Anda di halaman 1dari 90

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PROGRAM HIKMAH

DI RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

MUHAMMAD RIFAI
NIM : 109051000030

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PROGRAM HIKMAH
DI RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

MUHAMMAD RIFAI
NIM : 109051000030

Pembimbing

Dr. Armawati Arbi, M.Si


NIP. 19650207 199103 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ABSTRAK

Muhammad Rifai
Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM
Jakarta

Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga


dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Pemerintah
Daerah, Radio Jakarta Islamic Center 107,7 FM yang berada dibawah birokrasi
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau dikenal dengan nama Jakarta
Islamic Center yang bertujuan membangun suara peradaban Islam. Guna menambah
sisi spiritual, intelektual, dan keterampilan, salah satu usaha yang sifatnya
membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio JIC
sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan
sajian acara “Hikmah”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media
dakwah guna meningkatkan pengetahuan dan keimanan masyarakat muslim.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan
penelitian di Radio JIC 107,7 FM Jakarta dan mengkhususkan pada program
“Hikmah” tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW
dengan merumuskan sebuah pertanyaan yakni, isi pesan dakwah apa yang terkandung
pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM dan apa kecenderungan isi pesan
dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM ?
Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai
prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa
adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan telaah teks program,
melakukan observasi, wanwancara mendalam, kategorisasi, dan analisis data.
Dan selanjutnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content
analysis (analisis isi) dengan menggunakan model analisis isi Philipp Mayring, yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu
proses komunikasi, dalam hal ini isi pesan dakwah.
Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program “Hikmah” edisi
23-28 Januari 2013. Dengan pesan-pesan dakwah yang disampaikan, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa kecenderungan isi pesan dakwah yang disampaikan
pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM pada dasarnya lebih cenderung pada
isi pesan yang memiliki unsur kebaikan serta prilaku-prilaku terpuji. Hal itu
dikarenakan tema diangkat memang menyangkut kehidupan Rasulullah SAW yang
kita ketahui memiliki akhlak dan sifat yang terpuji, sehingga ucapan atau isi yang
disampaikan oleh narasumber berupa kata-kata yang baik seperti pribadi Rasulullah
SAW serta perintah-perintah beliau.

i
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT

Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak

terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan

penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amin.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri

peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan

keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini.

Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari

banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti

ucapkan kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayahanda Sukmawardi dan Tedjo prabowo, ibunda

Aida Warni dan Ernalyta, serta kakak-kakak tercinta Nursari Dewi,

Mariana dan adik-adik tersayang Trisna Yati, Mhd. Luthfansyah, Luthfiya

Nurpranita, dan Muhammad Faiz. Yang telah memberikan dukungan

berupa materi serta do’a yang tulus dan menjadi motivasi bagi peneliti.

2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA,

ii
Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal MA, Pembantu

Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rizal LK, MA;

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang

telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada

di kampus ini;

4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi

Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai

akademis di kampus tercinta ini;

5. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbng

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

6. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah

memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti

selama peneliti berada pada masa kuliah;

7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang

menunjang untuk skripsi ini;

8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang

menunjang untuk skripsi ini;

9. Seluruh pihak Radio JIC 107,7 FM Jakarta yang telah membantu peneliti

dalam menyediakan wadah bagi peneliti untuk melakukan penelitian

iii
tersebut, khususnya pada program Hikmah, kepada Mas Dipo selaku

produser dan Penyiar Hikmah, Mas Andi selaku Staff Program di radio

JIC, dan seluruh crew Hikmah.

10. Sahabat-sahabat KPI A angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan

dan ikatan persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti berada di

masa kuliah, kebahagiaan serta keakraban yang tidak akan terlupakan.

11. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.

Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terimakasih yang sebanyak-

banyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan,

semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti

bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi

pembaca. Amin

Jakarta, 29 Juli 2013

Muhammad Rifai
109051000030

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7
F. Kerangka Konsep ………………………………………… 9
G. Metodologi Penelitian ........................................................ 9
H. Sistematika Penulisan ......................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. Pesan Dakwah .................................................................... 16
B. Dakwah Dzatiyah .............................................................. 19
C. Media Dakwah Radio ........................................................... 20
D. Analisis Isi kualitatif ........................................................... 23

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO JIC 107,7 FM


A. Gambaran Umum Radio JIC ............................................... 26
B. Visi dan Misi ...................................................................... 27
C. Struktur Organisasi .............................................................. 28
D. Program-Program Acara....................................................... 29

v
E. Alamat kantor ......................................................................... 32
F. Laporan pendengar ................................................................. 32
G. Segmentasi ............................................................................. 33

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN


Isi Pesan Dakwah Acara Hikmah ............................................. 36

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 73
B. Saran ................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 76


LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ ruf Nahyi

Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan

firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1
Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah

untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah sumber

informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat manusia

sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW.

“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari),

Hadits di atas merupakan hadits yang memerintahkan kita untuk

menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada


 Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125.

1
2

orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk

menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.2

Dalam era globalisasi ini keberadaan media massa membawa pengaruh

luas dibanding dengan komunikasi tatap muka. Besarnya eksistensi media

komunikasi yang berakibat pada kebutuhan informasi yang besar bagi

masyarakat. Radio sebagai salah satu media memiliki peranan penting dalam

hal tersebut.

Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam

mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media

penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi

pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.3

Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama

hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi

persaingan keras seperti dengan bioskop, dan televisi. Radio telah beradaptasi

dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling

menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media

massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang

tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan

kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media

massa lainnya. Radio melibatkan dan merangsang imajinasi, dimensi waktu

dan ruang bisa dikembangkan. Secara potensial radio memungkinkan untuk

2
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), h. vii-viii.

Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet .1, h. 13.
3

menjangkau seluruh penduduk, bahkan penduduk miskin sekalipun, dan

dengan biaya sedikit.4

Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik

adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan

pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan

hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat

radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan

digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5

Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang

dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang

dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat

mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru, masalah-

masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media

pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan

pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai

sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran,

buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi

pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7

Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada

kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik

Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi program Radio, (Jakarta: Pengurus


Pusat HPPI Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h. 272.
5
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2.
6
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38.
7
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117.
4

dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan

akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya,

dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi

sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun

hasanah).8

Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan para

Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para mad’u

tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan baik dari media televisi,

internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media

massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan oleh radio

Jakarta Islamic Center 107,7 FM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara

siaran radio dalam program “Hikmah”. Adanya acara tersebut diharapkan

mampu menjadi media pembelajaran sekaligus media dakwah guna

meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.

Radio JIC 107,7 FM Jakarta merupakan radio yang memposisikan diri

sebagai radio muslim untuk menjadi suara peradaban Islam masa depan.

Radio JIC 107.7 FM – 1080 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic

Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban

Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam.

Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang

melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang

8
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 116.
5

menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam

bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan.

Sebagian besar program-program acara yang disajikan di radio JIC FM

adalah program News dan Lifestyle (musik & entertainment). Kemudian JIC

FM yang notabene merupakan radio News dan Lifestyle, membuat acara

“Hikmah”. Acara ini berupa acara tentang kisah-kisah teladan muslim yang

didalamnya terdapat suatu isi pesan dakwah yang durasi waktu tayangnya

mulai pukul 20.30 sampai 22.30 WIB setiap Senin-Jum’at.

Pada program Hikmah, cara penyampaian materinya dekat sekali dengan

nilai-nilai ke Islaman serta kajian-kajian mengenai kisah-kisah teladan Islam.

Ditambah dengan penyiar yang sangat terlihat komunikatif dan sangat

menguasai materi-materi yang ingin disampaiakan. Atas dasar alasan itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program Hikmah

tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan diberi judul: “Analisis Isi Pesan Dakwah

Program Hikmah di Radio JIC 107,7 FM Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang

penulis lakukan lebih terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang diatas,

maka penelitian ini dibatasi pada program acara Hikmah yang hanya fokus

pada Sender (Komunikator) dan massage (pesan) dan tidak pada chanel,

receiver, dan effect.


6

Dan data akan dianalisis dengan menggunakan analisis isi. Diantara sekian

banyak model analisis isi, yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah

analisis isi model Philipp Mayring.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Isi pesan dakwah apa saja yang terkandung pada program “Hikmah” di

Radio JIC 107,7 FM Jakarta?

b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “hikmah” di Radio

JIC 107,7 FM?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah apa saja

yang terkandung dalam program hikmah dan apa kecenderungan isi pesan

dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi

khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah

wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai

dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat

akan pengetahuan Islam.


7

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian

masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan lainnya

bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan

nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiun-stasiun radio yang

menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian analisis isi ini juga telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa-

mahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya mahasiswa-

mahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis

merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya, Analisis Isi

Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo. Berisi tentang

analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang bercerita tentang ibadah haji,

oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu sama-sama

menganalisis isi pesan dakwah tetapi perbedaannya pada bentuk kategorisasi.9

Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga

100,3 FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta

yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk

orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah

oleh Fifit Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi

9
Dian Komalasari, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah”
Koran Tempo,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
8

pesan pada program di radio, tetapi perbedaannya pada jenis isi pesan yang

diambil.10

Dan Analsisi Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio

Suara Edukasi 1440 AM-Ciputat. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah

dzatiyah, dakwah profesional, dan dakwah melalui profesi. Persamaan dengan

skripsi saya yaitu sama-sama menganalsis isi pesan dakwah pada program

radio, tetapi perbedaannya juga pada kategori yang diambil.11

E. Kerangka Konsep

RADIO JIC

Dakwah Dzatiyah :
a. Al-qalbu
b. Al-aql
c. An-nafs
d. Ar-ruh
e. Al-fitrah

HIKMAH

Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio
Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
Annisa Balqis, “Analisis Isi Pesan Dakwah Program “Suara Rohani” di Radio Suara
Edukasi 1440 AM-Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
9

Menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan sejumlah aspek dan

dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek nafsiah (jiwa), dan aspek

ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu dimensi al-nafs (elemen

dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan

mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-

qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu berubah-ubah dalam menentukan

suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa

manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat

spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan

agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid,

yaitu mengesakan Tuhan).12

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi

(content analisis). Metode ini merupakan metode yang sering digunakan

dalam mengkaji pesan-pesan dalam suatu media. Analisis isi dapat digunakan

12
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta, PT. Pustaka Pelajar, 2007), cet.
ke-2, h. 410.
10

untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio,

iklan televisi serta bahan-bahan dokumentasi lainnya.13

Sejalan dengan definisi tersebut, Analisis Isi Kualitatif mencoba untuk

menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan penelitian komunikasi

untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi tekstual tapi dengan

elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif. (Mayring, 2000: 6)

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh

informasi.14Yang menjadi subjek penelitian adalah tim radio JIC 107,7 FM

Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah program

Hikmah. Sumber data didapat dari radio JIC 107,7 FM sebagai stasiun radio

yang menyiarkan program Hikmah tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus

Maulid Nabi Muhammad SAW serta mereka yang memberikan informasi

mengenai objek penelitian.

3. Tahapan Penelitian

Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah a). Pengumpulan data, b).

Pengolahan data, dan c). Analisis data.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data-data melalui berbagai

instrumen sebagai berikut:

13
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka,
2004), Cet. Ke-1. hal.79.
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1968),
h.92.
11

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat

untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang

sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.15

Keunggulan utama wawancara adalah memungkinkan peneliti

mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena

wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerja sama yang baik antara

pewawancara dan yang di wawancarai sangat diperlukan.16 Wawancara

dilakukan kepada Penyiar dan Produser.

2. Telaah Teks Program

Selain wawancara, penulis mencoba menggali informasi/data secara lebih

mendalam lagi, yaitu melalui telaah rekaman program. Setelah itu rekaman

program tersebut penulis transkip kedalam teks. Begitu juga dengan data-data

lainnya seperti data wawancara, penulis mencoba tuangkan ke dalam bentuk

teks, kemudian penulis analisis dan mengambil kesimpulan.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan, dengan observasi akan

diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang kenyataan.17Observasi ini

dilakukan selama bulan Desember sampai Januari 2013. Karena untuk

mengetahui proses produksinya maka dilakukan waktu yang cukup lama.

Wardi Bhatiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet. 1, h. 72.
16
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), Cet. 1, h. 225.
17
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 106.
12

Dalam teknik observasinya, peneliti menggunakan observasi yang bersifat

langsung dan tidak langsung. Langsung yakni dengan melakukan kunjungan

serta mengikuti pelaksanaan program Hikmah di radio JIC 107,7 FM Jakarta,

dan tidak langsung dengan mendengarkan serta mengamati pada program

Hikmah di radio yang dimaksud.

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.18Teknik yang

peneliti gunakan dalam observasi ini sifatnya pengamatan.

Menurut M. Q. Patton (1980: 123-126), peneliti yang melakukan

pengamatan akan mendapatkan manfaat seperti (a) pandangan yang holistik

dan menyeluruh, (b) membuka kemungkinan melakukan penemuan atau

discovery, (c) dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,

(d) dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh

responden, (e) dapat memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai

objek yang diteliti, (f) mendapatkan kesan-kesan pribadi.19

Observasi dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data

mengenai Program Hikmah. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan

langsung ke radio JIC 107,7 FM Jakarta tepatnya di Jalan Kramat Jaya , Koja,

Jakarta Utara.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), Cet. 10, h. 240.
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2010), Cet.1, h. 31.
13

4. Kategorisasi

Kategorisasi merupakan instrumen dalam penelitian analisis isi materi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan pesan-pesan dakwah yang

terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM.

Kategorisasi, penyusunan berdasarkan kategori; penggolongan. Proses dan

hasil pengelompokan unsur bahasa dan bagian pengalaman manusia yg

digambarkan ke dalam kategori.20

5. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen yang

relevan dan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Yaitu mempelajari dan

menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar yang diambil dari foto-

foto, rundown, arsip berupa diktat, dan lain sebagainya untuk penguat atas

kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan interview. Dalam hal ini

yaitu data-data, foto-foto, arsip-arsip yang berhubungan dengan program

Hikmah, seperti rundown, foto wawancara dan studio siaran, yang dapat

memperkuat data penelitian, data ini dapat diperoleh langsung dari dokumen

yang ada di radio JIC 107,7 FM Jakarta.

b. Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, penulis mencoba menyederhanakan

dan mengolah data, maka data yang ada dimasukkan ke dalam bentuk tabel,

bagan, roda jam siar, dan foto-foto.

20
http://www.artikata.com/translate.php, diakases pada tgl.13 Juli 2013,pukul. 23.00
WIB.
14

c. Analisis Data

Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini akan menggunakan


teknik analisis isi kualitatif Philipp Mayring yang mengemukakan ide dasar
analisis isi kualitatif dalam bidang komunikasi yang didasarkan atas empat
hal. Keempat hal tersebut adalah a). menyesuaikan materi ke dalam model
komunikasi, b). Aturan analisis, yaitu materi yang dianalisis secara bertahap
mengikuti aturan prosedur, yaitu membagi materi ke dalam satuan-satuan c).
kategori adalah pusat dari analisis. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti
pertanyaan penelitian, dimasukan ke dalam kategori. Kategori ini ditemukan
dan direvisi di dalam proses analisis, dan d). Kriteria kredibilitas dan validitas.

A. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun

dengan membagi menjadi lima bab:

BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian,

tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep,

metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS: Dalam bab ini membahas definisi pesan

dakwah, media dakwah yaitu radio, pengertian analisis isi kualitatif.

BAB III PROFIL STASIUN RADIO JIC FM: Membahas gambaran umum

radio JIC FM, sejarah dan perkembangan radio JIC FM, visi dam misi radio

JIC FM, struktur organisasi di radio JIC FM, program-program acara di radio

JIC FM, alamat radio, logo radio, laporan pendengar, segmentasi, dan

kepemilikan saham.
15

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini membahas isi

pesan dakwah yang terdapat dalam program Hikmah di radio JIC FM.

BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,

sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,

kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan

dalam penelitian.
16

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pesan Dakwah

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator

kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam

proses komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti.21 Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat

berpengaruh pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da‟i.

Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab,

yaitu da‟a, yad‟u, da‟ wan, du‟a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru,

memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”22

Kata dakwah juga berarti do’a (al-du‟a), yakni harapan, permohonan kepada

Allah swt atau seruan (al-nida‟). Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau

ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du‟a ila al-syai‟ al-hatsts „ala qasdihi).23

Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan

tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam. 24

Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan

orang lain kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan

untuk beriman kepada Allah SWT.

21
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008),
Cet. Ke-1. hal. 8.
22
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta,
2006), Cet. ke-2, hal.17.
23
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta
, 2008), Cet ke-2. hal. 144.
24
Idris A Somad, Diktat Ilmu Dakwah, Th. 1425 H/2004. hal. 24.
17

Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber

dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan

tersebut.25 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung

arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.26

Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan

komunikator,27 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan

bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh

komunikator.28

Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da‟i

kepada mad‟u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari‟ah, dan

akhlaq, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh

mustami‟i (pendengar). Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang

cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka

makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna.

Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan

yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut

berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar.

Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi

yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :

25
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1.
hal. 43.
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2003), hal- 761.
27
H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2. hal. 32.
28
Onong Ucahyana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakarya. 1994), Cet. Ke-8. hal. 18.
18

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,


mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Q.S. Al-
Ahzab : 39).

Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u dapat

diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di

antaranya:

 Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik

perhatian mad‟u;

 Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad‟u,

sekaligus menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya

itu;

 Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan

situasi di mana kelompok mad‟u itu berada.29

Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da‟i pada mad‟u pada dasarnya

bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama30 yang meliputi akidah,

syari‟at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu

bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun

bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan

akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan

sehari-hari.

29
M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 27.

30
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet. Ke-
1. h. 33.
19

Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u

haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di

mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti

mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di

masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti

relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena

dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu

dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.

Sedangkan Ari Ginanjar Agustian merumuskan akidah tersebut dengan 165, yang

mengkaji bagian dari ajaran Islam yakni 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun Islam

yang dia rumuskan dengan “ESQ way 165″. Hal ini merupakan sebuah hal yang

sangat menarik karena Ari Ginanjar mengkaji Islam dari segi ihsan, rukun iman dan

rukun Islam yang merupakan wilayah aqidah dengan penjelasan yang berisi tentang

pemaknaan ihsan, rukun iman dan rukun Islam dalam peningkatan diri manusia

menjadi lebih baik31. Wilayah aqidah ini biasanya merupakan wilayah yang akan

jarang dikaji karena merupakan konsep paling sensitive dalam akidah Islam.

B. Dakwah Dzatiyah

Dakwah dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan

komunikasi di dalam diri. Di dalam ilmu komunikasi dakwah dzatiyah dapat

dikatakan sebagai komunikasi intrapribadi dan. Kata dzatiyah dapat dikatakan

sebagai tarbiyah dzatiyah. Abdul bin Abdul Aziz Al-Aidin mendefinisikan tarbiyah

dzatiyah ialah tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya

sendiri.32

31
Ari Ginanjar, ESQ, Jakrta: ARGA, 2005.
32
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 17.
20

Baharuddin menambahkan, di dalam diri manusia dilengkapi dengan sejumlah

dimensi, yaitu dimensi al-jism, al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang

menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa

perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu

bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang

menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang

bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau

keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama

tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).33

C. Media Dakwah Radio

1. Pengertian Radio

Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana

International (1983: 121a), radio is mean of communication that tillies on the use of

electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic

wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but

generally much lower in frequency (radio adalah alat komunikasi yang menggunakan

gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya.

Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan

cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah).34

Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran (pengiriman)

suara/bunyi melalui udara (1982: 791). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford

Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of

messages by electronic waves without connecting wires (radio adalah pengiriman dan

33
Baharuddin, Ibid.
34
A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, (Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher), Cet. 1 h. 30.
21

penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel). Lebih

lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja (1980: 80) menyatakan, radio

adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan

kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di

mobil dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk

mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang

mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan.35

Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi ditelinga atau

pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan

kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi

pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar

hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar

radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam

memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang

dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.36

Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti dalam

Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga (1996: 93), radio adalah alat komunikasi

massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi, (Lee, 1965). Suatu

pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa-apa pada

audiens/pendengar kalau gelombang-gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang

berarti, entah itu berupa sinyal-sinyal, kata-kata terucapkan, maupun nada-nada, atau

sesuatu yang berirama (Kertapati, 1981).

35
Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta: Atmajaya,
1998) Cet. 2 h. 69.
36
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan Reporter Radio,
(Jakarta: Penebar Plus, 2007), Cet. 1. h. 6.
22

2. Radio Sebagai Media Dakwah

“Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak

dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.37” Radio adalah suatu

perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi

modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa,

kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara

rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”38

“Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat,

dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media

ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan

terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi

begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun

informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”39

Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk

memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to

educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan dorongan perubahan diri

(provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).40

Sementara media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau

perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah

“segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan

37
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16.
38
Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet
ke-7, hal. 107.
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006), Cet ke-4, hal. 9.
40
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26.
23

tertentu.”41 Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima

jenis yaitu:42

1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui

lidah dan suara.

2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam

proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u

3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik.

4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan

mpendengaran mad’u.

5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku dai’

D. Analisis Isi Kualitatif

Menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang

disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendorf,

analisis isi adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat

ditiru dari data ke konteks.

Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sitematis untuk

menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan

menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.

Sedangkan Putranto mendedinisikan analisis isi (content analysis) berhubungan

dengan komunikasi, tepatnya berhubungan dengan isi komunikasi. Penelitian dengan

menggunakan teknik analisis isi merupakan teknik penelitian alternativ bagi kajian

41
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 163.
Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV Diponegoro,
1982), cet. ke-2, h. 13.
24

komunikasi yang pada umumnya cenderung lebih banyak mengarah pada penelitian

sumber (source) maupun penerima (receiver).43

Namun demikian, dalam analisis isi terdapat permasalahan yang timbul berkaitan

dengan pelaksanaan di lapangan, antara lain:

a. Sulit mendapatkan secara pasti sample yang representative

b. Seringkali mendapatkan definisi kerja yang baik pada topic yang sedang

dipelajari. Misalnya: apa itu kekerasan

c. Tidak selalu mudah mendapatkan unit yang dapat diukur, seperti susunan cerita

atau gambar komik, apa yang dilakukan orang terhadap film atau artikel majalah.

d. Sulit membuktikan kesimpulan yang tepat.

Tuntutan metodologis analisis isi pada dasarnya sama dengan penelitian ilmiah

pada umumnya. Tuntutan objektifitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim

dipakai dalam analisis isi. Objektifitas menuntut agar kategori-kategori analisis

didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya

dengan tingkat realibilitas yang tinggi. Dan tuntutan sistematika bertujuan untuk

mencegah penarikan kesimpulan oleh peneliti tidak adil artinya bukan hanya untuk

menyokong hipotesis peneliti semata.44

Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi

komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan

untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu,

cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, dsb.

Dalam analisis isi kualitatif yang digunakan merujuk pada data reduksi kualitatif

yang akan mendapatkan suatu volume material kualitatif, disamping berusaha

Dodi M. Ghazali, Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran


Kinerja Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.85.
44
Dodi M. Ghazali, h. 86.
25

melakukan identifikasi inti konsistensi (core consistencies) dan makna yang

terkandung dalam kata-kata teks yang utama.

Karena itu diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk

memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks social

atau realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan (teks, symbol,

gambar dan sebagainya) adalah produk social dan budaya masyarakat. Inilah yang

disebut analisis isi kualitatif.


26

BAB III

PROFIL RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA

1. Gambaran Umum Radio JIC 107,7 FM

Radio JIC 107.7 FM – 1152 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic

Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban

Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam.

Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang

melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang

menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam

bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan.

Untuk peningkatan penyiaran dakwah dan pendidikan Islam melalui radio


siaran, Jakarta Islamic Centre (JIC) sejak tahun 2006 telah memiliki sebuah
stasion radio komunitas ( FM 107.7 MHz ) dengan izin terakhir No
800/1.817.3 tanggal 4 Mei 2011 ( izin radio harus diperpanjang setiap tahun )
yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan
Provinsi DKI Jakarta. Radius siaran efektifnya hanya sekitar 3 ( tiga )
Kilometer.
Berdasarkan ketentuan perundang – undangan dibidang penyiaran, radius
jangkauan siaran tersebut tidak dapat ditingkatkan lagi karena akan
menganggu radio komunitas lainnya. Disisi lain karena keterbatasan
ketersedian frekwensi radio siaran, maka sejak pertengahan tahun 1990 an
Pemerintah sudah tidak menerbitkan “Izin Radio Siaran Baru” bagi radio pada
Frekwesi Modulasi ( F M ) maupun pada Frekwensi Amplitudo Modulasi ( A
M ) untuk seluruh wilayah Pulau Jawa dan beberapa Provinsi di luar Pulau
Jawa. Demikian juga halnya dengan Provinsi DKI Jakarta.
27

Berdasarkan sumbangan seorang hamba Allah yang tidak mau disebut


namanya, Jakarta Islamic Centre saat ini berhasil memiliki sebuah stasion
radio non komunitas dengan Frekwensi AM 1080 KHz yang izinnya
dikeluarkan oleh Departeman Kominfo Republik Indonesia. Izin Stasion
Radio terakhirnya dikeluarkan pada tanggal 15 Januari 2012 sebagaimana
terlampir.

Kepemilikan radio ini diperoleh melalui pengambil alihan seratus persen


kepemilikan saham dari PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia. Dengan
frekwesi tersebut, kini Jakarta Islamic Centre dapat melakukan siaran dengan
jangkauan siaran untuk seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.
Saat ini Radio tersebut masih dalam proses uji coba siaran dengan kekuatan
daya pancar 1 ( satu ) Kilowatt . Kekuatan daya pancar yang diinginkan adalah
10 ( sepuluh ) Kilowatt. Meskipun nama perusahannya PT. Radio Suara Mega
Asri Indonesia, namun dalam operasional siarannya radio ini sudah
menggunakan nama udara “ Radio Jakarta Islamic Centre” ( Radio JIC ) –
Suara Peradaban Islam.

2. Visi dan Misi Radio JIC FM

Pengelolaann radio Jakarta Islamic Centre dilaksanakan dengan Visi dan

Misi sebagai berikut :

a. V I S I : Mewujudkan pembangunan bangsa yang berakhlahkul karimah


dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
b. MISI :
1. Meningkatkan ketaqwaan masyarakat kepada Allah SWT berdasarkan
kemurniaan ajaran Al Quran dan Hadits .
2. Mengembangkan pemahaman syiar dan budaya islam.
3. Meningkatkan kesertaan masyarakat dalam pembangunan bangsa.
28

3. Struktur Organisasi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


RADIO JAKARTA ISLAMIC CENTRE

R U P S
DEWAN KOMISARIS
Drs. H. Muhayat
Drs. M. Sukanta As., M.Si.

DIREKTUR
Drs. H. Sjafruddin Madjid

KA. STUDIO
H. Marhadi Muhayar, Lc., M.A.

BAGIAN UMUM
Paimun A. Karim

SUB BAG SUB BAG SUB BAG


TATA USAHA KEUANGAN PERIKLANAN
Rina U.H, S.Sos.I. H. Herman S, BA. Arief SP.D

KA. PRODUKSI KA. SIARAN KA. TEKNIK


M. Fikri, S.T. Darmi Ar., S.Ag. Boy Mahfuddin

KOORDINATOR P E N Y I A R / OPERATOR / NARA SUMBER


Ade Suhandi, S.Pd.
29

4. Program-Program Acara Radio JIC FM

URAIAN POLA ACARA SIARAN HARIAN


No. Pukul Nama acara Uraian
03.45 - Pemancar dan Menghidupkan perangkat siaran dan
1 04.00 perangkat siar pemancar untuk siaran .
dihidupkan
04.00 - Tune pembuka, Tune Pembuka dimulai dari doa
05.30 Murattal, Tahrim, dengan membaca Suratul Fatihah,
Azan Subuh, Asmaul Lagu Indonesia Raya dan call stasion
Husna, Muratttal , ( station ID ). Acara dimulai dengan
Hikmah dan doa. pembacaan Al Quran secara murattal
/cepat yang diikuti dengan tahrim (
salawat sebelum azan). Setelah azan
subuh dilanjutkan dengan Asmaul
2
Husna yang merupakan nama-nama
sifat Allah SWT. Kemudian
dilanjutkan kembali dengan
pembacaan Al Quran secara
murattal. Acara ini ditutup dengan
hikmah dan doa yang berupa
kutipan-kutipan ayat-ayat Al Quran
dan Hadis disertai terjemahannya.
05.30 - Kuliah subuh ( Live Kuliah subuh ini disajikan secara
06.30 & rekaman) langsung atau rekaman. Kuliah subuh
3 ini dapat juga berupa kuliah subuh
yang disiarkan langsung dari masjid
Raya Jakarta Islamic Centre.
06.30 - Tilawatil Quran dan Pembacaan Al Quran dan
4
07.00 terjemahan Terjemahannya ( Rekaman ).
07.00 – Info pagi Info pagi ini berisikan informasi
07.30 tentang perkembangan islam di dunia
serta kegiatan pembangunan di
5 Jakarta yang disesuaikan dengan
format Radio JIC. Sumber informasi
info pagi ini dari media cetak yang
tertib hari itu dan internet.
07.30 – Kajian Keislaman Berisikan penjelasan tentang
09.30 Pagi dan Kajian pengajian keislaman (amar makruf
Ahad Dhuha. nahi mungkar) serta memperdalam
makna yang terkandung dalam Al
Quran dan Hadis. Acara ini
6
berlangsung secara interaktif antara
nara sumber dengan pendengar. Pada
hari minggu acara ini di isi dengan
siaran langsung berupa pengajian
Ahad Dhuha (pengajian hari Ahad di
30

waktu Pagi/Dhuha) langsung dari


masjid raya Jakarta Islamic Centre.
Bincang JIC ( Senin Berisikan informasi tentang kegiatan-
) kegiatan JIC sepekan kedepan dan
mengulas kegiatan-kegiatan
sebelumnya.
Bincang Masjid ( Acara ini yang menyajikan kegiatan
Selasa ) dari masjid ke masjid di wilayah
provinsi DKI Jakarta. Acara ini
merupakan kerja sama dengan Dewan
Masjid Indonesia DKI Jakarta,
Bincang Sehat Acara yang merupakan kerjasama
bersama RS dengan Rumah Sakit Pelabuhan
Pelabuhan Jakarta ( Jakarta yang berisikan penjelasan-
Rabu ) penjelasan tentang kesehatan yang
dijelaskan oleh dokter-dokter dari
rumah sakit tersebut.
Bincang Muamalah Acara ini berisikan bagaimana
09-30 – (Kamis ) meningkatkan sumber daya ekonomi
7
10.00 ummat berdasarkan prinsip ekonomi
syariah.
Bincang Pendidikan Acara ini berisikan bagaimana
( Jumat) meningkatkan pendidikan bagi anak
sesuai dengan tuntunan Islam.
Bincang Sehat Acara yang merupakan kerjasama
bersama RS Islam dengan Rumah Sakit Islam Sukapura
Sukapura Jakarta yang berisikan penjelasan-penjelasan
( Sabtu ) tentang kesehatan yang dijelaskan
oleh dokter-dokter dari rumah sakit
tersebut.
Happy Morning on Acara ini merupakan interaktif khusus
JIC (Minggu) antara penyelenggara radio dengan
pendengar untuk untuk memperoleh
masukan tentang siaran yang
dilakukan dan apa yang mereka
inginkan.
10.30 – Busines hours Acara yang berisikan
8 11.30 penjelasan/promosi dari suatu
kegiatan pemerintah dan atau swasta
11.30 – Murottal & terjemah, Acara ini merupakan rangkaian acara
13.00 Tahrim, Azan Zuhur, sebelum dan sesudah shalat zuhur yng
Asmaul husna dan berisi pembacaan Al Quran, Shalawat
Kultum, dan kembali dan Kuliah Tujuh Menit setelah
9 ke murattal dan Sholat Zuhur. Acara ini disiarkan
terjemah. langsung dari mesjid Raya Jakarta
Islamic Centre. Khusus hari Jumat
acara ini diisi dengan rangkaian
ibadah Shalat Jumat.
31

13.30 – Dunia wanita dan Acara yang bersisikan kegiatan


14.30 dunia remaja disekitar wanita dari senin sampai
10
dengan jumat dan kegiatan sekitar
remaja pada hari sabtu dan Minggu.
14.30 – Murottal, Azan Pembacaaan Al Quran secara murattal
15.30 Ashar, Murattal dan . Setalah Azan Ashar dilanjutkan
11
terjemah. Pembacaaan Al Quran secara murattal
dengan disertai terjemah.
15.30 - Kabar Kota Berisikan berita dan informasi sekitar
16.00 kota Jakarta. Sumber acara ini dari
12
surat kabar, internet atau media
lainnya.
16.00 – Kajian Keislaman Berisikan hal-hal tentang amar
13 17.30 sore makruf nahi mungkar serta
memperdalam makna yang
terkandung dalam Al Quran dan
Hadist. Acara ini berlangsung secara
interaktif antara nara sumber dengan
pendengar.
14 17.30 - Murattal, tahrim, Rangkaian pembacaan pujian kepada
19.30 azan magrib, asmaul Allah SWT dari 30 Menit menjelang
husna, murattal dan Azan Magrib sampai dengan selesai
terjemah, tahrim, sholat Isya. Khusus pada mala jumat
azan insya, Asmaul setelah magrib diisi dengan kajian
Husna kitab kuning.
15 19.30 – Kajian Keislaman Berisikan penjelasan tentang amar
21.30 Malam dan kisah makruf nahi mungkar serta
ensiklopedia memperdalam makna yang
terkandung dalam Al Quran dan
Hadist. Acara ini berlangsung secara
interaktif antara nara sumber dengan
pendengar. Khusus pada sabtu dan
minggu malam diisi dengan kisah-
kisah perjuangan Rasulullah dan para
sahabat dalam perjuangan Islam yang
bersumber dari ensiklopedia islam.
17 21.30 – Informasi Dunia Acara ini berisikan tentang informasi
22.00 Islam dunia islam baik di dalam maupun di
luar negeri. Informasi ini diambil dari
surat kabar , buku atau internet.
18 21.00 – Hikmah Kisah teladan muhasabah malam
22.00 (kisah inspirasi menata hati penyejuk
jiwa)
19 22.00 – Muraottal dan Pembacaan Al Quraan dan
23.50 terjemah Terjemahan.
32

20 23.50 – Penutupan siaran Acara siaran ditutup dengan doa


24.00 penutup dan pembacaan surat Wal
Ashr ( Masa ) dan lagu Indonesia
Tanah Airku. Setelah acara ditutup,
perangkat siar di matikan tepat pukul
24.00 WIB.

5. Alamat Kantor dan Studio

Mengingat Radio Jakarta Islamic Center sebagai media utama penunjang


pengembangan dakwah dan pendidikan Islam bagi masyarakat yang dilaksanakan
oleh Jakarta Islamic Centre, maka lokasi Kantor dan Studio Radio ditempatkan
pada alamat yang sama dengan komplek Jakarta Islamic Centre yakni :
Komplek Jakarta Islamic Centre
Jl. Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara
Kecamatan Koja
Jakarta Utara -14260
Telp. 021 – 4413069 – Fax. 44835349
Email : radio @ islamic-center.or.id
Website : www.islamic-center.or.id

6. Laporan Pendengar

Dari data di atas dapat kita lihat banyaknya pendengar radio JIC baik dari

status ekonomi, jenis kelamin, serta level pendidikan. Di sini dapat terlihat bahwa
33

dari status sosial ada sebanyak 30% pendengar dari kalangan low (bawah), 45%

pendengar dari kalangan Middle (menengah), dan 25% dari kalangan High (atas).

Ini mengidinkasikan bahwa Radio JIC tidak hanya didengar oleh kalangan bawah,

namun juga bnyak didengar oleh kalangan menengah dan atas. Sedangkan untuk

jenis kelamin, ada sebnayak 40% pendengar dari kalangan pria dan 60% dari

kalangan wanita. Dan untuk level pendidikan, 40% pendengar Radio JIC dari

kalangan perguruan tinggi, 35% tingkat SLTA, 20% dari ringkat SMP, dan 5%

dari tingkat SD. Mungkin ini merupakan hal yang lumrah, mengingat rata-rata

pendengar radio biasanya memang didengar oleh orang-orang yang berada

ditingkat pendidikan SMP ke atas.

Selain itu, Radio JIC pada umumnya didengar oleh laki-laki dan perempuan yang

berusia antara 18 sampai 40 tahun dengan level ekonomi menengah ke atas yang

berada di area DKI Jakarta.

7. Segmentasi

SEGMENTASI Usia; 18 s/d 40 tahun


Ekonomi; Menengah Atas

KOMPOSISI Berita : 20% (Jakarta, Indonesia, Dunia)


PROGRAM Dakwah: 60% (Tsaqafah, Kajian dll)
Hiburan: 10% (Musik dll)
Lain-lain : 10% (Iklan layanan, reportase
dll)

JAM SIAR 04.00 – 24.00

DAYA PANCAR JABODETABEK


34

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pendengar Radio JIC umumnya

didengar oleh masyarakat yang berusia 18 sampai 40 tahun dengan level

ekonomi menengah ke atas. Komposisi program yang ada di Radio JIC terbagi

kedalam 4 komposisi program yaitu berita, dakwah, hiburan, dan lain-lain yang

mencakup iklan layanan, reportase, dan lain lain. Sebanyak 20% program yang

ada di Radio JIC memuat berita, 60% memuat acara dakwah, 10% memuat

hiburan, dan 10% memuat acara yang lain. Ini mengindikasikan bahwa sesuai

dengan visi dan misi Radio JIC sebagai radio suara peradaban Islam sehingga

banyak memuat acara-acara yang bercirikan dakwah.

KEPEMILIKAN SAHAM

Semula pengambilan saham PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia


tersebut diupayakan atas nama Lembaga Jakarta Islamic Centre. Namun karena
lembaga Jakarta Islamic Centre merupakan lembaga yang dibentuk oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka. pengesahan akte pengalihan tersebut,
tidak dapat diterima oleh DEPKUMHAM RI . Untuk mempercepat proses
pengambilan saham dan menjaga agar izin radio tersebut tidak jatuh ke pihak lain,
maka akhirnya saham dialihkan atas nama pengurus Jakarta Islamic Centre.
Dengan demikian susunan pengurus PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia saat ini
adalah :

1. Drs.H.Muhayat Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam (


Jakarta Islamic Centre ) sebesar 60 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H.
Muhayat berkedudukan sebagai Komisaris Utama perusahaan.

2. Drs.H.M.Sukanta AS. M.Si Sekretaris Pusat Pengkajian dan


Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 20 % saham . Dalam
akte tersebut Drs. H. M.Sukanta AS. MSi berkedudukan sebagai Komisaris
perusahaan.
35

3. Drs. H. Sjafruddin Madjid Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi


Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 20
% saham . Dalam akte tersebut Drs. H. Sjafruddin Madjid berkedudukan sebagai
Direktur perusahaan.

Seluruh pemegang saham telah bersapakat untuk menyerahkan terimakan


radio tersebut untuk di kelola oleh Jakarta Islamic Centre sebagai sebuah radio
yang sepenuhnya menyiarkan dakwah dan pendidikan Islam di bawah
pengelolaan Jakarta Islamic Centre.
36

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung
pada program Hikmah sebanyak 6 materi yang siaran yang disiarkan pada
tanggal 23 sampai 28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad
SAW. Seperti yang sudah disampaikan di awal, dalam menganalisis isi pesan
tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi kualitatif model Philipp
Mayring, yang mencoba menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan
penelitian komunikasi untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi
tekstual tapi dengan elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif.
Adapun materi rekaman program “Hikmah” edisi 23 – 28 Januari 2013

antara lain adalah sebagai berikut:

No Tanggal Siar JUDUL Penyiar

1. 23 Januari 2013 Sosok Nabi Muhammad Dipo dan Saif


SAW

2. 24 Januari 2013 Kisah Khullafa Arrasidin Dipo dan Saif


(Abu Bakar Assiddiq)

3. 25 Januari 2013 Keluarga Rasulullah SAW Dipo dan Saif

4. 26 Januari 2013 Awal Mula Izin Perang dan Dipo dan Saif
Perjanjian Hudaibiah

5. 27 Januari 2013 Makhluk Allah yang paling Dipo dan Saif


dimuliakan oleh Allah
SWT

6. 28 Januari 2013 Mukzijat Nabi Muhammad Dipo dan Saif


SAW
37

1. Sosok Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad merupakan Nabi akhir zaman yaitu sosok


manusia yang jujur tutur katanya, mulia akhlaknya, harmonis
keluarganya, taqwa merupakan baju kebesarannya, sabar
merupakan kendaraannya, dan dapat memberikan kita ushwatun
hasanah.

Di dalam teks di atas terdapat ada kata jujur, mulia akhlaknya,


harmonis keluarganya, taqwa, sabar, dan uswatun hasanah. Kata Jujur
dan mulia akhlaknya merupakan salah satu dari bentuk dimensi manusia
yaitu An-Nafs. Namun sifat jujur dan mulia akhlaknya dapat dikategorikan
kedalam nafsu yang baik atau nafsu kamilah. Di dalam buku karangan
Armawati Arbi, dimensi an-nafs terletak pada aspek nafsiyah. Dimensi an-
nafsu adalah dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam psikis
manusia. Meskipun demikian, ia dapat diarahkan kepada kemanusiaan
setelah mendapat pengaruh besar dari dimensi lainnya, yakni dimensi
psikis seperti akal, kalbu, ruh, dan fitrah.45
Kata Taqwa dan Sabar merupakan bentuk dari Ihsan dan dimensi Al-
Qalbu. Dimensi kalbu adalah dimensi psikis dari aspek nasiyah. Dimensi
kalbu mengarahkan kepada kemanusiaan bagi jiwa manusia. Istilah
semakna dengan kalbu dan berfungsi sebagai tempat was-was, tempat
iman, tempat cinta, memelihara kebenaran, tempat ilmu dan agama,
manifestasi sifat-sifat Allah SWT, tempat merasa dan daya relokasi, daya
halus dan rahasia.46
Sedangkan kata Uswatun Hasanah merupakan suatu sifat kebaikan
yang merupakan pilar dari An-Nafsu.

45
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 31.
46
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 35.
38

Di dalam Islam sendiri, kita sebagai ummat Rasulullah SAW


diperintahkan untuk dapat mengaplikasikan perbuatan beliau tersebut.
Karena sesungguhnya hal itu merupakan bekal buat kita nantinya.

Nabi Muhammad adalah Nabi yang mampu memberikan safa’at


kepada seluruh ummatnya, sedangkan Nabi-nabi yang lain tidak
bisa.

Di dalam kalimat di atas terdapat isi pesan dakwah yakni kata safa‟at.
Safa‟at merupakan bentuk kategorisasi dari Ar-Ruh. Ar-Ruh tersebut
merupakan aspek psikis manusia yang bersifat spiritual transendental.
Spiritual berpotensi luhur batin. Bersifat transenden yaitu Allah SWT.
Fungsi ini muncul dari dimensi al-fitrah. Aspek ini memiliki dua dimensi
yaitu dimensi ar-ruh dan dimensi al-fitrah. Kedua dimensi ini milik Allah
SWT, ar-ruh melalui proses an-nafakh dalam proses peniupan ruh ( proses
pemberian) dalam kandungan dan al-fitrah melalui proses al-fitr (al-fitrah)
Surah Ar-Rum ayat 30.47
Jadi dengan demikian, korelasi antara ar-ruh dengan safa‟at
merupakan cermin dari Nabi Muhammad SAW (yang diberikan oleh Allah
SWT ruh dan fitrah) sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini yang
mampu memberikan pertolongan kepada ummatnya di yaimul akhir nanti.
Pada hakikatnya manusia menjadi sebagai khalifah di muka bumi. Ari
Ginanjar Agustian di dalam buku Armawati Arbi menjelaskan prinsip
kepemimpinan. Menurutnya, orang keliru memahami kepemimpinan. Ia
menganggap bahwa kepemimpinan adalah menjadi pejabat tinggi. Ia
menganggap bahwa semua orang adalah pemimpin. Setiap manusia adalah
pemimpin bagi dirinya sendiri.48

47
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 38.
48
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 38.
39

Begitu sangat bergunanya safa’at Rasulullah SAW bagi kita semua.


Yang dapat menjadikan penolong bagi kita nantinya. Di dalam Al-quran
surat Al-Ahzab ayat 56 ;

Artinya:
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS: Al-Ahzab 56)49

Dari ayat di atas disebutkan bahwa Allah dan Malaikat juga


bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, jadi hendaknya kita sebagai
manusia biasa kenapa masih terkadang bermalas-malasan untuk
bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Jika kita bershalawat 1 kali kepada Nabi Muhammad SAW


maka Allah SWT akan membalasnya sebanyak 10 kali untuk
kita.

Dalam konteks di atas terdapat kata bershalawat. Shalawat merupakan


bagian dari perbuatan baik dan juga ibadah. Shalawat merupakan bagian
daripada dimensi al-nafs.
Melihat pernyataan di atas, Allah SWT sangat memuliakan Rasulullah
SAW. Hal itu dapat dilihat karena ketika manusia bershalawat kepada
Rasulullah SAW, maka Allah SWT akan melipat gandakan pahala kepada
manusia. jadi dengan demikian, kita sebagai makhluk yang beriman dan
bertaqwa, sudah sepatutnya unutk selalu mengucapkan shalawat kepada
baginda kita yakni Rasulullah SAW.

49
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.55.
40

Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah dan Allah SWT
mengabadikan sejarah pasukan bergajah saat Nabi
Muhammad SAW dilahirkan.

Di dalam teks di atas terdapat kalimat Nabi Muhammad SAW lahir


dan pasukan bergajah. Kalimta Nabi Muhammad SAW lahir termasuk
dalam kategori Ar-ruh. Sedangkan Allah SWT mengabadikan sejarah
pasukan bergajah di dalam Al-Quran merupakan Inayah dari Allah SWT
dan hal tersebut termasuk kedalam kategori An-Nafs. Adapun peristiwa
tersebut diabadikan oleh Allah SWT di dalam surah Al-fill ;

Artinya:
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah. 2. Bukankah Dia telah menjadikan
tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?. 3. dan Dia
mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang
melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu
Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Surat ;
Al-Fiil).
Oleh sebab itu, kita sudah sepatutnya untuk tidak berlaku zalim
kepada di muka bumi ini. Karena ketika kita ingin melakukan kezaliman
itu, maka Allah SWT tidak akan berdiam diri. Dia akan membalas
perbuatan kita tersebut, dan akan memberikan azab yang sangat pedih.
41

Michael H. Hart di dalam bukunya yang berjudul 100 tokoh yang


paling berpengaruh di dunia mencantumkan Nabi Muhammad
SAW berada diperingkat 1 dari 100 tokoh yang berpengaruh di
dunia.

Dalam konteks di atas, makna dari 100 tokoh juga bisa dikatakan
sebagai pemimpin ummat/manusia. Karena kata tokoh erat kaitannya
dengan orang-orang yang memeliki pengaruh besar dimuka bumi ini yang
bisa dikatakan sebagai pemimpin. Dengan demikian pemimpin termasuk
kedalam kategori Ar-ruh.
Di dalam buku Hart tersebut, mencantumkan nama Nabi Muhammad
SAW berada diperingkat teratas dari 100 tokoh yang berpengaruh di dunia.
Dia menyatakan bahwa jatuhnya pilihannya kepada Nabi Muhammad
dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya
sebagian yang lain. Tapi dia berpegang pada keyakinannya, dialah Nabi
Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih
sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang
lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad
menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia,
Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang
pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah
wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.50

50
Michael H. Hart terjemahan H. Mahbub Djunaidi, Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah, 1982.
42

2. Makhluk yang paling di Muliakan Allah SWT

Sesungguhnya hamba-hamba yang paling dimuliakan Allah SWT adalah


hamba-hamba yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
dan beriman kepada-Nya, Nabi serta kitab-kitab-Nya. Tetapi hamba-hamba
tersebut sesungguhnya belum pernah melihat/bertemu dengan Nabi
Muhammad SAW.

Mulia termasuk kedalam bentuk perbuatan baik. Dan kata mulia dapat
dikategorikan kedalam bentuk nafsu kamilah atau pilarnya dari pada an-
nafs. Beriman merupakan merupakan bagian dari Al-qalbu. Di dalam Al-
quran, kalbu dibahas kedalam 126 surah dalam 132 kali kata
kalbu.51Sedangkan kata Iman merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa
sesungguhnya sesuatu yang kita percaya tersebut memang benar adanya.
Tanpa ada keraguan sedikitpun yang dirasakan di dalam kalbu. Keyakinan
akan hal itu lalu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dan
menjalankan semua aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Itulah bukti yang
hak bahwa sesungguhnya di dalam kalbu tersebut terdapat bukti keimanan
dan ketaqwaan kepada sang Khaliq.
Di dalam Al-quran Surah Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT berfirman;

Artinya:
“Hai manusia. sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang

51
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012,
hlm. 36
43

yang paling mulia di antaramu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”52
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya hamba-
hamba yang paling dimuliakan oleh Allah SWT adalah hamba-hamba
yang dalam kehidupan sehari-harinya menjalankan semua yang
diperintahkan oleh Allah SWT, baik ibadah yang vertikal
(hablumminallah) maupun ibadah yang horizontal (hablumminannas).
Selain menjalankan perintahnya, kita juga diperintahkan untuk menjauhi
segala larangan-larangan-Nya, baik itu perbuatan dosa-dosa besar maupun
dosa-dosa yang kecil.

Salah satu tanda manusia cinta kepada Nabi Muhammad SAW


adalah dengan kita mengikuti dan mengamalkan sunnah
Rasulullah SAW.

Mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW merupakan bentuk dari


perbuatan kebaikan yang merupakan pilar dari An-Nafs. Sebagai ummat
Rasulullah SAW, maka sudah sepatutnya kita selalu mengikuti dan
mengamalkan sunnah-sunnah yang pernah Nabi SAW kerjakan. Karena
selain perbuatan tersebut merupakan suatu kebaikan itu merupakan salah
satu bukti cintanya kita kepada Rasulullah SAW. Karena sesungguhnya
Nabi SAW pernah bersabda bahwasanya “golongan yang benar adalah
orang-orang yang mengikuti sunnah-sunnah dan para sahabatku”.

52
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.18.
44

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah dimuka


bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak.

Dalam konteks di atas, kata kalimat dimuka bumi ini merupakan


bentuk dari khalifah atau pemimpin yang bisa dikategorikan kedalam Ar-
ruh. Di mana makna dari pernyataan tersebut adalah Nabi Muhammad
SAW merupakan utusan Allah SWT untuk memimpin manusia dan
mengarahkan manusia tersebut kejalan yang benar dan lurus.
Sedangkan Menyempurnakan Akhlak merupakan suatu tindakan yang
terpuji yang termasuk kedalam kategori Pilar An-Nafsu. Rasulullah SAW
diutus oleh SWT dimuka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak
mulia. Hal ini juga dikatakan dalam sebuah hadits beliau yaitu
“Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak” (HR.
Bukhari)
Jadi jelas bahwa akhlak yang baik merupakan suatu sifat yang benar-
benar menentukan bagaimana manusia itu nantinya, siapa manusia itu
sebenarnya. Karena faktor yang paling menentukan di dalam kehidupan
manusia itu adalah bagaimana akhlak manusia itu sendiri. Manusia yang
berilmu tapi tidak memiliki akhlak yang baik itu sama saja manusia
tersebut sama seperti binatang. Jadi dengan demikian bukan hanya ilmu
yang menentukan derajat manusia, tapi akhlakul karimah lah yang
menentukan kehidupan manusia itu nantinya.

Sesungguhnya Allah SWT tidak menilai atas rupa kamu atau


harta kamu tetapi Allah menilai hati dan amal perbuatanmu

Rupa merupakan salah satu bentuk dari aspek Jismiyah atau disebut
juga dengan aspek yang memiliki dimensi al-jism. Aspek jismiyah adalah
organ fisik dan biologis manusia dengan segala perangkatnya yang
meliputi sel, syaraf, kelenjar, seluruh organ dalam dan organ luar. Organ
tersebut memiliki daya al-ghaziyah (makan dan nutrisi), daya tumbuh, dan
45

daya reproduksi. Daya khusus mengaktualisasikan menjadi perilaku.


Aspek ini tunduk kepada sunnatullah.53
Dalam pernyataan ini jelas bahwa segala sesuatu itu bukanlah dinilai
dari rupa maupun harta, tetapi segala sesuatu itu dapat dinilai dari hati
serta amal perbuatan yang manusia lakukan. Tidak ada gunanya orang
yang memiliki rupa yang bagus dan harta yang berlimpah tanpa dibarangi
dengan hati yang tulus dan ikhlas serta amal perbuatan yang islami, baik
perbuatan tersebut mengarah kepada sang khalik maupun kepada sesama
manusia. Sedangkan hati dan amal termasuk kedalam Al-Qalbu dan juga
Pilar dari An-Nafs.

3. Kisah Khullafa Arrasidin (Abu Bakar Assiddiq)

Abu Bakar merupakan sahabat serta mertua Nabi Muhammad


SAW yang sudah dijamin oleh Allah SWT masuk kedalam
surga. Abu Bakar merupakan orang yang dikenal jujur, adil,
bijaksana, dan sangat menguasai dunia hukum karena dia
orang yang sangat dermawan dan kaya.

Abu Bakar merupakan sahabat serta mertua Nabi Muhammad SAW


yang sudah dijamin oleh Allah SWT masuk kedalam surga. Hal ini dapat
kita lihat di dalam Al-quran;

53
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 28.
46

Artinya:

“Dan Aku (Allah) berwasiat (memerintahkan) kepada manusia


terhadap kedua orang tuanya agar berbuat baik, ibunya telah
mengandungnya dengan berat dan melahirkannya dengan berat, dan
ibunya mengandung dan menyapihnya hingga tiga puluh bulan. Sehingga
ketika sampai dewasanya sampai usia empat puluh tahun. Manusia itu
(Abu Bakar) berdoa,”Ya Tuhanku berilah saya ilham agar selalu
bersyukur terhadap nikmat-nikmatMu yang telah Engkau berikan kepada
saya dan kepada kedua orang tuaku dan agar saya dapat mengamalkan
kebaikan yang engkau ridloi dan bagusilah keturunanku. Sesungguhnya
saya bertaubat kepadamu dan sesungguhnya saya tergolong orang
Islam”54

Mengenai kata Jujur, adil, dan bijaksana serta dermawan merupakan


bagian dari kategori An-Nafs dan bisa disebut juga kedalam nafsu kamilah.
Di dalam kehidupan sehari-harinya, Abu Bakar merupakan orang yang
dikenal jujur, adil, bijaksana, dan sangat menguasai dunia hukum karena
dia orang yang sangat dermawan dan kaya. Karena kedermawanannya
beliau tidak segan-segan untuk mengeluarkan sebahagian hartanya untuk
penyebaran Islam dan menjadikan hartanya untuk berjihad dijalan Allah
SWT. Selain itu, beliaulah orang yang menggantikan peran Rasulullah
SAW ketika berhalang. Seperti contoh ketika ditunjuk menjadi imam
shalat ketika Nabi SAW sakit.
Sedangkan kalimat menguasai dunia hukum termasuk kedalam
kategori al-Aql (akal). Dimensi akal adalah dimensi psikis manusia dari
aspek nafsiyah yang berada di dua dimensi yang berlawanan. Akal sebagai
perantara yang melayani kepentingan kedua dimensi yang saling
berlawanan yaitu an-nafsu yang bersifat kebinatangan dan kalbu bersifat
kemanusiaan dan berdaya cita rasa.55

54
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 09.45.
55
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 33.
47

Abu bakar merupakan seseorang yang percaya peristiwa – peristiwa


yang dialami Nabi Muhammad SAW salah satunya peristiwa Isra’
Mi’raj.

Percaya berarti dapat dikatakan dengan beriman. Jadi dengan


demikian percaya merupakan sifat keimanan yang dimiliki manusia atas
apa yang telah iya yakini seperi halnya dalam konteks di atas bahwa Abu
bakar Assiddiq mengimani peristiwa-peristiwa yang pernah dialami
rasulullah SAW termasuk peristiwa Isra’ Mi’raj yang banyak orang pada
saat itu untuk percaya dan menerimanya dengan akal sehat. Jadi dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa percaya atau iman masuk kedalam
kategori Al-Qalbu.
Mengulang kembali bahwa Abu bakar merupakan seseorang yang
percaya peristiwa – peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW
terlebih peristiwa Isra’ Mi’raj. Karena pada saat itu banyak orang yang
mengatakan peristiwa-peristiwa yang di alami Rasulullah SAW seperti
halnya Isra’ Mi’raj adalah suatu kebohongan dan sihir yang nyata yang
dibuat-buat oleh Rasulullah SAW agar Rasulullah SAW dikatakan sebagai
orang yang memang benar-benar memiliki kelebihan dibanding dengan
manusia pada umumnya. Namun, dengan keteguhan iman dan ketaqwaan
kepada Allah SWT, Abu Bakar percaya bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi yang benar-benar diperintahkan oleh Allah SWT untuk
mengarahkan manusia kepada jalan yang benar.

Abu bakar adalah orang yang meninfaqkan seluruh hartanya


untuk berjihad dijalan Allah SWT.

Infaq dan berjihad dijalan Allah SWT merupakan suatu bentuk


kebaikan terkhusus untuk agama Allah SWT. Kebaikan tersebut dapat
48

dimasukkan kedalam kategori Pilar An-nafs yakni bagian dari pada an-
nafs.
Untuk itu, kita sebagai ummat Islam, hendaklah dapat mencontoh
perbuatan Abu Bakar yang sangat mulia tersebut. Karena Allah SWT juga
menjanjikan kepada kita, bahwa jika kita menginfaqkan sebagian harta
kita, maka Allah SWT akan membalasnya dengan beberapa kali lipat.
Terlebih jika harta tersebut kita infaqkan demi kepentingan aga Allah
SWT.

Abu bakar adalah khalifah pertama dalam dunia Islam untuk


menggantikan Nabi Muhammad SAW. Dan melanjutkan misi
Nabi Muhammad SAW yaitu menyiarkan Islam kesuluruh
penjuru dunia.

Khalifah dapat diartikan sebagai pemimpin. Pemimpin berarti adalah


orang-orang yang memiliki amanah dan tanggung jawab serta kekuasaan.
Namun seperti yang pernah dikatakan Ari Ginanjar Agustian bahwasanya
setiap manusia itu adalah pemimpin. Namun dalam konteks ini Abu Bakar
adalah pemimpin seluruh ummat Islam yang ada di dunia ini selain juga
pemimpin untik dirinya sendiri. Jadi dengan demikian kata Khalifah atau
pemimpin dapat dikategorikan kedalam Ar-Ruh. Sedangkan kalimat
menyiarkan agama Allah kepunjuru dunia termasuk kedalam bentuk An-
nafs yakni nafsu yang baik.
49

4. Keluarga Rasulullah SAW

Kakek Nabi Muhammad SAW adalah Syeibah bin Hasan atau


dikenal dengan Nama Abdul Muthalib. Dia dijuluki dengan
nama Abu Haris. Selain itu dia juga disebut sebagai Syeibah Al
Ham dan Amir. ( dalam bahasa arab amir adalah fi’il amr yang
dapat artikan sebagai seorang pemimpin).

Seperti yang pernah disebutkan di atas bahwasanya pemimpin adalah


orang yang memiliki amanah dan tanggung jawab serta kekuasaan. Dan
kata pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-Ruh.
Jika kita renungkan dalam-dalam, sebenarnya setiap manusia adalah
pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun kepada manusia. Karena suatu
saat nanti, kita semua akan diminta pertanggung jawaban tentang
kepemimpinan kita tersebut. Apakah di dunia ini kita selalu melakukan
kemashlahatan, atau malah sebaliknya, kita sering melakukan kemaksiatan
dan kezaliman.

Sebelum datangnya Islam, Abdul Muthalib adalah pemimpin


Masjidil Haram atau disebut sebagai pemimpin pra Islam.

Ada dua kata pemimpin dalam konteks di atas yakni pemimpin


Masjidil Haram dan pemimpin Pra Islam. Pada dasarnya Abdul Muthalib
adalah salah seorang pemimpin kota Mekkah sebelum datangnya Islam
dan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dan seperti yang sudah pernah
disebutkan di atas bahwa pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-ruh.
50

Abdul Muthalib adalah orang yang memiliki derajat dan


kedudukan paling tinggi dikalangan suku Quraish dan dia
adalah orang yang beragama Hanif.

Derajat dan kedudukan termasuk kedalam kategorisasi Ar-ruh,


sedangkan beragama Hanif termasuk kedalam kategorisasi Al-qalbu.
Dalam hal ini, kita hendaknya dapat mengambil pelajaran tentang
sosok kakek Rasulullah SAW tersebut. Salah satunya dengan. Ketika
diberi kedudukan dan derajat yang tinggi, beliau tetap menjaga amanah
sebagai pemimpin yang arif dan bijkasana.

Abdul Muthalib telah melarang penyembahan terhadap


patung-patung dan mengajak untuk menyembah Allah yang
satu.

Melarang penyembahan terhadap patung-patung dan mengajak untuk


menyembah Allah SWT merupakan suatu perbuatan kebaikan dalam agama
Islam. Karena itu sama halnya dengan kita menjalankan perintah Allah
SWT untuk mengajak atau berdakwah kepada ummat manusia
bahwasanya agama yang benar itu adalah Islam dan Tuhan yang satu itu
adalah Allah SWT. Adapun kalimat melarang penyembahan patung-
patung dan mengajak untuk menyembah Allah SWT termasuk kedalam
kategorisasi pilar an-nafs bagian dari an-nafs.
51

Di zaman jahiliyah, Abdul Muthalib telah membuat sunnah-


sunnah atau peraturan-peraturan baik yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah SAW sebagai sunnah dalam Islam sampai sekarang ini
seperti memenuhi nazar dan janji, membayar Humus, melarang
menikahi mahram (sedarah), memotong tangan pencuri, dan lain
sebagainya. Sedangkan pada saat itu Nabi Muhammad SAW masih
kecil dan belum menjadi Nabi atau Rasul.

Membuat sunnah-sunnah atau peraturan-peraturan baik yang telah


ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai sunnah dalam Islam merupakan
salah satu bentuk kebaikan. Apalagi walaupun pada saat itu Nabi SAW
masih kecil namun Abdul Muthalib sudah membuat peraturan yang
disunnahkan oleh Rasullah SAW. Adapun kategorisasi dalam kalimat
tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs atau bisa disebut dengan
Nafsu Kamilah.
Memenuhi nazar dan janji, membayar Humus, melarang menikahi
mahram (sedarah), berzina, memotong tangan pencuri juga termasuk
dalam perbuatan baik dan termasauk kedalam kategorisasi An-nafs atau
nafsu kamilah.
Melihat sikap dari kakek Rasulullah SAW tersebut, kita sebagai
ummat Islam hendaklah mencontoh perbuatan yang dilakukan Abdul
Muthalib khususnya bagi kita yang diberi amanah sebagai orang yang
memiliki jabatan yang lebih tinggi. Karena selain hal itu merupakan
perbuatan yang terpuji, juga merupakan perbuatan yang mengarah kepada
kesjahteraan manusia.
52

Abdul Muthalib adalah sosok yang pernah mengasuh


Rasulullah SAW, dan Nabi pernah bersabda :

“Allah akan mengumpulkan kakekku Abdul Muthalib di Padang


Mashar sedang dalam dirinya ada tanda-tanda para Nabi dan
keagungan raja.”

Kata mengasuh Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk


daripada kategorisasi an-nafs yaitu nafsu yang baik. Karena ketika
Rasullah SAW masih kecil, Rasullah SAW dalam keadaan yatim sehingga
yang menggantikan peran ayahnya adalah kakeknya yakni Abdul
Muthalib.
Sedangkan kalimat yang menyebutkan tanda-tanda para Nabi dan
Keagungan Raja merupakan bentuk dari pemimpin yang agung, yakni
pemimpin ummat yang dapat dikatakan sebagai seorang Khalifah dimuka
bumi ini. Jadi dengan dengan demikian hal tersebut termasuk kedalam
kategori Ar-Ruh.

Ada 3 paman Rasulullah SAW yang sangat terkenal dalam Islam


yaitu Abu Thalib, Hamzah, dan Abu Lahab. Dan Abu Thalib
adalah paman yang pernah mengasuh Rasulullah SAW.

Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengasuh merupakan suatu


perbuatan yang baik dan terpuji. Terlebih mengasuh Rasulullah SAW
ketika kecil. Selain yang disebutkan sebelumnya bahwa Abdul Nuthalib
pernah mengasuh Rasulullah SAW, Abu Thalib pun demikian juga pernah
mengasuh Nabi SAW. Jadi dengan demikian, mengasuh adalah bentuk
dari kategori An-Nafs yakni Nafsu yang baik.
53

Hamzah adalah paman Rasulullah SAW yang memimpin perang


Uhud dan meninggal dalam perang tersebut pada usia 59 tahun.
Dimakamkan dengan anak saudaranya yaitu Abdullah bin Zahsi
dalam satu liang kubur. Dia diberi jabatan sebagai panglima
perang dan diberi gelar Syuhada. Hamzah merupakan sosok
paman yang membantu perjuangan Nabi dalam penyebaran
Islam.

Memimpin perang berarti termasuk kedalam kategori pemimpin.


Seperti yang sudah pernah disebutkan bahwa kata pemimpin termasuk
kedalam kategorisasi Ar-Ruh. Sedangkan meninggal dalam perang
merupakan suatu bentuk pengorbanan demi membela agama Allah SWT
yakni agama Islam. Hal ini juga termasuk kedalam perbuatan baik yang
dalam Islam dikatakan sebagai meninggal dalam keadaan Syahid. Dan
kalimat meninggal dalam perang tersebut termasuk kedalam kategorisasi
An-Nafs yaitu Pilar daripada nafsu.
Panglima perang juga termasuk kedalam kategorisasi Ar-ruh. Karena
panglima perang juga dapat dikatakan sebagai pemimpin di dalam
peperangan. Sedangkan membantu perjuanagn nabi dalam penyebaran
Islam termasuk kedalam perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Dan
kalimat tersebut termasuk kedalam kategorisasi An-nafs yakni Nafsu yang
baik atau positif.
Melihat perbuatan yang dilakukan paman Nabi tersebut, sudah
sepatutnya kita sebagai ummat muslim menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karena begitu besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh
Hamzah demi agama Islam.
54

Sedangkan Abu Lahab adalah paman sekaligus musuh


Rasulullah SAW. Yang selalu iri kepada Nabi dan ingin
menjatuhkan Nabi SAW. Dia diabadikan oleh Allah SWT
beserta istrinya di dalam surat Al-Lahab dan akan masuk neraka.

Kata musuh Rasulullah SAW berarti orang-orang yang tidak senang


dengan Rasulullah SAW dan juga Allah SWT. Musuh dalam hal ini erat
kaitannya dengan seorang manusia. Jadi dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata musuh dikategorisasikan kedalam Ar-ruh.
Sedangkan sifat iri dan ingin menjatuhkan termasuk kedalam
perbuatan yang tidak baik dan negatif. Karena sifat tersebut selain dapat
merugikan diri sendiri juga bisa merugikan orang lain. Jadi dengan
demikian, kedua kata tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yaitu
nafsu yang rendah dan tidak baik.
Karena perbuatan Abu Lahab tersebut, dia diabadikan oleh Allah
SWT beserta istrinya di dalam surat Al-Lahab;

Artinya:

1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan


binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia
usahakan. 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. Yang di lehernya ada tali
dari sabut.
55

Sebagai manusia baik, hendaklah kita tidak meniru perbuatan


kejahatan yang dilakukan oleh Abu Lahab tersebut. Karena selain
perbuatan itu akan merugikan diri kita sendiri, juga akan merugikan orang
banyak. Dan semoga kita tidak termasuk kedalam golongan seperti Abu
Lahab.

Istri Nabi SAW adalah Khadijah binti Khawalit. Nabi menikah


pada usia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun. Mereka
dikaruniai 6 orang anak yaitu : Hasim, Zainab, Rukayyah,
Ummu Kalsum, Fatimah, dan Abdullah.

Dikaruniai 6 orang anak termasuk kedalam bentuk karunia dan


hidayah dari Allah SWT. Jadi kalimat dikaruniai 6 orang anak termasuk
kedalam kategori Ar-ruh.
Anak merupakan suatu amanah yang diberikan Allah SWT kepada
kita. Sebagai orang tua, hendaklah kita membimbing anak kita menjadi
anak yang shaleh dan shaleha. Sehingga nantinya anak tersebut dapat
berguna bagi keluarga, agama, dan juga bangsa ini.

Khadijah adalah sosok istri yang berperan besar pada masa-masa


awal penyebaran Islam, dan dia mendedikasikan semua
hartanya untuk kepentingan penyebaran Islam.

Kalimat mendedikasikan semua hartanya untuk kepentingan


penyebaran Islam adalah suatu bentuk dari sifat yang baik dan terpuji.
Karena perbuatan tersebut adalah suatu pengorbanan seorang istri kepada
suaminya untuk kepentingan penyiaran agama Allah SWT. Dengan
demikian kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai An-Nafs yakni
pilarnya An-Nafs.
Kalau kita sering membaca sejarah, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa Khadijah merupakan sosok istri yang berperan besar pada masa-
56

masa awal penyebaran Islam, dan dia tidak segan-segan mendedikasikan


semua hartanya untuk kepentingan penyebaran Islam. Walaupun pada
awalnya Khadijah bukanlah orang yang beragama Islam, namun ketika dia
bertemu Nabi dan menikah dengan Rasulullah SAW dia langsung masuk
Islam dan dia mendukung dakwah Rasulullah SAW yakni dengan
mengeluarkan semua hartanya untuk kepentingan penyebaran agama Islam
khususnya di negara-negara Arab.

Secara tidak sadar, ketika kita shalat kita telah mendoakan


seluruh keluarga Rasulullah SAW, karena sesosok manusia itu
tidak terlepas dari keluarganya.

Shalat merupakan bentuk dari kata kerja atau perintah. Adapun shalat
itu merupakan bentuk perintah dari atasan (Tuhan) kepada bawahannya
(hamba) . Ketika hamba tersebut melaksankan shalat, itu berarti hamba
tersebut mengerjakan dan patuh kepada Tuhannya. Jadi dengan demikian
shalat itu merupakan suatu ibadah dan termasuk kedalam perbuatan yang
baik. Jadi dengan demikian shalat termasuk kedalam kategori An-Nafs
yakni Nafsu yang baik.
Sedangkan mendoakan seluruh keluarga Rasulullah SAW juga
termasuk kedalam perbuatan yang baik dan terpuji. Jadi sama halnya
dengan shalat, mendoakan seluruh keluarga Rasulullah SAW juga
termasuk kedalam kategori An-Nafs yaitu nafsu yang baik.
Dalam hal ini, dapat pula dikatakan bahwa panggang tidak jauh dari
api. Dalam melaksanakan duduk takhiyat awal dan akhir kita selalu
membacakan shalwat kepada Rasulullah SAW serta kepada para keluarga
beliau yang InsyaAllah kita akan mendapatkan balasan kebaikan dari
Allah SWT.
57

5. Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Al-quran adalah kalam Allah, merupakan mukjizat yang


diturunkan kepada Rasulullah SAW yang ditulis di Mushaf,
diturunkan secara mutawatir, serta bagi yang membacanya
adalah ibadah.

Kata mukjizat tidak jauh berbeda dengan hidayah. Namun mukjizat


hanya diberlakukan kepada para Nabi dan Rasul, sedangkan manusia
hanya sebatas hidayah. Dalam hal ini, mukjizat dapat dikategorikan
kedalam An-nafs yakni kekuatan inayah Allah SWT.

Sedangkan kalimat bagi yang membacanya adalah ibadah merupakan


bentuk dari perbuatan kebaikan. Karena ibadah tergolong kedalam
sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan demikian, ibadah
dapat dikategorikan kedalam An-Nafs yakni Pilar daripada nafsu.

Inti sari dari pernyataan di atas adalah bahwasanya Al-quran itu


merupakan kalam Allah, mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah
SAW yang ditulis di Mushaf, diturunkan secara berangsur-angsur, serta
bagi yang membacanya adalah ibadah. Jika kita kembali kebelakang dan
mengingat akan sejarah diturunkannya Al-qurnaul karim, dimana Al-quran
diturunkan secara mutawatir (surat Al-israa‟ ayat 106) selama 22 tahun 2
bulan dan 22 hari serta yang pada saat itu ada sebagian ayat suci al-quran
yang ditulis di pelepah daun kurma, batu-batu serta lain sebagainya, dan
dikumpulkan menjadi satu pada masa kekhalifahan Usman bin Affan.
Begitu sangat besarnya perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat
khususnya dalam hal menjaga kesucian Al-quran yang sampai sekarang
Al-quran tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan ummat Islam. Di
samping itu Allah SWT juga berfirman di dalam surat Al-Hijr ayat 9
bahwasanya Allah SWT benar-benar memelihara kesucian Al-Quran.
58

Nabi Muhammad SAW pernah membelah bulan menjadi dua


bagian untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrik untuk
membuktikan suatu ke Rasulan. Jika mereka orang-orang
musyrik melihat suatu keajaiban mereka berpaling dan
mengatakan itu merupakan sihir Muhammad SAW yang terus
menerus( al-quran surat al qamar ayat 1-2).

Dalam konteks di atas mengenai kalimat pernah membelah bulan


termasuk kedalam sebuah keajaiban atau berupa inayah Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kepada orang-orang
musyrik bahwa Nabi SAW adalah Rasulullah SAW. Jadi dapat dikatakan
bahwa kalimat tersebut merupakan bentuk daripada An-Nafs atau sebuah
kekuatan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan kata sihir merupakan bentuk dari perbuatan buruk atau


negatif. Dengan demikian sihir termasuk kedalam kategori An-nafs yakni
nafsu yang buruk dan terendah. Namun dalam konteks diatas maksud dari
kata sihir adalah berupa tuduhan orang-orang musyrik kepada Nabi
Muhammad SAW bahwa itu merupakan sihir dari Nabi SAW. Padahal apa
yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan pertolongan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW mampu mengeluaarkan Air dari jarinya dan


sehingga mampu memberi air minum kepada orang banyak.
Nabi Muhammad SAW juga pernah menerima salam dari
batu-batu di Mekkah.

Mampu mengeluarkan air dari jarinya juga merupakan bentuk


daripada inayah Allah SWT. Karena pada saat itu tidak ada satu orangpun
yang sanggup melakukan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW
melalui pertolongan Allah SWT. Jadi dengan demikian kalimat tersebut
59

tergolong kedalam kategori An-Nafs yakni kekuatan yang diberikan oleh


Allah SWT.

Memberi air minum kepada orang banyak termasuk suatu perbuatan


baik dan terpuji. Karena pada saat itu banyak orang-orang muslim yang
merasa haus akibat kekurangan air. Jadi akhirnya Nabi Muhammad SAW
melalui bantuan Allah SWT dapat mengeluarkan air dari tangannya dan
memberikan air tersebut kepada orang banyak. Jadi dengan demikian
kalimat tersebut dapat dikategorikan kedalam pilar dari \pada An-nafs
bagian dari An-nafs.

Pernah menerima salam dari batu-batu merupakan bentuk dari rasa


hormat kedudukan yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi. Dari
konteks di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa batu saja yang bisa
dikatakan sebagai benda mati meberikan salam kepada Nabi SAW.
Apalagi kita sebagai manusia yang memiliki kedudukan lebih tinggi
daripada batu. Seharusnya bisa lebih baik lagi. Namun hal ini juga bisa
dikatakan salah satu mukjizat dari Allah SAW kepada Nabi SAW. Dengan
demikian kalimat di atas termasuk kedalam kategori inayah Allah SWT
atau An-nafs dan juga bisa Ar-ruh.

Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat Rasulullah SAW. Ini


merupakan hadiah oleh Allah SWT kepada Nabi SAW untuk
jangan bersedih dan pada peristiwa tersebut merupakan awal
mula perintah untuk menjalankan shalat 5 waktu.

Seperti yang sudah pernah disebutkan sebelumnya, kata mukjizat


diartikan sebagai suatu inayah Allah SWT kepada Nabi SAW. dan
mukjizat termasuk kedalam kategori An-nafs yakni kekuatan. Sedangkan
kalimat jangan bersedih termasuk kedalam kategori Al-qalbu.

Menjalankan shalat lima waktu termasuk kedalam bentuk perbuatan


kebaikan atau suatu ibadah yang harus dilakukan oleh manusia kepada
60

Tuhannya. Karena ketika kita melaksanakan shalat sangat terlihat korelasi


antara manusia dengan Tuhan atau seorang derajat yang rendah kepada
derajat yang tinggi. Jadi kalimat di atas dapat dikategorikan kedalam
bentuk An-nafs yakni nafsu yang baik.

Inti sari dari konteks di atas adalah peristiwa Isra’ Mi’raj itu
merupakan mukjizat Rasulullah SAW. Ini merupakan hadiah oleh Allah
SWT supaya Nabi SAW supaya jangan bersedih dan pada saat itulah
datang perintah untuk menjalankan shalat 5 waktu dalam sehari semalam.
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini juga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-
quran surat Al-isra’ ayat 1. Pada saat itu datanglah perintah kepada Nabi
Muhammad SAW untuk menyerukan kepada ummatnya untuk
menjalankan shalat 5 waktu dalam satu hari. Dan Allah SWT
memperjalankan Nabi Muhammad SAW sebagai pengalaman untuk
kehidupan nantinya yang kekal abadi.

Rasulullah SAW pernah memperbanyak makanan yang sedikit


sehingga cukup untuk mengenyangkan banyak orang yang
turut ikut perang khaddam.

Pernah memperbanyak makanan yang sedikit juga termasuk kedalam


bentuk inayah Allah SWT kepada Nabi SAW yang juga merupakan suatu
mukjizat yang diberikan Allah SWT. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut
mengandung makna sebuah kekuatan yang dimiliki oleh sesorang dan
dapat dikategorikan sebagai bentuk An-Nafs yakni kekuatan yang baik.
Sedangkan kalimat mengenyangkan banyak orang termasuk salah satu
perbuatan baik dan terpuji. Dan hal tersebut termasuk kedalam kategori
An-nafs yakni pilar dari An-Nafs.
61

Rasulullah SAW dapat meramal peristiwa-peristiwa yang akan


terjadi seperti tanda-tanda hari kiamat.

Dapat meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi juga termasuk


kedalam bentuk inayah Allah SWT kepada Nabi SAW berupa mukjizat-
Nya. Jadi kalimat di atas termasuk kedalam kategori An-nafs yang
kekuatan atau kelebihan yang dimiliki seseorang.

Ketika Nabi Muhammadsudah wafat, ada seorang Arab badui


bertanya kepada para sahabat Rasulullah SAW tentang akhlak
beliau, namun tidak ada yang bisa menceritakan, dan mereka
hanya bisa menitihkan air mata bahkan tersedu-sedu menangis
karena teringat akan kepribadian Rasulullah SAW yang
menggambarkan akan sebuah kehidupan, seorang pemimpin
bagi seluruh ummat, yang tidak pernah henti-hentinya
memperjuangkan Islam demi ummatnya, mengeluarkan dari
zaman kejahiliyahan sehingga mengerti akan makna dari pada
kehidupan.

Dalam konteks di atas, kata akhlak termasuk kedalam kategori Nafsu


kamilah atau bagian dari pilar An-nafs. Sedangkan kalimat kepribadian
Rasulullah SAW termasuk kedalam kategori Ar-ruh.

Kata pemimpin seperti yang sudah disebutkan sebelumnya termasuk


kedalam kategori Ar-ruh. Namun kalimat mengenai memperjuangkan
Islam dapat dikatakan sebagai perbuatan baik dan terpuji. Jadi kalimat di
atas termasuk kedalam kategori pilar an-nafs atau nafsu yang baik.

Sedangkan untuk kalimat mengerti akan makna daripada kehidupan


termasuk kedalam kategori Al-Aql. Karena seseorang tersebut
menggunakan akalnya agar mengerti akan suatu kehidupan..
62

Jadi dengan demikian, inti sari yang dapat kita ambil dari pernyataan
diatas bahwa, begitu sangat mulianya akhlak Rasulullah SAW semasa
hidupnya, yang dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi seluruh
ummat manusia. Yang merubah zaman kegelapan menjadi zaman yang
begitu terang. Semoga kita bisa menjadi ummat yang benar-benar dapat
mengikuti sunnah-sunnah yang diajarkan oleh beliau. Amin Ya Rabbal
Alamin.

6. Awal Mula Izin Perang dan Perjanjian Hudaibiah

Melihat kaum muslimin semakin maju dan berkembang dengan


baik, membuat orang-orang yahudi bersekongkol dengan orang
kafir quraish untuk melumpuhkan kaum muslim.

Kata bersekongkol di dalam konteks di atas adalah kata yang


mengarah kedalam hal-hal negatif atau bisa dikatakan jahat. Karena ada
suatu misi yang tidak baik dalam persekongkolan tersebut. Jadi dapat
dikatakan bahwa kata bersekongkol termasuk kedalam kategori An-nafs
yaitu nafsu yang tidak baik.

Sedangkan kata melumpuhkan jika kita lihat dalam konteks di atas


juga termasuk perbuatan yang jahat. Dengan demikian kata melumpuhkan
juga termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang tidak baik.

Melihat kaum muslimin yang terancam, akhirnya Allah SWT


mengizinkan mereka untuk berperang. Hal ini dapat terlihat
dalam surah Al-Hijr ayat 39.

Dalam konteks di atas, kata berperang termasuk kedalam bentuk


perintah Allah SWT karena pada saat itu keadaan kaum muslim sedang
terancam. Jadi bisa disimpulkan kata berperang termasuk kedalam kategori
An-nafs yakni nafsu yang baik.
63

Berkat izin Allah SWT akhirnya kaum muslimin berperang dan


perang yang pertama kali adalah perang Badar. Perang tersebut
dipimpin oleh Hamzah. Selain perang badar kita juga mengenal
perang Uhud. Dan pada perang Uhud tersebut Hamzah dibunuh
oleh seorang budak yang bernama Wahsi.

Kata dipimpin dalam konteks di atas bisa dikatakan sebagai bentuk


adanya seorang pemimpin dalam peperangan yakni Hamzah. Pemimpin
dapat diartikan sebagai Khalifah. Dapat dikatakan bahwa pemimpin
termasuk kedalam kategori Ar-ruh.

Sedangkan kata dibunuh berarti mengindikasikan ada seseorang yang


dibunuh. Adapaun yang dibunh pada saat itu adalah Hamzah dalam perang
Uhud. Dapat dikatakan wafatnya Hamzah merupakan bentuk dari Jihad
fisabillah yang dilakukan oleh Hamzah. Dan perbuatan tersebut termasuk
kedalam perbuatan yang mulia disisi Allah SWT. jadi dapat disimpulkan
hal ini dapat dimasukkan kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang baik
membela agama Allah SWT.

Ketika membunuh Hamzah. Karena rasa bersalah dan mendapat


hidayah dari Allah SWT akhirnya Wahsi memeluk agama
Islam.

Dalam konteks di atas ata membenuh apalagi membunuh manusia


termasuk kedalam perbuatan yang keji. Jadi dapat dikatakan bahwa
membunuh merupakan yang tidak baik. Adapun kategori membunuh
masuk kedalam An-Nafsu yaitu nafsu yang tidak baik.

Hidayah dari Allah SWT merupakan bentuk pertolongan Allah SWT


kepada manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa ini tergolong kedalam
kategori An-Nafs yaitu sebuah kekuatan atau petunjuk yang diberikan
Allah SWT kepada manusia.
64

Selain perang Badar dan Uhud. Ada juga perang Khanda yang
dipimpin oleh Salman Al-Farisi. Dalam perang tersebut ummat
Islam menang. Padahal kita mengetahui bahwa ummat Islam
berjumlah lebih sedikit dibanding orang-orang musyrikin.

Dipimpin oleh Salman Al-Farisi termasuk kedalam bentuk seorang


pemimpin yakni pemimpin di medan perang. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kata tersebut masuk kedalam kategori Ar-Ruh.

Sedangkan kalimat yang menyatakan ummat Islam berjumlah lebih


sedikit, ini mengindikasikan bahwa terdapat suatu hidayah Allah SWT
kepada ummat Islam pada saat itu. Dimana menurut ceritanya, ummat
Islam telah dibantu oleh para malaikat atas perintah dari Allah SWT. Jadi
dengan demikian pernyataan tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs
berupa sebuah kekuatan yang datang dari Allah SWT.

Perlu diketahui bahwa perang Badar merupakan Syara’, betapa


mulianya kaum muslimin yang berpegang teguh pada agama
Islam. Karena kemenangan kaum muslimin pada saat itu tidak
terletak pada jumlah anggota yang mengikuti perang, tetapi
semua itu terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam
disanubari mereka. Salah satunya dengan keyakinan pada Allah
yang sangat kokoh yang akhirnya Allah SWT memberikan
bantuan kepada mereka.

Mulia termasuk kedalam bentuk sifat yang baik. Dan dapat pula
dikatakan bahwa mulia termasuk kedalam kategori An-nafs yakni Nafsu
Kamilah. Sedangkan berpegang teguh pada agama Islam termasuk
kedalam bentuk keyakinan yang ada di dalam hati seorang ummat muslim.
Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut termasuk kedalam kategori Al-
Qalbu.
65

Kalimat mengenai kemenangan kaum muslimin dapat dikatakan


sebuah pertolongan dari Allah SWT. Karena yang kita ketahui bahwa
kaum muslimin pada saat itu berjumlah sangat sedikit dibandingkan
dengan kaum musyrikin. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut termasuk
kedalam kategori An-nafs yakni inayah yang diberikan oleh Allah SWT.
Dan kata Iman dapat dikatakan sebagai keyakinan di dalam hati. Jadi iman
dapat dikategorikan kedalam Al-Qalbu.

Sedangkan kalimat memberikan bantuan yang dalam hal ini dapat


dikatakan bantuan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaumnya.
Bantuan tersebut juga dapat dikatakan sebagai sebuah pertolongan atau
Inayah Allah SWT. Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat tersebut termasuk
kedalam kategori An-nafs yakni kekuatan yang diberikan Allah SWT.

Kita mengetahui tentang Risalah Rasulullah SAW. Disitu dapat


kita lihat tidak ada siapapun yang mampu menahan pertolongan
Allah SWT kepada ummat yang senantiasa menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kata pertolongan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai Inayah Allah
SWT. Seperti penjelasan sebelumnya, pertolongan termasuk kedalam
kategori An-nafs yakni kekuatan yang diberikan Allah SWT.

Sedangkan kalimat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi


larangan-Nya termasuk kedalam bentuk ketaqwaan seorang hamba kepada
Tuhannya. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut juga termasuk kedalam
kategori An-Nafs.
66

Ada hikmah dibalik perang Badar itu sendiri, yaitu agama Islam
dapat terus berkembang karena jika kalah pada saat itu, maka
Islam tidak akan ada lagi. Selain itu semakin menguatkan agama
Islam dan mengindikasikan bahwa Islam adalah agama yang
benar.

Kata hikmah dapat juga dikatakan sebagai bentuk pertolongan Allah


SWT dan juga berupa petunjuk. Jadi kata hikmah dapat dikategorikan
kedalam An-Nafs yakni hidayah atau kekuatan.

Sedangkan kalimat Islam adalah agama yang benar merupakan


bentuk dari sebuah keyakinan setiap orang-orang yang meyakini agama
Islam itu sendiri. Jadi dapat dikatkan kalimat tersebut termasuk kedalam
kategori Al-Qalbu.

Jika kita melihat kembali peperangan yang pernah terjadi,


dimana jumlah ummat Islam tidak pernah lebih banyak daripada
orang kafir. Tetapi dengan izin Allah SWT akhirnya kaum
muslimin bisa menang.

Dalam konteks di atas mengenai kaum muslimin bisa menang juga


merupakan bentuk dari pertolongan Allah SWT kepada ummat muslim
tersebut. Karena sangat mustahil kaum muslimin bisa menang mengingat
jumlah mereka yang sedikit. Namun, berkat pertolongan Allah SWT
akhirnya kaum muslimin dapat memenangkan peperangan. Dengan
demikian seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, pertolongan
termasuk kedalam bentuk kategori An-nafs yakni kekuatan.
67

Perjanjian Hudaibiah terjadi pada tahun ke enam Hijriah. Pada


saat itu Nabi SAW bermimpi memasuki kota Mekkah dan
bertawaf disana. Dan dalam mimpi itu disampaikan pada para
sahabat, dan pada saat itu pula Nabi SAW mengumumkan
kepada ummat Islam untuk menunaikan ibadah Haji di
Mekkah.

Kata bertawaf dan kalimat menunaikan ibadah haji merupakan bentuk


perbuatan baik dan juga suatu ibadah kepada Allah SWT. Jadi dengan
demikian hal tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu
kamilah.

Bagi kita yang termasuk kedalam golongan orang-orang yang mampu


untuk melaksanakan ibadah haji tersebut, hendaklah kita segera
malaksanakannya, karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk
menunaikan ibadah haji.

Perjanjian Hudaibiah adalah perjanjian dalam jangka 10 tahun


orang kafir dengan kaum muslim untuk berdamai dan terdapat
syarat-syarat yang disepakati bersama dalam jangka waktu
tersebut. Namun, belum sampai 10 tahun kaum musyrikin
melanggar janji tersebut sehingga menimbulkan peperangan .
Adapun maksud dari perjanjian Hudaibiah adalah untuk tidak
saling menyerang.

Melanggar janji termasuk kedalam cermin perbuatan yang tidak baik


dan dibenci oleh Allah SWT. Dengan demikian hal tersebut masuk
kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang tidak baik dan kedudukannya
rendah.

Perbuatan melanggar janji sangat dilarang di dalam Islam. Apalagi


janji tersebut kita langgar demi kepentingan sepihak. Untuk itu, kita
68

sebagai ummat Islam yang baik, hendaklah selalu menepati janji, karena
sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang ingkar.

Sedangkan kalimat untuk tidak saling menyerang termasuk kedalam


salah usaha perdamaian. Hal ini juga termasuk kedalam cermin perbuatan
yang baik. Namun, jika melihat kembali konteks di atas menunjukkan
suatu pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik kepada
ummat Islam. Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat untuk tidak saling
menyerang termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang baik.

Setelah peneliti menganalisis data di atas, maka peneliti akan


menggunakan tabel untuk menentukan masing-masing ungkapan ditiap
kategori.

1. Sosok Rasulullah SAW

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Jujur, mulia akhlaknya, harmonis a. Nafsu yang Baik


keluarganya, taqwa, sabar, uswatun
hasanah, shalawat, mengabadikan sejarah
pasukan bergajah.

2. Safaat, Muhammad SAW lahir, 100 b. Ar-ruh


Tokoh.

2. Makhluk Yang paling Dimuliakan Allah SWT

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Dimuliakan, beriman, Mengamalkan a. Nafsu yang Baik


sunnah Rasulullah SAW,
menyempurnakan akhlak.

2. dimuka bumi ini. b. Ar-ruh

3. Hati, amal. c. Al-Qalbu

4. Rupa Al-Aqal
69

3. Kisah Khulafa Arrasidin (Abu Bakar Siddiq)

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Jujur, adil, bijkasana, dermawan, a. Nafsu yang Baik


Menginfaqkan, berjihad, menyiarkan
Islam keseluruh dunia,

2. Khalifah, b. Ar-ruh

3. Percaya c. Al-Qalbu

4. Menguasai dunia hukum Al-Aqal

4. Keluarga Rasulullah SAW

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Melarang penyembahan terhadap patung- a. Nafsu yang Baik


patung, mengajak untuk menyembah
Allah, membuat sunnah-sunnah yang
baik, memenuhi nazar dan janji,
membayar Humus, melarang menikahi
mahram, mengasuh Rasulullah SAW,
mengasuh Rasulullah, meninggal dalam
perang, membantu perjuangan Nabi
dalam penyebaran Islam,
mendedikasikan semua harta demi
kepentingan Islam, shalat, mendoakan
keluarga Rasulullah.

2. Pemimpin, pemimpin, pemimpin, derajat, b. Ar-ruh


kedudukan, tanda-tanda para Nabi dan
keagungan raja, memimpin perang,
panglima perang, Musuh Rasulullah,
dikaruniai 6 orang anak,

3. Beragama Hanif, c. Al-Qalbu

4. Ingin menjatuhkan d. Nafsu tidak baik


70

5. Mukjizat Nabi Muhammad SAW

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Mukjizat, bagi yang membacanya adalah a. Nafsu yang Baik


ibadah, pernah membelah bulan, mampu
mengeluarkan air dari jari, memberi air
minum kepada orang banyak, menerima
salam dari batu-batu, mukjizat,
menjalankan shalat 5 waktu,
memperbanyak makanan yang sedikit,
mengenyangkan banyak orang, dapat
meramal peristiwa, peristiwa, akhlak,
memperjuangkan Islam.

2. Menerima salam dari batu-batu, b. Ar-ruh


kepribadian Rasulullah SAW, pemimpin.

3. Jangan bersedih. c. Al-Qalbu

4. Sihir, d. Nafsu tidak baik

5. Mengerti akan makna daripada e. Al-Aqal


kehidupan,

6. Awal Mula Izin Perang dan Perjanjian Hudaibiah

NO JENIS KATA/KALIMAT KATEGORISASI

1. Berperang dijalan Allah, Hidayah dari a. Nafsu yang Baik


Allah SWT, Ummat Islam berjumlah
lebih sedikit, mulia, Kemenangan kaum
muslimin, memberikan bantuan,
pertolongan, menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya, hikmah, kaum
muslimin bisa menang, bertawaf,
menunaikan ibadah haji, tidak saling
menyerang.

2. Dipimpin, dipimpin oleh Salman Al- b. Ar-ruh


Farisi,

3. Berpegang teguh pada agama Islam, c. Al-Qalbu


iman, Islam adalah agama yang benar,

4. Bersekongkol, melumpuhkan, e. Nafsu tidak baik


membunuh, melanggar janji.
71

Setelah peneliti membuat kategorisasi, maka dapatlah diperoleh data


sebagai berikut:

Tabel

NO KATEGORISASI JUMLAH UNGKAPAN

1. Al-Qalbu 10 Ungkapan

2. Al-Aql 2 Ungkapan

3. An-nafs 63 Ungkapan

a. nafsu baik 58 Ungkapan

b. nafsu negatif 5 Ungkapan

4. Al-Jism 1 Ungkapan

5. Ar-Ruh 20 Ungkapan

Dari data di atas, dapatlah dilihat bahwa kecenderungan isi pesan


dakwah dalam program “Hikmah” terletak pada dimensi An-nafs yakni 63
kali ungkapan, dengan 58 kali ungkapan nafsu yang baik, dan 5 kali
ungkapan nafsu yang buruk. Sedangkan dimensi Ar-ruh berada diposisi
kedua dengan 20 kali ungkapan, dan Al-Qalbu berada diposisi ketiga
dengan 10 kali ungkapan. Selebihnya dimensi Al-aql hanya 2 ungkapan
dan Al-Jism hanya 1 kali ungkapan. Jadi dengan demikian, kecenderungan
isi pesan dakwah di radio JIC 107,7 FM Jakarta adalah dimensi dari An-
nafs yakni nafsu yang baik.

Melihat pernyataan di atas, maka timbul pertanyaan mengapa


kecenderungan isi pesan dakwah yang ada dalam program hikmah tersebut
lebih cenderung pada dimensi nafsu yang baik. Dari hasil wawancara yang
peneliti dapatkan, hal itu dikarenakan tema pembahasan yang memang
menyangkut kehidupan Rasulullah SAW serta para sahabat dan
72

keluarganya yang kita ketahui memiliki akhlah dan sifat yang terpuji,
sehingga ucapan atau isi yang disampaikan oleh narasumber berupa kata-
kata yang baik seperti pribadi Rasulullah SAW serta perintah-perintah
beliau. Selain itu, dengan menyampaikan kata-kata yang baik itu pula,
pendengar dapat termotivasi untuk selalu menjadi pribadi yang baik sesuai
dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW, serta dengan
banyaknya kata-kata yang baik tersbut, dapat menjadi daya tarik bagi para
pendengar untuk selalu mendengarkan acara hikmah tersebut.
73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

serta berdasarkan kategorisasi, observasi, wawancara, dan analisis data, guna

mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam skripsi ini, maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:

a. Isi pesan dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM

Jakarta edisi 23-28 Januari 2013 sebanyak 6 materi yang terbagi dalam 1

kategorisasi pesan dalam 6 dimensi, yaitu Al-Qalbu, Al-Aql, Al-Ruh, An-nafs,

Al-Jism, dan Al-Fitrah. Maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya pesan

dakwah yang disampaikan memang lebih mengarah kepada pesan dakwah

Dzatiyah.

b. Dari 6 materi yang diuraikan, peneliti melihat bahwa dimensi An-

nafs memiliki poisisi tertinggi dalam isi pesan dakwah yang disampaikan

yakni 63 kali ungkapan, dengan 58 kali ungkapan nafsu yang baik, dan 5 kali

ungkapan nafsu yang buruk. Sedangkan dimensi Ar-ruh berada diposisi kedua

dengan 20 kali ungkapan, dan Al-Qalbu berada diposisi ketiga dengan 10 kali

ungkapan. Selebihnya dimensi Al-aql hanya 2 ungkapan dan Al-Jism hanya 1

kali ungkapan. Jadi dengan demikian, kecenderungan isi pesan dakwah di

radio JIC 107,7 FM Jakarta adalah dimensi dari An-nafs yakni nafsu yang

baik.
74

c. Hal itu dikarenakan tema pembahasan yang memang menyangkut

kehidupan Rasulullah SAW serta para sahabat dan keluarganya yang kita

ketahui memiliki akhlak dan sifat yang terpuji, sehingga ucapan atau isi yang

disampaikan oleh narasumber berupa kata-kata yang baik seperti pribadi

Rasulullah SAW serta perintah-perintah beliau. Selain itu, dengan

menyampaikan kata-kata yang baik pula, pendengar dapat termotivasi untuk

selalu menjadi pribadi yang baik sesuai dengan apa yang telah dilakukan

Rasulullah SAW, serta dengan banyaknya kata-kata yang baik tersbut, dapat

menjadi daya tarik bagi para pendengar untuk selalu mendengarkan acara

hikmah tersebut.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam program

Hikmah di Radio JIC 107,7 FM, maka ada beberapa saran yang hendak

peneliti sampaikana diantaranya:

1. Hendaknya materi yang disampaikan fokus kepada tema yang sudah

ditetapkan dan disertai oleh narasumber yang berbeda-beda setiap

programnya, juga diperbanyak penambahan bacaan Al-Qur’an, Hadist dan

pendapat tokoh agama. Penambahan materi dengan tema-tema yang aktual

dengan serta kemasan berupa pemilihan kata yang lebih halus dan

menarik,. Dengan demikian pendengar akan lebih tertarik untuk

mendengarkan dan mendalami ilmu-ilmu agama melalui program Hikmah

ini;

2. Harus adanya kesadaran yang tinggi khususnya bagi pendengar khsusunya

ummat Islam dalam memahami dam mempelajari Islam, sebab tugas


75

seorang da‟i hanya menyampaikan materi pesan dakwahnya, namun dalam

prakteknya kembali kepada usaha pendengar untuk berusaha menjadi

hamba yang lebih baik lagi.


76

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Armawati, Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: Amzah,


2012.

Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009.

Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan


Televisi. Jakarta: Kencana, 2008.

Goug, Howard, Perencanaan Penyajian Produksi program Radio.


Jakarta: Pengurus Pusat HPPI Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999.

Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan


Penyiar, 2004.

Usman, Basyiruddin, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami. Yogyakarta: PT. Pustaka


Pelajar, 2007.

Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007.

Moleong, Lexy, Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, ed. Revisi, 2007.

M. Arifin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press,


1968.
Bhatiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos,
1997.
Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Nasution, Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta, 2010.

Prastowo, Andi, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian


Kualitatif. Yogyakarta: Diva Press, 2010.

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2008.
Munir, Muhammad dan Ilaihi, Wahyu, Manajemen Dakwah (Jakarta:
Penerbit Rahmat Semesta, 2006.
77

Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: PT.


Penamadani. Jakarta, 2008.

Somad, Idris, Diktat Ilmu Dakwah, 2004.

Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta


: Balai Pustaka, 2003.

Widjaja, Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Effendi, Onong Ucahyana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung


: Remaja Rosdakarya. 1994.

Tholchah, Hasan, Dinamika Kehidupan Religius. Jakarta: LF. Putra, 2004.

Ginanjar, Ari, ESQ. Jakrta: ARGA, 2005.

Tristanto, A. Ius, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek


(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Darmanto, Antonius, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio.


Yogyakarta: Atmajaya, 1998.

Ningrum, Fatmasari, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan


Reporter Radi. Jakarta: Penebar Plus, 2007.

Dorminick, Joseph, The Dynamics of mass Communication, media in The


Digital Age. Boston: McGraw Hill, 2002.

Sumber website RRI, di akases pada tanggal 10 Juli 2013

Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit citra aditya bakti,


1994.

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-


Ikhlas, 1983.

Yakub, Hamzah, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership


.Bandung: CV Diponegoro, 1982.

Ghazali, Dodi, Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi


Pengukuran Kinerja Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2005.

Sumber data-data dari Radio JIC.


78

http://www.artikata.com/translate.php, diakases pada tgl.13 Juli


2013,pukul. 23.00 WIB.

http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl.


08.55.

Al-Qur’an digital, surat An-Nahl ayat 125.


LEMBAR WAWANCARA

Narasumber : Dipo

Hari/Tanggal : 17 Juni 2013

Jabatan : Produser dan Penyiar

Tempat : Rumah kediaman Dipo

1. Bagaimana sejarah berdirinya program Hikmah?

Berawal dari ketika saya masuk keradio JIC tepatnya pada tanggal 1 September 2012 pada
saat itulah program Hikmah dimunculkan. Akan tetapi pada tanggal 1-7 September
merupakan tahap pembelajaran dan pada tanggal 8 September program Hikmah sudah
menjadi sebuah program. Program ini merupakan program yang berawal dari ide saya sendiri,
akan tetapi namaya belum bernama Hikmah tetapi Kisah Teladan Muhasabah Malam. Pada
saat itu program ini bukan program yang interaktif, namun sekarang program Hikmah sudah
menjadi program interaktif baik melalui telephone maupun sms.

2. Kenapa anda menamakan program ini dengan nama Hikmah?

Kan awalnya program ini bernama Kisah Teladan Muhasabah Malam, supaya tidak terlalu
panjang dalam penyebutannya akhirnya saya rubah menjadi Hikmah agar penyebutannya
simple.

3. Sejak kapan anda menjalani profesi sebagai penyiar?

Awalnya saya sebelum diradio JIC saya pernah menjadi penyiar disalah satu radio yang ada
di Yogjakarta. Tepat 2 tahun yang lalu saya melamar diradio JIC dan pada saat itu saya di
training selama 2 minggu oleh guru saya yaitu Bpk Ade Suhandi. Beliau merupakan orang
yang sudah lama menjadi penyiar diradio JIC.
4. Dengar-dengar anda saat ini masih kuliah. Bagaimana anda mengatur waktu kuliah
anda dengan waktu saat anda harus siaran?

Sebenarnya saya juga orang manajemen. InsyaAllah saya mengerti bagaimana memanajemen
waktu saya. Awalnya memang sebenarnya sulit serta banyak merasa lelah dan capek, tetapi
ketika semua itu dihadapi dengan enjoy dan santai semua itu akhirnya hilang dengan
sendirinya. Disamping itu ketika kita menjadi penyiar kita merasa mendapatkan ilmu lagi .
Selain mendapatkan ilmu kita juga bisa kenal dan dengan narasumber-narasumber yang hebat
dan InsyaAllah program hikmah ini tidak akan berhenti sampai disini saja, kedepannya kita
akan membuat inovasi-inovasi baru dan kita juga sudah membuat rencana untuk menjadikan
program hikmah ini menjadi sebuah buku Hikmah.

5. Apa kekurangan dari program Hikmah ini?

Kekurangan dari program hikmah ini mungkin dari penyiar yang terbatas karena kita hanya
berdua. Terkadang ada waktunya pasti kita sakit dan akhirnya program ini pakum atau tidak
bisa disiarkan untuk 1 sampai 2 hari. Akhirnya kita hanya menyetelkan senandung-senandung
Islam. Kita sadar ini menjadi problema buat kita maupun bagi pendengar.

Peneliti Responden

(Muhammad Rifai) ( Dipo)


Foto-Foto

Foto bersama penyiar program Hikmah (Kak Saif)

Foto bersma 2 penyiar program Hikmah (Dipo dan Kak Saif)

84

Anda mungkin juga menyukai