SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh :
AHMAD HAFIDH ADLI
NIM. 108051000003
SKRIPSI
Oleh
Ahmad Hafrdh Adli
NIM: 108051000003
Pembimbing
JAKARTA
1436H/2015M
PENGESAHAN PAI\IITIA UJIAN
Sidang Munaqasyah
Z\
Dr. Sihabudin Noor. MA
NIP. 19690221 199703 | 001
Saprudin" S. Pd
NIP. 19680609 199108 l00r
Anggota
Penguji II
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
a
J. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya omng lain, maka saya bersedia menerima
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan begitu banyak
sehingga berkat seizin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat beserta salam tidak lupa pula selalu tercurah kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan Insya Allah semoga
kita termasuk umatnya yang tetap istiqomah mengikuti dan menjalankan Sunah-
sunah beliau.
Penulisan skripsi ini merupakan proses yang relatif panjang bagi penulis,
menyita segenap tenaga dan pikiran. Tetapi dengan segenap kesabaran, kerja
keras, dan do’a, akhirnya penulis sanggup menjalani tahap demi tahap dalam
skripsi ini, walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi.
Sungguh sebuah anugrah terindah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini dapat terwujud karena banyaknya
ii
Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan
I, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr.
2. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
5. Seluruh Ibu/Bapak Dosen beserta staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
iii
IlmuKomunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan
7. Ibu Nurlita, Ibu Metty, Bapak Budi Hendrajaya dan Mbak Rani selaku
8. Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MA selaku Ketua BKMI Bogor dan
9. Orangtua penulis, Ayahanda Jihadi Surya dan Ibunda Nena Yunaena, yang
sayang, serta memberikan motivasi baik dengan moril dan materiil. Selain
itu telah banyak pula memberikan doa’a, ridho, dan semangat sehingga
Hidayatullah Jakarta.
10. Adik-adikku tersayang, Rifky Hamdani, Lisanul Fikri dan Mukmin Alwan
yang tak hentinya juga selalu memberi support, tawa, canda dan semangat
11. Nenek-nenek dan Kakek tercinta, Enong Eyi Amriyah, Hadsiah, dan
Serta keluarga besar lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
iv
12. Om Chairullah dan Uni Riza, yang telah rela meluangkan waktunya untuk
13. Teman seperjuangan KPI A angkatan 2008, Rasyid, Danar, Eni Wibowo,
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah ada menemani
bahkan hingga raga saling terpisah oleh jarak, ruang dan waktu. Semoga
khususnya Angkatan 2009 Azis, Iqi, Eko, Zaldy, Iit, Ade, Puni, dan Dora
yang telah sama-sama berjuang bertukar pikiran, cerita, canda dan tawa
membawa RDK FM menjadi lebih baik dan selalu sabar untuk terus
15. Teman KKN Progress 2011 Yasser, Fahmi, Zein, Iril, Tohir, Syifa,
Husnul, Afina, Lia, Laila, Gadis dan Upi yang telah membagi ruang di hati
berujung.
16. Teman Flamboyan, Danang, Farhan, Fadhila, Adnan dan Devi. Terima
v
17. Teman-teman Penggalan MTsN Pamulang, Tangerang Selatan angkatan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna
baik dalam hal bentuk maupun isinya.Oleh karena itu, penulis sangat berharap
kritikan dan masukan dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap penelitian ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pihak
yang membutuhkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat ganda atas
segala bantuan dan motivasi dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
B. Media Dakwah……………………………………………………….. 19
C. Bentuk-Bentuk Dakwah……………………………………………… 25
vii
1. Dakwah Bil Lisan............................................................................ 25
1. Faktor Pendukung.......................................................................... . 58
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 68
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Media komunikasi baik visual ataupun audio visual pada saat sekarang
menggunakan media dewasa ini menurut para ahli komunikasi cukup besar
bertambah canggih dan telah memasuki peradaban baru. Salah satu bidang
informasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya media massa yang secara
Pada zaman yang modern seperti sekarang ini nilai agama yang sudah
budaya asing yang dapat merusak tingkah laku moral bangsa. Disana sini
terhadap orang tua, dan sebagainya. Dalam pergaulan pada saat ini sudah
tidak memandang lagi akan nilai-nilai moral, karena pergaulan yang bebas
1
2
hati nurani bahkan iman telah dikesampingkan, kini banyak manusia yang
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 104,
yang berbunyi :
َٰٓ
ِ ة يَ ۡد ُعىنَ إِلَى ۡٱلخَ ۡي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعرٞ َو ۡلتَ ُكه ِّمن ُكمۡ أُ َّم
َُوف َويَ ۡنهَ ۡىنَ ع َِه ۡٱل ُمن َك ِر َوأُوْ لَئِك
٤٠١ َهُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُىن
1
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Komunikasi
Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 6.
3
Media penyiaran pada saat ini berperan sangat besar bagi kehidupan
sosial, politik, hukum, bahkan sampai kepada ranah keagamaan. Hal inilah
teknologi elektronika ini arus informasi dapat berjalan cepat dan simultan,
sehingga mampu menembus ruang dan waktu antara dua tempat yang
2
Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2006) h. 5
3
Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, h. 5-6.
4
massa yang cukup efektif dan efisien menjangkau audiennya dalam jumlah
radio adalah salah satu media penyiaran yang banyak digandrungi oleh
para remaja dan pemuda. Oleh karena itu, media radio dinilai cukup efektif
pemuda.
massa yang powerfull. Bahkan, radio pernah disebut-sebut sebagai the fifth
estate atau kekuatan kelima setelah Koran.4 Hal ini disebabkan radio
siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di
negara.5
pendengaran sehingga isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat
4
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008) h. 11.
5
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007) h. 128.
5
penyiar radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna oleh
pendengar. 6
Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama
Misalnya, sebuah stasiun radio sengaja memilih format lagu pop agar para
penikmat musik satu itu menjadi pendengar setianya. Satu lagi, radio
melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar
penyiar radio. 7
luas di muka bumi. Dengan ciri khas utamanya yang auditif, radio mampu
menjadi media massa yang menarik bagi siapa saja. Kepraktisan dan
Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah bisa melalui media radio ini,
seperti halnya yang dilakukan oleh radio RRI Bogor. Radio RRI Bogor
awalnya dikenal dengan Radio Daerah Bogor, kemudian pada tahun 1965
6
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, & Reporter Radio, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007) h. 6.
7
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, & Reporter Radio, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007) h. 6.
6
dengan RRI Bogor. RRI Bogor sendiri memiliki 2 (dua) stasiun programa,
muda.
yang positif dari pendengar khususnya masyarakat Kota Bogor. Hal ini
bisa terjadi tentu disebabkan oleh peran RRI Bogor terhadap masyarakat
RRI Bogor sendiri bukan radio yang berlatarbelakang radio dakwah dan
kajian dan penelitian tentang aktivitas dakwah radio RRI di Kota Bogor
Sesuai latar belakang masalah diatas, agar penelitian ini lebih terfokus,
maka masalah hanya akan dibatasi pada aktivitas dakwah yang dilakukan
93,75 FM Bogor?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
8
2. Praktis
radio ini.
E. Tinjauan Pustaka
8
Aryo Bimo Lukito, Aktivitas Dakwah Majelis Ta‟lim Khair Insya Allah Dalam
Membina Keagamaan Karyawan PT Synergi First Logistics , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2014)
9
hal ini Hj. Romlah Hasan meliputi dakwah bil lisan dan dakwah bil
hal.9
3. “Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta” yang dibuat oleh
9
H. Sulaeman, Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Romlah Hasan, (Jakarta, UIN Syarif
Hidayatullah, 2013)
10
Ika Kartika, Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta, (Jakarta: UIN syarif
Hidayatullah,2013)
11
Rifan Nur Asikin, Aktivitas Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag Di Majlis Ta‟lim
Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara Bekasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
10
dakwah yang dilakukan oleh radio pemerintah RRI Pro 1 93,75 FM di kota
Bogor. Jadi sangat berbeda sekali dengan beberapa judul penelitian yang
F. Metode Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12
1. Jenis Penelitian
12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007) h. 4.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT Bina Aksara, 1985), cet. Ke-2, h.
139.
11
yaitu Ibu Nurlita, Ibu Metty, Mbak Rani dan Bapak Budi Hendrajaya
Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor yaitu Bapak KH. Djudjih Jaya
Sumpena.
berikut:
a. Observasi
b. Wawancara
12
radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor yaitu Ibu Nurlita selaku Kepala
Sub Seksi Programa 1, Ibu Metty selaku Kepala Siaran RRI Bogor,
c. Dokumentasi
wawancara.
jelas dan apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007) h. 330.
14
G. Sistematika Penulisan
penulisan.
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330-331
15
sejarah radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, tri prasetya radio RRI, visi dan
misi radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, struktur radio RRI Pro 1 93,75 FM
Bogor, program acara Radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, dan program
LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Aktivitas
dari Bahasa Inggris yaitu activity, dan Bahasa Latin yaitu activus yang
berarti aktif, tindakan. Yakni berupa tindakan pada diri setiap makhluk
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), cet-9, h. 20
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 20.
3
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997), cet-1, h. 25
4
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, cet-1, h. 26
16
17
yang ada di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti yang
kegiatan, kesibukan, atau bisa juga kerja atau salah satu kegiatan kerja
yang dilaksanakan dalam setiap bagian yang tidak terlepas baik yang
2. Pengertian Dakwah
ِ ة يَ ۡد ُعىنَ إِلَى ۡٱلخَ ۡي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعرٞ َو ۡلتَ ُكه ِّمن ُكمۡ أُ َّم
ُوف َويَ ۡنهَ ۡىنَ ع َِه ۡٱل ُمن َك ِر
َٰٓ
٤٠١ ََوأُوْ لَئِكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُىن
5
Sujogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press, 1999), cet-12 jilid 1, h. 28
6
Hasanuddin Ibnu Hibban, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.
39
7
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997), h. 31
18
pengertian dari sudut pandang yang berbeda namun tidak jarang juga
keinsyafan atas usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan buruk, agar
masih banyak lagi definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ulama
8
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: 1999), cet-19, h. 194.
9
Isa Anshary, Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh Islam, (Bandung: CV
Diponegoro, 1999), h. 17.
10
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2003),
cet-1, h. 7.
19
Islam.
B. Media Dakwah
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-
media sama dengan wasilah atau dalam bentuk jamak, wasail yang
ditentukan.12
11
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 403.
12
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983) h.
163.
20
Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Secara lebih luas,
dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apa pun yang halal bisa
sebagai media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Semua alat itu
tergantung tujuannya.
1. Media Auditif
a. Radio
2) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Faktor lain yang
3) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini
b. Cassete/Tape Recorder
2. Media Visual
a. Majalah
redakturnya. Islam dapat dilihat dari sudut pandang mana pun dan
penulis keagamaan.
b. Buku
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau
gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut
sebuah halaman.
sebelumnya.
seperti Nabi dan tidak boleh melakukam satu kekeliruan pun, maka
c. Internet
yang lalu, sudah dapat diramalkan bahwa media ini akan menjadi
beragam variasinya.13
a. Televisi
televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti
b. Film
Film atau gambar hidup juga sering disebut movie. Film, secara
seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan
dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
13
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 411 – 424.
25
kelupaan.14
ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru dakwah di tengah-
tengah masyarakat.
14
Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah, h. 424 – 426.
26
amal nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari
Da‟wah bil hal saat ini bisa dilakukan dengan karya nyata sebagai
internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh da’wah bil qalam ini lebih
kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah
1. Pengertian Radio
15
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h. 10-12.
16
Pengertian Radio, http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
studies/2203973-pengertian-radio/, di akses pada tanggal 16 Desember 2014
28
pelayanan yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John R. Bittner
yang dikutip Masduki, program atau kerap dikenal dengan istilah acara
mendengarkannya.21
17
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktek, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008), h. 5.
18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka 2007), h. 897.
19
Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang:
Ramdina Prakarsa, 2005), cet. Ke-1, h. 97.
20
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana, 2008) h. 199-200.
21
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS
Yogyakarta, 2004) h. 35.
29
a. Musik
sepuluh tahun terakhir adalah radio dengan menu siaran musik. Sejarah
b. Berita
di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau
Internet.23
pertama adalah langsung (live report) dari lokasi peristiwa, baik untuk
acara hiburan maupun peristiwa politik dan kriminal; dan yang kedua
22
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.
225.
23
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi h.
225.
30
berita pendek berdurasi sekitar 60 sampai 120 detik dan berita bulletin
tidak bisa diulang. Oleh karena itu, berita radio harus simple dan
c. Infotainment
dalam kemasan yang lebih lengkap kerap disebut majalah udara yaitu
dan iklan.
Tema yang dibahas dalam program ini antara lain: wawancara artis
membahas suatu tema tertentu, kilas balik penyanyi lama atau album
24
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 39.
31
sama.
25
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 228.
32
disiarkan dari radio maupun dari luar radio makin diminati, tentu
setempat.27
e. Jinggel Radio
Jinggel atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang
Ada tiga jenis jinggel, yaitu: pertama, jinggel untuk stasiun radio
Salah satu media yang bisa digunakan dalam kegiatan dakwah adalah
Dakwah melalui radio dan televisi itu cukup efektif karena besarnya
jumlah pendengar dan pemirsa yang mengikuti acara Kuliah Subuh itu
dengan nomen klatur yang beraneka, seperti “Hikmah Fajar”, “Di Ambang
Fajar”. Semuanya membawa pesan dakwah yang dibawakan oleh para da‟i
bincang) ada juga yang bersifat monologis (seorang da‟i sendirian tampil
28
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.
228-229.
34
karena:
pendek (short wave) dengan kekuatan 500 – 1000 kW dengan arah antena
Daya tarik media radio siaran ialah terpadunya suara manusia, suara
29
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008),
h. 189-192.
BAB III
tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.
36
37
dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yang semula
cenderung birokratis.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh Negara melalui
luar negeri.1
Kemudian sekitar tahun 1965 Radio Daerah Bogor berubah nama menjadi
1
http://www.rribogor.co/profil, di akses pada tanggal 28 Desember 2014
38
anak muda.2
1. Visi
2. Misi
sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di
minoritas.
2
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 15 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
39
kedaulatan NKRI.
program siaran
corporate governance).
menguntungkan.
Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan
bagaimanapun juga.
murni, hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan
Kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau
STRUKTUR ORGANISASI
INDONESIA BOGOR
MM
3
http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri, di akses pada tanggal 26 Desember 2014
4
http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri, di akses pada tanggal 26 Desember 2014
41
dengan narasumber saja. Program ini dulu belum hits seperti sekarang,
karena dulu belum ada line SMS dan telepon. Dan yang melalui
telepon pun juga terbatas hanya orang-orang tertentu saja. Jadi hanya
mengirim surat ataupun melalui kartu pos yang dikirim ke Kantor RRI
Bogor. Bahkan ada pula yang langsung datang ke studio dan bertemu
5
Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor tahun 2014
43
sekarang.
Ibu Hj. Fauziah Muslim S. Pd. I dan Ibu Yuni Salmon. Program ini
arti dan pemahamannya. Dan sekarang program ini di isi oleh Ustad
Dani.
berita.
44
Berisi program berita nasional disiarkan secara sentral dari RRI Pro 3
Jakarta.
diangkat.
pendengar.
11. Musik Menemani Aktivitas (Senin s.d Jum’at, 11.30 – 13.00 WIB)
17. Taman Anak Indonesia (Senin & Rabu, 16.00 – 16.30 WIB)
di Bogor, Kab. Bogor dan Depok. Sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
menghadirkan Narasumber.
22. Stella /Senandung Tembang Lama (Setiap hari, 17.00 – 19.00 WIB)
Penyajian drama, musik dan sound effeck menjadi suatu cerita yang
menghadirkan Narasumber.
47
Sosialisasi dan konsultasi tentang hal – hal yang terkait dengan hokum
32. Bogor Kiwari Akhir Pekan (Sabtu & Minggu, 07.30 – 09.00 WIB)
diselingi info lalu lintas, cuaca, info wisata, kuliner, serta kiriman
Obrolan serius tapi santai Mang Opik dan Ceu Ijah dengan atau tanpa
dibicarakan.
Indonesia 50 %.
seorang budayawan.
ada di kota dan kabupaten Bogor, saling sapa via udara melalui sms
atau telepon.
penyanyi/musisinya.
42. Musik Jenjang Malam (Setiap Hari kecuali Sabtu, 22.30 – 24.00 WIB)
daerah.6
6
Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor tahun 2014.
BAB IV
Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak hanya cukup dengan media
zaman, radio banyak berperan dalam berbagai bidang salah satunya adalah
media yang berkembang pesat saat ini, namun media radio mampu
bertahan sampai sekarang dan banyak penggunanya. Ini menjadi salah satu
51
52
dilakukan secara garis besar meliputi: Dakwah Bil Lisan dan Dakwah Bil
Qolam.
Dakwah Bil Lisan yang dilakukan RRI Pro 1 Bogor dikemas dalam
bentuk program siaran radio. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
kali salah satunya bernama Kuliah Subuh. Awalnya format program ini
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
53
melalui radio ini karena melihat latar belakang dari motto Kota Bogor
motto Kota Bogor tersebut. Selain itu, beliau juga merasa dengan
berdakwah melalui RRI Bogor ini dengan satu kali bicara dapat
dan kondisi yang ada. Seperti ketika Bulan Rabi’ul Awal materi yang
2
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor, 07.00
WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
3
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
54
terpecah belah dan mengarah kepada satu aliran. RRI Pro 1 Bogor
keagamaan ini pun saat ini berubah menjadi live dialog interaktif.
b. Mimbar Islam
setiap hari Kamis dari jam 16.30-17.00, dengan narasumber Ibu Hj.
4
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena MM (Bogor, 07.00
WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
5
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
55
Fauziah Muslim, S. Pd. I dan yang kedua Ibu Yuni Salmon mereka
c. Tafsir Al Quran
ini di isi oleh Ustad Dani. Disiarkan setiap hari Jum’at jam 17.00 WIB.
Qur’an dengan baik dan benar. Disiarkan setiap hari Jum’at jam 16.30
samapai dengan jam 17.00 WIB. Namun untuk sementara ini belum
aktif kembali terkait dengan narasumber yang tidak bisa siaran secara
live. 6
Pro 1 Bogor selalu ada. Bahkan selalu bertambah ketika memasuki Bulan
Ramadhan. Tidak hanya itu jam siar pun menjadi bertambah juga. Kalau
mulai mengudara jam 03.00 sampai dengan jam 04.00 WIB. Format
program ini live dialog interaktif, dimana para pendengar bisa berinteraksi
6
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor.
7
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
56
yaitu live dialog interaktif. Yang dibahas pun berkaitan dengan masalah-
seperti dzuhur, ashar dan maghrib yang rutin. Kemudian jika ada event
hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, Idul Fitri, Idul Adha dan
acara hari-hari besar Islam lainnya Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
Audio Streaming. Jadi bagi pendengar yang kurang puas atau mereka tidak
dapat memonitor siaran secara live bisa bertanya melalui facebook, twitter
ataupun audio streaming. Dan pertanyaan mereka nanti akan dijawab oleh
pendengar.
mengutamakan program siaran yang berisi dakwah harus ada dalam siaran
mereka. Karena sesuai dengan pedoman yang harus mereka capai sebesar
1. Faktor Pendukung
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak KH. Djudjih
program keagamaan:
10
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
59
tidak berpihak kepada satu golongan apa pun. Selain itu juga
b. Jangkauan Siar
11
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor.
12
Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
60
Kota Bogor adalah jangkauan siar yang cukup jauh. Tidak hanya di
channel 1242. 13
“Kalo kita tentunya dengan media kita yang ada ya. Dengan
narasumber makanya kita sudah dibicarakan sebelumnya. Jadi kita
bekerjasama yaitu dengan BKMI, MUI dengan Departemen
Agama. Dengan fasilitas RRI yang ada dan supaya lebih tersebar
luas dakwah itu ya kita memanfaatkan media jejaring sosial itu
seperti facebook, twitter dan audio streaming. Karena kalo kita
hanya mengandalkan pemancar kita yang 93,75 FM dan AM 1242
itu kan hanya di wilayah Bogor baik Kota, Kabupaten, sebagian
Sukabumi, sebagian Cianjur, kemudian Jakarta juga tidak
semuanya. Nah, tetapi untuk saat ini pendengar kita yang di luar
Bogor, yang di Irian pokoknya seluruh dunialah mereka bisa
mendengarkan RRI karena jejaring sosial itu yang kita manfaatkan
mereka bisa mensearch kita lewat audio streaming.”14
Berdasarkan uraian diatas Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
13
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
14
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
61
d. Segi Teknis
2. Faktor Penghambat
15
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
62
Bogor. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Budi
Keagamaan:
16
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendarajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor.
17
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
63
kendaraan dan tempat tinggal mereka pun juga ada yang jaraknya
18
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
19
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
64
dengan para Kiai atau Ustadz bisa berjalan juga dengan lancar
c. Gangguan teknis
listrik, maka siaran pun menjadi terganggu.20 Selain itu juga ketika
d. Gangguan Alam
alam misalnya seperti hujan deras yang disertai kilat dan angin
hujan deras disertai angin kencang. Dan hal ini berdampak kepada
20
Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
21
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
65
(RRI) Pro 1 Bogor ini tersambar oleh petir dan kegiatan siaran pun
menjadi terganggu.22
22
Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
(RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor ini secara umum meliputi dakwah bil
lisan dan dakwah bil qolam. Di kemas dalam bentuk program siaran
Qur’an. Selain itu juga ada beberapa program spesial ramadhan seperti
dan maghrib yang rutin. Kemudian jika ada event hari besar Islam
seperti Maulid Nabi Muhammad, Idul Fitri, Idul Adha dan acara hari-
hari besar Islam lainnya Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor
66
67
audio streaming.
pihak luar dalam hal ini Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75
adalah dari segi teknis ketika mati listrik dan pemancar drop, maka
B. Saran-saran
Hikmah Fajar.
DAFTAR PUSTAKA
69
70
Kamus:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet-9, h. 20
Skripsi:
Aktivitas Dakwah Majelis Ta’lim Khair Insya Allah Dalam Membina Keagamaan
Karyawan PT Synergi First Logistics yang dibuat oleh Aryo Bimo Lukito
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM 109051000182
pada tahun 2014
Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Romlah Hasan yang dibuat oleh H. Sulaeman
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan NIM 207051000096 pada
tahun 2013
Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta yang dibuat oleh Ika Kartika
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM 207051000557
pada tahun 2013
Internet:
Pengertian Radio, http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
studies/2203973-pengertian-radio/
http://www.rribogor.co/profil
http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri,
Dokumen:
Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor Tahun 2014.
I(EMENTERIAN AGAMA
y-NIyERSITAS ISLAM NEGERI (uIN)
.j,ffi*iilfu,
': I
.;;,,t
a :.": 1:,ii.r:!1ir,*,a
I
sYARIF HIDAYATULLAH JAI(ARTA
Telepon/Fax : (021) 7 432728 / 7 4703580
Ji. Ir. H. Juanda No. 95 CiputatT54l,2Indonesia Website: n'u,r,.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : clakn,air@ftlk.uinjakarta.ac.iel
ry;""-".e*@
I(epada Yth.
Nunung Khoiriyah, MA
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UiN Syarif Hidayatullah Jakarta
n Saputra, A
3 199603 r0011
Tembusan :
1. Dekan
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
iwwww SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
\wwww FAKULTAS ILMU DAKI^/AH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/ Fax : (027) 7 432728 / 7 47U3580
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : m.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : dakwah@fdk.uinjakarta.ac.id
Hal : Penelitian/Wawancara
Kepada Yth.
I(epala LPP RRI Bogor
di Tempat
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,
ubhan, MA
110 199303 t 004-y
Tembusan:
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik
2. I(etua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu I(omunikasi
LAMPIRAN
Bersama Ibu Nurlita Kepala Seksi Programa 1 dan Ibu Metty Kepala Seksi Siaran RRI
Bogor
Sejak RRI ada, karena itu termasuk salah satu program acara yang sifatnya wajib karena
memang seperti yang kita ketahui bahwa agama di Indonesia itu kan walaupun tidak
hanya Islam, tapi mayoritas Islam. Dan sesuai juga dengan penduduk yang ada di wilayah
Bogor ini mayoritas kan masih Islam juga. Bahkan salah satu Narasumber kami yang
sekarang masih mengisi juga istilahnya adalah angkatan pertama yang menjadi
Narasumber di RRI Bogor pada masa RRI Bogor ini baru berdiri atau mengudara dan itu
sekitar tahun 1968. Karena pada awalnya itu ada istilah Radio TNI AU (Angkatan Udara)
kemudian menjadi radio RRI Bogor, dan Narasumbernya itu adalah bapak KH. Djudjih
Jaya Sumpena beliau salah satu Narasumber yang dari awal RRI Bogor ini mengudara
sudah hadir. Cuma mungkin dari rangkaian sejarah nama judul acaranya dulu tidak
Hikmah Fajar, melainkan Kuliah Subuh, ada lagi pernah cuma sya agak lupa kalo tidak
salah sudah 3 kali berganti judul acara.
Kalo pertamanya sepengetahuan saya, karena kebetulan saya juga bisa dibilang dari tahun
1990an baru sampai disini, tapi juga pernah mendengar sebelumnya. Awalnya lebih
kepada dialog antara presenter dengan narasumber, karena dulu acara ini belum hits
seperti sekarang ya, jadi artinya dulu belum ada SMSan, telepon juga terbatas hanya
orang –orang tertentu saja, dan kita awalnya belum langsung membuka line telepon jadi
hanya dialog antara presenter dengan narasumbernya. Kemudian kirim surat biasanya,
masih ada via surat respon dari pendengar, ada yang pake kartu pos, ada yang pake surat,
bahkan ada yang langsung datang ya itu paling nilai plusnya ketika mereka bisa hadir
langsung ketemu dengan narasumber jadi interaktifnya seperti itu. Tapi lebih sering
adalah dialog, jadi biasanya diawal pengantar dulu, pemaparan, kemudian ada pertanyaan
dari si presenter sendiri yang merasa itu adalah pertanyaan yang juga mewakili pada
umumnya masyarakat yang ingin mengetahuinya, jadi memang sebelumnya biasanya
materi disampaikan kepada kami dan kemudian kami pelajari dan terutama kepada para
presenternya baru nanti dipersiapkan untuk poin – poin pertanyaannya, jadi
mengembangkan pertanyaan dari skrip awal yang disampaikan oleh narasumber,
walaupun topiknya biasanya ada istilahnya topik2 itu ditentukan oleh narasumber setelah
ada pembicaraan dengan tim juga sebelumnya bahwa yang kita harapkan adalah satu
topik yang tidak keluar aqidah, kemudian tidak menimbulkan hal – hal yang bisa
membuat Islam terpecah belah. Jadi bedanya kalau RRI itu meskipun syiar Islamnya
banyak dan variatif, tapi kita punya patokan – patokan dimana itu membuat acara kita
lebih netral tidak mengarah kepada suatu aliran misalnya, kemudian sifatnya lebih ke
masyarakat luas mulai dari kalangan bawah sampai atas itu bisa mengikuti acara ini.
3. Bagaimana ide awal munculnya Program Keagamaan di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Apakah pernah dilakukan survey sebelumnya?
Sepengetahuan saya awalnya kurang begitu yakin persisnya seperti apa tapi memang dari
berdirinya RRI Bogor ini memang sudah ada acara keagamaan yang kemudian di respon
positif oleh masyarakat. Kalo survey secara khusus sudah kita lakukan, cuma saya lupa
waktu itu timnya siapa saja. Waktu itu survey dilakukan mengenai program Hikmah Fajar
itu bagaimana, dan hanya ada tanggapan ketika program Hikmah Fajar ini sempat tidak
live, tapi rekaman. Mereka sempat merasa kehilangan kalo rekaman tidak bisa interaktif
langsung, walaupun ada beberapa pendengar yang memang tidak aktif, artinya dia
pendengar setia tidak aktif bertanya tapi dia setia mendengarkan jadi dia merespon ketika
tidak live. Jadi bisa dibilang berdasarkan respon dari pendengar, program Hikmah Fajar
ini tetap ada bahkan sekarang ini lebih ke interaktif live yang ditunggu – tunggu yang
menjadi acara ini tetap disiarkan di RRI Bogor
4. Sejak tahun berapa grafik pendengar ini meningkat khususnya pada program
keagamaan?
Yang pasti setiap tahun siaran pendidikan khususnya program keagamaan itu tetap ada,
bahkan selalu bertambah ketika memasuki bulan ramadhan. Selain masalah kaitannya
dengan acara-acara yang ditambah atau acara-acara di bulan ramadhan jam siar kami
soalnya juga bertambah pada bulan ramadhan. Biasanya kita mengudara jam 5 pagi, tapi
kalau pada bulan ramadhan kita mulai mengudara pada jam 2 dinihari pada saat orang
bangun sahur. Disitu juga bukan sekedar hiburan, tetapi ada tausiahnya dan bahkan
interaktif secara langsung (live). Sehingga narasumber bisa hadir dan berinteraksi dengan
pendengar secara langsung pula melalui telepon. Dan ini yang menjadi kelebihan siaran
keagamaan setiap tahunnya yaitu pada bulan ramadhan.
Yang menjadi idola sekarang ini adalah dialog interaktif, kemudian masih ada yang
sifatnya tausiah monolog, kemudian ada juga yang seperti kapsul program atau renungan
tadi hanya sekilas entah itu hadits, atau renungan secara umum tapi yang menyentuh
kepada agama dan pendukungnya adalah lagu-lagu Islami. Kalau lagu – lagu Islami dulu
kita pernah mau mengadakan semacam lomba nasyid, tapi karena berbarengan dengan
acara lain sehingga tidak jadi lomba tapi lebih kepada tampilan mereka di studio dan itu
berlangsung ketika bulan ramadhan. Beberapa waktu yang lalu kita pernah mengadakan
talkshow di luar, formatnya adalah penggabungan off air dan on air. Jadi ketemu
langsung dan di on air kan pula.
6. Apa saja program keagamaan Islam yang ada di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Yang pertama ada hikmah fajar, kemudian mimbar agama islam, ada tafsir Al Quran
yaitu penyampaian ayat – ayat Al Quran dengan arti dan pemahamannya, kemudian
pelajaran membaca Al Quran cuma untuk sementara ini belum aktif kembali terkait
dengan narasumber kami yang agak kesulitan untuk live. Dulu pernah secara live, dan
mereka pun mengaji lewat telepon, baru setelah itu ustadz yang menjadi narasumber kami
yang mengoreksi benar, salah dan kurangnya. Dan itu sempat berlangsung seperti itu,
kemudian ada lagi ustadz yang lebih muda dan segmentasinya lebih kepada remaja waktu
itu, tapi Alhamdulillah karena beliau juga terbentur dengan waktu yang gak bisa berlanjut
jadi sementara ini kita belum ketemu lagi dengan narasumber yang bisa secara live.
Kemudian juga renungan-renungan tadi seperti mutiara hadits dan kalo ada event acara
hari besar Islam seperti Maulid, Idul Fitri, Idul Adha dan acara hari-hari besar Islam
lainnya kita biasanya membuat paket langen (lahan suara) isinya mengungkap tentang
sejarah hari-hari besar Islam tersebut.
7. Program apa saja yang masih mengudara saat ini selain program Hikmah Fajar?
Iya selain Hikmah Fajar program yang masih kita siarkan yaitu Sholat Jum’at secara
langsung dengan mendatangi Masjid -masjid yang memang sebelumnya kita telah
melakukan kerjasama khususnya Masjid – masjid besar yang ada di Kota Bogor sesuai
dengan jadwal yang telah kita susun. Dan untuk sementara hanya program pelajaran
membaca Al Quran yang belum aktif kembali tapi acaranya masih tetap ada, dan
insyaAllah bulan ramadhan ini akan di tambah beberapa program special seperti Taman
Anak Baca Al Quran itu lebih kepada mereka yang telah belajar d Madrasah atau tempat
ngajinya secara bergiliran anak – anak tersebut yang sudah bisa datang ke studio bersama
gurunya kemudian langsung on air. Ada juga yang memang ingin ikut bergabung kami
membuka line telepon. Kemudian kalau acara Agama lain yang khusus Ramadhan lebih
kepada dialog seputar ramadhan menjelang berbuka puasa, dan khusus topiknya
membahas berkaitan dengan ramadhan. Dan selain itu menjelang sahur juga ada yaitu
dialog interaktif di tambah frekuensi dan durasinya. Selain itu juga tadi ada mutiara –
mutiara hadits dan musik islami sebagai pendukung dan wajib ada. Kemudian juga
mengudarakan waktu – waktu adzan sholat, seperti dzuhur, ashar dan maghrib yang rutin.
Iya memang tugas kami salah satunya adalah selain RRI bekerja sama dengan instansi
terkait, juga kami di bagian perencanaan bertugas mengundang Narasumber. Nah,
mengundang Narasumber ini juga diawali dengan kegiatan kami dengan Departemen
Agama, kemudian memberikan surat untuk mengundang narasumber nanti kepala atau
ketua lembaga tersebut menugaskan orang – orang yang bisa menjadi narasumber.
Kemudian yang lainnya kami memang mendapat kewenangan untuk mengundang
narasumber yang sifatnya lebih ke organisasi atau individu tapi dengan ketentuan –
ketentuan yang ada, jadi artinya balik lagi kami tidak boleh mengundang misalnya
sepertinya aliran ahmadiyah atau aliran – aliran tertentu. Jadi tetap RRI itu independen,
netral dan kita tidak boleh justru dengan siaran kita yang memicu hal – hal yang sifatnya
membuat orang – orang untuk perselisihan atau perdebatan. Jadi ada sebenarnya selain
tugas itu adalah kewenangan tapi tentu saja kami di bagian perencanaan menyampaikan
dulu masukan kepada atasan setelah ada persetujuan baru kami meneruskan untuk
mengundang kehadirannya, dan selain itu di evaluasi karena evaluasi itu menentukan juga
apakah ini memang tidak sesuai seperti yang kita harapkan, diterima oleh pendengar dan
tidak menimbulkan efek negatif tadi misalnya atau tidak melenceng. Karena ada juga
beberapa dari organisasi Islam mereka kan kalo datang insyaAllah selalu mengedepankan
dan kalau ketahuan mengarah kepada aliran tertentu ya kita stop, dan kita sebelumnya
sudah sampaikan jadi kalau dianggap sudah melenceng ya kita dengan baik – baik mohon
maaf kita disini tidak bisa meneruskan karena tidak sesuai dengan pedoman kita.
Dan kalau untuk penyiar sendiri di Pro 1 itu bisa di bilang sudah senior semua, sementara
ini untuk regenerasi masih sedikit sekali meskipun ada. Dan memang untuk menjadi
pemandu acara khususnya di Hikmah Fajar itu tidak mudah selain mereka ini adalah
muslim yang pertama di harapkan tentunya muslim. Kemudian kita bekali atau kita
berikan contoh kemudian dibekali bagaimana kita harus bisa walaupun secara singkat
bisa menguasai materi itu. Justru mereka keliatannya kebanyakan jadi ajang mereka untuk
berdialog atau bertanya banyak dan konsultasi juga, tapi tentu tidak boleh
mengedepankan kepentingan mereka sendiri, karena setiap menitnya istilahnya untuk
publik ya. Tapi ketika ada space waktu belum ada interaktif secara langsung dari
pendengar mereka bisa menanyakan dari pertanyaan mereka sendiri, dan Alhamdulillah
selama ini keliatannya nyambung aja, Cuma ada beberapa yang mungkin belum sering
jadi agak beda.
9. Apakah ada protes atau komplain dari pendengar selama siaran keagamaan
berlangsung terkait dengan tema yang dibahas ataupun dari bahasa penyiar yang
sulit dipahami?
Ya pernah ada, hanya penekanannya pada waktu itu ada komplain ketika Narasumber
dianggap oleh pendengar kurang puas dengan jawabannya. Jadi pendengar merasa si
Narasumber ini kurang menguasai tema yang diangkat. Dan kalo dari penyiarnya sendiri
ada beberapa penyiar yang terkesan hanya lebih kepada iya gitu ya, kadang-kadang
penyiar juga harus berakting kan artinya mungkin dia tidak bisa berakting pada saat itu
bisa jadi moodnya lagi kurang bagus sehingga dia lebih terkesan kepada iya jadi tidak ada
improvisasi atau pengembangan dari materinya. Jadi kalau secara umum semuanya sudah
bagus, Cuma pada saat-saat tertentu mungkin
10. Bagaimana respon dari pendengar sendiri terhadap program keagamaan ini?
Nah kalo respon mungkin itu tadi ya d monitor kemudian ada penilaian sendiri. Sejauh ini
Alhamdulillah respon dari pendengar sendiri selalu ada ketika live bukan rekaman dan
sering juga ada satu hal yang menjadi banyaknya acara membuat sedikit bergeser
durasinya karena begitu padatnya pertanyaan sehingga si penyiar ini terpaksa harus
sedikitnya ada yang dibaca dulu sms yang masuk, kemudian di jawab lagi dan akhirnya
durasinya agak terlewat sedikit. Jadi Alhamdulillah selalu ada, terutama kalau Hikmah
Fajar lebih banyak yang telepon daripada sms. Jadi begitu diberi kesempatan untuk
interaktif silahkan telepon atau sms itu sudah ada.
Alhamdulillah, Oo…iya salah satu yang pernah disampaikan oleh pemerhati RRI.
Pemerhati RRI itu adalah masyarakat Bogor sendiri yang juga setia mendengarkan RRI
yang juga memang sebagai tim pemerhati. Jadi tim pemerhati itu juga diberi PR istilahnya
untuk mengevaluasi siaran kami. Dan Alhamdulillah salah satu yang memang dianggap
paling eksis dan jangan sampai dihilangkan atau dikurangi durasinya adalah Hikmah
Fajar. Jadi program Hikmah Fajar istilahnya udah kudu aja atau harus tetap ada ya itulah
respon dari pemerhati. Jadi kami membuat programa siaran kita itu yang eksis salah
satunya adalah Hikmah Fajar dan acara-acara keagamaan lainnya. Hanya kalo dari acara
keagamaan lainnya seperti Pelajaran Baca Al Quran ada yang tidak penting jadi kita harus
mengundang ulang Narasumber itu ya mungkin orangnya ganti.
Ya kalau kami mungkin menilainya hanya sebatas respon pendengar tadi ya. Kalau
respon pendengar ya Alhamdulillah yang bisa kami pantau itu walaupun tidak terlalu
signifikan itu bertambah. Kemudian narasumber yang ada sekarang ini kan juga ada yang
berganti walaupun ada yang senior seperti Pak KH. Djudjih yang dari awal RRI ada
sampe sekarang, ada juga yang baru-baru. Dan yang baru-baru ini ternyata juga gak
sembarangan jadi Narasumber, artinya mereka memang Narasumber yang berkompeten
dan selain itu juga pas dengan yang diinginkan oleh pendengar, terbukti dengan
interaktifnya itu tema masalah di pendengar itu berkembang juga pertanyaannya jadi
semakin cerdas kalau menurut pendengaran kami evaluasi internlah gitu ya. Nanti kalau
misalnya seneng ada mungkin rekamannya bisa didengar juga seperti apa mereka
bertanya, seperti apa mereka mungkin juga mengulang pertanyaannya kembali. Ada
soalnya pendengar yang memang setia di acara Hikmah Fajar ini, dengan semua
Narasumber yang ada pun dia selalu ingin mengikuti kan beda-beda topiknya ada Fiqih,
ada tentang Mua’rifan, Tauhid, Akhlak, dan juga yang secara umum misalnya apa saja
yang berkaitan dengan kehidupan sekarang ini yang terjadi. Dan mereka seperti sarapan
pagi dan harus mendengarkan Hikmah Fajar. Dan itu yang membuat kita senang, dan
pertanyaannya pun bagus-bagus kalau menurut kami jadi secara tidak langsung menurut
kami itu adalah peningkatan dari segi acara kami karena respon pendengar walaupun
tidak terlalu terlihat bertambah baik yang aktif maupun pasif karena ada juga yang pasif
artinya pada saat dia mendengarkan dia tidak muncul suaranya, tapi ketika ditanya
terutama pada saat hari radio itu “acara apa yang suka di dengar? Hikmah Fajar ini,
ini….”nah itu. Jadi ketahuan disitu bahwa Hikmah Fajar banyaklah pendengarnya.
13. Apa upaya yang dilakukan agar program keagamaan tersebut tetap menarik dan
diminati pendengar?
Ya selain kita terus bina kerjasama dengan Narasumber tetap, ya kita juga kan selalu ada
evaluasi. Evaluasi itu kan ada yang sifatnya lebih intern ke kita dulu sendiri, kemudian
evaluasi bersama pendengar RRI dan para pemerhati RRI nah disitu biasanya ada saja
masukan yang bagus mungkin karena media elektronik sekarang ini sudah sedemikian
canggih artinya bersaing banget apalagi audio visual media seperti TV, ada masukan-
masukan yang diinginkan ya itu tadi seperti on off air. Kalau bisa on off air, ketemu juga
on air juga. Cuma kami masih punya keterbatasan dalam hal ini tidak hanya dari segi
teknik penyelenggaraannya tapi juga dari Narasumber kami Alhamdulillah selain disini
mereka juga mempunyai jadwal yang padat untuk tausiah atau ceramah di berbagai
tempat. Nah, jadi upaya yang pernah kita lakukan sesekali kita adakan on off air
istilahnya hanya yang belum terealisasi adalah Hikmah Fajar live berinteraksi dan
bertemu langsung dengan Narasumber di waktu Hikmah Fajar pagi atau subuh
mengudara secara live dan bisa berjaringan dengan Cirebon Bandung dan itu adalah
keinginan dari pendengar dan kita juga. Terkait juga dengan Narasumber, rupanya masih
juga dengan Narasumber yang ada, masih ada keinginan untuk menghadirkan
Narasumber atau ustadz-ustadz yang top. Itu juga salah satu harapan pendengar sekali
sekali katanya seperti Ustadz Yusuf Mansur. Satu hal ketika ada acara yang tidak bisa
live itu kan kita putarkan rekaman diantaranya ada Ustadz Yusuf Mansur, Arifin Ilham itu
karena bentuknya rekaman otomatis pendengar akan senang, tapi sayang rekaman tidak
bisa interaktif. Nah, dengan begitu mereka berkeinginan juga kalau bisa live dengan
mengundang Ustadz Yusuf Mansur ataupun Ustadz-ustadz kondang lainnya lah baik yang
di Bogor atau bahkan Nasional. Nah itu yang menjadi keinginan yang InsyaAllah
diupayakan nanti.
14. Bagaimana cara Pro 1 RRI Bogor mensiasati Narasumber ketika berhalangan
hadir untuk mengisi acara?
Ya itu memang idealnya kita sebelumnya sudah konfirmasi, karena sudah ada jadwal kan
baik Narasumber itu sudah ada koordinatornya anak buahnya itu Pak KH Djudjih. Kalau
kebetulan tidak sempat ke Pak KH. Djudjih, mereka ada yang telepon langsung ke studio
jadi lebih terkesan mendadak. Ada juga yang kami di tim perencanaan yang mengabari
sebelumnya, jadi preparenya lebih awal lagi ketika tidak bisa hadir. Kalo memungkinkan
kita change dengan Narasumber yang lain jadi tuker tempat sementara beliau ini gak bisa,
ada yang bisa maka kita hadirkan yang bisa. Jika itupun tidak memungkinkan maka
terpaksa kita putarkan rekaman, tapi interaktif juga cuma berbentuk rekaman. Selain
ustad yang nasional ada juga ustad lokal yang kita putar. Hanya sekarang rekaman sudah
jarang karena lebih sering live. Dari sebulan itu sekitar 24 hari narasumber hadir untuk
live, hanya sekitar 6 hari yg tidak live atau berbentuk rekaman.
15. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
di kota Bogor dan sesuaikah dengan visi dan misi RRI Bogor sendiri?
Ya InsyaAllah, kita bisa tau itu karena salah satunya kita bekerjasama dengan
Departemen Agama Kota Kabupaten, kemudian dengan MUI. Jadi beliau-beliau ini
sebagai Narasumber kami menurut informasi yang kami terima salah satu dakwah yang
istilahnya wajib gitu ya, karena memang sifatnya wajib itu jadi harus mereka laksanakan
walaupun mungkin tidak oleh satu orang melainkan bergiliran itu adalah di RRI. Ya
mereka tentu saja melihat RRI ini bukan radio yang baru kemaren kemudian kalau dulu
memang disebutnya radio pemerintah sekarang radio publik jadi lebih kepada publik dan
Alhamdulillah dengan siaran di RRI mereka juga merasa lebih dekat dan lebih banyak
lagi masyarakat yang dirangkulnya. Kemudian terkait dengan visi misi RRI, ya sangat
mendukung dan sesuai dengan visi misi RRI karena disini kita kan mencerdaskan ya, jadi
pendidikan islam juga bagaimana khususnya kaum muslim itu cerdas, cerdas itu tidak
hanya dalam ilmu exact atau apa tapi juga cerdas dalam berpikir keimanan dan ketaqwaan
nah itu yang gak boleh gak ada di RRI manapun harus ada.
16. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan aktivitas dakwah di Kota Bogor?
Kalo kami dari RRI ya otomatis dengan siarannya. Ya artinya yang paling secara spontan
disampaikan oleh Narasumber ya itu, walaupun tidak sampai satu jam dipotong oleh
pengajian ayat suci Al Quran, kemudian mutiara hadits, kemudian juga ada lagu-lagu
islami sekitar 35 menit mungkin itu, dengan 35 menit ini mereka merasa kalau dakwah
melalui RRI itu sudah merangkul sejuta umat juga istilahnya kan kita siaran RRI sesuai
dengan daya jangkau siar kita terutama Pro 1 ada di wilayah kota dan kabupaten. Dan
Alhamdulillah bahkan sekarang sudah ada audio streaming. Dengan audio streaming itu
jadi kalau ibarat dakwah langsung di masyarakat kan sebatas orang yang hadir, kemudian
juga ada pengeras suara yang memungkinkan suara bisa terdengar jauh, tapi kalau dengan
RRI walaupun hanya setengah jam lebih katakanlah mereka sudah aktif atau tidak aktif,
pasif ataupun aktif pendengar mereka sudah mendengarkan jadi sudah sangat banyak
dimana dakwahnya itu atau tausiahnya itu di dengar. Kemudian dari segi teknis didukung
juga dengan alat-alat, kadang memang namanya juga alat dan buatan kita sendiri punya
keterbatasan, kadang-kadang juga ada trouble berkaitan dengan alat-alat di studio, entah
itu dengan line telepon, komputer juga, kadang-kadang sms nya yang mungkin ada
trouble tetapi itu hanya sesekali tidak sering dan kemudian pemancar kalo yang
mendengarkan radio. Tapi sekarang ada juga radio streaming jadi masih bisa terbagi
pendengar yang pake audio streaming. Tapi kalau pemancar biasanya ini ada kaitannya
dengan cuaca juga. Kadang-kadang kita juga masih merasa khawatir ketika ada
gangguan-gangguan iklim. Tapi Alhamdulillah kalau daya jangkau siar kita kalau sedang
bagus tidak ada masalah cukup luas. Ya namanya alat kadang ada trouble walaupun
sedikit hanya sesekali tidak menjadi prinsip, tapi seringnya siaran kita tetap berlangsung
hanya di dengarnya tidak sempurna itu saja.
17. Apa pula faktor penghambat dalam menjalankan upaya aktivitas dakwah di Kota
Bogor?
Mungkin lebih kepada narasumber, maksudnya dengan hadirnya narasumber acara itu
terselenggara sesuai dengan yang direncanakan oleh kami dan diharapkan oleh
pendengar, tapi kalau narasumber tidak hadir secara live, nah itu sedikit mengurangi
kesempatan untuk mereka berinteraksi dengan narasumber yang tidak hadir itu.
Pewawancara Narasumber
1. Sejauh ini perkembangan program keagamaan di RRI sendiri seperti apa bu?
Sepanjang tahun alhamdulillah lancar – lancar saja khususnya acara Hikmah Fajar yang
setiap pagi itu kita siarkan mulai jam 5.15 - 06.00. Kemudian juga animo dari para
pendengar sendiri sangat antusias terhadap program ini, walaupun mereka hanya
mendengarkan melalui media radio, tetapi mereka terlibat secara interaktif dengan
narasumber kita yang mana bekerjasama dengan MUI Kota Bogor sebagai pengisi
acaranya dimana mereka sudah ada jadwalnya. Jadi setiap hari itu bergantian yang
mengisi acara Hikmah Fajar juga dengan BKRMI dan itu rutin. Dan hal itu berjalan sudah
cukup lama bahkan sejak RRI ada dan ini juga menjadi tanggung jawab RRI sebagai
radio publik bagaimana kita memberikan informasi – informasi tidak saja yang bersifat
umum namun juga yang bersifat kerohanian ini juga menjadi tugas dan kewajiban RRI.
3. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
dan sudah sesuaikah dengan visi dan misi RRI Bogor sendiri?
Ya, karena acara – acara kami itu ada patokannya sesuai dengan buku pedoman. Kita
disini siaran agama prosentasenya pun sudah ada. Jadi dimana kita berharap dengan
adanya prosentase dari setiap materi yang kita berikan kepada pendengar ini juga bisa
memberikan pemahaman kepada pendengar. Dan selama ini sejak berdirinya RRI Bogor
sampai saat ini prosentase itu tidak kita kurangi malah akan lebih efektif lagi ketika bulan
ramadhan. Nah itu bisa di dengar dimana kita ada tambahan jam siar, kalau biasanya
efektif itu jam siar kita 19 jam kemudian disitu ada siaran pendidikan, kebudayaan. Kalau
agama itu dia masuk kedalam siaran pendidikan dan kebudayaan. Dari 19 jam itu ada 228
menit itu untuk siaran pendidikan dan kebudayaan dimana di dalamnya ada siaran agama.
Sehingga disini untuk prosentase klasifikasi siaran RRI Bogor dan bahkan RRI seluruh
Indonesia itu sudah ditentukan prosentasenya seperti apa. Kalo seperti kita disini siaran
pengajian kemudian ada hikmah fajar, siaran rohani islam dan juga ada siraman rohani
agama – agama lain yang ada di Indonesia khususnya Bogor. RRI pun memfasilitasi
semuanya.
4. Apa upaya yang dilakukan RRI Pro 1 Bogor agar program – program keagamaan
ini tetap menarik dan diminati pendengar?
Yang kita lakukan adalah berusaha dikemas lebih kreatif lagi, jadi tidak monolog. Kalau
monolog pendengar akan cenderung merasa bosan karena mereka hanya mendengar saja
sang penceramah. Tapi yang kita lakukan adalah kita buat semenarik mungkin dan
interaktif, jadi bagaimana sang penceramah ini menyampaikan materi dan dipandu oleh
seorang penyiar atau presenter kemudian kita membuka sesi sharing dialog interaktif
dimana mereka bisa bertanya melalui SMS, telepon, facebook atau juga twitter karena
kita juga memanfaatkan jejaring sosial sehingga pendengar bisa lebih leluasa dalam
bertanya. Selain itu RRI Bogor sudah bisa dimonitor melalui audio streaming jadi
pendengar tinggal buka saja website RRI Bogor di www.rribogor.co.id tinggal pilih saja
Pro 1 atau Pro 2. Kalau mereka pilih Pro 1, mereka bisa staytuned mulai pagi jam 4.50
WIB kita sudah mulai buka siaran diawali dengan musik penanti sunda karena kita berada
d tataran sunda baru kita masuk ke pengajian dan setelah itu baru masuk ke acara Hikmah
Fajar. Jadi memang kita buat semenarik dan sekreatif mungkin. Bagaimana seorang
penyiar atau presenter dia memandu acara itu dengan baik, karena kalau penyiar tidak
bisa memandu acara itu dengan menarik, orang akan tidak tertarik untuk interaktif di
dalamny. Jadi kalo dikemas secara menarik orang pun akan tertarik dan si penyiar juga
bisa bekerjasama dengan si narasumber.
5. Siapa saja yang terlibat dalam menetukan kemasan program keagamaan? Apakah
penyiar dan Narasumber juga ikut terlibat?
Kalau untuk judul atau topik yang kita angkat itu memang dari narasumber. Kita
mempunyai fasilitas, kita mempunyai tanggungjawab moral kepada masyarakat oleh
karena itu RRI juga bekerjasama dengan BKMI dan MUI, mereka sebagai narasumber
dan mereka juga yang menentukan topik. Tetapi mereka juga sampaikan kepada kita
jangan sampai topik yang di angkat ini mengandung SARA, kita harus netral dan
independen. Dan kita bisa memberikan kesejukan, tidak saja untuk umat muslim tapi
untuk seluruh pendengar, karena pendengar RRI kan tidak hanya umat muslim melainkan
juga ada non muslim mereka mendengarkan siaran RRI walaupun itu Hikmah Fajar dan
mereka merasakan kesejukan kenapa tidak.
6. Apakah pernah ada request/permintaan dari pendengar mengenai tema yang mau
mereka konsultasikan? Ataukah tema itu dari narasumber saja kemudian
pendengar mengikuti?
Cukup sering terkadang di dalam perjalanan 45 menit atau 30 menit itu kan memang
sudah ditentukan seperti misalnya bicara mengenai zakat kemudian warisan. Tapi
terkadang ada sesi sharing mereka bertanya kemudian narasumber menjawab, ada
masukan juga “ Pak Ustad bagaimana kalo nanti untuk siaran selanjutnya mengangkat
tema ini……?” itu ada juga dari masukan – masukan pendengar. Kemudian dari BKMI
maupun MUI sendiri itu juga mereka diskusikan lagi apakah ini bisa diangkat karena
permintaan dari pendengar dan nanti tinggal dilakukan.
7. Apa saja yang menjadi faktor pendukung RRI Pro 1 Bogor dalam menjalankan
perannya melakukan aktivitas dakwah?
Kalo kita tentunya dengan media kita yang ada ya. Dengan narasumber makanya kita
sudah dibicarakan sebelumnya. Jadi kita bekerjasama yaitu dengan BKMI, MUI dengan
Departemen Agama. Dengan fasilitas RRI yang ada dan supaya lebih tersebar luas
dakwah itu ya kita memanfaatkan media jejaring sosial itu seperti facebook, twitter dan
audio streaming. Karena kalo kita hanya mengandalkan pemancar kita yang 93,75 FM
dan AM 1242 itu kan hanya di wilayah Bogor baik Kota, Kabupaten, sebagian Sukabumi,
sebagian Cianjur, kemudian Jakarta juga tidak semuanya. Nah, tetapi untuk saat ini
pendengar kita yang di luar Bogor, yang di Irian pokoknya seluruh dunialah mereka bisa
mendengarkan RRI karena jejaring sosial itu yang kita manfaatkan mereka bisa
mensearch kita lewat audio streaming.
Pewawancara Narasumber
Narasumber : Rani
Bekerja di RRI sejak tahun 1995. Menjadi Penyiar tidak langsung menjadi penyiar,
melainkan dengan pelatihan selama beberapa tahun dengan ikut nimbrung di beberapa
acara. Kemudian menjadi penyiar professional dan punya jam kerja sejak tahun 2000.
2. Sebelum siaran di radio Pro 1 RRI Bogor, pernahkah siaran di radio lain?
Belum pernah, Cuma karena suka dengan radio ya paling hanya mendengarkan radio-
radio lain saja. Kebetulan ketika ada penerimaan menjadi penyiar saya sudah bekerja di
RRI Bogor dan pada waktu itu memang berharap kita di khususkan menjadi penyiar di
RRI Bogor ini.
Kalau kita memandu acara keagamaan tentu saja kita harus melihat dulu latar belakang
pendidikannya, kemudian cara berhadapan dengan narasumber seperti apa, kemudian
juga materi-materi yang akan disampaikan juga seperti apa, tentunya harus punya
persiapan.
Alhamdulillah respon atau animo dari pendengar sendiri terhadap program keagamaan ini
cukup antusias dan banyak sekali. Padahal waktu siaran hanya diberikan batas selama 30
menit, namun sering sekali lewat pada batas waktu yang telah ditentukan karena respon
yang sangat baik dari pendengar.
5. Selama menjadi penyiar program keagamaan, apakah pernah ada protes dari
pendengar terkait dengan materi dan cara penyampaian dalam siaran?
Ketika menjalankan tugas pasti ada pro dan kontra terhadap sesuatu hal seperti misalnya
perkataan kita tidak sesuai pasti kita mendapatkan komentar. Cara kita menanggapinya ya
kita berusaha menerimanya sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam setiap pekerjaan
kita juga.
6. Bagaimana juga bentuk protes dari pendengar? Apakah langsung atau melalui
kotak saran?
Ketika di akhir pekerjaan saya khususnya ketika di akhir siaran, saya akan
menyampaikan saran dan kritik. Dan kadangkala kritik itu bisa melalui telepon
langsung ke saya atau juga melalui sms dan hal itu sering saya hadapi dan temui.
Kebijakan dalam menentukan penyiar, narasumber dan tema yang akan diangkat pasti
ada. Khususnya dalam menentukan penyiar tentunya harus ada kebijakan dan kalau
diceritakan panjang sekali. Kemudian dalam menentukan materi ketika ada acara
yang dadakan, materi kita yang menentukan (RRI Bogor), tapi selama ini karena
memang kita sudah bekerja sama dengan BKMI yaitu wadah dibawah naungan MUI
Kota Bogor ada beberapa materi yang harus disampaikan yang berkaitan dengan
kehidupan keseharian masyarakat.
Karena disini kita beragam, seperti contoh dari dunia pendidikan bagaimana cara
memberikan pembelajaran sejak dini kepada anak- anak secara hukum islam, selain
itu juga tentang zakat, tauhid, waris intinya yang berkaitan dengan kehidupan
keseharian kita aja.
Materi siaran yang bertanggung jawab menyiapkan adalah dari nasumber kami.
Karena mereka yang memang ahlinya sudah memiliki ketentuan dengan
menyesuaikan situasi saat ini misalnya sepeti rajab di bulan rajab berbicaranya apa,
maulid di bulan maulid berbicaranya apa, jadi merekalah yang menentukan materi
ceramahnya.
11. Untuk penentuan narasumber sendiri apakah ada kerjasama dengan pihak lain?
Ini sudah ada penunjukan dengan BKRMI, walaupun mungkin ada kekosongan kita
tidak sembarangan untuk menerima narasumber lain, tetapi kita menghargai waktu
mereka yang sudah mau mengisi materi (ceramah) di RRI. Tapi yang jelas ini sudah
ada penunjukkan dari BKRMI.
12. Apakah berdakwah melalui radio masih efektif?
Saya rasa masih efektif, karena dengan terbuktinya pendengar melalui telepon,
kemudian melalui sms, kemudian ketika si narasumber atau ustadz ini membuka
telepon pribadinya ternyata di luar acara ini mereka juga sering berkomunikasi.
13. Apakah Radio RRI Pro 1 Bogor sudah berperan melakukan upaya
pengembangan dakwah di Kota Bogor?
14. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan aktivitas dakwah di
Kota Bogor?
Tentunya faktor pendukung pasti ada diantaranya yaitu jangkauan kita yang luas
melalui AM, audio streaming, FM ini beberapa faktor yang menurut saya merupakan
dukungan besar kemudian juga ketika kita ada di luar mungkin dari pemerintah
daerah ada hal2 yang berhubungan dengan masalah keagamaan mereka menunjuk kita
untuk siaran langsung,itu juga merupakan salah satu faktor pendukung dari
pemerintah daerah maupun kota.
Yang menjadi faktor penghambat diantaranya ketika siaran kita mati listrik, kemudian
juga ketika tiba-tiba saja cuaca alam kurang bersahabat seperti misalnya pemancar
yang tersambar petir. Tapi Alhamdulillah sejauh ini hal itu jarang terjadi, ketika
memang cuaca alam kurang bersahabat seperti misalnya hujan lebat, kita bukan harus
mematikan pemancar justru yang terjadi adalah pemancar kita malah menangkap
dengan bersih dan tidak mengganggu siaran.
16. Apakah upaya yang dilakukan agar program keagamaan ini tetap menarik dan
diminati pendengar?
Pewawancara Narasumber
5. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
di Kota Bogor dan sudah sesuaikah dengan visi dan misi RRI sendiri?
Saya piker sudah. Ya tentunya kita juga tidak menutup mata bahwa radio-radio lain juga
punya siaran keagamaan siaran dakwah juga, apalagi yang spesialis lah di Bogor ini
seperti radio Wadi itu kan memang spesialis dari mulai teng buka siaran sampai tutup
siaran ya masalah keagamaan. Tapi kita di RRI ini tidak, terutama di Pro 1 itu ibarat
swalayan. Swalayan itu disana kita bisa dapatkan mau beli sabun ada, mau beli odol ada,
mau beli cukur jenggot ada, mau beli buah ada, mau beli snack ada, ibaratnya seperti itu.
Jadi kalau kita di Pro 1 ini ibarat swalayan yang saya bilang tadi dari mulai TK sampai
Orangtua itu bisa mendengarkan kita dalam artian anak TK ya siaran kanak-kanak, ya
remaja, dewasa dan orangtua lebih banyak ke masalah dakwahnya ya seperti itulah.
6. Apa yang menjadi faktor pendukung RRI Pro 1 dalam melakukan aktivitas dakwah
di Kota Bogor?
Ya faktor pendukungnya kita bekerjasama dengan pihak luar ya, salah satunya dengan
BKMI. BKMI ini memang yang mengelola itu di luar RRI, tapi kemarin juga sempat saya
dengar ada yang masuk di dalamnya orang RRI tapi sudah tidak di RRI Bogor begitu dan
masih masuk didalamnya. Kalau kita sendiri saja ya mungkin agak sulit ya, tapi kita juga
minta bantuan orang yang betul-betul mau, bisa dan mampu. Mau dalam artian ya dia
punya waktu, bisa ya dia memang punya kemampuan untuk menyampaikan syiar
Islamnya dengan baik seperti itu. Saya pikir begitu jadi kita tidak bisa berjalan sendiri
jadi kita juga harus mendapat dukungan dari pihak-pihak lain dan kebetulan BKMI ini
berada di RRI begitu jadi inilah yang salah satu membantu. Dan kita juga tidak menutup
yang lainnya sepanjang itu se jalan, jangan kita juga menyiarkan agama kemudian kita
menyimpang dari yang seharusnya, kita mencoba lurus sesuai dengan yang seharusnya
lah seperti itu. Jadi supaya orang atau umat islam itu juga tidak tersesat seperti itu.
7. Apa juga yang menjadi faktor penghambat RRI Pro 1 dalam melakukan aktivitas
dakwah di Kota Bogor?
Kalau saya melihatnya begini orang pagi-pagi datang. Paling tidak jam 05.00 sudah harus
disini karena 20 menit dia harus siaran sebelum jam 05.20, ya paling masalah transportasi
ajalah terkait dengan biaya transportasinya. Ya kan pagi-pagi sudah bagus dia sudah
bangun untuk mengisi acara disini ya mungkin masalah transportasi juga menjadi
kendala, karena memang Pak Kiai yang mengisi acara disini juga lokasinya tidak
berdekatan dengan RRI dengan studio maksud saya. Ada yang di luar kota maksudnya
dari kabupaten ada juga yang di dalam kota, ada yang punya kendaraan ada juga yang
tidak punya kendaraan mungkin itu faktor kendalanya. Tapi memang dalam beberapa
tahun terakhir ini sudah ada anggaran dan biasanya kita berikan juga dalam bentuk hadiah
lebaran.
Pewawancara Narasumber
1. Sudah berapa lama Bapak menjadi narasumber program keagamaan di radio RRI
Pro 1 Bogor?
Saya menjadi narasumber sejak dari tahun 1965, ketika G 30S PKI waktu itu dan saya
masih kuliah. Kemudian masyarakat Bogor ini perlu berita tentang Bung Karno dan pada
waktu itu tidak ada kan, sedangkan RRI belum ada waktu itu. Maka kami waktu itu dari
Satuan Aksi Mahasiswa dengan KODIM Bogor mendirikan RRI yang sekarang itu,
kebetulan ada ahlinya dari AURI namanya Erier Yevelo mulai mendirikan pemancar
disitu. Terus masyarakat membutuhkan tentang berita berita Negara, lalu juga
membutuhkan ketenangan bathin. Nah saya waktu itu kerja sama dengan Usroh Qorem
(……………..) tapi bidang agama namanya Kiai Yusuf sekarang sudah meninggal,
kemudian saya masih dibawahnya waktu itu masih mahasiswa dia sudah Qorem itu
meninggal, saya dengan KH. Khaeri Saleh beliau sudah meninggal juga sekarang tinggal
saya dan dibentuklah di RRI ini BKMI (Badan Koordinasi Mimbar Islam) dan kebetulan
Kiai Yusuf ini mengamanahkan ke saya dan sampai sekarang saya menjadi Ketua BKMI
itu. Kemudian disamping RRI saya juga mengisi di Radio BBC 4 tahunan, terus juga di
Ciawi dan waktu itu masih banyak waktu. Lalu kenapa kita melangkah seperti itu? Nah
tahun 2000 ada undang undang bahwa pegawai negeri tidak boleh berpolitik, saya waktu
itu di DPRD jadi saya awalnya guru di SMA 1. Lalu tahun 2000 persis meraih gelar guru
teladan, tahun 1997 nya itu diminta mewakili guru-guru di DPRD kota Bogor sampai
tahun 2000. Karena tidak boleh berpolitik pegawai negeri saya keluar dari DPRD. Di
pemerintahan ini ada motto Kota Bogor ini adalah Kota Beriman. Kota beriman ini ada
dua sasaran. Satu, beriman secara fisik bersih, indah dan nyaman. Jadi harus bersih
begitu, dan pernah Kota Bogor menjadi Kota terbersih dan mendapat Adipura lima kali.
Disamping itu yang kedua beriman disitu adalah memperkokoh keyakinan/keimanan. Dan
di Bogor ini umat Islamnya 96,8 %. Jadi dengan motto beriman inilah kita di RRI
memperkokoh masyarakat Kota Bogor dan Kabupaten. Oleh karena itu, kami dari BKMI
dan RRI ini mengambil langkah satu minggu itu setiap jam 5 sampe jam 6 setiap hari itu
ada pengisi dari BKMI, kemudian yang di materikan ada syari’ah, akidah, mu’amalah dan
tarikh (sejarah). Dan ini dibagi dalam 6 hari ada tafsir, fiqih, tasawuf, ada zakat kemudian
juga tentang mu’amalah dan lain sebagainya itu dibagi setiap pagi beda materi, karena itu
yang dibutuhkan oleh masyarakat Bogor. Kemudian kendalanya banyak, yang pertama ini
kita mengisi acara ini karena Allah saja tidak ditentukan gaji, tapi suka ada dari RRI
memberikan tips tapi sesekali saja. Nah, kendalanya itu para Kiai yang diambil dari
BKMI itu yang tidak punya kendaraan, maksudnya tidak semua punya kendaraan. Nah
kalo hujan juga itu menjadi kendala, dan mungkin kalau mereka tidak punya ongkos ya
tidak datang. Makin kesini kita meminta perhatiannya dari RRI untuk teman teman yang
rumahnya jauh. Dan kita pun selektif mengambilnya, jadi setiap Kiai yang kita ambil
diseleksi dulu terutama RRI ini kan tidak berpolitik, lalu tidak juga terpaut kepada satu
madzhabu arba’ah jadi semuanya kita ambil, sebab masyarakat ini juga berbeda tapi kita
lebih fokus kepada Al Qur’an, Sunnah dan juga Ijma’, Qiyas. Jadi hal-hal yang bersifat
furu’ itu ya kita tidak angkat. Walaupun di dalam tanya jawab kadang-kadang ada yang
memancing, kita tetap memberikan kepada pendengar itu tidak memfokuskan kepada
salah satu madzhab dan disitu kita berpegang yang penting bisa melaksanakan syari’ah
secara baik. Jadi setiap hari itu ada jam 5 sampe jam 6, kebetulan saya mengisi hari
Minggunya.
2. Selain menjadi narasumber di radio RRI Pro 1 Bogor ini, apakah sebelumnya
pernah menjadi narasumber di radio lain?
Baik, selain di Pro 1 RRI Bogor seperti yang sudah saya katakan tadi saya juga mengisi di
Radio BBC 4 tahunan, selain itu juga di Ciawi.
3. Mengapa Bapak memilih berdakwah melalui radio RRI Pro 1 Bogor ini?
Latar belakangnya bahwa masyarakat Bogor perlu peningkatan keimanan, karena sesuai
dengan motto Kota Bogor yaitu Kota Beriman. Selain daripada fisik bersihnya juga,
orang Bogornya ini penduduknya imannya juga perlu ditingkatkan. Dan kalo RRI kan
satu kali bicara kita, ribuan orang mendengarkan.
4. Bagaimana respon dari pendengar radio RRI Pro 1 Bogor ini mengenai program
keagamaan tersebut?
Justru responnya luar biasa. Malah satu jam itu kurang. Sehingga kita kadang-kadang
kalo mereka smsnya banyak, jawabannya minggu depannya sayang sekali, dari kaum tua
dan kaum muda. Saya juga melihat rupanya sekarang masyarakat sudah jenuh dengan
televisi ya karena diliat barangkali begitu. Nah sekarang ini sudah mulai mereka kepada
radio lagi, di pasar, di mobil, di mall-mall, di rumah. Jadi pagi-pagi itu mereka banyak
bertanya ternyata tidak melihat televisi, rupanya jenuh barangkali ya. Jadi banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan kepada kita tentang Syari’ah Islam. Jadi itu untuk memperkuat
handle pemerintahan kota beriman, kita di RRI membopong itu supaya pemberitaan pun
bagus.
7. Terkait dengan tema yang dibahas setiap harinya, Apakah dari pihak RRI atau dari
Narasumber sendiri yang menentukan tema?
Yang menentukan tema adalah dari Narasumber kita. Jadi kita setiap sebulan atau 3 bulan
sekali semua narasumber itu kumpul atau rapat begitu kemudian dievaluasi apa yang
muncul dipertanyaan masyarakat dan apa kesulitannya, sehingga nanti setiap Narasumber
ini punya pegangan dan kita sekarang sedang fokus sentralisir kepada waris.
9. Apakah ada keluhan atau protes dari pendengar selama menjadi narasumber di
radio RRI Pro 1 Bogor ini terhadap program keagamaan yang dibawakan?
Bukan saya tapi teman begitu terpancing oleh penanya bahwa baca Yasin itu tidak sampe
dikubur, sedangkan masyarakat dikita baca Yasin ini kan setiap malam Jum’at
membacanya. Ini juga terkait pernah ada terpancing bid’ah-bid’ah, jadi itu yang kita
redam. Jadi arah yang dikatakan bid’ah ini oleh kita bid’ah yang langsung kepada
mutaqodat ya, jadi pembaharuan-pembaharuan yang bersifat baik ya kita tidak perdalam
karena itu akan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
10. Sejauh mana menurut Bapak radio RRI Pro 1 Bogor ini berperan dalam
melakukan pengembangan dakwah?
Justru dengan adanya RRI ini ada komunitas masyarakat bergabung para pendengar RRI
khusus program dakwah maksudnya dan kita undang di aula RRI. Kadang-kadang
rajaban, muludan. Selain bertemu dengan kita sebagai pembicara, yang kedua adalah
mereka banyak usulan, yang paling sulit dikita adalah peningkatan kekuatan pemancar.
Sampai Cigombong dan Puncak sudah hilang pemancar kita ini. Jadi sudah diusulkan
berkali kali agar pemancar di RRI ini ditingkatkan volumenya. Karena masyarakat di
Jawa Barat ini tidak semuanya mendapatkan channel kita lemah barangkali begitu dan itu
adalah kendala juga bagi kita. Tapi suka ada kita pembahasan gabungan antara Bogor,
Bandung dan Cirebon.
11. Menurut Bapak apakah dakwah melalui radio masih efektif untuk waktu sekarang
ini?
Saya rasa masih sangat efektif ya. Rupanya orang ini sudah jenuh dengan televisi ya,
capek barangkali melihat terus. Sebab SMS yang masuk saja tidak semua terjawab, belum
lagi yang telepon. Mereka mengatakan “ saya ini susah sekali masuknya” berarti kan
memang susah masuknya dan waktunya sedikit.
12. Menurut Bapak apa upaya yang harus dilakukan agar program-program
keagamaan ini tetap menarik dan diminati pendengar radio rri Pro 1 Bogor?
Ya yang pertama diperluas kekuatan pemancarnya. Kemudian waktu di udara barangkali
ditambah tidak satu jam mungkin bisa dua jam. Kemudian juga harus ada anggaran
khusus tentang peningkatan kualitas program dan segala macamnya.
13. Apa saja faktor pendukung dalam upaya melakukan aktivitas dakwah di Kota
Bogor melalui radio RRI Pro 1 Bogor?
Ya faktor pendukungnya karena pemerintahan Bogor ini punya motto Kota Beriman itu.
Jadi kita ini merealisasikan Kota Beriman yang berguna di masyarakat nah ini faktor yang
sangat mendukung sekali. Dan kita juga kadang-kadang di riley oleh radio swasta. Jadi
banyak faktor pendukung dakwah di RRI ini, diantaranya itu pemerintah memperhatikan
setiap pemerintah mempunyai motto Kota Beriman walaupun sasarannya fisik bersih,
indah dan nyaman mungkin dibalik itu penguatan keimanan.
14. Apa saja faktor penghambat dalam upaya melakukan aktivitas dakwah di Kota
Bogor melalui radio RRI Pro 1 93,75 FM ini?
Ya salah satu penghambatnya yg tadi saya katakan pemancarnya kurang luas, yang kedua
kadang-kadang situasi Bogor ini cuaca atau udaranya hujan, yang ketiga ongkos kali ya
ini harus ada dana khusus untuk pendakwah ini mencukupi, karena kita ini disana tidak
digaji. Kemudian sulitnya menyeleksi pendakwah ini, jadi BKMI juga sulit
menentukannya karena tidak sembarangan pendakwah bisa di RRI. Pertama ya kita liat
dia ini keluaran mana, pesantrennya pesantren mana begitu. Yang kedua latar
belakangnya gimana. Yang ketiga bobotnya ini dia dimana, apakah di tauhid, fiqih,
tasawuf, apa di sejarah, atau d tafsir ada ahli-ahlinya. Dan untuk mengambil orang-orang
ahli seperti ini agak sulit saya kira.
Pewawancara Narasumber