PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kata filsafat dapat diambil dari Bahasa Arab, falsafah atau falsafat1, Filsafat
Islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu filsafat dan Islam. Secara etimologi,
filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata philein atau philos dan sophia. Kata
philein atau philos berarti cinta (love) akan tetapi dalam maknanya yang lebih luas
yaitu, berupa hasrat ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan2, ilmu pengetahuan
atau kebenaran. Sedangkan kata sophia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga
secara sederhana, filsafat adalah mencintai kebijaksanaan (the love of wisdom).
Setiap orang membicarakan filsafat, maka filsafat Yunani-lah yang menjadi titik
tolak pembicaraannya. Berakibat kepada kesadaran manusia secara akliah yang
mampu berpikir secara radikal untuk memecahkan rahasia alam atau yang maujud ini
dan melihat hakikat ketuhanan dengan pendekatan akal. Beberapa tokoh filsafat,
seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga tokoh tersebut menjadi landasan
terhadap perkembangan filsafat. Filsafat juga mempengaruhi Islam, hal itu terbukti
terhadap munculnya tokoh-tokoh dalam memberikan pandangan baik kepada tuhan,
alam dan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Filsafat Islam ?
2. Apa Perbedaan Filsafat Islam dengan Barat?
3. Bagaimana perbandingan antara agama, filsafat dan ilmu?
4. Siapa saja Tokoh Filsafat dalam Islam ?
5. Bagaimana Konsep Filsafat Islam di Indonesia?
1
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta : PT Bulan Bintang, 1990), hlm.3.
2
Zaprulkhan, Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm.3.
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Musa Asy’arie, Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam berpikir (Yogyakarta: Lesfi,2002), hal.5.
4
Surajiyo,Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal.4
5
Ibid, hal.5
6
Al-‘Amiri, Kitâb al-Amad ‘alâ al-Abad, Ed. dan Terj. E. Rowson, A Muslim Philosopher on the Soul
and Its Fate, (New Haven: American Oriental Society, 1988), hal. 1.
kepada-Nya maka akan memperoleh keselamatan dan kedamaian.
Bisa diambil kesimpulan bahwa Filsafat Islam adalah pandangan, pembelajaran
terhadap ketuhanan, alam dan manusia yang berawal dari Al-Quran agar terjawabnya
segala pertanyaan-pertanyaan dan menimbulkan keselamatan, kedamaian.
12
Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi,
(Bandung : Pustaka Salman ITB, 1980), hlm. 42.
13
Ibid, hal.44
14
Op.Cit,Filsafat Ilmu Lanjutan,, hal.75
dari Aristoteles, dia mempunyai cita-cita ingin menguasai Mesir karena Mesir
dianggap tempat yang strategis untuk mengembangkan kekuasaan dan peradaban 15.
Keinginannya tercapai sehingga dia juga menguasai Syiria dan sebagian India.
Alexander mencoba memperkenalkan filsafat dan budaya Yunani di daerah
jajahannya yaitu dengan cara menganjurkan para prajurit dan intelektual Yunani
untuk mengawini penduduk setempat agar mereka betah hidup di tempat yang
dikuasai. Hal inilah menjadi sebuah perkembangan filsafat dan peradaban Yunani di
luar wilayah Yunani itu sendiri, sehingga Peradaban Yunani lebih berkembang di
Mesir, Syiria, dan Yudinsapur. Adapun perkembangan peradaban filsafat Yunani
yang berada diluar Yunani disebut dengan Hellenisme. Hellenisme memiliki pengaruh
terhadap masuknya filsafat dalam Islam. Sebab, ketika Islam berhasil menaklukkan
Mesir, Syiria dan Bagdad, wilayah tersebut sudah maju oleh peradaban Yunani 16.
Pada masa al-Ma’mun, Harun al-Rasyid dan al-Amin, mereka berusaha
mengembangkan tradisi tersebut dengan memberikan dorongan dan intensif yang
cukup besar bagi perkembangan filsafat dan ilmu. Jadi, para khalifah yang begitu
memiliki minat besar bagi perkembangan ilmu dan filsafat merupakan salah satu
faktor peradaban islam maju dan dapat di banggakan 17. Disamping itu, adanya ayat-
ayat Al-Qur’an yang mendorong umat islam untuk selalu memaksimalkan daya
akalnya. Perjumpaan tradisi islam dengan tradisi-tradisi yang sudah maju merupakan
faktor lain yang cukup dominan dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan
ilmu dan filsafat di dunia islam. Kemajuan Islam relatif mudah diraih karena bibit
kemajuan sudah berkembang di wilayah tesebut. Begitu juga filosof dan ilmuan
muslim bermunculan seiring dengan kemajuannya. Maka, muncul tokoh-tokoh
Filsafat dalam Islam yaitu:
1. Al-kindi (185-252 H/806-873 M)
Al-kindi, dengan nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq. Ia merupakan
orang yang pertama kali memberikan pengertian filsafat. Dia membagi filsafat
menjadi tiga bagian, yaitu: a). Thibiyyat (ilmu fisika), sebagai tingkatan yang
paling bawah; b). Al-ilm ar-riyadhi (matematika), sebagai tingkatan tengah-
tengah; dan c). Ilm ar-rububiyyah (ilmu ketuhanan), sebagai tingkatan yang
paling tinggi. Alasan pembagian tersebut adalah ilmu adakalanya berhubungan
dengan sesuatu yang dapat di indra, adakalanya berhubungan dengan benda,
15
Amsal Bakhtiar, Tema-Tema Filsafat Islam (Jakarta: UIN Jakarta Pers,2005), hal.15.
16
Ibid, hal.19.
17
Ibid, hal.22.
tetapi mempunyai wujud sendiri, dan tidak berhubungan dengan benda, akan
tetapi mempunyai wujud sendiri18.
2. Al-Farabi (257-337 H/870-950 M) Dengan nama lengkapnya, Abu Nashr
Muhammad bin Muhammad ibnu Tarkhan. Filsafat Al-Farabi sebenarnya
merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo Platonisme dengan
pikiran keislaman yang jelas dan corak aliran syiah Imamiyah 19. Beliau
mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud
(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah) yang artinya adalah suatu ilmu yang
menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada. Ia berhasil meletakkan
dasar-dasar filsafat kedalam islam, ia juga mengatakan bahwa tidak ada
pertentangan antara filsafat plato dan Aristoteles. Al-Farabi mempunyai dasar
berfilsafat dengan memperdalam ilmu dengan segala hal yang maujudat hingga
membawa pengenalan pada Allah sebagai penciptanya20.
3. Ibnu Sina
Nama lengkapnya adalah, Abu ‘Ali al-Husain bin ‘Abd Allah bin hasan bin ‘Ali
bin sina. Di barat populer dengan Avicenna akibat dari terjadinya metamorfose
Yahudi-Spanyol-Latin. Ibnu Sina mengusahakan pemaduan (rekonsiliasi) antara
agama dan filsafat. Pembagian filsafat bagi Ibnu sina yaitu filsafat teori dan
filsafat amalan. Ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama.
Menurutnya Nabi dan filosof menerima kebenaran dari sumber yang sama, yakni
malaikat jibril yang juga disebut akal kesepuluh atau akal aktif. Perbedaannya
hanya terletak pada cara memperolehnya, bagi Nabi terjadinya hubungan dengan
Malaikat jibril melalui akal materiil yang disebut hads (kekuatan suci) sedangkan
filosof melalui akal mustafad21.
18
Atang Abdul Hakim & Beni Ahmad Saebeni, Filsafat Umum: Dari Mitologi sampai Teofilosofi
(Bandung: Pustaka Setia,2008), hal. 436 ,diakses online pada tanggal 18 Maret 2020.
19
Ibid.
20
Ibid, hal 437
21
Ibid.
sebelumnya, seperti al-Farabi dan Ibnu Sina dalam memahami filsafat Aristoteles,
meskipun pada dasarnya dalam hal filsafat ia tidak bisa lepas dari keduanya.
Menurutnya pemikiran Aristoteles telah bercampur baur dengan unsur-unsur
platonisme yang dibawa komentator-komentator Alexandria. Oleh karena itu dia
dianggap berjasa besar dalam memurnikan kembali filsafat Aristoteles.Dia
berusaha mengembalikan filsafat dunia islam ke ajaran Aristoteles yang asli atas
saran gurunya Ibnu Thufail22. Ibnu Rusyd juga membedakan tiga metode
membuktikan kebenaran yaitu: 1. Metode Retorika atau khatab, Dialektika
(jidal), Metode demonstratif (burhan).
BAB 3
KESIMPULAN
Filsafat Islam adalah pandangan, pembelajaran terhadap ketuhanan, alam dan
manusia yang berawal dari Al-Quran agar terjawabnya segala pertanyaan-pertanyaan
dan menimbulkan keselamatan, kedamaian. Sebenarnya, tujuan Filsafat Barat dan
Filsafat Islam sebenarnya mempunyai kesamaan, sesuai dari segi historis di mana
Filsafat memang berasal dari orang-orang Barat yang pada akhirnya, ilmuwan-
ilmuwan Muslim menggabungkan Islam dengan Filsafat Barat. Tetapi, karena
28
Harun Nasution, Falsafah dan Mistis dalam Islam ( Cet. II; Bulan Bintang, 1992) hal. 6
perbedaan agama maka Filsafat islam terdapat batasan-batasan. dalam filsafat islam
objeknya tidak membatasi diri. Namun, tetap berhulu dan bermuara kepada Al-Quran.
Persamaan antara agama, filsafat dan ilmu adalah sama-sama bertujuan mencari
kebenaran dan memecahkan masalah manusia. Agama dengan metodenya sendiri
berusaha menjawab persoalan manusia baik tentang Tuhan, manusia, maupun alam
semesta. Filsafat dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran baik tentang
alam, manusia, dan Tuhan, Sedangkan ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri
mencari kebenaran tentang alam termasuk manusia. tokoh-tokoh Filsafat dalam Islam
yaitu Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibn Rusyd, Al-Farabi.
Salah satu konsep utama yang dilontarkan oleh Harun Nasution dalam
memajukan masyarakat Indonesia adalah perlunya pembaharuan pemikiran Islam
meliputi aspek Filsafat-Teologis. Pemikiran Harun Nasution yang cenderung
mengarah kepada Mu’tazilah dianggap sebagai pembaharuan konsep Filsafat-
Teologis atas konsep tradisional yang berlaku di Indonesia. Upaya-upaya
pembaharuan tersebut adalah, menghasilkan karya buku sebagai pedoman, khususnya
Filsafat Islam. Sekaligus, memasukan konsep Filsafat-teologis Islam dalam
pendidikan Indonesia yaitu dengan pengubahan kurikulum di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA