Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam
(S.Kom.I)
Oleh :
Rachmawaty A.R MM atas segala kasih sayang, perhatian, doa dan segala
Islam
5. Dr. Sihabuddin Noor, MA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
6. Seluruh Dewan Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini
Komunikasi.
akan terus berjalan dan semakin erat, Thanks all You are my Best
Friend’s.
Noer Cahyo, Wahyu Eko Wibowo, Mahdi Mustafa, M. Riza Akbar, Reza
Penulisan Ini. Oleh karenanya, sangat diharapkan saran dan kritik juga ralat
dari pembaca sekalian. Semoga tulisa ini bermanfaat. Sekian dan terima
kasih.
Jakarta, 19/04/13
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 8
D. Metodologi Penelitian ...................................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 15
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 16
iv
6. Tujuan Organisasi ....................................................................... 44
7. Struktur ....................................................................................... 45
B. Struktur PBNU Masa Khidmat 2010-2015 ..................................... 45
1. Mustasyar ................................................................................... 45
2. Syuriah ........................................................................................ 46
3. A’Wan ........................................................................................ 48
4. Tanfidziyah ................................................................................. 49
BAB IV POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PBNU
A. Pola Komunikasi Organisasi PBNU ............................................... 51
B. Pola Arah Aliran Komunikasi Formal dan Informal ....................... 56
1) Komunikasi Ke Bawah ............................................................... 56
2) Komunikasi Ke Atas................................................................... 61
3) Komunikasi Horizontal .............................................................. 63
4) Pola Komunikasi Informal ......................................................... 64
5) Sarana Komunikasi ..................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 68
B. Saran .................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
komunikasi adalah harga mati dalam mempelancar jalannya roda organisasi. Tiada
hari tanpa komunikasi, kehidupan manusia akan hampa atau tidak ada kehidupan
sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat
organisasi tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak ada komunikasi. Dua orang
dikatakan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan
reaksi yang dilakukan manusia ini dalam komunikasi disebut sebagai tindakan
makhluk sosial. Karena setiap manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya
oleh dirinya sendiri dalam artian setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia
1
T.A Latief Rosyidi, Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi (Medan, 1985), Cet
ke-1, h.48
2
H Frazier Moore, Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus, dan masalah (Bandung: ROSDA,
1987) h,15
1
2
sosial yang tidak memungkinkan manusia dapat hidup secara wajar tanpa kedua hal
tersebut.
Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada dimuka bumi, didorong oleh tiga
motif unsure dasar yaitu : orang-orang (sekumpulan orang), kerjasama dan tujuan
yang akan dicapai.3 Tiga motif tersebut saling ketergantungan satu sama lain, dan
penghubung itu semua adalah komunikasi. “ komunikasi yang efektif sangat penting
bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para
komunikasi mereka”.4
Agar komunikasi berlangsung secara efektif dan informasi yang disampaikan oleh
seorang pimpinan dapat di terima, dan dipahami oleh para anggota, maka seorang
pimpinan harus menerapkan pola komunikasi yang baik pula. Pengetahuan dasar
tentang komunikasi saja belum lah cukup untuk dapat memahami komunikasi
organisasi.5
3
Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung ;alfabeta, 2005) Cet ke-14, h.2.
4
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : bumi Aksana, 2009), Cet ke 10 h. 1.
5
Romli. Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta: PT Grasindo, 2011), Cet.1 h.
97
3
penting dalam Islam. Demikian juga dengan komunikasi, Islam mengaku tentang
perlunya pemimpin dalam setiap system sosial. Berkaitan dengan ini, Abu Daud
meriwayatkan daripada Abu Said dan Abu Hurairah (R.A) bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Apabila tiga orang keluar bermusafir, maka hendaklah mereka melantik
salah seorang untuk menjadi ketua atau Amir. ”System sosial, yang diperlukan
memiliki penjabaran yang luas. Untuk memahami komunikasi perlu kiranya sedikit
membahas konsep dasar komunikasi. Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley
yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi yaitu “proses melalui
atau membentuk prilaku orang lainnya (khalayak).7 Dari pengertian tersebut dapat
6
http: //eprintis. Utm, my/ 6307/1/aziziyahkomunikasi. Pdf diakses pada tanggal 2 Januari
2013, Pukul 11:00 WIB.
7
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Press, 2007) h.21
4
berada didalam organisasi itu sendiri, juga antara orang-orang yang berada didalam
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.10
sekarang ini banyak orang yang tertarik dan member perhatian kepadanya guna
mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan
institusi pendidikan. Disamping itu penting juga mempelajari pola komunikasi yang
berlangsung dalam suatu organisasi, yaitu pola komunikasi vertical yang terdiri dari
pola komunikasi dari atas ke bawah (down ward communication) dan pola
8
Soleh Soemirat, dkk., komunikasi Orrganisasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), Cet.1
h. 1.3
9
Ibid h. 2
10
Romli. Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta: PT Grasindo, 2011), Cet.1
h. 2
5
komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta arus komunikasi yang
berlangsung antara dan di antara bagian ataupun karyawan dalam jenjang atau
tingkatan yang sama. Pola komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi
Horizontal.11
komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler
tersebut.12
tindak komunikasi ini berlangsung di antara karyawan ataupun bagian yang memiliki
11
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi teori dan praktek. (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2009) Cet. Ke-1, h. 120
12
Ibid h. 122
13
Ibid h. 123
6
Indonesia dalam melihat dan kepeduliannya terhadap situasi bangsa yang berada di
bawah kolonialisme Belanda. Berbagai cara yang dilakukan oleh kolonialis Belanda
yang mereka bentuk. Dari kesadaran tokoh -tokoh akan pentingnya memperjuangkan
adalah Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Organisasi yang didirikan oleh para
ulama pada tanggal 31 Januari 1926/ 26 Rajab 1344 H di Surabaya dan Organisasi ini
dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Organisasi Nahdatul Ulama
ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut salah satu dari empat
14
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya : Khalista
2007), h. 1,2
15
http://www.nu.or.id/a,public-m,static-s,detail-lang,id-ids,1-id,12-t,struktur-.phpx. Di kutip
pada tanggal; 26-Januari-2013, pukul 17:25 WIB
7
NU dapat bertahan dan menjadi organisasi Islam yang dipercayai oleh masyarakat
Dalam menjalankan roda organisasi Islam terbesar di Indonesia tidak lah mudah.
Sebagai pusat dari organisasi Nahdatul Ulama (NU) diseluruh Indonesia, Pengurus
Indonesia. Dalam Skripsi ini, akan dilakukan penelitian di PBNU untuk mengetahui
Pola Komunikasi Organisai yang ada di PBNU, dalam menjalankan roda organisasi
Melihat hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti Pola Komunikasi di
terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu berdasarkan latar belakang masalah itu, proposal
skripsi ini diberi judul “Pola Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Nahdatul
1. Pembatasan Masalah
hanya pada pola komunikasi yang ada di Pengurus Besar Nahdatul Ulama
(PBNU), baik itu komunikasi vertical yaitu komunikasi dari atas ke bawah (down
ward communication), bawah ke atas (up ward communication) dari tingkat yang
16
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya : Khalista
2007), h. 1,2
8
otoritasnya lebih rendah ke pengurus yang otoritasnya lebih tinggi di PBNU, dan
Communication).
2. Perumusan Masalah
a. Tujuan Penelitian
maupun horizontal.”
b. Manfaat Penelitian
yaitu :
1) Manfaat Akademis
2) Manfaat Praktis
dalam struktur keorganisasian subjek penelitian. Selain itu pula penelitian ini
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
selengkapnya.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
17
Lexy J. Moleong ,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
1999), cet. Ke-10, h.3.
10
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif, pada
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara
tentang data yang diperoleh. Ciri lain dalam analisis ini ialah menitik beratkan
sebagai pengamat.20
yang ada dilapangan dengan apa adanya dan berusaha mengurangi pengaruh
terhadap objek penelitian sehinga data yang sudah diperoleh dapat diolah
secara memadai.
Jl. Kramat raya no. 164 Jakarta 10430 Telp: (021) 3914013, 3914014 – Fax : (021)
3914013
18
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 24-25
19
Ibid h. 22
20
Ibid h. 25
11
Sedangkan objek penelitian ini adalah pola komunikasi yang berlangsung atau
digunakan oleh para pengurus Besar Nahdatul Ulama dalam proses interaksi
antar pengurus. Kegiatan penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai
Febuari 2013.
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
yang penulis ambil ketika observasi serta dokumen atau arsip yang
penelitian.
data dan fakta yang apa adanya secara alamiah tanpa sedikitpun
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menjadi sebuah data yang bisa
interpretasikan.
ada dan apa adanya, variabel demi variabel. Dan dari semua data yang sudah
E. Tinjauan Pustaka
terdahulu. Judul pembahasan yang sama atau hampir sama dengan judul yang
21
Burhan Bungin, penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan Ilmu
Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009). Cet Ke-3, h. 146
14
berbeda dengan saya Desty Eka Putri Sari, Analisis Deskriptif pola
individu(tokoh) dan sebuah kerajaan Islam yang dipimpin oleh para sultan.
komunikasi
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini, didalamnya terbagi menjadi lima Bab, dan setiap Bab nya
dibawahnya.
16
KERANGKA TEORI
A. Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi dari bahasa latin organizare, yang secara harfiah berarti
antaranya para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas.1
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
1
Romli Khomsarial, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta : PT Grasindo, 2011),
Cet. Ke-1, h. 2
17
18
sosial, Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.2
orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan perilaku baik
secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung melalui media."3
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
kesatuan susunan yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam perkumpulan untuk
2
Ibid h. 2
3
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2000), Cet. Ke-4, h, 3-4
4
Veitzhal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2004) h. 188
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Ketiga,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 803
19
dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai
mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan
4. Persepsi Thayer
organisasi.
5. Persepsi Greenbaunn
(organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam suatu
manajemen).6
berlawanan pola roda dan pola lingkaran untuk menggambarkan pengaruh aliran
6
Soleh Soemirat, M.s., Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), h.
4, 2
22
individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral
menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya
dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Pola
hanya melalui sejenis system pengulangan pesan. Tidak seorang pun yang dapat
berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada
tidak dapat dengan D dan E; C dapat berkomunikasi dengan B dan D tetapi tidak
dan B; dan E dapat berkomunikasi dengan D dan B tetapi tidak dengan B dan C.
23
Hasil penelitian pada pola roda dan pola lingkaran menyatakan bahwa
kedua pola ini menghasilkan konsekuensi yang amat berbeda.8 Pola lingkaran
pola roda yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat dalam
keseluruhan aksebilitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral atau
seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukan
secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang
otoritasnya lebih rendah, begitu pula sebaliknya. Prof. DR. Khomsahrial Romli,
organisasi. Yaitu, (1) Komunikasi dari atas ke bawah (2) komunikasi dari bawah
7
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 174-175
8
(Bavelas, 1950; Bavelas & Barrett, 1951; Burgerss, 1969; Leavitt, 1951; Shaw, 1958)
9
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 175-176
10
Romli Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta : PT Grasindo, 2011)
Cet. Ke-1. h. 176
24
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, dari
disampaikan dengan suatu bahasa yang tepat untuk suatu tingkat, tetapi
tidak tepat, untuk tingkat paling bawah yang menjadi sasaran dari
informasi tersebut.12
perubahan.13
1) Instruksi tugas
bagaimana melakukannya.
2) Rasional
aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam
3) Ideologi
rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan
4) Informasi
5) Balikan
balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan
laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain
sebagainnya.
atas adalah bias dan penyaringan atas informasi yang disampaikan oleh
c. Komunikasi Horizontal
bagian keuangan.
rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-
individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi
dan mempunyai atasan yang sama. Jadi, di universitas, unit kerja dapat berupa
15
Arni Muhammad, komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h. 117
28
dosen jurusan yang lainnya disebut komunikasi lintas saluran, yaitu informasi
antara orang-orang yang satu sama lainnya tidak saling menjadi bawahan atau
atasan.16
memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kualitas. Lingkaran kualiatas
jawab. Yang penting, kelompok ini adalah kelompok kerja biasa yang
sesamannya.18
16
R Wayne Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi, h. 195.
17
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 196
18
R Wayne Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi, h. 195-196
29
kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini muncul dari
yang tanpa dapat diduga. Komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus
penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh
laporan raasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui
19
Arni Muhammad, komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h. 124
20
Stein, 1967, h. 616
21
R. Wayne Pace dan Don F. Fules, Komunikasi Organisasi,.h. 199-200
30
maksud dari pengirim (sender) dan harpan dari penerima (receiver). Ada
22
Sasa Juarsa. Teori Komunikasi, Modul 4
31
baik.
lain.
BAB III
PENGURUS BESAR NAHDATUL ULAMA
MASA KHIDMAT 2010-2015
ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 (16 Rajab 1334 H) oleh K.H. Hasyim
Asy'ari beserta para tokoh ulama tradisional dan usahawan di Jawa Timur.1
Sejak awal K.H. Hasyim Asy'ari duduk sebagai pimpinan dan tokoh
agama terkemuka di dalam NU. Tetapi, tidak diragukan bahwa penggerak di balik
dari Tambakberas Jombang. Pada tahun 1924 Kyai Wahab Chasbullah mendesak
gurunya, K.H. Hasyim Asy'ari, agar mendirikan sebuah organisasi yang mewakili
pesantren Tebu Ireng ini, K.H. Hasyim Asy'ari, tidak menyetujuinya. 2 Beliau
menilai bahwa untuk mendirikan organisasi semacam itu belum diperlukan. Baru
setelah adanya peristiwa penyerbuan Ibn Sa'ud atas Mekah, beliau berubah pikiran
merdeka dari penjajahan Belanda pada waktu itu, dan sebagai reaksi defensif
1
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 1
2
Mengenai biografi Hasyim Asy’ari, lihat D. Lombard 1990, II: 127-12. Dokumen-
dokumen NU menyatakan bahwa dirinya keturunan Brawijaya VI, raja terakhir kerajaan Hindu-
Budha Majapahit (Aboebakar 1957;958).
33
34
moderat yang aktif dalam kegiatan politik, Sarekat Islam) di kalangan umat Islam
diadakan di kediaman Kyai Wahab dan dipimpin oleh Kiai Hasyim. Pada bulan
diikuti oleh beberapa tokoh. Muktamar kedua 1927 dihadiri oleh 36 cabang.3
Bagi banyak kalangan ulama tradisional, kritikan dan serangan dari kaum
reformis itu tampaknya dipandang sebagai serangan terhadap inti ajaran Islam.
ketat sebagai sebuah ciri kepribadian. Mazhab Imam Syafii merupakan inti dari
pengikutnya, karena (dinilainya) di zaman sekarang ini tidak ada orang yang
3
Feillard, Andre. Islam at Armee dans L'indonesie Contemporaine. Diterjemahkan oleh
Lesmana dengan judul NU; Vis-à-vis Negara Pencarian Isi, Bentuk dan Makna. Cet. I;
Yogyakarta: LKiS, 1999. H. 10
4
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 2
35
antara kyai panutan umat dengan masyarakatnya dan tetap memelihara tradisi di
dalam masyarakat inilah yang membuat organisasi ini berkembang sangat cepat,
keluarga para santrinya dan penduduk desa yang biasa didatangi untuk berbagai
kegiatan keagamaan. Dan, para santri yang telah kembali pulang ke desanya,
setelah belajar agama di pondok pesantren, juga memiliki andil besar dalam
5
Feillard, Andre. Islam at Armee dans L'indonesie Contemporaine. Diterjemahkan oleh
Lesmana dengan judul NU; Vis-à-vis Negara Pencarian Isi, Bentuk dan Makna. Cet. I;
Yogyakarta: LKiS, 1999. H. 317
6
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 2
36
terlihat tanda-tanda kemauan baik dari kedua belah pihak. Pada muktamar ke-11
(1936) di Banjarmasin Kiai Hasyim Asy'ari mengajak umat Islam Indonesia agar
dan yang kafir. Apa yang dikatakan oleh Kiai Hasyim Asy'ari adalah tepat, dan
hal itu setidaknya dapat menumbuhkan rasa persatuan dikalangan umat Islam.
Karena, perbedaan di antara umat Islam itu sudah pasti terjadi. Yang penting
ajakan ini ditujukan bagi kalangan sendiri, tetapi mendapat respon yang positif
dari kalangan pembaru. Sehingga, hubungan antara kedua belah pihak semakin
Akan tetapi, dalam beberapa kasus tetap saja terjadi, bahkan hingga era
reformasi sekarang ini. Ketegangan yang cukup besar terlihat menjelang jatuhnya
pemerintahan Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) tahun 2001. Warga NU yang
7
Hari-Hari sekitar lahir NU, oleh H. Umar Burhan, dalam Aula, no 1,th.III, 1981, hml.
23
37
Yang lebih unik lagi adalah bahwa perbedaan yang selama ini terjadi telah
yangdimaksud dalam arti bahwa masjid NU tidak ditempati atau digunakan oleh
zikiran yang panjang dan seru serta tidak ada kunut, orang NU akan mengatakan
hanya dari kalangan Muhammadiyah, masih banyak dari organisasi lain, seperti
yaitu menjadi partai politik (parpol) sejak tahun 1954 (Orde Lama). Ini sebuah
semakin maju, justru menjadi semacam komoditas politik murahan bagi kalangan
mabadi khaira ummah (prinsip dasar sebaik-baik umat) melalui pendekatan sosial
8
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 3
38
jam'iyyah.9
organisasi politik terbuka, muncul desakan dari warga NU sendiri untuk kembali
menjadi parpol. Tetapi, belajar dari pengalaman masa lalu, NU berketetapan untuk
Khittah 1926.10
ketika NU hidup di dunia modern, mau tidak mau organisasi ini juga harus
dijalani. AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) NU juga terus
9
Feillard, Andre. Islam at Armee dans L'indonesie Contemporaine. Diterjemahkan oleh
Lesmana dengan judul NU; Vis-à-vis Negara Pencarian Isi, Bentuk dan Makna. Cet. I;
Yogyakarta: LKiS, 1999. H. 17
10
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 - 2015
39
menganut paham Ahlussunah Waljamaah dan menurut salah satu dari madzhab
1. Visi
2. Misi
yang berkeadilan.
11
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 1
40
3. Faham Keagamaan
sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli
berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan
dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan
dengan syariat.12
12
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 – 2015. h. 7
13
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 – 2015. h. 7
41
4. Basis Pendukung
Sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di
ekonomi memiliki masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat
memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat
banyak yang bermigrasi ke kota memasuki sektor industri. Jika selama ini
basis NU lebih kuat di sektor pertanian di pedesaan, maka saat ini, pada
selama ini.14
5. Dinamika
14
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah – Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), Cet. 2 h. 11
42
Indonesia berparlemen.
Oktober 1945.
15
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 – 2015. h. 8
43
6. Tujuan Organisasi
- Usaha Organisasi
kemanusiaan.
luas.
16
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 – 2015. h. 9
44
7. Struktur 17
1. Mustasyar (Penasehat)
MUSTASYAR
KH Muchit Muzadi
KH Maemun Zubair
17
Buku Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Masa Khidmat 2010 – 2015. h. 8
45
KH Ma’aruf Amin
KH Idris Marzuki
KH E. Fakhrudin Masturo
KHChotib Umar
KH Dimyati Rois
KH Abdurahim Mustofa
KH Sya’roni Ahmadi
KH Muiz Kabri
KH Mahfudl Ridwan
KH A. Syatibi
o SYURIYAH
A’WAN
KH Abun Bunyamin
KH Bagindo, M.Letter
KH Muadz Tahir
H. Abdullah Syarwani, SH
KH Sadid Jauhari
TANFIDZIYAH
Nahdatul Ulama adalah Pola Roda. Sedangkan arah aliran komunikasi formal
1. Pola Roda
Ulama (PBNU) adalah Pola Roda. Di mana pola roda ini sendiri adalah pola yang
Orang yang dalam posisi sentral itu menerima kontak dan informasi yang
yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat
11
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 174-175
50
51
Pola roda dalam pola komunikasi organisasi di PBNU adalah jabatan ketua
umum menjadi posisi sentral di organisasi PBNU. Ketua umum adalah posisi
sentral dan strategis di organisasi PBNU, sosok ketua umum di PBNU sangat di
panuti dan dihormati oleh anggota pengurus PBNU, karena tanggung jawab atau
Ulama.3 Di dalam struktur Pengurus Besar Nahdatul Ulama ada namanya syuriah
ulama. Terdiri dari para ulama pilihan. Syuriah berfungsi sebagai pembina,
2
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 175-176
3
Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga Nahdatul ulama, pasal 64 ayat 2. h. 70-71
4
Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. Said Aqil Siradj , pada
tanggal 04 Febuari 2013.
52
ambil harus diputuskan atau di sah kan oleh ketua umum. keputusan dan
harian tanfidziyah dan dipimpin langsung oleh ketua Umum. apabila terdapat
masalah dalam memutuskan kebijakan yang ingin di ambil di PBNU ketua umum
dapat secara langsung berkonsultasi dengan Rais Aam atau syuriah. walaupun
harus melalui proses musyawarah dan demokrasi. Keputusan dan kebijakan yang
telah di sah kan oleh ketua umum melalui hasil musyawarah bersama pengurus
besar yang lain-Nya harus dilaksanakan oleh seluruh pengurus dan lembaga NU
di seluruh Indonesia. Jadi, PBNU adalah pusat dari organisasi Nahdatul Ulama
diseluruh Indonesia.
posisi sentral karena pusat dari Organisasi Nahdatul Ulama itu sendiri adalah
Pengurus Cabang, dan Ranting, itu harus sepengetahuan dan perizinan Pengurus
lembaga itu dapat dikatakan sebagai pelaksana program-program PBNU dan hasil
dari semua kegiatan maupun prestasi yang telah dilaksanakan oleh 16 lembaga itu
adalah Ketua Umum. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj merupakan
PBNU, suasana di kantor PBNU sepi dan terlihat seperti tidak ada
Jumlah pesan yang masuk dan keluar dari lingkungan PBNU begitu
tinggi dan cepat. Banyak pesan yang masuk dan keluar dari
5
Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj , pada
tanggal 04 Febuari 2013.
54
di PBNU.
berpindah secara formal dari individu yang jabatannya lebih tinggi kepada
bawah, dan informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih
rendah kepada orang yang otoritasnya atau jabatannya lebih tinggi itu disebut
individu dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan maupun bawahan satu
dengan lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda itu
1) Komunikasi ke Bawah
dalam hal ini Ketua Umum PBNU yang dipilih pada muktamar tahun 2010
yaitu Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj. Yang sudah menjabat selama kurang
lebih dua tahun setengah kepada mereka yang otoritasnya lebih rendah,
yaitu ada Syuriah dan Tanfidziyah, syuriah di PBNU itu adalah dewan
6
Wawancara Pribadi dengan Wakil Sekjen PBNU, Sulton Fathoni, tanggal 26 Maret
2013
57
dan pembicaraan secara personal, semua ini dapat dilakukan hampir setiap
atau melalui surat dinas dan rapat yang diadakan diantara staf untuk
organisasi.
7
Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj,
tanggal 04 Febuari 2013.
58
yaitu dengan rapat koordinasi yang dilakukan dua bulan sekali, dengan
hasil kerja.
8
Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj,
tanggal 04 Febuari 2013.
60
organisasi tersebut.
2) Komunikasi ke Atas
individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas
Dalam hal ini sekertaris Jenderal yaitu Dr. H. Marsudi Syuhud dan
langsung kepada Ketua Umum yaitu Prof. Dr. KH Said Aqil Siradj.
9
Wawancara Pribadi dengan Bendahara Umum PBNU, Dr. Ing. H. Bina Suhendra,
tanggal 26 Maret 2013.
10
Arni Muhammad, komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h. 117
61
Ada sistem itu dan itu keras sekali. Hampir tiap hari saya
berkomunikasi langsung maupun tidak langsung kepada ketua umum,
untuk meminta arahan dan berbincang-bincang tentang dana.”11
Di dalam struktur Organisasi di PBNU, disamping ada organisasi
kebijakan.
lain itu dibahas pada rapat gabungan. Dan di pimpin oleh pemegang
11
Wawancara Pribadi dengan Bendahara Umum PBNU, Dr. Ing. H. Bina Suhendra,
tanggal 26 Maret 2013.
12
Wawancara Pribadi dengan Wakil Sekjen PBNU, Sulton Fathoni, tanggal 26 Maret
2013
62
3) Komunikasi Horizontal
rekan yang otoritasnya sama di dalam struktur organisasi. Unit kerja yang
sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.13 Dalam hal ini
dari kebutuhan sekertaris dan tergantung bebanya. Dalam hal ini salah satu
wakil Sekertaris Jenderal Bapak Iton Fatholli dalam berbagi tugas dengan
13
R . Wayne Pace dan Don F. Faules. Terj. Deddy Mulyana, MA, Phd. Komunikasi
Organisasi . Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 196
14
Wawancara Pribadi dengan Wakil Sekjen PBNU, Sulton Fathoni, tanggal 26 Maret
2013
63
Organisasional, yaitu:15
tidak terlalu keliahatan di kantor PBNU, etika dan moralitas antar sesama
15
Soleh Soemirat, Komunikasi Organisasional, (Jakarta : Universitas Terbuka,
2000), h.4.7
64
pekerjaan, melainkan mengenai hal diluar pekerjaan, pada waktu jam kerja
tugasnya masing-masing.
B. Sarana Komunikasi
informasi dan komunikasi (TIK) yang moderen sesuai dengan semakin maju nya
1. Media Internal
Ulama tersendiri yang dapat diaksess kapanpun dan dimana pun ataupun radio
internet yang dapat diakses langsung melalui situs resmi NU dan media cetak
seperti buletin atau majalah. Adapun media-media internal itu dibuat adalah
maupun sosial yang dilakukan oleh organisasi NU. Media internal NU adalah :
a. Media Elektronik
indonesia dengan cepat dan slalu update. NU online dapat diakses melalui
b. Media Cetak
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nahdatul Ulama dan bersarkan analisa data yang didapat, maka penulis dapat
adalah Pola Roda. Dimana pola roda ini sendiri adalah pola yang
sentral. Orang yang dalam posisi sentral itu menerima kontak dan informasi
dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Dalam pola ini ketua umum
informasi dan laporan kepada ketua umum dan apabila ada masalah yang
dengan meminta saran dan persetujuan syuriah atau dewan penasehat PBNU.
67
68
dengan baik.
B. Saran-saran
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang disampaikan agar dapat
Bersama Dr.Ing. H. Bina Suhendra Bersama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj
Tanggal : 04/Febuari/2013
1) Tolong pak berikan Gambaran NU secara umum, seperti Sejarah, visi & misi, dan
struktur organisasinya ?
Jawaban : iya... Nu berada dari pengurus pusat sampai ranting tingkat desa, dari pusat,
Pengurus Besar, pengurus wilayah, cabang MWC (Majelis Wakil Cabang), dan
Ranting. Dan sebenarnya masih ada anak ranting di dusun. Nahh...NU terdiri dari
Mustasyar seperti penasehatlah sesepuh, dan terdiri dari dewan Rais Suryah yang
bertanggung jawab tentang terutama sekali tentang kebijakan Umum dan agama hal-
hal agama yang bersebrangan setelah itu dibantu oleh sekertarisnya dan A’kwan atau
pembantulah, pembantu suryah . kemudian ada nanti Dewan Tanfidzi yang Eksekutif
Ketua Umum nya saya, dan dibantu oleh beberapa Sekjen, pembantu sekjen atau
serketaris, Bendahara umum dan bendahara-bendahara.
4) NU kan luas ada diseluruh indonesia, apakah ada pertemuan khusus antara ketua-
ketua wilayah dan ranting-rantingnya pada acara khusus atau rutin?
Jawaban : iyaahh ada, setiap setahun dua kali pertemuan. Dan itu berkumpul di
Jakarta. Di sini di kantor PBNU.
5) Apakah ada hambatan atau tantangan dalam pola komunikasi yang bapak jalankan
selama ini?
Jawaban : jumlah anggota NU itu kalau menurut LSI itu sampai 77 juta diseluruh
indonesia. Dia meneliti setiap orang dari pemilu ditanya ormas apa pak ? pada
menjawab NU. Walaupun secara database ya belum resmi. Kalau database yang
sudah terdata ada 13 juta anggota NU yang resmi dan yang punya kartu anggota.
Jawaban : oh ada banyak sekali, kita ini pengajian-pengajian itu kita gunakan menjadi
media untuk konsolidasi itu. Seperti pengajian, istigosah, haul, itu kita gunakan untuk
konsolidasi kebawah. Ada yang formal misalkan pelantikan cabang atau peresmian
gedung ituloh formal saya datang. Ada juga yang tidak formal saya diundang ngaji,
ceramah. Tapi saya gunakan tidak semata-mata ngaji selain ngaji juga untuk
melakukan komunikasi kebawah dengan moment ngaji itu. Kita di PBNU ada...ada
pertemuan paling besar itu namanya Muktamar disitu ada pergantian pengurus lima
tahun sekali dan pada moment itu semua kader, anggota dari tingkat suryah dan
kebawahnya berkumpul. Selain Mukta’mar ada juga Munas (Musyawarah Nasional)
yang diadakan Minimal dua tahun setengah sekali. Jadi satu kali diantara dua
muktamar. Dan di Munas itu yang paling menonjol dan paling intens yaitu Bahtumal
Sa’il membahas masalah-masalah Agama. Setelah Munas ada Pleno, setelah Pleno
ada Rapat gabungan suryah dan tanfidziyah. Dan dalam mengambil kebijakan itu di
rapat Pleno.
8) Bagaimana komunikasi atau hubungan Organisasi Nu dengan Organisasi lainya ?
Jawaban : Baik, baik sekali. Kita kan pada prinsipnya kan Ukhuwah Islamiyah,
Ukhuwah watoniyah dan Ukhuwah insaniah. Nawaitu NU dilahirkan kan untuk
membangun persaudaraan bukan untuk apa-apa. Bukan untuk politik apa itu politik
demonstrasi dll. Kita itu membangun Ukhuwah Islamiah, sesama islam itu harus
bersaudara walaupun beda aliran dan beda mazhab. Ukhuwah Watoniah, sesama
warga bangsa harus bersaudara kalau ini berbasic budaya dan kalau tadi berbasic
aqidah. Dan kalau sudah kuat kedua Ukhuwah ini, kita tingkatkan menjadi Ukhuwah
Insaniah, sesama umat manusia diseluruh Dunia.
9) Saya minta pendapat bapak nih, seberapa penting komunikasi organisasi dalam
organisasi NU ini?
Jawaban : Alhamdulillah baik sekali dan jalan sekali. NU itu masih sangat disiplin
dalam hal yang bersifat Program, kalau maaf kalau masalah politik tidak bisa solid
misalkan memilih presiden siapa, gubernur siapa dan lain-lain selalu ada perbedaan.
Tapi kalau udah prinsip NU semua sama. Dari sabang sampai merauke sama. Contoh
misalkan ada demo kenaikan harga BBM, saya bilang jangan turun ansor bansor dll
itu tidak ada yang turun. Kecuali PMII ya PMII itu kan Mahasiswa jadi kalau tidak
turun dicemoohin oleh HMI dll...tapi itu sedikit. Ya di Komunikasi di NU ini solid
dan satu Komando.
Jakarta, ......-......-.........
Tanggal : 26/Maret/2013
Jawaban : Pada prinsipnya tidak ada bedanya dengan prinsip-prinsip organisasi yang lain, ada
ketua umum. Ada administrasi dengan ada sekertaris. Hanya di NU karena dalam organisasi
sosial keagamaan. Maka posisi kiyai itu spesifik. Dalam organisasi NU para kyai masuk dalam a
struktur syuriah. Syuriah itu mirip lembaga yudikatif seperti di pemerintahan. Fungsi Syuriah,
mulai dari control, pengawasan dan memproduk hukum. Nah dari Syuriah lalu
diimplementasikan oleh tanfidziyah. Inilah pola komunikasi kebijakan dan program di PBNU.
Kalau di internal syuriah bisa secara formal dan informal. Secara formal sudah di atur organisasi
seperti rapat rutin, dll. Kalau secara informal, kapan saja bisa komunikasi dan hasilnya bisa
dibawa ke forum rapat resmi. rapat-rapat yang menurut beliau penting bisa digelar kapan saja.
Bisa ketemu Tidak harus sebulan satu kali. Dari putusan-putusan syuriah disampaikan ke
tanfidziyah untuk ditindak lanjuti. Terkait dengan dinamika di tanfidziyah kalau tanfidziyah
perlu konsultasi maka bisa disampaikan ke syuriah dalam rapat harian syuriah tanfidziyah ada
supremasi syuriah, karena sifatnya control, pengawasan dan sumber kebijkan. Syuriah sumber
segalanya. Sedangkan Tanfidziyah hanya teknisi pelaksanaan. “dua kamar” dalam organisasi ini
kapan saja dapat bertemu, baik formal maupun informal. Rapat syuriah dan tanfidziyah dipimpin
Sekertaris Jendral dibantu oleh wakil-wakil sekertaris dan jumlahnya tergantung dari kebutuhan
dan beban. Kalau untuk pertemuan rutin, secara formal setiap minggu bisa ketemu. Tapi secara
non formal bisa ketemu kapan saja. Karena ada dua pendekatan tugas kesesekjenan dan ketua-
ketua. Pertama pendekatan kewilayahan efeksional, misalnya saya bertanggung jawab atas
wilayah. wilayah mana saja Sumatra, kalimantan. Kedua, pendekatan administrative. Misalnya,
saya bertugas mendampingi lembaga kesehatan, lingkungan hidup dst, untuk kewilayahan harus
kontrol secara langsung ke daerah. Kalau kerja teknis posisi kita hanya sebagai kontrol karena
sudah ada lembaganya kerja contohnya lembaga kesehatan. Maka kita bantu buka akses,
Pertanyaan : Ada gak program dari PBNU untuk mempunyai rasa memiliki terhadap NU pada
lembaganya?
Jawaban : Kalau masyrakat NU tentu merasa memiliki NU tumbuh di satu desa, terus pernah
merasakan model pendidikan pesantren, atau di kota pernah meraskan pendidikan yang dikelola
oleh orang-orang NU . sebagai proses kaderisasi, bisa saja orang-orang NU model tadi orang-
orang ketemu dengan NU karena aspek kesamaan ideologi. Cara berislam sehingga terasa ada
kesamaan, berawal dari ritual rasa memiliki dari situ bisa,kedua dari pendekatan program,
programm kalau di NU ada dua warna, pertama program yang diputuskan melalui forum
muktamar. Untuk program lima tahun sekali para kyai kumpul dari suatu forum membahas
program untuk waktu dalam 5 tahun, program yang dirumuskan untuk masyrakat karena para
kiyai yang merumuskan yang sering berbaur dengan masyrakat.. Merasakan langsung program
yang dirumuskan dalam NU yang dibutuhkan oleh masyrakat, program ke dua sifatnya sampiran
membantu pihak eksternal untuk kegiatan yang dirasa NU perlu ikut, tapi bukan program NU
misalnya pemerintah membuat program tetapi tidak bisa masuk ke masyrakat, misalnya program
KB. dulu dengan gusdur program KB ditolak oleh masyrakat dengann namun menggandeng NU
supaya program KB bisa masuk. Program pemerintah tapi menggantung NU supaya cepat.
Biasanya NU melakukan verifikasi mengatakan program ini bagus, yang terbaru misalnya ada
polio.
Jawaban : Nuansa formal tidak kelihatan hanya dibatasi etika saja. Moralitas bahwa itu lebih tua
dari kita. Acara alami saja. Tapi untuk kerja komunikasi biasa saja. Malah rapat di NU tidak ada
standarnya. Contoh yang persentasi ini nanti kesimpulannya seperti apa. mengalir tidak formal
sama sekali. Dari persentasi 70 % guyonnya dan 30 % formalnya. Pengurus NU ketika rapat
lebih terbuka, lebih enak, lebih banyak guyunnya karena kulturnya lebih cair formalitas tdk
kelihatan.
Jawaban : Media hp. Email, BBM (BlackBerry Messangger) semua dipakai. Menggunakan
Jawaban : Besar kecilnya organisasi Sejauh mana pengurus pusat mencangkup ke daerah, ada
dua kekuatan. pertama kekuatan modal dan jaringan, kekuatan modal dlm organisasi diukur dari
financial tapi kalau jaringan sejauh mana SDM. Kalau di NU karena pada dasarnya sosial
keagamaan tdk berbasis capital. Yang dibutuhkan nilai dan SDM. Jadi kemampuan PBNU
membantu bukan karena kekuatan financial NU tapi kekuatan nilai. Merasa dilindungi NU.
Misalnya dilarang tahlilan tapi karena ada NU merasa dilindungi NU. Mereka membentuk cari
orang sedangkan NU ada orang seendonesia adanya nilai. Misalnya ada orang yg meninggal
bikin tahlil. Begitu ada NU yang diperjuangjan adalah nilai-nilai itu. Akhirnya begitu NU lahir
mereka sendiri ada lalu membentuk NU. Mempermudah konsolidasi ke bawah tanpa kekuatan
financial.
Jakarta, ......-......-.........
( )
Tanggal : 26/Maret/2013
Pertanyaan : jika melihat struktur di PBNU ada syuriah dan Tanfidziyah, bagaiman Pola
Jawaban : Pada dasarnya Dewan syuriah adalah badan tertinggi dengan dikepalai rais Aam
bahasa indonesianya ketua umum, untuk membedakan dengan tanfidziah, pimpinan eksekutif
yang pimpin institusi nya adalah ketua umum maka di syuriah namanya rais Aam. Kedua-duanya
di pilih oleh muktamar, jadi kita punya dua madaktaris yaitu dua orang yang dipilih. soal
pembinaan keagamaan dan Apolusi strategis adalah suriah. Pelaksanaan eksekutifnya tanfidiah.
Bedanya komisaris dan direksi semua dipilih tapi di PBNU hanya kepalanya saja yang di pilih.
Ada melalui rapat resmi. Di syuriah ada rapat syuriah. Di PBNU ada rapat tanfidziyah, ada rapat
gabungan di syuriah dan tanfidziyah. Untuk keputusan yang lebih penting ada Rapat pleno kita
masukin ke lembaga.
Jawaban : Dalam jangka panjang Di PBNU ada “One door policy” artinya Cuma ada bendahara
satu. Tanfidziyah sebagai eksekutif pengurus harian, yang menjalankan program adalah lembaga
departemenisasi 18 lembaga itu dan di samping bandom-bandom (bandan otonom). Masing-
masing lembaga memiliki bendahara yang akan dirubah. Karena belum adanya sistem dan SOP.
Alhamdulilah Sudah ada PO. Nanti dibuat untuk aset beberapa lembaga sudah ada yang punya,
berdasarkan itu kita bisa di audit. Belum bisa konsolidasi dari atas ke bawah, menjadi satuan
keungan. tapi kita punya rambu supaya bisa transparansi-transparansi. beberapa lembaga
kerjasama dengan sponsor di audit. Di audit selalu nomer satu, itulah yang menimbulkan
kepercayaan, lembaga kesehatan. LPBI, PBNU sendiri di audit setiap tahun public editor, belum
bisa audit secara lengkap karena belum ada prosedur. pemasukan dan kelayakan belum.
Sedangkan wilayah dan cabang sudah bagus. Dalam periode ke depan insyaallah sudah punya
prosedur dan lebih transparan, dan yang paling penting bisa independen. Jadi usaha kita, jadi
fungsi kita dari usaha kita. dari hasil pengelolaan aset supaya bisa jadi duit, supaya ada incame
tetap, tidak hanya hidup dari sumbangan, insyallah untuk menjadi kekuatan NU di masa depan.
Jawaban : Ada yang dikontrol langsung menjadi Bob memeber. Menciptakan supervisi Ada rapat
kita dampingin supervisi. Yang lainnya melalui rapat kordinasi 2 atau 3 bulan sekali kita panggil
lembaga termasuk laporan keuangan. Dengan cara yang lembut dan santun untuk laporan
keuangan. Lebih banyak memotivasi dari pada pakai prosedur. Yg menjalankan di PBNU
waketum jika waktum tidak ada. Jadi bisnis jalan terus. Jadi sesuai fungsinya.
Pertanyaan : Bagaimana Komunikasi bapak dengan ketua umum seperti apa?
Jawaban : Pakai informal approach pendekatan informal. Karena jauh lebih efektif. Sambil
ngobrol dan tuker ide, selama ini biasanya pakai pendekatan informal dengan ketum, waketum
Jawaban : Saya bertanggung jawab dengan ketum (ketua di tanfidziyah) dan rais Aam(ketua di
syuriah). Jadi saya sering bikin system. Misalnya cek in cek peluang. Misalnya saya punya
Finance manager bikin pengeluaran uang, kas di bank ada berapa. Sama ketua umum diperiksa
Pertanyaan : saya minta pendapat bapak, Seberpaa penting komunikasi ke bawa dalam sebuah
komunikasi organisasi?
Jawaban : komunikasi organisasi dan komunikasi ke bawah di dalam NU Sangat penting. Jadi
kerjasama anatara yang lain. Di ibaratkan Sistem sarap kita. Kalau tidak ada komunikasi maka
organisasi kita tidak akan jalan. Adanya kerjasama antara satu dengan yang lain. Disamping itu
ada turba turun ke bawah. Komunikasi tatap muka paling penting. Harus ketemu secara langsung
untuk melihat body language. Harus ada personal talk. Lebih sering komunikasi informal dalam
kehidupan. Kita atasi dengan cara NU. Talk to the person. Don’t talk about the person. Bicara
langsung pada orang jangan bicara dibelakang. Takut adanya salah paham. Suka komunikasi
berdasarkan katanya. Harus tabayun komunikasi tatap muka. Supaya kita mengerti maksud
seseorang yang berbicara dengan kita. Komunikasi penting tidak cukup hanya melalui telepon.
Kita harus bisa komunikasi untuk menyenangkan orang. Kalau ada masalah Harus
kelompok. Hiduplah berjmaah. Jangan tinggalkan kelompok karena berbeda. Orang salah karena
Melakukan apa yang dikatakan bukan melakukan apa yang dimaksud. Harus meriview yang
dikatakan apakah sesuai dengan yang dimaksud. Komunikasi penting, Kalau tidak mengerti
Jakarta, ......-......-.........