DI INSTAGRAM MEMECOMIC.ISLAM
Skrispsi
Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh:
Ryan Alamsyah
NIM: 1113051000123
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulliahirobbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Yang Maha Penyayang
yaitu Allah SWT. Berkat semua limpahan karunia dan nikmat-Nya, serta ridho-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Media
Siber Meme Islami di Instagram Memecomic.Islam” ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tercurah dan terlimpah kepada baginda Rasulullah
SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umatnya dari masa
jahilliyah ke masa ilmiah seperti saat ini.
Penulis sadar bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan luput dari
bantuan orang lain. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini baik berupa materil maupun moril yaitu kepada:
1. Kedua orangtua tercinta Papa Suhadi dan Mama Farida yang telah
merawat, mendidik, dan mencintai penulis dengan segala kekurangan dan
kelebihannya. Semoga dengan selesainya studi ini menjadi salah satu bakti
kepada orangtua sekaligus mewujudkan mimpi mereka agar anaknya bisa
menjadi sarjana. Semoga Allah memberikan kesehatan dan kemudahan
rezeki kepada papa dan mama.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Masran, MA dan Ibu Fita Fathurokmah, SS, M.Si selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan KPI. Terima kasih telah meluangkan
waktunya untuk menanggapi keluh kesah penulis dalam birokrasi
perkuliahan.
4. Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang tak
henti memotivasi anak didiknya untuk menyelesaikan akademik
perkuliahan.
ii
5. Bapak Dr. Rulli Nasrullah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membina dan mendidik penulis, semoga Bapak
dan Ibu diberikan keberkahan atas ilmunya.
7. Para Pustakawan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta, terimakasih telah
menyediakan bahan-bahan referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Narasumber penelitian Mas Fajar Ryandoko, Mas Fabian, Mba Dea, Mba
Ayu, dan Mba Devi yang telah membantu penulis dengan meluangkan
waktunya untuk melengkapi data-data yang diperlukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua Abang dan Kakak penulis, Bang Andri, Bang Maulana, Bang
Harfan, Bang Ferdi, Kak Vira, Kak Revi, Kak Hesti, serta si bontot Sandi
yang telah mendukung dan mendoakan penulis agar terselesaikannya
skripsi ini.
10. Nia Nadia, yang telah menjadi penyemangat dan membantu penulis dalam
menyelesaikan di saat penulis down dan bingung dalam menulis skripsi
ini.
11. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2013, khususnya KPI C yang
telah mewarnai kehidupan selama perkuliahan penulis yang tidak akan
pernah terlupakan.
12. Teman-temanku yang sudah seperti saudara di University Studio, Bang
Madi, Ihsan, Ur, Febrian, Dika, dan Adit yang telah memberikan
dukungan, solusi, dan pengalaman berharga bagaimana caranya bekerja di
dunia kerja yang sesungguhnya. Semoga setelah penulis lulus dan bekerja,
kita bisa bekerja sama lagi sampai seterusnya.
13. Seluruh anggota DNK TV khususnya angkatan 5 terima kasih telah begitu
banyak memberikan pengalaman berorganisasi kepada penulis. Semoga
DNK TV bisa terus membuat karya-karya yang positif dan semakin
dikenal dengan prestasi-prestasinya.
iii
14. Teman-teman KKN Possible yang telah sama-sama berjuang untuk
memberikan sedikit ilmu dan materi kepada warga Sukatani Kecamatan
Cisoka Tangerang. Terima kasih atas kerjasamanya dan semoga
silahturahmi kita tetap terjaga.
15.
Seluruh pihak yang telah membantu penulis dan menyelesaikan skripsi ini
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
B. Saran .............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Teknologi bukan hanya menjadi gaya hidup seseorang, namun saat ini
teknologi sudah menjadi kebutuhan bagi orang banyak. Karena memang hadirnya
teknologi bisa mempermudah kehidupan manusia, seperti pekerjaan, bisnis,
hingga mengakses ilmu pengetahuan dan informasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perkembangan
teknologi komunikasi, informasi, dan teknologi media informasi turut mengalami
kemajuan serta perkembangan sehingga secara tidak langsung manusia menjadi
masyarakat informasi. Menurut Abrar dalam buku Sosiologi Komunikasi karya
Burhan Bungin, masyarakat informasi adalah masyarakat yang menjadikan
informasi sebagai komoditas ekonomi yang sangat berharga, berhubungan dengan
masyarakat lain dalam sistem komunikasi global, dan mengakses informasi
superhighway.1
Dalam era globalisasi saat ini kehidupan masyarakat untuk mengakses
berbagai informasi sangat tergantung terhadap perkembangan teknologi
komunikasi. Dengan adanya teknologi komunikasi masyarakat bisa mengetahui
langsung berbagai informasi yang terjadi di berbagai tempat dengan cepat. Selain
itu juga bisa menjadi media pembelajaran dan penambahan wawasan informasi
dari media yang disampaikan. 2
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat
pesat membuat lahirnya media-media baru (new media) dan salah satunya adalah
media sosial. Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) atau sering
disebut dengan media sosial (social media) seperti Instagram, Facebook, Twitter,
Skype dan sebagainya merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan
konten seperti profil, aktivitas, atau bahkan pendapat pengguna, juga sebagai
1
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. 2, h. 149
2
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 149-150
1
2
media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring
sosial di ruang siber.3 Media sosial sudah menjadi media yang digunakan oleh
semua kalangan. Media sosial berpengaruh dalam membentuk sikap dan
kepribadian
masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya
perkembangan jaringan internet yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah
terpencil. Kultur yang dibawa media sosial dengan sendirinya mulai tumbuh di
masyarakat.
Salah satu media sosial yang berkembang adalah instagram dan yang
menjadi daya tarik terbesar instagram adalah dengan banyaknya meme (mim)
yang menjadi fenomena tersendiri dan menjadi hiburan bagi para pengguna
instagram yang lelah dengan aktivitas sehari-harinya.
Dalam literatur riset di media sosial, istilah meme merupakan itilah yang
diperkenalkan oleh Richard Dawkins pada 1979. Disebutkan bahwa sebagian
besar kebiasaan atau perilaku manusia itu bukan karena faktor genetik, melainkan
karena kultur atau budaya yang ada di sekitarnya. Kebiasaan yang bukan berasal
dari genetika itulah yang bisa dikatakan sebagai gambaran proses mental
seseorang dari upayanya mengamati maupun belajar dari realitas sosial di luar. 4
Manifestasi dari meme itu bisa berupa fesyen, bahasa, olahraga, dan perilaku
keseharian, baik yang profane maupun ritual. Berkembang teknologi internet
akhirnya membawa istilah meme identik dengan ilustrasi tertentu yang terdiri atas
gambar dan teks yang beredar online. Davison (2012) menegaskan bahwa an
internet meme is a piece of culture, typically a joke, which gains influence
through online transmission. Meme merupakan bagian dari kultur--kadang sebuah
lelucon--yang muncul di internet dan ditransmisikan secara online. 5
Dengan semakin berkembangnya meme, banyak bermunculan akun-akun
yang menggunakan meme untuk berdakwah. Mereka membuat meme (dibaca
mim) untuk menggambarkan atau mengilustrasikan apa yang ingin disampaikan
kepada para pengguna instagram hingga muncullah meme dengan konten Islami
3
Rulli Nasrullah, Cybermedia, (Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2003), h. 43
4
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 115
5
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 115
3
yang banyak disebut sebagai meme Islami. Meme Islami banyak berisi tentang
hadits-hadits, kata-kata Islami, ajaran-ajaran Islam, sampai dengan ayat-ayat
Alquran.
Dengan beberapa data tersebut, maka muncullah beberapa akun yang
menyebarkan konten dakwah melalui media sosial instagram dan salah satunya
adalah akun memecomic.islam. Memecomic.islam menggunakan media meme
Islami untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, mulai
dari gambar maupun tulisan-tulisan yang dibuat ringan dan mudah dipahami oleh
para followers. Saat ini akun memecomic.islam sudah memiliki sekitar 25,1 ribu
pengikut (followers) dan mengikuti (following) 30 akun. Tidak hanya melalui
instagram, memecomic.islam pun memiliki akun twitter dan juga website
sehingga memiliki pengaruh yang lebih luas. Akun memecomic.islam juga
memiliki keunikan tersendiri dimana akun ini memang dibentuk untuk
berdakwah, sesuai dengan motonya “Dakwah via Comic, Menebar Manfaat untuk
Kebangkitan Umat”. Memang mayoritas meme yang diposting oleh akun
memecomic.islam berbentuk Comic sesuai dengan motonya, namun ada pula
beberapa postingan yang berbentuk tulisan dan juga berbentuk video.
Memecomic.islam juga tidak hanya berdakwah melalui media sosial,
mereka juga mempunyai brand baju yang di desain sendiri dengan tulisan-tulisan
yang mengajak kepada kebaikan, desain tulisan-tulisan itu pun dibuat ringan dan
mudah dipahami bagi siapa saja yang membacanya. Hal tersebut juga semakin
memperluas jangkauan dakwah dari memecomic.islam, karena siapapun yang
membeli dan memakai baju dari memecomic.islam maka secara tidak langsung
orang yang melihatnya akan membaca tulisan yang ada di baju tersebut, sehingga
diharapkan dapat menyadarkan atau mengingatkan orang lain untuk berbuat
kebaikan.
Bisa dikatakan memecomic.islam adalah salah satu akun yang
mempopulerkan dakwah melalui meme di Indonesia selain Meme Comic
Indonesia karena memecomic.islam dibentuk sudah cukup lama, hal tersebut
dapat dilihat dari awal mula memecomic.islam dari media sosial facebook yang
memang lebih dahulu dikenal daripada instagram. Bahkan mereka mulai
4
memposting meme Islami pada tahun 2013 dimana saat itu sedang viral-viralnya
meme, di instagram pun mereka pertama kali memposting pada tahun 2015 yang
memang instagram belum sepopuler sekarang, dan belum begitu banyaknya akun-
akun yang berdakwah di instagram terutama melalui meme Islami itu sendiri.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis menjadikan fenomena Meme Islami
sebagai bahan penelitian untuk skripsi dengan judul: “Analisis Media Siber
Meme Islami di Instagram Memecomic.islam”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan era globlisasi saat ini dan begitu populernya media sosial yang
salah satunya adalah instagram menjadikan begitu banyak akun-akun yang
menggunakan instagram sebagai media untuk berjualan, promosi, ataupun bahkan
untuk media berdakwah. Akun memecomic.islam adalah salah satu akun yang
menjadikan instagram sebagai media untuk berdakwah melalui meme dan hal
tersebut menjadi fenomena tersendiri di dalam media sosial karena seyogyanya
berdakwah dilakukan secara langsung di masjid atau majelis-majelis. Namun
dilihat dari sisi lain, hal tersebut justru memudahkan orang-orang untuk mengajak
dan menebarkan kebaikan kepada para pengguna media sosial tanpa harus dibatasi
oleh ruang dan waktu karena sifat media sosial yang merupakan tempat
berinteraksi sesama penggunanya. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara
mendalam, dan pengamatan serta menggunakan analisis media siber.
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini dibatasi
pada akun instagram memecomic.islam dan mencakup meme yang di share oleh
akun tersebut selama tahun 2015.
5
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana level-level analisis media siber Meme Islami di akun
instagram memecomic.islam?
2. Mengapa memecomic.islam menggunakan meme Islami sebagai media
untuk berdakwah?
6
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.20.
6
salah satu sumber pengetahuan yang mampu menggambarkan
bagaimana level-level analisis media siber dalam akun
memecomic.islam di instagram.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
pendekatan kualitatif deskriptif dengan menjelaskan fenomena melalui
pengumpulan data yang dalam hal ini ialah pendeskripsian mengenai level-level
analisis media siber instagram memecomic.islam mulai dari ruang media,
dokumen media, objek media, dan pengalaman media.
Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan
metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif,
seperti misalnya penggunaan instrumen wawancara mendalam (in depth
interview) dan pengamatan (observation).7 Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah etnografi virtual.
Secara bahasa, etnografi berasal dari bahasa Yunani gabungan kata ethos
yang berarti warga suatu bangsa atau masyarakat dan kata graphein yang berarti
tulisan atau artefak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etnografi bisa
diartikan sebagai (1) deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup;
(2) ilmu tentang pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup tersebar di
muka bumi. Secara sederhana etnografi adalah artefak (peninggalan budaya) yang
berasal dari suatu masyarakat.8
Istilah etnografi biasanya sangat erat kaitannya dengan kebudayaan,
bahkan istilah tersebut merupakan hal yang pokok dalam studi etnografis. Makna
kebudayaan dalam konteks etnografi ini bisa dimaknai sebagai suatu kumpulan
dari pola-pola perilaku serta keyakinan. Etnografi juga sering dikaitkan dengan
sebagai sebuah metode penelitian dan hasil laporan penelitian. Dalam arti metode,
istilah etnografi biasa diartikan sebagai penelitian lapangan, dimana seorang
7
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 2
8
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.5
8
peneliti tinggal dan hidup bersama orang-orang yang diteliti. Dan jika dalam arti
hasil penelitian, etnografi biasa dipakai untuk studi tentang kebudayaan yang ada
pada kelompok masyarakat tertentu. Jika dalam konteks penelitian komunikasi,
etnografi
sering dipahami dan diaplikasikan secara bervariasi, diantaranya untuk:
Mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaan khalayak, mendeskripsikan
kecenderungan perilaku audiens sebagai subjek, dan mendokumentasikan pola
aktivitas khalayak dalam konstruksi sosial, wilayah budaya, pengaruh politik, dan
pola komunikasi.9
Etnografi virtual merupakan pendekatan (metode) baru dalam melihat
budaya di dunia virtual. Sebagai sebuah metode –dan juga bisa dipergunakan
sebagai level-level dalam melihat realitas di dunia virtual—etnografi virtual
mengungkap bagaimana budaya siber diproduksi, mana yang muncul, relasi dan
pola, hingga bagaimana hal tersebut berfungsi melalui medium internet. Sebuah
realitas budaya melalui etnografi virtual setidaknya bisa mendeskripsikan
perangkat dan konten yang dibangun, juga melihat bentuk (form) media di
internet, apa yang membawa (site) dan yang tampak dari yang disampaikannya
(surface).10
Karena itu, secara sederhana etnografi virtual bisa didefinisikan sebagai
metode etnografi yang digunakan untuk mengungkap realitas, baik yang tampak
maupun tidak, dari komunikasi termediasi komputer di antara entitas (anggota)
komunitas virtual di internet.11 Selain itu penulis juga menggunakan metode
Analisis Media Siber untuk menguraikan budaya dan artefak budaya di internet.
Metode Analisis Media Siber (AMS) merupakan perpaduan dan sekaligus
memandu proses menganalisis etnografi virtual. Setiap level dalam AMS
memberikan gambaran bagaimana komunitas virtual yang ada di internet. 12
9
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007), h. 149-
150
10
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 43
11
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 10
12
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 44
9
13
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 44
14
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 45
10
Teknik analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data yang
diperoleh melalui wawancara mendalam bersama beberapa narasumber dan juga
data-data yang diperoleh dari hasil dokumentasi pada akun instagram tersebut.
Kemudian data-data tersebut, dianalisis secara saling berhubungan untuk
mendapatkan dugaan sementara, yang dipakai dasar untuk mengumpulkan data
berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan informan secara terus-menerus secara
triangulasi.
H. Sistematika Penulisan
Guna menjelaskan dan menyistematiskan penulisan laporan riset, maka
disusun sistematika penulisan ke dalam enam bab, dan pada masing-masing bab
dibagi menjadi beberapa sub-bab yang akan mendukung isi dari tiap bab yang
saling berhubungan, adapun sistematika penulisan skripsi ini yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab satu yang meliputi latar belakang masalah yang membahas
gambaran secara singkat mengenai media sosial khususnya
instagram dan bagaimana media sosial dapat digunakan untuk
berdakwah terutama melalui meme. Kemudian bab ini juga
mencakup pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II REALITAS SOSIAL-SIBER MEME ISLAMI DALAM
INSTAGRAM MEMECOMIC.ISLAM
Kajian pustaka menyusul pada bab II, yang memuat teori-teori
yang menunjang dan mempunyai hubungan dengan permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini. Bab ini juga mengandung
15
Emzir, Analisis Data, (PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 50-51
12
MEMECOMIC.ISLAM DAN MEME ISLAMI
Selanjutnya, gambaran umum tentang akun instagram
memecomic.islam yang meliputi sejarah dari akun tersebut serta
gambaran umum tentang meme islami akan dijabarkan pada bab III
ini.
BAB IV LEVEL-LEVEL ANALISIS MEDIA SIBER MEME ISLAMI
DI AKUN INSTAGRAM MEMECOMIC.ISLAM
Sampai pada analisis data yang merupakan inti dari penelitian ini
diletakkan di bab empat. Dalam bab ini penulis menganalisis
semua temuan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis
media siber. Penuis membahas bagaimana level-level analisis
media siber dalam akun instagram memecomic.islam mulai dari
level ruang media (media space), level dokumen media (media
archive), level objek media (media object), dan level pengalaman
(experiental stories).
BAB V PENUTUP
Akhirnya, bab lima sebagai penutup penelitian ini. Dalam bab ini,
penuis menyimpulkan hasil yang diambil setelah melakukan
analisa data dan interpretasi dari hasil penelitian, serta memberikan
saran baik dari segi akademis, maupun praktis.
BAB II
REALITAS SOSIAL-SIBER MEME ISLAMI DALAM
INSTAGRAM MEMECOMIC.ISLAM
A. Media Sosial
1. Media
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi
sebagaimana definisi yang selama ini diketahui. Terkadang pengertian media ini
cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena terlibat dari berbagai
teori yang muncul dalam komunikasi massa. Namun, semua definisi yang ada
memiliki kecenderungan yang sama bahwa ketika disebutkan kata “media”, yang
muncul bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan teknologinya. Koran
merupakan representasi dari media cetak, sementara radio yang merupakan media
audio dan televisi sebagai media audio-vsual merupakan representasi dari
elektronik, dan internet merupakan representasi dari media online atau di dalam
jaringan.1
Terlepas dari cara pandang melihat media dari bentuk dan teknologinya,
pengungkapan kata “media” bisa dipahami dengan melihat dari proses komunikasi
itu sendiri. Proses terjadinya komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ,
dan medium. Saat menyaksikan sebuah program di televisi, televisi adalah objek
dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan mata adalah gambar atau
visual. Contoh sederhana ini membuktikan bahwa media merupakan wadah untuk
membawa pesan dari proses komunikasi.2
Sedangkan media baru adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi
yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan
1
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 3.
2
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h. 3.
13
14
digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat
komunikasi.3
2. Sosial
Kata “sosial” dalam media sosial secara teori semestinya didekati oleh
ranah sosiologi. Inilah yang menurut Fuchs dalam buku Media Sosial karya Rulli
Nasrullah ada beberapa pertanyaan dasar ketika melihat kata sosial, misalnya
terkait dengan informasi dan kesadaran. Ada pertanyaan dasar, seperti apakah
individu itu baru dikatakan sosial ketika ia secara sadar melakukan interaksi.
Bahkan, dalam teori sosiologi disebutkan bahwa media pada dasarnya adalah
sosial karena media merupakan bagian dari masyarakat dan aspek dari masyarakat
yang direpresentasikan dalam bentuk perangkat teknologi yang digunakan. 4
Menurut Durkheim, sosial merujuk pada kenyataan sosial (the social as
social facts) bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi
kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya media
dan semua perangkat lunak (software) merupakan sosial dalam makna bahwa
keduanya merupakan produk dari proses sosial.
Menurut Weber, kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial.
Relasi sosial itu sendiri bisa dilihat dalam kategori aksi sosial (social action) dan
relasi sosial (social relations). Kategori ini mampu membawa penjelasan tentang
apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas individual.
Menurut Tonnies, sosial merujuk pada kata “komunitas” (community).
Menurutnya, eksistensi dari komunitas merujuk pada kesadaran dari anggota
komunitas itu bahwa mereka saling memiliki dan afirmasi dari kondisi tersebut
adalah kebersamaan yang saling bergantung satu sama lain. Sementara menurut
Marx, makna sosial itu merujuk pada saling bekerja sama (co-operative work).
Dengan melihat fakta bahwa kata sosial bisa dipahami dari bagaimana setiap
individu saling bekerja sama, apapun kondisinya, sebagaimana yang terjadi dalam
proses produksi di mana setiap mesin saling bekerja dan memberikan kontribusi
terhadap produk. Dalam kajian Marx ini, ada penekanan bahwa sosial berarti
3
Putri Iva Izzati, Teori Komunikasi Massa McQuail, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),
h. 148.
4
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h. 6.
15
terdapatnya karakter kerja sama atau salung mengisi di antara individu dalam
rangka membentuk kualitas baru dari masyarakat.5
3. Media Sosial
Media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan Flickr) adalah
keniscayaan sejarah yang telah membawa perubahan dalam proses komunikasi
manusia. Proses komunikasi yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi
tatap muka, komunikasi kelompok, komunikasi massa, berubah total dengan
perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, khususnya internet. Perubahan
tersebut akan membawa konsekuensi-konsekuensi proses komunikasi. Proses
komunikasi yang terjadi membawa konsekuensi di tingkat individu, organisasi,
dan kelembagaan.6
Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) atau sering disebut
dengan media sosial (social media) seperti facebook, twitter, dan instagram
merupakan media yang digunakan untuk memublikasikan konten seperti profil,
aktivitas, atau bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang memberikan
ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber. 7
Pada dasarnya media sosial merupakan hasil dari perkembangan teknologi
baru yang ada di internet, dimana para penggunanya bisa dengan mudah untuk
berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi, dan membentuk sebuah jaringan di dunia
virtual, sehingga para pengguna bisa menyebarluaskan konten mereka sendiri. 8
Berikut beberapa definisi media sosial yang berasal dari berbagai literatur
penelitian:9
1. Menurut Mandibergh, media sosial adalah media yang mewadahi
kerjasama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user
generated content).
5
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
7-9.
6
Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Jurnal
Komunikator, Vol. 5, 2010), h. 83.
7
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kharisma Putra
Utama, 2016), h. 36-37.
8
Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Anggota IKAPI, 2010), h. 2-3.
9
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
11.
16
tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka
institusional maupun organisasi.
3. Boyd menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak
yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi
atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated
content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh
editor sebagaimana di institusi media massa.
4. Menurut Van Dijk, media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial
dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan
hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
5. Meike dan Young mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi
antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu
(to be share one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa
saja tanpa ada kekhususan individu.”
Selain itu ada beberapa pengertian media sosial dari berbagai jurnal
ilmiah:
1. Media sosial menurut Sourav Gupta dalam jurnal karya Ririen Putri
Wahyuni dengan judul Penggunaan Gambar Meme Terhadap Kepuasan
Khalayak adalah sebuah media untuk melakukan interaksi sosial yang
menggunakan teknik komunikasi yang terukur dan sangat mudah
diakses. Media sosial menggunakan teknologi berbasi web dan mobile
untuk mengubah komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. 10
10
Ririen Putri Wahyuni, Penggunaan Gambar Meme Terhadap Kepuasan Khalayak
(Studi Korelasional Penggunaan Meme dalam Media Sosial Instagram di Kalangan Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara), (Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2014), h. 3
17
2. Media sosial dalam jurnal karya Anang Sugeng Cahyono dengan judul
Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
Indonesia adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.8
3. Media sosial dalam jurnal karya Novia Ika Setyani dengan judul
Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas
(Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Twitter,
Facebook, dan Blog sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas
Akademi Berbagi Surakarta) merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan
semua orang untuk berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi, dan
membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat
menyebarluaskan konten mereka sendiri. 9
4. Media sosial menurut Laughey dalam jurnal karya Een Irianti dengan
judul Dampak Ketergantungan Media Sosial pada Kalangan Dystopian
dan Utopian berasal dari media dan sosial. Secara sederhana istilah
media bisa dijeaskan sebagai alat komunikasi sebagaimana definisi
yang selama ini diketahui. Sedangkan dalam buku Pengantar Ilmu
Komunikasi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. 10
Media sosial melalui internet mengalami perkembangan pesat. Media
sosial ini berkontribusi terhadap akuntabilitas pemerintah, aktivitas Hak Asasi
Manusia, pembangunan civil society, dan praktik-praktik kewarganegaraan.
Account jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, MySpace atau
Microblogging Twitter nyatanya memeiliki posisi yang penting pada beberapa
8
Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Indonesia, h.142.
9
Novia Ika Setyani, Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi
Komunitas (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook, dan Blog
sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta), (Jurnal Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, 2013), h.6.
10
Een Irianti, Dampak Ketergantungan Media Sosial Pada Kalangan Dystopian dan
Utopian, (Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017), h.70.
18
11
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru di Indonesia (Harapan, Dinamika, dan
Capaian Kebijakan Media Baru di Indonesia), (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2013), h. 71.
12
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru di Indonesia (Harapan, Dinamika, dan
Capaian Kebijakan Media Baru di Indonesia), h. 74.
13
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru di Indonesia (Harapan, Dinamika, dan
Capaian Kebijakan Media Baru di Indonesia), h. 75.
14
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
12.
19
Untuk melihat bagaimana sebuah realitas terjadi dan entitas berinteraksi di
internet, Gotved dalam buku Etnografi Virtual karangan Rulli Nasrullah
menawarkan sebuah skema realitas sosial-siber. Konsep tersebut memberikan
arahan secara tradisional tentang aspek-aspek sosial dari realitas yang ada di
internet dengan melihat atau melibatkan fitur-fitur teknologi. Pengguna sebagai
entitas dan perangkat yang juga merupakan entitas memiliki peranan dalam
mentransformasikan realitas di internet. Aspek ini menjadi penting karena model
realitas sosial-siber ini menjadi dasar serta landasan teori dalam melihat apa yang
terjadi di komunitas virtual. Interaksi yang ada di komunitas virtual dan nilai-nilai
atau artefak budaya merupakan konsep-konsep sebagai sebuah pelengkap teori
tentang riset di internet.16
Segitiga realitas sosial-siber adalah pengembangan dari model realitas
sosial yang merupakan dasar dari pemahaman terhadap sosiologi yang
dikembangkan oleh Boudreau dan Newman. Model ini kemudian dimodifikasi
oleh Gotved untuk melihat bagaimana realitas itu terjadi di internet. 17
Model ini menggunakan perspektif konstruksi sosial maupun interaksi
sosial sebagai landasan awal terbentuknya budaya maupun struktur sosial dari
komunitas virtual. Ketiga sisi model, yakni interaksi sosial, kultur atau budaya,
maupun struktur sosial, pada akhirnya akan membentuk apa yang disebut realitas
sosial sebagai inti dari konstruksi sebuah realitas sosial. Meski untuk membaca
model ini bisa dilihat dengan cara interaksi sosial menghasilkan kultur dan kultur
membentuk struktur seterusnya kembali ke interaksi sosial dan berputar seperti
arah jarum jam, semua elemen ini harus dilihat secara bersamaan. 18
15
Anwar Abugaza, Social Media Politica, (Jakarta: Tali, 2013), h. 43.
16
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.18-19.
17
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.53.
18
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.19.
20
19
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.20.
20
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
54.
21
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
54.
21
Waktu merupakan dimensi yang ada dalam segitiga ini akan menghasilkan
kategori pemaknaan (meaning), orientasi (orientation), maupun regulasi
(regulation).22
Waktu pun bisa ditunjukkan dengan tanggal maupun jam. Juga, kronologi
dari realitas sosial-siber yang terjadi. Kondisi ini bisa dilihat bagaimana sebuah
arsip (archive) konten yang dipublikasikan di media sosial. Pengguna bisa melihat
apa yang telah ditulis di blog berdasarkan urutan tanggal, bisa melihat foto apa
yang diunggah di Instagram berdasarkan bulan, atau melihat status pertama apa
yang ditulis di dinding Facebook.23
5. Realitas Sosial-Siber Dimensi Ruang
Konsep ruang merupakan konsep tempat, lokasi, wilayah, geografis,
maupun keberadaan. Namun, ruang tidak hanya dilihat secara normatif, tetapi
melihat ruang sebagai sebuah upaya melihat karakter yang ada di dalamnya.
Ruang juga tempat terjadinya proses interaksi manusia yang menghasilkan
budaya, struktur, juga regulasi. 24
Dalam realitas sosial-siber, dimensi ruang ini memunculkan perspektif
terhadap konstruksi atau rekonstruksi, penampakan (visibility), maupun praktik.
Ini berarti bahwa ketika melihat dimensi ruang dalam pembentukan realitas sosial-
siber harus pula melibatkan dan menggunakan perspektif dimensi waktu secara
bersamaan.
Cyber banyak digunakan untuk menjelaskan realitas media baru. Konsep
media baru itu sendiri pada awalnya diperkenalkan dalam sebuah novel sci-fi True
Name oleh Vernor seorang novelis yang juga ahli matematika pada tahun 1981.
Vernor menggunakan istilah “The Other Plane” untuk menggambarkan
keberadaan sebuah jaringan. Gibson kemudian memperkenalkan istilah
“cyberspace” untuk menjelaskan bahwa ada tempat dimana ia tidak nyata tetapi
keberadaannya dapat dirasakan bahkan menjadi kenyataan dalam benak.25
22
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
56.
23
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
55.
24
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
56.
25
Rulli Nasrullah, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press, 2013), h. 22.
22
every computer in the human system. Unthinkable complexity. Lines of
light ranged in the city lights, receding.
Pengertian cyberspace menurut Gibson adalah sekumpulan data,
representasi grafik demi grafik, dan hanya bisa diakses melalui komputer.
Cyberspace digambarkan oleh Gibson jauh sebelum teknologi internet
berkembang dan untuk menjelaskan gambaran “consencual hallucination” atau
seolah-olah ruang atau sesuatu itu ada. Misalnya, ketika kita melihat seseorang
anak sedang memainkan game balap mobil di perangkat seperti PlayStation, maka
anak tersebut tidak hanya melihat grafis mobil, arena balap, dan grafis lainnya di
layar televisi, melainkan seolah-oah ia bagian dari grafis tersebut. Stick atau
perangkat permainan di tangan sang anak tidak sekedar tombol-tombol yang
secara kerja elektronik akan memerintahkan bagaimana mobil balap itu berbelok,
maju, atau behenti, ia menjadi perangkat pengendalian seperti mobil sungguhan
dalam benak mereka. Bahkan lihatlah bagaimana tubuh mereka ikut bergerak
miring ke kiri atau ke kanan ketika grafis mobil di layar televisi itu sedang
berbelok di arena lintasan. Inilah yang dikatakan sebagai ruang siber, bersifat
halusinasi tetapi menjadi nyata dan hidup dalam benak. 26
Ruang virtual menjadi lokasi di mana interaksi sosial berjalan dan virtual
society itu ada. Facebook, Twitter, Youtube, atau Path tidak sekedar medium
untuk mengunggah konten (teks, audio, atau video). Media sosial tersebut adalah
arena tempat pemaknaan sebuah realitas virtual yang seiring berjalannya waktu
menjadi semacam budaya di internet. Teman-teman yang terkoneksi di media
sosial merupakan anggota komunitas sekaligus anggota masyarakat/negara yang
lebih luas. Interaksi yang terjadi di antara anggota itu mengambil lokasi di
perangkat media sosial layaknya tempat-tempat di dunia nyata.
Jika menggunakan perspektif ekonomi media, ruang di media sosial adalah
latar geografi dan demografi pengguna. Media sosial memberikan informasi
26
Rulli Nasrullah, Cyber Media, h. 22-23.
23
bagaimana lokasi, misalnya, dari pengguna tersebut. Lokasi inilah yang secara
proses logika teknologi digunakan untuk mengunggah konten apa yang cocok
untuk pengguna. Twitter misalnya pada awal 2015 telah menyediakan fasilitas
kicauan
promosi yang digunakan untuk menampilkan kicauan tertentu di halaman
Twitter pengguna sesuai dengan karakteristik pengguna, seperti bahasa yang
digunakan, kegemaran, maupun lokasi berada. 27
B. Meme
Meme merupakan kata yang dipopulerkan oleh Richard Dawkins yang
digunakaannya untuk menceritakan bagaimana prinsip Darwinian untuk
menjelaskan penyebaran ide ataupun fenomena budaya. Richard Brodie
mengembangkan teori ini dalam penelitiannya Virus of The Mind : The New
Science of the Meme (1996) yang menyebutkan bahwa meme adalah suatu unit
informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang mempengaruhi kejadian di
lingkungannya sedemikian rupa sehingga makin tertular luas di benak orang
lain. 28
Pengertian tersebut dapat membawa kita pada kesimpulan bahwa meme
merupakan suatu informasi yang berupa ide, ideologi, gambar, musik, video
maupun susunan kata serta hashtag yang menjadi populer karena tersebar begitu
cepat dan mampu mendiami benak masyarakat selayaknya virus. 29
Limor Shifman dalam buku Etnografi Virtual karya Rulli Nasrullah
menjelaskan lebih lugas tentang pengertian meme:
(1) a group of digital items sharing common characteristic of
content, form, and/or stance, which (2) were created with awarness
of each other, and (3) were circulated, imitated, and/or
transformed via the internet by many users.
27
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
57.
28
James Lull, Media, Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1997), h.17.
29
Rosa Redia Pusanti Haryanto, Representasi Kritik dalam Meme Politik (Studi Semiotika
Meme Politik dalam Masa Pemilu 2014 pada Jejaring Sosial “Path” Sebagai Media Kritik di Era
Siber), (Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univesitas Sebelas Maret Surakarta), h. 7.
24
diubah melalui internet oleh banyak pengguna.
Riset yang dilakukan oleh Limor menunjukkan bahwa meme menjadi viral
karena beberapa alasan. Pertama, ada nilai positif dalam sindiran yang terkandung
dalam meme dan nilai itu disampaikan secara humor atau candaan yang ada
kecenderungan tidak menyinggung secara langsung kepada pembacanya. Kedua,
visual meme kadang memberikan provokasi kepada pembaca. Secara emosional,
provokasi ini memberikan respon, baik positif maupun negatif. Ketiga, aspek viral
dari meme karena pesan yang disampaikan dikemas (packaging) secara sederhana
dan jelas. Keempat, pelibatan atas kredibilitas dan figur publik memberikan
dorongan viral terhadap meme. Kelima, posisi atau positioning dari meme yang
diunggah terkait dengan konteks yang tengah marak di masyarakat. Jika teks
meme mewakili konteks yang ramai dibincangkan di dunia offline, penyebaran
meme tersebut pun akan semakin ramai di dunia online. Keenam, partisipasi
(participation) dari pengguna media online dalam menyebarkan, membincangkan,
dan memproduksi ulang meme. 30
Munculnya meme tidak hanya dilihat dari segi bentuk baru ekspresi
khalayak semata, tetapi ia juga menjadi bentuk baru dalam seni (art), menjadi
artefak budaya, dan ia adalah komoditas konten yang diproduksi-dikonsumsi. 31
Meme mesti dilihat dari dua aspek, yakni (1) aspek visual yang
menggunakan potongan gambar atau ilustrasi untuk menunjukkan emosi yang
ditunjukkan, dan (2) aspek lainnya adalah teks. Meme dapat dicirikan dengan
adanya teks yang berada di antara visual, biasanya di atas dan di bawah atau
dialog yang saling bertolakbelakang. Meme bisa didekati atau menggambarkan
tiga komponen, yakni manifestasi (manifestation), kebiasaan (behavior), dan
keidealan (ideal) (Davidson dalam buku Etnografi Virtual karya Rulli Nasrullah,
2017: 116). Sebagai manifestasi, meme merupakan kultur yang dapat diamati dan
30
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 115-116.
31
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 116.
25
sebagai fenomena eksternal. Sebuah objek yang ada di visual meme merupakan
manifestasi atau gambaran dari apa yang sedang terjadi serta merupakan realitas
offline. Visual meme dapat diindikasikan sebagai segala sesuatu, partikel nyata
terkait
waktu dan tempat yang terhubung dengan realitas. Oleh sebab itu, meme
merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna internet dalam
mengungkapkan ekspresi atau emosinya, baik menggunakan meme yang sudah
beredar di online maupun kreasi sendiri dengan bantuan teknologi kemudian
diunggah di media sosial. Terakhir, meme merupakan gambaran dari realitas ideal
yang terjadi. Misalnya, sebuah status unik atau lucu di facebook bisa dikomentari
dengan hanya mengunggah gambar meme—dengan visual lucu dan teks yang juga
lucu—sebagai bentuk pernyataan terhadap realitas tersebut.32
Adapun beberapa pengertian meme dari jurnal ilmiah :
1. Meme dalam jurnal karya kenfitria Diah Wijayanti dengan judul Meta
Pesan dalam Perspektif Meme adalah neologi yang dikenal sebagai
karakter dari budaya, yang termasuk di dalamnya yait gagasan, perasaan,
ataupun perilaku. Konsep meme atau sering dibaca mim ini mengusung
unsur menyerupai atau menirukan. Gambar, foto, atau ilustrasi hal-hal
yang populer digunakan untuk kemudian dilengkapi dengan kata-kata atau
kalimat.33
2. Meme dalam jurnal karya Ririen Putri Wahyuni dengan judul Penggunaan
Gambar Meme Terhadap Kepuasan Khalayak adalah ide yang mudah
sekali menular dan menyebar seperti virus, yakni menyebar melalui
jaringan komunikasi dan secara tatap muka antar manusia. Mimikri dalam
meme terlibat dari kecenderungan orang untuk menyebarkan ide yang
terdapat meme atau membuat sesuatu yang serupa. Ide yang terdapat
dalam sebuah meme dapat berupa kegiatan, kejadian, atau tuturan yang
32
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 116.
33
Kenfitria Diah Wijayanti, Meta Pesan dalam Perspektif Meme, (Jurnal Universitas
Sebelas Maret, 2015), h. 204.
26
menarik. Sifat menarik inilah yang membuat ide tersebut mudah tersebar
secara visual di dunia maya dan menjadi internet meme.34
Dapat dikatakan meme merupakan suatu bentuk wacana. Salah satu
pengertian
wacana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan. Wacana sebagai satuan bahasa
yang paling besar yang digunakan dalam komunikasi. Dalam wacana ada tiga hal
yang sentral, yaitu teks, konteks, dan wacana. Dalam meme terdapat keseluruhan
tutur yang merupakan satu kesatuan. Selain itu, ada teks dan konteks dalam meme
tersebut. Ada teks dalam meme, yaitu bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang
tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi. Ada juga
konteks dalam meme, yaitu semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan
mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi tempat
teks tersebut di produksi, fungsi yang dimasukkan, dan sebagainya. Selanjutnya,
wacana dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama yang muncul dalam
meme.35
Di Indonesia, istilah meme ini populer sejak kemunculan pada situs
yeahmahasiswa.com di tahun 2009 yang menunjukkan berbagai meme tentang
parodi dan sindiran kehidupan keseharian mahasiswa seperti skripsi, tugas akhir,
hingga indeks prestasi kumulatif. Fenomena meme kemudian berkembang menuju
ke arah yang lebih luas. Netizen atau para pengguna internet kemudian
mereplikasi meme ini menjadi beragam versi yang membahas berbagai topik, tak
terkecuali politik kontemporer. Tak hanya itu, netizen juga menyebarluaskan
meme ini melalui jejaring sosial maupun situs-situs yang terdapat di internet.36
C. Dakwah di Internet
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan
dan ketertarikan. Menyeru seseorang pada agama Islam maknanya adalah Anda
34
Ririen Putri Wahyuni, Penggunaan Gambar Meme Terhadap Kepuasan Khalayak,
(Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2014), h. 3.
35
Ari Listiyorini, Wacana Humor dalam Meme di Media Online sebagai Potret
Kehidupan Sebagian Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Litera, 2017), h. 66.
36
Sandy Allifiansyah, Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia,
(Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2016), h. 153.
27
penggunaan metode, media, dan pesan yang disesuaikan dengan situasi serta
kondisi mad’u (objek dakwah).40
Dengan berpijak pada beberapa definisi tersebut, konsep dakwah dapat
dipahami
melalui beberapa kata kunci, yaitu proses, usaha, transmisi, tujuan,
metode, dan media. Kelima kata kunci dari definisi dakwah tersebut merupakan
hasil rumusan penulis yang sifatnya tidak baku dan belum tentu mewakili definisi
yang diungkapkan oleh para ahli, namun dapat dijadikan pijakan awal bagi suatu
kegiatan dakwah. Sebab kegiatan dakwah akan senantiasa mengalami berbagai
perubahan pada setiap zamannya sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya
yang berkembang.41
Secara umum, aktivitas dakwah memiliki dua dimensi besar, yakni
dimensi kerisalahan dan kerahmatan yang satu sama lain merupakan two sides of
the same coin (dua sisi koin yang sama) yang tidak dapat dipisahkan antara yang
satu dengan yang lainnya. Dalam konteks yang lebih luas, dimensi kerisalahan
lebih identik dengan penyampaian teks agama sebagai ajaran ideal bagi manusia,
sedangkan dimensi kerahmatan lebih merupakan upaya implementasi agama
sebagai praktik sosial-kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
aktivisme. Secara sempit, kedua dimensi ini dapat dipahami dengan dihubungkan
pada tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dengan kata lain, penyampaian
risalah Tuhan yang dilakukan dalam dakwah pada dasarnya bertujuan untuk
merealisasikan konsep “rahmatan lil al-‘alamin”, etos utama dalam ajaran
Islam. 42
Di era ini, dakwah tidak hanya cukup disampaikan melalui lisan tanpa
adanya perangkat pendukung, yang saat ini dikenal dengan sebutan alat-alat
komunikasi massa, yaitu media cetak ataupun elektronik. Kata-kata yang
diucapkan oleh manusia hanya dapat menjangkau jarak yang sangat terbatas, tapi
40
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2017), h. 2-3.
41
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 3.
42
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 5-6.
29
43
Mulkhan, Abdul Munir, Ideologisasi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: SIPRESS, 1996),
h. 58.
44
Iskandar, Panduan Lengkap Internet, (Jakarta: Andi Publisher, 2009), h. 1.
45
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), h. 150-151.
46
Nur Ahmad, Tantangan Dakwah di Era Teknologi dan Informasi: Formulasi
Karakteristik, Popularitas, dan Materi di Jalan Dakwah, (Jurnal Addin, 2014), h. 326-327.
47
Fathul Wahid, E-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, (Yogyakarta: Gava Media, 2004),
h.30.
30
begitu luas dan memiliki jangkauan global tidak hanya dapat dipandang sebagai
medium bagi aktiivtas dakwah---misalnya dengan menyebarkan beragam
informasi keislaman secara luas melalui website, blog, media sosial, atau platform
lainnya---tetapi
juga telah menjadi sebuah “lingkungan” baru yang signifikan, di
mana umat Islam dapat membentuk identitas dirinya. 48
Secara sosiologis, penerapan teknologi komunikasi dan informasi dalam
kehidupan telah mengubah ragam interaksi masyarakat. Masyarakat dakwah kini
bukan saja mereka yang berada di depan mata, melainkan juga mereka yang
secara bersama-sama ada di ruang abstrak yang disebut ruang maya. 49
Sebagai ciptaan manusia, masyarakat maya menggunakan seluruh metode
kehidupan masyarakat nyata juga sebagai model yang dikembangkan di dalam
segi-segi kehidupan maya. Seperti, membangun interaksi sosial dan kehidupan
kelompok, membangun stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, membangun
pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan,
membangun sistem kejahatan dan kontrol-kontrol sosial, dan sebagainya. 50
Oleh sebab itu, penting dipahami bahwa aktivisme dakwah yang dimaksud
adalah tindakan yang hanya menjadikan internet sebagai medium bagi gerakan
sosial keagamaan dalam konteks dakwah, tetapi juga menjadikan internet sebagai
medan gerakan dakwah. Dengan begitu, dakwah dalam konteks ini tidak hanya
dilakukan melalui, tetapi juga di internet.51
Aktivisime dakwah merupakan domain penting dalam Islam yang sering
dipahami sebagai upaya penyebaran ajaran dan nilai-nilai Islam kepada
masyarakat luas. Tentu saja ketika aktivisme muncul secara online di internet,
dapat dipastikan internet telah menjadi sesuatu yang domestik, yakni sesuatu yang
tidak terpisah dari masyarakat Islam sebagai sasaran dakwah itu sendiri yang
sekaligus menggambarkan gagasan modernitas bagi umat Islam secara umum. 52
48
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 190.
49
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan, dan Aplikasi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h. 60.
50
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 165.
51
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 190.
52
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 191.
31
53
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 192.
54
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 197-198.
55
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 208.
32
Dalam konteks Islam, salah satu situs yang bekerja, seperti Youtube.com,
adalah IslamicTube.com. Perbedaan funfamentalnya tentu saja terletak pada video
yang dimuat di dalamnya yang lebih spesifik pada video-video keislaman.56
Menyikapi prospek penggunaan media dalam syi’ar Islam, Zainudin
Sardar menyorotinya dari segi informasi yang ditawarkan. Menurutnya, dari
perspektif Islam, yang pertama harus disadari adalah bahwa informasi akan
mempunyai arti hanya ia berada di dalam kerangka pengetahuan tentang
masyarakat, hanya bila komponen sasarannya selaras dengan aspek-aspek mutlak,
substisional, cultural dan subyektif suatu masyarakat, barulah informasi akan
memberikan sumbangan positif kepada masyarakat itu. Keselarasan itu hanya
dapat terjadi hanya jika negeri-negeri muslim menghasilkan informasi mereka
sendiri dengan perlengkapan relevan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
pembuat keputusan dan komunitas-komunitas mereka. Strategi informasi bagi
dunia Muslim harus didasarkan kepada kesadaran ini. 57
Prospek internet sebagai media dakwah secara lebih menjanjikan dapat
kita simak melalui tulisan Zulkiple Abd Ghani dalam bukunya Islam, Komunikasi
dan Teknologi Maklumat. Lebih jauh lagi Zulkiple Abd Ghani juga
menggambarkan bagaimana umat muslim masih rendah dalam penguasaan akan
teknologi komunikasi. 58
Bahkan, menurut Moh. Ali Aziz dengan media internet inilah dakwah
memainkan perannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh
penjuru tanpa mengenal waktu dan tempat. Semua orang dari berbagai etnis dan
berbagai agama dapat mengaksesnya dengan mudah. Tidak hanya pasif, pengguna
internet bisa proaktif untuk menentang, menyetujui, atau berdiskusi tentang
sebuah pemikiran keagamaan. Selain bermanfaat untuk dakwah, internet juga
menyediakan informasi dan data yang kesemuanya memudahkan umat untuk
berkarya. Karena itu, suatu ironi jika di kalangan ulama masih terdapat fatwa yang
mengharamkan internet untuk lembaga pendidikan atau lembaga dakwah karena
56
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 209.
57
Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Menjangkau Informasi Abad 21, (Bandung:
Mizan, 1989), h. 32.
58
Salman Yoga S, Dakwah di Internet: Konsep Ideal, Kondisi Objektif dan Prospeknya,
2015, h. 63.
33
59
Ahmad Zaini, Dakwah Melalui Internet, 2013, h. 103-104.
60
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 209.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG AKUN INSTAGRAM
MEMECOMIC.ISLAM DAN MEME ISLAMI
1
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
2
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
3
Wawancara pribadi dengan Fabian Tridananto admin akun memecomic.islam pada
tanggal 6 Juni 2018.
34
35
B. Meme Islami
Meme merupakan sebuah tulisan atau gambar atau foto yang dibuat
berdasarkan kreatifitas seseorang yang membuat meme tersebut dengan tujuan
dasarnya untuk menghibur. Namun perkembangannya meme dari waktu ke waktu
sudah beragam manfaatnya, dapat dijadikan sebuah opini masyarakat tentang
sesuatu, memberikan unsur pendidikan, bahkan dapat menjadi senjata untuk
mempropaganda sesuatu lewat olokan dan sindiran-sindiran dengan tujuan
6
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
37
7
Agam Bahtiar, Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik Tentang Peranan “Meme”
Sebagai Media Tabligh (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Kitabah Kelompok Sahabat Islami
Pada Media Instagram, (UIN Sunan Gunung Djati, 2016), h. 1.
8
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.114.
9
Agam Bahtiar, Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik Tentang Peranan “Meme”
Sebagai Media Tabligh (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Kitabah Kelompok Sahabat Islami
Pada Media Instagram, h. 1-2.
10
Wawancara pribadi dengan Fabian Tridananto admin akun memecomic.islam pada
tanggal 6 Juni 2018.
38
11
Agam Bahtiar, Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik Tentang Peranan “Meme”
Sebagai Media Tabligh (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Kitabah Kelompok Sahabat Islami
Pada Media Instagram, h. 2.
12
Agam Bahtiar, Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik Tentang Peranan “Meme”
Sebagai Media Tabligh (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Kitabah Kelompok Sahabat Islami
Pada Media Instagram, h. 5.
13
Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, h. 130.
39
Meme Islami hadir sebagai bagian terobosan dari penyebaran ajaran Islam
yaitu sebagai media untuk bertabligh, bahasa yang ringan, lebih dapat diterima
dan diperhatikan oleh pengguna media sosial khususnya instagram. Meme Islami
setidaknya
mampu mempengaruhi sifat psikologis pengguna instagram atau lebih
umumnya yang membaca meme Islami termotivasi untuk bisa menjalankan
kehidupan sebaik-baiknya karena efek dari pesan yang ditimbulkan oleh meme
Islami yang diposting di media sosial khususnya instagram.14
Realitas online ini menunjukkan bahwa meme dalam cara visualnya
tersendiri merupakan cerminan realitas yang ideal di tengah masyarakat. Meme
juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan secara online. Bahasa meme
memang berbeda dengan bahasa-bahasa yang muncul di internet. Ini
menunjukkan bahwa ada bahasa visual secara online, yang menurut Richard
Dawkins, dan bisa mewakili keinginan entitas yang dalam hal ini adalah pengguna
internet.15
14
Agam Bahtiar, Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik Tentang Peranan “Meme”
Sebagai Media Tabligh (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Kitabah Kelompok Sahabat Islami
Pada Media Instagram, h. 5.
15
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h.126.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
1
Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 45.
40
41
2. Masukkan alamat email, buat nama pengguna dan kata sandi, atau klik
Masuk dengan Facebook untuk mendaftar dengan akun facebook.
3. Jika mendaftar dengan email, klik Daftar. Jika mendaftar
menggunakan facebook, kita akan diminta untuk masuk ke akun
facebook.2
Untuk mengakses instagram baik melalui aplikasi di smartphone ataupun
website membutuhkan koneksi internet karena media siber adalah sebuah akun
hidup, terhubung, dan terkoneksi terus-menerus; dengan catatan selagi server atau
tempat menyimpan data dan menjadi stasiun yang terkoneksi ke jaringan internet
itu tetap hidup. Sebuah data dari perangkat lunak di media siber akan bisa diakses
oleh mereka yang terhubung walaupun penggunanya tidak mengakses jaringan
internet (asynchronous), misalnya kita membalas email kapan pun sementara
penerima belum tentu saat itu juga akan membaca isi surat elektronik yang kita
kirim.3 Begitu pula dengan instagram, setiap like, comment, atau direct message
yang kita kirimkan baru akan masuk ke akun penerima jika penerima terhubung
dengan internet.
Sebagai media sosial, pengguna instagram juga dapat terhubung dengan
pengguna lain yang juga memiliki akun instagram selama memiliki jaringan
internet. Mereka juga dapat berinteraksi melalui komentar ataupun mengirim
pesan ke sesama pengguna instagram.
Instagram memiliki beberapa fitur yang membuat pengguna instagram
dapat memposting foto, video yang berdurasi maksimal 1 menit, insta story di
profilnya yang dapat dilihat pengguna lain selama 24 jam, dan juga bisa siaran
langsung (live) yang bisa di simpan dan dilihat selama 24 jam. Setiap postingan
dapat diberi filter untuk mengubah warna dari video ataupun foto yang ingin di
posting, setiap postingan juga dapat diberi kalimat deskripsi yang
menggambarkan atau menjelaskan maksud dari postingannya yang disebut
caption, ada juga hastag untuk memudahkan pengguna lain mencari postingan
2
https://help.instagram.com/1642053262784201 diakses pada tanggal 26 Mei 2018 pukul
23.43 WIB.
3
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 47.
42
seseorang, lalu pengguna instagram juga dapat mention pengguna lain agar
melihat postingannya.
Untuk aturan hastag dan comment menurut Fajar Ryandoko sebenarnya
hastag
mempengaruhi insight karena peraturan di instagram untuk postingan kita
dapat dilihat oleh akun lain sudah berubah dari awalnya melalui kronologi,
sekarang menjadi melalui insight. Jadi, setiap memposting maka postingan kita
akan di share ke 10% followers kita, ketika 10% followers tersebut merespon
dengan like atau comment maka postingan kita baru disebarkan ke 90% sisa
followers kita. Lalu untuk comment, jika kita tidak membalas komentar followers
di postingan kita dalam waktu 1 jam maka postingan kita akan lebih tenggelam
penyebarannya, dan untuk komentar yang kurang dari 4 kata tidak akan dianggap
sebagai insight oleh instagram, melainkan hanya dianggap sebagai akun robot.
Selain itu, hastag di komentar sudah tidak berlaku untuk insight, walaupun masih
bisa digunakan untuk search postingan, itu tidak akan menambah jaringan,
kecuali hastag di taruh di badan postingan.4
Insight sendiri adalah tools untuk membantu menganalisis penyebaran
postingan dengan memberikan data maupun statistik yang dapat digunakan untuk
membantu memilih konten yang lebih mungkin menghasilkan banyak engagement
(keterlibatan) dengan followers. Data yang diberikan mulai dari jumlah berapa
kali semua postingan kita dilihat, jumlah pengguna yang telah melihat beberapa
postingan kita, jumlah berapa kali profil kita dilihat, jumlah klik pada link website
yang ada di bio profil kita, jumlah klik untuk menghubungi atau mengirim email
ke kontak yang ada di profil kita, jumlah pengguna yang menyimpan postingan
kita, dan lain-lain.
Sedangkan untuk aturan gambar di akun memecomic.islam, menurut Fajar
Ryandoko akun memecomic.islam tidak akan memposting atau me-repost
(memposting kembali postingan orang lain) gambar yang dapat memprovokasi
dan ketika memposting gambar orang lain harus mencantumkan nama pemilik
gambar atau disebut credit. Dan ketika tidak tahu nama dari pemilik gambar,
4
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
43
maka diberi keterangan untuk mengomentari jika ada yang mengetahui pemilik
atau sumber dari gambar tersebut.5
Untuk tampilan akun instagram memecomic.islam dapat dilihat pada
gambar
di bawah ini.
5
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
44
perasaan orang yang merasa melakukan hal-hal kurang baik yang digambarkan di
meme tersebut, tapi juga tetap menyadarkan untuk tidak melakukan hal-hal yang
memang dilarang atau kurang bermanfaat untuk kehidupannya. Dan memang
meme yang diposting cukup memberikan manfaat sebagai pelajaran dan
pengingat, para pembaca pun dapat membaca deskripsi dari postingan
memecomic.islam untuk memperjelas apa maksud dan pesan yang disampaikan
dalam postingan meme tersebut.
Meme yang diposting juga lebih banyak menggunakan karakter-karakter
yang memang sudah viral sebelumnya, jadi followers memecomic.islam akan
cepat paham maksud dari gambar tersebut dan tentu dengan sedikit modifikasi
agar sesuai dengan pesan-pesan Islam yang ingin disampaikan.
Berikut beberapa postingan di akun memecomic.islam pada tahun 2015:
karena hanya Allah yang bisa menentukan seseorang kafir atau tidak. Jika
memang pendapat kita teruji kebenarannya dengan sumber yang jelas dan sesuai
ajaran Islam maka kita bisa mengingatkan dengan kata-kata yang baik dan sopan,
atau dengan mencontohkan atau menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh seorang muslim. Hal inilah yang sering terjadi di masa ini, banyak orang
yang merasa dirinya paling benar, mendiskriminasi agama lain, dan meng-kafir-
kan orang lain hanya karena dirinya sering beribadah atau menjadi bagian dari
kelompok muslim yang justru akan menimbulkan radikalisme dan tentunya
semakin memecah belah umat, bahkan dapat menimbulkan kekerasan diantara
kelompok-kelompok tersebut.
Lalu pada gambar 4.3, ada nilai ajakan untuk sholat 5 waktu karena kita
hidup hanya 1 kali di dunia dan kita akan kembali kepada Allah S.W.T, dengan
melaksanakan sholat 5 waktu maka kehidupan di akhirat nanti kehidupan kita
akan lebih baik dan lebih indah karena kita sudah melaksanakan apa yang
diperintah oleh Allah S.W.T dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Meme ini
mengambil konsep kartun Dragon Ball dimana digambarkan tokoh utama Dragon
Ball yang sedang melaksanakan sholat, dengan tambahan lirik lagu tema dari
Dragon Ball itu sendiri yang uniknya sesuai dengan gambar untuk mengajak
sholat 5 waktu.
Selanjutnya pada gambar 4.4, pada meme ini ada nilai ajakan untuk
beribadah dengan sedikit menyindir orang-orang yang sering melakukan hal-hal
yang sebenarnya merugikan mereka. Digambarkan orang yang suka merokok dan
harus membeli rokok tersebut justru akan mendapatkan berbagai penyakit seperti
kanker, serangan jantung, hipertensi, maag, bronkhitis, gigi kuning, dan gastritis;
lalu orang yang suka minum minuman keras dan harus membeli minuman keras
tersebut justru akan mendapatkan sirosis, pusing, gangguan pencernaan,
kecanduan, depresi, dan gelisah; dan orang yang suka menonton konser dan harus
membeli tiket konser tersebut justru akan mendapatkan migrain, masalah
pendengaran, anarki, galau, dan stres. Sebaliknya dengan kita melakukan ibadah
yang gratis dan tidak harus membayar dengan datang ke masjid justru akan
49
8
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
50
dari teks yang ada di media siber maupun konteks yang berada di sekitar teks
tersebut.9
Dalam akun memecomic.islam, model interaksi antara admin dan
followers
dapat melalui kolom komentar ataupun direct message. Ada pula kontak
telepon dan email yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan admin dari
memecomi.islam. Berikut beberapa interaksi atau respon dari followers di
postingan memecomi.islam:
9
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 54.
52
“Dari awal sih mereka suka, mereka komen “wah aku kesindir
nih”. Terus ketika kita kasih pengetahuan baru mereka komen “oh
ternyata gini ya”.10
10
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
54
seperti ini, yang lain menganggap ini harusnya seperti itu dan disitu
malah berdebat yaudah mau gak mau daripada semakin lama kita bisa
pertama hapus postingannya, atau yang kedua kita kasih klarifikasi
dengan berbagai sumber, karna kan pendapat macem-macem kan.”11
11
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
55
12
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
56
13
Wawancara pribadi dengan Dea followers memecomic.islam pada tanggal 6 Juni 2018.
14
Rulli Nasrullah, Etnogravi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di
Internet), h. 55.
15
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
57
16
Wawancara pribadi dengan Fajar Ryandoko founder akun memecomic.islam pada
tanggal 5 Juni 2018.
17
Wawancara pribadi dengan Dea followers memecomic.islam pada tanggal 6 Juni 2018.
58
Srihastuti jika dirinya banyak mendapat nilai positif, dari yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu karena terus terang dirinya mengaku bukan orang yang tahu banyak
tentang Islam.18 Begitu pun Dea yang mengaku mendapat banyak manfaat dari
postingan
memecomic.islam
18
Wawancara pribadi dengan Devi Srihastuti followers memecomic.islam pada tanggal 6
Juni 2018.
19
Wawancara pribadi dengan Dea followers memecomic.islam pada tanggal 6 Juni 2018.
20
Wawancara pribadi dengan Ayu Wardani followers memecomic.islam pada tanggal 6
Juni 2018.
59
21
Wawancara pribadi dengan Ayu Wardani followers memecomic.islam pada tanggal 6
Juni 2018.
60
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Memecomic.islam adalah akun instagram yang dibuat untuk tujuan
berdakwah sama seperti akun-akun dakwah lainnya, namun yang menjadi
keunikan dari akun ini adalah berdakwah melalui meme Islami. Akun yang
sudah memiliki followers (pengikut) sekitar 25, 1 ribu akun ini memilih
instagram sebagai salah satu platform yang digunakan untuk berdakwah.
Instagram memiliki beberapa fitur yang membuat pengguna instagram
dapat memposting foto, video yang berdurasi maksimal 1 menit, insta
story di profilnya yang dapat dilihat pengguna lain selama 24 jam, dan
juga bisa siaran langsung (live) yang bisa di simpan dan dilihat selama 24
jam. Setiap postingan dapat diberi filter untuk mengubah warna dari video
ataupun foto yang ingin di posting, setiap postingan juga dapat diberi
kalimat deskripsi yang menggambarkan atau menjelaskan maksud dari
postingannya yang disebut caption, ada juga hastag untuk memudahkan
pengguna lain mencari postingan seseorang, lalu pengguna instagram juga
dapat mention pengguna lain agar melihat postingannya. Sebagai media
sosial, para penggunanya bisa dengan mudah untuk berkomunikasi,
berpartisipasi, berbagi, dan membentuk sebuah jaringan di dunia virtual,
sehingga para pengguna bisa menyebarluaskan konten mereka sendiri.
2. Memecomic.islam menggunakan meme Islami agar dapat menyebarkan
kebaikan-kebaikan kepada para pengguna instagram secara luas dan cepat.
Dakwah melalui media sosial dengan pesan yang dipakai adalah meme,
dapat diterima oleh semua golongan namun terbatas pada lingkungan,
persebaran yang dilakukan hanya berbasis jaringan internet sehingga bagi
kaum-kaum minoritas yang khususnya belum mengetahui media sosial
62
63
akan sulit terjangkau. Namun di era modernisasi sekarang sudah bukan hal
yang mustahil lagi dikarenakan kebanyakan kaum muda sudah tahu dan
memiliki akun media sosial masing-masing. Selain itu dengan meme
Islami yang dikemas secara ringan dan tidak terlalu kaku bertujuan untuk
merangkul anak-anak muda sehingga dapat dengan mudah memahami
ajaran-ajaran Islam melalui meme Islami.
3. Dalam akun memecomic.islam, model interaksi antara admin dan
followers dapat melalui kolom komentar ataupun direct message. Dari
beberapa komentar followers akun memecomic.islam banyak yang merasa
tersindir dan juga mention ke teman-temannya untuk saling mengingatkan,
namun tetap meresponnya dengan positif, itu karena memang postingan
memecomic.islam selalu membahas perilaku keseharian yang kurang baik
dan mengingatkan untuk ke jalan yang lebih baik. Namun tidak menutup
kemungkinan ada beberapa akun yang merespon dengan komentar yang
negatif karena berbeda pemikiran dan pendapat dari postingan
memecomic.islam, namun admin punya cara sendiri untuk menghadapi
dengan klarifikasi atau dengan cara memblokir akun tersebut,
menyembunyikan komentarnya, atau menghapus postingan dari
memecomic.islam agar tidak terjadi perpecahan yang dapat
mengakibatkan kekerasan baik itu verbal maupun non verbal.
4. Postingan memecomic.islam pun memberikan pengetahuan tentang hal-hal
yang bisa dikatakan sebagai hal-hal umum yang sering dialami sehari-hari
para pengguna instagram yang melihat postingannya, seperti yang
dikatakan Devi Srihastuti jika dirinya banyak mendapat nilai positif, dari
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu karena terus terang dirinya mengaku
bukan orang yang tahu banyak tentang Islam. Ada juga Ayu Wardani yang
juga mengikuti akun memecomic.islam mengatakan kalau dirinya
mendapat pengetahuan baru dan mengaplikasikannya di kehidupan, Ayu
yang sebelumnya berbuka puasa dengan membaca Allahumma laka
shumtu kini mengaplikasikan dalam kehidupannya doa berbuka puasa
yang diposting memecomic.islam. Budaya yang diberikan di internet dan
64
dan menjadi bagian dari kehidupan penggunanya walaupun memang tidak
sepenuhnya apa yang terjadi di internet dan medium di dalamnya
merupakan refleksi dari kehidupan nyata.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian, peneliti
mengajukan beberapa saran kepada pembaca ataupun akademisi yang tertarik
untuk mengembangkan penelitian ini, diantaranya:
1. Peneliti harus mencari dan menyelidiki terlebih dahulu latar belakang
narasumber yang akan diwawancarai demi menghindari kesalahan
informasi yang diberikan.
2. Peneliti lain bisa meneliti mengenai akun-akun dakwah memecomic.islam
di media sosial lain seperti facebook, twitter, ataupun line, atau bahkan
dapat meneliti website dari memecomic.islam dengan menggunakan teori
atau analisis lain yang dapat menggali lebih dalam tentang
memecomic.islam.
3. Peneliti seyogyanya bisa melihat dari berbagai pandangan dan tidak
memihak kepada satu aliran agama Islam atau kelompok lainnya sehingga
tidak terjadi perdebatan yang berkepanjangan karena memang konteks
agama yang cukup sensitif untuk dibahas di media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Izzati, Putri Iva. (2010). Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba
Humanika
Nasrullah,
Rulli. (2016). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kharisma Putra Utama
Zarella, Dan. (2010). The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta Anggota IKAPI
JURNAL ILMIAH:
Listiyorini, Ari. (2017). Wacana Humor dalam Meme di Media Online sebagai
Potret Kehidupan Sebagian Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Litera
Nurudin. (2010). Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi.
Jurnal Komunikator. Vol. 5
Yoga S, Salman. (2015). Dakwah di Internet: Konsep Ideal, Kondisi Objektif dan
Prospeknya
SUMBER LAIN:
Tanya : Rata-rata berapa lama selisih waktu untuk posting meme islami di akun
memecomic.islam?
Jawab : Kalau dulu sehari sekali pasti ada, cuma terus karna mulai agak banyak
waktu yang harus dipakai untuk kegiatan lain akhirnya nambah admin, jadi
tergantung nanti admin-admin lain, mereka bisa ngepost kapan nih. Cuma
memang dikasih waktunya misalnya dalam sehari gak boleh nih misalnya dalam
waktu kurang dari 3 jam berikutnya itu memposting, ada masanya paling gak
dalam sehari itu ada jeda 3 jam nanti baru posting berikutnya, jadi biar tidak
tenggelam.
Tanya : Konteks apa yang paling banyak dibahas di dalam meme islami di akun
memecomic.islam?
Jawab : Sebenernya keseharian sih ya, kaya misalnya nih ada standing party terus
kita bikin memenya itu, seperti hal yang susah ketika standing party itu adalah
makan sambil duduk. Terus pemakaian jilbab, terus pacaran, ya kehidupan sehari-
hari ya.
Tanya : Apakah platform lain yang dimiliki seperti facebook dan line juga
mengupload konten yang sama sepeti di instagram?
Jawab : Kalau di runut sih beda sebenarnya karna kalau di facebook sendiri itu
kan kalau gambar bebas ya gak harus kotak, tapi kalau di instagram itu harus
kotak, kalau di line juga gak harus kotak. Jadi, tergantung medianya sama
adminnya siapa, kalau misalnya satu admin itu dia paham beberapa media sosial
dia bisa aja ngepost semuanya bareng, tapi kalau misalnya memang tidak
memungkinkan dia ngepost di semua platform mungkin hanya salah satu aja.
Tanya : Tapi semua yang di post berbentuk gambar? Atau ada audio dan video?
Jawab : Kita sih masih berbentuknya visual sama audio visual, jadi gambar sama
video. Karna hal yang paling mudah ketangkap sama masyarakat kan biasanya
visual, jadi kita masih berbentuk gambar sama video. Kalau teks sebenernya ada
sih dulu itu ada narasi, cuma narasi itu agak kurang sih responnya mungkin karna
terlalu
panjang malah males membaca, mungkin mereka lebih suka membaca
Tanya : Di media sosial sekarang ini konteks tentang agama menjadi hal yang
sangat sensitif, lalu bagaimana misalnya ada yang komentar negatif di postingan
memecomic.islam?
Jawab : Tiap admin itu biasanya punya caranya sendiri, ada yang memang cuma
di diemin, ada yang dibales dengan ketika misalnya kamu memang ingin belajar
agama Islam ya seperti ini caranya, ya kamu punya aturan-aturanmu, kami juga
punya aturan-aturan kami, ya gak bisa di samaratakan karna kita beda gitu loh.
Ada yang dengan sabar seperti itu ada, kalau kasar sih mungkin lebih ke yaudah
gak di balas, atau mungkin kalau di facebook itu komentar bisa disembunyikan,
jadi daripada bikin perpecahan mending disembunyikan. Tapi kadang perpecahan
itu terjadi bukan lintas agama, tapi malah satu agama tapi beda aliran rasanya itu
malah yang lebih sering pecah. Ada yang menganggap ini harusnya seperti ini,
yang lain menganggap ini harusnya seperti itu dan disitu malah berdebat yaudah
mau gak mau daripada semakin lama kita bisa pertama hapus postingannya, atau
yang kedua kita kasih klarifikasi dengan berbagai sumber, karna kan pendapat
macem-macem kan.
Tanya : Setiap posting itu sebelumnya di riset dan di cari dulu atau tidak sumber-
sumber yang relevan untuk mengklarifikasi jika ada komentar yang negatif
nantinya?
Jawab : Kalau yang akhir-akhir ini jelas harus di riset karna kita harus
tanggungjawab sama postingan kita. Ketika awal bikin itu yang kita masih
ngepost semaunya sih jadi seperti kaya kalau orang yang paham itu ini seperti
mengolok-olok agama atau membercandai agama, disitu kita mulai belajar sih gak
bisa kaya gini ternyata, ya kita sumbernya harus valid. Meskipun kadang kita juga
mungkin dapet kabar yang tiba-tiba kok gini banget dan akhirnya langsung di
posting, tapi ternyata gak kaya gitu kabarnya ya mau gak mau kita klarifikasi.
Tanya : Menurut mas, berdakwah lewat media sosial itu hukumnya seperti apa
dalam Islam?
Jawab : Jaman makin maju ya, otomatis mau gak mau kita berdakwah gak cuma
di masjid ya. Bahkan ada yang sadis sih ya, berdakwah itu di lokalisasi itu ada.
Saya kenal ada ustad yang dia dakwahnya di lokalisasi, jadi sama pekerja seks
komersial itu dia juga berdakwah, dia mengajak kebaikan itu ada, di diskotik juga
ada. Jadi ya kita tidak terpaku lagi sama tempat sih, mau gak mau ya kita harus
lewat apapun itu kita bisa berdakwah, mau cuma lewat kaos yang mungkin orang
bisa lihat sehari-hari ya kita bisa berdakwah lewat itu, paling mudah ya saat ini
media sosial.
Tanya : Kenapa akhir-akhir ini jarang memposting meme lagi? Dan dari manakah
bahan-bahan untuk membuat meme Islam?
Jawab : Kalau misalnya nyari di facebook itu fanpage meme comic Islam, coba
cek di foto-foto itu di bagian album template nah itu ada kosongan-kosongannya,
kosongan-kosongan itu bahan sebenarnya, bahan untuk postingan yang asalnya
dari sana, meme dari luar. Biasanya yang paling pertama itu apa ya, ada anak kecil
yang tangannya dikepal itu, terus si laki bad luck Brian, terus yang karakter alone
forever, nah kita kan coba bikin meme meskipun aku selalu sendiri tapi Allah
tetap bersamaku, terus banyak sih, ada karakter yang kucing. Jadi kita ya awalnya
dari situ cuma lama-kelamaan kayanya mulai malas sih ya mungkin, jadi pada gak
bikin lagi. Lebih enak nge-repost atau mungkin karya punya orang kita coba
posting ulang, jadi akhirnya udah mulai pindah, dulu masih banyak selengean-
selengean misal gambarnya mie sedap itu diganti bismillah setiap mau makan, itu
ada dulu, kalau mau lihat contoh-contohnya itu justru di facebook lebih banyak,
cari aja di foto timeline tapi yang paling bawah, nah itu.
Tanya : Terus kalau dari gambar ada aturannya sendiri atau tidak? Seperti gambar
apa yang boleh dan tidak boleh di post
Jawab : Kalau misalnya aturannya kita mau nge-repost atau posting gambar yang
penting sih jangan provokasi sama kalau misalnya pakai gambar orang lain kasih
credit. Kalau misalnya memang gak tau itu gambar siapa ya tulis aja kalau
misalnya ini punyamu, kalau ada yang tahu silahkan di komentari sumbernya.
Karna kadang postingan yang kita repost itu kadang belum tentu bener sih, yang
misalnya karya orang membahas sesuatu ternyata belum tentu karya dia itu bener,
apa yang dia bahas. Kadang kita gak tahu sumbernya darimana, balik lg ke kita
sendiri. Jadi ya sekarang harus lebih apa ya, lebih ketat sih.
Tanya : Selama ini pernah kumpul atau diskusi bareng dengan para followers?
Jawab : Masih dalam media sosial sih. Dulu sempet pengen bikin acara itu baksos,
pengen bikin acara baksos cuma masih belom kesampean, karna memang kan
adminnya banyak tempat jadi takutnya kalau misalnya memang hanya baksos di
Jogja kesannya cuma di regional aja. Tapi kalau mau masal di berbagai kota-
kotanya admin kok gak tahu bisa terkontrol apa ngga, jadi gak berani juga buat
buka donasi juga masih belum berani, takutnya nanti amanah-amanah ini malah
gak tersampaikan. Jadi paling kalau ngasih event itu event foto, terus bikin poster,
dan lain-lain.
Tanya : Apa kedepannya mau mencoba lewat youtube atau platform lain?
Jawab : Kalau melihat admin-admin lain ya pada saat ini bingung sih, pengen sih
mencoba tapi kayanya lebih ke collabs aja sih dibanding bikin sendiri karna bikin
sendiri pun berat, kontennya gak tahu mau bikin apa, jadi makanya lebih enak
kalau misalnya diskusi bareng yang udah pernah bikin, kita naik bareng. Soalnya
kalau video di instagram kan juga bisa video yang pendek-pendek, di instagram
juga cukup bisa naik sih. Cuma mungkin kalau di youtube bisa sekalian cari duit
ya buat sedekah juga bisa atau mungkin juga buat admin-admin yang aktif di
youtube itu juga bisa, tapi selama ini belum pernah gaji admin gitu, jadi memang
ya semua gitu doang, yaudah kita ikhlas aja.
Tanya : Apa kedepannya ada rencana berdakwah lewat film pendek atau yang
lain?
Jawab : Bisa sih, cuma mungkin ngemasnya gimana biar lebih dapet karna
memang agak susah sih ketika humor disatukan dengan dakwah itu yang agak
berat sih karna ya dakwah bukan main-main tapi ya gak serius-serius amat, nanti
malah gak dapet istilahnya, cuma kalau banyak bercandanya kok malah kaya gak
serius, ya tantangannya di situ sih sebenernya.
Nama : Dea
Jabatan : Followers Akun Memecomic.Islam
Hari : Rabu, 6 Juni 2018
Melalui Whatsapp chat
Tanya
: Apakah aktif mengecek postingan memecomic.islam?
Jawab : Tidak, hanya sesekali melihat kalau ada postingan baru di beranda
Tanya : Rata-rata berapa lama selisih waktu untuk posting meme islami di akun
memecomic.islam?
Jawab : Kurang lebih satu jam, tergantung dari admin dan kesibukan admin.
Tanya : Konteks apa yang paling banyak dibahas di dalam meme islami di akun
memecomic.islam?
Jawab : Pondasi agama (tauhid, sebagian fiqh), pacaran, dan sebagainya.
Tanya : Bagaimana pengaruh akun memecomic.islam terhadap followers?
Jawab : Kami berharap memberikan pengaruh yang baik.
Tanya : Apakah setiap platform yang dimiliki seperti facebook ataupun line,
sama-sama memposting meme atau dibuat berbeda?
Jawab : Dibuat berbeda, karena ada admin yang aktif di tiap-tiap platform.
Tanya : Followersnya lebih banyak laki-laki atau perempuan, dan range umurnya
rata-rata berapa tahun?
Jawab : Merata, 16-21 tahun.
Nama : Ayu Wardani
Jabatan : Followers Akun Memecomic.Islam
Hari : Rabu, 6 Juni 2018
Melalui Whatsapp chat
Tanya
: Harapan kedepannya untuk akun memecomic.islam dan akun-akun lain
Fajar Ryandoko
SURAT KETERANGAN
Fabian Tridananto
SURAT KETERANGAN
Ayu Wardani
SURAT KETERANGAN
Dea
SURAT KETERANGAN
Devi Srihastuti