Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Disusun Oleh:
MILLATY HANIFA
NIM:1111052000033
1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang saya ajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Millaty Hanifa
i
ABSTRAK
Dampak Terapi Ruqyah Syar’iyyah Dalam Pemulihan Kesehatan Mental
Pasien Di Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan Jakarta Timur
Millaty Hanifa, NIM: 1111052000033
Dalam kehidupan ini, manusia pasti mengalami masalah yang datang silih
berganti, bahkan terkadang masalah yang datang sampai tumpang tindih. Masalah
yang datang bertubi-tubi inilah yang dapat mengganggu kejiwaaan serta fisik
seseorang. Seiring dihadapkannya pada masalah-masalah yang pelik, tidak
menutup kemungkinan hal tersebut akan mengganggu kestabilan mental
seseorang sehingga diperlukannya pemulihan kesehatan mental. Salah satu
caranya adalah dengan terapi ruqyah syar’iyyah.
Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan Jakarta Timur adalah salah satu
lembaga yang melayani terapi ruqyah untuk pemulihan penyakit psikis maupun
fisik. Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan, melaksanakan terapi dengan metode
ruqyah ini karena metode ini tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Terapi
ruqyah ini disebut dengan ruqyah syar’iyyah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana proses terapi
ruqyah syar’iyyah yang ada di Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan Jakarta Timur
serta dampak yang terjadi terhadap mental pasien. Jenis penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan dalam pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dan
observasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berkaitan dengan penelitian.
Dalam hal ini, informan terdiri dari dua orang terapis dan empat orang pasien
yang terindikasi mengalami gangguan mental.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan
terapi ruqyah yang dilakukan di Rumah Ruqyah Indonesia merupakan terapi
ruqyah syar’iyyah. Karena pelaksanaannya sesuai dengan syari’at Islam yaitu
dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an atau hadis dan menggunakan bahasa
Arab yang fasih. Adapun dampak yang terjadi setelah melakukan terapi ruqyah
syar’iyyah di Rumah Ruqyah Indonesia adalah berdampak positif. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara, pasien yang sebelumnya mengalami gelisah,
cemas, emosional, tidak mampu menyelesaikan masalah, kaku pada bagian tubuh
yang disebabkan terlalu banyak beban pikiran berangsur membaik.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena
ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai kepada kita saat ini.
Timur” ini disusun sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu
1. Dr. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
iii
4. H. Fauzun Jamal, Lc., M.A sebagai dosen pembimbing skripsi yang
skripsi ini.
kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, semoga ilmunya selalu
bermanfaat.
8. Kedua orang tua (Ahmad Muslih S.Pd.I dan Susilawati), terima kasih
Indonesia Cililitan Jakarta Timur. Wirda, Tiara Izzati, Iis Nadia Alim,
penulis. Kenangan bersama yang telah kita ukir kurang lebih empat
tahun akan selalu penulis kenang. Semoga persahabatan kita tak akan
iv
lekang termakan zaman dan kita semua menjadi orang yang
bermanfaat.
10. Teman-teman BPI 2011, kenangan selama 4 tahun silam tidak akan
penulis lupakan.
Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak
terima kasih. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik kepada kita semua.
Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada umumnya, dan mahasiswa Bimbingan dan
Penulis
Millaty Hanifa
v
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP.................................................................................. 65
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Saran .................................................................................. 66
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dan bahagia, walaupun tidak selamanya kemauan dan keinginan tersebut dapat
tercapai. Karena dalam kehidupan ini, manusia tidak ada hentinya mengalami
suatu masalah yang datang silih berganti. Bahkan masalah tersebut terkadang
sampai tumpang tindih, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Menurut Sahilun,
badaniah seseorang. Tidak jarang orang yang menderita sakit badaniah lebih
psychosomatic. Secara medis, sebetulnya orang itu tidak sakit, tapi kenyataannya
menyerang manusia. Kadang bercampur dengan rasa takut dan cemas, sehingga
1
Sahilun A dan Nasir, M.Pd. Problematika Kehidupan dan Pemecahannya: Suatu
Pendekatan Psyeo-Religious, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), h. 25.
2
Zakiah Daradjat, Doa Menunjang Semangat Hidup, (Jakarta: Ruhama, 1996), cet. Ke-6,
h.20.
1
2
kondisi ini, manusia akan mencari penentram batin, antara lain agama. Hal ini
manusia itu sendiri. Sehingga diperlukan kekuatan yang besar agar manusia
sanggup menghadapi hambatan dan rintangan tersebut. Kekuatan ini hanya bisa
atau penyakit mental tersebut antara lain dapat dilihat dari perasaan, pikiran,
tingkah laku dan kesehatan badan. Dan dari segi perasaan, gejalanya antara lain
menunjukkan rasa gelisah, iri, dengki, sedih, kecewa, putus asa, bimbang dan rasa
marah. Dari segi pikiran dan kecerdasan, gejalanya antara lain lupa dan tidak
berfikir menurun. Dari segi tingkah laku sering menunjukkan tingkah laku yang
tidak terpuji, seperti suka menganggu lingkungan, mengambil milik orang lain,
menyakiti dan memfitnah. Apalagi keadaan buruk ini berlarut-larut dan tidak
seperti hipertensi (darah tinggi), lumpuh, gangguan pencernaan dan lemah syaraf.5
mental. Untuk mencapai kualitas hidup yang baik, tidak mungkin apabila
Manusia yang sehat secara psikis akan menyadari bahwa dirinya menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya, dan harus terus menerus
berkomunikasi dengan dunia luar agar dia bisa menjadi manusia yang normal.7
Oleh karena itu, mewujudkan mental yang sehat adalah sebuah keharusan agar
bisa menjadi manusia yang normal dan dapat meningkatkan kualitas hidup.
ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di
biokimia, ada hubungannya antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan
5
A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Gunung Agung,
1993), h. 33.
6
Mulyono Notosoedirjo dan Latipun, Kesehatan Mental (Konsep dan Penerapan),
(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002), h. 27.
7
Ibid.,h. 27.
8
Jalaluddin dan Dr. Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia,
1993), h. 77.
4
antara hubungan agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa. Agama dapat
memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk dalam
kesehatan. Ini terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu
kekuasaan yang Maha Tinggi. Sikap pasrah ini memberikan sikap optimis pada
keimanan adalah William James, seorang filosof dan ahli jiwa dari Amerika
Jadi, tidak diragukan lagi terapi terbaik bagi kesehatan adalah keimanan
kepada Tuhan, sebab individu yang benar-benar religius akan selalu siap
A g a m a sej a k d a h u l u d e n g a n
k et e nt u a n d a n h u k u m n y a tel a h d a p at
m e m b e n d u n g terj a di n y a g a n g g u a n
s e g al a k e m u n g k i n a n - k e m u n g k i n a n
si k a p, p er a s a a n d a n peril a k u ya n g
m e m b a w a p a d a k e g elis a h a n, ji k a terja di
9
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Cet. ke 7, h. 152.
10
M. Utsman Najati, al-Quran wa al-Nafs, Penerjemah Rof’i Usmani (Bandung: Pustaka,
1997), h. 283.
5
k e s al a h a n ya n g pa d a ak hir n y a
m e m b a w a p e n y e s al a n pa d a or a n g ya n g
b e r s a n g k u t a n, m a k a ag a m a ak a n
m e m b e ri jala n u nt u k m e n g e m b a lik a n
k et e n a n g a n bati ni a h d e n g a n m e m i n t a
11
a m p u n a n k e p a d a T u h a n .
serta berbagai macam pula faktor penyebabnya. Namun semua itu ternyata dapat
disembuhkan melalui terapi iman yaitu dengan bersuci dan berzikir (shalat), serta
mendalami al-Quran bisa menjadi obat ataupun pencegah penyakit. Ibadah dalam
agama Islam banyak yang berkaitan dengan keadaan tubuh, sebagaimana Allah
berfirman:
Artinya: “Dan kami turunkan dari alquran suatu yang jadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S Al-
Israa: 82)
11
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dan Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Masagung,
1994), h. 7.
12
Syekh Muhammad as-Shayim, Kisah-kisah Nyata Raja Jin, Penerjemah Bahrun Abu
Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), h. 5.
6
tentang penyakit yang bisa disembuhkan oleh al-Quran. Pendapat pertama bahwa
Masih ada dalam masyarakat yang mempunyai persepsi yang kurang benar
mengusir jin saja. Kesalahan persepsi tersebut boleh jadi karena sering diadakan
ruqyah massal untuk mengusir jin yang ada dalam diri manusia. Jarang para
memohon kepada Allah akan kesembuhan baik untuk dirinya sendiri atau orang
lain dengan cara membaca ayat-ayat al-Quran yang shahih yang diajarkan oleh
13
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkam Al
Qur’an. (Kairo: T.pn., 1940) juz 10, h. 316.
7
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus:
57)
lembaga yang melayani terapi ruqyah yang tidak hanya untuk para penderita
gangguan jin saja. Terapi dengan metode ruqyah yaitu terapi yang digunakan
untuk menyembuhkan penyakit, baik yang diduga terkena gangguan jin ataupun
sejenisnya. Pada zaman dahulu di negeri Arab, terapi ruqyah ini sangat populer
dengan metode ruqyah ini karena metode yang diterapkan tidak bertentangan
dengan syari’at Islam dan juga merujuk pada petunjuk Rasulullah SAW. Oleh
dikembangkan tidak hanya terfokus pada pengobatan untuk gangguan jin, akan
14
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Mukhtasor Ad-Da’wa, Terapi Penyakit Rohani. Terjemah
Salafudin Abu Sayyid (Solo: Arafah, 2005), Cet. ke-1, h. 14.
8
Jakarta Timur. Oleh karena itu, pengobatan dengan terapi ruqyah ini penulis rasa
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
b. Apa dampak yang terjadi pada mental pasien setelah melakukan terapi
1. Tujuan
2. Manfaat
a. Secara akademis
terapi ruqyah yang selama ini dianggap hanya untuk mengusir jin saja.
b. Secara praktis
D. Tinjauan Pustaka
masalah yang diteliti penulis. Adapun skripsi yang berhubungan dengan masalah
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
hasil wawancara.
BAB V PENUTUP
LANDASAN TEORI
A. Dampak
dampak juga bisa diartikan sebagai “pengaruh atau akibat”. Pengaruh adalah suatu
keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa
yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dampak juga bisa merupakan
pengertian, yaitu:
1. Dampak positif
usaha-usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya agar tidak
2. Dampak negatif
Negatif adalah pengaruh buruk yang lebih besar daripada pengaruh positifnya.
kepada pasien oleh Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan Jakarta Timur. Dengan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 234.
2
Ibid., h. 234.
13
14
adanya layanan terapi ruqyah ini diharapkan dapat memberikan dampak yang
B. Ruqyah Syar’iyyah
ma‟suraat (yang diambil dari al-Quran dan hadis).3 Ruqyah adalah pembacaan
doa para Nabi yang dibacakan oleh seseorang untuk dirinya sendiri ataupun orang
dalam “Shira‟bainal haq wal bathil” sebagaimana yang dikutip oleh Kholilul
Rohim bahwa “Ruqyah pada hakekatnya adalah berdoa dan tawassul untuk
memohon kepada Allah kesembuhan bagi orang yang sakit dan hilangnya
gangguan dari badannya.” Ruqyah menurut para ulama adalah suatu bacaan dan
p e rli n d u n g a n at a u a s m a All a h y a n g
m e r u p a k a n ob at ro h a n i a h. K a l a u
d i u c a p k a n m e l al ui lis a n o r a n g sa l e h,
n i s c a y a a k a n m e n d a t a n g k a n k e s e m b u h a n
3
Said Abdul Azhim, Bebas Penyakit dengan Ruqyah, (Depok: Qultum Media Cetakan I,
2006), h. 169.
4
M. Izzudin Taufiq, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, (Jakarta: Gema
Insani Press Cetakan I, 2006), h. 397.
5
Ibid., h. 44.
15
d e n g a n izi n All a h . Se d a n g k a n m e n u r u t
I b n u M a s’u d ruqyah ad a l a h ti n d a k a n
m e m b a c a m a n t e r a - m a n t e r a, d a n ti n d a k a n
te r s e b ut dip e r b ol e h k a n a p a bil a ti d a k
6
m e m iliki jej a k syi rik.
Pengertian ruqyah dilihat dari sudut kebahasaan adalah jampi atau mantra.
Sedangkan, istilah ini sering diartikan sebagai segala macam bacaan atau doa
yang dilafalkan adalah ayat-ayat al-Quran atau bersumber dari ajaran Rasulullah,
ruqyah semacam ini disebut ruqyah syar‟iyyah. Sebaliknya jika mantra yang
dibaca selain dari keduanya (al-Quran dan doa dari Rasulullah) disebut ruqyah
syar‟iyyah yang diperbolehkan oleh syariah Islam yaitu terapi ruqyah yang seperti
Ruqyah syar‟iyyah termasuk salah satu dari terapi Islam. Terapi adalah
6
Majdi Muhammad Asy-Syahawi, Menjelajah Alam Jin dan Cara Mengatasi
Gangguannya berdasarkan Syariat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 178
7
Kholilul Rohim, Terapi Juz Amma: Ragam Manfaat Surah-surah Pendek juz ke-30 untuk
Kesehatan dan Keselamatan Hidup Dunia-Akhirat, (Jakarta: PT Mizan Publika Cetakan I, 2008),
h. 44.
8
Hanis Syam, dkk., Ruqyah dan Doa: Terapi Gangguan Jin dan Sihir sesuai Syariat
Islam, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006), h. 28.
16
untuk tujuan memperbaiki diri agar menjadi lebih sehat dan memperoleh
yang dikehendaki-Nya.
pensucian yang suci atau fitri (shalat taubat), dan pensucian yang
pengobatan penyakit yang ditimbulkan oleh „ain, sihir, atau kerasukan jin, serta
Pandangan semacam ini tidak benar dan merupakan kesalahan persepsi tentang
ruqyah yang harus diluruskan, agar dapat mengambil manfaat dari ruqyah dalam
9
Lukman Hakim, Terapi Qurani untuk Kesembuhan dan Rizki yang tak Terduga (Jakarta:
Link Consulting, 2012), h. 13.
10
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002), h.270-271.
17
mengobati semua penyakit yang menimpa kita, baik penyakit secara maknawi
Agar penggunaan ruqyah tidak melenceng dari tuntunan agama, maka para
ulama menetapkan tiga syarat sahnya ruqyah. Tentang hal ini, Ibnu Hajar berkata,
“Para ulama telah berkonsensus tentang bolehnya ruqyah jika telah memenuhi
syarat berikut:
sifat-sifat-Nya.
Artinya: “Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang jadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.”(QS. Al-
Israa: 82)
11
Yusuf Al-Qardhawi, “Mauqif al-Islam” dalam Khoirul Amru Harahap dan Reza Pahlevi
Dalimunthe, Dahsyatnya Doa dan Zikir, (Jakarta: Qultum Media, 2008), h. 155.
12
M. Darojat Ariyanto, Terapi Ruqyah Terhadap Penyakit Fisik, (Yogyakarta: SUHUF,
2007), h.49.
18
13
Sholih Ahmad Syami, Al-Mawahibud Diniyah bil Minahil Muhammadiyah, (T.tp.: Al-
Maktabu Islamiyyah, 1991), h. 421.
14
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2005), h. 179.
19
a. Syarat-syarat ruqyah
dibolehkan adalah:
dipahami.
4) Tidak boleh ada sesuatu yang haram dalam kandungan ruqyah itu.
kepada selain Allah, menggunakan nama jin atau raja-raja jin dan
semacamnya.
sebagai penyembuh.
b. Syarat Peruqyah
Syarat yang harus dimiliki seorang peruqyah atau muallij (orang yang
15
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah „Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, (Bogor:
Pustaka Imam Syafi’i, 2006), h. 47-48.
20
terdahulu yang shalih) yang bersih, jernih, benar dan terbebas dari
perbuatan.
suasana hati.
besar.
dan setan.16
C. Kesehatan Mental
Kesehatan mental berasal dari dua kata, yaitu kesehatan dan mental.
Adapun kesehatan berasal dari kata “sehat” yang diberi awalan ke- dan –an dalam
16
Perdana Akhmad, Ruqyah Syar‟iyyah vs Ruqyah Gadungan (Syirkiyyah), (T.tp.:
Quranic Media Pustaka, t.t.), h.18-19.
21
menyangkut batin, watak manusia, yang bukan bersifat badan dan tenaga.18
Adapun kata mental berasal dari mens, mentis yang berarti nyaman,
sukma, roh, semangat. Dengan demikian, pengertian mental ialah hal-hal yang
jiwa, nyawa, sukma, roh tetapi ada pula yang mengartikannya semangat. Istilah
mental bisa meliputi masalah pikiran, akal, ingatan, atau proses-proses yang
dikemukakan oleh Al-Quusy (1970) yang dikutip oleh Hasan Langgulung, yakni
17
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), h. 645.
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989) h.794.
19
Kartini Kartono dan Jenny Andrani. Hygiene Mental dan Kesehatan dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 1989), h.3.
20
MIF Baihaqi, M.Si, dkk., Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2005), h.3.
22
yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan dari emosi ini akan mempengaruhi
gairah untuk hidup ini semua tergantung pada kapasitas mental dan kejiwaannya.
Mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan mental yang kuat dalam
diri yang kuat untuk mengendalikan jiwanya, maka individu akan mengalami
demikian mental ialah hal-hal yang berada dalam diri seseorang atau individu
yang terkait dengan psikis atau kejiwaan yang dapat mendorong terjadinya
tingkah laku dan membentuk kepribadian, begitu juga sebaliknya mental yang
sehat akan melahirkan tingkah laku maupun kepribadian yang sehat pula.
adalah suatu hal yang berkaitan dengan batin dan watak berupa unsur-unsur
psikologis termasuk pikiran, emosi, perasaan dan sikap yang tidak bisa dilihat
oleh panca indera, melainkan hanya gejalanya saja yang tampak sebagai corak
tingkah laku.
21
Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992),
h. 30.
22
Kartini Kartono dan Jenny Andrani. Hygiene Mental dan Kesehatan dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 1989), h. 6-7.
23
lingkungannya.23
Selain itu, di dalam buku Jalaludin yang berjudul “Pengantar Ilmu Jiwa
gangguan jiwa dan penyakit jiwa serta terwujudnya keharmonisan yang sungguh-
Kondisi mental sangat menentukan dalam hidup ini, hanya orang yang
sehat mentalnya sajalah yang dapat merasa bahagia, berguna dan sanggup
namun ada sebagian orang yang memiliki mental yang tidak sehat dikarenakan
suatu hal. Orang yang mentalnya tidak sehat, tidak dapat memperoleh ketenangan
hidup karena jiwa mereka sering terganggu sehingga menimbulkan stress dan
konflik batin. Kondisi mental dapat digolongkan dalam dua bentuk, yaitu kondisi
mental yang sehat dan kondisi mental yang tidak sehat. Para ahli psikologi telah
membagi manusia ke dalam dua golongan, yaitu yang sehat mentalnya dan yang
yang lemah.
26
Abdul Aziz Al-Quussy, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental, Terj. Zakiah Daradjat,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), H. 35-36.
25
yang salah.27
sebagai berikut:
tidak dihinggapi rasa bersalah. Selain itu juga dapat menilai perilaku
menyimpang.
d. Memiliki tujuan hidup yang tepat, wajar dan realitas sehingga bisa
27
Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam, (Bandung:
Mandar Maju, 1989), h. 241.
26
mental yang sehat sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. dr. Dadang Hawari,
memuaskan.
kemudian hari.
konstruktif.29
28
Moeljono Notosoedirjo dan Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,
(Malang: UMM Press, 2002), h. 28-29.
29
Dadang Hawari, Al-Qur‟an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental, (PT. Dana
Bhakti Primayasa, Yogyakarta, 1999), h. 12-13.
27
30
MIF Baihaqi, Sunardi,Riksma N. Rinalti A., & Euis Heryati, Psikiatri (Konsep Dasar
dan Gangguan-gangguan), Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h. 19.
28
orang dapat pula memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan jiwa atau kesehatan
mental.
b. Sisi sosial: cinta kepada orang tua, anak dan pasangan hidup, suka
c. Sisi biologis: terhindarnya tubuh dari segala bentuk penyakit dan juga
yang sehat yaitu keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan
31
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, Penerjemah Sari Marulita, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005), h. 450.
29
dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang yang kurang sehat mentalnya yaitu orang
yang merasa terganggu mental dan ketentraman hatinya. Gangguan adalah hal-hal
bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang
gangguan fungsi atau gangguan struktur dari satu bagian atau lebih dari sistem
kejiwaan.33
emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.34 Pada dasarnya tidaklah mudah
sehat mentalnya atau tidak (terganggu mentalnya) dengan alat-alat seperti halnya
pada penyakit jasmani. Namun, yang menjadi ukuran adalah merasakan diri sudah
sejauh mana kondisi perasaan, apakah sudah melampaui batas kewajaran atau
tidak, seperti merasa sedih, kecewa, pesimis, rendah diri, dan sebagainya. Gejala-
gejala umum yang kurang sehat mentalnya dapat dilihat dalam beberapa segi,
antara lain:
32
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 202.
33
Kartini Kartono dan Jeny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 1989), h. 80-81.
34
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h. 16.
30
a) Perasaan
dihadapinya.
b) Pikiran
tidak merasa lelah dan merasa gundah dan kacau (distorsi).35 Pada
c) Emosi
35
William Gladstone, Apakah Mental Anda Sehat, terj. Jeanette M, dkk, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1994), h. 20-21.
36
Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993), h. 50.
31
Sikap emosional yang ada dalam diri manusia yang didasarkan pada arah
Secara fitrah pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat emosional, jadi
emosi tidak bisa dibunuh, akan tetapi emosi harus disalurkan dengan cara yang
baik.
37
M. Dimyati Mahmud, Psikologi: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
1990), h. 166.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara kerja untuk memahami objek
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexi J. Moleong adalah prosedur sebuah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa dengan kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1 Dalam hal ini penulis
B. Jenis Penelitian
1
Lexi J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), Cet ke-15, h.3.
2
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi Presentasi dan
Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial,
Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.3.
32
33
suatu kondisi proses yang berlangsung akibat atau efek yang terjadi atau tentang
alamiah karena orientasinya demikian, maka sifat naturalistik dan mendasar atau
terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field
study.4
deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman, video dan
desain deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat gambaran, lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan yang
diteliti.
3
Hadari Hawari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2005), cet. ke-11, h.31.
4
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 159.
5
E. Kristi Poerwandari, Fakultas Psikologi UI Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi
(LPSP3) UI, 1998), h. 36.
34
1. Observasi
sumber lapangan penelitian. Pengumpulan data atau informasi dan fakta secara
respondennya.6
langsung untuk memperoleh data tentang cara proses terapi ruqyah syar’iyyah
tempat penelitian serta mengamati pasien dan proses terapi ruqyah itu
6
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 22.
35
memperoleh data yang lebih akurat tentang proses terapi ruqyah syar’iyyah
2. Wawancara (Interview)
pertanyaan.7
yang ditulis oleh Imam Gunawan, wawancara adalah situasi peran antarpribadi
piker dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.
7
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), h. 135.
8
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h.162.
36
(interview) ini dilakukan secara langsung dengan tanya jawab kepada empat
orang pasien yaitu Astrid, Fera, Dwi, dan Lili serta dua orang terapis yaitu
3. Dokumentasi
dokumen ke dalam tiga pengertian: (1) dalam arti luas, yaitu meliputi semua
sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; (2) dalam arti sempit, yaitu
yang meliputi semua sumber tertulis saja; dan (3) dalam arti spesifik, yaitu
9
Arief Subiyantoro dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2007), h.97.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), h. 149.
11
R.O. Simatupang, dkk. Dokumen,(t.: Soeroengan, 1959), h. 13.
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h.176.
37
yang beralamatkan di Jl. Kelurahan Lama (Jl. Raya Bogor) No. 56 Rt. 04 Rw. 015
Cililitan Kramat Jati Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian telah dilakukan
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pembimbing ruqyah (terapis)
serta empat orang pasien ruqyah yang ada di Rumah Ruqyah Indonesia
2. Objek Penelitian
Jakarta Timur.
data yang tidak beraturan.13 Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data
gambar dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan
deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggunakan data secara verbal dan kualifikasi
bersifat teoritis. Hal itu itu bertujuan untuk menggambarkan dampak terapi
G. Teknik Penulisan
14
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 66.
39
H. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumbernya, diperoleh melalui
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung seperti
Alamat : Jalan Kelurahan Lama (Jalan Raya Bogor) No. 56, Rt. 04 Rw.
Website : www.rumahruqyah.com
Ustadz Akhmad Sadzali, Lc. Rumah Ruqyah Indonesia berdiri tahun 2009
redaksi majalah ghoib sejak berdirinya majalah ghoib tahun 2002, kemudian
beliau lebih menekuni ruqyah dengan nama ghoib ruqyah syar’iyyah dari tahun
nama Ghoib Ruqyah Syar‟iyyah kepanjangan dari majalah ghoib yang berdiri
sejak tahun 2002. Dengan diterbitkannya majalah ghoib, pada saat itu banyak
Islam.
40
41
ruqyah syar’iyyah dan kajian keislaman. Kini dengan nama baru dan pengukuhan
di Indonesia.
syari‟at Islam.
3. Pelayanan
a. Ruqyah Syar’iyyah
kendala mengenai waktu, jarak, dan biaya. Oleh karena itu, Rumah
b. Bekam/hijamah
manusia.
c. Konsultasi
Indonesia, yaitu:
d. Iridiologi, Acupressure
e. Obat-obatan herbal
4. Struktur Pengurus
Tabel 1
Struktur Pengurus Rumah Ruqyah Indonesia
Pembina:
:uda
Ketua:
Achmad Junaedi, Lc
:uda
Sekretaris:
Imam Royani
Keterangan:
a. Bagian registrasi
1) Menerima pendaftaran
a) Pasien baru:
- Melakukan registrasi,
- Presentasi,
b) Pasien lama:
kondisi darurat.
Indonesia.
45
c. Kewajiban karyawan
Tabel 2
Jam Kerja Karyawan
II
V 15.45-16.30 Pulang - - -
maka Rumah Ruqyah Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang harus
diadakan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancer. Adapun sarana dan
pasien
c. Ruang bekam, yang terdiri dari 2 ruang untuk ikhwan dan akhwat
e. Ruang refleksi
47
f. Mushola
yang bergerak dan mengkhususkan diri pada pemurnian tauhid melalui pelayanan
d. Kisah nyata pasien ruqyah diangkat ke layar kaca pada stasiun televisi
Bojonegoro.
2006.
menentukan jumlah informan yang akan menjadi subjek penelitian, informan yang
dimaksud tersebut adalah dua orang terapis ruqyah dan empat orang pasien.
1. Karakteristik Informan
Indonesia sejak tahun 2002 yang dulu dinamakan dengan nama ghoib
ruqyah.
Asri Blok P No. 121-122 Teluk Pucung Bekasi Utara. Beliau mulai
c) Astrid
1
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015.
2
Wawancara dengan Ustadz Abu Azzam (Terapis Ruqyah) di Rumah Ruqyah Indonesia
pada hari Rabu, 10 Juni 2015.
50
wajar yang ada pada dirinya, dan setelah melakukan terapi ruqyah ia
d) Dwi
e) Fera
ingin melakukan terapi ruqyah karena ia ingin sehat dan terbebas dari
Fera, ruqyah itu pengobatan maka Fera melakukan terapi ruqyah agar
f) Lili
5
Wawancara dengan Fera di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07 Agustus 2015.
52
halnya dengan Lili, dia merasakan kaku pada badannya dan sulit
terselesaikan.
2. Intensitas Kunjungan
Kriteria pasien yang dijadikan subjek dalam penelitian ini yaitu pasien
Hal ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi setelah melakukan terapi
ruqyah.
a. Astrid
wawancara:
“Saya ngeruqyah disini sering Mba, 5 kali mah lebih, begitu saya
ruqyah yaudah sembuh.”7
6
Wawancara dengan Lili di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07 Agustus 2015.
7
Wawancara pribadi dengan Ibu Astrid di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Rabu, 10
Juni 2015.
53
melakukan lima kali terapi ruqyah, Ibu Astrid merasakan sembuh total.
b. Dwi
“Sudah empat kali saya ruqyah disini, kalo sebelum diruqyah saya
masih merasa sakit, tapi abis diruqyah mendingan.”8
sebanyak empat kali, Dwi yang mengalami penyakit non medis merasakan
c. Fera
“Saya sudah tiga kali melakukan terapi ruqyah disini. Sebelum ruqyah
saya ngerasa murung, pengen menyendiri aja. Setelah diruqyah sih jadi
mendingan deh.”9
terapi ruqyah, Fera merasa lebih baik dari sebelum ia melakukan terapi
ruqyah.
8
Wawancara pribadi dengan Dwi di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jum‟at,7
Agustus 2015.
9
Wawancara pribadi dengan Fera di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07
Agustus 2015.
54
d. Lili
sebanyak dua kali. Berikut adalah penuturan Lili pada saat wawancara:
“Saya sudah dua kali diruqyah mba, saya sih kepengen sembuh.
Sebelum diruqyah perasaan saya berat aja gitu. Tapi setelah diruqyah
jadi entengan aja trus kata orang tua saya, saya hampir 100 persen
berubah”10
Semua penyakit fisik maupun non fisik, medis maupun non medis bisa
adalah Allah SWT. Dalam pengobatan menggunakan metode ruqyah, kita berdoa
kepada Allah SWT untuk kesembuhan penyakit yang kita rasakan. Sebagaimana
Artinya: “Dan kami turunkan dari alquran suatu yang jadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S Al-
Israa: 82)
10
Wawancara pribadi dengan Lili di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07
Agustus 2015.
55
Tabel 3
Gambaran Latar Belakang Penyakit Pasien
kelamin diruqyah
cemas, ketakutan,
selalu berpikiran
pikiran kacau
berlebihan
ingin selalu
menyendiri, gelisah
masih terus melakukan terapi ruqyah dalam upaya pemulihan mental yang sehat.
keislaman, bacaannya terdiri dari kalam Allah (al-Quran) atau dengan doa-doa
Rasulullah, bacaannya dari bahasa Arab serta yakin bahwa ruqyah hanyalah
sarana karena yang menyembuhkan adalah Allah SWT. Berikut penuturan Ustadz
yang juga menjadi pimpinan Rumah Ruqyah Indonesia saat sedang diwawancara:
ruqyah agar pasien tidak salah persepsi mengenai ruqyah. Pasien pun diajak
istighfar untuk diajak bertobat kepada Allah dengan harapan doa-doanya diijabah.
11
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015.
57
Ayat-ayat ruqyah yang dibacakan adalah ayat-ayat yang ada di al-Quran seperti
Hal lain juga diungkapkan oleh ustadz Abu Azzam yang juga seorang
“Kalau saya pribadi, jadi untuk ruqyah itu saya ajak pasien untuk
meluruskan tujuannya dulu, jadi ruqyah itu bukan hanya sekedar „image‟
sekarang tentang ruqyah kan mengeluarkan jin dalam tubuh manusia,
menyembuhkan orang dari santet atau sebagainya. Disunnahkan untuk
berwudhu.”12
Dari ungkapan ustadz Abu Azzam diatas, dapat disimpulkan bahwa beliau
memandang ruqyah sebagai pengobatan untuk mengeluarkan jin dari dalam tubuh
1. Persiapan terapi
Hal yang utama sebelum melakukan terapi ruqyah adalah tekad bulat
sebagai berikut:
12
Wawancara dengan Ustadz Abu Azzam (Terapis Ruqyah) di Rumah Ruqyah Indonesia
pada hari Rabu, 10 Juni 2015.
58
dzikrullah.
2. Pelaksanaan terapi
a. Interview/diagnose penderita
ayat ruqyah yang dibacakan yaitu: al-Fatihah, ayat kursi, al-Ikhlas, al-
13
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015.
59
Falaq, an-Nas, surat al-Baqarah (ayat 1-5, 102-103, 284-286), surat Ali
Imran ayat 18-19, surat al-Araf ayat (54-56, 117-122), surat Yunus
ayat 81-82, surat Taha ayat 69, surat al-Mukminun ayat 115-118, surat
as-Shaffat ayat 1-10, surat al-Ahqaf ayat 29-32, surat ar-Rahman ayat
33-36, surat al-Hasyr ayat 21-24, dan surat al-Jin ayat 1-9.
pasien yang terkena gangguan jin dan pasien yang menderita gangguan
saat wawancara:
yakni:
14
Wawancara dengan Ustadz Abu Azzam (Terapis Ruqyah) di Rumah Ruqyah Indonesia
pada hari Rabu, 10 Juni 2015.
60
2) Tadarus al-Quran.
masjid.
dosa besar.
15
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015
61
yang baik, makan dan minum dengan tangan kanan, dan lain-
lain.
Pasien
mental pasien.
terapi ruqyah dalam pemulihan mental mental pasien. Sebagaimana yang beliau
Abu Azzam, dapat disimpulkan bahwa doa mengandung kekuatan spiritual yang
dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimis yang keduanya merupakan
hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Melakukan terapi ruqyah
16
Wawancara dengan Ustadz Abu Azzam (Terapis Ruqyah) di Rumah Ruqyah Indonesia
pada hari Rabu, 10 Juni 2015
17
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015
62
secara teratur adalah salah satu manifestasi dari menjalani kehidupan secara
hanya sebagai amal ibadah, terapi ruqyah juga menjadi obat dan penawar bagi
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa terapi ruqyah yaitu terapi dengan
membacakan ayat-ayat al-Quran atau doa-doa yang matsur. Suara yang masuk ke
dalam otak melalui telinga dan suara merupakan ungkapan dari getaran, dan
otak memiliki dampak positif pada sel-sel yang ada dalam tubuh. Oleh karena itu,
penyembuhan gangguan psikis dan efektif terhadap mental seseorang. Hal ini
berkaitan dengan penyakit yang dialami oleh Ibu Astrid, sebagaimana yang ia
ungkapkan:
“Ya.. pada saat sebelum ruqyah itu ngalamin hal yang menurut saya di
luar logika Mba, seperti bawaannya emosi trus kaya putus asa trus juga
kayak ngerasa cemas, ketakutan, trus juga negatifnya berlebihan
bawaannya emosional lah, pokoknya males sholat gitu, trus juga ya
pikirannya kacau yang ga konsen ga fokus setelah di ruqyah jadi enakan
aja mba, sembuh total.”19
18
Wawancara dengan Ustadz Achmad Junaedi, Lc di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari
Rabu, 10 Juni 2015
19
Wawancara dengan Ibu Astrid di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Rabu, 10 Juni
2015
63
Hal yang dialami oleh Ibu Astrid merupakan gejala gangguan psikis
dimana ia merasakan emosi yang berlebihan, putus asa, cemas, ketakutan, selalu
berpikiran negatif, dan juga malas untuk melakukan ibadah sholat. Namun,
setelah melakukan terapi ruqyah, Ibu Astrid merasa kondisinya lebih enak dari
doa-doa yang dibacakan pada saat terapi ruqyah dapat mempengaruhi kesehatan
“Sekitar 70 persenan lah, karna tubuh manusia itu sebagian besar terdiri
atas air. Ketika air tersebut diberikan doa-doa, maka hal tersebut dapat
mengubah struktur molekul-molekul yang terdapat didalamnya. Perubahan
struktur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, baik fisik
maupun mentalnya.”20
melakukan terapi ruqyah sekitar 70 persen, karena doa-doa yang dibacakan pada
gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi fisik dan gangguan mental/jiwa. Lili
merupakan salah satu pasien yang mengalami gangguan mental yaitu hysteria. Ia
mengira bahwa penyakit yang ia alami dikarenakan gangguan jin. Berikut ini
20
Wawancara dengan Ustadz Abu Azzam (Terapis Ruqyah) di Rumah Ruqyah Indonesia
pada hari Rabu, 10 Juni 2015
64
Adapun salah satu gejala hysteria yang merupakan gejala fisik adalah kejang
hysteria. Kejang hysteria ditandai dengan seluruh badan terasa kaku, tidak sadar
Selain itu dampak positif ruqyah dalam pembinaan mental pasien juga
dirasakan oleh Fera. Sebelum melakukan terapi ruqyah, Fera menghadapi suatu
Terapi ruqyah sangat efektif dalam menjaga kesehatan jiwa, selain itu
21
Wawancara dengan Lili di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07 Agustus 2015
22
Wawancara pribadi dengan Fera di Rumah Ruqyah Indonesia pada hari Jumat, 07
Agustus 2015
65
Dari zaman Rasulullah sampai sekarang metode terapi ruqyah banyak berhasil
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Ruqyah Indonesia yang meneliti tentang dampak terapi ruqyah syar’iyyah
SWT.
65
66
sebagai amal ibadah, terapi ruqyah juga menjadi obat dan penawar
bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.
B. Saran
yaitu:
memang sudah cukup baik, tapi semoga bisa menjadi lebih baik lagi.
67
68
4. Apa yang anda rasakan sebelum dan sesudah melakukan terapi ruqyah?
6. Setelah diruqyah, apa anda terbebas dari rasa tegang/cemas dan gelisah?
10. Setelah diruqyah, apakah Anda bisa menjalankan ibadah dengan baik?
4. Apakah terapi ruqyah ini hanya untuk mengobati pasien yang terkena gangguan jin saja?
5. Apakah ada perbedaan meruqyah pasien yang terkena gangguan jin dengan pasien yang
6. Bagaimana pandangan ustadz tentang terapi ruqyah dalam pemulihan kesehatan mental
pasien?
8. Menurut Ustadz bagaimana tingkat perubahan yang ditunjukkan pasien setelah menjalani
terapi ruqyah?
HASIL WAWANCARA
Pasien Terapi Ruqyah di Rumah Ruqyah Indonesia Cililitan
Nama : Astrid
Usia : 35 tahun
Nama : Fera
Usia : 26 tahun
Nama : Lili
Usia : 27 tahun
Nama : Dwi
Usia : 27 tahun
Usia : 35 tahun
Page 1
ruqyah? logika ia juga merasakan kenyataan meskipun ruqyah, ia merasa sembuh
Jawab: Ya.. pada saat sebelum Bawaannya emosi, putus asa, kenyataan itu buruk total dari penyakit yang
ruqyah itu ngalamin hal yang emosi, putus cemas, ketakutan, baginya. Menurut Maslow menurutnya tidak wajar.
menurut saya di luar logika Mba, asa, cemas, selalu berpikiran dan Mittlemenn dalam Rasa cemas, putus asa,
seperti bawaannya emosi trus ketakutan, negatif serta emosional karangannya yang berjudul ketakutan, dan emosinya
kaya putus asa trus juga kayak berpikiran sebagaimana yang ia Principles of Abnormal yang labil pun sudah tidak
ngerasa cemas, ketakutan, trus negatif, kemukakan pada butir psychology berkenaan ia rasakan setelah
juga negatifnya berlebihan emosional ke-4 dan ke-5, dalam dengan mental yang sehat melakukan terapi ruqyah.
bawaannya emosional lah, Males sholat, butir ke-6 Astrid yaitu sanggup menerima Astrid merasa lebih baik
pokoknya males sholat gitu, trus pikiran mengalami perubahan segala cobaan-cobaan lagi dari sebelumnya
juga ya pikirannya kacau yang kacau setelah melakukan hidup serta nasib buruk setelah sering melakukan
ga konsen ga fokus setelah di Setelah terapi ruqyah yaitu ia lainnya dengan besar hati. terapi ruqyah.
ruqyah sembuh total. diruqyah sudah tidak merasakan
sembuh total cemas lagi seperti
5. Sebelum diruqyah, apakah Anda Iya, sebelumnya yang ia
sering merasa tegang/cemas dan bawaannya rasakan.
gelisah? ketakutan Pada butir ke-7, Astrid
Jawab: Iya.. bawaannya tidak mampu
ketakutan aja gitu. menyelesaikan masalah
yang sedang menimpa,
6. Setelah diruqyah, apa anda Iya, ia mengemukakan
terbebas dari rasa tegang/cemas alhamdulilla bahwa dia tidak tahu
dan gelisah? h ngga harus berbuat apa dan
Jawab: Iya, sekarang cemas lagi hanya mengurung diri.
Alhamdulillah ngga begitu pada butir ke-8, Astrid
ngerasa cemas lagi. jadi tahu harus berbuat
apa terhadap masalah
7. Sebelum diruqyah, bagaimana Mengurung yang ia hadapi setelah
Page 2
Anda menyelesaikan masalah diri ia melakukan terapi
yang menimpa Anda? Ga tau harus ruqyah berbeda dengan
Jawab: Waktu itu saya lebih berbuat apa sebelumnya.
ngurung diri aja, ga tau harus Astrid mengemukakan
ngapain. bahwa ia merasakan
malas untuk
8. Setelah diruqyah, apakah Anda Lebih tau menjalankan ibadah
mampu menyelesaikan masalah apa yang terutama sholat
dengan baik? harus sebelum ia melakukan
Jawab: Iya, setelah diruqyah diperbuat terapi ruqyah pada
saya jadi lebih tau apa yang butir ke-9, namun
harus saya perbuat. setelah melakukan
terapi ruqyah, Astrid
9. Sebelum diruqyah, apakah Anda Males sholat jadi memiliki kemauan
menjalankan ibadah dengan untuk melakukan
baik? sholat seperti yang ia
Jawab: Pokoknya sebelum kemukakan pada butir
diruqyah, bawaannya males aja ke-10.
mau sholat. Efek ruqyah yang
dirasakan Astrid
10. Setelah diruqyah, apakah Anda Ada menunjukkan efek
bisa menjalankan ibadah dengan kemauan yang positif
baik? untuk sholat berdasarkan pada butir
Jawab: Iya.. jadi lebih ada ke-11, ia mengatakan
kemauan untuk sholat dari yang bahwa efek yang ia
sebelumnya saya males aja rasakan setelah
bawaannya buat sholat. diruqyah jadi enakan
Page 3
11. Apa efek yang Anda rasakan Jadi enakan yang berkaitan dengan
setelah diruqyah? butir ke-4 bahwa
Jawab: Jadi enakan aja Mba. setelah diruqyah ia
merasa sembuh total.
Page 4
Nama : Fera
Usia : 26 tahun
Page 5
sebagaimana dalam linngkungan masalah yang menimpanya
pernyataan Fera seseorang hidup. dengan baik. Menurut
bahwa ia ingin Membangun mental Maslow dan Mittleman,
sembuh. yang datap salah satu dari mental yang
Pada butir ke-5, memanfaatkan ilmu sehat yaitu Dia sanggup
sebelum diruqyah Fera dan pengetahuan yang menerima segala cobaan
juga sering merasa dimiliki dengan cara hidup, kejutan-kejutan
5. Sebelum diruqyah, apakah anda Iya, gelisah mental serta nasib
gelisah dan tidak yang membawa kepada
sering merasa tegang/cemas dan Ga tenang tenang. Ketika ia kebahagiaan dan buruknya dengan besar
gelisah?
melakukan terapi ketentraman umat hati.
Jawab: Iya, Gelisah gak tenang
ruqyah ia merasa lebih manusia. Dalam hal ini, setelah Fera
gitu.
tenang sebagaimana Mental yang sehat menurut melakukakn terapi ruqyah,
halnya pada butir ke- Maslow dan Mittlemenn ia menjadi mampu untuk
6. Setelah diruqyah, apa anda Iya, agak menyelesaikan masalahnya
6. dalam karangannya yang
terbebas dari rasa tegang/cemas tenangan
Pada butir ke-7, Fera berjudul Principles of dengan baik. Efek ruqyah
dan gelisah?
merasa tidak mampu Abnormal Psychology yang dirasakan oleh Fera
Jawab: Iya, jadi agak tenangan
menyelesaikan adalah sebagai berikut: sangat baik. Ia merasa
deh.
masalah yang Memiliki rasa yang menjadi pribadi yang lebih
menimpanya, yang ia aman (sense of baik lagi dari sebelumnya.
7. Sebelum diruqyah, bagaimana Diem dikamar
lakukan hanya security) yang tepat,
Anda menyelesaikan masalah
berdiam diri di kamar. mampu berhubungan
yang menimpa Anda?
Setelah melakukan dengan orang lain
Jawab: Boro-boro saya bisa
terapi ruqyah, Fera dalam bidang kerja,
nyelesein masalah. Saya diem
menjadi mengerti pergaulan, dan dalam
aja dikamar.
bagaimana cara lingkungan kerja.
Page 6
8. Setelah diruqyah, apakah Anda Alhamdulillah, menyelesaikan Memiliki penilaian
mampu menyelesaikan masalah paham masalah yang baik, hal (self evaluation) dan
dengan baik? Menyelesaikan itu berkaitan dengan wawasan diri yang
Jawab: Ya.. Alhamdulillah, saya masalah yang butir ke-8. rasional dengan harga
jadi paham cara nyelesein baik Fera juga merasakan diri tidak berlebihan,
masalah yang baik. malas dalam memiliki kesehatan
menjalankan ibadah, moral, tidak dihinggapi
9. Sebelum diruqyah, apakah anda Kadang ia hanya rasa bersalah. Selain itu
menjalankan ibadah dengan ngelaksanain melakukannya jarang- juga dapat menilai
baik? Bolong-bolong jarang seperti yang ia perilaku yang asosial
Jawab: Yaa.. kadang kemukakan pada butir dan tidak manusiawi
ngelaksanain kadang juga ngga. ke-9 yang berkaitan sebagai gejala perilaku
Bolong-bolong gitu. juga dengan poin ke- yang menyimpang.
10 setelah melakukan Mempunyai kontak
10. Setelah diruqyah, apakah anda Alhamdulillah, terapi ruqyah, ia mulai dengan realitas secara
bisa menjalankan ibadah dengan lumayan mau melaksanakan efisien, tanpa ada
baik? Udah ngga ibadah dan tidak fantasi dan angan-
Jawab: Alhamdulillah, lumayan bolong-bolong bolong-bolong lagi angan berlebihan.
deh udah ngga bolong-bolong Fera mengemukakan Pandangan hidupnya
lagi. pada butir ke-10 realitas dan cukup luas.
bahwa efek yang ia Dia sanggup menerima
11. Apa efek yang anda rasakan Efeknya baik rasa setelah segala cobaan hidup,
setelah diruqyah? Jadi pribadi melakukan terapi kejutan-kejutan mental
Jawab: Ruqyah efeknya baik lebih baik lagi ruqyah sangat baik, ia serta nasib buruknya
banget, Alhamdulillah saya bisa merasa menjadi dengan besar hati.
jadi pribadi yang lebih baik lagi. pribadi yang lebih Memiliki tujuan hidup
baik lagi. Hal ini yang tepat, wajar, dan
berkaitan dengan butir realitas sehinggga bisa
Page 7
ke-3, sebagaimana dicapai dengan
yang ia kemukakan kemampuan sendiri
bahwa ruqyah adalah serta memiliki keuletan
pengobatan. dalam mengejar tujuan
hidupnya agar
bermanfaat bagi diri
sendiri maupun bagi
masyarakat pada
umumnya.
Page 8
Nama : Lili
Usia : 27 tahun
Page 9
4. Apa yang anda rasakan sebelum Perasaan berat dimana Lili ingin teriakan-teriakan dan merasakan perubahan pada
dan sesudah melakukan terapi Hampir 100 melakukan terapi keluhan, namun air mata dirinya. Ia sudah tidak
ruqyah? persen berubah ruqyah karena ingin tidak keluar. merasa
Jawab: Sebelum diruqyah dari sifat penyakit yang Ruqyah adalah pembacaan cemas/tegang/gelisah,
perasaan saya berat aja gitu. Tapi buruk dialaminya sembuh. beberapa kalimat untuk sudah mampu
setelah diruqyah jadi entengan Pada butir ke-4, seseorang dengan harapan menyelesaikan masalah
aja trus juga kata orang tua saya, terlihat perubahan yang atas kesembuhan atau dengan baik dan lebih
saya hampir 100 persen berubah terjadi pada saat kesengsaraannya. Ruqyah berikhtiar kepada Allah
dari sifat-sifat buruk saya yang sebelum dan sesudah bisa berupa kumpulan ayat- terhadap masalah-masalah
dulu. melakukan terapi ayat al-Quran, dzikir atau yang menimpanya, dan ada
ruqyah. Hal ini doa para Nabi yang keinginan juga untuk
5. Sebelum diruqyah, apakah Anda Iya, takut berkaitan dengan butir dibacakan oleh seseorang melakukan ibadah sholat,
sering merasa tegang/cemas dan sama gelisah ke-5, ke-7 dan ke-9, untuk dirinya sendiri berbeda dengan dulu
gelisah? Lili mengalami ataupun orang lain selain sebelum melakukan terapi
Jawab: Iya, takut sama gelisah. tegang/cemas dan dirinya. ruqyah.
gelisah, tidak mampu
6. Setelah diruqyah, apa Anda Iya, menyelesaikan masalah
terbebas dari rasa tegang/cemas Alhamdulillah yang menimpa, dan
dan gelisah? mendingan tidak menjalankan
Jawab: Iya, Alhamdulillah Mba ibadah dengan baik
mendingan deh Mba. sebelum melakukan
terapi ruqyah. Setelah
7. Sebelum diruqyah, bagaimana Ga tau melakukan terapi
Anda menyelesaikan masalah ruqyah, Lili mengalami
yang menimpa Anda? perubahan yang
Jawab: Dulu saya ga tau harus berkaitan dengan butir
ngapain Mba. ke-6, ke-8 dan ke-10.
Efek yang dirasakan
Page 10
8. Setelah diruqyah, apakah Anda Alhamdulillah setelah melakukan
mampu menyelesaikan masalah Ikhtiar sama terapi ruqyah, menurut
dengan baik? Allah Lili sangat baik,
Jawab: Alhamdulillah Mba, sebagaimana yang
sekarang saya kalo ada masalah diungkapkan Lili pada
lebih berikhtiar aja sama Allah. butir ke-11. Ia
merasakan badannya
9. Sebelum diruqyah, apakah Anda Jarang sholat menjadi lebih enteng
menjalankan ibadah dengan dari sebelumnya.
baik?
Jawab: Engga, jujur aja dulu
saya jarang banget sholat mba.
Terakhir sholat pas ada masalah
aja. Hehe..
11.
Apa efek yang Anda rasakan Berasa
setelah diruqyah? entengan
Jawab: Badan saya berasa Dulu rasanya
entengan deh. Ga kayak dulu berat
rasanya berat aja bawaannya.
Page 11
Nama : Dwi Ryan R
Usia : 27 tahun
Page 12
ruqyah? buruk yaitu merokok (keretakan kepribadian) masalah seperti ingin
Jawab: metode pengobatan yang sangat kuat, antar proses pikir, afek atau menyakiti orang lain secara
pernapasan yang emosi, kemauan dan fisik. Ia juga sering
sangat berat akibat psikomotor disertai distorsi merasakan seperti ada
4. Apa yang anda rasakan sebelum Merasa sakit terlalu sering merokok. kenyataan, terutama karena bisikan-bisikan, namun
dan sesudah melakukan terapi Punya Pernyataan Dwi ini waham dan halusinasi, setelah Dwi melakuakn
ruqyah? kebiasaan saling berkaitan asosiasi terbagi-bagi terapi ruqyah, Dwi
Jawab: kalo sebelum diruqyah buruk ngeroko dengan butir ke-2, sehingga timbul merasakan banyak efek
saya masih merasa sakit, tapi Ga kepengen dimana Lili ingin inkoherensi. positif yang ada pada
abis diruqyah mendingan. yang ngeroko lagi melakukan terapi Ruqyah adalah pembacaan dirinya seperti kebiasaan
tadinya saya punya kebiasaan Pernapasan ruqyah karena ingin beberapa kalimat untuk buruk yang perlahan
buruk jadi ga ada lagi. Kebiasaan berat penyakit yang seseorang dengan harapan berkurang, merasa normal
buruknya kayak ngeroko, saya Jadi enteng dialaminya sembuh. atas kesembuhan atau kembali dari rasa cemas,
ngeroko kuat sekali. Tapi setelah Pada butir ke-4, kesengsaraannya. Ruqyah tegang dan emosi berlebih,
diruqyah saya ga kepengen terlihat perubahan yang bisa berupa kumpulan ayat- ada keinginan untuk
ngeroko lagi. Pernapasan yang terjadi pada saat ayat al-Quran, dzikir atau melakukan ibadah, dapat
tadinya berat banget jadi enteng sesudah melakukan doa para Nabi yang melakukan komunikasi
sehabis diruqyah. terapi ruqyah. Dwi dibacakan oleh seseorang dengan baik berbeda
yang mempunyai untuk dirinya sendiri dengan sebelumnya yang
kebiasaan buruk dan ataupun orang lain selain tidak bisa berkomunikasi
pernapasan terasa dirinya. dengan baik, seperti mata
berat, menjadi lebih melotot, acuh tak acuh
5. Sebelum diruqyah, apakah Anda Cemas
baik setelah diruqyah. dengan lawan bicara.
sering merasa tegang/cemas dan Tegang
gelisah? Hal ini berkaitan
Jawab: cemas iya, minder, ga dengan butir ke-2, dan
percaya diri, kalo ada sesuatu ke-3, ruqyah sebagai
tegang metode penyembuhan.
Sebelum diruqyah, Dwi
Page 13
6. Setelah diruqyah, apa Anda Iya, merasa merasa cemas, minder
terbebas dari rasa tegang/cemas normal dan merasa tegang jika
dan gelisah? ia dihadapkan sesuatu
Jawab: Iya, saya merasa normal hal. Emosi yang
berlebihan jika masalah
semakin berat. Yang ia
7. Sebelum diruqyah, bagaimana Emosi kemukakan pada butir
Anda menyelesaikan masalah Mengacuhkan ke-5 dan ke-7. hal
yang menimpa Anda? tersebut berkaitan
Jawab: emosi, saya acuhkan dengan butir ke-6 dan
kalo masalahnya semakin berat ke-8, setelah
saya emosinya berlebihan melakukan terapi
ruqyah, Dwi merasa
normal kembali dan
8. Setelah diruqyah, apakah Anda Iya yang sebelumnya
mampu menyelesaikan masalah Jadi biasa aja merasa emosi yang
dengan baik? berlebihan menjadi
Jawab: iya, kan yang tadinya biasa kembali.
emosi jadi biasa aja Efek positif dirasakan
oleh Dwi setelah
melakukan terapi
9. Sebelum diruqyah, apakah Anda ruqyah, sebagaimana
menjalankan ibadah dengan Ga ada yang diungkapkan Dwi
baik? keinginan pada butir ke-11. Ia
Jawab: kalo ibadah gitu ga ada Ogah-ogahan mengemukakan bahwa
keinginan, ogah-ogahan. banyak efek positif
yang ada dalam dirinya
setelah melakukan
Page 14
terapi ruqyah. Hal ini
berkaitan dengan butir
ke-9 dan ke-10,
10. Setelah diruqyah, apakah Anda Ada sebelum melakukan
bisa menjalankan ibadah dengan keinginan terapi ruqyah, Dwi
baik? merasa tidak ada
Jawab: kalo abis di ruqyah ya keinginan untuk
ada keinginan melakukan ibadah dan
setelah diruqyah ia
mempunyai keinginan
untuk melakukan
11. Apa efek yang Anda rasakan Luluh ibadahh
setelah diruqyah? Efek positif
Jawab: kalo bicara sama orang
ya luluh, tadinya kan tegang,
gelisah. Bicara kayak gini dulu
mata melotot, alis naik keatas,
mau pergi aja gitu. Abis
diruqyah banyak efek positif
yang ada di diri saya.
Page 15
Nama : Achmad Junaedi, Lc.
Usia : 43 tahun
Page 16
diijabah oleh Allah. Kemudian bertobat memohon kepada Allah
baca surat al-Fatihah trus sampe kepada Allah kesembuhan bagi orang
nanti surat an-Nas seperti yang Reaksi yang yang sakit dan hilangnya
ada pada buku ruqyah itu. terjadi pada gangguan dari badannya.
Biasanya ditengah-tengah bacaan proses
itu ada yang bereaksi, misalnya pelaksanaan
kayak kesemutan, muntah- ruqyah
muntah, teriak-teriak. Biasanya
terjadi dialog kemudian kita
arahkan jinnya kita ajak dialog
kita ajak bertaubat.
Page 17
5. Apakah ada perbedaan meruqyah Ada, ayat
pasien yang terkena gangguan jin tambahan
dengan pasien yang mengalami untuk yang
gangguan psikis? terkena
Jawab: Ada ayat-ayat tambahan gangguan jin
yang beda untuk yang terkena
gangguan jin, jadi biasanya
standar al-Fatihah ayat kursi
kemudian ada misalnya ini kok
tentang sihir, kita baca ayat-ayat-
ayat tentang sihir. Kalo masalah
psikis biasanya ayat tentang
kehidupan.
Page 18
7. Bagaimana pengaruh ruqyah Ruqyah
terhadap mental pasien? membacakan
Jawab: Ruqyah itu kan ayat atau doa
membacakan ayat-ayat atau doa- Sangat
doa yang terdapat di dalam al- berpengaruh
Quran dan as-Sunnah. Ayat dan Efektif
doa tersebut sangat berpengaruh terhadap
terhadap penyembuhan mental
gangguan psikis dan sudah dapat seseorang
diterima keefektifannya terhadap
mental seseorang.
Page 19
Nama : Abu Azzam
Usia : 35 tahun
Jabatan : Terapis/Muallij
Page 20
3. Berapa lama proses terapi Tergantung Shadiq ruqyah pada
ruqyah itu dilaksanakan? keluhan hakekatnya adalah berdoa
Jawab: Tergantung keluhannya Tidak terlalu dan tawassul untuk
ya, kalo seandainya normal tidak banyak reaksi memohon kepada Allah
ada keluhannya tidak terlalu 30-45 menit kesembuhan bagi orang
banyak reaksi yang berarti Ada reaksi bisa yang sakit dan hilangnya
sekitar 45 menit, kadang 30 sampai 2 jam gangguan dari badannya.
menit sudah selesai. Tapi kalau
ada reaksi kadang bisa sampai 2
jam.
Page 21
surga misalkan, kan kurang
cocok ya..
Page 22
8. Menurut Ustadz bagaimana 70 persen
tingkat perubahan yang Air yang diberi
ditunjukkan pasien setelah doa-doa dapat
menjalani terapi ruqyah? merubah
Jawab: Sekitar 70 persen lah, struktur
karna tubuh manusia itu sebagian molekul
besar terdiri atas air. Ketika air Perubahan
tersebut diberikan doa-doa, maka struktur dapat
hal tersebut dapat mengubah mempengaruhi
struktur molekul-molekul yang kesehatan
terdapat didalamnya. Perubahan seseorang
struktur tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan
seseorang, baik fisik maupun
mentalnya.
Page 23
DOKUMENTASI