Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh:
DEVI RAHAYU
NIM: 106051001798
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
DEVI RAHAYU
NIM: 106051001798
Pembimbing:
Drs. Sunandar, MA
NIP: 196206261994031002
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Devi Rahayu
Nim : 106051001798
ABSTRAK
Devi Rahayu
106051001798
Peranan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Terhadap Tayangan
Infotainmen di Televisi
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji selalu penulis panjatkan atas kehadirat dan kuasa Tuhan
semesta alam Allah SWT, yang atas Rahman dan Rahiem-Nya serta pemberian
menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
manusia, Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan
mungkin mengerjakan suatu pekerjaan tanpa bantuan dari manusia lainnya. Dalam
penulis. Karena itu di sini penulis ingin mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Bapak Prof. DR. Komarudin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri
2. Bapak DR. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra MA, sebagai Pembantu Dekan
Bid. Akademik, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan
Bid. Administrasi Umum dan Keuangan, dan Drs. Study Rizal, LK, MA,
ii
3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Komunikasi dan
4. Bapak Prof. Dr. Daud Efendy, AM sebagai Penasehat Akademik KPI B Aka
2006.
skripsi ini, yang telah memberikan waktu, inspirasi, pengalaman, ilmu dan
7. Bapak dan Ibu seluruh dosen, staf dan karyawan di Fakultas Ilmu Dakwah dan
selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. Teristimewa kepada Ibunda Atun dan Ayahanda Abdul Wachid tercinta, yang
kalian adalah cahaya, inspirasi, dan teladan bagi penulis. Semoga kalian selalu
10. Keluarga Ibu Ellysabeth di Bimbel Ora Et Labora yang memberikan support.
iii
11. Lukmanul Hakim yang selalu memberikan semangat dan support kepada
penulis.
12. Sahabatku Dini Utami, Erza Handayani, dan Nadya Ramayani yang memberi
support dan selalu berbagi senang dan sedih selama masa kuliah. Hayustiro,
Renal, dan Aga Raditya yang juga memberikan support dan saran-saran
kepada penulis.
yang telah memberikan banyak cerita, pengalaman dan inspirasi untuk penulis,
Devi Rahayu
NIM: 106051001798
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
D. Infotainmen ........................................................................... 23
v
BAB IV TEMUAN DAN HASIL............................................................ 53
Infotainmen .......................................................................... 75
BAB V PENUTUP.................................................................................. 79
A. Kesimpulan ........................................................................... 79
B. Saran-saran............................................................................ 80
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
hidup yang makin kompetitif. Kemajuan teknologi satu sisi telah berhasil
mengatasi keterbatasan jarak, dan waktu yang cepat, tetapi di sisi lain
massa. Seperti yang dikutip Blake dan Haroldsen (1975) membagi lima unsur
1
Bakri Abbas.Komunikasi Internasional Peran dan Permasalahnnya.(Jakarta:Yayasan
Kampus Tercinta IISIP.2003), cet Ke-1, h.23
2
Alo Lilweri. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam
Masyarakat.(Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,1991), h.143
1
2
dan efek. 3
elektronik maupun cetak menghadirkan sisi positif dan negatif. Salah satu
sumber informasi saat ini adalah melalui televisi. Televisi merupakan salah
satu media komunikasi elektronik, selain radio dan yang lainnya. Televisi
Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada
Televisi sebagai media sosialisasi informasi dan hiburan, bersifat terbuka dan
terarah.
baik berupa informasi, pendidikan dan hiburan yang beraneka ragam. Televisi
sudah menarik perhatian semua kalangan masyarakat baik dari golongan orang
3
Zulkarimein Nasution. Sosiologi Komunikasi Massa.(Jakarta: Universitas
Terbuka,1993),cet. Ke-1, h.6
4
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung:Remaja
Rosdakarya,2006) ,h.41
3
Dalam abad saat ini, televisi telah mengubah cara hidup kita. Televisi
banyak masyarakat yang mampu menilai dan mengambil aksi untuk memilah
yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar
secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan. 5
infotainmen. Infotainmen sudah pasti tidak asing lagi bagi kita. Yang terlintas
menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi
menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. 6
Awak televisi serta Production House (PH) sudah tidak lagi memikirkan
5
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).UU Tentang Penyiaran no.32 Tahun 2002.h,5
6
http://id.wikipedia.org/wiki/infotainmen.
4
pengaruh apa yang akan diakibatkan oleh tayangan yang mereka sajikan, akan
penting atau tidak pentingnya tetap merupakan informasi yang perlu diketahui
Fatwa ini lahir tidak terlepas dari muatan tayangan infotainmen yang
tepat dan sesuai dengan ajaran Islam. Harapannya agar masyarakat tidak
7
http://tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/07/22/727-80717.id.html
5
menjadi budaya keseharian. Memang, fatwa ini tidak mengikat dan belum
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol, dan perekat
dan kebudayaan untuk itu KPI sebagai lembaga penyiaran menginginkan agar
bersifat independen yang ada di pusat maupun daerah yang tugas dan
tulisan dan teori mengenai KPI Pusat. Serta mengetahui peranan Komisi
8
http://kpi.go.id
7
televisi.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
9
Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.2001),cet ke 15,h.3
8
Indonesia (KPI) Pusat, sedangkan yang menjadi objek adalah peranan KPI
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi
E. Tinjauan Pustaka
Komunikasi.
Syarif Hidayatullah guna memastikan apakah ada judul atau tema yang sama
pelaku. Namun bila tidak ada perbaikan maka akan dilanjutkan dengan sanksi
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun secara sistematis dan terdiri dari lima bab yakni
sebagai berikut:
Indonesia (KPI) Pusat, dasar pembentukan KPI, sejarah berdirinya KPI, visi
dan misi KPI dan kelembagaan organisasi KPI serta gambaran tayangan
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Peran
psikologi, teori peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi
dan antropologi. 1
Peran pertama kali diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang
aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya
Peran adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun begitu, definisi
peran adalah yang paling tidak jelas. Dalam literatur ditemukan lebih dari 100
“an”. Peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
1
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada 2005), Cet-10 h.224
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta:Balai Pustaka,1996) edisi ke-2, h.751
11
12
pekerjaan lainnya.
suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang
dalam satu kelompok sosial tertentu. Peran merupakan sebuah perilaku yang
memiliki suatu status dan bisa terjadi dengan atau tanpa adanya batasan-
yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada akhirnya ada
sebagainya. 5
3
W.A Gerungan, Psikologi Sosial(Bandung: PT.Eresso,1998),h.135
4
W.A Gerungan, Psikologi Sosial, h.135
5
Pengertian peran. www.google.com
6
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 667.
13
keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan
yang lainnya. karena yang satu tergantung pada yang lainnya dan sebaliknya,
maka peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi
kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi
pekerjaan-pekerjaan lainnya.
7
N, Gross W.S. Masson and AW. Mc. Eachern, Explorationin Role Analysis, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995), cet-3, h. 99
8
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikoligi sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1984),
cet, ke-1 h.135
14
bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Namun menurut Soerjono
kedudukannya. 10
di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia
berada.
berperan, suatu peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang untuk
prestasi.
9
Sarlito Wirawan Sarwono. h.215
10
Onong Uchjana Efendy, Kamus Komunikasi,(Bandung: Mandar Maju,1989),h. 108
15
memerankan suatu peran, dan yang dipengaruhi oleh perjanjian peran yang
dramatis, dimana orang itu bertindak dengan suatu usaha yang disengaja
perilaku oleh aktor, seorang guru adalah aktor, dan perannya diwujudkan
dalam bentuk perilaku bahwa guru adalah sebagai pengajar dan pendidik,
begitu juga halnya dengan seorang kiai ia sebagai aktor, dan perannya
diwujudkan dalam bentuk perilaku bahwa kiai adalah seorang tokoh dan
peranan sosial adalah konsep yang berguna untuk memahami relasi dan
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi social, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2005), Cet-10, h.218
16
dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki peranan. Peranan adalah
dalam konteks relasi karena hanya dalam relasi peranan dapat dikenali.
ascribed (misal menjadi wanita atau kulit hitam, cacat) dicapai melalui sesuatu
dan harapan sesuai dengan harapan dari orang-orang yang ada di sekeliling.
Konflik peranan ada jika satu peranan tidak sesuai dengan peranan lain.
harapan dari orang yang berbeda yang peranannya sama tidak sesuai.
Dalam interaksi sosial orang mengetahui tentang orang lain melalui cara
menangkap tanda-tanda dari prilaku orang lain. kita dapat mempengaruhi cara
perbuatan yang dirancang agar kesannya tepat. Peranan dalam pandangan ini
adalah perbuatan yang dilakukan karena adanya harapan sosial yang terkait
sebagi suatu proses. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagi prilaku individu yang penting bagi
dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melauli udara, kabel, dan atau
media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
B. Komunikasi Massa
1. Difusi Inovasi
12
Soekanto, Soejono. Sosiologi suatu pengantar(Jakarta: Raja Grafindo
Persada.2003),cet ke-36 h.244
13
P3SPS KPI Bab I
18
Muncul pada artikel yang berjudul The People’s Choice tahun 1944
lain, ketika ada informasi baru dan inovatif, lalu disebarkan (difusi) melalui
mengikutinya. 14
waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah
sebagai ide baru. Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap
teori ini dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya ada 5 tahap dalam
14
Nurudin.Komunikasi Massa.(Malang: Cespur,2003),h.177
15
Elvinaro Ardianto,dkk.Komunikasi Massa.Suatu Pengantar Edisi Revisi.(Jakarta:
Simbiosa Rekatama Media,2007), cet-1,h.64
19
Pada teori difusi inovasi pengaruh media juga dipandang tak secara
pengaruh non-media tidak merujuk pada opinion leader, tapi kepada siapa
2. Agenda Setting
16
Burhan Bungin.Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat,(Jakarta: Kencana, 2006), Ed.1,cet-1, h.277-278
17
Muhammad Mufid,. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran,(Jakarta: Kencana,2007) cet
ke-2,h.23
18
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran,,h.24
20
Mass Media. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika media memberi tekanan
pada suatu peristiwa, maka media itu akan memengaruhi khalayak untuk
Human Relations (1974). Istilah ini mengacu pada proses : suatu pesan
berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada orang atau kelompok yang
19
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi, h.27
20
Hari Hiryawan, .Dasar-dasar Hukum Media.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2007),cet
ke-1,h.47
21
eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar
penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta
penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins
kabel. 22
Kata televisi terdiri dari kata ‘tele’ yang berarti jarak dalam bahasa
Yunani dan kata ‘visi’ yang berarti citra atau gambar dalam bahasa latin. Jadi
kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu
21
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2007), cet ke-3,h.42-43
22
Elvinaro Ardianto,dkk.Komunikasi Massa:Suatu Pengantar,Edisi Revisi. (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media,2007),Cet ke-1,h.135
23
Sutisno P.C.S .Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio,(Jakarta:
Grasindo,1993),h.1
22
Televisi yang pertama muncul adalah TVRI dengan jam siar antara
30-60 menit sehari. Tujuh tahun setelah TVRI diresmikan (1969), jumlah
barang, dsb. Pemirsa akan selalu terdorong mencari sesuatu yang tidak
masyarakat, tidak berbeda dengan cetak dan radio. Robert K.Avery dalam
24
Wawan Kuswandi.Komunikasi Massa,Sebuah Analisis Media Televisi.(Jakarta:
PT.Rineka Cipta),cet-1,h.34
25
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi ,h.32
23
3. The transmission of the sosial heritage from one generation to the next,
berikutnya.
media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara
masyarakat. 26
D. Infotainmen
26
Wawan Kuswandi. Komunikai Massa, Sebuah Analisis Media Televisi,h.25
24
yang secara efektif dapat mengubah prilaku positif. Salah satu konsep
sepihak serta sejumlah standar etika lainnya yang telah diabaikan secara
bagian utuh dari the logic of accumulaition and exclusion. Ini merupakan
tesis pemikiran Douglas Kellner dalam bukunya Television and the Crisis
2. Definisi Infotainmen
menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi
27
Iswandi Syahputra. Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri
Televisi,h.65
28
http://gunheryanto.blogspot.com/Juni,2006
25
unik. 29
dari olahraga, politik, sosial budaya, dan kriminal, yang dikemas menjadi
29
http://wikipedia.org/wiki/infotainment/Januari,2003
30
Bima Nugroho, Teguh Imawan, dkk. Infotainment. (Jakarta: KPI,2005),cet-1,h.6
31
Iswandi Syahputra. Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri
Televisi.(Yogyakarta: Pilar Media,2006),h. 11
32
Bimo Nugroho, Teguh Imawan,dkk.Infotainment.(Jakarta:Komisi Penyiaran
Indonesia,2007)cet ke-1,h.10
26
pengetahuan minim pada kode etik jurnalistik dan cara pandang bahwa
para artis yang menjadi objek berita. Di pihak lain, infotainmen beralasan
artis merupakan public figure yang perlu untuk memenuhi rasa ingin tahu
murah, artis yang menjadi objek tidak dibayar, jumlah penonton banyak,
33
http://petrachristanunivercitylibrary.ak.id/ikom.pdf
BAB III
GAMBARAN UMUM
dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan
1997 yang berbunyi “ Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan
pada masa itu merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang digunakan
dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik
27
28
kepemilikan).
adalah tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik berdasarkan jenis
jaminan bahwa kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat
dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja, dan menjamin iklim
persaingan yang sehat antara pengelola media massa dalam dunia penyiaran di
Indonesia.
authority dari pengelolaan penyiaran yang selam ini merupakan hak ekslusif
ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi
penyiaran masih berada di tangan pemerintah (pada waktu rezim orde baru),
sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi Negara yang
penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung hegemoni
rejim terhadap publik dalam penguasaan wacana strategis, tapi juga digunakan
dan pengusaha.
siarannya di suatu daerah harus memiliki stasiun lokal atau berjaringan dengan
lembaga penyiaran lokal yang ada di daerah tersebut. Hal ini untuk menjamin
masyarakat lokal juga berhak untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan
merata.
B. Sejarah KPI
independen yang ada dipusat dan di daerah yang tugas dan wewenangnya
bidang penyiaran. 1
undang Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat
provinsi). Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan KPI Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Selain itu, anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran
1
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) .UU tentang penyiaran No.32 Tahun 2002.(Jakarta:
2010), h.7
31
sekretariat tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil
serta staf profesional non PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan
masyarakat.
32
penyiaran yang tertib dan teratur, serta arus informasi yang harmonis
antara pusat dan daerah, antarwilayah Indonesia, juga antara Indonesia dan
seimbang,
b. KPI wajib menerima aduan dari setiap orang atau kelompok yang
terkait.
(2) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPI dibantu oleh sekretariat
yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang dibiayai oleh APBN untuk
KPI Pusat dan APBD untuk KPI Daerah sesuai dengan peraturan
(3) Struktur organisasi sekretariat KPI yang diatur dalam Peraturan KPI
(1) Sekretaris KPI Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
pejabat yang diusulkan oleh KPI Pusat dan ditetapkan oleh Menteri.
35
(2) Sekretaris KPI Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
Gubernur.
b. Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b masing-
radio wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 6 (enam) bulan
dan untuk lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji coba
pihak lain,
pemberitahuan KPI
tetap,
perilaku penyiaran yang harus ditaati oleh para stasiun televisi ataupun
oleh KPI
berlaku,
a. Teguran tertulis
tahap tertentu
d. Denda administratif
2007, dan KPI Pusat efektif bekerja awal Juni 2007. Sedangkan penetapan
Ketua dan Wakil Ketua KPI Pusat dilaksanakan pada 16 April 2007
Pengelola Website
oleh Peraturan KPI nomor 01 Tahun 2009 sebagai output dari hasil
dalam isi siaran. P3 dan SPS yang berlaku saat ini adalah Peraturan
Pleno.
oleh UU Penyiaran.
42
lainnya.
Kesepahaman.
ini. Tingginya popularitas jenis tayangan ini bisa dibuktikan dengan semakin
bahwa ada korelasi positif yang cukup signifikan antara penekanan berita dan
Dengan kata lain, media membuat sesuatu yang tidak penting menjadi
2
Prime-time adalah waktu terbaik untuk menyuguhkan program siaran yang top,
mengingat waktu tersebut ditonton oleh sebagian besar penonton.Lihat RM Soenarto. Programa
Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. ( Jakarta:FFTV-IKJ Press,2007), h.66
3
Burhan Bungin,.Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. (Jakarta: Kencana, 2006) cet ke- 1,h. 280
45
tersebut. Terlepas dari unsur pentingnya informasi, hal yang demikian juga
jalannya arus informasi hingga mencapai khalayak dalam jumlah yang besar.
Pada tayangan infotainmen, adopsi inovasi dari gaya hidup para selebritas
(1994: 125), gambar (visual) lebih mampu berbicara banyak daripada bahasa
lisan maupun tertulis, karena itu persoalan etika menjadi semakin penting.
dua gatekeepers yang berperan dalam persoalan etika yang berkaiatan dengan
pada sumber berita dan editor yang berkuasa untuk memilih visualisasi yang
untuk khalayak ramai. Namun dilihat dari standar dan prosedur jurnalistik
4
http://.artikeljurnalinfotainmen.pdf
46
public figure yang kemanapun melangkah pasti selalu menarik minat khalayak
publik yaitu: Pertama, di dalam dunia jurnalistik pertama kali yang harus
infotainmen kerap sekali berita hanya berdasarkan gosip dan informasi yang
47
infotainmen kerap memaksa nara sumber (artis) untuk angkat bicara. Bahkan,
sampai menginap di sekitar rumah para artis. Fenomena ini kerap menjadikan
trauma tersendiri di kalangan artis. Maka wajar jika ada penilaian bahwa
berdalih bahwa apa yang mereka lakukan itu sah-sah saja. Mencegat nara
yang diajukan. Ketika tidak berhasil sering terjadi pemaksaan disertai ancaman
wartawan. Karena, mereka tidak semua bekerja pada stasiun televisi tetapi
yang buruk dan layak dikategorikan sebagai berita sampah (junk news),
misalnya terkesan asal tayang dan menyiarkan wawancara nara sumber yang
Infotainmen).
5
http://communicareinstitute.com. 3 Januari,2007
48
gossip atau isu bukan fakta yang ada. Tayangan infotainmen hanya sebagai
Indonesia adalah over explosive, over simplified dan over claim. Over
cara kerja para jurnalis infotainmen yang terlalu mudah menyederhanakan dan
6
Depok (Antara News), Selasa 13 Juli 2010
7
http://detiknews.com/ibnughifari
49
sehingga menjadi bebas nilai dan tidak dapat dinilai salah atau benar, sebab
kebudayaan adalah sesuatu yang bebas nilai. Tayangan infotainmen tak akan
pernah sepi dari iklan yang mengindikasikan hal itu merupakan peluang untuk
terhadap isi yang melulu pada gossip ataupun fakta yang tidak berbobot dan
bertumpu pada nilai etika, kesopanan, maupun kecakapan dalam ilmu dan
teknologi.
diberitakannya.
8
Semarang (Antara News), Jumat 30 Juli 2010
50
Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Surabaya akhir Juli lalu itu
tidak akan diikuti dengan aksi sweeping terhadap orang-orang yang tidak
Jakarta. Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi Fatwa MUI KH. Ma’ruf Amin.
keuntungan dari berita yang berisi tentang aib, kejelekan, gossip dan hal-hal
lain sejenis terkait juga dinyatakan haram oleh MUI. Sementara status haram
itu bisa batal dengan beberapa alasan yang dibenarka secara syar’i, yakni
Lembaga Sensor Film (LSF) juga diminta mengambil langkah proaktif untuk
9
http://www.tempointeraktif.com/ Veven Wardhana, Januari 2007
51
ٌﻦ إِﺛْﻢ
ﻈﱢ
ﺾ اﻟ ﱠ َ ْن َﺑﻌ ﻦ ِإ ﱠﻈﱢ
ﻦ اﻟ ﱠ َ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا اﺟْ َﺘ ِﻨﺒُﻮا َآﺜِﻴﺮًا ِﻣ َ “ﻳَﺎ أَ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ
ﻞ َﻟﺤْ َﻢ
َ ﺣ ُﺪ ُآﻢْ َأنْ َﻳﺄْ ُآ
َ ﺐ َأ
ﺤ ﱡ
ِ ﻀ ُﻜﻢْ َﺑﻌْﻀًﺎ َأ ُﻳ ُ ْﺴﺴُﻮا وَﻟَﺎ َﻳﻐْ َﺘﺐْ َﺑﻌ ﺠﱠ َ َوﻟَﺎ َﺗ
.”ٌن اﻟﱠﻠﻪَ ﺗَﻮﱠابٌ رَﺣِﻴﻢ َأﺧِﻴ ِﻪ ﻣَﻴْﺘًﺎ َﻓ َﻜ ِﺮ ْه ُﺘﻤُﻮ ُﻩ وَاﺗﱠﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ ِإ ﱠ
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjing-kan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging sau-daranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertak-walah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. Al Hujuraat: 12)
dengan segala macam bentuknya (dengan li-san, tulisan, isyarah dan lain-
10
http://www.detiknews.com/2010/07/27/04513/1396755/mui:gossip-haram
11
Himpunan hadist pilihan hadist shahih bukhari. (Surabaya: Al-ikhlas)
52
7. Membuka aib sendiri atau orang lain tanpa ada tujuan yang dibenarkan. 12
haram.
Hukum menontonnya:
12
Rachmat Syafe’I. Al-Hadist: Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum. 2003, (Bandung: CV.
Pustaka Setia,)cet ke2 h.188
BAB IV
dalam bidang penyiaran. Semua tugas serta fungsi KPI bertujuan untuk
memperbaiki semua siaran yang ada di Indonesia. Tugas lain dari KPI adalah
masuk kepada yang ketiga yaitu pengawasan isi siaran karena pada dasarnya
KPI dibagi menjadi tiga bidang yaitu bidang kelembagaan, bidang struktur
memberikan sanksi.
53
54
Kajian dilakukan setiap satu bulan sekali oleh para tim pengkaji. Kajian ini
yang ditetapkan KPI. Kegiatan pengkajian ini berguna untuk mengoreksi serta
sangat penting dilakukan sebab, secara tidak langsung kegiatan ini bisa
pelanggaran.
menerima aduan melalui media internet yakni dengan membuka situs web
lainnya seperti melalui call centre dan SMS, dari sanalah KPI mengetahui
aduan yang masuk dari masyarakat untuk KPI. KPI menampung, meneliti,
melanggar aturan penyiaran. Pada tahun 2009 ada 163 aduan (khusus
untuk tayangan infotainmen saja) yang masuk ke KPI dan pada tahun 2010
jumlah aduan yang masuk tidak berbeda jauh sekitar 31.98% dari total
cukup diperhitungkan
stasiun televisi, dan fasilitas monitoring dapat merekam semua siaran yang
Kegiatan monitoring dilakukan oleh 9 tim dan dibantu 11 tim ahli dan
penyiaran.
di atas merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh KPI. KPI memiliki
peran yang sangat penting dalam dunia penyiaran, KPI ibarat sebuah rem yang
oleh KPI adalah kegiatan yang dapat mengontrol semua kegiatan yang
terdapat dalam bidang penyiaran. Bukan tidak mungkin jika KPI tidak ada
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang berisi
apa yang boleh dan tidak disiarkan oleh lembaga penyiaran. P3SPS yang
SPS.
industri yang begitu ketat, ide-ide kreatif yang muncul tak jarang
berguna, karena jika KPI tidak menetapkan standar program siaran maka
memberikan tayangan yang tidak bertanggung jawab, sebab tidak ada standar
serta ketentuan yang harus dipatuhi oleh lembaga penyiaran, jadi dengan
kegiatan penyiaran di negeri kita ini. Sebagai warga Negara yang baik
masyarakat.
memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia,
adalah tugas yang tidak mudah apalagi ditambah tugas-tugas yang lain. Dari
sangat penting dalam dunia penyiaran. Kendala yang dihadapi antara lain
pula.
merupakan tugas yang cukup sulit. Disini KPI harus mensosialisasikan kepada
58
adil, merata dan seimbang. Sesuai pasal 36 ayat (4) isi siaran wajib dijaga
siaran, tayangan ini juga dianggap memberikan dampak negatif serta dapat
penyiarannya, bukan pada pihak PH-nya. Hal ini karena setiap lembaga
penyiaran berhak memilih tayangan mana saja yang akan tayang di lembaga
penyiaran tersebut.
Kemudian ketentuan dalam ayat (1) di atas berlaku untuk seluruh jenis
maupun yang dibeli dari pihak lain atau asing. Program yang dihasilkan dari
Pedoman Perilaku Penyiaran akan dicatat dan direkam oleh KPI dan akan
1
Undang-undang Nomor 32/2002 Bab IV bagian Pertama mengenai Pelaksanaan
Penyiaran
2
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 pasal 47
59
memberikan implikasi yang baik terhadap dunia penyiaran, hal ini sangat
penyiran kepada lembaga penyiaran dan masyrakat umum. Hal ini bertujuan
tindak pelanggaran. Sebagai warga Negara yang baik hendaknya kita harus
pelanggaran kepada KPI. Dengan begitu kita memiliki dua keuntungan, selain
membantu tugas KPI juga ikut mengurangi tayangan yang kurang bermutu.
akan fungsi dan tugas KPI, utamanya dalam mengawasi isi siaran. Sementara
pemantauan yang dilakukan KPI terhadap isi siaran mencakup materi yang
3
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 pasal 54
60
dapat lebih aktif dan kritis untuk dapat memilah atau mengindikasikan
tayangan mana saja yang sehat untuk dikonsumsi dan mana yang tidak sehat.
keagamaan hal ini sangat perlu mengingat agama merupakan landasan bagi
sacral sehingga segala sesuatu apapun yang ada dan ditetapkan oleh Negara
terhadap hal pribadi kesopanan dan kesusilaan merupakan hal yang tidak
Merupakan salah satu tujuan KPI. Semuanya ditujukan agar hak-hak anak,
remaja, dan perempuan dapat dipenuhi dengan baik. Semua peraturan yang
4
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 pasal 6
5
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 Pasal 8
6
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 pasal 10
61
orang tua dapat mengidentifikasi tayangan khusus anak mereka. Semua itu
diberlakukan agar tidak menonton tayangan khusus dewasa. Selain itu masih
banyak yang lainnya seperti penyiaran program dalam bahasa asing ketepatan
1. Memperoleh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang
masyarakat sebesar-besarnya.
7
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 Pasal 13 dan 14
8
Pedoman Perilaku Penyiaran 2009 Pasal 17
62
3. Mengatur program dan isi siaran yang dibuat oleh lembaga penyiaran agar
masyarakat.
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa serta mengatur program-
program isi siaran dari lembaga penyiaran, sehingga lembaga penyiaran dapat
memebrikan siaran yang positif terhadap masyarakat. Selain itu penetapan ini
panduan tentang batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dalam
saja lebih detail mengarah kepada acara atau program siaran, seperti adanya
golongan. 9
9
Standar Program Siaran 2009 Pasal 7,8 dan 9
63
agama dan Tuhan. Kata-kata kasar dan makian yang dilarang disiarkan
mencakup kata-kata dalam bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa daerah,
dan pembatasan program siaran seks. 12 SPS juga memuat bagian mengenai
media informasi, pendidikan, hiburan serta control dan perekat sosial dan
pemersatu bangsa.
agar:
bangsa multicultural;
10
Standar Program Siaran 2009 Pasal 27
11
Standar Program Siaran 2009 Pasal 13 dan 14
12
Standar Program Siaran 2009 Pasal 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24
13
Standar Program Siaran 2009 pasal 25 dan 26
64
perempuan;
menjadi rahasia umum jika lembaga penyiaran ingin mendapatkan rating yang
tinggi serta mengambil keuntungan dari suatu tayangan, salah satunya dengan
Hal ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Contohnya seperti
tayangan yang tidak memiliki unsur informasi, edukasi dan lain-lain. Karena
yang terpenting bagi lembaga penyiaran adalah rating yang tinggi serta
antara lain dengan melakukan diskusi terbuka dan diskusi terbatas dengan
mungkin. Namun bagi siapa saja yang melanggar tentunya akan mendapat
sanksi.
klarifikasi berupa hak jawab, baik dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk
pedoman perilaku penyiaran akan dicatat dan direkam oleh KPI dan akan
Penetapan sanksi bagi lembaga penyiaran yang terbukti secara sah dan
14
P3 pasal 51 dan SPS pasal 72 tahun 2009
15
P3 pasal 54 dan SPS pasal 68 tahun 2009
66
Siaran dijatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
a. Teguran tertulis,
tahap tertentu,
d. Denda administratif,
2. Pasal 57 yang berisi: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
rupiah) untuk penyiaran radio dan dipidana dengan pidana penjara paling
16
SPS Pasal 67 tahun 2009
67
3. Pasal 58: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan/denda
radio dan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan/denda
Tahun 2009
yang mengenakan baju dengan symbol palu arit (simbol dari komunitas
17
UU No 32 tahun 2002
68
Tahun 2010
3. 11 Juni 2010, I Gosip Pagi (Trans 7), Obsesi (Global TV), Kiss Plus
ada rekaman video pornonya), tanpa ada konfirmasi dari artis yang
digosipkan.
7. 18 Juni 2010, Cek & Ricek (RCTI) ditegur karena menyangkan adegan
9. 22 Juli 2010, I Gosip Siang dan I Gosip Sore (Trans TV), Kiss (Indosiar),
Insert Siang dan Insert Pagi (Trans TV), Was-was (SCTV) ditegur karena
menyangkan adegan ciuman bibir antara artis Krisdayanti dan Raul Lemos
aduan dari masyarakat (163 aduan) untuk tayangan infotainmen di tahun 2009
dan 31,98% dari total aduan yang masuk di tahun 2010, mengadakan kajian,
(P3-SPS) yang ditetapkan KPI pada tahun 2009. Kajian terhadap tayangan
ini dilakukan secara rutin setiap bulan sejak Maret 2009 hingga Desember
Trans TV, Global TV, Trans 7, Indosiar, TPI, ANTV, dan TV One.
serta adegan yang secara jelas didasarkan atas hasrat seksual, seperti
antara lain dapat berupa pelanggaran privasi (Pasal 50), tidak mengindahkan
45), menyorot luka korban kekerasan secara close-up (Pasal 30 ayat b), serta
71
berada di luar kapasitas mereka (Pasal 46). Sedangkan kelompok ketiga adalah
pelanggaran yang disebabkan oleh muatan perilaku yang tak patut ditiru,
kasar dan makian (Pasal 13), serta menggunakan alkohol, rokok (Pasal 16),
yang selalu ada dalam setiap periode pengamatan adalah tayangan yang
pantat.
Pada contoh kali ini ditampilkan satu adegan dari tayangan Kasak-Kusuk
Adegan ini dapat berupa foto maupun cuplikan video orang berciuman,
ada yang disensor, namun ada pula yang tidak disensor sama sekali
sehingga terlihat dengan jelas. Dalam P3 dan SPS, adegan semacam ini
c. Berita seksualitas
dari beberapa surat kabar untuk memperkuat kesan heboh pada liputannya.
Berita yang diambil sebagian besar dari judul berita, dan cuplikan dari
2009.
73
April 2009.
berita. Biasanya potongan judul dan artikel yang diambil berupa kata-kata
perilaku tak terpuji dari suami seorang selebriti yang diklaim kerap
g. Stereotipe Negatif
13 April 2009 topik yang dibahas adalah para selebriti yang menjanda.
dan berukuran besar di atas foto seorang selebriti yang berstatus janda.
yang telah ada di masyarakat tentang para janda, seperti Kisah Lain
Kembang, Menguak Tabir Sisi Lain Kehidupan Para Janda, Sisi Lain
2 P3 dan SPS.
dengan jam tayang, terutama untuk melindungi anak dan remaja dari tontonan
kategori perilaku tak patut ditiru, kategori sensualitas dan seksualitas. Tampilan
bawah 17 tahun agar tidak terimbas pemberitaan yang kurang baik terhadap
keluarga mereka.
7, Global TV, Indosiar, ANTV, SCTV, dan Trans TV khusus untuk program
infotainmen. 18
Saat KPI melakukan Rakornas di Bandung tanggal 5-8 Juli 2010 dalam
Infotainmen banyak melanggar norma agama, sosial, etika moral, kode etik
18
Data Rekap Teguran & Himbauan 2010 KPI Pusat
19
Menurut Wakil Ketua KPI Nina Muthmainnah, Jumat 9 Juli 2010,di TV One
76
ditayangkan.
non-faktual.
harus mulai jaga etika dalam setiap penayangan senelum sensor diterapkan.
Jika Infotainmen tidak memperhatikan etika, sanksi yang paling berat yaitu
moral, norma social, Kode Etik Jurnalistik dan P3SPS KPI. Pada saat
kewenangan KPI. 22
20
http://bataviase.co.id/node/30558
21
Penjelasan Pimpinan Rapat, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hassanudin saat RDP
bersama KPI dan Dewan Pers, di TV One
22
Penjelasan anggota Dewan Pers Uni Lubis, Rabu 14 Juli 2010, di situs bataviase
77
tayangan Infotainmen yang tidak lolos sensor dan dibicarakan kembali dengan
Adapun 4 (empat) poin kesepakatan antara DPR, Dewan Pers dan KPI
1. Komisi I DPR bersama KPI dan Dewan Pers bersepakat bahwa program
pelanggaran terhadap norma agama, etika moral, norma social, kode etik
3. Komisi I DPR menghargai dan menyambut baik sikap Dewan Pers yang
23
http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/14764/DPR-sepakati-sensor-
infotainment.jp
78
berita dengan tetap mengindahkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Jika
lebih baik jika dilakukan teknik blur dan memindahkan jam tayangnya
menjadi di atas pukul 22:00 hingga 03:00 seperti tertera dalam SPS 2009.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
79
80
faktual. KPI juga akan melakukan revisi terhadap P3SPS 2009 terutama
B. Saran-saran
Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi Revisi. 2007.
Jakarta: Simbiosa Rekatama Media
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. 2006. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nasuhi, Hamid, dkk,. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2007. Jakarta: CeQDA
81
82
Nugroho, Bimo dan Teguh Imawan, dkk. 2005. Infotainmen. Jakarta: Komisi
Penyiaran Indonesia
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori- teori Psikologi Sosial. 2005. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sutisno, PCS. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio. 1993.
Jakarta: Grafindo
Website:
http://artikeljurnalinfotainmen.pdf
http://bataviase.co.id
http://communicareinstitute.com
http://www.detiknews.com
http://www.google.com/pengertianperan
http://gunheryanto.blogspot.com
http://jktpress.com
http://kpi.go.id
http://petrachristianuniversitylibrary.ak.id/ikom.pdf
http://tempointeraktif.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
9. Masalah infotainment yang diputar setiap pagi, siang dan sore secara terus-
menerus akan berdampak terhadap masyarakat, sehingga perlu ada
regulasi KPI, seperti apa?
10. Apa yang sudah dilakukan KPI terhadap tayangan infotainment di televisi?
11. Apakah seluruh infotainment saat ini banyak melakukan pelanggaran kode
etik?
12. Apa saja stasiun televisi yang melakukan pelanggaran khususnya saat
program tayangan infotainment?
14. Bagaimana KPI mengetahui ada atau tidaknya tayangan yang layak atau
tidak layak di televisi?
15. Siapa yang mendapat teguran bila ada penyimpangan dengan peraturan
KPI dalam suatu tayangan, PH atau stasiun tv?
16. Jika ditemukan hal-hal yang menyimpang dengan peraturan KPI dalam
suatu tayangan, apa sanksi yang diberikan terhadap PH atau stasiun
televisi tersebut?
17. Sudah ada standar baku yang ditetapkan, yaitu P3SPS, Bagaimana
menurut Anda dengan hal ini? Dan bagaimana KPI seharusnya berperan?
18. Bagaimana harapan Anda terhadap apa yang telah dilakukan oleh KPI
sendiri?
Jawab: KPI berdiri pada tanggal 26 Desember 2003, KPI berdiri 1 tahun
setelah undang-undang disepakati. Sesuai dengan UU no 32 pasal 61 yang
bebrbunyi, KPI harus segera berdiri selambat-lambatnya 1 tahun setelah
diundang-undangkannya hal tersebut. KPI telah berjalan dua periode,
periode pertama yakni 2003-2006 dan periode kedua tahun 2007-2010.
Jawab : Visi dari KPI yaitu terwujudnya sistem penyiaran nasional yang
berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kesejahtaraan masyarakat. Sedangkan Misi KPI yaitu antara lain
membangun dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata
dan seimbang. Bisa dilihat di website KPI.
9. Masalah infotainment yang diputar pagi, siang, dan sore secara terus-
menerus berdampak terhadap masyarakat. Menurut saya perlu ada regulasi
KPI, seperti apa?
10. Apa yang sudah dilakukan KPI terhadap tayangan infotainment di televisi?
12. Apa saja stasiun TV yang melakukan pelanggaran khususnya saat program
tayangan infotainment?
14. Bagaimana KPI mengetahui ada atau tidaknya tayangan yang layak atau
tidak layak di televisi?
Jawab :Kontent tentang layak dan tidak layak tidak hanya terkait dengan
masalah kekerasan, seks, pornografi namun konten siaran itu harus
memuat isi yang cerdas, sehat, dan berkualitas. Cerdas disini maksudnya
sesuai proporsi waktu penayangannya. KPI mengetahui adanya tindak
pelanggaran melalui kegiatan pengkajian yang dilakukan terhadap
tayangan. Selain itu KPI juga menerima aduan dari masyarakat. Dari
aduan tersebutlah KPI mengetahui adanya tindakan pelanggaran. Yang
terakhir melalui kegiatan montoring yang dilakukan 24 jam. KPI Pusat
memperkerjakan 4 orang analis yang memantau rata-rata 3-4 jam per hari.
15. Siapa yang mendapat teguran bila ada penyimpangan dengan peraturan
KPI dari suatu tayangan, PH atau stasiun TV?
16. Jika ditemukan hal-hal yang menyimpang dengan peraturan KPI dalam
suatu tayangan, apa sanksi yang diberikan kepada PH atau stasiun TV
tersebut?
17. Sudah ada standar baku yang ditetapkan, yaitu P3SPS, Bagaimana
menurut Anda dengan hal itu dan Bagaimana KPI harusnya berperan?
18. Bagaimana harapan Anda terhadap apa yang telah dilakukan KPI sendiri?
Jawab :Saya hanya berharap masyrakat puas dengan apa yang telah
dilakukan oleh KPI, KPI juga berharap agar lembaga penyiaran
memberikan tayangan yang baik kepada pemirsanya. Dengan begitu KPI
tidak perlu memberi sanksi-sanksi. Masyarakatlah yang kembali menilai.
20. Apakan peran KPI sudah sesuai dengan kapasitasnya, bagaimana menurut
Anda?
Mochamad Riyanto
Azimah
Aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat, ibu tiga anak ini kritis
menyuarakan agar tayangan TV di Indonesia menjadi sehat. Ketua
Masyarakat Tolak Pornografi ini juga aktif melakukan penyuluhan literasi
media kapada masyarakat. Karena aktivitasnya ini, Azima yang juga pernah
menjadi Analis di The Habibie Center dan KPI Pusat ini dipercaya DPR
menjadi salahsatu dari tiga perempuan yang menjadi anggota KPI Pusat
periode 2010-2013.
Idy Muzayyad
Iswandi Syahputra
Yazirwan Uyun