Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kata filsafat dapat diambil dari Bahasa Arab, falsafah atau falsafat1, Filsafat
Islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu filsafat dan Islam. Secara etimologi,
filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata philein atau philos dan sophia. Kata
philein atau philos berarti cinta (love) akan tetapi dalam maknanya yang lebih luas
yaitu, berupa hasrat ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan2, ilmu pengetahuan
atau kebenaran. Sedangkan kata sophia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga
secara sederhana, filsafat adalah mencintai kebijaksanaan (the love of wisdom).
Setiap orang membicarakan filsafat, maka filsafat Yunani-lah yang menjadi titik
tolak pembicaraannya. Berakibat kepada kesadaran manusia secara akliah yang
mampu berpikir secara radikal untuk memecahkan rahasia alam atau yang maujud ini
dan melihat hakikat ketuhanan dengan pendekatan akal. Beberapa tokoh filsafat,
seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga tokoh tersebut menjadi landasan
terhadap perkembangan filsafat. Filsafat juga mempengaruhi Islam, hal itu terbukti
terhadap munculnya tokoh-tokoh dalam memberikan pandangan baik kepada tuhan,
alam dan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Filsafat Islam ?
2. Apa Perbedaan Filsafat Islam dengan Barat?
3. Bagaimana perbandingan antara agama, filsafat dan ilmu?
4. Siapa saja Tokoh Filsafat dalam Islam ?
5. Bagaimana Konsep Filsafat Islam di Indonesia?

1
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta : PT Bulan Bintang, 1990), hlm.3.
2
Zaprulkhan, Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm.3.
BAB 2
PEMBAHASAN

Apa Definisi dari Filsafat Islam ?


Secara terminologi, Filsafat merupakan kontempalasi atau mempelajari
pertanyaan-pertanyaan penting mengenai eksistensi kehidupan yang berakhir dengan
pencerahan dan pemahaman (illumination and understanding), sebuah visi mengenai
keseluruhan (Zaprulkhan:2014). Filsafat adalah pandangan yang menyeluruh dan
sistematis, dikatakan begitu karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan,
melainkan suatu pandangan yang dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu
sendiri3. Dikatakan sistematis karena filsafat menggunakan metode berfikir secara
sadar, teliti, teratur serta sesuai dengan hukum-hukum yang ada. Menurut Bakry, ilmu
filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapatdicapai akal manusia dan bagaimana
sikap manusia seharusnyasetelah mencapai pengetahuan itu4. Terdapat juga
pengertian Filsafat yang beragam yaitu: Filsafat adalah suatu sikap terhadap
kehidupan dan alam semesta5. Sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara
kritis,terbuka, toleran, dan selalu bersedia meninjau suatu problem dari semua sudut
pandang. Tradisi intelektual Islam terdapat tiga istilah yang umum dipakai untuk
sophia. Pertama, hikmah: istilah ini dipakai oleh generasi awal pemikir Muslim
sebagai padanan kata sophia. Lafaz hikmah ini tampaknya sengaja dipilih supaya
diterima oleh kaum Muslim bahwa filsafat itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam
akan tetapi justru berhulu dan bermuara pada al-Qur’an. Al-‘Amiri, misalnya, menulis
bahwa hikmah berasal dari Allah, dan di antara manusia yang pertama dianugerahi
hikmah oleh Allah ialah Luqman al-Hakim6. Sementara itu, kata islam secara
semantik berasal dari akar kata salima yang berarti menyerah, tunduk, dan selamat.
Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah SWT, dan dengan menyerahkan diri

3
Musa Asy’arie, Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam berpikir (Yogyakarta: Lesfi,2002), hal.5.
4
Surajiyo,Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal.4
5
Ibid, hal.5
6
Al-‘Amiri, Kitâb al-Amad ‘alâ al-Abad, Ed. dan Terj. E. Rowson, A Muslim Philosopher on the Soul
and Its Fate, (New Haven: American Oriental Society, 1988), hal. 1.
kepada-Nya maka akan memperoleh keselamatan dan kedamaian.
Bisa diambil kesimpulan bahwa Filsafat Islam adalah pandangan, pembelajaran
terhadap ketuhanan, alam dan manusia yang berawal dari Al-Quran agar terjawabnya
segala pertanyaan-pertanyaan dan menimbulkan keselamatan, kedamaian.

2. Apa Perbedaan Filsafat Islam dengan Barat?


Perjalanan filsafat barat dimulai dari masa Yunani kuno, yang terfokus pada
pemikiran asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus berdasarkan
logika. Kemudian masa abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat
teosentrik7, segala kebenaran ukurannya adalah ketaatan pada gereja. Maka mereka
banyak yang berasal dari kalangan pendeta (agamawan) 8. Pada perjalanan berikutnya
para pedeta dogmatis tersebut ditinggal oleh para ilmuwan yang kemudian beralih
pada pemikiran yang bercorak bebas, radikal, dan rasional yang realis. Filsafat islam
merupakan hasil pemikiran ilmuwan muslim. Mereka berpikir sangat dalam, kritis.
Pemikiran tersebut baik secara teoritis maupun empiris, bersifat universal yang
berlandaskan wahyu. Filsafat islam merupakan pengembangan Filsafat Plato dan
Aristoteles yang telah dilandasi dengan ajaran Islam dan memadukan antara filsafat
dan agama9, filsafat memiliki ciri religius dan berusaha sekuat tenaga memasukkan
teks agama dengan akal. Sebenarnya, tujuan Filsafat Barat dan Filsafat Islam
sebenarnya mempunyai kesamaan, sesuai dari segi historis di mana Filsafat memang
berasal dari orang-orang Barat yang pada akhirnya, ilmuwan-ilmuwan Muslim
menggabungkan Islam dengan Filsafat Barat. Tetapi, karena perbedaan agama maka
Filsafat islam terdapat batasan-batasan, yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam
filsafat objeknya tidak membatasi diri. Namun, tetap berhulu dan bermuara kepada
Al-Quran10. Selain itu, Filsafat Islam membahas masalah yang belum pernah dibahas
filsafat sebelumnya seperti Filsafat Barat yaitu membahas kenabian. Serta,
pemanduan antara agama dan filsafat, antara akidah dan hikmah, antara wahyu dan
akal, dimana bentuk seperti ini banyak terlihat dalam pemikiran filosof Muslim11.
3. Bagaimana perbandingan antara agama, filsafat dan ilmu?
7
Hadariansyah,Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim dan Filsafat Mereka
, (Banjarmasin: Kafusari Press, 2012), hal. 19.
8
Op.cit, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, hal. 35
9
Aceng Rachmat, et al., Filsafat Ilmu Lanjutan (Jakarta: Prenada Media Group,2015), hal.65
10
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hal.14
11
Ibid.
Sebagai manusia, dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan baik yang
menyangkut suatu hal yang sulit untuk dijawab maupun skeptis terhadap suatu hal
yang di awal memiliki keyakinan bahwa hal tersebut bersifat tidak mungkin. Cara
manusia mencari dan menemukan kebenaran ada tiga macam, yaitu dengan agama,
filsafat, dan ilmu pengetahuan12.
Persamaan antara agama, filsafat dan ilmu adalah sama-sama bertujuan mencari
kebenaran dan memecahkan masalah manusia. Agama dengan metodenya sendiri
berusaha menjawab persoalan manusia baik tentang Tuhan, manusia, maupun alam
semesta. Filsafat dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran baik tentang
alam, manusia, dan Tuhan, Sedangkan ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri
mencari kebenaran tentang alam termasuk manusia. Ilmu Pengetahuan belum tentu
dapat menjawab aspek ketuhanan. Perbedaan diantara ketiganya adalah, agama
bersumber dari wahyu Tuhan sehingga kebenarannya bersifat mutlak, sedangkan
filsafat dan ilmu pengetahuan bersumber dari akal, budi, dan rasio manusia sehingga
kebenarannya relatif13. Selanjutnya, tidak semua masalah manusia dapat terjawab oleh
ilmu pengetahuan, karena ilmu itu terbatas oleh subyek,objek dan metodologinya.
Tidak semua masalah yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan terjawab oleh
filsafat karena jawaban filsafat bersifat spekulatif karena jawaban tersebut berasal dari
banyak ahli filsuf sesuai dengan hasil pemikiran masing-masing filsuf. Sedangkan
agama menjawab masalah yang tidak dapat terjawab oleh ilmu pengetahuan dan tidak
terjawab secara tuntas oleh filsafat14.

4. Siapa saja Tokoh Filsafat dalam Islam ?


Filsafat Islam memang dipengaruhi Filsafat Yunani. Menurut sejarah, Filsafat
Yunani dikembangkan oleh Alexander Agung yang kita kenal dengan Iskandar
Zulkarnain. Alexander Agung adalah Raja Macedonia yang juga merupakan murid

12
Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi,
(Bandung : Pustaka Salman ITB, 1980), hlm. 42.
13
Ibid, hal.44
14
Op.Cit,Filsafat Ilmu Lanjutan,, hal.75
dari Aristoteles, dia mempunyai cita-cita ingin menguasai Mesir karena Mesir
dianggap tempat yang strategis untuk mengembangkan kekuasaan dan peradaban 15.
Keinginannya tercapai sehingga dia juga menguasai Syiria dan sebagian India.
Alexander mencoba memperkenalkan filsafat dan budaya Yunani di daerah
jajahannya yaitu dengan cara menganjurkan para prajurit dan intelektual Yunani
untuk mengawini penduduk setempat agar mereka betah hidup di tempat yang
dikuasai. Hal inilah menjadi sebuah perkembangan filsafat dan peradaban Yunani di
luar wilayah Yunani itu sendiri, sehingga Peradaban Yunani lebih berkembang di
Mesir, Syiria, dan Yudinsapur. Adapun perkembangan peradaban filsafat Yunani
yang berada diluar Yunani disebut dengan Hellenisme. Hellenisme memiliki pengaruh
terhadap masuknya filsafat dalam Islam. Sebab, ketika Islam berhasil menaklukkan
Mesir, Syiria dan Bagdad, wilayah tersebut sudah maju oleh peradaban Yunani 16.
Pada masa al-Ma’mun, Harun al-Rasyid dan al-Amin, mereka berusaha
mengembangkan tradisi tersebut dengan memberikan dorongan dan intensif yang
cukup besar bagi perkembangan filsafat dan ilmu. Jadi, para khalifah yang begitu
memiliki minat besar bagi perkembangan ilmu dan filsafat merupakan salah satu
faktor peradaban islam maju dan dapat di banggakan 17. Disamping itu, adanya ayat-
ayat Al-Qur’an yang mendorong umat islam untuk selalu memaksimalkan daya
akalnya. Perjumpaan tradisi islam dengan tradisi-tradisi yang sudah maju merupakan
faktor lain yang cukup dominan dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan
ilmu dan filsafat di dunia islam. Kemajuan Islam relatif mudah diraih karena bibit
kemajuan sudah berkembang di wilayah tesebut. Begitu juga filosof dan ilmuan
muslim bermunculan seiring dengan kemajuannya. Maka, muncul tokoh-tokoh
Filsafat dalam Islam yaitu:
1. Al-kindi (185-252 H/806-873 M)
Al-kindi, dengan nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq. Ia merupakan
orang yang pertama kali memberikan pengertian filsafat. Dia membagi filsafat
menjadi tiga bagian, yaitu: a). Thibiyyat (ilmu fisika), sebagai tingkatan yang
paling bawah; b). Al-ilm ar-riyadhi (matematika), sebagai tingkatan tengah-
tengah; dan c). Ilm ar-rububiyyah (ilmu ketuhanan), sebagai tingkatan yang
paling tinggi. Alasan pembagian tersebut adalah ilmu adakalanya berhubungan
dengan sesuatu yang dapat di indra, adakalanya berhubungan dengan benda,
15
Amsal Bakhtiar, Tema-Tema Filsafat Islam (Jakarta: UIN Jakarta Pers,2005), hal.15.
16
Ibid, hal.19.
17
Ibid, hal.22.
tetapi mempunyai wujud sendiri, dan tidak berhubungan dengan benda, akan
tetapi mempunyai wujud sendiri18.
2. Al-Farabi (257-337 H/870-950 M) Dengan nama lengkapnya, Abu Nashr
Muhammad bin Muhammad ibnu Tarkhan. Filsafat Al-Farabi sebenarnya
merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo Platonisme dengan
pikiran keislaman yang jelas dan corak aliran syiah Imamiyah 19. Beliau
mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud
(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah) yang artinya adalah suatu ilmu yang
menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada. Ia berhasil meletakkan
dasar-dasar filsafat kedalam islam, ia juga mengatakan bahwa tidak ada
pertentangan antara filsafat plato dan Aristoteles. Al-Farabi mempunyai dasar
berfilsafat dengan memperdalam ilmu dengan segala hal yang maujudat hingga
membawa pengenalan pada Allah sebagai penciptanya20.
3. Ibnu Sina
Nama lengkapnya adalah, Abu ‘Ali al-Husain bin ‘Abd Allah bin hasan bin ‘Ali
bin sina. Di barat populer dengan Avicenna akibat dari terjadinya metamorfose
Yahudi-Spanyol-Latin. Ibnu Sina mengusahakan pemaduan (rekonsiliasi) antara
agama dan filsafat. Pembagian filsafat bagi Ibnu sina yaitu filsafat teori dan
filsafat amalan. Ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama.
Menurutnya Nabi dan filosof menerima kebenaran dari sumber yang sama, yakni
malaikat jibril yang juga disebut akal kesepuluh atau akal aktif. Perbedaannya
hanya terletak pada cara memperolehnya, bagi Nabi terjadinya hubungan dengan
Malaikat jibril melalui akal materiil yang disebut hads (kekuatan suci) sedangkan
filosof melalui akal mustafad21.

4. Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1198 M)


Dia adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad ibnu Rusyd, kelahiran Cordova,
520 H. Sering dipanggil sebagai Averroes, seorang filsuf dan pemikir dari Al-
Andalus. Ibnu Rusyd adalah pendukung ajaran filsafat Aristoteles
(Aristotelianisme). Ia tidak sependapat dengan tokoh-tokoh filosof muslim

18
Atang Abdul Hakim & Beni Ahmad Saebeni, Filsafat Umum: Dari Mitologi sampai Teofilosofi
(Bandung: Pustaka Setia,2008), hal. 436 ,diakses online pada tanggal 18 Maret 2020.
19
Ibid.
20
Ibid, hal 437
21
Ibid.
sebelumnya, seperti al-Farabi dan Ibnu Sina dalam memahami filsafat Aristoteles,
meskipun pada dasarnya dalam hal filsafat ia tidak bisa lepas dari keduanya.
Menurutnya pemikiran Aristoteles telah bercampur baur dengan unsur-unsur
platonisme yang dibawa komentator-komentator Alexandria. Oleh karena itu dia
dianggap berjasa besar dalam memurnikan kembali filsafat Aristoteles.Dia
berusaha mengembalikan filsafat dunia islam ke ajaran Aristoteles yang asli atas
saran gurunya Ibnu Thufail22. Ibnu Rusyd juga membedakan tiga metode
membuktikan kebenaran yaitu: 1. Metode Retorika atau khatab, Dialektika
(jidal), Metode demonstratif (burhan).

5. Bagaimana Konsep Filsafat Ilmu dalam Islam di Indonesia?


Filsafat Islam di Indonesia terus berkembang seiring berjalan waktu, juga
dipengaruhi oleh kondisi sosial di negeri ini. Belum lengkap rasanya, apabila
tidak menyebut nama Harun Nasution dalam konsep Filsafat Islam khususnya di
Indonesia. Seperti yang kita ketahui, umat islam di Indonesia masih sedikit yang
memahami bagaimana aspek manusia sebagai khalifah di Bumi, dan sedikit pula
yang mengetahui mengenai aspek ketuhanan. Maka, atas apa yang terjadi, Harun
Nasution memperkenalkan apa itu Teologi dan Filsafat dan ia dianggap sebagai
salah satu pelopor Filsafat Islam di Indonesia. Salah satu konsep utama yang
dilontarkan oleh Harun Nasution dalam memajukan masyarakat Indonesia adalah
perlunya pembaharuan pemikiran Islam meliputi aspek Filsafat-Teologis.
Nurcholish Majid mengemukakan pandangan Harun Nasution dalam
menyempurnakan aspek Filsafat Islam di Indonesia yaitu: Suatu penyebab
kemunduran umat Islam di Indonesia khususnya adalah karena penganut teologi
Asy’ariyah yang bersifat jabariah, yaitu manusia tidak mempunyai kemerdekaan
dalam menentukan kehendak dan perbuatanya dalam hal ini manusia23. Harun
Nasution membawa perubahan pola pikir masyarakat yang sebelumnya tertutup.
Salah satu perubahan tersebut adalah: Tradisi akademis yang dirintis di IAIN
Jakarta yang menghasilkan suatu gejala umum dimana orang berani berdiskusi
secara terbuka mempertanyakan pandangan atau doktrin sebagai takenfor granted.
terkait pada kehendak mutlak Tuhan yang berarti manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa karena perbuatan-perbuata manusia telah
22
Ahmad Fuad al-Ahwani, Filsafat Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hal.110.
23
Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan (Jakarta: UI- Press,
1972), hal.31.
ditentukan dari semula oleh qada dan qadar Tuhan. Oleh karena itu, memajukan
masyarakat Islam Indonesia, hendaknya merubah teologi tradisional menjadi
teologi rasioanal (Mu’tazilah)24. Selanjutnya, upaya yang dilakukan Harun
Nasution dalam pengembangan pemikiran Islam di Indonesia, khususnya dalam
bidang falsafah dan Teologi adalah menerbitkan berbagai macam buku yang erat
kaitannya dengan Islam yang salah satu tujuannya yakni untuk mengubah cara
padangan masyarakat kala itu kearah yang lebih maju, rasional, dinamis dan
kritis. Adapun beberapa buku yang ditulisnya yaitu:
 Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya
Buku ini diterbitkan atas dasar kekeliruan paham karena kurikulum pendidikan
agama Islam yang dipakai di Indonesia ditekankan pada pengajaran ibadah, fiqih,
tauhid, tafsir, hadis dan Bahasa Arab. Oleh karena itu Islam di Indonesia hanya
mengetahui aspek ibadah, fiqih dan tauhid saja25. Dalam Islam sebenarnya
terdapat aspek-aspek lain, diantaranya yaitu; aspek teologi, aspek ajaran spiritual
dan moral, aspek sejarah, aspek kebudayaan, aspek politik, aspek hukum, aspek
lembaga kemasyarakatan, aspek misticisme dan tarekat, aspek falsafat, aspek
ilmu pengetahuan dan aspek-aspek pemikiran serta pembaharuan dalam Islam.
 Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan
Teologi Islam yang diajarkan di Indonesia pada umumnya adalah teologi dalam
bentuk ilmu tauhid. Ilmu tauhid biasanya kurang mendalam dalam pembahasan
dan kurang bersifat filosofis. Ilmu tauhid yang diajarkan dan
dikenal di Indonesia pada umumnya ialah ilmu tauhid menurut aliran ASy’ariah,
sehingga timbul kesan di kalangan umat Islam Indonesia bahwa inilah satu-
satunya teologi yang ada dalam Islam. Padahal, terdapat lebih dari satu aliran teologi.
Ada yang bersifat liberal, tradisional, dan adapula yang bersifat liberal
tradisional26.
 Falsafah Agama
Filsafat agama sendiri menurut Harun Nasution mengunakan logika yang bebas27.
Dalam buku ini Harun membahas dasar-dasar agama secara analisis dan kritis,
dengan maksud untuk menyatakan kebenaran ajaran-ajaran atau sekurang-
24
Ibid, hal.38.
25
Nasir Mahmud dan Barsihannor, Pemikir Islam Kontemporer (Cet. I; Makassar: Alauddin Press,
2009), hal.200.
26
Op.Cit, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah analisa Perbandingan (Cet.V; Jakarta; UI-Press, 1986),
hal.X
27
Harun Nasution, Falsaafah Agama (Cet . II; Jakarta: Bulang Bintang, 1991),hal. 4.
kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan agama tidaklah mustahil
dan tidak beretentangan dengan logika. Buku ini turut mempengaruhi konsep
Filsafat Islam di Indonesia.
 Falsafah Mistis dalam Islam
Isi dari buku ini adalah kumpulan dari ceramah-ceramah yang disampaikan
oleh Harun kepada kelompok diskusi tentang agama Islam di IKIP Jakarta dan
kuliah-kuliah yang diberikan di IAIN Syarif Hidayatullah 28. Dalam buku ini,
Harun memulai pembahasannya dari kontak pertama Islam dengan ilmu
pengetahuan serta filsafat Yunani. Hal ini dimaksud untuk mengingat dalam
filsafat Islam banyak di pengaruhi oleh filsafat Yunani. Buku ini juga terbagi ke
dalam dua bagian. Yang pertama membahas tentang falsafah Islam yakni Al
Kindi, Al Farabi, Al Razi, Ibnu Sina, Al Ghazali, dan Ibnu Rusdy. Bagian kedua
membahas mistis dalam Islam, diantaranya yaitu asal-usul tasawuf, al-zuhud.
Selain menghasilkan karya-karya di atas, contoh lain dalam upaya memajukan
konsep Filsafat Islam maka, ia menjabat sebagai Rektor. Upaya tersebut adalah,
memperbaharui kurikulum. Upaya ini antara lain dilakukan Harun untuk
memperbaharui kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah. Jika kurikulum IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, hanya memuat bidang kajian agama dari aliran mazhab tertentu
saja, maka setelah kedatangan Harun, kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditambah dengan kajian ilmu kalam dengan berbagai aliran mazhabnya, filsafat,
tasawuf, aliran modern dalam Islam, serta ilmu-ilmu dasar Sosiologi, Antropologi,
Filsafat umum, Perbandingan Agama, bahkan ilmu-ilmu alam. Pembaharuan
kurikulum ini, sejalan dengan upaya menumbuhkan konsep pembaharuan dalam
aspek Filsafat dan ilmu pengetahuan umum, khususnya di Indonesia.

BAB 3
KESIMPULAN
Filsafat Islam adalah pandangan, pembelajaran terhadap ketuhanan, alam dan
manusia yang berawal dari Al-Quran agar terjawabnya segala pertanyaan-pertanyaan
dan menimbulkan keselamatan, kedamaian. Sebenarnya, tujuan Filsafat Barat dan
Filsafat Islam sebenarnya mempunyai kesamaan, sesuai dari segi historis di mana
Filsafat memang berasal dari orang-orang Barat yang pada akhirnya, ilmuwan-
ilmuwan Muslim menggabungkan Islam dengan Filsafat Barat. Tetapi, karena
28
Harun Nasution, Falsafah dan Mistis dalam Islam ( Cet. II; Bulan Bintang, 1992) hal. 6
perbedaan agama maka Filsafat islam terdapat batasan-batasan. dalam filsafat islam
objeknya tidak membatasi diri. Namun, tetap berhulu dan bermuara kepada Al-Quran.
Persamaan antara agama, filsafat dan ilmu adalah sama-sama bertujuan mencari
kebenaran dan memecahkan masalah manusia. Agama dengan metodenya sendiri
berusaha menjawab persoalan manusia baik tentang Tuhan, manusia, maupun alam
semesta. Filsafat dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran baik tentang
alam, manusia, dan Tuhan, Sedangkan ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri
mencari kebenaran tentang alam termasuk manusia. tokoh-tokoh Filsafat dalam Islam
yaitu Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibn Rusyd, Al-Farabi.
Salah satu konsep utama yang dilontarkan oleh Harun Nasution dalam
memajukan masyarakat Indonesia adalah perlunya pembaharuan pemikiran Islam
meliputi aspek Filsafat-Teologis. Pemikiran Harun Nasution yang cenderung
mengarah kepada Mu’tazilah dianggap sebagai pembaharuan konsep Filsafat-
Teologis atas konsep tradisional yang berlaku di Indonesia. Upaya-upaya
pembaharuan tersebut adalah, menghasilkan karya buku sebagai pedoman, khususnya
Filsafat Islam. Sekaligus, memasukan konsep Filsafat-teologis Islam dalam
pendidikan Indonesia yaitu dengan pengubahan kurikulum di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi,Ahmad .1990. Pengantar Filsafat Islam, Jakarta : PT Bulan Bintang.


Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik. Jakarta: Rajawali Pers.
Asy’arie,Musa.2002. Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam berpikir. Yogyakarta: Lesfi.
Surajiyo.2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara.
Al-‘Amiri.1988. Kitâb al-Amad ‘alâ al-Abad, Ed. dan Terj. E. Rowson, A Muslim
Philosopher on the Soul and Its Fate. New Haven: American Oriental Society.
Hadariansyah.2012. Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim dan
Filsafat Mereka. Banjarmasin: Kafusari Press.
Rachmat,Aceng.2015. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenada Media Group
Zar,Sirajuddin.2014. Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: Rajawali Pers.
Anshari,Endang Saifuddin.1980. Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi. Bandung : Pustaka Salman ITB.
Bakhtiar,Amsal.2005. Tema-Tema Filsafat Islam. Jakarta: UIN Jakarta Pers.
Hakim,AtangAbdul,dkk. 2008. Filsafat Umum: Dari Mitologi sampai
Teofilosofi.Bandung: Pustaka Setia. diakses online pada tanggal 18 Maret 2020 pukul
00.53 WIB.
al-Ahwani,Ahmad Fuad.1997. Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Nasution,Harun.1972. Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan.
Jakarta: UI- Press.
Nasir Mahmud,Barsihannor.2009. Pemikir Islam Kontemporer. Cet. I; Makassar:
Alauddin Press.

Anda mungkin juga menyukai