di
Kediaman Bapak Iad Madria

1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa


khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena
televisi membawa banyak manfaat terlebih kepada lansia seperti saya
untuk mendapatkan informasi dan hiburan.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Saya biasanya menonton berita dan acara-acara seputar agama.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Ya, saya suka menonton berita di televisi.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Saya mendapat banyak informasi melalui berita yang saya tonton di
televisi. Hanya terkadang saya kurang paham dengan bahasa yang
dibawakan. Bahkan pada beberapa stasiun televisi, lebih banyak
membahas politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan saya
sehari-hari.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Menurut saya, siaran televisi seharusnya mencoba untuk menyebarkan
berita bagi semua kalangan. Baik kalangan menengah keatas ataupun
menengah kebawah. Bahasa yang dipakai jangan terlalu sulit dipahami.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN

Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)


Narasumber : Ecin Kuraesin
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pelaksanaan Wawancara : Jumat, 09 Desember 2016, Pukul 15.55 WIB di
Poskamling RT 003 RW 003 Desa Girimakmur

1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa


khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena saya
jadi memiliki sarana hiburan baru yang bisa saya lihat dirumah saja.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Sinetron, acara kontes menyanyi, ya pokoknya acara-acara yang berbau
hiburan.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Saya pernah menonton berita, tetapi jarang.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Saya kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan atau ditampilkan
sehingga membuat saya kurang tertarik dengan berita. Selain itu, saya
lebih butuh acara-acara hiburan daripada berita.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Isi berita yang ditampilkan lebih menarik jangan membosankan.
Bahasanya juga jangan tinggi-tinggi sehingga bisa lebih dimengerti semua
orang.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN

Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)


Narasumber : Alvin Firmansyah
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 08.34 WIB di
Kediaman Alvin Firmansyah

1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa


khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang karena dengan adanya televisi, mayarakat di desa ini lebih
terbuka terhadap banyak hal di luar sana.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Acara-acara musik, film, berita, dan masih banyak lagi.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Ya, saya suka menonton berita namun tidak sering atau tidak rutin.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Berita memberikan banyak informasi, sehingga orang yang tidak tahu
menjadi tahu. Namun, berita lebih didominasi oleh politik apalagi saat-saat
pilkada seperti sekarang. Untuk sebagian orang, politik bukanlah hal yang
mudah dimengerti.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Berita harus bisa memberikan pengetahuan yang lebih terhadap
penontonnya terutama masyarakat pedesaan yang masih tertutup terhadap
informasi. Jangan hanya memberitakan sesuatu yang dimengerti kalangan
perkotaan saja, namun juga bisa dimengerti kalangan pedesaan, sehingga
tujuan berita sendiri bisa terpenuhi sebagai pemberi informasi.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN

Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)


Narasumber : Nana Juhana
Umur : 31 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 18.22 WIB di
Masjid Ash-Sholihin

1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa


khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Ya tanggapannya senang ada televisi.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Saya suka nonton film, sinetron, dakwah, sama berita.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Saya suka menonton berita
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Beritanya kebanyakan politik. Saya gak ngerti. Bahasanya juga terlalu
tinggi jadi kadang cepat bosan nontonnya.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Dibikin lebih menarik aja supaya warga desa mau nonton, soalnya warga
desa lebih kepengen nonton sinetron daripada berita karena beritanya
mereka gak ngerti.
Nama Usia Gender Pekerjaan Pendidikan 1 2 3
Ela Susilowati 4 2 5 3 4 4 4
Juhria 4 1 1 6 3 4 4
Subekti 3 1 1 6 5 4 4
Asep Sofyan 2 1 2 6 5 4 3
Erik Mardiana 2 1 2 6 5 4 4
Ecin Kuraesin 4 2 5 2 4 4 4
Nana Juhana 4 1 4 2 4 4 4
Siti Julaeha 3 2 5 2 4 4 4
Sumiati 4 2 5 2 4 4 4
Ratnawati 2 2 5 3 4 4 4
Ai Munawar 3 2 5 3 4 4 4
Beti 3 2 5 2 4 4 4
Titi 4 2 5 2 4 4 4
Ida Rumdaningsih 3 2 5 2 4 4 4
Alvin Firmansyah 1 1 6 4 5 4 4
Beti Nur Baeti 3 2 5 3 5 5 4
Enih Jubaedah 3 2 5 2 5 5 5
Iqbal Herdianto 1 1 2 4 5 4 5
Waluya Tresna
Firmansyah 1 1 2 4 4 3 4
Dedah Jubaedah 3 2 5 4 5 5 3
Sarnan 4 1 1 3 4 4 4
Suardi 4 1 4 2 5 4 4
Solehudin Rais 4 1 3 6 4 5 4
Mimin Mintarsih 4 2 5 2 4 5 4
Yeni 4 3 5 2 4 4 4
Kiki Syamsiati 2 2 5 3 5 4 4
Ekawati 2 2 5 3 4 4 4
Renti Rahayu 1 2 5 4 5 5 5
Asep Rahmat 2 1 2 6 5 5 5
Enden Nendah Nurjanah 1 2 2 6 3 3 3
Rio Kangka Logawa 1 1 6 3 4 4 4
Indrawati 2 2 5 4 4 4 4
Dedi Jahadi 3 1 4 3 4 4 4
Nani Suryani 3 2 5 2 4 3 3
Entin Suhartini 3 2 5 3 4 4
Dewi Purwati 1 2 5 4 5 5 5
Lina 1 2 5 3 4 4 4
Ela Siti Komala 2 2 5 4 5 4 4
A Kurniawan Arisandi 2 1 4 2 5 5 4
Tina Rahmawati 1 2 6 6 4 4 4
Rismawati Solihah 2 2 2 6 5 4 4
Sarja Dahori 4 1 3 2 4 2 4
Entay Sutarsih 4 2 5 2 4 2 4
Salim 4 1 4 2 5 5 4
Asep Ridwan Sobarna 3 1 4 4 4 4 4
Apong 4 2 5 2 5 5 5
Siti Nurhayati 3 2 5 4 5 5 4
Yanti Rosmayanti 1 2 4 3 5 5 4
Hani Farhani 1 2 6 4 5 5 4
Abdul Rosid 4 1 4 2 5 5 4
Dedi Mulyadi 2 1 1 6 5 5 4
Sita Nita R 1 2 2 4 5 5 5
Eti Rohmiati 3 2 1 6 5 5 4
Syifaur Rohmilia
Fattansyah 1 2 4 3 3 4 3
Rina Riani 1 2 5 3 3 4 4
Nur Farida Afwa
Auliansyah 1 2 4 3 4 4 4
Ecin Kuraesin 4 2 5 4 5 4 4
Siti Eva Farida 1 2 3 6 5 5 4
Usi 4 1 4 6 5 5 4
Iin 4 2 5 2 5 5 5
Enar Sunarsih 4 2 5 3 5 5 4
Erus Rosmiati 3 2 5 3 4 4 4
Udin Syamsudin 4 1 3 2 4 4 4
N Tri Dianti 3 2 1 6 4 4 4
N Dede Rustika 3 2 1 6 4 4 4
Yanti 3 2 1 6 4 4 4
Setianingsih 3 2 2 6 4 4 4
Eros Rosidah 3 2 2 6 5 4 5
Siti Dedah Jubaedah 2 2 5 6 4 4 4
Nanan Nuraesiah 4 2 1 6 4 4 4
Siti Nuraeni 3 2 5 6 4 4 4
Widia Nugraha Ningsih 4 2 5 6 4 4 4
Devi Herdiana Nugraha 2 1 2 6 4 4 4
Ida 4 2 5 1 5 5 5
Andri 2 1 1 6 4 3 2
Dadang 3 1 1 6 5 5 3
Indra Kamal 1 2 6 4 5 5 4
Hartono 3 1 1 6 5 5 4
Ela Laetasari 3 2 2 6 5 5 5
Neneng Nursaadah 4 2 5 6 5 5 4
Budi Nugraha 3 1 6 4 5 5 4
Entin Kartini 3 2 2 4 5 5 5
Surya S 3 1 3 3 5 5 4
Iad Madria 4 1 4 2 5 5 4
Bogi Mahesa 1 1 3 3 5 5 3
Nova Anisa Sholihah 1 2 6 4 5 5 5
Eti 3 2 5 2 5 5 5
Barda 3 1 3 2 5 5 4
Eros Rostina 3 2 5 2 5 5 4
Mulyanti 2 2 2 6 4 4 4
Reza Pahlepi 2 1 4 3 4 4 3
Sari Dewi 1 2 5 4 4 4 4
Giatno 3 1 3 3 4 4 4
Sri Giatmi 4 2 5 2 5 5 5
Arif Darmawan 1 1 4 3 5 5 4
Evi Nurhayati 1 2 4 3 5 5 4
Inna Bayani 1 2 6 4 5 5 5
Didi Supriyadi 4 1 3 2 4 4 3

Anda mungkin juga menyukai