PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sehingga sekarang munculah apa yang disebut filsafat Islam. Ilmu ini tetap
diajarkan karena para filosof (orang yang menguasai ilmu filsafat) berpendapat
bahwa ilmu ini merupakan keutamaan, sumber segala ilmu, induk semua ilmu,
sumber segala hikmah dan sumber kecakapan manusia. Jadi, penyusunan makalah
ini kami kira menjadi penting untuk memberikan wawasan mengenai ilmu filsafat
islam.
1.2Rumusan Masalah
D. Latar belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Akal merupakan salah satu anugerah Allah. yang paling istimewah bagi
manusia. Sebab sifat akal manusia itu selalu ingin tahu tentang segala sesuatu
termasuk dirinya sendiri. Filsafsat adalah kata majemuk yang berasal dari bahasa
Yunani, yakni philosophia dan philosophos. Philo berarti cinta, sadangkan shopia
atau sophos berarti pengetahuan atau kebijaksanaan. Jadi filsafat secara sederhana
berarti cinta pada pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengertian cinta yang
dimaksud yaitu ingin dan dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau
mendalami hal yang diinginkan. Demikian yang dimaksud dengan pengetahuan
yaitu tahu dengan mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai ke dasar segala
dasar, berikut ini adalah beberapa definsis filsafat Islam. Filsafat Islam
benar-benar ada dan bukan jiplakan atau pengalihan bahasa dari filsafat Yunani.
Secara sederhana karakteristik filsafat Islam dapat dirangkum menjadi tiga :
3. Dalam filsafat Islam terdapat pemandu antara Agama dan filsafat, antara
akidah dan hikmah antara wahyu dan akal. Bentuk seperti ini banyak terlihat
dalam pemikiran filosof muslim. Dalam keadaan seperti diatas timbul dan
berkembangnya filsafat Islam di bawah naungan keagaman yang tidak kurang
2
ketelitian dan kecermatannya dalam menyelesaikan masalah bila
dibandingkan dengan filsafat lain. Sebagaimana filosof Yunani, filosof
muslim juga memiliki ilmu all round, sperti Al-kindi ahli astronomi, ilmu
pasti, tabib, dan lainnya. Al-farabi ahli logika, politik, kimia, ilmu alam,
astronom, dan lainnya.
1. Ibrahim Madkur, filsafat Islam adalah pemikiran yang lahir dalam dunia
Islam untuk menjawab tantangan zaman yang meliputi Allah dan alam
semesta, wahyu dan akal, Agama dan filsafat.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun
ada juga yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Ada lagi yang
berpendapat asal mula filsafat dari gabungan keduanya.
Filsafat Barat adalah hasil pemikiran radikal oleh para filosof Barat sejak
abad pertengahan sampai abad modern. Sedangkan filsafat Islam adalah berpikir
bebas, radikal dan berada pada taraf makna yang mempunyai sifat, corak dan
karakter yang menyelamatkan dan kedamaian hati.
1
Ahmadfuad al-ahwaniy, op.cit., hlm.10
Muhammadathif al-iraqy, op.cit., hlm.19-20
3
Perjalanan filsafat Barat dimulai dari masa Yunani Kuno, yang terfokus pada
pemikiran asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus atas dasar
logika. Kemudian masa abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat
teosentrik, segala kebenaran ukurannya adalah ketaatan pada Gereja. Maka
mereka banyak yang berasal dari kalangan pendeta (agamawan). Pada perjalanan
berikutnya para pendeta dogmatis itu ditinggal para ilmuwan yang kemudian
beralih pada pemikiran yang bercorak bebas, radikal, dan rasional yang realis.
Tujuan Filsafat barat dan filsafat islam sebenarnya hampir sama. Namun
karena terjadinya perbedaan Agama maka pada filsafat Islam ada yang
membatasinya, yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam filsafat
objeknya tidak membatasi diri. Dalam filsafat membahas tentang objeknya sampai
kedalamannya, sampai ke radikal dan totalitas.
2. Peripatetisme (Masysya’iyyah)
4
Dalam Peripatetisme proses silogistik tersebut didasarkan atau dimulai dari
premis-premis yang telah disepakati sebagai kebenaran yang tak perlu
dipersoalkan lagi (primary truth). Dari sini kemudian dapat diperoleh
kebenaran-kebenaran yang, pada gilirannya, akan menjadi premis-premis baru
bagi proses silogistik selanjutnya. Begitu seterusnya, Teologi Dialektik berangkat
dari pemahaman baik dan buruk ini yang menyebabkan teologi Islam disebut
sebagai bersifat dialektik yang dilandaskan pada kebenaran keagamaan. Misalnya,
sudah menjadi kemestian bahwa Tuhan harus Mahakuasa. Dari sini dilakukanlah
proses silogistik yang membawa kepada suatu kesimpulan mengenai kemestian
keesaan Tuhan.
3. Iluminisme (Isyraqiyyah)
Metode yang digunakan oleh Iluminisme dan Sufisme atau Teosofi (‘Irfan)
adalah metode intuitif atau eksperiensial (berasal dari kata experience
(pengalaman). Peran intuisi ini, pada kenyataannya, tidak hanya ditemukan oleh
para pemikir keagamaan, tetapi juga telah dilontarkan oleh Aristoteles jauh-jauh
hari sejak abad ke-4 sebelum Masehi. Dia menyatakan mengenai adanya
“orang-orang yang bisa mencapai kesimpulan silogistik tanpa harus merumuskan
silogisme”. Yakni, tanpa harus melalui prosedur analitis penetapan premis-premis
dan penarikan kesimpulan berdasarkan penyandingan premis-premis tersebut.
5
Hikmah menkankan prinsipialitas (fundamentalitas) eksistensi terhadap esensi.
Yakni, bahwa yang real yang memiliki korespondensi dengan realitas adalah
eksistensi. Sedangkan esensi-penampakan atau atribut-atribut lahiriah dan mental
sebenarnya tidak real dan hanya merupakan bentukan (keter batasan) persepsi
manusia (i‘tibari).2
D. Latar belakang
Latar belakang filsafat Islam tidak dapat dipisahkan dari pemikiran filosofnya
yang dipengaruhi oleh para filosof Yunani, karena para filosof Islam menuntut
ilmu kepada filosof Yunani. Berikut adalah sejarah bagaimana terjadinya kontak
antara Filosof Islam dengan Filosof Yunani.
2
Muhammadathif al-iraqy, op.cit., hlm.19-20
6
Suryani, baiklah kami ketengahkan kisahnya. Kisah kuno yang menurut sejarah
merupakan keseinambungan dari zaman Plato dan Aristoteles, dua orang filosofi
Yunani yang satu menaruh perhatian besar pada problema matematika sedangkan
yang kedua menaruh perhatian besar kepada masalah alam dan kedokteran.
Kedua-duanya juga mempunyai perguruan filsafat masing-masing. Pada abad
ke-3 SM Hipocrate juga telah mendirikan sebuah perguruan ilmu kedokteran.
Kemudian setelah kota Iskandariyah dibangun kota itu menjadi tempat peradaban
Yunani yang lebih banyak bersifat Ilmiah daripada yang bersifat Filosofis. Dari
perguruan tersebut lahir sejumlah ahli pikir besar seperti Euclide, Galenus,
Archimedes, Ptolemaeus dan lain-lainnya lagi, yang telah berhasil meletakkan
dasar-dasar ilmu pengetahuan seperti ilmu geometri, ilmu falak (astronomi) dan
ilmu kedokteran. Hingga abad ke-6 kota Iskandariyah tetap menjadi mercusuar
ilmu pengetahuan. Kemudian muncul pula di kota itu para ahli pikir generasi
kedua yang mengatur, menyusun dan mempelajari buku-buku peninggalan para
ahli pikir generasi pertama untuk bahan pengajaran. Dari para ahli pikir generasi
kedua itulah orang-orang Arab menterjemahkan berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
7
sampai Zaman kita ini.I sagoge bermakna “Pintu masuk” (madkhal), yakni pintu
untuk memasuki pembicaraan tentang teori filsafat Aristoteles.
Dalam ilmu filsafat Islam ada beberapa tokoh yang di anggap membawa
pengaruh dan karya-karyanya di kenal sebagian umat muslim saat ini. Beberapa
tokoh tersebut antara lain
1. Al-kindi
Al-kindi atau Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak bin Ashshabah bin Imran bin
Ismail bin Al-Asy’ats bin Qays, Al-Kindi di kenal sebagai sosok muslim
pertama yang memunculkan gagasan tentang filsafat dan ia jugalah yang
berpendapat bahwa ajaran agama islam sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
ilmu filsafat atau falsafah sehingga keduanya bukanlah hal yang
bertentangan.
2. Al-Farabi
3. Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau yang di kenal dengan nama Ibnu
Rusyd adalah salah satu tokoh ilmuan muslim yang cukup di kenal. Ia juga
merupakan salah seorang filosof yang di kenal dengan aliran rasionalnya.
3
Ahmad Fuad Al-Bawain, 2008. Filsafat Islam, 2008. Jakarta: PustakaFirdaus, hal 205
8
4. Ibnu Sina
Ibnu Sina yang trkenal sebagai ilmuan dalam bidang kedokteran juga di
kenal sebagai seorang sosok filosof muslim. Ia berpendapat bahwa semua
intelenji atau akal berasal dari tuhan dan segala hal yang menyangkut dasar
semua ilmu juga baerasl dari tuhan.
5. Al-Ghazali
Di antara persoalan yang dibahas oleh para filsuf Islam adalah soal akal,
wahyu, politik, penciptaan alam, akhlak, teologi, hukum Islam, dan Tasawuf.
Berbagai masalah tersebut termasuk hal-hal yang penting dalam kajian akademik
dan kehidupan manusia. Dalam hal ini akan dibahas masalah tentang akal dan
wahyu, timbulnya yang banyak dari yang Mahasatu (Tuhan) atau kejadian alam,
dan kelanjutan hidup sesudah roh terlepas dari badan.
9
membahas Al-Haqq Al-Awwal. Membahas soal Tuhan diwajibkan dalam
Islam. Oleh karena itu mempelajari filsafat dalam islam tidak dilarang.4
Ibn Sina mempunyai filsafat emanasi yang sama dengan Al-Farabi. Bagi
Ibn Sina akal-akal itu ialah malaikat, dan Akal Kesepuluh yang mengatur
Bumi adalah Jibril. Menurut mereka kejadian alam adalah kejadian dalam
bentuk pancaran yang tidak mempunyai permulaan waktu. Dapat dipahami
bahwa materi asal yang menjadi dasar alam bagi mereka bersifat qodim,
dalam arti tidak mempunyai permulaan dalam waktu. 5
4
AmsalBakhtiar, Tema-TemaFilsafat Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet I, hlm. 120-121
5
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA, hlm. 305
10
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Al-Bawain, 2008. Filsafat Islam, 2008. Jakarta: Pustaka Firdaus
Amsal Bakhtiar, Tema-Tema Filsafat Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006,
cet.I
12