Anda di halaman 1dari 200

PELAKSANAAN TERAPI SPIRITUAL UNTUK HARGA

DIRI PENERIMA MANFAAT DI BALAI REHABILITASI


SOSIAL WATUNAS “MULYA JAYA”, PASAR REBO,
JAKARTA TIMUR.

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana(s.sos)

Oleh :

Ishmata Abidah
Nim: 11140520000017

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ABSTRAK

Ishmata Abidah, NIM: 11140520000017


Pelaksanaan Terapi Spiritual terhadap Harga Diri Penerima
Manfaat Di Balai Rehabilitasi Sosial WATUNAS “Mulya
Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur. Di bawah bimbingan Drs.
Azwar Chatib M. Si.
Bimbingan dan penyuluhan Agama dapat di artikan juga
sebagai suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang
mengalami kesulitan baik lahirian maupun batiniah yang
menyangkut kehidupannya dimasa kini dan masa mendatang.
Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan
spiritual, agar orang tersebut mampu mengatasinya dengan
kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dan
kekuatan iman dan taqwanya kepada tuhannya.Salah satu contoh
bantuan yang dilakukan adalah berupa membantu peningkatan
self esteem mereka ke arah yang lebih positif, bagaimana caranya
dengan melaksanakan terapi spiritual atau yang dengan kata lain
adalah bimbingan agama.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan
kegiata-kegiatan terapi spiritual yang ada dapat mempengaruhi
self esteem penerima manfaat. (2) menjelaskan bahwa self esteem
penerima manfaat dapat meningkat kearah yang lebih positif
setelah adanya intervensi-intervensi agama.
Metode yang digunakan peneliti adalah metodologi
kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang
digumakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi data
dianalisis menggunakan teknik triangulasi data dengan cara
purposive dan snowball.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pelaksanaan
Terapi spiritual di balai ini sudah dapat dikatakan baik, karena
pelaksanaanya yang menyeluruh dan informatif untuk dapat di
cerna oleh penerima manfaat. (2) self esteem penerima manfaat
berupa, kemandirian, kepercayaan diri, toleransi, kebebasan
berpendapat, serta memiliki motivasi yang tinggi. (3) pelaksanaan
terapi spiritual sudah mempengaruhi atau meningkatkan self
esteem penerima manfaat ke arah yang lebih positif.

Kata kuci: terapi spiritual, self esteem, pelaksanaan


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah S.W.T.
Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam taklupa tercurahkan
kepada nabi besar Muhhamad S.A.W, beserta para sahabat ,
keluarga, dan para pengikutnya yang setia.
Alhamdullilah wa syukurillah berkat rahmat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan judul “Pelaksanaan Terapi Siritual Terhadap Harga
Diri Penerima Manfaat Di Brs Wanita Tuna Susila
(WATUNAS) Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur”
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang
tua penuli, Ayahanda Aris Johan, dan Ibunda Lina Ikhyana Yusuf
yang sudah memberikan dukugan baik secara moril maupun
materil, yang senantiasa ridho dengan setiap langkah yang
penulis ambil, serta selalu mendukug keputusan-keptusan yang
penulis lakukan, yang tidak pernah berhenti mengirimkan doa,
idak pernah luap mencuahan kasih sayang dan cintanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dan penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada seluruh pihak yangn telah membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:
1. Suparto M.Ed, Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiah, MSW., selaku Wakil
Dekan I Bidang Akademik, serta Dr. Sihabudin Noor, MA
selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Drs.
Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Ir. Noor Bekti Nugroho selaku Ketua Jurusan Bimbingan Dan
Penyuluhan Islam.
3. Artiarini Puspita Arwan, M, Psi. selaku Sekertaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam
4. Drs. Azwar Chatib, M.Si. selaku dosen pembiming yang
sudah banyak memberikan masukan dan bimbingan yang
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. selaku Dosen Penasehat
akademik, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, kelas A,
angktan 2014.
6. Seluruh dosen dan staff di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, yang telah mendidik dan memeberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Pimpinan dan karyawan Perpustkaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustkaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memeberikan fasilitas untuk
mendapatkan referensi dalam menyusun skripsi ini.
8. Keluarga besar Balai Rehabilitasi Wanita Tunna Susila
“Mulya Jaya” pasar rebo, yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melaksnakan penelitian, yang selalu ikhlas,
sabar, dan penuh kesungguhan dalam memeberikan informasi
dan keperluan penelitian kepada penulis.
9. Kakak penulis M. Shofwan Amrullah, serta Adik M.
Fatchurrahman Azami, Farhah Qonita, dan Mu’jam Ilmi,
yang senantaisa memberikan semangat dan dukungannya,
sehingga menjadi motivasi untuk penulis agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat dan Kerabat penulis Arnis Istiqomah, Tyara Imelya,
yang selalu setia memberikan dukungan, dan doanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta seluruh teman-
teman penulis yang tidak bisa di sebutkan satu persatu,
terimakasih banyak atas dukungan dan doanya, kalian sangat
berharga untuk penulis.
11. Seluruh keluarga Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan
2014, serta senior maupun junior, semoga kita semua
mendapatkan kesuksesan.
Terakhir kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu,Yang telah memeberikan dukungan, do’a,
serta dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kepada kalian semua,
penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah S.W.T
memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Jakarta, 10 Oktober 2019


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................


LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ..........
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN .....................................
PERNYATAAN ........................................................................
ABSTRAK ................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................
DAFTAR ISI .............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................ 9
C. Fokus Masalah .................................................. 10
D. Perumusan Masalah .......................................... 11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 11
F. Metodologi Penelitian ....................................... 13
G. Sistematika Penulisan ....................................... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori ................................................. 25
B. Harga Diri (Self Esteem) ................................... 25
C. Terapi Spiritual ................................................. 35
D. Bimbingan Agama ............................................ 39
E. Tinjauan Pustaka ............................................... 44
F. Kerangka Berfikir ............................................. 47

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN


A. Profil Lembaga ...................................................49
B. Sejarah Berdirinya.............................................. 50
C. Visi, Misi dan Tujuan ........................................52
D. Landasan Hukum ...............................................53
E. Kebijakan ...........................................................54
F. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi................55
G. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Dan Rehabilitasi
Sosial....................................................................57
H. Jenis Pelayanan Yang Diberikan.........................58
I. Jangka Waktu Pelaksanaan..................................58
J. Kriteria Penerima Manfaat..................................59
K. Sasaran Pelayanan...............................................59

iv
L. Persyaratan Calon Penerima Manfaat Atau
Siswa..................................................................60
M. Kriteria Penerima Manfaat................................60
N. Proses Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial........61
O. Indikator Keberhasilan......................................62
P. Letak Dan Luas Panti.........................................63
Q. Jenis Pelayanan Yang Diberikan........................64
R. Sumber Daya Manusia........................................64
S. Sarana Dan Prasarana.........................................64
T. Kelompok Jabatan Fungsional...........................66
U. Jangkauan Pelayanan.........................................67
V. Monitoring dan Evaluasi....................................69
W. Jadwal kegiatan..................................................73
BAB IV TEMUAN DATA LAPANGAN
A. Deskripsi Informan ........................................... 74
B. Temuan Lapangan ............................................. 84
C. Kegiatan Terapi Spiritual .................................. 88
D. Hasil Wawancara .............................................. 88
E. Analisis ............................................................. 95

BAB V PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Terapi Spiritual ............................ 97
1. Proses Terapi Spiritual ................................. 98
2. Terapi Spiritual ........................................... 102
3. Analisis ....................................................... 106

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


A. Simpulan ......................................................... 108
B. Implikasi ......................................................... 110
C. Saran ............................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................


LAMPIRAN ..............................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Krisis multidimensional yang dialami Negara
Indonesia mengakibatkan keadaan ekonomi masyarakat
semakin sulit, hal tersebut menjadi salah satu alasan untuk
menghalalkan segala cara dengan dalih untuk mencari sesuap
nasi, salah satunya adalah dengan jalan eksploitasi seksual
komersial. Bukan kemiskinan saja yang menjadi salah satu
faktor timbulnya eksploitasi seksual komersial, tetapi juga
kemiskinan akan menjadi suatu yang sangat parah apabila
akses pendidikan, kesehatan, atau kredit misalnya tidak
dimiliki oleh kelompok yang sangat membutuhkan. Hal ini
menunjukan persoalan struktur akses yang bersifat relatif dan
sangat menentukan kesejahteraan masyarakat.1
Sekarang globalisasi sudah sangat merata, terlebih lagi
untuk para remaja perempuan, yang mereka merasa harus
selalu mengikuti perkembangan zaman bahkan tak jarang
mereka memaksakan kehendak, sesungguhnya mereka belum
sanggup untuk membeli barang tersebut, namun mereka
memaksa agar dapat membeli barang tersebut, sehingga
mereka mulai berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan
uang dengan cepat dan banyak, tanpa harus memikirkan
pendidikan mereka.

1
. http://eprints.ums.ac.id/18343/2/03._BAB_I.pdf, di akses pada 04-
desember -2018 pada pukul. 09.43.

1
2

Sehingga mereka mencari jalan pintas dengan menjadi


Kupu-kupu malam atau yang biasa di sebut PSK (Pekerja
Seks Komersil) yang melayani pria-pria kesepian, bukan
hanya anak remaja banyak pula wanita-wanita yang harus
menghidupi keluarganya sendiri atau wanita-wanita yang
bosan dengan kehidupan yang serba kekurangan dan memiliki
banyak utang, mereka itu pada umumnya masuk ke dunia
pelacuran pada usia yang muda 13-24 tahun dan yang paling
muda adalah umur 17-21 tahun.2
Ini merupakan masalah pemerintahan yang sangat
sulit untuk diuraikan karena permasalahan ini sangat
kompleks apalagi karena menyangkut dengan permasalahan
ekonomi, susah untuk menghentikan mereka melakukan ini,
mereka mengaku bahwa tidak ada pekerjaan yang dapat
mereka lakukan karena tidak memiliki bakat atau pendidikan
yang baik, sehingga sulit untuk mencari pekerjaan yang layak.
Sehingga sekarang pemerintah membuka balai rehabilitasi
untuk membantu mereka untuk lepas dari dunia malam
tersebut, dengan cara mengajarkan keterampilan-keterampilan
yang dapat mengasah kemampuan sehingga bisa menjadi
pekerjaan bagi mereka dikemudian hari saat sudah keluar dari
balai rehabilitasi tersebut.
Selain itu ditanamkan pula pemahaman tentang
Agama, karena mereka pun juga, memeliki pengetahuan dan
pemahaman agama yang rendah sehingga mereka dapat

2
. Kartono,kartini (2007) phatologi sosial. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
3

melakukan pekerjaan yang menyalahi aturan agama tersebut,


sehingga di panti ini ditanamkanlah nilai- nilai agama dan
moral, sehingga mereka dapat berhenti dan menyadari bahwa
apa yang mereka lakukan itu salah.
Di Balai Rehabilitasi WATUNAS “Mulya Jaya” ini
menanamkan nilali-nilai agama, karena sesungguhnya agama
merupakan pedoman hidup manusia (way of life), agama
dengan demikian menjadi petunjuk dalam kehidupan manusia.
Agama juga berarti kehidupan seseorang tentang ketuhanan
dan keimanan dan kepribadian dengan tujuan untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.3
Secara kodrati manusia membutuhkan agama dalam
kehidupannya, karena agama berfungsi sebagai suatu sistem
nilai yang membuat norma-norma tertentu sebagai acuan
dalam sikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan
keyakinan yang dianutnya.4 Oleh karena itu balai rehabilitasi
tersebut tidak lepas dari yang namanya Terapi Spiritual untuk
dapat menterapi atau memulihkan keadaan spiritual yang
sedang bermasalah tersebut para penerima manfaat, untuk
meningkatkan Harga Diri (self esteem) dari penerima manfaat,
di Balai Rehabilitasi Sosial, Wanita Tuna Susila atau yang
disebut juga BRS WATUNAS Mulya Jaya Pasar Rebo.
Tingkat spiritualitas seseorang sangat mempengaruhi
sikap dalam mengatasi permasalahan hidup yang dihadapinya.

3
. Samsul Munir Amin, bimbingan dan konseling islam, jakarta cet. 1
penerbit, amzah: hal: 98.
4
. Jalaludin, psikologi agama, (jakarta : PT. Raja Grafindo, persada,
2005), hal. 273.
4

Bagi mereka yang pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai


agamanya kurang, dapat membuat mereka terjerumus dalam
pekerjaan yang tidak sesuai dengan norma agama, sosial,
budaya, maupun aturan yang berlaku. Salah satunya adalah
menjadi wanita yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial
(PSK), dimana mereka menghasilkan uang dari melakukan
hubungan seksual.5
Termasuk anak-anak remaja mereka yang sedang
mengalami masa pencarian identitas (identity confusion).
Salah satu yang berpendapat tentang pencarian identitas pada
reamaja adalah Erikson, yang saya kutip dalam bukunya yang
berjudul . “Developmental Psychology, A Life Span
Approach”, Erikson berpendapat bahwa masa remaja
merupakan masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari
remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
perannya dalam masyarakat.6
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup di dunia ini
pasti tidak terlepas dari pertolongan orang lain dan saling
membutuhkan satu sama lainnya karena manusia adalah
makhluk sosial. Demikian juga dalam menyelesaikan
masalahnya, manusia terkadang juga membutuhkan orang

5
. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2, No.2,
September 2013, diakses pada 04- desember-2018 pada pukul. 20.00 W.I.B.
hal. 90
6
. Hurlock., Elizabeth B. 1980. Developmental Psychology, A Life Span
Approach. McGraw-Hill.
5

lain di lingkungannya untuk membantu mencari jalan


keluar dari permasalahannya tersebut.7
Oleh karena mereka membutuhkan orang lain untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri maka dibutuhkan orang
lain untuk membantunya, oleh karena itu disinilah peran
pembimbing agama yang di balai ini disebut sebagai terapist
spiritual, dibutuhkan untuk membantu mereka dalam
menyelesaikan masalah, dengan ajaran dan juga hadist serta
alquran. Peran di sini adalah maksudnya dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia artinya orang yanng berkedudukan dalam
masyarakat.8
Sedangkan pengertian agama adalah tentang tingkah
laku manusia yang dijiwai oleh dan dapat mengatur dan
mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan
antara manusia dengan Tuhannya dan pola hubungan dengan
masyarakat serta alam sekitarnya.9
Diharapkan para penerima manfaat yang telah dibina
di panti rehabilitasi tersebut memiliki Self Esteem (Harga Diri)
yang tinggi serta bekal skill yang diberikan di balai tersebut
membuat para penerima manfaat tersebut bisa mencari uang
atau nafkah dari hal yang positif atau di luar menjadi Pekerja
Seks Komersil, tapi kenyataannya yang ada di lapangan masa
rehabilitasi yang ada di balai tersebut selama enam bulan dan

7
. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2, No.2,
September 2013 hal. 91.
8
.https://kbbi.web.id/peran. Di akses pada 06-desember-2018 pukul:
11.25 W.I.B.
9
. Prof.H.M.Arifin pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama, jakarta. golden terayon press. 1982 cet. Ke 1. Hal: 1
6

selama enam bulan tersebut para penerima manfaat tidak


mengikutinya dengan sungguh-sungguh serta pemahaman dan
pengetahuan yang di berikan tidak sepenuhnya mereka serap,
sehingga banyak dari mereka yang kembali lagi menjadi
seorang PSK, bahkan ada yang kembali lagi tertangkap dan di
masukan ke dalam balai rehabilitasi tersebut, maka disini saya
ingin meneliti apakah pelaksanaan pembimbingan agama
yang di balai tersebut disebut dengan terapi spiritual untuk
Harga Diri (Self Esteem) wanita tuna susila dapat termotivasi
sehingga mereka bisa menjadi yang kita harapkan, dengan
tidak kembali menjadi PSK lagi. Dan mendapatkan kehidupan
yang layak kedepannya.
Bimbingan dan penyuluhan Agama dapat diartikan
juga sebagai suatu usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupannya dimasa kini dan
masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan
dibidang mental dan spiritual, agar orang tersebut mampu
mengatasinya dengan kemampuan yng ada pada dirinya
sendiri melalui dorongan dan kekuatan iman dan taqwanya
kepada tuhannya.10
Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan
bahwa Pembimbing Agama sangat dibutukan di dalam
kehidupan kita karena mereka dapat membantu kita baik
secara mental dan spiritual, dan kita dapat menyelesaikan

10
. Prof.H.M.Arifin pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama, jakarta. golden terayon press. 1982 cet. Ke 1. Hal: 2.
7

masalah kita berdasarkan kemampuan yang kita miliki, bukan


hanya selalu bergantung kepada orang lain. Selain bimbingan
dari orang lain kita juga harus memiliki self esteem, self
esteem dibutuhkan untuk dapat mencapai aktualisasi diri,
karena self esteem dibutuhkan untuk dapat menilai diri sendiri
dan dapat mengetahui kemampuan kita.
Menurut Coopersmith, dalam Henggaryadi dan Fakhrurrozi,
menyebutkan karakteristik individu dengan self esteem tinggi
sebagai berikut. Self esteem tinggi menunjukkan ciri seperti lebih
mandiri, percaya diri, aktif, kreatif, percaya diri, yakin atas
gagasan dan pendapat, mempunyai kepribadian yang stabil,
tingkat kecemasan yang rendah, lebih berorientasi pada
keberhasilan.

Self esteem sedang menunjukkan gejala atau ciri yang


mempunyai penilaian tentang kemampuan, harapan-harapan
dan kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih
moderat. Mereka memandang dirinya lebih baik daripada
kebanyakan orang tetapi tidak sebaik individu dengan self
esteem tinggi.

Individu yang memiliki self esteem rendah ditunjukkan


oleh gejala seperti pribadi yang tidak mampu menghargai diri
sendiri, memiliki rasa malu, merasa tersisih, sensitif terhadap
kritik, kurang percaya diri, kurang berhasil dalam hubungan
antar pribadi dan lebih mudah frustasi.

Menurut teori diatas maka sesungguhnya seseorang itu


memiliki self esteem hanya saja dia memilikinya dalam tahap
8

apa, apakah tinggi rendah atau sedang. Dan yang terjadi di


balai ini kebanyakan wanita atau penerima manfaat di balai ini
memiliki self esteem yang rendah sehingga mudah untuk
dibujuk atau diajak ke sesuatu yang tidak baik, karena dia
merasa tersisih baik dari keluarga maupun teman maka dia
akan cenderung mencari pembelaan dan pembenaran ke orang
yang salah.

Dalam buku yang berjudul “Acculturation and


Psychological adaption” yang sudah diterjemahkan,
Coopersmith menjelaskan bahwa self esteem, merupakan
penilaian diri yang di lakukan oleh seorang individu dan
biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut
mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan
menunjukan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya
mampu, penting, berhasil dan berharga. 11 Dari pendapat
Coopersmith di atas, peneliti menyimpulkan bahwa self
esteem yang dimaksud adalah bagaimana kita memandang
diri kita secara positif, bahwa kita bisa melakukan sesuatu
dengan baik dan benar sehingga kita menjadi penting dan
berharga.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka
penulis melakukan penelitian tentang “PELAKSANAAN
TERAPI SPIRITUAL UNTUK HARGA DIRI PENERIMA
MANFAAT (PM) di BALAI REHABILITASI WATUNAS
MULYA JAYA, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR”.

11
. Smith Castro, Vanessa.( 2003). Acculturation and Psychological
adaptation.
9

B. Identifikasi Masalah
Bicara masalah pekerjaan wanita, sebagai PSK, wanita itu
adalah pelakunya kenapa sampai bisa menjadi PSK, tersebut
menyangkut banyak hal diantaranya adalah:
1. Masalah ekonomi, masalah ekonomi inilah yang banyak
menyebabkan para wanita memilih jalan instan untuk
mendapatkan uang yang dalam jumlah banyak, dan juga
kerjaan yang simpel.
2. Masalah rumah tangga, masalah ini biasanya terjadi
karena di dalam keluarga sering mendapatkan kekerasan,
serta seringnya seorang wanita direndahkan oleh
suaminya karena tidak dapat membantu perekonomian
keluarga.
3. Masalah yang ketiga adalah masalah keluarga, maksudnya
disini adalah kurangnya perhatian oleh orang tua terhadap
seorang remaja yang sedang menuju masa dewasa,
sehingga ia mencari perhatian kepada orang lain, tetapi
ternyata orang lain ini menjerumuskan kepada hal-hal
yang tidak baik.
4. Masalah keempat yaitu masalah dalam pertemanan,
karena kurangnya harga diri seorang perempuan, sehingga
ia hanya ikut-ikutan oleh teman yang ia anggap bisa lebih
dari dia.
5. Masalah kelima adalah karena laki-laki atau karena dia
terlalu cinta dengan seorang pria, dan sudah terlanjur
10

berhubungan badan, sehingga dia sekalian saja, dia terjun


ke dunia malam dan dapat menghasilkan uang.
6. Masalah keenam adanya ketidakpercayaan diri terhadap
kemampuan, serta kecemasan berlebih terhadap
pandangan orang lain terhadap diri, sehingga ia
mengusahakan agar mendapatkan uang banyak, dengan
cara instan.

C. Fokus Masalah
Agar pembatasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti
memfokuskan penelitian skripsi ini hanya pada, bagaimana
pelaksanaan pembimbingan agama agar dapat membimbing
para WTS (Wanita Tuna Susila) untk dapat meningkatkan Self
Esteem (Harga Diri) yang dimiliki, di BRS WATUNAS
Mulya Jaya, Pasar Rebo, dengan beberapa istilah penting.
Pertama, Terapi spiritual yang dimaksud dalam skripsi ini
adalah upaya yang di lakukan dengan cara Bimbingan Agama
dalam proses ceramah dan pengenalan atau pembelajaran
yang dilakukan oleh terapis spiritual dengan pendekatan
agama islam. PM yanng dimaksud disini adalah singkatan
dari Penerima Manfaat. BRS disini adalah singkatan dari
Balai Rehabiitasi Sosial.
Kedua, Self Esteem yang dimaksud adalah sejauh mana
para WTS di sini sudah bisa menlai dirinya kearah positif,
serta sejauh mana mereka percaya dirinya mampu, penting,
berhasil, dan berharga, untuk melakukan sesuatu pekerjaan
yang lebih baik.
11

Ketiga, Penerima Manfaat pada penelitian ini hanya


memfokuskan pada WTS (Wanita Tuna Susila) yang tinggal
di BRS WATUNAS Mulya Jaya Pasar Rebo.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana pengaruhnya pembimbingan yang berbasis
agama di BRS Watunas Mulya Jaya apakah berpengaruh
terhadap self esteem para penerima manfaat?
2. Bagaimana peran pembimbing agama di balai tersebut,
terhadap meningkatnya self esteem penerima manfaat di
BRS Watunas Mulya Jaya?
3. Kegiatan-kegiatan terapi spiritual apa yang mempengaruhi
self esteem penerima manfaat BRS Watunas Mulya Jaya?

E. Tujuan dan Manfaat penelitian


1. Tujuan Umum
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah
yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjelaskan tentang pelaksanaan terapi
spiritual yang dilakukan di BRS WATUNAS “Mulya
Jaya”.
Serta untuk mengetahui apakah para wanita tuna
susila di balai tersebut dapat menumbuhkan self esteem
mereka setelah dilakukannya atau mendapatkan terapi
12

spiritual berupa bimbingan agama, oleh pembimbing


agama di balai tersebut.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Diketahuinya apakah self esteem yang dimiliki
penerima manfaat BRS Watunas Mulya Jaya dapat
meningkat.
b. Diketahuinya cara menigkatkan self esteem pada
penerima manfaat BRS Watunas Mulya Jaya.
c. Diketahuinya kegiatan-kegiatan terapi spiritual apa
saja yang dapat mempengaruhi self esteem penerima
manfaat BRS Watunnas Mulya Jaya.
3. Manfaat Penelitian
Pertama, bagi Psikologi Sosial, penelitian ini dapat
memberikan informasi pengetahuan terhadap cara
menghadapi penerima manfaat BRS Watunas Mulya Jaya,
serta masalah-masalahnya sehingga mereka terjerumus ke
dunia malam tersebut.
Kedua, bagi Psikologi Keluarga, tentang kenapa
remaja bisa ikut terlibat dalam dunia tersebut, dapat
memberikan penjelasan ke orang tua cara pencegahannya.
Ketiga, bagi para orang tua agar dapat mengetahui
pola pengasuhan seperti apa yang baik dan benar agar
anak remaja mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang
tidak diinginkan. Ketiga, bagi guru sebagai orang tua ke
13

dua agar memberikan pengetahuan dan pemahaman serta


pengawasan agar remaja tidak salah dalam bergaul.
Keempat, bagi penyuluh sosial, kita dapat melakukan
penyuluhan kepada warga binaan tentang dampak-
dampak buruk yang ada serta norma-morma yang berlaku
di Indonesia agar mereka tidak dikucilkan.

F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Moleong penelitian dengan pendekatan
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan
untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial
secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara penulis dengan yang
diteliti. 12 Penelitian ini menggunakan kualitatif karena
penulis berupaya untuk mengungkapkan kebenaran
realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut
senyatanya berjalan.
Menurut Bogdan dan Taylor, jenis penelitian
kualitatif ini merupakan proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

12
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet Ke-3, hal. 9.
14

diamati, dan dari pendekatan ini dapat diarahkan pada


latar dan individu tersebut secara holistik/menyeluruh.13
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang fokus pada subjek penelitian yang di lakukan
dalam bentuk pengisian kuisioner. Pendekatan
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen
penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik, sehingga
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang
akurat setelah perhitungan presentase, rata-rata, dan
perhitungan statistik lainnya.14
Metode penelitian yang saya gunakan di sini adalah
metodologi penelitian kualitatif seperti yang sudah di
paparkan di atas. Seperti pemaparan di atas maka saya
melakukan wawancara kepada para pihak terkait untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan fenomenologi
yaitu sebuah penelitian yang berusaha untuk mengungkap
atau menjelaskan makna dari sebuah konsep atau
fenomena pengalaman yang di dasari oleh kesadaran yang

13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), Hal. 3
14
. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.3.
15

15
terjadi pada beberapa individu. Sedangkan menurut
Cresweel pendekatan fenomenologis adalah suatu usaha
untuk memahami individu, kehidupan atau pengalaman
seseorang melalui persepsi, untuk mengetahui dunia yang
dijalani oleh individu perlu mengenal persepsi mereka
terhadap sesuatu.16 Dengan demikian, dalam mempelajari
dan memahaminya, haruslah berdasarkan sudut pandang,
paradigma dan keyakinan langsung dari individu yang
bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung
(first-hand experiences).17
Saya ingin melakukan wawancara di balai tersebut,
agar kita dapat berfokus ke beberapa program atau
kegiatan yang memang dapat meningkatkan Harga Diri
(self esteem) para penerima manfaat di sana sehingga
tidak banyak yang sudah dipulangkan sehingga kembali
lagi ke balai tersebut.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Rehabilitasi
Sosial Wanita Tuna Susila (BRS WATUNAS) Mulya
Jaya yang terletak di Jalan Tat Twam Asi RT.8/RW.2,
Gedong Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta. Adapun pengambilan data lapangan dimulai dari
bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2019 .

15
. Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif, teori dan praktek,
(jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet Ke- 1, hal. 78
16
Jhon W. Cresweel, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), Hal. 213
17
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, h. 66-67.
16

4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah dua pembimbing agama
dan lima penerima manfaat, Balai Rehabilitasi
WATUNAS “Mulya Jaya” Pasar Rebo, Jakarta Timur.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan operasional agar tindakannya
masuk pada pengertian penelitian yang sebenarnya.
Pencarian data di lapangan dengan mempergunakan alat
pengumpul data yang sudah disediakan secara tertulis
tentang sesuatu hal yang akan dicari di lapangan, sudah
18
merupakan proses pengadaan data primer. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan peneliti
menggunakan teknik triangulasi yaitu pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan maknanya topik
19
tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun

18
Opcit., Hal.37
19
Abu Rokhmad, Mata Kuliah Metodelogi Penelitian,(Semarang:
Fakultas Dakwah, 2010), Hal.54
17

dengan menggunakan telepon.20 Wawancara dilakukan


dengan membawa pedoman yang hanya garis besar
tentang hal-hal yang ditanyakan. Oleh sebab itu penulis
menggunakan wawancara terstruktur yaitu dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Hasil dan temuan wawancara yang saya dapatkan
dari balai tersebut adalah mereka awalnya belum bisa
terbuka dan jujur terhadap saya sebagai pewawancara,
dan masih sering menyalahkan bahkan tak jarang ada
yang mendendam ke Satpol PP, karena telah
menangkap mereka sehingga mereka bisa berada di
balai ini dan berpisah dengan keluarga mereka, dan
tidak dapat bekerja serta mengurusi anak mereka.
Pertanyaan yang saya berikan kepada narasumber
adalah sebagai berikut:
a) Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan
terapi spiritual di balai ini?
b) Apakah toleransi mu meningkatsetelah ada di balai
ini?
c) Apakah kedisiplinan mu bertambah, setelah
mendapatkan bimbingan di balai ini?
d) Apakah rasa yakin pada dirimu sendiri itu
meningkat setelah mendapatkan bimbingan mental
spiritual di balai ini?

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2014), Hal.138.
18

e) Apakah kamu semakin menghargai orang lain


setelah mengikuti terapi spiritual yang ada di balai
ini?
f) Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang
lain setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
g) Apakah kamu semakin ingin berubah setelah
mengikuti terapi spiritual?
h) Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu
bisa berubah dari dirimu yang lama?
Pertanyaan-pertanyaan di atas dibuat berdasarkan
teori serta indikator self eteem dari Coopersmith yang
sudah di jelaskan penulis di bab II.
b. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan mengadakan
pengamatan secara teliti dan seksama serta mencatat
fenomena-fenomena yang dilihat dalam hubungan
sebab akibat. Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini, dengan cara pengambilan data melalui
pengamatan langsung di lapangan, serta dilakukan
21
pencatatan informasi yang diperoleh. Metode
observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
22
penelitian. Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi secara langsung, dalam

21
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Hal.16.
22
Lexi.J.Maloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), Hal.158.
19

hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung,


mengamati, dan mendengarkan dalam memahami,
mencari dan menemukan jawaban serta bukti terhadap
self esteem yang dimiliki oleh warga binaan.
Berkaitan denga judul dari skripsi ini penulis
melakukan observasi sebanyak 21 kali dan di jelaskan
di lampiran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang
berbentuk laporan hasil penelitian baik berupa suara
(rekaman) maupun gambar. Pada penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data transkrip percakapan wawancara
dengan subjek.
6. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis
melalui observasi langsung, 23 sebagai pengamat
dan wawancara langsung kepada informan yaitu
pembimbing agama dan Penerima Manfaat di BRS
WATUNAS Mulya Jaya.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis
melalui catatan pribadi atau dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian ini baik dari referensi

23
P.Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), Hal.87
20

buku, jurnal dan yang berkaitan dengan


pembahasan penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan teknik analisis data kualitatif
penelitian yang didapatkan dari berbagai sumber dan
menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi), dan juga dilakukan
secara terus menerus, maka akan mengakibatkan
variasi data yang sangat tinggi. Data yang didapatkan
pada dasarnya adalah data yang di pakai belum
mempunyai pola yang jelas. Maka dari itu sering
mengalami kesulitan di dalam melakukan suatu analisa.
Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah
suatu metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) yang dimana peneliti merupakan
sebagai instrumen kunci, dari pengambilan sampel
sumber data yang dilakukan dengan cara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan Triangulasi, analisa data
yang bersifat induktif atau kualitatatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekan pada makna
generalisasi.24

24
https://pastiguna.com/teknik-analisis
data/#_B_teknik_analisis_data_kualitatif.
21

8. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh penulis.
a. Perpanjangan pengamatan berarti penulis
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.
Perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
penulis dengan narasumber akan semakin
terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada
jarak lagi), semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi.
b. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Melalui cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1) Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara
22

mengecek data yang telah diperoleh melalui


beberapa sumber.
2) Triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi waktu juga sering
memengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara
dipagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah, akan
memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel.
d. Menggunakan bahan referensi adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh penulis.25
9. Pedoman Penulisan
Dalam penelitian ini penulis berpedoman dan
mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun
oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta berdasarkan Keputusan Rektor
Nomor 507 Tahun 2017.

25
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 117-129.
23

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari:
BAB I merupakan Pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II berisi tentang Kajian Pustaka yang mana terdiri dari
Landasan Teori (Bimbingan, Agama, Bimbingan
Agama dan Self Esteem), kajian pustaka dan
Kerangka Berpikir.
BAB III merupakan Gambaran Umum Latar Penelitian yang
berisi tentang Memuat gambaran umum BRS
WATUNAS Mulya Jaya yang meliputi Sejarah,
Letak Geografis, Azas dan Tujuan, Kriteria
penerima manfaat yang Diterima, Struktur
Organisasi, Kegiatan Balai, Fasilitas, Kegiatan
Pembinaan dalam Balai, dan Jadwal Kegiatan Balai.
BAB IV berisi tentang Data dan Temuan Penelitian yang
terdiri dari, Karakteristik (Latar Belakang
Pembimbing dan Latar Belakang Penerima Manfaat),
Temuan Data Lapangan, Kegiatan – Kegiatan Balai,
Tindakan dan pelaksanaan Pembimbing Agama, dan
Self Esteem Penerima Manfaat .
BAB V adalah berisi tentang Pembahasan yang berisi
Analisis kegiatan Pembimbingan, Analisis
Tindakan Pembimbing Agama, dan Gambaran Self
24

Esteem Penerima Manfaat di BRS WATUNAS


Mulya Jaya, Pasar Rebo.
BAB VI merupakan bab terakhir yang mengandung
Simpulan, Implikasi dan Saran terdiri dari : Penutup,
kesimpulan, implikasi dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. SELF ESTEEM
Coopersmith menjelaskan bahwa self esteem
merupakan penilaian diri yang di lakukan oleh seorang
individu dan biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri,
penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau
penolakan dan menunjukan seberapa jauh individu
percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan
berharga.1
Byrne dan Robert mengungkapkan bahwa harga
diri ( self esteem ) yaitu mengevaluasi diri sendiri,
merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya sendiri,
mulai dari sangat negatif sampai sangat positif. 2
Maslow mengemukan bahwa setiap orang
memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan :
yakni, harga diri dan penghargaan dari orang lain. 1.
Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri
meliputi kebutuhan akan kepercayan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan
dan kebebasan. 2. Penghargaan dari orang lain meliputi
prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,

1
. Smith Castro, Vanessa.( 2003). Acculturation and Psychological
adaptation.
2
. Byrne, Donn. Baron, Robert A. (2003). Psikologi Sosial. Edisi
Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga. .

25
26

nama baik serta penghargaan. Seseorang yang memiliki


cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih
mampu, maka juga lebih produktif. Sebaliknya jika
harga dirinya kurang maka dia akan diliputi rasa rendah
diri serta rasa tidak berdaya, yang selanjutnya dapat
menimbulkan rasa putus asa serta tingkah laku neurotik.
Harga diri yang paling stabil, karenanya juga yang
paling sehat, tumbuh dari penghargaan yang wajar dari
orang-orang lain, bukan karena nama harum,
3
kemasyhuran serta sanjungan kosong.
Heatherton & Wyland mendefiniskan bahwa self
esteem merupakan pandangan tentang diri dan
berhubungan dengan keyakinan pribadi tentang
keterampilan, kemampuan, hubungan sosial, dan sosial,
dan hasil di masa depan.4
Dari definisi-definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa self esteem merupakan penilaian diri
yang di lakukan oleh seorang individu dan biasanya
berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut
mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan
menunjukan seberapa jauh individu percaya bahwa
dirinya mampu, penting, berhasil dan berharga. Selain
itu self esteem adalah bagaimana individu mengatur

3
.Frank G. Goble (1987) Psikologi Humanistik Abraham Maslow
Mazhab Ketiga, penerbit kanisuius. Hal: 76.
4
. Heartherton, T.F., & Wyland, C.L.,(2002). Assessing self esteem.
Diunduh tanggal 26 desember 2018 di
http://www.dartmouth.edu/thlab/pubs/03_Heatherton_Wyland _APP_ch.pdf.
27

pikiran dan perasaan tentang penilaian diri, dengan sikap


positif atau negatif secara keseluruhan terhadap diri.
Dari beberapa teori yang penulis paparkan diatas
penulis menekannkan atau menggunakan teori dari
Coopersmith yang dimana Self Esteem menurut
Coopersmith adalah penilain terhadap diri sendiri
tentang bagaimana diri itu mampu, berhasil,penting,dan
berharga kerah yang positf.
a. Karakteristik individu berdasarkan tingkatan
Self Esteem
Minchinton, J menjelaskan sekurang-kurangnya
terdapat bebrapa karakteristik individu di tinjau dari
tinggi rendahnya aau positif negatifnya self esteem yaitu:
1) Karakter individu dengan self esteem tinggi,
Pertama, seseorang memiliki self esteem yang tinggi,
ia akan memiliki ciri-ciri seperti; dapat menerima
dan mengapresiasikan dirinya sendiri dalam kondisi
apapun, merasa nyaman denngan keadaan dirinya,
berpraangka baik terhadap dirnya sendiri, jika tidak
bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri serta
memiliki kontrol emosi yang baik dan terbebas dari
perasaan yang tidak menyenangkan, kemarahan,
keakutan, kesedihan dan rasa bersalah.
Kedua, sesorang yang memiliki self esteem tinggi
memiliki suatu keyakinan bahwa ia memiliki rasa
bertangggung jawab dan merasa mampu mengontrol
setiap bagian kehidupannya.
28

Ketiga, tingginya self esteem terlihat dari bagaimana


cara seseorang menunjukan rasa penghormatan,
toleransi, kerja sama dan saling memiliki antara satu
dengan yang lain.
Keempat, seseorang dengan self estem yang tinggi
dapat merancang, merencakan, dan merealisasikan
segala sesuatu yang di harapkan atau menjadi tujuan
hidupna secara optimal.
2) Karakteristik individu dengan self esteem yang
rendah.5
Pertama, seseorang dengan self esteem rendah, ia
meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan
intrinsic yang kecil, meragukan kemmpuan dirinya,
merasa bahwa keberhasilan yang di perolehnya
merupakan sebuah prestasinya, selalu takut untuk
mencoba segala sesuatu dan memiliki control emosi
yang burk, merasa tidak bahagia, tertekan serta
meras abahwa dirinya tidak berarti atau sia-sia.
Kedua, seseorang dengan self esteem yang rendah, ia
merasa bahwa kehidupan ini berada di luar kontrol
dan tanggung jawab dirinya dan berjalan begitu saja,
terkadang merasa lemah dan merasa di bawah kontol
atau kendali orang lain.

5
. Adaptasi dari skripsi Nadidah Zahrani (109070000003), fakultas
psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. pada 8 july
2019, pukul 13. 54.
29

Ketiga, seseorang yang memiliki self esteem yang


rendah, ia tidak dapat merasakan arti pentingnya
hubungan interpersnal, bersikap tidak toleran, kurang
dapat bekerja sama dan kurangnya rasa memiliki
antara satu sama lainnya.
Keempat, seseorang dengan self esteem rendah, ia
kurang dapat merancang, merencanakan dan
merealisasikan segala sesuatu yang di harapkan atau
menjadi ujuan hidupnya secara normal.
Berdasarkan karakteristik yang di jelaskan di atas
Self Esteem (Harga Diri) para Penerima Manfaat di balai
sebagian besar berada pada tingkatan self esteem rendah
sampai self esteem sedang, karena mereka masih
menyalahkan tuhan, menyalahkan orang lain, pasrah
terhdap apa yang terjadi dan mereka juga tidak percaya
pada orang laindan sering marah-marah terhadap staff
dan para pekerja di balai tersebut, bahkan banyak dari
mereka yang sering menggoda tukan bangunan di balai
tersebut. Namun setelah mereka mendapatkan
pembinaan baik dari keterampilan, maupun agama
perlahan-lahan self esteem mereka mulai meningkat,
namun tidak signifikan, pertama yang rendah menjadi
sedang, yang sedang menjadi hampir tinggi karena
mereka masih suka menggoda laki-laki, hanya saja
frekuensinya mulai berkurang, namun tetap butuh waktu
dalam meningkatkannya.
30

Sedangkan menurut Rosenberg self Esteem


adalah bagaimana individu mengatur pikiran dan
perasaan mengenai nilai dirinya sendiri, dengan sikap
positif atau negatif secera keseluruhan terhadap dirinya.
Taylor mendefinisikan self esteem sebagai evaluasi
kualitas dan sifat seseorang secara Global. 6 Sedangkan
Michinton mendefinisikan self esteem adalah nilai yang
ditempatkakan pada diri sendiri, penilaian atas diri
sebagai manusia berdasarkan persetujuan atau penolakan
dari diri dan perilaku.7 Coopersmith, dalam Henggaryadi
dan Fakhrurrozi, menyebutkan karakteristik individu
dengan self- esteem tinggi, sedang, dan rendah adalah
sebagai berikut: a. Self-esteem tinggi menunjukkan ciri
seperti lebih mandiri, percaya diri, aktif, kreatif, percaya
diri, yakin atas gagasan dan pendapat, mempunyai
kepribadian yang stabil, tingkat kecemasan yang rendah,
lebih berorientasi pada keberhasilan. b. Self-esteem
sedang menunjukkan gejala atau ciri yang mempunyai
penilaian tentang kemampuan, harapan-harapan dan
kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih
moderat. Mereka memandang dirinya lebih baik
daripada kebanyakan orang tetapi tidak sebaik individu
dengan self-esteem tinggi. Individu yang memiliki self-
esteem rendah ditunjukkan oleh gejala seperti pribadi

6
.Taylor, S.E.(2006). Healt Psychologi. Sanfransisco: The McGraw
Hill.
7
. Michinton, J. (1993). Maximum self esteem. Kuala Lumpur : Golden
Book Center.
31

yang tidak mampu menghargai diri sendiri, memiliki


rasa malu, merasa tersisih, sensitif terhadap kritik,
kurang percaya diri, kurang berhasil dalam hubungan
antar pribadi dan lebih mudah frustasi.
Dari data yang dijelaskan di atas dapat
disimpulkan, bahwa Indikator Self Esteem adalah
1. memiliki motivasi yang kuat
2. dapat menjaga diri sendiri.
3. menjaga pertemanan, berteman dengan teman
yang baik.
4. dapat bersosialisasi dengan baik.
5.dapat menguasai diri dalam menghadapi
tantangan
6. selalu bersikap mandiri
7. selalu memiliki rasa optimis.
8. memiliki rasa toleransi terhadap sesama.
9. selalu menghargai orang lain, baik yang lebih
tua dan yang lebih muda.
10 tidak gampang putus asa.
11. tidak mudah depresi terhadap kegagalan.

b. Aspek-aspek Self-Esteem
Coopersmith, menyebutkan terdapat empat aspek
dalam self- esteem individu. Aspek-aspek tersebut
antara lain power, significance, virtue, dan competence.
1. Kekuatan Kekuatan atau power menunjuk pada
adanya kemampuan seseorang untuk dapat mengatur
32

dan mengontrol tingkah laku dan mendapat


pengakuan atas tingkah laku tersebut dari orang lain.
Kekuatan dinyatakan dengan pengakuan dan
penghormatan yang diterima seorang individu dari
orang lain dan adanya kualitas atas pendapat yang
diutarakan oleh seorang individu yang nantinya
diakui oleh orang lain.
2. Keberartian Keberartian atau significance menunjuk
pada kepedulian, perhatian, afeksi, dan ekspresi cinta
yang diterima oleh seseorang dari orang lain yang
menunjukkan adanya penerimaan dan popularitas
individu dari lingkungan sosial. Penerimaan dari
lingkungan ditandai dengan adanya kehangatan,
respon yang baik dari lingkungan dan adanya
ketertarikan lingkungan terhadap individu dan
lingkungan menyukai individu sesuai dengan
keadaan diri yang sebenarnya.
3. Kebajikan Kebajikan atau virtue menunjuk pada
adanya suatu ketaatan untuk mengikuti standar moral
dan etika serta agama dimana individu akan
menjauhi tingkah laku yang harus dihindari dan
melakukan tingkah laku yang diijinkan oleh moral,
etika, dan agama. Seseorang yang taat terhadap nilai
moral, etika dan agama dianggap memiliki sikap
yang positif dan akhirnya membuat penilaian positif
terhadap diri yang artinya seseorang telah
33

mengembangkan self esteem yang positif pada diri


sendiri.
4. Kemampuan Kemampuan atau competence
menunjuk pada adanya performansi yang tinggi
untuk memenuhi kebutuhan mencapai prestasi (need
of achievement) dimana level dan tugas- tugas
tersebut tergantung pada variasi usia seseorang. Self
esteem pada masa remaja meningkat menjadi lebih
tinggi bila remaja tahu tugas-tugas apa yang penting
untuk mencapai tujuannya, dan karena mereka telah
melakukan tugas-tugasnya tersebut atau tugas lain
yang serupa. Para peneliti juga menemukan bahwa
self esteem remaja dapat meningkat saat remaja
menghadapi masalah dan mampu menghadapinya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem
Menurut Coopersmith, beberapa faktor yang
dapat meningkatkan dan menurunkan penghargaan
seseorang terhadap dirinya sendiri antara lain:
1) Penerimaan atau Penghargaan Terhadap Diri (self
derogtrion)
2) Kepemimpinan atau Popularitas ( Leadership /
Popularity )
3) Keluarga Orangtua (Family–Parents)
4) Asertivitas - Kecemasan (Assertiveness Anxiety).8
d. Aspek aspek Self Esteem

8
. Jurnal Soul, Vol .6, No 1, Maret 2013 ,
34

1) Perasaan terhadap diri sendiri: perasaan terhadap diri


sendiri adalah gimana cara seseorang memandang
drinya sendiri, apakah dia nyaman terhadap dirinya
sendiri? Apakah dia nyaman terhadap diri sendiri apa
adanya?
Orang yang harga dirinya tinggi merasa nyaman sama
dirinya sendiri.Dia menerima kelebihan dan
kekurangan dirinya sendiri.Dia juga nggak gampang
terpengaruh sama pendapat orang lain atas
dirinya.Orang yang harga dirinya tinggi gak gampang
marah. Nggak gampang tersinggung.
2) Perasaan terhadap hidup. Orang dengan harga diri
tinggi adalah orang yang hidup dalalm realita, mereka
menerima kenyataan yang terjadi dalam
hidupnya.Orang dengan harga diri tinggi sadar bahwa
semuanya terjadi karena pilihan dan keptusannya
sendiri, bukan karena faktor orang lain.
Orang dengan harga diri tinggi cenderung realistis,
mereka memasang cita-cita sesuai dengan
kapasitasnya. Buat mereka, cita-cita boleh tinggi, tapi
kaki harus tetep menjejak tanah.Orang yang berhaga
diri tinggi menganggap masalah adalah tantangan.
Mereka nggak ngeluh, karena masalah adalah
kesempatan untuk mengembangkan diri.
3) Hubungan dengan orang lain. Orang dengan harga diri
tinggi memeiliki toleransi dan menghargai orang lain.
Dari pada ngejelek-jelekin orang lain, mereka memilih
35

ngeliat potensi dan kebaikan yang orang lain punya.


Mereka percaya, semua orang punya hak yang sama
dan patut dihormati.
Jadi teori self esteem yang saya pakai disini adalah teori dari
Coopersmith yaitu seberapa Percaya dirinya dia, seberapa bisa
menghadapi masalahnya, seberapa bisa mengurangi kecemasan,
menghargai diri sendiri, meyakini bahwa mereka mampu
mlakukan sesuatu ke arah yang lebih baik, mereka mampu
mencari teman yang baik, mereka mampu merasa nyaman
terhadap diri sendiri, serta mereka bisa mengetahiu bahwa apa
yang mereka lakukan sekarang ini salah, sehingga meeka tidak
mengulanginya di kemudian hari.

2. TERAPI SPIRITUAL
a. Pengertian
Pengertian Terapi.
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang
sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit 9
Dalam kamus, kata terapi harus ditelusuri dari kata
“therapeutic” yang berarti kata sifat yang mengandung unsur-
unsur atau nilai-nilai pengobatan. Ketika ditambah dengan
akhiran „s‟ di belakangnya (therapeutics), maka ia menjadi
kata benda yang bermakna ilmu pemeriksaan dan pengobatan.
Pemaknaan semacam inilah yang lebih tepat untuk memaknai
kata terapi dalam penelitian ini, sebab jika dirujuk pada kata
therapy sendiri dalam bahasa Inggris, maka artinya menjadi
9
. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terapi
36

lebih sempit, yaitu pengobatan yang bersifat jasmani. 10


Menurut Chris dan Herti, terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Tidak
disebut „usaha medis‟ dan juga tidak disebut menyembuhkan
penyakit. Oleh karena itu, terapi lebih luas daripada sekadar
pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi
kesenangan, baik fisik maupun mental, pada seseorang yang
sedang sakit dapat dianggap terapi.11
Terapi spiritual Islami adalah suatu pengobatan atau
penyembuhan gangguan psikologis yang dilakuan secara
sistematis dengan berdasarkan kepada konsep al-qur‟an dan
12
assunnah .Terapi spiritual Islami memandang bahwa
keimanan dan kedekatan kepada Allah adalah merupakan
kekuatan yang sangat berarti bagi upaya perbaikan pemulihan
diri dari gangguan depresi ataupun problem-problem
kejiwaan lainnya, dan menyempurnakan kualitas hidup
manusia.Pada dasarnya terapi spiritual islami tidak hanya
sekedar menyembuhkan gangguan- gangguan psikologis
tetapi yang lebih substansial adalah bagaimana membangun
sebuah kesadaran diri (self awareness) agar manusia bisa
memahami hakikat dirinya.Karena pada dasarnya mereka
yang terlibat dalam psikoterapi tidak hanya sekedar

10
.Echols, John dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia,
(Jakarta: Gramedia, 1992), Hal. 586.
11
.Green Chris W. dan Setyowati, Hertin. Terapi Alternatif, (Jogjakarta:
Yayasan Prima, 2004), Hal. 7.
12
.Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema
Insani, 2006
37

menginginkan kesembuhan tetapi mereka juga bertujuan


untuk mencari makna hidupnya, dan mengaktualisasi diri13 .
Dua sasaran yang dianggap penting pada terapi
spiritual islami, yaitu kalbu (qalbiyah) dan akal (aqliyah)
manusia.Kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat urgen
dan menentukan kondisi kejiwaan manusia. Bahkan cara kerja
dalam diri manusia baik secara psikologis maupun fisiologis
saling terkait erat satu sama lain. Imam Al-Ghazali
menyebutkan bahwa dalam diri manusia qalbu bertindak
sebagai raja dan akal sebagai perdana menteri yang akan
menginterpretasi dan melaksanakan apa yang menjadi
keinginan sang raja. Munculnya konflik, stres, depresi dan
ketidak bahagiaan adalah karena adanya keresahan,
kegelisahan dan ketidak tenangan dalam hati. Bila hati sedang
sakit maka tindak dan perilaku manusia akan menyimpang
(abnormal) atau mental menjadi tidak sehat karena hati
merupakan pangkal dari segala perbuatan .14
Terapi spiritual islami mengacu kepada konsep
pensucian jiwa (Tazkiyatunnufus) Imam Al-Ghazali. Beliau
membagi 3 tahap pensucian jiwa, yaitu:takhali (tahap
pensucian diri), tahalli (tahap pengembangan diri), dan tajali
(tahap penemuan diri) 15 . Pertama, Takhalli (pensucian diri).
Tahap ini bertujuanuntuk membersihkan diri dari sifat- sifat

13
.Strupp et.al Psychotheraphy for Better or Worse: The Problem of
NegativeEffects. New York: Aroson, 1977
14
. Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta:
Gema Insani, 2006
15
. Hawwa, Mensucikan Jiwa (Intisari Ihya „Ulumuddin). Alih Bahasa
Annur Rafiq Saleh Tahmid. Jakarta: Rabbani Press, 2003
38

buruk, negative thinking, dan segala kebiasaan-kebiasaan


buruk yang dilakukan manusia. Ada tiga cara yang dapat
dilakukan untuk mensucikan diri, seperti: Mandi taubat,
shalat taubat, dan memperbanyak istighfar kepada Allah Swt.
Kedua, Tahalli (pengembangan diri). Pada tahap ini manusia
dilatih untuk mengembangkan potensi-potensi positif yang
ada dalam dirinya dengan membangun nilai-nilai kebaikan
dan kebermaknaan dalam hidupnya. Ketiga, Tajalli
(penemuan diri). Pada tahap ini manusia telah mengenali
dirinya. Ada 4 masalah pokok yang kenali pada tahap ini,
yaitu: siapa diri manusia; darimana manusia berasal; untuk
apa manusia ada dan kemana setelah manusia tiada. Keempat
hal tersebut terintegrasi dalam satu kata kunci, yaitu
terbangunnya paradigma Ilahiyah dalam diri manusia.
Adapun terapi spiritual islami bersifat: pleksibel, yaitu dapat
dilakukan kapan saja baik secara individual maupun secara
kelompok; preventif, yaitu: dapat dilakukan bagi setiap orang
yang tidak menderita penyakit psikologis; kuratif, yaitu
dilakukan dalam rangka pengobatan atau penyembuhan bagi
orang yang mengalami penyakit psikologis; rehabilitasi, yaitu
tahap pemulihan bagi setiap orang yang baru pulih dari
penyakitnya.
Di Balai Rehabilitasi WATUNAS Mulya Jaya, Pasar
Rebo jakarta Timur, Terapi Spiritual yang di maksud adalah
sama dengan Bimbingan Agama, pada umumnya, sehingga
saya mencantumkan pengertian Bimbingan Agama seperti di
bawah ini:
39

3. BIMBINGAN AGAMA
a. Pengertian Bimbingan
Dalam kamus besar bahasa indonesia, bimbingan berarti
petunjuk ataupun penelaan tentang tatacara mengerjakan sesuatu.
Secara harfiah (bahasa) bimbingan adalah “ menunjukan,
memberi jalan, aau menuntun orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupan dimasa kini dan masa mendatang”.16
Istilah bimbingan berasal dari terjemahan kata “ guidence”
yang memiliki arti “bantuan atau tuntunan”. Ada juga yang
menejermahkan kata “ giudence” dengan arti pertolongan.
Beradasarkan arti di atas secara etimologis, bimbingan berarti
antuan atau pertolonngan.17
Jones mengungkapkan “Guidance” adalah “Guidance is the
assistance given to individuals in making intelligent choices and
adjustments in their lives. The ability is not innate it must be
develop in each individual up to the limit of his capacity, the
ability to solve his own problems and to make his own
adjustments”.18
Bimbingan merupakan suatu proses membantu atau
menolong individu dengan perkataan (bukan paksaan) untuk
mengarahkan individu ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan
potensinya secara maksimum. Jadi yang menentukan pilihan
dalam pemecahan masalah, iyalah individu itu sendiri, tugas

16
. H.M. Arifin, Pedoman pelaksanaan bimbingan agam, (jakarta:
Golden Terayon Press. 1996). Hal: 1
17
.Tohirin, bimbingan dan koseling di sekolah Dan madrasah
(berbasis integrasi), (jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.2007). Hal: 16
18
. Athur J. Jones, priciples of guidance, (New York, Mc Graw Hill
Book Co.Inc. 1963). Hal:25.
40

seorang pembimbinng hanyalah membantu. Ini berarti bahwa


proses bimbinngan merupakan kegiatan yang bersifat kerjasama
secara demokratis dan tidak otoriter dari pihak pembimbing.19
Bila di telaah lebih dalam dari berbagai refrensi maka akan di
temui banyak pengertian bimbingan, baik pengertian secara
harfiah(etimologi) maupun pengertian secara istilah (terminologi).
secara harfiah (etimologi) kata bimbingan merupakan terjemahan
dari bahasa inggris “guidance” yang berarti: “menunjukan,
memberikan jalan, menuntun, bimbingan, bantuan arahan,
pedoman dan juga petunjuk.” Kemudian pengertian yang lebih
utuh dari kata bimbingan adalah usaha untuk membantu
seseorang dengan cara mengungkapkan dan membangkitkan
potensi yang di miliki seseorang tersebut.
Definisi menurut ahli:
Crow dan crow mengatakan bahwa bimbingan adalah
bantuan yang di berikan oleh seseorang baik pria mapun wanita,
yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang
memadai kepada seorang individu dari setiap usaha, untuk
menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri
dan memikul bebannya sendiri.20
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator
keberhasilan suatu bimbingan adalah: (a). Ia mampu
mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal. (b). Dapat
memahami dirinya, mengenal lingkungannya, mengarahkan

19
. Moh. Surya, bimbingan dan penyuluhan di sekolah, (bandung, C.V.
Ilmu Bandung). Hal:26.
20
. M. Lutfhi “dasar-dasar Bimbingan dan penyuluhan (konseling)
islam”, lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Hal: 7-9.
41

dirinyakearah yang lebih baik. (c). Mampu mengambil keputusan


untuk hidupnya yang lebih baik, dan dengannya ia akan dapat
meweujudkan kehidupannya dengan baik, beguna dan bermanfaat
di masa kini dan masa mendatang.

b. Pengertian agama
Pengertian agama (religion) mencakup 3 hal:21
1. Kepercayaan pada hal-hal spiritual.
2. Perangkat kepercayaan dan peraktek-peraktek yang dianggap
sebagai tujuan sendiri.
3. Ideologi mengenai hal- hal yang bersifat supranatural.
Ada juga pengertian lain tentang Agama, yang berarti
“peraturan tuhan yang diturunkannya kepada manusia dalam
melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka dalam segala
aspeknya agar mencapai kejayaan hidup lahir batin dunia dan
akhirat.
Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang kita
pakai seari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu: yang
pertama adalah Aspek Subjektif (pribadi manusia). Agama
mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin, yang
dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada
pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitar. Yang
kedua adalah Aspek Objektif (doktriniar). Agama dalam
pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat

21
. Suerjono sukanto, kamus sosiologi, (jakarta: C.V Rajawali, 1990).
Hal: 430.
42

menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak


ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini belum termasuk
kedalam batin manusia atau belum membudaya dalam tingkah
laku manusia. Oleh karena itu, secara formal agama dilihat dari
objektif dapat diartikan sebagai “peraturan yang bersifat illahi
(dari tuhan) yang menuntun orang- orang berakal budi ke arah
ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia, dan
memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.
Dengan demikian, maka Bimbingan dan Penyuluhan Agama
adalah “ suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang
sedang ,engalami kesulitan, baik secara lahiriah maupun batiniah,
yang menyangkut kehidupan di masa kini dan masa mendatang.
Bantuan tersebut berupa bantuan Mental Spiritual. Dengan
maksud agar orang yang bersangkutan dapat mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri,
melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada tuhan
yanng maha Esa”.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat” agama adalah
kebutuhan jiwa (psikis) manusia yanng akan mengatur dan
mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara
menghadapi tiap-tiap masalah.22
c. . Bimbingan Agama
Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang kesulitan baik lahiriyah maupun batiniyah yang
menyangkut kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

22
. Zakiah Daradjat. Pendidikan agama dan pembinaan mental,
(jakarta: bulan bintang, 1982). Cet ke-3. Hal: 52.
43

Bantuan tersebut berupa pertolongan mental dan spiritual agar


orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan
yang ada di dalam dirinya sendiri melalui dorongan serta iman
dan takwanya kepada tuhan.
Sedangkan Bimbingan Agama adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar dalam kehidupan keagamaannya
senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk dari Allah yang
terdapat dalam Al-Quran dan Hadist Nabi, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan di dunia dan di Akhirat.23

23
. Ainur Rokhimah Faqih, bimbingan dan konseling dalam islam,
( UII Press, Yogyakarta,2001). Hal. 61.
44

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum melakukan penelitian untuk menyusun
menjadi suatu karya ilmiah, penulis meneliti terlebih dahulu
skripsi pada penelitian sebelumnya. Beberapa judul skripsi
dan jurnal tersebut adalah :
1. “PELAYANAN KONSELING ISLAM PADA
REMAJA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN
PEKERJA SEKS KOMERSIL (PSK) TANAH
ABANG” yang di tulis oleh Radhiya Bustan pada
tahun 2013. Jurnal ini bercerita tentang Pelaksanaan
yang di lakukan oleh konselor kepada remaja yang
tingal di lingkungan PSK di Tanah Abang. Masalah
dalam penelitian ini adalah Adanya kondisi alienasi,
stress dan depresi mental akibat tekanan di
lingkungan tempat tinggal maupun keluarga, serta
konflik individu serta minimnya pemahaman mereka
tentang konsep keberagamaan, sehingga mereka
membutuhkan bekal yang cukup dari segi agama yang
mampu membentengi mereka dari perilaku yang tidak
sesuai dengan norma agama, sosial, budaya, serta
aturan yang berlaku. Hasil yang di dapat dari jurnal
ini adalah konselor berusaha mencari tahu mengenai
permasalahan yang dihadapi klien (dalam hal ini,
remaja pengajian Hurin‟in) dan membantu
mencarikan alternatif solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi klien dengan
menerapkan teori-teori serta teknik-teknik konseling
45

dengan memasukkan unsur-unsur dan nilai-nilai islam


yang berpedoman pada Al – Quran dan Hadist.
2. Jurnal yang berjudul “METODE BIMBINGAN
AGAMA ISLAM MELALUI BELAJARAN AL-
QURAN UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI DI PANTI SOSIAL
KARYA WANITA MULYA JAYA JAKARTA ”,
yang di tulis oleh Burhanudin (1111052000029) pada
tahun 2018, program studi Bimbingan dan Penyuluhan
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
skripsi ini bercerita tentang masalah metode bimbingan
islam apa saja yang digunakan dalam mengarahkan
wanita tuna susila untuk mempelajari, membaca,
menghafal dan memahami Al-Quran agar lebih percaya
diri, serta untuk mengetahui alasan pembimbing
menggunakan metode bimbingan islam dalam belajaran
Al- Qur‟an pada wanita tuna susila dalam meningkatkan
kepercayaan diri mereka.
3. TERAPI SPIRITUAL EMOTION FREEDOM
TECHNIQUE (SEFT) DALAM UPAYA
MENGHILANGKAN KEBIASAAN MEROKOK
(STUDIKASUS SEORANG REMAJA
PASCAREHABILITASI DI PLATO
FOUNDATION DI SURABAYA” yang ditulis oleh
Murni Janwar (B53214026) pada tahun 2018, Program
studi Bimbingan Konseling islam Juusan Dakwah
46

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas


Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Skripsi ini
membahas tentang Bagaimana Terapi Spiritual
Emotional freedom technique (SEFT) dalam rangka
menghilangkan kebiasaan merokok seorang remaja
pasca rehabilitasi, serta bagaimana hasil akhir dari terapi
tersebut. Hasil yang di dapat dari skripsi ini adalah
menyimpulkan bahwa proses terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique) dengan menggunakan
instrumen musik, memiliki pengaruh terhadap kebiasaan
merokok remaja tersebut. Hasil akhir terapi ini dapat
dilihat klien mengalami perubahan yang lebih positif.
Beberapa indikator keberhasilannya adalah ketika klien
sedang bekerja, setelah makan, menunggu seseorang
atau sesuatu, menenangkan pikiran, klien tak lagi
mengonsumsi rokok, klien kadang-kadang merokok
ketika selesai minum kopi. Bahkan klien sempat
berhenti merokok satu bulan, akan tetapi kembali
merokok lagi saat mengalami masa sulit, namun jumlah
rokok yang di konsumsinya hanya sebanyak 4-5 batang
rokok.
Kajian pustaka pertama meneliti tentang pelayanan
konseling islam yang di lakukan pada remaja yang
tinggal di lingkungan PSK di kawasan Tanah Abang
apakah efektif dan berhasil atau tidak. Kajian pustaka ke
dua meneliti tentang metode bimbingan agama yang di
lakukan oleh panti, dalam hal ini mengenai belajar Al-
47

Qur‟an untk dapat meningkatkan kepercayaan diri para


penerima manfaat. Kajian pustaka ketiga bercerita
tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja
mamntan pecandu narkoba menjadi perokok aktif,serta
apakah terapi tersebut berpengaruh pada berkurangnya
kecanduan remaja tersebut pada rokok.
Ketiga kajian tersebut berbeda dengan penelitian
penulis yang meneliti tentang terapi spiritual yang di
lakukan di balai, tingkat Self Esteem penerima manfaat
sebelum menerima terapi spiritual, serta self esteem
setelah menerima terapi spiritual, peningkatan Self
Esteem penerima manfaat.

C. KERANGKA BERPIKIR
Self esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri,
berupa kemampuan, keberadaan, kemampuan menyikapi
masalah, menerima dirinya apa adanya, tidak terpengaruh
oleh orang lain, , kekuatan untuk bisa menyampaikan
gagasan serta fikiran yang dimiliki, kataatan dalam
mematuhi atauran-aturan serta norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Ilmu- ilmu serta pemahaman yang di
tanamkan oleh terapis spiritual yang ada di harapkan dapat
membantu meningkatkan self esteem yang ada pada
penerima manfaat disana sehingga dapat terbebas dari
masalah yang ada dan berprilaku serta mendapatkan
pekerjaan yang sesai norma- morma yang berlaku di
masyarakat.
48

Balai Rehabilitasi wanita tuna susila (BRS WATUNAS


Mulya Jaya) pertama kali melaksanakan bimbingan agama
sejak tahun diharapkan dari terapi spiritual ini, diharapkan
mampu memiliki self esteem yang menuju ke arah yang
baik sehingga mereka bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri dengan bijak, dalam melaksanakn bimbinngan
agama, agar lebih maksimal, terapi spiritual melakukan
bimbingan, berupaya maelksanakan upaya berupa,
pengetahuan tenang Fiqh, tentang cara menyelesaikan
maslah dengan baik, tajwid, sholat berjamah, bacaan sholat.
Pengetahuan tersebut bertujuan agar dapat menumbuhkan
Self Esteem. Upaya penulis untuk menjelaskan kerangka
berfikir ersebut penulis membuat seperti gambar. 2.1
BAB III
GAMBARAN UMUM
BALAI REHABILITASI SOSIAL WATUNAS “MULYA
JAYA”
A. PROFIL LEMBAGA.
Masalah Tuna Susila merupakan masalah yang
kompleks dan multidimensional sehingga memerlukan
penanganan secara komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan atas dasar kerjasama berbagai disiplin
ilmu dan profesi seperti pekerja sosial, dokter, psikolog,
tokoh agama serta profesi lainnya. selain itu kerjasama antar
instansi terkait baik pemerintah maupun swasta di tingkat
pusat maupun daerah dengan ditunjang oleh organisasi sosial
masyarakat. Kementerian Sosial RI melalui Direktorat
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial memeliki kepedulian pada
permasalahan tuna susila, khususnya melalui upaya
penyelenggaraan rehabilitasi sosial melalui sistem panti dan
non panti. Tujuannya agar mereka dapat kembali ke
kehidupan normal dan tidak kembali melakukan praktek-
praktek asusila seperti sebelumnya.1
Terdapat 22 Panti Sosial Karya Wanita yang
memberikan pelayanan rehabilitasi eks-WTS di Indonesia
yang terdapat di 21 propinsi. Dua puluh satu panti ditangani
langsung oleh pemerintah daerah setempat dan satu panti

1
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.

49
50

ditangani oleh Kementerian Sosial, yakni Panti Sosial Karya


Wanita "Mulya Jaya" Jakarta. Panti ini adalah Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Kementerian Sosial RI yang bersifat
preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif, dalam bentuk
bimbingan fisik, mental, sosial dan ketermapilan, resosialisasi
serta bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.2
Nama : Balai Rehabilitasi Sosial Watunas Mulya Jaya
Alamat : Jalan Tat Twan Asi Komplek Depsos Pasar Rebo,
Jakarta Timur
Telepon : (021) 8400631
Email : pskw_mulyajaya@depsos.go.id

B. SEJARAH BERDIRINYA
BRS Watunas “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah
satu Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jendral Rehabilitasi
Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia yang
melaksanakan Rehabilitasi Sosial kepada penyandang
masalah Tuna Sosial yaitu Wanita Tuna Susila,
melalikegiatan pembinaan fisik, mental, sosial, menguah
sikap dan tingkah laku, pelatihan, keterampilan, resosialisasi
dan pembinaan lanjut, agar mampu melaksanakan fungsi
sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.

2
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
51

Sebelum bernama BRS Watunas “ Mulya Jaya” jakarta,


pada awal berdirinya di tahun 1959, panti ini merupakan
pilot proyek pusat pendidikan Wanita di jakarta. Diresmikan
oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Bapak H. Moelyadi
Djoyomartono (Alm.) pada tanggal 20 Desember 1960 dan
dinamakan “ Mulya Jaya” yang artinya “ Wanita Mulya
Negara Jaya”.
Pada tahun 1969 berubah menjadi Pusat Pendidikan
Pengajaran Kegunaan wanita (P2KW). Berdasarkan SK
Mensos RI No. 41/HUK/Kep/XI/1979 berubah nama
menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila (PRWTS)
“Mulya Jaya” . sejak tanggal 24 April 1995 di tetapkan
sebagai Panti sosial karya wanita (PSKW) “ Mulya Jaya”
berdasarkan Kepmensos RI No. 22/HUK/1995. Berdasarkan
Perauran Mentri Sosial Republik Indonesia Nomo 20 tahun
2018 berubah nama menjadi Balai Rehabilitasi Sosial
Watunas “ Mulya Jaya” Jakarta. 3

3
. Dikutip dari leflet Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta
52

C. Visi, Misi, Dan Tujuan


1. VISI
“Menjadi Pusat Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial
Eks WANITA Tuna Susila Rujukan Nasional di
Indonesia"”4

2. MISI
a. Menjadi pusat Rehabilitasi dan Perlindungan
Kesejahteraan Sosial dalam mewujudkan Kemandirian
Eks Wanita Tuna Susila.
b. Meningkatkan kualitas Rehabilitasi dan perlindungan
sosial sesuai dengan kebutuhan Rehabilitasi.
c. Meningkatkan Perencanaan Program Rehabilitasi dan
Perindungan Sosial, Jejaring Sosial sesuai dengan
ketentuan dan perundangan yang berlaku.
d. Mengoptimalkan pengelolaan administrasi yang
transparan dan akuntabel.

3. Tujuan dan Maksud5


Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan
maksud berdirinya rumah Brs Watunas Mulya Jaya adalah:
a. memperoleh hasil penanganan yang optimal dalam
upaya mencapai sasaran program pelayanan dan

4
. Di kutip dari Leflet Balai rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta
5
. Dikutip dari leflet Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susil “Mulya
Jaya” Jakarta
53

rehabilitasi sosial; serta adanya keterpaduan langkah


pelaksanaanya
b. memulihkan kondisi fisik, mental, psikis, sosial, sikap
dan perilaku wanita tuna susila agar mereka mampu
melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam
kehidupan keluarga maupun dalam masyarakat.

D. LANDASAN HUKUM6
1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 &
pasal 34.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Konfensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan.
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Azasi Manusia.
6. Undang-Undang No.21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
7. Undang-Undang RI. No. 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
8. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang
Penghapusan Trafiking Perempuan dan Anak.

6
. Ibid
54

9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor : 106/HUK/2009


Tentang Organisasi dan tata Kerja Panti Sosial di
Lingkungan Departemen Sosial.
10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 20/HUK/1999
tentang Rehabilitasi Sosial Bekas Penyandang Masalah
Tuna Sosial.7

E. KEBIJAKAN
Kebijakan dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
Wanita Tuna Susila adalah sebagai berikut :8
a. Meningkatkan dan memantapkan peranan masyarakat
dalam menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial bagi penyandang masalah sosial dengan
melibatkan semua unsur dan komponen masyarakat
yang didasari oleh nilai – nilai swadaya, gotong royong
dan kesetiakawanan sosial, sehingga upaya tersebut
merupakan usaha – usaha kesejahteraan sosial yang
melembaga dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi
sosial yang lebih adil dan merata, agar setiap warga
negara khususnya penyandang masalah kesejahteraan

7
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.

8
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
55

sosial berhak untuk memperoleh pelayanan yang


sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
c. Meningkatkan mutu pelayanan dan rehabilitasi sosial
yang semakin profesional, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
d. Memantapkan manajemen pelayanan sosial yang
dilakukan dengan penyempurnaan yang terus menerus
dalam merencanakan, melaksanakan, memantau,
mengevaluasi dan melaporkan serta
mengkoordinasikan dan memadukan dengan sektor-
sektor lain dan pemerintah daerah, sehingga pelayanan
dan rehabilitasi sosial menjadi semakin berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada public.

F. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


1. TUGAS POKOK
Balai Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial agar mampu
berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan
regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,
pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan
56

instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang berlaku.9
Balai Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas
memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial
yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk
bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,
pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi
para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan
aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan
pengembangan standar pelayanan dan rujukan.

9. Peraturan menteri sosial republik indonesia nomor 20 tahun 2018.


57

2. FUNGSI
Berdasarkan tugas pokok tersebut, BRS WATUNAS “Mulya
Jaya” Jakarta, mempunyai fungsi :
i. Penyusunan rencana dan program ; evaluasi dan laporan.
ii. Pelaksaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa
sosial dan perawatan.
iii. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang
meliputi terapi mental spiritual ,terapi sosial, terapi fisik,
dan keterampilan.
iv. Pelaksaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
v. Pelaksaan pemberian perlindungan sosial, advokasi
sosial, informasi dan rujukan.
vi. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan
perlindungan sosial..
vii. Pelaksanaan urusan tata usaha

G. PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN DAN


REHABILITASI SOSIAL
Balai rehabilitasi Sosial merupakan salah satu unit
pelaksanaan teknis (UPT) Kementerian Sosial RI yang
menitikberatkan pada fungsi pelayanan sosial, diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam pengentasan penyandang
masalah kesejahteraan sosial mulai dari tahap pendekatan
awal sampai dengan terminasi.
58

H. JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN


1. Terapi Fisik
2. Terapi Mental Spiritual
3. Terapi Psikososial
4. Terapi Keterampilan Tingkat Lanjut
a. Keterampilan Tata Boga
b. Keterampilan Tata Busana
c. Keterampilan Tata Rias Kecantikam
d. Keterampilan Handycraft
5. Family Support
6. Bimbingan Lanjut (Pemberian Bantuan Pengembangan
Modal Usaha)

I. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka Waktu pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
rehabilitasi sosial di BRS WATUNAS “Mulya Jaya” Jakarta,
adalah sebagai berikut :
1. Penerima Manfaat BRS WATUNAS “Mulya Jaya”
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama 6 Bulan.
2. Penerima Manfaat RPSW Mulya Jaya
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan minimal 3 bulan
atau disesuaikan dengan tingkat permasalahan klien.
59

J. KRITERIA PENERIMA MANFAAT


1. 2 Minggu : Menyusui, mempunyai anak balita terlantar,
hamil,
pelajar/mahasiswa, Difabel, Psikotik, HIV/AIDS, IMS,
PM yang membutuhkan rujukan ke instansi lain.
2. 2 Bulan : Memiliki anak terlantar usia sekolah telah
menjadi WTS 1 hari s/d 3
bulan, belum layak, rencana menikah.
3. 4 Bulan : Telah menjadi WTS lebih dari 3 bulan.

K. SASARAN PELAYANAN
1. Sasaran utama
a. Wanita tuna susila (WTS)
b. Wanita Korban Traficking yang dipaksa menjadi
pelacur
2. Sasaran Penunjang
a. Keluarga Penerima Manfaat atau siswa
b. Tokoh masyarakat
c. LSM/ Orsos/Instansi Pengirim
d. Germo atau mucikari
e. Perantara atau broker
60

L. PERSYARATAN CALON Penerima Manfaat ATAU


SISWA:
1. Persyaratan Calon Penerima Manfaat BRS WATUNA
“Mulya Jaya”
a. Penyandang masalah Tuna Susila
b. Usia 15 s/d 58 tahun
c. Sehat jasmani dan rohani /tidak sakit ingatan
d. Tidak dalam keadaan hamil dan tidak menyusui
e. Tidak mengidap penyakit berat dan menular kecuali
penyakit kelamin
f. Wajib tinggal di asrama dengan mematuhi tata tertib
dan ketentuan - ketentuan yang berlaku
g. Wajib mengikuti bimbingan mental, fisik serta
keterampilan selama 6 bulan
2. Persyaratan Calon Penerima Manfaat RPSW “Mulya
Jaya”
a. Penyandang masalah TRAFIKING
b. Usia 15 s/d 35 tahun
c. Masih memiliki/tidak memiliki orang tua
d. Masih sekolah, tidak sekolah atau putus sekolah
e. Pernah dan masih bekerja atau tidak bekerja
f. Wajib tinggal di asrama dengan mematuhi tata tertib
dan ketentuan - ketentuan yang berlaku
M. KRITERIA PENERIMA MANFAAT
4. 2 Minggu : Menyusui, mempunyai anak balita terlantar,
hamil,
61

pelajar/mahasiswa, Difabel, Psikotik, HIV/AIDS, IMS,


PM yang membutuhkan rujukan ke instansi lain.
5. 2 Bulan : Memiliki anak terlantar usia sekolah telah
menjadi WTS 1 hari s/d 3
bulan, belum layak, rencana menikah.
6. 4 Bulan : Telah menjadi WTS lebih dari 3 bulan.

N. PROSES PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL


1. Pelayanan meliputi:
a. Pendekatan Awal terdiri dari :
1) Orientasi dan Konsultasi.
2) Identifikasi.
3) Motivasi.
4) Seleksi.

b. Penerimaan terdiri dari :


1) Registrasi.
2) Penelaahan dan Pengungkapan masalah
(Assesment).
3) Penempatan penerima manfaat pada program.

2. Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan keterampilan


meliputi:
a. Bimbingan fisik dan mental terdiri dari : Olah raga
jasmani, PBB, Bimbingan kerohanian.
b. Bimbingan Sosial terdiri dari : penyuluhan sosial,
terapi kelompok, Group Seassion, konseling.
62

c. Bimbingan Keterampilan terdiri dari :bordir, menjahit


manual, high speed, tata rias rambut dan kecantikan
kulit, tata rias pengantin, olahan pangan. kuliner
3. Resosialisasi dan bimbingan lanjut.
a. Resosialisasi meliputi :
1) Bimbingan Kesiapan dan peran serta masyrakat.
2) Bimbingan sosial hidup bermasyarakat.
3) Bimbingan pembinaan bantuan UEP.
4) Bimbingan Usaha/kerja produktif.
5) Penempatan dan penyaluran.

b. Bimbingan lanjut meliputi :


1) Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat.
2) Bantuan pengembangan usaha/kerja.
3) Bimbingan pemantapan usaha/kerja.

O. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi wanita tuna susila, antara lain
1. Adanya perubahan perilaku dan sikap hidup yang
konstruktif, untuk meningkatkan harkat dan martabatnya
sebagai wanita
2. Tidak lagi melakukan prostitusi atau sebagai wanita tuna
susila.
3. Tidak berkumpul kembali dengan teman-teman wanita
tuna susila.
63

4. Diterima kembali dan hidup secara normatif ditengah-


tengah keluarga dan masyarakat.
5. Timbulnya dorongan semangat untuk bekerja dan
mendapatkan penghasilan yang layak
6. Berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak untuk
meningkatkan taraf ekonomi atau kehidupannya.
7. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dan memperoleh penghasilan yang halal.
8. Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh sehingga
mutu dan kualitasnya baik/ tinggi
9. Timbulnya kemampuan untuk mengendalikan diri dan
disiplin diri
10. Timbuilnya keinginan atau dorongan untuk hidup
sehat, teratur, tertib.

P. LETAK DAN LUAS PANTI


BRS WATUNAS “Mulya Jaya” ini berlokasi di
komplek Departemen Sosial RI jalan Tat Twam Asi Nomor
47 RT. 08 RW. 02 Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta Timur – PO BOX 13760 Telp. 021 8400631 Fax. 021
8415717, dengan luas 19.700 M2.
64

Q. JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN


7. Terapi Fisik
8. Terapi Mental Spiritual
9. Terapi Psikososial
10. Terapi Keterampilan Tingkat Lanjut
e. Keterampilan Tata Boga
f. Keterampilan Tata Busana
g. Keterampilan Tata Rias Kecantikam
h. Keterampilan Handycraft
11. Family Support
12. Bimbingan Lanjut (Pemberian Bantuan Pengembangan
Modal Usaha)

R. SUMBER DAYA MANUSIA


1. Pegawai Negeri Sipil 49 orang
2. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri 18 orang

S. SARANA DAN PRASARANA


1. Ruang kantor
2. Ruang Pelayanan Publik
3. Laboratorium Psikososial
4. Instalasi Produksi
5. Aula/Ruang Kelas
6. Musholla
7. Asrama bagi Penerima Manfaat
8. Ruang Keterampilan
9. Ruang Makan
65

10. Dapur Umum


11. Lapangan Upacara
12. Sarana Penunjang Transportasi
66

T. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASI
Kep. Mensos. No. 106/HUK/ 2009

KEPALA BALAI
JUENA BR SITEPU

KA. SUBBAG TATA


USAHA
FEPI RUBIATI, S. Ses.,
M. AP

KASIE. ASSESMEN DAN KASIE. REHABILITASI


ADVOKASI SOSIAL SOSIAL

KUSTAMAN, S,ST., M. Si. EDY SANTOSO, A.Ks.,M.P.

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
HASAN OTOY

SHELTER INSTALASI
PRODUKSI (WORK SHOP)
67

U. JANGKAUAN PELAYANAN
Jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial BRS
WATUNAS “Mulya Jaya” Jakarta yaitu Regional – Nasional,
meliputi :10
1. DKI Jakarta
2. Banten
3. Jawa Barat
4. Batam
5. Kalimantan

V. SARANA DAN PRASARANA


Dalam pemberian rehabilitasi sosial Balai Rehabilitasi
Sosial Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta, sarana dan
prasarana mempunyai peranan yang tidak kalah penting.
Sarana dan prasarana yang dimiliki BRS WATUNAS “Mulya
Jaya” ialah :
Gedung Kantor
1. Kantor Kepala Panti dan Sub Bagian Tata Usaha
2. Kantor Seksi Program dan Advokasi Sosial, Seksi
Rehabilitasi Sosial, Pekerja Sosial.
Gedung Pendidikan
1. Ruang Keterampilan Menjahit Manual
2. Ruang Keterampilan Menjahit High Speed dan Bordir
3. Ruang Keterampilan Tata Rias Rambut
4. Ruang Keterampilan Olahan Pangan dan Kuliner
5. Ruang Keterampilan Tata Rias pengantin
10
. Di kutip dari arsip lembaga BRS WATUNAS “Mulya Jaya”.
68

6. Ruang Keterampilan Handy Craft


7. Ruang Keterampilan Komputer dan Perputakaan
Bangunan Asrama
1. Ruang Seleksi
2. Asrama Anis kembang
3. Asrama Cendrwasih
4. Asrama muray batu
5. Gedung RPSW
Bangunan Wisma
1. Guest House
Bangunan Lainnya
1. Rumah Dinas Kepala Panti
2. Rumah Dinas Pegawai
3. Ruang Pertemuan (Aula Serba Guna)
4. Ruang Poliklinik
5. Ruang Case Conference
6. Ruang Makan dan Dapur
7. Masjid dan Mushola
8. Selasar
9. Taman
10. GOR
11. TPA
12. Pos Jaga
13. Gudang
14. Lapangan Olah Raga dan Upacara
15. Lapangan Tenis
Sarana Transportasi
69

1. Kendaraan Roda 6
2. Kendaraan Roda 4
3. Kendaraan Roda 2
Sarana Komunikasi
1. Pesawat Telepon
2. Faximile
3. Internet
Semua sarana dan prasarana tersebut sangat
menunjang kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial wanita tuna
susila dan wanita korban trafiking yang di exploitasi secara
seksual di Balai Rehabilitasi Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya”
Jakarta.11

W. JADWAL KEGIATAN BALAI


Yang terlampir seperti pada gambar di 3.1

X. MONITORING DAN EVALUASI


Pelaksaan program pelayanan dan rehabilitasi sosial yang
diselenggarakan melalui panti pemerintah maupun
masyarakat melalui orsos / LSM agar dapat terlaksana dengan
baik, sesuai dengan kebijakan dan rencana, maka perlu
dilaksanakan kegiatan yang mencakup monitoring dan
evaluasi. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang oleh
masing-masing pejabat struktural pada instansi terkait dan
masyarakat melalui organisasi sosial kemasyarakatan sesuai

11
. Berdasarkan observasi pada April 2019
70

dengan kewenangan masing-masing, baik di tingkat pusat


maupun instansi terkait yang berada ditingkat daerah.
Pada tingkat pusat monitoring dan evaluasi
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan dan
rehabilitasi Sosial cq. Direktorat Pelayanan dan rehabilitasi
sosial Tuna Susila atau pejabat yang ditunjuk. Sedangkan
ditingkat daerah dilaksanakan oleh instansi yang berwenang
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi tuna susila.12

Y. MONITORING
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan di dalam proses tahapan pelaksanaan
program pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna
Susila, baik di tingkat pusat maupun daerah. Melalui
monitoring diharapkan mampu mendeteksi apabila terjadi
penyimpangan atau masalah dalam pelaksanaan program,
untuk selanjutnya diupayakan perbaikan.
1. Pengertian
Monitoring adalah suatu kegiatan melihat/mengamati
secara langsung terhadap pelaksanaan tugas pekerjaan /
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks Wanita Tuna
Susila.
2. Tujuan

12
. Dikutip dari web resmi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta, https://mulyajaya.kemsos.go.id/.
71

a. Mengetahui apakah pelayanan dan rehabilitasi sosial


bagi eks Wanita Tuna Susila yang dilaksanakan sudah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Menilai kemajuan kegiatan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
c. Memberi kesempatan untuk mengadakan perbaikan-
perbaikan
3. Hasil Yang Dicapai.
a. Memperoleh gambaran pelaksanaan rencana secara
nyata / kongkrit.
b. Memperoleh gambaran yang nyata tentang kemajuan-
kemajuan, kekurangan-kekurangan, hambatan-
hambatan, kesulitan-kesulitan dan penyimpangan-
penyimpangan dari pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi eks Wanita Tuna Susila.
4. Cara Pelaksanaan
a. Meminta laporan langsung dari para pelaksana
b. Membaca laporan tertulis
c. Wawancara dan observasi
d. Memeriksa bagan atau grafik hasil pelaksanaan
kegiatan
e. Mengadakan inspeksi secara on the spot
f. Survey dan pengecekan
5. Pelaksanaan
a. Atasan / Instansi vertical yang terkait
b. Pimpinan Panti
72

c. Petugas yang diberi wewenang untuk melaksanakan13


Z. EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dalam
pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi sosial mulai
tahap perencanaan sampai akhir tahap pelayanan yang
ditetapkan, untuk mengukur tingkat keberhasilan.
1. Pengertian
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan
memberi nilai secara obyektif terhadap pencapaian hasil-
hasil sebagaimana telah direncanakan sebelumnya dalam
upaya menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial bagi eks Wanita Tuna Susila.
2. Tujuan
Mengukur efektifitas dan efisiensi dari
pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks
Wanita Tuna Susila dan sekaligus mengukur secara
obyektif hasil-hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.
3. Hasil yang diharapkan
a. Adanya dasar dan titik tolak untuk mengadakan
penyusunan kembali rencana berikutnya.
b. Adanya dasar untuk mengadakan perbaikan,
penyempurnaan, pengembangan dan pembinaan
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks Wanita
Tuna Susila.
4. Teknik-teknik / langkah-langkah pelaksanaan

13
. Berdasarkan hasil dari observasi pada April 2019.
73

a. Pengumpulan data dan bahan informasi yang


diperlukan
b. Mengolah dan menganalisa data
c. Menilai dan menyimpulkan dangan mengadakan
pengukuran dan membandingkan hasil kesimpulan
dengan standar / tolak ukur atau tujuan yang telah
ditentukan.
5. Sasaran Evaluasi
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Purna pelaksanaan
6. Pelaksana
a. Atasan / Instansi vertical yang terkait.
b. Pimpinan Panti
c. Petugas yang diberi wewenang untuk
melaksanakan.14
U. JADWAL KEGIATAN PENERIMA
MANFAAT TAHUN 2019
BRS WATUNAS “MULYA JAYA” JAKARTA
Dilampirkan

14
. Dikutip dari web resmi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta, https://mulyajaya.kemsos.go.id/.
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan
1. Latar Belakang Terapist Spiritual.
Ustadzah Vita merupakan salah satu Terapis Spiritual
yang berada dalam Balai Rehabilitasi tersebut, yang
berasal dari Daruttauhid, yang sudah memberikan
ilmunya di balai tersebut, sejak bulan oktober tahun 2018,
ustadzah Vita tinggal di daerah bintaro
Ustadzah Vita ini merupakan lulusan S1 Komunikasi,
sejak tahun 2012 beliau sudah mulai belajar dengan
murhobi, serta mengikuti kegiatan-kegiatan di Darul
Tauhid, di Darul Tauhid mereka selalu membuat program
―santri siap guna‖, yang di mana mereka dipersiapkan
untuk bermanfaat di masyarakat.1
Satu pemahaman yang selalu beliau pegang teguh,
“kita hidup melakukan apa yang kita mau, padahal pada
dasarnya kita hidup berdasarkan aturan-aturan Allah,
kita manusia cenderung mencari pembenaran bukan
kebenaran.”
Berdasarkan pemahaman beliau diatas, beliau selalu
mengajarkan dan menebarkan dakwah, dan ajaran-ajaran
serta aturan-aturan Allah S.W.T.

1
. Wawancara pribadi denngan Ustadzah Vita , di Balai Rehabilitasi Sosial
WATUNAS Mulya Jaya, pada 4 september 2019.

74
75

Selain di balai ini beliau juga melaksanakan dakwah


dimana-mana, di sekitaran rumahnya, di pengajian-
pengajian, bahkan di kampus-kampus pun beliau juga
sering mengisi, dan berbagi pegetahuan tentang agama,
mengingatkan orang lain dengan tauhid.
Ustadzah Vita menjadi terapist spiritual islam di balai
ini karena, beliau diajak oleh salah satu pengajar disana,
dan sebenarnya dia mempunyai tim yang terdiri dari 3
(tiga) ustadzah yaitu ustadzah Erika dan ibu Yuni namun
dengan seiringnya waktu dan karena kesibukan masing-
masing sehingga hanya tinggal menyisakan ustadzah Vita
seorang, dan juga beliau pernah berdoa, beliau ingin
sekali berdakwah di lingkungan seperti ini. Selain itu
alasan beliau untuk membimbing disini adalah karena
menurut beliau berdakwah merupakan kewajiban setiap
umat muslim.
Suka duka yang beliau rasakan, dukanya adalah
karena kebanyakan dari para penerima manfaat di balai ini
belum terbiasa mendatangi majelis ilmu sehingga mereka
menjadi malas, dan ada juga yang tidur saat kita sedang
berdakwah di depan, bahkan banyak juga yang belum bisa
gerakan-gerakan shalat, dan bacaannya sehingga sangat
sulit untuk dapat memenbus hati mereka. Sedangkan
sukanya adalah karena ada beberapa penerima manfaat
yang sudah terketuk hatinya sehingga mereka dapat fokus
dan mau mendengarkan.
76

Teknik-teknik yang beliau lakukan di balai ini adalah


apabila sedang ramadhan biasanya beliau dan team
menggunakan story telling, pesantren kilat, sering juga
beliau memberikan tugas, mengerjakan sesuatu, dan
mereka didorong untuk dapat mengungkapkan apa yang
mereka rasakan.
Ada yang sudah lulus banyak yang masih
berhubungan dengan beliau, dan menurut Umi Vita yang
―kurang dari sistem ini adalah, programnya sudah bagus,
mungkin SDMnya yang mengarahkan anak-anak ke
majelis ilmu ini”.
Jumlah anak di BRS WATUNAS Mulya Jaya adalah
sembilan belas Penerima Manfaat, dan semua penerima
manfaat yang ada di asrama anis kembang adalah
perempuan yang hasil dari penjaringan oleh Dinsos dan
Satpol PP.2
Pelaksanaan Terapi Spiritual ini mempunyai dua sesi
yaitu ceramah atau penyampaian materi oleh ustadzah
Vita dan yang ke dua belajar ilmu tajwid dan praktik
sholat oleh Bapak Abdurrahman, materi yang
disampaikan oleh ustadzah Vita dibuat dan disusun oleh
beliau sendiri, dan dari balai tidak ada tema atau
penentuan dari balai. Kesulitan dalam mebuat materi ini
menurut ustadzah tidak ada karena materi ini bisa diulang
setiap sebulan, beliau bisa mengulangnya, karena
kebanyakan materi yang beliau sampaikan tentang
2
. Hasil observasi pada 5 September 2019
77

manajeman qalbu, tauhid, dan penanaman akhlaq yang


baik.
Dan tanggapan Ustadzah Vita terhadap kehadiran PM
fluktuatif, kadang naik kadang turun tergantung dari mood
masing-masing PM, ada yang hadir dan mendengarkan,
ada yang hanya hadir saja tidak mendengarkan, biasanya
yang mendengarkan ini anak-anak atau PM lama yang
memang sudah sering hadir, dan juga mereka yang
memang ingin berubah dari dalam hati, yang haus akan
ilmu agama, ada yang mau belajar, ada yang hanya absen
saja, kalau diutarakan dalam nilai menurut Ustadzah
sudah cukup, karena ada yang non-muslim sehingga sulit
untuk bisa menyamaratakan semua PM, dalam
pengevaluasian oleh pengawas asrama. Target hadir untuk
pemateri sendiri sebenarnya tidak ada karena memang
setiap dua kali dalam seminggu selalu hadir, kecuali
apabila berhalangan hadir, mungkin hanya sekali dalam
seminggu. Disetiap akhir sesi beliau selalu mengadakan
tanya jawab, bagi PM siapapun yang hadir disesi itu
apabila ingin bertanya dipersilakan.3
Selanjutnya Pak Abdurahman beliau di sini, menjadi
salah satu terapis spiritual selain menjadi pembimbing
agama beliau juga merupakan peksos di balai ini, beliau
mengajarkan tentang tajwid dan atau praktik shalat serta
baca-bacaannya. Tapi beliau lebih fokus ke tajwid, dalam

3
. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Ustadzah Vita di BRS
WATUNAS ―Mulya Jaya‖ Pasar Rebo, pada tanggal 23 oktober 2019
78

mengajarkan tajwid ini beliau memiliki buku pedoman


tersndiri yang dibuat oleh Ahda Bin Afianto yang lahir
pada 5 Maret 1977 di Madiun, Pak Ahda ini merupakan
seorang dosen, di dalam buku ini dijelaskan tata cara
membaca al-quran, ilmu tajwid, hukum bacaan, dsb.
Untuk praktik shalat sendiri itu tidak selalu setiap hari
diajarkan hanya terkadang saja dan juga untuk bacaannya
juga tidak semua diajarkan hanya yang belum-belum bisa
saja, dan juga tidak semua diajarkan hanya yang kira-kira
belum bisa atau belum mengerti dan juga belum benar
dalam melaksanakan praktik shalat, dan tidak difokuskan
dipraktik shalat, karena di sini sistemnya yang bisa
mengajarkan yang tidak bisa, dan untuk bacaan-
bacaannya juga seperti itu.
Pak Abdulrahman ini selalu mengadakan pengulangan
singkat setiap harinya, disetiap awal sebelum sesi ini
dimulai, sehingga Pak Abdul tahu mana yang belum bisa
yang mana yang sudah bisa, yang mana yang mau belajar
dan yang mana yang tidak dan juga karena selalu ada PM
baru yang ikut kegiatan ini sehingga sedikit banyak
mereka bisa mengikuti karena adanya pengulangan
singkat ini. Untuk sistematika penyampaian dan materi
apa saja yang ingin disampaikan semuanya diserahkan
kepada pembimbing ingin dan akan menyampaikan apa.
Semua PM diarahkan ke mushola untuk melaksanakan
kegiatan terapi spiritual ini, oleh karena itu dalam
kehadiran hampir semua yang muslim datang ke mushola,
79

terkecuali yang sedang sakit, dan sedang datang bulan,


kalau untuk antusiasme para PM rata-rata antusias karena
merasa selama ini jarang mendapatkan sentuhan agama
sehingga mereka merasa bahwa mereka membutuhkan
informasi yang disampaikan ini.
Biasanya yang disampaikan bukan hanya tajwid
karena ada buku panduannya sehingga biasanya mereka
mengikuti arahan yang ada di buku tersebut, karena ada
yang tidak bisa baca tulis, sehingga sering kali Pak Abdul
ini menjelaskan dan mebacakan ulang sehingga mereka
yang tidak baca tulis ini bisa memhami isi dari buku
panduan itu, terdapat buku iqra’ juga di mushola itu.
Dan juga pak Abdul ini selalu mengevaluasi di setiap
sesinya karena sebagai pembimbing harus memastikan
bahan materi itu sampai atau tidak ke setiap PM yang
hadir.
Menurut Pak Abdul ―kesulitan yang ada karena
mereka datang dari berbeda-beda suku, beda budaya,
beda latar belakang, beda pendidikan, beda bahasa,
berbeda karakter dan kepribadian, sehingga pasti akan
berbeda juga cara penyampian dan juga pemahaman,
sehingga kesulitannya adalah disitu bagaimana
menyapaikannya agar semua paham dan mengerti.”

Saran yang Pak Abdul sampaikan menurut beliau


“lebih ditingkatkan lagi sarana dan prasarana,
kenyamanan serta pengadaan buku pedoman di banyakin
atau di seuaikan dengan jumlah PM yang ada sehingga
80

semua bisa megang satu-satu tidak ada yang satu buku


berdua, lebih sampai materinya.” 4
2. Penerima Manfaat
Jumlah Penerima Manfaat yang ada di asrama Anis
Kembang di BRS WATUNAS Mulya Jaya, penulis
mewawancarai 3 penerima manfaat, alasannya adalah
karena penerima manfaat yang saya wawancarai ini, yang
paling bisa bersahabat dengan penulis, atau dengan kata
lain paling bisa untuk diajak wawnacara, dan juga yang
direkomendasikan oleh pengasuh asrama di balai tersebut.
Adapun penerima manfaat yang sudah penulis
wawancarai adalah:
a. Sr (PSK), yang lahir di Medan pada bulan april tahun
1995. Alamat asal adalah Medan. Sr sekarang
berumur 24 tahun, dia hidup bersama mamanya dan
ketiga kakanya. Dan si Sr ini memiliki seorang anak
yang berusia 10 bulan, sekarang anaknya sedang di
rawat oleh saudaranya. dia berada di balai ini baru 3
bulan, dia bisa berada disini karena dia bekerja
sebagai pekerja seks komersil (PSK) sudah 3 tahun,
mengapa dia bisa menjadi seorang PSK karena dia
memiliki maslah dengan keluarganya terutama ibunya
dan kakanya, sehingga dia memilih keluar dari rumah
untuk membuktikan bahwa membuktikan bahwa dia
bisa tanpa bantuan mamanya, namun sayangnya
karena dia belum memiliki skill yang baik, sehingga ia
4
. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pak Abdulrahman di BRS
WATUNAS ―Mulya Jaya‖ Pasar Rebo pada 25 oktober 2019
81

mencari cara praktis untuk mendapatkan uang dengan


bertanya pada temannya, temannya ini menyarankan
untuk membuat aplikasi pencarian teman atau teman
kencan, yang bernama Tinder, dan dari Tinder itulah
banyak laki-laki yang mengajak dia kenalan, dan
mengajak dia untuk berbuat seperti itu dan mendapat
uang sehingga ia melanjutkan di Twitter dan sekarang
dia mejajakan dirinya di Twitter.
b. Selanjutnya adalah St, St ini lahir di Cianjur pada
bulan Agustus 2002 ini berasal dari Cianjur, dia
berusia 18 tahun, dia di balai ini baru 3 bulan, ia
tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang adik
perempuan yang kebetulan sekarang sudah menikah.
Kedua orang tua St seorang petani, bagaimana ia bisa
menjadi seorang PSK adalah karena, dia sudah lulus
SD dan dia tidak memiliki pekerjaan dia hnya
nganggur saja di rumah, sedangkan orang tuanya
bekerja sebagai petani, dan dia memiliki seorang adik
perempuan dan adik perempuan dia bekerja sebagai
PRT, karena adiknya bekerja sebagai PRT dan
memiliki penghasilan sendiri sehingga St ini merasa
malu terhadap adik dan keluarganya karena dia hanya
bisa mengandalkan keluarganya, sehingga ia
mengunjungi warung remang-remang yang ada di
dekat rumah dan meminta pekerjaan disana, dia
melayani dengan tidak sepenuh hati karena yang dia
inginkan hanya uang jajan, dia tidak menyukai
82

pekerjaan itu. Dan sekali melayani dia mendapatkan


300 – 500 ribu per malam.
c. Yang selanjutnya adalah Ed dia seorang ibu rumah
tangga dia memiliki seorang anak, dan juga suami.
Dia bekerja dibidang ini dia bilang karena beliau itu
menjadi tulang punggung keluarga, dia tidak mengaku
pada penulis apa alasan sebenarnya dia menjadi
seorang PSK, yang dia bilang adalah bahwa dia hanya
sedang main ke warung kakaknya yang sedang tutup,
dia diminta oleh kakanya untuk menjaga warungnya,
lalu tiba-tiba satpol pp menangkapnya. Dia memiliki
seorang suami yang sangat baik kepadanya, dan juga
karena dia memiliki seorang anak, Ed harus
menafkahinya, informasi lainnya adalah dia lahir di
Cianjur pada bulan Maret tahun 1982.
d. Selanjutnya adalah FTR, umur 15 th dia lahir pada 17
November tahun2014. Dia adalah seorang anak dari
seorang penjual nasi uduk, dia ada di balai karena
keinginan sendiri untuk berubah dari pergaulannya
yang sangat keras, yang biasa dia pulangnya selalu
malam, terkadang dia tidak pulang dan mamanya
merasa cemas, sehingga ia meminta FTR untuk bisa
pergi ke balai ini agar ia bisa berubah, dan juga
memiliki skill agar kedepannya bisa mendapatkan
pekerjaan yang baik, disini sadari FTR mengikuti
kegiatan keterampilan memasak, dia bercerita karena
ibunya seorang pedagang nasi uduk, sehingga ia ingin
83

mengembangkan usaha ibunya agar dapat menjual


sesuatu yang baru di sana, dan juga ingin bisa
membantu ibunya dengan membelikan Etalase tempat
menaruh makan-makanan dan minuman yang di jual,
dia bertekat keluar dari balai ingin berubah ingin
membantu mamanya berjualan.
e. Yang terakhir adalah saudari Rn, saudari Rn ini
berasal dari Cianjur, dia berusia 26 tahun, dia lahir
pada tanggal 29 September tahun 1993, dia memiliki 5
saudara dia merupakan anak tengah atau anak ke tiga,
kakak pertamanya sudah menikah dan sekarang
menetap di Aceh bersama istri dan seorang anaknya,
dia merupakan seorang kakak laki-laki, yang kedua
adalah seorang kakak perempuan dan juga memiliki
adik perempuan yang baru saja menikah dengan
seorang laki-laki dari Bandung si adik ini sering bolak
balik Cianjur-Bandung untuk menemani ibunya, yang
berjualan warung kopi di depan pabrik di dekat
rumahnya, dan juga ia memiliki seorang adik yang
masih duduk di bangku kelas 3(9) SMP yang
merupakan adik perempuan. Rn mengaku bahwa dia
bekerja sebagai WTS ini sudah lama sudah di berbagai
daerah pernah juga di Bali, dan baru 4 minggu
menjadi WTS di tanah kelahirannya sendiri yaitu
Cianjur tepatnya ada di Taman Raya. Saudari di bali
sebagai pemandu karaoke di salah satu cafe di bali,
selain itu dia juga pernah menjadi wanita panggilan
84

untuk orang Arab, yang mengakibatkan dia memiliki


penyakit rahim yang sampai sekarang masih terasa
dampaknya, itulah salah satu yang menjadi motivasi
saudari Rn untuk berubah agar dapa mencari
pekerjaan yang lebih baik lagi kedepannya, oleh
karena itu saudari Rn mengikuti keterampilan Salon
dan Tata rias untuk sebagai modal kedepannya agar
bisa menjadi pemake up anak-anak pada acara tertentu,
dan juga bisa membantu ekonomi keluarga. Dan juga
karena saudari sudah tiga kali gagal menikah sehingga
saudari ingin berhenti dari dunia tersebut dan mencari
pekerjaan lain, dan menikah. Saudari takut apabila
kakak pertamanya tahu kalau saudari ada di balai ini.

B. Temuan Lapangan
Penyajian data yang akan saya paparkan di sini adalah
kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama melakukan
penelitian demi menunjang skripsi yang akan saya buat
sebagai berikut:5
Pada awalnya saat penulis pertama kali menyerahkan
surat izin untuk melakukan penelitian di balai tersebut,
penulis sempat mengalami kendala yaitu balai sedang dalam
proses pembaruan aturan-aturan dan penyempurnaan MOU
terhadap kampus-kampus yang akan melaksanakan kerja
sama, karena mulai tahun 2019 awal semua dirombak ulang

5
. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di BRS WATUNAS Mulya
Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur
85

oleh kementrian sosial, berubah nama lembaga yang awalnya


PSKW ―Mulya Jaya‖ menjadi BRS WATUNAS ―Mulya
Jaya‖. Sehingga penulis perlu menunggu sedikit lagi agar
penyempurnaanya bisa berjalan lancar dan juga sempurna.
Selain itu Penerima Manfaat disana juga sudah habis masa
waktu pembinaan sehingga tinggal beberapa hari lagi mereka
akan keluar dari balai tersebut, sehingga penulis perlu
menunggu kembali, agar mendapatkan informan yang
diinginkan. Selanjutnya pada saat beberapa bulan penulis
akhirnya kembali lagi ke balai dan Alhamdullilah sudah ada
PM yang bisa penulis wawancarai, namun penulis perlu ikut
ke semua kegiatan yang ada agar para PM mengenal dan mau
unuk diwawancarai oleh penulis. Dan berikut kegiatan-
kegiatan yang penulis ikuti selama melaksanakan penelitian
di balai ini.
Kegiatan yang pertama adalah Shalat berjamaah bersama
penerima manfaat khusus untuk shalat dzuhur dan ashar
dengan tujuan menanamkan kepada penerima manfaat untuk
menumbuhkan minat untuk beribadah dan juga agar
membiasakan para penerima manfaat agar terbiasa
melaksanakan shalat baik sendiri atau berjamaah, tidak hanya
shalat berjamaah tapi juga mengajak atau menyerukan shalat.
Yang berikutnya adalah mengikuti kegiatan keterampilan
tepat pada pukul 01.00 yang dilaksanakan setiap hari Senin-
Kamis, kegiatan keterampilan meliputi tata rias, salon,
kuliner dan olahan pangan, handicraft dan menjahit.
Dilaksanakannya kegiatan ketrampilan ini bertujuan agar
86

memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada penerima


manfaat untuk menguasai satu atau lebih jenis keterampilan
penerima manfaat guna memenuhi kebutuhannya
kedepaanya saat sudah terlepas dari balai. Penulis juga
mengobservasi dan meneliti PM mana saja yang meman
mengikuti kegiatan keterampilan ini dengan sungguh-
sungguh itu menandakan bahwa dia ingin berubah dengan
menerima dan menyerap semua ilmu-ilmu yang di berikan.
Yang berikutnya adalah ikut serta dalam penataan
ruangan perpustakaan terkait dengan penyusunan buku,
lemari dan menghias ruangan. Penataan ini disebabkan
karena pemindahan lokasi atau ruangan perpustakaan,
kegiatan ini melibatkan dari beberapa mahasiswa dari
fakultas lain seperti mahasiswa STKS, UHAMKA dan UI.
Penulis mengikuti kegiatan ini adalah juga supaya penulis di
permdah saat meminta data atau informasi terkait kebalian.
Selanjutnya saya ikut serta dalam kegiatan penyuluhan
sosial terkait dengan materi Mental spiritual. Materi tersebut
berhubungan dengan ibadah yang dilaksanakan pada hari
Rabu pukul 08.30. Pada kesempatan itu saya dan mahasiswa
UHAMKA ikut berpartispasi dalam mengajarkan praktek
dan bacaan shalat kepada penerima manfaat yang bertujuan
agar para penerima manfaat dapat mengetahui bacaan-bacaan
dan rukun-rukun serta apa saja niat dan larangan-larangan
yang ada selama sebelum, sedang, dan sesudah shalat, agar
nantinya bisa mereka praktikan pada saat shalat.
87

Yang berikutnya saya selaku penulis ikut serta dalam


kegiatan piket pada pukul 08.30 — 16.00, kegiatan tersebut
mencakup aktivitas terkait dengan pengawasan kegiatan
Penerima manfaat, pengarahan penerima manfaat untuk
mengikuti kegiatan apel pagi, pengarahan kepada penerima
manfaat untuk merapikan tempat tidur, sarapan pagi serta
pengarahan untuk megikuti kegiatan keterampilan kepada
penerima manfaat yang bertujuan agar para PM ini memiliki
sifat bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan
lingkungannya. Selanjunya penulis ikut serta dalam senam
pagi yang rutin dilaksanakan satiap hari Jumat pukul 08.30
— 09.30 bersama penerima manfaat.
Selain itu, setiap hari Selasa dan Rabu penulis mengikuti
Terapi Spiritual pada pukul 10.00 yang dilakukan oleh
Ustadzah Vita, yang menjelaskan tentang tauhid, fiqih wanita
yang menjelaskan tentang bagaimana Islam memandang
seorang perempuan, dan menjelaskan tentang bagaimana
perempuan seharusnya yang sesuai dengan ajaran-ajaran dan
perintah Allah S.W.T. agar para PM dapat paham bagaimana
Islam memandang seorang perempuan, dan bagaimana
seharusnya kita sebagai umat Rasulullah S.A.W.
mengnhargai diri kita dan menyayangi diri kita.
Yang terakhir penulis ikut serta dalam kegiatan Morning
meeting yang diadakan pada pukul 09.30 sampai 10.00. Yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah PM dapat mengenal satu
sama lain, dan juga mengerti aturan-aturan yang ada di balai
88

ini seperti apa agar selalu dapat di patuhi, dan dilaksanakan


dengan baik, sehingga tidak adanya perpecahan antar PM.
Dan ada juga kegiatan apel pagi yang dilaksanakan pukul
08.00 sampai 08.30 yang dilakukan untuk menyampaikan
informasi berupa peraturan-peraturan dan juga informasi
terkait dengan kegiatan-kegiatan yang ada di balai, untuk
dapat diikuti oleh semua warga baik PM maupun staff dan
peksos yang ada di balai.6

C. Kegiatan Terapi Spiritual


Setelah memperoleh data dan informasi, penulis
mendapatkan temuan-temuan lapangan. Temuan lapangan
yaitu kegiatan terapi spiritual atau yang biasa kita sebut juga
dengan bimbingan agama di BRS WATUNAS ―Mulya Jaya‖
Pasar Rebo sebagai berikut:
1. Terapi spiritual tentang ilmu tajwid dan atau peraktik
sholat di BRS WATUNAS‖Mulya Jaya‖ Pasar Rebo.
Kegiatan terapi spiritual ini laksanakan pak
Abdulrahman.
2. Adalah tentang tauhid dan fiqh wanita dengan metode
ceramah yang diberikan oleh Ustadzah Vita.

D. Hasil Wawancara
Yang pertama adalah hasil wawancara yang saya lakukan
dengan para penerima manfaat. Sebelum melakukan wawancara

6
. Berdasarkan observasi langsung penulis di BRS WATUNAS Mulya Jaya
Pasar Rebo, Jakarta Timur
89

saya harus melaksanakan pendekatan dahulu kepada para


penerima manfaat, karena mereka cenderung tidak berkata jujur
apabila kita tidak melakukan pendekatan terlebih dahulu, bahkan
bukan tidak jujur namun mereka tidak akan menjawabnya.
Yang saya tanyakan adalah yang pertama saya tanyakan
adalah siapa nama panjang anda, anda berasal dari mana, dan
setelah itu penulis bertanya bagaimana kamu bisa berada di balai
ini. Baru setelah itu saya tanya tentang masalah apa yang saya
ingin ambil sebagai contoh apakah bimbingan agama yang di
sampaikan oleh Ustadzah Vita dapat membuat anda semakin
menjadi mandiri dalam hal yang baik. Maka dari itu akan saya
jabakan hasil wawancaranya sebagai berikut:
1. Siapa nama panjang anda: sr
Tinggal di mana anda: di Medan
Anda tinggal dengan siapa: saya awalnya tinggal dengan
mama dan kakak saya, hanya saja saya memiliki masalah
dengan kakak dan mama sehingga sekarang saya di
Jakarta ngekost.
Bagaimana ceritanya anda bisa berada disini: pertama
sama seperti yang ada di berita-berita saya terciduk di
kamar hotel beserta teman dan satu orang pelanggan saya
kita rencananya mau melakukan threesome (dia sendiri
yang mengaku kepada penulis). Selanjutnya penulis
bertanya kenapa kamu bisa terlibat di pekerjaan seperti
itu, pertama dia jawab karena sebenarnya dia adalah anak
dari orang yang berada atau bisa di bilang kaya, dan dia
juga memiliki latar belakang pendidikan yang bagus
90

karena dia merupakan salah satu mahasiswi di salah satu


kampus swasta ternama di Medan. Dia pergi dari rumah
karena merasa dicurangi oleh kakanya, selama ini semua
uang dan harta benda mamanya selalu dikelola oleh Sr ini,
bersama mamanya, mamanya merupakan seorang single
parent yang bekerja di bidang properti. Menurut
penuturan dia, kakaknya merasa iri karena selama ini dia
selalu yang diunggulkan dan dimintai bantuan oleh
ibunya untuk menyetorkan uang, untuk mengatur
keuangan perusahaan, untuk membantu dalam bidang
properti ini, sedangkan kakaknya tidak dapat membantu
apa-apa. Menurut dia kakaknya menggunakan ilmu hitam
untuk mendekatkan sang ibu ke sang kakak ini, maka di
setiap kesempatan apabila mereka bertiga bertemu maka
Sr ini selalu yang dimarahi oleh ibu, sedangkan sang
kakak tidak bahkan tanpa Sr melakukan apapun.
Sehingga ia merasa tidak sanggup bila berada di rumah
itu terus maka ia dengan nekat pergi ke Jakarta untuk bisa
menghindari orang tuanya. Ia bercerita karena dia
terbiasa hidup mewah di Medan, maka ia di Jakarta nge
kost dan dia juga harus mencari pekerjaan agar
mendapatkan penghasilan selama dia hidup di Jakarta.
Setelah itu ada temannya yang menyarankan untuk
menggunakan aplikasi chatting untuk mencari teman, dan
banyak yang menghubunginya untuk menjadi teman
dekat, lama kelamaan dia mendapatkan kabar atau cerita
dari temannya bahwa ada kerjaan dan dia bisa daftar di
91

twitter sehingga nanti pemesanan dan administrasi lewat


twitter. Lama kelamaan dia mencoba dan menjadi suatu
kebiasaan karena menurut dia kalau lewat twitter
bayarannya lebih mahal, dan jam operasionalnya
fleksibel terserah kita mau open jam berapa. Setelah itu
saya tanya oke sudah berapa lama di balai ini, dia
menjawab sudah kurang lebih 1 bulan sehingga dia sudah
pasti sudah pernah mengikuti kegiatan bimbingan agama
di sini, maka selanjutnya saya bertanya menurut kamu
pribadi apa yang kamu rasakan setelah mendapatkan
materi-materi dari Ustadzah Vita dan dia menjawab
bahwa ya dia merasa tersentuh dan merasa mengapa dia
bisa disini adalah sebuah teguran dari Allah S.W.T. dan
dia merasa bersalah kepada mamanya. Dia mengaku
dengan mamanya jika dia kerja di WO (Wedding
Organizer) untuk menghidupinya selama di Jakarta.
Selanjutnya saya bertanya apakah materi yang di
sampaikan oleh Ustadzah Vita menambah kemandirian
anda? Dan dia menjawab sebelumnya saya memang
sudah mandiri, sehingga untuk menjadi mandiri sudah
biasa namun disini diajarkan menjadi disiplin atau bisa
juga menjadi lebih mandiri dari sebelumnya, menjadi
mandiri ke arah yang lebih baik. Selanjutnya saya
bertanya apakah materi tersebut juga mempengaruhi rasa
toleransimu? Dia menjawab iya saya jadi semakin dapat
memahami orang lain di sini. Lalu saya bertanya apakah
materi itu juga mempengaruhi harga dirimu? Dia
92

menjawab iya setelah mendapatkan materi itu saya


menyadari bahwa seharusnya saya menghargai diri
sendiri dengan tidak melakukan pekerjaan itu, namun
karena sudah terlanjur saya berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat dihargai oleh orang lain. Lalu saya
apakah meningkatkan kepercayaan diri mu ke arah yang
lebih baik? Iya materi itu membuat saya tambah percaya
diri untuk bisa menjadi yang lebih baik, dan saya percaya
diri untuk bisa mendapat pekerjaan lain yang lebih baik.
Selanjutnya apakah materi itu juga membuat mereka
dapat menguasi diri dalam menghadapi tantangan? Dan
dia menjawab iya awalnya saya tidak bisa menerima
tantangan saya cenderung kabur atau tidak
menyelesaikannya, sekarang setelah mendapat ceramah
dari umi Vita saya sadar bahwa masalah harus dihadapi
dan diselesaikan agar tidak menumpuk dan merugikan di
kemudian hari. Selanjutnya adalah apakah kamu jadi
memiliki rasa optimis? Iya saya memiliki rasa optimis
sekarang, karena saya yakin bahwa Allah akan membantu
dan menolong hambanya. Lalu apakah kamu gampang
putus asa? Awalnya iya namun sekarang sudah tidak lagi,
sama seperti jawabannya sebelumnya Allah pasti akan
membantu kita, maka kita harus berusaha sekuat tenaga,
itu salah satu ceramah yang di sampaikan umi Vita. Dan
apakah kamu dapat menjaga pertemanan? Maksudnya
apakah kamu meilih-milih teman hanya ingin berteman
dengan yang berduit banyak? Awalnya iya, namun
93

sekarang saya hanya ingin berteman dengan orang baik


saja agar saya bisa ikut menjadi manusia yang baik, saya
tidak memilih-milih teman, hanya saja saya membatasi
pertemanan saya.
2. Yang kedua saya melakukan pertanyaan yang sama.
Nama kamu siapa? St
Kamu berasal dari? Cianjur
Kamu tinggal dengan orang tua? Iya saya tinggal dengan
orang tua dan adik perempuan saya.
Sudah berapa lama kerja seperti itu? Dia bilang baru 8
bulan.
Bagaimana bisa ada disini? Dia bercerita karena dia malu
dengan adiknya sehingga dia ingin mencari pekerjaan
agar mendapatkan uang, karena adiknya merupakan
seorang ART (Asisten Rumah Tangga) dan si St ini
hanya di rumah saja tanpa memiliki keahlian apapun, dia
merupakan seorang anak petani, ibu bapaknya setiap hari
ke ladang, dan apa saja yang eneng mau selalu dikasih
sama ibu sama bapak, kadang adik juga, jadi eneng malu
sama adek, jadinya eneng nyari kerja, dan di kasih tau
kalo di deket rumah neng ada kayak warung remang-
remang gitu, trus neng lamar kerja deh disana, lalu saya
tanya neng tau emang disana kerjanya gimana aja? Tahu
neng udah dikasih tau mamihya disana udah di jelasin
juga kerjanya ngapain aja ya dari pada neng ga kerja
yaudah neng terima aja, tapi neng ngelayanin tamunya
kayak mau kayak engga soalnya neng sebenernya ga suka
94

kerjaan kayak gini, neng mah biar dapet duit aja. Neng
juga gak ngomong sama orang tua neng karena neng
pasti dimarahin neng takut ibu sama bapak kecewa sama
neng, kalau adik neng sebenarnya kayaknya udah tahu
soalnya dia sering nanya teteh kerja di warung itu ya, tapi
selalu gak pernah neng dengerin, tapi sekarang neng
nyesel tenyata apa yang diomongin adeknya neng
semuanya benar. Setelah itu penulis bertanya neng
pernah ikut bimbingan agama disini kan? Yang sama
Umi Vita? Iya pernah. Terus gimana? Ya seneng neng
dapet ilmu baru sama kayak adiknya neng juga suka
ngasih-ngasih nasehat yang islami kaya umi Vita, jadinya
aku suka keinget adik aku, kak. Kalau menurut kamu
materi-materi yang disampein sama umi Vita memuat
kamu jadi mandiri ga? Iya ka bukan cuman materinya
umi Vita tapi aku ada disini jugakan di suruh bangun pagi,
abis itu ada kegiatan lagi jadi dikit-dikit bikin aku jadi
mandiri ka. Abis itu juga membuat kamu jadi percaya diri
ga? Iya ka karna kan disini kan mendapatkan pelatihan
jahit, aku juga mau ikut jaht karena kata umi Vita kalo
kita mau berusaha semua ada jalan, jadinya kau semangat
kalo ikut kelas jahit ka biar keluar dari sini bisa kerja di
konveksi. Trus dari materi itu kamu gimana sama temen?
Ya aku sih ga milih2 temen ya ka, yang emang mau
temenan sama aku ya ayo, cuman ya itu kadang akutuh
milihnya kalo yg kira-kira bawa dampak buruk aku
temenin sekedarnya aja ga di ikitin banget, takut keikutan
95

ka nengnya. Selanjutnya apakah dari materi itu


memeprngaruhi motivasi muuntuk berubah? Berubah
gimana ka, berubah menjadi perempuan yang lebih baik,
iya ka karena kan umi pernah bilang kalo Allah bisa
merubah nasib kaunya kalo kita mau berubah. Terus
apakah itu juga membuat kam tidak mudah putus asa?.
Iya ka sekarang aku yakin semua pasti ada jalnnya
sayang kalo kita putus asa malah nanti gadapet apa-apa.
Terus materi-materi itu kamu jadi semakin menghargai
dir kamu sendiri ga? insyaAllah ka, sekarang aku sayang
sama diri aku sendiri jadinya ga mau kerja kaya gitu lagi,
aku udah malu trus takut juga dapet penyakit yang engga-
engga, oh neng gatkut hamil emangnya? Engga kan udah
di suntik tiap bulan, jadinya ga bakalan hamil ka. Oh gitu,
terus kalo sama orang lain kamu menghargai?
Menghargai orang lain gimana ka? Maksudnya, ya
maksudnya tuh kalo sama yang tua gak ngebantah, kalo
sama yang seumuran ga berantem terus ga saling benci.
Oh kalo gitu mah iya ka neng dari dulu mah begitu,
cuman kadang suka ngebantah orang tua sih ka, trus juga
kalo sama tante atau om suka ngebantah kalo di bilangin,
sekarang neng sadar ka kalo itutuh ga bai, ga boleh nanti
hdup kita ga di ridhai Allah kata umi Vita ka.
96

E. Analisis

Berdasarkan contoh hasil wawancara yang saya jabarkan


diatas, bisa kita lihat bahwa terapi spiritual itu membantu mereka
dalam meyakini diri bisa berubah, dan juga semakin dekat dengan
Allah dengan dekatnya mereka dengan Allah membuat mereka
bisa menjadi pribadi yamg disiplin dan juga bermoral, sehingga
dapat meningkatkan self esteem ke arah yang lebih positif, namun
semua itu harus dibarengi dengan niat dan keinginan dari hatinya
sendiri bila ingin berubah, karena terapi apapun yang di berikan
apabila dari hatinya tidak ingin berubah maka akan susah dia
untuk menerima dan menamkan setiap ilmu yang di berikan.

Juga terapi spiritual tidak bisa berdiri sendiri dia perlu


juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang lain contohnya
kegiatan keterampilan, maka ilmu yang didapat tidak hanya
akhirat tetapi dunia juga, ilmu yang didapat juga bisa diterapkan
sehari-hari, dan juga peran terapist sangatlah penting, karena
berdasarkan dialah bisa kita ketahui baik atau tidaknya
penyampaian yang diberikan sehingga materi yang disampaikan
dapat diserap dengan baik pula.
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang pembahasan analisis yang


dilakukan penulis di lapangan, terkait pelaksanaan Terapi
Spiritual terhadap Self Esteem penerima manfaat di Balai
Rehabilitasi Sosial yaitu Balai Rehabilitasi Sosial WATUNAS
Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur. Peneliti akan
memaparkan secara naratif mengenai temuan lapangan, sebagai
hasil wawancara dengan informan dan observasi selama
melakukan penelitian. Peneliti menyajikan data dengan cara
menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasi data yang
sudah terkumpul sesuai dengan fakta yang ada di lapangan
kemudian data tersebut disimpulkan.

A. Pelaksanaan Terapi Spiritual di BRS WATUNAS “Mulya


Jaya” Pasar Rebo.
Krisis multidimensional yang dialami Negara
Indonesia mengakibatkan keadaan ekonomi masyarakat
semakin sulit, hal tersebut menjadi salah satu alasan untuk
menghalalkan segala cara dengan dalih untuk mencari sesuap
nasi, salah satunya adalah dengan jalan eksploitasi seksual
komersial. Bukan kemiskinan saja yang menjadi salah satu
faktor timbulnya eksploitasi seksual komersial, tetapi juga
kemiskinan akan menjadi suatu yang sangat parah apabila
akses pendidikan, kesehatan, atau kredit misalnya tidak
dimiliki oleh kelompok yang sangat membutuhkan. Hal ini

97
98

menunjukan persoalan struktur akses yang bersifat relatif dan


sangat menentukan kesejahteraan masyarakat.1
Untuk dapat mengatasi masalah krisis
multidimensional di atas, maka diperlukan sebuah pembinan,
oleh karena itu diadakannya balai untuk membina para
wanita tuna susila, ini yang biasa di sebut dengan Balai
rehabillitasi wanita tuna susila “Mulya Jaya” di Pasar Rebo,
ada banyak kegiatan yang dilaksanakan di balai tersebut agar
menunjang pengalaman dan pengetahuan saat keluar dari
balai tersebut, diantaranya adalah kegiatan keterampilan, yang
keterampilan sendiri memiliki banyak cabang, ada
keterampilan masak, keterampilan handy craft (kerajinan
tangan), ada keterampilan salon dan tata rias pengantin, serta
ada keterampilan menjahit. Selain dari kegiatan keterampilan
ada pula kegiatan Terapi Spiritual untuk menambah bekal
agama pada para penerima manfaat di balai tersebut, agar saat
keluar dari balai itu, mereka memiliki ilmu agama yang baik
sehingga bisa hidup sesuai dengan aturan-aturan yang sudah
Allah perintahkan.
1. Adapun proses terapi spiritual
Proses terapi spiritual yang dilakukan di BRS ini
adalah bertujuan untuk mengintervensi para PM disini agar
bisa berubah menjadi lebih baik dari sebelum mereka ada di
balai ini. Proses yang dilakukan terapis spiritual yang ada di
1
. http://eprints.ums.ac.id/18343/2/03._BAB_I.pdf, di akses pada 04-
desember -2018 pada pukul. 09.43.
99

balai adalah berupa ceramah tentang akhirat yang membuat


para PM merasakan penyesalan karena sudah melakukan
sesuatu yang tidak baik, selain itu juga juga ceramah tentang
orang tua yang menyadarkan para PM bahwa mereka
memiliki orang tua yang menunguu dan cemas menunggu
kalian pulang, dan ingin mereka untuk berubah, menjadi
manusia yang lebih baik lagi.
a. Analisis pelaksanaan kegiatan Terapi Spiritual
Menurut penulis kegiatan yang dilakukan oleh BRS
WATUNAS Mulya Jaya Pasar Rebo, ini sudah baik dan
sudah memenuhi standar sehingga memuat mereka mau
setidaknya ada pemikiran untuk berubah, karena mereka
merasa kesal dan sedih serta kecewa kenapa bisa mereka
berada di balai itu, dan berpisah dengan keluarga yang sangat
mereka sayangi, dan materi yang disampaikan sudah bagus,
tentang bagaimana mereka seharusnya menjadi seorang
perempuan yang baik dan benar menurut aturan dan perintah
yang tertulis di Al-Quran dan Hadist, dan juga berdasarkan
aturan-aturan yang sudah Allah S.W.T. sudah tetapkan. Selain
itu terapi spiritual juga membahas tentang tata cara membaca
al-Quran tajwid-tajwidnya dan juga rukun-rukun shalat,
walaupun ini materi untuk anak-anak tapi tidak ada salahnya
kalau mereka mempelajarinya, karena lebih baik terlambat
dari pada tidak tahu sama sekali, sehingga mereka diajarkan
tata cara shalat yang benar, agar dapat merubah nasib mereka
sehingga doa-doa yang mereka panjatkan dapat diijabah atau
dikabulkan oleh Allah S.W.T.
100

b. Analisis Self Esteem Penerima Manfaat


Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ada
beberapa yang memang ingin berubah dari dalam hati, ada
beberapa yang tidak ingin berubah karena faktor umur,
apalagi yang bisa mereka lakukan, selain ini karena umur
mereka yang sudah cukup tua untuk melakukan pekerjaan
yang lain, dan juga mereka membutuhkan uang yang instan.
Dan juga ada yang melakukan pekerjaan itu karena memang
salah dalam bergaul dan juga salah memilih teman, serta ada
yang memang mencari perhatian dari sosok seorang laki-laki
dewasa yang tidak ia dapatkan sebelumnya, atau bisa dibilang
karena dia merupakan seorang anak dari keluarga broken
home. Sehingga ada yang memang ingin meningkatkan harga
dirinya ada juga yang menganggap harga diri mereka sudah
tidak bisa ditingkatkan kembali karena memang sudah tidak
ada yang bisa dilakukan karena mereka sudah diambang
batasnya. Di balai ini selain ada yang karena pekerjaan
sebagai WTS tapi ada juga yang datang ke balai ini karena
keinginan sendiri untuk berubah dari kebiasaan yang buruk
contoh anak remaja yang bergaul secara tidak benar, merokok,
minum-minuman keras, mabok lem, mengkonsumsi obat-
obatan terlarang, mereka ingin berubah karena sadar akan
kesalahan yang sudah mereka lakukan.

c. Analisis Pelaksanaan Terapi Spiritual Terhadap Self Esteem


Penerima Manfaat
a. Self Esteem
101

Coopersmith, dalam Henggaryadi dan Fakhrurrozi,


menyebutkan karakteristik individu dengan self esteem
tinggi, sedang, dan rendah adalah sebagai berikut: a. Self
esteem tinggi menunjukkan ciri seperti lebih mandiri,
percaya diri, aktif, kreatif, percaya diri, yakin atas gagasan
dan pendapat, mempunyai kepribadian yang stabil, tingkat
kecemasan yang rendah, lebih berorientasi pada keberhasilan.
b. Self esteem sedang menunjukkan gejala atau ciri yang
mempunyai penilaian tentang kemampuan, harapan-harapan
dan kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih
moderat. Mereka memandang dirinya lebih baik daripada
kebanyakan orang tetapi tidak sebaik individu dengan self
esteem tinggi. Individu yang memiliki self esteem rendah
ditunjukkan oleh gejala seperti pribadi yang tidak mampu
menghargai diri sendiri, memiliki rasa malu, merasa tersisih,
sensitif terhadap kritik, kurang percaya diri, kurang berhasil
dalam hubungan antar pribadi dan lebih mudah frustasi.
Dari data yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan, bahwa
Indikator Self Esteem adalah
1. Memiliki motivasi yang kuat
2. Dapat menjaga diri sendiri.
3. Menjaga pertemanan, berteman dengan teman yang baik.
4. Dapat bersosialisasi dengan baik.
5. Dapat menguasai diri dalam menghadapi tantangan.
6. Selalu bersikap mandiri.
7. Selalu memiliki rasa optimis.
8. Memiliki rasa toleransi terhadap sesama.
102

9. Selalu menghargai orang lain, baik yang lebih tua dan


yang lebih muda.
10. Tidak gampang putus asa.
11. Tidak mudah depresi terhadap kegagalan.

Sedangkan teori Terapi Spiritual adalah sebagai berikut.


Terapi spiritual
Terapi spiritual Islami adalah suatu pengobatan atau
penyembuhan gangguan psikologis yang dilakuan secara
sistematis dengan berdasarkan kepada konsep Al-qur’an dan
2
Assunnah. Terapi spiritual Islami memandang bahwa
keimanan dan kedekatan kepada Allah adalah merupakan
kekuatan yang sangat berarti bagi upaya perbaikan
pemulihan diri dari gangguan depresi ataupun problem-
problem kejiwaan lainnya, dan menyempurnakan kualitas
hidup manusia. Pada dasarnya terapi spiritual Islami tidak
hanya sekedar menyembuhkan gangguan-gangguan
psikologis tetapi yang lebih substansial adalah bagaimana
membangun sebuah kesadaran diri (self awareness) agar
manusia bisa memahami hakikat dirinya. Karena pada
dasarnya mereka yang terlibat dalam psikoterapi tidak hanya
sekedar menginginkan kesembuhan tetapi mereka juga
bertujuan untuk mencari makna hidupnya, dan
mengaktualisasi diri.3

2
.Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema
Insani, 2006
3
.Strupp et.al Psychotheraphy for Better or Worse: The Problem of
Negative Effects. New York: Aroson, 1977
103

Dari teori teori yang ada diatas dapat kita analisis


sebagai berikut:
Pelaksanaan terapi spiritual yang dilakukan di balai tersebut
sebagai berikut:
a. Ceramah
b. Fiqh wanita dan tauhid
c. Sholat berjamaah
Sedangkan indikator self esteem berdasarkan teori diatas
adalah
a. Kepercayaan diri
b. Berkurangnya kecemasan
c. Yakin pada kemampuan diri.
d. Dapat diandalkan
e. Mandiri
f. Produktif
g. Pengakuan dari orang lain
h. Toleransi
i. Menghargai orang lain.
j. Yakin bahwa dirinya bisa.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang sudah penulis jabarkan


diatas, maka analisis yang ada adalah
Diantara pada penerima manfaat yang sudah saya
wawancarai mereka merasa kegiatan yang di lakukan atau yang
dadakan di panti tersebut sudah baik, karena memotivasi mereka
untuk bisa bersikap mandiri dan percaya diri bahwa mereka bisa
melakukan sesuatu yang lain selain apa yang mereka lakukan
104

sebelumnya, dan juga mereka diajarkan untuk disiplin, dan selalu


menghargai teman satu asrama, dan serta selalu diajarkan untuk
saling menolong. Hanya saja mungkin yang kurang adalah SDM
atau pegawai yang ada untuk mengawasi setiap gerak-gerik PM,
serta kurangnya SDM utuk mendorong dan menyerukan agar PM
mau untuk selalu ikut dalam semua kegiatan baik yang bersifat
agama maupun yang non agama, karena banyak dari PM manfaat
ini sering tidak hadir dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan,
saat penulis tanya apa alasannya kenapa kamu tidak mau ikut ke
kegiatan, mereka menjawab bahwa dia malas dan juga dia lelah
setelah melaksanakan kegiatan sebelumnya. Oleh karena di
butuhkan pengawas asrama yang memang bisa diandalkan dan
tegas terhadap PM disana.

Analisis yang saya dapatkan di lapangan berdarkan dari diri PM:


A. SR terapi spiritual yang diterima SR, dia melakukan
terapi spiritualnya dengan sepenuh hati dan dia
menerima semua yang diberikan, sehingga informasi-
informasi dan juga ilmu-ilmu yang diberikan dapat di
serap dan dilaksanakan dikemudian hari, sehingga saat
sudah lulus dari balai, dia ingin berubah menjadi
seorang pengusaha mengikuti jejak ibunya. Karena
mengikutinya dengan sepenuh hati maka dia
meningkatkan self esteem-nya sendiri dengan
menghargai dirinya dan orang lain.
B. St ini juga mengikuti kegiatan Terapi spiritual dengan
kemauan dan keinginan yang tinggi untuk berubah,
105

karena dia memiliki motivasi yang tinggi untuk


berubah, selain itu karena materi ceramah yang
disampaikan selalu dapat membuat hatinya bergetar
dan merasakan penyesalan. Selain iu juga walaupun
bundanya atau temannya yang paling dia percaya di
balai tersebut sedang sakit dia tetap mengikuti
kegiatan karena memang dia ingin berubah menjadi
lebih baik lagi.
C. Penerima manfaat yang berinisial Ed awalnya dia
masih belum bisa menerima mengapa dirinya bisa
berada di balai, kenapa dia harus ada di sini, karena
dia memikirkan anaknya yang baru berumur karena
anaknya sendirian di rumah sedangkan suaminya kerja
di luar kota, namun semakin hari, semakin seringnya
dia mengikuti terapi spiritual dan kegiatan-kegiatan
lain dia jadi mulai bisa menerima keadaan dan juga
mulai menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah,
sehingga ia mulai mengikuti semua kegiatan terutama
kegiatan terapi spiritual dengan sepenuh hati dan ingin
berubah demi sang anak dan sang suami.
D. Penerima manfaat yang berinisial Ft ini memang dia
keinginan dari diri sendiri, dan bertekad dalam hati
bahwa dia ingin berubah sehingga dia sudah pasti
mengikuti kegiatan dengan sepenuh hati, bahkan dia
kadang mendorong teman-teman yang lain untuk
datang ke masjid untuk ikut terapi spiritual yang ada
agar semuanya bisa berubah, dan juga agar dia
106

mendapat pahala karena berbuat baik kepada sesama,


bukan hanya itu bahkan Ft selalu berbuat baik kepada
sesama selalu membantu, dan tidak membantah dan
self esteem dia semakin lama semakin membaik.
E. Selanjutnya Rn, Rn juga mengikuti kegiatan degan
sungguh-sungguh dan tanpa adanya paksaan, dia
selalu tepat waktu menghadiri kegiatan di balai, dia
juga selalu mendengarkan apapun yang pembibingnya
katakan, apapun yang penyuluh agama disana katakan
sampaikan, selalu dia dengarkan dan dia ingat dalam
hati dan tekatnya dia ingin berubah, dia ingin
membantu orang tua dengan cara yang benar sekarang,
dia juga sudah mulai rajin untuk shalat baik berjamaah
maupun shalat sendiri di asrama, namun karena dia
memiliki kerusakan pada rahimnya sehingga
seringkali dia mengalami haid yang berkepanjangan
sehingga dia kadang tidak ikut shalat di masjid, dia
hanya menjadi pendengar apabila ada yang membaca
al-Quran di asrama tersebut, dia selalu membantu
temannya apabila temannya memiliki kesusahan, dan
juga menjadi rajin dan mandiri seiring berjalannya
waktu dia semakin bisa belajar untuk bangun pagi,
mandiri, saling membantu, tidak egois semua dia lalui
dengan lapang dada.
Berdasarkan analisis diatas diadapatkan hasil yaitu
Yang pertama berdasarkan analisis Self Esteem para
penerima manfaat dapat di pengaruhi oleh kegiatan terapi
107

spiritual apabila di dalam dirinya menginginkan sebuah


perubahan, dan apabila dia mengikuti kegiatan di balai
dengan sungguh-sungguh dan juga senang hati, tanpa adanya
rasa malas.
Yang kedua peran terapi spirtual di balai ini adalah
lumayan berperan dalam meningkatkan self esteem penerima
manfaat ke arah yang lebih positif, karena ini merupakan
kegiatan yang rutin dilakukan di balai ini, dan juga mereka
memang butuh disadarkan dari segi agama, karena para PM
bisa mulai menerima diri mereka di balai tersebut maka
mereka mulai mengikuti kegiatan dengan sepenuh hati, dan
dapat menyerap materi yang diberikan sehingga biasa
merubah pemikiran-pemikiran negatif menjadi positif.
Yang ketiga adalah kegiatan-kegiatan Terapi Spiritual
semuanya yang mempengaruhi self esteem penerima manfaat
karena kegiatan atau materi-materi yang disampaikan
berkaitan satu sama lain dan saling terhubung satu sama lain.
Agar dapat lebih maksimal diharapkan penerima manfaat bisa
mengikuti semua materi-materi yang disampaikan.
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis yang saya lakukan maka
mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pelaksanaan Terapi Spiritual yang
merupakan salah satu terapi yang ada di balai ini, terapi
spiritual ini sendiri memberikan dukungan atau motivasi
para penerima manfaat di balai, berupa dukungan moral,
dan juga rohaniah, mereka jadi merasa berharga karena
sesungguhnya Islam sangat menghargai perempuan di
muka bumi ini. Selain itu juga terapi spiritual ini juga
mengajarkan mereka untuk tetap dekat dengan sang
pencipta manusia, tempat kita meminta, mengadu, dan
berserah atas semua yang kita hadapi. Terapi ini sangat
berpengaruh pada para penerima manfaat sehingga
mereka bisa sadar bahwa ini semua merupakan cobaan
dan mereka berpikir bahwa mungkin ini adalah ujian dari
Allah S.W.T.
2. Self esteem penerima manfaat di balai ini meningkat ke
arah yang lebih baik, mereka mulai sadar atas kesalahan
yang mereka telah lakukan sehingga mereka berpikir
untuk sebisa mungkin tidak terjun kembali pekerjaan yang
merugikan ini, mereka sadar bahwa perempuan itu
memiliki harga diri juga baik dimata Tuhan dan manusia
lain mereka mulai berdoa dan memohon kepada Allah

108
109

S.W.T agar dimudahkan jalannya untuk bisa kembali ke


jalan yang baik dan benar berdasarkan aturan-aturan dan
ajaran yang diajarkan di agama tersebut bahwa
sesungguhnya mereka merupakn makhluk Tuhan yang
berbudi, sehingga self esteem mereka meningkat, dan
bertekad untuk berubah.
3. Dukungan sosial, dukungan keluarga, dukungan
emosional dari pembimbing, dan dukungan agamis dari
terapis spiritual yang ada merupakan sebuah kunci untuk
para penerima manfaat untuk bisa menyadari dan ingin
berubah bahwa hal ini memang salah dan tidak kembali
lagi ke pekerjaan yang tidak baik, bagi masyarakat, dan
juga dimata agama, dibutuhkannya motivasi dan juga
dukungan dari semua pihak agar bisa meyakinkan diri
bahwa mereka akan berubah.
4. Pelaksanaan terapi spiritual terhadap self esteem penerima
manfaat, pelaksanaan kegiatan terapi spiritual ini
sesungguhnya sudah sangat bagus, dan bermanfaat serta
dapat meninngkatkan self esteem para penerima manfaat,
hanya saja selain mengikuti kegiatan ini, disini para
Penerima Manfaat juga membutuhkan niat dan hati yang
tulus bahwa kita mau berubah, karena apabila para
Penerima Manfaat tidak berniat untuk berubah materi
apapun yang disampaikan tidak akan bisa diserap, dan
diamalkan serta ditanamkan dalam dirinya, sehingga tidak
terulang kembali, namun sebaliknya apabila dia memang
ingin berubah, dari hati maka materi semenyeramkan
110

apapun pasti akan bisa diterima oleh akal dan hatinya,


karena segala seuatu yang kita laksanakan menggunakan
niat yang tulus, tekad serta hati yang baik maka hasilnya
akan baik pula.

B. Implikasi
Ternyata tidak mudah memberikan Terapi Spiritual agar
Self Esteem Penerima Manfaat meningkat, itu tergantung pada
kemauan dan keinginan dan keseriusan seorang mengikuti
dan menerima semua informasi yang diberikan. Dibutuhkan
pembimbingan yang intens atau dibutuhkannya pendekatan
oleh masing-masing peksos atau yang di sana disebut dengan
pembimbing.
Hasil penelitian ini menjadi bukti bahwa sesungguhnya
setiap perbuatan yang kita lakukan sesungguhnya semua
sudah diatur oleh agama kita, dan juga sudah dibuatkan
aturan-aturan yang jelas oleh agama apa yang boleh dan yang
tidak, dan apabila sudah terlanjur berada di kegiatan yang
salah sesungguhnya Allah S.W.T maha pengasih lagi maha
penyang, kita semua pasti mendapatkan ampunannya, asalkan
tidak mengulanginya dan mau bertaubat, sehingga di terapi
spiritual inilah mereka akan sadar bahwa pengampunan yang
Allah berikan tidak terhingga, dan di terapi spiritual inilah
mereka diajarkan bagaimana caranya mendapatkan rahmat,
dan kasih sayang Allah dan juga mendapatkan
pengampunannya. Oleh karena itu, self esteem yang mereka
111

miliki akan meningkat ke arah yang lebih positif atau kearah


kebaikan menurut agama dan sosial.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis
memiliki saran sebagai berikut:
1. SDM yang memadai atau sumber daya manusianya di
tambahkan karena menurut penulis semakin banyak
sumber daya yang berkualitas maka akan ada kesempatan
untuk pembimbing mengawasi anak-anaknya dengan
intens dan juga dapat mendengarkan keluh kesah mereka
dengan baik, sehingga para penerima manfaat bisa merasa
memiliki seseorang yang dapat diandalkan. Apabila 1
peksos atau pembimbing memegang 2 atau 3 penerima
manfaat, waktu dan perhatiannya akan terbagi dan tidak
bisa berfokus pada masalah salah satu penerima manfaat,
sehingga para penerima manfaat merasa pembina bukan
merupakan sebagai ibu pengganti yang bisa membuat
mereka bergantung padanya selama di balai ini.
2. Dari segi terapi spiritual untuk penerima manfaat,
hendaknya terapist ini dapat berinovasi dari segi teknik
terapi, yang agar lebih menarik untuk dilihat dan di
dengar dan kebanyakan dari mereka merupakan ibu-ibu
yang sudah cukup tua, serta mereka tidak bisa membaca
dan menulis sehingga alangkah lebih baik bagi mereka
untuk mendapatkan bimbingan seperti, menonton film-
film motivasi lalu setelahnya di berikan motivasi, dan juga
berupa slide-slide atau power point berupa gambar-
112

gambar yang sehingga mereka lebih bisa memahaminya


dibandingkan dengan tulisan saja. Dan juga dapat di
tampilkan ceramah-ceramah yang menarik dari youtube
sehingga mereka lebih dapat mendengarkan.
3. Penerima manfaat agar tidak malas mengikuti semua
kegiatan-kegiatan yang ada, dan jangan malu pula untuk
mengungkapkan pendapat pada pendamping, dan juga
pengawas asrama apabila merasa kurang nyaman,
sehingga penerima manfaat dapat lebih nyaman di
lingkungan tersebut. Serta jangan suka bolos kegiatan
agar mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk
dirinya kedepannya.
4. Seluruh pengelola dan petugas balai agar dapat
memberikan motivasi, dan juga dukungan agar para
penerima manfaat dapat mengikuti kegiatan dengan
sepenuh hati, dan dapat meningkatkan self esteem mereka
ke arah yang lebih baik lagi, karena sesungguhnya hal
yang paling dibutuhkan oleh para Penerima Manfaat
adalah dukungan, motivasi dan doa.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abu Rokhmad, 2010.Mata Kuliah Metodelogi


Penelitian,Semarang: Fakultas Dakwah.
Al-Najar,Amir. 2004 Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan
Modern, Bandung: Hikmah..
Arifin, Muzayin. 1996 Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agam,
Jakarta: Golden Terayon Press.. Hal: 1
Athur J. Jones, 1963 Priciples of Guidance, (New York, Mc
Graw Hill Book Co.Inc.. Hal:25.
Arifin, H.M. 1982. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama, Jakarta. golden terayon press. cet. Ke
1.
Cresweel, Jhon W. 1998 Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah. 1982. Pendidikan Agama Dan Pembinaan
Mental, Jakarta: bulan bintang,. Cet ke-3. Hal: 52.
Echols, John dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia,
(Jakarta: Gramedia, 1992), Hal. 586.
Faqih, Ainur Rokhimah. 2001 Bimbingan dan Konseling Dalam
Islam, UII Press, Yogyakarta,. Hal. 61.
Frank G. GoblePsikologi Humanistik Abraham Maslow Mazhab
Ketiga, penerbit kanisuius. 1987.
Green Chris W. dan Setyowati, Hertin. 2004Terapi Alternatif,
Jogjakarta: Yayasan Prima, Hal. 7.
Haris Herdiansyah, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif untuk
Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika,.
Hawwa, 2003 Mensucikan Jiwa. Intisari Ihya ‘Ulumuddin. Alih
Bahasa Annur Rafiq Saleh Tahmid. Jakarta: Rabbani
Press,.
Heartherton, T.F., & Wyland, C.L.,2002. Assessing self esteem.
Diunduh tanggal 26 desember 2018 di
http://www.dartmouth.edu/thlab/pubs/03_Heatherton_Wy
land _APP_ch.pdf.
Ibn Qayyim al-Jauziyah, 1998. Madarijus-Salikin (Jalan Menuju
Allah), terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar..
Ibn Qudamah al-Maqdisy, Mukhtaṣar Minhāj al-Qāṣidīn, tahqiq:
Zuhair al-Syawisy, Beirut: al-Maktab al-Islamy. 2000.
Imam Gunawan. 2013,Metode penelitian kualitatif, teori dan
praktek, Jakarta: Bumi Aksara, Cet Ke- 1,
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Maloeng, Lexi.J. 2007 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,.
Lutfhi,M. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(konseling) islam, lembaga penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hal: 7-9.

Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung,


C.V. Ilmu Bandung. Hal:26.

P.Joko Subagyo, 2004. Metode Penelitian dalam teori dan


Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,.

Rulam Ahmadi, 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rosihon,Solihin M. dan Anwar, 2002. Kamus Tasawuf, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Robert A, Byrne, Donn. Baron. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Strupp et.al,1977. Psychotheraphy for Better or Worse: The
Problem of NegativeEffects. New York: Aroson,.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R
& D, Bandung : Alfabeta.
Taufiq, 2006. Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam.
Jakarta: Gema Insani.
Tohirin, 2007 Bimbingan Dan Koseling Di Sekolah Dan
Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada. Hal: 16

Kartono,kartini. 2007. Phatologi Sosial. Jakarta: PT.Raja


Grafindo Persada.

Taylor, S.E.(2006). Healt Psychologi. Sanfransisco: The


McGraw Hill.
Smith Castro, Vanessa.( 2003). Acculturation and Psychological
adaptation.

Michinton, J. (1993). Maximum self esteem. Kuala Lumpur :


Golden Book Center.

Samsul Munir Amin, bimbingan dan konseling islam, jakarta cet.


1 penerbit, amzah: hal: 98
QS. al-Muthaffifin [83]: 14.
Hurlock., Elizabeth B. 1980. Developmental Psychology, A Life
Span Approach. McGraw-Hill.
Suerjono sukanto, 1990.Kamus Sosiologi, Jakarta: C.V Rajawali,.
Hal: 430.
Amin Syukur, 2004. Tasawuf Sosial, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

WEBSITE
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terapi
http://eprints.ums.ac.id/18343/2/03. BAB I. pdf, di akses pada 04-
desember -2018 pada pukul. 09.43.
https://kbbi.web.id/peran. Di akses pada 06-desember-2018
pukul: 11.25 W.I.B.
https://pastiguna.com/teknik-analisis-
data/#_B_teknik_analisis_data_kualitatif

JURNAL
Jurnal Soul, Vol .6, No 1, Maret 2013
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2,
No.2, September 2013, diakses pada 04- desember-2018
pada pukul. 20.00 W.I.B.

SKRIPSI
Adaptasi dari skripsi Nadidah Zahrani (109070000003), fakultas
psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. pada 8 july 2019, pukul 13. 54.
PEDOMAN WAWANCARA

KEGIATAN TERAPI SPIRITUAL TERHADAP SELF


ESTEEM PENERIMA MANFAAT DI BRS WATUNAS
MULYA JAYA PASAR REBO

WAWANCARA TERAPIST SPIRITUAL DAN PENERIMA


MANFAAT

WAWANCARA (Penerima Manfaat)

1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi


spiritual di balai ini?
2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai ini?
3. Apakah kedisiplinan mu bertambah, setelah mendapatkan
bimbingan di balai ini?
4. Apkaha rasa yakin pada dirimu sendiri itu meningkat
setelah mendapatkan bimbngan mental spiritual di balai
ini?
5. Apakah kamu semakin menghagai orang lain setelah
mengikuti terapi spiritual yang ada di balai ini?
6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang lain
setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah mengikuti
terapi spiriual?
8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa
berubah dari diri mu yang lama?
Wawancara (pembimbing agama)

1. Seperti apa kegiatan terapi spiritual yang ustadz/ ustadzah


berikan pada para PM?
2. Apa motivasi ustadz/ustadzah menjadi terapist di balai ini?
3. Apa tekhnik-tekhnik yang biasa di gunakan?
4. Apa suka duka yang di rasakaan saat menjadi terapist
spiritual di balai ini?
5. Apa tanggapan ustadz/ustadzah terhadap kehadiran PM di
balai ini?
6. Apa evaluasi yang selalu di lakukan ustadz/ustadzah
untuk kegiaan terapi spiritual ini?
7. Materi-materi yang di sampaikan oleh ustadz/ustadzah ini
di buat oleh siapa?
8. Apakah ada tema yang di berikan dari balai?
Nama: SR

Asal: medan

Umur: 25 th

-------------------------------------------------------------------------------

Jawab

1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi


spiritual di balai ini? Jawab: Sr setelah mengikuti kegiatan
terapi spiritual itu saya merasa makin mengerti tentang
fiqh wanita, dan saya juga merasa makin yakin bahwa
saya bisa berubah dan keluar dari dunia gelap ini, dari
ustadzah Vita saya jadi tahu bahwa Allah itu akan
mengampuni semua hambanya yang ingin bertaubat dan
mengakkui kesalahannya, makanya saya berusaha untuk
bertaubat agar Allah mau menerima dan mengampuni
dosa-dosa saya sehingga Allah akan membantu saya di
kemudian hari, dan pak abdul mengajarkan saya tatacara
sholat yang baik dan benar menurut petunjuk dari alquran,
dan juga tajwid dan hukum-hukum bacaan dari al quran,
sehingga saya bisa membaca al quran dengan baik, dan
mendapatkan tambahan pahala, bahwa ya dia merasa
tersentuh dan merasa mengapa dia bisa disini adalah
sebuah teguran dari Allah S.W.T. dan dia merasa bersalah
kepada mamanya.
2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai ini?
Jawab : iya saya selalu diajarkan ntuk bisa bertoleransi
dengan sesam, apabila ada yang tidak sependapat dengan
saya maka saya juga harus bisa menerima itu, karena gak
selamanya kita akan menemukan teman yang selalu sama
denan selea kita, lagian kata ustadzah vita kita juga harus
bisa bertoleransi terhadap sesama, ada di al-quran dan
hadist bahwa kita harus bisa berbuat toleransi terhadap
sesama.
3. Apakah kemandirian mu bertambah?
Jawab: iya, bukan hanya karena bimbngan agama disini
tapi memang kegiatan-kegiatan yang ada di balai ini,
karena kit di tuntut untuk selalu bangun pagi dan
memebersihkan, dan membereskan semuanya sendiri, jadi
kia di tuntut untuk bisa menjadi mandiri, dan bertanggung
jawabatas barang-barang pribadi,sebelumnya saya
memang sudah mandiri, sehingga untuk menjadi mandiri
sudah biasa namun disinii diajarkan menjadi disiplin atau
bisa juga menjadi lebih mandiri dari sebelumnya, menjadi
mandiri ke arah yang lebih baik.
4. Apakah rasa yakin pada krmampuan diri mu sendiri
meningkat setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab: saya rasa begitu tapi tidak terlalu meningkat
karena ya saya hanya lulusan SMA mungkin kah
mendapat pekerjaan yang layak di luaran sana, tapi di
balai ini juga di ajarkan keterampilan sehingga saya punya
bekal skill yang diajarkan disini, sehingga saya harap
dengan bantuan Allah S.W.T maka saya bisa bekerja di
tempat yang sesuai dengan skill yang sudah saya terima di
balai ini. Jadi bisa di bilang meningkat ga ya?
5. Apakah kamu semakin menghargai orang lain setelah
mengikuti kegiatan terapi spiritual ini?
Jawab: iya, karena saya di ajarkan oleh pemateri di balai
ini untuk bisa menghargai orang lain, apabia ingin di
hargai ileh orang lain.

Tanya: apakah meningkatkan kepercayaan diri mu ke arah


yang lebih baik?
Jawab: Iya materi itu membuat saya tambah percaya diri
untuk bisa menjadi yang lebih baik, dan saya percaya diri
untuk bisa mendapat pekerjaan lain yang lebih baik.

Tanya: Selanjutnya apakah materi itu juga membuat


mereka dapat menguasi diri dalam menghadapi tantangan?
Jawab: Dan dia menjawab iya awalnya saya tidak bisa
menerima tantangan saya cenderung kabur atau tidak
menyelesaikannya, sekarang setelah mendapat ceramah
dari umi Vita saya sadar bahwa masalah harus dihadapi
dan di selesaikan agar tidak menumpuk dan merugikan di
kemudian hari.

Tanya: Selanjutnya adalah apakah kamu jadi memiliki


rasa optimis?
Jawab: Iya saya memiliki rasa optimis sekarng, karena
saya yakin bahwa Allah akan membantu dan menolong
hambanya.

Tanya:Lalu apakah kamu gampang putus asa?


Jawab:Awalnya iya namun sekarang sudah tidak lagi,
sama seperti jawabannya sebelumnya Allah pasti akan
membantu kita, maka kita harus berusaha sekuat tenaga,
itu salah satu ceramah yan di sampaikan umi Vita.

Tanya: Dan apakah kamu dapat menjaga pertemanan?


Maksudnya apakah kamu meilih-milih teman hanya ingin
berteman dengan yang berduit banyak?
Jawab: Awalnya iya, namun sekarang saya hanya ingin
bertean dengan orang baik saja agar saya bisa ikut
mennjadi manusia yang baik, saya tidak memilih-milih
teman, hanya saja saya membatasi pertemanan saya.

6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang lain


setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab:iya karena saya merasa selalu menghargai orang
lain, sehingga saya yakin bahwa orang lain akan
menghargai kita juga itu apa yang selalu umi vita katakan
kepada kita.

7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah mengikuti


terapi spiriual?
Jawab: kalo berubah sih saya pasti mau, tapi semuanya
butuh proses, sehingga saya mngikuti semua kegiatan
yann ada agar bisa mendapatkan pengetahuan-
pengetahuan yang bisa kita gunakan untuk kedepannya,
saat sudah keluar dari balai ini, insyaAllah saya, mah kalo
erubah pasti mau.

8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa


berubah dari diri mu yang lama?
Jawab: ya saya sih yakin dan pasti percaya kalo saya bisa
berubah, hanya saja menurut saya semuanya pasti akan
butuh perjuangan, sehingga saya melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang ada disini, dan Ustadzah Vita juga selalu
mengajarkan tentang percaya pada Allah S.W.T. bahwa
kala kita berusaha untuk merubah diri kita maka Allah
akan merubahnya.
Nama: Snt
Asal: cianjur
Umur: 19 th
----------------------------------------------------------------------
Pertanyaan
1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan
terapi spiritual di balai ini?
Jawab: Ya seneng neng dapet ilmu baru sama kayak
adeknya neng juga suka ngasih-ngasih nasehat yang
islami kaya umi Vita, jadinya aku suka keinget adek
aku ka.

Tanya: Trus dari materi itu kamu gimana sama temen,


suka milih-milih temen?
Jawab: Ya akusih ga milih2 temen ya ka, yang emang
mau temenan sama aku ya ayo, cuman ya itu kadang
akutuh milihnya kalo yg kira-kira bawa dampak buruk
aku temenin sekedarnya aja ga di ikitin banget, takut
keikutan ka nengnya.

Tanya: Selanjutnya apakah dari materi itu


memeprngaruhi motivasi muuntuk berubah? Jawab:
Berubah gimana ka, berubah menjadi perempuan yang
lebih baik, iya ka karena kan umi pernah bilang kalo
Allah bisa merubah nasib kaunya kalo kita mau
berubah.
Tanya: Terus apakah itu juga membuat kam tidak
mudah putus asa?.
Jawab: Iya ka sekarang aku yakin semua pasti ada
jalnnya sayang kalo kita putus asa malah nanti gadapet
apa-apa.

2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai


ini?
Jawab: ya toleransi ku meningkat, makin bisa
mendengarkan pendapat rag lain
3. Apakah kemandirian mu bertambah, setelah
mendapatkan bimbingan di balai ini?
Jawab: Iya ka bukan cuman materinya umi Vita tapi
aku ada disni jugakan di suruh bangun pagi, abis itu
ada kegiatan lagi jadi dikit-dikit bikin aku jadi mandiri
ka.

4. Apakah rasa yakin pada dirimu sendiri itu meningkat


setelah mendapatkan bimbngan mental spiritual di
balai ini?
Jawab: iya saya yakin sama diri saya sendri kalau saya
bisa berubah

5. Apakah kamu semakin menghagai orang lain setelah


mengikuti terapi spiritual yang ada di balai ini?
Jawab: Menghargai orang lain gimana ka? Maksudnya,
ya maksudnya tuh kalo sama yang tua gak ngebantah,
kalo sama yang seumuran ga berantem terus ga saling
benci. Oh kalo gitu mah iya ka neng dari dulu mah
begitu, cuman kadang suka ngebantah orang tua sih ka,
trus juga kalo sama tante atau om suka ngebantah kalo
di bilangin, sekarang neng sadar ka kalo itutuh ga baik,
ga boleh nanti hidup kita ga di ridhai Allah kata umi
Vita ka. Dan kan juga orang tua pasti melakukan yang
terbaik untuk anaknya aku malu ka udah ga berbuat
apa-apa untuk orang tua, eh sekarang malah ngebantah
dan ga menghargai.

6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang


lain setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab: pertama adalah saya harus menghargai diri
sendiri agar bisa di hargai oleh orang lain,

7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah


mengikuti terapi spiriual?
Jawab: insyaAllah ka, sekarang aku sayang sama diri
aku sendiri jadinya ga mau kerja kaya gitu lagi, aku
udah malu trus takut juga dapet penyakit yang engga-
engga, oh neng gatkut hamil emangnya? Engga kan
udah di suntik tiap bulan, jadinya ga bakalan hamil ka.
Eneng berusaha semaksimal mungkin engikuti
kegiatan yang ada disini supaya bisa keluar membawa
ilmu dan pengalaman yang luar bisa,jadinya nanti ada
bekal untuk eneng pas keluar dari sini, bisa kerja yang
lain dan ga membuat orang tua kecewa udah bedarin
eneng.

8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa


berubah dari diri mu yang lama?
Jawab: Iya ka karna kan disini kan mendapatkan
pelatihan jahit, aku juga mau ikut jahit karena kata
umi Vita kalo kita mau berusaha semua ada jalan,
jadinya eneng semangat kalo ikut kelas jahit ka biar
keluar dari sini bisa kerja di konveksi. Dan juga eneng
semangat ikut pembimbingan agama, supaya
kedepannya bisa punya ilmu agama jadinya bisa di
ridhai hidpnya sama Allah S.W.T.
Nama: ftr
Asal: tanjung priuk
Umur: 14 thn
Pertanyaan

-----------------------------------------------------------------

1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi


spiritual di balai ini?
Jawab:

2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai ini?


Jawab: iya ka aku isa menghargai perbedaan yang ada
anatara aku dan temen-temen disini, kalo mereka gamau
ikut kegiatan ya paling aku tinggal aja yang penting aku
udah ngajakain gitu, terus kalo beda pendapat juga akua
ga maksa pendapat aku harus di ikutin ya minimal mereka
mau dengerin pendapat aku juga udah bagus, makanya
akau selalu dengerin pendapat orang lain juga soalny akau
juga mau pendapatnya di dengerin.

3. Apakah kemadirian mu bertambah, setelah mendapatkan


bimbingan di balai ini?
Jawab:iya ka Alhamdullilah disini aku jadi makin rajin
bangun pagi sholat subuh, bangunin temen –temen rajin
iku kegiatan terus alhamdullilah aku jadi makn disiplin
makin tau waktu, dan jadinya aku bisa jadi orang
kepercayaan disini ka selalu banui umi Vita, karena
katanya aku rajin.

4. Apkaha rasa yakin pada dirimu sendiri itu meningkat


setelah mendapatkan bimbngan mental spiritual di balai
ini?
Jawab:

5. Apakah kamu semakin menghagai orang lain setelah


mengikuti terapi spiritual yang ada di balai ini?
Jawab: iya ka InsyaAllah aku juga sekarang masih
berusaha untuk bisa menghargi orang lain supaya aku juga
bisa di hargai sama orang lain. Karena kata Umi Vita dan
juga pembimbing di sini kalo kamu mau dihargai ya harus
menghargai orang lain terlebih dahulu, maka kamu akan
dihargai dengan sendirinya.

Tanya: menurut mu menghargai itu maksudnya gimana?


Jawab: ya kaya kita selalu menerima pendapat dia, jangan
kita paksa-paksa untuk mengikuti pendapat kita, kalo aku
sih ngangepnya gini ka supaya bisa di pandang dengan
orang lain, supaya dianggep ada sama orang makanya kita
harus menganggap orang itu ada.

6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang lain


setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab: biasa aja ka, dari dulu juga ibu-ibu yang ada di
sekitaran rumah aku emang suka nyiyir, jadinya ya
percuma juga aku baik sama mereka toh pasti mereka
pasti nyinyirin aku, jadinya yaudah aku nganggep mereka
angin lalu aja, yang penting aku mau berubah ini untuk
mama aku.

7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah mengikuti


terapi spiriual?
Jawab: iya ka soalnya aku ga mau ngecewain mama lalgi,
kasian mama jualan, aning tulang sendirian terus aku
main kemana-mana jadi anak nakal, bantah mama
InsyaAllah aku yakin bisa berubah walaupun pelan-pelan.

Tanya: kamu yakin ga sama kemampuan yang kamu milik?


Disini kamu ikut kterampilan apa ya?
Jawab: disini aku ikut keterampilan masak ka, sebelum-
sebelumnya juga aku udah nyoba ikut keterampilan-
keteramipilan yang lain, tapi gada yag masuk sama otak
aku, dan hai aku kaya yang masih belum sreg aja k, abis
itu mama aku nyaranin ikut masak aja, selain itu juga aku
mau bantuin mama jualan makanan, jadinya kemungkinan
juga kedepannya bisa ada menu-menu baru yang bisa di
jual sama mama, karena dari ilmu yang aku dapet disini,
kan karena mama juga seorang penjual nasi uduk, jadi
nanti bisa aja ada inovasi-inovasi baru yang bisa akau
kasih ke mama.
8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa
berubah dari diri mu yang lama?
Jawab: nih ya ka aku pernah denger daru umi Vita, bahwa
kalo kita berteman dengan sesorang yang ga baik maka
kita juga akan menjadi orang yang ga baik, tapi kalo kta
berteman dengan yang baik maka kita juga akan bisa
enjadi baik, dari situ aku bisa menjadi percaya diri ka,
buat bia berubahdenan cara menjauhi temen-temen aku
yang ga baik di rumah ka.

Tanya: apakah kamu bisa dengan mudah mengungkapkan


pendapatmu?
Jawab:
Nama: Endh

Asal: cianjur

Umur: 35 th

-------------------------------------------------------------------------------

Pertanyaan

1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi


spiritual di balai ini?
Jawab: saya makin tenang mba, saya jadinya merasa
bahwa ini tuh teguran dari Allah supaya saya bisa berubah
menjadi manusia yang lebih baik lagi, saya juga bisa
meyakini kalau kita mau berusaha pasti ada jalannya, dan
karena Allah juga pasti akan membantu hambanya yang
mau berusaha, dan dari situ saya berusaha untuk berubah.

2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai ini?


Jawab: ya saya sih berusaha untuk bisa mendengarkan
pendapat orang lain, tidak selalu memaksakan kehendak
saya, berusaha untuk bisa tidak memebenci oang lain, ya
ngikut aja juga sih saya bukan orang yag berpengaruh
banget mba disini.
3. Apakah kedisiplinan mu bertambah, setelah mendapatkan
bimbingan di balai ini?
Jawab: karena saya seorang ibu, sehingga saya sudah pasti
mandiri, tidak bertambah, atau berkurang karena ini sudah
biasa untuk saya mengurus diri sendiri, suami dan anak.

4. Apakah rasa yakin pada dirimu sendiri itu meningkat


setelah mendapatkan bimbngan mental spiritual di balai
ini?
Jawab:iya mba kn selain karena saya punya Allah, disini
jga diajarin keterampilan, kebetulan saya mengikuti
keterampilan masak mungkin nanti saya bisa buka warung
makan untuk menambah penghasilan, dan setelah keluar
dari sini kan kita mendapatkan uang tunjangan, dari uang
tunjangan itu rencananya saya mau membuka warung
makan., dengan modal keterampilan yang saya dapat dari
sini.

5. Apakah kamu semakin menghagai orang lain setelah


mengikuti terapi spiritual yang ada di balai ini?
Jawab: iya insyaAllah mba masih berusaha menghargai
semua karyawan disini dengan rajin iku keiatan, tidak
membantah, menghargai teman-teman disini, berusaha
menghargai suami dan anak juga, karena kalo ita
menghargai orang llain, insyaAllah kita jug akan di hagai
iu yang disampaikan oleh ustadzah Vita, dan juga saya
pernah merasakan engga di hargai sama orang lain itu
engga enak.

Tanya: apakah ibu masih suka meras aputus asa?


Jawab: sedikit sih, saya putus asanya karena harus
ninggalin anak saya yang masih kecil anak di rumah
cuman sama kaka-kakanya, saya keselnya karena lebih ke
kenapa saya harus ada disini, kalau aja saya gak ngelakuin
itu kan mba saya pasti ga akan ninggalin anak saya kaya
sekarangtapi ya saya pasrah aja, saya nganggep ini
sebagai teguran dari Allah kali ya mba, supaya nunjuki ke
saya kalau cara yang saya ambil sekarang itu tuh salah,
mudah-mudahan saya bisa mendapat kehidupan yang
lebih baik lagi ya mba, kedepannya.

6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang lain


setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab: kalo itu sih saya ga tau ya mba, karena saya belum
pernah izin pulang, karena kalo saya pulang kasian nanti
anak saya sedih kalo tau mau ditinggal jadinya saya
belum pernah izin pulang, dan gatau kalo keadaan sekitar
rumah syaa gimana, tapi kalo dari orang-orang di balai ini
sih ya pasti mereka menghargai saya selama saya
enghargai mereka, dan sejauh ini sih mereka menghargai
saya karena saya juga mengikuti semua kegiqatan yang
diadakan disini.
7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah mengikuti
terapi spiriual?
Jawab: iya mba saya pingin berubah, saya udah kapok,
saya ga pingin ada disini lagi saya ga bisa jauh-jauh sama
anak saya lagi, kapok saya sekali di tangkep disini udah
ga pingin ngulang lagi lah, kalo bisa cari pekerjaan yang
halal aja, biar uang dan segalanya berkah mba, biar saya
bisa nyaman juga, ga merasa bersalah terus ga merasa
takut terus

Tanya: apakah keluarga ibu bisa mengerti sekarang?


Jawab: Allhamdullilah mba, keluarga semuanya ngerti,
mereka malah mendukung, dan selalu ngingetin saya
kalau ini tuh teguan dari Allah, dan mendukung agar saya
bisa kuat, dan selalu bisa menerima semuanya, malah
suami saya masih tetap sayang sama saya sampai
sekarang, bahkan dia rela menjenguk saya auh-jauh
kesiniagar saya bisa nyaman dan menerima semuanya,
padahal dia kerjanya di luar kota

8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa


berubah dari diri mu yang lama?
Jawab: insyaAllah iya mba, percaya diri bahwa saya bisa
menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya baik
dimata Allah dan dimata manusia, saya sebisa mungkin
menghindari pekerjaan itu mba, insyaAllah kalo; kita mau
pasti ada jalannya.
Nama: Rn

Asal : cianjur

Umur 28 th

-------------------------------------------------------------------------------

1. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti kegiatan terapi


spiritual di balai ini?
Jawab: kadang suka sedih deh ka, karena suka ada materi
tentang orang tua dan itu yang paling bikin aku sedih ka,
ya karena ngerasa ngecewain orang tua aku, terus umi
Vita nanyain aku gini ka, gimana kamu keluar dari sini
mau balik lagi? Engga ka aku kapok capek ka udahlah
gamau – gamau lagi udah cukup. Dan juga aku suka
merasa tobat ka insyaf merasa lebih deket sama Allah
juga karena selalu di kasih tau apa yang baik dan apa yang
ga baik.

2. Apakah toleransi mu meningkat setelah ada di balai ini?


Jawab: iya akumah dengerin pendapat orang lain juga,
dan gak maksa kalo ada yang berbeda pendapat sama aku,
aku juga ga maksa dia buat dengerin aku.

3. Apakah kemandirian mu bertambah, setelah mendapatkan


bimbingan di balai ini?
Jawab: iya ka makin mandiri, selain kita diajarin untuk
jangan lupa sama Allah makanya jangan sampai
ketinggalan sholatnya, disini juga dituntut untuk bangun
pagi, sholat subuh terus nanti langsung da kegiatan lagi,
beres-beres barang-barang pribadi sendiri, jadinya ada
tanggung jawab dengan barang dan diri sendiri juga ka.

4. Apakah rasa yakin pada dirimu sendiri itu meningkat


setelah mendapatkan bimbngan mental spiritual di balai
ini?
Jawab: iya ka aku yakin, karena umi Vita juga selalu
ngasih kita motivasi untuk yakin sama Allah, kalau kita
deket sama Allah, pasti kita bisa, slain itu juga aku ikut
kegitan ka disini jadinya nambah pengetahuan, nah saya
disini ikut keterampilan salon ka, jadinya nanti
rencananya mau kerja di salon deket rumah, atau mau jadi
perias pengantin atau acara-acara ka, biar ada tambahan
uang jajan ka

5. Apakah kamu semakin menghagai orang lain setelah


mengikuti terapi spiritual yang ada di balai ini?
Jawab: iya kalo sama orang yang lebih tua mah
menghargai, terus kalo ada yang mau deketinya aku ga
milih-milih temen akumah yang mau bertman dengan aku
ya ayokalo ga mau yaudah gapapa akumah ga maksa,
pokoknya kalo sam aorang lain mah harus menghargai ka
biar nanti aku juga akan di hargai ka, kalo sama yang
lebih tua juga aku dengerin aja kalo ngomong apa mah,
sama pembimbing disini juga kakrena kan aku
nganggepnya udah kaya orang tua aku aja, mereka kan
juga ngomonginnya demi kebaikan kita, dengerin aja
sama di lakuin.

6. Apakah kamu semakin merasa di hargai oleh orang lain


setelah mengikuti terapi spiritual di balai ini?
Jawab: kalo ini mah ka ya aku ga fitu merhatiin intinya
selama aku menghargai orang lain aku yaki kalo aku juga
akan di hargai sama orang itu juga ka

7. Apakah kamu semakin ingin berubah setelah mengikuti


terapi spiriual?
Jawab: iya ka aku udah capek, udah kapok udah ga mau
lagi-lai, biarin ini sebgai pelajaran aja ka, kalo itutuhga
baik

8. Apakah kamu semakin percaya diri bahwa kamu bisa


berubah dari diri mu yang lama?
Jawab: iya ada ka pasti nambah ka makanya aku ngikuti
kegiatan disini kan mau berubah biar dapet kerjaan yang
lain.

Tanya: kamu ikut kegiatan terapi spiritual ini ngobrol atau


komunikasi dengan rang tua makin lancar ga?
Jawab: iya ka makin lancar makin bisa ngomong sama
mama, makin santai dan yaudah terima aja.
Hasil wawancara (pembimbing Agama )

1. Ustadzah Vita
Pertanyaan
1. Seperti apa kegiatan terapi spiritual yang ustadz/
ustadzah berikan pada para PM?
Jawab: saya mengajarkan dan menjealskan tentang
tauhid, dan bagaimana mnjadi perempuan yang baik
menurut aturan-aturan dan ajaran-ajaran islam, saya
juga menyapaikan tntang manajemen qalbu, wanita
merupakan sebaik-baiknya perhiasan , serta
menamkan akhlak-akhlak baik.

2. Apa motivasi ustadz/ustadzah menjadi terapist di balai


ini?
Jawab: dari dulu saya ingin berdakwah di sini, karena
menurut saya saya ingin mencoba berdakwah di
tempat yang berbeda-beda, ingin menebarkan ajaran-
ajaran islam, dan juga karena menurut saya berdakwah
merupakan kewajiban umat muslim, awal mulanya
saya diajak oleh salah satu pengajar di balai ini, yang
tadinya terdiri dari 3 orang dalam 1 tim, yaiutu
ustadzah erika, dan ibu yuni, namun lama kelamaan,
hanya tinggal saya saja.

3. Apa tekhnik-tekhnik yang biasa di gunakan?


Jawab: biasanya saya menggunakan tekhnik ceramah,
apabila sedang ramadhan biasanya saya dan teman
menggunakan story telling, pesantren kilat sering juga
saya beriakn tugas, dan mereka di dorong untk dapat
bisa mengungkapkan apa yang ingin mereka katakan.

4. Apa suka duka yang di rasakaan saat menjadi terapist


spiritual di balai ini?
Jawab: dukanya adalah karena kebanyakan dari para
penerima manfaat di balai ini belum terbiasa
mendatangi majelis ilmu sehingga mereka menjadi
malas,dan ada juga yang tidur saat kita sedang
berdakwah di depan,bahkan banyak juga yang belum
bisa gerakan-gerakan shalat, dan bacaannya sehingga
sangat sulit untuk dapat memenbus hati mereka.
Sedangkan sukanya adalah karena ada beberapa
penerima manfaat yang sudah terketuk hatinya
sehingga mereka dapat fokus dan mau mendengarkan.

5. Apa tanggapan ustadz/ustadzah terhadap kehadiran


PM di balai ini?
Jawab: kehadiran PM di sini sih Fluktuatif ya naik
turun, kala mood mereka baik, ya ada yang mau
mendengarkan ada yang ngantuk dan tidak mau
mendengarkan, ada juga yang non islam, lumayan
yang hadir dan mau mendengarkan sekitar 50% lah,
sisanya duduk di belakang, dan ngobrol tidur.

Tanya: kalau target kehadiran gimana ustadzah?


Jawab: disni sih gaada target, ya pokoknya setiap
selasa rabu kan ada saya yang menyampaikan materi,
kalau saya berhalangan hadir ya berarti libur untuk
hari itu, kalau saya ada ya kita melaksanakannya.

6. Apa evaluasi yang selalu di lakukan ustadz/ustadzah


untuk kegiaan terapi spiritual ini?
Jawab: biasanya saya selalu mengulang materi yang di
sampaikan hari kemarin di awal pertemuan, agar adik-
adik disini bisa mengingat-ngingatnya juga, dan kita
bisa tahu mana yang memperhatikannya, serta bisa
membantu para PM baru yang baru mengikuti terapi
spiritual ini agar bisa memahami, dan menyambung ke
materi selanjutnya, karen biasanya kedatangan PM
baru tidak terjadwal sehingga setiap awal pertemuan
selalu di ulang kembali, materi-materi kemarin.

7. Materi-materi yang di sampaikan oleh


ustadz/ustadzah ini di buat oleh siapa?
Jawab: kebetulan di buat oleh saya sendiri jadinya
saya bisa menyesuaikan mana yang akan di bahas,
mana yang sudah mana yang belum.
Tanya: apakesulitan ustadzah dalam mebuat materi ini?
Jawab: tidak ada karena materi ini bisa diulang setiap
sebulan, beliau bisa mengulangnya, karena
kebanyakan materi yang beliau sampaikan tentang
manajeman qalbu, tauhid, dan penanaman akhlaq
yang baik.

8. Apakah ada tema yang di berikan dari balai?


Jawab: tidak dari balai juga tidak memberikan materi
atau ke khususan menyampaikan sesuatu, karena
menurut balai yang mengerti situasi dan apa yang baik
dan bisa di terima, dan juga berhubungn dengan
kehidupan para PM adalah saya sendiri sehingga
mereka membebaskan saya untuk menyampaikan
appaun yang menurut saya penting dan perlu di
sampaikan.
Ustadz Abdurrahman

---------------------------------------------------------------------------

1. Seperti apa kegiatan terapi spiritual yang ustadz/ ustadzah


berikan pada para PM?
Jawab: seperti diskusi, dan kita juga membahas dan juga
kadang mempraktekan apa yang ada di buku.

Tanya: kira-kira dari buku atau selain buku itu apa inti
yang ingin ustadz sampaikan?
Jawab: tentang tauhid, hukum, rukun dan tata cara, dasar-
dasar dan bacaan dalam sholat, serta bacaan Al-Qur’an.

2. Apa motivasi ustadz/ustadzah menjadi terapist di balai ini?


Jawab: ingin menyampaikan ilmu-ilmu tentang tata cara
sholat dan membaca Al-Qura’an yang baik dan benar agar
semua doa-doa dan hajat yang ingin mereka capai dapat
tercapai sebagaimana mestinya, karena apbila kita ingin
doa kita di terima dan di kabulkan oleh Allah S.W.T.
maka kita harus melaksanakan perintahnya dengan baik
dan benar sesuai perintah dan aturan-aturan yang sudah di
tetapkan.

3. Apa tekhnik-tekhnik yang biasa di gunakan?


Jawab: diskusi dan praktik tata cara sholat dan membaca
iqro serta Al- Qur’an, dan yang bisa mengajarkan yang
belum bisa, dan yang mengawasi teman sekamarnya
karena kalau sesama teman biasanya akan mudah di serap,
dan mudah di megerti, dan juga apabila ada yang belum
bisa baca tulis, maka akan menjadi catatan oleh
pembimbing, sehingga bisa diajarkan oleh pembimbing.

Tanya: bagaimana tanggapan PM tetang kegiatan ini?


Jawab: rata-rata antusias karena merasa selama ini jarang ,
mendapatkan sentuhan agama, jadi mereka merasa
membutuhkan untuk belajar dan juga mengetaui
praktiknya yang baik dan benar.

4. Apa suka duka yang di rasakaan saat menjadi terapist


spiritual di balai ini?
Jawab: dukanya karena ini kan beda- beda latar belakang,
beda-beda pendidikan, suku, bahasa, karakter, dan
kepribadian, sehingga tidak semua bisa memahami
dengan baik dan benar, sehingga terkadang kita harus
mengulang-ulang agar lebih paham, an harus
menggunakan bahasa yang mereka pahami, kadag juga
saya meminta bantuan teman sekamar atau teman
sebelahnya yang paham untuk menjelaskan agar dia lebih
paham.

Tanya: kalau hapalan-hapalan surat pendeknya ustadz?


Jawab: kita ajarkan mereka tidak bisa dan tidak tahu saja,
agar menghemat waku sehingga semua materi dapat
tersampaikan.

5. Apa tanggapan ustadz/ustadzah terhadap kehadiran PM di


balai ini?
Jawab: kehdiranya kurang lebih bagus, ya mungkin ada
yang tidak hadir karena sakit atau sedang halaangan,
karena ini kita di mushola sehingga kalau yang sedang
halangan biasanya tidak ikut, dan selain dari yang
berhalangan atau sakit, semuanya di arahkan untuk bisa
ke musholla.

Tanya: kalau yang sakit atau yang tidak hadir itu ikut di
besoknya, bagaimana ustadz menyamakn materinya?
Jawab: sebagai pembimbing harus memastikan materi
yang di sampaikan itu sampai kemereka dan dapat di
praktikan dan di amalkan, sehingga saya biasanya di
lakukan pengulangan singkat, dan di lanjutkan dengan
materi yang akan di sampaikan.

6. Apa evaluasi yang selalu di lakukan ustadz/ustadzah


untuk kegiaan terapi spiritual ini?
Jawab: biasanya saya melakukan evaluasi di setiap
sesionnya agar saya tahu materi-materi apa saja yang
sudah mereka tangkap, dan pahami, dan siapa saja yang
mendengarkan dan memperhatikan.
7. Materi-materi yang di sampaikan oleh ustadz/ustadzah ini
di buat oleh siapa?
Jawab: di buat oleh Ahda Bin Afrianto (lampiran gambar)
beliau adalah seorang dosen di fakultas agama islam fi
universitas muhammadiyah malang, dengan judul “mudah,
cepat, & praktis belajar tajwid”. Serta ada juga buku iqro.
8. Apakah ada tema yang di berikan dari balai?
Jawab: bebas sih kalau saya hanya mengikuti yang ada di
buku itu saja, semua di jelaskan dan di praktikan bila
perlu.
Tanya:
JADWAL KEGIATAN PENERIMA MANFAAT TAHUN 2019
BRS WATUNAS “MULYA JAYA” JAKARTA

Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
Senin 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla/ Sholat
Mental Asrama Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama dan
Kebersihan lingkungan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
07.30 - 08.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kegiatan
08.00 - 08.30 Apel pagi Petugas Pegawai, PM Lapangan Pegawai dan
bersama dan TKK penerima
manfaat
08.30 - 10.00 Terapi Pekerja sosial JFT Asrama
Psikososial :
Pertemuan
Pagi
(Morning
Meeting)
10.00 - 11.30 Konsultasi Peksos dan Pejabat Ruang
Keluarga Pensos Struktural Konsultasi
11.45 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
penghidupan
keterampilan
(vocational
livelihood
theraphy)
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang terapi
penghidupan penghidu- pan
keterampilan (livelyhood
(vocational )
livelihood
theraphy)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Terapi Fisik : Bpk. R. Seno JFT dan JFU Lapangan
Olahraga Widiatmoko
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Nurmiah JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya dan
ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.00 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama PM di
asrama
masing-
masing

Selasa 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Penyuluh JFT dan JFU Ruang Kelas
Psikososial : sosial
Penyuluhan
psikososial
10.00 - 11.30 Terapi Tim DT JFT dan JFU Ruang Kelas
Mental
Spiritual :
Terapi Qolbu
11.30 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang terapi
Penghidupan penghidu- pan
(livelyhood) (livelyhood
)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
Mental dan ibadah
spiritual sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Ust. Nasrulloh JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya dan
ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing

Rabu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
PM
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla
Mental Rahman
Spiritual :
Terapi
Agama
10.00 - 10.45 Terapi Fisik : Tim medis / JFT dan JFU Ruang kelas
Terapi dokter /
Kesehatan instrukrur
10.45 - 11.30 Terapi Petugas JFT Ruang kelas
Psikososial :
KBPD
11.30 - 12.15 Terapi Bpk.Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Rahman Dzuhur
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang
Penghidupan penghidup- an
(livelyhood)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental berjamaah
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib

18.00 - 19.15 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Maghrib-
spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama

Kamis 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Pekerja sosial JFT dan JFU Lapangan
Psikososial
10.00 - 11.30 Besukan Petugas Piket JFT dan JFU Besukan
Keluarga PM
11.30 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang
Penghidupan penghidu-pan
(livelyhood)

15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
Mental berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Musholla
psikososial :
Ekstra
kurikuler
Qasidah
17.30 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Musholla
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Ust. Nuhri JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama

Jumat 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.30 Terapi Fisik : Petugas Piket JFT dan JFU Lapangan
Senam
Aerobik
08.30 - 09.15 Terapi Fisik : Seluruh
kerja bakti pegawai
lingkungan
09.15 - 10.00 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang kelas
Penghidupan
(livelyhood) :
totok
kecantikan

10.00 - 11.45 Terapi Pekerja sosial JFT Asrama /


psikososial : ruang
case work konsultasi
11.45 - 12.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama Sholat
mental Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.30 - 13.30 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
13.30 - 15.00 Terapi Instruktur JFT dan JFU Aula
psikososial :
terapi
kesenian
(musik
religius)
15.00 - 15.30 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental Rahman berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
15.30 - 17.00 Terapi Instruktur JFT dan JFU Aula
psikososial :
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
terapi
kesenian
(musik
religius)
17.00 - 18.00 Istirahat dan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
persiapan
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla
Mental
Spiritual
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan Sholat
malam Maghrib -
Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama

Sabtu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 09.30 Terapi JFT dan JFU
Mental :

-Terapi Zikir Bpk. H. JFT dan JFU Musholla


Qalbu Syafwaldi
-Terapi Sirait JFT dan JFU Konsultasi
Agama
(Kristen)
09.30 - 11.45 Terapi Instruktur/ JFT dan JFU Ruang kelas
Penghidupan Petugas piket
(livelyhood) :
Terapi
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
Kewirausa-
haan
11.45 - 12.15 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 15.00 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama
15.00 - 15.30 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
15.30 - 16.30 Terapi Fisik : Aparat TNI/ JFT dan JFU Lapangan
PBB Bpk. Waryo &
Sawaludin
16.30 - 18.00 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama
18.00 - 19.15 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Maghrib -
spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing

19.15 - 20.00 Makan Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama

Minggu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 11.45 Kegiatan Petugas piket JFT dan JFU Asrama
individu /
kerapihan
asrama
11.45 - 12.15 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 15.00 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama
15.00 - 15.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFIJ Musholla Sholat Ashar
Mental berjamaah
Spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
15.30 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Petugas Piket JFT dan JFIJ Musholla Sholat
Mental Maghrib-
Spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFIJ Ruang Makan
malam
20.00 - 14.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
CATATAN OBSERVASI

Pada tanggal 15 januari 2019 pukul 13.00 saya menyerahkan


surat izin observasi atau wa2ancara ke pada staff administrasi
BRS WATUNAS MULYA JAYA yaitu Ibu Lia, dan di terima
oleh beliau, sekaligus memberi tahukan kepada penulis bahwa
yang awalnya bernama PSKW “Mulya Jaya” berubah nama
menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
(WATUNAS) “Mulya Jaya” Pasar Rebo, Jakarta Timur,
selanjutnya penulis kembali kerumah.
Pada tanggal 30 Januari 2019 penulis kembali lagi ke balai
namun belum ada PM yang bersangkutan sehingga penulis hanya
berdiskusi dengan pak Abdulrahman, pada hari ini penulis
diminta oleh Bapak Abdulrahman untuk membuat rencana
kegiatan apa saja yang akan penulis lakukan di balai tersebut,
setelahnya penulis pulang ke rumah.
Selanjutnya penulis kembali ke balai pada tanggal 01 Maret
2019 unruk menyerahkan surat izin penelitian, kepada orang
yang sama yaitu Bu Lia, agar dapat si proses dan memdapatkan
izin untuk praktik di balai tersebut
Pada tanggal 11 Maret 2019, akhirnya surat izin yang penulis
ajukan kepada balai di terima, dan penulis kembali ke balai,
untuk bisa melihat-lihat siapa saja kir-kira Penerima Manfaat
yang cocok untuk menjadi Informan, selanjutnya saya bertanya
kepada Bapak Abdulrahman siapa yang cocok untuk menjadi
informan saya, beliau menyarankan saya untuk menemui Bapak
Hasan selaku ketua PEKSOS disana sehingga beliau yang tau
mana yang boleh dijadikan informan aman yang tidak, dan juga
Pak Abdulrahman menyarankan Ibu Tina untuk meminta leaflet
tentang profil lembaga. Dan ternyata pada hari yang sama saya di
beritahu oleh Bu Lia bahwa pamong atau pembimbing saya di
balai ini merupakan Bapak Abdulrahman.
Selanjutnya pada tanggal 30 April 2019 saya kembali kebalai
untuk menyerahkan rencana kegiatan yang saya buat kepada Pak
Abdul, dan beliau menjelaskan bahwa PM di balai tersebut
belum ada , yang ada hanya anak hasil traficking yang
merupakan korban, dari perdagangan manusia , sehingga saya
belum biisa unruk wawancara pada hari itu, aaya hanya
menyerahkan rencana kegiatan dan selanjutnya saya pulang
Stelahnya pada tanggal 17 Juli tahun 2019 aaya kembali kr
balai awalnya ingin bertanya dimana saya dapat mendapatkan
jadwal kegiatan, dan Pak Abdul.menjawab saya biaa
mendapatkannya di ruangan seleksi AAS, dan selanjutnya saya
ke ruangan AAS tersebut untuk bertnya kepada petugas disana
untuk bisa mendapatkan jadwal kegiatannya, namun ternyata
mereka belum menbuat jadwal kkegiatan yang baru, karena
sesungguhnya seluruh sistem bahkan ketua balai dalam proses
perombakan dari Dinas Sosial, memperbarui MOU dan
sebagainya, karena adanya kebijakan baru yang di terapkan, dan
staff AAS bilang bahwa jadwal kegiatan yang ada itu untuk
acuan dalam membuat jadwal kegiatan yang baru segingga
beliau tidak dqpat memberikannya kepada penulis, selanjutnya
penulis kembali kepada Pak Abdul selaku pamong untuk
mendapatkan solusi, dan beliau ternyata punya jadwal kegiatan
yang 2018, sementara penulis pegang untuk acuan. Dan beliau
berkata kalau nanti jadwal kegiatan yang baru sidah jadi beliau
akan memfotokannya untuk penulis, selanjytnya penulis kembali
ke rumah.
Pada tanggal 19 Juli 2019 jadwal kegiatan yang baru sudah
jadi, dan sesuai janji Pak Abdulrahman memfotokannya untuk
penulis namun karena resolusi yang ada kuran baik sehingga
agak susah untuk di lihat sehingga penulia berinsiatif untuk
memfoto sendiri jadwal kegiatan yang ada keesokan harinya.
Keesokan harinya pada tanggal 20 Juli 2019,penulis datang
kembali ke balai untuk memfoto jadwal kegiatan yang akan di
jadikan lampiran, penulis bertanya terlebih dahulu kepada Pak
Abdul dimana keberadaan jadwal kegiatan tersebut, dan beliau
menjawab ada di ruangan Madya, dan penulis izin untuk pergi ke
ruang Madya, selanjutnya penulis sampai di ruang Madya dan
penulis minta jadwaal kegiatan, namun ternyata mereka hanya
punya 1 dan itupun sudah di tempel di mading ruangan tersebut,
sehingga penulia meminta izin untuk memfoto jadwal kegiatan
tersebut, dan Alhamdullilah penulis mendapatkan respon yang
baik, berupa di berikannya izin untuk memfoto setelah
sebelumnya di jelaskan tujuan penulia memfoto jadwal kegiatan
tesebut untuk apa. Setelah memfoto penulis kembali kerumah.
Selanjutnya pada tanggal 27 Agustu 2019 penulis datang
kembali ke balai untuk melakukan observasi awal, yaitu
pengamatan tentang keadaan balai, serta ada berapa PM yang ada
disana dan dari mana saja, serta perkenalan kepada para staff di
balai tersebut, agar mendapatkan informasi tambahan bila di
perlukan dan kebetulan ada anak magang dari UHAMKA
sehingga penulis sekalian berkenalan dengan mereka.
Lalu pada tanggal 28 Agustus 2019, saya datang ke balai
untuk mengikuti kegiatan terapi spiritual di aula, namun sayang
karena kemacetan jadinya saya terlambat dan tidak dapat
mengikuti kegiatan terapi spiritual tersebut, sholat dan siap-siap
makan bersama di ruang makan, dan penulis kembali ke pos
piket, untuk berjaga dan beristirahat, setelah selesai makan para
PM kembali ke asrama untuk istirahat, dari itu saya menuju ke
pos piket saja untuk mengawasi PM, selanjutnya saya mengikuti
atau melihat kegiatan keterampilan yang berlangsung dari jam
01.00 sampai jam 16.00 saya menyambangi tempat keterampilan
jahit dan handycraft (kerajinan tangan) , selanjutnya saya melihat
keterampilan salon dan tata rias, pada saat itu sedang membuat
tata rias dari pengantin sunda, setelah itu keterampilan salon
sedang belajar mencuci rambut, setelah semua PM mengikuti
kegiatan keterampilan selanjutnya para PM kembali ke asrama
untuk
Setelahnya tanggal 30 Agustus 2019, penulis kembali lagi ke
balai, untuk perkenalan dan pendekatan kepada para PM, dengan
jam 08. 00 mengikuti senam pagi bersama para karyawan dan
juga para PM disana, yang kegiatan selanjutnya adalah nersih-
bersih setelah itu adanya kegiatan belajar Totok Wajah, agar para
penerima Manfaat mendaapgkan ilmu untuk dapat digunakan
sebagai pekerjaan di kemudian hari, dan Totok Wajah ini berada
di asrama Anis kembang karena pada saat itu baru ada 2 asrama
yang aktif, Asrama yang aktif selanjutnya adalah asrama muray
batu, yang dimana itu merupakan asrama awal saat para PM baru
hadir atau datang ke balai mereka akan di tempatkan di asrama
murai batu yang selanjutnya akan di pisah dan di tempatkan di
asrama-asrama lainnya, selanjutnya penulis kembali ketempat
piket untuk mengawasi para PM yaang berkeliaran, karena saat
itu ada tukang bangunan maka mereka harus di awasi dengan
teliti agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, selanjutnya
pada saat zuhur penulis dan teman-teman dari UHAMKA
mengajak pqra PM untuk sholat zuhur berjamaah, di asrama anis
kembang dan Alhamdullilah para PM mau diajak untuk sholat
berjamaah, selanjutnya para PM menuju ke dapur untuk
mengambil makan siang mereka, dan makan bersama di ruang
makan, setelah itu mereka kembali ke asrama dan beristirahat,
penulis tetap berjaga di pos piket, untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi, selanjutnyasaat Ashar penulis dan
teman- teman UHAMKA kembali mengajak para PM untuk
sholat berjamaah, setelah itu mereka di suruh untuk
membersihkan asrama dan juga menyapuhalaman sekitar asrama,
agar lingkungan tetap bersih dan terhindar dari penyakit,
selanjutnya penulis bersiap untuk pulang, dan kembali ke rumah.
Selanjutnya pada tanggal 04 september 2019 saya
kembali lagi ke balai, pada pukul 07.30 untuk dapat mengikuti
kegiatan terapi spiritual , pada jam 09.00 yang pertama di isi oleh
Pak Abdulrahman di Mushola balai, dengan materi yang di
sampaikan berupa Perkenalan, karena ada PM yang baru masuk
akhirmya beliau melakukan perkenalan kembali dengan para
PM, selanjutnya membaca surah Al-fatiha untuk membuka
pertemuan ini, selanjutnya menjelaskan tentang ilmu tajwid
bagaimana membaca Al-Quran dengan benar. Setelah itu di
lanjut dengan terapi spiritual yang di isi oleh Ustadzah Vita pada
jam 10.00 dengan materi “Bagaimana islman mengatur
pergaulan Wanita muslimah” dengan metode penjelasan materi
dan di lanjutkan dengan diskusi atau tanya jawab baiknseputar
materi yang di jelaskan atau dengan pertanyaan-pertanyaan lain,
tidak luoa sebelum di lakukan penjelasan materi, beliau
perkenalan terlebih dahul. Selanjutnya para PM kembali ke
asrama untuk istirahat, makan dan Sholat zuhur, saya dan teman-
teman dari UHAMKA mengajak para PM untuk sholat
berjamaah, agar mengajarkan mereka sholat tepat waktu, dan
juga bahwa berjamaah mendapatkan pahala yang lebih banyak,
serta mengajarkan juga mereka untuk selalu ingat waktu sholat,
karena seringnya mereka bila tanpa pengawasan tidak melakukan
sholat, setelahnya penulis dan teman-teman UHAMKA kembali
ke ruangan pak Abdul untuk ISHOMA juga, selanjutnya kami
kembali ke pos piket sekitar jam 15.00 untuk mengawasi dan
menjaga PM, serta menemani dan mengantar PM ke kegiatan
keterampilan, yaitu berupa salon, masak, handycraft dan juga
salon dan tata rias pengantin, selanjutnya enulis kembai ke pos
piket untuk siap-siap pulang kembali ke rumah.
Selanjutnya pada tanggal 06 September 2019 hari Jum’at
penulis kembali lagi ke balai tersebut, pada pukul 08. 30. Penulis
sampai di balai dan penulis menunggu di parkiran, karena sedang
berangsug senam, daan sebentar lagi akan bubar sehingga
penulis menunggu saja di parkiran, selanjutnya pada pukul 08.
35 akhirnya senam sudah selesai dan penulis menuju ke pos
piket, untu menyapa dan mengobrol dengan para staff yang ada
di lapangan pada saat itu, dan hari itu penulis berkenalan dennan
salah satu pengasuh PM yaitu kak Eki dia berasal dari bandung,
tepatnya STKS bandung, seanjutnya penulis menuju ke asrama
Murai Batu untuk bertemu dengan narasumber yang pertama
yaitu Bu End yang pada saat itu sedang istirahat sambil
menonton televisi, wawancara ini berlangsung sekitar 22 menit,
peulis menanyakan tentang pertanyaan-pertanyaan yang ada di
pedoman wawancara, dan jawaban narasumber tidak menjawab
dengan jujur karena beliau bellum meras adekat dengan penuis,
karena informan mengikuti kegiatan keterampilan memasak,
namun karena jarak yang cukup terpencil sehingga penulis belum
sempat mengikuti keterampilan tersebut. Sehingga informan
tersebut belum merasa kenal dengan penulis dan jua karena pada
saat wawancara tersebuut sedang banyak orang di lokasi tersebut
sehingga informan tersebut belum bisa menjawab dengan jujur,
selanjutnya penulis mengembalikan informan ke asramanya lagi,
lalu selanjutnya karena jawaban yang diberkan tidak masuk akal
sehingga penulis mengkrosceknya dengan pengasuh di sana
apakah apa yang di jawab merupakan kebenaran yaang terjadi,
ternyata tidak sehingga penulis akan berencana kembali lagi
untuk mewawancarai informan ntuk kedua kali agar
mendapatkan data yang jujur.
Selanjutnya tanggal 10 september 2019, penulis kembali
lagi ke balai, pada pukul 08.00 untuk mengiutiApel pagi yang di
adakan rutin setiap hari senin pagi untuk mengetahui informasi-
iformasi ataupun pengumumaan-pengumuman yang ada terkait
Balai, peraturan-peraturan yangn ada, selanjutnya setelah Apel
pagi selesai sekitar pukul 08.30, para PM kembali ke asrama
untuk bersiap untuk mengikuti terapi psikososial pertemuan pagi
(morning meeting) untuk dapat berkenalan dengan aanggota baru
serta mendekatkan antara peksos dengan para PM, serta
mmberitahukan hal-hal kecil yag tidak boleh dilakukan
bagaimana harusnya mereka berada di balai itu, kalau ada apa-
apa cerita dan minta kepada pengasuh sebisa munggkin pihak
balai akan mengusahakan untuk dapat mewujudkannya, jangan
membuang pembalut bekas sembarangan, mari bergotong
royong, saling membantu, saling mengingatkan temannya bila
berbuat salah, saling menegur, jangan menjadi pribadi yab egois,
kurang lebih itulah materi yang disampaikan di morning meeting
tersebut. Selanjutnya penulis dan PM serta para PekSos kembali
ke ruangan masing-masing setelah di tutupnya kegiatan morning
meeting tersebut, selanjutnya sekitar jam 11.45 penulis seperti
biasa mengajak para PM di asrama Cendrawasih yanng
merupakan nerstatus Anak-Anak ituuntuk sholat zuhur
berjamaah, selanjutnya para PM bersiap untuk ke rung makan
untuk makan siang bersama apabila bel sudah berbunyi. Setelah
makan selesai sekitar jam 13.00 para PM bersiap untuk
mengikuti keterampilan, dan kali ini saya mendapingi informan
saya untuk mengikuti kegiatan keterampilan memasak, saat
sudah di ruangan saya mengantarny sampai dalam dan
mengobrol tentang hal-hal pribadi penulis agar informan lebih
merasa dekat, selanjutnya penulis meninggalkan informan di
ruangan keterampilan masak tersebut, karena penulis tidak ingin
mengganggu konsentrasi informan, selanjutnya penulis kembai
ke pos ppiket untuk sekedar berengkama dengan teman- teman
dari UHAMKA dan UI tersebut, selanjutnya pukul 15.00
kegiatan keterampilanpun selesai di lakukan dan para PM
kembali ke asrama masing-masing dan bersih-bersih badan serta
bersiap untuk sholat Ashar, terkecuali untu PM yang engikuti
keterampilan masak, untuk menyerahkan hasil masakan mereka
terlenih dahuu keruangan STAFF dan PekSos, baru setelahnya
kembali ke asrama. Setelah itu pukul 16.00 sebelum pulang kita
mengecek keadaan asrama sudah pada sholat atau belum, bila
belum maka akan kita ajak untuk shoolat berjamaah, bila sudah
maka mereka bisa beres-beres halaman depan, daan teras, serta
ruang tamu, dan selanjutnya penulis pulang kerumah.
Selanjutnya pada tanggal 17 September 2019 peulis
kembali ke balai untuk mengikuti kegiatan Pak Abulrahman dan
Bu Vita, yang pertama Pak abdul sekitar pukul 09.00-10.00 sama
seperti sebelumnya materi yang di sampaikan tentang ilmu
tajwid, selanjutnya adalah untuk Bu Vita sekitar pukul 10.00-
11.00 tentanng tauhid kita kepada Allah S.W.T, bahwa
sesungguhnya Allah S.W.T maha pengampun maha penyayang
sehingga apabila kita meminta dan memohon ampunan niscaya
Allah akan mengampuni kita, begitu kurang lebih apa yang di
sampaikan oleh Bu Vita di mushola begitu juga dengan pak
Abdul di mushola juga, pada saat jamnya Bu Vita di sambi
dengan adanya tes Psikologi oleh psikolog yang bernama Bu
Rini yang bertugas , namun tidak semua hanya sebagian, yang
belum saja. Shingga sebagian lagi dapat mengikuti kegiatan
dengan baik, selanjutnya penulis kembli ke pos piket begitu juga
dengan para PM yang kembali ke asrama untuk bersiap makan
siang, dan sjola zuhur. Selanjutnya settelah mkan dan sholat
zuhur PM di berian waktu untuk istirahat, pada saat istirahat
inilah penulis pakai untuk dapat mewawancarai Bu End yang
merupaaka informan pertama sebenaarnya beliau hanya
berbohong masalah alasan kenapa beliau bisa berada di balai
terseut, selanjutnya penulis bertanya tentang alasannya berada di
balai tersebut, dan Alhamdullilah beliau mau menjawab dengan
jujur.
Selanjutnya pada tanggal 18 September 2019 saat ini
penulis kembali ke balai untuk meihat kegiatan keterampilan
mejahit yang merupakan keterampilan yang di pilih oleh
nrasumber ke dua, yaitu Sr, yang berusia 19 tahun pada saat itu,
oleh karena itu penulis memanfaat wajtu keterampilan itu dengan
megobro bnyak hal sehingga saudari St bersedia untuk menjadi
informan penulis berikutnya, dan berjanji untuk bisa di
wawancarai di waku istirahat makan siang nanti, setelahnya
peulis kembali ke pos piket dan meninggalkan PM pada
kegitannya menjahit, selanjutnya pada pukul 11.45 penulis
menemui Snt sebagai informan ke 2 di asrama Anis Kembang di
lantai 2, alu meminta dia untuk turun karena dia memng ingin di
tempat yang sepi, tida ada yang mendengar wawancara yang
akan kita lakukan, maka dari itu kita berjalan menuju ke RPSW
atau asrama yag sebelumnya di gunakan untuk korban Traficking
namu sekarang semuanya sudah di gabung menjadi Penerima
Manfaat, setelah sampa ke ruang RPSW saya dan Snt menuju ke
dalam dan kita mencari tempat yang cukup sepi saat sudah
menemukan tempatnya saya dan informan saya mulai duduk dan
memulai wawancara dengan perkenalan terlebih dahlu, dan
bertanya apa alasan atau kenapa kamu bisa berada di sini, apakah
orang tua mu tau bahwa kamu bekerja seperti ini dan sebagainya,
setelah meaukan wawancara penulis megantar Snt kembai ke
asrama, lalu peulis kembali ke pos piket, untuk bersiap untuk
pulang.
Selanjutnya pada tanggal 04 oktober 2019 penulis kembai
ke balai mewawancarai informan bernama Srh kegiatan
wawancara ini berlangsung sekitar 22 menit, saya dan nforman
ini melakukan kegiatan wawancara di lorong tempat besukan
agar tidak ada yanng mendengar percakapan kita, diawali dengan
perkenalan singkat dan bertanya bagaimana dia bisa berada disini
apa alasan dia melakukan pekerjaan di bidang ini, apakah orang
tua mu tau bahwa kamu bekerja seperti ini, setelah itu saya
bertanya pertanyaan-pertanyaan yag sudah saya buat berdasarkan
teori ini, dan tidak lupa saya mengkroscek apakah narasumber
sebelumnya memang berkelauan baik selama di balai ini.
Pada tanggal 08 Oktober 2019 penulis mewawancarai
informan bernama Rn dan belngasung sekitar 20 menit pada
pukul 17.02-17.22 di depan ruang asrama Anis Kembang,
kebetulan saat itu dia sedang menyiram tanaman sore itu, dan
kita sudah pernah emngobrol sebelumnya saat dia kegiatan
keterampilan salon, sama seperti sebelum-sebeumnya kenapa dia
bisa berada di baai ini, apa alasanya dia bekerja di bidang ini, apa
reaksi atau tanggapan orang tua saat tau kamu masuk kesini dan
dilanjut dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah penulis buat,
selanjutnya tak lupa saya bertanya tentag informan sebelumnya,
apakah dia memang ingin berubah, apakah dia berkelauan baik
selama di balali. setelah selesai saudari Rn kembali menyiram
tanaman dan penulis kembali ke rumah.
Pada tanggal 07 oktober 2019 mewawancarai informan
ke 4 dengan nama Ftr yang berlangsung sekitar 26 menit dari
pukul 16.45-17.11 di depan ruang kegiatan Handy Craft, saya
bertemu dia saat dia berjalan sehabis da bermain dengan eneng
teman 1 asramamnya, dan saat dia berjalan ingiin emballi ke
asramanya itulah, saya minta dia untuk menjadi informan, dan
dia bersedia karena kita memang sudah dekat, kita sudah sering
ngobrol saat-saat jam istirahat, saat saya ada di pos piket setelah
dia melakukan keterampilan masak saat dia ingi membagikannya
ke para staff dan, melewati pos piket, maka pasti saya tegur dan
ajak bicara. Selanjutnya sama seperti informan-informan lain
saya bertanya kenapa dia bisa berada disini, apa taggapan orang
tuanya, dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sudah saya buat, setelahnya setelah selesai dia kembali ke
Asrama untuk siap-siap sholat maghrib berjamaah, dan istirahat
mandi d.s.b.
23 Oktober 2019 mewawancarai Ustadzah Vita di
Mushola, setelah beliau mengisi kegiatan Terapi Spiritual, saya
langsung meminta izin beliau untk mewawancarai beliau,
pertama-tama saya mengenalkan diri dari kampus mana dn
memiliki tujuan untuk melakukan penelitian, selnjutnya
Ustadzah Vita mengiyakan untuk menjadi narasumber dan
bersedia untuk di wawancarai, kurang lebih wawancara ini
berlangsung sekitar 7 menit, setelah selesai wawancara beliau
langsung bersiap-siap utuk pergi karena beliau mau mengisi di
tempt lain lagi.
25 oktober wawancara terakhir dengan pak Abdulrahman
di pos piket pada pukul 10.30, saat itu beliau sedang bertugas
untuk piket untuk mengawasi PM yang sedang ada kegiatan,
kalau-kalau ada yng membolos dari kegiatan tersebut, saya
mewawancarai sekitar 25 menit, saat saya bertanya dari mana
materi yang di ssampaikan beliau bilang buku panduannya ada di
atas, di mushola, dan saya meminta izizn untuk nanti setelah
selesai wawancara saya mau meminjam bukunya untuk diliat dan
di foto, daan sesuai perjanjian wawancara sudah selesai maka
saya lngsung naik ke mushola atas untukmengambi uku itu, lalu
saya kembali lagi kebawah untuk memfotonya, dan setelah itu
saya embali ke atas untuk mengembalikan bukunya, setelah itu
saya izin pamit pulang tidak lpa saya ke bagian dministrasi untuk
mengurus pembuatan surat selessai penelitian, setelah itu baru
saya pulang ke rumah.
LAMPIRAN

KEGIATAN KETERAMPILAN MASAK

MEMBUAT ROTI SOBEK


KEGIATAN KETERAMPILAN SALON DAN RIAS PENGANTIN

KEGIATAN KETERAMPILAN RIAS PENGANTIN

KEGIATAN KETERAMPILAN SALON


WAWANCARA DENGAN PM ST
WAWANCARA DENGAN PM SR
WAWANCARA DENGAN PM FTR
WAWANCARA DENGAN PM KK
(WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT RN)
(KEGIATAN KETERAMPILAN HANDYCRFT)
(KEGIATAN MORNING MEETING)
(KEGIATAN LIFESKILL: TOTOK WAJAH)
(KEGIATAN BELAJAR HADROH)

(SHOLAT BERJAMAAH)
(KEGIATAN TERAPI SPIRITUAL OLEH BAPAK ABDUL
RAHMAN)
(WAWANCARA DENGAN PAK ABDULRAHMAN)
(BUKU YANG DIPAKAI PAK ABDUL DALAM TERAPI
SPIRITUAL)

Anda mungkin juga menyukai