SKRIPSI
Diajukan Oleh
INTAN MAULIDA
NIM. 160401139
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam
Oleh
INTAN MAULIDA
NIM. 160401139
Disetujui Oleh:
Menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari
pihak lain atas karya saya, dan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap menerima sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry.
Banda Aceh,
Yang Menyatakan,
Materai
6000
Intan Maulida
NIM. 160401139
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
karya ilmiah ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya sekalian yang telah
Dengan izin Allah SWT, berkat bantuan dari semua pihak, penulis telah
dapat menyelesaikan skripsi ini, guna memenuhi kewajiban studi untuk mencapai
gelar sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam
pendidikan yang layak hingga saya sampai pada titik ini. Dan adik
2. Dr. Fakhri S.Sos, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Drs. Yusri M.Lis selaku Wakil Dekan I, Zainuddin T. M.Si. selaku Wakil
Dekan II, dan Dr. T Lembong Misbah, MA selaku Wakil Dekan III.
i
ii
3. Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan
perkuliahan.
Aceh.
Dahlilul Khairati, Asmaul Husna, Cut Ulfa, Lia Wanti, Rasmiati, Hanifah
Cut Putri Nadia Sari, Riska Nazilla, Cut Nur Maisura, Saskia Ramadhani,
9. Terakhir untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala bentuk masukan berupa kritikan dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis,
Intan Maulida
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................. 1
A. Latar Belakang
Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah
............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian
............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian
........................................................................... 5
E. Definisi
Operasional......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS
................................................................... 10
A. Kajian
Terdahulu............................................................................. 10
B. Pengertian Dakwah
........................................................................ 12
C. Unsur-unsur
Dakwah...................................................................... 16
1. Sumber Materi Dakwah........................................................... 30
2. Macam-macam Materi Dakwah.............................................. 31
D. Da’iyah Dalam Perspektif
Islam...................................................... 33
E. Metode
Dakwah............................................................................... 36
iv
v
BAB V Kesimpulan
.......................................................................................... 67
A. Kesimpulan
..................................................................................... 67
B.
Saran................................................................................................ 68
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
ABSTRAK
PENDAHULUAN
pada apa yang diserukan.1 Seorang Muslim terdorong untuk berdakwah dan
antusias dalam melakoninya, antara lain karena adanya perintah untuk berdakwah
dan besarnya pahala yang dipersiapkan Allah bagi para da’i. Urgensi dakwah
sangat diperlukan tatkala manusia modern semakin lupa akan tujuan hidup yang
sebenarnya. Mereka hanya menjadikan dunia sebagai orientasi dan tujuan, suatu
yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama, kehidupan di
kemudian hari yang kekal abadi. Transformasi yang terjadi di dalam konsep dan
dasar islam tidak hanya melibatkan elit negara dan intelektual, tetapi juga massa.
menjadi bentuk masdar Da’wah yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan.
Seruan yang digunakan dalam Dakwah bertujuan untuk mengajak seseorang baik
dalam melakukan suatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan hidup.
Dari kata seruan, Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara luas
tidak hanya dalam Agama, di mana kata Dakwah sering digunakan namun seruan
1
Ahmad Mahmud, Dakwah Islam (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), hal. 13
1
2
Dakwah dibagi menjadi tiga, yaitu: dakwah bil hal, dakwah bil qalam, dan
dakwah bil lisan. Dakwah bil hal yaitu dakwah dengan perbuatan nyata,
sedangkan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui tulisan. Dakwah bil lisan
adalah salah satu jenis dakwah yang cukup efektif dilakukan saat ini, dimana
seorang juru dakwah dan mad’u bisa bertatap muka secara langsung. Mad’u bisa
langsung menanyakan kembali apa yang belum dipahami atau dimengerti pada
dan mad’u. Dalam menempuh keberhasilan dakwah bil lisan juga mengandalkan
kemampuan juru dakwah dalam mengolah dan memilih kata yang tepat saat
ceramah, maka penting bagi juru dakwah untuk membahas hal-hal yang berkaitan
Dakwah dalam ajaran islam harus selalu ada dan dilakukan terus menerus,
guna mengajak umat manusia kejalan yang lebih baik dan menjauhi dari
perbuatan keji dan mungkar. Untuk terlaksananya dakwah dalam setiap majelis
maka harus terpenuhi beberapa unsur, antara lain harus adanya da’i/da’iyah (orang
yang menyampaikan dakwah), mad’u (objek dakwah), isi pesan dakwah yang
dakwah.
agama, dimana masyarakat Aceh segala sesuatu sudah diatur sesuai syariah Islam.
Sebagai pusat pemerintahan, Kota Banda Aceh menjadi pusat kegiatan ekonomi,
politik, sosial dan budaya. Kegiatan berdakwah di Kota Banda Aceh masih
2
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta Amzah,2008),
hal.12
3
dan pembekalan syariat terhadap warga Kota Banda Aceh, khususnya kaum
perempuan, karena selama ini mad’u perempuan lebih banyak dari pada jumlah
mad’u laki-laki, sementara mad’u perempuan lebih leluasa dalam mendengar atau
program kajian da’iyah dan pesan-pesan apa saja yang disampaikan. Apakah
pesan tersebut hanya khusus tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita
saja atau mungkin secara umum. Peneliti melakukan observasi awal pada tanggal
Kajian Da’iyah perkotaan Banda Aceh diadakan setiap hari jum’at 14.00
dengan judul dan tema yang berbeda-beda dan dihadiri oleh mad’u yang
perempuan saja, berpindah dari satu mimbar ke mimbar lain untuk mensyiarkan
pesan-pesan dakwah yang dapat diambil ilmu oleh mad’u. Kenapa perlunya
da’iyah perkotaan, karena perempuan biasanya lebih bersifat tertutup ketika ingin
4
menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan wanita jika penceramahnya itu da’i.
Tetapi jika pencermahnya da’iyah dan mad’u yang hadir keseluruhan perempuan
bisa di pastikan mad’u akan berani bertanya seputar yang berkenaan dengan
perempuan, apapun itu baik tentang shalat, thaharah dan lain sebagainya.
Maka dari itu penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang materi-materi
Latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Urgensi Pesan Dakwah Da’iyah Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat Islam
B. Rumusan Masalah
aspek diantaranya:
mad’u ?
C. Tujuan Penelitian
Aceh.
D. Manfaat Penelitian
5
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu
penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
Perkotaan.
E. Definisi Operasional
mendesak, Urgensi berasal dari Bahasa Inggris yakni “urgent”. Urgent sendiri
berarti kepentingan yang mendesak atau sesuatu yang bersifat mendesak dan
3
Kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online) di akses tanggal 7 September
2020
6
modern semakin lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya. Mereka hanya
menjadikan dunia sebagai orientasi dan tujuan, suatu yang sangat terbatas.
Jauh dari yang dipesankan agama, kehidupan di kemudian hari yang kekal
tidak hanya melibatkan elit negara dan intelektual, tetapi juga massa.
Pesan (message) terdiri atas dua aspek, yaitu isi pesan (the content of
mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkret dan
abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan yang akan datang, dan sebagainya4,
lain meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at Islam yang terlebih
pengertian pesan dakwah adalah pesan dakwah adalah suatu yang disampaikan
oleh Da'i kepada Mad'u dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana tanpa adanya suatu
4
Deddy mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantaar. (Bandung: Rosdakarya,2014), hal
29
5
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta : Amzah,2008),
hal. 12
7
2. Da’iyah
manusia secara lisan maupun tulisan taupun secara lukisan, dalam arti
memiliki arti yang hampir sama dengan da’i. Menurut Endang Saifuddin
da’iyah yang direkrut dinas syariat Islam Kota Banda Aceh untuk
6
Nurya Tazkiyah Putri, Peran Da’iyah Dalam Penyampaian Pesan Dakwah,2018, hal.
14-15
7
Endang Saifuddin Anshari. Peran Da’iyah Dalam Dunia dakwah,2016, hal.22-25
8
satunya adalah dakwah, baik dalam majelis kecil maupun besar, karena
disampaikan oleh seorang da’iyah, maka peran dinas syariat islam dalam
LANDASAN TEORITIS
A. Peniliti Terdahulu
yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan juga untuk menghindari
Perkotaan.
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Revina Septhiani yang berjudul
bahwa sebagian besar dakwah yang disampaikan oleh da’iyah adalah untuk
membina akhlak muslimah di mesjid istiqlal Jakarta. Persamaan skripsi ini dengan
skripsi yang sedang penulis tulis adalah pesan dakwah da’iyah perkotaan, Namun
yang sedang penulis lakukan adalah pesan dakwah yang da’iyah sampaikan serta
keterlibatan stakeholder.8
Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam
8
Revina Septhiani. “Strategi Dakwah Badan Permusyawaratan Wanita Dalam
Pembinaan Kahlak Muslimah di Mesjid Istiqlal” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.2010
10
Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam bernama Nida Muthia Safitri yang
Persamaan skripsi ini dengan skripsi yang sedang penulis tulis adalah
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sedang penulis lakukan
adalah organisasi da’iyah kota palangkaraya dan da’iyah kota Banda Aceh yang
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Irwan Setiawan yang berjudul
pembinaan da’i duda. Peneliti menyebutkan bahwa program pembinaan da’i muda
di jakarta sudah berjalan dengan baik dan sangat menghibur anak-anak muda.
Persamaan skripsi ini dengan skripsi yang sedang penulis tulis adalah dakwah da’i
9
Nida Muthia Safitri. KADERISASI DA’IYAH KOTA PALANGKA RAYA (Studi Tentang
Kaderisasi Da’iyah Oleh Organisasi Keagamaan Muslimat NU dan Aisyiyah Muhammadiyah
Provinsi Kalimantan Tengah). Institut Agama Islam Negeri (Iain) Palangkaraya.2019
11
penelitian ini dengan penelitian yang sedang penulis lakukan adalah program
B. Pengertian Dakwah
Pada Ditinjau dari segi bahasa dakwah berarti panggilan, seruan, atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Dakwah
merupakan kegiatan yang sangat mulia, mengajak umat manusia ke jalan yang
benar sesuai dengan ajaran Islam. Dalam segi bahasa dakwah dapat diartikan
mengajak umat dengan cara kebijaksanaan kepada jalan yang benar sesuai
dan Rasul-Nya.11
10
Iwan setiawan. “program pembinaan da’i muda pilihan pada karantina di ANTV” Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2010
11
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers. 2012 ), hal. 1
12
Arifin, Psikologi Dakwa, (Jakarta: Bumi Aksara. 2004), hal. 5
12
dalambentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara
sadar danberencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual
sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang
dibutuhkannya orang-orang yang mengajak kembali manusia yang telah jauh dari
ajaran agama dan manusia yang telah lalai dengan perkembangan teknologi. Umat
Islam telah memeiliki kewajiban untuk mengajak saudaranya ke jalan yang benar
13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah, 2009), hal. 141
13
baik, mengajak ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam di sebut dengan
dakwah.
dengan cara-cara yang sederhana, di era modern berdakwah juga dapat dilakukan
melalui media baik itu media elektronik, cetak ataupun online. Tidak ada
Prio,Hotman, agama dakwah ialah agama yang memiliki kepentingan suci untuk
penggagasagama itu dan diteruskan oleh penggantinya. Agama Islam, Kristen dan
Buddha termasuk agama dakwah, sedangkan Agama yahudi, Majusi dan Hindu
termasuk agama non dakwah. Doktrin dakwah dalam Islam, diungkapkan Al-
Quran sendiri dan dibuktikan melalui jejak rekam sejarah rasulullah SAW,
sahabat, dan para ulama.Setiap muslim dianjurkan untuk berdakwah baik itu
dakwah melalui mimbar ataupun dengan cara yang sederhana. Oleh karena itu
tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk tidak berdakwah. Dalam Surat Ali
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, danberiman kepada
Allah, sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”
tanggung jawab umat Islam, baik pria maupun wanita. Meskipun demikian, bila
dirujuk kepada teori pembagian kerja maka peran dan tanggung jawab pria
dengan peran wanita. Hal ini dikarenakan kemampuan dan kesanggupan yang
dimilki pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Oleh karena itu tidak berlebihan
C. Unsur-Unsur Dakwah
da’iataupun da’iyah harus memiliki bekal ilmu yang dikuasai untuk menghadapi
paramad’u. Ilmu tersebut dapat dituangkan ke dalam pesan dakwah yang akan
Nurya Tazkiyah Putri, Skripsi : “Peran Da’iyah Dalam Penyampaian Pesan Dakwah” (Banda
14
dakwah di dalamnya.
dalam Al-quran adalah bentuk pernyataan ataupun pesan (risalah) Al-quran dan
sunnah.15
Dakwah dibagi menjadi tiga, dakwah bil lisan, dakwah bil hal, dan dakwah
bil qalam. Dakwah bil lisan yaitu dakwah yang disampaikan melalui lisan, seperti
ceramah, khutbah dan semisalnya. Dakwah bil hal yaitu dakwah dengan perbuatan
nyata, yaitu aktivitas dakwah dilakukan melalui keteladanan dan tindakan amal
nyata serta yang hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sebagainya.
Dakwah bil qalam yaitu dakwah yitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan
dengan keahlian menulis, kemudian disebarkan melalui media cetak, seperti surat
masyarakat. Da’I ini ada yang melaksanakan dakwahnya secara individu ada juga
berperan secara otomatis sebagai juru dakwah artinya orang yang harus
Da’iyah berasal dari bahasa arab yang berarti juru dakwah yang diberikan
Sansekerta dengan akar kata empu yang berarti dihargai, sehingga menjadi
dengan kemampuan yang dimiliki itu lebih memudahkan dalam mencapai hasil
Pada hakikatnya pengertian da’i dan da’iyah adalah sama, baik da’i dan
dengan mengajak kepada orang lain baik secara langsung dengan kata-kata atau
perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Seorang da’i dan da’iyah yang bijaksana adalah seorang yang mampu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Bahasa Indonesia (Jakarta : PT.
17
Seorang da’i dan da’iyah yang bijak adalah yang mengetahui metode yang
dirinya sehingga menjadi panutan yang baik bagi orang lain. Kemudian
dengan cara bijak. Lalu berupaya untuk menggali keutamaan dan kemuliaan
akhlak.
diarahkan ke jalan yang benar dan sesuai dengan syariat Islam. Sehingga dapat
dan pemberian nilai-nilai baik untuk umum ataupun khusus oleh institusi yang
tentang dakwah sebagai bagian dari mempersiapkan kader da’i maupun da’iyah
dimasa mendatang.
panjang serta bertahap agar tercipta kader dakwah yang loyalitas, potensial
dan berkualitas sesuai untuk meneruskan visi dan misi organisasi yang
bersangkutan.
18
Sa’d ibn Ali ibn Wahf Al – Qahthani, Menjadi Da‟i Yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press,
2005),hal.29
18
masyarakat.
kegiatan dakwah akan berhasil dan diterima oleh obyek dakwah. Adapun sifat-
1. Seorang da’i dan da’iyah harus memiliki sifat substantif, yaitu sifat da’i dan
da’iyah dalam kondisi yang ideal tidak ada yang membedakan, antara lain :
2. Seorang da’i dan da’iyah harus memiliki sifat metodologis yang berbeda, yang
mana seorang da’iyah harus dapat menjaga kehormatan dirinya, yang dimaksud
19
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2002. Hal. 80.
19
obyek dakwah.
kegiatan dakwah.
kepada Allah SWT. Sifat ini merupakan dasar utama pada akhlak da’i dan
da’iyah seorang juru dakwah tidak mungkin dapat menyeri kepada objek
2. Ahli Taubat
Sifat taubat dalam diri juru dakwah adalah seseorang juru dakwah harus
mampu untuk lebih menjaga atau takut untuk berbuat maksiat atau dosa
dakwah merasa telah melakukan dosa atau maksiat maka hendaklah segera
bertaubat dan menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan. Dalam diri juru
dakwah juga harus tertanam bahwa nabi Muhammad sebagai seorang nabi
yang telah dijanjikan dan dijaga Allah maka terhindar dari dosa setiap hari
3. Ahli Ibadah
Seorang da’iyah adalah mereka yang selalu beribadah kepada Allah dalam
Amanah (terpercaya) dan shidiq (jujur) adalah sifat utrama yang harus
dimiliki juru dakwah, karena itu merupakan sifat nabi dan rasul. Amanah dan
shidiq adalah dua sifat yang selalu bersamaan, maka tidak ada manusia yang
5. Pandai Bersyukur
ungkapan yang baik. Syukur juga mempunyai dua dimensi, yaitu syukur
kepada Allah, dan syukur kepada manusia. Seorang juru dakwah yang baik
kebaikan manusia.
21
Mad’u adalah manausia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran
dakwah atau manusia penerima dakwah, baik seacara indvidu, kelompok, baik
yang bearagma Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara
tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan golongan yang atas adalah mereka yang
pada masyarakat luas, mulai diri pribadi, keluarga, kelompok, baik yang
menganut Islam maupun tidak ; dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
Objek dakwah ada dua sasaran, yaitu umat dakwah dan umat ijabah, Umat
dakwah yang dimaksud adalah masyarakat luas non Muslim, sementara umat
yang telah beragana Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas Iman, Islam
22
dan Ihsan. Hal yang sama juga dikemukakan Muhammad abu Al-Fatl al
muslim atau umat ijabah (umat yang telah menerima dakwah) dan non Muslim
atau umat dakwah (umat yang belum sampai kepada mereka dakwah Islam). 21
Umat ijabah dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: pertama, Sabiqun bi al-
khaerat (orang yang saleh dan bertaqwa), kedua, Dzalimun linafsih (orang fasih
dan ahli maksiat), ketiga, muqtashid (mad’u yang labil keimanannya). Sedangkan
umat dakwah dibagi dalam empat kelompok, yaitu: Ateisme, Musyrikun, ahli
Menurtu hemat penulis baik sebutan objek ataupun mitra dakwah itu sama
dakwah secara baik dan tepat kepada mad’unya sehingga mad’u dapat memahami
dan mengamalkan isi pesan yang disampaikan. Mad’u dari tinjauan segi
psikologinya, yaitu :
dan keluarga.
21
Bahtar, Paradigma Dakwah Islam: Aplikasi Teoritis dan Praktek Dakwah dalam
Mengikuti Perubahan Sosial, (Palu,2014,Yayasan Masyarakat Ind),hal.54
23
dan dewasa.
langkah.
tugas kemasyarakatan.
Mad’u bisa juga dilihat dari segi kemampuan berfikirnya sebagai berikut :
dikemukakan kepadanya.
kebenarannya.23
23
Abdul Jalil, Rafiudin Maman., Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,
1997),hal.82
25
Mad’u dakwah diantaranya bidang akidah, syariah, dan akhlak. 24Islam adalah
agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan
menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh
baik cara berfikir, sikap, maupun tingkah laku. Segala persoalan kemasyarakatan
yang semakin rumit dan kompleks yang dihadapi oleh umat manusia adalah
merupakan masalah yang harus dihadapi dan diatasi oleh para pendukung dan
(obyek dakwah) kejalan yang benar yang diridhai Allah. Maka materi dakwah
harus bersumber dari sumber pokok ajaran Islam, yakni al-Qur’an dan al- Hadist.
Namun karena luasnya materi dari kedua sumber tersebut, maka perlu adanya
Maddah atau materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang
disampaikan da’i kepada mad’u. Sumber utamanya adalah al-Qur’an dan al-
Hadits yang meliputi aqidah, syari’ah, muamalah, dan akhlaq dengan berbagai
macam cabang ilmu yang diperoleh darinya. Materi yang disampaikan oleh
seorang da’i harus cocok dengan bidang keahliannya, juga harus cocok dengan
metode dan media serta objek dakwahnya, dalam hal ini, yang menjadi maddah
24
Uning Arsalna, Analisis Pesan-pesan Dakwa Pada Rubrik Tafakur Tabloid Tabungan
Aceh, 2014,skripsi, hal.2
25
Abd. Rosyad Shaleh. Manajemen Dakwah Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), hal. 1
26
Agus Wahyu Triatmo, dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontektual,
(Semarang: Fakda IAIN Walisongo, 2001), hal. 13
27
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 26
26
yaitu: al-Qur‟an dan al-Hadits. Menurut Hasby al-Shiddiqiy, al- Qur‟an adalah
kalam Allah SWT yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan atau di wahyukan
sebagainya.28
pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian ayat-ayatnya
juga dinisbahkan kepadanya. Maka jika mendengar satu ayat Al-Qur‟an dibaca
Qur‟an.
Hadis atau al-hadits menurut bahasa al-jadid yang artinya sesuatu yang
baru–lawan dari al-Qadim (lama) artinya yang berarti menunjukkan kepada waktu
yang dekat atau waktu yang singkat seperti (orang yang baru masuk/memeluk
agama islam), hadis juga sering disebut dengan al-khabar yang berarti berita, yaitu
lain.Secara umum fungsi Hadis adalah untuk menjelaskan makna kandungan Al-
28
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1972), hal. 17
27
Qur‟an yang sangat dalam dan global atau li al-bayan (menjelaskan), hanya
penjelasan itu kemudian oleh para ulama diperinci ke berbagai bentuk penjelasan.
Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah, yakni
utama ajaran Islam. Oleh karenanya, materi dakwah Islam tidaklah dapat
dilepaskan dari dua sumber tersebut. Bahkan bila tidak berstandar kepada
keduanya (al-Qur‟an dan al- Hadits), maka seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia
pokok, yaitu :
Aspek akidah adalah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh
karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah
3) Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal
perbuatan, orang yang memiliki iman yang benar (hakiki) akan cenderung
perbuatan jahat akan berkonsekuensi pada hal-hal yang buruk. Iman inilah
yang berkaitan dengan dakwah Islam dimana amar ma‟ruf nahi mungkar
dakwah.29
b. Masalah Syari’ah
Materi dakwah yang bersifat syari‟ah ini sangat luas dan mengikat
dan moral, materi dakwah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang
benar dan kejadian secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat
c. Masalah Muamalah
porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah dalam muamalah disini diartikan sebagai
ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada
d. Masalah Akhlaq
29
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 26
29
Secara etimologis, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari
khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabi‟at.
Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlaq dalam Islam pada dasarnya
didalamnya termasuk da’i atau da’iyah. Selain pesan dakwah da’i merupakan
dimaksud dengan da’i ialah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun
Da’iyah memiliki arti yang hampir sama dengan da’i. Menurut Endang
dua macam,yaitu:
Sebagai subjek dakwah, selain istilah da’iyah juga dikenal dengan sebutan
Muballigh atau Muballighah. Kedua istilah tersebut secara tidak langsung kita
keefektifan suatu pesan dakwah tepat kepada sasarannya. Untuk menjadi seorang
da’i ataupun da’iyah diperlukan beberapa sifat yang harus dimiliki selain untuk
pedoman dalam berdakwah ini juga diperlukan ketika adanya permasalahan baru
yang muncul di dalam masyarakat. Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki
serta Khulafaarrasyidin.
Selain itu ada beberapa ulama yang menambahkan beberapa sifat yang
harus dimiliki oleh da’i. Dalam suatu kegiatan dakwah pasti adanya tujuan,
30
Nurya Tazkiyah Putri, Peran Da’iyah Dalam Penyampaian Pesan Dakwah,2018,
skripsi,hal.14-15
31
Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hal.81
31
kepada manusia yang belum ataupun tidak mengetahui agama Islam maka
tujuannya adalah untuk mengajarkan agama Islam secara benar sedangkan bagi
manusia yang sudah mengetahui agama Islam maka dakwah bertujuan untuk
memperdalam agama Islam, oleh sebab itu kualitas ilmu seorang dakwah menjadi
yang diucapkannya. Bukan itu saja, walaupun hal ini bagian darinya, yang
dimaksud dengan da’i adalah seseorang yang mengerti hakikat Islam, dan dia tahu
apa yang sedang berkembang dalam kehidupan sekitarnya serta semua problema
yang ada. Seorang da’i adalah seseorang yang paham secara mendalam hukum-
E. Metode Dakwah
1. Dakwah Fardiah
orang lain (satu orang), atau seseoreang kepada beberapa orang dalam jumlah
yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan.
Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran,
Nurya Tazkiyah Putri, Peran Da’iyah Dalam Penyampaian Pesan Dakwah,2018,skripsi, hal 16-
32
17
32
2. Dakwah Ammah
seorang juru dakwah, ustadz, atau ulama. Biasanya berupa komunikasi lisan
Dakwah Bil Hal disebut juga Dakwah Bil Qudwah , yaitu metode dakwah
kitabah , yaitu metode dakwah melalui tulisan, seperti menulis artikel, buku,
Dakwah bil hikmah artinya dakwah dengan bijak, persuasif, dan sesuai
dengan kondisi atau keadaan objek dakwah (mad'u ). Dakwah bil Hikmah
lemah-lembut beliau itu pula Islam memiliki daya tarik sangat kuat, bahkan,
menghadapi orang seburuk Fir’aun pun, Allah Swt memerintahkan sikap lemah-
Dengan demikian, Islam mengajarkan cara damai, sopan, santun, etis, dan
METODE PENELITIAN
kualitatif ini adalah penelitian yang dapat menjelaskan dan menganalis fenomena,
Banda Aceh, dan juga kepada mad’u sebagai objek dakwah da’iyah.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
dan benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
33
Hamdi Asep Saepul, Baharuddin E, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Budi Utama, 2014), hal.9.
34
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta,2018),hlm.115
35
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya populasi ialah semua
penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah da’iyah Dinas
b.Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk sumber suatu
data. Sampel dapat dikatakan bagian dari populasi, peneliti tidak mungkin
memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan yaitu untuk
purposive sampling ini dilakukan atas pertimbangan tertentu seperti waktu, biaya,
tenaga, sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam jumlah besar dan jauh.
dan informan penelitian kualitatif adalah menjelaskan objek penelitian yang fokus
pada penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tak tergantung
35
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta,2018),hlm.118
36
Saryono, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Mitra Cendikia, 2011), hlm.74.
36
pada judul dan topik penelitian, tapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan
dimaksud dalam penelitian ialah Kepala Bidang Dakwah Dinas Syariat Islam
Kota Banda Aceh 1 oarang, da’iyah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
telah peneliti tentukan berdasarkan teori yang telah dijabarkan di atas dengan
a. Observasi
b. Wawancara
37
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana.2011. hlm 78
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta.2015).hal.204.
37
aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang yang dipilih untuk diteliti. 39
data dilakukan dengan tanya jawab (dialog) langsung antara pewawancara dengan
informan dalam penelitian. Dalam metode wawancara ini informan yang terlibat
Banda Aceh..
c. Dokumentasi
yang diamati dalam studi dokumentasi adalah benda mati. Penelitian perlu
rapat, dan sebagainya. Teknik ini digunakan sebagai sumber data untuk
Dalam penelitian ini data bersifat kualitatif. Untuk menganalisis data yang
temuan dari pengamatan dan wawancara dengan informan, baik terkait fenomena
statistik. Oleh karena itu, maka dalam penelitian kualitatif ini data yang diperoleh
1. Reduksi Data
Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar
valid mengenai Urgensi Pesan Dakwah Da’iyah Perkotaan Dalam Program Dinas
Da’iyah Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran
hal ini penulis menggunakan trigulasi dan sumber, yaitu memmbandingkan dan
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Trigulasi adalah peneliti
diskusi kelompok terarah, pengamatan, telah dokumen dan semua ini semata
dihasilkan dari penelitian dan kajian, baik secara teoritis dan empiris yang
digambarkan melalui kata-kata atau kalimat secara benar dan jelas. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam menulis analisis data penelitian ini aldalah dengan
data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
42
Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakartaz: Rineka Cipta, 2009),
hal.209.
43
Wibowo Adik, Metode Penelitian Praktis Bidang Kesehatan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), hal.156
40
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara yang
Da’iyah Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh.
BAB IV
41
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Banda Aceh terletak antara 050 16’
15”-050 36’ 16” Lintang Utara dan 950 16’ 15” - 950 22’ 35” Bujur Timur
dengan ketinggian rata-rata diatas permukaan air laut 0,80 meter. Kota Banda
Aceh terdiri dari 9 kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan dengan luas 61,36 Km2.
Kota Banda Aceh memiliki batas-batas, yaitu Utara adalah Selat Malaka, Selatan
adalah Kabupaten Aceh Besar, Barat adalah Samudera Hindia dan Timur adalah
Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Banda Aceh berada
di ujung Utara Pulau Sumatera sekaligus menjadi wilayah paling barat dari Pulau
Sumatera.44
Kota Banda Aceh ketika dibentuk ada tahun 1956, masih menyandang
Nama itu ditabalkan pada 24 Januari 1874 setelah Belanda berhasil menduduki
istana setelah jatuhnya kesultanan Aceh yang disahkan oleh Gubernur Jenderal
44
Dokumen Pemerintah Kota Banda Aceh
42
Umum dan Otonomi Daerah no. Des 52/1/43-43.76 Ketika terbentuk, Kota Banda
Aceh baru terdiri atas dua kecamatan yakni kecamatan Kuta Alam dengan
Perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh, Kota Banda
Aceh mengalami pemekaran sehingga luas wilayah menjadi 61,36 km yang dibagi
Baiturrahman, Kecamatan Meuraxa dan Kecamatan Syiah Kuala. Pada tahun 2000
kecamatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bnada Aceh No.8 Tahun 2000
Kecamatan Kuta Raja, Kecamatan Lueng Bata dan Kecamatan Syiah Kuala.
Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) ketika Banda Aceh terbentuk pada tahn 1956
Identifikasi struktur dan pola ruang kota Banda Aceh sebelum tsunami,
kota banda aceh pada awalnya memiliki struktur ruang dengan tipe konsentris,
struktur ruang yang konsentris ini terlihat dari pemusatan kegiatan dengan
konsentrasi kepadatan di pusat kota. Pasca tsunami, struktur ruang kota Banda
perkembangan kota banda aceh yang berada di kawasan pesisir, stelah tsunami
wilayah selatan kota yakni menjauh dari lokasi tang terdampak tsunami.
risalah Islam secara kaffah sebagai sistem hidup universal, yaitu membangun dan
kemungkaran, punya rasa saling menghormati hak dan kewajiban, patuh serta taat
kepada Allah SWT. Untuk itu, kelahiran lembaga yang mewadahi berlangsungnya
terwujudnya dalam bentuk Dinas Syariat Islam. Pembentukan Dinas Syariat Islam
Tahun pertama dari kelahiran Dinas Syariat Islam ini telah dilalui dengan
pengalaman suka dan duka. Terlalu banyak hasrat dan permintaan masyarakat
demikian besar malah dalam ukuran raksasa diterobos dengan berpacu lewat
waktu terbatas tanpa dukungan sarana prasarana, sumber daya manusia pilihan
45
Dokumen Dinas Syariat Islam
44
serta dana yang memadai dan sangat tidak mungkin program pelaksanaan Syariat
Islam diwujudkan dengan proses yang instan. Dinas Syariat Islam telah lahir
melangkah walaupun lambat tetapi pasti. Adapun Kedudukan, Tugas, Fungsi dan
2. Dinas Syariat Islam dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada
Daerah.
Adapun fungsi dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut :
Islam.
45
syiar Islam.
Adapun Kewenangan Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh adalah sebagai
berikut:
Islam.
bertepatan dengan pelantikan Pimpinan Dinas Syariat Islam terdiri dari Eseloon
II, III, dan IV oleh Gubernur Aceh Ir. Abdullah Puteh, M. Si diruang Serba Guna
kantor Gubernur Aceh. Adapun struktur Organisasi Dinas Syariat Islam Kota
Da’i dan da’iyah perkotaan Kota Banda Aceh sudah dibentuk sejak
terbentuknya Dinas Syariat Islam di Aceh, yaitu pada tanggal 25 Januari 2002
bertepatan dengan pelantikan Pimpinan Dinas Syariat Islam terdiri dari Eseloon
II, III, dan IV oleh Gubernur Aceh Ir. Abdullah Puteh, M. Si diruang Serba Guna
46
Dokumen Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
47
kantor Gubernur Aceh. Sampai hari ini da’i dan da’iyah perkotaan Kota Banda
Aceh terus aktif dalam menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u di wilayah
Kota Banda Aceh.47 Adapun da’i dan da’iyah perkotaan Kota Banda Aceh yang
masih aktif sampai hari ini berdasarkan SK Walikota Kota Banda Aceh tahun
JENIS
NO NAMA
KELAMIN
1 2 3
1 Ust. Tgk H. Syibral L
2 Ust. Tgk H Muzakkir Hanka L
3 Ust. Tgk Umar Rafsanjani L
8 Tgk. Azwir L
9 Tgk. Bukhari L
47
Dokumen Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
48
17 Ust. Zamakhsyari L
24 Ustazah Darmiana P
25 Ustazah Hindon Ridwan P
26 Ustazah Ir Ranian Dewi P
27 Ustazah Regina Fadilla, S.Psy P
28 Ustazah Dr. Mukhlisah, MA P
29 Ust. Agusri Syamsuddin, MA L
30 Ust. Khalidillah L
31 Ust. Saifuddin L
32 Ust. Wahyu Mimbar L
33 Ust. Arifuddin, S.Pd I L
34 Ust. Jumaris, S.Ag L
35 Ust. M. Meflin Al-Husaini L
36 Ust. Husni Suardi, A.Md L
37 Ust. Safaini, MA L
38 Ust. Zulkifli Zakaria L
39 Ust. H. Razali Juned L
40 Ust. Amrul Amin, Ch Cht L
41 Ust. Fathurrahmi L
42 Ust. Muslim Palabni L
49
Tabel 02. SK Walikota Banda Aceh tahun 2020 penunjukan tenaga da’i dan
da’iyah perkotaan Kota Banda Aceh tahun 2020.48
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima, dan
komponen yaitu makna simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan
bentuk, atau organisasi pesan. Pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan
48
Dokumen Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
50
surat kabar, film atau televisi. Adapun hasil wawancara dengan kepala bidang
ini. Dan kita juga melakukan sistem dakwah holistik yaitu dakwah
Aceh mengatakan
Islam Kota Banda Aceh telah lama menjalankan program menyampaikan pesan
dakwah kepada mad’u di Kota Banda Aceh, baik pesan dakwah yang disampaikan
oleh da’i maupun da’iyah khususnya. Peran da’iyah dalam menyampaikan pesan
dakwah di Kota Banda Aceh sangatlah besar, karena mad’u perempuan di Kota
Banda Aceh sangatlah antusias pada saat mengikuti dakwah dan ada pesan-pesan
dakwah yang prioritas yang hanya dapat disampaikan oleh seorang da’iyah.
49
Hasil wawancara dengan kepala bidang dakwah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
pada tanggal 1-23 November 2020
50
Hasil wawancara dengan Da’iyah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh pada tanggal 1-
23 November 2020
51
Dari hasil wawancara dengan Da’iyah Dinas Syariat kota Banda Aceh
mengatakan:
Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa ada pesan pesan
prioritas yang hanya dapat disampaikan oleh seorang da’iyah kepada mad’u
perempuan lebih leluasa dan lebih nyaman ketika mendengarkan dakwah tersebut
dari seorang Daiyah. Hal ini juga dibenarkan oleh Ustadzah yang juga merupakan
da’iyah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, yang mengatakan Bahwa :
mengatakan bahwa
51
Hasil wawancara dengan Da’iyah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh pada tanggal
1-23 November 2020
52
Hasil wawancara dengan mad’u perempuan di Kota BandaAceh pada tanggal 1-23
November 2020
53
Hasil wawancara dengan Da’iyah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh pada tanggal
1-23 November 2020
54
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
52
dengan keadaan mad’u, hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Wahyu
yang mengatakan bahwa Pesan dakwah tidak cukup memperhatikan timing dan
placing, tetapi juga harus mampu mengidentifikasikan isi pesan dakwah yang
akan menentukan jenis pesan apa yang akan disampaikan. 56 Sebuah pesan yang
tersusun rapi dan tertib akan menciptakan suasana yang membangkitkan minat,
Banda Aceh memiliki materi-materi prioritas yang hanya dapat disampaikan oleh
seorang da’iyah kepada ma’u perempuan, hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan kepala bidang dakwah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, yang
mengatakan bahwa:
dari Pemerintah Kota Banda Aceh, seperti yang baru kita siapkan
ini yaitu tentang larangan merayakan tahun baru dan yang sudah-
55
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
56
Wahyu Ilahi, Studi Komunikasi Dakwah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011), hal. 17
53
Hal ini juga sesuai sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang
57
Hasil wawancara dengan kepala bidang dakwah dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh
pada tanggal 1-23 November 2020
58
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
59
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
60
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
54
bahwa:
mempraktikkannya”64
Aceh”65
dakwah sangat khas, karena tidak lain dari al-khayr, amr maruf, dan nahy
mungkar, sebagaimana telah dipaparkan di muka bahwa yang baik dan buruk
itu sangat manusiawi dan universal sifatnya, dan ada bersama manusia dimana
penafsiran, sehingga perlu ada kriteria yang konkrit sebagai pegangan dalam
menentukan arti baik dan buruk itu secara esensial. Dapat juga dikatakan bahwa
materi dakwah secara umum ialah “keyakinan dan pandangan hidup islam” yang
64
Hasil wawancara dengan mad’u di Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
65
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
56
dan sebagainya.
Islam Kota Banda Aceh kepada mad’u yang merupakan jama’ah perempuan yaitu
membina rumah tangga, bagaimana menjadi istri shaleha dan juga tentang fiqah
juga merasa lebih leluasa dalam mengikuti serangkian dakwah yang dilaksanakan
oleh dinas syariat islam Kota Banda Aceh yang pendakwahnya berasal dari
Ketika menyampaikan pesan dakwah, banyak hal yang dihadapi oleh para
pelaku dakwah, hal itu melahirkan dua sikap dari para juru dakwah, pertama
yang harus dihadapi dengan keteguhan iman dan kapasitas diri, sedang kelompok
adanya. Secara umum menurut kajian ilmu komunikasi , hambatan tersebut pada
hambatan yang kadang-kadang tidak bias kita duga atau kita ramalkan, karena
obyek dakwah sifatnya dinamis selalu berubah, begitu pula sering terjadi
factor-faktor lain seperti misalnya, cuaca, kondisi tempat, suasana lingkungan dan
lain sebagainya. Pada saat menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u tentu saja
memiliki kendala ataupun hambatan baik di lapangan maupun pada saat proses
perjalanan untuk menyampaikan dakwah, hal ini tidak lepas dari berbagai faktor
bahwa :
66
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
67
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
58
Dari hasil wawancara tersebut, dapat dipastikan hampir tidak ada faktor
perempuan di wilayah kota Banda Aceh, selain dari transportasi para da’iyah yang
masih belum terfasilitasi. Selain faktor penghambat ada juga faktor pendukung
Kota Banda Aceh. Hal ini seperti yang disampaikan oleh da’iyah dalam
Kota Banda Aceh, da’iyah dinas syariat islam Kota Banda Aceh Mengatakan :
“Tentu saja ada dukungan dari dinas syariat Islam Kota Banda
dakwah yang disampaikan oleh Da’iyah kepada Mad’u yang merupakan jamaah
perempuan, hal ini seperti yang disampaikan oleh da’iyah lainnya, yang
mengatakan bahwa:
68
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
69
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
59
Islam Kota Banda Aceh, hampir tidak ditemukan kendala yang berarti baik pada
pelaksanaan dakwah, maupun dalam proses perjalanan para da’iyah, hal ini seperti
yang disampaikan oleh da’iyah dinas syariat islam Kota Banda Aceh yang
mengatakan bahwa :
sendiri”71
Hal ini juga disampaikan oleh da’iyah lainnya, yang mengatakan bahwa :
“Tidak ada, selama ini hanya faktor cuaca dan juga faktor waktu
lainnya”72
mendengarkan pesan dakwah dari da’iyah juga tidak ada masalah ataupun
70
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
71
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
72
Hasil wawancara dengan da’iyah Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
60
kendala, hal ini seperti yang diktakan oleh salah seorang mad’u dalam wawancara
perbedaan pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i dan juga da’iyah,
bahwa :
bahwa:
73
Hasil wawancara dengan mad’u di Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
74
Hasil wawancara dengan mad’u di Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
75
Hasil wawancara dengan mad’u di Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
61
Hasil wawancara penulis dengan da’iyah dinas Syariat Islam Kota Banda
aceh dan Juga Ma’u Perempuan di Kota Banda Aceh tentang kendala yang
dihadapi selama ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan kendala yang
berarti bagi da’iyah dinas syariat Islam Kota Banda Aceh dalam menyampaikan
pesan dakwah kepada mad’u di Kota Banda Aceh, hanya faktor cuaca dan juga
Selama ini dinas syariat Islam Kota Banda Aceh selalu memberikan
dukungan penuh kepada Da’iyah dalam setiap pelaksanaan kegiatan dakwah yang
selalu dilakukan pada waktu-waktu tertentu, dukungan dalam bentuk dana tempat
maupun informasi kepada para ma’u. Mad’u di Kota Bnada Aceh juga tidak
76
Hasil wawancara dengan mad’u di Kota Banda Aceh tanggal 10-23 November 2020
62
oleh da’iyah dinas Syari’at Islam Kota Banda Aceh, justru mad’u lebih tertarik
Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh dan juga mad’u menunjukkan bahwa Pesan
dakwah prioritas yang disampaikan oleh Da’iyah Dinas Syariat Islam Kota Banda
Aceh kepada mad’u yang merupakan jama’ah perempuan yaitu tentang keluarga,
tangga, bagaimana menjadi istri shaleha dan juga tentang fiqah yang berkaitan
dengan perempuan-perempuan. Hal ini sesuai dengan landasan teoritis yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya, yaitu tentang materi dalam pesan-pesan dakwah
yang disampikan oleh da’i dan juga da’iyah kepada mad’u, adapun materi hasil
penelitian ini lebih dominan kepada materi tentang masalah akhla. Secara
etimologis, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang
berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabi‟at. Sedangkan secara
ini, maka ajaran akhlaq dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan
kepada manusia agar berbuat baik dengan ukuran yang bersumber dari Allah
SWT.
kendala yang berarti, hanya faktor cuaca dan juga transportasi yang terkadang
63
sedikit menghambat mobilitas da’iyah dan juga mad’u di wilayah Kota banda
Aceh, lalu metode yang digunakan oleh da’iyah dalam menyampaiakan pesan
dakwah sangat sesuai dengan keinginan mad’u. Hal ini sesuai dengan landasan
teoritis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, yaitu tentang metode dakwah,
adapun metode dakwah yang digunakan da’iyah dinas syaraiat Islam Kota Banda
Kota Banda Aceh adalah metode dakwah bil hikmah. Metode dakwah bil hikmah
artinya dakwah dengan bijak, persuasif, dan sesuai dengan kondisi atau keadaan
objek dakwah (mad'u ). Dakwah bil Hikmah merangkum semua metode dakwah
sebelumnya. Dakwah Bil Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai
dengan tuntutan zaman, tuntutan kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan
disampaikan oleh Da’iyah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh kepada mad’u
bagaimana menjadi istri shaleha dan juga tentang fiqah yang berkaitan dengan
dijabarkan pada bab sebelumnya, yaitu tentang materi dalam pesan-pesan dakwah
yang disampikan oleh da’i dan juga da’iyah kepada mad’u, adapun materi hasil
penelitian ini lebih dominan kepada materi tentang masalah akhla. Secara
etimologis, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang
64
berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabi‟at. Sedangkan secara
ini, maka ajaran akhlaq dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan
kepada manusia agar berbuat baik dengan ukuran yang bersumber dari Allah
SWT.
kendala yang berarti, hanya faktor cuaca dan juga transportasi yang terkadang
sedikit menghambat mobilitas da’iyah dan juga mad’u di wilayah Kota banda
Aceh, lalu metode yang digunakan oleh da’iyah dalam menyampaiakan pesan
dakwah sangat sesuai dengan keinginan mad’u. Hal ini sesuai dengan landasan
teoritis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, yaitu tentang metode dakwah,
adapun metode dakwah yang digunakan da’iyah dinas syaraiat Islam Kota Banda
Kota Banda Aceh adalah metode dakwah bil hikmah. Metode dakwah bil hikmah
artinya dakwah dengan bijak, persuasif, dan sesuai dengan kondisi atau keadaan
objek dakwah (mad'u ). Dakwah bil Hikmah merangkum semua metode dakwah
sebelumnya. Dakwah Bil Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai
dengan tuntutan zaman, tuntutan kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan
A. Kesimpulan
Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh” maka penulis
istri shaleha dan juga tentang fiqah yang berkaitan dengan perempuan-
Kota Banda Aceh tidak ada, hanya faktor cuaca dan juga transportasi yang
wilayah Kota banda Aceh. Selama ini dinas syariat Islam Kota Banda
para ma’u. Mad’u di Kota Bnada Aceh juga tidak memili kendala dalam
67
dinas Syaraiat Islam Kota Banda Aceh, justeru mad’u lebih tertarik pada
B. Saran
Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh” maka penulis
1. Untuk Dinas Syari’at Islam Kota Banda Aceh, agar selalu memberikan
2. Untuk mad’u, agar selalu hadir pada saat da’iyah menyampaikan pesan
dakwah.
KEPUSTAKAAN
Buku:
Al- ‘Azmi, 2005, Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu Sampai Komplikasi Depok:
Gema Insani.
CV Jejak.
Aziz, Moh. Ali, 2017, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, Edisi Revisi, Cetakan ke-6.
Forkomsi Feb UGM, 2019, Revolusi Industri 4.0, Sukabumi: Jejak Publisher.
Grafika.
Khasanah, Siti Uswatun, 2007, Berdakwah dengan Jalan Debat antara Muslim dan
Mawardi, 2018, Sosiologi dakwah: Kajian Teori Sosiologi, Al-Qur’an dan Hadist,
Amzah.
Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin, 2016, Pengantar Psikologi dakwah, Jakarta: kencana.
Wahid,
Media
Jurnal :
2016
DAFTAR LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Urgensi Pesan Dakwah Da’iyah Perkotaan Dalam Program Dinas Syariat
Islam
Kota Banda Aceh
1. Identitas informan
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
2. Pertanyaan
A. Pesan dakwah prioritas da’iyah Kota Banda Aceh.
1. Apakah Ustadzah Merupakan Da’iyah di bawah naungan dinas Syariat
4. Apa saja materi prioritas ustadzah dalam pesan dakwah kepada mad’u
prioritas?
6. Materi prioritas apa saja yang sulit ustadzah sampaikan kepada mad’u
Kepada Mad’u :
prioritas Ustadzah?
mad’u?
3. Apakah ada dukungan Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh pada saat
4. Dalam bentuk apa saja dukungan Dinas Syariat Islam Kota Banda
Banda Aceh?
Kepada mad’u :
da’iyah?
10. Apa saja bentuk perbedaan saat mengikuti dakwah dengan da’iyah dan
da’i?
LAMPIRAN GAMBAR
3. Jenis Kelamin :
4. Agama :
5. NIM / Jurusan :
6. Kebangsaan :
7. Alamat :
a. Kecamatan :
b. Kabupaten :
c. Propinsi :
8. Email :
Riwayat Pendidikan
9. MI/SD/Sederajat Tahun Lulus 2009
10. MTs/SMP/Sederajat Tahun Lulus 2012
11 MA/SMA/Sederajat Tahun Lulus 2015
Orang Tua/Wali
13. Nama ayah :
14. Nama Ibu :
15. Pekerjaan Orang Tua :
16. Alamat Orang Tua :
a. Kecamatan :
b. Kabupaten :
c. Propinsi :
(Intan Maulida)