Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ihsan Al Amin

NIM : 2110862020
Prodi : Ilmu Komunikasi
Kelas : Dasar-dasar logika

Filsafat Dalam Islam


Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam filsafat Islam, terlebih dahulu kita harus menjelaskan
apa yang dimaksud dengan filsafat Islam di sini. Filsafat Islam mengacu pada filsafat yang
dilihat dari perspektif pemikiran Islam. Philo dan Sophia merupakan susunan kata filsafat yang
berasal dari bahasa Yunani. Musa Asy'arie menyatakan bahwa hakikat filsafat Islam adalah
filsafat dengan model Islam, yang dalam bahasa Inggris disebut Islamic Philosophy, bukan
Islamic Filsafat, yang berarti berpikir tentang Islam. Oleh karena itu, filsafat Islam merupakan
pemikiran yang bebas dan radikal pada tataran makna, yang memiliki sifat, corak, dan
karakteristik yang dapat memberikan rasa aman dan ketenangan jiwa. Dari perspektif
Islam, filsafat berusaha menggunakan bahasa pemikiran rasional untuk menjelaskan bagaimana
Allah SWT menyampaikan kebenaran-kebenaran. Ibnu Sina juga mengatakan bahwa filsafat
menyempurnakan jiwa manusia dengan mengkonseptualisasikan hal-hal dalam kemampuan
manusia dan menimbang kebenaran teoritis dan praktis, maka mau tidak mau harus ada
hubungan erat antara filsafat dan agama khususnya Islam.

Filsafat Islam pada zaman dahulu merupakan sejarah perkembangan dan kemajuan
ideologi. Menurut Frazer, filsafat agama adalah ilmu yang membahas dasar agama secara analitis
dan kritis, tanpa terikat oleh doktrin agama dan mengklaim bahwa doktrin dan logika agama
tidak bertentangan. Sedangkan Haruna Nasution dalam bukunya “Filsafat Agama” mengatakan,
sebenarnya filsafat agama adalah filsafat yang mengandung filosofi memandang tuhan dan
manusia dari perspektif Islam. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara filsafat islam dan filsafat agama.

Filsafat Agama Atau Filsafat Ilmu Agama


Sebenarnya istilah filsafat ilmu agama tidak umum digunakan, melainkan filsafat agama yang
lumrah dipakai, bukan juga filsafat penelitian agama atau ilmu filsafat agama. Dalam konteks
Islam, ada konsep pengetahuan. Konsep pengetahuan ini terbagi dalam tiga aspek dikarenakan
ajaran Islam masing-masing memiliki sudut pandang keilmuannya sendiri-sendiri. Ilmu kalam
diturunkan dari doktrin akidah, dari doktrin hukum Islam ke ilmu fiqih, dari doktrin akhlak ke
ilmu akhlak. Dari perspektif ini, ketika istilah filsafat agama dapat digunakan, itu mengacu pada
filsafat studi agama, seperti filsafat teologis, filsafat hukum Islam, filsafat pendidikan Islam, dan
sebagainya.

Faktor Pendorong Filsafat Islam


1. Faktor-Faktor Motivasi Ajaran Islam
Untuk membuktikan keberadaan Tuhan, Islam menuntut umatnya untuk berpikir tentang
penciptaan langit dan bumi. Dan itu pasti diciptakan oleh zat yang maha kuasa yaitu
Allah SWT. Dengan begitu maka munculah pemikiran filosofis untuk melakukan
penelitian atas pemikiran ini. Islam selalu menuntut dan mendorong umatnya untuk selalu
mencari dan memanfaatkan ilmu. Al-Qur'an dan Sunnah juga mengajak umat Islam untuk
mencari dan mengembangkan ilmu dan menempatkannya pada posisi yang setinggi
tingginya.
2. Faktor Perpecahan Muslim
Perselisihan dan perpecahan antar umat Islam terjadi setelah pembunuhan khalifah Islam
ketiga Usman bin Affan (Usman bin Affan). Perpecahan dan konflik pada awalnya
disebabkan oleh masalah politik. Tapi kemudian menyebar ke agama dan bidang lainnya.
Untuk mendukung dan mempertahankan pendapat mereka dan menyerang pendapat
lawan, mereka mencoba menggunakan logika kuno dan khazanah pengetahuan, terutama
logika Yunani dan Persia, sampai akhirnya mereka bisa memahami dan memperdalam
pemikiran yang akan datang dari pertikaian tersebut. Kemudian mereka membentuk
filsafat mereka sendiri, yang disebut filsafat Islam.
3. Faktor Dakwah
Islam mewajibkan umatnya untuk mengajarkan ajaran Islam kepada orang lain. Agar
orang-orang yang masuk Islam menerima Islam secara benar dan damai, Islam juga harus
dikomunikasikan kepada mereka dalam dalil-dalil yang rasional. Dan Ini membutuhkan
filsafat Islam itu sendiri.
4. Faktor Pengaruh Zaman
Zaman terus berkembang, dan Islam adalah agama yang konsisten dengan segala
perkembangannya. Tapi itu tergantung pemahaman penganutnya. Oleh karena itu,
perkembangan setiap zaman juga menuntut perkembangan pemikiran keagamaan umat
Islam. Perkembangan pemikiran semacam ini terjadi dalam filsafat.

5. Faktor Budaya Asing


Setelah wilayah diperluas ke berbagai daerah, umat Islam bertemu dengan budaya yang
berbeda. Mereka menjadi tertarik, dan kemudian mereka mulai memahaminya, dan
akhirnya mereka memiliki kontak budaya di antara mereka. Hal ini dapat ditemukan
dalam banyak teori filsafat Islam, misalnya dalam Al-Farabis “Teori Emanasi”.

Pertumbuhan Filsafat Islam


Sehubungan dengan perpindahan ilmu asing ke Arab pada permulaan Islam, seperti perpindahan
ilmu kedokteran dari Yunani ke Jundishapur, serta penerjemahan buku-buku kedokteran ke
bahasa Suryani yang dilakukan setelah dibangunnya Iskandariyah sehingga kota ini menjadi
maju hingga menjadi pusat peradaban Yunani. Pada masa kejayaan Iskandariyah inilah banyak
ilmuawan yang bermunculan di sana. Di sana lahir para ilmuwan generasi kedua yang menyusun
kembali, memperbaiki dan menyiapkan buku-buku para ilmuwan generasi sebelumnya untuk
diajarkan kepada generasi selanjutnya.

Penerjemahan buku-buku filsafat yang dilakukan orang-orang Arab pada mulanya bukanlah
bertujuan untuk mempelajari filsafat. Akan tetapi karena buku-buku yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab tersebut kebanyakan karya dari para Filosof Yunani, yang
mencampuradukkan antara filsafat dan ilmu pengetahuan, maka orang-orang Arab yang
mempelajari ilmu pengetahuan terdorong pula untuk mengenal filsafat, mempelajari aliran-
alirannya, riwayat hidup para filosof dan pendapat-pendapat mereka mengenai hubungan ilmu
pengetahuan dan filsafat. Karena pindahnya filsafat ke negeri Arab tersebut setelah datangnya
Islam di negeri ini, maka akhirnya filsafat yang pindah ke negeri Arab ini lebih dikenal dengan
istilah filsafat Islam.

Anda mungkin juga menyukai