Anda di halaman 1dari 109

OPINI MAHASISWA TERHADAP PEMBERITAAN KASUS FERDY

SAMBO DI KOMPAS TV
(Studi Kasus Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Disusun oleh:
RIKA SALSABILLA
NIM : 11190511000004

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444 H./2023 M.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
ABSTRAK

Rika Salsabilla. Opini Mahasiswa Terhadap Kasus Pemberitaan Ferdy Sambo


di Kompas TV, 2023.
Pada saat kasus pembunuhan Brigadir J mencuat ke publik pada bulan Juli
tahun 2022, publik menyorot kasus tersebut dengan dugaan Ferdy Sambo sebagai
tersangka dalam kasus kematian Brigadir J. Kasus tersebut ramai diberitakan oleh
televisi nasional dan kasus Ferdy Sambo juga diberitakan oleh lima media
internasional. Seiring nama Ferdy Sambo yang mencuat ke publik, kasus tersebut
dinilai mencoreng citra Polri yang memiliki segenap aturan menyangkut
profesionalitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV terhadap opini mahasiswa FDIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan teori Agenda Setting,
Berita, Opini Publik, Profesionalisme Polri. Responden yang dipilih adalah
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan responden yang melakukan pengisian kuesioner berjumlah 92 mewakili
mahasiswa angkatan 2019-2021.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitaif deskriptif dengan
metode studi kasus dan alat pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan data
dianalisis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan variabel independen
dalam penelitian ini berjumlah tiga yaitu, agenda media, publik dan kebijakan.
Serta, variabel dependen adalah profesionalisme Polri.
Hasil penelitian menunjukan nilai analisis regresi berganda dari variabel
independen yaitu agenda media (X1) berjumlah 0,584, agenda publik (X2) dengan
nilai 0,160, agenda kebijakan (X3) dengan nilai 0,663 terhadap variabel dependen
yang diartikan pemberitaan kasus Ferdy Sambo di media Kompas TV memiliki
pengaruh positif terhadap mahasiswa dalam pembentukan opini tentang
profesionalisme Polri, hal tersebut diakibatkan kegiatan mahasiswa dalam
menonton tayangan pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV.

Keyword: Profesionalisme Polri, Kompas TV, Opini, Agenda Setting

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana rezeki dan kehidupan diatur oleh-Nya dan tak lupa shalawat serta
salam senantiasa dilimpahkan kepada para Nabi dan Rasulullah SAW yang
membawa zaman terang kepada umat Islam. Setelah berjuang beberapa bulan
mengerjakan penelitian ini, penulis memiliki pesan terima kasih kepada orang-
orang yang telah membantu menyelesaikan dalam penyusunan penelitian ini.
Orang-orang tersebut yaitu:
1. Jajaran dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.
Gun Gun Heryanto, M.Si (dekan), Dr. Fita Fathuro, M.Si (Wakil
Dekan Bidang Akademik), Dr. Rubiyanah, M.A. (Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum), Dr. Muhtadi, M.Si (Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan, alumni dan kerjasama).
2. Dr. Bintan Humeira, M.Si selaku Ketua Jurusan Jurnalistik dan Dra.
Musfira Nurlaily, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu bersedia mendengarkan dan memberikan saran terkait
akademik.
3. Dr. Rubiyanah, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
memberikan saran dalam membuat skripsi yang baik dan benar.
4. Segenap dosen jurusan Dakwah dan Jurnalistik yang mengajarkan
ilmu kebaikan kepada penulis.
5. Orang tua tercinta, papa Raya dan Mama Euis Eriani yang selalu
mendukung, mendoakan dan merawat penulis hingga menikah.
Termasuk ibu Maemunah yang juga turut mendoakan.
6. Abah, Enin yang sedari awal senang karena mendengar penulis
berkuliah di kampus negeri.
7. Mertua bapak Hambali dan Mama Mimin yang selalu membantu
penulis untuk merawat Jibril selama penyelesaian skripsi.
8. Suami tercinta, Muhammad Bustomi yang selama ini mendukung
dan menjadi motivasi penulis agar segera lulus.
9. Anak-anak umi yang tercinta, Muhammad Jibril Musthafa dan yang
ada di dalam kandungan umi. Terima kasih, sudah menjadi motivasi

v
umi untuk lekas lulus.
10. Kakak Mega Rahayu Raya, Adek Sheila Aulia Ramadhani, tetangga
Yusika Alaiya dan adek Ibrahim, Aizen, Athar, Arshyla sebagai
keponakan yang selalu menghibur penulis.
11. Teman-teman jurusan Jurnalistik Angkatan 2019 khususnya kelas
Jurnalistik A yang selalu kompak, sahabat Atika Pusagawanti yang
selalu mengerti, Indah Pramestya yang juga menjadi teman
seperjuangan skripsi, Syifa (Cipa) yang selalu menyemangati dan
Kristina Damayanti (Yanti) yang mengajarkan kedewasaan, serta
teman seperbimbingan Ibu Rubiyanah: Aan, Indah, Ariek, Luthfi.
Teman Irgie, Agam, Uya, PNTK media, dan teman-teman
Jurnalistik yang mohon maaf nama teman-teman tidak disebutkan
satu persatu.
12. Bapak Bahtiar selaku dosen Bahasa Indonesia UIN Jakarta yang
juga tetangga penulis, terima kasih sudah banyak membantu dalam
mengoreksi tulisan akademik penulis.
13. Beasiswa Baznas Bazis, STF UIN Jakarta dan segenap donatur baik
yang telah memberikan kesempatan emas kepada penulis untuk
dapat terus berkuliah di UIN Jakarta.
14. Teh Nada Rohmah yang menjadi insiprasi terkait skripsi dan yang
selalu menyemangati.

Hanya kalimat terima kasih dan rasa syukur yang dapat penulis
berikan, karena setiap kesempatan yang diberikan, adalah nikmat yang tak
terdustakan. Semoga skripsi yang dibuat ini dapat bermanfaat di waktu
mendatang.
Aamiin ya rabbal alamin.

Radio Dalam, 7 Mei 2023

Rika Salsabilla

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10
BAB II .................................................................................................................. 11
LANDASAN TEORI........................................................................................... 11
A. Teori Berita ............................................................................................... 11
B. Teori Opini Publik ................................................................................... 13
C. Teori Agenda Setting dalam Pemberitaan............................................. 16
D. Teori Profesionalisme Polri ..................................................................... 21
a. Aspek-Aspek Profesionalisme ............................................................... 23
b. Kode Etik Polri ....................................................................................... 27
BAB III ................................................................................................................. 32
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 32
B. Paradigma Penelitian ............................................................................... 32
C. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 32
D. Desain Penelitian ...................................................................................... 33

vii
E. Jenis dan Metode Penelitian.................................................................... 33
F. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 34
G. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
BAB IV ................................................................................................................. 52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 52
A. Karakteristik Responden Penelitian ...................................................... 52
B. Penggunaan Media Massa ....................................................................... 54
C. Analisis Data Penelitian ........................................................................... 58
BAB V................................................................................................................... 65
PENUTUP ............................................................................................................ 65
A. Kesimpulan ............................................................................................... 65
B. Saran ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
1. Uji Validitas ................................................................................................. 73
2.Uji Reliabilitas .............................................................................................. 76
3.Uji Linearitas ................................................................................................ 77

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Populasi Mahasiswa .................................................................. 31


Tabel 2. Sampel Jurnalistik .................................................................................. 33
Tabel 3. Operasionalisasi Konsep ........................................................................ 33
Tabel 4. Operasionalisasi Konsep ........................................................................ 37
Tabel 5. Skala Likert dalam penelitian ................................................................ 47
Tabel 6. Hasil Statistik Responden ...................................................................... 47
Tabel 7. Jumlah Responden berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 48
Tabel 8. Jumlah Responden berdasarkan Usia ..................................................... 48
Tabel 9. Jumlah Respoden berdasarkan Jurusan .................................................. 49
Tabel 10. Jumlah Responden berdasarkan Tahun Angkatan ................................ 49
Tabel 11. Responden Berdasarkan Banyaknya Hari Menonton TV ..................... 51
Tabel 12. Responden Berdasarkan Waktu yang Dihabiskan dalam Sehari .......... 53
Tabel 13. Hasil Ranking Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo di Kompas TV Menurut
Responden ............................................................................................................. 55
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 55
Tabel 15. Hasil Uji Muktikolinearitas ................................................................... 56
Tabel 16. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ................................................... 57
Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Berganda .......................................................... 58
Tabel 18. Hasil Validitas dan Realibilitas ............................................................. 82
Tabel 19. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Dependen ............ 85
Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Agenda Publik (X2) terhadap Profesionalisme Polri
(Y) ......................................................................................................................... 86
Tabel 21. Hasil Uji Linearitas Agenda Kebijakan (X3) terhadap Profesionalisme
Polri (Y) ................................................................................................................ 86

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses Agenda Setting (McQuail dan Windhal: 1993) ....................... 12
Gambar 2. Proses Pembentukan Opini Publik ...................................................... 17
Gambar 3. Ilustrasi pengujian Linearitas .............................................................. 43
Gambar 4. Grafik Histrogram ............................................................................... 49
Gambar 5. Grafik Histrogram Rata-rata Waktu Menonton .................................. 51
Gambar 6. Grafik Ranking Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo .............................. 52
Gambar 7. Hasil Uji Normalitas Pada Histogram ................................................. 54
Gambar 8. Grafik P-Plot ....................................................................................... 55

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kasus Ferdy Sambo menjadi sebuah kasus yang ramai diberitakan


oleh media massa. Ferdy Sambo merupakan sosok petinggi Kepolisian
Republik Indonesia (Polri) yang pada saat kejadian diduga menjadi dalang
aksi pembunuhan terhadap ajudan pribadi dirinya yaitu Brigadir
Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Sosok Ferdy Sambo yang
pada saat itu menjabat sebagai Kepala Divisi Propam Polri menjadi
perhatian karena divisi tersebut dikenal sebagai yang menegakan terkait
kode etik profesi kepolisian. Pada saat kasus pembunuhan Brigadir J
mencuat ke publik pada bulan Juli tahun 2022, publik menyorot kasus
tersebut dengan dugaan Ferdy Sambo sebagai tersangka.1 Kasus kematian
Brigadir J yang melibatkan petinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri), Irjen Ferdy Sambo tersebut, tak hanya menjadi perhatian publik
nasional, tapi juga diberitakan oleh lima berita internasional. 2
Seiring kasus Ferdy Sambo yang mencuat ke publik, kasus tersebut
dinilai mencoreng citra Polri yang memiliki segenap aturan menyangkut
profesionalitas, dilansir Banyumas.suaramerdeka.com, Irjen Pol FS diduga
melakukan pelanggaran terkait masalah ketidakprofesionalan di dalam olah
TKP.3 Penasehat Ahli Polri Aryanto Sutadi, dilansir Waspada.co.id,
menyebut akibat dari skenario palsu yang diciptakan Irjen Ferdy Sambo
telah mencoreng nama dan citra positif Polri. Sebab, Ferdy Sambo dengan
sadar telah mengajak sejumlah anggota kepolisian yang ada di bawahnya

1
Dirgantara, Adhyasta (4/8/22), "Irjen Ferdy Sambo Resmi Dicopot dari Kadiv Propam
Polri", diakses melalui https://nasional.kompas.com/read/2022/08/04/20265051, pada tanggal
18/12/22 pukul 16:37.
2
Luthfia Ayu Azanella, (11/8/22), “5 Media Internasional Soroti Kasus Brigadir J dan Irjen
Ferdy Sambo”, diakses melalui https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/11/193000665
pada 19/12/22 pukul 5;35 WIB.
3
TimSMBanyumas2, (7/8/22) “Irjen Pol Ferdy Sambo Disebut Langgar Profesionalitas
Penanganan TKP Tewasnya Brigadir J” diakses melalui
https://banyumas.suaramerdeka.com/nasional/pr-094078665/irjen-pol-ferdy-sambo-disebut-
langgar-profesionalitas-penanganan-tkp-tewasnya-brigadir-j, diakses pada 19/12/22 pukul
12:37 WIB.

1
untuk terlibat, menyusun dan merencanakan bahkan sampai mengaburkan
peristiwa sebenarnya yang dialami mendiang Brigadir J. Sejalan dengan
hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) bahwa tingkat kepercayaan
publik kepada Polri mulai mengalami penurunan sebesar 2% poin dari 72%
menjadi 70% pada Agustus 2022. Angkanya kemudian anjlok hingga 17%
poin menjadi 53% pada Oktober 2022.
Kendati demikian, selama proses penangkapan dan penetapan
putusan pengadilan Ferdy Sambo dilakukan, justru menimbulkan ramainya
pemberitaan yang disertai beredarnya ragam opini di masyarakat. Terlepas
dari perhatian Presiden Jokowi, Kapolri, elit politik, rakyat biasa dan
publisitas, kasus ini diharapkan dapat selesai secara adil dan tuntas.
Mengenai kasus Ferdy Sambo, dinilai sangat diminati di setiap diskusi
publik karena bersifat kontroversial. Media massa seperti televisi bukan
saja menyiarkan pendapat para ahli hukum dan diskusi di tiap segmen acara
tetapi juga menyiarkan pendapat khalayak, seperti menyiarkan kabar dari
jagat sosial media pada Rabu, 20 Juli 2022 hingga pukul 12.00 WIB,
terdapat lebih dari 6 ribu akun yang mencuit di Twitter dengan hashtag atau
tagar #TangkapFerdySambo.4
Kasus Ferdy Sambo memunculkan tanda tanya, apakah opini publik
terhadap Polri akan kembali positif seperti pada Survei Cyrus Network
yang di tahun 2021 menyebutkan bahwa opini publik terhadap Polri relatif
positif.5 Opini publik terkait kasus Ferdy Sambo ini juga didasarkan pada
pemikiran dalam konteks kerangka acuan dan bidang pengalaman. Hal ini
memicu perbedaan pendapat dan dapat menjadi membingungkan karena
pemberitaan yang simpang siur. Opini publik tidak timbul dari suatu
persetujuan, tetapi dari pertentangan pendapat mengenai nilai-nilai dan
tanpa disadari publik terlibat dalam suatu proses pembentukan opini.6
Opini tersebut juga dapat melahirkan aksi langsung seperti oleh Aliansi
Mahasiswa Peduli Kota Gorontalo (AMPKG), yang melakukan unjuk rasa,

4
Tim TvONE (20/7/22), “Tagar Tangkap Ferdy Sambo Trending di Twitter”, diakses
melalui https://www.tvonenews.com/berita/nasional/54886, pukul 18:00 WIB.
5
Laily Rahmawaty (21/06/21), “Survei Terhadap Polri Kian Positif”, diakses melalui
https://www.antaranews.com/berita/2224486, pada 18/2/2023, pukul 14:07 WIB.
6
Leo Bogart, Is Where A World Public Opinion, New York : Harper & Row 1973, hal.101.

2
Rabu (24/8/22) sebagai bentuk protes terkait profesionalitas Polri.7 Serta,
apa yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Keluarga
Mahasiswa (Kema) Universitas Padjajaran (Unpad) yang mendesak Polri
untuk tegas.8
Salah satu media yang turut memberitakan kasus Ferdy Sambo adalah
Kompas TV yang merupakan salah satu media penyiaran televisi yang
merupakan anak perusahaan Kompas Gramedia. Kompas TV dikenal selalu
memperbarui berita-beritanya terkait kasus tertangkapnya Ferdy Sambo.
Sejalan dengan tulisan Cohen, “The mass media may not be successful in
telling us what to think, but they are stunningly successful in telling us what
to think about“. Pernyataan tersebut diartikan bahwa media sebagai arus
pertama informasi di masyarakat seringkali gagal menampilkan apa yang
ingin masyarakat sampaikan tetapi media sangat ahli dalam memberitahu
masyarakat apa yang harus dipertimbangkan.9 Oleh karena itu, pemberitaan
yang terus menerus terkait kasus Ferdy Sambo tak lepas dari agenda yang
dibuat dalam media televisi itu sendiri yang hal tersebut juga didukung
peran Gatekeeper dalam media yang memilih dan membentuk berita.10
Media televisi khususnya, harus mampu mengarahkan khalayaknya untuk
menerima isi pesan yang diulang-ulang sesuai pola pikir setiap individu,
maka pemberitaan kasus Ferdy Sambo selalu muncul dalam segmen Sapa
Indonesia, Kompas Pagi-Siang-Petang-Malam dan Breaking News
Kompas TV. Maka, teori agenda setting berkaitan erat atas pemberitaan
yang beredar di media konvensional televisi dan juga meliputi studi analisis
isi, survey khalayak, dan korelasi yang mendalam skibat pengaruh suatu
isu.

7
Crespo Kahiking, ”Mahasiswa Tuntut Transparansi Kasus Irjen Sambo”, melalui
https://gorontalopost.id diakses pada 18/12/22 pukul 17;54 WIB.
8
Sudirman Mawad (25/8/22), “Mahasiswa Jabar Desak Polri Tegas dan Transparan
Tangani Sambo”, diaskes melalui https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-
6254198, Diakses pada 18/12/22 pukul 16:56 WIB.
9 Suamina Duku, “Dampak Media,Penentuan Agenda (Agenda Setting), dan Teori Spiral

of Silence”, Jurnal Wardah: No. XXVIII/ Th. XV/ Desember 2014, Palembang: UIN Raden
Fatah.
10 Veronika, Proses Gatekeeping pada Tim Digital Kompas TV, Jurnal Ilmu Komunikasi

Ultimacomm Vol.9 No.2 tahun 2017, UMN: Tangerang, hal.49

3
Dilansir dari Kpi.go.id, Kompas TV telah menduduki peringkat
kedua dengan indeks 3,44 untuk kategori berita berdasarkan Riset Indeks
Kualitas Program Siaran Televisi periode 1 tahun 2021 yang
diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama
dengan 12 Perguruan Tinggi di Indonesia. Selain itu, menurut Data Tempo,
tingkat kepercayaan publik terhadap media Kompas sebesar 66,94 persen
pada tahun 2021.11 Kompas TV juga mendapat penghargaan Anugerah
Dewan Pers kategori Televisi Nasional 2021 dan jumlah karyawan lebih
dari 100 orang terbaik di tahun 2022.12 Data terbaru yang berhasil
dirangkum Indotvtrend, menunjukan Kompas TV meraih rating tertinggi di
mata publik karena menyiarkan sidang Ferdy Sambo dibandingkan kanal
televisi lainnya seperti Metro TV.13
Alasan peneliti memilih stasiun televisi Kompas TV karena
pemberitaan yang dipublikasikan sangat jelas dan Kompas TV memiliki
tempat di masyarakat karena dikenal sebagai media yang berfokus terhadap
pemberitaan terkini yang ditunjukan untuk masyarakat luas. Pemberitaan
terkait pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J yang
menyeret nama Ferdy Sambo menjadi pemberitaan yang sering
ditayangkan. Selain itu, penulis berpendapat bahwa media televisi masih
memiliki peminatnya. Televisi masih dipercayai publik berdasarkan Survei
Katadata Insight Center (KIC) dan Kemenkominfo menunjukkan 47%
responden yang menjawab televisi sebagai media yang mereka percayai.14
Pemberitaan mengenai kasus Ferdy Sambo atas kasus pembunuhan
Brigadir Joshua Hutabarat masih berlangsung di Kompas TV hingga
tanggal 13 Februari 2023 dalam tajuk berjudul “Ferdy Sambo Divonis

11
Faisal Javier (25/6/21), diakses melalui https://data.tempo.co/data/1141/tingkat-
kepercayaan-dan-kepopuleran-media-di-indonesia diakses pada 18/12/22 pukul 22:53 WIB.
12
https://www.kompas.tv/tag/tingkat-kepercayaan-publik diakses pada 18/12/22 pukul
23:02 WIB.
13 Kristin Juli, https://banjarmasin.tribunnews.com/kalahkan-sinetron-siaran-sidang-

ferdy-sambo-balap-penonton-tajwid-cinta-hingga-ikatan-cinta diakses pada 17/6/23 pukul


12:50 WIB.
14
Tim Katadata https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/21/survei-kic-
masyarakat-lebih-percaya-televisi-dan-media-sosial-ketimbang-situs-resmi-pemerintah
diakses pada 18/12/22 pukul 23:17 WIB.

4
Hukuman Mati”, yang meraih rating tertinggi tayangan secara langsung di
Kompas TV.
Mahasiswa FDIK Angkatan 2019-2021 dipilih karena dikenal
sebagai mahasiswa yang sering menyikapi hal-hal secara kritis di
sekelilingnya dan dikenal aktif menyuarakan pendapat atas pemberitaan
yang beredar melalui organisasi mahasiswa baik internal maupun eksternal
yang menimbulkan reaksi baik secara langsung dengan melakukan aksi
atau dalam bentuk karya opini di media lingkup kampus dan media besar
nasional lainnya. Contohnya, dalam menanggapi pemberitaan rencana
kebijakan pemerintah dengan melakukan aksi Menolak Revisi UU KPK di
tahun 2019.15 Serta, dalam aksi Tolak Omnibus Law tahun 2020. Selain itu,
mahasiswa FDIK UIN Jakarta dipilih sejalan dengan profil Fakultas yang
menanamkan ilmu Komunikasi terapan yang erat dengan dunia keislaman,
media penyiaran massa dan keindonesiaan.16
Berdasarkan argumen permasalahan, penulis bertujuan untuk
mencari tahu apakah terdapat pengaruh dalam pembentukan opini
mahasiswa terhadap profesionalisme Polri setelah kasus Ferdy Sambo
pertama kali dipublikasikan di kalangan mahasiswa FDIK UIN Jakarta.
Serta, penulis ingin mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara
permasalahan dalam penelitian dengan teori yang digunakan yakni Agenda
Setting meliputi agenda media, publik dan kebijakan dalam pemberitaan
Kompas TV sebagai manfaat akademis-praktis. Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka penulis akan menyusun penelitian dengan judul:
“Opini Mahasiswa Terhadap Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo di
Kompas TV (Studi Kasus Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.

15 Yasmin, Puti, news.detik.com/berita/d-4722609/ini-7-tuntutan-mahasiswa-yang-demo-

di-depan-dpr diakses pada 16/6/23 pukul 16:58 WIB.


16 Profil Fdikom UIN Jakarta, https://fdikom.uinjkt.ac.id/visi-misi-tujuan diakses pada

18/6/23 pukul 10:18 WIB.

5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kasus Ferdy Sambo ramai diberitakan oleh media massa.
2. Pemberitaan kasus Ferdy Sambo menimbulkan beragam opini publik.
3. Sosok Ferdy Sambo sebagai kepala Propam yang melanggar nilai
profesionalisme Polri.
4. Ferdy Sambo menjadi sosok sentral dalam kasus pembunuhan Brigadir
J.
5. Aksi Mahasiswa sebagai tanggapan terhadap kasus Ferdy Sambo.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian ini terarah, peneliti ingin melakukan penelitian
mengenai kasus Ferdy Sambo di Kompas TV dari awal pemberitaan
penangkapan pada 6 Agustus 2022, berita sidang sidang KKEP pada 25-26
Agustus 2022, berita pada persidangan pertama Ferdy Sambo tanggal 18
Oktober 2022 dan berita tentang vonis akhir Ferdy Sambo pada 14-16
Februari 2023. Serta penulis membatasi Mahasiswa hanya pada mahasiswa
jurusan Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, angkatan 2019-
2021.
Dari uraian di atas menyangkut latar belakang dan identifikasi masalah,
maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: Apakah
terdapat pengaruh pemberitaan di Kompas TV terkait kasus Ferdy Sambo
terhadap opini mahasiswa FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2019-2021 mengenai profesionalisme Polri?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberitaan kasus Ferdy
Sambo di Kompas TV terhadap Pembentukan Opini Mahasiswa FDIK
angkatan 2019-2021 mengenai nilai profesionalisme Polri, meliputi kode
etik kepolisian. Serta, ingin mengatahui apakah Kompas TV memiliki

6
agenda yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan opini mahasiswa
mengenai profesionalisme Polri sebagai institusi besar.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini bermanfaat khususnya untuk kalangan akademisi,
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam
meningkatkan pengetahuan bidang ilmu Komunikasi khususnya di
jurusan Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam. Serta, sebagai
referensi bagi penelitian di kemudian hari.
b. Manfaat Praktis
Temuan penelitian ini diharapakan menjadi sebuah solusi, tambahan
informasi dan rujukan bagi praktisi dan kalangan insan pers dalam
mengeksplorasi, mengkritisi terkait pemberitaan yang dapat
mempengaruhi profesionalitas seseorang, kelompok maupun suatu
lembaga.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu


Dalam penelitian ini, penulis mengambil beberapa referensi dari
beberapa sumber untuk memperkuat alasan penulis dalam mengambil topik
penelitian. Penulis juga telah melaksanakan kajian pustaka secara daring
melalui laman repository.uinjkt.ac.id dan perpustakaan yang berlokasi di
universitas lainnya secara daring. Agar terlepas dari kesamaan karya atau
plagiasi, maka penulis akan memberikan argumen berupa perbedaan antara
karya yang akan penulis buat dengan penelitian terdahulu sebagai berikut:
Penulis meninjau skripsi Galuh Lukitasari, berjudul “Pengaruh
Pemberitaan di Media Televisi Terhadap Citra Partai Politik (Studi
Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan tentang Korupsi PKS
di Televisi Tahun 2013 Terhadap Citra PKS di Kalangan Mahasiswa FKI
Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah
Surakarta)”. Skripsi tersebut membahas pengaruh pemberitaan di televisi
terhadap citra partai PKS yang saat itu beberapa anggota nya tersandung

7
kasus korupsi.17 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang ingin
penulis teliti adalah pada teori, penulis menggunakan teori agenda setting
bukan terpaan media. Selain itu, teori ini dapat membantu asumsi penulis
mengenai permasalahan yang dicari serta peneliti membahas sebuah kasus
yang mempengaruhi aspek profesionalisme kepolisian dan bukan partai
politik.
Kedua adalah skripsi Ainun Lathifah berjudul "Pengaruh Pemberitaan
Korupsi Birokrasi Terhadap Sikap Mahasiswa Klaten UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta". Temuan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang
lemah antara pemberitaan korupsi birokrasi dengan mahasiswa Klaten UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.18 Kesamaan penelitian ini, adalah jenis
penelitian kuantitatif dan target responden yang dijadikan variabel adalah
mahasiswa. Sedangkan, perbedaan terdapat pada teori yang menggunakan
teori efek dan perbedaan masalah yang diteliti. Penelitian ini memiliki
lingkup terbatas dengan jumlah responden yang bertempat tinggal atau
berasal dari Klaten sedangkan, penulis mengambil variabel mahasiswa
berdasarkan indikator penelitian yang tak terbatas daerah tempat tinggal
semata.
Ketiga adalah skripsi Nada Rohmah berjudul “Pengaruh Pemberitaan
Penagkapan Bambang Widjojanto Di Metro TV Terhadap Persepsi
Mahasiswa Tentang Citra KPK (Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)” tahun 2015. Skripsi ini menghasilkan temuan
bahwa terdapat pengaruh pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto
terhadap persepsi mahasiswa aktivis tentang citra KPK yang dikatakan
sebagai lembaga anti-korupsi.19 Serta, penelitian ini menggunakan teori

17
Galuh Lukitasari, Pengaruh Pemberitaan Di Televisi Terhadap Citra Partai Politik
(Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan Tentang Korupsi PKS di Televisi
Tahun 2013 Terhadap Citra PKS Di Kalangan Mahasiswa FKI Jurusan Ilmu Komunikasi
Angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta),”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Informaika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), hal. ii
18
Ainun Lathifah, “Pengaruh Pemberitaan Korupsi Birokrasi Terhadap Sikap Mahasiswa
Klaten UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta", Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga, 2017, hal. ii.
19
Nada Rohmah, “Pengaruh Pemberitaan Penagkapan Bambang Widjojanto Di Metro TV
Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK (Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta),” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, hal.i

8
agenda setting yang menyatakan bahwa media berpengaruh terhadap
masyarakat. Kesamaan penelitian ini terletak terhadap teori yakni agenda
setting, penulis memiliki keyakinan bahwa agenda setting erat kaitan
dengan televisi dan menghasilkan pengaruh terhadap suatu citra institusi.
Namun, perbedaan dalam penelitian ini terletak terhadap subjek dan objek
penelitian.
Skripsi RM. Muhammad Nalendra, S.Hn yang berjudul “Analisis
Framing Media Online CNN Indonesia dalam Pemberitaan Kasus Ferdy
Sambo”. Skripsi ini menemukan hasil bahwa framing pemberitaan CNN
Indonesia tidak membahas lebih lanjut apapun motif di balik kasus Ferdy
Sambo yang menewaskan Brigadir J. CNN Indonesia hanya memberikan
fakta – fakta kronologi terjadinya pembunuhan namun tidak mewakili
motif yang sebenarnya dibalik kasus tersebut.20 Kesamaan penelitian ini
terletak pada pemilihan kasus yang memang sedang hangat di masyarakat
namun, perbedaan yang cukup signifikan terletak di pemilihan teori, media
dan jenis penelitian yang bersifat kualitatif.
Jurnal Arta Elizabeth Purba yang berjudul “Studi Kasus Pembunhan
Brigadir Joshua di Youtube Kompas TV”. Penelitian ini mengambil jenis
penelitian studi kasus dan pendekatan yang diambil adalah kualitatif. Hasil
penelitian menujukan bahwa media Youtube Kompas TV mempengaruhi
pikiran khalayak.21 Kesamaan penelitian ini terletak terhadap teori yakni
agenda setting. Namun, metode yang penulis pilih berbeda, beberapa teori
dan fokusnya juga berbeda antara lain konvergensi media yang membahas
peran internet. Serta, penulis merujuk kasus berdasarkan tayangan dari
Youtube Kompas bukan kanal televisi yang bersifat konvensional. Penulis
memiliki kelebihan dari segi waktu, tempat peneltian yang dianggap
terbaru dan relevan atas permasalahan yang ingin diteliti oleh penulis.

20
RM. Narendra, “Analisis Framing Media Online CNN Indonesia dalam Pemberitaan
Kasus Ferdy Sambo”, Skripsi S1 FISIP UPN Veteran Jawa Timur tahun 2023, hal. xii
21 Arta Elisabeth Purba, “Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua di Youtube Kompas

TV”, Jurnal Ilmu Komunikasi Daruna Vol.1 No.1 Institut Bisnis Nusantara tahun 2022, hal.1

9
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan penyusunan
skripsi. Selain itu, pembaca pun akan lebih mudah dalam memahaminya.
Sehubungan dengan itu, penulis membagi bab dalam skripsi ke dalam enam
bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini membahas pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II berisi penjelasan landasan teori yang digunakan, yaitu teori
Agenda Setting, Berita, opini publik dan Profesionalisme. Terdapat
kerangka berpikir dan penelitian.
BAB III METODOLOGI
Bab III berisi metode yang berisi landasan metode dalam memperoleh
data temuan. Penulis akan membahas tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, desain dan jenis Penelitian, metode penelitian,
subjek dan objek penelitian. Penulis akan membahas Populasi, sampel
dan unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengambilan
Sampel, Teknik Analisis Data yang dilengkapi dengan gambar. Serta,
Instrumen Penelitian yang dipakai adalah Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi temuan berdasarkan metode yang dilakukan, berisi
informasi mengenai hasil angket responden yang diklasifikasi
berdasarkan ciri responden yang ditetapkan penulis dan indikator yang
diberikan penulis dalam penelitian mengenai variabel bebas. Selain itu
terdapat analisis penelitian yang didapatkan setelah temuan data
rampung menggunakan teknik analisis yang telah direncanakan.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan yang didasari dari keseluruhan hasil
penelitian. Penulis juga menulis kritik dan saran sebagai bentuk
kontribusi akademik.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

Penulis telah mengkaji beberapa teori untuk mendukung penelitian ini.


Teori ini dapat menjadi acuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
ditemukan. Dalam penelitian ini, penulis mencantumkan landasan teori yang
berkaitan dengan masalah utama yang diteliti sebagai berikut:
A. Teori Berita
Pemberitaan dapat diartikan sebagai sebuah sajian laporan yang
dirilis oleh ragam media yang memiliki persamaan arti dengan kata
Reportase dalam Bahasa Inggris. Berita dalam pembahasan sejarah justru
berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit yang dapat dimaknai ‘ada’ atau
‘terjadi’. Beberapa orang memaknainya dengan Vritta, yang berarti
“kejadian” atau ‘sebuah peristiwa yang telah terjadi’.22 Berita dalam KBBI
edisi V diartikan sebagai laporan, berita dapat diterima setiap orang setiap
waktu dari berbagai kanal komunikasi.
Berita terdiri dari laporan suatu peristiwa yang sedang dan sudah
terjadi, gagasan atau pendapat seseorang atau kelompok, temuan baru di
berbagai bidang yang dipandang penting untuk diliput wartawan yang
bertujuan untuk dimuat dalam media.23 Berita merupakan salah satu karya
dari produk jurnalisme. Sumadiria (2011) mengutip definisi dari Paul De
Massenenner, berita ialah sebuah kabar penting dan menarik perhatian serta
minat khalayak pendengar. Sedangkan secara sederhana, Doug Newsom
dan James A. Wollert mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang ingin dan
perlu diketahui oleh banyak orang atau masyarakat. William S. Maulsby
menjelaskan bahwa berita ialah suatu pemaparan sesuai apa adanya dan
tidak berat sebelah dari kenyataan-kenyataan yang berarti penting dan baru
terjadi, sehingga dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang
memberitakan tersebut.

22
Indah Suryawati, Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori dan Praktik, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011, hal 67.
23
Anton Mabrurki KN, Produksi Program TV Non-Drama, Jakarta: Gramedia, 2018, hal.
261

11
Berita saat ini juga dapat diakses di platform daring sebagai akibat
dari era new media, yang sebelumnya hanya dapat diakses di media
konvensional seperti televisi dan radio. Menurut Dean M. Lyle Spencer
dalam Assegaf (1991: 23) menyatakan bahwa sebuah berita layaknya
kenyataan atau ide yang benar serta dapat menarik perhatian sebagian
pembaca. Selain itu Williard C. Bleyer mengemukakan bahwa sebuah
berita merupakan suatu hal yang aktual dan dipilih oleh wartawan untuk
dimuat dalam sebuah surat kabar karena aktual dan dinilai dapat menarik
makna bagi pembaca.24 Berita memiliki konsep yang membuatnya menjadi
konsumsi khalayak. Terdapat delapan konsep mengenai berita antara lain:25
1. Berita sebagai laporan tercepat yang diterima
2. Berita dibuat secepat mungkin melalui proses yang dirilis langsung
ke muka publik.
3. Berita dapat disiarkan surat kabar, radio, televisi bahkan juga media
online yang mudah ditemukan di era globalisasi.
4. Berita dapat berupa rekaman kejadian atau peristiwa yang dapat
didengar atau ditonton di kemudian hari.
5. Berita Sebagai Fakta Objektif
6. Berita berisi laporan secara apa adanya (das sein).26
7. Berita Sebagai Interpretasi
Berita dapat berisi interpretasi dari sebuah peristiwa yang terjadi
di lapangan.
Dengan sejumlah besar berita yang diterbitkan setiap hari oleh semua
media, tugas media adalah membiarkan fakta yang tampaknya diam
berbicara sendiri.Selain itu, berita dapat berupa antara lain sebagai sebuah
sensasi, minat, ramalan dan gambar yang dapat menjadi bukti fisik atas
sebuah peristiwa.
Dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan informasi dengan
delapan konsep sebagai proses dimana khalayak penerima berita dapat

24
Assegaff, Djafar H, Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 23.
25
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis
Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011, Cet. Ke-4, hal.72
26
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis
Jurnalis Profesional, hal. 73.

12
dipengaruhi, termasuk membangkitkan empati melalui berita yang
dipublikasikan.

B. Teori Opini Publik


Opini diartikan sebagai sebuah pernyataan tentang sikap mengenai
suatu masalah yang bersifat kontroversial.27 Opini juga muncul sebagai
interpretasi dari suatu masalah yang kontroversial, membuat gaduh karena
pendapat yang berbeda-beda. Bentuk opini juga dapat berupa tertulis
maupun lisan. Opini juga dapat berbentuk perilaku, sikap tindak,
pandangan.28 Seseorang dalam memahami sebuah opini seseorang, tidaklah
mudah.29 karena opini memiliki kaitan yang erat dengan kepercayaan
mengenai sesuatu (belief), sikapnya (attitude), persepsi (perception).
Sedangkan, pengertian publik mengacu pada istilah dalam Bahasa Inggris
yaitu public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik di dalam
Bahasa Indonesia diartikan sebagai umum, khalayak, orang banyak dan
ramai. Dapat diambil kesimpulan, opini publik berati sikap, pernyataan
yang berasal dari publik atas sebuah peristiwa yang terjadi di kehidupan
sosial. Proses terbentuknya opini publik. Dalam proses terbentuknya opini,
persepsi menjadi hal yang vital yaitu suatu proses yang dapat memberikan
makna, yang berakar dari beberapa faktor, yakni:30
1. Latar belakang budaya
Pola adat istiadat yang dianut oleh invidu atau kelompok dapat
mempengaruhi satu sama lain.
2. Pengalaman masa lampau invidu maupun kelompok.
3. Nilai-nilai yang dianut seperti moral, etika, dan keagamaan dan
nilai-nilai yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.

27
Olli,Helena, Erlita. 2011. Opini Publik. Cet.II. Jakarta: PT.Indeks Permata Puri Media.
hal.33
28
Olli,Helena, Erlita. 2011. Opini Publik. Cet.II. Jakarta: PT.Indeks Permata Puri Media.
hal.33-34.
29
Ruslan, Rosady. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, hal.33.
30
Ruslan, Rosady. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, hal.66-67.

13
4. Berita dan opini yang berkembang sedemikian rupa sehingga
mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Berita dan
opini yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini
masyarakat.

Noelle-Neumann berpendapat bahwa opini di muka spublik adalah sikap


atau tingkah laku yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak di mana
menyingkirkan rasa terisolasi dan tanpa harus membahayakan dirinya
sendiri yaitu berupa pengucilan.31 Ketika terdapat usaha dalam
mengembangkan opini publik yang positif, baik terhadap invidu, kelompok
maupun terhadap suatu badan publik harus memiliki argument yang
lengkap, objektif, dan terstruktur. Selain dari pendapat-pendapat dan saran
dari publik mengenai suatu isu, dalam hal ini bila ditunjukan untuk badan
pemerintah, para pemberi opini harus diperhatikan dan dihargai.
Opini publik belum dapat dianggap sepakat (senstemimig, unanimous)
dan bukan berati, jumlah pendapat yang dihitung dalam angka dapat
dianggap valid. Namun, ketika suara mayoritas muncul di muka publik
secara tidak disengaja, opini tersebut dapat disebut opini publik.32
Kebebasan dalam menyatakan opini tidak akan lepas dari sistem pers yang
dianut oleh masyarakat itu sendiri, hal ini memiliki hubungan bahwa media
komunikasi memiliki peran vital dalam membentuk, membawa opini
publik.33 Pers memungkinkan opini yang dinyatakan publik dapat
dikembangkan atau disebarluaskan dengan melalui pers (termasuk radio,
film dan televisi bahkan fotografi).34 Pers juga menyiarkan beragam opini
dari banyak kalangan, termasuk masyarakat awam, menghasilkan buah
opini yang bermacam-macam baik secara lisan, memicu pro-kontra sejalan
dengan pendapat William Albig yang menyatakan bahwa opini publik

31
A, M, Morissan. 2008. Menejemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media, hal. 76.
32
Olli,Helena, Erlita. 2011. Opini Publik. Cet.II. Jakarta: PT.Indeks Permata Puri Media.
hal. 55.
33
Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya,
hal.52.
34
Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya,
hal.52.

14
diakibatkan karena adanya interaksi antara individu-individu yang
menyatakan pendapatnya.35
Faktor pemicu pembentukan opini publik dapat dikenali sebagai berikut:36
a. Terdapat isu yang hangat (presence of an issue).
b. Ciri publik (nature of publik). Terdapat kelompok yang dikenal
dan berkepentingan dengan persoalan itu seperti dalam kasus
Ferdy Sambo, terdapat kelompok penegak hukum, ahli hukum dan
masyarakat umum.
c. Pilihan yang sulit (complex of prefences). Faktor ini ditandai
dengan konsisten seseorang dan kelompok dalam menguatkan
opini para anggota masyarakat tentang suatu isu, seseorang dapat
merasa kebingungan dan mulai memikirkan kembali opini
terhadap suatu kasus.
d. Pernyataan opini (expression of prefences). Ketika ramainya
pembicaraan tehadap isu tertentu, beragam reaksi dapat terlihat
dari pernyataan yang diucapkan, disertai gerakan (dapat berupa
kepala tinju sebagaiman berunjuk rasa), lambaian tangan dan
tarikan napas panjang saat berbicara.
e. Jumlah orang yang terlibat (number of persons involved). Opini
publik ditandai dengan jumlah masyarakat yang menerima dan
ikut memperhatikan suatu isu. Opini publik ditandai dengan ciri
masyarakat yang berjumlah banyak.

35
Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya,
hal.51.
36
Olli,Helena, Erlita. 2011. Opini Publik. Cet.II. Jakarta: PT.Indeks Permata Puri Media.
hal.31.

15
Ada beberapa bagian dalam proses pembentukan sikap atau sikap
dalam membentuk opini, antara lain: Suatu afek atau perasaan (Affect)
yang merupakan unsur penilaian dalam suatu unsur sikap yang
didasarkan pada seseorang menilai sesuatu itu baik atau buruk.
Behaviour atau tingkah laku didefinisikan sebagai komponen yang
menyebabkan seseorang terlibat secara aktif dalam suatu tindakan atau
tingkah laku, atau mengalami suatu tanggapan. Mengetahui atau
memahami (Cognition) Komponen ini merujuk pada penalaran
seseorang untuk mengevaluasi informasi, pesan, fakta dan pemahaman
yang relevan dengan posisinya. Komponen ini menghasilkan pengertian
dari seseorang berdasarkan rasio atau kemampuan penalarannya.37

C. Teori Agenda Setting dalam Pemberitaan

Teori Agenda Setting diperkenalkan oleh McCombs dan Shaw


pada tahun 1972. Teori ini dibuat olehs McCombs dan Shaw saat
meneliti pemilihan presiden Amerika pada khalayak yang
menggunakan media massa. Teori ini berisi asumsi bahwa jika media
memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan
mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang
dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. E.M.

37
Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro, Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT.
Remaja Rosda karya, 2005, hal.110.

16
Griffin yang dikutip Morisan menyatakan bahwa McCombs dan Shaw
memakai istilah Agenda-Setting.38 McCombs dan Shaw melihat media
berita dapat mempengaruhis masyarakat secara signifikan, masyarkat
dapat mengetahui apa yang menjadi isu penting pada hari ini dan hal
ini terlihat pada apa yang dipikirkan oleh masyarakat sebagai isu
utama.39
Teori agenda setting juga berisi ungkapan bahwa media memiliki
peran penting sebagaimana mempengaruhi penonton secara perlahan.
Dalam beberapa tahun terakhir, agenda setting didasarkan pada asumsi
bahwa apa yang dianggap penting oleh media konsisten dengan agenda
publik dan kebijakan, isu penting yang dianggap media penting akan
dibawa ke muka publik seperti hal nya pemilu dan menyangkut tokoh-
tokoh penting pemerintahan. Agenda setting meliputi fungsi media,
yaitu bagaimana media memilih dan menekankan isu-isu tertentu
karena penting bagi publik. Teori agenda setting mempunyai
kemampuan mentransfer isu untuk mempengaruhi agenda publik
secara optimal dengan pengemasan isi pesan pemberitaan yang dibuat
menarik. Ketika masyarakat menganggap suatu isu penting maka hal
tersebut tak terlepas dari media yang menganggap isu itu penting
juga.40 Agenda setting media dapat menghubungkan kemungkinan
terjadinya efek mempengaruhi pendapat atau opini publik sehingga
tidak hanya memperhatikan terhadap berita yang menjadi prioritas
tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting dari cara media
massa memprioritaskan topik berita tersebut. (Sendjaja, 2002).41
Menurut Rogers & Dearing, agenda setting merupakan proses
linier dengan tiga bagian diantaranya; Agenda media disiapkan oleh
kelompok media yang agenda media mempengaruhi atau berinteraksi

38
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Mcquail, Jakarta: Salemba Humanika,
2011, Edisi VI, hal. 275.
39
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Mcquail, Jakarta: Salemba Humanika,
2011, Edisi VI, hal. 276.
40
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hal.222
41
Tri Agustina, dkk. Peran Agenda Setting Media Massa dalam Kebijakan Penetapan
Harga Eceran Tertinggi Beras Oleh Pemerintah, Jurnal Ilmu Poltiki dan Komunikasi, Vol.
VII No.2/ Desember 2017, hal.230.

17
dengan agenda publik atau naluri publik mengenai kepentingan subjek.
Littlejohn dan Karen Foss (2005: 280) menuliskan bahwa agenda
setting merupakan proses yang linier terdiri dari tiga bagian, salah satu
dari tiga bagian tersebut adalah, agenda media yang memengaruhi
agenda publik atau insting publik untuk kepentingan suatu sebab.42
Teori ini juga memiliki model di dalam pembahasan, yakni dapat
menyatukan konsep yang spesifikasi dengan hubungan yang positif
antara mengutamakan berita yang dianggap penting hingga melahirkan
opini publik. Opini publik akan terbagi dua yaitu, opini yang pro dan
kontra setelah informasi sampai ke publik43 Hipotesis agenda setting
memiliki asumsi bahwa agenda media dinyatakan penting atas isu
yang menonjol pada khalayak. Penelitian ini memiliki dua tujuan yang
luas, sejalan dengan pendapat Lang Lang (1981) menyimpulkan
dampak opini publik dapat dilakukan interpretasi sebagaimana
fenomena pada akhir tahun 1950-an terkait reaksi yang menentang
pengaruh negatif atas ketidakmampuan media (1981: 659). Mereka
menyatakan tidak semestinya fokus hanya pada dampak terbatas
media khususnya dampak waktu singkat pada level individu
(misalnya, selama pemilihan umum) justru harus fokus pada aspek
sosial dan dampak institusional seperti yang dijelaskan oleh Katz dan
Lazarsfeld dalam Personal Influence (1955) dan Klapper dalam The
effects of Mass Communication (1960).44 Pertama menyampaikan
pemeriksaan dari fungsi agenda-setting media massa termasuk
tingkatan informasi khalayak yang beragam. Serta, memperhatikan
proses menyampaikan berita kepada khalayak dalam mendapatkan
informasi yang mana mereka menerimanya dari media yang
mempengaruhi tentang isu-isu penting.23

42
Littlejohn & Karen A. Foss, theories of human communications, Jakarta : Salemba
Humanika, 2006, hal.280
43
E David Protess and Maxwell McCombs, Agenda Seting Readings on media, public
opinion, and policymaking, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates New Jersey, 1991, hal.
2.
44 Suamina Duku, “Dampak Media,Penentuan Agenda (Agenda Setting), dan Teori Spiral

of Silence”, Jurnal Wardah: No. XXVIII/ Th. XV/ Desember 2014, Palembang: UIN Raden
Fatah, hal. 123

18
Sedangkan, teori ini memiliki tiga tahapan proses dalam
membentuk perspektif apa yang dianggap penting oleh media maka
khalayak akan menganggap penting karena teori agenda-setting dalam
implikasi metodologisnya berfokus terhadap proses pembentukan
opini publik di mana agenda media mempengaruhi agenda publik
sebaliknya agenda publik juga mempengaruhi agenda media. Agenda-
setting merupakan proses kolektif di mana media, pemerintah, dan
publik saling mempengaruhi satu sama lain dalam menentukan isu-isu
apa yang dianggap penting.45 Littlejhon membagi ke dalam tiga
tahapan yakni, agenda media, agenda publik, agenda kebijakan.46
1. Agenda media
Agenda ini adalah proses bagaimana media memberitakan sebuah
isu kepada masyarakat untuk pertama kali.47 Apakah media
tersebut berencana memuat tampilan berita menarik, berisi pesan
tersirat dan dalam bentuk apa media tersebut ingin menyampaikan
berita ke masyarakat. Agenda media dapat dikatakan adalah sajian
yang disediakan oleh perusahaan media kepada masyarakat. Proses
agenda media berkaitan dengan proses Gatekeeping yang
dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja pada media pemberitaan.
Kasus Ferdy Sambo menampilkan penyampaian yang dibuat
menarik penonton karena berusaha menampilkan karakter
tersangka yang pantas dihukum berat. Penyampian berita tersebut
seperti dari tayangan yang menampilkan sisi keluarga korban,
menampilkan kalangan hukum dan masyarakat yang berpihak
korban dan mengulas latar belakang Ferdy Sambo yang memiliki
kehidupan mewah di tiap segmen pemberitaan Kompas TV.
2. Agenda publik
Agenda publik melihat bagaimana proses pemberitaan oleh media
dapat diterima dan mempengaruhi penonton yang dalam hal ini

45
Suamina Duku, “Dampak Media,Penentuan Agenda (Agenda Setting), dan Teori Spiral
of Silence”, Jurnal Wardah: No. XXVIII/ Th. XV/ Desember 2014, Palembang: UIN Raden
Fatah, hal. 127
46
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rajagrafindo, cet. 4, 2009, hal. 197
47
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rajagrafindo, cet. 4, 2009, hal. 198.

19
adalah publik. Hasilnya, setelah menonton tayangan pemberitaan
dari suatu media, maka publik dapat memilih, mana saja agenda
yang dianggap penting meliputi isu yang sengaja disebarluaskan.
Kasus Ferdy Sambo yang terus menerus diberitakan memicu
pembicaraan hangat di muka publik, tajuk berita yang ramai
dibicarakan antara lain dugaan penembakan yang dilakukan oleh
Ferdy Sambo, vonis hukuman yang diduga akan bersifat ringan,
gaya hidup keluarga Ferdy Sambo dan bagaimana publik dapat
mempercayai kuatnya pengaruh Ferdy Sambo di institusi Polri.
3. Agenda Kebijakan
Agenda Kebijakan adalah sebuah proses bagaimana kelanjutan isu
yang beredar dan dianggap penting oleh masyarakat dapat
ditanggapi dan menghasilkan sebuah kebijakan oleh pemerintah.48
Hal ini demi perubahan yang dianggap baik untuk invidu,
kelompok di kehidupan sosial. Sejalan dengan tulisan Cangara
(2004), media massa seperti televisi juga merupakan alat dalam
penyampaian pesan-pesan salah satunya kebijakan pemerintah.
Ketika tayangan siaran langsung sidang dan vonis hukuman Ferdy
Sambo ditayangkan, maka publik dapat memberikan reaksi dengan
menuntut pemerintah tegas mengawasi proses hukum Ferdy
Sambo seperti memohon perlindungan keamanan hakim yang akan
memutuskan vonis dan keamanan tersangka lainnya, Bharada E.

48
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rajagrafindo, cet. 4, 2009, hal. 198.

20
Proses Agenda Setting (McQuail dan Windhal: 1993).49

Penelitian ini berusaha menemukan jawaban atas fenomena


pemberitaan yang terus menerus diterima publik terkait kasus Ferdy Sambo
diakibatkan asumsi bahwa kasus tersebut dianggap penting oleh media
seperti dalam teori Agenda Setting yang meliputi tiga proses dalam
pembentukan agenda setting. Dalam tahapan proses yang berkaitan dengan
penelitian ini, agenda media, agenda publik dan agenda kebijakan dinilai
sangat erat dengan permasalahan dalam penelitian, bagaimana media dapat
mempengaruhi massa terhadap citra institusi Polri yang professional akibat
pemberitaan Ferdy Sambo. Hal ini berdasarkan pengamatan hasil tayanagn
pemberitaan di Kompas TV yang menampilkan banyaknya individu yang
terekspos pada tayangan berita, hal tersebut menunjukan semakin tinggi
tingkat keutamaan isu media.50 Serta, fungsi agenda-setting media yang
dilihat dari kemampuan media yang menampilkan berita berulang- ulang
untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik.

D. Teori Profesionalisme Polri


Sebelum membahas profesional, terlebih dahulu merujuk terhadap
kata profesi yang diartikan secara etimologi berasal dari kata profession

49
Denis McQuail, Windhal, Communication Models for The Study of Mass
Communications, Jakarta: Routledge , 2011, Edisi VI, hal.
50 Suamina Duku, “Dampak Media,Penentuan Agenda (Agenda Setting), dan Teori Spiral

of Silence”, Jurnal Wardah: No. XXVIII/ Th. XV/ Desember 2014, Palembang: UIN Raden
Fatah, hal. 123

21
dalam bahasa Inggris, yang berarti pekerjaan. Profesional dalam KBBI
edisi V dapat diartikan sebagai orang yang ahli. Profesionalisme artinya
sifat Profesional.51
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesionalisme
ditemukan sebagai profesi yang dilandasi keterampilan. Secara sederhana,
profesionalisme dapat diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi
ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya
memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi.52 Profesionalisme
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan keterampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaan dalam masing-masing keahlian. Definisi
profesionalisme juga diartikan sebagai perangkat penting dalam
menjalankan suatu tugas demi tujuan kesesuaian dengan standar yang
ditetapkan.53 Siagian menyatakan dalam arti secara umum, profesionalisme
merupakan sebuah keahlian ketika kewajiban tugas ada dan demi
menggapai mutu tinggi maka profesionalisme dibutuhkan oleh pekerja.54
Dapat diambil kesimpulan dari pernyataan kedua ahli,
profesionalisme (professionalism) merupakan kata yang menunjukan sifat
profesi. Profesionalisme bukan saja menyangkut sifat taat terhadap aturan
kerja, profesionalisme dapat ditemukan dari seseorang yang juga memiliki
keterampilan di berbagai bidang dan penilaian yang baik dari orang sekitar.
Lantas, ketika seorang profesional yang bekerja di sebuah perusahaan,
lembaga atau sebuah institusi akan sangat berbeda dengan orang-orang
yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau bekerja
dalam suatu ruang yang sama.
Profesionalisme khususnya di Indonesia sangat erat kaitannya
dengan aparatur sipil negara, ragam profesi tersebut diisi oleh segenap
aturan yang sangat menjaga marwah dan nilai-nilai profesionalisme di
dalamnya. Profesi tersebut antara lain guru, dokter, perawat dan profesi

51
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hal.21
52
Oerip S. P., dan T. T. Utomo. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012, hal. 264.
53
Soedijarto, Menuju Pendidikan nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta : Balai.
Pustaka, 1993, hal. 57.
54
Sondang Siagian, Teori & praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal:59.

22
kepolisian. Profesionalisme biasanya dapat disesuaikan dengan
kemampuan birokrasi tempatnya bekerja dan tuntutan tugas, sehingga
syarat terbentuknya aparatur yang profesional dapat terpenuhi. Dapat
diartikan, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan
yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi.55
Profesionalisme juga dapat dilihat sebagai sikap yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan manusia tersebut. Ketika tekanan
kerja memaksa seseorang untuk berperilaku profesional, maka terbentuklah
sikap yang diinginkan. Profesionalisme mensyaratkan kompetensi yang
tinggi, pelayanan untuk kepentingan umum, pengawasan yang ketat
terhadap perilaku kerja, dan sistem penghargaan yang menjadi simbol
prestasi kerja.56 Lantas, ketika sebuah organisasi birokrasi dapat
menunjukan sikap profesionalisme kepada khalayak, maka hal tersebut
bernilai prestasi kerja.
a. Aspek-Aspek Profesionalisme
Pada dasarnya, profesionalisme seperti sebuah pilar yang dapat
membuat birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai
parameter kecakapan aparatur dalam bekerja secara baik.57 Ukuran
profesionalisme dapat diukur dengan kompetensi yang dimiliki,
efektivitas yang dapat dirasakan, efisiensi kerja serta bertanggung
jawab. Aspek-aspek Profesionalisme antara lain:58 Pengetahuan,
diiringi meningkatnya pengetahuan terhadap pekerjaan, produk,
perusahaan dan pelanggan. Skill atau Keterampilan berarti dituntut
mampu melakukan komunikasi dengan efektif guna menyelesaikan
suatu masalah dalam sebuah kondisi. Serta, Positive Mental Attitude
sebagai sikap mental positif yang dapat dilihat oleh khalayak.

55
Kurniawan, Pengaruh kompetensi pedagogik, dan kompetensi professional Guru,
Universitas Pendidikan Indonesia. Pustaka Belajar, 2013, hal. 74.
56
Harefa, Andrias, Membangkitkan Etos Profesionalisme, 2004, Jakarta: Gramedia.
Pustaka Utama, hal. 74.
57
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja , Cet.II, Bandung:
Mandar Maju, 2010, hal. 96.
58
Debi Riyan Saputra, Hubungan Antara Kematangan Karir Dengan Profesionalisme
Polisi Muda, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2016, hal. 21 diakses melalui
https://eprints.umm.ac.id/34386/1/jiptummpp-gdl-debiriyans-44250-1-skripsi.pdf pada
20/12/22.

23
Aspek profesionalisme memunculkan rasa kepercayaan dan citra
positif selama dilakukan dengan sungguh-sunguh. Mengenai aspek
yang memicu profesionalisme Polri, dalam sejarah perjalanan
pembentukan reformasi institusi tersebut, Polri mereformasi diri
terhadap tiga aspek. Aspek tersebut antara lain aspek struktural, aspek
instrumental dan aspek kultural disamping itu dukungan masyarakat
melalui Badan Legislatif dan Eksekutif berupa Tap MPR No. W1998
dan INPRES NO. 2 /1999 serta TAP MPR No. VI/2000 yang
mengkukuhkan susunan dan kedudukan Polri sehingga Polri berada di
bawah Presiden serta memberikan Kemandirian Polri lepas dari wadah
ABRI yang mempunyai konsekwensi Polri hams merealisir
peningkatan kualitas pelayanan, pengayoman dan pembimbing
masyarakat untuk mewujudkan masyarakat madani (Civil Society).59

Profesionalisme di dalam suatu profesi yang dikhususkan untuk


melayani masyarakat sangat membutuhkan suatu pengakuan sebagaimana
dukungan yang diberikan baik yang diatur dalam undang-undang dan
instruksi yang diberikan oleh pemimpin negara. jika terdapat kesanggupan
seorang profesional menyelaraskan diri dengan etika profesi yang berlaku
dalam suatu organisasi dan yang diberlakukan oleh suatu assosiasi profesi.
Aspek etika tidak secara langsung menjadi pendukung kinerja anggora
organisasi, tetapi menjadi dasar bagi setiap anggota suatu organisasi
menentukan langkah profesionalisme termasuk dalam mengharumkan
citra institusi.60 Polri sebenarnya telah menetapkan standardisasi
profesionelisme polisi dapat dilihat pada tiga parameter sebagaimana yang
dikemukan oleh Sullivan, sebagai berikut:61

59
Umarso, Miftah Thoha, Upaya Peningkatan Profesionalisme Polri Menuju Polisi
Mandiri, Tesis Manajemen Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada tahun 2002, hal. ii,
tidak dipublikasikan.
60
Muradi, “Urgensi Peran Profesionalisme Polri dalam Praktik Demokrasi Lokal”,
Jurnal PTIK Vol.12 No.1 Tahun 2018, hal. 12
61
Maskun, 8/6/13, Profesionalisme Polri, diakses melalui
https://www.negarahukum.com/profesionalisme-polri.html. Pada 21/12/22

24
a. Well Motivation, yaitu seorang polisi harus memiliki motivasi
yang baik dalam menjalankan tugasnya.
b. Well Education, yaitu seorang polisi harsu memiliki jenjang
pendidikan yang baik seperti, Diploma, Sarjana (S1, S2, dan
S3).
c. Well Salary, seorang polisi harus lah digaji dengan bayaran
yang memadai untuk menunjang pekerjaanya sehingga tidak
cenderung untuk korupsi.
Profesionalisme kepolisian merupakan landasan dasar bagi institusi
profesi termasuk juga kepolisian. Profesionalisme kepolisian dapat
dilihat dengan adanya jaminan keamanan dan rasa nyaman oleh
masyarakat.62 Chryshnanda juga menuliskan, Profesionalitas
kepolisian secara lebih jauh menuntut pengembangan integritas dari
semua petugas kepolisian berikut fungsi-fungsi yang ada di dalamnya
dengan mengimplementasikan atau mengadopsi prinsip-prinsip
manajemen yang modern dengan kinerja yang terukur dan terbuka
untuk dinilai oleh publik, serta ada akuntabilitasnya (Suparlan, 2005,
Chryshnanda, 2009).63
Profesionalitas yang dijalankan kepolisian merupakan sebuah
pedang yang mampu menunjukan citra baik di dalam penegakan hukum
dan kehidupan masyarakat. Seperti yang diketahui, di dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang berisi segenap aturan yang wajib
ditaati segenap anggota Polri dalam menjalankan tugas dan wewenang
demi reformasi birokrasi yang diharapkan di masa Reformasi.
Pelaksanaan nilai-nilai professional Polri merujuk terhadap landasan
berdemokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia. ketika buah prinsip
berdemokrasi tidak ditumbuh-kembangkan di dalam kultur organisasi

62
Chryshnanda DL, Refleksi Profesionalisme Polri, Jurnal PTIK Vol.75 edisi Juni-
November 2011, hal.34
63
Chryshnanda DL, Refleksi Profesionalisme Polri, Jurnal PTIK Vol.75 edisi Juni-
November 2011, hal.36.

25
kepolisian bisa jadi akan membawa kesesatan, terutama dalam
penggunaan kewenanganya terutama pada tindakan diskresinya.64
Profesionalisme Polri juga dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut,
baik dari faktor internal seperti keinginan dalam melakukan reformasi
dari dalam lingkup Polri itu sendiri sedangkan dalam faktor eksternal,
integrasi institusi, sifat dan sikap netralitas dan adanya keinginan untuk
menghilangkan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan dorongan
pengaruh internasional.65 Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi
secara lebih umum dikarenakan tuntutan masyarakat. Masyarakat
dalam hal ini menjadi penentu bagaimana Polri harus dapat membuat
institusinya dinilai positif oleh masyarakat. Maskun (2013) juga
menulis bahwa pelaksanaan tugas dan instruksi kerja polisi sampai ke
tingkat fungsional taktik dan teknik profesional polisi disertai dengan
profesionalisme yang terukur. Ketika reformasi institusi kepolisian
bertujuan untuk mempercepat tercapainya profesionalisme kepolisian,
maka dinamika masyarakat ikut berperan, dimana setiap perubahan
mengusung isu hak asasi manusia dan demokrasi.
Dapat diambil kesimpulan, profesionalisme kepolisian sebenarnya
dapat diukur dan dirasakan secara signifikan oleh banyak masyarakat
ketika dalam tugas melayani masyarakat, dilakukan secara adil, netral,
semangat dan sesuai aturan. Seperti dalam pemberian jaminan
keamanan dan rasa aman bagi warga dalam kehidupan sehari-hari,
jaminan tersebut menjadi nilai positif. Profesionalisme Polri ada
dikarenakan tuntutan masyarakat untuk dapat merasa aman dan
nyaman. Ketika institusi Polri dapat memiliki satu indikator dalam
membangun kepercayaan masyarakat maka hal itu didapati ketika

64
Chryshnanda DL, Refleksi Profesionalisme Polri, Jurnal PTIK Vol.75 edisi Juni-
November 2011, hal.36
65
Maskun, 8/6/13, Profesionalisme Polri, diakses melalui
https://www.negarahukum.com/profesionalisme-polri.html. Pada 21/12/22 pukul 22:00 WIB.

26
kinerjanya membawa manfaat, menjadi sandaran berlindung, simbol
atau ikon persahabatan.66
Oleh karena itu, masyarakat layaknya bagian dari keberhasilan dan
kesuksesan polisi dalam meningkatkan nilai-nilai profesionalisme
dalam institusi. Legitmasi dan dukungan masyarakat kepada polisi
dalam kinerja polisi harus mampu memenuhi kebutuhan masayarakat
dan pelayanan kepolisian dituntut cepat, tepat, akurat, transparan dan
akuntabel Serta, dapat bersifat menyenangkan dan bermanfaat bagi
masyarakat.

b. Kode Etik Polri


Kode etik merupakan segenap aturan atau norma yang mengatur
tingkah laku seseorang di lingkungan sosial. Etika menurut etimologi
berasal dari bahasa latin “ethic” yang mempunyai arti kebiasaan. Istilah
Etika bila dilihat dari sejarahnya berasal dari bahasa Yunani, ethos yang
diartikan sebagai cara berpikir, kebiasaan, perasaan, sikap, kesusilaan
atau adat dan dapat mempengaruhi karakter serta watak seseorang.
Etika dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI edisi V) memiliki tiga arti
yaitu, sebagai sistem nilai, kumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak atau moral dan ilmu tentang yang baik dan yang buruk
yang diterima dalam suatu masyarakat. Proses tersebut akan menjadi
bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan metodis dengan tujuan
keselarasan dari sebuah sistem yang dibuat.67
Menurut arti lain kode etik adalah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbutan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.68 Kode Etik yang selama ini dikenal umum, dikaitkan

66
Chryshnanda DL, Refleksi Profesionalisme Polri, Jurnal PTIK Vol.75 edisi Juni-
November 2011, hal.45.
67
Petrus Kanisius, Fungsi Kode Etik Profesi Polisi dalam Rangka Meningkatkan
Profesionalitas kerjanya, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta:
Universitas Atmajaya, 2014, hal 4.
68
M. Sholihin, dkk, Akhlak Taswuf: Manusia Etika dan Makna Hidup, Bandung: Penerbit
Nuansa, 2003, hal. 29.

27
terhadap tugas dan fungsi sebuah profesi yang bekerja di lingkup
masyarakat. Kode etik tersebut berisi pola kinerja, segenap aturan
terkait kedisiplinan, tata cara, dan pedoman etis dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.69 Dalam kaitannya dengan kepolisian, kode etik
merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar bagi anggota
kepolisian untuk menjalankan fungsi sebagai alat kontrol sosial di
masyarakat. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional
suatu profesi.
Kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia pada
dasarnya merupakan pedoman bagi pengemban fungsi kepolisian.70
Setiap anggota kepolisian yang memiliki tugas harus mematuhi segala
peraturan perundang-undangan yang berlaku di lingkup institusi Polri.
Oleh karena itu, kode etik profesi memiliki peranan penting dalam
mewujudkan polisi yang professional dan dapat dipercaya oleh
masyarakat. Kepolisian di dalam pasal 2 Undang-Undang No. 2 Tahun
2002 disebutkan memiliki fungsi pemerintahan di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pelindung,
pengayom, dan pelayanan masyarakat. Lingkup kepolisian layaknya
organ pemerintah yang diberikan kewenangan seutuhnya dalam
menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan yang ditetapkan.
Kendati demikian, Polri juga memiliki kode etik tersendiri. Kode etik
Polri tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang kode etik kepolisian Republik
Indonesia. Dalam peraturan tersebut, Kode Etik Profesi Polri yang
selanjutnya disingkat KEPP adalah norma-norma atau aturan-aturan
yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis yang berkaitan
dengan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan,
dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota Polri dalam
melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan. Selain

69
M. Sholihin, dkk, Akhlak Taswuf: Manusia Etika dan Makna Hidup, Bandung: Penerbit
Nuansa, 2003, hal. 30.
70
Petrus Kanisius, Fungsi Kode Etik Profesi Polisi dalam Rangka Meningkatkan
Profesionalitas kerjanya, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta:
Universitas Atmajaya, 2014, hal.iii.

28
itu, Etika Profesi Polri adalah kristalisasi nilai-nilai Tribrata dan Catur
Prasetya meliputi etika kenegaraan, kelembagaan, kemasyarakatan, dan
kepribadian.71 Bila peraturan kode etik kepolisian dilanggar, maka
terdapat hukuman yang menanti: “Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat yang selanjutnya disingkat PTDH adalah pengakhiran masa
dinas kepolisian oleh pejabat yang berwenang terhadap seorang
Anggota Polri karena telah terbukti melakukan Pelanggaran KEPP,
disiplin, dan/atau tindak pidana”.72
Kode etik kepolisian jjuga memiliki ruang lingkup yang
memiliki empat dasar etika sebagai pondasi kode etik profesi kepolisian
antara lain:73
a. Etika Kenegaraan melingkup norma dalam Kode Etik Kepolisian
yang berisi pedoman dalam bersikap dan berperilaku setiap
pejabat Polri terhadap negara, Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. Etika Kelembagaan adalah setiap norma dalam Kode Etik
Kepolisian yang berisi pedoman dalam bersikap dan berperilaku
bagi setiappPejabat Polri dalam hubungannya dengan
pelaksanaan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kewajiban
hukum dan penggunaan kewenangan profesi Polri sesuai dengan
bidang tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-
masing fungsi kepolisian. Setiap Pejabat Polri dalam Etika
Kelembagaan, dilarang melakukan perbuatan yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau
standar operasional prosedur, meliputi: 2022, No.597 -14- 1.

71
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang
kode etik kepolisian Republik Indonesia diakses melalui ntb.polri.go.id pada 15/3/23 pukul
15:20 WIB.
72
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang
kode etik kepolisian Republik Indonesia diakses melalui ntb.polri.go.id pada 15/3/23 pukul
15:20 WIB.
73
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang
kode-etik kepolisian Republik Indonesia, diakses melalui bpk.go.id pada 15/3/23 pukul 15:49
WIB.

29
c. Etika Kemasyarakatan adalah norma-norma dalam KEPP yang
memuat pedoman bersikap dan berperilaku setiap Pejabat Polri
dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab kewajiban hukum dan penggunaan kewenangan
profesi Polri, yang berhubungan dengan masyarakat.
d. Etika Kepribadian adalah norma-norma dalam KEPP yang
memuat pedoman bersikap dan berperilaku setiap Pejabat Polri
dalam kapasitasnya sebagai pribadi yang terikat dengan moralitas
etika pribadinya, baik di dalam maupun di luar pelaksanakan
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dan penggunaan
kewenangan profesinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kode etik kepolisian jelas memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi kode
etik kepolisian antara lain: sebagai pedoman yang menunjukan garis
profesionalitas, sarana kontrol sosial dari masyarakat, mencegah
adanya pihak luar dalam permasalahan institusi.74 Sedangkan, tujuan
dari kode etik tersebut dimaksudkan untuk menjaga marwah kepolisian
yang dipercaya oleh masyarakat dan sebagai bentuk usaha Polri dalam
menciptakan nilai profesionalisme yang berwibawa, bersih serta
modern.75 Dalam Pasal 3 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011
disebutkan prinsip-prinsip Kode Etik Profesi Polri (KEPP), yang
meliputi:76
a. Kepatutan sebagai suatu standar dari kode etik kepolisian
yang dapati diwujudkan dengan ucapan, perbuatan dan
sikap.

74
Kalium Elsansa, Pengertian Kode Etik Profesi, diakses melalui
https://www.academia.edu/9685140/Pengertian_Kode_Etik_Profesi pada 15/3/23 pukul 17:51
WIB.
75
Kalium Elsansa, Pengertian Kode Etik Profesi, diakses melalui
https://www.academia.edu/9685140/Pengertian_Kode_Etik_Profesi pada 15/3/23 pukul 17:51
WIB.
76
Muhammad Fadli Nasrudin Alkaf (30/8/22) diakses melalui https://tirto.id/kewajiban-
dan-larangan-etika-kemasyarakatan-kode-etik-polisi-gvC2 pada 20/3/23 pukul 16:08 WIB.

30
b. Kepastian hukum, yaitu adanya kejelasan pedoman bagi
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan penegakan KEPP.
c. Sederhana, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dilakukan
dengan cara mudah, cepat, serta akuntabel dengan tetap
menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
d. Kesamaan hak, yaitu setiap Anggota Polri yang diperiksa
atau dijadikan saksi dalam penegakan KEPP diberikan
perlakuan yang sama tanpa membedakan pangkat, jabatan
status sosial, ekonomi, ras, golongan, dan agama.
e. Aplikatif, yaitu setiap putusan Sidang KEPP dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
f. Akuntabel, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif moral, dan
hukum berdasarkan fakta
Dalam kasus Ferdy Sambo yang saat itu menjabat sebagai Kadiv
Propam, Ferdy Sambo mengikuti sidang kode etik kepolisian pada
tanggal 25-26 Agustus 2022. Setelah ditetapkan sebagai tersangka
pembunuhan berencana dan obstruction of justice atau menghalangi
penyidikan tewasnya Brigadir Yosua, Ferdy Sambo pun menjalani
sanksi etik.77 Ferdy Sambo melanggar Pasal 13 ayat 1 PP 1/2003 juncto
pasal 5 ayat 1 Huruf B Perpol 7/2022 dan beberapa pasal lainnya
berkaitan dengan etika kenegaraan, kepribadian dan kemasyarakatan.78
Kasus Ferdy Sambo sebagai sosok sentral juga telah menunjukan
bahwa terdapat penerapan prinsip kode etik sebagaimana mendapatkan
kepastian hukum, kesamaan di mata hukum dan sidang yang dilaksakan
secara aplikatif.

77
Rahel Narda Chaterine, "Ferdy Sambo dan Sederet Polisi Lain yang Disidang Etik
Terkait Kasus Brigadir J", diakses melalui nasional.kompas.com pada 15/3/23 pukul 15:37
WIB.
78
Retia Kartika Dewi, “Ferdy Sambo Resmi Dipecat, Ini 7 Pelanggaran Etik yang
Dilakukannya”, diakses melalui Kompas.com pada 15/3/23 pukul 16:01 WIB.

31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini Sebagian besar akan bertempat di Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tempat penelitian
untuk mendapatkan data referensi adalah Perpustakaan Kota Jakarta
Selatan yang beralamat di Jl. Gandaria I, kelurahan Kramat Pela,
kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. Peneliti juga berusaha
mendapatkan data yang diperlukan secara daring, mengunjungi
perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan perpustakaan
utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Paradigma Penelitian
Paradigma yang dipilih dalam penelitian menggunakan positivistik.
Menurut Sugiyono (2013), penelitian kuantitatif disebut sebagai penelitian
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme yang
menegaskan ilmu pengetahuan adalah yang valid, oleh karena itu penelitian
ini memiliki metode yang berusaha menemukan data valid.79 Paradigma ini
akan memperkenalkan penelitian dengan cara berpikir deduktif.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian adalah kuantitatif dan penelitian ini akan
dilandasi oleh pemikiran positivisme. Neuman menyatakan bahwa
pendekatan positivisme digunakan dalam pendekatan kuantitatif: Positivist
researchers prefer precise quantitative data and often use experiments,
surveys, and statistics.80 Pendekatan berlandaskan positivisme jika dilihat
berdasarkan ilmu sosial layaknya sebuah metode yang menggabungkan
logika deduksi dengan observasi empiris.81 Pendekatan ini menegaskan
sebuah hubungan sebab akibat yang dapat digunakan untuk memprediksi
suatu pola di kehidupan bermasyarakat.

79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013, hal. 117.
80
Neuman, W. Lawrence, Social research methods: Qualitative and quantitative
approaches, Boston: Allyn and Bacon publishing, 2003, hal. 64.
81
Neuman, W. Lawrence, Social research methods: Qualitative and quantitative
approaches, Boston: Allyn and Bacon publishing, 2003, hal. 71.

32
D. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Single case design, diartikan
sebagai suatu penelitian studi kasus yang menekankan penelitian hanya
pada sebuah unit kasus saja. Single case design digunakan bila peneliti
menemukan kasus tertentu yang unik, kasus yang kritis (Munhall, 2001).82
Sedangkan dalam jenis studi kasus menggunakan metode survey dengan
teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Menurut Irawan
Soehartono jenis-jenis survei, yaitu:83 Sample Survey, Sensus, Public
Opinion Poll, Cross sectional Survey, Survey Longitudinal. Melihat
masing-masing penjelasan dari jenis-jenis metode survey maka, peneliti
memutuskan untuk menggunakan jenis Cross sectional Survey, yaitu survei
yang membandingkan dua kelompok orang atau lebih untuk melihat
perbedaan yang ada pada kelompok-kelompok tersebut.84 Kelompok yang
dimaksud adalah perbedaan latar belakang mahasiswa yakni perbedaan
usia, jurusan, kelamin dan tahun angkatan.
E. Jenis dan Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan penelitian ini akan menggunakan pendekatan
Kuantitatif yang bersifat deskriptif yang digunakan sebagai upaya
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
dilakukan secara apa adanya atau bersifat objektif.85 Penelitian ini akan
menggunakan instrumen dan teknik analisis berdasarkan beberapa
pengujian. Penelitian kuantitatif deskriptif digunakan berdasarkan
pendekatan hubungan. Jenis penelitian ini akan menggambarkan suatu
kondisi yang menjadi masalah penelitian kepada objek penelitian yang
dipilih.86 Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode
penelitian berjenis Studi Kasus. Metode ini dipilih karena digunakan hanya

82
Sri Yona, Penyusunan Studi Kasus, hal. 78, artikel diakses melalui
media.neliti.com/media/publications/109006-ID-penyusunan-studi-kasus.pdf pada 31/3/23
pukul 22:33 WIB.
83
Irawan, Soehartono, Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya, 2000,
Hal. 54.
84
Irawan, Soehartono, Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya, 2000,
Hal. 54
85
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan
perhitungan manual & SPSS, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013, hal. 46-47.
86
Morissan, Metode Penelitian Survey, Jakarta: Kencana, 2014, hal. 36.

33
untuk sebuah kasus yang juga dapat mewakili populasi dan metode
penelitian studi kasus (case study) merupakan salah satu jenis penelitian
yang dapat menjawab beberapa isu atau objek akan suatu fenomena
terutama di dalam cabang ilmu sosial.87 Metode studi kasus adalah
pendekatan yang dilakukan secara intensif dibuat cukup mendalam
terhadap sebuah gejala tertentu dalam upaya memperoleh sebuah data.88
Penelitian Studi Kasus dapat menggunakan beberapa metode dalam
pengumpulan data seperti survey, interview, observasi.89 Penelitian ini
akan menggunakan survey sebagai sumber data primer dari sampel yang
diambil dari populasi.90
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pemberitaan mengenai
pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV. Sedangkan objek pada
penelitian ini ialah Mahasiswa FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dibatasi hanya pada mahasiswa jurusan Jurnalistik dan Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2019-2021.
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan variabel yang berhubungan dengan
masalah yang sedang dipelajari. Populasi dalam tulisan Arikunto (2002)
merupakan sekumpulan subjek yang akan diteliti. Sampel diambil sebagian
dari keseluruhan subjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Populasi memiliki batas kuantitatif. Seluruh responden penelitian
ini berasal dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2019-2021.
Mahasiswa FDIK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan Jurnalistik dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, karena Mahasiswa FDIK pada angkatan 2019-2021

87
Sri Yona, Penyusunan Studi Kasus, artikel diakses melalui
media.neliti.com/media/publications/109006-ID-penyusunan-studi-kasus.pdf pada 31/3/23
pukul 22:33 WIB.
88
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013, hal. 120.
89
Sri Yona, Penyusunan Studi Kasus, hal.77, artikel diakses melalui
media.neliti.com/media/publications/109006-ID-penyusunan-studi-kasus.pdf,diakses pada
31/3/23 pukul 22:33 WIB.
90
Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana, 2014, Cet. Ke-2, hal. 37.

34
dipilih karena dikenal sebagai mahasiswa yang sering menyikapi hal-hal
secara kritis di sekelilingnya dan dikenal aktif menyuarakan pendapat atas
pemberitaan yang beredar melalui organisasi mahasiswa baik internal
maupun eksternal yang menimbulkan reaksi baik secara langsung dengan
melakukan aksi atau dalam bentuk karya opini di media lingkup kampus
dan media besar nasional lainnya seperti Kompasiana.com.
Contohnya dalam menanggapi pemberitaan rencana kebijakan
pemerintah dengan melakukan aksi Menolak Revisi UU KPK di tahun
2019.91 Serta, dalam aksi Tolak Omnibus Law tahun 2020. Selain itu,
mahasiswa FDIK UIN Jakarta mempelajari ilmu Komunikasi yang erat
dengan dunia media penyiaran massa yang diharapkan dapat menjadi calon
insan pers yang idealis. Sedangkan metode sampling adalah teknik
pengambilan atau pengambilan sampel penelitian, seperti menggambar dan
memperoleh sampel yang representatif.
Dalam penelitian ini populasi mahasiswa FDIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam,
dilansir dari situs biropk.uinjkt.ac.id, angkatan 2019-2021 berjumlah
1.122. Komunikasi Penyiaran Islam berjumlah 692 Mahasiswa dan
Jurnalistik berjumlah 430 Mahasiswa. Setelah dilakukan pengambilan
sampel menggunakan rumus Slovin, menghasilkan 92 responden yang akan
mengisi kuesioner penelitian.
Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti mengklasifikasikan
ciri khas populasi dalam memperoleh sampel dari populasi dengan
membagi berdasarkan latar usia, tempat, kepercayaan, jenis kelamin, dan
lain-lain. Dalam penelitian ini, maka penulis akan membedakan ciri
populasi berdasarkan latar belakang jurusan dengan tahun angkatan dan
jenis kelamin. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis akan menggunakan
rancangan sampling puroposive. sampling puroposive ditunjukan untuk
teknik seleksi berdasarkan krteria yang ditetapkan peneliti.

91 Yasmin, Puti, news.detik.com/berita/d-4722609/ini-7-tuntutan-mahasiswa-yang-demo-

di-depan-dpr diakses pada 16/6/23 pukul 16:58 WIB.

35
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Mahasiswa Aktif Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik
Tahun 2022/2023
(Sumber: Biropk.uinjkt.ac.id)
Jurusan Jumlah
Komuninkasi Penyiaran Islam 692
Jurnalistik 430
N= 1.122

Selanjutnya peneliti akan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin


digunakan untuk mendapatkan banyaknya sampel dalam survei yang
bertujuan untuk mengestimasi proporsi populasi untuk dasar penghitungan
varian.
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus slovin :

Keterangan:
n : besar sampel
N : jumlah populasi
● : presisi ( keakuratan ) yang dikehendaki yaitu 10%

(N) = 1.122
(e) = 1+ 1.122. Tingkat kesalahan 0,01 dengan tingkat kepercayaan
90% dan standar error berjumlah 10%.
(n) = Sampel 91,8166939 (dibulatkan 92).

Dalam menguku r sampel tiap jurusan digunakan rumus alokasi proporsional


sebagai berikut:

36
Setiap jurusan akan diambil sampel dengan keterangan sebagai berikut:
ni: Jumlah sampel tiap jurusan
n: Jumlah seluruh sampel
N: Jumlah seluruh populasi
nx: jumlah mahasiswa dalam jurusan
Sampel KPI.
92
𝑛𝑖 = 𝑥691 = 56,659536
1122

Sampel Jurnalistik
92
𝑛𝑖 = 𝑥 430 = 35,259467
1122
Tabel 3.2
Gambaran Sampel tiap Jurusan

Jurnalistik 35 Mahasiswa
Komunikasi Penyiaran 57 Mahasiswa
Islam
Total 92 Mahasiswa

Maka, responden yang diambil berjumlah 92 yang mewakili Angkatan


2019-2021.
A. Operasionalisasi Konsep
Konsep diartikan sebagai sebuah definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak dari sebuah peristiwa dan objek.92
Operasionalisasi di dalam penelitian adalah kewajiban yang tidak boleh
dilewatkan oleh peneliti. Sebagai sebuah kerangka dalam penelitian, konsep
menuntun peneliti dalam menyelesaikan instrumen penelitian. Penelitian ini
terdiri dari empat variabel, yaitu tiga variabel bebas dan satu dari variabel
terikat. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu Pemberitaan kasus Ferdy Sambo
di Kompas TV yang diisi tiga unsur yaitu Agenda Media, Publik dan Agenda
Kebijakan. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu profesionalisme Polri.

92
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
hal 33

37
Tabel 3.3
Operasionalisasi Konsep
Konsep digunakan sebagai indikator dalam penelitian di dalam kuesioner yang
akan diisi oleh responden terpilih. Skala ordinal akan diubah dengan successive
interval method.
Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala

Mengukur 1. Sangat
intensitas Setuju
Individual berita kasus 2. Setuju
Issue Ferdy 3. Ragu-
salience Sambo di ragu
(Penonjolan Kompas TV 4. Tidak
sosok) Setuju
Pemberitaan di 5. Sangat
Kompas TV Tidak
Familiarity setiap hari diukur Setuju
(keakraban) dari akrabnya
objek dengan
program acara
dalam sehari

Favorability Pemberitaan
Support Ferdy Sambo
(Keakraban) dinilai bersifat
Faktual, edukatif,
informatif.
Ordinal
Pemberitaan
Agenda Publik

kasus Ferdy
Sambo memicu
peningkatan opini
yang pro

38
terhadap Polri

Pemberitaan
kasus Ferdy
Sambo memicu
peningkatan opini
yang kontra
terhadap Polri

Pemberitaan
kasus Ferdy
Sambo memicu
peningkatan
informasi kasus
lainnya kepada
masyarakat
terkait institusi
Polri

Likelihood of Pernah atau Aktif


Action beropini soal
(Kesamaan kasus Ferdy
Agenda Kebijakan

kegiatan) Sambo baik


secara langsung
dan tidak
langsung

Penilaian
pentingnya
Kompas TV

39
sebagai media
pemberitaan atas
kasus Ferdy
Sambo

Pengukuran
keterkaitan
Kompas TV
dalam
mendukung
profesionalisme
kepolisian
dalam kasus
Ferdy Sambo.

Freedom of
Action Pengukuran
(Kebebasan kecenderungan
bertindak) mendukung
pemerintah untuk
mengawasi
institusi Polri
akibat hebohnya
pemberitaan
kasus Ferdy
Sambo

40
41
Tabel 3.4
Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala

Intensitas 1. Sangat
penerimaan Setuju
Visibility pemberitaan kasus 2. Setuju
(jumlah dan Ferdy Sambo di 3. Ragu-
tingkat Kompas TV ragu
penojolan meningkat dari 4. Tidak
berita) berita lain. Setuju
Agenda Media

5. Sangat
Pengukuran Tidak
penemuan nilai Setuju
Valence hiburan dalam tiap
(Kesenangan tayangan
dalam pemberitaan Ferdy
pembawaan Sambo
berita)

Affect Pengukuran
pengaruh
pemberitaan terkait
Profesionalisme Polri

sikap publik dalam


Peraturan Kapolri Ordinal
Nomor 14 Tahun
2011 tentang
KEPP.

Mengukur
pengaruh tayangan

42
pelanggaran kode
etik dalam kasus
Ferdy Sambo

Menemukan
pengaruh
pemberitaan kasus
Ferdy Sambo di
Kompas TV
terhadap rasa
marah, kecewa dan
ragu terhadap
profesionalitas
Polri.

Mengukur tingkat
keinginan untuk
beropini baik
berupa tulisan,
lisan dan unjuk
rasa terkait
Peraturan Kapolri
Behivour Nomor 14 Tahun
2011 tentang kode
etik profesi
kepolisian

Mengukur
pengaruh
pemberitaan dalam
tayangan sidang

43
kasus Ferdy
Sambo di Kompas
TV terhadap opini
publik secara
umum.

Mengukur
pengaruh Kasus
Ferdy Sambo
dalam
mempengaruhi
opini di media
massa media sosial
pribadi dan
kehidupan sosial
bermasyarakat.

Cognitive Mengukur
pengaruh
keingininan
responden untuk
membagikan,
menginformasikan,
menyebarlusakan
Peraturan Kapolri
Nomor 14 Tahun
2011 tentang kode
etik profesi
kepolisian ke
orang lain.

44
Mengukur
pengaruh
pemberitaan
terhadap informasi
peraturan kepala
Kepolisian RI
Nomor 14 tahun
2011 tentang kode
etik profesi
kepolisian dari
kasus Ferdy
Sambo

Mengetahui ruang
lingkup kode etik
Polri meliputi
empat etika yang
wajib dijalankan
anggota kepolisian
Dari kasus Ferdy
Sambo

Mengetahui
pelanggaran kode
etik dan pidana
Ferdy Sambo yang
diberikan sanksi
dan vonis
hukuman mati dari
pemberitaan.

Mengukur

45
pengaruh tayangan
berita, opini para
tokoh hukum,
keluarga korban,
elit politik,
masyarakat di
Kompas TV.

Mengukur dampak
pemberitaan
terhadap
pendirian/sikap
mengenai
profesionalisme
Polri

B. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data primer
sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan tersebut telah
dibuat dan telah tersedia jawaban untuk responden.93
Angket terbagi dua, yakni angket terbuka dan angket tertutup.
Angket tertutup yang disajikan secara khusus dan responden dapat
menjawab dengan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang
sesuai.94 Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk

93
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2013, h. 174.
94
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hal. 136

46
sedemikaian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai
dengan kehendak dan keadaannya dan Angket campuran yaitu
gabungan antara angket terbuka dan tertutup.95 Angket atau kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup melalui
aplikasi Google Forms yang dibagikan kepada mahasiswa jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik.
Lebih jauh, penelitian ini akan mendapatkan data sekunder
berdasarkan dari kajian literatur secara daring seperti skripsi, jurnal,
buku daring dan beberapa berasal dari sumber internet, seperti berita
daring. Sumber tersebut akan dikaitkan dengan pemahaman dan ide-ide
yang tertuang di dalam penelitian ini oleh penulis.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data di dalam penelitian ini akan berusaha membuat
data tersaji yang mudah diinterpretasikan. Penulis akan menggunakan
teknik analisis data Kuantitatif dengan pencapaian pengukuran yang sesuai
dengan rumus yang tersedia berdasarkan data antar variabel. Oleh karena
itu, teknik analisis data bertujuan untuk menemukan pengaruh dari unsur-
unsur pemberitaan Ferdy Sambo terhadap pembentukan opini mengenai
profesionalisme Polri yang didapatkan berdasarkan penilaian responden.
Sedangkan, standar pengukuran mengunakan skala Likert sebagai berikut:
Tabel 3.5
Skala Likert dalam penelitian

JAWABAN POSITIF NEGATIF

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-Ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

95
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hal. 137-138..

47
Sangat Tidak Setuju 1 5

1. Uji Asumsi Klasik


Setelah data didapatkan, dilanjutkan dengan uji Asumsi Klasik
yang berisi Uji Normalitas dan Linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini akan mengetahui nilai distribusi yang dapat dikatakan normal
atau minimal mendekati normal. Maksudnya, nilai distribusi normal
atau mendekati normal pada masing-masing variabel (independen dan
dependen).96 Selain itu, uji Normalitas didapatkan ketika dengan
melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Bila data
menyebar mengikuti garis diagonal maka regresi memenuhi asumsi.
Jika tidak menyebar, maka regresi tidak memenuhi asumsi.97 Maka, uji
yang digunakan yaitu grafik, garis diagonal P-Plot, dan Kolmogorov
Smirnov (Asymp Sig. (2-tailed).
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat dua atau lebih
variabel bebas yang berkorelasi secara linier. Apabila terjadi keadaan
ini maka kita akan menghadapi kesulitan untuk membedakan pengaruh
antar variabel bebas terhadap variabel dependen. Untuk mendeteksi
adanya gejala multikolonieritas dalam model penelitian dapat dilihat
dari nilai toleransi (tolerance value) atau nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Batas tolerance > 0,10 dan batas VIF < 10,00, sehingga dapat
disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel bebas.
c. Uji Heterodaksitas
Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil penilaian akan

96
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2004 hal. 24 dalam Nada Rohmah, Pengaruh Pemberitaan Penangkapan
Bambang Widjajanto terhadap Persepsi Mahasiswa tentang Citra KPK, Ciputat: Skripsi S1
FDIK UIN Jakarta, hal. 53 diakses melalui
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30151/1/NADA%20ROHMAH-
FDIKOM.pdf .pada 20/12/22 pukul 10:57 WIB.
97
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2004 hal. 25.

48
menyimpulkan, apakah di dalam penelitian ditemukan perbedaan
dalam nilai varian dalam sebuah pengamatan. Penelitian yang memiliki
model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.98 Maka, penelitian ini akan menggunakan uji
scatterplot yaitu dengan melihat pada gambar scatterplot bahwa titik-
titik atau butir-butir menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y.
Sedangkan, Uji linieritas adalah perangkat uji wajib untuk
menentukan bentuk hubungan antar variable yang diuji. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang
diteliti dan ada tidaknya hubungan linier. Uji linieritas adalah prasyarat
dalam penggunaan analisis regresi dan korelasi. Linearitas dapat
diperoleh dengan mengasumsikan bahwa kurva terletak di antara nilai-
nilai residu standar disertai penilaian prediksi standar dan dengan syarat
lainnya dalam membentuk pola yang tidak acak.
Selain itu, uji linieritas ini juga dapat dilakukan dengan Aplikasi
SPSS untuk pengujian linieritas. Adapun tekniknya, Analisis
menggunakan nilai signifikansi pada tingkat signifikansi senilai 95% (α
= 0,05). Jika nilai sig. > 0,05, maka variabel memiliki hubungan yang
tidak linear dan apabila sig.< maka sebaliknya atau linear.99 Hasil Uji
Linearitas dapat berupa seperti gambar berikut:100
Gambar 3.1
Ilustrasi hasil pengujian Linearitas

98
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2004 hal. 32.
99
Imam Machali, Metode Penelitian Kuantitatif Panduan Praktis Merencanakan, Melaksanakan dan
Analisis dalam Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta : MPI, 2017, hal. 85
100
Dqlab, diakses melalui https://www.dqlab.id/kenali-uji-asumsi-klasik-pada-metode-statistik-
regresi, pada 23/2/23 pukul 15:45 WIB.

49
2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) didapatkan dari hasil regresi menunjukkan
seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel
bebasnya. Koefisien Determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui
presentasi perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh
variabel bebas (X)”. Jika R2 semakin besar, maka presentase perubahan
variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin
tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka, prosentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah.
3. Uji Regresi Linear Berganda
Uji selanjutnya adalah uji Regresi Linier Berganda digunakan sebagai
teknik analisis di dalam penelitian ini. Regresi digunakan untuk mengukur
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Bila hanya
ada satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka regresinya disebut
regresi linier sederhana.101 Sedangkan, dalam penelitian ini memiliki lebih
dari satu variabel independen atau dependen. Regresi linier berganda
adalah model regresi yang mencakup lebih dari satu variabel independen.
Analisis regresi linier sering digunakan untuk mengetahui ke arah mana
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.102 Dalam penelitian ini
dilakukan uji regresi linier berganda untuk mengetahui bagaimana
pengaruh variabel independen yaitu pengaruh pemberitaan Ferdy Sambo di
Kompas TV yang memuat agenda publik terhadap variabel dependen yaitu
pembentukan opini mengenai profesionalitas Polri. Uji Regresi Linier
Berganda dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn.

101
Azuar Juliandi, Irfan dan Saprinal Manurung, Metode Penelitian Bisnis. Medan: UMSU
Press, 2014. hal.56.
102
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008, hal. 107.

50
D. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas dilakukan sebagai sebuah syarat bagi suatu alat penelitian
agar dapat digunakan menjadi sebuah pengukuran.Validasi dibutuhkan
karena merupakan ukuran yang dapat menampilkan tingkat kebenaran
suatu instrument. Menurut Sugiyono, uji ini dapat menunjukan sebuah
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
didukung data penelitian.103 Pada penelitian ini, penulis akan
menggunakan menggunakan program Excel 2016 dan SPSS 26.0.
2. Uji Reabilitas
Menurut Sugiyono, Uji Reliabilitas akan menunjukan sebuah
pengukuran yang menguji sejauh mana sebuah objek yang sama
menghasilkan data yang sama.104 Uji reliabilitas ini dilakukan untuk
melihat konsistensi hasil yang diperoleh terhadap objek, bila dilakukan
sebanyak dua kali, maka dianggap konsisten. Uji ini dilakukan terhadap
responden yang berjumlah 92 dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menunjukan hasil valid.

103
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2017, hal. 125.
104
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2017, hal. 130.

51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Penelitian


Setelah melakukan analisis mengenai karakter responden, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Statistik Responden
Data Statistics
Jenis
Kelamin Jurusan Angkatan
N Valid 92 92 92
Missing 0 0 0
Mean 1.57 1.63 1.70
Minimum 1 1 1
Maximum 2 2 3
Dalam ujicoba yang dilakukan melalui aplikasi SPSS, diperoleh
beberapa syarat seperti nilai Missing dikatakan 0 diartikan bahwa data
yang diinput adalah valid. Nilai mean masing-masing kategori antara
lain: 1,57 untuk jenis kelamin, 1.63 untuk jurusan dan 1.70 untuk
angkatan.
Tabel 4.2
Jumlah Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid laki-laki 40 43.5 43.5 43.5
Perempua
52 56.5 56.5 100.0
n
Total 92 100.0 100.0

52
Dari tabel 4.2 diatas tertera jumlah total 92 orang mahasiswa yang
berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari 40 orang laki-laki dengan tingkat
presentase sebanyak 43,5% dan 52 orang perempuan dengan presentase
56,5%.
Tabel 4.4
Jumlah Responden berdasarkan Jurusan
Jurusan
Freque Percen Valid Cumulativ
ncy t Percent e Percent
Vali Jurnalistik 34 37.0 37.0 37.0
d Komunikasi
58 63.0 63.0 100.0
Penyiaran Islam
Total 92 100.0 100.0

Tabel di atas menunjukan jumlah responden berdasarkan jurusan


menghasikan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam sebagai pemilik total nilai
Frekuensi terbanyak yaitu 58 mahasiswa atau 63,0 % dan Jurnalistik sebanyak
34 Mahasiswa atau 37,0%.
Tabel 4.5
Jumlah Responden berdasarkan Tahun Angkatan
Tahun Angkatan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 2019 49 53.3 53.3 53.3
2020 22 23.9 23.9 77.2
2021 21 22.8 22.8 100.0
Total 92 100.0 100.0

Pada tabel 4.5, jumlah responden dominan adalah responden yang


berasal dari angkatan tahun 2019 dengan nilai 53,3% atau 49 mahasiswa.
Angkatan tahun 2020 bernilai 23,9% atau 22 mahasiswa. Sedangkan,
angkatan tahun 2021 berjumlah 22,8% atau 21 mahasiswa.

53
B. Penggunaan Media Massa
Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Banyaknya Hari Menonton TV

Penggunaan Media
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 14 15.2 15.2 15.2
2 11 12.0 12.0 27.2
3 22 23.9 23.9 51.1
4 20 21.7 21.7 72.8
5 18 19.6 19.6 92.4
6 3 3.3 3.3 95.7
7 4 4.3 4.3 100.0
Total 92 100.0 100.0

Tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa dari 92 responden sebanyak


23,9% menonton Kompas TV selama 3 hari dalam seminggu, selanjutnya
21,7% dari total responden, hanya menonton Kompas TV sebanyak 4 hari
dalam seminggu. Urutan ketiga, sebanyak 19,6% dari total responden yang
menonton Kompas TV sebanyak 5 hari dalam seminggu. Selanjutnya
sebanyak 15,2% atau 14 responden menonton Kompas TV sebanyak 1 hari
dalam semingu. Pada posisi kelima, sebanyak 12,0% responden menonton
Kompas TV sebanyak 2 kali dalam seminggu, sedangkan terhitung hanya
3,3% saja responden yang menonton Kompas TV selama 6 hari dalam
seminggu dan terakhir hanya 4,3% atau berjumlah 4 responden yang
menonton Kompas TV setiap hari dalam seminggu.

54
Gambar 4.1
Grafik Histogram

Grafik Histogram di atas menunjukan penggunaan media tertinggi oleh


responden adalah responden yang menonton Kompas TV selama 3 hari
dalam seminggu. Posisi kedua adalah responden yang menonton Kompas
TV selama 4 hari dan yang ketiga adalah responden yang menonton selama
5 hari dalam seminggu. Nilai terendah dalam penggunaan media adalah
responden yang menonton Kompas TV selama 6 hari dalam seminggu.
Sedangkan, nilai responden yang menonton Kompas TV selama seminggu
penuh hanya 4 orang dari keseluruhan responden.
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Waktu yang Dihabiskan dalam Sehari
Rata-rata penggunaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3 1 1.1 1.1 1.1
5 5 5.4 5.4 6.5
10 6 6.5 6.5 13.0
15 13 14.1 14.1 27.2
20 11 12.0 12.0 39.1

55
25 3 3.3 3.3 42.4
30 20 21.7 21.7 64.1
40 4 4.3 4.3 68.5
45 1 1.1 1.1 69.6
50 3 3.3 3.3 72.8
60 11 12.0 12.0 84.8
120 12 13.0 13.0 97.8
150 1 1.1 1.1 98.9
180 1 1.1 1.1 100.0
Total 92 100.0 100.0

Dari tabel di atas, sebanyak 21,7% atau 20 mahasiswa yang


menghabiskan 30 menit dalam sehari menonton Kompas TV, dilanjutkan
dengan 14,1% yang menonton Kompas TV selama 15 menit. Serta, 12,0% dan
13,0% masing-masing menonton Kompas TV selama 60 menit dan 120 menit.
Responden yang menonton Kompas TV selama 40 menit sebanyak 4,3% atau
hanya berjumlah 4 responden. Nilai 4,3% untuk responden yang menonton
selama 40 menit dan 6,5% selama 10 menit. Sedangkan, nilai terendah terdapat
di responden yang menonton Kompas TV selama 3 menit, 45 menit, 150 menit
dan 180 menit. Nilai terendah tersebut masing-masing hanya mendapatkan
nilai 1,1%. Responden yang memilih durasi menonton selama 50 menit hanya
memiliki nilai 3,3%.

56
Gambar 4.2
Grafik Histogram Rata-Rata Waktu Menonton

Grafik histogram di atas menunjukan skor rata-rata responden senilai 43,08


dengan standar deviasi berjumlah 39, 266. Nilai terendah yaitu responden yang
menonton Kompas TV hanya sekitar 3 menit, 45 menit, 150 dan 180 menit.
Hal tersebut berdasarkan waktu menonton segmen berita di Kompas TV dalam
sehari. Nilai tertinggi yaitu responden yang menonton selama 30 menit, 15
menit dan disusul dalam durasi menonton selama 60 dan 120 menit.

57
C. Analisis Data Penelitian
1. Hasil Ranking Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo di Kompas TV
Pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV menghasilkan nilai
ranking berdasarkan responden pilih dari skala 1 sampai 5 sebagai
berikut:

Tabel 4.8
Hasil Ranking Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo di Kompas TV
Menurut Responden

Ranking Pemberitaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 4 4.3 4.3 4.3
2 7 7.6 7.6 12.0
3 18 19.6 19.6 31.5
4 26 28.3 28.3 59.8
5 37 40.2 40.2 100.0
Total 92 100.0 100.0

Tabel menunjukan bahwa total nilai tertinggi berada pada ranking 4 dan
5 yang menunjukan pentingnya pemberitaan kasus Ferdy Sambo dengan
presentase 40,2% dan 28,3%. Selanjutnya disusul dengan ranking 3 dengan
nilai 19,6% dan responden yang memilih ranking 1 dan 2 hanya berjumlah 4
dan 7 responden atau dengan presentase 4,3 % dan 7,6%.

58
Gambar 4.3
Grafik Ranking Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo

Perolehan nilai ranking pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas


TV dari pilihan responden menunjukan ranking 5 dengan nilai frekuensi
tertinggi yaitu sebanyak 42% dari keseluruhan nilai. Ranking 4 dipilih
responden dengan total nilai sebanyak 28,3% dengan diagram batang yang
menunjukan ranking 1 tidak lebih dari 10 responden yang menunjukan bahwa
pemberitaan kasus Ferdy Sambo adalah penting sebagaimana perolehan nilai
sebanyak 42% sebagai nilai dominan.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

A. Hasil Uji Normalitas


Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang
BLUE (Best Linear Unbiased Estimased). Pengujian yang akan dipakai dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinieritas, heterodastisitas, dan
linearitas dengan menggunakan IBM SPSS Statistics versi 26.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
yaitu regresi yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Dasar dari pengambilan keputusan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov
dengan pengambilan keputusan dapat dilihat melalui nilai Asymp. Sig. (2-
tailed). Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) tiap variabel lebih dari 0,05 (>

59
0,05) maka uji normalitas dapat terpenuhi. Hasil dari uji normalitas dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar A.1
Hasil Uji Normalitas Pada Histogram

Berdasarkan histogram pada gambar diatas dapat dilihat dari garis pada
gambar yang berbentuk simetris, artinya bahwa data berdistribusi normal.
Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melihat
penyebaran data melalui garis diagonal P-Plot, perhatikan gambar sebagai
berikut:

Gambar A.2
Grafik P-Plot

Berdasarkan gambar hasil pengujian di dalam aplikasi SPSS, terlihat


titik-titik menyebar di sekitaran garis diagonal yang hal tersebut menghasilkan

60
kesimpulan bahwa kriteria pengambilan keputusan yang pertama dipenuhi,
yaitu data berdistribusi normal. Hasil Uji normalitas dengan total 92
Responden memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) melebihi 0,05. Perhatikan table
sebagai berikut:

Tabel A.3
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 13.06362860
Deviation
Most Extreme Absolute .057
Differences Positive .057
Negative -.030
Test Statistic .057
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai signifikansi (Asymp Sig. (2-
tailed)) dari uji Kolmogorov-Smirnov variabel Agenda Media (X1), Agenda
Publik (X2), Agenda Kebijakan (X3) terhadap Profesionalisme Polri (Y)
sebesar 0,200 dan lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

61
B. Uji Multikolinieritas
Uji mulltikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
dikatakan memiliki kriteria baik seharusnya menunjukan bahwa tidak
terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap
multikolinieritas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan
variance inflation factor (VIF). Uji multikolinieritas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel B.1
Hasil Uji Muktikolinearitas
Table 1 Hasil Uji
MuktikolinearitasCoefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 Agenda Media .543 1.841
Agenda Publik .459 2.179
Agenda .636 1.571
Kebijakan
a. Dependent Variable: Profesionalisme Polri

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel angka VIF yang
dihasilkan memiliki nilai dibawah 10 dan tolerance value diatas lebih dari 0,10.
nilai tolerance dari masing-masing variabel yaitu variabel Agenda Media (X1)
yaitu sebesar 0,543. Variabel Agenda Publik (X2) yaitu sebesar 0,459, dan
variabel Agenda Kebijakan (X3) sebesar 0,636. Nilai VIF dari masing-masing
variabel kurang dari 10 yaitu untuk variabel Agenda Media (X1) sebesar 1,841.
Variabel Agenda Publik (X2) sebesar 2,179 dan variabel Agenda Kebijakan
(X3) sebesar 1,571. Sehingga dapat disimpulkan dari angka tersebut tidak
terdapat multikolinieritas sehingga persamaan layak digunakan.

62
C. Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
Tabel C.1
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .728 .530 .514 13.28444
a. Predictors: (Constant), Agenda Kebijakan, Agenda Media, Agenda
Publik
b. Dependent Variable: Profesionalisme Polri

Berdasarkan hasil koefisien determinasi pada tabel diatas, nilai R


square adalah 0,530 yang berarti variabel Agenda Media (X1), Agenda
Publik (X2), Agenda Kebijakan (X3) memberikan kontribusi terhadap
Profesionalisme Polri (Y) yaitu sebesar 53%. sedangkan sisanya 47%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.

3. Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linier berganda merupakan suatu hubungan secara linier
antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Apakah
kedua variabel independen berhubungan positif atau negatif serta memprediksi
nilai dari dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan.
Tabel 3.1
Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

63
1 (Constant) 42.455 6.049 7.019 .000
Agenda Media .584 .273 .212 2.138 .035
Agenda Publik .160 .080 .216 2.002 .048
Agenda .663 .143 .426 4.648 .000
Kebijakan
a. Dependent Variable: Profesionalisme Polri
Berdasarkan tabel diatas yang diperoleh dari IBM SPSS Statistics Versi
26 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = 42,455 + 0,584X1 + 0,160X2 + 0,663X3 + e
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut masing-masing
variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 42,455 yang berarti nilai konstanta positif. Hal
ini menyatakan bahwa jika Agenda Media (X1), Agenda Publik
(X2), dan Agenda Kebijakan (X3) bernilai 0 (nol) atau tetap
(tidak mengalami peningkatan atau penurunan) maka
Profesionalisme Polri (Y) akan bernilai sebesar 42,455. Dengan
kata lain Agenda Media (X1), Agenda Publik (X2), dan Agenda
Kebijakan (X3) akan mempengaruhi Profesionalisme Polri (Y)
sebesar 42,455.
b. Nilai Agenda Media (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,584,
artinya jika Agenda Media (X1) mengalami peningkatan sebesar
satu satuan, maka Profesionalisme Polri (Y) akan meningkat
sebesar 0,584.
c. Nilai Agenda Publik (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0,160,
artinya jika Agenda Publik (X2) mengalami peningkatan sebesar
satu satuan, maka Profesionalisme Polri (Y) akan meningkat
sebesar 0,160.
d. Nilai Agenda Kebijakan (X3) memiliki koefisien regresi sebesar
0,663, artinya jika Agenda Kebijakan (X3) mengalami peningkatan
sebesar satu satuan, maka Profesionalisme Polri (Y) akan
meningkat sebesar 0,663.

64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penemuan yang diperoleh di dalam penelitian ini,
maka menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis dari uji Koefisien Determinasi menunjukan bahwa
variabel independen hanya berkontribusi sekitar 53% terhadap
variabel dependen (Y) dan sisa 47% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukan ke dalam penelitian.
2. Hasil Analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dengan
nilai koefisien regresi adalah 0,584 yang memiliki pengaruh searah
antara variabel bebas yaitu Agenda Media (X1) terhadap
profesionalisme Polri.
3. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif yang
signifikan pada variabel Agenda Publik (X2) dan Agenda Kebijakan
(X3) terhadap profesionalisme Polri dengan nilai koefisien regresi
untuk (X2) adalah 0,160 dan (X3) bernilai 0,663.
4. Hasil Analisis regresi menunjukan konstanta 42,455 yang menunjukan
ketiga variabel bebas mempengaruhi variabel dependen sebesar
42,455.
5. Atas hasil penelitian yang menunjukan adanya pengaruh dari variabel
independen yaitu Agenda Media (X1), Agenda Publik (X2) dan
Agenda Kebijakan (X3) terhadap Profesionalisme Polri (Y)
menunjukan bahwa mahasiswa FDIK UIN Jakarta khususnya jurusan
Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam belum dapat dikatakan
membentuk opini tersendiri dalam kasus Ferdy Sambo karena
pengaruh faktor pemberitaan di media televisi. Kompas TV menjadi
salah satu media yang dapat mempengaruhi opini publik terhadap citra
profesionalisme Polri sebagai institusi besar yang diterpa kasus Ferdy
Sambo.

65
B. Saran
Penelitian tentang profesionalisme Polri seharusnya dapat
dilanjutkan kembali bagi para mahasiswa khususnya prodi Jurnalistik dalam
memperoleh keterkaitan atas isu-isu menyangkut Polri. Penulis meyakini
bahwa mahasiswa FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai calon insan
Pers yang menunjukan citra idealis seharusnya tidak mudah dipengaruhi dalam
tiap pendirian opini atas suatu isu yang beredar. Lantas, dalam menganalisis
suatu isu yang berkaitan dengan agenda setting, diperlukan telaah mendalam
atas teori ini terlebih dahulu karena penelitian ini menunjukan bahwa Kompas
TV sebagai media juga memiliki agenda di dalamnya baik bersifat publik dan
yang berimplikasi terhadap kebijakan. Agenda Setting memang cocok untuk
media bersifat konvensional namun tidak menutup kemungkinan juga
berpengaruh bagi media lainnya seiring era korvengensi media. Oleh karena
itu, penulis menyarankan untuk melanjutkan penelitian dengan tema dan garis
besar yang sama demi kesempurnaan penelitian di kemudian hari. Sedangkan,
saran praktis bagi pembaca adalah untuk mengutamakan sifat tabbayun dalam
memperoleh pemberitaan khususnya yang berkaitan terhadap institusi yang
akrab di masyarakat.

66
DAFTAR PUSTAKA

A, M, Morissan. 2008. Menejemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada


Media, hal. 76.

Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra


Aditya.

Alkaf, Muhammad Fadli Nasrudin. 2022. “Kewajiban dan Larangan Etika


Kemsya`rakatan KEPP”, diakses melalui https://tirto.id/kewajiban-
dan-larangan-etika-kemasyarakatan-kode-etik-polisi-gvC2 pada
20/3/23 pukul 16:08 WIB.

Ardianto, Elvinaro Soemirat, Soleh. 2005. Dasar-dasar Public Relations.


Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.


Jakarta: PT. Rineka Cipta..

Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Rineka Cipta.

Assegaff, Djafar H, Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 23.

Ayu Azanella, Luthfia. 2022. “5 Media Internasional Soroti Kasus Brigadir J


dan Irjen Ferdy Sambo”. Diakses melalui
https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/11/193000665 pada
19/12/22 pukul 5;35 WIB.

Azuar Juliandi, dkk. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Medan: UMSU Press.

Bogart, Leo. 1973. Is Where A World Public Opinion, New York : Harper &
Row.

Chaterine, Rahel Narda. 2022. "Ferdy Sambo dan Sederet Polisi Lain yang
Disidang Etik Terkait Kasus Brigadir J". Diakses melalui
nasional.kompas.com pada 15/3/23 pukul 15:37 WIB.

Danim,Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Dewi, Retia Kartika. 2022. “Ferdy Sambo Resmi Dipecat, Ini 7 Pelanggaran
Etik yang Dilakukannya”, diakses melalui Kompas.com pada
15/3/23 pukul 16:01 WIB.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif, Bandung:
Alfabeta, 2013, hal. 117.

67
Dirgantara, Adhyasta. 2022. "Irjen Ferdy Sambo Resmi Dicopot dari Kadiv
Propam Polri", Diakses melalui
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/04/20265051, pada
tanggal 18/12/22 pukul 16:37.

DL,Chryshnanda. 2011. “Refleksi Profesionalisme Polri”, Jurnal PTIK


Vol.75 edisi Juni-

Dqlab, diakses melalui https://www.dqlab.id/kenali-uji-asumsi-klasik-pada-


metode-statistik-regresi, pada 23/2/23 pukul 15:45 WIB.

Elsansa, Kalium. 2023. Pengertian Kode Etik Profesi, diakses melalui


https://www.academia.edu/9685140/Pengertian_Kode_Etik_Profesi
pada 15/3/23 pukul 17:51 WIB.

Foss, Karen, Littlejohn. 2006. theories of human communications, Jakarta :


Salemba Humanika.

Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harefa, Andrias. 2004. Membangkitkan Etos Profesionalisme. Jakarta:


Gramedia. Pustaka Utama.

Irawan, Soehartono. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja.


Rosdakarya.

Javier, Faisal. 2021. Diakses melalui https://data.tempo.co/data/1141/tingkat-


kepercayaan-dan-kepopuleran-media-di-indonesia diakses pada
18/12/22 pukul 22:53 WIB.

Kahiking, Crespo ”Mahasiswa Tuntut Transparansi Kasus Irjen Sambo”,


melalui https://gorontalopost.id diakses pada 18/12/22 pukul 17;54
WIB.

Katadata. 2022.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/21/survei-kic-
masyarakat-lebih-percaya-televisi-dan-media-sosial-ketimbang-
situs-resmi-pemerintah diakses pada 18/12/22 pukul 23:17 WIB.

Kriyantono,Rachmt. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:


Kencana.

Kurniawan.2013. Pengaruh kompetensi pedagogik, dan kompetensi


professional Guru, Universitas Pendidikan Indonesia. Pustaka
Belajar.

Lathifah, Ainun. 2017. Pengaruh Pemberitaan Korupsi Birokrasi Terhadap


Sikap Mahasiswa Klaten UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi

68
S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.

Lukitasari,Galuh. 2014. Pengaruh Pemberitaan Di Televisi Terhadap Citra


Partai Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan
Pemberitaan Tentang Korupsi PKS di Televisi Tahun 2013
Terhadap Citra PKS Di Kalangan Mahasiswa FKI Jurusan Ilmu
Komunikasi Angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakata: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

M. Sholihin, dkk. 2003. Akhlak Taswuf: Manusia Etika dan Makna Hidup,
Bandung: Penerbit Nuansa.

Mabrurki KN,Anton. 2018. Produksi Program TV Non-Drama, Jakarta:


Gramedia.

Machali, Imam. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Panduan Praktis


Merencanakan, Melaksanakan dan Analisis dalam Penelitian
Kuantitatif, Yogyakarta : MPI.

Maskun. 2013. Profesionalisme Polri, diakses melalui


https://www.negarahukum.com/profesionalisme-polri.html pada
21/12/22 pukul 11:06 WIB.

Mawad, Sudirman. 2022. “Mahasiswa Jabar Desak Polri Tegas dan


Transparan Tangani Sambo”, Diaskes melalui
https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6254198,
Diakses pada 18/12/22 pukul 16:56 WIB.

McCombs, Maxwell, E David Protess .1991. Agenda Seting Readings on


media, public opinion, and policymaking, New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates New Jersey.

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa Mcquail, Jakarta: Salemba


Humanika, 2011, Edisi VI.

Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana, 2014a, Cet. Ke-2.

Muradi. 2018. “Urgensi Peran Profesionalisme Polri dalam Praktik


Demokrasi Lokal”, Jurnal PTIK Vol.12 No.1 Tahun 2018, hal. 12

Narendra, Muhammad. 2023. Analisis Framing Media Online CNN Indonesia


dalam Pemberitaan Kasus Ferdy Sambo. Skripsi S1 FISIP UPN
Veteran Jawa Timur. Jawa Timur: UPN Veteran Jawa Timur.

Neuman, W. Lawrence. 2003. Social research methods: Qualitative and


quantitative approaches, Boston: Allyn and Bacon publishing.

69
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa, Cet. 4. Jakarta: PT.
Rajagrafindo.

Oerip, T. T. Utomo. 2012. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta:


PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Olli,Helena, Erlita. 2011. Opini Publik. Cet.II. Jakarta: PT.Indeks Permata


Puri media.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2011 tentang kode etik kepolisian Republik Indonesia diakses
melalui ntb.polri.go.id pada 15/3/23 pukul 15:20 WIB.

Petrus Kanisius. 2014. “Fungsi Kode Etik Profesi Polisi dalam Rangka
Meningkatkan Profesionalitas kerjanya”, Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Atmajaya, Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Purba,Arta Elisabeth. 2022. “Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua di


Youtube Kompas TV”. Jurnal Ilmu Komunikasi Daruna Vol.1 No.1
Institut Bisnis Nusantara tahun 2022. Jakarta: IBN.

Rahmawaty, Laily. 2021. “Survei Terhadap Polri Kian Positif”. Diakses


melalui https://www.antaranews.com/berita/2224486, pada
18/2/2023, pukul 14:07 WIB.

Rohmah,Nada, 2015. Pengaruh Pemberitaan Penagkapan Bambang


Widjojanto Di Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang
Citra KPK (Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Ruslan, Rosady. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso,Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta: PT.


Elex Media Komputindo.

Saputra, Debi Riyan. 2016. Hubungan Antara Kematangan Karir Dengan


Profesionalisme Polisi Muda, g, diakses melalui
https://eprints.umm.ac.id/34386/1/jiptummpp-gdl-debiriyans-
44250-1-skripsi.pdf pada 20/12/22. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Sedarmayanti, 2010. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja , Cet.II,


Bandung: Mandar Maju..

Siagian, Sondang. 2003. Teori & praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka


Cipta.

70
Singarimbun, dkk. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Siregar,Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan


perbandingan perhitungan manual & SPSS, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

Soedijarto.1993. Menuju Pendidikan nasional yang Relevan dan Bermutu,


Jakarta : Balai. Pustaka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif, Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sumadiria,AS Haris. 2011. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,


Panduan Praktis Jurnalis Profesional.. Cet. Ke-4. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media

Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori dan Praktik,


Bogor: Ghalia Indonesia.

Tim TvONE. 2022. “Tagar Tangkap Ferdy Sambo Trending di Twitter”.


Diakses melalui
https://www.tvonenews.com/berita/nasional/54886, pukul 18:00
WIB.

TimSMBanyumas2. 2022. “Irjen Pol Ferdy Sambo Disebut Langgar


Profesionalitas Penanganan TKP Tewasnya Brigadir J”. Diakses
melalui https://banyumas.suaramerdeka.com/nasional/pr-
094078665, diakses pada 19/12/22 pukul 12:37 WIB.

Umarso, Miftah Thoha. 2002. Upaya Peningkatan Profesionalisme Polri


Menuju Polisi Mandiri, Tesis Manajemen Administrasi Publik
Universitas Gadjah Mada.

Yona,Sri. 2023. Penyusunan Studi Kasus. Artikel diakses melalui


media.neliti.com/media/publications/109006-ID-penyusunan-studi-
kasus.pdf,pada 31/3/23 pukul 22:33 WIB.

71
LAMPIRAN

LAMPIRAN I

72
LAMPIRAN II

1. Uji Validitas
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang
diambil menggunakan kuesioner, maka sebelum melakukan analisis terhadap
instrumen penelitian yang akan digunakan, diperlukan juga pengujian validitas
agar hasil yang diperoleh dapat teruji dan dapat menghindari hal-hal yang bisa
merugikan hasil penelitian. Alat ukur yang digunakan yaitu software SPSS
versi 26. Berikut hasil uji validitas dari variabel Agenda Media (X1), Agenda
Publik (X2), Agenda Kebijakan (X3) dan Profesionalisme Polri (Y) dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
Hasil Uji Validitas
Nomor
Variabel rhitung rtabel Hasil
Pernyataan
X1.1 0.841 0.205 Valid
X1.2 0.767 0.205 Valid
X1.3 0.752 0.205 Valid
Agenda Media
X1.4 0.728 0.205 Valid
(X1)
X1.5 0.828 0.205 Valid
X1.6 0.827 0.205 Valid
X1.7 0.723 0.205 Valid
X2.1 0.786 0.205 Valid
X2.2 0.834 0.205 Valid
X2.3 0.762 0.205 Valid
X2.4 0.778 0.205 Valid
Agenda Publik
X2.5 0.807 0.205 Valid
(X2)
X2.6 0.861 0.205 Valid
X2.7 0.833 0.205 Valid
X2.8 0.835 0.205 Valid
X2.9 0.869 0.205 Valid

73
X2.10 0.844 0.205 Valid
X2.11 0.899 0.205 Valid
X2.12 0.916 0.205 Valid
X2.13 0.876 0.205 Valid
X2.14 0.881 0.205 Valid
X2.15 0.823 0.205 Valid
X2.16 0.776 0.205 Valid
X2.17 0.831 0.205 Valid
X2.18 0.840 0.205 Valid
X2.19 0.813 0.205 Valid
X2.20 0.819 0.205 Valid
X2.21 0.770 0.205 Valid
X2.22 0.835 0.205 Valid
X2.23 0.728 0.205 Valid
X3.1 0.626 0.205 Valid
X3.2 0.664 0.205 Valid
X3.3 0.738 0.205 Valid
X3.4 0.709 0.205 Valid
X3.5 0.631 0.205 Valid
X3.6 0.703 0.205 Valid
Agenda Kebijakan
X3.7 0.713 0.205 Valid
(X3)
X3.8 0.707 0.205 Valid
X3.9 0.760 0.205 Valid
X3.10 0.715 0.205 Valid
X3.11 0.640 0.205 Valid
X3.12 0.641 0.205 Valid
X3.13 0.626 0.205 Valid
Y1 0.744 0.205 Valid
Profesionalisme Polri Y2 0.770 0.205 Valid
(Y) Y3 0.744 0.205 Valid
Y4 0.611 0.205 Valid

74
Y5 0.668 0.205 Valid
Y6 0.751 0.205 Valid
Y7 0.587 0.205 Valid
Y8 0.745 0.205 Valid
Y9 0.535 0.205 Valid
Y10 0.775 0.205 Valid
Y11 0.770 0.205 Valid
Y12 0.733 0.205 Valid
Y13 0.678 0.205 Valid
Y14 0.627 0.205 Valid
Y15 0.708 0.205 Valid
Y16 0.668 0.205 Valid
Y17 0.767 0.205 Valid
Y18 0.581 0.205 Valid
Y19 0.679 0.205 Valid
Y20 0.734 0.205 Valid
Y21 0.657 0.205 Valid
Y22 0.677 0.205 Valid
Y23 0.584 0.205 Valid
Y24 0.721 0.205 Valid
Y25 0.687 0.205 Valid
Y26 0.553 0.205 Valid
Y27 0.679 0.205 Valid
Y28 0.667 0.205 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023


Berdasarkan hasil tabel diatas untuk pengujian validitas dilihat bahwa
variabel Agenda Media (X1) dengan 7 item pernyataan, Agenda Publik (X2)
dengan 23 item pernyataan, Agenda Kebijakan (X3) dengan 13 item
pernyataan dan Profesionalisme Polri (Y) dengan 28 item pernyataan diperoleh
hasil seluruh nilai rhitung untuk item pertanyaan kuesioner pada variabel
penelitian yang digunakan menghasilkan nilai rhitung yang lebih besar dari

75
pada nilai rtabel. Dapat dilihat dari perbandingan rhitung dengan rtabel yang
bemilai 0.205 dari rtabel 5% (0,05). Maka seluruh pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi instrument penelitian.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha,
dimana apabila pengukuran yang dihasilkan > 0,60 maka dapat dikatakan
reliabel. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil pengujian
reliabilitas variabel Agenda Media (X1), Agenda Publik (X2), Agenda
Kebijakan (X3) dan Profesionalisme Polri (Y) yaitu:
1.1 Hasil Uji Reliabilitas Agenda Media (X1)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 7

Dengan perhitungan tersebut, maka diketahui nilai cronbach’s alpha

sebesar 0.893 > 0.60 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Agenda Media (X1) dari 7 item pemyataan adalah reliabel, karena

cronbach alpha > 0.60.

1.2 Hasil Uji Reliabilitas Agenda Publik (X2)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.979 23
Dengan perhitungan tersebut, maka diketahui nilai cronbach’s alpha

sebesar 0.979 > 0.60 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Agenda Publik (X2) dari 23 item pemyataan adalah reliabel, karena

cronbach alpha > 0.60.

2.3 Hasil Uji Reliabilitas Agenda Kebijakan (X3)

2.

76
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.955 13
Dengan perhitungan tersebut, maka diketahui nilai cronbach’s alpha

sebesar 0.955 > 0.60 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Agenda Kebijakan (X3) dari 13 item pemyataan adalah reliabel, karena

cronbach alpha > 0.60.

2.4 Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Polri (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.956 28
Dengan perhitungan tersebut, maka diketahui nilai cronbach’s alpha

sebesar 0.956 > 0.60 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Profesionalisme Polri (Y) dari 28 item pemyataan adalah reliabel,

karena cronbach alpha > 0.60.

3. Uji Linearitas
Uji linier digunakan untuk mengetahui apakah data linier atau tidak.
Data yang akan dianalisis dan dihitung dengan menggunakan SPSS 26
berdasarkan pada uji test for linearity.
Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika nilai sig. deviation from linearity > 0.05 maka terdapat hubungan yang
linear
2. Jika nilai sig. deviation from linearity < 0.05 maka tidak terdapat hubungan
yang linear
2.1 Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Varibael Dependen
Tabel 1.2
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
(Combined) 18589.198 25 743.568 3.397 .000

77
Profesionalisme Polri Between Linearity 10397.405 1 10397.405 47.502 .000
* Agenda Media Groups Deviation from 8191.793 24 341.325 1.559 .080
Linearity
Within Groups 14446.411 66 218.885

Total 33035.609 91

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023


Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tabel ANOVA diketahui sig.
Deviation from Linearity 0,080 lebih besar dari pada 0,05 (0,080 > 0,05) Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara Agenda Media
(X1) terhadap Profesionalisme Polri (Y).
2.2 Hasil Uji Linearitas Agenda Publik (X2) terhadap Profesionalisme
Polri (Y)
Tabel 1.3
Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Dependen
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Profesionalisme Polri Between (Combined) 29.949 50 .599 2.015 .011
* Agenda Publik Groups Linearity 15.662 1 15.662 52.684 .000
Deviation from 14.287 49 .292 .981 .529
Linearity
Within Groups 12.189 41 .297

Total 42.137 91

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tabel ANOVA diketahui sig.


Deviation from Linearity 0,529 lebih besar dari pada 0,05 (0,529 > 0,05) Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara Agenda Publik
(X2) terhadap Profesionalisme Polri (Y).
2.3 Hasil Uji Linearitas Agenda Kebijakan (X3) terhadap Profesionalisme
Polri (Y)
Tabel 1.3
Hasil Uji Linearitas Variabel X3 terhadap Variebel Dependen.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
(Combined) 33.890 37 .916 5.998 .000

78
Profesionalisme Between Linearity 29.482 1 29.482 193.045 .000
Polri * Agenda Groups Deviation from 4.408 36 .122 .802 .757
Kebijakan Linearity
Within Groups 8.247 54 .153

Total 42.137 91

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tabel ANOVA diketahui sig.


Deviation from Linearity 0,757 lebih besar dari pada 0,05 (0,757 > 0,05) Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara Agenda
Kebijakan (X3) terhadap Profesionalisme Polri (Y).

79
LAMPIRAN III

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI JURNALISTIK

Nomor Responden :
Tanggal Wawancara:
Nama Responden: :

KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum wr.wb,
Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “OPINI
MAHASISWA TERHADAP PEMBERITAAN KASUS FERDY SAMBO DI
KOMPAS TV (Studi Kasus Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk
menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah
ini secara jujur apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.
Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Rika Salsabilla / 11190511000004


Jurnalistik, FDIKOM- UIN Syahid Jakarta
A. DATA RESPONDEN (Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas
anda!)
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Jurusan di FDIK UIN Jakarta: a. Jurnalistik b. Komunikasi Penyiaran Islam

Tahun Masuk Universitas (Angkatan): a.2019 b. 2020 c. 2021

B. PENGGUNAAN MEDIA
1. Seberapa seringkah menonton berita di Kompas TV? (berapa hari rata-rata
dalam satu minggu (1 – 7), berilah tanda (✓) pada tabel kosong di bawah ini)
1 2 3 4 5 6 7

80
2. Berapa rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton Kompas TV
dalam sehari?

Jawab: ………………………………….menit/hari

3. Apakah pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV dianggap penting?


(Rating 1 diartikan tidak penting dan 5 diartikan sangat penting), berilah
tanda (✓) pada tabel kosong di bawah ini)
1 2 3 4 5

81
C. Agenda Media
Seberapa menonjolkah pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas TV?
(berapa hari rata-rata dalam satu minggu (1 – 7), berilah tanda (✓) pada tabel
kosong di bawah ini)
1 2 3 4 5 6 7

Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!


1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. R : Ragu-ragu
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S R TS STS


1 Menurut saya pemberitaan kasus Ferdy Sambo
membuat saya terhibur
2 Menurut saya kasus Ferdy Sambo memiliki kemiripan
dengan kasus di dunia nyata lainnya
3 Menurut saya kasus Ferdy Sambo terlalu sering
diberitakan dibandingkan berita lain
4 Kasus Ferdy Sambo memiliki intensitas penayangan
lebih lama dibanding berita lain
5 Menurut saya berita terhadap kasus Ferdy Sambo
terlalu dibesar-besarkan oleh media

D. Agenda Publik
Sebarapa menonjolkah pemberitaan kasus Ferdy Sambo di Kompas
TV pada pemberitaan penangkapan pada 6 Agustus 2022, berita sidang
sidang KKEP pada 25-26 Agustus 2022, berita pada persidangan pertama
Ferdy Sambo tanggal 18 Oktober 2022 dan berita tentang vonis akhir
Ferdy Sambo pada 14-16 Februari 2023. menurut anda? (jawablah dengan
memberikan ranking 1 – 5 )
Jawab:……………………………….
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. R : Ragu-ragu
4. TS : Tidak Setuju

82
5. STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S R TS STS


1 Saya mengetahui kasus Ferdy Sambo, setelah
menonton pemberitaan di Kompas TV
2 Saya selalu menonton pemberitaan Ferdy Sambo sejak
segmen berita dimulai
3 Berita mengenai pemberitaan kasus Ferdy Sambo
selalu diperbarui
4 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
pada breaking news
5 Berita mengenai kasus Ferdy Sambo di Kompas TV
dapat dipercaya
6 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
pada tengah segment berita
7 Saya mengetahui Ferdy Sambo adalah petinggi Polri
8 Saya selalu menonton pemberitaan Ferdy Sambo pada
akhir segment
9 Saya mengetahui Ferdy Sambo adalah Kepala Kadiv
Propam setelah menonton pemberitaan kasus Ferdy
Sambo
10 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
di pagi hari
11 Saya mengikuti perkembangan kasus Ferdy Sambo
12 Berita mengenai kasus Ferdy Sambo selalu
menghadirkan kabar terbaru
13 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
pada siang hari
14 Saya mengetahui Ferdy Sambo yang ditangkap atas
dugaan perencanaan pembunuhan Brigadir J bersama
dua anak buahnya

No. Pernyataan SS S R CS TS
15 Menurut saya berita mengenai pemberitaan kasus
Ferdy Sambo selalu menghadirkan narasumber
terpercaya
16 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
pada sore hari
17 Setelah menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
saya megetahui pangkat prajurit kepolisian
18 Saya selalu menonton pemberitaan kasus Ferdy Sambo
pada malam hari
19 Pemberitaan kasus Ferdy Sambo berisi bantahan
tuduhan membunuh Brigadir J
20 Saya mengetahui bahwa Ferdy Sambo terlibat kasus,
setelah menonton pemberitaan di Kompas TV dan

83
Ferdy Sambo menjalankan sidang sidang KKEP pada
25-26 Agustus 2022
21 Saya mengetahui Ferdy Sambo ditangkap pada 6
Agustus 2022 dari pemberitaan yang ditayangkan
Kompas TV.
22 Saya mengetahui Ferdy Sambo divonis hukuman mati
pada 15 Februari 2023 dari pemberitaan yang
ditayangkan Kompas TV
23 Setelah menonton pemberitaan di Kompas TV, saya
mendukung pemerintah untuk mengawasi institusi
Polri akibat hebohnya pemberitaan kasus Ferdy Sambo

84
E. Agenda Kebijakan
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
6. SS : Sangat Setuju
7. S : Setuju
8. R : Ragu-ragu
9. TS : Tidak Setuju
10. STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S R TS STS
1 Polri memiliki hak dan wewenang dalam
penerapan hukum di Indonesia
2 Saya pernah melihat diskusi yang
membahas mengenai kasus Ferdy
Sambo di Kompas TV.
3 Pemberitaan bahwa Ferdy Sambo tidak
mengikuti aturan Kode Etik Polri adalah
benar
4 Saya mengikuti diskusi dan opini di
kampus dan lingkungan rumah karena
tertarik dengan kasus Ferdy Sambo.
5 Saya percaya Ferdy Sambo adalah otak
pembunuhan Brigadir J akibat berita
yang beredar.
6 Polri adalah lembaga yang melindungi
masyarakat
7 Saya berpendapat bahwa Ferdy Sambo
memiliki pengaruh kuat di tubuh Polri
8 Saya Percaya pemberitaan yang
menyatakan bahwa Polri netral dalam
kasus Ferdy Sambo
9 Saya mengikuti segmen debat dalam
pemberitaan Ferdy Sambo di Kompas
TV
10 Saya pernah mengikuti unjuk rasa kasus
Ferdy Sambo
11 Saya mendukung perintah Kapolri,
presiden Jokowi pada kasus Ferdy
Sambo
12 Menurut saya kasus Ferdy Sambo adalah
rekayasa yang perlu dituntaskan
13 Menurut saya, kebijakan Polri
menyelidiki kasus Ferdy Sambo sudah
benar dan vonis yang diberikan adalah
sesuai.

85
E. Profesionalisme Polri
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. R : Ragu-ragu
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S R TS STS
1 Polri menghadirkan konferensi pers para
petinggi kepolisian sebagai langkah
serius atas kasus Ferdy Sambo
2 Menurut saya pemberitaan kasus Ferdy
Sambo mempengaruhi sikap publik
terhadap Peraturan Kapolri Nomor 14
Tahun 2011 tentang kode etik profesi
kepolisian
3 Pemberitaan kasus Ferdy Sambo
menimbulkan rasa ingin berdiskusi
dengan orang sekitar
4 Pemberitaan kasus Ferdy Sambo di
Kompas TV menciptakan rasa marah,
kecewa dan ragu terhadap
profesionalitas Polri.
5 Pemberitaan kasus Ferdy Sambo
menimbulkan perasaan sedih
6 Saya mengetahui prinsip dan etika
kepolisian dari berita sidang kode etik
Ferdy Sambo
7 Saya meyakini kode etik yang dilanggar
dalam kasus Ferdy Sambo melanggar
nilai profesionalisme Polri
8 Menurut saya, pemberitaan kasus Ferdy
Sambo menunjukan profesionalisme
Polri yang menurun
9 Menurut saya, pemberitaan kasus Ferdy
Sambo menunjukan profesionalisme
Polri yang meningkat
10 Integrasi institusi Polri menunjukan nilai
profesionalisme profesi dalam kasus
Ferdy Sambo
11 Saya percaya Polri adalah lembaga yang
diisi oleh orang-orang yang profesional
dan patuh terhadap kode etik profesi.
12 Saya ingin memberikan pendapat
terhadap hasil sidang dan vonis Ferdy
Sambo akibat pemberitaan yang beredar
di Kompas TV di sosial media pribadi

86
13 Kompas TV menghadirkan narasumber
yang dapat mempengaruhi pendapat
saya terhadap profesionalisme Polri
14 Pemberitaan sidang kode etik Ferdy
Sambo menunjukan citra
profesionalisme Polri dan
mempengaruhi sikap penonton.
15 Saya menyetujui pendapat tokoh publik
dan pemberitaan di Kompas TV yang
menganggap Ferdy Sambo mencoreng
citra profesionalisme Polri
16 Akibat pemberitaan yang ditayangkan
Kompas TV, saya setuju terhadap
hukuman untuk Ferdy Sambo demi opini
positif masyarakat terhadap Polri.
17 Saya akan mengikuti pendapat para
tokoh/narasumber yang dihadirkan
dalam diskusi, debat dalam pemberitaan
Ferdy Sambo di Kompas TV
18 Saya beropini bahwa Ferdy Sambo
hanya oknum yang mencoreng nilai
profesionalisme Polri
19 Menurut saya Polri sudah menunjukan
nilai profesionalisme dalam kasus Ferdy
Sambo sesuai Undang-undang dan
keinginan Publik
20 Kompas TV mempengaruhi pandangan
penonton terhadap kode etik Polri
dalam kasus Ferdy Sambo

87
LAMPIRAN IV
DATA RESPONDEN

Agenda Media

Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 Jumlah


1 5 4 4 4 4 5 5 31
2 4 5 4 5 5 5 4 32
3 5 4 5 4 4 4 5 31
4 5 5 4 5 5 5 4 33
5 4 4 4 4 4 4 5 29
6 4 4 5 5 5 4 4 31
7 5 5 4 5 5 5 5 34
8 5 4 5 4 4 5 4 31
9 5 5 5 5 5 5 4 34
10 5 4 5 5 5 5 5 34
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 4 4 4 4 4 5 29
13 2 2 2 1 2 2 2 13
14 5 4 5 5 5 5 5 34
15 4 4 4 4 5 5 5 31
16 5 5 5 5 5 5 5 35
17 3 4 1 1 4 4 4 21
18 5 5 5 5 5 5 5 35
19 4 5 4 5 4 5 4 31
20 5 4 5 5 5 5 5 34
21 4 5 4 4 4 4 4 29
22 5 4 5 5 5 5 5 34
23 4 5 2 2 5 4 4 26
24 5 4 2 5 2 5 2 25
25 4 5 2 2 5 4 5 27
26 5 4 5 5 5 5 4 33
27 2 5 2 2 4 5 5 25
28 5 5 5 2 5 5 5 32
29 5 4 4 2 5 5 4 29
30 5 5 5 4 5 5 5 34
31 2 4 1 2 5 4 2 20

88
32 4 5 4 4 4 5 4 30
33 2 4 5 5 5 4 2 27
34 4 5 4 4 4 5 2 28
35 4 4 4 2 2 2 4 22
36 2 3 2 4 2 2 3 18
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 1 2 4 2 4 4 3 20
39 1 2 1 2 1 2 2 11
40 2 4 4 4 2 4 4 24
41 4 2 3 2 4 2 2 19
42 2 4 4 4 3 2 4 23
43 4 3 3 4 4 4 1 23
44 3 4 1 4 1 4 4 21
45 4 3 3 3 3 3 2 21
46 3 4 4 4 4 4 4 27
47 5 5 5 4 4 4 5 32
48 4 4 4 1 1 1 4 19
49 5 5 1 4 4 4 5 28
50 1 1 1 3 3 1 1 11
51 1 5 5 1 4 4 5 25
52 4 4 4 4 5 5 4 30
53 5 5 4 5 4 5 4 32
54 4 4 4 4 5 5 4 30
55 5 5 5 5 4 4 5 33
56 4 4 4 4 5 1 4 26
57 5 5 1 5 4 4 5 29
58 4 4 4 4 4 4 4 28
59 2 5 2 2 1 1 1 14
60 4 4 4 4 4 4 4 28
61 5 5 5 5 5 5 4 34
62 4 4 4 4 4 4 5 29
63 5 5 5 4 5 5 4 33
64 4 4 4 5 4 4 5 30
65 5 5 5 4 5 4 4 32
66 3 5 5 4 4 5 5 31
67 5 5 4 5 4 5 4 32
68 2 2 2 2 2 2 2 14

89
69 2 2 4 2 4 4 4 22
70 2 2 5 4 2 2 2 19
71 2 2 4 4 4 4 2 22
72 4 4 2 2 4 4 4 24
73 2 2 4 4 2 2 2 18
74 2 2 2 1 2 4 4 17
75 3 4 3 2 4 3 4 23
76 4 2 4 4 2 3 2 21
77 3 3 3 3 2 2 3 19
78 3 3 4 4 4 1 4 23
79 4 4 4 1 3 3 4 23
80 3 2 4 4 4 4 3 24
81 1 4 1 1 2 3 4 16
82 1 1 1 1 1 1 1 7
83 4 4 4 4 4 4 4 28
84 3 3 4 4 4 4 4 26
85 4 4 5 5 5 5 5 33
86 5 5 5 5 4 4 4 32
87 5 4 4 4 5 5 4 31
88 2 4 2 1 1 2 4 16
89 1 1 1 2 2 1 2 10
90 3 2 2 3 2 3 3 18
91 2 2 1 2 1 1 3 12
92 1 2 1 2 1 3 3 13

Agenda Publik
X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 Jum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 lah
4 5 2 2 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 98
5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 104
4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 104
5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 101
4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 108
4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 106
5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 105

90
4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 101
4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 105
5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 105
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 101
4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 108
2 4 2 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 98
3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 103
4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 93
4 5 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 101
2 5 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 5 102
2 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 103
4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 109
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 108
4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 105
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 102
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 113
5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 108
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 98
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 112
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 107
4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 104
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 103
1 1 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 66
4 4 4 4 5 4 4 2 2 2 4 1 1 4 4 4 4 1 4 2 2 4 2 72
2 1 5 4 4 2 1 1 1 2 2 2 4 1 2 2 4 5 1 2 4 4 4 60
1 1 4 2 5 4 4 2 2 2 1 1 1 4 2 4 2 1 2 4 2 2 4 57
2 4 5 4 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 1 4 1 2 2 2 2 2 4 57
1 2 2 2 1 1 2 4 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 37
2 1 1 2 2 2 1 4 1 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 2 2 2 4 46
1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 30
1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 4 2 4 2 2 1 1 2 1 2 40
2 4 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 39
4 3 1 4 2 2 4 1 1 1 1 1 1 4 4 2 2 1 4 2 1 2 1 49
1 4 4 2 4 1 1 2 2 4 2 2 4 2 4 2 4 4 1 1 4 1 4 60
2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 4 1 1 4 1 4 1 1 4 4 2 54
2 1 2 1 4 2 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 49

91
4 2 1 2 3 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 1 4 2 4 4 4 2 2 61
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 29
4 4 2 4 4 4 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 4 1 2 1 2 2 2 50
2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 42
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 43
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 29
4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 2 62
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 86
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 71
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 87
4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 81
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 77
4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 3 82
4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 4 74
1 1 2 1 2 1 2 4 2 4 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 45
2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 53
4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 105
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 112
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 98
4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 109
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102
5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 103
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 60
3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 72
3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 67
2 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 80
3 3 2 1 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 53
4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 67
2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 55
3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 58
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 63
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 4 4 3 4 4 43
4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 77

92
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 1 4 4 3 4 4 45
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 3 4 3 3 91
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 110
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 111
4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 103
5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109
1 1 3 3 3 2 1 2 1 1 1 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 3 4 50
3 3 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 5 58
1 1 3 1 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 53
3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 5 60
1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 4 58

Agenda Kebijakan
X3 X3 X3 X3 X3 X3 X3 X3 X3 X3. X3. X3. X3. Juml
.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 10 11 12 13 ah
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 56
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 60
5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 57
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 61
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 55
5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 62
5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 63
5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 57
4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 59
4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 55
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 51
2 3 5 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 50
5 2 2 3 3 4 5 5 5 2 3 4 5 48
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
2 3 2 3 5 3 3 2 3 2 3 3 2 36
5 5 5 5 5 4 5 2 4 2 4 4 5 55
3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 3 4 4 46
3 3 3 3 5 3 3 3 3 5 2 2 4 61
5 4 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 33

93
4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 34
5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 31
4 3 3 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 29
5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 28
3 3 3 3 5 5 5 5 4 3 4 3 5 27
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 50
3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 42
4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 42
5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 61
3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 4 2 33
2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 4 4 34
2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 4 31
2 2 1 1 3 1 1 2 2 3 3 4 4 29
2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 28
2 2 1 1 3 2 1 3 2 1 3 3 3 27
2 2 1 1 3 2 2 3 1 1 4 4 4 30
2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 4 4 27
2 2 1 2 3 1 2 2 1 1 3 2 4 26
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 4 28
1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 4 23
2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 23
1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 27
2 1 2 1 1 3 1 2 2 1 3 3 3 25
3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 38
2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 31
1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4 29
2 2 3 2 1 3 2 2 1 4 2 2 4 30
2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 4 4 2 30
1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 4 2 4 24
2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 38
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
5 4 4 3 5 3 3 4 5 5 5 5 5 56
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 62
5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 61
4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 56
4 3 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 58
3 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 48

94
3 4 3 3 2 3 3 5 4 4 5 5 5 49
3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 47
3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
2 3 3 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 53
5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 56
3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 56
3 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 58
5 3 4 3 3 4 3 3 5 3 5 3 4 48
3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 57
3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 32
4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 40
4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 49
3 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 40
3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 29
3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 39
4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 38
3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 37
4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31
4 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 44
4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 40
3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 46
2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 38
3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 38
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 55
5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 61
5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 60
2 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
5 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 48
3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 51
3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 49

95
Profesionalisme Polri
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y Y Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Jum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 lah
4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 102
4 5 4 4 5 5 3 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 114
3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 91
4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 110
4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 104
5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 128
5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 134
5 5 3 5 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 5 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 3 3 5 106
4 5 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 127
3 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 5 3 102
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 139
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 109
3 4 2 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 2 5 3 4 101
3 3 3 3 4 5 5 5 2 3 4 5 4 2 5 5 5 2 5 5 3 5 3 3 4 3 3 5 107
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85
3 4 2 5 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 5 2 3 3 3 2 78
5 5 2 5 4 5 2 4 2 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 123
3 3 3 4 3 3 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 109
2 4 2 5 3 3 3 3 5 2 2 4 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 4 5 3 97
3 4 3 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 3 5 4 4 3 5 3 4 5 4 3 3 3 4 5 110
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 125
5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 134
4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 131
3 4 3 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 3 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 110
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 106
3 4 3 5 4 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 104
2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 3 4 101
5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 125
3 4 2 4 4 4 1 4 1 3 4 2 3 1 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 88
4 4 2 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 95
4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 93

96
4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 96
2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 70
2 3 2 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 75
4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 98
4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 102
2 2 1 3 4 3 3 4 1 3 2 4 4 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77
3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 95
1 4 1 4 3 4 1 2 1 2 2 4 4 2 4 4 3 2 1 1 1 4 4 2 2 3 2 2 70
3 4 1 4 3 4 3 3 2 1 1 1 3 2 3 1 3 2 4 1 1 3 3 4 2 4 3 3 72
2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 64
3 3 2 2 3 4 2 4 1 3 3 3 4 1 4 4 4 1 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 78
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
2 2 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 4 3 1 3 3 72
3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 85
4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 2 75
2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 80
2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 97
3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 94
5 4 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 4 108
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 3 5 3 123
4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 3 5 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 3 108
4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 95
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 108
3 3 3 3 3 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 4 5 4 4 2 3 2 4 3 5 5 3 105
3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 5 5 5 2 5 5 3 5 3 3 3 5 111
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 95
5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 98
5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 127
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 3 126
5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 2 3 5 3 113
3 4 3 3 4 3 3 5 3 5 3 4 4 4 5 3 5 4 4 3 5 3 4 5 3 3 3 4 105
5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 126
1 2 3 3 4 1 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 61
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 76
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 101

97
2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 1 4 4 2 4 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 3 78
2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 1 1 3 3 64
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 80
3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 1 4 4 3 1 4 3 3 3 2 1 3 3 73
3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 87
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 79
4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 3 4 2 1 4 2 94
4 2 4 3 2 2 3 2 1 4 3 3 3 4 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 84
2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 100
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 87
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 3 78
2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 4 4 82
5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 118
5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 122
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 3 3 3 5 126
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 4 3 2 2 3 5 4 3 5 4 121
3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 103
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 83
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 4 4 4 1 4 4 2 3 2 1 2 2 69
3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 106
4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 2 2 1 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 85
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 100

98

Anda mungkin juga menyukai