Anda di halaman 1dari 102

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah

Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Bimo Wahyu Ramadhani

(1110051000070)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M

1
PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN CURRENT IMAGE
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA, CEMPAKA PUTIH

Skripsi
DiajukankepadaFakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasi
untukMemenuhiPersyaratanMemperoleh
GelarSarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Bimo Wahyu Ramadhani


NIM: 1110051000070

Pembimbing,

Rubiyannah
NIP. 197308221998032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2017 M

i
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semuasumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Oktober2017

Bimo Wahyu Ramadhani


ABSTRAK

Bimo Wahyu Ramadhani (1110051000070)


Peran Public Relations Dalam Membangun Current Image Rumah Sakit
Islam Jakarta, Cempaka Putih

Dalam suatu instansi atau perusahaan, sangat dibutuhkan public


relations untuk mengomunikasikan keadaan yang ada di dalam perusahaan
tersebut kepada publik. Salah satu tujuan kegiatan public relations adalah
berkaitan erat dengan citra. Peneliti memilih judul ini dikarenakan public relations
memiliki peranan penting dalam membangun dan mempertahankan citra Rumah
Sakit Islam Jakarta. Kegiatan public relations pada Rumah Sakit Islam Jakarta,
Cempaka Putih sangat terperinci dan beragam, sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dituju.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk


menjawab pertanyaan peneliti. Adapun pertanyaan tersebut adalah Bagaimana
peran kinerja relationship terhadap public yang dilakukan oleh Public Relations
Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam membangun Current Image?
Strategi apa yang dilakukan Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta,
Cempaka Putih dalam menciptakan opini public ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, di mana


peneliti menelaah secara intensif dan mendalam. Peneliti berusaha memberikan
deskripsi suatu perusahaan.Temuan yang diperoleh tidak menggunakan ukuran
angka namun berupaa spekkualitas atau makna di balik suatu fakta.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara,


observasi, serta dokumentasi. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu
berupa kerangka konsep public relations yang secara umum diambil dari teori
Rosady Ruslan dan Frank Jefkins.

Peran public relations tersebut dilakukan oleh rumah sakit Islam Jakarta
demi mempertahankan citra perusahaan sebagai rumah sakit yang islami, modern
dan profesional. Penelitian ini menggunakan paradigm konstruktivis. Paradigma
konstruktivis yaitu paradigma yang hamper merupakan anti tesis dari paham yang
meletakan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau
ilmu pengetahuan. Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan
partisipan tentang situasi yang tengah diteliti. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif. Mendefinisikan metodologi sebagai
mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik
itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati oleh peneliti.

Kata kunci:Peran, Public Relations, Current Image, Rumah sakit Islam Jakarta

i
KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRabbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru

sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta

dalam samudra makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Tiada

kata yang tepat untuk mendeskripsikan segalanya selain rasa syukur atas

pentunjuk dan pertolongan kepada penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Shalawat serta salam marilah kita junjungkan kehadirat Al-Mustafa Sayyidina

Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa

kebaikan kepada umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang

benderang.

Setelah beberapa semester lamanya menimba ilmu di Kampus tercinta,

akhirnya penulis bias dengan sabar mengentaskan karya ini sebagai tongkat

estafet pengejawantahan ilmu. Penulis menyadari, karya ini belum mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membuka dengan lebar kritik dan saran

para pembaca. Penulisan karya ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.

Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto,M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,

Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan

Keuangan, dan Dr. Suhaemi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

ii
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. DosenPembimbing Rubiyanah, MA yang telah memberikan banyak ilmu,

motivasi, pandangan filosofis, baik yang kaitannya dengan skripsi maupun

ilmu-ilmu lain yang sangat ekat di dalam kepala dan hati penulis.

4. Dosen Penasihat Akademik KPI C 2010, Umi Musyarofah, MA yang juga

turut memberi masukan dalam penulisan skripsi ini serta membimbing

dimasa perkuliahan

5. Terimakasih kepada seluruh dosen dan staff Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan motivasi dan ilmu-ilmunya kepada penulis selama penulis

menimba ilmu di sana.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

7. Untuk orang yang paling berharga dan tercinta Ayahanda Haryanto dan

IbundaWaryati terimakasih sebesar-besarnya atas semua kasih sayang,

semangat, doa dan semua hal yang berbentuk materi ataupun tidak yang

telah kalian berikan hingga menghantarkan ananda di bangku kuliah.

Semoga kalian selalu bangga dengan ananda. Teriring doa, cinta dan kasih

sayang yang tak pernah putus untukmu Bapak dan Ibuku tersayang.

8. Terima kasih kepada kakak ku tersayang, Galih Sariyanti, Dwi Puspitasari,

Sutarno,dan Didi yang tak lain menjadi tempat meletakkan kejenuhan.

iii
Menjadi orang-orang pemberi kekuatan magis ketika kehidupan tidak

sejalan dengan idealisme.

9. Terimakasih kepada kawan seperjuangan dibangku kuliah dan kawan kostn,

Tanto Fadli, Ahmad Zikri, Ridhallah Ismakun, Alwan Nahrowi Ridwan,

Ahmad Fauzan, Rifki Saefullah, zaeni Abdillah, Desti, Vera ananda, Utari

Prabawati yang telah banyak memberikan dukungan yang cukup intens

kepada penulis, semoga kelak kita akan meraih kesuksesan bersama-sama

baik di Dunia maupun Akhirat Amin.

10. Kepada sahabat-sahabat KPI C 2010 yang melukis sejarah kehidupan

penulis dengan tinta pemikiran, ideologi, dialektika, keniscayaan, idealisme,

pragmatisme, ambisi, angan, marah, malu, takut, tidakpercayadiri,

pemberani, malas, rajin, pujian, hinaan, tanggungjawab, apatis, keteguhan,

pemberontakan adalah seperti tumpukkan arsip yang menjadi matakuliah

berharga bagi penulis.

11. Terimakasih kepada keluarga besar BEC (Barudak Ebhel Community) yang

telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama di bangku

kuliah dengan cara Ebhel kalian semua.

12. Terimakasih kepada seluruh pengurus HMJ KPI 2011-2012 dan DEMA

FIDKOM 2013-2014 yang telah memberikan ilmu ke-organisasian selama

penulis berada di bangku kuliah.

13. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan, namun tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih

penulis kepada mereka semua.

iv
Pada kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu

Penulis dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan. Semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis. Amin..

Jakarta, 17 Oktober 2017

Bimo Wahyu Ramadhani

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9
1. Tujuan Penelitian .................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian .................................................................. 10
D. Tinjauan Pustaka........................................................................... 11
E. Metodologi Penelitian................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. Peran ............................................................................................. 17
B. Public Relations ............................................................................ 18
1. Pengertian Public Relations .................................................... 18
2. Fungsi dan Tugas Public Relations ........................................ 22
3. Peran Public Relations ............................................................ 25
4. Strategi Public Relations ........................................................ 28
5. Hubungan Public Relations Internal dengan External Public 34
C. Citra .............................................................................................. 37
1. Pengertian Citra ...................................................................... 37
2. Jenis-jenis ............................................................................... 38
3. Pencapaian Citra Positif.......................................................... 41
4. Citra Perusahaan ..................................................................... 42

vi
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta ............................ 49
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih .......... 53
C. Falsafah Rumah Sakit Islam Jakarta ............................................. 53
D. Tujuan Rumah Sakit Islam Jakarta ............................................... 53
E. LOGO Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih..................... 54
F. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih 55
G. Tugas dan fungsi Public Relations Rumah Sakit Islam
Jakarta, Cempaka Putih ................................................................ 56
H. Layanan dan Fasilitas Rumah Sakit Islam Jakarta,
Cempaka Putih .............................................................................. 57

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

A. Peran Kinerja Relationship Terhadap Publik yang


dilakukan oleh Public Relations Rumah Sakit
Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam membangun Current
Image…… ..................................................................................... 62
B. Strategi Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta,
Cempaka Putih dalam Menciptakan Opini Publik ....................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 78
B. Saran ............................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80


LAMPIRAN- LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Public Relations merupakan struktur organisasi yang mempunyai peran

dan fungsi untuk membentuk Image/Citra positif perusahaan atau lembaga

yang diwakilinya dan meningkatkan agar hubungan dengan pelanggan

(customer relations) tetap terjaga dan tidak mengalami kerugian dikarenakan

kehilangan kepercayaan publik. Publik ekstren yang menjadi sasaran public

relations ialah para pelanggan (customer), khalayak, instansi pemerintah

(goverment), dan kelompok di luar organisasi.

Menurut Lew Hahn, “Sukses besar yang diperoleh suatu perusahaan

ialah mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Setiap barang

dapat saja dijual untuk satu kali kepada seseorang pembeli, akan tetapi sebuah

perusahaan dikatakan sukses jika bisa meningkatkan jumlah pelanggannya

yang membeli berulang-ulang kali”.

Hal ini membuktikan bahwa public relations merupakan salah satu

fungsi manajemen dalam sebuah lembaga. Praktis Public Relations berperan

melakukan komunikasi timbal balik yang bertujuan menciptakan rasa saling

menghargai, saling mempercayai, menciptakan good will, mendapatkan

dukungan publik, agar dapat tercapainya citra positif bagi suatu perusahaan

atau lembaga yang diwakili.

1
2

Dari penjelasan diatas, sudah jelas bahwa peranan public relations

sangatlah penting dalam memberikan, menjelaskan serta mengklarifikasi

informasi-informasi tentang seputar kejadian-kejadian luar biasa yang dialami

rumah sakit bersangkutan seperti kasus-kasus diatas.kepada masyarakat

terhadap rumah sakit yang diwakilinya agar tidak adanya kesalahpahaman.

Selain itu, public relations juga sebagai ujung tombak dalam program atau

kegiatan yang dilakukan rumah sakit, baik itu kegiatan yang bersifat

intitusional maupun kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang mampu

mendekatkan hubungan baik antara rumah sakit dengan masyarakat luas.

Menurut Abdurrahman yaitu Public Relations yang diterjemahkan

menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama,

humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of

communications dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method

of communications.1

Dalam pengertian teoritis, public relations merupakan salah satu bidang

ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu

organisasi usaha atau perusahaan didalam melaksanakan fungsi

manajemen.Secara struktural public relations merupakan bagian integral dari

suatu kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri.

Public relations merupakan penyelenggara komunikasi timbal balik antara

1
Amie Primarni, Introductions to Public Relations, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2007),
h. 26
3

suatu lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya lembaga

tersebut.2

Kunci sukses suatu komunikasi, dalam hal ini komunikasi dalam public

relations, sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang

efektif. Dalam kaitan dengan komunikasi yang efektif, hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah:3

1. Jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran

2. Susunan pesan bagaimana yang paling tepat dan mudah dipahami.

3. Saluran apa apa yang paling sesuai dengan sifat publik yang dituju.

Pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah sistem yang kompleks, yang

melibatkan banyak orang, alat dan sumber daya. Semakin canggih dan

menyeluruh, semakin banyak sumber daya yang terlibat. Di dalam kondisi

yang dimana terja dihubungan, kerjasama dan interaksi yang beragam dan

berulang, pasti akan muncul sebuah peluang terjadinya kesalahan-kesalahan.

Sebagian masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang layak masih sangat jauh dari harapan hal ini dikarenakan

adanya beberapa faktor utama yaitu rendahnya anggaran kesehatan, sistem

prosedur yang rumit dan tata kelola yang buruk.

Disisi lain, berbagai kasus kriminalisasi dan komersialisasi juga sering

terjadi di rumah sakit seolah-olah makin memperburuk citra pelayanan

kesehatan rumah sakit di Tanah Air. Contohnya saja yang baru-baru ini

terjadi, kasus rumah sakit yang diduga lakukan malpraktek terhadap pasien

2
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama, 1994), h. 7.
3
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama, 1994), h.7.
4

bahkan sampai ada yang meninggal, praktek percaloan di sejumlah rumah

sakit daerah Jakarta yang juga semakin merajalela, prosedur birokrasi

pelayanan yang rumit, pasien rawat inap dan jalan yang terlantar karena

minimnya dana atau biaya pengobatan dan perawatan, dan berbagai macam

fasilitas yang kurang memadai di beberapa rumah sakit Tanah Air.

Selain permasalahan yang terjadi dari kasus kurangnya pelayanan

terhadap pasien di rumah sakit, ada hal lain yang tidak bisa dipungkiri yaitu

persaingan lembaga kesehatan rumah sakit yang semakin pesat di era modern

saat ini. Tercatat di Badan Pusat Statistik jumlah rumah sakit Provinsi DKI

Jakarta terhitung dari tahun 2013 sebanyak 150 unit rumah sakit yang terdiri

dari 91 unit rumah sakit umum dan 59 unit rumah sakit khusus yang berada di

wilayah DKI Jakarta.

Dari beberapa kasus yang terjadi di rumah sakit yang bersangkutan baik

itu di internal maupun eksternal publik tidak akan menghentikan sebuah

persaingan. Karena bagaimanapun juga persaingan akan tetap terus berjalan

untuk mendapatkan kepercayaan dan respon positif dari customerdengan cara

sistem manajemen yang diterapkan dari masing-masing rumah sakit. Ada

pepatah yang mengatakan bahwa “Pelanggan adalah pohon harta yang selalu

akan menghasilkan buah kekayaan buat perusahaan. Perusahaan yang cerdas

akan memelihara kebahagiaan pelanggan dengan pelayanan yang

penuhrendah hati”.Djajendra.
5

Dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 13 disebutkan;

            

         

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal

Customer disini sangatlah penting dan harus selalu dipuaskan terlepas

bahwa mereka sendiri bisa saja pada posisi yang salah, karena pada dasarnya

customer adalah orang yang bermasalah dan dengan masalahnya datang untuk

mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan dan dengan sejuta permasalahan

mereka bisa menjadikan dua hal yaitu kemunduran atau kemajuan rumah

sakit. Perlu dilihat kembali bahwa setiap organisasi seperti rumah sakit

mempunya itu tujuan untuk tumbuh dan berkembang. Bukan hanya passive

survive tapi juga ekspansi secara terus menerus. Pada perspektif ini customer

menjadi target oriented bagi rumah sakit.

Salah satu aspek penting dalam Public Relations ini adalah dimulai

dari memberikan sebuah kepercayaan dan kepuasaan publik yang dengan

sendirinya akan menghasilkan sebuah opini publik terhadap reputasi dan

kredibilitas serta akan mendukung dalam meraih citra positif bagi rumah sakit

tersebut.
6

Sebagaimana disebutkan diatas, tugas public relations erat

hubungannya dengan opini publik dan perubahan sikap yang menguntungkan

perusahaan atau instansi.Terciptanya pendapat umum (opini publik) yang

menguntungkan/mendukung lembaga sosial, ekonomi, dan politik adalah

tujuan utama public relations.4

Citra perusahaan merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan.

Terciptanya sebuah citra perusahaan (coorporate image) yang baik dimata

khalayak/publik akan banyak menguntungkan. Bagi suatu perusahaan,

reputasi dan citra merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai

harganya. Terdapat sebuah ungkapan bahwa, “Mempertahankan selalu lebih

sulit ketimbang ketika memperoleh sesuatu.” Ungkapan bijak tersebut juga

berlaku bagi citra dan reputasi yang melekat di perusahaan atau Instansi.5

Untuk itu public relation sebagai garda depan dalam membangun

citra, mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kepercayaan publik

terhadap perusahaan atau lembaga. Persaingan dalam bidang bidang

kesehatan juga menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan citra yang

kuat agar bisa meraih loyalitas konsumennya.

Persepsi yang terbentuk dari suatu opini tentang suatu perusahaan

mampu membuat publik itu menjadi suka atau benci suatu hal. Oleh karena

itu peran public relation untuk menciptakan opini yang kuat sehingga

berpengaruh terhadap opini yang datang ke benak publik untuk menciptakan

citra yang diharapkan.

4
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama, 1994), h. 24.
5
Syarifuddin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: ANDI, 2016), h. 162.
7

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,

reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama aktivitas public relationdalam

melaksanakan perannya di perusahaan yang diwakilinya. Sedangkan

penelitian untuk menganalisis citra (image analysis) tersebut, memerlukan

penilaian (tanggapan) pelanggan tentang citra perusahaan (coorporate

image), citra produk (product image), pelayanan jasa (customer services),

penampilan pemberian pelayanan (perfomance image), dan para pesaingnya

(competitor).6

Citra merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan. Reputasi

dan prestasi yang baik adalah hal yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan

melalui public relations. Public relations dituntut untuk mampu menjadikan

orang lain memahami pesan yang disampaikan. Citra yang baik akan

membuahkan hasil yang baik juga untuk perkembangan sebuah perusahaan.

Membangun dan menjaga sebuah citra perusahaan memanglah bukan tugas

yang mudah, dibutuhkan strategi khusus untuk membangun dan menjaga citra

perusahaan.

Terdapat beberapa jenis citra yang harus dibangun oleh perusahaan

dalam menjaga reputasi demi kemajuan perusahaannya. Dalam hal ini, citra

yang akan dibahas adalah citra perusahaan (corporate image). Citra

perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya

citra atas produk dan pelayanannya saja.

Citra perusahaan ini terbentuk dari berbagai macam hal, antara lain

yaitu riwayat atau sejarah perusahaan yang gemilang, keberhasilan-

6
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003), h. 80.
8

keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraih dan lain sebagainya.7

Citra dan reputasi yang baik tidak dapat dibeli, melainkan didapat.

Perusahaan tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, maka yang tidak boleh

dilupakan adalah dukungan dari para konsumen atau masyarakat. Dukungan

dapat berupa niat baik atau dukungan dari para pegawai, peraturan

pemerintah yang kondusif, dan lain-lain. Tanpa dukungan itu semua,

terkadang tidak tampak nyata, suatu badan atau bisnis tidak akan mampu

bertahan

Oleh karena pentingnya suatu citra perusahaan, maka penelitian ini

ditujukan untuk mengungkapkan dan menjelaskan bagaimana peran public

relation dalam membangun citra positif di perusahaan/lembagadan penulis

akan melakukan sebuah penelitian tentang“ Peran Public Relations Dalam

Membangun Current Image (Citra Positif) Di Rumah Sakit Islam

Jakarta, Cempaka Putih”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti membatasi pembahasannya

hanya pada peran public relations/humas keluar (external public) Rumah

Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam membangun Current Image

perusahaan. Penelitian ini tidak membahas peran public relations kedalam

(internal public) dalam membangun Current Image perusahaan dan tidak

survey kepada masyarakat luas.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah :


7
M Linggar Anggoro, Teori&Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005). Cet,
4. h. 62.
9

1. Bagaimana peran kinerja relationship terhadap public yang dilakukan

oleh Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam

membangun Current Image ?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan Public Relations dalam membangun

opini publik guna terciptanya Current Image bagi Rumah Sakit Islam

Jakarta, Cempaka Putih ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah titik akhir yang akan dicapai dalam sebuah

penelitian. Creswell (2008) mengemukakan; “tujuan dari penelitian

kualitatif ini adalah untuk (eksplorasi / menemukan / memahami /

menggambarkan), (centra phenomenom) terhadap (subjek penelitian)

pada (lokasi penelitian)’.8Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui sejauh mana public relations

Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih membuat formula

sertalangkah-langkah yang tepat untuk kemudian lebih bias

memberikan Image kepada masyarakat atau khalayak atas citra baik

perusahaannya yang pada akhirnya bisa tetap eksis dan berkembang

sebagaimana yang diharapkannya.

8
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hal. 90
10

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui peran public relations Rumah Sakit Islam

Jakarta, Cempaka Putih dalam membangun Current Image

perusahaan.

2) Untuk mengetahui strategi dan langkah yang digunakan public

relations Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam

membangun Current Image perusahaan

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Secara Akademis

Hasil penilitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan

kontribusi positif bagi ilmu komunikasi terutama dibidang humas

berkaitan dengan kegiatan Peran Public Relations pada instansi

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dalam membangun

Current Image (Citra Positif) tersebut.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas

mengenai peran Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih dalam membangun citra positif dan hambatan-

hambatan yang saja yang dihadapi Praktisi Public Relations Rumah

Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dalam membangun Current

Image (citra positif).


11

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi

terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti menemukan hasil penelitian dari

saudara Anwar (Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2009) yang berjudul Peran Public Relations Radar Banten Dalam

Membangun Citra Perusahaan. Akan tetapi penelitian yang saudara Anwar

lakukan memfokuskan pada peran public relations secara luas pada obyek

yang ditelitinya.

Selanjutnya, peneliti menemukan hasil penelitian yang berjudul

“Strategi Komunikasi Public Relations PT. Takaful Keluarga dalam

Membangun Citra Perusahaan”. Disusun oleh Ruhiyanah Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2013. Dalam bentuk penelitiannya, komunikasi yang dilakukan public

relations dari PT. Takaful Keluarga dalam Membangun Citra Perusahaan

tersebut adalah dengan meningkatkan pelayanan, membangun good

relationship dengan perusahaan lain, strategi promosi dan kegiatan sosialisasi.

Dan yang terakhir peneliti menemukan hasil penelitian yang berjudul

“Peran Media Relations PT. Bank Muamalat, tbk Dalam Membangun Citra

Perusahaan”. Skripsi ini disusun oleh Septi Fahmi Choirisa Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif HIdayatullah Jakarta 2012. Akan tetapi penelitian ini


12

memfokuskan para peran media relations melalui media massa pada Bank

Muamalat.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah “Peran Public

Relations Dalam Membangun Current Image Rumah Sakit Islam Jakarta,

Cempaka Putih” yang menitikberatkan pada peran public relations dalam

membangun current image perusahaan melalui ranah eksternal dari Rumah

Sakit Islam Jakarta tersebut.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok

tertentu.9Ciri lain metode deskriptif kualitatif ialah menitik beratkan pada

observasi dan suasana alamiah (natural setting) sehingga peneliti terjun

langsung kelapangan, bertindak sebagai pengamat dan mencatatnya dalam

buku observasi( instrumennya adalah pedoman observasi, Pen.).10

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka

Putih dan pihak-pihak yang bersangkutan didalamnya (top management

dan stakeholders). Sedangkan obyek penelitian ini adalah peran public

relation dalam membangun current image Rumah Sakit Islam Jakarta,

Cempaka Putih.

9
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003), h. 12
10
ElvinaroArdianto, MetodePenelitianuntuk Public Relations KuantitatifdanKualitatif,
(Bandung: SimbiosaRekatama Media, 2014), h. 27.
13

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di gedung RumahSakit Islam Jakarta,

Cempaka Putih Jl. Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat-Indonesia

10510. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan pada bulan Januari-Mei

2017.

4. Metode Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode

pengumpulan yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode

tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat

menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu.11Jenis data yang

digunakan adalah data ordinal, yaitu data yang berbentuk rangkaiaan atau

peringkat. Data yang dipilih dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian

perorangan, kelompok, dan organisasi.12Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1) Observasi

Merupakan “metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa secara langsung,

dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer

11
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 116
12
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2003), h.29
14

dalam menyaksikan atau mengamati suatu obyek peristiwa.yang

sedang ditelitinya.”13

2) Interview Wawancara

Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara, “yaitu proses

memperoleh keteranganuntuk tujuan penelitian dengan tanya

jawab menggunakan alat panduan wawancara.”14Yang menjadi

subyek wawancara adalah Kepala Bagian Public Relations di

Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih.

b. Data Sekunder

Adalah data dalambentuk yang sudahjadi (tersedia) melalui

publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau

perusahaan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Dokumentasi

Pengertian dokumentasi disini yaitu salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang

lain tentang subjek.15Ada dua bentuk dokumen yang dapat

dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, antara lain:16(1)

Dokumen pribadi (catatan harian, surat pribadi, Autobiografi), (2)

Dokumen resmi (Dokumen internal, daneksternal).

13
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2003), h. 221
14
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Galia Indonesia,1998), h.234
15
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h.143.
16
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 143.
15

c. Tekhnik Pengolahan Data

Setelah data-data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah data. Penelitimelakukannya dengan cara editing, yakni

kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul.

Sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyakatakan

kebenarannya.

d. Analisis Data

Data yang telah masuk, selanjutnya dianalisa oleh peneliti. Dalam

hal ini peneliti menganalisa dengan menggunakan analisa deskriptif

yakni peneliti berusaha menggambarkan objek penelitian apa adanya

sesuai dengan kenyataan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan

penulisan, dimana masing-masing dibagi kedalam sub-sub dengan rincian

sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORITIS

Bab ini merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam

kerangka pemikiran dalam penilitian ini, diantaranya pengertian

peran, strategi, public relations dengan komponennya yang


16

meliputi sejarah dan perkembangan, tujuan, fungsi, dan peran dari

public relations itu sendiri. Serta menjelaskan tentang pengertian

citra, jenis-jenis citra, serta pencapaian dan pembentukan dalam

membangun current image. Sehingga pembaca dapat memahami

benang merah dan analisi.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih yang meliputi tentang sejarah

perkembangan, Visi Misi, Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih serta logo dan struktur Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih.

BABIV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas hasil ojek penelitian mengenai peran public

relations di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam

membangun current image (citra sekarang) dan menganalisa

strategi public relations diluar perusahaan tersebut.

BAB V : PENUTUP

Pada bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan hasil

dari penelitian dan menguraikan data secara baik. Adapun beberapa

uraian penting yang penulis berikan dari hasil penelitian ini akan

dirangkum dalam bahasan kesimpulan. Selanjutnya, untuk

menyempurnakan penelitian ini penulis menyisipkan saran-saran

agar menjadi bahan pertimbangan tentang bahasan penulis yang

telah diangkat sebagai permasalahannya.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Peran

1. Pengertian Peran

Peran merupakan bagian kedua yang terpenting setelah status

didalam struktur sosial, karena peran merupakan suatu pola perilaku

normatif yang diharapkan pada status tertentu.17Dapat dikatakan bahwa

peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya

seseorang diwajibkan melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat

di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan yang lain.

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, berarti dia telah menjalankan sebuah peranan.18

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

posisi dalam pergaulan kemasyarakatan, karena peranan lebih banyak

menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai proses.

Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang

menduduki posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran.

Peran mencakup 3 hal yaitu:19

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing sesorang dalam

kehidupan masyarakat.

17
Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
h.47
18
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) cet-44, h.212
19
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) cet-44,h. 213

17
18

b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Peranan dapat didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang

terencana yang dimana seseorang mempunyai status di masyarakat. Jika

ditarik kesimpulan dari beberapa point diatas, peranan adalah segala

sesuatu yang dijalankan oleh seorang pimpinan terutama dalam

menjalankan hak dan kewajiban yang sesuai dengan dengan wewenang

dan kedudukannya.Dalam kehidupan nyata di masyarakat, tentu seseorang

dituntut untuk dapat memainkan perannya dan sebisa mungkin

meminimalisir kesalahan yang bisa berakibat terjadinya kekacauan dalam

masyrakat dan ketidakjelasan antara peran yang satu dan yang lainnya.

B. Public Relations

1. Pengertian Public Relations

Istilah public relations dalam bahasa indonesia secara umum

diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat atau disingkat “Humas”,

merupakan lapangan baru di bidang komunikasi yang tumbuh dan

berkembang sangat cepat pada permulaan dekade ke-20

ini.20Perkembangannya berkaitan erat dengan kemajuan masyarakat di

berbagai bidang, terutama dibidang industri, bisnis, perusahaan, bahkan

20
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1994) cet-3, h. 6.
19

akhir-akhir ini juga berkembang pesat di bidang politik dan

pemerintahan.

Public relations kini sudah banyak dipraktekkan di berbagai

organisasi atau lembaga dalam rangka menunjang manajemen untuk

mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Karena public relations

menekankan pada aspek komunikasi yang bersifat timbal balik

(resiprokal) dalam rangka mencapai pemahaman dan niat baik (goodwill)

dan citra yang baik (good image) antara lembaga dan publiknya.21

Menurut Scoot M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom

(2000), dalam bukunya Effective Public Relations definisi PR, yakni:22

Public Relations is the management function which evaluate public

attitude, identifies the policies and procedures of an individual or an

organization with the public interest, and plans and executes a program

of actions to earn public understanding an acceptances (Public Relations

adalah fungsi manajemenyang menilai sikap-sikap publik,

mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari

individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan

rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik).

Public relations merupakan suatu ilmu, sistem, seni, fungsi, proses,

profesi, metode, kegiatan dan sebagainya. Public relations dapat

dikatakan sebagai ilmu dan seni, karena public relations merupakan

gabungan berbagai ilmu dan termasuk ilmu sosial, misalnya ilmu politik,

ekonomi, sosiologi dan komunikasi. Majelis Public Relations Dunia (The


21
Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta:ANDI, 2016), h. 8.
22
Elvinaro Ardianto, HandBook Of Public Relations, (Bandung: SimbiosaRekatama Media,
2011), h. 8.
20

First World Assembly of PR Associations, 1978), menyebutkan bahwa

PR sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis tren, memprediksi

dampaknya, mendampingi dan memberi nasihat pimpinan organisasi

serta meng-implementasikan perencanaan program guna melayani

kepentingan organisasi dan publiknya.23

Public relations merupakan suatu seni untuk menciptakan

pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan

publik terhadap seseorang atau suatu organisasi, badan, lembaga atau

perusahaan.24

Definisi lain, public relations adalah membangun hubungan baik

secara sistematis antara kelompok publik atau orang, bahwa organisasi

mempunyai ikatan atau ketergantungan. Sedangkan menurut Institute of

Public Relation, United Kingdom, public relations adalah upaya yang

disengaja, direncanakan, dan dilakukan terus menerus untuk membangun

dan menjaga adanya saling pengertian antar organisasi dengan

publiknya.25

Dalam hubungannya dengan masyarakat public relations

mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi baik secara

intern maupun ekstern. Public relations merupakan fungsi manajemen

yang melakukan komunikasi untukmenciptakan pemahaman, saling

pengertian, dan kepercayaandari konsumen terutama masyarakat secara

luas.

23
Syarifuddin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: ANDI, 2016), h. 9.
24
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public
Relation di Era Cyber, (Jakarta: Gramedia Publishing, 2011), h. 1-2.
25
Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar Dasar Public Relations Teori dan Praktik,
(Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 8-9.
21

Pengertian yang lain juga dikemukakan oleh Cultip dan Center

bahwa public relations adalah suatu kegiatan komunikasi penafsiran,

serta komunikasi dan gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan

pengkomunikasian informasi, gagasan serta pendapat dari publiknya itu

kepada lembaga tersebut sehingga menumbuhkan kepentingan bersama

sehingga dapat tercipta sesuatu persesuaian yang harmonis dari lembaga

ini dan masyarakatnya.26Harmonis dalam arti disini merupakan sikap

saling pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak, satu sama

lain saling memberikan keuntungan dan merasa senang.

Dari beberapa definisi public relations menurut para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa public relations adalah upaya yang

dilaksanakan oleh sebuah perusahaan agar tercipta hubungan yang baik

dan saling pengertian dengan publiknya sehingga terciptanya

kepercayaan dari pihak publik terhadap perusahaan tersebut. Karena,

kepercayaan public menjadi sumber kekuatan utama bagi setiap lembaga

atau perusahaan.

Berikut pengertian Public Relations secara umum dan khusus

menurut Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto yaitu:27

a. Pengertian Umum

Public Relations adalah proses interaksi untuk menciptakan

opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak

dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi

publik. Proses tersebut bertujuan untuk menanamkan keinginan baik,


26
Kusnandi Suhandang, Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan Implementasi,
(Bandung: Nuansa, 2004), h.45.
27
Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: ANDI, 2016), h.11.
22

kepercayaan, pengertian dan citra yang baik dari publiknya.

Crystallizing Public Opinion menyebutkan bahwa PR adalah profesi

yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya

yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

b. Pengertian Khusus

Public Relations adalah fungsi khusus manajemen yang

membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama,

pengertian, dukungan, kerja sama antara organisasi dan publik,

melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk

mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan

tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu

manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan

secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk

membantu mengantisipasi tren dan menggunakan penelitian dan

teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (maria,

2002).

2. Fungsi dan Tugas Public Relations

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan

publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya

menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan

lembaga/organisasi.28

28
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama,1994) cet-3, h. 21.
23

”Edwin Emery” menyebut fungsi public relations sebagai berikut:

“the planned and organized effort of a company ot institutions to

establish mutually beneficial through acceptable communications

relationships with its various publich” (upaya yang terencana dan

terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan

hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai

publiknya).29

Secara umum, fungsi dan tugas public relations, baik swasta

maupun pemerintah adalah menciptakan opini publik yang

menguntungkan perusahaan atau lembaga pemerintah yang bersangkutan.

Untuk mencapai tujuan dari fungsi dan tugas tersebut, perlu diupayakan

hubungan yang harmonis antara public relations dan lingkungannya

(publik).

Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield

(1982) Fungsi public relations yaitu sebagai berikut:30

a. Menunjang aktifivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi)

b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

c. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini persepsi

dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang

diwakilinya, atau sebaliknya.

29
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama,1994) cet-3, h. 21.
30
Rosady Roslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2007) cet-8, h. 19.
24

d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran

kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur

arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke

publiknya atau sebaliknya, demi terciptanya citra positif bagi kedua

belah pihak.

Dalam melakukan tugas dan fungsi public relations yang mampu

menunjang manajemen perusahaan dan mencapai tujuan, maka public

relations melakukan pendekatan, yaitu:31

a. Manipulatif, upaya mempengaruhi individu, kelompok atau publik

yang menjadi sasarannya dengan mengubah atau mempengaruhi

pendapat dan opini publik melalui teknik kegiatan komunikasi PR

demi kepentingan tujuan yang positif bagi lembaga atau perusahaan

yan diwakilinya.

b. Kuratif, upaya untuk pemulihan atau perbaikan-perbaikan terhadap

suatu kegagalan yang telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif

organisasi, dan tindakan PR selanjutnya adalah memuihkan kembali

nama baik produk atau perusahaan dan citra di mata publiknya.

c. Preventif, tindakan penyegahan untuk meniadakan resiko kerugian

yang lebih besar di masa yang akan datang.

d. Promosional, mendorong atau memotivasi untuk memajukan usaha

komersial yang bertujuan profit dengan melakukan kampanye

promosi, komunikasi pemasaran dan promosi periklanan.

31
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0 Teori dan Praktek Public
Relations di Era Cyber, (Jakarta: Gramedia Publishing, 2011), h.28-29.
25

e. Pendidikan, memberikan informasi atau menyebarluaskan informasi,

program pendidikan dan ilmu pengetahuan secara luas kepada

publiknya.

f. Misi, misalnya misi Negara dalam membangun masyarakat yang adil

dan makmur.

Adapun prinsip darifungsi tujuan Public Relation s itu sendiri

yakni: Menciptakan citra yang baik, memelihara citra yang baik,

meningkatkan citra yang baik, memperbaiki citra jika citra menurun atau

rusak, dan mempertahankan citra yang sudah tercipta di

perusahaan/lembaga itu sendiri. Karena, public relations itu sendiri

ditunjang dengan keyakinan bahwa sepak terjang setiap

organisasi/lembaga itu ditentukan oleh relation dependency dari semua

kelompok sosial ekstren dan intrennya serta dari lingkup social pada

umumnya.32

3. Peran Public Relations

Peran merupakan hal dimana seseorang melaksanakan tugasnya

sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya. Peran yang dijalankan Public

Relations merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi public

relations. Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu harapan-

harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran dan harapan-harapan

yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap

32
John Tondowidjojo, Dasar dan Arah Public Relations, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), h.61
26

orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan

kewajiban-kewajibannya.33Peran dari sebuah public relations yaitu:34

a. Sebagai komunikator, public relations membantu manajemen dalam

hal untuk mendengar apa yang diinginkan publik, sekaligus

menjelaskan keinginan, kebijakan dan harapan organisasi atau

perusahaan kepada publiknya.

b. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang

positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Hubungan

yang positif bisa dilakukan dengan melakukan pertemuan, melakukan

penghargaan pada publik yang setia dan percaya pada perusahaan

guna untuk meningkatkan citra perusahaan.

c. Peranan backup manajemen, yaitu sebagai pendukung dalam fungsi

manajemen organisasi atau perusahaan seperti mempekenalkan

produk atau jasa dan melihat bagaimana kinerja karyawan agar bisa

mengevaluasi kinerja karyawan.

d. Membentuk corporate image yang merupakan tujuan (goals) akhir dari

suatu aktivitas program kerja kampanye public relations, baik untuk

keperluan publikasi ataupun promosi.

Peranan praktisi public relations menurut Dozier dan Broom

(dalam bukunya Rosady Ruslan, 2006:20) dibedakan menjadi dua, yakni

peranan manajerial (communications manager role) dan peranan teknis

33
David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1995), h. 99-101.
34
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public
Relations di Era Cyber, (Jakarta : Gramedia Publishing, 2011). h. 50-52
27

(communications technician role).35 Peranan public relations dalam suatu

organisasi dapat dibagi empat kategori (Dozier & Broom, 1995);36

a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan

memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi

dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public

relationship). Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk

menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan

dari pakar PR (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan

mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh

organisasi bersangkutan.

b. Fasilitator Komunikasi (Communications fasilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau

mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk

mendengar apa yang diinginkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga

dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan

harapan organisasi kepada publiknya. Sehingga dengan komunikasi

timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,

menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah

pihak.

c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process

fasilitator)

35
Syarifuddin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: ANDI, 2016), h. 107.
36
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 20.
28

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public

relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksud

untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser)

hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi

persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan

professional.

d. Teknisi Komunikasi (Communications technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR professional

sebelumnnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen

organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi

PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan

teknis komunikasi atau dikenal method of communication in

organization.

Dari keempat peranan public relations tersebut, dapat terlihat mana

yang berperan dan berfungsi pada tingkat manajerial skill, keterampilan

hubungan antar individu (human relations skill) dan keterampilan teknis

(technical skill) dalam manajemen Humas. Peran public relations/

Humas tersebut diharapkan dapat menjadi “mata” dan “ telinga” serta“

tangan kanan” top manajemen dalam organisasi/lembaga.37

4. Strategi Public Relations

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa tujuan public relations

yaitu membangun dan mengembangkan citra positif bagi perusahaan atau

organisasi terhadap publik internal (karyawan) atau publik eksternal

37
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 22.
29

(konsumen atau masyarakat).Menurut Ahmad S, Adnanputra yang

dikutip Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan

Komunikasi mengatakan bahwa arti strategi public relations adalah

bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan

produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya

perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.38

Terdapat suatu proses perencanaan strategi public relations yang

mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses itu terdiri dari:39

a. Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data

sebelum melakukan tindakan. Public Relations perlu mengetahui apa

yang diperlukan oleh publik sebelum melakukan tindakan untuk

memajukan perusahaannya. Public relations bisa melakukan analisis

secara langsung ke lapangan dengan melakukan survei terkait apa

yang diinginkan oleh publik. Misalnya, public relations menanyakan

apa aja yg dibutuhkan oleh publik, siapa saja yang masuk kedalam

publik, dan bagaimana publik dipandang dari berbagai faktor dengan

maksud strategi yang digunakan kedepannya tidak meleset dan

mengembangkan perusahaan yang diwakilinya.

b. Planning adalah berdasarkan fakta yang membuat rencana tentang

apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah

dalam perusahaan. Dalam tahap ini, public relations haruslah

38
John Tondowidjojo, Dasar dan Arah Public Relations, (Jakarta: PT Grasindo,
2004),h.133.
39
Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) cet-7, h. 90.
30

dituntut mempunyai ide yang kreatif agar publik tertarik dengan apa

yang ditawarkan oleh perusahaan yang mereka wakili.

c. Communicating adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai

hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau data yang

kemudian dikomuikasikan atau dilakukan kegiatan operasional.

Public relations mengkomunikasikan rencana-rencana yang mereka

lakukan kedepannya dengan memperkenalkan kepada publik.

Melakukan komunikasi dua arah dengan mengadakan aara-acara

agar pihak publik dan perusahaan bisa bertemu langsung dalam

penawaran produk yang telah direncanakan. Selain itu bisa juga

dilakukan dengan mempublikasi produk melalui iklan (surat kabar,

TV, dan Radio).

d. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan,

apakah tujuan sudah tercapai apa belum. Ini adalah tahap terakhir

dari proses public relations. Evaluasi dilakukan secara kontinyu.

Hasil evaluasi menjadi unsur dasar untuk kegiatan public relations

selanjutnya.

Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan public relations

harus menyatu dengan visi dan misi perusahaannya. Untuk memberikan

kontribusi kepada rencana kerja jangka panjang perusahaan, maka

praktisi public relations bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:40

a. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar didalam maupun

diluar perusahaan. Informasi yang diterima oleh publik bisa diterima

40
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010) cet-7, h.91.
31

oleh media apa saja. Public Relations berusaha menaikan citra

perusahaan dengan menyebarkan informasi yang baik tentang

perusahaan sesuai dengan fakta.

b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan

yang terjadi secara historis. Perusahaan akan mengalami perubahan

dari masa ke masa melalui perkembangannya. Perubahan tersebut

biasanya disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap

publiknya atau sebaliknya. Public relations harus mempelajarinya

dengan teliti dan memahami perubahan perusahaan agar bisa

melakukan peningkatan perusahaan baik kinerjanya, dari segi produk

atau jasa yang dihasilkan, sehingga publik akan terus tertarik dan

semakin percaya akan perusahaan yang mereka wakili.

c. Melakukan analisis SWOT (Strenghts / kekuatan, weaknesess /

kelemahan, Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman). Public

relations perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi

dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimilikinya.

Oleh karena itu public relations harus mempunyai strategi khusus

dalam menghadapi hal-hal yang bisa menurunkan perkembangan

perusahaan. Untuk lebih jelasnya, “Strategi public relations” melalui dua

komponen yang saling terkait erat, yakni sebagai berikut: pertama,

komponen sasaran yang dituju ke pada para stakeholder dan publik yang

mempunyai kepentingan yang sama. Kedua, komponen sarana

(Adnanputra,1990) yang pada strategi public relations berfungsi untuk

mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi atau dimensi


32

yang menguntungkan melalui pola dasar “The 3-C‟s options”

(Conservations, Change dan Crytallization) dari stakeholder yang

disegmentasikan menjadi publik sasaran.41

Menurut Harwoord Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan

publicrelations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi

atau berita, yaitu sebagai berikut:42

a. Strategy of publicity

Melakukan kampanye untuk menyebar pesan (Message) melalui

proses publikasi suatu berita melalui kerja sama dengan berbagai

media massa. Selain itu, dengan mengunakan taktik rekayasa suatu

berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga menciptakan

publisitas yang menguntungkan.

b. Strategy of Persuation

Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak

melalui teknik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik

dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau

featuris berlandaskan humanity interest.

c. Strategy of Image

Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk

menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya

tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana

menciptakan publikasi nonkomersil dengan menampilkan kepedulian

41
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 135
42
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 5.
33

terhadap lingkungan sosial (humanity relations and social marketing)

yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara

keseluruhan (corporate Image).

Kemudian ada beberapa alternatif pendekatan yang dilakukan

dalam strategi public relations. Pendekatan ini berguna untuk

menjalankan strategi PR, dengan pendekatan-pendekatan ini praktisi

Rosady Ruslan public relations dapat mengembangkan strateginya,

yakni:43

a. Jalur membeli (purchasing), yaitu dengan cara mengabulkan

sebagian tuntutan pihak eksternal. Artinya pihak perusahaan bersedia

menerima tuntutan tersebut.

b. Jalur penekanan (pressure dan power), yaitu merupakan tindakan

strategi public relations melalui taktik penekanan yang sekaligus

menunjukan sesuatu kekuasaan tertentu.

c. Jalur membujuk (persuation), yaitu taktik jangka pendek dengan

pendekatan untuk membujuk agar mau berunding dan berdialog

secara konstruktif.

d. Jalur merangkul (patronage), yaitu taktik jangka panjang dengan

pendekatan strategi PR yang bersifat merangkul pihak eksternal.

Pada umumnya strategi public relations dalam meningkatkan

kesadaran, seperti kesadaran merek (brandawarness) pada publik. Selain

itu untuk mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi

netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang

43
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,(Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 138.
34

dilakukan organisasi/perusahaan. Terakhir, untuk mendorong tindakan,

misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan proses produksi yang

ramah lingkungan yang ditunjukan organisasi/perusahaan.44

Public relations juga harus bisa berkontruksi dalam manajemen

untuk melakukan hal perkembangan perusahaan dan menaikkan citra

perusahaandaristrategi yang sudahditerapkannya. Karena, Peran public

relations dalam membangun citra tidaklah lengkap tanpa adanya

perencanaan dari strategi public relation itu sendiri. Strategi public

relations yang hanya berfokus pada teori dan tidak tidak ditindaklanjutin

ke lapangan pun tidak akandapat memberikan hasil.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, public relations bertujuan

untuk meneggakkan dan mengembangkan suatu “citra yang

menguntungkan” bagi perusahaan/lembaga dan jasa terhadap para

stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu public internal dan public

eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi public relations

semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholders,

akan sikap tindak dan persepsi mereka. Jika strategi penggarapan itu

berhasil, makaakan terciptanya suatu opini dan citra yang

menguntungkan.45

5. Hubungan Public Relations Internal dengan External Public

Salah satu tujuan keluar public relations (external public relations)

adalah mempererat hubungan dengan orang-orang atau instansi-instansi

44
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public
Relations di Era Cyber (Jakarta: Gramedia Publishing, 2010), h. 155.
45
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 134.
35

di luar organisasi/perusahaan (publik), demi terciptanya opini publik

yang menguntungkan organisasi/perusahaan itu.46Tugasnya yaitu

melaksanakan komunikasi dua arah yang sifatnya informative dan

persuasive kepada publik luar dengan jujur, berdasarkan fakta, dan harus

teliti serta cermat karena publik mempunya pihak untuk mengetahui

keadaan perusahaan/lembaga yang menyangkut kepentingannya.

Publik ekstren yang menjadi sasaran public relations adalah para

pelanggan (customer), khalayak, sekitar(community), instansi pemerintah

(government), pers (press), dan lain-lain kelompok di luarperusahaan /

lembaga. Hubungan baik dengan dengan mereka sama pentingnya

dengan hubungan dengan publik intern, karena turut menentukan

setidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu perusahaan/organisasi.47

Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan publik di luar

perusahaannya merupakan keharusan yang mutlak. Sesuai dengan

sifatnya, dalam masyarakat modern tidak akan ada kemungkinan bagi

seorang atau suatu badan bisa hidup menyendiri. Menurut H. Fayol

beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah:48

a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate

identity and image)

b. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.

46
F. Rachmadi, Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama,1994) cet-4, h. 53.
47
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung:
MandarMaju, 1993) cet-8, h.150.
48
Amie Primarni, Introduction to Public Relations, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2007),
hal. 77.
36

c. Mendukung kegiatan komunikasi timbal eebalik dua arah dengan

berbagai pihak.

d. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)

e. Menangani keluhan (complaint) dalam menghadapi krisis yang terjadi

dengan membentuk manajamen krisis dan PR Recovery of image yang

bertugas memperbaiki lost of image and damage.

Dan adapun kegiatan External Public Relationsantara lain meliputi:

(1) Bagaimana memperluas pasar, (2) Bagaimana memperkenalkan

produksinya kepada masyarakat, (3) Bagaiamana cara mendapatkan

penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, (4)

Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pejabat

pemerintahaan dan Negara, (5) Bagaimana cara mengetahui siakap dan

pendapat publik terhadap perusahaan, (6) Bagaimana memelihara

hubungan baik dengan para pers dan para opinion leader, (7) Bagaimana

memelihara hubungan baik dengan para pemasok dan publik-publik lain

yang lain berhubungan dengan operasional perusahaan.49

Penilaian external publik terhadap sesuatu badan bukan saja

mengenai pelayanannya, kegiatan-kegiatannya, dan para anggotanya, tapi

juga mengenai keseluruhan yang meliputi badan itu.Karenapublik

ataumasyarakat yang berkembang pemikirannya saat ini sangat kritis

terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kepentingannya yang actual

dan tidak biasa.Karena sifat yang ramah merupakan salah satu syarat

49
Amie Primarni, Introduction to Public Relations, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2007),
hal. 76.
37

yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha External Public relations

di lembaga/perusahaanitu.50

C. CITRA

1. Pengertian Citra

Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi

dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat

(kehumasan) atau public relations. Proses akumulasi dari amanah

kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan

mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu

opini publik yang lebih luas, yaitu sering dinamakan citra

(Image).51Citra adalah a picture of mind, yaitu gambaran yang ada di

dalam benak seseorang (Holt, Rinehart, and Winston, 1996).52

Pengertian citra itu sendiri tidak dapat diukur secara matematis,

tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk dari

publik, masyarakat khalayak.Citra disini merupakan gambaran perasaan

publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembagasertakesan yang

disengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.53

Begitu juga Frank Jefkins berpendapat bahwa citra adalah kesan

seseorang atau individu tentnag sesuatu yang muncul sebagai hasil dari

50
Amie Primarni, Introduction to Public Relations, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2007),
h. 76.
51
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007) cet-8, h. 76.
52
Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: ANDI, 2016),
hal. 156.
53
Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2011), h. 62.
38

pengetahuan dan pengalamannya.54Citra merupakan hasil evaluasi dari

diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran

yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak

seseorang.

Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon

seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada

dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka

memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari

objek tersebut.Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda,

tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek

tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap

anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.

2. Jenis-jenis Citra

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-

informasi yang diterima seseorang. Ada beberapa jenis citra (image),

pada bagian ini kita akan mempelajari limamjenis citra, yakni:55

a. Mirror Image (Citra Bayangan)

Citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota

organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai

pandangan luar terhadap organisasinya. Citra yang berjenis ini

cenderung sangat positif dan bahkan terlalu positif, dilihat dari apa

yang kita bayangkan yang sangat hebat mengenai diri sendiri

54
Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2011), h. 62.
55
M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) cet-8, h. 59.
39

sehingga kita pun percaya bahwa orang lain juga beranggapan dan

memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. Tetapi

jika kita meneliti dengan mendalam citra ini maka akan terungkap

bahwa citra bayangan ini hampir selalu tidak tepat, atau tidak

sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.Citra jenis ini

biasanya melekat pada seseorang pemimpin perusahaan, lembaga,

dan organisasi.

b. Current Image (citra yang berlaku)

Pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu

organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra citra

yang berlaku tidak selamanya bahkan jarang sesuai dengan

kenyataan. Karena, semata-mata terbentuk dari pengalaman atau

pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan dan biasanya

tidak memadai.

Biasanya citra ini cenderumg negatif. Humas memang

menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka,

apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan

suatu citra berlaku yang tidak fair. Citra jenis ini ditentukan oleh

banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau

mereka mempercayainya.

Tidaklah mengherankan jika citra bayangan bisa sangat

berbeda dari citra yang berlaku. Oleh karena itu, salah satu tugas

pokok pejabat public relations adalah menginterpretasikan sikap-

sikap pihak luar terhadap pihak pimpinan/manajemen yang


40

mungkin juga keliru menebak pandangan khalayak tersebut

terhadapnya,

c. Wish Image (citra yang diharapkan)

Suatu citra yang dinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini

tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya harapan lebih

baik atau menyenangkan dari pada citra yang ada, walaupun

dengan kondisi tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa

merepotkan. Namun, secara umum yang disebut citra harapan itu

memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.Citra harapan itu

biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu

yang relatif baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi

yang memadai.

d. Corpoorate Image(citra perusahaan)

Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra

perusahaan ini terbentuk dari banyak hal. Hal-hal positif yang dapat

meningkatkan citra perusahaan antara lain adalah sejarah, riwayat

hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di

bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan

industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja yang

dalam jumlah besar, bersedia turut bertanggung jawab sosial,

komitmen mengadakan riset dan sebagainya.56

Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi positif,

umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan baik dengan

56
M.LinggarAnggoro, Teori dan Profesi Kehumasan; serta aplikasinya di
Indonesia,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) cet-8, h. 62.
41

para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan

pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil.

Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan diantara khalayak

sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik

internal maupun eksternal. Dan yang terakhir, meningkatkan

kesetian kepada para staff.57

e. Multiple Image(citra majemuk)

Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya

terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang

mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda

atau tidak seirama dengan tujuan tau asas organisasi kita.58

3. Pencapaian Citra Positif

Dalam pencapaian citra positif suatu perusahaan berawal dari

penilaian dan tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan

timbulnya rasa hormat(respect), kesan-kesan yang baik dan

menguntungkan terhadap suatu citra lembaga/organisasi atau produk

barang dan jasa pelayanan yang diwakili oleh pihak humas/PR.

Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang

kongkritnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan

atau persepsi.

Proses akumulasi amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh

individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau

57
M.LinggarAnggoro, Teori dan Profesi Kehumasan; serta aplikasinya di
Indonesia,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) cet-8, h. 67.
58
M.LinggarAnggoro, Teori dan Profesi Kehumasan; serta aplikasinya di
Indonesia,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) cet-8, h. 68.
42

lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih kuat. Maka citra

menjadi tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi

yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan)

atau public relations.59

Karenanya, citra sebagai pancaran reproduksi jati diri atau

bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Citra yang baik dan

kuat mempunyai manfaat sebagai berikut, Pertama, persaingan jangka

menengah dan panjang yang baik. Perusahaan berusaha memenangkan

persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasaran yang taktis.

Kedua, menjadi prisai selama masa kritis. Ketiga, menjadi daya tarik

eksekutif yang handal, yang mana eksekutif handal adalah aset

perusahaan. Keempat, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.

Kelima, menghemat biaya operasional karena citranya baik.60

4. Citra Perusahaan

Citra yang diperoleh perusahaan merupakan hasil dari

pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima oleh publik.Citra

juga merupakan salah satu asset terpenting dari suatu

perusahaan/lembaga karena citra adalahfavourable opinion (opini

publik yang menguntungkan). Berbagai citra perusahaan datang dari

pelanggan, staff perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi

pedagang, dan public lainnya yang mempunyai pandangan terhadap

perusahaan.Tugas perusahaan dalam membentuk citranya yaitu dengan

59
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,(Jakarta: PT
RajaGrafindoPersada, 2007) cet-8, h.75.
60
Elvinaro Ardianto, Handbook ofPublic Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2011), h.63.
43

mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata public

atau masyarakat.

Menurut Siswanto Sutojo, citra perusahaan yang baik dan kuat

mempunyai manfaat:(1) Daya saing jangka menengah dan panjang yang

mantap, (2) Menjadi prisai selama masa krisis, (3) Menjadi daya tarik

eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah asset perusahaan,

(4) Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran, (5) menghemat biaya

operasional karena citranya baik.61

Untuk membangun citra, perusahaan dapat memulainya dengan

cara memilih kelompok masyarakat yang mempunyai peranan penting

terhadap usaha keberhasilan bisnis (profit making). Keberhasilan

perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

yakni: citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang

dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran; manfaat yang ditonjolkan

cukup realistis; citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan

perusahaan; citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok

sasaran; citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha.

Menurut Siswanto Sutojo (2004: 42), ada tiga jenis citra yang

dapat ditonjolkan perusahaan: (1) Citra ekslusif, yaitucitra yang

dapatditonjolkanpadaperusahaan-perusahaanbesar. (2) Citra inovatif,

yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai

menyajikan produk baru yang model designnya tidak sama dengan

produk sejenis yang beredar di pasaran. (3) Citra murah meriah, yaitu

61
Elvinaro Ardianto, Handbook ofPublic Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2011), h.65.
44

citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang mampu menyajikan produk

dengan mutu yang baik, tapi harganya murah.62

Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai dengan apa yang

dikehendaki perusahaan, dapat dilakukan secara bertahap yaitu

membentuk persepsi segmen sasaran, memelihara persepsi, mengubah

persepsi segmen sasaran yang kurang menguntungkan dengan berbenah

diri dari dalam. Karena, citra perusahaan menjadi salah satu pegangan

bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan

penting. Contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan

perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan

kepda orang lain.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai

dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S.

Nimpoene dalam buku Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, terdapat

empat komponen dalam pembentukan citra antara lain:63

a. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain.

Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan

pengalamannya mengenai rangsang. kemampuan mempersepsi

inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi

atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang

diberikan oleh rangsangan dapat memenuhi kognisi individu.

62
Elvinaro Ardianto, Handbook ofPublic Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2011), h.65.
63
Sholeh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation,(Bandumg:
PT.Remaja Rosdakarya, 2005), h. 115-116
45

b. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus

keyakinan ini timbul apabila individu harus diberikan informasi-

informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan

kognisinya.Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan

respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

c. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

guna mencapai tujuan.

d. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berfikir,

dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai.

Gambar 2.1

Model Pembentukan Citra64

Pengalaman mengenai stimulus

KOGNISI

PERSEPSI SIKAP
Stimulus Respon
MOTIVASI
Rangsang Perilaku

Gambar tersebut menjelaskan bahwa sikap yang ditunjukkan

oleh khalayak merupakan hasil dari kepercayaan, informasi dan

pengetahuan yang diperoleh dari perusahaan, maka sikap merupakan

dampak nyata dari pengetahuan yang dimilikinya tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa dari gambar tersebut stimulus yang diterima akan

menghasilkan persepsi yang kemudian akan diterima oleh persepsi,

64
Sholeh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation,(Bandumg:
PTRemaja Rosdakarya, 2005), h. 115.
46

kognisi atau motivasi inilah yang kemudian akan berhubungan timbal-

balik dengan sikap yang pada akhirnya menghasilkan respon.

Setelah citra terbentuk dari pengalaman mengenai stimulus

tersebut, perusahaan dapat mengumpulkan informasi tentang citra

perusahaannya. Menurut Baskin danAronof (1988), survey citra

perusahaan bertujuan untuk mengukur: (1)bagaimana ketidakasingan

(familiar) publik dengan orgnisasi, para pejabat perusahaan, produk,

kebijakan dan aspek lainnya; (2) karakteristik berbagai atribut public

terhadap organisasi; (3) derajat persepsi positif dan negatif.65

Gambar 2.2

Model komunikasi dalam Public Relations66

sumber komunkator pesan komunikan efek

Lembaga Bidang Divisi Kegiatan - Publik Publik


Perusahaan Publik Relation kegiatan (PR)
Instansi (PR)

Citra publik
terhadap
perusahaan

Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses

intern-extern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan

65
Elvinaro Ardianto, HandBookOf Public Relations, (Bandung: SimbiosaRekatama Media,
2011), h. 67.
66
Sholeh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar PublicRelation,(Bandung:
PTRemaja Rosdakarya, 2010) cet-7, h. 115
47

input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau

perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-

kognisi-motivasi-sikap.67

Model pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stimulus

dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respon. Stimulus

(rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.

Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini

menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak berjalan efektif dalam

mempengaruhi individu karena tidak adanya perhatian dari individu

tersebut.

Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu berarti

terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan

demikian proses selanjutnya dapat berjalan. Empat komponen persepsi-

kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap

rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh Walter

Lipman.68

Penelitian citra perusahaan dimulai dengan gambaran publik-

publik yang terkait dengan perusahaan/lembaga tersebut.Prioritas dapat

diberikan kepada publik di mana area-area masalah dapat diobservasi,

publik-publik yang penting bagi kelangsungan organisasi dan menjadi

67
Sholeh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-DasarPublicRelation,(Bandung:
PTRemaja Rosdakarya, 2010) cet-7, h. 115
68
Sholeh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-DasarPublicRelation,(Bandung:
PTRemaja Rosdakarya, 2010) cet-7, h. 115
48

pertimbangan umum mengenai ketidakpastian atau publik-publik yang

secara nyata potensial bagi kebijakan citra perusahaan.69

69
ElvinaroArdianto, HandBookOf Public Relations, (Bandung: SimbiosaRekatama Media,
2011), hal. 68
BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA

CEMPAKA PUTIH

A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta

Gagasan didirikannya Rumah Sakit Islam Jakarta bermula dari

dirasakannya kebutuhan akan pelayanan Rumah Sakit yang bernafaskan

Islam dan Dr.H. Kusnandi yang juga sebagai salah seorang tokoh

Muhammadiyah memikirkan perlu adanya suatu rumah sakit yang

pelayanannya bernafaskan Islam. Maka dalam waktu tempo yang singkat

Dr,H.Kusnandi akhirnya mampu meyakinkan pihak-pihak terkait untuk ikut

dalam mendukung pendirian rumah sakit tersebut, termasuk didalamnya

tokoh-tokoh penting dalam persyarikatan Muhammadiyah.70

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan usul-usul tentang

pendirian rumah sakit tersebut serta ketentuan perundangan yang berlaku,

maka tanggal 18 april 1967 berdasarkan akte nomer 36 tahun 1967 dengan

notaris R.Surojo Wongsowidjojo, berdirilah Yayasan Rumah Sakit Islam

Jakarta (RSIJ) yang diketuai langsung oleh Dr.Kusnandi, Kemudian

pengurus yayasan semakin intens, terutama dalam mendapatkan dana

pembangunan rumah sakit. Salah satu upaya pencairan dana adalah melalui

NOVIB (Nederlands Organisatie Voor Internationle Behulpazaam Heid)

yaitu salah satu lembaga pemerintahan Belanda yang memberikan bantuan

dana ke pihak-pihak yang memerlukannya.

70
http://www.rsij.co.id/sejarah. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017, pukul 22.00
WIB.

49
50

Selain dari NOVIB, pada saat itu mendapatkan dari berbagai pihak

di antaranya dari jasa para pengusaha muslim dan pemerintah DKI Jakarta

yang dipergunakan untuk pembangunan sarana fisik Rumah Sakit Islam

Jakarta. Terlebih lagi setelah diperoleh tanah seluas kurang lebih 7 (Tujuh)

hektar yang terletak di daerah Cempaka Putih. Dalam hal alokasi tanah di

daerah tersebut Bapak Gubernur DKI Jakarta Letnan Jendral (Purn) Ali

Sadikin memiliki andil cukup besar dan membantu perkembangan

selanjutnya.

Pada Tanggal 7 Maret 1968, terjadi penandatanganan MOU

(Memorandum Of Understanding) antara pihak Yayasan Rumah Sakit Islam

Jakarta yang diwakili oleh Dr.H.Kusnadi dengan SCCFA (State Commite

for Coordinating Foreign Aid) yang bernaung di Departemen Luar Negeri

Pemerintahan Belanda yang diwakili oleh B.J.Oeding. Isi perjanjian tersebut

SCCFA akan memberikan bantuan sebesar 75% dari biaya yang dibutuhkan

untuk membangun Rumah Sakit Islam Jakarta.

Setelah melalui lika-liku perjuangan yang sangat panjang dan

melelahkan, akhirnya pada tahun 1971 tepatnya pada tanggal 23 Juni 1971,

Rumah Sakit Islam Jakarta berdiri denan kokoh yang diresmikan oleh

Presiden Soeharto. Pada saat itu Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki

gedung dengan fasilitas ruang perawatan dengan jumlah 56 tempat tidur.

Pada tahun 1972 Rumah Sakit Islam Jakarta mendapatkan bantuan dari

Presiden Soeharto pengembangan kamar operasi.

Dengan manajemen yang ketat, pada tahun 1975 Rumah Sakit Islam

Jakarta ternyata memperoleh surplus dana. Atas peran Bapak Fahmi Chotib,
51

Drs, Ek sebagai Direktur Keuangan dengan keahliannya dibidang

manajemen sangat dirasakan, demikian pula peran Bapak HS Projokusumo

yang selalu mengingatkan akan pentingnya peralatan, pemeliharaan dan

internal control. Namun demikian dana tersebut belum mencukupi untuk

pengembangan saran fisik, alat-alat medik maupun peningkatan biaya hidup

karyawan yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.

Pada tahun 1979 atas bantuan Presiden Soeharto dibangun lagi

empat buah gedung perawatan. Pada tahun inilah istilah Zaal diubah

menjadi Pavilium. Masih pada tahun tersebut dengan dukungan anggaran

pendapatan sendiriRumah Sakit Islam Jakarta berhasil membangun Apotik,

kamar Rontgen dan laboratorium. Pada tahun 1981 dibangun lagi ruang

perawatan kelas 1 dengan kapasitas 32 tempat tidur dan sarana putera

dengan kapasitas 56 orang.

Pada tahun 1982 dibangun gedung Sekolah Perawatan Kesehatan

(SPK) yang berlantai empat mampu menampung 100 siswi. Pembangunan

tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Saudi Arabia. Pada tahun ini

juga Rumah Sakit Islam Jakarta berhasil membangun ruang perawatan

untuk Intensif Care Unit (ICU) dengan kapasitas 8 tempat tidur yang

dilengkapi dengan fasilitas gas medik sentral.

Dari tahun ke tahun Rumah Sakit Islam terus berkembang seperti

pada tahun 1986/1987 memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 250 tempat

tidur untuk perawatan kelas III, yang berarti 50% total kapasitas tempat

tidur di Rumah Sakit Islam Jakarta. Hal ini menunjukan wujud fungsi sosial
52

Rumah Sakit Islam Jakarta sebagai amal usaha Muhammadiyah yang selalu

memperlihatkan orang-orang yang tidak mampu.

Pada tanggal 23 Juni 2001 Rumah Sakit Islam Jakarta telah mampu

menyediakan 466 tempat tidur didukung 1.444 orang tenaga medis, perawat,

dan non medis serta berbagai peralatan canggih. Rumah Sakit Islam Jakarta

memiliki kapasitas 411 tempat tidur, ditunjang dengan tenaga medis,

perawat dan non medis, penambahan fasilitas rawat jalan spesialis dan sub

spesialis dengan fasilitas yang nyaman di *Klinik Raudhah*

Pada tanggal 9 februari 2013 telah diresmikan penggunaan gedung

baru “gedung Mina” oleh Ketua Umum PP. Muhammadiyah Prof.DR.Din

Syamsudin, Ma bersama WAMENKES Prof.DR. Ali Ghufron, MSc, Ph.D

dan Gubernur DKI Jakarta Ir. Joko Widodo. Dengan Fasilitas sebagai

berikut:

1. Lantai 1 : One Day Care (ODC), laboratorium, Radiologi: CT Scan,

MRI dan Diagnostik.

2. Lantai II : Ruang rawat inap Pria dan luka bakar.

3. Lantai III : Ruang rawat inap Kebidanan, Rawat inap kelas 2 dan 3.

4. Lantai IV : Ruang rawat inap Kebidanan Kelas 1 dan VIP, Sectio

Cesaria.

5. Lantai V : Critical Care Unit : ICU,ICCU,NICU/PICU/HCB,Stroke

Unit.

6. Lantai VI : Kamar Operasi (OK), High Care Unit (HCU) dan Ruang

Pemulihan.
53

B. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

1. Visi

RSIJ Cempaka Putih menjadi Rumah Sakit Kepercayaan

Masyarakat yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Kedokteran dan

Perkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di bidang kesehatan.71

2. Misi

Sedangkan misi Rumah Sakit Islam Jakarta yaitu memberikan

pelayanan kesehatan yang Islami, profesional dan bermutu dengan tetap

peduli pada kaum dhu’afa. Mampu memimpin pengembangan Rumah

sakit Lainnya.Mampu menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran dan

Perkaderan bagi tenaga kesehatan lainnya.72

C. Falsafah Rumah Sakit Islam Jakarta

Rumah Sakit Islam Jakarta adalah perwujudan dari iman sebagai

amal shaleh kepada Allah SWT dan menjadikannya sebagai sarana ibadah.

D. Tujuan Rumah Sakit Islam Jakarta

Mewujudkan derajat kesehatan yang setingi-tingginya bagi semua

lapisan masyakat melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (Promotif),

pencegahan penyakit (Preventif), penyembuhan penyakit (Kuratif) dan

pemulihan kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh

sesuai dengan perundang-undangan, serta tuntutan ajaran Islam dengan

tidak memandang agama, golongan, dan kedudukan dan menyelenggarakan

Pendidikan Kedokteran yang bermutu dan sesuai ajaran Islam.73

71
http://www.rsij.co.id/visi. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017, pukul 22.00 WIB.
72
http://www.rsij.co.id/misi. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017, pukul 22.00 WIB.
73
http://www.rsij.co.id/Tujuan. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017, pukul 22.00 WIB
54

E. LOGO Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

Gambar 3.1

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

“Bekerja Sebagai Ibadah Ihsan Dalam Pelayanan”74

74
http://www.rsij.co.id/Logo. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017, pukul 22.00 WIB
55

F. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

Adapun struktur organiasi lembaga Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka

Putih sebagai berikut :

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BADAN PELAKSANA HARIAN RUMAH SAKIT ISLAM


JAKARTA

DIREKTUR UTAMA

BADAN KOORDINASI
KOMITE-KOMITE
PENDIDIKAN

SATUAN PEMERIKSA
INFORMASI

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR SDI


PELAYANAN PENUNJANG KEUANGAN DAN BINROH
56

Dan adapun staff dari masing-masing Direktur diatas yaitu :

1. Direktur Pelayanan : AsDir Keperawatan, AsDir dan Kesehatan lain,

KSM, Panitia/Tim, Manager Rawat Jalan, Manager Rawat Inap,

Manager Pelayanan Penunjang, Manager Farmasi dan Steril

2. Direktur Penunjang : Manager Gizi, Manager Penunjang, Manager

Rekam Medis

3. Direktur Keuangan : Manager Keuangan, Manager Sistem Infomasi

RS, Manager Pemasaran

4. Direktur SDI dan BinRoh : Manager SDI, Manager BinRoh, Manager

Yanmul dan Legal ( Kep. Urusan perkantoran, humas pencitraan, dan

pelayanan umum dan legal ).

G. Tugas dan fungsi Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta,

Cempaka Putih.

Sebelum membahas tugas dan fungsi Public Relations di Rumah

Sakit Islam Jakarta, kegiatan dasar dari Public Relations itu sendiri yaitu

memberikan kepuasaan melalui pelayanan yang diberikan seseorang kepada

kliennya dalam menyelesaikan masalah pelayanan yang diberikan termasuk

menerima keluhan atau masalah yang sedang dihadapi. Tugas dan fungsi

Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta adalah harus pandai dalam

dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah-masalah

yang dihadapi oleh pelanggan, tamu atau pasien dengan cara memberikan

pelayanan yang prima dan membina hubungan baik dengan nasabah, klien

atau pelanggan (pasien).


57

Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta memegang peranan

yang sangat penting sebagai ujung tombak perusahaan dalam menghadapi

pelanggan. Dalam dunia bisnis tugas Public Relations yang paling utama

adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan masyarakat.

Dalam melayani masyarakat/pelanggannya selalu berusaha menarik dengan

cara merayu para calon pelanggan menjadi pelanggan yang bersangkutan

dengan berbagai cara. Public Relatios juga harus mampu menjaga

klien/pelanggan lama agar menjadi pelanggan tetap perusahaan. Oleh karena

itu, tugas Public Relations merupakan tulang punggung kegiatan operasional

dalam dunia bisnis Rumah Sakit Islam Jakarta..

H. Layanan dan Fasilitas Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

Berikut adalah layanan dan fasilitas yang disediakan di Rumah Sakit

Islam Jakarta :75

1. Layananan :

a. Layanan 24 jam : Ambulans, Radiologi, Bank darah, Laboratorium,

Farmasi, Unit Gawat Darurat

b. Layanan Rawat Inap : Kelas VIP, kelas utama, kelas 1, kelas 2

(a,b,c) , kelas 3a

c. Layanan rawat jalan : Poliklinik Umum, THT, Memori, Syaraf,

Penyakit Dalam, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Anak,

Rehabilitasi Medik, Psikologi , Paru, Mata, Laktasi, Kulit Kelamin

dan Kecantikan, Gizi, Keluarga Sakinah, Jiwa, Jantung, Gigi dan

Mulut, Bedah, Akupuntur.

75
http://www.rsij.co.id/fasilitasdanlayanan. Artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2017,
pukul 22.00 WIB
58

d. Layanan Khusus : Luka Bakar, PICU (Pediatric Intensive care

Unit), NICU (Neonatal intensice Care Unit), ICCU (Intensive

Cardiac Care Unit), Haemodialisa, Kamar Bedah, High Care

Baby, ICU (Intensive Care Unit), Kemoterapi, Unit Stroke,

Perinatologi, HCU (High Care Unit)

e. Layanan Medical Check Up : Paket diteksi dini narkoba, medical

check up pre Employment, medical check up pemeriksaan

kesehatan calon mahasiswa, calon pelajar, pre marital silver, paket

silver, paket gold, paket platinum

2. Fasilitas :

a. Fasilitas Penunjang: Audiometri, Bone Densitometry,

Bronkhoskopi, Caoid Palk, Cardiotopografi (CTG),

Echocardiografi, Elektro Myography (EMG) - Biofeedback,

Elektroensefalografi (EEG), Elektrokardiografi (EKG), Endocopy

Urologi set, Endoscopi Retrograde Cholangio Pancreatografi

(ERCP), ENT Treatment,Esofagus Gastro Duodenoskopi, ESWL

(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), Holter Monitoring, Infra

Red (IR),Kolonoskopi,Kolposkopi, Microwave Diathermy (MWD),

MRI (Magnetic Resonance Imaging), MSCT Scan 128 Slice,

Parafin Bath, PhacoEmulsifikasi, Short Wave Diathermy (SWD),

Spiral CT Scans, Spirometri, Transcutaneous Electrical Nerve

Stimulation (TENS), Treadmill, Ultrasound, Uroflowmetri, USG

Color Dopler, Vitrectomy.


59

b. Fasilitas umum : Informasi (Counter Informasi Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih melayani informasi standing pasien rawat

inap telepon 021 4250451, 021 42801567 pesawat 388), Bank,

ATM (BNI, BRI, Mandiri, dan Mandiri Syariah), Mushalla

Assyifa, dan Kantin.

c. Fasilitas layanan lainnya : Home Care - Home Service yaitu

menjemput dan mengantar pasien oleh dokter dan atau perawat,

Pemeriksaan di rumah oleh dokter, Pemantauan kesehatan di rumah

oleh bidan, Perawatan luka oleh perawat, Pasang/ ganticateter urine

olehperawat, Pasang/ ganti NGT, Lepas jahitan, Fisioterapi

exercise, Fisioterapi nebulizer, Perawatan bayi oleh bidan,

Perawatan bayi premature, Pemantauan diet pasien oleh ahli gizi,

Perawat pendamping ke / dari bandara, Pengantaran obat kerumah

dengan radius 7 KM dari RSIJCP.

3. Pelayanan :

a. Layanan Preventif, Promotif & Rehabilitatif

Proses penyembuhan suatu penyakit tidak terlepas dari olah

raga bagi pasien yang bertujuan mengoptimalisasi fungsi-fungsi

organ yang lebih baik. Oleh sebab itu di Rumah Sakit Islam Jakarta

dibentuk kelompok-kelompok senam diantaranya :Senam Stroke,

Senam Ibu Hamil, Senam Osteporosis jantung, Senam Diabetes dan

Senam Asthma. Disamping Itu untuk meningkatkan upaya

kesehatan masyarakat RSIJ menyelenggarakan Konsultasi Pra


60

Nikah, Konsultasi Keluarga Sakinah, Penyluhan Kesehatan,

Pembinaan Rohani bagi Karyawan, pasien dan keluarganya.

b. Layanan Rohani

Pelayanan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta tidak

hanya terfokus kepada kesehatan secara fisik dan psikologis saja

akan tetapi dilakukan melalui pendekatan agama. Layanan rohani

tidak hanya ditujukan kepada pasien dan keluarganya akan tetapi

berikan juga bagi karyawan dan keluarganya.Pelayanan lain yang

tergabung dalam Layanan rohani adalah : Layanan Ambulance dan

penyelenggaraan Jenazah "Nafsul mutmainnah"dan layanan

konsultasi keluarga sakinah.

c. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS Islam Jakarta

Cempaka Putih.Air Limbah diolah kembali dan digunakan

diantaranya untuk menyiram tubuh-tumbuhan dan taman disekitar

Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih.


BAB IV

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menganalisis peran public relations Rumah

Sakit Islam Jakarta, Cempaka putih dalam membentuk citra perusahaan. Public

relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan

dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga

umum dan pribadi, yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling

pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga

akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik, dengan tujuan sedapat

mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai

kerja sama yang lebih produktif dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang

lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Dalam Public Relation terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan

yang harmonis antara satu badan dengan publiknya terutama di rumah sakit Islam

Jakarta, Cempaka Putih yang lebih mengutamakan system pelayanan terhadap

pasien dan masyrakat sekitar. Usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan

yang menyenangkan itu sangatb wajib dilakukan oleh public relations/humas,

sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan dan menciptakan Image

bagi rumah sakit Islam Jakarta tersebut. Dengan ini Public Relation dapat

mewujudkan hal-hal yang positif tentang apa yang telah direncanakan dan

dilaksanakan.

61
62

A. Peran kinerja relationship terhadap publik yang dilakukan oleh Public

Relations Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih dalam

menciptakan Current Image

Peran dalam Public Relations selalu terkait dengan beberapa unsur di

dalamnya, baik itu unsur perencanaan maupun unsur pengorganisasian dari

strategi itu, serta dimaksudkan agar tujuan bersama dapat tercapai dengan

baik dan tidak terjadi penyimpangan dengan apa yang telah dirancangkan.

Dalam kinerja relationship, peran dalam strategi public relations atau

humas rumah sakit islam harus dapat menjalin hubungan dengan Instansi

Pemerintah, rekanat dan masyarkat sekitar atau dapat juga melakukan

pendekatan kepada Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Karena dari

membangun hubungan tersebut dapat menciptakan opini terhadap sistem dan

pelayanan di Rumah Sakit tersebut.

Menurut Endang “ kita menghitung beberapa populasi di


rumah sakit islam serta potensi-potensi yang ada baik berupa sumber
daya alam dan politik sosial, khusunya pendekatan dengan pemerintah
dan masyarakat di jakarta dari situlah kita bisa membuat bahan dalam
membangun relationship. Tekhnik dan strategi yang kita bangun
dalam membangun relationship tersebut yaitu bagaimana caranya kita
mengunjungi mereka sehingga mereka memiliki trust kepada kita.
Trust itu tidak selama kita bangun dengan memberikan satu reeward
bentuk barang tapi bagaimana kita bisa membaur dengan mereka
pemerintah, masyarakat dan organisasi masyarakat sehingga
terciptanya kedekatan emosional yang melekat dan berdampak pada
kepercayaan bagi mereka.76

76
Wawancara dengan Endang (Ka.Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB
63

Dalam hal ini, rumah sakit Islam Jakarta sangat terbuka dalam hal

menerima kritikan dan saran dari hasil pertemuan dengan masyarakat.

Untuk memberikan citra positif kepada masyarakat melalui pelayanan

yang baik. Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini

masyarakat atau pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan

masyarakat atau pasien tersebut.

Masyarakat atau pasien yang puas merupakan aset yang sangat

berharga karena apabila masyarakat atau pasien puas mereka akan terus

melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika masyarakat

atau pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih

hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk

menciptakan kepuasan masyarakat atau pasien suatu rumah sakit harus

menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh masyarakat

atau pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan

masyarakat atau pasiennya. Namun upaya untuk perbaikan atau

kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh

rumah sakit untuk dapat merebut pelanggan.

Menurut Endang “humas Rumah sakit selalu memberikan


pelayan terbaik kepada masyarakat yang datang kerumah sakit.
Jika pelayanan rumah sakit tidak memuaskan seperti parkir,
ruangan pelayanan, ruangan rawat inap dan toilet, kami pihak
rumah sakit menerima betul saran atau keluhan dari masyarakat
yang sifatnya menjadikan rumah sakit islam Jakarta akan lebih baik
lagi kedepannya.77

77
Wawancara dengan Endang (Ka.Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB.
64

Melihat dari strategi pelayanan yang dilakukan oleh peran public

relations atau humas rumah sakit Islam Jakarta sesuai bagaimana

Rasulullah SAW mengajarkan berkomunikasi kepada kita.

‫ َم ْن َكا َن‬: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم قَ َال‬ ِ َّ ‫َع ْن أَِِب ُىَريْ َرَة َر ِضي اهللُ َعْنوُ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْوَل اهلل‬ َ
ِ‫ ومن َكا َن ي ؤِمن بِاهللِ واْلي وم‬،‫اآلخ ِر فَ لْي ُقل خيرا أًو لِيصمت‬ ِ ‫ي ْؤِمن بِاهللِ والْي وِم‬
َْ َ ُ ُْ ْ ََ ْ ُ ْ َ ْ َْ ْ َ َْ َ ُ ُ
ِ
‫اآلخ ِر فَ ْليُ ْك ِرْم‬ ‫ َوَم ْن َكا َن يُ ْؤِم ُن بِاهللِ َوالْيَ ْوِم‬،ُ‫اآلخ ِر فَ ْليُ ْك ِرْم َج َاره‬ ِ
]‫ [رواه البخاري ومسلم‬. ُ‫ضْي َفو‬ َ
“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan
Muslim.”

Begitupun dengan teori yang dikemukakan oleh Moison, Walter

dan White yaitu: Pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan

dalam pelayanan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan

pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang

berkunjung di rumah sakit. kepuasan muncul dari kesan pertama masuk

pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Misalnya :

pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan

pelayanan keperawatan.78

Setelah memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan

masyarakat, maka langkah selanjutnya bagi peran public relations atau

humas dalam menciptakan opini publik yang positif adalah bagaimana

caranya agar timbul Image positif bagi rumah sakit Islam Jakarta, yaitu

78
https://klinis.wordpress.com/2007/12/28/kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-rumah-
sakit/ Diakses pada tanggal 15 Septermber jam 20.00 WIB
65

citra, reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan. Image

juga memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien

memandang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses

penyembuhan.

Pasien dalam menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara

pandang melalui panca indera dari informasi-informasi yang didapatkan

dan pengalaman baik dari orang lain maupun diri sendiri sehingga

menghasilkan anggapan yang positif terhadap rumah sakit tersebut,

meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan tetap setia menggunakan

jasa rumah sakit tersebut dengan harapan-harapan yang diinginkan pasien.

Informasi yang diberikan pihak penyedia jasa keluhan-keluhan dari

pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam

memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol

panggilan didalam ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang

memadai terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah

sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang bekunjung di rumah

sakit. Bahkan tersedianya nomer Whatsaap khusus penanganan keluhan-

keluhan pasien bagi sistem pelayanan Rumah sakit Islam Jakarta.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien

adalah: kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik

produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain

visual. Dan pelayanan sangat menentukan mutu kuliatas rumah sakit

seperti yang dikatakan endang:

“Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu


tolak ukur kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk
66

kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan


yang efektif. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien
sehingga dapat memperoleh kepuasan yang ada pada akhirnya
dapat meningkatkan kepercayaan pada rumah sakit melalui
pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, rumah sakit diharapkan
akan menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
dengan pelayanan bermutu, efisien, inovatif dan menghasilkan
sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan pasien.”79
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal

balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak

publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun

dengan menggunakan pendekatan persuasif, agar tercipta saling

pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan sebagainya.

“kita selalu terbuka dalam hal memberikan informasi kepada

eksternal, tapi terbuka dalam artian di sini tidak keseluruhan informasi

juga, maksudnya ada sekiranya informasi yang memang tidak boleh di

umbarkan/diketahui oleh pihak luar keluar rumah sakit Islam Jakarta.”80

Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat berganung

pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut. Strategi

yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung

kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem

informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan

tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan

79
Wawancara dengan Endang (Ka. Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB
80
Wawancara dengan Yuni Warastuti, (Bag. Pemasaran RSIJ), 30 Agustus 2017, pukul
14.00 WIB.
67

seperti Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan

Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.

Dalam pemilihan strategi di rumah sakit Islam Jakarta yang di

lakukan oleh humas harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti

keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi

siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi

perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan

dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah

satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem

informasi. Pengembangan Sistem Informasi rumah sakit harus

menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh.

“Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi


dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi
dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena struktur
organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang
ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi
hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi
dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu
sistem informasi yang terpadu.”81
Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural

yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan

tanggungjawab dari humas Rumah sakit Islam Jakarta tersebut.

Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya dilakukan

secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan

secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana.


81
Wawancara dengan Endang, (Ka. Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB
68

Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa

adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan

kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.

Dalam hal tersebut tentu perlu di lakukan pendekatan-pendekatan

baik itu kepada Intra rumah sakit dan atau ekstra rumah sakit. Dalam

pendekatan persuasif sangat perlu di lakukan agar humas tau sejauh mana

perkembangan rumah sakit di bawah untuk menjalankan program-program

yang talah di rancang. Selain itu, juga membantu mempererat hubungan

antar personil. Pendekatan gaya persuasif dapat diartikan gaya memimpin

dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran atau

dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.

Pendekatan yang baik dan halus sangat mempengaruhi bawahan

dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. Pendekatan tersebut antara

lain yaitu:

a. Melakukan komunikasi yang aktif, proses mempengaruhi sikap,

pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun

nonverbal. Setiap manusia adalah mempunyai kemampuan

berkomunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun nonverbal.

Apabila setiap pemimpin mampu memanfaatkan kemampuan

berkomunikasinya dengan baik dan aktif maka segala informasi,

pesan, dan persoalan akan mudah untuk diselesaikan dan

dikompromikan.

b. Memberikan motivasi, yakni pemberian daya gerak yang mampu

membuat seseorang bergairah dalam bekerja. Pemberian daya gerak


69

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya

untuk mencapai kepuasan. Agar pemimpin dapat memotivasi bawahan

dengan lebih mudah, diperlukan kemampuan menunjukkan makna

pekerjaan yang akan dilakukan dan menunjukkan keuntungan yang

akan diraih. Akan tetapi, tidak semua keuntungan masa depan dapat

dinyatakan dengan mudah. Perlu kepandaian berkomunikasi untuk

menggambarkan peluang pencapaian di masa depan secara

meyakinkan. Tantangan seperti inilah yang dihadapi pemimpin masa

kini, bagaimana mengubah pola pikir jangka pendek menjadi jangka

panjang, yang berarti dituntut kemampuan untuk menggambarkan

“skenario keberhasilan masa depan.

c. Memfasilitasi mengikuti pelatihan, memberikan fasilitas kepada para

bawahanya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui

partisipasi seminar, training, workshop, dan lain sebagainya.

pemimpin yang suka melakukan pengembangan terhadap para

bawahannya dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan,

maka bawahan tersebut akan bertambah pengetahuan, wawasan, dan

pengalamannya, sehingga dimungkinkan kinerjanya akan lebih baik

dari hari ke hari.

d. Memberi insentif, memberikan penghargaan pada pegawai yang

berprestasi. Faktor ini adalah sebagai dorongan dan motivasi dalam

menciptakan gairah kerja yang ada pada diri pegawai, guna untuk

meningkatkan kinerja dalam memberikan kebebasan untuk lebih maju


70

dan berprestasi. Insentif menjamin bahwa karyawan akan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan pendekatan edukatif digunakan karena pendekatan ini

akan dapat memacu perkembangan potensi masyarakat yang ada. Potensi

masyarakat yang paling baik bertitik tolak dari masalah-masalah yang

benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu kebutuhan mereka

melalui proses belajar.

Pelayanan kesehatan yang dikembangkan berawal dari pola hidup

masyarakat yang tidak terlepas dari faktor lingkungan, kebiasaan, adat-

istiadat, tingkat sosial ekonomi, pendidikan dan sebagainya, sehingga

menggambarkan bentuk-bentuk perilaku masyarakat yang berkaitan

dengan kesehatan. Dari sinilah pola pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat dikembangkan.

Untuk itu harus dikembangkan dan dipertahankan komunikasi

timbal balik yang dinamis dan berkesinambungan antara petugas

(provider) dan masyarakat. Disamping itu untuk keberhasilan program

pelayanan kesehatan petugas harus dapat mengembangkan kerjasama

lintas sektor yang terkoordinasi dengan baik.

Dapat di tarik kesimpulan bahwa humas rumah sakit Islam Jakarta

memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang

saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional

perusahaan. Tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan

pembangunan berkelanjutan, dimana rumah sakit Islam Jakarta dalam

melaksanakan aktivitasnya tidak semata-mata untuk tujuan mendapatkan


71

keuntungan atau deviden saja, melainkan harus berdasarkan atas

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka

panjang.

Tanggung jawab sosial pada intinya dimaksudkan sebagai upaya

rumah sakit secara sukarela untuk mengintegrasikan kepeduliannya

terhadap masalah sosial dan lingkungan kedalam kegiatan usaha suatu

perusahaan maupun cara-cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder

rumah sakit.

“Kita selalu memberi informasi kepada pihak luar berdasarkan


fakta agar nama baik rumah sakit selalu terjaga, dalam artian pihak
eksternal pasti tau keadaan atau mendengar berita tentang kejadian-
kejadian yang merugikan rumah sakit. Seperti mal praktek, pasien
sebagai uji coba dokter baru. Nah itu yang kita luruskan bahwa
rumah sakit Islam Jakarta ini tidak seperti yang mereka dengar
diberita. Dokter yang baru bekerja di rumah sakit ini harus di
training dulu selama tiga bulan, seperti halnya assistensi. Mereka
di perkenankan memegang pasien sebelum lewat masa training
tersebut”.82

B. Strategi Public Relations Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

dalam menciptakan opini publik

Humas tidak mungkin memanifestasikan diri sebagai bagian khusus

yang juga termasuk dalam suatu organisasi. Public relations ditunjang dengan

keyakinan bahwa sepak terjang setiap organisasi itu ditentukan oleh relation

dependency dari semua kelompok sosial pada umunya. Jika suatu manajemen

menyadari bahwa semua fungsi dalam organisasi diresapi oleh keterikatan

82
Wawancara dengan Endang, (Ka.Bag Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017,
pukul 10.00 WIB
72

relasi atau oleh hakikat relasi-relasi yang menentukan pencapaian tujuan-

tujuan organisasi, maka Public relations itu memang merupakan

kebijaksanaan yang mengandung suatu visi yang ikut menentukan suatu

kebijaksanaan.

Menurut Moore, fungsi bagian humas adalah membantu


menajemen dalam melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
mengembangkan hubungan yang baik dengan berbagai macam
public.83 Pada dasarnya, dalam sebuah hubungan antara pihak rumah
sakit dengan masyarkat harus menghasilkan sebuah opini publik yang
positif bagi rumah sakit tersebut agar dapat saling menguntungkan satu
sama lain. Public relations sangat luas lingkup geraknya sehingga bisa
menimbulakan kesan berlebihan dan di luar batas. Jika pimpinan tidak
memberikan job decription yang jelas, maka akan muncullah konflik
personal di dalam organisasi.
Menciptakan opini publik untuk menciptakan citra perusahaan atau

lembaga (corporate image) agar mencapai tujuan akhir dari suatu aktivitas

program kerja Public Relations untuk keperluan publikasi maupun untuk

promosi. Peranan PR mencakup bidang yang luas menyangkut hubungan

dengan berbagai pihak dan tidak hanya sekedar berbentuk relations arti

sempit, karena personal relations mempunyai peranan yang cukup besar

dalam cara kerja Public Relations.

“Dalam menciptakan opini, bahwa kita adalah amal usaha

muhammadiyah ini rumah sakit islam khususnya jangan sampai orang masih

ada yang beranggapan kumuh begitu menciptakan opini publik, dan satu hal

dalam membangun opini public itu bagaimana rumah sakit Islam ini sudah

lebih bagus. Tahapan ini telah dilakukan survey bahwa rumah sakit Islam
83
Amie Primarni, Introduction to Public Relations, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2007),
hal. 15
73

Jakarta ini jauh lebih baik dari 10 tahun sebelumnya. Terus ada lagi

bagaimana cara menciptakan opini publik yaitu pejabat pemerintah yang data

menjadi narasumber harus menceritakan rumah sakit Islam. Bahwa kita harus

satu kata rumah sakit islam ini dilihat dari segi visi misi semuanya harus

sama.”84

Dapat dikatakan bahwa publik relations dalam menciptakan opini

publik dapat dilakukan dengan cara mengembangtumbuhkan,

mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam

menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya

masalah.

Public Relations bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan

organisasi yaitu rumah sakit Islam Jakarta yang mendasar dan menyampaikan

kebijaksanaan manajemen pada publik dan juga menyampaikan opini publik

pada manajemen juga kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan

adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan

pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur,

jelas dan objektif agar opini public terhadap rumah sakit Islam berdampak

positif.

“ Masyarakat sekitar sudah sangat mengetahui tentang rumah sakit

Islam Jakarta, yang menjadi tantangan buat kami yaitu rumah Islamnya ini

yang dimana nilai valuenya unlimited dilihat dari fasilitas dan bangunan yang

islami sehingga dapat membuat nyaman para pasien. Dari hasil survey rumah

sakit jakarta jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu bahkan semua fasilitas

84
Wawancara dengan Endang (Ka. Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB
74

yang kita miliki sudah lengkap dan aksesnya sangat mudah dijangkau

sehingga dari situlah terciptanya opini publik yang positif bagi rumah sakit

Islam Jakarta itu sendiri85

Melihat kondisi dan keadaan sistem pelayanan rumah sakit sudah

cukup membuat opini yang positif dari publik untuk rumah sakit Islam,

bahkan program tampilan rumah sakit di dalam sudah sangat baik dengan

mempermudah akses bagi pasien dalam memenuhi keperluan dan kebutuhan

di rumah sakit Islam tersebut. Media-media yang digunakan dalam rumah

sakit itu berupa TV, radio dan website sudah menjadi jembatan dalam

memberikan informasi bagi para masyarakat sekitar khussunya pasien.

Semua orang hidup dengan lingkungannya. Organisasi sebagai suatu

sistem dalam tata cara hidup manusia jugga harus berhubungan dengan

lingkungannya. Untuk meningkatkan hubungan itu, diperlukan komunikasi

yang baik peningkatan hubungan ini memerlukan komunikasi yang baik pula.

Peningkatan mutu komunikasi merupakan lahan kegiatan humas (public

relations). Perangkat dari semua tahap kegiatan dan usaha itu disebut bidang

kegiatan.

Bila hubungan antara organisasi dengan public berjalan baik, maka

akan sangat mudah untuk memperkenalkan kegiatan organisasi kepada public.

Perkenalan yang efektif akan menghasilkan partisipasi public dalam suatu

kegiatan. Tujuan terakhirnya selalu bermuara pada terjalinnya hubungan baik

antara organisasi dan public.

85
Wawancara dengan Endang, (Ka.Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017, pukul
10.00 WIB
75

Menurut Jhon Tandowidjojo, petugas humas seringkali berhubungan

langsung denga para rekanan. Boleh dikatakan ini merupakan salah satu

kegiatan bidangnya yang harus dilaksanakan dengan benar. Tanpa

meninggalkan sikap saling menghargai, petugas humas selalu menampilkan

budaya perusahaan/organisasi. Sikap ini harus didukung oleh semua

karyawan/anggota. Hubungan dengan rekanan luar berlangsung secara tertulis,

pertelpon dan secara pribadi (tatap muka).86

Tentu banyak harapan masyarakat sekitar maupun luas yang

mengharapkan kepuasan dalam melakukan hubungan yang baik dan tentunya

pengobatan yang memihak kepada masyarakat terutama masyarakat kecil

kepada rumah sakit Islam Jakarta. Seperti yang dikatakan oleh Jamaludiin:

“Ya harapan kami sebagai masyarakat tentu ingin yang terbaik, baik

itu bagi masyarakat maupun bagi rumah sakit, ya sejauh ini sosialisasi yang

dilakukan terhadap humas rumah sakit Islam Jakarta kepada masyarakat

sekitar rumah sakit terus dilakukan”.87

Selain kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar, pihak rumah

juga harus sudah membantu dalam mempermudah proses proses birokrasi

tentang seputar pelayanan kesehatan seperti Badan Penyelenggara Jaminan

Kesehatan {BPJS) terhadap masyarakat yang ingin bnerobat ke rumah sakit

tersebut dan selalu memberikan informasi yang continue tentang fasilitas dan

pelayanan rumah sakit Isalam yang tersedia

“Hal senada juga dikatan oleh Amelia “pihak rumah sakit Islam

Jakarta sangat membantu kami dalam hal kesehatan. Baik itu menjaga
86
Jhon Tandowidjojo, Dasar dan Arah Public Relations, (Jakarta: PT Grasindo, 2004),
Cet.III hal. 38
87
Wawancara dengan Jamaluddin, tanggal 2 September 2017, jam 13.00 WIB
76

kesehatan lingkungan, maupun dalam hal pengobatan ke rumah sakitnya.

Pihak humas rumah sakitpun selalu melakukan sosialisasi kepada

masyarakat”.88

Menciptakan hubungan yang baik tentu harus dilaksanakan oleh suatu

organisasi atau perusahaan agar terjalin kedekatan emosional yang baik dari

masyarakat ke perusahaan atau organisasi atau malah sebaliknya. Terutama

rumah sakit Islam Jakarta yang notabennya adalah organisasi sosial

kemasyarakatan di bidang kesehatan yang berasaskam islam harus dapat

memberikan sistem pelayanan yang berlandaskan Islam. Sehingga harus

benar-benar dapat bersosialisasi dalam menjalin silahturahmi terhadap

masyarakat sekitar

“rumah sakit terus menjalin hubungan baik dengan masyarakat, setiap

ada kegiatan di dalam masyarakat pihak rumah sakit selalu ikut berpartisipasi

dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat.”89

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar rumah sakit Islam

Jakarta sangat merasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh pihak rumah

sakit kepada masyarakat sekitar melalui humas rumah sakit Islam Jakarta.

Tentu hal ini sangat menjadi nilai plus bagi rumah sakit Islam Jakarta terhadap

tanggapan positif masyarakat terhadap rumah sakit Islam Jakarta.

88
Wawancara dengan Amalia, tanggal 2 September 2017, jam 13.30 WIB
89
Wawancara dengan waluyo, tanggal 2 September 2017, jam 14.00 WIB
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka

kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti pada Peran Public Relations

Dalam Membangun Current Image Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka

Putih dalah sebagai beriku:

1. Dalam menjalankan strategi Public Relations, humas memiliki tugas

tidak hanya sebagai pembentuk citra positif, melainkan sebagai fungsi

manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen didasarkan pada

analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan

dampaknya terhadap publik internal maupun eksternal. Merencanakan

suatu kegiatan dan peraturan untuk direalisasikan, dengan tujuan

memperoleh keuntungan dua belah pihak.

2. Fungsi Public Relations adalah memelihara, mengembangtumbuhkan,

mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam

menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan

munculnya masalah. Public Relations bersama-sama mencari dan

menemukan kepentingan organisasi yaitu rumah sakit Islam Jakarta yang

mendasar dan menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik dan

juga menyampaikan opini publik pada manajemen juga kepada semua

pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian yang

77
78

didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan

lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas dan objektif.

3. Membangun hubungan baik dengan masyarakat, agama masyarakat

disekitar rumah sakit Islam Jakarta sangat merasa puas dengan apa yang

telah diberikan oleh pihak rumah sakit kepada masyarakat sekitar melalui

humas rumah sakit Islam Jakarta. Tentu hal ini sangat menjadi nilai plus

bagi rumah sakit Islam Jakarta terhadap tanggapan positif masyarakat

terhadap rumah sakit Islam Jakarta.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan yang telah peneliti bahas dan teliti, ada

beberapa saran yang ingin peneliti kemukakan, diantaranya :

1. Untuk strategi humas rumah sakit Islam Jakarta, selain hanya sosialisasi

personal terhadap masyarakat peneliti manganjurkan agar juga fokus

dalam mengunakan media massa seperti facebook, Twitter, dan media-

media massa lainya. Karena dengan cara menggunakan mpdel kampanye

tersebut dapat membangun reputasi citra perusahaan rumah sakit Islam

Jakarta bagi di kalangan muda atau orang tua. dan mencoba membuat

manuver baru untuk menggunakan fasilitas media social maupun

elektronik lainnya agar semua masyarakat umum tahu (tidak hanya

masyarakat Jakarta saja) bahwa rumah sakit Islam itu baik dari segi

pelayanan terhadap pasien maupun untuk melakukan pengobatan dan lain

sebagainya.
79

2. Hendaknya dalam pelaksanaan strategi, media yang digunakan tidak

hanya media yang dimiliki Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih

tetapi juga bias bekerjasama dengan media lain. Dan lebih banyak

menggunakan mediator seperti baliho, spanduk dan brosur. Karena

lebih efektif dan efisien dilihat oleh publik, melihat letak RSIJ,

Cempaka Putih berada diwilayah yangmenjadi jalan utama Jakarta..

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti

sammpaikan dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kalangan akademis maupun kalangan masyarakat

umum.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.

Anggoro, M.Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan; serta aplikasinya di


Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Ardianto, Elvinaro, Handbook of Public Relations, Bandung: Simbiosa Rekatama


Media, 2011.

Ardianto, Elvinaro, Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan


Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014.

Effendy, Onong Uchjana, Human Relations dan Public Relations, Bandung:


Mandar Maju, 1993.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,


(Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Galia Indonesia,1998.

OSF, Maria Assumpta Rumanti, Dasar Dasar Public Relations Teori dan Praktik,
Jakarta: PT Grasindo, 2002.

Primarni, Amie, Introduction to Public Relations, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia,


2007.

Rachmadi, F., Public Relations: Dalam Teori dan Praktek, Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 1994.

Ruhiyanah. “Strategi Komunikasi Public Relation PT. Takaful Keluarga dalam


Membangun Citra Perusahaan”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Roslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada, 2007

Ruslan, Rosady Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2008.

Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2003.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

80
81

Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2010.

Suhandang, Kusnandi, Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan


Implementasi, Bandung: Nuansa, 2004.

Suparman, Coorporate Social Responsibility: Bentuk Tanggung Jawab Sosial dan


Kepedulian Perusahaan dengan Masyarakat, UNDIP: Jurnal Interaksi,
Vol II no.2, Juli 2013.

Syarifuddin dan Suryanto, Public Relations, Yogyakarta: ANDI, 2016..

Tandowidjojo, Jhon, Dasar dan Arah Public Relations, Jakarta: PT Grasindo,


2004.

Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public
Relation di Era Cyber, (Jakarta: Gramedia Publishing, 2011.

Sumber Lain :
https://klinis.wordpress.com/2007/12/28/kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-
rumah-sakit/ Diakses pada tanggal 15 September jam 20.00 WIB

Wawancara dengan Endang (Ka.Humas dan Pencitraan RSIJ), 31 Agustus 2017


Wawancara dengan Yuni Warastuti, (Bag. Pemasaran RSIJ), 30 Agustus 2017
Wawancara dengan Jamaluddin (Pasien RSIJ, Cempaka Putih)tanggal2 September
2017.
Wawancara dengan Amalia (Pasien RSIJ, Ccmpaka Putih), tanggal 2 September
2017.
Wawancara dengan wwaluyo (masyarkat seekitar RSIJ), tanggal 2 September
2017.
PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN CURRENT

IMAGE RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Waktu wawancara : 14.00 WIB

Tanggal wawancara : 30 Agustus 2017

Tempat wawancara : Ruang Pemasaran Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka

Putih

Narasumber : Yuni Warastuti

Jabatan : Bag. Pemasaran

Pewawancara : Bimo Wahyu Ramadhani

1. Bagaimana sistem informasi yang dilakukan bagian pemasaran

terhadap public eksternal tentang RSIJ ?

kita selalu terbuka dalam hal memberikan informasi kepada eksternal, tapi

terbuka dalam artian di sini tidak keseluruhan informasi juga, maksudnya

ada sekiranya informasi yang memang tidak boleh di umbarkan/diketahui

oleh pihak luar keluar rumah sakit Islam Jakarta

Jakarta, 27 Oktober 2017

Yuni Warastuti
Waktu wawancara : 10.00 WIB

Tanggal wawancara : 31 Agustus 2017

Tempat wawancara : Kantor Humas dan Pencitraan Rumah Sakit Islam Jakarta,

Cempaka Putih

Narasumber : Ending Suhaendi

Jabatan : Ka. Humas dan Pencitraan

Pewawancara : Bimo Wahyu Ramadhani

1. Bagaimana Peran dan strategi PR/Humas RSIJ dalam membina

hubungan relationship terhadap public?

Pada umumnya semua peran humas itu sama agar tidak terjadi bloking antara

internal dan eksternal. Strateginya adalah dengan mengunjungi pihak-pihak

eksternal seperti pemerintah, tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK, dengan UKS-

UKS yang ada di sekolah, bahkan preman-preman kami dekati, tujuannya agar

terbangun trust. Trust itu bisa dibangun dengan tidak hanya memberikan suatu

reward kepada mereka. Namun bagaimana kita dapat membaur dengan

mereka. Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dan ikut berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitar. Intinya kita

ingin membangun hubungan baik dengan mereka, kita tidak hanya diam di

sini tapi kita menjemput bola. Tujuannya untuk mensinergikan potensi-potensi

yang ada di sekitar sini dengan rumah sakit ini. Goalnya adalah bagaimana

rumah sakit islam Jakarta ini menjadi tuan rumah, jangan sampai penduduk

cempaka putih khususnya kalau sakit berobatnya nyebrang ke tempat lain. Jadi

itu strateginya bagaimana kita harus membaur dengan mereka.


2. Bagaimana tahapan strateginya?

Kita menghitung populasinya, potensi-potensinya, kita lihat mana saja yang

akan menjadi tantangan, mana yang akan jadi peluang. Dari analisis swot

itulah kita akan merancang strateginya. Data basenya kita dapatkan dengan

cara mengumpulkan data dari mulai tingkatan RW sampai dengan walikota.

Evaluasinya adalah dengan ketika kita mengadakan kegiatan mau atau tidak

mereka mengikuti kegiatan yang kita buat. Masyarakat juga menanggapi

dengan respon yang baik. Tingkat kepedulian masyarakat juga tinggi terhadap

kita.

3. Contoh public yang seperti apakah yang menjadi sasaran dalam

pembinaan relationship PR RSIJ?

Cara kita membina masyarakat dengan cara kita undang para pejabat-pejabat

masyarakat seperti RT, RW, Lurah dan seterusnya untuk kita kenalkan

fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit jadi kaya semacam tour hospital gitu.

4. Bagaimana fungsi PR atau humas dalam menciptakan opini public ?

Dalam menciptakan opini publik, kita harus bias mengetahui bahwa kita

adalah amal usaha muhammadiyah ini rumah sakit islam khususnya jangan

sampai orang masih ada yang beranggapan kumuh begitu menciptakan opini

publik, dan satu hal dalam membangun opini public itu bagaimana rumah

sakit Islam ini sudah lebih bagus. Tahapan ini telah dilakukan survey bahwa

rumah sakit Islam Jakarta ini jauh lebih baik dari 10 tahun sebelumnya. Terus

ada lagi bagaimana cara menciptakan opini publik yaitu pejabat pemerintah

yang data mnejadi narasumber harus menceritakan rumah sakit Islam. Bahwa
kita harus satu kata rumah sakit Islam ini dilihat dari segi visi misi semuanya

harus sama

5. Apakah fungsi dan strategi PR RSIJ saat ini sudah cukup dalam

meningkatkan citra RSIJ ?

Untuk fungsi dan strategi yang kita jalankan untuk citra perusahaan sudah

berjalan cukup baik ditambah dengan adanya fasilitas televise yang ada di

rumah sakit ini sehingga bisa dinikmati dan disaksikan oleh pasien dan

masyarakat sekitar, ditambah adanya bag,pemasaran dalam menawarkan brand

RSIJ.

6. Program apa saja yang dilakukan PR atau humas RSIJ untuk publik

sehingga terciptanya image bagi RSIJ ?

humas Rumah sakit selalu memberikan pelayan terbaik kepada masyarakat

yang datang kerumah sakit. Jika pelayanan rumah sakit tidak memuaskan

seperti parkir, ruangan pelayanan, ruangan rawat inap dan toilet, kami pihak

rumah sakit menerima betul saran atau keluhan dari masyarakat yang sifatnya

menjadikan rumah sakit islam Jakarta akan lebih baik lagi kedepannya.

7. Apa kendala yang dialami dalam pelaksanaan program tersebut ?

Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan

menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya kita

mengalami kendala, karena struktur RSIJ sering kali kurang mencerminkan

semua fungsi yang ada didalamnya. Sebagai pengembang sistem informasi

hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem

yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang

terpadu karena Kita selalu memberi informasi kepada pihak luar berdasarkan
fakta agar nama baik rumah sakit selalu terjaga, dalam artian pihak eksternal

pasti tau keadaan atau mendengar berita tentang kejadian-kejadian yang

merugikan rumah sakit. Seperti mal praktek, pasien sebagai uji coba dokter

baru. Nah itu yang kita luruskan bahwa rumah sakit Islam Jakarta ini tidak

seperti yang mereka dengar diberita. Dokter yang baru bekerja di rumah sakit

ini harus di training dulu selama tiga bulan, seperti halnya assistensi. Mereka

di perkenankan memegang pasien sebelum lewat masa training tersebut

Jakarta, 27 Oktober 2017

Endang Suhaendi
Yuni Warastuti (Bag.Pemasaran) Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih
Endang Suhendi (Ka. Humas dan Pencitraan) Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih
Ruang studio TV dan Radio RSIJ Cempaka Putih

Anda mungkin juga menyukai