“FILSAFAT ISLAM”
KELOMPOK 6 KELAS C
S YA H R I R
T E G U B U D I U T O M O
T I N A A N A S T A S I YA
V I N K A N C A L I S T A M A T A N D U N G
W A H Y U D I
Y U S R I
P ok o k - p o k o k
a t a r b e l a k a n g 4.
erb ed a a n f il s a f 3. Lat g d ib ah as
n g e rt ia n fil s a fat d a n 2. P m masalah y a n
1. Pe n f il s a f a t lahirn y a f ils a fa t Is la
Isla m d en g a f il s a f a t I s la m
filsafat Islam. k o h - to k o h ny a . dalam
Barat dan to
AT &F IL S A FAT ISLA M
PENGERTIAN FILSAF
1. Filsafat Islam
Islam merupakan kata yang diambil dari bahasa Arab, yang biasa diartikan ‘tunduk patuh’ atau ‘berserah
diri’. Tindak dan ucap seorang muslim harus senantiasa berada dalam koridor hukum dan ketentuan yang
telah digariskan oleh Allah Swt, sebagai manifestasi dari ketundukan mereka. Jika kata filsafat disandingkan
dengan kata Islam, maka bisa dimaknai bahwa berpikir kefilsafatan di sini merupakan berpikir dengan Islam
yang berperan sebagai worldview-nya.
Secara umum,berfikir kefilsafatan ala Islam sama dengan berpikir menggunakan metode filsafat
lainnya. Namun, perbedaan menonjol antara keduanya terletak pada padangan masing-masing terhadap
wahyu sebagai ilmu. Islam dikubu pro wahyu sebagai ilmu, sedangkan Barat sebagaimana sudah disinggung
berada pada posisi kontra. Islam dengan sifat ketundukan dan kepatuhannya terhadap aturan agama, tentu
tidak menerapkan kegiatan berfikir yang bebas-sebebas-bebasnya seperti metode berpikir filsafat Barat,
karena sikap bebas itu sendiri bertentangan dengan namanya; Islam = tunduk patuh, bukan bebas tanpa
batasan, di samping manusia juga yang mempunyai keterbatasan berpikir.
P E R B E D A A N F I L S A FAT I S L A M
D E N G A N F I L S A FAT B A R AT
Adian Husaini menjelaskan: Jika filsafat diartikan sebagai pemikiran yang menyeluruh
dan mendasar, maka diartikan sebagai pemikiran yang menyeluruh dan mendasar, maka
sejak awal turunnya Alquran, Islam telah menyajikan konsep-konsep tentang Tuhan,
alam, manusia, dan moral, secara mendasar dan menyeluruh. Bedanya dengan filsafat
sekuler, “filsafat Islam” tidak bersifat spekulatif, karena menerima wahyu sebagai ilmu.
Berpikir bebas tentulah tidak sejalan dengan prinsip muslim yang mengakui
keterbatasan pemikiran dan adanya rambu-rambu yang diatur oleh wahyu dalam bidang
pemikiran. Misalnya, batasan dari Rasulullah Saw agar kaum Muslim berpikir tentang
ciptaan Allah, bukan tentang Dzat Allah (tafakkaru fi khalqihi wa laa tatafakkaru fi
dzatihi).
P E R B E D A A N F I L S A FAT I S L A M
D E N G A N F I L S A FAT B A R AT
Islam. Usaha ini melahirkan sejumlah filsuf seperti iskandariyah,Anthakiah dan Harran.
besar muslim, Dunia Islam belahan timur Terlebih pada masa Al-Makmun, berkuasa antara
198-218 H/813-833M yang mengadakan hubungan
yang berpusat di Baghdad lebih dahulu
kenegaraan anatara raja-raja Romawi, Bizantium
melahirkan filsuf muslim daripada dunia
yang ber ibu kota di konstantinopel, yang juga
islam belahan barat yang berpusat di dikenal sebagai kota Al-Hikmah dan merupakan
Cordoba, Spanyol pusat dari ilmu filsafat.
7
N YA F I L SA FAT
A NG L AH I R
LATAR BELAK
ISLAM
Dari kota ini, buku-buku filsafat diperoleh dan diterjemahkan, termasuk dari bahasa
Suryani. Kegiatan penerjemahan ini disertai pula dengan uraian dan penjelasan seperlunya.
Para cendekiawan waktu itu berusaha memasukkan filsafat Yunani sebagai bagian dari
metodologi dalam menjelaskan islam, terutama akidah, untuk melihat perlunya kesesuaian
antara wahyu dan akal.
Aktivitas para muslim sangat bersentuhan dengan penafsiran Al-Qur’an. Bahkan,
kecenderungan menafsirkan Al-Qur’an secara filosofis besar sekali. Misalnya Al-Kindi yang
dikenal sebagai Bapak Filsuf Arab dan Muslim, berpendapat bahwa untuk memahami Al-
Qur’an dengan benar, isinya harus ditafsirkan secara rasional, bahkan filosofis. Al-Kindi
berpendapat bahwa Al-Qur’an mengandung ayat-ayat yang mengajak manusia untuk
merenungkan peristiwa-peristiwa alam dan menyingkap makna yang lebih dalam dibalik terbit
dan tenggelamnya matahari, berkembang menyusutnya bulan, pasang surutnya air laut, dan
seterusnya. 8
N YA F I LS AFAT
A N G L A H I R
LATAR BELAK
ISLAM
Sumber dan pangkal tolak filsafat dalam Islam adalah ajaran Islam,
sebagaimana terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Meskipun
memiliki dasar yang kokoh dalam sumber-sumber ajaran Islam
sendiri, filsafat banyak mengandung unsur-unsur dari luar, terutama
Hellenisme atau dunia pemikiran Yunani
Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas bahwa di satu sisi, filsafat
Islam berkembang setelah umat Islam memiliki hubungan interaksi
dengan Yunani. Pemakaian kata filsafat di dunia Islam digunakan
untuk menerjemahkan kata hikmah yang ada dalam teks-teks
keagamaan Islam, seperti dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
9
Hal-hal yang berkaitan
FILSU F M U S L I M dengan pemikiran filsafatnya
adalah sebagai berikut:
berasal dari keluarga bangsawan Arab dari Kindah di Arabia Selatan, dialah
satu satunya filsuf islam yang berasal dari keturunan Arab, dan karenanya ia
disebut Failasauf al-A’rab (Filsuf Orang Arab). Ia bukan hanya seorang filsuf,
tetapi ia juga seorang ilmuwan yang menguasai ilmu-ilmu pengetahuan lain
yang ada pada zamannya. Hal ini di buktikan dengan buku buku yang
ditinggalkannya seperti matematika, geometri, astronomi, farmakologi, ilmu
jiwa, dan lain sebagainya.
10
FILSU F M U S L I M Berikut adalah pemikiran
filsafat dari Ibnu Bajjah:
2. IBNU BAJJAH
1. Akal
Akal, menurut Ibnu Bajjah terdiri dari
dua jenis.
a. Akal teoritis
Akal ini diperoleh hanya berdasarkan
Ibnu Bajjah adalah seorang filosof muslim yang pertama pemahaman terhadap sesuatu yang
dan utama dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Nama konkret atau abstrak
lengkapnya adalah Abu Bakar Ibnu Yahya Ibnu Al-Sha’igh, b. Akal praktis
Akal ini diperoleh melalui
yang lebih terkenal dengan nama ibnu bajjah. Menurut
penyelidikan (eksperimen) sehingga
beberapa literatur, Ibnu Bajjah bukan hanya seorang filosof, menemukan ilmu pengetauhan
tetapi ia juga seorang saintis yang menguasai beberapa 2. Jiwa
disiplin ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, astronomi, 3. Akhlak
fisika, musikus, dan matematika
11
FILSU F M U S L I M Hal-hal yang berkaitan
dengan pemikiran filsafatnya
adalah sebagai berikut:
3. AL-FARABI
Al-Farabi bernama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin 1. Jiwa
Jiwa adalah jauhar rohani sebagai
Tarkhan bin Uzlagh al- Farabi. Di masa kecilnya al-farabi belajar tentang form dari jasad.
agama, Bahasa Arab, Turki, dan Persia. Sewaktu muda ia tinggal di Baghdad
2. Rekonsiliasi Al-Farabi
yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dan filsafat. Di sana ia belajar Al-Farabi telah berhasil
filsafat, logika, matematika, metafisika, etika, ilmu politik, music, dan lain merekonsiliasi beberapa ajaran
filsafat sebelumnya, seprti Plato
sebagainya. Al-Farabi pun menulis sejumlah buku antara lain berkaitan dan Aristoteles dan juga antara
dengan logika , ilmu politik, etika, fisika, ilmu jiwa, metafisika dan lain agama dan filsafat. Oleh karena
itu, ia dikenal sebagai filosof
sebagainya. Selain al-Kindi al-Farabi pun mempunyai gelar yaitu al-Muallim sinkretisme yang mempercayai
al-Tsani (Guru Kedua). Adapun guru pertamanya adalah Aristoteles. Di dunia kesatuan filsafat.
filsafatnya dalam bahasa dan gaya yang tidak (sebagai tanda bagi orang-orang yang berpikir, dan
sebagainya, menyuruh agar manusia berpikir tentang wujud
jelas, agar kalau jatuh ke tangan awam, mereka
dan alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan.
tidak dapat memahaminya sehingga tidak
Demikian,Tuhan sebenarnya menyuruh manusia agar
mengancam keyakinan mereka.
berfilsafat.
POKOK-POKOK MASALAH YANG DI BAHAS
DALAM FILSAFAT ISLAM
2. Tentang Kejadian Alam (Timbulnya Yang Banyak Dari Ibn Sina mempunyai filsafat
Yang Mahasatu) emanasi yang sama dengan al-Farabi.
Dalam membahas Tuhan, para filsuf itu ingin menjelaskan
keesaan mutlak Tuhan. Menurut al-Kindi, misalnya bahwa
Bagi Ibn Sina akal-akal itu ialah
Tuhan adalah unik, tidak mengandung arti juz’i (particular) dan malaikat, dan Akal Kesepuluh yang
tidak pula mengandung arti kulli (universal). Ia adalah semata- mengatur Bumi adalah Jibril. Menurut
mata satu. Hanya ialah yang satu, selain-Nya mengandung arti mereka kejadian alam adalah kejadian
banyak. dalam bentuk pancaran yang tidak
Untuk menjauhkan Tuhan dari arti banyak al-Farabi mempunyai permulaan waktu. Dapat
sebagaimana Plotinus berpendapat, bahwa alam ini memancar dipahami bahwa materi asal yang
dari Tuhan dengan melalui akal-akal yang jumlahnya sepuluh.
Antara alam materi dan Tuhan terdapat pengantara. Tuhan
menjadi dasar alam bagi mereka
berpikir tentang diri-Nya dan dari pemikiran ini timbullah akal bersifat qodim, dalam arti tidak
pertama. Akal pertama berpikir tentang Tuhan, dan dari mempunyai permulaan dalam waktu.
pemikiran ini timbullah akal kedua. Akal kedua ini berpikir
tentang Tuhan, dan timbullah akal ketiga dengan demikian
seterusnya sehingga terwujud akal kesepuluh.
POKOK-POKOK MASALAH YANG DI BAHAS
DALAM FILSAFAT ISLAM
3. Tentang Roh Dan Kelangsungan Hidup